KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, Segala puja dan puji syukur senantiasa kami panjatkan
kehadirat Illahi Rabbi, Tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq dan
hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya
ilmiah dalam bentuk Tesis yang berjudul “IMPLEMENTASI PENDEKATAN
KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”.
Untaian sholawat dan butiran-butiran mutiara salam semoga mengalir deras
keharibaan sang kekasih, lentera dunia, penenang jiwa, pengobat qalbu dan
pemberi syafa‟at sepanjang masa (Nabi Muhammad SAW).
Penulisan Tesis ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh Gelar Magister Pendidikan Agama Islam (M.Pd.) Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna,
meskipun telah mengerahkan segala kemampuan dan pengetahuan secara maksimal
dan optimal. Karena memang kesempurnaan hanyalah milik zat yang Maha
sempurna. Penulis berharap tesis ini memiliki nilai bagi diri pribadi maupun bagi
para pembaca. Penulis juga sadar bahwa tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan
berbagai pihak tesis ini tidak akan dapat terselesaikan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada,
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. H. Sapiudin Shidiq, M.A. Selaku Ketua Program Magister FITK.
4. Dr. Jejen Musfah, MA. Selaku Dosen Penasehat Akademik.
5. Dr. Yayah Nurmaliah, MA. Selaku Dosen Pembimbing Tesis.
6. Prof. Dr. Armai Arief, MA, Selaku Dosen Penguji Seminar Hasil Tesis
7. H. Muhammad Zuhdi, Ph.D, Selaku Dosen Penguji Seminar Hasil
Tesis
8. Prof. Dr. Salman Harun, MA, Selaku Dosen Penguji Promosi Tesis
9. Dr. Bahrissalim, Selaku Dosen Penguji Promosi Tesis
10. Dr. H. Sapiudin Shidiq, MA, Selaku Dosen Penguji Promosi Tesis.
11. Seluruh Dosen Program Magister PAI FITK
12. Muslikh, S.Pd. Selaku Staff Akademik Magister FITK.
13. Hasan Umar, S.Pd, Selaku Kepala Sekolah SMP Islam Al-Azhar 12
Rawamangun.
14. Muhammad Nur Fikri Ali, S.Pd.I, Selaku Guru Pendidikan Agama
Islam SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun.
15. Nurcholis, S.Pd.I. Selaku Guru Pendidikan Agama Islam SMP Islam
Al-Azhar 12 Rawamangun.
16. Murid-Murid SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun.
17. Teman-teman magister PAI FITK angkatan 2014
18. Ayahanda dan Ibunda beserta keluarga besar tercinta
19. Seluruh Guru-guruku tercinta.
20. Serta semua Pihak yang turut berpartisipasi mensukseskan tesis yang
peneliti tulis.
Akhirnya, Peneliti berharap semoga tesis ini dapat dijadikan sebagai acuan
untuk memberikan masukan kepada guru dalam proses kegiatan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Semoga budi baik dan bantuan dari semua
pihak kepada peneliti mendapatkan ganjaran kebaikan yang berlipat ganda dari
Allah SWT. Aamiin.
Jakarta, 10 Januari 2018
Penulis,
Ferdinando Hendra Guci
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Permasalahan .......................................................................................... 9
1. Identifikasi Masalah ......................................................................... 9
2. Pembatasan Masalah ........................................................................ 10
3. Perumusan Masalah ......................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Implementasi ........................................................................ 12
B. Pendekatan Contextual Teaching and Learning .................................... 13
1. Latar Belakang Filosofis ................................................................. 13
2. Pengertian Pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) .............................................................................................. 14
3. Langkah-Langkah Contextual Teaching and Learning (CTL) ....... 21
4. Karakteristik Contextual Teaching and Learning (CTL) ............... 25
5. Komponen Contextual Teaching and Learning (CTL) ................... 29
6. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Tradisonal .............. 44
C. Pendidikan Agama Islam ...................................................................... 46
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam .............................................. 46
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam .................................................... 49
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ...................................... 51
4. Tugas dan Fungsi Pendidikan Agama Islam ................................... 55
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................ 63
E. Kerangka Kontekstual ............................................................................. 67
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ................................................................................... 69
B. Sumber Data ........................................................................................... 71
C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 74
D. Teknik Analisis Data .............................................................................. 77
E. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................. 79
BAB IV. TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Gambaran Umum SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun ....................... 80
B. Implementasi Model Pembelajaran Contextual Teaching And
Learning (CTL) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ............ 83
1. Pemahaman Guru tentang Pendekatan Kontekstual Pada
Pembelajaran PAI ................................................................................. 87
2. Kurikulum PAI di SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun Jakarta ..... 89
3. Sumber belajar CTL dalam pembelajaran PAI .................................... 99
C. Analisis Temuan Lapangan Implementasi CTL Pada PBM PAI .............. 108
D. Implikasi Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran PAI ..................... 131
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 136
B. Saran-saran ................................................................................................ 136
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 138
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. : Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Tradisional ................... 45
Tabel 4.1. : Analisa RPP Materi Shalat Berjamaah .............................................. 110
Tabel 4.2. : Analisa RPP Materi Aqidah (Iman Kepada Allah SWT) .................. 118
Tabel 4.3. : Analisa RPP Materi Sirah Nabi Muhammad SAW ........................... 125
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. : Konsep Pengembangan Pembelajaran Kontekstual ....................... 68
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Profil Sekolah SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta
Lampiran 2 : Program Tahunan dan Program Semester
Lampiran 3 : Silabus Mata Pelajaran PAI
Lampiran 4 : Kalender Pendidikan
Lampiran 5 : RPP materi Shalat Berjamaah
Lampiran 6 : Penilaian Autentik materi Shalat Berjamaah
Lampiran 7 : RPP materi Iman Kepada Allah SWT(Asmaul husna)
Lampiran 8 : Penilaian Autentik materi Iman Kepada Allah SWT
Lampiran 9 : RPP materi Sirah Nabi Muhammad SAW
Lampiran 10 : Penilaian Autentik materi Sirah Nabi Muhammad SAW
Lampiran 11 : KKM
Lampiran 12 : SK Penetapan Kurikulum 2013
Lampiran 13 : Transkrip Wawancara
Lampiran 14 : Kisi-kisi Wawancara
Lampiran 14 : Pedoman observasi
Lampiran 15 : Foto-foto Kegiatan
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM AL AZHAR 12
RAWAMANGUN JAKARTA
Penelitian ini bertujuan membahas implementasi pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Menengah Pertama Islam Al Azhar 12 Rawamangun
Jakarta tahun ajaran 2016/2017. Kajian ini dilatarbelakangi oleh
diterapkannya Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif lapangan dan
menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan
metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan
dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Sementara pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan
triangulasi sumber, teknik, dan waktu.
Kajian ini menunjukan bahwa: (1) Implemantasi pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Menengah Pertama Islam Al Azhar 12 Rawamangun
Jakarta tahun ajaran 2016/2017 pada kelas VII ada yang belum maksimal dan
ada yang sudah berjalan dengan maksimal karena semua komponen
pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) berhasil deterapkan.
(2) Persoalan yang muncul dalam implementasi pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Islam Al Azhar 12
Rawamangun Jakarta tahun ajaran 2016/2017 yakni terletak pada segi
peserta didik yang biasanya kurang fokus dan masih terdapat siswa yang
masih malu untuk mengajukan pertanyaan, dan untuk mengatasi persoalan
tersebut guru dituntut untuk bisa mengkondisikan kelas dan harus
kreatif dalam mengelola kelas.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan
informasi dan masukan bagi Kepala Sekolah, Pendidik, dan semua pihak
yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF CONTEXTUAL APPROACH IN ISLAMIC
STUDIES FOR STUDENTS OF AL AZHAR 12 ISLAMIC JUNIOR
HIGH SCHOOL IN RAWAMANGUN
This study aims to discuss the implementation of CTL (Contextual
Teaching and Learning) approach in learning of Islamic Religious Education
in Islamic Junior High School Al Azhar 12 Rawamangun 2016/2017. This
study is motivated by the implementation of Curriculum 2013 which uses a
scientific approach.
This type of research is descriptive field research and using
approaches, namely qualitative approach. Data are collected by using
interview method, observation, and documentation. Data analysis is done by
data reduction, data presentation, and conclusion. While the examination of
the validity of the data is done by holding triangulation of sources,
techniques, and time.
This study shows that: (1) Implemantation of CTL (Contextual
Teaching and Learning) approach in learning of Islamic Religious Education
in Al Azhar Islamic Junior High School 12 Rawamangun Jakarta 2016/2017
in seven grade was not fully maximum and some other have been running
maximally because all components of CTL approach (Contextual Teaching
and Learning) have successfully applied.
The problems that arise in the implementation of CTL (Contextual
Teaching and Learning) approach in learning of Islamic Education at Al
Azhar 12 Islamic Junior High School Rawamangun Jakarta 2016/2017 in the
facet of students who are usually less focused and some students doesn’t have
any courage to ask questions, and to overcome the problem teachers are
required to be able to manage the class and must be creative in managing the
class.
The results of this study are expected to give information and input
for the Principal, Educators, and all parties as a contribution for the
improvement studies in Faculty of Science Tarbiyah and Pedagogy in UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan agama menjadi kebutuhan bersama dalam rangka membina
manusia dalam berperilaku sesuai norma yang ada. Pendidikan agama Islam
sebagai usaha yang diperlukan untuk menanamkan ajaran agama Islam yang
tujuannya adalah untuk mengembangkan moral dan kepribadian manusia.
Pendidikan agama Islam merupakan pondasi yang sangat mendasar dan
mempunyai peranan yang sangat penting bagi hidup dan kehidupan bangsa
Indonesia khususnya bagi ummat Islam, ketika era globalisasi dan
modernisasi masuk tak terbendung, membawa produk dan budaya berlabel
luar negeri yang tidak semuanya berdefinisi positif dimana budaya yang
bernuansa Islami tertindas oleh masuknya budaya barat.
Untuk membentengi para generasi di negara ini sangat diperlukan
pendidikan agama baik yang dilaksanakan di rumah maupun di sekolah.
Pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah diatur oleh pemerintah
dalam implementasi baik kurikulum, SDM, sarana prasarana dan jenjang
pendidikan dan pelaksanaannya. Terkait dengan kurikulum yang diterapkan
saat ini, pemerintah menetapkan kurikulum yang diterapkan di semua jenjang
pendidikan adalah Kurikulum 2013, yaitu kurikulum yang berpegang teguh
pada ranah sikap, pengetahuan dan juga keterampilan, pemerintah ingin
membentuk generasi muda yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif,
sehingga nantinya siswa bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan
dan tantangan memasuki masa depan yang lebih baik.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 pembelajaran adalah proses interaksi antar
peserta dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk aktif dan kreatif dalam mengembangkan potensi mereka
menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup, serta
perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Oleh karena itu
pengembangan pada Kurikulum 2013 ini diharapkan dapat mengarahkan
peserta didik dalam mengembangkan potensi sesuai dengan tujuan di atas
Landasan yurudis pada penerapan Kurikulum 2013 di jenjang
pendidikan dasar dan menengah didasari oleh Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No. 81A tahun 2013 yang berisi; Permendikbud No 54
tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Permendikbud No 65 tahun
2
2013 tentang Standar Proses, Permendikbud No 66 tahun 2013 tenang
Standar Penilain, Permendikbud No 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur
Kurikulum SD-MI, Permendikbud No 68 tahun 2013 tentang KD dan
Struktur Kurikulum SMP-MTs, Permendikbud No 69 tahun 2013 tentang KD
dan Struktur Kurikulum SMA-MA. Terbaru pada tahun 2016 pemerintah
mengeluarkan Permendikbud No 20 Tahun 2016 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Ketercapaian suatu pengembangan kurikulum di sekolah adalah
kontribusi dan kerja sama yang baik antara kepala sekolah, guru, dan peserta
didik. Pada proses pelaksanaan pembelajaran di kelas guru menjadi salah satu
kunci pengembangan kualitas pendidikan. Oleh karena itu guru harus benar-
benar memahami konsep kurikulum yang diterapkan. Ketika guru benar-
benar memahami kurikulum tentunya proses belajar mengajar akan berjalan
secara efektif. Pada umumnya keberhasilan suatu program kegiatan yang
dilakukan sangat ditentukan seberapa besar kualitas perencanaan yang
dibuatnya. Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, pelaksanaan
pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang dikembangkan oleh guru yang mengacu pada silabus. Oleh
karena itu setiap guru harus menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) secara benar karena itu menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam
implementasi kurikulum. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dikembangkan secara rinci mengacu pada
silabus, buku teks pelajaran dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1)
identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi
waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi
pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat,
bahan, dan sumber belajar. Melalui rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP)
yang disusun oleh guru secara tepat proses pelaksanaan pembelajaran akan
berjalan dengan efektif.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah salah satu bidang
pokok dalam implementasi Kurikulum 2013. Pada tingkat Sekolah
Menengah, Pendidikan Agama Islam mempunyai pembelajaran istimewa
karena disaat mata pelajaran lain melebur menjadi pembelajaran tematik,
namun Pendidikan Agama Islam masih tetap eksis menjadi mapel
tersendiri, bahkan mengalami peningkatan waktu pembelajaran menjadi 4
jam pembelajaran dalam satu minggu. Keistimewaan lain bagi mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah penyematan label Pendidikan
Budi Pekerti sejalan dengan tujuan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter
dan kompetensi.
3
Penggunaan istilah Pendidikan Agama Islam memiliki pengertian
yang berbeda dengan pendidikan Islam. Pendidikan agama Islam dibakukan
sebagai nama mata pelajaran, sedangkan pendidikan Islam merupakan sistem
pendidikan yang Islami, dan teori-teorinya disusun berdasarkan al Qur’an dan
hadis (Muhaimin, 2009:6). Menurut ajaran Islam pendidikan merupakan
kebutuhan mutlak hidup manusia yang harus dipenuhi demi tercapainya
kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Melalui pendidikan itu pula manusia
akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dalam
kehidupannya. Oleh karena itu sebagai landasan historis, peran pendidikan
agama Islam melalui pembelajaran di sekolah perlu dilakukan secara
berkesinambungan terutama saat ini dengan diterapkannya kurikulum 2013.
Maunah (2009:5) menjelaskan bahwa keberhasilan proses pendidikan
secara langsung akan berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia adalah pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar yang
dilakukan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan
yang berlangsung disekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat memahami peranan dalam berbagai
lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan tidak hanya sekedar transfer
of knowledge saja, tetapi lebih pada pembentukan kepribadian seseorang
sehingga dapat mengenal potensi diri dan selanjutnya dapat mengembangkan
potensinya sebagai suatu usaha untuk mencapai tujuan hidupnya. Untuk itu
sebagai seorang guru PAI dituntut untuk mengembangkan kepribadian
seorang peserta didik untuk jadi lebih baik lagi. (Komulasari, 2011:3) Proses
pembelajaran menjadi titik awal bagaimana seorang guru sebagai agen of
change pembentukan kepribadian untuk mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran yang efektif.
Sulhan (2006:7) menuturkan bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan
salah satu tugas utama seorang guru adalah sebuah pembelajaran yang dapat
diartikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek
didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan
dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan landasan
kerja, dengan dasar ini akan memberikan arah bagi pelaksanaan kegiatan
pendidikan yang diprogramkan. Dalam hal ini, dasar yang menjadi acuan
Pendidikan Islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan
kekuatan yang dapat mengantarkan peserta didik ke arah pencapaian tujuan
4
pendidikan. Dasar Pendidikan Islam ialah Islam dengan segala ajarannya
yang tertuang dalam Al Quran dan Sunnah (hadits) Rasulullah SAW.
Dalam pandangan Islam, segala sesuatu yang dilaksanakan, tentulah
memiliki dasar hukum baik itu yang berasal dari dasar naqlīyah maupun
dasar aqliyah. Begitu juga halnya dengan pelaksanakan pendidikan pada
siswa. Landasan normatif yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan
pada anak usia sekolah dapat dibaca firman Allah dalam Surah an-Nahl/16:
78) :
Artinya: “Dan Allah SWT mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
Keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (Qs. An-
Nahl 16:78).
Berdasarkan ayat tersebut, dipahami bahwa anak lahir dalam keadaan
lemah tak berdaya dan tidak mengetahui (tidak memiliki pengetahuan)
apapun. Akan tetapi Allah membekali anak yang baru lahir tersebut dengan
pendengaran, penglihatan dan hati nurani (yakni akal yang menurut pendapat
yang sahih pusatnya berada di hati).
Penetapan Al-Qur’an dan Hadits sebagai dasar Pendidikan Islam, hal
ini dikarenakan kebenaran yang terdapat dalam kedua dasar tersebut dapat
diterima oleh nalar manusia dan dapat dibuktikan dalam sejarah atau
pengalaman kemanusiaan. Sebagai pedoman, Al-Qur’an tidak ada keraguan
padanya, terpelihara kesucian dan kebenarannya. Demikian juga dengan
kebenaran Hadis sebagai dasar kedua bagi Pendidikan Islam. Dalam
kedudukannya sebagai dasar Pendidikan Islam, sunnah Rasul mempunyai
dua fungsi, yaitu; pertama, menjelaskan sistem Pendidikan Islam yang
terdapat dalam Alquran dan menjelaskan hal-hal yang tidak terdapat di
dalamnya. Kedua, menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan
Rasulullah bersama sahabat, perlakuannya terhadap anak-anak, dan
pendidikan keimanan yang pernah dilakukannya.
Proses belajar yang terjadi di sekolah selama ini pada kenyataannya
menunjukkan bahwa siswa lebih berperan sebagai objek dan guru berperan
sebagai subyek. Pusat informasi atau pusat belajar adalah guru, sehingga
sering terjadi siswa akan belajar jika guru mengajar, begitu juga dalam
penilaian yang masih menekankan hasil dari pada proses pembelajaran.
Proses pembelajaran PAI di sekolah masih sebatas sebagai proses
5
penyampaian pengetahuan agama Islam. Ini berarti siswa hanya menerima
materi-materi PAI tanpa ada usaha menggali nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya.
Selain itu juga keberhasilan pendidikan hanya tampak dari kemampuan
siswa menghafal fakta-fakta walaupun banyak siswa mampu menyajikan
tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, tetapi pada
kenyataannya mereka seringkali tidak memahami secara mendalam subtansi
materinya. Dampaknya sebagian besar dari siswa tidak mampu
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan. Siswa sangat perlu untuk
memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan tempat tinggal dan
masyarakat pada umumnya di mana mereka akan hidup. Siswa memiliki
kesulitan memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan.
Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti
berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam
membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka
panjang.Permasalahan yang dihadapi saat ini dimanapelajaran PAI di sekolah
umum, masih terlihat belum sempurna sebagaimana yang dikehendaki oleh
landasan-landasan di atas.Pelajaran PAI hanya dilakukan sebatas proses
penyampaian pengetahuan tentang agama Islam saja, tidak diarahkan pada
proses pengamalan nilai-nilai Islam pada diri siswa.
Proses aplikasi tidak secara otomatis terjadi ketika nilai-nilai tertentu
sudah dipahami oleh siswa. Artinya, metode yang digunakan oleh guru
seringkali tidak bisa mengamalkan agama secara kontekstual, karena metode
yang digunakan hanya berupa hafalan, menulis catatan, dan tugastugas
seputar buku pelajaran yang mereka pelajari. Pelajaran PAI lebih bersifat
verbalistik dan formalistik atau merupakan tempelan saja, metode
pembelajaran PAI yang tidak kunjung berubah sejak dulu hingga sekarang,
padahal masyarakat yang dihadapi sudah banyak mengalami perubahan.
Pendekatan PAI yang cenderung normatif tanpa dibarengi ilustrasi konteks
sosial budaya, sehingga siswa kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai
nilai yang hidup dalam keseharian.
Kemudian lagi, jumlah jam pelajaran PAI hanya 2 jam per minggu.
Jadi, apa yang bisa diperoleh siswa dalam pendidikan yang hanya 2 jam
pelajaran. Jika sebatas hanya memberikan pengajaran agama Islam yang
lebih menekankan aspek kognitif, mungkin guru bisa melakukannya, tetapi
kalau memberikan pendidikan yang meliputi tidak hanya kognitif tetapi juga
sikap dan keterampilan, guru akan mengalami kesulitan.
6
Masalah pendidikan yang ada di sekolah ditambah pula oleh cara guru
dalam pembelajaran yang terbiasa menggunakan metode konvensional,
dimana siswa kurang terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa cenderung hanya mendengar dan menerima penjelasan dari guru tanpa
diberi kasempatan untuk mengutarakan pendapatnya secara lebih luas dan
terbuka. Kondisi seperti itu tidak memberdayakan para siswa untuk mau dan
mampu berbuat untuk memperkaya belajarnya dengan meningkatkan
interaksi dengan lingkungannya. Sehingga tidak akan bisa membangun
pemahaman dan pengetahuan terhadap dunia sekitarnya. Lebih jauh lagi
mereka pun tidak memiliki kesempatan untuk membangun pengetahuan dan
kepercayaan dirinya, maupun kemampuan berinteraksi dengan berbagai
individu atau kelompok yang beragam di masyarakat.
Selanjutnya sebagai landasan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Berdasarkan Undang-Undang di atas maka salah satu ciri manusia
berkualitas adalah mereka yang tangguh iman, bertakwa serta memiliki
akhlak mulia, sehingga diharapkan salah satu ciri kompetensi kelulusan
pendidikan di Indonesia adalah ketangguhan dalam iman, bertakwa serta
memiliki akhlak mulia. Selain itu undang-undang tersebut mengamanatkan
kepada guru ini untuk mencerdaskan peserta didik sebagai tujuan pendidikan
nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemilihan model
pembelajaran yang benar-benar sesuai sangat dibutuhkan dalam pembelajaran
peserta didik karena berkaitan erat dengan tujuan pendidikan. Salah satu
model pembelajaran yang sesuai dengan implementasi kurikulum saat ini
adalah pembelajaran CTL.
Pelajaran PAI di sekolah umum, masih terlihat belum terlaksana
sebagaimana yang dikehendaki, pembelajaran PAI hanya dilakukan sebatas
proses penyampaian pengetahuan tentang agama Islam saja, tidak diarahkan
pada proses pengamalan nilai-nilai Islam pada diri peserta didik dan metode
yang digunakan guru dalam mengajar seringkali tidak bisa membuat peserta
didik mengamalkan ajaran agama secara kontekstual, karena metode yang
digunakan sebatas berupa hafalan, menulis catatan dan tugas-tugas seputar
buku pelajaran yang mereka pelajari. (Aidil Saputra 2014:15).
7
Oleh karena itu, sudah saatnya paradigma pendidikan yang selama ini
ada untuk diubah sehingga diperlukan suatu strategi pembelajaran yang dapat
dijadikan jalan keluar agar proses pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI yaitu adanya internalisasi pada diri
siswa tentang nilai-nilai ajaran Islam yang diajarkan secara mudah serta
adanya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak
merasa jenuh, menjadikan belajar lebih bermakna dan mampu mengaitkan
materi dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang dimaksud adalah
Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL).
Nursisto (2001:48) mengatakan bahwa pembelajaran yang efektif
antara lain ditandai dengan a) siswa sebagai subjek didik, b) metode
mengajar yang beragam, c) menghindari verbalisme, dan d) variasi
pembelajaran. Pembelajaran CTL merupakan pembelajaran yang efektif
didukung dengan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari.
Landasan teoritis dari beberap ahli seperti pemikiran Bettye P. Smith
(2010:24) bahwa; “Contextual Teaching and Learning is a conception of
teaching and learning that helps teachers relate subject matter content to
real world situations”. Pembelajaran konstekstual adalah konsepsi mengajar
dan belajar yang membantu guru berhubungan dengan isi materi pelajaran
pada situasi yang sesungguhnya. Definisi mengandung makna bahwa
pendidikan kontekstual merupakan suatu konsep yang dapat membantu guru
untuk mengaitkan antara pelajarana yang disampaikan dengan kondisi
sesungguhnya.
Adapun menurut Berns and Erickson (2001),
Contextual Teaching and Learning the concept as an innovative
instructional process that helps students connect the content they are
learning to the life contexts in which that content could be used
Pembelajaran kontekstual merupakan proses pembelajaran inovatif
yang berguna membantu siswa menghubungkan konten belajar untuk konteks
kehidupan di mana konten tersebut dapat digunakan. Jadi dalam
pembelajaran kontekstual, konsepsi belajar mengajar yang membantu guru
menghubungkan isi mata pelajaran untuk Situasi dunia nyata; dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya
untuk kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan
pekerja; dan terlibat dalam kerja keras yang membutuhkan belajar.
8
Menurut Predmore (2005), “benefits of using Contextual Teaching in
Learning in the classroom, how teachers make Contextual Teaching and
Learning into reality”. Manfaat menggunakan Contextual Teaching dalam
Pembelajaran di kelas, bagaimana guru membuat pembelajaran kontekstual
menuju realita yang ada. Jadi pendekatan pembelajaran kontekstual
membantu siswa menghubungkan konten yang mereka pelajari dalam
pembelajaran dengan realita dalam kehidupan sehari-hari.
Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah membantu peserta
didik mencapai tujuannya. Maksudnya guru lebih berusaha dengan strategi
dari pada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah
tim yang bekerja bersama untuk untuk menemukan sesuatu yang baru bagi
siswa. Sesuatu yang baru datang dari “menemukan sendiri”, bukan dari “apa
kata guru”. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan lagi seorang yang
paling tahu, guru layak untuk mendengarkan siswasiswanya. Guru bukan lagi
satu-satunya penentu kemajuan peserta didiknya. Guru sebagai pendamping
siswa dalam mencapai kompetensi dasar.
Hal ini terlihat pada lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang
implementasi kurikulum yang menjelaskan dimana di dalam pembelajaran
peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan
informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam
ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau
kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia
hidup.
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak
dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah
subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah,
mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran
harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik
untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar-
benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu
didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu
untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.
Dilandasi latar belakang yang berkaitan dengan implementasi
pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di atas, maka peneliti menelusuri
permasalahan Implementasi Pendekatan Konstekstual pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Islam Al Azhar 12
Rawamangun Jakarta yang telah diterapkan. Temuan pendahuluan dilakukan
dengan melakukan pengamatan perilaku, diskusi, wawancara dan pengisian
9
angket terhadap siswa kelas VII di Sekolah Menengah Pertama Islam Al
Azhar 12 Rawamangun Jakarta dalam pembelajaran PAI berdasarkan
Kurikulum 2013 serta kaitannya dengan aktivitas sehari-hari, khususnya
materi tentang “Lebih dekat kepada Allah dengan mengamalkan sholat”.
Pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran, guru PAI di Sekolah
Menengah Pertama Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta sebenarnya
sudah cukup berkompeten dalam mengajar. Selain itu, sarana dan media
pembelajaran yang tersedia cukup lengkap. Tambahan pula, sekolah selalu
berusaha untuk mengadakan media pembelajaran yang dapat membuat siswa
belajar dengan nyaman. Salah satu sasaran sekolah adalah menerapkan
pembelajaran aktif guna mencapai tujuan sekolah yang diharapkan.
Peneliti telah melakukan wawancara pra-penelitian kepada beberapa
orang siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Islam Al Azhar 12
Rawamangun Jakarta. Mereka mengatakan bahwa” guru PAI dalam mengajar
tidak hanya ceramah terus-menerus tetapi juga menyuruh siswa untuk
berdiskusi dan presentasi”. Hal tersebut menunjukkan dalam proses
pembelajaran guru PAI sudah menerapkan beberapa metode pembelajaran.
Berdasakan uraian di atas maka akan diteliti lebih lanjut mengenai
“Implementasi Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Islam Al Azhar 12
Rawamangun Jakarta”.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan gejala-gelaja yang ditampilkan dan diidentifikasi beberapa
masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta adalah
sebagai berikut:
a. Masih terdapat siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran
PAI
b. Siswa kurang berani mengajukan pertanyaan selama proses
pembelajaran
c. Belum adanya pemantauan pendekatan kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) pada pembelajaran PAI
10
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas
maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi sebagai
berikut :
a. Penelitian ini mengambil sampel siswa kelas VII
b. Materi Pendidikan Agama Islam yang dianalisis pada lingkup Akidah
Akhlak, Fiqih, dan SPI
c. Implementasi pendekatan CTL yang dimaksud dengan 7
komponennya akan dianalisis berdasarkan RPP di Sekolah Menengah
Pertama Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut; “Bagaimana Implementasi Pendekatan
Kontekstual Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Pertama Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lebih jauh Implementasi
Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta.
D. Manfaat Penelitian
Secara khusus, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat penelitian yang diharapkan sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Untuk melakukan inovasi dengan usaha mengoptimalkan peran
guru dalam Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam. Selain itu juga untuk menemukan gagasan baru
dalam usaha mengoptimalkan peran guru dalam Pendekatan
Kontekstual Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
2. Bagi Lembaga Pendidikan
Berguna untuk dijadikan sebagai bahan sumber diskusi atau
seminarium bagi para guru Pendidikan Agama Islam dalam
meningkatkan kemampuan akademiknya
11
3. Bagi Lembaga Pemerintah
Menjadikan bahasan ini sebagai dasar lokakarya dan sidang-sidang
birokrat bagi pihak yang akan merumuskan kebijakan tentang
peningkatan kualitas kemampuan guru Pendidikan Agama Islam
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Implementasi
Secara etimologis pengertian implementasi menurut Solichin Abdul
Wahab (2008:64) adalah “Konsep implementasi berasal dari bahasa Inggris
yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to implement
(mengimplementasikan) berati to provide the means for carrying out
(menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical
effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)”.
Implementasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti
mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk
melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap
sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat
itu dapat berupa undang-undang, Peraturan Pemerintah, keputusan peradilan
dan kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam
kehidupan kenegaraan.
Implementasi sebagai suatu proses tindakan Administrasi dan Politik.
Pandangan ini sejalan dengan pendapat Peter S. Cleaves dalam bukunya
Solichin Abdul Wahab (2008:187), yang secara tegas menyebutkan bahwa :
Implementasi itu mencakup “a process of moving toward a policy
objective by means of administrative and political steps”.
Secara garis besar, beliau mengatakan bahwa fungsi implementasi itu
ialah untuk membentuk suatu hubungan yang memungkinkan tujuan-tujuan
ataupun sasaran-sasaran kebijakan publik diwujudkan sebagai keluaran dari
hasil akhir kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. Sebab itu fungsi
implementasi mencakup pula penciptaan apa yang dalam ilmu kebijakan
public disebut “policy delivery system” (sistem penyampaian/penerusan
kebijakan publik) yang biasanya terdiri dari cara-cara atau saran-sarana
tertentu yang dirancang atau didesain secara khusus serta diarahkan menuju
tercapainya tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang dikehendaki.
Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata
implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau
mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa
implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana
dan dilakukan secara sungguhsungguh berdasarkan acuan norma tertentu
untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, implementasi tidak berdiri
sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu kurikulum. Dalam
kenyataannya, implementasi kurikulum menurut Fullan merupakan proses
untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat aktivitas baru dengan
13
harapan orang lain dapat menerima dan melakukan perubahan. Dalam
konteks implementasi kurikulum pendekatan-pendekatan yang telah
dikemukakan di atas memberikan tekanan pada proses. Esensinya
implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan untuk
mentransfer ide/gagasan, program atau harapan-harapan yang dituangkan
dalam bentuk kurikulum desain (tertulis) agar dilaksanakan sesuai
dengan desain tersebut.Masing-masing pendekatan itu mencerminkan
tingkat pelaksanaan yang berbeda.
B. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
1. Latar Belakang Filosofis
Pada mulanya Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil
penelitian John Dewey dalam Rusman (2012:193). Konstruktivisme
merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam kontekstual, yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas. John Dewey (2004:70) meyakini
bahwa proses pembelajaran harus mengutamakan pengalaman, menggunakan
metode ilmiah dan bersifat demokratis dalam memajukan tingkat prestasi
muridnya. Dewey mengajukan teori kurikulum dan metodologi pengajaran
yang berhubungan dengan minat dan pengalaman murid, baik fisik maupun
mental. Ia percaya bahwa keberhasilan proses belajar akan lahir dari
gabungan intelektual dan praktek, serta lingkungan nyata, baik formal
maupun non formal.Artinya, murid belajar dengan baik apabila mereka
berkembang secara normal. Artinya murid belajar dengan baik apabila
mereka berkembang secara wajar dan aktif dalam mengkonstruksikan
pemahaman yang sudah diajarkan oleh pendidik, dan pendidik itu sendiri
pembimbing dan pengarah.
Dalam Hamruni:2015, menjelaskan bahwa Pembelajaran kontekstual
dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang dikemukakan oleh Mark
Baldwin dan disempurnakan oleh Jean Piaget dan Vgotsky. Menurut aliran
ini bahwa belajar bukanlah menghafal, tetapi proses mengkonstruksi
pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil pemberian
dari orang lain seperti guru, melainkan hasil dari proses mengkonstruksi yang
dilakukan setiap individu.
Konstruktivisme menurut bruning dalam Schunk (2012:320) yang
dikutip oleh Hamruni adalah perspektif psikologi dan filosofis yang
memandang bahwa masing-masing individu membentuk atau membangun
sebagian besar dari apa yang mereka pelajari dan pahami. Menurut Schunk
konstruktivisme adalah sebuah epistimologi atau penjelasan filosofis tentang
14
sifat pembelajaran dan aliran ini menolak gagasan bahwa pengetahuan itu
didapat dari menunggu, pengetahuan tidak diatur dari orang lain melainkan
terbentuk dari pencarian dalam diri. (Schunk, 2012: 384). Asumsi penting
dari konstruktivisme adalah situated cognition (kognisi yang ditempatkan),
konsep ini mengacu pada ide bahwa pemikiran selalu ditempatkan atau
disituasikan dalam konteks sosial dan fisik, bukan dalam fikiran seseorang,
pengetahuan diletakkan dan dihubungkan dengan konteks dimana
pengetahuan tersebut dikembangkan (Suprijono, 2012:78-79).
Dalam Ella Yulaelawati (2004:99) yang dikutip oleh Aidil Saputra
bahwa metode CTL juga dilatarbelakangi oleh teori kognitif yang
memfokuskan pada proses berfikir di balik perubahan tingkah laku, yang
menunjukkan perubahan dalam fikirannya. Jadi pengetahuan akan diproses
dalam benaknya kemudian akan dikeluarkan dalam bentuk informasi atau
pengetahuan baru. Jean Piaget sebagai seorang ahli pendidikan yang
mendalaminya menekankan menekankan bahwa sejak kecil setiap anak sudah
memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan skema yang terbentuk
dari pengalaman sehari-hari. Pada akhirnya karena pengalaman itulah dalam
struktur kognitif anak terbentuk skema tentang pengetahuan barunya.
Semakin dewasa maka skema yang dimilikinya semakin sempurna.
2. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)
Menurut Hudson dan Whisler (2015:1) Pembelajaran kontekstual
adalah;
Contextual teaching and learning is a conception of teaching and
learning that helps teachers relate subject matter content to real
world situations; and motivates students to make connections between
knowledge and its applications to their lives as family members,
citizens, and workers; and engage in the hard work that learning
requires
Pembelajaran kontekstual adalah konsepsi belajar mengajar yang
membantu guru menghubungkan isi mata pelajaran dengan situasi dunia
nyata; dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan
aplikasinya untuk kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara,
dan pekerja; dan terlibat dalamkerja keras sebagai kebutuhan belajar.
Definisi tersebut bermakna bahwa pembelajaran kontekstual merupakan
konsep pembelajaran antara guru dan murid dengan tujuan menghasilan
pembelajaran yang berkualitas.
Menurut Elaine B. Johnson (2002), mengungkapkan sebagai berikut :
15
Contextual Teaching and Learning enables students to connect the
content of academic subjects with the immediate context
of their daily lives to discover meaning.
Pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan
pada filosofi bahwa seorang pembelajar mau dan mampu menyerap materi
pelajaran jika mereka dapat menangkap makna dari pelajaran tersebut.
Menurut Johnson penerapan CTL dalam pembelajaran melibatkan siswa
dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran
akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi.
Lebih lanjut Elaine B. Johnson (2014:19) mengungkapkan sebagai
berikut:
The CTL system is an educational process that aims to help students
see meaning in the academic material they are studying by
connecting academic subjects with the context of their personal,
social and cultural circumstance.
Artinya adalah Sistem Contekstual Teaching And Learning
merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa
melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari yaitu
dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya dan kultur
kesehariannya.
Bettye P. Smith (2010:24) menjelaskan definisi Contextual teaching
and learning yaitu; Is a conception of teaching and learning thats helps
teachers relate subject matter content to real world situation. On the other
hand, Berns and Erickson (2001) defined the concept as an innovative
instructional process that helps students connect the content they arelearning
to the life contexts in which that content could be used. Menurut Bettye P.
Smith CTL adalah suatu konsep dalam pembelajaran yang membantu guru
menghubungkan konten materi ke situasi dunia nyata, Berns dan Erickson
(2001) mendefinisikan sebagai konsep dari proses pembelajaran inovatif
yang membantu siswa menghubungkan konten mereka belajar untuk konteks
kehidupan di mana konten dapat digunakan.
Jadi pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar dan
mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan pekerja. Pengertian
tersebut menunjukkan bahwa pada pembelajaran kontekstual, siswa
menemukan hubungan penuh makna antara ide-ide abstrak dengan penerapan
16
praktis didalam konteks dunia nyata. Siswa menginternalisasi konsep melalui
penemuan, penguatan dan keterhubungan untuk menemukan makna materi
tersebut bagi kehidupannya.
Elaine DeLott Baker et al. (2009:6) mendefinisikan pembelajaran
kontekstual sebagai;
Contextualized Teaching and Learning (CTL) is identified as a
promising strategy that actively engages students and promotes
improved learning and skills development.
Pembelajaran Kontekstual (CTL) diidentifikasi sebagai strategi yang
menjanjikan yang secara aktif melibatkan siswa dan mempromosikan
peningkatan pengembangan pembelajaran dan keterampilan. Contextual
Teaching and Learning CTL telah didefinisikan dengan cara yang berbeda,
berdasarkan pada kelompok yang memperjuangkan penggunaannya.
Maknanya bahwa pembelajaran kontekstual menjadi sistem belajar yang
menyeluruh, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung. Jika
bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh
yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya secara terpisah.
Menurut Matthew Clifford and Marica Wilson (2000:2)
mengemukakan bahwa: CTL adalah suatu konsep belajar mengajar yang
membantu pendidik menghubungkan isi kandungan pelajaran dengan situasi
dunia nyata yang memotivasi murid menciptakan hubungan antara
pengetahuan dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari sebagai
anggota keluarga, masyarakat, dan pekerja yang membutuhkan ketekunan
dan keseriusan dalam belajar
Elaine B. Johnson (2002:25) dalam bukunya Contextual Teaching
and Learning; What and It Is Here to Stay, mengatakan bahwa: CTL
merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu murid melihat
makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkannya dengan kontekskehidupan sehari-hari, yaitu dengan
konteks lingkungan pribadi, sosial dan budaya.
Latifah Abdul Raub et al. (2015:42) mengutip pendapat Crawford
menjelaskan;
Contextual based teaching and learning is an approach that allows
teachers to carry out meaningful learning to students by giving them
opportunity to relate what they have learned with the real world
Kontekstual berbasis pembelajaran adalah sebuah pendekatan yang
memungkinkan guru untuk melaksanakan pembelajaran bermakna bagi siswa
dengan memberi mereka kesempatan untuk menghubungkan apa yang telah
17
mereka pelajari dengan dunia nyata. Intinya adalah pembelajaran dengan
metode Contextual teaching and learning mendorong terjadinya perubahan
peranan guru dalam mengelola proses pembelajaran dari guru sebagai sumber
belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran.
Sejauh ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa
pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas
masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian
ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu, diperlukan
sebuah model belajar baru yang labih memberdayakan peserta didik.
Sebuah model belajar yang tidak mengharuskan siswa menghapal fakta-
fakta, tetapi suatu model pembelajaran yang mendorong siswa
mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.
Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi dianggap
gagal menghasilkan peserta didik yang aktif, kreatif dan inovatif.
Peserta didik berhasil “mengingat” jangka pendek, tetapi gagal dalam
membekali peserta didik memecahkan persoalan dalam hidup jangka
panjang. Oleh karena itu perlu ada perubahan model pembelajaran yang
lebih bermakna sehingga dapat membekali peserta didik dalam
mendekati permasalahan hidup yang dihadapi sekarang maupun yang
akan datang. Model pembelajaran yang cocok untuk hal di atas adalah
pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL).
Model kontekstual merupakan konsep belajar yang beranggapan
bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara
ilmiah, artinya belajar akan lebih bermakna jika anak “bekerja” dan
“mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan sekedar
“mengetahuinya”. Pembelajaran tidak hanya sekedar kegiatan mentransfer
pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi bagaimana siswa mampu
memaknai apa yang dipelajari itu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran
lebih utama dari sekedar hasil.
Dalam hal ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa
manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka
menyadari bahwa apa yang dipelajari akan berguna bagi hidupnya kelak.
Dengan demikian, mereka akan belajar lebih semangat dan penuh
kesadaran.
Pembelajaran terpusat pada siswa,maka penentu keberhasilan
dipegang oleh murid sendiri, oleh karenanya aplikasi metode CTL ini
menuntut aktivitas yang kreatif dan produktif pada murid dalam konteks
nyata. Prinsip metode CTL telah berkembang di negara-negara maju dengan
berbagai istilah. Di Belanda telah berkembang prinsip ini pada mata pelajaran
18
matematika dengan nama Realistic Mathematics Education (RME). Di
Michigan juga berkembang Connected Mathematics Project (CMP) yang
bertujuan mengintegrasikan ide matematika ke dalam konteks kehidupan
nyata agar murid mudah memahaminya. Istilah kontekstual berkembang di
Amerika dengan \sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang
intinya membantu pendidik menghubungkan materi pelajaran dengan
kehidupan nyata dan memotivasi murid untuk mengaitkan dalam kehidupan
seharihari. CTL tersebut dikembangkan oleh The Washington State
Concortium For Contextual Teaching and Learning yang melibatkan 11
perguruan tinggi, 20 sekolah dan lembaga-lembaga yang bergerak di dunia
pendidikan di Amerika Serikat. Melalui kerjasama Direktoral Depdiknas
dengan lembaga tersebut maka beberapa guru dari enam propinsi di
Indonesia mendapat kesempatan mengenal dan belajar tentang metode ini di
Amerika Serikat. (Depdiknas, 2003:27)
Menurut Susan Sears (2002:7) Contextual teaching and learning
bertumpu pada pilihan asumi berikut :
1. Teaching and learning are interactional processes Individual
learners must decide to learn and to engage in the attentional,
intellectual, and emotional processes needed to do so
2. Teaching isn't happening if learning is not occurring; and
3. Learning is a developmental process that takes place across
the life span
Pertama, mengajar dan belajar adalah proses interaksional peserta
didik harus memutuskan untuk belajar dan untuk terlibat dalam perhatian,
intelektual, dan emosional proses yang diperlukan untuk melakukannya. Ke
dua, mengajar tidak akan terjadi jika pembelajaran tidak terjadi ; dan ke tiga,
belajar adalah suatu proses perkembangan yang mengambil dan
menempatkan seluruh rentang kehidupan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan pendekatan
pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut Kunandar (2007:294) dalam pembelajaran kontekstual tugas
guru memfasilitasi siswa menemukan sesuatu yang baru (pengetahuan dan
keterampilan) melalui pembelajaran secara sendiri bukan kata guru. Dengan
begitu siswa benar-benar mengalami dan menemukan sendiri apa yang
dipelajari sebagai hasil rekonstruksi sendiri. Contextual teaching and
19
learning (CTL) merupakan metode yang melibatkan siswa secara penuh
dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
menurut Ahmad Zayadi & Abdul Majid (2005:5) adalah konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasidunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran
CTL, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning),
inkuiri (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan
(modeling), refleksi (Reflection), dan penilaian autentik (authentic
assessment). Pendekatan ini berawal dari asumsi bahwa anak belajar lebih
baik melalui kegiatan belajar sendiri dalam lingkungan yang alamiah.
Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan. Dalam konteks ini
siswa perlu mengerti apamakna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa
mereka dan bagaimana mencapainyadan mereka sadar bahwa yang
mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengankonsep ini hasil
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Dalam pembelajaran kontekstual, siswa diberi kesempatan untuk
membangun pengetahuannya sendiri atau membangun gagasan-gagasan
baru dan memperbaharui gagasan lama yang sudah ada pada struktur
kognitif. Di samping itu siswa juga diberi kesempatan untuk mencari
dan menemukan sendiri pengetahuannya, melakukan observasi dan
melakukan pemecahan masalah secara bersama-sama dalam kerangka
kegiatan ilmiah, dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan abstraksi
atau suatu proses pemaknaan kehidupan sehari-hari yang dirujukkan dengan
teori atau contoh yang ada.
Contextual Teaching and Learning (CTL) ini juga harus memiliki
program yang tepat dan jelas, program metode kontekstual lebih merupakan
rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi
tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan
dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan
pembelajaran, media untukmencapai tujuan tersebut, materipembelajaran,
dan langkah-langkah pembelajaran. Selanjutnya, pendidik haruslah berupaya
untuk melibatkan komponen utama dalam aplikasi metode.
Menurut Abdul Wahid (2007:86) Contextual Teaching and
Learning (CTL) tersebut, dengan menerapkan tujuh komponen utama
pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme, bertanya, menemukan,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi,dan penilaian sebenarnya. Ella
20
Yulaelawati (2004:107) menyatakan bahwa dalam proses aplikasi metode
Contextual teaching and learning (CTL), ada beberapa langkah atau strategi
pembelajaran pokok yang bisa dilalui oleh siswa, yaitu: relating (keterkaitan
atau relevansi), experiencing (pengalaman langsung), applying (aplikasi),
cooperating (kerjasama), transferring (alih pengetahuan).
Elaine B. Johnson (2002) juga menyebutkan bahwa “Contextual
Teaching and Learning enables students to connect the content of academic
subjects with the immediate contextof their daily lives to discover meaning”.
Artinya Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah sistem
belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa seorang pembelajarakan mau
dan mampu menyerap materi pelajaran jika mereka dapat menangkap
maknadari pelajaran tersebut. Menurut Johnson (2002:35) penerapan CTL
dalam pembelajaran melibatkan siswa dalam aktivitas penting yang
membantu mereka mengaitkan pelajaranakademis dengan konteks kehidupan
nyata yang mereka hadapi.
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupannyata sehingga mendorong
siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dengan
demikian, kegiatan pembelajaran akan lebih konkret, lebih realistik, lebih
aktual,lebih nyata, lebih menyenangkan, dan lebih bermakna.
Lebih jauh, Sardiman (2004:222) menyatakan bahwa dalam
pengajaran kontekstual tugas utama guru adalah memperluas persepsi
siswa sehingga makna atau pengertian itu menjadi mudah ditangkap dan
tujuan pembelajaran segera dapat dimengerti. Contextual Teaching and
Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang membantu
guruuntuk mengaitkan antara materi ajar dengan situasi nyata si siswa,
yang dapatmendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dipelajari denganpenerapannya dalam kehidupan para siswa sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
Pengertian di atas dapat dipahami bahwa sistem Contextual Teaching
and Learning (CTL) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan
menolong para peserta didik melihat makna di dalam materi akademik yang
mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik
dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks
keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini,
sistem tersebut meliputi delapan komponen berikut: membuat keterkaitan-
keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan
pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerjasama, berpikir kritis
21
dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai
standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik.
Inti dari pembelajaran kontekstual adalah mengkoneksikan materi
yang dipelajari dengan konteks kehidupan nyata atau menghubungkan
materi yang dipelajari dengan praktiknya dalam kehidupan sehari-hari.
Dari sini dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan
metode kontekstual berbeda dengan pembelajaran tradisional yang lebih
bersifat pedagogi dogmatis.
Dengan demikian bahwa pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) akan menciptakan ruang kelas yang di dalamnya siswa akan
menjadi peserta aktif bukanhanya pengamat yang pasif dan bertanggung
jawab terhadap belajarnya. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan
CTL akan sangat membantu guru untukmenghubungkan materi pelajaran
dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswauntuk membentuk
hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dengan kehidupanmereka.
Dengan kata lain pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
jugabertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan yang fleksibel
dapat diserap atau ditransfer dari satu permasalahan ke permasalahan lain dan
dari satu konteks ke konteks yang lainnya.
Oleh karena itu, aplikasi metode Contextual teaching and learning
(CTL), dalam pembelajaran PAI merupakan suatu aternatif yang sangat tepat
sebagai salah satu upaya meningkatkan motivasi, prestasi, pemahaman, dan
kesadaran siswa dalam beragama. Aplikasi metode CTL ini penting untuk
dilakukan karena materi yang dibahas dapat mudah dipahami dan diamalkan
oleh siswa, sehingga dapat melahirkan siswa-siswa yang beriman,berakhlak
mulia, dan bertakwa. Sehingga menjadi sebuah pondasi yang kuat bagi siswa
dalam melewati hidupnya kemudian hari.
3. Langkah-Langkah Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran CTL dapat dilaksanakan dengan baik apabila memperhatikan
langkah langkah yang tepat (Trianto, 2009:107) secara garis besar,
mengemukakan langkah-langkah pembelajaran CTL adalah sebagai berikut :
1) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang dipilih
secara acak dengan menciptakan masyarakat belajar serta
menemukan sendiri dan mendapatkan keterampilan baru dan
pengetahuan baru.
2) Siswa membaca dan mengidentifikasi LKS serta media yang
diberikan oleh guru untuk menemukan pengetahuan baru dan
22
menambah pengalaman siswa. Perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusi dan kelompok lain diberi
kesempatan mengomentari.
3) Guru memberikan tes formatif secara individual yang mencakup
semua materi yang telah dipelajari.
Indikator ketercapaian dalam penelitian ini yaitu siswa diharapkan
mampu (a) saling bekerja sama dalam diskusi atau belajar kelompok, (b)
membaca dan mempelajari materi yang diberikan guru untuk menemukan
informasi, (c) bertanggung jawab atas materi yang mereka pelajari dan
jugabertanggung jawab untuk menyampaikan hasil diskusi, (d) mengerjakan
tes formatif secara individual yang mencakup semua materi yang telah
dipelajari.
Menurut Susdiyanto, Saat, dan Ahmad (2009: 27), pembelajaran
kontekstual adalah proses pembelajaran yang bertolak dari proses
pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, dalam arti bahwa apa yang akan
dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, sehingga
pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang
memiliki keterkaitan satu sama lain. pembelajaran terjadi hanya ketika siswa
(peserta didik) memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa
sehingga dapat terserap kedalam benak mereka dan mereka mampu
menghubungannya dengan kehidupan nyata yang ada di sekitar mereka.
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa pikiran secara alami akan mencari
makna dari hubungan individu dengan linkungan sekitarnya.
Senada dengan itu, Sumiati dan Asra (2009: 14) mengemukakan
pembelajaran kontekstual merupakan upaya guru untuk membantu siswa
memahami relevansi materi pembelajaran yang dipelajarinya, yakni dengan
melakukan suatu Pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di kelas. Selanjutnya,
pembelajaran kontekstual terfokus pada perkembangan ilmu, pemahaman,
keterampilan siswa, dan juga pemahaman kontekstual siswa tentang
hubungan mata pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia nyata.
Pembelajaran akan bermakna jika guru lebih menekankan agar siswa
mengerti relevansi apa yang mereka pelajari di sekolah dengan situasi
kehidupan nyata di mana isi pelajaran akan digunakan.
Berdasarkan pemahaman di atas, menurut metode pembelajaran
kontekstual kegiatan pembelajaran tidak harus dilakukan di dalam ruang
kelas, tapi bisa di laboratorium, tempat kerja, sawah, atau tempat-tempat
lainnya. Mengharuskan pendidik (guru) untuk pintar-pintar memilih serta
23
mendesain linkungan belajar yang betul-betul berhubungan dengan
kehidupan nyata, baik konteks pribadi, sosial, budaya, ekonomi, kesehatan,
serta lainnya, sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang
dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif
pemahamannya.
Dalam lingkungan seperti itu, para siswa dapat menemukan hubungan
bermakna antara ide-ide abstrak dengan aplikasi praktis dalam konteks dunia
nyata; konsep diinternalisasi melalui menemukan, memperkuat, serta
menghubungkan. Sebagai contoh, kelas Pendidikan Agama Islam yang
mempelajari tentang tata cara shalat berjamaah di mana konsep ibadah shalat
yang diimplementasikan dalam bentuk aktivitas dapat memiliki manfaat
dalam aspek kesehatan, di antaranya sehat karena bersuci dan gerakan-
gerakan shalat yang dapat membantu kekuatan tubuh manusia.
Dengan menerapkan CTL tanpa disadari pendidik telah mengikuti tiga
prinsip ilmiah modern yang menunjang dan mengatur segala sesuatu di alam
semesta, yaitu: 1)Prinsip Kesaling-bergantungan, 2) Prinsip
Diferensiasi, dan 3) Prinsip Pengaturan Diri. Prinsip kesaling-
bergantungan mengajarkan bahwa segala sesuatu di alam semesta saling
bergantung dan saling berhubungan. Dalam CTL prinsip kesaling-
bergantungan mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka
dengan pendidik lainnya, dengan siswa-siswa, dengan masyarakat dan
dengan lingkungan. Prinsip kesaling-bergantungan mengajak siswa untuk
saling bekerjasama, saling mengutarakan pendapat, saling mendengarkan
untuk menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan
masalah. Prinsipnya adalah menyatukan pengalaman-pengalaman dari
masing-masing individu untuk mencapai standar akademik yang tinggi.
Prinsip diferensiasi merujuk pada dorongan terus menerus dari alam
semesta untuk menghasilkan keragaman, perbedaan dan keunikan. Dalam
CTL prinsip diferensiasi membebaskan para siswa untuk menjelajahi bakat
pribadi, memunculkan cara belajar masing-masing individu, berkembang
dengan langkah mereka sendiri. Disini para siswa diajak untuk selalu kreatif,
berpikir kritis guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Prinsip pengaturan diri menyatakan bahwa segala sesuatu diatur,
dipertahankan dan disadari oleh diri sendiri. Prinsip ini mengajak para siswa
untuk mengeluarkan seluruh potensinya. Mereka menerima tanggung jawab
atas keputusan dan perilaku sendiri, menilai alternatif, membuat pilihan,
mengembangkan rencana, menganalisis informasi, menciptakan solusi dan
dengan kritis menilai bukti. Selanjutnya dengan interaksi antar siswa akan
diperoleh pengertian baru, pandangan baru sekaligus menemukan minat
24
pribadi, kekuatan imajinasi, kemampuan mereka dalam bertahan dan
keterbatasan kemampuan.
Kembali ke konsep tentang CTL. Dalam pembelajaran kontekstual guru
dituntut membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya adalah guru
lebih berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi. Di sini guru
hanya mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk
menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Kegiatan belajar mengajar (KBM)
lebih menekankan Student Centered daripada Teacher Centered. Menurut
Depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai berikut: 1)
Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa. 2) Memahami
latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara
seksama. 3) Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa yang
selanjutnya memilih dan mengkaiykan dengan konsep atau teori yang akan
dibahas dalam pembelajaran kontekstual. 4) Merancang pengajaran dengan
mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan
pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan hidup mereka. 5)
Melaksanakan penilaian terhadap pemahaman siswa, dimana hasilnya nanti
dijadikan bahan refeksi terhadap rencana pemebelajaran dan pelaksanaannya.
Kurikulum dan pengajaran yang didasarkan pada Pendekatan kontekstual
harus disusun untuk mendorong lima bentuk pembelajaran penting:
Mengaitkan, Mengalami, Menerapkan, Kerjasama, dan Mentransfer.
1) Mengaitkan : Belajar dalam konteks pengalaman hidup, atau mengaitkan.
Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan
sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa
yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru. Kurikulum yang
berupaya untuk menempatkan pembelajaran dalam konteks pengalaman
hidup harus bisa membuat siswa memperhatian kejadian sehari-hari yang
mereka lihat, peristiwa yang terjadi di sekitar, atau kondisi-kondisi
tertentu, lalu mengubungan informasi yang telah mereka peroleh dengan
pelajaran kemudian berusaha untuk menemukan pemecahan masalah
terhadap permasalahan tersebut.
2) Mengalami : Belajar dalam konteks eksplorasi, mengalami. Mengalami
merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti
menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui
sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat
memanipulasi peralatan dan bahan-bahan dan untuk melakukan bentuk-
bentuk penelitian aktif.
3) Menerapkan: Menerapkan konsep-konsep dan informasi dalam konteks
yang bermanfaat bagi diri siswa. Siswa menerapkan suatu konsep ketika
25
ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapat memotivasi siswa
dengan memberikam latihan yang realistik dan relevan.
4) Kerjasama: Belajar dalam konteks berbagi, merespons, dan
berkomunikasi dengan siswa lain adalah strategi pengajaran utama dalam
pengajaran kontekstual. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak
membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja
secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan
sedikit bantuan. Pengalaman bekerja sama tidak hanya membantu siswa
mempelajari materi, juga konsisten dengan dunia nyata. Seorang
karyawan yang dapat berkomunikasi secara efektif, yang dapat berbagi
informasi dengan baik, dan yang dapat bekerja dengan nyaman dalam
sebuah tim tentunya sangat dihargai di tempat kerja. Oleh karena itu,
sanat penting untuk mendorong siswa mengembangkan keterampilan
bekerja sama ini.
5) Mentransfer : Belajar dalam konteks pengetahuan yang ada, atau
mentransfer, menggunakan dan membangun atas apa yang telah dipelajari
siswa. Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar
dengan focus pada pemahaman bukan hapalan.
4. Karakteristik Contextual Teaching and Learning (CTL)
Ada beberapa hal yang menggambarkan dari karakteristik CTL
seperti yang telah dikembangkan secara spesifik oleh Elaine B. Johnson
(2002:24), yaitu:
a. Making Meaningful Connection (melakukan hubungan
bermakna). Artinya, siswa mandiri sebagai individu yang belajar
secara aktif, mampu mengembangkan minatnya baik secara
individu atau dalam kelompok, dan belajar sambil berbuat.
b. Doing Significant Work (melakukan kegiatan-kegiatan yang
signifikan). Siswa mampu membuat hubungan kegiatan dalam
sekolah dengan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan
nyata.
c. Self-Regulated Learning (belajar yang diatur sendiri). Siswa
melakukan segala kegiatan penting, ada tujuannya, berhubungan
dengan orang lain, dan ada hasil yang bersifat nyata berdasarkan
potensinya sendiri.
d. Collaborating (bekerjasama). Siswa mampu bekerjasama dalam
suatu kelompok saling memahami dan berkomunikasi dengan
aktif.
e. Critical and Creative thinking (berfikir kritis dan kreatif). Siswa
mampu menggunakan tingkat berfikir yang lebih kreatif dan
26
kritis, untuk menganalisa, membuat sintesis, memecahkan
masalah, membuat keputusan, dan menggunakan logikanya.
f. Nurturing The Individual (memelihara atau menguasai
kepribadian). Siswa memelihara dan menjaga kepribadiannya
sehingga memiliki prilaku, motivasi, dan pandangan hidup yang
baik.
g. Reaching High Standars (mencapai standar yang tinggi). Siswa
diharapkan mampu mencapai tujuan yang terbaik.
h. Using Authentic Assessment (menggunakan penilaian otentik).
Siswa menggunakan pengetahuan akademisnyadalam konteks
dunia nyata untuk tujuan yang bermakna.
Berdasarkan asumsi tersebut, maka dapat dipahami bahwa belajar
bukanlah hanya menggunakan metode menghafal, tetapi lebih diutamakan
proses mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman yang dimiliki
siswa itu sendiri. Artinya, semakin banyak pengalaman yang dimiliki seorang
siswa, maka semakin banyak pengetahuan yang didapatkannya secara
langsung. Selain belajar dalam CTL yang merupakan hasil dari pengalaman
itu sendiri yang terus berkembang secara keseluruhan, ia juga merupakan
kegiatan yang menjurus pada proses memecahkan masalah.
Menurut Nadawidjaya dalam Kunandar (2009:294), dalam
pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memfasilitasi siswa dalam
menemukan sesuatu yang baru (pengetahuan dan keterampilan) melalui
pembelajaran secara sendiri bukan apa kata guru. Siswa benar-benar
mengalami dan menemukan sendiri apa yang dipelajari sebagai hasil
rekonstruksi sendiri. Dengan demikian, siswa akan lebih produktif dan
inovatif. Pembelajaran kontekstual akan mendorong ke arah belajar aktif.
Belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan
keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual, dan emosional guna
memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Kurikulum dan pembelajaran dengan pendekatan CTL perlu didasarkan
atas prinsip dan strategi pembelajaran yang mendorong terciptanya lima
bentuk pembelajaran menurut Dewi Salama Prawirdilaga dan Eveline Siregar
(2004:16), yaitu sebagai berikut:
1. Keterkaitan, relevansi (relating), yaitu proses pembelajaran
hendaknya adaketerkaitan (relevance) dengan bekal pengetahuan
yang telah ada pada diri siswa,dengan konteks pengalaman dalam
kehidupan dunia nyata seperti manfaat untukbekal bekerja di
kemudian hari dalam masyarakat.
27
2. Pengalaman langsung (experiencing), yaitu dalam proses
pembelajaran pesertadidik perlu mendapatkan pengalaman
langsung melalui kegiatan eksplorasi,penemuan (discovery),
inventory, investigasi, penelitian, dan lain-lain.
3. Aplikasi (applying), adalah dengan menerapkan fakta konsep,
prinsip, danprosedur yang dipelajari dalam situasi dan
konteks yang lain merupakanpembelajaran tingkat tinggi, lebih
daripada sekedar hafalan.
4. Kerjasama (cooperating), yaitu dalam konteks saling tukar
pikiran, mengajukan dan menjawab pertanyaan, komunikasi
interaktif antara sesama peserta didik,antar peserta didik
dengan guru, antar peserta didik dengan nara
sumber,memecahkan masalah dan mengerjakan tugas bersama
merupakan strategi pembelajaran pokok dalam pembelajaran
kontekstual.
5. Alih pengetahuan (transferring), yakni menekankan pada
kemampuan siswa untukmentransfer pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang telah dimiliki pada situasilain. Dengan kata lain
pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki
bukansekedar untuk dihafal tetapi digunakan atau dialihkan pada
situasi dan kondisi lain. Kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah baru merupakan penguasaanstaregi kognitif atau
pencapaian tujuan pembelajaran dalam bentuk menemukan
(finding).
