Download - LP3A Repaired
1 Studio Perancangan Arditektur 5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seiring dengan berkembangnya dunia usaha pada saat ini,menyebabkan tingkat
mobilisasi masyarakat menjadi semakin tinggi. Masyakat khususnya masyarakat daerah
perkotaan akan lebih sering melakukan bepergian ke luar daerahnya,baik itu untuk
melakukan kegiatan usahanya atau pun berlibur. Pola hidup masyarakat yang demikian
membuat mereka membutuhkan tempat hunian sementara ketika mereka pergi ke luar
daerahnya. Hotel merupakan solusi tepat untukmengatasi maslah tersebut. Hal ini
menyebabkan bisnis dunia perhotelan semakin meningkat pesat dewasa ini.
Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha
akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan
minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi
masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang
hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.
Selain menyediakan jasa inap,hotel juga menyediakan fasilitas penunjang lain
yang digunakan untukmeningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Fasilitas –
fasilitas tersebut antara lain ruang seminar,kafe,kolam renang,sarana gimnastik,dll.
Hotel merupakan jenis usaha yang menjanjikan, dan juga memiliki nilai investasi
yang sangat tinggi. Hal ini dilihat dari segi fasilitas – fasilitas yang ditawarkan di
dalamnya. Atas pertimbangan modal yang banyak ini,para investor menuntut
pembangunan hotel ini harus mendatangkan profit yang melimpah bagi para
investornya itu sendiri. Jumlah kamar yang banyak merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan profit hotel. Akan tetapi jumlah kamar yang banyak dikhawatirkan
mengurangi tingakat kenyamanan dari segi penghawaan hotel. Pemasangan
penghawaan buatan seperti ac menjadi alternatif solusinya.
2 Studio Perancangan Arditektur 5
Penggunaan ac sebagai penghawaan buatan dikhawatirkan akan semakin
mempercepat pemanasan global. Gas freon yang terdapat di dalam ac akan merusak
lapisan ozon yang terdapat di atmosfer bumi. Penyelesaian desain hotel yang sesuai
dengan iklim Indonesia sangat dibutuhkan gua mengurangi efek global warming.
Bangunan hotel dengan material yang ramah lingkungan serta sesuai dengan iklim
tropis basah Indonesia sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah global warming
ini.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang mungkin timbul dalam merencanakan dan merancang City
Hotel Bintang 4 adalah :
1) Merencanakan dan merancang bangunan hotel sesuai dengan kriteria bintang 4
yang disyaratkan oleh Peraturan Dinas Pariwisata
2) Mengintegrasikan bangunan hotel dengan karakteristik City Hotel
3) Kesesuaian bangunan yang ramah lingkungan yang berbasis Green Arsitektur dan
sesuai dengan iklim yang ada di Indonesia.
4) Pengaplikasian Fungsi Bangunan untuk meningktkan profit yang didapatkan dari
bangunan hotel tersebut.
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
Tujuan penyusunan laporan ini yaitu untuk memperoleh suatu Landasan Program
Perencanaan dan Perancangan City Hotel, yang nantinya akan dijadikan sebagai
konsep awal dalam pembuatan tugas besar mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur
(SPA) 5.
1.3.2 Sasaran
Sasaran dari penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan City Hotel
Bintang Empat di Semarang adalah tersusunnya langkah-langkah pokok (proses dasar)
Perencanaan dan Perancangan City Hotel Bintang Empat di Semarang berdasarkan atas
aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines aspect).
3 Studio Perancangan Arditektur 5
1.4 Lingkup Pembahasan
1.4.1 Ruang Lingkup Substansial
Perencanaan dan Perancangan City Hotel Bintang Empat di Semarang
merupakan High Rise Building sehingga ruang lingkup yang diterapkan sebatas dalam
disiplin ilmu Arsitektur dengan di tambahkan penekanan desain Green Arsitektur. Hal-
hal yang di luar disiplin ilmu arsitektur jika mendasari dan menentukan perencanaan
dan perancangan, akan dibahas dengan asumsi dan logika serta mengacu pada hasil
studi pihak lain yang sesuai dengan permasalahan dari City Hotel Bintang Empat.
1.4.2 Ruang Lingkup Spatial
Perencanaan dan Perancangan City Hotel di Semarang akan memperhatikan letak
geografis kota serta tapak yang akan dipilih.
1.5 Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang di pergunakan dalam penyusunan landasan program
perencanaan dan perancangan arsitektur adalah metode diskriptif analitis serta
dokumentatif, yaitu dengan memaparkan semua data baik data literatur, wawancara
maupun data lapangan dan permasalahan kemudian di analisis secara sistematis sesuai
ilmu arsitektur untuk memperoleh pemecahan yang sesuai dengan perencanaan dan
perancangan City Hotel yang terletak di pusat kota Semarang.
Adapun metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Studi Literatur / Kepustakaan
Pengumpulan data mengenai City Hotel melalui studi literatur yang
menerangkan landasan teori mengenai segala hal dan teori-teori yang
berhubungan dengan City Hotel, serta literatur tentang konsep bangunan yang
akan digunakan.
4 Studio Perancangan Arditektur 5
Wawancara dengan narasumber
Pengumpulan data yang dipergunakan untuk mencari informasi pendukung
atau tambahan bagi data yang ada, maupun informasi bagi data yang belum ada di
lapangan.
Survey lapangan
Pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke
lapangan untuk memperoleh data secara nyata.
1.6 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yang akan digunakan dalam Landasan Konsep laporan
tugas Studio Perancangan Arsitektur 5 dengan judul “Landasan Program Perencanaan
dan Perancangan Arsitektur City Hotel di Kota Semarang” ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup
pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan dan juga
skema dan alur pembahasan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang studi literature tentang pengertian Hotel, Fungsi Hotel, Tipe
Hotel, sampai persyaratan Hotel Serta di tambah dengan studi kasus di salah
satu Hotel berbintang 4 di Kawasan Semarang
BAB III CITY HOTEL DI KAWASAN SEMARANG
Membahas tentang tinjauan mengenai kota/kabupaten yang akan kita jadikan
site desain kita, potensi-potensi yang ada berkenaan dengan transportasi
.
5 Studio Perancangan Arditektur 5
BAB IV PENDEKATAN PERUMUSAN KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
Berisi uraian yang berkaitan dengan dasar pendekatan dan analisis untuk
menentukan program perencanaan dan perancangan yang mengacu pada
aspek-aspek fungsional, kinerja, teknis, kontekstual, arsitektural, serta
pendekatan lokasi dan tapak dan juga terdapat uraian yang secara spesifik
membahas tentang bangunan City Hotel yang meliputi titik tolak pendekatan,
pendekatan system pengelolaan, pendekatan pengguna Hotel,aktivitas,
sirkulasi dan pendekatan hubungan ruang, pengelompokan ruang, kebutuhan
ruang, program ruang dan juga utilitas bangunan.
BAB V PENUTUP
Berisi mengenai kesimpulan dari pembahasan laporan Program Perencanaan
dan Perancangan Arsitektur mengenai City Hotel di Semarang dan juga saran
terkait kekurangan- kekurangan dalam pembahasannya.
6 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 1.1 Alur Pikir
7 Studio Perancangan Arditektur 5
BAB II
TINJUAUAN PUSTAKA
2.1 Hotel
2.2.1 Pengertian Hotel
Dilihat dari asal katanya, perkataan Hotel berasal dari bahasa Latin Hospes
yang mempunyai pengertian untuk menunjukkan orang asing yang menginap di rumah
seseorang (teman, kenalan, atau musafir yang dihormati). Kemudian dalam
perkembangannya kata Hospes menjadi hotel dalam bahasa Perancis, dan seterusnya
menjadi hotel dengan pengertian sebagai rumah penginapan (Suarthana, 2006 : 11).
Sedangkan menurut keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi no.
KM.94/HK103/MPPT-87 dinyatakan bahwa “Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang
menggunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan,
makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial”
(Suarthana, 2006 : 11).
Menurut Prof K. Kraft, Hotel adalah sebuah bangunan yang menyediakan
makanan dan pelayanan yang bersangkutan mengadakan perjalanan.
Hotel adalah perusahaan yang memberikan layanan jasa dalam bentuk
penginapan atau akomodasi serta menyediakan hidangan dan fasilitas lainnya untuk
umum yang memenuhi syarat-syarat comfort, privacy dan bertujuan komersional.
(Keputusan Menteri SK 241/H/70 Thn/1970)
Hotel adalah suatu tempat di mana disediakan penginapan, makan dan minum,
serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi orang-orang yang tinggal untuk
sementara waktu. (American Hotel and Association)
Pengertian hotel menurut buku Managing Front Office Operation dari AHMA
(American Hotel & Motel Association) yang ditulis oleh Charles E. Stedmon dan
Michael L. Kasanava disebutkan sebagai berikut:
8 Studio Perancangan Arditektur 5
“a hotel may be defined as an establishment whose primary business in
providing lodging facilities for the general public and which fursishes one or more of
the following service: food and beverage service room attendant service, uniformed
serviced, laundering linens, and use of furnitures and fixtures.”
Yang diartikan:
Hotel dapat di definisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara
komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengn fasilitas
pelayanan sebagai berikut: pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanan
barang bawaan, pencuci pakaian dan dapat menggunakan perabotan dan menikmati
hiasan-hiasan yang ada di dalamnya.”
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hotel adalah suatu jenis
akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang menyediakan jasa
penginapan, pelayanan makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya, yang
disediakan untuk umum dan dikelola secara komersial.
2.2.2 Fungsi Hotel
Dikutip dari buku Hotel management; Pengelolaan Hotel, Sihite (2000:63)
Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu
(wisatawan atau pelancong) sebagai tempat tinggal sementara selama jauh dari tempat
asalnya. Pada umumnya kebutuhan utama para tamu dalam hotel adalah istirahat, tidur,
mandi, makan, minum, hiburan dan lain-lain. Namun dengan perkembangan dan
kemajuan hotel sekarang ini, fungsi hotel bukan saja sebagai tempat menginap atau
istirahat bagi para tamu, namun fungsinya bertambah sebagai tujuan konferensi,
seminar, musyawarah nasional dan kegiatan lainnya semacam itu yang tentunya
menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap.
Dengan demikian fungsi hotel sebagai suatu sarana komersial berfungsi bukan
hanya untuk menginap, beristirahat, makan dan minum tetapi juga sebagai tempat
melangsungkan berbagai macam kegiatan sesuai dengan tujuan pasar hotel tersebut.
Dalam menunjang pembangunan negara, usaha perhotelan memiliki peran
antara lain :
9 Studio Perancangan Arditektur 5
1. Meningkatkan industri rakyat
Hotel banyak memakai barang-barang yang diproduksi oleh industri rakyat,
seperti meubel, bahan pakaian, makanan, minuman dan lain sebagainya.
2. Menciptakan lapangan kerja
3. Membantu usaha pendidikan dan latihan
4. Meningkatkan pendapatan daerah dan negara
5. Meningkatkan devisa negara
6. Meningkatkan hubungan antar bangsa.
2.2.3 Jenis Hotel
Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat
khas yang dimiliki wisatawan (Tarmoezi, 2000) : Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat
dari lokasi dimana hotel tersebut dibangun, sehingga dikelompokkan menjadi :
a. City Hotel
Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi
masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu
pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya
dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan
bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.
b. Residential Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari
keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha.
Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena
diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu
lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat
tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.
c. Resort Hotel
Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi
pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti
ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-
hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.
d. Motel (Motor Hotel)
Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang
menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran
10 Studio Perancangan Arditektur 5
jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini
diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang
melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil
sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.
2.2.4 Klasifikasi Hotel
Klasifikasi Hotel di Indonesia yang dikeluarkan oleh peraturan Pemerintah,
Deparpostal dan dibuat oleh Dirjen Pariwisata dengan SK : Kep-22/U/VI/78. Klasifikasi
hotel menggunakan system bintang, mulai dari bintang satu sebagai level terendah dan
bintang 5 sebagai level tertinggi. Dasar penilaian yang dipakai antara lain mencakup :
Persyaratan fisik, meliputi lokasi hotel dan kondisi bangunan
Jumlah kamar yang tersedia
Bentuk pelayanan yang diberikan
Kualifikasi tenaga kerja, meliputi pendidikan dan kesejahteraana
karyawan
Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia seperti kolam
renang, lapangan tenis, diskotik dll.
1. Klasifikasi hotel berdasarkan bintang
Menurut buku pengantar akomodasi dan restoran oleh Ir. Endar Sugiarto,
B.A. dan Sri Sulatiningrum, B.A., 2001 adalah :
Klasifikasi Hotel
Bintang
Persyaratan
Jumlah kamar standar minimum 15 kamar
Kamar mandi didalam kamar
Luas kamar standar minimum 20 m2
Jumlah kamar standar minimum 20 kamar
Jumlah kamar suite minimum 1 kamar
Kamar mandi didalam kamar
Luas kamar standar minimum 22 m2
Luas kamar suite minimum 44 m2
Jumlah kamar standar minimum 30 kamar
Jumlah kamar suite minimum 2 kamar
11 Studio Perancangan Arditektur 5
Kamar mandi didalam kamar
Luas kamar standar minimum 24 m2
Luas kamar suite minimum 48 m2
Jumlah kamar standar minimum 50 kamar
Jumlah kamar suite minimum 3 kamar
Kamar mandi didalam kamar
Luas kamar standar minimum 24 m2
Luas kamar suite minimum 48 m2
Memiliki Tiga Tingkatan Yaitu Palm,
Bronze, Diamond.
Jumlah kamar suite minimum 4 kamar
Luas kamar standar minimum 26 m2
Luas kamar suite minimum 52m2
Gambar 1.2 Tabel Klasifikasi Hotel Berdasarkan Bintang
Sumber : Depparpostel
Adapun fasilitas standar yang terdapat pada masing-masing jenis
kamar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kamar mandi private ( bath room )
2. Tempat tidur ( jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis )
3. Ruang tidur
4. Lemari pakaian ( Cupboard )
5. Telephone
6. Televisi dan Radio channel
7. Meja rias / tulis ( dressing table )
8. Rak untuk menyimpan koper ( luggage rack )
9. Astray, korek api, handuk, alat tulis.
2. Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi
City hotel
Hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagaian besar tamunya yang
menginap adalah memiliki kegiatan berbisnis.
