MODUL PRAKTIKUM
KEPERAWATAN DASAR I
DISUSUN OLEH
TIM DEPARTEMEN KEPERAWATAN DASAR
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2019
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
A. Visi Pada Tahun 2037, menjadi Program Studi Ilmu Keperawatan yang Islami, berbasis teknologi informasi, unggul dibidang kegawatdaruratan dan berkonstribusi terhadap penyelesaian masalah sosial serta lingkungan.
B. Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang Islami, unggul dibidang kegawatdaruratan dan berbasis teknologi informasi serta peka terhadap masalah kesehatan di masyarakat
2. Mengembangkan riset dibidang keperawatan dan berkonstribusi dalam penyelesaian masalah sosial dan lingkungan
3. Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk pengabdian masyarakat untuk menjadi solusi masalah sosial khususnya pengangguran, kemiskinan dan lingkungan
4. Mengembangkan kerjasama di bidang keperawatan dengan berbagai pihak yang saling menguntungkan baik di dalam ataupun luar negeri.
C. Tujuan 1. Menghasilkan lulusan tenaga keperawatan yang berkarakter, berwawasan dan
berkemajuan serta berpijak pada nilai-nilai keIslaman dan KeMuhammadiyahan
2. Menghasilkan penelitian keperawatan yang bermutu dengan pendanaan yang bersumber dari dalam dan luar universitas
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat untuk menjadi solusi dalam masalah kesehatan sosial dan lingkungan
4. Menghasilkan kerjasama dalam catur dharma perguruan tinggi yang produktif dan saling menguntungkan dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.
D. Sasaran 1. Terselenggaranya pendidikan ners yang memiliki nilai-nilai Islam dan
Kemuhammadiyahan serta unggul dalam bidang kegawat-daruratan dan berbasis IT
2. Terselenggaranya kegiatan kemahasiswaan dan alumni 3. Terselenggaranya pengembangan sumber daya manusia program studi secara
optimal untuk menunjang proses pembelajaran 4. Terlaksananya penelitian dan publikasi ilmiah dosen 5. Terlaksananya pengabdian masyarakat 6. Terselenggaranya kerja sama yang mendukung kegiatan program studi baik
dalam maupun luar negeri.
DAFTAR PRAKTIKUM KEPERAWATAN DASAR I
A. SPO Persiapan Tindakan 1. SPO Mencuci tangan 2. SPO Memasang dan Melepaskan Sarung Tangan Bersih 3. SPO Memakai Sarung Tangan Steril
B. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN
1. SPO Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Kursi Roda 2. SPO Membantu Pasien Duduk di Tempat Tidur 3. SPO Range of Motion 4. SPO Mengatur Posisi Dorsal Rekumben 5. SPO Mengatur Posisi Semi Fowler 6. SPO Mengatur Posisi Fowler 7. SPO Mengatur Posisi Lateral 8. SPO Mengatur Posisi Pronasi 9. SPO Mengatur Posisi SIM
C. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
1. SPO Pemenuhan Kebutuhan Oksigen 2. SPO Fisioterapi Dada 3. SPO Batuk Efektif 4. SPO Penggunaan Nebulizer
D. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN, ELEKTROLIT DAN
KESEIMBANGAN CAIRAN-ELEKTROLIT 1. SPO Pemasangan Infus 2. SPO Pemberian Transfusi darah
E. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
1. SPO Memfasilitasi Proses Istirahat Tidur 2. SPO Manajemen Nyeri 3. SPO Relaksasi Nafas Dalam 4. SPO Pemberian Guided Imagery 5. SPO Pemberian Massage Punggung
F. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI;
1. SPO Pemasangan NGT 2. SPO Pemberian makan melalui NGT 3. SPO Kumbah Lambung
G. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI;
1. SPO Pemasangan Kateter 2. SPO Pemasangan Kondom Kateter 3. SPO Pemberian Huknah
H. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN DAN AMAN; 1. SPO Menyiapkan Tempat Tidur Terbuka 2. SPO Menyiapkan Tempat Tidur Tertutup 3. SPO Menyiapkan Tempat Tidur dengan Pasien di Atasnya 4. SPO Menyiapkan Tempat Tidur Pasca Bedah 5. SPO Restrain
I. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DAN PERAWATAN DIRI
1. SPO Memandikan Pasien di Atas Tempat Tidur 2. SPO Oral Hygiene 3. SPO Merawat Kuku 4. SPO Merawat Rambut 5. SPO Membantu Buang Air Besar di Tempat Tidur 6. SPO Membantu Buang Air Kecil di Tempat Tidur 7. SPO Pemasangan Popok Dewasa
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MENCUCI TANGAN
No Dokumen
171/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/3
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan mencuci tangan secara benar Tujuan khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menyebutkan pengertian mencuci tangan 2. Menjelaskan tujuan mencuci tangan 3. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan untuk mencuci tangan 4. Mendemonstrasikan latihan mencuci tangan secara benar Pengertian Suatu tahapan dalam mencegah penyebaran infeksi dan mikroorganisme (RS) 1. Handwash : Kegiatan Membersihkan tangan dari kotoran maupun mikroorganiseme
dengan menggunakan sabun anti septik dan air mengalir, dilakukan 40-60 detik. 2. Handsrub : Kegiatan Membersihkan tangan dari kotoran maupun mikroorganiseme
dengan menggunakan cairan antiseptik, dilakukan 20-30 detik. Tujuan Mencegah dan mengurangi infeksi silang
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1
•
3 Diagnosa Keperawatan :
• …………………………………………………………
Fase pre interaksi
4 Siapkan alat : • Sabun antiseptik • Air mengalir • Kertas tissue
Fase Kerja
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Mengangkat lengan baju di atas siku
Membuka keran; atur kecepatan aliran
Membasahi tangan sampai pergelangan. Pertahankan agar
posisi tangan selalu lebih rendah dari siku agar air dapat
mengalir ke jari-jari tangan.
Meletakan sabun dibagian telapak tangan yang telah
basah, buat busa secukupnya
1) Menggerakkan menggosok dan memutar telapak
tangan
2) Menggosokkan telapak tangan diatas punggung
telapak tangan kiri, dan selanjutnya telapak tangan kiri
diatas telapak tangan kanan.
3) Telapak tangan dengan telapak tangan dan jari saling
terkait.
4) Meletakkan punggung jari dengan telapak tangan
lainnya dengan jari saling mengunci.
5) Jempol kiri digosok dengan telapak tangan dan
sebaliknya.
6) Jari kiri menguncup, gosok memutar ke kanan dan
kekiri pada telapak tangan kanan dan sebaliknya.
Bilas tangan dengan air mengalir dari ujung tangan ke
pangkal tangan
Pertahankan posisi tangan menghadap ke atas sebelum
mengeringkan tangan
Keringkan tangan dari ujung pangkal dengan
menggunakan tissue
Matikan keran air dengan menggunakan tissue yang
dipakai untuk mengeringkan tangan.
Membuang tissue ke dalam tempat sampah
Hal-hal yang perlu diperhatikan : Jika tangan tampak kotor lakukan handwash dan jika telah melakukan handsrub lebih dari 5 kali
Fase Terminasi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMASANG DAN MELEPASKAN SARUNG TANGAN BERSIH
No Dokumen
172/FIK.3/B/2019 No Revisi
02 Halaman
1/3
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan pemasangan dan pelepasan sarung tangan bersih
Tujuan Umum Mahasiswa mampu memasang dan melepaskan sarung tangan bersih
Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menyebutkan pengertian dari memasang sarung tangan bersih/tidak steril 2. Menjelaskan tujuan dari memasang sarung tangan bersih/tidak steril 3. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan 4. Mendemonstrasikan cara memasang sarung tangan bersih/tidak steril dengan
benar Pengertian Suatu tahapan dalam memasang sarung tangan tanpa memperhatikan sterilitas Tujuan Mencegah transmisi kuman dan melindungi individu
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket. Pengkajian 1
•
2 Diagnosa Keperawatan : • …………………………………………………………
………………………….
Fase pre interaksi 3 Siapkan alat :
• Sarung tangan bersih/tidaksteril (disposable)
Fase Kerja 4
Cuci tangan dan keringkan tangan
5
6
7
8
9
Ambil sarung tangan, masukkan tangan dominan dan jari-jari ke dalam sarung tangan lalu tarikke atas. Dengan langkah yang sama, lakukan pada tangan sebelahnya. Cara melepas sarung tangan yaitu dengan menggunakan tangan yang dominan, ambil ujung sarung tangan dan lepaskan dengan cara membalikkannya dengan daerah yang terkontaminasi pada sebelah dalam. Pegang sarung tangan yang sudah terlepas pada tangan yang dominan Masukkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan ke dalam sarung tangan yang masih terpasang. Pegang bagian dalam sarung tangan dan lepaskan dengan bagian dalam sarung tangan di sebelah luar. Buang sarung tangan pada tempatnya
Fase Terminasi 10 11
Kumpulkan dan bersihkan alat-alat Mencuci tangan
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL
No Dokumen
173/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/3
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu memakai sarung tangan steril dengan benar
Tujuan Umum Mahasiswa mampu memakai sarung tangan steril Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan pemakaian sarung tangan steril 2. Menjelaskan tahapan pemakaian sarung tangan steril Pengertian Menggunakan sarung tangan steril merupakan komponen kunci dalam meminimalkan penularan penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas infeksi
Tujuan 1. Mengurangi resiko petugas infeksi bacterial dari klien 2. Mencegah penularan flora kulit petugas pada klien 3. Mengurangi kontaminasi tangan petugas dengan mikroorganisme yang dapat berpindah
dari klien satu ke klien yang lainnya
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji tingkat pengetahuan perawat
2 Kaji kesiapan diri perawat
3 Kaji kondisi lingkungan
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
5 Mencuci tangan
6 Mempersiapkan alat
• Pack yang berisi sarung tangan steril
• Meja/permukaan yang bersih/steril untuk meletakkan pack sarung tangan
Fase Kerja
7 Membaca basmalah
8 Mengambil sarung tangan pertama dari pack dengan cara memegang manset (lipatan sarung tangan) bagian dalam.
9 Sarung tangan diangkat dan jauh dari badan, seatas pinggang, sarung tangan bagian jari-jari berada di bawah
10 Menyelipkan atau memasukkan tangan pertama pada sarung tangan
Hanya boleh memegang bagian dalam sarung tangan saja
11 Mengambil sarung tangan kedua dari pack dengan tiga jari tangan yang sudah menggunakan sarung tangan di sisi bawah manset. Angkat sarung tangan jauh dari badan setinggi pinggang, masukkan tangan ke dua kedalam sarung tangan dan hanya boleh memegang bagian dalam sarung tangan saja
12 Menarik sarung tangan setinggi pinggang dengan tangan pertama yang sudah memakai sarung tangan tanpa menyentuh kedua lengan
13 Menghindari menyentuh benda lain di sekitarnya
Fase Terminasi
14 Membaca hamdalah
Evaluasi
15 Memastikan sarung tangan terpasang dengan benar dan tetap steril
Dokumentasi
16 Keberhasilan pemasangan sarung tangan steril
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
Referensi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE
KURSI RODA
No Dokumen 174/FIK.3/B/2019
No Revisi 02
Halaman 1/3
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda secara benar. Tujuan umum Mahasiswa mampu memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda dengan benar Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda 2. Menjelaskan tahapan prosedur memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda Pengertian Merupakan prosedur untuk membantu memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda. Tujuan Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda 1. Mencegah komplikasi immobilisasi 2. Meningkatkan status mobilitas 3. Meningkatkan kemandirian dan harga diri
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket. Pengkajian
1 Kaji kekuatan otot kaki dan lengan klien, bandingkan kekuatan kiri dan kanan
2 Kaji rentang pergerakan sendi dan adanya keterbatasan akibat kontraktur/ketidaknyaminan
3 Kaji perubahan sensasi: penglihatan dan pendengaran 4 Kaji kemampuan untuk mengikuti instruksi verbal dan respon pada
instruksi singkat
5 Kaji TV dan adanya riwayat hipotensi ortostatik 6 Kaji adanya alat medik yang digunakan: infuse, drain, kateter 7 Kaji adanya kebutuhan analgetik sebelum berpindah tempat 8 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi 9 Mencuci tangan 10 Mempersiapkan alat
• Kursi roda dalam keadaan terkunci • Alas kaki • Sabuk untuk berpindah posisi • Bantal
Fase Orientasi 11 Memberi salam dan menyapa nama klien 12 Memperkenalkan diri 13 Melakukan kontrak 14 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan 15 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan 16 Meminta ijin melakukan tindakan
Fase Kerja 17 Kaji kebutuhan klien akan bantuan 18 Membaca basmalah 19 Memposisikan kursi roda 45 derajat/sejajar dengan tempat tidur
dan naikkan penyangga kaki/alas kaki pada kursi roda
20 Menurunkan posisi tempat tidur, tutup sisi pengaman tempat tidur yang berlawanan dengan klien dan anjurkan klien untuk bergeser ke arah perawat
21 Membantu klien pada posisi duduk 22 Menginstruksikan klien untuk tarik napas dalam. Dorong untuk
melakukan pergerakan bahu, kaki dan jari, duduk selama 1-2 menit
23 Membantu klien untuk menggunakan alas kaki/sepatu dan letakkan kaki datar di lantai
24 Sokong klien lewat aksila dan letakkan tangan di scapula klien atau pegang sabuk pengaman.
25 Meletakkan tangan klien di bahu perawat 26 Menginstruksikan klien untuk berdiri tegak pada hitungan ketiga.
Letakkan lutut perawat di depan lutut klien, bila perlu
27 Mengarahkan klien ke kursi roda, anjurkan klien untuk memegang kursi roda
28 Memfleksikan panggul dan lutut ketika menurunkan klien ke kursi 29 Meletakkan kaki klien pada alas kaki di kursi roda
Fase Terminasi 30 Membaca hamdalah 31 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman 32 Mengevaluasi respon klien 33 Memberi reinforcement positif 34 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya 35 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca
doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha
penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
36 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan Evaluasi 37 Observasi kemampuan klien untuk berpindah 38 Jumlah orang yang membantu saat berpindah posisi 39 Respon klien saat berpindah atau setelah berpindah
Dokumentasi 40 Peralatan bantuan yang digunakan dan jumlah perawat yang
membantu
41 Respon subyektif klien terhadap prosedur yang dilakukan 42 Tujuan transportasi klien
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEMBANTU PASIEN DUDUK DI TEMPAT TIDUR
No Dokumen
175/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/3
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan membantu pasien duduk ditempat tidur secara benar. Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan prosedur membantu pasien duduk di tempat tidur 2. Menjelaskan tahapan prosedur membantu pasien duduk di tempat tidur 3. Menerapkan prosedur membantu pasien duduk di tempat tidur secara benar
Pengertian Merupakan prosedur untuk membantu pasien duduk di salah satu tepi tempat tidur Tujuan Membantu pasien duduk di tempat tidur
Posisi yang diberikan sebelum klien berjalan, berpindah ke kursi roda/kursi, makan atau melakukan aktivitas lainnya
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket. Pengkajian 1 Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan saat
berubah posisi
2 Kaji usia, berat badan klien, tingkat kesadaran dan kemampuan klien untuk bekerja sama
3 Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
Fase pre interaksi
5
Mempersiapkan alat • Bantal • Footboard • Trochanter dan hand rolls • Bantalan pasir • Restrain k/p
Penutup sisi tempat tidur/jeruji tempat tidur
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi 7 Memberi salam dan menyapa nama klien
8
Melakukan identifikasi pasien dengan menanykan (nama,tanggal lahir, dan menoccokkan dengan gelang identitas pasien)
9 Melakukan kontrak 10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan 11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan 12 Mendekatkan alat-alat Fase Kerja 13 Memasang tirai/penutup 14 Menggunakan sarung tangan bersih 15 Membantu klien pada posisi miring ke satu sisi, posisikan
diri menghadap ke sisi di mana klien akan duduk
16 Meninggikan kepala tempat tidur sesuai kenyamanan klien 17 Berdiri menghadap klien. Letakkan lengan di bawah bahu
menyokong kepala dan leher, letakkan tangan lain di atas paha klien
18 Memindahkan kaki klien di tepi tempat tidur
19 Membantu klien pada posisi duduk dengan gerakan mengayun pada kaki
20 Menjaga klien hingga posisi seimbang Fase Terminasi 21 Membaca hamdalah 22 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman 23 Mengevaluasi respon klien 25 Memberi reinforcement positif 26 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya 27 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
28 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan Evaluasi 29 Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan, observasi,
adanya eritema, pucat
30 Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
31 Observasi body alignment dari posisi klien Dokumentasi 32 Posisi yang diberikan kepada klien 33 Waktu perubahan posisi yang dilakukan
34 Kondisi kulit pada daerah yang tertekan
35 Alat bantu yang digunakan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL RANGE OF MOTION (ROM)
No Dokumen
176/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/7
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
04-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan Range of Motion dengan benar Tujuan umum Mahasiswa mampu melakukan Range Of Motion (ROM) dengan benar Tujuan khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan Range Of Motion (ROM) 2. Menjelaskan tahapan prosedur Range Of Motion (ROM) 3. Menerapkan Range Of Motion (ROM) secara benar.
