Download - MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DALAM SULUK LINGLUNG
MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA
DALAM SULUK LINGLUNG
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sebagai Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Strata Satu (S-1) Pada
Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam
Oleh:
MUCHAMMAD FAUZAN
NIM. 15510019
PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2020
MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA
DALAM SULUK LINGLUNG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pada
Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam
Oleh:
MUCHAMMAD FAUZAN
NIM. 15510019
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. IMAM IQBAL, S.Fil.I, M.S.I
NIP. 19780629 200801 1 003
PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2020
iii
iv
v
vi
MOTTO
“ Saya datang kesini karena Tuhan gitu saja. Semoga Tuhan setuju dengan pemikiran saya, bapak dan ibu dosen gak setuju gak masalah,
karena ini tentang indahnya perbedaan pemikiran ”
vii
PERSEMBAHAN
Teruntuk:
Bapak Ibu Ku Tercinta
Adik-adik ku dan semua keluargaku
Serta guru-guru ku
viii
ABSTRAK
Penelitian ini akan menjelaskan tentang jalan untuk mencapai makrifat dan
ajaran-ajaran makrifat Sunan Kalijaga. Metode penelitian ini menggunakan
metode analisis deskriptif, untuk mengetahui permasalahan yang mengenai kedua
hal tersebut, yaitu jalan untuk mencapai makrifat dan ajaran-ajaran makrifat
Sunan Kalijaga, terdapat naskah yang menjadi rujukan primer yaitu, Suluk
Linglung. Sehingga penulis mendeskripsikannya secara terperinci dalam
pemahaman yang komprehensif. Dalam tekhnik pengumpulan data, penulis
menggunakan kepustakaan murni terhadap sumber primer maupun sekunder.
Hasil penelitian ini adalah di dalam Suluk Linglung jalan untuk mencapai
makrifat yang dilalui oleh Sunan Kalijaga, yaitu pertama, Taubat. Kedua, Uzlah.
Ketiga, Ngluwat. Keempat, Tafakur. Kelima, khalwat. Keenam, Niat atau tujuan
yang ikhlas. Dan ketujuh, pengendalian empat macam nafsu. Adapun kata
makrifat di dalam Suluk Linglung Kata makrifat diartikan sebagai ru’yat yaitu
melihat dengan menggunakan mata telanjang, sifat, dan af’al (perbuatan) Allah.
Sedangkan orang yang telah mendapatkan ru’yat disebut dengan Insan Kamil,
yaitu manusia yang sempurna yang dapat melihat dan merasakan, bahwa
ketentuan yang telah tersurat berasal dari kehendak (iradah) Allah.
Sedangkan ajaran-ajaran makrifat di dalam Suluk Linglung, yaitu pertama,
manunggaling Kawulo-Gusti (kebersatuan antara hamba dan Tuhan). Ajaran
manunggaling Kawulo-Gusti ini bersumber dari faham Wahdatul al-Wujud, suatu
ajaran yang dalam falsafah disebut sebagai monisme. Kedua, Martabat Tujuh.
Ketiga, Roh Ilafi (Ruh Idhafi). Dan keempat, Fana dan Baqa.
Kata Kunci: Jalan Untuk Makrifat dan Ajaran Makrifat
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi huruf atau kata-kata arab yang digunakan dalam penyusunan
skripsi ini menggunakan pedoman Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan
0543b/U/1987.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا
Bā’ B Be ب
Tā’ T Te ت
Śā’ Ś Es (dengan titik di atas) ث
Jim J Je ج
Ha’ H Ha (dengan titik di bawah) ح
Kha’ Kh Ka dan ha خ
Dal D De د
Zal Z Zet (dengan titik di atas) ذ
Ra’ R Er ر
Zai Z Zet ز
Sin S Es س
Syin Sy Es dan Ye ش
Sad S Es (dengan titik di bawah) ص
Dad D De (dengan titik di bawah) ض
Ta’ T Te (dengan titik di bawah) ط
Za’ Z Zet (dengan titik di bawah) ظ
ain ‘ Koma terbalik di atas‘ ع
Gain G Ge غ
x
Fa’ F Ef ف
Qaf Q Qi ق
Kaf K Ka ك
Lam L El ل
Mim M Em م
Nun N En ن
Wawu W We و
Ha’ H Ha ه
Hamzah ` Apostrof ء
Ya Y Ye ي
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap
&%$#ةد Ditulis Muta’addidah
&'ة Ditulis ‘iddah
C. Ta’Marbuttah
Semua ta’ marbuttah ditulis dengan h, baik berada pada kata tunggal
ataupun berada di tengah penggabungan kata (kata yang diikuti oleh kata
sandang “al”). Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata arab yang sudah
terserap dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat dan sebagainya kecuali
dikehendaki kata aslinya.
()*+ Ditulis Hikmah
+', Ditulis ‘illah
+#12ا 0و/.-ء Ditulis Karamah al auliya’
xi
D. Vokal Pendek dan Penerapannya
--- ◌--- Fathah Ditulis A
--- ◌--- Kasrah Ditulis I
--- ◌--- Dammah Ditulis U
7%8 Fathah Ditulis Fa’ala
ذ12 Kasrah Ditulis Zukira
>;ھ9 Dammah Ditulis Yazhabu
E. Vokal Panjang
1. fathah + alif Ditulis A
/=ھ.,+ Ditulis Jahiliyyah
2. fathah + ya’ mati Ditulis A
>?@A Ditulis Tansa
3. kasrah + ya’ mati Ditulis I
12;B Ditulis Karim
4. dhammah + wawu mati Ditulis U
CD72 Ditulis Furud
F. Vokal Rangkap
1. fathah + ya’ mati Ditulis Ai
E.?)B Ditulis Bainakum
xii
2. fathah + wawu mati Ditulis Au
FCل Ditulis Qaul
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata yang Dipisahkan
dengan Aposotrof
G$Bأأ Ditulis a’antum
أ&'ت Ditulis u’iddat
I)2>B -JK Ditulis la’in syakartum
H. Kata Sandang Alif + Lam
1. Bila diikuti huruf qamariyyah maka ditulis menggunakan huruf awal “al”
LG-M2ا Ditulis Al-Quran
ا/.M-س Ditulis Al-Qiyas
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah maka ditulis sesuai dengan huruf pertama
Syamsiyyah tersebut
ا@-/*ء Ditulis As-sama’
*N-Oا Ditulis Asy-syams
I. Penulisan Kata-Kata dalam Rangkaian Kalimat
Zawi al-furud Ditulis 2ذوي اP-وض
Ahl as-sunnah Ditulis ا 8أھ@-+?
xiii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Alahmdulillah, puji dan syukur dengan hati dan pikiran yang tulus
dipanjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena berkat nikmat, ma’unah, dan
hidayahnya Skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam dihaturkan pada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang setia
mengorbankan jiwa raga dan lainnya untuk tegaknya syi’ar Islam, yang pengaruh
dan manfaatnya hingga kini masih terasa.
Penulis menyadari skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bantuan,
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak baik moril maupun materil, langsung
dan tidak langsung. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati izinkan penulis
mengucapkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. Alim Roswantoro, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Dr. Robby Habiba Abror, S.Ag, M.Hum., selaku Ketua Program Studi
Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag, M.Ag., selaku Dosen Penasehat
Akademik.
4. Dr. Imam Iqbal, S.Fil.l, M.S.I., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
5. Seluruh Dosen dan segenap civitas akademik Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
xiv
6. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
yang telah mengurusi administrasi selama di kampus hingga
terselesaikannya skripsi ini.
7. Teman-teman angkatan 2015 Aqidah dan Filsafat Islam.
8. Seluruh yang menginspirasi penulis dalam penyusunan skripsi ini dari
awal sampai akhir.
Buat semua pihak yang telah turut serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga jasa dan amal baik mereka mendapatkan pahala yang layak disisi Allah
SWT.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi penulis dan pembaca sekalian. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Wassalamu’alaikum wr wb.
Yogyakarta, 22 Juli 2020
Penulis,
Muchammad Fauzan
NIM. 15510019
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
NOTA DINAS .................................................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN .................................................................................................. v
HALAMAN MOTTO ....................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................................... viii
TRANSLITERASI ............................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xv
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................................... 5
D. Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 5
E. Metodologi Penelitian ....................................................................................... 6
F. Sistematika Pembahasan ................................................................................... 9
xvi
BAB II
SUNAN KALIJAGA, SULUK LINGLUNG, DAN MAKRIFAT ................................ 11
A. Sunan Kalijaga .................................................................................................. 11
1. Asal-Usul Sunan Kalijaga ........................................................................... 11
2. Pengembaraan Keilmuan Sunan Kalijaga ................................................... 13
3. Gerakan Dakwah dan Peninggalan Sunan Kalijaga .................................... 15
B. Suluk Linglung .................................................................................................. 17
1. Gambaran Umum Suluk Linglung .............................................................. 18
2. Teks Suluk Linglung Bahasa Jawa ............................................................. 20
3. Teks Suluk Linglung Bahasa Indonesia ...................................................... 37
C. Makrifat Dalam Tasawuf .................................................................................. 61
1. Pengantar Tentang Tasawuf ........................................................................ 61
2. Makrifat Menurut Beberapa Tokoh Sufi ..................................................... 65
3. Jalan Ruhani Untuk Mencapai Makrifat ..................................................... 67
BAB III
JALAN RUHANI SUNAN KALIJAGA UNTUK MENCAPAI MAKRIFAT
DI DALAM SULUK LINGLUNG ................................................................................... 72
A. Tahapan Makrifat di Dalam Islam .................................................................... 72
1. Syariat ......................................................................................................... 74
2. Tarekat......................................................................................................... 77
3. Hakikat ........................................................................................................ 79
