Download - Modul 4 dian haryanto 1407123394
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI
MODUL 4
PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
Nama Asisten: Febri Ferdianto
Oleh:
Nama : Dian HaryantoNIM : 1407123394Kelompok : 9 (Sembilan)
LABORATORIUM PENGUKURANPROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS RIAU
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas kasih dan karunia-Nya
penulis dapat menyusun Laporan Akhir “Penggunaan Profil Proyektor” yang
disusun dalam rangka melengkapi tugas matakuliah metrologi industri Pada
semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, maka dari
itu penulis mengucapkan banyak terimakasih pada Ibu Anita , ST, MSC, PhD.
Selaku dosen pengampu mata kuliah metrologi industri. Terimakasih banyak juga
penulis ucapkan pada asisten yang selalu membimbing dalam penulisan
Pembuatan laporan ini. Kepada teman-teman dan kedua orang tua yang selalu
memberi semangat dan selalu membantu dalam pembuatan laporan ini juga saya
ucapkan terimakasih banyak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan laporan ini kedepannya. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih.
Pekanbaru, Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................4
DAFTAR TABEL..................................................................................................5
DAFTAR NOTASI.................................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum...........................................................................................1
1.3 Manfaat Praktikum.........................................................................................2
BAB II TEORI DASAR
2.1 Pengertian.......................................................................................................3
2.2 Permukaan Dan Profil....................................................................................5
2.3 Parameter Kekasaran Permukaan..................................................................8
2.4 Alat Ukur Kekasaran....................................................................................12
2.5 Prinsip Kerja Alat Ukur...............................................................................13
BAB III METODOLOGI
3.1 Prosedur Praktikum Teoritis.......................................................................15
3.2 Prosedur Praktikum Aktual..........................................................................15
3.3 Alat dan Bahan.............................................................................................15
BAB IV DATA PENGAMATAN
4.1 Data Pengamatan Profil Tegak....................................................................18
4.2 Data Pengamatan Profil Mendatar...............................................................20
BAB V ANALISA DATA
5.1 Pengolahan Data..........................................................................................22
5.2 Analisa Data.................................................................................................26
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan..................................................................................................29
6.2 Saran.............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pembesaran Permukaan.......................................................................9
Gambar 2.2 Sketsa Bidang Profil...........................................................................11
Gambar 2.3 Orientasi Bidang Potong....................................................................12
Gambar 2.4 Parameter Tegak Kekasaran...............................................................14
Gambar 2.5 Analisis Profil.....................................................................................15
Gambar 2.6 Kurva Abbot.......................................................................................17
Gambar 2.7 Alat Ukur Kekasaran..........................................................................18
Gambar 3.1 Pick-Up..............................................................................................21
Gambar 3.2 Drive Unit...........................................................................................21
Gambar 3.3 Amplifier............................................................................................21
Gambar 3.4 Benda Ukur........................................................................................22
Gambar 4.1 Grafik Menentukan Parameternya.....................................................23
Gambar 4.2 Menetukan Titik Yang Akan Dihitung..............................................23
Gambar 4.3 Menentukan Parameter Mendatar (Aw).............................................25
Gambar 4.4 Menentukan Parameter Mendatar (Ar) Dan (Lc)...............................25
Gambar 5.1 Grafik Profil Geometri Ideal..............................................................27
Gambar 5.2 Data Yang Akan Dihitung..................................................................27
Gambar 5.3 Data Lebar Gelombang ( Parameter Mendatar )................................29
Gambar 5.4 Data Ar dan Lc ( Parameter Mendatar ).............................................30
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ketidak Teraturan Profil (Budi, 2012)...................................................14
Tabel 4.1 Data Nilai Y Dan Nialai H.....................................................................26
Tabel 4.2 Data Nilai R (Puncak) Dan (Lembah)...................................................26
Tabel 4.3 Data Lebar Gelombang (Aw).................................................................28
Tabel 4.4 Data Lebar Kekasaran (Ar)....................................................................28
Tabel 4.5 Data Konstanta Lebar Gelombang.........................................................28
DAFTAR NOTASI
Rt = Jarak antara profil referensi dengan profil alas (Titik)
Rp = Jarak rata-rata antara profil referensi dengan profil tengah (Titik)
Ra = Jarak rata-rata antara profil terukur dengan profil tengah (Titik)
y = Jarak antara profil referensi dengan profil terukur (Titik)
h = Jarak antara profil tengah dengan profil terukur (Titik)
R = Puncak tertinggi profil alas (Titik)
r = Lembah terendah ke profil alas (Titik)
Ku = kekasaran perataan dibagi dengan kekasaran total (Titik)
Kv = Komplemen suatu koefisien lekukan (Titik)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran adalah suatu proses membandingkan suatu parameter atau
variable dengan suatu parameter yang di anggap sebagai acuan standard. Acuan
standard yang di gunakan adalah standard yang digunakan adalah standard yang di
akuk secara nasional maiupun internasional.
