12 BuletinInfo Pemberdayaan
Edisi IX / Mei 2011
Dari RedaksiA k h i r b u l a n A p r i l 2 0 1 1 ya n g l a l u
pendampingan BSK dalam kegiatan Program
Investasi Masyarakat (PIM) yang berlokasi di tiga
desa di Kecamatan Kaliorang berakhir. Kegiatan ini
berlangsung hampir tiga tahun semenjak Agustus
2008 yang lalu.
Terlalu cepat mengatakan kalau kegiatan
pendampingan ini berhasil atau gagal. Perlu waktu
u n t u k m e l i h a t p e r k e m b a n g a n h a s i l
pendampingan terutama yang berkaitan dengan
pengembangan komoditas unggulan atau yang
berkaitan dengan kapasitas pengurus KSM. Ini
semua membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Terlepas dari itu semua, yang pasti adalah bahwa BSK sudah meletakkan dasar-dasar keberlanjutan, baik
organisasi, usaha produktif maupun jejaring dengan pihak lain. Dasar-dasar keberlanjutan ini tentu saja perlu
dipertahankan oleh KSM bersangkutan dan direspon oleh pemangku kepentingan untuk memastikan kegiatan
KSM tetap berjalan walau BSK sudah meninggalkan KSM dampingan.
Akhirnya, keberhasilan dan kegagalan KSM dan kegiatannya ke depan sangat bergantung pada seberapa besar
komitmen dari KSM itu sendiri dan pihak terkait merespon dasar-dasar keberlanjutan yang sudah dibangun
selama ini.
Membangun Jaringan Pasar Selama dua hari, 27-28 April 2011, bertempat di
ruangan pertemuan Bappeda Kutai Timur,
berlangsung Workshop Pengembangan Jaringan dan
Expo Produk Agribisnis. Acara ini diselenggarakan oleh
Koperasi Karya Swadaya Mandiri dan CIP-BSK dan
m e n a m p i l ka n p ro d u k - p ro d u k ya n g te l a h
dikembangkan oleh KSM.
Sebagaimana sudah diketahui, BSK telah
melakukan pendampingan 24 KSM yang tersebar di
tiga desa di Kecamatan Kaliorang selama lebih kurang
tiga tahun. Hasilnya, KSM-KSM telah mampu
melahirkan unit-unit usaha dengan pengembangan
komoditas potensial berbasis sumberdaya lokal.
Dari seluruh komoditas yang diusahakan oleh
memberikan pemahaman dan ketrampilan kepada
para peserta terkait tata kelola irigasi pada areal lahan
pertanian padi.
Pelatihan operasional dan pemeliharaan saluran
irigasi ini berada di hamparan lahan Kelompok Rawa
Indah. Sebenarnya ada beberapa hamparan lahan
pertanian di Desa Bumi Sejahtera, namun dengan
pertimbangan keberlanjutan kegiatan BSK memilih
hamparan kelompok Rawa Indah sebagai lokasi
praktek pelatihan tersebut.
Seperti diketahui, KSM Rawa Indah merupakan
kelompok yang mendapatkan fasilitasi demplot
penangkaran padi varietas Cibogo hampir dua tahun
yang lalu. Pelatihan ini tentu saja sangat berkaitan
dengan penguatan kapasitas kelompok untuk
mendapatkan pengetahuan bagaimana operasional
dan pemeliharaan saluran irigasi yang pada akhirnya
juga berpengaruh pada peningkatan produksi.
Usai pelatihan pada hari pertama, hari kedua
trainer bersama peserta pelatihan melakukan praktek
susur jaringan. Susur jaringan bertujuan untuk melihat
kondisi riil di lapangan, menentukan titik jaringan
untuk perbaikan jaringan, pengukuran, praktek
pembersihan saluran yang mampet.
Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini
peserta diharapkan mampu merumuskan sarana
pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. Tak hanya
itu, peserta pelatihan diharapkan juga mampu
menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) kegiatan
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi secara
berkelanjutan agar tujuan untuk meningkatkan
produktifitas padi dapat tercapai (ya). Kabid Sosial Budaya Bappeda Kutim Drs. Arjohansyah, Msi (tengah) memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara Workshop Pengembangan Jaringan dan Expo Produk Agribisnis.
Usai pelatihan trainer Goyu Ismujati (menunjuk) bersama peserta pelatihan melakukan praktek susur jaringan.
Da
fta
r Is
i Membangun Jaringan Pasar
Memperbaiki Kualitas Produk Lewat Kemasan
Bina Bersama Pelajari Pengolahan Pisang Ke Loa Kulu
Sosialisasi Koperasi Karya Swadaya Mandiri
Mau Kemana Kelompok Swadaya Masyarakat?
Tingkatkan Pengetahuan Bertani Melalui Pelatihan Jaringan Irigasi
01
03
04
06
07
BSK Fasilitasi Bangun Jalan Usaha Tani 08
10
11
BSK Bangun Dasar-dasar Keberlanjutan
Penasehat
Tim Redaksi
Diterbitkan Oleh
Jupriansyah
YosfialdiIkhwan SafaatAde Suparman
Tim Bina Swadaya Konsultan
Alamat RedaksiJl. Poros Perdau – Kalindo, Desa Sepaso Barat, Kec. BengalonKab. Kutai Timur – Kalimantan TimurHp: 0818707469 Email: [email protected]
SUSUNAN REDAKSI
anggota KSM saat ini baik pertanian, perikanan,
perkebunan, peternakan dan juga industri kecil,
ditetapkan ada 5 (lima) komoditas unggulan yang
dikembangkan KSM, yaitu pisang, kakao, padi, rumput
l a u t d a n ko m p o s . S e l a i n i t u , KS M j u ga
mengembangkan produk olahan berupa keripik
pisang, tepung pisang, kue kering, rimpi pisang,
minyak kelapa, Virgin Coconut Oil (VCO), serta aneka
makanan olahan rumput laut.
Komoditas ini ditetapkan berdasarkan analisa
kelayakan agribisnis yaitu kelayakan pra produksi,
produksi, pasca panen, pemasaran dan juga lembaga
pendukung. Selain itu, dinilai juga penyerapan pada
anggota dengan melihat kepada jumlah anggota yang
melakukan usaha tersebut.
Potensi produksi dari 5 komoditas unggulan cukup
besar. Berdasarkan survei yang dilakukan pada bulan
Januari 2011, untuk komoditas pisang, potensi produk
yang dihasilkan di tiag desa + 150.000 sisir per bulan,
komoditas kakao + 1.500 kg per bulan di luar musim
panen raya, komoditas padi + 500 ton per panen,
rumput laut + 15 ton per 45 hari dan akan bertambah
terus setiap panennya dan kompos dengan kapasitas
40 ton per bulan.
Komoditas-komoditas yang potensial di atas tentu
saja tidak akan ada apa-apanya kalau tidak ada pasar,
jaringan usaha dan perhatian dari pihak-pihak terkait.
Di sinilah arti penting diselenggarakannya workshop di
atas yang juga menjadi bagian dari exit strategy
program CIP-BSK.
Sebagai lembaga yang akan memasarkan produk-
produk unggulan KSM di atas, Koperasi Karya Swadaya
Mandiri menjadi “pemain” utama dalam acara ini.
Menurut Team Leader CIP-BSK Jupriansyah, tujuan
workshop ini, diantaranya, adalah bagaimana
membangun jaringan pasar, mempromosikan produk-
produk KSM dan mempromosikan Koperasi Karya
Swadaya Mandiri.
Dengan tujuan tersebut diharapkan keberadaan
Koperasi Karya Swadaya Mandiri diakui oleh
stakeholder, produk lokal dapat dikenal lebih luas dan
koperasi mendapat dukungan penguatan modal dari
pihak terkait. Lebih dari itu, diharapkan juga adanya
tindak lanjut pembinaan terhadap keberadaan
koperasi dan juga produk yang dihasilkan sehingga
tercipta keberlanjutan kelembagaan dan produk
unggulannya.
Momen ini sangat tepat bagi koperasi karena
mengundang banyak pihak. Diantara pihak-pihak yang
diundang adalah SKPD dan dinas-dinas terkait,
Bappeda Kutim, Kadin Prop. Kaltim, Koperasi K3PC,
Camat Kaliorang, BPP Kaliorang, Pemdes (ya).
BSK Bangun Dasar-dasar Keberlanjutan
Program Investasi Masyarakat (PIM) berakhir pada
akhir April 2011. Program pendampingan masyarakat
berbasis kelompok (KSM) ini, bagaimana pun juga,
telah mengalami banyak perubahan dan dampak
dalam masyarakat bila dibandingkan dengan sebelum
program ini masuk tiga tahun yang lalu.
Meski masih banyak yang perlu dibenahi, namun
bila dilihat dari lima bidang hasil pokok (5 BHP) yang
menjadi dasar-dasar keberlanjutan KSM dampingan,
nampaknya sudah muncul. Kelima bidang hasil pokok
itu adalah organisasi, administrasi, permodalan,
usaha produktif dan jejaring.
Pertama, kondisi organisasi. Secara keseluruhan
kondisi organisasi KSM dampingan CIP-BSK sudah
bagus, bahkan diantara mereka sudah ada yang
mandiri. Disamping struktur kepengurusan sudah
jelas dan pengurus telah menjalankan peran masing-
masing, KSM juga telah melaksanakan rapat bulanan
secara teratur.
Kedua, kondisi administrasi. Hampir semua KSM
dampingan kondisi administrasi organisasi dan
administrasi keuangan sudah berjalan dengan baik.
Indikasinya adalah KSM sudah memiliki pembukuan
administrasi organisasi dan administrasi keuangan
serta telah menjalankannya dengan benar. Disamping
itu, KSM dampingan juga telah melaporkan kegiatan
KSM dan keuangan kepada anggota secara berkala.
Ketiga, pemupukan modal swadaya. Kondisi ketiga
ini menjadi perhatian besar dari kegiatan CIP-BSK.
KSM didorong untuk melakukan pemupukan modal
dalam bentuk menabung hingga membuahkan hasil
yang cukup menggembirakan. Hampir 24 KSM
melakukan pemupukan modal dan melakukan
kegiatan simpan pinjam. Kegiatan ini sangat
bermanfaat bagi anggota KSM dalam menjalankan
usaha masing-masing anggota.
Hingga Februari 2011, jumlah modal yang sudah
terkumpul mencapai Rp 179.279.400,- untuk tiga
desa, masing-masing Rp 76.770.400 di Desa
Selangkau, Rp 27.596.000 di Desa Kaliorang dan Rp
74.913.000 di Desa Bumi Sejahtera.
Keempat, usaha produktif. Di setiap desa
dampingan (Selangkau, Kaliorang dan Bumi Sejahtera)
sudah memiliki usaha produktif yang siap dipasarkan.
Manager Unit Keuangan Mikro Koperasi Karya Swadaya Mandiri Hasbullah menyampaikan program-program koperasi di depan SKPD Kutai Timur.
BSK fasilitasi KSM dalam peningkatan kapasitas kelompok melalui pelatihan-pelatihan.
2 BuletinInfo Pemberdayaan
BuletinInfo Pemberdayaan 3BuletinInfo Pemberdayaan
Penasehat
Tim Redaksi
Diterbitkan Oleh
Jupriansyah
YosfialdiIkhwan SafaatAde Suparman
Tim Bina Swadaya Konsultan
Alamat RedaksiJl. Poros Perdau – Kalindo, Desa Sepaso Barat, Kec. BengalonKab. Kutai Timur – Kalimantan TimurHp: 0818707469 Email: [email protected]
SUSUNAN REDAKSI
anggota KSM saat ini baik pertanian, perikanan,
perkebunan, peternakan dan juga industri kecil,
ditetapkan ada 5 (lima) komoditas unggulan yang
dikembangkan KSM, yaitu pisang, kakao, padi, rumput
l a u t d a n ko m p o s . S e l a i n i t u , KS M j u ga
mengembangkan produk olahan berupa keripik
pisang, tepung pisang, kue kering, rimpi pisang,
minyak kelapa, Virgin Coconut Oil (VCO), serta aneka
makanan olahan rumput laut.
Komoditas ini ditetapkan berdasarkan analisa
kelayakan agribisnis yaitu kelayakan pra produksi,
produksi, pasca panen, pemasaran dan juga lembaga
pendukung. Selain itu, dinilai juga penyerapan pada
anggota dengan melihat kepada jumlah anggota yang
melakukan usaha tersebut.
Potensi produksi dari 5 komoditas unggulan cukup
besar. Berdasarkan survei yang dilakukan pada bulan
Januari 2011, untuk komoditas pisang, potensi produk
yang dihasilkan di tiag desa + 150.000 sisir per bulan,
komoditas kakao + 1.500 kg per bulan di luar musim
panen raya, komoditas padi + 500 ton per panen,
rumput laut + 15 ton per 45 hari dan akan bertambah
terus setiap panennya dan kompos dengan kapasitas
40 ton per bulan.
Komoditas-komoditas yang potensial di atas tentu
saja tidak akan ada apa-apanya kalau tidak ada pasar,
jaringan usaha dan perhatian dari pihak-pihak terkait.
Di sinilah arti penting diselenggarakannya workshop di
atas yang juga menjadi bagian dari exit strategy
program CIP-BSK.
Sebagai lembaga yang akan memasarkan produk-
produk unggulan KSM di atas, Koperasi Karya Swadaya
Mandiri menjadi “pemain” utama dalam acara ini.
Menurut Team Leader CIP-BSK Jupriansyah, tujuan
workshop ini, diantaranya, adalah bagaimana
membangun jaringan pasar, mempromosikan produk-
produk KSM dan mempromosikan Koperasi Karya
Swadaya Mandiri.
Dengan tujuan tersebut diharapkan keberadaan
Koperasi Karya Swadaya Mandiri diakui oleh
stakeholder, produk lokal dapat dikenal lebih luas dan
koperasi mendapat dukungan penguatan modal dari
pihak terkait. Lebih dari itu, diharapkan juga adanya
tindak lanjut pembinaan terhadap keberadaan
koperasi dan juga produk yang dihasilkan sehingga
tercipta keberlanjutan kelembagaan dan produk
unggulannya.
Momen ini sangat tepat bagi koperasi karena
mengundang banyak pihak. Diantara pihak-pihak yang
diundang adalah SKPD dan dinas-dinas terkait,
Bappeda Kutim, Kadin Prop. Kaltim, Koperasi K3PC,
Camat Kaliorang, BPP Kaliorang, Pemdes (ya).
BSK Bangun Dasar-dasar Keberlanjutan
Program Investasi Masyarakat (PIM) berakhir pada
akhir April 2011. Program pendampingan masyarakat
berbasis kelompok (KSM) ini, bagaimana pun juga,
telah mengalami banyak perubahan dan dampak
dalam masyarakat bila dibandingkan dengan sebelum
program ini masuk tiga tahun yang lalu.
Meski masih banyak yang perlu dibenahi, namun
bila dilihat dari lima bidang hasil pokok (5 BHP) yang
menjadi dasar-dasar keberlanjutan KSM dampingan,
nampaknya sudah muncul. Kelima bidang hasil pokok
itu adalah organisasi, administrasi, permodalan,
usaha produktif dan jejaring.
Pertama, kondisi organisasi. Secara keseluruhan
kondisi organisasi KSM dampingan CIP-BSK sudah
bagus, bahkan diantara mereka sudah ada yang
mandiri. Disamping struktur kepengurusan sudah
jelas dan pengurus telah menjalankan peran masing-
masing, KSM juga telah melaksanakan rapat bulanan
secara teratur.
Kedua, kondisi administrasi. Hampir semua KSM
dampingan kondisi administrasi organisasi dan
administrasi keuangan sudah berjalan dengan baik.
Indikasinya adalah KSM sudah memiliki pembukuan
administrasi organisasi dan administrasi keuangan
serta telah menjalankannya dengan benar. Disamping
itu, KSM dampingan juga telah melaporkan kegiatan
KSM dan keuangan kepada anggota secara berkala.
Ketiga, pemupukan modal swadaya. Kondisi ketiga
ini menjadi perhatian besar dari kegiatan CIP-BSK.
KSM didorong untuk melakukan pemupukan modal
dalam bentuk menabung hingga membuahkan hasil
yang cukup menggembirakan. Hampir 24 KSM
melakukan pemupukan modal dan melakukan
kegiatan simpan pinjam. Kegiatan ini sangat
bermanfaat bagi anggota KSM dalam menjalankan
usaha masing-masing anggota.
Hingga Februari 2011, jumlah modal yang sudah
terkumpul mencapai Rp 179.279.400,- untuk tiga
desa, masing-masing Rp 76.770.400 di Desa
Selangkau, Rp 27.596.000 di Desa Kaliorang dan Rp
74.913.000 di Desa Bumi Sejahtera.
Keempat, usaha produktif. Di setiap desa
dampingan (Selangkau, Kaliorang dan Bumi Sejahtera)
sudah memiliki usaha produktif yang siap dipasarkan.
Manager Unit Keuangan Mikro Koperasi Karya Swadaya Mandiri Hasbullah menyampaikan program-program koperasi di depan SKPD Kutai Timur.
BSK fasilitasi KSM dalam peningkatan kapasitas kelompok melalui pelatihan-pelatihan.
2 BuletinInfo Pemberdayaan
BuletinInfo Pemberdayaan 3BuletinInfo Pemberdayaan
4 Buletin BuletinInfo Pemberdayaan 5BuletinInfo PemberdayaanInfo Pemberdayaan
Diantara komoditas unggulan KSM yang menjadi fokus
utama dalam usaha produktifnya adalah pisang, padi,
kakao, rumput laut, kompos dan olahan pisang. Usaha
produktif ini sudah dibangun lebih kurang setahun
terakhir dan sudah menjalin kerja sama dengan
berbagai pihak.
Kelima, jejaring. Untuk memenuhi pasar dari
usaha produktif yang dikembangkan oleh KSM, BSK
sudah berupaya memfasilitasi dengan berbagai pihak.
Selain dinas terkait, BSK juga telah memfasilitasi
dengan pihak swasta, seperti PT. Sang Hyang Seri.
Sebagai exit strategy dari kegiatan ini, selama
beberapa bulan terakhir CIP-BSK memfokus diri untuk
membangun jejaring dengan berbagai pihak. Upaya ini
bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan selama
ini tidak berhenti ketika BSK tidak mendampingi lagi.
Disamping upaya di atas, BSK juga memfasilitasi
pembentukan Pusat Pembelajaran Masyarakat (PPM)
dan Koperasi. Dua lembaga ini sudah terbentuk sejak
lima bulan yang lalu. PPM diharapkan mampu
melanjutkan kegiatan yang sudah berjalan selama ini
(bidang kelembagaan). Sementara itu, koperasi juga
diharapkan mampu mengembangkan usaha (bidang
agribisnis) yang sudah dikembangkan selama ini (ya).
Memperbaiki Kualitas Produk Lewat Kemasan
Pengembangan komoditas berbasis agribisnis dan
sumber daya lokal kini sudah membuahkan hasil.
Hingga sekarang KSM sudah mampu menghasilkan
produk dan siap dipasarkan. Sebut misalnya, kompos,
padi, olahan ikan, olahan pisang (rimpi, tepung, kue),
VCO, minyak kelapa dan nata decoco. Keseriusan KSM
juga terlihat jelas dalam mengembangkan produk-
produk unggulan untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat.
Kecuali itu, nampaknya upaya yang dilakukan
selama ini masih mengalami kelemahan. Salah
satunya adalah dari sisi pengemasan. Selama ini
fokusnya masih pada bagaimana menghasilkan
produk, dan belum pada pengembangan kemasan.
Untuk menutupi kelemahan tersebut agar produk
yang dihasilkan mampu bersaing dan menarik di
pasaran, baru-baru ini (18-19 April 2011) CIP-BSK
menyelenggarakan pelatihan pembuatan kemasan
yang berlangsung di Desa Kaliorang. Pelatihan ini
sesungguhnya kali kedua setelah pelatihan kemasan
pertama yang berlangsung pada November tahun lalu.
Dalam sambutannya, Team Leader CIP-BSK
berharap dengan pelatihan ini para peserta mampu
menghasilkan desain kemasan yang inovatif.
Sementara trainer Supriyadi mengatakan, apa pun
produk yang akan dijual tidak bisa lepas dari kemasan.
Semakin menarik sebuah kemasan, jelas Supriyadi,
maka daya tarik orang membeli sebuah produk akan
semakin tinggi.
Jika pelatihan pertama pada November tahun lalu
lebih kepada pengenalan dan dasar-dasar desain
kemasan, maka pada pelatihan yang berlangsung di
rumah Kepala Desa Kaliorang kali ini lebih pada
praktek bagaimana mendesain sebuah kemasan
semenarik mungkin serta menghasilkan kemasan yang
akan dipakai pada produk masing-masing KSM.
Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti
pelatihan ini. ”Saya merasa senang mengikuti
pelatihan kemasan ini. Pelatihan ini sangat
bermanfaat bagi pengembangan kualitas produk-
produk KSM untuk bisa diterima di pasar. Salah satu
kelemahan (produk) kita terletak pada kemasannya,”
kata Darmawati, Ketua KSM Bina Bersama yang
mengembangkan olahan pisang.
Untuk menambah pengetahuan peserta, kamis
(21/4), CIP-BSK melakukan studi banding ke UPTD
Pusat Pengembangan dan Promosi Kerajinan (UPTD
P3K) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
Salah satu komoditas andalan KSM dampingan adalah benih padi varietas unggul. Pasar komoditas ini sudah dirintis melalui kerja sama dengan PT. Sang Hyang Seri.
Pengolahan kompos di Desa Bumi Sejahtera. Usaha produktif ini juga didukung dan bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kutai Timur.
Trainer Supriyadi memperkenalkan peralatan pembuatan kemasan melalui sablon kepada peserta pelatihan.
Ketua KSM Bina Bersama Darmawati (kanan) mempraktekkan proses pembuatan desain kemasan yang didampingi oleh trainer Supriyadi.
Ibu-ibu dari berbagai KSM asyik mengikuti pelatihan pembuatan kemasan. Diantara usaha produktif yang ditangani ibu-ibu adalah tepung pisang, kue, rimpi pisang, dan olahan rumput laut.
4 Buletin BuletinInfo Pemberdayaan 5BuletinInfo PemberdayaanInfo Pemberdayaan
Diantara komoditas unggulan KSM yang menjadi fokus
utama dalam usaha produktifnya adalah pisang, padi,
kakao, rumput laut, kompos dan olahan pisang. Usaha
produktif ini sudah dibangun lebih kurang setahun
terakhir dan sudah menjalin kerja sama dengan
berbagai pihak.
Kelima, jejaring. Untuk memenuhi pasar dari
usaha produktif yang dikembangkan oleh KSM, BSK
sudah berupaya memfasilitasi dengan berbagai pihak.
Selain dinas terkait, BSK juga telah memfasilitasi
dengan pihak swasta, seperti PT. Sang Hyang Seri.
Sebagai exit strategy dari kegiatan ini, selama
beberapa bulan terakhir CIP-BSK memfokus diri untuk
membangun jejaring dengan berbagai pihak. Upaya ini
bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan selama
ini tidak berhenti ketika BSK tidak mendampingi lagi.
Disamping upaya di atas, BSK juga memfasilitasi
pembentukan Pusat Pembelajaran Masyarakat (PPM)
dan Koperasi. Dua lembaga ini sudah terbentuk sejak
lima bulan yang lalu. PPM diharapkan mampu
melanjutkan kegiatan yang sudah berjalan selama ini
(bidang kelembagaan). Sementara itu, koperasi juga
diharapkan mampu mengembangkan usaha (bidang
agribisnis) yang sudah dikembangkan selama ini (ya).
Memperbaiki Kualitas Produk Lewat Kemasan
Pengembangan komoditas berbasis agribisnis dan
sumber daya lokal kini sudah membuahkan hasil.
Hingga sekarang KSM sudah mampu menghasilkan
produk dan siap dipasarkan. Sebut misalnya, kompos,
padi, olahan ikan, olahan pisang (rimpi, tepung, kue),
VCO, minyak kelapa dan nata decoco. Keseriusan KSM
juga terlihat jelas dalam mengembangkan produk-
produk unggulan untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat.
Kecuali itu, nampaknya upaya yang dilakukan
selama ini masih mengalami kelemahan. Salah
satunya adalah dari sisi pengemasan. Selama ini
fokusnya masih pada bagaimana menghasilkan
produk, dan belum pada pengembangan kemasan.
Untuk menutupi kelemahan tersebut agar produk
yang dihasilkan mampu bersaing dan menarik di
pasaran, baru-baru ini (18-19 April 2011) CIP-BSK
menyelenggarakan pelatihan pembuatan kemasan
yang berlangsung di Desa Kaliorang. Pelatihan ini
sesungguhnya kali kedua setelah pelatihan kemasan
pertama yang berlangsung pada November tahun lalu.
Dalam sambutannya, Team Leader CIP-BSK
berharap dengan pelatihan ini para peserta mampu
menghasilkan desain kemasan yang inovatif.
Sementara trainer Supriyadi mengatakan, apa pun
produk yang akan dijual tidak bisa lepas dari kemasan.
Semakin menarik sebuah kemasan, jelas Supriyadi,
maka daya tarik orang membeli sebuah produk akan
semakin tinggi.
Jika pelatihan pertama pada November tahun lalu
lebih kepada pengenalan dan dasar-dasar desain
kemasan, maka pada pelatihan yang berlangsung di
rumah Kepala Desa Kaliorang kali ini lebih pada
praktek bagaimana mendesain sebuah kemasan
semenarik mungkin serta menghasilkan kemasan yang
akan dipakai pada produk masing-masing KSM.
Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti
pelatihan ini. ”Saya merasa senang mengikuti
pelatihan kemasan ini. Pelatihan ini sangat
bermanfaat bagi pengembangan kualitas produk-
produk KSM untuk bisa diterima di pasar. Salah satu
kelemahan (produk) kita terletak pada kemasannya,”
kata Darmawati, Ketua KSM Bina Bersama yang
mengembangkan olahan pisang.
Untuk menambah pengetahuan peserta, kamis
(21/4), CIP-BSK melakukan studi banding ke UPTD
Pusat Pengembangan dan Promosi Kerajinan (UPTD
P3K) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
Salah satu komoditas andalan KSM dampingan adalah benih padi varietas unggul. Pasar komoditas ini sudah dirintis melalui kerja sama dengan PT. Sang Hyang Seri.
Pengolahan kompos di Desa Bumi Sejahtera. Usaha produktif ini juga didukung dan bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kutai Timur.
Trainer Supriyadi memperkenalkan peralatan pembuatan kemasan melalui sablon kepada peserta pelatihan.
Ketua KSM Bina Bersama Darmawati (kanan) mempraktekkan proses pembuatan desain kemasan yang didampingi oleh trainer Supriyadi.
Ibu-ibu dari berbagai KSM asyik mengikuti pelatihan pembuatan kemasan. Diantara usaha produktif yang ditangani ibu-ibu adalah tepung pisang, kue, rimpi pisang, dan olahan rumput laut.
”Dengan kegiatan ini kami merasa senang dan bisa
menambah pengetahuan kami tentang bagaimana
mengatahui pengolahan pisang di tempat lain,”
ungkap Suparmi di sela-sela kunjungan studi banding
KSM Bina Bersama ke Loa Kulu, Kutai Kartanegara,
Jumat (22/4).
Sebagaimana diketahui, KSM Bina Bersama yang
diketuai oleh Darmawati ini adalah kelompok
dampingan Bina Swadaya Konsultan yang bergerak di
bidang pengolahan pisang. Saat ini KSM ini sudah
mampu memproduksi olahan pisang berupa tepung
pisang, kue kering, rimpi pisang, dan keripik pisang.
Merasa ada kebutuhan untuk menambah
pengetahuan dan membandingkan dengan cara
pengolahan yang selama ini dilakukan oleh Bina
Bersama, Bina Swadaya Konsultan memfasilitasi studi
banding ini ke Kelompok Gerbang Dayaku Binaan
Dinas Indakop dan Dinas Pertanian Propinsi
Kalimantan Timur.
Kelompok Gerbang Dayaku yang memiliki tenaga
kerja 7 orang terbilang maju. ”Fokus kegiatan
kelompok kami adalah keripik nangka dan pisang,
sementara olahan seperti kue kering, kue basah, dan
tepung pisang hanya bersifat musiman, yaitu
diproduksi saat bulan haji atau hajatan nikah,” jelas
Haris Munandar, pengelola usaha Gerbang Dayaku
kepada Info Pemberdayaan.
Menurut Haris Munandar, kelompoknya bisa maju,
salah satunya, difasilitasi dan dibina oleh Dinas
Indakop dan Dinas Pertanian Propinsi Kalimantan
Timur. Kelompok ini dikasih bantuan dari Dinas
Pertanian berupa satu paket vakum senilai Rp 40 juta,
alat pengemas, dan kemasan. Sementara itu, Dinas
Indakop memfasilitasi dalam pembuatan PIRT, label
halal, dan kelayakan produk.
Produk-produk kelompok Gerbang Dayaku sudah
masuk ke UKM Center Samarinda, pertokoan di
Tenggarong, dan sebuah mini market (Dika Raya) yang
juga berada di Tenggarong. Bahkan pernah menolak
permintaan dari Australia yang meminta dua
kontainer per bulan karena kelompok ini kesulitan
dengan bahan bakunya yang masih mengandalkan di
sekitar Tenggarong.
Tak hanya itu, kelompok ini juga tak asing dengan
pameran-pameran, mulai dari tingkat Kota
Tenggarong, Prop. Kaltim hingga ke Jakarta. ”Grafik
perkembangan kelompok kami selama ini selalu naik,”
jelas Haris Munandar.
Di tempat inilah KSM Bina Bersama menimba
pengetahuan seputar pengolahan pisang dan
pembuatan kue. Menurut penuturan Ibu Nur Alam,
salah seorang peserta, ada dua yang membuat hasil
olahan Gerbang Dayaku bagus, yaitu peralatan yang
sudah bagus dan perlakuan (masalah teknis) pada
pengolahan pisang.
Dalam pembuatan kue, kelompok ini sudah
memiliki oven yang berkapasitas 2000 watt yang tentu
saja agak sulit digunakan di Desa Kaliorang. Sementara
untuk pembuatan keripik pisang, kelompok yang
berdiri tujuh tahun lalu ini juga telah menggunakan
peralatan vakum yang berkapasitas 6 kg untuk sekali
goreng (ya).
Sosialisasi Koperasi Karya Swadaya Mandiri
Bagi masyarakat, koperasi sudah tidak asing lagi
termasuk di Kecamatan Kaliorang. Bahkan sejak lama
koperasi sudah ada di daerah ini, jumlahnya mencapai
40-an. Namun demikian, banyak warga yang trauma
dengan koperasi karena beberapa hal. Salah satunya
adalah adanya rasa saling tidak percaya antara
anggota dengan pengurus koperasi.
Kepala Desa Kaliorang M. Hajir juga mengatakan
bahwa keberadaan koperasi di Kecamatan Kaliorang
sebenarnya cukup banyak, namun hanya berjalan di
tempat. Keberadaannya tidak didukung dengan
penguatan kelembagaan dan penguatan sumber daya
manusianya.
Keraguan yang selama ini menyelimuti masyarakat
Kaliorang akan koperasi kini mulai hilang. Semenjak
Bina Swadaya Konsultan (BSK) memfasilitasi Koperasi
Serba Usaha Karya Swadaya Mandiri akhir tahun 2010,
masyarakat mulai mendapatkan arah dan bagaimana
seharusnya koperasi itu berfungsi.
Hal serupa juga terlihat saat sosialisasi koperasi
Karya Swadaya Mandiri di tiga desa dampingan (BSK).
S o s i a l i s a s i d i D e s a Ka l i o ra n g , m i s a l nya ,
memperlihatkan begitu semangatnya warga yang
hadir dan merespon kehadiran koperasi. Tak kurang
enam puluh orang hadir sosialisasi yang bertempat di
Mushalla Al-Muhajirin.
Banyak warga yang bertanya tentang cara kerja
koperasi Karya Swadaya Mandiri karena masih
dibayang-banyangi oleh buruknya citra koperasi
selama ini. Warga tentu saja tidak mau bergabung
kalau koperasi Karya Swadaya Mandiri persis seperti
koperasi-koperasi yang lain.
Dalam kesempatan itu, Kepala Desa Kaliorang M.
Hajir minta satukan persepsi di masyarakat demi
KSM Bina Bersama mempraktekkan pembuatan keripik pisang dengan cara yang dilakukan Kelompok Gerbang Dayaku.
Pengelola usaha Gerbang Dayaku Haris Munandar (kanan) menjelaskan alat penggorengan keripik pisang kepada KSM Bina Bersama. Vakum ini bisa menampung 6 kg pisang untuk sekali goreng.
Launching Koperasi Karya Swadaya Mandiri yang bertempat di Desa Kaliorang.
Bina Bersama Pelajari Pegolahan Pisang Ke Loa Kulu
2 BuletinInfo PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan6 Buletin
Info PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan 7
”Dengan kegiatan ini kami merasa senang dan bisa
menambah pengetahuan kami tentang bagaimana
mengatahui pengolahan pisang di tempat lain,”
ungkap Suparmi di sela-sela kunjungan studi banding
KSM Bina Bersama ke Loa Kulu, Kutai Kartanegara,
Jumat (22/4).
Sebagaimana diketahui, KSM Bina Bersama yang
diketuai oleh Darmawati ini adalah kelompok
dampingan Bina Swadaya Konsultan yang bergerak di
bidang pengolahan pisang. Saat ini KSM ini sudah
mampu memproduksi olahan pisang berupa tepung
pisang, kue kering, rimpi pisang, dan keripik pisang.
Merasa ada kebutuhan untuk menambah
pengetahuan dan membandingkan dengan cara
pengolahan yang selama ini dilakukan oleh Bina
Bersama, Bina Swadaya Konsultan memfasilitasi studi
banding ini ke Kelompok Gerbang Dayaku Binaan
Dinas Indakop dan Dinas Pertanian Propinsi
Kalimantan Timur.
Kelompok Gerbang Dayaku yang memiliki tenaga
kerja 7 orang terbilang maju. ”Fokus kegiatan
kelompok kami adalah keripik nangka dan pisang,
sementara olahan seperti kue kering, kue basah, dan
tepung pisang hanya bersifat musiman, yaitu
diproduksi saat bulan haji atau hajatan nikah,” jelas
Haris Munandar, pengelola usaha Gerbang Dayaku
kepada Info Pemberdayaan.
Menurut Haris Munandar, kelompoknya bisa maju,
salah satunya, difasilitasi dan dibina oleh Dinas
Indakop dan Dinas Pertanian Propinsi Kalimantan
Timur. Kelompok ini dikasih bantuan dari Dinas
Pertanian berupa satu paket vakum senilai Rp 40 juta,
alat pengemas, dan kemasan. Sementara itu, Dinas
Indakop memfasilitasi dalam pembuatan PIRT, label
halal, dan kelayakan produk.
Produk-produk kelompok Gerbang Dayaku sudah
masuk ke UKM Center Samarinda, pertokoan di
Tenggarong, dan sebuah mini market (Dika Raya) yang
juga berada di Tenggarong. Bahkan pernah menolak
permintaan dari Australia yang meminta dua
kontainer per bulan karena kelompok ini kesulitan
dengan bahan bakunya yang masih mengandalkan di
sekitar Tenggarong.
Tak hanya itu, kelompok ini juga tak asing dengan
pameran-pameran, mulai dari tingkat Kota
Tenggarong, Prop. Kaltim hingga ke Jakarta. ”Grafik
perkembangan kelompok kami selama ini selalu naik,”
jelas Haris Munandar.
Di tempat inilah KSM Bina Bersama menimba
pengetahuan seputar pengolahan pisang dan
pembuatan kue. Menurut penuturan Ibu Nur Alam,
salah seorang peserta, ada dua yang membuat hasil
olahan Gerbang Dayaku bagus, yaitu peralatan yang
sudah bagus dan perlakuan (masalah teknis) pada
pengolahan pisang.
Dalam pembuatan kue, kelompok ini sudah
memiliki oven yang berkapasitas 2000 watt yang tentu
saja agak sulit digunakan di Desa Kaliorang. Sementara
untuk pembuatan keripik pisang, kelompok yang
berdiri tujuh tahun lalu ini juga telah menggunakan
peralatan vakum yang berkapasitas 6 kg untuk sekali
goreng (ya).
Sosialisasi Koperasi Karya Swadaya Mandiri
Bagi masyarakat, koperasi sudah tidak asing lagi
termasuk di Kecamatan Kaliorang. Bahkan sejak lama
koperasi sudah ada di daerah ini, jumlahnya mencapai
40-an. Namun demikian, banyak warga yang trauma
dengan koperasi karena beberapa hal. Salah satunya
adalah adanya rasa saling tidak percaya antara
anggota dengan pengurus koperasi.
Kepala Desa Kaliorang M. Hajir juga mengatakan
bahwa keberadaan koperasi di Kecamatan Kaliorang
sebenarnya cukup banyak, namun hanya berjalan di
tempat. Keberadaannya tidak didukung dengan
penguatan kelembagaan dan penguatan sumber daya
manusianya.
Keraguan yang selama ini menyelimuti masyarakat
Kaliorang akan koperasi kini mulai hilang. Semenjak
Bina Swadaya Konsultan (BSK) memfasilitasi Koperasi
Serba Usaha Karya Swadaya Mandiri akhir tahun 2010,
masyarakat mulai mendapatkan arah dan bagaimana
seharusnya koperasi itu berfungsi.
Hal serupa juga terlihat saat sosialisasi koperasi
Karya Swadaya Mandiri di tiga desa dampingan (BSK).
S o s i a l i s a s i d i D e s a Ka l i o ra n g , m i s a l nya ,
memperlihatkan begitu semangatnya warga yang
hadir dan merespon kehadiran koperasi. Tak kurang
enam puluh orang hadir sosialisasi yang bertempat di
Mushalla Al-Muhajirin.
Banyak warga yang bertanya tentang cara kerja
koperasi Karya Swadaya Mandiri karena masih
dibayang-banyangi oleh buruknya citra koperasi
selama ini. Warga tentu saja tidak mau bergabung
kalau koperasi Karya Swadaya Mandiri persis seperti
koperasi-koperasi yang lain.
Dalam kesempatan itu, Kepala Desa Kaliorang M.
Hajir minta satukan persepsi di masyarakat demi
KSM Bina Bersama mempraktekkan pembuatan keripik pisang dengan cara yang dilakukan Kelompok Gerbang Dayaku.
Pengelola usaha Gerbang Dayaku Haris Munandar (kanan) menjelaskan alat penggorengan keripik pisang kepada KSM Bina Bersama. Vakum ini bisa menampung 6 kg pisang untuk sekali goreng.
Launching Koperasi Karya Swadaya Mandiri yang bertempat di Desa Kaliorang.
Bina Bersama Pelajari Pegolahan Pisang Ke Loa Kulu
2 BuletinInfo PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan6 Buletin
Info PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan 7
BuletinInfo Pemberdayaan
BuletinInfo PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan8 9
memajukan koperasi. Dia berpendapat, koperasi
mampu membantu pengembangan usaha masyarakat
di Desa Kaliorang. Lebih jauh dia mengatakan bahwa
Pemerintah Desa Kaliorang siap mendukung
keberadaan koperasi.
M i n a t m a s y a ra k a t t e r h a d a p ko p e ra s i
sesungguhnya cukup tinggi. Ini terlihat dengan
banyaknya koperasi di tengah-tengah masyarakat.
Tetapi, menurut TA Keuangan Mikro Ion Subagyo,
tidak banyak orang menjalankan koperasi sesuai
dengan semangatnya. Menurutnya, untuk
menjalankan koperasi dengan baik perlu menegakkan
nilai-nilai koperasi, yakni menolong diri sendiri,
bertanggung jawab pada diri sendiri, demokratis,
kesetaraan, keadilan, solidaritas, dan swadaya.
Untuk sementara keanggotaan koperasi ini masih
pada anggota KSM dampingan (BSK) yang terdapat di
tiga desa (Selangkau, Kaliorang, dan Bumi Sejahtera).
Ke depannya tidak menutup kemungkinan
anggotanya berasal dari luar anggota KSM atau dari
luar desa dampingan.
Koperasi ini memiliki dua unit, yakni unit keungan
mikro dan unit pengembangan usaha produktif. Unit
keungan mikro terdiri dari lima unit kegiatan, yakni
perkreditan dan pemasaran, keuangan dan akutansi,
diklat dan media, perlindungan dan tata usaha.
Sementara itu, unit pengembangan usaha produktif
terdiri dari bidang usaha produktif padi, pisang,
kompos, olahan, dan rumput laut.
Banyak anggota KSM yang cukup tertarik dengan
kehadiran koperasi ini terutama untuk melakukan
simpan pinjamnya. Di Desa Kaliorang, misalnya,
banyak anggota KSM yang meminta formulir
pendaftaran. Perkembangan Koperasi Karya Swdaya
Mandiri hingga sekarang cukup menggembirakan.
Hingga minggu pertama bulan Mei ini sudah ada 80
anggota dengan tabungan sebesar Rp 67 juta (ya).
BSK Fasilitasi Bangun Jalan Usaha Tani
Sejak setahun yang lalu, Desa Selangkau
ditetapkan sebagai desa mandiri pangan oleh Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kutai
Timur dalam Program Aksi Desa Mandiri Pangan
(Proksi Mapan). Untuk mencapai program tersebut
masih banyak yang perlu dibenahi, diantaranya adalah
masalah infrastruktur atau jalan menuju lahan
pertanian.
Kondisi jalan tani yang belum bagus tentu saja
tidak sebanding dengan luas lahan pertanian yang
dimiliki desa yang dulu dikenal sebagai lumbung
pangan di Kec.Kaliorang dan Kutai Timur ini. BSK ingin
mensinergikan program BKPP tersebut dengan
program-program yang sudah dilakukan selama ini.
Belum lama ini, tepatnya pertengahan April 2011,
tiga KSM membangun jalan usaha tani berupa
jembatan. Tiga KSM itu adalah Mekar Tani, Suka
Damai, dan Sejahtera Bersama. Dalam kesempatan itu
juga direhab dua buah jembatan yang melewati lahan
pertanian dan merehab pintu air yang rusak.
Jumlah jembatan yang dibangun dan berbahan
kayu ulin tersebut sebanyak 17 jembatan yang terdiri
dari 2 jembatan untuk KSM Mekar Tani (dengan biaya
Rp 3.574.000,-), 10 jembatan untuk KSM Suka Damai
(Rp 7.225.000,-), dan 5 jembatan untuk KSM Sejahtera
Bersama (Rp 4.709.000,-). Sementara itu, panjang
jembatan yang dibangun bervariasi mulai dari 4m
hingga 8m dengan lebar yang sama, yaitu 2m.
Menurut pendamping Desa Selangkau, Ichsanul
Fikri, pembuatan jalan usaha tani tersebut
dimaksudkan untuk mempermudah akses petani
menuju lahan pertaniannya. Selama ini, dengan
kondisi jalan yang tidak begitu bagus, petani merasa
kesulitan melewati lahannya apalagi kalau sudah
membawa peralatan pertanian seperti hand tractor.
Sebulan sebelum pembuatan jalan usaha tani, BSK
menyelenggarakan pelatihan teknis jalan usaha tani
yang bertempat di Balai Pertemuan Desa Selangkau.
Bertindak sebagai fasilitator Bpk. Alfian dan
narasumber Bpk. Bayan, masing-masing dari Dinas
Pertanian Kutai Timur.
Hal-hal yang disampaikan oleh narasumber adalah
penjelasan mengenai kebijakan pemerintah saat ini
tentang pembangunan pertanian, penjelasan tentang
jenis jalan usaha tani, tehnik pemeliharaan jalan,
pemetaan kondisi jalan saat ini dan perangkingan
usulan kebutuhan jalan serta jembatan yang bisa
diswakelola secara gotong-royong maupun yang
dapat diusulkan ke Dinas terkait.
Ketua Koperasi Karya Swadaya Mandiri Mahmud menyampaikan program-program koperasi saat sosialisasi di Desa Bumi Sejahtera.
Anggota KSM Suka Damai merampungkan pembuatan jalan usaha tani yang menghubungkan jalan umum dengan lahan pertanian.
Jalan usaha tani sangat mendesak bagi petani KSM Suka Damai untuk memperlancar ke areal sawah mereka terutama saat membawa hand tractor.
BuletinInfo Pemberdayaan
BuletinInfo PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan8 9
memajukan koperasi. Dia berpendapat, koperasi
mampu membantu pengembangan usaha masyarakat
di Desa Kaliorang. Lebih jauh dia mengatakan bahwa
Pemerintah Desa Kaliorang siap mendukung
keberadaan koperasi.
M i n a t m a s y a ra k a t t e r h a d a p ko p e ra s i
sesungguhnya cukup tinggi. Ini terlihat dengan
banyaknya koperasi di tengah-tengah masyarakat.
Tetapi, menurut TA Keuangan Mikro Ion Subagyo,
tidak banyak orang menjalankan koperasi sesuai
dengan semangatnya. Menurutnya, untuk
menjalankan koperasi dengan baik perlu menegakkan
nilai-nilai koperasi, yakni menolong diri sendiri,
bertanggung jawab pada diri sendiri, demokratis,
kesetaraan, keadilan, solidaritas, dan swadaya.
Untuk sementara keanggotaan koperasi ini masih
pada anggota KSM dampingan (BSK) yang terdapat di
tiga desa (Selangkau, Kaliorang, dan Bumi Sejahtera).
Ke depannya tidak menutup kemungkinan
anggotanya berasal dari luar anggota KSM atau dari
luar desa dampingan.
Koperasi ini memiliki dua unit, yakni unit keungan
mikro dan unit pengembangan usaha produktif. Unit
keungan mikro terdiri dari lima unit kegiatan, yakni
perkreditan dan pemasaran, keuangan dan akutansi,
diklat dan media, perlindungan dan tata usaha.
Sementara itu, unit pengembangan usaha produktif
terdiri dari bidang usaha produktif padi, pisang,
kompos, olahan, dan rumput laut.
Banyak anggota KSM yang cukup tertarik dengan
kehadiran koperasi ini terutama untuk melakukan
simpan pinjamnya. Di Desa Kaliorang, misalnya,
banyak anggota KSM yang meminta formulir
pendaftaran. Perkembangan Koperasi Karya Swdaya
Mandiri hingga sekarang cukup menggembirakan.
Hingga minggu pertama bulan Mei ini sudah ada 80
anggota dengan tabungan sebesar Rp 67 juta (ya).
BSK Fasilitasi Bangun Jalan Usaha Tani
Sejak setahun yang lalu, Desa Selangkau
ditetapkan sebagai desa mandiri pangan oleh Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kutai
Timur dalam Program Aksi Desa Mandiri Pangan
(Proksi Mapan). Untuk mencapai program tersebut
masih banyak yang perlu dibenahi, diantaranya adalah
masalah infrastruktur atau jalan menuju lahan
pertanian.
Kondisi jalan tani yang belum bagus tentu saja
tidak sebanding dengan luas lahan pertanian yang
dimiliki desa yang dulu dikenal sebagai lumbung
pangan di Kec.Kaliorang dan Kutai Timur ini. BSK ingin
mensinergikan program BKPP tersebut dengan
program-program yang sudah dilakukan selama ini.
Belum lama ini, tepatnya pertengahan April 2011,
tiga KSM membangun jalan usaha tani berupa
jembatan. Tiga KSM itu adalah Mekar Tani, Suka
Damai, dan Sejahtera Bersama. Dalam kesempatan itu
juga direhab dua buah jembatan yang melewati lahan
pertanian dan merehab pintu air yang rusak.
Jumlah jembatan yang dibangun dan berbahan
kayu ulin tersebut sebanyak 17 jembatan yang terdiri
dari 2 jembatan untuk KSM Mekar Tani (dengan biaya
Rp 3.574.000,-), 10 jembatan untuk KSM Suka Damai
(Rp 7.225.000,-), dan 5 jembatan untuk KSM Sejahtera
Bersama (Rp 4.709.000,-). Sementara itu, panjang
jembatan yang dibangun bervariasi mulai dari 4m
hingga 8m dengan lebar yang sama, yaitu 2m.
Menurut pendamping Desa Selangkau, Ichsanul
Fikri, pembuatan jalan usaha tani tersebut
dimaksudkan untuk mempermudah akses petani
menuju lahan pertaniannya. Selama ini, dengan
kondisi jalan yang tidak begitu bagus, petani merasa
kesulitan melewati lahannya apalagi kalau sudah
membawa peralatan pertanian seperti hand tractor.
Sebulan sebelum pembuatan jalan usaha tani, BSK
menyelenggarakan pelatihan teknis jalan usaha tani
yang bertempat di Balai Pertemuan Desa Selangkau.
Bertindak sebagai fasilitator Bpk. Alfian dan
narasumber Bpk. Bayan, masing-masing dari Dinas
Pertanian Kutai Timur.
Hal-hal yang disampaikan oleh narasumber adalah
penjelasan mengenai kebijakan pemerintah saat ini
tentang pembangunan pertanian, penjelasan tentang
jenis jalan usaha tani, tehnik pemeliharaan jalan,
pemetaan kondisi jalan saat ini dan perangkingan
usulan kebutuhan jalan serta jembatan yang bisa
diswakelola secara gotong-royong maupun yang
dapat diusulkan ke Dinas terkait.
Ketua Koperasi Karya Swadaya Mandiri Mahmud menyampaikan program-program koperasi saat sosialisasi di Desa Bumi Sejahtera.
Anggota KSM Suka Damai merampungkan pembuatan jalan usaha tani yang menghubungkan jalan umum dengan lahan pertanian.
Jalan usaha tani sangat mendesak bagi petani KSM Suka Damai untuk memperlancar ke areal sawah mereka terutama saat membawa hand tractor.
BuletinInfo PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan
Pertanyaan itu kiranya tepat diajukan pasca
pendampingan BSK yang sudah berakhir pada bulan
April kemaren. Tepat karena harus dipastikan
mekanisme keberlanjutan dari kegiatan yang sudah
berjalan selama ini. Di sisi lain, selama lebih kurang
tiga tahun BSK sudah meletakkan dasar-dasar
keberlanjutan KSM.
Pertanyaan serupa juga muncul dari Kabid Sosial
Budaya Bappeda Drs. Arjohansyah, Msi saat
memberikan kata sambutan dalam acara Workshop
Pengembangan Jaringan dan Expo Produk Agribisnis
yang berlangsung di ruangan pertemuan Bappeda, 27-
28 April. Dia mempertanyakan nasib keberdaan KSM
dan produk-produk unggulannya.
Menurutnya, apa yang sudah dilakukan BSK selama
ini sejalan dengan visi pembangunan Kutai Timur,
yaitu pembangunan daerah yang bertumpu pada
agribisnis yang memfokuskan pada tiga bidang;
pengentasan kemiskinan, lapangan pekerjaanm dan
pertumbuhan ekonomi. Untuk menjawab pertanyaan
di atas, di depan SKPD, Arjohansyah berharap agar
SKPD mau mendukung keberlanjutan KSM dan
produk-produk KSM yang berbasis agribisnis.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Bidang
UKM Kadin Propinsi Kalimantan Timur Nurhasanah.
Dia minta dukungan penuh dari SKPD Kutai Timur
untuk memberikan perhatian kepada KSM-KSM
dampingan BSK agar keberlanjutan usaha
produktifnya dapat berjalan. Dia mengakui, dari
pengalamannya, pemerintahan daerah di Kalimantan
Timur setengah hati memperhatikan koperasi dan
UKM. Hal itu dibuktikan dengan peraturan daerah
(perda) yang belum pro koperasi.
Dalam kesempatan tersebut Nurhasanah
menyampaikan dukungan Kadin Propinsi Kaltim
kepada Koperasi Karya Swadaya Mandiri. Diantara
dukungan yang disampaikannya adalah UKM Center
Samarinda yang berada di bawah Kadin siap
melakukan kerjasama dengan Koperasi Karya Swadaya
Mandiri di bidang promosi dan pemasaran.
Dia mengatakan bahwa UKM Center Samarinda
punya peran pemasaran, pelatihan, mendampingi
UKM pemula. Dari 27 jenis usaha produktif yang
sempat dipamerkan dalam acara tersebut, jelasnya,
bisa dikerjasamakan dengan UKM Center Samarinda
dengan catatan produk-produk tersebut sudah layak
Tingkatkan Pengetahuan Bertani MelaluiPelatihan Jaringan Irigasi
Untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian,
terutama komoditas padi, di desa dampingan BSK,
KSM dampingan perlu memahami arti penting
jaringan irigasi. Beberapa waktu yang lalu BSK bekerja
sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai
Timur menyelenggarakan pelatihan operasional dan
pemeliharaan jaringan irigasi di Desa Bumi Sejahtera.
Pelatihan yang berlangsung selama dua hari dan
bertempat di rumah anggota KSM Tirto Mulyo Syukur
Yatim ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
dan pengetahuan peserta mengenai irigasi, operasi,
dan pemeliharaan jaringan secara partisipatif.
Materi yang disampaikan oleh trainer Goyu
Ismujati dan Sukasdi (Dinas PU Kutim) adalah seputar
penjelasan tentang jenis, ukuran dan manfaat jaringan
irigasi terhadap tanaman padi. Menurut pendamping
BSK Winardi, tujuan pelatihan ini adalah untuk
jual. Kelemahan produk-produk KSM dampingan BSK,
tambahnya, terletak pada kemasannya.
Sementara itu di tempat terpisah, Kepala Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kutim Ir.
Jumairilsyah berpendapat, perlakuan terhadap
agribisnis pertanian di Kutai Timur belum fokus, dan
belum kelihatan peran masing-masing stakeholder.
Keberadaan agribisnis, lanjutnya, tidak berdiri sendiri
melainkan harus melibatkan banyak pihak.
Tak kalah dengan Kadin, jika layak, Dinas Indakop
Kutim juga siap memfasilitasi produk-produk dan
anggota KSM untuk diikutsertakan dalam pameran
baik di tingkat daerah maupun nasional. ”Indakop
Kutim siap melanjutkan dan mendampingi Koperasi
Karya Swadaya Mandiri usai BSK tidak ada lagi,” jelas
Sekretaris Indakop Kutim Bp. Yudi.
Pertanyaan mau kemana KSM di atas bisa dijawab
dengan komitmen kedua belah pihak, yakni KSM atau
koperasi dampingan dan pihak-pihak terkait. Sejauh
mana komitmen KSM dan koperasi dalam mengelola
organisasi dan produknya, dan sejauh mana komitmen
SKPD dan Pemda Kutim dalam merespon kegiatan
yang sudah berjalan hampir tiga tahun ini (ya).
Diantara komoditas usaha produktif KSM-KSM dampingan BSK yang dipamerkan saat acara Workshop Pengembangan Jaringan dan Expo Produk Agribisnis yang berlangsung selama dua hari di Bappeda Kutim.
Staf Dinas Kehutanan Kutim membeli beberapa jenis olahan pisang kepok buatan KSM dampingan BSK usai acara.
Suasana pelatihan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi yang berlangsung di salah satu rumah anggota KSM Tirto Mulyo di Desa Bumi Sejahtera.
Mau Kemana Kelompok Swadaya Masyarakat?
2 BuletinInfo Pemberdayaan10 BuletinInfo Pemberdayaan 11
BuletinInfo PemberdayaanBuletinInfo Pemberdayaan
Pertanyaan itu kiranya tepat diajukan pasca
pendampingan BSK yang sudah berakhir pada bulan
April kemaren. Tepat karena harus dipastikan
mekanisme keberlanjutan dari kegiatan yang sudah
berjalan selama ini. Di sisi lain, selama lebih kurang
tiga tahun BSK sudah meletakkan dasar-dasar
keberlanjutan KSM.
Pertanyaan serupa juga muncul dari Kabid Sosial
Budaya Bappeda Drs. Arjohansyah, Msi saat
memberikan kata sambutan dalam acara Workshop
Pengembangan Jaringan dan Expo Produk Agribisnis
yang berlangsung di ruangan pertemuan Bappeda, 27-
28 April. Dia mempertanyakan nasib keberdaan KSM
dan produk-produk unggulannya.
Menurutnya, apa yang sudah dilakukan BSK selama
ini sejalan dengan visi pembangunan Kutai Timur,
yaitu pembangunan daerah yang bertumpu pada
agribisnis yang memfokuskan pada tiga bidang;
pengentasan kemiskinan, lapangan pekerjaanm dan
pertumbuhan ekonomi. Untuk menjawab pertanyaan
di atas, di depan SKPD, Arjohansyah berharap agar
SKPD mau mendukung keberlanjutan KSM dan
produk-produk KSM yang berbasis agribisnis.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Bidang
UKM Kadin Propinsi Kalimantan Timur Nurhasanah.
Dia minta dukungan penuh dari SKPD Kutai Timur
untuk memberikan perhatian kepada KSM-KSM
dampingan BSK agar keberlanjutan usaha
produktifnya dapat berjalan. Dia mengakui, dari
pengalamannya, pemerintahan daerah di Kalimantan
Timur setengah hati memperhatikan koperasi dan
UKM. Hal itu dibuktikan dengan peraturan daerah
(perda) yang belum pro koperasi.
Dalam kesempatan tersebut Nurhasanah
menyampaikan dukungan Kadin Propinsi Kaltim
kepada Koperasi Karya Swadaya Mandiri. Diantara
dukungan yang disampaikannya adalah UKM Center
Samarinda yang berada di bawah Kadin siap
melakukan kerjasama dengan Koperasi Karya Swadaya
Mandiri di bidang promosi dan pemasaran.
Dia mengatakan bahwa UKM Center Samarinda
punya peran pemasaran, pelatihan, mendampingi
UKM pemula. Dari 27 jenis usaha produktif yang
sempat dipamerkan dalam acara tersebut, jelasnya,
bisa dikerjasamakan dengan UKM Center Samarinda
dengan catatan produk-produk tersebut sudah layak
Tingkatkan Pengetahuan Bertani MelaluiPelatihan Jaringan Irigasi
Untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian,
terutama komoditas padi, di desa dampingan BSK,
KSM dampingan perlu memahami arti penting
jaringan irigasi. Beberapa waktu yang lalu BSK bekerja
sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai
Timur menyelenggarakan pelatihan operasional dan
pemeliharaan jaringan irigasi di Desa Bumi Sejahtera.
Pelatihan yang berlangsung selama dua hari dan
bertempat di rumah anggota KSM Tirto Mulyo Syukur
Yatim ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
dan pengetahuan peserta mengenai irigasi, operasi,
dan pemeliharaan jaringan secara partisipatif.
Materi yang disampaikan oleh trainer Goyu
Ismujati dan Sukasdi (Dinas PU Kutim) adalah seputar
penjelasan tentang jenis, ukuran dan manfaat jaringan
irigasi terhadap tanaman padi. Menurut pendamping
BSK Winardi, tujuan pelatihan ini adalah untuk
jual. Kelemahan produk-produk KSM dampingan BSK,
tambahnya, terletak pada kemasannya.
Sementara itu di tempat terpisah, Kepala Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kutim Ir.
Jumairilsyah berpendapat, perlakuan terhadap
agribisnis pertanian di Kutai Timur belum fokus, dan
belum kelihatan peran masing-masing stakeholder.
Keberadaan agribisnis, lanjutnya, tidak berdiri sendiri
melainkan harus melibatkan banyak pihak.
Tak kalah dengan Kadin, jika layak, Dinas Indakop
Kutim juga siap memfasilitasi produk-produk dan
anggota KSM untuk diikutsertakan dalam pameran
baik di tingkat daerah maupun nasional. ”Indakop
Kutim siap melanjutkan dan mendampingi Koperasi
Karya Swadaya Mandiri usai BSK tidak ada lagi,” jelas
Sekretaris Indakop Kutim Bp. Yudi.
Pertanyaan mau kemana KSM di atas bisa dijawab
dengan komitmen kedua belah pihak, yakni KSM atau
koperasi dampingan dan pihak-pihak terkait. Sejauh
mana komitmen KSM dan koperasi dalam mengelola
organisasi dan produknya, dan sejauh mana komitmen
SKPD dan Pemda Kutim dalam merespon kegiatan
yang sudah berjalan hampir tiga tahun ini (ya).
Diantara komoditas usaha produktif KSM-KSM dampingan BSK yang dipamerkan saat acara Workshop Pengembangan Jaringan dan Expo Produk Agribisnis yang berlangsung selama dua hari di Bappeda Kutim.
Staf Dinas Kehutanan Kutim membeli beberapa jenis olahan pisang kepok buatan KSM dampingan BSK usai acara.
Suasana pelatihan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi yang berlangsung di salah satu rumah anggota KSM Tirto Mulyo di Desa Bumi Sejahtera.
Mau Kemana Kelompok Swadaya Masyarakat?
2 BuletinInfo Pemberdayaan10 BuletinInfo Pemberdayaan 11
12 BuletinInfo Pemberdayaan
Edisi IX / Mei 2011
Dari RedaksiA k h i r b u l a n A p r i l 2 0 1 1 ya n g l a l u
pendampingan BSK dalam kegiatan Program
Investasi Masyarakat (PIM) yang berlokasi di tiga
desa di Kecamatan Kaliorang berakhir. Kegiatan ini
berlangsung hampir tiga tahun semenjak Agustus
2008 yang lalu.
Terlalu cepat mengatakan kalau kegiatan
pendampingan ini berhasil atau gagal. Perlu waktu
u n t u k m e l i h a t p e r k e m b a n g a n h a s i l
pendampingan terutama yang berkaitan dengan
pengembangan komoditas unggulan atau yang
berkaitan dengan kapasitas pengurus KSM. Ini
semua membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Terlepas dari itu semua, yang pasti adalah bahwa BSK sudah meletakkan dasar-dasar keberlanjutan, baik
organisasi, usaha produktif maupun jejaring dengan pihak lain. Dasar-dasar keberlanjutan ini tentu saja perlu
dipertahankan oleh KSM bersangkutan dan direspon oleh pemangku kepentingan untuk memastikan kegiatan
KSM tetap berjalan walau BSK sudah meninggalkan KSM dampingan.
Akhirnya, keberhasilan dan kegagalan KSM dan kegiatannya ke depan sangat bergantung pada seberapa besar
komitmen dari KSM itu sendiri dan pihak terkait merespon dasar-dasar keberlanjutan yang sudah dibangun
selama ini.
Membangun Jaringan Pasar Selama dua hari, 27-28 April 2011, bertempat di
ruangan pertemuan Bappeda Kutai Timur,
berlangsung Workshop Pengembangan Jaringan dan
Expo Produk Agribisnis. Acara ini diselenggarakan oleh
Koperasi Karya Swadaya Mandiri dan CIP-BSK dan
m e n a m p i l ka n p ro d u k - p ro d u k ya n g te l a h
dikembangkan oleh KSM.
Sebagaimana sudah diketahui, BSK telah
melakukan pendampingan 24 KSM yang tersebar di
tiga desa di Kecamatan Kaliorang selama lebih kurang
tiga tahun. Hasilnya, KSM-KSM telah mampu
melahirkan unit-unit usaha dengan pengembangan
komoditas potensial berbasis sumberdaya lokal.
Dari seluruh komoditas yang diusahakan oleh
memberikan pemahaman dan ketrampilan kepada
para peserta terkait tata kelola irigasi pada areal lahan
pertanian padi.
Pelatihan operasional dan pemeliharaan saluran
irigasi ini berada di hamparan lahan Kelompok Rawa
Indah. Sebenarnya ada beberapa hamparan lahan
pertanian di Desa Bumi Sejahtera, namun dengan
pertimbangan keberlanjutan kegiatan BSK memilih
hamparan kelompok Rawa Indah sebagai lokasi
praktek pelatihan tersebut.
Seperti diketahui, KSM Rawa Indah merupakan
kelompok yang mendapatkan fasilitasi demplot
penangkaran padi varietas Cibogo hampir dua tahun
yang lalu. Pelatihan ini tentu saja sangat berkaitan
dengan penguatan kapasitas kelompok untuk
mendapatkan pengetahuan bagaimana operasional
dan pemeliharaan saluran irigasi yang pada akhirnya
juga berpengaruh pada peningkatan produksi.
Usai pelatihan pada hari pertama, hari kedua
trainer bersama peserta pelatihan melakukan praktek
susur jaringan. Susur jaringan bertujuan untuk melihat
kondisi riil di lapangan, menentukan titik jaringan
untuk perbaikan jaringan, pengukuran, praktek
pembersihan saluran yang mampet.
Dengan dilaksanakannya pelatihan seperti ini
peserta diharapkan mampu merumuskan sarana
pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. Tak hanya
itu, peserta pelatihan diharapkan juga mampu
menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) kegiatan
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi secara
berkelanjutan agar tujuan untuk meningkatkan
produktifitas padi dapat tercapai (ya). Kabid Sosial Budaya Bappeda Kutim Drs. Arjohansyah, Msi (tengah) memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara Workshop Pengembangan Jaringan dan Expo Produk Agribisnis.
Usai pelatihan trainer Goyu Ismujati (menunjuk) bersama peserta pelatihan melakukan praktek susur jaringan.
Da
fta
r Is
i Membangun Jaringan Pasar
Memperbaiki Kualitas Produk Lewat Kemasan
Bina Bersama Pelajari Pengolahan Pisang Ke Loa Kulu
Sosialisasi Koperasi Karya Swadaya Mandiri
Mau Kemana Kelompok Swadaya Masyarakat?
Tingkatkan Pengetahuan Bertani Melalui Pelatihan Jaringan Irigasi
01
03
04
06
07
BSK Fasilitasi Bangun Jalan Usaha Tani 08
10
11
BSK Bangun Dasar-dasar Keberlanjutan