4. Makrifat ....................................................................................................... 81
xvii
B. Jalan Ruhani Menurut Beberapa Aliran Tasawuf ............................................. 83
1. Tasawuf Akhlaki ......................................................................................... 83
2. Tasawuf Amali ............................................................................................ 89
3. Tasawuf Irfani ............................................................................................. 91
4. Tasawuf Falsafi ........................................................................................... 96
C. Jalan Ruhani Sunan Kalijaga Berguru Kepada Sunan Bonang ......................... 98
1. Taubat, Abat, Inabat, dan Iyabat ................................................................. 103
2. Uzlah ........................................................................................................... 104
3. Tapa Ngluwat .............................................................................................. 105
4. Tafakur atau Semedi ................................................................................... 105
5. Khalwat ....................................................................................................... 107
6. Guru (Mursyid atau Syekh).. ....................................................................... 110
D. Jalan Ruhani Sunan Kalijaga Berguru Kepada Nabi Khidir ............................. 112
1. Niat .............................................................................................................. 112
2. Ikhlas ........................................................................................................... 113
3. Empat Nafsu ................................................................................................ 115
BAB IV
MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA DI DALAM SULUK LINGLUNG ...................... 125
A. Pengertian dan Dasar Ilmu Makrifat ................................................................. 125
B. Makrifat Sunan Kalijaga di Dalam Suluk Linglung ......................................... 134
1. Martabat Tujuh ............................................................................................ 141
2. Ruh Ilafi (Ruh Idlafi) .................................................................................. 150
xviii
3. Fana dan Baqa ............................................................................................. 152
C. Corak Ajaran Sunan Kalijaga Di Dalam Suluk Linglung ................................. 156
BAB V
PENUTUP .......................................................................................................................... 162
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 162
B. Saran-saran ........................................................................................................ 164
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 165
CURICULUM VITAE ...................................................................................................... 172
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sejarah penyebaran agama islam di Nusantara, setelah
masuk dan menyebar di seluruh Kepulauan Sumatera, Islam kemudian
terus menyebar ke luar daerah Sumatera, salah satunya adalah Pulau Jawa.
Di Jawa, penyebaran Islam dapat dikatakan cukup masif dengan ditopang
oleh para wali yang disebut Wali Sanga.1 Sembilan wali itu adalah Sunan
Gresik atau Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel atau Raden Rahmat,
Sunan Drajat atau Raden Qasim, Sunan Bonang atau Raden Makdum
Ibrahim, Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq, Sunan Giri atau Raden Paku
atau Ainul Yaqin, Sunan Muria atau Raden Umar Said, Sunan Gunung Jati
atau Syarif Hidayatullah, dan Sunan Kalijaga atau Raden Said.
Kesembilan wali inilah yang menjadi pembaharu masyarakat Jawa pada
masanya. Mereka adalah pembawa sekaligus penyebar agama Islam di
Jawa. Selain dalam bidang keagamaan, mereka juga memiliki pengaruh
dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru mayarakat Jawa, mulai
dari kesehatan, bercocok tanam, perniagaan, kebudayaan, keseniaan,
kemasyarakatan, hingga pemerintahan.2
1Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara (Yogyakarta: Diva Press, 2016), hlm. 133. 2Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara, hlm. 138-139.
2
Bila dibandingkan dengan kesembilan Wali yang lain, Sunan
Kalijaga adalah Wali yang paling populer dan tersohor di Jawa. Namanya
begitu melekat kuat di hati masyarakat. Hal ini tentu tidak lepas dari
perannya dalam menegakkan agama Islam di Jawa yang sangat kreatif dan
berbeda dengan para Wali lainnya. Sunan Kalijaga mampu memasukkan
pengaruh Islam ke dalam tradisi Jawa, sehingga masyarakat Jawa yang
notabene terpengaruh oleh Hindu-Buddha dapat dengan mudah menerima
Islam.3 Terlepas dari hal itu, bahwa yang paling kuat unsur-unsur Tasawuf
diantara para kesembilan Wali, adalah Sunan Kalijaga, walaupun secara
umum para Wali lainnya juga kental akan tradisi Tasawuf.4
Kajian mengenai Tasawuf ini merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari kajian Islam di Indonesia. Sejak masuknya Islam di
Indonesia telah tampak unsur Tasawuf mewarnai kehidupan keagamaan
masyarakat, bahkan sampai saat ini pun nuansa Tasawuf masih kelihatan
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman keagamaan sebagian
kaum muslimin Indonesia, terbukti dengan maraknya kajian Islam bidang
ini dan juga melalui gerakan Tarekat Muktabarah yang masih berpengaruh
di masyarakat.5
Kata Tasawuf sudah begitu terkenal, namun bersamaan dengan hal
itu pengertian terhadap kata ini kabur dalam beragam makna yang
adakalanya malah bertentangan. Hal ini terjadi karena Tasawuf atau
3Rizem Aizid, Sejarah Islam Nusantara, hlm. 171. 4Anasom, dkk, Sejarah Sunan Muria (Semarang: LP2M UIN Walisongo Semarang,
2018),hlm. 166. 5Sri Mulyati, Tasawuf Nusantara (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm. 1.
3
Mistisime telah jadi semacam milik bersama bagi berbagai agama, filsafat,
dan kebudayaan dalam berbagai kurun masa. Dalam kenyataannya setiap
sufi selalu berusaha mengungkapkan pengalamannya dalam kerangka
ideologi dan pemikiran yang berkembang di tengah masyarakatnya.
Ibrahim Hilal mendefinisikan Tasawuf sebagai upaya menjalankan hidup
zuhud, melaksanakan bermacam-macam ibadah, wirid, sehingga semakin
kuat aspek rohaniah dan semakin melemah urusan jasmaniah.6 Tegasnya
Tasawuf adalah menguatkan rohani dan mengesampingkan jasmaniah
untuk mengenal Tuhan dengan segala kesempurnaannya.
Berangkat dari keadaan hina dan kotor, melalui sebuah metode
yakni suluk, manusia berusaha menggapai kebajikan-kebajikan rohaniah
dalam jiwanya, metode demikian itulah yang mengantarkan para sufi
menuju Tuhannya. Mendekatkan diri sedekat mungkin dengan Tuhan
sehingga ia dapat melihatnya dengan mata hati. Bahkan rohnya dapat
bersatu dengan roh Tuhan, dan inilah tujuan Tasawuf atau dikenal dengan
Makrifat.7
Dalam perspektif lain, suluk diartikan sebagai khalwat, dan
pengasingan diri. Dalam sastra Jawa, suluk berarti ajaran atau falsafah
untuk mencari hubungan dan persatuan antara manusia dengan Tuhan.
Dalam seni pedalangan, suluk bisa diartikan sebagai nyanyian dalang
untuk menimbulkan suasana tertentu. Adapun Suluk Linglung adalah salah
6Alfatih Suryadilaga, dkk, Ilmu Tasawuf (Yogyakarta: Kalimedia, 2016), hlm. 7-8. 7Alfatih Suryadilaga, dkk, Ilmu Tasawuf, hlm. 16-17.
4
satu karya Imam Anom yang beliau ambil dari Kitab Duryat. Suluk
Linglung memuat beberapa kisah perjalanan spiritual Sunan Kalijaga
dalam mencari kebenaran sejati. Dalam suluk tersebut, Sunan Kalijaga
Bernama Pena Syekh Malaya. Ia menceritakan kisah spiritualnya. Antara
lain perjalanannya mencari ilmu sejati, berguru pada Sonan Bonang, dan
pertemuannya dengan Nabi Khidir. Dari kisah yang memuat wejangan
serta ajaran tasawuf tersebut, penulis meyakini bahwa Suluk Linglung
mempunyai sisi spiritualitas, Makrifat, serta tahapan-tahan Tasawuf yang
tinggi.8
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah adalah berdasarkan latar belakang masalah
seperti yang telah diuraikan di atas, maka penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana jalan ruhani untuk mencapai Makrifat Sunan Kalijaga
dalam Suluk Linglung ?
2. Bagaimana Makrifat Sunan Kalijaga dalam Suluk Linglung ?
C. Tujuan Penelitian
Agar penelitian ini terarah maka penelitian ini memiliki tujuan
yaitu: Memahami Makrifat Sunan Kalijaga dalam Suluk Linglung dan
jalan rohani untuk mencapai makrifat. Dan mengungkap ajaran Makrifat
8Yudi Hadinata, Sunan Kalijaga (Yogyakarta: Dipta, 2015), hlm. 118-119.
5
Sunan Kalijaga dalam suluk Linglung dan jalan rohani untuk mencapai
makrifat.
Sedangkan manfaat penelitiannya adalah: Ikut melestarikan
pemikiran tokoh Islam khususnya tokoh di Indonesia yaitu Sunan
Kalijaga. Dan dapat dijadikan bahan bacaan dan literatur kepada
Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
D. Tinjauan Pustaka
Karya-karya ilmiah atau buku-buku yang membahas tokoh tasawuf
di Indonesia yaitu Sunan Kalijaga akan sangat mendukung data dalam
penelitian ini diantaranya adalah:
Skripsi yang ditulis Dalilah Ukhriyati dengan judul “Ajaran
Makrifat Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar”. Skripsi ini diajukan
kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
Jakarta, tahun 2017. Secara garis besar, penelitian ini membahas mengenai
makrifat sunan kalijaga dan syekh siti jenar.
Skripsi yang ditulis Satriyo Munif dengan judul “ Corak
Monotaisme Sunan Kalijaga Dalam Suluk Linglung”. Skripsi ini diajukan
kepada Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Wali Songo Semarang, tahun 2015. Penulisan skripsi ini menekankan
kepada konsep ketuhanan yang diambil dari suluk linglung.
6
Buku yang berjudul Sunan Kalijaga Biografi, Sejarah,
Peninggalan, dan Pengaruh-pengaruhnya, yang ditulis oleh Yudi
Hadinata dan diterbitkan oleh Dipta Yogyakarta pada tahun 2015. Secara
garis besar, pengarang buku ini menekankan kepada biografi, sejarah, dan
ajaran sunan kalijaga.
