Download - Orin Tri Wulan 031 Kimed1
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
1/29
LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA MEDISINAL
SEMESTER GANJIL 2015 2016
PENENTUAN KOEFISIEN PARTISI MINYAK/ AIR
ASAM SALISILAT
Hari / Jam Praktikum : Selasa, 13.00 16.00 WIB
TanggalPraktikum : 15 September 2015
Kelompok : 8
Asisten : - Sheila Pratiwi
- Theresia Ratnadhevi
ORIN TRI WULAN
260110150031
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
2/29
LABORATORIUM KIMIA MEDISINAL
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
3/29
PENENTUAN KOEFISIEN PARTISI MINYAK/AIR ASAM SALISILAT
I. Tujuan Praktikum
Menentukan koefisien partisi asam salisilat dengan metode pengocokan
I. Prinsip
1.Titrasi asam-basa
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan.( Sutresna,2006)
2. Koefisien partisi
Koefisien partisi adalah distribusi kesetimbangan dari analit antara fasa sampel dan fasa gas, dan
kesetimbangan dari perbandingan kadar zat dalam dua fase. (Martin ,1990)
I. Reaksi
C6H7OH + (C2H5)2 O (C6H7)2O + (C2H5)(OH)2
I. Teori Dasar
Pengetahuan tentang partisi penting untuk ahli farmasi, karena prinsip ini melibatkan beberapa bidang ilmu
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
4/29
farmasetik. Termasuk disini pengawetan sistem minyak-air, kerja obat pada tempat yang tidak spesifik,
adsorpsi dan distribusi obat ke seluruh tubuh.(Alfred,1990)
Koefisien partisi lipida-air suatu obat adalah perbandingan kadar obat dalam fase lipoid dan fase air setelah
dicapai kesetimbangan.(Anonim,2012)
Koefisien partisi minyak-air adalah suatu petunjuk sifat lipofilik/hidrofobik dari molekul obat. Lewatnya
obat melalui membran lemak dan interaksi dengan
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
5/29
makro molekul pada reseptor kadang-kadang berhubungan baik dengan koefisien partisi oktanol/ air dari
obat.(Alfred,1990)
Partisi merupakan salah satu sifat fisika kimia yang penting dalam menggambarkan aktivitas biologis suatu
senyawa. Koefisien partisi dapat digunakan untuk menunjukan kemampuan suatu molekul dalam menembus
membran biologis yang bersifat seperti halnya lapisan lemak. (Hansch, et al,1972)
Koefisien partisi digunakan dalam persamaan matematika yang mencoba menghubungkan aktivitas biologis
suatu obat dengan karakteris fisika dan kimianya.(Cairns,2004)
Dalam percobaan ini digunakan senyawa organik yaitu asam salisilat. Dikarenkan asam salisilat merupakan
senyawa yang mudah larut dalam pelarut organik daripada larut dalam air, sehingga senyawa tersebut mudah
dipisahkan dari campurannya yang mengandung air atau larutannya. Metode penentuan koefisien distribusi
asam salisilat dilakukan dengan penentuan konsentrasi asam salisilat baik yang ada dalam fasa air maupun
fasa organik.
Untuk menentukan koefisien partisi pada percobaan ini, dilakukan dengan titrasi. Titrasi adalah metode
analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan. Dalam titrasi, yang akan ditentukan konsentrasinya
oleh larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan disertai penambahan indikator. Larutan yang
telah diketahui konsentrasinya dengan tepat disebut larutan baku atau larutan standar, sedangkan indikator
adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir yang dikenal dengan istilah titik
akhir titrasi. Titik akhir titrasi adalah kondisi pada saat terjadi perubahan warna dengan indikator. Titik akhir
titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan
basa.(Sutresna,2006)
I. Alat dan Bahan
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
6/29
5.1 Alat
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
7/29
Buret
Corong
Corong pemisah
Gelas kimia
Gelas ukur
Pipet tetes
Statif
Tabung erlenmeyer
Volume pipet
2. Bahan
Air
Asam salisilat
Etil eter
Fenolftalein
NaOH
5.3 Gambar alat
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
8/29
I. Prosedur
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
9/29
Yang pertama kita lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Membersihkan dan
mengeringkan alat yang akan digunakan. Sebelum
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
10/29
mentitrasi juga, kita membuat larutannya terlebih dahulu yaitu pembuatan larutan salisilatnya dan larutan
NaOH.
Bagian 1, menimbang 1,5 gram asam salisilat, lalu melarutkan 1,5 gram asam salisilat di dalam gelas beker ya
ng berisi 150 ml air (panas) kemudian aduk, dan amati perubahan yang terjadi.
Bagian 2, menimbang 0,6 gram NaOH di dalam gelas kimia yang terisi 150 ml air (panas), dan amati
perubahan yang terjadi.
