Download - MAKALAH ORGANISASI final.doc
BAB 1
PENDAHULUAN
Sebuah organisasi merupakan sebuah kesatuan yang utuh
sekaligus kompleks. Didalamnya terdapat berbagai macam elemen
atau komponen yang disatu sisi harus mampu bekerja sendiri
namun disisi lain juga dituntut untuk bisa bekerja sama dengan
komponen lainnya. Sementara itu, selain harus mampu mengelola
komponen yang terdapat di dalam agar dapat bekerja sama dengan
baik, sebuah organisasi juga diharapkan untuk bisa berinteraksi
serta beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Kemampuan
untuk berinteraksi serta beradaptasi dengan lingkungan ini mutlak
harus bisa dilakukan oleh sebuah organisasi untuk terus bisa eksis
dan berkembang sesuai harapan dan tujuan organisasi itu sendiri.
Organisasi merupakan bagian integral dari sebuah sistem
yang secara dinamis selalu mengalami perubahan. Semakin
lingkungan berubah semakin organisasi tersebut dituntut untuk
menyesuaikannya. Keharusan beradaptasi dengan lingkungan,
secara tidak langsung menunjukkan bahwa organisasi
sesungguhnya merupakan satu kesatuan dengan lingkungannya.
Dalam makalah ini diuraikan mengenai definisi organisasi, prinsip
1
dan azas organisasi, perilaku organisasi, budaya organisasi serta
pengembangan organisasi.
BAB 2
KONSEP ORGANISASI
Organisasi berasal dari kata ‘organon’ dalam bahasa Yunani
yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan
para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip,
dan diantaranya adalah:
1. Oliver Sheldon (1923): “ Organization is the process of so combining the
work which individuals or groups have to perform with the faculties
necessary for it execution that the duties, so formed, provide the best
channels for the efficient, systematic, positive, and co-ordinated
application of the available effort “
(Organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan dimana para
individu atau kelompok harus melakukan tugas dengan kemampuan yang
diperlukan sedemikian rupa, memberikan pilihan terbaik bagi
pemanfaatan usaha secara efisien, sistematis, positif dan terkoordinasi)
2. James D. Mooney (1947) mengatakan bahwa: “Organization is
the form of every human association for for the attainment of
2
common purpose”. (Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama
untuk mencapai tujuan bersama).
3. Ernest Dale (1952): “Organization is planning process. It is
concerned with setting up, developing and maintaining a
structure or pattern of working relationship of the people within
an enterprise “
(Organisasi adalah suatu proses perencanaan. Hal ini berkaitan
dengan penyusunan, pengembangan dan pemeliharaan suatu
struktur atau pola hubungan kerja manusia dalam suatu
perusahaan)
4. Menurut Chester L. Barnard: “Organization is a system of
cooperative of two person or more person”.
(Organisasi merupakan sebuah sistem dari aktivitas yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih).
5. Luther Gulick (1957): “Organizations is the means of
interrelating the subdivisions of work by alloting them to men
who are placed in a structure of authority, so that the work may
be coordinated by orders of superiors to sub-ordinates, reaching
from the top to the bottom of the entire enterprise"
(Organisasi adalah alat untuk menghubungkan satuan kerja
dengan
3
menempatkan orang dalam suatu struktur kewenangan
sehingga tugas dapat dikoordinasikan dengan perintah atasan
kepada anakbuah, menjangkau mulai jajaran atas hingga bawah
suatuperusahaan)
6. Menurut Dimock: “Organization is the systematic bringing
together of interdependent part to form a unified whole through
which authority, coordination and control may be exercised to
achive a given purpose”.
(Organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada
bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk
membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan,
koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang
telah ditentukan).
7. Richard A. Johnson, Fremont E. Kast, James E. Rosenzweigh
(1973): “The organization is an assemblage of people, materials,
machines, and other resources geared to task accomplishment
through a series of interaction and integration into a social
system”
(Organisasi adalah kumpulan orang, barang, dan mesin, serta
berbagai sumber lain yang menghubungkan penyempurnaan
tugas melalui rangkaian saling pengaruh dan keterpaduan ke
dalam suatu sistem sosial)
4
8. Edgar Schein (1973): “An organization is the rational
coordination of the activities of a number of people for the
achievement of some common explicit purpose or goal, through
division of labor and function, and through a hierarchy of
authority and responsibility”
(Suatu organisasi adalah koordinasi yang rasional dari aktivitas
sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan yang jelas,
melalui pembagian kerja dan fungsi, dan melalui jenjang
wewenang dan tanggung jawab)
9. Stephen Robbins (2003) memberikan pengertian: Organisasi
adalah unit sosial yang dengan sengaja dikelola, terdiri atas dua
orang atau lebih, yang berfungsi secara relatif terus-menerus
untuk mencapai satu sasaran atau serangkaian sasaran
bersama.
Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat
disimpulkan bahwa organisasi merupakan kumpulan minimal dua
orang, yang dalam usahanya mencapai tujuan bersama diatur
dalam suatu struktur tugas dan kewenangan secara sistematis,
efisien dan terkoordinasi. Oleh karena itu organisasi harus memiliki unsur
dasar, yaitu:
1. Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.
2. Harus ada orang-orang yang bekerja sama.
5
3. Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.
4. Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.
Organisasi didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan
tertentu sehingga menimbulkan adanya kegiatan atau aktivitas. Jika
organisasi kecil dan relatif sederhana maka akan lebih mudah
melakukan kerjasama dan koordinasi. Sebaliknya jika organisasi
menjadi lebih besar dan lebih komplek serta banyak kegiatan atau
aktifitas yang dilakukan, maka semakin banyak orang dilibatkan,
semakin sulit untuk melakukan kerjasama dan semakin sulit untuk
melakukan koordinasi sehingga permasalahan yang timbul juga
semakin besar.
BAB 3
STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI
6
Struktur organisasi mengatur sistem koordinasi tugas,
mekanisme dan pola interaksi dari suatu organisasi. Menurut
Robbin struktur ini terdiri dari tiga komponen yaitu:
1. Kompleksitas
2. Formalisasi
3. Sentralisasi
Pengorganisasian ( Organizing ) adalah proses penyusunan struktur
organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki,
dan lingkungan yang melingkupinya. Di sini akan dijelaskan struktur
organisasi menurut Henry Mintzberg
Ada 5 fungsi dasar organisasi:
1. Strategic apex:
Bertanggungjawab terhadap keseluruhan organisasi dengan meyakinkan
bahwa organisasi bisa melaksanakan misinya secara efektif, melalui
supervisi langsung, memantau perkembangan lingkungan, formulasi
strategi.
7
2. Middle line:
a. Menghubungkan strategic apex dengan operating core
b. Tugas yang berhubungan dengan strategic apex adalah memberikan
feedback kinerja di unitnya, memberi usulan perubahan cara
operasi, pengambilan keputusan tentang masalah di unitnya
c. Tugas yang berhubungan dengan operating core adalah
pengalokasian sumber daya di unitnya, penerapan peraturan dan
rencana
3. Operating core:
Mentransformasi input melalui proses menjadi output.
