1
LIRIK LAGU HA ANA ŻA YANG DIPOPULERKAN
HUMOOD ALKHUDHER (ANALISIS SEMIOTIKA
CHARLES SANDERS PIERCE)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Humaniora (S.Hum)
Oleh
Alif Aji Purnomo
NIM. 53040160019
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
2
3
4
5
6
MOTTO & PERSEMBAHAN
MOTTO
Jadilah diri sendiri dan “Ha Ana Ża”
PERSEMBAHAN
saya persembahan khsusus untuk Ibu yang telah berpulang kepada-Nya
serta Bapaku yang seantiasa sabar 10 tahun merawat ibu di saat sakit,
untuk para Dosenku semoga diberi panjang Umur,
untuk saudara-saudaraku yang kucintai,
Dan sahabat-sahabat seperjuangaku,
7
ABSTRAK
Penulisan skripsi ini memfokuskan pada analisis semiotika pada
lirik lagu Arab Ha Ana Ża setelah memalui proses kajian terjemah dan
semantik. Kajian terjemah dengan mengunakan terori terjeamah Catford dan
semantik dalam ruang lingkup perubahan makna yang terjadi. Adapun
dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif-
kualitatif, dengan objek kajian lirik lagu Arab Ha Ana Ża. Metode deskriptif-
kualitatif Yaitu dengan melakukan pengamatan melalui data-data yang telah ada,
mencari pola-pola antar hubungan dengan berbagai konsep-konsep yang
sebelumnya belum pernah ditentukan, kemudian menganalisa, memberikan
pemahaman dan penjelasan.
Tujuan dari penulisan ini yaitu mengetahui terjemahan secara h}arfiah
(kata) dan Jumlah (kalimat) pada lirik lagu arab Ha Ana Ża dan mengetahui
kata atau kalimat yang mengandung simbol, indeks, dan ikon pada lirik lagu
arab Ha Ana Ża yang dipopulerkan oleh Humood al Khuder, lebih dari itu untuk mengetahui makna-makna yang lebih dalam yang terkandung di dalamnya Dalam skripsi ini, peneliti menyimpulkan bahwa lirik lagu kun anta mempunyai
makna yang dalam dari aspek semiotik sehingga dapat diambil hikmah serta
pelajaran dari lirik lagu tersebut.
Kata kunci: Semiotik, terjemah, lirik lagu Arab Ha Ana Ża dan semantik
8
PEDOMAN TRANSLITERASI
Pedoman Transliterasi huruf (pengalihan huruf) dari huruf Arab
ke huruf latin yang digunakan adalah hasil Keputusan Bersama Menteri
Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun
1987 atau Nomor 0543 b/u 1987, tanggal 22 Januari 1988, dengan
melakukan sedikit modifikasi untuk membedakan adanya kemiripan dalam
penulisan.
A. Penulisan huruf :
No Huruf Arab Nama Huruf Latin
Alif Tidak dilambangkan ا 1
Ba’ B ب 2
Ta T ت 3
Sa ṡ ث 4
Jim J ج 5
Ha ḥ ح 6
Kha Kh خ 7
Dal D د 8
Zal Ż ذ 9
Ra R ر 10
Za Z ز 11
Sin S س 12
Syin Sy ش 13
Syad ṣ ص 14
Dad ḍ ض 15
Ta’ ṭ ط 16
Za ẓ ظ 17
ain ‘ (koma terbalik di atas)‘ ع 18
Gain G غ 19
Fa’ F ف 20
9
Qaf Q ق 21
Kaf K ك 22
Lam L ل 23
Mim M م 24
Nun N ن 25
Wawu W و 26
Ha’ H ه 27
Hamzah ‘ (apostrof) ء 28
Ya’ Y ي 29
B. Vokal :
Fathah Ditulis ‘a’
Kasrah Ditulis ‘i’
Dlammah Ditulis ‘u’
C. Vokal Panjang
+ ا Fathah+alif Ditulis ā جاهلية Jāhiliyyah
+ى
Fathah+alif layyin Ditulis ā تنسى Tansā
+ي
Kasrah+ya’ mati Ditulis ī حكيم Ḥakīm
+و Dlammah+wawu
mati
Ditulis ū فروض furūḍ
D. Vokal Rangkap
+ي Fathah + ya’ mati Ditulis ai بينكم Bainakum
+و Fathah + wawu mati Ditulis au قول Qaul
E. Huruf Rangkap karena tasydid ) ) ditulis rangkap :
Iddah‘ عد ة Ditulis dd د
Minna من ا Ditulis nn ن
10
F. Ta’ Marbuthah:
1. bila dimatikan ditulis dengan h :
Hikmah حكمة
Jizyah جزية
(ketentuan ini tidak berlaku untuk kata-kata bahasa Arab yang sudah diserap
ke dalam bahasa Indonesia)
2. bila hidup atau berharakat ditulis t :
Zakāt al-fitr زكاة الفطر
Ḥayāt al-insān حياة الإنسان
G. Vokal pendek berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan
apostrof (‘) :
A’antum أأنتم
U’iddat أعد د
La’in syakartum لئن شكرتم
H. Kata sandang alif+lam
Al-qamariyah القرأن Al-Qur’ān
Al-syamsiyah السماء Al-Samā’
I. Penulisan Kata-kata dalam rangkaian kalimat :
Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya
żawi al-furūd ذوي الفروض
Ahl al-sunnah اهل السنة
11
KATA UCAPAN TERIMA KASIH
بسم الله الرحمن الرحيم
Alhamdulillah, terucap dari penulis atas kehadirat Allah Swt. yang
telah melimpahkan berkah, rahmat, dan taufiknya sehingga peneliti mampu
menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya halangan suatu apapun. Shalawat
serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kehadirat Nabi Agung
Muhammad Saw., keluarganya dan sahabat-sahabatnya.
Penulisan skripsi ini sungguh membutuhkan kesungguhan hati, kerja
keras, kesabaran, serta konsistensi guna menghasilkan penelitian yang baik
dan akurat sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku.
Skripsi LIRIK LAGU HA ANA ŻA YANG DIPOPULERKAN OLEH
HUMOOD AL KHUDHER (ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES
SANDERS PIERCE). dapat terselesaikan sesuai harapan peneliti dan suatu
kenikmatan yang tiada ternilai bagi peneliti karena dapat menyelesaikan
skripsi ini untuk melengkapi syarat-syarat guna mendapatkan gelar sarjana
S1 Bahasa dan Sastra Arab, sehingga pada kesempatan ini peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Dr.Benny Ridwan, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin,
Adab, dan Humaniora IAIN Salatiga.
3. Dr. Agus Ahmad Su’aidi, Lc., M.A., selaku Ketua Program Studi
Bahasa dan Sastra Arab.
4. Dr. Supardi, S.Ag., M.A., selaku Wakil Dekan 1 sekaligus dosen
spesialis linguistik (penelitian bahasa), karena sudah
membimbing saya menyelesaikan skripsi ini
5. Rina Susanti, M.A., selaku Dosen Pembimbing akademik
sekaligus tempat penulis bisa mencurahkan permasalahan yang
dihadapi.
12
6. Ibuk Sunanti (Alm) yang telah purna memberikan kasih
sayangnya kepada peneliti, yang telah rampung menunjukan
pelajaran hidup kepada peneliti, yang telah selesai membekali
peneliti dengan akhlak yang baik dan yang telah tuntas menjaga
peneliti dalam lirih doa-doanya. Terima kasih setulus-tulusnya
peneliti curahkan telah menjadi ibuk yang luar biasa, kuat dan
tangguh. Maafkan anakmu yang tidak bisa lebih cepat
menyelesaikan perkuliahan ini sebelum akhirnya ibuk dipanggil
oleh-Nya. Al fatihah.
7. Bapak Sahroni yang hebat, kuat dan paling sabar di dunia. Bapak
yang tak kenal lelah memberikan kekuatan kepada peneliti disaat
tepuruk, yang mengisi jiwa peneliti lewat doa-doa tulusnya.
Semoga panjang umur dan diberikan kesehatan.
8. Saudara-saudaraku yang tercinta mas Darmawan, mbak
Rikhanah, mas Sulkhan, mbak Dian Retno, mas Turmudi dan mas
Zarkoni serta adek Azzam yang selalu memotivasi, menasihati,
mendukung peneliti. Peneliti tidak bisa menjelaskan betapa
bersyukurnya memiliki saudara-saudara yang terhebat dalam
hidup peneliti.
9. Teman-teman seperjuangan BSA 2016. Terima kasih untuk
memori yang kita rajut setiap harinya, atas tawa setiap hari kita
miliki, dan atas solidaritas yang luar biasa. Sehingga masa kuliah
selama 4 tahun ini menjadi lebih berarti. Semoga saat- saat indah
itu akan selalu menjadi kenangan yang paling indah.
10. Santri pondok Geni mas Maftuh, khatami, Krismo, zaini dan
syahrir yang telah banyak menjadi penolong bagi saya baik dalam
transportasi, hutang dan laptop yang dipinjamkan kepada peneliti.
Semoga kebersamaan kita takan hilang setelah kita menjadi
orang.
13
11. Sahabat saya Muhamad Farhan, bagi peneliti dia orang yang
paling bisa diandalkan khususnya dalam organisasi yang saya
pimpin ITTAQO
12. Temen-temen ITTAQO yang telah memberikan masa-masa
indah penuh kenangan GEMA, MLA, Seminar dan lain
sebagainya. Terkhusus kepada penghuni kantor Amri Windianto,
Farid Maulana dan Thoriq yang rela mengorbankan banyak
waktunya utnuk memajukan ITTAQO
13. Terima kasih juga untuk seluruh pembaca, semoga tulisan
saya ini senantiasa memberi manfaat dan berguna.
Teriring do’a, semoga segala kebaikan semua pihak yang membantu
penulis dalam penulisan skripsi ini dibalas dengan kebaikan pula serta
dilipat gandakan pahalanya oleh Allah Swt. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, seperti pepatah bilang “tak
ada gading yang tak retak”. Karenanya, saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi diri
sendiri dan orang lain (pembaca) pada umumnya.
Salatiga, 10 Agustus
2020
Penulis,
Alif Aji Purnomo
NIM. 53040160019
14
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................. i
Pernyataan Keaslian Tulisan............................................................................ iii
Persetujuan Pembimbing .................................................................................. iv
Pengesahan Kelulusan ...................................................................................... v
Motto dan Persembahan ................................................................................... vi
Abstrak .............................................................................................................. vii
Pedoman Translitrasi ........................................................................................ viii
Ucapan Terima Kasih ....................................................................................... xi
Daftar Isi ........................................................................................................... xiv
Dafar Tabel ....................................................................................................... xvi
Daftar Gambar .................................................................................................. xvii
Daftar Lampiran................................................................................................ xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 6
F. Metode dan Langkah Kerja Penelitian ........................................ 7
G. Penegasan Istilah ......................................................................... 9
H. Sistematika Penulisan Laporan .................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .................. 12
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 12
B. Landasan Teori ........................................................................... 15
1. Semiotika ...................................................................... 15
2. Penerjemahan ............................................................... 20
a. Perbedaan Bahasa Arab dan Indonesia ............. 20
15
b. Penerjemahan Teks ........................................... 23
3. Semantik ...................................................................... 32
BAB III BIOGRAFI HUMOOD ALKHUDHER DAN LAGU HA ANA
ŻA .............................................................................................
A. Biografi Humood Alkhudher ...................................................... 45
B. Lagu Ha Ana Ża .......................................................................... 50
BAB IV ANALISIS DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .................... 56
A. Analisis Lirik Lagu Ha Ana Ża ................................................... 56
1. Lirik Lagu Arab Ha Ana Ża ......................................... 56
2. Analisis Terjemah-Semantik lagu................................ 57
3. Analisis Semiotika ....................................................... 69
B. Temuan Penelitian ....................................................................... 77
C. Pesan/Isi Kandungan Lagu Ha Ana Ża ....................................... 77
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 79
A. Kesimpulan.................................................................................. 79
B. Saran ............................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 86
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ 91
16
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perubahan Makna, 42
Tabel 2.2 Perubahan Kata, 43
Tabel 4.1 Lirik Pertama Ha Ana Ża, 58
Tabel 4.2 Lirik Kedua Ha Ana Ża, 60
Tabel 4.3 Lirik Ketiga Ha Ana Ża, 62
Tabel 4.4 Lirik Keempat Ha Ana Ża, 63
Tabel 4.5 Lirik Kelima Ha Ana Ża, 63
Tabel 4.6 Lirik Keenam Ha Ana Ża, 65
Tabel 4.7 Lirik Ketujuh Ha Ana Ża, 66
Tabel 4.8 Lirik Kedelapan Ha Ana Ża, 67
Tabel 4.9` Lirik Kesembilan Ha Ana Ża, 68
Tabel 4.10 Lirik Ha Ana Ża Bagian Pertama,70
Tabel 4.11 Lirik Ha Ana Ża Bagian Kedua, 73
Tabel 4.12 Lirik Ha Ana Ża Bagian Ketiga, 75
17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Triadik, 17
Gambar 2.2 Proses Penerjemahan Menurut Larson, 25
Gambar 3.1 Screnshoot kolom komentar pada kanal youtube
Awakening Music lagu Ha Anatha, 52
Gambar 3.2 Screnshoot kolom komentar pada kanal youtube
Awakening Music lagu Ha Anatha, 53
Gambar 3.3 Screnshoot kolom komentar pada kanal youtube
Awakening Music lagu Ha Anatha, 54
Gambar 4.1 Hubungan anatara tanda dengan objek, 70
18
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Penerjemahan Lirik Lagu Ha Ana Ża, 87
Lampiran 2 Ringkasan Hasil Analisis Semiotika, 89
19
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat
arbitrer, digunakan suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Sebagai sebuah sistem,
maka bahasa terbentuk oleh sebuah aturan, kaidah, atau pola-pola
tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk kata, maupun tata
kalimat1. Kemudian, bahasa bersifat arbitrer disini adalah antara
lambang bahasa (yang berwujud bunyi) itu tidak memiliki hubungan
wajib dengan konsep.2 Oleh sebab itu, dalam ruang lingkup
masyarakat keterkaitan dengan bahasa sangatlah berpengaruh dan
bahasa arab itu sendiri termasuk bahasa yang banyak diserap ke
dalam bahasa indonesia.
Kedudukan bahasa arab di Indonesia sendiri cukup besar dan
luas, karena masyarakat di Indonesia yang beragama islam adalah
mayoritas, sehingga dalam sendi kehidupanya selalu identik dengan
ritual keagamaan yang menggunakan bahasa arab seperti shalat,
mengaji dan bershalawat. Tetapi tidak hanya dalam ritual keagamaan
saja, banyak juga masyarakat Indonesia khususnya generasi
millenial yang menyukai lagu arab.
1 Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta:Rineka Cipta), 1 2 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta), 30
20
Generasi millenial mulai tertarik pada lagu-lagu arab yang saat
ini viral diberbagai media sosial seperti; instagram, line, facebook,
youtube, tiktok dan sebagainya. Tertarik hanya sekedar
mendengarkan karena genre musik dan aransemen yang easy
listening3 atau meng-cover bahkan menyanyikan kembali dalam
acara-acara ke-bahasaaraban seperti pada Kemah Bahasa Arab yang
diselenggarakan oleh ITHLA (Ittih}adu at Thalabah al ‘Arobiyah bi
Indonesia).
Salah satu yang cukup viral dan banyak digemari yaitu lagu Ha
Ana Ża yang dipopulerkan oleh Humood AlKhudher, seorang
penyanyi asal Kuwait. Lagu yang dikemas dengan nuansa pop ini
berbeda dengan lagu-lagu berbahasa arab sebelumnya yang beredar
di Indonesia, seperti lagu gambus, lagu-lagu sholawatan. Sampai
akhirnya, lagu ini mudah diterima banyak kalangan. Terlebih lagi,
bahasanya menggunakan bahasa fush}ah,4 sehingga Menambah
kemudahan pengucapan lidah orang indonesia. Akan tetapi, tidak
semua pendengar dan penikmat lagu memahami sepenuhnya makna
dari lagu ini, tidak menutup kemungkinan masih banyak ditemukan
kekeliruan dalam penerjemahan lirik lagunya. Maka dari itu
penerjemahan menduduki posisi penting dalam hal ini Apalagi lagu
ini mengandung makna simbolik yang perlu dikaji maknanya secara
mendalam.
3 Istilah eazy listening pertama kali digunakan oleh Claude Hall pad tahun 1965. Wikipedia
4 Fushah adalah bahasa arab formal atau resmi
21
Oleh karena itu peneliti bermaksud menelaah bagaimana
penerjemahan lirik lagu Arab Ha Ana Ża dan makna simbolik apa
yang terdapat lagu tersebut serta bagaimana pesan lagu tersebut.
