MINAT MEMBACA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS X SMAN 10 KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Nurhadi Muhammad
NIM: 1110013000054
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAI..{
MINAT MEMBACA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS X SMAN 10 KOTA TAI{GERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada:
Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.pd.)
Oleh:
Nurhadi MuhammadNIM. 1110013000054
Drs. Cecep Suhendi" M.Pd.NrP. 196010171987031001
JT]RTISAN PENDIDIKAI{ BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGTIRUAN
T]NTYERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF TIIDAYATTiLLAII
JAKARTA
2015
Di bawah Bimbingan
LEMBAR PENGE SAHAN PEMBIMBII\G
Skripsi berjudul (MTNAT MEMBACA Bur(U TEKS BAHASA TNDONESTA
SISWA KELAS X SMAN 10 KOTA TANGERANG SELATAN', yang
disusun oleh:
Nama
NIM
Jurusan
Fakultas
: Nurhadi Muhammad
:11100130000s4
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya Ilmiah dan berhak
untuk diajukan pada siding munaqasah dengan ketentuan yang telah ditetapkan
Jakarta, 24 hru2015
Yang Mengesahkan,
Pembimbing Skripsi
Drs. Cecep Suhendi, M.Pd.Nm. 196010171987031001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Minat Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas XSMAN l0 Kota Tangerang selatan disusun oleh NURFIADI MUHAMMADNomor Induk Mahasiswa 1110013000054, diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IIIN Syarif Hidayatullat JaJ<arta dan telah dinyalakan
lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 13 Juli 2015 di hadapan dewan
penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana sl (s.pd) dalam
bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jakarta, l3 Juli 2015
Panitia Ujian Munaqosah
8ok'hLa'q'tr @W--v-:W,I ok6&v ttrtr z
B ovtgern,, 4kfr7lt
Ketua Panitia (Ketua JurusanlProdi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Makvun Subuki" M.Hum.MP. 19800305 200901 1 015
Sekretaris ( Sekretaris JurusanlProdi
Penr.Ii di kan Ra h a-sa ela.n Sastra Indonesi a,)
Dona Aii Karunia P.. M.A.}\IIP. 198404A9 2A1101 I 015
Penguji IT)ra. Mahmudah Eitrivah" 7,J.^. M.Pd-NIP. 19640212 199703 2 001
Penguji IIIlr. Elvi Susanti. M.Pd.}\IIP. 19680801200801 2arc
Dekan F Ilmu Tarbi
Tanggal
g orLhr zotr
Tanda Tangan
NIP. 1955042
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Jurusan
Alamat
: Nurhadi Muhammad
:1110013000054
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
: Jl. Swadaya RT 008/05 Kelurahan Parung Serab,
Ciledug- Tangerang.
MENYATAKAN DENGAN SBSUNGGUIINYA
Bahwa Skripsi berjudul o6Minat Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa
Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan" adalah benar hasil karya sendiri di
bawah bimbingan dosen:
NamaPembimbing :Drs. Cecep Suhendi, M.Pd.
NIP :196010171987031001
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Demikian surat pernyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya dan Saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 24 lunt20l5
i
ABSTRAK
Nurhadi Muhammad; NIM: 1110013000054 “Minat Membaca Buku
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang
Selatan.” Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
pada bulan April 2015, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana minat
membaca buku pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas X SMAN 10 Kota
Tangerang Selatan.
Secara umum minat dapat diartikan rasa suka terhadap suatu hal yang dapat
menimbulkan kesenangan di dalam hati, dari kesenangan yang ditimbulkan
tersebut dapat menumbuhkan motivasi di dalam diri yang berdampak terhadap
hasil yang akan didapat. Minat dapat timbul dari dalam diri sendiri karena adanya
keinginan untuk mencapai suatu hal. Keluarga dan lingkungan bermain
merupakan faktor utama dalam menanamkan, membina, dan membentuk minat
membaca pada anak. Orang tua perlu menanamkan kesadaran akan pentingnya
membaca. Dengan membaca, seseorang dapat menambah pengetahuan yang
sebelumnya tidak diketahui.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana minat membaca buku
pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif, dengan subyek penelitian siswa kelas X yang berjumlah 267 siswa yang
terbagi dalam 7 kelas. instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
daftar pernyataan berupa angket yang kemudian diberikan kepada objek
penelitian, yaitu siswa SMAN 10 Kota Tangerang Selatan.
Selain angket, peneliti juga menggunakan instrumen daftar pertanyaan
wawancara yang digunakan untuk mengajukan pertanyaan kepada guru bahasa
dan sastra Indonesia untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai minat
membaca buku pelajaran bahasa Indonesia. Data hasil pengamatan kemudian
dianalisis dengan perhitungan perolehan rata-rata persentase minat membaca buku
pelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa
minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia siswa Kelas X SMAN 10 Kota
Tangerang Selatan dikategorikan rendah.
Kata Kunci: minat, membaca, buku teks
ii
ABSTRACT
Nurhadi Muhammad; NIM: 1110013000054 “Interest in Reading Books
Indonesia Language Lessons Class X Student of SMAN 10 South
Tangerang.” This study was conducted at SMAN 10 South Tangerang in
April 2015, which aims to determine how the students interest in reading
books Indonesia language lessons class X student of SMAN 10 South
Tangerang.
In general, the interest can be defined as the taste of love against a things
that may give rise to pleasure in our hearts, from the pleasure brought about that
can spawns motivations inside that can be affect the result obtained. Interest can
arise from within because there is the desire achieve something. Family and
neighborhood play is a major factor in the embed, foster, and formed the interest
reading in children. Parents need to instill an awareness of the importance of
reading. By reading, one can add to the science that is not yet known.
This study aims to determine how interest in reading books Indonesia
language lessons class X SMAN 10 South Tangerang. The methods used in this
study using the method of qualitative description, this subject of this research is
student class X that amounted to 267 students which is divided into 7 classes. The
instruments used in this study in the form of a list of questionnaire statements,
question form is given to the object of research, the object is a student of SMAN
10 South Tangerang.
In addition to the questionnaire, researcher also use list of interview
questions that are used to ask a teacher of Indonesia language with the purpose of
obtaining accurate information regarding the interest read Indonesia language
textbooks. Data observations analyzed by count percentage interest in reading
books Indonesia language lessons. Based on the results of analysis, it can be
concluded the interest to read Indonesia language textbooks, student class X
SMAN 10 South Tangerang categorized low in reading.
Keywords: interest, reading, text book
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt. yang senantiasa penulis ucapkan
sebagai ungkapan rasa syukur atas segala limpahan nikmat, rahmat, dan anugerah-
Nya kepada penulis, sehingga dapat terselesaikan dengan baik sebuah skripsi
sebagai syarat dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.), yang mudah-
mudahan dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan umumnya bagi
pembaca karya ini. Selawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi
Muhammad Saw. yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar.
Penulis sadar bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak pihak
yang telah memberikan bimbingan serta bantuan baik moril maupun materil
kepada penulis. Sudah menjadi kepatutan sebagai rasa terimakasih penulis
sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Makyun Subuki, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
3. Dra. Hindun, M.Pd. selaku dosen Pembimbing Akademik.
4. Drs. Cecep Suhendi, M.Pd. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing, memberi motivasi dan memberi arahan kepada penulis
dalam menyusun skripsi ini. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
5. Seluruh dosen dan staf Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
berjasa memberikan ilmu, arahan, dan motivasi kepada penulis. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan seluruh perkuliahan dengan baik.
6. Drs. H. Agus Purwanto selaku kepala sekolah SMAN 10 Kota Tangerang
Selatan beserta jajaran yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan observasi dan penelitian di sekolah.
iii
iv
7. Dra. Dwi Antiningsih. Selaku guru bahasa dan sastra Indonesia SMAN 10
Kota Tangerang Selatan yang telah membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian.
8. Kedua orang tua, Ayah M. Jaelani H.T, S.Ag dan Ibunda Nurlenih yang
telah membesarkan, mengasuh, dan tak pernah letih memberikan doa;
semangat; serta dukungan moril dan materil kepada penulis sehingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
9. Kakanda Nurhafidz Felani, S.Si dan adinda Muhammad Nurhikamudin
yang selalu memberikan semangat dalam proses penulisan skripsi.
10. Kawan-kawan seperjuangan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia angkatan 2010 khusunya kelas B yang selalu menemani di kala
suka maupun duka.
Akhirnya penulis hanya bisa memanjatkan doa kepada Allah SWT.
semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis dapat dibalas
oleh Allah SWT. dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dengan tujuan dapat
membangun dan dapat memperbaiki isi dari skripsi ini. Dengan segala kekurangan
yang terdapat dalam skripsi ini, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pembaca
dan bagi diri penulis.
Jakarta, Juni 2015
Penulis
Nurhadi Muhammad
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 4
C. Batasan Masalah ..................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Minat ........................................................................ 7
1. Definisi Minat ................................................................. 7
2. Ciri-ciri Minat ................................................................. 10
3. Macam-macam Minat ..................................................... 10
4. Faktor yang Mempegaruhi Timbulnya Minat .................. 11
B. Hakikat Membaca .................................................................. 12
1. Definisi Membaca ........................................................... 12
2. Tujuan Membaca ............................................................. 14
3. Jenis-jenis Membaca ....................................................... 15
4. Tahapan Membaca .......................................................... 17
5. Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca ................. 20
6. Menumbuhkan Minat Membaca ..................................... 21
C. Hakikat Buku Teks ................................................................ 24
1. Definisi Buku Teks ......................................................... 24
2. Fungsi Buku teks ............................................................. 25
v
vi
3. Kualitas Buku Teks ......................................................... 27
4. Keterbatasa Buku Teks ................................................... 31
D. Penelitian yang Relevan ........................................................ 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 34
B. Sumber Data .......................................................................... 34
C. Populasi dan Sampel .............................................................. 34
D. Metode Penelitian .................................................................. 35
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 36
F. Instrumen Penelitian .............................................................. 38
G. Teknik Analisis Data ............................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMAN 10 Kota Tangerang Selatan ......... 40
1. Identitas Sekolah ............................................................. 40
2. Sejarah Singkat SMAN 10 Kota Tangerang Selatan ...... 40
3. Visi .................................................................................. 41
4. Misi ................................................................................. 41
5. Struktur Organisasi ......................................................... 42
6. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa ............................. 44
B. Hasil Analisis Data ................................................................ 47
1. Observasi ......................................................................... 47
2. Angket ............................................................................. 47
C. Pembahasan ........................................................................... 61
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................ 65
B. Saran ...................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Minat Membaca Terhadap Buku Pelajaran Bahasa
Indonesia
Tabel 4.1 Struktur Organisasi SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
Tabel 4.2 Pembagian Tugas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar SMAN 10
Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014 / 2015
Tabel 4.3 Keadaan Siswa SMAN 10 Kota Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 2014/2015
Tabel 4.6 Rasa Suka terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 4.7 Rasa Suka terhadap Guru Bahasa Indonesia
Tabel 4.8 Rasa Senang terhadap Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 4.9 Kecenderungan Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
dibandingkan Buku Lain
Tabel 4.10 Kecenderungan Membaca Buku di Sekolah
Tabel 4.11 Kegemaran Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 4.12 Kecenderungan Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Ketika
ada Tugas
Tabel 4.13 Membaca Berdasarkan Rasa Keingintahuan
Tabel 4.14 Membaca dapat Menambah Pengetahuan
Tabel 4.15 Hanya Membaca Ketika Ada Materi Pelajaran yang Belum
Dipahami
Tabel 4.16 Membaca Berkat Dorongan dari Dalam Diri
Tabel 4.17 Pergi ke Perpustakaan untuk Membaca Buku Pelajaran
Tabel 4.18 Berdiskusi bersama teman ketika ada materi yang belum dipahami
Tabel 4.19 Bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang telah
disampaikan
Tabel 4.20 Kecenderungan membaca buku pelajaran sebelum pelajaran
dimulai
vii
viii
Tabel 4.21 Kecenderungan untuk Membaca dan Mempelajari Kembali Materi
yang Telah Disampaikan
Tabel 4.22 Membaca akan meningkatkan minat belajar
Tabel 4.23 Dapat Mengerjakan Tugas Bahasa Indonesia Berkat Membaca
Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 4.24 Segera Melaksanakan Tugas ketika Ditugaskan untuk Membaca
Buku Pelajaran
Tabel 4.25 Menghabiskan sebagian waktu luang untuk membaca
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bumbingan Skripsi
Lampiran 2 Surat Izin Observasi
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Keterangan Sekolah
Lampiran 5 Instrumen Hasil Wawancara
Lampiran 6 Instrumen Hasil Angket Penelitian
Lampiran 7 Skor Angket Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahan bacaan merupakan faktor yang dapat memengaruhi minat membaca
seorang anak. Hal ini dapat berpengaruh pada jenis buku, jenis tulisan, dan jenis
gambar yang dilihat seorang anak dalam suatu bahan bacaan. Pada umumnya
seorang anak akan giat dan rajin membaca pada saat ia membaca buku yang di
dalamnya terdapat banyak gambar-gambar yang dapat merangsang anak tersebut
untuk membaca. Pada usia dini, anak gemar membaca bahan bacaan yang penuh
dengan gambar dan warna, secara tidak langsung hal ini dapat merangsang
penglihatan dan pemikiran seorang anak untuk mengenali jenis gambar dan
tulisan yang sedang ia lihat.
Minat yang dimiliki seorang anak akan sangat berpengaruh pada hasil yang
akan ia dapat, hal ini dapat dilihat pada saat seorang anak menjalani proses minat
tersebut. Apabila proses yang dijalani berjalan dengan baik, maka bukan hal yang
tidak mungkin anak tersebut akan mendapatkan hasil yang sangat membanggakan
berdasarkan minatnya tersebut. Minat yang ada dalam diri anak secara tidak sadar
akan dikembangkan melalui proses akademis dan non akademisnya. Misalnya saja
seorang anak yang memiliki minat pada bidang olah raga futsal. Tanpa ada
paksaan dari teman atau orang tuanya, dia akan melakukan latihan dengan giat
karena terdorong oleh keinginan yang ada dalam dirinya. Contoh lain dapat dilihat
dari seorang anak yang gemar membaca, maka anak tersebut akan menghabiskan
waktu luangnya untuk membaca suatu buku yang dirasa menarik untuk dibaca, hal
tersebut dapat menggugah selera membaca anak.
Ada dua faktor penting yang dapat menumbuhkan minat membaca anak,
yaitu: hasrat diri sendiri dan lingkungan. Minat membaca seorang anak tidak
dapat dipaksakan, karena minat yang ada dalam diri anak merupakan sifat alamiah
yang tumbuh dengan sendirinya tanpa ada paksaan dari pihak luar. Apabila
seorang anak berada dalam lingkungan yang rendah membaca, bukan hal yang
mustahil minat seorang anak terhadap membaca akan menghilang seiring dengan
1
2
berjalannya waktu. Terlebih faktor lingkungan keluarga yang sangat berpengaruh
terhadap minat baca anak. Apabila dalam suatu keluarga menerapkan budaya
membaca, maka anak-anak dalam keluarga tersebut akan mengerti betapa
besarnya manfaat dari membaca.
Keterampilan membaca merupakan keterampilan reseptif bahasa, yang
dapat dikembangkan secara tersendiri dan terpisah dari keterampilan menyimak
dan berbicara. Akan tetapi, sering kali keterampilan membaca dikembangkan
secara terintegrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara. Agar
keterampilan membaca dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan zaman
yang semakin berkembang. Pada masyarakat pedalaman, acapkali mengabaikan
keterampilan membaca karena kurangnya bahan bacaan yang tersedia. Hal ini
dapat berakibat pada buruknya pengetahuan terhadap masyarakat itu sendiri.
Kesadaran dan kemauan masyarakat untuk membaca dapat dilakukan melalui
membaca buku bacaan yang dapat meningkatkan keinginan serta kemampuan
membaca dengan membaca buku cerita. Dengan meningkatnya kemampuan
membaca seseorang, maka dapat berkembang pula pengetahuan yang didapat oleh
seseorang pembaca. Selain itu, keterampilan membaca dapat dikembangkan dan
diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas sebagai pembaca.
Dalam penerapannya di sekolah, buku teks bahasa Indonesia yang ada
acapkali digunakan sebagai alat formalitas saja. Dalam hal ini, buku tersebut
digunakan pada saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Namun,
penggunaannya tidak digunakan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari
seberapa sering siswa tersebut menggunakan buku bahasa Indonesia yang
dimiliki. Selain itu, pengajaran yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan
hanya sekadar menyampaikan materi melalui metode ceramah, sehingga kegiatan
utama yang dilakukan siswa ketika berada di dalam kelas hanya sebatas
mendengarkan dan mencatat materi-materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga
kegiatan membaca buku teks bahasa Indonesia yang dilakukan siswa hanya
sebatas alat formalitas saja.
Perilaku siswa yang gemar bermain juga dapat memengaruhi minat
membacanya, hal ini dapat dilihat ketika siswa lebih senang bermain dan
3
berkumpul bersama teman sebaya dibandingkan dengan membaca buku.
Kecenderungan siswa untuk bermain tidak hanya di rumah saja, melainkan di
lingkungan sekolah. Bahkan, ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung
siswa lebih banyak bermain dan bercanda, terlebih ketika guru tidak dapat hadir
untuk memberikan materi pembelajaran. Dari hal tersebut sudah dapat diketahui
bahwa tingkat minat membaca siswa sekolah dikatakan rendah. Namun demikian,
tidak semua siswa yang berada di SMAN 10 Tangerang Selatan memiliki minat
membaca yang rendah, masih ada beberapa siswa yang memiliki minat membaca
yang cukup baik, hal ini dapat dilihat ketika siswa tersebut lebih memilih
membaca buku di waktu senggang.
Faktor lain yang menyebabkan siswa malas untuk membaca buku teks
bahasa Indonesia adalah faktor bacaan yang kurang diminati, yaitu ketika buku
teks bahasa Indonesia hanya berisi soal-soal dan materi pelajaran saja. Sedangkan
siswa tersebut lebih suka membaca bahan bacaan yang sifatnya menghibur seperti
komik atau majalah, sehingga buku teks bahasa Indonesia yang ada kurang
diminati untuk dibaca. Maka hal yang ditimbulkan adalah buku teks bahasa
Indonesia hanya menjadi alat formalitas pembelajaran belaka.
