Download - MAJALAH LENSA
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
1/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
2/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
PUASA
SALAM REDAKSI
Syukur al-hamdulillahirobbil alamien,,,,! Kami ucapkankepada Allah SWT, atas karnia-Nya lah majalah Lensa HIMMABA
dapat kembali mneyapa pembaca setia.
Dengan harapan selangkah lebih maju, dalam penerbitan kali
ini kami menghadirkan visi dan misi yang berbeda dari penerbitan
Lensa sebelumnya. Namun perubahan ini tidak mengurangi dan
memotong makna dibalik visi dan misi yang disajikan sebelumnya.
LENSA : wahana kreasi dan komunikasi warga HIMMABA,
bahwa yang dimaksud dengan Wahana : alat atau sarana pelancar
(majalah Lensa ini diharapkan menjadi alat atau sarana pelancar
komunikasi warga HIMMABA), Kreasi : hasil daya cipta,
penciptaan (Majalah Lensa merupakan karya atau tercipta karena
hasil daya cipta warga HIMMABA), Komunikai : Perhubungan
atau pengkabaran (hubungan timbal balik antar warga HIMMABAmerupakan aspek yang tak kalah penting dalam penerbitan LENSA),
Warga HIMMABA : semua kader yang ada dalam keluarga besar
HIMMABAA.
Edisi kali ini, kami menyajikan rubrik lensa lebih variatif. Kajian
tuntas tentang kontrol Kitab Kunig, kami hadirkan di laporan utama.
Kolom pendidikan, hukum, ekonomi, psikologi kami sajikan
khususnya bagi pembaca yang ingin mengetahui isu-isu aktual
didalamnya. Disamping itu rubrik konsultasi agama, kami harapkan
bisa memberikan cakrawala pengetahuan tentang probelmatika
hukum Islam kontemporer.
Selanjutnya, tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam menyumbang
karya tulisnya, serta lembaga dan instansi atas partisipasinya
sehingga terbitlah majalah Lensa ini. Begitu pula thanks you very
much for segenap warga HIMMABA yang telah berperan aktif
dalam menerbitkan majalah Lensa ini.
Tak lupa di edisi ini, tentu saja masih banyak terdapat
kekurangan meski kami hadirkan sesempurna mungkin. Oleh sebab
itu kami mengharap kritik dan saran pembaca guna melangkah lebih
baik di edisi selanjutnya. Akhir katasemoga berguna bagi pembaca
dan tetaplah Ekspresikan Intelektualmu dalam Karya
Bertintasukses selalu!
Redaksi
DAFTAR ISI
Laporan UtamaKontrol Kitab Kuning Dulu dan Sekarang......................4
Laporan KhususBahrul Ulum Tidak Punya Iktan Alumni Yang Jelas..........6
Artik elAgam a Forma l VS Agam a Spir itual .... .... .... ..... ..... ..... ..7
Konsultasi Agama ...........................................9
PendidikanHutang dan Privatisasi Pendidikan ..........................10
HukumProblematikan Nikah Sirri......................................11
Pembangunan dalam Rangkan Konfigurasi Politikdengan Sistem Hukum Responsif.............................13
English CornerTeaching And Learning Techniques Based On TheBrain Functions.................................................15
Ar ab ic Co rn er ...............................................17
ProfilPenjual Kasur Memimpin HIMMABA .........................18
Al bu m- Ma nia ...............................................19
Komentar.....................................................21
PsikologiABA (Aplied Behaviour Analisys) Sebagai MetodeTerapi Untuk Anak Autis ......................................22
EkonomiPeningkatan SDM lewat Membaca dan Menulis ............25
HistorySejarah dan Perkembangan HIMMABA .....................26
LiputanKurang Puas, HIMMABA Adakan Diklat Jurnalistik Lagi ...29Ramadhan HIMMABA Padatkan Kegiatan Religi .........31
Sorotan .......................................................32
CerpenPencuri Pintu Rumah ..........................................33
InTiPS ..........................................................36
Intermezo ....................................................37
SUSUNAN REDAKSI MAJALAH LENSA
Pelindung : Ketua HIMMABA Koms. UIN Malang
Penasehat : Pembina HIMMABA Koms. UIN Malang, Drs. Sutiaji, Drs. Zainuddin, MA, Drs.
Yahya Djafar, MA, Drs. Wasmukan, Drs. Badruddin, M.HI, Moh. Asrori Alfa, MA, Saiful
Mustofa, M.Pd, Drs. Nur Ali M. PdPenaggung Jawab : Mariana Ulfa, Koordinator Bidang
Penerbitan HIMMABA UIN Malang Pengarah :Abdul Mutholib, S.E, Ikhwan Haji, S.HIPimpinan Redaksi : Wawan Sulthon Fauzi Sekretaris Redaksi : Evi Nurus Suroya
Bendahara : Titik Erni Ningsih Dewan Redaksi : Munirul Ikhwan, Aimmatus Sholichah,
Naely RosyidahReporter :Aminatus Soidah, Nailul Hikmah Lay Out : Junaidi Abdillah
Fotografer :Ali Mabrur, M. Nashir Sirkulasi : Rahma, RifaAlamat Redaksi : Jl. Sumbersari
Gg. Ib No. 56 Malang (0341) 574656
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
3/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006 3
SAMBUTANPEMBINA HIMMABA
Bismillahiromanirohim.
Assalamualaikum Wr.Wb
SEBAGAI hamba yang beriman
seyogyanya kita bersyukur kehadirat Al-
lah SWT atas segala rahmat dan nikmat-
Nya yang dianugrahkan kepada kita
sehingga kita senantiasa mentaati
perintahNya dan menjauhi laranganNyasemoga kita mampu terus berbakti
kepadaNya.
Pada dasarnya saya menyambut
dengan baik dan gembira dengan
diterbitkanya majalah HIMMABA ini.
Rencana dari pengurus HIMMABA yang sekarang
untuk menerbitkan majalah ini adalah merupakan
sebuah langkah maju,yang berangkat dari perjalanan
HIMMABA itu sendiri terutama HIMMABA yang ada di
Malang.
Hendaknya majalah ini juga belajar dari beberapa
pengalaman yang terjadi misalnya majalah ini adalah
sebagai tindak lanjut dari buletin, maka kita harus
belajar dari kasus buletin. Barangkali pengalaman
inilah mestinya segenap redaksi dari majalah ini bisa
mengambil suatu hikmah sehingga keberadaan
majalah ini bisa terus eksis.
Bagaimanapun juga dengan adanya majalah ini
kita mengharapkan terjadi suatu silaturrohim diantara
pengurus, anggota, beberapa senior yang ada disini
dan juga dapat terus terjalin hubungan antara Pondok
Pesantren Bahrul Ulum. Majalah ini juga bisa
mengakomodir tulisan dan informasi-informasi yangada di semua anggota HIMMABA.
Selain meminta beberapa pendiri HIMMABA untuk
memberikan tulisan dan motivasi, mungkin juga bisa
memberikan suatu saran tentang pengalaman dari
para senior yang telah berhasil baik yang
berada di kota Malang maupun di kota-
kota yang lain.
Harapan saya semoga HIMMABA
benar-benar dapat mencerminkan suatu
bentuk organisasi dengan berbagai
macam kegiatan yang bernilai positif
dengan tidak melupakan satu ciri khas
daripada santri yaitu bermanfaat bagimasyarakat. Mudah-mudahan majalah
HIMMABA ini benar-benar bisa menjadi
media kreasi dan komunikasi diantara
warga HIMMABA.
Akhirnya dengan mengharap ridho
dari Allah SWT mudah-mudahan apa yang kita lakukan
ini benar-benar bisa mendapatkan manfaat untuk
pengembangan HIMMABA ke depan.
Salamun Qoulan Min Rabbirrahiim
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, 08 Oktober 2006
PEMBINA HIMMABA
Drs. H. Yahya Djafar, M.A
Drs. H. Yahya Djafar, M.A
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
4/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 20064
KITABkuning atau kata lain dari
kitab klasik adalah istilah kitab-kitab
berbahasa arab, yang dicetak dengan
kertas berwarna kuning (karena belum
ada kertas putih seperti sekarang)dengan alat cetak sederhana, monoton,
kaku, dan cenderung kurang nyaman
dibaca. Kitab-kitab ini seringkali tidak
dijilid, melainkan hanya dilipat saja dan
diberi cover dengan kertas yang lebih
tebal.
Pusat pendidikan Islam dengan
kajian-kajian kitab kuning pertama kali
adalah langgar, masjid atau rumah sang
guru, di mana murid-murid duduk di lantai
menghadap sang guru dan mengaji.
Menurut Zuhairini (1997:212), tempat-
tempat pendidikan Islam nonformal inilahyang menjadi embrio terbentuknya sys-
tem pondok pesantren. Indonesia
memiliki ribuan lembaga pendidikan Is-
lam yang dikenal sebagai dayah dan
rangkang di Aceh, surau di Sumatera
Barat, dan pondok pesantren di Jawa.
Setiap pondok pesantren harus memiliki
unsur-unsur pokok yaitu kyai, masjid,
santri, pondok dan kitab kuning. Itulah
mengapa nama kitab kuning selalu
dikaitkan dengan pesantren.
Pondok pesantren yang telah
diperkenalkan di Jawa sekitar 500 tahun
yang lalu memainkan peran penting
dalam penyebaran agama Islam di pulau
Jawa. Juga pada zaman penjajahan
Belanda, hampir semua peperangan
melawan pemerintah kolonial Belanda
mendapat dukungan penuh dari
pesantren. Banyak kebijakan pemerintah
Belanda yang merugikan pesantren.
Mereka mendirikan Priesterreden
(Pengadilan Agama) yang bertugas
mengawasi kehidupan beragama dan
pendidikan pesantren. Dampak kebijakanini membuat kekuatan pesantren sebagai
pusat pendidikan Islam di Indonesia
menurun. Para pemuda yang inginmengikuti pendidikan pesantren semakin
kecil, sehingga banyak pesantren-
pe sa ntre n ke ci l ya ng ma ti se ba b
santrinya kurang cukup banyak. Namun
demikian, bisa dilihat data pondok
pesantren tahun 1942 dan 1978 yang
mencerminkan pesat dan tetap kuatnya
pesantren di Jawa dan Madura walaupun
dirugikan oleh kebijakan-kebijakan
Belanda.
Tahun 1942 (Survai Kantor Urusan
Agama),
Di pesantren, pengajaran kitab
kuning memakai dua sistem. Pertama,
system sorogan (individual) dan
wetonan (kolektif). Kedua sistem ini
masih tetap dilakukan sampai sekarang
untuk mempertahankan pengajaran kitab-
kitab klasik sebagai inti pendidikan di
pe sa ntr en . Wal aupu n se ba gia n
pesantren berorientasi modern, mereka
tetap berusaha mengabadikan sejarah
dengan mengintegrasikan system salafi
dan sekolah formal (madrasah).
Tradisi kajian kitab di lingkunganmahasiswa, pada bulan Ramadhan
misalnya, tiap masjid, organisasi islam,
Laporan Utama
Kontrol KITAB KUNING
Dulu dan Sekarang
Tahun 1942 (Survai Kantor Urusan Agama),
dan instansi keagamaan lainnyamengadakan kegiatan pesantren kilat
dengan kajian macam-macam kitab
kuning. Mahasiswa yang memiliki
po tensi bes ar denga n ke ma tan gan
jasmani, emosi dan akalnya diharapkan
mampu menggunakan life skill nya
sebagai mahasiswa muslim sebenarnya
setelah mengkaji kitab kuning.
