1
LAPORAN AKHIR KEGIATAN
MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASIPERTANIAN MELALUI PENGEMBANGANINTEGRASI TANAMAN KELAPA-TERNAKKAMBING DI KABUPATEN ACEH TIMUR
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN
2014
PENELITI UTAMANANI YUNIZAR
2
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RDHP : Model laboratorium lapang inovasipertanian melalui pengembanganintegrasi tanaman kelapa-ternakkambing di kabupaten Aceh Timur
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi PertanianProvinsi Aceh
3. Alamat Unit Kerja : Jalan P. Nyak Makam No. 27Lampineung Banda Aceh – 23125
4. Sumber Dana : DIPA BPTP Aceh TA. 20145. Status Penelitian : Baru6. Penanggung Jawab :
A. Nama : Ir. Nani YunizarB. Pangkat / Golongan : Pembina IV/bC. Jabatan : Penyuluh Madya
7. Lokasi : Aceh Timur8. Agroekosistem : Lahan Kering9. Tahun Mulai : 201410. Tahun Selesai : -11. Output Tahunan : Tersedianya Model Laboratorium
Lapang Integrasi Ternak-Tanaman12. Output Akhir : Teradopsinya Transfer Teknologi
Badan Litbang Pertanian13. Biaya : RP 140.000.000,- (Seratus Empat
Puluh Juta Rupiah)
Mengetahui,Kepala Balai
Ir. Basri AB, M.SiNIP. 19600811 198503 1 001
Koordinator Program,
Ir. T. Iskandar, M.SiNIP. 19580121 198303 1 003
Penanggungjawab Kegiatan,
Ir. Nani YunizarNIP. 19590623 198803 2 001
3
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
dengan karunia-Nya penulis beserta tim telah dapat menyelesaikan laporan
kegiatan Model Laboratorium Lapang Inovasi Pertanian Melalui Pengembangan
Integrasi Tanaman Kelapa-Ternak Kambing di Kabupaten Aceh Timur.
Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan selama
tahun 2014 bertempat di Kabupaten Aceh Timur. Kegiatan ini didukung oleh
DIPA BPIP Aceh 2014.
Kajian ini merupakan kegiatan lapangan yang bersifat partisipatif dan
kemitraan antara tim kajian/Penyuluh BPTP Aceh, Universitas Syiah Kuala, PPL
dan Kelompok Tani Kooperator. Kagiatan pengkajian ini juga dalam rangka
mendukung program PSDSK 2014 di Provinsi Aceh.
Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak terutama para peternak
yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini. Selain itu ucapan terima kasih juga
kami sampaikan kepada semua pihak, dimana atas dukungan dari awal hingga
pengkajian ini selesai dapat berjalan dengan lancar nantinya.
Banda Aceh, Desember 2014
Penanggung jawab Kegiatan,
Ir. Nani YunizarNIP. 19590623 198803 2 001
4
RINGKASAN
1. Judul RDHP : Model laboratorium lapang inovasipertanian melalui pengembanganintegrasi tanaman kelapa-ternak kambingdi kabupaten Aceh Timur
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi PertanianAceh
3. Lokasi ::
Aceh Timur
4. Agroekosistem : Lahan Kering
5. Status : Baru
6. Tujuan : Membangun model diseminasilaboratorium lapang inovasipertanian dalam mempercepatadopsi di tingkat petani
Melaksanakan kegiatan laboratoriumlapang inovasi teknologi pertanianuntuk mempercepat arus diseminasiteknologi yang dihasilkan BadanLitbang
7. Keluaran : Teradopsinya model pembangunanlaboratorium lapang inovasiteknologi pertanian didaerah
Terbangunnya laboratorium lapanginovasi teknologi pertanian
8. Hasil : Tersedianya ajang pertemuan daninformasi teknologi pada kegiatanlaborotorium lapang inovasi teknologimengenai dinamika permasalahanpembangunan pertanian dan pemecahanmasalah dalam suatu daerah gunamemberikan dampak yang positifterhadap pembangunan pertaniankhusus bidang peternakan dalam suatukabupaten/daerah
9. Prakiraan Manfaat : Peningkatan produktivitas unit usahatani didalam kawasan laboratoriumlapang inovasi pertanian akibatteradopsinya teknologi badan litbang
Percepatan penyebaran inovasipertanian yang dihasilkan BadanLitbang Pertanian kepada penggunadalam kawasan laboratorium lapang
5
inovasi pertanian.
10. Prakiraan Dampak : Terjadinya perkembangan usaha tanimodel laboratorium lapang inovasipertanian didaerah. Adanya jejaring peningkatan hasil danpeningkatan penerimaan pendapatanpetani akibat beberapa unit usaha tani.
11. Prosedur : 1. Pendampingan model budidayaternak kambing yang berintegrasidengan tanaman perkebunan kelapa.
2. Pendampingan contoh atau demplothijauan pakan rumput gajah seluas 1Ha jarak tanam 30x40 disela-selapohon kelapa.
3. Pendampingan berupa pemberianpupuk organik pada tanaman kelapadalam meningkatkan kesuburantanah.
4. Pengobatan ternak kambing secaramasal.
5. Pemberian urea mineral blok padaternak kambing.
6. Temu lapang dilokasi bekerjasamadengan Dinas Peternakan setempat.
12. Jangka Waktu : 3 Tahun
13. Biaya : RP 140.000.000,-(Seratus Empat PuluhJuta Rupiah)
6
SUMMARY
1. Title : Field Laboratory Innovation ofAgriculture model Through CoconutCrop and Goat IntegrationDevelopment in East Aceh District
2. Institution : Assessment Institute for AgricultureTechnology (AIAT Aceh)
3. Location : East Aceh District
4. Agroecosystem : Dry land
5. Status : New
6. Objectives : To develope Field LaboratoryInnovation of agriculture model inacceleration of adoption at farmerlevel
To conduct Field LaboratoryInovation of Agriculture toaccelerate technologydisseminated by IndonesianAgency For Agricultural Researchand Development (IARRD)
7. Output : The Adoption of field laboratoryinnovation of agriculture in localarea was successful
The field laboratory innovation ofagriculture is developed well
8. Outcome : The meeting event and technologicalinformation at field laboratoryinnovation of agriculture concerning onthe development problems andsolutions to agriculture will givebenefits, especialy in livestock issues inan area
9. Expected benefit : There will be an increase in farmenterprises unit productivity in fieldlaboratory inovation of agriculturefrom IAARD adopted technology
There will be an acceleration inagriculture innovation dessiminatedby IAARD to the user in the field
7
laboratory innovation of agriculturearea
10. Expected impact : There will be a development of fieldlaboratory innovation of agriculturein the area
There will be an increase inproductivity and in the income offarmers due to some farming units
11. Procedure : Asissting the integration model ofgoat and crops from coconutplantation
Assisting the samples or blockdemonstration containing elephanthay-grass with 30x40 of plantingspace in between of coconut trees
Asissting the organic fertilizerdistribution on coconut trees inorder to improve the soil fertility
Curing goats in large numbers Distributing and feeding the block
urea to the goats Conducting a field meeting
coordinated with the localagricultural agency
12. Duration : 1 Year
13. Budget : IDR 140.000.000 ( One Hundred fourtyMillion )
8
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
RINGKASAN ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Tujuan.................................................................................... 2
1.3 Perkiraan Keluaran .................................................................. 3
1.4 Perkiraan Hasil ....................................................................... 3
1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak ............................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 4
2.1 Kambing Sebagai Komoditi Unggulan......................................... 7
2.2 Teknik Produksi Pada Pendekatan Sistem Integrasi ..................... 8
III. PROSEDUR PELAKSANAAN ................................................................ 9
3.1 Pendekatan Kerangka Pemikiran .............................................. 9
3.2 Ruang Lingkup Kegiatan ......................................................... 9
3.3 Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan .................................. 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 11
4.1 Pendampingan model budidaya ternak kambing yang
berintegrasi dengan tanaman perkebunan kelapa ...................... 11
4.2 Pendampingan demplot hijauan pakan ...................................... 14
4.3 Pendampingan Berupa Pemberian Pupuk Organik Pada Tanaman
Kelapa .................................................................................... 15
4.4 Pengobatan Ternak Kambing Secara Masal ................................ 16
4.5 Pemberian Urea Blok Pada Ternak Kambing ............................... 17
4.6 Temu Lapang .......................................................................... 18
V. KESIMPULAN DAN SARAN. ................................................................... 21
5.1 Kesimpulan......................………………........................................ 21
5.2 Saran ..................................................................................... 21
9
VI. KINERJA HASIL KEGIATAN.................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 23
10
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1 Komposisi Pakan.................................................................. 13
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1 Kandang Kambing………………………………………………………………. 12
2 Demplot Kebun Rumput Gajah…………………………………………….. 15
3 Pengobatan Ternak Kambing…………………………………………....... 17
4 Temu Lapang……………………………………………………………….. ….. 19
5 Pelatihan Teknis Budidaya Ternak Kambing………………………….. 20
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Resiko................................................................... 25
2 Penanganan Resiko ......................................................... 26
3 Organisasi Pelaksanaan Kegiatan ...................................... 27
4 Rencana Operasional........................................................ 28
5 Demplot Budidaya Ternak Kambing Unngul (Kambing Boerka
Dan Kambing Kacang)...................................................... 29
6 Pakan Hijauan Rumput Gajah............................................ 30
7 Pengobatan Ternak Kambing ............................................ 31
8 Temu Lapang .................................................................. 32
9 Temu Teknis Budidaya Ternak Kambing............................. 33
13
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laboratorium Lapang merupakan salah satu media desiminasi yang cukup
ampuh untuk penyampaian informasi, inovasi teknologi yang dihasilkan.