Perpustakaan yang terdapat di SMAN 10 Tangerang Selatan juga menjadi
faktor rendahnya minat membaca siswa, hal tersebut dapat dilihat dari kondisi
perpustakaan kurang terawat. Sehingga menyebabkan siswa enggan untuk datang
ke perpustakaan tersebut. Selain tidak terawat, koleksi buku bacaan yang terdapat
dalam perpustakaan juga tidak lengkap dan cenderung tidak terawat.
Wiji Suwarno (2011) menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan suatu
satuan kerja organisasi, badan atau lembaga. Perpustakaan yang teroganisir
dengan baik dan sistematis dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk
mengakses berbagai informasi di sekolah tempat perpustakaan tersebut berada.
Dengan demikian perpustakaan sekolah dapat dijadikan wadah penampung
berbagai informasi yang terdapat di lingkungan sekolah.
Sebuah perpustakaan sebagai salah satu unit kerja mempunyai unsur-unsur
atau persyaratan seperti berikut:
1. Adanya organisasi
4
2. Dalam surat keputusan pendiriannya, harus (setidaknya) tecantum
secara jelas tugas, fungsi, wewenang, tanggung jawab, dan struktur
organisasinya.
3. Surat keputusan itu merupakan landasan hokum konsideran,
pertimbangan tentang pembentukan perpustakaan.1
Di samping sebagai tempat menyimpan koleksi buku, perpustakaan juga
dapat dijadikan taman baca yang dapat memberikan banyak manfaat. Jika dari sisi
sarana perpustakaan yang kurang memadai, sudah dapat dipastikan siswa enggan
untuk datang dan membaca di perpustakaan tersebut. Berbeda hal jika sarana
perpustakaan yang disediakan lengkap dan nyaman, tentu akan menumbuhkan
keinginan siswa untuk datang ke perpustakaan yang berdampak terhadap minat
membaca yang ada di dalam diri siswa.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui lebih mendalam
mengenai minat membaca buku teks bahasa Indonesia yang dimiliki siswa SMAN
10 Kota Tangerang Selatan yang penulis susun dalam bentuk skripsi dengan judul
“Minat Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota
Tangerang Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan minat membaca buku teks
bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya minat siswa SMAN 10 Kota Tangerang Selatan dalam membaca
buku teks bahasa Indonesia.
2. Peranan sekolah dalam menyediakan sarana berupa bahan bacaan yang
bermutu kepada siswa kurang tersedia.
3. Kepedulian guru terhadap minat membaca siswa masih kurang.
1 Wiji Suwarno, Peprustakaan & Buku Wacana Penulisan & Penerbitan, (Yogjakarta: Ar-Ruz
Media, 2011), h. 15
5
C. Batasan Masalah
Untuk membatasi masalah yang akan disajikan pada penelitian ini, maka
batasan masalah hanya pada “Minat Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia
Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan, maka dapat diambil
suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana minat siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan dalam
membaca buku teks?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat minat membaca siswa kelas X
SMAN 10 Kota Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai
minat membaca yang dimiliki siswa kelas X SMAN 10 Tangerang Selatan
terhadap buku teks bahasa Indonesia. Adapun secara lebih khusus, penelitian ini
bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar minat membaca buku teks bahasa Indonesia
yang dimiliki siswa kelas X SMAN 10 Tangerang Selatan.
2. Untuk memberi motivasi kepada siswa agar minat membaca yang ada dalam
dirinya lebih ditingkatkan lagi, sehingga nantinya siswa tersebut dapat
memahami hal penting yang terdapat dalam buku teks tersebut.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan ini agar menjadi bahan
pengalaman dan pembelajaran bagi penulis dan bagi pembaca secara umum.
Selain itu, dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik manfaat
secara teoretis ataupun manfaat praktis. Untuk pemaparan manfaat tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
6
Manfaat Teoretis
1. Agar dalam pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa dapat
menerapkan kemampuan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pada penerapannya dalam kurikulum diharapkan siswa mampu
mengimplementasikan minat membacanya ke dalam pembelajaran berbahasa,
sehingga siswa dapat memiliki kemampuan berbahasa yang baik.
Manfaat Praktis
1. Bagi siswa, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan penyemangat
untuk belajar lebih giat, terlebih dengan adanya penelitian ini siswa dapat
meningkatkan minat membaca buku teks demi kelancaran kegiatan belajar
berbahasa Indonesia, baik di sekolah formal, sekolah non formal, maupun di
rumah.
2. Bagi guru, diharapkan penelitian ini dapat memotivasi guru mata pelajaran
bahasa Indonesia untuk dapat meningkatkan minat baca siswa yang sedang
dibimbing, sekaligus sebagai bahan acuan untuk dapat meningkatkan prestasi
siswa dan kemampuan belajar siswa ketika berada di sekolah, terutama pada
saat jam belajar.
3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menyediakan sarana dan
prasarana membaca serta menyediakan buku teks yang kompetitif, sesuai
dengan kurikulum yang berlaku. Sehingga materi yang diberikan oleh buku
tersebut dapat mendongkrak minat siswa dalam membaca, yang nantinya akan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Selain itu, sekolah dapat memberikan
ruang baca bagi siswa yang layak, seperti perpustakaan dan tempat membaca
yang nyaman.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Minat
1. Definisi Minat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, atau keinginan. Sama
halnya dengan artian meminati yang bermakna menaruh minat terhadap suatu
hal.1
Minat adalah suatu bentuk motivasi intrinsik. Siswa yang mengejar suatu
tugas yang menarik minatnya mengalami efek positif yang signifikan seperti
kesenangan, kegembiraan, dan kesukaan.2
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin
kuat atau dekat hubungaan tersebut, semakin besar minatnya.3
Crow and Crow dalam Djaali menjelaskan bahwa minat berhubungan
dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau
berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman, yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri.4
Hilgard dalam Slameto memberikan suatu rumusan tentang minat
sebagai berikut: “interest is persisiting tendency to pay attention to and enjoy
some activity or content” minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati
seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.5
1 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2007) h. 744 2 Jeanne Ellis Ormord, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang Jilid
2, (Jakarta: Erlangga, 2008) Edisi Keenam, h. 101 3 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 121
4 Ibid.
5 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.
57
7
8
Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan mengenai pengertian
minat, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa minat adalah rasa suka terhadap
suatu hal yang dapat menimbukan kesenangan di dalam hati, dari kesenangan
yang ditimbulkan tersebut dapat menumbuhkan motivasi di dalam diri yang
berdampak pada hasil yang akan didapat.
Minat dapat mempengaruhi proses hasil belajar yang juga berpengaruh
terhadap motivasi. Jika seseorang mempelajari suatu hal sesuai dengan
minatnya maka dapat diharapkan hasil yang didapat akan lebih baik.6 Oleh
karena itu, persoalan yang biasa timbul ialah bagaimana cara menumbuhkan
minat agar siswa belajar dengan baik. Minat siswa terhadap suatu hal dapat
terlihat dari keinginnanya untuk mengetahui atau belajar lebih banyak. Siswa
yang memiliki minat besar terhadap bahasa Indonesia akan merasa senang dan
dengan penuh perhatian mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. Ia akan belajar
dengan sepenuh hati. Namun sebaliknya, jika siswa tidak meminati pelajaran
bahasa Indonesia, maka siswa tersebut akan merasa jenuh dan tidak ada
keinginan untuk belajar pelajaran bahasa Indonesia.
Siswa yang menaruh minat terhadap pelajaran yang disajikan oleh guru
dapat terlihat dari perilaku yang dilakukan siswa. Ia akan menaruh perhatian,
akan terlihat gembira, raut muka terlihat berseri-seri, dan hasil belajar yang
didapat akan bagus. Minat yang ada di dalam diri siswa erat kaitannya dengan
kehendak dan sikap yang dilakukan.
a. Kehendak
Kehendak merupakan suatu kondisi khusus untuk mencari atau mencapai
tujuan yang spesifik.
b. Sikap
Sikap merupakan tingkah laku seorang individu yang bersifat emosional
dalam menghadapi suatu hal.7
Minat yang dimiliki oleh siswa erat kaitannya dengan motivasi yang
dimiliki, dengan kata lain minat dapat mendorong hal yang disukai secara sadar
atau tidak sadar. Masnur M. menjelaskan definisi motivasi dalam bukunya
yang berjudul Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia,
bahwa secara harfiah motivasi berarti sesuatu yang menggerakkan seorang
6 Masnur M., dkk, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Malang:
Jemmars, 1987), h. 47-48 7 Ibid., h. 48-49
9
individu untuk melakukan suatu tingkah laku atau tindakan. Motivasi
menunjuk kepada kekuatan atau daya pendorongnya. Motivasi dapat
mendorong seorang individu untuk bertindak atau berbuat sesuatu. Seorang
siswa dapat belajar dengan giat karena motivasi dari luar dirinya, misalnya ada
dorongan dari orang tua atau guru-gurunya.
Motivasi belajar merupakan hasrat untuk belajar dari seseorang individu.
Seorang siswa dapat belajar secara efisien apabila ia berusaha untuk belajar
secara maksimal, artinya siswa memotivasi dirinya sendiri untuk belajar.
Seorang individu akan belajar lebih efisien apabila ada motivasi di dalam
dirinya. Dengan kata lain, seorang individu akan belajar lebih efisien apabila ia
berusaha untuk belajar.8
Agar siswa dapat belajar secara efisien, maka siswa tersebut harus dalam
keadaan sadar dan memperhatikan lingkungan-lingkungannya secara wajar.
Hal ini dimungkinkan apabila siswa tersebut memiliki motivasi untuk belajar.
Motivasi belajar dapat datang dari dalam diri siswa yang rajin membaca
buku di perpustakaan atau sering mengunjungi taman baca karena adanya rasa
ingin tahu terhadap suatu hal. Ini berarti siswa tersebut dimotivasi oleh suatu
kebutuhan yang datangnya dari dalam dirinya.
Apabila ditinjau dari segi kekuatan dan kemantapannya, maka motivasi
yang timbul dalam diri seorang individu akan lebih stabil dan mantap apabila
dibandingkan dengan motivasi yang berasal dari pengaruh lingkungan. Dengan
berubahnya lingkungan yang menimbulkan motivasi ini, maka motivasi
belajarnya juga akan mengalami perubahan. Demikian pula apabila lingkungan
yang mempengaruhi siswa tersebut hilang, maka motivasi siswa ini pun akan
ikut hilang. Namun demikian, suatu motivasi yang berasal dari lingkungan luar
dapat tertanam kuat dan mantap pada diri siswa, sehingga yang awalnya
motivasi tersebut berasal dari luar, akhirnya motivasi tersebut akan pindah
dengan sendirinya dan tertanam dalam diri siswa. Pada umumnya persoalan
mengenai kaitan motivasi dengan belajar adalah bagaimana cara mengatur agar
motivasi dapat ditingkatkan, sehingga hasil belajar menjadi optimal. Untuk
8 Masnur M., dkk, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Malang:
Jemmars, 1987), h. 43
10
menuju ke arah itu perlu kiranya kita mengetahui tentang macam-macam
motivasi yang bisa mempengaruhi kegiatan belajar-mengajar.
2. Ciri-ciri Minat
Minat yang ada pada diri anak dapat timbul dari berbagai sumber yang
ada di sekitar anak tersebut. Minat tersebut bersumber dari perkembangan
insting dan hasrat, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan,
dsb. Slameto dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya menjelaskan ciri-ciri minat, antara lain:
a. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya.
b. Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
c. Minat terhadap subyek tertentu cenderung memberikan perhatian yang lebih
besar terhadap subyek tersebut.
d. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
e. Minat terhadap suatu hal yang dipelajari dapat mempengaruhi penerimaan
minat-minat baru.9
3. Macam-macam Minat
Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, tergantung pada
sudut pandang dan cara penggolongannya. Abdul Rahman Shaleh dalam
bukunya yang berjudul Psikologi, Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam
menjelaskan macam-macam minat terbagi menjadi tiga, yaitu berdasarkan
timbulnya minat, berdasarkan arah minat, berdasarkan cara pengungkapan
minat10
.
a. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi minat primitif dan
minat kultural. Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan
biologis atau jaringan-jaringan tubuh. Sedangkan minat kultural atau minat
9 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h. 180 10
Abdul Ramna Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Prenada
Media Grup, 2009), h. 265-268
11
sosial adalah minat yang tibul karena proses belajar, minat ini tidak secara
langsung berhubungan dengan diri sendiri.
b. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat intrinsik dan
ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan
aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau minat
asli. Sedangkan minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan
tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada
kemungkinan minat tersebut hilang.
c. Berdasarkan cara pengungkapan, minat dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu: Expressed interest, manifest interest, Tested interest, inventoried
interest (Super & Crites, 1965).
1) Expressed interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta
kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan
yang disenangi dan paling tidak disenangi.
2) Manifest interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara
mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap
aktivitas yang dilakukan subyek.
3) Tested interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara
menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang telah diberikan.
4) Inventoried interest adalah minat yang diungkapkan dengan
menggunakan alat-alat yang sudah distandarisasikan.
4. Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Proses tumbuhnya minat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, ada
faktor yang dapat mempengaruhi tumbuhnya minat dari dalam diri sendiri, dan
ada juga faktor luar yang dapat mempengaruhi tumbuhnya minat. Faktor yang
berasal dari dalam diri sendiri diantaranya adalah keinginan sesorang dalam
mencapai suatu hal. Hal yang ingin dicapai tersebut akan mendorong dirinya
untuk melakukan tindakan-tindakan. Selain itu, kemampuan juga menjadi
faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Dalam mencapai suatu hal yang
diinginkan, maka seseorang akan mengeluarkan kemampuannya. Apabila
12
kemampuan yang dimiliki berjalan lurus dengan hal yang ingin dicapainya,
maka secara tidak sadar minat yang sangat besar akan tumbuh secara alamiah.
Faktor yang berasal dari luar di antaranya adalah faktor lingkungan
sosial. Secara tidak langsung, faktor lingkungan sosial akan memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap timbulnya minat. Perilaku dan kebiasaan
yang sering muncul dalam lingkungan sosial akan mempengaruhi tumbuhnya
minat-minat baru yang sebelumnya tidak dimiliki oleh seseorang.
Crow and Crow (1973) dalam Abdul Rahman Shaleh mengemukakan
tiga faktor yang dapat menimbulkan minat, yaitu dorongan dari dalam diri
individu, motif sosial, dan faktor emosional. 11
a. Dorongan dari dalam diri individu
Dorongan dari dalam diri individu akan mendorong rasa ingin tahu untuk
membangkitkan minat dalam membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan
penelitian, dll.
b. Motif sosial
Motif sosial dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu. Contohnya minat untuk belajar atau
menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari
masyarakat.
c. Faktor emosional
Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila sesorang
mendapatkan kesuksesan pada aktivitas dan akan menimbulkan perasaan
senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut.
B. Hakikat Membaca
1. Definisi Membaca
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata membaca berasal dari kata
“baca” yang ditambahkan imbuhan atau afiks, yang berarti melihat serta
memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati.12
11
Ibid., h. 264
13
Membaca adalah alat untuk belajar dan alat untuk memperoleh kesenangan.
Membaca merupakan alat bagi orang yang melek huruf untuk memperoleh
pengetahuan dan pengalaman yang telah disimpan dalam bentuk tulisan.13
Henry Guntur Tarigan menjalaskan bahwa membaca adalah suatu proses
yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.14
Hodgson dalam Henry Guntur Tarigan menjelaskan bahwa membaca
merupakan suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan
suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata
secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang
tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses
membaca itu tidak terlaksana dengan baik.15
Lebih lanjut (Anderson 1972 : 209-210) menjelaskan membaca dari segi
linguistik merupakan suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a
recording and decoding prosess), berlainan dengan berbicara dan menulis yang
justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi
(decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna
bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan atau
cetakan menjadi bunyi yang bermakna.16
Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa membaca merupakan suatu cara untuk
mendapatkan isi informasi yang terkandung dalam teks. Dalam proses membaca,
seorang pembaca (orang yang membaca isi tulisan) tidak hanya melibatan indra
penglihatannya saja, namun lebih menitikberatkan pada pemahaman bacaan
tersebut. Tidak hanya orang normal saja yang dapat membaca, orang yang
memiliki keterbatasan dalam penglihatan pun masih dapat membaca dengan cara
12
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2007) h. 83 13
Mudjito, Materi Pokok Pembinaan Minat Baca, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 61 14
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008),h. 7 15
Ibid. 16
Ibid.
14
membaca tulisan dengan huruf braile. Dengan kata lain, membaca bukan sekadar
melihat isi teks yang ada, namun lebih dari itu dalam membaca menuntut agar
seorang pembaca untuk memahami isi informasi yang terdapat dalam teks
tersebut.
2. Tujuan Membaca
Setelah memahami pengertian membaca, selanjutnya seorang pembaca
harus mengetahui tujuan dari membaca. Paul S. Anderson dalam A.
Widyamartaya mengemukakan tujuh point tujuan membaca:
a. Membaca untuk memperoleh fakta atau perincian-perincian (reading for
detail and facts), yaitu membaca untuk mengetahui penemuan-penemuan
yang telah dilakukan oleh tokoh, apa yang telah diperbuat oleh tokoh, apa
yang telah terjadi pada tokoh, dsb.
b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas), yaitu
membaca untuk mengetahui masalah, apa yang dialami tokoh, dan
merangkum hal-hal yang dilakukan tokoh untuk mencapai tujuannya.
c. Membaca untuk mengetahui urutan atau organisasi cerita (reading for
sequence or organization), yaitu membaca untuk mengetahui setiap bagian
cerita.
d. Membaca untuk menyimpulkan (reading for inference), yaitu membaca
untuk mengetahui mengapa tokoh berbuat demikian, apa yang dimaksudkan
pengarang dengan cerita atau bacaan itu, mengapa terjadi perubahan pada
tokoh, dsb.
e. Membaca untuk mengelompokkan (reading for classify), yaitu membaca
untuk menemukan dan mengetahui hal-hal yang tidak biasa, apa yang lucu
dalam cerita atau bacaan, apakah cerita itu benar atau tidak.
f. Membaca untuk menilai (reading to evaluate), yaitu membaca untuk
mengetahui apakah tokoh berhasil, apakah baik kita berbuat seperti tokoh,
dsb.
g. Membaca untuk membandingkan atau menentang (reading to compare or
contest), yaitu membaca untuk mengetahui bagaimana caranya tokoh
berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kebiasaan hidup yang kita kenal,
bagaimana dua buah cerita mempunyai kesamaan, dsb.17
Tujuan membaca yang dilakukan oleh seseorang pada dasarnya adalah
untuk memperoleh informasi dan untuk memahami lebih mendalam mengenai
materi atau ilmu yang sedang dipelajarinya. Selain itu, tujuan seseorang dalam
membaca bergantung pada apa yang sedang dibancanya. Jika seseorang sedang
membaca buku cerita, maka sudah tentu tujuannya adalah untuk hiburan. Jika
17
Widyamartaya, Seni Membaca untuk Studi, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 90
15
seseorang membaca buku referensi atau buku ilmu pengetahuan, maka sudah
tentu tujuannya adalah untuk mencari informasi yang dia butuhkan.
