Download - Makro tgs br
KESIAPAN INDONESIA MEMASUKI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
DI 2015
1
TK 1 Akuntansi Reguler B
Outline
1. Latar belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015
2. MEA 2015 dan Perkembangan Saat ini3. Kesiapan Indonesia Memasuki MEA:
Kondisi Daya Saing, Tantangan dan Kinerja Perdagangan
4. Strategi Menghadapi FTA
LATAR BELAKANG MASYARAKAT EKONOMI
ASEAN (MEA) 2015
3
1. Posisi Indonesia di Dunia
1. Negara demokratis terbesar ketiga di dunia setelah India, USA;
2. Ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan 240 juta penduduk;
3. Pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia (4,5%) setelah RRT dan India;
4. Pendiri (dan “pemimpin”) ASEAN;5. Anggota G-20;6. Anggota APEC;7. Ketua G-33 WTO;8. Chairmanship ASEAN 2011.
4
5
E N L A R G E M E N T
D E
E P
E N
I N
G
1967: INA, MALPHI, SIN, THA
1977: PTA
1992: CEPT AFTA
1984: BRU 1995: VN
1997: LAO, MYM
1999: CAM
1995: AFAS
2004: ASN-China
2006: ASN-KOR
2008: ASN-JAP
2009: ASN-ANZ;ASN-India;ASN-China Investment;ASN Korea Investment
EAFTA Study
CEPEA Study
1997: ASEAN Vision 2020
1998: AIA
2003: 3 Pillars of ASEAN Community 2020;
11 Priority Integration Sectors (PIS)
2007: AEC 2015; ASEAN Charter; AEC Blueprint
2008: first year of AEC Blueprint;ASEAN Charter entered into force
2009: ATIGA, ACIA, AEC Scorecard
ASEAN Economic Community 2015
2005: Logistics as PIS
2010: ASEAN Plus Working Groups on ROO, Tariff Nomenclature, Customs, Ec Cooperation
2010: Connectivity Master Plan
2011: ASEAN Economy in a Global Economy of Nations
6
Market size: 591 juta dan 80% penduduknya berusia di bawah 45 tahun
GDP growth 4,4% tahun 2008 dan 1,3% tahun 2009, total GDP/capita meningkat dari US$ 960 tahun 1998 menjadi US$ 2.521 tahun 2009, dan
total GDP US$ 1,5 trilyun pada 2009
ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) disepakati 1992, mulai diterapkan tqhun 2002 dan Januari 2010 ASEAN-6 menghapus seluruh tariff pada
kategori “Inclusion List” Pada tahun 2010, 99,11% tariff ASEAN-6 adalah
0%, dan 98,86% tariff ASEAN-4 berada di kisaran 0-5%
Kerangka kerjasama perdagangan barang, jasa dan investasi telah berjalan sejak 1990-an: CEPT-AFTA 1992; ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS, 1995) dan ASEAN Investment Area (1998)
7
Mengapa MEA 2015
Perdagangan intra dan extra ASEAN terus berkembang tumbuh kesadaran untuk menjaga Sentralitas ASEAN dalam peta dunia yang semakin mengarah pada regionalism
Impetus untuk mewujudkan AEC antara lain: meningkatkan daya saing dan daya tarik vis a
vis RRT dan India; meningkatkan kesatuan dan posisi tawar
ASEAN dalam rangka perundingan ASEAN + 1 (RRT, Korea, Jepang, Australia-NZ, India) dan arsitektur reginal baru (ASEAN+3/ASEAN+6/ASEAN+8?);
merespon meningkatnya trend regionalism vs multilateralism
8
ASEANSUMMIT
ASEAN POLITICAL-SECURITY COMMUNITY
COUNCIL
ASEANCOORDINATING COUNCIL
(FOREIGN MINISTERS)
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY COUNCIL
ASEAN SOCIO-CULTURAL COMMUNITY
COUNCIL
ASEAN SECTORAL MINISTERIAL
BODIES
ASEAN SECTORAL MINISTERIAL
BODIES
ASEAN SECTORAL MINISTERIAL
BODIES
ASEAN Institutional FrameworkCo
mm
ittee
of P
erm
anen
t Re
pres
enta
tives
Com
mitt
ee o
f Per
man
ent
Repr
esen
tativ
es
ASEA
N N
ation
al S
ecre
taria
tsAS
EAN
Nati
onal
Sec
reta
