Download - materi farkol
-
7/23/2019 materi farkol
1/22
FARMAKOLOGI 1
Diajukan untuk memenuhi tugas yang di bina oleh
Mien Rachminiawati Msi, Ph. D
Disusun oleh:
Ariep Aulia Rakhim (0661 13 101)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2015
-
7/23/2019 materi farkol
2/22
A.Distribusi Reseptor Parasimpatis
Sistem saraf parasimpatis adalah bagian saraf otonom yang berpusat
dibatang otak dan bagian kelangkang sum-sum belakang yang mempunyai
dua reseptor yaitu reseptor muskarinik dan reseptor nikotik.
Susunan saraf parasimpatis disebut sebagai syaraf kolinergik karena
bila dirangsang ujung sarafnya akan melepaskan asetilkolin (Ach). Dan Efek
asetilkolin ini adalah: Jantung: Denyut diperlambat, Arteri koronari:
Kontriksi, Tekanan darah: Turun, Pupil mata: Kontriksi, S.P.M: Peristaltik
bertambah.
1. Reseptor Muskarin (M)
berada pada neuron post-ganglion dan dibagi 3 subtipe, yaitu
reseptor neuronal (M1), cardiak (M2) dan kelenjar (M3) dimana
masing-masing reseptor ini memberikan efek berbeda ketika
dirangsang.
Muskarin (M) merupakan derivat furan yang bersifat toksik dan
terdapat pada jamur Amanita muscaria sebagai alkaloid.
Reseptor akan memberikan efek-efek seperti diatas setelah
mengalami aktivasi oleh neurotransmitter asetilkolin(Ach).
2. Reseptor Nikotin (N)
berada pada pelat ujung-ujung myoneural dan pada ganglia
otonom.
Stimulasi reseptor ini oleh kolinergik (neostigmin dan piridostigmin)
yang akan menimbulkan efek menyerupai adrenergik, berlawanan
sama sekali. Misalnya vasokonstriksi dengan naiknya tensi, penguatan
kegiatan jantung, stimulasi SSP ringan.
-
7/23/2019 materi farkol
3/22
Efek Nikotin dari ACh juga terjadi pada perokok, yang
disebabkan oleh jumlah kecil nikotin yang diserap ke dalam darah
melalui mukosa mulut.
B.Keluarnya Saraf Simpatis dan Parasimpatis
Dalam sistem saraf parasimpatis, aliran preganglionik timbul dari inti
saraf kranial motorik III, VII, IX, dan X dari batang otak, dan dari segmen
kedua, ketiga, dan keempat dari sumsum tulang belakang sakral. Serat
preganglionik dari sistem parasimpatis kemudian memperpanjang menuju
organ yang mereka menginnervasi, dan sinaps di ganglia yang dekat atau
berada di dalam organ itu. Setelah sinaps ganglion, serat postganglionik
muncul untuk menginervasi jaringan tertentu.
Sistem saraf simpatik terdiri dari ganglia simpatis paravertebral, yang
saling berhubungan dengan saraf tulang belakang, celiac dan hipogastrik
ganglia prevertebral, dan saraf dari ganglia ke berbagai organ. Serat simpatis
preganglionik meninggalkan sumsum tulang belakang bersama-sama dengan
saraf tulang belakang, tetapi mereka kemudian berpisah. Mereka juga bisa
langsung sinaps dengan neuron simpatik postganglionik, melewati atas atau
ke bawah dalam rantai simpatis dan sinaps dengan ganglia lain, atau
meskipun melewati rantai dan melalui salah satu saraf simpatik ke sinaps
dengan simpatik ganglion perifer. Serabut simpatis berasal dari tulang
belakang segmen kabel T1 ke T12, dan L1 dan L2.