12 Studio Perancangan Arditektur 5
Resort Hotel
Adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, dimana sebagian besar
tamunya tidak melakukan kegiatan bisnis, tetapi lebih banyak rekreasi.
Macam-macam resort berdasarkan lokasi:
Mountain Hotel (hotel yang berada di pegunungan)
Beach Hotel (hotel yang berada di daerah pantai)
Lake Hotel (hotel yang berada dipinggir danau)
Hill Hotel (hotel yang berada di puncak bukit)
Forest Hotel (hotel yang berada di kawasan hutan lindung)
Suburb Hotel, adalah hotel yang lokasinya di pinggiran kota,
yang merupakan kota satelit yaitu pertemuan antara kedua kota.
Urban hotel
Adalah hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau
hotel yang terletak di daerah perkotaan baru yang tadinya hanya berupa
desa.
Airport hotel
Adalah hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area
pelabuhan udara atau sekitar Bandar udara.
3. Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran dan jumlah kamar hotel
Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya dapat ditentukan dengan jumlah
kamar yang ada. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu :
Small hotel, jumlah kamar antara kurang dari 25 buah.
Average hotels, jumlah kamar antara 25 – 100 buah.
Above average hotels, jumlah kamar antara 100 – 300 buah.
Large hotels, jumlah kamar lebih dari 300 buah.
4. Klsifikasi hotel berdasarkan lamanya tamu menginap
Lamanya tamu menginap di hotel dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
Transient Hotel, hotel dimana para tamunya rata-rata menginap
hanya untuk satu atau dua malam
Residential Hotel, yaitu hotel dima para tamunya menginap untuk
jangka waktu lama, lebih dari satu minggu
13 Studio Perancangan Arditektur 5
Semi Residential Hotel, yaitu hotel dimana para tamunya menignap
lebih dari dua malam sampai satu minggu
5. Klasifikasi hotel berdasarkan kegiatan tamu selama menginap
Banyak kegiatan tamu secara spesifik selama menginap di hotel karena
dengan maksud-maksud tertentu. Kegiatan tersebut antara lain :
Olahraga
Sport Hotel adalah hotel yang berada pada kompleks kegiatan
oah raga
Ski Hotel adalah hotel yang menyediakan area sebagai tempat
bermain ski. Banyak terdapat di Negara yang memeiliki 4
musim.
Bisnis
Conference hotel adalah hotel yang menyediakan fasilitas
lengkap untuk konferensi
Convention hotel adalah hotel sebagai bagian dari kompleks
kegiatan konvensi.
6. Klasifikasi hotel berdasarkan criteria jenis tamu
Jenis tamu yang menginap maksudnya adalah dariman asal-usul mereka
menginap dengan latar belakangnya, dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Family hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya terdiri dari
keluarga
Business hotel, sebagian besar tamunya merupakan orang–orang
yang sedang melakukan tugas/usaha
Tourist hotel, yaitu hotel yang sebagain besar tamunya adalah
wisatawan
Transit hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya adalah
mereka yang akan melanjutkan perjalanan (hotel hanya sebagai
tempat persinggahan sementara saja)
Cure Hotel, yaitu hotel yang sebagian besar tamunya adalah
dengan tujuan pengobatan.
14 Studio Perancangan Arditektur 5
7. Klasifikasi hotel Berdasarkan tarif hotel
Economy Hotel, yaitu hotel dengan tarif yang relatif murah
First Class Hotel, yaitu hotel dengan tarif sedang
Deluxe Hotel, yaitu hotel dengan tarif mahal
2.2.5 Pengelolaan Hotel
Menurut Walter A. Rutes (1985:29) terdapat beberapa pembagian departemen
dalam pengelolaan suatu hotel yang dikoordinasikan dan dikendalikan oleh seorang
general manager dan dibantu oleh executive Assistant Manager.
Adapun departemen-departemen yang dimaksud adalah:
a. Front Office Departemen
Bertugas menerima pesanan, memberikan pelayanan informasi menerima
dan mengakomodasikan pengunjung serta melaksanakan penerimaan dan
mengakomodasikan pengunjung.
b. Housekeeping Departemen
Berkewajiban menjaga kebersihan, kerapian, kelengkapan kamar-kamar
pengunjung, restoran, bar, serta fasilitas-fasilitas lainnya.
c. Food & Beverage Departemen
Bertugas menyediakan serta menyajikan makanan dan minuman untuk
konsumsi pengunjung hotel.
d. Enginering Departemen
Bertugas melaksanakan perencanaan, perancangan, pemasangan, dan
pemeliharaan kelengkapan fasilitas bangunan hotel tersebut.
e. Personal Departemen
Berkewajiban melaksanakan pemilihan dan pengadaan tenaga kerja hotel,
juga termasuk didalamnya pemeliharaan moral, kesejahteraan tenaga kerja serta
peningkatan sumber daya manusianya.
f. Marketing Departemen
Bertugas mengelola keuangan termasuk pengaturan penerimaan dan
pengeluaran finansial hotel.
g. Security Departemen
Bertugas menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban lingkungan
hote dan sekitarnya.
15 Studio Perancangan Arditektur 5
h. Other Operation Departemen
Departemen yang tidak termasuk dalam kelompok diatas antara lain seperti
Bank, Sport Club, Massage, Money Changer, Sauna, Diskotik, Bar, Retail, dan
lain-lain.
Gambar 1.3 Struktur Organisasi Hotel
16 Studio Perancangan Arditektur 5
2.2.6 Kebutuhan Ruang
2.1.6.1 Area public
Perbandingan antara privat dan area-area public seperti lobby, restoran,
lounge, ruang pertemuan dan banquet besarnya berbeda-beda antara hotel yang
satu dengan yang lainnya, tergantung dari jenis hotel tersebut.
Area public diletakkan dalam cluster-cluster dekat dengan
lobby.Pengaturan ini memungkinkan tamu mengakses berbagai fasilitas dengn
mudah.
a) Lobby
Perencanaan elemen-elemen utama pembangunan lobby dan desain detail-
detailnya sangat penting untuk membuat kesan yang baik dan mendalam pada
tamu hotel. Desain yang baik dapat menyeimbangkan antara kesan
visual(estetika) dan fungsi.
Pemrogaman sebuah lobby harus didasarkan pada tipe hotel dan besarnya
sirkulasi pada area ini. Untuk hotel bisnis kelas menengah, besar lobbynya
biasanya antara 6-10sqft (0.6-0.9m2) per kamar tamu. Salah satu cara untuk
memberikan kesan lobby yang luas adalah dengan menempatkan bar, restoran
dan kios-kios retail di area lobby. Fungsi-fungsi tambahan ini tidak hanya
memberikan variasi pada besarn lobby, tetapi juga pada level aktivitas,
sehingga area lobby menjadi area yang hidup dengan banyakknya pengguna
fungsi-fungsi tambahan tersebut.
Fungsi lobby, selain membangun citra hotel, adalah sebagai area sirkulasi
utama, mengarahkan tamu ke front desk, lift, restoran, ruang pertemuan, klub
kebugaran, dan area-area public lainnya. Selain itu, lobby juga berfungsi
sebagai ruang berkumpul informal dan pusat control keamanan dimana para
staf hotel dapat mengawasi akses masuk ke bangunan hotel. Criteria
perancangannya meliputi
1. Lokasi front desk: front desk ditempatkan sefingga dapat langsung
terlihat oleh tamu yang masuk, juga agar staf front desk juga dapat
mengawasi akses tamu menuju lift.
2. Akses kantor: terdapat entrance ke front office, safe deposit area,
kantor eksekutif dan kantor sales kan catering.
17 Studio Perancangan Arditektur 5
3. Lift tamu: lisf diletakkan dekat dengan front desk dan entrance utama
dan besar lift diseuaikan agar cukup untuk barang bawaan tamu.
4. Area duduk: area duduk diletakkan dekat dengan front desk dan
entrance, dan tersedia area duduk untuk grup yang lebih privat.
5. Sirkulasi: area sirkulasi dibuat jelas menuju front desk, lift, restoran,
dan ruang pertemuan dan area benquet.
6. Are retail: tersedia ruang retail tersedia dengan area sirkulasi tamu.
7. Stasiun bellman: stasiun bellman diletakkan dekat dengan front desk,
lift dan entrance utama. Dekat dengan stasiun ini, disediakan ruang
penyimpanan barang.
8. Fungsi penunjang: fungsi penunjang selain toilet, toilet umum, meja
asisten menejer dan lain-lain diletakkan hingga mudah dijangkau dari
area-area lainnya.
b) Restoran dan Cafe
Desain restoran dan outlet F&B lainnya sangat bergantung pada bebrapa
hal, yaitu:
1. Karakteristik pasar
2. Konsep (jenis makanan yang disediakan, cara pelayanan, hiburan)
3. Elemen-elemen desain (atmosfer, penutup meja, display)
4. Operasional (jam buka, jumlah staf, layout tempat duduk)
5. Proyeksi financial
Criteria perancangan restoran dan outlet F&B lainnya diantaranya yaitu:
1. Tersedia akses langsung ke dapur.
2. Restoran atau outlet F&B lainnya ditempatkan sehingga dapat diakses
dari are sirkulasi public: buat agar café terlihat dari lobby.
3. Restoran ditempatkan sedemikian sehingga dapat memiliki entrance
eksterior.
c) Ruang Serba Guna/ Fungtion Room
Ruang ruang serbaguna sebuah hotel biasanya terdiri atas sebuah ballroom
yang besar, ruangan banquet berukuran dan beberapa runag pertemuan
yang lebih kecil.
Kriteria perancangannya meliputi
1. Kriteria umum
18 Studio Perancangan Arditektur 5
- Ballroom, banquet dan ruang-ruang pertemuan dikelompokkan
dalam satu area.
- Area ini dibuat agar dekat dan mudah diakses dari lobby hotel.
- Tersedia area penunjuang seperti toilet, ruang penyimpanan, telepon
umum dan kantor penerima.
- Ada akses masuk langsung untuk makanan ke ballroom dan banquet
- Ada ruang penyimpanan untuk meja kursi ruang pertemuan dan
Banquett
2. Kriteria perancanaan arsitektural:
- Ruang serbaguna dibuat agar dapat disekat untuk mencapai
fleksibilitas ruang
- Proporsi dan orientasi ruang serbaguna direncanakan agar ruang
dapat digunakan secara optimal.
- Struktur ruang serbaguna adalah bentang lebar tanpa kolom.
- Tersedia akses ke fungsi penunjang dan tangga darurat, juga akses
staf servis ke penyimpanan.
3. Kriteria perancangan interior
- Untuk lantai, ditutupi dengan karpet yang berpola untuk membantu
dalam peletakan furniture.
- Finishing untuk dinding bias bermacam-macam (cat, vinyl, panel
yang dilapisi kain)
- Jendela dirancang agar dapat ditutup sehingga tidak ada cahaya yang
masuk (untuk keperluan penggunaan proyektor)
- Untuk pencahayann, digunakan kombinasi pencahayaan fungsional,
dekoratif, display dan aksen.
- Untuk furniture, disediakan meja-meja pertemuan dan meja-meja
makan bundar, kursi yang bias ditumpuk, peralatan audiovisual, dan
kursi-kursi untuk foyer.
d) Fasilitas parkir
Kriteria perancangan area parker pada sebuah hotel meliputi:
1. Entrance are aprkir diletakkan sehingga dapat mudah diakses dari area
drop-off tamu (apabila terdapat parker basement)
19 Studio Perancangan Arditektur 5
2. Tersedia akses yang aman dan nyaman dari area parker ke dalam
bangunan hotel, biasanya menggunakan lift ke lobby.
3. Desain area parkir terbuka dan tersedia kamera security untuk
mengawasi seluruh area parkir.
4. Ada system tanda yang jelas bagi pengemudi maupun pejalan kaki.
Gambar 1.4 Skema Ruang
2.1.6.2 Area privat
Area privat terbagi menjadi kamar tamu dan administrasi dan servis.
a) Kamar tamu dan kamar suite
Dalam perancanaan kamar tamu dan suite, beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1. Target segmen pasar dari hotel tersebut.
2. Tipe besaran ruang kamar tamu (biasanya ada lebih dari satu tipe besaran
kamar).
3. Kamar-kamar suite dengan tipe-tipe khusus.
4. Tipe layout kamar tamu (biasanya ada lebih dari satu tipe layout kamar).
5. Kamar suite yang didesain secara khusus, seperti untuk handicapped, dll.
6. Menyesuaikan dengan anggaran yang disetujui dengan pemiluhan
furniture dan perlaengkapan kamar, suite dan korisor.
20 Studio Perancangan Arditektur 5
Dalam perencanaan kamar tamu, sangat dibutuhkan pengetahuan menyeluruh
mengenai pasar yang dibidik oleh hotel. Perbedaan karakter pasar tentu alkan
mnimbulkan perbedaan kebutuhan dan karena itu menimbulkan perbedaan
criteria perancangan.
Pada hotel ini, pasar yang dibidik yaitu pebisnis yang berpergian secara
individual maupun dalam bentuk grup.
Bebarapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan kamar tamu yaitu:
1. Besaran dan Konfigurasi Kamar
Tiga dimensi penting dalam perancanaan kamartamu yang akan
mempengaruhi layout kamar dan kesan yang ditimbulkan kamar yaitu:
dimensi ruang dalam kamar tamu atau besaran bersih kamar tamu, jarak dari
dinding eksterior ke dinding kamar mandi dan besaran kamar mandi. Besaran
kamar akan membentuk modul structural keseluruhan bangunan hotel.
Biasanya satu modul berisi satu atau 2 kamar tamu, dan modul ini akan
menerus ke lantai bawah membentuk area public dan area servis.
Berikut ini adalah contoh layout kamar dengan jenis dan peletakan
tempat tidur yang berbeda-beda.
Gambar 1.5 Jenis-jenis Layout Kamar
2.1.6.3 Tipe kamar hotel
Jenis-jenis penamaan kamar hotel antara satu hotel dengan hotel lain tidak
sama, hal ini ada hubungannya dengan kondisi hotel itu sendiri-jumlah kamar
21 Studio Perancangan Arditektur 5
yang tersedia. Adapun jenis-jenis penamaan kamr yang ada di hotel adalah
sebagai berikut:
Standard room/regular room
Gambar 1.6 Standar Room
Sumber : Google
Standard room adalah kamar yang terdapat di sebuah hotel yang mana
segala perlengkapan dan fasilitasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh hotelyang bersangkutan.
Fasilitas-fasilitas yang terdapat di dalam kamar standar, yaitu tempat
tidur, kamar mandi, meja kerja, televise, telepon, lemari es,lemari pakaian, rak
koper. Keistimewaan dari kamar standar yaitu harga kamarnya paling murah.
Superior Room (SUP) / Premium Room
Gambar 1.7 Superior Room
Sumber : Google
Biasanya kamar tipe Superior ini memiliki definisi yang berbeda-beda
di setiap hotel. Terkadang merupakan kamar standard dengan ukuran dan
fasiltias yang lebih. Atau juga terkadang mungkin merujuk ke kamar khusus
22 Studio Perancangan Arditektur 5
dengan pemandangan atau lokasi yang lebih baik. Biasanya dikenal juga
dengan nama Premium Room.
Sederhanya adalah merupakan kamar yang dilihat hotel lebih baik
daripada Standard Room. Cara terbaik tentunya lebih baik Anda menanyakan
terlebih dahulu fasilitas kamar Superior di hotel terkait.
Deluxe/superior room
Adalah jenis penamaan kamar di dalam hotel yang mana kondisi kamar
ini setingkat lebih baik dari standar room, dengan fasilitas yang sama seperti
standard room
Gambar 1.8 Deluxe Room
Sumber : Google
Bedanya dengan standar room adalah sebagai berikut:
a. Letak kamar strategis
b. Arah kamar lebih baik pemandangannya
c. Mutu bahan untuk mebel dan perabotan lebih baik dari standar
d. Ukuran kamar lebih luas dari standar room
e. Catatan khusus, apabila hotel sudah lama berdiri, kamar standar yang sudah
di renovasi dijadikan deluxe/superior room.
Junior Suite Room (Jrste) / Studio (Stu)
Sebuah ruangan besar yang dimana ruang tidur dan ruang duduk
(seating area) terpisah. Walaupun biasanya muncul dalam bentuk kamar
single, ia tetap memiliki pemisah kecil antara ruang duduk dan ruang tidur.
23 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 1.9 Junior Suite Room
Sumber : Google
Anda mungkin juga pernah mendengar mengenai ukuran Studio,
sebenarnya kamar dengan tipe Studio tidaklah begitu berbeda jauh dengan
kamar tipe junior suite. Hanya saja ukurannya lebih besar karena adanya
tambahan dapur dan fasilitas memasak di dalamnya, dan harganya-pun
terkadang lebih mahal daripada kamar tipe Suite.
Suite room
Adalah salah satu jenis penamaan kamar yang ada di hotel yang mana
kamar tersebut dicirikan dengan dua ruangan yang terpisah dalam satu kamar,
yaitu kamar tamu dan kamar tidur.
Gambar 2.0 Suite Room
Sumber : google
Kamar tipe Suite dapat dikatakan seperti apartemen kecil di dalam
sebuah hotel. Dengan ukuran yang jauh melebihi ukuran standard. Memiliki
ruang tidur, ruang tamu dan ruang memasaknya sendiri. Biasanya kamar ini
digunakan oleh orang-orang bisnis dan keluarga yang tinggal di hotel untuk
periode yang agak lebih lama.
24 Studio Perancangan Arditektur 5
Bahkan dalam beberapa kasus untuk hotel yang benar-benar kelas atas,
Suite Room merupakan kamar termurah mereka. Suite Room sendiri dapat
diperluas menjadi tipe Executive yang biasanya untuk manajer kelas atas dan
Presidential, dimana akan kita bahas lebih lanjut di tipe Presidential.
PRESIDENTIAL / PENTHOUSE ROOM
Gamabar 2.1 Presidential Room
Sumber : Google
Seperti yang telah dibicarakan tadi, Suite Room dapat diperluas
menjadi Presidential Suite. Biasanya dikenal juga dengan nama Penthouse
yang dimana merupakan lantai teratas dari hotel. Dengan ruangan yang lebih
besar, pemandangan dan perlengkapan terbaik yang ditawarkan sebuah hotel
dan merupakan kamar termahal dari suatu hotel.
Selain beberapa type kamar diatas ada juga type-type kamar lain yang
berdasarkan jumlah panjang, fasilitas dll, di antaranya :
Studio room
Kamar yang dilengkapi dengan studio bed.
Junior suite
Adalah kamar yang berukuran besar yang dilengkapi dengan standar bed dan
hide-away (sofa-bed).
25 Studio Perancangan Arditektur 5
Twin bedded room
Adalah kamar yang dilengkapi dengan dua sinle bed untuk dua orang
Double bedded room
Adalah kamar yang dilengkapi dengan satu tempat tidur besar (queen atau
king size) untuk 2 orang
Connection room
Adalah dua kamar yang bersebelahan di mana dihubungkan dengan
connection door (pintu tembus/pintu penghubung) yang terletak di dinding
pemisah antara dua kamar yang bersangkutan.
Adjoining room
Adalah kamar yang bersebelahan yang saling menghadap yang dipisahkan
oleh koridor
Duplex
Adalah kamar yang memiliki satu,dua atau tiga kamar tidur yang terpisah, satu
dengan lainnya berbeda tingkat dihubingkan dengan tangga tetapi masih
dalam satu kamar yang sama.
Cabana
Kamar tamu yang langsung menghadap ke kolam renang, dengan atau tanpa
fasilitas tempat tidur.
2.1.6.4 Jenis tempat tidur
Ada beberapa tempat tidur yang ada di hotel, antara lain:
1. Single bed
Adalah tempat tidur yang digunakan untuk satu orang di hotel atau akomodasi
lain yang usahanya terdaftar tidak menggunakan single bed di dalam kamar.
2. Double bed
Adalah tempat tidur yang dapat digunakan untuk dua orang
3. Twin bed
26 Studio Perancangan Arditektur 5
Adalah tempat tidur kembar yang masing-masing hanya dapat di gunakan
untuk satu orang, atau kata lain dua single bed di dalam satu kamar.
4. Holiday bed
Adalah twin bed yang disambung oleh headboard
5. Rollaway/ extra bed
Adalah tempat tidur tambahan untuk menambah kekurangan tempat tidur di
dalam kamr, karena kapasitas tempat tidur tidak mencukupi untuk jumlah
orang yang menginap.
6. Baby crib/baby coat
Adalah tempat tidur khusus untuk bayi atau nank-anak.
7. Studio bed
Adalah sofa yang berfungsi sebagai tempat tidur.
8. Sofa bed/hide-away/hide-a bed
Adalah sofa yang bagian bawahnya merupakan tempat untuk
menyembunyikan tempat tidur tambahan
9. Murphy bed
Adalah sebuah tempat tidur yang bias dilipat ke dalam dinding, sehingga
kamar memiliki dwifungsi sebagai ruang tidur dan ruang tamu.
10. Fold away bed
Adalah tempat tidur yang dapat dan disimpan di suatu tempat penyimpanan.
2.2 Tinjauan City Hotel
2.2.1 Pengertian City Hotel
Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi
masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu
pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni
oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang
disediakan oleh hotel tersebut.
2.2.2 Karakteristik City Hotel
Berikut adalah karakteristik City Hotel yang telah di rangkum dari
berbagai macam sumber yaitu :
1) Terletak di pusat kota dan berdekatan dengan pusat bisnis
27 Studio Perancangan Arditektur 5
2) Sasaran penghuni City Hotel umumnya adalah para pengusaha dan para
wisatawan, jadi hotel memiliki fasilitas pelayanan pendukung bisnis,
seperti Ruang Rapat dan juga Ruang konferensi
3) Memiliki fasilitas yang di peruntukkan untuk tamu-tamu yang beristirahat
sementara dala jangka waktu yang cukup pendek.
2.2.3 Pelaku dan Aktivitas City Hotel
Deskripsi pengguna dan kegiatan adalah gambaran tentang penggunaan
juga kegiatan-kegiatan yang akan dapat dilakukan didalam bangunan nanti.
Gambar 2.2 Tabel Deskripsi Pengguna dan kegiatan
No. NAMA RUANG KEBUTUHAN RUANG KEGIATAN
1 Hall/Lobby Lobby Menunggu, mendaftar
Informasi Informasi, mendaftar
Ruang Tunggu Menunggu, duduk, mengobrol
Lobby Lift Menunggu Lift
Ruang Kontrol Kontrol keamanan, pengawasan
Toilet Sanitasi
2 Kamar Hotel
Standard
Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan,
minum
Kamar mandi (1 orang) Mandi, buang air
3 Kamar Hotel Deluxe Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan,
minum
Kamar mandi (1 orang) Mandi, buang air
4 Kamar Hotel Suite Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan,
minum
Kamar mandi (1 orang) Mandi, buang air
5 Function Rooms Function Room Ruang pameran/ tempat
memamerkan produk
Ruang persiapan Tempat latihan
Pantry Menyiapkan konsumsi
Gudang Tempat menyimpan barang
28 Studio Perancangan Arditektur 5
Toilet Kegiatan sanitasi
6 Meeting Rooms Meeting Rooms Mengadakan rapat/ konferensi
Gudang Menyimpan barang
Toilet Kegiatan sanitasi
7 Kantor Pengelola Ruang General Manager Bekerja, Rapat, koordinasi
Ruang Staff Bekerja, rapat, koordinasi
Ruang Rapat Rapat, koordinasi, review
Ruang Tunggu/ Tamu Menunggu, mengobrol
Toilet Kegiatan sanitasi
8 Ruang M/E Ruang Genset Penyimpanan genset
Ruang Chiller Pengaturan AC
Ruang Pompa Pengaturan pompa air
Ruang AHU Pengaturan listrik
Ruang Kontrol Mengontrol segala jenis M/E
Ruang istirahat karyawan Karyawan beristirahat
10 Travel Agent Receptionist, ruang tunggu,
kasir
Membeli tiket transportasi
11 Drug Store Etalase, display, gudang,
kasir
Membeli obat
12 Salon Etalase, ruang tunggu, ruang
pangkas, kasir
Menyalon
13 Restoran Ruang makan, dapur, gudang,
ruang penerima, kasir, toilet,
wastafel
Makan, minum, memasak,
menyimpan barang, menerima
pelanggan, membayar, buang
air, cuci tangan
14 Fitness Center Gymnasium Arena olahraga
Ruang Alat Menyimpan alat fitness
Ruang Aerobik Aerobik/ senam
Ruang Ganti/ Locker Ganti pakaian
Toilet Kegiatan sanitasi
Shower Mandi/ bilas
Kasir Membayar
29 Studio Perancangan Arditektur 5
15 SPA dan Sauna Ruang Sauna Rileks/ perawatan tubuh
SPA dan Whirpool Rileks/ perawatan tubuh
Toilet/ Shower Kegiatan sanitasi, berih-bersih
16 Musholla Ruang Sholat Beribadah
Toilet/ Ruang Wudhlu Kegiatan sanitasi/ Berwudhlu
Gudang Menyimpan barang
17 Servis/ Tata Graha Laundry Washer Mencuci pakaian
Laundry Dryier Mengeringkan pakaian
Ruang istirahat, dapur,
gudang, toilet, ruang makan
Istirahat pegawai, menyimpan
barang, makan, minum,
kegiatan sanitasi
18 Parkir Mobil Memarkir mobil
Sepeda Motor Memarkir sepeda motor
2.2.4 Karakteristik Tamu City Hotel
Usaha di bidang perhotelan mempunyai sasaran pelayanan jasa
komunikasi bagi pengunjung baik dari dalam maupun luar kota semarang,
terlebih city hotel yang lebih dominan berfungsi sebagai hotel bisnis, sasaran
pelayanannya terdiri dari :
A. Pedagang
B. Pengusaha
C. Peserta Konferensi/Konvensi
D. Pejabat pemerintah,dll
Karakteristik tamu hotel bisnis yaitu :
E. Bepergian seorang diri atau berkelompok
F. Menginap dalam jangka waktu relative singkat
G. Ingin cepat menyelesaikan tugasnya, sehingga pertimbangan terhadap
jarak pencapaian ke objek tujuan harus sedekat mungkin
2.2.5 Fasilitas City Hotel Bintang 4
Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang adalah gambaran tentang
persyaratan lain yang akan mempengaruhi desain dan ruang City Hotel ini.
30 Studio Perancangan Arditektur 5
Berikut adalah Kriteria klasifikasi Hotel Bintang 4 dan fasilitas apa saja yang
ada:
Unsur dekorasi tercermin pada lobby, restoran, kamar tidur dan Function
room.
1) Bedroom
Mempunyai minimum 50 kamar standar dengan luasan 24 m2/ kamar
Mempunyai minimum 2 kamar suite dengan luasan 48 m2/ kamar
Tinggi minimum 2.6 m tiap lantai
Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam kamar
2) Dining room
Mempunyai minimum 2 buah dinning room, salah satunya dengan
spesialisasi masakan (Japanese/ Chinese/ European food).
3) Bar
Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi AC 24ºC
Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1m
4) Ruang fungsional
Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby
dengan kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar
Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai dengan lobby
Terdapat pre function room
5) Lobby
Mempunyai luasan minimum 100 m2
Terdapat 2 toilet umum untuk pria dan 3 toilet umum untuk wanita dan
perlengkapannya
6) Drug store
Minimum terdapat drugstore, bank, money changer, biro perjalanan,
air line agent, souvenir shop, perkantoran, butik dan salon
Tersedia poliklinik
Tersedia paramedis
7) Sarana rekreasi dan olah raga
Minimum 1 buah dengan pilihan : tennis, bowling, golf, fitness, sauna,
billiard, jogging.
31 Studio Perancangan Arditektur 5
Sarana rekreasi untuk hotel di pantai dapat dipilih dari alternatif
berperahu, menyelam, selancar, atau ski air
Diskotik / night club kedap suara dengan AC / Toilet
area bermain anak minimum ayunan atau ungkit (children
playground).
8) Utilitas penunjang
Transportasi vertikal mekanis.
Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/ orang/ hari.
Dilengkapi dengan instalasi air panas/ dingin.
Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlokal, PABX
Dilengkapi dengan sentral video, musik, teleks, radio, carcall.
9) Business center
Di business center ini tersedia beberapa staf yang dapat membantu
dengan bertindak sebagai co-secretary para tamu yang ingin berkomunikasi
dengan kantor pusatnya maupun relasi bisnisnya. Selain itu, ada pula fasilitas
lain seperti faksimili, teleks, mecanograf. Para tamu dapat memanfaatkan
pelayanan dengan akses internet melalui kamarnya untuk reservasi dan promosi
usahanya, di samping juga dapat melakukan telekonferensi.
10) storan
Subbagian restoran di hotel yang besar dapat dibagi menjadi:
Main dining room atau ruang makan utama yang menyediakan
makanan Peraneis atau internasional.
Coffee shop, restoran yang menyediakan dan menyajikan makan pagi
dengan menu dan jenis pelayanannya lebih sederhana atau biasa
disebut ready on plate.
Restoran yang spesilik seperti grill-room, pizzarea, japanesse, oriental.
Room service: restoran yang melayani dan menyediakan hidangan
makanan dan minuman kepada tamu hotel yang enggan keluar kamar.
32 Studio Perancangan Arditektur 5
2.3 Green Architecture
2.3.1 Pengertian Green Arsitektur
Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalaharsitektur yang
minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono, 2010)
Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi
dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal. Istilah
keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan Perdana Menteri Norwegia GH
Bruntland memformulasikan pengertian Pembangunan Berkelanjutan (sustaineble
development) tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia
masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan
merekasendiri.
Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan energi,
ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapanarsitektur hijau akan memberi
peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan. Aplikasui arsitektur
hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang berkelanjutan. Berikut ini adalah
beberapa contoh gambar-gambar bangunan yang menggunakan konsep Green Architecture.
33 Studio Perancangan Arditektur 5
2.3.2 Prinsip-prinsip Green Architecture
Penjabaran prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah
mendesain green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green
Architecture Design fo Sustainable Future:
1. Conserving Energy (Hemat Energi)
Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan
dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan
waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya
adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi
dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya
dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain
bangunan agar hemat energi, antara lain:
1. Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan
dan menghemat energi listrik.
2. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal
sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaicyang diletakkan
di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding
timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan
sinar matahari yang maksimal.
3. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain
itu juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis
sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan
sampai tingkat terang tertentu.
4. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur
intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
5. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang
bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
6. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh
penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.
7. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.
34 Studio Perancangan Arditektur 5
2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya.
Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya
sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:
1. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
2. Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan
udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
3. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan
membuat kolam air di sekitar bangunan.
4. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk
mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini
dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan
pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.
1. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk
tapak yang ada.
2. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain
bangunan secara vertikal.
3. Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.
4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat
erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang
didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
35 Studio Perancangan Arditektur 5
5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada
dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan
dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6. Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas
menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecturepada
dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu
secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu,
sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara
keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.
36 Studio Perancangan Arditektur 5
BAB III
TINJAUAN KOTA SEMARANG DAN STUDI KASUS
3.1 Tinjauan Kota Semarang
3.1.1 Sekilas Tentang Kota Semarang Luas dan batas wilayah, kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 km2.
Secara administrative kota Semarang terbagi menjadi 16 kecamatan dan 177 kelurahan.
Dari 16 kecamatan yang ada, terdapat 2 kecamatan yang mempinyai wilayah terluas
yaitu kecamatan mijen, dengna luas wilayah 57,55 km2 dan Kecamatan Gunungpati,
dengan luas wilayah 54,11 km2. Kedua kecamatan tersebut terletak di bagian selatan
yang merupakan wilayah perbukitan yang sebagian besar wilayahnya masih memiliki
potensi pertanian dan perkebunan. Sedangkan kecamatan yang mempunyai luas terkecil
adalah kecamatan Semarang selatan, dengan luas wilayah 5,93 km2 diikuti oleh
kecamatan semarang tengah, dengan luas wilayah 6,14km2.
Batas wilayah administrative kota semarang sebelah barat adalah Kabupaten
Kendal, sebelah timur dengan kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten
Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh laut Jawa dengan panjang garis pantai
mencapai 13,6 kilometer.
Letak dan kondisi geografis, Kota Semarang memiliki posisi astronomi di
antara garis 6050’-7010’ Lintang Selatan dan garis 109035’-110050’ Bujur Timur.
Kota Semarang memiliki posisi geostrategic karena berada pada jalur lalu lintas
ekonomi pulau jawa, dan merupakan koridor pembangunan jawa tengah yang terdiri
dari empat simpul gerbang yakni koridor pantai utara: koridor selatan kea rah kota0kota
dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor
Merapi_Merbabu, koridor Timur kea rah Kabupaten Demak/ Grobogan: dan Barat
menuju Kabupaten Kendal. Dlam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah,
Semarang sangat berperan terutama dengan adanya pelabuahan, jaringan transport darat
(jalur kereta api dan jalan) serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul
transportasi Regional Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain
yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara
langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah.
37 Studio Perancangan Arditektur 5
3.1.2 Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Semarang
Berdasarkan pertimbangan atas fungsi dan peranan sesuai dengan Peraturan
daerah Kota Semarang no.14 tahun 2011 tentang RENCANA TATA RUANG
WILAYAH ( RTRW ) KOTA SEMARANG TAHUN 2011 – 2031 pada Bagian kedua
Rencana Pengembangan Sistem Pusat Pelayanan Paragraf 1 Rencana Pembagian
Bagian Wilayah Kota (BWK) Pasal 10, Rencana Pembagian Wilayah Kota (BWK)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a terdiri atas :
a. BWK I meliputi Kecamatan Semarang Tengah, Kecamatan Semarang Timur dan
Kecamatan Semarang Selatan dengan luas kurang lebih 2.223 (dua ribu dua ratus
dua puluh tiga) hektar;
b. BWK II meliputi Kecamatan Candisari dan Kecamatan Gajahmungkur dengan
luas kurang lebih 1.320 (seribu tiga ratus dua puluh) hektar;
c. BWK III meliputi Kecamatan Semarang Barat dan Kecamatan Semarang Utara
dengan luas kurang lebih 3.522 (tiga ribu lima ratus dua puluh dua) hektar;
d. BWK IV meliputi Kecamatan Genuk dengan luas kurang lebih 2.738 (dua ribu
tujuh ratus tiga puluh delapan) hektar;
e. BWK V meliputi Kecamatan Gayamsari dan Kecamatan Pedurungan dengan luas
kurang lebih 2.622 (dua ribu enam ratus dua puluh dua) hektar;
f. BWK VI meliputi Kecamatan Tembalang dengan luas kurang lebih 4.420 (empat
ribu empat ratus dua puluh) hektar;
g. BWK VII meliputi Kecamatan Banyumanik dengan luas kurang lebih 2.509 (dua
ribu lima ratus sembilan) hektar;
h. BWK VIII meliputi Kecamatan Gunungpati dengan luas kurang lebih 5.399 (lima
ribu tiga ratus Sembilan puluh sembilan) hektar;
i. BWK IX meliputi Kecamatan Mijen dengan luas kurang lebih 6.213 (enam ribu
dua ratus tiga belas) hektar; dan
j. BWK X meliputi Kecamatan Ngaliyan dan Kecamatan Tugu dengan luas kurang
lebih 6.393 (enam ribu tiga ratus Sembilan puluh tiga) hektar.
38 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 2.3 Peta pembagian bwk kota semarang
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Semarang Tahun 2010-2015
Rencana pengembangan fungsi utama masing-masing BWK sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. perkantoran, perdagangan dan jasa di BWK I, BWK II, BWK III;
b. pendidikan kepolisian dan olah raga di BWK II;
c. transportasi udara dan transportasi laut di BWK III;
d. industri di BWK IV dan BWK X;
e. pendidikan di BWK VI dan BWK VIII;
f. perkantoran militer di BWK VII; dan
g. kantor pelayanan publik di BWK IX.
3.1.3 Perhotelan
Dari data statistic dan kanwil Depparpostel wilayah VII Propinsi Jawa Tengah
tercatat sebanyak 703 perusahaan perhotelan,terdiri dari 59 hotel bintang, 640 hotel
melati, dan 4 hotel yang mendapat klasifikasi.
39 Studio Perancangan Arditektur 5
Kota Semarang merupakan salah satu tujuan menginap mancanegara dalam
melakukan perjalanan di Jawa tengah. Posisi kota semarang dianggap strategis dalam
menjangkau daerah-daerah tujuan lain dalam aktivitasnya walaupun berada di luar kota.
Selain kota Semarang, daerah lain yang menjadi tujuan kunjungan menginap hotel
terbesar adalah kota Solo dan Yogyakarta. Hotel-hotel di Semarang menampung kurang
lebih 30% dari jumlah penginap yang ada.
Di wilayah kota Semarang pertumbuhan jumlah hotel berbintang dan jumlah
kamar yang tersedia dapat dilihat pada table berikut:
Perkembangan Jumlah Hotel dan Kamar Hotel Berbintang di Kota Semarang
Tahun Jumlah Hotel Berbintang Jumlah Kamar
2001 24 1.503
2002 25 1.769
2003 25 1.790
2004 26 1.715
Gambar 2.4 Tabel Perkembangan Jumlah Hotel dan Kamar Hotel Berbintang
Sumber: Dinas Pariwisata Dati I Jawa Tengah
Perkembangan jumlah pengunjungyang menginap dan rata-rata wisatawan
menginap pada hotel berbintang di Kota Semarang dapat diketahui pada tabel berikut:
Tahun Jumlah Menginap Rata-Rata
Menginap Mancanegara Nusantara Jumlah
2001 9.681 212.594 222.274 1.55
2002 16.338 216.043 232.381 1.60
2003 20.666 274.554 295.220 1.56
2004 14.376 331.471 345.847 1.48
Gambar 2.5 Tabel Jumlah Tamu Menginap dan Rata-Rata Tamu menginap
pada Hotel Berbintang di Kota Semarang
Sumber Dinas pariwisata dati I Jawa Tengah
40 Studio Perancangan Arditektur 5
3.1.4 Potensi Kota Semarang
1. Potensi Pelabuhan
Pelabuhan Tanjung Mas merupakan gerbang masuk kota dari arah laut,
pelabuhan ini terus dikembangkan agar kapal-kapal dengan tonase besar dapat merapat
sehingga mampu menunjang perekonomian semarang.
2. Potensi Bandara Udara
Bandara Ahmad Yani merupakan gerbang masuk kota dari udara. Bandara ini
terus dikembangkan agar pesawat berukuran besar dapat mendarat.
3. Perekonomian kota Semarang
Perekonomian kota semarang beberapa kurun terakhir ini maju pesat, hal
tersebut dikarenakan semakin meningkatnya penanaman modal asing. Hal ini
mempengaruhi nilai ekspor dengan menurunnya nilai impor dan meningkatnya nilai
ekspor menandakan penggunaan angkatan tenaga kerja yang ada dan memperbesar
devisa Negara.
4. Keadaan Sosial Budaya Kota Semarang
Keadaan social budaya masyarakat adalah heterogen atau memiliki berbagai
macam latar belakang, saling interaksi dan mempengaruhi terhadap nilai-nilai social
budaya masing-masing dan cenderung mementingkan filosofi-filosofi non fisik
dibandingkan dengan filosofi fisik. Konsep mengenai privasi sangat terbatas cenderung
lebih mengutamakan konsep-konsep ritual atau keagamaan. Bertegur sapa dengan orang
yang takdikenal sudah biasa. Bergotong royong dapat dengan mudah dijumpai. Rumah
mereka biasanya mempunyai ruang-ruang yang berhubungan dengan ruang luar(teras
dan pelataran). Konsep keluarga besar masih mereka anutnamun adat istiadat sedikit
bergeser sesuai dengan perkembangan zaman, karena kendala-kendala interaksi sosial
budaya antara masyarakat yang meluas. Pada masyarakat kota yang latar belakang
ekonominya mapan, mereka memelihara norma-norma positif dan nilai-nilai luhur yang
telah ada pada pola hidup mereka.
41 Studio Perancangan Arditektur 5
3.2 Studi Kasus
3.2.1 Best Westtern Star Hotel
Gambar 2.6 Perspektif Star Hotel
Sumber : Dokumentasi Kelompok
3.2.1.1 Informasi Umum
Best Western Star Hotel merupakan sebuah Hotel berbintang 4 dengan desain
modern minimalis. Hotel ini dibangun dengan fasilitas dan servis standar Best
Western. Hotel ini terdiri dari 254 kamar, meeting room dan kolam renang yang
berada di lantai paling atas dengan sky pool bar yang dapat melihat seluruh kota
Semarang.
Star Hotel dapat ditempuh selama 15 menit dari Bandara Internasional Ahmad
Yani dan dekat dengan Kantor pemerintahan. Hotel ini terletak:
5 km Tugu Muda
3 km Simpang Lima
4 km Pandanaran (Pusat oleh-oleh)
12 km Bandungan
6 km Klenteng Agung Sam Po Kong
3 km dari Pusat kuliner Semawis (setiap akhir pekan)
9 km Bandara
6 km Stasiun
42 Studio Perancangan Arditektur 5
3.2.1.2 Lokasi Star Hotel
Hotel ini terletak di Jalan MT.Haryono No.972 Semarang, Jawa Tengah
Gambar 2.7 Peta Best Western Star Hotel#1
Sumber :Google Earth
Gambar 2.8 Peta Best Western Star Hotel#2
Sumber : Google Map
43 Studio Perancangan Arditektur 5
Batas-batas Hotel Best Western dibatasi sebagai berikut :
a. Utara : Kawasan Ruko Baru b. Timur : Permukiman warga c. Selatan : Java Mall Semarang d. Barat : Pertokoan
3.5.1.3 Fasilitas Best Western Star Hotel
Fasilitas Star Hotel antara lain :
1. Kolam renang
2. Lenore Spa
3. Sky Pool Bar
4. Titan Gym
5. Prima Restaurant
6. Star Lobby Lounge
7. Royal Star Lounge
8. Ruang Pertemuan
9. Bisnis Center
10. Internet Corner at the Lobby
Berikut akan di jelaskan lebih detail terkait Fasilitas Star Hotel :
1. Sky Pool and Bar
Gmbar 2.9 Sky pool
Sumber : Dokumentasi kelompok
44 Studio Perancangan Arditektur 5
Di area ini terdapat kolam Renang dengan 2 type, yang beda ketinggian. Ini
berada di lantai teratas Star hotel yaitu lantai 30. Selain Kolam renang di sebelahnya
juga terdapat Bar atau sering di sebut Sky Pool Bar khusus melayani pelanggan yang
bermain di area kolam renang.
Gambar 3.0 Sky pool bar
Sumber : Dokumentasi Kelompok
2. Lenore SPA Room
Di area ini merupakan tempat untuk SPA . Temapat melepas kepenatan untuk
sekedar refleksi tubuh. Sebeleum memasuki ruang SPA dan Sauna terlebih dahulu
melewati Receptionist
45 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 3.1 Ruang Spa
Sumber : Dokumentasi Kelompok
3. Titan Gym
Titan Gym terleteak persis disebelah SPA Room. Di dalam ruang ini
menyediakan banyak alat kebugaran olahraga untuk para pelanggan.
Gambar 3.2 Ruang Gym
Sumber : Dokumentasi Kelompok
46 Studio Perancangan Arditektur 5
4. Prima restaurant
Selain Bar di atas tadi terdapat juga Prima Restaurant yang letaknya berada di
atas Lobby yang bisa di akses dengan mudah oleh para pengunjung.
Gambar 3.4 Prima restaurant Sumber: documenasit kelompok
47 Studio Perancangan Arditektur 5
5. Meeting Room
Ruang meeting room ini dibedakan menjadi :
Name of
room
thea
ther
Class
room
cock
tail
U
shape
Round
table
Area
(m2)
Dimension
(m)
Height
(m)
Catleya 135 68 135 53 80 142.12 14.8 x 7.6 3
Bougenvile 1 38 25 40 15 24 65.18 7.2 x 7.4 3
Bougenvile 2 38 25 40 15 24 63.60 7.2 x 7.4 3
Bougenvile 3 38 25 40 15 24 65.20 7.2 x 7.4 3
Bougenvile 105 70 120 30 65 190.98 21.6 x7.4 3
Dahlia 1 48 39 48 13 32 51.62 8.1 x 8 3
Dahlia 2 48 39 48 13 32 52.69 8.1 x 8 3
Dahlia 3 48 39 48 13 32 51.62 8.1 x 8 3
Dahlia 135 110 145 30 85 155.93 24.3 x 8 3
Gambar 3.5 Tabel Jenis-jenis Meeting Room Sumber: documenasit kelompok
Gambar 3.6 Catelya Room
Sumber : Dokumentasi Kelompok
48 Studio Perancangan Arditektur 5
Ganbar 3.7 Dahlia 1,2,3 Room
Sumber : Dokumentasi Kelompok
Gambar 3.8 Bogugenvile room
Sumber Dokumenaasit Kelompok
49 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 3.9 Pintu Masuk star Hotel Sumber : Dokumentasi Kelompok
Gambar 4.0 Ball Room
Sumber Dokumentasi Kelompok
50 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 4.1 R. Lobby
Sumber : Dokumentasi Kelompok
Gambar 4.2 R. Tunggu Lobby
Sumber : Dokumentasi Kelompok
51 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 4.3 R. Bar
Sumber : Dokumentasi Kelompok
Gambar 4.4 Koridor Lobby
Sumber : dokumentasi Kelompok
52 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 4.5 Lounge
Sumber : Dokumentasi Kelompok
3.5.1.4 Tipe Kamar
Best western Star Hotel adalah sebuah hotel bintang emapat yang dibangun
dengan desain modern minimalis. Hotel ini memiliki 254 kamar , dengan pembagian
sebagai berikut :
Gambar 4.6 Tabel Tipe Kamar Star Hotel Sumber : www.bwstarhotel.com
1. Kamar Superior
Pada Superior Room menyediakan fasilitas : 1. LED 2. Wifi 3. Meja tulis eksekutif 4. KM dalam 5. Wastafle 6. Hairdraier 7. Perlengkapan mandi Premium
Nama / kategori ruang Jumlah ruang Dimensi (m2)
Superior 211 20.60
Deluxe 35 20.60
Junior Suites 7 44.00
Suite 1 65.00
53 Studio Perancangan Arditektur 5
8. Jubah Mandi 9. Brandkas 10. Telepon Kamar 11. Scan card untuk Pintu 12. AC 13. Air Panas 14. Mini Bar yang terisi penuh 15. Kukas
Gambar 4.7 Kamar Superior
Sumber : Dokumentasi Kelompok
2. Kamar Deluxe Pada Delux Room yang membedakan hanya Bed dan Ukuran KM dalam nya,fasilitas lainya sama.
Gambar 4.8 Deluxe room
Sumber : Dokumentasi Kelompok
54 Studio Perancangan Arditektur 5
3. Kamar Junior Suite Pada Junior Suite Room sama dengan superior yang membedakan hanya adanya ruang tamu di dalam kamar, fasilitas lainya sama.
Gambar 4.9 Junior suite Room
Sumber : Dokumentai Kelompok 4. Kamar Suite
Pada Suite Room sama dengan junior Suite yang membedakan hanya ukuran bed, fasilitas lainya sama.
Gambar 5.0 Suite Room
Sumber : Dokumentasi kelompok
55 Studio Perancangan Arditektur 5
3.5.1.6 Utilitas
1. Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan pada Bangunan Star Hotel yaitu menggunakan AC Split.
Gambar 5.1 Ac Split
Sumber.Dokumentasi Kelompok
Gambar 5.2 AC Split Duct
Sumber : Dokumentasi Kelompok
2. Sistem air bersih
Sistem air bersih menggunakan system Tangki Atap. Sistem Tangki Atap air
ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah. (dipasang pada lantai terendah
bangunan atau dibawah muka tanah), kemudian dipompakan ke suatu tangki atas
yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari
tangki ini, air didistribusikan ke seluruh bangunan.
56 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 5.3 Sistem tangki atap
Sumber : www.google.com
Gambar 5.6 Ruang Pompa.
Sumber : Dokumentasi kelompok
3. Lift
Di Star Hotel menggunakan 3 lift pengunjung dan 1 lift servis. Untuk lift pengunjung
digunakan untuk tamu/orang yang menginap di Hotel, sedangkan lift servis digunakan
untuk pelayanan kebutuhan tamu di star hotel.
57 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 5.7 Lift Pengunjung
Sumber : Dokumentasi Kelompok
Gambar 5.8 Lift Servis
Sumber : Dokumentasi Kelompok
Gambar 5.9 Mesin lift
Sumber : Dokumentasi Kelompok
58 Studio Perancangan Arditektur 5
4. Sistem Pemadam Kebakaran
Alat-alat pemadam kebakaran di Star Hotel antara lain:
Gambar 6.0 Box Hydrant, Apar, Smoke Detector
Sumber : dokumentasi Kelompok
Gambar 6.1 Panel fire alarm, Heat Detector, Sprinkler
Sumber : Dokumentasi Kelompok
59 Studio Perancangan Arditektur 5
3.2.2 Park Royale Singapore
Gambar 6.2 Park Royal Hotel Singapore
3.5.3.1 Informasi Umum
Ideal untuk bersenang - senang dan relaksasi, PARKROYAL On Pickering
terletak di Marina Bay area Singapura. Pusat kota terletak hanya 3. Km dari sini dan
bandara dapat ditempuh dalam waktu 25 menit. Surga untuk beristirahat dan
bersantai, hotel ini akan menyediakannya kepada Anda dan terletak hanya beberapa
langkah dari beberapa atraksi kota ini seperti Stasiun MRT Chinatown, People's
Park Centre Money, Pusat China Square.
PARKROYAL On Pickering juga menawari banyak fasilitas untuk
memperkaya penginapan Anda di Singapura. Ketika menginap di properti yang luar
biasa ini, para tamu dapat menikmati fasilitas orang cacat, layanan laundry/dry
cleaning, bar/pub, tempat parkir mobil, lantai eksekutif.
60 Studio Perancangan Arditektur 5
367 kamar-kamar terletak pada 15 lantai dan menyediakan suasana hangat dan
menyenangkan ketika Anda jauh dari rumah seperti ruang duduk, mini bar, TV
satelit/kabel, AC, pembuat kopi/teh. Lagipula, beberapa persembahan rekreasi dari
hotel ini akan menjamin Anda jauh dari kebosanan selama penginapan Anda.
Fasilitas super dan lokasi yang cemerlang menjadikan PARKROYAL On Pickering
tempat yang sempurna untuk menikmati penginapan Anda selama di Singapura.
3.5.3.2 Lokasi
Dengan bermalam di PARKROYAL on Pickering, Anda akan berada di pusat
kota Singapura, beberapa menit dari Pusat Taman Rakyat dan Chinatown Heritage
Center. Hotel bintang 4,5 ini dekat Universal Studios Singapura dan Taman
Anggrek Nasional.
3.5.3.3 Fasilitas
Rekreasi, Spa, Fasilitas Premium
Manjakan diri Anda dengan mengunjungi spa, yang menawarkan pijat,
perawatan tubuh, dan perawatan wajah. Anda bisa memanfaatkan fasilitas
rekreasi seperti kolam renang luar ruangan dan pusat kebugaran. Hotel ini
juga menyediakan akses Internet nirkabel gratis, layanan pernikahan, dan
bantuan tur/tiket.
Tempat Makan
Puaskan selera makan Anda di restoran hotel yang menyediakan sarapan,
makan siang, dan makan malam, atau tetap tinggal di kamar dan manfaatkan
layanan kamar 24 jam. Hilangkah dahaga dengan minuman favorit Anda di
bar/lounge.
Fasilitas Bisnis, Lainnya
Fasilitas unggulan antara lain pusat bisnis dan layanan resepsionis 24 jam.
Fasilitas pertemuan di hotel ini terdiri dari ruang rapat kecil dan aula. Parkir
gratis tersedia di lokasi.
61 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 6.3 Ball Room
Sumber : google
Gambar 6.4 Food & Beverage Sumber : google
Gambar 6.5 FITNESS CENTER
Sumber : google
62 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 6.7 EXECUTIVE LOUNGE Sumber : google
Gambar 6.8 ENTRANCE Sumber : google
63 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 6.9 GUEST ROOM Sumber : google
Gambar 7.0 SWIMMING POOL Sumber : google
64 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 7.1 RESTAURANT Sumber : google
Gambar 7.2 SPA Sumber : google
65 Studio Perancangan Arditektur 5
3.5.3.4 Tipe Kamar
Queen Hilton Deluxe
Luas 45 m2
Fasilitas berupa :
Meja kerja dan kursi ergonomis
37 inch LCD TV
Akses internet
Queen bed
King Hilton Deluxe
Luas 45 m2
Fasilitas berupa :
Meja kerja dan kursi ergonomis
37 inch LCD TV
Akses internet
Queen bed
King Junior Suite
Luas 90 m2
Fasilitas berupa :
Meja kerja dan kursi ergonomis
37 inch LCD TV
Akses internet
King bed
King Presidential Suite
Luas 130 m2
Fasilitas berupa :
Ruang tamu
LCD TV dan DVD player
Meja kerja dan kursi ergonomis
Internet akses
King bed
66 Studio Perancangan Arditektur 5
2 Queen Executive Plus
Luas 52 m2
Fasilitas berupa :
Ruang tamu
37 inch LCD TV
Meja kerja dan kursi ergonomis
2 queen bed
Internet akses
2 Queen Hilton Executive
Luas 45 m2
Fasilitas berupa :
Ruang tamu
37 inch LCD TV
Meja kerja dan kursi ergonomis
2 queen bed
Internet akses
King Executive Plus
Luas 52 m2
Fasilitas berupa :
Ruang tamu
37 inch LCD TV
Meja kerja dan kursi ergonomis
King bed
Internet akses
King Hilton Executive
Luas 45 m2
Fasilitas berupa :
Ruang tamu
37 inch LCD TV
Meja kerja dan kursi ergonomis
King bed
Internet akses
67 Studio Perancangan Arditektur 5
3.2.3 Akmani Botique Hotel
3.5.4.1 Informasi Umum
Gambar 7.3 Hotel Akmani, Jakarta
Sumber : google.com
Akmani Botique Hotel ini merupakan salah satu Hotel berbintang 4 di
kawasan Jakarta dengan luas tapak 1.500 m2 yang di Arsitekturi oleh Tonny W
Suriadjaja , dengan rincian sebagai berikut :
a. Arsitek : TWS & Partners
b. Desain Interior : TWS & Partners
c. Desain Pencahayaan : TWS & Partners
d. Desain Lansekap : TWS & Partners
e. Kontraktor sipil : KMY
f. Kontraktor interior : BMKK
68 Studio Perancangan Arditektur 5
3.5.4.2 Lokasi Akmani Hotel
Boutique-business hotel berbintang 4 ini terletak di kawasan komersialdi
Jakarta dengan akses langsung menuju Jl. Thamrin yang merupakan bisnis
distrik di Jakarta, tepatnya di Jl. KH. Wahid Hasyim 91, Thamrin. Bangunan
ini di apit oleh kedutaan Spanyol dan bangunan kantor.
Gambar 7.4 Lokasi Hotel akmani
Sumber : Google maps
3.5.4.3 Fasilitas Akmani Hotel
Memiliki 116 kamar yang terdiri dari 84 (deluxe), 24 grand deluxe,
5 suite, 2 grand suite, 1 presidential suite.
Terdapat ballroom dengan kapasitas 600 orang
Meeting room, terdiri dari 6 ruang
Fasilitas Olahraga (kolam renang, fitness room dan spa)
Café shop dan lounge pada lantai dasar
Restaurant terletak di Mezanin
Dengan pembagian kegiatan :
Basement : Parkir dan servis
Lantai dasar : coffee shop, lounge, receptionis (pulik)
Mezanin : meeting room (semi publik )
69 Studio Perancangan Arditektur 5
Lantai 1 : Restoran, spa, kolam renang, ruang kebugaran
Lantai 2 dan tipikal : unit kamar
Seluruh kegiatan servis di area podium di letakkan pada sisi kanan
bangunan dengan aksesbilitas yang mudah dan tertutup terhadap lift barang (
dapur, gudang dll ).
Gambar 7.5 Lobby Akmani Hotel
Sumber : google
Gambar 7.6 Restaurant Akmani Hotel
Sumber : google
70 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 7.7 Ball Room akmani Hotel
Sumber : Google
71 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 7.8 view menuju Basement
Sumber : Google
Gambar 7.9 Meeting Room
Sumber : Google
72 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 8.0 launge Akmani Hotel
Sumber Google
3.5.4.4 Tipe-tipe Kamar Akmani Hotel
Di dalam Akmani Hotel terdapat 4 tipe kamar, yaitu :
1) Deluxe
Tipe Kamar ini memiliki 84 kamar yang terdiri dari 42 King size Bed
dan 42 Twin. Untuk Smoking Room di lokasikan di lantai 2 dan 3.
Dengan luas ruangan 25.31 m2.
Gambar 8.1 Kamar Deluxe
Sumber : Google
73 Studio Perancangan Arditektur 5
2) Grand Deluxe
Tipe kamar ini memiliki 24 ruangan dengan luas masing-masing
28,31 m2.
Gambar 8.2 Kamar Grand Deluxe
Sumber Google
3) Suite
Tipe kamar ini memiliki 5 kamar dengan luas masing-masing adalah
52,5 m2.
Gambar 8.3 Kamar Suite
Sumber Google
74 Studio Perancangan Arditektur 5
4) Grand Suite
Tipe kamar ini memiliki 2 kamar dengan luas masing-masing adalah
59,5 m2.
Gambar 8.4 Kamar Suite
Sumber Google
75 Studio Perancangan Arditektur 5
3.5.4.5 Denah Akmani Hotel
Gambar 8.5 Denah Ground floor
76 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 8.6 Denah Lantai 1
77 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 8.7 Denah Mezzanine
78 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 8.8 Denah Podium Roof
79 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 8.9 Denah Lantai 2-8 (Typical)
80 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 9.0 Denah Penthouse
81 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 9.1 Potongan
82 Studio Perancangan Arditektur 5
BAB IV
PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN ARSITEKTUR
4.1 Titik Tolak Pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan sebagai acuan penyusunan dalam Laporan
Perencanaan dan Perancangan City Hotel di Semarang. Dalam bab ini akan diuraikan
mengenai pendekatan-pendekatan yang merupakan salah satu proses menuju tahap
pengambilan program dasar yang menjadi acuan dalam perencanaan City Hotel di kota
Semarang khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Pendekatan program perencanaan dan perancangan berdasarkan pada analisis
semua faktor penentu kebutuhan sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan fungsi
dan tujuan City Hotel dalam bidang Pelayanan jasa penginan di semarang.
1) Pendekatan Aspek Manusia
2) Pendekatan Aspek Lokasi
3) Pendekatan Sirkulasi dalam Bangunan
4) Pendekatan Aspek Teknik Bangunan
5) Pendekatan Aspek Arsitektural
Dengan metode pendekatan program perencanaan dan perancangan
berdasarkan pada analisis semua faktor penentu kebutuhan sarana dan prasarana yang
disesuaikan dengan fungsi dan tujuan City Hotel dalam bidang Pelayanan jasa
penginapan diharapkan perencanaan dan perancangan akan mencapai hasil yang
optimal dalam memenuhi fungsi, persyaratan ruang dan estetika dalam tampilan
arsitektur secara keseluruhan.
4.2 Pendekatan Aspek Manusia
4.4.1 Pendekatan Jumlah pengunjung
a. Untuk menentukan jumlah kamar hotel yang dibutuhkan bagi pengunjung
yang menginap maka perlu ditinjau pertumbuhan jumlah wisatawan yang
datang ke semarang.
b. Wisatawan yang dimaksud adalah wisatawan asing maupun domestic yang
mengunjungi kawasan kota Semarang.
83 Studio Perancangan Arditektur 5
c. Salam pengevaluasi pertumbuhan maupun memproyeksikan pertumbuhan
jumlah pengunjung yang datang maupun menginap di Semarang, maka akan
digunakan pola prediksi sampai dengan tahun 2015.
Berikut adalah Prosentae perkembangan Wisatawan per tahun di Kota
Semarang :
Tahun Jumlah Wisata Perkembangan
2002 905.952 -
2003 671.633 -25,86%
2004 709.759 +5,68%
Gambar 9.2 Tabel Prosentase perkembangan Wisatawan per Tahun di Kota
Semarang
Sumber : Dinas pariwisata Tingkat I Jawa Tengah dan Kalkulasi
Dari data di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa petumbuhan wisatawan
Kota Semarang adalah 6 %, sehingga dapat di prediksikn wistawan Kota Semarang
pada tahun 2015 adalah 1.932.331 pengunjung.
4.4.2 Pendekatan Kebutuhan Kamar
Oka Yoeti (1958:274) menetukan penentuan jumlah kebutuhan kamar
berdasarkan pertimbangan :
1) Proyeksi jumlah wisatawan yang datang
2) Rata-rata lama tinggal (average length of stay)
3) Prosentase tingkat hunian kamar yang di kaitkan dengan proyeksi konsumen
4) Pusat-pusat bisnis dan perdagangan yang ada di kota Semarang.
Di tambah dengan mempertimbangkan :
1) Perhitungan bahwa 27% pengunjung di Kota Semarang pada tahun 2015 akan
menginap di Kota berbintang
2) Pengelolaan hotel yang berkaitan dengan standar klasifikasi hotel berbintang
empat (4)
Maka Kebutuhan jumlah kamar dapat di analisa :
1) Rata-rata lama tinggal 1-5 hari
2) Pertumbuhan rata-rata pengunjung Kota Semarang pertahun 6 %
84 Studio Perancangan Arditektur 5
3) Prosentase hunian 27% dari konsumen yaitu 521.730 orang akan menginap di
hotel berbintang
4) Jumlah kamar yang akan di sediakan Kota Semarang yang menginap di City
Hotel pada tahun 2015 sebanyak 151, dengan asumsi jumlah kamar hotel
berbintang 4 berkembang menjadi 60 kamar.
4.4.3 Pendekatan Personil dan Aktivitas
Pelaku kegiatan di dalam bangunan Hotel di bagi menjadi 2, yaitu tamu
hotel dan pengelola hotel. Kegiatan utama yang ada dalam bangunan hotel ini
adalah kegiatan bisnis, pertemuan, istirahat, dan pelayanan tamu oleh pihak
pengelola hotel.
Manusia sebagai pelaku kegiatan yang ada di hotel dapat di bagi menjadi 2,
yaitu sebagai berikut :
1) Tamu Hotel
Dilihat dari kawasan perkotaan ini maka pengunjung sebagian besar adalah
pebisnis di Kota Semarang. Dengan melayani transit dan bisnis dimana terdapat
kegiatan-kegiatan yang khas pada kedua focus tersebut. Berikut adalah skema antara
focus transit dan bisnis pada hotel:
Integrasi
kegiatan
Area duduk /
menunggu
R. istirahat /
kamar
R. Pertemuan
/ rapat
Meeting point,
café, resto
Transit + +
Bisnis + + + +
Kegiatan yang sama
Pada kegiatan yang sama secara langsung sudah terbentuk integrasi antara
focus bisnis dan transit. Sedangkan pelayanan r. pertemuan dan rapat pada bisnis
agar kegiatannya tidak mengganggu unit kamar hotel yang sifatnya privat harus di
pisah zona ruangnya dalam bangunan dengan lobby sebagai perantara agar
keduanya dapat saling berintegerasi tanpa mengganggu satu sama lain.
85 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 9.3 Skema integrasi ruang hotel
Karakteristik tamu hotel :
Aktivitas Fleksibel
Mementingkan privasi
Sebagia besar kegiatannya bergantung pada pelayanan hotel
Analisa kegiatan tamu di hotel
Gambar 9.4 Analisis kegiatan tamu
2) Pengelola Hotel
Pengelola Hotel terdiri dari orang-orang yangbekerja didaam hotel dan
memilikifungsi untuk membantu menjalankan aktiitas hotel.
R.PERTEMUAN LOBBY KAMAR
86 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 9.5 Skema Analisi kegiatan pengelola
4.4.4 Pendekatan Ruang
Kegiatan, pengguna dan fasilitas ruang
Tamu
Kegiatan Sifat Ruang
Duduk, menunggu Publik Lobby
Transaksi Publik Retail
Buang air Publik Toilet Lobby
Tidur, istirahat Privat Kamar hotel
Makan, minum Publik Restoran
Olahraga Semi publik Ruang Gym
Hiburan Publik Fasilitas Hiburan
Rapat Formal, semi publik Ruang rapat
Pertemuan Semi publik Ballroom, Convention Hall
Pertemuan Publik Café, Lounge
Gambar 9.6 tabel Kegiatan, pengguna dan fasilitas ruang
87 Studio Perancangan Arditektur 5
Kebutuhan Ruang pengelola
Pengelola dan servis
Fungsi kegiatan Sifat Ruang
Penerima Registrasi tamu, pemesanan kamar Publik Front office
Pengelola Administrasi Privat Back office
Makan, minum Privat Staff lounge
Servis Memasak, menyiapkan hidangan Privat Dapur
Penyimpanan linen Privat R. linen
Mencuci pakaian Privat Laundry
Loading / unloading barang Privat Loading dock
Pencatatan barang Privat Kantor penerimaan barang
Pengontrol keamanan Semi publik Security
Menyimpan perlengkapan Ballroom Privat Gudang Ballroom
Menyimpan persediaan F & B Privat Gudang F & B
Ganti pakaian, menyimpan barang Privat Loker Karyawan
Buang air Privat Toilet
ME Pengontrol ME Privat ME room
Gambar 9.7 Tabel Kebutuhan Ruang pengelola
dari analisis di atas dapat dikelompokan berdasarkan kegiatan, pengguna, sifat dan kebutuhan ruangnya, sebagai berikut :
Kelompok ruang fasilitas utama Kamar hotel Ruang pertemuan
Kelompok ruang fasilitas pendukung Restoran, café, lounge Lobby atau resepsionis Toilet
Kelompok ruang fasilitas pelengkap Fasilitas hiburan Fasilitas olahraga Gudang-gudang Taman Ruang ME Dapur Ruang karyawan
88 Studio Perancangan Arditektur 5
4.4.5 Analisa Front and back of the house
Secara umum, organisasi fungsi hotel terbagi dari hanya 2 bagian, yaitu :
a. Front of the house, yaitu bagian yang menampung kegiatan yang bersifat publik, semipublikdan privat.
b. Back of the house, yaitu bagian yang menampung kegiatan yang bersifat servis.
Berdasarkan kegiatan ruang hotel dapat dibedakan atas 8 kelompok, yaitu : 1. Ruang publik
Ruang yang terbuka bagi umum dimana tamu diterima di ruang tersebut dan mendapatkan pelayanan pertama terkait tujuan kedatangannya. Ruang ini juga berfungsi untuk mengontrol tamu yang datang dan akan meninggalkan hotel.
2. Kelompok ruang pelayanan makan dan minum (food and beverage) Ruang yang menampung kegiatan makan dan minum tamu hotel.
3. Convention and meeting spaces Ruangyang menampung kegiatan pertemuan, pesta dalam berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan sejumlah tamu denagn system sewa.
4. Ruang sewa Ruang pelengkap yang tergabung dalam ruang konsesi. Ruang ini disewakan kepada pihak lain. Kegianatan di dalamnya seperti : agen perjalanan, bank dan lain-lain.
5. Kelompok pelayanan Ruang yang menampung kegiatan-kegiatan pelayanan dan merupakan penunjang operasional
6. Ruang-ruang rekreasi atau olahraga Kelompok kamar tidur
89 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 9.8 Hubungan Ruang Hotel
90 Studio Perancangan Arditektur 5
Kesimpulannya adalah pada hotel harus memisahkan frontof the house sebagai zona
tamu dan pelayanan oleh hotel yang berhubungan langsung dengan tamu. Sedangkan back of
the house adalah zona produksi untuk memenuhi tamu. Kedua hal tersebut tidak boleh
bentrok atau bersilangan aktifitasnya. Secara ringkas tamu tidak boleh mengetahui kegiatan
yang terjadi di back of the house.
Front of the House Back of the House
Gambar 9.9 Skema Hubungan front dan back of the house
4.4.6 Kebutuhan dan dimensi ruang
Rasio Kamar Hotel
Rasio tipe kamar hotel
Tipe Kamar The Akmani Star Hotel Rata-rata Pembulatan
Standar 84 211 147.5 79
Deluxe 24 35 29.5 18
Junior Suite - 1 1 2
Suite 9 1 1 1
Total 100
Jumlah unit kurang lebih : 200 unit
Pebandingan rasio kamar Standar : deluxe : junior suite : suite = maka,
Jumlah kamar standar : 158
Jumlah kamar deluxe : 35
Jumlah kamar junior suite : 5
Jumlah suite : 2
tamu Pelayanan Produksi
91 Studio Perancangan Arditektur 5
Gambar 10.0 Tabel Program Ruang
Front of the House
Nama Ruang Standar
(m2)/org
Jumlah
Ruang
Hasil Survei
Star hotel (m2)
Luas Ruang
(m2)
Luas Total
(m2)
Kamar & Koridor
Standar room 7.2 158 211 24 3792
Deluxe 7.2 35 35 28 980
Junior suite 7.2 5 7 32 160
Suite 7.2 2 1 48 96
Koridor 0.93m2/kmr @0.93 62.31
Luas Efektif
Sirkulasi (15%)
Total
5090
763.5
5853.5
Lobby
Front Desk 0.09 1 6 6 6
Front Office 0.35 1 24 24 24
Ballroom 1.1 1 300 300 300
Lounge 6 50 50 300
R. Pertemuan 1 64 64 64
Business center 1 68 68 68
Public Toilets
Men=100org/w
closets 25
org/urinal
3 Wastafel
TSS :min 21M
Min 8 m2 2 12 12 24
Women=50org/w
closets
3 wastafel/>100org
TSS: min 27 m2
Min 8 m2 1 12 12 12
Security min 8 m2 1 20 20 20
92 Studio Perancangan Arditektur 5
Public elevators min 8 m2 16 20 20 320
Public Stairs
Emergency
Fasilitas Kebugaran
R.fitness
Loker dan Shower - 2 48 48 96
R.Administrasi - 1 24 24 24
Gudang Alat - 1 12 12 12
Spa - 1 12 12 12
Sauna room - 2 6 6 12
Kolam Renang - 1 750 750 750
Adminsitrasi
Kantor pengelola,
R.humas,
R.enginer, Div.
keuangan dsb
15 12 12 180
F&B
Main restaurant
KPH : 1,5 m2/tmpt
duduk
TSS : 1,5 m2/tmpt
duduk
BPDS:
1,35m5m2/org
HPD :1-1,5 tmpt
duduk/kmr
1.5 m2 /
kamar
1 350 350 350
Retail & Rented Space
Rented retail 5 18 18 90
Coffe Shop 1 250 250 250
Rented restaurant
space
1 220 220 220
Telepon Umum 1m2/unit
93 Studio Perancangan Arditektur 5
Luas Efektif
Sirkulasi(15%)
Total
3134
470
3604
Back of The House
Nama Ruang Standar
(m2)/kmr
Jumlah
Ruang
Hasil survey
star Hotel (m2)
Luas ruang Luas Total
Reciving and Storage
Loading dock 12/bay 1 24 24 24
Reciving
Area/office
- 1 32 32 32
Trash Holding
Area
- 1 10 10 10
General Storage - 1 12 12 12
Food Service
Main coocking
area 1.1 1 48 48 48
F&B Storage 0.93 1 16 16 16
Wine storage - 1 8 8 8
Frezzer - 1 8 8 8
Vegetable
preparation - 1 8 8 8
Meat preparation - 1
Dishwashing Area 0.93 1 24 24 24
Toilet - 2 14 14 28
Employee Facilities
Timekeeper
&Security
- 2 12 12 24
Loker Pria 0.03 1 36 36 36
Loker Wanita 0.03 1 36 36 36
R.makan
Karyawan
1 24 24 24
94 Studio Perancangan Arditektur 5
DAN: menampung
1/3 karyawan
TSS:
1,6m2/t.duduk
Mushola 0.6 1 48 48 48
House Keeping & Laundry
Solid Linen Room 0.03m2/kmr 1 12 12 12
Laundry 0.06 1 48 48 48
Laundry
Supervisor
1 50 50 50
House Keeping 1 24 24 24
Ruang-ruang
Servis
4 12 12 48
M&E Area
Genset 1 32 32 32
Boiler room 1 12 12 12
R.ME 1 12 12 12
R.pompa 1 12 12 12
Reservoir Bawah 1 12 12 12
STP 1 7 7 7
Luas Efektif
15 % Sirkulasi
Jumlah
655
98.25
753.25
Sumber :Hotel Planning Design and Developtment, data arsitek,dan Manajemen Pengantar Hotel
Total luas hotel : 10210.75 m2
Luas tapak :
KDB : 60 %
KLB : 25 Lantai dilihat dari Bangunan di sekitarnya
95 Studio Perancangan Arditektur 5
4.3 Pendekatan Sirkulasi dalam banguan
4.3.1 Sirkulasi horizontal
Pada system sirkulasi horizontal menggunakan koridor yang dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu :
1. Single loaded (koridor satu arah)
kamar
kamar kamar kamar
koridor
Keuntungan :
Dapat memakasimalakna pencahayaan alami
Pada koridor dapat digunakan penghawaan alami
Memungkinkan kedua sisi ruang kamar mandapat cahaya
Kekurangan :
Bentuk massa bangunan menjadi memanjang apabila jumlah unitnya banyak
Kurang efisien dalam penggunaan lahan
2. Double loaded (koridor dua arah)
kamar
kamar kamar kamar
koridor
kamar
kamar kamar kamar
96 Studio Perancangan Arditektur 5
Keuntungan :
Pencapaian antar ruang dekat
Memuat lebih banyak unit dalam satu massa
Memeakan space yang lebih kecil sehingga penggunaan lebih optimal
Pada proyek hotel system sirkulasi horizontal yang cocok digunakan adalah
double loaded, karena setiap unit kamar hotel tidak membutuhkan penghawaan alami
karena penghawaan utamanya adalah penghawaan buatan, selain itu dengan system
double loaded penggunaan koridor menjadi lebih optimal karena melayani dua sisi
bangunan.
Alternatif system sirkulasi horizontal pada banguan adalah sebagai berikut :
No. Jenis sirkulasi Kelebihan kekurangan
1 Linier
Linier menerus
Linier bertekuk
Linier berpotongan
Linier bercabang
Linier berbelok
Linier melingkar
Jelas dan terarah
Mudah disesuaikan
Mudah dalam pencapaian
ke bangunan
Mudah dalam
pengklasifikasian fungsi
di dalam banguan
Kurang efisien karena
membutuhkan banyak
ruang
97 Studio Perancangan Arditektur 5
2 Radial
Memusatkan kegiatan /
orientasi
Efisiensi tinggi karena
hanya membutuhkan
ruang minimal
Mudah untuk mencapai
ke titik tertentu
Arah sirkulasi terpusat
pada suatu titik
sehingga perhatian ke
titik lainnya berkurang
3 Grid Pencapaian mudah Kurang efisien karena
membutuhkan banyak
ruang untuk sirkulasi
Sirkulasi
membingungkan
Pada pola sirkulasi hotel diterapkan pola sirkulasi linier menekuk pada banguan yang
memanjang untuk mengurangi kebosanan, sedangkan pola sirkulasi radial pada lobi hotel
dengan lobi sebagai pusat orientasi kegiatan.
4.3.2 Sirkulasi vertical
Pada proyekni terdapat 2 jenis sirkulasi vertikal di dalam bangunan, yaitu dengan
menggunakn lift, eskalatordan tangga. Kedua sirkulasi digunakan dalam perancangan hotel
dengan pertimbangan sebagai berikut :
Lift : jumlah bangunan 4 lantai, hotel butuh lift untuk membawa barang, membantu
tamu mencapai tujuan dengan cepat, mempermudah penyandang cacat.
Menurut buku Sistem Bangunan Tinggi, criteria lift untuk banguana hotel adalah
sebagai berikut :
a. Untuk setiap 100 kamar perlu disediakan 1 lift barang
b. Untuk pelayanan yang memuaskan, setiap 75 kamar dilayani oeh 1 lift
c. Kapasitas lift yang digunakan minimal untuk 16 orang
d. Lift yang digunakan harus mampu mengangkat barang bawaan tamu yang berat
(koper atau meja saji makanan)
98 Studio Perancangan Arditektur 5
e. Ruang kamar tidak boleh berdekatan dengan ruang mesin lift
Escalator : sirkulasi vertikal pada area lobi samping menuju ballroom di lantai 2
menggunakan escalator
Tangga : sirkulasi tamu jika sirkulasi utama (lift)tidak berfungsi, sirkulasi dalam
keadaan darurat, sirkulasi antar lantai.
Bangunan hotel direncanakan terdiri dari 4 lantai yang dibutuhkan oleh lift dan tangga. Lift
digunakan sebagai penghubung antar lobby dengan lantai-lantai di atasnya baik untuk tamu
maupun servis. Lift tamu dan servis dipisah demi kenyamanan tamu.
4.3.3 Sirkulasi Hotel
Analisa Skema
a. Sirkulasi Tamu Tidak Menginap
Tamu yang tidak menginap biasanya mengunjungi hotel untuk memanfaatkan
fasilitas-fasilitas hotel seperti restoran/bar/kafe, fasilitas kebugaran maupun ruang-
ruang pertemuan.
b. Sirkulasi Tamu Menginap
Tamu yang menginap biasanya akan langsung menuju lobby dan front desk untuk
keperluan administrasi dan lain-lain, setelah itu tamu yang menginap dapat
mengakses lantai-lantai kamar tamu atau memanfaatkan fasilitas-fasilitas lain
yang ditawarkan hotel.
c. Sirkulasi Pengelola
Sirkulasi pengelola dibedakan dari sirkulasi tamu, akses masuknya pun dibedakan
dari entrance tamu. Setelah memasuki hotel biasanya pengelola akan melakukan
absensi di timekeeper station dan kemudianmengambil dan mengganti seragam,
lalu melakukan pekerjaanya masing-masing. Akses vertikal untuk kegiatan servis
juga dibedakan dari akses vertikal untuk tamu.
99 Studio Perancangan Arditektur 5
Berikut adalah skema sirkulasi dari:
a. Tamu Tidak Menginap
Gambar 10.1 sirkulasi tamu tidak menginap
100 Studio Perancangan Arditektur 5
b. Sirkulasi Tamu Menginap Tamu yang menginap biasanya akan langsung menuju lobby dan front desk untuk keperluan admisistrasi dan lain-lain, setelah itu tamu ayang menginap dapat mengakses lantai-lantai kamar tamu atau memanfaatkan fasilitas-fasilitas hotel lainnya. Surkulasi tamu menginap:
Gambar 10.2 sirkulasi Tamu Menginap
101 Studio Perancangan Arditektur 5
c. Sirkulasi Pengelola
Gambar 10.3 sirkulasi Pengelola
102 Studio Perancangan Arditektur 5
d. Skema Alur Pelayanan Tamu Hotel
Gambar 10.4 sirkulasi Pelayanan Tamu Hotel
103 Studio Perancangan Arditektur 5
4.4 Pendekatan Lokasi 4.4.1 Kriteria Penentuan Site
Agar lokasi City Hotel tersebut sesuai dengan yang diharapakan, adapun Kriteria-kriteria tersebut meliputi :
1. Pencapaian Kemudahan pencapaian dari jalan utama ( Arteri Sekunder) ke lokasi hotel Adanya jalur penghubung antara lokasi hotel dengan pusat kota, perdagangan dan
perkantoran. Akses pencapaian yang mudah dari arah luar kota maupun Bandara
2. Persyaratan khusus meliputi kebisingan, keamanan, kebersihan, dan kenyamanan site 3. Jaringan Utilitas
Jaringan air bersih Jaringan listrik Jaringan alat komunikasi Jaringan pembuangan air kotor
4. Kebijakan pemerintah Pemilihan site harus mendukung pembagian zona yang sudah direncanakan dan ditetapkan.
5. View View perlu diperhitungakan meskipun bukanlah aspek utama, namun viewe akan meningkatkan nilai jual sebuah hotel
4.4.2 Alternatif site
Sebagai alternative dipilih 3(tiga) site, yang kemudian akan dilakukan penilaian berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disebutkan.
Alternatif Site 1
Site berada di Jl. Sisingamaraja dengan luas 12.500 m2
104 Studio Perancangan Arditektur 5
Alternatif site 2
Site berada di Jl. Dokter Wahidin Sudirohusodo dengan luas 14.600 m2
Alternatif site 3
Site berada di Jl. Letnan Jendral S. Parman dengan luas 11.600 m2
105 Studio Perancangan Arditektur 5
4.4.3 Bobot Pemilihan Site
Analisis pemilihan site dilakukan dengan menggunakan scoring tiap kriteria. Bobot penilaian penentuan site berdasarkan atas pengaruh factor-faktor dalam site.
No Faktor Prosentase Penilaian 1 Pencapaian 35% 2 Kedekatan fasilitas 25% 3 Kondisi Lingkungan 15% 4 View 15% 5 Utilitas 10% Total 100%
Berdasarkan prosentase diatas maka didapat penilaian berdasarkan table dibawah ini : Kriteria Bobot Alternative site 1 Alternative site 2 Alternative 3
Nilai Score Nilai Score Nilai score Pencapaiain 35% 5 17.5 % 8 24.5 % 9 31.5 %
Kedekatan Fasilitas 25% 6 15 % 9 22.5 % 7 17.5 %
Kondisi Lingkungan 15% 6 9 % 8 12 % 6 9 %
View 15% 6 9 % 10 15 % 9 13.5 %
Utilitas 10% 7 7 % 8 8 % 7 7 %
Total 100% 30 57.5 % 43 82 % 38 78.5 %
Dari table diatas maka diperoleh site alternative ke 3 (tiga) sebagai site terpilih. Site berada di Jl. Dokter Wahidin Sudirohusodo. Dengan batasan:
Utara : Jl.Candi Sari
Timur : Jl. Dokter Wahidin Sudirohusodo
Selatan : Jl.Candi Sari
Barat : Jl.Candi Sari
106 Studio Perancangan Arditektur 5
Potensi dari site ini adalah pemandangan/view pemukiman di Semarang, selain itu site ini berkontur dan dapat dioleh dengan menarik. Pemandangan yang disuguhkan sangatlah indah, di sebalah barat pemukiman, di sebelah utara merupakan view gedung-gedung, dan timur,selatan disuguhkan dengan pemandangan bukit-bukit yang indah.
107 Studio Perancangan Arditektur 5
4.5 Pendekatan Teknik Bangunan
4.4.1 Pendekatan Struktur Bangunan
Struktur sebagai pendukung utama sebuah bangunan. Keberadaan struktur harus
memenuhi syarat agar tercipta kekakuan, kestabilan, dan kekuatan.
1. Sistem struktur bagian bawah (sub-structure)
Tabel Sub-struktur
Jenis Pondasi Keuntungan Kekurangan
Pondasi Tiang Pancang Pekerjaan cepat
Kedalaman 30-40
Proses pemancangan
mudah dan ringkas
Banyak memerlukan
sambungan
Pemasangan
menimbulkan bising
dan getaran
Pondasi pored pile
Tidak menimbulkan
getaran
Diameter lebih besar
sehingga daya
dukung tiang lebih
besar, tumpuan dapat
diperkecil
Cocok untuk segala
jenis tanah
Kedalaman 30-40 m
Pekerjaan lama
Kurang praktis dalam
proses pemancangan
Biaya lebih besar
Jika kadar air dalam
tanah tinggi, maka
pengecoran beresiko+
Pondasi yang digunakan dalam perencanaa dan perancangan city hotel di semrang ini adalah
pondasi tiang pancang karena lebih praktis dalam proses pengerjaannya.
108 Studio Perancangan Arditektur 5
2. Sistem struktur bagian atas (upper-structure)
Sistem struktur Keuntungan Kekurangan
System plat dan slab beton
tanpa balok
Tanpa balok sehingga
F2F menjadi lebih
rendah
Pelaksanaan mudah
Semakin panjang
bentang semakin tebal
plat
Dimensi kolom besar
System plat, balok, dan
kolom
Space antar balok
dapat dimanfaatkan
untuk ducting
Ketebalan plat
berkurang karena
gaya disalurkan
melalui balok
Tinggi F2F
bertambah karena
membutuhkan ruang
untuk balok
Semakin besar
bentang semakin
besar dimensi balok
Pada proyek hotel sisrem struktur yang cocok digunakan adalah system plat,
balok, dan kolom.
4.4.2 Pendekatan Bahan Material Bangunan
Pendekatan bahan material bangunan meliputi material dinding, atap, kusen, plafond, dan
penutup lantai. Pertimbangan pemilhan material adalah berdasarkan kemudahan perawatan
material.
1. Material Pengisi dinding
Tabel material Dinding
Jenis Material Kelebihan kekurangan
Batu Bata Insulasi peredam bangunan
Muda didapat
Modul kecil sehingga
pengerjaan lama
Mudah berjamur
Batako Modul besar pengerjaan
lebih cepat
Mudah didapat
Murah
Daya tahan terhadap
gempa kecil
109 Studio Perancangan Arditektur 5
Dinding pre-cast Pengerjaan cepat (sudah
difabrikasi sesuai pesanan)
Lebih efisien untuk
bangunan dengan modul
perlantai yang sama
Biaya lebih mahal
Bata Ringan Pengerjaan cepat (modul
besar)
Kemungkinan rembes kecil
Tahan api dan kedap suara
Sulit didapat
Pada bangunan hotel ini, material pengisi dinding yng akan digunakan adalah bata
ringan karena sifatnya yang kedap suara membantu penciptaan ruang yang tidak
terganggu oleh bising diluar bangunan, sedangkan pada unit tipikal kamar
menggunakan pre-cast yang sifatnya moduler.
2. Material penutup eksterior
Tabel Material eksterior
Jenis material Kelebihan Kekurangan
Kaca Kemampuan penghantar
panas kecil
Mudah didapat
Dapat menghantar cahaya
matahari
Mudah menyerap
panas
Batu alam Tahan terhadap cuaca
Mampu menyerap panas
Tahan terhadap kerusakan
mekanis
Mudah rusak oleh
lumut dan jamur
Cladding GRC
(Glass-fiber
Rainforced
Cement)
Fleksibel
Mudah dibentuk
Mudah dipasang
Mahal dan mudah
kusam
Cladding ACP Fleksibel dan mudah Mahal dan sulit didapat
110 Studio Perancangan Arditektur 5
(Alumunium
Composite Panel)
dibentuk
Mudah dipasang
Perawatan mudah
Material penutup eksterior yang digunakan pada bangunan hotel kali ini adalah
Kombinasi dari material kaca, ACP, dan GRC untuk menciptakan kesan pada
façade yang menarik dan tidal monoton.
3. Material atap
Tabel material atap
Jenis material Kelebihan Kekurangan
Genteng
Tahan terhadap cuaca dan
panas
Mudah dapat
Mudah pecah
Dak beton Tahan terhadap hujan
Mudah dibentuk
Tahan api
Berat dan mudah retak
karena pemuaian
Menyerap panas tinggi
Alumunium Ringan mudah dipasang
Tahan terhadap cuaca
Tahan api dan gempa
Mahal
Menyerap panas tinggi
Baja ringan Ringan, sehingga bobot
yang ditanggung struktur
dibawahnya tidak terlalu
berat
Anti rayap
Tidak memiliki nilai muai-
susut
Pemasangannya cepat
Tidak bisa diekspose
Rentan tiupan angin
(untuk bangunan
tinggi)
Polycarbonate Rungan, mudah dipasang
Mudah dibentuk
Dapat dilalui cahaya
matahari
Mahal
Tidak tahan panas
111 Studio Perancangan Arditektur 5
Truss Cocok untuk bentang lebar
Fleksibel dapat membentuk
atap yang variatif
Membutuhkan ruang
yang cukup besar
Material atap yang digunakan pada bangunan hotel adalah kombinasi antara dak beton
dengan atap miring dari rangka truss yang diberi penutup metal. Pada atap yang
difungsikan sebagai area ME akan menggunakan atap beton, sedangkan atap yang
tidak difungsikan untuk ME akan menggunakan atap truss yaitu pada ballroom yang
membutuhkan bentang lebar.
4. Material kusen
Tabel material kusen
Jenis Kelebihan Kekurangan
Kayu Mudah didapat
Menyerap panas
Tahan cuaca
Mudah terkena rayap
Mudah terbakar
Aluminium Ringan
Mudah pemasangannya
Menyerap panas
Mahal
Kusen aluminium adalah yang cocok digunakan dalam bangunan hotel karena
pemasangannya yang mudah, serta tampilannya yang modern
5. Material plafond
Tabel material plafond
Jenis Kelebihan Kekurangan
Gypsum board Isolasi suara baik
Mudah dipasang
Fleksibel dan mudah
dibentuk
Mudah tergores
Multipleks Mudah didapat
Murah
Tidak tahan rayap
112 Studio Perancangan Arditektur 5
Ringan
Pemasangan mudah
Mudah terbakar
Material penutup plafond yang digunakan pada bangunan hotel adalah gypsum board
karena sifatnya fleksibel.
6. Material penutup lantai
Gambar Tabel material penutup lantai
Jenis Kelebihan Kekurangan
Keramik Mudah perawatannya
Anti gores
Tahan api
Mudah pecah
Marmer Nilai estetika tinggi
Tahan api
Mahal
Sulit didapat
Perawatan khusus
agar tahan lama
Parket Fleksibel
Mudah pemasangannya
Dapat meredam suara
Nilai estetika tinggi
Mahal
Sulit didapat
Mudah terbakar
Mudah tergores
Rawan rayap
Karpet Fleksibel Memerlukan
Material penutup lantai yang digunakan pada hotel adalah kombinasi antara marmer,
keramik dengan karpet. Penggunaan marmer pada area lobby akan member kesan
mewah pada suasana hotel. Keramik digunakan pada area servis, sedangkan karpet
digunakan pada koridor dan unit kamar hotel serta ruang pertemuan/rapat.
113 Studio Perancangan Arditektur 5
4.4.3 Pendekatan Utilitas Bangunan
a. Sistem Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersih pada bangunan hotel meliputi penyediaan air dingin dan
air panas, berikut adalah skema jaringan air bersih, pasokan untuk kotak hidran dan
menara pendingin, serta air buangan.
Skema. Penyediaan air bersih
Pada sistem pasokan air terdapat sistem pasokan ke atas(up feed) baik dengan
tangki maupun tidak dan pasokan ke bawah (down feed).
Gambar 10.5 Skema penyediaan air Bersih
114 Studio Perancangan Arditektur 5
b. Sistem pengolahan air limbah
Pada bangunan hotel air limbah diolah dalam SPT (Sewage Treatment Plant),
yaitu melalui proses mekanik, berupa penyaringan,pemisahan dan pengendapan, serta
proses biologi/kimia. Berikut adalah skema pengolahannya:
c. Sistem pembuangan sampah
Sampah dari setiap lantai akan di angkut melalui lift barang menuju ke
pembuangan terakhir
d. Sistem penanggulangan kebakaran
Semakin cepat evakuasi diadakan pada saat kebakaran maka semakin kecil
juga kemungkinan terjadinya korban. Untuk itu diperlukan detector asap untuk
mengetahui adanya titik kebakaran.
Ketika kebakaran terjadi aka nada jeda waktu sebelum petugas pemadam
kebakaran datang ke lokasi, maka dari itu antisipasi awal dapat menggunakan
115 Studio Perancangan Arditektur 5
PAR(Pemadam Api Ringan) untuk mematikan api. Selain itu setiap bangunan harus
dilengkapi oleh hidran dan sprinkler.
Perletakan hidran dalam bangunan harus berjarak 35 m antar satu dengan yang
lainnya. Sedangkan sprinkler sebagai respon awal pada saat terjadinya kebakaran
memiliki skema susunan sebagai berikut :
Jalur distribusi dan jaringan pipa untuk instalasi hidran dan sprinkler dapat dilihat
pada gambar berikut:
116 Studio Perancangan Arditektur 5
Instalasi Hidran
Pasokan air hidran
117 Studio Perancangan Arditektur 5
e. Sistem penyediaan air panas
Setiap unit kamar hotel dilengkapi oleh pemanas air masing-masing. Satu unit
pemanas air hanya melayani satu kamar, sehingga lebih efisien jika dibandingkan
dengan sistem pemanas air pusat. Apabila terjadi kerusakan unit pemanas air yang
membutuhkan perbaikan tidak akan menyebabkan kamar lain terganggu fasilitas air
panasnya.
f. Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan yang digunakan pada hotel adalah system penghawaan
buatan. Sistem penghawaan buatan sendiri terbagi 2:
1. Direct cooling, yaitu berupa unit ac split tanpa dialirkan melalui ducting.
2. Indirect cooling, yaitu menggunakan chiller yang kemudian dialirkan melalui
ducting
Sistem penghawaan buatan yang cocok pada unit kamar hotel adalah direct
cooling yaitu dengan menggunakan AC split untuk masing-masing unit kamar,
sehingga jika ada kamar yang kosong tanpa tamu AC tidak akan menyala dan
menghabiskan energy.
118 Studio Perancangan Arditektur 5
Sistem AC Split
Sedangkan pada area lobi menggunakan sistem split duct
Sistem Ac Split duct
g. Sistem Penangkal Petir
Prinsip dasar darisistem penangkal petir adalah menyediakan jalur menerus
dari logam yang menyalurkan petir ke tanah pada saat terjadi sambaran petir pada
bangunan. Berikut macam-macam system penangkal petir:
Sistem konvensional, sistem praktis, biaya murah tapi terjangkau
Sistem sangkar faraday, biaya mahal, mengganggu estetika bangunan
Sistem Thomas, menggunakan system paying dengan bentangan perlindungan
yang besar.
Sistem penangkal petir yang digunakan adalah system Thomas dimana
bentangan perlindungan cukup besar sehingga dalam satu bangunan hanya
memerlukan satu penangkal petir saja.
h. Sistem Pasokan Listrik
119 Studio Perancangan Arditektur 5
Daya listrik umumnya dipasok dari Pembangkit Tenaga Listrik melalui
jaringan tegangan tinggi (TT, diatas 20000 volt), yang kemudian diturunkan menjadi
tegangan menengah (TM, antara 1000-20000 volt) dan tegangan rendah (TR, dibawah
1000 volt) oleh transformator yang diterapkan pada gardu-gardu listrik.
Pasokan Listrik
Jika aliran listrik PLN terhenti, maka daya listrik diambil dari Generator yang
diletakkan diruang kedap suara agar tidak mengganggu kegiatan bangunan.
i. Sistem Jaringan Komunikasi
Agar jaringan telekomunikasi dalam bangunan dapat berfungs diperlukan
saluran telpon dari Telkom, yang mempunyai hubungan keluar local (dalam kota),
hubungan interlokal ataupun internasional.
Sistem dalam bangunan dimulai dari saluran Telkom ke PABX (Private
Automatic Branch Exchange), selanjutnya ke kotak hubung induk (MDF-Main
120 Studio Perancangan Arditektur 5
Distribution Frame). Melalui kabel distribusi (DC- Distribution Cable)
jaringan telpon disebarkan ke koak terminal (JB-Junction Box) yang ada di
tiap-tiap lantai bangunan.
Gambar 10.6 Sistem Komunikasi
121 Studio Perancangan Arditektur 5
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan
cityhotel ,maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh
bangunan yang menyediakan jasa penginapan, pelayanan makanan dan minuman
serta jasa penunjang lainnya, yang disediakan untuk umum dan dikelola secara
komersial.
2. Pemilihan site Hotel menyesuaikan peruntukan lahan dan di tempatkan di simpul
kota suatu daerah.
3. Ketika kita mendesain suatu bangunan memanglah diperlukan ketelitian yang
sangat, untuk menciptakan bangunan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan
masalah-masalah yang ada dalam lingkungannya.
4. Tidak hanya kita mampu bagus mendesainnya saja, kita harus dituntut untuk
menyesuaikan peraturan dan ketetapan yang telah dibuat saat kita mendesain
suatu bangunan komersial publik, dalam hal ini kita mengambil contoh hotel.
5. Analisa yang akurat, dan pemecahan masalah yang bagus bisa memberikan
desain bangunan yang nyaman, aman, dan efektif untuk pelayanan publik di
pelayanan hotel.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat Penulis sampaikan berkaitan dengan perencanaan
Cityhotel adalah sebagai berikut :
1. Sebelum merencanakan suatu bangunan hotel hendaknya didahului dengan studi
kelayakan agar nantinya dapat diperoleh hasil perencanaan yang memuaskan baik
dari segi mutu, biaya dan waktu. Dan juga perlu memperhatikan persyaratan-
persyaratan yang telah ditetapkan.
2. Ketika kita mendesain hotel utamakanlah kenyamanan publik untuk kesesuaian
penataan ruang, aksesbilitas dan sirkulasi ruang serta penentuan site hotel.
3. Analisa dan pemikiran pemecahan masalah sangatlah di butuhkan guna terciptanya
bangunan yang sesuai desain kita, yang bisa nyaman untuk digunakan.