1
MANAJEMEN PEMBELAJARAN TAHFIZHUL QUR’AN
DI SMP IT NUR HIDAYAH SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Kepada
Program Studi Pendidikan Islam
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I)
Oleh
Edi Suyanto1, Muinudinillah Basri
2, dan Abdullah Aly
3
1Mahasiswa Magister Pendidikan Islam UMS
2 Pembimbing 1 Staf Pengajar UMS
3 Pembimbing 2 Staf Pengajar UMS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
2
MANAJEMEN PEMBELAJARAN TAHFIZHUL QUR’AN
DI SMP IT NUR HIDAYAH SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Kepada
Program Studi Pendidikan Islam
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I)
Oleh:
EDI SUYANTO
NIM: O100100003
Naskah Publikasi ini telah disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Muinudinillah Basri, M.A Dr. Abdullah Aly, M.Ag
ii
3
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirahmannirrohim
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
Nama : Edi Suyanto
NIM : O 100 100 003
Program Studi : Pendidikan Islam
Jenis : Tesis
Judul Tesis : Manajemen Pembelajaran Tahfzhul Qur’an di SMP IT
Nurhidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya,
serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai
penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan
pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul
atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Surakarta, 25 September 2012
Yang Menyatakan
Edi Suyanto
iii
4
Oleh
Edi Suyanto1, Muinudinillah Basri
2, dan Abdullah Aly
3
1Mahasiswa Magister Pendidikan Islam UMS
2 Pembimbing 1 Staf Pengajar UMS
3 Pembimbing 2 Staf Pengajar UMS
abstract
Edi Suyanto. O 100100 003. Learning Management Tahfizhul Qur’an in SMP IT Nur
Hidayah Surakarta in Academic Year of 2011/2012. Thesis Islamic Departement of
Education. Gradvate Program Univercity Muhammadiyah Surakarata 2012.
The aim of the research is to describe the learning management of tahfizhul
Qur’an in SMP IT Nur Hidayah Surakarta which contains , the plan , the main
activity, and the evaluation of tahfizhul Qur’an learning . It is expected that the
research will bring some benefits in enriching religious knowledge especially
learning management of tahfizhul Qur’an.
The research is a qualitative research whose design is descriptive research it
uses field research. The techique of collecting data is done by observation,
interview, and documentation. While the data analysis is done in three steps, namely
(1) data reduction, (2) data presentation, and (3) verification.
From the research and data analysis , it comes to the conclusion that learning
management of tahfizhul Qur’an in SMP IT Nur Hidayah Surakarta in Academic
Year of 2011/2012 is effective. (1) The learning plan is arranged based on the
condition and the purpose of the school which is applied by designing syllaby and
SOP as the rule of learning activity. The target planned is students could memorize 2
juz during their study in SMP IT Nur Hidayah Surakarta . (2) The learning activity of
tahfizhul Qur’an has been appropriate with syllaby and SOP which is designed by
using three programs namely talaqi, reguler, and extra. Talaqi and extra program use
collective talaqi method , while in reguler programs uses drilling method , done in 2
techniques, the first is drilling ayat (sentence by sentence ) to tahfizh teacher and the
second is drilling surat to tahfizh coordinator and muraja’ah method is d one
classically and individually. (3) While the evaluation uses three steps of evaluation.
They are diagnostic evaluation, formative evaluation, and summative evaluation.
Evaluation is done by spoken test by drilling ayat (sentence by sentence), by surat,
and by juz and controlled by tahfizh control book . The aim of evaluation is to find
out the students ability, students memorizing for the student’s grouping and to decide
whether the students pass the tahfizh education or not.
Keyworsd: tahfizhul Qur’an and learning management
iv
5
Oleh
Edi Suyanto1, Muinudinillah Basri
2, dan Abdullah Aly
3
1Mahasiswa Magister Pendidikan Islam UMS
2 Pembimbing 1 Staf Pengajar UMS
3 Pembimbing 2 Staf Pengajar UMS
abstrak
Edi Suyanto. O 100100003. Manajemen Pembelajaran tahfizhul Qur’an di SMP IT
Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Tesis. Magister Pendidikan
Islam. Program Pascasarjana. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Manajemen Pembelajaran
tahfizhul Qur’an di SMP IT Nur Hidayah Surakarta yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran tahfizhul Qur’an . Dari tujuan tersebut,
diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan sumbangan ilmiah
dalam memperkaya ilmu pengetahuan agama khususnya tentang manajemen
pembelajaran tahfizhul Qur’an.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriftif. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (Field Research).
