EVALUASI PROGRAM OUT DOOR STUDY
DI SMA KRISTEN 2 SALATIGA
TUGASMK : SUPERVISI DAN EVALUASI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu:Prof.Dr.Slameto
Disusun oleh:Paulus.R.HindrartoNIM. 942015022
Progdi : MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKANFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANASALATIGA
2015
ABSTRAK
Program kegiatan out door studi di SMA Kristen 2 Salatiga merupakan kegiatan
pengganti dari Studi Tour yang selama sekian waktu telah dilaksanakan di
lembaga ini. Kesan ‘tour’ menyebabkan kegiatan ‘studi’ sebagai hal yang penting
menjadi kurang diutamakan oleh para siswa sehingga kesannya lebih hanya
sekedar rekreasi atau piknik belaka. Kegiatan out door studi lebih menekankan
aspek ‘studi’ yang dilaksanakan di luar sekolah dengan mencari tempat-tempat /
lokasi yang representatif. Dalam kegiatan ini, siswa SMA Kisten 2 Salatiga
melaksanakan tugas-tugas sekolah berupa observasi terhadap obyek out door
study. Beberapa tugas dipersiapkan oleh Guru Matapelajaran tertentu yang terkait
dengan obyek study baik berupa pertanyaan-pertanyaan observatif maupun draf
wawancara jika diperlukan. Sebagian lagi ada penugasan dokumentatif yang
harus dicari siswa untuk matapelajaran tertentu. Pada akhirnya, siswa membuat
laporan Karya Tulis sebagai prasyarat untuk mengikuti Ulangan Akhir Semester
atau Ujian Nasional. Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian Evaluasi
Program Out Door Studi di SMA Kristen 2 Salatiga baik dari perencanaan
program, kepanitiaan, pembiayaan, pelaksanaan, output dan outcome program
hingga follow-up dari program out door study ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
SMA Kristen 2 Salatiga merupakan lembaga pendidikan swasta di bawah
naungan Yayasan Perguruan Kristen (YPK) Pusat Salatiga yang berdiri sejak
tahun 1982, beralamatkan di Jln. Argoluwih No.15 Ringinawe, Kelurahan
Ledok, Kecamatan Argomulyo, Salatiga. Lembaga ini terakreditasi A,
menerapkan sistem Moving Class sebagai kelas Pagi dan menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam sistem
penyelenggaraan pembelajarannya. Jumlah rombongan belajarnya kecil,
hanya 6 (enam) rombel dari kelas X sampai dengan kelas XII dimana kelas
XI dan XII terbagi dalam dua jurusan yakni jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam) dan IPS (Ilmu pengeahuan Sosial). Jumlah siswa pada tahun ajaran
2015/2016 ini hanya 57 (lima puluh tujuh) siswa. Meskipun demikian, SMA
Kristen 2 Salatiga tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran dan program-
program kegiatan sekolah yang normatif dengan mengacu pada SPM
(Standar Pelayanan Minimal) sebagaimana yang telah diamanatkan oleh
UU.No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan dan Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah tersebut menjelaskan antara lain definisi Standar
Nasional Pendidikan (SNP), dan definisi-definisi istilah dalam ruang lingkup
SNP (pasal 1) seperti: Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (ayat
5), Standar Proses (ayat 6), Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(ayat 7), biaya pendidikan, KTSP, ujian, ulangan, evaluasi, akreditasi, BNSP
dan LPMP. Dengan mengacu pada Undang-Undang dan Peraturan
Pemerintah di atas serta Kebijakan-kebijakan SMA Kristen 2 Salatiga, maka
salah satu program yang dilaksanakan adalah Out Door Study sebagai
bentuk kegiatan wajib yang harus diikuti siswa sebagai persyaratan untuk
mengikuti Ulangan Akhir Semester maupun Ujian Nasional. Kegiatan Out
Door Study ini belum pernah diteliti dan dievaluasi secara ilmiah. Jadi
penelitian ini akan sangat bermanfaat baik bagi keberlanjutan program Out
Door Study di SMA Kristen 2 Salatiga dan juga untuk kemajuan lembaga
pendidikan ini.
