MESENG
DIAJUK
UNTUK
EDIASI DAGKETA P
KAN KEPAD
K MEMENUH
AN PROBERDATA
(STU
DA FAKUL
HI SEBAGI
STRAT
1. Dr2. Dr
FA
UNIVERS
BLEMATIK DI PENG
201
UDI KASU
SK
LTAS SYAR
IAN PERSY
TA SATU DA
O
ULI
11
PEMB
r. EUIS NURr. AHMAD B
JURUSA
AKULTAS S
SITAS ISLA
YO
KANYA DGADILAN 14-2015
US PERCE
KRIPSI
RIAH DAN H
YARATAN M
ALAM ILM
Oleh:
IL FUAD
340157
BIMBING:
RLAELAWABAHIEJ SH
AN ILMU H
SYARIAH D
AM NEGERI
OGYAKART
2015
DALAM PENEGERI B
ERAIAN)
HUKUM UI
MEMPEROL
MU HUMUM
ATI, MA ,M.M.HUM
HUKUM
DAN HUKU
I SUNAN K
TA
ENYELESBANTUL
IN SUNAN
LEH GELA
M
M.
UM
KALIJAGA
SAIAN TAHUN
KALIJAGA
AR SARJANA
A
A
ii
ABSTRAK
Dalam PERMA No. 1 Tahun 2008, mediasi merupakan cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator. Di Pengadilan, mediasi merupakan tahapan pertama yang harus dilaksanakan oleh seorang hakim dalam menyidangkan suatu perkara perceraian. Keterangan dua belah pihak yang berperkara dalam sebuah mediasi akan sangat dibutuhkan oeh hakim mediator untuk dapat mencapai sebuah keputusan yang adil.
Pada prinsipnya mediasi itu diterapkan untuk memenuhi asas cepat, mudah, biaya ringan dan yang paling pokok adalah mengurangi adanya penumpukan perkara yang masuk di Pengadilan. Dan kaitannya dalam sebuah perkara perceraian ialah perkara tersebut dicabut dari. Perkara yang diterima Pengadilan Negeri Bantul pada tahun 2014 dan 2015 yang berjumlah 206 dan 306 menunjukan peningkatan yang sangat signifikan. Peningkatan jumlah perceraian antara tahun 2014-2015 mencapai 51%. Hal ini yang melatar belakangi penulis ingin meneliti lebih dalam tentang efektifitas mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Negeri Bantul dan problematika serta faktor-faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya mediasi yang dilaksanakan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian pustaka (library reaseach) yaitu meneliti dokumen-dokumen tentang mediasi yang diambil langsung dari lokasi penelitian yaitu Pengadilan Negeri Bantul. Sifat penelitiannya adalah deskriptif-analitik, serta menggunakan pendekatan normative-yuridis. Pengumpulan datanya dengan observasi dan interview langsung terhadap hakim dan pegawai yang ada di Pengadilan Negeri Bantul. Kemudian yang telah terkumpul dianalitis secara kualitatif dengan menggunakan teknik penulisan induktif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa upaya damai atau mediasi yang dilakukan disetiap perkara yang masuk di Pengadilan Negeri Bantul belum mencapai sebuah keefektifan dan masih kesulitan untuk menghadirkan dua belah pihak yang berperkara karena bulatnya tekad dari dua belah pihak yang berperkara. Dan hanya ada 1 mediasi yang berhasil selama tahun 2014 dan 2015. Adapun jumlah perkara perceraian yang masuk di Pengadilan Negeri Bantul di tahun 2014 dan 2015 adalah 512. Hasil yang dicapai kurang maksimal karena berbagai faktor yang mempengaruhi. Faktor eksternal yaitu faktor intensitas waktu, faktor keterlibatan pengacara, faktor perasaan. Faktor internal yaitu mediator dan kedua belah pihak yang berperkara.
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
NIM
Jurusan/Prodi
Fakultas
Ulil Fuad
t1340157
Ilmu Hukurn
Syari'ah dan Hukum
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudul : ..MEDIASI DAN
PROBLEMATIKANYA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA DIPENGADILAN NEGERI BANTUL TAHUN 2OI4-20I5 (STUDI KASUS
PERCERAIAN)" adalah benar hasil karya atau laporan penelitian yang saya lakukan sendiri
dan bukan plagiat dari hasil karya orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
penelitian ini dan disebutkan dalam acuan daftar pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-ben arnya.
Yogyakarta, 22 Maret 2016
Ulil Fuad
NIM. tfi401.57
iii
Yang menyatakan,
,ffitlifSUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-02/RO
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSU TUGAS AKHIR
Hal : Persetujuan Skripsi
Lamp :-
Kepada Yth. Dekan Fakultas Syari'ah dan HukumUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga YogyakartaDi Yogyakarta
Assalamu' alaikum Wr. W.
Setelah membaca, tneneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakanperbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi Saudara:
].lama : Ulil Fuad
NIM :11340157
Judul : ..MEDIASI DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PENYELESAIANSENGKETA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI BANTUL TAHUN 2OI4-201s (sTUDr KASUS PERCERATAN)"
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum, Jurusan IlmuHukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga sebagai salah satu syarat untuk memperolehgelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Hukum.
Dengan ini kami mengaharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapatsegera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikumWn Wb-
Yogyakarta, 22 Marct 201 6
NrP. 1 1 970 07 04199 6032002
ffiUII':fu niversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05.02lRO
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/ TUGAS AKHIR
Hal : Persetujuan Skripsi
Lamp :-
Kepada Yth. Dekan Fakultas Syari'ah dan HukumUniversitas Islam Negeri Sunan Kaliiaga YogyakartaDi Yogyakarta
Assalamu' alaikum Wr. l{b.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakanperbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi Saudara:
Nama : Ulil FuadNIM :11340157
Judul : ..MEDIASI DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PENYELESAIANSENGKETA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI BANTUL TAHUN 2014-2015 (sTUDt KASUS PERCERAIAN)"
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum, Jurusan IlmuHukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga sebagai salah satu syarat untuk memperolehgelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Hukum.
Dengan ini kami mengaharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapatsegera dimunaqasyahkan.Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikumIlrr. Wb.
Yogyakarta , 22 Maret 2016
mad Ba
Pembimbing II
L"-
NrP.19750615200003
ffiQio
KEMENTERIAN AGAMAUMVERSTTAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUMJI. Marsda Adisucipto Telp. (0274) 5L28/,OFax. (0274) 545614 Yogyakarta 55281
PENGESAHAN TUGAS AKHIRNomor : UIN.02/DS/PP.N.9 I 139 l2O I 6
TugasAkhirdenganjudul :MEDIASI DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PENYELESAIAN SENGKETAPERDATA DI PENGADILAN NEGERI BANTUL TAHUN 2014-2015 (STUDIKASUS PERCERAIAN)
yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama
Nomor lnduk MahasiswaTelah diujikan pada
Nilai ujian Tugas Akhir
dinyatakan telah dilerima oleh Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
TIM UJIAN TUGAS AKHIR
Ketua Sidang
NrP. 19700704 199603 2 002
ULIL FUADI 1340157
Selasa, 29 Maret2Ol6A.
L"Hakim, S.H., M.Hum.
19790719 200801 l 012
Yogyakarta, 29 Mar et 20 I 6
.,r:,i.--: -- UIN Sunan Kalijaga
.'ei', U. Syun,if"fi,fr*udah Hanafi, M.Ag., NrP. I'6705T8*199703 1003' -'
Penguji II
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. KH. Katib Masyhudi dan Alm. KH. Najib Salimi yang senantiasa
penulis tunggu ridhonya.
2. Ibu dan Bapak tercinta (Ponilah dan Asyhari), yang insyaAllah
Allah meyayangi beliau berdua karena telah mendidik,
menyayangi, membesarkan penulis hingga saat ini.
3. Ibu dan Bapak calon mertua serta calon istriku Rizky
Rachmatika Amini yang telah sabar menunggu penulis untuk
lulus.