Setelah larutan selesai dibuat maka selanjutnya adalah melakukan titrasi asam salisilat dan titrasi asam
salisilat yang menggunakan etil eter.
Bagian 3, pembakuan NaOH. Masukan NaOH kedalam buret dan catat volume awalnya. Masukan 10 ml
asam oksalat dantempatkan di dalam tabung erlenmeyer. Tambahkan 3 tetes fenolftalein. Lalu titrasi asam
oksalat menggunakan NaOH. Amati dan catat perubahan volumenya. Setelah itu hintung konsentrasi NaOH
.
Bagian 4, masukan 15 ml larutan asam salisilat ke tabung erlenmeyer. Lalu tambahkan 20 ml air dan tetesi 3
tetes indikator fenolftalein. Masukan NaOH ke dalam buret dan catat volume awalnya. Setelah itu titrasi
menggunakan NaOH, amati sampai warnanya berubah menjadi warna merah muda. Lakukan selama 2 kali.
Bagian 5, masukan 15 ml larutan asam salisilat ke corong pemisah. Lalu tambahkan 10 ml etil eter dan
kocok dalam ruang asam. Setelah terlihat adanya lapisan yang berbeda, pisahkan lapisan air ke dalam tabung
erlenmeyer. Setelah itu tambahkan 20 ml air dan
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
11/29
3 tetes fenolftalein. Masukan larutan NaOH kedalam buret dan tulis volume awalnya. Lalu titrasi asam
salisilat itu dengan NaOH. Amati perubahan warna hingga berwarna merah muda.
I. Data Pengamatan dan Perhitungan
7.1 Data Pengamatan
Percobaan Perlakuan Hasil
I. Membuat
larutan asam
salisilat
- menimbang 1,5
gram asam
salisilat
- melarutkan
asam salisilat 150
ml aquades
(panas) dan aduk
- Tidak
semuanya larut
dalam aquades
karena asam
salisilat sukar
larut dalam air.
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
12/29
II. Membuat
larutan NaOH
-menimbang 0,6
gr NaOH
- melarutkan
NaOH dengan
150 ml aquades
dan aduk
- CO2 menghi
lang dan NaOH
menguap.
- Semua
pelet NaOH
larut dalam air.
III. Pembakuan
NaOH
- memasukan
NaOH kedalam
buret
-masukan 10 ml
asam oksalat dan
tempatkan dalam
erlenmeyer
-teteskan
indikator
fenolftalein
sebanyak 3 tetes
-titrasi asam
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
13/29
oksalat dengan
menggunakan
NaOH
-amati dan lihat
perubahan
volumenya
- Didapat
perubahan
warna menjadi
merah muda
hasil titrasi
tersebut
- dapat
ditentukan
konsentrasi
NaOH.
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
14/29
IV. Titrasi asam
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
15/29
salisilat
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
16/29
-masukan NaOH
dalam
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
17/29
buret
-masukan 15ml
larutan asam
salisilat dalam
tabung
erlenmeyer
-tambahkan 20
ml aquades dan
teteskan 3 tetes
fenolftalein
-titrasi sampai
berubah warna
merah muda
-amati
perubahan
volumenya
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
18/29
- terjadi
perubahan
warna
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
19/29
jadi merah
muda
- dapat
ditentukan
konsentrasi
asam salisilat
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
20/29
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
21/29
V. titrasi asam
salisilat
menggunkan etil
eter
- masukan 15 ml a
sam salisilat
dalam corong
pemisah
-tambahkan 10
ml etil eter dan
20 ml air ke
dalam corong
pemisah yang
berisi 15 ml asam
salisilat
-kocok larutan
dalam ruang
asam
-pisahkan
larutan, masukan
larutan air
(lapisan bawah)
ke tabung
erlenmeyer
-teteskan 2 tetes
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
22/29
fenolftalein
-titrasi dan amati
perubahan
volumenya
- Dapat
dipisahkannya
air dari hasil
pengocokan
asam salisilat
dengan etil eter
-terjadi
perubahan
warna menjadi
merah muda
-dapat
ditentukan
konsentrasi
asam salisilat
dengan etil eter
-dapat
menentukan
koefisien partisi
dari asam
salisilat dengan
indikator etil
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
23/29
eter.
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
24/29
7.2 Perhitungan
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
25/29
Percobaan 1, pembakuan NaOH
V1 = 14,6 ml ; V2 = 14,2 ml
Vb.Mb = Va.Ma
14,4 . Mb = 10. 0,1
Mb=
Percobaan 2, menentukan konsentrasi asam salisilat
Vas.sal= 15 ml
Aquades= 20 ml
VNaOH = 5,3 ml
Vas.sal.Mas.sal = VNaOH.MNaOH
35. Mas.sal = 5,3 . 0,07
Mas.sal =
Percobaan 3, menentukan konsentrasi asam salisilat mengunakan etil eter
Vas.sal= 15 ml
Aquades= 20 ml
Etil eter = 10 ml
VNaOH = 1,9 ml
Vas.sal.Mas.sal = VNaOH.MNaOH
45. Mas.sal = 1,9 . 0,07
Mas.sal =
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
26/29
Koefisien partisi=
I. Pembahasan
Pada praktikum ini untuk dapat menentukan koefisien partisi asam salisilat dengan metode pengocokan
dilakukan melalui beberapa tahap.
Tahap pertama yaitu dengan membuat larutannya terlebih dahulu. Larutan yang akan digunakan adalah
larutan NaOH dan larutan asam salisilat. Dalam pembuatan larutan itu dibutuhkan aquades yang panas untuk
dapat melarutkan NaOH dan asam salisilat dalam air. Senyawa NaOH berbentuk pelet sedangkan senyawa
asam salisilat berupa serbuk. Walaupun demikian asam salisilat sukar larut dalam air sehingga masih ada
gumpalan. Melarutkannya dengan cara di aduk.
Tahap kedua yaitu pembakuan NaOH bertujuan untuk mengetahui konsentrasi NaOH yang dibutuhkan
dalam perhitungan selanjutnya. NaOH yang di simpan dalam buret mentitrasi asam oksalat yang di simpan
dalam tabung erlenmeyer dengan ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein. Sebelum melakukan titrasi
dicatat terlebih dahulu volume awalnya. Setelah itu lakukan titrasi sampai berwarna merah muda dan lihat
berapa banyak NaOH yang berkurang dan hitung berapa banyak NaOH yang dibutuhkan untuk mentitrasi
asam oksalat. Lalu hitung konsentrasi larutan NaOH dengan rumus titrasi. Dan gunakan konsentrasi itu pada
perhitungan selanjutnya karena penitrasi yang digunakan adalah larutan NaOH itu.
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
27/29
Tahap ketiga yaitu dengan mentitrasi asam salisilat. Mentitrasi dengan menggunakan larutan NaOH. Catat
volume awal dan catat volume akhir titrasi untuk menentukan berapa banyak larutan NaOH yang di butuhkan
untuk mentitrasi asam salisilat. Dan dapat di temukan konsentrasi asam salisilat melalui perhitungan.
Tahap terakhir yaitu menentukan koefisien partisi asam salisilat dengan pengocokan. Dalam tahap ini di
gunakan etil eter untuk pengocokan untuk dapat memisahkan antara 2 larutan. Yang pertama dilakukan
dengan memasukan aquades dan etil eter dalam corong pemisah. Lalu kocok dalam ruang asam. Setelah
terlihat ada dua lapisan yang cair dan kentalan bening maka lakukan penyaringan dengan menungkan air ke
tabung erlenmeyer dan usahan lapisan
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
28/29
atasnya tidak ikut terbawa bersama air. Pada percobaan yang saya lakukan ternyata pengocokan itu berwarna
kuning seperti minyak yang seharusnya berwarna bening. Setelah dilakukan ulang ternyata hasilnya tetap
sama. Ternyata itu disebabkan karna pembersihan corong pemisah yang kurang bersih sehingga masih ada
senyawa lain di dalamnya yang membuatnya seperti itu. Setelah penyaringan dan dimasukan kedalam
tabung erlenmeyer. Tambahkan 3 tetes fenolftalein dan aquades. Lakukan titrasi pada tabung erlenmeyer itu
menggunakan NaOH. Setelah warnanya menjadi merah muda. Hitung banyaknya volume yang dibutuhkan
untuk melakukan titrasi. Setelah itu hitung konsentrasi asam salisilat yang menggunakan etil eter. Dengan
itu dapat ditentukan koefisien partisi dari asam salisilat dengan etil eter menggunakan pengocokan.
I. Kesimpulan
2. Dari percobaan ini dilakukan dengan cara titrasi dan pengocokan yang dihasilkan tiap tahapnya:
Dari hasil percobaan 1 dihasilkan konsentrasi NaOH= 0,07 M
Ditemukan titrasi asam salisilat sebanyak 0,0106 M
Hasil asam salisilat dengan etil eter adalah 0,003M
Sehingga dari tiap tahap itu didapat nilai koefisien partisinya adalah 2,581
Daftar Pustaka
Anonim. 2012.Penuntun praktikum farmasi fisika 1. Kendiri:Universitas Haluoleo
Martin, Alfred. 1990.Farmasi Fisik Jilid 1 Edisi 3 . Jakarta: UI-Press
Martin, Alfred. 1990.Farmasi Fisik Jilid 2 Edisi 3 . Jakarta: UI-Press
-
7/23/2019 Orin Tri Wulan 031 Kimed1
29/29
Sutresna, Nana. 2006.KIMIA 2. Bandung: Grafindo