1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini akan mengidentifikasi
masalah-masalah di SMA Kristen 2 Salatiga yakni :
1) Context : Bagaimana kebutuhan sekolah, orang tua / wali siswa
terhadap kegiatan Out Door Study di SMA Kristen 2 Salatiga?
2) Input : Bagaimana minat siswa SMA Kristen 2 Salatiga terhadap
kegiatan Out Door Study ?
3) Process : Bagaimana aktivitas Guru-guru SMA Kristen 2
Salatiga dalam memanfaatkan program Out Door Study ?
4) Product : Bagaimana hasil kegiatan Out Door Study di SMA
Kristen 2 Salatiga ?
Terhadap identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah tiap aspek di
atas adalah :
1) Context : Bagaimana kebutuhan orang tua / wali siswa terhadap
program Out Door Study di SMA Kristen 2 Salatiga?
2) Input : Bagaimana minat siswa SMA Kristen 2 Salatiga terhadap
kegiatan Out Door Study ?
3) Process : Bagaimana aktivitas Guru-guru SMA Kristen 2
Salatiga dalam memanfaatkan program Out Door Study ?
4) Product : Bagaiman hasil program kegiatan Out Door Study di
SMA Kristen 2 Salatiga ?
Secara umum, Rumusan Masalah penelitian adalah “Apakah Program
Out Door Study di SMA Kristen 2 Salatiga berlangsung efisien dan efektif ?
1.3. Tujuan.
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran dan sekaligus
mengevaluasi program Out Door Study di SMA Kristen 2 Salatiga.
1.4. Sasaran :
Evaluasi Program Out Door Study di SMA Kristen 2 Salatiga
dilakukan untuk mengetahui Context, Input, Process, Product dari
program tersebut apakah sudah berjalan dengan baik untuk
dilakukan peningkatan, atau akan dihentikan karena tidak berjalan
dengan baik dan kurang bermanfaat.
1.5. Hasil yang diharapkan :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
kedepan bagi perencanaan Program Out Door Study di SMA
Kristen 2 Salatiga agar lebih baik dan pada gilirannya nanti program
ini dapat lebih meningkatkan kemajuan SMA Kristen 2 Salatiga.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Evaluasi Program
1) Pengertian Evaluasi.
Pengertian Evaluasi menurut beberapa ahli, antara lain
dikemukakan oleh Worthen dan Sanders (1973: 19) Evaluation is
the determination of the worth of a thing. It includes obtaining
information for use in judging the worth of a program, product
procedure or objective, or potential utility of alternative approaches
designed to attain specified objectives. Stufflebeam dan Shinkfield
(1985: 159) mengemukakan: Evaluation is the process of
delineating, obtaining and providing decriptive dan judgmental
information about the worth and merit of some object’s goals,
design, implementation and impacts inorder to guide decision
making, serve needs for accountability and promote understanding
of the involvedphenomena. Evaluasi adalah proses dari perencanaan,
perolehan, dan penyediaan gambaran dan kebenaran informasi
tentang penilaian dan jasa dari beberapa tujuan objek, desain,
implementasi dan pengaruh agar dapat memandu pada pembuatan
keputusan, menyediakan kebutuhan-kebutuhan untuk
pertanggungjawaban dan memberikan kepahaman tentang
fenomena yang terjadi. Menurut Kaufman & Thomas (1980: 4)
berpendapat bahwa evaluasi adalah suatu proses yang dilakukan
untuk membantu keberadaan seseoarang atau alat tertentu menjadi
lebih baik dari keadaan yang sebelumnya karena adanya sistem
perbaikan. Pendapat ini memuat pengertian bahwa evaluasi akan
memberikan data masukan yang dijadikan dasar perbaikan dari
kondisi yang sudah ada. Intinya pengertian didalam evaluasi
terkandung adanya kriteria yang digunakan untuk menentukan nilai
(worth) dan adanya yang dinilai. Kriteria adalah acuan
pelaksanaan program, sedangkan hal yang dinilai adalah berupa
proses, hasil dan dampaknya. Konsep tersebut juga mengandung
pernyataan adanya efektifitas yang merupakan ratio antara input dan
output dan konsep efisiensi yang merupakan taraf pendayagunaan
input yang menghasilkan output melalui proses. Oleh karena itu di
dalam evaluasi, evaluator dapat menetapkan tujuan utama
kegiatannya, apakah akan menjajaki atau mengukur efektifitas
program ataukah efisiensinya atau mungkin prosesnya. Kegiatan
evaluasi pada prinsipnya bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh
tingkat keberhasilan suatu program yang telah direncanakan.
