-
MAKALAH
ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA
Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Matakuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika
Dosen: Dr. Rudy Kurniawan, M.Pd.
Oleh:
J MUHAMAD TAQIYUDIN (13510375)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
SILIWANGI BANDUNG
2014
-
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 3
A. Pengertian Evaluasi ...................................................................................... 3
B. Fungsi Evaluasi ............................................................................................ 4
C. Prosedur Evaluasi ......................................................................................... 5
D. Jenis Alat Evaluasi ....................................................................................... 5
1. Teknik Non Tes ........................................................................................ 6
2. Teknik Tes ................................................................................................ 7
E. Analisis Soal................................................................................................. 7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 12
A. Kisi-kisi Soal .............................................................................................. 12
B. Hasil dan Pembahasan................................................................................ 16
BAB IV KESIMPULAN....................................................................................... 18
-
ii
A. Kesimpulan ................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kegiatan pasti memiliki tujuan, demikian halnya dengan kegiatan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas perilaku
peserta didik, termasuk prestasi belajarnya. Untuk mengetahui peningkatan ini,
guru melakukan penilaian atau evaluasi. Terdapat beberapa komponen yang
meliputi tujuan pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran
yang merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Evaluasi pembelajaran
dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan sehingga dapat diketahui tingkat
keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, evaluasi hasil belajar dilakukan dengan penilaian hasil
belajar yang bertujuan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil
belajar serta untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas.
Salah satu alat yang digunakan sebagai sarana untuk penilaian hasil belajar adalah
tes.
Sax (1980 : 13) dalam Arifin(2012) menyatakan bahwa a test may be
defined as a task or series of task used to obtain systematic observations
presumed to be representative of educational or psychological traits or
-
2
attributes. (tes dapat didefinisikan sebagai tugas atau serangkaian tugas yang
digunakan untuk memperoleh pengamatan-pengamatan sistematis, yang dianggap
mewakili ciri atau aribut pendidikan atau psikologis)
B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui validitas
soal.
C. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
Bagaimana cara melakukan validitas soal ?
-
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Evaluasi
Dalam sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah komponen penting
dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran. Hasil yang diperoleh dapat dijadikan balikan (feed-back) bagi guru
dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran.
Norman E. Gronlund (1976:3) dalam Suherman (2003:1) menyatakan bahwa
Evaluation includes a number of techniques that are indispensable to the
teacher.. . However, evaluation is not merely a collection of techniques
evaluation is a process it is a continuous process which underlies all good
teaching and learning. Evaluasi mencakup sejumlah teknik yang tidak bias
diabaikan oleh seorang guru. Evaluasi bukanlah sekumpulan teknik semata-mata,
tetapi evaluasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang mendasari
seluruh kegiatan belajar mengajar yang baik.
Selanjutnya Norman E. Gronlund (1976:6) menyatakan dalam Suherman
(2003:1) bahwa Evaluation may be difined as a systematic process of
determining the extent to which instructional objectives are achieved by pupils.
Evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan
tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa.
Edwin dan Gerald W. Brown (1975:1) dalam Suherman (2003:1)
menyatakan bahwa Evaluation refer to the act or process to determing the value
of something Evaluasi berkenaan dengan kegiatan atau proses untuk
-
4
menentukan nilai dari sesuatu. Dari pendapat di atas evaluasi pendidikan dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses untuk menentukan nilai dari segala
sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan.
Dari pengertianpengertian evaluasi yang telah dikemukakan
menunjukkan bahwa evaluasi bersifat lebih luas dari pada pengukuran. Evaluasi
meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran hanya terbatas pada deskripsi
kuantitatif. Istilah pengukuran menunjuk pada segi kuantitas, istilah penilaian
menunjuk pada segi kualitas, dan istilah evaluasi menyangkut keduanya, yaitu
pengukuran dan penilaian.
B. Fungsi Evaluasi
Dalam Suherman (2003:6) fungsi evaluasi, yaitu
1. Sebagai Alat Seleksi
Evaluasi dapat digunakan untuk melakukan penyaringan (seleksi)
dalam penerimaan siswa baru dari suatu sekolah.
2. Sebagai Alat Pengukur Keberhasilan
Fungsi evaluasi sebagai alat pengukur keberhasilan adalah untuk
mengukur seberapa jauh tujuan instruksional dapat dicapai setelah
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Selain itu melalui evaluasi dapat
dilihat pula sampai sejauh mana seorang guru telah berhasil dalam
menerapkan metode dan pendekatan, penguasaan materi, serta kebaikan
dan kelemahan kurikulum yang dipakai.
