Download - Mill n Coalfeed.ppt
PT PLN (Persero)Unit Pendidikan & Latihan Suralaya
Merak, Banten
Sistem pembakaran batubara merupakan bagian penting dari PLTU batubara yang berfungsi menyediakan dan memasok batubara untuk pembakaran dalam ruang bakar boiler.
Sistem ini terdiri dari sistem pasok batubara, sistem pasok udara primer, sistem udara perapat dan sistem batubara bubuk. Selain itu untuk mencegah terjadinya bahaya ledakan, maka sistem ini juga dilengkapi dengan inerting. Inerting dapat dilakukan dengan gas CO2, dengan uap atau dengan air.
Coal silo
Coal feeder
Classifier
Pulverizer
BoilerWind box
Burner
FDF
PAF
Air heater
2’nd air
Cold air
Hot air
1’ry air
Peralatan utama sistem pembakaran batubara (coal firing) adalah:a. Bunker (Silo)b. Coal Feeder c. Mill ( Pulverizer Coal )d. Coal Pipee. Coal Burnerf. Primary Air Sistem ( PAF, Steam Air Heater, Primary Air Heater, Air Duct dan Slide Gate Valve )g. Seal air sistem
39 。
51 。
FURNACE
S. AH
P. AH
MILL
COAL IDF
OIL
COMBUSTION PROCESS FLOW
- 10 mmwg
PAF
FDF
Fungsi Menampung batubara untuk operasi harian setiap
saat, sehingga kesiapan unit pembangkit untuk bisa beroperasi sesuai kebutuhan pembebanan terjaga dengan baik.
Perlengkapan Bentuk bunker seperti corong yang dilengkapi
dengan slide gate, raper/hammer penggetar dan sensor nuklir
Fungsi Untuk mengatur laju alir batubara yang akan digiling
pada Pulverizer sesuai dengan kebutuhan bahan bakar akibat pembebanan unit pembangkit.
Pengaturan output coal feeder dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan motor penggerak yang putarannya dapat diatur (variable speed motor) atau motor putaran tetap dilengkapi dengan variable speed drive
Manufacturer
Stock Equi. Co.
TypeGravimetri
c
Capacity 5.7~63.4t/h
Motor output
2.23 ㎾(AC480V)
Motor speed 1750RPM
Belt Feeder merupakan tipe Coal Feeder yang paling banyak digunakan pada saat ini.
Konstruksi hampir sama dengan drag link, tetapi aliran batu bara dari oulet bunker oleh belt langsung ke discharge chute.
Ada dua tipe, yaitu gravimetric dan volumetric
a. Badan Coal Feeder ( Coal Feeder body ) b. Pipa saluran pemasukan batubara ( inlet pipe ) c. Pipa saluran keluaran batubara (discharge pipe) d. Rubber belt feeder, menyalurkan batubara dari bunker ke
pulverizer. e. Pulley pengencang ( take up pulley ), dilengkapi dengan
adjusting screw yang berfungsi untuk mengatur posisi belt f. Pulley penggerak ( drive pulley ), sebagai tempat
berputarnya belt feeder dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas
g. Clean out conveyor, membersihkan batubara yang tumpah dari belt feeder.
h. Load cell, berfungsi untuk mengukur berat batubara yang lewat diatas belt. cara kerjanya mengakumulasi berat batubara pada belt dengan putaran belt sehingga di peroleh jumlah flow batu bara.
Coal feeder diberi proteksi berupa switch yang akan men trip.
Bila terdeteksi tidak ada batubara di belt, maka feeder akan trip setelah delay 120 ddetik dan mill yang bersangkutan juga trip.
Bila terdeteksi ‘no coal flow’, misalnya akibat feeder tersumbat (plugged), maka feeder harus stop untuk mencegah menumpuknya batubara.
Pulverizer berfungsi untuk menghaluskan batu bara pada tingkat tertentu sehingga batu bara dapat terbakar sempurna di dalam furnace
■ Pulverizer
○ Quantity & Type6 sets/unit,(1set stand-
by),CE ring-roll type,model NO HP883
○ Motor600 HP, 6.6kV, 880rpm
○ Capacity : 43 T/H(at 71% through
200mesh)
※ Each pulverizer serves one level of coal burner
Row Coal Pipe, yang terletak di tengah-tengah top housing yang berfungsi sebagai tempat masuknya batubara dari feeder. Pipa ini melalui bagian tengah Classifier dan batubara dari feeder akan masuk diantara roller
Classifier, dengan meet voner yang dapat diatur, akan mengatur tingkat kehalusan (fineness) batubara yang keluar dari Pulverizer
Swing Valve, yang operasinya menggunakan udara ( air operated surving valve ) yang ada di setiap pipa burner ( outlet Pulverizer ) berfungsi untuk mengisolasi Pulverizer terhadap Boiler pada saat Puverizer tidak beroperasi.
Classifire Cone, adalah suatu cyclone separator yang akan mengembalikan partikel - partikel yang berat ( batubara yang masih kasar ) ke daerah grinding ( Grinding Zone untuk dihaluskan kembali sehingga mencapai fineness yang sesuai
Throat Ring, adalah tempat masuknya Primary Air untuk menuju ke Grinding Zone. Aliran Primary Air diukur dengan menggunakan air foils atau tabung pilot yang terletak di duct diatas Pulverizer
Control Damper, berfungsi untuk mengatur aliran
Primary Air dan untuk mempertahankan perbandingan bahan bakar ( batubara ) dengan udara agar tetap sesuai. Besarnya aliran Primary Air tergantung pada beban Pulverizer. Aliran Primary Air akan didistribusikan secara merata di sekeliling Pulverizer pada throat ring.
Grinding Ring dan Roller, berfungsi untuk menghaluskan batubara, dimana Grindin Ring berputar dan Roller pada posisi tetap. Batubara yang halus akan tumpah melalui Ring Seat ke throat area
Cooler, berfungsi sebagai media pendingin
minyak pelumas. Dengan menggunakan aliran air yang secara otomatis dikontrol uantuk mempertahankan temperatur pelumas agar berada pada kondisi normal
Seal Air, berfungsi untuk mencegah partikel ( serbuk batubara ) masuk ke bearing roll wheel. Seal Air yang dialirkan langsung ke Yoke Seal berfungsi untuk mencegah partikel atau serbuk batubara dari Grinding Zone ke udara luar ( atmosphere )
Tipe Low Speed Tipe Medium Speed Tipe High Speed
Ukuran boiler Nilai kekerasan ( HGI ) batu bara yang
akan diolah Kandungan air di dalam batu bara
(moisture content) Jumlah abu di dalam batu bara (ash
content
Ukuran boiler ini berhubungan erat dengan pembangkit yang harus dilayani oleh pulverizer diperlukan pulverizer dengan kapasitas yang melayani boiler.
HGI yang lebih tinggi menunjukkan batu bara tersebut lebih lunak (Volatile coal rendah). Untuk pulverizer yang sama, serbuk batu bara yang akan dihasilkan lebih banyak bila batu bara yang masuk ke mempunyai nilai HGI yang lebih tinggi.
Kandungan air di dalam batu bara akan mempengaruhi jumlah dan suhu udara yang diperlukan untuk mentransportasikan agar batu bara dapat terbakar sempurna di dalam furnace.
Kapasitas pulverizer ditunjukkan dalam ton/jam, sehingga pada jumlah tonase yang sama, nilai kalor akan berbeda bila ash content berbeda.
Travelling Belt, berfungsi untuk menyalurkan batubara dari keluaran Coal Bunker menuju pipa penyalur batubara ke Mill
Clean out conveyor chain, berfungsi untuk membersihkan batu bara yang tumpah dari coal feeder belt. Tumpahan batu bara akan disapu oleh clean out conveyor chain masuk ke pulverizer melalui discharge chute coal feeder
Belt V –Guide, berfungsi sebagai guide ( pemandu ) agar dalam operasinya belt selalu dalam posisi tengah. Belt V-Guide terletak pada bagian tengah belt coal feeder, yang terpasang pada bottom cover
Junction Box, berfungsi sebagai tempat lampu indikator untuk Belt Feeder, dan Clean Out Conveyor posisi operasi atau stop, posisi remote-lokal, forward-reverse, bunker outlet open-close dan lampu penerangan pada posisi operasi ( ON ) atau mati ( OFF ), serta tombol Emergency stop
Lokal Kontrol Panel, berisi relay – relay dan micropreocessor keyboard yang memberikan informasi status, mode yang dipakai dan alphanumeric display untuk menampilkan kondisi pengoperasian
Temperatur Mill Outlet minimum 45 deg.C, maksimum 85 deg. C
Aliran udara primer ( Primary Air ) minimum 52 t/h, maksimum 140 t/h
Temperatur udara primer ( Primary Air ) minimum 180 deg.C, maksimum 400 deg.C
Arus motor Mill minimum 50 Ampere, maksimum 158 Ampere
Differential Pressure (DP) Mill minimum 40 mmWg, maksimum 500 mmWg
Coal Flow (Coal Feeder) minimum 25 t/h, maksimum 70 t/h
Pembukaan damper aliran udara primer ( Primary Air ) minimum 20%, maksimum 95 %
Tekanan Lube Oil Pump minimum 1,4 kg/cm2 maksimum 6 kg/cm2
Temperatur pendingin Lube Oil maksimum 55 deg.C