LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR ...... TENTANG MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK
NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL
PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA
ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
2
MODUL
PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP
PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
ABSTRAK
Modul Penyusutan Barang Milik Negara (BMN) Berupa Aset Tetap Pada
Entitas Pemerintah Pusat merupakan pedoman atau acuan bagi entitas Pemerintah
Pusat dalam melakukan penghitungan, penyajian dan pengungkapan penyusutan
Aset Tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat. Tujuan modul ini adalah menetapkan serangkaian hal mengenai
apa yang harus dilakukan oleh entitas Pemerintah Pusat dalam melakukan
penyusutan BMN berupa Aset Tetap, sehingga penyusutan tersebut dapat
dilaksanakan secara efektif, efisien, optimal, dan terintegrasi.
I. LATAR BELAKANG
Sesuai ketentuan Pasal 38 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008, penetapan nilai BMN dalam
rangka penyusunan neraca pemerintah pusat dilakukan dengan berpedoman pada
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Selanjutnya berdasarkan Lampiran I
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, khususnya Paragraf 52 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
(PSAP) Berbasis Akrual Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap, Aset Tetap
disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tersebut dikurangi akumulasi
penyusutan.
Sebagai tindak lanjut dari dua ketentuan di atas, saat ini telah diterbitkan
peraturan turunan dari kedua Peraturan Pemerintah terkait, yaitu PMK Nomor
1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Modul Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat ini
dimaksudkan sebagai pedoman atau acuan bagi entitas Pemerintah Pusat dalam
melakukan penghitungan, penyajian dan pengungkapan penyusutan Aset Tetap
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
3
sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan
Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat, sehingga
penyusutan tersebut dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, optimal, dan
terintegrasi.
Modul Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat
menetapkan serangkaian hal mengenai apa yang harus dilakukan oleh entitas
Pemerintah Pusat, terutama dalam melakukan penghitungan, penyajian dan
pengungkapan penyusutan Aset Tetap. Modul ini berisi ilustrasi kasus-kasus dalam
penerapan penyusutan, mulai dari pemilihan masa manfaat, cara menghitung
penyusutan sampai dengan pengungkapannya dalam Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK).
III. KETENTUAN UMUM
1. Penyusutan dilakukan atas aset tetap yang berada dalam pengelolaan Pengelola
Barang dan Pengguna Barang, termasuk yang sedang dimanfaatkan dalam
rangka pengelolaan BMN.
2. Penyusutan dilakukan oleh satker atas aset tetap berupa gedung dan
bangunan; peralatan dan mesin; jalan, irigasi dan jaringan; serta aset tetap
lainnya berupa aset tetap renovasi dan alat musik modern.
3. Aset tetap sebagaimana angka 2 (dua) di atas yang direklasifikasi menjadi Aset
Lainnya dalam neraca disusutkan sebagaimana layaknya Aset Tetap.
4. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus.
5. Penyusutan dilakukan tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
6. Penghitungan dan pencatatan penyusutan Aset Tetap dilakukan dalam satuan
mata uang Rupiah dengan pembulatan hingga satuan Rupiah terkecil.
7. Aset Tetap berupa Aset Tetap Renovasi merupakan renovasi atas Aset Tetap
bukan milik suatu satuan kerja atau satuan kerja pemerintah daerah yang
memenuhi persyaratan kapitalisasi Aset Tetap, disusutkan sebagaimana
layaknya Aset Tetap.
8. Aset Tetap yang direklasifikasi menjadi Aset Lainnya dalam neraca, yaitu berupa
Aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga dan Aset Idle, disusutkan sebagaimana
layaknya Aset Tetap.
9. Penyusutan Aset Tetap setiap semester disajikan sebagai akumulasi penyusutan
di Neraca periode berjalan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Kas Menuju Akrual.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
4
10. Penyusutan Aset Tetap diakumulasikan setiap semester dan disajikan dalam
akun Akumulasi Penyusutan sebagai pengurang nilai Aset Tetap dan
Diinvestasikan dalam Aset Tetap di Neraca.
11. Pelaksanaan penyusutan dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
a. Penyusutan pertama kali
Merupakan proses penyusutan yang dilakukan pertama kali atas objek
penyusutan yang diperoleh sebelum tanggal 1 Januari 2013. Nilai buku yang
digunakan adalah nilai buku per 31 Desember 2012.
b. Penyusutan pada saat terjadinya transaksi BMN
Merupakan proses penyusutan yang dilakukan pada saat terjadinya
transaksi BMN. Transaksi dimaksud merupakan transaksi BMN yang
mempengaruhi/mengkoreksi ekuitas.
c. Penyusutan yang dilakukan secara periodik
Merupakan proses penyusutan yang dilakukan secara periodik setiap
semester dan dilakukan atas seluruh objek penyusutan.
IV. ASUMSI
Penyusutan BMN berupa Aset Tetap (selanjutnya disebut Aset Tetap)
memerlukan beberapa asumsi dasar dalam penerapannya. Asumsi tersebut
selanjutnya menjadi dasar dalam mengembangkan aplikasi penyusutan yang akan
digunakan oleh seluruh satuan kerja (satker) pada Kementerian/Lembaga (K/L).
Asumsi dasar dalam penerapan penyusutan dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu
asumsi pada saat pertama kali diberlakukannya penyusutan dan asumsi pada
periode berjalan (periode setelah pertama kali dilakukannya penyusutan dan
seterusnya).
Berikut adalah asumsi yang digunakan dalam pengembangan aplikasi
penyusutan, sebagai berikut:
Asumsi Penyusutan Pertama Kali
1. Aset Tetap yang diperoleh sebelum tanggal 1 Januari 2013, menggunakan nilai buku per 31 Desember 2012 sebagai nilai yang dapat disusutkan. Catatan: Asumsi ini tidak berlaku untuk Aset Tetap Renovasi. Lihat asumsi ATR pada Bab VII.4.
2. Nilai dasar penyusutan didasarkan pada nilai buku semesteran dan tahunan. Dikecualikan untuk penyusutan pertama kali, nilai dasar penyusutan didasarkan pada nilai buku akhir tahun sebelum diberlakukannya penyusutan. (Pada penyusutan pertama kali, nilai dasar penyusutan didasarkan pada nilai buku per 31 Desember 2012 walaupun implementasi penyusutan pertama kali dilakukan di tengah periode semesteran).
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
5
3. Dalam hal terjadi perubahan nilai aset tetap sebagai akibat penambahan atau pengurangan kuantitas dan/atau nilai Aset Tetap, maka penambahan atau pengurangan tersebut diperhitungkan dalam nilai yang dapat disusutkan.
4. Penghitungan dan pencatatan penyusutan aset tetap dilakukan untuk setiap Aset Tetap.
5. Aset Tetap yang hanya dapat dipergunakan bersamaan dengan Aset Tetap lain sehingga dicatat dan dibukukan secara berkelompok, penghitungan dan pencatatan penyusutan Aset Tetap juga dilakukan secara berkelompok.
6. Aset Tetap yang sebelumnya dicatat secara berkelompok dan akan dicatat secara tersendiri, nilai akumulasi penyusutan Aset Tetap-nya dialokasikan secara proporsional berdasarkan nilai masing-masing Aset Tetap.
7. Aset Tetap yang diperoleh sebelum diberlakukannya penyusutan Aset Tetap, dikenakan koreksi penyusutan Aset Tetap sebagai berikut: a. Aset Tetap yang dilakukan Inventarisasi dan Penilaian dalam rangka
penyusunan neraca awal pemerintah pusat, dikenakan koreksi penyusutan terhitung mulai perolehan Aset Tetap.
b. Aset Tetap yang diperoleh setelah penyusunan neraca awal pemerintah pusat, dikenakan koreksi penyusutan terhitung mulai perolehan Aset Tetap.
c. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sampai dengan satu semester sebelum diberlakukannya penyusutan.
d. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sebagai penambah nilai akun Akumulasi Penyusutan dan pengurang nilai ekuitas pada neraca.
e. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sebagai koreksi saldo awal periode berjalan.
f. Koreksi penyusutan Aset Tetap, dikecualikan untuk Aset Tetap yang sudah dihapuskan pada akhir semester diberlakukannya penyusutan Aset Tetap.
8. Seluruh Aset Tetap telah diinput dalam Aplikasi SIMAK BMN.
9. Seluruh Aset Tetap yang diperoleh sebelum 2004 telah dilakukan Inventarisasi dan Penilaian.
10. Pada tahun pertama penyusutan, terdapat kemungkinan bahwa masa manfaat aset sudah habis.
11. Masa manfaat Aset Tetap dihitung sejak tahun perolehan.
12. Pengembangan nilai aset yang dikapitalisasi tidak berdampak pada perubahan masa manfaat.
13. Dalam hal masa penyusutan habis, maka nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai yang tersisa.
Asumsi Penyusutan Periode Berjalan 1. Nilai dasar penyusutan didasarkan pada nilai buku semesteran dan tahunan.
2. Dalam hal terjadi perubahan nilai aset tetap sebagai akibat penambahan atau pengurangan kuantitas dan/atau nilai Aset Tetap, maka penambahan atau pengurangan tersebut diperhitungkan dalam nilai yang dapat disusutkan.
3. Pengembangan nilai aset yang dikapitalisasi dapat berdampak sebagai berikut:
4. Menambah masa manfaat aset tetap sebagaimana Tabel Masa Manfaat II.
5. Tidak menambah masa manfaat.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
6
6. Persentase penambahan masa manfaat berdasarkan Tabel Masa Manfaat II didapat dari perbandingan antara realisasi belanja atas pengembangan nilai aset dibandingkan dengan nilai buku aset sampai dengan dilakukannya pengembangan nilai aset (nilai buku tersebut tidak termasuk nilai akumulasi penyusutan).
7. Akumulasi sisa masa manfaat dan penambahan masa manfaat sebagaimana dampak atas pengembangan nilai aset yang menambah umur ekonomis, tidak dapat melebihi Tabel Masa Manfaat I.
8. Penambahan masa manfaat sebagai dampak dari pengembangan nilai aset atas Aset Tetap yang sudah habis masa manfaatnya, diperhitungkan pada akhir periode penyusutan berikutnya.
9. Aset Tetap dalam kondisi rusak berat atau hilang dan telah diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang tidak disusutkan.
10. Memungkinkan terjadi perubahan nilai yang disusutkan.
11. Memungkinkan terjadi perubahan masa manfaat.
V. MASA MANFAAT
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010, definisi masa
manfaat adalah:
1. Periode suatu aset diharapkan digunakan untuk aktivitas pemerintahan
dan/atau pelayanan publik;
2. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset untuk
aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik.
Dengan kata lain, Masa Manfaat merupakan perkiraan umur ekonomis suatu
Aset Tetap. Penetapan Masa Manfaat didasarkan pada Kelompok Aset Tetap yang
penyusunannya dilakukan dengan melibatkan 7 (tujuh) K/L yang dapat mewakili
keragaman BMN yang dimiliki/dikuasai K/L.
Pedoman penetapan Masa Manfaat tertuang dalam bentuk Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam
Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat. Terdapat 2 (dua) Tabel Masa Manfaat yang ditetapkan dalam
KMK nomor 59/KMK.6/2013, sebagai berikut:
1. Tabel Masa Manfaat I : merupakan tabel Masa Manfaat atas Aset Tetap untuk
tahun pertama diterapkannya penyusutan. Untuk tahun kedua dan
selanjutnya, tabel ini berlaku untuk seluruh Aset Tetap perolehan baru.
2. Tabel Masa Manfaat II : merupakan tabel Masa Manfaat atas Perbaikan
terhadap Aset Tetap yang menambah masa manfaat suatu Aset Tetap.
Perbaikan dimaksud mencakup : renovasi, restorasi dan overhaul.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
7
VI. FORMULA
Metode yang digunakan dalam melakukan penghitungan penyusutan Aset
Tetap adalah Garis Lurus. Formula metode Garis Lurus digambarkan sebagaimana
ilustrasi sebagai berikut:
Penyusutan per Periode = Nilai Yang Dapat Disusutkan
Masa Manfaat
Berdasarkan metode garis lurus, penyusutan nilai aset tetap dilakukan
dengan mengalokasikan penurunan nilai secara merata selama masa manfaatnya.
VII. KETENTUAN LAIN-LAIN
VII.1. BMN Dengan Kuantitas dan Nilai Yang Tidak Wajar
Dalam melakukan penyusutan BMN, dimungkinkan terdapat suatu kondisi
dimana BMN tersebut memiliki kuantitas dan nilai yang tidak wajar. Beberapa
kemungkinan yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
1. BMN dengan kuantitas kurang dari 0, tetapi memiliki nilai Rp0;
2. BMN dengan kuantitas kurang dari 0 dan memiliki nilai kurang dari Rp0;
3. BMN dengan kuantitas kurang dari 0, tetapi memiliki nilai lebih dari Rp0;
4. BMN dengan kuantitas 0, tetapi memiliki nilai kurang dari Rp0;
5. BMN dengan kuantitas 0, tetapi memiliki nilai lebih dari Rp0;
6. BMN dengan kuantitas lebih dari 0, tetapi memiliki nilai kurang dari Rp0;
7. BMN dengan kuantitas lebih dari 0, tetapi memiliki nilai Rp0;
8. BMN dengan tanggal perolehan kosong;
9. BMN dengan kodefikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan PMK
No. 29/PMK.06/2010;
10. BMN dengan kodefikasi kurang dari 10 digit.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum melakukan
penyusutan pertama kali:
1. Melakukan konfirmasi pada aplikasi Migrasi Data SIMAK BMN dan Penyusutan
Pertama kali, atas data BMN dengan kuantitas dan nilai yang tidak wajar.
2. Melakukan reklasifikasi data BMN tersebut ke dalam Daftar Normalisasi Data
Barang Milik Negara. Dampak dari proses reklasifikasi tersebut adalah tidak
dicantumkannya BMN tersebut di dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna,
Posisi BMN di Neraca, dan Buku Barang. (Proses reklasifikasi dilakukan secara
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
8
otomatis melalui aplikasi Migrasi Data SIMAK BMN dan Penyusutan Pertama
kali).
3. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 2 (dua) di atas dilakukan
dengan menggunakan jenis transaksi koreksi normalisasi atas Aset Tetap (209)
dan koreksi normalisasi atas Aset Lain-lain (299).
4. Setelah melakukan reklasifikasi data BMN, satker diharuskan melakukan
beberapa hal sebagai berikut:
a. Menelusuri keberadaan fisik BMN tersebut.
b. Dalam hal secara fisik keberadaan BMN tersebut ada, maka satker
diharuskan melakukan pencatatan atas BMN tersebut pada Aplikasi SIMAK
BMN melalui menu Transaksi BMN, sub menu Saldo Awal BMN (jenis
transaksi 100).
c. Dalam hal secara fisik keberadaan BMN tersebut tidak ada, maka satker
diharuskan membuat surat keterangan yang menyatakan bahwa telah
terjadi kesalahan dalam membukukan BMN tersebut di dalam SIMAK-BMN.
Surat keterangan tersebut sekurang-kurangnya memuat informasi
mengenai:
1) Kode BMN;
2) Uraian BMN;
3) Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset;
4) Kuantitas BMN;
5) Nilai BMN.
d. Melakukan pengungkapan di dalam Catatan atas Laporan Barang Milik
Negara.
5. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 2 (dua) di atas tidak
menghilangkan kewajiban satker dalam mencetak dan melaporkan Daftar
Normalisasi Data Barang Milik Negara dan Laporan Normalisasi Data Barang
Milik Negara, serta mengungkapkannya dalam Catatan atas Laporan BMN dan
Catatan atas Laporan Keuangan. (Daftar dan Laporan)
6. Penyusutan tidak dilakukan terhadap BMN yang direklasifikasi sebagaimana
angka 2 (dua) di atas.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
9
Bagan Alir 1 BMN Dengan Kuantitas dan Nilai Yang Tidak Wajar
VII.2. BMN Dengan Kondisi Rusak Berat
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan satker atas BMN
dengan kondisi rusak berat:
1. Pada saat suatu BMN diketahui kondisinya rusak, satker segera melakukan
perubahan kondisi BMN dengan menerbitkan surat keterangan atas kondisi
BMN tersebut.