3. Sebagai Alat Penempatan
-
5
Penempatan yang cocok dengan kondisi masing-masing siswa lebih
memungkinkan untuk dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya
secara optimal, sehingga hasil belajarnya akan mencapai tujuan dengan
baik.
4. Sebagai Alat Diagnostik
Adanya diagnostik ini guru bisa mengetahui letak kelemahan dan
kebaikan siswa dalam penguasaan setiap konsep matematika yang telah
diajarkan. Dengan adanya diagnostik ini guru dapat mengambil langkah
untuk memberikan upaya peningkatan keberhasilan pada siswa.
C. Prosedur Evaluasi
Muchtar Buchari (1972:24) dalam Suherman (2003:13) menyebutkan
bahwa langkah-langkah pokok yang harus ditempuh sebagai prosedur evaluasi
terdiri dari
1. Perencanaan (Planning),
2. Pengumpulan data (Collecting),
3. Verifikasi data (Verification),
4. Analisis data (Analysis), dan
5. Penafsiran (Interpretation).
D. Jenis Alat Evaluasi
Secara garis besar alat evaluasi yang dapat digunakan digolongkan
menjadi 2 jenis, yaitu non tes dan tes. Penjelasan dari kedua teknik tersebut adalah
sebagai berikut,
-
6
1. Teknik Non Tes
Teknik non tes biasanya digunakan untuk mengevaluasi bidang afektif
atau psikomotor. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut,
a. Angket
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus
dijawab oleh orang yang akan dievaluasi (responden). Angket tidak
dimaksudkan untuk menguji responden, tetapi lebih mengutamakan
pencarian atau pengungkapan dari responden.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik non tes secara lisan. Pertanyaan yang
diungkapkan umumnya menyangkut segi-segi sikap dan kepribadian
siswa dalam proses belajarnya.
c. Observasi
Observasi adalah suatu teknik evaluasi non tes yang
menginventarisasikan data tentang sikap dan kepribadian siswa dalam
kegiatan belajarnya. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan
dan prilaku siswa secara langsung.
d. Inventori
Inventori pada hakekatnya tidak banyak berbeda dengan angket.
Inventori mengandung sejumlah pertanyaan yang tersusun dalam rangka
mengetahui tentang sikap, pendapat dan perasaan siswa terhadap
kegiatan proses penyelenggaraan belajar mengajar.
e. Daftar Cek
-
7
Daftar cek adalah sederetan pertanyaan atau pernyataan yang dijawab
oleh responden dengan membubuhkan tanda cek ( ) pada tempat yang
telah disediakan.
2. Teknik Tes
Ada beberapa pengertian tes menurut para ahli. Dalam Websters
Collegiate (Suherman, 2003:65) dinyatakan bahwa tes adalah serangkaian
pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok. Teknik tes atau cara melaksanakan tes dapat
digolongkan kedalam 3 cara, yaitu:
i) Tes Tertulis
ii) Tes Lisan, dan
iii) Tes Perbuatan
E. Analisis Soal
Untuk menentukan kualitas soal yang baik dilakukan beberapa hal berikut:
1) Validitas
Suatu instrumen tes dikatakan valid menurut Ruseffendi (2010 :148)
apabila instrumen itu untuk maksud dan kelompok tertentu, mengukur apa yang
semestinya diukur ; derajat ketepatan mengukurnya benar; validitasnya tinggi.