Langkah peneliti menerjemahkan lagu ini telebih dahulu secara
semantik agar maknanya tersampaikan. Kemudian menganalisa lirik
lagu Ha Ana Ża dan hasil penerjemahan dengan Semiotika
berdasarkan teori semiotika Charles Sanders Pierce sehingga tanda
berupa ikon, indeks dan simbol dalam lirik lagu Ha Ana Ża bisa
dimengerti orang banyak.
Penerjemahan adalah proses dimana seorang penerjemah
mengungkapkan makna. Makna menjadi pusat perhatian bagi
penerjemah. Newmark memberikan definisi tentang penerjemahan
adalah “rending the meaning of the text in to another language in the
way that the author intenden the text" menerjemahkan makna suatu
teks atau lirik kedalam bahasa yang lain sesuai apa yang dimaksud
pengarang.5 Segala metode, prosedur, dan teknik dikerahkan dan
diabadikan sepenuhnya untuk mengungkap makna yang terdapat
dalam teks yang diterjemahkan Sehingga pesan yang terkandung di
dalamnya tersampaikan ke pembaca dan hasil terjemahan lagu itu
dapat mereka lihat dengan mudah dipahami dan dihayati.
Kaitanya dengan makna, dalam linguistik ada kajian yang
membahas tentang makna yaitu semantik. Kata Semantik diartikan
5 Rochayan Machali, Pedoman Bagi Penerjemah, 25
22
sebagai ilmu bahasa yang membahas makna.6 Secara luas semantik
dapat diartikan kajian tentang interpretasi tanda-tanda atau simbol
yang digunakan dalam agen atau masyarakat dalam keadaan tertentu
dan konteks. Dalam pandangan ini, suara, ekspresi wajah, bahasa
tubuh, dan proxemics memiliki semantik konten (bermakna), dan
masing-masing terdiri dari beberapa cabang kajian. Dalam bahasa
tertulis, hal-hal seperti struktur ayat dan tanda baca menanggung
konten semantik, bentuk lain dari bahasa menanggung konten
semantik lainnya.7 Oleh karena itu, wajib bagi penerjemah
mempelajari tentang semantik, agar terjemahan yang dihasilkan
tidak lepas dari konteks yang diinginkan oleh peneliti.
Selanjutnya, hasil penerjemahan dan lirik lagu Ha Ana Ża bisa
dianalisis dengan teori semiotik. Karena berdasarkan perspektif
semiotik, penerjemhan teks juga adalah kegiatan pengalihan tanda.
Semiotik sendiri adalah ilmu tentang tanda (sign) dan segala yang
berhubungan dengan tanda, baik itu cara berfungsinya, hubungan
dengan kata lain, pengirimanya dan penerimaan oleh mereka yang
mempergunakanya.8 Dengan demikian semiotika merupakan salah
satu studi yang mengkaji tanda yang terdapat dalam kehidupan
sosial, misalnya tentang bagaimana tanda bekerja, diproduksi dan
digunakan dalam masyarakat.
6 Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta), 2 7 Cruse, Alan; Meaning and Language: An introduction to Semantics and
Pragmatics, Oxford Textbooks in Linguistics, 2004; 8 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya), 95-96
23
Berangkat dari permasalahan tersebut, maka peneliti menyusun
skripsi dengan judul “lirik lagu Ha Ana Ża yang dipopulerkan oleh
Humood Al Khudher (Analisis semiotika Charles Sanders Pierce).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka peneliti akan menerjemahkan
kemudian menganalisa hasil penerjemahan lagu arab Ha Ana Ża
yang dipopulerkan oleh Humood Alkhudher. Dengan rumusan
maasalah sebagai berikut :
1. Bagaimana terjemahan lirik Ha Ana Ża secara h}arfiah (kata)
dan jumlah ( kalimat)?
2. Kata/kalimat apa saja yang termasuk dalam elemen-elemen
semiotik menurut teori Charles Sanders Piece (ikon, indeks,
simbol) pada lirik lagu Ha Ana Ża?
3. Apa pesan moral dalam lagu Ha Ana Ża?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka tujuan umum yang akan
di capai dalam sekripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui terjemahan secara h}arfiah (kata) dan Jumlah
(kalimat) pada lirik lagu arab Ha Ana Ża
2. Mengetahui kata atau kalimat yang mengandung simbol, indeks,
dan ikon pada lirik lagu arab Ha Ana Ża yang dipopulerkan oleh
Humood AlKhudher.
24
3. Mengetahui pesan moral yang terkandung dalam lagu Ha Ana
Ża.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan khususnya
tentang semiotika pada sebuah lirik lagu arab
2. Manfaat praktis
a. Mengingatkan akan pentingnya bagi seorang penerjemah
memahami pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah
lagu
b. Pesan dalam sebuah lagu tersebut bisa difahami melalui
kajian semiotik,
c. Dapat memberi inspirasi bagi para pembaca dan
pendengar
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menekankan pada penerjemahan teks lirik lagu arab
yaitu Ha Ana Ża yang dipopulerkan oleh Humood AlKhudher
menggunakan teori Terjemah Catford (padanan), Penerjemahan
tersebut tentu memperhatikan aspek semantik agar makna yang di
terjemahkan tidak lepas dari konteks yang ada. Peneliti membatasi
kajian semantik dalam penelitian ini adalah
25
Selanjutanya, hasil terjemahan teks lirik lagu bahasa arab
tersebut dianalisis semiotikanya karena pada hakikatnya
penerjemhan teks juga adalah kegiatan pengalihan tanda. Dalam hal
ini peneliti akan menggunakan pendekatan semiotika Charles
Sanders Pierce yang mana akan mengungakap dan mengidentifikasi
kata demi kata ataupun kalimat pada lirik lagu arab Ha Ana Ża
tersebut, sehingga nantinya akan terlihat mana ikon, indeks dan
simbol yang menjadi ciri khas pendekatan semiotika Charles
Sanders Pierce.
F. Metode dan Langkah Kerja Penelitian
Secara luas metode dianggap sebagai cara, strategi dan langkah
sistematis dalam penelitian. Proses berupa klasifikasi, deskripsi,
komparasi, sampling, induksi, deduksi, eksplanasi, intepretasi,
kualitatif dan kuantitatif merupakan sejumlah metode yang sudah
bersifat umum.9
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian skripsi ini
adalah deskriptif-kualitatif, yaitu dengan melakukan pengamatan
melalui lensa-lensa yang lebar, mencari pola-pola antar hubungan
dengan berbagai konsep-konsep yang sebelumnya pernah
ditentukan. Penelitian ini lebih menekankan pada suatu makna yang
terkandung dalam objek penelitian dan menganalisa data harus
menggunakan analisis yang reflektif dari berbagai dokumen yang
9 Ambarani AS & Nazia Maharani Umaya, Semiotika Teori dan aplikasi pada
karya Sastra, (Semarang: IKIP PGRI Semarang Press), 15
26
ditemukan selama di lapangan, sehingga perlu adanya langkah kerja
penelitian sebagai berikut :
1. Sumber data
Sumber data primer yang diambil peneliti adalah lirik lagu
arab Ha Ana Ża yang dipopulerkan oleh Humood AlKhudher
yang banyak digemari oleh kalangan masyrakat terutama
millenial. Mereka banyak yang ingin mengetahui akan
makna yang tersirat pada lagu tersebut. Setelah diteliti ada
beberapa lirik lagu tersebut yang mengandung unsur
semiotika dari segi makna simbol, ikon, indeks dan lain
sebagainya. Dalam penelitian ini peneliti juga merujuk pada
sumber-sumber sekunder seperti buku-buku linguistik dan
penerjemahan, kamus bahasa arab, dan lain lain.
2. Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data tersebut, peneliti mengambil
berupa teks bahasa arab pada channel resmi Humood
AlKhudher yang di publikasikan lewat media youtube, selain
itu juga merujuk pada sumber-sumber sekunder berupa buku
semiotika dan buku penerjemahan, kamus kamus bahasa
arab-indonesia dan lain lain.
3. Analisis data
27
Menganalisa objek penelitian pada terjemahan lirik lagu Ha
Ana Ża dengan cara terlebih dahulu menerjemahkan lirik
lagu Arab Ha Ana Ża dengan menggunakan teori terjemah
Catford, kemudian menganalisinya dengan kajian semantik.
Peneliti membatasi kajian semantik ini pada tataran
perubahan makna yang terjadi dan faktor yang
menyebabkanya. Setelah itu, menganalisa dari sudut pandang
semiotik dengan menggunakan pendekatan semiotika Charles
Sanders Pierce
G. Penegasan Istilah
Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang perlu dipertegas
karena seringkali muncul dipenelitian ini nantinya, diantaranya;
semiotika, Translation, Lirik Lagu Arab dan semantik.
Semiotika menurut KBBI adalah ilmu (teori) tentang kambang
dan tanda (dalam bahasa, lalu lintas, kode morse dan sebagaimya)10.
Penerjemahan diartikan sebagai proses penerjemahan. Dalam
penelitian ini adalah proses penerjemahan dari bahasa Arab ke
bahasa Indonesia.
Lirik lagu arab adalah rangkaian kata-kata pada lagu arab.
Semantik adalah cabang ilmu linguistik tentang makna.
H. Sistematika Penulisan Laporan
10 https://kbbi.web.id/semiotika.html
28
Penelitian ini nantinya akan terdiri dari 5 bab, yaitu:
BAB 1 Pendahuluan, pada bab ini penulis menguraikan latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, ruang lingkup penelitian, metode dan langkah penelitian,
penegasan istilah dan sistematika penulisan laporan.
BAB 2 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori, pada bab ini
dijelaskan penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan topik
pembahasan untuk melihat posisi penelitian ini dibanding penelitian
terdahulu sebagai acuan bahwa peneliti benar-benar orisinil
karyanya. Berisikan juga teori-teori sebagai bahan dasar penelitian,
teori-teorinya diantaranya : semiotik, penerjemahan dan semantik.
BAB 3 Biografi Khumood AlKhudher dan Lagu Ha Ana Ża,
pada bab ini berisikan biografi Khumood al Khuder dan sekilas
tentang lagu Ha Ana Ża. Hal ini dirasa perlu mencantumkan biografi
penyanyi lagu ini, agar lebih mengenal yang mempopulerkan lagu
ini dan juga sekilas tentang lagu Arab Ha Ana Ża sebagai objek data
penelitian.
BAB 4 Analisa Data dan Penelitian, yaitu tentang hasil
analisa terjemahan lagu arab Ha Ana Ża kemudian analisa semiotik
pada hasil penerjemahan tersebut,
Bab 5 Penutup, yang berisi Kesimpulan dan Saran penelitian.
Sehingga penelitin ini bisa memberikan pengertian singkat dan
rangkuman yang ada.
29
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
30
A. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang analisis semiotika pada sebuah lagu bukanlah
sesuatu hal baru, tidak sedikit yang meneliti hal tersebut. Dalam hal
ini, peneliti mengambil objek lirik lagu arab Ha Ana Ża dan peneliti
belum menemukan penelitian yang serupa pada mahasiswa Bahasa
dan Sastra Arab, hanya saja ada beberapa penelitian yang memiliki
kemiripan diantaranya;
M. Imron dengan judul “Semiotika dalam Terjemahan Lirik
Lagu Arab (Studi Kasus Kun Anta Yang di Populerkan Oleh
Humood Al Khudher)” skripsi dari mahasiswa Tarjamah UIN Syarif
Hidayatullah. Skripsi ini memfokuskan pada analisis semiotik
dalam lirik lagu arab Kun Anta yang dipopulerkan oleh Humood al
Khuder. Adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan
metode kualitatif dengan korpus lirik lagu arab Kun Anta. Tujuan
penulisan ini diantaranya untuk mengetahui bentuk frasa atau
kalimat yang mengandung semiotik dalam lirik lagu tersebut, serta
mengetahui makna-makna yang lebih dalam yang terkandung
didalamnya.11
Muhammad Wasith Albar dengan judul penelitianya
(Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce Tentang Taktik
Kehidupan Manusia: Dua Karya Kontemporer Putu Sutawijaya)
sebuah tulisan jurnal menggunakan metode Penelitian Kualitatif
11 M. Imron, Semiotika dalam Lirik Lagu Kun Anta yang dipopulerkan oleh
Humood al Khuder, Skripsi (Jakarta: Program Studi S1 UIN Syarif Hidayatullah, 2018),
vii
31
dengan perspektif sejarah. Penelitian ini mengkaji representasi taktik
kehidupan manusia dalam dua karya seni kontemporer Putu
Sutawijaya 2017. Taktik kehidupan di sini dimaksudkan bagaimana
cara seseorang (seniman) mampu secara cepat mengeksekusi
problematik kehidupan (masyarakat) sebagai representasi strategi
keberhasilan kehidupan keluarganya dalam jangka panjang. Hasil
temuan diperoleh pembacaan dengan perspektif triadik tingkat awal
semiotik Charles Sanders Pierce yang dipertautkan dengan metode
sejarah untuk mencari makna kontekstualitas proses kreatif
senimannya.12
Muhammad Naufal dengan judul (Analisis Isi Pesan
Dakwah dalam Lirik Lagu Grup Brand Ungu Album “ Maha Besar”
tahun 2017) Skripsi dari mahasiswa Jurusan Komunikasi Dan
Penyiaran Islam IAIN Salatiga. Penelitian Ini bertujuan ingin
menjawab pesan dakwah yang terkandung dalam lirik lagu album
“Maha Besar” , mengetahui pesan dakwah yang mendominasi dalam
lirik album “Maha Besar” dengan subjek para personil Unggu Band
dan objeknya lirik dalam album Maha Besar grup musik Unggu
Band. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam
penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan menggunkan
dokumentasi, pengumpulan teks lirik, kemudain analisi laporan
untuk menarik kesimpulan Sehingga penelitian ini menghasilkan
12 Muhmmad Wasith Albar, Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce Tentang
Taktik Kehidupan Manusia : Dua Karya Kontemporer Sutawijaya, Jurnal Lensa Budaya,
No.3, 113 (2018), 123.
32
pesan dakwah yang terdapat dalam lirik lagu album “Maha Besar”.
Pesan dakwah tidak lain meliputi proses pemahaman hakikat kuasa
Tuhan.13
Ketiga Penelitian di atas memiliki beberapa kesamaan
dengan penelitian penulis, baik dalam kajian teori yang digunakan
ataupun studi kasu yang menggunkan lagu arab dan non-arab.
Penelitian pertama (M.Imron) merupakan peneitian menggunakan
teori semiotika Charles Sanders Pierce dengan studi kasus lagu
bahasa arab Kun Anta. Kemudian, penelitian yang kedua
(Muhammad Wasith Albar) ini walaupun tidak pada teks arab tetapi
teori yang digunakan adalah teori semiotika Charles Sanders Pierce.
Dan yang terakhir penelitian yang ketiga (M. Naufal), walaupun
tidak menggunakan teori semiotika, akan tetapi studi kasus yang
digunakan adalah sebuah lagu. Jadi penelitian ini berbeda dengan
penelitian sebelumnya dari segi obyek penelitian, yaitu lagu Ha Ana
Dza
Dalam penelitian kali ini peneliti memperoleh sumber-
sumber data dari studi kepustakaan baik secara langsung seperti
Perpustakaan Kampus IAIN Salatiga ataupun melalui perpustakaan
daring seperti pada situs archive.org dan jurnal-jurnal.
B. Landasan Teori
Ada beberapa teori pokok yang mendasari pada penelitian ini, yaitu :
13 Muhammad Naufal Arrazzaqu, Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik Lagu
Grup Band Ungu album “Maha Besar”, Skripsi (Salatiga: Program Studi S1 IAIN Salatiga,
2017)
33
1. Semiotika
Untuk mengkaji tanda dan makna pada lirik lagu arab Ha
Ana Ża, Peneliti menggunakan model analisis semiotika Charles
Sanders Piecrce. Semiotika sendiri berasal dari kata Yunani:
semeion, yang berarti tanda. Dalam pandangan Piliang,
penjelajahan semiotika sebagai metode kajian ke dalam berbagai
cabang keilmuan ini dimungkinkan karena ada kecenderungan
untuk memandang berbagai wacana sosial sebagai fenomena
bahasa. Dengan kata lain, bahasa dijadikan model dalam
berbagai wacana sosial. Berdasarkan pandangan semiotika, bila
seluruh praktek sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa,
maka semuanya dapat juga dipandang sebagai tanda. Hal ini
dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri.14
Bagi Peirce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia
senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat
bernalar lewat tanda. Dalam pikirannya, logika sama dengan
semiotika dan semiotika dapat ditetapkan pada segala macam
tanda,15 sehingga ada istilah Triangel Meaning atau teori Segita
Makna atau hubungan triadik yang mana elemen utamanya ada
Sign, Object dan Intrepretant.16 Ketiganya merupakan subjek
yang saling bekerja sama. Adapun yang dimaksud subjek adalah
14 Suhariyadi, Pengantar Ilmu Sastra Orientasi Penelitian Sastra,( Lamongan:
Pustaka Ilalang , 2014 ), 114. 15 Ibid., 116.
