Download - MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI-PSI.pdf
COPING PENYESUAIAND.IRIPADA
PENSIUNAN ABRI
OLEH:
MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBI
102070026049
UlN
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar
Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2007
COPING PENYESUAIAN DIRI PADA PENSIUNAN ABRI
SkripsiOiajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
MUHAMAD IKHWANUDIN SUAEBINIM: 102070026049
Oi bawah Bimbingan
S. Evangeline, I. S, M. Psi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/2007 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul COPING PENYESUAIAN DIRI PAPA PENSIUNAN
ABRI telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 Agustus 2007.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Psikologi.
Jakarta, 30 Agustus 2007
Sidang Munaqosyah
M.Si
Sekretaris Merangkap Anggota
Anggota:
Peng ji It
Pembim i 9 I
M.Si
M.Si
M.Si
.-----S. Evangeline, I. S, M. Psi
MOTTO:
Reaksi terbaik bagi manusia ialah bekerja.
Musibah terbesar adalah keputusasaan.
Keberanian terbesar ialah kesabaran.
guru terbaik ialah pengalaman.
modal terbesar ialah kemandirian.
(Ali bin Abi Thalib)
Kadang kala kita di lahirkan dalam keadaan fakir miskin dan sengsara,
karena tuhan menghendaki kita belajar bersemangat pantang mundur dan
terlatih keberanian diri ( Maha guru Ching Hai)
Kupersembahkan
Karya sederhana ini
Teruntuk Bapak dan Ibuku
tercinta
Serta saudara-saudaraku
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi(B) Agustus 2007
(C) Muhamad Ikhwanudin Suaebi(D) Coping Penyesuaian Diri pada Pensiunan Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (ABRI) Tangerang(E) xiii + 63 + lampiran
Banyak orang yang takut menghadapi masa tua karena asumsinya jikasudah tua, maka fisik akan makin lemah, makin banyal< penyakit,cepat lupa, penampilan makin tidak menarik dan makin banyakhambatan lain yang membuat hidup makin terbatas. Proses menuaatau dapat disebut sebagai masa lansia merupakan proses alami yangdisertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupunsosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan ini cenderungberpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupunkesehatan jiwa secara khusus pada :ansia. Coping merupakan suatuusaha yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi tuntutan-tuntutan(baik eksternal maupun internal) dan sumber-sumber yang dianggapsebagai situasi yang filenekan, membebani atau penuh tekanan sertamenimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadidilingkungan dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki untukmenghadapi dampak negatif stres.
Tujuan : mengetahui bagaimana strategi coping penyesuaian diri yangdilakukan oleh pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia(ABRI) di Tangerang. Secara khusus. rumusan penelitian ini yaitu,bagaimana deskritif masing-masing aspek coping yang terdiri dari : (1)Problem Focused Coping meliputi coping aktif, perencanaan, supresi,coping pengekangan, dukungan social. (2) Emotion Focused Copingmeliputi dukungan sosial emosional, reintrepretasi positif, penerimaan,penyangkalan, dan kembali keajaran agama.
Metode : pendekatan kuantitatif dengan metode deskripsi, copingpenyesuaian diri.
Sampel : pensiunan Angkatan Bersenjata Reoublik Indonesia (ABRI)Jatiuwung-Tangerang, dengan mGnggunakan teknik purposivesampling, sebanyak 42 persen atau 40 orang dari 97 Pensiunan.
Pengumpulan data: skala coping yang telah dimodifikasi, menjadi74 item dari 39 item valid dan 35 item tidak valid setelah uji validitas.Uji validitas menggunakan rumus Product Moment Pearson. Estimasireliabelitas menggunakan rumus Alpha Cronbach, coping penyesuaiandiri pada pensiunan ABRI di Tangerang yang terdiri dari 39 item dari40 subjek didapati hasil koefesien reliabelitas Alpha = 0,735, artinyapenelitian yang dilakukan menunjukkan reliabel. sedangkan untukanalisa aspek untuk mencari gambaran bahwa problem focus copingmenunjukan (47.5%) dan emotional focus coping menunjukan (52.5)%.Sedangkan untuk pengelompokan subjek berdasarkan indikator bahwapensiunan ABRllebih menggunakan indikator coping pengendalianyang didapati (15,325) dan indikator dukungan sosial emosionaldidapati (17,775).
Kesimpulan : Dengan melihat hasil aspek bahwa pensiunan ABRImenggunakan emotional focus coping. Sedangkan indikatormenggunakan dukungan sosial emosional.
Saran: 1. Bagi para peneliti selanjutnya disarankan untuk menelitidampak dan strategi coping yang dilaKukan pada masa pensiundangan didukung alat pengul<ur atau skala dan menguji denganmengaitkan dengan varibel lain. 2. Disarankan pula bagi peneliti untukmenggunakan sampel penelitian pada para pensiunan pekerja swastasebagai alasan lebih kepada jaminan tunjangan masa pensiun yanglebih beragam.
Daftar bacaan : 20 buku (1976 - 2004) 5 website.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan rahmat,hidayah dan inayahnya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepadaNabi Muhammad Saw. keluarganya, sahabatnya dan umatnya yang setiahingga akhir jaman.
Berbagai kendala mulai dari awal pemilihan judul, yakni dalam merumuskanlatar belakang masalah penelitian yang membutuhkan banyak waktu danpikiran, hingga pada penelitian lapangan yang banyak membutuhkan tenagadan materi dalam penyebaran angket penelitian, membuat penulis merasasangat bahagia setelah skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunyawalaupun masih jauh dari kesempurnaan. Maka dengan ini, penulis merasabersyukur kepada Allah Swt, dan mengucapkan terima kasih kepada seluruhpihak yang turut memberikan kontribusi dalam pengerjaan skripsi ini,diantaranya :
1. Oekan Fakultas Psikologi juga sebagai dosen Pembimbing I Ibu Ora. Hj.Netty Hartati, M. Si., Pudek Fakultas Psiko!ogi Ibu Ora. Hj. ZahrotunNihayah, M Si. Beserta civitas akademika Fakultas Psikologi.
2. Ibu S. Evangeline, I.S, M. Psi. selaku dosen Pembimbing II yang telahmemberikan bimbingan, arahan, waktu, pengalaman dan semangatnyayang cukup besar dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Firdaus Kasmi, MA. selaku dosen penasehat akademik yangtelah me!l1berikan semangat, perhatian dan doa.
4. Kedua orang tua tercinta Bapak Saelandan Ibu Suaebah yangmemberikan kasih sayang yang tulus dan ikhlas serta yang terbaik bagipenulis. Terima kasih, ya Allah lindungilah dan sayangi!ah keduaorangtuaku, Amin.
5. Kakakku yang tercinta Ina Oesiana dan Adik-adikku Haris, Bambangyang telah memberikan motivasi.
6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan pengalamandan ilmunya pada penulis, seluruh staff dan karyawan Bu syariah yangbanyak membantu saya.
7. Pakde Oirman, Pa Bugiman dan Mas Ari terima kasih yang telahmeluangkan waktu dan mengijinkan penelitian.
8. Para pensiunan ABRI yang telah bersedia berpartisipasi dalarnpenulisan skripsi ini, terirna kasih telah meluangkan waktunya.
9. Sahabat~sahabatku yang terbaik yang telah banyak mernbantu penulisuntuk rnenyelesaikan penulisan skripsi ini terutarna untuk Sulairnan,Jamali, TLC, Muhid, ucup, B-dul, Oikin, Aka, Jarnal, Koko yang telah
memberikan skripsinya untuk penulis, dan Hana, Dona, Dedeh, sertatemen kelas D dan teman-teman angkatan 2002 yang tidak sayasebutkan namanya, saya ucapkan banyak terima kasih semogapersahabatan kita tetap terjaga selalu.
10. Sahabat-sahabat yang terbaik Ompong, Q-munk, Ableh, Bahrul, Paul,entep, Otoy, Isom dan Aim usup, semoga persahabatan kita tetapterjciga selalu.
11. rerima kasih sudara-sudaraku Apid dan Mita yang telah meminjamkanPrinternya selama penulis mengerjakan skripsi.
Singkatnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak dengantidak mengurangi rasa hormat sedikit pun yang telah membantu baik secaramoril maupun materil. Oleh karena itu, kritik dan saran menjadi hal yangurgen bagi penulis guna memacu dan memotivasi penulis kedepan.
Jakarta, Agustus 2007
Penulis
Muhamad Ikhwanudin suaebi
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 13-40
2.1. Pensiun 13
2.1.1. Pengertian pensiun 13
2.1.2. Jenis pensiun 15
2.1.3. Pensiun dan dampak............................................. 16
2.2. coping 16
2.2.1. Pengertian coping.................................................. 16
2.2.2. Tujuan dan fungsi coping 20
2.2.3. Jenis coping 20
2.2.4. Faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis
strategi coping....................................................... 23
2.3. Penyesuaian diri........... 26
2.3.1. Pengertian penyesuaian diri 26
2.3.2. Penyesuaian diri yang efektif................................. 29
2.3.3. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri........ 32
2.4. Coping penyesuaian diri pada pensiunan 36
2.5. Kerangka berfikir 38
BAB 3 METODE PENELITIAN .41-51
3.1. Jenis Penelitian 41
3.1.1. Pendekatan penelitian 41
3.1.2. Metode penelitian 42
3.1.2. Definisi variabel dan operasionalisasi.................... 42
3.2. Pengambilan Sampel 43
3.2.1. Populasi dan sampel , 43
3.2.2. Teknik pengambilan sampel 45
3.3. Pengumpulan Data 45
3.4. Teknik Uji Instrumen 47
3.4.1. Uji validitas skala 48
3.4.2. Uji reliabelitas skala 48
3.5. Tahapan Penelitian 49
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA 51-58
4.1. Gambaran Umum Responden 51
4.2. Presentasi dan Analisa Data 53
4.2.1. Uji instrumer. penelitian 53
4.2.2. Analisis aspek 56
4.2.3. Analisis indikaior variabel ., ,. '" 57
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 59-62
5.1. Kesimpulan.............................. 59
5.2. Diskusi.. 59
5.3. Saran 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMP/RAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1. Skala likert 46
2. Tabel 3.2. Blue print skala coping ..47
3. Tabel 3.3. Reliabilitas ..49
4. Tabel 4.1. Prosentase pangkat... 52
5. TabeI4.2. Prosentase usia 53
6. Tabel 4.3. Skala coping 54
7. Tabel 4.4. Skala coping (Try out) 55
8. Tabel 4.5. Skala coping (Penelilian) 56
9. Tabel 4.6. Analisis aspek 57
10. TabeI4.7. Analisis indikator variabel 58
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Banyak orang yang takut menghadapi masa tua karena asumsinya jika sudah
tua, maka fisik akan makin lemah, makin banyak penyakit, cepat lupa,
penampilan makin tidak menarik dan makin banyak hambatan lain yang
membuat hidup makin terbatas. Proses menua atau dapat disebut sebagai
masa lansia merupakan proses alami yang disertai dengan adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi
satu sama lain. Keadaan ini cenderung berpotensi menimbulkan masalah
kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.
Sri Kuncoro (2002) mengatakan, bahwa setelah orang memasuki masa
lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis
berganda, misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput,
gigi makin rontok, tulang makin rapuh dan sebagainya. Secara umum kondisi
fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan
secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau
2
kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial yang selanjulnya dapal
menyebabkan sualu keadaan kelerganlungan kepada orang lain.
Sri kuncoro (2002) menambahkan bahwa pada masa lansia selain
menimbulkan gangguan di alas, juga mengalami penurunan fungsi kognilif
dan psikomolor. Fungsi kognilif melipuli proses belajar, persepsi,
pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan
reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Semenlara fungsi
psikomolorik (konalif) melipuli hal-hal yang berhubungan dengan dorongan
kehendak seperli gerakan, lindakan, koordinasi yang berakibal pada usia
lansia menjadi kurang cekalan, dengan adanya penurunan kedua fungsi
lersebul, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkailan
dengan keadaan kepribadian lansia.
Perubahan ini lenlunya berakibal pada lurunnya produklivilas kerja, maka
pada kondisi inilah mengharuskan seseorang unluk mengurangi bahkan
meninggalkan aklivilas kerjanya alau dengan kala lain mengambil pensiun
dari pekerjaannya. Pensiun memang membawa konsekuensi bagi individu
yang menjalaninya, selelah pensiun lerdapal perubahan rulinilas dalam
kehidupan individu, mulai munculnya keluhan fisik, adanya kecemasan pada
hal-hal baru, depresi dan sering mengeluh pada lingkungan merupakan sualu
gejala post power syndrome yang lerjadi pada individu yang memasuki
3
pensiun. Hal ini dapat disebabkan karena individu tersebut merasa
kehilangan kekuasaan yang diberikan oleh tempat individu tersebut bekerja
dan juga kurang dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru
(Fransisca, dkk dalam www.psikologi-untar.com). Meskipun tujuan ideal
pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari
tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun
sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran,
kegiatan, status dan harga diri.
Jacinta F. Rini (2001) dalam team e-psikologi.com, mengatakan bahwa
pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan
sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas
karena tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi kelak. Dalam
era modern seperti sekarang ini, pekerjaan merupakan salah satu faktor
terpenting yang bisa mendatangkan kepuasan (karena uang, jabatan dan
memperkuat harga diri). Oleh karenanya, sering terjadi orang yang pensiun
bukannya bisa menikmati masa tua dengan hidup santai, sebaliknya, ada
yang justru mengalami problem serius (kejiwaan atau pun fisik). Jacinta F.
Rini (2001) menggambarkan tentang kondisi saat masa pensiun sebagai
berikut: (1). penurunan kesehatan tidak disebabkan secara langsung oleh
pensiun, melainkan oleh problem kesehatan yang sebelumnya (sudah)
dialami (2). pensiun sebaliknya dapat meningkatkan kesehatan dengan
4
berkurangnya beban tekanan yang harus dihadapi (3). masyarakat mulai
memandang bahwa masa pensiun sebenarnya masa yang penuh
kesempatan menarik (4). kemungkinan untuk bersantai berkurang karena
waktu cenderung tersita untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga (5).
kepuasan perkawinan tidak secara signifikan dipengaruhi oleh kondisi
pensiun yang dialami (6). akan lebih banyak waktu dan kesempatan
kebersamaan bagi keluarga/pasangan (7). pengalokasian ke rumah jompo,
meninggalnya pasangan, penyakit serius serta adanya cacat tertentu
biasanya menyebabkan perubahan gaya hidup yang drastis
Masa pensiun merupakan masa-masa yang dapat memunculkan
permasalahan psikologis bagi mereka yang akan menjalaninya. Hal ini
disebabkan karena pada saat seseorang menjalani masa pensiun,
memerlukan penyesuaian terhadap perubahan pekerjaan seperti
meninggalkan status, kedudukan, fasilitas-fasilitas yang dimilikinya, dan
tentunya juga perubahan penurunan dalam penghasilan. Pendapat senada
dikatakan oleh Schwartz (dalam Hurlock, 1997), bahwa pensiun dapat
merupakan akhir pola hidup atau masa transisi kepola hidup baru. Pensiun
selalu menyangkut perubahan peran, nilai dan perubahan pola hidup individu
secara menyeluruh. Artinya pada masa pensiun orang akan melakukan
penyesuaian diri yang baru mengingat perubahan kondisi yang dialaminya.
