MODUL PERKULIAHAN
BAB II.Tujuan Hidup Dan Motivasi Pencapaian Prestasi
Pokok-Pokok Bahasan Bab II :1.
Fakultas Program Studi PertemuanOnline Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis Manajemen 3 90004 Dr. Hidayah, M.Si
Abstract Kompetensi
Modul tatap muka ini dipergunakan sebagai Bahan Materi Perkuliahan Mata Kuliah Etik di Universitas Mercu Buana
Dengan membaca materi ini mahasiswa diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai terminologi dan wacana tentang Tujuan Hidup dan Motivasi Pencapaian Berprestasi
PENGANTAR
Hidup tanpa tujuan bagaikan perjalanan tanpa arah
yang sering membuat kita kebingungan.
Orang yang cerdas biasanya mengetahui apa
yang mereka inginkan dan kemana
tujuan hidup mereka.
Disadari atau tidak, setiap kita tentu sudah mempunyai tujuan hidup masing-masing.
Namun tujuan-tujuan tersebut mungkin belum tergambar dengan jelas sehingga
pencapaiannya sulit diukur. Contohnya, Saya ingin bahagia…, saya ingin kaya…, saya ingin
pintar. Apa yang bisa membuat kita merasa bahagia? Apa yang kita maksud dengan kaya?
Pintar dari segi apakah yang dimaksud? Semua tujuan-tujuan itu masih terlalu abstrak dan
sangat luas.
Sebuah contoh sederhana tentang keinginan adalah jika kita sangat ingin
mempunyai sebuah PC (Personal Computer) seharga 5 juta rupiah. Jika setiap bulannya
kita mampu menyisihkan Rp. 500.000,- maka sepuluh bulan kedepan impian memiliki PC
pasti akan terwujud. Akan ada kepuasan lebih jika kita mampu mencapai tujuan itu lebih
cepat dari target, dengan usaha ekstra tentu saja.
Agar tujuan hidup kita dapat terlihat dan terukur dengan jelas, berikut ini adalah
langkah-langkah sederhana dalam menetapkannya:
1. Membuat Daftar Tujuan
Daftar tujuan terdiri dari hasrat, keinginan, harapan, impian, kehendak. Buat daftar
tujuan berdasarkan klasifikasi yang dibutuhkan. Misalnya berdasarkan waktu; tujuan jangka
2017 2 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Untuk memudahkan tetapkan waktu yang
jelas. Contohnya Yang akan dicapai pada tahun ini, 5 tahun kedepan, 10 tahun lagi.
2. Gunakan Kriteria SMART untuk Tujuan-tujuan Anda
Menurut para pakar, cara merumuskan tujuan bisa menggunakan rumus SMART,
yaitu
a. Specific (jelas); buatlah tujuan yang jelas, tidak abstrak dan mudah dimengerti.
b. Measurable (dapat diukur); pengukuran akan memberikan bukti tentang apa yang
sudah dan belum dicapai.
c. Archiveable (dapat dicapai); jangan terlalu muluk-muluk, tetapi bukan berarti
sederhanasaja.
d. Realistic (masuk akal); tetapkan tujuan yang logis.
e. Timely (tepat waktu); gunakan waktu sebagai sumber daya, semakin tepat waktu
pencapaian tujuan, semakain banyak tujuan yang bisa dicapai.
3. Ungkapkan Tujuan dalam Istilah yang Positif
Penggunaan istilah yang positif sangat penting berkenaan dengan cara dan
mekanisme tujuan pikiran bawah sadar bekerja. Sikap optimis menghasilkan kesuksesan
yang lebih banyak, prosesnya lebih dapat dinikmati tidak peduli berhasil atau tidak.
4. Membuat Indera Pendeteksi Tujuan
a. Lengkapi setiap tujuan dengan penglihatan, pendengaran dan perasaan, dengan
perlengkapan indera pendeteksi realitas.
b. Indera pendeteksi tujuan berguna untuk menentukan apa yang realistis yang dapat
dicapai.
5. Meluruskan Tujuan
a. Agar tidak ada tujuan-tujuan yang saling bertentangan
b. Terciptanya harmonisasi antar tujuan
6. Menghargai Orang Lain
Tetapkan tujuan yang tidak merugikan kepentingan orang lain, sebaliknya usahakan
orang lain juga menerima manfaat dari tujuan yang ditetapkan.