Buku yang berjudul Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga, yang
ditulis oleh Achmad Chodjim dan diterbitkan oleh PT Serambi Ilmu
Semesta Jakarta pada tahun 2003. Pengarang buku ini melihat biografi,
sejarah, dan ajaran sunan kalijaga secara umum.
E. Metodologi Penelitan
Hal terpenting dalam rangkaian tubuh penelitian adalah metodologi
penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif.
Sebagaimana dalam penelitian ini menggali informasi melalui data
kepustakaan (library reseach) yang berupa teks naskah atau dokumen yang
berhubungan dengan judul penelitian. Adapun data tersebut bersifat
primer dan sekunder. Bersifat primer yaitu data-data tersebut diperoleh
dari karya tokoh itu sendiri, yaitu Suluk Linglung Sunan Kalijaga
Karangan Imam Anom. Sedangkan sekunder yaitu data-data yang
diperoleh dari karya orang lain yang membahas tentang tokoh yang
7
menjadi obyek dalam penelitian ini.9 Selain itu, ada beberapa metode yang
digunakan, yaitu:
1. Inventarisasi
Mempelajari karya Sunan Kalijaga, agar dapat diuraikan
dengan setepat dan sejelas mungkin. Mengumpulkan juga bahan-
bahan yang tersebar dalam kepustakaan yang berkaitan dengan
Sunan Kalijaga. Dengan persis meneliti apa yang dikatakan oleh
pengarang mengenai Sunan Kalijaga.10
2. Pemahaman Baru
Dengan bertitik tolak pada perbedaan pendapat di antara
para ahli, dan dari evaluasi kritis terhadap mereka. Penulis
berusaha menemukan informasi baru, atau intrepretasi baru yang
membawa ke suatu pemahaman baru tentang Suluk Linglung dan
Sunan Kalijaga.11
3. Metode Heuristika
Berusaha menemukan arti atau struktur baru dalam buku-
buku yang membahas mengenai Sunan Kalijaga dan karya Sunan
Kalijaga itu sendiri yaitu Suluk Linglung.12
9Anton Bakker dan Achmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1990), hlm. 63.
10Anton Bakker dan Achmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, hlm. 67.11Anton Bakker dan Achmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, hlm. 68.12Anton Bakker dan Achmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, hlm. 70.
8
4. Metode Kesinambungan Historis
Dalam tahapan ini bahwa setiap pemikir tokoh tidak
terlepas dari keadaan sosial dan budaya yang terjadi pada saat itu.
Sehingga penulis melakukan penelitian terhadap kehidupan
eksternal dan internal Sunan Kalijaga.13
5. Metode Pengolahan Data
Data-data yang telah terkumpul dengan menggunakan
metode-metode tersebut diatas, maka dalam pengolahan data
penulis menggunakan metode Analisis Deskriptif. Adapun
penggunaan metode ini dapat djabarkan sebagai berikut:
a. Analisis Deskriptif
Yaitu memaparkan apa adanya terkait apa yang terdapat
atau dimaksud oleh teks dengan cara memparafrasekannya atau
membahasakannya dengan bahasa peneliti.14 Artinya, deskriptif
adalah menggambarkan secara jelas yang terkait dengan masalah
yang akan diteliti yaitu Makrifat menurut Sunan Kalijaga dalam
Suluk Linglung. Sedangkan analisis adalah menyelidiki masalah
yang diperoleh untuk mendapatkan pemahaman yang luas. Maka,
dalam peelitian ini penulis berusaha membahas yang terkait dengan
Makrifat Sunan Kalijaga melalui data kepustakaan yang dijadikan
referensi.
13Anton Bakker dan Achmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, hlm. 64.14Muzairi, dkk, Metodologi Penelitian Filsafat (FA Press: Yogyakarta, 2014), hlm. 53.
9
F. Sistematika Penulisan
Agar mendapatkan gambaran yang sistematis, maka pembahasan
dari skripsi ini akan dibagi perbab dan juga dibagi menurut bab-bab. Bab-
bab tersebut berisi tentang uraian dengan focus yang berbeda-beda, tetapi
mempunyai susunan yang teratur sehingga mampu terbaca dan sistematik.
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun
sistematikanya kedalam lima bab, yaitu:
Bab I merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang: pertama,
latar Belakang Masalah. Kedua, Rumusan Masalah. Ketiga, tujuan dan
manfaat penelitian. Keempat, tinjauan pustaka. Kelima, metodologi
penelitian yaitu tentang bagaimana dan melalui apa penelitian yang akan
dilakukan. Keenam, sistematika penulisan yaitu menjelaskan tentang
bagian-bagian bab secara keseluruhan.
Bab II merupakan kajian teori yang menjelaskan tentang asal-usul
Sunan Kalijaga dan Suluk Linglung, yaitu meliputi biografi Sunan
Kalijaga, pengembaraan spiritual Sunan Kalijaga, pengaruh, karya, dan
peninggalan Sunan Kalijaga.
Bab III merupakan gambaran umum yang menjelaskan tentang
Makrifat dalam Tasawuf, yaitu pengantar Tasawuf, pengertian Makrifat
yang dijelaskan oleh beberapa tokoh sufi dan tahapan untuk mencapai
Makrifat.
10
Bab IV merupakan inti dari penulisan skripsi, yaitu berisi tentang
Makrifat menurut Sunan Kalijaga dalam Suluk Linglung.
Bab V merupakan bab terakhir, yaitu penutup. Dalam bab ini berisi
tentang kesimpulan dari penjelasan berupa jawaban dari rumusan masalah
yang telah penulis tetapkan diatas. Selain itu tercantum saran-saran. Dan
pada akhir skripsi ini juga ditampilkan daftar pustaka dan lampiran-
lampirannya.
162
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang penulis paparkan di atas, maka
pembahasan tentang jalan untuk mencapai makrifat Sunan Kalijaga dan
makrifat Sunan Kalijaga di dalam Suluk Linglung dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
Di dalam Suluk Linglung jalan rohani untuk mencapai makrifat yang
dilalui Sunan Kalijaga, yaitu Pertama, Taubat, yaitu ingat terhadap kesalahan
yang pernah dilakukan dalam hidupnya. Setelah Taubat, berlanjut kepada abat,
yaitu menolak atau tidak mau berbuat salah. Setelah abat, berlanjut kepada
inabat, yaitu mengetahui tindakan mana yang akan menyebabkan dosa.
Setelah inabat, berlanjut kepada iyabat, yaitu benar-benar kembali kejalan
yang benar. Hal inilah yang akan membawa kepada jalan kembali kepada-Nya
sehingga tak mungkin berbuat dosa lagi. Kedua, Uzlah yaitu mengasingkan
diri. Uzlah yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga yaitu dengan pergi ke tengah
hutan belantara, tempat tumbuhnya pohon Gurda selama satu Tahun lamanya.
Ketiga, Ngluwat yaitu bertapa dengan cara di tanam atau mengubur diri di
dalam tanah. Keempat, Tafakur yaitu merenung atau pemusatan pikiran dan
hati. Tafakur ini dilakukan oleh Sunan Kalijaga di tepi sungai, dengan tidak
boleh makan, minum, dan tidur, selama satu tahun lamanya. Kelima, Khalwat
yaitu menyepi atau pemutusan hubungan dengan manusia. Khalwat yang
163
dilakukan oleh Sunan Kalijaga yaitu bersepi kehutan rimba, untuk
menjalankan laku kijang, berbaur dengan kijang, bila mana ingin tidur, ia
mengikuti cara tidur terbalik, seperti tidurnya kijang, kalau pergi mencari
makan mengikuti caranya anak kijang. Keenam, niat atau tujuan dalam
melakukan ibadah harus disertai dengan rasa ikhlas. Dan ketujuh,
pengendalian berbagai macam nafsu yang disimbolkan dengan empat macam
warna, yaitu merah, kuning, hitam, dan putih.
Adapun kata makrifat di dalam Suluk Linglung Kata makrifat diartikan
sebagai ru’yat yaitu melihat dengan menggunakan mata telanjang, sifat, dan
af’al (perbuatan) Allah. Sedangkan orang yang telah mendapatkan ru’yat
disebut dengan Insan Kamil, yaitu manusia yang sempurna yang dapat melihat
dan merasakan, bahwa ketentuan yang telah tersurat berasal dari kehendak
(iradah) Allah. Sedangkan dasar dasar ilmu makrifat di dalam Suluk Linglung
merujuk kepada sebuah Hadis Qudsi yang berbunyi: “Aku Allah adalah
perbendaharaan yang tersembunyi (Ghaib), Aku ingin memperkenalkan siapa
Aku, Maka Aku ciptakanlah makhluk. Oleh karena itu Aku memperkenalkan
diri-Ku kepada mereka. Maka mereka itu mengenal Aku”.
Sedangkan ajaran-ajaran makrifat di dalam Suluk Linglung, yaitu
pertama, manunggaling Kawulo-Gusti (kebersatuan antara hamba dan Tuhan).
Ajaran manunggaling Kawulo-Gusti ini bersumber dari faham Wahdatul al-
Wujud, suatu ajaran yang dalam falsafah disebut sebagai monisme. Kedua,
Martabat Tujuh. Ketiga, Roh Ilafi (Ruh Idhafi). Dan keempat, Fana dan Baqa.
164
B. Saran
Dalam skripsi tentang Makrifat Sunan Kalijaga dalama Suluk Linglung
ini masih sangat terbatas dan referensi aslinya pun masih sulit didapatkan,
sehingga penulis menyarankan perlunya pendataan yang lebih sistematis dan
pelayanan yang lebih baik agar akses terhadap informasi tersebut lebih mudah
didapatkan, serta diperlukan adanya perhatian khusus terhadap karya-karya
langka tersebut, salah satunya seperti Suluk Linglung Sunan Kalijaga yang
sebenarnya sangat bermanfaat dan berguna bagi kehidupan.
Setelah mengemukakan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari teknis penulisan,
referensi, serta materi yang telah disampaikan. Besar harapan dalam kritik dan
saran bagi pembaca, jika menemukan kekurangan dan kesalahan dari apa yang
penulis teliti, untuk mencapai penelitian yang lebih baik lagi.
Oleh karena itu, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penulis khususnya, serta dapat memberikan sumbangan positif
bagi masyarakat umum yakni bagi pengembangan agama Islam.
165
DAFTAR PUSTAKA
A. Bachrun Rifa’i dan H. Hasan Mud’is. Filsafat Tasawuf. Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2010.
Abdul Mujieb, M. dkk. Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali. Jakarta: Hikmah,
2009.
Abdul Wahab Asy-Sya’rani, Penj. Adib Bisri. Minahus Saniyah. Jakarta: Pustaka
Amani, 1995.
Abdullah, Rachmad. Walisongo: Gelora Dakwah dan Jihad di Tanah Jawa. Solo:
Al-Wafi, 2016.
Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al-Qusyairi An-Naisaburi, Penj. Makruf
Zariq. Risalah Qusairiyyah. Jakarta: DarulKhair, 1998.
Aizid, Rizem. Sejarah Islam Nusantara. Yogyakarta: Diva Press, 2016.
Al-Afandi, Haryanto. Energi Dzikir. Jakarta: Amzah, 2007.
Al-Aziz, Moh Saifullah. Risalah Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: Terbit
Terang, 1998.
Alba, Cecep. Tasawuf dan Tarekat: Dimensi Esotris Ajaran Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012.
Alfatih Suryadilaga, dkk, Ilmu Tasawuf Yogyakarta: Kalimedia, 2016.
166
Al-Ghazali, al-Mustasfa Fi’ilm al-Ushul. Jilid I. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah,
1983.
Ali, Yunasril. Jalan Kearifan Sufi. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2002.
Al-Qussy, terj. Zakiyah Derajad, Pokok-Pokok Kesehatan Mental. Jakarta: Bulan
Bintang, 1974.
Al-Qusyairi, H. Syarif. Kamus Al-Kamal: Arab-Indonesia. Surabaya: Karya
Harapan, 2010.
Amin Syukur dan Masharudin, Intelektualisme Tasawuf. Semarang: Pustaka
Pelajar, 2002.
Anasom, dkk. Sejarah Sunan Muria. Semarang: LP2M UIN Walisongo
Semarang, 2018.
Anom, Imam. Suluk Linglung Sunan Kalijaga: Syekh Malaya. Jakarta: Balai
Pustaka, 1993.
Anton Bakker dan Achmad Charis Zubair. Metodologi Penelitian Filsafat.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1990.
Anwar, Rosihon. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia, 2010.
As, Asmaran. Pengantar studi Tasawuf. Jakarta: Rajawali Pers, 1996.
Athaillah, Ibn. Mempertajam Mata Hati. Gresik: Bintang Pelajar, 2008.
167
At-Tadafi, Muhammad bin Yahya. Mahkota Para Aulia Syaikh Abdul Qadir Al-
Jailani, terj. A.Kasyful Anwar. Jakarta: Prenada Media, 2003.
Chodim, Achmad. Sunan Kalijaga: Mistik Dan Makrifat, Jakarta: Serambi, 2006.
Chodjim, Achmad. Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga. Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta, 2004.
Daradjat, Zakiah, dkk. Pengantar Ilmu Tasawuf. Medan: Proyek Binpertais, 1982.
Departemen Agama. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2014.
Frager, Robert. Hati, Diri, dan Jiwa: Psikologi Sufi untuk Transformasi, terj.
Hasmiyah Rauf . Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2002.
Hadinata, Yudi. Sunan Kalijaga. Yogyakarta: Dipta, 2015.
Hakam Abbas, “Pengertian Makrifat” dalam www. Hakamabas. Blogspot.com,
diakses tanggal 2 April 2019.
Hamka, Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya. Jakarta: Pustaka Panjimas,
1993.
Hamka. Tasawuf Modern. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.
Hariwijaya, M. Islam Kejawen. Yogyakarta: Gelombang Pasang, 2006.
Huda, Sokhi. Tasawuf Kultural: Fenomena Sholawat Wahidyah. Yogyakarta:
Lkis, 2008.
168
Jalaluddin Rumi, Penj. Abdul Latif. Fihi Ma Fihi. Yogyakarta: Grub Relasi Inti
Media IKAPI, 2016.
Kadir Riyadi, Abdul. Arkeologi Tasawuf: Melacak Jejak Pemikiran Tasawuf dari
Al-Muhasibi hingga Tasawuf Nusantara. Bandung : PT. Mizan
Pustaka, 2010.
Masduqi, Irwan. Suluk Sufi Ulama Keraton Yogyakarta: Ajaran Kyai Nur Iman.
Assalafiyyah Press: Yogyakarta, 2011.
Mulyati, Sri. Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di
Indonesia. Jakarta: Prenada Media Group, 2004.
Mulyati, Sri. Tasawuf Nusantara. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.
Mulyati, Sri. Tasawuf Nusantara: Rangkaian Mutiara Sufi Terkemuka. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2006.
Munir Amin, Samsul. Ilmu Tasawuf . Jakarta: Amzah, 2014.
Mustofa, A. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Muzairi, dkk. Metodologi Penelitian Filsafat. FA Press: Yogyakarta, 2014.
Nahri Fitri, Siami. Ajaran Sunan Kalijaga tentang Makrifat dalam Suluk
Linglung. Semarang Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo, 2009.
Nahrowi Tohir, Moenir. Menjelajahi Eksistensi Tasawuf: Meniti Jalan Menuju
Tuhan. Jakarta: PT. As-Salam Sejahtera, 2012.
169
Nasution, Harun. Falsafah dan Mistisime dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang,
1983.
Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.
Nata, Abudin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996.
Ni’am, H. Syamsun. Tasawuf Studies: Pengantar Belajar Tasawuf. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Nurul Ibad, Muhammad. Suluk Jalan Terabas Gus Miek, Yogyakarta: Pustaka
Pesantren, 2017.
Purwadi dan Siti Maziyah. Kehidupan dan Spiritual Sunan Kalijaga. Yogyakarta:
Panji Pustaka, 2005.
Purwadi, Sejarah Walisanga. Yogyakarta: Ragam Media, 2009.
Rusli, Ris’an. Tasawuf dan Tarekat. Jakarta: Rajawali Pres, 2013.
Saifullah Al-Aziz, Moh. Risalah Memahami Tasawuf . Surabaya: Terbit Terang,
1998.
Shihab, Sudirman. Akar Tasawuf di Indonesia. Jakarta: Pustaka IIMaN, 2009.
Sholihan, M. Tasawuf Tematik. Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Sholikhin, Nuhammad. Ajaran Makrifat Syekh Siti Jenar: Panduan Menuju
Kemenyatuan dengan Allah, Refleksi, dan Penghayatan Syekh Siti
Jenar. Yogyakarta: NARASI, 2008.
170
Simuh, Mistik Islam Kejawen: Raden Ngabehi Ranggawarsita. Jakarta: UI-Press,
1988.
Sodiqin, Ali. Fiqih Ushul Fiqih: Sejarah, Metodologi, dan Implementasinya di
Indonesia. Yogyakarta: Beranda Publising, 2013.
Solikin, Muhammad. Ajaran Ma’rifat Syekh Siti Jenar. PT. Buku Kita:
Yogyakarta, 2008.
Sunyoto, Agus. Atlas Wali Songo. Jakarta: Pustaka IIMaN, 2014.
Syamsuri, Badlowi. Kisah Wali Songo; Penyebar Agama Islam di Tanah Jawa.
Surabaya: Apollo, 1995.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Penj. Abdul Majid. Sirr Al-Asrar Fi Ma Yahtaj
Ilayh Al-Abrar. Yogyakarta: Diva Press, 2008.
Syukur, M. Aswadie. Ilmu Tasawuf II. Surabaya: Bina Ilmu, 200.
Tebba, Sudirman. Kecerdasan Sufistik: Jembatan Menuju Makrifat. Jakarta:
Prenada Media, 2004.
Tebba, Sudirman. Merengkuh Makrifat: Menuju Ektase Spiritual. Jakarta: Pustaka
Irvan, 2006.
Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin. Kamus Ilmu Tasawuf. Jakarta: Amzah,
2005.
Umari, Bernawi. Sistematika Tasawuf. Solo: Penerbit Siti Syamsiyah, 1966.
171
Wahab Khalaf, Abdu. Ilmu Ushulul al-Fiqh. cet. XI. Kairo: Dar al-Ma’arif, 1997.
Wahyudi, Agus. 5 Guru Agung Jawa: Kisah dan Ajaran Lima Guru Sufi.
Wahyudi, Agus. 5 Guru Agung Jawa: Kisah dan Ajaran Lima Sufi Agung Jawa.
Yogyakarta: Lingkaran Press, 2016.
Zahri, Mustafa. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: PT Bina Ilmu,1976.
172
CURICULUM VITAE
Nama : Muchammad Fauzan
TTL : Bantul, 30 November 1997
Alamat : Nglebeng, Tamanan, Banguntapan, Bantul,
Yogyakarta.
Jenis Kelamin : Laki-Laki
No WA : 0895-3634-55572
Email : [email protected]
Riwayat Pedidikan : SDN Nglebeng, Kab. Bantul.
SDN Wirokerten, Kab. Bantul.
MTSN Wonokromo, Kab. Bantul.
MAK Ummatan Wasathan, Kab. Bantul.
Sekolah Kejar Paket C PKBM Tamanan, Kab.
Bantul.
Pendidikan Non-Formal : P.P. Nahdlatusy-Syubban Kanggotan Pleret
Bantul.
P.P. Al-Futuh Pandes Wonokromo Pleret Bantul.
173
P.P. API Tegal Rejo Magelang Jawa Tengah.
P.P. Fadlun Minallah Wonokromo Pleret Bantul.
P.P. Ar-Ridlo Bumi Istigfar Prigen Pasuruan Jawa
Timur.
Pengalaman Organisasi : IPNU-IPPNU Cab.Pleret Bantul Yogyakarta.