Sejalan dengan maraknya
modernisasi, banyak yang tidak
mengetahui bagaimana kemunculan kitab
ini sehingga penyudutan kitab kuning
semakin menjadi-jadi dikatakan sebagai
tidak sistematis, kuno, dan kolot.
Sesungguhnya ini adalah bentuk
interpretasi, kontekstualisasi ajaran Islam
yang termaktub dalam Al-Quran dan
Sunnah, yang dilakukan oleh ulama
sepanjang abad dan di seluruh belahan
dunia Islam. Di Jepang misalnya, telah
melakukan penepisan itu dengan
menempatkan kitab kuning dalam wacana
ilmu pengetahuan kontemporer, diuji
secara materi tidak kalah bermutu dengan
pemikiran modern. Karena itu seseorangtidak mungkin mendapat gelar ulama atau
kyai tanpa menguasai kitab dasar tersebut
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
5/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006 5
Laporan Utama
yang sering disebut kutubul
muktabarah (kitab yang otoritatif), buku
wajib bagi santri dan ulama pesantren.
Sama dengan istilah warisan ilmu dari
guru-guru yang mengajar. Apa yang
disampaikan oleh guru pertama, kedua
dan seterusnya tidak akan jauh berbeda
karena ada masterpieces (karya tulis)
yang mengikat ilmu-ilmu tersebut.
Hingga kini, kitab-kitab kuning masih
tinggi pangsa pasarnya. Pondok
Pesantren Al-Kausar, Sentani, Irian Jaya
misalnya juga memakai kitab-kitab
kuning. Karena sulit mencari kitab-kitab
tersebut, Al-Kausar sendiri harus
memesan dari Jawa. Kiai Nawawi Banten
menulis lebih dari dua ratus kitab yang
dibaca oleh umat Islam seluruh dunia,
Kiai Mahfudz termas yang mengarang
kitab Manhaj Dawinnadzar di bidang
ilmu hadits, bukunya menjadi buku wajib
di beberapa universitas di Mesir.
Sementara Kiai Ihsan Jampes sendiri
yang tidak pernah keluar belajar di TimurTengah kitab-kitabnya menjadi bacaan
umat Islam di Asia, Afrika, dan Eropa.
Bertahun-tahun perkembangan kitab
kuning (klasik) selalu memiliki kemajuan.
Bagi mahasiswa muslim seperti kita tidak
hanya mengkajinya dari sumber kitabnya
langsung, tapi lebih suka mengakses
kitab-kitab ini di dunia cyber yang
merupakan dunia ultra modern lewat si-
tus-situs atau website tertentu seperti
http://www.almeshkat.net/,http://
w w w. n u n i h o n . o r g / , h t t p : / /
w w w . n g a j i s a l a f . w e b . i d , h t t p : /www.kotasantri.com/, http://
www.almuhajir.net/, dan banyak lainnya.
Hadirnya situs-situs tersebut
memberikan nuansa baru bagi para
pembaca kitab kuning. Dengan demikian
berbagai kitab yang disajikan mulai dari
Ulumul Quran, ilmu tafsir, musthalah
hadist, fikih, tasawuf , aqidah, tata bahasa
arab, sastra, ilmu faraid, ilmu falak, ilmu
kedokteran , nasehat termasuk cerita dan
hikayat, bisa dibuka siapa saja bahkan
bi sa di down load secara gratis.
Kemudahan yang diberikan situs ini,
sebab seseorang yang ingin membaca
kitab tertentu tinggal membuka situs ini,
tidak harus meminjam di perpustakaan,
pesantren atau pada kyai tertentu.
Kini tersedia juga software kitab
kuning bernama Al-Maktabatusy
Syamilah, Al-Ishdar 2 (pustaka lengkap,
versi 2) dan terdiri dari 1800 kitab,
dikelompokkan dalam 29 bidang
keilmuan. Daftar bidang ilmu dan jumlah
kitabnya bisa dilihat lebih jauh di http://
www.almeshkat.net/. Semua kitab
tersebut telah termuat lengkap dalam
software ini, oleh karena itu ukurannya
sangat besar, Hard Disk yang dibutuhkan
minimal 4,2 Giga Byte.
Software ini memuat berbagai kitab
dalam berbagai bidang. Di bidang tafsir
(52 kitab), Ulumul Quran (43 kitab), Fiqih
4 madzhab (19 kitab), Madzhab Imam
Maliki ( 14 kitab), tasawuf , ushul Fiqih,
Mustholah hadits dan bidang lainnya
hingga 29 kelompok. Kemampuan utama
software ini bisa membuka kitab apapun
berdasar juz dan halamannya, berdasarindex atau bidang ilmunya, dan bisa
langsung menulis judul kitabnya.
Rata-rata tiap perguruan tinggi islam
memang memiliki kurang lebih 70 %
berlatar belakang pesantren atau pernah
mempelajari kitab kuning dan hampir tiap
perguruan tinggi di kota-kota besar In-
donesia, mahasiswanya bertempat di
pesantren. Tidak diragukan pula UIN
Malang sendiri, seluruh mahasiswanya
pernah mempelajari kitab kuning karena
eksistensi dan system mahad-nya.
Dulu, orang-orang atau santri
mempelajari kitab kuning, sebagai hasil
kodifikasi hukum Islam senantiasa
diaplikasikaan dalam kesehariannya. Apa
yang tertera dalam kitab kuning mereka
ketahui sebagai sarana untuk
mendekatkan diri kepada Sang Khalik.
Dengan keikhlasan dan kepatuhan
mereka pada kyai, mereka membawa
pesan moral kitab-ki tab yang pernah
mereka pelajari semata-mata karena Al-
lah SWT.
Na mun r ea li ta kin i, se ba gi an
mahasiswa yang pernah mempelajari
kitab kuning ataupun belum pernah sama
sekali (awam) terlihat serupa. Nilai-nilai
keagamaan yang telah dienyam selama
bertahun-tahun luntur dengan masuknya
paham-paham liberalisme, sekulerisme,materialisme dan permisifisme (paham
serba boleh) merupakan pangkal dari
kerusakan moral dan akhlaq ummat
manusia saat ini. Hingga akhirnya, kitab-
kitab kuning yang pernah dipelajari, kini
hanya menjadi wacana dan perdebatan
semata. (*Nel)
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
6/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
Sudah 23 tahun HIMMABA
didirikan di Kota Malang,
tentunya berbagai pembenahan
dalam rangka kemajuan terus
ditingkatkan terutama masalah
wacana organisasi alumni
Pondok Pesantren Bahrul Ulum.
Berikut hasil wawancaraPimpinan Redaksi Majalah
Lensa Wawan Sulthon Fauzi
dengan Bpk.Drs. Sutiaji, pendiri
dan pembina HIMMABA UIN
Malang.
Akhir-akhir ini pengurus Yayasan
PPBU sedang hangat-hangatnya
merencanakan penyatuan alumni, seba-
gai langkah awal salah satunya dengan
pendataan lewat internet. Bagaimana
bapak selaku alumni menanggapi atas
rencana ini,..?Untuk pendataan Alumni sebaiknya
dilakukan secara manual dulu, bisa mencari
data-data yang sudah terkumpul, seperti di
Orda-orda, atau sekolah-sekolah maupun
asrama-asrama. Pendataan melalui internet
bagus juga, akan tetapi akan menyulitkan bagi
daerah-daerah terpencil.
Lalu bagaimana langkah
kongkritnya,..?
Perlu dibentuk tim khusus yang focus
pa da pe n da ta an , ha l in i ha ru s te ta p
dikomando dari pengurus Yayasan dengan
mencari tokoh-tokoh atau orang-orangtertentu yang pernah berpengaruh pada
periodenya.
Mungkin bisa di jelaskan rancangan
teknisnya,..?
Misalnya di tahun sekian mereka pernah
menjadi orang yang berpengaruh disebuah
orda tertentu, ataupun disekolah-sekolah dan
asrama-asrama. Nah.. kita coba hubungi lagi
alumni-alumni yang berpengaruh itu guna
mendapat informasi alumni-alumni yang
pernah dipimpinnya, paling tidak mereka bisa
membawahi satu karisidenan tertentu, karenarata-rata mereka pasti menjadi tokoh di
masyarakatnya, jadi sangat disayangkan jika
Laporan Khusus
Bahrul UlumTidak Punya Ikatan Alumni Yang Jelas
hal itu tidak kita manfaatkan.
Jadi, apa harapan bapak setelah
adanya pendataan,..?
Jadi setelah menyandang sebagai alumnimereka secara moral tidak terputus begiti saja
dengan pondok, malah mereka seharusnya
mendapat anyoman dari pondok.
Bagaimana dengan adanya
organisasi alumni Bahrul Ulum,..?
Melihat kembali sejarah, Bahrul Ulum
Tambakberas secara resmi tidak punya ikatan
alumni yang jelas. Awal dari terbentuknya
alumni, ya di Malang ini, HIMMABA. Lalu
menyusul terbentuknya ikatan alumni di
Jogjakarta dan Surabaya.
Sebagaimana diketahui, wadah-wadah
alumni Bahrul Ulum cukup banyak,
diantaranya adalah adanya wadah alumni di
tingkatan Asrama, Madrasah, ORDA atau
ditingkatan Mahasiswa,
Adanya wadah-wadah alumni yang telah
terbentuk, jangan disalahkan, tidak perlu
menyatukan perbedaan, tapi yang perlu dikaji
adalah bagaimana mencari titik temu atau
persamaan dalam perbedaan itu. Artinya
biarkan semua berjalan sebagaimana mestinya.
Tapi yang jelas dari berbagai wadah
tersebut mampunyai nama tersendiri,
bagaimana menanggapinya,..?Nama hanya sebuah symbol mengapa
harus dipermasalahkan, yang penting
orientasi, visi, misi dan tujuannya secara glo-
bal sama.
Menurut bapak apa salah satu tujuan
diadakannya organisasi alumni,..?
Selain sebagai wahana silaturrahim yang
bernuansa ibadah juga diharapka ada ikatan
profit yang artinya ada kerjasama dibidang
ekonomi sesama anggota, misalnya sekarang
ini ada alumni yang di Probolinggo
mempunyai kebun-kebun mangga yang bisa
dibilang luas sedangkan alumni di Malang
mempunyai usaha pemasaran yang cukup
bagus, fenomena ini begitu profit jika mereka
melakukan kerjasama.
Terus, apa kira-kira langkah yang
bisa dilakukan oleh HIMMABA,..?
Sempat diharapkan, bahwa HIMMABA
bisa menjadi organisasi alternative di tengah-
tengah pergolakan organisasi-organisasi yang
ada di Kampus. Hal ini juga dapat dijadikan
motivator untuk penyatuan alumni tersebut,karena jika hanya sekedar kumpul tanpa
tujuan yang jelas maka serasa penyatuan
alumni ini tidak mungkin, ditambah lagi
mereka mempunyai kepentingan-kepentingan
pribad i. Ja di se bai kn ya d al am se tia p
kepengurusan harus punya target, target itu
tidak perlu banyak, satu saja kalau berhasil
dengan sukses itu lebih baik daripada banyak
tapi masih nggelambyar. Misalnya untuk
kepengurusan selanjutnya konsentrasi penuh
pada pengegolan semua alumni yang ada di
Malang atau kalau memungkinkan kerjasama
dengan himpunan alumni Bahrul Ulum yang
ada di daerah lain kemudian kita golkan semualapisan alumni.
