-
i
MODEL STRUKTURAL HUBUNGAN DIMENSI MOTIVASI
BELAJAR TERHADAP DIMENSI KEMAMPUAN
REGULASI DIRI SISWADALAM
MEMPELAJARI FISIKA
DI MADRASAH
ALIYAH NEGERI 1
JAMBI
SKRIPSI
MEITA ALFINIA
TF.161165
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
-
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
P E R S E T U J U A N S K R I P S I / T U G A S A K H I R
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 R - 0 - 1 dari 2
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara:
Nama : Meita Alfinia
NIM : TF. 161165
Judul Skripsi : Model Struktural Hubungan Dimensi Motivasi Belajar
Terhadap Dimensi Kemampuan Regulasi Diri Dalam
Mempelajari Fisika di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota
Jambi
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program
Studi Tadris Fisika UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Fisika.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jambi, 17 November 2020
Pembimbing I
Dr. Tanti, M. Si
NIP19811 22320 09122004
-
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
P E R S E T U J U A N S K R I P S I / T U G A S A K H I R
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 R - 0 - 1 dari 2
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara:
Nama : Meita Alfinia
NIM : TF. 161165
Judul Skripsi : Model Struktural Hubungan Dimensi Motivasi
Belajar Terhadap Dimensi Kemampuan Regulasi
Diri Dalam Mempelajari Fisika di Madrasah
Aliyah Negeri 1 Kota Jambi
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program
Studi Tadris Fisika UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Fisika.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jambi, 17 November 2020
Pembimbing II
Abdul Rahim, M.Pd
-
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Nomor :B-28/D.11 /PP.009/XVI/2020
Skripsi/TugasAkhir dengan Judul : Model Struktural Hubungan Dimensi Motivasi Belajar
danDimensi Kemampuan Regulasi Diri Dalam
Mempelajari Fisika Di Madrasah Aliyah Negeri 1
Kota Jambi
Yang dipersiapkan dan disusun oleh
Nama : Meita Alfinia
Nim : TF.161165
Telah dimunaqasyahkan pada : Kamis, 20 Agustus 2020
Nilai Munaqasyah : 81.32 (A)
Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
TIM MUNAQASYAH
Ketua Sidang
Boby Syefrinando, M.Si
NIP. 197709252009121002
Penguji I Penguji II
Dr. Sukarno, M.Pd.I Adfal Afdala, M.Si
NIP.197904052005011014 NIDN.2024129201
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Tanti, M.Si Abdul Rahim, M.Pd
NIP. 198112232009122004 NIP
Sekretaris Sidang
Dr. H. Salahuddin, M.Si
NIP.19700712014011007
Jambi, 16 November 2020
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
DEKAN
Dr. Hj. Fadhilah, M.Pd.I
NIP. 196707111992032004
PENGESAHAN SKRIPSI
Kode Dokumen
Kode Formulir BerlakuTanggal NoRevisi TanggalRevisi Halaman
In. 08-PP-
05-01
In.08-FM-PP-05-07 25-10-2013 R-0 - 1 dari 1
-
v
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jl. Jambi-Ma.Bulian Km. 16 Simp.Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang
saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang
saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya
secara jelas dan sesuai norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebahagian
skripsi bukan hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur
plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sangsi
sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku.
Jambi, 19 Agustus 2020
Meita Alfinia
NIM. TF.161165
-
vi
PERSEMBAHAN
Dengan keridhoan Allah SWT, atas nikmat dan karunia-Nya lah sehingga
penulis mampu menyelesaikan sebuah karya ilmiah sederhana ini, tak lupa pula
Sholawat berangkaikan salam yang selalu tercurahkan kepada junjungan besar
Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah, satu langkah usai sudah satu cita telah ku
gapai ini bukan akhir dari perjalanan melainkan langkah awal dari satu
perjuangan. Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua tercinta ayahanda Achyar Tapianus S.Pd dan ibunda
Nizawati S.Pd yang selalu mengirimkan doa, mencurahkan kasih sayang
serta selalu memberikan yang terbaik agar saya menjadi orang memiliki
ilmu pengetahuan, berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Hanya sebuah
kado kecil yang dapat anandamu berikan dari bangku kuliah yang
memiliki sejuta makna, sejuta cerita, sejuta kenangan dan pengorbanan.
Doamu menjadikan ku bersemangat kasih sayang mu yang membuatku
menjadi kuat, tetesan keringatmu menumbuhkan motivasiku wahai kedua
malaikatku.
2. kepada kakakku tersayang Heppy nia katarina S.Si dan adek ku tersayang
Alm Ridho Risky saputra dan teman semasa kecil saya Novi Elda Virginia
S.Si dan seluruh keluarga H. Kamaruzaman . Merekalah yang melukiskan
warna warni dalam kehidupan, terimakasih atas canda tawa yang telah
diberikan dan terimakasih karna telah memberikan semangat yang luar
biasa untuk saya. Sahabat sahabat seperjuangan (Fisika A) terutama untuk
Lilis intan agustina, Febrina aspyan tari, Fitri Hardiana, dan Cici pustika
yulianti dan keluarga tercinta, orang-orang tercinta, kuucapkan
terimakasih yang sebanyak-banyaknya atas motivasi dan dorongan yang
tak pernah putus hingga saya bisa berada dititik ini.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, bersabar dalam membimbing saya hingga menyelesaikan
skripsi ini dan bapak ibu dosen Jurusan Tadris Fisika saya ucapkan
terimakasihatas segala kebaikannya, semoga Allah memberikan ganjaran atas
ketulusan, kesabaran dan keikhlasannya.
-
vii
MOTTO
“Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan
dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang lengah. (QS Al-A’raf: 205)
“ You don’t need to be super smart to do a lot of things, as long your curiosity can
move a mountain”–Handri satriago
-
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan-Nya, atas iradah-Nya
sehingga skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi
Muhammad SAW pembawa risalah pencerahan bagi manusia.Penulisan skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Sulthan
Thaha Syaifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian
skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi baik moril
maupun materil, untuk itu melalui kolom ini Penulis menyampaikan terima kasih
dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Su’aidi Asy’ari, MA,. Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadillah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Boby Syefrinando, S.Si, M.Si selaku Ketua Prodi Tadris Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr. Tanti M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Abdul rahim M.Pd selaku
pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya
demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak/Ibu dosen, karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak M. Aman M.Pd.I selaku Kepala Sekolah dan Bapak Harsinto S.Pd
selaku guru bidang studi Fisika di kelas XI MAN 1 Kota Jambi yang telah
memberikan kemudahan kepada penulis dalam memperoleh data di lapangan.
7. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan
banyak ilmu selama proses belajar, serta Staf Bagian Akademik Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan jurusan fisika yang telah membantu pada proses
administrasi selama masa studi dan proses pengurusan skripsi.
-
ix
8. Dan untuk semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantudan penulis hanya dapat mengucapkan
terima kasih. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
Jambi, 19 Agustus 2020
Penulis,
Meita Alfinia
NIM. TF 161165
-
x
ABSTRAK
Nama : Meita Alfinia
Nim : TF 161165
Judul : Model Struktural Hubungan Dimensi Motivasi Belajar Terhadap
Dimensi Kemampuan Regulasi Diri Siswa Dalam Mempelajari
Fisika Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Jambi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dimensi motivasi belajar
terhadap dimensi kemampuan regulasi diri siswa dalam mempelajari fisika di
MAN 1 kota jambi. Pada peneliitian ini peneliti menganalisis komponen motivasi
dan kemampuan regulasi diri yang berhubungan postif dan signifikan. Jenis
penelitian ini adalah kuantitatif survey, jumlah siswa yang diperlukan 100 untuk
pengambilan sampel melalui survey daring memanfaatkan google form. Analisis
data yang digunakan menggunakan structural equation modeling (SEM) varian
partial least square (PLS) atau SEM with PLS. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa, dari tiga komponen motivasi hanya nilai tugas (task value) yang
berhubungan positif dan signifikan terhadap kemampuan regulasi diri (self-
regulation) yaitu komponen elaborasi (elaboration) dan organisasi (organization)
dengan t-value berturut-turut sebesar 2.7890 dan 2.1781.
Kata kunci :Dimensi motivasi belajar, Dimensi kemampuan regulasi diri, SEM
with PLS
-
xi
ABSTRACT
Name : Meita Alfinia
Departement : Physic Education
Tittle : The structural model of the relationship between the
dimensions of learning motivation and the dimensions of
students' self- regulations ability studying physics
This study aims to determine the motivational relationship to learning
motivation and self-regulation abilities of students in studying physics in MAN 1
Jambi City. In this study, the researchers analyzed the components of motivation
and self-regulatory abilities which were positively. and significantly related. This
type of research is a quantitative survey, the number of students required is 100
for sampling through an online survey using google form. The data analysis used
was structural equation modeling (SEM) variant partial least square (PLS) or
SEM with PLS. The results showed that, of the three components of motivation,
only the task value was positively and significantly related to the ability of self-
regulation, that is the elaboration and organization components with consecutive
t-value of 2.7890 and 2.1781.
