Download - makalah sabun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sabun merupakan salah satu produk pembersih yang memiliki banyak
kegunaan. Sabun telah dipakai sejak jaman dahulu kala. Akan tetapi teknik
pembuatannya masih sangat sederhana. Sebagai contohnya, suku bangsa Jerman
telah memakai sabun sejak dahulu kala dan telah mampu membuat sabun dengan
menggunakan lemak babi atau sapi dan abu kayu yang banyak mengandung garam
alkali.
Sabun dibuat melalui proses hidrolisa gliserida dengan larutan KOH atau
NaOH atau yang lebih dikenal dengan safonifikasi. Sekarang ini sabun dibuat dengan
cara praktis dan dilakukan dengan teknik yang sederhana. Lelehan lemak sapi atau
lemak lain dipanaskan dengan NaOH atau KOH. Sabun adalah garam alkali
(biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak. Dimana asam lemak diartikan
sebagai asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis dari suatu lemak atau minyak,
yang umumnya mempunyai rantai hidrokarbon panjamng dan tak bercabang. Sabun
mengandung garam, terutama garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung
beberapa karboksilat dengan bobot atom rendah.
Pada pembuatan sabun dipergunakan bahan–bahan antara lain minyak sayur,
garam, pewarna dan NaOH. Minyak termasuk ke dalam lemak biasa dimana lemak
dan minyak adalah trigliserida. Beberapa contoh lemak dan minyak adalah lemak
sapi, minyak kelapa, minyak jagung dan minyak ikan.
Saat ini sabun telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga telah
bermunculan produk-produk sabun dengan komposisi tambahan yang beraneka
ragam dengan berbagai macam merek dagang seperti sabun cair, sabun transparan,
sabun anti acne dan lain-lain. Teknik pembuatan dan bahan yang ditambhakan ke
dalam sabun-sabun tersebut pun berbeda. Dengan mengetahui teknik pembuatan dan
1
bahan-bahan tambahan maka akan diperoleh pemahaman yang baik mengenai sabun
dan jenis-jenisnya.
1.2 Permasalahan
Dari uraian yang ada diatas, timbul suatu pertanyaan, bagaimana cara dan
bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan berbagai jenis sabun.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan
dan bahan yang dipakai dalam pembuatan berbagai jenis sabun.
1.4 Manfaat
1. Pemanfaatan berbagai jenis sabun secara optimal sesuai dengan fungsinya
2. Pengembangan teknik-teknik baru pembuatan berbagai jenis sabun.
3. Penggunaan bahan dan teknik tepat guna dalam menghasilkan sabun yang
berkualitas.
1.5 Pembatasan Masalah
Dalam penulisan ini titik fokus pembahasan adalah mendeskripsikan proses
pembuatan dan bahan yang dipakai dalam pembuatan sabun cair, sabun obat, sabun
kecantikan, dan sabun transparan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Sabun
Sebuah legenda menceritakan tentang asal mula sabun, dimana kata sabun
“soap” diambil dari nama sebuah gunung “Mount Sapo” dimana orang-orang
Romawi kuno mempersembahkan kurban hewan. Hujan mengalirkan sisa-sisa lemak
dari tubuh hewan ke daratan di bawah gunung menuju suatu sungai “Tiber”. Wanita-
wanita disana mengatakan bahwa pakaian yang mereka cuci di sungai tersebut
menjadi lebih bersih.
Pengetahuan tentang sabun, pembuatan serta penggunaannya telah dimulai
sejak zaman Babilonia sekitar 2800 SM, dimana sebuah formula pembuatan sabun
ditulis dalam lempengan tanah liat di sekitar tahun 2200 SM. Orang-orang Mesir
kuno di tahun 1550 SM mandi secara teratur dengan suatu substansi dari campuran
minyak tumbuhan dengan asam alkali. Sedangkan menurut Julius Caesar, suku
bangsa Jerman pada waktu itu membuat sabun dengan menggunakan lemak babi atau
sapi dan abu kayu yang banyak mengandung garam alkali.
Perusahaan pertama pembuatan sabun sederhana berbentuk batangan
ditemukan di Mesir pada zaman Pompeii (79 AD). Produksi sabun khususnya sabun
batangan, pertama dimulai secara besar-besaran di abad ke-19. Pengembangannya
dengan bantuan periklanan, menambah popularitasnya di kawasan Amerika dan
Eropa, mengingat hubungannya dengan kebersihan dan kesehatan. Di tahun 1950,
sabun berhasil menggalang kesepakatan publik sebagai alat kebersihan personal
sehari-hari.