Bagaimana yang seharusnya perlu
diperhatikan HIMMABA dalam
kepengurusannya,..?
Yang terpenting adalah setiap kegiatan
dibutuhkan tujuan dan manfaat yang jelas bagi
anggotanya. Begitu pula adanya dengan
organisasi, sebuah organisasi bisa berlangsung
jika organisasi itu mengetahui dan memahami
kebutuhan anggotanya. Jadi anggota merasa
memperoleh manfaat dari keikutsertaannya
itu, buat apa mengadakan kegiatan yang tidakada nilai manfaat untuk anggota. (*)
Drs. Sutiaji
6
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
7/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
Artikel
JIKAkita cermati, sesungguhnya
Islam adalah agama yang sangat per-
hatian terhadap tradisi spiritualitas
dan moralitas yang sudah berjalan
selama 14 abad lebih. Dalam per-
spektif sejarah Muhammad saw.
adalah sosok yang telah melalui
proses spiritualitas dimaksud. Beliau
digambarkan sebagai anak muda
yang jujur, pencari spiritual yang
kritis yang, biasa berkontemplasi. Di
sebuah bukit, tempat beliau
mengasingkan diri itulah selanjutnya
ia memperoleh pengalaman spiritual
yang tinggi.Dalam sistem ajaran Islam, bah-
wa semua perintah yang diberikan
oleh Allah kepada hamba-Nya me-
ngandung nilai kebaikan dan hik-
mah-Nya. Ungkapan Tuhan melalui
Al-Quran (QS. Al-Ankabut:35),
bahwa shalat dapat mencegah per-
buatan keji dan munkar itu ber-
makna, bahwa orang disebut sebagai
telah menegakkan shalat (iqamat al-
shalah), jika mereka sudah mampu
mencegah perbuatan keji dan mun-kar tersebut, dan inilah tujuan subs-
tansial ajaran shalat dimaksud.
Dalam perspektif Islam semua
pesan keagamaan yang terakumulasi
dalam ibadah mahdhah selalu ber-
pihak pada ajaran sosial. Ibadah
kurban misalnya, ia lebih dari se-
kadar menyembelih binatang ternak
yang kemudian dagingnya dibagi-
bagikan kepada fakir-miskin, me-
lainkan substansi yang diperin-
tahkan oleh Allah SWT melaluiberkurban itu adalah berkurban
untuk melahirkan nilai-nilai takwa,
bukan membuat orang lain jadi
korban, atau terkorbankan, seperti
yang terjadi selama ini (QS. Al-
Hajj:37).
Ibn Taimiyah menjelaskan, bah-
wa dalam beragama (baca: Islam),
orang memulai dengan Islam dulu,
kemudian berkembang ke arah iman
dan memuncak dalam ihsan. Me-
nurut Ibn Taimiyah, orang yangmenerima warisan kitab suci namun
masih juga berbuat zalim adalah or-
ang yang baru ber-Islam. Kemudian
pada tahap selanjutnya ia meningkat
menjadi seorang yang beriman. Pada
tingakatan ini ia terbebas dari per-
buatan zalim, namun perbuatan
kebajikannya sedang-sedang saja.
Dan kemudian pada tahap berikut-
nya adalah di mana orang tidak
hanya terbebas dari perbuatan zalim
bahkan ia bergegas dalam berbuatkebajikan dan menjadi penggerak
kebajikan itu sendiri. Dan itulah or-
ang yang sudah memasuki tahap
ihasan. Tahap di mana orang tidak
sekadar mampu meninggalkan
larangan Tuhan tetapi sekaligus
menjadi teladan perbuatan baik. Or-
ang ini menurut Ibn Taimiyah akan
masuk surga tanpa hisab, sedangkan
orang yang baru tahap ber-Islam,
yang masih berbuat zalim, ia akan
masuk surga setelah melalui azab
akibat dosa-dosanya. Dengan
demikian, jika diklasifikasi, adaIs-
lam potensial-pasif dan Islam aktual-
transformatif. Maka persoalan relasiantara sistem keimanan dengan
sistem sosial dalam ajaran Islam
tidak bisa dipisahkan keduanya. Al-
lah SWT memberikan penegasan
dalam beberapa surat dan ayat-Nya.
Misalnya saja dalam QS. An-Nisa :
36-37 dan Al-Anam : 151. Rasyid
Ridha, penulis tafsir al-Manar, me-
nyebutkan bahwa ayat-ayat tersebut
sebagai sepuluh wasiat Tuhan dan
merupakan bukti representatif, bahwa
ajaran Islam sangat perhatian terha-dap masalah-masalah kemanusiaan.
Fakta bahwa Islam lebih dari
sekadar sebuah agama formal, tetapi
juga risalah yang agung bagi trans-
formasi sosial dan tantangan bagi
kepentingan-kepentingan pribadi
dibuktikan oleh penekanannya pada
shalat dan zakat. Dalam kebanyakan
ayat al-Quran, shalat tidak pernah
disebutkan tanpa diiringi dengan
zakat. Orang yang selalu menum-
puk kekayaan dan tidak mau menge-luarkan zakatnya dicap sebagai or-
AGAMA FORMAL VS
AGAMA SPIRITUAL
Oleh M. Zainuddin*
7
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
8/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
Artikel
ang yang arogan.
Secara alamiah Islam dimulai
dari gerakan moral dan kemanu-
siaan, seperti pengakuan Nabi sen-
diri dia diutus oleh Allah SWT untuk
menyempurnakan akhlak manusia
(Innama Buistu Li utammima Husn
al-Akhlaq). Gerakan yang dilakukan
Nabi berorientasi pada masalah-
masalah pembangunan umat dan
pembinaan masyarakat yang bebasdari eksploitasi, penindasan, do-
minasi dan ketidakadilan dalam
bentuk apapun.
Seperti ungkap Asghar Ali (1991:
89), ketika al-Quran secara tegas
mengutuk penindasan dan keti-
dakadilan, maka perhatiannya ter-
hadap wujud sosial yang baik dari
masyarakat yang egaliter tidak bisa
disangkal lagi. Karena itu menurut
Ali, terlepas dari signifikasinya,istilah-istilah al-Quran juga mem-
punyai konotasi-konotasi sosial
ekonomi. Dengan demikian, term
kafir dalam al-Quran tidak hanya
bermakna hanya ingkar terhadap
Tuhan, melainkan secara tidak lang-
sung juga menentang terhadap ka-
eadilan dan kejujuran yang seharus-
nya diwujudkan dalam suatu mas-
yarakat. Orang yang mengaku beri-
man kepada Allah harus me-
nunjukkan keberpihakannya (komit-men) terhadap orang-orang yang
lemah (al-mustadhafin) seperti:
anak-anak yatim, orang miskin dan
orang terlantar serta menegakkan
keadilan di muka bumi ini.
Andai saja semua orang ber-
agama selalu mengedepankan nilai
spiritualitas atau ihsan dalam kebera-
gamaannya, niscaya akan tercipta
suasana yang harmonis di antara
umat manusia. Sebab, inti yang
terdalam dari agama dan keberaga-maan manusia adalah ada dalam
nilai spiritualitas tadi. Dengan de-
mikian yang dimaksud dengan aga-
ma rahmat adalah agama yang
termanifestasi dalam sikap dan
tindakan manusia beragama untuk
memberikan kemanfaatan kepada
orang lain dan lingkungan sosial
maupun alamnya. Itulah sebabnya
Nabi menyatakan, bahwa sebaik-
baik manusia adalah siapa saja yang
mampu memberikan yang terbaikbagi manusia lain.
Nilai spiritualitas selalu muncul
dari keperibadian dan religiusitas
manusia melalui sikap ikhlas, tanpa
pamrih, ia adalah sejenis al-akhlaq
al-karimah. Agama demikian ini
menurut Masdar F. Masudi disebut
sebagai agama ojektif, yaitu akhlak
karimah dan realitas kehidupan
manusia yang agung. Dalam konteks
kehidupan manusia secara indi-vidual, muara akhlak karimah ada-
lah kejujuran, sedangkan dalam
konteks kehidupan sosial muaranya
adalah keadilan. Agama dalam
tataran ini adalah terbuka dan dan
tidak mengenal SARA, ia adalah
jiwa.
Hakikat nilai spiritualitas bu-
kanlah sikap keberagamaan yang
secara empirik nampak dalam wujud
simbol dan formalisme agama, tetapi
ia adalah substansi, nilai dan fungsi
yang melampaui batas ritualisme,
simbolisme dan formaslime. Itulahsebabnya dikatakan Nabi, Bahwa
sesungguhnya Allah itu tidak me-
lihat atau menilai bentuk dan rupa
manusia (hamba-Nya), melainkan
yang dinilai oleh-Nya adalah ha-
tinya. Dalam al-Quran (lihat QS. Al-
Hujurat:13 ) Allah juga menyatakan,
bahwa yang disebut orang yang pal-
ing mulia menurut-Nya adalah or-
ang yang paling takwa. Semoga!
* Penulis adalah Pembina
HIMMABA dan Dosen Fak. Tarbiyah
UIN Malang
Segenap Crew Redaksi Majalah Lensa
Mengucapkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1427 H
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Semoga Amal Ibadah Kita DiterimaOleh Allah SWT
8
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
9/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
Pertanyaan :
Bagai mana pandang an isl am
mengenai hiburan TV yang lebih
banyak mengundang madharat
seperti infotaiment ?
Jawaban :
Pada dasarnya melihat TV adalah
mubah, meskipun secara sepintas TV
lebih banyak madlorotnya. Hal ini
disebabkan beberapa acara yang
yang seharusnya tidak perlu di-
tayangkan, atau paling tidak acara
tersebut kurang cocok untuk semua
umur. Namun demikian, tidak dapat
menjadi alasan terlarangnya ta-
yangan TV untuk dinikmati karena
disisi lain masih banyak acara yangpositif. Selai itu, islam menganjurkan
umatnya untuk bisa memenej waktu,
maksudnya menyeimbangkan antara
waktu kerja dan istirahat, salah satu
bentuk istirahat itu adalah menonton
TV. Namun demikian melihat TV
jug a bis a ber ganti hukum, yang
asalnya boleh menjadi tidak boleh
apabila TV tersebut menjadikan
kelalaian dan merusak akal manusia.
Seperti halnya tayangan-tayanganinfotaiment yang akhir-akhir ini
Konsultasi Agama
Bersama : Drs. Badruddin, M.HI
menjadi topik yang hangat dibahas.
Karena ada pihak yang dirugikan
(pergunjingan) yaitu para selebritis,
dalam hal ini Islam melarangnya
karena menggunjing orang lain
dilarang oleh Allah sebagaimana
firmanNya dalam surat Al-Hujurat
ayat 12 :
Artinya:
Ha i or an g- or an g yang beri -
man, jauhilah kebanyakan dari
prasangka , ses un gguhnya seba-
gian dari prasangka itu dosa. dan
janga nlah mencar i-cari kebu ru-
kan orang dan janganlah meng-
gunjingkan satu sama lain. Ada-
kah seorang diantara kamu yang
suka memakan dag ing sauda ra-nya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepa-
danya. dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lag i Maha Pe-
nyayang.