Dengan diketahuinya hasil kegiatan yang telah dilaksanakan akan
dapat dijadikan masukan guna penyempurnaan dan peningkatan
hasil lebih lanjut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penelitian evaluasi mempunyai konotasi kegiatan pengumpulan data
atau informasi tentang pencapain tujuan, proses dan pelaksanaan
program yang dilakukan secara sistematik dan metodologik ilmiah
sehingga mendapatkan data yang akurat dan objektif. Hasil
penelitian evaluasi ini dapat digunakan untuk menentukan nilai atau
tingkat keberhasilan program dilihat dari segi efektivitas maupun
efisiensinya untuk pertimbangan apakah meneruskan/ditingkatkan,
memperbaiki atau bahkan menghentikan program.
Pada pelaksanaan program : perencana, pengelola dan pelaksana
program perlu mengetahui keberhasilan dari penyelenggaraan
program. Ini berarti sudah dipikirkan apakah program termaksud
dapat berjalan dengan baik atau sebaliknya. Evaluasi program
berfungsi sebagai pembantu, pengontrol pelaksanaan program agar
dapat diketahui tindak lanjut pelaksanaan program tersebut.
Menurut Weis (Sudarsono, 1994: 34) pengertian evaluasi sebagai
“the purpose of evaluation research is to measure the effects of a
program againts the goals it set out to accomplish a means of
contributing to subsequent decision making about the program an
improving future programming”. Ada 4 hal yang ditekankan dalam
rumusan tersebut yaitu (1) menunjuk pada penggunaan metode
penilaian (to measure the effects), 2) menekankan pada hasil suatu
program atau dampak program (the effects) , (3) menekankan pada
penggunaan kriteria untuk menilai (membandingkan antara hasil
dan tujuan yang ditetapkan) apakah program berjalan dengan baik
atau tidak. (4) kontribusi terhadap pengambilan keputusan dan
peningkatan perencanaan program diteruskan atau dihentikan
dimasa mendatang dengan merujuk pada tujuan sosial (social
purpose of evaluation). Pendapat-pendapat tersebut dapat saja
digolongkan dalam dua tujuan pokok, yaitu sebagai penyempurnaan
program yang biasanya disebut formatif dan sumatif yang
bertujuan untuk memutuskan apakah program tersebut dilanjutkan
atau dihentikan.
2.2) Model evaluasi
Model evaluasi adalah rancangan yang akan digunakan untuk
melakukan evaluasi terhadap suatu priogram. Para ahli evaluasi
telah berusaha merancang model evaluasi yang dapat digunakan
oleh para evaluator. Kaufman & Thomas (21980: 109110)
menyebutkan bahwa ada 8 model evaluasi secara umum. Kedelapan
model evaluasi tersebut adalah 1. Scriven’s formative sumative
model/model formatif sumatif scriven 2 CIPP model/model CIPP 3
CSE UCLA model / model CSE UCLA 4 Stake’s countenance
Model / model penampakan, 5. Tyler’s goal attainment Model/
model pencapaian tujuan Tyler, 6. Provu’s discrepancy model/
model kesenjangan provus. 7. Scriven’s goalfree model/ model
bebas tujuan Scriven. 8. Stake model responsif stake. Menurut
Kaufman model-model dalam kegiatan evaluasi tampak bervariasi
namun pada prinsipnya semua model tersebut mempunyai tujuan
yang sama yaitu: berkaitan dengan pengambilan keputusan.
