Download - METODE _SS
-
8/19/2019 METODE _SS
1/20
1 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
Nama Pekerjaan : Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. SubangLokasi : Kabupaten Subang
Satuan Kerja : Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Citarum Balai Besar WilayahSungai Citarum
Tahun Anggaran : 2015
A. MAKSUD & TUJUAN
Metode Pelaksanaan proyek pada hakekatnya adalah proses merubah sumber daya dan dana tertentusecara terorganisasi menjadi hasil pembangunan yang mantap sesuai dengan tujuan dan harapan-harapanawal. Kesemuanya harus dilaksanakan dalam jangka waktu terbatas. Sementara itu pada sisi lain disadari
bahwa metode pelaksanaan proyek pada umumnya merupakan suatu rangkaian mekanisme tugas ataukegiatan yang rumit yang mengandung berbagai permasalahan serta kesulitan tersendiri berdasarkan ataskondisi yang kompleks tersebut, yang membawa kita kepada suatu pertanyaan besar, bagaimana agarsuatu proyek dapat diselesaikan dengan tepat waktu, tepat mutu, dan tetap dalam batas-batas anggaran biaya yang telah direncanakan.
Untuk mendukung Satuan Kera Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Citarum Balai Besar Wilayah Sungai
Citarum dalam hal pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang ,
maka kami sajikan Metode Pelaksanaan Pekerjaan untuk mencapai hasil yang optimal ditinjau darikualitas, kuantitas, dan tepat waktu penyelesaiannya.
Maksud dari Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah untuk menyelesaikan seluruh Pekerjaan tersebut,sesuai dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan
tahap pelaksanaan yang sistimatis berdasarkan sumber daya yang tersedia.
Tujuan dari Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini sebagai pedoman teknis pelaksanaan di lapangan yangharus diikuti oleh Pelaksana Lapangan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah ditetapkan dalam RKS dan kontrak yang telah di sepakati, serta memberikan gambaranmengenai tata cara kerja, dengan sasaran agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan jadwalwaktu yang telah di sepakati dalam Kontrak serta untuk mendapakan hasil akhir pekerjaan sesuai denganharapan bersama.
Pekerjaan tersebut diatas dilaksanakan dengan perkiraan jangka waktu pelaksanaan selama 180 (seratus
delapan puluh) hari kalender . Dengan waktu yang cukup singkat ini maka untuk schedule pelaksanaankami sampaikan dalam barchart.
Adapun metode pelaksanaan proyek ini meliputi beberapa tahap pelaksanaan pekerjaan.
B. LINGKUP PEKERJAAN
-
8/19/2019 METODE _SS
2/20
2 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
Pekerjaan Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang meliputi pekerjaan dengan urutankerja sebagai berikut :
I.
Kontrak dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
II.
Pekerjaan Pendahuluan, antara lain :1.
Survey, Pengukuran/Uitzet, dan Marking/Bouwplank2.
Pembersihan Lahan
3.
Fasilitas Kantor Lapangan/Direksikeet dan Barak Kerja/Gudang
4.
Penyediaan Listrik dan Air Kerja5.
Pembuatan Shop Drawing6.
Papan Nama Proyek
III.
Pekerjaan Persiapan, antara lain :1.
Mobilisasi2.
Kistdam dan Pengeringan
IV.
Pekerjaan Tanah, antara lain :
-
8/19/2019 METODE _SS
3/20
3 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
1.
Stripping2.
Galian Tanah Biasa dengan Tenaga Orang3.
Timbunan Tanah Kembali (diratakan dan dirapihkan)4.
Galian Tanah Biasa dengan Alat Berat Jarak Buangan 0 – 50 m5.
Galian Tanah Biasa dengan Alat Berat Jarak Buangan 50 m – 1 km6.
Galian Tanah Biasa dengan Alat Berat Jarak Buangan 1 – 3 km7.
Timbunan Tanah Didatangkan, Dirapihkan, dan Dipadatkan
V.
Pekerjaan Pembetonan, antara lain :1.
Beton K.1002.
Beton K.1753.
Beton K.2254.
Beton K.3005.
Bekisting Expose6.
Besi Tulangan Polos
VI.
Pekerjaan Pasangan Batu, antara lain :1.
Pasangan Batu 1 : 4
2.
Siaran 1 : 23.
Plesteran 1 : 3
4.
Bronjong5.
Wheep Hole PVC 2”
VII.
Pekerjaan Pintu Air, antara lain :1.
Pintu Sorong b = 0,40 m, h = 1,00 m (Satu Poros Pemutar Biasa tanpa Roda Gigi)2.
Pintu Sorong b = 0,60 m, h = 1,20 m (Satu Poros Pemutar Biasa tanpa Roda Gigi)
3.
Pintu Sorong b = 0,80 m, h = 1,60 m (Satu Poros Pemutar Biasa tanpa Roda Gigi)4.
Pintu Sorong b = 1,00 m, h = 1,60 m (Satu Poros Pemutar Biasa tanpa Roda Gigi)
5.
Pintu Sorong b = 1,40 m, h = 1,80 m (Dua Poros dengan Gigi)6.
Pintu Sorong b = 1,60 m, h = 1,80 m (Dua Poros dengan Gigi)7.
Pintu Sorong b = 1,60 m, h = 2,00 m (Dua Poros dengan Gigi)
VIII.
Program Pendukung, antara lain :1.
Manajemen Mutu2.
Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IX.
Pekerjaan Akhir, antara lain :1.
Pelaporan dan Dokumentasi2.
Pembuatan As Built Drawing3.
Demobilisasi
X.
Serah Terima Pekerjaan (PHO)
-
8/19/2019 METODE _SS
4/20
4 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
FLOW CHART
Lining Saluran Sekunder dari:◦ Pasangan Batu Kali 1 Pc : 4 Psr
CEK
Timbunan Tanah didatangkan
CEK
CEK
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Galian Tanah Biasa
Galian Tanah dg Alat dg Jarak Buang
CEKTidak
Ya
Timbunan tanah dari Borrow Area dan bekas galian
CEK
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
CEK
Galian Tanah BiasaPekerjaan Bangunan
CEK
Pekerjaan Batu Kali
CEK
Pekerjaan Pintu Sorong
Pek. Plesteran, Siaran,Plat
Pelayanan (Beton Bertulang K-225)
SELESAI
MULAI
Dokumen Kontrak & Gambar
Mobilisasi Peralatan & Personil
Penentuan titik BM pengukuran dan
pematokan
Kistdam dan Pengeringan
Clearing, Grubbing & Tree Removal
Pekerjaan Saluran Pembawa
-
8/19/2019 METODE _SS
5/20
5 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
C.
RENCANA KERJA DAN TEKNIS PEKERJAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kami sampaikan tahapan/metode pelaksanaan pekerjaan secara umum.Setelah ada Serah Terima Lapangan maka pekerjaan Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab.
Subang dapat dilaksanakan.
I.
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Survey, Pengukuran/Uitzet, dan Marking/Bouwplank a.
Pekerjaan Survey/Identifikasi LapanganPekerjaan survey lapangan dilaksanakan guna untuk mengetahui tentang adanya instalasi atauutilitas dibawah tanah atau diatas tanah yang menempati lahan proyek yang akan langsungmengganggu pelaksanaan pekerjaan. Utilitas dapat berupa seperti instalasi listrik, instalasi gas,
instalasi air, instalasi telepon dan instalasi lainnya, sehingga dapat dilindungi keberadaannyadan tetap dapat melayani fungsinya masing-masing dan jika terpaksa harus dipindahkan maka
diperlukan relokasi utilitas tersebut ke daerah yang lebih aman dan dapat berfungsi sepertisedia kala.
b. Pekerjaan Pengukuran/UitzetPengukuran dan pematokan daerah batas pekerjaan dan ketinggiannya untuk perencanaan
dan pembuatan gambar kerja (shop drawing) sebagai acuan lapangan, dengan berpedomanpada dokumen tender dengan menyesuaikan kondisi di lapangan, jika terjadi perubahan-perubahan dilakukan asistensi ke direksi lapangan.
c. Pekerjaan Marking/BouwplankPemasangan bouwplank dilakukan dengan menggunakan kayu kelas 2 dengan tiang daridolken dia. 7-10 cm, jarak tiang berkisar antara 2 meter. Permukaan bagian atas dibuatrata/Waterpass. Pada titik As rencana dipasang tanda-tanda dari paku, dan setelah dilakukanpengecekan kembali bersama direksi lapangan/konsultan pengawas, atas kebenarannya darisemua ukuran segera diberi tanda dengan cat merah.
Pekerjaan Pengukuran (setting out) akan dilaksanakan untuk mengetahui :1. Batas - batas pekerjaan2. Posisi bangunan yang ada.
3. Menentukan elevasi dan koordinat konstruksi yang akan dikerjakan.
Pelaksanaan pekerjaan :- Tim pengukuran yang bertugas untuk mengecek gambar yang ada dan membuat data awal.
Data awal akan dipakai dalam pembuatan Shop Drawing untuk pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
- Pengecekan titik-titik referensi (existing BM) dengan theodolite dan waterpass sehingga dapatdiketahui koordinat (x,y,z) titik-titik BM yang sesungguhnya lalu dibandingkan dengan data-data titik BM dalam gambar untuk mengatahui apakah BM tersebut masih baik atau sudah
rusak.- Pembuatan/pemasangan BM permanent di tempat yang aman dan mudah terlihat agar tidak
terganggu selama masa pekerjaan.
- Pelaksanaan pengukuran akan dilakukan team pengukuran yang dikoordinir oleh seorangsurveyor yang sudah berpengalaman pada bidangnya.
Alat yang digunakan adalah Theodolite dan Waterpass lengkap dengan baak ukur allumuniumpanjang 4 m.
-
8/19/2019 METODE _SS
6/20
6 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
Hasil pengukuran akan dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan untukmendapatkan comments atau approval.Untuk selanjutnya data hasil pengukuran/survey lapangan tersebut dapat dipakai sebagai bahanuntuk menyiapkan rekayasa engineering, dan perhitungan volume MC-0, serta sebagai acuandalam pelaksanaan pekerjaan fisik.
2.
Pembersihan Lahan Pekerjaan ini terdiri dari Pembongkaran dan pembuangan segala sesuatu yang ada diataspermukaan tanah meliputi pembersihan semua pohon, tebangan pohon, pecahan benda, semak belukar dan semua bahan yang tidak dikehendaki.Selama jangka waktu kegiatan pembangunan semua daerah disekitar jalur harus dibersihkan dari bahan-bahan yang tak terpakai, puing, dan sampah yang disebabkan oleh kegiatan pembangunandan bahan itu harus dibuang kecuali ada ketentuan lain dari Direksi. Kontraktor harus menjagalapangan dalam keadaan rapi dan teratur sepanjang waktu.
3.
Fasilitas Kantor Lapangan/Direksikeet dan Barak Kerja/Gudang Sebelum melangkah kepada pekerjaan Fisik Bangunan akan dibuat Direksikeet atau Kantor
Lapangan, yang dilengkapi dengan Furniture Sederhana, Papan Tulis, Rak Buku. UntukPenempatan Direksikeet akan ditempatkan pada area yang strategis terhadap pekerjaan dan tidakmengganggu kelancaran kendaraan logistik ke dalam dan dari luar Lokasi Pekerjaan.
Gudang harus dibuat tertutup dan terlindung dari pengaruh cuaca, dan memenuhi persyaratan,dan kondisinya harus dijaga agar tetap kering dan tidak lembab. Penyimpanan bahan harus
diatur sedemikian rupa agar material yang lebih dulu datang dapat lebih awal digunakan.
-
8/19/2019 METODE _SS
7/20
7 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
4. Penyediaan Listrik dan Air Kerja Penyediaan Listrik Kerja yang merupakan kebutuhan dalam melakukan aktivitas pekerjaan
terutama untuk mesin-mesin, serta untuk penerangan di malam hari bila kerja lembur juga untukkebutuhan lain seperti pemakaian komputer dan lain-lain.
Listrik kerja tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan Genset atau dapat juga dengan
melakukan penyambungan sementara dari PLN yang tersedia dilengkapi dengan meteran.Penyediaan Air Kerja untuk pekerjaan ini dilakukan dengan 2 alternatif yaitu dengan membuat
sumur pantek atau menyambung dari sumber air yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai airminum, mandi, dan cuci.Air kerja tersebut harus benar-benar bersih dan terbebas dari zat-zat kimiawi, serta zat-zatorganik lainnya yang dapat mebahayakan bagi manusia serta bangunan. Untuk menjaminkebersihan air tersebut terlebih dahulu agar dilakukan Tes Laboratorium.
5. Pembuatan Shop Drawing Untuk menjaga hal – hal yang tidak di inginkan di dalam pelaksanaan pekerjaan, makakontraktor Akan membuat shop drawing yang di setujui oleh Konsultan Pengawas, KonsultanPerencana, dan Owner. Shop drawing harus di periksa dan disetujui oleh direksi pekerjaan untukdilakukan perhitungan volume actual (MC-0) dan pelaksanaan dilapangan. Shop drawingdibuat/didesain berdasarkan data hasil pengukuran lapangan yang telah dilakukan.
-
8/19/2019 METODE _SS
8/20
8 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
6.
Papan Nama Proyek Papan Nama Proyek dibuat untuk memberikan informasi seluas luas nya kepada masyarakattentang keberadaan pekerjaan.Papan nama terbuat dari multyplek dan kayu kaso dengan pondasi adukan semen, pasir dansplit.
II. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi Peralatan dan material akan dimobilisasi ke lokasi pekerjaan dengan penempatan stock pile
material di tempat yang aman disisi lokasi pekerjaan. Untuk direksikeet dan barak kerja akan
ditempatkan di dekat lokasi pekerjaan. Seluruh fasilitas lapangan akan dimobilisasi bersamaandengan seluruh personil kontraktor.Selama masa mobilisasi pihak Kontraktor akan melakukan koordinasi dan meminta ijin lokasi
dengan masyarakat setempat, sebagai pencegahan terhadap polusi, mobilisasi material dan suara bising yang timbul selama masa pekerjaan. Peralatan yang akan dimobilisasi antara lain :
1. Excavator 5. Bulldozer
2. Concrete Mixer 6. Stamper
3. Dump Truck 7. Vibro Roller
4. Water Tank 8. Theodolite & Waterpass
2. Kistdam/Dewatering
Kistdam dibuat untuk menahan air sementara agar lokasi pekerjaan dapat dikeringkan. Kisdamdapat dibuat dari cerucuk, dan bahan yang dapat ditimbun untuk mengelakkan air. Penimbunandilakukan dengan Excavator. Setelah kistdam selesai dibuat untuk seterusnya lokasi pekerjaandikeringkan dengan menyedot air menggunakan pompa air.
III.
PEKERJAAN TANAH
1. Stripping Yang dimaksud dengan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas (stripping) adalah pengupasan
tanah lapis atas yang banyak mengandung bahan organik: rumput, akar-akaran maupun bahannon-organik dan membuang material hasil kupasan tersebut dari lokasi pekerjaan atau lokasi
lain. Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai dengan
gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh Pengguna Jasa. Kami sebelum melaksanakanpekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa tentang bataswilayah yang tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi pembuangan material hasil kupasan.Sebelum timbunan dilaksanakan, stripping dahulu permukaan humus/top soil agar tidak terjadisettlement, Pekerjaan stripping membuang top soil yang jelek, agar timbunan tidak mengalamipenurunan.
Metode pelaksanaan :
-
Survey dan setting out
-
8/19/2019 METODE _SS
9/20
9 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
-
Tentukan batas – batas pekerjaan
- Penyiapan lahan disposal
- Pembongkaran, pengupasan, pengangkutan, dan pembuangan ke disposal area.
-
Alat yang digunakan Bulldozer, Dump Truck.
-
Untuk perapihan dan pekerjaan minor dilakukan dengan tenaga manusia
2.
Galian Tanah Biasa dengan Tenaga Orang Pekerjaan Galian tanah ini dilakukan dilokasi pekerjaan saluran pada bangunan sehinggamemerlukan galian yang sangat hati-hati terhadap ukuran galian yang diinginkan sesuai gambarrencana.
Pekerjaan galian dianggap selesai setelah di cek hasil galian tersebut sesuai dengan ukuran yangditetapkan digambar.Buangan tanah hasil galian dikondisikan ditempat aman dari pekerjaan selanjutnya.
3. Timbunan Tanah Kembali (Diratakan dan Dirapihkan) Pekerjaan timbunan tanah kembali dilaksanakan setelah pekerjaan pokok misalkan dipekerjaankonstruksi setelah selesai konstruksi maka tanah hasil galian tersebut di timbunkan kembali dilokasi tersebut diratakan dirapihkan.Timbunan tanah kembali dilaksanakan sesuai ukuran/elevasi yang ditetapkan di gambarpelaksanakan.
Cara Pelaksanaan :
a.
Sebelum dilakukan pekerjaan ini maka dilakukan pembersihan pada area yang akan ditimbunagar bersih dari kotoran , rumput.
b. Pemadatan tanah dilakukan lapis demi lapis menggunakan Stamper sampai ketebalan yang disyaratkan sesuai dengan gambar.
c. Diakhir pelaksanaan dilakukan test kepadatan bersama-sama direksi.
4.
Galian Tanah dengan Alat Berat dan Dibuang
- Jarak Buangan 0 – 50 m
Bulldozer Hasil kupasan tanah
-
8/19/2019 METODE _SS
10/20
10 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
-
Jarak Buangan 50 m – 1 Km
- Jarak Buangan 1 – 3 Km
Pekerjaan ini mencakup galian tanah dengan excavator, material hasil galian yang diijinkan olehdireksi digunakan untuk timbunan sedangkan sisa/kelebihan hasil galian dibuang keluar lokasipekerjaan.
Cara Pelaksanaan :a.
Setelah diadakan pengukuran, dibuat shop drawing maka pekerjaan galian siap dimulaidengan persetujuan Direksi.
b.
Persiapkan peralatan yang akan digunakan ke lokasi pekerjaan.c.
Persiapkan Excavator sedemikian rupa sehingga dapat bekerja (bermanuver) secara efisiendengan tidak menganggu (merusak) utilitas di sekitar pekerjaan.
d.
Setelah Excavator siap maka pekerjaan dapat dilaksanakan.e.
Hasil galian diangkut dengan menggunakan Dump Truck.
f.
Setelah pekerjaan selesai, pengukuran bersama hasil pekerjaan dilakukan dengan DireksiPekerjaan dan setelah disetujui dapat dibuat berita acara pemeriksaan pekerjaan sebagai dasaruntuk menjadikan hasil pekerjaan pada prestasi pekerjaan.
5.
Timbunan Tanah Didatangkan, Dirapihkan, dan Dipadatkan Pekerjaan timbunan yang dimaksud adalah timbunan yang materialnya bisa diambil dari luarlokasi pekerjaan (didatangkan dari luar) atau diambil dari hasil galian dan kemudian dipadatkan.
Cara pelaksanaan :
Material untuk timbunan harus memenuhi persyaratan spesifikasi, bebas dari bahan-bahanorganic dan mendapat persetujuan dari Direksi.
Dasar tanah yang akan ditimbun dipadatkan seperlunya sesuai persyaratannya.
-
8/19/2019 METODE _SS
11/20
11 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
Excavator akan memuat material timbunan pilihan ke dalam dump truck di lokasi quarry ataulokasi galian.
Dump truck akan mengangkut material tersebut dari quarry dan menuangkannya ke lokasipekerjaan.
Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang timbunan pilihan sudah bersih dari sampah
organik atau kotoran. Pasang patok yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan panjang, lebar, dan
ketebaalan timbunan pilihan.
Material timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalamlapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yangdisyaratkan.
Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkindibagi rata sehingga sama tebalnya.
Tumpahan tanah timbunan dari dump truck digusur dan diratakan dengan bulldozer untukmencapai ketebalan hamparan lebih kurang 30cm.
Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui sampai mencapai kepadatan yangdisyaratkan.
Pemadatan dilakukan menggunakan Vibro roller dengan lintasan sebanyak percobaanpemadatan yang telah dilakukan.
Bidang pemadatan harus overlapping lebih kurang 15 cm agar seluruh permukaandapat dipastikan telah padat.
Tepi hamparan dan level permukaan akan dirapikan oleh sekelompok pekerja denganmenggunakan alat Bantu.
Lapisan pertama yang telah selesai dipadatkan diambil setiap jarak 50 meter dan diperiksakepadatannya dan dibandingkan dengan kepadatan standar.
Bila kepadatannya telah mencapai dan memenuhi persyaratan, maka lapisan berikutnya baru boleh dihampar.
Gambar : Pekerjaan Timbunan, Gelaran, dan Pemadatan
Diagram Pekerjaan Timbunan, Gelaran, dan Pemadatan :
-
8/19/2019 METODE _SS
12/20
12 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
IV. PEKERJAAN PEMBETONAN
1. Pekerjaan Beton
- Beton K. 100
- Beton K. 175
-
Beton K. 225
- Beton K. 300
Sistem pencampuran beton dibuat dengan site mix yaitu dengan campuran yang dipakai sesuaidengan mutu dan kekuatan dari gambar rencana yang ada, dan dengan uji dan tes yangmendapat persetujuan dari Direksi.
Cara pelaksanakan : Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan yang berkaitan dengan pengecoran telah di
setujui oleh Direksi.
Permukaan cetakan harus bersih dari kotoran – kotoran.
Setelah beton dituangkan dalam cetakan segera dipadatkan dengan alat penggetar secaramerata.
Jika ada penyambungan tulangan pada bagian tertentu harus dikonsultasikan dengan Direksi
Cara pengujian beton :
-
8/19/2019 METODE _SS
13/20
13 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
Pengujian mutu dilakukan berdasarkan ketentuan yang ada dalam SNI, PUBI, & NI-2
Uji kerucut beton untuk mutu adukan harus dilaksanakan berdasarkan pasal 4.4 NI-2
Uji kubus beton untuk mengetahui tekanan karakteristik beton, harus dilakukan berdasarkanpasal 4.5. NI – 2
BAGAN ALIR PEKERJAAN BETON :
2. Bekisting Expose Cara pembuatan dan pembukaan Bekisting :
Cetakan dibentuk menyesuaikan dengan bentuk beton yang akan dicor. Bahan yang dipakailembaran multiplek 9 mm atau dari papan yang diserut halus
Cetakan permukaan harus dilapisi oil form guna menghasilkan permukaan beton yang halusdan rata
Pembongkaran bekisting dari beton harus seijin direksi.
Kayu penguat harus ditempatkan disudut dari cetakan untuk menghasilkan tepi – tepi yangmelereng pada permukaan beton yang selalu kelihatan.
3. Besi Tulangan Polos
-
8/19/2019 METODE _SS
14/20
14 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
Bahan tulangan yang dipakai adalah batang tulangan polos berpenampang bulat polos denganspesifikasi ST 1400 (60kg) / m3 beton.
Pembengkokan Tulangan :
Tulangan harus bersih dari kotoran karat, minyak oli dan lapisan yang mengurangi daya lekat beton
Tulangan harus dibengkokan sesuai gambar rencana
Tulangan yang sudah ditekuk tidak boleh diluruskan atau dibengkokan lagi
Pemasangan Tulangan :
Pemasangan tulangan ditempatkan secara tepat dan tahan terhadap pergeseran denganmenggunakan ikatan kawat yang sesuai.
Jarak minimum antar batang tulangan yang sejajar dalam satu lapisan sama dengan diameter batang terbesar.
BAGAN ALIR PEKERJAAN PEMBESIAN
V. PEKERJAAN PASANGAN BATU
1. Pasangan Batu Camp. 1 : 4 Cara Pelaksanaannya :o
Pekerjaan Pasangan Batu Camp. 1Pc : 4Psr ini dilaksanakan setelah hasil galian pondasiselesai dilaksanakan dan telah di cek kedalaman galian tersebut sudah sesuai dengan gambarkerja.
o Profil untuk konstruksi pasangan batu telah terpasang dan telah sesuai dengan rencanagambar.
-
8/19/2019 METODE _SS
15/20
15 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
o Material kebutuhan untuk pasangan batu 1Pc : 4Psr sudah dinyatakan baik dan layak untukdigunakan sebagai Camp. 1Pc : 4Psr.
o Tenaga kerja sudah sesuai dengan kebutuhan.
o Peralatan adukan/molen siap pakai.
o Tempat kotak adukan sudah tersedia.
o Dolak takaran pasir ukuran 25 x 40 x 40 cm siap ada.o
Batu di buat profil-profil yang berfungsi sebagai pedoman kemiringan dan arah pasangan batudan profil -profil tersebut diperiksa dan mendapat ijin dari direksi.
o
Penyusunan batu harus kokoh disusun bergigi dan tidak boleh terdapat celah/rongga.
o Tembok pasangan bagian luar yang terlihat, permukaan tembok tersebut dapat dipasang batumuka yang disusun baik dengan ukuran rata-rata sama besar dengan bentuk tidak harus sama,tidak bersinggangan antara batu dan batu lain dengan jarak ± 2 cm, ruang tersebut diisidengan spesi camp. 1Pc : 2Psr.
o Pada pekerjaan finishing , permukaan atas harus rata/tidak bergelombang.
o Bagian tembok yang akan ditimbun tanah, permukaannya di barabe dengan adukan spesi 1Pc: 4Psr. Sehingga rongga maupun celah yang ada tertutup dengan adukan.
2.
Siaran Camp. 1 : 2 Pekerjaan Siaran Camp. 1 Pc : 2 Psr ini dilaksanakan pada tembok bagian luar/yang terlihat,sebelum pelaksanaan kegiatan dimuali celah ruang antara batu dan batu jarak rata-rata ± 2 Cmdikorek terlebih dahulu dibersihkan dari adukan yang terkorek dengan cara disiram air.
Celah ruang antara batu tersebut disiar dengan menggunakan adukan spesi Camp. 1 Pc : 2 Psr.Pada bagian siar tegak maupun arah mendatar, tidak bleh harus melebihi dua permukaan batu,karena akan mengurangi estetika yang baik.
3. Plesteran Camp. 1 : 3 Pekerjaan Plesteran ini dilaksanakan pada tembok bagian permukaan top atas, pinggul ujungpasangan atau bagian-bagian yang memang perlu untuk di plester.Sebelum kegiatan plesteran dilaksanakan, maka bagian bidang yang akan di plester harus bersihdari kotoran dan lumat/jamur dan disiram dengan air.
Setelah itu baru pekerjaan plesteran camp. 1 Pc : 3 Psr dapat dilaksanakan sesuai kebutuhangambar kerja dengan ketebalan ± 1.5 Cm.
Hasil pekerjaan plesteran tersebut merupakan bagian akhir dari pasangan tembok, maka hasilpermukaannya rata (water pass) kuat dan tidak kopong bila diketo-ketok.
Untuk menghindari retak-retak maka setelah jadi plesteran tersebut harus sering disiram air, agarpanas matahari tidak terlalu tinggi terhadap tembok tersebut.
4. Bronjong Sebelum dipasang material bronjong harus disetujui oleh Direksi pekerjaan. Setelah mendapatpersetujuan mengenai bahan maka bronjong dapat dikirim ke lokasi pekerjaan sesuai dengankebutuhan.
Cara pemasangan :
-
8/19/2019 METODE _SS
16/20
16 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
Penempatan posisi pemasangan bronjong sesuai gambar kerja dan petunjuk direksi
Kawat bronjong dirangkai dengan bagian atas terbuka
Kemudian batu pengisi bronjong disusun sedemikian rupa sehingga ada keterkaitan atauikatan antar batu pengisi
Setelah terisi batu, kawat diikatkan sehingga mengunci.
Berikut material bronjong
-
Kawat Berlapis Seng TebalKawat yang dipakai dalam pembuatan bronjong harus sesuai dengan ketentuan dalam SII0381 / 80 atau SNI 03/0090/87. Lapisan seng pada kawat tersebut dililit melingkarsebanyak 6 kali pada batang uji dan tidak mengelupas.
-
Anyaman KawatDibuat dengan mesin penganyam, membentuk segi enam yang masing – masing samaukurannya, dengan cara melilit setiap pasangan kawat sebanyak 3 ( tiga ) setengah lilitansedemikian rupa agar terhindar dari kekusutan.
-
Kawat SisiSemua ujung anyaman yang terpotong kecuali ujung bawah dari penyekat harus terikatkawat sisi yang mempunyai diameter paling sedikit 1,00 mm lebih besar dari kawatanyaman untuk bronjong berlapis seng tebal.
Kawat sisi tidak dianyam secara menyatu dengan anyaman tetapi potongan ujunganyaman harus diikat menyatu pada kawat sisi dengan mesin penganyam dua setengah
putaran atau dengan cara lain yang di setujui oleh Direksi.
- Penyekat dan Ujung Panel
Bagian atas dan sisi vertical dari ujung panel harus terikat dengan kawat sisi, sedangkansekat harus terikat pada semua bidang sisi – sisinya.
Ujung panel dipasang dengan melilitkan ujung kawat anyaman pada kawat sisi bagian bawah bronjong.
Penyekat juga harus dijahit dengan kawat berlapis seng pada dasar bronjong.
Panel AngkurPanel angkur dibentuk dengan anyaman panel yang tidak terputus, membentuk bagian
muka dan atas dari keranjang bronjong.
-
Keranjang
Bronjong dibuat di pabrik dengan mesin penganyam, sedang panel sisi, tutup dan penyekatdapat dirakit dilokasi pekerjaan dengan membentuk empat persegi panjang
-
Batu Untuk Pengisian BronjongSyarat bahan : Batu yang bersih, keras, tahan lama, berbentuk bulat atau persegi.
BAGAN ALIR PEKERJAAN BRONJONG :
-
8/19/2019 METODE _SS
17/20
17 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
Gambar : Pemasangan Bronjong
5. Whepp Hole Wheep hole terbuat dari pipa PVC dia. 2” yang dipotong sepanjang 30-40 cm atau disesuaikan
dengan lebar konstruksi kemudian diisi ijuk, split, dan pasir. Suling-suling dipasang diantarapasangan batu/konstruksi beton dan sesuai petunjuk Direksi. Fungsi dari suling-suling ini adalah
untuk mengalirkan air hujan yang masuk kedalam pori-pori tanah di sisi pasangan batu kalitanpa membawa butiran-butiran tanahnya sehingga dapat mengurangi daya dorong tanahterhadap pasangan batu tersebut.
VI. PEKERJAAN PINTU AIR
1. Pintu Sorong
- Ukuran b = 0,40 m, h = 1,00 m (Satu Poros Pemutar Biasa tanpa Roda Gigi)
- Ukuran b = 0,60 m, h = 1,20 m (Satu Poros Pemutar Biasa tanpa Roda Gigi)
- Ukuran b = 0,80 m, h = 1,60 m (Satu Poros Pemutar Biasa tanpa Roda Gigi)
- Ukuran b = 1,00 m, h = 1,60 m (Satu Poros Pemutar Biasa tanpa Roda Gigi)
- Ukuran b = 1,40 m, h = 1,80 m (Dua Poros Pemutar dengan Gigi)
- Ukuran b = 1,60 m, h = 1,80 m (Dua Poros Pemutar dengan Gigi)
-
Ukuran b = 1,60 m, h = 2,00 m (Dua Poros Pemutar dengan Gigi)
Semua pintu dipasang dengan komponen lain yang diperlukan.Pintu tersebut direncanakan mampu menahan :
-
Beban Air
- Beban Tanah dan Pasir
-
Beban – beban yang disebabkan naik turunnya pintu termasuk gesekan
-
Berat sendiri
Rangka Pengarah akan menahan beban kejut dikarenakan kedudukan pintu pada kecepatanmendadak.Pengangkatan yang dioperasikan dengan tangan harus sanggup untuk menaikkan ataumenurunkan pinrtu termasuk semua bahan gesekan dan gaya tarik kebawah selama operasi.
Dalam pemasangannya pintu sorong dipasang Blockout menurut gambar rencana. Rangkapengarah akan diangkut ke beton dasar dan ankur harus kuat dan tetap ditempatnya selama beton atau adukan dituangkan.
-
8/19/2019 METODE _SS
18/20
18 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
VII.
PROGRAM PENDUKUNG
1. Manajemen MutuDalam usaha untuk memenuhi tuntutan mutu maka akan ditunjuk seorang petugas sebagaipengendali mutu. Pengendalian mutu merupakan salah satu langkah untuk pencapaian sasaranakhir perusahaan dalam menyelesaikan setiap proyek yang ditangani yaitu Biaya Hemat, MutuCermat, dan Waktu Tepat. Perusahaan sudah menerapkan standar pengendalian mutu dalam bagian alir pengendalian mutu
Proses pengendalian mutu mencakup segala bidang yang terlibat dalam proses produksi baikSDM, material, peralatan, proses, sarana kerja dan subkontraktor.a. SDM
• Memilih SDM yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
• Pengarahan dan pembinaan• Monitor dan pelaporan
b. Material• Pengujian sampel bahan• Pemilihan sumber material (kuantitas dan kualitas) yang memadai• Pemilihan supplier• Jadwal kebutuhan material• Cara penyimpanan• Cara handling
• Monitor dan pelaporanc. Peralatan
• Pemilihan jenis alat yang sesuai• Kalibrasi untuk alat tertentu (ukuran, takaran, timbangan)• Pemilihan sumber alat (kuantitas, umur dan kualitas) yang memadai• Pemilihan supplier alat yang baik• Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman• Jadwal kebutuhan alat• Penyediaan bahan bakar• Penyediaan suku cadang• Control service• Monitor dan pelaporan
d. Proses
-
8/19/2019 METODE _SS
19/20
19 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
• Trial mix, trial embankment, job mix• Peralatan yang sesuai• Kompososi yang sesuai• Standar proses• Metode Pelaksanaan• Cek hasil• Monitor dan pelaporan
2. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor melakukan survei untuk mengetahui lebih detail situasilalulintas di lokasi proyek, untuk merencanakan pengaturan lalu lintas (traffic management).Diharapkan dengan pengaturan lalulintas yang terencana baik kondisi kemacetan dapattereliminir.Ditempatkan petugas untuk mengatur lalulintas kendaraan di lokasi pekerjaan dimana pekerjaharus memakai rompi kerja, serta rambu-rambu peringatan bagi pengendara dan traffic cone
harus dipasang untuk keamanan dan keselamatan pekerja dan juga pengguna transportasi yanglewat.
Rambu peringatan bagi pengendara yang akan melewati lokasi pekerjaan dipasang dari jarak
yang cukup jauh dari lokasi pekerjaan hingga mendekati lokasi pekerjaan dengan interval jarakyag cukup untuk tiap – tiap rambu. Sedangkan trafik cone dipasang disekitar lokasi pekerjaansehingga kendaraan yang lewat dapat mengantisipasi para pekerja di lokasi pekerjaan.Untuk memberi batas antara lokasi pekerjaan dan jalur lalulintas yang bisa dilalui olehkendaraan umum digunakan pagar seng gelombang rangka kayu dan sebagian kecil dengan
concrete barrier dilokasi jalan yang dikerjakan. Pagar dilengkapi dengan lampu bohlam.Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek,
akan dibentuk unit K-3. Dalam menanggulangi gangguan keselamatan kerja yang mungkinterjadi, maka unit K-3 akan bekerja sama dengan instansi yang terkait dalam keselamatan kerja.
Unit K-3 mempunyai tugas antara lain untuk :a. Mengawasi kebersihan daerah kerja b. Mengawasi penggunaan sarana keselamatan pekerja (helm, safety belt, sepatu , dll)c. Mengawasi sarana keselamatan kerja (perlengkapan P3K, pemadam api, bak sampah, dll)
d. Menandai daerah bahaya kecelakaan kerjae. Melakukan tindakan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan
Cara pelaksanaan :
-
8/19/2019 METODE _SS
20/20
20 PT. DUTARAYA DINAMETRO
“ Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang “
-
Pada lokasi pekerjaan disediakan peralatan K3, seperti kotak P3K dan APAR (AlatPemadam Api Ringan), dan ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkau.
- Setiap orang baik personil, tenaga kerja maupun tamu yang berkunjung ke lokasi pekerjaanwajib menggunakan perangkat keselamatan, seperti pelindung kepala dan pelindung kaki.
- Setiap area berbahaya yang terdapat di lokasi pekerjaan harus diberi tanda peringatan.
-
Pada pintu gerbang atau akses menuju jalan raya diberi tanda “TEMPAT KELUAR /
MASUK KENDARAAN PROYEK” untuk memperingatkan kendaraan lain yang sedangmelintas.
-
Untuk pengaturan lalu lintas maka disediakan rambu dan tanda peringatan, traffic cone,light cone, serta ditempatkan personil untuk mengatur lalu lintas yang dilengkapi peralatan
keselamatan, seperti jaket, lampu.
VIII. PEKERJAAN AKHIR
1. Pelaporan dan DokumentasiPengambilan gambar pada saat kondisi 0%, 50%, dan 100% sebagai dokumentasi proyek dankelengkapan pada pelaporan pekerjaan yang dilaksanakan, yang dibuat dalam rangkap 5 serta file
digital.Penentuan lokasi untuk pekerjaan utama yang akan difoto dapat dengan persetujuan Direksi.
2.
Pembuatan As Built DrawingPekerjaan As Built Drawing adalah membuat gambar yang telah dikerjakan berdasarkan daridata-data pengukuran lapangan yang telah disepakati bersama-sama oleh setiap pihak yangterlibat.
3. DemobilisasiSetelah seluruh pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan diterima oleh Direksi maka pekerjaanterakhir yang dilakukan adalah melakukan pembersihan akhir di seluruh lokasi pekerjaan denganmelakukan demobilisasi bahan (yang sisa) dan peralatan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 1minggu.