Keyword : Dimensions of learning motivation , Dimensions of Self-regulation
abilities, SEM with PLS
-
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
NOTA DINAS.......................................................................................... ii
PENGESAHAN....................................................................................... iv
PERNYATAAN ORSINALITAS........................................................... v
PERSEMBAHAN.................................................................................... vi
MOTTO.................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR........................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................ x
ABSTRACT ......................................................................................... xi
DAFTAR ISI............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL.................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.. .......................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5
C. Batasan Masalah .................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ............................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 7 A. Motivasi Belajar .................................................................. 7
1. Pengertian Motivasi Belajar ............................................. 8
2. Fungsi Motivasi Belajar ................................................... 8
3. Jenis-jenis Motivasi Belajar ............................................. 10
4. Dimensi Motivasi Belajar ................................................ 10
B. Kemampuan Regulasi Diri ................................................... 15
1. Pengertian Kemampuan Regulasi diri .............................. 15
2. Faktor-faktor Kemampuan regulasi diri ........................... 16
3. Dimensi Kemampuan Regulasi Diri ................................. 17
-
xiii
4. Aspek-aspek Kemampuan Regulasi Diri .......................... 24
C. Teori Kognitif Sosial ........................................................... 25
D. Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Regulasi Diri 27
E. Penelitian Relevan ............................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 30
B. Pendekatan dan Desain Penelitian ....................................... 30
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .......................... 30
D. Variabel Penelitian ............................................................. 31
E. Instrumen Penelitian ........................................................... 31
F. Teknik analisis data ............................................................ 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................ .... 40
A. Demografi Penelitian .......................................................... 40
B. Tahapan uji first order ........................................................ 40
1. Analisis Model Pengukuran reflektif (outer model) ....... 44
2. Analisis Model Struktural (inner model) hubungan
dimensi motivasi belajar terhadap dimensi kemampuan
regulasi diri ................................................................... 44
3. Koefisien Determinansi (R2) ......................................... 44
4. Pengujian Hipotesis ...................................................... 45
C. Pembahasan ........................................................................ 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 50
A. Kesimpulan .......................................................................... 50
B. Saran ................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 52
LAMPIRAN ......................................................................................... 56
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. 79
-
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 Persentase siswa menjawab dengan benar ............................ 2
Tabel 3.1 Data siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Jambi............... 30
Tabel 3.2 Komponen dimensi, dan contoh pernyataan kuesioner
MSLQ ................................................................................. 32
Tabel 3.3 Tahapan analisis data menggunakan SEM with PLS ............ 35
Tabel 4.1 Hasil algoritma PLS item loading factors, Average variance
extracted (AVE), composite reliability, mean, standar
deviasi ................................................................................. 42
Tabel 4.2 Koefisien Determinansi ......................................................... 45
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Persentase Daya Serap UN Pada Mata Pelajaran Fisika ....... 2
Gambar 4.1 Teori sosial Kognitif ............................................................ 25
Gambar 4.2 Model Penelitian Berdasarkan Teori Kognitif Sosial ............. 26
Gambar 4.3 Hasil grafik model struktural hubungan dimensi motivasi
belajar terhadap dimensi kemampuan regulasi diri ............... 30
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Motivasi Belajar ............................................... 56
Lampiran 2 Kuesioner Kemampuan Regulasi diri ................................ 60
Lampiran 3 Hasil Validitas Diskriminan .............................................. 65
Lampiran 4 Nilai Rsquare dan konstruk reliability dan validity ............ 66
Lampiran 5 Hasil pengisian angket siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 ..
Kota Jambi ........................................................................ 68
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran wajib yang diajarkan pada
level sekolah menengah atas (SMA/MA) di Indonesia. Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) pada jenjang SMA berdasarkan PeraturanMenteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 20 Tahun 2016 adalah memiliki
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif. Berdasarkan
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tersebut, maka tujuan mata pelajaran fisika
pada level SMA adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam pembelajaran
langsung maupun tak langsung, kemampuan menganalisis simbol matematis,
kemampuan bernalar dengan mengikutidasar dari hukum alam, menggunakan
kesimpulan logika, menggunakan sebab akibat, menggunakan model matematis,
mengeksplorasi informasi ilmiah, menanamkan hubungan yang baik dan
keterampilan dalam pengolaan konflik (Hamid, 2011).
Peningkatan kualitas pembelajaran fisika menjadi salah satu tantangan
utama dari sistem pendidikan di Indonesia, termasuk di Provinsi Jambi. Data yang
dirilis oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan daya serap siswa
MA/MAN di Propinsi Jambi pada Ujian Nasional (UN) tahun 2019 pada mata
pelajaran fisika masih berada di bawah capaian daya serap nasional, seperti yang
dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini
-
2
Gambar 1.1 Presentase Daya Serap UN Pada Mata Pelajaran Fisika
sumber :https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/#2019!sma!daya_serap
Tabel 1.2 Persentase siswa menjawab dengan benar
No Materi Yang Diuji Satuan
Pendidikan Kota/Kab Propinsi Nasional
1 Mekanika 23,33 45,31 41,80 46,01 2
Gelombang dan
Optik 28,57 43,67 39,60 44,55
3 Termodinamika 25,00 40,22 37,42 42,51
Listrik, Magnet, dan Fisika Modern 41,67 47,56 45,52 48,20
Sumber : https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/#2019!sma!daya_serap
Berdasarkan gambar 1.1 di atas terlihat daya serap siswa MAN/MASdi
Provinsi Jambi pada empat materi utama fisika, yaitu mekanika, gelombang dan
optik, termodinamika, serta listrik magnet dan Fisika modern berada di bawah
capaian daya serap nasional. Gambar 1.2 merupakan persentase siswa menjawab
dengan benar yang mengatakan bahwsanya dari total 3.554 siswa SMA di
Provinsi Jambi yang mengikuti UN, hanya 41.09% siswa berhasil menjawab
benar pada mata pelajaran Fisika.
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di MAN 1 Kota Jambi
Metode yang digunakan yaitu metode konvesional (metode ceramah dan tanya
jawab) yang mengakibatkan siswa mengalami kesulitan memahami dan mengusai
meteri yang telah.Hal lain juga yang terlihat oleh peneliti adalah mengajar hanya
05
101520253035404550
Madrasah Aliyah Negeri1
Kota/ Kabupaten
Provinsi
Nasional
https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/#2019!sma!daya_seraphttps://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/#2019!sma!daya_serap
-
3
menggunakan teori yang terdapat pada buku teks, guru memberi contoh yang
masih dianggap abstrak oleh siswa dan memberi latihan. Sebagai akibat siswa
menjadi pasif dalam mengikuti apa yang disampaikan guru, siswa hanya diam
mendengarkan tanpa mengajukan pertanyaaan. Dengan ini tugas guru dan orang
tua meningkatkan motivasi belajar dan menumbuhkan self-regulated learning
sangat penting dimiliki agar siswa terarah dan teratur dalam belajar. Siswa yang
memiliki motivasi yang tinggi akan teratur dalam belajar dan menyadari bahwa
belajar bukanlah suatu paksaan, melainkan suatu bentuk usaha dirinya dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Berdasarkan paparan fakta-faka empiris di atas perlu adanya perbaikan
pada kualitas pembelajaran, salah satunya dengan meningkatkan kemampuan
regulasi diri siswa terutama dalam mempelajari fisika. Hasil penelitian yang
dilakukan Zimmerman (2008) dalam (Kusaeri & Mulhamah,
2016)mendefenisikan kemampuan regulasi diri sebagai kemampuan individu
untuk dapat mengontrol pikiran dan tindakan dalam rangka pencapaian tujuan
(goal) dan juga dapat memberikan keyakinan dan kesadaran untuk menjadikan
siswa menjadi oelajar yang bebas dapat mempengaruhi untuk menumbuhkan
prestasi belajar. Lebih jauh Zimmerman (2008) menjelaskan, peserta didik
dengan kemampuan regulasi diri yang baik akan mengikutsertakan peranan
metakognitif, motivasional.Kemampuan regulasi diri (self-regulation) ialah proses
untuk menggerakkan dan mearahkan pikiran, perilaku dan emosi dalam mencapai
tujuan yang diinginkan, siswa yang memiliki regulasi diri dalam dirinya akan
mengenal dan mengetahui diri sendiri cara belajar yang sesuai dengan kriteria
yang dimiliki Kusaeri and Mulhamah (2016). Penelitian yang dibuktikan oleh
Zimmerman dalam (Ghufron & Risnawati, 2014) siswa yang berprestasi tinggi
adalah para self-regulated learner yaitu siswa yang mampu mengatur belajarnya
Kemampuan regulasi diri yang dilakukan oleh Zimmerman & Pons (dalam
(Ilhamsyah, 2014) didapat bahwasanya regulasi diri memberikan dampak yang
sangat efektif hampir mencapai 70% terhadap prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran yang berbasis sains untuk tingkat sekolah menengah atas. Lebih lanjut
regulasi diri merupakan proses kepribadian yang penting bagi setiap individu
-
4
untuk berusaha mengandalikan pikiran, dorongan dan hasrat dari dorongan luar
diri agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan (McRae, Ochsner, & Gross,
2011) dalam(Manab, 2016). Proses psikologis yang dapat menentukan sesorang
untuk melakukan perbuatan, dan juga regulasi diri dapat menggunkan metode
pada setiap individu untuk menghasilkan perilaku yang dapat menunjang untuk
dapat mencapai tujuan yang diinginkan (Dias & del Castillo, 2014).Dalam proses
pembelajaran regulasi dapat menunjang pertumbuhan pembelajaran disekolah
dengan cara mengendalikan emosi yang baik misalnya ketika dalam kelas dapat
tenang dan mengangkat tangan ketika izin atau bicara, serta dapat mengatur
kemarahan merekaseperti menangis yang berlebihan Bandy and Moore (2010).
Konsesus dikalangan penelitian dibidang pendidikan sains menyetujui
bahwa motivasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kemampuan
regulasi diri. Seperti yang dikatakanPintrich and De Groot (1990)keaktifan diri
siswa dengan melibatkan motivasi, metakognitif dan perilaku dalam belajar
merupakan perwujudan kemampuan siswa dalam meregulasi diri. Motivasi ialah
salah satu faktor yang mempengaruhi , terhadap kegiatan yang sedang dijalankan
individu Glynn, Brickman, Armstrong, and Taasoobshirazi (2011). Hal lain juga
dikatakan oleh Sari, Sunarno, and Sarwanto (2018)mengartikan motivasi sebagai
daya penggerak psikis sesorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang menjadi
acuan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.Motivasi juga disebutkan oleh
Yamin (2007)merupakan sebagaidaya penggerak psikis yang ada pada diri
manusia untuk dapat meningkatan kegiatan pembelajaran dan menambah
keterampilan pada proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat para ahli diatas
keaktifan siswa dengan melibatkan motivasi dalam belajar akan menimbulkan
semangat dan perubahan dalam belajar dalam rangka pencapaian tujuan yang
ditetapkan.