Semantara itu, pada dasarnya
frame pikiran manusia itu sangat
ditentukan oleh arsitip (prototype),
yaitu bentuk frame pikiran yang dapatmembentuk kepribadian manusia.
Misalnya, jika sejak kecil sampai
dewasa seseorang sudah sering
melihat tayangan-tayangan yang
negatif maka terkonstruk pula frame
pemikiran yang negatif.
Artinya, apapun bentuk tayangan
TV boleh untuk dinikmati guna
refresing pikiran. Namun demikian
apabila tayangan itu melanggar
aturan syariat Islam, maka hukum
pun bisa berubah, dari boleh menjadi
tidak boleh.
Oleh karena itu kita sebagai manusia
yang telah dibekali akal untuk dapat
membedakan yang haq dan bathil,
seharusnya kita dapat membedakan
antara tayangan-tayangan yang ber-
dampak negatif dan tayangan-ta-
yangan yang berdampak positif.
Keterangan :
Redaksi menerima pertanyaan
tentang probelamtika hukum Islam,
yang akan dibahas tuntas bersama
Bpk. Drs. Badruddin, M.HI. Kirimkan
pe rtan ya an te rs eb ut ke Re da ksi
Majalah Lensa Jl. Sumbersari Gg. Ib
No. 56 Malang
atau [email protected]
Dalam waktu seratus tahun engkau tak dapat
menjadi sempurna, tetapi sebaliknya dalam
tempo satu hari engkau dapat menjadi jahat
9
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
10/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
Pendidikan
PENDIDIKAN adalah hak
asasi manusia, setiap
warga Negara berhak
untuk mendapatkan pendidikan
bermutu dan tanpa biaya (khu-
susnya untuk pendidikan dasar)
Negara wajib menyediakannya.
Hal ini dijamin dalam UUD 1945.
tetapi kenyataannya, Negara-
negara miskin telah memi-
nimalkan perannya dalam me-nyelenggarakan pendidikan dan
lebih banyak menyerahkannya
pada masyarakat dan pihak
swasta. Pelepasan tanggung
jawab ini juga terjadi disektor
kesehatan, air dan listrik sehingga
dapat dikatakan sebagai Priva-
tisasi Pelayanan Publik.
Privatisasi pendidikan adalah
proses Negara melepaskan
tanggung jawabnya menyediakan
pelayanan pendidikan yang
bermutu dan gratis. Sebagai
bagian dari pemenuhan hakwarga negara. Bentuk dari pria-
tisasi pendidikan adalah ko-
mersialisasi pendidikan,dengan
menyerahkan pengelolahan
pendidikan kepada swasta de-
ngan orientasi profit,dibebankan-
nya pembiayaan pendidikan
kepada pemerintah-pemerintah
lokal melalui otoda, dan pemo-
tongan subsidipenyelenggaraan
pendidikan.Situasi semacam ini sedang
terjadi dan trendnya di Indone-
sia semakin menguat. Hal ini
diindikasikan dengan Rancangan
Peraturan Pemerintah (RPP)
tentang Pendidikan Dasar dan
Menengah. Dalam RPP tersebut
tidak membicarakan tanggung
jawab pemerintah untuk menye-
lenggarakan pendidikan dasar 9
tahun. Pasal 3 ayat : wargaNegara diatas 15 tahun tidak
dibiayai pemerintah jika ingin
menyelesaikan wajib belajar 9
tahun, hal ini berdampak pada
anak wilayah pedalaman seperti
Papua dan Kalimantan yang
mereka rata-rata umur 15 tahun
lebih masih SD. Hal ini
diperparah dengan Negara
melegitimasi komersialisasi
pendidikan dengan
memperkenalkan Badan Hukum
Pendidikan.
Dampak Privatisasi Pendidkandi Indonesia adalah pertama,
proses pemiskinan dan pem-
bodohan semakin kuat. Semakin
kuatnya kecenderungan tidak
memberikan perhatian dan dana
untuk perbaikan kualitas pen-
didikan. Kedua, Semakin ter-
kotak-kotaknya masyarakat In-
donesia berdasarkan status
sosial ekonomi, antara yang kaya
dan miskin.Menurut hemat penulis solusi
dari situasi tersebut adalah 1.
cabut seluruh perundang-un-
dangan dan peraturan yang
melegitimasi privatisasi pendidikan
dan tidak berorientasi pada
pemenuhan hak rakyat atas
pendidkan bermutu dan bebas
biaya (khususnya untuk pen-
didikan dasar 9 tahun). 2.
Hapuskan korupsi dan tingkatkantransparasi keuangan khususnya
di sektor pendidikan. 3. Hapuskan
hutang (bukan hutang swasta),
dan alihkan anggaran tersebut
untuk digunakan menyediakan
pelayanan punlik termasuk pend-
idikan.
*Penulis adalah Mantan
Ketua HIMMABA Koms. UIN
Malang periode 2004-2005.
HUTANG DAN PRIVATISASI
PENDIDIKAN DI INDONESIA
M. Masyhur
10
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
11/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
Hukum
I
SLAM adalah agama fitrah,
agama ayang sejalan dengan
tuntunan watak dan sifatpembawaan kejadian manusia. Oleh
karena itu, islam memperhatikan
kenyataan-kenyataan manusiawi,
kemudian mengaturnya agar sesuai
dengan nilai-nilai ketuamaan islam.
Begitu juga dengan pernikahan, yang
menjadi salah satu aplikasi dari
maqosidus syariah yang berupa hifzdul
an nasl (menjaga keturunan)
mempunyai aturan-aturan tertentu dan
tujuan tertentu.
Pernikahan adalah suatu prosesperalihan status haram menjadi halal,
laki-laki dikatakan suami dan wanita
dikatakan isteri dengan memenuhi
syarat dan rukun-rukun yang telah
ditentukan oleh agama dengan tujauan
meneruskan keturunan sesuai dengan
mengikuti sunnah Nabi Muhammad.
Pernikahan bukanlah sesuatu yang
mudah untuk dijalankan, karena dalam
pernikahan membutuhkan persiapan
kusus dan bekal lahir batin. Jika tidak,
maka di dalam melakukan tugas suamiisteri rawan terjadi ketidak cocokan
yang berujung pada perceraian.
Perakawinan menurut pasal 1
Undanga-undang No 1 Tahun 1974,
yaitu : ikatan lahir batin antara
seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuak keluarga (aruamah
atangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan aKetuhanan Yang Maha
Esa.Sedangkan Pasal 2 ayat (2) UU
No 1 Tahun 1974, yang amenjelaskan
bahwa:tiap-tiap perkawinan dicatat
menurut peraturan perundang-
PROBLEMATIKA
NIKAH SIRRI
undangan yang berlaku. Dari dua
bunyi pasal diatas, yang dinamakan
perkawinan adalah ikatan antara pria
dan wanita yang dicatatkan sesuaidengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia. Karena
pernikahan harus dicatatkan, dalam hal
ini KUA adalah lembaga yang
be rw ena ng, da n di la ngsungka n
dihadapan PPN (Pejabat Pencatat
Nikah) maka jika ada pernikahan yang
dilakukan tanpa dicatatkan maka
perni ka ha n se perti it u ti da k sa h
menurut hukum yang berlaku di Indo-
nesia. Pernikahan seperti ini biasa
disebut dengan pernikahan sirri
(perniakahan yanga tidak diakui oleh
negara).
Menurut Masjfuk Zuhdi
pengertian dan praktek nika h si rri
diartikan masyarakat Indonesia ada tigatipe:Pertam a, nikah sirri diartikan
sebagai nikah yang dilangsungkan
menurut ketentuan syariat Islam (telah
memenuhi rukun dan syaratnya). Pada
tipe pertama ini suami isteri belum
tinggal dan hidup bersama sebagai
suami isteri. Karena isteri masih anak-
anak, belum dewasa biasanya si suami
menunggu kedewasaan si isteri, ia
be la ja r di pondok pes an tren at au
tinggal bersama mertua untuk
membantu pekerjaan mertua. Kedua,nikah sirri diartikan sebagai nikah yang
telah memenuhi ketentuan syariat Is-
lam dan juga telah dilangsungkan
dihadapan PPN (Pegawai Pencatat
Nikah). Akan tetapi pernika hannya
masih bersifat interen keluarga dan
belum adanya walimatul urs, sehingga
masih belum banyak yang tahu akan
pernikahan yang telah dilangsungkan.
Ketiga, nikah sirri diartikan sebagai
nikah yang hanya dilangsungkan sesuai
syariat Islam, karena terbentur pada PPNomor 10 Tahun 1983 tentang izin
pe rkawi na n da n pe rceraia n ba gi
pegawai negeri sipil dan PP Nomor 45
Tahun 1990 tentang perubahan atas PP
Nomor 10 Tahun 1983 tersebut. Pada
tipe ketiga ini perkawinan dilakukan
untuk menghindari hukum disiplin
berupa pemberhentian dengan hormat
tidak atas permintaan sendiri sebagai
pegawai negeri sipil (PP Nomor 10
Tahun 1983 pasal 4 ayat (2) dan pasal
13).
Dari ketiga tipe di atas, yang
termasuk kategori nikah sirri murni dan
Oleh
Dwi Hidayatul Firdaus, S.HI*
11
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
12/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
Hukum
be rte nt an ga n dengan hukum
per kaw ina n indonesi a adalah tipe
pertama dan ketiga, karena keduanya
jelas bertentangan dengan Pasal 2 ayat
(2) UU No 1 Tahun 1974 tentang
pen ca ta ta n pe rnik ah an . Se ti ap
pernikahan yang sah harus dicatatakan.
Jika tidak, maka pernikahan tersebut
tidak diakui oleh negara.
Apabila memperhatikan dari
dilakukannya nikah sirri sesuai dengan
ketiga kriteria yang telah diutarakan
oleh Masfuk Zuhdi di atas, ada
beb erapa fa ktor yang mendasaar i
terjadinya nikah sirri secara garis besar
sebagai berikut:
1. menjaga dari hubungan antara
laki-lakidan perempuan agar terhindar
dari hal-hal yang dilarang agama.
2. tidak adanya izin dari wali
nikah (orang tua).
3. sulitnya mendapat izin dari
isteri pertama untuk menikah lebih dari
satu (poliagami).4. tidak adanya biaya untuk
melangsungkan walimatul urs.
Dalam Islam, pernikahan yang
memenuhi syarat dan rukun sudah
dianggap sah. Akan tetapi tidak
dianggap sah menurut negara sebelum
dicatatkan. Maksud yang terkandung
dari pencatatan nikah adalah untuk
menghindari danpak negatif yang
ditimbulkan dari nikah yang tidak
dicatatkan. Dalam hal perkawinan sirri,
dampak yang ditimbulkan sebagai
berikut:
a. Terahadap Isteri
Paerkawinan sirri berdampak
buruk bagi isteri, baik secara hukum
maupun sosial. Antara lain:
1. Secara Hukum
a. tidak sah sebagai isteri
menurut hukum perkawinan Indone-
sia
b. tidak ber hak at as wa ri sa n
apabila suami meninggal karena tidak
mempunayai akad nikah
c. tidak berhak atas harta gono-
gini jika terjadi perpaisahan
2. Secara Sosial
Seaorang isteri akan sulit
bersosialisasi di masyarakat, karena
dianggap telah tinggal serumah denganlaki-laki tanpa ikatan perkawinan yang
sah (kumpul kebo) atau dianggap
sebagai isteri simpanan.
b. Terahadap Anak
Tidak sahnya pernikahan sirri
menurut hukum negara memiliki
danpak negatif bagi status anak hasil
perkawinan tersebut, yakni:
1. status anak dianggap sebagai
anak tidak sah. Konsekuensinya anak
hanya mempunyai hubungan perdata
dengan ibu dan keluarga ibu.