4. Technostructure:
a. Terdiri dari para ahli atau spesialis
b. Bertugas untuk mempengaruhi cara kerja unit atau karyawan lain
agar lebih efektif
c. Mendesain cara terbaik dalam menyelesaikan pekerjaan organisasi
5. Support staff:
Melaksanakan tugas yang tidak berhubungan langsung dengan fungsi
operating core, akan tetapi menyediakan dukungan tidak langsung untuk
terlaksananya misi
Faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi:
1. Strategi organisasi
Strategi akan menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran
komunikasi dapat disusun diantara para manajer dan bawahan
8
2. Teknologi
3. Anggota (karyawan) dan orang yang terlibat
4. Ukuran organisasi
Desain organisasi adalah penentuan struktur organisasi yang paling
memadai untuk strategi, orang, teknologidan tugas organisasi. Desain
organisasi (organizational design) merupakan proses memilih dan
mengimplementasikan struktur yang terbaik untuk mengelola sumber-sumber
untuk mencapai tujuan. Sasaran desain organisasi adalah menggunakan
struktur yang memberikan fasilitas pengimplementasian strategi. Desain
organisasi dapat juga dinyatakan sebagi proses pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan
strategi untuk organisasi dan lingkungan tempat anggota organisasi
melaksanakan strategi tersebut. Desain organisasi menuntut manajer untuk
melihat secara bersamaan ke dalam organisasi dan ke luar organisasi. Ada
empat bagian untuk membangun desain organisasi, yaitu pembagian kerja,
departementalisasi, hirarki dan koordinasi. Manajer hendaknya memandang
desain organisasi sebagai pemecahan masalah dan mengikuti tujuan
organisasi dengan gaya situasional atau kontingensi, yaitu struktur yang ada
didesain untuk menyesuaikan keadaan organisasi atau sub unitnya yang
unik.
Beberapa macam desain organisasi :
1. Bentuk sederhana
9
a. Mekanisme koordinasi terpenting: supervisi langsung
b. Bagian utama organisasi: puncak strategi
c. Parameter rancangan organisasi: sentralisasi, struktur organik
2. Bentuk birokrasi mesin
a. Mekanisme koordinasi terpenting: standardisasi proses kerja
b. Bagian utama organisasi: teknostruktur
c. Parameter rancangan organisasi: pengelompokan
fungsional,sentralisasi vertikal, desentralisasi horisontal terbatas
3. Bentuk birokrasi profesional
a. Mekanisme koordinasi terpenting: standardisasi input
b. Bagian utama organisasi: operating core
c. Parameter rancangan organisasi: spesialisasi horisontal,
desentralisasi vertikal dan horizontal
4. Bentuk divisi
a. Mekanisme koordinasi terpenting: standardisasi output
b. Bagian utama organisasi: manajemen lini
c. Parameter rancangan organisasi: pengelompokan berdasarkan
pangsa pasar, desentralisasi vertikal terbatas.
5. Bentuk Adokrasi
a. Mekanisme koordinasi terpenting: saling penyesuaian
b. Bagian utama organisasi: staf pendukung (pada adhokrasi
administratif), operating core (pada adhokrasi operasional)
c. Parameter rancangan organisasi: sentralisasi, struktur organik
10
Bentuk organisasi menurut Hill & Jones (1975)
BENTUK ORGANISASI KARAKTERISTIK ORGANISASI
Struktur sederhana Hanya dikelola oleh satu atau beberapa orang yang
melakukan semua fungsi manajemen, tidak ada
pembagian tugas, wewenang kurang jelas,
diferensiasi horisontal yang rendah karena setiap
karyawan melakukan berbagai macam tugas
Struktur fungsi Anggota organisasi dikelompokkan ke dalam
kelompok atau unit atau divisi berdasarkan
kesamaan keahlian, pengalaman, ketrampilan, atau
manfaat sumber yang sama
Struktur multidivisional Setiap produk ditempatkan ke dalam suatu unit
atau divisi mandiri, dan setiap unit atau divisi
memiliki fungsi yang diperlukan untuk mendukung
kegiatan
Struktur matriks Memiliki dua diferensiasi, yaitu diferensiasi vertikal
dan horisontal secara bersamaan. Setiap anggota
memiliki dua pimpinan, yaitu pimpinan fungsional
dan pimpinan proyek
Struktur tim produk Pembagian tugas disebar menurut produk atau
proyek untuk mengurangi biaya birokrasi dan untuk
11
meningkatkan kemampuan manajemen untuk
memonitor dan mengendalikan
Struktur geografi Mengelompokkan fungsi menurut letak
geografisnya
Sedangkan pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan.
a. Bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada di tangan satu orang,
semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu
orang.
b. Bentuk jamak, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang
terdiri dari beberapa orang, semua kekuasaan dan tanggung jawab
dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan.
2. Berdasarkan saluran wewenang
Bentuk organisasi ini meliputi:
a. Bentuk organisasi jalur, kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan
organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang memimpin unit-
unit dalam organisasi
b. Bentuk organisasi fungsional, organisasi yang wewenang dari pucuk
pimpinan dilimpahkan pada satuan organisasi dibawahnya dalam
bidang pekerjaan tertentu
12
c. Bentuk organisasi jalur dan staff, dalam organisasi ini pucuk pimpinan
dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu
pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi
d. Bentuk fungsional dan staff adalah organisasi yang wewenang dari
pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan organisasi dibawahnya
dalam bidang pekerjaan tertentu. Pimpinan tiap bidang kerja dapat
memrintah semua pelaksana yang ada menyangkut bidang kerjanya.
e. Bentuk organisasi fungsional dan jalur
f. Bentuk organisasi jalur, fungsional dan staff
3. Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu:
a. Organisasi formal adalah organisasi yang diatur secara resmi,
seperti: organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum
b. Organisasi informal adalah organisasi yang terbentuk karena
hubungan bersifat pribadi, antara lain kesamaan minat atau hobi,
dan lainnya.
c. Organisasi non formal
4. Berdasarkan tujuan.
Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu:
a. Organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau profit oriented
b. Organisasi sosial atau non-profit oriented
5. Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu:
a. Organisasi pendidikan
b. Organisasi kesehatan
13
c. Organisasi pertanian
d. Organisasi keagamaan dan lain lain.
6. Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu:
a. Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan
b. Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik
c. Organisasi yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja
d. Organisasi pemelihara, misalnya organisasi peduli lingkungan
7. Berdasarkan pihak yang memakai manfaat
Organisasi ini meliputi:
a. Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya
terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi
b. Service organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati
oleh pelanggan, misalnya bank
c. Business Organization organisasi yang bergerak dalam dunia usaha,
seperti perusahaan-perusahaan
d. Commonwealth organization, adalah organisasi yang
kemanfaatannya terutama dinikmati oleh masyarakat umum, seperti
organisasi pelayanan kesehatan, contohnya rumah sakit,
Puskesmas, PLN dan lain-lain.
e. Salah satu prinsip organisasi adalah fleksibilitas, artinya organisasi
senantiasa dinamis sesuai dengan dinamika yang ada dalam
organisasi dan juga harus memperhatikan perubahan dari luar
organisasi atau lingkungan dimana organisasi berada..
14
BAB 4
PRINSIP DAN AZAS ORGANISASI
15
Salah satu dukungan agar organisasi dapat berjalan dengan
baik adalah penerapan azas dan prinsip organisasi dalam setiap
kegiatan keorganisasian. Azas dan prinsip tersebut harus dipahami
oleh setiap pelaku dalam organisasi. Adapun azas dan prinsip
organisasi ini telah banyak disampaikan oleh banyak ahli, antara
lain:
1. Prinsip dan Asas Organisasi menurut Henry Fayol :
a. Division of work (pembagian kerja)
Pekerjaan harus dibagi dan dipilah lagi menjadi unsur-unsur terkecil
yang layak, bertujuan untuk memperoleh manfaat dari spesialisasi.
b. Authority and Responsibility (wewenang dan tanggungjawab)
Setiap pemegang tugas harus diberikan wewenang yang cukup untuk
melaksanakan tanggungjawab dari tugas yang dipercayakan.
c. Discipline (disiplin)
Karyawan harus mematuhi kesepakatan apapun yang dinyatakan
secara jelas antara mereka dan organisasi.
d. Unity of command (kesatuan perintah)
Karyawan harus menerima perintah dari dan bertanggungjawab
kepada seorang atasan saja.
e. Unity of direction (kesatuan arah)
16
Kegiatan-kegiatan yang mempunyai maksud yang sama
harusdikelompokkan bersama dan bekerja berdasarkan rencana
yang sama.
f. Subordination of individual interest to general interest (kepentingan
individu dibawah kepentingan umum)
Kepentingan organisasi harus didahulukan daripada kepentingan
individu.
g. Remuneration/Pay of personal (gaji pegawai)
Upah atau gaji harus didasarkan pada pencapaian tugas yang
dibebankan.
h. Centralization(sentralisasi)
Wewenang dalam organisasi berpusat dan bertumpu pada satu
pimpinan .
i. Scalar chain (rantai Scalar)
Rantai komando yang tak terputus harus ada sebagai saluran untuk
semua pengarahan dan komunikasi.
j. Order (tertib)
Setiap jabatan harus diuraikan sehingga pemegang jabatan
harusdiuraikan sehingga pemegang jabatan dapat memahaminya
dengan jelas termasuk hubungannya dengan tugas-tugas lainnya.
k. Equity (keadilan)
Peraturan dan perjanjian yang telah ditetapkan arus ditegakkan
secara adil.
17
l. Stability of tenure of personnel (kestabilan personalia)
Karyawan harus didorong untuk menciptakan loyalitas kepada
organisasi dan menanamkan komitmen jangka panjang.
m. Initiative (inisiatif)
Karyawan harus didorong untuk melakukan inovasi dan berkreasi
yang bebas dalam batas-batas wewenang yang diberikan dan tugas
yang ditetapkan.
n. Esprit de corp (kesatuan jiwa korporasi)
Karyawan harus didorong untuk menyatukan kepentingannya dengan
kepentingan organisasi sehingga mewujudkan kesatuan upaya.
2. Prinsip dan Asas Organisasi menurut Harold Koontz & Cyrill O’Donell :
a. The purpose of organizing (tujuan pengorganisasian)
1) Azas kesatuan tujuan
2) Azas efisiensi
b. The cause of organizing (penyebab pengorganisasian)
1) Azas rentang kendali
c. The structure of organizing authority (struktur organisasi
wewenang)
1) Azas jenjang
2) Azas pelimpahan
3) Azas kemutlakan dan tanggungjawab
4) Azas keseimbangan wewenang dan tanggungjawab
5) Azas kesatuan perintah
18
6) Azas jenjang wewenang
d. The structure of organizing departmentized activities (struktur
organisasi aktifitas departemenisasi)
1) Azas pembagian kerja
2) Azas pembatasan fungsi
3) Azas pemisahan
e. The process of organizing departmentized activities (proses
pengorganisasian)
1) Azas keseimbangan
2) Azas fleksibilitas
3) Azas kemampuan kepemimpinan
19
BAB 5
TEORI ORGANISASI
Dalam teori organisasi terdapat bermacam carapandang,
pendekatan, ajaran, tinjauan atau konsepsi. Masing-masing
carapandang tidak ada yang memiliki kebenaran mutlak. Berbagai
carapandang harus dipakai saling melengkapi agar mampu
memberikan solusi dalam permasalahan organisasi.
Carapandang yang sering dipakai:
1. Carapandang klasik
2. Carapandang hubungan kerja kemanusiaan
3. Carapandang matematika
4. Carapandang pembuatan keputusan
5. Carapandang sistem
6. Carapandang kontingensi
7. Carapandang kepemimpinan
8. Carapandang budaya organisasi
1. Carapandang Klasik
Berlandaskan pada penelitian dan percobaan, yang
kemudian disusun berbagai azas organisasi. Biasanya cara
pandang ini digunakan organisasi yang sukar bergerak, kaku,
20
tidak mudah berubah, mematikan inisiatif dan kreatifitas.
Tetapi dengan pendekatan klasik akan dapat diciptakan
organisasi yang stabil, teratur dan rasional. Dalam cara
pandang klasik dikenal adanya organisasi model birokrasi yaitu
organisasi yang menerapkan dengan sepenuhnya berbagai
azas organisasi.
Fred Luthans mengemukakan ciri–ciri birokrasi dengan lebih
sederhana:
a. Spesialisasi dan pembagian kerja
b. Kedudukan disusun dalam jenjang
c. Sistem peraturan abstrak
d. Hubungan yang tidak mengenal orang–orang tertentu
2. Carapandang Hubungan Kerja Kemanusiaan
Carapandang ini pendekatannya lebih mengutamakan
faktor manusia, di mana orang akan dapat bekerja sama
denang baik apabila ada saling pengertian antar mereka atau
keserasian hubungan antar pribadi dalam suasana
kekeluargaan. Dalam organisasi digunakan model hubungan
formal, informal dan non-formal.
3. Carapandang Matematika
Berlandaskan suatu pemikiran berbagai azas organisasi,
berbagai fungsi manajemen merupakan pola rasional dan logis.
21
Oleh karena itu masalah yang timbul dalam organisasi dapat
dipecahkan secara matematika dan berdasarkan logika.
Carapandang ini disebut juga cara pandang kuantitatif
4. Cara pandang Pembuatan Keputusan
Salah seorang pelopornya adalah Herbert A. Simon,
bahwa para pejabat dalam organisasi bukanlah peralatan
mekanis dan proses pemecahan masalah manusia serta
mekanisme pembuatan keputusan merupakan pokok perilaku
organisasi. Cara pandang ini mengutamakan proses rangkaian
kegiatan penataan untuk melakukan pemilihan diantara
berbagai kemungkinan untuk menyelesaikan persoalan,
pertentangan, kebimbangan dalam kerjasama kelompok untuk
mencapai tujuan.
Nasehat Peter Drucker:
a. Jangan menganggap suatu keputusan sebagai suatu
kesulitan atau beban melainkan harus sebagai suatu
kesempatan
b. Jangan mengharapkan resiko akan habis, sebab tiada
keputusan tanpa resiko
c. Jangan menggantungkan diri pada faktasaja, keputusan
juga harus didasarkan pada dugaan, ramalan atau
pertimbangan
22
d. Jangan seketika mengharapkan jawaban yang
benar,melainkan buatlah beberapa pilihan
5. Carapandang Sistem
Merupakan perpaduan berbagai faktor yang saling
berhubungan dan saling bergantung yang terikat oleh azas –
azas tertentu dalam rangka pencapaian
tujuan.Organisasidianggap merupakan sistem terbuka yang
selalu terdapat input, pengolahan, output dan umpan balik dari
dan ke lingkungannya. Ini menciptakan interaksi yang saling
menyesuaikan dan menguntungkan.
6. Carapandang Kontingensi
Carapandang ini berpendapat bahwa tiap – tiap
organisasi tentu menghadapi masalah khusus yang organisasi
lain tidak menghadapinya sehingga sebenarnya tidak ada
carapandang terbaik yang berlaku untuk segala jenis
organisasi. Oleh karena itu, struktur dan desain organisasi bisa
berubah sesuai situasi dan kondisi lingkungan atau tidak
bersifat statis.
7. Carapandang Kepemimpinan
Carapandang ini berlandaskan pemikiran bahwa maju
mundurnya organisasi, dinamis statisnya organisasi, tumbuh
23
kembangnya, hidup matinya, tercapai tidaknya tujuan
organisasi ditentukan oleh tepat tidaknya kepemimpinan yang
diterapkan dalam organisasi. Kepemimpinan merupakan
rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan
mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar
bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
8. Carapandang Budaya Organisasi
Carapandang budaya organisasi adalah mengenai
keseluruhan nilai, norma, kepercayaan, pengertian, anggapan,
harapan, pandangan yang dibuat, dikembangkan untuk
digunakan sebagai petunjuk dalam bersikap atau berperilaku
dalam organisasi. Budaya organisasi yang kuat yaitu budaya
organisasi positif yang benar –benar dianut oleh segenap
pelaku organisasi akan mempertinggi kesungguhan kerja para
pelakunya.
24
BAB 6
EVOLUSI TEORI ORGANISASI
Terdapat dua dimensi teori organisasi, di mana setiap dimensi
mempunyai perspektif yang saling bertentangan. Dimensi pertama
merefleksikan bahwa organisasi merupakan sistem. Sebelum tahun 1960,
teori organisasi didominasi oleh perspektif sistem tertutup yaitu yang berdiri
25
sendiri dan tidak mempunyai pengaruh terhadap lingkungannya. Pada era
berikutnya, perspektif sistem terbuka mulai diterima di mana pendekatan
yang menekankan pentingnya suatu organisasi memperhatikan proses yang
terjadi di lingkungan ekstern.
Dimensi kedua berhubungan dengan hasil akhir dari struktur
organisasi. Perspektif rasional menyatakan bahwa struktur organisasi adalah
alat mencapai tujuan organisasi, sedangkan perspektif sosial menyatakan
struktur organisasi sebagai hasil utama dari para pelaku organisasi yang
mencari kendali dan kekuasaan.
Evolusi Teori Organisasi Kontemporer
Kerangka Waktu 1900-1930 1930-1960 1960-1975 > 1975
Perspektif sistem Tertutup Tertutup Terbuka Terbuka
Perspektif tujuan Rasional Sosial Rasional Sosial
Tema utama Efisiensi Orang dan Desain Kekuasaan
mekanis Hub Manusia kontingensi dan politik
Klasifikasi teori Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Tipe 4
Berdasarkan W Richard Scott,"Theoritical Perspectives"dalam Marshall W Meyer, ed. Environment and Organizations San Fransisco:Jossey Bass Publisher (1978)
26
Teoretikus tipe 1 menyatakan bahwa perhatian utama adalah pada
pencapaian efisiensi dalam fungsi intern organisasi.Saat tersebut organisasi
dianggap sebagai alat mekanis untuk mencapai tujuan.
Teoretikus tipe 2 lebih menekankan hubungan informal antar manusia
dan motivasi non-ekonomis. Manajemen merancang pola hubungan status,
norma dan persahabatan informal demi memenuhi kebutuhan sosial pelaku
organisasi.
Teoretikus tipe 3 kembali memandang organisasi sebagai alat
mencapai tujuan tetapi berkonsentrasi pada sasaran, teknologi dan
ketakpastian lingkungan sebagai variabel kontingensi. Variabel Ini yang akan
dipertimbangkan untuk menyesuaikan perubahan struktur organisasi.
Teoretikus tipe 4 menggunakan pendekatan bahwa struktur organisasi
bukanlah usaha rasional para manajer melainkan hasil pertarungan politis
antara koalisi-koalisi dalam organisasi untuk memperoleh kontrol.
BAB 7
27
PERILAKU ORGANISASI
1. Pengertian
Pengertian perilaku organisasi oleh beberapa ahli dijelaskan
secara berbeda, seperti yang dijelaskan oleh John R .Schermerhorn
(1996) berpendapat bahwa “organizational behavior is the study of
individuals and groups in organizations” . Senada dengan pendapat
diatas, Stephen P. Robbins (2003) dalam bukunya Organizational
Behavior, menyatakan bahwa “organizational behavior is a field of study
that investigates the impact of individuals, groups, and structure have on
behavior within organizations for the purpose of applying such
knowledge toward improving an organization’s effectiveness” yang
artinya bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
menyelidiki suatu pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok
dan struktur terhadap perilaku (manusia) dalam suatu organisasi
dengan tujuan menerapkan pengetahuan yang didapat untuk
meningkatkan efektivitas suatu organisasi.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa perilaku organisasi (Organization Behavior) adalah studi
mengenai apa yang dilakukan individu dalam suatu organisasi dan
bagaimana perilaku itu mempengaruhi kinerja organisasi. Perilaku
organisasi mengajarkan tiga faktor penentu perilaku dalam organisasi
adalah individu, kelompok dan struktur.
28
2. Disiplin Ilmu yang mendukung Perilaku Organisasi
Perilaku Organisasi merupakan suatu ilmu perilaku terapan
yang dibangun atas sumbangan dari sejumlah disiplin ilmu perilaku.
Bidang ilmu yang menonjol dalam perilaku organisasi adalah psikologi
dan psikologi sosial, sosiologi, dan antropologi. Psikologi memberi
kontribusi terutama pada tingkat analisis individual atau mikro
sedangkan keempat disiplin ilmu yang lain menyumbang pada
pemahaman kita terhadap konsep makro seperti proses kelompok dan
organisasi
a. Psikologi
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,
menjelaskan dan kadang mengubah perilaku manusia.Para
psikolog lebih memfokuskan dalam mempelajari dan berusaha
memahami perilaku individual termasuk individu dalam suatu
organisasi yang dikenal dengan psikologi industri dan organisasi.
Para psikolog industri/organisasi pada awalnya lebih
memperhatikan masalah kelelahan , kebosanan dan faktor-faktor
lain yang relevan dengan kondisi kerja dapat mengurangi kinerja
yang efisien. Baru-baru ini kontribusi dari psikologi telah diperluas
mencakup: pengetahuan, persepsi, kepribadian, emosi, pelatihan,
keefektifan kepemimpinan, motivasi, kepuasan kerja, proses
29
pembuatan keputusan, penghargaan kinerja, seleksi karyawan,
desain pekerjaan dan stress pekerjaan
b. Psikologi Sosial
Bidang dalam psikologi namun memadukan konsep baik dari
psikologi dan sosiologi. Psikologi social memfokuskan pada
pengaruh seseorang terhadap orang lain. Kontribusi psikologi
sosial dalam perilaku organisasi adalah; pengukuran, pemahaman
dan perubahan sikap, pola komunikasi, dan pembangunan
kepercayaan.
c. Sosiologi
Bila ilmu psikologi memfokuskan pada individu, sosiologi
mempelajari manusia hubungannya dengan lingkungan social dan
kulturnya. Sosiolog memberikan kontribusi dalam PO melalui studi
terhadap perilaku kelompok dalam organisasi, terutama organisasi
formal dan rumit, Kontribusi lainnya adalah tentang kultur
organisasi,stuktur dan teori organisi formal, komunikasi, kekuatan
dan konflik
d. Antropologi
.Adalah studi kemasyarakatan untuk mempelajari manusia dan
kegiatannya. Kontribusi antropologi misalnya membantu kita
memahami perbedaan –perbedaan nilai fundamental, sikap dan
perilaku orang pada organisasi yang berbeda. Antropologi
30
memberikan kita pemahaman mengenai budaya organisasi dan
lingkungan organisasi.
3. Variabel –variabel yang mempengaruhi Perilaku Organisasi
Ilmu pengetahuan PO dikembangkan dengan mengambil
konsep umum dan menerapkannya dalam situasi, individu atau
kelompok tertentu. Konsep PO harus mencerminkan kondisi yang
situasional atau mempunyai banyak kemungkinan. Kondisi atau faktor
situasional tersebut adalah variable kontijensi ( contingency variable )
yaitu variable – variable yang meninjau hubungan antara dua variabel
atau lebih
a. Variabel Dependen
Variabel Dependen adalah faktor utama yang diprediksikan dan
dipengaruhi oleh faktor lain. Variabel dependen yang utama dalam
PO adalah :
1) Produktifitas (productivity)
Ukuran kinerja yang mencakup efektifitas dan efisiensi. Suatu
organisasi adalah produktif jika organisasi itu mencapai tujuan-
tujuannya dan mencapainya dengan merubah masukan
menjadi keluaran dengan biaya paling rendah, dengan
mengetahui faktor apa yang mempengaruhi efektifitas dan
efisiensi individu, kelompok dan organisasi secara keselurahan
31
2) Ketidakhadiran / mangkir (absenteeism)
Ketidak hadiran di kantor tanpa izin. Mangkir merupakan
kerugian dan gangguan yang sangat besar bagi pemberi
kerja.Sulit bagi suatu organisasi untuk beroperasi dengan
lancar dan mencapai tujuannya.Tingkat kemangkiran diluar
batas normal dalam organisasi manapun memiliki pengaruh
langsung terhadap efektifitas dan efisiensi organisasi tersebut.
3) Perputaran karyawan (employee turnover)
Adalah pengunduran diri permanent secara sukarela maupun
tidak dari suatu organisasi.Angka perputaran karyawan yang
tinggi menyebabkan bengkaknya biaya perekrutan, seleksi dan
pelatihan.
4) Kepuasan kerja(Job satisfaction)
Yaitu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang
merupakan hasil dari evaluasi karakteristiknya.
5) Perilaku sukarela yang melanggar norma – norma
organisasi yang signifikan dan mengancam kesejahteraan atau
mengganggu anggotanya.
Norma – norma tersebut adalah kebijakan perusahaan atau
organisasi tentang peraturan – peraturan yang harus dipatuhi.
Perilaku yang menyimpang di tempat kerja merupakan bentuk
ketidakpuasan dan bentuknya dapat berbagai macam cara,
32
dari hal hal yang kecil misalnya mengeraskan musik di tempat
kerja sampai pelanggaran berat lainnya.
6) Perilaku Kewargaan Organisasi (Organizational
Citizenship Behavior)
Adalah perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari
kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun membantu
berfungsinya organisasi secara efektif. Organisasi yang sukses
membutuhkan dan menginginkan karyawan yang melakukan
lebih dari sekedar tugas biasa mereka atau tugas yang tidak
tercantum dalam deskripsi tugasnya.
b. Variabel Independen
Apakah faktor penentu dari produktifitas, ketidakhadiran atau
mangkir, perputaran karyawan, kepuasan kerja, perilaku
menyimpang di tempat kerja dan perilaku kewargaan organisasi
tersebut diatas. Variabel independen adalah sebab yang
diperkirakan dari beberapa perubahan dalam variabel dependen.
Variabel independen tersebut meliputi :
1) Variabel tingkat individu
Karakteristik individual misalnya usia, gender, karakteristik
pribadi, emosi, sikap , kemampuan dasar dan lain-lain
mempunyai pengaruh yang sangat nyata pada organisasi
33
2) Variabel tingkat kelompok
Perilaku individu dalam kelompok yang berusaha untuk
menampilkan standar perilaku yang bisa diterima di kelompok.
3) Variabel tingkat organisasi
Perilaku organisasi mencapai tingkat yang paling canggih
ketika menambahkan struktur formal , desain organisasi,
kebijakan dan praktik SDM organisasi dan lain-lain.
34
BAB 8
BUDAYA ORGANISASI
1. Pengertian
Pengertian budaya organisasi banyak dikemukakan oleh beberapa ahli,
antara lain:
a. Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn
(2001): budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai
yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun
perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.
b. Menurut Robbins (1996): budaya organisasi adalah suatu persepsi
bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.
c. Menurut Schein (1992): budaya organisasi adalah pola dasar yang
diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah,
membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan
dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus
diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai
suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan
masalah yang dihadapi.
d. Menurut Cushway dan Lodge (2000): budaya organisasi merupakan
sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan
dilakukan dan cara para karyawan berperilaku.
35
2. Karakteristik Budaya Organisasi
Terdapat banyak dimensi yang membedakan budaya. Dimensi yang
digunakan untuk membedakan budaya organisasi, menurut Robbins
(1996), (dalam Sophia, 2008), ada tujuh karakteristik primer, yang
secara bersama – sama menangkap hakikat budaya organisasi, yaitu :
a. Inovation and Risk (Inovasi dan keberanian mengambil resiko)
Sejauh mana para karyawan didorong untuk berinovasi dan
berani mengambil resiko.
b. Attention to detail (Perhatian ke hal yang rinci)
Sejauh mana para karyawan diharapkan mau memperlihatkan
kecermatan, analisis dan perhatian kepada rincian.
c. Outcome Orientation (Berorientasi pada hasil)
Sejauh mana manajemen fokus pada hasil , bukan pada teknik
dan proses yang digunakan untuk mendapat hasil tersebut.
d. People Orientation (Berorientasi kepada manusia)
Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil
pada orang – orang di dalam organisasi tersebut.
e. Team Orientation (Berorientasi pada tim)
Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan dalam tim – tim kerja,
bukannya individu – individu
f. Aggressiveness (Keagresifan )
36
Sejauh mana orang – orang dalam organisasi tersebut agresif dan
kompetitif, bukan bersantai
g. Stability (Stabilitas / Kemantapan)
Sejauh mana kegiatan organisasi menekan dipertahankannya
status quo sebagai lawan dari pertumbuhan atau inovasi.
Luthans (1998) dalam Sophia (2008) menyebutkan sejumlah
karakteristik yang penting dari budaya organisasi, yang meliputi:
a. Aturan – aturan perilaku
Yaitu bahasa, terminologi dan ritual yang biasa dipergunakan oleh
anggota organisasi
b. Norma
Adalah standar perilaku yang meliputi petunjuk bagaimana
melakukan sesuatu. Lebih jauh di masyarakat kita kenal
adanya norma agama, norma sosial, norma susila, norma adat, dll.
c. Nilai – nilai dominan
Adalah nilai utama yang diharapkan dari organisasi untuk
dikerjakan oleh para anggota, misalnya tingginya kualitas produk,
rendahnya tingkat absensi, tingginya produktivitas dan efisiensi,
serta tingginya disiplin kerja.
d. Filosofi
Adalah kebijakan yang dipercaya organisasi tentang hal – hal yang
disukai para karyawan dan pelanggannya, seperti “Kepuasan anda
adalah harapan kami”, “Konsumen adalah Raja”, dll.
37
e. Peraturan – peraturan
Adalah aturan yang tegas dari organisasi. Pegawai baru harus
memelajari peraturan ini agar keberadaannya dapat diterima di
dalam organisasi.
f. Iklim organisasi
Adalah keseluruhan “perasaan” yang meliputi hal – hal fisik,
bagaimana para anggota berinteraksi dan bagaimana para
anggota organisasi mengendalikan diri dalam berhubungan
dengan kastemer atau pihak luar organisasi.
3. Berbagai bentuk budaya organisasi
Menurut Schein budaya organisasi tidak hanya terdiri dari asumsi
dasar tetapi juga elemen-elemen lain yang lebih kasat mata yang
mudah diamati oleh orang-orang di luar organisasi. Setiap elemen
mempunyai karakeristik tersendiri meski keberadaan elemen-elemen
ersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Elemen-
elemen inilah yang secara bersama-sama membentuk budaya.
F. Landa Jocano menyatakan bahwa budaya organisasi terdiri dari dua
elemen utama yaitu elemen yang bersifat idealistik dan elemen yang
bersifat behavioral. Masing-masing elemen kemudian dapat diuraikan
ke dalam elemen-elemen yang lebih spesifik seperti tampak pada
tabel 1.
38
Elemen-elemen tersebut secara umum meliputi Elemen Idealistik
dan Elemen Behavioral, seperti dijelaskan sebagai berikut:
a. Elemen Idealistik
Dikatakan idealistik karena elemen ini menjadi ideologi
organisasi yang tidak mudah berubah, meskipun secara natural
organisasi harus selalu berubah dan beradaptasi dengan
lingkungannya. Elemen ini juga bersifat terselubung (elusive), tidak
tampak ke permukaaan (hidden) dan hanya orang-orang tertentu
saja (biasanya elite organisasi) yang tahu apa sesungguhnya
ideologi mereka dan mengapa organisasi tersebut didirikan.
Tabel 1. Elemen Budaya Organisasi menurut Berbagai Sumber
SUMBER ELEMEN BUDAYA ORGANISASI
F. Landa
Jocano
(1988,1990)
IDEALISTIK BEHAVIORAL
Stanley
Davis (1984)Guiding Belief Daily Belief
Geert
Hofstede
(1980,1997)
Nilai-nilai OrganisasiPraktik-praktik
Manajemen
Edgar
Schein
Asumsi Dasar Nilai-nilai Organisasi Artefak
39
(1985,1997)
Denise
Rousseau
(1990)
Asumsi DasarNilai-nilai
Organisasi
Norma
Perilaku
Perilaku
OrganisasiArtefak
Btah
Conculting
Group
(1996)
Motivational Emosional MindsetPerilaku
OrganisasiArtefak
b. Elemen behavioral
Elemen yang bersifat behavioral adalah elemen yang kasat
mata, muncul ke permukaan dalam bentuk perilaku sehari-hari
para anggota organisasi dan bentuk-bentuk lain seperti desain dan
arsitektur organisasi. Elemen ini sering dianggap sebagai
representasi budaya dari suatu organisasi. Davis menyebutnya
sebagai daily belief – praktik sehari-hari sebuah organisasi. Schein
dan Rousseau mengatakan bahwa kebiasaan sehari-hari muncul
dalam bentuk artefak , termasuk di dalamnya adalah perilaku para
anggota organisasi. Artefak dapat berupa bentuk/arsitektur
bangunan, logo, cara berkomunikasi, cara berpakaian, atau cara
bertindak yang dapat dipahami oleh orang di luar organisasi.
Kedua elemen tersebut bukan elemen yang terpisah satu sama
lain, keterkaitan ke dua elemen inilah yang membentuk budaya.
40
Basic Assumption
Hanya saja elemen behavioral lebih rentan terhadap perubahan
dibandingkan dengan elemen idealistik, karena elemen behavioral
bersinggungan langsung dengan lingkungan eksternal organisasi.
Sedangkan elemen idealistik jarang mengalami perubahan di
samping karena menjadi falsafah hidup organisasi juga karena
letaknya terselubung. Gambaran tingkat sensitivitas masing-
masing elemen budaya organisasi terhadap kemungkinan terjadi
perubahan diberikan oleh Chatab (2007) seperti tampilan pada
gambar 4 sebagai berikut.
Gambar 4. Hirarki Budaya Organisasi
Artefak sebagai komponen budaya paling luar merupakan
komponen yang paling mudah berubah, sedangkan asumsi dasar
merupakan komponen yang paling tidak mudah berubah.
Basic Assumption / anggapan dasar
41
Kepedulian budaya pada tingkat paling dalam ini adalah
praanggapan dasar di bawah sadar dan sekaligus keadaan yang
diterima tentang bagaimana persoalan keorganisasian seharusnya
dipecahkan. Memberitahu para anggota organisasi bagaimana
merasakan, berpikir danadanya sentuhan tentang banyak hal di
dalam organisasi
Values
Mencakup values/nilai-nilai tentang sebaiknya menjadi apa di
dalam organisasi. Memberitahu para anggota organisasi apa yang
penting dan berharga di dalam organisasi dan apa yang mereka
butuhkan untuk memberi perhatian (pay attention). Berperan
sebagai sumber inspirasi kekuatan, motivasi dan pendorong
seseorang dalam mengambil sikap, tindakan dan keputusan, serta
bahkan dalam menggerakkan dan mengendalikan perilaku
sesorang dalam upaya pembentukan Corporate Culture. Misal,
value yang dianut adalah customer service maka anggota
organisasi akan memberi perhatian yang kuat/lebih penting
bagaimana pelanggan diperlakukan dengan baik.
Norms/Norma
Peran norma adalah menuntun bagaimana para anggota
organisasi seharusnya berkelalkuan di dalam situasi tertentu. Hal
ini menggambarkan peraturan yang tidak tertulis (tidak harus
42
tertulis) dari perilaku. Misal, Para pegawai jangan mengkritik
bosnya di depan publik ! Itulah norma.
Norma yang diformalkan ditulis dalam bentuk Standar Operasional
Prosedur (SOP) atau peraturan agar para anggota organisasi
mengikuti dan mematuhinya.
Artifacts/artefak
Dapat dikatakan bahwa artefak merupakan pintu masuk bagi
orang luar untuk memahami budaya sebuah organisasi. Artefak
merupakan elemen budaya organisasi yang bersinggungan secara
langsung dengan lingkungan eksternal. Itulah sebabnya bagi
orang luar organisasi, jika ingin memahami budaya sebuah
organisasi yang pertama-tama mereka lakukan adalah memahami
artefaknya. Dengan mengobservasi, mendeteksi, atau mengamati
bagian luar organisasi yang kasat mata orang luar dapat
menyimpulkan seperti apa budaya sebuah organisasi.
4. Peranan Budaya Organisasi dalam Organisasi
Berkaitan dengan peran budaya organisasi dalam organisasi, beberapa
pakar menyampaikannya sebagai berikut :
Menurut Robbins (1996) dalam Abdullah (2007) menyebutkan peran
penting budaya organisasi adalah :
a. Menetapkan batasan dalam menegaskan posisi organisasi secara
berkesinambungan;
43
b. Mencetuskan atau menunjukkan identitas diri para anggota
organisasi;
c. Mewakili kepentingan orang banyak;
d. Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas daripada
kepentingan individual seseorang;
e. Meningkatkan stabilitas sosial;
f. Menyediakan mekanisme pengawasan yang dapat menuntun,
membentuk tingkah laku anggota organisasi dan sekaligus
menunjukkan hal-hal apa saja yang dilarang dan diperbolehkan
untuk dilakukan dalam organisasi.
Selanjutnya menurut McKinsey & Company (1986) dalam
Moeljono (2005), ada tujuh variable berpengaruh terhadap kesuksesan
suatu organisasi yang terangkum dalam 7-S McKinsey seperti terlihat
dalam gambar 2 berikut, yaitu strategi dan struktur (hardware of
organization) serta gaya (style), karyawan (system, staff), kemampuan,
(skills), budaya organisasi (share value) yang merupakan software of
organization.
44
Gambar 2, Sumber : Moeljono (2005), p.25
7-S McKinsey Framework
Robert Kreitner dan Angelo Kunicki (1992) dalam Sophia (2008)
menggambarkan sebuah model kinerja individu/organisasi dalam
kaitannya dengan budaya organisasi, yaitu sebagai berikut :
Gambar 3, Sumber : Sophia (2008)
45
Struktur
System Nilai/Buday
a
SDM
Kemampuan
Gaya
StrategiSistem
Kultur Nasional : Nilai, Sikap, Keyakinan, Adat Istiadat, Kepercayaan & Bahasa
Kinerja Individu : Kualitas Kuantitas Efektifitas Efisiensi
Kultur Organisasi : Nilai, Norma, Kebiasaan dalam Organisasi
Efektifitas Organisasi : Kepuasan Pengembangan Efisiensi Kemampuan
.
Jika perusahaan memiliki budaya organisasi yang baik maka kepuasan
kerja akan menjadi tinggi dan berdampak pada peningkatan kinerja.
Sebaliknya, jika budaya organisasi tidak sehat maka hal itu akan
memicu penurunan kinerja individu anggota organisasi.
Ada tiga hal yang menjadi kunci penentu keberhasilan organisasi besar
dalam menerapkan budaya organisasi, yaitu:
a. Organisasi memiliki nilai yang jelas tersebar luas di dalam
organisasi dan dilaksanakan sebagai landasan dalam praktik-
praktik manajemen untuk membangun kemampuan bersaing.
b. Adanya keselarasan dan konsistensi dalam praktik dengan nilai-
nilai inti.
c. Adanya pimpinan yang memastikan bahwa nilai-nilai selalu
terpelihara dan secara konstan menjadi nyata di dalam
mengelola organisasi.
Performance Engineering Group (2002) memberikan model
keselarasan di dalam organisasi dimana di dalam model ini dijelaskan
bahwa apabila organisasi hanya terfokus pada sisi strategik, dan kurang
kongruen antara strategik dan budaya maka organisasi akan stagnan
dan akan berkembang birokratik. Sebaliknya bila perusahaan hanya
fokus pada sisi budaya, maka organisasi akan menjadi tempat yang
46
nyaman, tetapi secara cepat akan bangkrut karena tidak memiliki
kemampuan untuk mencapai hasil jangka panjang. Sehingga model ini
memperlihatkan bahwa perhatian organisasi harus sama dan seimbang
antara sisi budaya dan sisi strategik.
47
BAB 9
PENGEMBANGAN ORGANISASI
Dalam masyarakat yang mengitari organisasi dewasa ini, terdapat
banyak isu mengenai perubahan – perubahan dan bagaimana seorang
pribadi atau sekelompok orang dalam suatu organisasi mengatasi desakan
perubahan yang tidak dapat dielakkan sehingga mereka dapat
mempertahankan organisasi mereka agar tetap berlangsung.Meskipun
perubahan adalah kenyataan hidup, apabila manajer dalam suatu organisasi
perusahaan ingin efektif, mereka tidak lagi dapat membiarkan perubahan itu
terjadi sebagaimana adanya.Mereka harus dapat menyusun strategi untuk
merencanakan, mengarahkan, dan mengendalikan perubahan.Akan tetapi
adakalanya satu – satunya jalan menuju efektifitas dan efisiensi adalah
melalui perubahan. Perubahan merupakan salah satu fakta kehidupan dalam
perilaku organisasi. Perubahan yang diintroduksi secara tidak tepat, juga
dapat menyebabkan timbulnya sikap menentang dan tindakan sabotase.
1. Pengertian Pengembangan Organisasi
a. Massie: Perubahan yang terencana dari suatu organisasi termasuk
sistemnya secara menyeluruh, yang diarahkan untuk lebih
meningkatkan efektivitas organisasi secara menyeluruh.
48
b. Koontz: Suatu pendekatan yang sistematis, terpadu dan terencana
untuk lebih meningkatkan efektivitas suatu organisasi.
c. Scanlan: Suatu upaya yang didukung oleh pimpinan untuk
meningkatkan efektivitas sistem (organisasi) secara keseluruhan
melalui serangkaian tindakan yang telah direncanakan.
Dari uraian tersebut diatas dapat disusun definisi pengembangan
organisasi adalah rangkaian kegiatan penataan penyempurnaan yang
dilakukan secara berencana dan terus menerus guna memecahkan berbagai
masalah yang timbul sebagai akibat dari adanya perubahan sehingga
organisasi dapat mengatasi perubahan serta menyesuaikan diri dengan
perubahan dengan menerapkan ilmu perilaku yang dilakukan oleh pejabat
dalam organisasi sendiri atau dengan bantuan ahli luar organisasi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Pengembangan
Organisasi adalah:
a. Merupakan jawaban dari perubahan
b. Merupakan usaha penyesuaian dengan hal – hal yang baru
c.Merupakan usaha berencana
d. Merupakan usaha untuk menyempurnakan organisasi
e. Merupakan kegiatan yang menerapkan ilmu perilaku
f. Merupakan usaha jangka panjang yang dilakukan secara terus
menerus
g. Merupakan usaha memecahkan masalah – masalah yang timbul
49
h. Merupakan usaha yang dapat dilakukan oleh para pejabat dari
dalam organisasi sendiri atau dengan bantuan ahli dari luar
organisasi
2. Tujuan Organisasi
Apabila kita memperhatikan batasan dari pengembangan
organisasi, maka dapat kita pahami bahwa tujuan utamanya adalah
untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Peningkatan efektivitas
lazimnya ditujukan pada penyempurnaan struktur dan proses yang
berlangsung di dalam organisasi tersebut. Penyempurnaan struktur
misalnya, dapat dengan cara menambah, mengurangi, atau
menggabungkan beberapa subordinat. Sedangkan penyempurnaan
proses misalnya pada mekanisme pengambilan keputusan, mekanisme
informasi, atau mekanisme kerjasama. Walaupun titik berat
penyempurnaan dapat berbeda, tetapi setiap penyempurnaan struktur
akan mempengaruhi perubahan proses, begitu juga sebaliknya.
3. Faktor yang mempengaruhi
a. Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor-faktor yang
terdapat di dalam organisasi, misalnya penambahan atau
pengurangan karyawan, penambahan atau pengurangan kegiatan.
Termasuk juga ketidakpuasan karyawan seperti tidak terpenuhinya
kesejahteraan atau ketidakpuasan pimpinan karena tujuan dari
organisasi yang tidak tercapai.
50
b. Faktor Eksternal
Yang dimaksud dengan faktor eksternal disini adalah faktor yang
didapat dari luar, misalnya adanya kebijakan dari pemerintah,
perubahan teknologi, atau perubahan perilaku masyarakt disekitar.
4. Proses Pengembangan Organisasi
Menurut Koontz ada beberapa proses dalam pengembangan organisasi
yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Pengenalan adanya masalah
Pada tahap ini mulai muncul kesadaran bahwa organisasi berjalan
tidak sempurna. Indikatornya adalah dapat berasal dari dalam
organisasi, seperti adanya keresahan karyawan, turunnya semangat
kerja dan rendahnya pelaksanaan tugas dari karyawan.Sedangkan
dari luar, didapatkan adanya keluhan dari pelanggan dan atau
turunnya omset penjualan.
b. Mendiagnosa masalah
Pada tahap ini dilakukan upaya untuk mendiagnosis organisasi,
artinya berupaya menemukan masalah dan penyebab masalah
yang ada dalam organisasi. Sebaiknya dalam mendiagnosis
masalah diundang pihak ketiga, biasanya seorang konsultan.
51
Dengan bantuan tenaga ahli ini, kemudian dilakukan pengumpulan
data yang lengkap untuk kemudian dilanjutkan dengan pengolahan ,
penyajian dan analisisnya.
c. Umpan balik
Hasil dari tahap mendiagnosis harus diumpan balikkan kepada
seluruh karyawan terutama yang bertindak sebagai pimpinan.
Sebaiknya pembahasan dilakukan dalam rapat bersama, kemudian
tenaga ahli yang dihadirkan hanya berperan sebagai fasilitator saja,
bukan sebagai pengambil keputusan.
d. Tahap pengembangan organisasi
Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun strategi
perubahan yang akan dikembangkan ( development of change and
strategy). Diawali dengan penetapan prioritas masalah, prioritas
penyebab masalah, dan kemudian dilanjutkan dengan penetapan
prioritas jalan keluar. Strategi yang akan dikembangkan harus
sesuai dengan prioritas jalan keluar yang telah ditetapkan. Peranan
ahli dalam tahap ini sama halnya seperti dalam tahap umpan balik
yaitu sebagai fasilitator saja.
e. Tahap Intervensi
Setelah strategi perubahan berhasil disusun, dilanjutkan
dengan pelaksanaan strategi yang telah disusun (Intervention).
52
Penyempurnaan yang dilakukan ini dapat terhadap struktur
organisasi dan atau pada proses yang terdapat dalam organisasi.
f. Pengukuran dan penilaian hasil
Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah mengukur dan
menilai hasil pelaksanaan strategi yang telah dicapai (measurement
and evaluation). Apakah dengan struktur organisasi dan / atau
proses yang baru tersebut dapat terjadi perbaikan. Pelaksanaan
pengukuran dan penilaian ini jangan terlalu lama.Waktu yang
terbaik adalah setelah intervensi dilaksanakan selama tiga bulan.
Cara pengukuran dan penilaian ini dapat dilakukan bermacam-
macam cara, antara lain dengan pengumpulan data seperti pada
tahap mendiagnosis organisasi, atau cukup dilakukan dengan
diadakan rapat khusus dengan seluruh karyawan dan pimpinan.
5. Teknik Pengembangan Organisasi
Menurut Fred Luthans ada enam langkah yang perlu dilakukan dalam
upaya pengembangan organisasi, yaitu:
a. Latihan kepekaan (sensitivity training) atau dinamakan pula
pendekatan " T-group", "T" berasal dari kata "Training".
Latihan kepekaan merupakan teknik latihan dalam kelompok
dengan maksud untuk mempertajam daya peka, kecepatan reaksi,
mempertajam perasaan dalam menghadapi berbagai masalah yang
53
timbul.Kelompok kepekaan ada tiga macam, yaitu kelompok tak
kenal, kelompok semi kenal, dan kelompok kenal. Dalam kelompok
tak kenal para peserta latihan berasal dari bermacam-macam
organisasi dan mereka satu sama lain tidak saling kenal. Dalam
kelompok peserta semi kenal peserta latihan berasal dari organisasi
yang sama tetapi lain satuan sehingga ada sebagian yang telah
saling mengenal dan sebagian belum saling mengenal. dalam
kelompok kenal peserta latihan berasal dari satuan yang sama
sehingga mereka telah saling mengenal satu sama lain.
b. Latihan Jaringan
Latihan jaringan merupakan salah satu teknik pengembangan
organisasi yang dikembangkan berdasarkan jaringan menejerial
(managerial grid) dan Robert Blakke dan Jane Mounton, dalam
teknik ini dikenal adanya dua macam perilaku pimpinan, yaitu
perilaku pimpinan dengan perhatian pada produksi, dan perilaku
pimpinan dengan perhatian pada orang. Seorang pemimpin dapat
sekaligus menerapkan dua macam perilaku tersebut sama-sama
intensitasnya atau berbeda intensitasnya. Atas dasar tersebut
dibedakan adanya lima macam gaya kepemimpinan yang masing-
masing merupakan kombinasi antara perhatian terhadap produksi
dan perhatian terhadap orang.. Jaringan dapat ditunjukkan dengan
gambar yang memperlihatkan adanya perhatian atas produksi pada
54
sumbu mendatar, dan perhatian atas orang pada sumbu tegak,
sebagai berikut:
Cara menggunakan jaringan menejerial bagi pengembangan
organisasi adalah agen perubahan memakai daftar pertanyaan
guna menentukan gaya yang sedang dianut, membantu pimpinan
untuk menilai kembali gaya yang sedang dipakai dengan harapan
dapat dirubah sehingga mencapai 9,9
c. Umpan balik survey (survey feedback)
Teknik umpan balik survey dikembangkan oleh Kurt
Lewin.wujud pelaksanaan dari umpan balik survei berupa usaha
pengumpulan data dari para anggota organisasi yang berhubungan
dengan sikap, tingkah laku, dan hubungan motivasi, kepuasan
kerja, serta berbagai perasaan lain. Data yng terkumpul kemudian
diberikan kembali kepada mereka yang telah disurvei untuk
didiskusikan sehingga dapat diperoleh kesimpulan perlu tidaknya
dilakukan perubahan.
d. Konsultasi proses
Teknik ini dikembangkan oleh Edgar Schein. Pengertian
konsultasi proses adalah seperangkat kegiatan dari konsultan untuk
memberikan bantuan kepada para anggota organisasi dalam
merasakan, mengerti, dan bertindak terhadap peristiwa-peristiwa
tentang proses yang terjadi di dalam lingkungan organisasi, seperti
berbagai macam tindakan anggota organisasi yang timbul dalam
55
aliran pekerjaan, dalam memimpin pertemuan, dalam melakukan
hubungan baik formal maupun informal, peranan fungsional anggota
kelompok, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan
kelompok, norma dan pertumbuhan kelompok, kepemimpinan dan
wewenang, serta proses antar kelompok.
e. Perdamaian oleh pihak ketiga (thirdparty peacemaking)
Teknik ini dikenalkan oleh Richard Walton.Teknik ini digunakan
untuk mendiagnosis sebab-sebab terjadinya pertentangan dan
usaha menyelesaikan pertentangan tersebut dengan bantuan pihak
ketiga.
f. Pembentukan Tim (team building)
Pembentukan tim sebagai salah satu teknik pengembangan
organisasi dimaksudkan agar dapat menyesuaikan dengan masalah
yang timbul dan perlu dipecahkan. Tim bersifat sementara dan
selalu berubah sesuai dengan perubahan masalah yang timbul.
Pemecahan masalah atau pelaksanaan kerja oleh tim relatif lebih
mudah karena keanggotaan tim diharapkan sesuai dengan masalah
ataupun pelaksanaan kerja yang dihadapi.
56
BAB 10
RESUME
Organisasi mempunyai beberapa pengertian yang bisa disimpulkan
sebagai suatu kumpulan minimal dua orang yang dalam usahanya mencapai
tujuan bersama diatur dalam suatu struktur tugas dan kewenangan secara
sistematis, efisien dan terkoordinasi. Oleh karena itu organisasi harus
memiliki unsur dasar, yaitu :
a. Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.
b. Harus ada orang-orang yang bekerja sama.
c. Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.
d. Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.
Organisasi memerlukan suatu struktur yang mengatur sistem
koordinasi tugas, mekanisme dan pola interaksi dari suatu organisasi.
Desain organisasi merupakan proses pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan
strategi untuk organisasi dan lingkungan tempat anggota organisasi
melaksanakan strategi tersebut.
57
Salah satu sarana agar organisasi dapat berjalan dengan baik dan
struktur organisasi sehat dan efisien maka haruslah melaksanakan prinsip
dan azas – azas organisasi. Pada umumnya organisasi menghadapi
masalah bila para pejabat yang bekerja di dalamnya kurang mengetahui
tujuan organisasi juga prinsip dan azas – azas organisasi yang harus
dilaksanakan.
Dalam teori organisasi dikenal adanya bermacam – macam pendapat
tentang berbagai cara pandang, pendekatan, ajaran, pandangan, tinjauan,
model ataupun konsepsi.
Perilaku Organisasi (Organization Behavior) adalah bidang studi
yang mempelajari pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok dan struktur
terhadap perilaku dalam suatu organisasi dan ini diterapkan agar organisasi
bergerak lebih efektif.
Budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi
untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang
mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-
anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk
anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir
dan merasakan masalah yang dihadapi.
Pengembangan organisasi adalah rangkaian kegiatan penataan
penyempurnaan yang dilakukan secara berencana dan terus menerus guna
memecahkan berbagai masalah yang timbul sebagai akibat dari adanya
perubahan sehingga organisasi dapat mengatasi perubahan serta
58
menyesuaikan diri dengan perubahan dengan menerapkan ilmu perilaku
yang dilakukan oleh pejabat dalam organisasi sendiri atau dengan bantuan
ahli luar organisasi.
Parameter pengembangan organisasi tidak didefinisikan dengan jelas,
tetapi bersifat pilih – pilih, antara bermacam – macam alat, metoda dan teknik
yang sesuai untuk membantu memecahkan masalah yang ada dan
disesuaikan dengan lingkungannya.
59
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge, Organizational Behavior ( Perilaku
Organisasi ), Salemba Empat, Edisi 12, Jakarta, 2008
Robbins, Stephen P., Perilaku Organisasi (Terjemahan), PT Indeks, Edisi 10,
Jakarta, 2007.
Sutarto. Dasar-Dasar Organisasi. Jogjakarta, Penerbit UGM Gadjah Mada
University Press Cetakan ke – 21, 2006
Robbins, Stephen P., Teori Organisasi (Terjemahan), Jakarta, Arcan, 1994
Drucker, Peter F., The Practice of Management, New York , Harper & Brother
Publishers, 1954
Koontz, Harold, Cyrill O’Donell, Heinz Weihrich, Manajemen ( Terjemahan )
Penerbit Erlangga Edisi ke 8, Jakarta
Azwar, Azrul, Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta, Penerbit
Binarupa Aksara
60