2. Satker mengusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan
atas BMN tersebut dengan menyertakan syarat-syarat sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku.
3. Setelah melakukan pengusulan kepada Pengelola Barang, selanjutnya satker
melakukan reklasifikasi BMN tersebut ke dalam Daftar Barang Rusak Berat.
Dampak dari proses reklasifikasi tersebut adalah tidak dicantumkannya BMN
tersebut di dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna, Posisi BMN di Neraca, dan
Buku Barang. (Proses reklasifikasi dilakukan melalui menu reklasifikasi BMN ke
dalam Daftar Barang Rusak Berat pada aplikasi SIMAK-BMN).
4. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 3 (tiga) di atas tidak
menghilangkan kewajiban satker dalam mencetak dan melaporkan Daftar
Barang Rusak Berat dan Laporan Barang Rusak Berat, serta
mengungkapkannya dalam Catatan atas Laporan BMN dan Catatan atas
Laporan Keuangan. (Daftar Barang Rusak Berat dan Laporan Barang Rusak
Berat terlampir)
SIMAK-BMN CEK FISIK
BMN
KONFIRMASI DATA
BERMASALAH
REKLASIFIKASI DATA KE DALAM DAFTAR
KARANTINA PENYUSUTAN
INPUT SEBAGAI SALDO AWAL
FISIK ADA ?
CETAK DAFTAR KARANTINA PENYUSUTAN, LAPORAN
KARANTINA PENYUSUTAN& CALBMN
PENGUNGKAPAN DALAM CALBMN
ADA
TIDAK ADA
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
10
5. Penyusutan tidak dilakukan terhadap BMN yang direklasifikasi sebagaimana
angka 3 (tiga) di atas.
Bagan Alir 2 BMN Dengan Kondisi Rusak Berat
VII.3. BMN yang Dinyatakan Hilang
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan satker atas BMN yang
dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah:
1. Pada saat suatu BMN dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang
sah, satker mengusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan
penghapusan atas BMN tersebut dengan menyertakan syarat-syarat sesuai
ketentuan perundangan yang berlaku.
2. Setelah melakukan pengusulan kepada Pengelola Barang, selanjutnya satker
melakukan reklasifikasi BMN tersebut ke dalam Daftar Barang Hilang. Dampak
dari proses reklasifikasi tersebut adalah tidak dicantumkannya BMN tersebut di
dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna, Posisi BMN di Neraca, dan Buku
Barang. (Proses reklasifikasi dilakukan melalui menu reklasifikasi BMN ke
dalam Daftar Barang Hilang pada aplikasi SIMAK-BMN).
3. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 2 (dua) di atas tidak
menghilangkan kewajiban satker dalam mencetak dan melaporkan Daftar
Barang Hilang dan Laporan Barang Hilang, serta mengungkapkannya dalam
Catatan atas Laporan BMN dan Catatan atas Laporan Keuangan. (Daftar Barang
Hilang dan Laporan Barang Hilang terlampir)
4. Penyusutan tidak dilakukan terhadap BMN yang direklasifikasi sebagaimana
angka 2 (dua) di atas.
SIMAK-BMN
USULAN PENGHAPUSAN
KEPADA PENGELOLA BARANG
KONDISI BMN RUSAK BERAT
CETAK DAFTAR BARANG RUSAK BERAT, LAPORAN BARANG RUSAK
BERAT & CALBMN
PENGUNGKAPAN DALAM CALBMN
INPUT TRANSAKSI PERUBAHAN KONDISI
BMN
REKLASIFIKASI KE DALAM DAFTAR BARANG RUSAK
BERAT
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
11
5. Dalam hal BMN berupa Aset Tetap yang dinyatakan hilang diketemukan
kembali, dilakukan pencatatan sebagaimana perolehan BMN, yaitu:
a. Dicatat sebagai transaksi perolehannya apabila diperoleh pada tahun
anggaran berjalan.
b. Dicatat sebagai transaksi saldo awal apabila diperoleh sebelum tahun
anggaran berjalan.
Bagan Alir 3 BMN yang Dinyatakan Hilang
VII.4. Aset Tetap Renovasi (ATR)
ATR merupakan renovasi atas aset tetap yang tidak terdaftar dalam Daftar
Barang Kuasa Pengguna satuan kerja tersebut, melainkan terdaftar dalam Daftar
Barang Kuasa Pengguna satuan kerja lain atau milik satuan kerja perangkat daerah
yang memenuhi persyaratan kapitalisasi aset tetap. Adanya perbedaan karakteristik
antara ATR dengan Aset Tetap secara umum mengakibatkan perlunya
penambahan/pembedaan asumsi atas penyusutan ATR, sebagai berikut:
1. ATR yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2012 diasumsikan tidak memiliki masa manfaat.
2. ATR yang diperoleh setelah 31 Desember 2012 dan menambah masa manfaat aset tetap induk.
a. ATR yang menambah masa manfaat disusutkan sebagaimana layaknya aset tetap.
b. Sebelum proses serah terima ATR kepada K/L dengan Aset Tetap induk dilakukan, penyusutan ATR yang menambah masa manfaat di hitung tersendiri di satker yang bersangkutan.
c. Serah terima ATR yang menambah masa manfaat kepada K/L dengan Aset Tetap induk dituangkan dalam bentuk Berita Acara Serah Terima (BAST).
d. BAST minimal harus menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai buku ATR, sisa masa manfaat ATR dan tanggal penyerahan ATR.
SIMAK-BMN
USULAN PENGHAPUSAN KPD
PENGELOLA BARANG
BMN HILANG/ TIDAK DITEMUKAN
CETAK DAFTAR BARANG HILANG, LAPORAN BARANG
HILANG & CALBMN
PENGUNGKAPAN DALAM CALBMN
REKLASIFIKASI KE DALAM DAFTAR BARANG HILANG
PENGURUSAN BERITA ACARA KEHILANGAN
BARANG
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
12
e. Pada saat ATR yang menambah masa manfaat diserahterimakan, sisa masa manfaat ATR dan nilai buku ATR diperhitungkan ke dalam Aset Tetap induk, terhitung sejak tanggal penyerahan.
f. Apabila ATR diserahkan pada saat nilai buku 0 maka tidak ada penyesuaian masa manfaat di Aset Tetap induk.
3. ATR yang diperoleh setelah 31 Desember 2012 dan tidak menambah masa manfaat Aset Tetap induk.
a. ATR yang tidak menambah masa manfaat tidak disusutkan.
b. serah terima ATR yang tidak menambah masa manfaat kepada K/L dengan Aset Tetap induk dituangkan dalam bentuk BAST.
c. BAST minimal harus menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR.
d. pada saat penyerahan ATR yang tidak menambah masa manfaat ke Aset Tetap induk, maka nilai ATR akan menambah nilai Aset Tetap induk dan disusutkan sesuai sisa umur masa manfaat Aset Tetap induk dengan penyesuaian akumulasi penyusutan sebesar masa manfaat yang telah dikonsumsi sejak tanggal perolehan ATR sampai dengan tanggal penyerahan ATR ke Aset Tetap induk.
e. informasi penyesuaian akumulasi penyusutan akibat penambahan nilai ATR yang tidak menambah masa manfaat terhadap Aset Tetap induk dijelaskan ke dalam Catatan Ringkas Barang dan Catatan Atas Laporan Keuangan pada saat akhir periode serah terima dilakukan.
f. tanggal perolehan ATR yang tidak menambah masa manfaat adalah tanggal dimana serah terima dari pihak ke-3 dilakukan.
g. Selanjutnya Aset Tetap induk disusutkan secara normal.
4. Dalam hal saat serah terima Aset Tetap induk = 0, maka nilai ATR nya akan langsung disusutkan hingga 0 pada periode serah terima.
VII.5. Transfer BMN
Transfer BMN merupakan perpindahan kepemilikan BMN dari satu satker ke
satker lainnya dimana kedua satker tersebut merupakan entitas Pemerintah Pusat.
Pada proses transfer BMN ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai
berikut:
Satker Pemberi
1. Penghapusan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN.
2. Penghapusan BMN dari pembukuan (SIMAK-BMN) dilakukan dengan cara
menghapus nilai buku BMN dan akumulasi penyusutannya.
3. Serah terima BMN dilengkapi dengan serah terima Arsip Data Komputer atas
BMN yang ditransfer keluar.
4. Arsip Data Komputer merupakan output SIMAK-BMN yang memuat informasi
data BMN, nilai buku BMN, serta akumulasi penyusutan atas BMN tersebut.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
13
Satker Penerima
1. Pencatatan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN.
2. Tanggal perolehan BMN dibukukan berdasarkan tanggal perolehan awal satker
pemberi. Hal tersebut dimaksudkan agar masa manfaat aset dapat diukur
berdasarkan perolehan awalnya.
3. Tanggal pembukuan BMN dibukukan berdasarkan tanggal Berita Acara Serah
Terima BMN.
4. Pencatatan BMN dilakukan dengan cara membukukan nilai buku BMN dan
akumulasi penyusutannya.
5. Pencatatan BMN dilakukan dengan cara melakukan proses terima Arsip Data
Komputer atas BMN yang diterima.
6. Arsip Data Komputer merupakan output SIMAK-BMN yang memuat informasi
data BMN, nilai buku BMN, serta akumulasi penyusutan atas BMN tersebut.
VII.6. Hibah BMN
Hibah BMN merupakan perpindahan kepemilikan BMN dari satker (entitas
pemerintah pusat) ke unit lainnya dimana unit lainnya tersebut bukan merupakan
entitas Pemerintah Pusat. Pada proses Hibah BMN ada beberapa hal yang harus
diperhatikan sebagai berikut:
Entitas Pemerintah Pusat sebagai Pemberi
1. Penghapusan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN.
2. Penghapusan BMN dari pembukuan (SIMAK-BMN) dilakukan dengan cara
menghapus nilai buku BMN dan akumulasi penyusutannya.
Entitas Pemerintah Pusat sebagai Penerima
1. Pencatatan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN.
2. Tanggal perolehan BMN dibukukan berdasarkan tanggal perolehan awal unit
pemberi. Hal tersebut dimaksudkan agar masa manfaat aset dapat diukur
berdasarkan perolehan awalnya.
3. Tanggal pembukuan BMN dibukukan berdasarkan tanggal Berita Acara Serah
Terima BMN.
4. Pencatatan BMN dilakukan dengan cara membukukan nilai buku BMN dan
akumulasi penyusutannya. Akumulasi penyusutan atas BMN yang diperoleh
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
14
dari Hibah dihitung secara otomatis oleh Aplikasi SIMAK-BMN pada saat satker
melakukan pencatatan BMN.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
15
ILUSTRASI PENYUSUTAN
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
16
INDEX
Ilustrasi Penyusutan
A. Ilustrasi Penyusutan Tahun Pertama
1. Penyusutan tahun pertama atas suatu Aset tetap yang diperoleh setelah
pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian (tanggal 31 Desember 2007)
2. Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian Dan
Terjadi Renovasi
3. Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian Dan
Terjadi Renovasi Lebih Dari Satu Kali
4. Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian
5. Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian Dan
Terjadi Renovasi
6. Transaksi Normal Intrakomptabel
7. Transaksi Normal Ekstrakomtabel
B. Ilustrasi Penyusutan Tahun Berjalan
1. Transaksi Saldo Awal
2. Transaksi Pembelian Intrakomptabel
3. Transaksi Pembelian Ekstrakomptabel
4. Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun
Anggaran Berjalan
5. Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan Tahun
Anggaran Berjalan
6. Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sebelum
Tahun Anggaran Berjalan
7. Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sama
Dengan Tahun Anggaran Berjalan
8. Transaksi Rampasan
9. Transaksi Penyelesaian Pembangunan Langsung
10. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun
Anggaran Berjalan
11. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan
Tahun Anggaran Berjalan
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
17
12. Pengembangan Aset Tetap yang Tidak Menambah Umur Ekonomis
13. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis
14. Pengembangan Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Extrakomptabel
ke Intrakomptabel
15. Aset Tetap yang Sudah Habis Masa Manfaatnya Kemudian Dikembangkan
Sehingga Usia Manfaatnya Bertambah.
16. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis, Dimana Akumulasi
Sisa Umur Dan Penambahan Umur Melebihi Tabel Masa Manfaat I
17. Koreksi Perubahan Nilai
18. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari
Intrakomptabel ke Extrakomptabel
19. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari
Extrakomptabel ke Intrakomptabel
20. Koreksi Nilai Dimana Akumulasi Penyusutan Sudah Melebihi Nilai Asetnya
21. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan
22. Aset Tetap dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan
23. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan
Kemudian usulan tersebut dibatalkan
24. Aset dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan Kemudian
Aset tersebut ditemukan kembali
25. Penghentian aset dalam penggunaan operasi pemerintah
26. Penggunaan Kembali Aset Tetap yang Sudah Dihentikan dari Operasional
27. Transaksi Pencatatan Konstruksi Dalam Pengerjaan
28. Transaksi Penyelesaian Pembangunan Dengan Konstruksi Dalam Pengerjaan
29. Transaksi Penghapusan Aset Tetap (Penghapusan, Transfer Keluar, Hibah
Keluar, Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan)
30. Transaksi Penghapusan Aset Lainnya (Penghapusan, Transfer Keluar, Hibah
Keluar, Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan)
31. Pemecahan Aset
C. Ilustrasi Penyusutan Aset Tetap Renovasi
1. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Pertama Penyusutan
2. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
18
Selesainya Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku
Aset Tetap Induk 0
3. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan
Selesainya Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku
Aset Tetap Induk = 0
4. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah
Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk 0
5. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah
Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0
6. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan Selesainya
Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk 0
7. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan Selesainya
Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0
8. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu),
saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk 0
9. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu),
saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
19
A. Ilustrasi Penyusutan Tahun Pertama
1. Penyusutan tahun pertama atas suatu Aset tetap yang diperoleh setelah
pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian (tanggal 31 Desember 2007)
Sebuah gedung diperoleh semester I tahun 2008. Gedung tersebut memiliki
masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100
semester. Adapun nilai perolehan adalah Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah).
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat 2057 Nilai Yang Disusutkan 2.000.000.000 * Penyusutan Per Semester 20.000.000 ** Semester Akumulasi Penyusutan 10 Nilai Akumulasi Penyusutan 200.000.000 *** Nilai Buku Akhir 2012 1.800.000.000 ****
Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 200.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 200.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 20.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 20.000.000
* Nilai Yang Disusutkan = Nilai Perolehan = Rp.2.000.000.000,00
** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.2.000.000.000,00 / 100 semester = Rp.20.000.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan = Rp.20.000.000,00 * 10 semester = Rp.200.000.000,00
**** Nilai Buku Akhir 2012 = Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000.000,00 - Rp.200.000.000,00 = Rp.1.800.000.000,00
2. Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan IP Dan Terjadi Renovasi
Sebuah gedung diperoleh semester I tahun 2008, dengan nilai perolehan
adalah Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki
masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100
semester. Gedung tersebut direnovasi pada tahun 2009, dengan nilai renovasi
sebesar Rp.500.000.000,00. Renovasi yang dilakukan tidak menambah umur
ekonomis.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
20
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat 2057 Nilai Yang Disusutkan 2.500.000.000 * Penyusutan Per Semester 25.000.000 ** Semester Akumulasi Penyusutan 10 Nilai Akumulasi Penyusutan 250.000.000 *** Nilai Buku Akhir 2012 2.250.000.000 ****
Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 250.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 250.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 25.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 25.000.000
* Nilai Yang Disusutkan = Nilai Perolehan + Nilai Renovasi = Rp.2.000.000.000,00 + Rp.500.000.000,00 = Rp.2.500.000.000,00
** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.2.500.000.000,00 / 100 semester = Rp.25.000.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan
= Rp.25.000.000,00 * 10 semester = Rp.250.000.000,00
**** Nilai Buku Akhir 2012 = Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.2.500.000.000,00 - Rp.250.000.000,00 = Rp.2.250.000.000,00
3. Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan IP Dan Terjadi Renovasi Lebih
Dari Satu Kali
Sebuah gedung diperoleh semester I tahun 2008, dengan nilai perolehan
adalah Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki
masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100
semester. Gedung tersebut direnovasi 2 (dua) kali yaitu pada tahun 2009 dan
2010, dengan nilai renovasi masing-masing sebesar Rp.500.000.000,00.