2. anak tidak berhak atas biaya
hidup, pendidikan dan warisan dari
ayahnya.
Pada intinya nikah sirri banyak
mendatangkan mudlorot daripada
kemaslahatannya. Nikah sirri bukan
masalah sah atau tidak sah, boleh atau
tidak boleh. Melainkan masalah
dampak yang ditimbulkan dari nikah
sirri tersebut. Perlu diperhatikan,
semua tindakan manusia tidak mungkin
lepas dari baik dan jelek, maslahat dan
maifsadat. Jika perbuatan itu menarik
kepada kemaslahatan maka itu boleh
dilakukan (masyruu: adakalanya
wajib, sunnah dan mubah). Dan
sebaliknya, apabila lebih banyak segi
mudlorotnya, maka perbuatan itu tidakboleh dilakukan (ghoiru masyruu:
adakalanya harom dan makruh).
* Penulis adalah Mantan Ketua
HIMMABA Periode 2003-2004
12
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
13/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
Hukum
Pendahuluan
Pembangunan pada hakikatnya
berdasarkan asas berkeadilan, demokra-
tis dan berkelanjutan. Dalam rangka
pencapaian asas tersebut sebuah pem-
ban gunan tidak ha nya sem ata -ma ta
mementingkan untuk mengejar tagetsehingga akan berakibat pada : high cast
development, economical loss, ecologi-
cal discruction dan social cultural deg-
radation.
Dalam sebuah kehiduapan bermas-
yarakat sebuah aturan sangat dibutuh-
kan untuk mewujudkan ketertiban,
keamanan, ketentraman serta tercapainya
keadilan di tengah masyarakat. Hal ini
merupakan salah satu fungsi hukum
yang harus dikedepankan secara ber-
sama-sama disetiap sendi umat manusia.
Dalam pembuatan suatu produkhukum, tidak hanya memandang dari segi
yuridis saja, artinya pembentukan
sebuah produk hukum tidak hanya
berdasarkan nila i hukum yang harus
ditetapkan namun juga harus
memandang aspek filosofis dan aspek
sosiologis. Kedua aspek ini tentu
bertujuan supaya hukum mengakar serta
diterima oleh masyarakat. Pertimbangan
terhadap aspek filosofis dan aspek
sosiologis akan mendapat respon hukum
dari masyarakat. Mereka tidak akan
memandang hukum sebagai kepentingan
namun masyarakat akan menyadari
makna dari kebutuhan hukum tersebut.
Pengertian Konfigurasi Politik
Dalam kamus Besar Indonesia kon-
figurasi diartikan sebagai wujud atau
bentuk. Dalam kamus lain juga dise-
butkan bahwa konfigurasi berarti su-
sunan. Dengan demikian akan sangat
sulit mengartikan konfigurasi baik dalam
arti bentuk, wujud politik maupun dalam
arti susunan politik. Atau bahkan akapahkonfigurasi itu terkait dengan susunan
kekuasaan, wujud negaranya, bentuk
pemerintahannya dan sebagainya, agak
sulit untuk dimengerti karena konsep
politik memiliki banyak dimensi.
Konfigirasi politik yang demokratis
akan menjadikan produk hukum yang
responsive, begitu juga sebaliknya,
konfigurasi politik yang otoriter akan
menjadikan produk hukum yang kon-
serfativ/ortodok.
Produk hukum responsive adalah
produk hukum yang mencerminkan rasa
keadilan dan memenuhi harapan masya-
rakat. Dalam proses pembuatannya
memberikan peranan besar dan partisipasi
penuh kelompok kelompok social atau
individu dalam masyarakat. Hasilnya juga
akan respon terhadap kepentingan
seluruh elemen, baik dari segi masyarakat
ataupun dari segi penegak hukum. Hasil
dari produk hukum tersebut mengako-
modir kepentingan rakyat dan pengua-
sanya. Prinsip check and balance selalu
tumbuh terhadap dinamika kehidupan
masyarakat.
Secara rinci, system hukum yang re-sponsive ditandai, antara lain oleh hal-
hal :
1. Dalam pembuatannya produk
hukum yang responsive menyerap
aspirasi masyarakat seluas-luasnya
(partisipatif).
2. Cerminan isi produk hukum
yang responsive adalah aspiratif dalam
arti mencerminkan kehendak dan aspirasiumum masyarakat.
3. Cakupan isi hukum yang re-
sponsive biasanya rinci, mengatur hal-
hal secara jelas dan cukup detail (limita-
tive) sehingga tidak dapat ditafsirkan
secara sepihak oleh lembaga eksekutif.
Pembangunan Dalam Ragka Konfi-
gurasi Politik dengan Sistem Hukum
Responsif
Pembangunan hukum responsive
harus disertai dengan masyarakat yang
responsive pula. Karena pilar utama daripenegakan hukum ada dalam diri mas-
yarakat. Masyarakat responsive adalah
masyarakat atau komunitas yang lebih
tanggap terhadap tuntutan warganya
dan mau dan mau mendengarkan keluhan
serta keinginan-keinginan warganya.
Masyarakat jenis responsive ini adalah
masyarakat yang dalam mengungkapkan
dan menegakkan nilai-nilai sosialnya,
tujuan-tujuannya, kepentingan-kepen-
tingannya tidak dilakukan dengan me-
lalui cara paksaan akan tetapi cenderung
dilakukan dengan cara menyebarluaskan
informasi, pengetahuan dan komunikasi.
Suatu krisis mesyarakat mempunyai
pengar uh yang lebih besar terhadap
hukum daripada terhadap lain-lain akti-
vitas social. Perubahan dalam dasar-dasar
masyarakat mengubah pula dasar-dasar
nilai hukum. Dasar-dasar hukum dengan
jelas dipen garuhi oleh dasar poli tik,
ekonomi, social, kesusilaan, sebaliknya
hukum mempunyai tugas memberi ke-
padanya bentuk dan ketertiban.
Konsekuansinya dalam memecah-kan masalah-masalah social, politik,
ekonomi, budaya dan hankamnya teru-
Pembangunan Dalam Rangka Konfigurasi
Politik Dengan Sistem Hukum Responsif
Oleh Ikhwan Haji, S.HI*
13
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
14/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
Hukum
tama dilakukan dnegan cara-cara persua-
sive dan dengan memberikan dorongan,
bukannya unjuk kekuasaan atau bahkan
melembagakan budaya kekerasan. Ke-
nyataan ini menunjukkan betapa pen-
tingnya pembangunan hukum respon-
sive harus diiringi dengan masyarakat
yang responsive.
Tuntutan untuk mengagendakan
hukum yang responsive secara teoritis
dilandasi oleh suatu asumsi bahwa
hukum, selain dapat digunakan sebagaitool of social control juga seharusnya
dipergunakan supa sebagai tool social
engineeringyang akan menuntun peru-
bahan-perubahan dan keadilan. Dalam
perspektif konstitusional, hukum respon-
sive yang aspiratif dalam arti mengako-
modir segala kepentingan masyarakat
banyak dan dengan demikian juga berarti
bah wa hu kum ter sebut bers ifat me-
lindungi social defence menemukan
legitimasinya dalam UUD 1945.
Dalam mencapai tatanan hukum
yang responsive, paradigma politik jugaharus diubah, tujuannya adalah agar
kepentingan plitik sesaat tidak selalu
ditonjolkan, yang terjadi dalam era
reformasi sekarang ini adalah bahwa
pembautan sebuah produk hukum akan
selali ditonjolkan kepentingan politik.
Untuk membangun sebuah produk
hukum yang responsive arah perpolitikan
Indonesia harus disertai dengan politik
bermoral dengan tujuan kebersamaan
untuk masyarakat. Kalau saat ini banyak
partai politik yang menonjolkan kepen-
tingan partainya maka untuk masa yang
akan datang arah politik tersebut lebih
menjurus terhadap kepentingan rakyat.
Karena kita sadari bersama bahwa hukum
merupakan produk dari politik, kalau
politiknya baik maka akan menghasilkan
hukum yang baik, kalau politiknya buruk
akan melahirkan produk hukum yang
menyengsarakan rakyat.
Untuk masa yang akan datang dalam
proses perubahan, serta informasi yang
kita hadapi peran masyarakat akan sangat
dibutuhkan untuk menegakkan hukum,
apalagi saat ini banyak para elit politikyang mengatasnamakan rakyat namun
untungnya adalah untuk elit politik
sendiri, midah mudahan dalam mem-
bangun hukum res ponsive demi ke-
pentin gan bersa ma. Apabi la pemba -
ngunan hukum responsive terwujud,
maka budaya hukum masyarakat akan
datang dengan sendirinya. Karena deng-
an produk hukum yang dihasilkan secara
responsif maka lahirlah atauran aitu
adalah kehendak bersama masyarakat
bukan kehendak pembuat kebijakan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa ada-nya konfigurasi politik dalam menentu-
kan sukses tidaknya pembangunan suatu
bangsa, sebab selalu dipengaruhi oleh
kepentingan-kepentingan pelaku politik.
Pembagunan yang diformat melalui
undang-undang otonomi daerah telah
mengalami perubahan sebanyak enam
kali, ini menandakan adanya ketidaksta-
bilan politik perundang-undangan dibi-
dang otonomi daerah, hal ini bukan berarti
bahwa tiap peraturan perunda ng-un -
dangan harus selalu everlasting dari
sudut keberlakuannya.
Berkaitan dengan ini, Harun Al-
Rasyid mengatakan bahwa Undang-
Undang sebagai suatu produk hukum
adalahsubject to change artinya apabila
dirasakan sudah tidak sesuai dan tidak
lagi mampu untuk mengakomodasi
kebutuhan-kebutuahan riil yang hidup di
masyarakat, maka suatu undang-undang
dapat segera di-amandemen-kan, bahkan
kalau perlu amandemen tersebut dapat
dilakukan sesering mungkin. Hal ini
secara positif dapat dilihat sebagai
pencerminan adanya lembaga legislativeyang responsive terhadap perubahan
social yang terjadi dalam masyarakat.
Dengan frekuensi prubahan un-
dang-undang yang cukup tinggi, perkem-
bangan ini jika ditinjau dari sisi positif
mungkin menandakan bahwa diskursus
mengenai otonomi daerah terus berkem-
ban g da n ber usah a mem enuhi per -
kembangan yang terjadi. Namun subtasi
dari niliai-nilai normative yang ada selama
ini apakah sudah cukup memberikan
pedoman yang jelas bagi pembangunan
pola pikir otonomi daerah, .? sehingganuansa politis selalu dapat memegang
peranan penting dibandingkan dengan
nuansa teoritis normative dan me-
nimbulkan efek bahwa Indonesia terus
berada dalam pencar ian bentuk ideal
dalam rangka otonomi daerah.
* Penulis adalah Mantan Ketua
HIMMABA Periode 2000-2002, dan
Mahasiswa Semester Akhir PPS
Magister Ilmu Hukum UNISMA
Malang
Segenap Pengurus HIMMABA UIN Malang
Mengucapkan
Selamat dan SuksesAtas Terbitnya
Majalah Lensa HIMMABA Edisi-8
14
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
15/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
English Corner
BASICALLY, every student is able to reachtheir bright achievement however many of them
do not show it yet. To reach a good achievement,
there are many factors which should be known
and done by either the teachers or the students.One of the factors is the appropriateness of teach-
ing and learning method with the indi-
vidual learning style which is able to
make the students enjoy their teach-
ing and learning process. Generally,the way used by every student in un-
derstanding the knowledge is differ-
ent. The difference is called modality.It is divided into three parts, they are:
visual, auditoria, and kinesthetic. The
visual feels easier to learn from whatthey see, the auditory feels happier
to learn from what they hear while
the kinesthetic will understand morewhen they do minor movements. The
teacher should be able to identify the
individual modality in order to be ableto give the appropriate method in the
teaching and learning process
The teaching method used can be based onthe way human brain works. The human brain is
divided into two main sections called hemispheres.
These contain complementary abilities broadly re-ferred to as left-brain and right-brain. The way
human use the abilities of these hemispheres de-
termines much of their personality and behavior.The most significant determinant is which hemi-
sphere they prefer to use in responding to sen-
sory input and external stimuli. Someone who pre-dominantly reacts to life using their left hemisphere
abilities is called left-brain dominant. This doesnt
mean that the right-brain is atrophied or disabled
in any way - merely that the left hemisphere is
that persons preferred response hemisphere. Thisdominance can change from time to time through-
out an individuals life. Your eyes and other bodysigns indicate the pattern of switching hemispheres.
As an example you may observe that some people
fold their arms in different ways - left over right or
vice versa. Trying to change the way you foldyour arms will quickly demonstrate how comfort-
able you are with the way you have
learnt to do it and another way feels
strange.
What does this demonstrate? It isan indication of your pattern of hemi-
spheric dominance at the time when
you learnt to fold your arms. For mostof us, this occurred at an age between
2 and 3. The feeling of strangeness
when we try to change the patterndemonstrates how comfortable we
have become with the choice we made
and how infrequently we have everchallenged that choice.
Some human use their left brain
more dominantly than their right brain.Left brain is responsible for verbal abil-
ity, such as speaking, reading, writing and account-
ing. Its process of thinking is systematic, logicaland analytic, such as language, mathematics, ab-
straction and reasoning. This brain has short term
memory. While right brain relates with music, lyric,imagination, color, emotion, picture, and diagram.
Its process of thinking is creative, irregular and
comprehensive. This brain has long term memory.Based on the functions of both left and right
brain, we know that right brain can remember
things longer than the left one. That is why whenwe meet our old fiends, we often remember their
face but we forget their names. It happens be-
cause face (picture) is processed in the right brain,
while name (word) is processed in the left brain.
The way both of these two brains can be used infinding the appropriate learning technique, such
TEACHING AND LEARNING TECHNIQUES BASED
ON THE BRAIN FUNCTIONS
O l e h :
Lina Hanifiyah, S.S*
15
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
16/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
English Corner
as reading, writing, and mnemonic memory tech-
nique.Reading can be very boring for some people.
They do not always get much information from
the book they read. Some people even do notunderstand the content of the book they read or
they only get little information from it although
they have read it several times. To solve thatproblem, we can use reading technique using SQ3R
method they are Survey, Question, Read, Re-
cite, and Review.Many students feel that they cannot re-
member their lesson in longer period. This prob-
lem can be solved by using some memory tech-niques, such as LOCI, ASSOSIATION, and
CHUNKING technique.
LOCI is a technique which was used by an-cient orators to remember speeches, and it com-
bines the use of organization, visual memory, and
association. Before using the technique, you mustidentify a common path that you walk. This can
be the walk from your dorm to class, a walk aroundyour house, whatever is familiar. What is essentialis that you have a vivid visual memory of the
path and objects along it. Once you have deter-
mined your path, imagine yourself walking alongit, and identify specific landmarks that you will pass.
For example, the first landmark on your walk to
house could be your dorm room, next may bethe front of the residence hall, next a familiar statue
you pass, etc. The number of landmarks you
choose will depend on the number of things you
want to remember.CHUNKING is a technique used when remem-
bering numbers, although the idea can be usedfor remembering other things as well. It is based
on the idea that short-term memory is limited in
the number of things that can be contained. Acommon rule is that a person can remember 7
(plus or minus 2) items in short-term memory.
In other words, people can remember between 5
and 9 things at one time. You may notice that
local telephone numbers have 7 digits. This is con-
venient because it is the average amount of num-bers that a person can keep in his or her mind at
one time. This technique can be applied in memo-
rizing several digits of this number:
08152121825007. All these digits are difficult toremember in a short time without any technique
however we can remember it by using our right
brain. Divide those digits into separate parts: 0815- 212 - 1825 - 007. Relate these digits of
number with our surrounding, such as 0815 refers
to mobile phone number, 212 refers to WiroSablengs ax, 1825 refers to Diponegoro War, 007
refers to James bond.
Some techniques and methods which are ap-propriate with the brain functions will help the learn-
ers to solve their problems faced in the teaching
and learning process. Every individual should tryto use their right brain in order to have long term
memory since most of them use their left brain
more dominantly than the right one.
Glossary:
Achievement: hasil, prestasiModality: modalitas, perbedaan dalam menyerap
informasi (pelajaran)Long term memory: memori jangka panjangShort term memory: memori jangka pendek
Recite: menceritakan
Convenient: sesuai, cocok, tepatSequence: urutan
* Penulis adalah Mantan Wakil SekretarisHIMMABA Koms. STAIN Malang 2000-2001,
dan Staf Pengajar di UIN Malang
Orang genius adalah mereka
yang melakukan apa yang harus
ia lakukan, sedangkan orang
yang berbakat adalah mereka
yang melakukan sesuatu yang
dapat ia lakukan
16
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
17/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
Arabic Corner
17
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
18/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 200618
Albumania
1-SERIUS : Peserta eL-OMt mendengarkan nara sumber menyampaiakn
materi.
2-GEMBIRA : segenap panitia TIR-2006 di akhir acara.
3-KESEMPATAN : segenap panitia Launching dan Bedah Buku
menyempatkan Foto Bersama Nara Sumber.
4-HENING : Peserta taarruf HIMMABA saat mendengarkan pengarahan
dari Pengurus.
5-SANTAI : Peserta Dikjur saat menerima materi Lay Out dari Radar
Malang.
6-AKRAB : Segenap Crew Majalah Lensa bersama Pim. Red Radar
Malang di depan kantor kerjanya, saat kunjungan Redaksi.
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
19/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
Albumania
19
7-MENAHAN DINGIN : Tim Expedisi HIMMABA di Gunung Bromo. 8-PUNCAK : Tim Expedisi HIMMABA di puncak Panderman..
9-KOMPAK : Anggota HIMMABA UIN Malang saat acara Buka Puasa
Bersama dan Dialog Interaktif.
10-RELA : Meskipun harus berdiri di tengah jalan demi mendapatkan
sumbangan untuk gempa di Jogja.
11-KUNJUNGAN : Peserta Dikjur sedang menerima pengarahan dari
Redaktur Radar Malang di Ruang Redaksi.
12-SOLID : Pertemuan rutin HIMMABA se-Malang saat Buka Puasa
Bersama di depan Rektorat UNIBRAW.
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
20/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 200620
Profil
KORENG, demikianlah sosok
pemuda yang nggak terlal u
tinggi ini biasa di panggil.
Entah dari mana laqob yang begitu khas
itu disandangnya. Tapi yang jelas, sejakdari Jombang sampai Malang, panggilan
itu selalu melekat padanya. Pemuda yang
dalam akta kelahiranya bernama Saifudin
Zuhri ini telah dipercaya anggotanya
untuk menjadi ketua HIMMABA periode
2005-2006, menggantikan M. Masyhur
yang menjabat sebagai ketua
sebelumnya.
Graduasi pendidikannya dimulai dari
SDN 02 Suwayuwo dan MI Hidayatul
Mubtadiin di kota kelahirannya,
Pasuruan. Setelah itu melanjutkan di MTsAl-Maarif Singosari Malang dan
mengakhiri jenjang pendidikannya di
MAN Tambakberas Jombang. Cowok
yang lahir 26 Pebruari 1986 ini sekarang
adalah mahasiswa semester V Fak.
Tarbiyah UIN Malang.
Arek Persekapas yang hobinya
ngopi ini bisa dibilang sukses dalam
kepemimpinanya, melalui kegiatan
Konser Amal dan Doa Bersama yang
terangkum dalam agenda do it for jogja,
dan Launching dan Bedah BukuPerempuan Tanpa V karya Miss Waria
Indonesia Merlyn Sopyan, telah
membawa nama HIMMABA bukan
hanya dikenal dikalangan civitas
akademika UIN Malang saja tetapi juga
masyarkat kota Malang.
Cowok humoris yang berwibawa ini
bi asa men gh ab is ka n pa gi ha ri nya
sebelum kuliah di warung kopi, tak lupa
juga sebatang rokok selalu menghiasi
tangan kanannya. Menghisap rokok
dan juga cangkruan diwarungbukanlah hanya sembarang aktivitas
untuk mengisi waktu luang, melainkan
itu semua bagiku adalah media untuk
mencari ilmu di luar kampus dan
mencari imajinasi bagaimana
mengembangkan HIMMABA masa
depan, tuturnya ketika ditemui oleh
redaksi LENSA.
Saat ini, beliau hampir satu tahun
menjabat sebagai ketua komisariat
HIMMABA dengan berbagai kegiatan
yang bisa dibilang sukses. Walau dalam
mengemban kepengurusannya inidibutuhkan pengorbanan yang tidak
sedikit, mulai waktu, tenaga dan materi
bahkan bisa dikatakan perasaan karena
tidak jarang cowok yang digosipkan
sudah punya calon istri ini mendapat
kritikan dan cemoohan yang pastinya
tidak merdu didengar.
Keunikan koreng yang sulit
didapatkan dari orang lain adalah
keuletannya dalam memenej waktu dan
mengatur kegiatan organisasi, kuliah,
bahkan urusan keluarga. Alma rhumayahnya sangat bangga memiliki putra
seperti dia, warga HIMMABA pun
merasa makmur dibawah ke-
pemimpinanya. Saat senggang, selalu dia
luangkan pulang kampung untuk
melakukan pekerjaan yang seharusnya
be lu m sa atn ya di a la kuk an de mikelancaran kuliahnya. Mulai dari menjual
kasur sampai mengelola sebuah
perusahaan yang memberikan jasa pada
pertanian. Dengan sepeda motor supra
X warna merah yang selalu setia
menemani disetiap aktifitasnya.
Kelebihan yang membuatnya akrab
dengan rakyatnya (warga HIMMABA)
adalah rasa humornya, adalah sebuah
metode pendekatan emosional yang
menurutnya tidak mengurangi harga diri
dan kewibawaannya.Dia berpesan supaya kader penerus
yang nantinya menggantikan tampuk
kepemimpinanya bisa melakukan lang-
kah-langkah baru guna kemajuan
HIMMABA masa depan. kadang-
kadang saya ragu melihat kader-kader
generasi penerus HIMMABA sekarang
ini, bisa tidak sedulur-seduluri me-
neruskan keeksistensian HIMMABA
ditengah arus globalisasi dan wes-
ternisasi ? karena melihat kondisinya
sekarang, kelihatannya mereka belumsiap padahal beberapa bulan lagi akan
dilaksanakan kepengurusan baru di
organisasi tercinta kita ini. Tapi disisi
lain saya percaya kalau sebenarnya
mereka mempunyai banyak bakat
dalam mengoptimalkan jiwa kele-
adershipan Cuma mereka saja yang
belum ada waktu untuk itu. Saya ingin
untuk pemerintahan HIMMABA
berikutnya, bisa membawa organisasi
ini selangkah lebih maju dengan
melakukan terobosan terobosanterkini, harapnya pada kader-kader
penerusnya.(kront &wa2n)
PENJUAL KASUR
MEMIMPIN HIMMABA
Saifuddin Zuhri
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
21/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
Komentar
Walau sangat capek, tapi diklatnya
asyik, soalnya narasumbernya en-
joy dan familia r apal agi waktu
materi lay out. Harapan saya
semoga saya bisa memahami dan
mengamalkan jurnalistik lebihkhususnya bisa mengabdi sebagai
crew Majalah HIMMABA.
Kebersamaan tercipta,
kekeluargaan terjalin. Harapan
saya semoga saya mampu
memperbaiki kesalahan-kesalahan
dimasa lalu untuk terus berjuang
menjadi best of the best.
Banyak mendapat pengalaman
tentang dikjur dan berani menulis
walaupun banyak kesalahan
terutama berani bertanya untuk
mendapat berita. Harapan saya
semoga tetap adanya kekompakan
antar peserta dikljur, belajar bareng
dan segera dapat menerbitkan bul-letin atau majalah.
Sangat bermanfaat coz apa yang
saya tidak tahu menjadi tahu.
Harapan saya semoga apa yang
telah saya dapatkan pada dikjur ini
dapat mengaplikasikannya
khususnya untuk HIMMABA tercinta.
Sangat mengesankan dan juga
banyak mendapatkan pengalaman
dan ketekunan dalam tulis menulis.
Harapan saya harus bisa
mengembangkan dan pemikiran
yang valid dalam karya tulis menulis.
Waouwwww..!!! very good
fantastis, coz apa yang gak pernah
saya temukan ternyata ketemu in
dikjur ini tanpa diduga barang
sekejap. Harapan saya semoga
dapat meneruskan dan
mempelajari jurnalistik lebihmendalam coz belajar 2 hari tu
singkat banget.
Banyaksekali, saya merasa ketika
itu bisa menjadi wartawati
sementara, saya mendapat
berbagai macam ilmu pengetahuan
yang sebelumnya belum pernah
saya dapatkan sama sekali. Harapan
yang sangat mendalam adalah
bagaimana agar saya bisa menjadiseorang penulis yang handal.
Yang pasti seru banget
gitu,karena pemateri dari para
pakarnya dan yang paling penting,
ini sebuah pengalaman baru karena
selama ini saya belum pernah
mengikuti dikjur. Harapan saya
semoga tambah pengetahuan dan
akan semakin menggali potensi yang
selama ini masih terkebumikan.
Diklat Jurnalistik yang dilaksanakan HIMMABA Koms. UIN Malang 29-30 Agustus 2006 di PP. Mambaul IrsyadDieng Malang, meninggalkan kesan tersendiri dari para peserta diklat. Selain tempatnya yang cukup representative
diklat ini tergolong sangat istimewa sebab bisa mendapatkan bimbingan lansung dari Wartawan Radar Malang.Berikut kesan dan harapan dari para peserta Diklat Jurnalistik HIMMABA
Wa2n
Joen
Kron
Alim
Titik
Ephi
Ema
Aam
21
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
22/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
Psikologi
A.Pendahuluan
Sekarang istilah Autis sudah tidak
asing lagi di pendengaran kita, karena
semakin lama gangguan perkembangan
ini semakin bervariasi jenisnya. Seiring
dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan, usaha untuk menanganigangguan autis semakin bermunculan
pada akhir-akhir ini. Banyak pakar autis
yang telah melakukan penelitian-
pen el iti an se ba ga i us aha un tu k
menemukan metode yang tepat guna
menangani gangguan autis yang
semakin lama semakin banyak jumlah
penderitanya.
Penelitian-penelitian pada kasus
Autis mengungkapkan bahwa semakin
dini dikenali gejala-gejala pada bayi dan
anak pra sekolah akan memudahkan
menentukan prognosa dan menentukanterapi yang seharusnya dilakukan pada
kasus tersebut dan membedakannya
antara kasus satu dengan yang lainnya.
Dengan demikian diharapkan akan dapat
mengurangi gejala-gejala yang tampak
dan mempercepat proses kesembuhan.
B. Macam Metode Terapi Anak Autis
Banyak metode terapi yang telah
berkembang untuk memban tu proses
penyembuhan Autis. Di antaranya yang
pertama adalah Metode ABA (Applied
Behaviour Analisys)juga sering disebutmetode Lovaas karena metode ini
dikembangkan oleh Prof. DR. Ivar O.
Lovaas dari University of California, Los
Angeles (UCLA) Amerika Serikat, untuk
menerapi anak autis dan memperoleh
hasil yang memuaskan. Kedua,
De to ksi fik as i Th era py yang
dikemukakan oleh Stephen Edelson,
M.D., seorang dokter yang
mengkhususkan diri dalam pengobatan
menggunakan pengetahuan mengenai
nutrisi dan toksikologi. Ia mengemukakan
bagaimana bahan-bahan beracun dari
lingkungan dianggap menghambat
perkembangan normal otak pada anak
autis. Ketiga, The Option Method
dikembangkan oleh Suzi dan Bary
Kaufman dari The Option di Sheffield
Massachusetts, AS. Tujuan utamanya,
meningkatkan kebahagiaan penderita
autis dengan membantu mereka
menemukan sistem kepercayaan diri
masing-masing. Keempat,Sensory Inte-
grati on Therapy adalah kemampuan
untuk memproses implus yang diterimadari berbagai indera secara simultan.
Banyak anak autis yang diketahui
mengalami kesulitan dalam memproses
stimulus sensorik yang komplek.
Sebaliknya, adapula anak autis yang
terlalu sensitif terhadap suatu stimulus
spesifik.
C.Pengerti an Metode ABA (Applie d
Behaviour Analisys)
Menurut DR. Dr. Y. Handojo, MPH.
dalam bukunya Autisma, metode ABA
(Applied Behaviour Analisys) adalah
metoda tata laksana perilaku yang telah
berkembang sejak puluhan tahun yang
lalu. Penemunya atau penciptanya tidak
jelas, mungkin saja dikembangkan oleh
banyak orang secara berangsur-angsur,
sehingga tak seorangpun yang dapat
mengklaim sebagai penemunya.
Prof. DR. Ivar O. Lovaas dari Uni-versity of California, Los Angeles
(UCLA) Amerika Serikat, menggunakan
metode ini secara intensif pada anak
autisma. Melihat keberhasilannya, maka
Lovaas mulai mempromosikan metode ini
dan merekomendasikan untuk
penanganan anak autis, sehingga metode
ini lebih dikenal sebagai metode Lovaas.
Kemudian ternyata bahwa metode ini
juga sangat bermanfaat untuk menangani
anak-anak dengan kelainan perilaku
lainnya, seperti Asperger, ADHD dan
sebagainya.Sedangkan menurut Muhammad Ali
Nurdin metode ABA(Applied Behaviour
Anali sys) adalah implementasi dan
evaluasi dari berbagai prinsip dan tehnik
yang membentuk teori pembelajaran
perilaku(behavioral learning), dengan
memberikan reinforcement yang positif
sebagai kunci dalam merubah perilaku.
Sehingga perilaku yang baik dapat terus
dilakukan, sedangkan perilaku buruk
dihilangkan melalui time out, hukuman,
atau dengan kata tidak.
D. Jenis Terapi Metode ABA (Applied
Behaviour Analisys)
Menurut DR. Dr. Handojo, MPH.
Didalam metode ABA jenis terapi dibagi
menjadi 4 yaitu :
1. Terapi Perilaku
Berbagai jenis terapi perilaku telah
dikembangkan untuk mendidik anak
dengan kebutuhan khusus, mengurangi
per ila ku yang tid ak laz im da n
menggantinya dengan perilaku yang bisa
diterima dalam masyarakat. Pada terapi
perilaku inilah metode ABA diaplikasikan
dan menurut DR. Dr. Y. Handojo, MPH.
ABA (Aplied Behaviour Analisys)
SEBAGAI METODE TERAPI UNTUK ANAK AUTIS
Oleh: Suda Hidayah, S.Psi
22
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
23/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
Psikologi
Terapi perilaku ini terdiri dari :
a. Terapi Okupasi
Pada anak autis perlu diberi bantuan
terapi okupasi untuk membantu
menguatkan, memperbaiki koordinasi
dan ketrampilan ototnya. Para terapis
okupasi juga seringkali memakai Sensory
Integration(SI) untuk menerapi kelainan
sensoris pada anak autis.
b. Terapi Wicara
Bagi anak autis yang mempunyai
keterlambatan bicara dan kesulitanberbahasa,Speech Therapy adalah suatu
keharusan, tetapi pelaksanaannya harus
dengan metode ABA agar hasilnya
terlihat nyata.
c. Sosialisasi dengan menghilangkan
perilaku tidak wajar
Untuk menghilangkan perilaku yang
tidak dapat diterima oleh umum, perlu
dimulai dari kepatuhan dan kontak mata.
Kemudian diberikan pengenalan konsep
atau kognitif melalui bahasa reseptif dan
ekspresif. Setelah itu baru anak dapat
diajarkan hal-hal yang bersangkutandengan tata krama dan sebagainya.
2. Terapi Biomedik (obat, vitamin,
mineral, food suplements)
Obat-obatan juga dipakai terutama
untuk anak autis, tetapi sifatnya sangat
individual dan perlu berhati-hati. Jenis
obat, food suplement dan vitamin yang
sering dipakai saat ini untuk anak autis
adalah risperidone (risperdal), ritalin,
baloperidol, pyirodoksin (vit B6),DMG
(vit B15), TMG, magnesium, omega 3 dan
omega6. Dosis dan jenisnya sebaiknya
diserahkan kepada dokter spesialis yang
memahami dan mempelajari autis,
biasanya dokter spesia lis jiwa anak.
Terapi ini tidak dimaksudkan untuk
mengoreksi kelainan susunan syaraf
yang ditemukan pada anak autis,
melainkan memanipulasi kerja
Neurotransmiter agar anak autis bisa
berperilaku normal.
3. Sosialisasi ke sekolah reguler
Di lingkungan sekolah normal, anak
autis ini dapat dilatih untuk kemampuan
komunikasi dan sosialisasi dengan anak-anak sebayanya. Sedangkan materi
akademiknya jika mengalami kesulitan,
tetap dapat diajarkan secara one on one.
Perlu diingat pula bahwa bagi anak autis
yang masuk sekolah normal harus
dibayangi terus oleh Shadower atau
helper.
4. Sekolah (Pendidikan Khusus)
Pada kenyataannya dari kelas
Terpadu terevaluasi bahwa tidak semua
anak autis dapat transisi ke sekolah
reguler. Anak-anak ini sangat sulit untuk
dapat berkonsentrasi dengan adanya
distraksi di sekeliling mereka. Beberapaanak memperlihatkan potensi yang
sangat baik dalam bidang tertentu
misalnya olah raga, musik, melukis,
komputer, matematika, ketrampilan dan
sebagainya. Anak-anak ini sebaiknya
dimasukkan ke dalam Kelas khusus,
sehingga potensi mereka dapat
dikembangkan secara maksimal.