Laboratorium lapang menjadi ajang pertemuan penyampaian inovasi teknologi
Badan Litbang Pertanian kepada pemerintah daerah sebagai pengguna.
Sebaliknya, laboratorium lapang ini juga menjadi media umpan balik untuk
memperbaiki dan menyempurnakan inovasi teknologi sehingga lebih sesuai
dengan kebutuhan pengguna.Saat ini Badan Litbang Pertanian telah membangun
beberapa laboratorium lapang di beberapa daerah, antara lain, Aceh Timur,
dalam rangka mewujudkan aplikasi inovasi maka badan litbang pertanian
melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah guna mewujudkan kemitraan
yang lebih efektif.
Badan Litbang Pertanian telah banyak menghasilkan inovasi teknologi yang
sesuai untuk pengembangan pertanian perdesaan. Sebagian besar teknologi
tersebut telah tersebar di tingkat pengguna dan stakeholder, namun
pengembangannya ke target yang lebih luas perlu dilakukan upaya percepatan.
Dalam rangka mendukung 4 (empat) sukses/ program Kementerian Petanian,
Badan Litbang Pertanian telah menciptakan berbagai upaya terobosan program
untuk percepatan penyebaranluasan inovasi teknologi pertanian kepada
pengguna (petani). Beberapa program terobosan Badan Litbang Pertanian
tersebut antara lain : program Prima Tani, PSDS, m-P3MI, AP2RL, KRPL dan
Laporatorium lapang Inovasi pertanian. Pelaksanaan program tersebut
diharapkan terjadinya peningkatan produksi dan produktivitas usahatani serta
pendapatan petani.
Rendahnya produktivitas tersebut di akibatkan oleh kurangnya
pemeliharaan tanaman secara baik. Beberapa tahun terakhir Badan Litbang
Pertanian telah mengintroduksikan beberapa transfer teknologi yang kerjasama
dengan Pemda Kabupaten Aceh Timur yaitu teknologi pengelolaan pisang sale,
renovasi lahan pisang yang terserang penyakit layu batang, dan introduksi ayam
KUB.
14
Pada tahun 2014 Balai Pengkajian Teknologi selaku pendampingan Badan
Litbang di daerah akan melakukan demplot berupa model laboratorium lapang
melalui pengembangan integrasi tanaman kelapa – ternak kambing di KP Paya
Gajah yang mana daerah tersebut sistim budidaya ternak kambing sangat
tradisional dan dibiarkan lepas disekitar kebun tersebut sehingga menganggu
tanaman. Berdasarkan permasalahan tersebut BPTP Aceh sebagai lembaga riset
didaerah ingin memperdayakan peternak yang ada dikawasan tersebut untuk
menanam rumput dikawasan kebun tersebutsebagai upaya menberdayaan
peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat meningkatkan
sumber ekonomi keluarga. Laboratorium yang dikembangkan oleh Badan Litbang
mendapat dukungan dari pemerintah Kabupaten Aceh Timur.
Badan Litbang Pertanian memiliki tugas untuk mengaplikasikan hasil-hasil
penelitiannya ke tengah masyarakat. Maka untuk itu perlu dicari solusi dalam
memecahkan permasalahan yang ada di tingkat kabupaten guna pemberdayaan
petani di daerah.
Pada tahun 2014 BPTP Aceh dalam upaya mengoptimalisasi
pemberdayaan kebun percobaan Paya Gajah di Aceh Timur berupaya melakukan
kegiatan laboratorium lapang sebagai area pembelajaran bersama antara
peneliti, penyuluh dan steake holder yang pada giliriannya akan memberikan
masukan yang sangat bermanfaat dalam penyempurnaan perencanaan kegiatan
penelitian selanjutnya dapat berkontribusi dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi petani. Laboratorium ini menjadi rujukan pengembangan tanaman
pangan perkebunan dan peternakan di masa yang akan datang dapat
beroreantasi pada pola integrasi kelapa-ternak kambing yang bersinergis unit
usaha tani taerpadu dalam pemanfaatan lahan.Maka untuk itu, perlu di cari solusi
dalam memecahkan permasalahan yang ada ditingkat kabupaten guna
pemberdayaan petani di daerah.
1.2 Tujuan
Membangun model diseminasi laboratorium lapang inovasi pertanian
dalam mempercepat adopsi di tingkat petani.
Melaksanakan kegiatan laboratorium lapang inovasi teknologi pertanian
untuk mempercepat arus diseminasi teknologi yang dihasilkan Badan
Litbang.
15
1.3. Perkiraan Keluaran
Teradopsinya model pembangunan laboratorium lapang inovasi teknologi
pertanian didaerah.
Terbangunnya laboratorium lapang inovasi teknologi pertanian.
1.4. Perkiraan Hasil
Tersedianya ajang pertemuan dan informasi teknologi pada kegiatan
laborotorium lapang inovasi teknologi mengenai dinamika permasalahan
pembangunan pertanian dan pemecahan masalah dalam suatu daerah guna
member dampak yang positif terhadap pembangunan pertanian khusus bidang
peternakan dalam suatu kabupaten/daerah.
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak
Manfaat :
Peningkatan produktivitas unit usaha tani didalam kawasan laboratorium
lapang inovasi pertanian akibat teradopsinya teknologi badan litbang.
Percepatan penyebaran inovasi pertanian yang dihasilkan Badan Litbang
Pertanian kepada pengguna dalam kawasan laboratorium lapang inovasi
pertanian.
