Download - LP, Askep n Pathway Pterygium
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
1/19
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN PTEREGIUM
OLEH :
Ni Putu Manik Suari Widanti
PO7120010033
II.2 Reguler
JRS!N "EPER!W!#!N
POL#E""ES "EMEN"ES $ENP!S!R
2012
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
2/19
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN PTERIGIUM
I. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Pterigium adalah suatu timbunan atau benjolan pada selaput lendir atau
konjungtiva yang bentuknya seperti segitiga dengan puncak berada di arah kornea.
Timbunan atau benjolan ini membuat penderitanya agak kurang nyaman karena
biasanya akan berkembang dan semakin membesar dan mengarah ke daerah kornea,
sehingga bisa menjadi menutup kornea dari arah nasal dan sampai ke pupil, jika
sampai menutup pupil maka penglihatan kita akan terganggu. Suatu pterygium
merupakan massa ocular eksternal superficial yang mengalami elevasi yang sering
kali terbentuk diatas konjungtiva perilimbal dan akan meluas ke permukaan kornea.
Pterygia ini bisa sangat bervariasi, mulai dari yang kecil, jejas atrofik yang tidak
begitu jelas sampai yang besar sekali, dan juga jejas fibrofaskular yang tumbuhnya
sangat cepat yang bisa merusakkan topografi kornea dan dalam kasus yang sudah
lanjut, jejas ini kadangkala bisa menutupi pusat optik dari kornea.
Kondisi pterygium akan terlihat dengan pembesaran bagian putih mata, menjadi
merah dan meradang. Dalam beberapa kasus, pertumbuhan bisa mengganggu proses
cairan mata atau yang disebut dry eye syndrome. Sekalipun jarang terjadi, namun
pada kondisi lanjut atau apabila kelainan ini didiamkan lama akan menyebabkan
hilangnya penglihatan si penderita. Evakuasi medis dari dokter mata akan menentukan
tindakan medis yang maksimal dari setiap kasus, tergantung dari banyaknya
pembesaran pterygium. Dokter juga akan memastikan baha tidak ada efek samping
dari pengobatan dan peraatan yang diberikan.
B. Etiologi
Penyebab pterigium belum dapat dipahami secara jelas, diduga merupakan suatu
neoplasma radang dan degenerasi. !amun, pterigium banyak terjadi pada mereka
yang banyak menghabiskan aktu di luar rumah dan banyak terkena panas terik
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
3/19
matahari. "aktor resiko terjadinya pterigium adalah tinggal di daerah yang banyak
terkena sinar matahari, daerah yang berdebu, berpasir atau anginnya besar. Penyebab
paling umum adalah e#posure atau sorotan berlebihan dari sinar matahari yang
diterima oleh mata. $ltraviolet, baik $%& ataupun $%', dan angin (udara panas)
yang mengenai konjungtiva bulbi berperan penting dalam hal ini. Selain itu dapat pula
dipengaruhi oleh faktor* lain seperti +at allegen, kimia dan +at pengiritasi lainnya.
Pterigium Sering ditemukan pada petani, nelayan dan orangorang yang tinggal di
dekat daerah khatulistia. -arang menyerang anakanak.
C. Patofisiologi
Patofisiologi pterygium ditandai dengan degenerasi elastotik kolagen dan
ploriferasi fibrovaskular, dengan permukaan yang menutupi epithelium, istopatologi
kolagen abnormal pada daerah degenerasi elastotik menunjukkan basofilia bila dicat
dengan hematoksin dan eosin. -aringan ini juga bisa dicat dengan cat untuk jaringan
elastic akan tetapi bukan jaringan elastic yang sebenarnya, oleh karena jaringan ini
tidak bisa dihancurkan oleh elastase.
Secara histopalogis ditemukan epitel konjungtiva irrekuler kadangkadang
berubah menjadi gepeng. Pada puncak pteregium, epitel kornea menarik dan pada
daerah ini membran bauman menghilang. Terdapat degenerasi stauma yang
berfoliferasi sebagai jaringan granulasi yang penuh pembulih darah. Degenerasi ini
menekan kedalam kornea serta merusak membran bauman dan stoma kornea bagian
atas.
PATA!S
Sinar $ltra %iolet &ngin &sap Debu
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
4/19
Semua alergi menuju ke bagian nasal orbita
/eatus nasi inferior
Tenjadi iritasi
Penebalan dan pertumbuhan
Konjungtiva bulbi
/enjalar ke kornea
Perubahan rasa nyaman /enutupi kornea
(0asa kemeng di mata,
Sensasi benda asing)
Pandangan kabur
Dilakukan tindakan operatif
Terjadi trauma jaringan (luka)
D. Manifestasi Klinis
1. /ata iritatatif, merah, gatal, dan mungkin menimbulkan astigmatisme.
*. Kemunduran tajam penglihatan akibat pteregium yang meluas ke kornea (2one
3ptic).
Risi"o #i$era
Per%&a'an rasa n(a)an
*sensasi &en$a asing $i
)ata+ Per%&a'an
,erse,si sensori
Ansietas
N(eri
Risi"o Infe"siPer%&a'an ,erse,si
sensori
Risi"o Ci$era
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
5/19
4. Dapat diserati keratitis Pungtata, delen (Penipisan kornea akibat kering) dan garis
besi yang terletak di ujung pteregium.
E. Klasifi"asi Dan Gra$e
1. Klasifikasi Pterygium5
a. Pterygium Simpleks6 jika terjadi hanya di nasal7 temporal saja.
b. Pterygium Dupleks6 jika terjadi di nasal dan temporal.
*. 8rade pada Pterygium 5
a.8rade 15
Tipis (pembuluh darah konjungtiva yang menebal dan konjungtiva sklera
masih dapat dibedakan), pembuluh darah sklera masih dapat dilihat.b.8rade *5
Pembuluh darah sklera masih dapat dilihat.
c.8rade 45
0esiko kambuh, hiperemis, pada orang muda (*949 tahun), mudah kambuh.
d.8rade :5
-ika pertumbuhan pterigium sudah meleati pupil sehingga mengganggu
penglihatan.
-. Pe)eri"saan Dan Penega"an Diagnosti"
1. &namnesis/enanyakan pasien tentang keluhan yang diderita, durasi keluhan, faktor risiko
seperti pekerjaan, paparan sinar matahari dan lainlain.
2. Pemeriksaan "isik
/elihat kedua mata pasien untuk morfologi pterygium, serta memeriksa visus
pasien. Diagnosa dapat didirikan tanpa pemeriksaan lanjut. &namnesa positif
terhadap faktor risiko dan paparan serta pemeriksaan fisik yang menunjang
anamneses cukup untuk membuat suatu diagnosa pterygium.
3. Pemeriksaan Slit Lamp
-ika perlu, dokter akan melakukan Pemeriksaan Slit Lamp untuk memastikan
baha lesi adalah pterygium dan untuk menyingkirkannya dari diagnosa banding
lain. Pemeriksaan slit lamp dilakukan dengan menggunakan alat yang terdiri dari
lensa pembesar dan lampu sehingga pemeriksa dapat melihat bagian luar bola
mata dengan magnifikasi dan pantulan cahaya memungkinkan seluruh bagian luar
untuk terlihat dengan jelas.
G. Penatala"sanaan
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
6/19
Pterygium sering bersifat rekuren, terutama pada pasien yang masih muda. 'ila
pterygium meradang dapat diberikan steroid atau suatu tetes mata dekongestan.
Pengobatan pterygium adalah dengan sikap konservatif atau dilakukan pembedahan
bila terjadi gangguan penglihatan akibat terjadinya astigmatisme ireguler atau
pterygium yang telah menutupi media penglihatan.
;indungi mata dengan pterygium dari sinar matahari, debu dan udara kering
dengan kacamata pelindung. 'ila terdapat tanda radang berikan air mata buatan dan
bila perlu dapat diberi steroid. 'ila terdapat delen (lekukan kornea) beri air mata
buatan dalam bentuk salep. 'ila diberi vasokontriktor (prednisone asetat) maka perlu
kontrol * minggu dan bila terdapat perbaikkan maka pengobatan dihentikan.
Tindakan 3peratif 5
Tindakan pembedahan adalah suatu tindak bedah plastik yang dilakukan bila
pterygium telah mengganggu penglihatan. Pterygium dapat tumbuh menutupi seluruh
permukaan kornea atau bola mata.
Tindakan operasi, biasanya bedah kosmetik, akan dilakukan untuk mengangkat
pterygium yang membesar ini apabila mengganggu fungsi penglihatan atau secara
tetap meradang dan teriritasi. Paska operasi biasanya akan diberikan terapi lanjut
seperti penggunaan sinar radiasi ' atau terapi lainnya.
H. Ko),li"asi
Komplikasi dari pterygium meliputi sebagai berikut5
1. Penyimpangan atau pengurangan pusat penglihatan
*. Kemerahan
4.
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
7/19
pembedahan. Pada pasien dengan pterygia yang sudah diangkat, terjadi pengeringan
focal kornea mata akan tetapi sangat jarang terjadi.
Komplikasi postooperasi pterygium meliputi5
1. . =orneal scarring
?. Komplikasi yang jarang terjadi meliputi perforasi bola mata perdarahan
vitreous, atau retinal detachment.
Komplikasi akibat terlambat dilakukan operasi dengan radiasi beta pada pterygium
adalah terjadinya pengenceran sclera dan kornea. Sebagian dari kasus ini dapat
memiliki tingkat kesulitan untuk mengatur.
II. ASUHAN KEPERAATAN
A. Peng"aian
Pengkajian yang dapat dilakukan pada klien dengan pterygium adalah 5
1.
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
8/19
/erupakan penjelasan dari keluhan utama. /isalnya yang sering terjadi pada
pasien dengan pterygium adalah penurunan ketajaman penglihatan. Sejak kapan
dirasakan, sudah berapa lama, gambaran gejala apa yang dialami, apa yang
memperburuk atau memperingan, apa yang dilakukan untuk menyembuhkan
gejala.
:. 0iayat penyakit dahulu
&danya riayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti D/,
hipertensi, pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolik lainnya
memicu resiko pterygium.
>. 0iayat penyakit keluarga
&da atau tidak keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama seperti
pasien.
?. Data 'io @ Psiko @ Sosial @ Spiritual
a. &ktifitas istirahat
8ejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni perubahan aktifitas biasanya
atau hobi yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.
b. !eurosensori8ejala yang terjadi pada neurosensori adalah gangguan penglihatan kabur 7
tidak jelas.
c. !yeri 7 kenyamanan
8ejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan mata menjadi merah sekali,
pembengkakan mata, mata gatal, iritasi, dan pandangan kabur.
d. 0asa &man
Aang harus dikaji adalah kecemasan pasien akan penyakitnya maumun
tindakan operatif yang akan dijalaninya.
e. Pembelajaran 7 pengajaran
Pada pengkajian klien dengan gangguan mata ( pterigium ) kaji riayat
keluarga apakah ada riayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji
riayat stress, alergi, gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena,
ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riayat terpajan pada radiasi,
steroid 7 toksisitas fenotia+in.
B. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum 5 keadaan umum , tanda vital, kesadaran.
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
9/19
b. Pemeriksaan fisik data fokus pada mata 5 adanya jaringan yang tumbuh
abnormal pada mata biasanya tumbuh menuju ke kornea.
B. Diagnosa Ke,era/atan
Pre operasi
1. Perubahan rasa nyaman (sensasi benda asing) berhubungan dengan adanya
penebalan konjungtiva bulbi yang menjalar ke kornea.
*. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan trauma okuler
4. 0isiko terjadi cedera berhubungan dengan keterbatasan pengelihatan.
:. &nsietas berhubungan dengan tindakan operatif yang akan dijalani.
Post 3perasi
1. Perubahan kenyamanan (nyeri akut) berhubungan dengan diskontinuitas jaringan
akibat pembedahan.
*. 0isiko infeksi berhubungan dengan port de entry sebagai akibat diskontinuitas
jaringan.
4. Perubahan dalam presepsi sensori (perseptual) sehubungan dengan luka post
operasi.
:. 0isiko terjadi cedera berhubungan dengan keterbatasan pengelihatan.
>. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai
peraatan diri dan penatalaksanaan di rumah.
C. Peren#anaan
Pre 3perasi
1. Perubahan rasa nyaman (rasa kemeng, sensasi benda asing) berhubungan dengan
adanya penebalan konjungtifa bulbi yang menjalar ke kornea.
a. Tujuan 5
setelah diberikan asuhan keperaatan diharapkan pasien merasa nyaman, dan
dapat memahami penjelasan peraat.
b. Kriteria asil 5
Pasien merasa nyaman.
Pasien dapat rileks
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
10/19
membantu pasien agar merasa lebih
nyaman seperti5 memakai kaca mata
gelap pada siang hari, beerusaha
memperkecil kemunginan kontakdengan angin, asap, debu, dan sinar
matahari.
:) Sarankan kepada pasien agar segera
berkonsultasi dengan dokter bila
terjadi perubahan yang signifikan
pada matanya.
>) Sarankan kepada pasien untuk
memakai obat yang telah diresepkan
oleh dokter.
?) Kolaborasi dalam pelaksanaan
eksterpasi pterygium.
4) $ntuk mengurangi pemaparan sunar
ultraviolet maupun debu pada mata.
:) $ntuk mengetahui perkembangan
penyakit mata yang pasien alami.
>) $ntuk mempercepat proses
penyembuhan.
*. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan trauma okuler
a. Tujuan 5 /eningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu,
mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
b. Kriteria asil 5
/engenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
/engidentifikasi7memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
11/19
4. 0esiko terjadi cedera berhubungan dengan keterbatasan pengelihatan.
a.Tujuan5 Setelah diberikan asuhan keperaatan diharapkan pasien tidak
mengalami cedera.
b.Kriteria asil5
Pasien melaporkan tidak mengalami cedera (jatuh, tergores, tertusuk, dsb).
) ;ibatkan keluarga dalam
pengaasan pasien seharihari.
?) &njurkan untuk menjauhkan
bendabenda yang berbahaya di
sekitar lingkungan pasien.
B) &njurkan untuk menghindari
pasien melintasi lantai licin.
1) &gar pasien terbiasa dan hafal
dengan situasi disekelilingnya.
*) /encegah terjadinya risiko cidera
pada pasien.
4) &gar pasien merasa aman dan
mencegah terjadinya cidera pada
pasien.
:) $ntuk menghindari risiko cidera, dan
lebih memperjelas penglihatan
pasien.
>) /encegah terjadinya cidera pada
pasien.
?) /encegah terjadinya cidera pada
pasien.
B) /encegah terjadinya cidera7jatuh
pada pasien.
:. &nsietas berhubungan dengan tindakan operatif yang akan dijalani.
a. Tujuan 5 setelah diberikan askep diharapkan kecemasan pasien
berkurang.
b. Kriteria Evaluasi Pasien tidak cemas
Pasien tampak rileks
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
12/19
*) 'erikan informasi yang akurat dan
jujur. Diskusikan kemungkinan
baha pengaasan dan pengobatan
dapat mencegah kehilanganpenglihatan tambahan.
4) Dorong pasien untuk mengakui
masalah dan mengekspresikan
perasaan.
:) -elaskan dengan jujur mengenai
prosedur tindakan operatif yang
akan dijalaninya.
>)
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
13/19
oleh klien.
4) 'erikan posisi yang nyaman.
:) &jarkan kepada klien tekhnik
distraksi 7 relaksasi.
>) &njurkan pasien untuk tidak
melakukan aktifitas yang dapat
meningkatkan vasokontraksi,
seperti mengedan dan batuk
beruntun.
?) =iptakan tempat tidur yang
nyaman.
B) Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian analgetik
pasien.
4) /embantu pasien untuk rileks.
:) $ntuk mengurangi rasa nyeri.
>) %asokontraksi dapat
meningkatkan tekanan bola mata
sehinggan dapat meningkatkan
nyeri yang dirasakan.
?) /emberikan kenyamanan pada
pasien
B) /engurangi nyeri secara
farmakokinetik.
*. 0isiko terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur (invasif) bedah.
a. Tujuan5 setelah diberikan askep diharapkan tidak terjadi infeksi pada pasien.
b. Kriteria hasil5
Tidak ada tandatanda infeksi pada pasien5 kalor, dolor, rubor, tumor,
fungsiolaesa.
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
14/19
4) 'eri tahu klien tentang
pentingnya kebersihan dan cara
mencuci tangan yang baik. Aaitu
cuci tangan dibaah air mengalir dan gunakan ? langkah
cuci tangan yang baik dan benar.
) Kolaborasi dalam pemberian
antibiotika.
4) /encegah terjadinya infeksi.
'ila tangan yang menyentuh
daerah mata kotor maka akan
mempermudah jalan masuknyamikrooorganisme pathogen ke
dalam luka.
:) &ir hangathangat kuku dapatmembunuh beberapa jenis
mikroorganisme pathogen
>) /embantu membunuh
mikroorganisme patogen.
4. Perubahan dalam pesepsi sensori (perseptual) sehubungan dengan luka post
operasi.
a. Tujuan 5 /eningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu,
mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
b. Kriteria asil 5
/engenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan. /engidentifikasi7memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
15/19
sekitar.
4) ;etakkan barang yang sering
diperlukan dalam jangkauan .
:) &njurkan klien untuk
mengkonsumsi nutrisi yang
bergi+i, misalnya buahbuahan
yang berarna kuning, seperti
pepaya, ortel dan lainlain.
>) 'erikan obatobatan sesuai terapi.
4) /emudahkan pasien
mengambil barangbarang yang
sering digunakan.
:) 'uahbuahan yang berarna
kuning memiliki kandungan
vit. & yang tinggi dan baik
untuk mata. Dan asupan nutrisi
yang baik dapat mempercepat
proses penyembuhan luka.
>) /empercepat penyembuhan
secara farmakokinetik.
:. 0isiko terjadi cedera berhubungan dengan keterbatasan pengelihatan.
c.Tujuan5 Setelah diberikan asuhan keperaatan diharapkan pasien tidak
mengalami cedera.
d.Kriteria asil5
Pasien melaporkan tidak mengalami cedera (jatuh, tergores, tertusuk, dsb).
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
16/19
menunduk, mengedan, dan batuk
beruntun.
>) &njurkan pasien agar tidak miring
kearah mata yang sakit7 luka pada
saat tidur.
?) &njurkan pasien untuk makan
makanan tinggi serat (sayursayuran
dan buahbuahan) agar pencernaan
menjadi lancar.
B) ;ibatkan keluarga dalam
pengaasan pasien dan membantu
pasien memenuhi kebutuhan sehari
hari.
C) &njurkan keluarga untuk
menciptakan lingkungan yang aman
bagi pasien misalnya menjauhkan
bendabenda yang berbahaya di
sekitar lingkungan pasien dan
gunakan tempat tidur yang rendahdengan pagar pengaman di tepi
tempat tidur untuk pasien.
) &njurkan untuk menghindari pasien
melintasi lantai licin
luka.
>) Tidur kearah mata yang sakit dapat
menyebabkan meningkatnya tekanan
pada bola mata yang sakit, sehingga
berisiko menyebabkan cidera7
pendarahan pada luka.
?) Pencernaan yang lancar mengurangi
kemungkinan pasien mengedan saat
'&', sehingga mengurangi risiko
cidera.
B) /encegah terjadinya cidera pada
pasien.
C) /encegah terjadinya cidera pada
pasien.
) /encegah terjadinya cidera7jatuh
pada pasien
>. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai
peraatan diri dan penatalaksanaan di rumah.
a. Tujuan5 setelah diberikan askep diharapkan pasien mengetahui tentang
penyakitnya.
b. Kriteria hasil5 pasien dan keluarga mengerti tentang penyakitnya dan cara
peraatannya.
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
17/19
kondisi penyakit, proses
sebelumnya dan sesudah dilakukan
pembedahan.
*) -elaskan dan ajarkan peraatan
secara teratur di pelayanan
kesehatan terdekat.
4) ;ibatkan orang terdekat klien dalam
melaksanakan aktivitas kehidupan
seharihari.
tentang penyakitnya.
*) /enambah pengetahuan pasien
tentang cara peraatannya.
4) /emudahkan dalam membantu
pasien dalam melakukan &D;.
D. IMPLEMENTASI
-
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
18/19
DA-TAR PUSTAKA
=arpenito ;ynda -uall (*999),Diagnosa Keperawatan5Aplikasi Pada Praktek Klinik,
Penerbit 'uku Kedokteran E8=, -akarta
Doenges marilynn (*999), 0encana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit 'uku Kedokteran
E8=, -akarta.
8uyton and all (1B),uku A!ar: "isiologi Kedokteran, Penerbit 'uku Kedokteran
E8=, -akarta.
Salim S &nissa (*99>), Asuhan Keperawatan pada Pasien Pterigium#
.google.com,
http://www.google.com/http://www.google.com/ -
5/19/2018 LP, Askep n Pathway Pterygium
19/19
LEMBAR PENGESAHAN
/engetahui
Pembimbing Praktik,
!