16 Dudi Sabil Iskandar & Rini Lestari, Mitos Dalam Jurnalisme, (Yogyakarta:
Andi, 2016), 3
34
entitas semiotika yang sifatnya abstrak, tidak dipengaruhi oleh
kebiasaan berkomunikasi secara konkret.17
Sign atau Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang
bisa ditangkap oleh panca indera manusia, pikiran ataupun
perasan. Sehingga memiliki fungsi sebagai tanda untuk mewakili
sesuatu yang lain. Salah satu bentuk tanda adalah kata, tanda
biasa juga disebut representament.18
Object atau objek adalah kontak sosial yang menjadi
referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda, objek juga
sering diistilahkan dengan denotatum. Sedangkan Inrepretant
(Pengguna tanda) secara sederhana adalah konsep pemikiran
orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu
makna tertentu dalam benak seseorang tentang objek yang
dirujuk oleh sebuah tanda. Seperti yang terlihat pada skema
berikut ini :
Objek (Konsep atau makna)
Representamen Interpretan
(kata/leksem) relasi tak langsung (yang dirujuk benda)
17 Ambarani AS & Nazia Maharani Umaya, Semiotika Teori dan Aplikasi Pada
Karya Sastra, (Semarang: IKIP PGRI Semarang Press), 73 18 Dudi sabil iskandar & Rini Lestari, MItos dalam Jurnalisme (Yogyakarta:
Andi), 13
35
Gambar 2.1 hubungan triadik
Selanjutnya Pierce mengklasifikasikan tipologi kedalam tiga
kategori atau trikotomi, yaitu:
a) Trikotomi pertama yaitu dari representamen. Dalam
pandangan Pierce, sesutu menjelma menjadi sebuah
representamen memalui latar (ground) menurutnya ada tiga
kemungkinan hubungan representamen dan latar yaitu
qualisign, sinsign dan legisign.
b) Trikotomi kedua yaitu dari sebuah tanda (reperesentamen)
mengacu kepada objeknya (denotatum). Dibedakan menjadi
Icon (ikon), indeexes (indeks), symbol (simbol).
c) Trikotomi ketiga dari keterkaitan interpretan dengan objek
menghasilkan rheme, dicisign dan argument.
Dari ketiga Trikotomi di atas, Pierce menganggarp trikotomi
kedua sebagai pembagian tanda yang paling fundamental yaitu
Icon (ikon), indeexes (indeks), symbol (simbol).
Kemudian, dalam menganalisis teks lirik lagu bahasa Arab
menggunakan semiotika ada 2 jenjang analisis. Pertama analisis
tanda secara individual, misalnya jenis tanda, mekanisme dan
struktur tanda serta makna tanda secara individual. Kedua,
analisis tanda sebagai sebuah kelompok atau kombinasi. Yaitu
kumpulan tanda yang disebut sebagai ‘teks’.19
19 Yasraf Amir Piliang, Semiotika Teks: Sebuah Pendekatan Analisis Teks, Jurnal
Mediator , No.2, 5, (2014), 194
36
Pada analisisis tanda secara individual dapat digunakan
berbagai model analisis tanda, tetapi pada penelitian teks lirik
lagu Ha Ana Dza berfokus pada tipologi tanda atau
Representamen-Objek (trikotomi kedua). Hubungan tanda
(representamen) dan objek dikelompokan menjadi 3 jenis oleh
Charles Sanders Pierce yaitu:
a. Ikon adalah tanda yang mewakili sumber acuan melalui
sebuah bentuk replikasi, simulasi, imitasi dan persamaan.
Sebuah tanda dirancang untuk mempresentasikan sumber
acuan memalui simulasi atau persamaan.20 Dalam
menggambar suatu ikon pada sebuah tanda harus sudah
memiliki wujud yang nyata. Contoh sungai, gunung ,
sawah , pohon dan lain-lain. Untuk ikon ada dua cara
penggambaranya yaitu dengan melihat wujud ilustratif
(wujud nyata) atau dengan wujud diagramtik (bentuk
penyederhanaan)
b. Indeks adalah sebuah tanda yang mewakili sumber acuan
dengan cara menunjuk padanya atau mengkaitkanya
secara eksplisit atau implisit dengan sumber acuan lain.21
Adapun indeks terbagi menjadi 3 bagian, yaitu : Indeks
ruang, Indeks Persona, dan Indeks Temporal.
20 Danesi Marcel, Pesan Tanda dan Makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), 38 21 Ibid., 38.
37
1) Indeks Ruang mengacu pada suatu lokasi atau
ruang suatu benda, makhluk dan peristiwa dalam
hubungannya dengan pengguna tanda, contoh:
adanya asap menandakan adanya api.
2) Indeks Persona. indeks ini saling menghubungkan
pihak-pihak yang mengambil bagian dalam
situasi. Kata ganti orang adalah sebuah contoh
dari indeks persona.
3) Indeks Temporal indeks ini saling
menghubungkan benda-benda dari segi waktu.
Grafik waktu dengan keterangan sebelum dan
sesudah merupakan contoh dari indeks temporal.
c. Simbol merupakan tanda yang mewakili hal yang paling
besar dan diakui bersama, seperti contoh logo perusahaan
yang mana dalam setiap lekuk maupun warna logo
tersebut terdapat makna tersendiri, contoh lainya lambang
Garuda Pancasila termasuk bendera-bendera setiap
negara.
2. Penerjemahan
a. Perbedaan Bahasa Arab dan Indonesia
Setiap bahasa adalah komunikatif bagi para penuturnya.
Dilihat dari sudut pandang ini, tidak ada bahasa yang lebih
38
unggul daripada bahasa yang lain. Namun, setiap bahasa
memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dari
bahasa yang lain. Demikian pula bahasa Arab (BA) memiliki
sejumlah karakteristik yang membedakannya dari bahasa
lain, dalam hal ini bahasa Indonesia (BI). Karena itu, seorang
penerjemah dituntut untuk menguasai kedua bahasa tersebut
sebagai bahasa sumber dan bahasa penerima. Jika salah
satunya diabaikan, penerjemah akan mengalami kesulitan
tatkala menghadapi perbedaan yang substansial antara
keduanya.
Bahasa Arab merupakan bahasa Semit tengah yang
merupakan rumpun dari bahasa Semit, dan berkerabat
dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo arami. Bahasa
Arab memiliki lebih banyak penutur dari pada bahasa-bahasa
lainnya dalam rumput bahasa Semit. Ia dituturkan oleh lebih
dari 280 juta orang sebagai bahasa pertama, yang mana
sebagian besar tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Bahasa ini adalah bahasa resmi dari 25 Negara, dan
merupakan bahasa peribadatan dalam agama Islam karena
merupakan bahasa yang dipakai oleh Al-Qur‟an. Jadi,
peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa bahasa Arab
adalah tuturkata yang digunakan oleh bangsa di Jazirah Arab
dan Timur Tengah.
39
Adapun bahasa arab mempunyai ciri-ciri kekhususan
yang tidak terdapat pada bahasa lainnya. Kemudian dari
kekhusussan ini menjadikan bahasa arab sebuah bahasa yang
fleksibel, mempunyai elestisitas yang tinggi, maka dalam
menjalankan dan mempertahankan fungsinya sebagai bahasa
komunikasi, sarana dalam penyampaian tujuan agama,
pencatatan berbagai ilmu pengetahuan, telah mampu
disampaikan dengan mudah dan benar.
Beberapa keistimewaan bahasa Arab salah satunya
Isytiqaq. Kata Isytiqaq adalah pengambilan s}ighot (bentuk
kata) dari sighot yang lain, karena ada kesamaan baik dari
segi bentuk, makna, maupun strukturnya. Dengan beberapa
tambahan tertentu yang telah ditetapkan. Isytiqaq juga
terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
1) Isytiqaq Shogir
Ialah pengembangan lafaz}, dari lafaz} asli dengan syarat
adanya kecocokan dari segi makna, huruf dan juga urutannya
(tasrif).
Contohnya: مضروب -ضارب –ضرب
2) Isytiqaq Kabir
Ialah adanya persamaan antara dua kata, baik dari segi lafadz
maupun makna, akan tetapi tidak sama dalam urutan huruf.
40
Contohnya: جدب -مدح/ جبد -حمد
Sedangkan bahasa indonesia adalah bahasa yang hanya
digunakan oleh masyarakat di Negara Indonesia dan sebagai
bahasa persatuan antar sesama baik budaya maupun suku
bangsa yang ada di bagian Negara Indonesia. Dahulu bahasa
Indonesia diambil dari bahasa Melayu yang dipergunakan
dalam komunikasi oleh kalangan kerajaan Sriwijaya, (abad
ke 7 M).
Kaidah bahasa Indonesia dengan Arab memang sangat
berbeda. Begitu juga beberapa huruf dan fonem bahasa arab,
memliki perbedaan yang sangat mencolok dengan yang ada
dalam bahasa Indonesia, seperti perbedaan q dan k.22 Dalam
bahasa arab qof dan kaf memiliki makna yang berbeda,
namun dalam bahasa Indonesia tidak demikian. Begitupun
dengan perbedaan fonem “a” dibaca “ain” dalam huruf Arab
dan diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi “a”.
b. Penerjemahan Teks
Didalam ilmu Balaghah dijelaskan bahwa suatu ungkapan
memliki nilai keindahan bahasa jika ungkapan itu memiliki
22 Haryati S, Nas & Ismail, Studi Bahasa Arab dan Kata Serapan Bahasa
Indonesia. (Semarang: Rumah Indonesia, 2008), hal. 50-52
41
makna yang kuat, pengungkapannya jelas dan fasih, memiliki
pengaruh yang kuat terhadap jiwa, dan adanya keseimbangan
antara pembicaraan dengan situasi dan orang yang diajak
bicara.23 lirik lagu Ha> Ana Ża adalah bahasa Arab yang
memiliki keindahan bahasa dan seterusnya, tetapi akan sulit
kita mengerti akan keindahan bahasa tersebut jika bahasa
yang digunakan adalah bukan bahasa asal kita. Maka tidak
boleh tidak bahasanya harus ditransfer ke dalam bahasa yang
kita pahami, tanpa mengurangi pokok-pokok pikiran bahkan
nilai-nilai keindahannya yang terkandung di dalamnya,
sehingga siapapun yang membacanya akan mengerti isi dan
merasakan keindahannya, oleh karena itu kegiatan
penerjemahan dibutuhkan.
Pada dasarnya kegiatan penerjemahan menjadi salah satu
upaya dalam rangka memperkenalkan hasil karya suatu
negara ke negara luar. Dan biasanya negara-negara yang
mempunyai perbedaan bahasalah yang dapat melakukan hal
penerjemahan atau alih bahasa ini. Sehingga istilah
„jembatan antar bangsa‟ menjadi salah satu istilah yang
dikenal dalam hal penerjmahan.24
23‘Ali al-Jârim dan Mushthafâ Amîn, Al-Balâghah al-Wâdhihah (al-Qâhirah: Dâr
al-Ma’ârif, 1957). 8 24 21 Puji Laksono, Analisis Metode Penerjemahan Dalam Menerjemahkan Novel
Revolusi Di Nusa Damai Ke Revolt In Paradise, Jurnal Ppkm Unsiq I (2014)
42
Kegiatan penerjemahan dari bahasa Arab ke bahasa
Indonesia terfokus pada nas-nas keagamaan, mulai dari kitab
suci Alquran, Hadits, dan tafsir hingga buku-buku tentang
dakwah, akhlak, dan buku-buku yang menelaah aneka
pemikiran keislaman. Hal demikiaan bisa dimaklumi karena
masyarakat Indonesia sangat membutuhkan ilmu agama guna
mengisi, melengkapi, dan menyempurnakan praktik
keislaman mereka secara utuh dalam segala dimensinya.
Kenyataan ini semakin menguatkan pandangan bahwa
penerjemahan yang dilakukan oleh suatu masyarakat
hanyalah berkenaan dengan suatu bidang yang tidak
dimilikinya, tetapi sangat dibutuhkannya, dan bidang itu
dimiliki oleh masyarakat lain serta ditulis dengan bahasa
mereka sendiri.25
Seiring perkembangan zaman dan mudahnya akses
internet untuk menggunakan media sosial (youtube, tik tok,
instagram dan lain-lain), lirik lagu juga menjadi bahan untuk
alih bahasa atau penerjemahan. Penerjemahan ini dilakukan
bukan alasan butuh seperti pada umumnya penerjemahan
teks arab ke Indonesia, tetapi masyarakat Indonesia
penasaran dan ingin mengerti makna atau arti yang
25 Shihabuddin, Penerjemahan Bahasa Arab-Indonesia Teori dan Praktik, (2016)
hal. 20
43
sebenarnya dari lagu Arab yang mereka dengar agar bisa
lebih dinikmati.
Makna merupakan bagian terpenting dalam sebuah
aktifitas penerjemahan. Pakar penerjemahan umumnya
melibatkan unsur makna (meaning) atau pesan (message)
dalam definisinya tentang penerjemahan. Larson,
menyatakan bahwa penerjemahan merupakan proses
memindahkan makna dari bahasa sumber ke bahasa sasaran.
Secara explisit Larson menyatakan bahwa inti dari
penerjemahan adalah pemindahan pesan. Pada bagian lain
bukunya Larson juga menyebutkan bahwa penerjemahan
pada dasarnya merupakan perubahan bentuk. Dari kedua
pernyataannya tersebut kita bisa menyimpulan bahwa ada
yang berubah dalam proses penerjemahan tapi ada juga yang
harus tetap dipertahankan. Untuk lebih jelasnya proses itu
dapat digambarkan sebagai berikut
BAHASA SUMBER BAHASA SASARAN
Teks
Penafsiran
makna Pengungkapan
kembali maknanya
Gambar 2.2 Proses Penerjemahan menurut Larson.
Proses penerjemahan diawali dengan mengidentifikasi
leksikon, struktur gramatikal, situasi komunikasi dan konteks
Teks yang akan
diterjemahkan Terjemahan
Makna
44
struktural teks bahasa sumber. Tahap selanjutnya adalah
menganalisa untuk mendapatkan makna teks tersebut, baru
kemudian merekonstruksi makna yang sama ini dengan
menggunakan leksikon dan struktur gramatika yang sesuai
dengan bentuknya yang berterima dalam bahasa sasaran.26
Dengan kata lain sederhananya yang berubahah dalam
penerjemahan adalah struktur permukaan sementara struktur
dalam yaitu makna justru dipertahankan semaksimal
mungkin.
Dalam hal ini, untuk meneliti lirik lagu Arab Ha Ana
Ża penulis mencoba menggunakan teori terjemah dari J.C.
Catford. Penulis memakai teori ini, karena memandang
penerjemahan dari perspektif linguistik. Penulis hendak
melihat keterjemahan atau ketakterjemahan lirik lagu Arab
Ha Ana Dza ke dalam bahasa Indonesia dari sudut pandang
linguistik ini. Menurut Catford, penerjemahan adalah: “the
replacemant of textual material in one language by
equivalent tektual material in another langauge.27 Jadi
penerjemahan adalah penggantian suatu materi tekstual
dalam suatu bahasa dengan materi tekstual yang padan dalam
bahasa lain.
26 Siti Shalihah, Terjemah Bahasa Arab Antara Teori dan Praktik, Jurnal At-
Ta’dib, No. 2, 12 (December/2017), 185 27 Catford, J.C., A Linguistic Theory of Translation, (London: Oxford University
Press,1965), 20
45
Materi tekstual atau teks pada pengetian tersebut tidak
harus teks tertulis tetapi mencakup pengertian yang lebih luas
yaitu satuan bahasa yang paling lengkap dan dapat juga
bersifat sangat abstrak, baik dalam wujud bahasa lisan
maupun bahasa tulis berupa kata, serangkaian kata-kata,
frase, klausa, kalimat, atau paragraf yang memuat dan
memberikan pesan yang lengkap. Teks secara singkat dapat
dimaknai sebagai bahan atau naskah yang akan
diterjemahkan, sedangkan kata equivalent ‘padanan’ juga
harus diartikan lebih luas yaitu tidak saja menyangkut
padanan formal bahasa yang berupa padanan kata per kata,
frase per frase, atau kalimat per kalimat, melainkan padanan
makna atau pesan.28
Terjemah dari sudut linguistik umum, Catford
membaginya dalam tiga kategori umum, yaitu: Pertama,
terjemah yang didasarkan pada rentang "extent" atau
'keluasan' bahasa sumber yang akan diterjemahkan. Supardi
dalam tulisanya mengartikan seberapa jauh bahasa sumber
itu dapat diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran, atau
bagian-bagian tertentu saja yang dapat dipindahkan ke dalam
bahasa sasaran.29 Dari segi keluasannya ini, penerjemahan
28 Supardi, Penerjemahan Kala Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia, Jurnal
Adabiyyat, No.2, Vol. X (Desember/2011), 324 29 Ibid,. 324
46
dibagi menjadi dua yaitu seluruh atau sebagian "full" dan
"partial".
