Download - Makalah Ekologi Tumbuhan (Kajian Komunitas)
MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2014/2015
KAJIAN KOMUNITAS
Disusun oleh :
SYIFA RIZKA YOLANDA 140410120015
YUNISAH NIDANINGRUM 140410120028
SRI RATU DEWI PRIDANI 140410120030
AGINTA PUTRI REHULINA 140410120037
FITRI RIZKIA 140410120062
TONI NUARI 140410120071
WULAN RATNA KOMALA 140410120072
ANNAS DWITRI MALIK 140410120075
KELOMPOK 10
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Taman gedung D2 Biologi adalah taman buatan yang disengaja dibuat oleh manusia
untuk memperindah estetika gedung Biologi. Di taman tersebut terdapat vegetasi tumbuhan
yang sangat bervariasi mulai dari semak, perdu, herba, liana dan bahkan ada juga pohon.
Komunitas tumbuhan adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan
bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun
komunitas itu sendiri, dengan organisme lain maupun dengan faktor lingkungannya.
Interaksi yang terjadi memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup suatu
komunitas maupun organisme hidup lain yang ada di taman D2 ini. Interaksi tumbuhan
dengan organisme hidup penyusun komunitas itu sendiri membentuk suatu sistem yang hidup
dan tumbuh serta dinamis seperti rantai makanan dan jaring-jaring makanan sedangkan
interaksi tumbuhan dengan faktor lingkungannya seperti iklim, topografi, dan tanah dapat
membuat ciri khas tempat tersebut, komunitas tumbuhan di taman D2 akan berbeda dengan
komunitas di tempat lain karena perbedaan faktor lingkungannya.
Oleh karena itu, pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan pada komunitas
tumbuhan, organisme lain dan faktor abiotik yang ada di taman D2, yang bertujuan untuk
melihat komponen-komponen penyusun komunitas di taman D2 dan melihat pula bagaimana
interaksinya dengan organisme lain dan faktor lingkungannya sebagai deskripsi umum
komunitas taman D2.
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum kajian komunitas ini adalah mengetahui deskripsi umum suatu
komunitas melalui identifikasi faktor-faktor biotik dan abiotik.
1.3. Lokasi dan Waktu Pengamatan
Lokasi praktikum kajian komunitas ini adalah di taman sekitar gedung D2
Departemen Biologi Universitas Padjadjaran. Pengamatan dilakukan pada hari Selasa tanggal
23 September 2014 mulai pukul 07.00 - 10.00 WIB.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Alat dan Bahan
Alat yang dibutuhkan dalam pengamatan ini adalah buku catatan, alat tulis, dan
kamera. Buku catatan berfungsi untuk mencatat spesies yang ditemukan serta keterangan
lainnya yang dibutuhkan, alat tulis berfungsi sebagai alat untuk mencatat, dan kamera
berfungsi untuk mengambil gambar dari spesies yang ditemukan.
2.2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei yaitu dengan menjelajah seluruh
lokasi pengamatan. Area jelajah dibagi empat plot agar mudah dan cepat dalam pengumpulan
data. Setiap anggota kelompok melihat satu per satu tanaman yang ada di area pengamatan
dan mencatatnya dalam lembar kerja.