Untuk mendapatkan instrumen yang baik peneliti melakukan validitas
empirik butir soal ditentukan berdasarkan nilai koefisien validitas dengan
menggunakan rumus korelasi dari Pearson, dengan rumus yaitu
(dalam Ruseffendi, 2010:166)
-
8
Keterangan:
N = Banyaknya pasangan nilai
X = Nilai rata-rata soal-soal tes pertama perorangan
Y = Nilai rata-rata soal-soal tes kedua perorangan
XY = Perkalian nilai-nilai X dan Y perorangan
= Jumlah perkalian nilai X dan Y = Jumlah nilai-nilai X = Jumlah nilai-nilai Y = Jumlah kuadrat nilai-nilai X = Jumlah kuadrat nilai-nilai Y
Adapun interpretasi mengenai menurut Guilford (dalam Ruseffendi,
2010 :160) disajikan dalam tabel berikut,
Tabel 3.1 interpretasi korelasi Nilai
Nilai Interpretasi Korelasi Kriteria Validitas
0,90 - 1,00 Sangat Tinggi Sangat Tinggi
0,70 - 0,90 Tinggi Tinggi
0,40 - 0,70 Sedang Sedang
0,20 - 0,40 Rendah Rendah
0,00 - 0,20 Kecil Kecil
2) Reliabilitas Tes
Reliabilitas yaitu memiliki keajegan atau keterpercayaan. (Ruseffendi,
2010:158) menyatakan reliabilitas instrument atau alat evaluasi adalah ketetapan
alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi
itu. Kalau alat evaluasi itu reliabel, maka hasil dari dua kali atau lebih
pengevaluasian dengan dua atau lebih alat evaluasi yang senilai (ekivalen) pada
masing-masing pengetesan diatas akan serupa. Menurutnya hasil pengevaluasian
akan serupa meskipun diberikan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda
dan tempat yang berbeda.
-
9
Penelitian yang menggunakan instrument tes uraian (subjektif),
perhitungan reliabilitas dengan cara Alpha (Cronbach Alpha). Dengan rumus
(dalam Ruseffendi, 2010:172),
(
) (
)
Keterangan:
= Banyaknya soal
= Variansi skor seluruh soal menurut skor siswa perorangan
= Variansi skor soal tertentu (soal ke-i)
= Jumlah variansi skor seluruh soal menurut skor soal
tertentu
Dimana,
(
)
Keterangan: = Jumlah skor kuadrat setiap item = Jumlah subjek
Dalam hal ini nilai diartikan sebagai nilai reliabilitas, menurut Guilford
(dalam Ruseffendi, 2010:160) kriterianya disajikan dalam tabel 3.2
Tabel 3.2 interpretasi Reliabilitas nilai
Nilai Interpretasi
Kecil
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
3) Daya Pembeda Soal
Pengertian daya pembeda (DP) menurut (Suherman, 2003:159) adalah
untuk mengetahui perbedaan kemampuan antara siswa yang berkemampuan tinggi
-
10
dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda memiliki nilai yang
berkisar antara 0 dan 1. Jika semakin besar nilai DP, maka semakin besar pula
nilai pembeda antara siswa pandai dan siswa kurang pandai.
Penelitian yang menggunakan instrumen tes uraian (subjektif), untuk
menentukan daya pembeda dapat menggunakan rumus (Ruseffendi, 2010:181),
Keterangan:
= Daya Pembeda = Banyaknya siswa dari 25% siswa pandai yang
memilih jawaban benar
= Banyaknya siswa dari 25% siswa lemah yang memilih jawaban benar
= Banyaknya siswa yang 25%
Nilai DP diartikan sebagai nilai daya pembeda, sehingga kriterianya
(Suherman, 2003: 161) disajikan dalam tabel 3.4
Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda Nilai DP
Nilai Interpretasi
DP 0,00 Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
4) Indeks Kesukaran
Menurut Suherman (2003) dalam konteks indeks kesukaran (IK) tidak
dikenal soal baik dan soal buruk, karena soal yang mudah dapat dianggap sebagai
soal yang baik atau soal yang buruk begitu pula dengan soal yang sukar,
-
11
tergantung pada kondisi serta tujuan tes tersebut. Hanya ada soal yang buruk yaitu
soal yang terlalu mudah maupun soal yang terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah
menyebabkan semua siswa dapat menjawab benar termasuk siswa yang berada di
kelompok bawah kemampuannya. Soal yang terlalu sulit menyebabkan semua
siswa tidak dapat menjawab dengan benar termasuk siswa terpandai dikelas
tersebut.
Dalam penelitian ini tes yang digunakan berupa uraian (subjektif), untuk
menghitung IK kita gunakan rumus (Ruseffendi, 2010:180),
Keterangan:
= Indeks Kesukaran = Banyaknya siswa dari 25% siswa pandai yang memilih
jawaban benar
= Banyaknya siswa dari 25% siswa lemah yang memilih jawaban benar
= Banyaknya siswa yang 25%
Nilai IK diartikan sebagai nilai indeks kesukaran, sehingga kriterianya
(Suherman, 2003:170) disajikan dalam tabel 3.3
Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Kesukaran Nilai IK
Nilai Interpretasi
IK = 0,00 Sangat sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Sangat mudah
-
12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kisi-kisi Soal
Kompet
ensi
Dasar
Indik
ator
Kema
mpua
n
Kone
ksi
Mate
matis
Indikato
r Soal Soal Langkah Penyelesaian
S
k
o
ri
n
g
Menggu
nakan
theorema
phytagor
as untuk
menentu
kan
panjang
sisi-sisi
segitiga
siku-siku
Kone
ksi
antra
topic
mate
matik
a
Peserta
didik
dapat
menentu
kan
biaya
membeli
benih
dengan
mengapli
kasikan
rumus
phytagor
as, luas
segitiga
dan
persegi
panjang,
dan
aritmatik
a.