4. Adik tersayang ( Muhammad Ridhotul Manan ), yang selalu
memberi inspirasi bagi penulis
5. Pondok Pesantren Fdlun Minallah dan Pondok Pesantren AL
Luqmaniyah yang telah memberikan bekal untuk
kelangsungan hidup penulis
6. Almamater UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta khususnya jurusan
Ilmu Hukum.
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi huruf Arab kedalam huruf latinyang dipakai dalam penyusunan
skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nam
a Huruf Latin Keterangan
ا
ب
ت
ث
ج
ح
خ
د
ذ
ر
ز
س
ش
ص
ض
Alîf
Bâ’
Tâ’
Sâ’
Jîm
Hâ’
Khâ’
Dâl
Zâl
Râ’
zai
sin
syin
sâd
dâd
tidak
dilambangkan
b
t
ś
j
�
kh
d
ż
r
z
s
sy
�
tidak dilambangkan
be
te
es (dengan titik di atas)
je
ha (dengan titik di
bawah)
ka dan ha
de
zet (dengan titik di atas)
er
zet
es
es dan ye
es (dengan titik di
x
ط
ظ
ع
غ
ف
ق
ك
ل
م
ن
و
هـ
ء
ي
tâ’
zâ’
‘ain
gain
fâ’
qâf
kâf
lâm
mîm
nûn
wâw
û
hâ’
hamz
a
h
yâ’
�
�
�
‘
g
f
q
k
l
m
n
w
h
’
Y
bawah)
de (dengan titik di
bawah)
te (dengan titik di bawah)
zet (dengan titik di
bawah)
koma terbalik di atas
ge
ef
qi
ka
`el
`em
`en
w
ha
apostrof
ye
B. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap
متّعددة
عّدة
Ditulis
Ditulis
Muta‘addidah
‘iddah
xi
C. Ta’ marbut�ah di akhir kata
1. Bila dimatikan ditulis h
حكمة
علة
Ditulis
Ditulis
H�ikmah
‘illah
(ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalam bahasa
Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).
2. Bila diikuti dengan kata sandang ‘al’ serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis
dengan h.
’Ditulis Karâmah al-auliyâ آرامةاألولياء
3. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah ditulis t
atau h.
Ditulis Zakâh al-fiţri زآاةالفطر
D. Vokal pendek
___َ
فعل
___ِ
ذآر
___ُ
يذهب
Fathah
kasrah
dammah
Ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
A
fa’ala
i
żukira
u
yażhabu
xii
E. Vokal panjang
fath�ah + alif
جاهلية
fath�ah + ya’ mati
تنسى
kasrah + ya’ mati
آـريم
dammah + wawu mati
فروض
Ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
Â
jâhiliyyah
â
tansâ
î
karîm
û
furûd�
F. Vokal rangkap
1
2
fathah + ya’ mati
بينكم
fathah + wawu mati
قول
Ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
Ai
bainakum
au
qaul
G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof
أأنتم
أعدت
Ditulis
ditulis
A’antum
U‘iddat
xiii
ditulis La’in syakartum لئنشكرتم
H. Kata sandang alif + lam
1. Bila diikuti huruf Qamariyyah ditulis dengan menggunakan huruf “l”.
القرآن
القياس
Ditulis
Ditulis
Al-Qur’ân
Al-Qiyâs
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah yang
mengikutinya, dengan menghilangkan huruf l (el) nya.
السمآء
الشمس
Ditulis
Ditulis
As-Samâ’
Asy-Syams
I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat
Ditulis menurut penulisannya.
الفروضى وُذ
لسنةا أهل
Ditulis
Ditulis
Żawî al-furûd�
Ahl as-Sunnah
J. Sistem transliterasi ini tidak berlaku pada:
1. Kosa kata Arab yang lazim dalam bahasa Indonesia dan terdapat dalam kamus umum
bahasa Indonesia, misalnya: al-Qur’an, Hadis, salat, zakat dan mazhab.
xiv
2. Judul buku yang menggunakan kata Arab, namun sudah di latinkan oleh penerbit, seperti
judul buku al-Hijab.
3. Nama pengarang yang me
4. nggunakan nama Arab, tapi berasal dari negara yang menggunakan huruf latin,
misalnya: Quraish Shihab, Ahmad Syukri Soleh.
5. Nama Penerbit di indonesia yang menggunakan kata Arab, Misalnya Toko Hidayah.
xv
KATA PENGANTAR
الحمد هللا رب العالمين و الصالة و السالم على اشرف األنبياء و المرسلين و على آله و صحبه
.ال نبي بعدهاجمعين اشهد ان ال اله اال اهللا و اشهد ان محمداعبده و رسوله
.اما بعد
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan, pertolongan,
rahmat, dan hidayah, sehingga penyusun mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW., sebagai utusan-Nya
yang membawa ajaran Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Beribu Syukur rasanya tak mampu mewakili rahmat dan petunjuk yang telah
Allah SWT berikan kepada penyusun atas terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
Sebagai manusia biasa, tentunya penyusun tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Penyusun menyadari hal tersebut seraya memohon kepada Allah SWT, bahwa tiada daya
dan upaya melainkan dengan pertolongan-Nya, terutama dalam penyusunan skripsi
dengan judul: “MEDIASI DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PENYELESAIAN
SENGKETA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI BANTUL TAHUN 2014-
2015 (STUDI KASUS PERCERAIAN” yang merupakan petunjuk dan pertolongan dari
Allah SWT yang diberikan kepada penyusun.
Selanjutnya, penyusun menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud dengan
baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih dengan
setulus hati penyusun sampaikan kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu atas
terselesaikannya laporan ini. Ucapan terima kasih kami tujukan kepada:
xvi
1. Bapak Prof. Dr. H. Muchasin, M.A selaku Pgs Rektor Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Dr. H. Syafiq Mahmadah Hanafi, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan
Hukum, beserta para Wakil Dekan I, II, dan III beserta staf-stafnya.
3. Bapak Dr.Ahmad Bahiej SH.,M.Hum. selaku Ketua Jurusan dan Bapak Faisal Luqman
selaku Sekretaris Jurusan Imu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Bapak Iswantoro SH,MH selaku Penasehat Akademik.
5. Ibu Dr. Euis Nurlaelawati,MA, selaku Pembimbing yang dengan kesabaran dan
kebesaran hati telah rela meluangkan waktu, memberikan arahan serta bimbingannya
kepada penyusun dalam menyelasaikan skripsi ini.
6. Kepada Bapak dan ibu Dosen Ilmu Hukum yang telah membimbing dan menuangkan
ilmunya kepada penyusun, serta seluruh civitas akademik fakultas syari’ah dan hukum
sebagai tempat penyusun selama menjalani studi pada jenjang perguruan tinggi.
7. Karyawan TU jurusan yang dengan sabar melayani penyusun mengurus administrasi
akademik.
8. Orangtuaku yang tercinta Ayahanda Muhammad Asyhari dan Ibunda Ponilah, Adiku
Muhammad Ridhotul Manan terimakasih atas doa dan restu yang tulus yang selalu
mengalir setiap hari.
9. Terimakasih untuk sabahat-sahabatku Najah, Fuad, Fauzan, Faiq dkk yang lain atas do’a
dan dukungannya selama penyusun mengerjakan setiap harinya.
10. kepada seluruh rekan seperjuangan jurusan Ilmu Hukum 'angkatan 2011 yang bersama-
sama memulai pe{uangan dalam menumpuh pendidikan di Universitas dan fakultas serta
jurusan tercinta.
11. Dan teman-temanPonPes Fadlun Minalooh dan PonPes Al Luqmaniyah Yogyakarta.
Jazalatmullahu khairan katsian wa jazakumullahu ahsanal jazd'.
Tiada suatu hal apapun yang sempuma yang diciptakan seorang hamba karena
kesempurnaan itu hanyalah milik-Nya. Dengan rendah hati penyusun menyadari betul
keterbatasan pengetahuan serta pengalaman berdampak pada ketidaksempurnaan skripsi ini.
Akhirnya harapan penyusun semoga skripsi ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi semua
pihak. Amin.
22Maret20l6
NIM: 11340157
xvI
xviii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................. iii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI I ................................................ iv
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI II ............................................... v
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. vi
HALAMAN MOTTO .......................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... viii
PEDOMAN TRAN…………………………………………………... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................... xvii
DAFTAR ISI......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 8
C. Tujuan dan Kegunaan .................................................................... 8
D. Telaah Pustaka ............................................................................... 9
E. Kerangka Teoretik ......................................................................... 12
F. Metode Penelitian .......................................................................... 17
G. Sistematika Penelitian .................................................................... 19
xix
BAB II : KETENTUAN UMUM TENTANG MEDIASI
A. Pengertian Mediasi dan Mediator .................................................. 21
B. Peran dan Fungsi Mediator ............................................................ 25
C. Dasar Filosofis dan Yuridis Mediasi di Pengadilan ...................... 32
D. Prosedur Mediasi ........................................................................... 34
1. Ketentuan Umum ..................................................................... 34
2. Tahap Pramediasi ..................................................................... 35
3. Tahap-Tahap Mediasi……………………………………...... 37
BAB III MEDIASI DI PENGADILAN NEGERI BANTUL
A. Gambaran Umum Pengadilan Negeri Bantul ................................ 42
1. Sejarah Pengadilan Negeri Bantul ............................................ 42
2. Profil Pengadilan Negeri Bantul ............................................... 44
B. Perkara yang di Terima oleh Pengadilan Negeri Bantul dari
Tahun 2014-2015 ........................................................................... 47
1. Secara Umum ........................................................................... 47
2. Perkara Perceraian..................................................................... 49
C. Praktek atau Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Negeri Bantul .. 52
D. Dampak dan Efektifitas Mediasi di Pengadilan Negeri Bantul…... 56
xx
BAB IV: TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN MEDIASI
DANFAKTOR PENGHAMBAT EFEKTIFITAS MEDIASI DI PENGADILAN
NEGERI BANTULTAHUN 2014-2015
A. Kesesuaian Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Negeri Bantul dengan
Peraturan Perundang-Undangan…………………………………..……….59
B. Faktor atau Unsur Penghambat Yang Mempengaruhi Efektifitas Mediasi di
Pengadilan Negeri
Bantul………………………………………………………………….... . 66
1. Faktor Eksternal…………………………………………………… 66
2. Faktor Internal……………………………………………………… 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... … 72
B. Saran................................................................................................. …. 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.1 Khoirudin Nasution
dalam bukunya juga menyebutkan bahwa perkawinan adalah berkumpulnya dua
insan yang semula berpisah dan berdiri sendiri, menjadi satu kesatuan yang
bermitra.2
Pada umumnya sebelum terkait tali pernikahan, orang membayangkan
kebahagiaan hanya sebatas memenuhi kebutuhan biologis atau hanya sekedar
mengikat hubungan secara sah, akan tetapi tidak memikirkan berbagai
permasalahan hidup yang nantinya akan dihadapi setelah adanya pernikahan.
Mereka seringkali mengabaikan faktor-faktor yang sebenarnya itu penting dan
harus ada sebelum adanya pernikahan. Diantaranya faktor psikologi, penghasilan
dan yang paling penting adalah faktor kedewasaan yang harus dimiliki oleh kedua
belah mempelai.
Setelah rumah tangga dilanda sebuah permasalahan yang besar, biasanya
mereka tidak tahan terhadap hubungan mereka, sehingga salah satu pihak diantara
suami ataupun istri memutuskan untuk bercerai yang diajukan ke pengadilan. Di
1 Pasal 1, Undang-undang Perkawinan R.I Nomor 1 Tahun 1974, (Bandung: Citra
Umbara).hlm.2. 2 Khoiruddin Nasution, Hukum Perkawinan 1 Dilengkapi Perbandingan UU Negara
Muslim Kontemporer, Edisi revisi, (Yogyakarta: ACAdeMIA dan TAZZAFA, 2005), hlm.17.
2
Indonesia, sebelum di sidangkannya sebuah perkara perceraian, maka wajib
diadakan mediasi sebelum disidangkannya perkara tersebut.
Mediasi merupakan bentuk alternatif penyelesaian sengketa. Mediasi telah
tumbuh dan berkembang sejalan dengan tumbuhnya keinginan manusia dalam
menyelesaikan sengketa secara cepat, dan memuaskan kedua belah pihak. Makna
yang terkandung dari mediasi, yang dilakukan dua belah pihak yang bersengketa
adalah bahwa pada dasarnya manusia secara lahiriah tidak menghendaki dirinya
bergelimang konflik dan persengketaan dalam jangka waktu yang lama. Pada
dasarnya, manusia berusaha untuk menghindar dan keluar dari konflik meskipun
konflik atau persengketaan tidak mungkin dihilangkan dari realitas kehidupan
manusia.
Mediasi di pengadilan merupakan perlembagaan dan pemberdayaan
perdamaian sebagaimana diatur dalam Pasal 130 HIR/Pasal 154 RBg, dimana
sistem mediasi dikoneksikan dengan sistem proses berperkara di pengadilan
(mediation connected to the court).3
Di Indonesia, sebuah lembaga pengadilan merupakan salah satu lembaga
penyelesaian sengketa yang berperan selama ini. Akan tetapi, pada kenyataannya
hasil dari putusan yang diberikan oleh pengadilan belum mampu menciptakan
kepuasan dan keadilan bagi dua belah pihak yang bersengketa. Putusan dari
pengadilan bahkan cenderung memuaskan satu pihak dan terkadang merugikan
dari pihak yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan penyelesaian sengketa melalui
3 Rachmadi Usman, Mediasi di Pengadilan Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2012), hlm.61.
3
jalur pengadilan menuntut ‘pembuktian formal’, tanpa menghiraukan kemampuan
para pihak dalam mengajukan alat bukti. Sehingga dibutuhkan sebuah mediasi
untuk menyelesaikan sebuah perkara tersebut.
Mediasi bagi para pihak yang berperkara dalam perceraian merupakan
tahapan pertama yang harus dilakukan oleh seorang hakim dalam menyidangkan
suatu perkara yang diajukan kepadanya. Usaha dalam mendamaikan para pihak
dipandang adil dalam mengakhiri suatu sengketa, sebab mendamaikan itu tidak
terdapat siapa yang kalah dan siapa yang menang, dan tetap mewujudkan
kekeluargaan dan kerukunan.4
Mediasi juga mengandung sebuah ajaran tentang musyawarah yang tentu
itu terdapat dalam ajaran-ajaran agama yang terdapat di Indonesia. Kewajiban
hakim dalam mendamaikan pihak-pihak yang berperkara juga sejalan dengan
ajaran agama yang ada di Indonesia, sehingga peranan hakim dalam usaha
menyelesaikan perkara secara damai sangat penting. Putusan perdamaian
mempunyai arti yang sangat baik bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya
bagi orang yang mencari keadilan (justitiabelen). Sengketa selesai sama sekali,
penyelesaiannya cepat dan biayanya ringan, selain itu permusuhan antara kedua
belah pihak yang berperkara menjadi berkurang. Hal ini jauh lebih baik daripada
apabila perkara sampai diputus dengan suatu putusan biasa, yang harus
dilaksanakan secara cepat.5
4 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama,
cet.Ke-5, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm.151. 5 Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dan Praktik
(Bandung: CV Maju Lancar, 2009), hlm.35-36.
4
Oleh karena itu, agar dapat mencapai sebuah keputusan yang adil dalam
sebuah penyelesaian perkara, seorang hakim harus menggali dan mendengarkan
keterangan dari kedua belah pihak yang bersengketa. Begitu pula dalam sebuah
mediasi, seorang mediator hendaknya dapat menggali informasi yang sedalam-
dalamnya terhadap masalah yang diperselisihkan, sehingga dia tahu bagaimana
seharusnya mengambil keputusan.
Dalam perkara perceraian, asas mendamaikan para pihak adalah bersifat
imperatif. Usaha mendamaikan para pihak adalah beban yang diwajibkan oleh
hukum kepada para hakim dalam memeriksa, mengadili, dan memutuskan perkara
perceraian.6 Tindakan hakim dalam mendamaikan para pihak yang bersengketa
adalah untuk menghentikan persengketaan dan mengupayakan agar perceraian
tidak terjadi. Apabila berhasil dilaksanakan oleh hakim yang menyidangkan
perkara tersebut, maka gugatan perceraian yang diajukan ke Pengadilan oleh para
pihak itu dengan sendirinya harus dicabut.7
Dari pemaparan tersebut, hakim yang turut andil dalam mengupayakan
perdamaian adalah hakim dalam sidang perceraian ketika sidang perkara dimulai,
sementara seorang mediator adalah seorang hakim yang sudah ditunjuk oleh ketua
majelis hakim untuk mengupayakan dan mengusahakan perdamaian untuk para
pihak yang berperkara di luar sidang pengadilan berdasarkan kesepakatan para
pihak yang berperkara.
6Abdul Manan, Penerapan di Lingkungan Peradilan Agama, cet. Ke-5, (Jakarta:
Kencana, 2008), hlm.164. 7 Ibid. hlm. 165.
5
Mediator memang memiliki peran menentukan dalam suatu proses
mediasi. Akan tetapi, berhasil atau tidaknya sebuah proses mediasi tidak hanya
ditentukan oleh seorang mediator saja, melainkan dari dua belah pihak yang
berperkara atau bersengketa. Mediator yang memimpin, mengendalikan dan
menjaga keseimbangan dalam proses mediasi serta menuntut para pihak untuk
mencapai sebuah kesepakatan merupakan peran utama yang harus dilakukan oleh
seorang mediator. Pada posisi ini, mediator menjadi katalisator yang mendorong
lahirnya diskusi-diskusi konstruktif dimana kedua pihak terlibat secara aktif
dalam membicarakan akar persengketaan mereka. 8 Akan tetapi kesadaran,
kerjasama dan toleransi dari dua belah pihak yang berperkara juga mempengaruhi
keberhasilan dari sebuah proses mediasi.
Dalam kenyataannya, seringkali seorang mediator menemui sebuah
problem atau kendala dalam melakukan sebuah mediasi. Hal tersebut merupakan
beberapa penyebab tidak efektifnya mediasi di Pengadilan Negeri Bantul. Niat
yang kuat dan juga niat yang dilandasi kesungguhan serta ketulusan untuk
mendamaikan suami istri yang berselisih merupakan modal utama seorang
mediator dalam mengupayakan perdamaian dalam sebuah sengketa atau perkara.
Landasan Yuridis terkait keharusan mediator bersungguh sungguh
mengupayakan perdamaian para pihak-pihak yang berperkara sangat jelas
disebutkan dalam Surat Edaran Makhamah Agung (SEMA) Nomor 1 Tahun2002,
yaitu:
8Abbas Syahrial, Mediasi Dalam Perpektif Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum
Nasional, cet. Ke-1, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm.77.
6
“Agar semua Hakim (Majelis) yang menyidangkan perkara dengan sungguh-sungguh mengusahakan perdamaian dengan menerapkan Pasal 130 HIR/154RBg., tidak hanya sekedar formalitas menganjurkan perdamaian”.
Selanjutnya dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 diatur pula mengenai
pedoman perilaku mediator dan pemberian insentif kepada mediator dalam
menjalankan fungsinya sebagai mediator, yaitu dalam Bab VII, yang beisi dua
pasal, yaitu Pasal 24 dan Pasal 25.
Oleh karena itu, Surat Edaran Makhamah Agung (SEMA) yang
memerintahkan pengadilan tingkat pertama menerapkan lembaga damai atau
mediasi sangat patut untuk diapresiasi. Jika mediasi dapat diterapkan dengan
efektif tentu hal ini sangat menguntungkan bagi para pihak yang bersengketa atau
berselisih terutama dalam perkara perceraian, karena dengan terwujudnya hal
tersebut maka lembaga pengadilan secara tidak langsung juga membantu dalam
mewujudkan tujuan perkawinan yang sakinah, mawaddah wa rahmah, 9 serta
kekal.10
Terjadi peningkatan angka perceraian di antara tahun 2014-2015 di
Pengadilan Negeri Bantul. Adapun data kasus perceraian di Pengadilan Negeri
Bantul dari tahun 2014-2015 sebagai berikut:
NO JUMLAH KASUS PERCERAIAN TAHUN
1 206 2014
9 Khoiruddin Nasution, Hukum Perkawinan 1, (Yogyakarta : ACADEMIA dan
TAZZAFA, 2005), hlm.38. 10 Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
7
2 306 2015
Jumlah perceraian pada tahun 2015 tergolong angka paling tinggi
dibanding dengan tahun sebelumnya.11 Bahkan peningkatannya mencapai angka
51%. Data yang diperoleh ini memunculkan pertanyaan bagi penyusun mengenai
problematika hakim mediator dalam melaksanakan mediasi dalam perkara
perceraian yang tergolong tinggi dan efektifitas mediasi yang telah diterapkan di
Pengadilan Negeri Bantul karena mengingat pengintregasian mediasi ke dalam
proses beracara di Pengadilan bertujuan menjadi salah satu instrument mengatasi
masalah penumpukan perkara di Pengadilan dalam menyelesaikan sengketa.
Berangkat dari tujuan awal mediasi adalah untuk mengurangi jumlah perkara atau
penumpukan perkara tersebut, maka penyusun beranggapan perlu untuk dijadikan
obyek penelitian sebuah skripsi.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka terdapat rumusan masalah yang dapat dikaji
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan mediasi yang dilakukan dalam perkara perceraian
di Pengadilan Negeri Bantul pada tahun 2014-2015?
11 Pra riset di Pengadilan Negeri Bantul, 2 November
8
2. Apakah mediasi yang dilaksanakan sesuai dengan PERMA No. 1 Tahun
2008?
3. Apa problematika yang dihadapi seorang hakim mediator dalam
menjalankan proses mediasi perkara perceraian di Pengadilan Negeri
Bantul?
C. Tinjauan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah :
a. Untuk mengetahui dan menjelaskan tentang pelaksanaan mediasi
perkara perceraian di Pengadilan Negeri Bantul pada Tahun 2014-2015.
b. Untuk mengetahui dan menjelaskan problematika hakim mediator
dalam melakukan sebuah mediasi perkara perceraian di Pengadilan
Negeri Bantul.
Adapun kegunaan dari skripsi ini adalah
a. Memberikan gambaran solusi bagi hakim mediator untuk pemecahan
problem dalam melakukan sebuah mediasi di Pengadilan Negeri Bantul
b. Untuk memperkaya khazanah keilmuan dan pengetahuan tentang
mediasi terhadap kasus perdata khususnya perceraian
D. Telaah Pustaka
Setelah penyusun melakukan pengamatan dan penelusuran terhadap karya
ilmiah yang ada, penyusun menemukan beberapa karya ilmiah yang membahas
mengenai tema yang penyusun angkat. Karya ilmiah yang penyusun temukan,
secara umum juga membahas terkait mediasi atau upaya perdamaian di
9
pengadilan negeri maupun peradilan agama, namun belum secara khusus
menyentuh pada pembahasan tentang pelaksanaan mediasi sebuah perkara perdata
dalam kenyataannya dan problematika hakim mediator. Dan selain itu,
kebanyakan tempat penelitian karya ilmiah yang lain di Peradilan Agama
sedangkan tempat yang menjadi penelitian penyusun adalah pengadilan negeri.
Skripsi lain yang ditulis oleh Abdul Halim yang berjudul “Upaya Damai
Dalam Bentuk Mediasi dan Penerapannya di Pengadilan Agama Yogyakarta”,12
skripsi ini menjelaskan tentang penerapan mediasi pada Pengadilan Agama
Yogyakarta belum optimal karena mengalami hambatan teknis dan non teknis,
hambatan teknis yaitu: keterbatasan tempat, keterbatasan waktu, dan mekanisme
yang tidak praktis. Faktor non teknis diantaranya: sudah bulatnya para pihak
untuk bercerai, karakteristik sifat perkara perasan, sehingga dipandang kurang
sesuai jika dilakukan mediasi, keterlibatan pengacara yang sering kali
memperkeruh suasana. Skripsi Abdul Halim dengan skripsi peneliti memang
sama-sama membahas problematika mediasi tetapi skripsi ini lebih
mengkhususkan pada problematika seorang mediator.
Skripsi Firdaus Ainur Rafiq dengan judul ‘Penerapan Mediasi di
Pengadilan Agama Yogyakarta Pasca Sema Nomor 1 Tahun 2002 Tentang
Pemberdayaan Pengadilan Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai (eks
12 Abdul Halim,”Upaya Damai Dalam Bentuk Mediasi dan Penerapannya di
Pengadilan Agama Yogyakarta”, Skripsi tdak diterbitkan, Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (2005).
10
Pasal 130 HIR/Pasal 154 Rbg)’’. 13 Skripsi ini menjelaskan tentang penerapan
mediasi di Pengadilan Agama Yogyakarta pasca SEMA Nomor 1 Tahun 2002 dan
faktor-faktor yang mempengaruhi mediasi tersebut. Sedangkan skripsi yang akan
disusun oleh penyusun akan meneliti tentang kesesuaian antara undang-undang
yang mengatur tentang pelaksanaan mediasi dengan kenyataan proses mediasi
yang ada.
Skripsi Rina Agustina yang berjudul “Sidang Mediasi dan Implikasinya
Pada Proses Perceraian Studi Pengadilan Agama Brebes”, 14 dalam skripsinya
beliau menyatakan Mediasi di Pengadilan Agama Brebes yang berdasarkan
PERMA tersebut terkesan tidak efektif, karena adanya mediasi tidak berpengaruh
pada jumlah perkara yang masuk ke Pengadilan dan tidak dapat menekan
tingginya angka perceraian. Terkait dengan pelaksanaan mediasi ini, mediasi
dianggap kurang sesuai dengan karakteristik perkara perceraian yang lebih
bersifat perasaan. Seharusnya lebih dipahami lagi apa yang menjadi alasan atau
latar belakang perceraian itu sendiri.
Perbedaan dari berbagai literatur di atas dengan skripsi yang disusun oleh
penyusun tentunya banyak perbedaannya, walaupun sama-sama meneliti tentang
mediasi. Perbedaannya yaitu: skripsi Abdul Halim menjelaskan tentang penerapan
mediasi, skripsi Firdaus Ainur Rafiq memaparkan tentang penerapan mediasi
13Firdaus Ainur Rafiq, Penerapan Mediasi di Pengadilan Agama Yogyakarta Pasca
Sema Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga Damai (eks Pasal 130 HIR/Pasal 154 Rbg)’’. Skripsi ini diterbitkan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (2006).
14 Rika Agustina,”Sidang Mediasi Dan Implikasinya Pada Proses Perceraian Studi di Pengadilan Agama Brebes”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, (2009).
11
setelah adanya SEMA Tahun Nomor 1 2002 dan faktor yang mempengaruhi
mediasi tersebut dan skripsi Rika Agustina menjelaskan dampak yang
ditimbulkan proses mediasi yang ada di Pengadilan Agama Brebes. Sedangkan
skripsi saya lebih menekankan tentang problematika seorang hakim mediator dan
pelaksanaan mediasi dalam kenyataannya dalam sebuah kasus perceraian di
Pengadilan Negeri Yogyakarta.
Dengan berdasarkan penelusuran dari berbagai literatur tersebut, penulis
merasa belum ada karya ilmiah yang membahas secara khusus tentang penerapan
atau pelaksanaan mediasi khususnya sikap mediator dalam memediasi dua belah
pihak yang bersengketa dan problematika hakim mediator dalam mediasi kasus
perceraian dan sikap dua belah pihak yang berperkara dalam kasus perceraian.
Dengan demikian penelitian skripsi ini dapat melengkapi penelitian-penelitian
yang telah ada, dan berguna bagi peneliti yang akan meneliti dalam hukum
keperdataan.
E. Kerangka Teoritik
Adanya sebuah perceraian itu pada dasarnya adalah sebuah cerminan dari
rumah tangga yang tidak harmonis. Sedangkan yang menjadi idaman utama dalam
sebuah rumah tangga adalah keharmonisan. Dan ketika sebuah rumah tangga
sudah tidak mungkin lagi diharapkan keharmonisannya, maka disitulah keinginan
untuk segera bercerai sangat tinggi. Perceraian hendaknya tidak terjadi dalam
12
kehidupan rumah tangga, maka jika suatu gugatan perceraian telah diajukan ke
Pengadilan, tahap pertama yang harus dilakukan adalah mendamaikan pihak-
pihak yang bersengketa.15
Mediasi di Pengadilan merupakan pelembagaan dan pemberdayaan
perdamaian sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 130 HIR/Pasal 154 RBg,
di mana sistem mediasi dikoneksikan dengan sistem proses berperkara di
Pengadilan (mediation connected to thee court). Pengintegrasian mediasi ke
dalam proses beracara di pengadilan dapat menjadi salah satu instrumen efektif
mengatasi kemungkinan penumpukan perkara di pengadilan. Selain itu,
institusionalisasi proses mediasi ke dalam sistem peradilan dapat memperkuat dan
memaksimalkan fungsi lembaga pengadilan dalam penyelesaian sengketa, di
samping proses pengadilan yang bersifat memutus (Ajudikatif).16
Sebagaimana telah diketahui bahwa mediasi merupakan alternatif
penyelesaian sengketa di luar pengadilan, yang bersifat sukarela atau pilihan.
Akan tetapi, konteks mediasi di pengadilan bersifat wajib. Hal ini mengandung
arti proses mediasi dalam penyelesaian sengketa di pengadilan harus terlebih
dahulu dilakukan penyelesaiannya melalui perdamaian. Pihak-pihak yang
bersengketa di meja pengadilan, terlebih dahulu harus menyelesaikan
15 Pasal 65 dan 82 ayat (2) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan
Agama. 16 Rachmadi Usman, Mediasi di Pengadilan Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta : Sinar
Grafika, 2012), hlm.39.
13
persengketaannya melalui perdamaian atau perundingan dengan dibantu oleh
mediator17
Mediasi sebagai upaya untuk mendamaikan pihak-pihak yang berperkara
bukan hanya penting, tetapi harus dilakukan sebelum perkaranya diperiksa. Kalau
selama ini upaya mendamaikan pihak-pihak dilakukan secara formalitas oleh
hakim yang memeriksa perkara, tetapi sekarang majelis hakim wajib menundanya
untuk memberi kesempatan kepada mediator mendamaikan pihak-pihak yang
berperkara. Diberikan waktu yang luang dan khusus untuk melakukan mediasi
antara pihak-pihak. Upaya perdamaian bukan hanya formalitas, tetapi harus
dilakukan dengan sungguh-sungguh. 18 Usaha mendamaikan pihak-pihak yang
berperkara itu merupakan prioritas utama dan dipandang adil dalam mengakhiri
suatu sengketa, sebab mendamaikan itu dapat berakhir dengan tidak terdapat siapa
yang kalah dan siapa yang menang.19
PERMA No 1 Tahun 2008 juga membahas tentang pedoman perilaku
mediator dan insentif pada pasal 24 dan 25 di bab VII sebagai berikut:
A. Pasal 24
1. Tiap mediator dalam menjalankan fungsinya wajib menaati pedoman
perilaku mediator.
2. Makhamah Agung menetapkan pedoman perilaku mediator.
17 Ibid., hlm.71. 18 Rachmadi Usman, Mediasi di Pengadilan Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta : Sinar
Grafika,2012), hlm.39. 19 Abdul Manan, Penerapan Hukum (Jakarta: Kencana, 2008), hlm.151.
14
B. Pasal 25
1. Makhamah Agung menyediakan sarana yang dibutuhkan dalam proses
mediasi dan insentif bagi hakim yang berhasil menjalankan fungsi
mediator.
2. Makhamah Agung menerbitkan peraturan makhamah agung tentang
kriteria keberhasilan hakim dan insentif bagi hakim yang menjalankan
fungsi mediator.
PERMA No 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan adalah
penyempurnaan terhadap PERMA No 2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan. Penyempurnaan tersebut dilakukan Makhamah Agung karena dalam
PERMA No 2 Tahun 2003 ditemukan beberapa masalah, sehingga tidak efektif
penerapannya di pengadilan. Makhamah Agung mengeluarkan PERMA No 1
Tahun 2008 sebagai upaya mempercepat, mempermurah, dan mempermudah
penyelesaian sengketa serta memberikan akses yang lebih besar kepada pencari
keadilan.20
Kehadiran PERMA No 1 Tahun 2008 dimaksudkan untuk memberikan
kepastian, ketertiban, kelancaran dalam proses mendamaikan para pihak untuk
menyelesaikan suatu sengketa perdata. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengintensifkan dan mengintregasikan proses mediasi ke dalam prosedur perkara
di pengadilan. Mediasi mendapatkan kedudukan penting dalam PERMA No 1
20Abbas Syahrial, Mediasi DalamPerpektif Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum
Nasional, cet. Ke-1 (Jakarta: Kencana, 2009), hlm.310.
15
Tahun 2008, karena proses mediasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
proses berperkara di pengadilan. Hakim wajib mengikuti prosedur penyelesaian
sengketa melalui mediasi. Bila hakim melanggar atau enggan menerapkan
prosedur mediasi, maka putusan hakim tersebut batal demi hukum (Pasal 2 ayat
(3) PERMA). Oleh karenanya, hakim dalam pertimbangan putusannya wajib
menyebut bahwa perkara yang bersangkutan telah diupayakan perdamaian melalui
mediasi dengan menyebutkan nama mediator untuk perkara yang bersangkutan.21
Adapun mediasi bukan hanya sekedar untuk memenuhi syarat legalitas
formal, tetapi merupakan upaya yang sungguh-sungguh yang harus dilakukan oleh
pihak-pihak terkait untuk mencapai perdamaian. Mediator adalah pihak ketiga
yang membantu penyelesaian sengketa para pihak, yang mana ia tidak dapat
melakukan intervensi terhadap pengambilan keputusan. Mediator menjembatani
pertemuan para pihak, melakukan negosiasi, menjaga dan mengontrol proses
negosiasi, menawarkan alternatif solusi dan bersama-sama para pihak
merumuskan kesepakatan penyelesaian sengketa.22
Keberadaan mediator sebagai pihak ketiga, sangat tergantung pada
kepercayaan (trust) yang diberikan para pihak untuk menyelesaikan sengketa
mereka. Kepercayaan ini lahir karena para pihak beranggapan bahwa, seseorang
dianggap mampu untuk menyelesaikan sengketa mereka. Kepercayaan ini penting
bagi mediator sebagai modal awal dalam menjalankan kegiatan mediasi. 23
21Abbas Syahrial, Mediasi Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat dan Hukum Nasional,
(Jakarta : Kencana Prenada Media Group), 2011. hlm.311. 22Ibid.,hlm.59. 23 Ibid.,hlm.60.
16
Persyaratan mediator berupa kemampuan personal antara lain; kemampuan
membangun kepercayaan para pihak, kemampuan menunjukan sikap empati, tidak
menghakimi dan memberikan reaksi positif terhadap sejumlah pernyataan yang
disampaikan para pihak dalam proses mediasi, walaupun ia sendiri tidak setuju
dengan pernyataan tersebut. Kemampuan personal ini erat kaitannya dengan sikap
mental seorang mediator yang harus ditunjukan dalam proses mediasi. Mediasi
sebenarnya mempertemukan dua sikap mental yang berbeda dari dua pihak,
berupa berbedanya kepentingan. Seorang mediator harus memiliki sikap mental
yang mampu mendekatkan perbedaan kepentingan para pihak ke arah
konsensus.24
Persyaratan lain yang harus dimiliki mediator dalam kaitannya dengan
kemampuan personal adalah memberikan reaksi positif terhadap setiap pernyataan
para pihak, walaupun pernyataan tersebut tidak ia setujui. Mediator tidak boleh
membantah secara langsung atau menyatakan bahwa pernyataan tersebut tidak
tepat, tetapi ia harus memberikan penghargaan terhadap ide dan pernyataan apa
pun dari para pihak. Selain itu mediator harus memiliki kemampuan komunikasi
yang baik, jelas, dan teratur, serta dipahami para pihak karena menggunakan
bahasa yang sederhana. Kalimat-kalimat yang dipakai mediator dalam
menjalankan kegiatan mediasi adalah kalimat yang tidak menimbulkan ambiguitas
dan membuka peluang tafsir dari kedua belah pihak. Hal ini perlu dijaga oleh
17
mediator, karena penggunaan bahasa yang keliru akan membawa kesulitan bagi
dirinya dan pihak dalam menjalani proses mediasi lebih lanjut.25
F. Metode Penelitian
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penyusun menggunakan metode
penelitian sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan merupakan penelitian lapangan (field research),
dalam hai ini data maupun informasinya bersumber dari Pengadilan Negeri
Bantul.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian adalah deskriptif analitik. 26 Setelah data terkumpul,
penyusun mendeskripsikan terlebih dahulu mengenai sebab-sebab terjadinya
angka perceraian yang tinggi di Pengadilan Negeri Bantul dan proses
mediasinya serta problematika hakim mediator , kemudian dilanjutkan dengan
analisis terhadap kasus tersebut.
3. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah Pengadilan Negeri Bantul
4. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dipakai dalam menyusun sekripsi ini adalah pendekatan
yuridis empiris, yaitu pendekatan yang didasarkan pada perundang-undangan
26 Yaitu suatu penulisan yang bertujuan mengungkapkan masalah, keadaan dan peristiwa sebagaimana adanya, sehingga bersifat factual. Lihat Hadari Nawawi, Metode Penelitian Social (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1993), hlm.31.
18
atau peraturan yang mengatur prosedur dan mekanisme perdamaian dan
mediasi di Pengadilan Negeri Bantul kemudian membandingkan dengan
kenyataan pelaksanaan mediasi yang ada di Pengadilan Negeri Bantul.
5. Teknik Pengumpulan Data
Mengingat penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field reseach),
maka pengumpulan datanya dilakukan dengan mencari data-data yang
dibutuhkan dari sumber-sumber primer maupun sekunder. Adapun data yang
diperoleh dari sumber primer yakni dengan melakukan langkah penelitian
sebagai berikut:
a. Observasi yaitu suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Metode ini
digunakan untuk mengamati langsung keadaan mediasi di Pengadilan
Negeri Bantul.
b. Dokumentasi yaitu mempelajari dokumen yang berkaitan dengan mediasi
dan tata cara penerapannya, serta melakukan pengkajian terhadap berbagai
tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.
c. Wawancara yaitu bertanya kepada ihak-pihak yang berperkara dan Hakim-
Hakim Pengadilan Negeri Bantul sebagai mediator dalam setiap proses
upaya perdamaian bagi para pihak yang bersengketa.
Adapun data yang diperoleh dari sumber sekunder yakni dengan cara
menelaah bahan-bahan pustaka, baik berupa buku, kitab undang-undang,
19
ensiklopedi, jurnal, skripsi ataupun data yang lain yang relevan dengan topic
pembahasan penulis.
6. Analisis Data
Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif,
dalam hal ini penyusun menggunakan metode Induktif, yaitu metode berfikir
dengan menerangkan data yang bersifat khusus kemudian digeneralisasi
menjadi kesimpulan umum. Dalam hal ini adalah terkait kasus tingginya kasus
perceraian di Pengadilan Negeri Bantul dalam tahun ini. Kemudian ditarik
suatu kesimpulan yang umum tentang fungsi mediator dalam mediasi, sikap
kedua belah pihak yang berperkara dalam mediasi dan problematika hakim
mediator yang menangani kasus perceraian di Bantul yang tergolong tinggi.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penyusunan skripsi dan mendapatkan hasil
penelitian yang sistematis, maka penyusun membuat sebuah sistematika
pembahasan sebagai berikut:
Bab satu berisi gambaran umum tentang skripsi yang terdiri dari enam sub.
Latar belakang masalah dan pokok masalah, membahas bahwa penelitian ini
penting, yang kemudian diikuti dengan tujuan dan kegunaan. Telaah pustaka,
menelusuri penelitian sejenis yang pernah dilakukan. Kerangka teoritik, berupa
teori-teori yang digunakan untuk meganalisis pokok permasalahan. Metode
penelitian dan diakhiri dengan sistematika pembahasan
20
Bab dua memaparkan tentang gambaran umum tentang mediasi yang
meliputi pengertian dan dasar hukum mediasi, peran dan fungsi mediasi, prosedur
mediasi. Mediasi dalam peraturan perundang-undangan dan memaparkan mediasi
dalam prespektif agama non islam.
Bab tiga membahas tentang pelaksanaan sidang mediasi penyelesaian
sengketa perkara perceraian di Pengadilan Negeri Bantul. Pembahasannya: ulasan
tentang sejarah Pengadilan Negeri Bantul, prosedur yang dijalankan di Pengadilan
Negeri Bantul, memaparkan data keseluruhan perkara yang masuk, juga data
laporan mediasi yang telah dilaksanakan, serta laporan perkara yang diputus di
Pengadilan Negeri Bantul
Bab empat bagian ini merupakan analisis terhadap pokok permasalahan
dalam skripsi secara lebih jauh dan faktual tentang problematika mediator dalam
mediasi di Pengadilan Negeri Bantul dan terkait kinerja mediator dalam realitanya
di mediasi yang ada di Pengadilan Negeri Bantul.
Bab lima adalah penutup, bab yang berisi kesimpulan dari seluruh hasil
kajian yang telah dilakukan dalam penelitian ini, selain itu pada bagian ini,
penyusun juga mencoba memberikan penawaran berupa saran-saran yang dapat
diberikan setelah mengadakan eksplorasi terhadap permasalahan yang diteliti.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penyusun melakukan penelitian tentang mediasi dalam perkara
perceraian di Pengadilan Negeri Bantul dan menjabarkannya, maka penyusun
menyimpulkan bahwa :
1. Dalam melaksanakan mediasi di Pengadilan Negeri Bantul, Ketua Majelis
menunjuk seorang mediator kemudian mediator melakukan upaya
perdamaian terhadap kedua belah pihak. Dan ketika tidak ada sebuah
kesepakatan damai antara dua belah pihak maka perkara perceraian lanjut
ke tahap persidangan selanjutnya. Dan apabila upaya damai yang dilakukan
oleh mediator berhasil maka perkara tersebut akan dicabut dari Pengadilan
Negeri Bantul.
2. Pelaksanaan mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Negeri Bantul telah
sesuai dengan ketentuan yang ada pada PERMA No. 1 Tahun 2008.
Meskipun pada pelaksanaan mediasi yang di jalankan di Pengadilan Negeri
Bantul pada tahun 2014 dan 2015 masih belum bisa mengurangi angka
perceraian.
3. Adapun hal-hal yang menjadi problematika mediator dapat dikelompokkan
menjadi dua faktor, yakni faktor eksternal dan juga faktor internal. Faktor
eksternal meliputi keterlibatan pengacara, kepadatan kasus yang masuk di
Pengadilan Negeri Bantul, faktor perasaan. Faktor internal meliputi pihak
73
yang berberkara dan keluarga dari pihak yang berperkara. Dimana pihak
yang berperkara telah kuat dengan keinginannya untuk bercerai dan
keluarga besar pihak yang berperkara mndukung pihak yang berperkara
untuk segera melakukan perceraian.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian penyusun selama di lapangan, penyusun pun
memberikan saran yaitu:
1. Seharusnya dibuatPeraturan Perundang-undangan yang mewajibkan kedua
belah pihak yang berperkara hadir pada saat mediasi dalam sebuah kasus
perceraian.
2. Dalam menjalankan mediasi seharusnya dipandu dengan mediator yang
bersertifikat resmi dan juga yang telah berpengalaman melakukan mediasi,
tidak hanya mediator yang hanya sekali mengikuti pelatihan mediator dan
kurang berpengalaman melaksanakan mediasi.
3. Seharusnya masyarakat lebih meningkatkan kesadaran lagi akan dampak
negative perceraian dan lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan
mediasi untuk upaya perdamaian sehingga mediasi bukan hanya sebuah
formalitas yang harus dilakukan dalam sebuah sidang perceraian.
DAFTAR PUSTAKA
A. Kelompok Buku Yang Bekaitan
Amriani Nurnaningsih, Mediasi Alternativf Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011).
Agustina,Rika, Sidang Mediasi Dan Implikasinya Pada Proses Perceraian Studi di Pengadilan
Agama Brebes, skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan
Kalijaga, (2009).
Abbas Syahrial, Mediasi Dalam Perpektif Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional,
cet. Ke-1 (Jakarta: Kencana, 2009).
Firdaus, Ainur Rafiq, Penerapan Mediasi di Pengadilan Agama Yogyakarta Pasca Sema Nomor
1 Tahun 2002 Tentang Pemberdayaan Pengadilan Tingkat Pertama Menerapkan Lembaga
Damai (eks Pasal 130 HIR/Pasal 154 Rbg)’’. Skripsi ini diterbitkan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (2006).
Garry Goopaster, Negosiasi dan Mediasi: Sebuah Pedoman Negosiasi dan Penyelesaian sengketa
melalui negosiasi, (Jakarta: ELIPS Projrct, 1993).
Halim Abdul,Upaya Damai Dalam Bentuk Mediasi dan Penerapannya di Pengadilan Agama
Yogyakarta, skripsi tdak diterbitkan, Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
(2005).
Halim Abdul Kontektualisasi Mediasi Dalam Perdamaian (www.badilag.net) diakses, 10
November 2015.
Khoiruddin Nasution, Hukum Perkawinan 1 Dilengkapi Perbandingan UU Negara Muslim
Manan Abdul, Penerapan di Lingkungan Peradilan Agama, cet. Ke-5(Jakarta: Kencana, 2008).
M. Yahya Harahap, Hukum Acra Perdata, cet. XI (Jakarta: Sinar Grafika, 2012).
Muslih MZ, Mediasi: Pengantar Teori dan Praktek (Semarang: Walisongo Mediation Centre
2015)
Margono,Suyud, Penyelesaian sengketa bisnis Alternative Dispute Resolution (ADR),
(Bogor:Ghalia Indonesia, 2010).
Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dan Praktik
(Bandung: CV Maju Lancar, 2009).
Usman, Rahmadi, Mediasi di Pengadilan Dalam Teori dan Praktik (Jakarta: Sinar Grafika,
2012).
Usman, Rahmadi, Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan (Bandung: PT Citra
ADITYA Bakti, 2003).
B. Kelompok Undang-Undang
Undang-undang Perkawinan R.I Nomor 1 Tahun 1974.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
PERMA No.2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
PERMA No.1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.
C. Kelompok Kamus
Kontemporer, Edisi revisi, (Yogyakarta: ACAdeMIA dan TAZZAFA, 2005).
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988).
D. Lain-Lain
http://pojokhukum.Blogspot.com/2008/3mediasi-dalam-penyelesaian-sengketa.html.
.
.
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTASEKRETARIAT DAERAH
Kompleks Kepatihan, Danurejan, Telepon (027 4) 562811 - 562814 (Hunting)YOGYAKARTA 55213
Membaca Surat
Tanggal
SURAT KETERANGAN / IJIN07otREGtvt54t12t201s
: WAKIL DEKAN BIDANG AKADEMIK NomorFAK. SYARIAH DAN HUKUM
: 30 NOVEMBER 2015 Perihat
: UlN.02/DS.1/PP.00.9/3307/201 5
: lJlN PENELITIAN/RISET
Mengingat : 1. Peraturan Pemedntah Nomor 41 Tahun 2006, tentang Perizinan bagi Perguruan Tinggi Asing, Lembaga penelitian danPengembangan Asing, Badan Usaha Asing dan Orang Asing dalam melakukan Kegitan Penelitian dan pengembangan dilndonesia:
2. Peraturan l\,4enteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 201 1 , tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di LingkunganKementrian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;
3 Peraturan Gubemur Daerah lstimewa Yogyakarta Nomor 37 Tahun 2008, tentang Rincian Tugas dan Fungsi Satuan Organisasi diLingkungan Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan perwakilan Rakyat Daerah.
4. Peraturan Gubemur Daerah lstimewa Yogyakarta Nomor 18 Tahun 20Og tentang Pedoman Pelayanan perizinan, RekomendasiPelaksanaan Survei, Penelitian, Pendataan, Pengembangan, Pengkajian, dan StudiLapangan di Daerah lstimewa yogyakarta.
DIUINKAN untuk melakukan kegiatan survei/penelitian/pendataan/pengembangan/pengkajian/studi lapangan kepada:Nama : ULIL FUAD NIP/NIM : '11340157Alamat : FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM, ILMU HUKUM, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTAJUdUI :MEDIASI DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA DI
PENGADTLAN NEGERT BANTUL TAHUN 2015-2016 (STUD| KASUS pERCERATAN)Lokasi :
waktu :2 DESEMBER 2015 s/d 2 MARET 2016
Dengan Ketentuan1. l\4enyerahkan surat keterangan/ijin survei/penelitian/pendataan/pengembangan/pengkajian/studi lapangan *) dari pemerintah Daerah Dly
kepada Bupati/Walikota melalui institusi yang berwenang mengeluarkan ijin dimaksudi2. Menyerahkan soft copy hasilpenelitiannya baik kep6da Gubemur Daerah lstimewa Yogyakada melalui Biro Administrasi pembangunan Setda
DIY dalam compact disk (cD) maupun mengunggah (upload) melaluiwebsite adbang.jogja prov.go.jd dan menunjukkan cetakan asli yang sudahdisahkan dan dibubuhi cap instilusi;
3. ljin inihanya dipergunakan untuk keperluan ilmiah, dan pemegang ijin wajib mentaati ketentuan yang berlaku dilokasi kegiatan;4. ljin penelitian dapat diperpanjang maksimal2 (dua)kalidengan menunjukkan surat inl kembalisebelum be rakh ir waktun ya setelah mengajukan
perpanjanga n me lalu i website ad ba ng.jogja prov.go.id:5 Uin yang diberikan dapat dibatalkan sewaktu-waktu apabila pemegang ijin initidak memenuhi ketentuan yang berlaku.
Dikeluarkan di YogyakartaPada tanssat 2 DESEMBER 2015
A.n Sekretaris DaerahAsisten Perekonomian dan Pembangunan
Pembangunan
Tembusan: \1. GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (S EBAGAI LAPORAN)2. BUPATI BANTUL C.Q BAPPEDA BANTUL3. WAKIL DEKAN BIDANG AKADEMIK FAK. SYARIAH DAN HUKUM, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA4. YANG BERSANGKUTAN
PENGADILAN NEGERI BANTULJL. PROF.DR.SOEPOMO,SH NO.4
B/q TULTelffax : 0274- 36n4A ena : pn_ba,tt)t@[email protected]
Nomor :
Perihal :
wle+}gl EB9 pll.o1! t r2olr.Surat l(eterangBn
K6padaYth., .
Dekan Fakulhs S]rari,ah dan HukumUnive6itas lsiam Neged Sunan tGtiiaga
YQGYA',(ARTA
Dengan Horrnat
Menanggapi Surat permohdnan ljin penelitian dari saudara, tolfa4Esd 17 Desember2015,Nomor:UlN.O2lDS.i/pp.oO.9/3307/2Olgatasnamamahasisna: ! ---':--'
Nana :
NomorMahasiswa :
Program Studi :
JudulPanelilian :
ULIL FIIAD
'11uo157
llmu Hukum
"MEDIASI DAN
PENYELESAIAN SENGKETA FERE,ATA DI PENGADII.ANNEGERI BANTUL TAHUN 201S2016 (STUDI KASUSPERCERAIAN)'
Dengan ini menerangkan bahwa lrahasisuE tersebut diahs tolah menyelesaikanpenslitian di pengadilan Nsged Bantul
Demikian uniuk dipergunakan dangan s6m6stinya
Yang bertandatangan di bawah ini saya:
Nama : Sigit Indriyatno, SH.,MHPeke{aanlJabataa : panitera Muda perdata di pengadilan Negeri Bantul
Menyatakan bahwa saya terah diwawancarai untuk kepentingan penelitian guna untukmenyusun skripsi dengan judul "Mediasi Dan problematikanya Dalam penyelesaianPerkara Perdata di Pengadilan Negeri Bantul rahun 2014-2015 (sturli KasusPerceraian)" oleh sauadara:
Nama : Lllil Fuad
MM :11340157
Universitas : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga yogyakarta
Fakultas : Syari,ah dan Hukum
Jurusan : Ilmu Hukum
Demikian surat bukti wawancara ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakuta, 4 Januai 2016
yangdilywarcara
,SH.,MH
.t974A4t5t994031001
triulilNrM. 11340157
I
PENGADILAN NEGERI BANTULJL. PROF.DR..SOEPOMO,SH NO.4 BANTUL. 55712
TELP.IFAX (027 4) 367348
BERKAS UNTUK MEDIATOR
\\ _.
PENETAFAN PENUNJUKAN MEDIATORirtrhlaTr\ b
CO. MEDIATOR
SUSUNAN MAJELIS HAKIM
PANITERA PENGGAI.]TI
20 oKTOBER 2015
ZAEI.I,A,L ARIFII..I, S.H., M.Si.
SUTAJI, S,FI.MH.
SUPANDRYO, S.H. MH
Rr. AItDY NURVI-TA, S.H. Mt{.
A PRIYC Ii.JDARTO, S.H.
I
'aiII
,
PERI(ARANOMOR
ltri: SELASA, Tanggal : 20 - 10 - 2015
aJraf r ^r \ ^ev-. .-. .-.-- -. _
61 / Pdt,G / 2015 / PN.Btt.
=
PERNYATAAN
Pada hari ini : SELASA, langgal 27 Oktober 2015 Kami para Pihak dalam
I ll ll lYr rya(a^dr r ualr rwd .
Darlzara Perdala Nnmnr ' 61/ Pdt.G/ 2015 /PN.Bfl.
Antara:
. rr^-t^ ttr:----i c^l^6:..a^.'^ '.t:^^n..r ^^,t^^^i l)^^^^..^^tr('rar r.luu rYa urocuur oouavar r sr r9!.lrlyo(
Lawan
Andreas Budi Suranto, Selanjutnya disebut sebagai. Tergugat
Telah gagal mencapai kesepakatan dalam proses mediasi yang telah kami
tempuh dari ianggai : 20 Oktober 20i5 sampai ciengan tanggal : 27 Oktober 2015,
dikarenakan Ter_qu-qat ildak hadii' ,valaupun sudah kami pa ggil be.dasai'kan relaas
panggilan tloror Orlpat.C/2O15/PN. Btl. ta nggal 22 Oktober 2015 untuk menghadiri
proses mediasi pada tanggal 27 Oktober 2015 ;-----------t.rclltlnrarl pElrryarclolr lr'l uluud( \]drl \Jrrarlr.rdLclrllidrlr L,rlcrl Narrl JElaNu Pala Plrla^
dan diketahui oleh mediator;
c,^^...1 7)7 n l-r^L^- a/1, ElJat t(ut. 4, \J^rvuol 4v I J
PIHAK TERGUGAT
ANTA, S,H.
HAKIM MEDIATOR,
KUASA HUKUM PE
BiodataPenulis
Nama : Ulil Fuad
TTL : Bantul, 12 Juli 1993
NIM : 11340157
No HP : 085601861541
Alamat Email : [email protected]
Alamat : Sindet Wukirsari Imogiri Bantul
Nama Ayah : Muhammad Asyhari
NamaIbu : Ponilah
Saudara : Muhammad Ridhotul Manan
Riwayat Pendidikan :
TK PKK 96 Sindet : (1998-1999)
SDN Sindet : (1999-2005)
SMP I Imogiri Bantul Yogyakarta : (2005-2008)
Man I Wonokromo Pleret Bantul : (2008-2011)
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : (2011-2016)
PonPes Fadlun Minalloh : (2008-2014)
PonPes Al Luqmaniyah Yogyakarta : (2014-2016)
PonPes Fadlun Minalloh : (2016-Sekarang)