3
2.2 Sabun
Sabun merupakan produk kaustik yang dibuat melalui proses hidrolisa
gliserida dengan larutan KOH atau NaOH. Sabun dibuat melalui reaksi penyabunan
atau safonifikasi. Sabun pada umumnya memiliki sifat-sifat seperti :
1. Dapat terhidrolisa dalam air membentuk basa dan asam karboksilat. Hal ini
dikarenakan sabun tersusun oleh basa kuat dan asam lemah.
2. Dalam air sabun berbentuk koloid dimana alkilnya bersifat non polar sehingga
dapat membersihkan kotoran yang berupa senyawa non polar, sedangkan
gugusan karboksilat yang bersifat polar membersihkan kotoran yang bersifat
polar.
3. Dapat bereaksi dengan asam mineral membentuk asam lemak dan garam
organik.
2.3 Safonifikasi
Safonifikasi adalah proses hidrolisis asam alkanoat (lemak) dengan
menggunakan larutan basa kuat yang membentuk sabun dan alkohol, dengan reaksi
sebagai berikut :
Lemak + Basa kuat → Sabun + Gliserol
(gliserida) (garam) (alkohol)
Atau secara singkat safonifikasi merupakan suatu reaksi yang terjadi antara lemak
dan kaustik soda atau peristiwa dari ester- ester.
Kata safonifikasi berarti pembuatan sabun. Safonifikasi suatu ester dengan
NaOH menghasilkan garam natrium dari suatu asam karboksilat. Safonifikasi suatu
trigliserida menghasilkan suatu garam dari asam lemak ke rantai panjang, yang
merupakan sabun. Pioneer Amerika menggunakan lemak sapi atau babi dan abu kayu
(yang mengandung garam alkali, seperti K2CO3) untuk membuat sabun.
4
Contoh reaksi safonifikasi :
H2C-OOCR CH2OH
HC-OOCR + 3NaOH kalor CHOH + 3R-COO- Na
H2C-OOCR CH2OH
lemak gliserol sabun
(gliserida)
2.4 Jenis Sabun
Jenis sabun yang sering ditemui antara lain:
1. Sabun Keras
Sabun keras adalah reaksi antara asam alkanoat suhu tinggi dengan NaOH
yang menghasilkan garam natrium.
2. Sabun Lunak
Sabun lunak adalah reaksi antara asam alkanoat dengan KOH yang
menghasilkan garam kalium.
2.5 Pembuatan Sabun
Sabun dibuat dengan mereaksikan suatu lemak (gliserida) dengan
menggunakan larutan basa kuat. Gliserida atau lemak dipanasi dan selanjutnya
ditambahkan NaOH sehingga terjadi reaksi penyabunan. Sabun yang terbentuk (Na-
asetat) dapat diambil pada lapisan teratas dari campuran sabun, gliserol dan sisa basa.
Agar sabun mengendap dan dapat dipisahkan dengan cara penyaringan, NaCl
ditambahkan ke dalam campuran.
Untuk gliserol murni dapat diperoleh dengan cara penyulingan, sedangkan
sabun yang kotor dimurnikan dengan cara mengendapkan beberapa kali
5
(reprisipitasi). Akhirnya ditambahkan parfum supaya sabun memiliki bau yang
dikehendaki.
Bahan baku yang dipakai adalah lemak (gliserida). Lemak merupakan
campuran dari gliserida dimana komposisinya berbeda-beda sesui dengan sumbernya.
Trigliserilasetat adalah ester-ester yang terjadi bila glycerol alcohol terhidrat
digabungkan dengan asam lemak yang mempunyai sifat khusus tetapi natural fat
(lemak alami).
Lemak alami bersumber dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Lemak yang
berasal dari hewan disebut lemak, misalnya dari sapi, kerbau, dan kambing. Lemak
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan disebut minyak, misalnya minyak kelapa, jagung,
dan kacang-kacangan. Minyak dari tumbuh-tumbuhan dapat diubah menjadi lemak
dengan reaksi hidrogenasi, yaitu minyak dipadatkan (ikatan rangkapnya dijenuhkan)
dengan reaksi penambahan (adisi) hidrogen. Pada reaksi hidrogenasi ini dikenal
istilah bilangan iodine yaitu bilangan yang menyatakan jumlah gram iodine yang
diperlukan untuk menjenuhkan asam lemak tak jenuh pada tiap 100 gram lemak.