riats
SECTORAL SOMs SECTORAL SOMs SECTORAL SOMs
Reporting LineCoordination
9
Committee of Permanent RepresentativesCommittee of Permanent Representatives ASEAN National Secretariats
ASEAN National Secretariats
Note:AFMM: Finance; AMAF: Agri, Forestry, Fisheries; AMEM: Energy; AMMin: Minerals; AMMST: Science & TechnologyTELMIN: Telecom & Information Technology; ATM: Transport; M-ATM: Tourism;AMBDC: ASEAN Mekong Basin Development Cooperation
CoordinationReporting
10
ASEAN Vision 2020A stable, prosperous, and highly competitive region with equitable economic development, and reduced poverty and socio-economic disparities (ASEAN Summit, Kuala Lumpur, December 1997)
Bali Concord II 2003Three pillars of realizing ASEAN Vision: ASEAN EconomicCommunity, ASEAN Security Community, ASEAN Socio-Cultural Community (ASEAN Summit, Bali, October 2003)
11
Bali Concord II 2003ASEAN Economic Community: “free flows of goods, services, investment, skilled labor and freer flow of capital” no later than 2020
(Target 2020 dipercepat menjadi 2015 pada ASEAN Summit bulan Januari 2007)
Pada tahun 2003 juga disepakati 11 Priority Integration Sectors (7 goods dan 4 services) yang ditargetkan mencapai integrasi pada 2010 (pada tahun 2005 ditambah satu lagi PIS services: logistics services)
KTT ASEAN 2007 SingaporeAEC Blueprint 2015 disahkan, bersama penandatanganan ASEAN Charter
12
(7 sektor barang, 5 sektor jasa-jasa)
Agro-based productsAir travel
AutomotiveE-ASEAN
ElectronicsFisheries
HealthcareRubber-based products
Textiles & apparelsTourism
Wood-based productsLogistics Services (2013)
13
MEA 2015 DAN PERKEMBANGAN SAAT
INI
14
AEC Blueprint
• AEC Blueprint cetak-biru dalam mewujudkan AEC 2015, memuat secara komprehensif elemen2, specific measures dan timeframe bagi pelaksanaan setiap measure hingga 2015
• AEC Blueprint: menampung seluruh perjanjian/kesepakatan
ASEAN di bidang ekonomi; dapat membantu proses perencanaan ASEAN
dan anggota secara lebih baik, kemajuannya dapat diukur, dan menjadi alat menegakkan disiplin anggota
setelah menyepakati ASEAN Charter maka kesepakatan ASEAN secara hukum menjadi mengikat (legally binding)
15
Pasar Tunggal dan Basis Produksi
Regional
Kawasan Berdaya-saing Tinggi
Kawasan dengan PembangunanEkonomi yang
Merata
Integrasi denganPerekonomian
Dunia
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015
16
Human Resource Development Research and Development
Free flow of goods
SINGLE MARKET AND PRODUCTION BASE
Free flow of services
Free flow of investment
Freer flow of capital
Free flow of skilled labor
Priority Integration Sectors
Food, Agriculture and Forestry
EQUITABLE ECONOMIC
DEVELOPMENT
Initiative for ASEAN Integration
(IAI)
SME development
INTEGRATION INTO THE GLOBAL
ECONOMY
Coherent Approach towards External Economic
Relations
Enhanced participation in global supply
networks
COMPETITIVE ECONOMIC
REGION
Competition policy
Intellectual Property Rights
Infrastructure development
Taxation
e-Commerce
Consumer Protection
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
Strategic Schedule
ELEMEN/PILAR AEC
17
Memuat kerangka dan elemen AEC, rencana aksi dan target waktu hingga tahun 2015 (8 tahun)
Kerangka AEC dengan masing-masing elemennya:
SINGLE MARKET AND PRODUCTION BASE: free flows of goods, services, investment, skilled labor and freer flow of capital, Priority Integration Sectors (PIS), and food, agriculture and forestry;
COMPETITIVE ECONOMIC REGION: competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), infrastructure development, energy, taxation, e-commerce
EQUITABLE ECONOMIC DEVELOPMENT: SME development, initiative for ASEAN Integration
FULL INTEGRATION INTO GLOBAL ECONOMY: coherent approach towards external economic relations, enhanced participation in global supply networks
Inti Sari AEC Blueprint
18
Sumber: ASEAN Secretariat
19
• AEC Council melaporkan sejumlah pencapaian & kemajuan di bidang ekonomi kepada KTT ASEAN ke-17 bln Okt 2010
• Goods: Entry into Force (EIF) ASEAN Trade in Goods Agreement pada 17 Mei 2010; Finalisasi ASEAN Framework Agreement on Facilitation of Goods in Transit; Pilot Project on Self Certification mulai 1 Oktober 2010 antara Brunei, Malaysia & Singapore;
• Services: Pemenuhan threshold untuk the 7th ASEAN Framework Agreement on Services Protocol (Protocol AFAS 7); penandatanganan Protocol AFAS 8;
• Investment: Penyelesaian reservation list dari ASEAN Comprehensive Investment Agreement;
• Finance: Implementasi CMIM (Chiang Mai Initiative Multilateralisation) mulai 24 Maret 2010;
20
• Agriculture & Forestry: Pengesahan ASEAN Integrated Food Security (AIFS) Framework; Strategic Plan of Action on ASEAN Food Security (SPA-FS); ASEAN Multi-Sectoral Framework on Climate Change (AFCC); Sustainable Forest Management; Forest Law Enforcement and Governance (FLEG)
• Competition: peluncuran ASEAN Regional Guidelines on Competition Policy dan Handbook on Competition Policy and Law in ASEAN for Business
• Consumer Protection: menerapkan Rapid Alert System and Information Exchange di ASEAN, Mechanisms for Cross Border Consumer Redress dan melakssanakan berbagai training
• IPR: Penyusunan ASEAN IPR Strategic Plan 2011-2015;
21
• Energy: Implementasi ASEAN Plan of Actions on Energy Cooperation 2010-2015;
• Transportation: Finalisasi ASEAN Multilateral Agreement on Full Liberalisation of Passenger Air Services, dan ASEAN Strategic Transport Plan 2011-2015;
• ICT: Peluncuran ASEAN ICT Master Plan 2011-2015;
• Tourism: Finalisasi ASEAN Tourism Strategic Plan 2011-2015;
• SME Development: Penyusunan Strategic Plan of Action for ASEAN SME Development 2010-2015; pembentukan ASEAN SME Advisory Body
22
• Connectivity: Pengesahan ASEAN Connectivity Master Plan;
• ASEAN+1 FTA: EIF AANZFTA & AIFTA; penyempurnaan ACFTA-Goods; peluncuran perundingan AIFTA bidang jasa & investasi; penjajagan perundingan AJCEPA bidang jasa dan investasi; peluncuran ASEAN-China Business Portal; pembentukan AANZFTA Support Unit; pembentukan 4 ASEAN-Plus Working Groups, dll
23
Total measures yang harus diimplementasikan pada periode 2010-2011: 184, sebanyak 169 measures merupakan individual measures of AMS;
Kategori penilaian AEC Scorecard lebih baik dari penialaian 2008-2009 (fully implemented dan not fully implemented), yaitu fully implemented, on-going, not commence yet, dan not fully implemented
Rata-rata tingkat implementasi AMS hingga Oct 2010 masih rendah, 17,75% dari total 169 measures. Matriks measures untuk AEC Scorecard 2010-2011
Kelambatan implementasi terjadi di bidang barang, jasa, transportasi, dan lainnya seperti komitmen ASEAN + 1 lainnya.