Teori kognitif sosial yang dikemukakan oleh Bandura (1986) menyatakan
perilaku belajar siswa yang terlihat pada kemampuan regulasi dirinya dipengaruhi
oleh faktor internal yaitu motivasi. Meskipun kemampuan regulasi diri memegang
peranan penting dalam kesuksesan siswa mempelajari fisika, Namun pada
penelitian yang ada diindonesia yang khusus menyelidiki kemampuan regulasi
-
5
diri memiliki keterbatasan. Pada hakikatnya eksplorisasi terhadap penelitian
hubungan motivasi belajar dan kemampuan regulasi diri di analisis pada korelasi
biasa, sehingga tidak bisa mengetahui aspek dari motivasi dan kemampuan
regulasi yang berhubungan sangat signifikan. Berdasarkan latar belakang
sebagaimana sudah dipaparkan diatas dilakukan suatu penelitian dengan tujuan
menganalisis motivasi belajar dan kemampuan regulasi diri dalam mempelajari
fisika, serta menginvestigasi hubungan structural kedua variabel tersebut. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan structural equation modeling (SEM) berbasis
varian (PLS-SEM)
Berdasarkan yang telah diuraikan penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “MODEL STRUKTURAL HUBUNGAN DIMENSI
MOTIVASI BELAJAR TERHADAP DIMENSI KEMAMPUAN REGULASI
DIRI SISWA DALAM MEMPELAJARI FISIKA DI MADRASAH ALIYAH
NEGERI 1 KOTA JAMBI”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, terdapat masalah-masalahyang
berkaitan pada penelitian ini. Masalah tersebut di identifikasikan sebagai
berikut:
1. Daya serap ujian nasional pada empat mata pelajaran fisika di MAN 1
Kota Jambi pada tahun 2019 yang berada capaian daya serap
nasional, menuntut adanya perbaikan kualitas pembelajaran.
2. Motivasi dan Kemampuan regulasi diri menjadi faktor utama dalam
peningkatan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Namun sejauh ini
penelitian tentang hubungan motivasi dan kemampuan regulasi diri
hanya menggunakan korelasi biasa tidak dapat mengetahui dimensi
motivasi apa yang berpengaruh terhadap kemampuan regulasi diri.
3. Mengetahui dimensi motivasi belajar dan kemampuan regulasi diri
yang berhubungan paling signifikan. Akan tetapi, pada penelitian di
Indonesia hanya menggunakan hubungan korelasi biasa antara
motivasi dan kemampuan regulasi diri.
-
6
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah . Masalah
yang dibatasi pada penelitian ini adalah penggalian persepsi siswa MAN 1
Kota Jambi terhadap hubungan motivasi belajar dan kemampuan regulasi
diri dalam mempelajari fisika, serta mengkaji hubungan dimensi
struktural pada kedua variabel tersebut
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan dapat dirumuskan masalah yaitu :
1. Bagaimana pengaruh dimensi motivasi dan dimensi kemampuan
regulasi siswa di MAN 1 Kota Jambi dalam mempelajari fisika?
2. Bagaimanakah pengaruh dimensi motivasi terhadap pembentukan
dimensi kemampuan regulasi diri dalam mempelajari fiska ?
3. Bagaimana model struktural hubungan dimensi motivasi belajar
terhadap dimensi kemampuan regulasi diri dalam mempelajari fisika?
E. Tujuan dan manfaat penelitian
Sesuai dengan rumusan permasalahan yang akan diteliti, maka tujuan
penelitian untuk:
1. Mengetahui pengaruh dimensi motivasi dan dimensikemampuan
regulasi diri siswa di MAN 1 Kota Jambi dalam mempelajari fisika?
2. Mengetahui dimensi motivasi belajar yang berpengaruh terhadap
dimensi kemampuan regulasi diri siswa dalam mempelajari fisika?
3. Mengetahuimodel hubungan struktural antara dimensi motivasi
belajar terhadap dimensi kemampuan regulasi diri?
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi guru, dengan diketahuinya hubungan dimensi antara motivasi dan
regulasi diri sehingga guru mengetahui apa yang harus dilakukan
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.
2. Bagi sekolah, Penelitian ini bermanfaat sebagai saran dalam bentuk
mengatasi masalah-masalah dalam kegiatan pembelajaran.
3. Bagi Peneliti, mendapat pengalaman langsung dalam penelitian ini dan
mengeksplorasi keilmuan dalam dunia pendidikan..
-
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian motivasi belajar
Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam
pembelajaran.Kata motivasi berasal dari kata motif, sedangkan dalam
bahasa inggris motive berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak.
Menurut Sardiman (2014) mengemukakan motif adalah “segala daya
yang mendorong untuk melakukan sesuatu, jadi dapat dikatakan motif
adalah sebagai daya penggerak dari dalam dan dari luar subjek untuk
melakukan aktifitas-aktifitas yang tertentu demi mencapai tujuan. Dari
kata motif dapat disimpulkan bahwasanya motivasi merupakan daya
penggerak yang aktif.Kata motif merupakan suatu upaya yang
mendorong seseorang melakukan apapun. Motif dapat diartikan
sebagai daya penggerak dari dalam untuk mencapai tujuan tertentu
dalam melalukan aktivitas yang sesuai dengan tujuan yang dicapai.
Motivasi adalah suatu daya penggerak untuk mencapai tujuan
tertentu. Bisa juga dikatakan motivasi sebagai daya pendorong bagi
manusia untuk mencapai kesuksesan dan menghindari yang namanya
kegagalan hidup dengan begitu tujuan yang ingin dicapai dengan baik.
Dengan demikian Motivasi belajar dibutuhkan dengan mutlak. Tanpa
adanya, motivasi tujuan pembelajaran tidak akan bisa dicapai secara
optimal,Motivasi sangat diperlukan dikalangan pelajar sebagai
penggerak dalam pencapain tujuan pembelajaran .
Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri
seseorangyang ditandai dengan timbulnya reaksi untuk mencapai
tujuan (Frederick J. Mc Donald dalam Palapa, 2020). Lebih lanjut
motivasi juga dapat diartikan sebagai suatu hasarat yang ada pada diri
siswa/siswa untuk mencapai prestasi yang baik dalam pembelajaran
disekolah. Tetapi menurut Clayton Alderfer dalam (Palapa, 2020)
Motivasi belajar ialah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan
-
8
belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil
belajar sebaik mungkin. Oleh karena itu, mutu prestasi belajar pada
siswa perlu diperkuat terus-menerus. Dengan tujuan agar siswa
memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga prestasi belajar yang
diraihnya dapat optimal.
Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan
pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam mata pelajaran tertentu Nashar (2004) dalam D.Dasar
(2011). Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan
mendapatkan kepuasan tersendiri dalam proses pembelajaran. semakin
intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi
prestasi belajar yang diperoleh dalam pembelajaran.
Demikian dalam belajar, perlu adanya motivasi karna memiliki
pengaruh bagi para pelajar dalam menghadapai pembelajaran.
Meskipun seseorang memiliki kecerdasan yang tinggi tapi tidak
memiliki motivasi belajar dari dalam diri maupun dari luar maka
tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan maksimal.
Dari uraian di atas motivasi sangat membantu dan menentukan
keberhasilan belajar dalam menjalankan program-program garis besar
di dalam proses belajar mengajar disekolah. Istilah motivasi lebih
umum yaitu meningkatkan motif dari dalam individu untukberbuat dan
bertingkah laku. Dalam kegiatan belajar pun tidak ditentukan dengan
kemampuan atau kecerdasan yang tinggi tapi tergantung pada diri
seseorang untuk meningkatakan diri dalam belajar dan motivasi lah
yang dapat mempengaruhi seseorang dalam menigkatkan belajar.
2. Fungsi Motivasi belajar
Motivasi dalam belajar sangat penting dikarenakan dalam
meningkat prosesbelajar yang diharapkan, perlu adanya daya
pembagun dari dalam diri individu untuk meningkatkan motivasi
belajar. Menurut Islamuddin (2012)motivasi memiliki tiga
fungsi,yaitu:
-
9
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak motor
yang melepas energi.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai
c. Menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi
gunamencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan
yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut
Seseorang melakukan sesuatu usaha dikarenakan adanya motivasi.
Motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik,
dengan kata lain bahwa dengan usaha yang tekun dan didasari adanya
motivasi akan dapat melahirkan prestasi yang baik
Adapun tiga fungsi motivasi menurut (Sardiman, 2014)yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak
b. menentukan arah perbuatan
c. menyeleksi perbuatan
Motivasi dapat berfungsi sebagai daya pendorong agar mencapai
tujuan tertentu. Begitupula dalam belajar perlu adanya motivasi belajar
yang tinggi untuk mendapatkan pembelajaran yang baik dalam proses
belajar. Kualitas belajar bergantung pada intensitas motivasi yang ada
dalam diri apabila motivasi belajar dalam diri kecil maka impas dari
kegiatan belajarpun akan sama begitu juga sebaliknya (Sardirman,
2014).
Kesuksesan bergantung pada motivasi peluang serta intensif.
Begitu pula sebaliknya kecendrungan untuk gagal. Motivasi
dipengaruhi oleh keadaan serta emosi seseorang. Guru dapat
memberikan motivasi siswa dengan melihat suasana emosional siswa
tersebut. Motivasi berprestasi dimiliki oleh setiap orang, sedangkan
intensitasnya tergantung pada kondisi mental individu tersebut.