1)Pak Budi memiliki sebuah
kebun seperti pada gambar
dibawah ini. Kebun tersebut
akan ditanami jagung.
Setiap meter persegi lahan
diperlukan 5 gram benih
jagung dengan harga Rp.
7.000,00 tiap 1 kg.
berapakah biaya yang
dikeluarkan pak Budi untuk
membeli benih Jagung ?
Luas daerah I(luas BCD)
BD2 = BC
2 + CD
2
BD2 = 5
2+12
2
BD2 =169
BD = 13 m
Luas BCD = x BC x CD
Luas BCD = x5x12
Luas BCD = 30 m2
1
Luas daerah II (luas ABDE)
Luas ABDE = ABxBD
Luas ABDE = 14x13
Luas ABDE = 182 m2
Luas Lahan = luas I + luas
II
Luas Lahan = 30+182
1
Luas Lahan = 212 m2
Biaya membeli benih =
212x Rp.35,00 = Rp.
7.420,00
Jadi, biaya yang dikeluarkan
pak Budi untuk membeli
benih jagung adalah Rp.
1
-
13
7.420,00
Peserta
didik
dapat
menentu
kan luas
segitiga
siku-siku
dengan
mengapli
kasikan
sistem
persamaa
n linear
dua
variabel
2)Gambar berikut
menunjukkan panjang sisi
sebuah persegi panjang
dalam centimeter. Berpakah
luas segitiga siku-siku
ABD?
AB = DC
2y-4x = 2x+y
2y-y = 2x+4x
y= 6x
AD = BC
4x-2 = y-3x
4x+3x=y+2
7x=(6x)+2
7x-6x=2
x=2
maka y=6(2)=12 ..(1) AB=2y-4x
=2(12)-4(2)
=24-8
=16cm
AD=4x-2
=4(2)-2
=6cm.(1) Luas ABD= xABxAD
= x16x6
=48 cm2(1)
Jadi luas segitiga siku-siku
ABD adalah 48cm2
3
Kone
ksi
denga
n
disipli
n ilmu
lain
(bidan
g
studi
lain)
Peserta
didik
dapat
mengide
ntifikasi
keterkait
an antara
jarak
pendeng
ar
dengan
sumber
bunyi,
serta
beda
lintasan
kedua
gelomba
ng bunyi.
3)Dua jam beker suara
koheren, A dan B,
dipisahkan pada jarak 3,60
m. seorang pendengar
berada sejauh 2,70m dari
pengeras suara B. Segitiga
ABC adalah segitiga siku-
siku, berapa beda lintasan
kedua gelombang bunyi
yang bertemu di C ?
Kita hitung dahulu jarak AC
dengan menggunakan
teorema phytagoras dalam
segitiga siku-siku ABC
AC2 = AB
2+BC
2
AC2 = 3,60
2+2,70
2
AC2 = 12,96+7,29
AC2 = 20,25m
AC = =4,5m .(2) Beda lintasan kedua
gelombang bunyi yang
bertemu di C adalah
=4,5-2,70=1,80m(1) Jadi, beda lintasan kedua
gelombang bunyi yang
bertemu di C adalah 1,80m
3
Peserta 4)Sebuah kapal dari Jarak yang ditempuh kapal 3
-
14
didik
dapat
menentu
kan jarak
terpende
k yang
ditempuh
kapal
pelabuhan A berlayar ke
arah utara menuju
pelabuhan B dengan
menempuh jarak 3.000 km.