Untuk menghasilkan suatu proses pembelajaran yang maksimal,
maka perlu mengintegrasikan antara konsep pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dengan prinsip desain pesan pembelajaran
dan bahan ajar pada beberapa kerangka, seperti yang diungkap Dewi Salama
Prawirdilaga dan Eveline Siregar (2004:24) sebagai berikut.
1. Kegiatan pembelajaran pendahuluan (pre-instructional activities),
yang meliputi pemberitahuan tujuan, ruang lingkup materi,
manfaat atau kegunaan mempelajari suatu topik baik untuk
keperluan belajar sekarang maupun belajar dikemudian hari.
2. Penyampaian materi pembelajaran (presenting instructional
materials), bahwa dalam rangka penerapan Contextual Teaching
and Learning (CTL), hendaknya dikurangi penyajian yang
bersifat expository (ceramah, dikte) dan deduktif.
3. Memancing kinerja siswa (eliciting performance), hal ini
dimaksudkan untuk membantu siswa menguasai materi atau
mencapai tujuan pembelajaran.
28
4. Pemberian umpan balik (providing feedback), adalah pemberian
informasi yang diberikan kepada siswa mengenai kemajuan
belajarnya.
5. Kegiatan tindak lanjut (follow-up activities), yaitu berupa
transformasi pengetahuan (transferring), pemberian pengayaan,
dan remedial (remedial and enrichment)
Contextual Teaching and Learning (CTL) menurut Baharuddin & Esa
Nur Wahyuni (2007:138) pada dasarnya dapat diterapkan dalam kurikulum
apa saja, mata pelajaran apa saja dan kelas bagaimanapun keadaannya.
Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam kelas cukup
mudah. Secaragaris besar langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1)
Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya; 2) Lakukan sejauh mungkin
kegiatan inkuiri untuk semua topik; 3) Kembangkan sifat ingin tahu
siswadengan bertanya; 4) Ciptakan “masyarakat belajar” (belajar dalam
kelompok-kelompok);5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran; 6)
Lakukan refleksi di akhir pertemuan;7) Lakukan penilaian yang sebenarnya
dengan berbagai cara.
Kegiatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar yang berkualitas, lebih mendorong
timbulnya kreativitas dan produktivitas serta efisiensi dan efektivitasnya
yang lebih menjanjikan. Mengapa hasilbelajar meningkat, karena dalam
pembelajaran yang kontekstual dipergunakan semua alat indra secara
serentak sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih aktual, konkret,
realistik, nyata, menyenangkan dan bermakna.
Pembelajaran kontekstual menurut Muslich (2009:42) , mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
a. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu
pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan
dalam konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang
dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in real life
setting).
b. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
29
c. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa (learning by doing).
d. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi,
saling mengoreksi antarteman (learning in a group).
e. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa
kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antara satu
dengan yang lain secara mendalam (learning to know each other
deeply).
f. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan
mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work
together).
g. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan
(learning as an enjoy activity).
Adapun Abdul Walid (2011) menyatakan terdapat lima karakteristik
penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.
a. Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada (activiting Knowledge)
b. Pembelajaran yang kontektual adalah belajar dalam rangka
memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring
knowledge)
c. Pemahaman pengetahuan (Understanding knowledge)
d. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying
knowledge).
e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi
pengembangan pengetahuan.
Belajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada
(asimilasi) atau proses pembentukan skema (akomodasi), dengan demikian
tugas guru adalah memfasilitasi (mempermudah) agar siswa mampu
melakukan proses asimilasi dan prossses akomodasi.
5. Komponen Contextual Teacher Learning (CTL).
Pembelajaran kontekstual atau CTL adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat
hubungan antara materi yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari, menurut Depdiknas (2003:5), Nurhadi (2003),
Wina Sanjaya (2003:264) Fathurrahman (2012:76), Trianto (2008:25)
30
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ini terdiri dari tujuh
komponen utama pembelajaran produktif, yaitu: Konstruktivisme
(Constructivism), proses menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning),
masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), refleksi
(Reflection), dan penilaian autentik (Authentic Assessment).
a. Konstruktivisme (Contructivism).
Komponen ini merupakan landasan filosofis (berfikir) pendekatan
CTL. Pembelajaran yang bercirikan konstruktivisme menekankan
terbentuknya pemahaman sendiri berdasarkan pengetahuan dari pengalaman
yang dimiliki peserta didik. Konstruktivisme adalah proses membangun atau
menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan
pengalaman, Kokom Komalasari (2011:17). Dalam konteks ini Al-Qur‟an
telah menjelaskan di dalam surat Al-Ghasiyah : 17-21 sebagai berikut :
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaiamana dia
diciptkan, dan langit bagaimana dia ditinggikan, dan gunung-gunung
bagaimana ia ditgakkan, dan bagaimana bumi dihamparkan, maka berilah
peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi
peringatan” (Qs. Al-Ghasiyyah 17-21).
Setiap individu dapat membuat struktur kognitif atau mental
berdasarkan pengalaman mereka maka setiap individu dapat membentuk
konsep atau ide baru, ini dikatakan sebagai konstruktivisme (Ateec, 2000).
Fungsi guru disini membantu membentuk konsep tersebut melalui metode
penemuan (self-discovery), inquiri dan lain sebagainya, Siswa berpartisipasi
secara aktif dalam membentuk ide baru.
Konstruktivisme menurut Schunk (2012: 320) adalah perspektif
psikologi dan filosofis yang memandang bahwa masing-masing individu
membentuk atau membangun sebagian besar dari apa yang mereka
pelajari dan pahami. Menurut Schunk (2012:384) konstruktivisme adalah
sebuah epistemologi atau penjelasan filosofis tentang sifat pembelajaran, dan
aliran ini menolak gagasan bahwa pengetahuan itu didapat dari
menunggu, pengetahuan tidak diatur dari orang lain melainkan terbentuk
dari pencarian dalam diri.
Menurut Piaget pendekatan konstruktivisme mengandung empat
kegiatan inti, yaitu :
1) Mengandung pengalaman nyata (Experience)
31
2) Adanya interaksi sosial (Social interaction);
3) Terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan (Sense making)
4) Lebih memperhatikan pengetahuan awal (Prior Knowledge).
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan
kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap
diambil atau diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan
memberi makna melalui pengalaman nyata. Berdasarkan pada pernyataan
tersebut, pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi”
bukan menerima pengetahuan (Depdiknas, 2003:6).
Sejalan dengan pemikiran Piaget mengenai kontruksi pengetahuan
dalam otak. Manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti
kotak-kotak yang masing-masing berisi informasi bermakna yang berbeda-
beda. Setiap kotak itu akan diisi oleh pengalaman yang dimaknai berbeda-
beda oleh setiap individu. Setiap pengalaman baru akan dihubungkan dengan
kotak yang sudah berisi pengalaman lama sehingga dapat dikembangkan.
Struktur pengetahuan dalam otak manusia dikembangkan melalui dua cara
yaitu asimilasi dan akomodasi
Istilah Konstruktivisme sendiri sebenarnya sudah dapat dilacak
dalam karya Barlett (1932), kemudian juga Mark Baldwin yang secara lebih
rinci diperdalam oleh Jean Piaget, kemudian konsep Piaget ini diperluas
oleh Ernst Von Glasersfeld bahkan telah diungkapkan oleh Giambattista
Vico pada tahun 1710 sebelum po-puler dengan sebutan konstruktivisme
dalam Suyono dan Hariyanto (2013:105) mengatakan bahwa “makna
mengetahui berarti mengetahui bagaimana membuat sesuatu”.
Menurut Zahronik dalam Abdul Madjid (2013) Ada 5 (lima) elemen
belajar yang konstruktivistik, yaitu sebagai berikut: a) Pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge); b) Pemerolehan
pengetahuan baru (acquiring knowledge); c) Pemahaman pengetahuan
(understanding knowledge); d) Mempraktikkan pengetahuan dan
pengalaman (applying knowledge; e) Melakukan refleksi terhadap strategi
pengembangan pengetahuan tersebut (reflecting knowledge).
Konstruktivisme ini menekankan bahwa pengetahuan adalah hasil
konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya
melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya.
Suatu pengetahuan dianggap benar jika pengetahuan itu dapat berguna untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai.
Pengetahuan berkembang melalui pengalaman. Pemahaman berkembang
32
semakin dalam dan semakin kuatapabila selalu diuji dengan pengalaman
baru. Pengetahuan tidak lepas dari subjekyang sedang belajar, pengetahuan
lebih dianggap sebagai proses pembentukan konstruksi) yang terus menerus,
terus berkembang dan berubah. Pengetahua bukanlah suatu tiruan dari
kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan
yang ada. Alat dan sarana yang tersedia bagi siswa untuk mengetahui
sesuatu adalah inderanya. Siswa berinteraksi dengan objek dan
lingkungannya dengan cara melihat, mendengar, memegang, mencium
danmerasakan. Dari sentuhan inderawi itulah siswa membangun gambaran
dunianya.
Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan
sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak
akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus
mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Esensi dari teori
konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan
mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila
dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri.
Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses
mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pembelajaran,
siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif
dalam proses belajar dan mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan
guru.
Menurut Ramayulis (2005:204), dalam penerapan konstruktivisme ini,
muncul lima langkah pembelajaran, yaitu:
1. Appersepsi atau pemanasan, yaitu memotivasi siswa agar
terdorong untuk mengetahui hal-hal yang baru dengan bahan ajar
yang menarik dan berguna bagi siswa.
2. Eksplorasi, yaitu memperkenalkan materi baru dan
menghubungkannya dengan pengetahuan yang sudah ada dalam diri
siswa dengan menggunakan metodologi yang paling sesuai dalam
meningkatkan penerimaan terhadap materi baru tersebut.
3. Konsolidasi pembelajaran, yaitu melibatkan siswa secara aktif
dalam menafsirkan dan memahami materi baru serta mengaitkannya
dengan berbagai aspek kegiatan di lingkungan nyata, dilaksanakan
dengan menggunakan metodologi yang paling tepat agar siswa bisa
memproses materi tersebut.
4. Pembentukan sikap dan prilaku, yaitu mendorong siswa untuk
menerapkan konsep yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
33
5. Penilaian normatif, yaitu mengembangkan cara-cara untuk menilai
hasil pembelajaran siswa dan menggunakannya untuk melihat
kelemahan siswa serta masalah-masalah yang dihadapi guru.
Landasan berpikir konstruktivisme agak berbeda dengan pandangan
kaum objektivis, yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran. Dalam
pandangan konstruktivis, `strategi memperoleh' lebih diutamakan
dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat
pengetahuan. Untuk itu, tugas guru adalah menfasilitasi proses tersebut
dengan:(1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, (2)
memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan
(3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam
belajar. Pengetahuan tumbuh berkembang melalui pengalaman. Pemahaman
berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji dengan
pengalaman baru. Menurut Piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan
dalam otaknya, seperti kotak-kotak yang masing-masing berisi informasi
bermakna yang berbeda-beda. Pengalaman sama bagi beberapa orang akan
dimaknai berbeda-beda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam
kotak yang berbeda. Setiap pengalaman baru dihubungkan dengan
pengalaman-pangalaman sebelumnya
Duduk, berdiri, berjalan kesana kemari, mengamati, bertanya jawab &
bekerja adalah ciri kelas CTL bungkan dengan kotak-kotak (struktur
pengetahuan) dalam otak manusia tersebut. Struktur pengetahuan
dikembangkan dalam otak manusia melalui dua cara, yaitu asimilasi atau
akomodasi. Asimilasi maksudnya struktur pengetahuan baru dibuat atau
dibangun atas dasar struktur pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi
maksudnya struktur pengetahuan yang sudah ada dimodifikasi untuk
menampung dan menyesuaikan dengan hadirnya pengalaman baru.
Menurut Mihmidaty Ya‟cub (2005:178) dalam konteks pembelajaran,
konstruktivisme lebih menekankan pada aktivitas siswa dalam
menemukan pemahaman mereka sendiri daripada kemampuan menghafal
teori -teori yang ada dalam buku pelajaran saja. Oleh karena i tu siswa perlu
dikondisikan untuk terbiasa memecahkan masalah, menemukan hal-hal
yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan gagasan -gagasan atau
ide-ide yang inovatif . Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan di
benak mereka sendiri, karena guru yang bertugas untuk mentransfer ilmu
tidak akan mungkin mampu memberikan semua pengetahuan pada siswa.
Dengan dasar tersebut, pembelajaran harus dikemas menjadi proses
“mengkonstruksi” pengetahuan dan bukan hanya sekedar “menerima”
pengetahuan.
34
Dari uraian di atas dalam penelitian ini penulis menyatakan, bahwa
fokus utama dari konstruktivisme adalah adanya kreatifitas dan keberanian
siswa dalam mengkonstruksi pengalaman dan pengetahuan baru mereka
sendiri, sehingga mereka memiliki tanggung jawab dalam menemukan dan
mentransformasikan informasi yang kompleks ke dalam situasi atau
kehidupan yang nyata. Prinsip ini menekankan pada the quality of how to
learn rather than the quality of drilling memory, dengan kata lain belajar
tidak hanya sekedar menghafal atau mengingat pengetahuan tetapi
merupakan suatu proses dimana siswa sendiri aktif secara mental
membangun pengetahuannya yang dilandasi oleh struktur pengetahuan yang
dimilikinya. Pada umumnya cara menerapkan komponen ini dalam
pembelajaran adalah dengan merancang pembelajaran dalam bentuk siswa.
b. Inkuiri (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari pembelajaran berbasis
Contextual Teaching and Learning (CTL). Pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi
hasil dari menemukan sendiri (Depdiknas, 2003). Menemukan atau inkuiri
dapat diartikan juga sebagai proses pembelajaran didasarkan pada pencarian
dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.
Menurut Wina Sanjaya (2005:119), Inquiry berarti proses pembelajaran
yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara
sistematis, karenapengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dan mengingat,
melainkan hasil dari proses menemukan sendiri.
Di dalam Pembelajaran berbasis PAIKEM (2010), Secara umum,
prinsip inquiry bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran melalui siklu
atau proses yang dapat dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu:
mengamati atau observasi, bertanya, mengajukan dugaan atau hipotesis,
pengumpulan data dan penyimpulan. Adapun langkah-langkah kegiatan
inkuiri sebagai berikut : 1) Merumuskan masalah, 2) Mengamati atau
melakukan observasi, 3) Mengumpulkan data, 4) Menguji hipotesis
berdasarkan data yang ditemukan, 5) Membuat kesimpulan. Dari keterangan
diatas siswa memiliki sikap ilmiah, rasional, dan logis sebagai dasar
pembentukan kreativitas. Langkah tersebut dapat dilaksanakan baik
perorangan maupun secara berkelompok. kegiatan yang diawali dengan
pengamatan tersebut, diharapkan terus berkembang hingga siswa memahami
sesuatu konsep atau fenomena dengan menggunakan keterampilan berfikir
kritis dan logis hingga bisa digunakan sebagai bekal kehidupan kelak.
35
Pelaksanaan komponen ini akan terlaksana bila siswa memiliki kesadaran
terhadap masalah yang harus dicari penyelesaiannya. Jadi, siswa didorong
untuk menemukan masalah, memahaminya dengan batasan-batasan yang
jelas, selanjutnya siswa dapat mengajukan pemecahan sementara atau
hipotesis sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. Hipotesis tersebut
yang akan mengarahkan siswa melakukan observasi dalam rangka
mengumpulkan data. Bila data telah terkumpul, maka hipotesis tersebut siap
diuji sebagai bahan dalam merumuskan kesimpulan.
Menurut Wina Sanjaya (2010:119) langkah-langkah pembelajaran
Inqury adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan masalah
b. Mengamati atau melakukan observasi lapangan, membaca buku
atau sumber lain untuk mendapatkan informasi pendukung.
c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,
bagan, tabel dan karya lainnya.
d. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya kepada pembaca,
teman sekelas, guru atau audien lainnya.
Dalam Konteks ini Al-Qur‟an telah menjelaskan di dalam surat Al-
Alaq ayat 1-5.
Artinya : Bacalah dengan menyebut nama Tuhan-Mu yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan TuhanMu lah
yang yang maha Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan perantara
kalam, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahui.(QS.Al-Alaq 1-5)
c. Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari “bertanya”.
Strategi ini bertujuan mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan
bertanya. Melalui proses bertanya, siswa akan mampu menjadi pemikir yang
handal dan mandiri. Mereka dirangsang untuk mampu mengembangkan ide
atau gagasan dan pengujian baru yang inovatif, mengembangkan metode dan
teknik untuk bertanya, bertukar pendapat dan berinteraksi.
Moh. Rudiyanto (2009:232) mengemukakan bahwa bertanya
merupakan kegiatan yang sangat pokok dan mendasar bagi guru maupun
siswa d alam pembelajaran berbasis CTL. Bertanya merupakan kegiatan
utama dari semua aktivitas belajar, karena dengan kegiatan bertanya guru
dapat memotivasi bahkan bisa menilai sejauh mana keberanian dan
36
kemampuan berpikir seorang siswa dalam mengkonstruk pengetahuan dan
pemahaman yang ingin didapatkannya.
Jadi, guru yang hebat adalah guru yang bisa membantu siswanya
untuk aktif, mandiri, dan menjadi pelajar yang sukses. Salah satu hal yang
bisa dilakukan untuk mencapai hal tersebut ialah siswa mampu untuk
mengajukan pertanyaan yang menarik atau menantang bagi dirinya. Seperti
terdapat dalam pernyataan salah satu pakar CTL, Elaine B. Johson
(2011:19) berikut ini:
Teacher can help students begin the journey to become active,
independent, learners. To be successful, independent learners need
to be able to ask interesting questions. In order to understand, students
must search for meaning, so that they must have opportunity to form
and ask questions.
Guru dapat membantu siswa memulai perjalanan untuk menjadi aktif,
andiri, peserta didik. Agar sukses, pelajar mandiri harus bisa mengajukan
pertanyaan menarik. Untuk memahami, siswa harus mencari makna,
sehingga mereka harus memiliki kesempatan untuk membentuk dan
mengajukan pertanyaan. Sedangkan bagi siswa kegiatan bertanya adalah hal
penting yang perlu dilakukan dalam pembelajaran berbasis CTL, yakni
untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui,
dan me ngarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
Kegiatan bertanya merupakan interaksi majemuk (multiple
interactions) antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan
siswa, dan antara siswa dengan orang berpengetahuan lainnya. Aktivitas-
aktivitas tesebut dapat terlihat jelas pada saat diskusi, kegiatan dalam
komunitas/ masyarakat belajar, bekerja secara berpasangan (work in pairs
or in group), dan lain sebagainya. Menurut Suryanti dkk (2008:9), dalam
pembelajaran, kegiatan questioning memiliki banyak sekali kegunaan
diantarnya adalah untuk:
1) menggali informasi, baik yang bersifat administrasi maupun
akademis
2) mengecek tingkat pemahaman siswa
3) membangkitkan respon siswa
4) mengukur sejauh mana rasa keingintahuan siswa
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru
untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa.
Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam
melaksanakan pembelajaran yang berbasis inkuiri, yaitu menggali informasi,
mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian
37
pada aspek yang belum diketahui. Dalam sebuah pembelajaran yang
produktif, kegiatan bertanya berguna untuk: a) Menggali informasi, baik
administrasi maupun akademis; b) Mengecek pemahaman siswa; c)
Membangkitkan respon kepada siswa; d) Mengetahui sejauh mana
keingintahuan siswa; e) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa; f)
Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru; g)
Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan siswa; h) Menyegarkan
kembali pengetahuan siswa.
Menurut Nurhadi (2003:46), ada beberapa hal yang menggambarkan
pentingnya mengajukan teknik bertanya dalam pembelajaran, yaitu:
a. Bertanya merupakan strategi mengajar umum dan dapat diterapkan
dalam pembelajaran apa saja.
b. Pengunaan dan pengembangan teknik bertanya yang sistematis
cenderung memperbaiki kualitas siswa dalam belajar.
c. Mengklarifikasikan pertanyaan tertentu, guru dapat menentukan
tingkat kognitif dan afektif yang harus dimiliki siswa dan dilakukan
secara profesional dalam proses belajar.
d. Melalui teknik bertanya yang sistematis, guru dapat menentukan
tingkat awal pengetahuan siswa pada pelajaran tertentu.
e. Ada beberapa jenis pertanyaan yang terbuka bagi guru untuk
diajukan kepada siswa.
Dalam metode CTL, guru tidak menyampaikan pengetahuan begitu
saja, akan tetapi memancing siswanya menemukan sendiri. Oleh karena itu,
komponen bertanya sangat penting bagi terlaksananya proses pembelajaran.
Melalui pertanyaan-pertanyaan, guru dapat membimbing dan mengarahkan
siswa untuk menemukan intisari pengetahuan yang dipelajari
Dalam metode CTL, guru tidak menyampaikan pengetahuan begitu
saja, akan tetapi memancing siswanya menemukan sendiri. Oleh karena itu,
komponen bertanya sangat penting bagi terlaksananya proses pembelajaran.
Melalui pertanyaan-pertanyaan, guru dapat membimbing dan mengarahkan
siswa untuk menemukan intisari pengetahuan yang dipelajari
d. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Wina Sanjaya (2005:121) Konsep Learning Community menyarankan
agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain.
Kerjasama yang dimaksud dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dalam
bentuk kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan sekitarnya.
Masyarakat belajar yaitu menciptakan masyarakat belajar (belajar
dalam kelompok). Berbicara, berbagi pengalaman dan bekerja sama
38
dengan orang lain untuk menciptakan pembelajaran adalah lebih baik
dibandingkan dengan belajar sendiri. Dalam kelas CTL, guru disarankan
selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar.
Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen.
Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah.
Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran
dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok
yang anggotanya hiterogen. Yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu
memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya
yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan seterusnya.
Kelompok siswa bisa sangat bervariasi bentuknya, balk keanggotaan, jumlah,
bahkan bisa melibatkan siswa di kelas atasnya, atau guru melakukan
kolaborasi dengan mendatangkan seorang `ahli' ke kelas. Misalnya tukang
sablon, petani jagung, peternak susu, teknisi komputer, tukang cat mobil,
tukang reparasi kunci, dan sebagainya.
"Masyarakat-belajar" bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua
arah. "Seorang guru yang mengajari siswanya" bukan contoh masyarakat-
belajar karena komunikasi hanya terjadi satu arah, yaitu informasi hanya
datang dari guru ke arah siswa, tidak ada arus informasi yang perlu dipelajari
guru yang datang dari arah siswa. Dalam contoh ini yang belajar hanya siswa
bukan guru. Dalam masyarakat belajar, dua kelompok (atau lebih) yang
terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Seseorang yang
terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi yang
diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang
diperlukan dari teman belajarnya.
Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang
dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk
bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu, semua pihak mau
saling mendengarkan. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain
memiliki pengetahuan, pengalaman, atau ketrampilan yang berbeda yang
perlu dipelajari.
Kalau setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap orang lain
bisa menjadi sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan sangat kaya
dengan pengetahuan dan pengalaman. Metode pembelajaran dengan teknik
"learning community" ini sangat membantu proses pembelajaran di kelas.
Prakteknya dalam pembelajaran terwujud dalam; (1) pembentukan kelompok
kecil, (2) Pembentukan kelompok besar, (3) mendatangkan `ahli' ke kelas
(tokoh, olahragawan, dokter, perawat, petani, pengurus organisasi, polisi,
tukang kayu, dsb.), (4) bekerja dengan kelas sederajat, (5) bekerja kelompok
dengan kelas di atasnya, (6) bekerja dengan masyarakat.
39
Hasil belajar dalam proses learning community dapat diperoleh
dengan cara sharing antar teman, antar kelompok; yang sudah tahu
memberi tahu kepada yang belum tahu, yang pernah memiliki pen galaman
membagikan pengalamannya pada orang lain, juga melalui informasi yang
didapat di ruang kelas, luar kelas, keluarga, serta masyar akat di lingkungan
sekitar yang merupakan bagian dari komponen masyarakat belajar.
Dalam kelas CTL, learning community terlihat saat siswa belajar secara
berkelompok. Pada umumnya siswa dibagi dalam kelompok yang
anggotanya hetero gen, baik dari segi kemampuan akademisnya , jenis
kelamin, asal daerah, dan lain sebagainya.
Kegiatan saling belajar bisa terjadi apabila tidak ada pihak
yang dominan dalam berkomunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan
untuk bertanya dan semua pihak harus merasa bahwa setiap individu
memiliki pengetahuan, pengalaman, a tau keterampilan yang berbeda -
beda yang perlu untuk dipelajari, hal inilah yang menjadi hakekat dari
kelompok/masyarakat belajar. Dalam hal ini (masyarakat belajar) telah
dicontohkan di dalam Al-Qur‟an surat Al-Maidah ayat 2.
Artinya :… Dan tolong menolonglah dalam kebaikan dan janganlah tolong-
menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan…(QS.Al-Maidah 2:2).
e. Pemodelan (Modelling)
Modeling menurut Sardiman (2004:265) diartikan sebagai prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Pemodelan menurut Nurhadi (2005:48),
membahaskan gagasan yang dipikirkan dan mendemonstrasikan sesuatu yang
bertujuan agar siswa lebih memahami atau menguasai materi.
Pemodelan yaitu pembelajaran pengetahuan terdapat dalam
pembelajaran siswa Pemodelan yaitu menghadirkan model sebagai
contoh pembelajaran. Siswa akan lebih mudah memahami dan
menerapkan proses dan hasil belajar jika dalampembelajaran guru
menyajikan dalam bentuk suatu model, bukan hanya berbentuklisan.
Siswa akan mampu mengamati dan mencontoh apa yang ditunjukkan oleh
guru.
Pemodelan dalam pembelajaran kontekstual merupakan sebuah
keterampilan atau pengetahuan tertentu dan menggunakan model yang bisa
ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu atau guru memberi
contoh cara mengerjakan sesuau. Dalam arti guru memberi model tentang
40
“bagaimana cara belajar”. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukanlah
satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
Menurut Bandura dan Walters, tingkah laku siswa baru dikuasai atau
dipelajari mula-mula dengan mengamati dan meniru suatu model. Model
yang dapat diamati atau ditiru siswa digolongkan menjadi :
a. Kehidupan yang nyata (real life), misalnya orang tua, guru, atau
orang lain.;
b. Simbolik (symbolic), model yang dipresentasikan secara lisan, tertulis
atau dalam bentuk gambar ;
c. Representasi (representation), model yang dipresentasikan dengan
menggunakan alat-alat audiovisual, misalnya televisi dan radio.
Oleh karena itu, guru hendaknya mempertunjukkan hal-hal yang
penting dan mudahditerima oleh siswa. Dalam pembelajaran CTL, guru
bukan satu-satunya model.Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan
siswa. Seorang bisa ditunjuk untuk memodelkan sesuatu berdasarkan
pengalaman yang diketahuinya. Model juga dapat didatangkan dari luar
yang ahli dibidangnya, misalnya mendatangkan seorang perawat untuk
memodelkan cara menggunakan termometer untuk mengukur suhu tubuh
pasien.
Pemodelan merupakan komponen yang cukup penting dalam metode
CTL, sebab melalui pemodelan siswa terhindar dari pembelajaran yang
teoritis abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme pada proses
pembelajaran tersebut. Dalam kelas CTL, kegiatan modelling tidak
menjadikan guru sebagai satusatunya model dalam belajar, tetapi dapat
juga memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan untuk
memperagakan/ mendemonstrasikan sesuatu di depan kelas kepada teman
-temannya, seorang ahli yang didatangkan di kelas, media belajar dan
lain-lain. Belajar dengan cara seperti ini akan membuat hasil pengetahuan
yang diperoleh siswa lebih melekat dalam diri siswa, dan mereka akan
lebih mudah menerapkannya dalam kehidupan sehari -hari, karena
mereka telah melihat dan bisa mengamati suatu contoh/model konkrit
dari pengetahuan yang ingin mereka dapatkan. Dalam hal ini (pemodelan)
telah dicontohkan di dalam Al-Qur‟an surat Al-Maidah ayat 31.
Artinya : Kemudian Allah SWT menyuruh burung gagak menggali-gali di
bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya
41
menguburkan mayit saudaranya. Berkata Qabil : aduhai celaka aku
mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat
menguburkan mayit saudaraku ini? karena itu jadilah dia seorang diantara
orang-orang yang menyesal. (QS. Al-Maidah : 31).
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi yaitu proses pembelajaran yang telah berakhir, guru
memberikan kesempatan siswa untuk mengingat kembali apa yang telah
dipelajari. Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa yang
lalu. Refleksi ini merupakan ringkasan dari pembelajaran yang telah
disampaikan guru. Siswa mengungkapkan, lisan atau tulisan, apa yang telah
mereka pelajari. Refleksi ini bisaberbentuk diskusi kelompok dengan
meminta siswa untuk melakukan presentasi atau menjelaskan apa yang
telah mereka pelajari. Siswa pun dapat melakukan kegiatan penulisan
mandiri tentang sebuah ringkasan dari hasil pembelajaran yang telah
diikutinya.
Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir kebelakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa
mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan
yang baru. Struktur pengetahun yang baru ini merupakan pengayaan atau
revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap
kejadian, aktivitas, atau pengetahun yang baru diterima (Depdiknas, 2003).
Pada kegiatan pembelajaran, refleksi dilakukan oleh seorang guru pada
akhir pembelajaran. Guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat
melakukan refleksi yang realisasinya dapat berupa : Pernyataan langsung
tentang apa-apa yang diperoleh pada pembelajaran yang baru saja
dilakukan.; (1) Catatan atau jurnal di buku siswa dan (2) Kesan dan saran
mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.
Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses. Pengetahuan
dimiliki siswa diperluas melalui konteks pembelajaran, yang kemudian
diperluas sedikit-demi sedikit. Guru atau orang dewasa membantu siswa
membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya
dengan pengetahuan yang baru. Dengan begitu, siswa merasa memperoleh
sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya.
Kunci dari itu semua adalah, bagaimana pengetahuan itu mengendap di
benak siswa. Siswa mencatat apa yang sudah dipelajari dan bagaimana
merasakan ide-ide baru. Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu
sejenak agar siswa melakukan refleksi. Realisasinya berupa; (a) pernyataan
langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu, (b) catatan atau jurnal
42
di buku siswa, (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu, (d)
dskusi, (e) hasil karya.
Pembelajaran yang benar memang seharusnya ditekankan pada upaya
membantu siswa agar mampu mempelajari (learning how to learn) sesuatu,
bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir
periode pembelajaran. Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan melulu
hasil, dan dengan berbagai cara. Tes hanya salah satunya. Itulah hakekat
penilaian yang sebenarnya.
Pada dasarnya pengetahuan yang bermakna diperoleh dari suatu proses
yangdiperluas melalui konteks pembelajaran, yang kemudian dikembangkan
sedikit demi sedikit. Guru membantu siswa menghubungkan antara
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan baru, dengan
demikian siswa akan mendapatkan pengetahuan yang berguna bagi dirinya
berdasarkan atas apa yang telah dipelajarinya, intinya dengan refleksi
pengetahuan baru itu akan mengendap di benak siswa.
Melalui proses refleksi, pengalaman belajar akan dimasukkan dalam
struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian
daripengetahuan yang dimilikinya. Proses ini bisa saja terjadi ketika
mengakhiri pembelajaran dengan menyisakan waktu sejenak atau
mengunjungi sebuah tempat agar dapat melakukan perenungan dan
mengambil hikmah.
Di akhir proses pembelajaran, guru dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya dengan
membiarkan siswa bebas menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia
dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya atau mendapatkan
intisarinya.
Fakta dalam dunia pendidikan selama ini, siswa sering menjalani
pembelajaran dengan statis dan tanpa variasi. Jarang sekali mereka diberi
kesempatan untuk “diam sejenak” dan berpikir tentang apa yang baru saja
mereka lakukan atau pelajari. Hal ini terjadi, salah satunya adalah karena
adanya persiapan belajar yang kurang matang, atau tidak adanya
optimalisasi waktu belajar karena guru hanya sibuk memberikan informasi
dengan berceramah pada siswa. Untuk itu dalam penerapan komponen
refleksi pada kegiatan pembelajaran, guru dianjurkan agar memberi
dorongan dan kesempatan kepada siswa untuk melakukan refleksi, baik
berupa respon terhadap kejadian, aktv itas atau pengetahuan yang
baruditerima, pernyataan langsung tentang pelajaran, kesan dan saran,
diskusi, menyampaikan hasil karya, dan lainnya. Kegiatan refleksi dijelaskan
di dalam Al-Qur‟an surat Al-Mulk ayat 1-2 sebagai berikut :
43
Artinya : Maha suci Allah SWT yang di tanganNya-lah segala kerajaan, dan
dia maha kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup,
supaya dia menguji kamu siapa diantara kamu yang baik amalnya dan Dia
maha perkasa lagi maha pengampun. (QS. Al-Mulk :1-2).
g. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Authentic assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang
bisamemberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Assesment
menekankan pada proses pembelajaran sehingga data yang dikumpulkan
harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat
melakukan proses pembelajaran. Penilaian autentik menilai pengetahuan
dan keterampilan (performance) yang diperoleh siswa.
Apabila data yang dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa siswa
mengalami kemacetan dalam belajar, maka guru segera bisa mengambil
tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan belajar. Karena
gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang proses
pembelajaran, maka assessment tidak dilakukan di akhir periode
(cawu/semester) pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar
(seperti UAN/UAS), tetapi dilakukan bersama dengan secara terintegrasi
(tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran.
Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian (assessment)
bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar siswa. Pembelajaran yang
benar memang seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar
mampu mempelajari (learning how to learn), bukan ditekankan pada
diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran.
Penilaian yang autentik dilakukan secara terus menerus selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Penilaian autentik adalah berbagai macam strategi
penilaian yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang
sesungguhnya hal-hal yang bias digunakan sebagai dasar menilai adalah
penilaian proyek atau kegiatan dan laporan, PR, kuis, karya siswa, presentasi,
demonstrasi, jurnal hasil tes tertulis, karya tulis. Ketujuh komponen dapat
terwujud jika ada kerja sama yang baik antara guru dan siswa.
Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan selalu kepada hasil. Ketika
guru mengajarkan sepak bola, siswa yang tendangannya paling bagus, dialah
yang memperoleh nilai tinggi. Dalam pembelajaran bahasa asing (Bahasa
Inggris), siapa yang ucapannya fasih dan lancar, dialah yang nilainya tinggi,
44
bukan hasil ulangan tentang grammarnya. Penilaian autentik menilai
pengetahuan dan ketrampilan (performansi) yang diperoleh siswa. Penilai
tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman lain atau orang lain.
Karakteristik Authentic assessment:
1) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
2) Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
3) Yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta
4) Berkesinambungan
5) Terintegrasi
6) Dapat digunakan sebagai feed back
Hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi siswa: (a)
proyek/kegiatan dan laporannya (b) PR, (c) kuis, (d) karya siswa, (e)
presentasi atau penampilan siswa, (f) demonstrasi, (g) laporan, (h)jurnal, (h)
hasil tes tulis, (i) karya tulis.
Tugas guru adalah menilai sejauh mana keberhasilan pembelajaran.
Dengan adanya penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL),
siswa ditempatkan dalam konteks pengalaman sehari-hari yang penuh
makna jika kita bertanya apa yang dapat mereka lakukan dengan
pengetahuan yang telah merekadapat. Ketika tujuan yang tinggi diisi
dengan makna, para siswa akan berhasilmencapainya. Ketika para siswa
melihat makna dalam pelajaran mereka, ketikamereka diajak untuk
menerapkan pelajaran baru pada situasi yang menyentuhkehidupan mereka,
mereka akan bertahan sampai mereka berhasil. Authentic Asssesment telah
dijelaskan di dalam Al-Qur‟an srat Al-Zalzalah ayat 1-5 sebagai berikut :
ا
Artinya : Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan yang dahsyat
dan bumi mengeluarkan beban-beban berat ayng dikandungnya, dan
manusia bertanya kenapa bumi jadi begini, pada hari itu bumi menceritakan
beritanya,karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan yang
sedemikian itu kepadanya. (QS. Al-Zalzalah : 1-5).
6. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran
Tradisional
Pembelajaranan tradisional (konsep lama) sangat menekankan
pentingnya penguasaan bahan pelajaran. Pembelajaran tradisional merupakan
45
pembelajaran dimana secara umum, pusat pembelajaran berada pada guru,
dan menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar. Jadi, disini guru
berperan sebagai orang yang serba bisa dan sebagai sumber belajar.
Pembelajaran tradisional ini dekenal dengan pembelajaran behavioristik.
Sistem pembelajaran tradisional memiliki ciri bahwa pengelolaan
pembelajaran ditentukan oleh guru. Peran siswa hanya melakukan aktifitas
sesuai dengan petunjuk guru. Model tradisional ini lebih menitik beratkan
upaya atau proses menghabiskan materi pelajaran, sehingga model tradisional
lebih berorientasi pada teks materi pelajaran. Guru cenderung menyampaikan
materi saja, masalah pemahaman atau kualitas penerimaan materi siswa
kurang mendapatkan perhatian secara serius.
Sedangkan pembelajaran modern seperti pembelajaran kontekstual
adalah salah satu hasil dari pesatnya perkembangan teknologi dan informasi
yang mengubah konsepsi dan cara berpikir belajar manusia. Semakin
meningkatnya perkembangan teknologi dan informasi tersebut
mengakibatkan teori pembelajaran behavioristik dipandang kurang cocok lagi
untuk dikembangkan bagi anak didik di sekolah. Oleh karena itu, munculah
sebuah teori pembelajaran konstruktivisme sebagai jawaban atas berbagai
persoalan pembelajaran dalam masa kontemporer. Menurut Depdiknas
(2003:7-9) perbedaan Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan
Tradisional dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tabel : 2.1 Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan
Pendekatan Tradisional
Pendekatan CTL Pendekatan Tradisional
Siswa secara aktif terlibat dalam
proses pembelajaran
Siswa adalah penerima informasi
secara pasif
Siswa belajar dari teman melalui
kerja kelompok, diskusi, dan
saling mengoreksi
Siswa belajar secara individual
Pembelajaran dikaitkan dengan
kehidupan nyata dan atau masalah
yang disimulasikan
Pembelajaran sangat abstrak dan
teoritis
Perilaku dibangun atas kesadaran
diri
Perilaku dibangun atas kebiasaan
Keterampilan dikembangkan atas
dasar pemahaman
Keterampilan dikembangkan atas
dasar latihan
Hadiah untuk perilaku baik adalah
kepuasan
Hadiah untuk perilaku baik adalah
pujian atau nilai (angka) rapor
Seseorang tidak melakukan yang
jelek karena dia sadar hal itu keliru
Seseorang tidak melakukan yang
jelek karena dia takut hukuman
46
dan merugikan
Bahasa diajarkan dengan
pendekatan komunikatif, yakni
siswa diajak menggunakan bahasa
dalam konteks nyata
Bahasa diajarkan dengan
pendekatan structural, rumus
diterangkan sampai paham,
kemudian dilatihkan (drill)
Pemahaman rumus dikembangkan
atas dasar skemata yang sudah ada
dalam dari siswa
Rumus itu ada di luar diri siswa,
yang harus diterangkan, diterima,
dihafalkan, dan dilatihkan
Pemahaman rumus itu relatif
berbeda antara siswa yang satu
dengan lainnya sesuai dengan
skemata siswa (on going process
of development)
Rumus adalah kebenaran absolut
(sama untuk semua orang). Hanya
ada dua kemungkinan, yaitu
pemahaman rumus yang salah atau
benar
Siswa diminta bertanggung jawab
memonitor dan mengembangkan
pembelajaran mereka masing-
masing
Guru adalah penentu jalannya
proses pembelajaran
Penghargaan terhadap pengalaman
siswa sangat diutamakan
Pembelajaran tidak
memperhatikan pengalaman siswa
Hasil belajar diukur dengan
berbagai cara: proses bekerja, hasil
karya, penampilan, rekaman, tes
dan lain-lain
Hasil belajar diukur hanya dengan
tes
Pembelajaran terjadi di berbagai
tempat, konteks, dan setting
Pembelajaran hanya terjadi dalam
kelas
Penyesalan adalah hukuman dari
perilaku jelek
Sanksi adalah hukuman dari
perilaku jelek
Perlaku baik berdasar motivasi
intrinsic
Perilaku baik berdasar motivasi
ekstrinsik
Seseorang berperilaku baik karena
yakin itulah yang terbaik dan
bermanfaat
Seseorang berperilaku baik karena
dia terbiasa melakukan begitu.
Kebiasaan ini dibangun dengan
hadiah yang menyenangkan
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar dan terencana
untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, dan mengamalkan
Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan. PAI yang
pada hakekatnya merupakan sebuah proses itu, dalam perkembangannya juga
47
dimaksud sebagai rumpun mata pelajaran yang diajarkan di sekolah maupun
perguruan tinggi.( Nazarudin, 2007:12)
Menurut Musfikon (2012:12) pendidikan Agama Islam memiliki arti
dan makna sama. Bahkan pendidikan Islam lebih banyak dipahami sebagai
mata pelajaran di sekolah, yang secara formal diberikan kepada seluruh
siswa yang beragama Islam. Pendidikan Islam memiliki makna berbeda
dengan pendidikan lain. Pendidikan Islam adalah nama kegiatan atau usaha-
usaha dalam mendidikkan Agama Islam. Pendidikkan agama Islam atau
ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan
sikap hidup) anak didik.
Secara formal, Pendidikan Agama Islam dipahami sebagai mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa di setiap satuan pendidikan.
Dalam struktur kurikulum di sekolah, mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam memiliki posisi setara dengan mata pelajaran lain, seperti IPS, IPA,
Bahasa Indonesia, serta mata pelajaran lain.
Menurut Abuddin Nata (2014:133) Rumusan tentang Pendidikan
Agama Islam diduga karena dipengaruhi oleh berbagai literatur yang ditulis
oleh ulama Indonesia dan luar Indonesia tebntang Islam. Di dalam buku Al
Islam Aqidah wa Syari‟ah, karangan Mahmud Syaltout terdapat pengertian
agama Islam (tanpa pendidikan) yaitu huwa dinullah al ladzi ausha
bita‟alamihi fi ushulihi wa syar‟ihi ilan Nabi Muhammad SAW wa kallafahu
bi tablighi linnas kaafatan wada‟watuhum ilaihi. Artinya ; Islam adalah
agama Allah yang disiatkan melalui ajarannya yang terdapat pada pokok-
pokok syariat kepada nabi Muhammad SAW dengan mewajibkan untuk
menyampaikannnya kepada segenap umat manusia serta mengajaknya pada
Islam.
Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa kegiatan
(pembelajaran) PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam peserta didik, disamping
untuk membentuk keshalehan sosial. Dalam arti, kualitas atau keshalehan
pribadi itu diharapkan mampu memancar keluar dalam hubungan keseharian
dengan manusia lainnya (bermasyarakat) baik yang seagama maupun yang
tidak serta dalam berbangsa dan bernegara sehingga dapat terwujud persatuan
dan kesatuan nasional (ukhuwah wathoniyah) dan bahkan ukhuwah
insaniyah.
Menurut Nazarudin (2007:14) tujuan PAI adalah untuk terbentuknya
peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi
pekerti yang luhur (berakhlak mulia), memiliki pengetahuan tentang ajaran
pokok Agama Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,
48
serta memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang Islam sehingga
memadai baik untuk kehidupan bermasyarakat maupun untuk melanjutkan
belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Jadi pendidikan agama hanya dapat
dicapai melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif, yaitu
pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cara sekaligus juga menjadi tujuan
pengajaran agama, yaitu membina manusia yang beragama, berarti manusia
yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama islam dengan baik dan
sempurna. Dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan hidup didunia
dan akhirat.
Dasar-dasar pendidikan Islam tersebut menjadi ruh dalam mencapai
tujuan pendidikan Islam. Menurut Djumransah dan Malik Karim Amrullah
(2007:68) tujuan umum pendidikan agama Islam ialah membimbing
anak agar mereka menjadi orang muslim sejati, beriman teguh, beramal
shalih, dan berakhlaq mulia serta berguna bagi masyarakat, agama dan
negara.
Pembelajaran PAI yaitu pembelajaran yang diarahkan untuk
meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman ajaran
agama Islam peserta didik. Di samping untuk membentuk keshalehan pribadi
juga sekaligus bertujuan untuk membentuk keshalehan sosial. PAI bukan
hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama Islam saja, tetapi juga untuk
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (membangun etika sosial).
Menurut Ulwan (2012:4) pendidikan agama diartikan sebagai suatu
kegiatan yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis dengan
menanamkan aqidah keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlakyang
terpuji untuk menjadi manusiayang taqwa kepada Allah Swt. Pengertian
Pendidikan dalam bahasa Arab berarti Ta‟dib yang tekanannya tidak
hanyapada unsur-unsur ilmu pengetahuan („ilm) dan pengajaran (ta‟lim)
belaka, tetapi lebih menitik beratkan pada pendidikan diri manusia
seutuhnya (tarbiyatunafs wal akhlaq).
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam di
Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan,
peserta didik melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didilk tentang agama
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam
hal keimanan, ketakwaan kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berangkat dari pemahaman makna dan tugas berat yang diemban
oleh PAI disekolah, menurut maka pembelajaran pendidikan agama Islam
diarahkan bagi terbentuknya kepribadian yang memiliki integritas diniyah
49
(tafakkuh fi al din) dan loyalitas nasional. Suatu kepribadian yang utuh
tidak saja taat beragama lebih dari itu memiliki kesanggupan untuk menjaga
dan mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan untuk mencapai
tujuan yang demikian mulia itu rasanya tidak mungki terwujud apabila
kurikulum atau GBPP PAI menggunakan model organisasi Corelated Subyek
Curriculum, Kompetensi dasarnya hanya rajin berdzikir dan berdoa, gemar
membaca Al –Quran, sholat lima waktu dan terbiasa berakhlak mulia.
Dengan alokasi waktu 2-3 jam seminggu dan harus mengajarkan materi
Al Quran Hadits, akhlak tauhid, fiqih ibadah, muamalah dan sejarah
Islam. Dengan wawasan metodologi dan kecakapan Guru Agama Islam
yang terbatas, maka sulit rasanya mewujudkan output pendidikan yang
memiliki integritas diniyah dan loyalitas nasional dalam era global dan abad
informasi ini.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Secara umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat dan bangsa dan Negara.
Tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Syahminan Zaini (2006:3)
adalah:
a) Agar anak didik dapat memahami ajaran Islam secara elementer
(sederhana) dan bersifat menyeluruh sehingga dapat digunakan sebagai
pedoman hidup dan amalan perbuatannya, baik dalam hubungan dirinya
dengan Allah SWT, hubungan dirinya dengan masyarakat maupun
hubungan dirinya dengan alam sekitar
b) Membentuk pribadi yang berakhlak mulia, sesuai dengan ajaran agama
Islam Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
Menurut Ahmad Tafsir (2012:7), ada tujuh fungsi Pendidikan Agama
Islam yaitu:
50
a) Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta
didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya yang pertama-tama kewajiban menanamkan
keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam
keluarga.
b) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
c) Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat
mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
d) Perbaikan yaitu untuk memperbaiki keslahan-keslahan,
kekurangankekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan pemahaman dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
e) Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatife dan
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
f) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum,
sistem dan fungsionalnya.
g) Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
bagi orang lain.
Dengan memperhatikan dari dua pengertian tujuan Pendidikan Agama
Islam dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Pendidikan Agama Islam
khususnya Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama adalah
agar anak didik dapat memahami ajaran agama isalam secara sederhana
dalam rangka untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui
pembinaan dan pemupukan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat
berkembang dalam hal keimanannya serta berakhlak mulia. Selanjutnya dapat
tercerminkan dalam bentuk tingkah laku kepribadiannya.
Untuk mencapai tujuan dan kemampuan-kemampuan tersebut maka
ruang lingkup pendidikan agama islam meliputi keserasian, keselarasan dan
keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan sesama
manusia, dirinya sendiri dan dengan makhluk lainnya (lingkungannya). Dari
ruang lingkup tersebut kemudian dijabarkan ke dalam bahanbahan pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang meliputi 7 unsur pokok yaitu: keimanan,
51
ibadah, Al-Qur‟an, akhlak, muamalah, syariah, dan tarikh atau sejarah
(kebudayaan) Islam.
Secara umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat dan bangsa dan Negara.
Dengan memperhatikan dari dua pengertian tujuan Pendidikan Agama
Islam dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Pendidikan Agama Islam
khususnya Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama adalah
agar anak didik dapat memahami ajaran agama isalam secara sederhana
dalam rangka untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui
pembinaan dan pemupukan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat
berkembang dalam hal keimanannya serta berakhlak mulia. Selanjutnya dapat
tercerminkan dalam bentuk tingkah laku kepribadiannya.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar-
dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuharini dkk (2004) dapat ditinjau
dari berbagai segi, yaitu:
a) Dasar Yuridis atau Hukum
Dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dari perundang-undangan
yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan
pendidikan agama di sekolah secara formal
b) Segi Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari
ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah
Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah KepadaNya. Dalam Al Qur‟an
banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain: (1) Q.S. Al
Ashr: “orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati
supaya menetapi kesabaran”. (2) Q.S. Al Imron: 104: “ dan hendaklah
diantara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang mungkar…. ”.
(3) Al Hadits: “ Sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun
hanya sedikit (satu ayat) ”
c) Aspek Psikologis
52
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya,
manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat
dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak
tentram sehingga memerlukan adanya pasangan hidup bahwa semua
manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang
disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu
perasaan yang megakui adanya zat Yang Maha Kuasa tempat mereka
berlindung dan tempat mereka memohon pertolonganNya. Hal semacam
ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive maupun masyarakat
yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan tentram hatinya kalau
mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada zat Yang Maha Kuasa.
Adapun pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam :
1) Sekolah dalam fungsi pendidikan nasional :
a) Mengembangkan kemampuan
b) Membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
c) Mencerdaskan kehidupan bangsa
d) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
e) Berakhlak mulia
f) Menjadi warga Negara yang demokratis dan tanggung jawab ( Ps.3
UU RI No.20/2003 ttg Sisdiknas) Kurikulum disusun dengan
memperhatikan peningkatan iman taqwa akhlak mulia serta wajib
berisi pendidikan agama terutama untuk jenjang Diknas dan
Dikmenengah. ( Ps.36 dan 37 UU RI No.30/2003 Sisdiknas ).
2) Visi PAI pada sekolah umum:
Terwujudnya pelaksanaan pendidikan yang mendukung perkembangan
Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum, berkualitas yang mampu
mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki kepribadian
dilandasi keimanan dan ketaqwaan serta tertanamnya nilai- nilai akhlak
mulia, berbudi pekerti yang tercermin dalam keseluruhan sikap dan
perilaku sehari-hari.
3) Misi PAI pada sekolah umum:
a) Penyelengaraan PAI sebagai bagian integral dari keseluruhan proses
Pendidikan
b) Menyelenggarakan PAI dengan mengintegrasikan aspek
pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotor), kunjungan dan
memperhatiakan lingkungn sekitar serta penerapan nilai-nilai dan
norma-norma akhlak dalam perilaku sehari- hari
53
c) Melakukan upaya bersama antara guru agama dan kepala sekoalh
serta seluruh komponen pendidikan untuk mewujudkan School
Culture yang dijiwai oleh suasana dan disiplin keagamaan dalam
keseluruhan interaksi antar unsur pendidikan di sekolah dan luar
sekolah.
d) Melakukan penguatan posisi peran GPAI secara berkelanjutan, baik
sebagai pendidik, pembimbing, penasehat, komunikator dan
penggerak bagi terciptanya suasana keagamaan yang kondusif
disekolah.
4) Strategi dan Upaya Pembelajaran PAI
a) Mampu mengajarkan akidah kepada peserta didik sebagai landasan
keberagamaanya
b) Mampu mengajarkan pengetahuan kepada peserta didik tentang ajaran
agama islam
c) Mampu mengajarkan pengetahuan agama sebagai landasan bagi
semua mata pelajaran yang diajarkan disekolah
d) Menjadi landasan moral dan etika social dalam kehidupan sehari- hari
5) Materi PAI
Dikembangkan dari ketiga kerangka dasar ajaran agama islam
a) Akidah penjabaran konsep iman
b) Syariah (ibadah) penjabaran konsep islam
c) Akhlak penjabaran konsep ihsan
6) Tujuan PAI di sekolah umum
Meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan
peserta didik terhadap ajaran agama islam sehinggamenjadi manusia
muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhak mulia dalam
kehidupan pribadi bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
7) Fungsi PAI di sekolah umum
a) Pengembangan, menumbuhkembangkan dan peningkatan keimanan
dan ketaqwaan peserta didik yang telah ditanamkan di linkungan
keluarga
b) Penyaluran bakat yang dilandasi dengan agama agar berkembang
secara optimal dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain
c) Perbaikan, untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan
peserta didik dalam hal keyakinan pemahaman dan pengalaman
ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari
54
d) Pecegahan, menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya tau budaya
luar yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangan menuju manusia seutuhnya
e) Penyesuaian agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
dan dapat merubah lingkungannya sesuai dengan ajaran islam
f) Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
8) Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler PAI di Sekolah
Peraturan Direktur Jendral Pendidikan Islam No. Dj.1/12A Tahun 2009
Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler Pendidikan Agama
Islam Pada Sekolah.
a) Kegiatan ekstrakulikuler PAI adalah upaya pemantapan, pengayan
dan perbaikan nilai- nilai, norma serta pengembangan bakat, minat
dan kepribadian peserta didik dalam aspek pengamalan dan
penguasaan kitab suci, keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia, ibadah,
sejarah, seni dan kebudayaan, dilakukan diluar jam intrakulikuler,
melalui bkimbingan guru PAI, guru mata peljaran lain, tenaga
kependidikan dan tenaga lainnya yang berkompeten, dilaksanakan di
sekolah atau diluar sekoalah.
b) Sekolah adalah taman kanak- kanak(TK), ssekolah dasar (SD),
sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA)
dan sekolah menengah kejuruan(SMK).
c) Panduan umum adalah panduan yang secara garis besar mengatur
penyelenggaraan kegiatan ekstrakulikuler PAI di sekolah.
d) Panduan khusus adalah panduan yang secara khusus mengatur
pelaksanaan
9) Jenis- jenis kegiatan ekstrakulikuler PAI di sekolah:
a) Pesantren kilat
b) Pembiasaan akhlak mulia
c) Tuntas baca tulis al-qur‟an
d) Ibadah ramadhan
e) Wisata rohani
f) Kegiatan rohani islam
g) Pekan ketrampilan dan seni
h) Peringatan hari besar islam
Jadi pendidikan agama Islam, sistem pendidikan yang mengupayakan
terbentuknya akhlak mulia peserta didik serta memiliki kecakapan hidup
55
berdasarkan nilai-nilai Islam. Karena pendidikan agama Islam mencakup dua
hal, a) mendidik peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau
akhlak Islam, (b) mendidik peserta didik untuk mempelajari materi
ajaran Islam yang sekaligus menjadi pengetahuan tentang ajaran Islam
itu sendiri. Karena endidikan merupakan subsistem dari sistem
pendidikan nasional, maka di dalamnya terdapat komponen-komponen
yang antara satu dengan lainnya saling emiliki keterkaitan dan hubungan
yang tak bisa dipisahkan. Komponen tersebut antara lain, kurikulum,
pendidik, sarana dan prasarana pendidikan dan lingkungan elajar. Hal ini
sekaligus menjadi faktor pendidikan yang mendukung tercapainya tujuan
pendidikan baik pendidikan secara umum maupun pendidikan Islam secara
khusus.
PAI mengharapkan siswa didiknya dapat menerapkan ajaran Islam
dan mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
sesuai dengan tujuan pendidikan Islam dan sesuai dengan kriteria yang
manusia yang baik. Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta
pandai. Cerdas ditandai oleh adanya kemampuan menyelesaikan masalah
dengan cepat dan tepat, sedangkan cerdas ditandai dengan banyak
memiliki pengetahuan.
4. Tugas dan Fungsi Pendidikan Agama Islam
Seperti diketahui bahwa pembinaan mental anak didik tidaklah
dimulai dari sekolah, akan tetapi dimulai dari rumah (keluarga), sejak si anak
dilahirkan ke titik maksimal yang dapat sesuai dengan tujuan yang dicita-
citakan dunia, mulailah ia menerima didikan-didikan dan perlakuan-
perlakuan. Mula-mula ibu bapaknya, kemudian dari anggota keluarga yang
lain (saudara) dan kemudian dari lingkungan masyarakatnya.
Hal demikian memberikan warna dan mempengaruhi dasar-dasar
pembentukan kepribadiannya. Pembinaan, pertumbuhan mental dan
kepribadiannya itu kemudian akan ditambah dan disempurnakan oleh
sekolah. Orang tua seharusnya memberikan pendidikan agama pada anak-
anaknya sejak kecil, bahkan sejak masih dalam kandungan, sebab disadari
atau tidak, hal ini akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan anak setelah lahir terutama pada perkembangan dan
pertumbuhan aspek kejiwaannya.
Fungsi pendidikan Islam baik di rumah, di sekolah maupun di
lingkungan masyarakat. Beliau mengatakan bahwa: Pendidikan agama Islam
mempunyai fungsi yang sangat penting untuk pembinaan dan
penyempurnaan kepribadian dan mental anak, karena pendidikan agama
56
Islam mempunyai dua aspek terpenting, yaitu aspek pertama yang ditujukan
kepada jiwa atau pembentukan kepribadian anak, dan kedua, yang ditujukan
kepada pikiran yakni pengajaran agama Islam itu sendiri.
Aspek pertama dari pendidikan Islam adalah yang ditujukan pada jiwa
atau pembentukan kepribadian. Artinya bahwa melalui pendidikan agama
Islam ini anak didik diberikan keyakinan tentang adanya Allah swt. Aspek
kedua dari pendidikan Agama Islam adalah yang ditujukan kepada aspek
pikiran (intelektualitas), yaitu pengajaran Agama Islam itu sendiri. Artinya,
bahwa kepercayaan kepada Allah swt, beserta seluruh ciptaan-Nya tidak akan
sempurna manakala isi, makna yang dikandung oleh setiap firman-Nya
(ajaran-ajaran-Nya) tidak dimengerti dan dipahami secara benar. Di sini anak
didik tidak hanya sekedar diinformasikan tentang perintah dan larangan, akan
tetapi justru pada pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana beserta
argumentasinya yang dapat diyakini dan diterima oleh akal.
Fungsi pendidikan Agama Islam di sini dapat menjadi inspirasi dan
pemberi kekuatan mental yang akan menjadi bentuk moral yang mengawasi
segala tingkah laku dan petunjuk jalan hidupnya serta menjadi obat anti
penyakit gangguan jiwa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi
pendidikan Agama Islam adalah:
1) Memperkenalkan dan mendidik anak didik agar meyakini ke-
Esaan Allah swt, pencipta semesta alam beserta seluruh isinya;
biasanya dimulai dengan menuntunnya mengucapkan la ilaha
illallah.
2) Memperkenalkan kepada anak didik apa dan mana yang
diperintahkan dan mana yang dilarang (hukum halal dan haram).
3) Menyuruh anak agar sejak dini dapat melaksanakan ibadah, baik
ibadah yang menyangkut hablumminallah maupun ibadah yang
menyangkut hablumminannas.
4) Mendidik anak didik agar mencintai Rasulullah saw, mencintai
ahlu baitnya dan cinta membaca al-Qur‟an.
5) Mendidik anak didik agar taat dan hormat kepada orang tua dan
serta tidak merusak lingkungannya.
Secara umum tugas pendidikan Islam adalah membimbing dan
mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap ke
tahap kehidupannya sampai mencapai titik kemampuan optimal. Sementara
fungsinya adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas
pendidikan berjalan dengan lancar. Bila dilihat secara operasional, fungsi
pendidikan dapat dilihat dari dua bentuk : Pertama, Alat untuk memperluas,
57
memelihara, dan menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan, nilai-nilai
tradisi dan sosial serta ide-ide masyarakat dan nasional; Kedua, Alat untuk
mengadakan perubahan inovasi dan perkembangan.
Maka dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan Islam secara mikro
adalah proses penanaman nilai-nilai ilahiah pada diri anak didik, sehingga
mereka mampu mengaktualisasikandirinya semaksimal mungkin sesuai
dengan prinsip-prinsip religius. Secaramakro pendidikan Islam berfungsi
sebagai sarana pewarisan budaya danidentitas suatu komunitas yang
didalamnya manusia melakukan interaksi dansaling mempengaruhi antara
satu dengan yang lain.
Selanjutnya Ali Maksum dan Luluk Yunan Ruhendi (2004:188)
menyatakan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan membawa misi suci,
secara horisontal manusia sebagai khalifah yang bertugas sebagai tauladan
bagi sesama dan sebagai menata seluruh kehidupan alam semesta, secara
vertikal manusia sebagai hamba yang harus beribadah dan mengabdi
kepada Tuhannya.
Pendapat di atas menerangkan bahwa Pendidikan sebagai semua
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan (dalam
keluarga/sekolah dan atau masyarakat) dan berlangsung sepanjang hidup.
Melalui pendidikan ada ranah dalam diri manusia yang akan dikembangkan
pada anak didik yaitu ranah afeksi (rasa dan karsa) atau yang lazim disebut
perasaan dan kemauan. Ranah kognisi yaitu cipta otak (pikiran) dan ranah
psikomotor yaitu keterampilan. Pendidikan yang berlangsung terus menerus
keseimbangan hidup antara jasmani dan rohani, kemudian akan melahirkan
manusia yang beriman dan berpengetahuan sehingga dapat menjalankan misi
penciptaannya sebagai khalifah yang dapat mengelola alam dengan penuh
pengabdian kepada penciptanya.
Pendidikan Islam senantiasa bersambung dan tidak terbatas oleh tempat
dan waktu, karena hahekat pendidikan merupakan proses tanpa akhir. Maka
pendidikan bersifat dinamis dan progresif mengikuti kebutuhan anak
didik. Azas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu azas bahwa
proses pendidikan merupakan suatu proses kontinyu, yang bemula sejak
seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini
mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal, non formal maupun formal
baik yang berlansung dalam keluarga, di sekolah, dalam pekerjaan dan dalam
kehidupan masyarakat.
Di dalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan tentang
pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam pasal 13 ayat (1) yang
berbunyi: "Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan
58
informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya". Jadi dapat pula
dikatakan bahwa pendidikan dapat diperoleh dengan 2 jalur, yaitu jalur
pendidikan sekolah dan jalur pendidikan di luar sekolah.