E. Tujuan Metode Metode ABA (Applied
Behaviour Analisys)
Sedangkan tujuan yang lebih
khusus dari terapi dengan metode ABAini ada 5 yaitu: 1) Komunikasi dua arah
yang aktif 2) Sosialisasi ke dalam
lingkungan yang umum 3)
Menghilangkan atau meminimalkan
pe r il ak u ya ng tid ak waja r 4)
Mengajarkan materi akademik dan 5)
Kemampuan bantu diri atau bina diri dan
ketrampilan lain.
Metode ini dipilih karena beberapa
alasan, antara lain karena metode ini
sangat terstruktur sehingga mudah untuk
diajarkan kepada para terapis yang akan
menangani anak Autis. Di samping itu
metode ABA telah mempunyai cara
pen ilaian keberh asi lan an ak da lam
menguasai materi yang baku dan mudah
dilaksanakan. Kelebihan lain yang
dimiliki oleh metode ABA ini yaitu karena
telah melalui berbagai penelitian yang
terus-menerus dikembangkan dan telah
terbukti keberhasilannya dibandingkan
dengan metode lainnya.
Untuk menunjang keberhasilan
kesembuhan anak dari autis dengan
menggunakan metode ABA inidibutuhkan seorang terapis yang
mempunyai bekal dasar yang telah
tertanam pada dirinya, yakni pertama
kasih sayang, karena dasar semua
pendidikan adalah kasih sayang yang
murni tanpa pamrih dan tidak
memanjakan anak. Kedua Profesional,
siapapun yang akan menerapi anak harus
memiliki pengetahuan tentang kelainan
perilaku anak dan metode yang akan
dipakai dalam proses terapi. Ketiga
Disiplin, Terapi harus dilaksanakan
secara tertib dan tepat. Waktu yang
dipakai untuk terapi harus ditepati sesuaidengan metode yang dipakai. Metode
ABA menetapkan minimal 40 jam/minggu
dan maksimal selama anak bangun.
Keempat etika, setiap terapis seharusnya
memiliki kesadaran dan tanggung jawab
terhadap aturan, tatakrama dan norma
yang berlaku umum. Namun patut
disayangkan banyak terapis lebih
memprioritaskan masalah finansial.
F. Pedoman Materi Program Kurikulum
Dalam metode ABA Materi program
kurikulum dikelompokkan ke dalamKategori, Materi dan Aktifitas, dan terdiri
dari tiga tingkatan yaitu tingkat dasar,
tingkat intermediate dan tingkat ad-
vanced. Tingkat dasar dan intermediate
terdiri dari enam kategori yaitu: Kategori
A = kemampuan mengikuti pelajaran,
Kategori B = kemampuan imitasi
(menirukan), Kategori C = kemampuan
bahasa reseptif (kognitif), Kategori D =
kemampuan bahasa ekspesif, Kategori E
= kemampuan pre-akademik, dan
Kategori F = kemampuan bantu diri.
Untuk tingkat advanced ada tiga
tambahan kategori yaitu kemampuan
sosialisasi dan kemampuan bahasa
abstrak serta kesiapan masuk sekolah.
Terapi dengan menggunakan
metode ABA ini tidak dapat berjalan
sendiri tanpa adanya kerjasama yang
terencana antara terapis, psikiatris,
psikolog dan orang tua serta lingkungan
sekitarnya. Dan juga terapi ini akan lebih
terlihat hasilnya apabila diiringi dengan
terapi biomedis, yakni terapi yang
menggunakan obat-obatan, foodsuplemen dan vitamin-vitamin untuk
memanipulasi kerja neurotransmiter agar
23
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
24/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
Psikologi
anak autis bisa berperilaku normal serta
untuk menjaga imunitas tubuh anak.
Menurut DR. Dr. Y. Handojo, MPH.
dalam bukunya Autisma, setelah
melakukan pengamatan kurang lebih
selama empat tahun pada sekolah khusus
untuk autis yang dikelolanya, maka
kendala atau masalah yang paling sering
dijumpai dalam penerapan metode ABA
(Applied Behaviour Analisys) pada
proses terapi autis diant aranya, biaya
terapi yang tinggi, pengadaan terapisyang profesional yang masih sulit, or-
ang serumah yang seringkali menjadi
penghalang dan terpenuhinya intensitas
waktu terapi yakni 40 jam per minggu
atau selama anak bangun.
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keberhasilan Metode ABA (Applied
Behaviour Analisys)
Tingkat keberhasilan pelaksanaan
program pendidikan dan pengajaran anak
autis dengan menggunakan metode ABA
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu: 1) Berat ringannya kelainan/gejala,
2) Usia pada saat diagnosis, 3) Tingkat
kemampuan berbicara dan berbahasa, 4)
Tingkat kelebihan (st re ng) dan
kekurangan (weaknes) yang dimiliki
anak, 5) Kecerdasan/IQ, 6) Kesehatan
dan kestabilan anak, 7) Terapi yang tepat
dan terpadu meliputi guru/terapis,
kurikulum, metode dan manajemen,
sarana pendidikan, lingkungan (keluarga,
sekolah dan masyarakat).
H. Penutup
Setiap metode dalam suatu proses
terapi autis memegang peranan pentingdalam menunjang keberhasilan atau
kesembuhan anak. Oleh karena itu
pe ng el ol aann ya har us dil akuk an
sungguh-sungguh, sehingga apabila ada
permasalahan dapat diketahui dan segera
dipecahkan. Hal ini dimaksudkan untuk
memperoleh hasil terapi yang optimal
terutama dalam penerapan metode ABA
(applied behaviour analisys) yang
merupakan metode yang terstruktur dan
telah disusun untuk menerapi anak autis
dan anak kebutuhan khusus lainnya.
Metode ini sangat cocok
dikembangkan untuk anak autis atau
kebutuhan khusus lainnya karena
mempunyai tujuan yang lebih khusus
yaitu:1) Komunikasi dua arah yang aktif
2) Sosialisasi ke dalam lingkungan yang
umum 3) Menghilangkan atau
meminimalkan perilaku yang tidak wajar
4) Mengajarkan materi akademik dan 5)
Kemampuan bantu diri atau bina diri dan
ketrampilan lain.
Selain itu juga mudah dipelajari oleh
siapapun, termasuk orang tua anak autis
yang ingin menerapi anaknya sendiri
dirumah. Namun metode ini
membutuhkan biaya yang agak banyak,sehingga orang-orang yang berasal dari
kalangan menengah kebawah tidak dapat
melaksanakan metode ini secara maksimal
karena keterbasan biaya yang mereka
miliki. Dengan adanya permasalahan ini
maka para terapis dituntut untuk kreatif
dalam mengembangkan media dan
sarana prasarana yang diperlukan dalam
proses terapi agar biaya yang dikeluarkan
tidak terlalu tinggi.
* Penulis adalah Anggota
HIMMABA angkatan 2002 dan
wisudawati terbaik Fak. Psikologi
UIN Malang, 2 Sept 2006.
24
-
7/25/2019 MAJALAH LENSA
25/38
Majalah Lensa, Edisi:08/Thn.V/November 2006
Oleh : M. Aan Sulton, S.Pd
MELIHAT fenomena sekarang di
Malang merupakan kota yang penuh
dengan berbagai kampus pendidikanyang notabene berjuluk kota
pendidikan tapi mengapa sumber daya
manusia dalam membaca dan menulis
sangat rendah baik di kalangan
masyarakat serta mahasiswa, ini
merupakan suatu tanda tanya besar
bagi kita semua. Kita awali yang
terjadi di kalangan mahasiswa dan
masyarakat sangat kurang sekali
bahkan tidak sama sekali dalam
membaca (buku-buku yang ilmiah.red)
dan menulis. Mahasiswa dalam
membaca hanya sebatas apabila ada
tugas dari dosen dan tidak lebih dari
itu, padahal membaca itu sangat
penting maka kita perlu mencermati
sebuah surat dalam Al-Quran yaitu
surat Al Alaq : 2) di dalam surat
tersebut di jelaskan bahwa Nabi
Muhammad pertama kali yang di
ajarkan oleh Malaikat jibril adalah
Iqro yang artinya bacalah, disini
Tuhan (Allah) mengajarkan manusia
lewat membaca dan menulis, dalam
konteks lain membaca tidak hanyasebatas pada buku, majalah, koran,
dll tapi bisa membaca pada sebuah
keadaan yang ada pada sekitar kita
dan dapat memahaminya dengan
begitu sumber daya manusia akan
meningkat dengan di dorong oleh
kemajuan peradaban, pendidikan,
ilmu pengetahuan, dan tuntunan daya
saing pasar global yang di dasari
dengan membaca.
Setelah kita dapat mengerti
tentang arti membaca secaramenyeluruh baik secara realita dan
Ekonomi
abstraks, sebaiknya marilah kita
hubungkan membaca dengan
menulis, saya percaya semua orang
bisa menulis, tapi disini menulis
konteksnya menuangkan ide-ide yangada dipikiran kita tuangkan dalam
lembaran-lembaran kertas putih yang
masih bersih. Dalam bukunya Helvy
Tiana Rosa (HTR), bahwa ide di dapat
melalui 7 Di Plus yaitu pertama apa
yang Di Dengar, apa yang Di Baca, apa
yang Di alami, baik yang dialami
sendiri ataupun orang lain, apa yang
Dilakukan, dan apa yang
Di...di...di..lainnya, ah ternyata Cuma
5 Di Plus yang lainnya bisa di pikirkan
sendiri mengenai Di..di..di yang
berhubungan dengan ide-ide dalam
menulis.
Sekarang mari kita uraikan
mengenai 5 Di Plus yang pertama yang
Di Dengar yaitu apabila mendengar
sebuah berita, omongan orang lain
ataupun yang lain maka di otak kita
akan keluarlah sebuah pikiran yang
akhirnya mendatangkan sebuah ide
dari mendengar tentunya tidak hanya
didengar masuk telinga kanan dan
keluar telinga kiri , dalam sebuah
psikologi pendidikan terdapat katasebagai berikut Saya melihat saya
mendengar dan saya mendengar
belum tentu melihat dari kata
tersebut mendengar sangat peka
sekali dan cepat masuk ke otak kita
dan berproses untuk merekamnya dan
jadilah sebuah ide pemikiran, lain
halnya dengan Di yang kedua yakni Di
Baca, apabila ada sebuah wacana
atau berita ataupun keadaan di sekitar
harus di baca, makna harus di baca
disini tidak sekedar di baca tidak sesuaidengan pikiran kita buang bukan
begitu melainkan di baca di sini harus
juga di pahami dalam otak kita yang
akan berproses maka akan keluarlah
ide dari di baca di pahami, sedangkan
Di yang ketiga dan keempat yakniyang Di alami sendiri dan Di alami or-
ang lain ataupun yang di sebut
pengalaman, kita mengenal kata-kata
mutiara bahwa pengalaman adalah
guru terbaik, dengan pengalaman
yang kita alami sendiri ataupun dari
orang lain kita dapat menguraikan
kembali dari yang di alami baik dari
kita sendiri maupun orang lain dengan
menulis pada sebuah agenda (diary)
ataupun catatan tentang pengalaman.
Dan Di tambahan yang terakhir atau
ke lima Di mengerti bahwa dari Di
yang pertama sampai k