-
7/23/2019 materi farkol
4/22
C.Perbedaan Saraf Simpatik dan Parasimpatik Secara Anatomi
1. Saraf simpatik
Ganglion terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada
sumsum tulang belakang
Serabut praganglion berukuran pendek
Serabut postganglion berukuran panjang
2. Saraf parasimpatik
berpangkal kepada sumsum lanjutan atau medula oblongata Serabut praganglion berukuran panjang
Serabut postganglion berukuran penek
D.Obat yang Bekerja pada Vaskular
ANTI TROMBOSIT.
Anti trombosit (anti platelet) adalah obat yang dapat menghambat
agregasi trombosit sehingga menyebabkan terhambatnya pembentukan
trombus yang terutama sering ditemukan pada sistem arteri. Beberapa obat
yang termasuk golongan ini adalah aspirin, sulfinpirazon, dipiridamol,
dekstran, tiklopidin, prostasiklin ( PGI-2 ). Obat anti trombosit yang telah
terbukti efektifitasnya dalam pencegahan stroke adalah :
1. Aspirin (asetosal, asam asetil-salisilat).
Aspirin bekerja mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat
pembentukan enzim cyclic endoperoxides. Aspirin juga menghambat sintesa
tromboksan A-2 (TXA-2) di dalarn trombosit, sehingga akhirnya
menghambat agregasi trombosit. Aspirin menginaktivasi enzim-enzim pada
-
7/23/2019 materi farkol
5/22
trombosit tersebut secara permanen. Penghambatan inilah yang mempakan
cara kerja aspirin dalam pencegahan stroke dan TIA (Transient Ischemic
Attack). Pada endotel pembuluh darah, aspirin juga menghambat
pembentukan prostasiklin. Hal ini membantu mengurangi agregasi trombosit
pada pembuluh darah yang rusak.
Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa aspirin dapat
menurunkan resiko terjadinya stroke, infark jantung non fatal dan kematian
akibat penyakit vaskular pada pria dan wanita yang telah pernah mengalami
TIA atau stroke sebelumnya.
Farmakokinetik :
Mula kerja : 20 menit -2 jam.
Kadar puncak dalam plasma: kadar salisilat dalarn plasma tidak
berbanding lurus dengan besamya dosis.
Waktu paruh : asam asetil salisilat 15-20 rnenit ; asarn salisilat 2-20
jam tergantung besar dosis yang diberikan.
Bioavailabilitas : tergantung pada dosis, bentuk, waktu pengosongan
lambung, pH lambung, obat antasida dan ukuran partikelnya.
Metabolisrne : sebagian dihidrolisa rnenjadi asarn salisilat selarna
absorbsi dan didistribusikan ke seluruh jaringan dan cairan tubuh
dengan kadar tertinggi pada plasma, hati, korteks ginjal , jantung dan
paru-paru.
-
7/23/2019 materi farkol
6/22
Ekskresi : dieliminasi oleh ginjal dalam bentuk asam salisilat dan
oksidasi serta konyugasi metabolitnya.
Farmakodinamik :
Adanya makanan dalam lambung memperlambat absorbsinya ;
pemberian bersama antasida dapat mengurangi iritasi lambung tetapi
meningkatkan kelarutan dan absorbsinya. Sekitar 70-90 % asam
salisilat bentuk aktif
terikat pada protein plasma.
lndikasi :
Menurunkan resiko TIA atau stroke berulang pada penderita yang
pernah menderita iskemi otak yang diakibatkan embolus.
Menurunkan resiko menderita stroke pada penderita resiko tinggi
seperti pada penderita tibrilasi atrium non valvular yang tidak bisa
diberikan anti koagulan.
Kontra indikasi .
hipersensitif terhadap salisilat, asma bronkial, hay fever, polip hidung,
anemi berat, riwayat gangguan pembekuan darah.
lnteraksi obat:
-
7/23/2019 materi farkol
7/22
obat anti koagulan, heparin, insulin, natrium bikarbonat, alkohol clan,
angiotensin -converting enzymes.
Efek samping:
nyeri epigastrium, mual, muntah , perdarahan lambung.