Ketetapan di atas menunjukkan, bahwa setiap warga Negara
berkesempatan seluas-luasnya untuk menjadi peserta didik melalui
pendidikan sekolah ataupun luar sekolah. Setiap warga negara diharapkan
dapat belajar pada tahap-tahap mana saja dari kehidupanya dalam
mengembangkan dirinya sebagai manusia Indonesia Masyarakat dan
pemerintah diharapkan dapat bekerja sama dalam menciptakan situasi
yang dapat memotivasi anak untuk terus belajar. Sekolah formal bukan satu-
satunya tempat dan waktu utnyuk belajar. Dasar pendidikan seumur hidup
adalah adanya keyakinan, bahwa proses pendidikan berlangsung selama
manusia hidup, baik dalam maupun diluar sekolah.
Menurut Mathen dan Hansen yang dikutip oleh Jejen Musfah
(2015:117) menjelaskan karakteristik sistem Life long Learning antara lain:
a. Pembelajaran individu diarahkan oleh negosiasi anata guru dan
pelajar
b. Fleksibilitas program sehingga pembelajaran dapat terjadi pada
waktu dan tempat yang sesuaia dengan pelajar.
c. Ketiadaan proses-proses pemilihan, membuka peluang para
pelajar untuk berproses pada satu langkah dan dalam suatu arah
yang sesuai dengan kebutuhan individu mereka
d. Penguasaan proses pembelajaran oleh masyarakat dan individu
yang berminat.
Pendidikan menurut Fuad Hasan (2010:42) pada dasarnya dipandang
sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang
hidup. Konsepsi pendidikan semur hidup merupakan alat untuk
mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar
lebih bernilai bagi masyarakat.
Menurut Clifford & Wilson (dalam Muhaimin, 2009), pembelajaran
berbasis kontekstual memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) Menekankan
pada pemecahan masalah (Emphasizes problem solving); (2) Mengakui
perlunya kegiatan belajar mengajar terjadi dalam berbagai konteks (
Pembelajaran agama Islam berbasis kontekstual adalah mengaitkan
pembelajaran PAI dengan konteks dan pengalaman-pengalaman hidup
peserta didik yang beraneka ragam dan konteks masalah-masalah serta
situasi-situasi riil kehidupannya. Melalui interaksi dengan lingkungan dan
menginterpretasi terhadap pengetahuan dan pengalaman hidupnya tersebut,
maka peserta didik
59
Sri Esti Wuryani Djiwandono (2014:120-121) menyatakan bahwa
dalam tahap perkembangannya, siswa SMP berada pada tahap periode
perkembangan yang sangat pesat. Pada aspek kognitif, menurut Piaget,
periode yang dimulai pada usia 12 tahun akan mengalami
perkembangan kemampuan berpikir secara simbolis dan bisa memahami
sesuatu secara bermakna tanpa memerlukan objek yang konkret.
Pembelajaran PAI akan berhasil apabila penyusun silabus dan guru
mampu menyesuaikan tingkat kesulitan dan variasi input dengan harapan
serta karakteristik siswa sehingga motivasi belajar mereka berada pada
tingkat maksimal.
Menurut Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari (2012:211) guru
memerlukan suatu strategi dalam memberikan pelajaran untuk siswa.
Strategi merupakan sebuah komponen yang sangat berpengaruh dalam dunia
pendidikan, terlebih pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI). Strategi pembelajaran PAI ini merupakan salah satu upaya untuk
menerapkan nilai-nilai ajaran agama Islam yang ada pada tiap materi mampu
diserap, dihayati, serta diamalkan oleh peserta didik.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, peneliti menawarkan suatu
jawaban alternatif yakni dilakukan dalam pembelajaran PAI yakni melalui
aplikasi metode Contextual Teaching and Learning (CTL) menurut
Kuanandar (2007:294) dalam pembelajaran kontekstual tugas guru
memfasilitasi siswa menemukan sesuatu yang baru (pengetahuan dan
keterampilan) melalui pembelajaran secara sendiri bukan kata guru.
Dengan begitu siswa benar-benar mengalami dan menemukan sendiri
apa yang dipelajari sebagai hasil rekonstruksi sendiri. Contextual Teaching
and Learning (CTL) merupakan metode yang melibatkan siswa secara penuh
dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari
materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Menurut
Ahmad Badruzaman (2006:59) belajar dalam konteks ini bukan hanya
sekadar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses
berpengalaman secara langsung. Melalui proses berpengalaman itu
diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh, yang tidak hanya
berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan juga
psikomotor.
Hal ini senada juga diungkapkan John Dewey yang dikutip oleh
Ahmad Badruzaman, (2006:65) menyatakan bahwa anak didik akan belajar
dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui
atau peristiwa yang akan terjadi di sekelilingnya. Contextual Teaching and
Learning (CTL) ini menekankan pada daya pikir yang tinggi, transfer ilmu
60
pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan masalah-
masalah tertentu baik secara individu maupun kelompok.
Oleh karena itu, aplikasi metode Contextual Teaching and Learning
(CTL) dalam pembelajaran PAI merupakan suatu aternatif yang sangat tepat
sebagai salah satu upaya meningkatkan motivasi, prestasi, pemahaman, dan
kesadaran siswa dalam beragama. Aplikasi metode Contextual Teaching
and Learning (CTL) ini penting untuk dilakukan karena materi yang dibahas
dapat mudah dipahami dan diamalkan oleh siswa, sehingga dapat melahirkan
siswa-siswa yang beriman, berakhlak mulia, dan bertakwa. Sehingga menjadi
sebuah pondasi yang kuat bagi siswa dalam melewati hidupnya kemudian
hari.
Aplikasi metode Contextual Teaching and Learning (CTL)
dikembangkan untuk meningkatkan kinerja kelas, yaitu kelas yang hidup dan
menghasilkan output yang bermutu tinggi. Pada saat ini, proses pembelajaran
masih didominasi pada pendidik sebagai sumber utama pengetahuan dan
ceramah sebagai pilihan utama metode pembelajarannya. Menurut Paul
Suparno (2003:34) Diperlukan suatu usaha pembelajaran dari guru dengan
metode yang lebih memberdayakan murid, hal ini akan berakibat pada
suasana kelas, artinya suasana kelas akan sungguh hidup, menyenangkan,
tidak tertekan, dan menyemangati peserta didik untuk senang belajar.
Salah satu alternatif yang telah dikembangkan oleh para pakar
pendidikan adalah dengan melaksanakan aplikasi metode Contextual
Teaching and Learning (CTL) yang menyajikan suatu konsep mengaitkan
materi pelajaran yang dipelajari dengan konteks dimana materi tersebut
digunakan. metode ini mendorong siswa menkonstruksikan sendiri
pengetahuan dalam benak mereka sendiri, dengan melalui sejumlah proses-
proses pembelajaran yang benar dan terarah, sehingga akan meningkatkan
kualitas dirinya. Karena belajar bukan hanya sekedar penguasaan.bahan,
tetapi terjadinya perubahan tingkah laku anak sehingga terbentuk suatu
kepribadian yang baik.
Menurut Slavin (2008:134);
“Learning is usually defined as a change in an individual caused by
experience. Changes caused by development (such as growing taller)
are not instances of learning. Neither are characteristics of individuals
that are present at brith (such as reflexes and respons to hunger or
pain). However, humans do so much learning from the day of brith (and
some say earlier) that learning and development are inseparably
linked.”
61
Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan pada individu yang
terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau
perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia
banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir.
Belajar bukan merupakan sesuatu yang instan, tetapi suatu proses yang
membutuhkan waktu lama dan berlangsung sepanjang waktu.
Menurut Rogers (2003:2)
Learning as changes in knowledge, under-standing, skills and attitudes
which lead to “those more or less permanent changes and
reinforcements brought about … in one‟s patterns of acting, thinking
and/or feeling.
Pembelajaran sebagai perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan sikap yang mengarah pada "orang-orang lebih atau
kurangperubahannya secara permanen dan adanya dorongan tentang ... pola
bertindak, berpikir dan/atau perasaan. Definisi tersebut mengandung makna
bahwa adanya perubahan pada diri seseorang ketika melaksanakan
pembelajaran baik dalam hal pengetahuan, pemahaman maupun
keterampilannya. Jadi pembelajaran yang dilakukan dapat mengubah hal-hal
yang sebelumnya tidak dimiliki sehingga dari perubahan tersebut akan
menjadi bekal dalam menghadapi kehidupan.
Pembelajaran terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak
disengaja dan menuju pada suatu perubahan pada diri seseorang. Perubahan
perilaku berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang
diperoleh individu, sedangkan pengalaman merupakan interaksi antara
individu dengan lingkungannya sebagai sumber belajar.
Definisi pembelajaran menurut Houwer, Holmes & Agnes Moors
(2013:1),
Learning as a change in behavior that is due to experience. This is
essentially a very basic functional definition of learning in that learning
is seen as a function that maps experience onto behavior. In other
words, learning is defined as an effect of experience on behavior.
Pembelajaran sebagai perubahan perilaku melalui pengalaman. Hal ini
esensinya adalah definisi pembelajaran yang sangat mendasar bahwa
pembelajaran dipandang sebagai fungsiyang memetakan pengalaman menuju
perilaku. Dengan kata lain, pembelajaran didefinisikan sebagai efek dari
pengalaman pada perilaku. Perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasi
sebagai pola-pola respon yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan,
pengetahuan dan kecakapan.
62
Rossum dan Hamer (2010:2) menjelaskan lima konsep pembelajaran;
1) Learning as the increase of knowledge.
2) Learning as memorising.
3) Learning as the acquisition of facts, procedures etcetera, which can
be retained and/or utilised in practice.
4) Learning as the abstraction of meaning.
5) Learning as an interpretative process aimed at the understanding of
reality.
Ada lima konsep pembelajaran yaitu; 1) Pembelajaran sebagai
peningkatan pengetahuan. 2) Pembelajaran sebagai hafalan.3) Pembelajaran
sebagai akuisisi fakta, prosedur dan sebagainya, yang dapat dipertahankan
dan/atau digunakan dalam praktik. 4) Pembelajaran sebagai abstraksi makna.
5) Pembelajaran sebagai proses interpretatif ditujukan pada pemahaman
realitas. Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam proses pembelajaran, baik guru dan siswa bersama sama
menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pembalajaran
akan tercapai pada hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan secara
efektif. Sejalan dengan pemikiran Rossum dan Hamer (2010:13)
the student has become an active participant in the teaching-learning
process, while the teacher‟s role lies more in coaching the learning
process. Both focus more on understanding and how solutions are
found within a particular discipline (building expertise), and less on
finding „the correct answer.
Siswa telah menjadi peserta aktif dalam proses belajar mengajar,
sedangkan peran guru terletak lebih dalam pembinaan proses pembelajaran.
Keduanya lebih fokus pada pemahaman dan bagaimana solusi yang
ditemukan dalam tertentu disiplin, dan kurang pada menemukan “jawaban
yang benar”. Sejalan pendapat tersebut menurut Wilson dan Peterson
(2006:2) secara teori;
One behavior leads to another, behavioral learning theorists argued,
and so if teachers act in a certain way, students will likewise act in a
certain way. Central to behaviorism was the idea of conditioning, that
is, training the individual to respond to stimuli.
Salah satu perilaku mengarah ke yang lain di mana teori perilaku
belajar berpendapat, dan jika guru bertindakdengan cara tertentu, siswa juga
akan bertindak dengan cara tertentu pula. Pusat teori belajan behaviorisme
63
adalah ide pengkondisian yang melatih individu untuk menanggapi
rangsangan.
Dari beberapa uraian di tentang pembelajaran, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu dari guru kepada siswa,
melainkan suatu proses kegiatan, yaitu interaksi antara guru dengan siswa
serta antara siswa dengan siswa. Pembelajaran hendaknya tidak menganut
paradigma transfer of knowledge, yang mengandung makna bahwa siswa
merupakan obyek dari belajar. Tetapi upaya untuk membelajarkan siswa.
Ditandai dengan kegiatan memilih, menerapkan, mengambangkan, metode
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Dalam pembelajaran,
siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar,
tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran menaruh
perhatian pada “Bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa
yang dipelajari siswa”.
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian pembelajaran dengan metode kontekstual sudah banyak
dilakukan oleh berbagai ahli dan peneliti, sehingga terdapat hasil yang
relevan dengan penelitian ini di antaranya:
1) Suwardi (2013) dalam penelitian berjudul Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi segitiga kelas vii-g smp negeri 7 malang. Menemukan Hasil
belajar matematika siswa kelas VII-G SMP Negeri 7 Malang masih
terbilang rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
Contextual Teaching and Learning. Artikel ini membahas hasil
penelitian tindakan kelas yang mendeskripsikan langkah-langkah
pembelajaran Contextual Teaching and Learning yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi segitiga. Hasil
penelitian dari 2 siklus menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari
skor tes akhir siklus I (72,5) ke skor tes akhir siklus II (87,5 %)
2) Kurniati (2014) dalam penelitian yang berjudul “Implementasi Model
Contextual Teaching and Learning (CTL) komponen Inquiry Mata
Pelajaran Al Quran Hadits di SMA Muhammadiyah 1 Weleri Kabupaten
Kendal Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil penelitian, 1) Penerapan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning komponen inquiry mata
pelajaran Al Quran Hadits secara umum berjalan baik. Indikator
keberhasilan tersebut terlihat dari kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran dan minat siswa yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran
64
Al Quran Hadits; 2) Daya dukung dan kendala penerapan model
pembelajaran CTL komponen inquiry Mata Pelajaran Al Quran Hadits
mencakup 1) Daya dukung seperti : a) Sarana fisik yaitu jaringan internet,
laboratorium, dan multi media, perpustakaan manual, koperasi sekolah,
mushola, alat-alat olah raga, lapangan olah raga, dan sebagainya; dan b)
Fasilitas non fisik yaitu daya dukung dari segi kebijakan non fisik, guru
Al Quran Hadits melihat bahwa dengan terwujudnya berbagai sarana
prasarana dan fasilitas fisik yang memadai juga menjadi indikasi bahwa
kebijakan sekolah sudah mendukung bagi upaya tercapainya model
pembelajaran CTL komponen inquiry mata pelajaran Al Quran Hadits;
dan 2) Kendala pembelajaran mencakup kendala dari guru, peserta didik,
materi pelajaran, sarana, dan tujuan pembelajaran Al Quran Hadits; dan
3) Pemecahan masalah penerapan model pembelajaran CTL komponen
inquiry Mata Pelajaran Al Quran Hadits berjalan dengan baik sehingga
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Al Quran Hadits dengan baik.
Indikator keberhasilan tersebut terbukti melalui upaya guru untuk
meningkatkan kompetensi siswa dalam Al Quran Hadits menggunakan
metode buku CTL komponen inquiry, mengindentifikasi masalah yang
muncul pada saat pembelajaran, dan mengatasi kendala yang muncul
dengan strategi yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai,
yakni nilai rata-rata kelas telah meningkat dari semester gasal yakni 71,6
menjadi 77,1. Hasil nilai raport mata pelajaran Al Quran Hadits di SMA
Muhammadiyah Weleri tersebut menunjukkan jauh melampau standar
KKM dengan persentase peningkatan sebesar 5,5 %.
3) Rina Solihatul (2016) melakukan penelitian dengan judul “Implementasi
model pembelajaran contextual teaching and learning dalam
meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa (Studi multisitus di SMPN
2 Sendang dan SMPN 2 Karangrejo)”. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian multisitus. Hasil penelitian:
1) Model Contextual Teaching And Learning dalam Pembelajaran
PAI disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, dan telah sesuai
dengan visi misi sekolah, Perencanaan telah dituangkan di dalam
silabus kemudian dijabarkan di dalam RPP yang dibuat di awal
tahun pembelajaran, Silabus akan diperoleh dari MGMP pusat atau
kabupaten kemudian akan digodok kembali di dalam MGMPS dan
diterapkan sesuai dengan kondisi siswa, penyusunan RPP akan
disesuaikan dengan standart kompetensi dan kompetensi dasar yang
terdapat pada silabus dari mata pelajaran PAI; 2) Guru melaksanakan
Pembelajaran dengan Menggunakan Model Contextual Teaching And
Learning dalam Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran PAI,. 3)
Peningkatan Aktivitas Belajar PAI Siswa dengan Menggunakan Model
65
Pembelajaran Contextual Teaching And Learning di SMP Negeri 1
Sendang dan SMP Negeri 2 Karangrejo, peningkatan aktivitas belajar
siswa di dasari kompetensi guru di dalam mengelola kelas terlebih
dahulu,mulai dari penataan kursi, dan media, guru dalam
mengoptimalkan seluruh kemampuan siswa untuk dapat aktif ikut serta di
dalam pembelajaran melalui pemberian motivasi kepada siswa,
adanya upaya untuk menanggulangi kendala dari kekurang efektifan
model pembelajaran CTL pada materi tajwid dengan cara
memperbanyak prosentase waktu untuk guru.guru akan
memanfaatkannya untuk ceramah dan siswa akan mempraktikkannya
dengan cara membaca al qur‟an ataupun menganalisis ayat-ayat al
qur‟an untuk di definisikan ke dalam hukum bacaanya. Adanya
penigkatan akan ativitas belajar ini di buktikan dengan peningkatan
score dan presentase observasi aktivitas belajar siswa.
4) Fatikha Safitri (2016) dalam penelitian yang berjudul Manajemen
Pembelajaran Kontekstual pada rumpun Pendidikan Agama Islam untuk
memotivasi belajar siswa man 1 surakarta tahun pelajaran 2015/2016,
menemukan penelitian bahwa : (1) Dalam merencanakan dan menyusun
RPP, dikaitkan dengan situasi yang sedang terjadi pada saat ini sehingga
siswa akan lebih mudah memahaminya karena mengalaminya sendiri,
dalam pelaksanaan pembelajaran metode yang digunakan dalam
pembelajaran lebih banyak menggunakan metode active learning artinya,
siswa berusaha mencari jawaban sendiri mengenai permasalahan yang
diberikan oleh bapak ibu guru. Tugas guru hanyalah memberikan arahan,
motivasi serta sebagai fasilitator, sedangkan evaluasi dalam pembelajaran
kontekstual dilakukan dengan memberikan penilaian melalui pengamatan
guru dan pre test (2) Pembelajaran Kontekstual pada rumpun PAI ini
dapat memotivasi belajar siswa karena menimbulkan rasa ingin tahu yang
tinggi, materi yang diberikan berkaitan dengan keadaan saat ini sehingga
membuat siswa antusias dan mengetahui maksud materi yang
disampaikan oleh guru.
5) Hamruni (2015) melakukan penelitian yang berjudul Konsep Dasar dan
Implementasi Pembelajaran Kontekstual, bahwa Strategi pembelajaran
merupakan salah satu aspek yang harus dipersiapkan guru di dalam
melaksanakan tugasnya. Strategi pembelajaran merupakan garis-garis
besar haluan bertindak dalam rangka
mencapai sasaran yang digariskan. Dengan menerapkan sebuah strategi,
seorang guru mempunyai pedoman dalam bertindak yang berkenaan
dengan berbagai alternatif pilihan yang mungkin dapat ditempuh,
sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara sistematis,
66
terarah, lancar dan efektif. Salah satu strategi yang bisa dikembangkan
guru adalah pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual atau
yang juga dikenal dengan CTL (Contextual Teaching and Learning)
adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan
dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka. Artikel ini membahas konsep
dan implementasi dari pembelajaran kontekstual dimana pembelajaran
lebih menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun
mental, kelas bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi,
melainkan tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan,
belajar bukan hanya menghafal, tetapi proses mengalami dalam
kehidupan nyata.
6) Romlah (2011) melakukan penelitian dengan judul Implementasi Model
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Pendekatan Kontekstual
sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di smp negeri 13
kota malang, bahwa berbagai metode dengan materi yang disajikan
dan jalan keluarnya, adalah: (a) kemampuan siswa kelas VII H dan
VIII A pada mata pelajaran PAI sangat beragam, pada kelompok
sedang dan tinggi berkisar antara 75-80 % dan kemampuan rendah
berkisar antara 20-25 %. Sedangkan respon siswa kls VII H yang
menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning dan kls VIII A
menggunakan model Discovery Learning ada yang merasa senang
(siswa dipacu untuk mencari jawaban, otomatis harus membaca buku
paket, LKS dan foto copy materi yang sudah diberikan, walaupun
siswa ramai) dan ada yang tidak senang (terutama bagi teman-teman
satu kelompok yang sudah diberi tugas untuk menjawab soal, tetapi
tidak menjawab dan ramai saja). Jalan keluarnya, guru menerangkan
kembali materi yang sudah dikerjakan atau diselesaikan oleh siswa
melalui take home dan didiskusikan kembali. (b) Situasi kelas ramai
dan antar siswa bicara, jalan keluarnya Guru melakukan sharing dan
mendiskusikan
Berdasar temuan-temuan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian yang dilakukan Suwardi, Kurniati dan Rina Solihatul adalah sama-
sama mengkaji tentang pendekatan Contextual Teaching And Learning
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hanya saja penelitian peneliti
berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh
peniliti di atas merupakan Class Action Research adapun yang peneliti
lakukan adalah penelitian kualitatif.
67
E. Kerangka Konseptual
Permasalahn peserta didik atas pergereseran fungsi sekolah sebagai
lembaga pendidikan yang mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik
dengan kasih sayang, serta mengajarkan perilaku yang baik dan sopan tetapi
dewasa ini perkembangan zaman era global dengan tumbuhnya berbagai
macam kebutuhan dan tuntutan kehidupan sekolah mengalamai fungsi yang
tidak lagi diharapkan dari dunia pendidikan. Kurangnya minat ibadah yang
dilakukan peserta didik yang terjadi belakangan ini membuat beban sekolah
semakin berat dan kompleks, sekolah tidak saja dituntut untuk dapat
membekali berbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat cepat
berkembang, akan tetapi juga dituntut untuk dapat memotivasi peserta didik
rajin dalam ibadahnya.
Beradasarkan uraian di atas maka, SMP Islam Al Azhar 12
Rawamangun Jakarta sebaiknya dapat mengembangkan aspek pembelajaran
kontekstual sebagai wadah dalam optimalisasi ibadah shalat siswa. Selain
sebagai optimalisasi shalat pada siswa juga dapat mengahasilkan nilai tambah
sebagai hasil prestasi dalam pembelajaran. Melalui bentuk-bentuk
pembelajaran konteksual yang dicontohkan oleh guru disekolah diharapkan
dapat mendidik siswa sesuai yang diharapkan.
Pembelajaran kontekstual sebagai salah satu bentuk dari impelmentasi
kurikulum 2013 haruslah bermanfaat bagi keberlangsungan perkembangan
perilaku siswa. Dengan demikian siswa memperoleh kesempatan untuk
berkembang dan memperoleh ilmu pengetahuan dan perilaku atau karakter
yang dipelajarinya selama di dalam kelas. Namun harus disadari bahwa guru
harus selalu menjadi modelling dengan perkembangan peserta didik. Guru
senantiasa memperlihatkan suri tauladan yang baik-baik dan memotivasi
siswa dalam belajar. Konsep pembelajara kontekstual berdasarkan pengakuan
bahwa siswa menyerap pembelajaran di sekolah yang mungkin menjadi
bagian dari kehidupan nyatanya dirumah. Pembelajaran kontekstual yang
diajarkan di sekolah dapat berpengaruh atau pembentukannya sebagai apa
yang diajarkan, pembelajaran kontekstual juga memperluas untuk subyek-
subyek, nilai-nilai, dan pesan yang telah sampaikan oleh pendidik.
Jika menginginkan siswa sesuai dengan harapan yang diingingkan,
maka semua komponen tri pusat pendidikan harus selalu mengawasi dan
memberikan bentuk-bentuk pembelajaran kontekstual agar terciptanya hasil
belajar dan ibadah shalat yang optimal sebagai karakter mulia. Produk
karakter penerus bangsa yang baik merupakan sesuatu yang harus diraih dan
diupayakan secara baik dan terencana serta membutuhkan kerja keras dan
tekun, bukan sesuatu hak yang datang secara tiba-tiba atau instan. Berikut ini
68
akan dijelasakan beberapa teori terkait kerangka konseptual yang diambil dari
beberapa ahli. Konsep pengembangan pembelajaran kontekstual dan
pembentukan karakter dapat dilihat pada gambar 2.1
Gambar 2.1. Konsep Pengembangan Pembelajaran Kontekstual
Terimplementasi
Pembelajaran PAI
yang belum
optimal
Tuntutan kualitas
pembelajaran PAI
yang lebih optimal
Proses dan hasil
PBM PAI yang
berkualitas
PBM PAI berbasis
CTL sebagai
pengembangan
model PBM PAI
Tuntutan
pembelajaran PAI
yang dibutuhkan di
SMP Islam Al
Azhar 13
69
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif di mana penelitian
ini melalui prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, menurut
Sudarman Danim (2002:35) mempunyai ciri-ciri: (a) fokus penelitiannya
bersifat kompleks dan luas (b) bermaksud untuk memberi makna atas
fenomen secara holistik, dan (c) menempatkan diri peneliti secara aktif dalam
seluruh proses penelitian.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.( Moleong, 2007:6)
Menurut Bogdan dan Taylor (1975) yang dikutip oleh Moleong
(2007:4) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Melalui penelitian
kualitatif, peneliti dapat mengenali subjek dan merasakan apa yang mereka
alami dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian kualitatif diharapkan mampu
menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan/atau
perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat,
dan/atau suatu organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu
yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik
Selain itu, menurut Sudarman Danim (2002:36-37) penelitian kualitatif
dilakukan untuk membangun pengetahuan melalui pemaknaan dan penemuan
(meaning and discovery). dengan menggunakan observasi terstruktur dan
tidak terstruktur, interaksi komunikatif, wawancara mendalam (in depth
interview), serta peneliti itu sendiri sebagai instrumen. Relevan dengan
pendapat sebelumnya, Sudjana dan Ibrahim (2002:197-200) menjelaskan ciri-
ciri penelitian kualitatif adalah (a) Sumber data menggunakan lingkungan
alamiah; (b) Sifatnya deskriptif analitik yang berarti data yang diperoleh dari
penelitian yang disusun di lokasi penelitian dituangkan dalam analisis data
dengan memperkaya informasi; (c) Tekanan penelitian pada proses bukan
pada hasil; (d) Induktif atau data yang bersifat empiris dianalisis kemudian
diambil kesimpulan; (e) mengutamakan makna, artinya makna yang diungkap
berkisar pada asumsi-asumsi apa yang dimiliki orang mengenai hidupnya.
70
Sudarman Danim (2002:51) menyatakan, ada lima ciri utama penelitian
kualitatif, yaitu (a) mempunyai setting alami sebagai sumber data; (b) Bersifat
deskriptif, yaitu data yang terkumpul berupa kata-kata; (c) menekankan
proses dibandingkan hasil; (d) Cenderung menggunakan pendekatan induktif;
(e) Memberi tekanan pada makna. Lebih rinci lagi menurut Creswell
(2007:37-39) bahwa terdapat beberapa karakteristik dalam penelitian
kualitatif, yakni: Natural setting (setting alami), researcher as key
instrument(peneliti sebagai kunci instrumen), multiple sources of
data(beragam sumber data), inductive data analysis(análisis data induktif),
participant;s meaning(keterlibatan bermakna), emergent design(desain
terbaru), theoretical lens(berbasis teori), interpretive inquirí(penemuan yang
interpretatif), and holistic account (laporan yang bersifat holistik).
Peneliti kualitatif sebagai alat riset atau instrumen utama dalam
penelitiannnya dituntut untuk menyajikan pemahaman-pemahaman yang
rasional dan gamblang mengenai fakta dan kebenaran. Hal tersebut dapat
diperoleh melalui instrumen pengumpul data seperti: wawancara, studi
pustaka, maupun observasi langsung, yang mana instrumen pengumpul data
tersebut memiliki kedudukan sebagai alat pendukung instrumen utama. Oleh
karena itu kualitas tinggi rendahnya hasil penelitian ditentukan oleh peneliti.
Penelitian kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang
terdapat di dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi
dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Penelitian kualitatif ini dirasakan bisa menjadi
pisau analisis yang paling tajam untuk menyajikan model pengkajian
tentang masyarakat secara mendalam.
Seperti dikemukakan Sugiyono (2006) bahwa metode penelitian
kualitatif itu:
1) Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data
dan peneliti adalah instrumen kunci.
2) Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang
terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak
menekankan pada angka.
3) Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada
produk atau outcome.
4) Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
5) Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang
teramati)
71
Beberapa pendapat para ahli tentang penelitian kualitatif di atas,
menjadi dasar pertimbangan yang cukup matang bagi peneliti untuk
menggunakan pendekatan tersebut dalam penelitian ini. Dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif diharapkan penelitian yang
dilakukan dapat menghasilkan temuan atau data yang lebih lengkap,
mendalam, reliabilitas dan validitas sehingga tujuan dari penelitian ini dapat
tercapai.
Dengan metode penelitian kualitatif peneliti dapat melakukan
wawancara mendalam, fokus, dan teliti terhadap subjek penelitian
sehingga data yang didapatkan lebih akurat dan kredibel. Untuk
melengkapi dan memperkaya data/informasi yang diperoleh melalui
wawancara mendalam, peneliti menggali data/informasi dengan melakukan
observasi dan studi dokumentasi.
Dalam penelitian kualitatif peran teori tidak sejelas seperti dalam
penelitian kuantitatif, karena modelnya induktif, yakni dengan urutan: (1)
mengumpulkan informasi, (2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan, (3)
membangun kategori-kategori, (4) mencari pola-pola (teori), dan (5)
membangun sebuah teori atau membandingkan pola dengan teori-teori lain.
B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini, penulis peroleh dari data yang dibagi
menjadi dua macam, yang pertama sumber primer dan sumber kedua sumber
skunder (Sugiyono, 2006). Data primer didapatkan dari informan hasil dari
observasi dan wawancara, studi dokumen, dan arsip yang berkaitan dengan
Implementasi Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaram Pendidikan Islam
di Sekolah Menengah Pertama Islam Al-Azhar 12 Rawamangun Jakarta.
Sedangkan sumber skunder diperoleh dari berbagai catatan atau
dokumentasi pada saat pelaksanaan kegiatan pengembangan Emosional
Spiritual seperti buku-buku, tesis, disertasi, majalah, jurnal, artikel, surat
kabar atau Koran, data dari internet dan tulisan-tulisan yang terkait dengan
penelitian dan mendukung otentitas data primer.
Menurut Lexy J. Moleong (2010:157-159), sumber data dalam
penelitian kualitatif dapat dibagi dalam tiga bagian, yakni: (1) kata-kata dan
tindakan (informan), (2) sumber tertulis (dokumentasi), dan (3). photo.
Masing-masing sumber data tersebut juga digunakan dalam penelitian ini dan
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kata-kata dan tindakan (Informan Penelitian)
72
Informan penelitian adalah para guru, kepala sekolah, murid dan
konsultan Sekolah Menengah Pertama Islam Al Azhar 15 Rawamangun
Jakarta. Hal ini sejalan dengan pendapat Borg dan Gall yang dikutip
Moleong (2010:160), yaitu (1) mempunyai pengetahuan atau informasi
luas sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peneliti (key informant), (2)
mempunyai track record yang baik pada bidang yang diteliti; dan (3)
pihak-pihak lain yang terkait yang dapat memberikan informasi
tambahan.
Jika dikaji dari perspektif lain, informan penelitian ini terdiri dari
atas: (1) Direktorat Kasi Bidang Kurikulum, (2) Pengawas Pendidikan
Agama Islam intern YPI AL Azhar, (3) Kepala Sekolah SMP Islam Al
Azhar 12, (4) Wakil Kepala Sekolah SMP Islam AL Azhar 12, (5) Guru
Pendidikan Agama Islam SMP Islam Al Azhar 12 berjumlah 5 orang
guru.
Tabel 1.1. Informan Penelitian
No. Informan Jumlah Keterangan
1. Direktorat Kasi Bidang
Kurikulum
1 orang
2. Kepala Sekolah 1 orang
3. Guru 2 orang Guru PAI
4. Peserta didik 1 orang Kelas 7, 8, dan 9
2. Dokumen
Untuk menambah informasi yang diperlukan, penelitian ini juga
menggunakan dokumen-dokumen yang relevan dengan fokus penelitian.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Creswell (2007:121) yang menjelaskan
bahwa dokumen resmi, pribadi ataupun yang ditulis oleh pihak lain dapat
dijadikan sumber informasi. Secara lebih rinci, dokumen yang
dipergunakan sebagai bahan untuk menggali informasi adalah dokumen-
dokumen yang berasal dari administrasi guru berupa RPP dan silabus,
catatan pemerintah setempat, laporan koran dan majalah, dan laporan-
laporan lain yang terkait dengan fokus penelitian ini.
73
Tabel 1.2. Dokumen Penelitian
No. Jenis Dokumen Keterangan
1. RPP Ada
2. Silabus Ada
3. Catatan Pemerintah Ada
4. Koran dan Majalah Ada
5. Foto Kegiatan Siswa Ada
6. Buku Catatan Kepala Sekolah Ada
7. Laporan-laporan lain Ada
3. Dokumentasi
Sumber informasi lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
photo. Menurut Creswell (2007:22) photo sebagai dokumen dapat
dijadikan “narasumber” sebab photo bukan hanya sekedar gambar, tetapi
memiliki makna, seperti dalam konteks apa photo itu diambil,
menggambarkan kondisi apa yang sedang terjadi dan siapa yang ada
dalam photo tersebut. Dokumen-dokumen, catatan-catatan, serta photo-
photo yang terkumpul dijadikan sebagai bahan kajian permulaan dan
kemudian diikuti dengan menggali persepsi dan keterangan para informan
untuk pendalaman kajian mengenai fokus yang akan diteliti.
4. Angket
Salah satu teknik yang digunakan dalam pengambilan data adalah
menggunakan angket. Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan
data melalui formulir - formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk
mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh
peneliti (Mardalis: 2008: 66). Penelitian ini menggunakan angket atau
kuesioer, daftar pertanyaannya dibuat secara berstruktur denan bentuk
pertanyaan pilihan berganda (multiple choice questions) dan pertanyaan
terbuka (open question). Metode ini digunakan untuk memperoleh data
tentang pembelajaran kontekstual yang dilaksanakan oleh guru PAI.
Angket ini diberikan kepada 10 orang siswa atau responden. Angket ini
berisikan sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan proses
74
pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI dalam melaksanakan
pembelajaran konteksual.
C. Teknik Pengumpulan Data
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada aksioma ke tiga dalam
paradigma naturalistik, hubungan antara individu yang mengetahui (knower)
dengan subjek dan objek yang diketahui (known) bersifat interaktif dan tidak
dapat terpisahkan. Dengan demikian, instrumen penelitian dalam penelitian
kualitatif adalah peneliti itu sendiri.
Kelebihan peneliti langsung sebagai instrumen, menurut Lincoln dan
Guba dalam Creswell (2007:123-125), adalah sebagai berikut :
1. Tanggap (responsiveness), dapat merasakan dan menanggapi terhadap
seluruh kunci jawaban personel dan lingkungan yang terjadi;
2. Dapat beradaptasi (adaptability), dapat mengumpulkan banyak faktor,
pada tingkatan yang berbeda secara simultan;
3. Penekanan pada yang bersifat menyeluruh (holistic emphasis) istilah
fenomena berarti ke semua bagian dan hanya manusialah yang dapat
mengungkapkan dengan meraba bagian-bagian yang membingungkan;
4. Meluas berdasarkan pengetahuan (knowledge base expansion), dapat
memperluas jangkauan penelitiannya, baik dengan menggunakan
proposisi maupun dengan pengetahuan yang tak dapat didefinisikan (tacit
knowledge);
5. Dapat diproses langsung (procesual immediacy), data yang berhasil
dikumpulkan dapat segera di analisis untuk bahan mengkonstruksikan
hipotesis awal (spot hypothesis) dan menguji hipotesis tersebut sesuai
dengan situasi di mana fenomena itu muncul;
6. Kesempatan untuk memperjelas dan meringkas (opportunities for
clarification and summarization) dengan kemampuanya yang unik
manusia sebagai instrumen mampu membuat ringkasan, klarifikasi,
koreksi, dan penyederhanaan;
7. Kesempatan untuk menggali tanggapan-tanggapan spesifik (opportunity
to explore a typical or idiosyncratic responses) pada penelitian lain,
respon tipikal atau yang bersifat individual: (idiosyncratic) tidak dapat
dianalisis, sedangkan manusia sebagai instrumen penelitian, hal-hal yang
demikian dapat diungkapkan.
Berdasarkan pendapat di atas, instrumen penelitian adalah peneliti
sendiri. Peneliti dalam posisi ini berusaha untuk menjadi pendengar aktif,
tanpa tendensi, dan tidak memihak pada salah satu kelompok. Untuk
memainkan peran tersebut, peneliti berupaya memasuki “alam” para
75
informan dalam keadaan “kosong“ atau tanpa apriori dengan teori-teori yang
telah atau sedang dipelajari. Dengan posisi yang demikian inilah, peneliti
dapat memahami bagaimana individu memproses, mengkonstruksikan, dan
memaknai sebuah realitas berdasarkan perspektif para pelakunya.
Prosedur pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui (1)
pengamatan; (2) wawancara mendalam; dan (3) analisis dokumen. Teknik
pengamatan yang dipilih adalah pengamatan yang terlibat (participant
observer). Alasannya adalah bahwa penelitian ini berupaya mengungkapakan
bagaimana individu memproses dan mengkonstruksikan makna dalam setiap
perilakunya. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui interaksi sosial yang
mendalam. Dengan demikian, melalui kegiatan pengamatan terlibat, peneliti
dapat dengan mudah membangun komunikasi dengan para pelaku sehingga
dapat memahami bagaimana mereka mengkonstruksikan pekerjaannya
sebagai seorang guru.
Implementasi dari ketiga teknik penelitian yang telah diuraikan di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada awal kegiatan direncanakan peneliti
berusaha masuk ke dalam dengan mengadakan pendekatan (approach)
informan dengan melakukan wawancara.
Wawancara dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang umum terlebih dahulu untuk setiap tema yang menjadi fokus penelitian.
Dalam setiap wawancara peneliti berupaya agar tidak menyela setiap ucapan
para informan, jika terjadi penyelaan, hal itu semata-mata hanya untuk
mendapatkan klarifikasi atau dalam rangka menggali keterangan tambahan.
Dalam kegiatan ini, di samping keterangan verbal yang diberikan informan,
peneliti juga memperhatikan dan mencatat ekspresi wajah mereka. Setelah
beberapa pertanyaan dalam kegiatan wawancara, peneliti berupaya agar para
informan memegang kendali perbincangan.
Dalam teknik pengumpulan menggunakan wawancara hampir sama
dengan kuesioner. Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi-terstruktur,dan wawancara
mendalam (in-depth interview).
Namun disini peneliti memilih melakukan wawancara mendalam,
ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang kompleks, yang
sebagian besar berisi pendapat, sikap, da n pengalaman pribadi, Sulistyo-
Basuki (2006:173). Untuk menghindari kehilangan informasi, maka
peneliti meminta ijin kepada informan untuk menggunakan alat perekam.
Sebelum dilangsungkan wawancara mendalam, peneliti menjelaskan atau
memberikan sekilas gambaran dan latar belakang secara ringkas dan
jelas mengenai topik penelitian.Peneliti harus memperhatikan cara-cara
76
yang benar dalam melakukan wawancara, diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Pewawancara hendaknya menghindari kata yang memiliki arti ganda,
taksa, atau pun yang bersifat ambiguitas.
b. Pewawancara menghindari pertanyaan panjang yang mengandung
banyak pertanyaan khusus. Pertanyaan yang panjang hendaknya
dipecah menjadi beberapa pertanyaan baru.
c. Pewawancara hendaknya mengajukan pertanyaan yang konkrit dengan
acuan waktu dan tempat yang jelas.
d. Pewawancara seyogyanya mengajukan pertanyaan dalam rangka
pengalaman konkrit si responden.
e. Pewawancara sebaiknya menyebutkan semua alternatif yang ada atau
sama sekali tidak menyebutkan alternatif. Dalam wawancara mengenai
hal yang dapat membuat responden marah ,malu atau canggung,
gunakan kata atau kalimat yang dapat memperhalus.
Konsistensi ungkapan dan ekspresi para informan ini merupakan
penampakan diri (self exposure) yang sangat berharga sebagai bahan
informasi. Konsistensi penampakan diri ini juga diuji melalui teknik interaksi
langsung (face-to face interaction) dan dalam kelompok (collective
interaction).
Pelaksanaan penelitian Multicase studies yang dilaksanakan, khususnya
dalam penelitian kualitatif dengan studi komparasi, maka seperti yang
dikatakan Bogdan (2007), most qualitative researcher do not do fieldwork at
more than one site at a time. They do their fieldwork at for one case an tan
move to the next. Dalam penelitian kualitatif studi komparasi yang
dilaksanakan maka peneliti melakukan pengumpulan data tidak dalam satu
waktu di dua tempat penelitian tetapi dilakukan secara bergantian.
Dalam setiap kegiatan wawancara, peneliti menggunakan alat perekam
ditambah dengan catatan-catatan untuk mendetesiskan ekspresi para
informan. Hasil rekaman wawancara dan catatan ini kemudian dituangkan ke
dalam catatan lapangan (field notes).
Catatan lapangan merupakan pencatatan hal-hal yang pokok dalam
penelitian kualitatif, baik yang menyangkut tesis orang, tempat, kejadian,
kegiatan, pembicaraan, maupun pencatatan refleksi. Selanjutnya dijelaskan
bahwa pada dasarnya catatan lapangan terdiri dari dua bentuk, yaitu (1)
catatan detesis ialah catatan yang menjelaskan kejadian yang sebenarnya
baik yang menyangkut interaksi, tempat, maupun hal-hal menarik, dan (2)
catatan analitik, yaitu catatan berupa komentar peneliti terhadap sesuatu.
77
Pada saat „tidak ke lapangan‟ peneliti mempelajari dokumen-dokumen
yang berasal dari laporan resmi dari kantor pemerintah, laporan dari para
pengelola, tulisan dari koran-koran dan majalah setempat. Hasil analisis
terhadap dokumen-dokumen ini kemudian menjadi bahan rujukan jika
relevan dengan tema pembicaraan pada kegiatan wawancara berikutnya.
D. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul, baik melalui proses pengamatan, wawancara dan
hasil analisis dokumen merupakan sebuah teks berisikan narasi yang
dihasilkan narator (informan) dengan latar yang sesungguhnya. Teks inilah
yang menjadi bagian esensial dalam analisis data. Terdapat tiga tahapan
dalam analisis data, yaitu:
1. Reduksi Data (Data Reduction )
Setelah data dikumpulkan, peneliti melakukan seleksi data sesuai
dengan fokus penelitian. Data yang kurang relevan atau kurang
berhubungan dengan fokus penelitian direduksi agar lebih mudah
meringkas dan membuat abstraksi terhadap data mentah, sehingga
menjadi jelas. Reduksi data ini merupakan proses pemilihan,
memfokuskan pada penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi
data mentah yang muncul dari data catatan-catatan tertulis di lapangan.
Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan hal-hal yang
penting, membuang hal-hal yang tidak relevan dengan fokus penelitian
agar sistematis dan bermakna.
2. Menyajikan data (Display Data)
Penyajian data merupakan proses penyampaian sejumlah informasi
yang sudah disusun, yang memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan
mengambil tindakan. Penyajian data merupakan gambaran sementara
keseluruhan dan sekelompok data yang diperoleh agar mudah dibaca
secara menyeluruh. Pada tahap ini data dapat disajikan dalam bentuk
narasi, matriks, grafik dan didiskusikan dengan berbagai pihak dan
sumber. Dengan menyajikan data, peneliti dapat memahami apa yang
terjadi dalam penelitian baik menyangkut validitas data maupun hal- hal
yang kurang dalam penelitian.
3. Membuat Kesimpulan
Pada tahap ini peneliti membuat kesimpulan dan memverifikasi
serta mencocokkan kembali pada data atau hasil lapangan atau menelaah
dengan sejawat. Kemudian diproses agar menjadi data yang siap
disajikan untuk selanjutnya dibuat kesimpulan hasil penelitian.
78
Kesimpulan merupakan suatu konfigurasi yang utuh. Selanjutnya
dijelaskan bahwa analisis data ini dilakukan semenjak pengumpulan data,
artinya tidak harus menunggu data itu terkumpul semua tetapi dalam
waktu proses pengumpulan data pun dapat dilakukan analisis data.
Jika merujuk pada kedua pendapat di atas, dibandingkan yang
dikemukakan terakhir ini merupakan teknik analisis yang lebih
sederhana. Dengan demikian, teknik analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan mengikuti tahapan yang dikemukakan oleh pendapat
yang terakhir. Dalam bentuk yang lebih operasional, implementasi dari
langkah-langkah analisis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Pertama: hasil pengumpulan data yang diperoleh dari setiap
kegiatan pengamatan terlibat, wawancara, dan analisis dokumen
menghasilkan transkrip yang diorganisasikan dalam bentuk file-file yang
terpisah sesuai temanya. Kedua, dilanjutkan dengan mengkompilasi dan
memilah- milah dalam kategori yang lebih kecil dengan menggabungkan
tema yang serupa atau memiliki kemiripan. Ketiga, adalah pemilahan
yang lebih lanjut atas sub tema hingga ke sub-sub tema yang terakhir
dengan isu spesifik dalam bentuk “struktur pohon” (tree structure) yang
relevan untuk masing- masing kategori. Keempat, analisis terhadap
masing-masing isu spesifik tersebut untuk menghasilkan detesis
konseptual dan teoretik bagi data secara keseluruhan.
Menurut Moleong (2008:307-308), Data harus menelaah terlebih
dahulu apakah pengumpulan data yangtelah dilakukannya satu atau dua
situs adalah sebagai berikut ;
1) Reduksi Data
Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan–catatan
lapangan dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan
dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan
itu kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran
yang lebih tajam serta mempermudah pelacakan kembali apabila
sewaktu-waktu data diperlukan kembali.
2) Display data
Display data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasil
penelitian, baik yang berbentuk matrik atau pengkodean, dari hasil
reduksi data dan display data itulah selanjutnya peneliti dapat menarik
kesimpulan data memverifikasikan sehingga menjadi kebermaknaan
data.
79
3) Kesimpulan dan Verifikasi
Untuk menetapkan kesimpulan yang lebih beralasan dan tidak lagi
berbentuk kesimpulan yang coba-coba, maka verifikasi dilakukan
sepanjang penelitian berlangsung sejalan dengan memberchek,
trianggulasi dan audit trail, sehingga menjamin signifikansi hasil
penelitian.Dalam penelitian kualitatif penarikan kesimpulan tersebut
dengan cara induktif, yang mana peneliti berangkat dari kasus-kasus
yang bersifat khusus berdasarkan pengalaman nyata kemudian
dirumuskan menjadi model, konsep, teori, prinsip, propinsi, atau
definisi yang bersifat umum. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan
secara induktif adalah proses penelitian yang diawali dengan
mengumpulkan data dan kemudian mengembangkan suatu teori dari
data-data tersebut
E. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mengetahui keabsahan data maka digunakan beberapa teknik
pemeriksaan, antara lain perpanjangan keikutsertaan atau keterlibatan dalam
pengumpulan data, ketekunan dan ketelitian dalam pengamatan dan
trianggulasi data. “Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam
pengumpulan data. Keikutsertaan peneliti dalam latar penelitian ini
memerlukan perpanjangan keikutsertaan” (Moleong, 2007:327). Dalam
penelitian ini, peneliti akan terlibat dalam pengumpulan data secara langsung
melalui tinjauan kepustakaan.
Ketekunan dan ketelitian dalam pengamatan dimaksudkan untuk
“menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan
dengan isu atau tema yang sedang dicari, kemudian memusatkan diri pada
hal-hal tersebut secara rinci” (Moleong, 2007:329)
Trianggulasi data dalam penelitian ini mencoba melakukan pengecekan
ulang terhadap sumber, metode dan teori. Pengecekan data tersebut antara lain
dengan jalan:
1) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan untuk membandingkan
data yang didapat untuk menyamakan persepsi atas data yang telah
didapat.
2) Mengeceknya dengan berbagai sumber data.
Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat
dilakukan (Moleong, 2007:332).
80
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Gambaran Umum SMP AL Azhar 12 Rawamangun Jakarta
SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun merupakan sekolah yang
dikelola oleh Yayasan Pelajar Islam (YAPI) Rawamangun bekerjasama
dengan Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar Jakarta. Sekolah yang
dibuka dan dimulai kegiatan pembelajarannya pada Tahun Pelajaran 1999 –
2000 ini terus berkembang pesat dari tahun ke tahun, baik dalam jumlah
siswa maupun prestasi sekolah dalam bidang akademis dan non akademis.
Memasuki usia ke 15 tahun ini SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun
memiliki jumlah rombongan belajar (rombel) sebanyak 16 kelas dengan
jumlah siswa seluruhnya 574 orang.
a. Jumlah Siswa
Jumlah siswa SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun pada Tahun
Pelajaran 2015-2016 ini sebanyak 559 orang (Putra = 294 orang dan Putri
= 265 orang), terdiri dari Kelas VII = 175 orang, Kelas VIII = 209 orang
dan Kelas IX = 180 orang.
b. Personalia
Jumlah Guru dan Karyawan SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun untuk
tahun pelajaran ini adalah sebanyak 42 orang terdiri dari :
a. Kepala Sekolah = 1 orang
b. Wakil Kepala Sekolah = 1 orang
c. Dewan Guru = 31 orang :
d. Karyawan :
1) Tata Usaha (TU) = 3 orang
2) Petugas PSB/Perpustakaan = 1 orang
3) Laboran = 1 orang
4) Office boy = 2 orang
5) Petugas Kebersihan = 10 orang
6) Satuan Pengamanan (Satpam) = 2 orang
c. Sarana Prasarana
Fasilitas sekolah yang tersedia saat ini antara lain adalah :
1. Ruang belajar / ruang kelas = 16 ruang
2. Ruang Kepala Sekolah = 1 ruang
3. Ruang Wakil Kepala Sekolah = 1 ruang
4. Ruang Guru = 1 ruang
81
5. Ruang Rapat = 1 ruang
6. Ruang BP/BK = 1 ruang
7. Ruang Tamu = 2 ruang
8. Lab. Komputer = 1 ruang
8. Lab. MIPA = 1 ruang
9. Lab. Bahasa = 1 ruang
10. Ruang PSB: Perpustakaan & AVA = 1 ruang
11. Ruang Kesenian = 1 ruang
12. Ruang UKS = 1 ruang
13. Ruang OSIS = 1 ruang
14. Ruang Jam’iyyah = 1 ruang
15. Ruang Gudang = 2 ruang
16. Ruang Dapur = 1 ruang
17. Aula Serbaguna = 2 ruang
18. LCD & Layar Permanen = 16 unit
19. Perangkat CCTV = 22 kamera
20. Masjid Kampus = 1 unit
21. Kamar Mandi/WC = 8 ruang
22. Lapangan Olah Raga = 1 unit
23. Kantin Sehat = 2 unit
24. SMS Gateway = 1 unit
25. Program IT Jaringan Kampus = 2 unit
d. Program Unggulan
Program Unggulan SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun antara lain
adalah :
a. Program wajib hafal juz 30 (juz ’Amma) selama 3 tahun untuk
seluruh murid
b. Program pemantapan pembiasaan akhlaq Islami dalam kehidupan
sehari-hari
c. Program pemberian pelayanan prima kepada seluruh murid dan orang
tua murid
d. Program pembinaan murid berprestasi (Pembinaan Tim
Olimpiade/OSN)
e. Program pembinaan bakat khusus dalam bidang olah raga dan seni
f. Program Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris (Guru dan murid)
g. Program Pembelajaran Kelas Bilingual
h. Program English day (Rabu) dan Arabic day (Jum’at)
i. Program peningkatan kualitas SDM (Guru dan Karyawan)
j. Program Home Stay dalam dan luar negeri
82
e. Target Sekolah
Pada tahun pelajaran ini sekolah diharapkan dapat mencapai target-target
berikut :
a. Mampu mempertahankan peringkat prestasi tingkat Provinsi,
Nasional, Internasional
b. Peringkat lima besar prestasi akademik tingkat Kota Jakarta Timur
c. Peringkat tiga besar prestasi bidang non akademik tingkat Kota dan
Provinsi
d. Peringkat lima besar UUB SMP Islam Al-Azhar se-Indonesia
e. Dapat mencapai nilai permapel UN = 8,75 (Jumlah nilai rata-rata =
35,00)
f. Mampu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris (Guru dan murid)
g. Memiliki kelompok KIR yang mampu menjadi finalis LKIR tingkat
Propinsi DKI
h. Memiliki Tim Olimpiade MIPA dan mampu menjadi finalis tingkat
Propinsi DKI
i. Memiliki tim olahraga minimal 2 cabang dan mampu menjadi finalis
tingkat Propinsi DKI Jakarta (Basket dan Futsal).
j. Memiliki tim kesenian yang berprestasi tingkat Provinsi dan Nasional
(Paduan Suara,Ensambel Musik, Tari Nusantara, dan Band)
k. Terwujudnya suasana sholat berjamaah yang tertib, dan khusyu’
l. Terciptanya suasana belajar yang kondusif dan Islami
m. Terciptanya suasana kerja yang penuh kekeluargaan, akrab
f. Visi Misi dan Tujuan Sekolah
a. Visi : Mantap Aqidah, Unggul Prestasi, dan Berakhlak Mulia ”
Indikator Visi :
1) Mantap Aqidah a) Kuat keyakinan
b) Jujur dalam ucapan dan tindakan
c) Disiplin beribadah
d) Berbusana secara Islami
2) Unggul Prestasi a) Unggul dalam perolehan nilai akademis
b) Unggul dalam kegiatan keagamaan
c) Unggul dalam berbagai lomba bidang akademis dan akademis
d) Unggul dalam penguasaan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab
e) Unggul dalam prestasi ekstrakurikuler
3) Berakhlak Mulia a) Menebar salam dan silaturrahim
83
b) Memiliki jiwa sosial dan kepedulian yang tinggi
c) Menghormati dan menyayangi sesama
d) Bersikap ramah dan murah senyum
e) Berpenampilan sopan, simpatik dan empatik
f) Disiplin dan tanggungjawab dalam melaksanakan tugas
b. Misi :
a) Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan yang efektif
b) Menumbuh kembangkan semangat siswa untuk berprestasi
c) Mendorong dan membantu siswa mengenali dirinya, agar mampu
berkompetisi secara jujur
d) Menanamkan pembiasaan Islami kepada murid dalam membentuk
akhlak mulia
e) Menciptakan lingkungan sekolah yang indah, asri, dan Islami
c. Tujuan Sekolah :
Sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional dan Tujuan Pendidikan
YPI Al Azhar, maka SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun secara
khusus memiliki tujuan sebagai berikut :
1) Membentuk manusia yang berimanan dan bertaqwa kepada Allah
SWT
2) Menanamkan jiwa nasionalisme dan patriotisme (daya juang)
yang tinggi
3) Membekali murid dengan wawasan dan penguasaan IPTEK yang
luas
4) Menumbuhkan motivasi dan komitmen yang tinggi untuk
mencapai prestasi
5) Melatih murid agar memiliki kepekaan sosial, budaya dan jiwa
kepemimpinan
6) Menanamkan sikap percaya diri, berdisiplin tinggi dan
bertanggungjawab
7) Melatih sikap mental yang kuat, berkarakter, dan berakhlaq mulia
d. Motto Sekolah :
”Membentuk pribadi muslim yang mantap akidah, unggul dalam
prestasi dan memiliki akhlak mulia ”
B. Implementasi Model Pembelajaran Contextual Teaching And
Learning (CTL) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar untuk menyiapkan
siswa agar memahami ajaran Islam (knowing), terampil melakukan ajaran
agama Islam (doing). Dan melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-
84
hari (being), Muhammad Iwan Abdi (2010:6). Adapun tujuan utama
Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah keberagamaan, yaitu menjadi
muslim yang sesungguhnya. Keberagamaan inilah yang selama ini kurang
diperhatikan, idealnya karakteristik muatan PAI adalah banyaknya komponen
being (pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari) tanpa
mengesampingkan komponen knowing dan doing. Pembelajaran untuk
mencapai being yang tinggi lebih mengarahkan pada usaha pendidikan agar
peserta didik melaksanakan apa yang telah diketahuinya dalam kehidupan
sehari-hari.
Banyak orang memberikan penilaian terhadapa keberhasilan guru
PAI. Pada umumnya mereka menyatakan bahwa guru PAI banyak gagal
dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam. Penelitian menunjukkan bahwa
pada aspek knowing dan doing guru agama tidak gagal; mereka banyak gagal
pada pembinaan aspek keberagamaan (being). Banyak diantara peserta didik
yang paham tentang ajaran agama Islam dan trampil dalam melaksanakan
ajaran islam tersebut, tetapi banyak yang tidak melaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari. Mereka memahami tata cara shalat, hukum
meninggalkan shalat dan mampu melaksanakan shalat namun tidak mau
melaksanakan shalat dalam kehidupan sehari-hari, mereka paham konsep
akhlak mulia dan tahu cara melakukan akhlak mulia namun dalam kehidupan
sehari-hari mereka sering melakukan hal yang dilarang agama.
Oleh karenanya guru PAI harus memahami secara mendasar tentang
bagaimana mengimplementasikan CTL dalam pembelajaran PAI di sekolah
yaitu dengan cara menghubungkankan konsep atau materi yang diajarkan
dengan bidang keilmuan lainnya serta lingkungan sosial peserta didik dan
juga dilakukan menanamkan penghayatan PAI pada ranah afektif. Jawahir
(2005:41) mengemukakan bahwa guru PAI dapat menggunakan strategi
pembelajaran kontekstual dengan memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut : a) memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani
perbedaan individu siswa, b) lebih mengaktifkan siswa dan guru,
c)mendorong berkembangnya kemampuan baru, d) menimbulkan jalinan
kegiatan belajar di sekolah, rumah dan lingkungan, melalui pembelajaran ini
maka siswa menjadi lebih responsif dalam menggunakan pengetahuan dan
keterampila di kehidupan nyata sehingga sehingga memiliki motivasi tinggi
untuk belajar.
Penerapan model CTL guru harus mampu memberikan pemahaman
dan melaksanakan pembelajaran di kelas sebagai aktor handal dalam proses
penyampaian materi pelajaran, supaya pembelajaran itu banyak merangsang
semangat belajar siswa dan kemauan belajar siswa tidak akan pernah jenuh.
Guru juga dituntut untuk menguasai pengetahuan yang memadai dan metode
85
mengajar yang baik, agar tercipta suasana pengajaran yang efektif dan efisien
atau dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Memberikan pemahaman terhadap suatu ilmu dengan segala kaidah
kemampuan yang dimiliki dan diteladani oleh seorang guru merupakan
keharusan yang tidak bisa ditawar, karena kemuliaan seorang guru, transfer
ilmu dan pengetahuan mampu menciptakan sebuah kecerdasan dan
keberhasilan.
Penjelasan di atas mengungkapkan bahwa pemahaman akan model
pembelajaran menjadi landasan penting dalam pelaksanaan pembelajarannya,
setelah itu menentukan strategi yang dipakai dan mengetahui implikasi
kegunaannya yang berpusat pada siswa dalam pengembangan kemampuan
dan kreatifitasnya. Berikut uraian dari temuan lapangan terkait Pendekatan
yang dipakai guru PAI di SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun Jakarta.
Dalam Nurhadi (2003:55) Pendekatan kontekstual dapat
dilakasanakan dengan berbagai macam strategi dan model pembelajaran
efektif, yaitu pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran kooperatif,
pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis
unjuk kerja, pembelajaan berbasis pelayanan.
SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun Jakarta memiliki kegiatan
pembelajaran yang kondusif dan berjalan sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan bersama sesuai dengan visi misi sekolah. Kegiatan pembelajaran
dilakukan berdasarkan dengan patokan kurikulum yang dipakai yaitu
kurikulum 2013. Walaupun diketahui belakangan ini beberapa terjadi tentang
adanya informasi pengembalian kurikulum 2013 pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Namun, SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun
Jakarta memilih untuk tetap melanjutkan kurikulum 2013 dalam kegiatan
pembelajarannya.
Kegiatan pembelajaran dalam lembaga pendidikan Islam harus
memegang pada prinsip asas Islam dan konsep-konsep pendidikan yang
berdasarkan pada ajaran nilai Islam. Dengan begitu, lembaga pendidikan
tidak akan tergerus arus globalisasi perkembangan zaman, karena tetap kokoh
dalam memegang dan berpijak pada ghiroh keislaman. Komitmen yang
berlandaskan pendidikan Islam akan mampu melahirkan manusia (siswa)
yang berguna bagi bangsa dan agama.
Pendidikan Islam dapat membentuk pribadi yang mampu
mewujudkan keadilan Ilahiah dalam komunitas manusia serta mampu
mendaya-gunakan potensi alam dengan pemakaian yang adil. Dengan
demikian, tidak ada ketundukan pada sistem pendidikan di luar Islam apalagi
jika telah menyaksikan kegagalan pendidikan modern dan filsafat Barat
86
dalam menyelematkan umat manusia dari kegelapan dan kezaliman abad
pertengahan.
Selanjutnya yang menjadi perhatian adalah hendaknya pemahaman
akan prinsip pendidikan Islam harus diketehui secara utuh oleh siswa, untuk
itu sudah menjadi kewajiban guru untuk menjelaskan bahwa begitu
pentingnya nilai perjuangan Islam dalam proses pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran dengan integrasi yang menekankan pada
scientific approach yang sesuai dengan acuan kurikulum 2013,
mengharuskan bagi seluruh guru memahami dengan baik dan benar tata cara
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang ada, yang mana dihubungkan juga
dengan kesepakatan bersama SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun Jakarta
tentang pelaksanaan pembelajaran sesuai visi dan misi sekolah.
Secara khusus, guru PAI harus mengkonversi pelaksanaan
pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013 dengan tujuan, visi dan
misi, serta kurikulum SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun Jakarta. Setelah
dibentuk sebuah kurikulum tersebut, maka langkah selanjutnya bagi dewan
guru untuk merumuskan varian Pendekatan yang akan dipilih sesuai dengan
bidang studi dan materi ajar yang akan disampaikan kepada siswa.
Pentingnya akan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang baik, maka
pimpinan lembaga ini rutin menyelenggarakan pelatihan bagi seluruh guru
pada awal semester atau liburan semester. Pelatihan ini membahas mengenai
penggunaan dan menyepakati kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
atmosfer sekolah agar seluruh elemen penyelenggara pendidikan dapat saling
mengingatkan dan mendukung dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditargetkan bersama.