Pada uumnya lemak digunakan untuk membuat mentega, margarine dan sabun.
Pada pembuatan sabun juga dikenal angka penyabunan. Angka penyabunan
adalah suatu bilangan yang menunjukan jumlah milligram dari potassium hidroksida
yang diperlukan untuk menyabun 1 gram dari berat lemak/ minyak. Minyak atau
lemak terdiri dari asam–asam lemak yang mempunyai berat molekul rendah melalui
proses safonifikasi menjadi berat molekul tinggi dari asam lemak pada gliserida.
Disamping pentingnya angka penyabunan dalam proses pembuatan sabun, masih ada
beberapa bilangan lainya yang serta sekali hubungannya dengan proses pembuatan
sabun.
Bilangan tersebut adalah:
a. Acid Value
6
Adalah jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam
lemak bebas didalam 1 gram minyak atau lemak.
b. Hanner Value
Adalah bilangan yang menyatakan persentase asam 0- asam lemak yang tidak
larut dalam lemak ad\tau minyak.
Minyak dan lemak merupakan campuran ester-ester gliseril dari asam lemak
(fatty acid) atau trigliserda. Ada bermacam – macam sumber aslinya yang berbeda
dan tergantung dari sifat – sifat fisis dan kimia dari campuran ester. Ester-ester
tersebut dapat berbentuk solid (padatan), liquid (cairan), volatile saturated (uap jenuh
yang mudah menguap) dan sebagian senyawa yang unsaturated (tidak jenuh).
Komposisi trigliserida terdiri dari ester 5% gliserida dan 95% fatty acid (asam lemak)
yang merupakan gabungan dari ester-ester.
Secara umum rumus struktur molekul lemak adalah sebagai berikut :
Bila R = R’ = R” disebut lemak sederhana (gliserida) sedangkan bila R ≠ R’ ≠
R” dinamakan lemak campuran.
Gugus tersebut diatas adalah merupakan ester-ester dari lemak atau gliserida.
Lemak-lemak adalah ester dari gliserol atau asam palmitat atau asam stearat. Gugus
alkyl (R), untuk masing-masing R, R’, R” bisa sama di dalam ikatan molekulnya dan
7
H
CH OOCR
CH OOCR’
CH OOCR’’
H
juga R = R’ = R”. Hal ini tergantung dari ikatan molekul asam lemak itu sendiri.
Ester –ester lemak suku tinggi dari asam lemak jenuh lebih stabil. Sebagai contoh :
Asam palmitat
Asam stearat
Karena sumber fatty acid merupakan bagian yang penting dari molekul–
molekul gliserida dan merupakan bagiann yang aktif maka sifat–sifat fisis dan kimia
dari lemak sebagian besar tergantung dari sifat–sifat fisis dan kimia setiap komponen
fatty acid .
Lemak adalah senyawa yang tak larut dalam air, dapat larut dalam pelarut
polar, misalnya eter atau khloroform. Secara kimiawi lemak dapat diartikan sebagai
8
H
CH OOC15H31
CH OOC15H31
CH OOC15H31
H
H
CH
CH OOC17H35
CH OOC17H35
H
OOC17H35
triester gliserol yang biasa disebut trigliserida. Senyawa ini pada temperatur kamar
memiliki 2 bentuk, yaitu bentuk cairan dan padat.
Kebanyakan lemak dan minyak yang terdapat di alam merupakan trigliserida
campuran, artinya ketiga bagian asam lemak dari gliserida itu tidaklah sama.
Tabel 2.1 Asam Lemak Pilihan dan Sumbernya
Nama
Asam
Struktur Sumber
Jenuh
Butirat
Palmitat
Stearat
Tak jenuh
Palmitoleat
Oleat
Linoleat
Linolenat
CH3(CH2)2CO2H
CH3(CH2)14CO2H
CH3(CH2)16CO2H
CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO2H
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7CO2H
CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7CO2H
CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2CH=CH(CH2)
Lemak susu
Lemak hewani dan
nabati
Lemak hewani dan
nabati
Lemak hewani dan
nabati
Lemak hewani dan
nabati
Minyak nabati
Minyak biji rami
2.6 Mekanisme Kerja Sabun
Kotoran yang melekat pada kulit atau pakaian ataupun benda-benda lainnya,
pada umunya berasal dari lemak, minyak dan keringat, butir–butir tanah dan
sebagainya.
Zat- zat tersebut sangant sukar larut dalam air karena bersifat non polar.
Untuk itu diperlukan sabun untuk membersihkanya.
9
Suatu gugus sabun terdiri dari bagian muka berupa gugus – COONa yang
polar serta bagian ekor berupa rantai alkyl yang bersifat non polar. Ketika sabun
dimasukkan ke dalam air maka sabun akan mengalami ionisasi. Gugus–gugus ini
akan membentuk buih , dimana akan mengarah kepada air (karena sama- sama polar),
sedangkan bagian yang lain akan mengarah kepada kotoran (karena sama-sama non
polar). Karena itu kotoran–kotoran terikat pada sabun dan terikat pada air, maka
dengan adanya gerakan tangan atau mesin cuci, kotoran tersebut akan tertarik atau
terlepas. Jika berupa minyak atau lemak, maka akan membentuk emulsi minyak
dalanm air dan sabun sebagi emulgator.
Jika sabun bertemu dengan kotoran tanah, maka akan diabsorbsi oleh sabun
dan membentuk suspensi butiran tanah, air dimana sabun sebagai zat pembentuk
suspensi.
Kegunan sabun adalah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak
sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh 2 sifat
sabun, yaitu:
1. Rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam molekul nonpolar
seperti tetesan-tetesan minyak.
2. Ujung anion molekul sabun yang tertarik pada air ditolak oleh ujung anion
molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain. Karena tolak
menolak antara tetes-tetes sabun-minyak, maka minyak itu tidak dapat bergabung
tetapi tetap tersuspensi.
BAB III
PEMBAHASAN
10
3.1 Produk-produk Sabun
Terdapat berebagai masam produk sabun yang dibuat dengan berbagai macam
komposisi dan kegunaan. Berikut ini beberapa produk sabun yang telah beredar
selama ini, antara lain :
African Black Soap
Sabun ini sering digunakan sebagai sarana pengobatan karena komposisi dan
aromanya yang natural.
Goat’s Milk Soap
Adalah sabun yang komposisi dasarnya tersusun atas 10 % vitamin D cair dari
susu kambing. Melembutkan kulit dan memiliki busa creamy yang banyak.
Liquid Soap
Adalah sabun dengan kadar konsentrasi dasar deterjen tinggi dan bentuknya
cair, sehingga jika dilarutkan dalam air, menimbulkan busa yang banyak.
Digunakan sebagai dasar pembuatan shampoo, shower gels, dan liquid hand
soap.
Melt and Pour Soap
Merupakan sabun yang kadar alkalinya sangat rendah dan biasa digunakan
untuk anak-anak. Sabun ini dibuat khusus agar tidak merusak kulit anak yang
masih tipis.
Soap Noodles Shredded Soap
Sabun ini adalah sabun mandi biasa, tetapi dibuat dalam bentuk parutan tipis-
tipis. Mengandung alkali yang tidak terlalu tinggi, dan biasa digunakan untuk
campuran bath-tub.
Suds Boosters
11
Sabun ini berbentuk bubuk kristal dimana penggunaannya harus dicampur
dengan air dan bahan-bahan lainnya seperti parfum atau pelembut, karena
hanya mengandung bahan pembersih natural ringan.
Transparant Soap
Sabun “tembus pandang” ini tampilannya jernih dan cenderung memiliki
kadar yang ringan. Sabun ini mudah sekali larut karena mempunyai sifat sukar
mengering.
Deodorant Soap
Sabun ini bersifat sangat aktif digunakan untuk menghilangkan aroma tak
sedap pada bagian tubuh. Tetapi jenis sabun ini tidak dianjurkan untuk kulit
wajah karena memiliki kandungan yang cukup keras yang dapat
mengakibatkan kulit teriritasi.
Castile Soap
Sabun yang memakai nama suatu daerah di Spanyol ini memakai olive oil
untuk formulanya.
Acne Soap
Sabun ini dikhususkan untuk membunuh bakteri-bakteri pada jerawat.