Dampak :
Terjadinya perkembangan usaha tani model laboratorium lapang inovasi
pertanian didaerah.
Adanya jejaringpeningkatan hasil dan peningkatan penerimaan
pendapatan petani akibat beberapa unit usaha tani
16
I. TINJAUAN PUSTAKA
Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup besar baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam pembangunan perekonomian nasional.
Secara langsung, sektor pertanian memiliki peranan dalam pembentukan Produk
Domestik Bruto (PDB), penciptaan ketahanan pangan, perolehan devisa melalui
ekspor hasil pertanian, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, dan
penampung (reservoar) tenaga kerja yang kembali ke pedesaan sebagai akibat
dampak krisis, menaggulangi kemiskinan masyarakat yang semakin meningkat,
pengendalian inflasi, dan dengan tingkat pertumbuhan yang positif sektor
pertanian berperan dalam menjaga laju pertumbuhan nasional.
Secara tidak langsung, pembangunan sektor pertanian berperan dalam
penciptaan iklim ekonomi makro melalui pengaruhnya terhadap tingkat inflasi
yang sebagian besar dipengaruhi oleh dinamika harga bahan pangan,
mendukung pembangunan industri hulu melalui permintaan sarana produksi
pertanian, penyediaan bahan baku agroindustri, dan pembangunan industri hilir
memalalui proses pengolahan bahan pangan dan non pangan produk pertanian
yang berkualitas, serta penciptaan sistem pemasarannya (Hendrayana, 2011).
Laboratorium lapangan adalah suatu tempat yang dilengkapi dengan
sarana untuk melakukan uji coba (eksperimen) suatu studi ilmu pengetahuan
atau untuk keperluan menguji dan menganalisis ilmu pengetahuan (Cherysse,
2009). Laboratorium lapangan sangat bermanfaat bagi pembelajaran mahasiswa
dan riset serta masyarakat di sekitarnya (Santoso, 2010). Untuk memantapkan
fungsi laboratorium lapangan (terpadu) sebagai pendukung inovasi teknologi
spesifik lokasi, laboratorium segara bersinergi dengan laboratorium lapangan.
Memalui laboratorium lapang itulah semua paket teknologi akan diterapkan
secara terpadu. Selain itu laboratorium lapang itu juga akan mendapatkan
kawalan langsung dari petugas di lapangan dan peneliti.
Ternak kambing merupakan salah satu komoditi yang memiliki prospek
pengembangan yang cukup luas dan dapat diandalkan untuk substitusi
kebutuhan daging dalam daerah. Usaha peternakan kambing berwawasan
agribisnis membutuhkan lahan yang cukup luas sebagai sumber hijauan untuk
pakan utamnya.Keterbatasan lahan di Indonesia dan harga yang cukup tinggi
saat ini, usaha peternakan kambing secara komersial kearah agribisnis sulit
17
dikembangkan dengan system apapun, kecuali diintegrasikan dengan usaha
perkebunan baik dengan atau tanpa pemberian pakan tambahan dikandang.Oleh
karena itu pada decade terakhir ini banyak usaha yang dilakukan oleh Negara –
Negara ASEAN untuk memadukan usaha ternak, khususnya ruminansia kecil
dengan perkebunan kelapa sawit dan karet (Silon, 1988, Iniguez dan Sanchez,
1991).Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa integrasi peternakan
kambing/domba dengan perkebunan kelapa sawit dan karet memberikan efek
saling menguntungkan.Salah satu komponen biaya yang cukup tinggi didalam
pengolahan perkebunan adalah untuk pengendalian gulma.
Pada tanaman yang belum menghasilkan dimana 50-70% dari biaya
pemeliharaan adalah untuk pengendalian gulma, sedangkan pada tanaman
menghasilkan, 20-30% dari biaya pemeliharaan (Reese, A., 1986).Integrasi
usaha peternakan kambing dengan perkebunan merupakan salah satu usaha
untuk menghemat biaya pengendalian gulma. Reese, A., (1986) menunjukkan
bahwa penggembalaan domba diareal perkebunan karet tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap tanaman karet, tetapi sebaliknya dapat mengendalikan
kesuburan lahan dan dapat meningkatkan produksi lateks. Harun dan Chen
(1994), melaporkan bahwa integrasi peternakan domba dengan perkebunan
karet dapat menghemat biaya penyiangan 20-50% serta meningkatkan produksi
lateks dan rendemen buah sawit segar. Integrasi kedua usaha ini dapat
meningkatkan efefisiensi penggunaan lahan persatuan luas.Disamping itu juga,
dapat sebagai sumber pendapatan yang sangat berarti bagi petani terutama
pada masa harga karet atau buah sawit anjlok, dimana harga kambing boleh
dikatakan sepanjang masa tidak pernah turun/relatif stabil.
Perkebunan yang cukup luas di Indonesia mempunyai peluang yang
cukup besar untuk mengembangkan system integrasi peternakan kambing
dengan perkebunan karet dan kelapa sawit. Penelitian cukup banyak yang sudah
dilakukan baik didalam negeri maupun diluar negeri untuk menunjang teknologi
sistem integrasi yang bersinergis antara beberapa unit usaha tani dalam satu
kawasan.
Berhasilnya pengembangan teknologi ditentukan oleh mau tidaknya petani
mengadopsi teknologi yang dianjurkan. Sedangkan keputusan untuk mengadopsi
suatu teknologi bagi petani dipengaruhi oleh sifat teknologi itu sendiri, ada 5 sifat
teknologi yaitu : (1) keuntungan relatif, (2) kompabilitas, (3) kompleksitas, (4)
18
triabilitas, dan (5) observabilitas. Keuntungan relatif dimaksudkan adalah
tingkatan dimana suatu ide baru dianggap sesuatu yang lebih baik dari pada ide
– ide yang ada sebelumnya.Kompabilitas adalah sejauhmana suatu inovasi
dianggap konsisten dengan nilai – nilai yang ada, pengalaman masa lalu dan
kebutuhan penerima.Kompleksitas adalah tingkat dimana suatu inovasi dianggap
lebih sulit untuk dimengerti dan digunakan. Triabilitas adalah suatu tingkat
dimana suatu inovasi dapat dicoba dengan skala kecil, sedangkan observabilitas
adalah tingkat dimana hasil – hasil suatu inovasi dapat dilihat orang lain
(Tripanji, 1984). Petani akan mengadopsi suatu teknologi itu sudah pernah
dicoba oleh orang lain dan berhasil, karena petani rasional. Petani tidak akan
mengadopsi suatu teknologi jika masih harus menaggung resiko kegagalan atau
ketidakpastian.
Pengertian laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan
kerja untuk mengahasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan
tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-
lain.Laboratorium lapangan adalah suatu tempat yang dilengkapi dengan sarana
untuk melakukan uji coba (eksperimen) suatu studi ilmu pengetahuan atau untuk
keperluan menguji dan menganalisis ilmu pengetahuan (Cherysse, 2009).
Laboratorium lapangan sangat bermanfaat bagi pembelajaran mahasiswa dan
riset serta masyarakat di sekitarnya (Santoso, 2010). Untuk memantapkan fungsi
laboratorium lapangan (terpadu) sebagai pendukung inovasi teknologi spesifik
lokasi, laboratorium segara bersinergi dengan laboratorium lapangan. Memalui
laboratorium lapang itulah semua paket teknologi akan diterapkan secara
terpadu. Selain itu laboratorium lapang itu juga akan mendapatkan kawalan
langsung dari petugas di lapangan dan peneliti.