5
Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi kesehatan
mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai
kebahagian dalam hidupnya, karena ketidak mampuan dalam menyesuaikan
diri, baik dalam kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam
masyarakat pada umumnya. Tak jarang pula banyak orang-orang mengalami
stress dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka dalam penyesuaian
diri dengan kondisi yang penuh dengan tekanan. Penyesuaian diri individu
tak terlepas dari kebutuhan dan tuntutan untuk diri sendiri dan lingkungannya.
Maka, muncul suatu mekanisme penyesuaian seperti mekanisme pertahanan
diri dan mekanisme penyelesaian masalah (coping mechanism) (Heru
Suprapto dalam www.psikologLnetlartikel).
Kebanyakan orang yang pada masa pensiun melakukan peralihan diri
dengan melakukan akitivitas-aktivitas lain yang dapat membuat dirinya
merasa tidak kesepian, ketergantungan dan kekurangan seperti melibatkan
dirinya pada perkumpulan-perkumpulan atau majlis ta'lim dan sebagainya.
Jacinta F. Rini (dalam team e-psikologLcom) mengatakan bahwa status
sosial juga berpengaruh terhadap kemampuan seseorang pada masa
pensiunnya. Jika semasa kerja ia mempunyai status sosial tertentu sebagai
hasil dari prestasi dan kerja keras (sehingga mendapatkan penghargaan dan
pengakuan dari masyarakat atau organisasi), maka ia cenderung lebih
6
memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik (karena konsep diri yang
positif dan sosial network yang baik). Namun jika status sosial itu didapat
bukan murni dari hasH jerih payah prestasinya (misalnya lebih karena politis
dan uang/harta) maka orang itu justru cenderung mengalami kesulitan saat
menghadapi pensiun karena begitu pensiun, maka kebanggaan dirinya
lenyap sejalan dengan hilangnya atribut dan fasHitas yang menempel pada
dirinya selama ia masih bekerja.
Gambaran di atas juga dirasakan pada pensiunan anggota Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ABRIl. dimana pada masa-masa ini banyak
perubahan-perubahan yang dialami anggota ABRI, seperti perubahan peran
dan perilaku. Perubahan peran seorang anggota ABRI, yang tadinya memiliki
peran penting dalam tugas dan kewajibannya, tiba-tiba berkurang bahkan
hilang disebabkan karena telah memasuki masa pensiun. Kondisi ini tentunya
berdampak pada pola perilakunya sehari-hari, misalnya saja pada
penyesuaian dirinya baik dalam suasana kerja atau lingkungan lainnya
(keluarga dan masyarakat), apalagi pada pensiunan ABRllingkup
pekerjaannya memiliki perbedaan dengan pekerjaan lainnya. Dimana,
anggota ABRI bekerja lebih banyak dHapangan dan tidak menetap serta
penuh dengan kedisiplinan. Perbedaaan tersebut diduga membuat pensiunan
anggota ABRI mengalami dampak psikologis yang cukup serius, seperti
munculnya rasa kecemasan dan stress dalam menjalankan perubahan yang
7
dialaminya. Ditambah lagi persepsinya yang menganggap dirinya sudah
merasa lemah dan tidak kuat lagi seperti muda dulu (self image negatif).
Tentunya kondisi ini juga membawa dampak negatif terhadap hubungan
interpersonalnya terutama bagi mereka yang lebih muda, misalnya kurangnya
kepercayaan diri. Namun, bisa jadi hubungan interpersonalnya bertambah
baik terhadap mereka yang juga sama memasuki pensiunan.
Perubahan yang dialami oleh pensiunan ABRI di atas memang membutuhkan
penyesuaian-penyesuian terhadap kondisi yang baru dialaminya. Karena bagi
mereka yang mampu menyesuaikan kondisi tersebut tidak akah mengalami
gangguan psikologis yang digambarkan di atas, tetapi justru mereka malah
bisa membangun suasana yang lebih baik lagi, satu contoh mereka akan
mengkonsentrasikan kemampuan yang dimilikinya, entah membuka usaha
sendiri atau melibatkan dirinya dengan kesibukan-kesibukan lainnya seperti
mengikuti perkumpulan pensiun anggota ABRI, masuk dalam politik praktis,
majlis ta'lim, mambaur dalam masyarakat dan sebagainya.
Berdasarkan penjelasan tentang di atas, penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai coping penyesuaian diri pada pensiunan
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), serta mencoba mencari
gambaran coping penyesuaian diri pada pensiunan Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (ABRI).
8
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan lalar belakang masalah di alas, maka penulis lelah
mengidenlifikasi permasalahan yang ada menjadi :
1. Masalah psikologis apa saja yang dialami oleh pensiunan Angkalan
Bersenjala Republik Indonesia (ABRI)?
2. Bagaimana coping yang dilakukan pensiunan Angkalan Bersenjala
Republik Indonesia (ABRI) unluk menyesuaikan diri mengalasi masalah
psikologis lersebul? .
3. Coping apa yang dilakukan unluk menyesuaikan diri oleh pensiunan
Angkalan Bersenjala Republik Indonesia (ABRI)?
4. Faktor apa yang mempengaruhi pensiunan Angkalan Bersenjala Republik
Indonesia (ABRI) dalam melakukan coping penyesuaian dirinya?
1.3. Pembatasan dan perumusan masalah
1.3.1. Pembatasan masalah
Dalam penelilian kali ini, peneliti membalasi masalah penelilian pada:
a. Dalam penelitian ini coping diartikan hal yang dilakukan individu unluk
mengalasi luntulan yang dirasakan lidak menyenangkan alau menekan.
Adapun aspek-aspek coping yang diukur dalam penelitian ini,
menggunakan pengertian yang lelah dijelaskan oleh Smet (1994) yailu:
(1) Problem focused coping melipuli coping aktif, perencanaan, supresi,
coping pengendalian, dukungan sosial. (2) Emotional focused coping
meliputi dukungan sosial emosional, reintrepretasi positif, penerimaan,
penyangkalan, dan kembali keajaran agama.
b. Penyesuaian diri dalam penelitian ini diartikan, bagaimana seseorang
bertingkah laku dengan cara tertentu, dengan melibatkan rekonsiliasi
tuntutan personal dan lingkungan. Adapun aspek atau dimensi yang
diukur, sesuai dengan penjelasan Haber dan Runyon (1984), yaitu: (1).
Persepsi yang tepat mengenai kenyataan (2). Kemampuan untuk
menghadapi stress kecemasan (3). Self-image yang positif (4).
Kemampuan untuk mengekspresikan perasaan (5) Hubungan
interpersonal yang baik.
c. Pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dalam
penelitian ini adalah yang berpangkat Prajurit dari kesatuan batalyon
bertempat di Tangerang.
1.3.2. Perumusan masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah " Bagaimana Problem
focused coping dan Emotional focused coping yang dilakukan oleh
pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
9
10
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
Untuk mengetahui bagaimana strategi coping penyesuaian diri yang
dilakukan oleh pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) di
Tanggerang.
1.4.2. Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan ini, peneliti berharap hasilnya dapat
diaplikasikan secara teoritis maupun praktis.
• Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan dari teori psikologi pada umumnya dan pikologi klinis pada
khususnya.
• Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan
masukan bagi peneliti untuk dapat dijadikan suatu informasi dan data
yang aktual.
1.5. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini mengacu kepada APA (American
Psychological Assosiation) dengan format yang terdapat dalam pedoman
11
penyusunan dan penulisan skripsi Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Secara
keseluruhan skripsi ini ditulis dalam 5 bab yaitu :
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini terbagi pada beberapa bagian, yaitu Latar Belakang Penelitian,
Permasalahan Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian serta Sistematika
Penulisan.
Bab 2 Kajian Pustaka
Dalam bab ini, dilakukan penguraian tentang landasan teari yang digunakan
sebagai dasar penelitian. Yaitu teori tentang coping, teori penyesuaian diri
dan pensiunan, kerangka berfikir.
Bab 3 Metode Penelitian
Pada bagian ini penulis membagi kedalam beberapa bagian, diantaranya
pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, sUbjek penelitian yang
terbagi menjadi karakteristik dan jumlah subjek penelitian, instrumen
pengumpul data, prosedur pengumpulan data dan terakhir adalah analisa
data.
12
Bab 4 Hasil Penelitian
Pada bab ini penulis akan memberikan gambaran umum penelitian dan hasil
utama penelitian.
Bab 5 Kesimpulan, Diskusi dan Saran
Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dari penelitian yang telah
penulis lakukan beserta diskusi dan saran.
14
Pendapat senada dikatakan oleh Turner & Helms (1987), pensiun berarti
berakhirnya pekerjaan yang formal dan permulaan suatu peran baru dalam
hidup, dimana ia mempunyai harapan tingkah laku tersendiri dan
membutuhkan adanya pendefinisian kembali identitas diri. Batasan ini
menekankan pada pentingnya seseorang menentukan harapan-harapan
akan tingkah laku tersendiri dan membutuhkan adanya pendefinisian kembali
identitas diri setelah pensiun. Hal ini disebabkan karena secara langsung
atau pun tidak langsung pensiun akan mempengaruhi pola hidup pensiunan
atau dapat dikatakan bahwa pada masa pensiun terjadi perubahan dari pola
hidup yang lama ketika seseorang masih bekerja menjadi pola hidup yang
baru setelah dia berhenti bekerja.
Perubahan dari status aktif bekerja kepada status pensiun adalah perubahan
yang cukup drastis. Kemampun penyesuaian diri akan teruji pada masa ini
dan ternyata didapatkan hasil bahwa semakin individu yakin dengan apa
yang ada pada dirinya serta memiliki penyesuaian diri yang baik maka
semakin kecil kecenderungan individu untuk mengalami kecemasan.
Berdasarkan penjelasaan di atas, maka penulis secara sederhana
menyimpulkan, pensiun sebagai periode krisis yang memberikan
konsekuensi positif ataupun negalif serta telah memiliki batas waktu secara
resmi sudah tidak memiliki tanggung jawab atas kewajibannya disebabkan
15
oleh perubahan usia dan kesehatan, dimana ia mempunyai harapan tingkah
laku tersendiri dan membutuhkan adanya pendefinisian kembali identitas
dirinya.
2.1.1. Jenis-jenis Pensiun
Hurlock (1980) membagi jenis-jenis pensiun menjadi dua macam yaitu
sebagai berikut :
1) Early retirement (pensiun dini).
Pensiun dini, biasanya terjadi sebelum masa pensiun yang telah
ditetapkan tiba. Pekerja yang lebih memilih pensiun dini atas keinginan
sendiri biasanya akan lebih mudah menyesuaikan diri pada masa pensiun
dan merasa lebih puas dengan kehidupan mereka di masa pensiun.
2) Compulsory retirement (pensiun tepat waktu).
Organisasi dimana individu bekerja menetapkan batasan usia, dimana
semua karyawan harus pensiun pada usia yang telah ditentukan, tanpa
memperhatikan apakah mereka bersedia atau tidak. Pekerja yang memilih
untuk tetap bekerja tetapi sebenarnya sudah waktunya untuk pensiun,
seringkali kurang termotivasi untuk membuat penyesuaian yang baik
terhadap pensiun yang akan dihadapinya dan mempengaruhi keadaan
psikologis maupun fisiko Ketika penyesuaian terhadap masa pensiun
menjadi buruk akan menimbulkan stress, dan menyebabkan pensiunan
menjadi bosan, merasa tidak berguna, dan tidak bahagia.
16
2.1.3. Pensiun dan dampaknya
Oadang Hawari (1988), mengatakan bahwa orang yang kehilangan
pekerjaan/jabatan (pensiun) akan merasa depresi, karena kehilangan
sesuatu itulah ia akan merasa cemas menghadapi masa depannya.
Hilangnya rasa aman dan jaminan masa depan menyebabkan seseorang
jatuh dalam kecemasan dan depresi disertai dengan keluhan-keluhan di
bidang organ-organ tubuh lainnya. Oitambahkan Oadang Hawari (1988),
bahwa orang yang kehilangan pekerjaan/jabatan itu sendiri, melainkan
terlebih lagi pada perubahan pola kehidupannya sehari-hari. Orang yang
biasa setiap hari pergi bekerja, kemudian harus tinggal dirumah dan
menganggur, maka kondisi yang demikianlah yang dapat menjadikan
seseorang jatuh dalam gangguan kejiwaan, misalnya kecemasan, depresi
dengan segala manifestasinya pada fungsi organ-organ tubuh lainnya.
2.2. Coping
2.2.1. Pengertian coping
Chaplin (2004) mengartikan coping adalah sebagai upaya atau usaha yang
dilakukan oleh individu dalam mengatasi stressor yang terjadi akibat adanya
permasalahan yang diahadapi. Chaplin (2004), menambahkan dalam istilah
Psikologi, coping dapat disebut juga coping behavior yaitu tingkah laku atau
tindakan penanggulangan setiap perbuatan individu melakukan interaksi
dengan Iingkungan sekitarnya, dengan tujuan menyelesaikan sesuatu tugas
dengan masalah.
Sarafino (1998) mengartikan, coping merupakan suatu usaha yang dilakukan
oleh individu untuk mengatasi ketidak sesuaian antara tuntutan dari
Iingkungan dengan sumber daya yang dimiliki individu sehingga dapat
mengurangi dampak negatif dari situasi stres yang ada.
Menurut Lazarus & Launier (dalam Taylor 1999) memberikan definisi yang
tidak jauh berbeda yakni bahwa coping mengacu pada usaha antara tindakan
dan intra fisik untuk mengatasi (memperbesar, mentoleransi, mengurangi dan
memperkecil) lingkungan dan tindakan dari dalam serta konflik yang terjadi
didalamnya.
Menurut Lazarus (1976), pengertian perilaku coping pada dasarnya bisa
diekuivalensikan dengan penyesuaian diri, keduanya merupakan suatu reaksi
atau respon terhadap tekanan yang muncul. Perbedaan yang cukup
mendasar diantara keduanya adalah, bahwa penyesuaian mengandung arti
yang lebih luas, karena reaksi yang dimunculkan merupakan respon terhadap
tekanan yang muncul dari dalam diri maupun lingkungan seseorang,
sementara perilaku coping muncul sebagai mengatasi tuntutan yang
menekan. Lazarus (1976) menambahkan coping adalah upaya yang
18
dilakukan oleh individu untuk menghadapi tuntutan internal maupun eksternal
yang dirasakan mengancam atau melebihi kemampuan yang dimiliki oleh
individu.
Harber & Runyon (1984) mengatakan kegiatan-kegiatan dalam perilaku
coping dengan menyatakan bahwa dalam suatu mekanisme coping juga
dilibatkan kemampuan-kemampuan khas individu seperti berfikir, persepsi,
ingatan, pemerosesan informasi, perasaan, pembelajaran, dan sebagainya
Menurut taylor (1999) mengemukakan coping dipandang sebagai suatu
proses akan didahului oleh peristiwa yang penuh dengan stress yang
dihadapi oleh individu. Penafsiran dan penilaian terhadap sumber stress
selanjutnya akan diikuti oleh respon coping dan strateginya, dalam hal ini
faktor internal dan eksternal mempengaruhi dalam pembentukan respon
coping dan strateginya. Proses selanjutnya adalah tahapan mengurangi
bahaya, toleransi dan penyesuaian terhadap peristiwa-peristiwa negatif
sebagai realisasi dari fungsi tugas coping. Hasil dari perilaku coping
merupakan proses terakhir dari terbentuknya coping. Secara sistematis
pemaparan diatas dapat dilihat bagan proses coping
Sumber Kesukaran dan Kesulitan Eksternal
Uang dan Dukungan Stressor Kehidupan,Waktu Sosial pristiwa daJam hidup
Ieristiwa ...... Penafsiran
f----.Respons
f-Tugas Coping :....... Hasil Coping
ang penuh dan Coping dan • mengurangi • fungsiengan Interprestasi Strategi bahaya yang copingress terhadap Pemecahan datang. • resume
stressor. MasaJah • penyesuaian untuk• menghindari terhadap penggunaan
bahaya bahaya yang aklifitas• eva/uasi negatif
,IPenggunaan Gaya Coping Seleksi terhadap pengaruh kepribadian,
terhadap respon coping dan strateginya
Sumber Kesukaran dan Kesulitan internal
Berdasarkan beberapa definisi diatas maka penulis menyimpulkan secara
sederhana, coping merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh individu
untuk mengatasi tuntutan-tuntutan (baik eksternal maupun internal) dan
sumber-sumber yang dianggap sebagai situasi yang menekan, membebani
atau penuh tekanan serla menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan
yang terjadi dilingkungan dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki
untuk menghadapi dampak negatif stres.
20
2.2.2. Tujuan dan Fungsi coping
Cohen & Lazarus (dalam Taylor 1999) merumuskan usaha coping terpusat
pada lima tujuan utama, antara lain adalah:
a. Untuk mengurangi kondisi-kondisi lingkungan yang menyakitkan dan
memperbesar kemungkinan prospek penyembuhan.
b. Untuk mentoleransi atau menyesuaikan diri pada peristiwa atau
kenyataan yang tidak menyenangkan.
C. Untuk memelihara image diri yang positif.
d. l)ntuk mempertahankan keseimbangan emosional.
e. Untuk melanjutkan hubungan sosial yang memuaskan dengan orang lain.
2.2.3. Jenis-jenis Coping
Lazarus dan Folkman (dalam Smet, 1994) secara umum menggolongkan dua
strategi coping yang biasanya digunakan oleh individu ketika menghadapi
stress yaitu :
a. Problem focused coping (coping terpusat pada masalah) merupakan
usaha individu untuk menghadapi langsung, mencari sumber stress,
mengubah lingkungan yang menyebabkan stress, berusaha untuk
menyelesaikan masalah sehingga pada akhirnya stress berkurang atau
hilang.
21
Jenis Problem focused coping terbagi lima yaitu :
(1) Active coping (coping aktif), merupakan proses pengambilan langkah
aktif yang mencoba untuk memindahkan atau menghilangkan sumber
stress dan mengurangi akibat yang ditimbulkan.
(2) Planning (perencanaan), merupakan proses memikirkan upaya yang
dapat dilakukan untuk menghadapi stressor
(3) Supression of Competing activies (mengalihkan aktivitas lain),
merupakan usaha untuk mengesampingkan hal-hal lain yang dapat
mengganggu konsentrasi individu ketika menghadapi stress atau
bahkan membiarkan hal tersebut tanpa memberikan perhatian.
(4) Restraint coping (coping pengendalian diri), suatu keadaan dimana
individu menahan diri, tidak bertindak tergesa-gesa dan menunggu
sampai kesempatan yang baik untuk bertindak tiba.
(5) Seeking social support for instrumental reason (mencari dukungan
sosial berupa bantuan).Merupakan usaha individu untuk mencari
dukungan sosial dari teman dan keluarga dalam bentuk nasehat,
bantuan dan informasi yang mungkin dapat memberikan insight
individu untuk mengatasi masalah.
b. Emotional focused coping (coping berpusat pada emosional) usaha untuk
meredakan ketegangan emosi yang dirasakan sehubungan dengan stress
yang dihadapi. Maka bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang
23
(5) turning to religion (kembali ke agama), bentuk strategi coping ini
ditemukan cukup berperan bagi kebanyakan orang umunya individu
berpaling kepada agama.
2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis strategi coping
Faktor yang mempengaruhi strategi mana yang paling banyak atau sering
digunakan oleh indivdu sangat tergantung pada kepribadian dan sejauhmana
tingkat stress dari suatu kondisi masalah yang dialami. Syamsu Yusuf (2004)
mengatakan beberapa faktor yang mempengaruhi strategi coping,
diantaranya:
1. Dukungan sosial
Dukungan sosial dapat diartikan sebagai pemberian bantuan atau
pertolongan terhadap seseorang yang mengalami stress dari orang lain
yang memiliki hubungan dekat (saudara atau temen). House
mengemukakan (dalam Yusuf 2004) bahwa dukungan social memiliki
empat fungsi, yaitu sebagai berikut:
a. Emotional support, yang meliputi pemberian curahan kasih sayang,
perhatian, dan kepedulian.
b. Appraisal support, yang meliputi bantuan orang lain untuk menilai dan
mengembangkan kesadaran akan masalah yang dihadapi, termasuk
usaha-usaha untuk mengklarifikasikan hakikat masalah tersebut, dan
memberikan umpan balik tentang hikmah dibalik masalah tersebut.
24
c. Informational suppori, yang meliputi nasihat dan diskusi tentang
bagaimana mengatasi atau memecahkan masalah.
d. Instrument suppori, yang meliputi bantuan material, seperti
memberikan tempat tinggal, meminjamkan uang dan berkunjung ke
biro layanan sosial.
2. Kepribadian
Tipe atau karakteristik kepribadian seseorang mempunyai pengaruh yang
cukup berarti terhadap coping atau usaha dalam mengatasi stress yang
dihadapL Oi antara tipe atau karakteristik kepribadian tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Hardiness (ketabahan)
Hardiness ini dapat diartikan sebagai tipe kepribadian yang ditandai
dengan sikap komitmen, internal locus of control, dan kesadaran akan
tantangan.
b. Humoris
Orang yang senang humor cenderung lebih toleran dalam menghadapi
situasi stress dari pada orang yang tidak senang humor (seperti orang
yang besikap kaku dingin, pemurung atau pemarah).
Oengan kata lain Zainun Mu'tadin (2002) dalam www.e-psikologLcom, juga
menjelaskan cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan
ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi kesehatan fisiklenergi,
25
keterampilan memecahkan masalah, keterampHan sosial dan dukungan
sosial dan materi.
a. I<esehatan Fisik
Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha
mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup
besar
b. Keyakinan atau pandangan positif
Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti
keyakinan akan nasib (eksternallocus of control) yang mengerahkan
individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan
menurunkan kemampuan strategi coping tipe : problem-solving focused
coping
c. KeterampHan Memecahkan masalah
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi,
menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk
menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif
tersebut sehubungan dengan hasH yang ingin dicapai, dan pada akhirnya
melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepa!.
d. KeterampHan sosial
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan
bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nHai sosial
yang berlaku dimasyaraka!.
e. Dukungan sosial
Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan
emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota
keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya
f. Materi
Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang atau layanan
yang biasanya dapat dibeli.
2.3. Penyesuaian Diri
2.3.1. Pengertian penyesuaian diri
Menurut Kartini Kartono (dalam Djuhari, 1998) adjustmentberarti adaptasi
atau penyesuaian diri. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pun kata
adjusment dan adaptation dapat diartikan penyesuaian diri. Lazarus (1976)
mengatakan kata adaptation lebih tertuju pada struktur biologis dan proses
survival dari spesies, sedangkan kata adjusment menekankan pada usaha
individu untuk mempertahankan diri dalam lingkungan sosial dan fisiko
"... The individual struggle to get along or survive in his or her social andphysical environment ".
26
Penyesuaian diri didefinisikan oleh Wolman (Atwater, 1983) sebagai variasi
dan perubahan tingkah laku yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan
dan memenuhi tuntutan agar supaya seseorang dapat membina hubungan
27
yang harmonis dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Rathus & Navid
(1983) penyesuaian diri adalah adaptation, yaitu prilaku yang memungkinkan
untuk dapat memenuhi permintaan-permintaan dari lingkungan. Istilah
penyesuaian diri digunakan oleh psikolog. Oi dalam penyesuaian diri terdapat
dua macam peroses, yaitu dimana seseorang menyesuaikan diri dengan
keadaan-keadaan yang ada, ataupun mengubah keadaan agar sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan seseorang.
Harber & Runyon (1994) mendefinisikan penyesuaian diri bukan merupakan
sesuatu keadaan, melainkan proses berkelanjutan selama hidup.
Berdasarkan konsep proses tersebut, maka penyesuaian diri yang efektif
terukur dengan cara melihat bagaimana seseorang mengatasi keadaan yang
selalu berubah.
Harber & Runyon menambahkan (dalam Atwater, 1983) menyatakan bahwa
istilah penyesuaian diri dipergunakan dalam berbagai cara penyesuaian diri
dapat berarti menjadi terbiasa dengan atau belajar untuk hidup dengan.
Menjadi terbiasa dengan keadaan-keadaan tertentu dapat menjadi
penyesuaian diri yang efektif ketika lingkungan sosial sulit untuk diubah.
Oisini penyesuaian diri merujuk pada ciri-ciri bahwa seseorang harus
menerima segala sesuatu dimana ia tidak memiliki kendall. Penyensuaian diri
yang efektif merupakan penerimaan keterbatasan yang tidak dapat diubah
manakala memodifikasi secara aktif dapat dilakukan.
Sementara itu menurut Mustahfa Fahmi (dalam Zakiah Daradjat, 1982)
peroses penyesuaian diri adalah dinamika yang bertujuan mengubah
kelakuan agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara dirinya dan
lingkungannya.
Sedangkan Feldman (1989) mengatakan bahwa, disadari atau tidak,
penyesuaian diri memainkan peranan penting di dalam eksistensi setiap
orang, seperti kita mencari tempat di dunia dan makna dibalik kegiatan-
kegiatan sehari-hari.
"... the efforts of people make to meet the demands and challenges placedupon them by the world in which they live .... ".
28
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan secara sederhana
bahwa penyesuaian diri merupakan sebuah proses psikologis, yang
dilakukan untuk memenuhi permintaan-permintaan dari lingkungan atau
dalam menghadapi berbagai masalah yang terus berubah selama hidup dan
menjadikan perubahan-perubahan atau kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan kepuasan dalam hubungannya dengan orang lain dan juga
Iingkungannya.
29
2.3.2. Penyesuaian diri yang efektif
Menurut Haber & Runyon (1984), terdapat beberapa karakteristik yang
digunakan untuk menilai apakah penyesuaian diri seseorang dapat dikatakan
efektif, yaitu:
1. Persepsi yang tepat mengenai kenyataan
Ketepatan persepsi seseorang mengenai kenyataan ditandai dengan
kemampuan untuk mengetahui konsekuensi dari setiap tindakannya.
Dengan persepsi yang tepat akan kenyataan, seseorang akan mampu
menentukan tingkah laku yang sesuai dengan konsekuensinya. Indicator
lain dari ketepatan persepsi akan kenyataan adalah adanya tujuan yang
realistik dan sesuai dengan keadaan dirinya.
2. Kemampuan untuk menghadapi stress kecemasan
Stress dan kecemasan merupakan hal yang sering mengganggu
kehidupan seseorang. Penyesuaian diri yang efektif adalah apabila
seseorang mampu mengatasi kecemasan dan stress ini dengan cara
membuat tujuan jangka pendek lebih yang lebih mudah dicapai sehingga
timbul perasaan puas dan bahagia. Bila tujuan ini tercapai maka individu
akan menjadi puas, bila tidak tercapai maka akan menjadi kecewa dan
cemas.
3. Self-image yang positif
Diri seseorang terdiri dari dua hal, yaitu konsep yang ia sendiri percayai
atau pemahaman akan diri sendiri dan konsep yang dipersepsikan oleh
30
orang lain. Kedua hal inilah yang kemudian menjadi bahan penilaian dari
kualitas penyesuaian diri seseorang. Ketika pemahaman akan diri sendiri
sejalan dengan konsep yang dimiliki oleh orang lain, penyesuain diri
seseorang dapat dikatakan memuaskan dan sebaliknya. Self-image yang
positif memang penting bagi penyesuain diri yang efektif tetapi tidak
berarti melupakan kenyataan yang ada. Untuk memiliki Self-image yang
positif seseorang harus menyadari baik kelebihan maupun
kekurangannya sehingga dapat mengetahui potensi yang dimiliki.
4. Kemampuan untuk mengekspresikan perasaan
Orang yang sehat secara emosional mampu mengekspresikan
perasaanya dengan cara yang realistik dan dapat dikontrol. Selain itu,
ekspresi perasaan yang ditunjukan juga harus sesuai dengan situasi dan
kondisi yang sedang dihadapi serta tidak merugikan orang lain.
5. Hubungan interpersonal yang baik
Setiap orang mengingunkan hubungan yang memuaskan dengan orang
lain untuk membuat hidupnya lebih bermakna. Orang yang memiliki
penyesuaian diri yang baik memiliki keterlibatan dan keintiman yang
cukup kuat dengan orang lain. Mereka merasa kompeten dan nyaman
terhadap hubungannya dengan orang lain dengan tetap menyadari bahwa
dalam setiap hubungan terdapat kemungkinan terjadi hal yang
menyakitkan.
31
Haber & Runyon (1984), mengatakan penyesuaian diri yang efektif terjadi
ketika seseorang dapat menerima keterbatasan yang tidak dapat diubah dan
senantiasa memodifikasi keadaan yang biasa diubah. Kedua hal tersebut
ditunjukan untuk mencapai keselarasan antara diri dengan keadaan yang
sedang dihadapi. Haber & Runyon (1984), menambahkan bahwa penilaian
terdapat penyesuaian diri juga dapat dilihat dari sejauh apa seseorang dapat
mengatasi perubahan-perubahan yang terus terjadi dalam hidupnya.
Sedangkan menurut Schneiders (1964), penyesuaian diri adalah suatu
proses perilaku secara internal dan eksternal untuk manghadapi suatu
masalah akibat stress, konflik, frustasi, dan masalah lainnya yang berarti bagi
individu. Selanjutnya Schneider (1964) juga mengatakan bahwa penyesuaian
diri merupakan : suatu proses yang mencakup mental dan tingkah laku,
dimana individu berusaha mengatasi tuntutan-tuntutan kebutuhan, frustasi,
dan koflik, serta mampu membentuk keselarasan antar tuntutan dalam dirinya
sendiri dengan norma-norma masyarakat dimana individu tersebut tinggal.
Kemampuan menyesuaikan diri dalam diri seseorang bukanlah hal yang
mudah untuk diukur. Terdapat beberapa cara untuk menilai penyesuaian diri.
Dulu, penyesuaian diri dianggap efektif bila tidak ada tanda-tanda yang dapat
membuat seseorang disebut abnormal. Sekarang, cara tersebut telah
digantikan oleh pendekatan yang lebih bersifat positif. Pendekatan ini lebih
33
Sebenarnya pengaruh itu, bukanlah dari faktor frustasi itu sendiri, akan
tetapi bergantung kepada cara orang memandang faktor itu. Sesuatu hal
yang sama-sama dialami oleh dua orang, mungkin salah seseorang akan
merasa tertekan sekali oleh hal tersebut, tapi oleh yang lainnya dianggap
hal yang biasa saja. Jadi frustasi itu adalah disebabkan oleh tanggapan
terhadap situasi. Tanggapan itu dipengaruhi oleh kepercayaan kepada
Iingkungan.
Kepercayaan pada diri timbul apabila setiap rintangan atau halangan
dapat dihadapi dengan sukses. Sukses yang dicapai itu akan membawa
kepada kegembiraan, dan kegembiraan menumbuhkan kepercayaan diri.
Selanjutnya kepercayaan diri akan menyebabkan orang optimis dalam
hidup, setiap persoalan dan problem yang datang akan dihadapi dengan
hati yang tenang, sehingga penganalisaan terhadap problem itu dapat
dilakukan.
2. Konflik
Konflik jiwa atau pertentangan batin, adalah terdapatnya dua macam
dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain,
dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama.
Lebih jauh lagi Zakiah Daradjat menjelaskan bahwa konflik dapat di bagi
beberapa macam, yaitu : pertama, pertentangan antara dua hal yang
diingini, yaitu adanya dua hal yang sama-sama diingini, tapi tidak mungkin
diambil keduanya. kedua, pertentangan antara dua hal, yang pertama
34
diingini sedangkan yang kedua tidak diingini. Konflik ini terjadi apabila dua
macam keinginan yang bertentangan satu sama lain atau antara dua hal
saling menghalangi antara satu dengan lainnya. Dari satu segi ingin
mencapainya, tapi dari segi lain ingin menghindarinya. ketiga,
pertentangan antara dua hal yang tidak diingini, yaitu orang menghadapi
situasi yang menimbulkan dua hal yang sama-sama tidak disenangi.
3. Kecemasan
Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang
bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan
perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik).
Zakiah Daradjat (2002), menambahkan bahwa kecemasan itu mempunyai
segi yang disadari seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa
berdosa/bersalah, terancam dan segalanya. Juga ada segi-segi yang terjadi
diluar kesadaraan dan tidak biasa menghindari perasaan yang tidak
menyenangkan itu. Rasa cemas itu terdapat dalam semua gangguan dan
penyakit jiwa, dan ada bermacam-macam pula, diantaranya : pertama, rasa
cemas yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya yang
mengancam dirinya. Cemas ini lebih dekat kepada rasa takut, karena
sumbernya jelas terlihat dalam pikiran. kedua, rasa cemas yang berupa
penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Yang paling sederhana ialah
cemas yang umum, dimana orang merasa cemas (takut) yang kurang jelas,
35
tidak tertentu dan tidak ada hubungannya dengan apa-apa, serta takut itu
mempengaruhi keseluruhan diri pribadi. Ada pula cemas dalam bentuk takut
pada benda-benda atau hal-hal tertentu, misalnya takut melihat darah,
serangga, binatang-binatang kecil, tempat yang tinggi, atau keramaian. Ini
berati bahwa obyek yang ditakuti tidak seimbang dengan bahaya yang
mungkin ditimbulkan oleh benda-benda tersebut atau tidak berbahaya sama
sekali. Selanjutnya ada pula cemas dalam bentuk ancaman, yaitu kecemasan
yang menyertai gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa. Orang mersa
cemas karena menyangka akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan,
sehingga ia merasa terancam oleh sesuatu itu. ketiga, cemas merasa
berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan
keyakinan atau hati nurani. Cemas ini sering pula menyertai gejala-gejala
gangguan jiwa, yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang umum.
Gejala-gejala cemas ada yang bersifat fisik dan ada pula yang bersifat mental.
Gejala fisik yaitu : ujung-ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur,
pukulan jantung cepat, keringat bercucuran, tidur tidak nyenyak, nafsu makan
hilang, kepala pusing, nafas sesak dan sebagainya. Gejala mental antara lain
sangat takut, mersa akan ditimpa bahaya atau kecelakan, tidak biasa
memusatkan perhatian, tidak berdaya/rendah diri, hi lang kepercayaan pada
diri, tidak tentram, ingin lari dari kenyataan hidup dan sebagainya. Dengan
ringkas dapat dikatakan, bahwa cemas itu timbul karena orang tidak mampu
Kesiapan memasuki masa pensiun merupakan hal yang terpenting karena
pada masa ini seseorang akan dihadapkan pada hal-hal yang baru, yakni
hilangnya tugas dan kewajibanya dalam pekerjaan yang ditekuninya. Hal
ini membuat seseorang mangalami keterasingan dalam hidupnya. Kondisi
seperti ini membuat para pensiunan membutuhkan penyesuaian
penyesuaian diri yang baru agar kehidupanya tetap berlanjut tanpa
memunculkan permasalahan hidup.
Kebanyakan orang yang memasuki masa pensiun melakukan pengalihan
dirinya (coping penyesuaian diri) dengan melakukan beragam kesibukan.
Ada orang yang setelah mamasuki masa pensiun menyibukkan dirinya
dengan memperbanyak beribadah (ikut dalam majlis ta'lim, arisan, senam
jantung dan lain sebagainya), namun ada juga orang yang menyibukan
dirinya dengan membuka usaha demi menyambung hidup keluarganya.
Hal ini wajar dilakukan mengingat pada saat tersebut seseorang telah
terlepas dari tugas dan kewajibannya dari pekerjaan yang sebelumnya di
tekuninya.
Gambaran diatas membuat penulis dapat menyimpulkan secara
sederhana mengenai pengertian coping penyesuaian diri khususnya pada
pensiunan yaitu, usaha seseorang dalam menjalani kehidupannya dari
37
~·-···~·""··_~·-~~~·-·'··--l
U· A ". n'" lJj') i y" 0' , ti,:A,:;~~ r,~" I. HJ "t\\(H[iH~ fit ,,' Pi N!t1U,J~h JH~'\jn.if1dH!
\ --,.,-->~"-~,,-~----"~, !
situasi yang baru yang disebabkan telah hilang tugas dan kewajibanya
dalam pekerjaan yang ditekuninya.
2.5. Kerangka Berfikir
38
Tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau
jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya,
karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan,
jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. Masa pensiun juga seringkali
dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang
masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu
kehidupan macam apa yang akan dihadapi kelak. Oleh karenanya, sering
terjadi orang yang pensiun bukannya bisa menikmati masa tua dengan hidup
santai, sebaliknya, ada yang justru mengalami problem serius (kejiwaan atau
pun fisik),
Perubahan yang dialami pada masa pensiun berdampak pada psikologis
cukup serius, karena memang pada masa ini seseorang dituntut untuk dapat
menyesuaikan dirinya pada lingkungan dan kondisi yang baru. Bagi mereka
yang tidak memiliki kesiapan, tentu akan mengalami hambatan beradaptasi
dalam kondisi baru tersebut, namun sebaliknya bagi mereka yang merasa
sudah siap tidak memiliki kendala dan masalah apapun, karena kebanyakan
39
orang yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagian dalam
hidupnya, karena ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri, baik dalam
kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada
umumnya. Tak jarang pula banyak orang-orang mengalami stres dan depresi
disebabkan oleh kegagalan rnereka dalam penyesuaian diri dengan kondisi
yang penuh dengan tekanan.
Untuk mengantisipasi dan meminimalisir tekanan dari kondisi baru dalam
penyesuaian diri terutama bagi mereka para pensiunan, kebanyakan mereka
melakukan pengalihan diri yaitu dengan melakukan coping penyesuaian diri,
diantaranya yaitu menyibukan diri dengan berbagai aktivitas seperti:
membuka usaha sendiri, ikut perkumpulan-perkumpulan, berbaur dengan
masyarakat setempat) atau mendekatkan diri pada TuhanNya dan yang
lainnya. Begitu juga pada pensiunan Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (ABRI). Namun, dikarenakan perbedaan Iingkup kerja yang dijalani
anggota ABRI, yakni suasana yang penuh dengan kedisiplinan dan berada
pada lingkup lapangan, artinya seringkali tidak menetap pada satu lokasi,
diduga membuat pensiunan anggota ABRI mengalami kesulitan yang
membutuhkan penyesuaian diri extraintensive.
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk membuat alat ukur yang valid dan
reliabel serta memenuhi persyaratan analisa item, juga mempunyai tujuan
40
untuk dapat meneliti coping penyesuaian diri tentu saja pada pensiunan yang
dituju oleh pengukuran alat tes akan mewakili dari setiap populasi dan untuk
menunjukkan posisi relatif.individu secara normatif, sehingga nantinya dapat
dibandingkan dengan hasil tes orang lain.
Gambar 2.2.
Bagan kerangka berfikir
Dampak yangdimunculkan
Kondisi fisik :1. lemah2. cepat lelah3. lamban
Masa H ABRI I CopingPensiun Penyesuaian diri
Kondisi psikis :1. mudah lupa2. konsentrasi berkurang3. cemas4. stress
Perubahan yangdialami
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.1.1. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah kuantitatif. Menurut Cresswell (dalam Alsa, 2003) penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya terwujud
bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi), yang dianalisis
menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya spesifik.
Adapun alasan penulis menggunakan pendekatan ini adalah berharap agar
memperoleh gambaran umum yang lebih objektif dan terukur yang diperoleh
dari penelitian kuantitatif yang bersifat deskritif, dimana data dan hasilnya
diolah dan disajikan dalam bentuka angka-angka dan mengeksplor gambaran
dari sampel penelitian mengenai pandangan mereka terhadap coping
penyesuaian diri pada pensiunan.
42
3.1.2. Metode penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskritif. Travers
(dalam Sevilla, 1993), menjelaskan bahwa tujuan utama dalam
menggunakan penelitian deskritif adalah untuk menggambarkan sifat suatu
keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan
memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Sevilla (1993)
menambahkan bahwa penelitian deskritif tidak memiliki kekuatan untuk
mengontrol hal-hal yang sementara terjadi dan hanya dapat mengukur apa
yang ada. Metode deskritif dalam penelitian ini akan menggambarkan sifat
dan perilaku coping penyesuaian dirinya pada pensiunan anggota ABRI.
3.1.3. Definisi variabel dan operasionalisasi variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah coping penyesuaian diri, artinya suatu
usaha yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi tuntutan-tuntutan (baik
eksternal maupun internal) dan sumber-sumber yang dianggap sebagai
situasi yang menekan, membebani atau penuh tekanan serta menimbulkan
perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadi dilingkungan dengan
menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi dampak negatif
stres. Dalam hal ini coping penyesuaian diri yang dilakukan oleh ABRI
Singarimbun dan Effendi (1995) mengemukakan bahwa definisi operasional
adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur
43
suatu variabel. Pengoperasionalan variabel dilakukan dengan menentukan
indikator-indikator perilaku adalah bentuk-bentuk perilaku yang
mengindikasikan ada tidaknya suatu atribut psikologis. Rumusan indikator
perilaku l;Jerdasarkan ciri atau dimensi dari suatu variabel yang telah
dipaparkan dalam kajian teori. Indikator-indikator tersebut dapat
dikuantifikasikan karena memiliki rumusan sangat operasional serta tingkat
kejelasanya dapat diukur (Azwar, 2003).
Definisi operasional coping penyesuaian diri pada pesiunan angkatan
bersenjata republik indonesia (ABRI), adapun aspek-aspek coping yang
diukur dalam penelitian ini, menggunakan pengertian yang telah dijelaskan
oleh Smet (1994), yaitu: (1) Problem Focused Coping meliputi coping aktif,
perencanaan, supresi, coping pengekangan, dukungan social. (2) Emotion
Focused Coping meliputi dukungan sosial emosional, reintrepretasi positif,
penerimaan, penyangkalan, dan kembali keajaran agama.
3.2. Pengambilan sampel
3.2.1. Populasi sampel
Gay (dalam Sevilla 1993) mendefinisikan populasi sebagai kelompok di mana
peneliti akan mengeneralisasikan hasil penelitiannya. Dalam penelitian ini
44
yang merupakan populasi adalah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(ABRI) di Tangerang.
$ampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap
dapat menggambarkan populasi. Menurut Ferguson (1976) sampel adalah
beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi atau porsi dari
suatu populasi. Sesuai dengan pendapat Gay (1976) bahwa jumlah sampel
untuk melakukan penelitian deskriptif adalah 10% dari jumlah populasi.
Untuk populasi yang sangat kecil diperlukan minimum 20%.
Mengingat sangat kecilnya populasi, maka pada penelitian ini mengambil
sampel sebanyak 42 persen atau 40 orang dari 97 jumlah anggota pensiunan
ABRI yang terdaftar di Persatuan Purnawirawan (PEP) ABRI daerah
Jatiuwung-Tangerang.
Penempatan jumlah sampel tersebut disesuaikan dengan kemampuan
penulis berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga dan dana sampel dalam
penelitian ini adalah pensiunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(ABRI) yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Pensiunan ABRI
2. Berdomisi di daerah Jatiuwung-Tangerang .
3. Korps Angkatan Darat
46
Guna menghindari kecenderungan responden untuk "mengamankan" dan
untuk menempatkan jawaban mereka di tengah sebagai angka netral (dalam
Sevilla, 1993). Maka peneliti menghilangkan angka netral dan mengurangi
skala menjadi empat angka, yaitu: Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju dan
Sangat Tidak Setuju.
TabeI3.1.
Penskoran skala Likert
Favorable
Unfavorable
SangatSetuju (SS)
4
'I
Setuju(5)
3
2
Tidak5etuju(T5)
2
3
SangatTidak 5etuju
(5T5) .1
4
Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan angket dalam bentuk skala likert. Adapun skala untuk
mengukur coping menggunakan skala yang dikembangakan oleh Bart Smet
(1994) yang telah dimodifikasi dengan mengaitkan teori-teori penyesuaian diri
yang ada. Skala ini terdiri dari dua aspek, yaitu Problem focused coping,
Emotional focused coping. Berikut adalah tabel Blue Print coping:
TabeI3.2.
Blue Print Skala Coping penyesuaian diri
47
I
No I Aspek Indikator1. IProblem focused coping . - Coping aktif
- perencanaani - mengalihkan aktivitas lainI - coping pengendalian,
- mencari dukungan sosial berupabantuan
2 Emotional focused coping - dukungan social emosional
I- penilaian kembali secara positif dan
pertumbuhanI - penerimaar.I - penyangkalani - kembali keajaran agama..
.5.4. -reknik uji ins:rument penelitian
3.4.1 Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas dari setiap item pertanyaan skala coping
penyesuaian diri pada pensiunan ini menqgunakan bantuan SPSS 11.0
dengan rumus kolerasi product moment dari pearson (Arikunto, 1998) yaitu:
Keterangan: rxy = Angka indeks korelasi "r" product moment
LXY = Jumlah hasil perkalian antara skor item dan SKor total
LX = Jumlah skor item
LY = Jumlah skor total
n = Jumlah subyek
49
3.5. Analisis data
3.5.1. Analisis Aspek
Dengan menggunakan fungsi-fungsi logika "IF" pada program Excel unt' 'k
melihat perbandingan dua logika atau lebih, dengan melihat angka standar
deviasi dan mean (rerata) (Yahya kurniawan, 2007).
3.5.2. Analisis Indikator variabel
Dengan menggunakan rerata X" LIl
L = Jumlah skor per indikatorn = Jumlah subyek
3.6. Tahap penelitian
1. T?hap persiapan
a. Dimulai dengan perumusan masalah
b. Menentukan variabel yang akan diteliti
C. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan
landasan teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian
d. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan
digunakan dalam penelitian ini
2. Tahap pengambilan data
a. Menentukan sampel penelitian
b. Memberikan penjelasan mengenai tujuan pene!itian dan meminta
kesediaan subjek untuk mengisi kuesioner.
50
c. Melakukan pengambilan data dengan memberikan alat ukur
berupa skala coping penyesuaian diri pada pensiunan angkat
bersenjata republik Indonesia (ABRI).
d. Memeriksa kembali jika ada item-item yang terlewatkan oleh
subjek dan memberikan instruksi pada subjek agar melengkapi
semua item-item kuesioner.
3. Tahap pengolahan data
a. Melakukan skoring setiap hasil angket yang telah diisi oleh
pensiunan angkatcJn bersenjata republik Indonesia (ABRI), yang
menjadi sami-'el penelitian
b. Melakukan analisa data dengan menghitung validitas dan
reliabilitasnya untuk menghitung hasil.
4. Tahap pembahasan
a. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisa statistik
berdasarkan teori
b. Merumuskan keseimpulan hasil penelitian dengan
memperhitungkan data penunjang yang diperoleh.
BAB4
PRESENTASI DAN ANAUSA DATA
4. 1. Gambaran Umum Responden
Gambaran umum responden dalam penelitian ini berdasarKan pangkat, usia.
Subjek dalam penelitian ini adalah 40 pensiunan ABRI Tangerang.
TabeI4.1.Gambaran subjek berdasarkan pangkat
Pangkat I Frekuensi r' Prosentase- Pelda -'1~~"";4~~~1~~";"1O~%~~~
Koptu 11 i 2/,5%f---"'S:':e:J:rm'::a=---+--::3::-- 7 5 7%;----..~
Peltu 5 12,5% ~
Serda 5 12,5 % II----:::Sersan 1 2,5 % '
Sertu 4 10 %Serka 7 I 10 %
Jumlah 40······· . t~·~·~1'::00~%~~J
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui, bahwa jumlah keseluruhan subjek
sebanyak 40 orang terdiri dari delapan pangkat. Adapun subjek yang paling
banyak yang berpangkat Koptu sebanyak 11 orang (27,5 %) dan yang paling
sedikit yang berpangkat Sersan sebanyak 1 cang (2,5 %). Semua subjek
penelitian bb,'jenis kelamin laki-Iaki.
52
TabeI4.2.Gambaran subjek berdasarkan usia
Rentang usia Frekuensi Prosentase55 tahun 6 15 %57 tahun 4 10 %
I
58 tahun 2 5%59 tahun 2 5%60tahun 6 15 %61 t::lhun I 4 10 %
I 62 tahun 2 5%63 tahun 2 5%
! 64 tahun 2 2% I
I 65lahun 1 2,5 % If-
JI 67tahun 2 5%i-- 68tahun 2 5%
69 tahun 1 2,5 ufo
~71 tahun 1 2,5 %72tahun 1 2,5 % I
! JumlClh 4li 100 %
Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahul, bahwa subjek yang diteliti berusia
antara 55 - 72 tahun. Adapun subjek yang paling banyak usia 55, 60 tahun
yakni berjumlah 6 orang (15 %), sedangkan subjek paling sedikit usia 65, 69,
71, 72 yakni berjumlah 1 orang atau 2,5 %.
53
4.2. Presentasi data dan Anaiisa Data
4.2.1. Uji instrumen penelitian
Berdasarkan uji instrumen penelitian diketahui bahwa hasil uji coba skala
Coping yang berjumlah 74 item disebarkan kepada 40 pensiunan ABRI
Tangerang, maka diperoleh item valid sebanyak 39 item. Hanya data yang
valid saja yang kemudian dipakai sebagai data untuk penelitian sedangkan
item yang tidak valid sebanyak 35 item. Adapun pernyalaan yang favorable
sebanyak 24 item. Sedangkan pernyataan yang unfavorable pada penelitian
scbanyak 15 item, diperoleh hasil pada tabel sebagai berikut :
TabeI4.3.Blue Print Skala Coping penyesuaian diri
._..~.Indikator Total!Fav Unf
- Coping aktif 1,3,5,8,11 1 2,4,6,9,12 38- perencanaan 7,10,13,15 14,16,18- mengalihkan aktivitas 17,23,29, 1 19,22,28
lain 32,37 I
- coping pengendalian 20,25,31,34 24,27,30- mencari dukungan 21,26,36,38 33,35
sosial berupa bantuan- dukungan social 39,41,43 40,42,44 36
emosional- penilaian kembali 45,50,53,55 46,48,52
secara positif- penerimaan 47,51,57 54,56,58
I penyangkalan 59,61,63,65, 60,62,64,-70 , 71
- kembali keajaran 66,68,49,72, i 67,69,73aqama 74 I
42 32 74
2 Emotionalfocusedcoping
Total'------'-
I NoT Aspek~11. IPml)lemfOClisedcoping
TabeI4.4.
Blue Print Skala Coping penyesuaian diri setelah uji coba (Tryout)
54
No Aspek =+= Indik'ltor r Fav hz. Unf Troial i1. Problem - Coping aktif i 1 3** 5* 8 i 38
focused II ! I "
2,4,6,9**,11 ** 1 12** [!
coping I Pere"canaan 17,10,13**, I 141618**I- i l , I
i 15* ,I
I I
119**,22,28 i- mengalihkan aktivitas 1 17,23,29,lain 32** 37**
[24**,27*,II '
I - coping rengendalian I 20** 2531 *1
II l' I
134 i 3(* II ,
I - mencari dukungan i 21 **,26,36, 33,35 I
I sosial berupa bantuan 138**2 Emotional 1 - dukunga'l social ! 39** 41 ** 43* ' 40**,42**, 36
focused emosional I ' , 44**i
coping - penilaian kembali I 45** 50** 53 46**,48,52I I "
secara pC"sitif ' 55- penenmaan 1 47* 51 ** 57 1 54,56*,58*, ,- peny'angkalari 59,6163*,65 60*,62,64, ,
,70* 171- kembali kedjaran 11:::3* 6849** 67**,69*,73
agama 172*~ 74 ',
Total 42 32 74
Keterangan:** : valid pada tarat signifikansi 0,01* : valid pada tarat signifikansi 0,05
TabeI4.5.
Blue Print Skala Coping penyesuaian diri untuk Penelitian
55
No Aspek Indil\ator Fav Unf I Total I1. Problem - Coping aktif 1,2,4 3,5 18 I
Ifocused - perencanaan 6,7 8
Icoping - mengalihkan aktivitas lain 15,17 9
I coping pengendalian 10,14,16 12,13 ,-II - mencari dukungan sosial 11,18
I beruoa bantuan2 Emotional - dukungan sosial emosional 19,21,23 20,22,24 21
I focused - penilaian kembali secara 75,29 26I
coping I positif
II
- penerimaan 27,30 31,32- penyangkalan 33,37 38
Ikembali keajaran 8CJama /28,34,39 ·35,36-
III
I~I Total I_...-~-- ---
24 15 39_._--
Setelah uji coba (Tryout), maka didapati 39 item yang dinyatakc:n valid yaitu
[Jdda aspek problem focused coping spbanyak 18 item (Fav 12 dan Unf 6),
adapun pada aspek emotional focused coping sebanyak 21 item (Fav 12 dan
Unf 9).
Bedasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan formula Alpha
Croncbach, maka dihasilkan koefesien reliabelitas Alpha = 0,735. Dalam hal
ini, alat ukur skala coping penyesuaian diri pada pensiunan ABRI dapat
dikatakan reliabel.
56
4.2.2. Analisis Aspek
Hasil penelitian berdasarkan pengelompokan pada aspek coping yang lerdiri
dari dua aspek, yaitu aspek problem focused coping dan aspek emotional
focused coping didapati dalam tabel sebagai berikut:
TabeI4.4.Pengelompokkan subyek berdasarkan aspek coping
Kategori I Frekuen-es-ei-+_P-er-e0,=s::-:e,::,-n=-=t",as-=..e--lProblem focused copinSLJ_,_:::-19-;-_-t-_-;::4:::-7,-::,5:-;;0,=%-;-oEmotion focused COPII:;] I 21 i 52,50%,~
Total ', LT_--'-40=----1[ 100.00% I
Dari tabel di ataw, dapat diketahui bahwa pengelompokan subjek berdasarkan
aspek coping, Jidapati 19 orang \47,50 Ufo) menggunaKan problem focused
coping, sedangkan 21 orang (52,50 %) menggunakan emotional focused
coping Hal ini menunjukkan bahwa emotional focused coping lebih banyak
dipilih dibandingkan dengan problem focused coping dalam penyesuaian diri
subyek penelitian,
Hasil pengelompokan aspek coping di alas dapat diasumsikan bahwa,
kebanyakan pada pensiunan anggota ABRI melakukan coping penyesuaian
diri berpusat pada emosi untuk meredakan ketegangan emosi yang dirasakan
sehubungan dengan stress yang dihadapi,
58
Hasil pengelompokan indikator coping di atas dapat diasumsikan bahwa,
kebanyakan pada pensiunan ABRI lebih banyak menggunakan dukungan
sosial emosional adalah usaha untuk mendapat dukungan mor,?l, simpati
atau pengertian dari orang lain. Sedangkan untuk coping pengendalian
adalah dimana keadaan individu untuk menahan diri, tidak bertlndak tergesa
gesa dan menunggu sarnpai kesempatan yang baik untuk bertindak tiba-tiba.
BABS
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa coping penyesuaian diri pada pensiunan ABRI sebagai
berikut •
1. Cnping penyesuaian diri dalam mengatasi masalah yang dilakukan oleh
pensiunan ABRI Tangerang didapati ::>2,5 % menggunakan i:::motion
focused coping dan 47,5 % menggunakan Problem fr)Cused coping.
2. untuk Problem focused coping pensiunan ABRI Tangerang lebih banyak
menggunakan coping pengendalian sedangkan untuk Emotion focused
coping pensiunan ABRI Tangerang lebih banyak menggunakan dukungan
sosial emosional
5.2. Diskusi
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa kebanyakan anggota ABRI
di daerah Tangerang yang telah memasuki masa pensiun melakukan coping
penyesuaian diri lebih terpusat pada emosinya. Hal ini disebabkan karena
kebany8kan pensiunan anggota ABRI di daerah Tangerang akan
60
mendapatkan tunjangan hari tua atau dana pensiun, sehingga mereka tidak
terlalu meneemaskan akan kehilangan pendapatan atau penghasilannya.
Namun hal yang membuat para pensiunan anggota ABRI merasa eemas
yaitu suasana baru yang akan dihadapinya, misalnya eemas akan kehilangan
teman kerja, kesendirian, eemas untuk membangun 'Interaksi dengan
lingkungan baru dan yang lainya. Hal ini sesuai sengan pendapat Lazarus
dan Folkman (dalam Smet, 1994) yang menggolongkan dua strategi copin!;
yang biasanya digunakan oleh individu yaitu : 1) Problem focused coping
(coping tec;Jusat paGa masalah) merupakan usaha individu untuk
menghadapi langsung, meneari sumber stress, mcngubah lingkungan yang
menyebabkan stress, be, usaha untuk n,enfciesaikan masalan 3ehingya
pada akhirnya stress berkur::;ng atau hilang. 2) Emotional focused coping
(coping berpusat pada emosional) usaha untuk meredakan ketegangan
emosi yang dirasakan sehubungan dengan stress yang dihadapi. Dimana,
bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang penuh stress, individu akan
eenderung untuk mengatur emosinya.
Setelah !Jenulis melakukan analisa dari masing-masing indikator, didapati
keterangan bahwa pensiunan anggota ABRI di daerah Tangerang
kebanyakkan melakukan dukungan sosial emosional yaitu usaha seseorang
untuk mendapatkan dukungan moral, simpati atau pengertian dari orang lain.
61
Hal ini bisa terlihat dari beberapa kegiatan-kegiatan yang banyak dilakukan
oleh anggota pensiunan ABRI seperti arisan, pengajian dan lain-lain.
Coping penyesuaian diri memang merupakan suatu hal yang wajar bagi para
pekerja begitu juga pada anggota ABRI yang telah memasuki masa pensiun,
karena hal ini berkaitan dengan efektifitas dan produktifitas kinerja yang
semakin menurun sebagaimana y::mg telan dijelaskan pada teori-teori yang
ada. Namun dari hasil penemuan peneliti di lapangan, bahwa kebanyakan
anggotu pensiunan ABRI melakukan coping penyesuaian diri lianQ 0"ragam,
diantaranya yaitu mengganti dan melakukan kesibukan dengan berdagang,
bekerja pada perusahaan swasta menjadi bagian keamanan, rr.3ngikuti
lembaga perkumpulan pensic;l, dan memperbanyak rutinitas ibadah. Aktivitas
baru yang dilakukan pensiunan ABRI di atas merupakan penyesuaian dirinya
terhadap kondisi baru yang dialaminya. Dengan demikian mereka dapat
menimalisir gangguan psikologis yang seringkali dialami dari kebanyakan
orang saat memasuki masa pensiun. Aktivitas baru yang berada pada
Lembaga Pensiunan Purnawirawan ABRI di Kelurahan Jati Uwung
Tangerang bisa dikatakan sebagai coping penyesuaian diri. Dimar,a aktivitas
yang sering dilakukan lebih mengarah pada pengalihan diri dari situasi lama
ke situasi yang baru seperti arisan, melakukan pengajian bagi muslim,
melakukan bisnis dar. yang lainnya.
62
5.3. Saran
Berdasarkan temuan di atas, maka penulis dapat menyarankan kepada
seluruh pembaca dan peneliti-penelili selanjutnya sebagai berikut:
1. Bagi para penelili selanjutnya disarankan untuk meneliti dampak dan
stralegi coping yang dilakukan pada masa pensiun dengan didukung alaI
pengukur atau skala dan rnenguji dengan mengaitkan dengan varibe: lain.
2. DisarE"lkan pul& bagi peneliti untuk menggunakan sampel penelitiar. pada
para pensiunan pekerja swasla sebagai alasan lebih kepada jaminan
tunjangan masa pensiun yang lebih beragam.
DAFTAR PUSTAKA
At Water, East Wood (1983). Psychology Of Adjustment. New Jersey: Prentice
Hall.
Dadang Hawari, (1988). I<ongres Nasional Ikatan Dokter Ahli jiwa Indonesia
(IDAJD), Ujung Pandang.
Dadang Hawari, (2001). IImu I<edokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta :
PT. Dana Bhakti Primayasa.
Eka Shinta, (1995). Perilaku Coping dan Dukungan Sosial pada Pemuda
Penganguran : Studi Deskritif terhadap Pemuda Pengaguran di Perkotaan.
Jurnal Psikologi Indonesia. 1, 34-42. Depok : Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia
Pusat (ISPSI), Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Feldman Robert S (1989). Adjusment Applying Psychology Ina Complex World:
United States Mc Graw. Hill
Harbert & Runyon. (1984). Psychology OfAdjusment. Home Wood: Dorrsey
Press.
Hurlock Elizabeth B. (1997) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga. Jakarta.
lazarus, R.S. (1976). Patterns Of Adjusment. Tokyo: Mc Graw Hill
Rathus & Nevid (1983). Adjusment and Growth. New York: CBS Collge.
Santrock John.W. (2002). Psychology Essential. Mc Graw Hill.
Sarafino, Edwar. P (1998). Helth Psychology: Biopsychology Interaction. New
York: John Wiley and Sons, Inc.
Saifuddin Azwar. (1997). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sevilla, dkk. An Induction to Research. Pengantar Metode Penelitian. Alimuddin
Tawu (terj). (1993). Jakarta: UI Press.
Smet, Bert. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia Wirasarana
Indonesia.
Schneider A. Alexander. 1964. Personal Adjusment and Mental Health. New
York: Holt, Renehart and Winston.
Taylor, E. Shelly. (1999). Helth Psychology, New York: Mc Graw Hill.
Yusuf, Samsu. (2004). Mental Hygiene. Bandung : Bani Quraisi.
Zakiah Daradjat. (1982). Penyesuaian Diri Pengertian dan Peranannya Dalam
Kesehatan Mental. Jakarta: Bulan Bintang.
Zakiah Daradjat (1986). Kesehatan Mental. Jakarta: Pustaka Antara Gunung
Agung
Zakiah Daradjat (2001). Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung
Internet
(http://www.e-psikologi.com/usia/pensiun.htm)
(http://www.e-psikologi.com/remaja/220702.htm)
(http://www.bkn.go.id/0701 07)
(http://www.psikologi-untar.com/psikologi/130207.htm)
(http://www.psikologi.neUartikellprintnews/130207.htm)
PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Saya adalah Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta, saat ini sedang menyusun skripsi yang berjudul "Copingpenyesuaian diri pada pensiunan ABRI". Oleh karena itu, saya memohonkesediaan Anda untuk menjadi responden pada penelitian ini dengan mengisiskala sikap yang telah tersedia, sesuai dengan kondisi yang Anda alami. JikaAnda bersedia, silakan mengisi biodata di bawah ini.
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Golonganl pangkat
: Laki-Iaki / Perempuan
Pada setiap bagian akan tersedia petunjuk pengisian, bacalah terlebih dahulupetunjuk pengisian sehingga jawaban yang Anda berikan sesuai dengan apayang diminta.
Hasil penelitian akan sangat tergantung pada kejujuran jawaban yang andaberikan.
SebagCli peneliti, merupakan bagian dari etika penelitian bahwa sayaberkewajiban menjaga kerahasiaan data Anda dan hanya menggunakannyauntuk kepentingan penelitian. Untuk itu, saya berharap agar Anda memeriksakembali jawaban-jawaban Anda untuk memastikan tidak ada bagian yangterlewati.
Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Peneliti
M.lkhwanudinNIM: 102070026049
• coret yang tidak perlu dan tidak sesuai
Responden penelitian
( )
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami baik-baik setiappernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataantersebut sesuai dengan keadaan diri anda, dengan cara memberi tanda silang(X) pada salah satu dari lima nomor kotak yang tersedia di bagian kanan darimasing-masing pernyataan.
Jika jawaban Anda Sangat Tidak Setuju, silanglah STSJika jawaban Anda Tidak Setuju, silanglah TSJika jawaban Anda Setuju, silanglah SJika jawaban Anda Sangat Setuju, silanglah SS
Contoh:>- Jika jawaban anda Sangat Setuju:
NO pe-r-nY-a-t_a_an ~ STS I TS ES9SSx I1. Saya Menyukai lagU_dangdut _~ __
Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan. Seluruhjawaban adalah benar selama itu menggambarkan diri Anda.
Skala coping penyesuaian diri
No Pernyataan STS TS S S51. Setelah pensiun saya akan berwirausaha2. Untuk mengisi masa pensiun saya memilih
menya/urkan hob;3 Ketika saya merasa bosan, saya tidak tahu apa yang
akan saya lakukan4. Masa pensiun, saya manfaatkan untuk bercocok
tanam5 Pensiun membuat saya merasa jenuh berada
didalam rumah, karena tidak ada satupun pekerjaanyang bisa saya kerjakan
6. Di masa pensiun ini saya akan membuka usahadaqanq
7. Saya memikirkan dengan matang kegiatan setelahpensiun
8 Saya tidak mampu lagi melakukan kegiatan yangberat di usia tua
9 Saya tidak mampu memecahkan masalah dalamwaktu bersamaan
10. Saya akan menunggu waktu yang tepat untukmelakukan sesuatu keqiatan
No Pernyataan 5T5 T5 5 5511. Saya merasa lega karena teman kerja saya mau
dialak keriasama untuk berwirausaha12 Saya akan melakukan suatu tindakan tanpa berfikir
'1T~jang
Saya akan langsung memberi tindakan lanpamemperlimbangkan terlebih dahulu masalah yangsedanq saya hadapi
14. Saya pastikan dulu lindakan yang akan saya ambil,saya tidak mau terburu-buru
15. Saya mengesampingkan masalah lain agar bisamemikirkan masalah yanq dihadaoi denaan serius
16. Saya akan menahan diri untuk tidak bertindaklerburu-buru dalam mengambil keputusan
17. Saya merasa mampu memeeahkan masalah dalamwaklu yanq bersamaan
18. Sebagian besar masa pensiun, saya gunakan unlukberkumpul bersama anak dan eueu
19. Saya merasa senang lernyala masyarakat masih.membutuhkan tenaga saya
20 Saya merasa takut, orang lain akan mengabaikansaya
21 . Walaupun saya sudah pensiun, letapi masyarakat• masih menqharqai saya
22 Pensiun membuat saya kehilangan kewibawaandalam keluarga dan masyarakat
23. Saya merasa yakin lingkungan disekitar dapat.memahami kondisi saya yanq sudah pensiun
24 Pensiun membual saya kehilangan perandilinqkunqan masyarakal
25. Saya meneoba unluk berfikir posilif dari kejadianyang saya hadapi
26 Saya selalu menyalahkan orang lain kelika perisliwaburuk menimoa saya
27. Saya menerima datangnya masa pensiun dengansenanQ hali
28. Unluk mengisi masa pensiun, saya mengikulikeqialan keaqamaan
29. Saya meneoba untuk meneari hikmah dari seliapkejadian
30. Karena masa bekerja saya sudah habis, maka sayarela dan ikhlas melepas jabatan saya dikanlor
31 Saya merasa, kurang pereaya diri dengankemampuan saya yanq terbatas
32 Saya khawatir kelika mass pensiun datang karenaakan membuat hubungan teman semakin iauh
No Pernyataan STS TS S SS33. Saya menyadari bila saya marah34. Ketika berdoa saya merasa bahwa tuhan hadir dan
mendenaarkan doa saya35 Ketika menghadapi masalah, saya menghiraukan
aiaran aqama36 Ketika saya mendapat masalah ajaran agama tidak
membantu37. Ketika saya dapat masalah saya membutuhkan
bantuan orang lain38 Ketika stress saya akan mencari kesenangan39. Kegiatan keagamaan membantu saya untuk
mendapat ketenangan dalam bersosialisasi dimasyarakat
lelitianpenyesuaian diri
Butir Pernyataan
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3
3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 3 2 3 2 2 '·3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 3 3 3 1 2 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3
3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3
3 3 3 3 4 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
l 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
l 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
l 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
l 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
I 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3
I 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
I 2 3 4 4 2 2 4 3 4 3 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3
I 2 3 4 4 2 2 4 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3
I 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
I 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4
I 3 3 4 3 2 2 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3
I 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3
I 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4
I 3 3 4 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4I 3 3 4 4 1 2 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4I 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 4 2 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4·
3 3 3 4 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3
3 3 4 4 1 2 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3
2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
3 2 4 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2
3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 .3 3 33 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2
5 103 117 121 129 87 84 122 126 124 122 121 107 124 92 121 121 116 118 120 119 117 126 134 125 128 12·
lampiran 1
Reliability
Case Processing Summary
N %Cases Valid 40 100.0
Excluded 0 .0(a)Total 40 100.0
a Llstwlse deletion based on all vanabies In the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha Based
onCronbach's Standardized
Aloha Items N of Items
.761 .812 74
Summary Item Statistics
Maximum!Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance N of Items
Item Means 2.909 1.725 3.400 1.675 1.971 .176 74Item Variances .400 .076 1.036 .960 13.580 .037 74
The covanance matnx IS calculated and used In the analysIs.
Rem Stllli,,!icl:
"'" Std. Oevialion Nv,"_, JAOOC 4961" .,VAROOOO2 2.3500 80224 .,VAROOD03 ).2250 53048 .,VAROOOO4 '.7500 63043 .,VAROQOO5 '''''' 46410 "VAROOOOO 2.1000 632413 "VAROODO? OOסס, 50052 .,VAROaOOS 3,0250 47972 .,VA-RODCOS ).1500 73554 "VAROOOtO 3.2750 50574 .,VAROOOll 3.2000 46410 .,vAnoaal:! 2.8500 ""'" "VAROOD13 3.0:250 57679 "VAROOOH 30750 41679 "VARQOO15 ),2500 43853 "VAROOOle 2,0250 61550 "VAROOD17 2.8500 66216 "VAROOO18 2.7750 57679 "VAROODIO OOסס., 84124 "VAROOO20 3.3000 60764 "VAROOO:!1 3.2250 53048 "VARooD22 2.8250 812P6 "VA-ROOO23 2.3000 1-01779 .,VAROOO2" 2.7250 96044 "VAROW25 2.2500 811872 "VAROOO26 2.8500 69982 "VA-ROC027 3.3250 69384 "VAROOO28 2.8250 63599 "VAROOO29 2.1000 44144 "VARODOJO 1.7250 71567 "VAROOQ31 2.9500 81492 "VAROOOJ2 ),1750 63599 "VAROOO33 2.9000 54538 "VAROOO3" ,- 50037 "VAROOO35 2.9750 53048 "VARODOJe 3.2000 46410 "VAR0Q037 2.9500 59700 <0VAROO038 3.2250 57679 "VAROO039 3.3000 64847 <0VAROO040 3,0000 64051 <0VAROO041 3,3750 54006 <0VAROO042 3.3500 53349 <0VAROO043 32000 46410 "VAROO044 32000 64647 "VAR00045 33000 56387 "VARoo046 3.3750 66747 "VAROOO47 ,- 60764 "VAROO048 30250 47972 "VAROO049 3.3750 49029 "VAROOO50 3AOOO 49614 "VAROOO51 3,3000 46·HO <0VAROOO52 2.4500 93233 "VAROOO53 3.3250 65584 "VAROOO54 2.9500 63851 "VAROOO55 2.2750 67669 "VAROO056 2,9500 71432 "VAR00057 2.3500 76962 "VAROO058 3.2000 46410 "VARQ0059 20750 79703 "VAROOO60 2.2000 72324 "VAROOOO1 2,4500 63651 "VAROO062 2.7750 65974 "VAROO063 2,8250 59431 <0VAROO064 2.6750 69384 <0VAR00065 2,4250 87511 "VAROO066 3,0750 47434 "VAROO067 2.9250 52563 <0VARQOO68 2.9000 54538 <0,VAROO069 2.9000 44144 <0VARQOO70 3.1750 67511 <0VAROQ071 20750 57233 <0VAROOO72 3.4000 49614 "VAROOO73 30250 27619 "VAROOO74 3.3000 46410 <0
11~",_T,,11ll SIRlI"I'"M
Scale Correcled S..rod Cronbach's
S"ale Mean il Variance if lIem-Tolal Mullple AlpIlllllllem
!lem Deleted Ilern Deleled COI,elallon Corretatlon Deleled
VARffi'lOO1 211.8500 116.182 ,203 .758
VAROOO02 212,9000 126.2~6 -,~60 .781
VAROOO03 212.0250 111,666 '" .7~8
VAR00Q04 213.5000 115.282 .216 .757
VAROOO05 211.9500 115.587 28' .756
VAROOO06 213.1500 120,695 -.179 .769
VAROOO07 212.3500 116.182 '63 .759
VAROOO08 212.2250 117,307 103 .760
VAROO009 212.1000 111.169 .H~ '"VAROODlD 21Ul750 116.230 '" 75'VAROOOll 212,0500 115.433 '" 756VARooo12 212.4000 107.477 '58 mVARooo13 212.2250 113.051 .,6 · .751
VAROOO14 212.1750 116.610 702 75'VAROOO15 212.0000 114.074 365 75'VAROOO16 212.3250 115H6 233 '"VAROOO17 212,4000 114913 '" '"VAROOO18 212.4750 113467 '" ,752
VAROOO19 212,3500 106079 56' .743VAROOO20 211.9500 11292\ '" 75'VAROOO21 2120250 113022 386 .753
VAROOO22 2124250 114097 '" .757
VAROOO23 212,9500 120,767 -.H3 '"VAROOO24 212,5250 107.333 '" .743VAROO025 213,0000 120,256 -,125 .771VAROOO26 2124000 117,636 01' 763VAROOO27 211,9250 113,610 305 76<VAROO026 212.4250 1156B7 ,6< 756VAROO029 2131500 1\{1105 -072 76<VAROOO30 2135250 124,102 - 377 noVAROOO31 212,3000 112,267 206 763VAR00032 212,0750 112,994 ", 75'VARoo033 2123500 115,464 ,., .757VAROOO34 2122500 \ 15520 '" 75'VAROOO35 212.2750 120102 . 153 756VAROO036 212.0500 116972 '" 75'VAR00037 212.3000 112726 ", · 75'VAR00038 212,0250 110.538 63' '"VAROOO39 211,0500 111,074 '" ,747VAROOO40 212,2500 \12.006 356 75'VAROO041 211.6750 110,933 6<9 7"VAROOO42 211,9000 111,221 '" .747VAROOO43 212,0500 lH,972 3<3 · .755VARooOH 212.0500 112254 '" · .750VARoo045 2119500 112,664 '" · .750VAROO046 2116750 111.202 <87 · 7<8VAROOO47 212.0500 113,844 309 .754VAROO048 212.2250 \ 18692 ·03' .763VAROOO40 211,6750 113548 '" · .752VAROOO5Q 211,8500 1l168!! '" .7..7VAR00051 2119500 11",305 '" · .753VAROO052 212.8000 125,656 ',388 .762VAROO053 211,9250 114.840 .237 756VAROO05.. 212.3000 115,292 212 757VAROO055 212.9750 125,307 -361 .781VAROOO56 212,3000 113,651 292 .754VAROOO57 212.9000 124,708 -390 .178VAROOOS6 212.0500 115.07.f 333 .755VAROOO59 213.1750 121.736 -.214 .773VAROO060 213.0500 125.228 • -.442 .178VAROOOOl 212.8000 121.959 ·267 .771VAROO062 212.4750 119,076 -083 · .766VAROQOO3 212.-4250 113789 352 75'VAR00064 212.5750 121.904 -,253 772VAROO06S 212.8250 121,789 -.244 .771VAROO066 212.1750 114.712 '" .754VAROOOO7 2123250 113,199 .58 -751VAR00068 2123500 1151174 '" 757VAROO069 2123500 \\5.464 '" .756VAROOO7D 2120750 11".225 272 .755VAR00071 213.1750 116,969 ,00 .756VAROOO72 211,8500 110,387 76< .744VAROOOl3 2122250 117512 '" .759VAROOO74 211,9500 119,126 ·073 .764
Lampiran
Uji Validitas Item Skala Coping Pellyesuaian Diri
Correlations Correlations
. CorrelatIon IS siomfic.ant at the 0.05 level 12wtalled)
Correlations
VAR00075 VARooo02VAR00075 Pearson Correlalion 1 -0401'
Si9. (2-lailed) .010
N 40 40
VAROOO02 Pearson Correlation -0401' 1
Si9. (2-lailed) .010
N 40 40.Correlations
rJAROO075 VAROO001
VAR00075 Pearson Correlatior 1 .247
Si9. (2-tailed) .125
N 40 40
VAROOOOl Pearson Correlatior .247 1
Sig. (2-tailed) .125
N 40 40
~AROO075 VAROOO04VAR00075 Pearson Correlalion 1 .271
Si9. (2-lailed) .091
N 40 40VAR00004 Pearson Correlation .271 1
Si9. (2-lailed) .091
N 40 40
. CorrelatIon IS sIgnificant at the 0.01 level (2-talled).
VAROO075 ~AROOO03VAR00075 Pearson Correlation 1 .625'
Sig. (2-lailed) .000
N 40 40
VAR00003 Pearson Correlation .625' 1
Si9. (2-tailed) .000
N 40 40..Correlations Correlations
VAROO075 VAROOO06VAR00075 Pearson Correlation 1 -.123
Sig. (2-lailed) .450
N 40 40
VAROOO06 Pearson Correlation -.123 1Si9. (2-tailed) .450
N 40 40
. CorrelatIon IS sIgnificant at the Q,051evel (2-talled).
VAROO075 ~AROOO05VAR00075 Pearson Correlation 1 .320'
Sig. (2-lailed) .044
N 40 40
VAR00005 Pearson Correlation .320' 1
Si9. (2-tailed) .044
N 40 40,
Correlations Correlations
"AR00075 f!AROOOO7VAR00075 Pearson Correlatio 1 .215
Si9. (2-tailed) .182N 40 40
VAR00007 Pearson Correlatio .215 1
Si9. (2-tailed) .182
N 40 40
VAR00075 r"tAROOO08VARQQ075 Pearson Correlatio 1 .146
Si9. (2-tailed) .369
N 40 40
VAROOOO8 Pearson Correlatio .146 1
Si9. (2-tailed) .369
N 40 40
Correlations Correlations
VAROO075 VAROO010VAR00075 Pearson Correlatio 1 .239
SIg. (2-tailed) .138
N 40 40
VAROOO10 Pearson Correlatio .239 1
Sig. (2-tailed) .138
N 40 40
. Correlation IS sIgnIficant at the 0.01 level (2-talled).
VAR00075 VAROOO09VAR00075 Pearson Correlation 1 A98u
Sig. (2-tailed) .001
N 40 40
VAR00009 Pearson Correlation .498' 1
SIg. (2-tailed) .001
N 40 40..
Correlations Correlations
to. Correlatton is significant at the 0.01 level (2-tailed).
lvARoo075 VAROO012VAR00075 Pearson Correlation 1 .611'
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
VAROO012 Pearson Correlation .611' 1
SIg. (2-tailed) .000
N 40 40,
to. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
f,.!AROO075 VAROO011VAR00075 Pearson Correlallor 1 .33r
SIg. (2-talled) .034
N 40 40
VAROO011 Pearson CorreJatior .33r 1
Sig. (2-tailed) .034
N 40 40
Correlations Correlations
lvAR00075 VAROOO14VAROO075 Pearson Correlatio 1 .239
SIg. (2-tailed) .138
N 40 40
VAR00014 Pearson Correlatio .239 1
SIg. (2-talled) .138
N 40 40
. CorrelatIon IS signIficant at the 0.01 level (2-talled).
rvAROOO75 VAR00013VAR00075 Pearson Correlatior 1 .468'
SIg. (2-talled) .002
N 40 40
VAR00013 Pearson Correlatior .468' 1Sig. (2-talled) .002
N 40 40..
Correlations Correlations
VAR00075 VAROOO15VAROO075 Pearson Correlation 1 .400'
Sig. (2-tailed) .011
N 40 40VAROOO15 Pearson Correlation .400' 1
Sig. (2-tailed) .011
N 40 40
to. Correlation is significant at the 0.05 Jevel (2-taiJed).
VAR00075 VAROO016VAR00075 Pearson CorreJatior 1 .286
Sig. (2-talled) .074
N 40 40
VAR00016 Pearson Correlatio .286 1
Sig. (2-tailed) .074
N 40 40
Correlations Correlations
rvAR00075 VAR00017
VAROU075 Pearson Correlatio 1 .286
Sig. (2-tailed) .073
N 40 40
VAROOO17 Pearson Correlatio .286 1
Sig. (2-taiIOO) .073
N 40 40
rvAROO075 VAR00018VAR00075 Pearson Correlation 1 .434"
Sig. (2-tailed) .005
N 40 40
VAROOO18 Pearson Correlation .434' 1
Sig. (2-tailed) .005
N 40 40
". Correlation is significant at the 0.01 level (2-talled).
Correlations Correlations
VAROO075 VAROOO19VAROO075 Pearson Correlation 1 .613"
Sig. (2-tailed) .000N 40 40
VAROOO19 Pearson Correlation .613" 1
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
VAROO075 VAROO020VAR00075 Pearson Correlation 1 .457*
Sig. (2-tailed) .003
N 40 40
VAROO020 Pearson Correlation .457" 1
Sig. (2-tailed) .003
N 40 40
.... Correlation is slgmficant at the 0.01 level (2w talled). .... Correlation IS significant at the 0.01 level (2w talled).
Correlations Correlations
VAROO075 VAROOO22VAROO075 Pearson Correlatio 1 .292
Sig. (2-tailed) .068
N 40 40
VAROOO22 Pearson Correlatio .292 1
Sig. (2-tailed) .068
N 40 40. CorrelatIon IS slgmficant at the 0.01 level (2w talled).
VAROO075 VAROO021VAROO075 Pearson Correlation 1 .429'
Sig. (2-tailed) .006
N 40 40
VAROO021 Pearson Correlation .429" 1
Sig. (2-tailed) .006
N 40 40
""
Correlations Correlations
. Correlation IS significant at the 0.01 level (2-tailed).
IvAROO075 VAROO024VAROOO75 Pearson Correlation 1 .583'
Sig. (2-taiIOO) .000
N 40 40
VAROO024 Pearson Correlation .583' 1
Sig. (2-taiIOO) .QOON 40 40
"
rvAROO075 VAROO023VAR00075 Pearson Correiatio 1 -.051
Sig. (2-tailed) .755
N 40 40
VAR00023 Pearson Correlatio -.051 1
Sig. (2-taiied) .755
N 40 40
Correlations Correlations
WAROO075 VAROO025VAR00075 Pearson Correlatio 1 -.043
Sig. (2-tailed) .791N 40 40
VAROO025 Pearson Correlatio -.043 1Sig. (2-tailed) .791
N 40 40
f/AROO075 VAROO026VAR0007, Pearson Corretati 1 .082
Sig. (2-tailed) .613
N 40 40
VAR0002E Pearson Correlati .082 1
Sig. (2-tailed) .613
N 40 40
Correlations
VAR00075 VAROooZ7VAROO075 Pearson Correlation 1 .36Z'
8ig. (Z-tailed) .022
N 40 40
VAROO027 Pearson Correlation .362' 1
8ig. (2-lalled) .OZ2
N 40 40
*. Correlation IS sIgnificant at the 0.05 level (2~talled).
Correlations
f,!ARo0075 VARoo029VAR00075 Pearson Correlatio 1 -.032
8ig. (2-tailed) .845
N 40 40
VAR00029 Pearson Correlatio -.032 1
8ig. (2-tailed) .845
N 40 40
Correlations
IvAROO075 VAR00031VAR00075 Pearson Correlalior 1 .394'
8ig. (2-lailed) .012
N 40 40
VAR00031 Pearson Correlatior .394' 1
8ig. (2-lailed) .012
N 40 40
... Correlation is significant at the 0.05 level (2~tailed).
Correlations
VAROO075 VAROO033VAROO075 Pearson Correlation 1 .289
8ig. (2-lailed) .070
N 40 40
VAROO033 Pearson Correlation .289 18ig. (2-lailed) .070N 40 40
Correlations
IvAROO075 VARoo035VAR00075 Pearson Correlatio 1 -.105
8ig. (2-tailed) .517
N 40 40
VAR00035 Pearson Correlatio -.105 1
8ig. (2-tailed) .517
N 40 40
Correlations
VAROO075 VAR00028VAROO075 Pearson Correlatio 1 .240
8ig. (2-tailed) .136
N 40 40
VAROOO28 Pearson Correlatio .240 1
5ig. (2-tailed) .136
N 40 40
Correlations
f.lAROO075 VAROO030VAR0007t Pearson Correlatic 1 -.320'
5ig. (2-tailed) .044
N 40 40
VAR0003C Pearson Correlatic -.320' 1
8ig. (2-tailed) .044
N 40 40
•Correlations
VAROOO75 VARoo032VAROOO75 Pearson Correlation 1 .434'
8ig. (2-lailed) .005
N 40 40
VAROOO32 Pearson Correlation .434' 1
8ig. (2-tailed) .005
N 40 40
". Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
VAROO075 VAROO034VAROO075 Pearson Correlation 1 .302
8ig. (2-lailed) .058
N 40 40VAROO034 Pearson Correlation .302 1
8ig. (2-lailed) .058
N 40 40
Correlations
IvAROOO75 VAROOO36VAROO075 Pearson Correlatio 1 .183
8ig. (2-tailed) .259
N 40 40
VAROOO36 Pearson Correlatio .183 1
8ig. (2-tailed) .259
N 40 40
Correlations Correlations
". Correlation is significant at the 0.01 level (2-toIIOO).
VAROO075 VAROO046
VAROO075 Pearson Correlation 1 .534'
5ig. (2-talled) .000
N 40 40
VAROO046 Pearson Correlation .534' 1
5ig. (2-taiied) .000
N 40 40
. Correlatton IS significant at the_O.01 level (2M talled) .
VAROO075 VAROOO45
VAROO075 Pearson Correlation 1 .509*
51g. (2-talied) .001
N 40 40
VAR00045 Pearson Correlation .509' 1
51g. (2-talied) .001
N 40 40.. ..
Correlations Correlations
VAROO075 VAROO047VAROOO75 Pearson Correlation 1 .387'
5ig. (2-tailed) .014
N 40 40
VAROO047 Pearson Correlation .387' 1
5ig. (2-talIOO) .014
N 40 40
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-talled).
IVAROO075 VAROO048
VAROOO75 Pearson Correlatio 1 .013
5ig. (2-tailed) .934
N 40 40
VAR00048 Pearson Correlatio .013 1
519. (2-tailed) .934
N 40 40
Correlations Correlations
. Correlation IS slgmficant at the 0.01 level (2M talled).
VAROO075 VAROO050VAR00075 Pearson Correlation 1 .664'
5ig. (2-tailed) .000
N 40 40
VAROOO50 Pearson Correlation .664' 1
51g. (2-tailed) .000
N 40 40..**. Correlation is significant at the 0.01 level (2M tailed).
VAROO075 VAR00049VAR00075 Pearson Correlatior 1 .496'
5ig. (2-tailed) .001
N 40 40
VAR00049 Pearson Correlation .496' 1
5ig. (2-tailed) .001
N 40 40
Correlations Correlations
.Correlation IS significant at the 0.05 level (2M tailed).
IVAROO075 VAROO052VAROOO75 Pearson Correlation 1 -.314'
5ig. (2-talled) .048
N 40 40
VAR00052 Pearson Correlation -.314' 1
5ig. (2-tailOO) .048
N 40 40,
. Correlation IS significant at the 0.01 level (2M talled).
f,tAROO075 VAROO051VAROO075 Pearson Correlatio 1 .446'
5ig. (2-tailed) .004
N 40 40
VAROO051 Pearson Correlatior .446' 1
51g. (2-tailOO) .004
N 40 40..
Correlations Correlations
VAR00075 VAROOO53VAR00075 Pearson Correlatio 1 .293
5ig. (2-tailed) .066
N 40 40
VAR00053 Pearson Correlatio .293 1
5ig. (2-tailed) .OG6
N 40 40
VAROOO75 VAROO054VAROOO75 Pearson Correlatio 1 .267
5ig. (2-talled) .095
N 40 40
VAROOO54 Pearson Correlatio .267 1
5ig. (2-tailed) .095
N 40 40
Correlations Correlations
. Correlallon IS slgnificanl al the 0.05 level (2-lallOO).
VAROOO75 VAROO066VAROO075 Pearson Correlation 1 .398'
51g. (2-tailed) .011
N 40 40
VAROO066 Pearson Correlation .398' 1
51g. (2-tailed) .011
N 40 40,
VAROO075 VAROO065VAROO075 Pearson Correlation 1 -.186
5ig. (2-tailed) .251
N 40 40
VAROO065 Pearson Correlation -.186 1
51g. (2-tailed) .251
N 40 40
Correlations Correlations
VAR00075 VARoo067VAR00075 Pearson Correlation 1 .496'
5ig. (2-tailed) .001
N 40 40VAROO067 Pearson Correlation .496' 1
5ig. (2-tailed) .001
N 40 40
... Correlatlon IS sIgnIficant at the 0.01 level (2-tmled).
"'AROO075 VAROO068VAR0007: Pearson Correlatic 1 .255
8ig. (2-tailed) .113
N 40 40
VAR0006c Pearson Correlati .255 1
8ig. (2-talled) .113
N 40 40
Correlations Correlations
. CorrelatIon IS SignIficant at the D.OS/evel (2-tafled).
VARoo075 VAROOO70VAR00075 Pearson Correlation 1 .329'
5ig. (2-tailed) .038
N 40 40VAROOO70 Pearson Correlation .329' 1
5ig. (2-tailed) .038
N 40 40,
.Correlation IS SignIficant at the 0.05 leve/ (2-taJled).
VAR00075 VAROOO69VAR00075 Pearson Correlatlo 1 .347'
5ig. (2-tailed) .028
N 40 40
VAR00069 Pearson Correlatio .347 ' 1
51g. (2-talled) .028
N 40 40,
Correlations Correlations
.Correlation IS significant at the 0.01 level (2-tailed
Iv'AROO075 VAROO072VAROOOn Pearson Correlatio 1 .783'
8ig. (2-tailed) .000
N 40 40
VAR00072 Pearson Correlatic .783' 1
81g. (2-tailed) .000
N 40 40,.
rvAROO075 VARoo071VAR00075 Pearson Correlatio 1 .157
51g. (2-tailed) .332
N 40 40
VAROO071 Pearson Corre/atio .157 151g. (2-tailed) .332
N 40 40
Correlations Correlations
VAROO075 VAROO073VAR00075 Pearson Correlatlo 1 .194
51g. (2-tailed) .230
N 40 40
VAR00073 Pearson Correlatio .194 151g. (2-tailed) .230
N 40 40
fJAROOO75 VAROO074VAR00075 Pearson Correlatlor 1 -.030
51g. (2-tailed) .852
N 40 40
VAROOO74 Pearson Correlatior -.030 1519. (2-tailed) .852
N 40 40
Lampiran 2
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CopingPenyesuaian
DiriN 40Normal Parameters·,b Mean 215.2500
Std. Deviation 10.89048Most Extreme Absolute .102Differences Positive 102
Negative -.101Kolmogorov-Smirnov Z .644Asymp. Sig. (2-tailed) .801
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Normal Q..Q Plot of Coping Penyesuaian Diri
2400
0230 0
0
'"::s 0~'i6 220 0§ 00z 0
0
" 00'* 210 0
'" 00Co>< 0W
200
0
0190
190 200 210 220 230 240
Observed Value
UJI DATA PENELITIAN
Reliability Skala Coping Penyesuaian Diri
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R ELI A B I LIT Y A N A L Y SIS S CAL E (A L P H A)
statistics forSCALE
Mean Variance112.6500 25.1564
N ofStd Dev Variables
5.0156 39
Item-total Statistics
ScaleMean
if ItemDeleted·
ScaleVarianceif ItemDeleted
CorrectedItemTotal
Correlation
Alphaif ItemDeleted
VAROOOOIVAR00002VAR00003VAR00004VAR00005VAR00006VAR00007VAR00008VAR00009VAROOOI0VAROOOJ.lVAR00012VAR00013VAR00014VAR00015VAR00016VAR00017VAR00018VAR00019VAR00020VAR00021VAR00022VAR00023VAR00024VAR00025VAR00026VAR00027VAR00028VAR00029VAR00030VAR00031VAR00032
109.7750110.0750109.7750110.0750109.7250109.6250109.4250110.4750110.5500109.6000109.5000109.5500109.6000109.6250109.9750109.5500110.3500109.6250109.6250109.7500109.7000109.6500109.6750109.7250109.5000109.3000109.5250109.4500109.5500109.5750110.3250109.8000
23.255824.789124.332722.891725.025020.907122.353227.332725.176924.194922.769222.971823.476924.240424.384023.279525.002624.189125.471223.935925.394924.438525.096824.614723.897422.728223.486522.612823.894924.045524.430125.8051
.3286
.0234
.1655
.3733
.0226
.5899
.5672-.3881-.0370
.1428
.4130
.4076
.4055
.1770
.1169
.3949-.0133
.2390-.1403
.3795-.1291
.2978
.0219
.1778
.2582
.4765
.3844
.6176
.2472
.2880
.1069-.2122
.7237
.7418
.7328
.7205
.7371
.7005
.7098
.7741
.7398
.7350
.7181
.7191
.7215
.7323
.7360
.7209
.7428
.7295
.7424
.7249
.7405
.7293
.7361
.7323
.7282
.7152
.7222
.7104
.7287
.7275
.7366
.7483
VAROO033 109.8250 24.7635 .0639 .7373
VAROO034 109.3750 22.2404 .6357 .7070VAROO035 110.4750 25.5891 - .1321 .7528VAROO036 109.5750 23.9942 .4175 .7247VAROO037 109.6750 24.6865 .1434 .7334VAROO038 110.4000 24.1436 .1904 .7317VAROO039 109.3500 22.0795 .6561 .7052
Reliability CoefficientsN of Cases = 40.0 N of Items 39Alpha = .7352
ExploreCase Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percentcoping penyesuaian diri 40 100.0% 0 .0% 40 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Errorcoping penyesuaian Mean 112.6500 .79304diri 95% Confidence Lower Bound 111.0459
Interval for Mean Upper Bound114.2541
5% Trimmed Mean 112.5833Median 111.5000Variance 25.156Std. Deviation 5.01562Minimum 102.00Maximum 123.00Range 21.00Interquartile Range 6.7500Skewness .351 .374Kurtosis -.140 .733
Tests of Normality
a Lllhefors Significance Correction
f--'Kolmogorov-Smirnov(a) Shaoiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.coping penyesuaian diri .129 40 .092 .966 40 .276..
J)EPARTEMI~N AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF IHDA YATIILLAII ,JAI<AIn'A
FAKULTAS PSIKOLOGI
JI. Kertn Mukti No,S Cireude ,Jaka"(ll Selatan 15419 Tell" (021) 7433060 Fax, 74714714
'.'1011101' : FI. 71/0'1'.01.71 13'gO/IV/Z007l"arnp.Hal : Jzin Penelitian
Kepada Yth.Ketua PengUrllS PEP A8RIKabupaten Tangerang
Assalal11u'alaikul11 WI'. Wb.
Dengan hormat, kami sampaikan bahwa :
Jakarta, 9 April Z007
NamaTempatlTgl LahirAlamat
: M. Jkhwanudin S: Jakarta, 2~ Agustus 1984: JI. Angke Jndah I Gg. V Rt 06/01 No.6 Jakarta Barat
adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UrN Syarif Hidayatullan Jakarta
SemesterNomoI' PokokTahun AkademikProgram
X (sepuluh)1020700260492006/2007Strata I (S-I)
Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul : 'CopingPenyesuaian Diri Pada Pensiunan ABRI" mahasiswa tersebut menerlukanizin penelitian di r"lnbaga yang Bapak/lbulSaudara pimpin. Oleh karena itukami mahan kesediaan Bapak/Jbu/Saudara untuk mencrima mahasiswa tersebutdan mem berikan bantuannya.
Demikian atas perhatian dan bantuan Bapak/lbulSaudara kami uca)kan terimakasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
M.Si,,(
Tembusan:. Dekan Fakultas Psikolllfi
NamaNIMFakultas
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Anak Ranting PersatuanPurnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (PEPABRI)Kecamatan Jatiuwung Tangerang, menerangkan bahwa :
: Muhamad Ikhwanudin Suaebi: 102070026049: Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif HidayatullahJakarta
Judul Skripsi : " Coping Penyesuaian Diri pada Pensiunan ABRI di PEPABRIJatiuwung Tangerang"
Benar nama tersebut diatas telah mengadakan penelitian pada pensiunanABRI dengan jumlah sampel 40 pensiunan ABRI.
Demikian surat keterangan yang kami berikan kepada yang bersangkutanuntuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR NAMA-NAMA PARA PURNAWlRAWAN TNIDAR! YONIF 203/AK YANG MASIH HIDUP
YANG TINGGAL DISEKITAR ~(oMPLEKYONIF 203/AK,
NO NAMA PANGKAT KETERANGAN
1 H. Abd. Somat pa'DWPURN Masih Sehat
2 Umri S:cRi<NPURN Masih Seh?!
3 HB. Supiyana SERMAIPURN Masih Sehat
4 Akub SERMAIPURN Masih Sehat
5 Atang SERMAIPURN Masih Sehat
6 1~~maL ~ SERMAIPURN Masih Sehat~
7 Rochaman SERMAIPURN Masih Sehat
~. K. Winamo PELTU/PURN Masih Sehat
9 Andreas. TB SERKA/PURN Masih Sehat --10 Suratman SERTUIPURN Masih Seh?(
11 Rachip. S KOPTUIPURN Masih Schat~
12 Durauf KOPTUIPURN Masih Sehat
i3 Almoe Asgar SERMAIPURN Masih Sehat
14 Y. Karso KOPTUIPURN Masih Sehat
'""
15 Yusuf lrop SERMAIPURN Masih Sehat
16 Dana. S KOPTUIPURN Masih Sehat
17 I ~ ~"br,," KOPTU/PURN Masih Sehat.. -18 M. Supraplo KOPTUIPURN Masih Sehal
19 Bugiman KOPTUIPURN Masih Sehat
20 KOPTUIPURN Masih Seha!
21 Dislam KOPTUIPURN Masih Seimt
22 Suroto PNSIPURN Masih Sehat..
23 Marjuki PNSIPURN Masih Sehat
24 Alin. B KOPTU/PURN Masih Sehat
25 Yak Saemi KOPTUlPliRN Masih Sehat
26 Sarno. \V KOPTU/PUItN Masih Sehat
27 Suprat SERTU/PURN Masih Sehat
28 tSuIOmQ KOPTU/PURN Masih Sehat
ISu.geng - "-29 PNS/PURN Masih Sehat
30 Sudirman .PELTU/PURN Masih Sehat
31 Arsad KOPTUlP\JRN Masih Sehat
32 Wagiva SERMA/PURN Masih Seh~.\
33 E. Sukarim KOPTUIPURJ\! Masih Sehat
34 ..Ernn PNS/PURN Masih Sehat
35 Sunoio KOPTUIPURN Masih Sehat
36 Sukino. B SERTUIPURN ~.1asih Sehat
37 Darlam PELDAlPlJRN Masih Sehat ,
'j
"*- -Aitn- p. I<A "'I 1,'.1'{; ~ER~4A/PUR."l ~4a6ih S~hal
41 AsJam P;-':SIPURN Masih Sehat
42 SUlrisl10 SERTU/PURN Masih Sehat
43 Safei KOPTUIPURN Masih Seha!
44 T. Mudil1 SERMAlPURN Masih Seha!
45 Sckcm; KOPTUlPURN Masih Seha!
~~~£p~irmal1 SERMA/PURN Masih Sehat
47 Subha PELTU/PURN Masih Sehat
48 SUPllrJl1;111 PELTUIPURN Masih Sehat
49 Suyallto KOPTU/PURN Masih Sehat
50 Ibu Amil1 WARAKAWURI Masih Sehat
51 Jbu Husen. II. WARAKAWURl Masih Seha!
52 Ibu Endang WARAKAWURl Masih Seha!
53 Ibu Achmat WARAKAWURl Masih Sehe.t
54 Ibu Sukiyo WARAKAWURl Masih Seha!
55 Ibu Mulud WARAKAWURl Masih Seha!
56 Ibu Jupri WARAKAWURl Masih Seha!
57 Ibu Achmad. S WARAKAWURI Masih Seha!-58 Jbu Sapari WARAKAWURI Masih S~ha!
59 Ibu Tomi WAR/\KAWURI Masih Schat
60 Jbu SUI1)'OIO IVARAK/\WURI MllSih Schul --61 Ibu ~Iiskad IV/\I<I\K/\ WURI MllSill SCh".l
62 El1cid PELDAIPURN Masill S~hat
63 Iri PNS/PURN Masill Schat
64 U. Sumarna SERMAlPURN Masih Schat
65 Eook Karvono KOPTUIPURN Masih Seha!
II-66 Aang KOPTUlPURN Masih Scha!-
Dibua! di : GandasariPada Tanggal : 02 Januari 2003
KcpaIa Dusul1 02
BUGIMAN
"
'rlaJl.bHlllln: .
67. .8l1nai.ji :5ertu Jla Bill :o.ellp, t
68. ~u"arnoroptl\ lIasill My.at
"
69. T' (j r n i ~er.n Uluill ~ellntt ..",.., -........~
7fJ Hulin ro,tu un liT. ::IeAllt0 -.1Ol>" ...~ .. ,....~ ... --
71 , HoTollllrtinul :5erll.ll .1/" 'J ill :5ellat
}jIuill. :lell.nt.
n lluti MlltOIO l'eHIl0 ;u,;".. .,~ ._~"'.,"- -I" -., • .. -
73 3up"r:aiA :5er:an Ulllill Mllg t
H ~ ~ 1/,.1111 ~8A"t f> • t<,f!'lf' IfN (,0
75 0 II 0 :ly,.tai pe10la J.I,.. ill :s ella 1;
76 :I u i. It d. i :sertu },Irlsill :se:.."t
77 • Y.3111i:aan l'e1l.H lIa .ill Mllat
78 0 H.3I1bro"i :ler:aa . lI:asill Mllat
79 • H.Upi Wall.tui.in 3erf.a wasill. Mllflt,
80 0 Abi..:5a1flJl. roptu Wlililt. 3elll1t
81 0 H.Xlllirin 3erkll WIll ill 3elllltI
82 i .. i Jl<lIill ~"0 :5 II. :5er:aa 3elo.ot
$3 J k ° :5ertu IIlllill :5el1llt;~:
• 0 j
84 ll.lani.oril'
• :5ertu lIuiA :5ell" 1;
b5 A r :a It l! i roptu llladll 3elalil t '\
86 • :5 e 1Il i :5ertu lila ill 3elll\t
g7 • :5u" II C. i 3ertu lin If'll 3ellllt
38 • ~~,!!z'9.J!.p. :5erJl.ll IIl1diL 3ellllt- -_.39 • 3111 iJl.in roptu IInlill :o.eio.at
)0 • Ta tan, roptu 1111 aill 38ltat
31 • Ibu A1ek T!lIlI'ulonuri ll'uilo. 3ellllt
12 • H.AIlt.lIl'l Xoptu ],{lll1ll 3ellllt
13 • lIIJl.ilt H::aryollo J./:lyor J./:u ill 3ellllt
14 • l'Ui.jiOllO roptu IInlill 3ellll t
15 3upai.i.1l X:optu j(lllill 3eltll t
16 3 u r o Jl 0 roptu J./lHdll. 3ellllt
7 • r It • " 'I 1\ :'ierkA 1110.. ill l\ellJ4t
~~