Seringkali sabun jerawat ini mengakibatkan kulit menjadi kering. Bila
pemakaiannya dibarengi dengan produk anti-acne lain maka kulit akan sangat
teriritasi.
Cosmetic Soap atau Bar Cleanser
Biasanya dijual di gerai-gerai kecantikan. Harganya jauh lebih mahal dari
sabun-sabun biasa karena di dalamnya terdapat formula khusus seperti
pemutih. Cosmetic soap biasanya memfokuskan formulanya untuk memberi
hasil tertentu, seperti pada whitening facial soap dan firming facial soap.
Superfatted Soap
12
Memiliki kandungan minyak dan lemak lebih banyak sehingga membuat
terasa lembut dan kenyal. Sabun ini sangat cocok digunakan untuk kulit
kering karena di dalamnya terdapat kandungan gliserin, petroleurn, dan
beeswax yang dapat melindungi kulit dari iritasi dan jerawat.
Oatmeal Soap
Dari hasil penelitian, tumbuahan gandum mempunyai kandungan anti iritasi.
Dibandingkan jenis sabun lain, sabun gandum ini lebih baik dalam menyerap
minyak dan menghaluskan kulit kering dan sensitif.
Natural Soap
Sabun alami ini memiliki formula yang sangat lengkap seperti vitamin,
ekstrak buah, minyak nabati, ekstrak bunga, aloevera, dan essential oil.
Cocok untuk semua jenis kulit dan kemungkinan membahayakan kulit
sangatlah kecil.
Unique Soap
Sabun ini disebut unik karena memang demikian adanya. Bentuk, warna dan
gambarnya sangat lucu dan sekarang sering dijadikan koleksi atau souvenir
acara-acara tertentu.
Produk-produk sabun diatas setidaknya dapat digolongkan ke dalam beberapa
kategori sabun berikut ini :
1. Sabun cair
2. Sabun obat
3. Sabun kecantikan
4. Sabun transparan
3.2 Sabun Cair
13
Salah satu produk sabun cair adalah sabun mandi cair. Sabun mandi cair
merupakan garam logam alkali (biasanya kalium) dari asam lemak yang diperoleh
melalui proses safonifikasi yaitu proses hidrolisis asam alkanoat (lemak) dengan
menggunakan larutan kalium hidroksida (KOH). Secara umum karakteristik sabun
mandi cair ,antara lain :
Dibuat dari minyak
Alkali yang dipakai KOH
Bentuk cair dan tidak mengental pada suhu kamar.
Sabun mandi cair adalah surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan
membersihkan, bekerja dengan bantuan air. Sedangkan surfaktan merupakan
singkatan dari surface active agents, yaitu bahan yang menurunkan tegangan
permukaan suatu cairan dan di antarmuka fasa (baik cair-gas maupun cair-cair)
sehingga mempermudah penyebaran dan pemerataan.
Sabun mandi cair dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak
menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang
biasanya digunakan adalah KOH (kalium/potasium hidroksida). Asam lemak yang
berikatan dengan kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun.
Secara umum reaksi safonifikasi pada pembuatan sabun mandi cair sama
dengan kebanyakan pembuatan sabun, hanya saja alkali yang dipakai adalah KOH.
Berikut ini reaksi safonifikasi pembuatan sabun mandi cair :
Lemak + KOH → Sabun + Gliserol
(gliserida) (garam) (alkohol)
14
Contoh :
H2C-O-CO-C17H35 H2C-OH
HC-O-CO-C17H35 + 3KOH kalor HC-OH + 3C17H35COO K
H2C-O-CO-C17H35 H2C-OH
K-stearat
gliserin tristearat gliserol (sabun cair)
3.3 Sabun Obat
Berdasarkan definisi dari sabun dan dari obat, maka definisi sabun obat dapat
dirumuskan sebagai berikut yaitu sabun obat adalah garam yang berasal dari suatu
asam lemak tinggi yang bereaksikan dengan alkali dan ditambah dengan zat kimia,
bahan obat yang berguna untuk mencegah, mengurangi ataupun
menghilangkan/menyembuhkan penyakit dan atau gejala penyakit pada kulit. Untuk
membuat sabun yang baik, asam. lemak yang digunakan sebaiknya berupa campuran
asam lemak yang berasal dari hewan dan tumbuhan dalam perbandingan 3:1 atau 4:1,
setelah direaksikan dengan KOH akan menghasilkan sabun yang agak padat dan
mudah larut dalam air. Bahan obat yang sering dipakai adalah yang bersifat
desifektan ataupun antiseptika seperti turunan fenol, sufur,merkuriodiyodida dan lain-
lain.