3. Jenis-jenis Membaca
Jenis-jenis membaca dikelompokkan berdasarkan cakupan-cakupan yang
lebih spesifik. Pengelompokkan jenis membaca dapat dibagi menjadi dua, yaitu
berdasarkan segi terdengar atau tidaknya suara pembaca sewaktu melakukan
kegiatan membaca:
a. Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat
bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau
pendengar untuk untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan
perasaan seseorang pengarang.18
b. Membaca dalam Hati
Secara garis besar, membaca dalam hati diklasifikasikan menjadi dua
bagian, yaitu:
1) Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi
sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin.19
Membaca ekstensif meliputi:
a) Membaca survei, merupakan membaca dengan cara meneliti terlebih
dahulu bahan bacaan yang akan dibaca.
b) Membaca Sekilas (Skimming), merupakan merupakan jenis mebaca
untuk memperoleh kesan umum dari suatu bacaan. Dalam membaca
sekilas terkandung makna mencari inti serta inti sari bacaan.
c) Membaca Sepintas (Scanning), merupakan jenis membaca yang
dilakukan untuk menemukan suatu informasi secara cepat. Informasi
yang akan dicari sudah ditentukan sebelumnya. Dalam membaca
sepintas diperlukan ketelitian dan kesiapan dalam menangkap
informasi yang akan didapat.20
18
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 23 19
Ibid., h. 32 20
Djago Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa), h. 169-
170
16
d) Membaca dangkal, merupakan jenis membaca dengan tujuan
memperoleh pemaham yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak
mendalam dari suatu bacaan.21
Membaca ekstensif pada umumnya dilakuan untuk menemukan
informasi yang terdapat di dalam teks secara tepat dan tepat, selain itu
membaca ekstensif dapat menghemat waktu dan tenaga.
2) Membaca Intensif
Membaca intensif (Intensive reading) adalah studi seksama, telaah teliti,
dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap
suatu tugas yang pendek, kira-kira dua sampai empat halaman setiap
hari.22
Henry Guntur Tarigan dalam bukunya yang berjudul Membaca Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa membagi jenis membaca intensif ke
dalam beberapa bagian.
a) Membaca teliti, merupakan jenis membaca yang menuntut suatu
pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh. Dalam
membaca teliti dibutuhkan keterampilan survey yang cepat, membaca
secara seksama, dan menghubungkan setiap paragraf dengan
keseluruhan tulisan.
b) Membaca pemahaman, merupakan jenis membaca dengan tujuan
memahami standar-standar kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan
pola-pola fiksi.
c) Membaca kritis, merupakan jenis membaca yang dilakukan secara
bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis,
dan bukan hanya mencari kesalahan yang terdapat di dalam teks
bacaan. Dalam membaca kritis, seorang pembaca dituntut untuk:
(1) Memahami maksud penulis.
(2) Memahami organisasi dasar tulisan.
(3) Dapat menilai penyajian penulis/pengarang.
21
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 36 22
Ibid.
17
(4) Dapat menerapkan prinsip-peinsip kritis pada bacaan sehari-hari.
(5) Meningkatkan minat baca, kemampuan baca, dan berpikir kritis.
(6) Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan.
(7) Membaca majalah atau publikasi-publikasi periodik yang serius.
d) Membaca ide, merupakan kegiatan membaca yang tujuannya untuk
mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat
dalam bacaan.
e) Membaca telaah bahasa, merupakan kegiatan membaca yang
bertujuan memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata.
4. Tahapan Membaca
Dalam melakukan kegiatan membaca, seseorang harus memiliki tahapan
dalam membaca dengan tujuan kemampuan membaca yang dimiliki dapat
berkembang sesuai dengan tahapan-tahapan yang dilaluinya. Mortimer J. Adler
dalam A. Widyamartaya menjelaskan tahapan membaca yang terbagi dalam
empat tingkatan: membaca dasar (elementary reading), membaca tinjauan
(Inspectional reading), membaca simak-urai (analytical reading), dan
membaca banding-banding (syntopical reading).23
a. Membaca Dasar (Elementary Reading)
Membaca dasar adalah jenis atau tingkat membaca yang diajarkan di tingkat
Sekolah Dasar, pusat perhatian pada bahasa yang digunakan penulis.
b. Membaca Tinjauan (Inspectional Reading)
Membaca tinjauan adalah jenis atau tingkat membaca yang bertujuan
memahami sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sudah ditentukan. Juga
dapat disebut membaca melompat-lompat atau pra-baca. Dengan cara
membaca ini kita ingin mengetahui pokok-pokok soal yang dibicarakan
buku, bagian-bagian buku, dan jenis buku (cerita, sejarah, atau karangan
ilmiah).
Membaca tinjauan dapat dibedakan dari dua langkah:
23
A. Widyamartaya, Seni Membaca untuk Studi, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 131
18
1) Sistematic skimming or Pre-reading (Melompat-lompat atau Pra-baca
secara sistematik) adalah dengan cara melihat halaman judul, membaca
pra-kata, melihat daftar isi, melihat indkes, membaca kata sambutan
atau kata pengantar dari penerbit (kalau ada), keterangan pada jaket
buku (kalau ada), melihat bab-babnya, lebih-lebih yang pokok dalam
pembahasannya, membaca satu atau dua alinea di sana-sini atau dua
sampai tiga halaman berturut-terut (jangan lebih dari itu).
2) Superficial Reading (Membaca Selayang Pandang) adalah membaca
buku secara terus menerus tanpa berhenti untuk memikirkan hal-hal
yang berlum dipahami.
c. Membaca Simak-Urai (Analytical Reading)
Membaca simak-urai adalah jenis atau tingkat membaca yang bertujuan
memahami secara sungguh-sungguh isi buku. Inilah tingkat membaca yang
sungguh-sungguh, yang lengkap, membaca untuk mengunyah dan mencerna
atau menyerap isi buku. Langkah-langkah atau kaidah-kaidah membaca
simak-urai adalah sebagai berikut:
1) Langkah pertama:
a) Golongkan buku menurut jenis dan pokok-pokok soalnya.
b) Nyatakan dengan setingkat-tingkatnya tentang apa buku itu
seluruhnya.
c) Sebutkan bagian-bagian pokok menurut urutan dan kaitannya, dan
sesudah membuat garis besar keseluruhan, buatlah garis besar
bagian-bagian pokok itu.
d) Tentukan masalah atau masalah-masalah yang hendak dicoba oleh
penulis untuk dipecahkan.
2) Langkah kedua:
a) Pahamilah istilah-istilah yang dipakai penulis: mencari dan
menafsirkan kata-kata kuncinya.
b) Pahamilah pernyataan-pernyataan penulis yang pokok: menafsirkan
kalimat-kalimat yang peling penting.
19
c) Ketahuilah argumen-argumen penulis dengan membaca kalimat-
kalimat pendukung yang menyusul.
d) Tentukan masalah yang telah dipecahkan dan manakah masalah
yang belum terpecahkan; dan dari masalah yang belum terpecahkan
ini, tentukan mana yang tidak berhasil untuk dipecahkan.
3) Langkah ketiga:
a) Asas-asas etiket umum etiket kecendikiaan:
(1) Jangan mulai mengkritik sebelum Anda selesai membuat garis
besar dan penafsiran buku. (Jangan mengatakan saya setuju,
saya tidak setuju, atau saya menunda penilaian, sebelum Anda
dapat berkata, “Saya memahami”).
(2) Jangan menyatakan tidak setuju secara rebut.
(3) Tunjukkan bahwa Anda mengetahui perbedaan antara
pengetahuan dengan pendapat pribadi semata dengan
memberikan alasan-alasan yang baik untuk setiap kritik atau
penilaian Anda.
b) Kriteria khusus untuk butir-butir kritik:
(1) Tunjukkan di mana penulis tidak atau kurang mempunyai
informasi.
(2) Tunjukkan di mana penulis salah informasi.
(3) Tunjukkan di mana penulis tidak logis.
(4) Tunjukkan di mana analisis atau uraian penulis tidak atau
kurang lengkap.
d. Membaca Banding-banding (Syntopical Reading)
Membaca banding-banding adalah jenis atau tingkatan membaca yang
bertujuan membaca beberapa buku yang sebidang atau yang berkaitan
sekaligus untuk menyusun suatu penanganan atau pemecahan masalah yang
dihadapi pembaca. Jadi, di sini pembaca ingin mengadakan suatu studi
perbandingan; ia ingin menggarap suatu masalah dengan mengemukakan
pendirian-pendirian berberapa ahli di bidang itu. Langkah-langkah dalam
tingkat membaca banding-banding adalah:
20
1) Menemukan uraian-uraian yang relevan dalam buku-buku yang
dianggap penting.
2) Mempertemukan pernyataan penulis-penulis yang menggunakan istilah
berbeda-beda. Titik pertemuan itu adalah konsepsi pembaca sendiri dan
dengan demikian tanggung jawabnya semata.
3) Membuat soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan menjadi jelas. Jadi,
pembaca mengemukakan pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukkan
pertanyaan-pertanyaan atau soal-soal itu menjadi jelas oleh jawaban
penulis yang dibacanya.
4) Menegaskan segala duduk perkara yang ada, terutama bila ada
pendirian-pendirian penulis yang berbeda atau bertentangan.
5) Menganalisis permbicaraan untuk menjawab pertanyaan: benarkah itu?
Apa pentingnya? Apa implikasinya?
5. Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca
Perkembangan minat baca anak tidak hanya ditentukan oleh keinginan
dan sikapnya terhadap bahan-bahan bacaan. Banyak faktor yang
mempengaruhi minat baca anak, baik itu faktor internal yang terdapat di dalam
diri anak, ataupun faktor eksternal yang berada di luar diri anak.
Selain faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
minat baca anak, terdapat juga faktor yang mendukung dan mengahambat
perkembangan minat baca anak. Oleh karena itu, faktor-faktor pendukung
harus diperkuat sehingga dapat membantu anak dalam merangsang minat
bacanya. Sebaliknya, faktor-faktor yang menghambat minat baca anak harus
sebanyak mungkin dikurangi, sehingga tidak menghambat perkembangan
minat baca anak.
a. Faktor dan Motivasi Internal Minat Membaca
b. Faktor dan Motivasi Eksternal Minat Membaca
c. Faktor Pendukung
d. Faktor Penghambat
21
6. Menumbuhkan Minat Membaca
Membaca, menulis dan belajar merupakan kebutuhan primer yang
dibutuhkan oleh manusia. Minat membaca sejatinya tidak dapat tumbuh
dengan sendirinya, melainkan ada faktor yang mendukung tumbuhnya minat
membaca. Dr. Raghib As-Sirjani menjelaskan bahwa ada sepuluh cara penting
yang bisa diterapkan dalam menumbuhkan minat baca, yaitu: Apa tujuan Anda
membaca?, Menyusun perencanaan dalam membaca, mulailah setahap demi
setahap, totalitas dalam membaca, teratur dalam mengikat makna, buatlah
perpustakaan di rumah, sampaikan apa yang Anda baca, bantu sahabat Anda
dalam membaca, dan carilah ilmu dari para ulama. 24
a. Apa Tujuan Anda Membaca?
Secara mutlak cara ini adalah cara yang paling penting, yakni menghadirkan
niat.
b. Menyusun Perencanaan dalam Membaca
Cara terpenting dalam membantu agar senang membaca adalah menyusun
perencanaan dalam membaca. Menyusun sebuah perencanaan yang baik
perlu melihat fasilitas yang ada. Tentunya disesuaikan dengan kemampuan
Anda, yakni berupa waktu yang tepat, buku yang sesuai, dan kapasitas
untuk menguasainya.
Setelah mengetahui semua perencanaan ini, letakkan perencanaan yang jelas
tadi dalam lingkup kemampuan dan kemungkinan Anda. Misalnya, saya
akan membaca lima buku dalam waktu sekitar enam bulan.
Bersikaplah realistis dalam menyusun perencanaan. Sangatlah tidak realistis
jika Anda memutuskan untuk membaca puluhan buku, sementara waktu
yang Anda sediakan sangat singkat. Jika pelaksanaannya tidak seperti yang
anda inginkan, apakah perencanaannya tidak benar atau ada kendala yang
perlu diajari? Buatlah cara untuk mengevaluasi dan memperbaiki. Insya
Allah, evaluasi yang berkelanjutan ini merupakan salah satu faktor agar
perencanaan membaca bisa berjalan dengan sukses. Inilah cara kedua dari
cara-cara yang bisa membantu untuk membaca setelah menentukan tujuan,
yakni menyusun perencanaan.
24
Raghib As-Sirjani, Spiritual Reading Hidup Lebih Bermakna dengan Membaca, (Solo:
Aqwam, 2007), h. 29
22
c. Mengatur Waktu
Cara yang ketiga ini ialah menentukan waktu untuk membaca dan
menggunakan semaksimal mungkin waktu-waktu yang jelas-jelas kosong.
Maksudnya, jangan menunggu sampai malam untuk membaca bacaan wajib
Anda, tetapi tentukan waktu yang jelas untuk membaca. Pilihlah waktu yang
tepat disaat pikiran Anda sendang semangat dan saat Anda begitu mood.
Dengan demikian, Anda bisa berkonsentrasi dalam membaca dan selesai
dengan hasil yang memuaskan.
d. Mulailah Setahap Demi Setahap
Cara yang lebih penting lagi adalah sedikit demi sedikit (step by step). Jika
tidak, Anda akan cepat bosan atau bahkan berhenti dari membaca. Mulailah
dengan tenang dan perlahan-lahan, kemudian selangkah demi selangkah,
kemudian mulai dipercepat.
e. Totalitas dalam Membaca
Membaca bukanlah hobi, melainkan perkerjaan yang sangat terpuji yang
membutuhkan waktu, pemikiran, harta, kesungguhan, dan pengorbanan.
Jika anda membaca buku apa saja, bacalah dengan penuh kesungguhan,
tulislah makna-makna ilmiah yang dapat Anda peroleh dari bacaan tersebut.
Anda juga bisa mengumpulkan makna-makna tersebut dan memberikannya
kepada sahabat Anda. Jika ada ilmu yang maksudnya tidak dipahami dengan
baik, maka tulislah hal yang belum dipahami tersebut guna ditanyakan
kepada ahlinya.
f. Teratur dalam Mengikat Makna
Cara yang keenam adalah menjaga keteraturan dalam mengambil ilmu,
yakni dengan sistem pencatatan yang tertata rapi. Karena itu, setelah
membaca usahakan agar selalu teratur mencatat berbagai ilmu dalam buku
khusus dengan cara yang efisien baik dalam hal waktu maupun tenaga.
Inilah cara yang sangat detil. Bukan hanya waktu dan rumah yang teratur,
tetapi akal Anda pun juga akan teratur.
g. Buatlah Perpustakaan di Rumah
23
Cara ketujuh adalah membuat perpustakaan yang dapat menampung
berbagai macam buku di rumah Anda. Ini bukan pekerjaan tahunan seta
bukan pula kebutuhan tersier, tetapi merupakan kebutuhan sekunder di
rumah. tak harus mewah dan bagus, namun yang terpenting adalah buku
yang ada di dalamnya.
Dengan demikian, jika Anda membutuhkan sebuah buku dalam masalah
tertentu, Anda akan mendapatkannya. Jika Anda merasa bosan dengan
membaca satu buku, Anda akan mendapatkan buku yang lain.
h. Sampaikan Apa yang Anda Baca
Cara yang kedelapan adalah sampaikanlah apa yang telah Anda baca kepada
orang lain. Maka, manusia dituntut untuk mengajar orang lain apa yang
telah ia pelajari. Dalam hal ini, banyak manfaat yang dapat diambil, di
antaranya adalah agar ilmu itu terpatri dalam otak dan orang lain pun bisa
mengambil manfaatnya. Selain itu, Anda akan mendapatkan pahala seperti
pahala orang yang belajar kepada Anda tanpa mengurangi pahala Anda
sedikit pun selaku orang yang mengajari.
i. Bantu Sahabat Anda dalam Membaca
Cara yang kesembilan ialah saling membantu dengan kawan dan sahabat
Anda dalam membaca. Dalam hal ini, Anda bisa membentuk kelompok
membaca bersama kawan-kawan, apabila di sana ada tiga, empat, atau lima
orang. Masing-masing orang membaca buku yang temanya berlainan. Lalu,
adakan pertemuan sepekan sekali atau dua kali sesuai dengan situasi dan
kondisi. Selanjutnya, masing-masing menyampaikan apa yang telah dibaca.
Dengan demikian, masing-masing akan bertukar ilmu dalam tata cara yang
beraturan dan menyenangkan. Dengan demikian, satu sama lain akan saling
menopang.
j. Carilah Ilmu dari Para Ulama
Dalam cara yang kesepuluh ini, Anda menimba ilmu dari ulama, ahli, dan
orang-orang yang memiliki pengalaman. Sehingga dalam hal ini, kita mulai
ketika orang lain sudah selesai.
24
Itulah sepuluh cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan minat
membaca. Sejatinya, membaca dapat menjadi suatu kebutuhan apabila kita
sudah mantap dalam menumbuhkan minat membaca di dalam diri. Cara lain
dalam menumbuhkan minat membaca yakni dengan cara membaca secara
berkelanjutan, mengikat makna, konsentrasi dalam membaca, dan bertanya
kepada ahlinya apabila ada hal-hal yang berlum dipahami. Jadikan membaca
sebagai kegiatan yang menyenangkan. Jika seseorang sudah menyenangi suatu
hal, maka ia akan antusias dalam menjalani aktivitas yang disenanginya.
C. Hakikat Buku Teks
1. Definisi Buku Teks
Buku teks yang berlaku dalam dunia pendidikan sudah diatur oleh
pemerintah dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005.
Adapun pengertian buku teks yang tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 11 Tahun 2005 adalah buku acuan wajib untuk digunakan di
sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan
keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadianm kemampuan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis,
potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional
pendidikan.
Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang
merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang tertentu
untuk mencapai tujuan pengajaran yang dilengkapi dengan sarana-sarana
pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah
dan perguruan tinggi, sehingga dapat menunjang program pengajaran.25
Dari pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai buku
teks, dapat ditarik kesimpulan bahwa buku teks merupakan buku pelajaran
yang digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran, baik di berbagai
jenjang, mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, bahkan sampai Perguruan Tinggi
25
Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Kurikulum Bahasa Indonesia dan Buku Teks
Bahasa Indonesia, (Malang: YA3 Malang, 1991), Cet. 1, h. 61.
25
berdasarkan tujuan instruksional dan disusun oleh pakar yang berkompeten di
bidangnya, buku teks berisi mengenai materi-materi pembelajaran. Pada
umumnya, buku teks merupakan buku pelajaran yang bersifat baku, yang
disusun dengan memperhatikan penggunaan kata.
Dalam penggunaannya, buku teks digunakan untuk menunjang kegiatan
pembelajaran, untuk itu Djago Tarigan menjelaskan mengenai kegunaan buku
teks dalam beberapa poin, di antaranya:
a. Buku teks merupakan buku pelajaran yang ditujukan bagi siswa pada
jenjang pendidikan tertentu.
b. Buku teks berkaitan dengan bidang studi tertentu.
c. Buku teks merupakan buku yang baku, menjadi acuan, berkualitas dan
biasanya ada tanda pengesahan dari badan yang berwenang. Di Indonesia,
badan yang berwenang untuk mengesahkan buku teks adalah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
d. Buku teks disusun dan ditulis oleh pakar (ahli/ekspert) di bidangnya
masing-masing.
e. Buku teks ditulis untuk tujuan instruksional tertentu.
f. Buku teks dilengkapi dengan sarana pengajaran
g. Buku teks ditulis untuk jenjang pendidikan tertentu.
h. Buku teks ditulis untuk menunjang suatu program pengajaran.26
2. Fungsi Buku Teks
Buku mempunyai peran besar dalam proses pembelajaran. Salah satu
tanda bahwa buku mempunyai peranan besar dalam proses pembelajaran
adalah dari penggunaan buku pelajaran sebagai bahan pembelajaran. Mulai dari
pendidikan taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi, siswa
membutuhkan buku sebagai sumber informasi dan media pembelajaran.
Dengan demikian, buku telah mengambil peran sentral dalam dunia pendidikan
dan ilmu pengetahuan.
Dalam proses belajar, manusia mengalaminya dengan dua cara, yakni
secara langsung dan tidak langsung. Manusia belajar secara langsung melalui
pengalaman-pengalaman yang dilalui secara langsung. Misalnya, manusia
belajar berjalan dengan melakukan gerakan-gerakan tubuh, terutama kakinya
untuk melangkah. Sedangkan cara belajar yang ditempuh oleh manusia secara
26
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung:
Angkasa, 2004), h. 12
26
tidak langsung adalah dengan membaca. Dari proses membaca inilah manusia
melakukan proses belajar secara tidak langsung.
Dunia kita kini adalah dunia buku. Tidak dapat ditawar-tawar lagi bahwa
peradaban kita kini adalah peradaban buku. Berdasarkan ungkapan tersebut
dapat ditegaskan betapa pentingnya kedudukan buku dalam kehidupan pada
masa modern ini. Dengan adanya buku dan media cetak lainnya, maka ilmu
pengetahuan dapat dihimpun ke dalam suatu wadah yang selalu tersedia secara
permanen. Dan perlu disadari benar-benar, dari semua buku maka buku teks
atau buku pelajaran merupakan sarana/instrument yang paling baik dan ampuh
dalam menunjang kegiatan pembelajaran.
Banyak cara efektif yang dapat dilakukan oleh para siswa dalam
menggunakan dan memanfaatkan buku, antara lain dengan cara melatih
membaca secara intensif. Buckingham dalam Djago Tarigan menjelaskan
keuntungan-keuntungan yang terdapat dalam mempelajari buku, antara lain:
a. Kesempatan untuk mempelajari sesuai dengan kecepatan masing-masing.
b. Kesempatan untuk mengulangi atau meninjau kembali.
c. Kemungkinan mengandakan pemeriksaan atau pengecekan terhadap
ingatan.
d. Kemudahan untuk membuat catatan-catatan begi pemakai selanjutnya.
e. Kesempatan khusus yang dapat ditampilkan oleh sarana-sarana visual dalam
menunjang upaya belajar dari sebuah buku.27
Kesempatan untuk mengulang atau meninjau kembali suatu buku cukup
terbuka dan bebas. Waktu membaca kembali dapat diatur sesuka hati. Buku
teks memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyegarkan ingatan
yang dimilikinya dengan membaca buku teks tersebut secara berulang. Dengan
membaca kembali tentu dapat memperkuat ingatan yang sudah ada.
Sarana-sarana khusus yang ada dalam suatu buku teks dapat menolong
pembaca untuk memahami isi dari buku teks tersebut. Sarana yang dimaksud
adalah skema, diagram, matriks, atau gambar ilustrasi yang dapat berguna bagi
pembaca dalam pemahaman isi buku.
Greene dan Petty dalam Djago Tarigan merumuskan beberapa peranan
buku teks berdasarkan kurikulum yang berlaku, diantaranya:
a. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai
pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran
yang disajikan.
27
Ibid., h. 16
27
b. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject matter yang kaya,
mudah dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan di
mana keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-
kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya.
c. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai
keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok
dalam komunikasi.
d. Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya,
metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi siswa.
e. Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga
sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis.
f. Menyajikan bahan/sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat
guna.28
Dapat diketahui bahwa buku teks yang berfungsi sebagai bahan ajar
harus menampilkan susunan yang teratur dan sistematis, serta memiliki jenis
yang bervariasi. Sehingga dapat menjadi daya tarik yang kuat bagi siswa untuk
memenuhi kebutuhannya dalam dunia pendidikan. Dengan adanya buku teks
tersebut dapat merangsang dan menunjang aktivitas siswa, sehingga minat
yang ada di dalam diri siswa dapat timbul secara alami.
Dari uraian yang telah dipaparkan tersebut dapat digambarkan mengenai
peranan dan kegunaan buku teks. Sejalan dengan kegunaan buku teks dalam
dunia pendidikan, ternyata buku teks juga berkaitan dengan penggunaan
kurikulum yang digunakan. Setiap mata pelajaran yang diajarkan
membutuhkan buku teks sebagai bahan pembelajaran. Di samping sebagai
bahan ajar, buku teks juga dapat dijadikan alat evaluasi dan pengajaran
remedial.
3. Kualitas Buku Teks
Buku adalah kunci ke arah gudang ilmu pengetahuan. Siapa yang ingin
maju dan pandai haruslah menggunakan dan mengambil manfaat yang terdapat
di dalam buku. Bagi seorang pelajar atau mahasiswa, buku yang sangat
diperlukan adalah buku teks atau buku pelajaran. Buku teks berfungsi sebagai
penunjang kegiatan belajar-mengajar dalam mata pelajaran. Semakin baik
28
Ibid., h. 17
28
kualitas buku teks maka semakin sempurna pengajaran mata pelajaran yang
ditunjangnya.
Greene dan Petty dalam Djago Tarigan telah menyusun cara penilaian
buku teks dengan sepuluh kriteria. Apabila suatu buku teks dapat memenuhi 10
persyaratan yang diajukan maka dapat dikatakan buku teks tersebut berkualitas.
Butir-butir yang harus dipenuhi oleh suatu buku teks, yang tergolong dalam
kategori berkualitas tinggi, ialah:
a. Buku teks itu harus menarik minat anak-anak, yaitu siswa yang
menggunakannya.
b. Buku teks itu harus mampu memberi motivasi kepada siswa yang
menggunakannya.
c. Buku teks harus memuat ilustrasi yang menarik hati siswa yang
memanfaatkannya.
d. Bentuk buku teks seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik
sehingga sesuai dengan kemampuan siswa yang memakainya.
e. Isi buku teks harus berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya;
lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana, sehingga
semuanya merupakan suatu kebetulan yang utuh dan terpadu.
f. Buku teks itu harus dapat menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas
pribadi siswa yang menggunakannya.
g. Buku teks itu harus sadar dan tegas menghindari konsep yang samar-samar
dan tidak biasa, agar tidak membingungkan siswa yang menggunakannya.
h. Buku teks harus mamapu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai
anak dan orang dewasa.
i. Buku teks harus dapat menghargai perbedaan-perbedaan.29
Apabila ditelaah mengenai kriteria buku teks yang dikemukakan oleh
Geene dan Petty tersebut, maka dapat diidentifikasi sepuluh butir yang dipakai
sebagai titik tolak dalam penentuan kualitas buku teks. Butir-butir tersebut
meliputi: minat siswa, motivasi, ilustrasi, linguistik, terpadu, menggiatkan,
aktivitas, kejelasan konsep, titik pandang, pemantapan nilai, dan menghargai
perbedaan.
Buku teks berkaitan dengan kurikulum yang berlaku. Buku teks yang
baik harus relevan dan dapat menunjang pelaksanaan kurikulum. Kriteria
linguistik mengacu pada tujuan agar buku tes dapat dipahami oleh siswa. Di
samping itu, ada beberapa perubahan yang dapat diterapkan terhadap kriteria
yang telah diungkapkan Geene dan Petty tersebut. Pertama, mengenai urutan
atau susunannya. Kedua, mengenai istilah yang digunakan. Ketiga, mengenai
penambahan kriteria. Sementara untuk urutan yang dapat disusun sebagai
berikut: sudut pandang (point of view), kejelasan konsep, relevansi, minat,
motivasi, menstimulasi, aktivitas, ilustrasi, komunikatif, menunjang mata
29
Ibid., h. 20-21
29
pelajaran lain, menghargai perbedaan individu, dan memantapkan nilai-nilai.
Sehingga dapat dikemukakan pedoman penilaian buku teks.30
a. Sudut Pandang (Pointt of View)
Buku teks harus mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang tertentu
yang menjiwai atau melandasi buku teks secara keseluruhan. Sudut pandang
ini dapat berupa teori dari ilmu jiwa, bahasa, dan sebagainya.
b. Kejelasan Konsep
Konsep-konsep yang digunakan dalam suatu buku teks harus jelas.
Ketidakjelasan dan keamanan perlu dihindari agar siswa dapat mengerti dan
memahami.
c. Relevan dengan Kurikulum
Buku teks ditulis untuk digunakan di sekolah. Sekolah mempunyai
kurikulum. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain bahwa buku teks harus
relevan dengan kurikulum yang berlaku.
d. Menarik Minat
Buku teks ditulis untuk siswa. Karena itu penulis buku teks harus
mempertimbangkan minat-minat siswa sebagai pengguna buku teks
tersebut. Semakin sesuai buku teks dengan minat siswa, semakin tinggi daya
tarik buku teks tersebut.
e. Menumbuhkan motivasi
Motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti daya pendorong bagi
seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan motivasi diartikan sebagai
penciptaan kondisi yang ideal sehingga seseorang ingin, mau, dan senang
dalam mengerjakan sesuatu. Buku teks yang baik ialah buku teks yang dapat
membuat siswa ingin, mau, dan senang mengerjakan apa yang
diinstruksikan dalam buku tersebut. Terlebih apabila buku teks tersebut
dapat menggiring siswa ke arah penumbuhan motivasi intrinsik.
30
Ibid., h. 21
30
f. Menstimulasi Aktivitas Siswa
Buku teks yang baik adalah buku teks yang merangsang, menantang, dan
menggiatkan aktivitas siswa. Di samping tujuan dan bagan faktor metode
sangat menentukan dalam hal ini.
g. Ilustratif
Buku teks harus disertai dengan ilustrasi yang mengena dan menarik.
Ilustrasi yang cocok dapat memberikan daya penarik tersendiri serta
memperjelas hal yang dibicarakan.
h. Komunikatif
Buku teks harus dimengerti oleh pemakainya, yakni siswa. Pemahaman
harus didahului oleh komunikasi yang tepat. Bahasa buku teks harus:
1) Sesuai dengan bahasa siswa
2) Kalimat-kalimatnya efektif
3) Terhindar dari makna ganda
4) Sederhana
5) Sopan
6) Menarik
i. Menunjang Mata Pelajaran Lain
Buku teks pelajaran bahasa Indonesia, selain dapat menunjang mata
pelajaran bahasa Indonesia, juga dapat menunjang mata pelajaran lain.
Melalui pelajaran bahasa Indonesia pengetahuna siswa dapat bertambah
dengan soal-soal Sejarah, Ekonomi, Matematik, Geografi, Kesenian,
Transmigrasi, Olah raga, dan sebagainya.
j. Menghargai Perbedaan Individu
Buku teks yang baik tidak membesar-besarkan perbedaan individu tertentu.
Perbedaan dalam kemampuan, bakat, minat, ekonomi, sosial, budaya setiap
individu tidak dipermasalahkan tetapi diterima.
k. Memantapkan nilai-nilai
Buku teks yang baik berusaha untuk memantapkan nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat. Uraian-uraian yang menjurus kepada penggoyahan nilai-
nilai yang berlaku pantas untuk dihindari.
31
4. Keterbatasan Buku Teks
Di antara beraneka ragam jenis buku yang beredar, salah satu jenis buku
yang paling vital dan fungsional bagi siswa atau mahasiswa ialah buku teks.
Bila mata kuliah atau mata pelajaran itu dipecah-pecah maka setiap pecahan itu
memerlukan masing-masing satu buku teks.
Bila ingin hasil pengajaran dari setiap mata kuliah atau mata pelajaran
berkualitas tinggi, maka buku teks harus dilengkapi, dibantu, dan ditunjang
oleh buku pendamping lainnya, seperti:
a. Buku suplemen (tambahan), bagi buku pokok yang berfungsi sebagai buku
kerja yang menuntun siswa untuk berlatih, berpraktik, atau mencoba teori-
teori yang sudah dipelajari di buku pokok.
b. Buku pegangan guru, merupakan buku penuntun bagi guru dalam mengelola
interaksi belajar-mengajar dalam mata pelajaran yang relevan.
c. Buku sumber atau buku acuan lainnya yang relevan.31
Harus disadari bahwa buku teks memiliki kekurangan. Kekurangan ini
disebabkan oleh berbagai hal baik dari dalam diri buku tersebut maupun dari
luar buku tersebut. Geene dan Petty dalam Djago Tarigan telah
mengidentifikasi keterbatasan-keterbatasan yang terdapat dalam buku teks:
a. Buku teks itu sendiri tidaklah mengajar (walaupun beberapa kegiatan belajar
dapat dicapai dengan membaca), tetapi merupakan suatu sarana pengajaran.
b. Isi yang disajikan sebagai perangkat-perangkat kegiatan belajar dipadu
secara buatan bagi setiap kelas tertentu.
c. Latihan dan tugas praktis kurang memadai karena keterbatasan dalam
ukuran buku teks.
d. Sarana pengajaran tergolong sedikit dan singkat, karena keterbatasan ruang,
tempat, atau wadah yang tersedia di dalamnya.
e. Pertolongan atau bantuan yang berkaitan dengan evaluasi hanya bersifat
sugesti.32
31
Ibid., h. 25 32
Ibid., h. 26
32
D. Penelitian yang Relevan
Sebelum melakukan penelitian, diperlukan beberapa penelitian yang
relevan terkait dengan minat membaca buku pelajaran Bahasa Indonesia.
Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan topic
penelitian ini yang berjudul “Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Tangerang Selatan.”
1. Fajriah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013,
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan judul “Minat
Membaca Siswa Kelas X SMK Kartika X-2 Jakarta” skripsi yang disusun
oleh Fajriah berbeda dengan skripsi yang penulis susun. Skripsi Fajriah
membahas tentang seberapa besar minat membaca cerpen, sedangkan
penulis membahas tentang seberapa besar minat siswa dalam membaca
buku teks pelajaran Bahasa Indonesia.33
2. Darmiyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2012, Jurusan Pendidikan Agama Islam, dengan judul “Minat Baca Siswa
Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatimiyah pada Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam”, skripsi tersebut membahas tentang seberapa besar
minat membaca siswa terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam,
hal tersebut tentu berbeda dengan skripsi yang penulis susun. Karena
rumusan masalah antara skripsi yang penulis susun dengan skripsi
Darmiyah berbeda.34
3. Nur Aisyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2013, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, dengan judul “Minat
Membaca Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas III MI
Al-Ittihadiyah Cilincing Jakarta Utara Tahun Pelajaran 2012/2013”,
skripsi tersebut membahas tentang minat membaca siswa terhadap buku
teks pelajaran Bahasa Indonesia. Terdapat beberapa kesamaan antara
skripsi yang penulis susun dengan skripsi yang disusun oleh Nur Aisyah,
33
Fajriah, “Minat Membaca Cerpen Siswa Kelas X SMK Kartika X-2 Jakarta,” Skripsi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Jakarta, 2013.
34 Darmiyah, “Minat Baca Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatimiyah pada Mata
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam,” Skripsi S1 Pendidikan Agama Islam, UIN Jakarta, 2012.
33
namun objek penelitiannya berbeda. Penulis menentukan objek penelitian
siswa/i tingkat Sekolah Menengah Akhir, sedangkan objek penelitian yang
terdapat dalam skripsi Nur Aisyah merupakan siswa/I tingkat Sekolah
Dasar.35
35
Nur Aisyah, “Minat Membaca Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas III MI Al-Ittidahiyah Cilincing Jakarta Utara Tahun Pelajaran 2012/2013,” Skripsi S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, UIN Jakarta 2013.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan yang
beralamat di Jl. Raya Tegal Rotan – Bintaro Sektor 9, Sawah Baru, Ciputat –
Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 20
sampai tanggal 29 bulan April tahun 2015.
B. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 10 Kota
Tangerang Selatan yang menjadi subjek penelitian. yang menjadi Sumber data
yang dilakukan dalam penelitian ini bersumber.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan individu atau objek yang akan dikaji oleh
peneliti. Adapun yang dimaksud dengan keseluruhan adalah setiap individu
yang masuk dalam batasan kajiannya.1
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan dan kemudian ditarik kesimpulannya.2
Dari dua pengertian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
populasi merupakan objek atau keseluruhan karakteristik yang dimiliki oleh
objek tersebut dan akan dikaji oleh peneliti dengan tujuan mendapatkan
informasi. Populasi yang akan dijadikan objek penelitian adalah siswa/I kelas
X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan.
1 Mustofa Usman, et all, Statistika Pengantar Teknik Analisis Data, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2009) 2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung: Alvabeta, 2011), h. 119
34
35
Sampel adalah himpunan individu yang dipilih dari suatu populasi, dan ia
harus diteliti populasinya.3
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 74 siswa yang
terdiri dari dua kelas, yaitu kelas X-1 dan kelas X-4.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu metode yang digunakan dalam aktivitas
penelitian yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah.4
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hal ini didasarkan pada hasil
penelitian yang dirasa lebih mampu untuk mengungkap realitas ganda, dapat
mengungkap hubungan wajar antara peneliti dengan responden, dan bersifat
lebih sensitif dan adaptif terhadap peran sebagai pengaruh timbal balik.
Adapun pengertian mengenai penelitian deskriptif adalah penelitian yang
bertujuan menjelaskan fenomena yang ada dengan tujuan untuk mencandrakan
karakteristik individu atau kelompok.5 Sedangkan pendekatan secara kualitatif
adalah pendekatan yang penting untuk memahami suatu fenomena sosial dan
perspektif individu yang diteliti. Tujuan pokok dari penelitian kualitatif adalah
untuk menggambarkan, mempelajari, dan menjelaskan fenomena tersebut.6
Penggunaan metode kualitatif dalam skripsi Minat Membaca Buku
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
ini menggunakan pengambilan sampel secara purposive. Karena pengambilan
sampel secara purposive menghindari pengambilan sampel secara acak untuk
menekan kemungkinan munculnya kasus menyimpang7. Dengan pengambilan
sampel secara purposive dapat diharapkan hal-hal yang dicari dapat dipilih
pada kasus-kasus yang di luar dugaan.
3 Mustofa Usman, et all, Statistika Pengantar Teknik Analisis Data, (Bandung: Sinar baru
Algesindo, 2009) 4 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 43
5 Syamsuddin dan Vismaia S. Damayanti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 25 6 Ibid., h. 74
7 Esti Ismawati, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta: Ombak,
2012), h. 9
36
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah proses pengadaan data primer melalui prosedur
yang sistematis/standar untuk mendapatkan data untuk menjawab
permasalahan penelitian.8 Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berukut:
1. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif , dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai
tujuan tertentu.9
Observasi merupakan cara pengamatan data dengan menggunakan
mata tanpa standar, tetapi memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Pengamatan untuk penelitian yang direncanakan secara sistematis.
b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian.
c. Pengamatan dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proporsi
umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian
saja.
d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan
reaalibilitasnya.10
Dalam observasi ini, penulis akan melihat sejauh mana minat
membaca siswa minat membaca yang dimiliki siswa kelas X terhadap
pelajaran bahasa Indonesia yang akan dikaitkan setelah mereka membaca
buku tersebut.
Data yang diambil dari kegiatan observasi ini adalah perilaku atau
kebiasaan siswa ketika berada di dalam kelas, ketika istirahat, dan juga
ketika siswa berkunjung ke perpustakaan. Adapun alat yang digunakan
8 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan
keperibadian, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 123 9 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 153 10
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan
keperibadian, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 123
37
adalah buku catatan dan alat tulis yang berfungsi untuk mencatat kegiatan
yang dilakukan siswa.
2. Wawancara
Kahn dan Cannel (1957) dalam Samiaji mendifinisikan wawancara
sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.11
Wawancara adalah proses pengumpulan data untuk penelitian dengan
cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan responden.
Wawancara dilakukan kepada individu yang tidak terlalu banyak, sehingga
pendapatnya diakui sebagai pendapat individu. Tujuan dari wawancara
adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh dan memastikan fakta.
b. Memperkuat kepercayaan.
c. Memperkuat perasaan.
d. Menggali standar kegiatan.
e. Mengetahui alasan seseorang.12
Data yang diambil dari kegiatan wawancara adalah untuk mengetahui
korelasi antara minat membaca yang dimiliki oleh siswa dengan kebiasaan
atau aktivitas yang dilakukan siswa di dalam kelas. dengan dilakukannya
wawancara akan memperkuat informasi dan data yang telah didapat
sebelumnya.
3. Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang
lain dengan maksud agar orang yang diberi angket tersebut bersedia
memberikan respons sesuai dengan permintaan.13
Angket adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan
dengan masalah penelitian, setiap pertanyaan merupakan jawaban yang
mempunyai makna dalam menjawab permasalahan penelitian. Pertanyaan
yang terdapat dalam angket meliputi:
11
Samiaji Sarosa, Penelitian kualitatif: Dasar-dasar, (Jakarta: Indeks, 2012), h. 45 12
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan
keperibadian, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 123 13
Muhammad Indrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga,2009), h. 100
38
a. Fakta, yaitu informasi yang diketahui responden.
b. Pendapat, yaitu pertanyaan yang dijawab dengan baik atau tidak baik,
setuju atau tidak setuju, dsb.
c. Persepsi diri, yaitu pertanyaan tentang cara responden menilai diri
sendiri, misalnya bagaimaa pandangan responden terhadap kegiatan
tetangganya.14
Untuk mendapatkan data yang diinginkan, penulis melakukan
penyebaran angket di kelas X-1 dan kelas X-4 di SMA N 10 Kota
Tangerang Selatan. Dari angket yang disebar, data yang akan diambil adalah
mengenai persepsi siswa terhadap kegiatan membaca.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu.15
Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang dipakai dalam sebuah
penelitian. Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan
penelitian adalah daftar pertanyaan berupa angket. Angket yang telah
disediakan kemudian diberikan kepada siswa yang menjadi objek penelitian.
Selain menggunakan instrumen berupa angket, peneliti juga
menggunakan instrumen berupa wawancara. Di dalam instrumen wawancara,
sudah terdapat pernyataan mengenai minat membaca siswa terhadap buku
pelajaran bahasa Indonesia. Pernyataan tersebut nantinya akan diajukan kepada
guru bahasa Indonesia untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai
penelitian minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia.
14
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan
keperibadian, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 124 15
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2007) h. 437
39
Tabel 3.1
Kisi-kisi Minat Membaca Terhadap Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Variabel Indikator No. Soal Jumlah
Minat membaca
buku pelajaran
bahasa Indonesia
Perasaan senang 1,2,3,4,5,6,7 7
Perasaan tertarik 8,9,10,11,12 5
Memiliki
pengetahuan 13,14,15,16,17,18 6
Antusias 19,20 2
Jumlah 20
G. Teknik Analisis Data
Untuk memperoleh data berupa angket yang telah penulis berikan kepada
responden, maka peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Rumus
Dalam menghimpun data yang menggunakan angket, maka cara
menganalisis yang sudah diperoleh adalah dengan menggunakan frekuensi
relatif. Dalam hal ini, skala presentase dibuat dalam bentuk table distribusi
frekuensi relative. Anas Sudjiono dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Stastistik Pendidikan menjelaskan bahwa frekuensi yang disajikan dalam
table distribusi frekuensi relative ditulis dalam bentuk angka persen, hal
tersebut berjalan lurus dengan rumus:16
16
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.
43
Keterangan:
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (jumlah
frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka presentase
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
1. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
NPSN : 20613553
NSS : 301300410013
Alamat Sekolah
Jalan : Jln. Raya Tegal Rotan Bintaro Sektor 9 RT 03 RW
07
Kelurahan : Sawah Baru
Kecamatan : Ciputat
Kota/Kabupaten : Kota Tangerang Selatan
Provinsi : Banten
Kode Pos : 15413
No. Tlp : (021) 74862423
Email : [email protected]
Website : http://www.sman10kotatangsel.sch.id/
Nama Kepala Sekolah : Drs. H. Agus Purwanto
NIP Kepala Sekolah : 195708201986031006
Status Sekolah : Negeri
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Pendirian Sekolah : 821.2/KEP.06-BKD/2009
Pelaksanaan KBM : Pagi
2. Sejarah Singkat SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
SMAN 10 Kota Tangerang Selatan memiliki sejarah yang cukup rumit.
Berawal dari nama SMAN 5 Ciputat yang didirikan pada tanggal 27 Juni 2006.
Dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Tangerang mengeluarkan
40
41
nomor: 421/Kep.208-Huk/2006 yang berisi tentang pendirian sekolah Negeri
baru di kecamatan Ciputat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tanggal
27 Juni 2006 sebagai hari lahirnya SMAN 5 Ciputat.
Sebagai sekolah baru, tentu saja SMAN 5 Ciputat belum memiliki
gedung sendiri. Untuk sementara SMAN 5 Ciputat melaksanakan kegiatan
Pembelajaran di SMP PGRI 2 Ciputat yang terletak di Jl. Cendrawasih KM. 4
Desa Sawah Lama, Ciputat, Tangerang. 15413.
Pada tahun pertama berdiri (2006/2007) SMAN 5 Ciputat menerima
siswa baru sejumlah 75 siswa yang dibagi dalam 2 rombongan belajar,
sedangkan pada tahun kedua (2007/2008) diterima sejumlah 105 siswa yang
dibagi dalam 3 rombongan belajar. Staf pengajar pada tahun pertama banyak
didatangkan dari SMAN 1 Ciputat sebagai sekolah pembina.
Pada tanggal 8 Februari 2008, SMAN 5 Ciputat pindah ke gedung baru
yang terletak di Kelurahan Sawah Baru, Kampung Tegal Rotan, Ciputat. Sejak
saat itu alamat SMAN 5 Ciputat mengalami perubahan yaitu: Jl. Raya Tegal
Rotan Bintaro Sektor 9, Ciputat. 15413. Pada tahun pelajaran 2008/2009
SMAN 5 Ciputat menerima 111 siswa (3 kelas).
Seiring berdirinya Kota Tangerang Selatan yang memisahkan diri dari
Kabupaten Tangerang, maka bulan Juni 2009 terjadi pula perubahan nama
SMAN 5 Ciputat menjadi SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, di tahun
pelajaran 2009/2010 SMAN 10 Kota Tangerang Selatan Menerima 155 siswa
(4 kelas).
3. Visi
Sekolah yang berwawasan teknologi informasi (digital) dan religious.
4. Misi
a. Menumbuhkan proses internalisasi ajaran agama dan budaya bangsa
serta implementasinya dalam kehidupan nyata
b. Menumbuhkan semangat prestasi kepada semua warga sekolah
c. Menumbuhkan sikap belajar sepanjang hayat bagi warga sekolah
42
d. Melaksanakan rasa aman dan menyenangkan dalam lingkungan sekolah
e. Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien yang
berbasis global (berbasis ICT) yang berpijak pada budaya bangsa
f. Menumbuhkan pribadi yang berkualitas, mandiri dan bertanggung jawab
terhadap tugas.
g. Menumbuhkan semangat kepedulian terhadap lingkungan sosial, fisik,
dan kultural budaya nasional
h. Mengembangkan potensi dan kreativitas warga sekolah yang unggul dan
mampu bersaing baik di tingkat regional maupun nasional
i. Mengembangkan kurikulum berbasis informatika dan lingkungan
j. Menumbuhkan kebiasaan membaca, menulis dan menghasilkan karya
melalui media ICT
k. Menerapkan Information and Communication Technology (ICT) dalam
proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah
l. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah dan lembaga terkait.
5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada dasarnya berisi suatu mekanisme dan
manajemen kerja sama antara individu di dalam wadah organisasi yang
mempunyai cita-cita dalam mencapai suatu tujuan yang telah disepakati
bersama. Dengan demikian, organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang
diharapkan apabila komponen yang terdapat di dalam organisasi tersebut
berfungsi sesuai dengan mekanisme dan manajemen yang telah ditetapkan.
Secara struktur organisasi, SMAN 10 Kota Tangerang Selatan terdiri dari
kepala sekolah, komite, guru, staf tata usaha, dan karyawan sebagai unsure
pelaksana kegiatan dalam edukatif yang mendapat limpahan tugas dan berada
dalam naungan Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan. Dengan demikian,
kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan karyawan diberikan tanggung jawab
untuk melaksanakan kegiatan edukatif di lingkungan SMAN 10 Kota
Tangerang Selatan.
43
Tabel 4.1
Struktur Organisasi SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
KEPALA
SEKOLAH
KOMITE
SEKOLAH
Wakabid
Humas
Wakabid
Kesiswaan
Wakabid
Kurikulum
Wakabid
Keuangan
Kepala
Lab.
Kasubag.
TU
Guru Bid.
Studi
Wali
Kelas
Pembina
Ekskul.
BK / BP Pembina
OSIS
Siswa
Masyarakat
Lingkungan
Sekolah
44
6. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa
a. Keadaan Guru
SMAN 10 Kota Tangerang Selatan memiiliki tenaga pengajar
sebanyak
Tabel 4.2
Pembagian Tugas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran 2014 / 2015
No Nama NIP Gol. Jabatan /Guru
Mata Pelajaran Kelas
Beban
Jam
1 Drs. H. Agus Purwanto 195708201986031006 IV / b Kepala Sekokah - 26
2 Drs. Dedi K Mulyadi 195802281985031010 IV / a Ekonomi / Wakasek
Sarana Prasarana XII 24
3 Anita Ekawati, S.Pd 196009061982032006 IV / b Matematika X 24
4 Nursalim, S.Pd 197208211999031003 IV / a Sejarah / Wakasek
Kurikulum
X &
XII 32
5 Eny Retno Dewi S, S.Sn 197505102006042008 III / d Seni Budaya X, XI
& XII 40
6 Hj. Sri Pujiati, M.Pd 197110012006042004 III / d Matematika XII 24
7 Siti Toyibah, S.Pd 197301122006042006 III / d Sosiologi X, XI
& XII 25
8 Muklas, S.Pd 197111062006041010 III / d Fisika / Wakasek
Kesiswaan
X &
XII 32
9 Dra. Dwi Antiningsih 196101212006042001 III / d Bahasa Indonesia X &
XII 40
10 Indrijanti, S.Pd 197102152006042014 III / c Ekonomi / Kewirausahaan X &
XI 18
11 Dra. Mayzar Eka
Ningtyas 196305032006042002 III / d Bahasa Indonesia
X &
XI 40
12 Drs. Santoso 196604112007011007 III / c Geografi / Wakasek
Humas
X, XI
& XII 28
13 Koesoemastoeti, S.Pd 196912042007012010 III / c BP / BK XII 24
14 Dra. Herni Juwita 196808182007012019 III / c Sejarah X &
XI 24
15 Budi Santoso, S.P 196712182007011009 III / c Biologi X &
XI 24
16 Drs. Undang 196606252007011012 III / c Penjaskes & Orkes X, XI
& XII 30
17 Dewi Ariani, S.Pd 197703282007012006 III / c Matematika XI 24
18 Dra. Susilowati Ariadi 196505082007012005 III / c Ekonomi / Akuntansi XI & 24
45
Syariah XII
19 Dra. Zuhairiah 196205292007012005 III / c Bahasa Inggris X &
XII 40
20 Hanna Susanti, S.Pd 197003302008012006 III / c Kewirausahaan / Kepala
Perpustakaan X 38
21 Sri Lestari, S.Si 197012292008012008 III / c Kimia X &
XII 26
22 Lini Sri Haryani, S.Pd 196901242008012003 III / c PKn X, XI
& XII 40
23 Mahwiyah, S.Ag 197008062008012011 III / c Bahasa Inggris X &
XI 40
24 Dra. Ulfiati Rahmah 196511132007012003 III / c Biologi / Kepala LAB X &
XII 26
25 Drs. Sutrisno 196609291994121003 IV / a Sosiologi X 10
26 Rostiana Ambar Sari,
S.Pd 1014150022 - Matematika
X &
XI 8
27 Mundirin, S.Ag 1014150023 - PAI X &
XI 14
28 Paisal Cakrawilaga 1014150024 - Penjaskes & Orkes XI 10
29 Juniadi, S. Sos.I 506 070 003 - PAI XI 8
30 Ir.Siti Marfuah 506 070 004 - Design Grafis XI &
XII 12
31 Lily Vebrina, S.Si 506 070 005 - Fisika X &
XI 18
32 Rifa Kusmiati , S.Si 506 070 006 - Kimia XI 12
33 Siti Mariam, S.Pd 506 070 007 - BTQ X, XI
& XII 20
34 Siti Wardah, S.Pd.I 507 080 010 - PAI X &
XII 18
35 Sri Jumiatun, S.Pd 1012130019 - Bahasa Jepang X, XI
& XII 40
36 Pritami Elysa, S.Kom 1012130017 - TIK XI &
XII 26
38 Totonafo Ndraha, S.Th 1014150026 - TIK / Agama Kristen X 14
J U M L A H 923
46
b. Keadaan Siswa
Keadaan siswa SMAN 10 Kota Tangerang Selatan sebagai berikut:
Tabel 4.3
Keadaan Siswa SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran 2014/2015
No Kelas Jumlah Siswa
L P Jmlh
1
X-1 14 24 38
X-2 12 26 38
X-3 12 27 39
X-4 21 18 39
X-5 18 20 38
X-6 20 18 38
X-7 16 21 37
Jumlah 113 154 267
2
XI IS-1 18 16 34
XI IS-2 20 16 36
XI IS-3 20 17 37
XI IS-4 22 15 37
Jumlah 80 64 144
3
XI IA-1 19 19 38
XI IA-2 19 20 39
XI IA-3 19 19 38
Jumlah 57 58 115
4
XII IS-1 23 14 37
XII IS-2 22 12 34
XII IS-3 22 10 32
Jumlah 67 36 103
5
XII IA-1 12 23 35
XII IA-2 11 23 34
XII IA-3 12 21 33
Jumlah 35 67 102
Jumlah
Keseluruhan 352 379 731
47
B. Hasil Analisis Data
1. Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
langsung di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan pada saat kegiatan belajar
mengajar. Pengamatan ini dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa dan
guru pada saat pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi ini dilakukan
dalam rentang waktu satu pekan. Setelah selesai melakukan kegiatan
pengamatan, kemudian penulis melakukan wawancara kepada guru pelajaran
bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil observasi, penulis menyimpulkan bahwa
minat membaca siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan dipilih
berdasarkan tingkat kemampuan dan minat yang dimiliki siswa. Sebagian besar
siswa kelas X dapat memahami pelajaran bahasa Indonesia. Hal tersebut
dikarenakan metode mengajar yang dipakai oleh guru bahasa Indonesia mudah
diterima oleh siswa. Sementara minat siswa kelas X dalam membaca buku teks
bahasa Indonesia tergolong rendah, hal ini dapat dibuktikan oleh antusias siswa
dalam membaca buku pelajaran, terlebih ketika siswa mendapatkan tugas untuk
membaca materi yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia, siswa lebih
banyak yang mengobrol, bermain hand phone, dan bercanda dibandingkan
dengan siswa yang membaca buku tersebut. Keadaan perpustakaan yang
kurang nyaman dikarenakan berdekatan dengan kantin membuat minat baca
siswa semakin berkurang. Oleh karena itu, minat siswa dalam membaca buku
teks bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan dengan memberikan motivasi
kepada siswa dan memperbaiki manajemen, tata letak perpustakaan dan sarana
lain, sehingga dapat menarik minat membaca siswa.