Hati -hati
Tidak dianjurkan dipakai untuk pengobatan stroke pada anak di bawah
usia 12 tahun karena resiko terjadinya sindrom Reye. Pada orang tua
harus hati- hati karena lebih sering menimbulkan efek samping
kardiovaskular. Obat ini tidak dianjurkan pada trimester terakhir
kehamilan karena dapat menyebabkan gangguan pada janin atau
menimbulkan komplikasi pada saat partus. Tidak dianjurkan pula pada
wanita menyusui karena disekresi melalui air susu.
Dosis :
FDA merekomendasikan dosis: oral 1300 mg/hari dibagi 2 atau 4 kali
pemberian. Sebagai anti trombosit dosis 325 mg/hari cukup efektif dan
efek sampingnya lebih sedikit.
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf merekomendasikan dosis 80-320
mg/hari untuk pencegahan sekunder stroke iskemik.
-
7/23/2019 materi farkol
8/22
2. Tiklopidin
Tiklopidin adalah inhibitor agregasi platelet yang bekerja menghalangi
ikatan antara platelet dengan fibrinogen yang diinduksi oleh ADP (Adenosin
Di Pospat) secara irreversibel, serta menghalangi interaksi antara platelet
yang mengikutinya. Proses ini menyebabkan penghambatan pada agregasi
platelet dan pelepasan isi granul platelet.
Penderita yang diberi Tiklopidin harus dimonitor jumlah netrofil dan
trombositnya setiap dua minggu selama 3 bulan pertama pengobatan.
Netropeni berat dapat terjadi dalam waktu 3 minggu sampai 3 bulan sejak
pengobatan dimulai. Karena waktu paruhnya panjang, maka penderita yang
berhenti mendapat Tiklopidin dalam waktu 90 hari sejak dimulai harus tetap
dimonitor darah lengkap clan hitung jenis lekositnya. Kadang-kadang dapat
terjadi trombositopeni saja atau kombinasi dengan netropeni.
Tiklopidin adalah obat pilihan pertama untuk pencegahan stroke pada
wanita yang pemah mengalami TIA serta pada pria dan wanita yang pemah
mengalami stroke non kardioembolik. Walaupun Tiklopidin telah terbukti
efektif pada pria yang pernah mengalami TIA, tetapi obat ini merupakan
pilihan kedua bila tidak ada intoleransi terhadap aspirin.
Farmakokinetik :
Mula kerja : diabsorbsi cepat.
Kadar puncak dalam plasma: 2 jam.
Waktu paruh : 4-5 hari.
-
7/23/2019 materi farkol
9/22
Bioavailabilitas : > 80%.
Metabolisme : terutama di hati .
Ekskresi : 60% melalui urine daD 23% melalui feses
Farmakodinamik :
bioavailabilitas oral meningkat 20% hila diminum setelah makan ;
pemberian bersama makan dianjurkan untuk meningkatkan toleransi
gastrointestinal.
98% terikat secara reversibel dengan protein plasma terutama albumin
dan lipoprotein.
Indikasi :
Mengurangi resiko stroke trombotik pada penderita yang pemah
mengalami prekursor stroke atau pemah mengalami stroke merupakan
pilihan bila terjadi intoleransi terhadap aspirin.
Kontraindikasi :
Hipersensitivitas terhadap Tiklopidin, kelainan darah (misalnya
netropeni, trombositopeni), gangguan pembekuan darah, perdarahan
patologis aktif (misalnya perdarahan lambung, perdarahan intrakranial),
gangguan fungsi hati berat.
Interaksi obat
-
7/23/2019 materi farkol
10/22
aspirin, antasida, simetidin, digoksin, teofilin, fenobarbital, fenitoin,
propanolol, heparin, antikoagulan oral, obat tibrinolitik.
Efek samping :
Paling sering : diare, mual, dispepsia, rash, nyeri gastrointestinal,
netropeni, purpura, pruritus, dizziness, anoreksia, gangguan fungsi
hati.