1) Terjemah Penuh
Terjemah penuh atau full translation berarti setiap bagian
dari Bsu digantikan oleh materi teks pada BSa, yakni setiap
bagian dari naskah BSu dialihkan dengan padanannya di
dalam Bsa, misalnya :
إن الفتى من يقول ها أنا ذاInna Al-fata Man Yaqu>lu Ha>
Ana z\a
Sesungguhnya Pemuda itu orang Yang
mengatakan
Ini saya
Seorang pemuda itu adalah (Yang bangga) mengatakan “Inilah
saya”
Setiap bagian dari kalimat di atas dapat diterjemahkan
secara penuh, dimana setiap bagian dari kalimat tersebut
ditemukan padananya dalam Bsu yaitu bahasa Indonesia.
2) Terjemah Parsial
Terjemah parsial bermakna bahwa ada bagian atau beberapa
bagian dari BSu yang tidak diterjemahkan ke dalam BSa (.30
Maksudnya, ada bagian tertentu yang dibiarkan tidak
diterjemahkan atau ditulis sebagaimana bahasa aslinya dan
tidak diterjemahkan. Sejauh penulis menelaah lirik lagu Arab
30 Opcit., 21
47
Ha> Ana Ża dapat diterjemahkan secara penuh, walaupun
ada beberapa lirik yang diterjemahkan partial.
Kedua, terjemahan yang didasarkan pada tingkatan
‘level’. Berdasarkan pada tingkatan ini, terjemah
dikelompokkan menjadi menyeluruh/tuntas (total) dan
terbatas (restricted). Dalam penerjemahan tuntas,
penerjemahan dilakukan dengan pengalihan tata bahasa dan
kosakata BSu dengan padanan tata bahasa dan kosakata BSa
yang disertai dengan pengalihan fonologi/grafologi BSu
dengan fonologi/grafologi BSa yang bukan padanannya.31
Terjemahan terbatas (restricted translation)
dimaksudkan untuk pengalihan materi tekstual BSu dengan
materi tekstual padanannya pada satu tataran yaitu tataran
fonologi, grafologi, tata bahasa, atau kosakata. Misalnya, kata
yusallūna pada kalimat المسلون يصلون diterjemahkan dengan
‘sholat’ saja tidak diterjemahkan ‘mereka sholat’ mengingat
dalam bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan verba
bentuk jamak. Jadi diterjemahkan pada tataran kosakata
saja.32
Ketiga, terjemah yang didasarkan pada tataran
linguistiknya. Tataran merujuk pada hierarki gramatikal atau
31 Supardi, Penerjemahan Kala Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia, Jurnal
Adabiyyat, No.2, Vol. X (Desember/2011), 344 32 Ibid,. 344
48
fonologi di mana kesejajaran dalam penerjemahan dilakukan.
Catford membagi tataran terjemah menjadi dua yaitu terikat
dan bebas.
1. Terjemah terikat
Terjemah terikat (bound translation) adalah jenis terjemah
yang terbatas secara lebih khusus kepada terjemah pada
tataran kata dan morfem saja, atau frase dengan frase, atau
kalimat dengan kalimat, yaitu penggantian kosakata dan
morfem BSu dengan padanannya kosakata dan morfem BSa,
frase BSu dengan frase BSa, atau kalimat BSu dengan
kalimat BSa. Misalnya وعندى ثلاثة كتب diterjemahkan: ‘dan
di sisiku ada tiga buku-buku’. Penerjemahan tersebut terikat
pada padanan kosakata dan morfem saja. Jadi lima kosakata
dalam BSu digantikan oleh lima kata pada Bsa tanpa
mengubah posisi sedikit pun.
2. Terjemah bebas
Terjemah bebas ‘free translation’ adalah jenis terjemah
tuntas yang tidak dibatasi oleh keterikatan pada
penerjemahan suatu tataran tertentu. Jenis terjemahan ini
selalu lebih tinggi dari tataran kata dan morfem, bahkan
mungkin lebih luas dari tatatan kalimat.
49
Dengan kata lain, terjemahan tuntas yang di
dalamnya kesejajaran unit-unit gramatika diganti secara
bebas .33 Misalnya:
أن فى المال أصل عظيم من أصول الفساد لحياة الناس أجمعين
diterjemahkan: “Harta sumber malapetaka” .
Apabila diperhatikan terjemah tersebut, tampak
bahwa penerjemah tidak terikat oleh struktur gramatika atau
struktur makna BSu, tetapi memunculkan perspektif
tersendiri, tanpa kehilangan pesan yang hendak disampaikan
oleh penulis BSu. Jika penerjemah penerjemah masih terikat
pada struktur dan gramatika BSu, maka terjemahan menjadi
‘bahwa harta merupakan sumber terbesar kehancuran bagi
kehidupan umat manusia’.
Dari tiga macam kategori terjemah tersebut, dapat
disimpulkan kata kunci dari teori Catford adalah ekuivalen
‘padan’. Maka makna terjemah menurut Catford dengan
sendirinya adalah pesan dalam wacana alihan akan sebanding
dengan pesan pada wacana asli. Sebaliknya, jika wacana
alihandan wacana asli tidak sepadan maka wacana alihan
tidak dianggap sebagai suatu terjemahan.34 Berikut ini
33 Opcit., 24-25 34 Ibid., 20
50
analisis penerjemahan pengungkapan kala dalam bahasa Arab
ke dalam bahasa Indonesi.
3. Semantik
Kata semantik dalam bahasa Indonesia (inggris: semantics)
diturunkan dari kata bahasa Yunani Kuno sema (bentuk nominal)
yang berarti tanda atau lambang.35 Yang dimaksudkan dengan
tanda atau lambang di sini sebagai padanan kata “sema” itu
adalah tanda linguistik seperti yang dikemukakan oleh
Ferdinand De Saussure bahwa tanda linguistik itu terdiri dari dua
kompenen yaitu penanda yang berwujud bunyi, dam komponen
petanda yang berwujud konsep atau makna.
Kata semantik ini kemudian disepakati oleh banyak pakar
untuk menyebut bidang linguistik yang mempelajari hubungan
antara tanda linguistik itu dengan hal-hal yang ditandainya atau
dengan kata lain, bidang studi linguistik yang mempelajari
makna-makna yang terdapat dalam satuan-satuan bahasa. oleh
karena itu, semantik secara jelas dapat dikatakan sebagai ilmu
yang mempelajari makna.
Dalam bahasa Arab, kata semantik diterjemahkan dengan Ilm
al-Dila>lah terdiri, dari dua kata: ‘ilm yang berarti ilmu
pengetahuan, dan al-dila>lah atau al-dala>lah yang berarti
penunjukan atau makna. Jadi, ‘ilm al-dila>lah menurut bahasa
35 Abdul Chaer & Liliana Muliastuti, Semantik Bahasa Indonesia,
51
adalah ilmu pengetahuan tentang makna. Secara terminologis,
‘ilm al-dila>lah sebagai salah satu cabang linguistik (‘ilm al-
lugah) yang telah berdiri sendiri adalah ilmu yang mempelajari
tentang makna suatu bahasa, baik pada tataran mufraz\at
(kosakata) maupun pada tataran tarki>b (struktur). Ahmad
Mukhtar Umar mendefinisikan ‘ilm al-dila>lah sebagai berikut:
أو ذلك الفرع من العلم اللغة الذييدرس المعنى الذيو العلم دراسة المعني أ
يدرس الشروط الواجب توافرها فى نظرية المعنى أو ذلك الفرع الذي ليتناو
قادرا على حمل المعنى يكون الرمز حتى
Kajian tentang makna, atau ilmu yang membahas
tentang makna, atau cabang linguistik yang mengkaji teori
makna, atau cabang linguistik yang mengkaji syarat-syarat
yang harus dipenuhi untuk mengungkap lambang-lambang
bunyi sehingga mempunyai makna.
Dalam kajian ‘ilm Dila>lah sebuah kata dalam
perkembanganya akan mengalami perubahan. Perubahan yang
terjadi bisa makna yang semula mengalami perubahan menjadi
makna yang lain, ataupun makna tetap sama tetapi lafal yang
berubah. Hal ini terjadi apabila hubungan antara lafal dan arti
yang ditunjuk oleh lafal tersebut telah berubah. Perubahan
tersebut tidak dengan sendirinya, melainkan ada faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
52
Menurut Abdul Chaer perkembangan makna kata disebabkan
oleh dua faktor, yaitu: perkembangan IPTEK dan perkembangan
sosial budaya.36 Menurut Ahmad Muhammad Qaddur dalam
bukunya Mabâdi’ Lisâniyât, menyebutkan bahwa faktor-faktor
penyebab perkembangan dan perubahan makna (dila>lah) ada 2
yaitu37:
a. Faktor intern yang terdiri dari segala sesuatu yang
berhubungan dengan bahasa seperti al-shauty, al-isytiqâq,
an-nahwiyah, dan assiya>qiyah.
b. Faktor ekstern yang mengacu pada faktor sosial, sejarah,
kebudayaan dan psikologi
Adapun menurut Ibrahim Anis, faktor perkembangan ilmu
dalalah atau semantik ada dua, yaitu faktor pemakaian bahasa
dan kebutuhan bahasa.38
Dari beberapa pendapat diatas dapat dirangkum
perkembangan al-Dilalah, diantanya :
a. Faktor Bahasa (Lingusitic)
Bahasa sebagai alat tutur dan komunikasi manusia yang
terus Berdinamika, juga ikut bergerak dan berubah seiring
dengan pergerakan manusia. Karenanya, bahasa tidak bisa
menetap dan terus berubah. Perubahan bahasa disini meliputi
36 Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Rinneka
Cipta.1995), 310-313 37 Ahmad Muhammad Qadur, Mabâdi’ Lisâniyât, (Beirut: Darul Fikri, 1996), 25 38 Ibrahim Anis, Dilalah al-Alfadzh, (Mesir: Maktabah al-Anjilu al-Maishriyyah,
1984), 134
53
perubahan aspek fonologi (الصوتية), morfologi (الصرفية) dan
sintaksis (النحوية).
b. Adanya Kebutuhan (ظهور الحاجة)
Terkadang manusia menggunakan kata-kata yang sudah
dikenal sejak lama, kemudian dipakai untuk mengungkapkan
sesuatu yang baru. Contoh ketika ditemukan alat pendingin
(kulkas), maka diungkapkan dengan istilah الثلاجة yang
diambil dari kata الثلج (salju).39
c. Perkembangan Sosial Budaya (التطور الإجتماعي والثقافي)
Berikut contohnya adalah Kata ini pada awalnya الصلاة
berarti do‘a dan istighfar, contoh lainya kata yang الفسق
pada awalnya dipahami orang Arab dengan “buah kurma
yang jatuh dari tangkainya” kemudian berubah makna
menjadi “yang keluar dari keta‘atan kepada Allah,” dan lain
sebagainya.40
39 Ahmad Mukhtar Umar, ‘Ilm al-Dalâlah, (Kairo: ‘Alam al-Kutub, 1998), hal 237-
242 40 Ibid., 239
54
d. Perasaaan Emosional dan Psikologi (المشاعر العاطفة و النفسية)
Sebuah makna diungkapkan dengan sebuah istilah.
Namun dalam perkembangannya, sedikit demi sedikit istilah
yang diungkapkan tersebut mulai terasa kurang disenangi
oleh masyarakat, atau dikenal dengan “tabu” apabila kata
tersebut diucapkan. Untuk mengatasi hal ini, masyarakat
mengganti penggunaan istilah ini dengan istilah lain yang
dirasa lebih baik, namun pada hakiktanya tetap merujuk pada
makna yang sama.41
Sebagai contoh dalam kehiduoan masyarakat Indonesia,
awalnya seorang yang memiliki tugas untuk membantu
seorang majikan dikenal dengan istilah “babu”, keudian kata
“babu” ini terasa kurang enak didengar terkesan kasar, lama-
kelamaan kata tersebut tergantikan dengan istilah
“pembantu”, namun pada akhirnya istilah “pembantu” pun
terasa masih kasar, maka sekrang dikenal dengan istilah
“asisten rumah tangga”.
e. Faktor Ilmu dan Teknologi
Fenomena perubahan makna akibat perkembangan IPTEK
dalam bahasa Arab dapat kita lihat pada kata سيارة . Untuk
lebih jelasnya, perhatikan penggunaan kata tersebut;
41 Ibid., 239
55
ته بعض السيارة يلتق الجب غيبت في فألقوه يوسف لاتقتلوا منهم قائل قال
(01)يوسف: فاعلين إن كنتم
“Seseorang diantara mereka berkata: “janganlah kamu bunuh
Yusuf, tetapi masukanlah dia ke dasar sumur supaya dia
dipungut oleh beberapa musafir, jika kamu hendak berbuat”.
Kata سيارة pada surat Yusuf ayat 10 diatas sangat berbeda
dengan makna yang diganakan dewasa ini, kata dalam سيارة
ayat ini berarti “musafir”, karena perkembangan teknolgi kata
ini memiliki arti “mobil”.
f. Deviasi dan Pemalingan Bahasa(الإنحراف اللغوي)
Pengguna bahasa terkadang melakukan penyimpangan
makna sebuah kata dengan kata lain yang maknanya lebih
dekat atau mirip, dan gejala ini mudah diterima oleh penutur
bahasa, penyimpangan bahasa ini terjadi akibat
kesalahpahaman, kerancauan, dan ketidakjelasan.
Seperti contoh penggunaan kata dalam bahasa Arab,
seperti kata “الأرض” yang mempunyai beberapa makna yang
berbeda, yang bisa berarti nama planet yang kita huni وكب كال)
56
( المعروف dan influenza (الزكام ) dan kata ( الليث) bisa berarti
singa )الأسد( dan bisa berarti labalaba)42. )العنكبوت
g. Perkembangan Majaz (الإنتقال مجازي)
Perubahan makna ini dipakai untuk mengungkapkan
sesuatu yang tidak ada dengan kata-kata yang sudah dikenal
baik oleh masyarakat, sehingga benda yang diungkapkan
tersebut seolah olah menjadi hidup, seperti mengistilahkan
“kaki kursi” padahal itu bukanlah kaki yang sebenarnya,
“mata pancing” padahal itu bukan mata yang dipakai untuk
melihat, “anak kali” padahal bukan seorang anak, sehingga
dengan istilah tersebut, dalam kehidupan sehari-hari sering
didapati teka-teki yang menggunakan istilah-istilah tersebut.
Sebagai contoh dari teka-teki yang menggunakan istilah
tersebut adalah: “Apa yang punya lidah, namun tidak bisa
bicara?”, “Apa yang punya telinga namun tidak bisa
mendengar?”, “Apa yang punya gigi, namun tidak bisa
mengunyah?”, dan lain sebagainya43
42 Ibid., 239 43 Ibid., 241
57
h. Inovasi atau Pembaharuan Makna (الإبتداع)
Inovasi bahasa tidak mungkin dilakukan oleh semua
orang. Karena itu, ada dua kelompok yang bisa dipercaya
untuk melakukan pembaharuan bahasa, terutama
menyangkut makna, yaitu: (1) Para pakar bahasa dan sastra,
(2) Lembaga-lembaga bahasa dan keilmuan. Adapun tujuan
mereka melakukan pembaharuan dikarenakan untuk
menjelaskan dan menguatkan makna-makna yang terkandung
di dalam bahasa dan sastra yang sebelumnya makna itu
masih tersembunyi.
Sebagai contoh kosakata yang pada mulanya digunakan
pada bidang-bidangnya dalam perkembangan kemudian
digunakan juga dalam bidang-bidang lain, dengan makna
yang baru atau agak lain dengan makna aslinya, yang
digunakan dalam bidang pertanian (dengan segala bentuk
derivasinya seperti garapan, penggarap, tergarap, dan
penggarapan) digunakan juga dalam bidang lain dengan
makna “mengerjakan, membuat”, seperti dalam menggarap
skripsi, menggarap naskah drama, menggarap rancangan
undang-undang lalulintas.44
Kata membajak yang berasal dari pertanian juga, sudah
biasa kini digunakan dalam bidang lain dengan makna
44 Jurnal Waroqat, No.1, II (Januari/ 2017) , 115
58
“mencari keuntungan yang besar secara tidak benar”, seperti
dalam membajak lagu, membajak pesawat terbang.45
i. Kesalahan dalam memahami makna سوء الفهم()
Pertama kalinya seseorang akan mendengarkan
pembicaraan dengan memahami dan meneruskan ke pikiran
terkait dengan makna asing dari pembicara yang tidak
dimengerti. Dan kata ini akan tetap dalam pikirannya sebagai
makna yang baru dan menjadi biasa tatkala kejadian ini
dialami oleh beberapa orang. Mereka salah paham mengenai
satu makna dalam memahami kata yang diucapkan sehingga
hal inilah yang menjadi faktor perkembangan makna.46
j. Faktor bahasa asing
Penyerapan bahasa asing ke bahasa pribumi di Era
globalisasi semakin sering terjai, hal ini diakibatkan oleh
kemudahan komunikasi dan mengakses informasi.
