Download - Outline Pengukuhan Pkp
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
PEKANBARU
RENCANA LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
TINJAUAN TATA CARA PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
TAHUN 2014 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEKANBARU
SENAPELAN
Diajukan oleh :
ROVINA ELISABETH HULU
NPM : 141020200069
JULI 2015
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
PEKANBARU
TANDA PERSETUJUAN
RENCANA LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
NAMA : ROVINA ELISABETH HULU
NOMOR POKOK MAHASISWA : 141020200069
DIPLOMA I KEUANGAN
SPESIALISASI : PAJAK
BIDANG LAPORAN PKL : PELAYANAN
JUDUL LAPORAN PKL : ANALISIS TATA CARA
PENGUKUHAN PENGUSAHA
KENA PAJAK TAHUN 2014 DI KPP
PRATAMA PEKANBARU
SENAPELAN
ii
MengetahuiKepala Balai Diklat Keuangan
Pekanbaru
Harmonis SiregarNIP 19691 122 199603 1 001
MengetahuiDosen Pembimbing
MariyaldiNIP 19710 327 199803 1 002
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL......................................................................................................I
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN PKL..........................................................II
DAFTAR ISI................................................................................................................III
BAGIAN ISI..................................................................................................................1
A. TUJUAN PENULISAN......................................................................................1
B. METODE PENGUMPULAN DATA.................................................................1
C. RENCANA DAFTAR ISI...................................................................................2
D. SINOPSIS...........................................................................................................4
E. RINGKASAN TIAP BAB................................................................................11
F. RENCANA DAFTAR PUSTAKA...................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................13
A. RENCANA KEGIATAN..................................................................................13
B. KONTIJENSI....................................................................................................13
iii
BAGIAN ISI
A. TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan
ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan dari Diploma I
Keuangan Spesialisasi Pajak.
2. Untuk mengetahui tata cara dan prosedur dalam proses pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru
Senapelan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau belum.
3. Untuk mengetahui masalah yang timbul dalam proses pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak.
4. Untuk dapat digunakan pembaca sebagai bahan penelitian selanjutnya.
5. Untuk meningkatkan pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Pekanbaru Senapelan.
B. METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penyusunan dan pembuatan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini
penulis akan menggunakan beberapa metode pengumpulan data, diantaranya :
1. Penelitian Pustaka
Penelitian pustaka dalam proses penyusunan laporan ini menyangkut
beberapa literatur yang di dalamnya terdapat hal-hal yang berkaitan
1
dengan tata cara pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) secara umum dan khusus. Sumber pustaka diambil dari buku-
buku, data kongkrit tersirat maupun tertulis dan beberapa peraturan yang
mendasarinya. Informasi juga didapat dari bahan ajar dalam salah satu
mata kuliah Diploma I Pajak yaitu mata kuliah Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan dilakukan dengan mengamati keadaan sebenarnya di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan sehingga melalui
pengamatan tersebut akan didapatkan data yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif.
C. RENCANA DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN PKL
KATA PENGANTAR
SURAT PERNYATAAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
2
1.4 Metode Pengumpulan Data
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI, DATA DAN FAKTA
2.1 Dasar Hukum
1. Pengertian Pajak
2. Pengertian Wajib Pajak
3. Dokumen yang dipersyaratkan untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak
4. Tempat pendaftaran untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak
5. Tata cara dan prosedur dalam proses pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak
2.2 Data dan Fakta
1. Gambaran umum tentang Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Pekanbaru Senapelan.
2. Data keseluruhan mengenai jumlah Pengusaha Kena Pajak
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan.
3. Data keseluruhan mengenai jumlah Wajib Pajak yang wajib
mendaftarkan diri untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak
BAB III ANALISIS PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Tata Cara Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
1. Dokumen yang dipersyaratkan untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak
3
2. Tempat pendaftaran utnuk dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak
3. Tata cara dan prosedur dalam proses pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak
3.2 Tinjauan masalah yang terjadi di lapangan
1. Masalah yang timbul dalam proses pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak
2. Saran yang diberikan oleh Penulis
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
D. SINOPSIS
Pengertian pajak menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-sebesarnya kemakmuran rakyat.
Di Indonesia, jenis pajak digolongkan berdasarkan lembaga pemungutnya
yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola
oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal ini sebagian besar dikelola oleh Direktorat
4
Jenderal Pajak Kementrian Keuangan. Sedangkan Pajak Daerah adalah pajak-pajak
yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di tingkat propinsi maupun
kabupaten/kota.
Pajak pusat yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak meliputi pajak
Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM), Bea Meterai dan Pajak Bumi dan Banguna (PBB).
Pemungutan PPN dilaksanakan dengan mekanisme pengkreditan Pajak
Masukan terhadap Pajak Keluaran. Pemungutan dilaksanakan oleh Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai yang terdiri dari bendahara pemerintah, badan, atau instansi
pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk memungut, menyetor dan
melaporkan pajak yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak atas penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena pajak kepada bendahara pemerintah,
badan, atau instansi pemerintah tersebut.
Dalam pemungutan PPN, dibutuhkan Faktur Pajak sebagai sarana untuk
mengkreditkan Pajak Masukan. Faktur Pajak tersebut wajib diterbitkan oleh badan
setiap kali terjadi penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak,
ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, dan ekspor Jasa Kena Pajak. Faktur pajak
berfungsi sebagai bukti pemungutan PPN bagi badan yang menerbitkannya dan
berfungsi sebagai bukti pembayaran PPN bagi pembeli Barang Kena Pajak atau
penerima Jasa Kena Pajak. Tetapi tidak semua badan yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak atau Jasa kena Pajak dapat menerbitkan Faktur Pajak. Hanya
badan yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang dapat
menerbitkannya.
5
Yang dimaksud dengan “Pengusaha Kena Pajak (PKP)” adalah pengusaha
yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau penyerahan Jasa
Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai
1984 dan perubahannya. Fungsi pengukuhan Pengusaha Kena Pajak selain
dipergunakan untuk mengetahui identitas Pengusaha Kena Pajak juga berguna untuk
melaksanakan hak dan kewajiban di bidang Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Pengertian ini tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Pepajakan pasal 1 angka 5.
Dalam pasal 2 ayat (2) Undang-Undang KUP dinyatakan bahwa setiap Wajib
Pajak sebagai pengusaha yang dikenai PPN berdasarkan Undang-Undang PPN wajib
melaporkan usahanya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak yaitu Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak .
Yang dimaksud dengan “pengusaha” sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka
15 Undang-Undang KUP adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yag
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang,
mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memenfaatkan barang tidak
beruwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa
dan memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.
Setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak kecuali pengusaha kecil yang batasannya
ditetapkan oleh Menteri Keuangan, wajib melaporkan usahanya, sebelum Wajib Pajak
tersebut melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa kena Pajak. Tempat
pelaporan kegiatan usaha dalam rangka pengukuhan Pengusaha Kena Pajak adalah
6
KPP atau KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan Wajib Pajak, atau KPP tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku. Selain KPP atau KP2KP,
dalam pasal 2 ayat (3) Undang-Undang KUP dinyatakan bahwa Direktur Jenderal
Pajak juga dapat menetapkan tempat pelaporan usaha selain tempat di atas dan/atau
tempat pendaftaran pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal dan KPP
yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan, bagi Wajib Pajak
orang pribadi pengusaha tertentu.
Bagi Wajib Pajak orang pribadi sebagai pengusaha yang melakukan
penhyerahan barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, dokumen yang harus
dipersiapkan adalah fotokopi KTP bagi Warga Negara Indonesia, atau fotokopi
paspor, fotokopi KITAS atau fotokopi KITAP bagi Warga Negara Asing yang
dilegalisasi oleh pejabat berwenang, dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan
oleh instansi yang berwenang dan surat keterangan tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah daerah sekurang-kurangnya Lurah atau
Kepala Desa.
Sedangkan bagi Wajib Pajak badan, dokumen yang harus dipersiapkan dalam
rangka pelaporan usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak adalah
fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahannya bagi Wajib Pajak
badan dalam negeri, fotokopi kartu NPWP salah satu pengurus, atau fotopkopi paspor
dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah, dokumen izin
usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang dan surat
keterangan tempat kegiatan usaha dari pejabat Pemerintah Daerah sekurang-
kurangnya Lurah atau Kepala Desa.
7
Bagi Wajib Pajak badan bentuk kerja sama operasi (joint operation) dokumen
yang harus dipersiapkan adalah fotokopi Perjanjian Kerjasama / Akta Pendirian yang
dilegalisasi oleh pejabat berwenang, fotokopi kartu NPWP masing-masing anggota,
fotokopi kartu NPWP orang pribadi salah satu pengurus perusahaan, dokumen izin
kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi berwenang dan surat keterangan tempat
kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau
Kepala Desa.