Dalam hasil observasi, kegiatan pembelajaran di SMP Islam Al-Azhar
12 Rawamangun Jakarta sangat kondusif dan berjalan dengan sangat baik,
para guru saling support dan selalu mengadakan evaluasi dan rapat tentang
perkembangan pembelajaran di masing-masing kelas. Kegiatan seperti ini
merupakan langkah baik yang telah dilakukan para guru, karena akan
memudahkan dalam memberikan informasi dan perkembangan terkini dari
siswa, Pendekatan yang dipakai dan bentuk-bentuk kendala yang dihadapi
dalam pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran di SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun
Jakarta selalu mengadakan perbaikan dan pengembangan menjadi lebih
kokoh dan saling mengkaji dan mengoreksi akan model Pendekatan
pembelajaran yang dipakai oleh masing-masing guru. Karena mengingat
perkembangan informasi dan teknologi yang diakses dengan mudah oleh
siswa harus pula dapat diimbangi dengan ketangkasan para guru dalam
87
menyeimbangkan materi pelajaran dengan kebutuhan dan keinginan
siswanya.
Kajian mengenai model Pendekatan CTL tidak luput untuk dibahas
dalam pelatihan, rapat rutin, dan saling meminta masukan antar guru.
Kegiatan pembelajaran mengenai peningkatan strategi menjadi poin penting
dalam proses memajukan kualitas pendidikan, secara khusus pemahaman
siswa. Dengan demikian, kegiatan dan Pendekatan merupakan perihal yang
penting bagi SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun Jakarta dalam
mewujudkan sistem pembelajaran yang berkualitas.
Pimpinan SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun Jakarta, dalam hal
ini Kepala Sekolah telah menjadi leader dan supervisor yang dapat
membimbing para bawahan sesuai dengan aturan sekolah yang telah
disepakati bersama. Melakukan supervisi dengan Pendekatan persuasif baik
personal maupun kelompok guna meningkatkan kedekatan dan interaksi yang
baik antara pimpinan dan bawahan demi terwujudnya komitmen bersama
untuk mencapai tujuan pendidikan di SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun
Jakarta. Juga, para bawahan (staf dan dewan guru) menunjukkan sikap saling
mengingatkan dan berani memberikan solusi atau saran kepada atasan agar
terciptanya harmonisasi dan atmosfer yang baik dan bersahabat layakanya
sebuah keluarga.
1. Pemahaman Guru tentang Pendekatan Kontekstual pada
Pembelajaran PAI
Hasil wawancara dengan guru PAI, perihal Pendekatan CTL. Guru
PAI menyampaikan bahwa Pendekatan CTL haruslah dilakukan dengan
banyak varian agar para siswa tidak bosan dalam mengikuti setiap materi
pelajaran yang diberikan. Pendekatan pembelajaran merupakan alat
terpenting yang harus dipakai guru dalam memberikan pelajarannya,
sehingga dapat mempermudah guru dalam proses transfer ilmu pada siswa,
menggiring pada pemahaman yang sama sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan (Wawancara Bapak Nur Muh. Fikri 06 April 2016).
Dengan mengetahui Pendekatan yang ada, maka akan menambah
kemampuan dan kompetensi guru dalam memperkaya varian pembelajaran
yang akan menjadi pilihan dalam setiap materi ajar yang akan diberikan. Juga
penting bagi guru untuk mengetahui langkah-langkah dalam pengamalan
Pendekatan CTL, sehingga dalam penerapan pembelajaran sesuai dengan
yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam pangamatan peneliti, guru PAI
mengetahui dengan benar bahwa Pendekatan yang relevan digunakan dalam
pembelajarannya.
88
Di samping itu, keterangan dari siswa bernama Husni mengatakan
bahwa guru PAI membawakan pelajaran dengan baik dan cara yang banyak,
yang menciptakan suasana yang hangat dan bahagia namun tetap dalam
keseriusan dan menanamkan pemahaman yang utuh akan materi pelajaran.
Senada dengan itu, wakil kepala sekolah menambahkan bahwa setiap guru di
sekolah ini mempunyai cara sendiri dan unik dalam menyampaikan materi
ajarnya.
Guru PAI SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun Jakarta mengajar di
setiap kelas menggunakan varian Pendekatan yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan tingkat tujuan materi yang akan disampaikan, sehingga guru
PAI menerapkan Pendekatan yang berbeda antara kelas yang satu dengan
kelas yang lain.
Hal ini menjadi sebuah kemampuan dan kompetensi yang sangat baik
jika terus diadakan perbaikan dan pengembangan agar siswa merasa bahagia
dalam mengikuti pembelajarannya, sehingga pelajaran agama Islam
merupakan mata pelajaran yang ditunggu-tunggu oleh setiap siswa.
Pendekatan yang diketahui dan dipraktikkan dengan baik akan membawa
pada perbaikan dan memudahkan dalam menyampaikan materi, begitu pula
sebaliknya bahwa jika guru tidak memahami dengan baik akan Pendekatan
akan mengakibatkan pembelajaran yang berjalan di tempat (statis), dan
cenderung akan membosankan siswa, sehingga ini dapat merugikan bagi
siswa, kualitas pembelajaran, juga bagi guru itu sendiri. Maka sudah menjadi
kepatutan bagi setiap guru untuk memahami dengan baik dan benar akan
Pendekatan yang akan dipakai.
Selain itu, guru PAI juga menambahkan bahwa respon siswa akan
materi pelajaran berlangsung dengan baik, dan prestasi yang diperoleh sangat
tinggi, karena seluruh siswa di sekolah unggul ini memiliki daya tangkap
yang tinggi (wawancara Bapak Nur Muh. Fikri pada 06 April 2016). Ini
dilakukan setelah adanya pemetaan guru PAI terhadap capaian pembelajaran
yang dilakukan, kedepannya yang bisa diupayakan agar materi agama Islam
dapat diamalkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari ialah dengan
mengintensifkan pertemuan alumni dan mengadakan kajian-kajian ke-
Islaman untuk memupuk kesadaran keberagamaan.
Penggunaan pendekatan CTL ini didasari dengan adanya pendapat
bahwa penggunaan Pendekatan pada suatu kelas dapat berhasil namun belum
tentu pada kelas yang lain. Faktor keberhasilan pembelajaran di dalam kelas
tergantung pada pemahaman guru akan situasi, kondisi dan latar belakang
siswa serta lingkungan kelas, sehingga pemilihan Pendekatan harus
disesuaikan dengan analisa guru akan keberhasilannya. Pemahaman guru
akan Pendekatan menjadi faktor penting dalam meningkatkan kualitas
89
pembelajaran di satuan lembaga pendidikan, yang dengannya guru dapat
mengetahui berbagai kebutuhan siswa sebelum, sedang, dan setelah
menerima pelajaran yang disampaikan guru. Secara khusus pemahaman guru
PAI akan Pendekatan menjadin sebuah kewajiban yang patut dimiliki.
2. Kurikulum PAI di SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun Jakarta
Kurikulum mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Al
Azhar 12 Rawamangun Jakarta memuat lingkup pembahasan mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang berisi tentang pokok-pokok Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam secara terperinci dan menyeluruh. Pengetahuan
dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup siswa
dalam kehidupan pribadi dan sosial. Dalam hal ini siswa diharapkan
mampu melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam secara
benar. Dalam pengamalannya, diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan
menjalankan syariat Islam, disiplin dan memiliki tanggungjawab sosial yang
tinggi.
Berdasarkan kurikulum terbaru yang diterapkan di Indonesia,
SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta mengacu pada Kurikulum
2013. Dalam Kurikulum 2013, setiap pendidik dianjurkan untuk membuat
rencana pembelajaran sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Dalam
rencana pembelajaran disebutkan pula standar kompetensi, kompetensi
dasar dan beberapa indikator pencapaian keberhasilan belajar siswa dari
masing-masing jenjang pendidikan. Melalui rencana pembelajaran ini,
seorang pendidik dapat mengelola jalannya proses pembelajaran,
termasuk di dalamnya adalah mempersiapkan instrumen pembelajaran
seperti media pembelajaran, alat peraga dan sumber belajar yang
digunakan.
Berkaitan dengan proses pembelajaran pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta,
menurut salah seorang guru PAI, Bapak Nur Muh. Fikri menyatakan;
“Pembelajaran PAI yang dilaksanakan menggunakan berbagai
Pendekatan, salah satunya menggunakan Pendekatan Contextual
Teaching And Learning (CTL). Pendekatan Contextual Teaching And
Learning (CTL) berorientasi pada pengalaman nyata. Siswa
dibimbing untuk mendapatkan pengalaman sendiri selama proses
pembelajaran. Pengalaman ini bisa dicapai dengan memanfaatkan
semua sarana yang ada sebagai sumber belajar”.
Pandangan tersebut menunjukkan bahwa Pendekatan pembelajaran
dengan Contextual Teaching And Learning (CTL) dilaksanakan sesaui
90
dengan kenutuhan siswa, sebagai contoh pemanfaatan sumber belajar dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah menggunakan masjid sebagai
praktek ibadah shalat, menggunakan alat peraga tentang tata cara ibadah
shalat dan lain sebagainya.
Selanjutnya Bapak Nurcholis selaku guru PAI juga menyakan bahwa:
“Pembelajaran PAI dengan menggunakan Pendekatan Contextual
Teaching And Learning (CTL) dilakukan dengan maksud siswa
memiliki segala pengalaman dari hasil pembelajaran yang dilakukan,
sehingga harapan agar siswa memiliki kualitas dalam pembelajaran
dapat tercapai dengan baik”.
Berkaitan pembelajaran yang dilakukan guru PAI, bapak Hasan Umar
selaku kepala sekolah menyorot pada pengembangan sumber belajar dengan
megatakan bahwa :
“Pengembangan sumber belajar pada mata pelajara Pendidikan
Agama Islam di SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta
dilakukan dengan dua cara yaitu: pertama, melalui utilition, yaitu
pemanfaatan sumber belajar yang ada berupa alat peraga maupun
sarana penunjang dalam pembelajaran, seperti buku, gambar atau
chart, masjid atau mushala, dan lain sebagainya. Yang kedua,
melalui design, yaitu sumber belajar yang dihasilkan dengan
membuat alat peraga sendiri yang berupa tulisan-tulisan yang
berkaitan dengan materi pembelajaran”.
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) beserta sumber belajar yang
dikembangkan pada pembelajaran PAI di SMP Islam Al Azhar 12
Rawamangun Jakarta, berikut ini peneliti paparkan proses pembelajaran
tersebut berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan dengan menyusun langkah-langkah yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan.
Adanya perencanaan dalam pembelajaran yang sering kita sebut
dengan istilah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) hendaknya
dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu, setiap akan melakukan pembelajaran seorang
guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan tertulis maupun tidak
tertulis. Dalam pengembangan Kurikulum 2013, RPP harus disusun
91
secara sistematik dan sistematis, utuh dan menyeluruh dengan
beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang
aktual. Dengan demikian, RPP berfungsi untuk mengefektifkan
proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan.
Penggunaan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan program dari
pemerintah selama menerapkan Kurikulum 2013. Untuk itu seluruh guru
perlu menguasai implementasi kurikulum 2013 tersebut seperti yang
diutarakan Direktur Pendidikan Yayasan Pendidikan Islam Al Azhar
Rawamangun, Bapak Amir Yahya:
Semua guru di SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta
tentunya tidak langsung menguasai bagaimana penggunaan
Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) tersebut,
karenanya pihak yayasan mengadakan sosialisasi dan juga bintek
kepada guru-guru pada saat Kurikulum 2013 akan diterapkan, dan
dalam bintek tersebut tentu Pendekatan CTL (Contextual Teaching
and Learning) dikenalkan dan akan dijelaskan bagaimana
penggunaannya dalam pembelajaran, baik dalam perencanaannya
maupun dalam pelaksanaannya di dalam kelas.
Dalam merencanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
melalui Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) di SMP
Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta, Bapak Nur Muh. Fikri selaku
guru mata pelajaran tersebut menyusun sendiri RPP yang akan
digunakan, Format penyusunan RPP pada pembelajaran Pendidikan Agama
Islam melalui Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) di
SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta sama seperti format RPP pada
umumnya, yang membedakan adalah isi dari RPP tersebut dalam hal
pengembangan metode, media, dan langkah langkah pembelajarannya.
Dalam penyususunan RPP tentunya ada hambatan yang dihadapi,
sebagaimana penuturan dari bapak Nurcholis selaku guru mata pelajaran
PAI di SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta:
Hambatan dalam penyusunan RPP selama ini terletak pada
penyusunan kurikulum dari pemerintah yang kurang terperinci,
terkadang ada materi ajar yang belum jelas sehingga banyak guru
yang kebingungan ingin mengembangkan materi ajar seperti apa.
Misalnya pada materi Asma‟ ul Husna yang diajarkan di kelas
VII pada semester 1, di dalam kurikulum hanya ada perintah untuk
memahami lima nama saja dari Asma‟ ul Husna tanpa menyebutkan
apa saja Asma‟ ul Husna yang harus diajarkan. Hal ini
menimbulkan perbedaan materi ajar tentang Asma‟ ul Husna antara
92
sekolah satu dengan yang lain dan akan berakibat pada saat Ujian
Akhir Semester nanti, yakni terkadang ada soal yang diujikan
namun belum pernah diajarkan di kelas.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan upaya yang
dilakukan oleh pendidik untuk merealisasikan rancangan yang telah
disusun. Karena itu dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran tersebut
dapat dilihat penerapan langkah-langkah Pendekatan pembelajaran yang
digunakan di dalamnya.
Pada garis besarnya ada beberapa langkah yang dilaksanakan
oleh guru PAI dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam melalui Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) di
SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
Saat bel tanda masuk berbunyi jam 07.00 tepat semua peserta
masuk ke kelas masing-masing. Sebelum semua siswa memulai kegiatan
pembelajaran di kelas masing-masing, mereka diwajibkan berdo‟ a
bersama-sama dengan dipandu oleh guru PAI dari kantor menggunakan
pengeras suara. Adapun do‟ a yang dibaca yakni Asma‟ ul Husna,
surah al-Fatihah, dan do’a belajar.
Sedangkan di dalam jam pelajaran PAI, saat guru mengawali
pembelajaran, cukup dengan mengajak siswa untuk membaca basmalah
secara bersama-sama. Dalam tahap ini, guru sesekali memberikan
motivasi kepada siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh, dan
menyampaikan pengantar terkait materi yang akan dipelajari. Apabila
pertemuan sebelumnya siswa diinstruksikan untuk mengerjakan PR,
maka sebelum materi yang akan dipelajari disampaikan PR tersebut
dikumpulkan terlebih dahulu untuk dinilai.
2) Kegiatan Inti
Dalam tahap ini, guru dan siswa melakukan serangkaian aktivitas
pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui Pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning). Berikut ini hasil deskripsi data
pada salah satu kelas VII A di SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun
Jakarta yang dilakukan oleh dua guru PAI yaitu:
Ada 10 langkah yang ditempuh oleh guru Pendidian Agama Islam
adalah sebagai berikut :
93
1. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa
dengan data secukupnya, yang dinyatakan dengan pernyataan atau
pertanyaan. Perumusan harus jelas, hindari pernyataan yang
menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak
salah. Konsep atau prinsip yang harus ditemukan siswa melalui
kegiatan tersebut perlu ditulis dengan jelas.
2. Diskusi sebagai pengarahan sebelum siswa melakukan kegiatan.
Alat/bahan perlu disediakan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam
melaksanakan kegiatan.
3. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses,
mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini
bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja.
Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke
arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau LKS.
4. Kegiatan metode penemuan oleh siswa berupa penyelidikan/membaca
literatur untuk menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip
yangtelah ditetapkan.
5. Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang
dilakukannya.
6. Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat oleh siswa tersebut
diperiksa oleh guru. Hal ini penting di lakukan untuk meyakinkan
kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak
dicapai.
7. Proses berpikir kritis perlu dijelaskan untuk menunjukkan adanya
mental operasional siswa, yang diharapkan dalam kegiatan. Apabila
telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka
verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk
menyusunnya. Disamping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak
menjamin 100 % kebenaran konjektur.
8. Setelah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru
menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa
apakah hasil penemuan itu benar.
9. Perlu dikembangkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka,
yang mengarah pada kegiatan yang dilakukan siswa.
10. Ada catatan guru yang meliputi penjelasan tentang hal-hal yang sulit
dan factor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil terutama kalau
penyelidikan mengalami kegagalan atau tak berjalan sebagaimana
mestinya.
94
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru mengacu pada tahapan
pelaksanaan pembelajaran PAI melalui metode Pendekatan kontekstual
(CTL). Strategi yang digunakan guru PAI dalam pembelajaran dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut, yaitu:
1. Mengobservasi suatu fenomena; Guru menfokuskan siswanya untuk
melakukan hal-hal di bawah ini.
a. Menyuruh siswa untuk mencari referesnsi lain tentang pelajaran PAI
baik dengan cara melibatkan orang lain atau dengan cara menggunakan
suatu media yang relevan semisal menonton VCD tentang kejadian
manusia, rahasia Ilahi, Takdir Ilahi, tentang Alam Akhirat, azab Ilahi ,
dan sebagainya
b. Menyuruh siswa untuk terlibat langsung sesuai tema pelajaran lebih-
lebih mempraktekkan secara nyata misalnya melaksanakan puasa
sunnah, membayar zakat, mengikuti sholat berjamaah dimasjid,
menyantuni fakir miskin dan sebagainya.
2. Mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul;etelah melakukan
tindakan langsung dari pelajaran maka siswa diharuskan membuat catatan
tentang pengalaman yang mereka alami melalui diskusi dengan teman-
temannya. Setelah itu siswa mengamati dan melakukan aktivitas
keagamaan siswa diwajibkan untuk mencatat permasalahan-
permasalahan yang muncul serta mereka dapat mengungkapkan
perasaannya kemudian mendiskusikan dengan teman sekelasnya.
3. Langkah ketiga tugas guru Pendidikan Agama Islam adalah merangsang
siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan yang ada.
4. Memotivasi siswa agar mereka berani bertanya, membuktikan asumsi dan
mendengarkan pendapat yang berbeda dengan mereka; guru
membiasakan hal itu kepada siswa agar pada kenyataannya mereka akan
dihadapkan dengan beberapa kejadian itu sesuai dengan pelajarannya,
akan tetapi mereka kesulitan dikarenakan mereka kurang bisa
mempraktekkan dan melihat fenomena-fenomena yang terjadi, maka
setelah mereka melakukan sendiri, mereka dibiasakan untuk
mengungkapkan perasaannya yang dapat dipertanggung jawabkan secara
benar, dengan cara memberikan alasan yang logis
5. Memanfaatkan Lingkungan; guru memberikan tugas kepada siswa
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan konteks lingkungannya,
antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan
dengan memberikan penugasan kepada siswa di luar kelas. Misalnya
mengikuti sholatberjamaah, mengikuti sholat jum`at, mengikuti kegiatan
95
ibadah qurban dan berkunjung ke pesantren untuk mewawancarai santri
atau ustadz yang berada di pesantren tersebut.
Siswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung dari kegiatan
yang mereka lakukan mengenai materi yang sedang dipelajari.
Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan
siswa dalam rangka penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar
dan materi pembelajaran.
6. Di dalam kelas guru PAI melakukan proses pembelajaran dengan
membentuk kelompok-kelompok belajar. Siswa di bagi kedalam beberapa
kelompok.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dalam mempraktekan
metode ini adalah:
a. Mendatangkan ahli ke kelas
b. Mendatangkan siswa lain yang sederajat untuk melakukan kerja
sama.
c. Mendatangkan juga Siswa yang lebih tinggi untuk melakukan kerja
sama dan belajar dari pengalamannya.
7. Siswa disuruh untuk mencari, menganalisis dan menggunakan; informasi
sendiri dengan sedikit bantuan atau bahkan tanpa bantuan guru. Supaya
dapat melakukannya, siswa harus lebih memperhatikan bagaimana
mereka memproses informasi, menerapkan strategi pemecahan masalah,
dan menggunakan pengetahuan yang telah mereka peroleh.
Pengalamanpembelajaran kontekstual harus mengikuti uji-coba terlebih
dahulu; menyediakan waktu yang cukup, dan menyusun refleksi; serta
berusaha tanpa meminta bantuan guru supaya dapat melakukan proses
pembelajaran secara mandiri (independent learning).
8. Guru melakukan pengecekan terhadap kerja siswa dan memberikan
kesimpulan pencapaian siswa dalam pelaksanaan Pendekatan ini,
misalnya ketika pelajaran berakhir siswa merenungkan
kembali pengalaman yang baru mereka peroleh dari pelajaran tentang
sholat berjama`ah, puasa, membayar zakat, menyantuni fakir miskin,
dan seterusnya, dengan cara ini siswa dapat lebih menemukan pengertian
materi yang mereka pelajari serta menentukan sendiri arah pemahaman
mereka.
Pembelajaran PAI Melalui Pendekatan Contextual Teaching And
Learning (CTL) Kontekstual pada Sekolah Menengah Pertama Islam Al
Azhar 12 Rawamangun Jakarta tergambar sebagai berikut :
1. Perencanaan
96
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan di Sekolah Menengah
Pertama Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta kelas VII-A pada mata
pelajaran PAI (Al-Qur’an Hadits) tentang keikhlasan dalam beribadah,
dengan indikatornya membaca, menulis/menyalin, dan menerjemahkan
ayat dan hadits tentang keikhlasan dalam beribadah dengan benar.
Pertama dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Islam Al Azhar 12
Rawamangun Jakarta dengan jumlah siswa 18 orang yang terdiri atas 10
siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Materi yang diberikan adalah ayat
Al-Qur’an tentang ikhlas melalui Pendekatan kontekstual.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan bertempat di Sekolah Menengah Pertama Islam Al Azhar 12
Rawamangun Jakarta dengan jumlah siswa 32 orang yang terdiri atas 20
siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Mata pelajaran yang diberikan
adalah PAI (Al-Qur’an Hadits) dengan materi pokok keikhlasan dalam
beribadah dengan indikatornya membaca, menulis/menyalin, dan
menerjemahkan ayat dan hadits tentang keikhlasan dalam beribadah
dengan benar melalui Pendekatan kontekstual.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain :
a. Apersepsi dengan tanya jawab tentang materi keikhlasan dalam
beribadah.
b. Memotivasi siswa agar aktif mengikuti kegiatan yang berkaitan
dengan materi dengan dikerjakan langsung secara nyata.
c. Memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan masalah dan
menanyakan hal yang belum jelas yang berhubungan dengan materi
yang dipraktekkan.
d. Melakukan observasi terhadap aktivitas siswa.
e. Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa.
3. Pengamatan/Pengumpulan Data
Berdasarkan pengamatan pada pelaksanaan yang bertempat di Sekolah
Menengah Pertama Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta dengan
jumlah siswa 32 orang yang terdiri atas 20 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan. Mata pelajaran yang diberikan adalah PAI (Al-Qur’an
Hadits) dengan materi pokok keikhlasan dalam beribadah dengan
indikatornya menyimpulkan isi kandungan ayat dan hadits tentang
keikhlasan dalam beribadah dengan benar.
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan atau observasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran PAI (Al-Qur’an Hadits) tentang keikhlasan
dalam beribadah..
97
Setelah kegiatan diskusi tersebut selesai, Guru PAI meminta siswa
untuk mengerjakan latihan soal di Lembar Kerja Siswa untuk dicocokkan dan
dinilai bersama di pertemuan mendatang.
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VII-A,
tersebut, Bapak Nur Muh. Fikri berusaha semaksimal mungkin untuk
menerapkan Pendekatan (Contextual Teaching and Learning). Sebagaimana
penuturan Beliau:
Dalam kegiatan inti, saya usahakan menerapkan semua unsur-unsur
yang ada pada Pendekatan CTL. Di dalam Pendekatan CTL itu
kan menekankan pada keaktifan peserta didik, karenanya metode dan
media pembelajarannya saya kembangkan semaksimal mungkin agar
siswa tidak merasa bosan di tengah kegiatan pembelajaran
berlangsung. Misalnya saya mengajak siswa untuk melakukan
pembelajaran di luar kelas atau saya ajak menyanyi terkait materi
yang saya ajarkan.
Sejalan dengan pendapat bapak Nur Muh. Fikri, bapak Nurcholis
menuturkan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VII
berusaha untuk menerapkan Pendekatan (Contextual Teaching and
Learning), sebagaimana penuturannya:
Kegiatan inti dalam pembelajaran PAI saya selalu berusaha untuk
konsisten menerapkan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning, biasanya sih….. saya tekankan siswa untuk menerapkan
secara nyata materi-materi yang diajarkan, dengan demikian siswa
akan lebih memahami dan memaknai materi pelajaran dalam
kehidupan nyata yang sesungguhnya.
Dua pernyataan di atas menunjukkan guru-guru PAI di SMP Islam Al
Azhar 12 Rawamangun Jakarta sudah mengimplementasikan Pendekatan
(Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran. Hal ini tentunya
sesuai yang diharapkan para stakeholder Yayasan Pendidikan Islam Al Azhar
Rawamangun, sebagaimana yang disampaikan bapak Hasan Umar selaku
kepala sekolah;
Kami selaku pimpinan sekolah menekankan guru untuk terus
menggali model-model pembelajaran terutama model Pendekatan
CTL yang mengharuskan siswa untuk lebih memaknai materi agama
sehingga bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Nah… bila siswa sudah mampu menjalankan agama dengan baik
sesuai dengan materi yang diajarkan tentu itu yang diharapkan para
orang tua, guru dan masyarakat dalam mencapai tujaun pendidikan
98
Adapun dalam pembelajaran di kelas, peserta didik juga terlihat
antusias mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang
diajarkan oleh bapak Nur Muh. Fikri. Hal ini sesuai dengan penuturan salah
satu peserta didik kelas VII-A yang bernama Fazha Hasyim:
Pembelajaran PAI di kelas gampang dan menyenangkan, bapak Fikri
mengajarnya mudah dipahami dan Beliau juga sering bercerita.
Teman-teman di kelas itu banyak yang aktif saat pembelajaran
PAI. Setelah bapak R menjelaskan materi di depan kelas pasti teman-
teman banyak yang tanya. Kadang juga Bapak Fikri yang ngasih
pertanyaan dan teman-teman pasti berebut ingin menjawab
Uraian di atas merupakan gambaran mengenai pelaksanaan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui Pendekatan (Contextual
Teaching and Learning) di SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta.
Dari paparan di atas, dapat diketahui apakah proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di setiap kelas menerapkan komponen-komponen Pendekatan
(Contextual Teaching and Learning) atau tidak, dan hal itu akan
dijelaskan pada bagian analisis data.
3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, guru PAI menyimpulkan materi yang telah
dipelajari bersama siswa dan melakukan refleksi. Hal ini sesuai dengan
penuturan bapak Nurcholis: “Pada kegiatan penutupnya saya lebih
menekankan pada refleksinya agar saya mengetahui apakah peserta
didik memahami materi yang saya sampaikan.” Adapun bapak Fikri
menyatakan;
Saya biasanya menutup materi pembelajaran dengan melakukan
refleksi agar pertemuan berikutnya ada perbaikan dalam
pembelajaran, sehingga banyak sekali yang diuntungkan bila di
setiap kegiatan pembelajaran kompetensi siswa akan semakin lebih
baik lagi, ..yang kemudian tentunya prestasi belajar siswa juga akan
meningkat
Setelah refleksi dilakukan, baik bapak Nurcholis maupun bapak Fikri
tetap memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar yang sungguh-
sungguh dan tidak lupa membaca al-Qur’an di rumah. Setelah itu, guru
PAI mengajak peserta didik untuk membaca hamdalah bersama.
c. Evaluasi
Untuk dapat menilai dan mengukur sampai di mana keberhasilan
yang dicapai dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui
Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), maka diperlukan
adanya penilaian hasil belajar/evaluasi. Penilaian hasil belajar pada
99
hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku
yang telah terjadi pada diri peserta didik. Penilaian yang digunakan dalam
penerapan Pendekatan (Contextual Teaching and Learning) yakni penilaian
autentik, penilai tidak hanya guru, tetapi bisa juga siswa yang lain.
Bapak Nurcholis selaku guru Pendidikan Agama Islam di SMP
Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta menerangkan bahwa:
Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa
dalam setiap proses pembelajaran PAI tidak hanya melalui tes
tertulis saja, terkadang penilaian bisa melalui PR yang dikerjakan
oleh siswa, demonstrasi, hasil diskusi, dan lain-lain. Evaluasi yang
dilakukan tidak hanya ketika proses pembelajaran sudah selesai,
tetapi juga saat pembelajaran berlangsung, karena keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran sangat perlu untuk dinilai
Berdasarkan uraian dari Bapak Nurcholis, siswa bisa diukur
kompetensinya bukan hanya berdasarkan penilaian akhir namun juga mulai
dari proses pembelajaran yang dilakukan baik berupa tes lisan, tertilis
maupun dengan memberikan penugasan di rumah.
3. Sumber Belajar CTL dalam Pembelajaran PAI
Dalam kegiatan pembelajaran di SMP slam Al Azhar 12
Rawamangun Jakarta, terutama pada mata pelajaran PAI yang dilaksanakan
melalui Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) dengan
memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Pendekatan pembelajaran ini
merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru dalam mengaitkan
antara materi pelajaran yang diajarkan dengan situasi dunia nyata yang
dialami siswa serta mendorong membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat menghubungkan apa yang
telah mereka pelajari dengan cara memanfaatkan pengetahuan yang
dimilikinya, sehingga proses belajar mengajar dapat benar-benar
berlangsung dan mampu memproses informasi dan pengetahuan sedemikian
rupa sehingga pengetahuan tersebut dapat lebih bermakna dan bergairah.
Sebuah kelas dikatakan telah menerapkan CTL jika dalam kegiatan
belajar mengajarnya menerapkakan tujuh komponen CTL diantaranya
konstruktifisme, inquiry, bertanya, pemodelan, masyarakat belajar, refleksi,
dan penilaian sebenarnya.
Untuk dapat merangsang agar siswa dapat mengkonstruksi pemikiran
mereka, maka guru memberikan mereka berbagai pertanyaan. Dengan
demikian situasi kelas menjadi hidup karena anak-anak dapat berfikir
100
dan menyampaikan buah pikirannya dangan berbicara atau menjawab
pertanyaan. Selain itu kegiatan ini dapat merangsang siswa untuk melatih
dan mengembangkan daya fikir, termasuk daya ingatan dan lain-lain.
Guru disini betul-betul berfungsi sebagai fasilitator yang mengarahkan
siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan barunya.
Dengan demikian proses belajar mengajar akan lebih berkesan bagi
siswa, karena mereka yang menemukan sendiri. Apa yang dialami siswa
akan lebih mudah diingat. Hal ini juga berlaku dalam kegiatan inquiry.
Dalam kegiatan inquiry, siswa diarahkan untuk menemukan sendiri
pengetahuan yang mereka pelajari. Ada beberapa cara yang dilakukan dalam
kegiatan inquiry seperti observasi dan outing (kunjungan belajar). Kegiatan
ini dilakukan dengan cara siswa diajak ke masjid untuk melakukan shalat
berjamaah. Dalam kegiatan ini siswa diminta untuk melakukan penelitian
sederhana berkaitan dengan pelaksaan shalat berjamaah.
Dalam kegiatan Outing (kunjungan belajar), siswa dapat mengerjakan
secara langsung shalat berjamaah yang dilakukan di masjid tersebut. Namun
kegiatan ini membutuhkan waktu yang lama apalagi persiapan atau
pelaksanaan tersebut tidak diatur dengan baik. Oleh karena itu,perencanaan
yang matang dan baik akan membantu pelaksanaan observasi dan kunjungan
belajar tersebut. Perencanaan ini dilakukan supaya tidak terjadi pemborosan
waktu, tenaga, dan biaya serta untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun
hal-hal yang dilakukan oleh guru antara lain :
1. Pendahuluan
Dalam pendahuluan ini guru menyusun program antara lain:
a. Tujuan outing (kunjungan belajar)
b. Pembagian obyek kunjungan
c. Pembentukam kelompok
d. Menyusun jadwal acara dengan jelas dan terperinci
e. Penyusunan tata tertib yang harus dipatuhi oleh semua peserta
2. Pelaksanaan
a. Siswa aktif melaksanakan tugasnya masing-masing
b. Guru memberi bimbingan, motivasi, pengawasan dan mengajukan
pertanyaan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dan apabila
tidak mengena pada sasaran, maka guru mengarahkannya.
Dalam praktek shalat berjamaah ini, kelompok yang mendapatkan
topik tentang praktek shalat berjamaah, menjadi model dan melakukan
praktek shalat berjamaah. Dengan menghadirkan sebuah model, maka akan
mempermudah pemahaman siswa. Kegiatan pemodelan yang ada di SMP
Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta telah dilaksanakan sesuai dengan
materi pelajaran. Tingkah laku guru disini juga menjadi model bagi
siswa.
101
Untuk mewujudkan suasana belajar yang aktif dimana siswa
menjadi pusat kegiatan belajar diperlukan suatu pengorganisasian
pembelajaran salah satunya dengan membentuk kelompok belajar
(learning community). Konsep learning community ini menyarankan agar
hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil
belajar diperoleh dari sharing antara teman, antara kelompok, dan antara
yang tahu ke yang belum tahu. Pembentukan masyarakat belajar di SMP
Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta telah berjalan dengan lancar, tetapi
perlu pengawasan dan pengarahan dari guru agar dapat tercapai hasil belajar
yang efektif dan efisien. Dalam kegiatan pembelajaran aktif, pengelompokan
siswa mempunyai arti tersendiri. Dalam membentuk kelompok belajar
(learning community) pengelompokan siswa dibedakan dalam beberapa
jenis, misalnyapengelompokan menurut kesenangan berteman, menurut
kemampuan, dan menurut minat.
Kemudian pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak
agar siswa melakukan refleksi. Realisasinya berupa; pernyataan langsung
tentang apa yang diperolehnya hari ini, catatan atau jurnal di buku siswa,
kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu, diskusi, dan hasil
karya. Kegiatan refleksi di SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta
tersebut sudah dilaksanakan dengan lancar. Komponen CTL terakhir yaitu
penilaian sebenarnya. Penilaian dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki
proses belajar mengajar. Penilaian ini digunakan untuk mengetahui apakah
Pendekatan dan metode yang digunakan sudah tepat sehingga memudahkan
siswa memahami materi dengan baik. Penilaian juga digunakan untuk
mengetahui apakah sikap-sikap dan keterampilan tertentu telah dimiliki
siswa.
Cara penilaian di SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta
dilakukan berdasarkan kondisi yang ada saat pembelajaran sedang
berlangsung. Sehingga proses penilaian dilaksanakan mulai dari awal
pembelajaran sampai pembelajaran berakhir. Cara penilaianya adalah sebagai
berikut:
1. Secara verbal, misalnya ketika aktifitas tanya jawab, diskusi, dan
presentasi.
2. Secara tertulis, misalnya berupa laporan sederhana dan tes
3. Pengamatan terhadap tingkah laku siswa.
Penilaian tersebut lebih ditekankan pada fungsinya sebagai
umpan balik baik bagi siswa atau pada guru. Jadi penilaian yangada di SMP
Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta tidak hanya tes tertulis tetapi juga
tes lisan dan hasil laporan sederhana yang dibuat siswa. Hal ini terbukti
dengan adanya buku laporan yang diberikan pada orang tua siswa yaitu
laporan perkembangan siswa dan laporan hasil belajar siswa.
102
Keberhasilan pembelajaran PAI menggunakan model pembelajaran
CTL ini juga ditunjang dengan sumber belajar yang memadai. Secara
keseluruhan sumber belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar
mengajar meliputi Buku pelajaran PAI, gambar orang yang sedang
melaksanakan berwudhu, mengajak siswa untuk pergi ke tempat wudhu
untuk mengambil air wudhu di musholla/masjid, gambar orang yang
adzan dan iqamah, musholla dan masjid, gambar orang sedang
melaksanakan shalat berjama’ah,musholla dan masjid. Membuat tulisan
(berupa chart) lafadz wudhu, do’a setelah wudhu, membuat tulisan do’a
sesudah adzan, dan do’a menjawab iqamah, membuat lafadz (berupa
tulisan Arab) yang dibaca ketika memberi tahu imam yang salah bagi
makmum laki-laki dan cara memberitahu imam yang salah bagi makmum
perempuan.
Agar pencapaiannya lebih efektif perlu diperhatikan beberapa
prinsip desain dalam pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning).
Prinsip itu antara lain kesiapan dan motivasi, penggunaan alat pemusat
perhatian, partisipasi aktif siswa, perulangan dan umpan balik. Motivasi
bagi siswa merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran, karena siswa akan belajar dengan sungguh-
sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Oleh karena itu untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus mampu membangkitkan
motivasi belajar siswa sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Alangkah baiknya bagi setiap guru memiliki rasa ingin tahu, mengapa
dan bagaimana anak belajar dan menyesuaikandirinya dengan kondisikondisi
belajar dalam lingkungannya. Hal itu disebabkan akan menambah
pemahaman dan wawasan guru sehingga memungkinkan proses
pembelajaran berlangsung lebih efektif dan optimal, karena pengetahuan
tentang kejiwaan anak yang berhubungan dengan masalah pendidikan bisa
dijadikan sebagai dasar dalammemberikan motivasi kepada siswa sehingga
mau dan mampu belajar dengan sebaik-baiknya.
Seiring dengan penggunaan Kurikulum 2013 dan diimplementasikan
melalui Pendekatan CTL, kegiatan belajar mengajar di sekolah idealnya
mengarah pada kemandirian siswa dalam belajar. Siswa perlu dilatih
sedini mungkin untuk mandiri baik di sekolah maupun di rumah. Untuk
itu guru harus mampu menciptakan pola pembelajaran yang berdampak
luas bagi siswa baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pola
pembelajaran itu hendaknya juga mampu mempengaruhi lingkungan
dimana siswa itu berada dalam arti ikut mendidik masyarakat sekitar
untuk ikut peduli terhadap pendidikan anak-anaknya.
Mengacu pada pengertian kompetensi, bahwa ia merupakan
pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
103
kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak yang
secara konsisten dan terusmenerus memungkinkan seseorang menjadi
kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai
dasar untuk melakukan sesuatu.
Dalam hal ini termasuk untuk mengaplikasikan konsep mata
pelajaran PAI ibadah, termasuk mata pelajaran PAI. Dalam kaitannya
dengan mata pelajaran PAI, bahwa kompetensi merupakan pengetahuan,
ketrampilan dan nilai-nilai dasar ajaran Islam, yang direfleksikan dalam
bentuk kebiasaan berfikir dan berakhlaq (sikap) secara konsisten dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga memungkinkan seorang siswa menjadi
kompeten dalam mengaplikasikan ajaran Islam.
Dalam kaitannya dengan pengembangan pemanfaatan sumber belajar
pada mata pelajaran PAI melalui Pendekatan, bahwa guru telah berusaha
untuk menerapkan dan memanfaatkan sumber belajar yang ada, yakni
melalui media yang tersedia walaupun masih sangat terbatas. Disamping itu,
mengupayakan penggalian dan pembiasaan sikap kepribadian siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
Meskipun SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta sudah
menggunakan Pendekatan CTL dalam proses belajar mengajarnya,
namun dalam pengembangan sumber belajar dengan Pendekatan
pembelajaran CTL masih belum maksimal. Guru masih sangat tergantung
pada kehadiran buku tekstual, dan masih sangat jarang guru yang mau
bersusah payah mencari materi pelajaran tambahan untuk melengkapi
kekurangan buku pelajaran yang mereka gunakan. Hal ini mungkin
dikarenakan keterbatasan kemampuan sekolah untuk melengkapi media
pembelajaran, seperti CD/DVD, LCD, komputer dan alat-alat audio visual
lainnya sebagai sumber belajar yang menunjang proses belajar mengajar.
Sejalan dengan realisasi Kurikulum 2013 yang
mengimplementasikan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching
Learning), guru dituntut harus dapat menguasai berbagai macam model
Pendekatan pembelajaran dengan disertai pemanfaatan sumber belajar
yang tersedia atau bahkan menggali sumber belajar lain yang belum
terdapat di lingkungan sekolah.
Arus informasi yang berkembang di masyarakat, tidak menuntut
kemungkinan dalam setiap pembelajaran diperlukan pendayagunaan sumber
belajar seoptimal mungkin, karena keefektifan pembelajaran ditentukan
oleh kemauan dan kemampuan mendayagunakan sumber-sumber belajar
yang terdapat di sekitar kita. Kemauan mendayagunakan sumber belajar
tersebut tidak hanya berguna untuk kepentingan akademik semata,
melainkan merupakan keterampilan umum yang diperlukan dalam
104
kehidupan sehari-hari. Kemampuan mendayagunakan sumber belajar yang
tepat dapat menghemat dana, daya dan tenaga.
Di antara manfaat pendayagunaan sumber belajar dalam
menunjang implementasi model pembelajaran CTL (Contextual Teaching
and Learning) dalam pembelajaran PAI, antara lain:
1. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada
siswa. Misalnya melakukan praktek shalat di masjid.
2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi,
atau dilihat secara langsung dan konkret. Misalnya denah, sketsa,
foto, film, majalah dan sebagainya.
3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yangada di dalam
kelas. Misalnya buku-buku teks, foto, film, nara sumber majalah dan
sebagainya.
4. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru. Misalnya buku-
buku bacaan, ensiklopedia, majalah dan sebagainya.
5. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (instruksional) baik
dalam lingkup mikro maupun makro. Misalnya secara makro: Sistem
Belajar Jarak Jauh (SBJJ) melalui modul.
6. Dapat memberi motivasi yang positif, apabila diatur dan
direncanakan pemanfaatannya secara tepat.
7. Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih
lanjut. Misalnya buku teks, buku bacaan, film dan lain-lain, yang
mengandung daya penalaran, sehingga dapat merangsang siswa untuk
belajar berfikir, menganalisis dan berkembang lebih lanjut.
Sebagaimana lazimnya suatu bidang studi, materi keilmuan mata
pelajaran PAI mencakup dimensi pengetahuan (knowledge), ketrampilan
(skill), dan nilai (value). Hal ini sesuai dengan tujuan pokok
pembelajaran mata pelajaran PAI yaitu untuk membekali siswa agar dapat:
a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik
yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan
ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah
SWT,dengan diri manusiaitu sendiri, sesama manusia, dan makhluk
lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.
105
Jadi pada dasarnya pembelajaran bertujuan untuk mengarahkan
siswa dalam memahami, mengenal, menghayati dan mengamalkan
hukum Islam yang mengarah pada penciptaan yang taat dan bertaqwa
kepada Allah SWT melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta
pengalaman siswa sehingga menjadi muslim yang selalu bertambah
keimanannya kepada Allah SWT.
Atas dasar pertimbangan di atas maka menerapkan Pendekatan
CTL dalam pembelajaran mata pelajaran PAI menjadi sebuah
keniscayaan. Karena dengan Pendekatan CTL akan lebih mempercepat
proses bimbingan dan pembinaan kualitas personil siswa baik aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Dengan demikian, bagaimanapun jenis kurikulum yang digunakan,
dalam kegiatan belajar mengajar yang penting adalah dalam pelaksanaan
dan keberhasilannya disempurnakan atau dilengkapi dengan berbagai
aktifitas walaupun hanya berperan sebagai pelengkap. Dalam pengertian,
ativitas di luar proses belajar mengajar formal harus ditetapkan juga secara
tertulis, terutama jika proses belajar mengajar atau kurikulum menghendaki
itu.
Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi melalui
Pendekatan, seorang guru harus mampu menciptakan kondisi yang
kondusif. Kendati demikian kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh
aktivitas dan kreatifitas guru, disamping kompetensi-kompetensi
profesionalnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi seorang guru untuk
mengembangkan kreativitas dalam proses pembelajaran, antara lain:
1. Menyediakan lingkungan yang kondusif.
2. Menciptakan iklim pembelajaran yang demokratis.
3. Mengembangkan sikap empati dan merasakan apa yang sedang dirasakan
oleh siswa.
4. Membantu siswa menemukan solusi dalam setiap masalah yang
dihadapinya.
5. Melibatkan siswa secara optimal dalam pembelajaran,baik secara fisik,
sosial maupun emosional.
6. Merespon setiap perilaku siswa secara positif dan menghindari
respon yang negatif.
7. Menjadi teladan dalam menegakkan aturan dan disiplin dalam
pembelajaran.
Dengan demikian sumber belajar yang utama bagi guru dalam
kegiatan proses belajar mengajar adalah tidak cukup hanya tergantung pada
sarana sumber belajar yang telah tersedia. Sumber belajar yang telah
106
tersedia harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin dan perlu
mendayagunakan sumber belajar yang belum tersedia. Ia dapat diupayakan
dengan mengembangkan kemampuan diri seseorang untuk senantiasa
berorientasi pada wawasan era globalisasi. Hal ini dilakukan agar kita
tidak ketinggalan tentang informasi-informasi yang berkembang di
masyarakat secara umum.
Pembelajaran PAI di SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta
diorientasikan agar siswa mampu melakukan ibadah Mahdhah dengan baik
dan menjalankan ibadah tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Tujuan
akhirnya adalah terciptanya insan kamil. Pendekatan CTL yang digunakan
merupakan upaya untuk mencapai tujuan tersebut. Pendekatan tersebut
merupakan langkah dalam pembelajaran guna membangun karakter siswa
yang bertakwa kepada Allah SWT dengan pembiasaan ibadah dalam
kehidupan sehari-hari. Meskipun banyak kendala yang dihadapi selama
proses pembelajaran, termasuk keterbatasan sumber belajar yang berbasis
teknologi informasi.
Adapun manfaat dan kekurangan dari masing-masing sumber
belajar tersebut antara lain:
1. Manfaat sumber belajar
Secara umum manfaat sumber belajar yang diaplikasikan
dalam kegiatan belajar mengajar di SMP Islam Al Azhar 12
Rawamangun Jakarta melalui model pembelajaran CTL, antara lain :
a. Dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran secara
komprehensif, karena siswa tidak hanya mengetahui teorinya namun
juga mengetahui bagaimana mengimplementasikanya.
b. Pembelajaran berjalan lebih dinamis dan aktif, karena sumber belajar
yang digunakan guru tidak monoton dan siswa dituntut untuk lebih
aktif dalam pembelajaran
c. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena pembelajaran
berjalan dengan lebih menyenangkan dan tanpa tekanan. Siswa dapat
belajar dari pengalaman yang mereka temuai dalam dunia nyata.
2. Kekurangan (kelemahan) sumber belajar
Berbagai macam sumber belajar, baik secara by utilition dan by desain
dalam kegiatan belajar mengajar di SMP Islam Al Azhar 12
Rawamangun Jakarta telah dilaksanakan secara optimal. Namun
demikian, pemanfaatan sumber belajar tersebut mempunyai kekurangan
/kelemahan, antara lain:
107
a. Bagi siswa kelas masih ada yang tergantung pada guru yang
menunjukkan belum ada kesiapan tentang Pendekatan belajar
melalui CTL.
b. Guru masih tergantung pada buku pelajaran dalam satu penerbit,
misalnya buku terbitan dari Kementerian Agama saja.
c. Guru belum secara maksimal memanfaatkan sumber belajar yang
tersedia, misalnya pemanfataan komputer, sebagai media (sumber)
belajar.
Permasalah terbesar yang dihadapi para siswa di SMP Islam Al Azhar
12 Rawamangun Jakarta adalah mereka belum bisa menghubungkan antara
apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan itu akan digunakan.
Hal ini dikarenakan cara mereka memperolah informasi dan motivasi diri
belum tersentuh oleh metode yang betul-betul bisa membantu mereka. Para
siswa kesulitan untuk memahami konsep-konsep akademis (seperti konsep-
konsep matematika, fisika, atau biologi), karena metode mengajar yang
selama ini digunakan oleh pendidik (guru) hanya terbatas pada metode
ceramah. Di sini lain tentunya siswa tahu apa yang mereka pelajari saat ini
akan sangat berguna bagi kehidupan mereka di masa datang, yaitu saat
mereka bermasyarakat ataupun saat di tempat kerja kelak. Oleh karena itu
diperlukan suatu metode yang benar-benar bisa memberi jawaban dari
masalah ini. Salah satu metode yang bisa lebih memberdayakan siswa dalah
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL)
Pendekatan kontektual yang diterapkan di SMP Islam Al Azhar 12
Rawamangun Jakarta menjadi konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
masyarakat.
Adapun jika dianalisa kembali ada beberapa kelebihan dan kekurangan
dalam implementasi Contextual Teaching and Learning (CTL) di SMP Islam
Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Beberapa kelebihannya antra lain:
1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut
untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah
dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat
mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan
saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi
materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa,
sihingga tidak akan mudah dilupakan
108
2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran
konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan
pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa
diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.
Kelemahan yang terlihat dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
melalui metode Contextual Teaching and Learning (CTL) di antaranya :
1) Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL.
Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa
dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan
belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan
keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru
bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak
melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar
sesuai dengan tahap perkembangannya
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari
dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk
belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian
dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran
sesuai dengan apa yang diterapkan semula.
C. Analisis Temuan Lapangan Implementasi CTL Pada PBM PAI
Implementasi pembelajaran melalui Pendekatan Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan 7 komponen utama
pembelajaran efektif yaitu : Konstruktivisme (Contruktivism), Inkuiri
(Inqury), Bertanya (Questioning), Masyarakat Belajar (Learning Society),
Pemodelan (Modelling), Refleksi (Reflection), Penilaian Authentic
(Authentic Assesment). Nurhadi (2003:31). yang dikembangkan dalam
pembelajaran PAI, dalam hal ini peneliti melihat RPP yang dirancang oleh
guru PAI pada materi shalat berjamaah, Iman kepada Allah SWT (asmaul
husna), sirah Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
1. Materi Sholat Berjama’ah
Implementasi pembelajaran PAI melalui 7 komponen Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam materi shalat berjamaah
sebagai berikut :
109
a. Constructivism (konstruksivisme)
Pada tahap konstruksivisme guru memberikan motivasi secara
komunikatif dan appersepsi yang berkaitan dengan materi sholat
berjamaah serta mereview kembali pengetahuan yang telah dimiliki agar
siswa memiliki semangat awal dalam pembelajaran. Melalui motivasi di
awal siswa akan memahami pentingnya dan manfaat sholat berjama’ah
yang akan memperoleh ganjaran kebaikan dari Allah SWT.
b. Inquiry (menemukan)
Langkah pembelajaran pada tahap Inquiry (menemukan), guru
meminta siswa untuk mengamati bacaan yang terdapat dalam kolom Mari
Renungkan. Di sini siswa mernungkan makna bacaan dalam sholat
sehingga siswa dapat memaknai sholat dengan baik dikarenakan
memahami arti bacaan sholat tersebut. Kemudian guru meminta siswa
untuk mengamati gambar yang terdapat dalam kolom Mari Mengamati,
di mana siswa mengamati gerakan-gerakan sholat dengan sempurna.
Melalui kegiatan tersebut siswa akan menemukan pengetahuan baru
tentang penerapan ibadah shalat dalam kehidupan sehari-hari,
kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati
tayangan video shalat berjamaah yang kemudian siswa menyampaikan
pendapatnya. Hal tersebut tentunya dapat memperkuat kompetensi siswa
dalam melaksanakan kegiatan ibadah sholat berjamaah.
c. Questioning (bertanya)
Langkah pembelajaran pada tahap ini adalah setelah siswa
melakukan observasi tentang pelaksanaan shalat berjamaah, kemudian
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
pertanyaan seputar shalat berjamaah. Siswa mengemukakan pendapatnya
tentang hasil pengamatannya tentang bacaan yang terdapat dalam kolom
Mari Renungkan. Selanjutnya guru memberikan penjelasan tambahan dan
penguatan terhadap hasil pengamatan siswa. Siswa mengemukakan
pendapatnya tentang gambar yang terdapat dalam kolom Mari
Mengamati. Di sini siswa memiliki keberanian dalam pembelajaran
dikarena mampu memberikan pendapat. Langkah berikutnya guru
memberikan penjelasan tambahan kembali dan penguatan yang
dikemukakan siswa tentang isi gambar tersebut, selanjutnya guru
mempersilahkan kepada siswa untuk bertanya seputar materi shalat
berjamaah.
d. Learning Community (masyarakat belajar)
Pada langkah masyarakat belajar, siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok dan diberi tugas sesuai tema yang telah ditentukan, untuk
110
mendiskusikan tentang pengertian, ketentuan, keutamaan dan langkah-
langkah/urutan dalam melaksanakan shalat berjamaah. Siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok dan diberi tugas sesuai tema yang telah
ditentukan, untuk mendiskusikan tentang pengertian, ketentuan,
keutamaan dan langkah-langkah/urutan dalam melaksanakan shalat
masbuk. Melalui bimbingan guru, setiap siswa dalam kelompok
menguraikan pengalamannya tentang topik yang telah ditetapkan, dengan
begitu tiap siswa dapat bertukar pengalaman dan menjadi sumber belajar
bagi yang lainnya. Setelah itu, masih dalam bimbingan guru, setiap
kelompok membuat catatan tentang hasil belajar bersama dan
disampaikan kepada teman lainnya. Guru memberikan koreksi jika ada
pernyataan yang salah.
e. Modeling (Permodelan)
Langkah modeling pada materi sholat berjamaah, secara
bergantian masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi
sedangkan kelompok lainnya memperhatikan/menyimak dan memberikan
tanggapan. Pada praktek shalat berjamaah ini, kelompok yang
mendapatkan topik tentang praktek shalat berjamaah, menjadi model
dan melakukan praktek shalat berjamaah. Melalui contoh atau model
yang dilakukan oleh siswa dalam sholat berjama’ah tentunya akan
memudahkan siswa lain mencontoh tata cara sholat berjamah dengan
benar dan sempurna.
f. Reflection (Refleksi)
Dibawah bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi
pembelajaran secara demokratis. Baik guru dan siswa merefleksi materi
sholat berjama’ah yang telah dilakukan dalam pembelajaran. Pada
langkah ini muncul respon yang positif dari siswa baik kelebihan dan
kekurangannya selama pelaksanaan pembelajaran sholat berjama’ah.
g. Authentic Assessment (penilaian sebenarnya)
Pada akhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi (penilaian)
tentang proses pembelajaran sholat berjama’ah. Adapun penilaian
dilakukan meliputi 3 aspek (kognitif, afektif dan psikomotorik) yang
dapat dilihat pada lampiran 5.
Pendekatan (Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran
PAI di SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta pada materi sholat
berjama’ah sudah sesuai dengan unsur-unsur model pembelajaran CTL itu
sendiri. Guru mengimplementasikan Pendekatan (Contextual Teaching and
Learning) dengan sebaik mungkin. Melalui penerapan model pembelajaran
111
CTL, suasana pembelajaran menjadi lebih bermakna. Adapun analisis dari
implementasi CTL materi shalat berjamaah sebagai berikut :
Analisa RPP Materi Shalat Berjamaah
Analisis Penyusunan RPP 1 (Permendikbud No. 103 Tahun 2014)
Aspek Kriteria Penilaian Skor
Indentitas Mata Pelajaran Mencantumkan lengkap empat
komponen, yaitu identitas mata pelajarn
(sekolah, mata pelajaran, kelas/semester,
dan alokasi waktu) 4 Mencatumkan tiga komponen identitas
Mencantumkan dua komponen identitas
Mencantumkan satu komponen identitas
Komponen Inti Mencantumkan lengkap empat
kompetensi inti (kompetensi inti satu,
kompetensi inti dua, kompetensi inti tiga,
dan kompetensi inti empat) 4 Mencantumkan tiga komponen inti
Mencantumkan dua komponen inti
Mencantumkan satu komponen inti
Kompetensi Dasar Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada empat kompetensi inti
4
Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada tiga kompetensi inti
Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada dua kompetensi inti
Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada satu kompetensi inti
Indikator Mencantumkan minimal dua indicator
pada empat kompetensi inti
4
Mencantumkan minimal dua indicator
pada tiga kompetensi inti
Mencantumkan minimal dua indicator
pada dua kompetensi inti
Mencantumkan minimal dua indicator
pada satu kompetensi inti
Materi Pembelajaran Mencantumkan materi belajar dari empat
atau lebih sumber belajar dan dijabarkan
secara lengkap sesuai materi yang akan
dipelajari
3
112
Mencantumkan materi belajar kurang
dari empat atau lebih sumbr belajar dan
dijabarkan secara lengkap sesuai materi
yang akan dipelajari
Mencantumkan materi belajar kurang
dari empat atau lebih sumber belajar
tetapi tidak dijabarkan secara lengkap
sesuai materi yang akan dipelajari
Mencantumkan materi belajar dari empat
atau lebih sumbr belajar tetapi tidak
dijabarkan secara lengkap sesuai materi
yang akan dipelajari
Kegiatan Pembelajaran Mencantumkan lengkap tiga kegiatan,
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup pada setiap
pertemuan
4
Mencantumkan lengkap kurang dari tiga
kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada
setiap pertemuan
Mencantumkan lengkap tiga kegiatan
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak
dijabarkan pada setiap pertemuan
Mencantumkan kurang dari tiga kegiatan
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak
dijabarkan pada setiap pertemuan
Kegiatan Pendahuluan Mencantumkan lima kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
5
Mencantumkan empat kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Mencantumkan tiga kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Mencantumkan dua kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Mencantumkan empat kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
113
103 tahun 2014
Kegiatan Inti
a. Mengamati Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014 3
1 Mencantumkan sa lah satu antara
langkah pembelajaran atau deskripsi
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014 kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
3 b. Menanya Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014 3
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
a. Mengumpulkan
informasi
Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
3
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
b.Mengasosiasi Mengasosiasi Mencantumkan langkah
pembelajaran dan deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014 3
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
114
tahun 2014
c. Mengkomunikasikan Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014 3
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
Kegiatan Penutup Mencantumkan enam kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
4
Mencantumkan lima kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan empat kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan tiga kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan dua kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan satu kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Penilaian, Remedial, dan
Pengayaan
Mencantumkan teknik penilaian
(instrumen penilaian), remedial, dan
pengayaan 4
Mencantumkan hanya dua
Mencantumkan hanya satu
Tidak mencantumkan sama sekali
Media, Bahan, dan
Sumber Belajar
Mencantumkan media, bahan, dan
sumber belajar
3 Mencantumkan hanya dua
Mencantumkan hanya satu
Tidak mencantumkan sama sekali
Lampiran-lampiran Mencantumkan Lampiran teknik
penilaian, kisi-kisi soal, kunci jawaban,
rubik 3
Mencantumkan hanya tiga lampiran
Mencantumkan hanya dua lampiran
Mencantumkan hanya satu lampiran
115
Hasil Analisis RPP berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014
No Skor Kriteria Skor Penilaian RPP 1
1 60 - 81 Sangat sesuai 71
2 38 - 59 Sesuai -
3 16 - 37 Tidak sesuai -
Berdasarkan hasil data di atas, skor RPP 1 adalah 71 dengan persentase
71% dengan kriteria sangat sesuai, dengan rumus sebagai berikut; rentang
skor = skor maksimal-skor minimal : kriteria (80-16):3=21 dan prosentase
skor dengan rumus sebagai berikut ; perolehan skor : skor maksimal x 100.
Berdasarkan skor tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyusunan RPP mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Shalat Berjamaah, sangat sesuai
dengan Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014.
Hasil Analisis RPP 1 berdasarkan 7 komponen CTL
No Acuan CTL Skor
1 2 3 4 5
1 Constructivisme
2 Inquiry
3 Questioning
4 Learning Community
5 Modelling
6 Reflection
7 Authentic Assesment
Keterangan :
1. Konstruktivisme: Appersepsi (pemanasan), eksplorasi
(memperkenalkan materi baru), konsolidasi (melibatkan siswa
secara aktif), Pembentukan sikap dan prilaku, Penilaian normatif.
2. Inquiry: merumuskan masalah, observasi, menganalisis,
mengkomunikasi.
3. Questioning: memberikan pertanyaan bersifat umum, memberi
kesempatan untuk menjawab pertanyaan, memberikan kesempatan
116
untuk bertanya, memberikan pertanyaan secara sistematis, klarifikasi
pertanyaan tertentu.
4. Learning Community: mengarahkan siswa berdiskusi,
membimbing siswa berdiskusi secara efektif, membimbing siswa
berkontribusi dalam diskusi, meluruskan pemahaman siswa dalam
diskusi, memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan hasil
diskusi.
5. Modelling : Guru menjadi model bagi siswa, siswa terlibat menjadi
model, guru mendatangkan model ahli.
6. Reflection: Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan penilaian atas pelajaran yang diterima, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memberkan kesimpulan, guru
memberikan penguatan kepada siswa atas materi yang dterima.
7. Authentic Assesment : Guru melakukan penilaian ranah kognitif,
guru melakukan penilaian afektif, guru melakukan penilaian
psikomotorik, penilaian mengukur semua aspek pembelajaran
termasuk proses, kinerja dan produk, penilaian dilakukan selama dan
sesudah proses pembelajaran.
2. Materi Aqidah ( Iman kepada Allah SWT ; Asma’ul husna).
Implementasi pembelajaran PAI melalui 7 komponen Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam materi Iman kepada Allah
SWT sebagai berikut :
a. Constructivism (konstruksivisme)
Pada langkah konstruksivisme, guru memberikan motivasi berupa
cerita tentang keimanan para Nabi dan Rasul dan mengajukan pertanyaan
secara komunikatif yang berkaitan dengan materi aqidah (asma’ul husna).
Kemudian guru melakukan penguatan pemahaman tentang keimanan
kepada siswa. Melalui motivasi yang diberikan guru tentang nama-nama
Allah siswa terinspirasi untuk berperilaku sesuai dengan makna yang
terkandung pada nama-nama Allah.
b. Inquiry (menemukan)
Langkah Inquiry pada materi Aqidah (asmaul husna) di antaranya
siswa mengamati dan memberi komentar tayangan video yang terkait
dengan iman kepada Allah SWT. Langkah selanjutnya Siswa menyimak
dan membaca penjelasan mengenai iman kepada Allah SWT. Setelah itu
para siswa membaca dalil naqli tentang iman kepada Allah SWT beserta
117
artinya. Di sini siswa menggali makna yang terkandung pada dalil naqli
tentang nama-nama Allah SWT dan guru meluruskan dan menguatkan
pemahaman siswa dalam memahami keimanan kepada Allah SWT
c. Questioning (bertanya)
Pada langkah ini siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan dikarenakan guru sudah memberikan motivasi di awal
terutama mengajukan pertanyaan tentang iman kepada Allah SWT di
antaranya adalah mengenai nama-nama Allah SWT, dan guru juga
mempersilahkan murid yang lain untuk menyampaikan pendapatnya
terkait pertanyaan temannya, dan guru ikut memberikan pertanyaan
secara umum yang dapat dijawab oleh siapapun di dalam kelas.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswapun sudah mengarah kepada
pendekatan konstekstual.
d. Learning Community (masyarakat belajar)
Pada langkah masyarakat belajar, siswa secara berkelompok
mengumpulkan contoh-contoh perilaku Asmaul Husna: Al-’Alim, al-
Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir. Selanjutnya mendiskusikan makna
Asmaul Husna: Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir. Melalui
pemahaman tentang materi tersebut siswa mudah mengimplementasikan
makna dari nama-nama Allah yang dapat dijadikan cntoh berperilaku
dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk
presentasi hasil diskusi.
e. Modeling (Permodelan)
Siswa mendemonstrasikan bacaan dalil naqli dan aqli beserta
artinya yang menunjukkan tentang beriman kepada Allah SWT. Pada
langkah ini siswa dapat menjadi model bagi siswa lainnya melalui bacaan
dalil yang berkaitan dengan Asmaul Husna.
f. Reflection (Refleksi)
Sebagai bahan refleksi, siswa mendiskusikan makna Asmaul
Husna: Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir. Melalui diskusi
siswa dapat merefleksikan apa-apa yang sudah dilakukan dalam
pembelajaran termasuk mencontoh makna nama-nama Allah dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran, hal yang dilakukan guru
pada langkah ini adalah memberi peluang bagi siswa untuk terus
mengembangkan kebermaknaan materi pembelajaran. Selanjutnya guru
memberikan penguatan berupa kesimpulan atas materi yang telah
dipelajari.
g. Authentic Assessment (Penilaian otentik)
118
Selama pembelajaran berlangsung guru mengadakan penilaian proses
dengan rubrik observasi dan memberi penguatan dari hasil presentasi.
Adapun penilaian yang dilakukan meliputi 3 aspek yaitu; aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik yang dapat dilihat pada lampiran 7
Pada pembelajaran PAI materi Aqidah (asmaul husna) di SMP
Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta sudah sesuai dengan unsur-
unsur model pembelajaran CTL itu sendiri. Guru mencoba untuk
mengimplementasikan Pendekatan (Contextual Teaching and Learning)
dengan sebaik mungkin. Dengan menerapkan model pembelajaran CTL,
suasana pembelajaran menjadi lebih dinamis dan lebih aktif. Adapun
analisis implementasi CTL dalam RPP materi iman kepada Allah SWT
adalah sebagai berikut :
Analisa Penyusunan RPP Materi Lingkup Aqidah Akhlak
(Iman Kepada Allah SWT) (Permendikbud No. 103 Tahun 2014)
Aspek Kriteria Penilaian Skor
Indentitas Mata Pelajaran Mencantumkan lengkap empat
komponen, yaitu identitas mata pelajarn
(sekolah, mata pelajaran, kelas/semester,
dan alokasi waktu) 4 Mencatumkan tiga komponen identitas
Mencantumkan dua komponen identitas
Mencantumkan satu komponen identitas
Komponen Inti Mencantumkan lengkap empat
kompetensi inti (kompetensi inti satu,
kompetensi inti dua, kompetensi inti tiga,
dan kompetensi inti empat) 4 Mencantumkan tiga komponen inti
Mencantumkan dua komponen inti
Mencantumkan satu komponen inti
Kompetensi Dasar Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada empat kompetensi inti
4
Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada tiga kompetensi inti
Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada dua kompetensi inti
Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada satu kompetensi inti
Indikator Mencantumkan minimal dua indicator 4
119
pada empat kompetensi inti
Mencantumkan minimal dua indicator
pada tiga kompetensi inti
Mencantumkan minimal dua indicator
pada dua kompetensi inti
Mencantumkan minimal dua indicator
pada satu kompetensi inti
Materi Pembelajaran Mencantumkan materi belajar dari empat
atau lebih sumber belajar dan dijabarkan
secara lengkap sesuai materi yang akan
dipelajari
3
Mencantumkan materi belajar kurang
dari empat atau lebih sumbr belajar dan
dijabarkan secara lengkap sesuai materi
yang akan dipelajari
Mencantumkan materi belajar kurang
dari empat atau lebih sumber belajar
tetapi tidak dijabarkan secara lengkap
sesuai materi yang akan dipelajari
Mencantumkan materi belajar dari empat
atau lebih sumbr belajar tetapi tidak
dijabarkan secara lengkap sesuai materi
yang akan dipelajari
Kegiatan Pembelajaran Mencantumkan lengkap tiga kegiatan,
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup pada setiap
pertemuan
4
Mencantumkan lengkap kurang dari tiga
kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada
setiap pertemuan
Mencantumkan lengkap tiga kegiatan
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak
dijabarkan pada setiap pertemuan
Mencantumkan kurang dari tiga kegiatan
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak
dijabarkan pada setiap pertemuan
Kegiatan Pendahuluan Mencantumkan lima kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
4
120
Mencantumkan empat kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Mencantumkan tiga kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Mencantumkan dua kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Mencantumkan empat kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Kegiatan Inti
a. Mengamati Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014 3
1 Mencantumkan sa lah satu antara
langkah pembelajaran atau deskripsi
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014 kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
b. Menanya Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014 3
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
d.Mengumpulkan
informasi
Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
3
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
121
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
e. Mengasosiasi Mengasosiasi Mencantumkan langkah
pembelajaran dan deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014 3
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
f. Mengkomunikasikan Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014 4
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
Kegiatan Penutup Mencantumkan enam kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
4
Mencantumkan lima kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan empat kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan tiga kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan dua kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan satu kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Penilaian, Remedial, dan
Pengayaan
Mencantumkan teknik penilaian
(instrumen penilaian), remedial, dan
pengayaan 3
Mencantumkan hanya dua
Mencantumkan hanya satu
Tidak mencantumkan sama sekali
Media, Bahan, dan Mencantumkan media, bahan, dan 4
122
Sumber Belajar sumber belajar
Mencantumkan hanya dua
Mencantumkan hanya satu
Tidak mencantumkan sama sekali
Lampiran-lampiran Mencantumkan Lampiran teknik
penilaian, kisi-kisi soal, kunci jawaban,
rubik 4
Mencantumkan hanya tiga lampiran
Mencantumkan hanya dua lampiran
Mencantumkan hanya satu lampiran
Hasil Analisis RPP berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014
No Skor Kriteria Skor Penilaian RPP 2
1 60 – 81 Sangat sesuai 72,5
2 38 – 59 Sesuai -
3 16 – 37 Tidak sesuai -
Berdasarkan hasil data di atas, skor RPP 1 adalah 72 dengan
persentase 73% dengan kriteria sangat sesuai, dengan rumus sebagai berikut;
rentang skor = skor maksimal-skor minimal : kriteria (80-16):3=21 dan
prosentase skor dengan rumus sebagai berikut ; perolehan skor : skor
maksimal x 100. dapat disimpulkan bahwa penyusunan RPP mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam materi Asmaul Husna sangat sesuai dengan
Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014.
Hasil Analisis RPP 2 berdasarkan 7 komponen CTL
No Acuan CTL Skor
1 2 3 4 5
1 Constructivisme
2 Inquiry
3 Questioning
4 Learning Community
5 Modelling
6 Reflection
123
7 Authentic Assesment
Keterangan :
1. Konstruktivisme: Appersepsi (pemanasan), eksplorasi
(memperkenalkan materi baru), konsolidasi (melibatkan siswa
secara aktif), Pembentukan sikap dan prilaku, Penilaian normatif.
2. Inquiry: merumuskan masalah, observasi, menganalisis,
mengkomunikasi.
3. Questioning: memberikan pertanyaan bersifat umum, memberi
kesempatan untuk menjawab pertanyaan, memberikan kesempatan
untuk bertanya, memberikan pertanyaan secara sistematis, klarifikasi
pertanyaan tertentu.
4. Learning Community: mengarahkan siswa berdiskusi,
membimbing siswa berdiskusi secara efektif, membimbing siswa
berkontribusi dalam diskusi, meluruskan pemahaman siswa dalam
diskusi, memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan hasil
diskusi.
5. Modelling : Guru menjadi model bagi siswa, siswa terlibat menjadi
model, guru mendatangkan model ahli.
6. Reflection: Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan penilaian atas pelajaran yang diterima, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memberkan kesimpulan, guru
memberikan penguatan kepada siswa atas materi yang dterima.
7. Authentic Assesment : Guru melakukan penilaian ranah kognitif,
guru melakukan penilaian afektif, guru melakukan penilaian
psikomotorik, penilaian mengukur semua aspek pembelajaran
termasuk proses, kinerja dan produk, penilaian dilakukan selama dan
sesudah proses pembelajaran.
3. Materi Sejarah Nabi Muhammad SAW.
Implementasi pembelajaran PAI melalui 7 komponen Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam materi sirah Nabi
Muhammad SAW sebagai berikut :
a. Constructivism (konstruktivisme)
124
Pada langkah konstruksivisme guru memberikan motivasi secara
komunikatif yang berkaitan dengan materi sejarah Nabi Muhammad SAW
melalui cerita perjuangan nabi Muhammad SAW dalam mengemban
risalah kenabian. Guru membentuk konsep terhadap para siswa melalui
sejarah Nabi Muhammad SAW terutama fase-fase awal beliau dalam
menyebarkan ajaran Islam dan guru menjelaskan manfaat mempelajari
sejarah Nabi Muhammad SAW.
b. Inquiry (menemukan)
Tahap pembelajaran melalui langkah Inquiry, guru meminta
siswa untuk mengamati tayangan/film mengenai sejarah perjuangan dan
strategi dakwah Nabi SAW. Pada penayangan filam ini siswa dapat
menggali berbagai factor yang mendukung dan menghambat perjuangan
Nabi Muhammad SAW selama menghadapi tantangan dakwah.
Kemudian secara berkelompok, siswa mencatat hal-hal penting dari hasil
pengamatan terhadap tayangan yang telah dipelajari.
Pada langkah ini siswa juga mencari informasi tertulis tentang
kisah Nabi Muhammad SAW. Mulai dari kelahiran hingga remaja dari
buku teks Pendidikan Agama Islam SMP Islam Al Azhar Kelas VII
semester 1 Bab VII. Selanjutnya siswa juga mencari informasi tertulis
tentang kisah pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul dan
Strategi Dakwahnya selama di Mekkah, dari bukuteks Pendidikan Agama
Islam SMP Islam Al Azhar Kelas VII semester 1 bab VII
c. Questioning (bertanya)
Setelah melalui langkah Inquiry, guru mendorong siswa untuk
bertanya mengenai materi yang telah dibahas. Pada saat ini muncul
pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang mengarah pada pendekatan
kontekstual. Dengan demikian guru berhasil merangsang siswa bukan
sekedar bertanya tetapi juga memberikan pendapat dan analisa tentang
materi materi sejarah Nabi Muhammad SAW.
d. Learning Community (masyarakat belajar)
Pada langkah Learning Community¸ Siswa menganalisis dan
berdiskusi bersama kelompoknya masing-masing mengenai informasi
tertulis tentang kisah Nabi Muhammad SAW, mulai dari kelahiran hingga
remaja. Selanjutnya siswa menganalsis dan berdiskusi bersama
kelompoknya masing-masing mengenai informasi tertulis tentang kisah
pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai rasul dan strategi
perjuangan dakwahnya selama di Mekkah
e. Modeling (Pemodelan)
125
Siswa menyampaikan hasil diskusinya di depan guru dan
kelompok lain tentang sejarah nabi muhammad SAW saat kecil, remaja,
diangkat menjadi Rasul, dan strategi dakwahnya di kota Mekkah. Dari
hasil diskusi tersebut setiap kelompok dapat menjadi model bagi
kelompok lainnya.
f. Reflection (Refleksi)
Pada tahap refleksi ini, dibawah bimbingan guru, siswa
menyimpulkan materi pembelajaran secara demokratis. Kemudian
bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Pada tahap akhir guru memberikan reward kepada
kelompok “terbaik”, yakni kelompok yang paling baik dalam
menyampaikan presentasi
g. Authentic Assessment (penilaian otentik)
Pada akhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi (penilaian)
tentang proses pembelajaran kali ini. Guru memberikan skor tersendiri
kepada siswa yang didasarkan atas aktifitas siswa selama proses
pembelajaran. Guru melakukan evaluasi baik individu maupun kelompok,
yang meliputi evaluasi selama proses pembelajaran sampai akhir
pembelajaran. Adapun penilaian yang dilakukan meliputi 3 aspek (Kognitif,
Afektif dan Psikomotorik) yang dapat dilihat pada lampiran 9.
Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa implementasi
Pendekatan (Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran PAI di
SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta sudah sesuai dengan unsur-
unsur model pembelajaran CTL itu sendiri. Guru mencoba untuk
mengimplementasikan Pendekatan (Contextual Teaching and Learning)
dengan sebaik mungkin. Dengan menerapkan model pembelajaran CTL,
suasana pembelajaran menjadi lebih bermakna. Adapun analisis dari
implementasi CTL dalam RPP materi sirah nabi Muhammad SAW sebagai
berikut :
Analisa Penyusunan RPP Materi Sirah Nabi Muhammad SAW.
(Permendikbud No. 103 Tahun 2014)
Aspek Kriteria Penilaian Skor
Indentitas Mata Pelajaran Mencantumkan lengkap empat
komponen, yaitu identitas mata pelajarn
(sekolah, mata pelajaran, kelas/semester,
dan alokasi waktu) 4 Mencatumkan tiga komponen identitas
Mencantumkan dua komponen identitas
Mencantumkan satu komponen identitas
126
Komponen Inti Mencantumkan lengkap empat
kompetensi inti (kompetensi inti satu,
kompetensi inti dua, kompetensi inti tiga,
dan kompetensi inti empat) 4 Mencantumkan tiga komponen inti
Mencantumkan dua komponen inti
Mencantumkan satu komponen inti
Kompetensi Dasar Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada empat kompetensi inti
4
Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada tiga kompetensi inti
Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada dua kompetensi inti
Mencantumkan lengkap kompetensi
dasar pada satu kompetensi inti
Indikator Mencantumkan minimal dua indicator
pada empat kompetensi inti
4
Mencantumkan minimal dua indicator
pada tiga kompetensi inti
Mencantumkan minimal dua indicator
pada dua kompetensi inti
Mencantumkan minimal dua indicator
pada satu kompetensi inti
Materi Pembelajaran Mencantumkan materi belajar dari empat
atau lebih sumber belajar dan dijabarkan
secara lengkap sesuai materi yang akan
dipelajari
3
Mencantumkan materi belajar kurang
dari empat atau lebih sumbr belajar dan
dijabarkan secara lengkap sesuai materi
yang akan dipelajari
Mencantumkan materi belajar kurang
dari empat atau lebih sumber belajar
tetapi tidak dijabarkan secara lengkap
sesuai materi yang akan dipelajari
Mencantumkan materi belajar dari empat
atau lebih sumbr belajar tetapi tidak
dijabarkan secara lengkap sesuai materi
yang akan dipelajari
Kegiatan Pembelajaran Mencantumkan lengkap tiga kegiatan,
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan 4
127
inti, dan kegiatan penutup pada setiap
pertemuan
Mencantumkan lengkap kurang dari tiga
kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada
setiap pertemuan
Mencantumkan lengkap tiga kegiatan
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak
dijabarkan pada setiap pertemuan
Mencantumkan kurang dari tiga kegiatan
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak
dijabarkan pada setiap pertemuan
Kegiatan Pendahuluan Mencantumkan lima kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
5
Mencantumkan empat kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Mencantumkan tiga kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Mencantumkan dua kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Mencantumkan empat kegiatan
pendahuluan sesuai permendikbud no
103 tahun 2014
Kegiatan Inti
a. Mengamati Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014 3
1 Mencantumkan sa lah satu antara
langkah pembelajaran atau deskripsi
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014 kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
b. Menanya Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai 3
128
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
g.Mengumpulkan
informasi
Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
3
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
h.Mengasosiasi Mengasosiasi Mencantumkan langkah
pembelajaran dan deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014 3
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
i. Mengkomunikasikan Mencantumkan langkah pembelajaran
dan deskripsi kegiatan sesuai
permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014 4
Mencantumkan salah satu antara langkah
pembelajaran atau deskripsi kegiatan
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
kegiatan sesuai permendikbud no 103
tahun 2014
Kegiatan Penutup Mencantumkan enam kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 4
Mencantumkan lima kegiatan penutup
129
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan empat kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan tiga kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan dua kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Mencantumkan satu kegiatan penutup
sesuai permendikbud no 103 tahun 2014
Penilaian, Remedial, dan
Pengayaan
Mencantumkan teknik penilaian
(instrumen penilaian), remedial, dan
pengayaan 3
Mencantumkan hanya dua
Mencantumkan hanya satu
Tidak mencantumkan sama sekali
Media, Bahan, dan
Sumber Belajar
Mencantumkan media, bahan, dan
sumber belajar
3 Mencantumkan hanya dua
Mencantumkan hanya satu
Tidak mencantumkan sama sekali
Lampiran-lampiran Mencantumkan Lampiran teknik
penilaian, kisi-kisi soal, kunci jawaban,
rubik 5
Mencantumkan hanya tiga lampiran
Mencantumkan hanya dua lampiran
Mencantumkan hanya satu lampiran
Hasil Analisis RPP berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014
No Skor Kriteria Skor Penilaian
RPP 3
1 60 – 81 Sangat sesuai 75
2 38 – 59 Sesuai -
3 16 – 37 Tidak sesuai -
Berdasarkan hasil data di atas, skor RPP 1 adalah 75 dengan
persentase 75% dengan kriteria sangat sesuai, dengan rumus sebagai berikut;
130
rentang skor = skor maksimal-skor minimal : kriteria (80-16):3=21 dan
prosentase skor dengan rumus sebagai berikut ; perolehan skor : skor
maksimal x 100. dapat disimpulkan bahwa penyusunan RPP mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam materi Sejarah Nabi Muhammad SAW sangat
sesuai dengan Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014.
Hasil Analisis RPP 3 berdasarkan 7 komponen CTL
No Acuan CTL Skor
1 2 3 4 5
1 Constructivisme
2 Inquiry
3 Questioning
4 Learning Community
5 Modelling
6 Reflection
7 Authentic Assesment
Keterangan :
1. Konstruktivisme: Appersepsi (pemanasan), eksplorasi
(memperkenalkan materi baru), konsolidasi (melibatkan siswa
secara aktif), Pembentukan sikap dan prilaku, Penilaian normatif.
2. Inquiry: merumuskan masalah, observasi, menganalisis,
mengkomunikasi.
3. Questioning: memberikan pertanyaan bersifat umum, memberi
kesempatan untuk menjawab pertanyaan, memberikan kesempatan
untuk bertanya, memberikan pertanyaan secara sistematis, klarifikasi
pertanyaan tertentu.
4. Learning Community: mengarahkan siswa berdiskusi,
membimbing siswa berdiskusi secara efektif, membimbing siswa
berkontribusi dalam diskusi, meluruskan pemahaman siswa dalam
diskusi, memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan hasil
diskusi.
5. Modelling : Guru menjadi model bagi siswa, siswa terlibat menjadi
model, guru mendatangkan model ahli.
131
6. Reflection: Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan penilaian atas pelajaran yang diterima, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memberkan kesimpulan, guru
memberikan penguatan kepada siswa atas materi yang dterima.
7. Authentic Assesment : Guru melakukan penilaian ranah kognitif,
guru melakukan penilaian afektif, guru melakukan penilaian
psikomotorik, penilaian mengukur semua aspek pembelajaran
termasuk proses, kinerja dan produk, penilaian dilakukan selama dan
sesudah proses pembelajaran.
D. Implikasi Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran PAI
Berdasarkan keterangan yang kumpulkan terkait pendekatan CTL
pada pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI dapat diketahui bahwa
pengamalan pembelajaran dengan memakai kurikulum 2013 di SMP Islam
Al-Azhar 12 Rawamangun Jakarta telah dilakukan dengan baik. Langkah-
langkah pendekatan tersebut bermuara pada pembentukan 3 aspek capaian
yaitu ranah afektif (sikap), ranah psikomotorik (keterampilan), dan ranah
kognitif (pengetahuan). Peneliti melakukan konfirmasi ke lokasi penelitian
dan menemukan pembelajaran yang dilaksanakan guru PAI mampu
membentuk kepribadian siswa.
Guru PAI mengaplikasikan pendekatan ilmiah tersebut dalam proses
transformasi pembelajaran agama Islam kepada siswa di lingkungan sekolah.
Pendekatan CTL pada pembelajaran yang diterapkan dalam proses transfer
ilmu diharapkan mampu membentuk perubahan dan perbaikan bagi siswa
dalam kepribadiannya. Perubahan kepribadian tersebut dapat diketahui
dengan memperhatikan keberhasilan dalam 3 aspek tersebut.
Pencapaian pada aspek kognitif ditekankan pada pemahaman siswa
dengan substansi “tahu apa”. Dalam aspek afektif ditekankan pada
pemahaman siswa dengan substansi “tahu mengapa”. Sedangkan dalam
aspek psikomotorik ditekankan pada pemahaman siswa dengan substansi
“tahu bagaimana”. Substansi tersebut merupakan proses dalam mencapai
pembelajaran yang utuh, untuk itu guru PAI harus mengupayakan capaian
bagi siswa agar berpikir dan bertindak dengan mengetahui sebab dan akibat
dalam pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan.
Pelaksanaan pembelajaran, ketiga aspek tersebut menjadi satu atau
terintegrasi dalam pemahaman siswa, sehingga materi ajar yang diterima
bukan hanya sebatas dalam lingkup pengetahuan saja, namun lebih dari itu
dapat menjelma dalam sikap dan keterampilannya dalam kehidupan sehari-
hari. Berikut uraian pendekatan CTL pada pembelajaran ditinjau dari aspek
132
kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
a. Aspek Kognitif
Aspek kognitif diorientasikan pada pengetahuan dan pemahaman
siswa terkait mata pelajaran yang diterimanya di dalam kelas. Jika
dihubungkan dengan pendekatan CTL pada pembelajaran yang dipakai guru
PAI, aspek kognitif yang diperankan pada siswa adalah mengetahui dan
memahami pelajaran agama Islam dengan baik. Pembelajaran dapat diberikan
dengan memberikan hafalan-hafalan pembelajaran seperti hafalan ayat dan
hadis, hafalan doa dan bacaan shalat, dan lain sebagainya.
Contextual Teaching and Learning (CTL) yang diterapkan di SMP
Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam menjadi sistem pembelajaran yang cocok dengan kinerja otak,
untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna, dengan cara
menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari
siswa. Hal ini penting diterapkan agar informasi yang diterima tidak hanya
disimpan dalam memori jangka pendek, yang mudah dilupakan, tetapi dapat
disimpan dalam memori jangka panjang sehingga akan dihayati dan
diterapkan dalam tugas pekerjaan.
Adapun jika dianalisis lebih jauh maka model pembelajaran CTL
(Contextual Teaching and Learning) menjadi salah satu model pembelajaran
kooperatif, sehingga selama proses pembelajaran terjadi interaksi aktif
antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru. Berbagai
aktifitas yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran
melalui Pendekatan CTL merupakan sarana untuk mengaktifkan siswa
dan meningkatkan kualitas guru. Dengan menggunakan metode belajaraktif,
guru betul-betul berfungsi sebagai fasilitator sehingga dapat menciptakan
suasana belajar yang akan menumbuhkan kreativitas dan kapabilitas dengan
lebih optimal. Dengan demikian para guru SMP Islam Al Azhar 12
Rawamangun Jakarta dapat menumbuhkan dan mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan dalam diri anak sesuai dengan taraf pemikirannya.
Di samping itu, dalam pendekatan CTL pada pembelajaran guru juga
menekankan pada penggalian informasi dan ide dari siswa, perihal yang
sering dilakukan adalah dengan memposisikan siswa agar lebih aktif,
sehingga partisipasi yang dilakukan akan menimbulkan interaksi yang baik,
menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi dan menjadikan lebih berpikir
kritis untuk pembelajaran yang lebih utuh dan komprehensif. Setelah itu,
materi pelajaran yang telah diterima juga dilakukan evaluasi bagi seluruh
siswa untuk mengukur kemampuan dan tingkat pemahaman yang telah
diporeleh terkait pelajaran agama Islam.
133
Informasi yang didapat dari guru PAI terkait tingkat pemahaman dan
pengetahuan siswa. Berdasarkan keterangan yang disebutkan bahwa tingkat
pengetahuan dan pemahaman siswa akan materi pelajaran agama Islam relatif
baik dan tinggi. "Pemahaman siswa atas pelajaran PAI menunjukkan tingkat
yang baik, perihal ini diketahui dengan melihat hasil ujian siswa memiliki
nilai rata-rata yang cukup baik.(wawancara Guru PAI, Bapak Nur Fikri)
Hal ini dikarenakan tingkat pemahaman siswa lumayan baik dalam
menangkap materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Peneliti melakukan
studi dokumentasi untuk membuktikan tingkat pemahaman dan pengetahuan
siswa. Dengan melihat hasil tes dari pelajaran agama Islam peneliti
menemukan hasil belajar siswa menunjukkan nilai yang baik dan tinggi.
Hasil tes tertulis siswa kelas VII.
b. Aspek Afektif
Dalam aspek afektif diorientasikan pada penekanan sikap dan nilai
yang dapat dilakukan dan dibiasakan oleh siswa dalam lembaga pendidikan.
Jika dihubungkan dengan pendekatan CTL pada pembelajaran, guru PAI
yang menyampaikan materi pelajaran harus dapat menyebutkan nilai-nilai
yang terkandung dari setiap paparannya. Di samping itu, sikap dan
keteladanan guru juga menjadi faktor penting dalam mencontohkan
kepribadian yang baik sehingga dapat dilaksanakan oleh seluruh siswa. Sikap
dan keteladanan ini bukan hanya tugas guru PAI saja, namun seluruh dewan
guru juga harus mencontohkan sikap dan keteladanan yang Islami kepada
seluruh siswa di lingkungan sekolah.
Peneliti melakukan konfirmasi kepada guru PAI terkait sikap dan
aktivitas siswa di dalam kelas dan lingkungan sekolah. Dapat diketahui,
bahwa walaupun siswa SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun Jakarta
dominan berasal dari keluarga ekonomi menengah ke atas dan memiliki daya
nalar yang tinggi belum pernah melakukan tindakan yang di luar kewajaran.
Seperti, siswa tidak pernah melakukan bolos belajar, tindakan asusila dan
melakukan hal yang melanggar keras peraturan yang ditetapkan sekolah.
Siswa melakukan aktivitas dengan baik dan sopan, patuh pada nasihat guru
serta mencerminkan kepribadian yang baik, ini berlaku dan terjadi bagi
seluruh siswa yang mengenyam pendidikan di lembaga Islam, SMP Islam Al-
Azhar 12 Rawamangun Jakarta.
Hasil pengamatan pada siswa di SMP Islam Al-Azhar 12
Rawamangun Jakarta sangat sopan dan hormat pada gurunya, perihal ini
dapat diketahui dari aktivitas siswa ketika berselisih dan bertemu dengan
guru selalu memberikan salam, senyum, dan sapa. Sungguh menunjukkan
seperti sebuah keluarga yang saling memperhatikan dan mengayomi tentang
kehangatan dalam proses penanaman nilai-nilai pendidikan. Adanya
134
keteladanan yang dilakoni dengan baik oleh elemen penyelenggara
pendidikan merupakan bagian dari pendekatan CTL pada pembelajaran yang
patut menjadi contoh bagi lembaga pendidikan Islam lain. Karena, dengan
adanya pendekatan CTL pada pembelajaran yang mampu membentuk
perubahan sikap dan kepribadian siswa adalah langkah terbaik dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan di suatu lembaga yang
mencetak generasi yang baik.
c. Aspek Psikomotorik
Dalam aspek psikomotorik difokuskan pada implementasi dari
pelajaran yang telah diterima oleh siswa. Psikomotorik berkaitan erat dengan
kreatifitas dan keterampilan siswa baik di dalam lingkungan sekolah maupun
di luar lingkungan sekolah. Keterampilan atau gerakan yang dilakukan siswa
harus mendapat bimbingan dan pengarahan dari dewan guru. Secara khusus,
dalam pelajaran agama Islam bagi guru harus mengupayakan membimbing
siswa melakukan aktivitas sesuai dengan pedoman pelajaran. Seperti;
membimbing siswa dalam tata cara ibadah, tata cara thaharah dan wudhu,
tata cara azan dan iqamah, dan prasarana persiapan khutbah jumat dan shalat
jenazah.
Kami selalu memberikan bimbingan kepada siswa untuk selalu
menjalankan shalat secara berjamaah dan membiasakan membaca al-quran,
shalat dhuha, dan membaca doa dengan baik, benar, dan khusyuk. Selain itu,
kami membimbing beberapa siswa untuk dilatih menjadi khatib jumaat di
masjid, memberikan tausiyah/ceramah pada kesempatan penting."
(wawancara pada Bapak Nur Muh. Fikri)
Kreativitas siswa dapat terbentuk dari pengamalan dan pengalaman
yang telah dilaluinya, porsi pengamalan dapat diperolehnya dari sumber
bimbingan para guru dan porsi pengalaman dapat diperoleh dengan
mempraktikkan dan membiasakan dalam kehiduapan sehari-harinya.
Berdasarkan dengan itu, kreativitas dan keahlian dapat dibentuk dan
dibiasakan bagi siswa dalam proses keutuhan dari implementasi pelajaran
yang telah diperolehnya dalam lembaga pendidikan.
Peneliti mengkonfirmasi kepada guru PAI, menerangkan bahwa
tingkat kreativitas dan keahlian siswa juga lumayan baik. Pihak sekolah
memberikan fasilitas dan kesempatan bagi siswa yang ingin memperdalam
dan mengasah kemampuannya baik dalam bidang akademik maupun non
akademik. Seperti memberikan fasilitas dan ruang dalam pendalaman agama
dengan mengikuti pelatihan khatib jumat, nasyid, dan training motivasi
dakwah. Dalam hal keorganisasian diberikan ruang dan dibimbing menjadi
leader di kalangan siswa dengan mengadakan kegiatan OSIS, kegiatan hari
besar Islam dan lain sebagainya.
135
Dalam pengamatan peneliti, siswa SMP Islam Al-Azhar 12
Rawamangun Jakarta telah mempraktekkan shalat berjamaah pada waktu
zuhur dan ashar, serta melaksanakan shalat sunnat dhuha yang digilir
perkelas setiap harinya. Rutinitas implementasi seperti ini merupakan sebuah
bentuk praktik yang nyata sehinga dapat membekas menjadi kebiasaan siswa.
Praktik-praktek pengamalan ajaran Islam, seperti membaca quran sebelum
belajar, melakukan doa bersama turut menjadi bukti lembaga Islam ini
mengarahkan siswa untuk menjadi insan kamil yang taat kepada Allah Swt.
Penerapan kreativitas di atas merupakan bagian dari pendekatan CTL pada
pembelajaran yang dilakukan di SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun
Jakarta.
136
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dipaparkan, maka peneliti
dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Implementasi pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning)
pada pembelajaran PAI sudah menggunakan 7 komponen pembelajaran
efektif CTL yaitu : Construtivism (Konstruktivisme), Inkuiry
(Menemukan), Questioning (Pertanyaan), Modeling (Pemodelan),
Learning Community (Komunitas belajar), Reflection (Refleksi),
Authentic Assesment (Penilaian Autentik). Dengan menggunakan 7
komponen pembelajaran efektif maka siswa dapat menemukan makna
dari materi yang dipelajari melalui keterlibatannya dalam proses
pembelajaran.
2. RPP yang digunakan pada pembelajaran PAI di SMPI Al Azhar 12
Rawamangun Jakarta sudah memenuhi pendekatan CTL (Contextual
Teaching And Learning) yang mana terlihat RPP berbasis kurikulum
2013. Di dalam komponen RPP kurikulum 2013 yang dirancang terdapat
pendekatan saintifik dan unsur pendekatan kontekstual.
3. Dengan menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And
Learning) dalam pembelajaran PAI di SMPI Al Azhar 12 Rawamangun
Jakarta, siswa terlibat secara langsung untuk menemukan konsep dengan
pembelajaran berbasis inkuiri sehingga siswa mendapatkan pengetahuan
yang luas dan bermakna dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran-saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diharapkan dapat
memberikan sedikit sumbangan berupa pemikiran yang digunakan
sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang pendidikan,
khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun saran yang
dapat peneliti sumbangkan antara lain:
1. Hendaknya guru PAI dalam mendesain RPP berbasis pendekatan CTL
(Contextual Teaching And Learning) lebih dikembangkan dengan
137
pengayaan materi, metode dan strategi yang bervariasi, serta model-
model pembelajaran yang kontekstual.
2. Hendaknya guru PAI dalam menggunakan metode, dan media
pembelajaran disesuaikan dengan materi pembelajaran agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
3. Perlu diadakan pembinaan dan pelatihan yang intensif untuk guru
Pendidikan Agama Islam terkait keterampilan mengajar materi
Pendidikan Agama Islam dalam rangka meningkatkan profesionalisme
guru dan meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah
khususnya Pembelajaran Agama Islam.
4. Kepada pihak Pemerintah terkait agar terus melakukan upaya
Peningkatkan Profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dengan
pelatihan dan seminar terkait untuk meningkatkan mutu pembelajaran
PAI di Sekolah.
138
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab, Solichin, Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan Negara. Edisi Ke. 2 Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2008.
Alim, Muhammad Abd. 1992. Al-Tarbiyah wa alTanmiyah.. fi al-Islam,
Riyadh: KSA
Anggriamurti, Pembelajaran Transformasi dengan Pendekatan
Konstruktivis, (Bandung: Rosdakarya, 2009)
Advanceed Technology Environmental Education Center (ATEEC) (2000).
Teaching for contextual learning.
Abdi, Muhammad Iwan, Contextual Teaching and Learning dalam
Pembelajaran PAI, 2010.
Badruzaman, Ahmad. Strategi dan Pendekatan dalam Pembelajaran,
(Yogyakarta: Ar Ruuz, 2006)
Baharuddin & Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007)
Baker, Elaine DeLott et al. 2009. Contextualized Teaching & Learning:A
Faculty Primer. California: The Center for Student Success
Binti Maunah, Landasan Pendidikan, ( Yogyakarta: Teras, 2009)
Bogdan, R.C. & Biklen, S.K. 2007. Qualitative Research for Education: An
Introduction to Theories and Methods (Fifth Edition). Boston: Pearson
Education Inc
Clifford, Matthew and Marica Wilson, “Contextual Teaching, Profesional
Learning, and Student Experiences; Lesson Learned From
Implementation”, Teachnet, No. 2, (California: Universitas Wisconsin-
Madison, 2000),
Creswell, Jhon W. 2007. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing
Among Five Traditions London: SAGE Publication,
Crow, Laster D. Alice Crow, Educational Psychology I, tjm. Z. Kasijan,
Surabaya : Bina Ilmu,
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Pustaka
Setia
Departemen Pendidikan, Undang-Undang Republik Indonesia, No. 20 Tahun
2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara,
2003)
139
Depdiknas, Pendekatan Kontekstual; Contextual Teaching and Learning
/CTL, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2003).
Depdiknas (2002). Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (life skill)
melalui pendekatan Broad-Based Education (draft), Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Tenaga Pendidikan. Pembelajaran Berbasis PAIKEM. Dirjen
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementrian
Pendidikan Nasional. 2010.
Dewey, John. Experience and Education; Pendidikan Berbasis Pengalaman,
Terj. Hani’ah,Cet. I, (Jakarta: Teraju, 2004)
Djumransah dan Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam (Malang: UIN
Malang Press, 2007).
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. (2008). Psikologi Pendidikan, Jakarta.
Grasindo.
Erickson, PM. Berns, RG. (2001) Contextual Teaching And Learning:
Preparing Student for The New Economy. The Ohio State University,
OH : National Dessimination Center for Career and Technical
Education.
Fathurrahman, .2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Teras.
Fiky Prakoso, Albrian, Penerapan CTL dengan Metode Problem Solving
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kajian Kebutuhan Manusia. 2013
Hardini, Isriani dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori,
Konsep, dan Implementasi),Familia (Group Relasi Inti Media),
Yogyakarta; 2012.
Hasan, Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan, cet. 6 (Jakarta, Reneka Cipta,
2010)
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta, Raja Grafindo Persada,
2009)
Houwer, Jan De & Dermot Barnes-Holmes & Agnes Moors. 2013. What is
learning? On the nature and merits of a functionaldefinition of
learning. Belgium:Psychonomic Society, Inc
Hidayati, Yulia Maftuhah, Kemampuan Menjumlahkan Bilangan Pecahan
Dengan Pembelajaran Kontekstual (CTL) Sebagai Usaha Meretas
Sekolah Humanis. Surakarta : 2012.
140
Hudson, Clemente Charles &Vesta R. Whisler. 2015. Contextual Teaching
and Learning for Practitioners VOLUME 6 - NUMBER 4 ISSN: 1690-
4524
Indrakusuma, Amir Daiem. Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya : Usaha
Nasional, 1973.
Isriani Hardini, Dewi Puspitasari. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu.
Yogyakarta : FAMILIA.
Jawahir, Muhammad. 2005. Teknik dan Strategi Pembelajaran, Bandung :
Cendikia Press.
Johnson, Elaine B. Contextual Teaching and Learning : Menjadikan
Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna (Bandung :
Kaifa learning Centre, Edisi Baru : Cet. I 2014).
Johnson, Elaine B, Contextual Teaching & Learning (Menjadikan
Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna),
California : Corwin Press, Inc, Thousand Oaks, 2002. (Penerjemah
: IbnuSetiawan, Bandung: MLC, 2007)
Johnson, Elaine B. Contextual Teaching and Learning; What and It Is Here
to Stay. (California: Corwin Press, 2002)
Komalasari, Kokom. Pembelajaran Konstektual,( Bandung: PT. Rafika
Aditama, 2011).
Komalasari, Kokom. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Cet.II,
Bandung : PT. Refika Aditama, 2011.
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta
: PT RajaGrafindo Persada, 2009)
Madjid, Abdul (2013). Strategi Pembelajaran, Cet. II, Bandung Remaja
Rosadakarya.
Mahna, Ahmad Ibrahim al-Tarbiyah Fi al-Islam, Kairo : Dar al-Syi’ib, 1986,
Mardalis, Metodologi Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta : Bumi
Aksara, 2008.
Maksum, Ali dan Luluk Yunan Ruhendi, Paradigma Pendidikan
Universal di Era Modern dan Pots Modern, Mencari Visi Baru atas
Realitas Baru Pendidikan Kita, (Yogyakarta, IRCiSod, 2004)
Maunah, Binti, Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Teras, 2009
141
Moh. Rudiyanto, “The Implementation of Contextual Teac hing and
Learning (CTL) in English Class” Jurnal OKARA , Volume II, Nomor
4 (Nopember, 2009)
Masnur, Muslich, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual,(Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja
Rosda Karya.
Muhaimin (2009). Rekonstruksi Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja
Grapindo Persada
Muhaimin. (2008). Paradigma Pendidikan Islam (Cet. IV). Bandung: PT.
Rosdakarya
Musfah, Jejen. 2015. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan
Sumber Belajar. Teori dan Praktik. Jakarta:Prena Media
Musfikon, Pendididkan Agama Islam pada Lembaga Pendidikan non Islam,
Disertasi, (UINSA: Surabaya, 2010)
Mustaghfirin, Implementasi Contextual Teaching And Learning Dalam
Pembelajaran Agama Islam. Surakarta 2013.
Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta : Bumi
Aksara.
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003),
Cet -1
Najib Sulhan, Pembangunan Karakter Pada Anak;Manajemen Pembelajaran
Guru Menuju Sekolah Efektif (Surabaya: Intelektual Club, 2006)
Nata, Abuddin. 2013. Inovasi Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta
Nazarudin. 2007. Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta : Teras
Nurhadi, dkk, Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK,
Cet. I, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003),
Nursisto. Spektrum Pengalaman Lapangan dalam Dunia Pendidikan.
(Jakarta : Depdiknas, 2001)
Paul, Suparno, Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta:
Kanisius, 1997.
Paul, Suparno, Guru Demokratis di Era Reformasi, (Jakarta: Grasindo, 2003)
142
Pigeat, Jean. Psychology and Epistimologi, New York: The Viking Press,
1971.
Prawiradilaga, Dewi Salma & Siregar, Eveline. (2004). Mozaik Teknologi
Pendidikan. Jakarta : Prenada Media.
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,
2005)
Raub Latifah Abdul,et al.2015.An Integrated Model to Implement Contextual
Learning with Virtual Learning Environment for Promoting Higher
Order Thinking Skills inMalaysian Secondary Schools.i International
Education Studies; Vol. 8, No. 13
Rogers, Alan.2003. What is thedifference?A new critique of adultlearning
and teaching. Oxford: NIACE’s publications
Romlah, Implementasi Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Dengan Pendekatan Kontekstual Sebagai Upaya Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran DI SMP Negeri 13 Kota Malang, Progresiva
Vol. 5, No.1, 2011
Romlah, Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Berbasis CTL Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajran
Guru, Di SMP Kota Malang, Progresiva Vol.4 No.1 2010
Rossum, Erik Jan van and Rebecca Hamer, 2010. The Meaning of Learning
and Knowing. Rotterdam: Sense Publishers,
Rossum, Jan van andRebecca Hamer, 2010. The Meaning of Learning and
Knowing.Rotterdam: Sense Publishers
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Ed. II, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012)
S.R., Predmore, 2005, Putting It Into Context, Techniques, 80 (1), 22-25.
Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Ed. I, Cet. I, (Jakarta: Kencana, 2005).
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik
Pengembangan KTSP. Cet III; Jakarta : PT. Kencana Pranada Media
Group, 2010.
Sardiman, A.M, Interaksi & Motivasi, Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004)
143
Saputra, Aidil. Aplikasi CTL dalam Pembelajaran PAI, At-Ta’dib Vol.VI,
No.1, 20014
Setiawan, Sulhan, Mudah Menyenangkan Belajar Mikrokontroler.
Yogyakarta : Andi 2006.
Schunk, Dale H (2012). Learning Theories An Educational Perspective, Terj.
Eva Hamdiah dan Rahmat Fajar, Cet. I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur’an, Fungsi Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat,Bandung : Mizan, 1994
Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth
Edition. Boston: Allyn and Bacon
Smith, Bettye P. 2010. Instructional Strategies in Family and Consumer
Sciences:Implementing the Contextual Teaching and Learning
Pedagogical Model. Journal of Family & Consumer Sciences
Education, 28(1)
Sudjana, Nana dan Ibrahim, 2002. Penelitian Dan Penilaian
Pendidikan,Bandung: Sinar Baru Algesindo
Suryanti dkk, Model-model Pembelajaran Inovatif (Surabaya: UNESA
University Press, 2008)
Susan, Jones, Sears (2002). Contextual Teaching And Learning : a primer for
effective instruction, Bloomington, Indiana.
Sulistyo-Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta : Wedatama Widya Sastra
dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Susdiyanto, Saat dan Ahmad. 2009. Strategi Pembelajaran. (Modul
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru). Makasar: FITK UIN Alauddin
Makasar.
Sumiati & Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung : CV. Wacana
Prima.
Suyono dan Hariyanto (2013). Belajar dan Pembelajaran, Cet. IV,
Bandung: Remaja Rosadakarya.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Bandung :
Alfabeta. 2006.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung : PT.
Rosadakarya. 2012.
Trianto. Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik.
Surabaya : Prestasi Pustaka, 2007.
144
Trianto. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) Di Kelas (Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher, 2008 )
Ulwan, Abdullah Nasih, 2012. Tarbiyatul Aulad Fil Islam, terj. Khalilullah
Ahmad Masjkur Hakim, Pendidikan Anak Menurut Islam, Bandung :
Remaja Rosdakarya
Usa, Muslih dan Aden Wijda, Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial,
(Yogyakarta, Aditya Perdana, 2007)
Wahid, Abdul. 2007. Pengajaran Terpadu PAI dengan Pelajaran umum.
Forum Guru
Walid, Abdul. (2011). Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan
Kemampuan berfikir tingkat tinggi di sekolah asrama berbasis agama
(pondok pesantren).
Widodo dan Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Alex Media Komputindo, 2008)
Wilson, Suzanne M. and Penelope L. Peterson. 2006. Theories of Learning
and Teaching What Do They Mean for Educators?. New York:
National Education Association
Ya’cub, Mihmidaty. Penerapan CTL Dalam Pembelajaran Ilmu Agama Dan
Umum Di Pesantren Hidayatullah Surabaya. Jurnal dalam majalah
NIZAMIA, Volume 8, Nomor 2 (Desember 2005)
Yoesoef, Soelaiman. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Jakarta : Bumi
Aksara, 2002
Zayadi, Ahmad & Abdul Majid, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) Berdasarkan Pembelajaran Kontekstual (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2005).
Zaini, Syahminan. Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta
: Grafindo Persada. 2006.
Zuhairini,dkk. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2004.
PROFIL SEKOLAH SEKOLAH PERSIAPAN RINTISAN
BERTARAF INTERNASIONAL
(RSBI)
NAMA SEKOLAH : SMP ISLAM AL-AZHAR 12 ALAMAT SEKOLAH : JALAN SUNAN GIRI NO 1 RAWAMANGUN JAKARTA TIMUR 13220
DIREKTORAT PEMBINAAN SMP
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2012
1
Hal 1
1. Nama Sekolah : SMP ISLAM AL-AZHAR 12 2. No. Statistik Sekolah : 200290
3. Tipe Sekolah : A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2
4. Alamat Sekolah : JALAN SUNAN GIRI NO 1 RAWAMANGUN JAKARTA TIMUR
: (Kecamatan) : PULO GADUNG
: (Kabupaten/Kota) : JAKARTA TIMUR
: (Propinsi) : DKI JAKARTA
5. Telepon/HP/Fax : (021) 47867777 / 4702412
6. Email/Web-site : www.yapi-alazhar.sch.id / [email protected]
7. Status Sekolah : Swasta
8. Nilai Akreditasi Sekolah : A
9. Penetapan sebagai RSBI : SK DIREKTUR PEMBINAAN SMP NOMOR 2977/C3/MN/2009
10. Status RSBI : RSBI Mandiri
11. Prosentase ruang kelas yang sudah berbasis IT : 100%
12. Prosestase guru yang S2/S3 : 8.57 %
13. Apakah Sekolah sudah memiliki fasilitas HOT-SPOT : a. Sudah b. Belum
14. Apakah sekolah sudah memiliki sister-school : a. Sudah b. Belum
Apabila sudah : sekolah : GOKCAN COLLEGE
Negara : ISTANBUL, TURKEY
Tahun : 2012
15. Apakah sekolah sudah memiliki sertifikat ISO 9001 : a. Sudah b. Belum
Apabila sudah : Lembaga sertifikasi : ...........................................................................................................
Versi ISO : ..............................................................................................................
Tahun : .............................................................................................................
16. Kontribusi Pendanaan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah :
Th. Pelajaran Pusat Propinsi Kab/Kota
Masyarakat
Jumlah
Dalam Juta Dalam Juta Dalam Juta Dalam Juta Dalam Juta 2008/2009
2009/2010
2010/2011
2011/2012
2012/2013
17. Data Peserta Didik Baru pada tahun terakhir yang dinyatakan diterima di sekolah
2
Hal 2
Tahun Jumlah Pendaftar Peserta Didik
Baru
Jumlah Peserta Didik
Baru yang diterima
NUN yang
diterima
2008/2009 180
2009/2010 178
2010/2011 356 172
2011/2012 328 168
2012/2013 372 168
18. Data Siswa 4 (empat tahun terakhir) siswa reguler :
Th. Pelajaran
Jml Pendaftar (Cln Siswa
Baru)
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah (Kls. VII + VIII + IX)
Jml Siswa
Jumlah
Rombel
Jml Siswa
Jumlah
Rombel
Jml Siswa
Jumlah
Rombel
Siswa Rombel
L P L P L P L P
2009/2010 93 85 178 89 91 180 87 91 178 269 267 536
2010/2011 57 52 109 93 86 179 87 91 178 237 229 466
2011/2012 36 33 69 57 52 171 93 85 178 186 170 356
2012/2013
19. Data Siswa 3 (empat tahun terakhir) siswa Billingual (RSBI):
Th. Pelajara
n
Jml Pendaftar (Cln Siswa
Baru)
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah (Kls. VII + VIII + IX)
Jml Siswa Jumlah Rombel
Jml Siswa Jumlah Rombel
Jml Siswa Jumlah Rombel
Siswa Rombel
L P L P L P L P
2010/2011 35 28 63 - - - - 35 28 63
2011/2012 44 52 96 35 28 63 79 80 159
2012/2013 44 52 96 35 28 63
20. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Kepala sekolah
Nama
Jenis Kela-min Usia
Pend. Akhir
Masa Kerja L P
1. Kepala Sekolah ROHADI, S.PD, MM √ S2
3
Hal 3
2. Wakil Kepala Sekolah HERI PURWANTA,
S.PD
√ S1
b. Guru
1. Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
No. Tingkat Pendidikan Jumlah dan Status Guru
Jumlah GT/PNS GTT/Guru Bantu L P L P
1. S3/S2 3 3
2. S1 22 10 32
3. D-4
4. D3/Sarmud
5. D2
6. D1
Jumlah 35
2. Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan (keahlian)
No. Guru
Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan sesuai
dengan tugas mengajar
Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan yang TIDAK
sesuai dengan tugas mengajar Jumlah
D1/D2 D3/
Sarmud
S1/D4 S2/S3 D1/D2 D3/
Sarmud
S1/D4 S2/S3
1. IPA 5 1
2. Matematika 5
3. Bahasa Indonesia 2 1
4. Bahasa Inggris 3
5. Pendidikan Agama 4 1
6. IPS 4
7. Penjasorkes 2
8. Seni Budaya 2
9. PKn 1
10. TIK/Keterampilan 2
11. BK 3
12. Lainnya: ..............
Jumlah 35
4
Hal 4
3. Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru
No. Jenis Pengembangan
Kompetensi
Jumlah Guru yang telah mengikuti kegiatan pengembangan
kompetensi/profesionalisme
Laki-laki Jumlah Perempuan Jumlah
1. Penataran KTSP 25 10 35
3. Penataran Metode
Pembelajaran (termasuk CTL)
25 10
4. Penataran PTK
5. Penataran Karya Tulis Ilmiah
6. Sertifikasi Profesi/Kompetensi 13
7. Penataran PTBK
8. Penataran lainnya: ..............
4. Prestasi guru
No. Jenis lomba
Perolehan kejuaraan 1 sampai 3 dalam 3 tahun
terakhir
Tingkat Jumlah Guru
1. Lomba PTK Nasional
Provinsi
Kab/Kota 2
2. Lomba Karya tulis Inovasi Pembelajaran Nasional
Provinsi
Kab/Kota 1
3. Lomba Guru Berprestasi Nasional
Provinsi
Kab/Kota 1
4. Lomba lainnya: ...............................
Nasional
Provinsi
Kab/Kota
4. Nasional
Provinsi
Kab/Kota
c. Guru Billingual (RSBI)
1. Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
5
Hal 5
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah dan Status Guru Jumlah GT/PNS GTT/Guru Bantu
L P L P 1. S3/S2 1 1
2. S1 10 5 15
3. D-4
4. D3/Sarmud
5. D2
6. D1
7. ≤ SMA/sederajat
Jumlah
6
Hal 6
d. Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan (keahlian)
No. Guru Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan sesuai
dengan tugas mengajar
Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan yang TIDAK sesuai dengan tugas
mengajar
Jumlah
D1/D2 D3/
Sarmud
S1/D4 S2/S3 D1/D2 D3/
Sarmud
S1/D4 S2/S3
1. IPA 4 4
2. Matematika 4 4
3. Bahasa Inggris 3 3
4. Bahasa Indonesia 2 1 3
Jumlah 12
e. Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru Billingual
No. Jenis Pengembangan
Kompetensi
Jumlah Guru yang telah mengikuti kegiatan
pengembangan kompetensi/profesionalisme
Laki-laki Jumlah Perempuan Jumlah
1. Penataran KBK/KTSP 8 6 14
3. Penataran Metode Pembelajaran
(termasuk CTL)
8 6 14
4. Penataran PTK
5. Sertifikasi Profesi/Kompetensi 2 2 4
6. Pelatihan Billingual 8 6 14
7. Penataran lainnya: ..............
f. Prestasi guru Billingual
No. Jenis lomba Perolehan kejuaraan 1 sampai 3 dalam 3 tahun
terakhir
Tingkat Jumlah Guru
1. Lomba Kompetensi guru antar sekolah Nasional
Provinsi
7
Hal 7
Kab/Kota
2. Lomba Karya tulis Inovasi
Pembelajaran berbasis IT
Nasional
Provinsi
Kab/Kota
3. Lomba Guru Billingal Berprestasi Nasional
Provinsi
Kab/Kota
g. Tenaga Kependidikan: Tenaga Pendukung
No. Tenaga pendukung
Jumlah tenaga pendukung dan kualifikasi pendidikannya
Jumlah tenaga pendukung Berdasarkan Status dan Jenis Kelamin Jumlah
≤ SMP SMA D1 D2 D3 S1 PNS Honorer
L P L P
1. Tata Usaha 1 2 3
2. Perpustakaan 1 1
3. Laboran lab. IPA 1 1
4. Teknisi lab. Komputer 2 2
5. Laboran lab. Bahasa 1 1
6. PTD (Pend Tek. Dasar)
7. Kantin 14 14
8. Penjaga Sekolah 2 2
9. Tukang Kebun 1 1
10. Keamanan 9 9
11. Lainnya: ................... 8 8
Jumlah 42
21. a) Data Ruang Belajar (Kelas)
Kondisi
Jumlah dan ukuran Jml. ruang lainnya
yg digunakan untuk r. Kelas
(e)
Jumlah ruang yg digunakan
u. R. Kelas
(f)=(d+e)
Ukuran
7x9 m2 (a)
Ukuran
> 63m2 (b)
Ukuran
< 63 m2 (c) Jumlah (d)
=(a+b+c)
Baik √ 5 ruang, yaitu:
Lab IPA
5 + 15 = 20
Rsk ringan
8
Hal 8
Rsk sedang Lab Komputer
Lab Bahasa
Multimedia/AVA
Ruang Kesenian
Rsk Berat
Rsk Total
Keterangan kondisi:
Baik Kerusakan < 15% Rusak ringan 15% - < 30% Rusak sedang 30% - < 45% Rusak berat 45% - 65% Rusak total >65%
b) Data Ruang Belajar Lainnya
Jenis Ruangan Jumlah (buah) Ukuran
(pxl) Kondisi*) Jenis Ruangan
Jumlah (buah) Ukuran
(pxl) Kondisi
1. Perpustakaan 1 9x27 Baik 6. Lab. Bahasa 1 7x12 Baik
2. Lab. IPA 1 7x12 Baik 7. Lab. Komputer 1 7x12 Baik
3. Ketrampilan 1 7x6 Baik 8. PTD
4. Multimedia 1 7x12 Baik 9. Serbaguna/aula 1 20x20 Baik
5. Kesenian 1 7x9 Baik 10. ……………
c) Data Ruang Kantor
Jenis Ruangan Jumlah (buah) Ukuran
(pxl) Kondisi*)
1. Kepala Sekolah 1 32 Baik
2. Wakil Kepala Sekolah 1 15 Baik
3. Guru 1 126 Baik
4. Tata Usaha 1 42 Baik
5. Tamu 1 - Baik
Lainnya: ………………
d) Data Ruang Penunjang
Jenis Ruangan Jumlah (buah) Ukuran
(pxl) Kondisi*) Jenis Ruangan
Jumlah (buah) Ukuran
(pxl) Kondisi
9
Hal 9
1. Gudang 1 4x7 10. Ibadah 1 20x20 Baik
2. Dapur 1 2x5 11. Ganti
3. Reproduksi 12. Koperasi 1 10x8 Baik
4. KM/WC Guru 2 7x2 13. Hall/lobi 1 5x5 Baik
5. KM/WC Siswa 10 7x2 14. Kantin 4 7x3 Baik
6. BK 1 7x4 15. Rumah Pompa/
Menara Air
2 4x4 Baik
7. UKS 1 7x9 16. Bangsal
Kendaraan
2 10x12 Baik
8. PMR/Pramuka 17. Rumah Penjaga 1 2x2 Baik
9. OSIS 1 4x4 18. Pos Jaga 2 2x3 Baik
22. Lapangan Olahraga dan Upacara
Lapangan Jumlah (buah) Ukuran (pxl) Kondisi Keterangan
1. Lapangan Olahraga
a. Bola Basket
b. Lompat Jauh
c. Bola voli
d. Tenis Meja
e. Futsal
1
1
1
2
1
10x27
1.5x7
10x27
10x27
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
2. Lapangan Upacara
23. Kepemilikan Tanah : Yayasan Asrama dan Pelajar Islam (YAPI)
Status Tanah : Hak Milik Yayasan Asrama dan Pelajar Islam HGB, IMB ST
Luas Lahan/Tanah : 14.780 m2
Luas Tanah Terbangun : 2.512 m2
Luas Tanah Siap Bangun : 784 m2
Luas Lantai Atas Siap Bangun : -
*) Coret yang tidak perlu
Lampirkan rencana tapak (site plan) sekolah skalatis (berskala) dengan ukuran kertas minimal A4.
10
Hal 10
24. Perabot (furniture) utama
a. Perabot ruang kelas (belajar)
No. Jumlah ruang
kelas
Perabot Jumlah dan kondisi meja
siswa Jumlah dan kondisi
kursi siswa Almari + rak buku/alat
Papan tulis Jm
l
Ba
ik
Rsk
. R
inga
n R
sk.
Ber
at
Jml
Ba
ik
Rsk
. R
inga
n R
sk.
Ber
at
Jml
Ba
ik
Rsk
. R
inga
n R
sk.
Ber
at
Jml
Ba
ik
Rsk
. R
inga
n R
sk.
Ber
at
1
15
540 √ 540 √ 15 √ 15 √
11
Hal 11
b. Perabot ruang belajar lainnya
No. Ruang
Perabot
Meja Kursi Almari + rak buku/alat
Lainnya
Jml
Ba
ik
Rsk
. R
inga
n R
sk.
Ber
at
Jml
Ba
ik
Rsk
. R
inga
n R
sk.
Ber
at
Jml
Ba
ik
Rsk
. R
inga
n R
sk.
Ber
at
Jml
Ba
ik
Rsk
. R
inga
n R
sk.
Ber
at
1. Perpustakaan 11 √ 6 √ 7 √ 2 √
2. Lab. IPA 9 √ 37 √ 6 √ 2 √
3. Ketrampilan
4. Multimedia 37 √ 37 √ 2 √ 2 √
5. Lab. bahasa 37 √ 37 √ 2 √ 2 √
6. Lab. komputer 37 √ 37 √ 2 √ 2 √
7. Serbaguna 1 √ 1 √ 1 √ 10 √
8. Kesenian 37 √ 37 √ 1 √ 1 √
9. PTD
10. Lainnya: ........
c. Perabot Ruang Kantor
No. Ruang
Perabot
Meja Kursi Almari + rak buku/alat
Lainnya
Jml
Ba
ik
Rsk
. R
inga
n R
sk.
Ber
at
Jml
Ba
ik
Rsk
. R
inga
n R
sk.
Ber
at
Jml
Ba
ik
Rsk
. R
inga
n R
sk.
Ber
at
Jml
Ba
ik
Rsk
. R
inga
n R
sk.
Ber
at
1. Kepala Sekolah 4 √ 13 √ 4 √ 1 √
2. Wk Kepala Sekolah 1 √ 3 √ 1 √ 1 √
3. Guru 27 √ 30 √ 6 √ 2 √
4. Tata Usaha 6 √ 3 √ 9 √ 1 √
5. Tamu 3 √ 6 √ 5 √
6. Lainnya: …..
12
Hal 12
d. Perabot Ruang Penunjang
No. Ruang
Perabot
Meja Kursi Almari + rak
buku/alat Lainnya
Jml
Ba
ik
Rsk
. R
inga
n R
sk.
Ber
at
Jml
Ba
ik
Rsk
. R
inga
n R
sk.
Ber
at
Jml
Ba
ik
Rsk
. R
inga
n R
sk.
Ber
at
Jml
Ba
ik
Rsk
. R
inga
n
Rsk
. B
era
t
1. BK 4 √ 6 8 √ 2 √
2. UKS 2 √ 6 4 √ 2 √
3. PMR/Pramuka
4. OSIS 2 √ 5 2 √ 1 √
5. Gudang 1 √ 2 4 √ 1 √
6. Ibadah 1 √
7. Koperasi 2 √ 4 3 √ 1 √
8. Hall/lobi 2 √ 6 2 √
9. Kantin 8 √ 8 12 √ 4 √
10. Pos jaga 3 √ 3
11. Reproduksi
12. Lainnya: …..
25. Koleksi Buku Perpustakaan
No. Jenis Jumlah Kondisi Rusak Baik
1. Buku siswa/pelajaran (semua mata pelajaran)
137 buku √
2. Buku bacaan (misalnya novel, buku ilmu pengetahuan dan teknologi, dsb.)
3461 buku √
3. Buku referensi (misalnya kamus, ensiklopedia, dsb.)
693 buku √
5. Jurnal 2 items √
6. Majalah 6 items √
7. Surat kabar 3 items √
8. Lainnya: .....................................
Total
13
Hal 13
26. Fasilitas Penunjang Perpustakaan
No. Jenis Jumlah / Ukuran/ Spesifikasi
1. Komputer 5
2. Ruang baca 9x27
4. TV 1
5. LCD 1
6. VCD/DVD player 1
7. Lainnya: ...........................................
27. Alat/Bahan di Laboratorium/Ruang Keterampilan/Ruang Multimedia (di isi dalam angka)
No. Alat/bahan
Jumlah, kualitas, dan kondisi alat/bahan*)
Jumlah Kualitas Kondisi
Kurang dari
25% dr keb.
25%-50% dr
keb.
50%-75% dr
keb.
75%-100%
dr keb. Kurang Cukup Baik
Sangat baik
Rusak berat
Rusak ringa
n Baik
1. Lab. IPA √ √ √
2. Lab. bahasa √ √ √
3. Lab. komputer √ √ √
4. Ketrampilan √ √ √
5. PTD
6. Kesenian √ √ √
7. Multimedia √ √ √
*) Lampirkan daftar alat pada laboratorium/ruang dengan spesifikasi teknisnya.
28. Prestasi sekolah/siswa tiga (3) tahun terakhir
a. Prestasi Akademik: NUN
No. Tahun Pelajaran Rata-rata NUAN
Bhs Indonesia
IPA Matematika
Bahasa Inggris
Jumlah Rata-rata
empat mapel 1. 2009/2010 8.41 7.79 7.77 8.37 32.34 8.08
2. 2010/2011 8.16 8.30 8.01 8.71 33.18 8.29
3. 2011/2012 8.87 8.33 8.45 8.22 33.87 8.47
14
Hal 14
b. Prestasi Akademik: Peringkat rerata NUN (di isi dalam angka)
No. Tahun Pelajaran
Peringkat Tingkat Kecamatan
(Rayon) Tingkat Kab/Kota Tingkat Propinsi
Sek. Negeri
Sek. Swasta
Sek. Negeri
dan Swasta
Sek. Negeri
Sek. Swasta
Sek. Negeri
dan Swasta
Sek. Negeri
Sek. Swasta
Sek. Negeri
dan Swasta
1. 2008/2009 4 13 56 81
2. 2009/2010 7 14 60 91
3. 2010/2011 10 22 57 89
c. Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US)
No Mata Pelajaran
Rata-rata Nilai US
Tahun
2008/2009
Tahun
2009/2010
Tahun
2010/2011
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
d. Angka Kelulusan dan Melanjutkan
No. Tahun Ajaran
Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan Studi
Jumlah Peserta Ujian
Jumlah Lulus % Kelulusan
% Lulusan yang
Melanjutkan Pendidikan
% Lulusan yang TIDAK Melanjutkan Pendidikan
1. 2009/2011 178 178 100 % 100 % 0 %
2. 2011/2012 176 176 100 % 100 % 0 %
3. 2012/2013 178 178 100 % 100 % 0 %
15
Hal 15
e. Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik: Lomba-lomba
No.
Nama Lomba
Tahun 2010/2011
Tahun 2011/2012
Juara ke:
Tingkat Juara
ke:
Tingkat Kab/ Kota
Pro-pinsi
Nasio-nal
Kab/ Kota
Pro-pinsi
Nasio-nal
1. International maths
competition (Korea, Juli
2010)
2
2. Sixth IMC International
math contest (Singapura,
Agustus 2010)
2
3. OSN Math (Menado, Juli
15-20 Juli 2011)
1 √
4. International maths
competition(Bali, 20-23
Juli 2011)
2
5. International Maths
contest (Singapura, 29-31
Juli 2011)
1
6. Fakhrudin Ar Razi
(STKPI dan YPI Al Azhar,
8-15 Okt 2011)
1 √
7. International
Wizmic/Wizart Maths
(Lucno India, 22-29 Okt
2011)
1
8. International Math
Olimpiad (AITMO)
(Nepal India, 2011)
2
9. The 3rd National Science
2012 Olimpiade (Solo, 13-
16 Feb 2012)
1
dan
3
√
10. Speech contest MGMP(!8
dan 25 Feb 2012)
1
3
√
√
11. Fesma Majalah Gontor 2 √
16
Hal 16
(Istora Senayan ,Maret,
2012)
12. Matematika MNR 7
(Parung Bogor,8 April
2012)
1 √
13. Speech contest (Diknas
29 Mei 2012)
1 √
f. Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik
No. Nama Lomba
Tahun 2010/2011 Tahun 2011/2012
Juara ke:
Tingkat Juara
ke:
Tingkat Kab/ Kota
Pro-pinsi
Nasio-nal
Kab/ Kota
Pro-pinsi
Nasio-nal
1. Kompetisi Basket (SMA
MH Thamrin, 10 Jan 2011)
2 √
2. Seni Marawis (SMA
Alhikmah,22 Jan 2011)
1 √
3. Seni tari Saman
(Labschool, Mei 2011)
2 √
4. Basket (Tarakanita Cup,
25-28 Okt 2010)
3 √
5. Seni Marawis Al Chemist
(Al Azhar Bekasi, Jawa
Barat, 26 Nov 2011)
1 √
6. Duta Lingkungan
Indonesia (Afrika
Selatan, September 2011)
7. Kejuaraan Wushu
(Bogor, 13-18 Des 2012)
√
8. International folklore
Festival (15-24 April 2012,
Istambul, Turki)
Best
Perfo
rman
ce
9. Lomba Bowling antar
murid se DKI Jakarta
1 √
17
Hal 17
g. Jumlah dan prosentase siswa drop-out
No Kelas Jumlah dan prosentase siswa drop-out
2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012
1 VII 0 % 0 % 0 % 0 % 0 %
2 VIII 0 % 0 % 0 % 0 % 0 %
3 IX 0 % 0 % 0 % 0 % 0 %
Total (%)
h. Jumlah dan prosentase siswa yang TERANCAM drop-out
No Kelas 0 %Jumlah dan prosentase siswa terancam drop-out
2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012
1 VII 0 % 0 % 0 % 0 %
2 VIII 0 % 0 % 0 % 0 %
3 IX 0 % 0 % 0 % 0 %
Total (%)
29. Sumber Dana 3 (tiga) tahun terakhir
No Sumber Dana
Tahun
2009/2010 Tahun 2010/2011 Tahun 2011/2012
1. Rutin
2. APBD Kab/Kota
3. APBD Propinsi
4. BOS
5. Komite Sekolah/Orang tua siswa (jumlah keseluruhan iuran bulanan dan sumbangan pendidikan bagi siswa baru)
√
√ √
6. School Grant
7. Grant Pendidikan Kecakapan Hidup
8. Subsidi Imbal Swadaya
Lain-lain: ...........................
Jumlah
30. Alokasi Dana 2 (dua) tahun terakhir
18
Hal 18
No. Jenis pembiayaan Tahun 2010/2011
(Rupiah)
Tahun 2011/2012
(Rupiah)
1. Investasi 369.052.315 369.052.315
2. Operasional 3.427.690.160 3.609.136.160
3. Personal 2.637.357.010 2.868.298.051
Jumlah 6.434.099.485 6.483.489.526
19
Hal 19
31. Lain-lain
a. Alasan lulusan SMP tidak melanjutkan ke SMA/SMK/sederajat
No Alasan tak melanjutkan Urutan alasan dari yang paling utama
dengan memberi nomor 1 s.d. 9*)
1 SMA/SMK/sederajat yang ada terlalu jauh/tak
terjangkau
2 Tidak mampu membiayai
3 Transportasi sulit/mahal
4 Kondisi geografis (medan sulit)
5 Daerahnya terpencil
6 Pendidikan dipandang kurang penting
7 Bekerja
8 Menikah
9 Lain-lain, sebutkan:
b. Latar Belakang Sosial Ekonomi Orangtua Siswa
1). Pekerjaan orangtua/wali siswa
No. Pekerjaan Prosentase
1. PNS 10 %
2. TNI/POLRI 2 %
3. Petani 0 %
4. Swasta 16 %
5. Nelayan 40 %
6. Politisi (misalnya anggota DPR) 5 %
7. Perangkat Desa 2 %
8. Pedagang 23 %
... Lain-lain 2 %
2) Penghasilan orangtua/wali (gabungan kedua orangtua) siswa
No. Penghasilan Prosentase
1. Kurang dari Rp.500.000,-
2. Antara Rp.500.000,- s.d. Rp.1.000.000,-
3. Antara Rp.1.000.000,- s.d. Rp.1.500.000,-
4. Antara Rp.1.500.000,- s.d. Rp.2.000.000,-
5. Lebih dari Rp.2.000.000,- 100 %
20
Hal 20
21
Hal 21
3) Tingkat kesejahteraan orangtua/wali siswa
No. Tingkat kesejahteraan Prosentase
1. Pra sejahtera
2. Sejahtera I 14.4 %
3. Sejahtera II 28.5 %
4. Purna sejahtera 57 %
Kepala Sekolah
SMP AL-AZHAR 12 RAWAMANGUN
Kota JAKARTA
(ROHADI, S.PD,MM)
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : Tujuh/ Ganjil
Tahun Pelajaran : 2017 - 2018
1 Iman Kepada Allah 8 jam
Ulangan/ Remedial
2 Ibadah 4 jam
Ulangan/ Remedial
3 Thaharoh 8 jam
Ulangan/ Remedial
4 Adzan dan Iqamah 5 jam
Ulangan/ Remedial
5 Shalat Fardu 6 jam
Ulangan/ Remedial
6 Akhlak 5 jam
Ulangan/ Remedial
7 Akhlak Mahmudah 5 jam
Ulangan/ Remedial
8 Sejarah Nabi Muhammad saw. 8 jam
Ulangan/ Remedial
Pencapaian Target Kurikulum
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Pengajar
Hasan Umar,S.Pd Nur Muhammad Fikri Ali,S.Pd.I
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM AL - AZHAR 12 RAWAMANGUN
PROGRAM SEMESTER
NO TEMA ALOKASI
WAKTU
BULANKet.
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Lib
ur a
khir s
em
este
r
Ula
ng
an U
mu
m B
ers
am
a
Lib
ur s
em
este
r ganjil
Lib
ur Id
ulfitri
Lib
ur Id
ulfitri
Ula
ng
an T
en
gah
Se
me
ste
r
85% 100%15% 35% 50% 65%
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : Tujuh/ Genap
Tahun Pelajaran : 2017 - 2018
1 Iman kepada malaikat 6 jam
Ulangan/ Remedial
2 Dzikir dan Do'a 6 jam
Ulangan/ Remedial
3 Shalat Jum'at 6 jam
Ulangan/ Remedial
4 Shalat berbagai keadaan 8 jam
Ulangan/ Remedial
5 Akhlak mazmumah 8 jam
Ulangan/ Remedial
6 Akhlak mahmudah 8 jam
Ulangan/ Remedial
7 Sejarah Nabi Muhammad 8 jam
Ulangan/ Remedial
Pencapaian Target Kurikulum
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Pengajar
Hasan Umar,S.Pd Nur Muhammad Fikri Ali,S.Pd.I
Ujia
n N
asio
na
l
UU
B S
em
este
r ge
na
p
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM AL - AZHAR 12 RAWAMANGUN
PROGRAM SEMESTER
NO TEMA ALOKASI
WAKTU
BULAN
50% 65%U
lan
ga
n T
en
gah
Se
me
ste
r85% 100%
Lib
ur A
khir s
em
este
r
15% 35%
Ket.JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
Ujia
n S
eko
lah
-1-
SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM AL-AZHAR
Satuan pendidikan : SMP ISLAM AL-AZHAR Kelas / Semester : VII (Tujuh)/ Ganjil Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli(toleransi,gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi, seni budaya terkait penomena dan kejadian yang tampak mata).
KI 4 : Mencoba,mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret( menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori).
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
1.1 Beriman kepada Allah SWT
1.2 Menerapkan ketentuan bersuci
Pembelajaran KI 1 dan KI 2 dilakukan secara tidak langsung (terintegrasi) dalam pembelajaran KI 3
Penilaian KI 1 dan KI 2 dilakukan melalui pengamatan,
-2-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
dari hadats kecil dan hadats besar berdasarkan syariat Islam
1.3 Melaksanakan azan dan iqamah sebagai implementasi dari pemahaman ketatan beribadah
1.4 Menunaikan shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam
dan KI 4 penilaian diri, penilaian teman sejawat oleh peserta didik, dan
jurnal
2.1 Menghargai perilaku jujur
sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Baqarah (2): 42 dan hadis terkait
2.2 Menghargai perilaku amanah sebagai
-3-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
implementasi dari Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait
2.3 Menghargai perilaku istiqamah sebagai implementasi dari pemahaman QS Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait
2.4 Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah
3.1 Memahami makna Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir.
4.1 Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan orang yang meneladani al-Asmaul-Husna: Al-’Alim, al-Khabir,
1. Iman Kepada Allah Swt.
1.1. Penger-
tian iman kepada Allah Swt.
1.2. Dalil naqli tentang
Mengamati
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait
dengan iman kepada Allah Swt.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai iman kepada Allah Swt.
Membaca dalil naqli tentang iman kepada Allah
Sikap
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan
menggunakan lembar observasi yang memuat:
Isi diskusi (iman kepada Allah Swt.)
Sikap yang
9 JP
Buku Pendidikan Agama
Islam SMP Islam Al-Azhar
Gambar/ video/ multime
-4-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
as-Sami’, dan al-Bashir.
iman kepada Allah Swt.
2. Makna al-Asmaul husna: Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir.
2.1. Pengertian al-Asmaul husna
2.2. Makna al-Asmaul husna: Al-’Alim,
al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir.
2.3. Perila-ku al-
Swt. beserta artinya.
Menanya
Mengajukan pertanyaan
tentang iman kepada Allah Swt.
Mengajukan pertanyaan lain yang relevan dan kontekstual tentang keimanan kepada Allah Swt.
Mengumpulkan Informasi
Mencari dalil naqli yang menjelaskan iman kepada Allah Swt.
Secara berkelompok mengumpulkan contoh-contoh nyata perilaku
yang al-Asmaul husna: Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir.
Mendiskusikan makna al-Asmaul husna: Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir.
ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung
jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Pengetahuan
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda dan uraian.
Keterampilan
Menuliskan hasil pengamatan terhadap perilaku yang mencerminkan
dia interaktif
Internet
-5-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
Asmaul husna: Al-’Alim, al-
Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir dalam kehidupan sehari-hari.
Menalar/Mengasosiasi
Menganalisis iman kepada Allah Swt.
Menganalisis nama-nama Allah didalam al-Asmaul husna: Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir.
Mengomunikasikan
Mendemonstrasikan bacaan dalil naqli beserta artinya yang menunjukkan tentang iman kepada Allah Swt.
Menyajikan paparan tentang makna al-Asmaul husna: Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-
Bashir.
Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan tentang al-Asmaul husna: Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir.
Menyusun kesimpulan.
orang yang meneladani al-Asmaul husna: Al-’Alim, al-
Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir di lingkungan sekolah atau tempat tinggal.
Membuat paparan iman kepada Allah Swt.
Membuat paparan analisis makna al-Asmaul husna: Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir.
3.4. Memahami 1. Jujur Mengamati Sikap 9 JP Buku
-6-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
makna tentang perilaku amanah sebagai implementasi
dari Q.S. al-Anfal/8: 27 dan hadis terkait.
3.5. Memahami makna tentang perilaku istiqamah sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. al- Ahqaf/46: 13 dan hadis terkait.
4.4. Mencontohkan perilaku amanah sebagai
implementasi dari Q.S. al-Anfal/8: 27 dan hadis terkait
4.5 Mencontohkan perilaku Istiqamah sesuai kandungan Q.S. al- Ahqaf/46: 13 dan hadis
1.1. Penger-tian jujur
1.2. Contoh
perilaku jujur
1.3. Hik-mah atau manfaat jujur.
2. Amanah 2.1. Penger-
tian ama-nah
2.2. Contoh perila-ku ama-nah
2.3.Hikmah atau
man-faat ama-nah.
3. Istiqamah
3.1 Penger-tian
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan jujur, amanah,
dan istiqamah.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai jujur, amanah, dan istiqamah.
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang cara menumbuhkan jujur, amanah, dan istiqamah.
Mengajukan pertanyaan tentang manfaat perilaku jujur, amanah, dan istiqamah, atau
pertanyaan lain yang relevan dan aktual.
Mengumpulkan Informasi
Secara berkelompok mencari contoh-contoh nyata jujur, amanah, dan istiqamah dalam
Mengamati pelaksanaan sosiodrama perilaku jujur,
amanah, dan istiqamah dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: kejelasan
materi (jujur, amanah, dan istiqamah).
penghayatan kerjasama.
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi
(jujur, amanah, dan istiqamah).
Sikap yg ditunjukkan
Pendidikan Agama Islam
SMP Islam Al-Azhar
Gambar/ video/ multimedia interaktif
Internet
Media cetak
-7-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
terkait. istiqamah
3.2 Contoh perilaku
istiqamah
3.3 Hikmah atau manfaat Istiqamah
kehidupan sehari-hari melalui berbagai sumber.
Mendiskusikan dan mengelompokkan data
dan informasi tentang kesuksesan yang diawali dari sikap jujur, amanah, dan istiqamah.
Menalar/Mengasosiasi
Menganalisis perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.
Menganalisis perilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari.
Menganalisis perilaku Istiqamah dalam kehidupan sehari-hari.
Mengomunikasikan
Memaparkan hubungan antara jujur, amanah, dan istiqamah dalam kehidupan sehari-hari.
Mendemontrasikan/mensosiodramakan contoh
siswa terkait dengan tanggung jawabnya
terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Pengetahuan
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda dan uraian.
Keterampilan
Menuliskan hasil pengamatan terhadap perilaku jujur, amanah, dan istiqamah di lingkungan tempat tinggal
Membuat
-8-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
perilaku jujur, amanah, dan istiqamah.
Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki
paparan.
Menyusun kesimpulan.
paparan diagram hubungan jujur, amanah, dan istiqamah dalam
kehidupan sehari-hari.
3.6. Memahami ketentuan bersuci dari hadas kecil dan hadas besar
4.6 Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
1. Ketentuan bersuci dari hadas kecil dan hadas besar
1.1. Penger-tian taharah
1.2. Macam-macam hadas
1.3. Macam-macam najis
1.4. Tata cara bersuci dari
Mengamati
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan kebersihan.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai ketentuan bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
Membaca dalil naqli mengenai ketentuan
bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang ketentuan bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
Sikap
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi
(bersuci dari hadas kecil dan hadas besar).
Sikap yg
ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan
9 JP
Buku Pendidikan Agama Islam SMP Islam Al-Azhar
Gambar/ video/ multimedia interaktif
Internet
Media cetak
-9-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
hadas kecil dan hadas
besar. 1.5. Hikmah
taharah.
Mengajukan pertanyaan terkait dengan tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
Mengumpulkan Informasi
Secara berkelompok mencari data dari berita atau informasi tentang ketentuan bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
Mendiskusikan tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
Mendiskusikan manfaat bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
Menalar/Mengasosiasi
Membuat analisis tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
Merumuskan manfaat bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Pengetahuan
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda dan uraian.
Tes kemampuan psikomotorik dengan unjuk kerja tentang tayamum/wudhu
Keterampilan
Menuliskan hasil pengamatan terhadap perilaku-perilaku yang selalu memperhatikan
-10-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
Mengomunikasikan
Mendemonstrasikan praktik bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
Menyajikan paparan bagan tentang ketentuan bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
Memaparkan rumusan hikmah dan manfaat bersuci dari hadas kecil dan hadas besar
Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.
Merumuskan kesimpulan.
yang memperhatikan kesucian baik hadas maupun
najis di lingkungan tempat tinggalnya.
Membuat paparan bagan alur tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
Membuat paparan manfaat bersuci dari hadas kecil dan hadas besar dalam kehidupan sehari-hari.
3.7. Memahami ketentuan azan dan iqamah
4.7 Mempraktikkan azan dan iqamah
1. Azan 1.1.
Pengertian dan dalil disyariatk
Mengamati
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan azan dan iqamah.
Menyimak dan membaca
Sikap
Mengamati pelaksanaan diskusi yang memuat: Isi diskusi
9 JP
Buku Pendidikan Agama Islam
-11-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
an azan 1.2.
Ketentuan dan
tata cara azan
1.3. Jawaban azan
2. Iqamah 2.1.
Ketetntuan dan dalil disyariatkan iqamah
2.2. Ketentuan dan
tata cara iqamah
2.3 Hikmah dan keutamaan azan dan iqamah
penjelasan mengenai tata cara azan dan iqamah.
Membaca dalil naqli mengenai azan dan
iqamah.
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang ketentuan azan dan iqamah.
Mengajukan pertanyaan terkait dengan tata cara pelaksanaan azan dan iqamah.
Mengumpulkan Informasi
Secara berkelompok mencari data dari berita atau informasi tentang
ketentuan azan dan iqamah.
Mendiskusikan tata cara azan dan iqamah.
Mendiskusikan manfaat azan dan iqamah
Menalar/Mengasosiasi
(azan dan iqamah).
Sikap yg ditunjukkan
siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Pengetahuan
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda dan uraian.
Tes kemampuan psikomotorik dengan unjuk kerja tentang
SMP Islam Al-Azhar
Gambar
/ video/ multimedia interaktif
Internet
Media cetak
-12-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
Membuat analisis tata cara azan dan iqamah.
Membuat analisis tentang halangan azan dan iqamah.
Merumuskan manfaat azan dan iqamah.
Mengomunikasikan
Mendemonstrasikan praktik azan dan iqamah.
Menyajikan paparan bagan tentang ketentuan azan dan iqamah.
Memaparkan rumusan hikmah dan manfaat azan dan iqamah.
Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.
Merumuskan kesimpulan.
azan dan iqamah
Keterampilan
Menuliskan hasil pengamatan terhadap ciri-ciri orang yang rajin melaksanakan azan dan iqamah di lingkungan tempat tinggal.
Membuat paparan bagan alur tata cara azan dan iqamah.
Membuat paparan manfaat azan dan iqamah.
3.8. Memahami
ketentuan shalat berjamaah
4.8 Mempraktikkan shalat berjamaah
1. Shalat wajib berjamaah
1.1. Penge
Mengamati
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan shalat berjamaah.
Sikap
Mengamati pelaksanaan diskusi yang memuat:
9 JP
Buku Pendidikan Agama Islam
-13-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
r-tian shalat berjama-ah
1.2. Dalil naqli mengenai shalat berjama-ah
1.3. Keten-tuan shalat berjama-ah
1.4. Tata cara shalat
berjama-ah
1.5. Hik-mah shalat berjama-ah
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai tata cara shalat berjamaah.
Membaca dalil naqli mengenai shalat berjamaah.
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang ketentuan shalat berjamaah.
Mengajukan pertanyaan terkait dengan tata cara pelaksanaan shalat berjamaah.
Mengumpulkan Informasi
Secara berkelompok mencari data dari berita
atau informasi tentang ketentuan shalat berjamaah.
Mendiskusikan tata cara shalat berjamaah.
Mendiskusikan manfaat shalat berjamaah.
Isi diskusi (shalat berjamaah).
Sikap yg
ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Pengetahuan
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda dan uraian.
Tes kemampuan psikomotorik dengan unjuk
SMP Islam Al-Azhar
Gambar
/ video/ multimedia interaktif
Internet
Media cetak
-14-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
Menalar/Mengasosiasi
Membuat analisis tata cara shalat berjamaah.
Membuat analisis tentang halangan shalat berjamaah.
Merumuskan manfaat shalat berjamaah.
Mengomunikasikan
Mendemonstrasikan praktik shalat berjamaah.
Menyajikan paparan bagan tentang ketentuan shalat berjamaah.
Memaparkan rumusan hikmah dan manfaat shalat berjamaah.
Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.
Merumuskan kesimpulan.
kerja tentang shalat berjamaah
Keterampilan
Menuliskan hasil pengamatan terhadap ciri-ciri orang yang rajin melaksanakan shalat berjamaah di lingkungan tempat tinggal.
Membuat paparan bagan alur tata cara shalat berjamaah.
Membuat paparan manfaat
shalat berjamaah.
3.9 Memahami ketentuan zikir dan do’a
4.9 Mempraktikkan zikir dan do’a
1.Zikir 1.1. Pengertian dan dalil disyariatkan
Mengamati
Mengamati dan memberi komentar gambar atau
Sikap
Mengamati pelaksanaan
9 JP
Buku Pendidikan
-15-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
zikir 1.2. Ketentuan dan tatacara
zikir 1.3 Zikir sesudah shalat 2.Do’a 1.1. Pengertian dan dalil disyariatkan do’a 1.2. Ketentuan dan tata cara berdo’a 1.3 Do’a
sesudah shalat 1.4 Hikmah zikir dan do’a
tayangan yang terkait dengan zikir dan do’a.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai tata
cara zikir dan do’a.
Membaca dalil naqli mengenai zikir dan do’a.
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang ketentuan zikir dan do’a.
Mengajukan pertanyaan terkait dengan tata cara pelaksanaan zikir dan do’a.
Mengumpulkan Informasi
Secara berkelompok
mencari data dari berita atau informasi tentang ketentuan zikir dan do’a.
Mendiskusikan tata cara zikir dan do’a.
Mendiskusikan manfaat zikir dan do’a.
diskusi yang memuat: Isi diskusi
(zikir dan
do’a). Sikap yg
ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Pengetahuan
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda dan uraian.
Tes kemampuan
Agama Islam SMP Islam Al-
Azhar
Gambar/ video/ multimedia interaktif
Internet
Media cetak
-16-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
Menalar/Mengasosiasi
Membuat analisis tata cara zikir dan do’a.
Membuat analisis tentang halangan zikir dan do’a.
Merumuskan manfaat zikir dan do’a.
Mengomunikasikan
Mendemonstrasikan praktik zikir dan do’a.
Menyajikan paparan bagan tentang ketentuan zikir dan do’a
Memaparkan rumusan hikmah dan manfaat zikir dan do’a.
Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.
Merumuskan kesimpulan.
psikomotorik dengan unjuk kerja tentang zikir dan do’a
Keterampilan
Menuliskan hasil pengamatan terhadap ciri-ciri orang yang rajin melaksanakan zikir dan do’a di lingkungan tempat tinggal.
Membuat paparan bagan alur tata cara zikir dan do’a.
Membuat paparan manfaat
zikir dan do’a.
3.12 Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw. Periode Mekah
4.12. Menyajikan strategi
1. Sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw. periode
Mengamati
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan perjuangan Nabi Muhammad Saw. periode
Sikap
Mengamati pelaksanaan diskusi yang memuat: Isi diskusi
6 JP
Buku Pendidikan Agama Islam SMP
-17-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad
Saw. periode Mekah
Mekah 1.1.Kelahi-
ran nabi Muhamma
d Saw. 1.2. Nabi
Muhammad Saw. diangkat menjadi rasul
1.3. Dakwah nabi Muhammad di Mekah
Mekah.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai perjuangan Nabi
Muhammad Saw. periode Mekah.
Menanya
Mengajukan pertanyaan bagaimana keadaan Mekah sebelum datangnya nabi Muhammad Saw.?
Mengajukan pertanyaan terkait kronologi diangkatnya nabi Muhammad Saw. Menjadi rasul atau pertanyaan lain yang relevan.
Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan sejarah kelahiran Nabi Muhammad Saw. berdasarkan data dari berbagai sumber.
Mendiskusikan sejarah Nabi Muhammad Saw.
(sejarah perjuangan Islam periode Mekah)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Pengetahuan
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda dan uraian
Keterampilan
Islam Al-Azhar
Gambar/ video/
multimedia interaktif
Internet
Peta Mekah
-18-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
diangkat menjadi rasul berdasarkan data dari berbagai sumber.
Mendiskusikan dakwah
Nabi Muhammad Saw. di Mekah.
Menalar/Mengasosiasi
Melakukan analisis kronologi sejarah kelahiran Nabi Muhammad Saw. dalam bentuk membuat diagram alur.
Melakukan analisis kronologi sejarah Nabi Muhammad Saw. diangkat menjadi rasul dalam bentuk membuat diagram alur.
Melakukan analisis dakwah Nabi Muhammad Saw. di Mekah dalam bentuk membuat diagram alur..
Mengomunikasikan
Menuliskan hasil pengamatan terhadap
perilaku-perilaku yang dapat dijadikan hikmah dan pelajaran bagi kita dari sejarah Islam Periode Mekah
Membuat paparan kronologi sejarah perkembangan Islam periode Mekah yang diwujudkan dalam bentuk membuat diagram alur.
-19-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
Menyajikan paparan kronologi sejarah kelahiran Nabi Muhammad Saw. dalam
bentuk membuat diagram alur.
Menyajikan paparan kronologi sejarah diangkatnya Nabi Muhammad Saw. sebagai rasul dalam bentuk membuat diagram alur.
Menyajikan paparan analisis dakwah yang dilakukan rasul di Mekah dalam bentuk membuat diagram alur.
Menanggapi pertanyaan.
Menyusun kesimpulan.
-20-
Satuan pendidikan : SMP ISLAM AL-AZHAR
Kelas / Semester : VII (Tujuh)/ Genap Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli(toleransi,gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi, seni budaya terkait penomena dan kejadian yang tampak mata).
KI 4 : Mencoba,mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret( menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori).
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
1.5 Beriman kepada malaikat Allah SWT
1.6 Melaksanakan zikir dan do’a sebagai implementasi dari pemahaman ketaatan beribadah
Pembelajaran KI 1 dan KI 2 dilakukan secara tidak langsung (terintegrasi) dalam pembelajaran KI 3 dan KI 4
Penilaian KI 1 dan KI 2 dilakukan
melalui pengamatan, penilaian diri, penilaian teman sejawat oleh peserta didik, dan jurnal
-21-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
1.7 Menunaikan shalat Jumat sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-Jumu‘ah (62): 9
1.8 Menunaikan shalat jamak qasar ketika bepergian jauh (musafir) sebagai implementasi dari pemahaman ketaatan beribadah
2.5 Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan
guru sebagai implementasi dari Q.S. Al-Baqarah (2): 83 dan hadis terkait
2.6 Menghargai perilaku empati terhadap sesama
-22-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
sebagai implementasi dari Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadis
terkait 2.7 Meneladani
perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Madinah
2.8 Meneladani sikap terpuji khulafaurrasyidin
3.2. Memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan dalil naqli
4.2 . Menyajikan contoh perilaku yang
mencerminkan iman kepada malaikat.
1. Iman kepada Malaikat Allah Swt. 1.1. Penger
-tian iman kepad
a Malai-kat Allah Swt.
1.2. Nama-nama dan
Mengamati
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan iman kepada malaikat Allah Swt.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai iman kepada malaikat Allah Swt.
Membaca dalil naqli tentang iman kepada malaikat Allah Swt. beserta artinya.
Sikap
Mengamati pelaksanaan diskusi yang memuat: Isi diskusi
(Mendiskusikan contoh-
contoh nyata perilaku yang mencerminkan beriman kepada malaikat Allah Swt.)
9 JP
Buku Pendidikan Agama Islam SMP Islam Al-Azhar
Gambar/ video/ multimedia interaktif
Internet
-23-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
tugas Malai-kat
2. Makna
iman kepada malaikat berdasarkan dalil naqli. 2.1.
Makna iman kepada malai-kat berda-sarkan dalil
naqli. 2.2.
Perila-ku orang yang ber-iman
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang nama-nama malaikat Allah yang wajib
diketahui beserta tugasnya.
Mengajukan pertanyaan mengenai manfaat beriman kepada malaikat Allah Swt. dalam kehidupan sehari-hari.
Mengumpulkan Informasi
Mencari dalil naqli yang menjelaskan iman kepada malaikat Allah Swt.
Secara berkelompok mengumpulkan contoh-contoh nyata perilaku
yang mencerminkan beriman kepada malaikat Allah Swt.
Mendiskusikan makna beriman kepada malaikat Allah Swt.
Menalar/Mengasosiasi
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan
tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Pengetahuan
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda dan uraian.
Keterampilan
Menuliskan hasil pengamatan terhadap
-24-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
kepada malai-kat
Allah Swt.
Menganalisis contoh-contoh nyata perilaku yang mencerminkan beriman kepada malaikat
Allah Swt dalam kehidupan sehari-hari.
Menganalisis makna beriman kepada malaikat Allah Swt. Dalam kehidupan sehari-hari.
Mengomunikasikan
Menyajikan paparan contoh-contoh nyata perilaku yang mencerminkan beriman kepada malaikat Allah Swt dalam kehidupan sehari-hari.
Menyajikan paparan makna beriman kepada malaikat Allah Swt. Dalam kehidupan sehari-hari.
Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki.
Menyusun kesimpulan.
perilaku yang mencerminkan iman kepada malaikat Allah
di lingkungan tempat tinggal kalian.
Membuat paparan contoh perilaku yang mencerminkan beriman kepada malaikat Allah Swt dalam kehidupan sehari-hari.
Membuat paparan makna beriman kepada malaikat Allah Swt. Dalam kehidupan sehari-hari.
3.3. Memahami makna 1. Empati, Mengamati Sikap 9 JP Buku
-25-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
empati terhadap sesama sesuai kandungan Q.S. an-Nisa/4: 8 dan
hadi¡ terkait. 4.3 Mencontohkan
perilaku empati terhadap sesama sesuai kandungan Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait.
1.1. Penger-tian empati.
1.2. Pentin
gnya empati.
1.3. Dalil naqli tentang empati dan artinya.
1.4. Hikmah empati dalam kehidu-pan sehari-hari.
2. Hormat kepada kedua orang tua
2.1. Penger-tian
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan empati,hormat
terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai empati,hormat terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang cara menumbuhkan sikap empati,hormat terhadap orang tua dan guru.
Mengajukan pertanyaan mengenai manfaat sikap empati. empati,hormat terhadap orang tua dan guru .
Mengumpulkan Informasi
Secara berkelompok
Mengamati pelaksanaan sosiodrama perilaku empati,
hormat kepada orang tua dan guru yang memuat: kejelasan
materi (empati, hormat kepada orang tua dan guru).
penghayatan kerjasama.
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi
(empati, hormat kepada orang tua dan guru)
Sikap yg ditunjukkan
Pendidikan Agama Islam
SMP Islam Al-Azhar
Mushaf Al Qur’an
Gambar/ video/ multimedia interaktif
Internet
Media cetak
-26-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
hormat kepada
kedua orang tua.
2.2. Dalil naqli tentang hormat kepada orang tua dan artinya.
2.3. Cara hormat kepada kedua orang tua.
mencari contoh-contoh nyata sikap empati di sekolah dan di masyarakat.
Mendiskusikan dan mengelompokkan data dan informasi tentang manfaat yang ditimbulkan oleh sikap empati,hormat terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
Menalar/Mengasosiasi
Menganalisis dan menyimpulkan empati,hormat terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari
Menganalisis dan menyimpulkan hormat terhadap orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
Mengomunikasikan
Mensosiodramakan
siswa terkait dengan tanggung jawabnya
terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Pengetahuan
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda dan uraian.
Keterampilan
Menuliskan hasil pengamatan terhadap perilaku empati, hormat kepada orang tua dan
-27-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
3. Hormat
kepada guru
3.1. Penger-tian hormat kepada guru.
3.2. Dalil naqli tentang hormat kepada guru
dan artinya.
3.3. Cara hormat kepada
perilaku empati,hormat kepada kedua orang tua dan guru.
Memaparkan pentingnya
perilaku empati dalam hidup bermasyarakat, dan bernegara.
Memaparkan pentingnya hormat dengan orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan.
Menyusun kesimpulan.
guru yang ada di lingkungan tempat tinggal kalian.
Membuat paparan pentingnya perilaku empati dalam hidup bermasyarakat, dan bernegara, serta perilaku hormat kepada orang tua dan guru.
-28-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
guru.
3.10 Memahami ketentuan shalat Jumat
4.10. Mempraktikkan shalat Jumat
1. Shalat Jumat
1.1. Penger-tian shalat Jumat
1.2. Dalil naqli mengenai shalat Jumat
1.3. Ketentuan shalat Jumat
1.4. Tata
cara shalat Jumat
1.5. Hikmah shalat Jumat
Mengamati
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan shalat Jumat.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai tata cara shalat Jumat.
Membaca dalil naqli mengenai shalat Jumat.
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang ketentuan shalat Jumat.
Mengajukan pertanyaan terkait dengan tata cara
pelaksanaan shalat Jumat.
Mengumpulkan Informasi
Secara berkelompok mencari data dari berita atau informasi tentang ketentuan shalat Jumat.
Sikap
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi
(shalat Jumat).
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap
pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Pengetahuan
9 JP
Buku Pendidik
an Agama Islam SMP Islam Al-Azhar
Gambar/ video/ multimedia interaktif
Internet
-29-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
Mendiskusikan tata cara shalat Jumat.
Mendiskusikan manfaat shalat Jumat.
Menalar/Mengasosiasi
Membuat analisis tata cara shalat Jumat.
Membuat analisis tentang halangan shalat Jumat.
Merumuskan manfaat shalat Jumat.
Mengomunikasikan
Mendemonstrasikan praktik shalat Jumat.
Menyajikan paparan bagan tentang ketentuan shalat Jumat.
Memaparkan rumusan hikmah dan manfaat shalat Jumat.
Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.
Merumuskan kesimpulan.
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal
– soal pilihan ganda dan uraian.
Tes kemampuan psikomotorik dengan unjuk kerja tentang shalat Jumat.
Keterampilan
Menuliskan hasil pengamatan terhadap orang yang rajin melaksanakan
shalat Jumat di lingkungan tempat tinggal.
Membuat paparan bagan alur tata cara shalat Jumat.
-30-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
Membuat paparan manfaat shalat Jumat
3.11 Memahami ketentuan shalat jamak qasar
4.11. Mempraktikkan shalat shalat jamak qasar
1. Shalat jamak qasar
1.1. Penger-tian shalat jamak qasar
1.2. Dalil naqli mengenai shalat jamak qasar
1.3. Ketentuan shalat jamak qasar
1.4. Tata cara shalat
Mengamati
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan shalat jamak qasar.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai tata cara shalat jamak qasar.
Membaca dalil naqli mengenai shalat jamak qasar.
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang ketentuan shalat jamak qasar.
Mengajukan pertanyaan terkait dengan tata cara pelaksanaan shalat jamak qasar.
Mengumpulkan Informasi
Sikap
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi
(shalat jamak qasar).
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
9 JP
Buku Pendidikan Agama Islam SMP Islam Al-Azhar
Gambar/ video/ multimedia interaktif
Internet
-31-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
jamak qasar
1.5. Hik-mah
shalat jamak qasar
Secara berkelompok mencari data dari berita atau informasi tentang ketentuan shalat jamak
qasar.
Mendiskusikan tata cara shalat jamak qasar.
Mendiskusikan manfaat shalat jamak qasar.
Menalar/Mengasosiasi
Membuat analisis tata cara shalat jamak qasar.
Membuat analisis syarat shalat jamak qasar.
Merumuskan manfaat shalat jamak qasar.
Mengomunikasikan
Mendemonstrasikan praktik shalat jamak qasar.
Menyajikan paparan bagan tentang ketentuan shalat jamak qasar.
Memaparkan rumusan hikmah dan manfaat
Pengetahuan
Tes kemampuan
kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda dan uraian.
Tes kemampuan psikomotorik dengan unjuk kerja tentang shalat jamak qasar.
Keterampilan
Tuliskan pengalaman
kalian dalam melaksanakan shalat jamak qasar.
Membuat paparan bagan alur tata cara
-32-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
shalat jamak qasar.
Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.
Merumuskan kesimpulan.
shalat jamak qasar.
Membuat paparan manfaat
shalat jamak qasar.
3.13 Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW Periode Madinah dan Madinah.
4.13 Menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. periode Madinah.
1. Sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw. periode Madinah
1.1. sebab-sebab Nabi Muhammad Saw.
hijrah. 1.2.
peristiwa Nabi Muhammad Saw.
Mengamati
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan perjuangan Nabi Muhammad Saw. periode Madinah.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai perjuangan Nabi Muhammad Saw. periode Madinah.
Menanya
Mengajukan pertanyaan bagaimana sikap masyarakat Madinah dalam menyambut datangnya Nabi Muhammad Saw.?
Mengajukan pertanyaan
Sikap
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi
(sejarah perjuangan Islam periode Madinah)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan
3 JP
Buku Pendidikan Agama Islam SMP Islam Al-Azhar
Gambar/ video/ multimedia interaktif
Internet
Peta Madinah
-33-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
hijrah 1.3. Dakwah
nabi Muham
mad di Madinah
terkait kronologi sebab-sebab Nabi Muhammad Saw. hijrah atau pertanyaan lain yang
relevan. Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan sejarah sebab-sebab Nabi Muhammad Saw. hijrah berdasarkan data dari berbagai sumber.
Mendiskusikan peristiwa Nabi Muhammad Saw. Hijrah berdasarkan data dari berbagai sumber.
Mendiskusikan dakwah Nabi Muhammad Saw. di Madinah.
Menalar/Mengasosiasi
Melakukan analisis kronologi sejarah sebab-sebab Nabi Muhammad Saw. hijrah dalam bentuk membuat diagram alur.
Melakukan analisis kronologi peristiwa Nabi
jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Pengetahuan
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda dan uraian
Keterampilan
Menuliskan hasil pengamatan terhadap perilaku-perilaku yang dapat dijadikan hikmah dan pelajaran bagi kita dari sejarah Islam Periode Madinah.
Membuat paparan kronologi sejarah
-34-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
Muhammad Saw. hijrah dalam bentuk membuat diagram alur.
Melakukan analisis
dakwah Nabi Muhammad Saw. di Madinah dalam bentuk membuat diagram alur.
Mengomunikasikan
Menyajikan paparan kronologi sejarah sebab-sebab Nabi Muhammad Saw. hijrah dalam bentuk membuat diagram alur.
Menyajikan paparan kronologi peristiwa Nabi Muhammad Saw. hijrah dalam bentuk membuat diagram alur.
Menyajikan paparan analisis dakwah Nabi Muhammad Saw. di Madinah dalam bentuk membuat diagram alur.
Menanggapi pertanyaan.
Menyusun kesimpulan.
perkembangan Islam periode Madinah yang diwujudkan
dalam bentuk membuat diagram alur.
-35-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
3.14 Mengetahui sikap terpuji khulafaurrasyidin
4.14 Mencontohkan
perilaku terpuji dari khulafaurrasyidin
1. Sikap terpuji khulafaur-rasyidin
1.1. Khali-fah Abu Bakar as-Siddiq
1.2. Khali-fah Umar bin Khatab
1.3. Khali-fah Usman bin Affan
1.4. Khali-fah Ali bin Abi Thalib
Mengamati
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait
dengan sikap terpuji khulafaurrasyidin.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai sikap terpuji khulafaurrasyidin.
Menanya
Mengajukan pertanyaan bagaimana sikap yang dimiliki oleh khulafaurrasyidin?
Mengajukan pertanyaan terkait kronologi kepemimpinan khulafaurrasyidin atau
pertanyaan lain yang relevan.
Mengumpulkan Informasi
Mendiskusikan kepemimpinan Abu bakar as-Sidiq berdasarkan data dari berbagai sumber.
Sikap
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan
menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi (
sikap terpuji khulafaurrasyidin)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Pengetahuan
Tes kemampuan
3 JP
Buku Pendidikan Agama
Islam SMP Islam Al-Azhar
Gambar/ video/ multimedia interaktif
Internet
Peta Timur Tengah
-36-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
Mendiskusikan kepemimpinan Umar bin Khatab berdasarkan data dari berbagai sumber.
Mendiskusikan kepemimpinan Usman bin Affan berdasarkan data dari berbagai sumber.
Mendiskusikan kepemimpinan Ali bin Abi Thalib berdasarkan data dari berbagai sumber
Menalar/Mengasosiasi
Melakukan analisis kepemimpinan Abu bakar as-Sidiq dalam bentuk membuat diagram alur.
Melakukan analisis kepemimpinan Umar bin
Khatab dalam bentuk membuat diagram alur.
Melakukan analisis kepemimpinan Usman bin Affan dalam bentuk membuat diagram alur.
Melakukan analisis kepemimpinan Ali bin Abi
kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda dan
uraian Keterampilan
Menuliskan hasil pengamatan terhadap perilaku-perilaku yang dapat dijadikan hikmah dan pelajaran bagi kita dari sikap terpuji khulafaurrasyidin.
Membuat paparan sikap terpuji khulafaurrasyidin yang diwujudkan dalam bentuk membuat diagram alur.
-37-
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Belajar
Thalib dalam bentuk membuat diagram alur.
Mengomunikasikan
Menyajikan paparan kepemimpinan Abu Bakar as-Sidiq dalam bentuk membuat diagram alur.
Menyajikan paparan kepemimpinan Umar bin Khatab dalam bentuk membuat diagram alur.
Menyajikan paparan kepemimpinan Usman bin Affan dalam bentuk membuat diagram alur.
Menyajikan paparan kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dalam bentuk
membuat diagram alur.
Menanggapi pertanyaan.
Menyusun kesimpulan.
-38-
Satuan Pendidikan : SMP Islam Al Azhar Kelas / Semester : VIII/ Ganjil Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli(toleransi,gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi, seni budaya terkait penomena dan kejadian yang tampak mata).
KI 4 : Mencoba,mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret( menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori).
Kompetensi Dasar Materi
Pelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1.1 Menghayati Al-
Quran sebagai
implementasi dari
pemahaman
rukun iman.
1.2 Meyakini Nabi
Muhammad SAW
sebagai nabi akhir
zaman
1.3 Menerapkan sikap
zuhud , tawakal,
dan optimis
-39-
1.4 Menunaikan
shalat sunnah
1.5 Melaksanakan
penyelenggaraan
jenazah
1.6 Menerapkan
ketentuan sujud
syukur, sujud
tilawah dan sujud
syahwi
berdasarkan
syariat Islam
1.7 Menunaikan
puasa Ramadhan
dan puasa sunnah
sebagai
implementasi dari
pemahaman
rukun Islam
2.1. Menghargai
perilaku
mengonsumsi
makanan dan
minuman yang
halal dan bergizi
dalam kehidupan
sehari-hari sebagai
implementasi dari
pemahaman Q.S.
An-Nahl (16): 114
-40-
dan hadits terkait
2.2. Menghargai
perilaku
menghindari
minuman keras,
judi, dan
pertengkaran
sebagai
implementasi dari
pemahaman Q.S.
Al-Maidah (5): 90–
91 dan 32 serta
hadits terkait.
2.3. Menghargai
perilaku semangat
menumbuh
kembangkan ilmu
pengetahuan
sebagai
implementasi dari
pemahaman sifat
Allah (Al-’Alim,
al-Khabir, as-
Sami’, dan al-
Bashir) dan Q.S.
Al- Mujadilah
(58): 11 dan Ar-
Rahman (55): 33
serta hadits terkait
2.4. Menghargai sikap
zuhud ,tawakal,
-41-
dan optimis
2.5. Meneladani
semangat ilmuwan
muslim dalam
menumbuhkemban
gkan ilmu
pengetahuan dalam
kehidupan sehari-
hari
3.1. Memahami
makna beriman
kepada Kitab-
kitab Allah
4.1. Menyajikan
dalil naqli
tentang
beriman Kitab-
kitab Allah
Iman
Kepada Kitab-kitab
Allah
Mengamati
Mengamati dan mencermati gambar atau tayangan yang terkait dengan iman kepada kitab-kitab allah.
Menyimak dan membaca kembali penjelasan iman kepada kitab-kitab allah.
Membaca dalil naqli tentang iman kepada kitab-kitab allah beserta artinya.
Menanya
Peserta didik mengajukan pertanyaan mengenai perbedaan/persamaan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya.
Eksperimen/explore
Tugas Mengumpulkan gambar/ berita/ artikel yang memuat bukti manuskrip mushaf kitab. Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
Isi diskusi (contoh hasil temuan bentuk dan isi kitab-kitab Allah.
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya
3 x 3 Jam
Pelajaran
Al Qur’an dan terjemahnya Depag RI
Buku Teks PAI kelas VIII
Buku-buku Penunjang PAI kelas VIII
CD/Video Pembelajaran Interaktif
-42-
Menggali pengetahuan tentang kitab-kitab Allah melaui berbagai media yang ada.
Mencari dan menelaah dalil naqli tentang keberadaan kitab-kitab Allah selain al-Qur’an.
Mengumpulkan bukti-bukti selain dalil naqli tentang kitab-kitab Allah selain al-Qur’an.
Mengumpulkan contoh-contoh nyata perilaku yang mencerminkan beriman kepada kitab-kitab Allah.
Asosiasi
Menganalisis hasil temuan isi ajaran Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur’an.
Menghubungkan antara sikap penganut agama dengan kitab sucinya masing-masing.
Komunikasi
Membacakan dalil naqli beserta artinya yang menunjukkan bukti diturunkannya kitab-kitab suci Allah mulai Taurat, Zabur, Inji, dan Al-Qur’an.
Memaparkan hasil temuan dari analisis terhadap kitab-kitab suci yang turunkan kepada para
terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Portofolio
Membuat paparan
hasil temuan tentang kitab-kitab Allah.
Membuat paparan analisis hubungan antara perilaku umat dengan kitab sucinya.
Tes
tes kemampuan kognitif dengan
bentuk tes soal – soal pilihan ganda
-43-
Nabinya.
Memaparkan hubungan antara sikap para pengikut kitab suci/agama dengan perilakunya sehari-hari.
3.3. Memahami hikmah shalat sunnah berjamaah dan munfarid
4.3. Mempraktikkan shalat sunnah berjamaah dan munfarid
Shalat Sunnah
Berjamaah dan
Munfarid
Mengamati
Menonton dan mencermati gambar atau tayangan yang terkait dengan tatacara shalat sunnah berjama’ah dan munfarid.
Mengamati secara langsung praktik pelaksanaan ibadah shalat jama’ah dan munfarid ke masjid terdekat.
Menyimak, mencermati, dan mereview penjelasan tentang tata cara shalat sunnah berjama’ah dan munfarid .
Membaca dan mencermati dalil naqli tentang tatacara shalat sunnah berjama’ah dan munfarid beserta artinya.
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang terkait dengan ibadah shalat jama’ah dan munfarid.
Mengajukan pertanyaan tentang tatacara shalat sunnah berjama’ah dan munfarid beserta artinya.
Tugas
Mengumpulkan gambar/ berita/ artikel tentang shalat sunnah berjama’ah dan munfarid
Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi
tentang manfaat dan kendala pelaksanaan shalat sunnah berjama’ah dan munfarid.
Sikap yg ditunjukkan
4 x 3
Jam Pelajaran
Al Qur’an dan terjemahnya Depag RI
Buku Teks PAI kelas VIII
Buku-buku Penunjang PAI kelas VIII
CD/Video Pembelajaran Interaktif
-44-
Mengajukan pertanyaan mengenai pentingnya ibadah sunnah yang dilakukan baik secara berjama’ah maupun munfarid.
Eksperimen/explore
Menggali/mencari contoh-contoh tata cara pelaksanaan shalat sunnah berjama’ah dan munfarid dari berbagai media/literatur.
Mengumpulkan dan mengelompokkan macam-macam shalat sunnah yang dikerjakan secara berjama’ah maupun munfarid.
Mengumpulkan informasi dan data terkait orang-orang yang gemar melaksanakan ibadah shalat sunnah baik secara berjama’ah maupun munfarid.
Asosiasi
Membuat skema hubungan dari contoh-contoh nyata ibadah shalat sunnah berjama’ah maupun munfarid dengan kesuksesan orang-orang yang senantiasa menjaganya.
Membuat skema hubungan dari antara orang-orang yang melalaikan shalat sunnah baik berjama’ah
siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja
kelompok. Portofolio
Membuat paparan bagan alur pelaksanaan shalat sunnah berjama’ah dan munfarid
Membuat paparan rumusan pemecahan masalah yang menjadi kendala pelaksanaan shalat sunnah berjama’ah dan munfarid.
Tes
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda.
-45-
maupun munfarid dengan dampak buruk yang ditimbulkannya.
Menganalisis tatacara pelaksaan ibadah shalat jama’ah dan munfarid pada suatu tempat, kemudian dibandingkan dengan sumber yang valid.
Komunikasi
Mendemonstrasikan tatacara shalat sunnah berjama’ah dan munfarid.
Menyajikan tayangan tentang pelaksanaan shalat jama’ah dan munfarid melalui media interaktif.
Memaparkan kesimpulan hasil analisis dan penelaahan materi tentang shlat sunnah berjama’ah dan munfarid.
Tes kemampuan psikomotorik dengan unjuk kerja shalat sunnah berjama’ah dan munfarid
3.4. Memahami
ketentuan penyelenggaraan jenazah
4.4 Memperagakan tata cara penyelenggaraan jenazah
penyelenggaraan jenazah
Tugas Mengumpulkan gambar/ berita/ artikel
tentang penyelenggaraan jenazah. Observasi Mengamati pelaksanaan diskusi dengan
menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi (tentang manfaat dan
kendala penyelenggaraan jenazah melalui data-data dan informasi dari
3 X 3 jam pelajaran Buku siswa Kemdikbud
Buku siswa untuk SMP terbitan Al Azhar
-46-
media cetak atau elektronik) Sikap yg ditunjukkan siswa terkait
dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Portofolio Membuat paparan bagan alur
pelaksanaan penyelenggaraan jenazah. Membuat paparan rumusan pemecahan
masalah yang menjadi kendala pelaksanaan penyelenggaraan jenazah.
Tes Tes kemampuan kognitif dengan bentuk
tes soal – soal pilihan ganda. Tes kemampuan psikomotorik dengan
unjuk kerja penyelenggaraan jenazah.
Mushaf Al Qur’an
Gambar/ video/ multimedia interaktif
Internet
Media cetak
3.5. Memahami hikmah sujud
syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah
3.5 Mempraktikkan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud
Macam-macam Sujud
Mengamati
Menonton dan mencermati gambar atau tayangan yang terkait dengan tatacara pelaksanaan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
Mengamati secara langsung praktik tatacara pelaksanaan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
Mencermati, menyimak, dan membaca kembali penjelasan tentang tatacara pelaksanaan sujud
Tugas
Mengumpulkan gambar/ berita/ artikel tentang tatacara pelaksanaan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
Observasi
Mengamati
4 x 3 Jam Pelajaran
Al Qur’an dan terjemahnya Depag RI
Buku Teks PAI kelas VIII
Buku-buku Penunjang PAI kelas VIII
CD/Video Pembelajara
-47-
tilawah syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah..
Mencermati dan membaca dalil naqli mengenai sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
Mengajukan pertanyaan terkait dengan tatacara pelaksanaan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
Eksperimen/explore
Menggali dan mencari informasi tentang tatacara pelaksanaan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah dari berbagai sumber.
Menganalisis dan mengumpulkan data-data dan informasi tentang manfaat sujud syukur, sujud sahwi
dan sujud tilawah.
Menganalisis dan mengumpulkan data-data dan informasi tentang kendala/masalah yang dihadapi tentang tatacara pelaksanaan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi
tentang manfaat
dan kendala pelaksanaan tatacara pelaksanaan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Portofolio
Membuat paparan bagan alur pelaksanaan tatacara pelaksanaan sujud
n Interaktif
-48-
Asosiasi
Membuat skema gambar tentang tatacara pelaksanaan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
Merumuskan pemecahan masalah yang menjadi kendala pelaksanaan sujud syukur, sujud sahwi dan sujud tilawah.
Menyimpulkan hikmah dan manfaat pelaksanaan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah. Komunikasi
Memaparkan hasil analisis tentang kendala-kendala pelaksanaan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
Menyajikan kesimpulan solusi/jalan keluar atas kendala-kendala pelaksanaan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
Membuat paparan rumusan pemecahan masalah yang
menjadi kendala pelaksanaan tatacara pelaksanaan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah..
Tes
Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda.
Tes kemampuan psikomotorik dengan unjuk kerja
tatacara pelaksanaan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
3.6. Memahami
Puasa Mengamati Tugas 5 x 3 Al Qur’an
-49-
hikmah puasa
wajib dan
sunnah
4.7. Melaksanakan puasa wajib dan puasa sunnah sebagai implementasi dari pemahaman hikmah puasa wajib dan puasa sunnah
Sunnah dan Puasa Wajib
Membaca teks/buku yang menyajikan materi tentang puasa sunnah dan puasa wajib.
Menonton dan mengamati gambar atau tayangan yang terkait puasa wajib dan puasa sunnah melalui berbagai sumber dan media.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai ketetuan puasa wajib dan puasa sunnah.
Mencermati dan membaca dalil naqli puasa wajib dan puasa sunnah.
Menanya
Memotivasi siswa agar bertannya tentang hal-hal tentang puasa wajib dan puasa sunnah.
Menunjuk salah seorang siswa secara acak untuk mengajukan pertanyaan tentang puasa wajib dan puasa sunnah.
Eksperimen/explore
Merumuskan skema atau mind mapping tatacara pelaksanaan puasa wajib.
Mengumpulkan data-data terkait dengan pelaksanaan ibadah puasa
Mengumpulkan gambar/ berita/ artikel tentang puasa wajib dan puasa sunnah.
Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat :
Isi diskusi (tentang hikmah puasa wajib dan puasa sunnah.dalam kehidupan)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap
pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Portofolio
Membuat paparan diagram alur
Jam Pelajaran
dan terjemahnya Depag RI
Buku Teks PAI kelas VIII
Buku-buku Penunjang PAI kelas VIII
CD/Video Pembelajaran Interaktif
Peta Jazirah Arabia
-50-
wajib dan sunnah.
Menganalisis dan merumuskan hikmah puasa wajib dan puasa sunnah.
Asosiasi
Menganalisis hubungan pelaksanaan ibadah puasa wajib dan puasa sunnah dengan perilaku masyarakat dalam bermasyarakat.
Merumuskan hubungan antara ibadah puasa dengan kesehatan pelakunya.
Merumuskan hikmah pelaksanaan puasa wajib dan puasa sunnah.
Komunikasi
Memaparkan hubungan antara ibadah puasa dengan sikap spiritual dan sikap sosial orang yang melakukannya.
Memaparkan hubungan antara ibadah puasa dengan kesehatan orang yang melakukannya.
Menyajikan hasil temuan tentang hikmah pelaksanaan ibadah puasa.
pelaksanaan puasa wajib dan puasa sunnah.
Tes
tes kemampuan kognitif dengan
bentuk tes soal – soal pilihan ganda
3.11. Memahami sejarah pertumbuhan
Sejarah Pertumbuhan Ilmu
Mengamati
Membaca dan mencermati teks atau bacaan tentang sejarah
Tugas
Mengumpulkan gambar/ berita/
3 x 3 Jam Pelajara
Al Qur’an dan terjemahnya
-51-
ilmu pengetahuan pada masa Umayah
4.10.
Merekonstruksi sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Umayah untuk kehidupan sehari-hari
Pengetahuan pada Masa Umayyah
pertumbuhan ilmu pengetahuan dari masa Umayah
Menonton film atau tayangan yang terkait dengan sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai sejarah sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah.
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah
Mengajukan pertanyaan tentang faktor-faktor yang mendukung terjadinya pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah
Eksperimen/explore
Mencari bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan
sampai masa Umayah.
Menggali bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Abbasiyah.
Mengelompokkan tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Umayah.
Mengelompokkan tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Abbasiyah.
artikel tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan dari masa Umayah sampai Abbasiyah.
Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi
(tentang tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Umaya dan tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Abbasiyah.)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan
n Depag RI
Buku Teks PAI kelas VIII
Buku-buku Penunjang PAI kelas VIII
CD/Video Pembelajaran Interaktif
-52-
Asosiasi
Membuat gambaran/deskripsi sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah.
Menganalisis hubungan pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah
Membuat skema hubungan antara pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah dengan masa Abbasiyah.
Komunikasi
Memaparkan bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah.
Menyajikan kesimpulan hasil analisis hubungan pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah
jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Portofolio
Membuat paparan hasil analisis
tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Umayah.
Membuat paparan hasil analisis tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Abbasiyah.
Tes
tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda
3.6. Memahami
tentang prilaku Rendah Hati, zuhud dan tawakkal
4.6. Mengamalkan
prilaku prilaku
Akhlak Mahmudah Rendah Hati, dan prilaku, zuhud
Mengamati
Mengamati dan mencermati gambar atau tayangan yang terkait dengan perilaku Rendah Hati, Hemat dan Perilaku Sederhana
Menyimak dan membaca kembali penjelasan perilaku Rendah Hati, Hemat dan Perilaku Sederhana
Tugas
Mengumpulkan gambar/ berita/ artikel yang memuat bukti manuskrip mushaf kitab. Observasi
4 x 3
Jam Pelajaran
Al Qur’an dan terjemahnya Depag RI
Buku Teks PAI kelas VIII
Buku-buku Penunjang
-53-
Rendah Hati, zuhud dan tawakkal Serta mem biasakannya dalam kehidupan
sehari-hari
serta Tawakkal
Membaca dalil naqli tentang Rendah Hati, Hemat dan Perilaku Sederhana
Menanya Peserta didik mengajukan Pertanyaan tentang sikap Rendah Hati, Hemat
dan Perilaku Sederhana Eksperimen/explore
Menggali pengetahuan tentang kisah sahabat yang memiliki sikap Rendah Hati, Hemat dan Perilaku Sederhana
Mengumpulkan contoh-contoh nyata perilaku yang mencerminkan sikap Rendah Hati, Hemat dan Perilaku Sederhana.
Asosiasi
Menghubungkan antara sikap Rendah Hati, Hemat dan Perilaku Sederhana
Komunikasi
Memaparkan kiat-kiat memiliki sikap Rendah Hati, Hemat dan Perilaku Sederhana
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
Isi diskusi (contoh
hasil temuan bentuk dan isi kitab-kitab Allah.
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Portofolio
Membuat paparan hasil temuan tentang kitab-kitab
Allah.
Membuat paparan analisis hubungan antara perilaku umat dengan kitab sucinya.
PAI kelas VIII
CD/Video Pembelajaran Interaktif
-54-
Tes
tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda
-55-
Satuan Pendidikan : SMP Islam Al Azhar Kelas / Semester : VIII/ Genap Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli(toleransi,gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi, seni budaya terkait penomena dan kejadian yang tampak mata).
KI 4 : Mencoba,mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret( menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori).
Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1.8 Meyakini Nabi
Muhammad SAW
sebagai nabi akhir
zaman
1.9 Menerapkan
ketentuan syariat
Islam dalam
mengonsumsi
makanan yang halal
dan bergizi
2.1. Menghargai perilaku
-56-
mengonsumsi
makanan dan
minuman yang halal
dan bergizi dalam
kehidupan sehari-hari
sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S.
An-Nahl (16): 114 dan
hadits terkait
2.2. Menghargai perilaku
menghindari minuman
keras, judi, dan
pertengkaran sebagai
implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-
Maidah (5): 90–91
dan 32 serta hadits
terkait.
2.3. Menghargai perilaku
semangat menumbuh
kembangkan ilmu
pengetahuan sebagai
implementasi dari
pemahaman sifat
Allah (Al-’Alim, al-
Khabir, as-Sami’,
dan al-Bashir) dan
Q.S. Al- Mujadilah
(58): 11 dan Ar-
Rahman (55): 33
serta hadits terkait
-57-
2.4. Meneladani
semangat ilmuwan
muslim dalam
menumbuhkembangk
an ilmu pengetahuan
dalam kehidupan
sehari-hari
3.2. Memahami makna beriman kepada nabi dan rasul Allah Swt
4.2. Menyajikan dalil naqli tentang beriman kepada Rasul Allah Swt
Iman Kepada Nabi dan Rasul
Mengamati
Membaca dan mencermati teks bacaan tentang materi iman kepada nabi dan rasul.
Mengamati gambar atau tayangan yang terkait dengan iman kepada nabi dan rasul.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai iman kepada nabi dan rasul.
Mencermati dalil naqli tentang nabi dan rasul sebagai utusan Allah SWT.
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal tentang iman kepada nabi dan rasul.
Menunjuk salah seorang
Tugas
Mengumpulkan gambar/ berita/ artikel yang terkait dengan iman kepada nabi dan rasul.
Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi
(Mendiskusikan
contoh-contoh nyata keteladanan para nabi dan rasul)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung
3 x 3 Jam Pelajaran
Al Qur’an dan terjemahnya Depag RI
Buku Teks PAI kelas VIII
Buku-buku Penunjang PAI kelas VIII
CD/Video Pembelajaran Interakt
-58-
siswa secara acak untuk mengajukan pertanyaan tentang sejarah nabi dan rasul.
