Download - modul 2 urogenital
SISTEM UROGENITALdr. Yusnam Syarief, PAK
MODUL 2PRODUKSI URIN MENURUN
CITRA ANESTYA (2013730132)
DENI NELISSA(2013730133)
DYOZA ASHARA CINNAMON (2013730139)
FIKRI AKBAR ALFARIZI(2013730143)
FITRIA DWI AMBARINI (2013730145)
M. ZETVANDI IBRAHIM (2013730151)
NABILLA RAHMAWATI (2013730159)
NADIRA JUANTI PRATIWI (2013730160)
PUTRI DINA INDRISIA (2013730165)
RR. HESTIN DP(2013730172)
SABRINA QURROTAA’YUN (2013730173)
KELOMPOK 4
Skenario
Seorang pria, 68 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan produksi kencing berkurang. Gejala ini disertai muntah-muntah, merasa sangat lemas dan malaise. Dua minggu sebelumnya penderita merasa sangat lemas dan sakit seluruh tubuh, terutama lengan dan kaki, dan penderita minum obat untuk mengurangi rasa sakit tersebut.
Skenario Kata/Kalimat Sulit Kata/Kalimat Kunci
Permasalahan
Pria, 68 tahun
vomitus
Produksi urin menurun
Sangat lemas dan
Malaise
2 minggu yang lalu
Sangat lemas
Sakit seluruh tubuh
Lengan dan tungkai
Minum obat antinyeri
Anamnesis tambahan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
DD
Pertanyaan1. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi produksi urin menurun?
2. Bagaimana proses penurunan produksi urin?
3. Bagaimana hubungan produksi urin menurun dengan gejala-gejala yang ada pada skenario?
4. apa saja different diagnosis pada skenario?
5. Bagaimana alur diagnosis pada skenario ?
6. Bagaimana penatalaksaan pada kasus skenario?
7. Bagaimana pencegahan dan promosi kesehatan pada skenario?
Etiologi oliguria
Mekanisme oliguria pada ARF
Iskemia / nefrotoksin
Kemungkinan kerusakan glomerulus
Kerusakan tubulus
Penurunan permeabilitas & penurunan area
permukaan
Vasokonstriksi
Penurunan GFR
Pembentukan cellular plak
Obstruksi
OLIGURIA
Peningkatan tekanan intralumen
Tubular Back Leak
Hubungan oliguria dengan muntah
Oliguria zat-zat yang seharusnya dibuangjadi di simpan dalam darah
menumpuk didarah
azotemia
merangsang HCl dalam lambung
reflex mual dan muntah
Oliguria zat-zat yang seharusnya dibuangjadi di simpan dalam darah
menumpuk didarah
azotemia
Asam urat
Mengendap di persendian
Pegal
Hubungan oliguria dengan pegal
Kerusakan ginjal penurunan GFR gangguan perubahan 2,5 hidroksikolekalsiferol menjadi 1,25 dihidroksikolekalsiferol (bentuk paling aktif vitamin D yang dimetabolisme oleh ginjal) penurunan absorpsi kalsium usus dan ketersediaan kalsium dalam tulang hipokalsemia merangsang kelenjar PTH meningkatkan ekskresi fosfat dan mengaktifkan vitamin D paratiroid hyperplasia demineralisasi tulang rangka produksi kalsium fosfat menjadi sangat tinggi endapan garam kalsium fosfat nyeri.
FAAL SAKIT SELURUH TUBUH TERUTAMA TANGAN DAN KAKI
Analisa masalah/Hipotesa
AKI CKD GNA BSK
Anamnesa tambahan
1). Riwayat episode hypotensi yang baru terjadi atau kehilangan cairan dari saluran cerna, pengeluaran urin yang berlebihan, pengeluaran lewat kulit.2). Tanyakan riwayat pengobatan yang besifat nefrotoksik.3) Nokturia4) Ada edema ?