Pemilihan suatu model evaluasi ini bergantung pada tujuan
pernyataan yang dikembangkan peneliti. Model evaluasi dalam
penelitian ini adalah menggunakan model CIPP yang dikembangkan
Stufflebeam. Diharapkan dengan menggunakan model evaluasi
CIPP ini akan diperoleh informasi sebagai masukan bagi SMA
Kristen 2 Salatiga.
Menurut Stufflebeam & Shinkfield (Suharsimi Arikunto, 2007: 47)
menyatakan bahwa ditinjau dari sudut kepentingannya, evaluasi
dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
a) Context evaluation : evaluasi terhadap konteks
b) Input evaluation : evaluasi terhadap masukan
c) Process evaluation : evaluasi terhadap proses
d) Product evaluation : evaluasi terhadap hasil
Evaluasi context adalah merupakan jenis evaluasi yang sangat
mendasar. Evaluasi context bertujuan untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki program yang berkaitan dengan
dukungan factor lingkungan, menggambarkan situasi lapangan,
mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan
kebutuhan dan lain-lain. Evaluasi context yang dilakukan di SMA
Kristen 2 Salatiga antara lain menyangkut kondisi lingkungan social
misalnya orangtua siswa maupun fisik tempat program
dilaksanakan. Evaluasi input meliputi sumber-sumber dan sarana
pendukung yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Evaluasi input
meliputi karakteristik, minat siswa, Guru-guru di SMA Kristen 2
Salatiga dan ketersediaan sarana dan prasarana serta pendanaan.
Evaluasi process adalah menyangkut aktifitas siswa dalam
mengikuti kegiatan Program Out Door Study. Evaluasi ini berfungsi
untuk mengetahui implementasi rencana persiapan siswa, aktifitas
siswa selama melaksanakan program Out Door Study. Evaluasi
product berkaitan dengan keberhasilan siswa yang mengikuti
program Out Door Study dan mengetahui manfaat yang telah
diperoleh siswa selama mengikuti program Out Door Study.
Evaluasi dengan menerapkan model CIPP ini diharapkan dapat
memberikan informasi yang berguna untuk mendeteksi dan
memberikan pertimbangan tentang keberlangsungan pelaksanaan
program, yaitu apakah meneruskan/ditingkatkan, memperbaiki atau
bahkan menghentikan program.
BAB III
KEADAAN DAN POTENSI SEKOLAH
3.1 Deskripsi Sekolah SMA Kristen 2 Salatiga.
SMA Kristen 2 Salatiga merupakan Sekolah Swasta milik Yayasan
Perguruan Kristen (YPK) Pusat Salatiga dengan NPSN Nomor. 20328397,
NSS Nomor. 302036201009 dengan Kualifikasi Akreditasi ‘A’. Standar
Sekolah SPM (Standar Pelayanan Minimal). Berdiri sejak tahun 1982.
Menyelenggaakan sekolah pagi dengan sistem Moving Class dan menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Alamat Web.
www.smakristen2salatiga.sch.id Email : smakristen2argomulyosalatiga
@gmail.com. No. Telphone (0298) 322388, 326901 dan Kode Pos. 50732
Secara Geografis SMA Kristen 2 Salatiga terletak di Jalan Argoluwih
No. 15 desa Ringinawe, Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga. SMA Kristen 2 Salatiga termasuk wilayah Salatiga bagian Selatan.