Permukaan adalah batas yang memiosahkan benda padat dengan benda
sekelilingnya. Karakter dari suatu permukaan memegang perananyang sangat
penting. Pada penggunaan suatu komponen yang membutuhkan kriteria khusus.
Pada proses pemesinan ada hal yang sangat di perhatikan mengenai kerataan dari
suatu komponen. Biasanya hal yang sangat di perhatikan dengan masalah yang
berhubungan dengan gesekan, keausan pelumasan dan tahanan lelah.
Kekasaran permukaan adalah salah satu alat ukur yang sangat penting dan
harus dikuasai. Cara pengukuran kekasaran sangatlah sedikit rumit. Karena alat
yang digunakan tidaklah familiar atau jarang di gunakan. Maka dari itu perlu
dilakukannya sebuah praktikum pengukuran kekasaran.
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum pengukuran kekasaran dari permukaan yang dilakukan
bertujuanj untuk :
1. Memahami prinsip dasar proses pengukuran kekasaran permukaan.
2. Dapat menggunakan dan mengoperasikan alat ukur kekasaran permukaan,
3. Mengetahui parameter kekasaran permukaan.
4. Mampu menganalisis hasil pengukuran kekasaran permukaan.
1
2
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum pengukuran kekasaran permukaan adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja, pengertian dan bagian-bagian
dari alat ukur kekasaran permukaan.
2. Menambah pengalaman mahasiwa dalam menggunakan alat ukur
kekasaran permukaan.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian
Permukaan adalah batas yang memisahkan benda padat dengan
sekelilingnya. benda padat yang banyak lubang kecil seperti kayu. Dalam hal ini
kayu tidak termasuk. Jika ditinjau dengan skala kecil pada dasarnya konfigurasi
permukaan suatu elemen mesin pokok merupakan karakteristik geometri, yang
dalam hal ini termasuk mikrogenetik. Mikrogenetik adalah permukaan secara
keseluruhan yang membuat bentuk dan rupa yang spesifik.
Karakteristik suatu permukaan memegang peranan penting dalam
rancangan komponen mesin atau peralatan dalam proses pengerjaan harus sangat
diperhatikan. Komponen mesin atau peralatan, dalam proses pengerjaan harus
sangat diperhatikan. Komponen didapatkan antara persyaratan fungsional
konponen dengan ongkos pembuatan. Agar pengerjaan lebih mudah lebih mudah
maka sebaiknya seperti toleransi, ukuran, bentuk dan posisi, karakteristik
permukaan harus dapat diterjemahkan kedalam bentuk gambar teknik.
Permukaan menurut istilah keteknikan adalah batas yang memisahkan
benda padat dengan sekelilingnya. Benda padat banyak lubang kecil seperti kayu,
jika ditinjau dengan skala kecil pada dasarnya konfigurasi permukaan suatu
elemen mesin (produk) merupakan karakteristik geometric yang dalam hal ini
termasuk mikrogeometri.
Parameter dibuat guna menandai atau mengidentifikasi konfigurasi suatu
permukaan. Parameter harus terukur (bisa terukur dengan besaran atau unit
tertentu), yang mungkin harus terukur dan dilakukan dengan memakai alat ukur
khusus yang dirancang untuk keperluan tersebut agar pekerjaan lebih mudah
dilakukan. Maka sebaiknya seperti toleransi, ukuran, bentuk dan posisi,
karakteristik permukaan harus dapat diterjemahkan kedalam bentuk gambar
teknik. Tujuannya agar dapat digunakn dan dikerjakan pada mesin-mesin
perkakas.
3
4
Kekasaran permukaan adalah salah satu penyimpangan yang disebabkan
oleh kondisi pemotongan dari proses pemesinan. Sedangakan permukaan itu
sendiri ialah batas yang memisahkan benda padat dengan sekelilingnya. Karakter
suatu permukaan memegang peranan penting dalam perancangan komponen
mesin tau peralatan peralatan. Dimana karakterisktik permukaan dinyatakan
dengan jelas misalnya dalam kaitannya dengan gesekan, keausan, pelumasan,
tahanan kelelahan, dan lain-lain. Karakteristik perancangan sedapat mungkin
harus dipenuhi oleh operator pembuat komponen.
Kekasaran permukaan dapat diwakilkan kedalam sebuah grafik yang
memiliki bentuk yang sama dengan profil yang diukur. Grafik tersebut merupakan
pembesaran dari kekasaran permukaan pada profil tersebut. Dari grafik yang
didapatkan tersebut, dapat dicari beberapa parameter-parameter guna menganalisa
dan mengidentifikasi konfigurasi suatu permukaan. Grafik tersebut merupakan
suatu pembesaran dari permukaan benda ukur yang sedang di ukur. Sebenarnya
benda silinder yang kita lihat kelihatannya sudah bulat tetapi saat di ukur dengan
alat ukur yang mempunyai ketelitian tinggi maka akan nampak bahwa benda ini
tidak bulat sempurna.