2.3. Prosedur
Penelitian dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat data /parameter biotik
tumbuhan dan hewan. Data parameter biotik tumbuhan terdiri dari nama spesies, fisiognomi,
fenologi, periodisitas, stratifikasi, dan kelimpahan. Sedangkan parameter biotik hewan terdiri
dari nama spesies, jumlah, aktivitas, dan habitat. Dalam melakukan pencatatan di lapangan,
pengamat terbagi ke dalam 3 kelompok. Kelompok 1 melakukan pengamatan di taman depan
gedung D2 hingga laboratorium bioetanol. Kelompok 2 melakukan pengamatan di taman
belakang gedung D2 hingga lahan parkir. Kelompok 3 melakukan pengamatan di taman
dekat laboratorium bioetanol hingga taman sebelah rumah kaca.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Tabel 3.1 Jenis – jenis Tumbuhan yang Ditemukan di Taman Gedung D2 Biologi
no Spesies Fisiognomi Fenologi Periodisitas Stratifikasi Kelimpahan1 Carica papaya Herba Dewasa Dewasa D jarang2 Canna indica Herba Anakan Muda E sangat jarang
3Codieum variegatum Perdu Dewasa Dewasa D Sangat jarang
4Bauhinia purpurea Perdu Anakan Muda D Banyak
5Mangifera indica Pohon Dewasa Berbunga C Jarang
6 Calathea lutea Dewasa Berbunga D Jarang7 Mimosa pudica semak Dewasa dewasa Banyak8 Salacca zalacca Dewasa Dewasa D sangat jarang
9Bambusa vulgaris pohon anakan
tidak berbunga D sangat jarang
10 Plantago mayor semak
dewasa dan anakan
tidak berbunga E Banyak
11Oxalis corniculata semak
dewasa dan anakan
tidak berbunga E Banyak
12Centella asiatica semak
dewasa dan anakan
tidak berbunga E Banyak
13Canophullum inophyllum pohon
dewasa dan anakan berbunga B Jarang
14Monstera deliciosa` liana dewasa
tidak berbunga - banyak
15Syngonium podophyllum herba
dewasa dan anakan
tidak berbunga E banyak
16Pyrrosia piloselloides liana dewasa
tidak berbunga - banyak
17Cynamomum sp. pohon
dewasa dan anakan
tidak berbunga C banyak
18 Rhoeo discolor semak dewasa tidak E banyak
berbunga
19Heliconia rostrata herba
dewasa dan anakan
tidak berbunga E banyak
20Arachis hypogea semak
dewasa dan anakan berbunga E banyak
21Pennisetum purpureum semak dewasa
tidak berbunga E banyak
22Neomarica longifolia herba dewasa berbunga E jarang
23Adiantum tenerum herba
dewasa dan anakan
tidak berbunga dan berbuah E banyak
24Leucaena leucepalla pohon dewasa berbuah B sangat jarang
25Pachysthacis lutea perdu dewasa berbunga D sangat jarang
26Jasminum sambac perdu dewasa berbunga D sangat jarang
27Aleurites molucanna pohon dewasa
tidak berbunga dan berbuah B sangat jarang
28Pachira aquatica perdu dewasa
tidak berbunga dan berbuah D sangat jarang
29Musa paradisiaca pohon dewasa berbuah C sangat jarang
30Pitirograma calomelanes herba
dewasa dan anakan
tidak berbunga dan berbuah E sangat jarang
31Araucaria cunninghamii pohon dewasa
tidak berbunga dan berbuah B jarang
32Passiflora coccinea Liana
dewasa dan anakan berbuah D jarang
33Artocarpus heterophyllus pohon dewasa
tidak berbunga dan berbuah D jarang
34 Areca catechu pohon
dewasa dan anakan berbuah C banyak
35 salacca zalacca perdu dewasa berbunga C jarang
36Dracaena angustifolia perdu dewasa
tidak berbunga dan berbuah D jarang
37 agave americana
herba dewasa dan
tidak berbunga
E jarang
anakan dan berbuah
38 Aloe vera herba
dewasa dan anakan
tidak berbunga dan berbuah E jarang
39 Piper ornatum liana
dewasa dan anakan
tidak berbunga dan berbuah jarang
40Capsicum annum herba dewasa
tidak berbunga dan berbuah E jarang
41Zingiber officinale herba
dewasa dan anakan
tidak berbunga dan berbuah E banyak
42Sonchus arvensis herba dewasa berbunga E jarang
43Solanum melongana herba dewasa
tidak berbunga dan berbuah E sangat jarang
44 Ficus elastica pohon dewasa
tidak berbunga dan berbuah B jarang
45Pandanus tectorius perdu dewasa
tidak berbunga dan berbuah B jarang
46 Ipomoea alba herba
dewasa dan anakan berbunga E jarang
47Alstonia scholaris perdu
dewasa dan anakan berbuah B sangat jarang
48 Solanum nigrum herba dewasa berbunga D sangat jarang
49Eichornia crassipes herba jarang
50 Lasia spinosa herba jarang
51Terminalia catappa pohon dewasa berbuah B jarang
52Acalypha siamensis semak
dewasa dan anakan
tidak berbunga dan berbuah E banyak