- Berhubungan dengan retensi atau akumulasi toksin azotemia, etiologi GGK, perjalanan penyakit termasuk semua faktor yang dapat memperburuk faal ginjal (LFG). nokturia,
- Nyeri ulang dengan gejala yang - - Sering kambuh- Disuria yang sering
1. Imunisasi lengkap/tidak?2. Pernah demam/tidak?3. Pernah mengidap ISPA?4. Warna urin?5. Hipertensi ?6. Ada rash dikulit
Ada sakit berupa kolik atau nyeri pinggang yang konstan setelah penekanan tubuhRiwayat operasi yang baru terjadi
Pemeriksaan fisik 1. Pernapasan kussmaul2. Tanda-tanda dehidrasi3. Edema4. Takikardi5. Tanda-tanda vital6. Ginjal yang membesar,
dapat teraba pada penyakit polikistik
7. Lesi kulit arteritik, bercak perdarahan, demam, nyeri otot, artalgia, rash kulit
1. Anemia2. Edema3. Tanda-tanda dehidrasi (bila
terjadi pengeluaran cairan & elektrolit yang berlebihang
4. Pigmentasi 5. Perikarditis6. Hipertensi yang lama
1. Edema2. Hematuria3. Febris4. Proteinuria5. Hipertensi6. Edema
1. Kandung kencing teraba pada obstuksi bladder neck
2. Pemeriksaan rektal 3. Pemeriksaan vagina
Pemeriksaan penunjang
1. Urin urin + status hidrasi2. Tekanan vena sentral untuk
hipovolemia atau tidak3. Kadar ureum4. Kreatinin5. GFR6. USG7. CT Scan abdomen8. Biopsi ginjal
1. Radiologi BNO2. Pemeriksaan faal ginjal (LFG)
1. Tes darah lengkao2. Tes asto3. Tes pengikat DNA
1. Kateter kandung kencing
2. USG3. Urografi
Temuan Urinalisis
Manajemen ARFAwal: koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit dan urea◦ Resusitasi cairan pada kekurangan cairan◦ Furosemide (lasix) pada kelebihan cairan. Diberikan IV tiap 6
jam 20 – 100 mg atau kontiniu◦ Kalsium glukonat untuk kardioprotektif◦ Insulin IV (10 unit) & glukosa (25 gr), inhalasi beta agonis atau
sodium bikarbonat IV untuk transport kalium ke intrasel◦ Diuretik atau sodium polystyrene sulfonate untuk membantu
ekskresi potasium◦ Sodium bikarbonat IV (bila bikarbonat serum < 15 mEq/L atau
pH 7,2)◦ Diet 30 – 45 kcal/kgBB/hr, kombinasi karbohidrat dan lemak.
Protein < 0,6 gr/kgBB/hr (non dialisis), 1 – 1,5 gr (dialisis)
Manajemen ARFLanjut
Renal Replacement Therapy / Dialysis jangka pendekIndikasi:
◦ Asidosis atau ggn elektrolit yang tidak respon thd therapi farmakologiBUN > 100mg/dl, kreatinin serum > 5 mg/dl
◦ Kelebihan cairan yang tidak respon thd diuretik◦ Uremia
HaemodialysisIndikasi
◦ BUN > 90 mg/dl◦ Kreatinin serum > 9 mg/dl◦ Hiperkalemia◦ Keracunan obat-obatan◦ Kelebihan cairan intravaskular
dan ekstravaskular◦ Asidosis metabolik◦ Gejala uremia: perikarditis,
perdarahan GI◦ Perubahan mental◦ Kontraindikasi thd metoda
dialysis lain
Kontraindikasi
◦ Tidak stabil hemodinamik◦ Ketidakmampuan berespon thd
antikoagulan◦ Akses sirkulasi yang sulit
TAHAP PENCEGAHAN
19
FASE RENTAN/ PEKA
FASE SUB KLINIS/ PRAGEJALA
FASE KLINIS
FASE TERMINAL
INDUKSI PROMOSIEXPRESI/ DURASI
LATENSI
PENCEGAHAN PRIMER
PENCEGAHAN SEKUNDER
PENCEGAHAN TERSIER
Kesimpulan Sesuai dengan skenario maka didapatkan kasus ini adalah Acute Kidney Injury karena berdasarkan pada gejala yaitu oliguri disertai muntah dan lelah serta dari riwayat pengobatan yang bersifat nefrotoksik dan juga dari durasi waktunya yang hanya berlangsung 2 minggu sebelumnya. Untuk menegakkan diagnosa kelompok kami menganjurkan untuk melakukan tes urin mid stem, tes kadar serum kreatinin,ureum, GFR dan USG untuk bisa menegakkan diagnosa pasti
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, EJ. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC ; 2001.
Dorland,Newman. Kamus kedokteran DORLAND edisi 29. Jakarta : EGC; 2002
Gunawan, SG. Farmakologi Dan Terapi. Dalam : Setiabudy R, Nafrialdi, editors. Jakarta : FK UI ; 2007
Price, SA. Patofisiologi Volume II Edisi 6. Jakarta : EGC ; 2003
Purnomo, BB. Dasar-dasar Urologi Edisi II. Malang : Ilmu Bedah FK UNIV.Brawijaya ; 2008
Rauf, Syarifuddin. 2002. Diktat Kuliah Nefrologi Anak. Makassar: Bagian ilmu kesehatan anak FK-UNHAS
Rilantono, LI. Buku Ajar Kardiologi. Dalam : Baraas F, Karo SK, Roebiono PS, editors. Jakarta : FK UI ; 1996
Silbernagl, Stefan. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi . Dalam : Lang F,editor. Jakarta : EGC ; 2007
Sukandar, Enday. Nefrologi Klinik Edisi III. Bandung : Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNPAD ; 20064
Suyono,slamet. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi IV. Dalam : Waspadji S,Lesmana L, Alwi I,editors. Jakarta: FK UI;2006
Agrawal, M & Swartz, R. (2000). Acute renal failure. American Family Phisician, 61 (7), -
KDIGO:2012