Lembaga ini memiliki jarak dengan Kantor Kelurahan Ledok ± 500 m, dengan
Kantor Kecamatan Argomulyo ± 1 km dan ± 2,5 km dari Kantor Walikota
Salatiga.
Struktur Organisasi SMA Kristen 2 Salatiga adalah : dipimpin oleh
seorang Kepala Sekolah (Dra. Ertina Lidya) dibantu 4 Wakil Kepala Sekolah
yakni (1) Waka. Kurikulum (Yuni Eka Suyana) (2) Waka. Kesiswaan (Erniati,
Spd) (3) Waka.Sara Prasarana (Drs. Heri Saptomo) (4) Waka. Humas (Drs.
Paulus.R.Hindrarto). Jumlah Guru = 18 orang yang terdiri dari Guru Tetap
Yayasan Kristen (YPK) Pusat Salatiga = 5 orang, PNS = 5 orang, Guru Tidak
Tetap / Honorer = 8 orang. Jumlah Tenaga Administrasi/Karyawan = 5 orang.
Jumlah Siswa = 57 siswa yang terdiri kelas X = 25 siswa, Kelas XI IPA / IPS =
17 siswa dan Kelas XII IPA/IPS = 15 siswa. Mekanisme kerja yang dilakukan
oleh segenap komponen SMA Kristen 2 Salatiga dibawah kendali Kepala
Sekolah. Semua komponen pengelola melaksanakan tugasnya dibantu oleh
Yayasan Perguruan Kristen (YPK) Pusat Salatiga, Komite Sekolah dengan
mengacu pada program kerja tahunan, menengah, dan jangka panjang yang
meliputi akademik, fisik, dan administrasi sekolah yang lengkap dan terstruktur
sistematis. Beberapa organisasi yang ada guna mendukung eksistensi SMA
Kristen 2 Salatiga antara lain sebagai anggota PGRI Cabang Salatiga, OSIS dan
Kepramukaan.
Dalam menyusun program kerja dan kegiatan sekolah melalui
musyawarah bersama dengan Dewan Guru, Kepala Sekolah, Komite Sekolah,
Yayasan Perguruan Kristen (YPK) Pusat Salatiga. Sistem pergantian pimpinan
melalui mekanisme pemilihan dan pengangkatan oleh Yayasan Perguruan
Kristen (YPK) Pusat Salatiga.
3.2 Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa Organisasi SMA Kristen 2 Salatiga.
a. Keadaan Guru dan Karyawan
Secara umum, Kepala sekolah, Guru-guru dan Karyawa/ SMA Kristen 2
Salatiga memiliki kualifikasi, kompetensi yang memadai dengan tingkat
dedikasi dan pengabdian yang tinggi. Guru-guru PNS memiliki gaji standar
gaji sebagai pegawai negeri/sesuai aturan pemerintah. Sedangkan Guru-guru
dan Karyawan Tetap Yayasan, Guru Honorer maupun Guru Kontrak di gaji
berdasarkan kemampuan sekolah (catatan : SMA Kristen 2 Salatiga dalam
hal pendanaan bersifat mandiri atau otonomi, sesuai dengan kebijakan
Yayasan Perguruan Kristen (YPK) Pusat Salatiga) sehingga gaji mereka
sangat ‘memprihatinkan bahkan kurang layak’ jika ditinjau dari kualifikasi
dan masa kerja mereka. Ada 3 (tiga) guru Tetap Yayasan yang telah
mendapatkan Sertifikasi / Tunjangan Pofesi Guru.
b. Keadaan Siswa
Pada tahun pelajaran 2015/2016 jumlah siswa secara keseluruhan
berjumlah 57 (lima puluh tujuh) siswa yang kebanyakan berlatar belakang
dari keluarga kurang mampu serta motivasi belajar yang kurang. Juga ada
beberapa siswa yang berlatar belakang atlit Sepak bola yang memiliki
dinamika latihan dan kompetisi antar klub Sepak Bola sehingga mengurangi
jumlah efektifitas mereka untuk masuk sekolah.