-
10
3. Jenis-jenis Motivasi
Motivasi terbagi dalam kategori dasar yaitu Ekstrinsik dan
Intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang diciptakan oleh
faktor-faktor eksternal seperti reward dan hukumanWoolfolk (2009).
Motivasi ekstrinsik ialah sebagai bentuk yang aktivitas belajar yang
dimulai dan diteruskan berlandaskan dorongan dari luar yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Prihartanta, 2015).
Secara umum pada usia 15-17 individu mulai memikirkan masa depan
,kemudian tujuan pembelajaran, eksplorasi dan persiapan karier
menjadi motivatorMyers-Walls (1996).
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang berhubungan dengan
kegiatan yang memiliki reward sendiri (Woolfolk, 2009). Motivasi
instrinsik yang ada pada siswa memberikan rasa penasaran, mencari
ilmu, tertarik pada pengembangan diri dan dimana pembelajaran
member kepuasaan terhadap diri sendiri.Motivasi intrinsik adalah
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan suatu tujuan (Prihartanta, 2015).Disisi lain
ada beberapa tugas dan keterampilan yang akan termotivasi secara
instrinsik untuk meyelesaikan seperti perkerjaan rumah.Secara
instrinsik belajar pada umumnya memiliki hasil yang baik dalam
pembelajaran sehingga tantangan dikelas sebagai dalam dorongan
individu untuk mencapai tujuan yang baik.
4. Dimensi Motivasi belajar
Menurut Pintrich (1991)dalam buku A Manual for the use of the
Motivated Strategies for Learning Questionnaire(MSLQ) motivasi
terbagi kedalam tiga dimensi, yaitu Nilai, Ekspektasi dan Afektif
a. Nilai
Didalam Motivasi belajar terhadap kompenen nilai dalam
meningkatakan motivasi dalam pembelajaran yang terbagi menjadi
3 bagian yaitu:
-
11
1. Orientasi instrinsik
Orientasi instrinsik memiliki tujuan yang mengacu pada
persepsi siswa mengapa dia terlibat dalam pembelajaran dan
tugas belajar. Pada MSLQ mengatakan orientasi instrinsik
mengacu pada siswa untuk tujuan umum awal dalam
pembelajaran berlangsung. Orientasi instrinsik mengacu pada
pengembangan yang ada pada diri siswa seperti tantangan, rasa
ingin tahu, dan penguasaan diri, bagaimana siswa tersebut
berpartisipasi dalam proses pembelajaran.Apabila siswa
memiliki orientasi instrinsik dalam meningkatkan akademik
itu akan menjadi suatu proses pembelajaran yang baik, bukan
karena tujuan pembelajaran yang baik mengacu pada partisipasi
di kelas dan siswa tidak memiliki rasa ingin tahu, tantangan
dan penguasaan diri dalam pembelajaran di kelas. Berikut ini
indikator orientasi instrinsik:
a. Ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran yang
menantang dikelas.
b. Pemilihan siswa dalam pembelajaran yang dapat
membangkitkan rasa ingin tahu.
c. Memahami materi fisika semaksimal munngkin.
d. Usaha siswa untuk dalam mengerjakan tugas di sekolah.
2. Orientasi Ekstrinsik
Orientasi Ekstrinsik melengkapi dari orientasi instrinsik
dimana mengacu pada pengembangan siswa dalam hal nilai,
penghargaan, kinerja, evaluasi olehyang lain, dan kompetisi.
Sejauh mana siswa dalam meningkatkan pembelajaran untuk
mendapatkan hasil yang bagus akan berdampak pada diri siswa
tersebut.Berbeda dengan orientasi instrinsik yang memiliki
tujuan umum yang ada pada diri individu, lain halnya dengan
orientasi ekstrinsik mengacu pada diri individu untuk
-
12
mendapatkan apresiasi dalam proses pembelajaran, itu akan
meningkatkan motivasi dalam proses pembelajaran dikelas.
a. Mendapatkan nilai bagus hal yang plaing memuaskan
bagi siswa.
b. Fokus dikelas adalah mendapatkan nilai.
c. Mendapatkan nilai yang baik dibandingkan siswa lain.
d. Siswa melakukan segala sesuatu dengan baik karena
untuk dapat menunjukkan kepada keluarga, teman,
guru, dan orang lain.
3. Task value
Task value berbeda pada tujuan orientasi instrinsik dan
ekstrinsik yang mana memiliki tujuan umum dalam
pengembangan pembelajaran dan mengacu pada persoalaan
peningkatan pembelajaran dalam hal untuk mendapatkan
apresiasi dari luar diri siswa, Lain halnya task value yang
mengacu kepada evaluasi siswa tentang seberapa penting,
seberapa menarik dan seberapa manfaat dalam melakukan
pembelajaran yang berlangsung dikelas. Nilai tugas yang tinggi
harus mengarah pada lebih banyak keterlibatan dalam
pembelajaran individu. Di MSLQ, task value mengacu pada
persepsi siswa tentang materi pelajaran dari segi minat,
kepentingan, dan utilitas. Berikut merupakan indikator task
value:
a. Siswa yakin dapat menggunkan ketermapilan belajar
yang diajarkan pada mata pelajaran lainnya.
b. Siswa merasa penting dalam mempelajari pelajaran
yang diajarkan
c. Siswa tertarik dengan kajian materi yang diajarkan
d. Merasa berguna dengan materi yang dipelajari
e. Menyukai mata pelajaran yang diajarkan
f. Memahami mata pelajaran sangat berguna bagi siswa
-
13
b. Ekspektasi
1. Kontrol Belajar
Goldin (2002) menyatakan bahwa keyakinan didefinisikan
sebagai konfigurasi dari kognitif, afektif dan internal,yang
mana keyakinan dalam memiliki perkembangan kemapuan
kognisi dan afektif dalam pembelajaran.Peningkatan
pembelajaran siswa mengacu pada keyakinan siswa bahwa
apabila memiliki peningkatan dalam pembelajaran akan
menghasilkan suatu hasil yang memuaskan. Ini berkaitan
dengan upaya individu untuk peningkatan pembelajaran, jika
siswa percaya bahwa peningkatan perubahan pembelajaran
yang dimiliki akan berdampakbaik dengan memiliki
pembelajaran strategis dan efektif. Berikut ini merupakan
indikator dari kontrol belajar:
a. Kepercayaan diri siswa dalam mempelajari pelajaran.
b. Kesalahan terbesar siswa apabila tidak memahami
materi pelajaran.
c. Kepercayaan diri siswa untuk memahami materi
pelajaran.
d. Usaha siswa dalam mempelajari mata pelajaran.
2. Kepercayaan Diri
Bandura (1986) menyatakan bahwa self-efficacy mengacu
pada keprecayaan individu akan kemampuannya untuk sukses
dalam melakukan sesuatu. Apabila dalam pembelajaran belum
mencapai kepuasaan tertentu perlu adanya perbaikan dalam
peningkatan pembelajaran yang mana mengakibatkan efek dari
dalam diri individu tersebut.Dalam peningkatan pembelajaran
perlu adanya proses yang menunjang sehingga tercapai
pembelajaran yang baik kepercayaan dan kemampuan yang
dilakukan saat proses pembelajaran perlu dipertahankan karena
itu sebagai penunjang dalam diri untuk melakukan perubahan
-
14
dalam pembelajaran.Pengaruh yang didapat dalam Self-efficacy
akan berdampak pada penguasaan dalam pembelajaran. Berikut
ini merupakan indikator kepercayaan diri:
a. Siswa yakin akan mendapatkan nilai terbaik dikelas
b. Siswa yakin dapat memahami materi pelajaran yang
sulit dikelas.
c. Siswa yakin dapat memahami konsep dasar fisika yang
diajarkan di kelas.
d. Siswa yakin dapat mengerti materi fisika paling rumit di
kelas.
e. Siswa yakin dan mampu mengerjakan tugas dan ujian
fisika yang diberikan di kelas.
f. Siswa berharap dapat melakukan yang terbaik dalam
pembelajaran dikelas.
g. Adanya kemauan siswa dalam mempelajari fisika,
dengan kemampuan yag dimiliki
3. Afektif
a. Kecemasan
Menurut (Depkes RI 1990 dalam Anita, 2014) kecemasan
ialah ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang
timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak
menyenangkan.Kecemasan memiliki dua komponen yaitu
khawatir atau kompenen kognitif dan emosionalitas.
Kekhawatiran mengacu pada pemikiran negatif siswa yang
mengganggu kinerja,sedangkan emosionalitas mengacu pada
afektif dan fisiologis aspek gairah kecemasan. Perlu adanya
strategis untuk menghilangkan kecemasan yang ada pada diri
siswa dalam proses pembelajaran untuk mengurangi rasa
ketakutan dan kecemasan dana meningkatkan efikasi diri dalam
pembelajaran.
-
15
Berikut merupakan indikator kecemasan:
1. Ketika ujian memikirkan betapa buruknya kinerja
dirinya dibandingkan siswa lain.
2. Ketika ujian memikirkan soal lain yang tidak bisa di
jawab.
3. Ketika mengerjakan soal ujian, memikirkan
konsekuensi dan kegagalan.
4. Merasa tidak nyaman dan gelisah saat mengikuti ujian.
5. Jantung berdegup kencang saat mengikuti ujian.
B. Kemampuan Regulasi Diri
1. Pengertian regulasi diri
Horward dan Miriam mengungkapkan bahwa regulasi diri adalah
proses di mana seseorang dapat mengatur pencapaian dan aksi mereka
sendiri dalam menentukan target untuk diri mereka, mengevaluasi
kesuksesan mereka saat mencapai target tersebut dan memberikan
penghargaan pada diri mereka sendiri karena telah mencapai tujuan
tersebutFitriya and Lukmawati (2016). Menurut Kusaeri and
Mulhamah (2016)Regulasi diri (self-regulation) merupakan proses
untuk mengaktifkan dan mengatur pikiran, perilaku dan emosi dalam
mencapai suatu tujuan. Ketika tujuan tersebut berhubungan dengan
pembelajaran, maka regulasi diri yang dimaksud adalah self regulated
learning (regulasi diri dalam belajar).Pintrich (1999)Regulasi diri
dalam belajar digambarkan sebagai strategi-strategi yang digunakan
siswa untuk mengatur kognisinya (menggunakan strtegi-strategi
kognitifdan metakognitif dan juga penggunaan strategi mengelola
sumber pengetahuan.