Menurut Irsal dan Hendriadi (2014) Laboratorium Lapang adalah suatu
kegiatan lapang dalam rangka melakukan pengujian dan/atau adaptasi dan
percontohan komponen inovasi dan/atau paket teknologi untuk pengembangan
dan penerapan suatu inovasi pertanian secara holistic dan komprehensif
mendukung sistem litkajibangdiklatluhrap.Suatu kegiatan yang melakukan
pengembangan dan penerapan inovasi teknologi pertanian mendukung sistem
litkajibangdiklatluhrap. Suatu tempat yang digunakan untuk
mengimplementasikan corporate program LITKAJIBANG-DIKLATLUH-RAP
(pengkajian, pengembangan, pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan penerapan)
19
bidang pertanian dalam sistem usahatani skala luas (partisipatif, adaptif dan
Interdisciplinary Fields) dalam rangka mendukung pencapaian tujuan
pemberdayaan masayarakat dan pembangunan pertanian nasional (peningkatan
provitas, produksi dan kesejahteraan petani). Selanjutnya dijelaskan
Laboratorium Lapang Inovasi Pertanian (LLIP) diartikan sebagai “suatu kegiatan
dan/atau unit percontohan yang mengimplementasikan program korporasi
berskala pengembangan berwawasan agribisnis dengan luasan tertentu, bersifat
holistic dan komprehensif, ajang pengkajian untuk perbaikan teknologi, sekaligus
percontohan dalam rangka promosi dan diseminasi inovasi teknologi kepada
petani/pengguna dengan dukungan perekayasaan kelembagaan”.
Diharapkan fungsi LLIP adalah menjadi ajang kegiatan pengkajian untuk
memperbaiki dan/atau memantapkan teknologi dan rekayasa kelembagaan
pendukung usaha agribisnis untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bio-fisik
dan social ekonomi yang berkembang sangat dinamis. Sedangkan wujudnya
berupa unit percontohan berskala demplot atau berskala pengembangan
berwawasan agribisnis, bersifat holistic dan komprehensif yang didalamnya
meliputi aspek penyempurnaan, pengembangan (promosi dan pengenalan), dan
penerapan teknologi pra produksi, produksi, pra-panen, pasca panen,
pemberdayaan petani, penguatan kelembagaan (pemasaran hasil dan pendukung
agribisnis) serta mendorong terjadinya kemitraan.
2.1. Kambing Sebagai Komoditi Unggulan
Ternak kambing mempunyai potensi cukup besar dan tersebar hampir
disebagian besar propinsi di Indonesia. Komoditas ini mempunyai prospek pasar
yang cukup tinggi dan dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan
/kesejahteraan petani. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan akan kambing di
Indonesia cukup besar yakni jumlah pemotongan sebanyak 5.108.750 ekor atau
sekitar 38,5% dari populasi (DITJEN BP PETERNAKAN, 2003). Sebagai contoh
Sumatera Utara, kebutuhan akan kambing/domba baru terpenuhi 45%, masih
kekurangan 555 atau sekitar 7900 ekor/bulan (Karo-Karo, et al.,1993). Usaha
ternak kambing bisa berkembang dan sekaligus dapat diandalkan sebagai tiang
penyangga perekonomian rakyat di perdesaan dan salah satu sumber
pendapatan petani peternak.
20
Peluang ekspor juga terbuka ke Malaysia, Singapura dan Timur Tengah.
Timur Tengah setiap tahun mengimpor kambing/domba sebanyak lebih kurang 3
juta ekor, terutama pada musim naik haji (Suhaji, 1993).Sumatera Utara pada
tahun 2000, mengekspor kambing sebanyak dua kali (± 300 ekor) ke Malaysia
tetapi kemudian terhenti karena terbatasnya bakalan untuk ekspor. Ekspor
kambing/domba ke Timur Tengah diterima pertama kali 16 tahun yang lalu
(1988) oleh PT Gayung Mas Jakarta dengan jumlah 250 ekor. Ekspor terhenti
disebabkan bobot kambing terlalu rendah (bobot badan sekitar 18 kg; berat
karkas ± 8 kg) dan sulitnya mendapatkan bakalan secara kontinu, karena
umumnya memelihara ternak dalam skala kecil dan terpancar – pancar.
Berdasarkan kebutuhan dan peluang ekspor, maka kambing merupakan
komoditas unggulan untuk dikembangkan sebagai usaha ekonomi rakyat di
perdesaan.
2.2. Teknik Produksi Pada Pendekatan Sistem Integrasi
Teknik produksi usaha kambing pada ekosistem perkebunan kelapa
mempunyai beberapa kekhususan dibanding pada ekosistem lainnya. Teknik
produksi yang meliputi penyediaan pakan, pemuliabiakan, pengendalian penyakit
dan sistem pengelolaan menuntut penyesuaian dengan kondisi perkebunan dan
system pengelolaan perkebunan agar diperoleh hasil yang optimal. Dengan
demikian teknik produksi pada system integrasi memerlukan strategi dalam pola
pengembangan.
21
III. PROSEDUR PELAKSANAAN
3.1. Pendekatan Kerangka Pemikiran
Badan Litbang telah menghasilkan inovasi teknologi dalam berbagai
bidang. Upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan inovasi
teknologi oleh masyarakat pengguna khususnya petani. Laboratorium lapang
merupakan salah satu sarana diseminasi Badan Litbang untuk menerakan dan
mengembangkan inovasi tersebut di suatu daerah.
Terkait dengan posisi, peran dan fungsinya, maka LLIP dalam proses
litkajibang-dilkaltluh-rap harus mencakup antara lain: (a) bersifat dinamis yang
dimulai dari aspek penyempurnaan dan validasi, hingga diseminasi dan
penerapan inovasi, baik berupa komponen, maupun paket teknologi atau model,
(b) menjadi media pengkajian dan sekaligus sebagai media promosi (show
window) inovasi pertanian, (c) menjadi media pembinaan, baik bagi peneliti dan
penyuluh (muda) Badan Litbang, maupun bagi widyaiswara, penyuluh, petani
atau pengguna lainnya.
3.2. Ruang Lingkup Kegiatan
Lokasi dan Waktu Kajian
Penempatan lokasi kegiatan Laboratorium Lapang Inovasi Teknologi
Pertanian (LLITP) di Kabupaten Aceh Timur, KP Paya Gajah berdasarkan MoU
kerjasama Badan Litbang Pertanian dan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur,
pelaksanaan kegiatan pada bulan Mei – Desember 2014.
Kegiatan ini berupa demplot di lapangan dengan menggunakan unsur
partisipatif dan kemitraan antara penelitian, penyuluh dan petani dalam
pelaksanaannya melibatkan Pemda setempat.
Beberapa lingkup kegiatan yang Dilaksanakan :
- Persiapan
- Koordinasi
- Konsultasi
- Pendampingan
- Demplot inovasi Teknologi:
22
- Pelatihan petugas teknis dalam menerima teknologi yang akan
diterapkan.
3.3. Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan adalah perlengkapan,
kelengkapan/penolong, dan peralatan lapangan.
Bahan pakan untuk ternak kambing, yaitu :
- Rumput alam, rumput gajah, batang gamal
- Kosentrat yang terdiri dari : 60% dedak halus + 40% jagung + feed
supplement
- Obat-obatan
- Peralatan kandang
- Garam mineral.
- Kawat duri, Kawat Bronjong
Dukungan kegiatan inovasi teknologi badan litbang dalam memercepat
pembangunan pertanian, pelaksanaan kegiatan :
7. Pendampingan model budidaya ternak kambing yang berintegrasi dengan
tanaman perkebunan kelapa.
