Download - Makalah TUGAS ASKEP BPH Kelompok 2
ASUHAN KEPERAWATAN BENIGN PROSTAT HYPERPLASI
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah NC Urin
Yang Dibimbing Oleh Ns Heri Kristianto, M.Kep, Sp.KMB
Disusun Oleh :
Galih Kertiyasa 125070218113001
Wenny Trisnanimgtyas 125070218113027
Agmardyanti Dyah U. P 125070218113029
Muchamat Dafit F. F 125070218113033
Oki Nur Fitriana 125070218113039
Rakelli A. Loisoklay 125070218113053
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya
2014
KASUS BPH 1:
Bapak Budi, usia 76 tahun, mengeluh tidak bisa buang air kecil sejak pagi ini. Gejala awal muncul sering berkemih pada malam hari > 6x/ malam, keinginan berkemih cepat sekali ±2x (<2 jam), berkemih tidak puas, sulit menahan berkemih, pancaran urin lemah. Klien memiliki riwayat DM. Hasil pemeriksaan PSA menunjukkan 6.55 ng/ml. Hasil uroflowmetry: voiding time 80 det, flow time 87 det, voided volume 170 cc.
Tugas:
1. Buatlah patofisiologi kasus diatas dengan detail!2. Berapa skor AUA?3. Berapa skor IPSS?4. Apa rencana medis selanjutnya?5. Lakukan manajemen askep: pengkajian, analisa data, prioritas diagnosa, renpra dan intervensi!
1. Patofisiologi
Produksi hormon androgenik menurun sesuai dengan usia
menyebabkan ketidakseimbangan level pada testrogen dan estrogen dan peningkatan dihidrotestosteron
ketidakseimbangan hormon adalah awal terjadi perubahan nonmalignan BPH di jaringan kelenjar periurethal
pembesaran kelenjar prostat
BPH
dapat meluas ke kandung kemih dan menghambat aliran urin dengan penekanan atau mendistorsikan uretra prostat.
Hipertropi otot destrusor trabekulasi
Terbentuknya divertikel buli - buli
sering berkemih dan nokturia,pancaran urin lemah,berkemih tidak puas,sulit menahan berkemih ,keinginan berkemih cepat sekali
2. Skor IPSS
International Prostate Symptom Score (IPSS)
Tidak pernah
Kurang dari sekali dalam
lima kali
Kurang dari
setengah
Kadang (±50%)
Lebih dari setengah
Hampir selalu Skor
1. Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda merasa tidak lampias saat selesai berkemih?
0 1
2
3 4 5 2
2. Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda harus kembali kencing dalam waktu kurang dari 2 jam setelah selesai berkemih?
0 1
2
3 4 5 2
3. Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda mendapatkan bahwa kencing anda terputus-putus?
0 1 2
3
4 5 3
4. Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda mendapatkan bahwa anda sulit menahan kencing?
0 1 2 3
4
5 4
5. Selama sebulan terakhir, seberapa sering pancaran kencing anda lemah?
0 1 23
4 5 3
6. Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda harus mengedan untuk mulai berkemih?
0 12
3 4 5 2
7. Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda harus bangun untuk berkemih sejak mulai tidur pada malam hari hingga bangun di pagi hari?
Tidak ada
0
1 kali
1
2 kali
2
3 kali
3
4 kali
4
≥ 5 kali
5
4
Skor IPSS Total = 20
Senang sekali Senang
Pada umumnya
puas
Campuran antara puas
dan tidak
Pada umumnya tidak puas
Tidak bahagia
Buruk sekali
Seandainya anda harus menghabiskan sisa hidup dengan fungsi berkemih seperti saat ini, bagaimana perasaan anda?