Berdasarkan pendapat dari beberapa peneliti dapat disimpulkan
bahwasanya regulasi diri merupakan upaya siswa mengendalikan dan
mengontrol diri sendiri dalam proses pembelajaranyang berhubungan
dengan cara mengontrol metakognitif, motivasi dan perilaku pada diri
sendiri.
-
16
Pengolaan diri dalam belajar atau regulasi diri menimbulakn rasa
bangkit baik dari perasaan, tindakan yang menghasilkan feedback
untuk tujuan yang diinginkan (Zimmerman, 2008). Dengan kata lain
regulasi diri memiliki hubungan antara metakognitif, motivasi, dan
perilaku untuk mencapai tujuan individual.
2. Faktor-Faktor Kemampuan regulasi diri
a. Faktor internal
Observasi diri (self-observation) didasarkan oleh faktor
kapasitas, kuantitas penampilan, orsinalitas, karakter diri.
Seseorang dapat megontrol tingkah lakunya untuk melakukan
sebuah kegiatan, meskipun tidak tuntas karena seseorang lebih
mengarah kepada aspek yang cocok untuk dirinya
sendiri.Pengamatan yang dilakukan oleh seseorang tergantung
pada konsep dirinya.
1. Proses penilaian atau mengadili tingkah laku (judgmental
process). Hal ini didasarkan untuk mengetahui kesesuain
perilaku dengan standar pribadi, membandingkan perilaku
dengan norma standar atau dengan perilaku orang lain,
menilai berdasarkan pentingnya suatu kegiatan, dan
berspekulasi apa yang menjadi penyebab seseorang
berperilaku tertentu.
2. Reaksi diri (self response). Respon siswa terhadap hasil
yang dicapainya. Seseorang merespon diri sendiri positif
atau negative bergantung pada konsep diri dan standar yang
dimiliki. Tidak munculnya reaksi afektif, karena fungsi
kognitif membuat keseimbangan yang mempengaruhi
evaluasi positif atau negatif menjadi kurang bermakna
secara individual.
-
17
b. Faktor Eksternal.
1. Standar.
Faktor eksternal menjadi tolak ukur untuk menilai tingkah
laku seseorang. Faktor lingkungan berinteraksi dengan
pengaruh pribadi, membentuk standar evaluasi diri
seseorang. Melalui orang tua dan guru, siswa belajar
dengan baik ataupun buruk sesuai perilaku yang
dikehendaki maupun sebaliknya. Pengalaman interaksi
dengan lingkungan memberikan dampak kepada siswa
untuk mengembangkan standar yang dimilki untuk
melakukan apresiasi pada prestasi diri
2. Penguatan (reinforcement). sesuatu yang diberikan secara
pemberian yang ada pada dalam diri tidak selalu
memberikan kepuasaan pada diri sendiri. Seseorang yang
membutuhkan secara khusus berasal dari lingkungan
eksternal. Kualitas perilaku seseorang dalam penguatan
biasanya bekerja sama,ketika orang dapat mencapai standar
perilaku tertentu, perlu adanya penguatan karena tingkah
laku seseorang seperti layaknya peristiwa untuk dilakukan
lagi.
3. Dimensi Kemampuan Regulasi Diri
Menurut Pintrich (1991) dalam buku A manual for the use
motivated strategies for learning questionnaire (MSLQ) dimensi
regulasi diri terdiri dari strategi kognitif dan metakognitif, dan strategi
manajemen
1. Strategi kognitif dan metakognitif
Didalam strategi kognitif dan metakognitif terdapat 4 komponen
yaitu
a. Rehearsal
Pada starategi rehearsal peserta didik dibantu dengan
melibatkan pembacaan l dan pengkodenan dari suatu
-
18
pembelajaran. Strategi ini sangat baik digunakan untuk latihan
yang sederhana untuk informasi dalam penggunaan pada
jangka panjang. Strategi ini dapat membantu siswa dalam
melakukan sebuah latihan tapi pada strategi ini mungkin tidak
selalu diminati siswa karena penggunaan task yang membuat
koneksi internal yang dimiliki siswa akan membuat koneksi
antara informasi dengan pengetahuan sebelumnya. Berikut
indikator rehearsal :
1. Ketika belajar, siswa berlatih menguasai materi yang
diajarkan secara berulang-ulang.
2. Siswa bekerja sama dengan siswa lain untuk menyelasikan
tugas-tugas.
3. Meminta bantuan guru untuk menjelaskan konsep yang
tidak dipahami.
4. Membaca dan mendengar materi pelajaran dengan
memikirkan penunjang untuk meningkatkan wawasan.
b. Elaboration
Strategi elaboration sangat membantu memori siswa
menyimpan informasi dalam jangaka panjang, dengan
menghubungkan antara pembelajaran yang akan dipelajari.
Pada strategi ini siswa dapat mengatur, menyimpulkan,
membuat analogi dan membuat catatan yang diinginkan secara
structural. Strategi sangat mempengaruhi memori siswa dalam
menghubungkan pengetahuan atau pembelajaran yang sudah
dipelajari dengan pembelajaran akan di ajarkan. Berikut ini
merupakan indikator Elaboration:
1. Sulit mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan.
2. Mencari jalan keluar untuk dapat memahami materi yang
diajarkan
3. Saat belajar siswa membaca seluruh catatan dan
menggarisbawahi konsep-konsep yang penting.
-
19
4. Menggunakan pemikiran sendiri untuk dengan materi yang
dipelajari.
5. Apabila tidak memahami materi pelajaran meminta
bantuan kepada teman kelas.
6. Siswa mencoba mempersentasikan apa yang sudah
dipelajari di kelas.
c. Organisasi (Organization)
Starategi organization membantu pelajar memilih informasi
sesuai pembelajaran yang akan dipelajaridan membantu
koneksi internal dalam pengembangan informasi yang baru.
Contoh dari strategi ini adalah siswa dalam pekerjaan tugas
dapat mengelompokkan, menjabarkan dan memilih ide sesuai
pembelajaran yang diinginkan. Pengorganisasian merupakan
upaya aktif, usaha yang dihasilkan dalam mengerjakan latihan.
Berikut ini merupakan indikator organisasi:
1. Membuat peta konnsep untuk membantu memahami
materi.
2. Membaca buku merupakan alternative untuk
menemukan ide-ide yang penting.
3. Membuat grafik sederhana, diagram atau tabel yang
dapat membantu dalam memahami materi.
4. Membaca catatan dan menggaris bawahi konsep-konsep
yang penting.
d. Berpikir kritis
Berpikir kritis mengacu pada pemikiran siswa yang
memberikan respon internal terhadap pengetahuan yang sudah
dipelajari yang mempengaruhi informasi baru yang didapat
selama pembelajaran. Dalam mnyelesaikan masalah, keputusan
atau membuat evaluasi kritis dengan masih mengandalakan
stanfar pengetahuan yang menjadi acuan yang lengkap untuk
-
20
menyampaikan sebuah informasi. Berikut ini merupakan
indikator berpikir kritis:
1. Mengontrol pikiran dengan mempertanyakan hal-hal
yang didengar dan dibaca dalam pembelajaran.
2. Mencoba untuk mencari bukti pendukung yang baik
untuk mengetahui kebenarannya.
3. Siswa menjadikan materi yang diajarkan dikelas titik
awal dalam mengembangkan gagasan sendiri.
4. Mencoba bermain dengan gagasan sendiri dengan
materi yang diajarkan dikelas.
5. Saat membaca siswa dapat membuat pernyataan dengan
memikirkan ide-ide yang dapat mmenunjang.
e. Strategi Metakognitif
Dalam buku Pintrich (1991)mengatakan bahwsanya
metakognisi memfokuskan pada kesadaran, pengetahuan, dan
kontrol kognisi dan memfokuskan pada aspek kontrol dan
regulasi diri dari metakognisi di MSLQ ini. Tiga komponen
dalam metakognitif pada siswa meliputi membuat, memantau
dan mengatur. Merencanakan kegiatan seperti menetapkan
tujuan yang ingin dicapai dan analisa tugas membantu
mengaktifkan, mengutamakan dan dapat membuat
pengorganisasikan materi yang cukup mudah. Dan dapat
membantu pelajar dalam memahami materi dan
mengintegrasikannya dengan pengetahuan sebelumnya.
Pengaturan memfokuskan pada penyesuaian yang baik dan
penyesuaian berkesinambungan dari aktivitas kognitif
seseorang. Kegiatan yang diatur dianggap meningkatkan
kinerja dengan membantu peserta didik dalam memeriksa dan
memperbaiki perilaku mereka saat mereka melanjutkan tugas.
-
21
Berikut ini merupakan indikator strategi metakognitif:
1. Dalam pembelajaran siswa sering kehilangan poi-poin
penting.
2. Siswa mempertimbangkan pertanyaan untuk membuat
fokus dalam membaca.
3. Ketika siswa bingung dalam membaca, akan berusaha
untuk membacanya kembali.
4. Siswa mengubah cara belajarnya agar mudah dipahami.
5. Siswa memiliki keterampilan membaca cepat untuk
dapat memahami pembelajaran..
6. Bertanya kepada diri sendiri apakah memahami materi
yang sudah diajarkan
7. Berusaha mengubah cara belajar agar sesuai dengan
tuntutan pembelajaran dan gaya mengajar guru
8. Siswa sering mengalami telah membaca materi tapi
tidak memahami materi tersebut.
9. Memikir topik pembelajaran dan apa yang harus saya
pelajari dari materi tersebut.
10. Mencoba memikirkan konsep-konsep fisika yang tidak
dipahami dengan baik.
11. Menetapkan tujuan belajar untuk diri sendiri agar dapat
mengarahkan aktivitas saat belajar.
12. Apabila catatan dikelas membingungkan, siswa akan
memperbaiki setelah pembelajaran selesai.
2. Strategi manajemen
a. Lingkungan belajar
Selain pengelolaan diri secara metakognitif, siswa dalam
pencapaian pembelajaran yang diinginkan siswa harus dapat
mengelola dan mengatur waktu belajar yang diperlukan.
Pengaturan waktu dalan pembelajaran di dalam leevelnya
seperti penjadwalan mingguan dan bulanan ini tidak hanya
-
22
termasuk meluangkan waktu untuk belajar tetapi penggunaan
waktu yang efektif dan menetapkan tujuan yang nyata. Berikut
ini merupakan inikator lingkungan belajar:
1. Belajar ditempat dengan membuat lebih berkonsentrasi.
2. Memanfaatkan waktu belajar dengan baik.
3. Sulit untuk mengerjakan waktu yang sudah ditetapkan.
4. Memilih tempat khusus untuk belajar.
5. Yakin dalam mengkuti pembelajaran setiap harinya.
6. Mengikuti pembelajaran dikelas secara teratur.
7. Siswa tidak meghabiskan banyak waktu untuk belajar
karena kegiatan lain.
8. Tidak mempunyai waktu untuk membaca kembali
catatan sebelum ujian.
b. Effort Regulation
Kemampuan regulasi diri mencakup kemampuan siswa
untuk mengendalikan usaha mereka dan perhatian dalam
menghadapi latihan yang tidak mengerti ataupun tidak menarik.
Effort management mencakup pada pengaturan diri dan
menggambarkan komitmen yang bertujuan untuk
menyelesaikan tujuan belajar, meskipun dengan Task yang
sulit. Berikut merupakan indikator effort regulation:
1. Siswa sering merasa bosan dan malas ketika belajar
sehingga berhenti mengerjakan apa yang telah
direncanakan.
2. Bekerja keras dengan baik dalam pembelajaran meskipun
tidak menyukainya.
3. Apabila tugas guru yang diberikan sulit, siswa akan
mengerjakan bagian yang mudah.
4. Apabila materi pembelajaran membosankan dan tidak
menarik, siswa akan terus mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
-
23
c. Peer learning
Bekerjasama dengan teman sebaya telah terbukti memiliki
efek positif pada prestasi individual siswa. Dialog dengan
teman sebaya akan mempermudah pelajar dalam
mengembangkan materi pembelajaran untuk pengembangan
pembelajaran yang diinginkan. Berikut ini indikator peer
learning:
1. Saat belajar dikelas, siswa mencoba menjelaskan materi
kepada teman-temannya.
2. Bekerja sama dengan siswa lainuntuk menyelesaikan
tugas-tugas sekolah.
3. Sering meluangkan waktu untuk mendiskusikan materi
fisika dengan teman sekelas.
Contohnya apabila siswa yang belum mengerti tentang materi
yang sedang dipelajari dengan adanya kerjasama teman sebaya
yang mampu membantu pelajar untuk bisa mengerti
pembelajaran yang dipelajari.
d. Help seeking
Strategi lingkungan belajar yang harus diperhatikan oleh
siswa adalah dukungan dari orang lain termasuk teman sebaya.
Siswa dapat mengetahui apabila tidak mnegerti dengan
pembelajaran dan pelu adanya bantuan dari orang lain. Para
peneliti dalam teori Help seekingmengungkapkan bahwasanya
bantuan dari teman sebaya dan bimbingan guru dikelas sangat
membantu peningkatan prestasi. Berikut indikator Help
seeking:
1. Apabila sulit mengerjakan tugas-tugas, mencoba
untuk mengerjakan tugas sendiri tanpa bantuan
orang lain.
2. Meminta penjelasan guru untuk menjelaskan materi
yang tidak dipahami.
-
24
3. Apabila materi sulit untuk dipahami akan meminta
bantuan kepada teman.
4. Mengidentifikasi teman-tema dikelasuntuk diminta
bantuan jika diperlukan.
4.Aspek-aspek kemampuan regulasi diri dalam belajar
Aspek regulasi diri dalam belajar memiliki tiga aspek yaitu
Metakognitif, Motivasi, dan perilaku Zimmerman dalam Dami and
Parikaes (2018)
a. Metakognitif
Zimmerman and Martinez-Pons (1988) Kemampuan
metakogntif didalam regulasi diri meliputi 3 komponen yaitu
merencanakan, mengorganisasi, menginstruksikan diri selama
pembelajaran.Perencanaan yang mengarahkan pengontrolan belajar
demi adanya feedback terhadap apa yang dikerjakan.
b. Motivasi
Motivasi merupakan suatu kebutuhan dasar yang dimiliki setiap
individu untuk tercapai yujuan personal. memiliki motivasi belajar
contohnya motivasi instrinsik yang sangat berpengaruh bagi diri
sendiri dikarenakan dari dalam diri memiliki kemauan yang kuat
akan halnya suatu pembelajaran.
c. Perilaku
Individu memilih ,menyusun dan menciptakan lingkungan sosial
dan fisik seimbang untuk mengoptimalkan pencapaian aktifitas
yang dilakukan (Zimmerman & Martinez-Pons, 1988) dalam Dami
and Parikaes (2018)
Dari ketiga aspek regulasi diri dapat disimpulkan komponen
yang termasuk regulasi diri terdiri dari Metakgonitif yang
melibatkan individu merencanakan, mengorganisasikan dan
menginstruksi diri dalam pembelaajaran. Motivasi adalah
kemampuan dasar tang dimiliki individu untuk memiliki keyakinan
terhadap apa yang dikerjakan (self-beliefs)dan kemampuaan
-
25
terhadap tugas yang akan dikerjakan (self-efficacy) dalam
pembelajaran. Perilaku adalah individu menciptakan, menyusun
lingkungan sesuai dengan konsep kepribadian agar tercapai
lingkungan yang sesuai.
C. Teori Kognitif Sosial
Pada tahun 1986 Albert Bandura melakukan Penelitian yang
didasari oleh teori kognitif sosial. Bandura (1986)menjelaskan
bahwasanya individual berperan sebagai human functioning (Fungsi
manusia), Dari tiga sapek triadic kognitif sosial individual saling
berhubungan sebab akibat, dimana person berusaha meregulasi diri
sendiri (self regulated), dan menghasilkan kinerja atau pelaku yang
berdampak pada perubahan lingkungan(Tanti, 2019).
Hal yang paling mendasar dari teori kognitif sosial ialah prinsip
mengenai human agency, yakni individu sebagai agen yang bertanggung
jawab terhadap kemajuan diri sendiri dan mampu membuat perubahan
lingkungan melalui tindakannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh siswa
yang ahli mengatur diri sendiri, memikirkan tentang starategi belajar yang
diperlukan dan mengembangkan tujuan yang diinginkan akan berdampak
pembentukan dalam pengelolaan perubahan pada lingkungannya
(McCombs & Marzano, 1990),
Gambar 21. Teori sosial Kognitif
Keterlibatan utama pada teori kognitif sosial dalam
pembelajarandipengaruhi dalam konteks sosial (guru, teman sejawat orang
-
26
tua) seperti yang dikatakan oleh Martinez-Pons (2002)orang tua
mengajarkan dan mendukung self regulated learning melalui dorongan,
memfasilitasi. Lebih lanjut Pintrich (1991) mengatakan pada teman
sejawat memiliki pengaruh penting pada peningkatan prestasi belajar,
dalam personal (kognisi, motivasi , self efficacy, beliefs, dsb).
Analisis terhadap berbagai literatur di bidang pendidikan
kemampuan dalam meregulasi diri adalah kunci dari keberhasilan siswa
dalam proses pembelajaran fisika. Kemampuan regulasi diri sebagai
insiatif yang digunakan siswa untuk memperoleh keterampilan akademik
seperti menetapkan tujuan belajar, memonitoring staregi belajar secara
efektif, memilki dorongan untuk penigkatan pembelajaran, serta
kemampuan dalam mengontrol tujuan yang diinginkan (Valle Arias et al.,
2008). Maka karakter belajar siswa berdasarkan teori kognitif
sosialdipengaruhi faktor lingkungan dan faktor personal (motivasi dan
beliefssiswa). Oleh karena itu pada tujuan penelitian ini adalah hanya
mengekplorasi hubungan antara motivasi dan regulasi diri. Model
penelitian yang diajukan seperti pada gambar 2.2 sebagai berikut:
Gambar 2.2 Model penelitian berdasarkan teori kognitif sosial
Berdasarkan gambar 2.2 bagaimana kemampuan regulasi diri
menjadi perspektif siswa yang dapat mempengaruhi motivasi dalam
meningkatkan tujuan yang di inginkan pada pembelajaran fisika. Persepsi
siswa dalam meningkatkan kemampuan regulasi diri dapat dipengaruhi
oleh motivasi, seperti halnya yang dikatakan olehMartinez-Pons
(2002)orang tua memfasilitasi, me-reward goal settingbentuk motivasi
ekstrinsik yang dilakukan siswa dalam peningkatan pembelajaran, begitu
pula motivasi instrinsik dorongan dari dalam diri yang dipengaruhi oleh
kebutuhan yang ingin dicapai.