Kadang-kadang ecchymosis, epistaksis, hematuria, perdarahan
konjunktiva, perdarahan gastrointestinal, perdarahan perioperatif,
perdarahan intraserebral, urtikaria, sakit kepala, asthenia, nyeri,
tinnitus.
Hati -hati
Pada usia di bawah 18 tahun belum terbukti keamanan dan
efektifitasnya. Tidak dianjurkan pada penderita gangguan fungsi hati
berat. Penggunaan selama kehamilan hanya bila sangat dibutuhkan.
Bila diberi pada wanita menyusui harus dihentikan menyusuinya.
Dosis :
Dewasa dan orang tua : 2 x 250 mg/hari diminum bersama makanan.
Tidak dianjurkan untuk usia di bawah 18 tahun.
Dosis yang direkomendasikan Perdossi adalah 250-500 mg/hari pada
penderita yang tidak tahan dengan aspirin.
-
7/23/2019 materi farkol
11/22
ANTI KOAGULAN
1. Warfarin
Warfarin adalah anti koagulan oral yang mempengaruhi sintesa vitamin
K-yang berperan dalam pembekuan darah- sehingga terjadi deplesi faktor II,
VII, IX dan X. Ia bekerja di hati dengan menghambat karboksilasi vitamin K
dari protein prekursomya. Karena waktu paruh dari masing-masing faktor
pembekuan darah tersebut, maka hila terjadi deplesi faktor Vll waktu
protrombin sudah memanjang. Tetapi efek anti trombotik baru mencapai
puncak setelah terjadi deplesi keempat faktor tersebut. Jadi efek anti
koagulan dari warfarin membutuhkan waktu beberapa hari karena efeknya
terhadap faktor pembekuan darah yang baru dibentuk bukan terhadap faktor
yang sudah ada disirkulasi.
Warfarin tidak mempunyai efek langsung terhadap trombus yang sudah
terbentuk, tetapi dapat mencegah perluasan trombus. Warfarin telah terbukti
efektif untuk pencegahan stroke kardioembolik. Karena meningkatnya
resiko pendarahan, penderita yang diberi warfarin harus dimonitor waktu
protrombinnya secara berkala.
Farmakokinetik :
Mula kerja biasanya sudah terdeteksi di plasma dalam 1 jam setelah
pemberian.
Kadar puncak dalam plasma: 2-8 jam.
Waktu paruh : 20-60 jam; rata-rata 40 jam.
Bioavailabilitas: hampir sempurna baik secara oral, 1M atau IV.
-
7/23/2019 materi farkol
12/22
Metabolisme: ditransformasi menjadi metabolit inaktif di hati dan
ginjal.
Ekskresi: melalui urine clan feses.
Farmakodinamik :
99% terikat pada protein plasma terutama albumin.
Absorbsinya berkurang hila ada makanan di saluran cerna.
Indikasi :
Untuk profilaksis dan pengobatan komplikasi tromboembolik yang
dihubungkan dengan fibrilasi atrium dan penggantian katup jantung ;
serta sebagai profilaksis terjadinya emboli sistemik setelah infark
miokard (FDA approved).
Profilaksis TIA atau stroke berulang yang tidak jelas berasal dari
problem jantung.
Kontraindikasi .
Semua keadaan di mana resiko terjadinya perdarahan lebih besar dari
keuntungan yang diperoleh dari efek anti koagulannya, termasuk pada
kehamilan, kecenderungan perdarahan atau blood dyscrasiasdll.
Interaksi obat :
Warfarin berinteraksi dengan sangat banyak obat lain seperti
-
7/23/2019 materi farkol
13/22
asetaminofen, beta bloker, kortikosteroid, siklofosfamid, eritromisin,
gemfibrozil, hidantoin, glukagon, kuinolon, sulfonamid, kloramfenikol,
simetidin, metronidazol, omeprazol, aminoglikosida, tetrasiklin,
sefalosporin, anti inflamasi non steroid, penisilin, salisilat, asam
askorbat, barbiturat, karbamazepin dll.