Renovasi yang dilakukan tidak menambah umur ekonomis.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat 2057 Nilai Yang Disusutkan 3.000.000.000 * Penyusutan Per Semester 30.000.000 ** Semester Akumulasi Penyusutan 10 Nilai Akumulasi Penyusutan 300.000.000 *** Nilai Buku Akhir 2012 2.700.000.000 ****
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
21
Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 300.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 300.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 30.000.000
* Nilai Yang Disusutkan = Nilai Perolehan + Nilai Renovasi
= Rp.2.000.000.000,00 + Rp.500.000.000,00+ Rp.500.000.000,00 = Rp.3.000.000.000,00
** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.3.000.000.000,00 / 100 semester = Rp.30.000.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan
= Rp.30.000.000,00 * 10 semester = Rp.300.000.000,00
**** Nilai Buku Akhir 2012 = Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.3.000.000.000,00 - Rp.300.000.000,00 = Rp.2.700.000.000,00
4. Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan IP
Sebuah gedung diperoleh Semester I tahun 1980, dengan nilai perolehan
adalah Rp.4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki
masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100
semester. Gedung tersebut telah di IP pada tahun 2007 dengan nilai IP sebesar
Rp.1.200.000.000,00.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat 2029 Nilai Yang Disusutkan 1.200.000.000 * Penyusutan Per Semester 12.000.000 ** Semester Akumulasi Penyusutan 66 Nilai Akumulasi Penyusutan 792.000.000 *** Nilai Buku Akhir 2012 408.000.000 ****
Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 792.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 792.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 12.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 12.000.000
* Nilai Yang Disusutkan = Nilai Perolehan +/- Nilai Koreksi IP = Rp.4.000.000.000,00 - Rp.2.800.000.000,00 = Rp.1.200.000.000,00
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
22
** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.1.200.000.000,00 / 100 semester = Rp.12.000.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan
= Rp.12.000.000,00 * 66 semester = Rp.792.000.000,00
**** Nilai Buku Akhir 2012 = Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.1.200.000.000,00 - Rp.792.000.000,00 = Rp.408.000.000,00
5. Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan IP Dan Terjadi Renovasi
Sebuah gedung diperoleh tahun 1980, dengan nilai perolehan adalah
Rp.4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki masa
manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester.
Gedung tersebut telah di IP pada tahun 2007 dengan nilai koreksi IP sebesar
Rp.1.200.000.000,00. Dalam perjalanannya, gedung tersebut direnovasi pada
Semester I tahun 2010, dengan nilai renovasi sebesar Rp.600.000.000,00.
Renovasi yang dilakukan menambah umur ekonomis. Masa manfaat Aset
Tetap yang diperoleh dari renovasi gedung sesuai Tabel Masa Manfaat II adalah
selama 10 tahun.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat 2029 Nilai Yang Disusutkan 1.800.000.000 * Penyusutan Per Semester 18.000.000 ** Semester Akumulasi Penyusutan 66 Nilai Akumulasi Penyusutan 1.188.000.000 *** Nilai Buku Akhir 2012 612.000.000 ****
Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 1.188.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 1.188.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 18.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 18.000.000
* Nilai Yang Disusutkan = Nilai Perolehan +/- Nilai Koreksi IP + Nilai Renovasi = Rp.4.000.000.000,00 - Rp.2.800.000.000,00 + Rp.600.000.000,00 = Rp.1.800.000.000,00
** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.1.800.000.000,00 / 100 semester = Rp.18.000.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan = Rp.18.000.000,00 * 66 semester = Rp.1.188.000.000,00
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
23
**** Nilai Buku Akhir 2012 = Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.1.800.000.000,00 - Rp.1.188.000.000,00 = Rp.612.000.000,00
6. Transaksi Normal Intrakomptabel
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000,00 dibeli pada bulan September
2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa
manfaat selama 10 semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat 2015 Nilai Yang Disusutkan 20.000.000 * Penyusutan Per Semester 2.000.000 ** Semester Akumulasi Penyusutan 3 Nilai Akumulasi Penyusutan 6.000.000 *** Nilai Buku Akhir 2012 14.000.000 ****
Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 6.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 2.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 2.000.000
* Nilai Yang Disusutkan = Nilai Perolehan = Rp.20.000.000,00
** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 / 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 3 semester = Rp.6.000.000,00
**** Nilai Buku Akhir 2012 = Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.20.000.000,00 - Rp.6.000.000,00 = Rp.14.000.000,00
7. Transaksi Normal Ekstrakomptabel
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.250.000,00 dibeli pada bulan September
2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa
manfaat 10 semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Masa Akhir Manfaat 2017 Nilai Yang Disusutkan 250.000 * Penyusutan Per Semester 25.000 ** Semester Akumulasi Penyusutan 3 Nilai Akumulasi Penyusutan 75.000 *** Nilai Buku Akhir 2012 175.000 ****
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
24
Transaksi yang terjadi pada ekstrakomptabel secara keseluruhan tidak
dilakukan penjurnalan, sehingga penyusutan atas aset tetap ekstrakomptabel
juga tidak dilakukan penjurnalan.
* Nilai Yang Disusutkan = Nilai Perolehan = Rp.250.000,00
** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.250.000,00 / 10 semester = Rp.25.000,00/semester
*** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan
= Rp.25.000,00 * 3 semester = Rp.75.000,00
**** Nilai Buku Akhir 2012 = Nilai Perolehan – Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.250.000,00 - Rp.75.000,00 = Rp.175.000,00
B. Ilustrasi Penyusutan Tahun Berjalan
1. Transaksi Saldo Awal
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan September
2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa
manfaat 10 semester. Mesin fotokopi tersebut baru dicatat pada bulan Maret
2013.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 2 20,000,000 2,000,000 18,000,000 2012 1 20,000,000 2,000,000 16,000,000 2012 2 20,000,000 2,000,000 14,000,000
Akumulasi Penyusutan 6,000,000 2013 1 20,000,000 2,000,000 12,000,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap
5) Semester didapat dari:
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
25
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
6) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin 20.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 20.000.000 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 6.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 2.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 2.000.000
2. Transaksi Pembelian Intrakomptabel
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan Maret 2013.
Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester. Mesin fotokopi tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan
pembeliannya.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2013 1 20,000,000 2,000,000 18,000,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
26
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin 20.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 20.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 2.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 2.000.000
3. Transaksi Pembelian Ekstrakomptabel
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.250.000 dibeli pada bulan Maret 2013.
Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester. Mesin fotokopi tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan
pembeliannya.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.250.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2013 1 250,000 25,000 225,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.250.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.250.000,00 : 10 semester
= Rp.25.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013 *) Tidak ada Jurnal 30 Juni 2013 *) Tidak ada Jurnal
*) Transaksi yang terjadi pada ekstrakomtabel secara keseluruhan tidak dilakukan penjurnalan, sehingga penyusutan atas aset tetap ekstrakomptabel juga tidak dilakukan penjurnalan.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
27
4. Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun
Anggaran Berjalan
Diterima sebuah mesin ketik listrik seharga Rp.2.500.000 dari sesama entitas
pemerintah pusat berdasarkan Berita Acara Serah Terima nomor
101010/BMN/2013 pada tanggal 30 Maret 2013. Mesin ketik listrik tersebut
mulai digunakan pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan
September 2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki
masa manfaat 10 semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.2.500.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 2 2.500.000 250.000 2.250.000 2012 1 2.500.000 250.000 2.000.000 2012 2 2.500.000 250.000 1.750.000
Akumulasi Penyusutan 750.000 2013 1 2.500.000 250.000 1.500.000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.2.500.000,00 : 10 semester
= Rp.250.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
=Rp.250.000,00 * 3 semester
= Rp.750.000,00
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
28
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin 2.500.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 2.500.000 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 750.000 CR Akumulasi Penyusutan 750.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 250.000 CR Akumulasi Penyusutan 250.000
5. Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan Tahun
Anggaran Berjalan
Diterima sebuah mesin ketik listrikseharga Rp.3.000.000 dari sesama entitas
pemerintah pusat berdasarkan Berita Acara Serah Terima nomor
1010/BMN/2013 pada tanggal 30 Maret 2013. Mesin ketik listrik tersebut
mulai digunakan pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan Februari
2013. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa
manfaat 10 semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.3.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2013 1 3,000,000 300,000 2,700,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.3.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.3.000.000,00 : 10 semester
= Rp.300.000,00/semester
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
29
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin 3.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 3.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 300.000 CR Akumulasi Penyusutan 300.000
6. Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sebelum
Tahun Anggaran Berjalan
Diterima sebuah mesin ketik listrik seharga Rp.2.500.000 dari pemerintah
daerah berdasarkan Berita Acara Serah Terima nomor 041185/BMN/2013
pada tanggal 30 Maret 2013. Mesin ketik listrik tersebut mulai digunakan
pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan September 2011. Sesuai
dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.2.500.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 2 2.500.000 250.000 2.250.000 2012 1 2.500.000 250.000 2.000.000 2012 2 2.500.000 250.000 1.750.000
Akumulasi Penyusutan 750.000 2013 1 2.500.000 250.000 1.500.000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.2.500.000,00 : 10 semester
= Rp.250.000,00/semester
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
30
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.250.000,00 * 3 semester
= Rp.750.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin 2.500.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 2.500.000 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 750.000 CR Akumulasi Penyusutan 750.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 250.000 CR Akumulasi Penyusutan 250.000
7. Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sama
Dengan Tahun Anggaran Berjalan
Diterima sebuah mesin ketik listrikseharga Rp.3.000.000 dari pemerintah
daerah berdasarkan Berita Acara Serah Terima nomor 221283/BMN/2013
pada tanggal 30 Maret 2013. Mesin ketik listrik tersebut mulai digunakan
pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan Februari 2013. Sesuai
dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.3.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2013 1 3,000,000 300,000 2,700,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.3.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.3.000.000,00 : 10 semester
= Rp.300.000,00/semester
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
31
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin 3.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 3.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 300.000 CR Akumulasi Penyusutan 300.000
8. Transaksi Rampasan
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.15.000.000 dirampas pada bulan Mei 2013.
Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester. Mesin fotokopi tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan
rampasannya.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.15.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2013 1 15,000,000 1,500,000 13,500,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.15.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.15.000.000,00 : 10 semester
= Rp.1.500.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Mei 2013 DR Peralatan dan Mesin 15.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 15.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 1.500.000 CR Akumulasi Penyusutan 1.500.000
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
32
9. Transaksi Penyelesaian Pembangunan Langsung
Sebuah gedung pos jaga selesai dibangun pada bulan Maret 2013, dengan nilai
perolehan sebesar Rp.95.000.000,00. Gedung tersebut memiliki masa manfaat
sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester. Gedung pos
jaga tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan pembangunannya.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.95.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2013 1 95,000,000 950,000 94,050,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.95.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 100 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.95.000.000,00 : 100 semester
= Rp.950.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan 95.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 95.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 950.000 CR Akumulasi Penyusutan 950.000
10. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun
Anggaran Berjalan
Sebuah mesin LCD projector/infocus seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan
September 2011. Sebelumnya mesin LCD projector/infocus dicatat sebagai
OHP (over head projector). Pada bulan Februari 2013 LCD projector/infocus
tersebut baru dicatat melalui transaksi reklasifikasi masuk, setelah
sebelumnya melakukan reklasifikasi keluar atas OHP terlebih dahulu. Sesuai
dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
33
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 2 20,000,000 2,000,000 18,000,000 2012 1 20,000,000 2,000,000 16,000,000 2012 2 20,000,000 2,000,000 14,000,000
Akumulasi Penyusutan 6,000,000 2013 1 20,000,000 2,000,000 12,000,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Februari 2013 DR Peralatan dan Mesin 20.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 20.000.000 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 6.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 2.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 2.000.000
11. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan
Tahun Anggaran Berjalan
Sebuah mesin LCD projector/infocus seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan
Januari 2013. Sebelumnya mesin LCD projector/infocusdicatat sebagai OHP
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
34
(over head projector). Pada bulan Mei 2013 LCD projector/infocustersebut baru
dicatat melalui transaksi reklasifikasi masuk, setelah sebelumnya melakukan
reklasifikasi keluar atas OHP terlebih dahulu. Sesuai dengan Tabel Masa
Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2013 1 20,000,000 2,000,000 18,000,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Mei 2013 DR Peralatan dan Mesin 20.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 20.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 2.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 2.000.000
12. Pengembangan Aset Tetap yang Tidak Menambah Umur Ekonomis
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan Maret 2012,
dan telah dicatat pada bulan Maret 2012. Dari Tabel Masa Manfaat I, aset
tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Mei 2013 mesin
tersebut dilakukan pengembangan sebesar Rp.5.000.000,00, tetapi
pengembangan tersebut tidak menambah umur ekonomis (masa manfaat) aset.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
35
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutan penyusutan pertama kali:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2012 1 20,000,000 2,000,000 18,000,000 2012 2 20,000,000 2,000,000 16,000,000
Akumulasi Penyusutan 4,000,000 Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 2 semester
= Rp.4.000.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar
Rp.5.000.000,00 yang tidak menambah masa manfaat.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2013 1 21,000,000.00 2,625,000 18,375,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset.
= Rp.16.000.000,00 + Rp.5.000.000,00
= Rp.21.000.000,00
2) Penyusutan setiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat
dari:
= Nilai Disusutkan : Sisa Masa Manfaat
= Rp.21.000.000,00 : 8 semester
= Rp.2.625.000,00/semester
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
36
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 4.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 4.000.000 Mei 2013 DR Peralatan dan Mesin 5.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 5.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 2.625.000 CR Akumulasi Penyusutan 2.625.000
*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama
13. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan Maret 2012.
Dari Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester.
Pada bulan Mei 2013 mesin tersebut dikembangkan sebesar Rp.8.000.000,00,
dimana pengembangan aset tersebut menambah umur ekonomis (masa
manfaat) aset. Berdasarkan analisis diketahui bahwa persentase realisasi
belanja atas pengembangan mesin tersebut adalah sebesar 40% dari nilai
bukunya. Dari Tabel Masa Manfaat II, pengembangan atas alat kantor sebesar
40% menambah masa manfaat selama 1 (satu) tahun.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutan penyusutan pertama kali:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2012 1 20,000,000 2,000,000 18,000,000 2012 2 20,000,000 2,000,000 16,000,000
Akumulasi Penyusutan 4,000,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
37
4) Penyusutan setiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 2 semester = Rp.4.000.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar
Rp.8.000.000,00 dimana pengembangan tersebut menambah masa
manfaat selama 1 tahun.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2013 1 24,000,000.00 2,400,000 21,600,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset. = Rp.16.000.000,00 + Rp.8.000.000,00 = Rp.24.000.000,00
2) Masa Manfaat berasal dari:
= Sisa Masa Manfaat + Penambahan Masa Manfaat = 8 semester + 2 semester = 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat
dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.24.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.400.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 4.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 4.000.000 Mei 2013 DR Peralatan dan Mesin 8.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 8.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 2.400.000 CR Akumulasi Penyusutan 2.400.000
*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
38
14. Pengembangan Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Extrakomptabel
ke Intrakomptabel
Sebuah mesin penghancur dibeli pada bulan Maret 2012 dengan harga beli
sebesar Rp.250.000,00. Masa manfaat dari aset tersebut adalah 5 tahun (10
semester). Pada bulan Mei 2013, aset dikembangkan sebesar Rp.500.000,00,
tetapi pengembangan tersebut tidak menambah umur ekonomis (masa
manfaat) aset.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.250.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2012 1 250,000 25,000 225,000.00 2012 2 250,000 25,000 200,000.00
Akumulasi Penyusutan 50,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.250.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.250.000,00 : 10 semester
= Rp.25.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.25.000,00 * 2 semester
= Rp.50.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar
Rp.500.000,00 yang tidak menambah masa manfaat.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
39
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2013 1 700,000 87,500 612,500
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset.
= Rp.200.000,00 + Rp.500.000,00
= Rp.700.000,00
2) Penyusutansetiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat
dari:
= Nilai Disusutkan : Sisa Masa Manfaat
= Rp.700.000,00: 8 semester
= Rp.87.500,00/semester
e. Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *) Tidak ada Jurnal Mei 2013 **) DR Peralatan dan Mesin 750.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 750.000 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 50.000 CR Akumulasi Penyusutan 50.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 87.500 CR Akumulasi Penyusutan 87.500
*) Tidakada jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 dikarenakan aset tersebut sebelumnya dicatat di ekstrakomptabel
**) Jurnal pada bulan Mei 2013 merupakan jurnal untuk memasukan aset dan akumulasi penyusutannya ke dalam neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di intrakomptabel
15. Aset Tetap yang Sudah Habis Masa Manfaatnya Kemudian Dikembangkan
Sehingga Usia Manfaatnya Bertambah.
Sebuah printer (peralatan personal komputer) seharga Rp.16.000.000,00 dibeli
pada bulan September 2008. Aset tersebut memiliki masa manfaat 8 semester.
Pada bulan Mei 2013 printer tersebut dikembangkan sebesar Rp.3.200.000,00,
dimana pengembangan aset tersebut menambah umur ekonomis (masa
manfaat) aset. Berdasarkan analisis diketahui bahwa fisik printer tersebut
bertambah sekitar 25% dari fisik semula. Dari Tabel Masa Manfaat II,
pengembangan atas peralatan komputer sebesar 25% menambah masa
manfaat selama 1 (satu) tahun.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
40
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.16.000.000,00.
Tabel penyusutan penyusutan pertama kali:
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.16.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 8 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 8 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.16.000.000,00 : 8 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 8 semester
= Rp.16.000.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar
Rp.3.200.000,00 dimana pengembangan tersebut menambah masa manfaat
selama 1 tahun.
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2008 2 16.000.000 2.000.000 14.000.000 2009 1 16.000.000 2.000.000 12.000.000 2009 2 16.000.000 2.000.000 10.000.000 2010 1 16.000.000 2.000.000 8.000.000 2010 2 16.000.000 2.000.000 6.000.000
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 1 16.000.000 2.000.000 4.000.000 2011 2 16.000.000 2.000.000 2.000.000 2012 1 16.000.000 2.000.000 0 2012 2 0 0 0
Akumulasi Penyusutan 16,000,000
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
41
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI
DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO BUKU
2013 1 3.200.000 1.600.000 1.600.000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset.
= Rp.0,00 + Rp.3.200.000,00
= Rp.3.200.000,00
2) Masa Manfaat berasal dari:
= Sisa Masa Manfaat + Penambahan Masa Manfaat
= 0 semester + 2 semester
= 2 semester
3) Penyusutansetiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat
dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.3.200.000,00 : 2 semester
= Rp.1.600.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 16.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 16.000.000 Mei 2013 DR Peralatan dan Mesin 3.200.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 3.200.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 1.600.000 CR Akumulasi Penyusutan 1.600.000
*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama
16. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis, Dimana Akumulasi
Sisa Umur Dan Penambahan Umur Melebihi Tabel Masa Manfaat I
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan Februari
2013. Dari Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10
semester. Pada bulan Agustus 2013 mesin tersebut dikembangkan sebesar
Rp.8.000.000,00, dimana pengembangan aset tersebut menambah umur
ekonomis (masa manfaat) aset. Berdasarkan analisis diketahui bahwa
persentase realisasi belanja atas pengembangan mesin tersebut adalah sebesar
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
42
40% dari nilai bukunya. Dari Tabel Masa Manfaat II, pengembangan atas alat
kantor sebesar 40% menambah masa manfaat selama 1 (satu) tahun.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2013 1 20,000,000.00 2,000,000 18,000,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester
d. Pada bulan Agustus 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap
sebesar Rp.8.000.000,00 dimana pengembangan tersebut menambah masa
manfaat selama 1 tahun.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2013 2 26,000,000.00 2,600,000 23,400,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset. = Rp.18.000.000,00 + Rp.8.000.000,00 = Rp.26.000.000,00
2) Masa Manfaat berasal dari:
= Sisa Masa Manfaat + Penambahan Masa Manfaat = 9 semester + 2 semester = 11 semester Dikarenakan masa manfaat melebihi masa manfaat menurut Tabel Masa
Manfaat I, sehingga masa manfaat yang dijadikan acuan masa manfaat
menurut Tabel Masa Manfaat I yaitu 10 semester.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
43
3) Penyusutan setiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat
dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.26.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.600.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Februari 2013 DR Peralatan dan Mesin 20.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 20.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 2.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 2.000.000 Agustus 2013 DR Peralatan dan Mesin 8.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 8.000.000 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 2.600.000 CR Akumulasi Penyusutan 2.600.000
17. Koreksi Perubahan Nilai
Suatu mesin penghancur dibeli pada bulan September 2011 dengan harga
Rp.2.500.000,00. Mesin tersebut memiliki masa manfaat selama 10 semester.
Pada bulan Agustus tahun 2013 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi
Rp.1.000.000,00.Dengan kondisi tersebut, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp
2.500.000.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 2 2.500.000 250.000 2.250.000 2012 1 2.500.000 250.000 2.000.000 2012 2 2.500.000 250.000 1.750.000 2013 1 2.500.000 250.000 1.500.000
Akumulasi Penyusutan 1.000.000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
44
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.2.500.000,00 : 10 semester
= Rp.250.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.250.000,00 * 3 semester
= Rp.750.000,00
6) Nilai Akumulasi Penyusutan semester 1 sebesar Rp.250.000,00 berasal
dari Penyusutan setiap Semester.
d. Pada bulan Agustus tahun 2013 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi
Rp.1.000.000,00. Akumulasi penyusutan akan dihitung ulang untuk melihat
akumulasi sesungguhnya.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 2 1.000.000 100.000 900.000 2012 1 1.000.000 100.000 800.000 2012 2 1.000.000 100.000 700.000 2013 1 1.000.000 100.000 600.000
Akumulasi Penyusutan 400.000 2013 2 1.000.000 100.000 500.000
Penghitungannya:
1) Besar pengurangan nilai aset dikarenakan koreksi perubahan nilai, yaitu:
= Nilai Perolehan – Nilai setelah koreksi
= Rp.2.500.000,00 –Rp.1.000.000,00
= Rp.1.500.000,00
2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut:
= Akum. penyusutan sebelum koreksi nilai – Akum. penyusutan sesudah
koreksi nilai
= (4 x Rp.250.000,00) – (4 x Rp.100.000,00)
= Rp.1.000.000,00 – Rp.400.000,00
= Rp.600.000,00
3) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya,
yaitu:
= Nilai Perolehan setelah koreksi : Masa Manfaat
= Rp.1.000.000,00 : 10 semester
= Rp.100.000,00/semester
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
45
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 750.000 CR Akumulasi Penyusutan 750.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 250.000 CR Akumulasi Penyusutan 250.000 Agustus 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 1.500.000 CR Peralatan dan Mesin 1.500.000 DR Akumulasi Penyusutan 600.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 600.000 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 100.000 CR Akumulasi Penyusutan 100.000
*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama
18. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari
Intrakomptabel ke Extrakomptabel
Sebuah mesin penghancur dibeli bulan Maret 2012 dengan harga
Rp.2.500.000,00. Aset tersebut memiliki masa manfaat 5 tahun (10 semester).
Pada bulan Mei 2013 mesin penghancur dikoreksi nilainya menjadi
Rp.250.000,00. Dengan ilustrasi tersebut, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.2.500.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2012 1 2,500,000 250,000 2,250,000 2012 2 2,500,000 250,000 2,000,000
Akumulasi Penyusutan 500,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.2.500.000,00 : 10 semester
= Rp.250.000,00/semester
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
46
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.250.000,00 * 2 semester
= Rp.500.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan koreksi atas mesin tersebut sehingga
nilainya menjadi Rp.250.000,00. Dengan adanya koreksi tersebut, maka
akumulasi penyusutan dihitung ulang untuk mengetahui akumulasi
penyusutan sesungguhnya.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2012 1 250,000 25,000 225,000 2012 2 250,000 25,000 200,000
Akumulasi Penyusutan 50,000
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2013 1 250,000 25,000 175,000
Penghitungannya:
1) Besar pengurangan nilai aset dikarenakan koreksi perubahan nilai, yaitu:
= Nilai Perolehan – Nilai setelah koreksi
= Rp.2.500.000,00 –Rp.250.000,00
= Rp.2.250.000,00
2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut:
= Akum. penyusutan sebelum koreksi nilai – Akum. penyusutan sesudah
koreksi nilai
= (2 x Rp.250.000,00) – (2 x Rp.25.000,00)
= Rp.500.000,00 – Rp.50.000,00
= Rp.450.000,00
3) Besar penyusutan setelah dilakukan koreksi setiap semester berasal dari:
= Nilai Perolehan setelah koreksi : Masa Manfaat
= (Rp.2.500.000,00 – Rp.2.250.000,00) : 10 semester
= Rp.250.000,00 : 10 semester
= Rp.25.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 500.000 CR Akumulasi Penyusutan 500.000
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
47
Mei 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 2.500.000 CR Peralatan dan Mesin 2.500.000 DR Akumulasi Penyusutan 500.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 500.000 30 Juni 2013 ***) Tidak ada Jurnal
*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama
**) Jurnal pada bulan Mei 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di ekstrakomptabel
***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di ekstrakomptabel
19. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari
Extrakomptabel ke Intrakomptabel
Sebuah mesin penghancur dibeli pada bulan Maret 2012 dengan harga beli
sebesar Rp.250.000,00. Masa manfaat dari aset tersebut adalah 5 tahun (10
semester). Pada bulan Mei 2013, aset dikoreksi nilainya menjadi sebesar
Rp.750.000,00.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.250.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2012 1 250,000 25,000 225,000 2012 2 250,000 25,000 200,000
Akumulasi Penyusutan 50,000 Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.250.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester
4) Penyusutan setiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.250.000,00 : 10 semester
= Rp.25.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
48
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.25.000,00 * 2 semester
= Rp.50.000,00
d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan koreksi nilai terhadap aset tetap sehingga
nilainya menjadi sebesar Rp.750.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2012 1 750,000 75,000 675,000 2012 2 750,000 75,000 600,000
Akumulasi Penyusutan 150,000
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2013 1 750,000 75,000 525,000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan setelah koreksi berasal dari:
= Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Koreksi Aset.
= Rp.250.000,00 + Rp.500.000,00
= Rp.750.000,00
2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut:
= Akum. penyusutan sesudah koreksi nilai - Akum. penyusutan sebelum
koreksi nilai
= (2 x Rp.75.000,00) – (2 x Rp.25.000,00)
= Rp.150.000,00 – Rp.50.000,00
= Rp.100.000,00
3) Besar penyusutan pada saat dilakukan koreksi berasal dari:
= Penyusutansetiap Semester sebelum koreksi + Penyesuaian (koreksi)
akumulasi penyusutan
= Rp.50.000,00 + Rp.100.000,00
= Rp.150.000,00
4) Besar penyusutan setelah dilakukan koreksi setiap semester berasal dari:
= Nilai disusutkan setelah koreksi : Masa Manfaat
= Rp.750.000,00 : 10 semester
= Rp.75.000,00/semester
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
49
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *) Tidak ada Jurnal Mei 2013 **) DR Peralatan dan Mesin 750.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 750.000 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 150.000 CR Akumulasi Penyusutan 150.000
30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 75.000 CR Akumulasi Penyusutan 75.000
*) Tidak ada jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 dikarenakan aset tersebut sebelumnya dicatat di ekstrakomptabel
**) Jurnal pada bulan Mei 2013 merupakan jurnal untuk memasukan aset dan akumulasi penyusutannya ke dalam neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di intrakomptabel
20. Koreksi Nilai Dimana Akumulasi Penyusutan Sudah Melebihi Nilai Asetnya
Sebuah mesin penghancur dibeli pada bulan September 2011 dengan harga
Rp.5.000.000,00. Mesin tersebut memiliki masa manfaat selama 10
semester.Pada bulan November tahun 2013 aset tetap dikoreksi nilainya
menjadi Rp.500.000,00.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.5.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 2 5.000.000 500.000 4.500.000 2012 1 5.000.000 500.000 4.000.000 2012 2 5.000.000 500.000 3.500.000 2013 1 5.000.000 500.000 3.000.000
Akumulasi Penyusutan 2.000.000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.5.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutan setiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
50
= Rp.5.000.000,00 : 10 semester
= Rp.500.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.500.000,00 * 3 semester
= Rp.1.500.000,00
d. Pada semester 2 tahun 2015 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi
Rp.500.000,00. Akumulasi penyusutan akan dihitung ulang untuk melihat
akumulasi sesungguhnya.
Tabel penyusutannya adalah:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 2 500.000 50.000 450.000 2012 1 500.000 50.000 400.000 2012 2 500.000 50.000 350.000 2013 1 500.000 50.000 300.000
Akumulasi Penyusutan 200.000 2013 2 500.000 50.000 250.000
Penghitungannya:
1) Besar pengurangan nilai aset dikarenakan koreksi perubahan nilai, yaitu:
= Nilai Perolehan – Nilai setelah koreksi
= Rp.5.000.000,00 –Rp.500.000,00
= Rp.4.500.000,00
2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut:
= Akum. penyusutan sesudah koreksi nilai - Akum. penyusutan sebelum
koreksi nilai
= (4 x Rp.50.000,00) - (4 x Rp.500.000,00)
= Rp.200.000,00 - Rp.2.000.000,00
= (Rp.1.800.000,00)
3) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya,
yaitu:
= Nilai Perolehan setelah koreksi : Masa Manfaat
= Rp.500.000,00 : 10 semester
= Rp.50.000,00/semester
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
51
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 1.500.000 CR Akumulasi Penyusutan 1.500.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 500.000 CR Akumulasi Penyusutan 500.000 November2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 4.500.000 CR Peralatan dan Mesin 4.500.000 DR Akumulasi penyusutan 1.800.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 1.800.000 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 50.000 CR Akumulasi Penyusutan 50.000
*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama
21. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September
2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret
2013 aset tersebut dalam kondisi rusak berat dan diusulkan untuk
dihapusbukukan kepada Pengelola Barang.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp
20.000.000.
b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan
pada Daftar Barang Rusak Berat sebagai tindak lanjut adanya usulan
penghapusan.
c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan.
Tabel penyusutannya adalah:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 2 20.000.000 2.000.000 18.000.000 2012 1 20.000.000 2.000.000 16.000.000 2012 2 20.000.000 2.000.000 14.000.000
Akumulasi Penyusutan 6.000.000
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
52
Penghitungannya:
1) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya,
yaitu:
= Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah
disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan
penghapusan atas aset dengan kondisi rusak berat keluar.
3) Pada saat usulan penghapusan atas aset dengan kondisi rusak keluar,
aset tersebut juga dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar
Barang Rusak Berat.
4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan
penghapusan, yaitu:
= 3 x Rp.2.000.000,00
= Rp.6.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 6.000.000 Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 20.000.000 CR Peralatan dan Mesin 20.000.000 DR Akumulasi penyusutan 6.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 30 Juni 2013 ***) Tidak ada Jurnal
*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama
**) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang Rusak Berat
***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset dengan kondisi rusak berat keluar
22. Aset Tetap dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September
2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
53
2013 aset tersebut hilang dan diusulkan untuk dihapusbukukan kepada
Pengelola Barang.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp
20.000.000.
b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan
pada Daftar Barang Hilang sebagai tindak lanjut adanya usulan
penghapusan.
c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan.
Tabel penyusutannya adalah:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 2 20.000.000 2.000.000 18.000.000 2012 1 20.000.000 2.000.000 16.000.000 2012 2 20.000.000 2.000.000 14.000.000
Akumulasi Penyusutan 6.000.000
Penghitungannya:
1) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya,
yaitu:
= Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah
disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan
penghapusan atas aset yang hilang.
3) Pada saat usulan penghapusan atas aset hilang, aset tersebut juga
dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Hilang.