-
27
D. Hubungan motivasi belajar dan kemapuan regulasi diri
Istilah Self-regulated learning berasal dari teori kognisi sosial
Albert bandura pada tahun 1989. Menurut teori kognisi sosial
manusia adalah suatu bagian dari aspek pribadi (person), perilaku
(behavior), dan lingkungan (environment) Bandura (1997). Ketiga
aspek dari kemampuan regulasi diri saling berhubungan timbal balik,
dimana person berusaha untuk meregulasi diri sendiri (self regulated),
dan hasilnya sesuai dengn kinerja atau tingkah laku dan berdampak
pada perubahan pada lingkungan dan juga individu meregulasi diri
mereka dalam belajar akan berdampak pada pencapaian tujuan yang
ditetapkan karena apabila siswa dapat meregulasi diri mereka akan
bisa menentukan tujuan dan menggunakan strategi yang ditetapkan
(Latipah, 2010).
Seperti yang dikatakan oleh Bandura (1986) apa yang dipikirkan
individu, diyakini dan dialami akan berdampak pada bagaimana dia
akan bertindak. Kemampuan regulasi diri pada individu sebagai
partisipan dengan melibatkan motivasi, metakognisi dan perilaku
dalam belajar. Lebih jauh, kemampuan regulasi diri sebagai gambaran
diri individu dengan bergantung pada motivasi belajar yang dimiliki.
Faktor pengetahuan yang dimiliki, motivasi, dan disiplin diri
(kemauan-diri) merupakan faktor yang dapat mempengaruhi self-
regualtedWoolfolk (2009). Gagasan dari teori kognitif sosial perilaku
belajar siswa yang tergambar dalam kemampuannya dirinya dalam
meregulasi diri dalam belajar juga dipengaruhi pada fakor internal
yaitu motivasi.
Motivasi merupakan hal yang utama yang harus dimiliki siswa
dalam pengolaan diri dalam belajar, dimana melalui motivasi siswa
dapat mengambil tindakan dan tanggung jawab atas kegiatan yang
dilakukan dalam proses pembelajaran (Smith, 2001). Pengelolaan diri
yang dapat meningkatkan motivasi belajar dalam pengolaan diri
didasarkan oleh beberapa faktor yaitu efikasi diri (self-efficacy),
-
28
tujuan pribadi (self goals), nilai dan atribusi. siswa yang
menggunakan self regulated dalam proses pembelajaran akan mampu
membentuk dan mengatur perubahan lingkungan(McCombs &
Marzano, 1990).
Penelitian yang dilakukan olehApranadyanti (2010) tentang
hubungan motivasi belajar dengan regulasi diri di sekolah menengah
kejuruan (SMK) Ibu Kartini dihasilkan bahwasanya hubungan
regulasi diri dan motivasi memiliki dampak yang positif , dikarenakan
regulasi diri merupakan pengontrolan diri dalam pencapaian tujuan
personal dan siswa beranggapan bahwsanya sekolah adalah suatu
keharusan demi pencapaian yang diinginkan. Akan tetapi,
dikarenakan keyakinan (self-beliefs) dan kemampuan (self-
efficacy)yang dipunya membuat mereka yakin akan hal yang mereka
kerjakan akan berdampak kepada tujuan pembelajaran yang akan
diperoleh di kemudian hari.
F. Penelitian Relevan
Beberapa Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh (Apranadyanti, 2010) yang berjudul
‘Hubungan antara regulasi diri dengan motivasi berprestasu pada siswa
kela X SMK ibu kartini’ Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan,
menunjukkan hubungan positif dan sangat signifikan anatara regulasi
diri dengan motivasi berprestasi pada siswa kelas X SMK ibu Kartini
semarang. Korelasi anatar regulasi diri dan motivasi berprestasi
memiliki respon jawaban yang diberikan pada skala regulasi diri yang
baik, dengan rata-rata empirik sebesar 105.62 yang berada pada
rentang skor 100-120
2. Penelitian yang dilakukan oleh (Hastuti, Rahman, & Muchlisah, 2019)
yang berjudul pengaruh regulasi diri (self-regulation) dan motivasi
belajar pada hasil belajar biologi pada peserta didik kelas XI MIA
MAN 1 Bulukumbia. Hasil penelitian yang dilakukan di MAN 1
Bulukumba memeperoleh secara bersama-sama regulasi diri (self
-
29
regulation) dan motivasi belajar berpengaruh positif dan nyata
terhadap hasil belajar.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Simatupang, Noviyanti, Islami, and
Nasir (2017)yang berjudul ‘Hubungan motivasi belajar dan self-
regulated learning dengan hasil belajar fisika kelas XI SMA negeri 4
Pekanbaru tahun pelajaran 2016/2017. Hubungan antara motivasi
belajar dan kemampuan regulasi pada hasil belajar dianalisis dengan
korelasi berganda sebesar 0.533 artinya motivasi dan kemampuan
regulasi diri memilki pengaruh posistif dalam peningkatan hasil
belajar. Dengan kata lain, siswa yang memiliki motivasi belajar dan
strategi kemampuan regulasi diri secara bersamaan tinggi maka hasil
belajar yang diperoleh juga tinggi.
-
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Jambi.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran
2019/2020
B. Pendekatan dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif
survey. Pada umumnya kuantitatif survey dibatasi dengan mengumpulkan
datanya dari sampel untuk mewakili seluruh populasi. Pada penelitian
kuantitatif survey, informasi dikumpulkan berdasarkan responded
menggunakan kuesioner atau angket.
C. Populasi dan teknik pengumpulan sampel
1. Populasi
Menurut Moleong and Edisi (2004) populasi merupakan lingkungan
generalisasi yang terdiri dari objek/subyek yang mempunyai karakter yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Populasi dalam penelitian ini
merupakan seluruh siswa MIA di MAN 1 Kota Jambi yang berjumlah 151
siswa yang terbagi menjadi 6 kelas pembagian sebagai berikut:
Kelas Jumlah
X MIA 1
X MIA 2
XI MIA 1
XI MIA 2
XII MIA 1
XII MIA 2
24
27
25
25
25
25
Jumlah 151
Tabel 3.1 Data siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota jambi
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah jumlah bagian yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan total
samplingpada seluruh siswa MAN 1 Kota Jambi.
-
31
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sebuah bagian atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian menarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Dalam Penelitian ini peneliti
menggunakan analisis structural equation modeling (SEM) menggunakan
2 variabel yaitu:
1. Variabel eksogen (Exogeneous variable)
Variabel eksogen sama halnya dengan variabel independen/
variabel bebas merupakan variabel yang sifatnya dipengaruhi oleh
variabel lain(Haryono, 2017b). Ditandai dengan variabel dimana anak
panah berawal, di dalam penelitian ini yang merupakan variabel
eksogen adalah dimensi motivasi (Juliandi, 2018).
2. Variabel endogen (endogeneous variabel)
Variabel endogen sama halnya dengan variabel dependen/variabel
terikat merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
endogen(Haryono, 2017b). Ditandai dengan variabel dimana anak
panah berakhir, di dalam penelitian ini yang merupakan variabel
endogen adalah dimensi kemampuan regulasi diri (Juliandi, 2018).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian merupakan suatu alat yang digunakan oleh peneliti
untuk mengolah atau mengukur suatu data. Jumlah instrumen penelitian yang
digunakantergantung pada jumlah variabel penelitian. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan kuesioner, yaitu kuesioner motivasi dan kemampuan
regulasi diri
1. Definisi Konseptual
Teori kognitif sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura
mencerminkan perilaku belajar rsiswa dalam kemampuannya
meregulasi diri dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor
internal yaitu motivasi.
-
32
2. Definisi Operasional
Penelitian ini merupakan penelitian survey dimana instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data yaitu kuesioner. Kuesioner yang
digunakan pada penelitian ini adalah Motivated strategies for learning
questionnaire (MSLQ) merupakan angket untuk mengukur
kemampuan regulasi diri siswa dalam mempelajari fisika. Angket yang
dikemukakan oleh Pintrich (1991) merupakan angket yang cukup
terkenal dikalangan penelitian pendidikan.
Angket ini membagi dua komponen dalam kemampuan regulasi
diri yaitu Motivasi dan Strategi belajar. Instrunen MSLQ ini sudah
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Dibawah ini merupakan
komponen dan contoh item pernyataan yang terdapat dalam kuesioner
MSLQ dijelaskan pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Komponen,dimensi, dan Contoh item Pernyatan
Kuesioner MSLQ
Komponen Dimensi Deskripsi Dimensi Contoh item
Pernyataan
Motivasi Orientasi
instrinsik
Orientasi
ekstrinsik
Kontrol
belajar
Orientasi siswa
dalam pembelajaran
karena mengenai
alasan –alasan yang
menyebabkan
individu melakukan
tugas belajar dan
melihat tugas
belajar sebgai hal
yang menantang
Persepsi siswa
berpartisipasi dalam
sebuah tugas untuk
mendapatkan nilai,
peringkat, hadiah,
dsb
Keyakinan siswa
bahwa cara yang
dilakukan dengan
Hal yang paling
memuaskan bagi say
dikelas adalah
mencoba memahami
materi fisika yang
diajarkan semaksimal
mungkin
Hal yang terpenting
bagi saya saat ini
adalah memperbaiki
nilai rata-rata
keseluruhan, jadi
focus utama saya
dikelas mendapatkan
nilai
Jika belajar dengan
cara yang tepat, saya
yakin dapat
-
33
Komponen Dimensi Deskripsi Dimensi Contoh item
Pernyataan
Task value
Kecemasan
Self-efficacy
for learning
maksimal dalam
pembelajaran akan
menghasilkan hasil
yang positif
Evaluasi siswa
terhadap seberapa
bermakna dan
menarik suatu
pembelajaran
Ketidaknyamanan
yang muncul pada
kinerja siswa
mengacu pada
pemikiran negative
siswa dan
mengganggu kinerja
Harapan untuk
sukses merupakan
harapan atas kinerja
pada tugas
memahami materi
fisika dengan baik.