Efek samping
Perdarahan dari jaringan atau organ, nekrosis kulit dan jaringan lain,
alopesia, urtikaria, dermatitis, demam, mual, diare, kram perut,
hipersensitivitas dan priapismus.
Hati -hati :
Untuk usia di bawah 18 tahun belum terbukti keamanan dan
efektifitasnya. Hati- hati bila digunakan pada orang tua. Tidak boleh
diberikan pada wanita hamil karena dapat melewati plasenta sehingga
bisa menyebabkan perdarahan yang fatal pada janinnya. Dijumpai pada
ASI dalam bentuk inaktif, sehingga bisa dipakai pada wanita menyusui.
Dosis :
Dosis inisial dimulai ,dengan 2-5 mg/hari dan dosis pemeliharaan 2-10
mg/hari. Obat diminum pada waktu yang sama setiap hari. Dianjurkan
diminum sebelum tidur agar dapat dimonitor efek puncaknya di pagi
hari esoknya. Lamanya terapi sangat tergantung pada kasusnya. Secara
umum, terapi anti koagulan harus dilanjutkan sampai bahaya terjadinya
emboli dan trombosis sudah tidak ada. Pemeriksaan waktu protrombin
barns dilakukan setiap hari begitu dimulai dosis inisial sampai
-
7/23/2019 materi farkol
14/22
tercapainya waktu protrombin yang stabil di batas.
terapeutik. Setelah tercapai, interval pemeriksaan waktu protrombin
tergantung pada penilaian dokter dan respon penderita terhadap obat.
Interval yang dianj urkan adalah 1-4 minggu.
2. Heparin
Heparin adalah bahan alami yang diisolasi dari mukosa intestinum
porcineatau dari paru-paru sapi. Obat bekerja sebagai anti koagulan dengan
mempotensiasi kerja anti trombin III (AT-III) membentuk kompleks yang
berafinitas lebih besar dari AT - III sendiri, terhadap beberapa faktor
pembekuan darah, termasuk trombin, faktor IIa, IXa, Xa, XIa,dan XIla. Oleh
karena itu heparin mempercepat inaktifasi faktor pembekuan darah. Heparin
biasanya tidak mempengaruhi waktu perdarahan. Waktu pembekuan
memanjang bila diberikan heparin dosis penuh, tetapi tidak terpengaruh bila
diberikan heparin dosis rendah. Heparin dosis kecil dengan AT-III
menginaktifasi faktor XIIIa dan mencegah terbentuknya bekuan fibrin yang
stabil. Penggunaan hefarin dimonitor dengan memeriksa waktu
tromboplastin parsial (aPTT) secara berkala.
Penggunaan heparin untuk stroke akut masih diperdebatkan. Belum ada
uji klinis yang memberikan hasil yang konklusif. American Heart
Association merekomendasikan " penggunaan heparin tergantung pada
preferensi dokter yang menanganinya. Harus dimengerti bahwa
penggunaan heparin bisa tidak memperbaiki hasil akhir yang diperoleh
pada penderita stroke iskemik akut ".
Heparin dapat diberikan secara IV atau SK. Pemberian secara IM tidak
dianjurkan karena sering terjadi perdarahan dan hematom yang disertai rasa
-
7/23/2019 materi farkol
15/22
sakit pada tempat suntikan. aPTT dimonitor ketat agar berkisar 1,5 kali nilai
kontrol. Tujuan terapi adalah meminimalkan resiko transformasi infark
menjadi perdarahan dan memaksimalkan pengurangan resiko serangan
ulang. Penderita dengan infark luas (baik secara klinis maupun basil CT -
scan kepala) mempunyai resiko besar untuk mengalami transformasi
tersebut, sehingga pemberian heparin sebaiknya ditunda.
Farmakokinetik :
Mula kerja : segera pada pemberian IV, 20-60 menit setelah
pemberian SK
Kadar puncak dalam plasma: 2 4 jam setelah pemberian SK
Waktu paruh : 30-180 menit.
Bioavailabilitas : karena tidak diabsorbsi di saluran cerna, harns
diberikan secara parenteral.
Metabolisme : terutama di hati dan sistem retikuloendotelial (SRE) ;
bisa juga di ginjal
Ekskresi : secara primer diekskresi oleh hati daD SRE.
Farmakodinamik : terikat pada protein plasma secara ekstensif
Indikasi :
Dosis rendah untuk pencegahan stroke atau komplikasi tromboembolik.
Profilaksis trombosis serebral pada evolving stroke(masih diteliti).
-
7/23/2019 materi farkol
16/22
Kontraindikasi :
hipersensitif terhadap heparin, trombositopeni berat, perdarahan yang
tidak terkontrol.
Interaksi obat :
antikoagulan oral, aspirin, dextran, fenilbutazon, ibuprofen,
indometasin, dipiridamol, hidroksiklorokuin, digitalis, tetrasiklin,
nikotin, anti histamin, nitrogliserin.
Efek samping :
perdarahan, iritasi lokal, eritema, nyeri ringan, hematom, ulserasi,
menggigil, demam, urtikaria, asma, rhinitis, lakrimasi, sakit kepala,
mual, muntah,reaksi anafilaksis, trombositopeni, infark miokard,
emboli paru, stroke, priapismus, gatal dan rasa terbakar, nekrosis kulit,
gangren pada tungkai. Penggunaan 15.000 U atau lebih setiap hari
selama lebih dari 6 bulan dapat menyebabkan osteoporosis dan fraktur
spontan.
Dosis :
dosis rendah dianjurkan untuk pencegahan stroke dan profilaksis
evolvingstroke. Pada pemberian secara SK dimulai dengan 5000 U lalu
5000 U tiap 8-12jam sampai 7 hari atau sampai penderita sudah dapat
dimobilisasi (mana yang lebih lama). Bila diberi IV, sebaiknya didrips
dalam larutan Dekstrose 5% atau NaCI fisiologis dengan dosis inisial
800 U/jam. Hindari pemberian dengan bolus. Sesuaikan dosis
-
7/23/2019 materi farkol
17/22
berdasarkan basil aPTT (sekitar 1,5 kali nilai normal). Pada anak
dimulai dengan 50 U/kgBB IV bolus dengan dosis pemeliharaan
sebesar 100 U/kgBB/4jam perdrips atau 20.000 U/m2/24 jam dengan
infus.
OBAT TROMBOLITIK
Biasanya obat ini digunakan untuk infark jantung akut untuk
melarutkan bekuan darah yang terbentuk pada arteri koronaria. Walaupun
riwayat adanya gangguan pembuluh darah otak merupakan kontra indikasi
penggunaannya, pada saat ini sedang berlangsung beberapa penelitian
mengenai penggunaannya pada stroke (misalnya tissue plasminogen
activator, streptokinase dan urokinase). Pemberiannya secara IV atau IA,
dan harus segera diberikan dalam waktu 90 menit sampai 6 jam setelah
serangan. Saat ini penggunaanya masih dalam taraf eksperimental.
Streptokinase berasal dari Streptococcus C. hemolyticus .Ia
menginaktifasi plasminogen dengan cara tidak langsung yaitu dengan
bergabung terlebih dahulu dengan plasminogen untuk membentuk kompleks
aktifator. Selanjutnya kompleks tersebut mengkatalisis perubahan
plasminogen bebas menjadi plasmin. Waktu paruhnya bifasik. Fase cepat
11-13 menit dan fase lambat 23 menit. Loading dose250.000 IU per infus
selama 30 menit diikuti dengan 100.000 IU/jam (biasanya selama 24-72
jam).
Urokinase diisolasi dari urin manusia .Urokinase bekerja langsung
mengaktifkan plasminogen. Seperti streptokinase obat ini tidak bekerja
spesifik terhadap fibrin sehingga menimbulkan lisis sistemik
(fibrinogenolisis dan destruksi faktor pembekuan darah lainnya). Waktu
paruhnya sekitar 20 menit. Loading dose yang dianjurkan 1000-4.500
-
7/23/2019 materi farkol
18/22
IU/kgBB IV dilanjutkan dengan infus IV 4.400 IU/kgBB/jam.