8. Pendampingan contoh atau demplot hijauan pakan rumput gajah seluas 1
Ha jarak tanam 30x40 disela-sela pohon kelapa.
9. Pendampingan berupa pemberian pupuk organik pada tanaman kelapa
dalam meningkatkan kesuburan tanah.
10. Pengobatan ternak kambing secara masal.
11. Pemberian urea mineral blok pada ternak kambing.
12. Temu lapang dilokasi bekerjasama dengan Dinas Peternakan setempat.
23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pendampingan model budidaya ternak kambing yang berintegrasi
dengan tanaman perkebunan kelapa.
Kambing sebagai salah satu komoditas yang akan dikembangkan dalam
Laboratorium Lapang ini. Usaha ternak kambing dengan sistem integrasi yang
akan dikembangkan ini diharapkan menjadi “pilot project” yang merupakan
media inovasi teknologi yang diharapkan nantinya dapat dikembangkan oleh
masyarakat secara luas.
Jumlah ternak yang terdapat pada Laboratorium Lapang ini berjumlah 28
ekor yang termasuk jenis kambing kacang, kambing boerka milik KP Paya Gajah
yang dibentuk dalam kelompok pada pelaksaan kegiatan tersebut. Sistem
perkandangan yang diaplikasikan adalah sistem perkandangan kreman,
sedangkan pakan yang diberikan berupa gulma yang ada disekitar lokasi dan
rumput gajah yang telah dibudidayakan. Konsentrat yang diberikan berupa
dedak padi, jagung dan feed supplement. Dengan adanya demplot tersebut
diharapkan nantinya akan diaplikasikan oleh petani peternak disekitar lokasi
dalam budidaya ternak kambing-kelapa secara intensif.
Melihat struktur dan tekstur dari lahan di KP Paya Gajah yang berintegrasi
dengan tanaman perkebunan kelapa, yang memiliki tanah berpasir maka
tanaman hijauan yang berpotensi untuk ditanami adalah rumput gajah dan
rumput Brahiaria Humidicola (BH) tanaman ini tergolong memiliki sifat mudah
tumbuh pada kondisi tanah apapun dan agak tahan terhadap kekeringan dan
berproduksi tinggi sekitar 4 ton/Ha/musim. Jarak tanam 30 x 40 cm dengan luas
penanaman 1 Ha, bisa dipanen pada umur 21 hari.
Manajemen Perkandangan
Kandang merupakan aspek yang sangat penting untuk ternak, hal ini
sesuai dengan pendapat Abidin (2008) mengatakan bahwa fungsi kandang
adalah melindungi ternak kambing dari gangguan cuaca, tempat beristirahat
dengan nyaman, mengontrol agar ternak kambing tidak merusak tanaman
disekitar lokasi, tempat pengumpulan kotoran ternak kambing dan melindungi
ternak dari hewan pengganggu dan mudah serta memudahkan pelaksanaan
24
pemeliharaan. Pembersihan kandang dilakukan 1 kali sehari pada pagi hari
setelah pemberian pakan.
Kandang yang digunakan oleh kelompok ternak di Paya Gajah berupa
kandang Tipe Tail to Tail (saling bertolak belakang) yang dilengkapi lorong untuk
memudahkan pemberian pakan dan pengontrol ternak setelah direnovasi dengan
ukuran 15 x 5 m dapat menampung ternak sebanyak 28 ekor, dindingnya terbuat
dari papan dengan kandang setengah terbuka agar ternak dapat merasa nyaman
pada waktu siang, atap terbuat dari rumbia yang berfungsi melindungi ternak
dari pengaruh langsung matahari.
Setiap kandang di sekat untuk menentukan dan mengatur perkawinan
terhadap ternak kambing dengan tujuan untuk perbaikan mutu genetik antara
ternak kambing lokal dan kambing boerka dalam meningkatkan produktivitas
ternak kambing.
Gambar 1. Kandang Kambing
Pola Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan adalah hijauan berupa rumput alam dan rumput
gajah yang di ambil pada lokasi demplot dengan perbandingan 60 : 40 dan
penambahan kosentrat berupa dedak padi, dedak jagung dan feed supplement
dengan perbandingan (1 : 2 : 1) sebesar 1% dari bobot badan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Siregar (2010) yaitu ternak kambing yang akan digemukkan
harus memperoleh pakan yang terdiri dari hijauan dan kosentrat yang harus di
25
atur pemberiannya agar tercapai hasil yang memuaskan. Adapun komposisi
pakan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Pakan
BAHAN PAKANSUSUNAN PAKAN
(ekor/kg/hari)
Hijauan Alami 60 % 6 kg
Rumput Gajah 40 % 4 kg
Kosentrat :
Dedak
Jagung
Mineral
Urea Molases Block
0,01 %
0,02 %
0,01 %
-
Setelah dilakukan adaptasi terhadap pakan diketahui bahwa ternak
kambing sangat menyukai mengkonsumsi kosentrat, hal ini dapat dilihat pada
setiap kali pemberian kosentrat tidak ada yang tersisa. Kosentrat yang diberikan
pada setiap ekor ternak sebesar 2 kg/hari/ekor yaitu sekitar 1% berat badan
ternak, bila pemberian kosentrat yang tinggi dapat mengurangi konsumsi hijauan
dan leguminosa. Hal ini disebabkan karena pada kosentrat banyak mengandung
nilai nutrisi tinggi sehingga ternak tersebut tercukupi kebutuhan nutrisinya.
Kosentrat yang diberikan mengandung 16 – 18% protein dengan kandungan
energi (2700 Kkal) dan supplement vitamin A dan D, hal ini untuk menghindari
kekurangan konsumsi kalsium dan fosfor.
Kosentrat merupakan sumber protein bagi ternak, pemberian kosentrat
dapat meningkatkan daya cerna pakan secara keseluruhan dan menambah
palatabilitas. Lebih lanjut, menurut Tilma et,al (1998), palatabilitas pakan di
pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya rasa, bentuk, dan bau dari pakan itu
sendiri.
Menurut Tangli Hintino (2002) pemberian pakan tambahan (supplement)
berupa kosentrat dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi masalah
rendahnya produksi dan memperbaiki tingkat reproduksi pada ternak kambing.
Pada prakteknya penambahan pemberian kosentrat pada ternak kambing
membutuhkan biaya produksi yang tinggi sehingga petani harus membeli dengan
biaya yang mahal.Upaya untuk menanggulangi hal tersebut, maka pada saat ini
26
telah ditanami jenis Leguminosa (kacang-kacangan) pengganti kosentrat berupa
batang gamal.
Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (2010) yaitu pemberian kosentrat
akan meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik yang dicerna
oleh mikroorganisme rumen pada saat hijauan mulai masuk ke dalam rumen.
4.2. Pendampingan demplot hijauan pakan
Hijauan pakan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam
menentukan keberhasilan usaha peternakan.Salah satu solusi untuk mengatasi
kekurangan pakan hijauan yang tersedia sepanjang waktu terutama pada lahan
– lahan marginal atau kurang produktif perlu dicari hijauan pakan yang toleran
terhadap kondisi tanah tersebut.Salah satunya adalah rumput gajah (pennisettun
purpureum) merupakan tanaman pakan ternak yang baik untuk memenuhi
kebutuhan pakan ternak ruminansia (mcllroy, 1997), dan tanaman hijauan yang
toleran terhadap kondisi tanah yang kurang produktif.Hal ini dapat dilihat
dikebun percobaan paya gajah dapat tumbuh subur dengan luas 1 ha.
