Download - Merger dan akuisisi
ANALISIS PERUSAHAAN MERGER DAN AKUISISI
“Merger PT. Mandiri tbk. dan Akuisisi Danone-Aqua”
Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Manajemen strategi yang dibimbing oleh ibu
Desy Tri Kurniawati, SE., MM.
Disusun oleh :
Lilik Choirotul Mafula
115020200111111
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2012
ii
Daftar isi
Halaman judul ..................................................................................................................... i
Daftar isi .............................................................................................................................. ii
Merger PT. Mandiri Tbk.
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
BAB II MASALAH ............................................................................................................ 2
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
Kondisi Bank Yang Di Bekukan Sebelum Di Merger Menjadi Bank Mandir ............. 4
Motivasi Merger Bank .................................................................................................. 6
Kondisi Bank Setelah Di Merger Menjadi Bank Mandiri ............................................ 7
Kinerja Bank Mandiri pada Awal Merger ................................................................... 9
Nilai-nilai Budaya Baru Bank Mandiri ........................................................................ 9
Gelombang Merger di dunia ......................................................................................... 11
Sebuah Harapan ............................................................................................................ 12
BAB III KESIMPULAN ..................................................................................................... 13
Akuisisi Danone-Aqua
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 14
BAB II SEJARAH ............................................................................................................... 15
Awal Pendirian ........................................................................................................ 15
Perkembangan dan Akuisisi .................................................................................... 15
Pasca Akuisisi .......................................................................................................... 16
Produk ...................................................................................................................... 17
BAB III KESIMPULAN ..................................................................................................... 21
1
MERGER PT. Bank mandiri (Persero)
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia, maka persaingan
dalam dunia bisnispun juga sangat dirasakan oleh para pengusaha. Sehingga menuntut
pihak pemerintah untuk menyiapkan sarana hukumnya agar sistem perekonomian
nasional dapat mengikuti era globalisasi dunia. Pertumbuhan ekonomi yang semakin
berkembang menyebabkan berdirinya perusahaan-perusahaan nasional. Untuk itu
banyak dari para pelaku bisnis atau pengusaha yang berusaha memperkuat usahanya.
Dalam kurun pasca perang, perdagangan dunia secara keseluruhan tumbuh
lebih cepat daripada output dunia. Dengan kata lain, berbagai negaracenderung lebih
terbuka dan saling bergantung, demikian pula di negara berkembang (Less Developed
Countries, LOC).
Dalam memperkuat sahamnya banyak para pelaku bisnis atau pengusaha yang
menjalin kerjasama antaru perusahaan. Bentuk kerjasama perusahaan ini salah satunya
adalah “MERGER” atau di kenal dengan istilah “PENGGABUNGAN” perusahaan
dalam Undand-Undang No.1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas.
2
BAB II
MASALAH
Dalam munculnya Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas, yang juga mengatur masalah merger merupakan tanggapan pemerintah
terhadap perekonomian di Indonesia. Sebab peraturan tentang Perseroan Terbatas
sebagaimana diatus dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) sudah tidak
sesuai lagi dengan perkemnangan ekonomi dan dunia usaha yang semakin pesat baik
decara nasional maupun internasional. Adanya Undang-Undang No.1 Tahun 1995
secara langsung maupun tidak langsung tentunya akan memperngaruhi kondisi dunia
usaha yang diatur didalamnya, demikian pula yang menyangkut masalah merger
Perusahaan.
Dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1995 tentang perseroan Terbatas pasal
102 (2) dijelaskan dalam menggabungkan perusahaan terlebih dahulu harus dibuat
rancangan penggabungan yang dibuat bersama oleh Direksi dari masing-masing
perusahaan yang akan melakukan merger. Dimana dalam rancangan tersebut harus
memuat : Nama-nama perusahaan yang akan melakukan merger, alasan diadakannya
meger, tata cara pengaturan saham, rancangan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan,
dan neraca Perhitungan laba rugi yang meliputi tiga tahun buku terakhir dari semua
perseroan yang akan melakukan merger.
3
BAB III
PEMBAHASAN
Merger adalah dimana perusahaan yang me-merger mengambil/membeli
semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang
me-merger memiliki peling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti
beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di
perusahaan yang baru (Brealey, Myers & Marcus, 1999, p.589).
Sedangkan definisi merger menurut Harianto dan Sudomo yaitu sebagai
penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan
yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan
mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger,
perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi.
Alasan Perusahaan Melakukan Merger : Pada umumnya tujuan dilakukannya
merger adalah mendapatkan sinergi atau nilai tambah. Keputusan untuk merger bukan
sekedar menjadikan dua tambah dua sama dengan empat, tetapi merger harus
menjadikan dua tambah dua sama dengan lima. Nilai tambah yang dimaksud adalah
lebih bersifat jangka panjang dibanding nilai tambah yang bersifat sementara saja.
Oleh karena itu, ada tidaknya sinergi suatu merger tidak bisa dilihat sesaat
setelah merger itu terjadi, tetapi diperlukan waktu yang cukup panjang. Sinergi yang
terjadi sebagai akibat daripenggabungan usaha bisa berupa turun naiknya skala
ekonomis, maupun sinergi keuangan yang berupa kenaikan modal.
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui
merger, yaiut :
a. Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar
saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger . Perusahaan tidak
memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan
merger, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi
persaingan.
b. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala
ekonomi (economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan
biaya overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah
pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan
yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga
kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.
c. Meningkatkan dana
4
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi
internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal.
Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki
likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan
penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan
biaya rendah.
d. Menambah keterampilan manajemen atau teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya
efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak
dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk
mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang
memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.
e. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau
sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak
dapat melakukan merger dengan perusahaan yang menghasilkan
laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang
memerger akan menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan
mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang dimerger.
Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi
berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.
f. Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih
besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham
lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang
lebih kecil.
g. Melindungi diri dari pengambilalihan
Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang
tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai
pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan
menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bodding firm yang berminat (Gitman,
2003, p.714-716).