2. Angket
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan tu juan dapat
menarik kesimpulan dengan baik. Pengolahan data yang telah tersedia
dilakukan dengan cara menganalisis dan menafsirkan setiap data dari masing-
masing responden. Setelah diperoleh data dari hasil angket, kemudian data
diolah dalam bentuk tabel deskripsi persentase dengan menggunakan rumus:
48
Keterangan:
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka presentase
Adapun pembahasan mengenai pernyataan yang telah diberikan kepada
responden dapat dilihat dalam tabel-tabel persentase berikut:
Tabel 4.6
Rasa Suka terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 19 26%
Setuju 30 41%
Biasa Saja 24 32%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 74 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 26% siswa sangat
menyukai pelajaran bahasa Indonesia, 41% siswa menyukai pelajaran bahasa
Indonesia, 32% merasa biasa saja dengan pelajaran bahasa Indonesia, dan 1%
siswa tidak menyukai pelajaran bahasa Indonesia. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyukai pelajaran bahasa Indonesia
dan hanya sebagian kecil siswa yang merasa biasa saja dengan pelajaran
bahasa Indonesia.
49
Tabel 4.7
Rasa Suka terhadap Guru Bahasa Indonesia
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 9 12%
Setuju 39 53%
Biasa Saja 24 32%
Tidak Setuju 2 3%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 74 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 12% siswa sangat
menyukai guru bidang studi bahasa Indonesia, 53% siswa menyukai guru
bahasa Indonesia, 32% siswa merasa biasa saja dengan guru bahasa Indonesia,
dan hanya 3% siswa yang tidak menyukai guru bahasa Indonesia. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyukai guru
bahasa Indonesia, hal tersebut menunjukkan bahwa metode mengajar yang
digunakan oleh guru bahasa Indonesia dapat diterima oleh sebagian besar
siswa.
Tabel 4.8
Rasa Senang Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia
Alternatif Jawaban Frekuensi Frekuensi
Sangat Setuju 3 4%
Setuju 28 38%
Biasa Saja 40 54%
Tidak Setuju 2 3%
Sangat Tidak Setuju 1 1%
Jumlah 74 100%
50
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa rasa senang membaca
buku teks bahasa Indonesia, terdapat 4% siswa sangat suka dalam membaca
buku teks bahasa Indonesia, 38% suka membaca buku teks bahasa Indonesia,
40% siswa merasa biasa saja, 3% siswa tidak suka membaca buku teks bahasa
Indonesia, dan 1% siswa sangat tidak suka membaca buku teks bahasa
Indonesia. Dengan demikian bahwa kegemaran siswa dalam membaca buku
teks bahasa Indonesia cukup besar, hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang
menyatakan setuju lebih besar dibandingkan dengan jumlah siswa yang
menyatakan tidak setuju terhadap buku teks bahasa Indonesia.
Tabel 4.9
Kecenderungan Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia dibandingkan
Buku Lain
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 1 1%
Setuju 6 8%
Biasa Saja 46 62%
Tidak Setuju 20 27%
Sangat Tidak Setuju 1 1%
Jumlah 74 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan siswa
membaca buku teks bahasa Indonesia dibandingkan membaca buku yang lain,
terdapat 1% siswa menyatakan sangat setuju, 8% siswa menyatakan setuju,
62% siswa menyatakan biasa saja, 27% siswa menyatakan tidak setuju, dan
1% siswa menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kecenderungan siswa untuk membaca buku teks bahasa
Indonesia dibandingkan membaca buku lain cukup rendah. Hal tersebut
menunjukkan bahwa siswa lebih suka membaca buku lain dibandingkan
membaca buku teks bahasa Indonesia.
51
Tabel 4.10
Kecenderungan Membaca Buku di Sekolah
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 5 7%
Setuju 24 32%
Biasa Saja 24 32%
Tidak Setuju 20 27%
Sangat Tidak Setuju 1 1%
Jumlah 74 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan siswa
untuk membaca buku di sekolah, terdapat 7% siswa menyatakan sangat setuju,
32% siswa menyatakan setuju, 32% siswa menyatakan biasa saja, 27% siswa
menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa menyatakan sangat tidak setuju.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan siswa membaca
buku di sekolah cukup tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa merasa nyaman apabila membaca buku di lingkungan sekolah.
Tabel 4.11
Kegemaran Membaca Buku teks bahasa Indonesia
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 11 15%
Setuju 35 47%
Biasa Saja 25 34%
Tidak Setuju 2 3%
Sangat Tidak Setuju 1 1%
Jumlah 74 100%
52
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa gemar
membaca buku teks bahasa Indonesia karena terdapat banyak cerita, terdapat
15% siswa menyatakan sangat setuju, 47% siswa menyatakan setuju, 34%
siswa menyatakan biasa saja, 3% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa
menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kegemaran siswa membaca buku teks bahasa Indonesia cukup tinggi. Hal
tersebut menunjukkan bahwa buku teks bahasa Indonesia disukai karena di
dalamnya terdapat banyak cerita sehingga antusias siswa untuk membaca buku
teks bahasa Indonesia cukup tinggi.
Tabel 4.12
Kecenderungan Membaca Buku teks bahasa Indonesia Ketika Ada Tugas
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 8 11%
Setuju 19 26%
Biasa Saja 22 30%
Tidak Setuju 24 32%
Sangat Tidak Setuju 1 1%
Jumlah 74 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan siswa
untuk membaca buku teks bahasa Indonesia ketika ada tugas saja, terdapat
11% siswa menyatakan sangat setuju, 26% siswa menyatakan setuju, 30%
siswa menyatakan biasa saja, 32% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1%
siswa menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kecenderungan siswa membaca buku teks bahasa Indonesia ketika ada
tugas saja cukup berimbang antara siswa yang setuju dengan yang tidak setuju
dengan pernyataan tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap siswa
terhadap minat membaca buku teks bahasa Indonesia tidak hanya pada saat
ada tugas saja.
53
Tabel 4.13
Membaca Berdasarkan Rasa Keingintahuan
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 26 35%
Setuju 34 46%
Biasa Saja 13 18%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 74 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa minat membaca
berdasarkan rasa keingintahuan yang besar dari dalam diri sebanyak 35%
siswa menyatakan sangat setuju, 46% siswa menyatakan setuju, 18% siswa
menyatakan biasa saja, dan terdapat 1% siswa yang menyatakan tidak setuju.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasa keingintahuan siswa terhadap
suatu hal dapat diekspresikan dengan membaca buku sangat besar. Hal ini
berkaitan dengan rasa keingintahuan siswa yang berasal dari dalam dirinya.
Tabel 4.14
Membaca dapat Menambah Pengetahuan
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 48 65%
Setuju 26 35%
Biasa Saja 0 0%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 74 100%
54
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 65% siswa
menyatakan sangat setuju dengan pernyataan membaca dapat menambah
pengetahuan dan 35% siswa menyattakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan membaca buku dapat
menambah ilmu pengetahuan.
Tabel 4.15
Membaca Ketika Ada Materi Pelajaran yang Belum Dipahami
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 11 15%
Setuju 23 31%
Biasa Saja 26 35%
Tidak Setuju 13 18%
Sangat Tidak Setuju 1 1%
Jumlah 74 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa minat baca siswa
dilakukan hanya ketika ada materi pelajaran yang belum dipahami sebanyak
15% menyatakan sangat setuju, 31% siswa menyatakan setuju, 35% siswa
menyatakan biasa saja, 18% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa
menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat dismipulkan bahwa
kecenderungan siswa untuk membaca hanya pada saat ada materi pelajaran
yang belum dipahami cukup bervariasi, hal ini dibuktikan dengan pilihan
siswa yang bervariasi.
55
Tabel 4.16
Membaca Berkat Dorongan dari Dalam Diri
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 18 24%
Setuju 39 53%
Biasa Saja 13 18%
Tidak Setuju 4 5%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 74 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan
siswa untuk membaca berdasarkan dorongan dari dalam diri, terdapat 24%
siswa menyatakan sangat setuju, 53% siswa menyatakan setuju, 18% siswa
menyatakan biasa saja, dan 5% siswa menyatakan tidak setuju. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa keinginan siswa untuk membaca
berdasarkan dorongan dari dalam diri cukup besar. Hal tersebut menunjukkan
bahwa dorongan dari dalam diri siswa sangat berpengaruh terhadap minat
membaca yang dimiliki oleh siswa.
Tabel 4.17
Pergi ke Perpustakaan untuk Membaca Buku Pelajaran
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 7 9%
Setuju 12 16%
Biasa Saja 34 46%
Tidak Setuju 18 24%
Sangat Tidak Setuju 3 4%
Jumlah 74 100%
56
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan
siswa pergi ke perpustakaan untuk membaca buku pelajaran ada sebanyak 9%
siswa menyatakan sangat setuju, 16% siswa menyatakan setuju, 46% siswa
menyatakan biasa saja, 24% siswa menyatakan tidak setuju, dan 4% siswa
menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tujuan siswa untuk pergi ke perpustakaan tidak hanya untuk membaca buku
pelajaran saja. Hal tersebut menunjukkan bahwa tujuan siswa pergi ke
perpustakaan tidak hanya untuk membaca buku pelajaran, melainkan ada
kegiatan lain yang dilakukan oleh siswa ketika pergi ke perpustakaan.
Tabel 4.18
Berdiskusi bersama teman ketika ada materi yang belum dipahami
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 22 30%
Setuju 35 47%
Biasa Saja 14 19%
Tidak Setuju 3 4%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 74 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan
siswa untuk berdiskusi bersama teman ketika ada materi yang belum dipahami
ada sebanyak 30% siswa menyatakan sangat setuju, 47% siswa menyatakan
setuju, 19% siswa menyatakan biasa saja, dan 4% menyatakan tidak setuju.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan siswa untuk
berdiskusi ketika ada materi yang belum dipahami cukup tinggi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa interaksi antar siswa untuk berdiskusi tentang materi
pelajaran cukup baik.
57
Tabel 4.19
Bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang telah
disampaikan
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 8 11%
Setuju 25 34%
Biasa Saja 36 49%
Tidak Setuju 5 7%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 74 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan siswa
untuk bertanya kepada guru mengenai pelajaran yang telah diajarkan ada
sebanyak 11% siswa menyatakan sangat setuju, 34% siswa menyatakan setuju,
49% siswa menyatakan biasa saja, dan 7% siswa menyatakan tidak setuju.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan siswa untuk
bertanya kepada guru mengenai pelajaran yang telah dipelajari cukup baik. Hal
ini menunjukkan bahwa antusias dan keingintahuan siswa cukup besar.
Tabel 4.20
Kecenderungan membaca buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 1 1%
Setuju 10 14%
Biasa Saja 41 55%
Tidak Setuju 21 28%
Sangat Tidak Setuju 1 1%
Jumlah 74 100%
58
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan siswa untuk
membaca buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai ada sebanyak 1% siswa
menyatakan sangat setuju, 14% siswa menyatakan setuju, 55% siswa
menyatakan biasa saja, 28% siswa menyatakan tidak setujum dan terdapat 1%
siswa yang menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kecenderungan siswa untuk membaca buku pelajaran
sebelum pelajaran dimulai cukup rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
kurang tertarik untuk membaca buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai.
Tabel 4.21
Kecenderungan untuk Membaca dan Mempelajari Kembali Materi yang
Telah Disampaikan
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 7 9%
Setuju 26 35%
Biasa Saja 33 45%
Tidak Setuju 6 8%
Sangat Tidak Setuju 2 3%
Jumlah 74 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan siswa
untuk membaca dan mempelajari kembali pelajaran yang telah dpelajari ada
sebanyak 9% siswa meyatakan sangat setuju, 35% siswa menyatakan setuju,
45% siswa menyatakan biasa saja, 8% siswa menyatakan tidak setuju, dan 3%
siswa menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kecenderungan siswa untuk mempelajari kembali pelajaran yang telah
dipelajari cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
selalu mempelajari kembali pelajaran yang telah dipelajari di sekolah.
59
Tabel 4.22
Membaca akan meningkatkan minat belajar
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 23 31%
Setuju 34 46%
Biasa Saja 15 20%
Tidak Setuju 2 3%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 74 100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui sebanyak 31% siswa
menyatakan sangat setuju dengan pernyataan membaca akan meningkatkan
minat belajar, sebanyak 46% siswa menyatakan setuju, 20% siswa menyatakan
biasa saja, dan 3% siswa menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar minat belajar siswa diperoleh dari kegiatan
membaca. Hal ini menunjukkan bahwa membaca dapat meningkatkan minat
belajar siswa.
Tabel 4.23
Dapat Mengerjakan Tugas Bahasa Indonesia Berkat Membaca Buku teks
bahasa Indonesia
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 10 14%
Setuju 36 49%
Biasa Saja 23 31%
Tidak Setuju 5 7%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 74 100%
60
Dari tabel tersebut dapat diketahui sebanyak 14% siswa menyatakan
sangat setuju dengan pernyataan dapat mengerjakan tugas bahasa Indonesia
berkat membaca buku teks bahasa Indonesia, 49% siswa menyatakan setuju,
31% siswa menyatakan biasa saja, dan 7% siswa menyatakan tidak setuju.
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa dapat
mengerjakan tugas bahasa Indonesia berkat membaca buku teks bahasa
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa dengan membaca buku pelajaran dapat
memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh Guru.
Tabel 4.24
Segera Melaksanakan Tugas ketika Ditugaskan untuk Membaca Buku
Pelajaran
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 8 11%
Setuju 37 50%
Biasa Saja 24 32%
Tidak Setuju 5 7%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 74 100%
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kesigapan siswa untuk
membaca buku pelajaran ketika ditugaskan untuk membaca buku pelajaran ada
sebanyak 11% menyatakan sangat setuju, 50% siswa menyatakan setuju, 32%
siswa menyatakan biasa saja, dan 7% siswa menyatakan tidak setuju. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa respon siswa ketika diberikan tugas
membaca sangat besar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sangat sigap ketika
diberikan tugas membaca buku pelajaran.
61
Tabel 4.25
Menghabiskan sebagian waktu luang untuk membaca
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 3 4%
Setuju 9 12%
Biasa Saja 41 55%
Tidak Setuju 16 22%
Sangat Tidak Setuju 5 7%
Jumlah 74 100%
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa menghabiskan sebagian
waktu luang untuk membaca buku pelajaran ada sebanyak 4% siswa menyatakan
sangat setuju, 12% siswa menyatakan setuju, 55% siswa menyatakan biasa saja,
22% siswa menyatakan tidak setuju, dan terdapat 7% siswa menyatakan sangat
tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa waktu luang yang
digunakan siswa untuk membaca buku pelajaran sangat rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa meghabiskan waktu luangnya untuk
kegiatan lain selain membaca.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka secara garis
besar dapat ditarik kesimpulan bahwa minat siswa kelas X dalam membaca
buku teks bahasa Indonesia dapat dikategorikan cukup tinggi. Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil angket tabel 4.8, tabel 4.9, tabel 4.11, tabel 4.12, tabel
4.15, tabel 4.16, tabel 4.20, dan tabel 4.22 menunjukkan hasil positif.
Hasil tabel 4.8 dengan butir pernyataan saya senang membaca buku
pelajaran bahasa Indonesia. Dengan hasil persentase: 4% siswa menyatakan
sangat setuju, 38% siswa menyatakan setuju, 54% siswa menyatakan biasa
saja, 3% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa menyatakan sangat
tidak setuju. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sangat senang
62
dalam membaca buku teks Bahasa Indonesia. Hal tersebut menunjukkan hasil
positif terhadap minat membaca siswa.
Hasil tabel 4.9 dengan butir peryataan Saya lebih suka membaca buku
teks bahasa Indonesia dibandingkan membaca buku yang lain. Dengan hasil
persentase: 1% siswa menyatakan sangat setuju, 8% siswa menyatakan setuju,
62% siswa menyatakan biasa saja, 27% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1%
siswa menyatakan sangat tidak setuju. Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa
sebagian besar siswa cenderung membaca buku teks bahasa Indonesia
dibandingkan membaca buku lain. Hal tersebut menunjukkan hasil positif
terhadap minat membaca siswa.
Hasil tabel 4.11 dengan butir pernyataan Saya senang membaca buku
teks bahasa Indonesia karena terdapat banyak cerita. Dengan hasil persentase:
15% siswa menyatakan sangat setuju, 47% siswa menyatakan setuju, 34%
siswa menyatakan biasa saja, 3% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa
menyatakan tidak setuju. Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa minat siswa
membaca buku teks bahasa Indonesia sangat tinggi, hal ini dikarenakan siswa
lebih senang membaca buku teks yang di dalamnya terdapat gambar yang
dapat merangsang minat siswa dalam membaca. Hal tersebut menunjukkan
hasil positif terhadap minat membaca siswa.
Hasil tabel 4.12 dengan butir pernyataan Saya hanya membaca buku teks
bahasa Indonesia ketika ada tugas saja. Dengan hasil persentase: 11% siswa
menyatakan sangat setuju, 26% siswa menyatakan setuju, 30% siswa
menyatakan biasa saja, 32% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa
menyatakan sangat tidak setuju. Tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa akan membaca buku teks bahasa Indonesia ketika ada tugas yang
diberikan oleh guru. Hal tersebut menunjukkan hasil positif terhadap minat
membaca siswa.
Hasil tabel 4.15 dengan butir pernyataan Saya hanya membaca ketika ada
materi pelajaran yang belum diketahui. Dengan hasil persentase: 15% siswa
menyatakan sangat setuju, 31% siswa menyatakan setuju, 35% siswa
menyatakan biasa saja, 18% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa
63
menyatakan sangat tidak setuju. Tabel 4.15 menunjukkan hasil positif terhadap
minat membaca siswa, hal tersebut dikarenakan sebagian besar siswa akan
membaca kembali buku teks bahasa Indonesia ketika ada materi pelajaran yang
belum dipahami.
Hasil tabel 4.16 dengan butir pernyataan Saya membaca karena ada
dorongan dari dalam diri. Dengan hasil persentase: 24% siswa menyatakan
sangat setuju, 53% siswa menyatakan setuju, 18% siswa menyatakan biasa
saja, dan 5% siswa menyatakan tidak setuju. Tabel 4.16 menunjukkan bahwa
keseluruhan siswa melakukan kegiatan membaca karena ada dorongan dari
daam diri. Hal tersebut menunjukkan hasil positif terhadap minat membaca
siswa.
Hasil tabel 4.20 dengan butir pernyataan Saya akan membaca buku
pelajaran sebelum pelajaran dimulai. Dengan hasil persentase: 1% siswa
menyatakan sangat setuju, 14% siswa menyatakan setuju, 55% siswa
menyatakan biasa saja, 28% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa
menyatakan sangat tidak setuju. Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa
sebagian besar siswa akan membaca buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai.
Hal tersebut menunjukkan hasil positif terhadap minat membaca siswa.
Hasil tabel 4.21 dengan butir pernyataan membaca akan meningkatkan
minat belajar Saya. Dengan hasil persentase: 9% siswa menyatakan sangat
setuju, 35% siswa menyatakan setuju, 45% siswa menyatakan biasa saja, 8%
siswa menyatakan tidak setuju, dan 3% siswa menyatakan sangat tidak setuju.
Dari tabel 4.21 dapa diketahui bahwa dengan membaca akan meningkatkan
minat belajar siswa. Hal tersebut menunjukkan hasil positif terhadap minat
membaca siswa.
Delapan pernyataan yang terdapat dalam angket minat membaca buku
pelajaran bahasa Indonesia menunjukkan hasil positif. Delapan pernyataan
tersebut dapat mewakili keseluruhan pernyataan yang terdapat dalam angket
yang telah disebar dan diisi oleh siswa.
Faktor pendukung tingginya minat membaca siswa karena kepedulian
dan ketegasan guru bahasa Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adaya budaya
64
membaca yang diterapkan oleh guru ketika siswa sedang belajar. Selain itu
sebagian besar siswa kelas X memiliki hobi membaca. Buku teks bahasa
Indonesia menjadi bahan belajar yang harus dimiliki oleh siswa, sehingga
siswa dapat dengan mudah membaca dan mempelajari kembali materi yang
telah disampaikan, bahkan membaca dan mempelajari materi yang akan
disampaikan oleh guru.
Selain faktor pendukung yang mendukung tingginya minat membaca
siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, adapula faktor penghambat
yang menghambat minat siswa dalam membaca. Faktor penghambat tersebut
antara lain adalah kurang mendukungnya sarana perpustakaan sekolah dan
ruang baca. Perpustakaan yang ada di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
belum bisa menjadi daya tarik bagi siswa untuk datang sekadar membaca atau
meminjam buku di perpustakaan. Hal ini dikarenakan letak perpustakaan yang
kurang strategis, koleksi buku yang tidak lengkap, keadaan ruang perpustakaan
yang tidak nyaman, serta manajemen yang tidak terkelola dengan baik.
65
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan uraian mengenai “Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan” yang telah dibahas
di bab sebelumnya, akan penulis kemukakan simpulan dan saran.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya,
dapat penulis simpulkan:
1. Minat membaca buku teks bahasa Indonesia siswa kelas X SMAN 10 Kota
Tangerang Selatan dikategorikan tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
angket yang telah disebar menunjukkan hasil positif.
2. Faktor pendukung tingginya minat membaca buku teks bahasa Indonesia siswa
kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan karena adaya budaya membaca
yang diterapkan oleh guru, dorongan dari dalam diri siswa yang memiliki hobi
membaca, dan kepedulian guru terhadap prestasi siswa. Sehingga guru selalu
menanamkan motivasi kepada siswa agar gemar membaca. Di samping faktor
pendukung, ada beberapa faktor penghambat yang menjadikan siswa enggan
membaca. Faktor tersebut antara lain adalah faktor lingkungan dan sarana yang
disediakan oleh sekolah. Faktor lingkungan yang menyebabkan siswa enggan
untuk membaca adalah pengaruh teman sepermainan, sedangkan faktor sarana
yang disediakan oleh sekolah adalah kurang memadai sarana perpustakaan
sekolah.
B. Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut, penulis memandang penting
untuk menyampaikan saran, dengan tujuan siswa dapat meningkatkan minat
65
66
membaca yang ada dalam dirinya. Adapun saran-saran yang penulis sampaikan
sebagai berikut:
1. Peran orang tua sebagai teladan anaknya agar lebih memperhatikan keadaan
faktor intern ataupun faktor ekstern anak.
2. Peran guru sebagai tenaga pendidik di sekolah harus dapat memperhatikan,
membimbing, dan memberi motivasi agar siswa dapat meningkatkan minat
membacanya.
3. Peran sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya menyediakan fasilitas
yang memadai, terutama fasilitas ruang baca seperti perpustakaan. Tujuannya
adalah agar dapat menarik minat siswa dalam membaca.
4. Bagi siswa sebagai penerus cita-cita bangsa harus bisa menanam dan
mengembangkan minat membaca yang ada dalam dirinya. Karena dengan
membaca, semua pengetahuan akan dapat diraih.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Shaleh, Ramna. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam.
Jakarta: Prenada Media Grup. 2009.
Aisyah, Nur. Minat Membaca Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa
Kelas III MI Al-Ittidahiyah Cilincing Jakarta Utara Tahun Pelajaran
2012/2013. Skripsi S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. UIN Jakarta.
2013.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2013.
As-Sirjani, Raghib. Spiritual Reading Hidup Lebih Bermakna dengan Membaca.
Solo: Aqwam. 2007.
Darmiyah, Minat Baca Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatimiyah pada
Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Skripsi S1 Pendidikan Agama
Islam. UIN Jakarta. 2012.
Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2011.
Fajriah. Minat Membaca Cerpen Siswa Kelas X SMK Kartika X-2 Jakarta. Skripsi
S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. UIN Jakarta. 2013.
Indrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga. 2009.
Ismawati, Esti. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:
Ombak. 2012.
Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Kurikulum Bahasa Indonesia dan
Buku Teks Bahasa Indonesia. Malang: YA3 Malang. 1991.
M, Masnur, dkk. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.
Malang: Jemmars. 1987.
Mudjito, Materi Pokok Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka.
2001.
Ormord, Jeanne Ellis. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang Jilid 2. Jakarta: Erlangga, Edisi Keenam. 2008.
67
68
Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah
Pengembangan keperibadian. Jakarta: Grasindo, 2007.
Saebani, Beni Ahmad. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. 2008.
Sarosa, Samiaji. Penelitian kualitatif: Dasar-dasar. Jakarta: Indeks. 2012.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta. 2010.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2006.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alvabeta. 2011.
Suwarno, Wiji. Peprustakaan & Buku Wacana Penulisan & Penerbitan.
Yogyakarta: Ar-Ruz Media. 2011.
Syamsuddin dan Vismaia S. Damayanti. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006.
Tarigan, Djago. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia.
Bandung: Angkasa. 2004.
Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan berbahasa.
Bandung: Angkasa. 2008.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 2007.
Usman, Mustofa, et all. Statistika Pengantar Teknik Analisis Data. Bandung:
Sinar Baru Algesindo. 2009.
Widyamartaya, A. Seni Membaca untuk Studi. Yogyakarta: Kanisius. 1992.
+ei q.EEE A
KEMENTERIAN '{GAMAUIN JAKARTAFITKJt lr H. Juaada No9SCiputat 15412 ldonesia
Nomor : Un.Ol/F.l/KM.01.31........DA13Lamp. : -
Hal : Birntringan Skripsi
Nanra
NtM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
'fembusan:
i. Dekan IrITK2. Mahasisu'a ybs
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI'09.t ( 4
No. Dckumen FITK-FR-AKD-061 ]
Tgl-T-el-brt : 1 Maret 2oi0 l
: No. Revisi :02 I
Hal .111 i
llI
Jakarta. 28 Agustus 2014
FORM (FR)
Kepada Yth.
Cecep Suhendi, Drs., M.Pd.Pembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakaita.
As s alam u' al ai kum w r.w b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untr-rk menjadi pembimbing l/ll( materi/tekni s) penul i san skri psi mahas iswa:
Nurhadi Muhammad
I r 10013000054
Pendidikan Bahasa dan Sastra indonesia
IX (Sembilan)
Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa [ndonesia Sisu'a
Keias X SN,{AN 10 Kota Tar.aelang Selatan
Judul tersebut telah Cisetu-iui oleh Jurusan yang bersangkutan pada langgal 02
Desember 2013 , abstraksi/otrtlire terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan
redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohonpembim bing menghubungi Jurusan terlebih dahul u.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih
lllas s ala mu' a I aikum wr.u, b.
Bahasa dan Indonesia
0212Fitriyah
199743 2
M.Pd
'ri$
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. k. H. Juada No 95 Ciputat 15412 lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-066
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010No. Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI
0'15Lamp. :-Hal :Observasi
Tembusan:Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan
Jakarta, 15 Maret 2015
t
Kepada Yth.
Kepala SMAN 10 Tangerang Selatandi Tempat
Assala m u' al aiku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Nama : Nurhadi Muhammad
NIM :1110013000054
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra lndonesia
Semester : X (Sepuluh)
adalah benar mahasiswa pada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UtNlyaff Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengin penyeleslian TugasAkhir skripsi, mahasisr,va tersebut memerlukan ouservasi clengan pihakterkait. Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Saudara untuk henerimamahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terimakasih.
Wassal am u' al ai ku m wr.wb.
a.n. DekanKabag. Tata Usaha
, Drs.( rurp 19580417 199203 1 001
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJt lr h Juaia No 95 Cipulat 15412 lndonesia
n)lrrrritLtrt r I
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor: Un.01/F.1/KM.01 .31........12015 Jakarta, [G April 2015Lamp. . OutlinerProposalHal : Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yth.
Kepala SMAN 10 Tangerang SelatandiTempat
Assal am u' al aiku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
NIM
: Nurhadi Muhammad
: '1 1 10013000054
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra lndonesia
Seniester : X (sepuluh)
Judul Skripsi . Minat Membaca Buku Petajaran Bahasa lndonesia Siswa Kelas X
SMAN 10 Tangerang Selatan
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yangsedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansiisekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassal am u' al ai ku m wr.wb.
a.n.,DekanKajur P n Bahasa dan Sastra lndonesia
Dra. HinNrP. 197 1215 200912 2 AA1
Tembusan:1 Dekan FITK2 Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
I't'],\IIl{i\ I .\ll KO'|A T'ANClit{.\NG SLLA'|AN
DII\AS PENDIDIKAI{Si\{A I\E,GERI
.J{. lluru 7'egul llotort IJinturo Scktor 9 Desu Sawah l}aruCiputttt I 541 3
(021) 74862423
SUITAT KIITI]ITANCANI'I]N Ii LITIAN M IiNYT]SU N SKITIPST
Nuntttr : 071 I 046 / l'ata Lrsaha
10Tetp.
Yang bertantla tl'lngllil cli bnrr rll irli Kcpalr S\1 '\
tlle t'tct'iitt':[ilitt Ir.tlttr I :
Nt-9eri 10 [tota -l'angerang Selatan.
Nama
NINl
Stetirs
L,nir elsitas
.l LttLrsar-r
.lcn.i rrr-ig Pentl i d i karr
S e llrestcr
'l'irh r-r n,\kader-n i k
NLrrhacl i \ lLr hrnrmacl
1 1 1001100(r051
\, t\ lllll3S1:\\ .l
t- I\ Sr riril l I i.lal lttrlllh .[akart:t
I'e nJi.liliart iluhasa dan Sastra Indorlesia
Strata Sattr lS1)
X (SepLrluh)
l() l-+ ' l(,)1 -;
Telah melalisanakan penelrtian (riset) di S\{A Negcri 10 l(ota Taugerang Selatan pada tarlggal
17 April s.cl 06 ivlei 2015 clen_san.jLrdui sliripsr "i\'lirtrtt fuletnbocrt IJuku Pelajartn Balrusn
Indonesia Sisrt'a I{eIus XS,lL'11; I0 7-utrseruttg S'eIuttrtt".
Derlikial sLrrat lieterapqap irri kanri bc.riliatl. agar dapat dipergunakan sebagaitl-rana perlunya
l-anserar-lg Selatan. 23 .luni 2015
[' tt t'tv iI n t rt
l:r Sekolah.
ttx-\\toj
1936()l I 006
Lampiran 5
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Dra. Dwi Antinigsih
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia
Hari/Tanggal : Selasa, 5 Mei 2015
Tempat : Ruang Guru SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
P : Assalamualaikum Warahmutullahi Wabarakatuh
N : Walaikumsalam Warahmatullahi Wabarakutuh
P : Sudah berapa lama Ibu mengajar pelajaran bahasa Indonesia?
N : Saya sudah mengampu pelajaran bahasa Indonesia sejak usia 22 tahun.
Sekarang usia Saya sudah 54 tahun, berarti sudah 32 tahun saya mengajar
bahasa Indonesia.
P : Dalam memberikan materi pelajaran, metode apa yang Ibu gunakan?
N : Sebenarnya banyak metode yang saya gunakan, tetapi saya lebih suka
menggunakan metode active learning dan metode diskusi, karena dengan
kedua metode tersebut siswa akan aktif mengeksplorasi materi dalam
pembelajaran.
P : Apakah Siswa dapat memahami materi yang telah disampaikan?
N : Cukup memahami untuk siswa yang menyimak pembelajaran sejak awal,
namun ada juga siswa yang tidak memahami materi karena daya tangkap
siswa yang kurang.
P : Seberapa besar pengaruh buku teks bahasa Indonesia dalam pembelajaran di
kelas?
N : Pengaruhnya sangat besar, karena dengan buku teks bahasa Indonesia siswa
dapat membaca dan mempelajari materi baik yang sudah disampaikan
maupun yang belum disampaikan.
Lampiran 5
P : Apakah siswa sudah memanfaatkan buku teks tersebut dengan baik?
N : Pemanfaatannya belum maksimal, karena sebagian besar siswa hanya
menggunakan buku teks bahasa Indonesia ketika mendapatkan tugas saja,
selebihnya kurang dimanfaatkan dengan baik.
P : Bagaimana pandangan Ibu selaku guru bahasa Indonesia mengenai perilaku
siswa yang lebih suka mengobrol dibandingkan dengan membaca buku?
N : Sangat disanyangkan, sebenarnya siswa bisa memanfaatkan waktu luang
dengan membaca buku. Karena dengan membaca buku, siswa akan
mendapatkan ilmu atau pengetahuan baru yang sebelumnya tidak diketahui.
P : Apakah siswa sudah menggunakan fasilitas perpustakaan dengan baik?
N : Belum, bahkan hampir tidak pernah digunakan. Mungkin karena keadaan
perpustakaan yang tidak memadai. Sepenglihatan saya, sangat jarang siswa
yang datang ke perpustakaan untuk sekadar membaca atau meminjam buku.
P : Kendala apa saja yang mempengaruhi minat siswa dalam membaca?
N : Kendalanya banyak. Satu di antaranya adalah buku bacaan yang digemari
oleh siswa. Siswa lebih suka membaca buku-buku cerita, terutama buku
komik/novel. Sementara itu, di perpustakaan koleksi buku yang seperti itu
kurang memadai.
P : Bagaimana minat siswa kelas X dalam membaca buku teks bahasa
Indonesia?
N : Sangat rendah. Anak-anak itu menggunakan buku teks hanya pada saat
diberi tugas saja, selebihnya tidak dibaca.
P : Apakah minat baca siswa berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut?
N : Tentunya sangat berpengaruh. Karena buku teks tersebut kan berisi
mengenai materi pembelajaran, tentunya setiap ulangan harian ataupun
ulangan semester, soal-soal yang dikeluarkan berasal dari materi yang berada
dalam buku teks tersebut. Kalau anak tersebut jarang bahkan tidak pernah
membaca buku tersebut, maka penyerapan materinya pun kurang.
Lampiran 5
P : Apa yang harus dilakukan oleh siswa agar mereka dapat menumbuhkan
serta meningkatkan minat membaca?
N : Harus membiasakan diri. Orang bisa karena terbiasa, orang tidak akan bisa
karena tidak terbiasa. Secara bertahap siswa harus menumbuhkan dan
membiasakan diri dalam membaca. Diawali dengan membaca buku-buku
yang digemari, kemudian berlanjut ke buku-buku materi,baik buku teks
ataupun buku referensi lainnya.
Ket:
P : Pewawancara
N : Narasumber
Ciputat, 2015
Guru Bahasa Indonesia,
Dra. DWI ANTININGSIH
NIP. 19610121 200604 2 001
s1
II
ANGKET MINAT N4EMBACA
BUKU PEI,AJARAN BA.FIASA INDONESIA
PtsNGANTAR
Di bawah ini disajikan beberapa pernyataan mengenai minat membaca buku
pelajaran bahasa lndonesia. Responden dirninta untuk menjawab pernyataan berikut
dengan memilih satu pilihan jawaban yang telah disediakan'
Jawaban yang dipilih tidak akan dinilai henar atau salah dan tidak akan
mempengaruhi nilai. Oleh karena itu Antla diharapkan menjawab dengan jujur sesuai
dengan kondisi yang ada pada Ciri anda.
PET'IJNJTJK
Ilacalah dengan teliti setiap butir pernyalaan dan pilihan jarvaban yang tersedia.
Irilihlah jawaban sesuai dengan kondisi anda, kemudian beri tanda { pada kolom
yang telah tersedia.
3. Isi dengan menggunakan bolpoint.
4. .langan terpengaruh oleh jawatran atatt pendapat teman anda, karcna angket ini
bersifat rahasia Pribadi.
Contoh.
III 'I'AI}EL ANGKET
Butir Pernyataanrl
liaya menyenangi pelajaran bahasa Indoncsta
Saya senang apabila guru bahasa Indonesia hadir untuk
memberikan materi pelajaran bahasa Indonesia
Say,;"arg *"*bro, brf;i,el"jr*" b,t "s"
Indonesia
Sa)ra lehlh srro mcmUaci brrku pelajaran bahasa lndonesia
dibandingkan membaca buku yang lain
Say;l"b,h sdarg membaCa buku di lingkungan sekolah
dibandingkan mernbaca btrk,r di rumah
Siya senang mernbaca buku pelalaran bahasa
karena terdapat banyak cerita'--------:--
Sait trunva mcmbaca buku l,elajaran bahasa lndonesia
ketika ada tugas saja
rlNo-f-
8Membaca berdasarkan rasa
dalam dirr
I Membaca dapat menambah I
--Saya harrya membaca ketika
belum dipahami10
1l Saya rncmbaca karena ada
t2 Saya pergi ke perPustakaan
Sfiaka" btrd,sku;ia."g.
yang belum dipahami13
t4Selalu hertanya kePada guru
diajarkan
15Saya akan membaca buku
dimulai
l6Saya akan membaca dan t
yang teiah dipelajari
M;ffi17
r8
l9
Saya dapat mengerjakan
membaca buku pelajaran
Ketika guru menugaskan
Saya langsung mengerjal
2ASaya menghabiskan sebag
buku pelajaran
keingintahuan yang besar dari
pengetahuan saya
ada materi pelajaran Yang
dorongan dari dalam diri
untuk membaca buku Pelajaran
n teman apabila terdaPat matert
mengenai pelajaran Yang telah
r p;lajaran sebelum Pelajaran
rnern p"f uf un L.*Uut t f"l ij aran
tkan rninat belajar saYa
@berkatbahasa lndonesia
ffipelajaran,mengerjakan tugas tersebut
an waktu luang untuk membaca
Ketcrangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
BS : Biasa Saja
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
q1
ANGKET MIN.A'T MEMBACABUKU PELAJARAN BATIASA INDONESIA
I PENC1,"N]'AR
Di bawah ini {isajikan beberapa pernyataan mengenai minat membaca buku
pelajaran bahasa Indonesia. Responclen dirninta untuk menjawab pernyataan berikut
dengan memilih satu pilihan jawaban yang telah disediakan'
Jawaban yang dipilih tidak akan dinilai benar atau salah dan tidak akan
mempengaruhi nilai. Oleh karena itu Anda diharapkan menjawab dengan jujur sesuai
dengan kondisi yang aCa pada diri anda.
II. I'}BI'Ul.lJUK
I . Bacalah dengarr teliti setiap butir pernyataan dan pilihan jarvaban yang tersedia.
2. pilihlah jawaban sesuai dengan kondisi anda, kemrrdian beri tanda { pada kolorn
yang telah tersedia.
3. Isi dengan m()nggunakan bolpoint.
4. Jangan terpengaruh oleh jawaban atau pendapat temar" anda, karena angket ini
bersifat rahasia Pribadi.Contoh:I_T--T.-_--.-.=Tlss I s lss li's lsrslI --t- "l--- J-L---l'/ l--t---l I
III. TABEI- ANCKET
Butir Pernyataan
Saya menyenangi pelajaran hahasa
$y. r"*"ga@lu t'uoit untuk
memberikan materi pelajaran bahasa Indonesia
sd;Gr"s;;ffibrffi;LA,il;*;$rt lebrh *t<iilmba.a bJ-- p.laJil; b.h"t; fia"*t*dibandingkan membaca buku yang iain
S;il i;b'h .**"g ';--rb"* u*, ii tirgtungan sckolah
dibandingkan membaca buku di rumah
Sry^ **"g mimbaca buku pelajaran bahasa Indonesia
karena terdapat banYak cerita
Saya hanya membaca buku pelajaran hahasa
ketika ada tugas saja
l3
---fM;*b"* b.raasatiiin rasa keingintahuan yang besar dari
8ldalam diri
Membaca dapat menambah pengetahuan saya
Saya hanya membaca ketika ada materi pelaiaran YanB
belum dipahami
Saya membaca karena ada dorongan dari dalam diri
STva p"rg*e perpustakaan untuk membaca buku pelajaran
-Sr,,u *-m[*a" a,rhil, t.rdaPat materi
yang belum dipahamt
Selalu bertanya kepada guru
dia.iarkan
*?rge^"i pet"i"*" V""g t"t"t.r
Saya akan membaca buku pelajaran sebslum Pelalaran
dimulai
Sry" rk* i Pelajaran
yang telah dipelajarr
M#,b"G aka" *enl"gkatkan minat belajar saya
Saya dapat me-geriakan tugas bahasa Indonesia berkal
membaca buktl pelajaran bahasa Indonesra
futik&ffit,"*u".u uuku Pelajaran,
Saya langsung mengerjakan tugas tersebut
@ian waktu luang untuk membaca
buku pelajaran
Kecerangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
BS : l3iasa Saja
TS I'idak Setuju
STS : Sangat Tidar Setuju
20
Lampiran 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 5 4 3 3 4 3 4 5 2 4 5 5 4 3 4 3 4 5 4 78
2 3 3 4 2 2 4 5 5 5 4 4 2 5 5 3 4 4 3 3 3 73
3 3 4 3 3 3 3 2 4 5 2 4 4 5 4 3 3 4 3 4 2 68
4 3 3 4 3 2 3 3 5 4 5 5 3 5 5 3 3 4 4 3 3 73
5 3 3 3 3 3 3 2 5 5 2 4 4 4 3 3 4 4 4 5 3 70
6 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 65
7 4 4 4 3 4 5 3 4 5 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 73
8 4 4 4 3 3 4 2 4 5 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 71
9 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 67
10 3 3 3 3 3 3 5 4 5 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 65
11 5 4 4 3 3 4 3 5 5 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 3 81
12 5 5 4 3 3 4 4 4 5 4 3 3 5 3 3 4 5 4 5 3 79
13 4 4 4 3 3 3 2 4 4 2 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 72
14 5 4 4 3 2 5 3 5 5 3 5 4 5 4 2 3 5 4 4 3 78
15 5 4 5 5 2 4 2 5 5 4 5 3 4 4 3 5 5 5 4 3 82
16 3 3 4 3 3 4 3 4 5 3 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 81
17 5 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 72
18 3 3 4 3 3 4 3 4 5 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 68
19 4 4 4 3 3 4 2 5 5 2 5 3 5 5 4 4 5 3 4 4 78
20 4 3 4 3 3 5 2 5 5 3 5 3 4 3 3 3 5 3 3 3 72
21 5 3 4 3 4 5 3 3 4 3 3 2 4 3 2 3 4 3 4 3 68
22 3 4 3 2 3 3 2 5 5 3 5 3 5 3 3 3 5 3 3 5 71
23 3 3 3 3 2 3 5 4 4 4 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 62
24 3 3 3 3 4 3 4 3 5 5 4 3 5 3 3 3 5 4 4 3 73
25 3 3 3 3 4 3 3 4 5 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 70
26 3 4 3 2 3 3 4 5 5 4 5 3 5 3 3 4 5 4 3 3 74
27 4 4 3 2 4 3 2 5 5 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 72
28 4 3 3 3 2 3 2 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 69
29 5 5 4 3 4 5 3 5 5 2 4 3 5 4 3 4 5 3 3 3 78
30 5 4 4 2 3 3 2 4 5 3 3 3 4 3 3 4 5 2 3 3 68
31 5 4 4 3 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 3 80
32 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 68
SKOR ANGKET MINAT MEMBACA BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA
No. RespondenButir Peryataan
Jumlah Skor
33 4 3 4 3 4 4 2 4 5 2 4 3 4 4 4 4 5 4 4 3 74
34 4 4 3 3 5 5 3 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 3 4 3 78
35 3 4 3 3 5 4 3 5 5 4 3 2 2 5 2 3 4 3 3 2 68
36 3 4 3 2 2 3 4 3 4 3 5 2 2 3 2 2 3 3 3 1 57
37 5 4 3 4 4 5 3 5 4 3 4 5 4 5 3 4 4 4 4 3 80
38 4 3 4 3 3 5 2 5 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 68
39 3 4 4 2 2 4 2 3 5 2 4 2 4 3 2 5 2 2 2 4 61
40 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 68
41 5 4 3 3 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 3 84
42 4 4 3 3 4 3 4 4 4 5 3 2 4 3 2 3 4 4 4 2 69
43 5 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 72
44 5 4 3 3 4 2 2 4 5 3 4 4 4 4 3 5 5 5 4 4 77
45 4 5 4 2 2 1 2 4 5 2 5 4 4 4 3 5 5 4 5 3 73
46 3 4 3 2 5 4 4 5 5 4 3 2 4 4 2 3 5 4 5 2 73
47 3 2 3 2 4 3 5 4 5 5 4 4 5 2 1 1 3 4 2 2 64
48 3 5 3 2 2 4 2 4 5 5 4 4 5 2 2 3 4 3 2 2 66
49 2 3 2 2 2 4 4 4 4 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 53
50 4 4 3 2 1 3 4 5 5 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 2 66
51 3 4 4 2 2 4 3 3 4 5 4 1 2 2 4 1 3 3 4 1 59
52 4 5 4 2 2 3 2 4 5 2 4 3 3 3 2 3 5 5 4 2 67
53 4 4 4 2 5 4 4 3 5 5 2 2 4 3 4 4 5 4 2 2 72
54 5 5 5 3 4 5 2 5 5 3 5 4 4 4 2 3 4 5 5 2 80
55 5 5 3 3 5 5 4 3 5 3 3 5 5 4 5 4 5 5 4 3 84
56 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 72
57 4 4 3 3 3 4 4 3 5 3 5 3 4 3 3 3 4 5 4 3 73
58 3 4 3 3 4 3 1 4 4 1 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 66
59 5 4 3 3 3 4 2 4 4 2 3 3 5 4 3 3 5 5 5 3 73
60 5 4 4 4 3 4 2 4 5 4 5 3 4 3 3 4 5 4 4 5 79
61 4 4 3 3 2 4 3 4 5 5 5 3 4 4 3 4 3 4 4 3 74
62 5 4 5 2 2 4 2 5 5 4 4 2 4 3 3 4 4 5 3 3 73
63 4 3 4 4 2 5 2 3 4 4 4 2 3 3 2 3 4 3 4 3 66
64 4 3 3 2 4 3 5 5 5 4 5 3 5 3 2 3 4 4 4 3 74
65 3 3 2 2 2 4 5 5 5 3 4 2 4 4 2 3 4 4 5 2 68
66 4 4 3 3 4 3 4 5 4 5 4 2 3 3 2 2 3 4 3 2 67
67 4 4 3 3 3 3 2 5 5 2 5 2 4 3 3 3 4 2 3 2 65
68 4 3 3 2 4 3 5 5 5 5 4 2 4 4 2 3 4 3 4 3 72
69 4 4 3 3 3 4 3 5 5 4 5 3 5 4 3 4 5 4 4 3 78
70 4 3 3 3 2 2 4 4 4 4 2 1 3 3 2 2 3 2 2 1 54
71 3 2 1 1 2 3 5 3 4 4 2 1 4 3 2 2 3 4 3 1 53
72 5 5 4 3 3 4 3 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 78
73 4 3 3 4 2 4 4 2 4 4 4 2 3 2 2 3 3 4 4 1 62
74 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 5 5 3 4 4 4 3 4 81
5260
71.1
JUMLAH SKOR KESELURUHAN
RATA-RATA
UJI REFERENSI
Nama : Nurhadi Muhammad
NIM : 1110013000054
Jr:rr-rsa.n : PenrJidik.aBa-hasa da.n SasLra.Indonesia
Judul Skripsi . Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa
Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan.
Dosen Pembimbing : Drs. Cecep Suhendi, M.Pd
BAB 1
No Pengarang dan Judul BukuHalaman
Sl.-i-oiff-qffi
Paraf Dosen
Daahimhinna -frfrffiffiff5l
I
Wiji Suwarno, Peprustalaan & Buku
Wacana Penulissn & Penerbitan,
(Yogyakarta: Ar-Ruz Mediq 2011)
4
VBAB 2
No Pengarang dan Judul BukuHalaman
S.kripsi
Paraf Dosen
Pemhimhino
I
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Kamus Besar Bahasa Indone,sia Edisi Ketiga,
(Jakarta: Balai Pustaka 2007)
7 8L13
{
2
Jeanne El[is Cnrnord, Psrkoiogr Fenfidritan
Membantu,Sjsr+,a Tunrbuh dan Berkembang
*lid 2, (Jakarta: Erlangg4 2008) Edisi
Keenam
7 qaJ
Djaali, Psikologi Pendidiksn, (Jakarta: Bumi
Aksar4 2011)7 .{
4
Slameto, Belajar dan Fafuor-faktor yang
Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
2010)
7 &.W 4,
Masnur M., dkk, Dasar-dasar Interakyi
Belajrtr Mengaja.r Bohana l-nrLon.esia.,
(Malang: Jemmars, 1987)
Abdul Ramna Shaleh Psikologi Suatu
Pengantar dolam Perspektif Islam, {lakuta:Preratia ivfedia Crup, }fJt)9'l
Te{aah Buku Teks Bahasa
(Bandung: Aogkasa 2A04)
Drymiva-h "Minat Raca Si<.va Kelas I\r/
Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatimiyah pada
I &*9
$
,€l
8Mudjito, Materi Pokok Pembinaan Minat
Baca, (lakarta: Universitas Terbuk4 2001)t3 ef
IHenry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai
Suqtu Keterampilan berbahasa, (Bandung:
Angkasq 2008)
t3 1s &
t6 q
10Widyamartay4 Seni Membaca untuk Studi,
(Yogyakarta: Kanisius, I 992)14 8.17 t{-
11
Djago Tmigan, Teknik Pengajaran
Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa)
15
4
12
Fanhih A s-Siriani {Jniyiir'nl l)oniino l-I;,:1,--*u?Lebih Bermakna dengan Membaca, (Solo:
Aqwarn,2407)
2t ,1.
l3
Kelompok Studi Bahasa dan Sastra
Intlonesi4 Ruyiaium Bahasa Indbnesn dan
Bulat Tela Bahasa Indanesia, (Malang: YA3
Malang, 1991), Cet. I
24 ,u
Henry Guntur Tarigan dan Djago T*igur,, 25,26,27,
Fajriah, "Minat Membaca Cerpen Siswa
Kelas X SMK Kartika X-2 Jakarta,"
Skripsi Sl Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, UIN Jakarta, 2013.
T7
Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan
r^I^'{" cl.;*^; a1 D^-,{.;'t;t,^- A^^*^lJ(6IIf, lrm llrJr \, r t Ultlrlullt(IlI l'a5airifci
Islam, UIN Jakart a, 2012.
Nur Aisyah, "Minat Membaca Buku Teks
Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa
Kelas III MI Al-Ittidahiyah Cilincing
Jakarta Utara Tahun Pelajaran
201212013," Slcripsi Sl Pendidikan Guru
Macimsah liriidaiyah, Uilii iakarta 2:t'i3.
BAB III
32 &.33
No Pengarang dan Judul BukuHalaman
Skripsi
ParafI)osen
Pembimbing
1
Mustofa Usman, et all, Statistika Pengantar
Teknik Analisis Dara, (Bandung: Sinar Barut, : J annn\
34 &.35 ,/
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif, dan Kambinasi (Aiixed Methodt),
(Bandung: A1vabeta, 201 1)
34 !3
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian,
(Bandung: Pustaka Setia 2008)35 4.
4
5
Syamsuddin dan Vismaia S. Damayanfi,
Metode Penelitian Pendidilan Bahasa,
(Bandung: PT Remaja Rosdakary4 2006)
Esti l$na*ati, Mebfu P
Bahasa dnn Sastra, (Yogyakarta: Ombalq
?.o1)\
3s
35
J,
"{
6
Minto Rahayu, Bahssa Indonesia di
Perguruan Tinggi Mata Kuliah
Pengembangan keperibadian (Jakarta:
uras*intiq 2ffi71'
36,37, &
38{,
7 Zainal Ari{in, Evaluasi Pembelajaran: 36 il
_l
Prinsip, Teknih Prosedur, (Bandung:
Rem4ja Bosd*ry.A 201i)
8Samiaji Saros4 Penelitian lanlitatif, Dasar-
dasar, (Jakarta: Indeks, 20LZ))t ,{- ,
9Muhammad Indrus, Metode Penelitian Ilmu
Sovat, (Yogyakarta Erfangg4 7fftr?t37 d-
10
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesi4
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,
(Jakara: Balai Pustak a, 20A7\
38(-
11Anas Sudijono, P engantar Statistik P e ndi dikan,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006)39 4-/
BIOGRAFI PENULIS
Nurhadi Muhammad, lahir di Tangerang, 28 April
1993. Anak ke&a dari tiga bersaudara hnh pernikahan
dari Bapak M. Jaelani H.T., S.Ag dan Ibu Nurlenih.
Sejak lahir hingga sekarang penulis tinggal di Jl.
Swadaya RT 008/05, Kelurahan Parung Serab, Ciledug
- Tangerang. Penulis yang memiliki hobi traveling dan
touring ini menempuh sejumlah pendidikan. Diawali
dengan menyelesaikan sekolah tingkat dasar di SDN Peninggrlan 03 pada tahun
2004. Tiga ehrm kernudian penulis menyelesaikan sekolah tingkat menengah
pertama di SMPN 1 Pondok Aren pada tahun 20A7. Setelah menyelesaikan
sekolah tingkat menengah pertama, penulis mela4iutkan pendidikan ke sekolah
tingkat menengah atas di SMAN 5 Kota Tangerang Selatan, selesai pada tahun
2010.
Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat SMA pada tahun 2010, penulis
memilih untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke Perguruan Tinggi di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Iakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sasfra Indonesia. Ketika masa kuliah,
penulis aktif di kegiatan intra dan ekstra yang diadakan di kampus. Penulis yang
memiliki zodiac Taurus ini memiliki motto hidup "Banyak Teman Banyak
Pengalaman". Penulis rnenyelesaikan studi Sl di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan menulis skripsi yang berjudul "Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa
lndonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan".