Download - Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah
MAKKIYAH DAN MADANIYAH
M A K A L A H
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
" Ulumul Qur’an II "
Dosen Pengampu :
Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Oleh :
FENI PRASETYA
Nimko 2013.4.047.0001.1.001679
NIKEN SAPUTRI
Nimko 2013.4.047.0001.1.001696
PAI – SMT 3
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
(STAIM) TULUNGAGUNG
Oktober 2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan Rahmat, Taufik dan Hinayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang berjudul “MAKIYYAH DAN MADANIYAH”
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Shalawat dan salam tak lupa kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama
Islam hingga sampai kepada kita.
Adapun sesudah itu, kami menyadari bahwa mulai dari perencanaan
sampai penyusunan makalah ini,kami telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak.Oleh karena itu dengan segala hormat kami sampaikan rasa terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM)
Tulungagung Bapak Nurul Amin M.Ag
2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini Bapak Afiful Ikhwan M.Pd.I
3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam
penyelesaian makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo’a
dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi
amal soleh di mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan keritikan positif,
sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
Akhirnya semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan
Amin Yaa Robbal ‘Alamin.
(PENYUSUN)
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………….…..… i
Kata Pengantar …………………………………………………..…. ii
Daftar Isi …………………………………………………..…. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………… 2
C. Tujuan Masalah ………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
AL- MAKIYYAH dan AL-MADANIYAH
A. Pengertian Al makiyyah dan Al madaniyah dalam Al-Qur’an..................................................................................... 3
B. Perbedaan antara Makiyyah dan Madaniyah............................ 5
C. Perselisihan Ulama Mengenai Kategori Makiyyah dan Madaniyah ................................................................................6
D. Karakteristik Makiyyah dan Madaniyah……………….......... 9
E. Tujuan Mempelajari Makiyyah dan Madaniyah…………..... 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan …………………………………………………... 11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………....... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan firman (kalam) Allah SWT yang diwahyukan
kepada nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril dengan lafazd dan
maknanya. al-Qur’an sebagai kitabullah menempati posisi sebagai sumber
pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam. Selain itu al-Qur’an juga berfungsi
sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat.
Sebagai sumber ajaran Islam yang paling utama al-Qur’an merupakan
sumber dari segala ajaran yang dipergunakan untuk operasionalisasi ajaran Islam
dan pengembangannya sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi
umat Islam. Setiap prilaku dan tindakan umat Islam, baik secara individu atau
kelompok harus dilakukan berdasarkan al-Qur’an. Oleh karena itu, sumber ajaran
Islam berfungsi sebagai dasar pokok ajaran Islam. Sebagai dasar, maka sumber itu
menjadi landasan semua prilaku dan tindakan umat Islam, sekaligus sebagai
referensi tempat orientasi dan konsultasi.
Cara yang dilakukan para ulama dalam memahami hakikat makna dan
kandungan al-Qur’an, yakni dengan cara menafsiri ayat-ayat al-Qur’an dengan
meninjau dari berbagai segala aspek yang berhubungan dengan al-Qur’an, seperti
sejarah turunnya al-Qur’an, karakteristik al-Qur’an, kandungan isi al-Qur’an dan
kaedah-kaedah tafsir yang digunakan dalam memahami makna al-Qur’an. Di
antara kaedah-kaedah tafsir yang penting diketahui dalam proses penafsiran al-
Qur’an adalah masalah makkiyah-madaniyah. Makkiyah-madaniyah merupakan
istilah yang dipopulerkan para ulama dalam membedakan ayat-ayat al-Qur’an
sesuai dengan tempat turun ayat al-Qur’an.1
1 Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hal. 88
1
2
Ayat Makkiyyah adalah ayat–ayat yang di turunkan di Makah selama 12
tahun 5 bulan 13 hari, terhitung sejak tanggal 17 Ramadhan tahun ke – 14 dari
kelahiran Nabi ( 6 Agustus 610 M ) sampai tanggal 1 Robbi’ul Awwal tahun ke –
54 dari kelahiran Nabi, sedangkan Ayat–Ayat Madaniyyah adalah ayat–ayat yang
di turunkan sesudah Nabi Muhammad SAW melakukan Hijrah ke Madinah
selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, terhitung sejak Nabi Hijrah ke Madinah sampai
tanggal 9 Dzulhijjah tahun 63 dari tahun kelahiran Nabi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Makiyyah dan Madaniyah?
2. Bagaimana perbedaan antara Makiyyah da Madaniyah?
3. Bagaimana perselisihan ulama mengenai kategori makiyyah dan madaniyah?
4. Sebutkan karakteristik makiyyah dan madaniyah!
5. Apa tujuan mempelajari makiyyah dan madaniyah?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Makiyyah dan Madaniyah
2. Untuk mengetahui perbedaan antara Makiyyah da Madaniyah
3. Untuk mengetahui perselisihan ulama mengenai kategori makiyyah dan
madaniyah
4. Untuk mengetahui karakteristik makiyyah dan madaniyah
5. Untuk mengetahui tujuan mempelajari makiyyah dan madaniyah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Makkiyah dan Al-Madaniyah dalam Al-Qur’an
Makkiyah diambil dari nama kota Makkah, tempat Islam lahir dan
tumbuh. Kata makkiyah merupakan kata sifat yang disandarkan kepada kota
tersebut. Dan sesuatu disebut makkiyah apabila ia mengandung kriteria yang
berasal dari Makkah atau yang berkenaan dengannya. Begitu pula dengan
madaniyah, ia diambil dari nama kota Madinah, tempat Rasulullah SAW berhijrah
dan membangun masyarakat Islam serta mengembangkan Islam hingga ke segala
penjuru dunia.
Sekalipun kemudian da’wah Rasulullah melewati batas-batas wilayah
kedua kota tersebut, namun Makkah dan Madinah tetap mempunyai peran yang
signifikan dalam setiap proses pengembangan Islam. Karenanya pengertian
makkiyah dan madaniyah tidak hanya terbatas pada ruang lingkup tempat atau
penduduk yang berdiam dikedua kota tersebut, melainkan mencakup didalamnya
periode waktu. Dari sini kemudian para ulama dalam mendefinisikan makkiyah
dan madaniyah tidak hanya terpaku pada pengertian yang sangat sempit,
melainkan juga memasukan unsur waktu yang tak terpisahkan dari sejarah
Rasulullah.
Imam Az Zarkasyi dalam bukunya Al Burhan fi Ulum Al Qur’an telah
menyebutkan tiga variabel definisi mengenai makkiyah dan madaniyah.
1. Pertama, definisi berkonotasi tempat, bahwa makkiyah adalah unit wahyu
yang diturunkan di Mekah, dan madaniyah adalaha unit wahyu yang
diturunkan di Madinah.
2. Kedua, definisi berkonotasi periode waktu, bahwa makkiyah adalah unit
wahyu yang diturunkan sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Dan
madaniyah adalah unit wahyu yang diturunkan setelah hijrah.
3
4
3. Ketiga, definisi berkonotasi objek wahyu, atau kepada siapa
Khitabnya ditujukan. Maka makkiyah adalah unit wahyu yang
dikhitabkan kepada penduduk Mekah, sedangkan madaniyah adalah unit
wahyu yang dikhitabkan kepada penduduk Madinah2.
Contoh surat Makkiyah dan Madaniyah
Berikut merupakan surat-surat yang tergolong Makkiyah dan Maddaniyah.
Surat-surat Makkiyah : Al-Fatehah, Al-An’aam, Al-A’raaf,
Yunus,Huud,Yusuf, Ibrahim, Al-Hijr, An-Nahl, Al-Isroo’, Al-Kahfi,
Maryam, Thaha, Al-Anbiya’, Al-Mu’minuun, Al-Furqaan, Asy-
Syu’aro’, An-Naml, Al-Qashash, Al-Ankabuut, Ar-Ruum, Luqman, As-
Sajdah, Sabaa, Al-Faathir, Yaasiin, Ash-Shaffaat, Shaad, Az-Zumar,
Ghaafir, Fushshilat, Asy-Syuuroo, Az-Zukhruf, Ad-Dukhoon, Al-
Jaatsiyah, Al-Ahqaaf, Qaaf, Adz-Dzaariyaat, Ath-Thuur, An-Najm, Al-
Qamar, Al-Waaqi’ah, Al-Mulk, Al-Qalam, Al-Haaqqah, Al-Ma’aarij,
Nuuh, Al-Jin, Al-Muzzammil, Al-Muddatstsir, Al-Qiyaamah, Al-
Muraasalaat, An-Naba’, An-Naazi’aat ,Abasa,At-Takwiir, Al-Infithaar,
Al-Muthaffifiin, Al-Insyiqaaq,Al-Buruuj, Ath-Thaariq, Al-A’laa, Al-
Ghaasyiyah, Al-Fajr,Al-Balad, Asy-Syams, Al-Lail, Adh-Dhuhaa,
Al-’Ashr, At-Tiyn,Al-’Alaq, Al-Qadr, Al-’Aadiyaat, Al-Qaari’ah, At-
Takatsur, Al-Ashr,Al-Humazah, Al-Fiil, Quraisy, Al-Maa’uun, Al-
Kautsar, Al-Kaafiruun,Al-Masad, Al-Ikhlaash, Al-Falaq, An-Naas.
Surat-surat Madaniyah : Al-Baqarah,Ali Imran,An-Nisaa’,Al-
Maa`idah,Al-Anfaal,At-Taubah, Ar-Ra’d, Al-Hajj, An-Nuur,Al-
Ahzaab, Muhammad, Al-Fat-h, Al-Hujuroot, Ar-Rahman, Al-Hadiid,
Al-Mujaadalah, Al-Hasyr, Al-Mumtahanah, Ash-Shaf, Al-Jumu’ah, Al-
Munaafiquun, At-Taghaabun, Ath-Thalaaq, At-Tahriim, Al-Insaan, Al-
Bayyinah, Al-Zalzalah, An-Nashr.
2 Budi Wanasih, Makkiyah dan Madaniyyah,.... dalam(http://wanssihabuddin.wordpress.com/2013/05/22/makalah-makkiyah-dan-madaniyah/,di akses pada kamis, 02 oktober 2014, pkl 19:40 WIB
5
B. Perbedaan antara Makiyyah dan Madaniyah
1. Dari segi tata bahasa :
a) Surat Makiyyah secara umum gaya bahasanya kuat dan keras
pembicaraannya, sebab kebanyakan yang di ajak bicara orang-orang yang
berpaling dari kebenaran dan sombong. Contoh dalam surat Al-mudatsir
dan Al-Qamar Dan adapun Madaniyyah secara umum gaya bahasanya
lembut dan pembicaraannya halus, sebab yang di ajak bicara orang-orang
yang menerima kebenaran secara terbuka. Contoh dalam surar Al-Maidah
b) Umumnya surat-surat Makiyyah ayatnya pendek-pendek dan kuat
pendalilannya. Contoh dalam surat Ath-Thur, sedangkan Madaniyah
ayatnya panjang-panjang dan menyebutkan hukum-hukum secara khusus.
Contoh dalam surat Al-Baqarah
2. Dari segi isinya :
a) Umumnya surat-surat Makiyyah menetapkan tentang tauhid dan aqidah
yang selamat secara khusus yang berkaitan dengan tauhid Uluhiyah dan
percaya dengan hari kebangkitan.Sedangkan Madaniyah secara umum
menerangkan tentang perincian ibadah dan mu’amalah karena yang di ajak
bicara orang-orang yang telah terikrardalam jiwa mereka tauhid dan
aqidah yang selamat.
b) Berkisar tentang penyebutan jihad dan hukum-hukumnya dan orang-orang
munafik serta keadaan mereka dalam pembagian madaniyah tuntutan
keadaan seperti itu yang mana di syari’atkan jihad dan munculnya
kemunafikan berbeda dengan pembagian surat makiyyah3
3 Muhammad bin Qusaimin, Ushul fi Tafsir(Kairo: Muassasah as-su’udiyah, 1992), hal.17
6
C. Perselisihan Ulama’ Mengenai Kategori Makiyyah dan Madaniyyah
Dalam kitab Karangan Manna’ Al-Qaththan yang berjudul Pengantar Studi
Ilmu al- Qur’an menyebutkan bahwa yang terpenting dalam objek kajian para
ulama yang diturunkan di Mekkah atau Madinah serta yang menjadi
perselisihan yaitu:
1. Ayat-ayat Makkiyah dalam surat-surat Madaniyah
Mereka memberi contoh dengan firman dalam surat Al-Hujurat ayat 13.
�ن�ث�ى أ ن�اك�م� م�ن� ذ�ك�ر و� ل�ق� �ن�ا خ� ا الن�اس� إ �ي�ه� ي�اأك�م� م� �ك�ر� وا إ�ن� أ ف� ب�ائ�ل� ل�ت�ع�ار� ق� ع�وب*ا و� ع�ل�ن�اك�م� ش� و�ج�
ب�ير/ ) اك�م� إ�ن� الل�ه� ع�ل�يم/ خ� �ت�ق� ن�د� الل�ه� أ 13ع�
Artinya : Wahai manusia sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kami
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh
yang paling mulia di antara kamudi sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha teliti.4
ayat tersebut diturunkan di Makkah pada hari penaklukan kota Makkah,
tetapi sebenarnya Madaniyah karena diturunkan selepas hijrah. Disamping
itu, seruannya pun bersifat umum. Ayat seperti ini oleh para ulama tidak
dinamakan Makkiyah dan tidak juga Madaniyah secara pasti. Tetapi
mereka mengatakan; ayat yang diturunkan di Makkah namun hukmya
Madaniyah.
4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya (Jakarta: CV Darus Sunnah, 2002), hlm. 517.
7
2. Ayat-ayat Madaniyah dalam surat Makkiyah
Misalnya surat Al-An’am. Ibnu Abbas berkata surat ini diturun
sekaligus di Makkah, maka ia adalah Makkiyah, kecuali tiga ayat yang
diturunkan di Madinah, yaitu ayat 151 – 153.
Dan, surat Al-Hajj adalah Makkiyah. Tetapi, ada tiga ayat yang
Madaniyha, yaitu ayat 19-21.
3. Yang diturun di Makkah namun hukumnya Madaniyah
Misalnya surat Al-Hujurat; Ayat 13, ayat ini diturunkan di Makkah pada
hari penaklukan kota Makkah,tetapi sebenarnya Madaniyah karena
diturunkan setelah hijrah. Disamping itu, seruannnya pun bersifat umum.
Ayat ini oleh para ulama dinamakan Makkiyah dan juga dinamakan
Madaniyah secara pasti. Tetapi mereka mengatakan; ayat yang diturunkan di
Makkah namunnya Madaniyah.
4. Ayat yang diturunkan di Madinah tetapi hukumnya Makkiyah
Mereka memberi contoh dengan surat Al-Mumtahanah. Surat ini
diturunkan di Madinah dilihat dari segi tempat turunnya, tetapi seruannya
ditujukan kepada orang musyrik penduduk Makkah. Juga seperti permulaan
surat Bara’ah (At-Taubah) yang diturunkan di Madinah, tetapi seruannya
ditujukan kepada orang-orang musyrik penduduk Makkah.
5. yang serupa dengan yang diturunkan di Makkah dalam kelompok
Madaniyah.
Yang dimaksud para ulama disini adalah ayat-ayat yang terdapat pada
madaniyah tetapi mempunyai gaya bahasa dan cirri seperti Makkiyah.
Contohnya Firman Allah dalam surat Al-Anfal: ayat 32 yang Madaniyah.
Hal ini dikarenakan permintaan kaum musyrikin untuk disegerakan azab
adalah di Makkah.
6. Yang serupa dengan yang diturunkan di Madinah dalam kelompok
Makkiyah
Yang dimaksud ulama disini kebalikan dari sebelumnya. Mereka
mencontohkan dalam surat An-Najm. Ayat 32
8
7. Ayat yang dibawa dari Makkah ke Madinah
Contohnya ialah dalam surat Al-A’la. HR. al-bukhari dari Bara’ah bin
Azib yang mengatakan, “Bahwa yang pertama kali dating kepada kami
dikalangan sahabat Nabi adalah Mush’ab bin Umair dan Ibnu Ummi
Maktum. Keduanya membacakan Al-Qur’an kepada kami, setelah itu
datanglah Ammar, Bill, dan Sa’ad. Kemudian datang pula Umar bin Khattab
sebagai orang nomor yang kerua puluh. Baru setelah itu dating nabi. Aku
melihat penduduk Madinah bergembira setelah aku membaca’sabbihisma
rbbikal a’la’.
8. Ayat yang dibawa dari Madinah ke Makkah
Contohnya dari awal surat Bara’ah, yaitu ketika Rasulullah
memerintahkan kepada Abu Bakar untuk pergi haji pada tahun kesembilan
dan hal inipun disampaikan kepada kaum Musyrikin bahwa tahuntidak
seorangpun orang musyrik boleh berhaji.
9. Ayat yang turun diwaktu malam dan waktu siang
Kebanyakan ayat turun pada siang hari dan yang diturunkan pada malam
hari, Abu Qosim Al-Hasan bin Muhammad bin Habib An-Naisaburi telah
menelitinya. Contoh diantaranya adalah bagian-bagian akhir surat ali Imron
dan yang lainnya.
10. Ayat yang turun di musim panas dan musim dingin
Para ulama member contoh ayat yang turun dimusim panas tentang ayat
tentang kalalah yang terdapat di akhir surat An-Nisa’. Contoh lain ialah
ayat-ayat yang turun dalam perang Tabuk, yang terjadi pada musim panas
yang berat sekali seperti yang dinyatakan dalam al-Qur’an surat At-Taubah
ayat 81.
Sedangkan musim dingin mereka mencontohkan dengan ayat-ayat
mengenai “tuduhan bohong” yang terdapat dalam surat An-Nur :
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah
dari golongan kamu….” Sampai dengan bagi mereka ampunkan dan rezeki yang
mulia. (An-Nur: 11-26)5
5Ibid hal. 6
9
11. Yang turun di waktu menetap dan perjalanan
Mayoritas ayat-ayat dan surat-surat al-Qur’an turun pada saat Nabi dlam
keadaan menetap. Akan tetapi, karena kehidupan Rasulullah tidak pernah
lepas dari jihad dan peperangan dijalan Allah, maka wahyu pun pernah
turun dalam peperagan tersebut. Contohnya awal surat Al-Anfal yang turun
pada waktu perang Badar.6
D. karakteristik Makkiyah dan Madaniyah.
Karakteristik makkiyah.
1) Setiap surat yang di dalamnya terdapat kata kata ini di gunakan , كال
untuk memberi peringatan yang tegas dan keras kepada orang-orang
mekkah yang keras kepala.
2) Setiap surat yang di dalamnya terdapat ayat sajdah.
3) Setiap surat yang di dalamnya terdapat kisah para nabi dan umat-umat
terdahulu.
4) Setiap surat yang di dalamnya terdapat kisah nabi adam dan iblis.
5) Mengandung seruan (nida’) untuk beriman kepada Allah dan hari
kiamat dan apa-apa yang terjadi di akhirat dan beriman kepada para
rasul dan malaikat serta menggunakan argumen-argumen akal,
kealaman dan jiwa.
6) Membantah argumen-argumen kaum musyrikin dan menjelaskan
kekeliruan mereka terhadap berhala-berhala mereka. Mengandung
seruan untuk berakhlak mulia dan berjalan di atas syariat yang haq
tanpa terbius oleh perubahan situasi dan kondisi, terutama hal-hal
yang berhubungan dengan memelihara agama, jiwa, harta, akal, dan
keturunan.
7) Terdapat banyak redaksi sumpah dan ayatnya pendek-pendek7.
6Hasbi As-Shidiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/ Tafsir(Jakarta: Bulan Bintang, 1990), hal. 64
7Mahrus salim, Makiyyah dan Madaniyah dalam..... (http://mahrus-salim.blogspot.com/2013/12/makkiyah-dan-madaniyah.html , di akses pada kamis, 02 oktober 2014, pkl 19:40 WIB
10
Karakteristik madaniyah.
1) Setiap surat yang berisi hukum pidana, hukum warisan, hak-hak
perdata dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan perdata
serta kemasyarakatan dan kenegaraan ,
2) Setiap surat yang mengandung izin untuk berjihad, urusan-urusan
perang, hukum-hukumnya, perdamaian dan perjanjian.
3) Setiap surat yang menjelaskan hal ihwal orang-orang munafik
termasuk madaniyah kecuali surat al-Ankabut yang dinuzulkan di
makkah. Hanya sebelas ayat pertama dari surat tersebut yang termasuk
madaniyah dan ayat-ayat tersebut menjelaskan perihal orang-orang
munafik.
4) Menjelaskan hukum-hukum amaliyyah dalam masalah ibadah dan
muamalah, seperti shalat, zakat, puasa, haji,qisas, talak, jual beli, riba
dan lain-lain.
5) Sebagian surat-suratnya panjang-panjang, sebagian ayat-ayatnya
panjang-panjang dan gaya bahasanya cukup jelas dalam menerangkan
hukum-hukum agama.8
E. Tujuan mempelajari al-makkiyah dan al madaniyah.
1) Untuk menambah keyakinan bahwa al-qur’an adalah kalam Allah yang
diturunkan dibawah otoritas Allah semata bukan berdasarkan keinginan
nabi.
8 Ibid hal. 10
11
2) Untuk Mempermudah memahami al-qur’an.
3) Agar bisa memahami nasikh (hukum yang menghapus) dan mansukh
(hukum yang di hapus) jika terdapat dua ayat yaitu Madaniyah dan
Makkiyah yang keduanya memenuhi syarat -syarat naskh (penghapusan)
maka ayat Madaniyah tersebut menjadi nasikh bagi ayat Makkiyah karena
ayat Madaniyah datang belakangan setelah ayat Makkiyah.
4) Untuk mengetahui kronologis penurunan syariah yang berangsur-angsur.
5) Untuk mengetahui perjalanan Rasulullah.
6) Untuk mengetahui kesungguhan para sahabat dan generasinya dalam
menjaga otentisitas al Qur’an
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pengertian makkiyah dan madaniyah adalah Kata makkiyah merupakan kata
sifat yang disandarkan kepada kota tersebut. Dan sesuatu disebut makkiyah
apabila ia mengandung kriteria yang berasal dari Makkah atau yang
berkenaan dengannya. Begitu pula dengan madaniyah, ia diambil dari nama
kota Madinah, tempat Rasulullah SAW berhijrah dan membangun masyarakat
Islam serta mengembangkan Islam hingga ke segala penjuru dunia. Dari sini
kemudian para ulama dalam mendefinisikan makkiyah dan madaniyah tidak
hanya terpaku pada pengertian yang sangat sempit, melainkan juga
memasukan unsur waktu yang tak terpisahkan dari sejarah Rasulullah.
Imam Az Zarkasyi dalam bukunya Al Burhan fi Ulum Al Qur’an telah
menyebutkan tiga variabel definisi mengenai makkiyah dan madaniyah:
Pertama, definisi berkonotasi tempat
Kedua, definisi berkonotasi periode waktu
Ketiga, definisi berkonotasi objek wahyu
2. Perbedaan antara Makiyyah dan Madaniyah
1. Dari segi tata bahasa :
a). Surat Makiyyah secara umum gaya bahasanya kuat dan keras
pembicaraannya, sebab kebanyakan yang di ajak bicara orang-orang
yang berpaling dari kebenaran dan sombong.
b).Umumnya surat-surat Makiyyah ayatnya pendek-pendek dan kuat
pendalilannya.
2. Dari segi isinya :
a) Umumnya surat-surat Makiyyah menetapkan tentang tauhid dan
aqidah yang selamat secara khusus yang berkaitan dengan
tauhid
12
13
Uluhiyah dan percaya dengan hari kebangkitan.Sedangkan
Madaniyah secara umum menerangkan tentang perincian ibadah
dan mu’amalah
b) Berkisar tentang penyebutan jihad dan hukum-hukumnya dan
orang-orang munafik serta keadaan mereka
3. Perselisihan Ulama’ Mengenai Kategori Makiyyah dan Madaniyyah
1. Ayat-ayat Makkiyah dalam surat-surat Madaniyah
2. Ayat-ayat Madaniyah dalam surat Makkiyah
3. Yang diturunkan di Makkah namun hukumnya Madaniyah
4. Ayat yang diturunkan di Madinah tetapi hukumnya Makkiyah
5. yang serupa dengan yang diturunkan di Makkah dalam kelompok
Madaniyah.
6. Yang serupa dengan yang diturunkan di Madinah dalam kelompok
Makkiyah
7. Ayat yang dibawa dari Makkah ke Madinah
8. Ayat yang dibawa dari Madinah ke Makkah
9. Ayat yang turun diwaktu malam dan waktu siang
10. Ayat yang turun di musim panas dan musim dingin
11. Yang turun di waktu menetap dan perjalanan
4. Karakteristik makkiyah dan madaniyah
a). Makkiyah : kebanyakan menjelaskan tentang aqidah, karena pada masa itu
keadaan dikota makkah masih membutuhkan nasehat agar memperkuat
ketauhitannya terhadap keesaan Alloh dan kebanyakan ayat-ayatnya
pendek-pendek.
b). Madaniyah : kebanyakan membahas tentang muammalah, ibadah dsb,
karena pada saat itu, penduduk madinah sudah menerima islam dan
kenabian nabi Muhammad
14
5. Tujuan mempelajari al-makkiyah dan al madaniyah
Untuk menambah keyakinan bahwa al-qur’an adalah kalam Allah
Untuk mempermudah memahaminya
Agar bisa memahami nasikh (hukum yang menghapus) dan mansukh
(hukum yang di hapus)
Untuk mengetahui kronologis penurunan syariah yang berangsur-angsur.
Untuk mengetahui perjalanan Rasulullah.
Untuk mengetahui kesungguhan para sahabat dan generasinya dalam
menjaga otentisitas al Qur’an
DAFTAR PUSTAKA
Wanasih,Budi.2013.Makiyyah dan Madaniyyah, dalam (http://wanssihabuddin.wordpress.com/2013/05/22/makalah-makkiyah-dan-madaniyah/,di akses pada kamis 02 oktober 2014, pkl 19:40 WIB
Qusaimin,Muhammad.1992.Ushul fi Tafsir.Kairo;Muassasah As-Su’udiyahSalim,Mahrus 2013. Makiyyah dan Madaniyah dalam (http://mahrus-salim.blogspot.com/2013/12/makkiyah
danmadaniyah.html , di akses pada kamis, 02 oktober 2014, pkl 19:40 WIB.
Manna Khalil Al-Qattan, Pengantar Studi Ilmu Al- Qur’an, Pustaka Al- Kautsar, Jakarta Timur, 2005.
Al-Qattan, Mannan Khalil. 2005. Pengantar Studi Ilmu Al- Qur’an. Jakarta Timur; Pustaka Al- Kautsar. Ash Shiddieqi,Hasbi (1990), Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/ Tafsir,
Jakarta: Bulan Bintang.Departemen Agama RI. 2002. Al-Qur’an dan terjemahnya. Jakarta; CV Darus
Sunnah.Djalal, abdul . 2000. Ulumul Qur’an. Surabaya ; Dunia Ilmu.
15