Kata serapan dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia,
misalnya defenisi dari kata لصحابةا menurut ‘Ajjaj al-Khatib,
sahabat Nabi adalah kaum muslimin yang pernah bertemu
dengan Nabi dan bersahabat lama dengannya.47 Dalam
45 Ibid., 115 46 Ibid., 115 47 ‘Ajjaj al-Khatib, Ushûl al-hadits ‘Ulûmu wa Mushthalahuh, (Beirut: Darul Fikr,
1989), 385
59
bahasa Indonesia, kata الصحابة diserap menjadi sahabat. Kata
ini mengandung makna “kawan, teman, rekan”. Pada kata
serapan ini, tidak adanya ketentuan bahwa sahabat haruslah
pernah hidup pada masa Nabi dan turut bergaul dengan Nabi.
Realita ini merupakan perluasan makna dalam bahasa
pemungutnya. Artinya, di Indonesia, kata sahabat dapat
digunakan untuk menggambarkan sebuah hubungan antara
individu yang satu dengan yang lain tanpa terkait dengan
Nabi SAW.
Berdasarkan faktor-faktor diatas dapat ditinjau dari
beberapa segi, diantaranya; perluasan makna, penyempitan
makna, perubahan total, penurunan makna, peningkatan
makna, pergeseran makna, penghalusan, pengasaran,
sinentesia dzn asosiasi.
Untuk lebih jelasnya agar mudah bisa dipahami, penulis
mencoba menyederhanakan melalui contoh dari tabel berikut,
karena menurut KH. Agus Ahmad Suaidi,48 tanda paham
seseorang terhadap materi keilmuan adalah bisa menjelaskan
dengan sederhana dan mencontohkan.
48 Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Arab IAIN Salatiga, ketua MUI
Salatiga
60
(Perubahan makna)
Tabel 2.1
Contoh
kata/Kalimat
Makna awal Makna
perubahan
keterangan
Saudara Saudara seperut
atau sekandung
Siapapun orang
bisa dipanggil
saudara
Perluasan
makna
Sarjana Orang yang
pandai,
cendekiawan
Orang yang lulus
dari perguruan
tinggi
Penyempitan
makna
Seni Air seni (air
kencing)
Keindahan seperti;
seni rupa, seni
lukis, seni suara
Perubahan
total
طول اليد (panjang
tangan)
السخاء(orang
dermawan)
السارق(pencuri)
Penurunan
makna
untuk (Suruhan) رسول
sesuatu yang
baik maupun
buruk
Utusan Allah
SWT
Peningkatan
makna
Menutup sesuatu غفر
yang tampak
Pengampunan
Pergeseran
makna
Suara Ibuku
sedap
didengar
Indera perasa Tanggapan indera
pendengar
Sinenstesia
Nilai nahwu
saya merah
Salah satu warna Jelek, buruk Asosiasi
Contoh pada tabel 2.1 menunjukan perubahan makna yang
terjadi dari beberapa segi baik kategori pada lafal maupun
kalimat, kategori perubahan makna pada lafal atau kata
ditinjau dr segi perluasan makna, penyempitan makna,
perubahan total, penurunan makna, peningkatan makna,
pergeseran makna. Sedangkan pada kalimat yaitu,
Sinenstesia dan Asosiasi.
61
Sinenstesia adalah perubahan makna yang terjadi sebagai
akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang
berbeda.49 Sedangkan, Asosiasi merupakan perubahan makna
yang terjadi sebagai akibat dari persamaan sifat dari dua kata
yang berbeda.50
Perubahan kata
Tabel 2.2
Makna Kata awal Kata perubahan
Keterangan
Bangunan
temapat
mengurung
orang
hukuman
Tuli Lembaga
Pemasyarakatan
Penghalusan
Membawa
(menyuruh,
membiarkan,
dan
sebagainya)
masuk
memasukan Menjebloskan Pengasaran
Penghalusan dinamakan juga dengan istilah
Ameliorasi yaitu gejala yang ditampilkan oleh suatu leksem
atau satuan bahasa dianggap memiliki makna yang lebih
halus atau lebih sopan pada saat ini daripada makna dahulu.51
Sedangkan Pengasaran diistilahkan Peyoratif, proses ini
kebalikan dari Ameliorasi yaitu usaha untuk mengganti kata
yang maknanya halus atau bermakna biasa dengan kata yang
maknanya kasar. Usaha atau gejala pengasaran ini biasanya
49 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Semantik, (Bandung: Angkasa, 1986), 95 50 Ibid., 96 51 Ibid., 90
62
dilakukan dalam situasi yang tidak ramah atau untuk
menunjukkan kejengkelan.52
52 Ibid., 92
63
BAB III
BIOGRAFI HUMOOD AL KHUDER DAN LAGU HA ANA ŻA
A. Biografi Humood Al Khudher
Humood Othman Alkhudher nama lengkap seorang yang
lebih kita kenal dengan Humood Alkhudher, Ia merupakan seorang
penyanyi asal Kuwait lahir pada tanggal 24 Januari 1989 (31 Tahun).
Ayah beliau merupakan seorang profesor bidang psikologi dan
bergelar PhD di Inggris, hal ini yang menjadikan masa kecilnya
sempat tinggal di Inggris hingga bebrapa tahun kemudian kembali di
tanah kelahiranya yaitu Kuwait. Ibunya juga merupakan seorang
wanita berpendidikan, ramah dan kreratif menjadilanya sosok yang
selalu mendorong minat dan bakat anaknya. Ibunya memiliki
perhatian yang besar terhadap keindahan dan seni, yang kemudian
ditransfer kepada anaknya, hal ini yang mendorong Humood
menggapai mimpinya.
Humood mulai berkecimpung di dunia seni sejak dini. Saat
itu umurnya baru sepuluh tahun ketika ia mengikuti pamannya ke
studio rekaman. Karena Pamannya saat itu sudah menjadi penyanyi
terkenal. Hingga akhirnya Ia mengajak Humood berpartisipasi
dengannya dalam konser paduan suara dan merekam karya-karya
seninya di studio. Dari sinilah Humood kecil mulai banyak belajar
dan mendalami mengenai musik, mulai dari belajar menulis lirik,
membuat melodi, berlatih vokal dan lain-lain. Ia sadar betul telah
64
diberkahi suara merdu oleh Allah SWT, dan ia bersykur atas hal itu.
Oleh karena itu, Humood tidak membuang-buang berkah tersebut
dengan menghasilkan karya-karya yang luar biasa.
Humood percaya bahwasanya dengan musik atau seni adalah
cara yang paling mempengaruhi orang lain, baik secara positif
maupun negatif. Namun jalan yang dipilih oleh Humood adalah
berkarya dengan menghasilkan musik-musik yang positif. Ini bisa
kita lihat dari karya lagu-lagunya yang mengandung nilai
kemanusiaan, sosial, spritual dan topik-topik yang bernilai baik
lainya baik yang bergenre musik Arabic, Pop dan World. Hal ini
yang mendorong banyak penikmat lagu Humood dari Indonesia
yang ingin menikmati lagunya sepenuhnya dengan mengerti makna
yang terkandung di dalamnya.
Dalam meniti karirnya sebagai penyanyi Humood tidak
dengan setengah-setengah. Ia mulai masuk secara resmi ke dalam
dunia tarik suara pada tahun 2002 dalam serangkaian album "Yaa
Raji'iy", dan khususnya dalam lagu " فلسطينأم " yang ia bawakan
dengan duet bersama Nasyider Mishary Arada dan lagu itu pun
cukup sukses dan digemari di dunia Arab Humood pun terus-
menerus merilis puluhan Hit Singles, hingga ia pun mendapatkan
penghargaan besar pada acara "Khawatir" di stasiun TV MBC, dan
mendapatkan dua juta penonton untuk " طاري على الفرح " videonya di
65
youtube.53 Ia pun memilih Zain Telecom (salah satu operator seluler
di Arab) untuk melakukan kampanye media, dan mensponsorinya
untuk memulai ke jangkauan yang lebih luas. Album teranyar yaitu
Aseer Ahsan. Saat ini dia sudah mendapatkan 1 juta lebih fans di
Facebook.
Setelah Humood menyelesaikan kuliah S2 Komunikasi
Massa di Universitas Kuwait, Ia mengambil keputusan untuk fokus
pada bidang seni dan mendirikan perusahaan produksi. Humood
mengambil pelajaran di American Berklee College of Music di
Boston, Massachusetts di Amerika Serikat. Humood merilis banyak
single yang sukses secara komersial di Timur Tengah. Dia tampil
sebagai penyanyi muda di “Ummi Filisteen” oleh penyanyi Kuwait
dan Munsheed Mashari al Aarada.
Dia merilis album debutnya “Fekra”dengan 13 lagu oleh
Salam Productions, 13 lagu tersebut Diantarnanya; Ahla Shu’or,
Fekra, Keep Me True (Yhlou Al-Wisal), Almeezan, Ana Al-Insan, Ma
Fi Msutaheel, Tawazun Al-Haya, la Budda Min Hub, Hayatuna
Ghair, khawater, darb Al-Najah, Negdar (live), Fekra
(Instrumental). Judul lagu “Fekra” kemudian dipilih digunakan
sebagai tema iklan TV untuk Zain Network. Ia juga membawakan
sebuah lagu untuk program televisi Khawater. “Keep Me True” yang
53 http://tulisanterkini.com/artikel/tip-dan-trik/11571-biografi-humood-
alkhudher.html
66
direkam sebagai video klip di Los Angeles, California, diikuti oleh
serangkaian konser di Kuwait dan juga Yordania, Yaman serta
konser di Istanbul, London, Chicago, Vancouver. Banyak lagunya
digunakan dalam iklan promosi di Kuwait dan Dunia Arab. Pada
tahun 2013, ia merilis sebuah lagu amal “Zammilouni” yang bertema
tentang korban perang sipil di Suriah. Lagu Humood lainnya
digunakan dalam kampanye bertemakan Ramadhan dan amal.
Pada 1 Januari 2015 Humood menandatangani kontrak
rekaman eksklusif dengan Awakening Records, dan kemudian pada
bulan yang sama ia merilis album Aseer Ahsan. Baru setelah dirilis,
album ini telah membuat daftar penjualan teratas di iTunes Gulf dan
mendapat tempat ke 10 di Billboard for the World Music Albums.
Dari sinilah Humood memasuki masa kejayaanya, bahkan diluar
perkiraan lagu-lagunya melambung jauh tidak hanya di Negara
Timur Tengah saja, melainkan hampir di seluruh belahan dunia
seperti Malaysia, London, Italy bahkan Indonesia.
Berikut deretan lagu-lagu Arab yang dinyanyikan Humood
Alkhuder setelah bergabung dengan Awakening record ;
1. Edhak, 2015
2. Aseer Ahsan,2015
3. Lughaat al-‘Aalam, 2015
4. Kun Anta, 2015
5. Ha Anadza, 2015
67
7. Ana al-Insan, 2015
9. Qissat al-‘Oshaq, 2015
10. La’alla Khair, 2015
11. Tasna’o Almustaheel, 2017
12. Humood Kun Fudooleyan, 2018
“Hasil tidak menghianati Usaha” perkataan yang pantas
bagi seorang Humood Alkhuder hingga akhirnya banyak
penghargaan yang ia peroleh berkat kerja kerasnya dalam berkarya.
Beberapa penghargan yang sudah didapatkan oleh Humood
Alkhudher, diantaranya:
Penghargaan 3rd Most Viewed Arabic Song on Youtube –
2015 (pada lagu Kun Anta)
1 Top Selling Album on iTunes GCC (Album Aseer Ahsan)54
Indonesian Nasheed Award (INA) 2016 – kategori penyanyi
pendatang baru terfavorit.55
Tidak hanya sampai situ, Humood mendatangi Indonesia
sebagai salah satu negara yang dijadikan sebagai ajang promosi
dalam lagunya, bertempat di Jakarta dan Bandung tepatnya mulai
tanggal 4-9 Maret 2016. Selama masa tour promosi di Indonesia
Humood diundang ke beberapa acara TV sebagai bintang tamu
seperti diundang ke acara penghargaan Indonesian Nasheed Award
54 https://web.facebook.com/pg/HumoodAkhudher/about/?ref=page_internal 55................ dalam Koran Republika, Indonesian Nasheed Award (INA) 2016 Ajang
Penghargaan Insan Nasyid Indonesia, pada Jum’at 11 Maret 2016, 18.00 WIB
http://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/16/03/11/o3vfwa31-indonesian-
nasheed-award-in-216-ajang-penghargaan-insan-nasyid-indoesia
68
(INA) 2016 pada tanggal 4 Maret. Masih dalam perjalanan promosi
pada album lagunya Humood diundang pada acara D’Academy 3
pada tanggal 6 bulan Maret 2016,56 juga pada acara TV Inbox
SCTV.
B. Lagu Ha Ana Ża
Lagu yang berjudul Ha Ana Ża seperti biasa menjadi ciri
khas dari lagu-lagu Humood yang berisi pesan religius sekaligus
penuh motivasi. Ha Ana Ża adalah kalimat dalam bahasa Arab
yang berarti “Inilah Aku”, sepotong kalimat yang mengandung
motivasi agar selalu percaya diri, gigih dan penuh semangat juang.
Bagi orang yang pernah di pesantren, kalimat Ha Ana Ża
tentu bukan ungkapan baru. Pada mata pelajaran Mahfuz}at, santri
ditanamkan doktrin mendalam melalui sebait syair yang wajib
dihafal luar kepala:
إن الفتى من يقول ها أنا ذا
وليس الفتى من يقول كان أبي
Seorang pemuda adalah
Yang bangga mengatakan “Inilah Aku”
Dan tidak disebut pemuda
Orang yang mengatakan “ Bapakku dulu...”
[membanggakan nasabnya]
56 Putu Arya, Humood Alkhudher Buat Warna Baru di Panggung “D’Academy 3”,
diunggah pada tanggal 7 Maret 2017 https://media.iyaa.com/article/2016/03/humood-
alkhudher-buat-warna-baru-di-panggung-dacademy-3-3436552.html
69
Dalam pembuatan lirik lagu Ha Ana Ża, Humood dibantu
oleh rekanya Seif Fadil, bahkan bisa dikatakan pencipta lagunya
adalah Seif Fadil, lagu ini didistributorkan oleh Mustafa Cecel. lagu
Ha> Ana Ża satu album dengan lagu yang paling Hits yaitu Kun
Anta, Album yang bertajuk “Aseer Ahsan” ini terselesaikan dan
mendapatkan respon yang luar biasa baik, bahkan nama Humood
melambung tinggi tidak hanya di Timur tengah akan tetapi ke
seluruh belahan dunia termasuk di Indonesia.
Lagu ini cukup populer di Indonesia bersamaan dengan lagu
Kun Anta. Sejak rilis di kanal youtube Awakening Records sampai
sekarang lagu Ha Ana Ża telah ditonton sebanyak 23 jt viewer, 211
ribu like dan 11 ribu komentar.angka yang cukup besar bagi sebuah
ungguhan lagu di youtube.57 Komentar yang adapun beragam ada
yang suka dan terima kasih kasih atas hadirnya lagu ini, bahkan
banyak yang termotivasi percaya diri dan gigih dalam menggapai
cita-cita mereka yang terwujud berkat sentuhan pesan dari lagu ini.
komentar dari tahun 2016 sampai sekarang pun masih bisa dijumpai,
berikut beberapa tanggapan dikolom komentar kanal youtube
Awakening Record pada lagu Ha Ana Ża.
57 https://youtu.be/YSS9CcUdAcM
70
Gambar 3.1 Screnshoot kolom komentar pada kanal youtube
Awakening Music lagu Ha Anatha
Pada gambar 3.1, betapa lagu Ha> Ana Ża dapat
memberikan motivasi seorang yatim bisa mendapatkan gelar
Magister Akuntansi dan Keuangan, bekerja di sebuah perusahaan
dan menempati posisi penting disana, padahal tujuh tahun laluia
tolak dari perusahaan tersebut. Ia besrsyukur lagu ini bisa
memberikankan semangat kepadanya. berikut arti komentar pada
gamabr 3.1,
“inilah saya!.., seorang yatim yang (bangkit) kembali setelah dua
tahun, saya mendapat gelar Master di bidang Akuntansi dan
Keuangan. Sekarang saya memegang posisi penting di sebuah
perusahaan yang menolak saya tujuh tahun yang lalu. Inilah
Saya!..,setelah keluarga pergi, jalan sulit kulalui dengan susah
71
payah, menangis, lelah dan serba kekurangan hingga samapai pada
posisi saat ini. Alhamdulillah kepada Tuhanku.