Setelah tiba di pelabuhan B
kapal berlayar lagi ke arah
timur menuju pelabuhan C
dengan menempuh jarak
4.000 km. Berapakah jarak
yang ditempuh kapal
apabila kapal untuk kembali
ke pelabuhan A langsung
dari pelabuhan C?
untuk kembali ke pelabuhan
A langsung ke pelabuhan C
= panjang AC, (1) AC
2 = AB
2+BC
2
AC2 =3000
2+4000
2
AC2 =25.000.000
AC =5000 km .(2) Jadi, jarak yang ditempuh
kapal apabila kapal untuk
kembali kepelabuhan A
langsung dari pelabuhan C
adalah 5000km
Kone
ksi
denga
n
dunia
nyata
atau
kehid
upan
sehari
-hari
Peserta
didik
dapat
mengide
ntifikasi
keterkait
an antara
keramik,
luas
lantai,
dan
biaya
membeli
keramik.
5)Lita sangat menyukai
warna pink dan ungu, dia
ingin mengganti warna
lantai di kamarnya dengan
keramik warna pink dan
ungu yang berbentuk
segitiga siku-siku. Harga
satu keramik segitiga siku-
siku berwarna ungu Rp.
3.000,00, sedangkan warna
pink Rp. 2.500,00 perbuah.
Bantulah Lita menghitung
berapa biaya yang dia
perlukan untuk membeli
keramik lantai kamarnya ?
Lantai terdiri dari keramik
berbentuk segitiga siku-siku
sama kaki, sudut sama
kakinya yaitu masing-
masing 450 adalah sama
besar yaitu 30cm. jumlah
keramik berwarna pink dan
ungu adalah sama.
Luas = x alas x tinggi Luas = x 30x30 Luas = x 900 Luas = 450 cm2 Luas persegi panjang =alas
x tinggi
=360x300
=108.000 cm2
.(2)
Banyaknya segitiga warna
pink
= x 240
=120 buah .(1)
4
-
15
Total biaya = jumlah keramik pink x
2.500 + jumlah keramik ungu x 3.000
= 120 x 2.500 + 120 x 3.000
= 300.000 + 360.000 = 660.000 .(1) Jadi, total biaya untuk membeli
keramik adalah Rp. 660.000,00
Peserta
didik
dapat
menentu
kan luas
dan
keliling
kebun
Pak
Hasan
6)Pak Hasan ingin menjual
kebun warisan miliknya
yang berbentuk seperti
gambar dibawah ini. Namun
dia tidak mengetahui berapa
luas dan keliling kebun
tersebut, bantulah Pak
Hasan menentukan luas dan
keliling kebunnya !
Kebun berbentuk trapezium
dibagi menjadi dua bagian
bangunan datar,
=1350+900 = 450 Karena , maka merupakan segitiga siku-siku sama kaki.
DE = DC = AB = 20cm
Menurut perbandingan
panjang CE adalah .(1) Luas I
Luas = DE.DC Luas = 202 Luas = 200cm2 Luas II
Luas ABED = AB.AD
Luas ABED = 20.6
Luas ABED = 120cm2
Luas kebun = luas I + luas II
Luas kebun = 200+120
Luas kebun = 320 cm2
Jadi, luas kebun pak Hasan
adalah 320cm2 (3)
4
-
16
B. Hasil dan Pembahasan
1. Reliabilitas
Berdasar hasil perhitungan diperoleh nilai Cronbachs Alpha sebesar 0.882
hal ini termasuk pada rentang reliabilitas tinggi (baik).
2. Daya Pembeda Soal
-
17
3. Tingkat Kesukaran
No Butir Soal
Skor Total Tiap Butir Siswa Skor Maks Skor Maks n=17 P
1 37 3 51 0.73
2 32 3 51 0.63
3 33 3 51 0.65
4 34 3 51 0.67
5 41 4 68 0.60
6 34 4 68 0.50
-
18
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasar pada hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan sebagai
berikut,
1. Soal yang telah dibuat memiliki nilai Cronbachs Alpha sebesar 0.882 hal
ini termasuk pada rentang reliabilitas tinggi (baik),
2. Indek kesukaran dari soal ini masuk dalam rentang,
yaitu sedang, dan
3. Daya pembedanya masuk dalam kategori baik.
Maka dapat disimpulkan secara umum soal yang dibuat memiliki validitas yang
baik untuk digunakan sebagai instrumen tes.
Adapun langkah-langkah analisis butir soal ini dapat disimpulkan, yaitu uji
reliabilitas/validitas, uji indek kesukaran/tingkat kesukaran dan uji daya pembeda
soal.
-
19
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama.
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Individual Textbook.
Bandung: FPMIPA UPI.
Ruseffendi, E. T. (2010). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-
Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.