Download - Makalah kesehatan masyarakat
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat.
Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping sandang,
pangan, dan papan. Dengan berkembang nya pelayanan kesehatan saat sekarang ini,
memahami etika kesehatan merupakan bagian dari kesejahteraan masyarakat.
Memahami etika kesehatan merupakan tuntutan yang dipandang semakin perlu,
karena etika kesehatan membahas tentang tata susila dokter dalam menjalankan
profesi, khususnya yang berkaitan dengan pasien.
Sejarah perkembangan pendidikan di dunia kesehatan memang sejak awal
didominasi oleh upaya pengobatan sehingga banyak dikenal umumnya di bidang
medis (kedokteran) dengan profesi-profesi medis dan paramedis, seperti dokter,
perawat dan bidan. Sejalan dengan itu, banyak muncul pendidikan yang melahirkan
profesi tersebut. Di Indonesia cukup banyak di buka fakultas kedokteran di beberapa
perguruan tinggi, akademi-akademi keperawatan dan kebidanan. Bidang kesehatan
lain yang kemudian berkembang sangat pesat saat ini adalah bidang kesehatan
masyarakat.
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui pengorganisasian
masyarakat untuk perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular,
pendidikan kesehatan dan sebagainya (Winslow, 1920). Meskipun batasan kesehatan
masyarakat (public health) ini sudah dirumuskan oleh Winslow seabad yang lalu,
namun sampai saat ini batasan tersebut masih relevan. Inti dari rumusan masalah ini
adalah kesehatan masyarakat mempuyai dua aspek, yakni : keilmuan (science), teori
dan seni (art), atau aplikasinya.
Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat bukan hanya berbicara atau berteori
tentang penyakit dan penyebarannya (epidemiologi), tentang gizi makanan, tentang
kesehatan lingkungan, tentang ilmu perilaku dan pendidikan, tetapi juga bagaimana
aplikasi atau penerapan teori-teori tersebut dalam mengatasi masalah-masalah
kesehatan masyarakat dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat.
Banyak masalah-masalah kesehatan yang ada saat ini. Dengan demikian
dibutuhkan tenaga kesehatan masyarakat yang handal yang mampu mewujudkan
upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal inilah yang
melatarbelakangi disusunnya makalah ini.
B. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pentingnya ilmu kesehatan masyarakat.
b. Untuk membentuk tenaga kesehatan masyarakat yang handal dan berkualitas
c. Mengetahui dan memahami peran SKM dalam kesehatan kerja
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pentingnya Ilmu Kesehatan Masyarakat ( SKM )
Kondisi kesehatan masyarkat Indonesia pada saat ini bisa di katakana dalam
kondisi yang sudah semakin membaik, meskipun masih ada sebagian masyarakat yang
yang hidup jauh dari pola hidup sehat. Membaiknya kesehatan masyarakat merupakan
manifestasi dari info dari media masa yang sering memberikan informasi edukatis
sehingga masyarakat terdidik secara otomatis. Pentingnya kesehatan masyarakat
membuat dinas pendidikan membuat ilmu atau fakultas yang khusus menangani
kesehatan masyarakat. Harapan pemerintah pada perkuliahan yang mmebahas tentang
kesehatan masyarakat kedepannya mampu membawa masyarakat yang sehat dan
cerdas dalam menjaga kesehatannya sendiri dan keluarga.
Ilmu kesehatan masyarakat memiliki artian, sebagai ilmu dan seni mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan
efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi
lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan
perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini,
pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar
setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga
kesehatannya.
Salah satu ruang lingkup ilu kesehatan masyarakat yang mnjadi sorotan di
Indonesia adalah Gizi Masyarakat, pembahasan berkaitan dengan gizi memang
menjadi hal menarik, karena masih banyak masyarakat yang dalam pemenuhan
gizinya belum mendekati normal, artinya anka kecukupan gizi di masyarakat
Indonesia terutama di pedesaan masi sangat rendah. Banyak masyarakat yang masih
mngkonsumsi makanan satu macam sehingga nutrisinya tidak optimum, hal ini juga
yang menyebabkan banyaknya kasus seperti busung lapar kurang gizi dan lain
sebagainya. Pentingnya kesehatan masyarakat harus benar-benar mendapatkan
perhatian, karena masyarakat bisa menjadi cerminan suatu Negara. Bagaimnapun
Negara bisa terus berkembang karena ada masyarakat yang menyumbangkan
SDMnya.
Sumber daya manusia yang baik tentu dari masyarakat yang sehat. Masalah
gizi menjadi sorotan khusus karena di Indonesia sendiri masalah ini belum bisa
teratasi secara tuntas, sebenarnya banyak aspek yang melingkupi kesehatan
masyarakat, seperti Epidemiologi, Biostatistik, Kesehatan Lingkungan, Pendidikan
Kesehatan dan Perilaku, Administrasi Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja serta Kesehatan Reproduksi.
2. Cara membentuk tenaga kesehatan yang handal
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik tangguh,
mental kuat, kesehatan prima, dan cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa hal itu
sangat tergantung pada keadaan kesehatan yang baik.
SDM yang dimaksud adalah Tenaga kesehatan sesuai PP 32 tahun 1996 yang
dituntut mampu memberikan pelayanan kesehatan secara professional.
Kemampuan professional tercermin melalui keterampilan intelektual,
interpersonal dan teknikal dalam menerapkan teori dan konsep pelayanan Kesehatan
yang sesuai dan tepat guna. Penguasaan kemampuan professional memungkinkan
tenaga Kesehatan mampu membuat keputusan berdasarkan pengetahuan Ilmiah dan
Kode Etik Pelayanan kesehatan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
kaidah profesi masing masing .
Dalam menghadapi Era Globalisasi di tahun 2010, Tenaga Kesehatan
diharapkan berperan aktif untuk turut serta berbenah diri.
Untuk memenuhi hak masyarakat atas pelayanan kesehatan yang berkualitas,
tenaga kesehatan harus mempunyai kompetensi handal, melaksanakan peran dan
tugasnya dalam melayani masyarakat sesuai kompetensinya. Agar tenaga Kesehatan
di lingkungan MTKI & MTKP dapat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik,
maka perlu adanya Sertifikasi melalui UJI KOMPETENSI baik Level Dasar maupun
Level lanjut/Advance sesuai standar kompetensi yang telah disepakati bersama antara
profesi, stakeholder dan user agar memperoleh Pengakuan atas kompetensi kerjanya
di bidang kesehatan.
Berdasar hal tersebut diatas perlu adanya Sosialisasi melalui Awareness tentang
Competency Based Training (CBT), bagi seluruh tenaga kesehatan yang bekerja di
Unit pelayanan kesehatan di MASYARAKAT, agar tenaga Kesehatan paham dan siap
untuk melakukan Sertifikasi dan Uji kompetensi
Permasalahan lain yang perlu juga segera dilakukan adalah penyelenggaraan
registrasi bagi tenaga Kesehatan yang akan dan sudah bekerja, dengan
mempertimbangkan dasar-dasar ketentuan yang ada sekarang. Penyesuaian
profesionalisme tenaga Kesehatan melalui sertifikasi tersebut merupakan upaya
profesi dan lembaga /Institusi Pelayanan kesehatan untuk melindungi,
menstandarisasi, dan melegalisasi tenaga kesehatan terkaitnya.
Sertifikasi yang dimaksud dalam ketentuan yang berlaku adalah pemberian
mengakuan kepada tenaga kesehatan sesuai profesinya melalui pemberlakuan uji
kompetensi
Sebagai suatu sistem, uji kompetensi/penilaian berbasis kompetensi merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari pelatihan berbasis kompetensi yang bertujuan
untuk mengukur pencapaian kompetensi seseorang terhadap unit-unit Standar
Kompetensi di masing-masing Profesi Tenaga Kesehatan.
Fungsi Uji Kompetensi dalam proses sertifikasi yang merupakan pemberian
pengakuan terhadap Kompetensi tenaga kesehatan tersebut, menjadi sangat penting,
karena akan menentukan kualitas dari sertifikat kompetensi yang diterbitkan sekaligus
juga kualitas dari tenaga kesehatan pemegang sertifikat.
Dalam sistem kelembagaan Uji dan sertifikasi kompetensi yang dikembangkan
secara nasional, pelaksanaan uji kompetensi tsb dilaksanakan oleh lembaga
independent yg ditunjuk atau memperoleh Lisensi sertifikasi
Upaya standarisasi sistem uji kompetensi/penilaian berbasis kompetensi perlu
dilakukan untuk mendapatkan kualitas proses dan hasil yang diharapkan sesuai
persyaratan bukti-bukti Standar Kompetensi. Dimanapun serta kapanpun dan siapapun
penilai ujian yang melakukan uji kompetensi tersebut dilaksanakan tidak masalah
karena semua sudah diatur dalam sistem dan peserta uji agar dapat memperoleh
Sertifikat /pengakuan keprofesiannya.
Misi Depkes dalam peningkatan kualitas SDM Kesehatan, yaitu menjamin
mutu kompetensi tenaga kesehatan di pasar kerja Nasional dan Internasional, untuk
melaksanakan misi tersebut, Organisasi profesi tenaga kesehatan merencanakan uji
kompetensi untuk dapat memberikan pengakuan kepada Tenaga Kesehatan yang
sudah menjalankan tugas dan perannya dalam pelayanan kesehatan di Unit Pelayanan
Kesehatan bagi masyarakat selama ini .
Dalam pelaksanaan Sertifikasi melalui Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan
tersebut diatas, diperlukan sejumlah tenaga Assesor Kompetensi yang terlatih sesuai
bidang Profesinya.
3. Peran SKM dalam kesehatan kerja
Peran SKM dalam berbagai bentuk upaya kesehatan masyarakat, diantaranya
adalah sebagai pelaksana lapangan, pendidikan, penyuluhan kesehatan masyarakat,
pembangunan model, pengelolaan kesehatan masyarakat, pengelola dan pengendali
upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya
kesehatan masyarakat seperti diuraikan di atas dapat dilakukan melalui berbagai upaya
atau program-program. Untuk melaksanakan upaya tersebut dibutuhkan sejumlah
profesi, seperti dokter, perawat, ahli higiene kerja, ahli toksikologi, ahli ergonomi, ahli
epidemiologi dan ahli keselamatan (Harrington & Gill, 2005). SKM peminatan K3
khususnya dapat diberdayakan dan dikembangkan untuk menempati profesi seperti
ahli higiene kerja, ergonomi dan ahli keselamatan. Dilihat dari tugas pokok kesehatan
kerja dan bentuk pengendalian bahaya kesehatan, tenaga SKM mempunyai
kompetensi yang sangat sesuai karena tenaga SKM dirancang untuk melakukan tugas
pokok atau upaya-upaya yang bersifat promosi, perlindungan dan pencegahan. Selain
itu kemampuan sebagai leader, pengelola program diharapkan akan lebih
mengoptimalkan upaya kesehatan kerja.
Jumlah institusi pendidikan tinggi yang menghasilkan SKM saat ini sangat
banyak. Potensi ini akan sangat berarti ketika kita melihat kenyataan bahwa di
Indonesia jumlah angkatan kerja adalah terbesar nomor 4 di dunia, yaitu berjumlah
sekitar 152 juta jiwa (Survey BPS 2003, untuk penduduk di atas 15 tahun) dan jumlah
industri yang cukup besar sekitar 102.000 perusahaan. Selain di perusahaan, SKM
dengan kompetensi bidang K3 juga diperlukan di instansi pemerintah baik pusat
maupun daerah dalam menjalankan fungsinya membuat regulasi, melakukan
supervisi, bimbingan dan evaluasi. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat bidang
K3, SKM juga dapat memainkan peran di LSM-LSM bidang kesehatan yang tentunya
dapat membuat program intervensi kesehatan di tempat kerja. Hal penting untuk
dicatat adalah pentingnya pemberdayaan potensi tenaga SKM sesuai kompetensinya
untuk dapat menjadi pelaksana upaya kesehatan kerja baik bekerja langsung di
perusahaan, ditempatkan di instansi pemerintah maupun bergerak melaui LSM-LSM.
Kebijakan kesehatan kerja yang telah dikeluarkan pemerintah harus didukung
oleh jejaring terkait. Disamping pemerintah itu sendiri, juga oleh para pengusaha atau
pelaku usaha dan para pekerja. Kebutuhan SDM bidang kesehatan kerja selain tenaga
medis dan paramedis, seperti dokter dan perawat juga sangat dibutuhkan tenaga-
tenaga yang mampu melakukan upaya-upaya kesehatan kerja yang lebih bersifat
peningkatan, perlindungan dan pencegahan, yaitu tenaga ini adalah SKM.
Perkembangan pembangunan nasional bangsa Indonesia sekarang ini
dihadapkan pada era otonomi dan desentralisasi. Titik berat yang menjadi perhatian
baik masyarakat maupun pemerintah adalah bidang pendidikan dan kesehatan. Era
globalisasi saat ini juga menuntut adanya kompetensi tenaga kerja dan pentingnya
standarisasi serta sertifikasi. Trend fenomena ini sangat relevan dengan pemikiran dan
implementasi peran SKM dalam upaya kesehatan kerja.
Dapat digarisbawahi di sini mengenai peran SKM dalam upaya kesehatan
kerja, kita dapat melihatnya dari titik temu antara kompetensi yang dimiliki SKM
khususnya peminatan K3 dengan tujuan dan tugas pokok kesehatan kerja dan standar
upaya kesehatan kerja yang biasa diterapkan di tempat kerja dalam bentuk Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Kompetensi SKM sangat sesuai
sebagai bagian dari profesi lain dalam upaya kesehatan kerja, yaitu sebagai pengelola
program dan dapat melakukan fungsinya untuk melakukan/ mengkoordinasikan
langkah-langkah identifikasi potensi bahaya kesehatan, penilaian bahaya kesehatan
dan pengendalian melalui berbagai program, pembinaan, pengawasan serta pendidikan
dan pelatihan.
BAB III
ANALISA DATA DAN PROGRAM KERJA
A. Analisa Data
Masyarakat Kecamatan Watopute Desa Labaha memiliki jumlah
penduduk sekitar 1.000 orang yang tergolong sehat dan menjaga kesehatan
lingkungan di masyarakat sekitar 80 % sedangkan yang 20 % masih kurang
kepedulian terhadap kesehatan sehingga sering terkena penyakit Malaria atau
demam berdarah. Masyarakat Kecamatan Lohia Desa Banggai sekitar 70 %
masih tergolong sehat dan memelihara kebersihan lingkungan di sekitarnya
sedangkan 30 % masih belum memahami kebersihan lingkungan sehingga
mudah terserang penyakit yang tidak diinginkan.
B. Program Kerja Upaya Kesehatan Masyarakat
1) Tujuan:
Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan
jaringannya, meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Bidan Desa.
2) Sasaran:
a. Semua kabupaten/kota memiliki layanan PSC 24 jam
b. Semua kelompok kerja mendapatkan UKK di 9 kab/kota
c. Terpilihnya tenaga kesehatan teladan di 9 kab/kota
d. Semua kelompok masyarakat yang rentan memperoleh
pelayanan kesehatan gratis di desa sasaran
3) Kegiatan Pokok:
a. Operasional P3K dan Safe Community (Patroli Ambulance
Advance
RS)
b. Upaya Kesehatan Kerja
c. Peningkatan Kesehatan dasar
d. Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
e. peningkatan Kesehatan masyarakat
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Definisi Kesehatan Masyarakat
Sudah banyak ahli kesehatan membuat batasan kesehatan masayarakat. Secara kronologis
batasan-batasan kesehahtan masyarakat mulai dengan batasan yang sangat sempit sampai
batasan yang luas seperti yang kita anut saat ini dapat diringkas seperti berikut ini. Batasan
yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan adalah upaya-upaya untuk mengatasi
masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan
masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya memperbaiki dan meningkatkan sanitasi
lingkungan merupakan kegiatan kesehatan masyarakt. Kemudian pada akhir abad ke-18
dengan diketemukan bakteri-bakteri penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi,
kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat
melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.
B. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat
Seperti disebutkan diatas bahwa kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni. Oleh sebab
itu, ruang lingkup kesehatan masyarakat dapat dilihat dari dua hal tersebut. Sebagai ilmu,
kesehatan masyarakat pada mulanya hanya mencakup 2 disiplin keilmuan, yakni ilmu bio-
medis (medical biologi) dan ilmu-ilmu sosial. Akan tetapi sesuai dengan perkembangan
ilmu, maka disiplin ilmu yang mendasri ilmu kesehatan masyarakat pun berkembang.
Sehingga sampai pada saat ini disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat
antara lain, mencakup: ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu
lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu pendidikan, dan sebagainya.
Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering
disebut sebagai pilar utama ilmu kesehatan masyarakat ini, antara lain:
a) Epidemiologi
b) Biostatistik/statistik kesehatan
c) Kesehatan lingkungan
d) Pendidikan kesehahtan dan ilmun perilaku
e) Administrasi kesehatan masyarakat
f) Gizi masyarakat
g) Kesehatan kerja.
Masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal maka pemecahannya harus secara multi
disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau praktiknya mempunyai
bentanngan yang luas. Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung untuk
mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik,
mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental,
sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. Misalnya: pembebrsihan lingkungan,
penyediaan air bersih, pengawasan makanan, perbaikan gizi, penyelenggaraan pelayanan
kesehatan masyarakat, cara pembuangan tinja, pengelolaan sampah dan air limbah,
pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, pemberantasan sarang nyamuk, lalat, kecoa,
dan sebagainya.
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu
kesehahtan masyarakat antara lain:
1. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.
2. Perbaikan sanitasi lingkungan.
3. Perbaikan lingkungan pemukiman.
4. Pemberantasan vektor.
5. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat.
6. Pelayanan kesehatan ibu dan anak.
7. Pembinaan gizi masyarakat.
8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.
9. Pengawasan obat dan minuman.
10. Pembinaan peran serta masyarakat, dan sebagainya.
BAB V
PENUTUP
A . Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan akan arti pentinya tenaga SKM
sesuai dengan kompetensinya sebagai sember daya handal dalam upaya kesehatan
kerja dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu diperlukan
koordinasi dan kerja sama lintas sektoral, khususnya dunia pendidikan, pelaku usaha,
pemerintah dan para pekerja. Dengan demikian upaya peningkatan kesehatan menjadi
penting sehingga produktivitas kerja meningkat, kesehatan masyarakat terlindungi dan
pada gilirannya kesejahteraan masyarakat meningkat dan bangsa Indonesia dapat
bangkit dari keterpurukan.
B . Saran
Sebaiknya, dukungan dari pemerintah dan kesadaran dari masyarakat harus
lebih di tingkatkan supaya tercipta derajat kesehatan masyarakat yang sebaik-baiknya
dan yang setingi-tinnginya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Notoatmojo soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta
PT.RINEKA CIPTA
2. http://perpustakaanpusdiklataparatur.net/index.php?
option=com_content&view=article&id=64:kurikulum-penguji-kompetensi-tenaga
kesehatan&catid=38:kurikulum&Itemid=87 selasa 04 Desember 2012.
TUGAS : KEPERAWATAN KOMUNITAS
PROGRAM KERJA KESEHATAN MASYARAKAT
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK
1. NURMIN 2. WA ODE ENI 3. WA ODE JALIA4. SADMA ILAWATI
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna
memenuhi tugas dari dosen.
Makalah ini membahas tentang “PROGRAM KERJA KESEHATAN MASYARAKAT”, semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa Stip Wuna dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita.
Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari
itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen
pembimbing kami serta temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun
kami dari yang salah menjadi benar.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir
kata kami mengucapkan terima kasih.
Raha, Februari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………….....…........ i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………….. ………....................... 1
B. Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. Pentingnya SKM........................................ . …………………......................... 3
2. cara membentuk tenaga kesehatan yang handal...………............................... 4
3. Peran SKM dalam kesehatan kerja.........................………................................ 6
4. Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Muna..............…….............................. 7
BAB III ANALISA DATA DAN PROGRAM KERJA
A. Analisa Data...............................................…………………......................... 9
B. Program Kerja UKM...................................……………............................... 9
BAB IV PEMBAHASAN
A. Devinisi Kesehatan Masyarakat........................ ……….................................. 9
B. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat........................................................... 9
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………….................... 12
4.2 Saran................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 13