Bibit berasal dari Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong Indrapuri sebanyak
10.000 steak dengan jarak tanam 30 x 40 cm. rumput ini termasuk tanaman
tahunan membentuk rumpun yang terdiri dari 20 sampai 50 batang dengan
diameter ± 2, 3 cm, tinggi batang 2 – 2 m, dan produksinya mencapai 4
ton/ha/tahun. Pemanenan dilakukan pada umur 21 hari.
Pada lokasi kegiatan tersebut dilakukan penanaman rumput gajah dan
rumput Brachiaria humidicola dengan luas masing-masing 1 ha, yang nantinya
diharapkan menjadi sentral bibit hijauan pakan bagi petani peternak diwilayah
tersebut. Di samping itu, bila produksi hijauan pakan berlimpah maka salah satu
teknologi pakan yang di aplikasikan adalah teknologi silase dalam menjaga
kualitas hijauan pakan.
Gamal merupakan tanaman yang baik untuk diberikan pada ternak
kambing karena mengandung protein tinggi 23, 5%, pecegah erosi dan penyubur
tanah.Tanaman ini tumbuh subur disepanjang tahun dan produksinya cukup
tinggi bisa tumbuh didaerah panas. Pemotongan batang gamal dilakukan setiap 3
bulan sekali dan akan member produksi sebanyak 1,289 kg/ha, sebelum
diberikan daun gamal sebaiknya dilayukan terlebih dahulu. Penanaman batang
gamal dapat menggunakan batang atau steak dengan ukuran steak 45 cm.
27
pemberian daun gamal sampai tingkat 100% dalam pakan dapat menaikan berat
badan harian pada ternak kambing 87,5 gr/ekor.
Batang gamal salah satu jenis Leguminosa yang diberikan kepada ternak
kambing, dan dapat tumbuh dengan curah hujan yang cukup tinggi.Jumlah
batang Gamal yang ditanam di kebun percobaan Paya Gajah berjumlah 1.600
batang dengan jarak tanam 1 x 2 meter.Tanaman ini dimanfaatkan sebagai
pagar hidup tanaman pakan hijauan. Pemberian daun gamal secara bebas
sebagai tambahan pakan dasar rumput.
Gambar 2. Demplot Kebun Rumput Gajah
4.3. Pendampingan Berupa Pemberian Pupuk Organik Pada Tanaman
Kelapa
Lahan kebun kelapa seluas 1 Ha dengan perkiraan jumlah tanaman
kelapa sebanyak 180 batang diberikan pupuk organic dengan dosis pemupukan
sebesar 2-3 kg/batang dengan jarak pemupukan 1,5 – 2 cm. pembuatan pupuk
organik dari campuran kotoran ternak kambing dan urin difermentasi dengan
EM-4 1 liter, molasses 0,1 %, dedak 1%, kotoran ternak 600 kg, sekam padi 100
kg, tanah 300 kg, bahan tersebut didapati disekitar lokasi dan mudah
diaplikasikan oleh petani.
Pupuk organik setelah difermentasikan selama 7 hari kemudian dibuka
dan dikering anginkan selama 15 menit baru dapat diberikan pada tanaman
kelapa, waktu aplikasi pemupukan dianjurkan adalah 2 kali yaitu pada awal
musim penghujan dan akhir musim penghujan.
28
Proses pembuatan pupuk organik yang merupakan hasil akhir dari ternak
berupa kotoran ternak yang akan dijadikan pupuk sebagai pengganti sebagian
pupuk anorganik member pengaruh terhadap kesuburan tanah dan peningkatan
produksi bagi tanaman kelapa.
4.4. Pengobatan Ternak Kambing Secara Masal
Selama ini manajemen pemeliharaan yang di praktekkan oleh kelompok
ternak dikebun percobaan Paya Gajah masih cara tradisionaldimana ternak
kambing digembalakan pada lahan perkebunan kelapa pada pagi hari, sehingga
sangat rawan terhadap serangan penyakit cacing Nematoda maupun Trematoda.
Oleh Karena itu, diperlukan strategi penanggulangannya, kepada peternak telah
dianjurkan manajemen pemberian obat cacing dengan cara mendemontrasikan
secara massal.
Pengendalian kesehatan ternak kambing dilakukan juga pemberian
vitamin B Complex setiap 1 (satu) bulan sekali dengan cara intra musseculer
dengan dosis 2 cc yang dilakukan oleh petugas medis, yang bertujuan
menambah nafsu makan ternak sehingga dapat mempercepat pertambahan
berat badan dan mempertahankan daya tahan tubuh terhadap penyakit, selain
itu diberikan juga pengobatan salap mata (Chlorophenicol) untuk mencegah
penyakit pink eye dan dilakukan juga sanitasi lokasi serta kandang untuk
mencegah berkembangnya penyakit baik jenis bakteri maupun virus.
Selama kegiatan dilaksanakan ada 1 ekor pedet kambing boorka yang
baru lahir mati akibat pedet yang baru lahirnya dalam keadaan lemah sehingga
mengalami kematian pada umur 3 hari.
Ternak kambing disekitar lokasi tersebut diberi obat cacing sebagai anti
septic guna pencegahan terhadap penyakit dan pemberian obat Ivomex yang
mencegah terjadinya penyakit kulit.
29
Gambar 3. Pengobatan Ternak Kambing
4.5. Pemberian Urea Blok Pada Ternak Kambing
Urea Mineral Block adalah satu bahan yang sangat dibutuhkan oleh ternak
kambing guna pencegahan terhadap kekurangan mineral untuk kebutuhan hidup
pokok yang ditandai dengan gejala – gejala yaitu bulunya kusam, mata kurang
jernih. Akibatnya pemberian mineral blok sangat dibutuhkan oleh ternak
kambing. Bahan – bahan yang dugunakan untuk pembuatan mineral blok terdiri
dari ultra mineral, garam dapur dan semen dengan perbandingan 1 : 7 : 2,
semua bahan tersebut dicampur secara merata selanjutnya ditambah air
secukupnya sampai adonan tersebut siap untuk dicetak. Cetakan yang digunakan
berupa timba kecil yang tujuannya dapat digantung dalam kandang, hasil
cetakan berukuran 1 kg, adonan yang sudah dicetak dikeringkan selama 2 – 3
hari dibawah sinar matahari. Setelah kering baru diberikan pada ternak dengan
jalan menjilat – jilati mineral tersebut.
Untuk meningkatkan sumber protein pakan pada ternak diperlukan
supplement urea molasses blok secara kontinu untuk dapat memelihara kondisi
rumen untuk meningkatkan pencernaan pakan yang berserat tinggi dapat
diberikan secara jilatan agar ternak kambing dapat mengatur sendiri kebutuhan
akan mineral.
30
4.6. Temu Lapang
Temu lapang merupakan salah satu ajang untuk percepatan kecepatan
efektivitas inovasi teknologi untuk pengguna dalam menerima asupan teknologi
yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian salah satunya transfer teknologi
berupa pengolahan pakan.