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara observasi,
interview dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan tiga tahapan
yaitu, (1) reduksi data, (2) penyajian data dan (3) penarikan kesimpulan/verifikasi.
Dari hasil penelitian dan analisis data serta kesimpulan, diperoleh keterangan
bahwa manajemen pembelajaran tahfizhul Qur’an di SMP IT Nur Hidayah Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012 sudah cukup baik dan cukup efektif. (1) Perencanaan
pembelajarannya disusun berdasarkan kondisi dan tujuan sekolah yang diaplikasikan
dengan membuat silabus dan SOP sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran.
Target yang direncanakan siswa hafal dua juz selama di SMP IT Nur Hidayah
Surakarta. (2) Pelaksanaan pembelajaran tahfizhul Qur’an sesuai dengan silabus dan
SOP yang telah dibuat dengan mengunakan tiga program yaitu program talaqi,
reguler, dan ekstra. Program talaqi dan ekstra metode menggunakan metode talaqi
kolektif, sedangkan pada program reguler menggunakan metode setoran yang
dilakukan dengan dua teknik yaitu setoran kepada guru tahfizh (ayat per ayat) dan
pada koordinator guru tahfizh (per surat) dan metode muraja’ah yang dilakukan
secara individual dan klasikal. (3) Sedangkan dalam evaluasi menggunakan tiga
tahap yaitu evaluai diagnonis (tahap awal), evaluasi formatif (tahap kedua), dan
evaluasi sumatif (tahap akhir/semester). Evaluasi dilakukan melalui tes lisan dengan
evaluasi ayat per ayat , per surat , dan per juz dan dikontrol dengan buku pengontrol
tahfizh. Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
siswa halafan siswa, untuk pengelompokan siswa dan menentukan siswa lulus
pelajaran tahfizh atau tidak.
Katakunci: tahfizhul Qur’an dan manajemen pembelajaran
v
1
A. Pendahuluan
Allah Ta’ala telah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk
memperhatikan Al-Qur’an dengan membacanya, mentadabburinya, dan
mengamalkannya. Al-Qur’an dijadikan sebagai pedoman hidup dan santapan
ruhiyah supaya mendapatkan kehidupan yang baik dan barokah di bawah
naungan petunjuk-Nya. Selain itu Al-Qur’an merupakan cahaya yang dibawa
oleh umat Islam kepada seluruh umat manusia untuk menjalankan misi risalah
sebagai ummat terbaik yang dikirim kepada seluruh manusia. Untuk itu, Al-
Qur’an sebagai kitab suci dan sekaligus pedoman hidup ummat Islam harus
dijaga keasliannya agar tidak berubah baik dari segi bacaan, huruf, dan
maknanya. Salah cara untuk menjaga keaslian Al-Qur’an dari segala macam
bentuk perubahan adalah dengan cara menghafalnya.
Di era moderen seperti sekarang ini, kajian menghafal Al-Quran
dirasakan sangat penting untuk dikembangkan terutama pada manajemen
pembelajarannya. Beberapa komunitas umat Islam pada masa ini sangat
mengharapkan anak-anak keturunan mereka dapat menghafal Al-Quran seperti
ulama terdahulu. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, saat ini telah hadir
banyak sekolah yang berupaya untuk mengoptimalkan pendidikan anak. Salah
satunya adalah Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Nur
Hidayah Surakarta.
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Nur Hidayah
Surakarta adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang mempunyai
perhatian besar terhadap masalah tahfizhul Qur’an . Salah ilmu pengetahuan
ajaran Islam yang ditanamkan di SMP IT Nur Hidayah Surakarta adalah masalah
tahfizhul Qur’an (menghafal Al-Qur’an), hal ini merupakan salah upaya untuk
menjaga kemutawatiran (keaslian) ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam hal ini program
pembelajaran tahfizhul Qur’an di lakukan secara intensif dan mempunyai tujuan
dalam pelaksanaannya terhadap siswa yaitu, siswa diharuskan hafal dua juz
selama sekolah di SMP IT Nur Hidayah Surakarta hafalan dimulai dari juz 30.
Sekolah inilah yang kemudian penulis pilih sebagai objek penelitian. Sekolah ini
dirancang sebagai sekolah unggulan yang mempelopori penerapan pendidikan
terpadu sebagaimana tersebut di atas.
1
2
Berorientasi pada masa depan untuk mewujudkan generasi yang berkarakter
Islami yang didambakan ummat. Oleh karena itu peran manajemen menjadi
sangat penting dalam dunia pendidikan khusus pendidikan tahfizhul Qur’an.
Pendidikan yang merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan
manusia dan sudah semestinya mendapat perhatian penting terutama dalam hal
manajemennya. Pendidikan yang baik merupakan tolak ukur bagi sebuah bangsa
dan negara dalam hal kemajuan yang dicapai, tidak terkecuali dalam pendidikan
Islam khusus pembelajaran tahfizhul Qur’an . Dalam ajaran Islam, segala
sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Melakukan sesuatu
tidak boleh dilakukan dengan asal-asalan, hal ini merupakan prinsip utama
dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan Imam At-Thabrani:
(رواه الطبرا نى)إن ااهلل يحب إذا عمل أحدكم العمل أن يتقنو
Artinya: Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang di antara kamu sekalian
yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara itqon (tepat, terarah,
jelas dan tuntas) (HR. At-Thabrani).
Pendidikan dalam Islam sudah semestinya dikelola dengan sebaik-
baiknya. Manajemen pendidikan Islam merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas kehidupan umat dari keterbelakangan, baik secara moral,
materi, dan spiritual. Manajemen yang baik tentunya akan menghasilkan hasil
yang baik sesuai dengan rencana dan tujuan yang diharapkan. Demikian pula
dengan pembelajaran tahfizhul Qur’an di SMP IT Nur Hidayah akan mencapai
targetkan yang diharapkan , jika manajemen dalam pembelajaran tahfizhul
Qur’an berjalan dengan baik.
Pembelajaran tahfizhul Qur’an di SMP IT Nur Hidayah Surakarta
dilakukan dengan cara seorang guru membacakan ayat -ayat Al -Qur’an
kemudian siswa mengikutinya , hal ini untuk menyamakan antara bacaan guru
dan murid baik dalam mahraj , tajwid dan nadanya . Sedangkan proses
pembelajaran tahfizhul Qur’an di SMP IT Nur Hidayah Surakarta menggunakan
tiga tahap yaitu, Tahsin (pembenaran pengucapan huruf hijaiyah), Tahfizh
(menghafal ayat-ayat Al-Qur’an), Muraja’ah (mengulang ayat atau surat yang
telah dihafal) Imtihan (menguji ayat atau surat yang telah dihafal).
3
B. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan pendekatan penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian
kualitatif data yang dikumpulkan bukan angka-angka, akan tetapi berupa
kata-kata atau gambaran. Data yang dimaksud berasal dari wawancara,
catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan lainnya (Moleong, 2010: 11).
Oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan
fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek yang
berupa individu, organisasional atau prespektif yang lain. Adapun tujuannya
adalah untuk menjelaskan aspek yang relevan dengan fenomena yang
diamati dan menjelaskan karakteristik fenomena atau masalah yang ada.
Menurut Bogdad dan Taylor (dalam Moleong, 2010: 4),
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghadirkan data deskriptif beberapa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang atau pelaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif digunakan
untuk mengungkap data deskriptif dari informasi tentang apa yang mereka
lakukan dan yang mereka alami terhadap fokus penelitian.
2. Metode pengumpulan data
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,
2010: 186). Pendekatan wawancara yang penulis gunakan adalah
pendekatan menggunakan petunjuk umum. Jenis wawancara ini
mengharuskan pewawancara untuk membuat kerangka dan garis besar
mengenai pokok-pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara.
Pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan.
Pelaksanaan wawancara, pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan
keadaan responden dalam konteks wawancara sebenarnya (Moleong,
2006: 187).
4
b. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke
objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan
(Riduwan, 2010: 30).
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya (Mulyana, 2007:
159).
3. Teknik analisis data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles
dan Huberman (Sugiyono, 2009: 337), yaitu 1) data reduction (reduksi
data), 2) data display (penyajian data), 3) conclution drawing/verification
(penerikan kesimpulan/verifikasi). Berikut penjelasannya:
1) Reduksi data (data reduction)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,
maka perlu dicatat secara teliti dan dirinci melakukan penelitian di
lapangan maka jumlah data yang akan diperoleh semakin banyak,
komplek dan rumit. Oleh karena itu perlu segera dilakukan analisis data
melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2009: 338).
2) Penyajian data (data display)
Penyajian data (data display) dilakukan untuk memudahkan
bagi peneliti guna membuat gambar secara keseluruhan atau bagian
tertentu dari penelitian. Setelah data direduksi, maka langkah
selanjutnya adalah menyajikan data, yaitu menyampaikan informasi
berdasarkan data yang diperoleh dan disusun dalam naratif.
Menurut Miles dan Huberman (1992: 17), penyajian data adalah
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Jadi, penyajian data
dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta
5
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan serta memberi
tindakan. Dengan sajian data, peneliti akan lebih memahami berbagai
hal yang terjadi dan memungkinkannya untuk mengerjakan sesuatu
pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut.
Sajian data dapat meliputi berbagai jaringan kerja kaitan kegiatan dan
juga tabel.
3) Penarikan kesimpulan (conclution drawing/verification)
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan memverifikasi secara
terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu sejak awal
memasuki penelitian dan selama proses pengumpulan data. Penarikan
kesimpulan/verifikasi merupakan kegiatan terpenting, karena sudah
memahami dan memaknai berbagai hal yang ditemui dari mulai
melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan,
arahan, sebab-akibat, dan berbagai proposisi, kesimpulan yang perlu
diverifikasi yang berupa suatu pengulangan dengan gerak cepat, sebagai
pikiran kedua yang timbul melintas pada penelitian waktu menulis
dengan melihat kembali (fieldnotes) atau catatan lapangan.
Analisis data dilakukan dengan model interaktif. Proses analisis
interktif dimulai pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat
reduksi data dan kajian data, artinya data yang berupa catatan lapangan
yang terdiri dari satu peneliti membuat ringkasan tentang pengertian
yang ada disebut dengan reduksi data. Setelah selesai, peneliti mulai
melakukan usaha menarik kesimpulan dengan verifikasi yang
berdasarkan pada reduksi data dan sajian data. Bila data yang dalam
reduksi data dan sajian data kurang lengkap, maka wajib melakukan
pengumpulan data kembali yang mendukung.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Manajemen Pembelajaran Tahfizhul Qur’an Di SMP IT Nur Hidayah Surakarta
adalah:
1. Perencanaan pembelajaran tahfizhul Qur’an
Berdasarkan paparan data pada bab IV, ditemukan bahwa perencanaan
pembelajaran tahfizhul Qur’an di SMP IT Nur Hidayah Surakarta sudah
berjalan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan penyusunan kurikulum yang
6
sudah sesuai dengan tujuan pendidikan serta pembuatan silabus dan Standar
Operasional Pelaksanaan (SOP) pembelajaran oleh team guru tahfizhul
Qur’an yang disusun secara sistematis, dengan komponen-komponen yang
saling berkaitan guna mencapai tujuan pembelajaran dan penguasaan materi
kepada siswa. Selain itu silabus dan Standar Operasional Pelaksanaan (SOP)
pembelajaran yang disusun oleh guru tahfizhul Qur’an digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan pembelajaran tahfizhul Qur’an untuk setiap kegiatan
proses pembelajaran dan dikembangkan berdasarkan silabus untuk mencapai
tujuan yang diharapkan dan direncanakan.
Hal ini sesuai dengan Yulaelawati (2004: 123), yang mengatakan
silabus adalah merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis yang memuat
komponen-komponen yang saling berkaitan dalam mencapai tujuan
pembelajaran dan penguasaan materi kepada siswa. Hal tersebut di atas juga
sesuai dengan Sanjaya (2008: 59), yang mengatakan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah program yang disusun sebagai pedoman
pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran dan
dikembangkan berdasarkan silabus.
Berdasarkan paparan data pada bab IV, ditemukan bahwa perencanaan
pelaksanaan pembelajaran siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuannya
sebab setiap siswa mempunyai perbedaan satu sama lain, selain itu dalam
penyusunan perencanaan pembelajaran tahfizhul Qur’an siswa diharapkan
aktif dalam pembelajaran ini dilakukan dengan cara setoran pada kelas
reguler. Selain itu cara tersebut juga dimaksudkan untuk memberikan umpan
balik yaitu mengetahui sejauh mana siswa menyerap materi yang telah
diajarkan. Hal ini sesuai dengan Permendiknas nomor 41/2007 yang
dipaparkan pada bab II bahwa dalam pembuatan RPP harus memperhatikan
lima prinsip yaitu: (1) memperhatikan perbedaan individu peserta didik, (2)
Mendorong partisipasi aktif peserta didik, (3) mengembangkan budaya
membaca dan menulis, (4) memberikan umpan balik, dan (5) menerapkan
teknik informasi dan komunikasi.
7
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa
kurikulum yang disusun oleh team tahfizhul Qur’an sudah cukup baik dan
juga dalam penyusunannya sangat memperhatikan konteks pendidikan di
sekolah. Selain itu kurikulum yang disusun berdasarkan perencanaan yang
matang dan juga sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang diharapkan. Ini
sesuai dengan Buczynski (2007), dalam penelitiannya yang berjudul
“Understanding And Shaping Curiculum: What We Teach And Why”. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa dalam konsep kurikulum pendidik
diharapkan dapat menerapkan kurikulum dalam konteks sekolah yang dalam
4 bagian. Pertama pandangan pendidik terhadap kurikulum, kedua
kontinyunitas dengan dasar teoritikal dan model kurikulum, ketiga difokuskan
dalam segi praktisioner dan keempat mendiskusikan ajakan untuk perdebatan
tentang kurikulum.
2. Pelaksanaan pembelajaran tahfizhul Qur’an
Pelaksanaan pembelajaran tahfizhul Qur’ an di SMP IT Nur Hidayah
Surakarta dilaksanakan dengan tiga program yaitu, program talaqi, program
reguler, dan program ekstra. Program talaqi dilaksanakan pagi hari dengan
menggunakan metode talaqi kolektif, yaitu seorang guru membacakan satu
ayat dari Al-Qur’an sebanyak tiga kali kemudian siswa menirukan dan
mengulang ayat yang dibacakan tersebut sebanyak tiga kali. Tujuannya
metode ini adalah untuk mempermudah siswa dalam menghafal Al-Qur’an,
karena menghafal dengan metode ini dilakukan secara bertahap yaitu
menghafal surat dalam Al-Qur’an melalui ayat per ayat sampai satu surat
penuh.
Hal ini sesuai dengan Deal (2006), dalam penelitiannya“Voice From
The Classroom: Literacy Belienfs and Practices of Two Novice Elementary
Teachers” yang menyatakan bahwa pembelajaran secara bertahap
memungkinkan siswa dapat memahaminya apa yang diajarkan oleh guru.
Pembelajaran dengan cara mempraktekkan apa yang diajarkan di kelas, maka
hal tersebut akan mendukung siswa untuk lebih memahami dan menimbulkan
kesan yang mendalam dari apa yang dikerjakan. Sehingga pembelajaran yang
dilakukan dengan cara mempraktikkan langsung maka siswa memiliki
8
kecenderungan lebih memahami apa yang diajarkan oleh guru. Partisipasi
guru dalam kegiatan pembelajaran akan meningkatkan kepercayaan siswa
terhadap guru. Hal tersebut juga senada dengan Amjad Qosim (2008: 109),
pada bab II juga menjelaskan bahwa seseorang yang ingin menghafal ayat-
ayat Al-Qur’an dengan metode ini maka cukup dengan membaca satu ayat
dengan bacaan yang benar sebanyak 2 atau 3 kali, kemudian
memperdengarkan ayat tersebut kepada orang lain (guru) dan begitu pula
pada ayat kedua dan seterusnya.
Pelaksanaan pembelajaran tahfizhul Qur’an di SMP IT Nur Hidayah
Surakarta pada program talaqi dengan metode talaqi kolektif berjalan cukup
baik hal ini dapat dilihat ketika siswa menyetorkan hafalan diprogram reguler
sudah cukup lancar dan benar. Pengajaran dengan metode talaqi kolektif
cukup efektif karena siswa akan terhindar dari kesalahan-kesalahan sebelum
menghafal dengan cara memperhatikan ayat-ayat yang dibacakan oleh guru
secara langsung. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Abdul
Mu’ti (2000: 70), pada bab II yang mengatakan dalam menghafal ayat-ayat
Al-Qur’an salah satu metode yang digunakan adalah metode talaqi yaitu
seorang guru membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan siswa mengikutinya,
dengan tujuan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan siswa dalam
menghafal.
Sedangkan pelaksanaan pembelajaran tahfizhul Qur’an program reguler
dengan cara setiap kelas dibagi menjadi dua kelompok per kelompok diampu
oleh satu guru dan pembagiannya berdasar hafalan tertinggi, sedang dan
rendah. Sedangkan tempatnya ada yang di dalam dan di luar kelas. Satu
kelompok terdiri dari siswa yang hafalannya tinggi, sedang dan rendah
dengan metode ini akan membuat siswa dapat berinteraksi satu sama lainnya
sehingga suasana belajar akan bertambah aktif dan bagi siswa yang
hafalannya rendah akan termotivasi untuk meningkatkan hafalannya dengan
cara belajar kepada siswa yang hafalannya sudah tinggi.
Hal ini sejalan dengan Hana Blissett; Steve Simmons; Nicholas Jordan;
Kristen Nelson, (2004), dalam penelitiannya “Evaluation of Learning Group
Approaches for Fostering Integrated Cropping System” yang mennyatakan
9
model investigasi kelompok secara filosofis beranjak dari paradigma
kontruksi, dimana terdapat suatu situasi yang di dalamnya siswa-siwa
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan berbagai informasi dan
melakukan pekerjaan secara kolaboratif untuk menginventigasikan suatu
masalah mulai dari merencanakan, mempresentasikan serta mengevaluasi
kegiatan mereka.
Metode yang digunakan pada pembelajaran tahfizhul Qur’an program
reguler adalah metode setoran dan muraja’ah. Metode setoran menggunakan
dua tenik yaitu setoran kepada guru tahfizh dan koordiator tahfizh. Dengan
teknik ini guru dapat mengetahui secara jelas sejauh mana kemampuan setiap
siswa dalam menghafal ayat, baik dari segi kelancaran, tajwid, dan
makharijul huruf, maupun permasalahan lain yang dihadapi siswa sehingga
guru mampu memberikan solusi yang tepat atas permasalahan yang dihadapi
setiap siswa terutama yang berkaitan dengan hafalan Qur’an. Hal ini sesuai
dengan Sugianto (2004: 116), pada bab II yang mengatakan guru pembimbing
sangat diperlukan dalam membimbing, mengarahkan, dan menyimak hafalan
Al-Qur’an. Hafalan yang tanpa diperdengarkan pada guru pembimbing
kurang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan juga tidak
mengetahui dimana letak kesalahannya. Hal tersebut dikarenakan tidak ada
yang memberi ketentuan tentang benar atau tidaknya hafalan tersebut.
Sedangkan pelaksanaan pembelajaran tahfizhul Qur’an program ektra
diperuntukkan khusus bagi siswa kelas VII yang belum lancar dalam
membaca Al-Qur’an dan juga bagi kelas VIII yang belum selesai menghafal
juz 30. Siswa yang masuk program ekstra adalah siswa yang memang
memerlukan perhatian tambahan sehingga metode yang digunakan guru
dalam mengajar juga harus ekstra. Pada program ini guru lebih menekankan
pembenaran bacaan dan tajwid dari pada target hafalan, hal ini dikarenakan
kondisi siswa yang masuk program ini memang berbeda dengan kondisi
siswa pada umumnya.
Hal ini sesuai penelitian Ravisa Mathur dan Lisa Oliver (2007), yang
berjudul “Developing an International Distance Education Program: A
Blended Learning Approach” tujuan dari penelitian ini adalah untuk
10
mendiskusikan suatu model pelajaran umum yang mengunakan suatu
pendekatan pembelajaran yang digabung dengan kondisi siswa. Hal ini dapat
diartikan bahwa penerapan suatu model pembelajaran di sekolah disesuaikan
dengan kondisi sekolah dan kondisi siswanya.
3. Evaluasi pembelajaran tahfizhul Qur’an
Pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran tahfizhul Qur’an juga
bertujuan untuk mengetahui kualitas siswa dalam hafalan Qur’an, karena
dengan adanya evaluasi dapat diketahui apakah siswa sudah mengalami
perkembangan dalam peningkatan kemampuannya atau belum. Hal ini sesuai
dengan Sanjaya (2011: 231), pada bab II yang menjelaskan bahwa evaluasi
tidak hanya untuk mengetahui keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran, akan tetapi sekaligus dapat melihat efektivitas program desain
yang direncanakan.
Berdasarkan data yang diperoleh pada bab IV ditemukan, bahwa dalam
evaluasi pembelajaran tahfizhul Qur’an di SMP IT Nur Hidayah Surakarta
menggunakan tiga bentuk evaluasi yaitu evaluasi diagnonis (tahap awal),
evaluasi formatif (tahap kedua ) dan evaluasi sumatif (tahap akhir). Evaluasi
diagnonis biasanya digunakan pada waktu penerimaan siswa baru, selain itu
evaluasai ini digunakan juga pada pembelajaran tahfizhul Qur’an program
talaqi dan reguler. Evaluasi diagnonis pada pembelajaran tahfizhul Qur’an
dengan cara siswa menyetorkan ayat-ayat yang telah dihafal di kelas talaqi
kepada guru tahfizh.
Evaluasi formatif dilakukan melalui evaluasi per surat yaitu evaluasi
yang dilakukan setelah siswa hafal satu surat penuh dari target yang
ditentukan. Kelas VII target hafalannya juz 30 dan diuji dengan hafalan
sekali duduk. Kelas VIV target hafalannya juz 29 (al-Mursalat- al-
Ma’arij) dan diuji per surat, per ¼ juz, per ½ juz sekali duduk. Kelas IX target
hafalannya juz 29 (al-Haqqah-Al Mulk) dan diuji per surat, kemudian ujian 1
juz sekali duduk. Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir semester gasal dan
genap, sedangkan untuk tengah semester hanya dilakukan evaluasi per surat
untuk mengetahui sejauh mana pencapaian siswa dalam menghafal Al-
Qur’an. Evaluasi ini dilakukan sesuai dengan pencapaian terakhir surat yang
11
telah dihafal oleh setiap siswa sedangkan aspek yang di nilai pada ujian ini
adalah kelancaran, tajwid dan mahorijul huruf. Tujuan evaluasi ini adalah
untuk menentukan siswa tersebut sudah lulus pelajaran tahfizh sesuai target
atau belum.
D. Simpulan
1. Perencanaan pembelajaran tahfizhul Qur’an di SMP IT Nur Hidayah
Surakarta sudah berjalan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan
penyusunan kurikulum yang sudah sesuai dengan tujuan pendidikan serta
pembuatan silabus dan Standar Operasional Pembelajarn (SOP) oleh guru
tahfizhul Q ur’anyang disusun secara sistematis. Selain itu silabus dan
Standar Operasional Pembelajarn (SOP) yang disusun oleh guru tahfizhul
Qur’andigunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran
tahfizhul Qur’ansehingga tujuan yang diharapkan akan dapat tercapai secara
maksimal.
2. Pelaksanaan pembelajaran tahfizhul Qur’an di SMP IT Nur Hidayah
Surakarta dilaksanakan dengan tiga program yaitu, program talaqi,
program reguler dan program ekstra yang secara keseluruhan sudah berjalan
dengan baik dan sesuai dengan kurikulum yang disusun . Hal tersebut
dikarenakan manajemen yang disusun sesuai dengan tujuan yang
diharapkan serta saling keterkaitannya antara program talaqi , program
regular, dan program ekstra dalam pembelajaran tahfizhul Qur’an .
3. Evaluasi pembelajaran tahfizhul Qur’an di SMP IT Nur Hidayah Surakarta
menggunakan 3 bentuk evaluasi: yaitu evaluasi diagnonis (tahap awal),
evaluasi formatif (tahap kedua) dan evaluasi sumatif (tahap akhir) yang
secara kesuluhan sudah berjalan cukup baik. Evaluasi diagonis (tahap awal)
dilakukan ketika penerimaan siswa baru, setoran hafalan melalui ayat per
ayat dan per surat yang dilakukan pada guru tahfiz. Evaluasi formatif (tahap
kedua) dilakukan dengan cara setoran per surat, per ¼ juz, per ½ juz sesuai
dengan materi yang telah ditentukan. Evaluasi sumatif (tahap akhir)
dilakukan pada akhir periode pembelajaran semesteran dengan cara siswa
menyetorkan seluruh surat yang telah dihafal sesuai dengan materi yang
telah ditentukan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Salim Badwilan. 2012. Panduan Cepat Menghafal Al-Qur’an. Solo: Diva Press.
Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indoesia Edisi III, Jakarta: Balai Pustaka.
As-Sirjani, Raghib dan Abdurrahman Abdul Khaliq. 2010. Cara Cerdas Hafal Al-Qur’an.
Solo: Aqwam.
Buczynski, S. 2007. “Understanding and Shaping Curriculum: What We Teach and Why”.
Choice, Academic Research Library. Volume 44 Nomor 9: 1580.
Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Deal., Debby, C. Stephen White. 2006. Voice From The Classroom: Literacy Belienfs and
Practices of Two Novice Elementary Teachers. Jounal of research in Childhood
Education. Volume 20 Number 4: 313-329.
Hana Blissett; Steve Simmons; Nicholas Jordan; Kristen Nelson. 2004. Evaluation of
Learning Group Approaches for Fostering Integrated Cropping System. Journal of
Natural Resources and Life Sciences Education; 2004; 33, ProQuest Agriculture
Journals pg. 134
Illam Agus Sugianto. 2004. Kiat Praktis Menghafal Al-Qur’an. Bandung:: Mujahid Press.
John Paul Kawalek dan Diane Hart. 2007. Managing e-learning group processes using
teleological enquiring principles. Journal of Information Technology (2007) 22,
133–151 & 2007 JIT Palgrave Macmillan Ltd. All rights reserved 0268-3962/07
$30.00
Madya, Suwarsih. 2007. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta
Margon, Milles. 2003. Metodelogi Penelitian Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta: Prasetia Widya Pratama.
Miles, M.B dan Huberman, A.M. 2007. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjeptjep
Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Moleong. Lexi, J. 2003. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mulyana, Dedy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Qosim, Amjad. 2008. Hafal Al-Qur’an Dalam Sebulan. Solo: Qiblat press.
13
Ravisa Mathur dan Lisa Oliver. 2007. “Developing an International Distance Education
Program: A Blended Learning Approach”
Rauf, Abdul Aziz Abdul. 2004. Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah. Bandung:
Syaamil Cipta Media.
Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula.
Jawa Barat: Al Fabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung: Alfabeta.
1
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Edi Suyanto, S.Pd.I. M.Pd.I, lahir di Panaragan Jaya,
Tulang Bawang Barat, Lampung pada tanggal 18 Mei
1986. Menyelesaikan Pendidikan di SD Negeri 04
Panaragan Jaya Tahun 1998, SMP Negeri 02 Panaragan
Jaya Tahun 2001. Pendidikan Sekolah Menengah Atas
di tempuh di Pon-Pes Shuffah Hizbullah Al-Fatah Natar
Lampung Selatan lulus tahun 2004. Tahun 2010 lulus
dari pendidikan Lembaga Bahasa Arab Ma’had Abu
Bakar As-Sidiq Surakarta. Kemudian langsung
melanjutkan pendidikan Sarjana S-1 pada Jurusan Tarbiyah Fakultas Pendidikan
Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) lulus Tahun
2010. Pada tanggal 05 Oktober 2012 penulis berhasil mempertahankan tesisnya yang
berjudul “ Manajemen Pembelajaran tahfizhul Qur’an di SMP IT Nur Hidayah
Surakarta” dihadapan dewan penguji dan dinyatakan lulus dalam menyelesaikan
pendidikan S-2 Program Manajemen Pendidikan Islam Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Pada tahun yang sama, tepatnya pada
tanggal 29 April 2012 penulis melangsungkan pernikahannya dengan seorang wanita
asli Solo Dica Lanita Affinoxy, S.Pd.I. Selain kuliah, penulis juga aktif diberbagai
organisasi diantara organisasi remaja Masjid As-Soepiyah, Ikatan Mahasiswa
Lampung Solo, dan lain sebagainya.