Wajib Pajak juga dapat melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak secara elektronik dengan cara mengisi Formulir
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak pada aplikasi e-Registration yang tersedia pada
website Direktorat Jenderal Pajak di www.pajak.go.id, menandatangani formulir
tersebut dan mengirimkan dokumen yang dipersyaratkan ke KPP yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha
Wajib Pajak. Pengiriman dapat dilakukan dengan mengunggah salinan digital
dokumen yang dipersyaratkan atau mengirimkannya secara langsung dengan
menggunakan Surat Pengiriman Dokumen yang telah ditandatangani. Apabila
dokumen yang dipersyaratkan tidak diterima KPP dalam jangka waktu 14 hari, maka
permohonan Wajib Pajak dianggap tidak diajukan. Selanjutnya KPP akan
menerbitkan Bukti Penerimaan Surat secara elektronik apabila dokumen yang
dipersyaratkan sudah diterima secara lengkap.
Apabila Wajib Pajak tidak dapat menyampaikan pelaporan kegiatan usahanya
secara elektronik, pelaporan tersebut dapat dilakukan secara tertulis dengan cara
mengisi dan menandatangi Formulir Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan
melengkapi dokumen yang dipersyaratkan. Permohonan secara tertulis disampaikan
8
ke KPP atau KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal, tempat
kedudukan atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak. Penyampaian permohonan dapat
dilakukan secara langsung, melalui pos, atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau
jasa kurir. KPP atau KP2KP memberikan Bukti Penerimaan Surat kepada Wajib Pajak
apabila permohonannya diterima secara lengkap. Terhadap penyampaian permohonan
yang diterima secara tidak lengkap berlaku ketentuan : apabila permohonan
disampaikan secara langsung, permohonna dikembalikan kepada Wajib Pajak ; atau
apabila permohonan disampaikan melalui pos atau melalui perusahaan jasa ekspedisi
atau jasa kurir, KPP atau KP2KP menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
mengenai ketidaklengkapan tersebut.
Terhadap permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang telah
diberikan Bukti Penerimaan Surat, KPP atau KP2KP harus memberikan keputusan
dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja setelah Bukti Penerimaan Surat diterbitkan.
Keputusan tersebut diberikan setelah KPP atau KP2KP melakukan verifikasi dalam
rangka pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Apabila keputusan KPP atau KP2KP
mengabulkan permohonan Wajib Pajak, KPP atau KP2KP menerbitkan Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Sedangkan apabila keputusan tersebut tidak
mengabulkan permohona Wajib Pajak, KPP atau KP2KP menerbitkan Surat
Penolakan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Apabila jangka waktu 5 (lima) hari dimaksud telah terlampaui dan KPP atau
KP2KP tidak memberikan suatu keputusan, maka permohonan pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak dianggap dikabulkan. Jika permohonan Wajib Pajak dianggap
dikabulkan, KPP atau KP2KP harus menerbitkan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena
9
Pajak dengan tanggal pengukuhan adalah hari ke-5 (kelima) setelah tanggal Bukti
penerimaan Surat dimaksud.
Di dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan tata Cara Perpajakan pasal 2
ayat (4) dinyatakan apabila pengusaha/Wajib Pajak yang diwajibkan melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak ternyata tidak
melaksanakan kewajibannya tersebut, Direktorat Jenderal Pajak dalam hal ini KPP
dapat mengukuhkan pengusaha tersebut sebagai Pengusaha Kena Pajak secara
jabatan. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan dilakukan berdasarkan
hasil pemeriksaan atau hasil verifikasi atas data dan informasi perpajakan yang
dimiliki atau diperoleh Direktorat Jenderal Pajak.
Namun kenyataan yang terjadi di lapangan, banyak permasalahan yang timbul
dalam proses pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Permasalahan tersebut berupa
pelaksanaan proses pengukuhan yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
Contohnya adalah penerbitan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang
diterbitkan melewati jangka waktu yang ditetapkan, yaitu paling lama 5 (lima) hari
setelah permohonan disampaikan. Dengan terlambatnya penerbitan surat tersebut,
maka Pengusaha secara langsung dianggap telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak. Hal ini selanjutnya dapat menimbulkan masalah yang baru apabila seharusnya
Pengusaha tersebut tidak dikukuhkan, namun menjadi dikukuhkan karena
keterlambatan penerbitan surat Penolakan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis berusaha untuk mengkaji lebih
dalam lagi apakah pada praktiknya tata cara dan prosedur pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak di KPP Pratama Pekanbaru Senapelan sudah sesuai dengan peraturan
yang berlaku atau belum. Dengan berpedoman pada data-data kongkrit di lapangan,
10
penulis membahasnya di dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul
“TINJAUAN TATA CARA PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
TAHUN 2014 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEKANBARU
SENAPELAN”.
11
E. RINGKASAN TIAP BAB
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan, tujuan penulisan, ruang
lingkup pembahasan, metode yang digunakan dalam mengumpulkan
data, dan sistematika penyajian yang dibuat oleh penulis dalam
menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan.
BAB II LANDASAN TEORI DAN FAKTA
Landasan teori berisikan tentang ilmu-ilmu dasar yang menjadi
pedoman bagi penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Teori diambil
dari berbagai macam sumber data seperti buku, literatur, peraturan
perundang-undangan dan lain-lain. Dalam landasan teori akan dibahas
mengenai pajak, jenis-jenis pajak, dan tata cara serta prosedur dalam
mengukuhkan pengusaha menjadi Pengusaha Kena Pajak. Fakta yang
dijelaskan di dalamnya adalah berupa data kongkrit dari lapangan yang
mencerminkan kejadian yang sebenarnya menyangkut praktik
pelayanan pengukuhan pengusaha menjadi Pengusaha Kena Pajak yang
dibahas.
BAB III ANALISIS PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang tinjauan dari hasil di lapangan yang didapat baik
berupa data kualitaif maupun data kuantitaif. Di dalamnya akan
dibahas tentang pokok masalah dari laporan ini yaitu mengenai
Tinjauan Tata Cara Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di KPP
12
Pratama Pekanbaru Senapelan. Selain itu, akan dibahas juga mengenai
masalah-masalah yang dapat membuat proses pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak menjadi tidak berjalan sebagaimana semestinya.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapat dari hasil Praktik Kerja
Lapangan yang dilakukan sesuai dengan fakta yang ada, apakah tata
cara dan prosedur pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di KPP Pratama
Pekanbaru Senapelan telah sesuai dengan aturan yang berlaku atau
tidak.
F. RENCANA DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2007 tentang Perubahan
Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak nomor : PER 20/PJ/2013 tentang Tata Cara
Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib pajak, Pelaporan
Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor
Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,
serta Perubahan data dan Pemindahan Wajib Pajak
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 73/PMK.03/2012
tentang Jangka Waktu Pendaftaran, Pemberian, dan Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan Pencabutan
Pengusaha Kena Pajak
TP, handayanto.2013.Bahan Ajar Ketentuan Umum Pajak.Jakarta.STAN
13
PENUTUP
A. RENCANA KEGIATAN
No Uraian KegiatanTanggal
Mulai Tanggal
1 Ujian Akhir Semester Genap 10 Agustus 15 Agustus
2Penyusunan dan Penyerahan Outline
PKL ke Sekretariat19 Agustus (tentatif)
3Penyusunan dan Penyerahan Outline
PKL ke Dosen Pembimbing24 Agustus 28 Agustus
4Pengarahan Teknis Pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan26 Agustus (tentatif)
5 Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan 31 Agustus 18 September
6Penyerahan Laporan Praktik Kerja
Lapangan21 September 25 September
7Penilaian Laporan Praktik Kerja
Lapangan28 September 2 Oktober
8 Yudisium 12 Oktober 16 Oktober
B. KONTIJENSI
Outline Praktik Kerja Lapangan ini merupakan rencana dalan menyusun
Laporan Praktik Kerja Lapangan. Tidak bisa dipungkiri apabila nantinya penulis
menemukan kendala atau hambatan baik dalam pengumpulan data maupun
pembahasan yang berada di luar kekuasaan penulis. Oleh sebab itu, apabila
selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan nanti terdapat masalah atau
14
perbedaan data dalam outline ini, penulis akan mencoba untuk melakukan
penyesuaian selama tidak menyimpang dari pokok pembahasan ini.
Penulis sangat menyadari bahwa outline ini masih terdapat banyak
kekurangan dari segi teknis ataupun substansi dikarenakan keterbatasan
kemampuan dan pengalaman penulis, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing.
Akhirnya penulis sangat berharap semoga outline ini dapat bermanfaat
sebagai acuan dan penuntun dalam pembuatan Laporan Praktik Kerja Lapangan
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan tersebut
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
15