Gambar 2.1 Pembesaran Permukaan (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/
2011/01/kekasaran-permukaan.html)
Secara lebih rinci tidak keteraturan bentuk permukaan dibedakan menjadi
4 tingkatan, di antaranya yaitu:
1. Tingkat pertama yaitu tingkat yang menunjukkan adanya kesalahan
bentuk, (form eror) seperti tampak pada gambar 2.1 diatas. Faktor
penyebabnya bisa terjadi karena proses pemesinan yang salah.
5
2. Tingkat kedua ketidak rataannya berbentuk dari bidang yang ada
bergelombang tidak teratur. Pada puncak gelombang tidak terlalu tajam.
3. Tingkat ketiga ketidak rataan berbentuk gelombang, namun di ujung
gelombang lebih tajam dan runcing. Jika ada benda yang mendekat maka
akan terasa tertahan. Sebenarnya hal itu terjadi karena bagin benda yang
lain tersebut ter perangkap dalam gelombang yang ada pada benda
tersebut.
4. Pada kekasaran tingkat ke-4 ini bentuk yang terlihat tidak terratur. Ada
gelombang yang tidak teratur jika benda tersebut dilakukan pengukuran
menggunakan profil proyektor. Tapi jika dilakukan dengan kasat mata
maka tidak akan nampak bentuk kekasaran benda tersebut.
2.2 Permukaan Dan Profil
Permukaan atau penampang adalah bagian terluar yang dapat dilihat, dan
dapat dibuat mirip tapi tidak bisa sama persis. Karena ketidak sempurnaan alat
ukur dan cara pengukuran maupun cara evaluasi hasil pengukuran maka suatu
permukaan sesungguhnya tidaklah dapat dibuat tiruan. Tiruan permukaan hasil
pengukuran hanya bisa mendekati bentuk atau konfigurasi permukaan yang
sesungguhnya dan disebut sebagai permukaan terukur. Sebagai contoh suatu celah
atau retakan yang sempit pada permukaan tidak akan dapat diikuti oleh jarum
peraba (stylus) alat ukur karena dimensi ujung jarum ini lebih besar dari pada
ukuran celah.
Karena terjadinya berbagai penyimpangan selama proses pembuatan maka
permukaan geometri ideal yaitu permukaan yang dianggap mempunyai bentuk
yang sempurna tidaklah dapat dibuat. Dalam praktek seorang perancang akan
menuliskan syarat permukaan pada gambar teknik dengan cara yang mengikuti
suatu aturan (standar) yang tertentu. Suatu permukaan yang disyaratkan pada
gambar teknik itu adalah disebut sebagai permukaan nominal (nominal surface).
Permukaan hanya dipandang sebagai penampang permukaan yang
dipotong yang ditinjau relatif terhadap permukaan dengan geometri ideal secara
tegak lurus. (normal), serong (oblique) atau singgung (tangensial). Bidang
6
pemotongan juga dapat diatur orientasinya, sehingga sejajar permukaan, lalu geser
kedalam permukaan cara pemotongan ini akan menghasilkan suatu garis atau
daerah yang dinamakan sesuai dengan nama pemotongannya. Khusus untuk
pemotongan normal dan serong, garis hasil pemotongannya disebut profil.
Gambar 2.2 Sketsa Bidang Profil (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/
2011/01/kekasaran-permukaan.html)
Ketidak rataan dan tidak teraturan konfigurasi suatu permukaan bila di
tinjau dari profil dapat diuraikan atas beberapa tingkatan. Diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Tingkat pertama yaitu ketidakteraturan makrogeometri sebagaimana telah
dibahas pada toleransi bentuk.
2. Tingkat kedua adalah disebut dengan gelombang (waviness) merupakan
ketidakteraturan yang periodik dengan penjang gelombang yang jelas lebih
besar dan kedalamannya (amplitudo).
3. Tingkat ketiga alur (grooves) serta tingkat keempat yang disebut dengan
serpihan (flakes) kedua-duanya lebih dikenal dengan istilah kekasaran
(rougness). Dalam kebanyakan hal ke empat tingkat ketidakteraturan
konfigurasi suatu permukaan jarang ditemukan sendiri atau terpisah.
Melainkan kombinasi beberapa tingkat ketidakteraturan yang tersebut.
Sepintas pembedaan antara tingkat ketidak teraturan ini dapat dimengerti
dan dapat juga diperkirakan faktor-faktor penyebabnya, akan tetapi persoalannya
adalah bagaimana membuat dan menyatakan secara kuantitatif suatu parameter
7
yang dapat menjelaskan satu persatu tingkat ketidak teraturan bagi suatu
permukaan yang sekaligus mempunyai konbinasi ketidakteraturan diatas.
Gambar 2.3 Orientasi Bidang Potong (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/
2011/01/kekasaran-permukaan.html)
Pada saat setelah dilakukan pemotongan menggunakan mesin gergaji,
biasanya sisi yang dilakukan pemotongan akan tidak rata dan bentuk-bentuknya
tidak teratur. Proses pemesinan dimana dilakukannya proses pembentukan benda
kerja, tidak bisa langsung dijadikan bentuk yang diinginkan. Pada saat proses
pemesinan tidak ada yang dilakukan pengolahan pada saat proses berlangsung
dapat mengalami sebuah ketidak rataan yang disebabkan oleh mata potong yang
membentuk suatu benda kerja tersebut.
Tabel 2.1 Ketidak Teraturan Profil (Budi, 2012)
8
2.3 Parameter Kekasaran Permukaan
Untuk memproduksi profil suatu permukaan sensor atau peraba (stylus)
alat ukur harus digerakkan mengikuti gerakan lintasan yang berupa garis lurus
dengan jarak yang telah ditentukan terlebih dahulu. Panjang lintasan ini disebut
dengan panjang pengukuran (traveling enght ; ℓe).
Panjang lintasan (panjang pengukuran atau traveling enght ; ℓe) adalah
jarak lintasan garis yang dilalui dalam proses pengukuran berlangsung.
Reproduksi profil sesungguhnya dengan penambahan keterangan mengenai
beberapa istilah. Berikut adalah beberapa istiah penting tentang profil-profil pada
pengukuran kekasarn permukaan :
a. Profil geometrik ideal (geometrically ideal profil) adalah profil permukaan
sempurna (berupa garis lurus,lengkung dan busur).
b. Profil terukur (measure profil) adalah profil permukaan terukur.
c. Profil referensi (acuan atau puncak) adalah profil yang digunakan sebagai
acuan atau puncak untuk menganalisis ketidak teraturan konfigurasi
permukaan.
d. Profil akar atau alas (root profil) adalah profil referensi yang digeser
kebawah sehingga menyinggung titik terendah profil terukur.
e. Profil tengah (center profil) adalah profil referensi yang digeser ke bawah
arah bawah sedemikan rupa sehingga jumlah luas bagi daerah-daerah di
alas profil tengah sampai ke profil terukur adalah sama dengan jumlah luas
dengan daerah – daerah dibawah profil tengah sampai ke profil terukur.
9
Gambar 2.4 Parameter Tegak Kekasaran (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/
2011/01/kekasaran-permukaan.html)
Berdasarkan profil-profil yang diterangkan diatas, dapat dideferensikan
beberapa parameter permukaan,yaitu yang berhubungan dimensi pada arah tegak
dan arah memanjang/mendatar. Untuk dimensi arah tegak dikenal beberapa
parameter sebagai berikut:
a. Kekasaran total ( peak to valley height or total height): Rt (μm) Adalah
jarak antara profil referensi dengan profil alas.
b. Kekasaran peralatan ( deph of surface smooting or peak to mean line), Rp
(μm) Adalah jarak rata – rata antara profil referensi dengan profil terukur.
Rp = 1l ∫ yi dx
(2.1)
c. Kekasaran rata – rata aritmatik ( mean roughness indek or center line
average, CLA). Ra (μm) Adalah harga rata – rata aritmatik bagi harga
absolutnya jarak antara profil terukur dengan profil tengah.
Ra =
1ℓ∫0
1|hi|
dx (2.2)
10
d. Kekasaran rata – rata kuadratik ( root mean square height ) Rg ( μm)
Adalah akar bagi jarak kuadrat rata – rata antara profil terukur dengan
profil Tengah.
Rg = √ 1ℓ∫0
1
hi2 dx (2.3)
e. Kekasaran total rata – rata, Rz ( μm) Adalah merupakan jarak rata – rata
profil alas ke profil terukur pada lima puncak tertinggi dikurangi jarak
rata – rata profil alas ke profil terukur pada lima lembah terendah
Rz = ∑ (R 1+ R 2+R 3+R 4+R 5−r1−r 2−r 3−r 4−r 5) /5 (2.4)
Selanjutnya untuk dimensi arah mendatar sesuai dengan arah gerak
sensor alat ukur diterangkan beberapa parameter antara lain adalah sebagai
berikut:
Gambar 2.5 Analisis Profil (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/
2011/01/kekasaran-permukaan.html)
Dengan analisis dalam arah tegak dengan satuan pm. Satuan analisis pada
arah ml adalah dalam mm. Dari gambar 2.5 keteranganya adalah sebagai berikut:
1. Lebar gelombang (waviness width) Aw (mm) Adalah rata – rata aritmatik
bagi semua jarak a1 diantara dua buah puncak gelombang (profil terukur )
yang berdekatan pada suatu panjag sampel ℓw ℓw ini disebut dengan
11
panjang sampel gelombang (wainess sampeling length), dimensinya lebih
panjang dari pada panjang sampel ℓ (yang biasanya dipakai untuk
mengukur kekasaran), maksud pemakaian ℓw adalah untuk memisahkan
efek gelombang dari parameter kekasaran.
2. Lebar kekasaran. (roughness width) Ar (mm) Adalah rata – rata aritmatik
bagi semua jarak awi diantara dua puncak kekasaran profil terukur yang
berdekatan pada suatu panjang sampel ℓ.
3. Panajang penahan (bearing lenght ). ℓt (mm) Apabila profil referensi
digeserkan kebawah sejauh c (dalam mm) akan memotong profil terukur
sepanjang ℓc1 , ℓc2 .........ℓcn. panjang penahan ℓt adalah jumlah proyeksi
ℓc1 , ℓc2 .........ℓcn. (pada profil referensi atau profil geometrik ideal, lihat
gambar 2.30-b ) karena untuk tiap harga C (mm) akan memberikan harga
harga ℓt yang tertentu, maka pada waktu menulisakan ℓt perlu dijelaskan
juga harga C ini didapat untuk pergeseran C sebesar 0,25 μm.
4. Bagian panjang penahan ( bearing lenght frantion), tp (mm) Adalah hasil
bagi panjang penahan terhadap panjang sampelnya
tp =
ltl
100 %
(2.1)
Seperti halnya pada pernyataan ℓt, besarnya C harus pula dituliskan, yaitu
secara contoh berikut: tp 0,25 = ...........%. Apabila C mencapai harga
maksimum,yaitu sama dengan harga mencapai harga 100% . selanjutnya, dapat
dibuat suatu kurva yang menggambarkan hubungan antara C dan tp, dan kuva ini
dikenal dengan nama kurva abbott dengan bentuk yang tertentu, sehingga dapat
dianggap sebagai salah satu karakteristik konfigurasi permukaan yang
bersangkutan menunjukkan contoh kurva ini.
12
Gambar 2.6 Kurva Abbot (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/
2011/01/kekasaran-permukaan.html)
2.4 Alat Ukur Kekasaran
Alat pengukuran kekasaran permukaan terdiri dari beberapa komponen
yang disusun sehingga bisa mencatat harga kekasaran dari sebuah permukaan
yang terlebih dahulu di atur ketinggiannya. Alat ukur kekasaran tersebut dari jenis
pencacah langsung yang mencatat kekasaran permukaan dalam mikron terhadap
ketinggian tertentu yang ditentukan terlebih dahulu. Sensor yang berupa ujung
jarum diatur sehingga menempel permukaan yang akan diukur kekasarannya.
Perangkat ini terdiri dari pencacah yang mengubah gerak vertikal pada jarum yang
berfungsi sebagai sensor menjadi tegangan listrik (volt) oleh drive-unit, mesin
penggerak (pilotor) yang menggerakkan jarum pencacah dan amplimeter.
Tegangan yang diterima amplimeter dibesarkan dan diolah sehingga hasilnya
dapat dibaca. Sebuah alat ukur kekasaran permukaan secara lengkap terdiri dari
Pick-up, Drive-unit dan Amplifire.
13
Gambar 2.7 Alat Ukur Kekasaran (http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/2011/ 01/kekasaran-permukaan.html)
2.5 Prinsip Kerja Alat Ukur
Prinsip Kerja Alat Ukur Kekasaran Permukaan menggunakan pengubah
sistem mekanik, optik, elektronik dan pengubah data pengukuran. Penjelasan dari
prinsip kerja tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sistem mekanik
Akibat tekanan pegas pada batang ayun sensor akan selalu menempel pada
permukaan. Poros alat ukur digeserkan sepanjang sampel kekasaran dan
sensor menggeser sambil bergerak naik turun mengikuti profil kekasaran.
Gerakan sensor menggoyangkan batang ayun pada engselnya dan pelat
bercelah mengikutinya sesuai dengan perbandingan jarak sensor engsel
dan pelat engsel.
b. Sistem optik
Berkas cahaya diarahkan pada sepasang fotosel pada celah. Akibat
goyangan celah, kedua fotosel akan menerima cahaya dengan bergantian
intensitas cahayanya. Saat celah bergerak keartas fotosel yang diatas akan
meerima cahaya dengan intensitas cahaya yang lebih besar daripada
diterima fotosel yang berada dibawah.
14
c. Sistem elektrik
Perubahan sinyal listrik karenaperubahan intensitas cahaya pada sepasang
fotosel secara sistematik mengikuti irama goyangan celah dapat diperoleh
secara elektronik.
d. Sistem pengolahan data
Berbagai parameter kekasaran permukaan dapat dianalisis secara manual
berdasarkan grafik profil kekasaran permukaan. Grafik kekasaran
permukaan ini adalah hasil pengubahan sinyal sensor menjadi sinyal
analog besaran listrik yang direkam dengan perekam jenis
galvanometerPrinsip Kerja Alat Ukur Kekasaran Permukaan.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Prosedur Praktikum Teoritis
Prosedur praktikum yang dilaksanakan pada pengukuran kekasaran
permukaan adalah sebagai berikut:
1. Rangkailah alat kekasaran permukaan
2. Letakkan benda ukur di bawah sensor ukur.
3. Lakukan pengambilan data dari hasil yang didapat.
4. Lakukan perhitungan parameter kekasaran permukaan dari grafik yang di
dapat.
5. Lakukan analisis kekasaran permukaan.
3.2 Prosedur Praktikum Aktual
Prosedur praktikum secara aktual yang dilaksanakan pada pengukuran
kekasaran permukaan adalah adalah sebagai berikut:
1. Kenali terlebih dahulu alat kekasaran permukaan.
2. Rangkai alat kekasaran permukaan.
3. Letakkan benda ukur.
4. Ambil data grafik pengukuran kekasaran dari tahun lalu.
5. Lakukan perhitungan data dari hasil yang didapat.
6. Lakukan perhitungan parameter yang di dapat.
7. Lakukan analisis data yang di dapat.
3.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengukuran kekasaran adalh
sebagai berikut:
1. Satu unit alat kekasar permukan, yang terdiri dari:
15
16
a. Pick-up
Gambar 3.1 Pick-Up
b. Drive Unit
Gambar 3.2 Drive Unit
c. Amplifier
Gambar 3.3 Amplifier
17
2. Benda dan bahan
Gambar 3.4 Benda Ukur
BAB IV
DATA PENGAMATAN
4.1 Data Pengamatan Profil Tegak
Saat pratikum metrologi industri, dilakukan pengukuran kekasaran
permukaan yang dilakukan pada sebuah balok ( logam ). Dari pengukuran
didapatkan grafik seperti yang dibawah ini.
Gambar 4.1 Grafik Menentukan Parameternya
Berikut parameter yang didapat dari grafik diatas.
Gambar 4.2 Menetukan Titik Yang Akan Dihitung
Keterangan :
Rt : Jarak antara profil referensi dengan profil alas
Rp: Jarak antara profil referensi dengan profil tengah
18
19
Rn: Jarak antara profil terukur dengan profil tengah
h : Jarak antara profil referensi dengan profil terukur
y : Jarak antara profil tengah dengan profil terukur
F : Puncak tertinggi
r : Puncak terendah
Dari data yang ditunjukan pada grafik adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Nilai Y Dan Nialai HNilai Y Nilai H
y1 = 9 titik h1 = 17 titik
y2 = 24 titik h2 = 5 titik
y3 = 18 titik h3 = 10 titik
y4 = 17 titik h4 = 10 titik
y5 = 20 titik h5 = 8 titik
y6 = 24 titik h6 = 4 titik
y7 = 17 titik h7 = 9 titik
y8 = 2 titik h8 = 26 titik
y9 = 18 titik h9 = 4 titik
y10 = 21 titik h10 = 7 titik
y11 = 16 titik h11 = 13 titik
Tabel 4.2 Data Nilai R (Puncak) Dan (Lembah)R ( Puncak ) R ( Lembah )
R1 = 20 titik R6 = 3 titikR2 = 11 titik R7 = 8 titikR3 = 27 titik R8 = 0 titikR4 = 29 titik R9 = 1 titikR5 = 15 titik R10 = 7 titik
20
4.2 Data Pengamatan Profil Mendatar
Gambar 4.3 Menentukan Parameter Mendatar (Aw)
Gambar 4.4 Menentukan Parameter Mendatar (Ar) Dan (Lc)
Keterangan :
Aw : Lebar gelombang
Ar : Lebar kekasaran
Lc : Konstanta lebar gelombang
Dari parameter diatas dapat data sebagai berikut :
Tabel 4.3 Data Lebar Gelombang (Aw)Aw ( lebar gelombang )
Aw1 = 18 titikAw1 = 39 titikAw1 = 21 titik
Tabel 4. 4 Data Lebar Kekasaran (Ar)Ar ( lebar kekasaran )
21
Ar1 = 1 titik
Ar1 = 1 titik
Ar1 = 1 titik
Ar1 = 1 titik
Ar1 = 1 titik
Ar1 = 1 titik
Ar1 = 2 titik
Tabel 4.5 Data Konstanta Lebar GelombangLc ( konstanta lebar gelombang )
Lc1 = 17 titik
Lc1 = 13 titik
Lc1 = 11 titik
BAB V
ANALISA DATA
5.1 Pengolahan Data
Dari grafik pengukuran kekasaran permukaan didapat nilai-nilai parameter
kekasaran sebagai berikut :
A. Parameter tegak
Gambar 5.1 Grafik Profil Geometri Ideal
Gambar 5.2 Data Yang Akan Dihitung
22
23
1. Kekasaran total ( Rt )
Rt = (Jumlah titik dari puncak tertinggi hingga lembah terendah) x
( 0,5 ×10005000 ) μm
Rt = 30 x ( 0,5 ×10005000 ) μm
Rt = 3,0 μm
2. Kekasaran perataan
Rp = (∑ y 1+ y2jumlah titik ) / L
Rp =
( 9+248
+ 24+188
+ 18+178
+17+208
+ 20+248
+ 24+178
+ 17+28
+ 2+188
+ 18+218
+ 21+168 )
/82
Rp = ( 4,1 + 5,2 + 4,3 + 4,6 + 5,5 + 5,1 + 2,3 + 2,5 + 4,8 + 4,6 ) / 82
Rp = ( 43 ) / 82
Rp = 0,5 titik
Rp = 0,5 x ( 0,5 ×10005000 ) μm
Rp = 0,05 μm
3. Kekasaran rata-rata aritmatik ( Ra )
Ra = (( h 1+h 2jumlah titik )/ L) x ( 0,5 ×1000
5000 ) μm
Ra =
((17+58
+ 5+108
+ 10+108
+ 10+88
+ 8+48
+ 4+98
+ 9+268
+ 26+48
+ 4+78
+ 7+138 ) /82)
x
24
( 0,5 ×10005000 ) μ
m
Ra = (( 2,7+ 1,8 + 2,5 + 2,2 + 1,5 + 1,6 + 4,3 + 3,7 + 1,3 + 2,5 ) / 82) x
( 0,5 ×10005000 ) μm
Ra = (24,1 / 82) x ( 0,5 ×10005000 ) μm
Ra = 0,29 μm
4. Kekasaran rata-rata kuadratik (Rg)
Rg = √(∑ h 1+h2jumlahtitik )
2
/ L
Rg = √ (24,1 )2/L
Rg = √580,81/82
Rg = 7,08
Rg = 7,08 x ( 0,5 ×10005000 ) μm
Rg = 0,708 μm
5. Kekasaran total rata-rata ( Rt )
Rt = ∑ ( R1+R 2+R 3+R 4+R 5 )− (R 6−R 7−R 8−R 9−R 10 )5
Rt = ∑ (20+11+27+29+15 )−(3−6−0−1−7 )5
Rt = 102+13
5=115
5
Rt = 23 x ( 0,5 ×10005000 ) μm
Rt = 2,3μm
25
B. Parameter mendatar
Gambar 5.3 Data Lebar Gelombang ( Parameter Mendatar )
Gambar 5.4 Data Ar Dan Lc ( Parameter Mendatar )
1. Lebar gelombang ( Aw )
26
Aw = ∑ ( Aw 1+Aw 2+ Aw 3 )
Aw = ∑ (18+39+21 )
Aw = 78 titik
Aw = 78 x ( 0,5 ×10005000 ) μm
Aw = 7,8 μm
2. Lebar kekasaran ( Ar )
Ar = ∑ ( Ar1+ Ar 2+ Ar 3+Ar 4+ Ar 5+ Ar6+ Ar 7 )
Ar = ∑ (1+1+1+1+1+1+2 )
Ar = 8 titik
Ar = 8 x ( 0,5 ×10005000 ) μm
Ar = 0,8 μm
3. Panjang penahan ( Lt )
Ambil sepanjang 3 titik
3 x ( 0,5 ×10005000 ) μm = 0,3 μm
Lt = 0,3 μm = Lc1+Lc2+Lc3
=17+13+11
=41 titik
Lt = 41 x ( 0,5 ×10005000 ) μm
=4,1 μm
4. Panjang batang penahan ( tp )
L = 82 tp = ¿L×100 %
= 4182
× 100 %
=0,5 %
27
5.2 Analisa Data
Dari praktikum yang dilakukan di laboratorium metrologi industri Fakultas
Teknik Universitas Riau di dapat hasil grafik pada gambar 4.1 di bab 4. Dari data
yang didapat bisa dilakukan perhitungan pada bab 5. Dari data tersebut dapat
dilihat adanya kekasaran ekstrim pada ujung benda kerja yang dilakukan
pengukuran. Penyimpangan ini terjadi karena pada proses pembuatan benda kerja
ini terjadi pada saat proses pembentuka benda tersebut berlangsung.