0 1 2
3
4 5 6
Skor QOL (Quality of Life) = 3
3. Skor AUA
NO Tidak Pernah
< 1waktu didalam
≤ waktu 1 jam
Selama waktu 1
jam
≥ waktu 1 jam
Hampir selalu
1 Pengosongan yang tidak complete, pasien tidak merasakan pengosongan bladder
2 Frequency 23 Urgency 5
4 Weak steam, a weak urinary
5
5 Straining6 Nocturia 57 Quality of life
due to urinary system
Delighted pleased Sangat puas
Mixed Sangat tidak puas
Tidak puas
Total AUA = 17 ( sedang)
4. Rencana medis selanjutnya
Penatalaksanan medikasi (suplemen nutrisi, Alpa bloker, 5- alpha reductace inhibitor, Terapi kombinasi)
Terapi : Menjaga pola hidup, penatalaksanaan obat-obatan (Alpha blockers, 5-alpha reductase inhibitors, Combination therapy
Surgery :
Office based terapy : Transurethral microwave therapy (TUMT), Transurethral needle ablation (TUNA)
OR based therapies : Open simple prostatectomy, TURP, Transurethral incision of the prostate, Laser photoselective vaporization of the prostate (green light laser PVP). Laser Prostatectomy
Cystoscopy : Pendekatan yang ketika direncanakan operasi
5. Manajemen askep: pengkajian, analisa data, prioritas diagnosa, renpra dan intervensi
Pengkajian :
1. Data Demografi
Nama : Bapak Budi
Usia : 76 tahun
2. Anamnesis :
mengeluh tidak bisa buang air kecil sejak pagi
Gejala awal muncul sering berkemih pada malam hari > 6x/ malam
keinginan berkemih cepat sekali ±2x (<2 jam)
berkemih tidak puas
sulit menahan berkemih
pancaran urin lemah
Riwayat Kesehatan : Memiliki penyakit DM
3. Pemeriksaan Diagnostik :
Hasil pemeriksaan PSA menunjukkan 6.55 ng/ml.
Hasil uroflowmetry: voiding time 80 det, flow time 87 det, voided volume 170 cc.
Analisa Data
Data Etiologi Diagnosa Keperawatan
DO :
PSA menunjukkan 6.55
mg/ml.
Hasil uroflowmetry:
voiding time 80 det
flow time 87 det
voided volume 170 cc.
DS :
sering berkemih pada
malam hari > 6x/ malam
Berkemih tidak puas
Sulit menahan berkemih
(inkontinensia)
keinginan berkemih
cepat sekali ±2x (<2 jam)
Produksi hormon androgenik menurun sesuai dengan usia
menyebabkan ketidakseimbangan pada
testrogen dan estrogen dan peningkatan dihidrotestosteron
ketidakseimbangan hormon
pembesaran kelenjar prostat
BPH
dapat meluaske kandung kemihdan
menghambataliranurindengan penekanan
ataumendistorsikanuretraprostat.
Hipertropi otot destrusor trabekulasi
sering berkemih dan nokturia, berkemih tidak puas,sulit
menahan berkemih,keinginan berkemih cepat sekali
Gangguan Eliminasi Urine
Gangguan Eliminasi Urin b/d
obstruksi
DO :
PSA menunjukkan 6.55
ng/ml.
Hasil uroflowmetry:
voiding time 80 det
flow time 87 det
voided volume 170 cc.
DS :
Sering berkemih
Sulit menahan
berkemih
Produksi hormon androgenik menurun sesuai dengan usia
menyebabkan ketidakseimbangan pada
testrogen dan estrogen dan peningkatan dihidrotestosteron
ketidakseimbangan hormon
pembesaran kelenjar prostat
BPH
Retensi Urine berhubungan
dengan ketidakmampuan
kandung kemih untuk
berkontraksi dengan
adekuat
(inkontinensia)
Pancaran urine lemah dapat meluaske kandung kemihdan
menghambataliranurindengan penekanan
ataumendistorsikanuretraprostat.
berkemih tidak puas,sulit menahan berkemih, pancaran
urine lemah
Retensi Urine
Diagnosa Keperawatan :
a) Ganggaun Eliminasi Urine
b) Retensi Urine
Diagnosa 1 : Gangguan Eliminasi Urine
Kriteria Hasil (NOC) :
Setelah di lakukan perawatan selama 3x24 jam di harapkan pasien mampu :
1. Pasien dapat puas dalam berkemih
2. Pasien dapat berkemih secara normal
3. Perasaan ingin berkemih pada malam hari berkurang
4. PSA dan hasil uroflowmetry kembali normal
Intervensi :
1. Monitor pengeluaran urine, frekuensi, konsistensi, bau, volume, warna
2. Monitor tanda dan gejala ISK contoh rasa panas seperti terbakar saat kencing, rasa terdesak
saat kencing
3. Bantu klien untuk berkemih dengan posisi yang nyaman
4. Ajarkan klien untuk minum 8 gelas air sehari untuk menstimulasi eliminasi urine
5. Ajarkan Senam Kegel pada pasien agar memudahkan untuk berkemih
Evaluasi :
S : Pola berkemih normal
O : PSA menunjukan normal
A : Masalah teratasi sebagian
P : Dilakukan latihan senam kegel
Diagnosa 2 : Retensi Urine
Kriteria Hasil :
Setelah di lakukan perawatan selama 3 x 24 jam di harapkan pasien mampu :
Pola berkemih normal
Intervensi :
1. Dorong klien untuk berkemih tiap 2 sampai 4 jam.
Rasional : Meminimalkan retensi urine berlebihan pada kandung kemih.
2. Observasi aliran urine. Perhatikan ukuran dari kekuatan
Rasional : Berguna untuk mengevaluasi obstruksi dan piulihan intervensi
3. Awasi dan catat waktu, jumlah tiap berkemih. Perhatikan penurunan pengeluaran urine
dan perubahan berat jenis.
Rasional : Retensi urinr meningkatkan tekanan dalam saluran perkemihan bagian atas yang
dapat mempengaruhi ginjal.
4. Anjurkan untuk minum air 3000 ml/hari
Rasional : peningkatan aliran cairan mempertahankan perfusi ginjal dan membersihkan
ginjal, kandung kemih dari pertumbuhan bakteri.
5. Kolaborasi pemberian Obat dengan dokter sesuai indikasi
Rasional : menghilangkan spasme kandung kemih dan sebagai tindak lanjut pengobatan
Evaluasi :
S : Pola berkemih normal
O : PSA menunjukan normal
A : Masalah teratasi sebagian
P : kolaborasi untuk pemberian obat sesuai indikasi
Kasus BPH 2:
Pak Toni, usia 67 tahun, BB 48 kg, TB 150 cm. mengeluh tidak bisa BAK sejak 2 hari yang lalu. Klien mengeluh nyeri di suprapubis, BAK tidak lampias dan pancaran urin lemah, sering terputus-putus. Hasil pemeriksaan PSA menunjukka nilai 7,5 ng/ml. Hasil kultur urin menunjukkan (+) bakteri. Sebelumnya klien pernah mendapat pengobatan dari puskesmas, yaitu obat golongan 5-alpha reductase inhibitors tetapi gejala hilang timbul. Pasien akan dilakukan tindakan operasi TURP dan mengeluh takut dengan tindakan yang akan dilakukan.
Setelah dilakukan operasi TURP, klien mengeluh panas disekitar perineum. Hasil pemeriksaan di Ruang Recovery kamar operasi diperoleh TD sebelum anastesi 130/80 mmHg, TD di ruang RR 110/80 mmHg, Nadi 100x/m, RR 20x/m, CR < 3 det, respon gerak pada kaki (-), respon positif terhadap panggilan, pasien mampu batuk. Klien terpasang kateter three way dan diperoleh data urin warna merah pada 12 jam pertama, warna merah jernih pada 12 jam kedua setelah operasi dan warna jernih pada 12 jam ke empat
1. Jelaskan mekanisme etiologi kasus s.d timbulnya masalah medis pada kasus diatas!2. Jelaskan asuhan keperawatan pemberian obat golongan 5-alpha reductase inhibitors!3. Buatlah askep preoperasi pak toni dilengkapi pohon masalah kasus!4. Buatlah askep postoperasi pak toni dilengkapi pohon masalah kasus!
1. Mekanisme etiologi s/d timbulnya masalah medis pada kasus diatas
Faktor predisposisi (67 th, laki-laki)
PSA Tidak normal
BPH
Preoperatif hiperplasi lobus Kecemasan
Kolum vesica dan uretra mengalami sumbatan Kurang Pengetahuan
Retensi urin
Produksi urin bertambah dan output urin sedikit Status urin didukung kultur urin +
Penekanan bladder Media tumbuh organisme in efektif
nyeri di suprapubis BAK tidak lampias dan pancaran urin lemah, sering terputus-putus Post ISK
TD meningkat sebelum operasi
Gejala hilang timbul
Operasi TURP
Post operasi Luka bekas TURP
Diskontinitas jaringan
Kemungkinan pasien mengejang Pelepasan bradiator kimia
Panas di Perineum Merangsang ujung saraf
Nyeri Kesakitan Nyeri
Penurunan daya tahan tubuh
Terpasang kateter jika tidak dilakukan perawatan
Mempermudah port entire mikroorganisme +
Didalam saluran kemih terdapat bekuan darah
Risiko Infeksi
2. Asuhan Keperawatan pemberian obat 5- alpha reductase inhibitors
Jelaskan kepada pasien tujuan pemberian obat golongan 5-alpha reductase inhibitors
Tujuan : menurunkan volume prostat, meningkatkan pancaran urine, menurunkan kejadian
retensi urine akut
Jelaskan kepada klien cara kerja obat golongan 5-alpha reductase inhibitors
Cara kerja : Obat ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan dihidrotestosteron (DHT)
dari testosteron, yang dikatalisis oleh enzim 5 α- redukstase di dalam sel-sel prostat.
Jelaskan kepada pasien efek samping obat golongan 5-alpha reductase inhibitors
Efek samping : penurunan libido, volume ejakulasi dan impotensi
Jelaskan keuntungan obat golongan 5-alpha reductase inhibitors
Keuntungan : tidak menurunkan kadar testoteron di dalam darah
3. Asuhan Keperawatan Pre operatif beserta pohon pathway
Pengkajiaan :
A. Identitas klien
Nama : Pak.ToniUmur : 67 tahun
B. Status kesehatan sekarang Keluhan utamaSaat MRS: mengeluh tidak bisa BAKSaat pengkajian : mengeluh nyeri di suprapubis,BAK tidak lampias dan pancaran urin lemah,sering terputus – putus .Lama keluhan : mengeluh tidak bisa BAK sejak 2 hari yang lalu
C. Riwayat kesehatan saat ini Tanggal 18 mei pasien tidak bisa BAK dan setelah 2 hari tidak bisa BAK pasien dibawa ke RS tanggal 20 mei dengan keluhan tidak bisa BAK ,nyeri di suprapubis , BAK tidak lampias dan pancaran urin lemah , sering terputus – putus. Pasien akan dilakukan tindakan operasi TURP dan mengeluh takut dengan tindakan yang akan dilakukan.
D. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
BB : 48 kgTB : 150 cm
E. Riwayat Pengobatan Sebelumnya klien pernah mendapat pengobatan dari puskesmas, yaitu obat golongan 5-alpha reductase inhibitors tetapi gejala hilang timbul.
F. Pola eliminasi1. BAB
Jenis Rumah Rumah SakitFrekuensi - -Konsistensi - -Warna/bau - -Kesulitan - -Upaya menangani - -
2. BAKJenis Rumah Rumah SakitFrekuensi Tidak bisa BAK BAK Warna/bauKesulitan Tidak bisa BAK BAK tidak lampias dan
pancaran urin lemah, sering terputus-putus.
Upaya menangani obat golongan 5-alpha reductase inhibitors
-
G. Pemeriksaan Fisik TD : 150/90 mmHgRR : 16X/menitSuhu : 37 derajat celciusNadi : 80x/menit
H. Hasil Pemeriksaan PenunjangHasil pemeriksaan PSA menunjukka nilai 7,5 ng/ml. Hasil kultur urin menunjukkan (+) bakteri.
I. Terapi/Tindakan lanjutPasien akan dilakukan tindakan operasi TURP
Pohon Masalah operasi
BPH
Akan dilakukan tindakan operasi TURP
Adanya pembentukan kantong yang menahan urin untuk keluar
Kelenjar prostat yang membesar dan meluas akan menyebakan distensi kandung kemih dan gangguan pengeluaran urin
obstruksi saluran kemih bawah/spasme bladder
Analisa Data :
NO ANALISA DATA DIAGNOSA1 DS :
Pasien tidak BAK selama 2 hariDO :
Retensi Urin
2 DS:BAK tidak lampias dan pancaran urin lemah sering terputusDO:
Gangguan eliminasi urin
3 DS : . Klien mengeluh nyeri di suprapubis
Nyeri
INTERVENSI :
NO Diagnosa Kriteria hasil Intervensi Rasional Retensi Urin
Pola eliminasi pasien kembali normal
1. Monitor distensi kandung kemih setiap 2 jam
2. Catat dan ukur intake dan output pasien
3. Lakukan pemasangan kateter
4. Meningkatkan aktivitas pasien
5. Ajarkan bladder training
6. Kolaborasi untuk pemberian obat dan operasi
1. Mencegah komplikasi dan membantu dalam treatment
2. Monitor keseimbangan cairan
3. Membantu pasien untuk berkemih
4. Menguatkan otot dan fungsi ginjal dan VU
5. BT berhbngan dengan kateter untuk melatih kemampuan berkemih pasien
6. Mengurangi distensi abdomen dan mengeluarkan sumbatan
Gangguan Pasien merasakan 1. Pemasangan kateter 1. membantu pasien
Pasien mengeluh takut untuk tindakan operasi
retensi urin
Kultur (+)bakteri
Pasien tidak bisa BAK selama 2 hari
Nyeri
Reaksi inflamasiAnsietas
Urin tetahan di VU
BAK tidak lampias dan pancaran urin lemah sering terputus-putus
Gangguan eliminasi urin
Resiko infeksi/Infeksi
eliminasi urin
kelegaan setelah berkemih dan pancaran urin kuat
2. meningkatkan aktifitas klien
bent-knee sit – ups bent-leglifts kontraksi otot
anterior perineal jika mencoba untuk berhenti berkemih
memulai dan menghentikan aliran urin
3. kolaborasi untuk operasi
untuk mengeluarkan urin sebanyak – banyaknya
2. menguatkan otot pelvis dan fungsi ginjal dan bladder
3. Mengeluarkan sumbatan
Nyeri Klien akan menyatakan bahwa nyeri mengalami penurunan .
1. Kaji nyeri dengan menggunakan skala nyeri setiap 2 sampai 4 jam .
2. Pantau tanda-tanda nyeri kandung kemih kejang seperti wajah meringis
3. Ajarkan teknik nafas dalam
4. Berikan analgesik danantispasmodik seperti yang diperintahkan.
1. mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada pasien
2. mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan
3. mengurangi nyeri4. mengurangi nyeri
Ansietas Pasien menyatakan siap untuk melakukan operasi dan tidak terlihat cemas
1. kaji penyebab ansietas klien
2. jelaskan mengapa operasi ini dilakukan pada pasien dan keluarga
3. berikan penjelasan mengenai operasi yang akan dilakukan serta kemungkinan terburuk yang akan terjadi kepada pasien dan keluarga
4. yakinkan pasien dengan penjelasan yang telah diberitahukan atau meminta bantuaan keluarga untuk mendorong pasien untuk dilakukan operasi
1. mengetahui penyebab ansietas
2. menambah pengetahuan pasien dan keluarga
3. mengurangi kecemasan
4. mendorong pasien untuk operasi
Resiko infeksi
Tidak terjadi infeksi sistemik atau infeksi yang lebih parah
1. Kaji tanda – tanda infeksi pada pasien
2. Dorong pasien untuk berkemih sesuai waktu yang ditentukan atau lakukan pemasangan
1. Mengetahui penyebaran komplikasi
2. Mengeluarkan urin atau mengosongkan VU agar tidak terjadi
kateter3. Menjaga
kebersihan daerah perineal pasien
4. Mencegah agar pasien tidak terkomtaminasi dengan sumber infeksi lain
5. Berikan antibiotik sesuai resep dokter
perkembangbiakan bakteri
3. Mencegah infeksi4. Mencegah infeksi5. Mencegah infeksi
Evaluasi
1. Retensi urin:
S:pasien mengatakan bisa berkemih atau merasakan VU kosong
O:pasien berkemih sesuai jadwal atau urobag tersisi urin
A:masalah teratasi sebagian
P:mempertahankan intervensi
2. Gangguan eliminasi urin :
S:pasien merasakan VU kosong
O:urobag terisi urin dan pasien mengikuti program eksersies
A:masalah teratasi sebagian
P:mempertahnakan intervensi
3. Nyeri :
S:nyeri yang diraskan berkurang
O:skala nyeri membaik
A:masalah teratasi sebagian
P:mempertahankan intervensi
4. Ansietas:
S:pasien mengatakan siap menjalani operasi
O:pasien mengikuti prosedur preoperasi
A:masalah teratasi
P:memberikan informasi jika ada perubahan mengenai operasi
5. Resiko Infeksi :
S:tidak lihat tanda infeksi pada pasien
O:pasien menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar dan konsumsi obat secara teratur
A:masalah teratasi
P:memepertahankan kebersihan pasien dan lingkungan
5. Askep postoperasi pak toni dilengkapi pohon masalah kasus!
Pengkajian
Data Demografi : Nama : Pak.Toni
Umur : 67 tahun
Keluhan Utama dan Saat pengkajian :Panas disekitar perineum, Klien terpasang kateter three way, data urin warna merah pada 12 jam pertama, warna merah jernih pada 12 jam kedua setelah operasi dan warna jernih pada 12 jam ke empat
Pohon Masalah
Dilakukan TURP
Post operatif
Klien mengeluh rasa panas diperineum Kemungkinan pasien mengejang
Dx 1. Nyeri
Jika tidak dilakukan perawatan kater + Adanya sumbatan darah di bladder Dilakukan traksi kateter
Kuman akan mudah masuk Perdarahan
Risiko Infeksi Risiko Infeksi
Analisa Data
Data Masalah Keperawatan DS : Keluhan rasa panas diperineumDO :
Nyeri
DS : DO : Pemasangan kateter three way
Risiko Infeksi
Intervensi
No Masalah Keperawatan
Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri Kontrol nyeri - Kaji secara menyeluruh tentang nyeri,
meliputi: lokasi, karakteristik,waktu
kejadian, lama, frekuensi, kualitas,
intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-
faktor pencetus
- Observasi isyarat-isyarat non verbal
dari ketidaknyamanan, khususnya
dalam ketidakmampuan untuk
komunikasi secara efektif
- Berikan analgetik sesuai dengan
anjuran
- Gunakan komunkasi terapeutik agar
klien dapat mengekspresikan nyeri
- Kaji latar belakang budaya klien
Tentukan dampak dari ekspresi nyeri
terhadap kualitas hidup: pola tidur, nafsu
makan, aktifitas mood, hubungan,
pekerjaan, tanggungjawab peran
- Kaji pengalaman individu terhadap
nyeri, keluarga dengan nyeri kronis
- Evaluasi tentang keefektifan dari
tindakan mengontrol nyeri yang telah
digunakan
- Berikan dukungan terhadap klien dan
keluarga
- Berikan informasi tentang nyeri, seperti:
penyebab, berapa lama terjadi, dan
tindakan pencegahan
- Kontrol faktor-faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi respon klien
terhadap ketidaknyamanan (contoh :
temperatur ruangan, penyinaran, dll)
- Anjurkan klien untuk memonitor sendiri
nyeri
- Ajarkan penggunaan teknik non-
farmakologi
- (ex: relaksasi, guided imagery, terapi
musik, distraksi, aplikasi panas-dingin,
massase)
- Evaluasi keefektifan dari tindakan
mengontrol nyeri yang telah digunakan
2. Risiko Infeksi Kontrol Infeksi 1. Kontrol Infeksi
Bersikan lingkungan secara tepat
setelah digunakan oleh klien
- Ganti peralatan klien setiap selesai
tindakan
- Batasi jumlah pengunjung
- Ajarkan cuci tangan untuk menjaga
kesehatan individu
- Anjurkan klien untuk cuci tangan
dengan tepat
- Gunakan sabun antimikrobial untuk cuci
tangan
- Anjurkan pengunjung untuk mencuci
tangan sebelum dan setelah
meninggalkan ruangan klien
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan klien
- Lakukan universal precautions
- Gunakan sarung tangan steril
- Lakukan perawatan aseptic pada
semua jalur IV
- Lakukan teknik perawatan luka yang
tepat
- Tingkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan asupan cairan
- Anjurkan istirahat
- Berikan terapi antibiotik
- Ajarkan klien dan keluarga tentang
tanda-tanda dan gejala dari infeksi
- Ajarkan klien dan anggota keluarga
bagaimana mencegah infeksi
2. Urin Kembali jernih urin warna merah pada 12 jam pertama, warna merah jernih pada 12 jam kedua setelah operasi dan warna jernih pada 12 jam ke empat
3. Dilakukan Pelepasan traksi
1. Pasien sebelum dilakukan pelepasan balon kateter akan diajarkan bladder training
Evaluasi Nyeri :
S : Klien mengeluh panas di daerah perineum
O : Post operasi
A : Masalah teratasi
P : kaji dan observasi rasa panas klien
Evaluasi risiko infeksi :
S : Klien mengeluh panas di daerah perineum
O : Dilakukan pemasangan kateter three way
A : Masalah Teratasi
P : Dilakukan penyapihan traksi kateter dengan cara diajarkan bladder trainning