-
NOTAPEMBELAAN
PENASEHATHUKUM
“MENGADILIKORBANKONSPIRASINEGARAPASCA
DEMONSTRASI
MENENTANGRASISME”
DALAMPERKARAPIDANA
NOMOR:32/PID.B/2020/PN-BPP
ATASNAMATERDAKWA:
STEVANUSITLAY
YangDiTuntutDalamDakwaanKesatu:
Pasal106KUHPJo.Pasal55Ayat(1)Ke-1KUHP
DIAJUKANOLEH:
TIMPENASEHATHUKUM
KOALISIPENEGAKHUKUMDANHAMPAPUA
DIPENGADILANNEGERIKLASBALIKPAPAN
BALIKPAPAN
2020
-
1
Nota Pembelaan Penasehat Hukum
“MENGADILI KORBAN KONSPIRASI NEGARA PASCA
DEMONSTRASI
MENENTANG RASISME”
Dalam Perkara Pidana Nomor : 32/Pid.B/2020/PN-BPP
Atas Nama Terdakwa :
STEVEN ITLAY
Yang Di Tuntut Dalam Dakwaan Kesatu : Pasal 106 KUHP Jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP
Di Pengadilan Negeri Balikpapan
I. PENDAHULUAN
MajelisHakimyangterhormat,
Sdr.JaksaPenuntutUmumyangkamihormati,
Sdr.Paniterayangkamihormati,
Hadirinyangjugakamihormati,
PujisyukurpatutdipanjatkankehadiratTuhanYangMahaEsa,yangatasizinnya
proses persidangan perkara dugaan tindak pidana sebagaimana diatur dan
diancamdalamDalamDakwaanKesatu:Pasal106KUHPJo.Pasal55Ayat(1)Ke-
1KUHP,atauDakwaanKedua:Pasal110Ayat(1)KUHPJo.Pasal55Ayat(1)Ke-1
KUHP,atauKetiga:Pasal160KUHPatasnamaterdakwaSTEVANUSITLAY,telah
berjalan hingga pada hari ini, Kamis, 11 Juni 2019, kami Penasehat Hukum
TerdakwadiberikesempatanuntukmengajukanNotaPembelaan(PLEDOI).
Proses hukum terhadap terdakwa bersama 6 (enam) terdakwa lainnya dalam
persidangandiPNBalikpapan ini,sejakawal sangat tidakproseduralmulaidari
penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan dalam proses penangkapan hingga
pemeriksaan yang tidakmengedepankan azas praduga tak bersalah (tersangka)
telah ditetapkan sebagai tersangka tanpa diawali oleh bukti permulaan yang
cukup,kesalahanproseduraliniberlanjutlagidenganpemindahanParaTerdakwa
pada tanggal 04 Oktober 2019 tanpa pemberitahuan kepada keluarga dan
Penasehat Hukumnya, pengalihan ini membuat jarak antara tempat kejadian,
keluarga terdakwa/keluarga para terdakwa lainnya semakin jauh dengan Para
terdakwa, selain tidak prosedural karena salah kompetensi relatifnya, tentu
konsekwensinya berdampak bagi tidak terdapat akses bagi keluarga terdakwa
bersamaterdakwa lainnyadanseluruhrakyatPapuauntukmelihatpersidangan
secaraterbuka.
ProseshukuminijugabertambahsulitdengansituasiwabahCovid-19,membuat
persidangan dilakukan secara online terhitung mulai awal bulan April 2020,
pesidangansecaraonlineiniprosespembuktiannyatidakdapatdilakukansecara
optimal,mulai dari sinyal yang terganggu, waktu yang tidak tepat, pembuktian
yang tidak optimal hingga keluarga dan masyarakat umum juga tidak dapat
mengakses persidangan ini dan tentumelanggar azas peradilan yang cepat dan
biayamurahsertaazaspersidanganyangterbukauntukumum.
-
2
PadapersidanganhariJumat,tanggal05Juni2020yanglalu,sdr.JaksaPenuntut
Umum telah mengajukan Tuntutan Pidana kepada Majelis Hakim untuk
menyatakanbahwaTerdakwatelahterbuktisecarasahmelakukanTindakPidana
sebagaiorangyangmenyuruhmelakukanatauturutsertamelakukanserta
melakukan makar dengan maksud supaya seluruh atau sebagian wilayah
Negara, jatuh ke tangan musuh atau memisahkan sebagian dari wilayah
Negara,sebagaimanadimaksuddalampasal106KUHPjoPasal55ayat(1)
ke -1KUHP. tuntutan pidana tersebut sangat “spektakuler” karenaTerdakwa
STEVANUS ITLAY dituntut dengan hukuman penjara selama 15 (lima belas)
tahun dikurangkan selama terdakwa berada dalam tahanan. Tuntutan ini
menunjukan bahwa negara lewat Sdr. Jaksa Penuntut Umum meneruskan
konspirasi mengkriminalkan aktivis Papua dibalik Demo Anti Rasisme yang
terjadipadatanggal19Agustus2019dan29Agustus2019.
Ada 2 (dua) alasan kuat Negara melalui aparat penegak hukum secara khusus
PolisidanJaksasejakawaltelahmempunyairencanamengkriminalkanTerdakwa
bersama6(enam)Terdakwa(Aktivis)lainnyasebagaiberikut:
1. PelakuRasis, Intimidasi dan Persekusi di Surabaya pada tanggal 16Agustus
2019,melibatkanPolisi,TNI,Ormas-OrmasReaksionirdanOrangPartaibesar
diRepublikini,proseshukumnyatidakkomprehensifdanterkesanpelakunya
mendapat perlindungan dari negara berupa tuntutan dan vonis yang sangat
rendah(Hanya5dan7bulanpenjara);
2. PascaDemoAntiRasismetanggal19Agustus2019dan29Agustus2019,telah
ada konspirasi krimiminalisasi lewat pernyataanMenteri PolitikHukumdan
Keamanan Republik Indonesia yang menyatakan, “Benny Wenda sebagai
actor utama kerusuhan di Papua dan Papua Barat.Wenda juga
melakukankonspirasidenganaktor-aktor lokaluntukmembuatkisruh
suasana.Pihak local yang diajak kerjasama diantaranya Aliansi
Mahasiswa Papua (AMP), dan Komite Nasional Papua Barat
(KNPB).Memang ada satu konspirasi antara Benny Wenda dengan
organisasi itu.Baik KNPB maupun AMP, itu ada, jadi bukan mengada-
ada.Itulah yangkemudianmendorong terjadinya satu demontrasi yang
anakhis.”, pernyataan konspirasi yang sama disampaikan oleh Kapolri
Jenderal Tito Karnafian, “Saya sudah dapat beberapa data, KNPB main,
ULMWP main dan saya tahu rangkaiannya kemana.Termasuk gerakan
AMP, teman-teman adik-adik Aliansi Mahasiswa Papua, ini juga
digerakan olehmereka.Jadi apa yang terjadi saat ini di luar itu semua
didesaianolehkelompokyangadadisini.Danituakansayakejar’
Menjadi pertanyaan,mengapa Negaramelalui Kepolisian tidak seriusmengusut
dan memproses hukum pelaku-pelaku Rasisme yang berasal dari TNI, Polisi,
Ormas-OrmasReaksionirdanorangdariPartaiBesardiRepublikini?selanjutnya
memberikanvonisyangberatkarena rasismemerupakankejahatanyang sudah
diatur dalam regulasi internasional dan nasional sebagai kejahatan serius yang
perluditanganisecaraseriuspulaolehaparatnegara.
KonspirasiNegaratersebutsangatnyata,PascademoantirasismediPapuayang
terjadibukankasusrasismediselesaikansebagaimomentummerubahbangsaini
kearah yang lebih baik, yang terjadi justru rasisme, intimidasi dan persekusi
berlanjut terhadap rakyat Papua dalam penegakan hukum, pada bulan Agustus
2019 telah terjadipengerahanPasukan GabunganTNI/PolridariMalukuUtara,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur,
KalimantanBarat, SumateraSelatan, Jambidan Jakarta ada sekitar6.000Aparat
-
3
Gabungan TNI/POLRI yang didrop ke seluruh Papua, pada kurun waktu yang
sama, dalam kurun waktu Bulan Agustus 2019 sampai dengan Oktober 2019,
kurang lebih1.000orangditangkapsebagaidampakdaridemoantirasismedan
terdapat kurang lebih 69 orang di Papua dan Papua Barat di proses hukum
termasukTerdakwaSTEVANUS ITLAYbersamaTerdakwaBuchtarTabuni,Agus
Kossay,TerdakwaFerryKombo,TerdakwaAlexGobay,TerdakwaHengkyHilapok
danTerdakwaIrwanusUropmabin.
Mengenai ketentuan hukum yang diterapkan alangkah baiknya kitamelihat sisi
historisnya, sebagaimana diketahui bahwa KUHPidana kita berasal dari
KUHPidanaNederland(NegeriBelanda).MelaluiasasKorkodansidalampasal131
I.S.KUHPidanaNederlandtersebutdiberlakukan/diterapkandinegaraJajahandi
HindiaBelanda termasuk ketentuan dalamDalamDakwaan: Pasal 106, 107 dan
110 KUHP, yang oleh Pemerintah Hindia Belanda pemberlakuan pasal aanslag
(menyerang)kinidisebutmakar iniditujukanuntukmenjagakeutuhanwilayah
jajahanHindiaBelandatermasukIndonesia.
Timbulpertanyaansekarang,apakahpasal-pasaldalamdakwaanPasal106,107
dan 110 KUHP yang dipakai oleh penjajah Pemerintah Hindia Belanda untuk
menjaga keutuhan wilayah jajahannya, masih dapat dipertahankan didalam
NegaraRepublikIndonesiayangkatanyaNegaramerdekadanberdaulatsekarang
ini ? Dalam alam demokrasi saat ini pemberlakuan pasal makar sebagaimana
tersebut diatas telahmembatasi kehendak pasal 28UUD1945dan secara tidak
sadarkitatelahmewarisisistemdanpola-polayangditerapkanolehPemerintah
Hindia Belanda. Pertanyaan apakah kita akan mengulang kesalahan penjajah
Belanda dahulu? Selayaknya kita membaca dan bercermin pada sejarah untuk
lebih menghidupkan pengertian “merdeka” dalam pengertian yang lebih
luas/tidaksempit,karenaitupenggunaanpasalmakartersebutdiatasseharusnya
sudahtidaklayakdipertahankanlagidalampenegakanhukumdinegeriini.
Bila kita ingin mencari solusi atas problem sosial politik yang terjadi di tanah
Papua umumnya dari akar masalahnya, maka harus ada ruang dialog untuk
menyelesaikan akumulasimasalah-masalah sosial politik, hal dialog yang paling
mendasar adalah menyelesaikan akar masalah di Papua yang disebut dengan,
“PELURUSANSEJARAH”,secaraobyektifdanmasing-masingpihakyangterlibat
dalamdialogharussepakatmenerimaapapunhasilnya.Prosesinisangatpenting
untukdilakukankarenasangatmenentukanrealitasintegritasbangsaPapuahari
ini, karena sampai saat ini mengenai sejarah integrasi Papua oleh mayoritas
masyarakatPapuamasihdinilaikaburdanmasyarakattahukarenapolitiksengaja
dikaburkan. Klarifikasi perlu untuk dilakukan hari ini dengan semangat
“Keinginan baik” kita semua, baik pemerintah, masyarakat maupun aparat
penegakhukumyangterlibatdalampersidangansaatini.
Adapunhal-halyangsangaturgentuntukdiklasifikasikansertamenjadipenyebab
timbulnyapergolakanpolitikditanahPapuamenurutkamiTimPenasehatHukum
ParaTerdakwaantaralain:
1. BahwasampaisaatinisebagianbesarmasyarakatPapuamembenarkanbahwa
Papua pernah berdaulat sejak tanggal 01 Desember 1961. Subtansinya jelas
butuhklarifikasi,sebabsoaliniadarelevansinyadengansalahsatubutirisiTri
Komando Rakyat (TRIKORA) yang menyatakan : “Bubarkan Negara Boneka
PapuabuatanBelanda”.
2. Bahwa lahirnya New York Agreement (Perjanjian New York) tanggal 15
Agustus 1962 olehMayoritasRakyat Papua dipertanyakan dasar hukumnya,
-
4
karena rakyat Papua menganggap itu sebagai pelecehan terhadap
integritasnya, karena sebagai anak negeri yang hidup diatas tanah ini tidak
pernah diikut sertakan dalam perundingan-perundingan antara Indonesia,
Belanda dengan fasilitator Mr. Elswort Bunker sebagai wakil Perserikatan
Bangsa-Bangsa padahal sangat disadari bahwa konsep Elwort Bunker itulah
cikalbakalisiPerjanjianNewYork1962yangmenentukanmasadepanbangsa
dantanahini.
3. Bahwa Penyerahan Kedaulatan dari Belanda ke UNTEA dan UNTEA ke
IndonesiamenurutPerjanjianNewYorkdilakukandenganduatahapdengan
mekanisme tahap pertama Belanda menyerahkan kedaulatan tanah ini ke
UNTEAdantahapkeduaUNTEAakanmenyerahkankepadaIndonesiadengan
syaratsetelahdiserahkankepadaIndonesiaakandilakukanselfdetermination,
plebisit atau lebih dikenal dengan PEPERA ( Penentuan Pendapat Rakyat )
denganbataswaktuakhirtahun1969.
4. Bahwa Rezim Orde Baru telahmengingkari perjanjian New York 1962 yang
padadasarnyamenyatakanbahwadalamsemangatPerjanjianNewYork1962
dan Statuta Roma 20-21 Mei 1969 dilakukan untuk kepentingan dan
kesejahteraanrakyatPapuanamunkenyataanyangditerimaolehmasyarakat
Papua sejak Penentuan Pendapat Rakyat sampai adanya Kabinet
Pembangunan dibawah rezim Suharto justru tidak menunjukan realisasi
semangattersebut;
5. Bahwa di Era Reformasi sejak tumbangnya Rezim Orde Baru, baik masa
pemerintahanPresidenHabibie,Gusdur,Megawati,SusiloBambangYudoyono
dan kini dibawah Pemerintahan Joko Widodo, persoalan “PELURUSAN
SEJARAH”,belummendapatresponpenyelesaikansecarabermartabat.
HalinilahyangmasihdipertanyakanmenyangkutkeabsahandanfaliditasPutusan
ParaOrangTuamerekadalamPEPERATahun1969,masalahiniyangsampaisaat
sekarang belum pernah dikomunikasikan dalam sebuah tataran sejajar antara
paratokohdaerahPapuadenganPemerintah,bahkanadakecendurunganuntuk
ditutupi, sehingga beberapa kali meletus apa yang oleh pihak keamanan
dinamakan sebagai Makar atau Gerakan Separatis OPM. Bahkan ada
kecendurungan mempolitisir dengan melatenkan situasi demikian untuk
kepentingan-kepentinganpribadiparaoknumaparatnegaradanaparatpenegak
hukum yang akhirnyamenyebabkanmeluasnya kesenjangan-kesenjangan sosial
yangterakumulasiterusmenerusdalamperjalanansejarahdaerahPapuaini.
Contoh konkret yang telah terjadi seperti eksploitasi sumber daya alam yang
melimpah didaerah ini tanpa ada upaya untuk kesejahteraan masyarakat
sekitarnya,menumpuknyapelanggaranHAM(KasusBiakBerdarah,06Juli1998;
KasusSorong,05Juli1999;KasusTimika,02Desember1999;KasusMerauke,16
Februari 2000;KasusNabire, 28 Februari sampai dengan 4Maret 2000;Kasus,
Abepura, 07 Desember 2000, Kasus Wasior Berdarah tahun 2001, Kasus
PenyeranganAparatPascaKRPIII,19Oktober2011,KasusPaniaiBerdarah2014,
KasusDeiyai2019,KasusNduga2019-2020danKasusIntanJaya2019-2020)dan
kasus pelanggaran HAM lainnya yang hampir merata diseluruh wilayah Papua,
tanpa upaya mengadili pelakunya oleh Negara dan kesemuanya terakumulasi
tanpajalankeluaryangpasti.
Pemberlakuan otonomi khusus yang oleh Pemerintah dianggap sebagai solusi
terbaik dalam implementasinya ternyata masih jauh dari harapan masyarakat
Papua,halinidisebabkanolehKebijakanPemerintahyangsangattidakkonsisten
memberlakukanUndang-Undang tersebutmisalnya soal lambangdaerah sampai
-
5
saat ini masih menjadi perdebatan karena yang dianggap sebagai simbol dan
lambangdaeraholehmasyarakatPapuayangdiamanatkanolehUndang–Undang
Otonomi tersebut oleh Pemerintah dianggap sebagai simbol-simbol separatis
kemudiandianulirdenganhadirnyaPP77Tahun2007tentangPelarangansimbol
dan lambang daerah termasuk keberadaan bendera Bintang Kejora, selain itu
untuk menyelesaikan persoalan sejarah masa lalu dan Pelanggaran Ham telah
diamanatkan oleh Undang-Undang Otonomi Khusus soal hadirnya Komisi
KebenarandanRekonsiliasi danPengadilanHAMuntukPropinsiPapua,hingga
kini kehadiran kedua lembaga belum diseriusi oleh Pemerintah sendiri. Hal ini
ditambah dengan belum adanya keseriusan Pemerintahmenyelesaikan produk-
produk pelaksanaan dari Undang-Undang Otonomi Khusus yang tujuannya
memproteksipendudukasliPapua,ada13(TigaBelas)PeraturanDaerahKhusus
dan21(Duapuluhsatu)PeraturanDaerahPropinsi(Perdasi)yangsebagianbesar
sampai saat ini belum di selesaikan pembahasan drafnya oleh Pemerintah, apa
yang dilakukan diatas merupakan upaya pembiaran atau kesengajaan yang
menggunakan hukum sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dan
menekaneksistensipendudukaslidiTanahPapuainigunamelegitimasiberbagai
ketidakadilan. Para Terdakwa yang saat ini menjalani proses hukum adalah
korbandaripemikiransemacamini.
Dalam kurun waktu sekitar tahun 2004-2006, telah ada upaya dari Lembaga
Penelitian Indonesia untuk melakukan penelitian tentang Konflik di Papua,
kemudianpadatahun2008TimdariLIPIditugaskanuntukmembuatPapuaRoad
MAP(ModelPenyelesaianKonflikPapuasecaramendasardankonprehensif),dari
hasil penelitian tersebut telah dikelompokanempat isu sumber konfik di Papua
dansolusinya:
1. Isu Pertama : Masalah marginalisasi dan efek diskriminatif terhadap orang
asliPapuaakibatpembangunanekonomi,konflikpolitik,danmigrasimassal
kePapuasejaktahun1970.Untukmenjawabini,kebijakanafirmatifrekognisi
perludikembangkanuntukpemberdayaanorangasliPapua;
2. Isu Kedua : Kegagalan Pembangunan terutama di Bidang Pendidikan,
Kesehatan dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Untuk menjawab ini di
perlukan semacam paradigma baru pembangunan yang berfokus pada
perbaikanpelayananpublikdemikesejahteraanorangasliPapuadiKampung-
Kampung;
3. IsuKetiga:Adanyakontradiksisejarahdankonstruksiidentitaspolitikantara
Papua dan Jakarta. Masalah ini hanya bisa dilakukan dengan dialog yang
bermartabatdenganmelibatkansemuakomponenmasyarakatPapua.
4. Isu Keempat : Pertanggung jawaban atas kekerasan Negara di masa lalu
terhadap Masyarakat Papua. Untuk itu perlu, penegakan hukum melalui
PengadilanHakAsasiManusia (HAM)danPengungkapanKebenaranmelalui
KomisiKebenarandanRekonsiliasidiPapua,halinimerupakanpilihan-pilihan
terbaik untuk keadilan bagi masyarakat Papua, terutama korban dan
keluarganya.
SelainLIPI,solusi-solusiuntukmemecahkanproblemtersebutjugadilakukanoleh
Jaringan Damai Papua (JDP), yang terbentuk pada tanggal 06 Januari 2010, di
koordinirolehAlmarhumDr.NelesTebaytelahmelakukankonsultasipublikdi19
Kabupaten yang ada di Papua, dengan melibatkan 50 Orang/perwakilan tiap
kabupatendanpadatanggal5-7Juli2011,JDPtelahmelakukanKonferensiDamai
PapuasebagaiKonsultasiPubliktertinggiyangmelibatkan500Perwakilandari19
Kabupatentersebut,yangmasing-masingutusanterdiridari:UnsurFaksiPolitik,
Unsur Pemuda, sertamelibatkan pengamat dariDPRP,MRP, Pemerintah, Tokoh
-
6
Masyarakat, Tokoh Agama, Dewan Adat Papua, NGO dan lain-lain, hasil dari
Konferensi tersebut intinya dideklarasikan bahwa; Dialog merupakan sarana
terbaikuntukmencarisolusibagipenyelesaiankonflikantaraMasyarakat
PapuadanPemerintahIndonesia;TerdapatTekaduntukmencarisolusiatas
berbagaipersoalanpolitik,keamanan,Hukum,HAM,Ekonomi,Lingkungan
Hidup serta sosial budaya di Tanah Papua melalui Dialog antara Rakyat
Papua dan Pemerintah Indonesia yang difasilisasi oleh pihak ketiga yang
netral; telah ditetapkan juru runding orang Papua yang akan berdialog
denganPemerintahIndonesia.
Menjadipertanyaanmengapatelahadaupaya-upayadamaiuntukmenyelesaikan
akar persoalan Papua, tetapimasih saja terjadi pembungkaman terhadap setiap
gerakan masyarakat sipil di Papua dengan stigma separatis dan “jerat” hukum
pasalMakaryanghampirsetiapsaatdialamisecarabergantianolehmerekayang
memperjuangkan hak-hak dasar Masyarakat Papua, dalam tahun ini Terdakwa
yangmengalami lagi “stigma”dan “jerat”Makar tersebutakibatdariSKENARIO
KONSPIRASI NEGARA UNTUK MENANGKAP AKTIVIS DIBALIK PERISTIWA
RASISMEDISURABAYADANDEMOANTIRASISMEDISELURUHPAPUASERTA
PAPUABARAT.
Kita sebagai aparat penegak hukumperlu belajar padamomentumPERISTIWA
RASISMEYANGBERDAMPAKPADADEMOANTIRASISMEDIAMERIKADAN
KINI MELUAS KE BEBERAPA NEGARA PASCA TERBUNUHNYA GEORGE
FLOYD, PERISTIWA INI PERLU DIGUNAKAN UNTUK MELIHAT KEHIDUPAN
ORANGPAPUAKEDEPAN,DENGANMENEMPATKANORANGPAPUASEBAGAI
SUBYEKUTAMADALAMMENENTUKANMASADEPANNYA,BUKANMENJADI
OBYEK PENDERITA DALAM PENEGAKAN HUKUM DAN MEMPERPANJANG
PROSESRASISMETERHADAPORANGASLIPAPUA.
II. FAKTA-FAKTAPERSIDANGAN
a. Keterangansaksi-saksi:
1. Saksi ABDUL MUSTAJIL , menerangkan dibawa sumpah dalam
persidangansebagaiberikut:
v BahwasaksimenerangkanbahwaTerdakwaditangkapsehubungan
dengankejahatannegara/makar;
v Bahwa saksi menerangkan bahwa peristiwa makarnya yang
dimaksudterjaditahun2018,diKantorKNPBTimika;
v BahwasaksimenerangkanTerdakwaterlibatbersamakasus Jakob
Fabian, pertemuan di belakang sekertariat KNPB Timika bahas
Yakobakanbantusenjatadariluarnegeri;
v BahwasaksitidaktahuaktivitasTerdakwa;
v Bahwasaksitidaktahuterdakwadiorganisasimana;
v SaksimenerangkanbahwaKNPBOrganisasitidakdiakui;
v Saksimenerangkanbahwapenyelidikantanggal3September2018
dapatmobil senia,diLapanganAURISentani,dapatKTP terdakwa
dalammobil;
v Saksi menerangkan bahwa ada tiga orang yang dimobil tersebut,
namunketiganyamelarikandiri;
v Bahwa saksi tidak tahu barang yang dimilik yang didapat dalam
mobil;
v BahwasaksiTahuciri2TerdakwaStevendariFotoyangdiberikan
olehtimpenyidikdariPoldaPapua;
-
7
v Bahwa barang bukti dalam persidangan tidak ditunjukan karena
Jaksatidakbawabarangbuktidalamsidangsaatditanyabuktioleh
Hakim);
v Bahwa barang bukti yang dibawa berupa 1 Tas noken, 1 kertas
bertuliskanMasdanKTPatasnamaPaulKogoya;
v Bahwa Saksi menerangkan bahwa saat pengamanan ditemukan 4
tasdidalammobilyangdigunakanterdakwa;
v BahwasaksimenerangkantimpolisipenangkapTemukanidentitas
terdakwadidalammobilyangdiamananitu;
v Bahwasaksimenerangkanbahwamobilyangdigunakantigaorang
ituditahansaatmalamhari, tempatpenangkapanagakgelap,pake
lampuuntukterangi;
v Bahwa saksi menerangkan bahwa saat pengamanan mobil saksi
tidaklihatdokumen.
Tanggapanterdakwa:
- Terdakwamenolakseluruhketerangansaksi;
- Terdakwa tidak ikut dalam mobil itu, waktu itu saya ada di
Timika.
2. Saksi HEPPI SALAMPESI, menerangkan dibawa janji dalam
persidangansebagaiberikut:
v Bahwa saksimenerangkan penangkapan terhadap tiga orang yang
diduga merupakan terdakwa dan teman-temannya dilakukan di
lapangan AURI Sentani pada 3 September 2018, jam 8 malam,
namun tigaorangdimaksudmelarikandiri sehingga saksidan tim
hanya mengamankan mobil senia yang digunakan terdakwa dan
rekan-rekannya;
v Bahwasaksimenerangkanbahwatempatpenangkapanagakgelap,
lampujauh,posisinyadidalamhutan,jalandibawaaspal;
v BahwasaksimenerangkanbahwaTimpolisimenangkapsebanyak8
(delapan)orang;
v Bahwasaksimenerangkanada3(tiga)orangdidalammobil,ketika
polisimendekatimerekasemualari,saksidantimpolisitidakkejar
ketigaorangdimaksudkarenasenterkurangterang;
v Bahwasaksimenerangkanbahwa jarak antara saksidenganMobil
sekitar20meter;
v Bahwa saksi menerangkan bahwa Ciri-ciri ketiga orang : orang
pertama tinggi, orang kedua rambut pendek, orang ketiga pendek
danrambutgimbal.saksimengugaTerdakwaadalahorangketiga;
v Bahwa saksimendengar dari penyidik di dalammobil itu ada tas,
adadokumenKNPB;
v Bahwa saksi tidak lihat dokumen makar, dokumen yang dibawah
dalammobilitu;
v Bahwasaksitidaktahuaktivitasterdakwa;
v Bahwa saksi mendengar dari penyidik terdakwa sebagai ketua
KNPBTimika;
v Bahwa saksi tidak tahu kejadian makar yang dilakukan oleh
terdakwa;
TanggapanTerdakwaStevenItlay:
- Terdakwameolakseluruhketerangansaksi
- Saksibukanmerupakantigaorangyangdimaksuddalammobilitu.
-
8
3. Saksi Moh ALI, menerangkan dibawa Sumpah dalam persidangan
sebagaiberikut:
v BahwasaksitidaktahuperkarayangdilakukanolehTerdakwa;
v BahwasaksiyangmelakukanpenangkapanbersamatimlidikPolda
Papua terhadap Terdakwa Stevanus Itlay pada tanggal 11
September2019;
v Saksimenerangkan bahwa terdakwa ditangkap karena DPO kasus
MakardiTimika;
v Bahwa saksi tidak tahu peristiwa makar yang dilakukan oleh
terdakwa;
v BahwasaksimenerangkanbahwaTahuciri-ciriterdakwadariFoto;
v Bahwa saksi menerangkan bahwa saat terdakwa ditangkap tidak
ditunjukandokumenlain;
v Bahwa saksi menerangkan bahwa Kapasitas Terdakwa sebagai
ketuaKNPB;
v Bahwa saksi menerangkan bahwa saksi mendengar sepintas
terdakwabersamaJakobFabianbuatkesepakatansenjataapi;
v BahwasaksibelumlihatdokumenKNPB;
v Bahwa saksi sempat dengar polisi lakukan pengejaran terhadap
TerdakwaStevenItaly;
v Bahwa saksi mengaku tidak tahu isi kesepakatan dari terdakwa
dengansteven;
v Bahwa saksi mengaku tidak tahu realisasi dari kesepakatan
terdakwadenganSteven.
TanggapanTerdakwa:
- Terdakwamenolakseluruhketerangansaksi;
- Terdakwa saat itu ditangkap dalam perjalanan di depan Uncen,
tidakadakaitandengamakar
b. KeteranganAhli
1) Ahli yang diajukan Jaksa Penuntut Umum dalam persidangan
untukmenerangkankeahliannyasehubungandenganperkaraini
adalah:
a) Ahli Bahasa Dr. APRIANUS SALAM, M.Hum, dalam persidangan
menerangkan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai
berikut:
v Bahwa antara tema dengan dengan foto dan video yang
ditunjukan Kalau secara Ilmu kebahasaan dalam perspektif
strukturalmisalnya itubagian–bagianperistiwa-peristiwakecil
yang merupakan bangunan peristiwa besar yang secara
keseluruhan. Peristiwa besar berdiridari peristiwa – peristiwa
kecil yang selalu ada terkait dengan konteks peristiwa secara
keseluruhan. Secara teori kemudian teori itu berpendapat
bahwatidakadaperistiwadidalamsatukonteksterlepasberdiri
sendiri–sendiri,merupakanrangkaian–rangkaianyangselalu;
v Bahwa Terkait dengan peristiwa saya hanya menganalisis
berdasarkan data/dokumen-dokumen yang diberikan kepada
saya, jadi ada peristiwa-peristiwa tertentu, demonstrasi ada
peristiwa statement-statement yang terkait dengan Papua
merdeka, pengibaran bendera bintang kejora, kemudian ada
statement–statemenyangmungkinbisamasukkesoalrasisme,
statement monyet, kolonial dan seterusnya ini statement yang
-
9
sebetulnyadariperistiwa” tertentuyang sekarang. Bagian tadi
membangun peristiwa yang lebih besar yakni bagaimana
kemudiansebagiankelompok”tertentumenyampaikanaspirasi
tadi ada dan tetapi didalammenyampaikan aspirasi tadi, ada
kesepakatansimbolikyangbesifatnasional,bersifatkenegaraan
yangbersifatkebangsaanyangmelanggarkesepakatansimbolik
tadi[
v Bahwa saksi mengsinergikan teori bahasa ada yang teori pri
structural simiotik, ada teori wacana, hermenetik. Memang
setiapdisiplinilmubahasa,ilmuhukum,ilmuekonomidiapunya
registerdiapunyapengertian–pengertiantertentuyangkadang
– kadang perlu disesuaikan dengan paradigma ilmu
kedisiplinannyakami sebagai ahlibahasa tentu sajapengertian
yangdianggapbakuyangadadikamusbesarbahasaIndonesia,
kitabisa lihatbersama,walaupun tentu sajaberpendapatnanti
belumtentupersissepertikamus,karenasayajugabolehberhak
berpendapat.Tapisayakirabenangmerahnyasamajadiiniyang
perludipahamibahwakadang–kadangpengertian–pengertian
yang di ilmu hukum bahasa, di ilmu ekonomi, ilmu politik itu
pengertian kata – kata referendummisalnya tidak persis sama
tapi tentu saja ada sati dua yangmenjadi benangmerahuntuk
dipakaibersamasehinggakemudianorangketikamenggunakan
kata refendum itu mempunyai pengertian yang lebih kurang
sama, cuma penggunaan bahasa itu kemudian sesuai dengan
konteksnya bahasa hukum, ekonomi, yang sesuai dengan
konteksnya disiplin yang berbeda-beda tetapi saya kira kamus
besar bahasa Indonesia bisa di jadikan pedoman dasar untuk
memberikan pengertian sebelum masuk kedalam disiplin-
disiplinkeilmuanlainnya;
v Bahwa sekelompok masyarakat boleh saja menyampaikan
aspirasisebagaiwargaNegara,tetapiketikakemudiandidalam
proses berkomunikasi ada hal – hal kemudian terjadi
pelanggaranyangdisepakatidarisegiitukebahasaanmelanggar
proseskomunikasitetapikalaukemudianbisasajapelanggaran
–pelanggarantadibisadimasukankeranahhukum/pengadilan
;
v Bahwa nanti Ahli hukum akan menjelaskannya, saya
menjelaskan dari segi kebahasaan hanya mempersoalkan
apakah dalam cara berkomunikasi, menyampaikan pendapat,
menyampaikan aspirasi itu dari segi bahasanya apakah ada
pelanggaran kesepakatan simboliknya atau tidak ? saya hanya
sampaidisitusaja.Apakahnantistatementitudilindungihukum
atautidaksilakandiklarifikasiolehAhlihukum.
v Bahwa saksi telahmenulis buku tentangMakar Simbolik pada
bagianBabV;
v Bahwasaksimenulisitusetelahsaksimempelajarikasuspapua
ada peristiwa tentang sekelompok masyarakat/warga
melakukan tindakan – tindakan simbolik dengan menurunkan
bendera merah putih, mengibarkan bendera lain, itu saya
berpikir;
v Bahwa hubungan relasi dengan maknanya, makna mana yang
bersifat kordinatif,makna –makna yang bersifat korelatif, dan
makna–makna yangbersifatkontradiktif sebetulnya relasinya
-
10
maknakontradiktif jadimakna–makna tidakharus sama tapi,
maknakontradiktifpundapatdisatukandalamsatukonteks;
v BahwaItubisaberbeda,jaditidakadakemudianisuitudipilah-
pilah. Kemudian dalam ilmu kebahasanan diambil satu organ
tertentukemudiandi anlisisdenganmemisahkanorgan tadidi
dalamkontekskeseluruhanjadimalahtidakbisadipahamilagi;
v Bahwasayatidakmelihatberkas7Terdakwa;
v BahwasayahanyadiberikansatuberkasberdasarkanKasus;
v Bahwa setiap ada kasus, ada statement saksi ditanyakan
bagaimana menurut pendapat saksi, saksi tidak harus
mengkaitkansiapadenganpernyataanitu,kemudianadaBAP7
orangdanjugapernyataantertulis.
v BahwaKasusdanstatementberbeda-beda;
v Bahwa Istilah rasisme dan anti rasisme itu prasangka –
prasangkaideologisteoritentangIdeologibicarakandalamteori
kebahasaan, jadiprasangka–prasangka Ideologisbaik rasisme
dan anti rasismesebetulnya sama – sama rasisme, persoalan –
persoalan tertentu, penolakan – penolakan tertentu, menolak
rasisme dia juga punya ada rasisme tertentu yang dia pegang,
apakah itu kemudian rasis dengan berbasis secara teoritis,
rasisme itu dasarnya genetik apakah warna kulit, apakah
berkaitan dengan turunan dan seterusnya. Tetapi sebetulnya
yang perlu dipahami sama adalah bahwa penggunaan kata
rasisme dan anti rasisme itu permainan politisasi makna,
semuanya punya kepentingan jadi diperiksa saja apakah
steatmenitusecarahistorismaupunsecarakebahasaanmaupun
secara politik atau nanti kalau itu sudah clear bisa menjadi
masalahhukumatautidak;
v Bahwa Implikasi itu ada bukan soal rasismenya, implikasinya
terhadap kemungkinan penolakan-penolakan terhadap anti
rasisme,kitatidakbisamemfokusdalamsatukontekskemudian
diambil kasusnya tapi implikasi yang serius tentu saja bentuk
perlawanan sehingga ada orang, sekelompok orang
berkepentinganapakahituterkaitdenganbenderaatauapakah
itu terkait denga pernyataan – pernyataan tertentu yang
mungkin bisa bersifat tuduhanmaupun penghinaan itu semua
implikasi–implikasiyanglebihpentingdarisekedarmemahami
apakahiturasismeatauantirasisme;
v Bahwa Kita punya kesepakatan kata monyet kalau berdiri
sendiri tidak ada masalah, tapi kalau kita menunjukan secara
ikonik ini gambar monyet kemudian kata monyet ada proses
historis yang menyebabkan kemudian namanya istilahnya
prioratif atau prio…atau istilah bahasanya menjadi berubah
maknanya,kemudiankataitudipakaiuntukpenghinaanitujadi
bermasalah, jadi maksud saya itu . Ada makna – makna yang
kemudian,dulukatabetina sangat terhormatdipakai, sekarang
seorangwanitadikatakandasarbetinakamudipakai jadi tidak
benar wanita tadi merasa tidak terima, dia bisa saja melapor
menjadiperistiwa;
Tanggapan Terdakwa : Terdakwa menolak keterangan Ahli
karenatidakadakaitandengaTerdakwa
-
11
b) Ahli Psikologi Sosial Politik, A Prof. Dr. HAMDIMULUK, Ph.D,
menerangkan dalam persidangan dibawah sumpah, pada
pokoknyamenerangkansebagaiberikut:
v Bahwa gerakan–gerakan yang berasal dari kelompok –
kelompok isurgensi jugaada kelompok–kelompokMahasiswa
kitatahubahwaadamisalnyaHMI,PMKRI,HMIDANGMKItapi
jugaterdakwaadayangberbasisdariunsurmahasiswa;
v Bahwa gerakan menjadi besar itu kalau simpatisan semakin
banyakjadiunsur–unsuryangtermotivasiuntukmelakukanitu
menjadilebihluaruntukgerakan–gerakanaksikolektifmenjadi
besar itu yang dari awal. Saya katakan dalam kasus Papua ini
seperti yang saya lihat ada sama ada gerakan – gerakan yang
motifnya menuntut diskriminasi dan juga banyak melibatkan
elemen–elemen tertentu jelasdalamanatomigerakan inibisa
diidentifikasi bahwa itu ada kalau saya lihat baik yang
ditemukan oleh penyilik ini ada rapat–rapat persiapan yang
cukupintensifitujugamelibatkanintensiflantastermasukjuga
kelompok insurgensi dan juga aspirasi ini belakang mulai
buatanya misalnya kalau kita lihat anatomi gerakan itu
berkembangmenjadiliarbiargerekantersebutkearahmakar;
v Bahwacarauntukmenemukankemerdekandanseterusnyadan
betul bahwa di gerakan ini seperti penasehat hukum katakan
gerakan–gerakancivilsocietylain;
v Bahwa seperti yang berita acara saksi lihat itu mulai
berkembang gerakan aspirasi memungkinkan di picu
kemerdekaan, ketidakpusan karena dan negara demokratif
memangadabatasan–batasanyangjelasbahwaketikaitusuatu
sudah masuk ke titik mengrongrong menyeruhkan mengajak
oranguntukmendeklarasikanpemerintahanyangsahmenyuruh
oranguntukmendelegitimasisebuahgerakan,bisabersifatnon
violence dan juga bisa violence bisa juga pengembangkan
gerakan sipil bisa berunjuk pada gerakan pemaksukan. Dalam
anatomi sekarang masa yang terjadi di Papua saya melihat
semua bahwa kita harus tahu kalau sudah jelas menyangkut
merongrong, gerakan surgensi atau gerakan poltisi untuk
apakah menawarkan suatu kedaulatan termasuk kewenangan
simbol, simbol yang dipahami oleh seluruh rakyat sebagai
sebagaisimbolsebagaiketidakpatuhanuntukmemisahkandiri.
Ini yang ditakutkan aspirasi yang meluas dan akan mejadi
gerakan insurgensi yang mengancam NKRI. Apabila aparat
kemananbertindakitusesuatuhalyangwajar;
v Bahwa begini memang memisahkan mana yang terhadap
aspirasidanmanayang sudahberkembang jadi,usaha–usaha
untuk insurgensii atau usaha – usaha ke arah makar, usaha
aspirasi ke arah kemerdekaan itu. Ini memang tugas penyidik
untuk mengumpulkan bukti – bukti mulai rapat – rapat
bersiapan dan mengumpulkan semua barang bukti. Ini semua
menyangkut apa yang menjadi aspirasi orang–orang yang
bergerak di lapangan itu. Tentu titik focus pada praktek –
praktek, dalam sebuah gerakan masal yang mungkin sudah
mengarah pada insurgensi tadi gerakan – gerakan makar dan
seterusnya;
-
12
v Bahwa Yang pertama–tama harus diselidiki tentu adalah
leader,kita tidak bicara follower banyak sekali ribuan orang –
orang pasti ikut – ikut titik focus kepada penggerak –
penggeraknya dulu. Penggerak itu bisa orang–perorang,
organsasi dan secara hukum kita sebut sebagai organisasi dan
organisator yang namanya korlap dan ada orang yang
mengornisir itu yang diselidki dulu. Itu actor – actor praktek
tentu nanti kita harus pilah–pilah namun yang menyuarakan
murni, diskriminasi maka mulai mengara kea rah – arah
motifnyakegerakanmakarinikitalakukan;
v Bahwa ada usahamelegitimasi sebuah resim yang sah usaha –
usaha untuk mengajak melakukan usaha untuk melakukan
pembakatannyaketidakpatuandanmenyuarakantidakpercaya
padarezimsemacam–semacamituisinyapoliticaldelegitimasi
itu sering dikatakan usaha untuk subjensi mungkin sekedar
menyampaikanasipirasitapimemangdilematisjugaDalamaksi
juga. Kalau memang adalah untuk di percaya, minta Merdeka
jugadimaksudpadaIsubjensi;
v Bahwasetelahituapakahgerakaniniberkembangberkolaborasi
dengankelompok–kelompokyangmenyuarakaninsurgensiitu
pada titik itu sajabahwaada selebarankertasyangdiserahkan
Gubernuruntukpelakudiskriminasitindaklanjut;
v Bahwa artinya dalam sebuah proses negara demokrasi itu
dimungkinkan, proses politik yang sah paling tidak depannya
konggres MPR, atau MA atau seluruh Indonesia sepakat ada
referendumpaling tidak satuprovinsiminta berdiri sendiri itu
namanyareferendum;
v Bahwa di seluruh dunia rasisme selalu tantangan bagaimana
jugahubunganyangharmonisdaripadamasyarakatyangsecara
ras, beragama sangat majemuk ragam, sas hubungan yang
harmonis itu saling menghormati tolerensi, tidak menghina,
tidak menyakiti satu sama lain karena memang secara kodrat
kitasudahbedasecararasial.
v BahwaSecararasial,secaraagama,kebudayaanyangberbeda–
berbeda, kebiasan yang berbeda-beda masyarakat majemuk
dalam fisikologi lingkungan. Bagaimana setiap kelompok –
kelompok saling menghormati memang kalau pengusiran
terhadap ras lain orang akan mengatakan ini dalam fisikologi
politik. Rasisme itu diindentifikasikan sebagai sebuah sikap
kepada kelompok ras yang berbeda dari orang jadi masalah
sikap lahir, sikap kadang tidak diikuti dengan hal – hal yang
misalnyaperasaan,andapunyaperasannegatifterhadaphal–hal
jadi dalam Indonesia sikap – sikap rasisme itu berpotensi saja
terjaditidakhanyaorangnonPapuaterhadaporangPapuajuga
sebaliknya. Rasisme itu dalam fisikologi politik di definisikan
sebagaisebuahsikapnegatif terhadapkelompok lainkelompok
itu, kelompok ras, kelompoksuku,kelompokbedaagamasama
sajadalampersepktifkalauorangyangpunyaprasangkaorang
punya pandangan – pandangan tertentu terhadap sebuah ras,
agama,danseterusnyaberkembangmenjadiprasangka;
v Bahwa Persoalan rasisme akan selalu menjadi tantangan
terhadap negara demokrasi tidak hanya Indonesia, seluruh
Negara di dunia menganggap ini sebuah tantangan kita
-
13
berbangsa, bernegara bagaimana kita mengembangkan
kehidupanyangtoleran,dikusiftidakmembeda-bedakanorang
berdasarkansuku,ras.agamakelompokyangberbedakitasudah
sepakathidupbersamadalamkrangkaNKRImulaidari sabang
sampai Merauke setiap orang berdiri sama, setara sepanjang
warga sama hak – warga Republik yang sama hak – haknya
harus dihormati dan Problem ini dimasyarkat tantangan
masyarakatdemokratif.
Tanggapan Terdakwa : Terdakwa menolak keterangan Ahli
karenatidakadakaitandengaTerdakwa
c) AhliHukumTataNegara,MuhammadRullyandi,S.H.,MH,pada
pokoknyamenerangkan dalam persidangan dibawah sumpah
sebagaiberikut:
v Bahwa Secara prosedur dalam berdemo, memang ada
pemberitahuan, Jikalau pemberitahuan itu sudah disampaikan
tapi kegiatannya, dilapangan tidak sesuai dengan isi
pemberitahuan,makaPolrimengambilTindakantegas;
v Bahwa Demo itu harus tunduk pada Undang-Undang,
demonstrasiadalahbagiandarikebebasanmenyatakanpikiran
dengan lisan karena itu harus tunduk pada Undang-Undang
tentangKemerdekaanmenyampaikanpendapatdimukaUmum.
Jadi wajib menaati dan ada aturan khususmenjaga keutuhan
persatuan bangsa, Jadi ada kewajiban kepada setiap warga
Negara disampingDemonstrasi adalahHakwargaNegara yang
diaturdalamUndang-UndangDasarNegaraRepublik Indonesia
Tahun1945.JadiadahakyangdijamindanPerlindunganHukum
Pasal 5 kemudian ada Kewajiban. Kewajiban itu merupakan
tanggungjawab individu-individu semua yang terlibat dalam
demonstrasikalau ternyatamateri substansi yangdisampaikan
didepanpublik ternyatamengandungunsurseparatis, ternyata
ada unsurmakar terpenuhi perlawanan terhadap fundamental
Negara maka Negara harus tegas mengambil sikap penegakan
Hukumnya dan ini bukan sebatas pada prosedural. Pada
prinsipnyaKegiatanyangdilarangUndang-Undangmerekatidak
terbuka secara public tapimemilikimisi tertentu yangmereka
rahasiakan sehingga barangkali aparat penegak hukum juga
tidak melihat secara kasat mata bahwa ternyata ada kegiatan
yang berpotensi merupakan kegiatan demonstrasi yang
menyampaikan demo separatis berujung pada pemisahan
terhadap NKRI, ini yang harus diwaspadai bahkan harus
dilakukan Tindakan tegas dan ternyata dilapangan terjadi
kegiatanyangtidaksesuaisepertiKasusdemoyangterjadipada
19Agustus2019dan29Agustus2019;
v BahwaPemberitahuanadalahKewajiban,Kewajibanyangharus
dipenuhiolehsetiapwargaNegarasebelummelakukantidakan
berdemonstrasi , itu Kewajiban melakukan pemberitahuan.
Kalau permohonan ijin, jelas permohonan ijin itu secara resmi,
meminta ijin untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.
Meskipun pemberitahuan dan permohonan ijin itu harus ada
permohonan ijindariaparatuntukmemperbolehkanatautidak
memperbolehkan dalam hal diskresi apparat penegak hukum,
-
14
kewenangan subyektivitas dan objektivitas apparat penegak
hukum maka yang harus kita garis bawahi apakah
pemberitahuan itu meskipun dengan berbagai cara
merahasiakan kegiatan inti dari kegiatan yang dilakukan pada
suatu kegiatan demonstrasi sehingga tidak ketahuan oleh
apparat penegak hukum seolah-olah itu menjadi legal/ resmi,
tiba-tibapada saatdilapanganberkembang liardilapangandan
menimbulkankontraproduktifsikapkewajibanpemberitahuan
yang disampaikan oleh setiap orang atau setiap warga negara
yangdilakukanberdemonstrasisebagaimanatadi;
v Bahwa Tidak bisa diukur dari perspektif procedural, karena
begini perspektik prosedural untuk kegiatan boleh tidaknya
orang berkumpul, berdemonstrasi. Itu tidak menjamin dengan
hanya orang memberikan surat pemberitahuan saja karena
terjadinyasuatutindakpidanayangdisebuttadimakarataupun
adakegiatanlainyangkatakanlahternyataadakerusuhanchaos
makabisasajapenegakhukummenerapkanPasallainbisasaja
Pasal 160 KUHP tentang Penghasutan , Orang dihasut supaya
buat kerusuhan dalam demonstrasi bahkan dengan sendirinya
peristiwa-peristiwa kerusuhan itu tdak secara otomatis kebal
hukum, meskipun dikatakan bahwa saya hadir kesini Ketua
pelaksana demonstrasi punya ijin dari aparat penegak hukum
sehingga apapun yang terjadi tidak boleh ditindak. Tidak bisa
begitu. Itu namanya seolah-olah kebal hukum. Yang ingin saya
garisbawahidisini adalahdimanayang terjadidilapangan, ada
hal-hal yang terjadi bertentangan dengan Undang-Undang
ataukahmeskipunkebebasanmenyampaikanpendapatdijamin
Undang-Undang Dasar 1945 tapi dibatasi juga oleh Undang-
Undang;
v BahwaStatemenitumelawanpenjajahan.BahwaPenjajahanitu
Tindakan yang melanggar hak suatu bangsa dan tidak sesuai
dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan karena itulah
Undang-undang Dasar 1945 didalam pembukaannya
mengatakan bahwa Kemerdekaan adalah Hak Segala Bangsa.
Hak SegalaBangsaUntukMerdeka itu dengan susunanNegara
berdasarkan Kedaulatan Rakyat, berdasarkan Ketuhanan yang
Mahas Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia,KerakyatanYangdiPimpinOlehHikmatKebijaksaan
Dalam Permusyawaratan Rakyat dan Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia, karena itulah pembukaan Undang-
UndangDasar1945dalamperspektif ilmuHukumTataNegara
yang menjadi recht side dalam bahasa belanda yang artinya
Cinta Hukum. Memberi makna hukum dalam sebuah tatanan
hukumpositivedimulaidariPasal-PasalUndang-UndangDasar
1945 sampai dengan Pasal-Pasal Undang-Undang dibawahnya.
Jadi tidakadaNegaradidalamNegaraprinsipnya,karena itulan
NegaraKesatuanRepublikIndonesiatidakbolehadayangkeluar
dari Wilayah NKRI. Tadi Saya sudah gambarkan dari aspek
sejarahterpaksabahwaBangsakitamenganutIndonesiaSerikat
1949 kita menjadi Negara Federal karena kita berusaha
mempertahankan wilayah NKRI dari ancaman belanda yang
datang Kembali ke Indonesia. Kita rela setiap Daerah disebut
Negara Bagian. Ada Negara Indonesia tapia da Negara Bagian,
-
15
NegaraBagianMadura,NegaraBagianIndonesiaTimur,Negara
BagianPasudan,NegaraBagianSumateraSelatan,itulahNegara
BagianyangdikuasaiolehNegaraPemerintahanHindiaBelanda
padasaattahun1949setelahIndonesiamerdeka,karenaitukita
tidak boleh menganggap soal wilayah NKRI soal wilayah
kebebasan saja, setiap wlayah utuh menyatakan aspirasinya
menjadikan Negara selain Indonesia. Itulah makna Historikal
yang kita tanamkan dalam jiwa sanubari kita sebagai Anak
Bangsa,yangmulia.DalamperspektifIlmuHukumTataNegara,
Negara sudah memprediksi forward looking bahwa jangan
sampai kebebasan Kemerdekaan berserikat membuat suatu
organisasi menyampaikan pikiran dan tulisan bisa menganggu
tertib Hukum Tata Negara dalam rangka menjaga kedaulatan
Republik Indonesia itulahsayasampaikantadidiawalmarikita
baca Undang-Undang itu dengan seksama, adaUndang-Undang
tentangKemerdekaanmenyampaikanPendapatdiMukaUmum,
ada Undang-Undang yang mengatur tentang Organisasi
Kemasyarakatan, ada Kegiatan-Kegiatan yang dilarang, seperti
Separatis. Kita berbicara menurunkan bendera kemudian kita
menginjakinjak itu adalah perbuatan menodai kehormatan
Negara Republik Indonesia, karena itulah ada ancaman pidana
bagi orang yang menginjak-injak, merobek-robek dan tidak
menghormati menghormati Republik Indonesia. Dengan
demikian kita harus bersyukur bahwa Bapak Pendiri Bangsa
kita;
v BahwaSoal lambang jadipadaprinsipnyadi sejumlahProvinsi
diIndonesiaitumemilikisimbol-simbol,lambangyangkemudian
kalua kita datang ke dalam daerahnya itu ada lambang
daerahnya.Tetapiyangdimaksuddalamhal iniadalah lambing
benderayangberaviliasipadasuatuGerakanseparatis,Bintang
Kejora itu lambing bendera yang sudah di framework sebagai
Kegiatan Separatis karena itulah kita tidak bisa mengatakan
mewakili kepentinganMasyarakat Papua tetapi ada yang perlu
dilihat dalam perspektif yang tidak bisa diperbolehkan dalam
Undang-Undang. Salah satunya lambing bendera Republik
Indonesia, lambing Bendera Negara hanya satu yaitu Bendera
Merah Putih. Kalau itu diturunkan kemudian injak-injak,
dirobek-robek, dibakar kemudian dinaikan lambang Kejora itu
maka tidakmencerminkan Kearifan Lokal. Ini bukan berbicara
dalamkonteksKearifanLokal;
v Bahwa Organisasi Hisbutahir sudah dilarang, ada satu yang
baru organisasi Khalifah, ini bertentangan dengan Pancasila,
inginmerubahPancasila,maumerubahUndang-Undang Dasar
1945 oleh sebab itu Mutakhir telah dinyatakan sebagai
OrganisasiyangdilarangdiRepublikIndonesia.Rakyatkitaada
12 juta lebih yangmulia jadi kita sulitmengontrolOrganisasi-
Organisasi liar dan tidak terdaftar secara administrative
sehingga sulit sekali kita melihat. Dilapangan ada banyak
Organisasi yang memiliki visi dan misi yang bertentangan
dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar apalagi tidak
teregister.BegitupuladenganPartaiPolitikPKIitujugadilarang
oleh Pemerintah Indonesia karena menyerukan Gerakan
Komunis jadi siapapun yang menyerukan Gerakan Komunis.
-
16
GambararitdanPalucobatempelsajadisepedamotorlewatdi
KantorPolisi,didepanKantorKoramilatauTNI,sayajaminakan
langsungditangkap;
v Bahwa Kita menghormati prinsip-prinsip persamaan Warga
Negara, dimata hukum, etnis dan termasuk ras, termasuk
diskriminasi dilarang oleh karena itu kalau ada Rasis itu
memangtidakdibenarkandalamkontekskeIndonesiaanbahwa
kita harus menghormati budaya, kelompok, kompoten Bangsa
ituadalahkebhinekaantunggalika;
v Bahwa Berdasarkan perkembangan terakhir yang saya ikuti
juga, memang ijin FPI itu dipertanyakan menurut Pemerintah
FPI itu harus ikut aturan Pemerintah, setia pada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Nah Jadi Pemerintah juga
melakukanTindakantegaskarenaitukegiatanORMASinibukan
pertamakali;
v Bahwa Ada Pasal yang masih warisan Belanda, Pasal 160 itu
bukan Pasal Karet atau istilah Belandanya Obzei Article atau
suka-suka Penguasa saja. Tidak justru Penghasutan itu justru
mencegah terjadinya potensi kerusuhan begitu juga dengan
Makar dibuat norma hukum dengan ketentuan Pidana maka
tujuan Negara adalah supaya terpenuhinya tertib hukum. Saya
punyapengalamandenganPemilukemarinbahwaadaGerakan
people Power. Dengan adanya Gerakan People Power ini saya
diundangMabesPolriuntukmenyampaikanPandanganHukum
danmenurut sayaadakekuatanPeoplePoweryangberencana
menjatuhkan Pemerintahan yang sah maka itu termasuk
golongan Makar karena Undang-Undang KUHP meskipun
warisan belanda tapi sudah diuji kadar Nasionalisasinya oleh
Mahkamah Konstitusi, Pasal 106 KUHP, Pasal 107 KUHP
termasuk Pasal 160KUHP tentang Obzei Article sudah pernah
diujikadarke IndonesiaannyaberdasarkanputusanMahkamah
Konstitusimakadari ituadaPutusanMKnomor7Tahun2017
yang tadi saya sebutkan maka cukup ada niat dan ada bukti
permulaansaja sudahbisadilakukanpenegakanTindakanoleh
Aparat Penegak Hukum. Artinya Makar adalah Tindakan yang
dilarangolehUndang-UndangHukumPidanadanPenegakannya
langsungdiserahkankepadaAparatPenegakHukum;
Tanggapan Terdakwa : Terdakwa menolak karena tidak ada
kaitandenganTerdakwa
2) KeteranganAhliYangDiajukanOlehPenasehatHukum/Terdakwa
SebagaiBerikut:
a) Ahli Politik, Dr. Adriana Elisabeth, M.Soc.Sc, menerangkan
dalampersidangandibawahjanjisebagaiberikut:
v Bahwa saya bekerja di Lembaga Pengetahuan Indonesia atau
LIPI;
v BahwaSejak2004sayadenganteman-temanmelakukankajian
dan Penelitian tentang isu Papua dari berbagai aspek politik,
keamanan, social, budaya dan ekonomi, kalua saya juga
mengajar program strata 2 jurusan Ilmu Hubungan
Internasional untuk duamata kuliah pertamamengenai study
-
17
perdamaiandanresolusikonflikmatakuliahyanglainmengenai
kebijakanluarNegeri;
v BahwasayapernahpertamakalidisidangPengadilanNegeridi
Jakarta pusat pada bulan april saya hadir langsung dalam
persidangan itu, kemudian dalam aspek yang lain saya juga
pernah jadi saksi diMahkamah Konstitusi isu, sentralisasi dan
PartaiPolitikLokal;
v Bahwa saya seringmenjadi pembicara diberbagai Kementrian
lembagamenyangkutdenganisu-isuPapua,kemudiandikantor
staf presiden, di kementrian dalam negeri, kementrian luar
negeridanjugamabesTNI,MabesPolridanlembagaIntelijen;
v BahwaSayapernahmelakukanKajian sejak 2004sampaihari
ini saya dengan teman-teman di LIPImasihmelakukan kajian-
kajiantentangPapua;
v Bahwa Buku yang menjadi rujukan kami tulis di tahun 2008
sebagai hasil dari penelitian itu kemudian diluncurkan tahun
2009, kemudian di tahun 2017, kami melakukan pemutahiran
analisa terkait dengan gerakan politik kaum mudah Papua.
Selain buku-buku kajian kami juga membuat rekomendasi
kebijakansecararegularkemudiankamisampaikanKementrian
lembagaterkaitdenganisu-isuPapua;
v Bahwa Saya bekerja sama dengan jaringan damai Papua
kebetulian sejak tahun 2019, saya dipercayakan Kordinator
jaringandamaiPapuauntukJakarta;
v Bahwa Secara umum konflik itu diartikan sebagai relasi yang
tidakharmoniskarenaadanyaperbedaanpemahamandanjuga
perbedaan kepentingan tetapi kita tidak bisa menyebutkan
sesuatuitudisebutkonflikkarenaadajenjangdisituyangharus
kita pahami. Ketika ,kesepakatan yang terjadi itu bisa
menimbulkan ketegangan antara pihak kalau itu tidak
diselesaikan itu akan menjadi perselisihan kemudian itu juga
tidakbisadiselesaikanmakaitubisamenjadikonflik;
v BahwaKonflikitusebenarnyamempunyaiduamakna;koflikitu
bisadiasumsikanmenjadisesuatupersainganyangpositifatau
sering jugadisebutkonflikeasy,kalaukonflik isu itudilakukan
dengansecaraterbukaatausecaratransparanartikonflikdisini
menjadi positif karena kondisi membuat orang lebih
mendekatkan diri dengan cara-cara yang baik dan terukur.
Pengertiankonflikyang ituadalahkonflikkekerasanbisa juga
konflik terbuka, konflik bersenjata, atapunpeperangan. Konflik
senjata atau konflik kekerasan inilah yang kemudian paling
banyak didominasi di berbagai negara juga di Indonesia
khususnyayangterjadidiPapua;
v Bahwa dampak konflik itu sendiri sangat luas bisa secara
material itumenghancurkan benda-benda fisik atau bangunan-
bangunan fisik yang ada kalau konflik itu dilakukan dengan
berbasis kepada kekerasan tetapi ada juga yangmenyebabkan
kerusakan secara mental dalam hal ini adalah trauma yang
ditimbukan, terutama terhadap korban-korban konflik ini juga
terjadidiPapua.Lebih jauhdari itukonflikakanmenimbulkan
perasaan-perasaan marah, kecewa dan juga keinginan untuk
membalas dendam tetapi,bagi sebagian orang yangmengalami
konflik akan menjadi korban konflik yang mengalami trauma,
-
18
mereka juga mempunyai pilihan-pilihan untuk melawan
keadaan dengan syarat-syarat melakukan peningkatan diri
menujunkan prestasi yang lebih baik untuk menghilangkan
masalah-masalah selama ini mereka alami itu secara umum
dampakkonflik;
v Bahwa Kalau tadi penjelasan saya tingkatan konflik, tingkatan
konflikperbedaanpendapatdimulaisejakprosesintegrasidisitu
ada perbedaan persepsi tentang proses integrasi antara
pemerintah Indonesia dengan sebagian orang-orang di papua.
Nampaknya perbedaan itu yang tidak diselesaikan atau di
biarkan terus sampai sekarang perbedaan pemahaman tetap
proses itu masih terus terjadi, bagi pemerintah Indonesia
dengancaraapapunpapuaharusmenjadibagiandariIndonesia
kaluakita lihatkepadaharikemerdekaan Indonesiaditetapkan
17 Agustus tahun 1945 itu dimaksudkan bahwa papua juga
menjadi bagian Indonesia sejak waktu itu tetapi, pada
kenyataannya prosesnya berbeda papua baru menjadi bagian
Indonesia secara resmi setelah ada Jajak pendapat dan yang
kemudian bahwa itulah papua menjadi bagian dari Negara
Republik Indonesia disitu letaknya perbedaan secara politik
secaraHukumInternasionalpapuasudahsahdi jadikanbagian
Indonesia tetapi sebagian orang papua yang mengikuti proses
integrasi itu dan mereka mengalami aksi-aksi atau mobilisasi
dan juga indikasi mereka mengatakan proses itu tidak
transparan, proses itu tidak jujur, proses itu tidak adil. Disini
letak persoalannya pemerintah Indonesia memandang bukan
kepada prosesnya tetapi kepada hasilnya yang sudah di dapat
bahwa Papua menjadi bagian Indonesia sementara sebagian
orangPapuaprosesitujugapentingdilihatsupayahasilnyaitu
bisadi terimaolehsemuapihak.Disitumenjadisalahsatuakar
persoalanorangPapuayangsampaisekarangmasihterjadi. Itu
baru salah satu persoalan akat di papua terkait dengan
perbedaan persepsi tentang proses integrasi papua ke dalam
Indonesia;
v Bahwa yang pertama, masalah marjinalisasi dan diskriminasi
kalaukitakembalipadakasus-kasuspersekusidiSurabayapada
Agustus 2019, itu menjadi bukti masih adanya perlakukan
terhadap orang-orang atau Mahasiswa dari Papua, itu
menujukan bukti bahwa penelitian kami itu memang belum
ditidaklanjutibagaimanamasalahorangPapua;
v BahwaKalaumengacupadaOtonomiKhususada tigaprioritas
yang perlu di tingkatkan yaitu Pendidikan, Kesehatan ini
menjadibarometerdariindexpembangunanManusiaPapuadan
kemudian Ekonomi, ini diluar pembanggunan infrastruktur,
tetapi kita lihat hari ini Indeks PembanggunanManusia Papua
dan papuaBarat itumasih tercatat paling rendah di Indonesia
dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia, artinya UU
OtonomiKhususyangditetapkantahun2001masyarakatPapua
belum sejaterah dalam kehidupan, Orang Papua khususnya
belum menjadi prioritas saat ini. Akar masalah yang lain itu,
Kekerasan Negara yang sebagian mengarah pada pelanggaran
HAMdan jugapelanggaranHamdiMassaLalu.Ada investigasi
yangdibentukperiodelalutetapibelumberhasilmenyelesaikan
-
19
pelanggaran Ham di Papua, kasus Paniai pun masih belum
selesai antar Komnas HAM, Kejaksaan Agung itu tidak akan
masalahselainProKontraSejarahPapua.Sayasampaikannjuga
yang Mulia, untuk melihat akar masalah di papua ini bisa
dilakukan faksial satu persatu diselesaikan tetapi, ada korelasi
antara satu akar masalah artinya persoalan Papua harus juga
dilihat dampaknya terhadap persen yang lain, kalau terlalu
faksial menyelesaikan misalnya pembangunan saja tanpa
memandang persoalan kejahatan-kejahatan Negara itu bisa
dikurangi atau dihilangkan selama itu juga persoalan di Papua
akanterusberlangsungsepertisaatini;
v Bahwa awal penelitian kami membuat pemetaan aktor-aktor
yangterlihatdiPapua,kemudiankamimenggaliagenda-agenda
dari konteks damai, kemudian kami coba proyeksikan proses
konsolidasi di Papua. Semua hasil kajian itu kami rangkum
didalam buku Papua Road Map yang kemudian kami
menemukanempatskemaakarmasalahPapua;
v BahwaProsesgerakanMasyarakatSipilmasihada sampai saat
ini,Masihsangatterlihatterutamadariisu-isuHAM(HakAsasi
Manusia)sebetulnyadalamperspektivsayahakitubagiankecil
daripersoalankemanusiaantetapi,ituselalumunculdiberbagai
demo bahkan juga kelompok-kelompok pro merdeka diluar
negeri dua isu yang selalu digandeng itu adalah masalah
pelanggaran HAM di Papua dan juga Masalah REFERENDUM.
Kalau kita melakukan penelitian di Papua ketika berinteraksi
dengan orang-orang di Papua kitamenemukan banyak sekali
buktimasihadanyapersoalan-persoalansepertiitudiPapua;
v Bahwa Ekspresi didalam demo itu juga yang kemudian
menimbulkan perbedaan interpertasi, saya tidak bisa melihat
isuataukasus rasismedi malang dandi Surabaya itu sebagai
isu yang berkembang itu ada akumulasi persoalan selama 57
tahunterakhirini;
v Bahwa penyelesaian persoalan-persoalan di Papua itu masih
memakai kacamata Pemerintah pusat jadi sifatnya masih lock
down sementara untuk memahami persoalan Papua kita juga
harus tahu persepsi atau sudut pandang papua terhadap
persoalan;
v Bahwaperbedaan-perbedaanitulahyangdiekpresikandidalam
demo jadi begitu banyak persoalan kemudian terjadilah demo-
demo. Yang menunjukkan bahwa masih ada banyak sekali
persoalan di papua memang yang belum diselesaikan yang di
anggapbelummemenuhirasakeadilanbagiorang-orangPapua;
v Bahwacarauntukbisamengurangiekspresi-ekspresiperbedaan
pandangan tidak harusmelalui demontrasi. itu yang kemudian
juga disampaikan di dalam buku Papua Road Map dan juga
rekomendasi kebijakan secara terpisah yang kami sampaikan
kepada Pemerintah untuk membuka sebagai salah satu cara
untuk mengurangi demontrasi mengurangi perbedaan melalui
salurandiskusi;
v Bahwapemenjaraanorang-orangPapuatidakakanpernahbisa
menyelesaikanakarpersoalandiPapuakarenaitusamasajakita
menimbulkandinamikayangakanterjadi.
-
20
v Bahwa Yang perlu diselesaikan adalah akar masalah di Papua,
Selama akar masalahnya tidak di selesaikan dan terus terjadi
pemenjaraanmakaakanterjadimasalahbesardikemudianhari;
v Bahwaketikamasalahprosesintegrasiituadaperbedaandisitu
antara orang-orang Papua yang mau bergabung dengan
Indonesia dan orang papua yang bergabung dengan Belanda
dan orang Papua yang ingin merdeka yang bergabung dengan
belanda sudah ke belanda semua yang bergabung dengan
Indonesia jugabanyaksekaliorangPapuayangsudahdidalam
Indonesia sebagai Menteri,sebagai duta besar dan sebagainya
tetapi ada sebagian yang memang ingin merdekakan diri
persoalanya bukan hanya itu ke inginan merdeka itu sangat
Ideologisitutergantungdenganpersepsikonflikdansebagainya
yang kemudian jika mereka tidak bisa melepaskan diri dari
Indonesia, kita menyaksikan fakta orang Papua itu memang
belumsejahterahdaerah-daerahlaindiIndonesiaitumenambah
keyakinan bahwa kami lebih baik merdeka jadi seolah-olah
Merdekaadalahsolusibagisayamerdeka bukansolusi?Tetapi
Bagiorang-orangyanginginmerdekakeadaansepertiinisudah
secaraIdeologismerdekatapitidaksejahterahsolusinyaadalah
merdekakandiri;
v BahwaPengalamanburukmasalaluinimenimbulkansemacam
trauma walaupun anak-anak itu tidak langsung mengalami
proses integrasi pada waktu itu mereka bisa membayangkan
betapa tidak nyamannya hidup dalam kondisi seperti ini. Itu
yang saya sebutkandalam trauma jadisebagaiorangpapua itu
mengalami traumatik yang menurut saya kita tidak bisa
memperlakukan mereka dengan justru malah memenjarakan
kemerdekaan mengekspresi yang hanya itu mereka miliki
begitu,jadiselamatraumaitutidakpernahdiselesaikanmereka
tidakakanpernakeluardaripemikiranataupunniat-niatuntuk
memerdekakan diri salah satu persoalan itu yang selalu Papua
ingin memerdekakan diri kemudia untuk trauma ini atau
pemulihan trauma saudara-saudara kita di papua saya belum
melakukan riset secara khusus tapi saya perna membuat
programsederhananamuntidaksukses.
b) Ahli HAM, Dr. Herlambang P Wiratraman, S.H., MH,
menerangkan dibawah sumpah dalam persidangan sebagai
berikut:
v BahwasayaS1FakultasHukumUniversitasErlangga,S2Human
RightsdiFakultasSarjanaMaidolityUniversitasThailanddanS3
DokterFakultasHukumUniversitasBelanda;
v Bahwa saya pernah menulis kebebasan berekpresi, kebebasan
pers dan akademik semua terkait dengan situasi Papua dan
terkahir riset bersama berkolaborasi sejumlah teman – teman
penelititentangsumberdayaalam;
v BahwasayapernahjadisaksiAhlidalamperkaraSuryaAntaCS;
v Bahwa saya pernah menjadi saksi di Mahkamah Konstitusi,
dimana sayadimintamemberikanketeranganAhli mekanisme
Hukum Hak Asasi Manusia, terkait dengan kasus – kasus
pelanggaran HAM berat di Indonesia itu bolak balik berkas
Komnas HAM dan Kejaksaan Agung sehingga saya berikan
-
21
pendapat terkait bagaimana mendudukan antara lembaga
Negara agar serius berbicara tentang pelanggaran HAM berat
terutama mekanisme untuk menyelesaikannya, karena kalau
menundahpenyelesaianbagiandariketidakadilanitusendiri;
v Bahwaberkaitan dengan soal teknis ya tapi sayamau jelaskan
didalam system hukum menyampaikan kebebasan dimuka
umum dalam konteks Undang – Undang tahun 1998 ada
prosedur memberitahukan bukan keharusan. Sebenarnya,
bukan kewajiban harus dapatkan ijin tapi memberitahukan.
Mekanisme itu menjamin berlakunya Kebebasan berekpresi,
menyampaikan pendapat supaya proses untuk mendapatkan
pendapatitudijaminolehaparatPenegakHukum.Dalamhalini
terutama kepolisan karena setiap orang, setiap warga Negara
dijamin kebebasannya untuk menyampaikan pendapat sejak
yangnamanyarepublic Indonesia lahirsejaktahun1945.Sejak
Indonesia lahir pasal 28, Undang – Undang sudah mengakui
sehinggamekanismekhususyangmengatursoalpemberitahuan
itusesungguhdiUndang–Undang1999/1998itusesungguhnya
untuk memastikan kewajiban negara hadir dalam kebebasan
menyampaikanpendapat;
v Bahwa Polisi tidak boleh mengartikan pemberitahuan sama
denganijin.“Sayainginberpendapatbeginimungkinandaikata
pemberitahun itu tidak ada, aparatpun harus tetap adil dalam
rangka melindungki kebebasan berpendapat. Jadi kalau
misalnyatanpapemberitahuanpunituharusdilaksanakan;
v Bahwa untuk kekebasan menyampaikan pendapat dimuka
umum itumekanisme jelas di atur dalamUndang-Undang. Jadi
diatidakberbentukijinitusebabnyakonsepnyaberatnegaraitu
harushadirkarenaadanyakonstitusi;
v Bahwa jadi soal tema aksi biasanya memang secara hukum
memberitahukan, tema aksi dan siapa penanung jawab para
pihak penegak hukum dan juga peserta aksi membutuhkan
perlindungan bisa komunikasi langsung. Kalau hal – hal yang
tidak jelas bisa komunikasi segera, berkomunikasi terkait
dengan jumlahmasah sifatnya estimasi, dia bisa jumlah besar,
dia bisa jumlah kecil, begitu juga dengan tema jelas itu
antirasisme,yangbisadisampaikan;
v Bahwa terkait anti rasisme apalagi soal rasisme jelas dilarang
kerasdalamsystemhukumIndonesia;
v Bahwa Saya sudah menyiapkan 29 argumen terkait dengan
kebebasan berekspresi. Nah kalau yang dinamakanmakar itu
ada upaya untuk mengulingkan kekuasaan dan seterusnya itu
jelas terlalu jauh. Aksi atau demonstrasi anti rasisme itu saya
sebutlegitimasipunyatujuansangatmendasar;
v Bahwapertamakalauekpresitentangrasismeitulegimatasijadi
tidak terbantakn itu hak dasarwargaWNIRepbulik Indonesia,
kemudiandilapanganmisalnyatadisebutkanketikapengibaran
bendara bintang kejora, tuntuan Papua mereka itu dalam hak
asasimanusia itu bagian dari ekspresi Politik itu negara jamin
didalam konstitusi kita. Saya sebutkan pasalnya : pasal 28, F
terkait denganmemperoleh informasi dan komunikasi jadinya
hubungansosial termasukmenggunakansaluranyangtersedia.
28 B setiap orang berhak atas perlindungan keluarga,
-
22
kehormatan, keluarga dan martabat serta rasa aman terhadap
ancamanberbuatatautidakberbuatmerupakanhakasasi.Soal
pengibaran bendera bintang kejora, ataupun menyuara
referendum,PapuaMerdekaitubagiandariekspresipolitikyang
dilindungi dalam system hukum Indonesia maupun system
hukum hak asasi manusia dia sebut sebagai protektif eskpresi
danitusudahadapengalamanpolitiknya;
v Bahwa apakah kriteria didalam pertimbangan atau istilahnya
rasional hak residensil keputusan Makamah Konstitusi, bahwa
hakim harus berhati – hati menggunakan pasal makar karena
bisa saja semua aktivitas dikaitkan dengan makar. Jadi untuk
mengarahpadamakargarisnyadiperjelasdalammengarahkan
itumakaratautidakitusebenarnyadariMakahamahKonstitusi
maupun system hukum Hak Asasi Manusia. Memang itu
menegaskan ekpresi politik itu dilindungi atau protektif
expression sebenarnya didalam keterangan tertulis, karena
argumen mungkin menjadi jelas ada prinsip yang dijamin
ekpresi itu memang ada pembatasan. Pembatasan harus
mengaju pada standar HukumHak AsasiManusia secara ketat
kalau Mahkamah Konstitusi mengatakan harus hati – hati itu
konstruksinya hukum apa, dan bagaimana kita bisa mengukur
secara hati - hati? Kalau orang hukum bicara Hati-hati itu
balikan sesuai kriteria itu dipenuhi standarHukumHakAsasi
Manusia,kriteria doktrin hukum didalam menjelaskan kasus
terkait.Doktrinyangbisasayasampaikanjelasdalam19ayat3
tidak lain INTERNATIONAL CONVENAN ON CIVIL AND
POLITICAL RIGHTS yang sudah diratifikasi oleh Undang –
Undang nomor 12 tahun 2005 kemudian pembatasan melalui
suratprincipalatauprinsip–prinsipyangmenjelaskanadatiga
syarat,yangpertamakalaumembatasiketikaadakasusseperti
begitu.YaknifreezCrimebythelawketegasanatashukum,yang
kedua adalah legitimated dan yang ceserly appossionaly ketika
menjelaskan disinimembatasannya itu tidak bermaksud untuk
membungkam kebebasan berekspresi atau membungkan
kebebasanuntukberpendapat jadi tidakbolehsamaseperti itu
cara menafsirkannya. Begitu juga dalam doktrin yohanes
berprinsipal, prinsip- prinsip Yohanes kebebasan
menyampaikan pendapat soalmenyampaikan pendapat, dalam
doktrin kemananan nasioanal itu juga menjadi kelemahan
mendasardalamkasusinikaitandengansoalmakar.Karenasoal
makar dengan menganggu keutuhan Negara tadi bagaimana
cara saya menterjemahkan makar itu ini harus berbalik pada
standar rujuk yang jelas, yang dianut dalam system hukum
Indonesia. Yakni pasal 19 ayat 3 dan dokrin hukum tentang
principal – principal hukum membatasan itu, pada principal
dikaitkan dengan Kemanan Nasional, Hak atas informasi dan
terkaitdengankebebasanberekpresibegitu;
v Bahwajelasharusbisadisampaikanpadaprinsiptadidanjuga
IndonesiakanbagiandariKomunitasKonstitusionalbagiandari
PBB apalagi Indonesia beberapa kali masuk dalam Dewan
Keamanan sangat aktif mendorong upaya Penghormatan,
Perlindungan dan kemajuan Hak Asasi manusia maka sebagai
negara yang besar yang punya komunitas besar harus
-
23
membuktikanharusmenghormati,menghargaiprinsip–prinsip
HAM Internasional. Refleksi bagaimana dalam mengambil
tindakan misalnya kebijakan bahkan keputusan diwilayah
kekuasan.DalamkontekiniIndonesiaharusjugasudahmemiliki
system salah satu yang dirujuk karena Indonesia sudah
meratifikasi ICCPR dan ICCR itu memiliki mekanisme khusus,
khususnya prinsip – prinsip hukum special prosedur itu
mekanisme prinsip – prinsip yang berkaitan dengan Society
Human Working Group on indeterpentition. Sudah dirujuk
dengan kasus Papua pernah direspon oleh doktrin otoritatif
yangdalamsystemHAMPBBmelaluikomisariUmumHAMPBB
nomor35sesuaidenganparaghaf10–23yangmenarikadalah
supaya tidak keliru menyebut dalam kasus Papua, misalnya
pernah terjadi pengibaran Bintang Kejora sebagai sebuah
symbol yang pada saat itu dilarang karena dianut dalam
memerdekaanPapuadanKasusdiBiakPapua2Juli–6Julitahun
1998 kemudian merujuk pada penembakan secara membabi
buta ratusan pengujuk rasa dan kriminalisasi terhadap aktivis
politik Papua yang didakwa dengan pasal 106 KHUP. UN
working group tadi menyatakan bahwa penahanan atau
termasuk pemejarahan, perampasan kemerdekaan itu yang
menyatakan apa pendapat bersifat sewenang –wenang
melakukan aktivis berdasarkan pada pandangan atau pihak –
pihak politikmereka secara damai yangmerupakan Hak Asasi
Manusia yang fundamental atau yang mendasar dilindungi
dalam system hukum HAM. Dan ini jelas sekali menjadi
perhatian Internasional terkait dengan seharusnya ekpresi
politikdijamindalamsystemhukum;
v Bahwa kebebasan berekpresi sebenarnya dijamin didalam
system hukum Nasional, yang butuh kebebasan berpendapat,
kalau di Indonesia ini konstitusi tidak pernah ada jaminan
kebebasan berpendapat dia takut, Negara itu menjadi negara
yang tidak berdemokratis atau tidak berdasarkan hukum. Itu
mulai dari Indonesia belum lahir saja Bung hatta takut kalau
warga Negara tidak bisa bersuara. Kemudian perdebatan ini
saya sudah pernah tulis dalam Jurnal Konstitusi terbit sekita
tahun 2010 atau 2011 itu bisa akses secara online. Mengapa
begitu penting kebebasan berekspresi itu ada. Kita punya
Undang-Undang dasar versi yang terakhir, tadi sudah saya
sebutkan beberapa pasal yang terkait dengan kebebasan
berekspresi jaminan atas ekpresi itu. Kita punya Undang –
UndanglahirsebelumUndang–UndangDasarsudahmengatur
tentangkebebasanberekspresidankitapunyaUndang–Undang
1998sebelumUndang –UndangDasar dan SebelumUndang –
Undang HAM terkait dengan pasal 28 pada saat itu jamninan
kebebasan menyampaikan pendapat nah itu hukum Nasional
tapi ada juga system hukum Internasional yang sudah dimuat
dalamhukumNasional.TadiInternationalConvenanOnPolitical
Civil and Rights atau ICCPR ada satu jaminan kebebesan
menentukanpendapatdimukaumumnahhukum International
tetapi ada juga hukum internasional yang sudah menjadi
nasional yaitu International Covenan On Political Civil and
Rights yang bisa 70an dan berlaku 10 tahun, dirumuskan
-
24
1996tapi berlaku kemudian berdasarkan hukum Indonesia.
Dikasih 2005, kita sudah mengakui itu dan kebebasan
berekpresididalam19ayat1,2,3danlalubisajelaskan;
v Bahwa Negara harus hadir untuk melindungi, setiap ekepresi
yang dilakukan oleh Warga Negaranya, kita mengakui hukum
harus Negara hadir. Jadi kalaumisalnya Negara itu tahu kalau
warga Negara sedang mengekpresikan Negara harus bersifat
melindungi ekspresikan itu. Istilah Melindungi itu bukan kata
saya tapi melindungi ada dalam Konstitusi kita itu sudah ada
Konstitusi kita itu menjamin bukan ada di pasal 28 serta
melindungihakasasimanusiaitusendiriAdadipasal28Eayat
tentangkewajibanNegara.Ituduaartikelyangsayabuattentang
Negara – Negara yangmana harus hadir ada tentang ekspresi.
Pasal28Eketikacobadibacalagi.Pembatasandalamsoalhak
asasi manusia dalam kebebasan yang menurut istilahnya
permissible yang membatas –batasanya tapi benar prinsip –
prinsiphakasasimanusia;
v Bahwaberkaitandenganhakhidupdanhakkebebasan ituNon
liberal Rights, prinsip paling mendasar pada Pasal 1 ayat (3)
IndonesiaNegaraHukum;
v BahwaHakuntukmenentukanNasibSendiriitujugamerupakan
bagian dari Ekspresi Politik yang digaris bawahi, berkali – kali
saya bicara Ekpresi Politik, itu samadenganHakPilih. Contoh,
Hak untuk ke TPS Hak untuk memilih presiden itu Ekepresi
Politik. Jadi menentukan Nasib Sendiri saya pikir sebenarnya
konsep yang paling mendasar itu dalam kualifikasi sebagai
wargaNegarakarenastatus itusudahmenjelaskantentangSelf
Determinationatauhukumnyapunyasifatlunaktapijanganlupa
karena saya berkerja di Departemen Hukum Tata Negara
UndangDasarkita tidakkelirusayabacakansajakemerdekaan
ituialahhaksegalabangsamakapenjajahandiatasduniaharus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan prikemanusian dan
prikeadilan. Yang bicara Undang – Undang dasar, Self
DeterminationmenurutUndang–Undangdasarbagaimanakita
bisa mengatakan Self Detemination dalam konteks Indonesia
sendirimenghargaiprinsipitu;
v Bahwa tidak ada korelasi antara Self Determination dengan
PasalMakar;
v Bahwamakarharusdibuktikan tapikalau sekedarEkspresi itu
tidak.EkepresiPolitikdicacatitu;
v BahwaSecarakhususwilayahnyapidana,pendapatsayaterkait
dengansoalmakaradadiaturdalamKUHPituterjemahanyang
tidak sesuai tapi saya tidak jelaskan apa tidak saya kuasai.
Kontruksi Pekerjaan Hukum Indonesia tertutama ketika
IndonesiamenegaskanrelasiataufondasiKebebasanBerekpresi
itu sudah jamin adanya Ekspresi untukmenyatakan kalau kita
hubungan dengan kualifikasi HakAsasiManusia, hanya bicara
anti rasisme saja itu kewajiban semua orang untuk melawan
rasisme jadi itudijamin.Apalagi itudalamKonstitusi Indonesia
palingantidenganrasismeituterhadapperadabanyangsangat
jauhdariKemanusian,EkspresiRasismekemudiandibicarakan.
MajelisHakimcukup;
-
25
c) AhliFilsafatHukum,Dr.TristamPascalMoeliono,S.H,M.H,LLM,
dalam persidangan dibawah sumpah yang pada pokoknya
sebagaiberikut:
v Bahwa sayaadalahdosentetapFakultasHukumUniversitas
Katolik Parahyangan, Bandung.sejak 1995 dengan jabatan
fungsional:Lektor.Daftarkarya tulis sayadapatdiperolehdari
https://scholar.google.co.id/citations
?user=oxpRORYAAAAJ&hl=en.. Pada periode 2014-2019 saya
menjabat sebagai Dekan Fakultas Hukum UNPAR. Sekarang
untukperiode2020-2025sayamenjabatsebagaiKetuaProgram
Studi Pascasarjana (magister dan doktor) di Fakultas Hukum
UNPAR.
v Bahwa Sejak tahun ajaran 2014/2015 sampai dengan
sekarang, saya mengampu mata kuliah filsafat hukum dan
perbandinganhukumdiProgramStudiSarjana;Filsafathukum
danSosiologiHukum(teamteaching)diProgramStudiMagister
lImuHukumdanPerbandinganHukumdiProgramStudiDoktor
imu Hukum. Di samping itu saya menjadi koordinator mata
kuliah hukum internasional di Program Studi Sarjana. Dalam
tugas itusayamenulisbukuajar:HukumInternasional,Hukum
NasionaldanIndonesia(UnparPress,2018).
v Bahwa Saya pernah diminta menjadi saksi ahli untuk
kepentingan pemohon (ICIR) uji konstitusional Pasal-Pasal
Makar di hadapan Mahkamah Konstitusi pada 2017. Laporan
tentangprosesdanhasil akhirujimateril tersebut telahditulis
lengkap oleh ICIR dalamlaporan berjudul: Mengembalikan
MaknaMakar dalamHukumPidana Indonesia: UjiMateril ICJR
terhadap Pasal-Pasal Makar dalam R KUHP di Mahkamah
Konstitusi dalam Perkara
content/uploads/2017/10/Mengembalikan-Makna-Makar.pdf
7/PUU/-XV/2017,http://icir.or.id/data/wpno.
v Bahwa Persoalan kesalahan penerjemahan aanslag dan
aanslag to en feit dalam WvSNI (Negara Indonesia) ke dalam
terjemahan tidak resmi KUHPidana telah ditulis dan ditelaah
dalam tulisan berjudul: Problematika Pengertian Aanslag-
Aanslag tot en feit:Makar dalamKUHP,wvSNI dan Sr. (Widati
Wulandari,TristamPMoeliono),jurnallImuhukumPadjadjaran,
Vol 4 dan 3 (2017), http://urnal.unpad.
ac.id/pih/article/view/14932. Kesalahan penerjemah ini (
aansiagdanaanslagtotenfetsertamertasebagaimakar)dapat
dibuktikan dengan menerjemahkan kembali pasal- pasal yang
memuatistilahaansiagdaaansaltotenfiet.
v BahwaKesalahanpenerjemahanini(aansiagdonaanslagtoten
feit serta merta sebagai makar) dapat dibuktikan dengan
menerjemahkan kembali Pasal-pasal yang memuat istilah
aonslagdanaansiagtotenfeit.
v BahwaPasal87berbunyi:aonslagtotenfeitbestaat,zoodrahet
voornemendes doder zIch door en begin van uitvoering, inde
zinvanart.53,heftgeopenbaard.
v Bahwa Dalam bahasa Indonesia menjadi: upaya melakukan
tindakpidana(attempttocommit/perpetrateacrime)dikatakan
ada, seketika niat pelaku telah diwujudkan dalam permulaan
pelaksanaan sebagaimana dimaksud pasal 53. Dalam hal ini
-
26
menjadi tidak masuk akal "aanslag tot en feit" (ottempt to
commitacrime)diterjemahkanlangsungdenganistilah"makar"
yangdalambahasaseharl-harinencakupsemuaperbuatanyang
bersifatmengkhianatinegara(treasonatauhightreason).
v Bahwa Makar (sebagai istilah umum) bahkan dapat
dipersamakan sebagai semua kejahatan yang mengancam
keselamatan negara (menggulingkan pemerintahan yang san,
menganti dasar hegara secara inkonsitusional, kudeta,
mengancamnyatadankebebasankepalanegara/pemerintahan
dengan maksud menggulingkan pemerintahan yang sah,
memisahkan diri dari negara dengan cara-cara yang
inkonstitusional,di.
v Bahwaselanjutnya,berkaitandenganpadananistilahaanslag.
v Bahwa Istilah ini ditemukan dan digunakan dalam Pasal 104
wvSNI
v de aanslog ondernomen met het oogmerk om den koning, de
regerendekoninginofdenregentvanhetlevenofdevrijheidte
beroovenoftotregerenongeschikttemokenwordgestroftmet
dedoodstrofoflevenslangegevangenisstrafoftijdelijkevanten
hoogstetwintigjoren.
v Bahwa terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia adalah:
"seranganyangdimaksuddengantujuanmenghilangkannyawa
atau merampas kebebasan raja atau ratu atau penggantinya
(rgent) ataumembuatnya tidak lagimampu (melalui serangan
itu) melaksanakan tugas-tugas untuk memerintah diancam
denganpidanamati,pidanapenjara seumurhidupataupidana
sementaraselama-lamanya20tahun.
v Bahwa dalam hal ini istilah aanslag: (onslaught; attact) dapat
dipadankan dengan seranganyang pasti "violent" karena
dilakukandenganmaksudmenghilangkannyataataumerampas
kebebasan atau membuat raja (pimpinan negara) tidak lagi
mampu menjalankan tugas-tugasnya. Maka juga di sini tidak
tepat menggunakan istilah makar sebagai padanan dari kata
aanslag. Dalam konteks pasal di atas lebih tepat digunakan
istilahserangan.
v Bahwa DidalamPasal94Sr. (Wvs/KUHPBelanda)diancam
dengan pidana melakukan "een aanslag tegen regeringsvorm
(serangan terhadap pemerintahan yang sah). Serupa dengan
WvSNI, pasal ini dan pasal-pasal lain (termasuk aanslag yang
merupakanunsurdidalampasal-pasal itu)harusdibacadalam
konteksmemberikan perlindungan khusus pada pemerintahan
dannegara(keselamatannegara-pemerintahan).
v Pasal 94: "de aanslag ondernomen met het oogmerk om de
grondwettige regeringsvorm of de orde van troonopvolging te
vernietigenofoponwettigewijze teveranderenwordtgestraft
met levenslange gevangenisstraf of tijdelijke van ten hoogste
dertigjarenofgeldboetevandevijfdecategorie."
v BahwaTerjemahannyaadalah:seranganyangdilakukandengan
maksud menghancurkan pemerintahan yang dibentuk
berdasarkan konstitusi (pemerintahan yang sah) atau
meniadakanataumengubahsecaramelawanhukumtataurutan
penggantian pengisian kedudukan raja (singasana) dihukum
-
27
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana sementara
selama-lamanya30tahunataudendadarikategorikelima.
v BahwaBerdasarkanketentuanPasal79Sr:percobaan(poging)
melakukan tindak pidanatersebut (serangan terhadap
pemerintahanyangsah)dipandangsebagaidelikselesai.(poging
tot het plegen van een aanslag tegen regeringsvorm gelijk
gesteldmetvoftooiddelic).
v Bahwa artikel 79 Sr: "Aanslag tot een feit bestoot, zodra het
voornemenvandedaderzichdooreenbeginvanuitvoering,in
dezinvanartikel45,heeftgeopenbaard."
v Bahwa Bunyi pasal ini sama dengan Pasal 87 wvSNI sehingga
juga dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan
carasama:
v Bahwa dalam bahasa Indonesia menjadi: upaya melakukan
tindak pidana (attempt to commit a crime) dikatakan ada,
seketika niat pelaku telah diwujudkan dalam permulaan
pelaksanaan sebagaimana dimaksud pasal 45".
v Bahwa Aanslag sebagal serangan dalam rumusan delik-delik
yangada jelasdilakukandenganmaksud(ondernomenmethet
oogmerk; committed with the intention): (a) menghilangkan
nyawa ataumerampas kebebasan ataumembuat tidakmampu
kepala negara/pemerintahan menjalankan tugasnya. Serupa
denganseranganyangditujukanpadaperwakilannegaraasing
atau orang-orang tertentu yang dilindungi dalam hukum
internasional menjalankan tugasnya.; (b) mengsganti
pemerintahan yang sah secara inkonstitusional (melawan
hukum) dan (c)memisahkan diri atau menempatkan sebagian
atau seluruh wilayah negara ke bawah kekuasaan asing (juga
dengancara-carayangmelawanhukumatauinkonstitusional).
v Bahwa tidak disebutkan atau ada keterangan tentang apakah
serangan tersebut harus violent atau harus melibatkan
kekerasanfisik.Hanyaada indikasi(denganmembacarumusan
delik) menghilangkan nyawa; (b) merampas kebebasan; (c)
membuat tidak mampu atau dalam hal dilakukan dengan
maksud memisahkan diri harus dilakukan dengan melawan
hukumatauinkonstitusional.
v Bahwa termasukmemahami makar hanya sebagai Niat dan
bukan suatu perbuatan (serangan)? Istilah aanslag
(attack/serangan)danaanslag tot en feit (attempt to commita
crime/upaya melakukan tindak pidana) yang muncul dan
dituliskan secara tegas dalam rumusan delik-delik (sebagai
kejahatan terhadap keselamatan negara) jelaskeliru, salah dan
menyesatkanbiladiterjemahkanlangsungdengankatamakar,
v Bahwa Ini dikatakan dengan memperhatikan asas legalitas
dalam hukum pidana yang memajukan kepastian hukum:
perbuatan apa yang seharusnya dinyatakan terlarang dan
diancamdenganpidana.
v Bahwa istilahmakarmencakuppengertianyang lebih luasdan
mengindikasikan semua perbuatan yang dikategorikan sebagai
pengkhianatan (treason) atau ancaman terhadap keselamatan
-
28
negara atau dalam bahasa lebih sederhana keberlangsungan
negaradanpemerintahanyangsah.
v Bahwa referendumsecarasingkatmerujukpadamekanisme
atau proses bertanya langsung pada rakyat pemilih pandangan
mereka tentang sesuatuhal yangdianggapnegaramenyangkut
hajathiduporangbanyak.
v Bahwa proses ini diselenggarakan oleh pemerintahan atau
penguasa dalam rangka mewujudkan asas-asas demokrasi
(dalam hukum nasional) atau hak rakyat menentukan nasib
sendiri(hukuminternasional).
v Bahwa Kedua istilah ini (referendum dan/atau plebicite)
merujuk pada proses serupa pemilihan umum, di mana
pemerintah meminta pendapat-pandangan rakyat
(warganegara) tentang pers0alan-persoalan penting yang
menyangkut hajat hidup orang banyak. Perbedaannya adalah
pemilihanumum(pemilu)biasanyadilangsungkan,berdasarkan
hukum nasional, dalam rangka memilih calon anggota dewan
perwakilan daerah atau calon kepala pemerintahan (tingkat
pusatataudaerah).
v Bahwa referendum atau plebicite, yang bisa dilaksanakan di
bawah hukum nasional atau hukum internasional,
diselenggarakan untuk meminta pandangan dan keputusan
rakyat tentang : (a) pilihan hakmenentukan nasib sendiridari
bangsa/rakyat(people'srightofselfdetermination):memisahkan
diri sendiri dari negara induk (secession: menjadi negara
merdeka-berdaulat) atau bergabung dengan negara lain (b)
persoalan persoalan lain yangmenyangkut hajat orang banyak
(tetap bergabung atau memisahkan diri dari Uni Eropa dalam
halBrexit(2016).
v Bahwaketerkaitanhakrakyat/bangsamenentukannasibsendiri
(people's right to self determinoation) dengan opsimelakukan
referendum-plebicite dalam rangka memisahkan diri dan
membentuk negara baru (secession) terbaca dari piagam PBB
(1945),DeclarationontheGrantingofIndependencetoColonial
Countries and Peoples, G.A. Res. 1514 (Dec. 14, 1960);
Declaration on Principles of International Law Concerning
Friendly Relations and Co-operation Among States in
Accordance with the Charter of the United Nations, G.A. Res.
2625(Oct.24,1970).
v Bahwa disebutkan pula dalam UNGA 2615 tahun 1970: all
peoples under the principle of the equal rights of peoples and
theirrighttoself-determinationenshrinedintheCharterofthe
United Nations the right freely to determine without external
interference their political stotus and to pursue freely their
economic, social andcultural rights, andeachstatehasduty to
respect this right inaccordance with the provisions of this
Charter.
v Bahwa contoh referendum : Pelaksanaan referendum Timor
Timur (1999) sebagai implementasi Agreement between the
Republic of Indonesia and the Portuguese Republic on the
Question of East Timor (1999). Keduanya diselenggarakan di
bawahpengawasanPerserikatanBangsa-Bangsa(PBB).
-
29
v Bahwa contoh referendum yang dilaksanakan di luar
pengawasan PEB ialah referendurn bangsa Kurdi yang
menyatakan memisahkan diri dari lrak, 2017 atau referendun
ralkyatCataloniayangmenyatakanmerdekadariSpanyol,2017.
Konstitusionalitas referendum tersebut dipertanyakan oleh
negara induk dan masih diperdebatkan oleh masyarakat
internasional.
v Bahwa kasus Referendum Kurdi: Shak Hanish, The Kurdish
Referendum in irog anassesment, Journal of Power, Politics &
Governance, ,Vol.6,No.2,pp.17-291SSN:2372-4919 (Print),
2372-4927 (Online); DOt: 10.15640/jppgvén2a3, URL
https://doiorg/10.15640/jppgv6n2a3.
v Bahwa kasus Referendum Catalonia: Turp, Daniel; Caspersen,
Nina, Qvortrup, Matt; Welp, Yanina (2017). The Catalan
Independencereferendum:Anassessmentoftheprocessofself-
determination. Montréal: IRAI Posted at the Zurich Open
Repository and Archive, University of Zurich ZORA URL
https://doi.org/105157/uzh-143018
v Sebaliknyabisaterjadi,referendumdidukungnegaraindukdan
diselenggarakan di bawah hukum nasional. Contoh adalah The
Quebec Independence Referendum yang diselenggarakan pada
1980 dan 1995. Mayoritas warga Quebec dalam dua ka
referendumtersebutmemilihtetapbergabungdenganKanada.
v Bahwa Referendum terkait erat dengan gagasan demokrasi
dan hak (sipil-politik) warganegara untuk melalui jalur
konstitusionalmemilih-menentukannasibnyasendiri:merdeka,
bergabungdengannegaralain,mengaturdanmenentukandasar
hukum negara dan sistem negara, pemerintahan dan hukum
sendiri.Dengandemikian,referendumatauplebicitetidakdalam
dirinya sendiri bersifat melavwan hukum. Ini dikatakan dari
sudutpandanghukum