Download - Masalah Kependudukan, If 39-09 KELOMPOK 4
MASALAH KEPENDUDUKAN
Disusun oleh :
1. Raya Rahadian 1301154387
2. I Putu Indra Aristya 1301154219
3. Charly Haholongan Situmorang 1301150023
4. Ega Patra Nugraha 1301154093
5. Raginda Firdaus 1301150037
6. Raka Aditya Anugrah 1301154121
7. Alfian Dwirama Wanapatra 1301154415
8. Khanza Rahmasilla 1301154457
9. Fernanda Sukma Wijaya 1301154555
10. Muhammad Anzal Badiawan 1301154205
IF-39-09
Universitas Telkom
Bandung
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................13
KESIMPULAN..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................13
i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk Indonesia sebagaimana sering dikemukakan, menempati peringkat ke-4 di dunia
setelah China, India dan Amerika Serikat, dengan jumlah penduduk mencapai 237.641.326 jiwa
(bps.go.id). Diprediksi, pada tahun 2020-2030, Indonesia akan mendapat bonus demografi, di
mana penduduk dengan usia produktif sangat besar dibanding usia muda dan usia lanjut. Pada
masa itu, jumlah angkatan kerja yang berusia antara 15-64 tahun diperkirakan mencapai 70
persen. Dilihat dari jumlah penduduk, usia produktif sekitar 180 juta, sementara usia
nonproduktif sekitar 60 juta.
Permasalahan kependudukan adalah salah satu masalah yang harus di hadapi di setiap negara,
bukan tidak mungkin jika angka kelahiran dari tahun ke tahun akan meningkat, pemerintah akan
kesulitan untuk mensejahterakan rakyat karena dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia
meningkat dan anggaran untuk membantu rakyat menengah kebawah juga ikut meningkat.
kebutuhan pokok semakin lama semakin menipis, dan lowongan pekerjaan yang terbatas.
Bagaimana jadinya negeri ini nantinya?
B. Rumusan Masalah
1. Apa masalah kependudukan Indonesia?
2. Bagaimana cara mengatasi berbagai macam masalah kependudukan Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui dan menganalisa berbagai macam
permasalahan kependudukan di Indonesia serta cara-cara yang dapat ditempuh untuk
meminimalisir masalah kependudukan di Indonesia.
1
BAB II PEMBAHASAN
Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia memiliki masalah-masalah kependudukan
yang cukup serius dan harus segera diatasi.
Masalah-masalah kependudukan di Indonesia yaitu:
1. Jumlah penduduk besar.
2. Pertumbuhan penduduk cepat.
3. Persebaran penduduk tidak merata.
4. Kualitas penduduk rendah.
5. Komposisi penduduk sebagian besar berusia muda.
a) Jumlah Penduduk Besar
Data Jumlah Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan 2010.
ProvinsiPenduduk
1971 1980 1990 1995 2000 2010
Aceh 2.008.
595
2.611.
271
3.416.
156
3.847.
583
3.930.
905
4.494.
410
Sumatera
Utara
6.621.
831
8.360.
894
10.256.0
27
11.114.6
67
11.649.6
55
12.982.2
04
Sumatera
Barat
2.793.
196
3.406.
816
4.000.
207
4.323.
170
4.248.
931
4.846.
909
Riau 1.641.
545
2.168.
535
3.303.
976
3.900.
534
4.957.
627
5.538.
367
Jambi 1.006.
084
1.445.
994
2.020.
568
2.369.
959
2.413.
846
3.092.
265
Sumatera
Selatan
3.440.
573
4.629.
801
6.313.
074
7.207.
545
6.899.
675
7.450.
394
Bengkulu 519.
316
768.
064
1.179.
122
1.409.
117
1.567.
432
1.715.
518
2
Lampung 2.777.
008
4.624.
785
6.017.
573
6.657.
759
6.741.
439
7.608.
405
Kepulauan
Bangka
Belitung
- - - - 900.
197
1.223.
296
Kepulauan
Riau - - - - -
1.679.
163
DKI Jakarta 4.579.
303
6.503.
449
8.259.
266
9.112.
652
8.389.
443
9.607.
787
Jawa Barat 21.623.5
29
27.453.5
25
35.384.3
52
39.206.7
87
35.729.5
37
43.053.7
32
Jawa
Tengah
21.877.1
36
25.372.8
89
28.520.6
43
29.653.2
66
31.228.9
40
32.382.6
57
DI
Yogyakarta
2.489.
360
2.750.
813
2.913.
054
2.916.
779
3.122.
268
3.457.
