PendahuluanKebutuhan tempat t inggal sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Pada masa sekarang ini, kepadatan penduduk di perkotaan semakin tinggi sehingga menimbulkan permukiman padat penduduk di perkotaaan yang disebut Kampung Urban.
Dalam kajian sebelumnya kampung Urban memiliki efisiensi ruang yang rendah dan konsumsi energi yang tinggi. Kampung Urban juga memiliki sistem sanitasi yang buruk dan memberikan dampak yang buruk pada aspek kenyamanan termal lingkungan.
Akan tetapi,Kampung Urban juga memiliki kelebihan, yaitu hubungan sosial yang terjalin dengan baik antar warganya. Hubungan sosial terjalin karena adanya simpul-simpul aktifitas di lingkungan dan semuanya dapat dijangkau dengan mudah.
K o n s e p P e n a t a a n M a s s a Bangunan
1. Penataan massa bangunan membentuk ruang terbuka di tengah.
2. Bangunan memiliki ketinggian bervariasi antara 4 - 6 lantai, untuk memberikan efek wind scoop.
3. Orientasi Bangunan Memanjang ke arah Timur - Barat.
Model Hunian Eco and Human Friendly Berbasis Tipologi Kampung Kota Tropis
(Riset dan Inovasi KK ITB) a*Dr.Ir. Surjamanto Wonorahardjo,MT. ,
aProdi Arsitektur SAPPK, Institut Teknologi Bandung,Jl. Ganesa 10 Bandung, 40132, Indonesia.
aDr. Ir. Ismet Belgawan Harun,PhD. ,
TujuanPenelitian ini bertujuan untuk merumuskan model hunian yang bersahabat bagi lingkungan dan manusia berbasis pada pola hunian kampung kota di daerah Tropis. Model hunian tersebut berperan sebagai konsep rusun di masa mendatang.
PenelitianSalah satu solusi untuk memperbaiki Kampung Urban adalah dengan membangun hunian vertikal. Dengan pendekatan hunian yang bersahabat bagi manusia dan lingkungan, maka konsep hunian vertikal dapat di rumuskan untuk beberapa aspek, yaitu penataan massa bangunan dan ruang luar, bentuk dan ukuran bangunan, rancangan unit hunian, bahan bangunan dan jenis bukaan
Keterangan Gambar1. Konsep Penataan
Massa Bangunan.2. Perubahan Layout
U n i t H u n i a n . P e r l e t a k a n u n i t hunian yang me-manjang bertujuan untuk memperlancar aliran udara.
3. P e r b a n d i n g a n Penggunaan Material B a m b u P l e s t e r dengan Bata dan Beton.
4. Konsep Konfigurasi Hunian Rusun tiap lantai :
PenghargaanPenerapan penelitian tesis atas nama Wulani Enggar Sari, ST. MT.
Konsep Eco Housing1. Panjang Bangunan Maksimal 30 meter untuk
menjamin ventilasi gedung dan ruang terjadi dengan baik.
2. Lebar koridor minimal 3 meter agar angin dapat mengalir dengan baik.
3. Ujung koridor membentuk cukungan untuk menangkap ‘angin’agar aliran udara lebih baik.
4. Ukuran unit hunian tidak tebal agar terjadi cross ventilation di dalam unit hunian.
A. Koridor dengan lebar minimal 3 meter dengan cekungan di ujungnya.
B. Unit Hunian yang ‘Tipis’.
C. Area Servis.D. Ruang Komersil /
Warung
B
DA
C
Gambar 4
C e k u n ga n Koridor
aYulia Pramawati,ST. MT. , aNitih Indra Komala ST. ,
aIqbal Wintani,ST. MT. , aArief Perdana Putra, ST. MT. ,
, aFirman Fadhly R. ,ST. MT. , No.Kontrak Penelitian
2400
2000
844
0
1000
2000
3000
Concrete Brick PlasteredBamboo
Density
(Kg/m³)
TheTypesofMaterial
21,0829,03
21,06
186
100
151
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
UrbanKampong Residential Flats
HeatCapacityKJ/KgK
x1.000.000
TypesofSettlements
PlasteredBamboo
Brick
Gambar 3
Karakter Kampung Urban tetap dipertahankan dalam konsep hunian vertikal ini. Setiap lantai terdapat warung dan kantin sebagai salah satu simpul interaksi antar warga. Warga tidak perlu lagi memiliki kulkas untuk menyimpan bahan makanan karena mereka dapat membeli di warung. Begitu juga dengan adanya kantin, diharapkan penggunaan gas untuk memasak dapat berkurang.
SAPPK.PN.6-21-2013
TimurBarat
Selatan
Utara
Area Terbuka Hijau
4 lantai
4 lantai
6 lantai
6 lantai
6 lantai
Udara Mengalir
Gambar 1
Gambar 2
Pemanfaatan Jalusi Horizontal Pemanfaatan Dinding Bambu Plester