Download - Makalah PBL Blok 5 Diah a L
Dislokasi dan Fraktur pada Tulang Extremitas Superior
Diah Ayu Lestari
102014106 / D7
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi : Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta barat 11510
Telp: 021 569 42061, Fax : 021 563 1731
E-mail: [email protected]
Abstrak
Sistem muskuloskeletal terdiri dari susunan berbagai macam tulang. 206 buah tulang
kerangka yang terdiri dari tulang kepala yang membentuk tengkorak (8 buah); tulang wajah
(14 buah); tulang telinga dalam (6 buah); tulang lidah (1 buah); tulang yang membentuk
kerangka dada ( 25 buah); tulang yang membentuk tulang belakang dan gelang pinggul (26
buah); tulang anggota yang membentuk lengan (ekstremitas superior) (64 buah); tulang yang
membentuk tungkai ( ekstremitas inferior) (62 buah). Gangguan yang sering terjadi pada
lengan adalah dislokasi dan fraktur. Dislokasi adalah terpisahnya sebuah sendi dari tempat
yang seharusnya. Dislokasi biasanya terjadi setelah trauma berat, yang menggangu
kemampuan ligamen menahan tulang di tempatnya. Sedangkan fraktur adalah patah tulang
atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Kata kunci :dislokasi, fraktur, etremitas superior
Abstract
Musculoskeletal system containing an array of assorted bones. 206 bones skeleton consists of bones that form the skull head (8 pieces); facial bones (14 pieces); ear bone in (6 pieces); tongue bone (1 piece); bones that form the skeleton of the chest (25 pieces); bones that form the spine and hip bracelet (26 pieces); members that make up the arm bone (the superior limb) (64 pieces); bones that form the legs (lower extremities) (62 pieces) . Disorders that often occur in the arm is dislocation and fracture. Dislocation is the separation of a joint from where it should be. Dislocation usually occurs after severe trauma, which interfere with the ability of the ligaments hold the bones in place. While the fracture is a fracture or breaking of continuity of bone tissue is determined according to the type and extent.
Keywords: dislocation, fracture, superior limb
Pendahuluan
Sistem muskuloskeletal pada manusia adalah seluruh kerangka manusia dengan
seluruh otot yang menggerakkannya dengan tugas melindungi organ vital. Jadi yang
dimaksud dengan system muskuloskeletal mencakup semua struktur tulang, sendi, otot, dan
struktur terkait seperti tendon, ligamen serta sistem saraf perifer.1 Gangguan yang sering
terjadi pada lengan adalah dislokasi dan fraktur. Dislokasi adalah terpisahnya sebuah sendi
dari tempat yang seharusnya. Dislokasi biasanya terjadi setelah trauma berat, yang
menggangu kemampuan ligamen menahan tulang di tempatnya. Sedangkan fraktur adalah
patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya. Fraktur terjadi jika tlang dikenai stres yang lebih besar dari pada yang
diabsorbsinya.2 Sistem muskuloskeletal terdiri dari susunan berbagai macam tulang. 206 buah
tulang kerangka yang terdiri dari tulang kepala yang membentuk tengkorak (8 buah); tulang
wajah (14 buah); tulang telinga dalam (6 buah); tulang lidah (1 buah); tulang
yang membentuk kerangka dada ( 25 buah); tulang yang membentuk tulang belakang dan
gelang pinggul (26 buah); tulang anggota yang membentuk lengan (ekstremitas superior) (64
buah); tulang yang membentuk tungkai ( ekstremitas inferior) (62 buah).Pada pembahasan
kali ini lebih membahas mengenai ekstremitas superior dimana terdiri atas bahu (hubungan
antara tubuh dan lengan atas), lengan atas, siku, lengan bawah, regio carvalis, dan tangan. 3
Struktur Tulang Ekstremitas Superior
Ekstremitas superior dapat dianggap sebagai pengungkit bersendi banyak yang dapat
bergerak bebas pada tubuh melalui articulation humeri. Pada ujung distal ekstremitas superior
terdapat organ yang penting, yaitu tangan. Banyak fungsi penting dari tangan bergantung
padafungsi pollex yang seperti penjepit, yang memungkinkan seseorang mencengkeram
benda diantara pollex dan index.Ekstremitas superior dapat di bagi menjadi bahu (hubungan
antaratubuh dan lengan atas), lengan atas, siku, lengan bawah, regio carvalis,dan tangan.3
Tulang-tulang pada ekstremitas atas:,3,4 i. Regio Scapularis
Os. Clavicula Os. Scapulae
ii. Regio Brachium Os. Humerus
iii. Regio Antebrachium Os. Radius,Os. Ulna
Gambar 1. Ekstremitas superior
Scapula
Scapula adalah tulang pipih berbentuk segitga yang terdapat pada dinding posterior
thorax di antara iga II sampai VII. Pada permukaanposterior, spina scapulae menonjol ke
belakang.Ujung lateral spina scapulae bebas dan membentuk acromion, yangbersendi dengan
clavicula. Angulus superolateralis scapulae membentuk cavitas atau fossa glenoidalis yang
berbentuk seperti buah pir dan bersendi dengan caput humeri pada articulatio humeri.
Processuscoracoideus menonjol ke atas dan depan di atas cavitas glenoidalis dan merupakan
tempat melekatnya otot dan ligamentum. Medial terhadap basis processus coracoideus
terdapat incisura suprascapularis.Permukaan anterior scapula cekung dan membentuk fossa
subscapularis.Permukaan posterior scapula di bagi dua oleh spina scapulae menjadifossa
supraspinata di atas dan fossa infraspinata di bawah. Angulus inferior scapulae dapat di
palpasi dengan mudah pada orang hidup dan merupakan petunjuk posisi iga ketujuh dan
processus spinosus vertebraethoracicae .3,4
Humerus
Humerus bersendi dengan scapula pada articulatio humeri serta dengan radius dan
ulna pada articulatio cubiti. Ujung atas humerus mempunyai sebuah caput, yang membentuk
sekitar sepertiga kepalasendi dan bersendi dengan cavitas glenoidalis scapulae. Tepat di
bawahcaput humeri terdapat collum anatomicum. Di bawah collum terdapat tuberculum
majus dan minus yang di pisahkan satu sama lain oleh sulcusbicipitalis. Pada pertemuan
ujung atas humerus dan corpus humeri terdapat penyempitan disebut collum chirurgicum.
Sekitar pertengahan permukaan lateral corpus humeri terdapat peninggian kasar yang disebut
tuberositas deltoidea. Di belakang dan di bawah tuberositas terdapatsulcus spiralis yang
ditempati oleh nervus radialis.Ujung bawah humerus mempunyai epicondylus medialis dan
lateralis untuk tempat lekat musculi dan ligamenta, capitulum humeri yang bulat bersendi
dengan caput radii, dan trochlea humeri yang berbentuk katroluntuk bersendi dengan incisura
trochlearis ulnae.di atas capitullumterdapat fossa radialis, yang menerima caput radii pada
saat sikudifleksiokan. Di anterior, diatas trochlea terdapat fossa coronoidea , yangselama
pergerakan yang sama menerima processus coronoideus ulnae. Diposterior, di atas trochlea ,
terdapat fossa olecrani, yang bertemu denganolecranon pada waktu sendi siku pada
extensio.3,4
Radius
Radius adalah tulang lateral lengan bawah. Ujung atasnya bersendi dengan humerus
pada articulatio cubiti dan dengan ulna pada articulation radio ulnaris proksimal. Ujung
distalnya bersendi dengan os Scaphoideum dan lunatum pada articulatio radiocarpalis
dan dengan ulna pada articulatio radio ulnaris distal. Pada ujung atas radius terdapat caput
yang berbentuk bulat kecil. Permukaan atas caput cekung dan bersendi dengan capitulum
humeri yang cembung.
Circumferentia articulare radii bersendi dengan incisura radialis ulnae. Dibawah caput tulang
menyempit membentuk collum. Dibawah cullom terdapat Tuberositas bicipitalis / tuberositas
radii yang merupakan tempat insertio musculus biceps.
Corpus radii berlainan dengan ulna, yaitu lebih lebar dibawahdibandingkan dengan
bagian atas.Corpus radii disebelah medial mempunyai margo interossea yang tajam untuk
tempat melekatnya membrana interossea yang menghubungkan radius dan ulna. Tuberculum
pronator, untuk tempat insertio musculus pronator ceres, terletak dipertengahan pinggir
lateralnya. Pada ujung bawah radius terdapat processus styloideus, yang menonjol kebawah
dari pinggir lateralnya. Pada permukaan medial terdapat incisura ulnae, yang bersendi dengan
caput ulnae yang bulat.Permukaan bawah ujung radius bersendi dengan os Scaphoideum dan
os Lunatum. Pada permukaan posterior ujung distal radius terdapat tuberculum kecil,
tuberculum dorsalis, yang pada pinggir medialnya terdapat sulcus untuk tendo musculi
flexsor pollicis longus.3,4
Ulna
Ulna merupakan tulang medial lengan bawah. Ujung atasnya bersendi dengan
humerus pada articulatio cubiti dan dengan caput radii pada articulatio radio ulnaris
proxsimal. Ujung distalnya bersendi dengan radius pada articulation radio ulnaris distalis,
tetapi dipisahkan dari articulatio radio carpalis dengan adanya facies articularis. Ujung atas
ulna besar dikenal sebagai prosesus olecranii, bagian ini membentuk tonjolan pada siku.
Procesus ini mempunyai incisura dipermukaan anteriornya, incisura trochlearis, yang
bersendi dengan trochlea humeri. Di bawah trochlea humeri terdapat procesus coronoideus
yang berbentuk segitiga dan pada permukaan lateralnya terdapat incisura radialis untuk
bersendi dengan caput radii.
Corpus ulnae mengecil dari atas ke bawah. Di lateral mempunyai margo interosseus
yang tajam untuk tempat melekatnya membrane interossea. Pinggir posterior membulat,
terletak subcutan, dan mudah diraba seluruh panjangnya. Di bawah incisura radialis terdapat
lekukan, fossa supinator, yang mempermudah gerakan tuberositas bicipitalis radii. Pinggir
posterior fossa ini tajam dan di kenal sebaga icrista supinator, yang menjadi tempat origo
musculus supinator. Pada ujung distal ulna terdapat caput yang bulat, yang mempunyai
tonjolan, pada permukaan medialnya, disebut processus styloideus.3,4
Otot-Otot Extremitas Superior .4
1. Otot Anterior Thorax
Lapisan Superficial
Gerakan scapula :
M. Pectoralis major
M. Pectoralis minor
M. Serratus anterior
M. Subclavius
M. Trapezius
M. Levator scapulae
M. Rhomboideus major
M. Rhomboideus minor
Gambar 2. Otot Anterior
Thorax Lapisan SuperficialGambar 3. Otot posterior
thorax lapisan superficia
2. Otot yang Melewati Articulatio Humeri
Gerakan Lengan Atas :
M. deltoideus
M. Pectoralis major
M. Latissimus dorsi
M. Supraspinatus
M. Infraspinatus
M. Teres minor
M. Teres major
M. Coracobrachialis
M. Subscapularis
Gambar 4. Otot yang melewati articulatio
humeri
3. Otot yang Melewati Articulatio Cubiti
Daerah posterior extensor lengan lengan
bawah, yaitu M. Triceps brachii dan M.
Anconeus.
Daerah anterior flexor lengan bawah,
yaitu M. Biceps brachii, M.
Brachoradialis, dan M. Brachialis
Gambar 5. Otot yang melewati articulatio
cubiti
4. Otot Lengan Bawah daerah Anterio,
Lapisan Superficial
M. Pronator teres
M. Flexor carpi radialis
M. Palmaris longus
M. Flexor carpi ulnaris
M. Flexor digitorum superficialis
Gambar 6. Otot Lengan bawah daerah
anterior, lapisan superficial
5. Otot Lengan Bawah daerah anterior,
Lapisan Profundus
M. Brachioradialis
M. Extensor carpi radialis longus
M. Extensor carpi radialis brevis
M. Extensor digitorum
M. Extensor carpi ulnaris
Gambar 11. Lengan bawah daerah
anterior, lapisan profundus
6. Otot Lengan Bawah Daerah Posterior,
Lapisan Superficial
M. Brachioradialis
M. Extensor carpi radialis longus
M. Extensor carpi radialis brevis
M. Extensor digitorum
M. Extensor carpi ulnaris
Gambar 7. Otot lengan bawah daerah
posterior, lapisan superficial
7. Otot Lengan Bawah Daerah Posterior,
Lapisan Profunda
M. Supinator
M. Abductor pollicis longus
M. Extensor pollicis brevis and longus
M. Extensor indicus
Gambar 8. Otot lengan bawah daerah
posterior, lapisan profunda
Tabel 1. Pembagian sendi menurut bentuk dan letaknya.5
Macam-Macam Sendi Terdapat pada Gambar
1. Sendi Engsel
Sendi engsel adalah persendian
yang memungkinkan terjadinya
gerakan ke satu arah
Persendian pada tulang siku
dan lutut.
2. Sendi Pelana
Sendi pelana adalah persendian
yang memungkinkan gerakan
ke dua arah.
Persendian pada hubungan
antara tulang ibu jari dan
tulang telapak tangan.
3. Sendi Putar
Sendi putar adalah persendian
tulang yang satu mengitari
tulang yang lain sehingga
menimbulkan gerak rotasi
tengkorak dengan tulang
atlas dan radius dengan
ulna.
4. Sendi Geser
Sendi geser adalah persendian
yang gerakannya hanya
menggeser, kedua ujung agak
rata dan tidak berporos. Sendi
geser disebut juga sendi kepat
atau sendi avoid.
Persendian pada hubungan
antara ruas-ruas tulang
belakang.
5. Sendi Peluru
Sendi peluru adalah persendian
tulang yang gerakannya paling
bebas di antara persendian yang
lain, yaitu dapat bergerak ke
segala arah.
Tulang lengan atas dengan
gelang bahu dan tulang paha
dengan gelang panggul.
6. Sendi Elipsoid / Kondiloid
Mirip dengan sendi peluru,
hanya saja sendi elipsoid
memiliki bonggol dan ujung-
ujung tulangnya tidak
membulat, tetapi sedikit oval.
Oleh karena itu, gerakan yang
dihasilkan lebih terbatas
dibandingkan dengan sendi
peluru
hubungan antara tulang
pengumpil dan tulang
pergelangan tangan
Pergerakan sendi
Pergerakan sendi merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada tulang yang
membentuk artikulasi dengan cara memberikan tenaga. Tulang hanya berfungsi sebagai
pengungkit dan sendi sebagai penumpu.
Beberapa pergerakan sendi antara lain adalah :
1. Fleksi, adalah gerakan memperkecil sudut antara dua tulang.
Contoh : saat menekuk siku, menekuk lutut atau menekuk torso
kearah samping.
a. Dorsofleksi, adalah gerakan menekuk telapak kaki dipergelangan kearah
depan (meninggalkan daerah dorsal kaki).
b. Plantar fleksi, adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki
2. Ekstensi, adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang.
3. Abduksi, adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti gerakan
abduksi jari tangan dan jari kaki.
4. Aduksi, adalah gerakan bagian tubuh saat kembali keaksis utama tubuh (kebalikan
dari gerakan abduksi).
5. Rotasi, adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat tulang itu sendiri
tanpa mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan kepala untuk
menyatakan tidak.
a. Pronasi, adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang
mengakibatkan telapak tangan menghadap kebelakang.
b. Supinasi, yaitu rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan telapak
tangan menghadap kedepan.
6. Sirkumduksi, adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk
membuat suatu ruang berbetuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan berbentuk
putaran.
7. Inversi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki
menghadap kedalam atau kearah medial.
8. Eversi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki
menghadap kearah luar.
9. Protaksi, adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan rahang bawah
kedepan atau memfleksi girdel pektoral untuk membusungkan dada.
10. Retraksi, adalah gerakan menarik bagian tubuh kearah belakang, seperti saat
meretraksi mandibula.
11. Elevasi, adalah pergerakan struktur kearah superior, seperti saat mengatupkan mulut.
12. Depresi, adalah menggerakan suatu struktur kearah inferior, seperti saat membuka
mulut.5
Ligamen
Ligamen adalah jaringan ikat fibrosa yang menghubungkan satutulang yang lain. Menjadi jaringan ikat yang memfasilitasi gerakan,ligamen sangat elastis untuk memungkinkan peregangan dan lentursendi dan anggota badan untuk memproduksi gerak. Ligamen dapatdiklasifikasikan dalam tiga kategori utama:
Ligamen artikular,Ligamen Remnant fetal dan Ligamen peritoneal.
Ligamen artikular
adalah jaringan ikat tulang-tulang yangmenghubungkan tulang untuk membentuk sendi. Ligamen ini sangattangguh dan padat berserat, yang diperlukan untuk bertahan
dankeausan yang dialami oleh sendi. Ligamen ini kebanyakan terdiri dari kelompok yang sangat padat dari serat kolagen yang sangat tipis.Ligamen yang hadir di wilayah kepala dan leher (krikotiroid ligamen,ligamen periodontal, ligamen suspensorium okular, dll), daerah pergelangan tangan (ligamen dorsal radiocarpal, radial ligamenkolateral, palmar radiocarpal ligamen, ulnaris ligamentum radiocarpal,dll ), wilayah dada (suspensorium ligamen dada), ligamen lutut(ligamen patella, ligamentum cruciatum anterior, ligamen caudal,ligamen kolateral lateralis, ligamen tengkorak, ligamen posterior, medial ligamen kolateral,dll) dan daerah panggul.
Ligamen Remnant Fetal
adalah ligamen seperti struktur yang tetap dalam tubuh organisme sejak masih janin dan telah berkembang menjadi jaringan menyerupai ligamen. Struktur ini termasukligamentum venosum, ligamentum arteriosum, tali arteri umbilikalis dan ligamentum lingkaran hati.
Ligamen peritoneal
adalah lipatan jaringan ikat yang terbentuk didalam dan di sekitar lapisan membran dari rongga perut. Ligamen ini adalah ligamentum hepatoduodenal dan ligamentum uterus.6
Ada Tiga Macam Otot
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagaitugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, ototpolos dan otot jantung.Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme menyebabkan maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut. Sel otot merupakan sel dengan banyak nuclei yang terjadi karena proses fusi dari sel mioblas. Jenis-jenis otot yang ada dalam tubuh :
1. Otot rangka adalah otot lurik, dikendalikan oleh syaraf volunter, dan melekat pada
rangka. Kontaksinya cepat dan kuat.
2. Otot polos adalah otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan pada
dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba,
seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius dan sistem sirkulasi
darah. Kontaksinya kuat dan lamban.
3. Otot jantung adalah otot lurik, involunter, dan hanya ditemukan pada jantung. Diskus
terinterkalasi adalah sambungan kuat khusus pada sisi ujung yang bersentuhan dengan
sel-sel otot tetangga. Kontraksi otot jantung kuat dan berirama.7
Struktur Tulang
Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu
parsspongiosa jaringan berongga) dan pars kompakta bagian yangberupa jaringan padat).
Permukaan luar tulang dilapisi selubungfibrosa (periosteum); lapis tipis jarigan ikat
(endosteum) melapisirongga sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawanyang merupakan pusat osifikasi.
Periosteum merupakan selaput luartulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas
(selpembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah.Periosteum merupakan
tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan
nutrisi, pertumbuhandan reparasi tulang rusak.Pars kompakta teksturnya halus dan sangat
kuat. Tulangkompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandungkapur (Calsium
Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulangmenjadi padat dan kuat. Kandungan tulang
manusia dewasa lebihbanyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun
bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang lebih banyakmengandung serat-serat sehingga
lebih lentur. Tulang kompakpaling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang
tangan.Pars spongiosa merupakan jaringan tulang yang berongaseperti spons (busa). Rongga
tersebut diisi oleh sumsum merahyang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa
terdiridari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.Secara Mikroskopis tulang terdiri dari :
1. Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluhdarah, aliran limfe)
2. Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
3. Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang
mengandung sel tulang).
4. Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanansampai ke osteon).8
Fisiologi Anatomi Otot Rangka/ Otot Lurik
Otot rangka sebagian besar disusun oleh otot lurik yang dapat bekerja secara sadar. Otot lurik terdiri dari sel-sel serabut otot multinukleus yang dikelilingi oleh membran plasma yang dapat tereksitasi oleh listrik, yaitu sarkolema. Sel serabut otot mengandung banyak berkas miofibril yang tersusun sejajar dan terbenam dalam cairan intrasel dan disebut sarkoplasma. Di dalam cairan ini terdapat glikogen, senyawa berenergi-tinggi ATP dan fosfokreatin, serta enzim-enzim glikolisis.
Sarkolema adalah membran sel dari serabut otot. Sarkolema terdiri dari membran sel yang sebenarnya, yang disebut membran plasma, dan sebuah lapisan luar yang terdiri dari satu lapisan tipis materi polisakarida yang mengandung sejumlah fibril kolagen tipis. Di setiap ujung serabut otot, lapisan permukaan sarkolema ini bersatu dengan serabut tendon,
dan serabut-serabut tendon kemudian berkumpul menjadi berkas untuk membentuk tendon otot dan kemudian menyisip ke dalam tulang.
Di dalam sarkoplasma terdapat banyak retikulum yang mengelilingi miofibril setiap serabut otot yang disebut retikulum sarkoplasma. Retikulum ini mempunyai peranan yang sangat penting pada pengaturan kontraksi otot. Semakin cepat kontraksi suatu serabut otot, maka serabut tersebut mempunyai banyak retikulum sarkoplasma.
Miofibril mengandung filamen aktif aktin dan miosin. Setiap serabut otot mengandung ratusan bahkan ribuan miofibril berupa bulatan kecil pada potongan melintang. Setiap miofibril tersusun oleh sekitar 1500 filamen miosin yang berdekatan dan 3000 filamen aktin yang merupakan molekul protein polimer besar yang bertanggung jawab untung kontraksi otot sesungguhnya. Filamen-filamen ini dapat dilihat pada pandangan longitudinal dengan mikrograf elektron.8
Gambar. 9 Anatomi otot
Mekanisme Kerja Otot
Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yangrelatif dari filamen-filamen aktin dan miosin. Pada otot lurik aktin dan miosin yangmempunyai daya berkerut membentuk aktomiosin., sebaliknya bila aktin menjauhi
miosinmakan otot akan relaksasi. Mekanisme kerja otot terbagi menjadi dua yaitu kontraksi danrelaksasi.9
a. KontraksiKontraksi otot merupakan keadaan dimana otot memendek maksimal, keadaan
inidisebut tonus, kemudian relaksasi. Namun, seringkali rangsangan tertentu menyebabkan keadaan tonus tidak diikuti relaksasi, keadaan ini disebut tetanus (kejang). Otot berkontraksi jika ada rangsang. Sebab terjadinya kontraksi adalahsebagai berikut. Asetilkolin yang diproduksi oleh bagian ujung serabut saraf akanmembebaskan ion kalsium (Ca2+) yang berada di antara sel otot. Kemudian ion kalsium ini masuk kedalam otot mengangkut troponin dan tropomiosin ke aktin, sehingga posisi aktin berubah mempengaruhi filament penghubung. Aktin tertarik mendekati miosin, sehingga aktin dan miosin bertempelan membentuk aktomiosin. Akibatnya benang (sel) menjadi pendek. Pada keadaan inilah otot sedang berkontraksi. Energi untuk kontraksi otot berasal dari penguraian molekul ATP, yaitu sebagai berikut:
ATP ADP + P + energiADP AMP + P + energi
Bila energy habis, otot tidak dapat berkontraksi lagi.9
b. RelaksasiRelaksasi merupakan proses aerob dimana otot kembali memanjang. Mekanisme
relaksasi pada otot mirip dengan proses repolarisasi pada sel saraf. Relaksasi diawali dengan penurunan permeabilitas membrane sarkolema, retikulum sarkoplasma dan tubulus transversus terhadap kalsium. Hal ini menyebabkan pemasukan kalsium kesarkoplasma terhenti. Proses tersebut dilanjutkan dengan pengaktifan pompa kalsium, yang akan meningkatkan pemompaan kalsium dari sarkoplasma ke tempat penyimpanannya di dalam retikulum sarkoplasma dan tubulus transversus. Setelah pompa kalsium bekerja, jumlah kalsium dalam sarkoplasma turun secara signifikan sehingga troponin-C tidak lagi berikatan dengan kalsium. Dengan demikian, konformasi dan posisi troponin serta posisi aktin akan menjauhi miosin maka otot akan relaksasi.9
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya dislokasi yang terjadi dalam skenario terdapat
pada bagian sendi peluru. Sendi peluru menyambung pada tulang lengan atas (os humerus)
dengan gelang bahu (os scapula). Dislokasi bahu anterior merupakan kondisi dimana
keluarnya caput humeri dari cavitas artikulare sendi bahu yang dangkal. Sedangkan fraktur
yang terjadi pada bagian 1/3 os radius sinistra menyebabkan terganggunya fungsi otot-otot
sekitar, dengan begitu lengan menjadi sulit untuk digerakkan.
Daftar Pustaka
1. Farida N. Kid and global disease. Jakarta: Grasindo; 2010.h.45-8.
2. Suratun. Klien gangguan sistem muskuloskeletal. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC;2008.h., 4-7,148
3. Artner J. Atlas of human skeletal anatomy. Ebook. 2004.
4. Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas anatomi manusia. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2014.
5. Hubungan antartulang (Artikulasi/Persendian). Diunduh dari http://www.sentra-
edukasi.com/2011/07/hubungan-antartulang-artikulasi.html, pada tanggal 24 maret
2015.
6. Pearce EC.Anatomi dan fisiologi untuk paramedis.Jakarta:Gramedia;2009.h.117-9
7. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : Hipokrates; 2002.h.91-5, 193, 201-7
8. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran Ed 11. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC;2008.h.74-81
9. Isnaeni W. Fisiologi. Jakarta: Kanisius; 2006; 102-5.