c. Keadaan Sarana dan Prasarana
SMA Kristen 2 Salatiga memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai
dengan memiliki 14 Ruangan Kelas (1) Kelas TIK/Multimedia +
Lab.Komputer (2) Kelas Bhs. Inggris + Lab. Bhs. Inggris (3) Kelas Ekonomi
/ Akuntansi (4) Kelas Bhs. Indonesia (5) Kelas Matematika (6) Kelas
Geografi (7) Kelas Kimia + Lab Kimia (8) Kelas Sejarah (9) Kelas Seri
Rupa / Penjasorkes (10) Kelas Fisika + Lab. Fisika (11) Kelas Bimbingan
Konseling (12) Kelas Biologi + Lab. Biologi (13) Kelas Sosiologi / Seni
Musik (14) Kelas PKn / PAK. Memiliki 1 Ruang Kepala Sekolah, 1 Ruang
Wakil Kepala Sekolah, 1 Ruang Tata Usaha, 1 Ruang Komite Sekolah, 1
Ruang OSIS, Pramuka, 1 Ruang Perpustakaan, 1 Ruang Guru, 1 Ruang
Rapat Dewan Guru, 1 Aula, 1 Rumah Penjaga, 1 Ruang Sembahyang, 3
Ruang UKS, 4 ruang KM/WC. Terdapat pula Saluran Internet, namun untuk
LCD belum semua ruang di lengkapi LCD.
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN OUT DOOR STUDY
Tahap- tahap Kegiatan Out Door Study
1. Tahap penyusunan program
Program Out Door Study SMA Kisten 2 Salatiga disusun dalam Program Tahunan Sekolah. Dilaksanakan tiap Semester 1 bulan Oktober pada Kelas XII dan menjadi agihan Tugas Waka. Humas bekerjasama dengan Waka. Kesiswaan.
2. Tahap persiapan.
a. Pembentukan Panitia Out Door Study yang dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala Sekolah.
b. Melakukan MOU (Master of Understanding) dengan biro jasa / biro perjalanan.
c. Menyampaikan Surat Edaran kepada orang tua siswa sebagai pemberitahuan tentang waktu, tempat, biaya dan dilengkapi dengan Surat Pernyataan / Keterangan Orangtua/Wali mengijinkan putra-putrinya untuk mengikuti kegiatan Out Door Study.
d. Guru-guru tertentu (sesuai dengan matapelajaran Jurusan ) membuat materi tugas kepada siswa yang dapat berupa daftar pertanyaan yang perlu dijawab melalui observasi terhadap obyek, daftar pertanyaan untuk wawancara kepada responden, mencari obyek-obyek tertentu untuk didokumentasikan, atau mengeksplorasi obyek melalui laporan berbentuk artikel pendek dengan bahasa populer. Hal di atas merupakan tugas individual. Sedangkan secara Kelompok mereka diwajibkan untuk membuat Laporan Karya Tulis Ilmiah.
e. Mengedarkan Format Penulisan karya Tulis Ilmiah kepada Tahap tindak lanjut.
3. Tahap Pelaksanaan
Pada tanggal 28 – 30 Oktober 2015 Out Door Study SMA Kristen 2 Salatiga dilaksanakan di Kota Bandung dengan obyek study Gedung Asia Afrika, Museum Geologi dan Gunung Tangkuban Prahu. Sebagai tambahan obyek rekreatif adalah Pemandian air panas Ciater dan di Ciampelas. Kegiatan diikuti oleh semua siswa Kelas XI dan Kelas XII dengan didampingi 2 Guru Pembimbing.
4. Tahap Tindak Lanjut
Seusai Kegiatan Pelaksanaan Out Door Study SMA Kristen 2 Salatiga, siswa mengumpulkan tugas-tugas sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Guru-guru matapelajaran saat itu (Bhs. Inggris, Bhs. Indonesia, Geografi, Sejarah, Ekonomi) secara individual. Nilai dari tugas-tugas Guru-guru matapelajaran di atas berupa nilai kuantitatif dan dijadikan input sebagai salah satu nilai tugas, sedangkan Laporan Karya Tulis Kelompok sebagai syarat untuk dapat mengikuti kegiatan Ulangan Akhir Semester atau Ujian Nasional yang akan datang dinilai secara kualitatif. Seluruh hasil Out Door Study SMA Kristen 2 Salatiga dijadikan input sebagai materi evaluasi penyelenggaraan Out Door Study berikutnya.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan.
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1) Context : sekolah dan orang tua / wali siswa membutuhkan
program Out Door Study SMA Kristen 2 Salatiga.
2) Input : siswa SMA Kristen 2 Salatiga berminat terhadap
kegiatan Out Door Study.
3) Process : Guru-guru SMA Kristen 2 Salatiga aktif dalam
memanfaatkan program Out Door Study.
4) Product : hasil program kegiatan Out Door Study di SMA
Kristen 2 Salatiga effisien dan effektif.
5.2. Saran.
1) Context : perlu ditingkatkan partisipasi orang tua / wali siswa,
Komite Sekolah bukan hanya dengan memberikan surat
pemberitahuan saja atau dengan sosialisasi saat mendekati
pelaksanaan Out Door Study, tetapi dapat dilibatkan lebih jauh
dalam proses atau tahap perencanaan, persiapan dan tindak lanjut
berdasarkan masukan-masukan dari putra-putrinya saat pelaksanaan
program Out Door Study SMA Kristen 2 Salatiga.
2) Input : siswa SMA Kristen 2 Salatiga perlu lebih ditingkatkan
minat dan bahkan partisipasinya dengan memberikan kontribusi
yang proporsional pada saat perencanaan dan persiapan pelaksanaan
Out Door Study, sehingga dapat memberikan pengalaman yang
lebih baik cara-cara mempersiapkan, melaksanakan dan
mengorganisasi kegiatan Out Door Study. Dengan demikian siswa
akan lebih antusias, partisipatif dan lebih bertanggungjawab karena
merasa bukan hanya menjadi obyek atau sasaran dari program
sekolah.
3) Process : Guru-guru SMA Kristen 2 Salatiga seharusnya lebih
memanfaatkan program Out Door Study dengan teori / kajian
ilmiah yang lebih tepat bagi penyelenggaraan kegiatan model Out
Door Study. Untuk itu perlu lebih menambah referensi guna
memperluas pengertian dan aplikasi model kegiatan Out Door
Study.
4) Product : program kegiatan Out Door Study di SMA Kristen 2
Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 memang telah terlaksana
dengan baik, effisien dan effektif namun perlu perbaikan dan
peningkatan yang lebih profesional dalam hal perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjutnya.
=======
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2015), “Rencana Strategis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019”, Jakarta
Sugiyono,Prof.Dr (2014), “Metode Peneliian Managemen”, ALFABETA.CV, Bandung.
https://paspor.siap-online.com/cas/login?&service=http://sim.siap online.com/20328397#!/sekolah/profil/info
http://berthasnotes.blogspot.co.id/2012/08/proposal-thesis-evaluasi-program.htmlSlameto, Prof (2015) “Supervisi dan Evaluasi”, Materi Kuliah Progi. Magister
Manajemen Pendidikan FKIP, Universitas Kristen Satyawacana, Salatiga
Slameto,Prof. Bambang Suteng.S,Dr,MSi. Bambang Ismanto,Dr,MSi (2015) “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”, Materi Kuliah Progi. Magister Manajemen Pendidikan FKIP, Universitas Kristen Satyawacana, Salatiga
Bambang Ismanto,Dr,MSi (2015) “Management Pendidikan”, Materi Kuliah Progi. Magister Manajemen Pendidikan FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga