Download - Makalah Minyak Bumi 77
Makalah Minyak BumiPosted on February 26, 2013 by ardeLiaini ~ ΛNJ
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Minyak Bumi”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Kimia Semester II di SMA N 1 Kuta Utara.
Adapun di dalam makalah ini kami membahas tentang :
1. Apa itu Minyak Bumi,2. Proses terbentuknya Minyak Bumi,3. Komposisi Minyak Bumi,4. Pengolahan Minyak Bumi,5. Produk Hasil Pengolahan, dan6. Akibat pembakaran bahan bakar fosil.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini membantu teman-teman mengetahui secara garis besar tentang Minyak Bumi. Terimakasih kami ucapkan atas waktunya untuk membaca makalah kami.
Dalung, 8 Februari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………….. i
Daftar Isi ……………………………………………………….. ii
BAB I Pendahuluan ………………………………. 11.1 Latar Belakang ………………………………. 11.2 Tujuan Penulisan ………………………………. 2
BAB II Pembahasan ………………………………. 32.1 Minyak Bumi ………………………………. 32.2 Pembentukan Minyak Bumi ………………………. 42.3 Komposisi Minyak Bumi ………………………. 42.4 Pengolahan Minyak Bumi ………………………. 62.5 Produk Hasil Pengolahan ………………………. 72.6 Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil ………. 13
BAB III Penutup ………………………………………. 163.1 Kesimpulan ………………………………………. 163.2 Saran ………………………………………. 16
Daftar Pustaka ………………………………………………………. 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut petrokimia. Baru-baru ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke
dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.
Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Oleh karen itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan bahan bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini habis.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
a) Dapat mengetahui dan mendalami pengetahuan penyusun terkait minyak bumi.
b) Dapat mengetahui hasil pengolahan dari minyak bumi.
c) Dapat mengetahui manfaat serta kegunaan minyak bumi bagi kehidupan manusia.
d) Dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pembakaran minyak bumi yang tidak sempurna.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Minyak Bumi
Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam campuran tersebut.
Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin, sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak.
Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n. Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik didih yang lebih tinggi.
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn. Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat. Beberapa bersifat karsinogenik.
Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:
2 C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)
Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak Bumi dapat diteliti di laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas, dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.
Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak Bumi atau produk hasil olahannya akan menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.
2.2 Pembentukan Minyak BumiProses terbentuknya minyak bumi dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu:
1) Teori Anorganik
Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
CaCO3 + Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi
2) Teori Organik
Teori Organik dikemukakan oleh Engker yang menyatakan bahwa minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik (mikroorganisme) dari tumbuhan laut dalam batuan berpori.
2.3 Komposisi Minyak Bumi
Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
a) Hidrokarbon Jenuh (alkana)
Dikenal dengan alkana atau parafin Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak) Sedangkan rantai bercabang lebih sedikit Senyawa penyusun diantaranya:
1. Metana CH4
2. Etana CH3 – CH3
3. Propana CH3 – CH2 – CH3
4. Butana CH3 – (CH2)2 – CH3
5. n-heptana CH3 – (CH2)5 – CH3
6. iso oktana CH3 – C(CH3)2 – CH2 – CH – (CH3)2
b) Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
Dikenal dengan alkena Keberadaannya hanya sedikit Senyawa penyusunnya:
o Etena, CH2 = CH2
o Propena, CH2 = CH – CH3
o Butena, CH2 = CH – CH2 – CH3
a) Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)
o Dikenal dengan sikloalkana atau naftenao Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
o Senyawa penyusunnya :
d) Hidrokarbon aromatik
o Dikenal sebagai seri aromatiko Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikito Senyawa penyusunannya:
a) Senyawa Lain
o Keberadaannya sangat sedikit sekalio Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan
organo logam (kecil sekali)
2.4 Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah yang peroleh dari pengeboran berupa cairan hitam kental yang pemanfaatannya harus diolah terlebih dahulu. Pengeboran minyak bumi di Indonesia, terdapat di pantai utara Jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon), Sumatra (Aceh, Riau), Kalimantan (Tarakan, Balikpapan) dan Irian (Papua). Pengolahan minyak bumi melalui dua tahapan, diantaranya:
a. Pengolahan pertama,Pada tahapan ini dilakukan “distilasi bertingkat memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan titik didihnya. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sangkup-sangkup yang disebut sangkup gelembung.
b. Pengolahan kedua, Pada tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil penyulingan bertingkat dengan proses sebagai berikut:
1. 1. Perengkahan (cracking)2. 2. Ekstrasi3. 3. Kristalisasi4. 4. Pembersihan dari kontaminasi
b. Ethyl Tertier Butil Eter (ETBE)
·Rumus molekul CH3 O C(CH3)3Tersier Amil Metil Eter (TAME) ·Rumus molekul CH3 O C(CH3)2 C2H5Metir Tersier Buthil Eter (MTBE) ·Rumus molekul CH3 O C(CH3)3
2.5.2 Bahan bakar gas
Bahan bakar gas terdiri dari LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas)
Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri.
Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah: “gas minyak bumi yang dicairkan”), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana C3H8 dan butana C4H10. Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana C2H6 dan pentana C5H12.
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55°C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran.
Sifat elpiji
Sifat elpiji adalah sebagai berikut:
Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder. Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat. Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang
rendah.
2.5.3 Petrokimia
Minyak bumi selain sebagai bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Bahan-bahan atau produk yang terbuat dari bahan dasarnya minyak dan gas bumi disebut petrokimia. Bahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin.
2.5.3.1 Bahan Dasar Petrokimia
Proses petrokimia umumnya melalui tiga tahapan, yaitu:
1. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia2. Mengubah bahan dasar petrokimia menjadi produk antara, dan3. Mengubah produk antara menjadi produk akhir yang dapat dimanfaatkan.
Hampir semua produk petrokimia berasal dari tiga jenis bahan dasar yaitu:
1. Olefin (alkena-alkena)
Olefin yang terpenting adalah etena (etilina), propena (propilena), butena (butilena) dan butadiena.
CH2 = CH2 CH2 = CH – CH3
Etilena propilena
CH3 – CH = CH – CH3 CH2 = CH – CH = CH2
Butilena butadiena
2. Aromatika (benzena dan turunannya)
Aromatika yang terpenting adalah benzena (C6H6), totuena (C6H5CH3) dan xilena (C6H4 (CH3)2
3. Gas Sintesis
Gas sintetis disebut juga syn-gas yang merupakan campuran karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2). Syn-gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui proses yang disebut stean reforming atau oksidasi parsial.
Reaksi stean reforming : CH4(g) + H2O → CO(g) + 3H2(g)
Reaksi oksidasi parsial : 2CH4(g) + O2 → 2CO(g) + 4H2(g)
2.5.3.2 Petrokimia dari Olefin
Berikut ini beberapa petrokimia dari olefin dengan bahan dasar etilena:
1. Polietilena
Polietilena adalah plastik yang paling banyak diproduksi yang digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus/sampah.
2. PVC
PVC adalah polivinilkiorida yang merupakan plastik untuk pembuat pipa (pralon).
3. Etanol
Etanol adalah bahan yang sehari-hari kita kenal sebagai alkohol yang digunakan untuk bahan bakar atau bahan antar produk lain.
Alkohol dibuat dari etilena:
CH2 = CH2 + H2O → CH3 – CH2OH
4. Etilen glikol atau Glikol
Glikol digunakan sebagai bahan anti beku dalam radiator mobil di daerah beriklim dingin.
2.5.3.3 Petrokimia dari Aromatik
Bahan dasar aromatik yang terpenting adalah benzena, toluena, dan xilena (BTX). Bahan dasar benzena umumnya diubah menjadi stirena, kumena dan sikloheksana
1. Stirena digunakan untuk membuat karet sinetik2. Kumena digunakan untuk membuat fenol, selanjutnya fenol untuk membuat perekat3. Sikloheksana digunakan terutama untuk membuat nylon4. Benzena digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat detergen. Bahan dasar untuk
toluena dan xilena untuk membuat bahan peledak (TNT), asam tereftalat (bahan pembuat serat).
2.5.3.4 Petrokimia dan gas-sinetik
Gas sinetik merupakan campuran dari karbon monoksida dan hidrogen. Beberapa contoh petrokimia dari syn-gas sebagai berikut:
1. Amonia (NH3)
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Gas nitrogen dari udara dan gas hidrogennya dari syn-gas. Amonia digunakan untuk membuat pupuk [CO(NH2)2] urea, [(NH4)2SO4]; pupuk ZA dan (NH4NO3); amonium nitrat.
1. Urea [CO(NH2)2]
CO2(g) + 2NH3(g) → NH2COH4(S)
NH2CONH4(S) → CO(NH2)2(S) + H2O(g)
1. Metanol (CH3OH)
CO(g) + 2H3(g) → CH3OH(g)
Sebagian besar metanol diubah menjadi formal-dehida dan sebagian digunakan untuk membuat serat dan campuran bahan bakar.
1. Formal dehida (HCHO)
CH3OH(g) → HCHO(g) + H2(g)
Formal dehida dalam air dikenal dengan formalin yang digunakan mengawetkan preparat biologi.
2.5.4 Naptha atau Petroleum eter
biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
2.5.5 Kerosin (minyak tanah)
biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.
2.5.6 Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin)
adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150°C and 275°C (rantai karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari kerosene dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros.Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya. Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan “debris”.Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik asap dan titik beku.
Kerosene juga bisa di gunakan untuk membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga.
2.5.7 Minyak solar atau minyak diesel,
biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.
2.5.8 Minyak pelumas
biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.
2.5.9 Residu minyak bumi yang terdiri dari :
Parafin , digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.
Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan raya
2.6 Akibat yang Disebabkan Oleh Pembakaran Bahan Bakar Fosil
1. 1. Sumber Bahan Pencemaran2. Pembakaran Tidak Sempurna3. Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon
(jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida).4. Pengotor dalam Bahan Bakar5. Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan oksida belerang
(SO2 atau SO3).6. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar7. Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4 akan
menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2.
2. Asap Buang Kendaraan Bermotor
a. Gas Karbon Dioksida (CO2)
Sebenarnya, gas karbon dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global.b. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak diketahui. Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin (COHb).
CO + Hb → COHb
Hemoglobin seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.
O2 + Hb → O2Hb
Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas karbon monoksida.
CO + O2Hb → COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen bagi tubuh.
Cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot.
c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Belerang dioksida yang terhisap pernapasan bereaksi dengan air di dalam saluran pernapasan, membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Bila SO3 terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida belerang dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung) pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi.
e. Partikel Timah Hitam
Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel, seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.
3. Pengubah Katalitik
Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan gasnitrogen.
katalis
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
Gas-gas racun gas tak beracun Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada) dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air. Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.
1. 4. Efek Rumah Kaca
Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa keluarga CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi panas yang dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap oleh gas-gas rumah kaca.
Efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata 15˚C. Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan sekitar –25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca sangat penting dalam menentukan kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat mneyebabkan berbagai macam kerugian.
5. Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air hujan tersebut melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara, membentuk asam karbonat.CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
Asam Karbonat
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.a. Penyebab Hujan Asam
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
b. Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak mengandung kalsuim karbonat. Kalsium karbonat larut dalam asam, maka dapat bereaksi.
CaCO3(s) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
c. Cara Menangani Hujan Asam
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen
BAB III
P E N U T U P
3.1. Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
Produk hasil pengolahan minyak bumi antara lain : Bahan bakar, napta, gasoline, kerosin, minyak solar, minyak pelumas dan residu. Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia.
Dampak yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel yang menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Pencemaran lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia karena lebih mudah terikat pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi menurun.
3.2 Saran
Oleh karena minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita harus berhemat dalam pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat habis. Dan penggunaan bensin / bahan bakar haruslah yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan alam sekitarnya
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond.2002.Chemistry.edisi ke-7 New York : McGraw Hill
Departemen pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Glosarium Kimia. Jakarta Balai Pusaka
Ika Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah. CV Media Karya Putra.
http://sideofardeliaini.wordpress.com/2013/02/24/makalah-minyak-bumi/
http://amboinas.wordpress.com/2009/06/05/makalah-tentang-minyak-bumi/
http://cassanarief.blogspot.com/2012/05/makalah-kimia-tentang-minyak-bumi-dan.html
http://sideofardeliaini.wordpress.com/2013/02/26/makalah-minyak-bumi/
makalah kimia Minyak Bumi Posted by txcrz at 2:18 AM archive label makalah
TUGAS MAKALAH KIMIA
MINYAK BUMI
Oleh:
Auliyah Shofiyah
XE/07
MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 MALANG
JALAN. BANDUNG NO 7
BAB I
1. LATAR BELAKANG
Minyak bumi memiliki pean penting dalam kehidupan kita. Ia digunakan untuk bahan baka dan
bahan baku industri kimia. Kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalan menggunakan bahan bakara
hasil olahan minyak bumi. Minyak bumi dan turunannya digunakan untuk membuat obay-obatna,
pupuk, pelengkapan makan, plastik, bahan bangunan, cat, pakaian, dan untuk pembangkit listrik.
Oleh karena itu, dalam laporan ini akan dibahas lengkap segala sesuatu yang bekaitan denagn
minyak bumi.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Darimana minyak bumi berasal?
2. Apa saja komposisi minyak bumi?
3. Apa saja fraksi-fraksi pada minyak bumi?
4. Apa manfaat dari minyak bumi?
5. Apa saja dampak negaif dari minyak bumi?
6. Apa bahan alternatif pengganti minyak bumi?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan kami adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dari mana minyak bumi berasal,
2. Mengetahui komposisi minyak bumi,
3. Mengetahui fraksi-fraksi pada minyak bumi,
4. Mengetahui manfaat dari minyak bumi,
5. Mengetahui dampak negaif dari minyak bumi, dan
6. Mengetahui bahan alternatif pengganti minyak bumi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum – minyak),
dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah
terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari
campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam
penampilan, komposisi, dan kemurniannya.
2. Teori Pembentukan Minyak Bumi
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori pembentukan minyak bumi
dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara
suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya. Berikut ini akan dibahas 2 teori pembentukan minyak
bumi.
1. Teori Biogenesis (Organik)
Macquir (Prancis, 1758) merupakan orang pertama yang pertama kali mengemukakan pendapat
bahwa minyak bumi berasal darri umbuh-tumbuhan. Kemudian M.W Lamanosow (Rusia, 1763) juga
mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukun oleh sarjana lain seperti, Nem Beery,
Engler, Bruk, bearl, Hofer. Meeka mengatakan bahwa ”minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut
yan telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
2. Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866) mengemukakan di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan
bebas dengan temperatur tingi akan bersentuhan denagn C02 membentuk asitilena. Kemudian
Mendeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi tebentuk akibat adanya pengauh kerja uap
pada kabida-karbida logam di dalm bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang
mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zamn prasejarah, jauh sebelum bumi
terbentuk dan besamaan dengan proses terbentuknya bumi.pernyataan itu berdasar fakta
ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir bebeapa planet
lain.
3. Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi hasil ekplorasi (pengeboran) masih berupa minyak mentah atau crude oil. Minyak
mentah ini mengandung berbagai zat kimia berwujud gas, cair, dan padat. Komponen utama minyak
bumi adalah senyawa hidrokarbon, baik alifatik, alisiklik, maupun aromatik. Kadar unsur karbon dalam
minyak bumi dapat mencapai 50%-85%, sedangkan sisanya merupakan campuran unsur hydrogen dan
unsur-unsur lain. Misalnya, nitrogen (0-0,5%), belerang (0-6%), dan oksigen (0-3,5%).
1. Senyawa hidokarbon alifatik rantai lurus
Senyawa hidokabon alifatik rantai luus biasa disebut alkana atau normal parafin. Senyawa ini banyak
terdapat dalam gas alam dan minyak bumi yang memiliki antai karbon pendek. Contoh: Etana Propana
2. Senyawa hidrokarbon bentuk siklik
Senyawa hidrokarbon siklik merupakan snyawa hidrokarbon golongan sikloalkana atau sikloparafin.
Senyawa hidrokarbon ini memiliki rumus molekul sama dengan alkena., tetapi tidak memiliki ikatan
rangkap dua dan membentuk dtruktur cinicin. Dalam minyak bumi, antarmolekul siklik tersebut kadag-
kadanag bergabung membentuk suatu molekul yang terdii atas beberapa senyawa siklik.
2. Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Bercabang
Senyawa golongan isoalkana atau isoparafin. Jumlah senyawa hidrokarbon ini tidak sebanyak
senyawa hidrokarbon alifatik rantai lurus dan senyawa hidrokarbon bentuk siklik.
2. Senyawa Hidrokarbon Aromatik
Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang berbentuk siklik segienam,
berikatan rangkap dua selang-seling, dan merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Pada umumnya,
senyawa hidrokarbon aromatik ini terdapat dalam minyak bumi yang memiliki jumlah atom C besar.
Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang telah dipisahkan dari
gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dapat dibedakan menjadi:
1. Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang rendah,
berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
2. Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang tinggi, memiliki
viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh.
4. PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi diperoleh dengan membuat
sumu bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampunga dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke
stasiun tangki atau ke kilang minyak.
Minyak mentah (crude oil) bebentuk caian kental hitam dan berbau tidak sedap. Minyak mentah belum
dapat digunakan sebagai bahan baka maupun keperluan lainnya, tetapi haus diolah terlebih dahulu.
Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon denagn jumlah atom C-1 hingga 50.
Pengolahan minyak bumi dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimanaminyak mentah dipisahkan ke
dalam kelompok-kelompok dengan rentang titik didih tertentu.
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak mentah pada suhu 400oC, kemudian
dialirkan ke dalam menara fraksionasi dimana akan tejadi pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih.
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan
yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang
disebut sungkup gelembung.
Sementara itu, semakin ke ats, suhu semakin rendah, sehinga setiap kali komponen dengan titik didih
lebih tinggi naik, akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang itik didihnya lebih rendah
akan terus naik ke bagian atas yang lebih tinggi. Sehingga komponen yang mencapai puncak menara
adalah komponen yang pada suhu kamar beupa gas. Komponen berupa gas tadi disebut gas proteleum.
Melalui kompresi dan pendinginan, ga sproteleum dicairkan sehingga diperoleh LPG (Liquid Proteleum
Gas)
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan berbagai sifat fisiknya. Untuk
memperoleh materi-materi yang berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan
tahapan pengolahan minyak mentah yang meliputi proses distilasi, cracking, reforming, polimerisasi,
treating, dan blending.
1. Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran senyawa berdasarkan pada
perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran tersebut. Meskipun komposisinya
kompleks, terdapat cara mudah untuk memisahkan komponen-komponennya berdasarkan perbedaan
nilai titik didihnya, yang disebut proses distilasi bertingkat. Destilasi merupakan pemisahan fraksi-fraksi
minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom fraksinasi (kolom pemisah) terlebih
dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak
mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash
chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan
tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi)
Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut akan
terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan
fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai
fraksinya masing-masing.
Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan keluar kolom, didinginkan
dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya masing-masing. Produk ini belum bisa
langsung dipakai, karena masih harus ditambahkan aditif (zat penambah).
2. Cracking
Cracking adalah penguraian (pemecahan) molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi
molekul-molekul senyawa yang lebih kecil. Terdapat dua cara proses cracking, yaitu :
1. Cara panas (thermal cracking), adalah proses cracking dengan menggunakan suhu tinggi serta
tekanan rendah.
2. Cara katalis (catalytic cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan bubuk katalis
platina atau molybdenum oksida.
2. Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus)
menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang).
4. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.
2. Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya.
Cara-cara proses treating sebagai berikut :
1. Copper sweetening dan doctor treating
2. Acid treatment
3. Desulfurizing (desulfurisasi)
2. Blending
Bensin merupakan contoh hasil minyak bumi yang banyak digunakan di dunia. Untuk memperoleh
kualitas bensin yang baik dilakukan blending (pencampuran), terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat
aditif) yang dapat ditambahkan ke dalam proses pengolahannya.
5. FRAKSI MINYAK BUMI
Senyawa hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik, mempunyai trayek didih masing-masing,
dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik didih dan densitasnya. Semakin
panjang rantai hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya semakin besar. Jumlah atom karbon
dalam rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka
dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana sebagai berikut:
Fraksi Ukuran Molekul Titik Didih (oC) Kegunaan
Gas C1 – C5 -160 – 30 Bahan bakar (LPG), sumber hidrogen
Petoleum eter C5 – C7 30 – 90 Pelarut, binatu kimia (dry cleaning)
Bensin (gasoline)
C5 – C12 30 - 200 Bahan baka motor
Kerosin, minyak diesel/solar
C12 - C18 180 – 400 Baha bakar mesin diesel, bahan bakar industi, untuk cracking
Minyak pelumas
C16 ke atas 350 ke atas Pelumas
Parafin C20 ke atas Za padat dengan titik cai rendah
Lilin dan lain-lain
aspal C25 ke atas residu Baha bakar dan untuk pelapis jalan raya
6. BENSIN (PETROL atau GASOLINE)
Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermoto roda
dua, tiga, atau empat. Dewasa ini, tersedia 3 jenis bensin, yaitu premium, petamax, dan peamax plus.
Ketiganya mempunyai mutu atau peformance yang berbeda. Adapun mutu bahan bakar bensin
dikaitkan dengan jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakn dengan nilai oktan.
Semakin sedikit ketukannya, semakin baik mutunya, dan semakin tinggi nilai oktannya.
Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan baka, yaiu pembakaran menjadi terlalu dini
sebelum piston berada pada posisi yang tepat. Ketukan menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi
efisiensi bahan bakar dan dapat merusak mesin.
Untuk menentukan nilai oktan, dietapkan dua jenis senyawa sebagai pembanding yaitu ”isooktana” dan
n-hepatana. Kedua senyawa ini adalah dua diantara banyak macam senyawa yang tedapat dalam
bensin. Isooktana menghasilkan ketukan palin sedikit dan dibei nilai oktan 100. sedangkan n-heptana
menyebabkan keukan paling banyak.
Pertamax mempunyai nilai oktan 92, bearti mutu bahan bakar itu setara denagn campuran 92%
isooktana dan 8% n-heptana. Premium mempunyai nilai oktan 88. sedangakan pertamax plus
mempunyai nilai 94.
Bilangan oktan bensin dapat juga ditingkatkan dengan cara menambah zat aditif antiketukan, seperti
TEL, MTBE, dan etanol.
1. Tetraethyl lead (TEL)
Salah satu anti ketukan yang hingga kini masih digunakan di negara kita adalah Tetraethyl lead (TEL, lead
= timbel atau timah hitam) yang rurmus kimianya Pb(C2H5)4. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat
menjadi gas, pada bensin yang mengandung TEL ditambahkan zat aditif lain, yaitu etilen bromide
(C2H2Br). Penambahan 2 – 3 mL zat ini ke dalam 1 galon bensin dapat menaikkan nilai oktan sebesar 15
poin.
2. Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE)
Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE) Senyawa MTBE memiliki bilangan oktan 118. Senyawa MTBE ini lebih
aman dibandingkan TEL karena tidak mengandung logam timbel.
3. Etanol
Etanol dengan bilangan oktan 123 merupakan zat aditif yang dapat meningkatkan efisiensi pembakaran
bensin. Etanol lebih unggul dibandingkan TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan logam
timbel dan lebih mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
7. KILANG MINYAK DI INDONESIA
Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak mentah menjadi
produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku
bagi industri petrokimia.
1. Pertamina Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan , Sumatera Utara (Kapasitas 5 ribu
barel/hari). Kilang minyak pangkalan brandan sudah ditutup sejak awal tahun 2007
2. Pertamina Unit Pengolahan II Dumai/Sei Pakning , Riau (Kapasitas Kilang Dumai 127 ribu
barel/hari, Kilang Sungai Pakning 50 ribu barel/hari)
3. Pertamina Unit Pengolahan III Plaju , Sumatera Selatan (Kapasitas 145 ribu barel/hari)
4. Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap (Kapasitas 348 ribu barel/hari)
5. Pertamina Unit Pengolahan V Balikpapan , Kalimantan Timur (Kapasitas 266 ribu
barel/hari)
6. Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan , Jawa Barat (Kapasitas 125 ribu barel/hari)
7. Pertamina Unit Pengolahan VII Sorong , Irian Jaya Barat (Kapasitas 10 ribu barel/hari)
8. Pusdiklat Migas Cepu , Jawa Tengah (Kapasitas 5 ribu barel/hari)
Semua kilang minyak di atas dioperasikan oleh Pertamina.
8. OPEC
OPEC (singkatan dari Organization of the Petroleum Exporting Countries; bahasa Indonesia: Organisasi
Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi) adalah organisasi yang bertujuan menegosiasikan masalah-
masalah mengenai produksi, harga dan hak konsesi minyak bumi dengan perusahaan-perusahaan
minyak. OPEC didirikan pada 14 September 1960 di Bagdad, Irak. Saat itu anggotanya hanya lima negara.
Sejak tahun 1965 markasnya bertempat di Wina, Austria.
1. Aljazair (1969)
2. Angola (1 Januari 2007)
3. Libya (Desember 1962)
4. Nigeria (Juli 1971)
5. Arab Saudi (negara pendiri, September 1960)
6. Iran (negara pendiri, September 1960)
7. Irak (negara pendiri, September 1960)
8. Kuwait (negara pendiri, September 1960)
9. Qatar (Desember 1961)
10. Uni Emirat Arab (November 1967)
11. Ekuador (1973–1993, kembali menjadi anggota sejak tahun 2007)
12. Venezuela (negara pendiri, September 1960)
Anggota yang keluar
1. Gabon (keanggotaan penuh dari 1975–1995)
2. Indonesia (anggota dari Desember 1962–Mei 2008)
Pada Mei 2008, Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan surat untuk keluar dari
OPEC pada akhir 2008 mengingat Indonesia kini telah menjadi importir minyak (sejak 2003) atau net
importer dan tidak mampu memenuhi kuota produksi yang telah ditetapkan.
Kemungkinan jadi anggotaSuriah, Sudan, dan Bolivia (ketiga negara ini sudah diundang oleh OPEC untuk bergabung) Brasil (ingin
bergabung setelah ditemukan cadangan minyak yang besar di Atlantik)
I. PENCEMARAN AKIBAT PENGGUNAAN MINYAK BUMI
1. Pencemaran udara
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer bumi. Atmosfer merupakan lapisan
udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian 300 km. Sumber pencemaran udara berasal dari
kegiatan alami dan aktivitas manusia.
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer bumi. Atmosfer merupakan lapisan
udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian 300 km. Sumber pencemaran udara berasal dari
kegiatan alami dan aktivitas manusia.
Sumber pencemaran udara di setiap wilayah atau daerah berbeda-beda. Sumber pencemaran udara
berasal dari kendaraan bermotor, kegiatan rumah tangga, dan industri.
No Polutan Dihasilkan dari
1 Karbon dioksida (CO2) Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara),
pembakaran gas alam dan hutan, respirasi, serta pembusukan.
2Sulfur dioksida (SO2) nitrogen monoksida (NO)
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), misalnya gas buangan kendaraan.
3 Karbonmonoksida (CO)Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara) dan gas buangan kendaraan bermotor yang pembakarannya tidak sempurna.
4 Kloro Fluoro Carbon (CFC)Pendingin ruangan, lemari es, dan perlengkapan yang menggunakan penyemprot aerosol.
Dampak pencemaran udara dapat berskala mikro dan makro.
Pada skala mikro atau lokal, pencemaran udara berdampak pada kesehatan manusia. Misalnya,
udara yang tercemar gas karbon monoksida (CO) jika dihirup seseorang akan menimbulkan keracunan,
jika orang tersebut terlambat ditolong dapat mengakibatkan kematian. Dampak pencemaran udara
berskala makro, misalnya fenomena hujan asam dalam skala regional, sedangkan dalam skala global
adalah efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon.
Karbon dioksida (CO2)
Pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan gas alam telah lama dilakukan
untuk pemenuhan kebutuhan manusia terhadap energi. Misalnya untuk berbagai keperluan rumah
tangga, industri, dan pertanian. Ketika bahan bakar minyak tersebut dibakar, karbon dioksida dilepaskan
ke udara. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah karbon dioksida yang dilepaskan ke udara
terus mengalami peningkatan. Apakah dampak peningkatan CO2 terhadap lingkungan?
Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berbau, tidak berasa, dan tidak stabil.
Karbon monoksida yang berada di kota besar sebagian besar berasal dari pembuangan gas kendaraan
bermotor yang gas-gas pembakarannya tidak sempurna. Selain itu, karbon monoksida dapat berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil serta proses industri.
Karbon monoksida dalam tubuh manusia lebih cepat berikatan dengan hemoglobin daripada
oksigen. Jika di udara terdapat karbon monoksida, oksigen akan kalah cepat berikatan dengan
hemoglobin.
Beberapa orang akan menderita defisiensi oksigen dalam jaringan tubuhnya ketika haemoglobin
darahnya berikatan dengan karbon monoksida sebesar 5%. Seorang perokok haemoglobin darahnya
sering ditemukan mengandung karbon monoksida lebih dari 10%.
Defisiensi oksigen dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang menderita sakit kepala dan
pusing. Kandungan karbon monoksida yang mencapai 0.1.% di udara dapat mengganggu metabolisme
tubuh organisme. Oleh karena itu, ketika memanaskan mesin kendaraan di dalam garasi sebaiknya pintu
garasi dibuka agar gas CO yang terbentuk tidak terakumulasi di dalam ruangan dan terhirup.
Sulfur dioksida
Sulfur dioksida dilepaskan ke udara ketika terjadi pembakaran bahan bakar fosil dan pelelehan
biji logam. Konsentrasi SO2 yang masih diijinkan ialah antara 0.3 sampai 1.0 mg m-3. Akan tetapi, di
daerah yang dekat dengan industri berat, konsentrasi senyawa tersebut menjadi lebih tinggi, yaitu 3.000
mg m-3 .
Peningkatan konsentrasi sulfur di atmosfer dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada
manusia, terutama menyebabkan penyakit bronkitis, radang paru-paru (pneumonia), dan gagal jantung.
Partikel-partikel ini biasanya sulit dibersihkan bila sudah mencapai alveoli sehingga menyebabkan iritasi
dan mengganggu pertukaran gas.
Pencemaran sulfur (sulfur oksida) di sekitar daerah pencairan tembaga dapat menyebabkan
kerusakan pada vegetasi hingga mencapai jarak beberapa kilometer jauhnya. Tumbuhan mengabsorbsi
sulfur dioksida dari udara melalui stomata. Tingginya konsentrasi sulfur dioksida di udara seringkali
menimbulkan kerusakan pada tanaman pertanian dan perkebunan.
Nitrogen oksida
Nitrogen oksida memainkan peranan penting di dalam penyusunan jelaga fotokimia. Nitrogen
dioksida dihasilkan oleh gas buangan kendaraan bermotor. Peroksiasil nitrat yang dibentuk di dalam
jelaga sering menyebabkan iritasi pada mata dan paru-paru. Selain itu, bahan polutan tersebut dapat
merusak tumbuhan.
Hujan asam
Dua gas yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan serta pembangkit listrik tenaga disel
dan batubara yang utama adalah sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2). Gas yang dihasilkan
tersebut bereaksi di udara membentuk asam yang jatuh ke bumi bersama dengan hujan dan salju.
Misalnya, sulfur dioksida berreaksi dengan oksigen membentuk sulfur trioksida.
2 SO2 + O2 2 SO3
Sulfur trioksida kemudian bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat.
SO3 + H2O H2SO4
Uap air yang telah mengandung asam ini menjadi bagian dari awan yang akhirnya turun ke bumi
sebagai hujan asam atau salju asam. Hujan asam dapat mengakibatkan kerusakan hutan, tanaman
pertanian, dan perkebunan. Hujan asam juga akan mengakibatkan berkaratnya benda-benda yang
terbuat dari logam, misalnya jembatan dan rel kereta api, serta rusaknya berbagai bangunan. Selain itu,
hujan asam akan menyebabkan penurunan pH tanah, sungai, dan danau, sehingga mempengaruhi
kehidupan organisme tanah, air, serta kesehatan manusia.
Efek rumah kaca (green house effect)
Efek rumah kaca merupakan gejala peningkatan suhu dipemukaan bumi yang terjadi karena
meningkatnya kadar CO2 (karbon dioksida) di atmosfer. Gejala ini disebut efek rumah kaca karena
diumpamakan dengan fenomena yang terjadi di dalam rumah kaca.
Pada rumah kaca, sinar matahari dapat dengan mudah masuk ke dalamnya. Sebagian sinar
matahari tersebut digunakan oleh tumbuhan dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke arah kaca.
Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat keluar dari rumah kaca dan mengalami pemantulan
berulang-ulang. Energi yang dihasilkan meningkatkan suhu rumah kaca sehingga rumah kaca menjadi
panas.
Di bumi, radiasi panas yang berasal dari matahari ke bumi diumpamakan seperti menembus
dinding kaca rumah kaca. Radiasi panas tersebut tidak diserap seluruhnya oleh bumi. Sebagian radiasi
dipantulkan oleh benda-benda yang berada di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi panas yang
dipantulkan kembali ke ruang angkasa merupakan radiasi infra merah. Sebagian radiasi infra merah
tersebut dapat diserap oleh gas penyerap panas (disebut: gas rumah kaca). Gas penyerap panas yang
paling penting di atmosfer adalah H2O dan CO2. Seperti kaca dalam rumah kaca, H2O dan CO2 tidak
dapat menyerap seluruh radiasi infra merah sehingga sebagian radiasi tersebut dipantulkan kembali ke
bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat atau yang disebut dengan
pemanasan global (global warning).
Kenaikan suhu menyebabkan mencairnya gunung es di kutub utara dan selatan. Kondisi ini
mengakibatkan naiknya permukaan air laut, sehingga menyebabkan berbagai kota dan wilayah pinggir
laut akan tenggelam, sedangkan daerah yang kering menjadi semakin kering. Efek rumah kaca
menimbulkan perubahan iklim, misalnya suhu bumi meningkat rata-rata 3°C sampai 4°C pada abad ke-
21, kekeringan atau curah hujan yang tinggi di berbagai tempat dapat mempengaruhi produktivitas
budidaya pertanian, peternakan, perikanan, dan kehidupan manusia.
Penipisan lapisan ozon
Lapisan ozon (O3) adalah lapisan gas yang menyelimuti bumi pada ketinggian ± 30 km diatas
bumi. Lapisan ozon terdapat pada lapisan atmosfer yang disebut stratosfer. Lapisan ozon ini berfungsi
menahan 99% radiasi sinar Ultra violet (UV) yang dipancarkan ke matahari.
Gas CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang berasal dari produk aerosol (gas penyemprot), mesin
pendingin dan proses pembuatan plastik atau karet busa, jika sampai ke lapisan stratosfer akan
berikatan dengan ozon. CFC yang berikatan dengan ozon menyebabkan terurainya molekul ozon
sehingga terjadi kerusakan lapisan ozon, berupa penipisan lapisan ozon.
Penipisan lapisan ozon di beberapa tempat telah membentuk lubang seperti di atas Antartika
dan kutub Utara. Lubang ini akan mengurangi fungsi lapisan ozon sebagai penahan sinar UV. Sinar UV
yang sampai ke bumi akan menyebakan kerusakan pada kehidupan di bumi. Kerusakan tersebut antara
lain gangguan pada rantai makanan di laut, serta kerusakan tanaman budidaya pertanian, perkebunan,
serta mempengaruhi kesehatan manusia.
Radiasi
Makhluk hidup sudah lama menjadi objek dari bermacammacam bentuk radiasi. Misalnya,
radiasi matahari yang mengandung sinar ultraviolet dan gelombang infra merah. Selain berasal dari
matahari, radiasi dapat juga berasal dari luar angkasa, berupa sinar kosmis dan mineral-mineral
radioaktif dalam batubatuan. Akan tetapi bentuk radiasi akibat aktivitas manusia akan menimbulkan
polusi.
Bentuk-bentuk radiasi berupa kegiatan uji coba bom nuklir dan penggunaan bom nuklir oleh
manusia dapat berupa gelombang elektromagnetik dan partikel subatomik. Kedua macam bentuk
radiasi tersebut dapat mengancam kehidupan makhluk hidup.
Dampak radiasi dapat dilihat pada tingkat genetik dan sel tubuh. Dampak genetik pada interfase
menyebabkan terjadinya perubahan gen pada AND atau dikenal sebagai mutasi gen. Dampak somatik
(sel tubuh) adalah seseorang memiliki otak yang lebih kecil daripada ukuran normal, cacat mental, dan
gangguan fisik lainnya serta leukemia.
2. Pencemaran air
Pencemaran air meliputi pencemaran di perairan darat, seperti danau dan sungai, serta perairan
laut. Sumber pencemaran air, misalnya pengerukan pasir, limbah rumah tangga, industri, pertanian,
pelebaran sungai, pertambangan minyak lepas pantai, serta kebocoran kapal tanker pengangkut minyak.
Limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga seperti deterjen, sampah organik, dan anorganik memberikan andil cukup
besar dalam pencemaran air sungai, terutama di daerah perkotaan. Sungai yang tercemar deterjen,
sampah organik dan anorganik yang mengandung miikroorganisme dapat menimbulkan penyakit,
terutama bagi masyarakat yang mengunakan sungai sebagai sumber kehidupan sehari-hari. Proses
penguraian sampah dan deterjen memerlukan oksigen sehingga kadar oksigen dalam air dapat
berkurang. Jika kadar oskigen suatu perairaan turun sampai kurang dari 5 mg per liter, maka kehidupan
biota air seperti ikan terancam.
Limbah pertanian
Kegiatan pertanian dapat menyebabkan pencemaran air terutama karena penggunaan pupuk
buatan, pestisida, dan herbisida. Pencemaran air oleh pupuk, pestisida, dan herbisida dapat meracuni
organisme air, seperti plankton, ikan, hewan yang meminum air tersebut dan juga manusia yang
menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Residu pestisida seperti DDT yang terakumulasi
dalam tubuh ikan dan biota lainnya dapat terbawa dalam rantai makanan ke tingkat trofil yang lebih
tinggi, yaitu manusia.
Selain itu, masuknya pupuk pertanian, sampah, dan kotoran ke bendungan, danau, serta laut
dapat menyebabkan meningkatnya zat-zat hara di perairan. Peningkatan tersebut mengakibatkan
pertumbuhan ganggang atau enceng gondok menjadi pesat (blooming).
Pertumbuhan ganggang atau enceng gondok yang cepat dan kemudian mati membutuhkan
banyak oksigen untuk menguraikannya. Kondisi ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan mendorong
terjadinya kehidupan organisme anaerob. Fenomena ini disebut sebagai eutrofikasi.
Limbah pertambangan
Pencemaran minyak di laut terutama disebabkan oleh limbah pertambangan minyak lepas
pantai dan kebocoran kapal tanker yang mengangkut minyak. Setiap tahun diperkirakan jumlah
kebocoran dan tumpahan minyak dari kapal tanker ke laut mencapai 3.9 juta ton sampai 6.6 juta ton.
Tumpahan minyak merusak kehidupan di laut, diantaranya burung dan ikan. Minyak yang menempel
pada bulu burung dan insang ikan mengakibatkan kematian hewan tersebut.
J. ENERGI ALTERNATIF
1. Biodiesel dari minyak kelapa
Bahan bakar minyak bumi (fosil) diperkirakan sekitar 60 tahun lagi akan habis. apabila
dieksploitasi secara besar-besaran. Untuk memperlambat dan mengurangi ketergantungan terhadap
bahan bakar minyak bumi tersebut salah satunya adalah dengan bahan bakar biodiesel yang bahan
bakunya sangat besar untuk dikembangkan. Salah satu bahan baku yang bisa dijadikan biodiesel adalah
minyak kelapa. dalam satu molekul minyak kelapa terdiri dari 1 unit gliserine dan sejumlah asam lemak.
Dan 3 (tiga) unit asam lemak dari rantai karbon panjang adalah triglyseride (lemak dan minyak).
Komponen glycerine memiliki titik didih tinggi yang dapat melindungi minyak dari penguapan
(volatilizing). Pada biodiesel, komponen asam lemak dari minyak dikonversikan ke elemen lain yang
disebut ester. Glycerine dan asam lemak dipisahkan dengan proses esterifikasi. Minyak tumbuhan
bereaksi dengan alkohal dan katalis, jika minyak tumbuhan adalah metanol dan kelapa, dan komponen
reaktannya adalah alcohol maka akan dihasilkan coco metil ester. Coco metil ester adalah nama kimia
dari coco biodiesel. . Tingkat keberhasilan dalam proses pembutan biodiesel dipengaruhi oleh putaran
pengadukan, temperatur pemanasan dan kadar katalis serta kandungan air ketika pembuatan sodium
metoksid.
Setelah diadakan pengujian mesin diesel dengan bahan bakar minyak vegetatif dan minyak
diesel didapatkan bahwa dengan minyak vegetatif mempunyai efisiensi dan daya mesin yang lebih besar
dibanding dengan minyak diesel, karena suhu gas buang yang dihasilkan lebih rendah namun terjadi
penurunan kualitas nilai kalor rata-rata 2%. Dengan nilai kalor yang rata-rata lebih rendah 2%, tetapi
minyak vegetatif mempunyai angka cetana yang jauh lebih tinggi (Angka cetana rata-rata minyak diesel
45, biodiesel 62 untuk yang berbasis kelapa sawit, 51 untuk jarak pagar dan 62,7 untuk yang berbasis
kelapa sayur) akan didapat keterlambatan penyalaan yang lebih pendek bila dibandingkan dengan
minyak diesel. Adanya keterlambatan penyalaan yang lebih pendek (ignition delay) daya yang dihasilkan
besar dan efektif, maka akan dihasilkan unjuk kerja yang optimum. Pengujian viscositas minyak vegetatif
yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti
menunjukkan bahwa viskositas minyak vegetatif lebih besar bila dibandingkan dengan
minyak diesel. Viskositas minyak vegetatif berkisar antara (2.3 – 6) cst dan (2.6 – 4.8).
Keuntungan dari biodiesel dari minyak kelapa.
1. Minyak biodiesel yang bersumber dari minyak kelapa dapat dibuat secara mudah dengan cara
mereaksikan (mencampurkan) minyak kelapa dengan methanol dan katalis NaOH yang akan
menghasilkan biodiesel dan gliserin.
2. Bahan bakar biodiesel minyak kelapa mempunyai potensi besar untuk diaplikasikan sebagai
bahan bakar pengganti minyak diesel/solar. Flash point dari biodiesel kelapa lebih rendah dari pada
solar. Nilai kalor bahan bakar biodiesel minyak kelapa setara dengan solar.
2. Gas alam
Gas alam seperti juga minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon (CnH2n+2) yang terdiri
dari campuran beberapa macam gas hidrokarbon yang mudah terbakar dan non-hidrokarbon seperti N2,
CO2, H2S dan gas mulia seperti He dan Ar, terdapat pula uap air dan pasir. Umumnya gas yang terbentuk
sebagian besar dari metan CH4, dan dapat juga termasuk etan C2H6 dan propan C3H8. Gas alam yang
didapat dari dalam sumur di bawah bumi, biasanya bergabung dengan minyak bumi. Gas ini disebut
sebagai gas associated. Ada juga sumur yang khusus menghasilkan gas, sehingga gas yang dihasilkan
disebut gas non-associated.
Meski secara jangka pendek, gas alam memang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut, tetapi
dalam jangka panjang, apa yang dialami oleh minyak bumi akan terjadi pada gas alam juga. Berdasarkan
data dari Natural Gas Fundamentals, Institut Francais Du Petrole pada tahun 2002, cadangan terbukti
(proved reserves) gas alam dunia ada sekitar 157703,109 m3. Jumlah cadangan ini, dengan tingkat
konsumsi gas alam sekarang ini, hanya akan dapat bertahan selama beberapa puluh tahun saja.
3. Biogas
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan
bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion Gas
yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana. material organik yang terkumpul pada
digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama
material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk
asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu
penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi
senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana.
Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik
digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti
methanococus, methanosarcina, methano bacterium.
Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini
memiliki kemampuan untuk mengolah sampah / limbah yang keberadaanya melimpah dan tidak
bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai. Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada
pengolahan limbah industri, limbah pertanian limbah peternakan dan municipal solid waste (MSW).
Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dan beberapa
kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen
dan (H2), nitrogen yang kandungannya sangat kecil.
Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi
kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya
semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan
memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan
karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila
biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi
yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena
akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 /
SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu
senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida
yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar
kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat
menimbukan korosif
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Minyak bumi terbentuk dari sisa fosil mahkluk hidup yang tertimbun jutaan tahun yang lalu.
Pengambilan minyak bumi dilakukan di kilang minyak. Kemudian di fraksionisasikan sesuai titik didihnya.
Minyak bumi memiliki peranan penting bagu kehidupan, baik sebagai sumber energi maupun sebagai
bahan baku industri petrokimia.
B. Saran
Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat dipebarui. Kini keberadaanya
sudah hampir habis. Oleh karena itu, penggunaannya harus dihemat. Penggunaan bahan olahan minyak
bumi juga memiliki efek samping. Seprti gas buangan dari mesin yang mengunakan bahan olahan
minyak bumi. Asap tersebut merupakan indikasi pencemaran udara dan memperburuk kondisi dunia
yang mengalami global warming.
http://txcrz.blogspot.com/2011/08/makalah-kimia-minyak-bumi.html
Proses Pengolahan Minyak Bumi
Ditulis oleh EG Giwangkara S pada Selasa, 27 Februari 2007
Seperti yang pernah saya tulis tentang komposisi minyak bumi disini dan disini, minyak bumi bukan merupakan senyawa homogen, tapi merupakan campuran dari berbagai jenis senyawa hidrokarbon dengan perbedaan sifatnya masing-masing, baik sifat fisika maupun sifat kimia.
Proses pengolahan minyak bumi sendiri terdiri dari dua jenis proses utama, yaitu Proses Primer dan Proses Sekunder. Sebagian orang mendefinisikan Proses Primer sebagai proses fisika, sedangkan Proses Sekunder adalah proses
kimia. Hal itu bisa dimengerti karena pada proses primer biasanya komponen atau fraksi minyak bumi dipisahkan berdasarkan salah satu sifat fisikanya, yaitu titik didih. Sementara pemisahan dengan cara Proses Sekunder bekerja berdasarkan sifat kimia kimia, seperti perengkahan atau pemecahan maupun konversi, dimana didalamnya terjadi proses perubahan struktur kimia minyak bumi tersebut.
Rantai Hidrokarbon Minyak Bumi
Seperti kita kitahui dalam Kimia Organik bahwa senyawa hidrokarbon, terutama yang parafinik dan aromatik, mempunyai trayek didih masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya semakin besar. Nah, sifat fisika inilah yang kemudian menjadi dasar dalam Proses Primer.
Jumlah atom karbon dalam rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana sebagai berikut :
1. GasRentang rantai karbon : C1 sampai C5Trayek didih : 0 sampai 50°CPeruntukan : Gas tabung, BBG, umpan proses petrokomia.
2. Gasolin (Bensin)Rentang rantai karbon : C6 sampai C11Trayek didih : 50 sampai 85°CPeruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia
3. Kerosin (Minyak Tanah)Rentang rantai karbon : C12 sampai C20Trayek didih : 85 sampai 105°CPeruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet, bahan bakar rumah tangga, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia
4. SolarRentang rantai karbon : C21 sampai C30Trayek didih : 105 sampai 135°CPeruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar industri
5. Minyak BeratRentang rantai karbon dari C31 sampai C40Trayek didih dari 130 sampai 300°CPeruntukan : Minyak pelumas, lilin, umpan proses petrokimia
6. ResiduRentang rantai karbon diatas C40Trayek didih diatas 300°CPeruntukan : Bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas), aspal, bahan pelapis anti bocor.
Melihat daftar trayek hidrokarbon diatas nampak ideal sekali, dimana perbedaan jumlah atom karbonnya sangat jelas. Tapi pada kenyataannya dengan teknologi sekarang kondisi diatas teramat sangat sulit dicapai… oops, maaf menggunakan baya bahasa pleonasme :)
+ Kenapa ?….
- haar… kumaha ieu téh…! kok malah ditanya… :)
Kondisi ideal diatas sulit dicapai karena senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi banyak mengandung isomernya juga.
- trus, ari isomer téh naon, kang ?
+ sok, mangga dibaca lagi artikel yang ini…
Ya…., isomer hidrokarbon, terutama isomer yang parafinik memiliki titik didih dan densitas yang lebih ringan dibandingkan dengan rantai lurusnya. Misal, normal-oktan (n-C8H18) titik didih dan densitasnya akan lebih besar dari pada iso-oktan (2,2,4-trimetil pentan), begitu juga untuk isomer-isomer lainnya.
Atas dasar kondisi seperti itulah kemudian pada kenyataannya dalam pengolahan minyak bumi lebih memegang patokan kepada trayek titik didih daripada komposisi atau rentang rantai karbonnya. Sehingga pada batas antara fraksi pasti akan terjadi overlap (tumpang tindih) fraksi. Overlap ini kemudian disebut sebagai minyak slops yang nantinya akan berfungsi sebagai bahan pencampur untuk mengatur produk akhir sehingga memenuhi spesifikasi atau baku mutu yang ditentukan.
Proses Primer
Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).
Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya masing-masing.
Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan keluar kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih harus ditambahkan aditif (zat penambah)
agar dapat memenuhi spesifikasi atau persyaratan atau baku mutu yang ditentukan oleh Dirjen Migas RI untuk masing-masing produk tersebut.
Proses Sekunder
Seperti yang pernah saya tulis tentang jenis minyak bumi disini, disini dan disini juga, pada kenyataannya minyak bumi tidak pernah ada yang sama, bahkan untuk sumur minyak yang berdekatan sekalipun. Kenyataannya banyak sumur minyak yang menghasilkan minyak bumi dengan densitas (specific gravity) yang lebih berat, terutama untuk sumur minyak yang sudah udzur atau memang jenis minyak dalam sumur tersebut adalah jenis minyak berat. Pada pemompaan minyak dari dalam sumur (reservoir) biasanya yang akan terpompakan pada awal-awal produksi adalah bagian yang ringannya. Sehingga pada usia akhir sumur yang dipompakan adalah minyak beratnya.
Untuk pengolahan minyak berat jenis ini maka bisa dipastikan produk yang dihasilkan akan lebih banyak fraksi beratnya daripada fraksi ringannya.
+ Penjelasannya mbingungi ga sih ? :(
Maksudnya gini lho, kalo yang dimasak tuh minyak bumi jenis minyak berat seperti penjelasan diatas maka produk yang dihasilkan akan lebih banyak fraski solar, minyak berat atau residunya daripada gas, bensin atau minyak tanahnya. Sementara konsumsi produk minyak bumi di Indonesia kan lebih banyak dari fraksi bensin dan solarnya, terutama untuk otomotif.
- Kalo gitu mendingan ga usah masak minyak jenis minyak berat aja kang,biar bisa bikin bensin dan minyak tanah lebih banyak…
+ Lha kalo harga jenis minyak berat ini bisa lebih murah gimana ?Kan lumayan bisa menghemat duit negara… deuu… :)Tau ah… pokokna mah saya cuma pengen ngomongin dari sisiteknologinya aja deh… :)
Jadi, jika yang dimasak oleh proses primer adalah minyak bumi jenis minyak berat maka hasilnya akan lebih banyak fraksi beratnya (solar, minyak berat dan residu) daripada fraksi ringannya. Sementara tuntutan pasar lebih banyak produk dari fraksi ringan dibandingkan fraksi beratnya. Maka untuk menyiasatinya adalah dengan melakukan perubahan struktur kimia dari produk fraksi berat.
Teknologi yang banyak digunakan adalah dengan cara melakukan cracking (perengkahan atau pemutusan) terhadap hidrokarbon rantai panjang menjadi hidrokarbon rantai pendek, sehingga bisa menjadi fraksi ringan juga. Misal, dengan cara merengkah sebuah molekul hidrokarbon C30 yang merupakan produk dari fraksi solar atau minyak berat menjadi dua buah molekul
hidrokarbon C15 yang merupakan produk dari fraksi minyak tanah atau kerosin, atau menjadi sebuah molekul hidrokarbon C10 yang merupakan produk dari fraksi bensin dan sebuah molekul hidrokarbon C20 yang merupakan produk dari fraksi solar.
Proses perengkahan ini sendiri ada dua dua cara, yaitu dengan cara menggunakan katalis (catalytic cracking) dan cara tanpa menggunakan katalis atau dengan cara pemanasan tinggi menggunakan suhu diatas 350°C (thermal cracking).
Perbedaan dari kedua jenis perengkahan tersebut adalah pada kemudahan “mengarahkan” produk yang diinginkan. Pada cara thermal cracking sangat sulit untuk mengatur atau mengarahkan produk fraksi ringan mana yang diinginkan. Dengan cara ini jika kita menginginkan membuat bensin yang lebih banyak dibandingkan minyak tanah akan sulit dilakukan, padahal keduanya masih termasuk fraksi ringan. Sementara jika menggunakan catalytic cracking kita akan lebih mudah mengatur mood operasi. Misal kita hanya ingin memperbanyak produk bensin dibandingkan minyak tanahnya, atau sebaliknya. Ilustrasinya kira-kira seperti jika kita akan memecah sekeping kaca lebar. Jika menggunakan cara thermal cracking kita ibarat memecahkan kaca tersebut dengan cara dibanting, ukurannya tidak akan teratur. Sedangkan jika menggunakan cara catalytic cracking ibarat memecahkan kaca dengan menggunakan pisau kaca, lebih teratur dan bisa sesuai keinginan kita.
Minyak hasil rengkahan tersebut kemudian dipisahkan kembali berdasarkan fraksi yang lebih sempit dalam kolom fraksinasi dengan proses seperti halnya proses primer, untuk selanjutnya didinginkan dan ditampung dalam tanki produk setengah jadi dan selanjutnya ditambahkan aditif sesuai spesifikasi produk akhir yang diinginkan.
Geto ceritanya…
http://persembahanku.wordpress.com/2007/02/27/proses-pengolahan-minyak-bumi/
Minyak Bumi Sabtu, 17 September 2011
seluk beluk Minyak Bumi
Tidak dipungkiri, dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan Minyak Bumi sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kita tidak mungkin hanya bisa menggunakan dan memanfaatkan Minyak Bumi sebagai pemenuhan kehidupan, namun kita harus tahu mengenai asal mula terdapatnya minyak bumi dari dalam lapisan bawah tanah, bagaimana proses pengambilan dan pengolahannya, hingga bisa kita gunakan sekarang dalam berbagai keadaan. Berikut mengenai penjelasan minyak bumi.
Apa itu minyak bumi ????
Minyak Bumi dengan bahasa inggrisnya "petroleum", berasal dari bahasa latin, petrus: karang dan oleum: minyak, biasanya dijuluki sebagai emas hitam(karena cara mendapatkankan nya yang terbilang susah, karena harus melewati berbagai tahapan proses). Minyak Bumi adalah suatu bahan mentah dengan cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi juga terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi merupakan campuran rumit dari ratusan rantai hidrokarbon yang umumnya tersusun atas 85% karbon(C) dan 15%Hidrogen(H). Selain itu, juga terdapat bahan organik dalam jumlah kecil dan mengandung Oksigen(O), sulfur(S), Nitrogen(N).
Bagaimana pembentukan Minyak Bumi ????
Banyak ahli ilmuwan mengatakan bahwa minyak bumi berasal dari pelapukan sisa kehidupan pada zaman purba yang terendapkan dan terakumulasi bersama air laut dan masuk dalam batuan sedimen, berupa batu pasir, batu lempung, gamping yang terdapat di dalam lapisan kerak bumi selama berjuta-juta tahun dengan mengalami proses fisika dan kimia. Secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. saat zaman purba, di darat dan di laut hidup beraneka ragam binatang dan tumbuh-tumbuhan. Lalu punah dan tertimbun di bawah endapan lumpur, dan terbawa arus sungai menuju lautan bersama bahan organik lainnya dari daratan.
2. dengan terkumpulnya pasir dan lumpur tersebut ke dasar laut selama berjuta-juta tahun, akibatnya terbentuklah suatu lapisan batuan yang bercampur dengan fosil-fosil binatang dan tumbuh-tumbuhan.
3. akibat peristiwa alam ini, lapisan dan permukaan bumi mengalami perubahan besar pergeseran-pergeseran, sehingga fossil hewan dan tumbuhan yang terendapkan di perut bumi masuk ke celah lapisan bumi dengan suhu dan tekanan tinggi. Akibat pengaruh waktu dan temperatur tinggi, dan tekanan beban lapisan batuan diatasnya menyebabkan binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mati tadi mengalami proses penguraian berupa perubahan kimia, berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minak yang berbentuk cairan kental dan gas. Akibat
pengaruh yang sama, maka endapan lumpur berubah menjadi batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal dari lumpur yang mengandung bintik-bintik minyak dikenal sebagai batuan induk atau SOURCE ROCK.
4. karena ringan, minyak bumi akan terdorong dan terapung, lalu bermigrasi ke tekanan yang lebih rendah untuk berhenti dan terangkap dalam batuan sedimen yang kedap atau kadang-kadang merembes ke luar permukaan bumi. Batuan sedimen tersusun atas fragmen-fragmen atau butiran mineral dari yang halus sampai yang kasar(Skala WentWorth), dengan antar fragmen terjadi suatu pengikatan dengan ukuran yang berbeda tiap fragmen, berfungsi sebagai segmen, sehingga diantaranya terdapat pori-pori. Pada kondisi tertentu, pori-pori ini dapat mengandung cairan minyak, gas atau air.
Untuk mengenai berapa lama proses pembentukan minyak bumi masih terdapat bermacam-macam pendapat. Ada yang megatakan ribuan tahun, ada yang mengatakan jutaan tahun, bahkan ada yang berpendapat lebih dari itu. Tetapi, diduga kuat, minyak bumi terbentuk paling sedikit 2juta tahun yang lalu.
Namun, tahukah anda saat ini, terdapat bukti ilmiah yang sangat bertentangan dengan keterbatasan suplai minyak, baru-baru ini diperbarui dalam paper Ilmiah yang dimuat dalam Energia menunjukkan bahwa minyak adalah zat abiotik, dan bukanlah produk yang berasal dari materi biologi yang mengalami pembusukan berjuta-juta tahun lalu. Minyak Bumi, bukan sumber daya non-terbarukan, seperti batubara dan gas alam, yang bisa terisi kembali dari sumber dalam perut bumi.Rusia berhasil membuktikan bahwa minyak bumi ternyata bukan dari fosil dan dapat diperbaharui karena berasal dari lapisan magma, yang berada lebih di kedalaman 30.000 kaki dan tidak ditemukan lapisan organik. Tidak kebetulan kemudian Rusia, yang mempelopori penelitian ini kemudian melakukan serangkaian proyek penggalilan minyak bumi dengan kedalaman yang lebih jauh dari 30.000kaki. Bukan tidak mungkin di perut bumi Indonesia, juga terdapat suatu cadangan minyak yang bukan hanya berasal dari fosil-fosil makhluk hidup, namun berasal dari lapisan magma.
Lalu, cara penentuan ada atau tidaknya suatu daerah mengandung minyak bumi???Biasanya, untuk melakukan suatu proses lebih lanjut, kita harus tahu dimana kandungan minyak bumi itu berada. Proses pencarian(eksploitasi) minyak dari perut bumi dilakukan oleh ahli geologi/tambang. Cara modern yang digunakan dalam mencari minyak bumi dengan menggunakan pencarian satelit dan menganalisa permukaan batuan. Setelah melakukan serangkaian analisa dan menyatakan bahwa di lokasi tersebut ada minyak, maka tugas selanjutnya biasanya diserahkan kepada ahli Geofisika. Para ahli geofisika mempelajari sifat-sifat fisik dari lapisan tanah. Berbagai metode digunakan dalam tahapan ini
untuk mendukung hasil yang telah didapatkan oleh ahli geologi/tambang sebelumnya.
Gambar berikut, merupakan penentuan kandungan suatu minyak bumi dengan menggunakan sinyal/gelombang radio dari suatu kapal ke dasar lautan. Biasanya penambangan minyak bumi tersebut di lakukan dalam air, biasa disebut offshore. Peralatan yang digunakan untuk pencarian minyak bumi ini seperti Gravimetry(untuk mengukur adanya aliran minyak karena adanya sedikit perbedaan grafitasi bumi), Magnetometry(untuk mengukur perubahan medan magnetik akibat adanya aliran minyak), dan Sniffers yang berupa alat elektronik yang digunakan untuk mendeteksi bau hidrokarbon. Yang paling sering digunakan adalah seismologi.
Element atau unsur minyak bumi dapat dibagi menjadi 6 bagian:
Batuan
Induk(Source): batuan yang mempunyai banyak kandungan material organik. Batuan ini biasanya batuan yang mempunyai sifat mampu mengawetkan kandungan material organik seperti batu lempeng atau batuan yang punya banyak kandungan material organik seperti batu gamping.
Batuan Penyimpan(Reservoir)
Batuan yang mempunyai kemampuan menyimpan fluida seperti batu pasir, dimana minyak atau gas dapat berada diantara butiran batu pasir. Atau bisa juga dibatu gamping yang banyak rongga-rongganya. Intinya batu yang punya rongga dan rongga-rongga tersebut terhubung satusama lain.
Batuan Penutup(Seal)
Batuan yang impermeabel atau batuan yang tidak gampang tembus, karena berbutir sangat halus dimana minyak dan gas bumi tidak dapat berpindah lagi.
Migrasi(Migration)
Berpindahnya minyak atau gas bumi yang terbentuk daru batuan induk ke batuan penyimpan sampai dimana minyak dan gas bumi tidak dapat berpindah lagi.
Jebakan(Trap)
Bentuk dari suatu geometri yang mampu menahan minyak dan gas bumi untuk dapat berkumpul. Jika perangkap ini tidak ada, maka minyak dan gas bumi dapat mengalir ketempat lain yang berarti ekonomisannya akan berkurang atau tidak ekonomis sama sekali. Jebakan dalam minyak bumi terbagi atas jebakan struktur dan jebakan stratigrafi.
Tekanan dan Temperatur
Untuk mengubah fosil makhluk hidup menjadi minyak bumi, tekanan dan temperatur yang tinggu sangatlah diperlukan. Hal ini bertujuan untuk mengubah ikatan kimia karbon yang ada di baatuan menjadi rantai hidrokarbon(minyak bumi).
Trus, gimana caranya kita agar bisa mengambil minyak ke permukaan bumi ????
Dari proses pematangan minyak bumi didalam batuan sumber(SOURCE ROCK) minyak akan bermigrasi naik ke atas karena adanya tekanan bouyancy. Proses migrasi ini akan mengisi batuan reservoir yaitu batuan yang berpori(struktur batuan sedimen). Kemudian akan terjebak dan terakumulasi karena diatas batuan reservoir tersebut terdapat batuan penyekat atau sealing. Setelah itu, kita dapat mengambilnya dengan cara mengebor tepat pada posisi jebakan/perangkap tersebut. Karena pengaruh tekanan dari dalam bumi yang besar maka minyak dan gas yang berbentuk cair akan mengalir keluar melewati lubang
bor tersebut. Minyak bumi yang keluar tersebut masih mengandung bermacam-macam material seperti air dan lempung, maka harus dipisahkan dahulu sebelum dikirm ke kilang-kilang minyak. Proses pemindahan minyak dan gas bumi dari daerah ditemukan sampai ke kilang minyak dapat dilakukan dengan cara mengalirkan lewat pipa-pipa yang di pasang.
Bagaimana kita mengambil Minyak dari perut Bumi??????
Setelah mengevaluasi reservoir, selanjutnya taham mengembangkan reservoir. Yang pertama dilakukan adalah membangun sumur(well-construction)meliputi pemboran(drilling), memasang tubular sumur(casing) dan penyemenan(cementing). Lalu proses completion untuk membuat sumur siap digunakan. Proses ini meliputi perforasi yaitu perlobangan dinding sumur, pemasangan seluruh pipa-pipa dan katup produski beserta asesorisnya untuk mengalirkan minyak dan gas ke permukaan, pemasangan kepala sumur(well head) dipermukaan, pemasangan berbagai peralatan keselamatan, pemasangan pompa kalau diperlukan,dsb. Jika dibutuhkan metode stimulasi juga dilakukan dalam fase ini. Selanjutnya well-evaluation untuk mengevaluasi kondisi sumur dan formasi didalam sumur. Teknik yang paling umum dinamakan logging yang dapat dilakukan pada saat sumur masih dibor ataupun sumurnya sudah jadi. Sumur - sumur perminyakan umumnya dikenal 3 macam, yaitu:
1. Sumur eksplorasi(wildcat) adalah sumur yang dibor untuk menentukan apakah terdapat minyak atau gas disuatau tempat yang sama sekali baru.
2. Sumur konfirmasi(confirmation well), sumur tersebut dibuat setelah sumur eksplorasi telah menemukan minyak dan gas. Biasanya sumur tersebut digunakan unutk memastikan apakah kandungan hidrokarbonnya cukup untuk dikembangkan.
3. Sumur pengembangan(development-well) adalah sumur yang dibor di suatu lapangan minyak yang telah ada. Bertujuan untuk mengambil hidrokarbon semaksimal mungkin dari lapangan tersebut.
Berikut kita akan bicarakan tentang Pengolahan Minyak Bumi!!!!!!Minyak bumi biasanya berada 3-4km dibawah permukaan air laut. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau kilang minyak. Minyak mentah(Crude oli) berbentuk cairan kental hitam, kehijauan dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500jenis hidrokarbon dengan sejumalh atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena oti, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah yang berasal dari bumi dipisahkan kedalam kelompok-kelompok dengan titik didih yang mirip.
Secara Umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan sebagai berikut :
Berikut penjelasan bagan atas diatas:
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam tanur(fumace) sampai dengan suhu kira-kira 370 derajat Celcius. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk ke dalam kolom fraksinasi pada bagian flashcamber(biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam(uap air panas dan tekanan tinggi).
Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besarnya menjadi moleku hidrokarbon senyawa yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Proses ini terutama ditujukan unutk memperbaiki kualitaas dan perolehan fraksi gasolin(bensin).
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik(rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik(rantai karbon bercabang). Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi.
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan bercabanga. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3.
Pemurnian adalah pemisahan minyak bumi dengan pengotor-pengotornya. Biasanya dengan cara:
o Coppersweetening: proses penghilangan pengotor yang dapat menimbulkan bau tidak sedap
o Acidtreatment: proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna
o Dewaxing: proses penghilangan parafin dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasilkan minyak pelumas dengan point rendah.
o Desalphalting: penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumaso Desulfurizing: proses penghilangan unsur belerang
Proses Blending adalah penambahan atau pencampuran bahan-bahan adiktif ke dalam fraksi minyak bumi dalam rangka unutk meningkatkan kualitas produk tersebut. Diantara bahan pencampur yang terkenal, yaiut Tetraethyllead(TEL), yang berfungsi untuk menaikkan bilangan oktan bensin, tetapi dapat meimbulkan pencemaran udara.
Setelah mengalami proses yang sangat panjang, akhirnya hasil pengolahan Minyak Bumi dapat digunakan, misalnya:
1. Sebagai bahan bakar kendaraan2. Bahan ekstraksi pelarut dan pembersih3. Bahan bakar penerangan dan pemanasan4. Pelarut dry cleaning5. Pelarut karet6. Pembuat lilin7. Bahan awal etilen8. Minyak tanah9. Sebagai pelumas mesin10. pemanas dan pembangkit listrik
BUMI ANTAR GHATAS
SUSTA BHAVANIAS
http://tentangminyakbumi.blogspot.com/Beranda
Kamis, 24 Mei 2012
Proses pengolahan minyak bumi dengan distilasi bertingkat Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dapat dibedakan menjadi:
Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh.
Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen utama alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana, aromatik, dan senyawa anorganik. Meskipun kompleks, untungnya terdapat cara mudah untuk memisahkan komponen-komponennya, yakni berdasarkan perbedaan nilai
titik didihnya. Proses ini disebut distilasi bertingkat. Untuk mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang diinginkan, maka sebagian hasil dari distilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui proses konversi, pemisahan pengotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi.
gambar distilasi bertingkat
Distilasi bertingkat Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi komponen-komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-kelompok yang mempunyai kisaran titik didih tertentu.
Hal ini dikarenakan jenis komponen hidrokarbon begitu banyak dan isomer-isomer hidrokarbon mempunyai titik didih yang berdekatan. Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan tinggi sampai suhu ~600oC. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian dialirkan ke bagian bawah menara/tanur distilasi.
Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat-pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang dilengkapi dengan tutup gelembung (bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.
Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap akan mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi.
Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa dengan titik didih rendah akan terkondensasi di bagian atas menara.
Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya dialirkan ke bagian kilang minyak lainnya untuk proses konversi.
http://fauzanariq.blogspot.com/2012/05/proses-pengolahan-minyak-bumi-dengan.html