53Chlorophytum comosum semak
dewasa dan anakan
tidak berbunga dan berbuah E banyak
54Cinamommum zeylanicum pohon dewasa berbuah C jarang
55
Alternanthera ficoidea (jukut jatinangor) semak
dewasa anakan berbunga E jarang
56 Aristolochia ringens
liana dewasa tidak berbunga
E jarang
dan berbuah
57Calliandra portoricensis Perdu
dewasa dan anakan
tidak berbunga dan berbuah E jarang
58
Alternanthera ficoidea (kriminil)
59Lycopodium cernuum herba dewasa
tidak berbunga dan berbuah E banyak
60 Agathis damara pohon dewasa
tidak berbunga dan berbuah C jarang
61Solanum pseudocapsicum perdu dewasa berbunga E sangat jarang
62Alternantehera sp. perdu dewasa
tidak berbunga dan tidak berbuah E jarang
63Fragraria fragran perdu dewasa
tidak berbunga dan tidak berbuah D sangat jarang
64Lagerstroemia speciosa perdu dewasa
tidak berbunga dan tidak berbuah E jarang
65Ischaemum timorense perdu dewasa
tidak berbunga dan tidak berbuah E jarang
66Euphorbia longana pohon dewasa
tidak berbunga dan tidak berbuah B sangat jarang
67Codiaeum variegatum Perdu dewasa
tidak berbunga dan tidak berbuah D jarang
68 Agatis sp. Perdu dewasa
tidak berbunga dan tidak berbuah D jarang
69 Desmodium sp. Herba dewasa berbunga E banyak
70Elephanthopus scabes Herba dewasa berbunga E jarang
71Swietenia mahagoni pohon anakan Muda E jarang
72 Equisetum (pakupakuan) dewasa Dewasa E banyak
debile
73Lagerstroemia sp. Herba dewasa Dewasa E banyak
74 Ficus sp. pohon anakan Muda E jarang
75Cuphea hisofifolia semak dewasa
tidak berbunga dan tidak berbuah E banyak
76Capsicum frutescens Herba dewasa berbuah E jarang
77 Pteris sp. semak dewasatidak berbunga E jarang
78 Anthurium sp. semak
dewasa dan anakan berbunga E jarang
Tabel 3.2 Jenis – jenis Hewan yang Ditemukan di Taman Gedung D2 Biologi
No Nama Jumlah Aktivitas Lokasi1 Passer montanus 1 mencari makan depan komabi2 Semut hitam sedang banyak berjalan bangku U
3 Laba-laba 3 bersarangpohon nyamplung, kandang mencit
4 Belalang coklat 5 loncat tanah5 Lebah 2 terbang pohon nyampung6 Ngengat putih hitam banyak kawin pohon7 Semut hitam besar kepala merah 1 jalan tanah
8 Kupu-kupu coklat 2hinggap di buah palm pohon palm
9 Ulat bulu, kepompong banyak diam daun pohon palm10 lalat 1 hinggap daun11 Colocalia esculenta 1 terbang pohon nyamplung12 Bufo melanostictus 1 diem tangga belakang D213 Cyprinus carpio banyak berenang kolam sebelah kandang mencit14 belalang hijau 5 hinggap di daun taman depan D215 Apis indica 1 menghisap nektar taman depan D2
Dari data diatas dari berbagai aspek yang diamatai, dapat disimpulkan bahwa struktur dan
komposisi tanaman yang paling mendominasi di taman D2 ini, yaitu:
ASPEK TANAMAN
Fisiognomi Pohon dan herba
Fenologi Dewasa
Periodisitas Sedang tidak berbuah dan
berbunga
Stratifikasi E
3.2. Pembahasaan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan untuk mengetahui deskripsi umum
suatu komunitas melalui identifikasi faktor-faktor biotik dan abiotik. Pengamatan dilakukan
pada hari Selasa tanggal 23 September 2014 di gedung Biologi (D2). Lokasi pengamatan
berada disekitar gedung perkuliahan sehingga dekat dengan aktivitas manusia. Pengamatan
dimulai pagi hari dengan kondisi cuaca yang cerah dan udara yang sejuk.
Taman gedung Biologi (D2) merupakan taman buatan, dapat dikatakan pula
ekosistem di taman ini adalah ekosistem buatan, yang sengaja dibuat oleh manusia. Hal ini
dapat dilihat dari tanaman yang dijumpai di sekitar taman, tanaman-tanaman tersebut berupa
tanaman hias dan tanaman obat. Tanaman hias yang ada di taman berfungsi untuk
meningkatkan aspek estetika di lokasi tersebut. Tanaman hias yang sering berbunga seperti
Neomarica longifolia, Pachysthacis lutea, dan Jasminum sambac biasa disinggahi oleh kupu
– kupu yang akan mengambil nektar dari bunga tersebut, kupu – kupu itu juga berperan
dalam penyerbukan bunga tersebut. Tajuk / kanopinya cukup rapat dari berbagai pohon di
taman yang berperan dalam menahan air hujan yang jatuh sehingga dapat mengurangi air
larian. Dengan adanya air hujan tersebut, kelembaban tanah akan tetap terjaga dan dapat
berpengaruh positif bagi makhluk hidup yang tinggal di dalam atau permukaan tanah.