Pengertian Latihan otot atau persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, disabilitas, atau trauma, di mana klien menggerakkan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif maupun pasif Tujuan Range Of Motion (ROM) 1. Untuk mempertahankan mobilisasi sendi dan kekuatan pada otot 2. Mencegah terjadinya kontraktur
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
PENGKAJIAN
1 Kaji kemampuan mobilisasi klien
2 Kaji adanya pembatasan aktivitas
3 Kaji adanya nyeri pada daerah persendian
DIAGNOSA KEPERAWATAN
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
• Risiko kontraktur
FASE PRE INTERAKSI
5 Mencuci tangan
FASE ORIENTASI
6 Memberi salam dan Memperkenalkan diri
7 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir dan mencocokkan dengan gelang identitas pasien)
8 Melakukan kontrak
9 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
10 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
11 Mendekatkan alat-alat
FASE KERJA
12 Menjaga privasi klien
13 Membaca “basmalah”
14 Mengatur ketinggian tempat tidur
15 Membantu klien dalam posisi tidur terlentang
16
Melatih pergerakan otot dan persendian dimulai dari kepala dan leher
a. Fleksi dan ekstensi
• Letakkan salah satu telapak di bawah kepala klien dan telapak tangan lainnya di bawah dagu
• Tekuk kepala ke depan hingga dagu menempel di dada, kemudian kembali ke posisi tegak
b. Fleksi lateral
• Letakkan kedua tangan pada pipi kanan dan kiri klien
• Tekuk kepala ke arah samping (ke arah bahu) kanan dan kiri bergantian
17 Melatih pergerakan otot dan persendian pada daerah bahu
a. Rotasi lateral
• Letakkan kedua telapak tangan pada pipi kanan dan kiri klien
• Palingkan muka ke arah samping kanan dan kiri bergantian
b. Fleksi ekstensi
• Pegang tangan klien di bawah siku dengan satu tangan, sementara tangan lain memegang pergelangan tangan
• Angkat tangan ke atas hingga mencapai bagian kepala tempat tidur, kembalikan ke posisi semula
c. Abduksi
• Angkat tangan klien ke samping hingga mencapai kepala bagian tempat tidur
d. Adduksi anterior dan posterior
• Gerakkan tangan klien melewati tubuh hingga mencapai tangan klien yang lain, kembalikan ke posisi semula
e. Rotasi internal dan eksternal bahu
• Gerakkan tangan ke samping setinggi bahu hingga membentuk sudut 900 dengan tubuh. Tekuk sendi siku sehingga jari-jari menghadap ke atas
• Gerakkan tangan ke arah bawah sehingga telapak tangan menyentuh tempat tidur. Naikkan tangan hingga punggung telapak tangan menyentuh tempat tidur
18 Melatih pergerakan otot dan persendian pada daerah siku
a. Fleksi eksternal
• Tekuk siku hingga jari-jari menyentuh dagu dan kemudian luruskan
b. Supinasi-pronasi
• Putar lengan bawah ke arah luar sehingga telapak tangan menghadap ke atas
• Putar lengan bawah ke arah sebaliknya sehingga telapak tangan menghadap ke bawah
19 Melatih pergerakan otot dan persendian pada daerah pergelangan tangan
Untuk memberikan latihan pada pergelangan tangan, tekuk tangan klien pada siku. Pegang pergelangan tangan klien dengan satu tangan dan tangan lainnya digunakan untuk memberikan latihan
a. Fleksi-ekstensi
• Tekuk telapak tangan ke arah bagian dalam lengan bawah dan kemudian luruskan telapak tangan sehingga sebidang dengan lengan bawah
b. Abduksi/fleksi radial/deviasi radial
• Bengkokkan telapak tangan ke samping ke arah ibu jari dan luruskan kembali
c. Adduksi/fleksi/deviasi ulnar
• Bengkokkan telapak tangan ke samping ke arah kelingking dan luruskan kembali
d. Sirkumduksi
• Putar telapak tangan dengan pergelangan tangan sebagai poros
20 Melatih pergerakan otot dan persendian pada daerah jari-jari tangan dan ibu jari
Cara memegang tangan klien sama dengan pada saat menggerakkan pergelangan tangan
a. Fleksi-ekstensi
• Kepalkan jari-jari tangan klien dan kemudian luruskan kembali
b. Hiperekstensi
• Bengkokkan jari-jari ke belakang sejauh mungkin
c. Abduksi-adduksi
• Kembangkan jari-jari tangan dan kemudian rapatkan kembali
d. Oposisi
• Sentuhkan ujung ibu jari dengan jari-jari lainnya secara bergantian
e. Sirkumduksi
• Putar ibu jari klien dengan sumbu sendi metakarpal
f. Abduksi-adduksi
• Rentangkan ibu jari ke samping. Dekatkan kembali dengan jari lain
21
Melatih pergerakan otot dan persendian pada panggul
Latihan pasif panggul dan lutut dapat dilakukan bersamaan. Untuk memberikan latihan pada panggul dan lutut, letakkan satu tangan di bawah lutut klien dna tangan lainnya di bawah tumit
a. Fleksi-ekstensi
• Angkat kaki dan tekuk lutut
• Gerakkan lutut ke arah dada sejauh mungkin
• Turunkan kaki, luruskan, dan kembalikan ke posisi semula
b. Abduksi-adduksi
• Gerakkan kaki ke samping menjauhi sumbu tubuh dan ke arah sebaliknya hingga menyilang kaki lainnya di depan
c. Rotasi internal
• Putar kaki ke arah dalam
d. Rotasi eksternal
• Putar kaki ke arah samping tubuh
22 Melatih pergerakan otot dan persendian pada lutut
a. Fleksi-ekstensi
• Dilakukan bersamaan dengan fleksi-ekstensi panggul
23 Melatih pergerakan otot dan persendian pada pergelangan kaki
Tempatkan satu tangan di bawah tumit dan tangan lainnya di bagian atas telapak kaki
a. Dorso fleksi
• Dorong telapak kaki ke arah kaki dan kembalikan ke posisi semula
b. Plantar fleksi
• Dorong telapak kaki ke arah bawah dan kembalikan ke posisi semula
c. Eversi
• Putar telapak kaki ke arah luar
d. Inversi
• Putar telapak kaki ke arah dalam
e. Sirkumduksi
• Putar telapak kaki dengan poros pada sendi tumit
24 Melatih pergerakan otot dan persendian pada jari-jari kaki
a. Fleksi-ekstensi
• Letakkan jari-jair tangan perawat di bawah jari-jari klien
• Dorong jari-jari ke arah atas dan kemudian ke arah bawah
b. Abduksi-adduksi
• Lebarkan jari-jari kaki bersama-sama
• Dekatkan jari kaki bersama-sama
FASE TERMINASI
25 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
26 Mengumpulkan dan membersihkan alat
27 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
28 Membaca hamdalah
29 Mengevaluasi respon klien
30 Memberi reinforcement positif
31 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
32 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala kelainannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi).
dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
33 Mencuci tangan
EVALUASI
34 Kenyamanan klien selama latihan
35 Kemampuan rentang pergerakan klien
36 Kekuatan otot klien
37 Temuan-temuan mengenai kondisi persendian
DOKUMENTASI
38 Catat sendi yang dilatih, adanya edema, nyeri yang timbul saat latihan, adanya batasan ROM, dan toleransi klien terhadap latihan
Unit Terkait 1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi 1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An EvidenceBased
Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc. 2. Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses, 2nd edition,
Belland Bain Ltd, Glasgow 3. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
4. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
5. Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th. Lippincott: William Wilkins Grodner M.,
6. Escott-Stump S., Dorner S. (2016) Nutritional Foundations and Clinical Applications: A Nursing Approach. 6th edition. St. Louis: Mosby Elsevier
7. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd edition.Mosby:ElsevierInc.
8. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
10. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer Health
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGATUR POSISI DORSAL REKUMBEN
No Dokumen
177/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/3
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu mengatur posisi dorsal rekumben dengan benar
Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan mengatur posisi dorsal rekumben 2. Menjelaskan tahapan posisi dorsal rekumben
Pengertian Pemberian posisi pada klien dengan posisi kedua kaki menekuk, telapak kaki menapak di tempat tidur dengan posisi kaki terbuka
Tujuan Mengatur Posisi Dorsal Rekumben 1. Untuk pemeriksaan daerah vagina 2. Untuk membersihkan daerah vagina 3. Pemasangan kateter pada klien wanita
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji kemampuan untuk beraktivitas, adanya keterbatasan
aktivitas
2 Kaji rentang pergerakan sendi
3 Kaji adanya ketidaknyamanan
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat
• Bantal
• Footboard
• Trochanter dan hand rolls
• Bantalan pasir
• Restrain k/p
• Penutup sisi tempat tidur/jeruji tempat tidur
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan Memperkenalkan diri
8
Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,
tanggal lahir dan mencocokkan dengan identitas pasien)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Meminta ijin melakukan tindakan
Fase Kerja
13 Kaji kebutuhan klien akan bantuan
14 Membaca basmalah
15 Memasang tirai/penutup
16 Membantu klien menekuk lutut dan melebarkan kedua kaki
17 Klien memakai bantal di kepala
18 Kedua telapak kaki tetap menapak di tempat tidur
19 Meletakkan kedua tangan klien ke arah kepala
Fase Terminasi
20 Membaca hamdalah
21 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
22 Mengevaluasi respon klien
23 Memberi reinforcement positif
24 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
25 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala
keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain
engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak
meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
26 Mencuci tangan
Evaluasi
27 Rasa nyaman dan aman klien
28 Tercapainya tujuan dari tindakan
Dokumentasi
29 Respon klien
30 Alat bantu yang digunakan
Unit Terkait
3. Departemen Keperawatan Maternitas
4. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition. Malloy.Inc
2. Klossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing, Lippincott Williams & Wilkins Lowdermilk, D.L.,
3. Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan Maternitas (2vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
4. Perry S.E., Hockenberry M.J., Lowdermilk D.L., Wilson D. (2014). Maternal Child Nursing Care. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
5. Hanretty K.P., Santoso B.I., Muliawan E. (2014) Ilustrasi Obstetri. Edisi Bahasa Indonesia 7. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MENGATUR POSISI SEMI FOWLER
No Dokumen
178/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/3
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan membantu pasien mengatur posisi semi fowler Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan mengatur posisi semi fowler 2. Menjelaskan tahapan posisi semi fowler
Pengertian Merupakan prosedur untuk membantu mengatur posisi yang nyaman kepada klien dengan posisi tempat tidur bagian kepala ditinggikan 45-90 derajat dan bagian lutut dapat difleksikan.
Tujuan Mengatur Posisi Semi Fowler 1. Memperbaiki curah jantung, meningkatkan ventilasi paru 2. Membantu/mempermudah komunikasi/sosialisasi, makan, menonton TV,
eliminasi.
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan saat berubah posisi
2 Kaji kemampuan klien untuk mobilisasi di tempat tidur
3 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
Fase pre interaksi
4 Mempersiapkan alat
• Bantal
• Footboard
• Trochanter dan hand rolls
• Bantalan pasir
• Restrain k/p
Penutup sisi tempat tidur/jeruji tempat tidur
5 Mencuci tangan
Fase Orientasi
6 Memberi salam dan memperkenalkan diri
7
Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir dan mencocokkan dengan gelang identitas pasien)
8 Melakukan kontrak
9 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
10 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
11 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
12 Kaji kebutuhan klien akan bantuan
13 Membaca basmalah
14 Meninggikan tempat tidur ke tingkat yang nyaman untuk bekerja, pindahkan bantal dan dekatkan alat yang dibutuhkan
15 Memasang tirai/penutup
16 Mengatur tempat tidur pada posisi datar dan bantu klien untuk bergeser ke sisi atas tempat tidur
17 Meninggikan kepala tempat tidur klien sesuai kebutuhan
18 Meletakkan bantal tipis untuk menyokong kepala, leher, dan bahu
19 Menggunakan bantal untuk mensupport lengan dan tangan klien bila tubuh bagian atas diimobilisasikan
20 Meletakkan bantal tipis atau gulungan kain pada punggung
21 Meletakkan bantal kecil atau gulungan kain di bawah paha, hindari penekanan pada area popliteal
22 Meletakkan papan kaki pada telapak kaki klien
Fase Terminasi
23 Membaca hamdalah
24 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
25 Mengevaluasi respon klien
26 Memberi reinforcement positif
27 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
28 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
29 Mencuci tangan
30 Mendokumentasikan kegiatan pada lembar catatan keperawatan
Evaluasi
31 Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan, observasi adanya eritema, pucat
32 Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
33 Observasi body alignment dan posisi klien
Dokumentasi
34 Posisi yang diberikan kepada klien
35 Waktu perubahan posisi yang dilakukan
36 Alat bantu yang digunakan
37 Kondisi kulit pada daerah yang tertekan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MENGATUR POSISI FOWLER
No Dokumen
179/FIK.3/B/2019
No Revisi
01
Halaman
1/3
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan mengatur posisi fowler pada pasien Tujuan Umum Mahasiswa mampu mengatur posisi fowler dengan benar Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan mengatur posisi fowler 2. Menjelaskan tahapan posisi fowler
Pengertian Merupakan prosedur untuk membantu mengatur posisi yang nyaman kepada klien dengan posisi tempat tidur bagian kepala ditinggikan 45-90 derajat dan bagian lutut dapat difleksikan. Tujuan Mengatur Posisi Fowler 1. Memperbaiki curah jantung, meningkatkan ventilasi paru 2. Membantu / mempermudah komunikasi / sosialisasi, makan, menonton TV,
eliminasi.
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan saat berubah posisi
2 Kaji kemampuan klien untuk mobilisasi di tempat tidur
3 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
Fase pre interaksi
4 Mencuci tangan
5 Mempersiapkan alat • Bantal • Footboard • Trochanter dan hand rolls • Bantalan pasir • Restrain k/p • Penutup sisi tempat tidur/jeruji tempat tidur
Fase Orientasi
6 Memberi salam dan menyapa nama klien
7 Memperkenalkan diri
8 Melakukan kontrak
9 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
10 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
11 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
12 Kaji kebutuhan klien akan bantuan
13 Membaca basmalah
14 Meninggikan tempat tidur ke tingkat yang nyaman untuk bekerja, pindahkan bantal dan dekatkan alat yang dibutuhkan
15 Memasang tirai/penutup
16 Mengatur tempat tidur pada posisi datar dan bantu klien untuk bergeser ke sisi atas tempat tidur
17 Meninggikan kepala tempat tidur klien sesuai kebutuhan
18 Meletakkan bantal tipis untuk menyokong kepala, leher, dan bahu
19 Menggunakan bantal untuk mensuport lengan dan tangan klien bila tubuh bagian atas diimobilisasikan
20 Meletakkan bantal tipis atau gulungan kain pada punggung
21 Meletakkan bantal kecil atau gulungan kain di bawah paha, hindari penekanan pada area popliteal
22 Meletakkan papan kaki pada telapak kaki klien
Fase Terminasi
23 Membaca hamdalah
24 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
25 Mengevaluasi respon klien
26 Memberi reinforcement positif
27 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
28 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
29 Mencuci tangan
30 Mendokumentasikan kegiatan pada lembar catatan keperawatan
Evaluasi
31 Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan, observasi adanya eritema, pucat
32 Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
33 Observasi body alignment dan posisi klien
Dokumentasi
34 Posisi yang diberikan kepada klien
35 Waktu perubahan posisi yang dilakukan
36 Alat bantu yang digunakan
37 Kondisi kulit pada daerah yang tertekan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MENGATUR POSISI LATERAL
No Dokumen
180/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/5
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan mengatur posisi lateral pada pasien Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan mengatur posisi lateral 2. Menjelaskan tahapan prosedur mengatur posisi lateral
Pengertian Merupakan prosedur untuk membantu mengatur posisi berbaring klien pada satu sisi tubuh (kanan/kiri) Tujuan Mengatur Posisi Lateral Posisi alternatif untuk klien bedrest guna mencegah penekanan pada punggung dan sacrum Catatan: Tidak digunakan pada klien sesudah pembedahan panggul
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan saat
berubah posisi
2 Kaji usia, berat badan klien, tingkat kesadaran dan
kemampuan klien untuk bekerja sama
3 Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat • Bantal • Footboard • Trochanter dan hand rolls • Bantalan pasir • Restrain k/p
Penutup sisi tempat tidur/jeruji tempat tidur
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
8
Melakuan identifikasi pasien dengan menanyakan
(nama, tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang
identitas pasien)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Meminta ijin melakukan tindakan
Fase Kerja
13 Kaji kebutuhan klien akan bantuan
14 Membaca basmalah
15 Memasang tirai/penutup
16 Meninggikan tempat tidur ke tingkat yang nyaman untuk
bekerja, pindahkan bantal dan dekatkan alat yang
dibutuhkan
17 Mengatur tempat tidur pada posisi datar dan bantu klien
untuk bergeser ke sisi atas tempat tidur
18 Menaikkan pengaman sisi tempat tidur yang berlawanan
dengan posisi perawat
19 Menggeser klien ke sisi tempat tidur yang berlawanan
dengan arah posisi lateral
20 Meletakkan tangan di mana klien akan miring menjauh
dari tubuh klien dan tangan lain menyilang di dada
21 Menekuk lutut klien yang tidak bersentuhan dengan
tempat tidur atau silangkan kaki klien
22
Memposisikan perawat pada posisi di mana klien akan
miring
23 Meletakkan tangan perawat pada panggul dan bahu klien
24 Menarik/gulingkan klien ke arah perawat
25 Meletakkan bantal di bawah kepala dan leher klien
26 Memberikan posisi fleksi pada kedua tangan. Tangan
bagian atas disokong bantal sejajar dengan bahu
27 Meletakkan bantal/guling di punggung klien
28 Meletakkan bantal di bawah kaki yang semifleksi mulai
dari pangkal paha sampai kaki
29 Meletakkan bantal pasir sejajar dengan permukaan
telapak kaki
Fase Terminasi
30 Membaca hamdalah
31 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
32 Mengevaluasi respon klien
33 Memberi reinforcement positif
34 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
35 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan
segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia,
engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan
selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang
tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan
mengucap salam pada pasien.