Sabun merupakan alat pembersih yang baik yang telah lama digunakan orang,
karena dapat menghilangkan kotoran-kotoran seperti debu, bakteri, dan sisa
metabolisma/keringat, sehingga dapat mencegah infeksi pada kulit. Nilai yang
tertinggi dari sabun sebagai pembersih ialah kesanggupannya untuk melarutkan dan
menghilangkan kotoran. Pembersihan kulit dengan sabun merupakan langkah
15
pertama dalam praktek dermatologik, sebab pemakaian obat-obatan pada kulit yang
keras dan bersisik tidak akan berhasil karena terhalangnya hubungan obat dengan
kulit.
Bila membersihkan tangan dengan menggunakan buih sabun yang banyak
akan dapat memusnahkan semua streptococcus yang melekat pada permukaan kulit.
Setelah dilakukan penyelidikan diketahui bahwa kemampuan sabun untuk
membersihkan bakteri pada kulit tidak sempurna. Bakteri yang tertinggal setelah
dibersihkan dengan sabun akan hilang bila terus dibersihkan beberapa lama dengan
merendamnya dalam air hangat selama lebih kurang sepuluh menit, kemudian
digosok dengan bros halus secara merata dan dilanjutkan dengan sabun yang lunak
selama lebih kurang enam menit secara teratur.
Berkurangnya bakteri bergantung pada :
a. Jumlah dari kekuatan boros sabun yang dipakai.
b. Jenis dan kualitas sabun
c. Kesterilan dan suhu air.
Pada pembahasan mengenai sabun obat dikhususkan untuk digunakan
mengobati penyakit kulit sesuai dengan kegunaan dari obat yang ditambahkan.
Beberapa penyakit yang umum terdapat di kulit :
1. Yang disebabkan oleh bakteri
a. Jerawat (acne)
b. Kudis
c. Alergi
2. Yang disebabkan oleh jamur
a. Panu
b. Kurap
3.3.1 Pengaruh Sabun Obat Terhadap Kulit
Pengaruh sabun obat terhadap kulit antara lain :
16
Menghilangkan bakteri pada tempat pemakainya.
Pengaruh alkali – alkali pada kulit
Kemungkinan terjadinya alergi
Perubahan sifat kulit setelah dibersihkan dengan sabun
Pengaruh akibat rangsangan sabun yang terrbuat dengan asam–asam lemak
tertentu.
3.3.2 Bahan Obat dalam Sabun Obat
Tergantung pada tujuan pemakaiannya, maka bahan obat yang dapat
ditambahkan pada sabun berupa :
Desinfektan ataupun antiseptik
Desinfektan adalah suatu zat kimia yang dapat membebaskan benda-
benda dari mikroorganisme yang dapat menimbulkan infeksi. Antitiseptik
adalah suatu zat kimia yang dapat melawan pembusukan yang disebabkan
oleh mikroorganisma yang patogen atau non patogen terhadap tubuh.
Contotohnya heksalofen dan sulfur.
Kedua zat kimia ini digolongkan sebagai obat-obat anti infeksi sebab
dapat mencegah infeksi dan pembusukan yang disebabkan mikroorganisme
yang patogen patogen. Cara kerja zat kimia ini adalah dengan menghambat
pertumbuhan membunuh mikroorganisme tersebut.
Germisida (antifungi)
Germisida (anti fungi) adalah suatu bahan obat yang kerjanya dapat
membasmi jamur pada tubuh. Pengobatan jamur di kulit adalah dengan
menggunakan obat anti fungi dalam bentuk cream, suspensi dan sabun.
Sabun-sabun yang digunakan sebagai anti fungi sama dengan sabun
antiseptik. Asam salisilat karena berkhasiat sebagai fungisida sering dipakai
pada sabun anti fungi.
Bahan obat lainnya.
17
Selain bahan-bahan di atas. masih banyak lagi bahan-bahan lain yang
ditambahkan pada sabun yang bisa bekerja untuk mengobati penyakit kulit
misalnya sulfur dan lanolin.
Sulfur digunakan sebagai obat untuk mencegah/menyembuhkan penyakit
kulit seperti kudis. untuk ini sabun yang digunakan harus mengandung
12 gram sulfur.
Lanolin merupakan zat yang terdapat pada sabun yang digunakan untuk
mengobati rambut yang keras. kaku, kering dan tidak berminyak. Agar
rambut menjadi lembut, berkilat dan mudah diatur atau disisir.
Pada umumnya preparat dari sabun obat banyak digunakan sebagai sabun
antiseptik lokal yang didalam perdagangan dikenal sebagai sabun mandi. Contoh
preparat-preparat sabun mandi obat adalah :
Sabun lifebuoy.
Isinya : Puralin (Thiurad, Thioson. Thylate. Tiuramil. Pamasol)
Sediaan : Massa sabun yang padat.
Kegunaan : Sebagai sabun mandi, antiseptis, untuk membersihkan tangan
bagi dokter dan perawat sewaktu merawat orang sakit.
Sabun Asepso
Isinya : 3% merkuri diyodida
Sediaan : Sebagai sabun mandi, antiseptis, dan germisida.
Kegunaan : Untuk membersihkan tangan bagi dokter dan perawat
sewaktu mengoperasi/merawat orang sakit.
Sahlin Savlon
Isinya : 17,5% Cetrimide B.P.
Sediaan : Massa sabun yang padat
18
Kegunaan : Sabun mandi dan antiseptik
Sahlin Oilatum
Isinya : Mengandung 7,5% protein bebas
Sediaan : Hand size 4,1 Oz, bath size 6,2 oz
Kegunaan : Untuk membersihkan dan menghilangkan kekeringan pada
kulit akibat rangsangan tertentu.
Sabun Resolin
Isinya : Resorsin, Sulfur, Salicylic acid
Sediaan : Massa sabun yang padat
Kegunaan : Sebagai detergen keratolitik, pelindung, kulit dan pengobatan
jerawat.
Sabun Fostex
Isinya : Hexachlorofen 1 %, Sulfur 2%, Salicylic acid 2%
Sediaan : massa sabun yang padat.
Kegunaan : mencegah infeksi yang disebabkan oleh jamur.
Sabun Dial
Isinya : Hexachlorofen
Sediaan : massa sabun yang padat
Kegunaan : sabun antiseptik
Sabun Acne Aid Detergent
Isinya : Hypo allergenic blend dari sabun netral dan surfaktan
Sediaan : 4,1 oz per batang (balok)
Kegunaan : Pembersihan lemak pada kulit membantu membukakan pori-
pori, mengobati jerawat.
Sabun Juhwa
Isinya : Mengandung asam borax
Sediaan : Massa sabun yang padat
Kegunaan : Sabun germicide
19
3.4 Sabun Kecantikan
Sabun kecantikan merupakan salah satu jenis sabun yang diperuntukkan bagi
perawatan dan kesehatan kulit wanita. Untuk memenuhi kebutuhan kulit untuk tetap
cantik, lembut dan sehat pada waktu mandi dan memperbaiki permasalahan kulit.
Sebenarnya prinsip pembuatan sabun obat adalah sama dengan pembuatan sabun
yakni suatu proses saponfikasi antara asam lemak tinggi dengan alkali seperti KOH,
NaOH. Hanya saja di formula sabun kecantikan terdapat bahan-bahan yang
digunakan sesuai dengan tujuan perawatan kulit seperti untuk memperhalus,
memperbaiki permasalahan kulit.
Bahan-bahan yang sering ditambahkan ke dalam sabun kecantian antara lain :
Vitamin E
Vitamin E adalah vitamin yang dapat melarutkan lemak dan antioksidan yang
menetralisasi radikal-radikal bebas dalam tubuh. Vitamin E seringkali
digunakan dalam krim-krim dan losion-losion kulit karena dipercaya dapat
mendorong penyehatan kulit.
Propolis
Berfungsi untuk sifat-sifat anti bakteri, anti jamur, dan antibiotik.
Minyak Jojoba
Digunakan untuk melembabkan dan melumasi kulit.
Ceramide
Pelembab luar biasa yang membuat kulit terasa halus dan licin.
Minyak Camellia
Dapat meremajakan dan melembabkan sel-sel kulit dan dapat berkerja
dengan baik dalam mengobati infeksi-infeksi jamur seperti penyakit gatal jock
dan kutu air.
20
Bahan Pensteril Alami
Batu Jade Putih Chung
Memiliki pengaruh besar pada kulit yang menua.
Daun Camellon
Untuk mengobati penyakit-penyakit kulit dan memiliki sifat-sifat anti bakteri.
Kolagen
Untuk membangun kembali kulit yang rusak dan menghadang tanda-tanda
penuaan.
Aroma, seperti aroma buah, ekstrak bunga mawar, melati, bunga matahari,
bunga lili, dan bunga teratai
3.5 Sabun Transparan
Sabun transparan itu adalah sabun yang terlihat bening, biasanya di pasaran
harganya mahal. Karena pH-nya netral, jadi seringkali dipakai untuk sabun muka. pH
itu adalah derajat keasaman, kalau semakin asam pH-nya semakin kecil. pH yang
netral itu adalah 7.
Sabun transparan sering disebut sebagai sabun gliserin. Disebut
demikian karena pada proses pembuatan sabun transparan ditambahkan sekitar 10-15
persen gliserin. Jenis sabun ini memiliki tampilan yang transparan dan lebih berkilau
dibandingan jenis sabun lainnya serta mampu menghasilkan busa yang lebih lembut
di kulit. Tampilan dari sabun transparan yang menarik, berkelas dan mewah membuat
sabun transparan dijual dengan harga yang relatif lebih mahal dan dikonsumsi oleh
kalangan masyarakat ekonomi menengah ke atas. Jenis bahan baku yang digunakan
untuk memproduksi sabun transparan diantaranya adalah asam stearat, minyak,
natrium hidroksida (NaOH), gliserin, gula pasir, etanol dan coco dietanolamida
(coco-DEA).
21
Kelebihan sabun transparan dibandingkan dengan sabun biasa, antara lain :
1. Sabun transparan lebih netral pHnya.
2. Sabun transparan sangat sensitive pada ketelitian proses dan kemurnian
bahan, sehingga sabun yang bening dapan dijamin kualitasnya
Bahan-bahan pembuatannya :
1. NaOH
2. Air
3. Gliserin
4. Alkohol
5. Minyak goreng
6. Asam stearat
7. Tetra Etil Asetat
8. Pewarna dan pewangi
Pembuatan sabun transparan diawali dengan pencairan asam stearat dengan
suhu 60 derajat Celcius, sebelum dicampur dengan minyak kelapa dan natrium
hidroksida. Untuk menghasilkan khasiat dalam menghaluskan kulit konsumen,
campuran tersebut ditambah dengan gliserin, gula dan asam sitrat. Kemudian diaduk
bersama campuran etanol, protein nabati, garam dan air murni. Selanjutnya untuk
memberi daya tarik campuran itu ditambah dengan pewarna dan pewangi. Semua
campuran itu kemudian diaduk di atas api kecil sehingga menjadi cair dan bercampur
rata. Jika ditambah ekstrak tumbuhan sabun tersebut bisa bermanfaat lebih seperti
menghilangkan jerawat atau memutihkan kulit
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
22
4.1 Kesimpulan
1. Sabun merupakan produk pembersih yang diperoleh dari reaksi safonifikasi
(reaksi antara lemak yang berupa gliserida dengan basa).
2. Pembuatan berbagai produk sabun pada dasarnya sama yaitu melalui reaksi
safonifikasi, hanya saja ditambah dengan bahan-bahan tertentu sesuai
dengan tujuan pembuatan dan jenis sabun yang diinginkan.
4.2 Saran
1. Penelusuran lebih lanjut untuk jenis-jenis sabun lainnya.
2. Penelusuran lebih lanjut untuk teknologi dan instrumen yang digunakan
dalam pembuatan sabun.
DAFTAR PUSTAKA
23
Fachry, H.A.Rasyid. 2007. Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia II. Indralaya :
Laboratorium Proses dan Operasi Teknik Kimia Jurusan Teknik Kimia
Universitas Sriwijaya
Fresenden & Fresenden. 1994. Kimia Organik Jilid 2, Edisi Tiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://www.google.com/search:library.usu.ac.id/modules.php
http://www.google.com/search:sabun
http://www.google.com/search:sabun kecantikan
http://www.google.com/search:sabun obat
http://www.google.com/search:sabun transparan
Sari Lubis Apt, Leily. 2003. Sabun Obat. Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam : Universitas Sumatera Utara
24