7. Buat Pertanyaan Penguji Tujuan
2017 3 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
a. Apakah saya benar-benar menginginkan hal ini?
b. Apa yang saya dapatkan setelah tujuan ini tercapai?
c. Apa yang sesungguhnya saya inginkan dari tujuan ini?
d. Apa keuntungan yang saya dapatkan dari tujuan ini?
e. Apakah orang lain menerima manfaat dari tujuan yang ingin saya capai?
Setiap orang mempunyai tujuan hidup masing-masing yang sangat spesifik dan
berbeda-beda. Tujuan hidup bisa saja sangat kompleks dan rumit, namun bisa juga sangat
sederhana. Namun dengan mengetahui tujuan hidup kita dengan sangat jelas adalah sangat
menyenangkan, tidak peduli berhasil atau tidak, yang penting kita menikmati prosesnya.
Untuk itu biasakan membuat daftar tujuan, mulailah dari yang sederhana, target harian,
bulanan, tahunan dan seterusnya. Dari hal yang kecil, dan mulailah saat ini, kalau ditunda-
tunda jadi nggak asyik lagi.
Namun yang paling penting diingat adalah kewajiban manusia adalah berusaha,
hasil akhir tentu saja ditangan Yang Maha Kuasa. Selain berusaha jangan lupa juga berdo’a.
Usaha tanpa do’a adalah kesombongan, Do’a tanpa usaha adalah sia-sia. “Ora et Labora”.
URGENSI MENETAPKAN TUJUAN BAGI PEMIMPIN
Dasar dari semua kepemimpinan adalah kepemilikan visi. Dan untuk melangkah
dalam visi tersebut, sebuah komitmen amat dibutuhkan. Komitmen ini disebut misi. Namun
ketika dalam pencapaiannya muncul masalah, dibuatlah serangkaian tindakan yang spesifik
untuk menyelesaikan misi itu. Tindakan inilah yang disebut tujuan. Oleh karena itu, seorang
pemimpin yang tidak memiliki tujuan sama seperti sebuah kapal yang tak bernakhoda.
Agar efektif, seorang pemimpin harus menegaskan fokus misinya secara berkala
melalui penetapan tujuan yang efektif. Semakin jelas tujuan yang dimiliki, semakin tajam
fokusnya, demikian sebaliknya. Penetapan tujuan yang efektif menjadikan visi semakin
terfokus karena menjelaskan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencapai visi
tersebut.
Visi memang penting, namun visi itu tidak akan terwujud bila tujuan suatu program
tidak terencana dan dilaksanakan dengan benar. Sebuah visi akan tetap sama dalam jangka
waktu yang lama, sedangkan sebuah misi akan menyesuaikan dengan visi. Namun, suatu
tujuan harus ditinjau secara berkala agar seorang pemimpin dapat menyesuaikannya
dengan situasi yang terus berubah.
2017 4 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Ketika menetapkan tujuan, kita menuliskan langkah-langkah yang diperlukan untuk
menyempurnakan visi kita. Agar tujuan yang ditetapkan efektif, seorang pemimpin perlu
memahami karakteristik tujuan yang baik. Karakteristik ini tertuang dalam prinsip SMART.
Prinsip Tujuan --Selain SMART--, ada juga beberapa prinsip yang berguna untuk
menjadikan tujuan efektif.
1. Tentukan tujuan Anda sendiri, dan jangan mengharapkan bantuan dari siapa pun
atau apa pun. Tujuan kita seharusnya berdasar pada hal-hal yang kita kendalikan.
2. Izinkan pemikiran Anda berkembang. Jangan membatasi Tuhan atau hal-hal luar
biasa yang Ia sediakan untuk kita dengan membiarkan pengalaman kita terdahulu
atau penelitian tentang kinerja orang lain melumpuhkan visi kita
3. Tuliskan tujuan Anda secara terperinci. Lord Bacon bahkan berkata, "Menulis
membuat seorang menjadi sempurna." Dengan menulis, apa yang ada dalam pikiran
kita akan terpatri dan gagasan yang kita miliki menjadi spesifik.
4. Nyatakan tujuan Anda dengan positif. Jika kita mengatakan bahwa tujuan kita adalah
"agar saya tidak suka menunda-nunda lagi", itu tidaklah efektif. Tujuan perlu motivasi
agar melakukan apa yang kita mau, ingin menjadi seperti apa kita. Bagaimana kita
akan memvisualisasikan "tidak akan menunda-nunda lagi" itu?
5. Pastikan bahwa tujuan Anda meliputi perubahan karakter. Kita tidak bisa
mengharapkan berat badan kita akan turun, bila kebiasaan yang kita miliki adalah
menyantap banyak lemak dan gula sepanjang hari. Kita harus menetapkan tujuan
untuk berubah dan mengembangkan karakter apa pun yang kurang dalam diri kita.
Perubahan dalam diri merupakan faktor penting dalam penetapan tujuan.
6. Jadikan tujuan Anda sebagai tujuan pribadi. Dalam menetapkan tujuan pribadi,
diperlukan karakter yang kuat, terutama bila tujuannya berbeda dengan norma
masyarakat. Adalah hal yang mustahil bila kita harus memimpin dengan tujuan yang
dibebankan oleh orang lain pada kita. Dalam suatu organisasi, tiap orang
menetapkan tujuannya sendiri. Seorang manajer bisa memandu bawahannya yang
akan menetapkan tujuannya sendiri dalam organisasi tersebut karena bagaimanapun
2017 5 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
tujuan pribadi hendaknya tidak bertentangan dengan tujuan organisasi. Tujuan
pribadi penting karena dengan begitu anggota akan punya kecenderungan
memenuhi tujuan pribadinya itu dan tidak menyalahkan orang lain bila tujuannya
tidak tercapai.
LANGKAH-LANGKAH MENETAPKAN TUJUAN
Untuk mewujudkan tujuan hidup, diperlukan 3 aturan emas, yakni:
1. Have great dreams (memiliki tujuan atau mimpi besar)
2. Have great deeds (memiliki perbuatan atau aksi besar)
3. Have great drive (memiliki komitmen dan motivasi besar)
1. Have Great Dreams
Apa yang Anda inginkan adalah tujuan hidup Anda dan target hidup Anda. Anda
berhak mendapatkan apa saja yang Anda inginkan dalam hidup ini. Jangan batasi diri
Anda.Mimpikan impian-impian besar dan lakukan perbuatan-perbuatan besar. Pedoman
untuk merealisasikan mimpi besar Anda adalah:
a. Berpikirlah sukses, jangan berpikir gagal
b. Camkan bahwa Anda lebih baik dari yang Anda sangka
c. Lipat gandakan kepercayaan Anda. Ukuran sukses Anda sama dengan ukuran
kepercayaan Anda.
d. Gelutilah tujuan kecil, Anda akan mendapat hasil yang kecil. Gelutilah tujuan besar,
Anda akan mendapat hasil yang juga besar.
Jangan takut bermimpi besar karena persaingan di tingkat atas lebih sedikit dan
ringan dibandingkan persaingan di tingkat menengah dan bawah sehingga pencapaian akan
lebih mudah.
2. Have Great Deeds
Untuk merealisasikan mimpi besar tersebut Anda harus melakukaL beberapa langkah
besar, antara lain
2017 6 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Goal Setting
Selidiki kelemahan dan kekuatan Anda dari hal yang Anda sukai d tidak disukai, tentang
obsesi masa lalu Anda, ingin menjadi apa An kelak. Jangan terpengaruh kondisi/situasi
sekarang atau kehend orang lain terhadap hidup Anda. Anda berhak dan bertanggung
jawab untuk menetapkan tujuan dan jalan hidup Anda sendiri, bukan orang lain.
Berdasarkan masukan dari kelemahan-kekuatan dan aspirasi Anda, tetapkanlah
tujuan/target hidup Anda, secara jelas, fokus dan tertulis.
Action Plans
Buatlah rencana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tuj hidup terebut.Apakah
diperlukan gelar akademik?Apakah langkah yang diperlukan untuk memperoleh gelar
akademik terasebut? Bidang usaha/pekerjaan apa yang harus dimasuki dan digeluti
untuk merealisasikannya? Dalam waktu berapa lama?Pikirkan dan dan buat secara
tertulis Action Plans tersebut.Pilah-pilah mana yang menjadi rencana tindakan jangka
panjang, rencana jangka menengah, dan rencana jangka pendek.
3. Have Great Drive
Seringkali dalam perjalan waktu, mimpi besar dan action plans luntur karena tekanan-
tekanan psikologis yang muncul, benturan dan sandungan yang menghambat
pencapaian tujuan atau karena Anda mengalami disorientasi yang membuat kita kembali
kepada kebiasaan-kebiasaan lama dalam taraf hidup biasa-biasa saja. Untuk itu Anda
harus mempunyai motivasi yang besar, antara lain
Stick on dream
Melekatkan terus rencana itu pada mimpi Anda agar menjadi motivator
kreatif.Komitmen Anda untuk tetap berjuang sampai mimpi Anda terwujud
membutuhkan pengulangan dan penggambaran terusmenerus.Betapa indah dan
bahagianya jika mimpi itu terwujud.
Work Hard dan Work Smart
Anda harus bekerja dengan strategi dan otak bukan hanya dengan otot. Anda harus
mengupayakan kompetensi Anda lebih unggul dari orang lain. Lalu Anda harus proaktif
dan kontributif, dan rela memberi terlebih dahulu sebelum menerima.Jangan sekedar
memberikan pelayanan regular atau biasa-biasa saja. Berikanlah yang terbaik terlebih
dahulu kepada orang-orang yang akan berpengaruh bagi sukses Anda.
2017 7 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Kekuatan Pikiran
Penggunaan kekuatan pikiran positif secara berkesinambungan dengan
memanfaatkan pikiran bawah sadar akan berdampak luar biasa terhadap
pembentukan karakter dan kualitas hidup seseorang. Teknik penggunaan kekuatan
pikiran adalah secara konsisten dan intensif agar tujuan dan harapan spesifik yang
kuat terus berada dalam pikiran bawah sadar Anda. Lama-kelamaan hal itu menjadi
suatu obsesi yang tertanam dan menggelora sedemikan rupa dan akan mempengaruhi
pola pikir dan pola hidup (perilaku) Anda.
Kekuatan Kemauan
Kekuatan kemauan adalah kekuatan yang tidak kenal lelah, memiliki daya juang yang
luar biasa untuk mencapai tujuan hingga tujuan tersebut terwujud.Kekuatan kemauan
adalah kesediaan untuk membayar, mengorbankan segala sesuatu baik berupa waktu,
uang, tenaga, pikiran, ketrampilan, dan berbagai usaha demi terwujudnya cita-cita atau
tujuan itu.
Ketahanan Hati
Sebelum mencapai tujuan, Anda harus tekun, tabah hati, sabar, semangat, pantang
menyerah, tidak mudah putus asa.Semua itu memungkinkan Anda bangkit kembali
dari kejatuhan.Anda tetap memiliki harapan untuk mencapai keberhasilan walaupun
menghadapi banyak rintangan. Banyak contoh orang-orang sukses yang mulai dari hal
yang sangat kecil dan susah payah, lalu bangkit kembali dari kegagalan sehingga
pada akhirnya ia mencapai keberhasilan. Prinsip Coba lagi.... merupakan kunci
keberhasilan sesorang dalam mewujudkan tujuannya.
Tujuan jangka panjang (di atas 5 tahun) biasanya dapat dikategorikan pada tujuan
umum yang dalam pencapaiannya dapat dipecahkan menjadi tujuantujuan praktis dan
tujuan berkala.Pada akhirnya pencapaian tujuan-tujuan praktis dan berkala ini merupakan
rencana tindakan (action plans).Misalnya tujuan memiliki rumah pribadi adalah tujuan umum
yang memerlukan waktu yang lama dalam pencapaiannya.Anda dapat memecahkannya
menjadi tujuan-tujuan praktis yang dapat diwujudkan dalam jangka waktu yang lebih
pendek.
Untuk membeli rumah dengan harga tertentu Anda dapat memanfaatkan kredit
pemilikan rumah (KPR) sehingga Anda dapat mengangsur setiap bulan dalam jangka waktu
misalnya 10 tahun. Namun, Anda juga memerlukan tambahan dana cepat untuk membayar
uang mukanya. Anda dapat memecah tujuan umum tadi menjadi tujuan-tujuan praktis.
2017 8 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
1. Menjual kendaraan milik Anda untuk membayar uang muka dan
2. Menyisihkan sepertiga penghasilan Anda per bulan untuk membayar angsuran dalam
jangka waktu 10 tahun.
Tujuan kedua dapat dikategorikan sebagai tujuan berkala karena memiliki batas waktu
berkala, yaitu setiap bulan.Tujuan akhir dapat terwujud dari rangkaian tujuan prosedural.
MOTIVASI
Motivasi telah menjadi bagian penting dalam menggerakan seseorang untuk
berperilaku tertentu. Mengapa orang sibuk bekerja, mengapa orang rajin beribadah,
mengapa anak-anak belajar, dan lain-lain. Salah satu jawaban yang mungkin bisa
dikemukakan, karena mereka mempunyai motivasi. Mereka ingin hidup mapan dan
sejahtera, mereka ingin masuk surga, dan mereka ingin menjadi sarjana sehingga
memudahkan dalam mencari pekerjaan.
Prestasi, sukses, dan lain-lain yang ada hubunganya dengan keberhaslan bukanlah
sesuatu yang datang dengan sendirinya, melainkan harus diusahakan dengan kerja keras.
Prestasi pada dasarnya bukanlah warisan, tetapi ia hadir dan dihadirkan oleh yang
bersangkutan. Dengan demikian, penting kita untuk memiliki motivasi yang tinggi sehingga
dengan motivasi tersebut menjadi energi yang besar untuk menggerakan kita mencapai
yang diinginkan.
Salah satu cara membangkitkan motivasi yaitu dengan membaca kisah orang-orang
sukses dalam berbagai bidang. Ia bisa politisi, akademisi, ekonom, wirausahawan, seniman,
dan lain-lain. Sepanjang yang saya baca, tidak kesuksesan atau prestasi yang datang tiba-
tiba, semuanya adalah proses yang panjang, kerja keras, kesungguhan dan do’a.
Pada modul ini kita akan membahas beberapa hal yang ada kaitannya dengan
motivasi, terutama kita akan melihat secara teoretik berbagai variabel yang ada kaitannya
dengan motivasi. Sehingga dengan kita mengelaborasi berbagai pendapat para pakar
dalam konteks motivasi, kita dapat memiliki pemehaman teoretis tentang motivasi, dan pada
gilirannya aka menjadi dorogan bagi kita dalam meraih keberhasilan.
2017 9 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
PENGERTIAN
Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu
tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan
mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono motivasi menjadi dorongan (driving
force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.
Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu
dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat
motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan
motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh individu lain/ organisasi.
Pakar lain mengemukakan, bahwa motivasi adalah daya pendorong dari keinginan
kita agar terwujud. Motivasi adalah sebuah energi pendorong yang berasal dari dalam kita
sendiri.Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud.Energi pendorong
dari dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi erat sekali
hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak ada, motivasi pun tidak
akan timbul.
Banyak dari kita yang mempunyai keinginan dan ambisi besar, tapi kurang
mempunyai inisiatif dan kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya.Ini
menunjukkan kurangnya enrgi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi.
Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam
mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi yang
benar kita akan semakin mendekati keinginan kita. Biasanya motivasi akan besar, bila orang
tersebut mempunyai visi jelas dari apa yang diinginkan. Ia mempunyai gambaran mental
yang jelas dari kondisi yang diinginkan dan mempunyai keinginan besar untuk mencapainya.
Motivasilah yang akan membuat dirinya melangkah maju dan mengambil langkah
selanjutnya untuk merealisasikan apa yang diinginkannya.
Lakukan apapun dalam pengembangan diri anda dengan motivasi, baik itu karir,
hubungan, spiritual, pekerjaan, menulis, memasak, membeli rumah, mendapatkan pacar,
mengajar anak atau apapun. Motivasi ini akan ada, bila ada visi yang jelas dari apa yang
anda akan lakukan, mengetahui apa yang akan anda lakukan dan percaya akan kekuatan
2017 10 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
yang ada pada anda sendiri. Ia akan merupakan kunci sukses dari apapun yang anda
lakukan.
Untuk termotivasi, ketahui terlebih dahulu apa yang anda inginkan selanjutnya anda
harus dapat meningkatkan energi keinginan itu dan siap untuk melakukan apa saja agar
keinginan dapat tercapai. Motivasi berkaitan erat dengan tercapainya sesuatu keinginan.
Sering kita gagal mencapai apa yang kita lakukan, misalnya berhenti minum kopi, merokok
dan lainnya karena motivasinya kurang. Apakah hubungannya motivasi dengan emosi?
Sangat erat hubungannya. Keduanya diperlukan untuk proses tercapainya suatu keinginan.
Disiplin adalah hal yang perlu agar keinginan tercapai. Untuk tetap disiplin, motivasi yang
tinggi akan sangat membantu.
Dalam kehidupan kita, kita sering meniatkan untuk melakukan pengembangan atau
merubah kondisi yang kita miliki, tapi sering tidak dilakukan dan berhenti hanya sebagai niat
saja.Kenapa berhenti?Itu terjadi karena kurangnya motivasi, antusiasme, keinginan,
determinasi, kemauan dan disiplin.
RAGAM TEORI MOTIVASI
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan,
baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar
individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap
kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupan lainnya..Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri
bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan
upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.
Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan
bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:
(1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi pada kegiatan; (4) ketabahan,
keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan; (5) devosi dan
pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan
kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai
dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
2017 11 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori
tentang motivasi, antara lain : (1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan); (2) Teori
McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi); (3) teori Clyton Alderfer (Teori ERG); (4) teori
Herzberg (Teori Dua Faktor); (5) teori Keadilan; (6) Teori penetapan tujuan; (7) Teori Victor
H. Vroom (teori Harapan); (8) teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku; dan (9) teori Kaitan
Imbalan dengan Prestasi. (disarikan dari berbagai sumber : Winardi, 2001:69-93; Sondang
P. Siagian, 286-294; Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono,183-190, Fred Luthan,140-
167).
1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar
pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1)
kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2)
kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental,
psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan
akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-
simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan
bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga
berubah menjadi kemampuan nyata.
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan)
kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya
sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi
kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang
jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang
dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa
kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental,
intelektual dan bahkan juga spiritual.
Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh
dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur
manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan,
bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut terutama
diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah
“hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan.Atau secara analogi berarti anak
tangga.Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga
yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada
pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan
2017 12 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama
yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan
sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.
Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia
makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi
juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan
berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan
kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman,
merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan
manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini,
perlu ditekankan bahwa :
a. Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu
yang akan datang;
b. Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser
dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
c. Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya
suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam
pemenuhan kebutuhan itu.
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis,
namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi
yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.
2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need
for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan
kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi
merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“ Melaksanakan sesuatu
tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-
obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan
seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku.Mengatasi kendala-kendala, mencapai
standar tinggi.Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam
2017 13 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat
secara berhasil.”
Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers)
memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan
derajat kesulitan moderat; (2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena
upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran
misalnya; dan (3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka,
dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
3. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer
merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan
eksistensi), R = Relatedness (kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak lain, dan G =
Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama, secara
konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow
dan Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan
kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan
keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna sama dengan “self
actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis
kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer
disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
a. Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan
untuk memuaskannya;
b. Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila
kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;
c. Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi,
semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.
Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia.
Artinya, karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada
kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada
hal-hal yang mungkin dicapainya.
2017 14 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman
motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari
motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”.
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong
berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan
yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya
ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang
dalam kehidupan seseorang.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah
pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam
karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan
mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu
dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan
yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam
organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah
memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan
seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik.
5. Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk
menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan
imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa
imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
a. Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
b. Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan
empat hal sebagai pembanding, yaitu :
2017 15 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
a. Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan
kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan
pengalamannya;
b. Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat
pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri;
c. Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama
serta melakukan kegiatan sejenis;
d. Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan
yang merupakan hak para pegawai
Pemeliharaan hubungan dengan pegawai dalam kaitan ini berarti bahwa para
pejabat dan petugas di bagian kepegawaian harus selalu waspada jangan sampai persepsi
ketidakadilan timbul, apalagi meluas di kalangan para pegawai. Apabila sampai terjadi maka
akan timbul berbagai dampak negatif bagi organisasi, seperti ketidakpuasan, tingkat
kemangkiran yang tinggi, sering terjadinya kecelakaan dalam penyelesaian tugas, seringnya
para pegawai berbuat kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing,
pemogokan atau bahkan perpindahan pegawai ke organisasi lain.
6. Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat
macam mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b)
tujuan-tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-
tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
7. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation”
mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini,
motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan
yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu.
Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka
untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika
seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar,
yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu.
2017 16 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk
berupaya akan menjadi rendah.
Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber daya manusia teori
harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya bagian
kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta
menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan
ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu
mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.
8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan
sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan
persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif.Perilakunya pun
ditentukan oleh persepsi tersebut.
Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak
seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan
tindakannya.Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai
penentu dan pengubah perilaku.
Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yang
menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai
konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan
perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.
Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan
tugasnya dengan baik dalam waktu singkat.Juru tik tersebut mendapat pujian dari
atasannya.Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik
tersebut menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja
lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan keterampilannya,
misalnya dengan belajar menggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin
bertambah, yang pada gilirannya diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di
kemudian hari.
Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat
teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner.
Teguran dan kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai
2017 17 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat
tugas.
Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi
perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui dan
dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya” yang manusiawi pula.
9. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna,
dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus
menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti
menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model. Tampaknya
terdapat kesepakan di kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup
dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu .
Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :
(a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d)
kebutuhaan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; (g) prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah : (a)
jenis dan sifat pekerjaan; (b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung; (c) organisasi
tempat bekerja; (d) situasi lingkungan pada umumnya; (e) sistem imbalan yang berlaku dan
cara penerapannya.
STRATEGI SUKSES BEKERJA
Srijanti, dkk (2007:47-50) menulis sebelas faktor yang menjadi strategi sukses
seseorang, yaitu:
1. Percaya diri
2. Terampil dalam bersikap
3. Mampu mengarahkan diri sendiri
4. Mampu memahami diri dan pekerjaan orang lain
5. Berani mencoba
6. Memiliki harga diri yang sehat
7. Menerima kekurangan dirinya
8. Murah hati dan bijaksana
2017 18 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
9. Cerdas dalam pergaulan
10. Membuat orang lain berkesan
11. Meraih peluang
Pendapat lain mengemukakan, bahwa untuk dapat sukses bisa memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
1. Kenali diri sendiri dan lingkungannya. Manfaatkanlah kekuatan yang dimiliki,
hilangkan kelemahan, gunakan peluang dan hindarkan ancaman yang ada.
2. Bekerjalah dengan keras dan cerdik. Gunakan kreativitas untuk memperoleh
keunggulan bersaing.
3. Milikilah komitmen yang kuat untuk menjadi pemenang dan jangan mudah putus asa.
4. Bekerjalah dengan memperhatikan konsep bisnis, indra bisnis, dan suara hati.
5. Buatlah perencanaan kerja tetapi jangan terlalu kaku dengan rencana tersebut.
6. Belajarlah dari pengalaman orang lain atau perusahaan lain, dan ikuti perkembangan
konsep bisnis.
7. Berani mengakui kesalahan, dan tidak mengulangi kesalahan yang sama atau yang
sudah diketahui.
8. Berani mengambil resiko, tetapi berusaha mengelola resiko dengan baik.
9. Komunikasikan pendapat secara rasional dan jangan cari musuh.
10. Lakukan perbaikan secara terus menerus baik dari sendiri maupun proses kerja di
perusahaan.
11. Lihatlah perubahan sebagai teman bukan sebagai musuh.
12. Tanggap atas perubahan yang terjadi maupun yang akan terjadi.
13. Perbesar jaringan bisnis yang ada. Gunakan jaringan yang ada dan perbesar terus.
Jaringan ini bukan untuk membentuk kolusi atau nepotisme, tetapi memperbesar
peluang dengan cara sehat.
14. Jangan terlalu sering pimdah kerja atau usaha. Tekunilah apa yang dikerjakan.
Dengan menekuni, maka seseorang akan mengenali pekerjaannya dengan baik dan
menjadi ahli di bidangnya.
15. Tingkatkan kemampuan berbahasa asing.
16. Tingkatkan kemampuan kepemimpinan dan kemampuan interpersonal.
17. Tingkatkan kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan implementasi
perubahan yang besar.
18. Tingkatkan kemampuan mengatasi konflik.
19. Tingkatkan terus kemampuan keterampilan kecil seperti teknik penyusunan laporan,
teknik presentasi, dan teknik negosiasi.
2017 19 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
20. Tingkatkan terus motivasi kerja dan tunjukkan kemampuan untuk berprestasi.
21. Tingkatkan terus motivasi kerja dan kemampuan bawahan atau kelompok kerja
anda.
2017 20 Etik UMB
Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Yayah Hidayah, M.Si http://www.mercubuana.ac.id