NERVE-CELL PROTECTANTS
Akhir-akhir ini sedang dikembangkan sejumlah sediaan yang dikenal
sebagai nerve-cell protectants. Sediaan -sediaan ini diharapkan dapat
bekerja melindungi, sel neuron dari kematian bila mengalami iskemi,
walaupun dengan efek farmakologis yang berbeda-beda. Beberapa
sediaan seperti calcium channel blockers, N-methyl-D-aspartate
(NMDA) antagonists, free radical scavengers danmembrane stabilizers
telah dicoba pada infark serebri akut. Sejauh ini hanya nimodipin yang
memperoleh
rekomendasi dari FDA untuk profilaksis atau terapi stroke akut karena
terbukti menurunkan morbiditas dari perdarahan sub arakhnoid akut (PSA).
Nimodipin
Sebagai calcium channel blockers kerjanya sama seperti calcium
channel blockers yang lain. Nimodipin mempunyai efek yang lebih besar
pada arteri serebraldaripada arteri lainnya, mungkin karena sifat lipofiliknya
yang kuat. Mekanisme kerjanya mengurangi defisit neurologis setelah PSA
(perdarahan sub arachnoid) belum diketahui. Penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa untuk PSA nimodipin terbukti mengurangi neurologic
ischemic deficits bila diberikan sebelum 96 jam mulai serangan dan
dilanjutkan selama 21. hari dengan dosis 60 mg/4 jam. Sedangkan untuk
stroke iskemik akut nimodipin tidak memberikan basil yang baik.
-
7/23/2019 materi farkol
19/22
Farmakokinetik :
Kadar puncak dalam plasma: dalam 1 jam setelah pemberian.
Waktu paruh : 8-9 jam.
Bioavailabilitas: diabsorbsi dengan cepat, tetapi karena langsung
dimetabolisme di hati maka bioavailibilitas(BA) rata-ratanya
hanya 13%.
Metabolisme : di hati (first-pass metabolism).
Ekskresi : melalui urine dalam bentuk metabolit, hanya < 1 %
dalam bentuk aktif.
Farmakodinamik :
Pemberian bersama makanan menurunkan kadar plasma dan BA
bila dibandingkan dengan pemberian saat lambung kosong.
Lebih dari 95% terikat pada protein plasma.
Pada gangguan fungsi hati metabolismenya berkurang ; pada
sirosis hati, BA nya meningkat.
lndikasi :
Perbaikan hasil secara neurologis dengan mengurangi insidens dan
beratnya kerusakan pada penderita dengan PSA akibat pecahnya
aneurisma kongenital yang berada dalam kondisi neurologis yang baik
setelah serangan.
-
7/23/2019 materi farkol
20/22
Interaksi obat : dengan calcium channel blockersyang lain.
Efek samping :
Sering : penurunan tekanan darah, gangguan fungsi hati, edema, diare,
rash, sakit kepala, keluhan saluran cerna, mual, dispnoe, kelainan
EKG, takikardi, bradikardi, nyeri/kram otot, depresi.
Kadang-kadang : hepatitis, gatal, perdarahan lambung,
trombositopeni, anemi, palpitasi, muntah, wheezing, dizziness,
rebound vasospasm,hipertensi, light-headedness,jaundice.
Dosis :
60 mg/4 jam per oral selama 21 hari, sebaiknya 1 jam sebelum atau 2
jam setelah makan. Pemberian pertama harus dimulai sebelum 96 jam
terjadi serangan. Penderita dengan sirosis hati harus diturunkan
dosisnya menjadi 30 mg/4 jam dan dimonitor tekanan darah dan
nadinya secara ketat.
-
7/23/2019 materi farkol
21/22
-
7/23/2019 materi farkol
22/22