491
Jawa Timur
25.516.99
9
29.188.8
52
32.503.9
91
33.844.0
02
34.783.6
40
37.476.7
57
Banten - - - - 8.098.
780
10.632.1
66
Bali 2.120.
322
2.469.
930
2.777.
811
2.895.
649
3.151.
162
3.890.
757
Nusa
Tenggara
Barat
2.203.
465
2.724.
664
3.369.
649
3.645.
713
4.009.
261
4.500.
212
Nusa
Tenggara
Timur
2.295.
287
2.737.
166
3.268.
644
3.577.
472
3.952.
279
4.683.
827
Kalimantan
Barat
2.019.
936
2.486.
068
3.229.
153
3.635.
730
4.034.
198
4.395.
983
3
Kalimantan
Tengah
701.
936
954.
353
1.396.
486
1.627.
453
1.857.
000
2.212.
089
Kalimantan
Selatan
1.699.
105
2.064.
649
2.597.
572
2.893.
477
2.985.
240
3.626.
616
Kalimantan
Timur
733.
797
1.218.
016
1.876.
663
2.314.
183
2.455.
120
3.553.
143
Sulawesi
Utara
1.718.
543
2.115.
384
2.478.
119
2.649.
093
2.012.
098
2.270.
596
Sulawesi
Tengah
913.
662
1.289.
635
1.711.
327
1.938.
071
2.218.
435
2.635.
009
Sulawesi
Selatan
5.180.
576
6.062.
212
6.981.
646
7.558.
368
8.059.
627
8.034.
776
Sulawesi
Tenggara
714.
120
942.
302
1.349.
619
1.586.
917
1.821.
284
2.232.
586
Gorontalo - - - - 835.
044
1.040.
164
Sulawesi
Barat - - - - -
1.158.
651
Maluku 1.089.
565
1.411.
006
1.857.
790
2.086.
516
1.205.
539
1.533.
506
Maluku
Utara - - - -
785.
059
1.038.
087
Papua Barat - - - - - 760.
422
Papua 923.
440
1.173.
875
1.648.
708
1.942.
627
2.220.
934
2.833.
381
INDONESI
A
119.208.2
29
147.490.2
98
179.378.9
46
194.754.8
08
206.264.5
95
237.641.3
26
Catatan : Termasuk Penghuni Tidak Tetap (Tuna Wisma, Pelaut, Rumah Perahu, dan Penduduk
Ulang-alik/Ngelaju)
4
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) 1995
Sumber: bps.go.id
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena
menjadi subyek dan obyek pembangunan.
Jumlah penduduk yang besar bermanfaat dalam:
· Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
· Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar yaitu nomor 4
di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
· Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan
pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih
banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
· Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas
sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh
karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
Peran serta swasta yang telah dilakukan antara lain pembangunan pabrik/industri, sekolah
swasta, rumah sakit swasta dan lain-lain.
b) Pertumbuhan Penduduk Cepat
Data Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi
ProvinsiLaju Pertumbuhan Penduduk per Tahun
1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010
Aceh 2,93 2,72 1,46 2,36
Sumatera Utara 2,60 2,06 1,32 1,10
Sumatera Barat 2,21 1,62 0,63 1,34
Riau 3,11 4,30 4,35 3,58
Jambi 4,07 3,40 1,84 2,56
5
Sumatera Selatan 3,32 3,15 2,39 1,85
Bengkulu 4,39 4,38 2,97 1,67
Lampung 5,77 2,67 1,17 1,24
Kepulauan Bangka
Belitung- - 0,97 3,14
Kepulauan Riau - - - 4,95
DKI Jakarta 3,93 2,42 0,17 1,41
Jawa Barat 2,66 2,57 2,03 1,90
Jawa Tengah 1,64 1,18 0,94 0,37
DI Yogyakarta 1,10 0,57 0,72 1,04
Jawa Timur 1,49 1,08 0,70 0,76
Banten - - 3,21 2,78
Bali 1,69 1,18 1,31 2,15
Nusa Tenggara Barat 2,36 2,15 1,82 1,17
Nusa Tenggara Timur 1,95 1,79 1,64 2,07
Kalimantan Barat 2,31 2,65 2,29 0,91
Kalimantan Tengah 3,43 3,88 2,99 1,79
Kalimantan Selatan 2,16 2,32 1,45 1,99
Kalimantan Timur 5,73 4,42 2,81 3,81
Sulawesi Utara 2,31 1,60 1,33 1,28
Sulawesi Tengah 3,86 2,87 2,57 1,95
Sulawesi Selatan 1,74 1,42 1,49 1,17
Sulawesi Tenggara 3,09 3,66 3,15 2,08
Gorontalo - - 1,59 2,26
Sulawesi Barat - - - 2,68
Maluku 2,88 2,79 0,08 2,80
Maluku Utara - - 0,48 2,47
Papua Barat - - - 3,71
Papua 2,67 3,46 3,22 5,39
INDONESIA 2,31 1,98 1,49 1,49
6
Catatan : Tidak Termasuk Timor Timur
Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980 , 1990 , 2000 , 2010 dan Sensus Penduduk Antar
Sensus (SUPAS) 1995
Sumber: bps.go.id
Pertumbuhan penduduk cepat secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif
cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun tahun 1971 – 1980 sebesar 2,31%
pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, tahun 1990 – 2000 sebesar 1,49%
pertahun, dan periode tahun 2000-2010 sebesar 1,49% per tahun.