Mengajukan pertanyaan fungsi nabi dan rasul diutus ke muka bumi.
Eksperimen/explore
Menggali informasi dan data tentang nabi dan rasul melalui berbagai sumber.
Mengumpulkan dan mengelompokkan para nabi yang diberi kitab suci.
Mengumpulkan dan mengelompokkan para nabi dan rasul yang diberi suhuf.
Mengumpulkan dan
mengelompokkan nabi dan rasul yang mendapat gelar ulul azmi.
Asosiasi
Menganalisis hubungan ajaran antara satu nabi dengan nabi yang lainnya.
jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Portofolio
Membuat paparan hubungan ajaran yang dibawa para nabi dan rasul dengan realitas kehidupan masyarakat saat.
Menyajikan paparan hubungan antara sifat-sifat keteladanan para nabi dan rasul yang berdampak pada kesuksesan dan ketenteraman hidup
seseorang. Tes
tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda.
if
Peta Jazirah Arabia
-59-
Merumuskan hubungan antara keimanan terhadap nabi dan rasul dengan sikap dan perilaku para umatnya.
Menyimpulkan ajaran yang dibawa oleh para nabi dan rasul.
Komunikasi
Memaparkan hasil temuan tentang hubungan ajaran antara satu nabi dengan nabi lainnya.
Menunjukkan hasil analisis tentang hubungan antara keimanan terhadap nabi dan rasul terhadap sikap dan perilaku seseorang dalam kehidupan.
3.9. Memahami pengertian
makanan dan minuman yang halal dan thayyib berdasarkan Al-Quran dan Hadits
4.8. Mengonsumsi
makanan yang
Indahnya Pola Sehat dengan
Mengkonsumsi Makanan dan Minuman Halal serta Menjauhi yang Haram
Mengamati
Membaca dan mencermati
teks yang menyajikan materi tentang makanan dan minuman yang halal dan haram.
Menonton dan mencermati gambar atau tayangan yang terkait makanan dan minuman yang halal dan
Tugas
Mengumpulkan
gambar/ berita/ artikel tentang makanan dan minuman yang halal dan haram.
Observasi
Mengamati
4 x 3 Jam
Pelajaran
Al Qur’an
dan terjemahnya Depag RI
Buku Teks PAI
-60-
halal dan bergizi sesuai ketentuan syariat Islam
haram.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai makanan dan minuman yang halal dan haram.
Mencermati dan membaca dalil naqli tentang makanan dan minuman yang halal dan haram.
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram.
Mengajukan pertanyaan tentang kriteria dan jenis makanan yang diharamkan.
Mengajukan pertanyaan tentang kriteria dan jenis minuman yang
diharamkan. Eksperimen/explore
Membuat skema tentang jenis-jenis makanan yang diharamkan.
Membuat skema jenis-jenis minuman yang
pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat : Isi diskusi
(tentang hikmah
makanan dan minuman yang halal dan haram dalam kehidupan)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Portofolio Membuat paparan diagram alur tentang jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan haram. Tes
tes kemampuan
kelas VIII
Buku-buku Penunjang PAI kelas
VIII
CD/Video Pembelajaran Interaktif
Peta Jazirah Arabia
-61-
diharamkan.
Merumuskan bahaya dari mengonsumsi makanan yang diharamkan.
Menganalisis dan merumuskan bahaya dari minuman yang diharamkan
Menganalisis dan merumuskan hikmah dibalik pengharaman makanan dan minuman.
Asosiasi
Membuat skema hubungan antara makanan yang diharamkan dengan kegagalan hidup pelakunya.
Membuat skema hubungan antara minuman yang diharamkan dengan
kegagalan hidup para pelakunya
Komunikasi
Menunjukkan/memaparkan hasil temuan dari bahaya mengonsumsi makanan yang diharamkan.
kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda
-62-
Menunjukkan/memaparkan hasil temuan dari bahaya mengonsumsi minuman yang diharamkan.
Menunjukkan/memaparkan rumusan hikmah menghindari makanan dan minuman yang diharamkan.
Menyajikan hasil kesimpulan tentang materi makanan dan minuman yang halal dan haram.
3.8. Memahami ketentuan tentang zakat fitrah dan dapat mengamalkannya
Zakat Mengamati
Membaca dan mencermati teks yang menyajikan materi tentang macam-macam zakat dan ketentuannya
Menonton dan mencermati gambar atau tayangan
yang terkait zakat
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai zakat fitrah da zakat maal
Mencermati dan membaca dalil naqli tentang zakat fitrah dan zakat maal
Tugas
Mengumpulkan gambar/ berita/ artikel tentang zakat.
Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi
dengan menggunakan lembar observasi yang memuat : Isi diskusi
(tentang pelaksanaan zakat fitrah dan
4 x 3 Jam Pelajaran
Al Qur’an dan terjemahnya Depag RI
Buku
Teks PAI kelas VIII
Buku-buku Penunjang PAI
-63-
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang zakat fitrah dan zakat maal
Mengajukan pertanyaan tentang kriteria dan ketentuan zakat fitrah dan zakat maal
Mengajukan pertanyaan tentang kriteria dan ketentuan zakat fitrah dan zakat maal.
Eksperimen/explore
Membuat skema tentang besaran dan ketentuan zakat
Membuat skema jenis-jenis zakat maal.
Memperagakan pembayaran zakat fitrah dan zakat maal
Menganalisis perbedaan antara zakat fitrah dengan zakat maal
Menganalisis dan merumuskan hikmah dibalik kewajiban membayar zakat
zakat maal) Sikap yg
ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap
pelaksanaan zakat fitrah dan zakat maal
Portofolio Membuat paparan jenis dan ketentuan zakat Tes
tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda
kelas VIII
CD/Video Pembelajaran Interakt
if
Peta Jazirah Arabia
-64-
Asosiasi
Membuat skema hubungan antara makanan yang diharamkan dengan kegagalan hidup pelakunya.
Membuat skema hubungan antara zakat dengan kesejahteraan
Komunikasi
Menunjukkan/memaparkan hasil temuan wajib zakat
Menunjukkan/memaparkan rumusan hikmah pengamalan zakat
Menyajikan hasil kesimpulan tentang materi menunaikan zakat
3.10. Memahami sikap-
sikap yang berkaitan
dengan peduli
lingkungan
4.9. Mengamati dan
mengidentifikasi
bentuk-bentuk
kepedulian terhadap
lingkungan
Peduli Terhadap
Lingkungan
Mengamati
Mengamati dan memberi
komentar gambar atau tayangan
yang terkait dengan kerusakan
lingkungan.
Menyimak dan membaca
penjelasan mengenai kerusakan
lingkungan.
Membaca dalil naqli tentang
penyebab kerusakan lingkungan.
Tugas
Mengumpulkan gambar/
berita/ artikel yang
memuat bentuk nyata
kerusakan lingkungan.
Observasi
Mengamati pelaksanaan
diskusi dengan
menggunakan lembar
4 X 3 jam
pelajaran
Buku
siswa
YPI Al
Azhar
Mushaf
Al
Qur’an
Gambar/
video/
multimed
ia
-65-
Menanya
Melalui motivasi dari guru,
peserta didik mengajukan
pertanyaan tentang penyebab
terjadinya kerusakan lingkungan.
Mengajukan pertanyaan
mengenai manfaat peduli
terhadap lingkungan.
Eksperimen/explore
Mencari dalil naqli yang
menjelaskan kerusakan
lingkungan.
Secara berkelompok
mengumpulkan contoh-contoh
nyata perilaku peduli terhadap
lingkungan.
Mendiskusikan contoh-contoh
nyata perilaku peduli terhadap
lingkungan.
Asosiasi
Menganalisis hubungan
kepedulian lingkungan dengan
kerusakan lingkungan itu sendiri.
Mencari mata rantai atau
hubungan antara kepedulian dan
yang berdampak pada kesehatan
dan kenyamanan hidup
masyarakat.
observasi yang memuat:
Isi diskusi
(Mendiskusikan
contoh-contoh nyata
perilaku peduli
terhadap lingkungan
Sikap yg ditunjukkan
siswa terkait dengan
tanggung jawabnya
terhadap pelaksanaan
jalannya diskusi dan
kerja kelompok.
Portofolio
Membuat paparan
hubungan kepedulian
lingkungan dengan
kerusakan lingkungan
terhadap kesehatan dan
kenyamanan hidup
masyarakat.
Membuat dan Menyajikan
paparan mata rantai atau
hubungan kepedulian
lingkungan dengan
kerusakan lingkungan
terhadap kesehatan dan
kenyamanan hidup
masyarakat.
Tes
interaktif
Internet
-66-
Komunikasi
Menyajikan paparan mata rantai
atau hubungan kepedulian
terhadap lingkungan dan
pencemaran lingkungan yang
berdampak pada kesehatan dan
kenyamanan hidup masyarakat.
Menanggapi pertanyaan dan
memperbaiki.
Menyusun kesimpulan.
tes kemampuan kognitif
dengan bentuk tes soal –
soal pilihan ganda.
3.12. Memahami
sejarah
pertumbuhan
ilmu
pengetahuan
pada masa
Abbasiyah
4.11. Merekonstruksi
sejarah
pertumbuhan
ilmu
pengetahuan
pada masa
Abbasiyah untuk
kehidupan
Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa Abbasiyah
Mengamati
Membaca dan mencermati teks atau bacaan tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan dari masa Abbasiyah
Menonton film atau tayangan yang terkait dengan sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Abbasiyah.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai sejarah sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Abbasiyah.
Menanya
Mengajukan pertanyaan
Tugas
Mengumpulkan gambar/ berita/ artikel tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan dari masa Umayah sampai Abbasiyah.
Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan
menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi
(tentang tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa
5 x 3 Jam Pelajaran
Al Qur’an dan terjemahnya Depag RI
Buku Teks PAI kelas VIII
Buku-
buku Penunjang PAI kelas VIII
CD/Video
-67-
sehari-hari tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Abbasiyah
Mengajukan pertanyaan tentang faktor-faktor yang mendukung terjadinya
pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Abbasiyah
Eksperimen/explore
Mencari bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Abbasiyah.
Menggali bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Abbasiyah.
Mengelompokkan tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Umayah.
Mengelompokkan tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Abbasiyah.
Asosiasi
Membuat gambaran/deskripsi
Umaya dan tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Abbasiyah.)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan
tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Portofolio
Membuat paparan hasil analisis tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Umayah.
Membuat paparan hasil analisis tokoh-
tokoh ilmuwan muslim masa Abbasiyah.
Tes
tes kemampuan kognitif dengan
Pembelajaran Interaktif
Peta Jazirah Arabia
-68-
sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah.
Menganalisis hubungan pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah
Membuat skema hubungan antara pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah dengan masa Abbasiyah.
Komunikasi
Memaparkan bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah.
Menyajikan kesimpulan hasil analisis hubungan pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah
bentuk tes soal – soal pilihan ganda
3.9. Memahami
tentang
pengertian
khamar dan
perjudian, jenis
Menghindari akhlak madzmumah (Khamar, judi, pertengkaran dan sifat marah)
Mengamati
Membaca dan mencermati teks atau bacaan tentang akhlak mazmumah
Menonton film atau tayangan yang terkait
Tugas
Mengumpulkan gambar/ berita/ artikel tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan dari
5 x 3 Jam Pelajaran
Al Qur’an dan terjemahnya Depag
-69-
dan macamnya
serta memahami
bahaya keduanya
dengan akhlak mazmumah (Khamar, judi, pertengkaran dan sifat marah)
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai akhlak mazmumah
(Khamar, judi, pertengkaran dan sifat marah).
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang macam-macam khamar dan bahayanya
Mengajukan pertanyaan tentang macam-macam perjudian dan bahayanya
Mengajukan pertanyaan tentang macam-macam pertengkaran dan bahayanya
Mengajukan pertanyaan tentang macam-macam sifat marah dan bahayanya
Eksperimen/explore
Mencari bukti-bukti tentang bahayanya khamar dan perjudian
masa Umayah sampai Abbasiyah.
Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan
menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi
(tentang bahaya khamar, narkoba dan perjudian.)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Portofolio
Membuat paparan hasil analisis khamar dan narkoba
RI
Buku Teks PAI kelas VIII
Buku-buku Penunjang PAI kelas VIII
CD/Video Pembelajaran Interaktif
Artikel aktual terkait peredaran narkoba dan bahayanya
Artikel aktual terkait
-70-
Menggali tentang sebab-sebab terjadinya tawuran dalam kehidupan remaja
Asosiasi
Membuat gambaran/deskripsi bahaya khamar dan narkoba.
Menganalisis hubungan khamar dan perjudian
Membuat skema hubungan antara tawuran dan sifat marah
Komunikasi
Menyajikan kesimpulan hasil analisis bahayanya memiliki akhlak mazmumah (Khamar, judi, pertengkaran dan sifat marah)
Tes
tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda
tawuran remaja
-71-
Satuan Pendidikan : SMP Kelas/Semester : IX/Ganjil Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya..
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat,) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pendekatan Pembelajaran Instrumen Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1.1 Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari pemahaman rukun iman
1.2 Beriman kepada Hari Akhir
1.3 Menerapkan
-72-
ketentuan syariat Islam dalam pelaksanaan penyembelihan hewan
1.4 Menunaikan ibadah qurban dan aqiqah sebagai implementasi dari surah al-Kautsar
1.5 Menerapkan
sikap tasamuh dan qonaah sebagai implementasi dari Q.S. Al- Hujurat (49): 13 , Q.S. Hud ( 11 ) ; 6 dan hadits terkait
1.6 Menerapkan
ketentuan syariat islam
-73-
dalam pelaksanaan jual beli dan utang piutang
1.7 Menunaikan
ibadah haji dan umroh sebagai implementasi dari Q.S. Al Baqarah /2 : 196
1.8 Sejarah Masuk
dan Berkembangan Islam di Nusantara
3.1 Memahami makna iman kepada hari Akhir berdasarkan pengamatan terhadap dirinya, alam sekitar, dan makhluk ciptaan Nya.
Beriman kepada
hari akhir.
Mengamati Mengamati dan memberi
komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan iman kepada hari akhir.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai iman kepada hari akhir.
Membaca dalil naqli tentang hari akhir beserta artinya.
Tugas Mengumpulkan
gambar/ berita/ artikel yang memuat berbagai musibah kiamat sughro (kecil).
Observasi Mengamati
pelaksanaan diskusi
3 x 3 jam pelajaran
Buku siswa Kemdikbud
Buku siswa untuk SMP terbitan Al Azhar
Mushaf Al Qur’an
Gambar/ video/
-74-
4.1 Menyajikan dalil
naqli yang menjelaskan gambaran kejadian hari akhir
Menanya Melalui motivasi dari guru,
peserta didik mengajukan pertanyaan tentang kiamat sugro dan kubro.
Mengajukan pertanyaan mengenai gambaran kejadian hari akhir dan kehidupan di akhirat atau pertanyaan lain yang relevan dan kontekstual.
Eksperimen/explore Mencari dalil naqli yang
menjelaskan gambaran kejadian hari akhir.
Secara berkelompok mengumpulkan contoh-contoh nyata perilaku mawas diri manusia yang mencerminkan beriman kepada hari akhir.
Mendiskusikan contoh-contoh nyata perilaku tidak mawas diri yang mencerminkan tidak beriman kepada hari akhir.
Asosiasi
dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi (contoh
nyata perilaku mawas diri yang mencerminkan iman kepada hari akhir)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Portofolio Membuat paparan
diagram alur kejadian hari akhir dan kehidupan di akhirat.
Membuat paparan analisis hubungan antara sikap mawas diri saat di dunia
multimedia interaktif
Internet Media
cetak
-75-
Menganilsis kejadian hari akhir dan diwujudkan menjadi diagram alur kejadian hari akhir dan kehidupan di akhirat.
Mencari mata rantai atau hubungan antara sikap mawas diri saat di dunia dengan kehidupan seseorang di akhirat.
Komunikasi Mendemonstrasikan bacaan
dalil naqli beserta artinya yang menunjukkan bahwa hari akhir itu pasti akan terjadi.
Menyajikan paparan diagram alur kejadian hari akhir dan kehidupan di akhirat.
Menyajikan paparan hubungan antara sikap mawas diri saat di dunia dengan kehidupan seseorang di akhirat.
Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan atau diagram.
Menyusun kesimpulan.
dengan kehidupan seseorang di akhirat.
Tes tes kemampuan
kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda.
-76-
3.2 Memahami
ketentuan penyembelihan hewan
4.2 Memperagakan tata cara penyembelihan hewan
Ketentuan Penyembelihan hewan
Mengamati Mengamati dan memberi
komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan penyembelihan hewan
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai penyembelihan hewan.
Membaca dalil naqli mengenai penyembelihan hewan.
Menanya Dengan dimotivasi oleh
guru mengajukan pertanyaan tentang ketentuan penyembelihan hewan.
Mengajukan pertanyaan terkait dengan tata cara penyembelihan hewan.
Eksperimen/explore Secara berkelompok
mencari data dari berita atau informasi tentang pelaksanaan penyembelihan
Tugas Mengumpulkan
gambar/ berita/ artikel tentang penyembelihan hewan.
Observasi Mengamati
pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi
(tentang manfaat dan kendala penyembelihan hewan melalui data-data dan informasi dari media cetak atau elektronik)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan
3 X 3 jam pelajaran
Buku siswa Kemdikbud
Buku siswa untuk SMP terbitan Al Azhar
Mushaf Al Qur’an
Gambar/ video/ multimedia interaktif
Internet Media
cetak
-77-
hewan dari media cetak atau elektronik.
Mendiakusian manfaat penyembelihan hewan melalui data-data dan informasi dari media cetak atau elektronik.
Mendiskusikan kendala pelaksanaan penyembelihan hewan berdasarkan data-data dan informasi dari media cetak atau elektronik.
Asosiasi Membuat analisis berbentuk
diagram alur proses penyediaan daging yang halal untuk dikonsumsi dari peternak, disembelih, dijualnya daging di pasaran sampai dinikmati oleh konsumen.
Membuat analisis berbentuk diagram alur proses aqiqah sampai disajikan dalam bentuk matang.
Merumuskan pemecahan masalah yang menjadi kendala pelaksanaan penyembelihan hewan.
jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Portofolio Membuat paparan
bagan alur pelaksanaan penyembelihan hewan.
Membuat paparan rumusan pemecahan masalah yang menjadi kendala pelaksanaan penyembelihan hewan.
Tes Tes kemampuan
kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda.
Tes kemampuan
-78-
Merumuskan hikmah dan manfaat pelaksanaan penyembelihan hewan.
Komunikasi Mendemonstrasikan praktik
menyembelih hewan untuk keperluan dikonsumsi.
Menyajikan paparan bagan alur pelaksanaan penyembelihan hewan.
Menyajikan paparan rumusan pemecahan masalah yang menjadi kendala pelaksanaan penyembelihan hewan.
Memaparkan rumusan hikmah dan manfaat pelaksanaan penyembelihan hewan.
Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.
Menrumuskan kesimpulan.
psikomotorik dengan unjuk kerja penyembelihan hewan.
-79-
3.3 Memahami hikmah qurban dan aqiqah
4.3 Mempraktikkan
pelaksanaan ibadah qurban dan akikah di lingkungan sekitar rumah
Qurban dan Aqiqah
Mengamati Mengamati dan memberi
komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan aqiqah dan qurban.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai pelaksanaan aqiqah dan qurban.
Membaca dalil naqli mengenai pelaksanaan aqiqah dan qurban.
Menanya Dengan dimotivasi oleh
guru mengajukan pertanyaan tentang ketentuan pelaksanaan aqiqah dan qurban.
Mengajukan pertanyaan terkait dengan tata cara pelaksanaan aqiqah dan qurban.
Eksperimen/explore Secara berkelompok
mencari data dari berita atau informasi tentang pelaksanaan aqiqah dan
Tugas Mengumpulkan
gambar/ berita/ artikel tentang penyembelihan hewan aqiqah dan qurban.
Observasi Mengamati
pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi
(tentang manfaat dan kendala penyembelihan hewan aqiqah dan qurban melalui data-data dan informasi dari media cetak atau elektronik)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap
3 X 3 jam pelajaran
Buku siswa Kemdikbud
Buku siswa untuk SMP terbitan Al Azhar
Mushaf Al Qur’an
Gambar/ video/ multimedia interaktif
Internet Media
cetak
-80-
qurban dari media cetak atau elektronik.
Mendiakusikan manfaat aqiqah dan qurban melalui data-data dan informasi dari media cetak atau elektronik.
Mendiskusikan kendala pelaksanaan qurban berdasarkan data-data dan informasi dari media cetak atau elektronik.
Asosiasi Membuat analisis berbentuk
diagram alur proses penyediaan binatang qurban dari peternak sampai dibagikan.
Membuat analisis berbentuk diagram alur proses aqiqah sampai disajikan dalam bentuk matang.
Merumuskan pemecahan masalah yang menjadi kendala pelaksanaan penyembelihan aqiqah dan qurban.
Merumuskan hikmah dan manfaat pelaksanaan penyembelihan aqiqah dan
pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Portofolio Membuat paparan
bagan alur pelaksanaan penyembelihan hewan aqiqah dan qurban.
Membuat paparan rumusan pemecahan masalah yang menjadi kendala pelaksanaan penyembelihan hewan qurban.
Tes Tes kemampuan
kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda.
Tes kemampuan psikomotorik dengan unjuk kerja penyembelihan hewan aqiqah dan
-81-
qurban.
Komunikasi Mendemonstrasikan praktik
pelaksanaan aqiqah dan qurban.
Menyajikan paparan bagan alur pelaksanaan penyembelihan hewan aqiqah dan qurban.
Menyajikan paparan rumusan pemecahan masalah yang menjadi kendala pelaksanaan penyembelihan hewan qurban.
Memaparkan rumusan hikmah dan manfaat pelaksanaan penyembelihan hewan aqiqah dan qurban.
Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.
Menrumuskan kesimpulan.
qurban.
-82-
3.4 Memahami Q.S. Al- Hujurat (49): 13 , Q.S. Hud ( 11 ) ; 6 dan hadits terkait tentang sifat tasamuh dan qonaah.
4.4 Menyajikan contoh perilaku tasamuh dan qonaah sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al- Hujurat (49): 13 , Q.S. Hud ( 11 ) ; 6 dan hadits terkait
Tasamuh dan
Qonaah
Mengamati Mengamati dan memberi
komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan tasamuh dan qonaah.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai tasamuh dan qonaah.
Membaca Q.S. Al- Hujurat (49): 13 , Q.S. Hud ( 11 ) ; 6 dan hadits terkait tentang tasamuh dan qonaah beserta artinya.
Menanya Mengajukan pertanyaan
mengenai pentingnya tasamuh dan qonaah dalam kehidupan
Eksperimen/explore Secara berkelompok
mencari contoh-contoh nyata tentang perilaku tasamuh dan qonaah dalam kehidupan orang-orang terdahulu maupun saat ini.
Mendiskusikan manfaat tasamuh dan qonaah dalam
Tugas Mengumpulkan
gambar/ berita/ artikel tentang tasamuh dan qonaah
Observasi Mengamati
pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi
(tentang manfaat tasamuh dan qonaah; yang benar dan yang salah)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
3 x 3 jam pelajaran
Buku siswa Kemdikbud
Buku siswa untuk SMP terbitan Al Azhar
Mushaf Al Qur’an
Gambar/ video/ multimedia interaktif
Internet Media
cetak
-83-
kehidupan. Mendiskusikan tasamuh dan
qonaah yang benar dan yang salah.
Asosiasi Menganalisis hubungan dari
contoh-contoh nyata pelaksanaan tasamuh dan qonaah dalam kehidupan orang-orang terdahulu maupun saat ini dengan dampak positif yang ditimbulkannya.
Membuat diagram hubungan dari contoh-contoh nyata perilaku yang bertentangan dengan tasamuh dan qonaah dalam kehidupan orang-orang terdahulu maupun saat ini dengan dampak negatif yang ditimbulkannya.
Menghubungkan dampak tasamuh dengan Q.S. Al- Hujurat (49): 13 dan qonaah dengan, Q.S. Hud ( 11 ) ; 6 dan hadits terkait.
Komunikasi
Portofolio Membuat paparan
diagram diagram hubungan dari contoh-contoh nyata pelaksanaan tasamuh dan qonaah dalam kehidupan orang-orang terdahulu maupun saat ini dengan dampak positif yang ditimbulkannya.
Membuat paparan diagram hubungan dari contoh-contoh nyata perilaku yang bertentangan dengan tasamuh dan qonaah dalam kehidupan orang-orang terdahulu maupun saat ini dengan dampak negatif yang ditimbulkannya
Tes tes kemampuan
kognitif dengan bentuk tes soal –
-84-
3.5 Memahami
ketentuan jual beli , utang piutang, dan riba
4.5 Mempraktikkan
pelaksanaan jual beli dan utang piutang di lingkungan sekolah dan lingkungan rumah
Jual beli , utang piutang, dan riba
Mendemonstrasikan bacaan Q.S. Al- Hujurat (49): 13 , Q.S. Hud ( 11 ) ; 6 dan hadits terkait tentang tasamuh dan qonaah beserta artinya.
Memaparkan diagram hubungan dari contoh-contoh nyata pelaksanaan tasamuh dan qonaah dalam kehidupan orang-orang terdahulu maupun saat ini dengan dampak positif yang ditimbulkannya.
Memaparkan diagram hubungan dari contoh-contoh nyata perilaku yang bertentangan tasamuh dan qonaah dalam kehidupan orang-orang terdahulu maupun saat ini dengan dampak negatif yang ditimbulkannya
Memaparkan dampak tasamuh dan qonaah dengan Q.S. Al- Hujurat (49): 13 , Q.S. Hud ( 11 ) ; 6 dan hadits terkait.
Menanggapi pertanyaan. Menyusun kesimpulan.
soal pilihan ganda Tes lisan membaca
Q.S. Al- Hujurat (49): 13 , Q.S. Hud ( 11 ) ; 6 dan hadits terkait.
4 x 3 jam pelajaran
Buku siswa
Kemdikbud
Buku siswa untuk SMP terbitan Al Azhar
Mushaf Al Qur’an
Gambar/ video/ multimedia interaktif
Internet Media
cetak
-85-
Mengamati Mengamati dan memberi
komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan jual beli utang piutang, dan riba
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai pelaksanaan jual beli utang piutang, dan riba
Membaca dalil naqli mengenai pelaksanaan jual beli utang piutang, dan riba
Menanya Dengan dimotivasi oleh
guru mengajukan pertanyaan tentang ketentuan pelaksanaan jual beli utang piutang, dan riba
Mengajukan pertanyaan terkait dengan tata cara pelaksanaan jual beli utang piutang, dan riba
Eksperimen/explore Secara berkelompok
mencari data dari berita atau informasi tentang
Tugas Mengumpulkan
gambar/ berita/ artikel tentang jual beli dan utang piutang
Observasi Mengamati
pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
Isi diskusi (tentang manfaat dan kendala jual beli dan utang piutang melalui data-data dan informasi dari media cetak atau elektronik)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
-86-
pelaksanaan jual beli utang piutang, dan riba dari media cetak atau elektronik.
Mendiakusikan manfaat jual beli dan utang piutang melalui data-data dan informasi dari media cetak atau elektronik.
Mendiskusikan kendala pelaksanaan jual beli utang piutang, dan riba berdasarkan data-data dan informasi dari media cetak atau elektronik.
Asosiasi Membuat analisis berbentuk
diagram alur proses penyediaan barang untuk dijual dari produksi sampai ke pasar.
Merumuskan pemecahan masalah yang menjadi kendala pelaksanaan jual beli dan utang piutang
Merumuskan hikmah dan manfaat pelaksanaan jual beli dan utang piutang
Komunikasi
Portofolio Membuat paparan
bagan alur pelaksanaan jual beli dan utang piutang
Membuat paparan rumusan pemecahan masalah yang menjadi kendala pelaksanaan jual beli dan utang piutang
Tes Tes kemampuan
kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda.
Tes kemampuan psikomotorik dengan unjuk kerja jual beli dan utang piutang
-87-
Mendemonstrasikan praktik pelaksanaan jual beli dan utang piutang
Menyajikan paparan bagan alur pelaksanaan jual beli
Menyajikan paparan rumusan pemecahan masalah yang menjadi kendala pelaksanaan jual beli dan utang piutang
Memaparkan rumusan hikmah dan manfaat pelaksanaan jual beli dan utang piutang
Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.
Merumuskan kesimpulan. 3.6 Memahami
ketentuan haji dan umrah
4.6 Mempraktikkan
manasik haji dan umrah
Ibadah Haji dan
Umrah
Mengamati Mengamati dan memberi
komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan ibadah haji dan umrah.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai hukum, ketentuan, dan tata cara ibadah haji dan umrah.
Membaca dalil naqli mengenai ibadah haji dan umrah.
Tugas Mengumpulkan
gambar/ berita/ artikel tentang ibadah haji dan umrah..
Observasi Mengamati
pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat :
3 X 3 jam pelajaran
Buku siswa Kemdikbud
Buku siswa untuk SMP terbitan Al Azhar
Mushaf Al Qur’an
Gambar/ video/ multimedia interaktif
-88-
Menanya Dengan dimotivasi oleh
guru mengajukan pertanyaan tentang ketentuan ibadah haji dan umrah.
Mengajukan pertanyaan terkait hikmah ibadah haji dan umrah.
Eksperimen/explore Secara berkelompok
menyiapkan peraga sederhana untuk praktik manasik haji dan umrah di lingkungan sekolah.
Berdiskusi dan menyusun diagram alur pelaksanaan manasik ibadah haji dan umrah.
Mendiskusian hikmah ibadah haji dan umrah dalam kehidupan.
Asosiasi Membuat analisis diagram
alur pelaksanaan haji ifrad, qiran, dan tamattuk.
Merumuskan hikmah dan
Isi diskusi (tentang hikmah ibadah haji dan umrah dalam kehidupan)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Portofolio Membuat paparan
diagram alur pelaksanaan manasik ibadah haji dan umrah.
Tes tes kemampuan
kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda
Tes unjuk kerja manasik haji.
Internet Media
cetak
-89-
manfaat pelaksanaan haji dan umrah.
Komunikasi Menyajikan paparan
diagram alur pelaksanaan manasik ibadah haji dan umrah.
Mendemonstrasikan manasik haji dan umroh.
Menanggapi pertanyaan dalam diskusi.
Merumuskan kesimpulan.
3.7 Memahami sejarah masuk dan perkembangan Islam di Nusantar
4.7.1 Melakukan rekonstruksi sejarah masuk dan perkembangan Islam di Nusantara
4.7.1 Menceritakan sejarah tradisi
Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Nusantara
Mengamati Mengamati dan memberi
komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan perkembangan Islam budaya tradisi Islam di Nusantara.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai perkembangan Islam di Nusantara.
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan hasil-hasil seni tradisi Islam di Nusantara.
Tugas Mengumpulkan
gambar/ berita/ artikel tentang perkembangan Islam di Nusantara.
Mengumpulkan gambar/ berita/ artikel tentang hasil-hasil seni dan budaya tradisi Islam di Nusantara
Observasi Mengamati
pelaksanaan diskusi
4 X 3 jam pelajaran
Buku siswa Kemdikbud
Buku siswa untuk SMP terbitan Al Azhar
Mushaf Al Qur’an
Gambar/ video/ multimedia interaktif
Internet Media
cetak
-90-
Islam Nusantara
Menanya Mengajukan pertanyaan
apakah cara masuknya Islam di Nusantara melalui jalan damai atau kekerasan?.
Mengajukan pertanyaan terkait kronologi masuknya Islam di Nusantara atau pertanyaan lain yang relevan.
Mengajukan pertanyaan tentang ciri khas seni tradisi Islam di Nusantara.
Mengajukan pertanyaan apakah ada tradisi yang tidak Islami? Atau pertanyaan lain yang relevan dan aktual.
Eksperimen/explore Mendiskusikan
perkembangan Islam di Nusantara berdasarkan kronologi waktu berdasarkan data dari berbagai sumber.
dengan menggunakan lembar observasi yang memuat: Isi diskusi
(tentang perkembangan Islam di Nusantara berdasarkan kronologi waktu, tempat, perkembangan kerajaan berdasarkan data dari berbagai sumber, dan karya seni serta budaya yang sesuai ajaran Islam)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
-91-
Mendiskusikan perkembangan Islam di Nusantara berdasarkan kronologi wilayah berdasarkan data dari berbagai sumber.
Mendiskusikan perkembangan Islam di Nusantara berdasarkan perkembangan kerajaan Islam di Sumatera, Jawa, Sulawesi, , Kalimantan, dan Maluku
Mendiskusikan karya seni yang sesuai ajaran Islam.
Mendiskusikan kriteria tradisi yang tidak menyimpang dari ajaran Islam.
Mendiskusikan contoh-contoh seni atau budaya tradisi Islam Nusantara.
Asosiasi Melakukan analisis
kronologi sejarah perkembangan Islam di Nusantara yang diwujudkan dalam bentuk membuat diagram alur.
Portofolio Membuat paparan
kronologi sejarah perkembangan Islam di Nusantara yang diwujudkan dalam bentuk membuat diagram alur.
Membuat paparan analisis perkembangan kerajaan Islam di Nusantara yang diwujudkan dalam bentuk membuat diagram alur.
Membuat paparan hasil analisis hasil karya seni yang sesuai ajaran Islam dan yang tidak sesuai.
Membuat paparan hasil analisis budaya tradisi yang sesuai dengan ajaran Islam dan yang tidak sesuai.
-92-
Melakukan analisis perkembangan kerajaan Islam di Nusantara yang diwujudkan dalam bentuk membuat diagram alur.
Melakukan analisis hasil karya seni yang sesuai ajaran Islam dan yang tidak sesuai.
Melakukan analisis budaya tradisi yang sesuai dengan ajaran Islam dan yang tidak sesuai.
Komunikasi Menyajikan paparan
kronologi sejarah perkembangan Islam di Nusantara yang diwujudkan dalam bentuk membuat diagram alur.
Menyajikan paparan analisis perkembangan kerajaan Islam di Nusantara yang diwujudkan dalam bentuk membuat diagram alur.
Menyajikan paparan hasil analisis hasil karya seni yang sesuai ajaran Islam dan
Tes tes kemampuan
kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda
-93-
yang tidak sesuai. Menyajikan paparan hasil
analisis budaya tradisi yang sesuai dengan ajaran Islam dan yang tidak sesuai.
Menanggapi pertanyaan. Menyusun kesimpulan.
-94-
Satuan Pendidikan : SMP Islam Al Azhar Kelas / Semester : IX/ Genap Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya..
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat,) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1.2. Berimqadha dan
qadar Allah
2.1. Menghargai
sikap optimis,
ikhtiar, dan
tawakal sebagai
implementasi
dari pemahaman
Q.S. Az-Zumar
(39): 53; Q.S.
-95-
An-Najm (53):
39-42; Q.S. Ali
Imran (3): 159
dan hadits
terkait.
2.2. Menghargai
perilaku yang
mencerminkan tata
krama, sopan-
santun, dan rasa
malu sebagai
implementasi dari
pemahaman Q.S.
Al- Baqarah (2):
83 dan hadits
terkait.
3.4. Memahami
makna iman
kepada taqdir
Allah
berdasarkan
pengamatan
terhadap dirinya,
alam sekitar dan
makhluk ciptaan-
Nya
4.5.Menyajikan dalil
naqli tentang
Menerima
Taqdir Allah
Mengamati
Mengamati dan memberi
komentar gambar atau
tayangan yang terkait dengan
iman kepada qadha dan qadar.
Menyimak dan membaca
penjelasan mengenai iman
kepada qadha dan qadar.
Membaca dalil naqli tentang
qadha dan qadar beserta
artinya.
Menanya
Tugas
Mengumpulkan
gambar/ berita/ artikel
yang memuat bentuk
nyata qadha dan qadar
Allah yang harus
diterima manusia.
Observasi
Mengamati pelaksanaan
diskusi dengan
menggunakan lembar
observasi yang
memuat:
4 X 3 jam
pelajaran
Buku siswa
YPI Al
Azhar
Mushaf Al
Qur’an
Gambar/
video/
multimedia
interaktif
Internet
-96-
adanya taqdir
Allah
Melalui motivasi dari guru,
peserta didik mengajukan
pertanyaan tentang takdir
muallak dan mubram.
Mengajukan pertanyaan
mengenai manfaat beriman
kepada qadha dan qadar dalam
kehidupan shari-hari.
Eksperimen/explore
Mencari dalil naqli yang
menjelaskan qadha dan qadar.
Secara berkelompok
mengumpulkan contoh-contoh
nyata perilaku tawakal yang
mencerminkan beriman kepada
qadha dan qadar.
Mendiskusikan contoh-contoh
nyata perilaku tawakal yang
mencerminkan beriman kepada
qadha dan qadar.
Asosiasi
Menganilsis hubungan sifat
tawakal atas takdir mubram
terhadap ketenangan dan
ketenteraman hidup seseorang.
Mencari mata rantai atau
hubungan antara ikhtiar dan
tawakal terhadap takdir
muallak yang berdampak pada
Isi diskusi
(Mendiskusikan
contoh-contoh nyata
perilaku tawakal
yang mencerminkan
beriman kepada
qadha dan qadar)
Sikap yg
ditunjukkan siswa
terkait dengan
tanggung jawabnya
terhadap
pelaksanaan
jalannya diskusi dan
kerja kelompok.
Portofolio
Membuat paparan
hubungan sifat tawakal
atas takdir mubram
terhadap ketenangan
dan ketenteraman hidup
seseorang.
Membuat paparan
Menyajikan paparan
mata rantai atau
hubungan antara ikhtiar
dan tawakal terhadap
takdir muallak yang
berdampak pada
kesuksesan dan
-97-
kesuksesan dan ketenteraman
hidup seseorang.
Komunikasi
Menyajikan paparan hubungan
sifat tawakal atas takdir
mubram terhadap ketenangan
dan ketenteraman hidup
seseorang.
Menyajikan paparan mata
rantai atau hubungan antara
ikhtiar dan tawakal terhadap
takdir muallak yang berdampak
pada kesuksesan dan
ketenteraman hidup seseorang.
Menanggapi pertanyaan dan
memperbaiki.
Menyusun kesimpulan.
ketenteraman hidup
seseorang.
Tes
tes kemampuan kognitif
dengan bentuk tes soal
– soal pilihan ganda.
3.3. Memahami
sikap-sikap yang
mencerminkan
sifat takabur dan
rendah diri
Akhlak
Mazmumah
Mengamati
Mengamati dan memberi
komentar gambar atau
tayangan yang terkait dengan
sifat takabur dan rendah diri.
Menyimak dan membaca
penjelasan mengenai sifat-sifat
takabur dan rendah diri.
Mengamati dan memberi
komentar gambar atau
tayangan yang terkait perilaku
takabur dan sifat rendah diri.
Tugas
Mengumpulkan
gambar/ berita/ artikel
yang menceritakan sifat
takabur dan rendah diri
Observasi
Mengamati pelaksanaan
diskusi dengan
menggunakan lembar
observasi yang
memuat:
4 X 3 jam
pelajaran
Buku siswa
YPI Al
Azhar
Mushaf Al
Quran
Gambar/
video/
multimedia
interaktif
Internet
-98-
Menanya
Mengajukan pertanyaan
“mengapa seseorang bisa
memiliki sifat takabur dan
rendah diri”?
Mengajukan pertanyaan
tentang bagaimana ciri-ciri
sifat takabur dan rendah diri?
Eksperimen/explore
Mencari dalil naqli yang
menjelaskan tentang sifat
takabur dan rendah diri.
Secara berkelompok
mengumpulkan contoh-contoh
nyata perilaku yang
mencerminkan sifat takabur
dan rendah diri.
Mendiskusikan contoh-contoh
nyata perilaku yang
mencerminkan sifat takabur
dan rendah diri.
Asosiasi
Melakukan analisis tentang
hubungan antara keadaan
dengan sifat takabur dan
rendah diri.
Mencari faktor keterkaitan
antara kondisi ekonomi dan
Isi diskusi
(Mendiskusikan
contoh-contoh nyata
perilaku takabur dan
rendah diri
Sikap yg
ditunjukkan siswa
terkait dengan
tanggung jawabnya
terhadap
pelaksanaan
jalannya diskusi dan
kerja kelompok.
Portofolio
Membuat paparan
hubungan antara keadaan
ekonomi dan fisik dengan
perasaan takabur dan
rendah diri.
Membuat dan
Menyajikan paparan
mata rantai atau
hubungan antara keadaan
ekonomi dan fisik dengan
perasaan takabur dan
rendah diri.
Tes
tes kemampuan kognitif
dengan bentuk tes soal
-99-
fisik dengan rasa takabur,
rendah diri dan akibatnya
dalam kehidupan.
Komunikasi
Menyajikan paparan tentang
berbagai macam bentuk
perilaku takabur dan rendah
diri
Menyajikan paparan tentang
penyebab munculnya sikap
takabur dan rendah diri.
Menanggapi pertanyaan dan
memperbaiki.
Menyusun kesimpulan.
– soal pilihan ganda.
3.2. Memahami Q.S. Al- Baqarah (2): 83 dan hadits terkait
tentang tata krama, sopan-santun, dan rasa malu.
4.3. Menyajikan contoh perilaku tata
Tata Krama, Sopan-Santun, dan Rasa Malu
Mengamati
Mengamati dan memberi komentar gambar atau tayangan yang terkait dengan tata karma, sopan-santun, dan rasa
malu.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai jujur, santun, dan malu.
Mmbaca Q.S. Al- Baqarah (2): 83 dan hadits terkait tentang tata karma, sopan-santun, dan rasa
Sikap
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
Isi diskusi (tentang manfaat tata karma, sopan-santun, dan rasa malu; malu yang benar dan malu yang
3 X 3 jam
pelajaran
Buku Pendidikan Agama Islam SMP islam Al Azhar
Buku siswa Kemdikbud
Mushaf Al Qur’an
Gambar/ video/
-100-
krama, sopan-santun, dan rasa malu sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al- Baqarah (2): 83 dan hadits terkait
malu beserta artinya.
Menanya
mengajukan pertanyaan mengenai pentingnya tata krama, kesantunan, dan menjaga rasa malu.
Mengumpulkan Informasi
Secara berkelompok mencari contoh-contoh nyata tentang perilaku tata karma, sopan-santun, dan rasa malu dalam kehidupan orang-orang terdahulu maupun saat ini.
Mendiskusikan manfaat tata karma, sopan-santun, dan rasa malu dalam kehidupan.
Mendiskusikan malu yang benar dan malu yang salah.
Menalar/Mengasosiasi
Menganilis hubungan dari contoh-contoh nyata pelaksanaan tata karma, sopan-santun, dan rasa
salah) Sikap yg
ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya
terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Pengetahuan
tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda
Tes lisan membaca Q.S. Al- Baqarah (2): 83 dan hadits terkait.
Keterampilan
Mengumpulkan gambar/ berita/ artikel tentang jujur, santun, dan malu.
Membuat paparan
multimedia interaktif
Internet
Media cetak
-101-
malu dalam kehidupan orang-orang terdahulu maupun saat ini dengan dampak positif yang ditimbulkannya.
Membuat diagram hubungan dari contoh-
contoh nyata perilaku yang bertentangan dengan tata karma, sopan-santun, dan rasa malu dalam kehidupan orang-orang terdahulu maupun saat ini dengan dampak negatif yang ditimbulkannya.
Menghubungkan dampak tata karma, sopan-santun, dan rasa malu dengan Al- Baqarah (2): 83 dan hadits terkait.
Mengomunikasikan
Mendemonstrasikan bacaan Al- Baqarah (2): 83 dan hadits terkait tentang tata karma, sopan-santun, dan rasa malu beserta artinya.
Memaparkan diagram
diagram diagram hubungan dari contoh-contoh nyata pelaksanaan tata karma, sopan-santun, dan rasa malu dalam
kehidupan orang-orang terdahulu maupun saat ini dengan dampak positif yang ditimbulkannya.
Membuat paparan diagram hubungan dari contoh-contoh nyata perilaku yang bertentangan dengan tata karma, sopan-santun, dan rasa malu dalam kehidupan orang-orang terdahulu maupun saat ini dengan dampak negatif yang ditimbulkannya.
-102-
hubungan dari contoh-contoh nyata pelaksanaan tata karma, sopan-santun, dan rasa malu dalam kehidupan orang-orang terdahulu maupun saat ini dengan
dampak positif yang ditimbulkannya.
Memaparkan diagram hubungan dari contoh-contoh nyata perilaku yang bertentangan tata karma, sopan-santun, dan rasa malu dalam kehidupan orang-orang terdahulu maupun saat ini dengan dampak negatif yang ditimbulkannya
Memaparkan dampak tata karma, sopan-santun, dan rasa malu
dengan Q.S. Al- Baqarah (2): 83 dan hadits terkait.
Menanggapi pertanyaan.
Menyusun kesimpulan.
3.10. Memahami Sejarah Tradisi
dan Budaya
Mengamati
Mengamati dan memberi
Tugas
4 X 3 jam
pelajaran
Buku siswa
-103-
Sejarah Tradisi
dan Budaya
Islam Indonesia
4.12. Menceritakan
sejarah tradisi
Islam Nusantara
Islam Nusantara
komentar gambar atau
tayangan yang terkait dengan
perkembangan Islam budaya
tradisi Islam di Nusantara.
Menyimak dan membaca
penjelasan mengenai
perkembangan tradisi dan
budaya Islam di Nusantara.
Mengamati dan memberi
komentar gambar atau
tayangan yang terkait dengan
hasil-hasil tradisi dan budaya
Islam di Nusantara.
Menanya
Mengajukan pertanyaan
“bagaimana munculnya tradisi
dan budaya Islam di
Nusantara?
Mengajukan pertanyaan terkait
kronologi masuknya tradisi dan
budaya Islam di Nusantara atau
pertanyaan lain yang relevan.
Mengajukan pertanyaan
tentang ciri khas tradisi dan
Budaya Islam di Nusantara.
Mengajukan pertanyaan
“apakah ada tradisi dan budaya
yang tidak Islami? Atau
pertanyaan lain yang relevan
dan aktual.
Mengumpulkan gambar/
berita/ artikel tentang
perkembangan tradisi
Islam di Nusantara.
Mengumpulkan gambar/
berita/ artikel tentang
hasil-hasil seni dan
budaya tradisi Islam di
Nusantara
Observasi
Mengamati pelaksanaan
diskusi dengan
menggunakan lembar
observasi yang
memuat:
Isi diskusi (tentang
perkembangan
tradisi dan budaya
Islam di Nusantara
berdasarkan
kronologi waktu,
dan berdasarkan
data dari berbagai
sumber).
Sikap yg
ditunjukkan siswa
terkait dengan
tanggung jawabnya
terhadap
pelaksanaan
YPI Al
Azhar
Gambar/
video/
multimedia
interaktif
Internet
Peta
Nusantara
-104-
Eksperimen/explore
Mendiskusikan perkembangan
tradisi dan budaya Islam di
Nusantara berdasarkan
kronologi waktu berdasarkan
data dari berbagai sumber.
Mendiskusikan perkembangan
tradisi dan budaya Islam di
Nusantara berdasarkan
kronologi wilayah berdasarkan
data dari berbagai sumber.
Mendiskusikan karya seni
yang sesuai ajaran Islam.
Mendiskusikan kriteria tradisi
yang tidak menyimpang dari
ajaran Islam.
Mendiskusikan contoh-contoh
seni atau budaya tradisi Islam
Nusantara.
Asosiasi
Melakukan analisis kronologi
sejarah perkembangan Tradisi
dan Budaya Islam di
Nusantara.
Melakukan analisis
perkembangan tradisi dan
budaya Islam di Nusantara.
Melakukan analisis hasil karya
seni yang sesuai ajaran Islam.
jalannya diskusi dan
kerja kelompok.
Portofolio
Membuat paparan
kronologi sejarah
perkembangan tradisi
dan budaya Islam di
Nusantara.
Membuat paparan
analisis perkembangan
kerajaan tradisi dan
budaya Islam di
Nusantara.
Membuat paparan hasil
analisis hasil karya seni
yang sesuai ajaran
Islam dan yang tidak
sesuai.
Membuat paparan hasil
analisis budaya tradisi
yang sesuai dengan
ajaran Islam dan yang
tidak sesuai.
Tes
tes kemampuan kognitif
dengan bentuk tes soal
– soal pilihan ganda
-105-
Melakukan analisis budaya
tradisi yang sesuai dengan
ajaran Islam.
Komunikasi
Menyajikan paparan kronologi
sejarah perkembangan tradisi
dan budaya Islam di Nusantara.
Menyajikan paparan analisis
perkembangan tradisi dan
budaya Islam di Nusantara.
Menyajikan paparan hasil
analisis hasil karya seni yang
sesuai ajaran Islam dan yang
tidak sesuai.
Menyajikan paparan hasil
analisis budaya tradisi yang
sesuai dengan ajaran Islam dan
yang tidak sesuai.
Menanggapi pertanyaan.
Menyusun kesimpulan
Tgl Kegiatan Koordinator
1-15 Libur idul Fitri 1437 H Pimpinan
18 - 22 Pelaksanaan MOM 2016-2017 Pembina OSIS Senin 1
A S S R K J S 16 Pertemuan Awal Tahun Tahun Pelajaran 2016-2017 Pimpinan Selasa 2
1 2 18 Hari Pertama Masuk Tahun Ajaran 2016-2017 Pimpinan Rabu 2
3 4 5 6 7 8 9 Kamis 2
10 11 12 13 14 15 16 Jumat 2
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31 Jumlah 9
1 Amaliah Qurban Nurcholis, S. Pd. I
5 Rapat Rutin dewan Guru dan Karyawan Pimpinan Senin 5
A S S R K J S 8 Mulai kegiatan Ekstra Kurikuler wajib dan pilihan Pembina OSIS Selasa 5
1 2 3 4 5 6 8 Amaliah Qurban 1437 H Nurcholis, S. Pd. I Rabu 4
7 8 9 10 11 12 13 17 Upacara dan Lomba HUT RI ke 71 Ibnu Bathutah, S. Pd Kamis 4
14 15 16 17 18 19 20 20 Pertemuan Orang Tua Murid kelas IX Humas Jumat 4
21 22 23 24 25 26 27 27 Pertemuan Orang Tua Murid Kelas VII & VIII Humas
28 29 30 31 25-27 Workshop Program Bilingual ( Al Azhar) Linda Asiri, S. Pd. M. Si (han)
Jumlah 22
2 Rapat Bulanan Dewan Guru dan Karyawan Pimpinan
5 Mulainya Pendalaman Materi kelas 9 Mc. Yan Baehaqki, S. Sn/ Gusniawati, S. Pd Senin 2
A S S R K J S 5-9 Pekan ulangan Harian Kurikulum Selasa 2
1 2 3 6-7 Pelantikan Pengurus Jamiyyah Pimpinan dan Jamiyyah Rabu 2
4 5 6 7 8 9 10 12 Idul Adha Kamis 4
11 12 13 14 15 16 17 13-14 Hari Libur Tasyrik Pimpinan Jumat 4
18 19 20 21 22 23 24 16 Rapat Bulanan Dewan Guru dan Karyawan Wakasek
25 26 27 28 29 30 19-21 Suksesi Pemilihan Calon Pengurus OSIS angkatan XVI Pembina OSIS
23 Seminar Remaja : Bahaya Merokok dan Narkoba (kls VII) Siti Nurhayati, S. Pd
24-25 Tour Guru dan Karyawan Yuliati, S. Pd/Cepi Cahyadi, M. Pd Jumlah 14
26-30 Ulangan Tengah Semester Ganjil Cut Inez, S. Pd
30 Pelantikan Ekskul Pembina OSIS
1 Pelantikan Ekskul Pembina OSIS
8 Pembagian Raport Bayangan Semester Ganjil Kurikulum Senin 5
A S S R K J S 12-14 Ujian Cambridge ( Check Point ) Linda Asiri, S. Pd. M. Si (han) Selasa 4
1 2 Tahun Baru Hijriyah 1438 H Nur M. Fikri Ali, S. Pd. I Rabu 4
2 3 4 5 6 7 8 10-14 Pekan Remedial Kurikulum Kamis 4
9 10 11 12 13 14 15 14-16 LDK OSIS angkatan XVI Pembina OSIS Jumat 4
4 Minggu (21 hari)
Oct-16
2 Minggu (9 hari)
Jul-16
5 Minggu (22 hari)
Aug-16
4 Minggu (19 hari)
Sep-16
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM AL AZHAR 12 RAWAMANGUNJalan Sunan Giri No.1 Rawamangun, Kec. Pulogadung, Jakarta Timur Telp/Fax. 021-47867777/ 021-4702412
Kalender Pendidikan Semester GanjilTahun Pelajaran 2016-2017
Bulan dan Tahun Hari/Minggu Efektif
16 17 18 19 20 21 22 24-27 - Pekan Lomba bulan bahasa Al Razi Ananto, S. Pd
23 24 25 26 27 28 29 28 Upacara Peringatan Sumpah Pemuda dan Pelantikan OSIS Ibnu Bathutah, S. Pd dan Pembina OSIS
30 31 Jumlah 21
7-10 Try Out UN (1) Dirat Dikdasmen YPI Al Azhar Kurikulum
19 Bedah SKL UN ( AL Azhar ) Guru Mapel UN Senin 4
A S S R K J S 19 Quran Camp Nurcholis, S. Pd. I Selasa 5
1 2 3 4 5 21 Seminar Remaja : Kesehatan Reproduksi (kelas VIII) BK Kelas VIII Rabu 5
6 7 8 9 10 11 12 22 Rapat Koordinasi Kepala Sekolah Pimpinan Kamis 4
13 14 15 16 17 18 19 25 Target Tuntas Materi / SKL semester 1 Kurikulum Jumat 4
20 21 22 23 24 25 26 25 Training Motivasi Kelas IX Ki Agus M. Ismail, S. Pd
27 28 29 30 28 Tes Persiapan UN (TPUN) kelas IX tahap 1 Muhidin Krisdianto, S. Pd Jumlah 22
1-8 Masa Ketuntasan Remedial Ulangan Harian dan Tugas Kurikulum
9-16 Ulangan Akhir Semester Ganjil Maulana, S. Si Senin 1
A S S R K J S 10 Pembinaan Guru OSN Pimpinan Selasa 1
1 2 3 12 Libur Maulid Nabi Muhammad SAW Rabu 1
4 5 6 7 8 9 10 19 Class Meeting Pembina OSIS Kamis 2
11 12 13 14 15 16 17 20-22 English Camp Linda Asiri, S. Pd, MM(han) Jumat 1
18 19 20 21 22 23 24 24 Pembagian Raport Semester Ganjil Kurikulum
25 26 27 28 29 30 31 25 Libur Natal
26-30 - Libur Semester Ganjil
27 Persiapan PMB 2017-2018 Muhidin Krisdianto, S. Pd
28-31 - Studi Banding Guru Muhidin Krisdianto, S. Pd/Yuliati, S.Pd Jumlah 6
24 Minggu 94
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM AL AZHAR 12 RAWAMANGUNJalan Sunan Giri No.1 Rawamangun, Kec. Pulogadung, Jakarta Timur Telp/Fax. 021-47867777/ 021-4702412
Kalender Pendidikan Semester Genap
5 Minggu (22 hari)
Nov-16
4 Minggu (18 hari)
Dec-16
Tgl Kegiatan Koordinator
1 Libur Tahun Baru Masehi
2-6 Libur Semester Ganjil Senin 4
A S S R K J S 9 Hari Pertama Masuk Semester Genap Pimpinan Selasa 4
1 2 3 4 5 6 7 9 Kegiatan PMB Tahun Pelajaran 2017-2018 Muhidin Krisdianto, S. Pd Rabu 3
8 9 10 11 12 13 14 13-20 Gebyar Alarm Ibnu Bathutah, S. Pd Kamis 3
15 16 17 18 19 20 21 13-20 - Pagelaran Seni IX (Pameran Lukisan & Pentas Musik) Mc. Yan Baehaqki, S. Sn Jumat 3
22 23 24 25 26 27 28 16 - Mulai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib dan Pilihan Pembina OSIS
29 30 31 - Mulai Kegiatan PM UN Kelas IX Semester 2 Gusniawati, S. Pd/Mc. Yan Baehaqki, S. Sn
16-20 Tes Persiapan UN (TPUN) Kelas IX Tahap 2 Muhidin Krisdianto, S. Pd
HBE 17 21 Psikotes Peminatan Kelas IX Gusniawati, S. Pd
27-29 Diklat Pengurus OSIS Pembina OSIS
27-28 Olimpiade Sains Al Azhar dan Unjuk Kreasi Al Azhar Kurikulum
23-27 Try Out UN (UCUN) tahap 1 (Diknas) Kurikulum Jumlah 17
31 Studi Wisata Kelas 7,8,9 Devi Fitri, S. Pd / Iyus Darussalam, S. Pd /
Dra. Endang Dani Rahayu
4 Carrer day dan Presentasi SMA Islam Al Azhar Gusniawati, S. Pd
11 Pertemuan Orang Tua Murid Kelas IX ( persiapan UN dll) Pimpinan Senin 4
A S S R K J S 9-12 Latihan lanjutan Kepemimpinan (LLK) Pembina OSIS Selasa 4
1 2 3 4 1-16 Kegiatan PMB Muhidin Krisdianto, S. Pd Rabu 4
5 6 7 8 9 10 11 18-19 Tes PMB tahun Pelajaran 2017-2018 Muhidin Krisdianto, S. Pd Kamis 4
12 13 14 15 16 17 18 13-17 Tes Persiapan UN (tahap 3 ) Muhidin Krisdianto, S. Pd Jumat 4
19 20 21 22 23 24 25 20-23 Try Out UN (UCUN) tahap 2 (Diknas) Kurikulum
26 27 28 23 Pentas Drama Al Razi Ananto, S. Si
25 Pengumuman Hasil Tes PMB TP. 2017-2018 Pimpinan
23-25 Pesantren Alam Cigombong Drs. Abu Hamid
27 Daftar Ulang & Penyeleseian Keuangan Murid Baru Pimpinan
27-28 Rapat Kerja Direktorat YPI Al Azhar Pimpinan Jumlah 20
1 Rapat Kerja Direktorat YPI Al Azhar Pimpinan
- Market Day kelas VII Novi Annisa, S. Pd Senin 4
A S S R K J S 3 Motivasi Mental Spiritual kelas IX Kiagus M. Ismail, S. Pd Selasa 3
1 2 3 4 6-10 UTS Kelas 7,8 & UAS kelas 9 Novi Annisa, S. Pd Rabu 5
5 6 7 8 9 10 11 11-12 Perjusa : Pelantikan Pramuka Penggalang Kelas VII Cepi Cahyadi, M. Pd Kamis 5
12 13 14 15 16 17 18 13-16 Try Out Tahap 2 (Direktorat YPI Al Azhar ) Kurikulum Jumat 5
19 20 21 22 23 24 25 17-23 Ujian Praktik kelas IX Agus Joko Waluyo, S. Si
26 27 28 29 30 31 18 Pembagian Rapor Bayangan SMTR 2 Kurikulum
25 Lomba PTK dan KIR Al Azhar Pimpinan
27-31 - Ujian Sekolah (US) Pimpinan
- Program Home Stay Kelas VIII Kiagus M. Ismail, S. Pd
28 Libur Hari Raya Nyepi
30 Studi Banding OSIS angkatan XV Pembina OSIS Jumlah 22
3 - Ujian Sekolah (US) Pimpinan 4 Minggu (18 hari)
4 Minggu (17 hari)
Jan-17
4 Minggu (20 hari)
Feb-17
5 Minggu (22 hari)
Mar-17
Tahun Pelajaran 2016-2017
Bulan dan Tahun Hari/Minggu Efektif
3-7 - Tes Persiapan UN (tahap 3) Muhidin Krisdianto, S. Pd Senin 3
A S S R K J S - Masa Input Nilai Ujian Sekolah (US) kelas IX Kurikulum Selasa 4
1 - Jadwal Khusus untuk kelas IX Kurikulum Rabu 4
2 3 4 5 6 7 8 13 Tahajud Kelas IX (Mabit) Gusniawati, S. Pd Kamis 4
9 10 11 12 13 14 15 14 Hari Raya Paskah Jumat 3
16 17 18 19 20 21 22 17-18 Final Examination Bilingual Kurikulum
23 24 25 26 27 28 29 17-24 Alarm Camp ( Bimbingan Khusus Kelas IX) Mc Yan Baehaqki, S. Sn/Gusniawati, S. Pd
30 24 Isro Mi'roj Achmed Kautsar, S. Pd. I
25-28 Ujian Nasional (UN) Pimpinan
29-30 Pra Raker Guru dan Karyawan TP: 2017-2018 Drs. Abu Hamid / Al Razi Ananto, S. Pd Jumlah 18
1 Hari Buruh Nasional
2 Mulai Kegiatan PM Kelas VII dan VIII BK kelas VII dan VIII Senin 4
A S S R K J S 5-7 Raker Guru dan Karyawan TP: 2016-2017 Drs. Abu Hamid / Al Razi Ananto, S. Pd Selasa 5
1 2 3 4 5 6 10 - Mabit Kelas VII Deni Nurmansyah, S. Komp Rabu 5
7 8 9 10 11 12 13 - Target Materi Kelas VII dan VIII Semester 2 tuntas Kurikulum Kamis 2
14 15 16 17 18 19 20 11 Hari Raya Waisak Jumat 3
21 22 23 24 25 26 27 23 Rakor Kepala Sekolah Pimpinan
28 29 30 31 24 Khotmul Quran dan Pengumuman Kelulusan Kelas IX Dra, Endang Dani Rahayu
25 Libur Kenaikan Isa Al masih
26 Libur Awal Ramadhan
27 Akhirussanah/Tasyakkur Kelulusan Kelas IX Ki Agus M. Ismail, S. Pd
29-31 Ulangan Umum Bersama Kelas 7 dan 8 Linda Asiri, S. Pd. M. Si (han) Jumlah 19
Tgl Kegiatan Koordinator
1-9 Ulangan Umum Bersama Semester 2 kelas 7 & 8 Linda Asiri, S. Pd. M. Si (han)
12-14 Amaliah Ramadhan Faisal Fahmi, S. Pd. I Senin
A S S R K J S 14 Rapat Pleno Kenaikan Kelas Pimpinan Selasa
1 2 3 17 Pembagian Rapot Semester Genap Kurikulum Rabu
4 5 6 7 8 9 10 19-30 Libur Idul Fitri 1438 H Kamis
11 12 13 14 15 16 17 27-30 Libur Akhir Tahun Ajaran 2017-2018 Pimpinan Jumat
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30
3-7 Libur Idul Fitri 1438 H
A S S R K J S 8 Pertemuan Awal Tahun Ajaran 2017-2018 Pimpinan Senin
1 10 Hari Pertama Masuk Sekolah Tahun Ajaran 2017-2018 Pimpinan Selasa
2 3 4 5 6 7 8 18-20 MOM Pembina OSIS Rabu
9 10 11 12 13 14 15 Kamis
16 17 18 19 20 21 22 Jumat
4 Minggu (12 hari)
Jun-17
Jul-17 4 Minggu (17 hari)
April 2017
5 Minggu (19 hari)
May-17
Bulan dan Tahun Hari/Minggu Efektif
23 24 25 26 27 28 29
30
26 Minggu 96
Jakarta, Juli 2016
Ka. SMPIA 12 Rawamangun
Catatan :
1. Kalender kegiatan ini disusun berdasarkan kalender pendidikan YPI Al Azhar
dan disesuaikan dengan kalender Akademik Kemendikbud
2. Bila terjadi perubahan akan disesuaikan dan di informasikan Hasan Umar, S. Pd
1
LAMPIRAN 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( R P P )
SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun
TahunPelajaran2016 / 2017
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : VII (Tujuh) / Ganjil
Tema : Meraih Berkah dengan Shalat Berjamaah
Alokasi Waktu : 2 pertemuan (6x 40 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KOMPETENSI
INTI PENJABARAN KOMPETENSI INTI
KI - 1
(Sikap Spiritual)
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya
KI - 3
(Pengetahuan)
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
KI - 4
(Keterampilan)
Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
2
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR:
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.4 Menunaikan shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam
3.8 Memahami ketentuan shalat berjamaah
1. Menjelaskan pengertian
shalat berjamaah
2. Menjelaskan keutamaan
shalat berjama’ah
3. Menjelaskan syarat-
syarat shalat berjama’ah
4. Menjelaskan tata cara
shalat berjama’ah
4.8 Mempraktikkan shala tberjamaah 1. Mempraktikkan shalat
berjama’ah
C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
PERTEMUAN PERTAMA:
Peserta didik diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian Shalat wajib berjamaah dan dasar
hukumnya.
2. Menjelaskan syarat sah Shalat berjamaah.
3. Menyebutkan hukum Shalatmasbuq.
4. Menyebutkan halangan Shalat berjamaah.
5. Menyebutkan keutamaan Shalat berjamaah.
PERTEMUAN KEDUA:
Peserta didik diharapkan mampu:
1. Menunjukkan tata cara Shalat wajib berjamaah.
2. Mendemontrasikan tata cara Shalat wajib berjamaah.
3. Melaksanakan Shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari
pemahaman rukun Islam.
4. Mempraktikkan Shalat berjamaah dalam kehidupan sehari-hari.
3
D. MATERI PEMBELAJARAN
PERTEMUAN PERTAMA:
1. Pengertian Shalat wajib berjamaah dan dasar hukumnya.
2. KetentuanShalat berjamaah.
a. Imam
1) Kriteria Imam
2) Adab Imam
b. Makmum
1) PosisiShafMakmum
2) AdabMakmum
3) MakmumMasbuq
3. Keutamaan Shalat berjamaah.
PERTEMUAN KEDUA:
1. Mendemontrasikan tata cara Shalat wajib berjamaah.
2. Mendemontrasikan tata cara ShalatMasbuq
3. Melaksanakan Shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari
pemahaman rukun Islam.
4. MempraktikkanShalat berjamaah dalam kehidupan sehari-hari.
E. METODE, MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN:
1. Metode Pembelajaran
a. Pendekatan Scientific
b. Model pembelajaran Kontekstual (Contextual Teachingand
Learning - CTL)
c. Metode Diskusi, Drill, Modeling/Demonstrasi
2. Media Pembelajaran
a. Tayangan tentang konsep Tata cara shalat
b. DVDTata Cara ThaharahdanShalat YPI Al Azhar
3. Sumber Belajar
a. Kitab al-Qur’anul Karim dan terjemahnya, Depag RI
b. Buku PAI SMP Kelas VII:
Abu Hurairah. (2009). PanduanThaharahdanShalat. Jakarta:
YPI Al Azhar.
Kemdikbud. (2014). Buku Guru dan Buku Siswa Pendidikan
Agama Islamdan Budi PekertiUntuk SMP/MTs Kelas VII.
Jakarta: Kemdikbud.
Moh. Muhlis,&IrfanFajaruddin. (2015). Pendidikan Agama
Islam Kelas VII SMP Islam Al Azhar. Jakarta: YPI Al Azhar.
4
c. Buku - buku fiqh penunjang .
F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN PERTAMA
Kegiatan Awal Durasi
a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a
bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan
penuh khidmat;
b. Guru memulai pembelajaran dengan membaca al-
Qur’an surah/ayat pilihan (nama surat sesuai dengan
program pembiasaan yang ditentukan sebelumnya);
c. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian,
posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
d. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran. konst
e. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai.
f. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
10 Menit
Kegiatan Inti Durasi
a. Mengamati
Guru meminta peserta didik untuk mengamati
bacaan yang terdapat dalamkolom Mari Renungkan.
Guru meminta peserta didik untuk mengamati
gambar yang terdapat dalamkolom Mari Mengamati.
b. Menanya
Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang
hasil pencermatannya tentang bacaan yang terdapat
dalam kolom Mari Renungkan.
Guru memberikan penjelasan tambahan dan
penguatan terhadap hasil pencermatan peserta didik.
Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang
gamba ryang terdapat dalam kolom Mari
Mengamati.
Guru memberikan penjelasan tambahan kembali dan
penguatan yang dikemukakan peserta didik tentang
isi gambar tersebut.
c. Mengumpulkan informasi / eksplorasi
100 Menit
5
Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan
diber itugas sesuai tema yang telah ditentukan, untuk
mendiskusikan tentang pengertian, ketentuan,
keutamaandan langkah-langkah/urutan dalam
melaksanakan shalat berjamaah.
Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan
diberi tugas sesuai tema yang telah ditentukan, untuk
mendiskusikan tentang pengertian, ketentuan,
keutamaan dan langkah-langkah/urutan dalam
melaksanakan shalat masbuq. learning
d. Menalar / Asosiasi
Peserta didik menyusun dan menganalisis
pengertian, ketentuan, keutamaan dan tatacara dalam
melaksanakan shalat berjamaah.
Peserta didik menyusun dan menganalisis
pengertian, ketentuan, keutamaan dan tata cara
dalam melaksanakan shalat masbuq.
e. Mengkomunikasikan
Secara bergantian masing-masing kelompok
menyampaikan hasil diskusi sedangkan kelompok
lainnya memperhatikan/menyimak dan memberikan
tanggapan. modeling
Guru memberikan penjelasan tambahan dan
penguatan terhadap hasil diskus itentang Shalat
berjamaah dan shala masbuq.
Guru menyampaikan gambaran tentang tatacara
Shalat berjamaah dan shalat masbuq sesuai dengan
langkah/urutan yang telah disampaikan.
Kegiatan Penutup Durasi
a. Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran secara demokratis.
b. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan. reflks
c. Guru memberikan reward kepada kelompok “terbaik”,
yakni kelompok yang paling baik dalam menyampaikan
langkah-langkah/urutan shalat berjamaah dan
shalatmasbuq.
d. Guru menjelaskan materi yang akandipelajari pada
pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas mandiri
terstruktur.
e. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
10 Menit
6
PERTEMUAN KEDUA
Kegiatan Awal Durasi
a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan
berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta didik
dengan penuhk hidmat;
b. Guru memulai pembelajaran dengan membaca al-
Qur’an surah/ayat pilihan (nama surat sesuai dengan
program pembiasaan yang ditentukan sebelumnya);
c. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian,
posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
d. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran.
e. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan yang akandicapai.
f. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
10 Menit
Kegiatan Inti Durasi
a. Mengamati
Guru meminta peserta didik untuk mengamati
tayangan tentang praktik shalat berjamaah dan shala
tmasbuq.
b. Menanya
Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang
hasil pencermatannya terhadap tayangan mengenai
praktik shalat berjamaah dan shalat masbuq.
Guru memberikan penjelasan tambahan dan
penguatan terhadap hasil pencermatan peserta didik.
c. Mengumpulkan informasi / eksplorasi
Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan
diberitugas untuk mendiskusikan tentang tata cara
dalam melaksanakan shalat berjamaah.
Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan
diberi tugas untuk mendiskusikan tentang tata cara
dalam melaksanakan shalat masbuq.
d. Menalar / Asosiasi
Peserta didik menyusun dan menganalisis tata cara
dalam melaksanakan shalat berjamaah.
Peserta didik menyusun dan menganalisis tata cara
100 Menit
7
dalam melaksanakan shalat masbuq.
e. Mengkomunikasikan
Secara bergantian masing-masing kelompok
menyampaikan hasil diskusi sedangkan kelompok
lainnya memperhatikan/menyimak dan memberikan
tanggapan.
Guru menyampaikan gambaran teknis dan
memberikan contoh/mendemonstrasikan tentang tata
cara Shalat berjamaah dan shalat masbuq sesuai
dengan langkah/urutan yang benar.
Secara bergantian masing-masing kelompok
mempraktikkan Shalat berjamaah dan Shalat dengan
makmum masbuq.
Guru memberikan penjelasan tambahan dan
penguatan terhadap hasil diskusi tentang shalat
berjamaah dan shalat masbuq.
Kegiatan Penutup Durasi
a. Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran secara demokratis.
b. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Guru memberikan reward kepada kelompok “terbaik”,
yakni:
Kelompok yang paling baik dalam
mendemonstrasikan shalat berjamaah dan shalat
masbuq.
d. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas mandiri
terstruktur.
e. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
10 Menit
G. PENILAIAN
1. Penilaian Aspek Sikap (Spiritual)
a. Teknik Penilaian : Penilaian aktivitas shalat siswa
Bentuk Instrumen : Portofolio
Kisi-kisi:
8
Aktivitas Shalat Siswa Butir Instrumen
- Shubuh
- Dhuhur
- Ashar
- Magrib
- Isya
M = Munfarid
B = Berjamaah
TS = Tidak Shalat
Instrumen: Terlampir
b. Teknik Penilaian : Penilaian Pengamatan Sikap
Bentuk Instrumen : Lembar Observasi Guru
Kisi-kisi:
Nilai/Sikap Butir Instrumen
(sikap siswa yang berkaitan
dengan materi pembelajaran)
1. Jujur
2. Sopan
3. Kerjasama
Instrumen: Terlampir
2. Penilaian Aspek Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Soal Uraian
Kisi-kisi:
No. Instrumen Butir Instrumen
1. Soal Uraian Terlampir
Instrumen: Terlampir
3. Penilaian Aspek Keterampilan
9
a. Teknik Penilaian : Penilaian Keterampilan Praktik Shalat
Bentuk Instrumen : Lembar Observasi Guru
Kisi-kisi:
No. Aspek Keterampilan
1. GerakanSholat
Instrumen: Terlampir
10
LAMPIRAN 7
Analisa RPP Materi Shalat Berjamaah
No Acuan CTL Skor
1 2 3 4 5
1 Constructivisme
2 Inquiry
3 Questioning
4 Learning Community
5 Modelling
6 Reflection
7 Authentic Assesment
Keterangan :
5 : Sangat Baik 3 : Cukup 1 : Sangat Kurang
4 : Baik 2 : Kurang
11
Daftar Nilai Tes kognitif Siswa Kelas VII SMPI Al Azhar
Pelajaran Agama Islam materi : Shalat Berjamaah
NO NAMA SISWA NILAI Memenuhi
KKM
1 Aafiyah Khoirunnisa 74 tidak
2 Aisyah 90 ya
3 Alisha Shula Fakhirah 76 ya
4 Andhika Kusumayani 88 ya
5 Anindya Fahira Puti Virany 84 ya
6 Annisa Hasna Rudiyono Putri 70 tidak
7 Arraudah Nurkhairita 84 ya
8 Aubin Athaya Raihan S. 76 ya
9 Belva Seva Mahardika 58 tidak
10 Davina Andari Putri 88 ya
11 Dwi Irsyad Rizqullah 76 ya
12 Faraz Raferel Fediaz 80 ya
13 Fayla Putri Soraya 54 tidak
14 Fayza Shafa Azzahra 60 tidak
15 Fazha Hasyim 92 ya
16 Jasmin Amaril 84 ya
17 Keiza Azriel Ar Rafi 90 ya
18 Khayla Arzeti Husen Putri 90 ya
19 Lionel Rhaisa Saffa Z. 80 ya
20 M. Azka Zahran Faturahman 92 ya
21 Muhammad Darrell Raditiya 80 ya
22 M. Ferhat Ariel Putra Agung 80 ya
23 M. Sultan Jayadi Putra 70 tidak
12
24 Mutiara Azis 92 ya
25 Nazwa Kayla Arshanty 82 ya
26 Rafi Alfareza 90 ya
27 Riva Attiqah Devie 92 ya
28 Safira Athaya Khansa M. 80 ya
29 Sarafina Balqis Felia 80 ya
30 Shabira Soviannisa 84 ya
31 Siti Rahma Azzahra 84 ya
32 Sultan Alif Ibrahim Anwar 74 tidak
33 Sultan Syafiq Atalla 94 ya
34 Syaima Qatar N. Balweel 84 ya
35 Syifa Ayu Aulia 88 ya
36 Takeisha Meldina 68 tidak
13
LAMPIRAN 9
Daftar Penilaian Sikap Siswa Kelas VII SMPI Al Azhar
Pelajaran Agama Islam materi : Shalat berjamaah
NO NAMA SISWA Penilaian Sikap
Jujur Sopan Kerjasama
1 Aafiyah Khoirunnisa
2 Aisyah
3 Alisha Shula Fakhirah
4 Andhika Kusumayani
5 Anindya Fahira Puti V.
6 Annisa Hasna Rudiyono P.
7 Arraudah Nurkhairita
8 Aubin Athaya Raihan S.
9 Belva Seva Mahardika -
10 Davina Andari Putri
11 Dwi Irsyad Rizqullah
12 Faraz Raferel Fediaz
13 Fayla Putri Soraya
14 Fayza Shafa Azzahra
15 Fazha Hasyim
16 Jasmin Amaril -
17 Keiza Azriel Ar Rafi
18 Khayla Arzeti Husen P.
19 Lionel Rhaisa Saffa Z. -
20 M. Azka Zahran F.
21 M. Darrell Raditiya
14
22 M. Ferhat Ariel Putra A.
23 M. Sultan Jayadi Putra
24 Mutiara Azis
25 Nazwa Kayla Arshanty
26 Rafi Alfareza
27 Riva Attiqah Devie
28 Safira Athaya Khansa M.
29 Sarafina Balqis Felia
30 Shabira Soviannisa
31 Siti Rahma Azzahra
32 Sultan Alif Ibrahim A.
33 Sultan Syafiq Atalla
34 Syaima Qatar N. Balweel
35 Syifa Ayu Aulia -
36 Takeisha Meldina
15
LAMPIRAN 10
Daftar Penilaian Psikomotorik Siswa Kelas VII SMPI Al Azhar
Pelajaran Agama Islam materi : Shalat Berjamaah
NO NAMA SISWA
Kesempurnaan
Gerakan Sholat
Ya Tidak
1 Aafiyah Khoirunnisa
2 Aisyah
3 Alisha Shula Fakhirah
4 Andhika Kusumayani
5 Anindya Fahira Puti Virany
6 Annisa Hasna Rudiyono Putri
7 Arraudah Nurkhairita
8 Aubin Athaya Raihan S.
9 Belva Seva Mahardika
10 Davina Andari Putri
11 Dwi Irsyad Rizqullah
12 Faraz Raferel Fediaz
13 Fayla Putri Soraya
14 Fayza Shafa Azzahra
15 Fazha Hasyim
16 Jasmin Amaril
17 Keiza Azriel Ar Rafi
18 Khayla Arzeti Husen Putri
19 Lionel Rhaisa Saffa Z.
20 M. Azka Zahran Faturahman
16
21 Muhammad Darrell Raditiya
22 M. Ferhat Ariel Putra Agung
23 M. Sultan Jayadi Putra
24 Mutiara Azis
25 Nazwa Kayla Arshanty
26 Rafi Alfareza
27 Riva Attiqah Devie
28 Safira Athaya Khansa M.
29 Sarafina Balqis Felia
30 Shabira Soviannisa
31 Siti Rahma Azzahra
32 Sultan Alif Ibrahim Anwar
33 Sultan Syafiq Atalla
34 Syaima Qatar N. Balweel
35 Syifa Ayu Aulia
36 Takeisha Meldina
17
LAMPIRAN 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( R P P )
SMPIslam Al Azhar 12 Rawamangun
TahunPelajaran 2016 / 2017
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : VII (Tujuh) / Ganjil
Tema : Lebih Dekat dengan Allah SWT.
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (3x 40 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KOMPETENSI
INTI PENJABARAN KOMPETENSI INTI
KI - 1
(Sikap Spiritual)
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya
KI - 3
(Pengetahuan)
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni,budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata
KI - 4
(Keterampilan)
Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
18
pandang/teori
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR:
C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Peserta didik diharapkan mampu:
1. Menunjukkan dalil naqli dan aqli terkait dengan iman kepada Allah dengan benar.
2. Menyebutkan pengertian Asmaul Husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir dengan benar
3. Menjelaskan makna AsmaulHusna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir dengan benar
4. Mengidentifikasi perilaku beriman kepada Allah dengan benar
5. Melaksanakan perintah Allah atas dasariman kepada Allah
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
1.1 Beriman kepada Allah Swt
3.1 Memahami makna Asmaul Husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir
1. MenyebutkanpengertianAsmaulHusna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir
2. Menjelaskan makna Asmaul Husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir
4.1 Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan keteladanan dari sifat al-Asma al-husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir
5. Mencontohkan perilaku yang
mencerminkan keteladanan dari
sifat Asmaul Husna: al-’Alim
6. Mencontohkan perilaku yang
mencerminkan keteladanan dari
sifat Asmaul Husna: al-Khabir
7. Mencontohkan perilaku yang
mencerminkan keteladanan dari
sifat Asmaul Husna: as-Sami’,
8. Mencontoh kanperilaku yang
mencerminkan keteladanan dari
sifat AsmaulHusna: dan al-Bashir
19
dengan baik
6. Mencontohkan perilaku yang mencerminkan keteladanan dari Asmaul Husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir dengan benar
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Iman Kepada Allah Swt.,
a. Pengertian Iman Kepada Allah Swt.,
b. Dalil Naqli dan dalil Aqli tentang Iman kepada Allah Swt.,
c. Hikmah Iman kepada Allah Swt.,
i. Asmaul Husna
a. Makna dari AsmaulHusna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-
Bashir
b. Contoh perilaku yang mencerminkan keteladanan dari sifat
AsmaulHusna
E. METODE, MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN:
1. Metode Pembelajaran
a. Pendekatan Scientific
b. Model pembelajaran Cooperative Learning
c. Metode Ceramah dan Diskusi
2. Media Pembelajaran
Tayangan tentang AsmaulHusna
ii. Sumber Belajar
a. Kitab al-Qur’anul Karim dan terjemahnya, Depag RI
b. Buku PAI SMP Kelas VII:
Kemdikbud. (2014). Buku Guru dan Buku Siswa Pendidikan
Agama Islamdan Budi PekertiUntuk SMP/MTs Kelas VII.
Jakarta: Kemdikbud.
Moh. Muhlis,&IrfanFajaruddin. (2015). Pendidikan Agama
Islam Kelas VII SMP Islam Al Azhar. Jakarta: YPI Al Azhar.
20
F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Awal Durasi
a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a
bersama dipimpin oleh seorang pesert adidik dengan penuh
khidmat;
b. Guru memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an
surah/ayat pilihan (nama surat sesuai dengan program
pembiasaan yang ditentukan sebelumnya);
c. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
d. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara
komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran. konstr
e. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
f. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
10
Menit
Kegiatan Inti Durasi
a. Mengamati inqr
Peserta didik mengamati dan member komentar gambar atau
tayangan yang terkait dengan iman kepada Allah Swt.
Peserta didik menyimak dan membaca penjelasan mengenaii
mankepada Allah Swt.
Peserta didik membaca dalil naqli tentang iman kepada Allah
Swt. Besertaartinya.
b. Menanya quest
Melalui motivasi dari guru, peserta didik mengajukan
pertanyaan tentang iman kepada Allah Swt.
Peserta didik mengajukan pertanyaan mengenai Iman kepada
Allah Swt. Atau pertanyaan lain yang relevan dan kontekstual.
c. Mengumpulkan informasi / eksplorasi
Peserta didik mencari dalil naqli dan dalil aqli yang
menjelaskan iman kepada Allah Swt.
Peserta didik secara berkelompok mengumpulkan contoh-
contoh perilaku Asmaul Husna:Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’,
dan al-Bashir.
Peserta didik mendiskusikan makna Asmaul Husna:Al-’Alim,
al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir. learning
100
Menit
21
d. Menalar / Asosiasi
Peserta didik menganalisis iman kepada Allah Swt.
Peserta didik menganalisisnama-nama Allah didalamAsmaul
Husna:Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir.
e. Mengkomunikasikan
Peserta didik mendemonstrasikan bacaan dalil naqli dan aqli
beserta artinya yang menunjukkan tentan giman kepada Allah
Swt. modeling
Peserta didik menyajikan paparan tentang makna Asmaul
Husna:Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir.
Peserta didik menanggapi pertanyaan dan memperbaiki paparan
tentang Asmaul Husna:Al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-
Bashir.
Anggota yang lain mengamati dan mendiskusikan untuk
memberi komentar/penilaian
(Selama pembelajaran berlangsung guru mengadakan penilaian
proses dengan rubrik observasi dan memberi penguatan dari
hasil presentasi) assessment
Kegiatan Penutup Durasi
a. Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran secara demokratis.
b. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakan. refleksi
c. Guru memberikan reward kepada kelompok “terbaik”, yakni:
- Kelompok yang paling baik dalam menyampaikan presentasi.
- Kelompok yang benar dalam mengidentifikasi dalilnaqli
tentang iman kepada Allah Swt, dan makna AsmaulHusna.
d. Guru menjelaskanmateri yang akandipelajari pada pertemuan
berikutnya dan menyampaikan tugas mandiri terstruktur.
e. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
10
Menit
G. PENILAIAN
PenilaianAspek Sikap (Spiritual)
Teknik Penilaian : Penilaian Diri
Bentuk Instrumen : Daftar Ceklis
22
Kisi-kisi :
Sikap/nilai Butir Instrumen
(Sikap siswa berkaitan dengan
nilai-nilai keimanan kepada
Allah Swt)
Jujur, Sopan, Kerjasama
Instrumen: Terlampir
Penilaian Aspek Pengetahuan
Teknik Penilaian : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Soal Uraian
Kisi-kisi:
No. Instrumen Butir Instrumen
2. Soal Uraian Terlampir
Instrumen: Terlampir
Penilaian Aspek Keterampilan
Teknik Penilaian : Penilaian Pengamatan Performance
Bentuk Instrumen : Lembar Observasi Guru
Kisi-kisi
No. Aspek Keterampilan
1 Mencontohkan perilaku yang mencerminkan keteladanan dari
sifat al-‘Alim
2 Mencontohkan perilaku yang mencerminkan keteladanan dari
sifat al-‘Khabir
3 Mencontohkan perilaku yang mencerminkan keteladanan dari
sifat al-Sami’
4 Mencontohkan perilaku yang mencerminkan keteladanan dari
sifat al-Bashir
23
LAMPIRAN 12
Analisa RPP Materi Aqidah (Iman Kepada Allah SWT)
No Acuan CTL Skor
1 2 3 4 5
1 Constructivisme
2 Inquiry
3 Questioning
4 Learning Community
5 Modelling
6 Reflection
7 Authentic Assesment
Keterangan :
5 : Sangat Baik 3 : Cukup 1 : Sangat Kurang
4 : Baik 2 : Kurang
24
LAMPIRAN 13
Daftar Nilai Tes kognitif Siswa Kelas VII SMPI Al Azhar
NO NAMA SISWA NILAI Memenuhi
KKM
1 Aafiyah Khoirunnisa 96 ya
2 Aisyah 86 ya
3 Alisha Shula Fakhirah 94 ya
4 Andhika Kusumayani 92 ya
5 Anindya Fahira Puti Virany 90 ya
6 Annisa Hasna Rudiyono Putri 82 ya
7 Arraudah Nurkhairita 80 ya
8 Aubin Athaya Raihan S. 90 ya
9 Belva Seva Mahardika 86 ya
10 Davina Andari Putri 70 tidak
11 Dwi Irsyad Rizqullah 92 ya
12 Faraz Raferel Fediaz 70 tidak
13 Fayla Putri Soraya 86 Ya
14 Fayza Shafa Azzahra 86 Ya
15 Fazha Hasyim 94 Ya
16 Jasmin Amaril 82 Ya
17 Keiza Azriel Ar Rafi 86 Ya
18 Khayla Arzeti Husen Putri 96 Ya
19 Lionel Rhaisa Saffa Z. 94 Ya
20 M. Azka Zahran Faturahman 78 Ya
21 Muhammad Darrell Raditiya 86 Ya
22 M. Ferhat Ariel Putra Agung 96 Ya
23 M. Sultan Jayadi Putra 94 Ya
25
24 Mutiara Azis 86 Ya
25 Nazwa Kayla Arshanty 84 Ya
26 Rafi Alfareza 86 Ya
27 Riva Attiqah Devie 92 Ya
28 Safira Athaya Khansa M. 80 Ya
29 Sarafina Balqis Felia 82 Ya
30 Shabira Soviannisa 92 Ya
31 Siti Rahma Azzahra 86 Ya
32 Sultan Alif Ibrahim Anwar 70 Tidak
33 Sultan Syafiq Atalla 68 Tidak
34 Syaima Qatar N. Balweel 80 Ya
35 Syifa Ayu Aulia 92 Ya
36 Takeisha Meldina 94 Ya
26
LAMPIRAN 14
Daftar Penilaian Sikap Siswa Kelas VII SMPI Al Azhar
NO NAMA SISWA Penilaian Sikap
Jujur Sopan Kerjasama
1 Aafiyah Khoirunnisa
2 Aisyah
3 Alisha Shula Fakhirah -
4 Andhika Kusumayani
5 Anindya Fahira Puti V.
6 Annisa Hasna Rudiyono P.
7 Arraudah Nurkhairita
8 Aubin Athaya Raihan S.
9 Belva Seva Mahardika
10 Davina Andari Putri
11 Dwi Irsyad Rizqullah
12 Faraz Raferel Fediaz
13 Fayla Putri Soraya
14 Fayza Shafa Azzahra
15 Fazha Hasyim
16 Jasmin Amaril
17 Keiza Azriel Ar Rafi
18 Khayla Arzeti Husen P.
19 Lionel Rhaisa Saffa Z. -
20 M. Azka Zahran F.
21 M. Darrell Raditiya -
27
22 M. Ferhat Ariel Putra A. - -
23 M. Sultan Jayadi Putra
24 Mutiara Azis
25 Nazwa Kayla Arshanty
26 Rafi Alfareza
27 Riva Attiqah Devie
28 Safira Athaya Khansa M.
29 Sarafina Balqis Felia -
30 Shabira Soviannisa - -
31 Siti Rahma Azzahra
32 Sultan Alif Ibrahim A.
33 Sultan Syafiq Atalla
34 Syaima Qatar N. Balweel
35 Syifa Ayu Aulia
36 Takeisha Meldina
28
LAMPIRAN 15
Daftar Penilaian Psikomotorik Siswa Kelas VII SMPI Al Azhar
NO NAMA SISWA
Perilaku yang
Mencerminkan
Keteladanan Sifat Asmaul
Husna
Ya Tidak
1 Aafiyah Khoirunnisa
2 Aisyah
3 Alisha Shula Fakhirah
4 Andhika Kusumayani
5 Anindya Fahira Puti Virany
6 Annisa Hasna Rudiyono Putri
7 Arraudah Nurkhairita
8 Aubin Athaya Raihan S.
9 Belva Seva Mahardika
10 Davina Andari Putri
11 Dwi Irsyad Rizqullah
12 Faraz Raferel Fediaz
13 Fayla Putri Soraya
14 Fayza Shafa Azzahra
15 Fazha Hasyim
16 Jasmin Amaril
17 Keiza Azriel Ar Rafi
18 Khayla Arzeti Husen Putri
19 Lionel Rhaisa Saffa Z.
29
20 M. Azka Zahran Faturahman
21 Muhammad Darrell Raditiya
22 M. Ferhat Ariel Putra Agung
23 M. Sultan Jayadi Putra
24 Mutiara Azis
25 Nazwa Kayla Arshanty
26 Rafi Alfareza
27 Riva Attiqah Devie
28 Safira Athaya Khansa M.
29 Sarafina Balqis Felia
30 Shabira Soviannisa
31 Siti Rahma Azzahra
32 Sultan Alif Ibrahim Anwar
33 Sultan Syafiq Atalla
34 Syaima Qatar N. Balweel
35 Syifa Ayu Aulia
36 Takeisha Meldina
30
LAMPIRAN 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( R P P )
SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun
TahunPelajaran2016 / 2017
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : VII (Tujuh) / Ganjil
Tema : Lebih Dekat dengan Allah SWT.
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (3 x 40 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KOMPETENSI INTI
PENJABARAN KOMPETENSI INTI
KI - 2
(Sikap Sosial)
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungansosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI - 3
(Pengetahuan)
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI - 4
(Keterampilan)
Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
31
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR:
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
2.4 Meneladani perilaku perjuangan Nabi Muhammad Saw. periode Mekkah dan Madinah
1. Meneladani perjuangan Rasulullah saw. Di
Mekkah.
2. Menunjukkan perilaku meneladani perjuangan
Nabi Muhammad saw. periode Mekkah.
3.12 Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw. periode Mekkah
1. Menceritakan sejarah masa remaja kelahiran
Nabi Muhammad saw.
2. Menerangkan sejarah perjuangan Nabi
Muhammad saw. PeriodeMekkah.
3. Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah saw.
Menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. periode Mekkah
1. Menunjukkan perjuangan yang dilakukanNabi
Muhammad saw. PeriodeMekkah.
2. Menampilkan contoh perilaku meneladani
perjuangan Nabi Muhammadsaw. Periode
Mekkah.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Peserta didik diharapkan mampu:
1. Menceritakan sejarah masa kelahiran hingga dewasa Nabi
Muhammad saw
2. Menjelaskan perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad saw.
periode Mekkah
3. Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah saw.
4. Menunjukkan contoh perilaku meneladani perjuangan Nabi
Muhammad Saw. periode Mekkah.
5. Menampilkancontoh perilaku meneladani perjuangan Nabi
Muhammad Saw. periode Mekkah.
32
MATERI PEMBELAJARAN
1. Kisah Nabi Muhammad Saw. periode Mekkah sebelum diangkat
menjadi Rasul.
a. .Kelahiran Nabi Muhammad Saw.
b. Kisah masa Kecil dan masa Remaja Nabi Muhammad Saw.
2. Kisah Nabi Muhammad Saw. periode Mekkah setelah diangkat
menjadi Rasul
a. Nabi Muhammad Saw. diangkat sebagai Rasul
b. Strategi Dakwah Nabi Muhammad Saw. di Mekkah
1) DakwahSecaraSembunyi-Sembunyi
2) DakwahSecaraTerang-Terangan
D. METODE, MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN:
1. Metode Pembelajaran
a . Pendekatan Scientific
b. Model pembelajaran Contextual Teaching and learning dan
Direct Instruction
c. Metode CeramahdanDiskusi
2. Media Pembelajaran
Tayangan tentang sejarah Nabi Muhammad Saw.
E. Sumber Belajar
Kitab al-Qur’anul Karim dan terjemahnya, Depag RI
Buku PAI SMP Kelas VII:
1. Kemdikbud. (2014). Buku Guru dan Buku Siswa Pendidikan
Agama Islamdan Budi PekertiUntuk SMP/MTs Kelas VII.
Jakarta: Kemdikbud.
2. Moh. Muhlis,&IrfanFajaruddin. (2015). Pendidikan Agama
Islam Kelas VII SMP Islam Al Azhar. Jakarta: YPI Al Azhar.
Buku penunjang lain yang mengulas tentang sejarah Nabi
Muhammad Saw. periode Mekkah.
33
G.. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Awal Duras
i
a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat;
b. Guru memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah/ayat
pilihan (nama surat sesuai dengan program pembiasaan yang
ditentukan sebelumnya);
c. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
d. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara
komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran. konstr
e. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan
yang akan dicapai.
f. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
10
Menit
Kegiatan Inti Duras
i
a. Mengamati
Guru meminta peserta didik untuk mengamati tayangan/film
mengenai sejarah perjuangan dan strategi dakwah Nabi Saw.
Secara berkelompok, peserta didik mencatat hal-hal penting dari
hasil pengamatan terhadap tayangan. inqry
b. Menanya quest
Melalui motivasi dari guru, peserta didik didorong untuk
mengajukan pertanyaan terkait tayangan yang telah ditampilkan.
c. Mengumpulkan informasi / eksplorasi
Peserta Didik mencari informasi tertulis tentang kisah Nabi
Muhammad SAW. Mulai dari kelahiran hingga remaja dari buku
teks Pendidikan Agama Islam SMP Islam Al AzharKelas VII
semester 1 Bab VII.
Peserta Didik mencari informasi tertulis tentang kisah
pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul dan Strategi
Dakwahnya selama di Mekkah, dari bukuteks Pendidikan
Agama Islam SMP Islam Al AzharKelas VII semester 1 Bab
VII. inqry
d. Menalar / Asosiasi
Peserta Didik menganalisis dan berdiskusi bersama
kelompoknya masing-masing mengenai informasi tertulisten
100
Menit
34
tangkisah Nabi Muhammad SAW. Mulai dari kelahiran hingga
remaja.
Peserta Didik menganalsis dan berdiskusi bersama kelompoknya
masing-masing mengenai informasi tertulis tentang kisah
pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul dan Strategi
Perjuangan Dakwahnya selama di Mekkah. Learning scty
e. Mengkomunikasikan
Peserta Didik menyampaikan hasil diskusinya di depan guru dan
kelompok lain tentang sejarah nabi muhammad SAW saat kecil,
remaja, diangkat menjadi Rasul, dan Strategi Dakwahnya di kota
mekkah. modeling
Kelompok lain mengamati dan memberi tanggapan hasil
presentasi
Selama pembelajaran berlangsung guru mengadakan penilaian
proses dengan rubric observasi dan member penguat dari hasil
presentasi.
Kegiatan Penutup Duras
i
a. Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran secara demokratis.
b. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
c. Guru memberikan reward kepada kelompok “terbaik”, yakni
kelompok yang paling baik dalam menyampaikan presentasi.
reflksi
d. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan menyampaikan tugas mandiri terstruktur
e. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
10
Menit
H. PENILAIAN
Penilaian Aspek Sikap (Spiritual)
Teknik Penilaian : Penilaian Antar Teman
Bentuk Instrumen : Daftar Ceklis
Kisi-kisi:
Nilai/Sikap Butir Instrumen
(Teladan dari Sifat Rasulullah Terlampir
35
Saw.)
c. Teknik Penilaian : Penilaian Sikap
Bentuk Instrumen : Daftar Ceklis
Kisi-kisi:
Nilai/Sikap Butir Instrumen
(Teladan dari Sifat Rasulullah Saw.)
1. Jujur
2. Sopan
3. Kerjasama
Instrumen: Terlampir
Penilaian Aspek Pengetahuan
Teknik Penilaian : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Soal Uraian
Kisi-kisi:
No. Instrumen Butir Instrumen
1 Soal Uraian Terlampir
Instrumen: Terlampir
4. Penilaian Aspek Keterampilan
b. Teknik Penilaian : Penilaian Keterampilan Berdiskusi
Bentuk Instrumen : Lembar Observasi Guru
Kisi-kisi:
No. Aspek Keterampilan
36
1 Kejelasan Informasi
2 Keaktifan Diskusi
3 Kerapian Presentasi
37
LAMPIRAN 17
Analisa RPP Materi Sejarah Nabi Muhammad SAW
No Acuan CTL Skor
1 2 3 4 5
1 Constructivisme
2 Inquiry
3 Questioning
4 Learning Community
5 Modelling
6 Reflection
7 Authentic Assesment
Keterangan :
5 : Sangat Baik 3 : Cukup 1 : Sangat Kurang
4 : Baik 2 : Kurang
38
LAMPIRAN 17
Daftar nilai Tes kognitif siswa kelas VII SMPI Al Azhar
NO NAMA SISWA NILAI Memenuhi
KKM
1 Aafiyah Khoirunnisa 80 ya
2 Aisyah 80 ya
3 Alisha Shula Fakhirah 82 ya
4 Andhika Kusumayani 76 ya
5 Anindya Fahira Puti Virany 92 ya
6 Annisa Hasna Rudiyono Putri 92 ya
7 Arraudah Nurkhairita 76 ya
8 Aubin Athaya Raihan S. 80 ya
9 Belva Seva Mahardika 77 ya
10 Davina Andari Putri 79 ya
11 Dwi Irsyad Rizqullah 82 ya
12 Faraz Raferel Fediaz 82 ya
13 Fayla Putri Soraya 80 ya
14 Fayza Shafa Azzahra 76 ya
15 Fazha Hasyim 80 ya
16 Jasmin Amaril 70 tidak
17 Keiza Azriel Ar Rafi 76 ya
18 Khayla Arzeti Husen Putri 82 ya
19 Lionel Rhaisa Saffa Z. 76 ya
20 M. Azka Zahran Faturahman 90 ya
21 Muhammad Darrell Raditiya 72 tidak
22 M. Ferhat Ariel Putra Agung 78 ya
23 M. Sultan Jayadi Putra 80 ya
39
24 Mutiara Azis 90 ya
25 Nazwa Kayla Arshanty 66 tidak
26 Rafi Alfareza 86 ya
27 Riva Attiqah Devie 80 ya
28 Safira Athaya Khansa M. 92 ya
29 Sarafina Balqis Felia 76 ya
30 Shabira Soviannisa 80 ya
31 Siti Rahma Azzahra 80 ya
32 Sultan Alif Ibrahim Anwar 76 ya
33 Sultan Syafiq Atalla 82 ya
34 Syaima Qatar N. Balweel 77 ya
35 Syifa Ayu Aulia 80 ya
36 Takeisha Meldina 90 ya
40
LAMPIRAN 18
Daftar penilaian sikap siswa Kelas VII SMPI Al Azhar
NO NAMA SISWA Penilaian Sikap
Jujur Sopan Kerjasama
1 Aafiyah Khoirunnisa
2 Aisyah
3 Alisha Shula Fakhirah
4 Andhika Kusumayani
5 Anindya Fahira Puti V.
6 Annisa Hasna Rudiyono P.
7 Arraudah Nurkhairita
8 Aubin Athaya Raihan S.
9 Belva Seva Mahardika
10 Davina Andari Putri
11 Dwi Irsyad Rizqullah
12 Faraz Raferel Fediaz
13 Fayla Putri Soraya
14 Fayza Shafa Azzahra
15 Fazha Hasyim
16 Jasmin Amaril
17 Keiza Azriel Ar Rafi
18 Khayla Arzeti Husen P.
19 Lionel Rhaisa Saffa Z.
20 M. Azka Zahran F.
21 M. Darrell Raditiya
41
22 M. Ferhat Ariel Putra A.
23 M. Sultan Jayadi Putra
24 Mutiara Azis
25 Nazwa Kayla Arshanty
26 Rafi Alfareza
27 Riva Attiqah Devie
28 Safira Athaya Khansa M.
29 Sarafina Balqis Felia
30 Shabira Soviannisa - -
31 Siti Rahma Azzahra
32 Sultan Alif Ibrahim A.
33 Sultan Syafiq Atalla
34 Syaima Qatar N. Balweel
35 Syifa Ayu Aulia
36 Takeisha Meldina
42
LAMPIRAN 19
Daftar penilaian psikomotorik siswa Kelas VII SMPI Al Azhar
NO NAMA SISWA
Aspek Keterampilan
Kejelasan
Informasi
Keaktifan
Diskusi
Kerapian
Presentasi
1 Aafiyah Khoirunnisa
2 Aisyah
3 Alisha Shula Fakhirah
4 Andhika Kusumayani
5 Anindya Fahira Puti V.
6 Annisa Hasna Rudiyono P.
7 Arraudah Nurkhairita
8 Aubin Athaya Raihan S.
9 Belva Seva Mahardika
10 Davina Andari Putri
11 Dwi Irsyad Rizqullah
12 Faraz Raferel Fediaz - -
13 Fayla Putri Soraya
14 Fayza Shafa Azzahra
15 Fazha Hasyim
16 Jasmin Amaril
17 Keiza Azriel Ar Rafi
18 Khayla Arzeti Husen P.
19 Lionel Rhaisa Saffa Z.
20 M. Azka Zahran F.
43
21 M. Darrell Raditiya
22 M. Ferhat Ariel Putra A.
23 M. Sultan Jayadi Putra - -
24 Mutiara Azis
25 Nazwa Kayla Arshanty
26 Rafi Alfareza
27 Riva Attiqah Devie
28 Safira Athaya Khansa M.
29 Sarafina Balqis Felia
30 Shabira Soviannisa
31 Siti Rahma Azzahra
32 Sultan Alif Ibrahim A.
33 Sultan Syafiq Atalla
34 Syaima Qatar N. Balweel
35 Syifa Ayu Aulia
36 Takeisha Meldina
PEDOMAN OBSERVASI IMPLEMENTASI
PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :
1. Mengobservasi perencanaan pembelajaran meliputi : program
tahunan, program semester, dan RPP pelajaran Pendidikan Agama
Islam.
2. Mengobservasi kegiatan komponen CTL konstruktivisme dalam
kegiatan membuka pelajaran PAI
3. Mengobservasi kegiatan komponen CTL inkuiry dalam proses KBM
PAI
4. Mengobservasi kegiatan komponen CTL Questioning dalam proses
KBM PAI
5. Mengobservasi kegiatan komponen CTL Modelling dalam proses
KBM PAI
6. Mengobservasi kegiatan komponen CTL Learning Society proses
KBM PAI
7. Mengobservasi kegiatan komponen CTL Authentic Asssesment
dalam proses penilaian KBM PAI.
KISI-KISI WAWANCARA KEPALA SEKOLAH SMP ISLAM
AL AZHAR 12 RAWAMANGUN
A. Wawancara kepada Kepala Sekolah kepada Bapak Hasan Umar, S.Pd
1. Menanyakan perihal pengembangan sumber belajar Pendidikan Agama
Islam di SMP Islam Al Azhar 13 Rawamangun.
2. Menanyakan pendapat kepala sekolah tentang guru wajib membuat
perencanaan pembelajaran.
3. Menanyakan peran kepsek terhadap pengembangan model pembelajaran
yang dilakukan guru.
4. Menanyakan pendapat kepala sekolah tentang prinsip pendekatan
kontekstual
5. Menanyakan hal-hal yang dilakukan kepala sekolah untuk mengembangkan
potensi guru.
B. Wawancara kepada guru Pendidikan Agama Islam kepada Bapak M. Fikri,
S.Pd.I
1. Menanyakan tentang pendekatan yang digunakan dalam penyampaian
materi PAI kepada siswa.
2. Menanyakan perihal komponen kurikulum 2013
3. Menanyakan perihal implementasi penyusunan RPP dalam kurikulum 2013
4. Menanyakan kaitan antara model pembelajaran dengan proses
pembelajaran
5. Menanyakan model pembelajaran yang digunakan
6. Menanyakan teknik menutup pelajaran.
C. Wawancara kepada guru Pendidikan Agama Islam kepada Bapak Nurcholis
S.Pd.I
1. Menanyakan tentang cara menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam
kepada siswa.
2. Menanyakan perihal hambatan dalam implementasi kurikulum 2013
3. Menanyakan perihal konsistensi dalam dalam menggunakan pendekatan
kontekstual pada proses pembelajaran PAI
4. Menanyakan teknik menutup pelajaran
5. Menanyakan tentang evaluasi PBM PAI setiap selesai sesi pembelajaran.
6. Menanyakan tentang pengembangan sumber belajar pada pelajaran PAI
7. Menanyakan tentang implementasi CTL pada PBM PAI.
D. Wawancara kepada peserta didik SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun
1. Menanyakan pendapat siswa tentang pembelajaran PAI oleh guru PAI SMP
Islam Al Azhar 12 Rawamangun
2. Menanyakan tentang kesulitan dalam menerima pelajaran PAI di sekolah.
KKM KKM
KompleksitasDaya
DukungIntake SK MP
1
Meningkatkan keimanan kepada Allah
Swt. melalui pemahaman sifat-sifat-
Nya./ Iman kepada Allah
2Memahami ketentuan dan tata cara
ibadah/ Ibadah
3Memahami ketentuan-ketentuan
thaharah/Thaharah dan cinta kebersihan
4Memahami ketentuan dan tata cara Azan
dan Iqamah/Adzan dan iqamah
5Memahami tatacara shalat wajib/ Shalat
fardu dan ketentuan shalat berjamaah
6
Membiasakan perilaku terpuji / Akhlak
kepada Allah, orang tua, tetangga, dan
diri sendiri
7Membiasakan perilaku terpuji / Akhlak
mahmudah
8Memahami sejarah Nabi Muhammad
Saw / Sejarah Nabi Muhammad saw.
No
PENENTUAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM)
SMP ISLAM AL AZHAR 12 RAWAMANGUN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
MATA PELAJARAN : AGAMA ISLAM KELAS / SEMESTER: 7 / 1
Kriteria Penetapan Ketuntasan
Standar Kompetensi / Materi Pokok
1
Transkrip Wawancara
A. Kepala Sekolah
Peneliti Seperti apa pengembangan sumber belajar di SMP Islam
Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta
Kepala
sekolah
Bapak
Hasan
Umar, S.Pd
Pengembangan sumber belajar pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Al Azhar 12
Rawamangun Jakarta dilakukan dengan dua cara yaitu:
pertama, melalui utilition, yaitu pemanfaatan sumber
belajar yang ada berupa alat peraga maupun sarana
penunjang dalam pembelajaran, seperti buku, gambar
atau chart, masjid atau mushala, dan lain sebagainya.
Yang kedua, melalui design, yaitu sumber belajar yang
dihasilkan dengan membuat alat peraga sendiri yang
berupa tulisan-tulisan yang berkaitan dengan materi
pembelajaran
Peneliti Terkait dengan pembelajaran, guru dituntut untuk membuat
perencanaan pembelajaran, bagaimana pendapat bapak terkait
dengan pernyataan tersebut?
Kepsek Seorang guru wajib hukumnya untuk membuat perencanaan
pembelajaran. Mengingat keberhasilan pendidikan adalah di
tangan guru, dengan perangkat pembelajaran yang baik
harapan pembelajaran nantinya sesuai dengan tujuan,
disamping guru harus mengembangkan kompetensinya sebagai
upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Peneliti Bagaimana peran bapak sebagai kepala sekolah dalam
mengembangkan model pembelajaran yang dilakukan
oleh guru?
Kepsek Kami selaku pimpinan sekolah menekankan guru untuk
terus menggali model-model pembelajaran terutama
model Pendekatan CTL yang mengharuskan siswa untuk
lebih memaknai materi agama sehingga bisa
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nah…
bila siswa sudah mampu menjalankan agama dengan baik
sesuai dengan materi yang diajarkan tentu itu yang
diharapkan para orang tua, guru dan masyarakat dalam
mencapai tujaun pendidikan
2
Peneliti Terkait pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
menggunakan pendekatan CTL, sebenarnya apa prinsip
pembelajaran dengan pendekatan tersebut
Kepsek Prinsip pendekatan yang berpusat pada siswa adalah bahwa
siswa yang belajar adalah makhluk individu dan makhluk
sebagai makhluk individu, setiap siswa memiliki perbedaan
antara satu dengan yang lainnya, dalam minat, kemampuan,
kesenangan, pengalaman, dan gaya belajar. Sebagai makhluk
sosial, setiap siswa memilki kebutuhan berinteraksi dengan
orang lain.
Peneliti Apa yang bapak lakukan untuk mengembangkan potensi para
guru?
Kepsek Yang saya lakukan untuk mengembangkan potensi guru-
guru di SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun Jakarta antara
lain dengan mengembangkan SDM, mengikuti pelatihan-
pelatihan karena di sini punya semboyan selalu berinovasi
untuk meraih kesuksesan, selalu mengikutsertakan tenaga
guru workshop, seminar dan selalu menjaga ketika KBM siswa
tidak dibiarkan jam kosong dan melayani anak-anak sebisa
mungkin.
3
B. Guru 1 (Bapak Nur Muhammad Fikri Ali, S.Pd.I)
Peneliti Bagaimana pendekatan penyampaian materi PAI yang
bapak ajarkan kepada siswa?
Guru 1 Pembelajaran PAI yang dilaksanakan menggunakan
berbagai Pendekatan, salah satunya menggunakan
Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL).
Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
berorientasi pada pengalaman nyata. Siswa dibimbing
untuk mendapatkan pengalaman sendiri selama proses
pembelajaran. Pengalaman ini bisa dicapai dengan
memanfaatkan semua sarana yang ada sebagai sumber
belajar
Peneliti Apa saja yang ada pada kurikulum 2013 pada mata
pelajaran PAI?
Guru 1 Di dalam kurikulum 2013 itu RPP disusun sendiri
oleh guru mapel masing-masing, begitu pula dengan
silabus, prota dan promes. Jadi pemerintah hanya
menyediakan kurikulum kemudian guru yang
mengembangkannya
Peneliti Kemudian bagaimana implementasinya dalam penyusunan RPP
kurikulum 2013 pak?
Guru 1 Penyusunan RPP ini saya susun berdasarkan kurikulum 2013.
Termasuk dari pendekatan pembelajaran, strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran,
taktik pembelajaran dan model pembelajaran. Maka dari itu
sebagai pendidik harus pandai-pandai memilih pendekatan,
strategi, metode dan teknik dengan harapan siswa dapat
menerima hasil yang maksimal.
Peneiti Bagaimana pendapat bapak terkait dengan hubungan antara
metode pembelajaran dengan proses pembelajaran?
Guru 1 Hubungan Strategi, Metode dan Teknik sangat erat sekali
karena tanpa itu proses pembelajaran tidak akan berjalan
dengan lancar. Dan juga setiap anak tidak sama pasti
4
berbeda yang satu dengan yang lainnya. Maka dari itu
sebagai seorang guru/pendidik harus pandaipandai
menggunakan strategi, metode dan teknik yang tepat guna
menunjang motivasi belajar siswa
Peneliti Pendekatan pembelajaran model apa saja yang bapak
lakukan dalam mengajar PAI?
Guru 1 Dalam kegiatan inti, saya usahakan menerapkan semua
unsur-unsur yang ada pada Pendekatan CTL. Di
dalam Pendekatan CTL itu kan menekankan pada
keaktifan peserta didik, karenanya metode dan media
pembelajarannya saya kembangkan semaksimal mungkin
agar peserta didik tidak merasa bosan di tengah kegiatan
pembelajaran berlangsung. Misalnya saya mengajak
peserta didik untuk melakukan pembelajaran di luar
kelas atau saya ajak menyanyi terkait materi yang saya
ajarkan.
Peneliti Bagaimana langkah bapak dalam menutup pelajaran PAI
di kelas?
Guru Saya biasanya menutup materi pembelajaran dengan
melakukan refleksi agar pertemuan berikutnya ada
perbaikan dalam pembelajaran, sehingga banyak sekali
yang diuntungkan bila di setiap kegiatan pembelajaran
kompetensi siswa akan semakin lebih baik lagi, ..yang
kemudian tentunya prestasi belajar siswa juga akan
meningkat
5
C. Guru 2 (Bapak Nurcholis, S.Pd.I)
Peneliti Bagaimana penyampaian materi PAI yang bapak ajarkan
kepada siswa?
Guru 2 “Pembelajaran PAI dengan menggunakan Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) dilakukan
dengan maksud siswa memiliki segala pengalaman dari
hasil pembelajaran yang dilakukan, sehingga harapan
agar siswa memiliki kualitas dalam pembelajaran dapat
tercapai dengan baik
Peneliti Hambatan apa saja dalam mengimplementasikan
Kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI?
Guru 2 Hambatan dalam penyusunan RPP selama ini terletak
pada penyusunan kurikulum dari pemerintah yang kurang
terperinci, terkadang ada materi ajar yang belum jelas
sehingga banyak guru yang kebingungan ingin
mengembangkan materi ajar seperti apa. Misalnya pada
materi Asma‟ ul Husna yang diajarkan di kelas VII
pada semester 1, di dalam kurikulum hanya ada
perintah untuk memahami lima nama saja dari Asma‟ ul
Husna tanpa menyebutkan apa saja Asma‟ ul Husna yang
harus diajarkan. Hal ini menimbulkan perbedaan materi
ajar tentang Asma‟ ul Husna antara sekolah satu dengan
yang lain dan akan berakibat pada saat Ujian Akhir
Semester nanti, yakni terkadang ada soal yang diujikan
namun belum pernah diajarkan di kelas
Peneliti Bagaimana konsistensi bapak dalam menggunakan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning,pada
pelajaran PAI?
Guru 2 Kegiatan inti dalam pembelajaran PAI saya selalu
berusaha untuk konsisten menerapkan Pendekatan
Contextual Teaching and Learning, biasanya sih….. saya
tekankan siswa untuk menerapkan secara nyata materi-
6
materi yang diajarkan, dengan demikian siswa akan lebih
memahami dan memaknai materi pelajaran dalam
kehidupan nyata yang sesungguhnya
Peneliti Bagaimana langkah bapak dalam menutup pelajaran PAI
di kelas?
Guru 2 Pada kegiatan penutupnya saya lebih menekankan
pada refleksinya agar saya mengetahui apakah peserta
didik memahami materi yang saya sampaikan
Peneliti Evaluasi pembelajaran seperti apa yang bapak lakukan di
setiap sesi pembelajaran PAI?
Guru 2 Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui tingkat
kemampuan peserta didik dalam setiap proses
pembelajaran PAI tidak hanya melalui tes tertulis saja,
terkadang penilaian bisa melalui PR yang dikerjakan oleh
peserta didik, demonstrasi, hasil diskusi, dan lain-lain.
Evaluasi yang dilakukan tidak hanya ketika proses
pembelajaran sudah selesai, tetapi juga saat
pembelajaran berlangsung, karena keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran sangat perlu untuk dinilai
Peneliti Bagaimana pengembangan sumber belajar pada mata
pelajaran PAI?
Guru 2 Sumber belajar yang dikembangkan adalah melalui
media power point tentang tata cara berwudhu, siswa
disuruh membaca berulang-ulang sehinga dapat
menghafalnya di luar kepala; penanaman dan sikap
dalam kehidupan sehari untuk membiasakan berwudhu
sebelum mengerjakan shalat atau membaca al-Qur'an dan
sebagainya
Peneliti Bagaimana implementasi Pendekatan Contextual
Teaching And Learning (CTL) pada pembelajaran PAI?
Guru 2 Setiap siswa diarahkan untuk lebih memahami bagaimana
melaksanakan sholat yang sempurna dan sebagian mereka
sudah memahami dan bahkan mempraktekkan,,,meskipun
ada saja yang masih belum mendekati sempurna dalam
memahaminya
7
D. Peserta Didik (Fazha Hasyim)
Peneliti Bagiama pembelajaran PAI yang diajarkan para guru
PAI?
Siswa Pembelajaran PAI di kelas gampang dan menyenangkan,
bapak R mengajarnya mudah dipahami dan Beliau juga
sering bercerita. Teman-teman di kelas itu banyak yang
aktif saat pembelajaran PAI. Setelah bapak R menjelaskan
materi di depan kelas pasti teman-teman banyak yang
tanya. Kadang juga Bapak R yang ngasih pertanyaan
dan teman-teman pasti berebut ingin menjawab
Peneliti Apakah selama ini ada kesulitan dalam menerima materi
pelajaran yang diberikan guru PAI?
Siswa Kayaknya ngga’ ada deh.....soalnya kita bawa enjoy aja kalau
belajar PAI terlebih bapak guru Agama, ketika menjelaskan
materi pelajaran bikin senang para siswa dan disiplin dalam
pemberian tugas. Dan dalam pembelajaran sebelum memberi
pelajaran beliau membahas terlebih dahulu dan menerangkan
yang tidak dipahami oleh siswa
Mengetahui, Jakarta, 01 November 2017
Kepala Sekolah SMPIA 12 Guru Agama Kelas VII
Hasan Umar, S.Pd Nur Muh. Fikri Ali, S.Pd.
8
KISI-KISI WAWANCARA KEPALA SEKOLAH SMP ISLAM
AL AZHAR 12 RAWAMANGUN
A. Wawancara kepada Kepala Sekolah kepada Bapak Hasan Umar, S.Pd
1. Menanyakan perihal pengembangan sumber belajar Pendidikan Agama Islam
di SMP Islam Al Azhar 13 Rawamangun.
2. Menanyakan pendapat kepala sekolah tentang guru wajib membuat
perencanaan pembelajaran.
3. Menanyakan peran kepsek terhadap pengembangan model pembelajaran
yang dilakukan guru.
4. Menanyakan pendapat kepala sekolah tentang prinsip pendekatan kontekstual
5. Menanyakan hal-hal yang dilakukan kepala sekolah untuk mengembangkan
potensi guru.
B. Wawancara kepada guru Pendidikan Agama Islam kepada Bapak M.
Fikri, S.Pd.I
1. Menanyakan tentang pendekatan yang digunakan dalam penyampaian materi
PAI kepada siswa.
2. Menanyakan perihal komponen kurikulum 2013
3. Menanyakan perihal implementasi penyusunan RPP dalam kurikulum 2013
4. Menanyakan kaitan antara model pembelajaran dengan proses pembelajaran
5. Menanyakan model pembelajaran yang digunakan
6. Menanyakan teknik menutup pelajaran.
C. Wawancara kepada guru Pendidikan Agama Islam kepada Bapak
Nurcholis S.Pd.I
1. Menanyakan tentang cara menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam
kepada siswa.
9
2. Menanyakan perihal hambatan dalam implementasi kurikulum 2013
3. Menanyakan perihal konsistensi dalam dalam menggunakan pendekatan
kontekstual pada proses pembelajaran PAI
4. Menanyakan teknik menutup pelajaran
5. Menanyakan tentang evaluasi PBM PAI setiap selesai sesi pembelajaran.
6. Menanyakan tentang pengembangan sumber belajar pada pelajaran PAI
7. Menanyakan tentang implementasi CTL pada PBM PAI.
D. Wawancara kepada peserta didik SMP Islam Al Azhar 12 Rawamangun
1. Menanyakan pendapat siswa tentang pembelajaran PAI oleh guru PAI SMP
Islam Al Azhar 12 Rawamangun
2. Menanyakan tentang kesulitan dalam menerima pelajaran PAI di sekolah.
LAMPIRAN 12 : PENILAIAN PSIKOMOTORIK
MENCERMINKAN AL-ALIIM MENCERMINKAN AL-KHABIIR MENCERMINKAN AL-SAMII MENCERMINKAN AL-BASHIIR
1 Aafiyah Khoirunnisa 4 4 2 3 13 81
2 Aisyah 3 4 3 4 14 88
3 Alisha Shula Fakhirah 3 4 3 3 13 81
4 Andhika Kusumayani 3 4 3 3 13 81
5 Anindya Fahira Puti Virany 3 4 3 3 13 81
6 Annisa Hasna Rudiyono Putri 3 4 3 3 13 81
7 Arraudah Nurkhairita 3 4 3 4 14 88
8 Aubin Athaya Raihan S. 3 4 3 3 13 81
9 Belva Seva Mahardika 4 4 3 3 14 88
10 Davina Andari Putri 4 4 3 2 13 81
11 Dwi Irsyad Rizqullah 4 4 3 2 13 81
12 Faraz Raferel Fediaz 4 4 3 2 13 81
13 Fayla Putri Soraya 4 4 3 3 14 88
14 Fayza Shafa Azzahra 4 4 3 2 13 81
15 Fazha Hasyim 4 3 3 3 13 81
16 Jasmin Amaril 4 3 3 3 13 81
17 Keiza Azriel Ar Rafi 4 3 3 3 13 81
18 Khayla Arzeti Husen Putri 4 3 3 3 13 81
19 Lionel Rhaisa Saffa Z. 3 3 4 4 14 88
20 M. Azka Zahran Faturahman 3 3 3 4 13 81
21 Muhammad Darrell Raditiya 3 3 3 4 13 81
22 M. Ferhat Ariel Putra Agung 3 4 3 3 13 81
23 M. Sultan Jayadi Putra 3 4 3 3 13 81
24 Mutiara Azis 3 4 3 3 13 81
25 Nazwa Kayla Arshanty 3 4 3 3 13 81
26 Rafi Alfareza 3 4 3 3 13 81
27 Riva Attiqah Devie 3 4 3 3 13 81
28 Safira Athaya Khansa M. 3 4 3 3 13 81
29 Sarafina Balqis Felia 3 4 3 3 13 81
PENILAIAN PENGAMATAN PERFORMANCE MATERI IMAN KEPADA ALLAH SWT (penilai Guru)
NO. NAMA SISWA
PRILAKU YANG DIOBSERVASI (SKALA 1- 4)
SKOR NILAI
SMP ISLAM AL AZHAR 12 RAWAMANGUN JAKARTA
30 Shabira Soviannisa 3 4 3 3 13 81
31 Siti Rahma Azzahra 3 4 3 3 13 81
32 Sultan Alif Ibrahim Anwar 3 4 3 3 13 81
33 Sultan Syafiq Atalla 3 4 3 3 13 81
34 Syaima Qatar N. Balweel 3 4 3 3 13 81
35 Syifa Ayu Aulia 3 4 3 3 13 81
36 Takeisha Meldina 3 4 3 3 13 81
Jakarta, 28 Agustus 2017
Guru Pendidikan Agama Islam
Nur Muh. Fikri Ali, S.Pd.I
FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN
Kegiatan Buka Puasa Bersama
Kegiatan Shalat Berjamaah saat outing class
Kegiatan Tilawah Al Qur’an
Kegiatan Wawancara dengan Murid kelas VII
Kegiatan Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Islam Al-Azhar 12
Kegiatan Belajar Wudu dan Praktek Shalat
Kegiatan Kunjungan Panti Asuhan
Kegiatan Diskusi mentoring
Kegiatan Pembelajaran Sejarah Peradaban Islam
Kegiatan Pengajian
Kegiatan Belajar Tayamum
Kegiatan Al-Qur’an Camp
Kegiatan Pengajian Bulanan
Kegiatan Shalat Zuhur Berjamaah
Kegiatan PHBI Isra’ Mi’raj