Gambar 3.2 Screnshoot kolom komentar pada kanal youtube
Awakening Music lagu Ha Anatha
“ketika saya mendengar (lagu Ha Ana Ża) saya mencoba menggali
dan menantang diri sendiri untuk bangun (ibadah) di malam hari.
Dari “Ha Ana Ża” saya akan melakukanya dengan izin Allah
15/42020”.
Penikmat lagu pada gambar 3.2 dengan nama pada youtube-
nya Achibi Issam melalui komentarnya termotivasi dengan lagu Ha
Ana Ża, setelah mendengarkan lagu Ha Ana Ża menjadikan ia
bersemangat untuk bangun malam beribadah.
72
Gambar 3.3 Screnshoot kolom komentar pada kanal youtube
Awakening Music lagu Ha Anatha
Pada gambar 3.3 dengan nama akun Youtube berkomentar
bahwa dengan perkataan Ha Ana Ża ia bisa mengkhatamkan Al
Quran dalam dua bulan. Ia pun bersyukur atas hal itu. Berikut arti
terjemahan komentar pada gambar 3.3
“(Berkat) Ha Ana Ża saya bisa mengkhatamkan Al Quran,
Alhamdulillah setelah dua bulan dilalui, saya bisa mencapai impian
saya dan impian keluarga saya. Dengan ini (Al Quran), saya juga
berdoa dan mengharapkan kalian bisa. Ya Tuhanku, siapapun yang
73
memanggil saya dengan tulus akan diberkati apa yang ia inginkan
dan berbahagia. Yang tidak bahagiakan juga”.
Itu beberapa komentar dikanal youtube Awakening Records
terhadap lagu Ha Ana Ża. Selain itu banyak komentar yang
mengatakan lagu ini banyak membawa dampak baik bagi yang
menikmati dan tergugah semangatnya.
74
BAB 4
ANALISIS DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Analisis Lirik Lagu Ha Ana Ża
1. Lirik Lagu Ha Ana Ża
هأنذا
أنا لست ممن قال كان أبي, بل قلت للأكوان هأنذا
Ana> lastu mimman qa>la ka>na abi>, bal qultu lil akwa>ni ha ana z}a
يثنني قول لذاك و ذاعزم و إصرار ملا قلبي, لم
‘Azzmun wa ishraarun malaa qalbii, lam yutsninii qaulun lidzaaka wa dzaa
هأنذا هأنذا, أروي الحياة سعادة وتفاؤلا
Ha anadzaa ha anadzaa, Arwiil hayaa tasa’aadatan wa tafaaulan
هأنذا هأنذا, لا مستحيل يعيقني في الكون لا
Ha anadzaa ha anadzaa, Laa mustahiila yu‘iiqunii fil kuu ni laa
كم قال لي بعض: ستبقى هنا, انظر لطول الدرب، لن تجني
Kam qaala lii ba’dhun: “satabuqa hunaa,
undzhur lithuul iddarbi, lan taajnii
ما كنت أسمعهم فذاك أنا, حر طليق واثقا أبني
Maa kuntu assma‘uhum fadzaaka anaa,
Harun thaliiqun waatsiqan abnii
75
هأنذا هأنذا, أروي الحياة سعادة و تفاؤلا
ha ana z}a ha ana z}a,
Arwiil hayaa tasa’aadatan wa tafaaulaa
لاهأنذا هأنذا, لا مستحيل يعيقني في الكون Ha anadzaa ha anadzaa,
Laa mustahiila yu ‘iiqunii fil kuu ni laa
من ورود, كان شوكا قاسيا طول الطريقليس دربي
Laisa darbi min wuruud,
Kaana syaukan qaasiyan thuulath thariiq
إن تعثرت ألاقي من يجود, حب أهلي، قربهم، صدق الصديق
Inta ‘atsar tu ulaa qiiman yajuud,
Habba ahlii, qurbahum, shidqash shadiiq
فارتقيت، كي أغني للوجودلست أنسى أنني يوما سعيت،
Lastu ansa anna nii yaumaa sa ‘iit,
Faartaqait, kii ughannii lilwujuud
هأنذا هأنذا, أروي الحياة سعادة و تفاؤلا
ha ana z}a ha ana z}a,
Arwiil hayaa tasa ’aadatan wa tafaaulaa
لا هأنذا هأنذا, لا مستحيل يعيقني في الكون
Ha anadzaa ha anadzaa,
Laa mustahiila yu ‘iiqunii fil kuu ni laa
2. Analisis penerjemahan dan semantik lagu
Berdasarkan ketersediaan lirik lagu Ha Ana Z}a diatas,
maka peneliti selanjutnya melakukan analisis penerjemahan
76
menggunakan teori terjemah Catford. Secara sederhana teorinya
adalah ekuivalen ‘padan’. Disimpulkan Makna terjemah menurut
Catford adalah pesan dalam wacana alihan akan sebanding dengan
pesan pada wacana asli. Sebaliknya, jika wacana alihan dan wacana
asli tidak sepadan maka wacana alihan tidak dianggap sebagai
suatu terjemahan.58 Makna juga berkaitan dengan semantik atau ilm
dila>lah. semantik bertujuan menunjukan konteks yang ada dan
pesan yang disampaikan.
Dalam kajian ilm al-Dila>lah Sebuah kata dalam
perkembanganya akan mengalami perubahan. Perubahan yang
terjadi bisa makna yang semula mengalami perubahan menjadi
makna yang lain, ataupun makna tetap sama tetapi lafal yang
berubah. Hal ini terjadi apabila hubungan antara lafal dan arti yang
ditunjuk oleh lafal tersebut telah berubah.
Penulis terlebih dahulu mencari makna pada setiap kata
dalam lirik lagu Ha Ana Z}a secara tekstual atau makna leksikal
(bI) kemudian mencari padanan dalam bahasa Indonesia yang
sesuai dengan konteks (seantik). Dan memberikan
mengintepretasikan pesan yang terkandung pada setiap lirik lagu
Ha Ana Z}a. berikut hasil penelitiannya:
tabel 4.1 lirik pertama lagu Ha Ana Dza
58 Catford, J.C., A Linguistic Theory of Translation, (London: Oxford University
Press,1965), 20
77
هأنذا كان أبي بل قلت للأكوان أنا لست ممن قال 1
Anaa lastu mimman qaala kaana abii bal qultu lil akwaani ha anadzaa
Saya bukan-termasuk orang-berkata-ini bapaku-tetapi-kepada semesta-
inilah saya
Aku bukan termasuk orang yang mengatakan: "Dulu bapakku begini.."
(membanggakan nasab)Tapi kukatakan pada dunia:"Inilah aku..!"
Pada lirik 1 kata “saya” diganti dengan padananya ‘aku’
secara makna keduanya sama yaitu kata ganti orang pertama
tunggal. Akan tetapi, kata ‘aku’ dimaksudkan agar lebih
memberikan kesan dekat dan meninggikan sesuatu (dalam konteks
tertentu). 59 seperti pada terjemah kata “Ana” dalam kitab suci Al
Quran tidak diterjemahkan dengan kata ‘saya’ walaupun itu lebih
baku. Ringkasnya kata “saya” digunakan untuk merendahkan diri,
sedangkan kata “Aku” digunakan meninggikan diri (dalam konteks
tertentu). Sebagai tambahan kata “saya” juga merupakan kata
turunan dari ‘hamba sahaya’ artinya orang rendahan.
Perubahan kata tersebut dalam semantik (‘Ilm Dialalah)
merupakan pengasaran kata ataupun bisa disebut penghalusan
makna dalam konteks tertentu. Untuk penerjemahan kata yang lain
adalah penerjemahan penuh, tuntas dan terikat dimana kata dalam
BSu digantikan dengan kata dalam Bsa yang sama dalam tataran
kata maupun kalimat.
59http://pustamun.blogspot.com/2017/04/perbedaan-kata-aku-dan-saya-
serta.html?m=1 diakses tanggal 2 Agustus 2020 pukul 10.15 WIB
78
Disimpulkan pesan yang terkandung dalam lirik pertama
pada tabel 4.1 adalah seorang pemuda seyogyanya tidak
membanggakan nasabnya hanya karena ayahnya adalah seorang
pejabat, polisi, priyayi ataupun orang yang hebat dan berpengaruh.
Pemuda yang hebat adalah yang berani menantang dunia dan
mengatakan “inilah aku”. Bukan maksud membangkan diri, tapi
lebih untuk menunjukan pemuda bisa melakukan apapun dan
menjadi apa yang dimau.
Tabel 4.2 lirik kedua lagu Ha Ana Dza
عزم و إصرار ملا قلبي, لم يثنني قول لذاك و ذا 2
‘Azzmun wa ishraarun malaa qalbii, lam yutsninii qaulun lidzaaka wa
dzaa
Tekad-desakan-mengisi-hatiku-menekuk/menggoyahkan-ucapan-begitu-
begini
Tekad dan kegigihan penuhi jiwaku, Ejekan begini dan begitu takkan
bakal goyahkan diriku
Lirik 2 pada tabel 4.2 menunjukan terjemah penuh, tuntas
dan bebas. Terjemah penuh yaitu setiap kata atau bagian dalam lirik
pada tabel 4.2 ditemukan padananya dalam bahasa Indonesia.
Kemudian pada tingkatan level mengalami terjemah tuntas berarti
pengalihan tata bahasa dan kosakata BSu dengan padanan tata
bahasa dan kosakata BSa yang disertai dengan pengalihan
fonologi/grafologi BSu dengan fonologi/grafologi BSa yang bukan
padanannya. Pada tataran linguistik lirik pada tabel 4.2 terjadi
79
terjemah bebas pada kata “Ishrorun” dan “Qoulun” yaitu jenis
tidak dibatasi oleh keterikatan pada penerjemahan suatu tataran
tertentu. Pada tabel 4.2 tampak bahwa penerjemahan pada
“Ishrorun” dan “Qoulun” struktur makna BSu, tetapi
memunculkan perspektif tersendiri, tanpa kehilangan pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis Bsu.
Kata “ إصرار” memiliki terjemahan desakan, permintaan
tegas. Akan tetapi padanan yang cocok pada tataran gramatikal
adalah terjamah bebas dengan makna yang sama yaitu kegigihan.
Dalam perspektif kajian semantik perubahan makna ini adalah
penghalusan makna dengan menggunakan kata kegigihan.
Kemudian kata “ قول’’ memiliki arti terjemahan ucapan,
perkataan, pernyataan, opini, pandangan dan pendapat. Kemudian
dipadankan dengan bI dengan kata “ejekan” melihat pada konteks
kalimat “ ذا لم يثنني قول لذاك و ”. Perspektif Semantiknya adalah terjadi
perubahan makna yaitu pengasaran kata.
Pesan yang terkandung pada lirik 2 tabel 4.2 adalah pemuda
harus kuat raga juga kuat jiwa (mental) tidak goyah hanya karena
ejekan yang ditujukan kepadamu, tunjukan bahwa kamu memiliki
tekad dan kegigihan. Dalam kehidupan sehari-hari hal ini sering
terjadi yaitu ketika kita memiliki status sosial yang rendah ataupun
memliki kekurangan orang-orang seringkali mengejek, membuli
80
dan sejenisnya. Sehingga kadang membuat mental kita jatuh,
harapan-harapan kita pun seakan jauh . Maka dari itu dalam lirik
lagu ini mengajarkan kita bahwa untuk melawan semua ejekan
yang ada, penuhilah jiwa kita dengan tekad (impian) dan kegigihan.
Tabel 4.3 lirik keempat lagu Ha Ana Z}a
وتفاؤلا هأنذا هأنذا, أروي الحياة سعادة 3 Ha anadzaa ha anadzaa, Arwiil hayaa tasa’aadatan wa tafaaulaa
Inilah saya-inilah saya-mengairi-kehidupan-kebahagiaan-optimisme
Inilah aku, inilah aku Aku isi kehidupan ini Dengan kebahagiaan dan
harapan
Pada tabel 4.3 menunjukan poses terjemah penuh, tuntas
dan terikat. Fokus penulis pada kata “تفاؤلا” memili arti optimisme
kemudian dipadankan dalam bI dengan kata yang cocok sesuai
kontek kalimat yaitu harapan. Hal ini senada dengan pesan dalam
lirik sebelumnya pada tabel 4.2. Tinjauan perspektif semantiknya
adalah kata tersebut mengalami pergeseran makna optimisme
menjadi harapan.
Lirik ketiga memiliki pesan agar kita selalu bahagia dan
penuhi hidup kita dengan harapan. Setalah kita kebal dan tidak
goyah atas ejekan yang ada, maka perlihatkanlah bahwa kita selalu
bahagia dan tersenyum penuh harapan, sehingga terpatri dalam hati
“inilah aku” orang yang gigih, semangat, dan selalu bahagia.
Seperti pada mahfuzhot "من جد وجد" ‘siapa yang bersungguh-
81
sungguh (giggih dan semangat) maka akan berhasil’.
Tabel 4.4 lirik keempat lagu Ha Ana Z}a
هأنذا هأنذا, لا مستحيل يعيقني في الكون لا 4
Ha anadzaa ha anadzaa, Laa mustahiila yu ‘iiqunii fil kuu ni laa
Inilah saya-inilah saya-tidak mustahil-menghalangiku -didalam semesta-
tidak
Inilah aku, inilah aku.. Tak ada kemustahilan di semesta ini yang mampu
lumpuhkanku
Terjemah parsial, tuntas dan bebas ditunjukan pada tabel
4.4. Kata يعيقني memiliki arti menghalangiku, tidak terikat pada
tataran makna dan gramatikal sehingga lebih cocok dimaknai
“lumpuhkanku”. Kemudian terjemah Parsial disini adalah pada kata
kata tersebut tidak perlu diterjemahkan, hanya sebagai . لا
penegasan dari kalimat sebelumnya.
Memiliki pesan kepada pemuda agar selalu optimis dan
percaya diri. Sesulit apapun perkara yang dikerjakan, percayalah
pada diri sendiri bahwa bisa melakukanya, orang bijak bilang
“impossible is nothing” ‘kemustahilan itu tidak ada’ yang ada
hanyalah kita yang memilih bersungguh-sungguh atau bersantai-
santai, rajin atau malas. Seperti pada mahfuzhot
Tabel 4.5 lirik kelima lagu Ha Ana Z}a
82
كم قال لي بعض: ستبقى هنا, انظر لطول الدرب، لن تجني 5
Kam qaala lii ba’dhun: “satabuqa hunaa, undzhur lithuul iddarbi, lan
taajnii
Banyak-berkata-padaku-sebagian-bakal menetap/tinggal-disini-lihatlah-
ke jalan yang panjang-memetik
Ada yang bilang padaku: "Ah, kamu disni saja Lihat, jalan itu sangat jauh
Kamu takkan bisa mencapai (impianmu)"
Pada tabel 4.5 menunjukan terjemah penuh dan bebas.
Fokus penulis pada kalimat pertama dan kedua. Kalimat pertama
ketika diterjemahkan perkata tanpa ada konteks ”كم قال لي بعض ”
maka kita akan mengalami gagal paham, pasalnya kata “كم”
memiliki arti ‘banyak’ yang bertolak belakang dengan kata “ بعض”
‘sebagian’ . Padahal makna yang dimaksud adalah cukup dengan
“ada yang bilang padaku”. Pada tingkatan keluasanya maka
termasuk terjemah penuh, sedangkan pada tingkatan gramatikal
mengalami terjemah bebas.
Kalimat kedua “ستبقى هنا” ‘kamu bakal berhenti disini’
merupakan fi’il mudhori’ ditandai dengan adanya hruf “sin” yang
menunjukan masa yang akan datang, walaupun begitu ketika
dipadanankan dengan bI yang terjadi adalah kalimat tersebut
memiliki makna perintah. Sehingga artinya “Ah, kamu disini saja”,
akan sangat tidak lazim pada bI jika pada konteks kalimat tersebut
83
diartikan “ kamu bakal berehenti disini’ Ini menunjukan adanya
terjemah bebas pada kalimat tersebut.
Kadang ada saja orang yang masih sempat meruntuhkan
semangat dan kegigihan kita dengan kata-kata yang menjatuhkan
“ah kamu itu tidak bakal berhasil”, “kamu itu kurang ini kurang
itu” dan lain-lain. Pesan pada lirik ke lima inilah akan dijawab pada
lirik selanjutnya
Tabel 4.6 lirik keenam lagu Ha Ana Z}a
فذاك أنا, حر طليق واثقا أبني ما كنت أسمعهم 6
Maa kuntu assma‘uhum fadzaaka anaa, Harun thaliiqun waatsiqan abnii
Saya tidak- akan mendengarkan mereka-itulah saya-merdeka-bebas-
percaya diri-membangun
Aku pun tak pedulikan ocehan mereka Inilah aku, Berjiwa merdeka, bebas
dan percaya diri
Pada tabel 4.6 mengalami terjemah penuh pada keluasan
Bsu, terjemah Tuntas pada tingkatan level dan terjemah bebas pada
tataran linguistiknya yaitu makna. Kata “ما كنت أسمعهم” bila
diterjemahkan tekstual kita akan mendapti ‘saya tidak
mendengarkan mereka", kemudian dipadanankan ke bI yang seusai
konteks kalimat menjadi “Aku pun tidak pedulikan ocehan
mereka”. Karean jika tdiak diterjemahkan demikian maka akan
salah paham pembaca maksud ‘aku tidak mendengarkan mereka’,
sehingga timbul pertanyaan berkelanjutan. Dalam tinjauan
84
semantik maka perubahan makna pada tabel 4.6 termasuk
perubahan total.
Pesan yang ingin disampaikan adalah selayaknya pemuda
harus memiliki sifat merdeka, bebas dan percaya diri, tidak
pedulikan ocehan ataupun cemoohan yang ada. Seperti peribahasa
“anjing menggonggong kafilah tetap berlalu” membiarkan orang
lain berbicara, mencemooh atau mempergunjingkan seseorang
tidak dimasukin kedalam hati anggap saja hanya gongongan anjing.
Tabel 4.7 lirik ketujuh lagu Ha Ana Z}a
ليس دربي من ورود, كان شوكا قاسيا طول الطريق 7
Laisa darbi min wuruud, Kaana syaukan qaasiyan thuulath thariiq
Bukan jalanku-dari bunga-ada duri-keras-sepanjang jalan
Jalanku tidak bertabur bunga (mudah) Tapi penuh dengan duri, berat dan
amat jauh
Pada lirik ketujuh tabel 4.7 menunjukan padanan dari
“bukan jalanku-dari bunga” adalah ‘jalanku tidak bertabur bunga’.
Kalimat bertabur adalah penambahan kata perspektif sendiri dari
penulis didasarkan pada tataran linguistiknya. Hal ini sesuai apa
yang dikemukakan oleh Catford pada terjemah bebas (free
Translation) tidak terikat oleh struktur gramatikal atau struktur
makna akan tetapi memunculkan prespektif sendiri yang sepadan.
Untuk kata kedua pada lirik tersebut penulis fokus
85
mengganti makna “sepanjang jalan” dengan kata ‘amat jauh”
melihat pada perspektif ilm dilalah perubahan makna akibat
perubahan majaz (انتقال المجاز). Singkat penulis makna dari lirik
ketujuh adalah jalan yang ditempuh tidak ada yang mudah.
Pesan yang disampaikan pada lirik tersebut adalah untuk
menggapai sebuah impian pasti jalan yang akan dilalui tidaklah
mudah, banyak halangan, rintangan menghadang.
Tabel 4.9 lirik ke delapan lirik lagu Ha Ana Z}a
إن تعثرت ألاقي من يجود, حب أهلي، قربهم، صدق الصديق 8
Inta ‘atsar tu ulaa qiiman yajuud, Habba ahlii, qurbahum, shidqash
shadiiq
Jika aku tersandung-menemui-seorang yang ditemukan-cinta keluarga-
kerabat mereka-kejujuran sahabat
Jika aku jatuh aku masih punya penyemangat: Cinta daankehangatan
keluargadan kerabat serta kesetiakawanan sahabat
Tabel 4.9 menunjukan terjamah penuh kareana setiap
bagian Bsu bisa diterjemahkan ke BSa secara penuh pada tingkatan
keluasan. Pada tingakatan level temasuk terjemah tuntas dan pada
tataran linguitik adalah terjemah bebas. Bisa kita lihat pada kata
dalam BSu “إن تعثرت ألاقي من يجود” diterjemahkan tekstual ‘jika saya
tersandung saya masih mememukan orang’ akan terdengar tidak
lazim pada tataran linguitik (gramatikal dan makna), kemduain
dipadanankan ke Bsa dengan bebas dan tepat “Jika aku jatuh aku masih
86
punya penyemangat”. Sehingga dalam tinjauan semantiknya
mengalami perubahan makna (perluasasn makna) akibat faktor
Deviasi dan Pemalingan Bahasa (الإنحراف اللغوي)
Pesan yang ingin disampaikan adalah jikalau pun kita
terjatuh atas cemoohan mereka, atau kesulitan yang kita hadapi tak
dapat diselesaikan ataupun jalan yang yang kita tempuh tidak bisa
kita raih, maka disaat itu kita butuh pertolongan keluarga, kerabat
dan teman untuk menyemangati kita.
Tabel 4.9 lirik ke sembilan lagu Ha Ana Z}a
لست أنسى أنني يوما سعيت، فارتقيت، كي أغني للوجود 9
Lastu ansa anna nii yaumaa sa‘iit, Faartaqait, kii ughannii lilwujuud
Saya tidak lupa-bahwa saya-suatu hari-berusaha-maka aku bangkit-
supaya mencukupi-kepada yang ada
Aku takkan lupa Bahwa aku pernah berusaha Aku bangkit Supaya aku bisa
buktikan Kepada semua yang ada
Dari lirik kesembilan tabel 4.9 menunjukan penerjemahan
yang terjadi adalah terjemah penuh, tuntas dan terikat. Pada kata
memiliki arti mencukupi, memiliki padanan dala kontek ”أغني“
kalimat tersebut membuktikan. Mengalami perubahan makna
secara total dalam kajian semntiknya.
Memiliki pesan bahwa pada titik keberhasilahn kita banyak
sekali garis perjuangan yang dibutuhkan, selalu bangkit dan bisa
melewati semua itu, maka percayalah “Ha Ana Z}a”.
87
Dari hasil Penelitian di atas maka dihasilkan terjermahan
dari Bsa ke Bsu yaitu bI, penulis menggabungkan dan memperjelas
hasil penelitian agar pembaca menikmati hasil penerjemahan
dengan lebih mudah pada lirik lagu “Ha Ana Z}a di dalam lembar
tersendiri. (Lihat lampiran 1).
3. Analisis Semiotika lagu Ha Ana Dza
Analisis semiotika yang penulis gunakan pada lirik lagu “Ha
Ana Z}a adalah analisis semiotika Charles Sanders Pierce. Pierce
nyatanya suka sekali mengklasifikasikan sesuatu menjadi tiga, maka
teori yang ia susunpun terbagi tiga. Teori-teori tersebut lahir dari
hubungan Triadik atau triangle meaning atau tiga dimensi tanda,
yaitu representamen (R), objek (O) dan Interpretan (I). (lihat gambar
2.1).
Selanjutnya Pierce mengklasifikasikan tipologi tanda
kedalam tiga kategori atau trikotomi, yaitu:
a. Trikotomi pertama yaitu qualisign, sinsign dan legisign.
b. Trikotomi kedua yaitu Icon (ikon), index (indeks), symbol
(simbol).
c. Trikotomi ketiga yaitu rheme, dicisign dan argument.
Dari ketiga Trikotomi di atas, Pierce menganggap trikotomi
kedua sebagai pembagian tanda yang paling fundamental yaitu Icon
(ikon), indeexes (indeks), symbol (simbol). Kemudian inilah yang
88
penulis aplikasikan untuk meneliti lirik lagu Ha Ana Dza. Untuk
Trikotomi kedua lebih jelasnya lihat skema berikut:
Gambar 4.1 Hubungan anatara tanda dengan objek
Adapun hasil temuan peneliti pada lirik lagu Ha Ana Dza
yang ditinjau dari aspek semiotik, dapat disimpulkan bahwa, lirik
lagu tersebut mengandung unsur ikon, Indeks dan simbol. Lihat
lampiran 2.
Berikut analisis semiotika Charels Sanders Pierce pada lirik
lagu Ha Ana Dza (Ikon, Indeks dan Simbol dalam lagu Ha Ana Z}a)
beserta Maknanya
Tabel 4.10 lirik Ha Ana Z}a bagian pertama
(1.1) bagian pertama
BSu ,بل قلت للأكوان هأنذاأنا لست ممن قال كان أبي عزم و إصرار ملا قلبي, لم يثنني قول لذاك و ذا
هأنذا هأنذا, أروي الحياة سعادة وتفاؤلا يعيقني في الكون لاهأنذا هأنذا, لا مستحيل
Anaa lastu mimman qaala kaana abii, bal qultu lil akwaani ha
anadzaa
Azzmun wa ishraarun malaa qalbii, lam yutsninii qaulun lidzaaka wa
dzaa
tanda (R) dengan Objek
(O)
ikon (serupa) foto
indeks (sebab-akibat)
asap dan api
simbol (kesepakatan)
bendera
89
Ha anadzaa ha anadzaa, Arwiil hayaa tasa’aadatan wa tafaaulan
Ha anadzaa ha anadzaa, Laa mustahiila yu‘iiqunii fil kuu ni laa
BSa Aku bukan termasuk orang yang mengatakan:
"Dulu bapakku begini.." (membanggakan nasab)
Tapi kukatakan pada dunia:
"Inilah aku..!"
Tekad dan kegigihan penuhi jiwaku, Ejekan begini dan begitu takkan
bakal goyahkan diriku
Inilah aku, inilah aku. Aku isi kehidupan ini Dengan kebahagiaan dan
harapan
Inilah aku, inilah aku..Tak ada kemustahilan di dunia ini yang
mampu lumpuhkanku
Baris pertama pada tabel 4.10 merupakan sebuah indeks,
lebih tepatnya indeks persona yang saling menghubungkan pihak-
pihak yang mengambil bagian dalam situasi. Kata ganti orang adalah
sebuah contoh dari indeks persona dalam hal ini kata ganti pertama
yaitu أنا/Ana/Aku. Karena sebuah indeks membutuhkan sebab-
akibat, maka pada Kalimat بيأنا لست ممن قال كان أ / Anaa lastu
mimman qaala kaana abii/ Aku bukan termasuk orang yang
mengatakan:"Dulu bapakku begini.."(membanggakan nasab) adalah
sebab. Sedangkan yang menjadi akibat yaitu pada kalimat yang
kedua baris pertama yaitu بل قلت للأكوان هأنذا/ bal qultu lil akwaani
Ha Ana Z}a / Tapi kukatakan pada dunia:"Inilah aku..!", kemudian
kalimat kedua pada baris kedua yaitu ذالم يثنني قول لذاك و / lam
90
yutsninii qaulun lidzaaka wa dzaa/ Ejekan begini dan begitu takkan
bakal goyahkan diriku, dan juga baris keempat kalimat kedua لا
Laa mustahiila yu‘iiqunii fil kuu ni la/ Tak /مستحيل يعيقني في الكون لا
ada kemustahilan di dunia ini yang mampu lumpuhkanku.
Pengarang lagu ini Khumood Alkhudher ft Seif Fadil
menggambarkan pada lirik baris pertama “Aku bukan termasuk
orang yang mengatakan:" Dulu bapakku begini.."(membanggakan
nasab), Tapi kukatakan pada dunia:"Inilah aku!".” ini menandakan
menjadi pemuda harus percaya pada diri sendiri, harus bisa mandiri
lepas dari kebanggaan nasab yang ia miliki, tantang dunia “inilah
aku” sehingga ejekan takan mampu kalahkannya dan tak ada yang
mustahil untuk dilakukan. Ini menjadi sebab-akibat sehingga
dikategorikan menjadi indeks persona.
Pada tabel 4.10 juga terdapat suatu hal yang bersifat simbolis
yaitu pada kata عزم/ ‘Azzmun/ Tekad dan إصرار / ishrararun/
kegigihan. Kegigihan dan tekad adalah dua kata yang seringkali
berdampingan. Kegigihan berarti keteguhan mempertahankan
pendirian. 60 dan tekad berarti kemauan (kehendak) yang pasti,
kebulatan hati. 61
60 https://kbbi.web.id/gigih 61 https://kbbi.web.id/tekad
91
Gigih dan tekad menjadi simbol karena mewakili apa yang
dirasakan jiwa (pemuda) pada lirik tersebut. Keduanya tidak
memiliki wujud nyata tapi kita sepakat bahwa setiap pemuda harus
memiliki tekad dan kegigihan. Sehingga digolongkan dalam simbol.
Begitu pula dengan kata سعادة/ sa’aadatun/ kebahagiaan dan تفاؤلا/
tafaa’ulan/ harapan.
Kalimat هأنذا هأنذا / ha anadza/ inilah aku merupakan sebuah
ikon yang menandakan wujud nyata seseorang yaitu “ini saya!”.
Tabel 4.11 lirik Ha Ana Z}a bagian keedua
(2.1) bagian kedua\
BSu كم قال لي بعض: ستبقى هنا, انظر لطول الدرب، لن تجني أنا, حر طليق واثقا أبنيما كنت أسمعهم فذاك
هأنذا هأنذا, أروي الحياة سعادة و تفاؤلا
لاهأنذا هأنذا, لا مستحيل يعيقني في الكون Kam qaala lii ba’dhun: “satabuqa hunaa, undzhur lithuul iddarbi,
lan taajnii
Maa kuntu assma‘uhum fadzaaka anaa, Harun thaliiqun waatsiqan
abnii
Ha anadzaa ha anadzaa, Arwiil hayaa tasa’aadatan wa tafaaulaa
Ha anadzaa ha anadzaa, Laa mustahiila yu ‘iiqunii fil kuu ni laa
BSa Ada yang bilang padaku: "Ah, kamu disni saja Lihat, jalan itu sangat
jauh Kamu takkan bisa mencapai (impianmu)"
Aku pun tak pedulikan ocehan mereka Inilah aku, Berjiwa merdeka,
bebas dan percaya diri
Inilah aku, inilah aku Aku isi kehidupan ini dengan kebahagiaan dan
harapan
Inilah aku, inilah akuTak ada kemustahilan di dunia ini yang mampu
92
lumpuhkanku
Pada tabel 4.11 terdapat indeks yaitu pada baris pertama dan
kedua. Kalimat نيكم قال لي بعض: ستبقى هنا, انظر لطول الدرب، لن تج /
Kam qaala lii ba’dhun: “satabuqa hunaa, undzhur lithuul iddarbi,
lan taajnii/ Ada yang bilang padaku: "Ah, kamu disini saja Lihat,
jalan itu sangat jauh Kamu takkan bisa mencapai (impianmu)",
menjadi sebab dari kalimat berikutnya yaitu ,ما كنت أسمعهم فذاك أنا
Maa kuntu assma‘uhum fadzaaka anaa, Harun /حر طليق واثقا أبني
thaliiqun waatsiqan abnii/ Aku pun tak pedulikan ocehan mereka
Inilah aku, berjiwa merdeka, bebas dan percaya diri. Dan kalimat
diatas merupakan indeks persona karena melibatkan kata ganti orang
pertama.
Secara tersendiri kata حر/ Harun/ berjiwa merdeka, طليق/
thaliiqun/ bebas dan واثقا أبني / waatsiqan abni/ percaya diri
dikategorikan sebagai simbol, karena wujudnya yang hanya bisa
dirasakan.
Digambarkan oleh Humood dalam lirik tabel 4.11 bahwa
pemuda tidak akan lepas dari omongan, ejekan, perkataan dan
ocehan yang menjatuhkan dirinya. Oleh karena itu, sebaiknya
93
seorang pemuda tidak menghiraukan perkataan mereka.
Menanggapinya hanya membuat mental semakin jatuh. Pemuda
harus tetap bebas, merdeka dan percaya diri. Sederhananya adanya
sebab pada baris pertama mengakibatkan baris kedua. Jadi
digolongkan dalam indeks persona. Pada baris ketiga dan keempat
sama halnya penjelasanya pada tabel 4.10.
Tabel 4.12 lirik Ha Ana Z}a bagian ketiga
(3.1) bagian ketiga
BSu ليس دربي من ورود, كان شوكا قاسيا طول الطريق
إن تعثرت ألاقي من يجود, حب أهلي، قربهم، صدق الصديق لست أنسى أنني يوما سعيت، فارتقيت، كي أغني للوجود
هأنذا هأنذا, أروي الحياة سعادة و تفاؤلا
هأنذا هأنذا, لا مستحيل يعيقني في الكون لا Laisa darbi min wuruud, Kaana syaukan qaasiyan thuulath thariiq
Inta ‘atsar tu ulaa qiiman yajuud, Habba ahlii, qurbahum, shidqash
shadiiq
Lastu ansa anna nii yaumaa sa ‘iit, Faartaqait, kii ughannii
lilwujuud
Ha anadzaa ha anadzaa, Arwiil hayaa tasa ’aadatan wa tafaaulaa
Ha anadzaa ha anadzaa, Laa mustahiila yu ‘iiqunii fil kuu ni laa
BSa Jalanku tidak bertabur bunga (mudah) Tapi penuh dengan duri,
berat dan amat jauh
Jika aku jatuh aku masih punya penyemangat: Cinta dam kehangatan
keluarga Serta kesetiakawanan sahabat
Aku takkan lupa Bahwa aku pernah berusaha Aku bangkit Supaya
aku bisa buktikan Kepada semua yang ada
Inilah aku, inilah aku Aku isi kehidupan ini dengan kebahagiaan dan
harapan
Inilah aku, inilah aku Tak ada kemustahilan di dunia ini yang
mampu lumpuhkanku
94
Kalimat ليس دربي من ورود, كان شوكا قاسيا طول الطريق/ Laisa
darbi min wuruud, Kaana syaukan qaasiyan thuulath thariiq/
Jalanku tidak bertabur bunga (mudah), Tapi penuh dengan duri,
berat dan amat jauh menjadi sebab, kemudian kalimat إن تعثرت ألاقي
Inta ‘atsar tu ulaa qiiman /من يجود, حب أهلي، قربهم، صدق الصديق
yajuud, Habba ahlii, qurbahum, shidqash shadiiq/ Jika aku jatuh aku
masih punya penyemangat: Cinta dam kehangatan keluarga Serta
kesetiakawanan sahabat menjadi akibat dari kalimat pertama.