36 Mencuci tangan
Evaluasi
37 Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan, observasi,
adanya eritema, pucat
38 Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
39 Observasi body alignment dari posisi klien
Dokumentasi
40 Posisi yang diberikan kepada klien
41 Waktu perubahan posisi yang dilakukan
42 Kondisi kulit pada daerah yang tertekan
43 Alat bantu yang digunakan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts,
Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer,
Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and
advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa
Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MENGATUR POSISI PRONASI
No Dokumen
181/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/3
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan Mengatur posisi pronasi pada pasien secara benar Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan mengatur posisi pronasi 2. Menjelaskan tahapan prosedur mengatur posisi pronasi Pengertian Merupakan prosedur untuk membantu mengatur posisi tengkurap yang bertumpu pada bagian perut dan kepala miring ke salah satu sisi (kanan/kiri Tujuan Mengatur Posisi Pronasi Posisi alternatif untuk klien immobilisasi Catatan: Kontra indikasi pada klien post op daerah abdomen dan klien dengan masalah pada sistem pernapasan/spinal
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket. Pengkajian 1 Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan saat
berubah posisi
2 Kaji usia, berat badan klien, tingkat kesadaran dan kemampuan klien untuk bekerja sama
3 Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi klien 4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi 5 Mempersiapkan alat
• Bantal • Footboard • Trochanter dan hand rolls • Bantalan pasir
• Restrain k/p Penutup sisi tempat tidur/jeruji tempat tidur
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi 7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
8
Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas pasien)
9 Melakukan kontrak 10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan 11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan 12 Meminta ijin melakukan tindakan Fase Kerja 13 Mengkaji kebutuhan klien akan bantuan 14
Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
15 Memasang tirai/penutup 16 Meninggikan tempat tidur ke tingkat yang nyaman untuk
bekerja, pindahkan bantal dan dekatkan alat yang dibutuhkan
17 Mengatur tempat tidur pada posisi datar dan bantu klien untuk bergeser ke sisi atas tempat tidur
18 Menaikkan pengaman sisi tempat tidur yang berlawanan dengan posisi perawat
19 Menggeser klien ke sisi tempat tidur yang berlawanan dengan arah posisi lateral
20 Meletakkan tangan klien sepanjang garis tubuh/dekat dengan tubuh, telapak tangan menghadap panggul
21 Memiringkan kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal kecil
22 Meletakkan bantal kecil di bawah perut di bawah diafragma 23 Memposisikan perawat pada posisi di mana klien akan
tengkurap
24 Meletakkan tangan perawat pada panggul dan bahu klien 25 Menarik/gulingkan klien ke arah perawat 26 Menyokong lengan dalam posisi sejajar bahu 27 Menyokong kaki bagian bawah dengan bantal, jari-jari
terangkat
Fase Terminasi 28 Membaca hamdalah 29 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman 30 Mengevaluasi respon klien 31 Memberi reinforcement positif 32 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya 33 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
34 Mencuci tangan Evaluasi 35 Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan, observasi,
adanya eritema, pucat
36 Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
37 Observasi body alignment dari posisi klien
Dokumentasi 38 Posisi yang diberikan kepada klien
39 Waktu perubahan posisi yang dilakukan
40 Kondisi kulit pada daerah yang tertekan
41 Alat bantu yang digunakan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MENGATUR POSISI SIM
No Dokumen
182/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/4
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan mengatur posisi SIM pada pasien secara benar
Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengatur posisi SIM dengan benar
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan mengatur posisi SIM
2. Menjelaskan tahapan prosedur mengatur posisi SIM
Pengertian
Merupakan prosedur untuk membantu mengatur posisi klien setengah miring dan setengah tengkurap yang bertumpu pada salah satu anterior dada. Tujuan Mengatur Posisi SIM 1. Digunakan untuk klien yang tidak sadar, berguna dalam memfasilitasi drainage
dari mulut dan mencegah aspirasi 2. Mengurangi penekanan di sacrum dan trochanter/panggul 3. Sering digunakan untuk klien yang mengalami prosedur enema 4. Pemeriksaan dan pengobatan area perineal
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan saat berubah posisi
2 Kaji usia, berat badan klien, tingkat kesadaran dan kemampuan klien untuk bekerja sama
3 Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat
• Bantal
• Footboard
• Trochanter dan hand rolls
• Bantalan pasir
• Restrain k/p
Penutup sisi tempat tidur/jeruji tempat tidur
6 Menucuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal, dan mencocokkan dengan gelang identitas pasien)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Meminta ijin melakukan tindakan
Fase Kerja
13 Kaji kebutuhan klien akan bantuan
14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
15 Meletakkan kepala pada posisi datar
16 Meletakkan klien pada posisi berbaring
17 Memposisikan klien dalam posisi lateral di bagian abdomen
18 Meletakkan bantal di bawah kepala
19 Meletakkan bantal di bawah lengan atas yang difleksikan, mensuport lengan sejajar bahu
20 Meletakkan bantal di bawah kaki atas yang difleksikan, sokong kaki sejajar panggul
21 Meletakkan bantalan pasir sejajar permukaan telapak kaki
22 Mengobservasi posisi body alignment yang baik, tingkat kenyamanan klien dan kemungkinan penekanan pada bagian tubuh
23 Menurunkan posisi tempat tidur
Fase Terminasi
24 Membaca hamdalah
25 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
26 Mengevaluasi respon klien
27 Memberi reinforcement positif
28 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
29 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
30 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
31 Mendokumentasikan kegiatan pada lembar catatan keperawatan
Evaluasi
32 Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan, observasi, adanya eritema, pucat
33 Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
34 Observasi body alignment dari posisi klien
Dokumentasi
35 Posisi yang diberikan kepada klien
36 Waktu perubahan posisi yang dilakukan
37 Kondisi kulit pada daerah yang tertekan
38 Alat bantu yang digunakan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts,
Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer,
Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and
advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa
Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
No Dokumen 183/FIK.3/B/2019
No Revisi 02
Halaman 1/4
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
04-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemberian terapi oksigen Tujuan khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan pemberian terapi oksigen 2. Menjelaskan tahapan prosedur pemberian terapi oksigen 3. Menerapkan pemberian terapi oksigen secara benar Pengertian Pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Tujuan 1. Mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan 2. Untuk menurunkan kerja paru-paru dan jantung 3. Mencegah terjadinya hipoksia
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Baca status klien
2 Kaji tanda-tanda kesulitan bernafas pada klien
3 Pantau frekuensi pernafasan klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat • Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan
humidifier • Kanula nasal, masker • Vaselin/jelly • Bengkok • Tissue • Korentang
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas pasien)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien
14 Menjaga privasi klien
15 Membaca “basmalah”
16 Mengatur posisi klien
17 Nasal Kanul
Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6 liter/menit. kemudian observasi humidifier pada tabung dengan adanya gelembung air
Memasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan klien
Masker Oksigen
Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 6-10 liter/menit. Kemudian observasi humidifire pada tabung dengan adanya gelembung air
Menempatkan masker oksigen diatas mulut dan hidung klien dan atur pengikat untuk kenyamanan klien
Fase Terminasi
18 Membaca hamdalah
19 Mengevaluasi respon klien
20 Memberi reinforcement positif
21 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
22 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
23 Mencuci tangan
Evaluasi
24 Pantau kanula dan kecepatan aliran setiap 6-8 jam
25 Evaluasi respon klien
Dokumentasi
26 Catat kecepatan aliran oksigen dan rute pemberian
27 Catat jenis selang yang digunakan
1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New York. Delmar Cengage Learning
2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey &Sons,Inc. Douglas
3. G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis Macleod (dengan 28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice. 8th ed. New Jersey.
5. Pearson Education Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
6. Prentice Hall Health. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.
7. Philadelphia. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
8. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. Potter, P.A.
10. ,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice. 8th Ed. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Rebeiro G., Jack L., Scully N.,
11. Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar: Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
12. Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI DADA PASIEN DEWASA
No Dokumen 184/FIK.3/B/2019
No Revisi 02
Halaman ¼
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan fisioterapi dada pada orang dewasa Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan tindakan fisioterapi dada dengan benar
Tujuan khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan fisioterapi dada 2. Menjelaskan tahapan prosedur fisioterapi dada 3. Menerapkan fisioterapi dada secara benar
Pengertian
Suatu tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural, clapping, dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan (mis. PPOK, Bronkitis Kronis, Asma, Emfisema) yang dilakukan untuk mengeluarkan sekret pada organ pernafasan.
Tujuan
1. Mengeluarkan dahak pada klien 2. Memberikan kenyamanan pada klien
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Melakukan pengecekan program terapi
2 Tanyakan kapan terakhir klien makan
3 Kaji adanya kelainan pada thorak
4 Kaji adanya tanda-tanda kenaikan tekanan intrakranial
5 Kaji status klien
6 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi mukus dalma jumlah berlebih
Fase pre interaksi
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat • Stetoskop • Bengkok • Tissue • Perlak dan pengalas • Handscoon 1 pasang • Pot sputum berisi desinfektan • Masker • Bantal (2-3 buah) • Air minum hangat
Fase Orientasi
9 Memberi salam dan menyapa nama klien
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
12 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
13 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
15 Membaca basmalah dan menjaga privasi klien
16 Memasang APD
17 Melakukan pemeriksaan auskultasi untuk memastikan letak penumpukan sputum
18 Menganjurkan pasien untuk minum air hangat
19 Menganjurkan klien melakukan pernafasan diafragma
20 Mengatur posisi klien sesuai dengan lokasi penumpukan sekret*
a. Posisi pengaliran segmen apikal lobus atas klien posisi fowler, penepukan pada area antara klavikula dan skapula
b. Posisi pengaliran lobus paru atas belakang, klien duduk membungkuk ditopang 2 bantal pada dada depan. Penepukan pada punggung atas kanan atau kiri
c. Posisi pengaliran segmen lateral dan median lobus tengah klien, posisi sims, tepuk pada dada samping
d. Posisi pengaliran lobus bawah depan , klien posisi trendenberg terlentang tepuk pada bagian bawah dada depan kanan dan atau kiri
e. Posisi pengaliran lobus bawah belakang, klien posisi trendenberg tengkurap, tepuk pada bagian punggung kanan dan kiri dari bawah skapula sampai punggung tengah
f. Posisi pengaliran segmen anterior dari lobus atas, klien posisi supinasi dengan lutut fleksi, perkusi dan vibrasi antara klavikula dan nipples
21 Memasang perlak dan pot sputum di dekat klien
22 Melakukan clapping dengan cara menepuk daerah yang dituju (lakukan clapping selama 1-3 menit)*
23 Melanjutkan dengan vibrasi sesuai area penepukan (2-3 pernafasan) saat klien ekspirasi *
24 Memberikan kesempatan klien untuk istirahat sejenak
25 Meminta pasien untuk batuk efektif (meminta klien menarik nafas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut seperti meniup lilin sebanyak 3 kali dan ke 4 kalinya klien membatukkan sekuatnya dan membuang dahak ke pot sputum)
26 Menawarkan oral hygiene
27 Melakukan pemeriksaan auskultasi perubahan pada suara nafas
Fase Terminasi
28 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
29 Mengumpulkan dan membersihkan alat
30 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
31 Membaca hamdalah
32 Mengevaluasi respon klien
33 Memberi reinforcement positif
34 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
35 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
Evaluasi
36 Evaluasi suara nafas untuk menentukan keberhasilan tindakan
37 Evaluasi respon klien
Dokumentasi
38 Karakteristik (warna, jumlah) sputum
39 Lokasi sputum
40 Bunyi dan frekuensi pernafasan
1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New York. Delmar Cengage Learning
2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey &Sons,Inc. Douglas
3. G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis Macleod (dengan 28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice. 8th ed. New Jersey.
5. Pearson Education Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi
6. Prentice Hall Health. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.
7. Philadelphia. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
8. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. Potter, P.A.
10. ,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice. 8th Ed. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Rebeiro G., Jack L., Scully N.,
11. Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar: Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
12. Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
BATUK EFEKTIF
No Dokumen
185/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/4
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
04-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan prosedur batuk efektif dengan benar Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan prosedur batuk efektif 2. Menjelaskan tahapan prosedur batuk efektif 3. Menerapkan prosedur batuk efektif secara benar
Pengertian Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu klien mengeluarkan dahak
Tujuan Tindakan 1. Mengeluarkan dahak 2. Mengurangi sesak klien
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Baca status klien
2 Auskultasi suara nafas
3 Pantau frekuensi pernafasan klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai: Bersihan jalan nafas
tidak efektif
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat • Bengkok • Tissue • Pot dahak (tempat sputum) • Bantal
Handscoon 1 pasang
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,
tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas
pasien)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada
pada klien
14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
15 Mengatur posisi klien fowler/semi fowler
16 Meletakkan bantal di atas abdomen
17 Menganjurkan klien untuk mengambil nafas melalui hidung
hingga abdomen mengembang
18 Kemudian ditahan sebentar kemudian anjurkan klien untuk
menghembuskan nafas melalui mulut seperti meniup lilin
secara perlahan
19 Ulangi kegiatan sebanyak 2 kali
20 Kemudian ketiga kalinya pada saat ekspirasi suruh klien
membatukkan sekuatnya
21 Menampung sputum/dahak ke tempat sputum/bengkok
22 Tawarkan oral hygiene pada klien
23 Kembalikan klien ke posisi semula
Fase Terminasi
24 Membaca hamdalah
25 Mengevaluasi respon klien
26 Memberi reinforcement positif
27 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
28 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
29 Merapikan alat
30 Mencuci tangan
Evaluasi
31 Evaluasi suara nafas
32 Evaluasi respon klien terhadap tindakan
Dokumentasi
33 Waktu pelaksanaan
34 Karakteristik (warna, jumlah) sputum
35 Bunyi dan frekuensi pernafasan
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENGGUNAAN NEBULIZER
No Dokumen
186/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/3
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 01-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan nebulizer dengan benar Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan nebulizer 2. Menjelaskan tahapan prosedur nebulizer 3. Menerapkan nebulizer secara benar
Pengertian Pemberian obat secara langsung dengan menghisap uap yang mengandung obat (misalnya bronkhodilator) melalui saluran pernafasan bagian atas ke paru-paru Tujuan Nebulizer
1. Mengeluarkan dahak/sesak pada klien 2. Memberikan kenyamanan pada klien
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket. Pengkajian 1 Baca status klien 2 Pantau frekuensi pernafasan klien 3 Auskultasi suara nafas klien
4
Diagnosa keperawatan yang sesuai: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi mucus dalam jumlah berlebihan
Fase pre interaksi
5
Mempersiapkan alat • Mesin nebulizer • Cairansteril • Obat sesuai advis • Bengkok
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi 7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir dan mencocokkan dengan identitas pasien)
9 Melakukan kontrak 10 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan 11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan 12 Mendekatkan alat-alat Fase Kerja
13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien
14
Membaca Basmallah:
15 Memasang tirai/penutup 16 Mengatur posisi klien, berikan posisi Fowler/semi Fowler
17 Membuka skrup nebulizer kemudian memeriksa tempat penyulingan air di mangkok nebulizer
18 Mengisi cairan steril dan obat yang digunakan
19 Menyetel tombol percampuran udara kemudian tarik keluar hingga mencapai 100% oksigen dan dorong kembali hingga udara bercampur
20 Memasangkan mouth piece/sungkup pada pasien
21 Mengatur pengontrol tekanan (dibagian tengah depan mesin), putar kontrol penekan searah jarum jam sampai dibaca ukurannya untuk menekan
22 Periksa sampai puncak tekanan tombol hingga terbuka sempurna (posisi maksimal)
23 Atur tombol pengatur nebulizer hingga mencapai yang baik
Fase Terminasi 24 Membaca hamdalah 25 Mengevaluasi respon klien 26 Memberi reinforcement positif 27 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
28
Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi). Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
29 Merapikan alat 30 Mencuci tangan
Evaluasi
31 Evaluasi adanya tanda-tanda sesak
32 Evaluasi respon klien Dokumentasi
33 Catat waktu pelaksanaan
34 Catat obat yang digunakan pada klien
Unit Terkait 1. Departemen Keperawatan Kegawatdaruratan 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi 1. Emergency Nurses Association. (2013). Sheehy’s Manual of Emergency Nursing:
Principles and Practice. 7th ed. Mosby: 2. Elsevier Inc Proehl, Jean. A. (2009). Emergency Nursing Procedures E-book. Saunders:
Elsevier Inc 3. Emergency Nursing Association. (2008). Emergency Nursing Core Curriculum (6 Eds).
Saunders: Elsevier Inc. 4. Tscheschlog, B. A. & Jauch, A. (2014). Emergency nursing made incredibly easy.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMASANGAN INFUS
No Dokumen
187/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/5
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Tujuan umum Mahasiswa mampu melakukan pemasangan infuse dengan benar Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan pemasangan infus 2. Menjelaskan tahapan prosedur pemasangan infus Pengertian Suatu tindakan memasukkan kateter intravena ke dalam vena untuk jalur terapi parenteral
Tujuan Pemasangan Infus
1. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh ketika pemenuhan per oral tidak terpenuhi 2. Pemenuhan dan mempertahankan kebutuhan elektrolit 3. Jalur pemberian obat/terapi, produk darah 4. Pemberian nutrisi : glukosa, asam amino dan lemak 5. Akses terapi bila terjadi situasi emergensi
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji tanda vital
2 Kaji turgor kulit
3 Kaji adanya alergi terhadap plester atau betadine
4 Kecenderungan perdarahan
5 Adanya penyakit atau perlukaan pada estremitas
6 Kondisi vena tempat penusukan
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu mempraktekan tindakan memandikkan pasien diatas tempat tidur secara benar
7 Kaji berapa lama akan diinfus, jenis infus, obat yang akan diberikan
8 Kaji kesiapan klien
9 Kaji kesiapan perawat
10 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
11 Mencuci tangan
12 Mempersiapkan alat
• Standar infus • Infus set • Cairan • Jarum infuse / abocath • Perlak pengalas • Tourniquet • Kapas alcohol 70% • Plester • Gunting • Kasa steril • Betadine • Sarung tangan
Fase Orientasi
13 Memberi salam dan menyapa nama klien
14 Memperkenalkan diri
15 Melakukan kontrak
16 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
17 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
18 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
19 Jaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran.
20 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien
21 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.
22 Menghubungkan cairan infus dan infus set dengan cara menusukkan
23 Mengisi cairan ke dalam infus set dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan tetesan terisi sebagian dan buka penutup hingga selang terisi dan udaranya keluar
24 Meletakkan pengalas
25 Melakukan pembendungan dengan tourniquet
26 Menggunakan sarung tangan
27 Mendesinfeksi daerah yang akan ditusuk
28 Melakukan penusukkan dengan arah jarum keatas
29 Mengecek apakah sudah mengenai vena (cirinya adalah darah keluar melaui jarum infus)
30 Menarik jarum infus dan hubungkan dengan selang tranfusi
31 Membuka tetesan
32 Melakukan desinfeksi dengan betadine dan tutup dengan kasa steril dan plester
33 Melepas sarung tangan
34 Memberi tanggal dan jam pelaksanaan infus dan plester
Fase Terminasi
35 Membaca hamdalah
36 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
37 Mengevaluasi respon klien
38 Memberi reinforcement positif
39 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
40 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
41 Mengumpulkan dan membersihkan alat
42 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
43 Evaluasi bekas penusukan, periksa adanya hematoma atau bengkak
45 Pantau adanya perdarahan
46 Evaluasi respon klien
47 Evaluasi diri perawat
Dokumentasi
48 Catat tanggal/waktu pemasangan, jumlah dan jenis cairan, ukuran kateter yang digunakan, serta respon klien pada status/catatan perkembangan klien
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMBERIAN TRANFUSI DARAH
No Dokumen
188/FIK.3/B/2019
No Revisi
01
Halaman
1/4
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
04-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan Transfusi secara benar
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan pemberian transfusi 2. Menjelaskan tahapan prosedur pemberian transfusi 3. Menerapkan pemberian transfusi secara benar.
Pengertian
Proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya
Tujuan Pemberian transfuse 1. Untuk meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma, atau
perdarahan 2. Untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien yang menderita anemia berat 3. Untuk memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti,
untuk membantu mengontrol perdarahan pada penderita hemofilia
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji apakah klien pernah mendapat tranfusi darah sebelumnya
2 Kaji apakah klien pernah mengalami reaksi tranfusi sebelumnya
3 Kaji TTV
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat
• Blood unit
• Set selang transfusi dengan filter (blood set)
• Abocath ukuran besar (20G-18G)
• Cairan fisiologis ( Na Cl 0,9 % ) yang diperlukan
• Sarung tangan
6 Mencuci Tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik
14 Jaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran.
15 Cocokkan identitas klien dan kesesuaian jenis darah pada label kantung darah
16 Observasi TTV klien sebelum transfusi
17 Gunakan sarung tangan (Handschoon)
18 Lakukan pembilasan selang infus (blood set) dengan mengalirkan cairan NaCl sekitar 100-200 cc untuk setiap permulaan satu kantung darah
19 Sambungkan kantung darah dengan selang infus berfilter (blood set)
20 Buka klem selang dan mulai alirkan darah
21 Observasi TTV dan keadaan umum klien 5-15 menit pertama transfusi
22 Monitor TTV dan tanda-tanda alergi transfusi pre, intra, dan post transfuse
23 Lakukan pembilasan kembali dengan mengalirkan sekitar 100-200 cc NaCl setiap penghabisan satu kantung darah
Fase Terminasi
24 Membaca hamdalah
25 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
26 Mengevaluasi respon klien
27 Memberi reinforcement positif
28 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
29 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
30 Kumpulkan dan bersihkan alat-alat
31 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
32 Pantau TTV
33 Pantau adanya alergi
34 Evaluasi respon klien
35 Evaluasi diri perawat
Dokumentasi
36 Nama klien, tanggal dan jam dilakukannya transfusi, jenis darah yang diberikan, durasi pemberian produk darah, dan transfusi yang ke berapa
37 Hasil observasi tanda-tanda reaksi transfusi dan respon klien
Unit Terkait 1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi 1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An
EvidenceBased Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc. 2. Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses, 2nd
edition, Belland Bain Ltd, Glasgow 3. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis
untuk Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
4. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
5. Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th. Lippincott: William Wilkins Grodner M.,
6. Escott-Stump S., Dorner S. (2016) Nutritional Foundations and Clinical Applications: A Nursing Approach. 6th edition. St. Louis: Mosby Elsevier
7. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd edition.Mosby:ElsevierInc.
8. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
10. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer Health
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEMFASILITASI PROSES ISTIRAHAT-TIDUR No Dokumen
189/FIK.3/B/2019 No Revisi
02 Halaman
1/4
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu memfasilitasi proses istirahat – tidur klien
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan memfasilitasi proses istirahat-tidur 2. Menjelaskan tahapan prosedur memfasilitasi proses istirahat-tidur 3. Menerapkan prosedur proses istiraht-tidur Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan untuk membantu klien dalam proses istirahat-tidur
Tujuan
1. Membantu klien dalam proses istirahat tidur 2. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Baca status klien
2 Kaji rasa nyeri yang muncul, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas dan kualitas nyeri
3 Pantau keadaan klinis klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan pasien dan lingkungan
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan menyapa nama klien
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Sediakan lingkungan yang tenang, pasang sketsel, bila perlu matikan lampu/pasang lampu redup
Fase Kerja
13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien
14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
15 Tempatkan pasien pada posisi yang dirasa nyaman dan menyenangkan
16 Modifikasi lingkungan yang menunjang istirahat-tidur seperti :
a. Tempat tidur yang rapi dan bersih b. Posisi selimut tidak membatasi gerakan dan tidak
menimbulkan tekanan pada tungkai dan lengan c. Meminimalkan rasa sakit atau ketidaknyamanan
yang dirasakan klien d. Ruangan yang privat, tenang dan agak redup e. Suhu ruangan yang nyaman (idak terlalu dingin
atau terlalu panas)
17 Memfasilitasi ritual tidur, antara lain sebagai berikut :
a. Membaca b. Minum susu c. Mendengarkan radio d. Menonton televisi e. Mengobrol f. Berdoa
18 Melakukan dokumentasi
Fase Terminasi
19 Membaca hamdalah
20 Mengevaluasi respon klien
22 Memberi reinforcement positif
23 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
24 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
25 Merapikan alat
26 Mencuci tangan
Evaluasi
27 Evaluasi rasa nyeri dengan skala
28 Evaluasi respon klinis klien
Dokumentasi
29 Catat waktu pelaksanaan
30 Catat obat yang digunakan pada klien
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MANAJEMEN NYERI
No Dokumen 190/FIK.3/B/2019
No Revisi 02
Halaman 1/4
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan Manajemen Nyeri dengan benar
Tujuan khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan manajemen nyeri pada klien 2. Menjelaskan tahapan prosedur manajemen nyeri pada klien 3. Menerapkan manajemen nyeri pada klien secara benar Pengertian Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang mengalami perasaan nyeri yaitu sensoris subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan actual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Tujuan 1. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman 2. Meningkatkan kemampuan individu untuk melakukan aktifitas fisik
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Baca status klien
2 Kaji rasa nyeri yang muncul, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas dan kualitas nyeri
3 Pantau keadaan klinis klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
Nyeri akut / kronis berhubungan dengan agen pencedera fisik/ kimiawi/ fisiologis.
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan pasien dan lingkungan
Alat Skala Nyeri
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan menyapa nama klien
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien
14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
15 Tempatkan pasien pada posisi yang dirasa nyaman dan menyenangkan
16 Beri terapi non farmakologik :
• Teknik relaksasi nafas dalam • Lakukan massage/ touch therapy • Guided imagery
17 Beri terapi farmakologik kolaborasi sesuai instruksi medis
Fase Terminasi
18 Membaca hamdalah
19 Mengevaluasi respon klien
20 Memberi reinforcement positif
21 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
22 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
23 Merapikan alat
24 Mencuci tangan
Evaluasi
25 Evaluasi rasa nyeri dengan skala
26 Evaluasi respon klinis klien
Dokumentasi
27 Catat waktu pelaksanaan
28 Catat obat yang digunakan pada klien
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa
Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL RELAKSASI NAPAS DALAM
No Dokumen 191/FIK.3/B/2019
No Revisi 02
Halaman 1/4
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan relaksasi napas dalam
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan relaksasi napas dalam 2. Menjelaskan tahapan prosedur relaksasi napas dalam 3. Menerapkan relaksasi napas dalam pada klien secara benar Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang mengalami perasaan nyeri kronis.
Tujuan
1. Menghilangkan rasa nyeri 2. Merilekskan tubuh dan mengurangi kecemasan 3. Mengurangi gangguan kesulitan bernafas 4. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Baca status klien
2 Kaji rasa nyeri yang muncul, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas dan kualitas nyeri
3 Pantau keadaan klinis klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
Nyeri akut / kronis berhubungan dengan agen pencedera fisik/ kimiawi/ fisiologis.
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan pasien dan lingkungan
Alat Skala Nyeri
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan menyapa nama klien
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien
14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
15 Tempatkan pasien pada posisi yang dirasa nyaman dan menyenangkan
16 Memberi instruksi kepada pasien dengan memberi contoh
16 Menganjurkan pasien menarik napas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1-3
17 Menganjurkan pasien mengeluarkan perlahan-lahan nafas melalui mulut dengan bibir mecucu/memoncongkan bibir sambal merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks, perawat menghitung 1-3
18 Mengamati perkembangan dada dan perut
19 Memperbaiki tehnik bernafas pasien
20 Mengulangi prosedur sampai 10 kali
21 Usahakan agar tetap konsentrasi
22 Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang/rileks
23 Latihan dilakukan dalam 2 sesi yaitu pada pagi hari pukul 09.00 dan siang hari pukul 13.00. setiap sesi latihan nafas dalam dilakukan sebanyak 3 kali
Fase Terminasi
24 Membaca hamdalah
25 Mengevaluasi respon klien
26 Memberi reinforcement positif
27 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
28 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
29 Merapikan alat
30 Mencuci tangan
Evaluasi
31 Evaluasi rasa nyeri dengan skala
32 Evaluasi respon klinis klien
Dokumentasi
33 Catat waktu pelaksanaan
34 Catat obat yang digunakan pada klien
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMBERIAN GUIDED IMAGERY
No Dokumen 192/FIK.3/B/2019
No Revisi 02
Halaman 1/4
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan guided imagery
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan pemberian guided imagery 2. Menjelaskan tahapan prosedur guided imagery 3. Menerapkan guided imagery pada klien secara benar Pengertian
Teknik relaksasi dengan memberikan sugesti secara terbimbing dalam membayangkan pemandangan pegunungan yang sejuk Tujuan
1. Menghilangkan rasa nyeri 2. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Baca status klien
2 Kaji rasa nyeri yang muncul, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas dan kualitas nyeri
3 Pantau keadaan klinis klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
Nyeri akut / kronis berhubungan dengan agen pencedera fisik/ kimiawi/ fisiologis.
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan pasien dan lingkungan
Alat Skala Nyeri
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan menyapa nama klien
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien
14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
15 Tempatkan pasien pada posisi yang dirasa nyaman dan menyenangkan
16 Anjurkan klien menutup mata dengan lembut
17 Anjurkan klien fokus pada pernapasan perut
18 Anjurkan klien menarik napas dalam dan perlahan
19 Anjurkan klien melanjutkan pernapasan dengan biarkan sedikit lebih dalam dan lama
20 Anjurkan klien tetap fokus pada pernapasan dan pikirkan bahwa tubuh semakin santai dan lebih santai
21 Anjurkan klien memikirkan bahwa seolah-olah pergi ke sebuah pegunungan yang begitu sejuk dan merasa senang ditempat tersebut
22 Anjurkan klien napas pelan dan dalam untuk menghirup kesejukan pegunungan
23 Anjurkan klien menikmati berada di tempat tersebut
24 Jika sudah selesai, maka anjurkan klien untuk membuka mata
Fase Terminasi
24 Membaca hamdalah
25 Mengevaluasi respon klien
26 Memberi reinforcement positif
27 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
28 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
29 Merapikan alat
30 Mencuci tangan
Evaluasi
31 Evaluasi rasa nyeri dengan skala
32 Evaluasi respon klinis klien
Dokumentasi
33 Catat waktu pelaksanaan
34 Catat obat yang digunakan pada klien
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan Dasar Profei 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMBERIAN MASSAGE PUNGGUNG
No Dokumen 193/FIK.3/B/2019
No Revisi 02
Halaman 1/4
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan massage punggung
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan pemberian massage punggung 2. Menjelaskan tahapan prosedur massage punggung 3. Menerapkan massage punggung pada klien secara benar Pengertian Teknik relaksasi dengan memberikan rasa nyaman dengan memasage daerah punggung
Tujuan 1. Menghilangkan/mengurangi rasa nyeri 2. Mencegah decubitus 3. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Baca status klien
2 Kaji rasa nyeri yang muncul, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas dan kualitas nyeri
3 Pantau keadaan klinis klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
Nyeri akut / kronis berhubungan dengan agen pencedera fisik/ kimiawi/ fisiologis.