Kegiatan temu lapang dilaksanakan pada tanggal 13 November 2014 di
Aula KP Paya Gajah Kecamatan Pereulak. Peserta yang hadir pada acara tersebut
sebanyak 120 orang yang terdiri dari Kepala Dinas Lingkup Pemda Aceh Timur,
Kepala Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan, Mantri Tani, dan Ketua Kelopok
Mantan GAM yang mendapatkan bantuan ternak dari Dinas Peternakan setempat
seluruh Kabupaten Aceh Timur. Tujuan temu lapang adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan peternak dalam pengolahan pakan ternak
alternatif berupa silase dan pakan alternative dari jerami padi.Penyampaian
materi dilaksanakan pada pagi hari oleh beberapa narasumber yaitu dari Dinas
Peternakan, Dinas Koperasi, Bank Rakyat Indonesia, dan BPTP Aceh. Kemudian
sore harinya dilanjutkan dengan praktek lapang berupa teknologi jerami
fermentasi dan silase rumput gajah, guna memenuhi standar untuk Nutrisi hidup
pokok.
Silase merupakan rumput segar yang melimpah pada waktu pemanenan.
Agar rumput hijauan tersubut dapat dimanfaatkan dalam waktu tertentu dan
bernilai gizi tinggi, maka perlu dilakukan pengawetan. Adapun caranya : sediakan
tempat silo berupa plastik hitam, kemudian dimasukkan starter berupa molase
dan dedak halus, kemudian dipadatkan dalam silo agar bebas dari udara yang
masuk yang bersifat aerob, dan disimpan selama 3 minggu, yang dilanjutkan
dengan cara diangin-anginkan baru diberikan untuk ternak. Sedangkan jerami
padi merupakan limbah pertanian yang sangat potensi untuk dijadikan sebagai
pakan ternak.
Dampak dan manfaat dari kegiatan ini member pengaruh dalam
mengubah pola pikir dan menambah wawasan pengetahuan terhadap petani
peternak dimana selama ini jerami padi yang potensinya cukup banyak umumnya
dibakar oleh petani.
31
Gambar 4. Temu Lapang
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA
Pelatihan tenaga teknis dilaksanakan di Loka Kambing Potong Sungai
Putih, Galang Sumatera Utara pada tanggal 2 oktober 2014 berjumlah 4 orang
selama 5 hari adapun materi pengkajian berupa budidaya beternak kambing
secara intensif secara keseluruhan dari materi sampai pembuatan pakan
konsentrat dan mineral sapi, disamping cara penanggulangan terhadap penyakit,
salah satu kegiatan pada kegiatan laboratorium lapang inovasi teknologi berupa
pola integrasi antara ternak kambing dan perkebunan kelapa dalam rangka
mengoptimalkan pemanfaat lahan secara seoptimal mungkin dengan
memadukan beberapa unit usaha tani dalam suatu kawasan merupakan salah
satu transfer inovasi teknologi badan litbang dalam rangka komitmen kerja sama
dengan tingkat daerah.
Pada umumnya tingkat pengetahuan petugas teknis yang ada di Kebun
Percobaan Paya Gajah belumlah memiliki tingkat pengetahuan mengenal teknis
budidaya ternak kambing secara intensif, maka peningkatan pengetahuan sangat
diperlukan dalam rangka adopsi teknologi tersebut, guna disampaikan kepada
pengguna dalam kawasan tersebut.
Dalam rangka peningkatan kapasitas Kebun Percobaan Paya Gajah terus
dilakukan untuk memperbaiki kinerja kebun karena lokasi tersebut merupakan
32
salah satu lokasi laboratorium lapang badan litbang untuk memberi
contoh/demplot dalam inovasi teknologi badan litbang yang ada di daerah yang
mampu menghasilkan logistik inovasi dan model integrasi pertanian sistem yang
bersaing dan secara langsung dapat memback-up percepatan pengembangan
pertanian di daerah, maka untuk itu dalam rangka percepatan adopsi tersebut
diberi peningkatan sumber daya pengetahuan kepada petugas teknik dengan
melakukan pelatihan teknis selama 5 hari di Balai Penelitian Tanaman Penyegar
dan Industri (BALITRI) pada tanggal 5 Desember 2014. Selama 5 hari dari
kegiatan tersebut diharapkan Kebun Percobaan Paya Gajah nantinya akan
menjadi suatu kawasan inovasi badan litbang di daerah yang dapat menjadi
ajang percontohan media desiminasi dalam penyampaian umpan balik untuk
perbaikan dan penyempurnaan penerapan inovasi teknologi sehingga dalam
rangka mewujudkna aplikasi inovasi tersebut.
Gambar 5. Pelatihan Teknis Budidaya Ternak Kambing
33
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Model laboratorium lapang ini diharapkan menjadi wujud bagi petani yang
merupakan suatu media yang efektif dalam merubah perilaku dan kualitas
sumberdaya penyuluh dan petani dalam meningkatkan unit usaha dan
meningkatkan pendapatan sebagai akibat teradopsinya inovasi teknologi
badan litbang di daerah.
2. Model laboratorium lapang dapat dijadikan sebagai ajang tempat belajar
bagi para petani setempat yang dijadikan materi pembelajaran dalam
menerima adopsi inovasi teknologi pertanian.
5.2 Saran
Perlu diupayakan kelanjutan kegiatan laboratorium lapang yang dapat
memberi adopsiinovasi teknologi yang diaplikasikan kepada pengguna secara
luas.
34
VI. KINERJA HASIL KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatanModelLaboratorium Lapang Inovasi Pertanian
melalui Pengembangan Integrasi Tanaman-Ternak Kambing di Kabupaten Aceh
Timur merupakan suatu kegiatan media deseminasi penyampaian informasi
teknologi Badan Litbang dalam mentransfer teknologi kepada pengguna dan juga
sebagai temu ajang pertemuan penyampaian inovasi terknologi kepada
pemerintah daerah sebagai pengguna. Pola kerja sama ini merupakan metode
kemitraan yang dikembangkan secara luas. Kegiatan kemitraan ini sekaligus
sebagai kegiatan langsung di lapangan. Pihak peneliti dan penyuluh yang terlibat
belajar bersama stake holder, pada gilirannya akan memberi masukan untuk
penyempurnaan perencanaan kegiatan kedepan.
Keluaran yang diperoleh dari hasil kegiatan tersebut tersedianya Model
Pengembangan Laboratorium Lapang di daerah sebagai ajang pertemuan antara
peneliti dan penyuluh dalam mentransfer inovasi teknologi Badan Litbang di
daerah sehingga hasil kegiatan dapat di adopsi oleh pengguna secara luas.
35
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, 2008. Pedoman Umum Prima Tani (Program Rintisan dan Akselerasi
Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian).
Anonymous, 1983. Hijauan Makanan Ternak, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Timur, 2012. Kabupaten Aceh Timur
Dalam Angka, 2011. Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Timur.
Badan Litbang Pertanian, 2009. Model Penerapan Teknologi Litbang Sapi Potong
Mendukung PSDS. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Cherysse, T.R., 2009. Pengembangan Laoratorium Pembelajaran PKOPO.
http://bppsdmk.depkes.go.id/bbpkjakarta/wpcontent/uploads/2011/12/bu
lletin_lab_pkopo.pdf.
Ditjen BP Peternakan, 2003. Direktorat Jenderal Peternakan, 2003 Statistik
Peternakan Dijennak.
Hendrayana, R., 2011. M-P3MI dalam Perspektif Percepatan Pembangunan
Pertanian berawal dari Desa.Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian.
Harum dan Chen, 1994. Peranan Penyuluh Pertanian Terhadap Pendapatan
Petani yang Menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo. Jurnal Agri Sistem,
Desember 1994.
Irsal Las dan A. Hendriadi, 2014. Laboratorium Lapang Inovasi Pertanian (LLIP)
Balitbangtan. Makalah disampaikan pada Raker BBP2TP di Bogor, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Karo-karo, et, al., 1993. Pemanfataan Jerami Padi untuk Pakan Ternak dan
Strategi Pemberian Pakan Sapi Potong, Materi Pelatihan, Revitalisasi
Keterpaduan Usaha Ternak Sistem Usaha Tani, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan Bogor.
36
Reese, A., 1986, Perubahan Sikap Manusia dan Pengukurannya, Balai Aksara ;
Jakarta.
Siregar, 2010. Ragam Cara Penggemukan Sapi. Trubus No. 376
Santoso, U., 2010. Laboratorium Lapang Jurusan Peternakan. Makalah
disampaikan dalam diskusi “Pengembangan Laboratorium Outdoors
Peternakan dan Agribisnis di Fakultas Pertanian, Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al banjary (Uniska) tanggal 23 Juni 2010.
Silon, 1988, Ini Guess, Sanchez, 1991. Metode Komunikasi Penyuluhan Pada
Petani Sawah, Jurnal Ilmu Komunikasi. Volume 1 Nomor 1. Maret 2012,
Hal 1-55.
Suhaji, 1993. Limbah Pertanian dan Prospeknya sebagai Sumber Pakan Ternak di
Sulawesi Selatan, Makalah, Ujung Pandang.
Tilma, et, al., 1998. Pengembangan Ternak Berwawasan Agribisnis di Pedesaan
dengan Pemanfaatan Limbah Pertanian dan Pemilihan Bibit yang Tepat,
Penelitian dan Pengembangan Pertanian XV (1) 6-15.
Tangli Hintino, 2002. Dinamika Penelitian Sawit Terhadap Pengembangan
Integrasi dengan Ternak Sapi, Workshop Nasional Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan, Bogor.
37
Lampiran 1
DAFTAR RISIKO
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
UNIT KERJA/UPT : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHNAMA PIMPINAN : Ir. Basri AB, MsiNIP : 19600811 198503 1 001KEGIATAN : Kajian Model Pengembangan Sapi Betina Produktif dalam
Rangka Mendukung Swasembada Daging Sapi 2014 diProvinsi Aceh.
TUJUAN KEGIATAN : 1. Mendapatkan model pengembangan sapi betinaproduktif
2. Meningkatkan ketersediaan bibit yang berkualitasdalam rangka memenuhi kebutuhan bakalan sapilokal untuk mencapai swasembada daging sapi.
No Resiko Penyebab Dampak
1.
2.
3.
4.
Kematian ternak
Tingkatkesehatan ternak
Tidak tersedianyaareal lahanpenanamanrumput unggul
Pertumbuhanternak lamban
Manajemen pakankurang baik danberkualitas
Pemeliharaan masihtradisional
Kurangnya rumputunggul pada musimkemarau
Kekurangan pakansehingga perlupenambahan pakankosentrat
Kematian pada pedet/anakkambing
Kenaikan berat badanberkurang
Peternak harus mencaripakan ternak lebih jauh daritempat usaha
Dapat memanfaatkan limbahhasil tanaman pertanian
Disusun Tanggal : Desember 2014Penjab Kegiatan :
Ir. Nani YunizarNIP: 19590623 198803 2 001
38
Lampiran 2
PENANGANAN RESIKOBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
UNIT KERJA/UPT : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHNAMA PIMPINAN : Ir. Basri AB, MsiNIP : 19600811 198503 1 001KEGIATAN : Kajian Model Pengembangan Sapi Betina Produktif dalam
Rangka Mendukung Swasembada Daging Sapi 2014 diProvinsi Aceh.
TUJUAN KEGIATAN : 1. Mendapatkan model pengembangan sapi betinaproduktif
2. Meningkatkan ketersediaan bibit yang berkualitasdalam rangka memenuhi kebutuhan bakalan sapilokal untuk mencapai swasembada daging sapi.
No Resiko Penyebab Dampak Upaya
Penanganan
1.
2.
3.
4.
Kematianternak
TingkatkebuntinganternakTidaktersedianyaareal lahanleguminosa
Pertumbuhanternak lamban
Manajemenpakan kurangbaik danberkualitas.
Ketepatan waktupakan.
Kurangnyarumput unggulpada musimkemarau.
Kekuranganpakan sehinggaperlumenggunakanpemberianhijauan pakanunggul.
Kematian padapedet kambing.
Tingkatpertambahan beratbadan berkurang.Peternak harusmencari pakanternak lebih jauhdari tempat usaha.
Dapatmemanfaatkanlimbah hasiltanaman pertanian.
Perbaikan manajemenpemeliharaan danpakan. Memenuhikebutuhan pakanternak.Perlu pengontrolanterhadap kesehatanternak kambing.Penanaman rumputpada lahan marginaldan kebun HMTkhusus untukketersediaan pakanrumput padangpenggembalaan.Mencukupi kebutuhanpakan yangberkualitas denganintegrasi pakan darilimbah tananam.
Disusun Tanggal : Desember 2014Penjab Kegiatan :
Ir. Nani YunizarNIP: 19590623 198803 2 001
39
Lampiran 3. Organisasi pelaksanaan kegiatan
NO NAMA/NIP
JABATANFUNGSIONAL/BIDANGKEAHLIAN
JABATANDALAM
KEGIATANURAIAN TUGAS
ALOKASI
WAKTU(Jam/minggu)
1. Ir. Nani Yunizar/ 19590623198803 2001
PenyuluhMadya /BudidayaPeternakan
PenanggungJawab
Mengkoordinirkegiatan mulaiperencanaansampai pelaporan
20
2. Ir. Elviwirda /19690326200112 2001
PenyuluhPertama /BudidayaPeternakan
Anggota Membantukegiatan mulaiperencanaansampai pelaporan
20
3. Dr. YenniYusriani, MP/19730716199903 2 002
Peneliti Muda/ BudidayaPeternakan
Anggota Membantukegiatan mulaiperencanaansampai pelaporan
20
4. Masykura, S.ST/19851001200912 1 003
Teknisi /BudidayaPeternakan
Anggota Membantukegiatan mulaiperencanaansampai pelaporan
15
5. Nur Aida Fittri,A.Md /19741027200812 2001
Administrasi Anggota Membantukkegiatanadministrasi dankeuangan
10
40
Lampiran 4.RENCANA OPERASIONAL
NO URAIANKEGIATAN OUTPUT LOKASI PELAKSANA
KEBUTUHAN BIAYA BULANJenis
belanja VolumeHargaSatuan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Studi PustakaPenyempurnaanProposal & ROPP,Seminar Proposal
PerbaikanProposal
Tim x x
2 Pembuatan juknis Pedomankegiatanpetanikooperator
Tim x
3 Koordinasi danpenentuan lokasi
Lokasikegiatan
Bireuen Tim x
4 Persiapanpenelitian
Desain plotpercobaan
Bireuen Tim x
5 Pengamatan danPengumpulandata
Sinkronisasi,Kebuntingan,dll
Bireuen Tim x x x x x x x x
6 Pengolahan dananalisis data
Data hasilpengkajian
Tim x
7 Penulisan draftlaporan
1 paketLaporan
Tim x
8 Seminar Tim x9 Perbaikan
Laporan1 paketLaporan
Tim x
10 Penulisan LaporanAkhir
1 paketLaporan
Tim x
11 PenggandaanLaporan
Tim x
29
Lampiran 5. Demplot Budidaya Ternak Kambing Unggul (Kambing Boerka danKambing Kacang)
30
Lampiran 6. Demplot Pakan Hijauan Rumput Gajah
31
Lampiran 7. Pengobatan Ternak Kambing
32
Lampiran 8. Temu Lapang
33
Lampiran 9. Temu Teknis Budidaya Ternak Kambing