TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
W I L A Y A H S U N G A I C I T A N D U Y
(TKPSDA – WS CITANDUY) Sekretariat : Jl.Prof.Dr.Ir.H.Sutami No.1 Telp: (0265) 741051 Fax. (0265) 741302 Kode Pos 46300 BANJAR–JAWA BARAT, Email : [email protected]
NOTULEN
SIDANG KOMISI KE- 3 TKPSDA WS CITANDUY
TAHUN 2013
Hari/Tanggal : Kamis – Jumat, 26 – 27 September 2013
Tempat : Hotel Paradise, Sidareja – Kab. Cilacap
I. PEMBUKAAN
1. Sambutan Laporan Acara
Pembicara : Baru Panjaitan, ST.MT (Kepala Sekretariat TKPSDA WS Citanduy)
2. Sambutan Selamat Datang dari Bupati Cilacap
Pembicara : diwakili oleh Drs. Dian Setiabudhi, MM (Asist. II Ekonomi Pembangunan
dan Kesra, Kab. Cilacap)
3. Sambutan Kepala BBWS Citanduy
Pembicara : Sutiman, BE. Dip.ATP., MT
4. Sambutan Pembukaan Acara
Pembicara : Dr. Ir. Supriyatno, MM (Ketua Harian TKPSDA WS Citanduy)
5. Pembacaan Do’a
Dipimpin oleh : H. Kudrat
II. PEMBAHASAN
A. Materi : “Konservasi di DAS Citanduy”
Narasumber : Dony Adiningrat, S.Hut (Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan Ahli;
BPDAS Cimanuk – Citanduy)
Moderator : (BPSDA Citanduy)
Pokok – pokok pembahasan :
1. Wilayah Admintrasi SWP DAS Citanduy :
Kab. Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Ciamis, Garut, Kuningan, Majalengka, Kota
Banjar, Cilacap, Banyumas dan Kab. Pangandaran.
2. Total Luas SWP DAS Citanduy : 466.068,20 ha.
Terdiri dari DAS Cimeneng DS seluas 94.251,41 ha, DAS Citanduy seluas 358.690,32
ha, Pulau Nusa Kambangan seluas 12.803,68 ha dan Tanah timbul seluas 322,79 ha.
3. Kondisi Topografi :
datar seluas 588.615,22 ha (33,82%),
landai seluas 211.299,39 ha (12,14%),
agak curam seluas 566.912,73 ha, (32,57%),
curam seluas191.274,45 ha (10,99%) dan
sangat curam seluas 182.304,90 ha (10,47 %)
4. Prosentase Tutupan Lahan di DAS Citanduy pada Tahun 1999 – 2005 – 2011
5. Kegiatan RHL harus direncanakan dengan baik, agar efektif, efisien dan tepat sasaran
sesuai dengan skala prioritas.
6. Amanat PP 76 tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan :
Kegiatan rehabilitasi menggunakan DAS sebagai unit pengelolaan. Dengan sasaran
areal : termasuk di dalam sasaran Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTk
RHL) DAS.
7. Tahapan RHL :
a. Perencanaan
- Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTkRHL-
DAS)
- Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RPRHL)
- Rencana Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTnRHL)
b. Pelaksanaan
- Dalam Kawasan (semua hutan dan kawasan hutan kecuali Cagar Alam dan
Zona Inti Taman Nasional)
- Luar Kawasan (semua lahan kritis)
8. Kriteria sasaran RHL :
a. Diutamakan termasuk dalam DAS prioritas
b. Lahan kritis di dalam dan di luar kawasan hutan
c. Tingkat kerawanan banjir, tanah longsor, abrasi, erosi tanah & kekeringan tinggi
d. Perlindungan danau, bendungan, waduk dan bangunan vital lainnya
9. Arahan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Pola Vegetatif :
10. Arahan Pembangunan DAM dan SRA :
11. Arahan Pembangunan Teras :
Diskusi dan Tanya Jawab
Pertanyaan / masukan
1. Nama : Drs. Iim Solihin, M.Pd
Instansi/organisasi : Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air Jaya Mukti D.I.
Cikunten
a) Bagaimana hubungan dataran kita di DAS Citanduy dengan Q.S. Al-A’raaf : 58?
2. Nama : Drs. Dadan S., BE. MM
Instansi/organisasi : Dewan Pakar Komunitas Peduli Lingkungan Kota Tasikmalaya
a) Prosentase sedimen terus meningkat, sejauh mana terjadinya perubahan iklim
secara tahunan. Bagaimana kejadiannya, dan proteksinya terhadap sebaran lahan
kritis?
b) Bagaimana upaya-upaya untuk mengatasi masalah di hulu, tengah, dan hilir?
3. Nama : Ir. Ishak
Instansi/organisasi : Yayasan Pelestarian Alam & Lingkungan Hidup Kota Banjar
a) Sebaiknya ada data pembanding beberapa tahun ke belakang (5-10 tahun) untuk
dievaluasi, sehingga terlihat kondisi lahan kritisnya dari tahun ke tahun.
Tanggapan
1. Nama : Dony Adiningrat, S.Hut
Pada tahun 2009, data lahan kritis berdasarkan wilayah administratif, tahun 2013
data lahan kritis berdasarkan wilayah DAS
Kajian untuk analisa vegetasi tidak dapat dilakukan setiap tahun karena prosesnya
terjadi sekitar 3-4 tahun an.
Tahun 2003 terdapat jenebalang di P. Jawa.
Pada pertanian lahan kering, tanaman keras jarang.
Salah satu strategi konservasi adalah melakukan pengurangan lahan kritis.
Apabila kita bersusah payah dalam melestarikan sumber daya yang ada di
lingkungan, tetap harus ada seizin Allah.
B. Materi : “Pencemaran Sungai”
Narasumber : Dra. Jossy Suzanna, M.Si (Kabid Sungai, Kementerian Lingkungan
Hidup)
Moderator : Sutiman, BE. Dip.ATP. MT (Plh. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai
Citanduy)
Pokok – pokok pembahasan :
1) Landasan Hukum :
UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
PP 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air
PP 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
2) Persoalan utama akibat kerusakan DAS adalah sampah permukiman.
3) Kelas air dan peruntukannya berdasarkan PP 82 tahun 2001 :
Kelas 1 : air baku air minum, rekreasi air, perikanan air tawar, peternakan,
pertanaman.
Kelas 2 : rekreasi air, perikanan air tawar, peternakan, pertanaman
Kelas 3 : perikanan air tawar, peternakan, pertanaman
Kelas 4 : pertanaman.
Semakin rendah kelas nya, kualitas air semakin membaik.
4) Status mutu air rata-rata di DAS CITANDUY Tahun 2012 bila dievaluasi dengan metode
STORET berdasarkan BMA PP.82/2001 kelas II seluruh lokasinya Tercemar Berat.
5) Status Mutu Air Sungai Citanduy
6) Hasil RIO+20 (KTT Pembangunan Berkelanjutan) :
a. Mengintegrasikan air dalam pembangunan berkelanjutan;
b. Melindungi dan mengelola ekosistem untuk menjaga kuantitas dan kualitas air, dan
juga mengatasi banjir, kekeringan dan kelangkaan air
c. Mengatasi keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air.
Diskusi dan Tanya Jawab
Pertanyaan / masukan
1. Nama : Drs. Iim Solihin
Instansi/organisasi : Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air Jaya Mukti D.I.
Cikunten
a. PKLH, bagaimana cara agar masyarakat sadar hukum?
b. Metode storage seperti apa?
c. Materi sebaiknya diberikan dalam bentuk print out.
2. Nama : H.Kudrat Heryadi, A.Md
Instansi/organisasi : GP3A Mitracai Jadiraharja Kertamukti
a. Apakah dari KLH sudah mensosialisasikan Permen dan peraturan lainnya kepada
pihak masyarakat setempat?
b. Perlu adanya penegasan dari Pemerintah melalui peraturan terhadap masyarakat
dalam melestarikan lingkungan di bagian hulu, tengah, dan hilir.
3. Nama : Moh. Idali
Instansi/organisasi : GP3A Cikayaraharja
a. Mengenai landasan hukum, masalah pembuatan perundang-undangan dengan
kondisi di lapangan, adanya andil besar terhadap kerusakan hutan. Siapa yang akan
menangani apabila sudah menerima laporan tersebut?
b. Penerapan masalah peraturan2 untuk mengeksekusi pelaku kerusakan lingkungan
bagaimana?
c. Mohon antisipasi hal – hal yang menjadi penyimpangan untuk pihak – pihak
tertentu dalam melaksanakan Perda.
Tanggapan
1. Nama : Dra. Jossy Suzanna, M.Si
PP 82 tahun 2001 sudah disosialisasikan kepada Pemerintah Daerah. Sudah
ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah dengan membuat Perda – Perda terkait.
Perda mengenai kualitas air dan pencemaran air di Provinsi Jawa Barat
KLH setiap bulan nya menerima masukan – masukan tentang peraturan –
peraturan yang terkait dari pihak Pemerintah Daerah, DPRD, dan lainnya.
KLH bekerjasama juga dengan Kementerian PU, dan lembaga – lembaga lainnya
di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota yang terkait dalam membuat program –
program lingkungan.
Metode storage adalah salah satu cara dalam menetapkan status sungai dalam
tingkat pencemarannya.
Mengenai perundang-undangannya dapat diakses di web Kementerian Lingkungan
Hidup.
Dalam setiap kasus untuk setiap masalah lingkungan bisa diinformasikan kepada
deputi bagian terkait.
C. Materi : Permen PU No.02 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Narasumber : Baru Panjaitan, ST.MT (Kabid OP, BBWS Citanduy)
Moderator : Marwansyah, ST.,M.Eng
Pokok – pokok pembahasan :
1. Permen PU No. 02 Tahun 2013 sudah pernah disosialisasikan kepada setiap institusi
seluruh Indonesia.
2. Setiap anggota Komisi TKPSDA WS Citanduy perlu menyempurnakan Rencana
Pengelolaan SDA WS Citanduy yang sedang disusun.
3. Menteri Pekerjaan Umum tidak akan menetapkan Rencana Pengelolaan SDA WS
apabila belum melalui rekomendasi TKPSDA WS.
4. Prinsip penyusunan Rencana PSDA :
a. Disusun secara terpadu pada setiap Wilayah Sungai. (Wilayah Sungai sebagai basis
boundary).
b. Berdasarkan skenario & strategi yg dipilih dari Pola PSDA
c. Keseimbangan antara upaya Konservasi dan Pendayagunaan
d. Mempertimbangkan penggunaan & ketersediaan air tanah dengan tetap
mengutamakan penggunaan air permukaan.
e. Proses penyusunannya melibatkan TKPSDA WS.
f. Jangka Waktu: 20 tahun
g. Dpt ditinjau & dievaluasi paling singkat 5 tahun
h. Mempunyai kekuatan hukum/ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
5. Sidang ke – 4 yang akan datang harus dan perlu dalam memberikan pertimbangan
melalui wadah koordinasi pengelolaan SDA.
6. Apabila telah disusunnya strategi selama 20 tahun ke depan, akan dipublikasikan
kepada masyarakat melalui media umum, sehingga apabila ada kekurangan dan
koreksi dari masyarakat dapat disampaikan.
7. Dalam proses penetepatan perlu adanya rekomendasi dari TKPSDA WS Citanduy.
D. Materi : Rencana Pengelolaan SDA WS Citanduy
Narasumber : Bambang Subiyandono (Konsultan PT. Arga Pasca Rencana)
Moderator : Marwansyah, ST. M.Eng
Pokok – pokok pembahasan :
1. Wilayah Sungai Citanduy memiliki Luas + 4.512,25 km2 merupakan Wilayah Sungai
Lintas Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah yang menjadi kewenangan Pemerintah
Pusat.
2. DAS terbesar yaitu DAS Citanduy dengan luas 3.656,67 km2
3. WS Citanduy meliputi 10 Kabupaten/Kota diantaranya : Kabupaten Ciamis, Garut,
Tasikmalaya, Kuningan, Majalengka, Cilacap, Banyumas, Brebes, Kota Banjar, Kota
Tasikmalaya.
4. Lokasi Genangan Banjir di WS Citanduy
5. Kondisi Lahan Kritis :
6. Lokasi Sebaran Rawan Kekeringan
Diskusi dan Tanya Jawab
Pertanyaan / masukan
1. Nama : Dony Adiningrat, S.Hut
Instansi : BPDAS Cimanuk – Citanduy
a. Apabila ada output peta daerah rawan longsor, perlu disinkronisasi dengan BPDAS
Cimanuk – Citanduy, karena sudah memiliki data spasial yang disosialisasikan.
b. Nilai prosentase 30% pada aspek pendayagunaan SDA agar tidak menjadi bias,
karena antara hutan lindung dengan kawasan lindung berbeda artian.
c. Aspek pemberdayaan dan peningkatan masyarakat, hal.3, (ada masukan
mengenai GNKPA)
2. Nama : Moh. Idali
Instansi : Ketua GP3A Cikayaraharja
a. Pada aspek konservasi, apakah memang diprioritaskan hanya 5 kabupaten?
b. Apakah di Kab. Kuningan ada hutan bakau?
3. Nama : Barid Hardianto
Instansi : Manager program Kehutanan Lembaga Penelitian dan Pengembangan SDA
a. Membutuhkan kesepakatan, dan kegiatan – kegiatan yang terakomodir.
b. Perlu adanya sistem informasi yang berbasis komunitas
Tanggapan
1. Nama : Bambang Subiyandono
Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA WS Citanduy akan mengadop data-data
spasial dari BPDAS Cimanuk – Citanduy.
Akan dibuat jejaring – jejaring sosial mengenai upaya fisik dan non fisik agar dapat
dilihat dan dinilai oleh masyarakat umum.