4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan
penghapusan, yaitu:
= 3 x Rp.2.000.000,00
= Rp.6.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 6.000.000
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
54
Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 20.000.000 CR Peralatan dan Mesin 20.000.000 DR Akumulasi penyusutan 6.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 30 Juni 2013 ***) Tidak ada Jurnal
*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama
**) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang Hilang
***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset yang hilang
23. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan
Kemudian usulan tersebut dibatalkan
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September
2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret
2013 aset tersebut dalam kondisi rusak berat dan diusulkan untuk
dihapusbukukan kepada Pengelola Barang. Pada bulan November 2013 usulan
penghapusan dibatalkan.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp
20.000.000.
b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan
pada Daftar Barang Rusak Berat sebagai tindak lanjut adanya usulan
penghapusan.
c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan.
d. Pada bulan November 2013, aset tetap tersebut dicatat kembali dengan
transaksi saldo awal.
Tabel penyusutannya adalah:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 2 20.000.000 2.000.000 18.000.000 2012 1 20.000.000 2.000.000 16.000.000 2012 2 20.000.000 2.000.000 14.000.000
Akumulasi Penyusutan 6.000.000
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
55
Penghitungannya:
1) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya,
yaitu:
= Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah
disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan
penghapusan atas aset dalam kondisi rusak berat keluar.
3) Pada saat usulan penghapusan atas aset dalam kondisi rusak berat, aset
tersebut juga dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang
Rusak Berat.
4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan
penghapusan, yaitu:
= 3 x Rp.2.000.000,00
= Rp.6.000.000,00
5) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.8.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset tersebut
dibatalkan penghapusannya, yaitu:
= 4 x Rp.2.000.000,00
= Rp.8.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 6.000.000 Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 20.000.000 CR Peralatan dan Mesin 20.000.000 DR Akumulasi penyusutan 6.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 30 Juni 2013 ***) Tidak ada Jurnal November 2013 DR Peralatan dan Mesin 20.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 20.000.000 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 8.000.000 CR Akumulasi penyusutan 8.000.000 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 2.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 2.000.000
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
56
*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama
**) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang Rusak Berat
***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset dengan kondisi rusak berat keluar
24. Aset dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan Kemudian
Aset tersebut ditemukan kembali
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September
2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret
2013 aset tersebut hilang dan diusulkan untuk dihapusbukukan kepada
Pengelola Barang. Pada bulan November 2013 aset tersebut ditemukan kembali
di gudang.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp
20.000.000.
b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan
pada Daftar Barang Hilang sebagai tindak lanjut adanya usulan
penghapusan.
c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan.
d. Pada bulan November 2013, aset tetap tersebut dicatat kembali dengan
transaksi saldo awal.
Tabel penyusutannya adalah:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 2 20.000.000 2.000.000 18.000.000 2012 1 20.000.000 2.000.000 16.000.000 2012 2 20.000.000 2.000.000 14.000.000
Akumulasi Penyusutan 6.000.000
Penghitungannya:
1) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya, yaitu:
= Nilai Perolehan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
57
2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah
disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan
penghapusan atas aset yang hilang keluar.
3) Pada saat usulan penghapusan atas aset hilang, aset tersebut juga
dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Hilang.
4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan
penghapusan, yaitu:
= 3 x Rp.2.000.000,00
= Rp.6.000.000,00
5) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.8.000.000 didapat dari penjumlahan
akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset ditemukan
kembali, yaitu:
= 4 x Rp.2.000.000,00
= Rp.8.000.000,00
Dari ilustrasi, maka:
1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 6.000.000 Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 20.000.000 CR Peralatan dan Mesin 20.000.000 DR Akumulasi penyusutan 6.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 30 Juni 2013 ***) Tidak ada Jurnal November 2013 DR Peralatan dan Mesin 20.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 20.000.000 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 8.000.000 CR Akumulasi penyusutan 8.000.000 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 2.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 2.000.000
*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama
**) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang Hilang
***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset yang hilang
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
58
25. Penghentian aset dalam penggunaan operasi pemerintah
Sebuahprinter (peralatan personal komputer) seharga Rp.16.000.000,00 dibeli
pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 8semester.
Pada bulan Maret 2013 aset tetap dihentikan dari operasional karena rusak
berat namun aset tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada
Pengelola Barang.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.16.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 2 16.000.000 2.000.000 14.000.000 2012 1 16.000.000 2.000.000 12.000.000 2012 2 16.000.000 2.000.000 10.000.000
Akumulasi Penyusutan 6.000.000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.16.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 8 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.16.000.000,00 : 8 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
d. Pada bulan Maret 2013 aset tetap dihentikan dari operasional karena rusak
berat namun aset tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada
Pengelola Barang,sehingga aset tetap tersebut direklasifikasi dari aset tetap
menjadi aset lainnya. Oleh karena itu, akumulasi penyusutannyajuga
direklasifikasi dari akumulasi penyusutan aset tetap menjadi akumulasi
penyusutan aset lainnya. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan aset
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
59
lainnya setiap semester sama dengan nilai akumulasi penyusutan aset tetap
setiap semester, yaitu sebesar Rp.2.000.000,00.
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 CR Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 6.000.000
Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 16.000.000 CR Peralatan dan Mesin 16.000.000 DR Aset Tetap Yang Tidak Digunakan
Dalam Operasi Pemerintahan 16.000.000
CR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya 16.000.000 DR Akumulasi penyusutan aset tetap 6.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya 6.000.000 CR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 6.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya 2.000.000 CR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 2.000.000 *) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan
tahun pertama **) Merupakan jurnal reklasifikasi dari aset tetap dan akumulasi
penyusutan aset tetap menjadi aset lainnya dan akumulasi penyusutan aset lainnya
26. Penggunaan Kembali Aset Tetap yang Sudah Dihentikan dari Operasional
Sebuah printer (peralatan personal komputer) seharga Rp.16.000.000,00 dibeli
pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 8semester.
Pada bulan Maret 2013dilakukan penghentian dari operasional atas printer
(peralatan personal komputer) dengan NUP 1 karena rusak berat namun aset
tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang. Akan
tetapi ternyata pada bulan Agustus 2013 ditemukan kesalahan dalam
menghentikan dari operasional. Seharusnya yang dihentikan dari operasional
adalah printer (peralatan personal komputer) dengan NUP 2 bukan printer
(peralatan personal komputer) dengan NUP 1.
Perlakuan atas printer (peralatan personal komputer) NUP 1 adalah sebagai
berikut:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.16.000.000,00.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
60
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 2 16.000.000 2.000.000 14.000.000 2012 1 16.000.000 2.000.000 12.000.000 2012 2 16.000.000 2.000.000 10.000.000
Akumulasi Penyusutan 6.000.000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.16.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 8 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.16.000.000,00 : 8 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
d. Pada bulan Maret 2013 aset tetap dihentikan dari operasional karena rusak
berat namun aset tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada
Pengelola Barang,sehingga aset tetap tersebut direklasifikasi dari aset tetap
menjadi aset lainnya. Oleh karena itu, akumulasi penyusutannyajuga
direklasifikasi dari akumulasi penyusutan aset tetap menjadi akumulasi
penyusutan aset lainnya. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan aset
lainnya setiap semester sama dengan nilai akumulasi penyusutan aset tetap
setiap semester, yaitu sebesar Rp.2.000.000,00.
e. Pada bulan Agustus 2013 aset tetap yang telah dihentikan dari operasional
tersebut digunakan kembali, sehingga aset tetap yang telah dihentikan dari
operasional tersebut direklasifikasi kembali dari aset lainnya menjadi aset
tetap. Oleh karena itu, akumulasi penyusutannya juga direklasifikasi dari
akumulasi penyusutan aset lainnya menjadi akumulasi penyusutan aset
tetap. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan aset tetap setiap semester
sama dengan nilai akumulasi penyusutan aset lainnya setiap semester, yaitu
sebesar Rp.2.000.000,00.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
61
Perhitungan atas penggunaan kembali aset tersebut adalah:
1) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 4 semester
2) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 4 semester
= Rp.8.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 CR Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 6.000.000 Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 16.000.000 CR Peralatan dan Mesin 16.000.000 DR Aset Tetap Yang Tidak Digunakan
Dalam Operasi Pemerintahan 16.000.000
CR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya 16.000.000
Maret 2013 **) DR Akumulasi penyusutan aset tetap 6.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya 6.000.000 CR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 6.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya 2.000.000 CR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 2.000.000 Agustus 2013 ***) DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya 16.000.000 CR Aset Tetap Yang Tidak Digunakan
Dalam Operasi Pemerintahan 16.000.000
DR Peralatan dan Mesin 16.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 16.000.000 DR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 8.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya 8.000.000 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 8.000.000 CR Akumulasi penyusutan aset tetap 8.000.000 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 2.000.000 CR Akumulasi penyusutan aset tetap 2.000.000
*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama
**) Merupakan jurnal reklasifikasi dari aset tetap dan akumulasi penyusutan aset tetap menjadi aset lainnya dan akumulasi penyusutan aset lainnya
***) Merupakan jurnal reklasifikasi dari aset lainnyadan akumulasi penyusutan aset lainnya menjadi aset tetap dan akumulasi penyusutan aset tetap
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
62
27. Transaksi Pencatatan Konstruksi Dalam Pengerjaan
Pada bulan Maret 2013 dilakukan pembayaran termin pertama untuk
pekerjaan pembangunan gedung perpustakaan sebesar Rp.500.000.000.
Kontrak pekerjaan tersebut berakhir pada bulan Desember 2013.
Dari ilustrasi di atas, maka:
Penyusutan hanya dilakukan terhadap aset tetap berupa:
1) Gedung dan bangunan
2) Peralatan dan mesin
3) Jalan, irigasi, dan jaringan
4) Aset Tetap lainnya berupa Aset Tetap renovasi dan alat musik modern.
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013 DR Konstruksi Dalam Pengerjaan 500.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 500.000.000 30 Juni 2013 Tidak ada jurnal
28. Transaksi Penyelesaian Pembangunan Dengan Konstruksi Dalam
Pengerjaan
Pada bulan Maret 2013 dilakukan pembayaran termin pertama untuk
pekerjaan pembangunan gedung perpustakaan sebesar Rp.500.000.000.
Selanjutnya pada bulan Juli 2013 dilakukan pembayaran termin kedua
sebesar Rp.300.000.000. Kontrak pekerjaan tersebut berakhir pada bulan
November 2013. Pada bulan November 2013 tersebut dilakukan serah terima
gedung perpustakaan, dan pelunasan pembayaran sebesar Rp.200.000.000.
Pada bulan itu juga dilakukan pencatatan reklasifikasi dari Konstruksi Dalam
Pengerjaan menjadi gedung perpustakaan.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Penyusutan hanya dilakukan terhadap aset tetap berupa:
1) Gedung dan bangunan
2) Peralatan dan mesin
3) Jalan, irigasi, dan jaringan
4) Aset Tetap lainnya berupa Aset Tetap Renovasi dan Alat Musik Modern.
b. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
c. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
d. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.1.000.000.000,00.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
63
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2013 2 1.000.000.000 10.000.000 990.000.000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.1.000.000.000,00 berasal dari nilai
perolehan.
2) Masa Manfaat selama 100 semester
3) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.1.000.000.000,00 : 100 semester
= Rp.10.000.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Maret 2013 DR Konstruksi Dalam Pengerjaan 500.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 500.000.000 30 Juni 2013 *) Tidak ada jurnal Juli 2013 DR Konstruksi Dalam Pengerjaan 300.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 300.000.000 November 2013 DR Konstruksi Dalam Pengerjaan 200.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 200.000.000 DR Gedung dan Bangunan 1.000.000.000 CR Konstruksi Dalam Pengerjaan 1.000.000.000
31 Desember 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 10.000.000 CR Akumulasi penyusutan aset tetap 10.000.000
*) Aset tetap berupa Konstruksi Dalam Pengerjaan tidak disusutkan, sehingga tidak dilakukan penjurnalan.
**) Merupakan Jurnal atas Gedung Perpustakaan yang telah selesai dibangun dan diserahterimakan pada bulan November 2013
29. Transaksi Penghapusan Aset Tetap (Penghapusan, Transfer Keluar, Hibah
Keluar, Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan)
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000,00 dibeli pada bulan September
2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa
manfaat selama 10 semester. Berdasarkan persetujuan Pengelola Barang,
Pengguna Barang menerbitkan Surat Keputusan Penghapusan atas Mesin
fotokopi tersebut pada bulan Maret 2013.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
64
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 2 20,000,000 2,000,000 18,000,000 2012 1 20,000,000 2,000,000 16,000,000 2012 2 20,000,000 2,000,000 14,000,000
Akumulasi Penyusutan 6,000,000 Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 CR Akumulasi penyusutan aset tetap 6.000.000 Maret 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 20.000.000 CR Peralatan dan Mesin 20.000.000 DR Akumulasi Penyusutan 6.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000
30. Transaksi Penghapusan Aset Lainnya (Penghapusan, Transfer Keluar,
Hibah Keluar, Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan)
Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000,00dibeli pada bulan September
2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa
manfaat selama 10 semester. Pada bulan Desember 2012 dilakukan
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
65
penghentian dari operasional karena mesin fotokopi tersebut telah
diserahterimakan dengan pemerintah daerah setempat. Berdasarkan
persetujuan Pengelola Barang, Pengguna Barang menerbitkan Surat
Keputusan Penghapusan atas Mesin fotokopi tersebut pada bulan Maret 2013.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.20.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 2 20,000,000 2,000,000 18,000,000 2012 1 20,000,000 2,000,000 16,000,000 2012 2 20,000,000 2,000,000 14,000,000
Akumulasi Penyusutan 6,000,000 Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan.
2) Masa Manfaat selama 10 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.20.000.000,00 : 10 semester
= Rp.2.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.2.000.000,00 * 3 semester
= Rp.6.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset lainnya 6.000.000 CR Akumulasi penyusutan Aset Lainnya 6.000.000
Maret 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset lainnya 20.000.000 CR Aset Tetap Yang Tidak Digunakan
Dalam Operasi Pemerintahan 20.000.000
DR Akumulasi PenyusutanAset Lainnya 6.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset lainnya 6.000.000
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
66
31. Pemecahan Aset
Sebuah gedung kantor permanen selesai dibangun pada bulan Maret 2011,
dengan nilai perolehan sebesar Rp.1.000.000.000,00. Gedung tersebut
memiliki masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100
semester. Gedung kantor permanen tersebut dicatat pada bulan yang sama
dengan pembangunannya. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pemecahan aset,
yaitu gedung kantor permanen dengan nilai Rp.800.000.000 dan elevator/lift
dengan nilai Rp.200.000.000.
Dari ilustrasi di atas, maka:
a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya.
b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya.
c. Penghitungan dan pencatatan penyusutan aset tetap dilakukan untuk setiap
aset tetap. Dikecualikan dari ketentuan tersebut adalah aset tetap yang
hanya dapat dipergunakan bersamaan dengan aset tetap lain sehingga
dicatat dan dibukukan secara berkelompok.
d. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu
Rp.1.000.000.000,00.
Tabel penyusutannya:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 1 1.000.000.000 10.000.000 990.000.000 2011 2 1.000.000.000 10.000.000 980.000.000 2012 1 1.000.000.000 10.000.000 970.000.000 2012 2 1.000.000.000 10.000.000 960.000.000
Akumulasi Penyusutan 40.000.000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.1.000.000.000,00 berasal dari nilai
perolehan.
2) Masa Manfaat selama 100 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 4 semester
4) Penyusutansetiap Semester didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.1.000.000.000,00 : 100 semester
= Rp.10.000.000,00/semester
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
67
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.10.000.000,00 * 4 semester
= Rp.40.000.000,00
e. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pemecahan aset, yaitu gedung kantor
permanen dengan nilai Rp.800.000.000 dan elevator/lift dengan nilai
Rp.200.000.000. Pencatatan atas pemecahan aset tersebut dilakukan
dengan cara melakukan reklasifikasi keluar dari gedung kantor permanen
dengan nilai Rp.1.000.000.000 dan melakukan reklasifikasi masuk menjadi
gedung kantor permanen dengan nilai Rp.800.000.000 serta elevator/lift
dengan nilai Rp.200.000.000
Tabel penyusutan untuk gedung kantor permanen:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 1 800.000.000 8.000.000 792.000.000 2011 2 800.000.000 8.000.000 784.000.000 2012 1 800.000.000 8.000.000 776.000.000 2012 2 800.000.000 8.000.000 768.000.000
Akumulasi Penyusutan 32.000.000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.800.000.000,00 berasal dari nilai perolehan
setelah pemecahan aset.