Misalnya, kelembaban mempengaruhi penguapan cairan tubuh dan pemilihan habitat
yang cocok bagi serangga tanah (Haneda et. al., 2013). Taman Gedung D2 Biologi memiliki
permukaan yang sebagian daerahnya datar, sedangkan sebagian daerah lainnya landai.
Permukaan tanahnya ditutupi oleh berbagai jenis rumput.
Dilihat dari fisiognominya, taman D2 biologi ini, terdiri dari pohon, herba, semak,
dan perdu. Tanaman semak dan herba dapat menjadi habitat dari serangga permukaan tanah,
laba – laba, dan serangga loncat atau serangga dengan daya terbang rendah seperti belalang
sedangkan tanaman perdu dan pohon menjadi habitat hewan yang mempunyai daya terbang
tinggi, misalnya burung gereja (Passer montanus) dan walet sapi (Collocalia esculenta).
Dari hasil pengamatan didapatkan jumlah spesies tumbuhan sebanyak 78. Tumbuhan
dengan fisiognomi semak terdapat paling banyak yaitu Mimosa pudica, Plantago mayor,
Oxalis corniculata, Centella asiatica, Rhoeo discolor, Arachis hypognea, Pennisetum
purpureum, Acalypha siamensis, Chlorophytum comosum, Alternanthera ficiodea (jukut
jatinangor), Altenanthera ficiodea (kriminil), Salacca zalazza, Cuphea hisofifolia, Pteris sp.,
Anthurium sp. Sedangkan tumbuhan dengan fisiognomi yang paling sedikit yaitu perdu
diantaranya Codieum variegatum, Bauhinia purpurea, Paschysthacis lutea, Jasminum
sambac, Pachira aquatic, Pandanus tectorius, Alstonia scholaris, Caliandra portoricensis,
Solanum pseudocapsicum, Alternanthera sp., Fragraria fragran, Lagerstroemia speciosa,
Ischaemum timorense, Agatis sp.
Secara umum, tumbuhan selain berfungsi sebagai penghasil oksigen yang membuat
keadaan sekitar menjadi sejuk, tumbuhan ini memiliki beberapa fungsi lain dari setiap
bagiannya. Akar dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan misalnya dari famili
Zingiberaceae yaitu Zingiber officinale, menyerap air dan mineral tanah, menahan erosi
dengan cara menahan kecepatan aliran air di permukaan dan menahan tanah agar tidak terjadi
longsor. Cara kerja akar ini seperti besi kolom yang masuk ke dalam menembus lapisan
tekstur tanah dan pada saat yang sama menahan partikel-partikel tanah dengan akar
serabutnya. Batang tumbuhan yang memiliki kambium dapat digunakan sebagai bahan papan
dan bahan furniture. Buah karena mengandung banyak vitamin digunakan untuk bahan
pangan. Bunga dapat digunakan sebagai hiasan. Dilingkungan kebun D2 banyak terdapat
berbagai jenis tumbuhan karena untuk menyeimbangkan dengan aktivitas manusia yang
membutuhkan banyak oksigen. Tumbuhan berukuran tinggi yang mempunyai banyak daun
menjadi tumbuhan peneduh, sedangkan tumbuhan berukuran berfungsi sebagai groundcover
(tanaman yang tumbuh di atas tanah yang digunakan untuk memberikan perlindungan dari
erosi dan kekeringan, dan untuk memperbaiki penampilan estetika). Selain itu dikarenakan
terpenuhinya zat unsur hara di dalam tanah, tekstur tanah yang sesuai untuk tumbuhan
tersebut, tercukupinya kebutuhan cahaya matahari dan air.
Fisiognomi tanaman yang ditemukan di taman gedung D2 kebanyakan pohon dan
herba yang kebanyakan fenologi dari tanaman –tanaman tersebut sudah dewasa, hal tersebut
diperkirakan karena tanaman-tanaman itu sudah ada sejak lama di lokasi D2. Bahkan
sebagian lainnya ditemukan dengan fenologi sudah dewasa dan memiliki anakan, hal ini
menandakan bahwa regenerasi tumbuhan-tumbuhan tersebut berjalan dengan baik.
Periodisitas pada lokasi ini kebanyakan sedang tidak berbuah dan berbunga karena belum
memasuki musim berbunga dan berbuah.
Stratifikasi adalah pengelompokkan tanaman berdasarkan ukuran tinggi tanaman.
Menurut Indriyanto (2006), stratifikasi adalah distribusi tetumbuhan dalam ruangan vertikal.
Semua spesies tetumbuhan dalam komunitas tidak sama ukurannya, serta secara vertikal tidak
menempati ruang yang sama. Mempelajari profil (stratifikasi) sangat penting, untuk
mengetahui dimensi (bentuk) atau struktur vertikal dan horizontal suatu vegetasi di lokasi
yang dipelajari, dengan melihat bentuk profilnya akan dapat diketahui proses dari masing-
masing pohon dan kemungkinan peranannya dalam komunitas tersebut, serta dapat diperoleh
informasi mengenai dinamika pohon dan kondisi ekologinya.
Untuk mengetahui tumbuhan yang ada di taman D2 termasuk stratifikasi jenis apa,
dapat dilihat berdasarkan tinggi tumbuhannya. Pada pengamatan stratifikasi, jenis tumbuhan
yang diamati ada 78 jenis tumbuhan yang berbeda, kebanyakan tumbuhan diatas termasuk
dalam kategori semai atau berada pada stratifikasi E. Hal ini didasarkan oleh ketentuan
sebagai berikut :
- Stratifikasi A, tinggi pohon > 30 meter
- Stratifikasi B, tinggi pohon 15-30 meter
- Stratifikasi C, tinggi pohon 5-15 meter
- Stratifikasi D, tinggi pohon 1-5 meter
- Stratifikasi E, tinggi pohon 0-4 meter
Karena tumbuhan di D2 ini kebanyakan berupa tanaman hias yang berfisiognomi semak
dan herba sehingga masuk ke dalam kelompok stratifikasi E. Stratifikasi E merupakan
tumbuhan penutup tanah. Tumbuhan dewasa dan anakannya tidak jauh berbeda, masih sama-
sama terdapat pada kelompok stratifikasi E meski ukuran tingginya berbeda. Dewasa dari
tumbuhan-tumbuhan ini tidak akan melebihi ukuran dari stratifikasi E. Dari stratifikasi sudah
terlihat bahwa lokasi dari taman ini sudah terjamah oleh manusia, berada di tengah kehidupan
manusia dan di tengah aktivitas manusia.
Dilokasi ini juga ditemukan 14 jenis hewan yaitu, Passer montanus, Bufo sp.,
Prenolepis impairs, Apis indica, Calocalia esculenta, Cyprinus caprio, kupu-kupu coklat,
ulat bulu, lalat, laba-laba, belalang hijau, belalang coklat, dan ngengat. Hewan tersebut dapat
berfungsi sebagai penyerbuk tanaman, sebagai dekomposer bagian-bagian tumbuhan yang
jatuh kepermukaan yang nantinya menjadi bahan organik yang dapat digunakan oleh
tumbuhan sebagai sumber nutrien. Selain interaksi tersebut, dapat terbentuk interaksi antara
hewan dan tumbuhan (saling makan-dimakan) yang disebut rantai makanan.
Rantai makanan merupakan proses pemindahan energy makanan dari sumbernya
melalui serangkaian jasad-jasad dengan cara makan-dimakan yang berulang kali
(Romimoharto dan Juwana, 1999 dalam Maria dkk., 2009). Berikut contoh rantai makanan
yang terdapat di lokasi D2.
Tumbuhan -> burung biji-bijian (Passer montanus), mati -> pengurai
Tumbuhan -> serangga herbivore (belalang) -> laba-laba -> burung pemakan serangga
(Calocalia esculenta), mati -> pengurai
Tumbuhan -> serangga herbivore (belalang) -> laba-laba -> kodok, mati -> pengurai
Tumbuhan pada lokasi ini berperan sebagai produsen yaitu organisme yang dapat
menghasilkan zat makanan sendiri. Sedangkan hewan berperan sebagai konsumen.
Konsumen I (konsumen primer) biasanya diduduki oleh hewan herbivore. Konsumen II
(konsumen sekunder) diduduki hewan pemakan daging (karnivora) dan seterusnya.
Organisme yang menduduki tingkat tropic tertinggi disebut konsumen puncak. Konsumen I
pada rantai diatas yaitu burung biji-bijian (Passer montanus) dan serangga herbivore
(belalang), konsumen II laba-laba serta konsumen III (konsumen puncak) yaitu burung
pemakan serangga (Calocalia esculenta) dan kodok.
Di dalam suatu ekosistem, suatu organisme tidak hanya makan satu jenis makanan
saja dan juga dapat dimakan oleh beberapa jenis pemangsanya. Oleh karena itu terjadi
beberapa rantai makanan yang saling berhubungan. Sekumpulan beberapa rantai makanan
yang saling berhubungan disebut dengan jaring-jaring makanan (Kurniawan, 2008). Berikut
jaring-jaring makanan yang terbentuk pada lokasi D2
Tumbuhan belalang laba-laba Calocalia esculenta
kodok
Passer montanus
pengurai
Dilokasi pengamatan ini ditemukan berbagai jenis hewan, diantaranya Passer
montanus, Semut hitam sedang, Laba-laba, Belalang coklat, Lebah, Ngengat putih hitam,
Semut hitam besar kepala merah, Kupu-kupu coklat, Ulat bulu, kepompong, dan Lalat. Dari
sebagian besar hewan yang ditemui adalah serangga. Serangga tersebut berfungsi untuk
penyerbukan tanaman, sebagai dekomposer bahan organik yang jatuh kepermukaan tanah
yang hasilnya dapat digunakan sebagai nutrisi untuk tumbuhan. Selain itu ditemukan juga
burung Passer montanus, burung ini berfungsi untuk membantu penyerbukan tumbuhan dan
tumbuhan itu sendiri sebagai bahan makanan. Tumbuhan dan hewan tersebut membentuk
interaksi seperti rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Salah satu komponen yang juga
sangat berperan dalam rantai makanan yaitu pengurai. Pengurai adalah makhluk hidup yang
menguraikan kembali zat-zat yang terdapat dalam tubuh hewan atau tumbuhan yang telah
mati. Contoh pengurai adalah bakteri dan jamur.
BAB IVKESIMPULAN
Berdasarkan data hasil pengamatan pada praktikum kajian komunitas, diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Di taman Gedung D2 Biologi Unpad yang merupakan vegetasi buatan ditemukan 78
spesies tumbuhan dan 15 spesies hewan meliputi spesies yang telah teridentifikasi dan
belum teridentifikasi yang membentuk komunitas dalam ekosistem dan berinteraksi
dengan faktor biotik dan abiotik.
2. Interaksi dengan biotik yaitu antara tumbuhan dan hewan yang ditemukan membentuk
rantai makanan serta jaring-jaring makanan, sehingga terdapat produsen, konsumen 1,
konsumen 2 dan pengurai
3. Interaksi dengan abiotik berupa keadaan lingkungan seperti cuaca cerah, kanopi
cukup rapat dan permukaan tanah yang datar dan landai yang mempengaruhi
kehidupan tumbuhan dan hewan di lokasi tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati, H. Umar, S. Ramlah. 2013. Komposisi Jenis Dan Penguasaan Ekologi Di Wilayah
Desa Pangi Kawasan Cagar Alam Pangi Binangga Kabupaten Parigi Moutong. Warta
Rimba Volume 1, Nomor 1 Desember 2013.
Haneda, N. F. , Cecep K., Fitria D. K. (2013). “Keanekaragaman Serangga di Ekosistem
Mangrove”. JURNAL SILVIKULTUR TROPIKA. Vol. 04 No. 01, Hal. 42 – 46
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta
Kurniawan, Arif. 2008. Biology Insight “Mengkaji Kehidupan, Memupuk Keimanan”.
Hamudha Prima Media Publishing. Jawa Barat.
Maria., Malik, A., Hasby, Muh., dan Fikri. 2009. Rantai Makanan Pada Ekosistem
Mangrove. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Nursal, Suwondo dan Irma Novita Sirait . 2013. Karakteristik Komposisi Dan Stratifikasi
Vegetasi Strata Pohon Komunitas Riparian Di Kawasan Hutan Wisata Rimbo Tujuh
Danau Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Biogenesis, Vol. 9, Nomor 2,
Februari 2013.