Dari pratikum pengukuran kekasaran permukaan ini kita dapat
menentukan tingkat kekasaran dari sebuah benda, maka dilakukan dengan cara
melihat parameter-parameter kekasaran permukaan yang telah ditetapkan, dari
parameter-parameter tersebut dapat dijadikan sebagai acuan apakah benda ukur
atau komponen memiliki tingkat kekasaran yang tinggi atau rendah.
Panjang sampel yang diambil untuk pengolahan data ini adalah 82 titik dan
dari sampel ini didapat nilai parameter-parameternya, yaitu :
1. Kekasaran total ( Rt ) sebesar 3,0 μm
2. Kekasaran perataan ( Rp ) sebesar 0,05 μm
3. Kekasaran rata-rata aritmatik ( Ra ) sebesar 0,029 μm
4. Kekasaran rata-rata kuadratik ( Rg ) sebesar 0,708 μm
5. Kekasaran total rata-rata ( RT ) sebesar 2,3 μm
6. Lebar gelombang ( Aw ) sebesar 7,8 μm
7. Lebar kekasaran ( Ar ) sebesar 0,8 μm
8. Panjang penahan ( Lt ) sebesar 4,1 μm
9. Panjang batang penahan ( tp ) sebesar 0,5 %
Tingkat kekasaran yang tinggi atau rendah tewrjadi dari berbagai macam
penyebab. Tingkat kekasaran didapat penyebabnya sebagai berikut :
Karena kurangnya ketelitian dan finishing pada saat pengfraisan benda
tersebut.
Karena bergesek benda tyersebut dengan benda yang lebih kasar
Dalam pratikum ini didapat penyimpangan hasil yang disebabkan oleh
beberapa factor, faktornya adalah sebagai berikut :
28
1. Suhu ruangan pengukuran, karena suhu ruangan dapat mempengaruhi
struktur atom yang ada pada benda ukur.
2. Kotoran-kotoran atau debu yang menempel pada benda ukur, dan membentuk
gelombang baru pada benda ukur.
3. Alat ukur yang kurangf atau tidak bagus, dapat mempengaruhi hasil
pengukuran.
4. Pembacaan atau pengambilan data yang kurang benar.
5. Posisi benda ukur tidak rata saat melakukan pengukuran.
Benda ukur yang digunakan dalam praktikum ini jika dilihat secara kasat
mata maka benda ukur tersebut akan terlihat halus tidak ada kekasaran yang
berarti. Namun saat dilakukan pengukuran menggunakan alat ukur kekasaran
maka terlihat jelas hasil pengukuran dari benda tersebut. Kekasaran yang sangat
signifikan sekali, dan gelombang yang terbentuk sangat jelas dan sangat tinggi
tingkat kekasarannya.
Kekasaran ini terjadi murni karena pengukuran yang terjadi buka karena
adakesalahan pengukuran yang dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin
pengukur kekasaran permukaan tersebut. Tapi karena pengukuran yang di ukur
berukuran mikron meter bisa saja terjadi ada sebutir debu yang jatuh dari udara
dan tidak sengaja terukur oleh stylus sebagai sensor peraba permukaan benda ukur
yang akan di ukur.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum pengukuran kekasaran
adalah sebagai berikut:
1. Prinsip kerja pengukuran kekasaran adalh dengan cara memperbesar
gelombang yang ada pada permukaan benda ukur dan di terjemahkan
dalam bentuk grafik.
2. Menggunakan alat ukur kekasaran permukaan dengan cara merakitnya
terlebih dahulu menjadi satu kesatuan alat ukur dan yang akhirnya dapat di
gunakan sesuai fungsinya.
3. Parameter kekasaran adalah hal-hal yang bisa di ukur dalam kekasaran.
4. Analisa data hasil pengukuran dilakukan perorangan. Karena setiap orang
mempunyai pendapat sendiri.
6.2 Saran
Saran yang dapat di berikan pada praktikum pengukuran kekasaran adalah
sebagai berikut:
1. Seharusnya alat ukur segera di perbaiki. Karena sangat mengganggu
proses pembelajaran mahasiswa.
2. Saat di jelaskan oleh asisten seharusnya praktikan mendengarkan dan
memperhatikan asisten yang sedang mnjelaskan agar tidak terjadi
peertanyaan yang di ulang-ulang, karena membuang waktu.
29
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Kekasaran Permukaan. http://www.tecnikdraw.blogspot.co.id/
2011/01/kekasaran-permukaan.html. (diakses 27 November 2015)
Arief, Dodi Sofyan.2015. Buku Panduan Praktikum Metrologi. Pekanbaru: UR
Budi. 2012. Profil permukaan. surabaya: Bina cipta
Rochim, Taufiq. 2006. Spesifikasi & Kontrol Kualitas Geometrik. Bandung: ITB
30
LAMPIRAN