2) Masa Manfaat setelah pemecahan aset untuk bangunan gedung tempat
kerja 100 semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 4 semester
4) Penyusutansetiap Semester setelah pemecahan aset didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.800.000.000,00 : 100 semester
= Rp.8.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.8.000.000,00 * 4 semester
= Rp.32.000.000,00
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
68
Tabel penyusutan untuk elevator/lift:
TAHUN SEMESTER NILAI DISUSUTKAN PENYUSUTAN SALDO
BUKU 2011 1 200.000.000 10.000.000 190.000.000 2011 2 200.000.000 10.000.000 180.000.000 2012 1 200.000.000 10.000.000 170.000.000 2012 2 200.000.000 10.000.000 160.000.000
Akumulasi Penyusutan 40.000.000
Penghitungannya:
1) Nilai disusutkan sebesar Rp.200.000.000,00 berasal dari nilai perolehan
setelah pemecahan aset.
2) Masa Manfaat setelah pemecahan aset untuk alat bantu adalah 20
semester
3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 4 semester
4) Penyusutansetiap Semester setelah pemecahan aset didapat dari:
= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat
= Rp.200.000.000,00 : 20 semester
= Rp.10.000.000,00/semester
5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari:
= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan
= Rp.10.000.000,00 * 4 semester
= Rp.40.000.000,00
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 40.000.000 *) CR Akumulasi Penyusutan Aset
Tetap 40.000.000 Mei 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 1.000.000.000 **) CR Gedung dan Bangunan 1.000.000.000 DR Akumulasi penyusutan aset
tetap 40.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 40.000.000 DR Gedung dan Bangunan 800.000.000 ***) CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 800.000.000 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 32.000.000 CR Akumulasi penyusutan aset
tetap 32.000.000
DR Peralatan dan Mesin 200.000.000 ****) CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 200.000.000 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 40.000.000 CR Akumulasi penyusutan aset
tetap 40.000.000
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
69
30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 8.000.000 *****) CR Akumulasi penyusutan aset tetap 8.000.000 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 10.000.000 ******) CR Akumulasi penyusutan aset tetap 10.000.000
*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama
**) Merupakan jurnal reklasifikasi keluar dari gedung kantor permanen dan akumulasi penyusutannya sebelum dilakukan pemecahan aset
***) Merupakan jurnal reklasifikasi masuk atas gedung kantor permanen dan akumulasi penyusutannya setelah dilakukan pemecahan aset
****) Merupakan jurnal reklasifikasi masuk atas elevator/lift dan akumulasi penyusutannya setelah dilakukan pemecahan aset
*****) Merupakan jurnal akumulasi penyusutan semester I 2013 atas gedung kantor permanen
******) Merupakan jurnal akumulasi penyusutan semester I 2013 atas elevator/lift
C. Ilustrasi Penyusutan Aset Tetap Renovasi
1. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Pertama Penyusutan
Sebuah Satker mempunyai Saldo ATR pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar
Rp.200.000.000,00.
Dari ilustrasi di atas, maka :
a. Aset ATR pada tahun pertama penyusutan tidak disusutkan.
b. Tidak ada jurnal koreksi penyusutan pada tanggal 1 Januari 2013.
c. Tidak ada transaksi akumulasi penyusutan pada tanggal 30 Juni 2013.
2. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Periode Yang Sama dengan
Selesainya Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap
Induk 0
Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada
tanggal 15 Maret 2013, satker tersebut menyelesaikan ATR senilai
Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut tidak menambah masa
manfaat. ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang
memiliki aset induk (gedung) pada tanggal 5 Mei 2013. Nilai perolehan aset
gedung induk Satker B diketahui sebesar Rp.5.000.000.000,00, dengan tahun
perolehan pada Semester I tahun 1983. Nilai buku aset gedung induk Satker B
pada bulan Mei 2013 diketahui bernilai Rp.2.000.000.000,00; dengan sisa
masa manfaat selama 20 tahun (40 semester). Akumulasi
Penyusutan/semester atas Aset Gedung induk Satker B diketahui adalah
sebesar Rp.50.000.000,00/semester.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
70
Dari ilustrasi di atas, maka :
a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret
2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00.
b. Pada saat penyerahan di tanggal 5 Mei 2013, dilakukan BAST antara Satker
A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi tanggal
perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR, sebagai berikut :
1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013
2) Nilai ATR : Rp.200.000.000,00
3) Tanggal penyerahan ATR : 5 Mei 2013
c. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan
dari pembukuan.
d. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 ditambahkan pada nilai
buku Aset Tetap induk pada Satker B, sehingga nilai Aset Tetap induk
(gedung) menjadi :
Nilai Aset Tetap induk (gedung) pada Satker B setelah penyerahan ATR
= Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan
= Rp.2.000.000.000,00 + Rp.200.000.000,00
= Rp.2.200.000.000,00
e. penyusutan atas Aset Tetap induk (gedung) tersebut pada huruf d dilakukan
sesuai sisa umur masa manfaat Aset Tetap induk. Karena periode perolehan
ATR dengan tanggal penyerahan ATR ke Aset Tetap induk sama, maka tidak
perlu dilakukan penyesuaian akumulasi penyusutan Aset Tetap induk.
Penghitungannya:
1) Nilai Aset Tetap induk (gedung) pada Satker B setelah penyerahan ATR
= Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan
= Rp.2.000.000.000,00 + Rp.200.000.000,00
= Rp.2.200.000.000,00
2) Akumulasi penyusutan Aset Tetap induk (gedung)/semester setelah serah
terima ATR
= Nilai Aset Tetap induk (gedung) setelah penyerahan ATR : Sisa masa
manfaat Aset Tetap induk (gedung)
= Rp.2.200.000.000,00 : 40 semester
= Rp. 55.000.000,00 / semester
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
71
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Satker A
15 Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A dari Pihak III
5 Mei 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000 Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A
Satker B
5 Mei 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B dari Satker A
5 Mei 2013 DR Gedung dan Bangunan 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000 Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk
30 Juni 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 55.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 55.000.000
Jurnal penyusutan periodik 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 55.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 55.000.000
Jurnal penyusutan periodik
3. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Periode Yang Sama dengan
Selesainya Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap
Induk = 0
Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada
tanggal 15 Maret 2013, satker tersebut menyelesaikan ATR senilai
Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut tidak menambah masa
manfaat. ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang
memiliki aset induk (gedung) pada tanggal 5 Mei 2013. Diketahui bahwa Aset
Tetap induk diperoleh pada Semester II tahun 1962. Nilai buku aset gedung
induk Satker B pada bulan Oktober 2013 diketahui bernilai Rp.0,00; dengan
tanpa sisa masa manfaat.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
72
Dari ilustrasi di atas, maka :
a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret
2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00.
b. Pada saat penyerahan di tanggal 5 Mei 2013, dilakukan BAST antara Satker
A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi tanggal
perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR, sebagai berikut :
1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013
2) Nilai ATR : Rp.200.000.000,00
3) Tanggal penyerahan ATR : 5 Mei 2013
c. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan
dari pembukuan.
d. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 ditambahkan pada nilai
buku Aset Tetap induk pada Satker B, sehingga nilai Aset Tetap induk
(gedung) menjadi :
Nilai Aset Tetap induk (gedung) pada Satker B setelah penyerahan ATR
= Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan
= Rp.0,00 + Rp.200.000.000,00
= Rp.200.000.000,00
e. Mengingat saat serah terima Aset Tetap induk = 0, maka nilai ATR nya
langsung disusutkan hingga 0 pada periode serah terima.
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Satker A
15 Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A dari Pihak III
5 Mei 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000 Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
73
Satker B
5 Mei 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B dari Satker A
5 Mei 2013 DR Gedung dan Bangunan 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000 Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk
5 Mei 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 200.000.000
ATR disusutkan seketika karena nilai Aset Induk saat penyerahan ATR = 0 30 Juni 2013 Tidak ada jurnal
4. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa
Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR
Telah Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk 0
Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada
tanggal 15 Maret 2013, satker tersebut menyelesaikan ATR senilai
Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut tidak menambah masa
manfaat. ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang
memiliki aset induk (gedung) pada tanggal 7 Oktober 2013. Nilai perolehan
aset gedung induk Satker B diketahui sebesar Rp.5.000.000.000,00, dengan
tahun perolehan pada Semester II tahun 1983. Nilai buku aset gedung induk
Satker B pada bulan Oktober 2013 diketahui bernilai Rp.2.000.000.000,00;
dengan sisa masa manfaat selama 20 tahun (40 semester). Akumulasi
Penyusutan/semester atas Aset Gedung induk Satker B diketahui adalah
sebesar Rp.50.000.000,00/semester.
Dari ilustrasi di atas, maka :
a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret
2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00.
b. Pada saat penyerahan di bulan Oktober 2013, dilakukan BAST antara
Satker A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi
tanggal perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR, sebagai
berikut :
1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
74
2) Nilai ATR : Rp.200.000.000,00
3) Tanggal penyerahan ATR : 7 Oktober 2013
c. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 7 Oktober
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan
dari pembukuan.
d. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 7 Oktober
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 ditambahkan pada nilai
buku Aset Tetap induk pada Satker B, sehingga nilai Aset Tetap induk
(gedung) menjadi :
Nilai Aset Tetap induk (gedung) pada Satker B setelah penyerahan ATR
= Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan
= Rp.2.000.000.000,00 + Rp.200.000.000,00
= Rp.2.200.000.000,00
e. Penyusutan atas Aset Tetap induk (gedung) tersebut pada huruf d dilakukan
sesuai sisa umur masa manfaat Aset Tetap induk dan dilakukan
penyesuaian akumulasi penyusutan sebesar masa manfaat yang telah
dikonsumsi sejak tanggal perolehan ATR sampai dengan tanggal penyerahan
ATR ke Aset Tetap induk.
Penghitungannya:
1) Akumulasi penyusutan Aset Tetap induk (gedung)/semester sebelum
serah terima ATR
= nilai perolehan : masa manfaat
= Rp.5.000.000.000,00 : 100 (semester)
= Rp.50.000.000,00 / semester
2) Nilai Aset Tetap induk (gedung) pada Satker B setelah penyerahan ATR
= Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan
= Rp.2.000.000.000,00 + Rp.200.000.000,00
= Rp.2.200.000.000,00
3) Akumulasi penyusutan Aset Tetap induk (gedung)/semester setelah serah
terima ATR
= Nilai Aset Tetap induk (gedung) setelah penyerahan ATR : Sisa masa
manfaat Aset Tetap induk (gedung)
= Rp.2.200.000.000,00 : 40 semester
= Rp.55.000.000,00 / semester
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
75
f. Karena ATR diperoleh pada Semester I tahun 2013 dan belum disusutkan,
maka perlu dilakukan jurnal koreksi untuk menampung penyusutan yang
seharusnya sudah terjadi pada Semester I.
Penghitungannya:
= Penyusutan/smt setelah serah terima ATR – Penyusutan/smt sebelum
serah terima ATR
= Rp.55.000.000,00 – Rp.50.000.000,00
= Rp.5.000.000,00
g. informasi penyesuaian akumulasi penyusutan akibat penambahan nilai ATR
yang tidak menambah masa manfaat terhadap Aset Tetap induk dijelaskan
ke dalam Catatan Ringkas Barang dan Catatan Atas Laporan Keuangan
pada saat akhir periode serah terima dilakukan.
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Satker A
15 Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A dari Pihak III
30 Juni 2013 Tidak ada jurnal karena ATR tidak menambah masa manfaat 7 Oktober 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000 Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A
Satker B
7 Oktober 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B dari Satker A
7 Oktober 2013 DR Gedung dan Bangunan 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000 Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk
7 Oktober 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 5.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 5.000.000
Jurnal koreksi penyusutan
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
76
31 Desember 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 55.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 55.000.000
Jurnal penyusutan periodik
5. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0
Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada
tanggal 15 Maret 2013, satker tersebut menyelesaikan ATR senilai
Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut tidak menambah masa
manfaat. ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang
memiliki aset induk (gedung) pada tanggal 7 Oktober 2013. Diketahui bahwa
Aset Tetap induk diperoleh pada Semester II ttahun 1962. Nilai buku aset
gedung induk Satker B pada bulan Oktober 2013 diketahui bernilai Rp.0,00;
dengan tanpa sisa masa manfaat.
Dari ilustrasi di atas, maka :
a. Karena saat serah terima nilai buku Aset Tetap induk = 0, ATR langsung
disusutkan hingga 0 pada periode serah terima.
b. Tidak ada jurnal koreksi penyusutan pada tanggal 7 Oktober 2013;
c. Tidak ada transaksi akumulasi penyusutan pada tanggal 31 Desember 2013.
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Satker A
15 Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A dari Pihak III
30 Juni 2013 Tidak ada jurnal karena ATR tidak menambah masa manfaat 7 Oktober 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000 Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A
Satker B
7 Oktober 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B dari Satker A
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
77
7 Oktober 2013 DR Gedung dan Bangunan 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000 Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk
7 Oktober 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 200.000.000
ATR disusutkan seketika karena nilai Aset Induk saat penyerahan ATR = 0 31 Desember 2013 Tidak ada jurnal
6. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah
Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk 0
Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada
tanggal 15 Maret 2013, satker tersebut menyelesaikan ATR senilai
Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut menambah masa manfaat.
ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang memiliki aset
induk (gedung) pada tanggal 7 Oktober 2013.
Nilai perolehan aset gedung induk Satker B diketahui sebesar
Rp.5.000.000.000,00, dengan tahun perolehan pada Semester II tahun 1983.
Nilai buku aset gedung induk Satker B pada bulan Oktober 2013 diketahui
bernilai Rp.2.000.000.000,00; dengan sisa masa manfaat selama 20 tahun (40
semester). Akumulasi Penyusutan/semester atas Aset Gedung induk Satker B
diketahui adalah sebesar Rp.50.000.000,00/semester.
Dari ilustrasi di atas, maka :
a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret
2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00.
b. ATR yang menambah masa manfaat disusutkan sebagaimana layaknya aset
tetap.
c. Sebelum proses serah terima ATR kepada Satker B, penyusutan ATR yang
menambah masa manfaat di hitung tersendiri di satker A.
Penambahan masa manfaat ATR
= Nilai ATR : Nilai Aset Tetap (induk) diluar penyusutan
= 200.000.000 : 5.000.000.000
= 4%
Dari Tabel Masa Manfaat II, persentase renovasi sebesar 4% menambah
masa manfaat selama 5 tahun (10 semester).
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
78
d. Pada saat penyerahan di bulan Oktober 2013, dilakukan BAST antara
Satker A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi
tanggal perolehan ATR, nilai buku ATR (Rp.180.000.000,00), sisa masa
manfaat ATR (9 semester) dan tanggal penyerahan ATR, dengan penjelasan
sebagai berikut:
1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013
2) Akumulasi Penyusutan = Penyusutan ATR selama 1 semester
(Semester I tahun 2013)
= Rp.200.000.000,00 : 10 semester
= Rp.20.000.000,00
3) Nilai buku ATR = Nilai perolehan – akumulasi penyusutan
= Rp.200.000.000,00 – Rp.20.000.000,00
= Rp.180.000.000,00
4) Sisa masa manfaat ATR
= Masa Manfaat ATR – Masa manfaat ATR sejak perolehan s.d. periode
berjalan
= 10 semester – 1 semester
= 9 semester
5) Tanggal penyerahan ATR : 7 Oktober 2013
e. Pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 7 Oktober
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan
dari pembukuan.
f. Pada saat ATR yang menambah masa manfaat diserahterimakan (7 Oktober
2013), sisa masa manfaat ATR dan nilai buku ATR diperhitungkan ke dalam
Aset Tetap induk, terhitung sejak tanggal penyerahan.
Penghitungannya:
1) Nilai Gedung Induk setelah penyerahan ATR menjadi :
= Nilai buku Aset Gd. Induk + Nilai buku ATR
= Rp.2.000.000.000,00 + Rp.180.000.000,00
= Rp.2.180.000.000,00
2) Sisa Masa Manfaat Gedung induk setelah penyerahan ATR menjadi :
= Sisa Masa Manfaat Gedung induk sebelum penyerahan ATR + Sisa
Masa Manfaat ATR
= 40 semester + 9 semester
= 49 semester
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
79
3) Perhitungan akumulasi penyusutan baru
= Nilai Buku Aset Tetap Gedung (baru) : Masa Manfaat (baru)
= Rp.2.180.000.000,00 : 49 semester
= Rp. 44.489.796/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Satker A
15 Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A dari Pihak III
30 Juni 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 20.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 20.000.000
Jurnal penyusutan periodik 7 Oktober 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000 DR Akumulasi Penyusutan 20.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 20.000.000
Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A
Satker B
7 Oktober 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 180.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 180.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B dari Satker A
7 Oktober 2013 DR Gedung dan Bangunan 180.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 180.000.000 Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk
31 Desember 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 44.489.796 CR Akumulasi Penyusutan 44.489.796
Jurnal penyusutan periodik
7. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah
Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0
Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada
tanggal 15 Maret 2013, satker tersebut menyelesaikan ATR senilai
Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut menambah masa manfaat.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
80
ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang memiliki aset
induk (gedung) pada tanggal 7 Oktober 2013. Nilai perolehan aset gedung
induk Satker B diketahui sebesar Rp.5.000.000.000,00, dengan tahun
perolehan pada Semester II tahun 1962. Diketahui pula bahwa nilai buku aset
gedung induk Satker B pada bulan Oktober 2013 adalah Rp.0,00; dan tidak
ada sisa masa manfaat.
Dari ilustrasi di atas, maka :
a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret
2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00.
b. ATR yang menambah masa manfaat disusutkan sebagaimana layaknya aset
tetap.
c. Sebelum proses serah terima ATR kepada Satker B, penyusutan ATR yang
menambah masa manfaat di hitung tersendiri di satker A.
Penambahan masa manfaat ATR = Nilai ATR : Nilai Aset Tetap (induk)
diluar penyusutan
= 200.000.000 : 5.000.000.000
= 4%
Dari Tabel Masa Manfaat II, persentase renovasi sebesar 4% menambah
masa manfaat selama 5 tahun (10 semester).
d. Pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 7 Oktober
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan
dari pembukuan.
e. Pada saat penyerahan ATR pada tanggal 7 Oktober 2013, dilakukan BAST
antara Satker A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan
informasi tanggal perolehan ATR, nilai buku ATR (Rp.180.000.000,00), sisa
masa manfaat ATR (9 semester) dan tanggal penyerahan ATR, dengan
penjelasan sebagai berikut :
1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013
2) Akumulasi Penyusutan = Penyusutan ATR selama 1 semester (Semester I
tahun 2013)
= Rp.200.000.000,00 : 10 semester
= Rp.20.000.000,00
3) Nilai Buku ATR = Nilai perolehan – akumulasi penyusutan
= Rp.200.000.000,00 – Rp.20.000.000,00
= Rp.180.000.000,00
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
81
4) Sisa masa manfaat ATR = Masa Manfaat ATR – Masa manfaat ATR
sejak perolehan s.d. periode berjalan
= 10 semester – 1 semester
= 9 semester
5) Tanggal penyerahan ATR : 7 Oktober 2013
f. Pada saat ATR yang menambah masa manfaat diserahterimakan (7 Oktober
2013), sisa masa manfaat ATR dan nilai buku ATR diperhitungkan ke dalam
Aset Tetap induk, terhitung sejak tanggal penyerahan.
Penghitungannya:
1) Nilai Gedung Induk setelah penyerahan ATR menjadi :
= Nilai buku Aset Gd. Induk + Nilai buku ATR
= Rp.0,00 + Rp.180.000.000,00
= Rp.180.000.000,00
2) Sisa Masa Manfaat Gedung Induk setelah penyerahan ATR menjadi :
= Sisa Masa Manfaat Aset Tetap Gd induk sebelum penyerahan ATR + Sisa
Masa Manfaat ATR
= 0 semester + 9 semester
= 9 semester
3) Mengingat pada saat ATR diserahkan nilai buku Aset Tetap induk = 0,
maka pada saat serah terima ATR tidak ada penyesuaian masa manfaat
di Aset Tetap induk, sehingga karenanya tidak ada jurnal penyesuaian
penyusutan yang perlu dilakukan.
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Satker A
15 Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A dari Pihak III
30 Juni 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 20.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 20.000.000
Jurnal penyusutan periodik 7 Oktober 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000 DR Akumulasi Penyusutan 20.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 20.000.000
Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
82
Satker B
7 Oktober 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 180.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 180.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B dari Satker A
7 Oktober 2013 DR Gedung dan Bangunan 180.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 180.000.000 Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk
31 Desember 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 20.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 20.000.000
Jurnal penyusutan periodik 8. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Diserahkan Langsung (Pada Periode Yang Sama dengan Selesainya
Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk 0
Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada
tanggal 15 Maret 2013, satker tersebut menyelesaikan ATR senilai
Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut menambah masa manfaat.
ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang memiliki aset
induk (gedung) pada tanggal 5 Mei 2013. Nilai perolehan aset gedung induk
Satker B diketahui sebesar Rp.5.000.000.000,00, dengan tahun perolehan
pada Semester I tahun 1983. Nilai buku aset gedung induk Satker B pada
bulan Mei 2013 diketahui bernilai Rp.2.000.000.000,00; dengan sisa masa
manfaat selama 20 tahun (40 semester).
Dari ilustrasi di atas, maka :
a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret
2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00.
b. Pada saat penyerahan di tanggal 5 Mei 2013, dilakukan BAST antara Satker
A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi tanggal
perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR, sebagai berikut :
1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013
2) Nilai ATR : Rp.200.000.000,00
3) Tanggal penyerahan ATR : 5 Mei 2013
c. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan
dari pembukuan.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
83
d. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 ditambahkan pada nilai
buku Aset Tetap induk pada Satker B, sehingga nilai Aset Tetap induk
(gedung) menjadi :
= Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan
= Rp.2.000.000.000,00 + Rp.200.000.000,00
= Rp.2.200.000.000,00
e. Penambahan masa manfaat ATR
= Nilai ATR : Nilai Aset Tetap (induk) diluar penyusutan
= 200.000.000 : 5.000.000.000
= 4%
Dari Tabel Masa Manfaat II, persentase renovasi sebesar 4% menambah
masa manfaat selama 5 tahun (10 semester).
f. Sisa masa manfaat atas Aset Tetap setelah serah terima ATR dilakukan:
= sisa masa manfaat Aset Tetap induk + masa manfaat ATR
= 20 semester + 10 semester
= 30 semester
g. Mengingat periode perolehan ATR sama dengan periode serah terima Aset
Tetap induk, maka jurnal penyesuaian (koreksi) penyusutan tidak perlu
dilakukan.
h. Perhitungan penyusutan per semester setelah ATR diserahterimakan :
= Nilai Aset Tetap setelah serah terima ATR : sisa masa manfaat Aset Tetap
setelah serah terima ATR
= Rp.2.200.000.000,00 : 30 semester
= Rp.73.333.333,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Satker A
15 Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A dari Pihak III
5 Mei 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 20.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 20.000.000 Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
84
Satker B
5 Mei 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B dari Satker A
5 Mei 2013 DR Gedung dan Bangunan 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000 Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk
30 Juni 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 73.333.333 CR Akumulasi Penyusutan 73.333.333
Jurnal penyusutan periodik 9. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat
dan Diserahkan Langsung (Pada Periode Yang Sama dengan Selesainya
Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0
Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada
tanggal 15 Maret 2013, satker tersebut menyelesaikan ATR senilai
Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut menambah masa manfaat.
ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang memiliki aset
induk (gedung) pada tanggal 5 Mei 2013. Nilai perolehan aset gedung induk
Satker B diketahui sebesar Rp.5.000.000.000,00, dengan tahun perolehan
pada Semester II tahun 1962. Nilai buku aset gedung induk Satker B pada
bulan Mei 2013 diketahui bernilai Rp.0,00; dengan tanpa sisa masa manfaat.
Dari ilustrasi di atas, maka :
a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret
2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00.
b. Pada saat penyerahan di tanggal 5 Mei 2013, dilakukan BAST antara Satker
A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi tanggal
perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR, sebagai berikut :
1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013
2) Nilai ATR : Rp.200.000.000,00
3) Tanggal penyerahan ATR : 5 Mei 2013
c. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan
dari pembukuan.
d. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei
2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 ditambahkan pada nilai
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
85
buku Aset Tetap induk pada Satker B, sehingga nilai Aset Tetap induk
(gedung) menjadi :
= Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan
= Rp.0,00 + Rp.200.000.000,00
= Rp.200.000.000,00
e. Penambahan masa manfaat ATR
= Nilai ATR : Nilai Aset Tetap (induk) diluar penyusutan
= 200.000.000 : 5.000.000.000
= 4%
Dari Tabel Masa Manfaat II, persentase renovasi sebesar 4% menambah
masa manfaat selama 5 tahun (10 semester).
f. Sisa masa manfaat atas Aset Tetap setelah serah terima ATR dilakukan
menjadi :
= sisa masa manfaat Aset Tetap induk + masa manfaat ATR
= 0 semester + 10 semester
= 10 semester
g. Perhitungan penyusutan per semester setelah ATR diserahterimakan :
= Nilai Aset Tetap setelah serah terima ATR : sisa masa manfaat Aset Tetap
setelah serah terima ATR
= Rp.200.000.000,00 : 10 semester
= Rp.20.000.000,00/semester
Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk:
Satker A
15 Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A dari Pihak III
5 Mei 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 20.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 20.000.000 Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A
Satker B
5 Mei 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.000
CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.00
0 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B dari Satker A
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
86
5 Mei 2013 DR Gedung dan Bangunan 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam
Renovasi 200.000.00
0 Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk
30 Juni 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 20.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 20.000.000
Jurnal penyusutan periodik
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
87
PENYAJIAN PENYUSUTAN
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
88
A. PRINSIP UMUM Besarnya penyusutan setiap tahun dicatat dalam neraca dengan menambah
nilai akumulasi penyusutan dan mengurangi ekuitas dana dalam akun
Diinvestasikan dalam Aset Tetap. Neraca menyajikan Akumulasi Penyusutan
sekaligus nilai perolehan aset tetap sehingga nilai buku aset tetap sebagai
gambaran dari potensi manfaat yang masih dapat diharapkan dari aset yang
bersangkutan dapat diketahui.
Ilustrasi penyajian nilai perolehan aset, Akumulasi Penyusutan dan Nilai
Buku aset tetap dalam Neraca sebagian adalah sebagai berikut:
Tanah 120,000,000,000
Peralatan dan Mesin 4,000,000,000
Gedung dan Bangunan 35,000,000,000
Jalan, Irigasi dan Jaringan 12,758,500,000
Aset tetap lainnya 1,656,000,000
Akumulasi Penyusutan (2,430,000,000)
Nilai Buku Aset 50,984,500,000
Konstruksi dalam Pengerjaan 4,300,000,000
Nilai Buku 175,284,500,000
Nilai buku yang tersajikan dalam neraca juga merupakan nilai buku
keseluruhan aset tetap. Nilai perolehan aset tetap, jumlah penyusutan dan
akumulasinya serta nilai buku per jenis aset tetap disajikan dalam Catatan Atas
Laporan Keuangan.
Dari ilustrasi Neraca di atas, tampak bahwa Tanah dan Konstruksi dalam
Pengerjaan tidak disusutkan. Di luar itu, seluruh aset tetap disusutkan dengan
nilai akumulasi penyusutan sebesar Rp2.430.000.000 dan nilai buku sebesar
Rp50.984.500.000.
B. PENGUNGKAPAN PENYUSUTAN DI DALAM CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN Paragraf 79 PSAP 07 dan PMK nomor 1/PMK.06/2013 mengatur bahwa
informasi penyusutan yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan adalah :
1. Nilai penyusutan;
2. Metode penyusutan yang digunakan;
3. Masa manfaat yang digunakan;
4. Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
89
Keempat hal di atas harus disajikan dan diungkapkan dalam Neraca dan Catatan
atas Laporan Keuangan, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Nilai Penyusutan
Nilai yang dapat disusutkan atas BMN yang menjadi obyek penyusutan harus
dijelaskan dalam Catatan Atas Laporan Barang dan Catatan Atas Laporan
Keuangan. Berikut ini merupakan contoh tentang pengungkapan nilai yang
dapat disusutkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan:
Nilai yang dapat disusutkan atas BMN yang menjadi obyek penyusutan sesuai
dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 1/PMK.06/2013 dibagi menjadi 2
(dua), yaitu:
a. Nilai yang dapat disusutkan atas Aset Tetap yang diperoleh sampai dengan
31 Desember 2012, merupakan nilai buku per 31 Desember 2012.
b. Nilai yang dapat disusutkan atas Aset Tetap yang diperoleh setelah
31 Desember 2012, merupakan nilai perolehan. Dalahm hal nilai perolehan
tidak diketahui, dapat digunakan nilai wajar yang merupakan nilai estimasi.
Dalam hal terjadi perubahan nilai Aset Tetap sebagai akibat penambahan atau
pengurangan kualitas dan/atau nilai Aset Tetap, yang memenuhi kriteria
sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi Pemerintahan, maka
penambahan atau pengurangan tersebut diperhitungkan dalam nilai yang dapat
disusutkan.
2. Metode Penyusutan Yang Digunakan
Kebijakan akuntansi yang diuraikan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan
adalah Kebijakan yang menyangkut penetapan metode penyusutan dan
perubahannya. Berikut ini merupakan contoh mengenai uraian penetapan
metode penyusutan dalam Catatan atas Laporan Keuangan:
Penyusutan atas seluruh Barang Milik Negara berupa aset tetap yang menjadi
obyek penyusutan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor
1/PMK.06/2013 dilakukan dengan Metode Garis Lurus.
3. Masa manfaat yang digunakan
Masa Manfaat atas BMN berupa Aset Tetap yang digunakan dalam rangka
penyusutan dijelaskan dalam Catatan Atas Laporan Barang dan Catatan Atas
Laporan Keuangan, sebagai berikut:
Masa manfaat atas BMN berupa Aset Tetap dalam rangka penerapan
penyusutan mengacu pada Tabel Masa Manfaat I dan Tabel Masa Manfaat II
sebagaimana ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan nomor
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
90
59/KMK.6/2013 tanggal 13 Maret 2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam
Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat.
4. Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode
Dalam rangka pengungkapan secara penuh, di dalam Catatan atas Laporan
Keuangan juga dapat dimuat pengungkapan penyusutan aset tetap guna
menunjukkan nilai perolehan bruto, akumulasi penyusutan, dan nilai buku
atas aset tetap tersebut.
Terkait hal tersebut, di dalam Catatan atas Laporan Keuangan dapat diuraikan
hal-hal sebagai berikut :
a. Penyajian atas nilai perolehan bruto, akumulasi penyusutan, dan nilai buku
atas BMN berupa Aset Tetap per kodefikasi barang sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 29/PMK.06/2010, dengan
mengacu pada Laporan Penyusutan yang merupakan bagian dari Laporan
Barang Kuasa Pengguna/Laporan Barang Pengguna.
b. Penyajian atas nilai perolehan bruto, akumulasi penyusutan, dan nilai buku
atas BMN berupa Aset Tetap per akun neraca. Berikut ini merupakan
contoh mengenai penyajian penyusutan per akun neraca:
Tanah 120,000,000,000 Peralatan dan Mesin 4,000,000,000 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (200,000,000) Gedung dan Bangunan 35,000,000,000 Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan (500,000,000) Jalan, Irigasi dan Jaringan 12,758,500,000 Akumulasi Penyusutan Jalan, Irigasi dan Jaringan (750,000,000) Aset tetap lainnya 1,656,000,000 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya (1,500,000) Nilai Buku Aset 51,963,000,000 Konstruksi dalam Pengerjaan 4,300,000,000 Total Aset Tetap 176,263,000,000 Aset Lainnya - Aset Kemitraan dengan Pihak III 15,000,000,000 Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya (1,000,000,000) Total Aset Lainnya 14,000,000,000 Total Aset 190,263,000,000
c. Dalam hal terdapat penyesuaian akumulasi penyusutan akibat
penambahan nilai Aset Tetap Renovasi yang tidak menambah masa manfaat
terhadap Aset Tetap induk (lihat ilustrasi penyusutan atas Aset Tetap
Renovasi), maka atas informasi tersebut perlu dijelaskan ke dalam Catatan
Ringkas Barang dan Catatan Atas Laporan Keuangan pada saat akhir
periode serah terima dilakukan.
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
91
Contoh pengungkapan dalam Catatan Ringkas Barang dan Catatan Atas
Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:
Bahwa pada tanggal 7 Oktober 2013 telah diterima pekerjaan Aset Tetap
Renovasi (ATR) dari Satker A atas Aset Tetap berupa gedung (x.xx.xx.xx.xxx)
dengan NUP xxxx, sebagaimana tertuang pada Berita Acara Serah Terima
nomor xxx/xx/2013. ATR yang diserahkan tersebut tidak menambah masa
manfaat, dengan perolehan ATR pada tanggal 15 Maret 2013. Atas kondisi
tersebut di atas, telah dilakukan penyesuaian akumulasi penyusutan atas
Aset Tetap berupa gedung (x.xx.xx.xx.xxx) dengan NUP xxxx.
92
A. FORMAT LAPORAN POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA SETELAH PENYUSUTAN PERTAMA KALI
LAPORAN POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA HASIL PENYUSUTAN PERTAMA KALI POSISI PER TANGGAL 1 JANUARI 2013
TAHUN ANGGARAN 2013
KODE UAKPB : ....<3>.... Tanggal : ....<1>.... NAMA UAKPB : ....<4>.... Halaman : ....<2>....
AKUN NERACA JUMLAH
KODE URAIAN NILAI BMN PER 31-12-2012
KOREKSI NORMALISASI
NILAI BMN SETELAH
NORMALISASI
AKUMULASI PENYUSUTAN NILAI NETTO
1 2 3 4 5 6 7 ..<5>.. ....<6>.... 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999
J U M L A H 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999
....<7>...., ....<8>.... PENANGGUNG JAWAB UAKPB,
....<9>....
....<10>....
....<11>....
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
93
Ketentuan:
1. Tanggal pencetakan laporan (system date) 2. Halaman dari laporan 3. Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 4. Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 5. Kode Bagan Akun Standar 6. Uraian Bagan Akun Standar 7. Kota ditandatanganinya laporan 8. Tanggal penandatanganan laporan 9. Jabatan penandatangan laporan 10. Nama penandatangan laporan 11. NIP penandatangan laporan
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
94
B. FORMAT LAPORAN POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA
….<1>…. ….<2>…. ….<3>….
LAPORAN POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA POSISI PER TANGGAL ….<6>…. TAHUN ANGGARAN ….<7>….
TANGGAL : ….<8>…. HALAMAN : ….<9>…. NAMA UAKPB : ….<4>…. ….<5>…. KODE LAP. : ….<10>….
AKUN NERACA JUMLAH KODE URAIAN
….<11>…. ….<12>…. 999.999.999 ….<13>…. ….<14>…. (999.999.999)
JUMLAH 999.999.999 ….<15>…., ….<16>…. PENANGGUNG JAWAB
UAKPB
….<17>…. ….<18>…. ….<19>…. Ketentuan: 1. Nama Unit Akuntansi Pengguna Barang 2. Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Eselon I 3. Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Wilayah 4. Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 5. Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 6. Periode laporan berupa HH-BB-TTTT 7. Tahun Anggaran periode laporan 8. Tanggal pencetakan laporan (system date) 9. Halaman dari laporan 10. Kode laporan berdasarkan kodefikasi developer 11. Kode Akun Aset Tetap 12. Uraian Akun Tetap 13. Kode Akun Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 14. Uraian Akun Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 15. Kota ditandatanganinya laporan 16. Tanggal penandatanganan laporan 17. Jabatan penandatangan laporan 18. Nama penandatangan laporan 19. NIP penandatangan laporan
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
95
C. FORMAT LAPORAN PENYUSUTAN DI NERACA
….<1>…. ….<2>…. ….<3>….
LAPORAN PENYUSUTAN RINCIAN PER ….<6>….
POSISI PER TANGGAL ….<7>…. TAHUN ANGGARAN ….<8>….
TANGGAL : …<9>… HALAMAN : …<10>… NAMA UAKPB : ….<4>…. ….<5>…. KODE LAP. : …<11>…
AKUN NERACA/….<6>…. Satuan Kuantitas NILAI PER
….<7>….
AKUMULASI PENYUSUTA
N
NILAI BUKU PER ...<7>… KODE URAIAN
..<12>.. ….<13>…. 9.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 ..<6>.. ….<14>…. ..<15>.. 9.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999
JUMLAH 999.999.999 999.999.999 999.999.999 ….<16>…., ….<17>…. PENANGGUNG JAWAB
UAKPB ….<18>…. ….<19>…. ….<20>…. Ketentuan: 1. Nama Unit Akuntansi Pengguna Barang 2. Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Eselon I 3. Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Wilayah 4. Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 5. Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 6. Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/Sub
Kelompok Barang/Kelompok Barang 7. Periode laporan berupa HH-BB-TTTT 8. Tahun Anggaran periode laporan 9. Tanggal pencetakan laporan (system date) 10. Halaman dari laporan 11. Kode laporan berdasarkan kodefikasi developer 12. Kode Akun Neraca 13. Uraian Akun Neraca 14. Uraian kode barang menurut PMK 29/2010 15. Satuan Barang Milik Negara 16. Kota ditandatanganinya laporan 17. Tanggal penandatanganan laporan 18. Jabatan penandatangan laporan 19. Nama penandatangan laporan 20. NIP penandatangan laporan
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
96
D. FORMAT LAPORAN BARANG HILANG YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA
BARANG
LAPORAN BARANG HILANG YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG ….<3>….
RINCIAN PER ….<4>…. POSISI PER TANGGAL ….<5>….
TAHUN ANGGARAN ….<6>…. TANGGAL : ..<7>..
HALAMAN : ..<8>.. NAMA UAKPB : ….<1>…. ….<2>…. KODE LAP. : ..<9>..
AKUN NERACA/….<4>…. Satuan
SALDO PER ….<8>…. MUTASI
SALDO PER ….<8>…. BERTAMBAH BERKURANG
Kode Uraian Kuantitas Nilai Kuantitas Nilai Kuantitas Nilai Kuantitas Nilai ..<10>.. ..<11>.. 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999 ..<4>.. ..<12>.. ..<13>.. 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999
TOTAL 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999 ….<14>…., ….<15>….
PENANGGUNG JAWAB UAKPB ….<16>….
….<17>…. ….<18>….
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
97
Ketentuan: 1. Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 2. Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 3. Kapitalisasi berupa Intrakomptabel/Ekstrakomptabel/Gabungan 4. Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/Sub
Kelompok Barang/ Kelompok Barang 5. Periode laporan berupa HH-BB-TTTT 6. Tahun Anggaran periode laporan 7. Tanggal pencetakan laporan (system date) 8. Halaman dari laporan 9. Kode laporan berdasarkan kodefikasi developer 10. Kode Akun Neraca 11. Uraian Akun Neraca 12. Uraian kode barang menurut PMK 29/2010 13. Satuan Barang Milik Negara 14. Kota ditandatanganinya laporan 15. Tanggal penandatanganan laporan 16. Jabatan penandatangan laporan 17. Nama penandatangan laporan 18. NIP penandatangan laporan
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
98
E. FORMAT DAFTAR BARANG HILANG YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG
Tanggal : ….<1>…. Halaman : ….<2>….
DAFTAR BARANG HILANG YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG UNTUK PERIODE SAMPAI DENGAN TANGGAL ….<3>….
KODE UAKPB : ….<4>…. NAMA UAKPB : ….<5>….
KODE BARANG NAMA BARANG NUP
IDENTITAS BARANG RUPIAH KETERANGAN TGL
PEROLEHAN MERK/TYPE NO DOKUMEN
TGL DOKUMEN
….<6>…. ….<7>…. ..<8>.. ….<9>…. ….<10>…. ….<11>…. ….<12>…. 999.999.999 ….<13>…. JUMLAH 999.999.999
….<14>…., ….<15>…. PENANGGUNG JAWAB UAKPB
….<16>….
….<17>…. ….<18>….
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
99
Ketentuan: 1 Tanggal pencetakan laporan (system date) 2 Halaman dari laporan 3 Periode laporan berupa HH-BB-TTTT 4 Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 5 Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 6 Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/Sub
Kelompok Barang/ Kelompok Barang 7 Uraian kode barang menurut PMK 29/2010 8 Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset 9 Tanggal Perolehan BMN
10 Merk/Type BMN 11 Nomor Dokumen Sumber 12 Tanggal Dokumen Sumber 13 Keterangan tambahan BMN 14 Kota ditandatanganinya laporan 15 Tanggal penandatanganan laporan 16 Jabatan penandatangan laporan 17 Nama penandatangan laporan 18 NIP penandatangan laporan
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
100
F. FORMAT LAPORAN BARANG DENGAN KONDISI RUSAK BERAT YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG
LAPORAN BARANG DENGAN KONDISI RUSAK BERAT YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG ….<3>….
RINCIAN PER ….<4>…. POSISI PER TANGGAL ….<5>….
TAHUN ANGGARAN ….<6>…. TANGGAL : ..<7>.. HALAMAN : ..<8>..
NAMA UAKPB : ….<1>…. ….<2>…. KODE LAP. : ..<9>..
AKUN NERACA/….<4>…. Satuan
SALDO PER ….<8>…. MUTASI
SALDO PER ….<8>…. BERTAMBAH BERKURANG
Kode Uraian Kuantitas Nilai Kuantitas Nilai Kuantitas Nilai Kuantitas Nilai ..<10>.. ..<11>.. 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999 ..<4>.. ..<12>.. ..<13>.. 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999
TOTAL 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999 999.999 999.999.999 ….<14>…., ….<15>….
PENANGGUNG JAWAB UAKPB ….<16>….
….<17>…. ….<18>….
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
101
Ketentuan: 1. Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 2. Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 3. Kapitalisasi berupa Intrakomptabel/Ekstrakomptabel/Gabungan 4. Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/Sub
Kelompok Barang/ Kelompok Barang 5. Periode laporan berupa HH-BB-TTTT 6. Tahun Anggaran periode laporan 7. Tanggal pencetakan laporan (system date) 8. Halaman dari laporan 9. Kode laporan berdasarkan kodefikasi developer 10. Kode Akun Neraca 11. Uraian Akun Neraca 12. Uraian kode barang menurut PMK 29/2010 13. Satuan Barang Milik Negara 14. Kota ditandatanganinya laporan 15. Tanggal penandatanganan laporan 16. Jabatan penandatangan laporan 17. Nama penandatangan laporan 18. NIP penandatangan laporan
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
102
G. FORMAT DAFTAR BARANG DENGAN KONDISI RUSAK BERAT YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG
Tanggal : ….<1>….
Halaman : ….<2>….
DAFTAR BARANG BARANG DENGAN KONDISI RUSAK BERAT YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG
UNTUK PERIODE SAMPAI DENGAN TANGGAL ….<3>…. KODE UAKPB : ….<4>….
NAMA UAKPB : ….<5>….
KODE BARANG NAMA BARANG NUP
IDENTITAS BARANG RUPIAH KETERANGAN TGL
PEROLEHAN MERK/TYPE NO DOKUMEN
TGL DOKUMEN
….<6>….
….<7>…. ..<8>.. ….<9>…. ….<10>…. ….<11>…. ….<12>…. 999.999.999 ….<13>…. JUMLAH 999.999.999
….<14>…., ….<15>….
PENANGGUNG JAWAB UAKPB
….<16>….
….<17>….
….<18>….
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
103
Ketentuan: 1. Tanggal pencetakan laporan (system date) 2. Halaman dari laporan 3. Periode laporan berupa HH-BB-TTTT 4. Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 5. Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 6. Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/
Sub Kelompok Barang/Kelompok Barang 7. Uraian kode barang menurut PMK 29/2010 8. Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset 9. Tanggal Perolehan BMN 10. Merk/Type BMN 11. Nomor Dokumen Sumber 12. Tanggal Dokumen Sumber 13. Keterangan tambahan BMN 14. Kota ditandatanganinya laporan 15. Tanggal penandatanganan laporan 16. Jabatan penandatangan laporan 17. Nama penandatangan laporan 18. NIP penandatangan laporan
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
104
H. FORMAT LAPORAN NORMALISASI DATA BARANG MILIK NEGARA ….<1>…. ….<2>…. ….<3>….
LAPORAN NORMALISASI DATA BARANG MILIK NEGARA ….<6>….
UNTUK PERIODE SAMPAI DENGAN 1 JANUARI 2013
TANGGAL : …<7>…
HALAMAN : …<8>… NAMA UAKPB : ….<4>…. ….<5>…. KODE LAP. : …<9>…
Sub-Sub Kelompok Barang NUP Satuan Tanggal
Buku Jenis
Transaksi Uraian Transaksi Tanggal Perolehan Kuantitas Nilai Kapitalisasi
ode Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
..<10>.. ..<11>.. ..<12>.. ..<13>.. ..<14>.. …<15>… …<16>… …<17>… …<18>… …<19>… …<6>… ….<20>…., ….<21>….
PENANGGUNG JAWAB UAKPB ….<22>….
….<23>…. ….<24>….
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
105
Ketentuan: 1. Nama Unit Akuntansi Pengguna Barang 2. Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Eselon I 3. Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Wilayah 4. Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 5. Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 6. Kapitalisasi berupa Intrakomptabel/Ekstrakomptabel/Gabungan 7. Tanggal pencetakan laporan (system date) 8. Halaman dari laporan 9. Kode laporan berdasarkan kodefikasi developer 10. Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok
Barang/Sub Kelompok Barang/ Kelompok Barang 11. Uraian kode barang menurut PMK 29/2010 12. Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset 13. Satuan Barang Milik Negara 14. Tanggal dibukukannya transaksi atas BMN 15. Jenis transaksi BMN 16. Uraian Transaksi BMN 17. Tanggal perolehan BMN 18. Kuantitas BMN 19. Nilai BMN 20. Kota ditandatanganinya laporan 21. Tanggal penandatanganan laporan 22. Jabatan penandatangan laporan 23. Nama penandatangan laporan 24. NIP penandatangan laporan
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
106
I. FORMAT DAFTAR NORMALISASI DATA BARANG MILIK NEGARA
Tanggal : ….<1>…. Halaman : ….<2>….
DAFTAR NORMALISASI DATA BARANG MILIK NEGARA UNTUK PERIODE SAMPAI DENGAN TANGGAL 1 JANUARI 2013
KODE UAKPB : ….<3>…. NAMA UAKPB : ….<4>….
KODE BARANG NAMA BARANG NUP
IDENTITAS BARANG RUPIAH KETERANGAN TGL
PEROLEHAN MERK/TYPE NO DOKUMEN
TGL DOKUMEN
….<5>…. ….<6>…. ..<7>.. ….<8>…. ….<9>…. ….<10>…. ….<11>…. 999.999.999 ….<12>…. JUMLAH 999.999.999
….<13>…., ….<14>…. PENANGGUNG JAWAB UAKPB
….<15>….
….<16>…. ….<17>….
MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT
107
Ketentuan: 1 Tanggal pencetakan laporan (system date) 2 Halaman dari laporan 3 Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 4 Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 5 Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/
Sub Kelompok Barang/Kelompok Barang 6 Uraian kode barang menurut PMK 29/2010 7 Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset 8 Tanggal Perolehan BMN 9 Merk/Type BMN
10 Nomor Dokumen Sumber 11 Tanggal Dokumen Sumber 12 Keterangan tambahan BMN 13 Kota ditandatanganinya laporan 14 Tanggal penandatanganan laporan 15 Jabatan penandatangan laporan 16 Nama penandatangan laporan 17 NIP penandatangan laporan