Penurunan pertumbuhan penduduk ini tentunya cukup menggembirakan, hal ini didukung oleh
pelaksanaan program keluarga berencana di seluruh tanah air.
Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi
kesejahteraan keluarga.
Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau
merupakan keluarga kecil.
Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota k eluarga
dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa Program Keluarga Berencana mempunyai dua tujuan pokok
yaitu:
a. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan
peningkatan produksi.
b. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera.
c) Persebaran Penduduk Tidak Merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antar pulau, propinsi, kabupaten
maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari
seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia. Jika kondisi
ini dibiarkan diperkirakan angka tersebut akan cenderung meningkat diwaktu yang akan datang.
Akibat dari tidak meratanya penduduk yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan
bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa
belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar
tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian
7
tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi
peningkatan pertahanan keamanan negara.
Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan. Perpindahan
penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas
wilayahnya terbatas. Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan
dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup
seperti:
· Munculnya permukiman liar.
· Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh
masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.
· Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.
· Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran dan lain-lain.
Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan
penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.
ü Upaya-upaya tersebut adalah:
ü Pemerataan pembangunan.
ü Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan.
ü Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.
Selain di Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan Kalimantan. Luas
wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,92% dari
seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia, tetapi
jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia.
Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program transmigarasi.
Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
§ Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
§ Peningkatan taraf hidup transmigran.
§ Pengolahan sumber daya alam.
§ Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
§ Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
8
§ Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
§ Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.
Persebaran yang tidak merata berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Daerah-daerah yang
padat penduduknya terjadi exploitasi sumber alam secara berlebihan sehingga terganggulah
keseimbangan alam. Sebagai contoh adalah hutan yang terus menyusut karena ditebang untuk
dijadikan lahan pertanian maupun pemukiman.
Dampak buruk dari berkurangnya luas hutan adalah:
- terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang
- terjadi kekeringan
- tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi
d) Kualitas Penduduk Rendah
Kualitas penduduk seperti yang telah dibahas pada kegiatan 1, tercermin dari tingkat
pendapatan, tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan. Secara umum tingkat pendapatan,
pendidikan dan kesehatan penduduk Indonesia masih rendah.
Ø Tingkat pendapatan rendah
Berkat hasil-hasil pembangunan pendapatan perkapita penduduk Indonesia
mengalami kenaikan. Tahun 1981 pendapatan perkapita sebesar 530 dollar AS, tahun
1990 sebesar 540 dollar AS, tahun 1996 sebesar 1.041 dollar AS dan tahun 1999
menjadi 1.110 dollar AS.
Walaupun mengalami kenaikan ternyata pendatapan perkapita penduduk
Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Dengan
pendapatan perkapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai manusia yang
sejahtera.
Pendapatan per kapita rendah juga berakibat kemampuan membeli (daya
beli) masyarakat rendah, sehingga hasil-hasil industri harus disesuaikan jenis dan
harganya. Bila industri terlalu mahal tidak akan terbeli oleh masyarakat. Hal ini akan
mengakibatkan industri sulit berkembang dan mutu hasil industri sulit ditingkatkan.
9
Penduduk yang mempunyai pendapatan perkapita rendah juga mengakibatkan
kemampuan menabung menjadi rendah. Bila kemampuan menabung rendah,
pembentukan modal menjadi lambat, sehingga jalannya pembangunan menjadi tidak
lancar. Untuk itu perlu dicari pinjaman modal dari negara lain untuk membiayai
pembangunan.
Masih rendahnya pendapatan perkapita penduduk Indonesia, terutama disebabkan
oleh:
Pendapatan/penghasilan negara masih rendah, walaupun Indonesia kaya sumber daya
alam tetapi belum mampu diolah semua untuk peningkatan kesejahteraan penduduk.
Jumlah penduduk yang besar dan pertambahan yang cukup tinggi setiap tahunnya.
Tingkat teknologi penduduk masih rendah sehingga belum mampu mengolah semua
sumber daya alam yang tersedia.
Oleh karena itu upaya menaikan pendapatan perkapita, pemerintah melakukan usaha:
Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.
Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri sumber
daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.
Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan program KB
dan peningkatan pendidikan.
Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan, perindustrian,
perdagangan maupun fasilitas jasa (pelayanan)
Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu berkurang.
Ø Tingkat Pendidikan Rendah
Walaupun bangsa Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan tingkat pendidikan
namun karena banyaknya hambatan yang dialami maka hingga saat ini tingkat pendidikan
bangsa Indonesia masih tergolong rendah.
Beberapa faktor penyebab rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia adalah:
Pendapatan perkapita penduduk rendah, sehingga orang tua/penduduk tidak mampu sekolah atau
berhenti sekolah sebelum tamat.
10
Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan yang ada seperti jumlah
kelas, guru dan buku-buku pelajaran. Ini berakibat tidak semua anak usia sekolah tertampung
belajar di sekolah.
Masih rendahnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan, sehingga banyak orang
tua yang tidak menyekolahkan anaknya.
Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan.
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu:
Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi.
Menambah jumlah guru (tenaga kependidikan) di semua jenjang pendidikan.
Pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang telah dimulai tahun ajaran
1994/1995.
Pemberian bea siswa kepada pelajar dari keluarga tidak mampu tetapi berprestasi di sekolahnya.
Membangun perpustakaan dan laboratorium di sekolah-sekolah.
Menambah sarana pendidikan seperti alat ketrampilan dan olah raga.
Meningkatkan pengetahuan para pendidik (guru/dosen) dengan penataran dan pelatihan.
Penyempurnaan kurikulum sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
Menggalakkan partisipasi pihak swasta untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan
ketrampilan.
Ø Tingkat Kesehatan Rendah
Faktor-faktor yang dapat menggambarkan masih rendahnya tingkat kesehatan di
Indonesia adalah:
Banyaknya lingkungan yang kurang sehat.
Penyakit menular sering berjangkit.
Gejala kekurangan gizi sering dialami penduduk.
Angka kematian bayi tahun 1980 sebesar 108 per 1000 bayi dan tahun 1990 sebesar 71 per
1000 kelahiran bayi.
Masalah gizi yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah:
- kekurangan vitamin A
11
- kekurangan kalori protein
- kekurangan zat besi
- gondok
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia yaitu:
Melaksanakan program perbaikan gizi.
Perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah perilaku sehat penduduk, serta melengkapi
sarana dan prasarana kesehatan.
Penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat.
Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
Pembangunan Puskesmas dan rumah sakit.
Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
Penyediaan air bersih.
Pembentukan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), kegiatan posyandu meliputi:
- Penimbangan bayi secara berkala
- Imunisasi bayi/balita
- Pemberian makanan tambahan
- Penggunaan garam oralit
- Keluarga berencana
- Peningkatan pendapatan wanita
Ø Komposisi penduduk sebagian besar berusia muda
Golongan usia muda adalah penduduk yang berusia 0-14. Kebutuhan penduduk usia muda
yang harus disediakan oleh pemerintah yaitu sarana pendidikan dan kesehatan. Kebutuhan sarana
pendidikan dan kesehatan yang disediakan pemerintah sering tidak seimbang dengan jumlah
penduduk. Oleh karena itu pemerintah terus menggalakkan partisipasi pihak swasta agar bersedia
membangun sekolah maupun rumah sakit.
12
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian-uraian diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang besar baru akan
menguntungkan apabila diikuti dengan kualitas atau mutu yang tinggi khususnya bidang
pendidikan dan kesehatan. Dalam suatu negara jumlah penduduk yang besar dengan kualitas
yang rendah, lebih merupakan beban atau tanggungan bagi pemerintah daripada sebagai sumber
daya tenaga dalam pembangunan.
Oleh karena itu setiap negara selalu mengupayakan peningkatan kualitas penduduknya.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan kerja yang akhirnya akan meningkatkan taraf hidup. Melalui berbagai cara
peningkatan kualitas sumber daya manusia diharapkan dapat tercipta manusia pembangunan
Indonesia yang tangguh, berbudi luhur, cakap, terampil, percaya diri, dan bersemangat
membangun
DAFTAR PUSTAKA
bps.go.id
http://110.138.206.53/bahan-ajar/modul_online/geografi/MO_140/dafpus.htm
m.kompasiana.com/post/read/694880/1/permasalahan-kependudukan-di-indonesia-dan-
pemecahannya.
remaja-berencana.blogspot.com/2013/06/permasalahan-kependudukan-di-indonesia.html
13