Measures untuk Periode Implementasi 2010-2011
24
KESIAPAN INDONESIA MENGHADAPI MEA
2015
Kinerja Perdagangan Indonesia - ASEAN
Uraian 2003 2004 2005 2006 2007 2008 20092010
(jan-jun)
Ekspor Indonesia ke ASEAN
10,725.30 12,994.20 15,823.70 18,483.10 22,292.10 27,170.80 24,623.90 16,550.55
Impor Indonesia dari ASEAN
7,729.80 11,494.40 17,039.90 19,379.20 23,792.10 40,991.70 27,722.00 18,781.94
Neraca Perdagangan (INA - ASEAN)
2,995.50 1,499.80 -1,216.20 -896.10 -1,500.00 -13,820.90 -3,098.10 -2,231.39
Ekspor Indonesia ke Dunia
61,058.20 71,584.60 85,660 100,798.60 114,100 137,020.40 116,510.03 72,558.68
Impor Indonesia dari Dunia
32,550.70 46,524.50 57,700.90 61,065.50 74,473.40 129,197.30 96,829.24 62,937.38
Neraca Perdagangan (INA - Dunia)
28,507.50 25,060.10 27,959.10 39,733.10 39,626.60 7,823.10 19,680.79 9,621.30
In m
illio
n U
S$
Source: National Bureau of Statistics prepared by Ministry of Trade
In (000 million) US$
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
BRU CAMB LAO PHIL MAL MYAN SING THA VIET
Nila
i (U
S$
juta
)
2005 2006 2007 2008 2009
26
•Ekspor Indonesia yang paling nyata dengan SING dan THAI terjadi pada tahun 2008,
•Ekspor ke MAL dan PHIL dari tahun ke tahun mengalami peningkatan;
Nilai Ekspor Indonesia ke Negara Anggota ASEAN
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
BRU CAMB LAO PHIL MAL MYAN SING THA VIET
Nila
i (U
S$
juta
)
2005 2006 2007 2008 2009
27
•Namun, impor Indonesia terbesar juga berasal dari SING, MAL dan THAI, dengan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2008
Nilai Impor Indonesia dari Negara ASEAN
-10.000
-8.000
-6.000
-4.000
-2.000
0
2.000
4.000
BRU CAMB LAO PHIL MAL MYAN SING THA VIET
Nila
i (U
S$
juta
)
2005 2006 2007 2008 2009
28
• Neraca perdagangan INA surplus dengan PHIL, VIET, CAMB, MYAN dan LAO selama 2005 – 2009; dengan MAL kembali surplus pada thn 2009
• Dengan BRUN dan THA sepanjang 2005-1009 selalu mengalami defisit;
• Defisit perdagangan dengan SING pada 2008-2009 cukup besar.
Neraca Perdagangan Indonesia vs Negara ASEAN
29
Nilai Ekspor Indonesia ke ASEAN, Negara Mitra dan Dunia Periode 2005-2009
0.0
20,000.0
40,000.0
60,000.0
80,000.0
100,000.0
120,000.0
140,000.0
160,000.0
2005 2006 2007 2008 2009
Nila
i: ju
ta U
S$
ASEAN CHINA J EPANG KOREA INDIA AUSTRALIA DUNIA
Nilai ekspor ke ASEAN, Negara Mitra, dan Dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, tertinggi pada tahun 2008. Setelah ASEAN, Jepang merupakan negara tujuan ekspor penting Indonesia
30
Impor Indonesia dari ASEAN, Negara Mitra dan DuniaPeriode 2005-2009
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
2005 2006 2007 2008 2009
Nil
ai :
Ju
ta U
S$
ASEAN CHINA JEPANG KOREA INDIA AUSTRALIA DUNIA
Kinerja Perdagangan Jasa ASEAN
Rata-rata sektor jasa menyumbang 40-50% thdp GDP negara-negara ASEAN
Kontribusi sektor jasa ke GDP di Singapura mencapai lebih dari 65%, yang terendah adalah Laos + 25%
Export 2007
Viet Nam4.1%
Thailand19.1%Indonesia
5.3%
Cambodia0.9%
Philippines5.2%
Myanmar0.2%
Lao PDR0.2%
Malaysia19.1%
Brunei Darussalam
0.5%
Singapore45.4%
Ekspor jasa INA berada pada urutan ke-4 setelah SIN, THA & MAL, hampir sama dgn PHI
Import 2007
Viet Nam4.0%
Thailand21.7%
Indonesia13.2%
Cambodia0.4%
Philippines4.1%
Myanmar0.3%
Lao PDR0.1%
Malaysia15.5%
Brunei Darussalam
0.6%
Singapore40.0%
SIN juga importir jasa terbesar di ASEAN, diikuti THA, MAL & INA di urutan ke-4
34
Warta Ekonomi (Nomor 26 Tahun XXI, 28 Desember 2009-10 Januari 2010)
Infrastruktur Jalan-raya 34.000 km, sebagian besar peninggalan
jaman Belanda Jalan tol hanya 1,82% dari total jalan raya;
pertumbuhan dalam 1 dekade terakhir hanya 3% per tahun
Neraca listrik PLN defisit 10,95 gigawatt Rasio panjang jalan dan jumlah pelabuhan adalah 4,5
ribu km/pelabuhan
Regulasi Masih perlu perbaikan pada indikator (1) starting
business, (2) dealing with permits, (3) employing workers, (4) registering property, (5) getting credit), (6) protecting investors, (7) paying taxes, (8) trading across borders, (9) Enforcing contracts, (10) closing business
Beberapa Kondisi Sistemik
35
Warta Ekonomi (Nomor 26 Tahun XXI, 28 Desember 2009-10 Januari 2010)
Konsumerisme
Pertumbuhan ekonomi semakin ditopang oleh konsumsi publik yang secara agregat tidak memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan negaraPerilaku konsumtif disebabkan oleh tingkat pendidikan rendah, perkembangan IT yang mempengaruhi gaya hidup, iklan yang semakin gencar mendorong ke arah konsumsi
Daya Saing
Global Competitiveness Index 2009-2010: peringkat Indonesia yang berada pada urutan ke-4 di ASEAN (rank 54-55 di dunia)
36
GCI 2009-2010
GCI 2008-2009
Rank Rank
Singapore 3 5
Malaysia 24 21
China 29 30
Thailand 36 34
Indonesia 54 55
Viet Nam 75 70
Philippines 87 71
37
Warta Ekonomi (Nomor 26 Tahun XXI, 28 Desember 2009-10 Januari 2010)
Infrastruktur Teknologi
Pertumbuhan jaringan telepon per 1.000 orang dan pemakaian telepon bergerak per 1.000 orang masih rendah dibanding Malaysia, Singapore dan ThailandBerdampak pada ketertinggalan pelaku usaha dalam hal akses kepada data dan informasi pasar
Akses Permodalan
Data World Bank 2008 menunjukkan bahwa akses pada permodalan masih lebih baik daripada China dan India, namun masih berada di bawah Malaysia, Thailand dan Singapore. Tetapi maslaah utama adalah tingkat suku bunga (INA adalah yang tertinggi di ASEAN!)
38
Mengapa? Karena FTAs?
Utilisasi fasilitas FTA oleh Negara Mitra dan oleh INA masih rendah*
Contoh dalam ACFTA: ekspor China ke INA tahun 2009 total US$ 14.7 milyar namun hanya 16,7% di antaranya (US$ 2,44 milyar) yang memanfaatkan skim preferensi tarip ACFTA menggunakan Certificate of Origin Form E
Produk mitra FTA masuk ke INA dengan memanfaatkan MFN tariff rate, atau melalui negara ketiga. Ini memerlukan kemampuan lakukan verifikasi Certificate of Origin oleh INA (apakah telah memenuhi origin criteria)
What is the bottom-line problem? Competitive disadvantage! Ada atau tidak ada FTA dengan ASEAN, China atau negara mana pun, masalahnya tetap sama
3939
Impor dengan Fasilitas FTA masih rendah
• Secara agregat kegiatan perdagangan dengan skim FTA masih rendah dibanding dengan skim MFN
40
Pemanfaatan SKA Preferensi FTA Pemanfaatan SKA Preferensi FTA
No Jenis Preferensi Jumlah SKA Nilai SKA Nilai Ekspor Terhadap Total Ekspor (%)
1 AKFTA 21,018 1,711,765,448 4,463,510,709 38.35
2 ACFTA 16,159 3,520,368,697 8,216,776,618 42.84
3 AFTA 76,300 6,084,182,794 17,293,025,051 35.18
4 IJEPA 35,377 1,811,422,352 10,407,140,435 17.41
Total 148,854 13,127,739,291 40,380,452,813 32.51
Sumber: Sucofindo (diolah Litbang Perdagangan)
Penggunaan SKA Preferensi FTA, Januari-Agustus 2010 (Nilai dalam US$)
Total Impor Non
Migas
Total Penerimaan
Form E
% Penerimaan Form E
TAHUN 2008
14.947.903.330
1.831.004.206,74 12,25%
TAHUN 2009
13.491.361.079
2.188.687.326,37 16,22%
TINGKAT PENERIMAAN SKA FORM E
Sumber: Dit.Informasi Kepabeanan dan Cukai
41
STRATEGI INDONESIA MENGHADAPI MEA
2015
42
43
I. Pengamanan Pasar Produk Dalam Negeri
1. Pengetatan pengawasan penggunaan Surat Keterangan Asal barang (SKA) dari negara mitra FTA.
2. Penggunaan produk dalam negeri dengan gerakan ACI, kampanye “Nation Branding”, dan pengemb ekonomi kreatif (Inpres No. 6/2009: Program Ekonomi Kreatif yg hrs dilaksanakan 27 Kementerian dan PEMDA) PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF.ppt
3. Menciptakan perdagangan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif: reformasi kebijakan pendukung investasi, pengemb kawasan perdagangan bebas dan kawasan ekonomi khusus, dan peningkatan pelayanan perizinan perdagangan bagi dunia usaha (Unit Pelayanan Perdagangan, Inatrade, NSW, SKA Online)
4. Tindakan pengamanan produk dalam negeri dan pengawasan terhadap barang beredar dan jasa
5. Menerapkan Early Warning System terhadap kemungkinan terjadinya lonjakan impor.
44
II. Penguatan Daya Saing Global1. Ditetapkan UU Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK).
2. Perbaikan pelayanan publik (National Single Window (NSW), National Infrastructure Quality, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)/ Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE)
3. Peningkatan Efisiensi Perdagangan DN: revitalisasi pasar domestik, pemberian KUR, penyaluran pupuk bersubsidi, bantuan pemasaran UMKM dan pengemb jaringan kemitraan, pengemb ketrampilan pelaku MUKM, pengemb UMKM ekspor, pengemb perdagangan berjangka komoditi, pasar lelang dan resi gudang.
4. Pengembangan Infrastruktur lainnya: pembentukan lembaga-lembaga sertifikasi, Reformasi Regulasi, Harmonisasi Regulasi Pusat dan Daerah, Penyusunan Regulasi
5. Menyusun peta logistik dan pasar dalam negeri untuk komoditas strategis dan unggulan ekspor
45
III. Penguatan Ekspor
1. Peresmian LPEI pada tanggal 1 September 2009 (UU No. 2 tahun 2009), Arah Pengembangan Indonesia Eximbank Tahun 2010: Pembiayaan, Penjaminan, Asuransi, dan Sumber Dana
2. Promosi Pariwisata, Perdagangan dan Investasi
3. Program Pengembangan Produk dan Akses Pasar melalui penciptaan brand, identifikasi potensi ekspor, dan pengemb produk; serta Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pelaku Ekspor
4. Program Pengembangan Citra Indonesia: Promosi Produk Ekspor Nasional (misi dagang, penetrasi pasar, dan promosi ekspor), ikut serta dalam World Expo
5. Peningkatan Kerjasama dan Diplomasi Perdagangan Internasional ditingkat Multilateral, Regional dan Bilateral serta Penguatan peran perwakilan Luar Negeri: ATDAG, ITPC di negara-negara potensi pasar Indonesia
HAL LAINNYA
46
1. Program Reformasi Birokrasi
2. Program peningkatan daya saing oleh masing-masing Departemen Pembina Sektor (Industri, Koperasi dan UKM, Pertanian, Perikanan, Kehutanan)
3. Koordinasi dan Konsultasi antara instansi pemerintah dan dengan dunia usaha secara reguler komunikasi yang intensif antara pemerintah dan pelaku usaha dalam rangka membenahi infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung pelaku usaha meningkatkan dayasaingnya di pasar ASEAN maupun non ASEAN
47
No Process Days BeforeDays
Targeted
1 Clearance of corporation name 7 1
2 Signing of act of deed 7 1
3 Domicile information 10 Omitted
4 Tax Identification Number 14 1
5 Opening account for paid-up capital 4 1
6 Payment of non-tax revenue 1 1
7 Validation of act of deed 30 7
8 Company registration 15 3
9 Stated in the State Gazette 2 2
10 Trade license 14 3
11 Registration of workers 14* 1*
12 Workers insurance 7* 1*
Days Total to Open Business 104 20
*Can be processed in parallel with # 10
Upaya Pemerintah Meningkatkan “Doing Business”Upaya Pemerintah Meningkatkan “Doing Business”
48
Sekian Dan Sekian Dan Terima Terima KasihKasih