KONDISI BANK YANG DI BEKUKAN SEBELUM DI MERGER MENJADI
BANK MANDIRI
Perbankan merupakan satu sektor yang sangat mempengaruhi kegiatan
perekonomian, karena menjalankan fungsi intermediasi keuangan. Lembaga keuangan
menyalurkan dana dari unit surplus kepada unit defisit untuk dikembangkan dalam
investasi-investasi yang produktif dan menggerakkan kegiatan ekonomi. Terjadinya
krisis keuangan perbankan pada tahun 1998 semakin menunjukkan pentingnya peranan
perbankan. Hal tersebut ditunjukkan oleh perhatian pemerintah yang sangat besar untuk
5
menciptakan kerangka kerja perbankan yang sehat. Berbagai peraturan dan kebijakan
pemerintah indonesia tidak terlepas dari kecenderungan perbankan di berbagai negara ,
yakni kecenderungan meningkatkan efisiensi melalui merger.
Gagasan atau ide melakukan merger bank sebenarnya sudah cukup lama
didengungkan seiring dengan mulai rontoknya sejumlah bank di tanah air. Barangkali
masih ingat dalam benak pikiran kita ketika pemerintah melakukan likuidasi enambelas
bank sekitar Nopember 1997. Rontoknya bank umun sekitar Nopember 1997, tersebut
nampaknya telah menyentakkan dunia perbankan nasional. Kecemasan demi kecemasan
terus menghantui para bankir khususnya pihak swasta, jangan-jangan likuidasi atau
pembekuan bank akan terus bergulir. Bahkan beberapa pengamat perbankan pada saat
itu memprediksikan bahwa masih ada likuidasi babak berikutnya tehadap beberapa bank
laiinya yang sebenarnya juga memiliki kinerja yang kurang lebih sama dengan teman-
temannya yang sudah gulung tikar tersebut.
Ternyata dugaan para pengamat perbankan terhadap munculnya susulan
terhadap bank-bank yang tidak sehat, baik dari sisi permodalan, kualitas aset,
manajemen, rentabilitas, maupun likuiditasnya ternyata tak dapat dihindari lagi,
meskipun dengan bahasa yang agak berbeda yaitu pembekuan operasi (Bank Beku
Operasi/BBO). Sidamping itu, juga munculnya ssejumlah bak yang dengan terpaksa
masuk dalam perawatan lembaga penyehatan perbankan nasional, BPPN (Badan
Penyehatan Perbankan Nasional).
Sekitar Maret 1998, empat belas bank swasta nasionalakhirnya ditertibkan
pemerintah, tujuh bank dibekukan operasinya (Bank Kredit Asia, Centris international
Banl, Bank Deka, Bank Subentra, Bank Pelita, Hokido Bank dan Bank Surya) dan tujuh
bank lainnya dalam pengawasan BPPN (BDNI, Bank Exim, BUN, Bank Tiara Asia,
Bank PDFCI, Modern Bank).
Dalam perkembangannya, bamk yang dalam pengawasan BPPN tersebut
setelah menjalani perawatan dalam kurun waktu tertentu, akhirnya apada tanggal 21
Agustus 1998 pemerintah mengambil keputusan yang tidak mengenakkan dunia
perbankan yaitu pembekuan operasi terhadap tiga bamk swasta BDNI, Bank Modern,
dan BUN (Bank Beki Operasi/BNO) serta pengambilalihan kepemilikan oleh
pemerintah (Bank Take Over) terhadap empat bank swasta yaitu Bank Danamon, Bank
BCA, Bank Tiara dan Bank PDFCI.
Rentetan peristiwa yang tidak mengenakkan dalam dunia perbankan tersebut,
telah memunculkan suatu alternatif penyelamatan dunia perbankan dari keruntukannya
melalui merger bank. Dalam artian yang sederhana, merger bank adalah suatu proses
penggabungan antar dua bak atau lebih menjadi subuah bank baru atas dasat
kesepakatan keduabelah pihak yang saling menguntungkan. Dengan kata lain, bahwa
dalam proses merger perlu diterapkan prinsip-prinsip win-win solition. Oleh karena
6
keempat bank yang di merger tersebut bedara dalam erawatan BPPN, maka proses
merger bank yang dilakukan relative tidak banyak kendalanya.
Motivasi Merger Bank
Meskipun alasan pe-merger-an kelima bank tersebut tidak secara eksplisit
dinyatakan secara jelas, namun sebenarnya alasan merger bank arahnya dapat diduga.
Apa sebenarnya yang mendasari suatu bank melakukan merger ? paling tidak ada tiga
alasan penting yang mendasari mengapa bank perlu melakukan merger :
1. Menciptakan suatu sinergi, khususnya yang berkaitan dengan memperkuat
aset, modal dan jaringan pemasaran yang telah ada
2. Meningkatkan efisiensi dan optimalisasi kerja bank
3. Meningkatkan peran manajerial bagi bank hasil merger
Bank-bank yang melakukan merger tersebut dengan sendirinya jumlah aset dan
modal bank yang dimilikinya akan menjadi besar. Sebagai contoh, Bank Mandiri yang
merupakan bank hasil merger antara empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya,
Bank Dagang Negara, Bank Exim dan Bank Pembangunan Indonesia, total asetnya pada
saat akan di merger diperkirakan mencapai lebih dari Rp90 triliun dan modal sendiri
mencapai sekitar Rp9triliun. Disamping menambah jumlah aset dan modalnya, maka
jumlah nasabah yang dapat dilayani, serta jumlah kantor cabang dari hasil merger bank
tersebut juga semakin meningkat.
Sementara itu, dengan adanya merger bank tersebut diharapkan akan dapat
meningkatkan efisiensi kerja melalui pengurangan berbagai aktifitas yang sama yang
ada dalam bank. Sebagai konsekuensinya, harus ada kerelaan untuk melakukan
perampingan karyawan dalam berbagai tingkatan (level posisi/jabatan). Munculnya
bank baru hasil merger, Bank Mandiri misalnya, diperkirakan sekitar ribuan karyawan
dengan terpaksa dan berat hati harus dirumahkan atau memperoleh kesempatan pensiun
lebih cepat. Untuk mengantisipasi hal tersebut, tentunya jauh hari sudah memperoleh
perhatian dengan seksama, seperti emberikan berbagai bentuk pelatihan yang
memungkinkan mereka yang akan dirumahkan tersebut untuk mampu mandiri plus
bekal permodalan untuk membuka usaha (bisnis) baru bagi kelasngsungan hidupnya.
Sedangkan mengenai peran manajerial dalam bank hasil merger diharpkan
akan dapat menghasilkan suatu efisiensi dan peningkatan kinerja (performance) secara
optimal melalui penempatan tenaga-tenaga profesional perbankan yang dimiliki oleh
masing-masing bamk hasil merger. Dalam hal ini, penempatan terhadap tenaga-tenaga
profesional dalam bidangnya masing-masing tersebut hendaknya dilakukan berdasarkan
bukan saja dari sisi profesionalisme, tetapi juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip
keadilan, kebersaamaan dan keterbukaan (transparansi) bagi semua pihak.
7
KONDISI BANK SETELAH DI MERGER MENJADI BANK MANDIRI
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank
Dagang Negara(BDN), Bank PembangunanIndonesia(Bapindo) dan Bank Expor Impor.
Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999. Dalam proses
penggabungan dan pengorganisasian ulang, jumlah cabang Bank Mandiri dikurangi
sebanyak 194 buah dan karyawannya berkurang dari 26.600 menjadi 17.620. Direktur
Utamanya yang pertama adalah Robby Djohan. Kemudian pada Mei 2000, posisi
Djohan digantikanECW Neloe. Neloe menjabat selama lima tahun sebelum digantikan
Martowardojo akibat terlibat dugaan korupsi di Bank tersebut.
Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari
program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia . Pada
bulan Juli 1999, empat Bank milik Pemerintah yaitu, Bank bumi daya, Bank dagang
negara, Bank Ekspor Impor dan , bergabung menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat
Bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat Bank tersebut
telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan diIndonesia .
Bank Dagang Negara merupakan salah satu Bank tertua di Indonesia.
Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto
Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949
namanya berubah menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun 1960
8
Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara,
sebuah Bank pemerintah ynag membiayai sektor industri dan pertambangan.
Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari
nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank
Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah
Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk
melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, Bank umum negara digabungkan
ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia
Unit IV beralih menjadi Bank Bumi daya.
Sejarah Bank Ekspor Impor berawal dari perusahaan Belanda
N.V.Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842
mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah
menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, selanjutnya pada tahun 1965
perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara
Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonesia Unit II dipecah menjadi dua
unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang
akhirnya menjadi BankExim, bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor impor.
Bapindo berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah Bank Industri yang
didirikan pada tahun1951. Misi Bank Industri Negara adalah mendukung
pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan,
industri, pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai Bank milik negara pada tahun
1960, BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo
ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka
menengah, jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.
Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa
perbankan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun. Masing-
masing dari empat Bank bergabung memainkan peranan yang penting dalam
pembangunan Ekonomi. Pada saat ini, berkat kerja keras lebih dari 21.000 karyawan
yang tersebar di 909 kantor cabang didukung oleh anak perusahaan yang bergerak di
bidang investment banking, perbankan syariah serta bancassurance, Bank Mandiri
menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh bagi perusahaan swasta maupun milik
Negara komersil saha kecil mikro serta nasabah consumer.
Pada tanggal 14 Juli 2003, Pemerintah Indonesia melakukan divestasi sebesar
20% atas kepemilikan saham di Bank Mandiri melalui penawaran umum perdana (IPO).
Selanjutnya pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah Republik Indonesiamelakukan
divestasi lanjutan atas 10% kepemilikan di Bank Mandiri. Bank Mandiri saat ini
merupakan Bankterbesar dalam jumlah aktiva, kredit dana pihak ketiga. Total aktiva per
31 Desember 2005 sebesar Rp 254, 3 triliun (USD25,9 miliar) dengan pangsa pasar
sebesar 18,0% dari total aktiva perbankan di Indonesia. Jumlah dana pihak ketiga
9
Bank Mandiri sebesar Rp 199,0 triliun atau sama dengan 17,6% dari total dana pihak
ketiga secara nasional, dimana jumlah tabungan merupakan 16% dari total tabungan
secara nasional,. Begitu pula dengan pangsa pasar deposito berjangka sebesar 19,1%
dari total deposito berjangka di Indonesia. Selama tahun 2005, pertumbuhan dana pihak
ketiga kami sebesar 5,8%, sementara pertumbuhan kredit sebesar 13,3%. Bank Mandiri
memiliki struktur permodalan yang kokoh dengan Rasio Kecukupan Modal (Capital
Adequacy Ratio-CAR) sebesar 23,7% pada akhir tahun 2005, jauh diatas ketentuan
minimum Bank Indonesia sebesar 8%. Pada Maret 2005, Bank Mandiri mempunyai
829 cabang yang tersebar di Indonesiaenam cabang di luar negeri. Selain itu, Bank
Mandiri mempunyai sekitar 2.500 ATMtiga anak perusahaan utama yaitu Bank Syariah
Mandiri, Mandiri Sekuritas, AXA Mandiri.
Kinerja Bank Mandiri pada Awal Merger
Menurut Agunan (2003), dari hasil analisis terhadap kinerja keuangan dan
angket efisiensi Bank Mandiri dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja usaha
Bank Mandiri sebelum merger menunjukkan Bank pemerintah yang tidak sehat. Hal
tersebut dapat diketahui dari tingkat pencapaian ROA, ROE, DER, DTAR yang
menunjukkan keempat Bank BUMN dalam kondisi bangkrut, dimana utang yang
dimiliki telah melebihi modal beribu-ribu kali. Disamping itu, perbandingan utang
terhadap aktiva sangat buruk yaitu jumlah utang yang dimiliki tidak dapat dilunasi
dengan aktiva yang ada di empat Bank tersebut. Merger yang dilakukan pemerintah
terhadap empat Bank tidak sehat merupakan pilihan terakhir dibandingkan penutupan
(likuidasi) Bank BUMN. Tujuan ini tidak lain menghindari pengeluaran yang lebih
besar lagi untuk membayar uang para deposan, mencegah terjadinya domino effect
seiring krisis ekonomi yang berlangsung, bertambahnya jumlah pengangguran.
Kinerja Bank Mandiri setelah merger tidak berdampak positif atau dapat
dikatakan tidak sehat jika dilihat dari rasio keuangan yang telah dikemukakan
sebelumnya. Disamping itu, 70% pendapatan Bank Mandiri berasal dari pendapatan
bunga obligasi pemerintah, justru pendapatan bunga dari pemberian kredit hanya
sebesar 18% untuk tahun 2001. Dengan demikian, kinerja Bank selama tiga tahun ini
tidak lebih baik dibandingkan sebelum merger.Merger tidak selalu menciptakan
efisiensi, walaupun peningkatan total aktiva dapat mencapai skala ekonomis, belum
cukup untuk menciptakan efisiensi Bank Mandiri. Beberapa aspek yang mempengaruhi
efisiensi Bank Mandiri terlihat dari aktiva, modal, utang jangka pendek, utang jangka
panjang, jumlah SDM. Sementara itu, Bank Mandiri hanya diposisi keempat apabila
dilihat efisiensi relatif diantara Bank pemerintah saat ini.
Nilai-nilai Budaya Baru Bank Mandiri
Bank Mandiri memiliki misi untuk menjadi Bank yang berorientasi pada
pemenuhan kebutuhan pasar serta memberikan keuntungan maksimal bagi stakeholder
dengan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. Selain dari itu, Bank Mandiri
10
berusaha menjadi Bank yang dikenal karena mematuhi standar praktek perbankan
internasional dalam hal corporate governance.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Bank Mandiri telah menanamkan nilai-
nilai transparansi, independensi, akuntabilitas, tanggung jawab, keadailan melalui
berbagai program sosialisasi kepada seluruh jajaran Bank . Penjabaran atas prinsip
corporate governance yang baik telah dilakukan antara lain dengan menuangkan nilai-
nilai tersebut ke dalam Visi dan Misi Bank Mandiri, kebijakan Good Corporate
Governance, Code of Conduct, Pernyataan Tahunan dan “Perilaku 3 Tidak (3 NO
Behaviors)” yang telah lama dijalankan. Struktur dua lapis memberikan keseimbangan
yang baik anatara Direksi dan Komisaris, yang sesuai dengan representasi kepentingan
stakeholder dan pemegang saham yang saat ini mayoritas ada di tangan pemerintah,
namun pada pertengahan tahun 2003, 20% saham telah dimiliki oleh publik.
Representasi yang adil di atas kepentingan pemegang saham minoritas menjadi kunci
penting setelah IPO.
Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, Bank Mandiri mengatur
adanya larangan perangkapan jabatan bagi Direksi dan Komisaris yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan dengan Bank.
Perbaikan kinerja Bank Mandiri dilakukan dengan perbaikan menyeluruh,
dengan orientasi kepada pelanggan. Budaya pelayanan, peningkatan omset dan
perbaikan kualitas kredit dilakukan secara bersama-sama. Berdasarkan survai
independent oleh MRI, Bank Mandiri menduduki peringkat 3 sebagai Bank dengan
pelayanan terbaik dari 11 Bank di Indonesia pada tahun 2004.
Visi Bank Mandiri adalah menjadi “Bank Terpercaya Pilihan Anda”
Sedangkan misinya adalah :
1. Berorientasi pada Pemenuhan kebutuhan pasar.
2. Mengembangkan sumber daya manusia profesional
3. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
4. Melaksanakan manajemen terbuka
5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan.
Pada tahun 2005 Bank Mandiri mengembangkan suatu budaya kerja baru.
Untuk mewujudkan visi, misi sebagaimana di atas merupakan suatu perjalanan panjang
yang harus ditempuh dalam suatu koridor dan pedoman yang disepakati bersama dalam
organisasi. Terdapat 5 nilai budaya, yakni serangkaian prinsip yang dijadikan sebagai
panduan moral dalam berperilaku, bertindah dan mengambil keputusan. Nilai budaya
yang menjadi pedoman tersebut dirumuskan sebagaimana Tabel 3.
11
Tabel. 3. Definisi Nilai Budaya dan Perilaku Utama Bank Mandiri
Nilai Definisi Perilaku Utama
Kepercayaan/
Trust
Membangun keyakinan dan
sangka baik diantara stakeholder
dalam hubungan yang tulus dan
terbuka berdasarkan kehandalan
Saling menghargai dan
bekerja sama
Jujur, tulus dan terbuka
Integritas/Integrity Setiap saat berfikir, berkata dan
berperilaku terpuji, menjaga
martabat serta menjunjung tinggi
kode etik profesi
Disiplin dan konsisten
Berpikir, berkata dan
bertindak terpuji
Profesionalisme/
profesionalism
Berkomitmen untuk bekerja tuntas
dan akurat atas dasar kompetensi
terbaik dengan penuh tanggung
jawab
Kompeten dan
bertanggung jawab
Memberikan solusi hasil
terbaik
Fokus pada
Pelanggan/
Customer Fokus
Senantiasa menjadikan pelanggan
sebagai mitra utama yang saling
menguntungkan untuk tumbuh
secara berkesinambungan
Inovatif, proaktif dan
cepat tanggap
Kesempurnaan/
Execelence
Mengembangkan dan melakukan
perbaikan di segala bidang untuk
mendapatkan nilai tambah
optiman dan hasil yang terbaik
secara terus menerus
Orientasi pada nilai
tambah dan perbaikan
terus menerus
Peduli lingkungan
Sumber : Tim Internalisasi Budaya Bank Mandiri (2002)
Gelombang Merger di dunia
Apabila kita amati tentang bagaimana perkembangan merger bank di berbagai
negara nampaknya merger berlangsung dalam tempi dan ritme yang berbeda-beda.
Sekitar tahun 1970-an gelombang pertama meger terjadi di Amerika, seperti
bergabungnya Bank America dengan Ssecurity Pacifik, Chase Manhanttan Bank dengan
Chemical Bank, dan Bank of New York dengan Irving Trust.
Selanjutnya diikuti gelombang kedua merger yang terjadi di Eropa, terutama di
Swiss, seperti rencana merger antar Union Bank of Switzerland dengan Swiss Bank
Corp. Gelombang mergerpun terus bergulir sehingga muncul gelombang ketiga merger
di kawasan Asia Pasifik, yang ditandai dengan terjadinya merger antar bank di Australia
yang sebelumnya pernah ada larangan bank untuk merger (Infobank 222).
Tak ketinggalan gelombang merger juga mulai merembers di kawasan Asia
Tenggara, khususnya di Indonesia. Di tahun 1999 yang menurut penanggalan Cina
sebagai tahun kelinci nampaknya merupakan tahun baik untuk melakukan merger.
Terutama dengan adanya tekad pemerintah untuk melakukan merger empat bank
pemerintah kedalam Bank mandiri yang saat itu diperkirakan sekitar Mei 1999 suddah
rampung total.
12
Para pemilik bank-bank swasta yang sebelumnya merencanakan melakukan
merger antara lain kelompok Bakre, Nusamba, dan Eka Tjipta Widjaja. Kelompok
bank-bank swasta milik Bakrie seperti Bank Nusa, Bank Nasional, Bank Angkasa dan
Bank Komersial. Sedangkan kelompok nusamba antara lain Bank Duta, Bank Bukopin,
Bank Tugu, Bank Universal dan Bank Umum Nasional. Sementara itu, kelompok Eka
Tjipta Widjaja antara lain BII, BDNII, Bank SGP, Bank Tiara, Bank Tugu dan Bank
Dewa Rutji.
Keinginan para pemilik bank-bank swasta saat itu untuk melakukan merger
tentunya merupakan suatu kebutuhan yang tak dapat ditunda-tunda lagi. Namun, dalam
perjalanannya rencana merger bank menjadi terhenti karena beberapa bank swasta yang
direncanakan ikut merger telah di bekukan operasinya, seperti BDNI, BUN dan Tiara.
Sebuah Harapan
Dalama menghadapi era globalisasi, tentunya sangat diperlukan dukungan
yang kuat dunia perbankan benar-benar sehat dan kuat dalam berbagai aspeknya baik
dilihat dari aspek permodalan, manajemen, rentabilitas maupun likuiditasnnya.
Keputusan pemerintah memang telah bulat dan harus disosialisasikan kepada
publik (termasuk nasabah) dengan baik. Suatu hal yang tak boleh dilupakan adalah
bagaimana penanganan lebih lanjut terhadap status para karyawan yang kini berstatus
sebagai bank merger tersebut. Yang jelas cepat atau lambat akan terjadi gelombang
rasionalisasi para karyawan bank merger tersebut, sebagaimana terjadi bankmerger
sebelumnya. agar rasionalisasi karyawan bank merger tersebut tidak menimbulkan
gejolak yang berarti, sudah sselayaknya perlu dipikirkan pola rasionalisasi yang
menyejukkan mereka (smilling rationalization). Kalau pemerintah cukup berhasil dalam
melakukan merger Bank Mandiri, tentunya hal itu juga bisa dilakukan bagi bank merger
yang baru. Nampaknya pahit, tapi mudah-mudahan bisa menjadi obat yang mujarab
bagi dunia perbankan.
Bank Mandiri sebagai hasil merger dengan 4 bank milik pemerintah lainnya
telah memiliki sejarah yang panjang yang dimulai sejak kemerdekaan Indonesia .
Perubahan politik, sosial dan budaya serta lingkungan global tidak dapat dipungkiri
merupakan bagian dari perjalannya. Budaya pelayanan serta mengutamakan nasabah
baru dimulai pada era deregulasi di tahun 1980-an sampai akhirnya liberalisasi tidak
dapat dihindarkan telah membawa perbankan Indonesia ke dalam pasar global. Budaya
organisasi perbankan secara otomatis dituntut untuk terus mengalami perubahan ke arah
yang lebih kompetitif bukan hanya di pasar domestik tapi di pasar global.
13
BAB IV
Kesimpulan
Bank Mandiri sebagai hasil merger dari empat Bank milik pemerintah,
memiliki peranan yang sangat penting dalam sejarah kebijakan keuangan di
Indonesia, telah mengalami perubahan kebijakan perbankan sesuai dengan kondisi
sosial, politik dan ekonomi Indonesia, tidak dapat lagi mempertahankan budaya
lama yang selama ini telah menjadi stereotip bank milik pemerintah yang tidak
berorientasi kepada pelanggan tetapi lebih sebagai agen pemerintah. Berbagai
upaya dilakukan, antara lain dengan peningkatan modal, komitmen untuk menjadi
Good Corporate Governance, dan juga dengan implementasi budaya kerja baru.
Budaya kerja baru Bank Mandiri telah menghasilkan penghargaan BankMandiri
oleh lembaga peringkat di tingkat Asia sebagai Bank dengan pelayanan terbaik
diIndonesia.
14
Akuisisi Danone-Aqua
BAB I
PENDAHULUAN
Aqua adalah sebuah merek Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang
diproduksi oleh Aqua Golden Mississipi di Indonesia sejak tahun 1973. Selain di
Indonesia, Aqua juga dijual di Singapura. Aquaadalah merek AMDK dengan penjualan
terbesar di Indonesia dan merupakan salah satu merek AMDK yang paling terkenal di
Indonesia, sehingga telah menjadi seperti merek generik untuk AMDK. Di Indonesia,
terdapat 14 pabrik yang memroduksi Aqua.
Sejak tahun 1998, Aqua sudah dimiliki pula oleh perusahaan multinasional
dari Perancis, Danone, hasil dari penggabungan Aqua Golden Mississippi dengan
Danone.
AQUA didirikan oleh Tirto Utomo, warga asli Wonosobo yang setelah keluar
bekerja dari Pertamina mendirikan usaha air minum dalam kemasan (AMDK).
Tirto berjasa besar atas perkembangan bisnis atau usaha AMDK di Indonesia,
karena sebagai seorang Pioneer maka Almarhum berhasil menanamkan nilai-nilai dan
cara pandang bisnis AMDK di Indonesia.
15
BAB 11
SEJARAH
A. Awal Pendirian
PT Aqua Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 di Indonesia. Ide
mendirikan perusahaan AMDK timbul ketika Tirto bekerja sebagai pegawai pertamina
di awal tahun 1970-an. Ketika itu Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan
Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika istri ketua delegasi mengalami
diare yang disebabkan karena mengkonsumsi air yang tidak bersih. Tirto kemudian
mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa
meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan.
Ia dan saudara-saudaranya mulai mempelajari cara memproses air minum
dalam kemasan. Ia meminta adiknya, Slamet Utomo untuk magang di Polaris, sebuah
perusahaan AMDK yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di Thailand. Tidak
mengherankan bila pada awalnya produk Aqua menyerupai Polaris mulai dari bentuk
botol kaca, merek mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air.
Tirto mendirikan pabrik pertamanya di Pondok Ungu, Bekasi, dan menamai
pabrik itu Golden Mississippi dengan kapasitas produksi enam juta liter per tahun. Tirto
sempat ragu dengan nama Golden Mississippi yang meskipun cocok dengan target
pasarnya, ekspatriat, namun terdengar asing di telinga orang Indonesia. Konsultannya,
Eulindra Lim, mengusulkan untuk menggunakan nama Aqua karena cocok terhadap
imej air minum dalam botol serta tidak sulit untuk diucapkan. Ia setuju dan mengubah
merek produknya dari Puritas menjadi Aqua. Dua tahun kemudian, produksi
pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 ml dengan
harga jual Rp.75, hampir dua kali lipat harga bensin yang ketika itu bernilai Rp.46
untuk 1.000 ml.
B. Perkembangan dan akuisisi
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan
membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada.
(Brealey, Myers, & Marcus, 1999,p.598).
Pada tahun 1982, Tirto mengganti bahan baku (air) yang semula berasal dari
sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self-flowing spring) karena
dianggap mengandung komposisi mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium,
magnesium, potasium, zat besi dan sodium.
Willy Sidharta, sales dan perakit mesin pabrik pertama Aqua, merupakan orang
pertama yang memperbaiki sistem distribusi Aqua. Ia memulai dengan menciptakan
konsep delivery door to door khusus yang menjadi cikal bakal sistem pengiriman
langsung Aqua. Konsep pengiriman menggunakan kardus-kardus dan galon-galon
menggunakan armada yang di desain khusus membuat penjualan Aqua secara konsisten
16
menanjak hingga akhirnya angka penjualan aqua menjadi dua triliun rupiah di tahun
1985.
Pada 1984, Pabrik AQUA kedua didirikan di Pandaan, Jawa Timur sebagai
upaya mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut. Setahun
kemudian, terjadi pengembangan produk Aqua dalam bentuk kemasan PET 220 ml.
Pengembangan ini membuat produk Aqua menjadi lebih berkualitas dan lebih aman
untuk dikonsumsi.
Pada tahun 1995, Aqua menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan
sistem produksi in line di pabrik mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan
AQUA dilakukan bersamaan. Hasil sistem in-line ini adalah botol AQUA yang baru
dibuat dapat segera diisi air bersih di ujung proses produksi, sehingga proses produksi
menjadi lebih higienis.
Pada tahun 1998, karena ketatnya persaingan dan munculnya pesaing-pesaing
baru, Lisa Tirto sebagai pemilik Aqua Golden Mississipi sepeninggal ayahnya Tirto
Utomo, menjual sahamnya kepada Danone pada 4 September 1998. Akusisi tersebut
dianggap tepat setelah beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat menyelamatkan
Aqua dari ancaman pesaing baru. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas
produk dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam kemasan
(AMDK) yang terbesar di Indonesia. Pada thaun 2000, bertepatan dengan pergantian
milenium, Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua.
C. Pasca Akuisisi
DANONE meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40 %
menjadi 74 %, sehingga Danone kemudian menjadi pemegang saham mayoritas Aqua
Group. Aqua menghadirkan kemasan botol kaca baru 380 ml pada 1 November 2001.
Tahun 2002 Banjir besar yang melanda Jakarta pada awal tahun menggerakkan
perusahaan untuk membantu masyarakat dan juga para karyawan Aqua sendiri yang
terkena musibah tersebut. Aqua menang telak di ajang Indonesian Best Brand Award.
Mulai diberlakukannya Kesepakatan Kerja Bersama [KKB 2002 - 2004] pada 1 Juni
2002.
Tahun 2003 Perluasan kegiatan produksi Aqua Group ditindaklanjuti melalui
peresmian sebuah pabrik baru di Klaten pada awal tahun. Upaya mengintegrasikan
proses kerja perusahaan melalui penerapan SAP (System Application and Products for
Data Processing) dan HRIS (Human Resources Information System).
Tahun 2004 Peluncuran logo baru Aqua. Aqua menghadirkan kemurnian alam
baik dari sisi isi maupun penampilan luarnya. Aqua meluncurkan varian baru Aqua
Splash of Fruit, jenis air dalam kemasan yang diberi esens rasa buah strawberry dan
orange-mango. Peluncuran produk ini awalnya ingin memperkuat posisi Aqua sebagai
produsen minuman. Sebenarnya AQUA Splash Of Fruit bukanlah air mineral biasa,
namun masuk dalam kategori beverages. Sehingga di dalam penjualannya tidak boleh
17
dijemur seperti produk air mineral, namun harus dimasukkan ke dalam lemari pendingin
atau cooling box. Sayangnya, hal ini tidak terlalu diperhatikan oleh konsumen
dikarenakan kurangnya sosialisasi oleh pihak Aqua.
Pada tahun 2004 Aqua melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) massal
untuk seluruh pabrik, depo dan termasuk kantor pusat.
Tahun 2005 Danone membantu korban tsunami di Aceh. Pada tanggal 27
September, AQUA memproduksi Mizone, minuman bernutrisi yang merupakan produk
dari Danone. Mizone hadir dengan dua rasa, orange lime dan passion fruit.
Tahun 2006-2008 Danone berupaya untuk membuat pabrik di Serang, namun
karena Danone didemo oleh warga sekitar, Bupati, DPRD dan LSM, serta terlebih lagi
kasus ini sudah sampai Gubernur Banten yang bukan menjadi rahasia merupakan Putri
dari 'penguasa' Banten maka Danone dengan terpaksa 'kalah' atau membatalkan atau
mundur dari pembuatan Pabrik di Serang.
Sebenarnya Danone bisa berhasil membuat pabrik di Serang seandainya
Danone mau membuatkan fasilitas umum yaitu Air Bersih bagi warga sekitar, karena
sebenarnya yang dibutuhkan warga sekitar itu hanyalah Air Bersih bukannya hanya
sekedar survey atau malah penghijauan. Keadaan inilah yang sayangnya justru
dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk mencari 'keuntungan' pribadi.
Tahun 2009 Danone akan mulai membuat pabrik baru di Cianjur, ini
merupakan pengalihan dari Pabrik Serang yang pembangunannya sementara ditunda.
Danone meluncurkan Mizone rasa apple guava.
Tahun 2010 Aqua Group mengalami perubahan signifikan pada struktur
organisasi dan operasionalnya. Perubahan tersebut adalah proses delistingPT Aqua
Golden Mississippi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga status badan hukum PT
AGM menjadi perusahaan tertutup. Aqua juga memperkenalkan inovasi baru pada tutup
galonnya untuk menjaga kemurnian alam.
Tahun 2011 Aqua menyelenggarakan kampanye It's in Me untuk sosialisasi
hidup sehat kepada konsumen.
PRODUK
Filosofi AQUA dalam menghasilkan air minum yang menyehatkan adalah
untuk melestarikan kebaikan alam. Karenanya, untuk menjaga kebaikan alam dalam
setiap tetesnya, AQUA menggunakan sebuah sistem proses terpadu yang menghasilkan
air yang menyehatkan untuk Anda langsung dari sumber mata air pegunungan, sehingga
AQUA menjamin bahwa tidak ada apapun antara Anda dan kebaikan alam.
Proses yang canggih namun sederhana akan memastikan bahwa tidak ada
satupun mineral penting dari alam yang terbuang percuma sehingga semua kebaikan
18
alam tetap terjaga dengan baik. Komposisi dan keseimbangan alami mineral AQUA
setelah pengemasannya dalam botol dipastikan tetap sama seperti saat masih di
sumbernya sehingga komposisi dan keaslian sumber tetap terjaga. Dan melalui proses
keseluruhan yang tidak terjamah oleh tangan manusia, resiko kontaminasi mulai dari
sumber mata air hingga ke tangan Anda dapat diminimalisasikan.
Dan dengan melalui proses keseluruhan yang tidak terjamah oleh tangan
manusia, resiko kontaminasi mulai dari sumber mata air hingga ke tangan Anda dapat
terminimalkan.
Proses terpadu ini juga merupakan proses berkelanjutan, yang mencakup:
Penyaringan untuk menghilangkan pengendapan
Penggunaan oksigen untuk membunuh mikroba
Eksposur terhadap sinar ultraviolet untuk mencegah kontaminasi sebelum
pengemasan.
Sistem proses dan kualitas AQUA memenuhi standar yang dibuat oleh Good
Manufacturing Practice dan Good Sanitation-Hygienic Practice sekaligus kualitas
produk akhir sesuai dengan SNI 01-3553-2006 atau "Codex for Bottle Water".
Karena AQUA adalah ciptaan alam yang berharga, dengan kebaikan alam
dalam setiap tetesnya, kami ingin memastikan bahwa Anda akan selalu dapat menikmati
air AQUA dari generasi ke generasi berikutnya. Oleh karena itu, AQUA menjaganya
dengan tidak mengambil lebih dari apa yang diberikan oleh alam, serta bekerjasama
dengan pihak setempat untuk melestarikan lingkungan sekitar sumber mata air.
Dan sebagai bagian dari Grup Danone di seluruh dunia, AQUA mengikuti
aturan yang dituangkan dalam Piagam Danone tentang manajemen sumber daya air
untuk menjamin kemurnian dan kualitas sumber-sumber mata air alami yang AQUA
miliki serta menjaga kelestarian sumber-sumber tersebut.
AQUA juga memberikan kembali apa yang telah diambilnya dari alam dengan
menjaga sumber-sumber daya alam kami di daerah pegunungan dimana jika hujan turun
akan mengisi sumber mata air AQUA. Kami juga bekerjasama dengan pihak setempat
yang berkepentingan dengan menjalankan sejumlah program sosial dan lingkungan
hidup untuk memberdayakan masyarakat sekitarnya. Program tersebut meliputi:
Pertanian yang berkesinambungan
Pengelolaan sampah
Pendidikan lingkungan dan kesehatan
Akses ke air bersih dan sanitasi
Penghijauan
Manajemen irigasi terpadu.
19
Ini yang membuat AQUA berbeda dari produk sejenis: AQUA bersumber dari
mata air alami di gunung dan mengandung mineral yang seimbang, membuat AQUA
berkualitas tinggi.
Berbagai Alasan untuk Minum AQUA, yaitu:
AQUA telah menjadi bagian dari keluarga sehat Indonesia lebih selama lebih dari
30 tahun. Sebagai pelopor air minum dalam kemasan sejak didirikan tahun 1973,
kini AQUA menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup sehat masyarakat
Indonesia. Dulu dan kini, AQUA tetap dan selalu menjadi yang terbesar dan
terdepan di Indonesia. Volume penjualan AQUA merupakan volume penjualan
terbesar di dunia untuk kategori air mineral.
Lebih lagi kini group DANONE yang merupakan salah satu produsen terbesar dan
terbaik di dunia untuk minuman menjadi bagian dari AQUA. Keunggulan
DANONE dalam produk makanan dan minuman bernutrisi menjadikan AQUA
semakin baik dan kokoh.
Berasal dari sumber mata air terpilih dan terlindung, sehingga menjamin bahwa
segala kebaikan alam dari sumbernya tetap terjaga dalam setiap tetesnya. Ini berarti
bahwa setiap tetes AQUA memiliki segala kebaikan dan keseimbangan mineral
alami.
Sumber mata air dipilih setelah melalui proses yang penuh ketelitian dan hati-hati.
Setiap sumber mata air pegunungan harus memenuhi 9 poin kriteria yang kemudian
melewati 5 tahap proses seleksi yang ketat selama kurang lebih 1 tahun sebelum
akhirnya dapat menjadi mata air AQUA. Tidak heran apabila kualitas AQUA
merupakan yang terbaik
Setiap tetes AQUA mengandung mineral alami yang seimbang, menjadikannya
sungguh baik untuk dikonsumsi setiap hari oleh seluruh anggota keluarga.
Kesembangan mineral-mineral yang alami ini penting fungsinya bagi kesehatan
tubuh.
Setelah ditemukan, sumber mata air dan area sekitarnya juga senantiasa dijaga dan
dilindungi kelestariannya. Secara sistematis, AQUA melindungi kelestarian
lingkungan sumber airnya mulai dari area tangkapan air hujan hingga lingkungan
sekeliling sumber air. Dinding perlindungan bawah tanah juga dibangun untuk
mencegah rembesan.
Selain itu, AQUA berkomitmen untuk menjaga kelestarian sumber mata airnya
dengan tidak mengambil lebih dari apa yang diberikan oleh alam. Hal ini dilakukan
guna memastikan bahwa segala Kebaikan Alam tetap terjaga dalam setiap tetes
AQUA.
Menggunakan manajemen sumber daya air yang canggih. Sebagai bagian dari Grup
Danone di seluruh dunia, AQUA mengikuti aturan yang dituangkan dalam Piagam
Danone untuk manajemen sumber daya air untuk menjamin kualitas sumber-
sumber mata airnya.
20
Diproses dengan sistem proses terpadu yang menjamin bahwa tidak ada apapun
antara Anda dan kebaikan alam. Sistem proses terpadu ini merupakan proses yang
canggih namun sederhana dan dapat memastikan bahwa tidak ada satupun mineral
penting dari alam yang terbuang percuma.
Setiap tahapan dan titik proses ada kontrol kualitas yang menjamin kualitas produk,
sehingga menjamin bahwa segala kebaikan alam tetap terjaga dalam setiap tetes
AQUA.
Sistem proses dan kualitas AQUA memenuhi standar yang dibuat oleh Good
Manufacturing Practice dan Good Sanitation-Hygienic Practice sekaligus kualitas
produk akhir sesuai dengan SNI 01-3553-2006 atau "Codex for Bottle Water".
AQUA merupakan merek minuman yang sudah terpercaya hingga puluhan tahun
sebagai merek terbaik. Terbukti AQUA sudah menerima berbagai penghargaan
yang merupakan wujud kepercayaan dan kepuasan konsumen, antara lain:
Indonesian Best Brand Award (penghargaan untuk merek terbaik Indonesia) dari
tahun 2003-2004, Indonesian Customer Satisfaction Award (penghargaan untuk
merek yang memberikan kepuasan tertinggi kepada konsumennya) dari tahun 2003
dan Indonesian Golden Brand Award di tahun 2005-2007.
AQUA secara aktif melakukan berbagai program untuk menyehatkan konsumen
Indonesia, diantaranya program AKSI (AQUA untuk Keluarga Sehat Indonesia)
dan AuAI (AQUA untuk Anak Indonesia).
Varian Produk Aqua, antara lain:
AQUA Gallon
AQUA botol kaca 380 ml
AQUA botol plastik 1500 ml
AQUA botol plastik 600 ml
AQUA botol plastik 330 ml
AQUA gelas plastik 240 ml
21
BAB III
KESIMPULAN
Danone-Aqua hasil akuisisi Aqua Golden Mississipi oleh Danone. Akuisisi
tersebut terjadi karena ketatnya persaingan dan banyaknya pesaing baru yang
bermunculan. Dengan akuisisi tersebut Danone-Aqua berhasil menjadi perusahaan air
mineral yang berkualitas dengan berbagai metode pemasaran yang pada zamannya
belum populer. Dengan akuisisi tersebut juga berhasil mengubah sumber bahan baku air
yang dulunya di ambil dari sumur bor kemudian beralih ke air pegunungan yang
mengalir dengan sendirinya. Kemudian untuk mendekatkan pabrik dengan konsumen
Danone-Aqua membuka pabrik di Pandaan-Jawa Timur. Selain berkonsentrasi pada
perkembangan usaha Danone-Aqua juga masih memiliki jiwa sosial dengan membantu
korban tsunami di Aceh serta menyelenggarakan sosialisasi hidup sehat dengan minum
air mineral.