Sehingga kedua kalimat tersebut dikatewforikan indeks persona.
Meskipun pemuda memiliki tekad dan kegigihan, jiwa dan
merdeka, serta rasa percaya diri tidak menjamin bisa melewati
dengan mudah jalan yang ia lalui, oleh sebab itu maka pemuda juga
jangan lupakan bahwa ada keluarga, kerabat dan sahabat yang
senantiasa mendukung agar bisa melewati semua kesulitan itu.
Kalimat لست أنسى أنني يوما سعيت / Lastu ansa anna nii
yaumaa sa‘iit/ Aku takkan lupa Bahwa aku pernah berusaha juga
dikategorikan indeks karena menjadi sebab untuk kalimat ،فارتقيت
Faartaqait, kai ughannii lilwujuud/ Aku bangkit /كي أغني للوجود
Supaya aku bisa buktikan Kepada semua yang ada.
95
Kelak apa yang diusahakan akan bisa selalu terkenang,
sehingga bisa membuat semangat muda akan terus melekat sampai
tua nanti dan bisa mennjukan hasilnya ke dunia. “Inilah Aku!”.
B. Temuan Penelitian
Dari analisis diatas peneliti menerjemahkan kata perkata dr BSu ke
BSa menemukan hasil penerjemahan lirik lagu Arab Ha Ana Z}a ke
dalam bahasa Indonesia secara penuh. (Lihat Lampiran 1)
Kemudian, dari hasil alih bahasa tersebut peneliti lebih
mudah menemukan hasil kajian semiotika pendekatan Charles
Sanders Pierce pada lirik lagu Ha Ana Z}a yaitu adanya ikon, indeks
dan simbol didalamnya. (Lihat lampiran 2)
Tak sampai disitu, penelitian ini juga mengahasilkan pesan-
pesan yang luar biasa yakni tekad dan motivasi untuk pemuda agar
senantiasa berjuang samapai berhasil apa yang dimaksudkan.
C. Pesan/Isi kandungan lagu Ha Ana Dza
Isi pesan pada lagu ini dari makna yang dintepretasikan dari
bahasa sumber memalui semantik dan kajian semotika yaitu
motivasi agar pemuda selalu percaya diri, gigih dan memiliki
semangat juang menggapai impian. bukan karena bapak/ayah yang
sukses lantas kita pasti akan sukses, tetapi karena diri kita sendiri
yang selalu percaya, gigih dan semangat. Dalam lirik digambarkan
96
seandainya ejekan datang pada kita, buktikan bahwa itu tidak bisa
goyahkan tekad kita dan katakan “inilah aku”. Jika jalan yang kita
tempuh tidak mudah, penuh duri, berat dan sangat jauh, maka
percayalah kita bisa melewati dan katakan “Inilah aku”. Semua
perkara buruk yang menghadang kita hadapi dengan kebahagiaan
dan harapan bahwa tidak ada yang mustahil dunia ini. dan buktikan
pada dunia bahwa kita bisa, lalu teriakan sehingga terpatri dalam diri
“inilah saya”. Dan juga Sekalipun dirimu bisa melewati semua
rintangan jangan lupakan orang-orang yang berjasa menemani,
membantu melawati semua itu, cinta keluarga, kerabat, dan pada
sahabat.
Sehingga pada akhirnya menjadi sukses pun tidak lupa
bahwa perjuangannya yang mengantarkanya, atas kegigihan, tekad,
rasa percya diri yang dimiliki. Jadi, pemuda sukses tidak karena
nasab tapi yang berani mengatakan “Inilah Aku” dan
mengaplikasikanya, selaras pesan lagu ini atau bahkan yang
menginspirasi Humood menciptakan lagu ini dari perkataan sayidina
Ali bin Abi Thalib RA :
ليس الفتى من يقول كان أبيالفتى من يقول ها أنا ذا نولك
Seorang pemuda adalah
Yang bangga mengatakan “Inilah Aku”
Dan tidak disebut pemuda
Orang yang mengatakan “ Bapakku dulu...”
[membanggakan nasabnya]
97
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian pada
bab IV di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kata atau kalimat
yang diterjemahkan memalui kegiatan penerjemahan dengan
menggunakan teori Catford, kata kunci dari teori Catford adalah
ekuivalen ‘padan’. Maka makna terjemah menurut Catford dengan
sendirinya adalah pesan dalam wacana alihan akan sebanding
dengan pesan pada wacana asli. Sebaliknya, jika wacana alihan dan
wacana asli tidak sepadan maka wacana alihan tidak dianggap
sebagai suatu terjemahan.62 Lagu Ha Ana Ża ssendiri dapat
diterjemahkan secara penuh
. Kemudian dengan memperhatikan kajian semantik agar
makna tidak lepas dari konteks. Sehingga menghasilkan pesan
moral yang dapat diambil dari lagu tersebut. Dari terjemahan perkata
juga kita bisa menikmati terjamehan lirik lagu secara penuh,
sehingga kita bisa menikmati lagu dengan meresapi makna dalam
bahasa Indonesia. berikut penerjemahanya.
Aku bukan termasuk orang yang mengatakan: "Dulu bapakku
begini.." (membanggakan nasab), Tapi kukatakan pada dunia:
"Inilah aku..!"
62 Catford, J.C., A Linguistic Theory of Translation, (London: Oxford University
Press,1965), 20
98
Tekad dan kegigihan penuhi jiwaku, Ejekan begini dan begitu
takkan bakal goyahkan diriku
Inilah aku, inilah aku. Aku isi kehidupan ini Dengan kebahagiaan
dan harapan
Inilah aku, inilah aku..Tak ada kemustahilan di dunia ini yang
mampu lumpuhkanku
Ada yang bilang padaku: "Ah, kamu disni saja.. Lihat, jalan itu
sangat jauh Kamu takkan bisa mencapai (impianmu)"
Aku pun tak pedulikan ocehan mereka Inilah aku, Berjiwa merdeka,
bebas dan percaya diri
Inilah aku, inilah aku Aku isi kehidupan ini Dengan kebahagiaan
dan harapan
Inilah aku, inilah aku Tak ada kemustahilan di dunia ini yang
mampu lumpuhkanku
Jalanku tidak bertabur bunga (mudah), Tapi penuh dengan duri,
berat dan amat jauh
Jika aku jatuh, aku masih punya penyemangat: Cinta dam
kehangatan keluarga Serta kesetiakawanan sahabat
Aku takkan lupa Bahwa aku pernah berusaha. Aku bangkit, Supaya
aku bisa buktikan Kepada semua yang ada
Inilah aku, inilah aku Aku isi kehidupan ini Dengan kebahagiaan
dan harapan
Inilah aku, inilah aku Tak ada kemustahilan di dunia ini yang
mampu lumpuhkanku
Beberapa kata maupun kalimat pada lirik lagu Arab Ha Ana
Z}a yang dipopulerkan oleh Humood Alkhuder memiliki makna-
makna simbolik yang diklasifikasikan pada representamen-objek
99
menurut pendekatan semiotika Charles Sanders Pierce, ada yang
berupa ikon, indeks dan juga simbol. Kata atau kalimat yang
termasuk ikon berjumlah 3 dalam lirik lagu Ha Ana Z}a yaitu
sebagai berikut قربهم .صدق الصديق ,ها أنا ذا. Kemudian untuk indeks
berjumlah 10 yaitu لم يثنني قول ,بل قلت للأكوان هأنذا ,أنا لست ممن قال كان أبي
في الكونلا لا مستحيل يعيقني ,لذاك و ذا درب كم قال لي بعض ستبقى هنا انظر لطول ال ,
إن ,ليس دربي من ورود كان شوكا قاسيا طول الطريق ,ما كنت أسمعهم فذاك أنا ,لن تجني
Dan .فارتقيت كي أغني للوجود ,لست أنسى أنني يوما سعيت ,تعثرت ألاقي من يجود
yang terakhir untuk simbol berjumlah 8 baik dalam kata maupun
kalimat yaitu طليق ,و تفاؤلا ,أروي الحياة سعادة ,وإصرار ملا قلبي ,عزم ,حر , واثقا
.حب أهلي ,أبني
ketiga, peneliti menyimpulkan bahwa lagu Ha Ana Z}a
bukan hanya sekedar nyanyian dan hiburan semata saja, melainkan
dapat dipetik hikmah dan pelajaran dari lirik lagu tersebut, melalui
nasihat-nasihat yang dijelaskan pada pesan lagu tersebut.
B. Saran
Tidaklah seseorang membuat karya tulis pada hari ini
melainkan keesokan harinya ia berkata :
“jika bagian ini diubah,tentu lebih indah”
“jika bagian itu ditambah, tentu lebih jelas”
100
“jika yang ini didahulukan, niscaya lebih menawan”
“jika yang itu dihilangkan, niscaya lebih rupawan.”
Oleh karena itu, sebagai penulis menyarankan kepada diri sendiri
dan pembaca harus lebih baik dengan memperdalam hasil penelitian
ini, karena penulis sangat menyadari bahwa apa yang dihasilkan
penulis jauh dari kata sempurna.
Tak lupa penulis menyarankan bagi mahasiswa Bahasa dan
Sastra Arab diharapkan turut mengembangkan dan menggunakan
ilmu pengetahuan yang sudah didapat selama perkuliahan sehingga
berguna bagi bangsa dan negara, serta bisa menghasilkan produk-
produk yang baik dan berkualitas dikemudian hari.
Penelitian ini pada studi kasus lirik lagu Ha Ana Z}a tidak
hanya sekedar bisa dikaji melalui semiotika, masih banyak teori
keilmuan linguistik maupun sastra yang bisa digunakan untuk
meneliti lagu ini. Penulis menyarankan agar lebih teliti dan diperluas
dari sudut pandang yang berbeda.
101
DAFTAR PUSTAKA
‘Ali al-Jârim dan Mushthafâ Amîn, Al-Balâghah al-Wâdhihah.-Qâhirah:
Dârul Ma’ârif, 1957
Albar, Muhmmad Wasith. Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce
Tentang Taktik Kehidupan Manusia : Dua Karya Kontemporer
Sutawijaya, Jurnal Lensa Budaya, vol. 113, No.3, 2018.
Anis, Ibrahim. Dilalah al-Alfadz. Mesir: Maktabah al-Anjilu al-
Maishriyyah, 1984
Arrazzaqu, Muhammad Naufal. Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Lirik
Lagu Grup Band Ungu album “Maha Besar”. Skripsi, Salatiga:
Program Studi S1 IAIN Salatiga, 2017.
AS, Ambarani & Umaya, Nazia Maharani. Semiotika Teori dan Aplikasi
pada Karya Sastra. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press, 2012
Chaer, Abdul & Muliastuti, Liliana. Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta:
Universitas terbuka, 2014
Chaer, abdul. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta,
2009.
Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta, 2000.
Cruse, Alan. Meaning and language: An Introduction to Semantics and
Pragmatics. Oxford, 2004
Danesi, Marcel, Pesan Tanda dan Makna,. Yogyakarta: Jalasutra, 2004
102
Haryati S, Nas & Ismail. Studi Bahasa Arab dan Kata Serapan Bahasa
Indonesia. Semarang: Rumah Indonesia, 2008
Imron, M. Semiotika dalam Lirik Lagu Kun Anta yang dipopulerkan oleh
Humood al Khuder. Skripsi, Jakarta: Program Studi S1 UIN Syarif
Hidayatullah, 2018.
Iskandar, Dudi Sabil & Lestari, Rini. Mitos Dalam Jurnalisme, Yogyakarta:
Andi, 2016.
Khatib, ‘Ajjaj. Ushûl al-hadits ‘Ulûmu wa Mushthalahuh. Beirut: Darul
Fikr, 1989
Laksono, Puji. Analisis Metode Penerjemahan Dalam Menerjemahkan
Novel Revolusi Di Nusa Damai Ke Revolt In Paradise, Jurnal Ppkm
Unsiq I, 2014
Machali, Rochayan. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo, 2000.
Qadur, Ahmad Muhammad. Mabâdi’ Lisâniyât. Beirut: Darul Fikri, 1996.
Shalihah, Siti. Terjemah Bahasa Arab Antara Teori dan Praktik. Jurnal At-
Ta’dib, No. 2, 12, December/2017.
Shihabuddin. Penerjemahan Bahasa Arab-Indonesia Teori dan Praktik,
2016
Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2001.
Suhariyadi. Pengantar Ilmu Sastra Orientasi Penelitian Sastra. Lamongan:
Pustaka Ilalang, 2014
Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa, 1986
103
Umar, Ahmad Mukhtar. ‘Ilm al-Dalâlah, Kairo: ‘Alam al-Kutub, 1998
Yasraf Amir Piliang, Semiotika Teks: Sebuah Pendekatan Analisis Teks,
Jurnal Mediator, vol 5 , No.2, 2014.
104
Lampiran- Lampiran
105
Lampiran 1 : Hasil Penerjemahan Lirik Lagu Ha Ana Dza
“Inilah Aku”
Aku bukan termasuk orang yang mengatakan: "Dulu bapakku
begini.." (membanggakan nasab), Tapi kukatakan pada dunia:
"Inilah aku..!"
Tekad dan kegigihan penuhi jiwaku, Ejekan begini dan begitu
takkan bakal goyahkan diriku
Inilah aku, inilah aku. Aku isi kehidupan ini Dengan kebahagiaan
dan harapan
Inilah aku, inilah aku..Tak ada kemustahilan di dunia ini yang
mampu lumpuhkanku
Ada yang bilang padaku: "Ah, kamu disni saja.. Lihat, jalan itu
sangat jauh Kamu takkan bisa mencapai (impianmu)"
Aku pun tak pedulikan ocehan mereka Inilah aku, Berjiwa merdeka,
bebas dan percaya diri
Inilah aku, inilah aku Aku isi kehidupan ini Dengan kebahagiaan
dan harapan
Inilah aku, inilah aku Tak ada kemustahilan di dunia ini yang
mampu lumpuhkanku
Jalanku tidak bertabur bunga (mudah), Tapi penuh dengan duri,
berat dan amat jauh
Jika aku jatuh, aku masih punya penyemangat: Cinta dam
kehangatan keluarga Serta kesetiakawanan sahabat
Aku takkan lupa Bahwa aku pernah berusaha. Aku bangkit, Supaya
aku bisa buktikan Kepada semua yang ada
Inilah aku, inilah aku Aku isi kehidupan ini Dengan kebahagiaan
dan harapan
106
Inilah aku, inilah aku Tak ada kemustahilan di dunia ini yang
mampu lumpuhkanku
107
lampiran 2 : Ringkasan Hasil Analisis Semiotika
No Lirik Lagu Ha Ana Dza Ikon Indeks simbol
أنا لست ممن قال كان أبي 1
بل قلت للأكوان هأنذا 2
عزم 3
وإصرار ملا قلبي 4
لم يثنني قول لذاك و ذا 5
الحياة سعادةأروي 6
و تفاؤلا 7
ها أنا ذا 8
في الكونلا مستحيل يعيقني 9
لا
كم قال لي بعض ستبقى هنا 10
انظر لطول الدرب لن تجني
ما كنت أسمعهم فذاك أنا 11
حر 12
طليق 13
واثقا أبني 14
ليس دربي من ورود كان شوكا 15
108
قاسيا طول الطريق
إن تعثرت ألاقي من يجود 16
حب أهلي 17
قربهم 18
صدق الصديق 19
تلست أنسى أنني يوما سعي 20
ودفارتقيت كي أغني للوج 21
Total 3 10 8
109
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Nama : Alif Aji Purnomo
TTL : Tegal, 10 Juni 1998\
Alamat : Desa Gumalar Rt 10/01 No.21, Adiwerna, Tegal
Domisili : Jalan Irian, Jalan Magersari No.3, Kel. Tegalrejo, Kec.
Argomulyo, Kota Salatiga
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal :
1. MI Al Mujahidin Gumalar, Tegal (2004-2010)
2. MTs Teladan Al Amiriyah kambangan, Tegal (2010-2013)
3. MA Al Hikmah 2 Benda, Brebes (2013-2016)
4. S1 Program Studi Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Ushuluddin Adab dan
Humaniora, IAIN Salatiga