Penting bagi saya
untuk mempelajari
materi pembelajaran
dikelas ini
Saya tidak nyaman
dan gelisah saat
mengikuti ujian
Saya percaya saya
akan menerima nilai
bagus dikelas ini
Strategi
Belajar
Rehearsal
Elaborasi
Organisasi
Strategi yang
melibatkan
pengulangan atau
pemberian item-item
dari materi
pembelajaran
Menyimpan
informasi dalam
jangka panjang
dengan membuat
hubungan materi
yang dipelajari
seperti kesimpulan,
analogi dsb
Membantu siswa
dalam
mengelompokkan,
memilah informasi,
menggarisbawahi
informasi –informasi
yang dipelajari.
Saya menghafal lata
kunci untuk
mengingat konsep-
konsep penting fisika
Ketika belajar, saya
menulus ringkasan
tentang gagasan-
gagasan utama dari
bahan bacaan dan
konsep materi dikelas
Saya membuat grafik
sederhana, diagram,
atau tabel untuk
membantu saya
mengorganisasikan
materi- materi fisika
dikelas
-
34
Komponen Dimensi Deskripsi Dimensi Contoh item
Pernyataan
Strategi
metakognitif
Waktu dan
tempat
belajar
Effort
regulation
Peer
learning
Help seeking
Kemampuan siswa
untuk mengontrol,
merencanakan,
memonitoring dan
meregulasi aktivitas
pembelajaran
Kemampuan siswa
untuk mengelola
waktu dan tempat
belajar.
Kemampuan siswa
untuk mengontrol
usaha dan focus
belajar meskipun
ada gangguan-
gangguan dan tugas
yang tidak menarik
untuk dipelajari
Kolaborasi dengan
teman, yang
memberikan dampak
positif dalam proses
pembelajaran
Bantuan dari teman
sejawat, guru, jasa
guru privat dalam
proses pembelajaran
Ketika saya bingung
dengan materi fisika
yang saya pelajari,
saya berusaha
membacanya kembali
dan mencoba untuk
menggambarkannya
Saya biasanya belajar
ditempat yang bisa
membuat say
berkonsentrasi
mengerjakan tuga-
tugas sekolah
Saya bekerja keras
untuk melakukan
yang terbaik dalam
pembelajaran fisika
dikelas meskipun
saya tidak
menyukainya.
Saya mencoba
bekerja sama dengan
siswa lainnya untuk
mengerjakan tugas-
tugas sekolah.
Saya meminta
bantuan guru
disekolahuntuk
menjelaskan materi
fisika yang tidak bisa
saya pahami
F. Teknik Analisis data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan structural equationmodeling
berbasis varian (SEM-PLS). SEM merupakan teknik analisis multivariate
untuk mengetahui hubungan antara variabel yang kompleks. Berdasarkan
kajian terhadap teknik SEM baik berbasis varian maupun kovarian , peneliti
menggunakan teknik SEM berbasis varian, yaitu Partial Least Square (PLS)
-
35
versi 3.0 atau dikenal PLS-SEM Hair, Sarstedt, Pieper, and Ringle (2012a)
mengemukakan tiga komponen yang digunakan pada teknik PLS-SEM dalam
menganalisis penelitian, yaitu (1) desain model struktural lebih mengutamakan
memprediksi apakah ada hubungan atau pengaruh antar variabel, (2) bentuk
sebaran data tidak perlu berdistribusi normal, dan (3) dapat digunakan dengan
ukuran sampel data kecil. Kelebihan dari PLS-SEM merupakam desain yang
dapat digunakan secara bersamaan mengukur reliabilitas dan validitas pada
instrument pengukuran variabel peneliti, serta anggapan hubungan antar
variabel.
Analisis data menggunakan SEM with PLS terbagi atas dua tahapan,
seperti pada tabel berikut: (Tanti, 2019)
Tabel 3.3 Tahapan Analisis data menggunakan SEM with PLS
Tahapan Tipe pengukuran Penjelasan Sumber
Tahapan 1
Analisis
Karakteristik
Pengukuran
Validitas
Konvergen
Loading
factor
Nilai loading
factor≥ 0.50
Haryono
(2017)
Composite
reliability
Composite
reliability
mengukur
internal
consistency
nilainya harus
≥0.60
Haryono
(2017)
Averenge
Variance
Extracted
AVE ≥ 0.50 Forrell and Larcker
(1981)
Validitas
Diskriminan
Cross
loading
matrix
Bagian dari
validitas
diskriminan
Setiap blok
indikator
memiliki nilai
loading lebih
tinggi untuk
setiap
konstruk laten
yang diukur
dibandingkan
dengan
indicator
faktor lainnya
(Fornell &
Larcker,
1981)
Tahapan 2 Coefficient R2≥ 0.1 (Hair et al.,
-
36
Evaluasi
Model
Penelitian
determination 2012a)
Uji hipotesis Diperoleh dari prosedur
bootsrapping dengan
melihat nilai t-value
minimal t-value≥ 1.96 Sarstedt, pieper, etall.
(2012)
(Hair,
Sarstedt,
Pieper, &
Ringle,
2012b)
Berdasarkan tabel terlihat bahwa analisa data menggunakan PLS-
SEM terdiri atas dua tahapan. Tahap pertama meliputi pengukuran
terhadap validitas instrument, yaitu validitas konvergen dan validitas
diskriminan. Validitas konvergen ialah pemeriksaan terhadap reliabilitas
item (item reliability), konsistensi internal (internal consistency), dan
averenge variance extracted (AVE). Validitas konvergen memiliki tujuan
memastikan bahwa setiap item dalam sebuah dimensi memiliki korelasi
dan mengukur dasar dimensi yang sama. Reliabilitas item ditujukan oleh
loading factor pada masing-masing item. Perolehan Loading factor
menunjukkan korelasi anatara setiap item dengan dimensinya. Dengan
kata lain, apabila nilai loading factor rendah berarti menunjukkan bahwa
antara item pertanyaan dengan dimensi/konstruk juga rendah. Reliabilitas
item menunjukkan tingkat eror random pada masing-masing dimensi,
semakin rendah nilai loading factor maka semakin tinggi tingkat eror
random. Berdasarkan tanggapan tersebut, apabila nilai loading factor
rendah peneliti memutuskan untuk mengeliminasi, hal ini sekaligus akan
mengurangitingkat error random masing-masing konstruk.
Setelah mengevaluasi individual item reliability melalui nilai
standardized loading factor langkah selanjutnya yang harus dilakukan
untuk melihat dari nilai Cronbach’s Alpha dan composite reliability (CR).
Composite reliability (CR) sangat bagus dalam mengukur internal
consistency dibandingkan Cronbach’s Alpha dalam SEM karena CR tidak
beranggapan kesamaan boot dari setiap pernyataan. Cronboach’s Alpha
cenderung menaksir lebih rendah construct reliability dibandingkan
Composite Reliability (CR)(Velayutham, 2012). Nilai minimum internal
-
37
konsistensi yang disyaratkan ialah ≥ 0.7 Fornell and Larcker (1981) dapat
dilihat dibawah ini :
Konsistensi internal = (𝛴𝜆𝑦𝑖
(𝛴𝜆𝑦𝑖)2
+ 𝛴𝜆𝑣𝑎𝑟 (Ꜫ𝑖)
Keterangan
λ = loading komponen untuk satu indicator
y = konstruk
I = Item
Var (Ꜫi) = 1- λyi2
Karakteristik terkahir dari validitas konvergen ialah Average
Variance Extracted (AVE). AVE ialah ukuran yang menunjukkan
besarnya keragaman indicator yang dapat dikandung oleh
dimensi/konstruk. Fornel dan lacker (1981) AVE mempunyai nilai
minimal 0.5. Rumus perhiitungan AVE dapat dilihat dibawah ini
Avearge Variance Extracted = 𝛴
𝜆𝑖2
𝛴𝜆𝑖2+𝛴Ꜫ𝑖
Validitas diskriminan diukur dengan menggunakan dua prosedur
analitik yang diajukan oleh Thompson, Barclay, and Higgins (1995).
Pertama membandingkan akar kuadrat dari nilai AVE dengan hubungan
antar dimensi. Thompson et al. (1995)mengemukakan bahwa validitas
diskriminan akan tercapai ketika akar kuadrat akan tercapai ketika akar
kuadrat dari nilai AVE lebih besar dibandingkan dengan korelasi antar
konstruk. Kedua, menganalisis matrik cross-loading masing-masing item.
Haryono (2017b)menyatakan korelasi antara item dan konstruknya lebih
tinggi dari konstruk pada blok-blok lainnya, Hal ini menunjukkan konstruk
tersebut memprediksi ukuran blok mereka lebih tinggi dibandingkan
konstruk blok lainnya.
Berikut Tabel 3.4, Peneliti menghipotesiskan jika motivasi belajar
dan kemampuan regulasi meliputi (motivasi dan strategi belajar) memliki
pengaruh positif dan signifikan dalam proses pembelajaran fisika. Selain
itu, model penelitian tersebut juga menghipotesiskan jika dimensi/
-
38
konstruk dari motivasi dan kemampuan regulasi diri berpengaruh positif
dan signifikan terhadap monstruk/dimensi dari kemampuan regulasi diri.
-
39
Gambar 3.4 Model Hubungan Dimensi Motivasi Belajar Terhadap Dimensi Kemampuan Regulasi Diri Dalam Mempelajari
Fisika
-
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Demografi Responden
Respon penelitian ini mengikutsertakan 101 siswa kelas X, XI, dan
XII yang berasal dari Madrasah Aliyah Negeri 1 (MAN) Kota Jambi yang
terakreditasi A. Pada penelitian ini semua siswa ikut serta dalam penelitian
ini dengan mamanfaatkan survey daring dengan menggunakan google
drive dalam pengisian kuesioner, Se