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan pasien dan lingkungan
Alat Skala Nyeri
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan menyapa nama klien
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat:
• Selimut • Lotion • Handuk • Bedak (bila perlu) • Penghangat lotion (bila perlu) • Bantal kecil (bila perlu)
Fase Kerja
13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien
14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
15 Tempatkan pasien pada posisi yang dirasa nyaman dan menyenangkan
16 Tinggikan kepala tempat tidur dan rendahkan side rail yang berada di dekat perawat
17 Dekatkan klien ke arah dimana perawat berada
18 Minta klien untuk membuka pakaian atas sampai ke bokong, bantu bila perlu
19 Atur klien ke posisi prone/side lying dengan punggung
menghadap ke arah perawat
20 Tutup bagian tubuh yang lain dengan memakai selimut
21 Letakkan handuk di bawah punggung klien
22 Tuangkan lotion secukupnya di tangan
23 Oleskan lotion di punggung klien
24 Lakukan tehnik masase :
• Tangan selang seling Masase punggung dengan tekanan pendek, cepat, bergantian
• Remasan Usap otot bahu dengan setiap tangan anda yang dikerjakan secara bersama
• Gesekan Masase punggung dengan ibu jari anda dengan gerakan memutar sepanjang tulang punggung dari sacrum ke bahu, keluar merata ke semua punggung
• Eflurasi Masase punggung dengan kedua tangan dengan menggunakan tekanan lebih halus dengan Gerakan ke atas untuk membantu aliran balik vena
• Petrisasi Tekan punggung secara horizontal, pindah tangan anda dengan arah yang berlawanan dengan menggunakan gerakan meremas
• Tekanan menyikat Secara halus tekan punggung dengan ujung-ujung jari untuk mengakhiri masase
25 Selama masase perhatikan kulit klien, masase dilakukan selama 5 -10 menit
26 Katakan pada klien bahwa anda akan mengakhiri massagenya
27 Bersihkan sisa lubrikasi dari punggung dengan handuk
28 Bantu klien memankai bajunya kembali dan mencapai posisi yang nyaman
29 Tinggikan side rail dan turunkan kepala tempat tidur
Fase Terminasi
30 Membaca hamdalah
31 Mengevaluasi respon klien
32 Memberi reinforcement positif
33 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
34 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
35 Merapikan alat
36 Mencuci tangan
Evaluasi
37 Evaluasi rasa nyeri dengan skala
38 Evaluasi respon klinis klien
Dokumentasi
39 Catat waktu pelaksanaan
40 Catat obat yang digunakan pada klien
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMASANGAN NGT
No Dokumen
194/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/6
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
04-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemasangan NGT Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan memasang NGT 2. Menjelaskan tahapan prosedur pemasangan NGT 3. Menerapkan prosedur pemasangan NGT secara benar
Pengertian Tindakan keperawatan yang dilakukan dengan cara memasukkan selang melalui nasopharynx menuju stoma Tujuan Pemasangan NGT 1. Mengeluarkan cairan/isi lambung (lavage) dan gas yang ada dalam gaster
(decompression) 2. Mencegah atau mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedahan atau
trauma 3. Irigasi karena perdarahan atau keracunan dalam gaster 4. Untuk medikasi dan feeding (gavage) secara langsung pada GI 5. Mengambil spesimen pada gaster untuk studi laboratorium ketika terjadi
obstruksi 6. Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji rentang normal tanda vital klien
2 Kaji kesiapan klien dan keluarga
3 Kaji riwayat kesehatan klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
• Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
• Kurang perawatan diri: makan
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat
• NGTsesuaiukuran DewasaLaki-laki : 16-18 Fr DewasaPerempuan : 14-16 Fr Anak-anak : 8-14 Fr Bayi : 6 Fr
• Jelly • Klem • Pinset (jika perlu) • Handuk • Spuit 20 cc atau 50 cc • Tongue spatel • Handscoon (prinsip bersih) • Plester • Gunting • Senter • Tissue • Bengkok
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir dan mencocokan dengan gelang identitas pasien)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Menentukan kode yang akan digunakan bersama klien, misalnya dengan mengangkat telunjuk yang berarti “
tunggu sejenak karena rasa tidak enak”
14 Menjaga privasi klien
15 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
16 Membantu klien untuk posisi high fowler bila klien sadar dan posisi tidur miring kiri bila klien tidak sadar
17 Menyiapkan alat di samping tempat tidur klien dan memasang handuk pada dada klien, meletakkan tissue dan bengkok pada jangkauan klien
18 Memakai sarung tangan (prinsip bersih)
19 Menganjurkan klien untuk relaks dan bernapas normal dengan menutup sebelah hidung kemudian mengulangi dengan menutup hidung yang lainnya untuk menentukan insersi NGT
20 Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan menggunakan :
• Metode Tradisional
Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun
telinga bawah kemudian ke prosesus xifoideus
• Metode Hanson
Mula-mula tandai 50 cm dari ujung selang kemudian
lakukan pengukuran dengan metode tradisional.
Selang yang akan dimasukkan adalah pertengahan
antara 50 cm dengan tanda pada metode tradisional
tersebut.
21 Memberi jelly pada tube sepanjang 10 – 20 cm
22 Mengingatkan klien bahwa selang segera akan dimasukkan dengan menginstruksikan pada klien untuk memposisikan kepala ekstensi, kemudian masukkan selang melalui lubang hidung yang telah ditentukan
23 Menginstruksikan klien untuk menekuk kepala klien ke dada (fleksi) setelah selang melewati nasopharynx
24 Mempersilakan klien untuk relaks sebentar dan berikan tissue bila diperlukan
25 Menekankan perlunya bernapas dengan mulut dan melakukan proses menelan berulang-ulang setelah posisi flexi
26 Mendorong selang sampai sepanjang yang diinginkan dengan cara memutarnya pelan-pelan bersamaan pada saat proses menelan
27 Tidak memaksakan selang masuk bila ada hambatan dan segera selang ditarik sedikit kemudian mengecek posisi selang dengan menggunakan tongue spatel dan senter
28 Mengecek letak selang bila sudah masuk sesuai yang
diinginkan dengan cara :
• Memasang spuit pada ujung NGT, memasang
stetoskop pada perut bagian kiri atas klien (daerah
gaster), kemudian suntikan 10 – 20 cc udara
bersamaan dengan auskultasi abdomen
• Aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi
lambung
• Bila selang belum sampai di lambung, masukkan lagi
kira-kira 2,5 – 5 cm
29 Mengoleskan dengan kapas alkohol pada hidung klien dan
selang, biarkan sampai kering
30 Memfiksasi selang dengan cara :
• Memotong 5 – 7,5 cm plester, membelah menjadi 2
pada salah satu ujung sepanjang 3,5 cm, kemudian
tempelkan ujung yang tidak dibelah di batang hidung
anak dan lingkarkan/silangkan plester yang terbelah
pada selang yang keluar dari hidung dan tempelkan
pada batang hidung sisinya
Fase Terminasi
31 Membaca hamdalah
32 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
33 Mengevaluasi respon klien
34 Memberi reinforcement positif
35 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
36 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
37 Mengumpulkan dan membersihkan alat
38 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
39 Evaluasi kondisi/respon klien setelah dilakukan tindakan
pemasangan NGT
40 Evaluasi diri perawat
Dokumentasi
41 Catat waktu dan tanggal prosedur pemasangan NGT
42 Catat respon klien setelah dilakukan pemasangan NGT
pada status/catatan perkembangan
43 Catat komplikasi yang terjadi selama dan sesudah prosedur
44 Catat jenis selang yang digunakan
45 Catat toleransi klien terhadap prosedur yang dilakukan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMBERIAN MAKAN MELALUI NGT
No Dokumen
195/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/5
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
04-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemberian makan melalui NGT Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan pemberian makan melalui NGT 2. Menjelaskan tahapan prosedur pemberian makanan melalui NGT 3. Menerapkan prosedur pemberian makanan melalui NGT secara benar Pengertian Pemberian makan yang menggunakan selang melalui hidung menuju ke lambung Tujuan Pemasangan NGT 1. Mempertahankan status nutrisi 2. Pemberian obat
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji adanya tanda-tanda status malnutisi
2 Kaji adanya alergi pada makanan
3 Kaji adanya bising usus, ketidakmampuan sistim GI mencerna makanan
4 Kaji adanya masalah Gastrointestinal: distensi abdomen, diare, dehidrasi, konstipasi, gangguan keseimbangan elektrolit
5 Frekuensi pemberian makanan
6 Batas waktu/tanggal kadaluarsa dari makanan yang akan diberikan
7 Kaji karakteristik makanan (adanya bau, gumpalan-gumpalan pada makanan cair)
8 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
9
Mempersiapkan alat
• Sejumlah makanan cair yang akan diberikan yang sudah dihangatkan. Jumlah makanan dan air putih berkisar 300-500 cc. Makanan buatan RS atau pabrik.
• Obat yang dibutuhkan
• Perlak dan pengalas
• Klem
• Stetoskop
• Pinset (jika perlu)
• Spuit 20 cc atau 50 cc
• Tongue spate l(jika perlu)
• Handscoon (prinsip bersih)
• Tissue
• Bengkok
10 Mencuci tangan
Fase Orientasi
11 Memberi salam dan memperkenalkan diri
12 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir dan mencocokkan dengan gelang identitas pasien).
13 Melakukan kontrak
14 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
15 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
16 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
17 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik
18 Menjaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran
19 Mencuci tangan, kalau perlu gunakan sarung tangan
20 Mengatur posisi Semi flower
21 Memasang perlak dan pengalas pada dada klien
22 Melakukan aspirasi isi lambung u/ memastikan posisi NGT*
23 Menutup Klem
24 Memasang corong
25 Memasukkan air putih matang
26 Membuka klem pada slang
27 Meninggikan 30 cm
28 Menutup kembali klem sebelum makanan cair habis
29 Membilas slang dengan masukan air matang
30 Menutup kembali ujung NGT dengan klem
Fase Terminasi
31 Membaca hamdalah
32 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
33 Mengevaluasi respon klien
34 Memberi reinforcement positif
35 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
36
Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
37 Mengumpulkan dan membersihkan alat
38 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
39 Adanya regurgitasi dan perasaan penuh setelah makan
40 Penambahan atau penurunan berat badan
41 Pola eliminasi feses (adanya diare, flatulen, konstipasi)
42 Turgor kulit
43 Output urine
44 Adanya glukosa dan aseton dalam urine
Dokumentasi
45 Catat jumlah, jenis makanan, waktu, isi residu lambung
46 Respon klien pada saat pemberian makanan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New
York. Delmar Cengage Learning 2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey
&Sons,Inc. Douglas 3. G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis Macleod
(dengan 28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice. 8th ed. New Jersey.
5. Pearson Education Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
6. Prentice Hall Health. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.
7. Philadelphia. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
8. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. Potter, P.A.
10. ,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice. 8th Ed. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Rebeiro G., Jack L., Scully N.,
11. Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar: Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
12. Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL KUMBAH LAMBUNG
No Dokumen 196/FIK.3/B/2019
No Revisi 02
Halaman 1/2
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan kumbah lambung Tujuan umum Mahasiswa mampu melakukan kumbah lambung dengan benar Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan kumbah lambung 2. Menjelaskan tahapan prosedur kumbah lambung 3. Menerapkan kumbah lambung secara benar
Pengertian Kumbah lambung adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk membersihkan isi perut dengan cara memasukkan air atau cairan tertentu dan kemudian mengeluarkannya dengan menggunakan alat NGT yang dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung
Tujuan kumbah lambung Mengeluarkan racun / darah dari lambung
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket. Pengkajian 1 2
Kaji rentang normal TTV, kesiapan klien dan keluarga Kaji riwayat kesehatan klien
3 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi 4 Mencuci tangan 5 Mempersiapkan alat
• Perlak dan alasnya • Ember penampung • Klem • Kassa
• Air hangat/dingin 1-2 liter/Nacl 0,9% sesuai kebutuhan
• Spuit 20 cc atau 50 cc • Celemek • Handscoon (prinsip bersih) • Tissue • Bengkok besar • Obat-obatan yg diperlukan • Susu yang diperlukan dalam tempatnya
Fase Orientasi 8 Memberi salam dan menyapa nama klien 9 Memperkenalkan diri 10 Melakukan kontrak 11 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan 12 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan 13 Mendekatkan alat-alat Fase Kerja 14
15
16
17
18
19
20
21
Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik Jaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran Membantu klien untuk posisi tidur miring tanpa bantal dan letak kepala lebih rendah Memasang perlak dan alasnya di dada klien Meletakkan bengkok dibawah dagu pasien Memasang corong pada ujumg slang dengan tinggi corong dari pasien 30 cm kemudian masukkan air/cairan 100-300 cc sekali masukkan. Selanjutnya ditunggu sampai air /cairan tersebut keluar dari lambung (keluarkan) dan ditampung dalam ember Lakukan pembilasan berulang kali sampai air atau cairan yang keluar dari lambung bersih, berwarna jernih dan tidak berbau. Observasi tensi, nadi, pernafasan, dan respon pasien
Fase Terminasi 22 Membaca hamdalah 23 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman 24 Mengevaluasi respon klien 25 Memberi reinforcement positif 26 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya 27 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
Evaluasi 28
29
Evaluasi kondisi/respon klien setelah dilakukan tindakan Evaluasi diri perawat
Dokumentasi 30
31
32
33
Catat waktu dan tanggal prosedur tindakan Catat respon klien setelah dilakukan tindakan pada status/ catatan perkembangan Catat komplikasi yang terjadi selama dan sesudah prosedur. Toleransi terhadap prosedur yang dilakukan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New
York. Delmar Cengage Learning 2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey
&Sons,Inc. Douglas 3. G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis Macleod
(dengan 28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice. 8th ed. New Jersey.
5. Pearson Education Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
6. Prentice Hall Health. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.
7. Philadelphia. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
8. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. Potter, P.A.
10. ,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice. 8th Ed. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Rebeiro G., Jack L., Scully N.,
11. Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar: Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMASANGAN KATETER
No Dokumen 197/FIK.3/B/2019
No Revisi 02
Halaman 1/2
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan pemasangan kateter dengan benar
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan pemasangan kateter 2. Menjelaskan tahapan prosedur pemasangan kateter 3. Menerapkan pemasangan kateter secara benar Pengertian
Kateterisasi adalah memasukkan selang plastik atau selang karet melalui uretra ke dalam kandung kemih.
Tujuan
1. Kateter memungkinkan mengalirkan urine yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi.
2. Sebagai alat untuk mengkaji haluaran urine per jam pada klien dengan status hemodinamika tidak stabil.
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Waktu terakhir kali klien berkemih
2 Kondisi patologis yang dapat merusak jalan masuk kateter (mis; pembesaran prostat)
3 Usia
4 Tingkat kesadaran atau tahap perkembangan klien.
5 Alergi
6 Meninjau ulang program dokter untuk kateterisasi
7 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
• Gangguan eliminasi urin : Inkontinensia urinarius (fungsional, overflow, stress)
• Gangguan eliminasi urin : Retensi urinarius
Fase pre interaksi
8 Mencuci tangan
9 Mempersiapkan alat
• Sarung tangan steril.
• Sarung tangan bersih.
• Kom berisi air hangat.
• Duk steril.
• Perlak.
• Selimut mandi.
• Kateter folley sesuai ukuran, dewasa : 14 – 22 F, Pria 18 – 20 F, Wanita 14 – 16 F, anak 8 – 10 F (1 F : 0,33mm).
• Urine bag dan gantungannya.
• gel.
• Kasa steril
• Bola kapas.
• Pinset anatomis steril.
• Bengkok ( 2 untuk kateter sementara).
• Spuit ukuran 10cc atau 50cc.
• NaCl 0,9% atau aquades steril (20-30cc).
• Plester dan gunting
Fase Orientasi
10 Memberi salam dan menyapa nama klien
11 Memperkenalkan diri
12 Melakukan kontrak
13 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
14 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
15 Meminta ijin melakukan tindakan
Fase Kerja
16 Membaca basmalah dan memasang tirai/penutup
17 Menggunakan sarung tangan bersih
18 Memasang perlak di bawah bokong klien
19 Mengatur posisi klien
a. Wanita : bantu untuk mengambil posisi dorsal rekumben (telentang dengan lutut di tekuk) dengan merelaksasikan paha sehingga tungkai dapat di topang bantal.
b. Pria : bantu untuk mengambil posisi dengan paha sedikit di abduksi.
20 Menyelimuti klien
a. Wanita : selimuti klien dengan selimut mandi.Mulai dari dada sampai paha. Tinggikan gaun di atas panggul.
b. Pria : selimuti badan bagian atas dengan selimut mandi dan tutupi ektremitas bagian bawah dengan selimut klien sehingga hanya bagian genetalia yang terpajan.
21 Memberikan perawatan perineum dengan air hangat dan bola kapas sekali hapus
a. Wanita : dengan tangan non dominan buka labia dengan ibu jari dan jari telunjuk, dengan tangan dominan, ambil bola kapas yang sudah terendam air hangat dengan pinset dan memulai membersihkan genitalia dari arah depan ke belakang, klitoris ke anus.
b. Pria : pegang batang penis dengan tangan non dominan, sedangkan tangan dominan mulai membersihkan penis mulai dari meatus menggunakan gerakan melingkar ke arah bawah batang penis menggunakan pinset, dan mengulangi proses ini selama 3 kali
22 Memberi lampu penerangan yang difokuskan ke daerah perianal, bila perlu
23 Meletakkan bola kapas yang sudah terpakai ke dalam bengkok, kemudian ambil bengkok, lepas dan buang sarung tangan
24 Membuka peralatan kateterisasi dan kateter
25 Menuangkan gel pada kasa steril secukupnya (jika sendiri)
26 Membuka bagian depan bungkus kateter (hati-hati kateter jangan tersentuh dengan tangan tidak steril)
27 Mengenakan sarung tangan steril
28 Memasang duk steril
a. Wanita : tempatkan duk di atas perlak di antara paha klien.
b. Pria : tempatkan duk di atas paha tepat di bawah penis
29 Mengambil kateter dibagian yang steril dan Mengoleskan gel di sepanjang sisi ujung kateter
30 Mengambil kateter dengan tangan dominan dan mulai memasukkan
a. Kateter Sementara
1) Wanita : buka labia dengan ibu jari dan jari telunjuk labia bagian meatus, minta klien menarik nafas, masukkan sekitar 5 sampai 7,5 cm pada orang dewasa dan 2,5 cm pada anak atau sampai urine keluar.
2) Pria : tinggikan penis dengan tangan non dominan, masukkan kateter 17,5 sampai 22,5 cm pada orang dewasa, 5 sampai 7,5 cm pada anak kecil atau sampai urine keluar.
b. Kateter Menetap : masukkan lagi kateter sepanjang 2,5 – 5 cm, jangan dipaksakan bila ada tahanan.
31 Untuk kateter sementara: kumpulkan spesimen urin sesuai kebutuhan dengan memegang pangkal kateter di tangan yang dominan di atas wadah spesimen. Dengan tangan dominan, tekuk kateter untuk menghentikan sementara aliran urin dan kemudian lepaskan kateter untuk memungkinkan sisa urine di dalam kandung kemih keluar ke dalam wadah pengumpul spesimen. Tutup wadah spesimen dan letakkan di pinggir untuk di beri label. Biarkan kandung kemih benar-benar kosong dengan menampungnya pada bengkok, lepaskan kateter sekali pakai. Tarik kateter dengan perlahan dan lembut sampai terlepas.
32 Untuk kateter menetap : masukkan cairan ke pangkal kateter tempat injeksi cairan, setelah cairan sudah dimasukkan sesuai takaran kemudian tarik perlahan untuk merasakan adanya tahanan; sambungkan pangkal kateter ke selang penampung dan kantung drainase jika belum disambungkan.
33 Memfiksasi kateter
a. Wanita :paha bagian dalam, jangan terlalu kencang/tegang.
b. Pria : abdomen bagian bawah atau di puncak paha dengan posisi penis mengarah ke abdomen
Tempatkan kantung pada posisi tergantung
34 Mengangkat perlak/pengalas
35 Mengganti selimut mandi dengan selimut klien
Fase Terminasi
36 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
37 Mengumpulkan dan membersihkan alat
38 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
39 Membaca hamdalah
40 Mengevaluasi respon klien
41 Memberi reinforcement positif
42 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
43 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
Evaluasi
44 Kontrol tanda-tanda vital sesudah pemasangan dan kesadaran klien
43 Palpasi kandung kemih dan tanyakan rasa tidak nyaman yang timbul
44 Kontrol posisi kateter, drainage urine ke urine bag
45 Observasi karakteristik dan jumlah urin yang keluar
Dokumentasi
46 Prosedur pelaksanaan, kondisi perineum dan meatus uretra
47 Waktu pemasangan, konsistensi, warna, bau, dan jumlah urin
48 Reaksi klien pada saat pemasangan kateter
49 Tipe, ukuran kateter, jumlah cairan yang digunakan untuk membuat balon
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New
York. Delmar Cengage Learning 2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey
&Sons,Inc. Douglas 3. G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis Macleod
(dengan 28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice. 8th ed. New Jersey.
5. Pearson Education Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
6. Prentice Hall Health. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.
7. Philadelphia. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
8. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. Potter, P.A.
10. ,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice. 8th Ed. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Rebeiro G., Jack L., Scully N.,
11. Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar: Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL KONDOM KATETER
No Dokumen 198/FIK.3/B/2019
No Revisi 02
Halaman 1/2
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan pemasangan kondom kateter dengan benar
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan pemasangan kondom kateter 2. Menjelaskan tahapan prosedur pemasangan kondom kateter 3. Menerapkan pemasangan kondom kateter secara benar.
Pengertian
Alat drainase urine eksternal yang mudah digunakan dan aman untuk mengalirkan urine pada klien.
Tujuan Pemasangan kondom kateter 1. Untuk mengalirkan urin pada klien 2. Memasang alat drainase urin pada klien Nama Mahasiswa :
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Mengkaji kemungkinan klien dalam melakukan pemenuhaan eliminasi urin
2 Mengkaji kondisi penis terhadap iritasi atau kerusakan integritas kulit akibat inkontinensia sebelumnya, sebagai data awal dan bahan perbandingan kulit klien sebelum dan sesudah penggunaan condom cateter
3 Mengkaji kebiasaan klien dalam miksi
4 Mengkaji adanya distensi kandung kemih dengan cara palpasi dan perkusi
5 Mengkaji masalah berkaitan hambatan selama proses miksi
6 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
• Inkontinensia urin
• Risiko infeksi
• Kurang perawatan diri : toileting
Fase pre interaksi
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat
• Selaput kondom kateter
• Strip elastic atau perkat velcro
• Kantung penampung urine dengan selang drainase
• Baskom dengan air hangat dan sabun
• Handuk dan waslap
• Selimut mandi
• Sarung tangan/handscoon
• Perlak pengalas
• pispot
• Gunting atau pencukur yang aman
Fase Orientasi
9 Memberi salam dan menyapa nama klien
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
12 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
13 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
15 Menjaga privacy dengan menutup tirai dan jendela kamar klien
16 Mengatur posisi klien senayman mungkin
17
Membaca ‘Basmallah’
18 Pasang handscoon
19 Bantu klien pada posisi terlentang
20 Letakkan selimut diatas bagian tubuh bagian atas dan tutup ekstremitas bawahnya dengan selimut mandi sehingga hanya genitalia yang terpajan
21 Pasang perlak pengalas
22 Bersihkan genitalia dengan sabun dan air menggunakan waslap, keringkan secara menyeluruh
23 Siapkan drainase kantong urine dengan menggantungkannya ke rangka tempat tidur. Atau kantung tungkai/pengumpul drainase urin
24 Dengan tangan non dominan genggam penis klien dengan kuat sepanjang batangnya. Dengan tangan dominan, pegang kantung kondom pada ujung penis dan dengan perlahan pasangkan pada ujung penis
25 Sisakan 2,5 sampai 5 cm ruang antara glands penis dan ujung kondom
26 Lilitkan batang penis dengan perekat elastic atau trip velcro secara melingakar (kalau perlu). Plester hanya boleh menyentuh kantong kondom. Bukan kulit. Pasang dengan pas akan tetapi jangan terlalu ketat
27 Hubungkan selang drainase pada ujung kondom kateter
28 Letakkan kelebihan gulungan drainase pada tempat tidur dan rekatkan dengan peniti pada dasar linen
29 Rapikan klien dan lepas sarung tangan
30 Posisikan klien pada posisi yang aman
Terminasi
31 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
32 Mengumpulkan dan membersihkan alat
33 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
34 Membaca hamdalah
35 Mengevaluasi respon klien
36 Memberi reinforcement positif
37 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
38 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
Evaluasi
39 Kondisi integritas kulit penis dan sekitarnya
40 Tanda dan gejala terjadinya lecet atau iritasi
41 TTV sebelum tindakan
42 Kelancaran aliran urine pada selang urine bag
43 Jumlah dan karakteristik urine yang keluar
44 Observasi daerah penis setiap 15-30 menit setelah pemasanagan kateter kondom kaji adanya pembengkakan atau perubahan warna kulit
Dokumentasi
45 Waktu dan tanggal tindakan dilakukan
46 Respon klien selama dan setelah dilakukan tindakan dalam selang bag
47 Kelancaran aliran urine
48 Karakteristik dan jumlah urine
49 Kondisi area meatus dan sepanjang batang penis, tanda dan gejala adanya lecet atau iritasi
50 Penemuan-penemuan penting saat dilakukan tindakan
51 Jenis kondom yang digunakan, pola eliminasi
Unit Terkait 3. Departemen Keterampilan dasar profesi 4. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New
York. Delmar Cengage Learning 2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey
&Sons,Inc. Douglas 3. G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis Macleod
(dengan 28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice. 8th ed. New Jersey.
5. Pearson Education Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
6. Prentice Hall Health. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.
7. Philadelphia. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
8. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. Potter, P.A.
10. ,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice. 8th Ed. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Rebeiro G., Jack L., Scully N.,
11. Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar: Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERIAN HUKNAH
No Dokumen
199/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/4
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
04-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan huknah dengan benar Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan melakukan huknah 2. Menjelaskan tahapan prosedur huknah 3. Menerapkan prosedur huknah secara benar
Pengertian Enema / huknah / klisma adalah suatu tindakan memasukkan cairan secara perlahan-lahan ke dalam rectum dan kolon melalui anus dengan menggunakan kanul rectal.
Tujuan huknah
1. Merangsang peristaltic usus dan defekasi untuk mengatasi konstipasi dan impaksi 2. Membersihkan kolon untuk persiapan operasi atau pemeriksaan diagnostic 3. Memberikan terapi seperti: Mengurangi bakteri kolon dengan enema Neomycin, dan 4. Mengurangi kadar kalium yang tinggi dengan enema Natrium Polystyrene sulfonate
(kayexalate)
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji status klien: bising usus, tingkat kesadaran, pola defekasi, mobilisasi, adanya hemoroid dan control spingter eksternal
2 Kaji kebutuhan klien untuk enema
3 Tentukan jenis enema dan ukuran kanul
4 Kaji jika terdapat kontra indikasi terhadap pemberian enema
5 Tinjau kembali program dokter tentang tindakan enema
6 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat
• Sarung tangan
• Kontainer enema, tube + klem dan kanul rectal ukuran: 22-30 Fr (dewasa), 12-18 Fr (anak) atau paket enema dengan rectal tip
• Cairan enema
• Jelly
• Termometer
• Perlak + alasnya
• Selimut mandi
• Tissue + bengkok,
• Baskom, waslap, sabun dan handuk
• Bed pan
• Tiang intravena
Fase Orientasi
9 Memberi salam dan menyapa nama klien
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
12 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
13 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
15 Membaca basmalah dan siapkan klien
• Buka area rectal yang diperlukan
• Atur posisi klien: miring kiri atau posisi sims dengan lutut kanan fleksi
• Tinggikan tempat tidur yang sesuai dan pasang pengaman tempat tidur pada posisi yang berlawanan
16 Memasang tirai/penutup
17 Menggunakan sarung tangan bersih
18 Memasang perlak di bawah bokong klien
19 Menyiapkan set enema
20 Melumasi ujung kanul dengan jelly 7,5-10 cm
21 Menentukan letak anus dengan tangan non dominan
22 Menganjurkan klien relaks dan nafas dalam
23 Memasukkan ujung kanul perlahan-lahan: 7,5-10 cm (dewasa), 5-7,5 cm (anak), 2,5-3,75 cm (bayi)
24 Mengalirkan cairan enema dengan membuka klem dan meninggikan container perlahan: 30-45 cm (untuk enema tinggi) dan 7,5 cm (untuk enema rendah)
25 Merendahkan wadah atau klem selang jika klien mengeluh merasakan kram atau jika cairan keluar dari sekitar selang rektum.
26 Menarik kanul perlahan, bila sudah selesai
27 Menganjurkan klien menahan 5-10 menit atau sesuai kemampuan klien (untuk anak, rapatkan gluteus beberapa menit)
28 Membantu klien defekasi dan bersihkan
Fase Terminasi
29 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
30 Mengumpulkan dan membersihkan alat
31 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
32 Membaca hamdalah
33 Mengevaluasi respon klien
34 Memberi reinforcement positif
35 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
36 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
Evaluasi
37 Klien merasa nyaman dan bebas dari distensi abdomen
Dokumentasi
38 catat waktu dan tanggal pemberian enema
39 catat tipe dan volume enema yang diberikan
40 catat karakteristik warna-jumlah-konsistensi feses yang keluar
41 catat komplikasi yang terjadi selama dan sesudah pemberian
42 catat toleransi klien terhadap prosedur yang dilakukan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New
York. Delmar Cengage Learning 2. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey
&Sons,Inc. Douglas 3. G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis Macleod
(dengan 28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
4. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice. 8th ed. New Jersey.
5. Pearson Education Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey:
6. Prentice Hall Health. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.
7. Philadelphia. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
8. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. Potter, P.A.
10. ,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing Practice. 8th Ed. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier. Rebeiro G., Jack L., Scully N.,
11. Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar: Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA
No Dokumen 200/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/3
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu menyiapkan tempat tidur terbuka secara benar
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan menyiapkan tempat tidur terbuka
2. Menjelaskan tahapan prosedur menyiapkan tempat tidur terbuka
3. Menerapkan menyiapkan tempat tidur terbuka secara benar.
Pengertian Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur kosong.
Tujuan Prosedur
1. Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang & nyaman
2. Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat tidur & selimut yang bebas dari kotoran/lipatan
3. Untuk meningkatkan gambaran diri & harga diri klien dengan menciptakan tempat tidur yang bersih, rapi & nyaman.
4. Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Tentukan jumlah dan tipe linen yang akan digunakan
2 Kaji kesiapan diri perawat
3 Kaji kemampuan diri perawat
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Perencanaan
5 Mempersiapkan alat
• Sprei besar
• Perlak
• Sprei kecil
• Sarung bantal dan guling
Selimut
6 Mencuci tangan
Fase Kerja
7 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
8 Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun yang sudah dilipat dan disusun diatas meja bersih
9 Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah dalam pada rangka tempat tidur pada tiap sudut
10 Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur
11 Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm dibawah kasur kemudian dibuat sudut.
12 Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah kasur dan dibuat sudut.
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki
13 Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat berdiri)
14 Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis kasur bagian kepala, demikian juga steak laken, dan masukkan sama-sama ke bawah kasur
15 Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di bagian kepala mulai garis kasur, masukkan bagian kaki ke bawah kasur
16 Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur
17 Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut
18 Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan bantal dengan bagian tertutup ke jurusan pintu
19 Mengucapkan hamdalah
20 Mencuci tangan
Evaluasi
21 Tempat tidur bersih, kering, bebas dari kerutan
Dokumentasi
22 Catat tanggal dan waktu pelaksanaan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERTUTUP
No Dokumen
201/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/3
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu menyiapkan tempat tidur tertutup secara benar
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan menyiapkan tempat tidur tertutup
2. Menjelaskan tahapan prosedur menyiapkan tempat tidur tertutup
3. Menerapkan menyiapkan tempat tidur tertutup secara benar.
Pengertian
Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur kosong dengan menempatkan overlaken di atas tempat tidur.
Tujuan Prosedur
1. Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang & nyaman
2. Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat tidur & selimut yang bebas dari kotoran/lipatan
3. Untuk meningkatkan gambaran diri & harga diri klien dengan menciptakan tempat tidur yang bersih, rapi & nyaman.
4. Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Tentukan jumlah dan tipe linen yang akan digunakan
2 Kaji kesiapan diri perawat
3 Kaji kemampuan diri perawat
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Perencanaan
5 Mempersiapkan alat
• Sprei besar
• Perlak
• Sprei kecil
• Sarung bantal dan guling
• Selimut
Over laken
6 Mencuci tangan
Fase Kerja
7 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
8 Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun yang sudah dilipat dan disusun diatas meja bersih
9 Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah dalam pada rangka tempat tidur pada tiap sudut
10 Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur
11 Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm dibawah kasur kemudian dibuat sudut.
12 Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah kasur dan dibuat sudut.
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki
13 Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat berdiri)
14 Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis kasur bagian kepala, demikian juga steak laken, dan masukkan sama-sama ke bawah kasur
15 Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di bagian kepala mulai garis kasur, masukkan bagian kaki ke bawah kasur
16 Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur
17 Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut
18 Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan bantal dengan bagian tertutup ke jurusan pintu
19 Memasang overlaken
20 Membaca hamdalah
21 Mencuci tangan
Evaluasi
22 Tempat tidur bersih, kering, bebas dari kerutan
Dokumentasi
23 Catat tanggal dan waktu pelaksanaan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR DENGAN PASIEN
DIATASNYA No Dokumen
202/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/4
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan menyiapkan tempat tidur dengan klien di atas tempat tidur dengan benar.
Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan menyiapkan tempat tidur dengan klien di atas tempat tidur 2. Menjelaskan tahapan prosedur menyiapkan tempat tidur dengan klien di atas
tempat tidur 3. Menerapkan menyiapkan tempat tidur dengan klien di atas tempat tidur secara
benar.
Pengertian
Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur klien dengan klien di atas tempat tidur.
Tujuan Prosedur
1. Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang & nyaman
2. Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat tidur & selimut yang bebas dari kotoran/lipatan
3. Untuk meningkatkan gambaran diri & harga diri klien dengan menciptakan tempat tidur yang bersih, rapi & nyaman.
4. Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji kemampuan klien untuk mobilisasi di tempat tidur
2 Kaji kebutuhan klien atas penggunaan linen
3 Tentukan jumlah dan tipe linen yang akan digunakan
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat
1) Sprei besar
2) Perlak pengalas
3) Sprei kecil/steak laken
4) Sarung bantal
Selimut
6 Mencuci tangan
Fase orientasi
7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas pasien)
9 Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya
10 Menutup sampiran
Fase kerja
11 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
12 Memindahkan alat perlengkapan milik klien yang ada di tempat tidur
13 Membantu klien tidur miring menjauhi perawat, dengan memperhatikan KU klien
14 Melepas laken, perlak, steak laken dengan menggulungnya kearah punggung klien, bagian kotor berada dalam gulungan
15 Menggulung linen bersih ke tengah tempat tidur , dan meletakkannya dibelakang pungung klien
16 Klien dibantu untuk membalikkan posisi kehadapan perawat dengan melewati gulungan linen bersih tersebut
17 Melepas laken dan selimut penutup, melipatnya dan meletakkannya pada ember
18 Semua linen kotor diambil kemudian dimasukkan ke dalam tempat kain kotor. Gulungan linen bersih dibentangkan, dirapikan dengan memasukkan sisa-sisa linen pada sisi tempat tidur ke bawah kasur
19 Klien dikembalikan pada posisi supinasi (posisi nyaman)
20 Memasang selimut yang bersih sambil memakaikannya
21 Melepas bantal dengan hati-hati sambil menyangga kepala klien
22 Melepas sarung bantal yang kotor dan menggantikannya dengan yang bersih
23 Membantu klien tidur dengan posisi yang nyaman
Fase terminasi
24 Rapikan alat
25 Membaca hamdalah
26 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
27 Mengevaluasi respon klien
28 Memberi reinforcement positif
29 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
30 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
31 Cuci tangan
Evaluasi
32 Rasa nyaman klien setelah dilakukan prosedur
33 Tempat tidur bersih, kerng, bebas dari kerutan
34 Rasa nyaman perawat pada saat melakukan prosedur (tidak ada nyeri pada punggung)
Dokumentasi
35 Catat tanggal dan waktu pelaksanaan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR PASCA BEDAH No Dokumen
203/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/4
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu menyiapkan tempat tidur pasca bedah secara benar
Tujuan khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan menyiapkan tempat tidur pasca bedah 2. Menjelaskan tahapan prosedur menyiapkan tempat tidur pasca bedah 3. Menerapkan menyiapkan tempat tidur pasca bedah secara benar.
Pengertian Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih sebagai tempat menyiapkan pasien pasca bedah.
Tujuan Prosedur 1. Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang & nyaman 2. Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat
tidur & selimut yang bebas dari kotoran/lipatan 3. Untuk meningkatkan gambaran diri & harga diri klien dengan menciptakan tempat
tidur yang bersih, rapi & nyaman. 4. Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Tentukan jumlah dan tipe alat yang akan digunakan
2 Kaji kesiapan diri perawat
3 Kaji kemampuan diri perawat
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Perencanaan
5 Mempersiapkan alat
• Sprei besar
• Perlak
• Sprei kecil
• Sarung bantal dan guling
• Selimut
• Handuk
Buli-buli panas
6 Mencuci tangan
Fase Kerja
7 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
9 Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun yang sudah dilipat dan disusun diatas meja bersih
10 Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah dalam pada rangka tempat tidur pada tiap sudut
11 Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur
12 Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm dibawah kasur kemudian dibuat sudut.
13 Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah kasur dan dibuat sudut.
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki
14 Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat berdiri)
15 Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis kasur bagian kepala, demikian juga steak laken, dan masukkan sama-sama ke bawah kasur
16 Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di bagian kepala mulai garis kasur, masukkan bagian kaki ke bawah kasur
17 Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur
18 Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut
19 Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan bantal dengan bagian tertutup ke jurusan pintu
20 Menyelesaikan sisi yang lain seperti sisi yang tadi
21 Membentangkan gulungan perlak dan handuk pada bagian kepala
22 Meletakkan buli-buli panas diatas laken bagian kaki, diarahkan mulut buli-buli kearah pinggir tempat tidur
23 Memasang selimut tambahan hingga menutup seluruh permukaan tempat tidur
24 Mengangkat buli-buli panas sebelum pasien dibaringkan setelah kembali dari kamar bedah
25 Membaca hamdalah
26 Mencuci tangan
Evaluasi
27 Tempat tidur bersih, kering, bebas dari kerutan
Dokumentasi
28 Catat tanggal dan waktu pelaksanaan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi 1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An
EvidenceBased Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc. 2. Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses, 2nd
edition, Belland Bain Ltd, Glasgow 3. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen
Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
4. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
5. Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th. Lippincott: William Wilkins Grodner M., Escott-Stump S.,
6. Dorner S. (2016) Nutritional Foundations and Clinical Applications: A Nursing Approach. 6th edition. St. Louis: Mosby Elsevier
7. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical
Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd edition.Mosby:ElsevierInc.
8. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing,
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMASANGAN RESTRAIN
No Dokumen 204/FIK.3/B/2019
No Revisi 02
Halaman 1/5
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu memasang restrain secara benar Tujuan umum Mahasiswa mampu melakukan prosedur tindakan restrain
Tujuan khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 4. Mengetahui langkah-langkah tindakan restrain 5. Mengetahui manfaat, indikasi dan kontraindikasi tindakan restrain
Pengertian Restrain merupakan tindakan direncanakan yang bertujuan untuk membatasi pergerakan secara fisik untuk seluruh tubuh ataupun bagian tertentu dari tubuh. Tujuan 1. Untuk mempertahankan mobilisasi sendi 2. Mencegah terjadinya kontraktur 3. Mencegah klien jatuh dan klien mencabut alat medik yang digunakan
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji tingkat kesadaran klien
2 Kaji kondisi kesehatan klien
3 Kaji kondisi kejiwaan klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
Resiko cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran
Fase pre interaksi
5 Mencuci tangan
6 Mempersiapkan alat
• Jaket restrain
• Belt restrain
• Extremity restrain
Fase Orientasi
7 Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan penggunaan restrain
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Membaca basmalah dan menjaga privasi klien
14 Memasang APD
15 Memasang restrain sesuai yang direncanakan
16 Belt restraint/restrain pinggang
g. Pastikan restrain dalam kondisi baik
Jika belt mempunyai bagian yang panjang dan pendek, letakkan bagian yang panjang dari belt di belakang atau pada bagian bawah yang bergerak dari tempat tidur, tempatkan bagian yang pendek ke pinggang klien di atas baju. Beri jarak 1 jari antara belt dan letakkan belt sekitar pinggang dan ikat ke belakang kursi roda atau jika belt dipasang di brankar, ikatkan belt diatas pinggang atau abdomen
Vest Restrain/strain rompi
a. Pastikan vest dengan ukuran yang tepat dan cek kelayakan secara teratur
b. Letakkan vest pada klien dalam keadaan terbuka bagian depan atau belakang
c. Tarik ujung vest menyilang dada dan letakkan melewati celah pada bagian lain dari dada
d. Ulangi pada ujung yang lain
e. Gunakan simpul setengah busur untuk mengamankan ujung sekitar tenpat tidur yang dapat bergerak atau dibelakang kursi ke kaki kursi
f. Pastikan klien dalam posisi yang sesuai untuk memfasilitasi ekspansi dada maksimun untuk bernapas
Mitt straints/restraint sarung tangan
a. Letakkan mitt straint pada tangan yang akan direstraint, pastikan jari-jari flexi dan tidak menumpuk
b. Ikuti petunjuk pabrik untuk pemasangan mitt
c. Bila mitt akan dipasang untuk beberapa hari, lepas mitt tiap 2-4 jam. Cuci dan beri latihan pada tangan klien
d. Kaji segera pada tangan segera mitt dipasang.
Wrist/ankle straints/restrain pergelangan tangan/kaki
a. Beri kain pada tulang yang menonjol pada pergelangan tangan atau kaki.
b. Letakkan restrain yang sudah disiapkan pada pergelangan tangan atau kaki
c. Tarik pengikat pada bagian restraint melalui celah pada bagian pergelangan tangan atau lewat kancing
d. Dengan mengunakan katan setengah busur atau segi empat yang sesuai, ikatkan bagian akhir dari restrain pada bagian yang dapat bergerak dari tempat tidur
Elbow straints/straints siku
a. Periksa restraints untuk memastikan depresor tidak intack dan tidak rusak
b. Letakkan siku pada tengah restraints, pastikan ujung depresor lidah tertutup pada bahan bantalan
c. Bungkus restrain melingkar pada lengan
d. Rekatkan restrain menggunakan peniti, ikatan atau plester
e. Setelah terpasang, penitikan dengan baju anak.
Mummy Restraint
a. Gunakan selimut atau kain lebar yang cukup jarak antara
17 Memasang perlak dan pot sputum di dekat klien
18 Melakukan clapping dengan cara menepuk daerah yang dituju (lakukan clapping selama 1-3 menit)*
19 Melanjutkan dengan vibrasi sesuai area penepukan (2-3 pernafasan) saat klien ekspirasi *
20 Memberikan kesempatan klien untuk istirahat sejenak
21 Meminta pasien untuk batuk efektif (meminta klien menarik nafas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut seperti meniup lilin sebanyak 3 kali dan ke 4 kalinya klien membatukkan sekuatnya dan membuang dahak ke pot sputum)
22 Menawarkan oral hygiene
23 Melakukan pemeriksaan auskultasi perubahan pada suara nafas
Fase Terminasi
24 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
25 Mengumpulkan dan membersihkan alat
26 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
27 Membaca hamdalah
28 Mengevaluasi respon klien
29 Memberi reinforcement positif
30 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
31 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
Evaluasi
32 Evaluasi suara nafas untuk menentukan keberhasilan tindakan
33 Evaluasi respon klien
Dokumentasi
34 Karakteristik (warna, jumlah) sputum
35 Lokasi sputum
36 Bunyi dan frekuensi pernafasan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEMANDIKAN PASIEN DIATAS TEMPAT TIDUR
No Dokumen
205/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/5
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Tujuan khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan memandikan pasien di tempat tidur 2. Menjelaskan tahapan prosedur memandikan pasien di tempat tidur 3. Menerapkan memandikan pasien di tempat tidur secara benar Pengertian Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara sendiri dengan cara memandikan di tempat tidur. Tujuan Melakukan Memandikan pasien di tempat tidur 1. Membersihkan kulit 2. Memberi rasa nyaman 3. Merangsang sirkulasi darah 4. Membersihkan sekresi keringat 5. Memberikan aktivitas ringan 6. Memelihara mobilitas persendian, kondisi kulit, kekuatan otot
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji kemampuan klien untuk mobilisasi di tempat tidur
2 Kaji kebutuhan klien atas penggunaan linen
3 Tentukan jumlah dan tipe linen yang akan digunakan
Fase Pre Interaksi
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu mempraktekan tindakan memandikkan pasien diatas tempat tidur secara benar
5 Menyiapkan alat
1) Baskom mandi dua buah, masing-masing berisi air dingin dan air hangat
2) Pakaian pengganti
3) Kain penutup
4) Handuk besar
5) Handuk kecil untuk mengeringkan badan
6) Sarung tangan biasa
7) Waslap 2 buah
8) Tempat untuk pakain kotor
9) Sampiran
10) Sabun.
Lotion/baby oil (jika diperlukan)
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
8 Melakukkan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir, dan mencocokan dengan gelang identitas pasien)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Meninggikan tempat tidur jika perlu
14 Menutup pintu dan sampiran
15 Memasang sarung tangan bersih
16 Mengganti selimut dengan selimut mandi
17 Menanggalkan baju klien
17 Cuci bagian muka , telinga, leher
Letakkan handuk dibawah kepala klien
Bersihkan mata dari cantus dalam ke cantus luar menggunakan waslap, dan tidak diberi sabun
Penggunaan sabun muka disesuaikan dengan kebiasaan klien, kemudian dibilas dan dikeringkan
Bersihkan daun telinga menggunakan waslap dan sabun
Bersihkan leher menggunakan waslap dan sabun
18 Cuci lengan klien:
Letakkan handuk dibawah lengan klien yang jauh dari perawat dan meninggikan lengan dengan cara memegang bagian siku , kemudian mencuci lengan dari pergelangan tangan ke ketiak, bilas dengan air bersih lalu dikeringkan.
Ulangi lagi untuk tangan yang lain
19 Mencuci dada dan perut klien
Miringkan klien kearah membelakangi perawat, lalu letakkan handuk besar melintang di bawah punggung klien
Kembalikan klien pada posisi supine
Turunkan selimut mandi hingga batas atas pubis,
Cuci dada hingga perut menggunakan waslap dan sabun
Bilas dada dan perut dengan air bersih, stlh selesai dikeringkan.
20 Mencuci punggung
Miringkan pasien membelakangi perawat
Cuci dengan sabun, bilas dan keringkan punggung sampai pantat
Massage punggung dapat dilakukan pada tahap ini
21 Oleskan lotion atau baby oil pada bagian-bagian penonjolan tulang
Jika terdapat luka decubitus, oleskan antiseptik
22 Mencuci kaki
Membuka selimut mandi 1 sisi kaki (mulai dari bagian kaki yang terjauh dari perawat)
Letakkan handuk dibawah kaki yang akan dicuci
Cuci dengan sabun, bilas dan keringkan
Cuci kaki yang satu dengan cara yang sama.
23 Mencuci genitalia
Ganti air
Buka selimut mandi hingga didaerah pubis
Atur klien pada posisi litotomi
Cuci organ genital dengan sabun, bilas dengan air bersih dan keringkan
Kembalikan pada posisi supinasi
Bantu klien memakai baju bersih
Fase Terminasi
24 Membaca hamdalah
25 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
26 Mengevaluasi respon klien
27 Memberi reinforcement positif
28 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
29 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
30 Mengumpulkan dan membersihkan alat
31 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
32 Kulit klien bebas dari keringat yang berlebihan, sekresi, bau
33 Merubah posisi tubuh, melatih persendian dan otot secara aktif dan pasif selama mandi
34 Klien merasa nyaman dan tidak ada keluhan nyeri, lemah, gatal, atau iritasi/kekeringan kulit
35 Klien berpartisipasi terhadap prosedur memandikan sesuai kemampuan
36 Mengkaji integritas dan kondisi kulit serta tingkat mobilitas serta kenyamanan/nyeri
Dokumentasi
37 Catat tanggal dan waktu memandikan
38 Catat toleransi klien terhadap prosedur memandikan
39 Kondisi kulit klien dan intervensi yang dilakukan untuk menangani masalah integritas kulit
40 Catat kemampuan perawatan diri klien dan kemampuan ROM
41 Laporkan hal-hal yang penting yang ditemukan pada saat memandikan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ORAL HYGIENE
No Dokumen
206/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/4
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan oral hygiene pada pasien secara benar Tujuan khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan oral hygiene 2. Menjelaskan tahapan prosedur oral hygiene 3. Menerapkan oral hygiene secara benar. Pengertian Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk merawat gigi dan mulut secara mandiri.
Tujuan Melakukan Oral Hygiene 1. Mencegah infeksi gigi dan gusi 2. Mempertahankan kenyamanan rongga mulut
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji keadaan klien yang mempunyai risiko terhadap timbulnya masalah pada rongga mulut dan gigi seperti kelumpuhan, penurunan tingkat kesadaran, dehidrasi, puasa, penggunaan NGT, dan penggunaan kateter oksigen
2 Kaji adanya masalah pada rongga mulut seperti karies, adanya plaque, stomatitis, periodontitis, glositis, halitosis, dan bibir atau mukosa mulut yang kering
3 Inspeksi keadaan bibir meliputi warna, kelembaban, dan adanya peradangan
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat
• Tongue spatel
• NaCl 0,9%
• Kom kecil
• Lidi kapas
• Boraks Gliserin
• Alas perlak
• Bengkok besar
• Perlak
• Gelas berisi air
• Deppers
• Sikat gigi dan pasta gigi
• Pinset/klem
• Sarung tangan
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir dan mencocokkan dengan gelang identitas pasien)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Membaca “Basmallah” dan menggunakan sarung tangan
14 Mengatur posisi pasien dengan cara miringkan kepala pasien dan bentangkan perlak serta alasnya dibawah dagu
15 Meletakkan bengkok besar didekat pipi pasien
16 Memberikan air kepada pasien untuk berkumur
Menampung air bekas kumur-kumur pada bengkok.
17 Memberikan sikat gigi yang telah dibubuhi pasta gigi secukupnya.
Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyikat giginya sampai bersih, jika telah selesai berikan air bersih untuk berkumur kembali.
18 Meletakkan sikat gigi pada gelas yang telah kosong
19 (lanjutkan ke langkah no 24)
Pada pasien dengan penurunan kesadaran (tidak mampu menggosok gigi):
20 Membuka mulut pasien, tangan kiri menekan lidah pasien dengan tongue spatel/sudip lidah, kemudian tangan kanan menjepit deppers dengan pinset , lalu dicelupkan kedalam NaCl dan diperas sedikit
21 Membersihkan rongga mulut seluruhnya sampai bersih mulai dari Langit-langit, gigi bagian dalam ke bagian luar, gusi, lidah
22 Apabila pasien mengalami stomatitis oleskan boraks gliserin pada bagian yang sakit dengan menggunakan lidi kapas
23 Membersihkan bibir dengan deppers yang telah dicelupkan kedalam NaCl
24 Mengoleskan boraks gliserin secukupnya pada bibir menggunakan lidi kapas
25 Mengangkat bengkok yang berisi, deppers, lidi kapas , tisu dan pinset yang kotor
26 Membersihkan daerah sekitar mulut dengan tisu
27 Mengangkat perlak dan alasnya dan letakkan di rak
28 Merapikan pasien
29 Membaca hamdalah
30 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
31 Mengevaluasi respon klien
32 Memberi reinforcement positif
33 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
34 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
35 Mengumpulkan dan membersihkan alat
36 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
37 Status kesehatan rongga mulut klien
38 Perawatan mulut tanpa adanya komplikasi
39 Bakteri penyebab plak hilang
Dokumentasi
40 Tanggal dan waktu pelaksanaan perawatan mulut
41 Catat kondisi yang tidak normal seperti perdarahan, edema, bau mulut, sekresi berlebihan, plaque pada lidah
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MERAWAT KUKU
No Dokumen
207/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/4
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan merawat kuku pasien dengan benar Tujuan khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan merawat kuku 2. Menjelaskan tahapan prosedur merawat kuku 3. Menerapkan merawat kuku secara benar. Pengertian Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku sendiri. Tujuan Melakukan Merawat kuku 1. Menjaga kuku 2. Mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji kondisi kuku
2 Amati adanya luka, kekeringan, atau peradangan pada kulit sekitar kuku
3 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
4 Mempersiapkan alat
• Gunting kuku
• Sikat kuku
• Bengkok 2 buah
• Kom berisi air hangat
• Lisol
• Aceton dan kapas
• Sabun
• Handuk
Perlak dan alas
5 Mencuci tangan
Fase Orientasi
6 Memberi salam dan memperkenalkan diri
7 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas pasien)
8 Melakukan kontrak
9 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
10 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
11 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
12 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
13 Mengatur posisi pasien
14 Memasang perlak dan alas
15 Bila ada cat kuku bersihkan dengan kapas aceton
16 Merendam dalam air hangat
jari tangan 1-2 menit
jari kaki 2-3 menit
17 Jika kuku kotor bersihkan dengan sabun dan sikat kuku
18 Mengangkat jari tangan/kaki, lalu keringkan dengan handuk
19 Meletakkan jari tangan/kaki diatas bengkok
20 Kuku dipotong menurut lengkung kuku
21 Mengikir kuku yang telah dipotong
22 Memasukkan alat yang sudah dipakai kedalam bengkok berisi lisol
23 Merapikan pasien
Fase Terminasi
24 Membaca hamdalah
25 Mengevaluasi respon klien
26 Memberi reinforcement positif
27 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
28 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
29 Mengumpulkan dan membersihkan alat
30 Meencuci tangan
31 Mendokumentasikan kegiatan pada lembar catatan keperawatan
Evaluasi
32 Kebersihan dan kerapian kuku
33 Faktor-faktor yang menyebabkan masalah pada kuku
Dokumentasi
34 Keadaan kuku klien
35 Masalah-masalah dan kondisi kuku klien
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MERAWAT RAMBUT
No Dokumen 208/FIK.3/B/2019
No Revisi 02
Halaman 1/4
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan membantu klien merawat rambut
Tujuan umum
Mahasiswa mampu membantu klien merawat rambut dengan benar
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan merawat rambut
2. Menjelaskan tahapan prosedur merawat rambut
3. Menerapkan merawat rambut secara benar.
Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk mencuci dan menyisir rambut.
Tujuan Melakukan Merawat rambut
1. Memberi rasa nyaman
2. Membersihkan rambut dan kulit kepala dari kotoran
3. Melancarkan sirkulasi darah
4. Mengurangi kelebihan minyak pada rambut
5. Mencegah terjadinya kerusakan kulit kepala, ketombe, gatal, kerontokan
6. Mencegah terjadinya infeksi
7. Meningkatkan harga diri klien
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji kemampuan klien dalam melakukan perawatan rambut
2 Kaji kebiasaan klien dalam merawat rambut
3 Kaji keadaan kulit kepala dan rambut: warna, bau, ketombe, kerontokan
4 Kaji hal-hal yang yang menjadi kontraindikasi seperti: klien dengan fraktur servikal, adanya trakeostomi, trauma kepala
5 Kaji metode yang digunakan dalam perawatan rambut
6 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat
• Handuk
• Perlak atau pengalas
• Baskom berisi air hangat
• Shampo atau sabun dalam tempatnya
• Kasa dan kapas
• Sisir
• Bengkok
• Gayung
• Ember kosong
• Sarung tangan
Fase Orientasi
9 Memberi salam dan menyapa nama klien
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
12 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
13 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
15 Memakai celemek
16 Memasang sarung tangan
17 Membaca basmalah
18 Menyiapkan pasien: Menutup badan klien dengan selimut mandi
19 Mengatur posisi pasien secara diagonal menyilang tempat tidur*
20 Mengangkat bantal dari kepala klien
21 Meletakkan perlak dan handuk dibawah kepala klien
22 Memasang plastik talang dari bawah kepala, kesamping bawah menuju ember
Meletakkan ember diatas kain pel
23 Menutup dada dengan handuk sampai leher
24 Menutup mata klien dengan kassa lembap dan lubang telinga dengan kapas
25 Menuangkan air pelan-pelan dari pangkal sampai ke seluruh rambut
26 Memberi shampo sampai ke seluruh rambut
27 Memijit kulit kepala dan menggosok sampai berbusa
28 Memutar kepala pada sisi yang lain agar semua kulit kepala bersih, dan menambah air bila perlu
29 Menuangkan air hangat secukupnya diatas rambut untuk membilas rambut dan kulit kepala
30 Menggesek rambut diatara jari-jari untuk memastikan bahwa rambut benar-benar bersih
31 Memperhatikan kelelahan klien
32 Melepas talang
33 Mengeringkan rambut, telinga, leher dan wajah dengan handuk
34 Membungkus kepala dengan handuk
35 Jika handuk dibawah kepala klien basah/lembab, diganti dengan yang kering
36 Melepas perlak dan selimut mandi
37 Membantu klien duduk jika memungkinkan
38 Menyisir rambut, mengeringkan rambut dengan alat pengering rambut (Jika ada)
39 Membereskan alat, memasang kembali selimut dan membantu klien ke posisi yang nyaman
Fase Terminasi
40 Membaca hamdalah
41 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
42 Mengevaluasi respon klien
43 Memberi reinforcement positif
44 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
45 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
46 Mengumpulkan dan membersihkan alat
47 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
48 Kebersihan rambut dan kulit kepala
49 Rasa nyaman klien setelah cuci rambut
Dokumentasi
50 Catat tanggal, waktu pelaksanaan prosedur
51 Catat respon klien setelah mencuci rambut
52 Catat adanya ketidaknormalan pada kulit kepala dan rambut
Unit Terkait
1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEMBANTU PASIEN BUANG AIR BESAR
DITEMPAT TIDUR No Dokumen
209/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/4
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan membantu pasien buang air besar ditempat tidur Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan Membantu Klien Buang Air Besar Di Tempat Tidur 2. Menjelaskan tahapan prosedur Membantu Klien Buang Air Besar Di Tempat
Tidur 3. Menerapkan Membantu Klien Buang Air Besar Di Tempat Tidur secara benar
Pengertian Sebuah prosedur yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan eliminasi pasien (yang tidak mampu melakukannya secara mandiri) di atas tempat tidur
Tujuan Membantu Klien Buang Air Besar Di Tempat Tidur Membantu klien berdefekasi secara normal dan tanpa rasa tidak nyaman
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket. Pengkajian 1 Mengkaji pola BAB klien
2 Mengkaji kemungkinan klien dalam melakukan defekasi secara mandiri
3 Mengkaji kebiasaan diet klien (intake serat) 4 Mengkaji tingkat kemampuan mobilisasi 5 Mengkaji peristaltikusus dan palpasi abdmen 6 Mengkaji TTV 7 Mengkaji kebiasaan klien dalam efekasi 8 Mengkaji masalah berkaitan hambatan selama proses
defekasi
9 Diagnosa keperawatan yang sesuai: 1. Konstipasi berhubungan dengan :
✓ Perubahan pola BAB ✓ Imobilitas
✓ Distensi abdomen ✓ Asupan cairan kurang adekuat ✓ Tegang saat defekasi ✓ Frekuensi BAB menurun
2. Deficit perawatan diri : toileting berhubungan dengan :
✓ Penurunan kekuatan dan daya tahan tubuh ✓ Intoleransi aktivitas
Fase pre interaksi 10 Mempersiapkan alat
• Bedpan/pispot • Sampiran • Alas bokong • Handscoon • Tissue • Waskom 2 buah • Sabun • Waslap • Handuk • Linen • Selimut mandi
K/p urinal untuk klien pria
11 Mencuci tangan Fase Orientasi 12 Memberi salam dan memperkenalkan diri 13 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,
tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas pasien)
14 Melakukan kontrak 15 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan 16 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan 17 Mendekatkan alat-alat Fase Kerja 18 Menjaga privasi klien 19 Mengatur posisi klien senyaman mungkin 20 Membaca “basmalah” 21 Memasang selimut mandi dan menurunkan selimut klien 22 Memasang handscoon 23 Meninggikan tepi tempat tidur untuk mencegah klien jatuh 24 Menganjurkan klien untuk berpegangan di bawah/bagian
belakang tempat tidur sambil menekuk lutut dengan mengangkat bokong kemudian pasang badpan perlahan-lahan
25 Meninggalkan klien dan anjurkan untuk membunyikan bel atau memberihatu jika sudah selesai
26 Jika sudah selesai, tarik badpan dan tutup badpan 27 Membersihkan daerah perianal 28 Menggunakan waslap untuk membersihkan daerah
perianal dengan air sabun dan bilas dengan air bersih
29 Mengeringkan dengan handuk 30 Mengangkat alas bokong dan kembalikan klien pada posisi
semula
31 Melepaskan handscoon 32 Mengenakan kembali pakaian bawah klien 33 Mengganti linen jika terkena feses 34 Mengangkat selimut mandi sekaligus mengangkat selimut
klien keatas
35 Membuka sampiran Fase Terminasi 36 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman 37 Mengumpulkan dan membersihkan alat 38 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan 39 Membaca hamdalah 40 Mengevaluasi respon klien 41 Memberi reinforcement positif 42 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya 43 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
Evaluasi 44 Klien mampu BAB dengan menggunakan pispot/badpan 45 Kenyamanan klien setelah BAB 46 Abdomen supel tidak kembung Dokumentasi 47 Waktu dan tanggal tindakan dilakukan
48 Respon klien selama dan setelah dilakukan tindakan 49 Karakteristik feses 50 Kondisi anus dan perineal 51 Penemuan-penemuan penting saat dilakukan tindakan 52 Mencatat tingkat bantuan yang diperlukan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan Dasar Profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of Nursing:Concepts,
Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer,
Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and
advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc.
4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015). Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MEMBANTU PASIEN BUANG AIR KECIL DITEMPAT
TIDUR No Dokumen
210/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/3
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan membantu pasien buang air kecil ditempat tidur secara benar Tujuan khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan membantu klien BAK di tempat tidur 2. Menjelaskan tahapan prosedur membantu klien BAK di tempat tidur 3. Menerapkan membantu klien BAK di tempat tidur secara benar.
Pengertian Membantu individu untuk melakukan kegiatan buang air kecil/mikturia. Tujuan Melakukan Membantu klien BAK di tempat tidur 1. Meningkatkan kemampuan klien untuk buang air kecil 2. Memonitor karakteristik urine normal 3. Mencegah terjadinya kerusakan kulit akibat adanya inkontinensia
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket. Pengkajian 1 Kaji pola kebiasaan buang air kecil klien 2 Palpasi pada daerah simpisis pubis klien, antisipasi adanya
distensi kandung kemih
3 Kaji tingkat pengetahuan klien dan tingkat mobilisasi klien 4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi 5 Mempersiapkan alat
• Urinal atau badpan • Kertas toilet • Kom + air hangat + sabun + handuk bawah • Sarung tangan • Gelas ukur
• Air dalam botol Bokal
6 Mencuci tangan Fase Orientasi 7 Memberi salam dan memperkenalkan diri 8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama,
tanggal lahir, dan mencocokan dengan gelang identitas pasien)
9 Melakukan kontrak 10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan 11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan 12 Mendekatkan alat-alat Fase Kerja 13 Menjaga privasi klien 14 Membaca “basmalah” 15 Mengatur ketinggian tempat tidur 16 Memasang handscoon 17 Membantu klien untuk posisi baring, miring, duduk, jongkok,
atau berdiri
18 Membuka pakaian bawah klien dan tutup dengan selimut/handuk bawah
19 Meletakkan perlak/pengalas di bawah bokong klien 20 Membantu klien untuk BAK:
Klien Pria: Masukkan ujung penis klien ke dalam urinal dan anjurkan klien memegang urinal (bila mampu)/perawa memegang urinal (bila klien tidak mampu) dengan dialasi handuk Klien Wanita: Berikan badpan, letakkan tepat di bawah bokong klien. Bila klien sudah selesai buang air kecil
21 Bila klien telah selesai BAK, keluarkan penis dari urinal (pria), keluarkan bedpan dari bokong (wanita)
22 Membersihkan daerah genitalia klien dengan kertas toilet, bila perlu perlu bersihkan dengan air hangat + sabun + waslap dan keringkan dengan handuk bawah
23 Mengenakan kembali pakaian bawah klien 24 Membuka sampiran Fase Terminasi 25 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman 26 Mengumpulkan dan membersihkan alat 27 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan 28 Membaca hamdalah 29 Mengevaluasi respon klien 30 Memberi reinforcement positif 31 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya 32 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
Evaluasi 33 Jumlah dan karakteristik urine 34 Kemampuan klien untuk bereliminasi urine 35 Kendala-kendala yang dihadapi klien saat bereliminasi Dokumentasi 36 Kemampuan klien untuk menggunakan urinal saat
bereliminasi
37 Jumlah dan karakteristik dari urine, mengidentifikasi bila ada ketidak normalan pada urine
38 Masalah yang dihadapi klien saat bereliminasi
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health. 2. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia. 3. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby:Elsevier Inc. 4. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd. 5. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar:Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMASANGAN POPOK DEWASA
No Dokumen
211/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/4
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
02-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemasangan popok dewasa Tujuan khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 4. Menjelaskan tujuan pemasangan popok dewasa 5. Menjelaskan tahapan prosedur pemasangan popok dewasa 6. Menerapkan pemasangan popok dewasa secara benar Pengertian Adalah pemasangan popok /pampers pada klien dewasa yang tidak mampu bangkit dari tempat tidur atau dalam kondisi penurunan kesadaran
Tujuan Pemasangan popok dewasa 3. Agar kulit bokong dan genitalia dalam keadaan bersih dan kering 4. Membuat rasa nyaman
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Mengkaji kemungkinan klien dalam proses eliminasi BAB dan BAK
2 Mengkaji kondisi daerah bokong dan genitalia terhadap iritasi atau kerusakan integritas kulit
3 Mengkaji kebiasaan klien dalam miksi dan defikasi
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
• Kurang perawatan diri : toileting
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat
• Popok/ Pampers adult
• Baskom dengan air hangat dan sabun
• Handuk dan waslap atau tissue basah
• Selimut mandi
• Sarung tangan/handschoon
• Kapas sublimat hangat dalam kom
• Pinset
• Perlak pengalas
• Bengkok
• Tempat sampah
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan menyapa nama klien
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Menjaga privacy dengan menutup tirai dan jendela kamar klien
14 Mengatur posisi klien senyaman mungkin
15
Membaca ‘Basmallah’
16 Cuci tangan
17 Pasang handscoon bersih `
18 Letakkan selimut mandi diatas bagian tubuh atas dan tutup ekstremitas bawahnya dengan selimut mandi sehingga hanya genitalia yang terpajan
19 Pasang perlak pengalas
20
Miringkan pasien
Buka plester disisi popok, popok dilipat kedalam sisipkan
Bersihkan bokong, daerah anus dan genitalia dengan kapas sublimat, kemudian beri sabun dan air menggunakan waslap, keringkan secara menyeluruh
21 Angkat popok yang kotor masukkan kantong plastik
Setelah bokong kering, pasang popok baru
22 Sebelum direkatkan, untuk pasien laki laki, penis dihadapkan kebawah.
23 Pasang baju bagian bawah klien
24 Angkat selimut mandi
25 Rapikan klien dan lepas sarung tangan
26 Posisikan klien pada posisi yang aman
Terminasi
27 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
28 Mengumpulkan dan membersihkan alat
29 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
30 Membaca hamdalah
31 Mengevaluasi respon klien
32 Memberi reinforcement positif
33 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
34 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
Evaluasi
35 Kondisi integritas kulit daerah bokong dan sekitarnya
36 Tanda dan gejala terjadinya lecet atau iritasi atau luka tekan/dekubitus
Dokumentasi
45 Waktu dan tanggal tindakan dilakukan
46 Respon klien selama dan setelah dilakukan tindakan
Unit Terkait 1. Departemen Keterampilan dasar profesi 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An
EvidenceBased Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc. 2. Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses, 2nd
edition, Belland Bain Ltd, Glasgow 3. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis
untuk Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
4. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
5. Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th. Lippincott: William Wilkins Grodner M., Escott-Stump S.,
6. Dorner S. (2016) Nutritional Foundations and Clinical Applications: A Nursing Approach. 6th edition. St. Louis: Mosby Elsevier
7. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd edition.Mosby:ElsevierInc.
8. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
9. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing,