Doddy S. Sukadri
Dewan Nasional Perubahan
Iklim (DNPI)
Universitas Gajah Mada
Forum Diskusi Ilmiah dan
Kajian Kebijakan:
Lingkungan dan
Biodiversitas 2012
Jogyakarta
17 Juli 2012
James Gagen
Mitigasi dan adaptasi dampak perubahan
iklim terhadap biodiversitas
2
EMISI DUNIA:
APA YANG SEDANG TERJADI?
EMISI-EKONOMI-POPULASI
51% emisi 75% GDP
19% populasi
42% emisi 19% GDP
76% populasi
Negara maju Negara
berkembang
Sumber: NY Times, data: 2007
5
CO2 emissions = Pop x GDP x Energy x CO2_
Pop GDP Energy
The IPAT equation : I = P x A x T
The Kaya identity:
I = Environmental Impact, sumberdaya yang semakin menipis atau akumulasi
limbah;
P = Besarnya populasi manusia;
A = Affluence, tingkat konsumsi barang dan jasa oleh populasi manusia, dan
T = Technology, proses yang digunakan untuk memperoleh sumberdaya dan
mengubahnya menjadi barang-barang yang bermanfaat dan limbah.
Besarnya emisi berbanding lurus dengan jumlah
populasi, pertumbuhan ekonomi, dan teknologi
6
1 Para ilmuan percaya bahwa dengan menurunkan emisi CO2 secara global dan menjaganya pada tingkat 450 ppm akan mencegah kenaikan
suhu tidak lebih dari dua derajat C (peluang 40-60%)
2 BAU = Business as Usual
Perubahan relatif
terhadap BAU2, % -9 -29
Sumber: IPCC, DNPI: Pathways to a Low-Carbon Economy, 2009
Emisi global
tahunan
(Gt CO2e)
BAU2
450 ppm with
overshoot (peak at 510 ppm)
1.5%
1990 2000 2010 2020 2030
0
45
55
65
75
-17 -35
61
70
52
47 44
35
-50
Sampai 2030 emisi GRK seluruh dunia perlu diturunkan
untuk sampai pada level max 450 ppm CO2 eq
8
EMISI VS. BIODIVERSITAS
13
Soil carbon to 1m only
Kapos V., Ravilious C., Campbell A., Dickson B., Gibbs H.K., Hansen M.C., Lysenko I., Miles L., Price J., Scharlemann
J.P.W., Trumper K.C. (2008) Carbon and biodiversity: a demonstration atlas. UNEP-WCMC, Cambridge, UK.
Karbon dan Prioritas Konservasi Biodiversitas
14 Strassburg, BBN et al. 2010. Global congruence of carbon storage and biodiversity in terrestrial ecosystems.
Conservation Letters 3:98–105
Total number of species in an area Rs = 0.82
Carbon and Species Richness
15
FOKUS DI KEHUTANAN DAN
LAHAN GAMBUT
16 Sumber: SNC, 2010.
Alih Guna Lahan dan
Kehutanan (LULUCF)
Skenario Emisi GRK Indonesia sampai 2020
17
Hutan
konservasi
Hutan lindung
Hutan
produksi
terbatas
Hutan
produksi
tetap
Luas total Indonesia : 187, 8 juta hektar
Sampai 2020, sekitar 50% emisi
GRK Indonesia (skenario BAU)
masih akan berasal dari
kehutanan dan lahan gambut;
17-20% sumber emisi dunia
diduga karena deforestasi dan
degradasi hutan (DD);
75% dari DD terjadi di wilayah
tropis, termasuk Indonesia.
Sampai 2020, kehutanan dan lahan gambut akan tetap
memegang peranan penting dalam upaya reduksi
emisi GRK Indonesia
Sumber: Hooijer et al 2006; Wetlands International; Indonesia GHG Abatement Cost Curve
100%
Indonesia Other tropical countries1
RoW2
Carbon
emission 58 24 18
Area 5 5 90
1 Malaysia, Papua New Guinea; Democratic Republik of Congo, Brazil 2 Canada, Russia, Scandinavia, USA
Lahan gambut Indonesia hanya 5% dari total lahan gambut dunia,
namun menyumbang lebih dari 50% dari emisi global yang berasal dari
lahan gambut di wilayah tropis.
Dekomposisi : 600 juta ton CO2/th
Kebakaran : 650 juta ton CO2/th
Deforestasi : 240 juta ton CO2/th
Degradasi : 45 juta ton CO2/th
19
APA YANG HARUS DILAKUKAN
KE DEPAN?
20
Mitigasi dan Adaptasi
dalam konteks biodiversitas
Upaya menurunkan emisi karbon dari atmosfir, khususnya yang
diakibatkan kegiatan manusia;
Dilakukan dengan berbagai cara, dengan atau tanpa intervensi teknologi;
Bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang lebih buruk,
yang akan meningkatkan resiko sosial dan ekologi.
Respon terhadap dampak negatif perubahan iklim dan meningkatkan
peluang positif akibat dampak tersebut;
Bisa bersifat ‘autonomous’ (penyesuaian secara otomatis); bisa juga
‘planned’ (dengan intervensi manusia);
Bertujuan untuk mengurangi kerentanan, dan meningkatkan ketahanan
untuk keberlanjutan dan keseimbangan sistem biodiversitas.
Sumber: Department of Environment and Climate Change NSW, 2007
21
Analisa
resiko
Mengelola
resiko
(Mitigasi)
Mengelola
resiko
(Adaptasi)
Lingkup
permasalahan Kemampuan beradaptasi
Kemampuan mitigasi
Residual
risks
Mitigasi dan Adaptasi saling melengkapi dalam
menangani dampak PI terhadap Biodiversitas
Sumber: Preston and Jones (2006) in Department of Environment and Climate Change NSW, Australia. 2007
22
Maintaining Carbon Stock
In the Conservation forest
Avoiding Forest
Degradation ( Silviculture intensive)
Avoiding Deforestation
(Lowering the forest conversion rate)
SFM
Enhanchement of Carbon Stock
(RE, A/R)
SFM Plus, Net sink / Balance
Meningkatkan serapan
Karbon
Mengurangi
emisi
1
2
3
Menambah
simpanan karbon
Dikaji ulang
(1) Hutan
Lestari
(2) Masy.
sejahtera
(1) Hutan
lestari
(2) Masyarakat
sejahtera
(3) Emisi
berkurang
+ BIODIVERSITAS
(PES) +
Pertumb.
ekonomi
Biodiversitas merupakan bagian penting dari Safeguard REDD+
SAFEGUARD
23
1) Consistent w/ objectives of national forest programme and relevant international convention and agrements;
2) Transparent and effective national forest gov’t structure, taking into account national legislation and souverignty;
3) Respect the knowlegde and rights of indigenous people, taking into account int’l obligations, nat.circumstances and laws, and UNDRIP;
4) Full and effective participation of key stakeholders, in particular indegenous people and local communities;
5) Consistent w/ conservation of natural forests and bio-diversity, and enhance social and environmental benefits;
6) Address the risks of reversals;
7) Reduce displacement of emissions.
Seven elements of the
Safeguard for REDD Plus
Sumber: Dec.12/CP 17 UNFCCC, 2010
Kerangka kerja kesiapan REDD+ Status Indonesia
SIS
NFMS-MRV
National
Strategy/NAP
REL/RL
National Strategy/National Action Plan (NAP)
Draft final stranas REDD+ telah diselesaikan
Satgas REDD+ dan menunggu keputusan
Presiden. Demikian pula pembentukan
Lembaga REDD+, Lembaga MRV, dan
Struktur dan mekanisme pendanaan untuk
implementasi REDD+
Reference Emission Level/ Reference Level
Penentuan Forest Reference Level (RL) yang
bisa merupakan kombinasi REL/RL tingkat
nasional dan sub-nasional
National Forest Monitoring System – Measurable,
Reportable, and Verifiable
Pengembangan National Forest Monitoring
System (NFMS) yang menyeluruh dan
transparan, serta FMS tingkat sub-national bila
diperlukan
Safeguard Information System
Sistim penyediaan informasi sosial dan
lingkungan, termasuk biodiversitas yang
transparan dan kredibel.
1
4 3
2
Biodiversitas termasuk bagian penting dalam empat pilar
kerangka kerja REDD+ menurut kesepakatan UNFCCC
25
Areal berhutan di APL/KBNK perlu dipertahankan
dan dijaga agar berfungsi secara optimal sebagai
carbon removal and sink dan habitat untuk
biodiversitas
Total area Indonesia 187.8 jt Ha.
PERTANIAN
PERKEBUNAN
PERTAMBANGAN
LAINNYA
Kawasan
berhutan
54 jt Ha
26
Strategi pendekatan mitigasi dan adaptasi perlu dilakukan bersama-sama untuk mengelola resiko akibat dampak negatif perubahan iklim. Kombinasi pendekatan mitigasi dan adaptasi yang saling melengkapi (complementary) akan meminimalisir resiko perubahan iklim terhadap biodiversitas yang lebih buruk;
Diperlukan peningkatan kesadaran publik melalui pendidikan dan latihan tentang perubahan iklim, khususnya mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim terhadap biodiversitas.
Dukungan riset diperlukan untuk pengambilan kebijakan, khususnya pengembangan model-model yang terkait dengan Sensitivity, Resilience and Vulnerability, serta Adaptability. Keempat hal ini merupakan bagian penting dari adaptasi dampak negatrif PI terhadap biodiversitas;
Diperlukan Rencana Aksi Riset Nasional untuk Biodiversitas dan Perubahan Iklim, termasuk identifikasi areal prioritas untuk riset, pengembangan pemahaman dampak PI thd biodiversitas, monitoring, pengembangan model-model, perencanaan konservasi dan pengelolaannya, dll
.
Catatan Penutup