Painting & Coloring Indonesia
Daftar IsiTable of Contents
Tentang Simbol Identitas ............................................... 2About Identity Symbol
Visi dan Misi .................................................................. 3Vision and Mission
Profi l Bank Sampoerna.................................................. 6Bank Sampoerna's Profiles
Nilai-Nilai, Perilaku dan Esensi Bank Sampoerna ....... 7Corporate Values, Code of Conducts and Essential
of Bank Sampoerna
Jejak Sejarah .................................................................. 11The History
Pemegang Saham dan Informasi Kepemilikan Saham Bank Sampoerna .............................................. 14Shareholders and Information
of Bank Sampoerna’s Share Ownership
Tonggak Sejarah ............................................................ 17Milestone
Kegiatan Usaha ............................................................. 18Line of Business
Produk dan Layanan ..................................................... 19Products and Services
Peristiwa Penting 2013 ................................................. 21Significant Event 2013
Manajemen dan Struktur Organisasi .......................... 22Management and Organization Structure
Jaringan Kantor dan Mitra Usaha ................................ 24Office Network and Partnership
Ikhtisar Keuangan Penting ........................................... 26Financial Highlights
Kinerja Keuangan ......................................................... 27Financial Performance
Laporan Dewan Komisaris & Direksi .......................... 29Report from Board of Commissioners
and Directors
Sambutan Dewan Komisaris ........................................ 30Message from The Board of Commissioners
Laporan Direktur Utama .............................................. 36Report from President Director
Profi l Dewan Komisaris ............................................... 42Profile of Board of Commissioners
Profi l Direksi ................................................................. 44Profile of Board of Directors
Analisa & Pembahasan Manajemen ............................ 47Management Discussion and Analysis
Tinjauan Keuangan....................................................... 51Financial Review
Penghimpunan Dana .................................................... 62Deposit Account
Pembiayaan UMKM ..................................................... 64Micro and SME Financing
Tresuri dan Lembaga Keuangan .................................. 66Treasury and Financial Institution
Sumber Daya Manusia ................................................. 67Human Resources
Teknologi Informasi ..................................................... 76Information Technology
Pejabat Eksekutif ........................................................... 82Executive Officers
Kepedulian dan Tanggung Jawab Sosial ...................... 86Corporate Social Responsibility
Tata Kelola Perusahaan ................................................ 89Good Corporate Governance
Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko ...................................................... 131Disclosure of Risk Exposure and
Risk Management Implementation
Rencana Strategis Bank .............................................. 173Business Strategy of The Bank
Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan ................... 181Responsibility for Annual Report
Laporan Keuangan ..................................................... 183Financial Statements
Simbol Tiga Tangan (“The Three Hands”)
Simbol tiga tangan merepresentasikan sinergi antara Perusahaan,
nasabah funding dan nasabah lending. Perusahaan adalah pihak
yang selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam bentuk
teamwork dan fleksibilitas. Nasabah/mitra kerja terkait dengan
menjaga hubungan yang timbal balik antara perusahaan dan
nasabah dengan cara saling menghormati, menjaga integritas
dan etika. Sedangkan komunitas adalah sasaran kontribusi
Perusahaan.
Dalam industri keuangan, Bank Sampoerna berperan dalam
proses tersebut dengan menyediakan jasa perbankan berkualitas
untuk mendukung, membantu dan mendampingi masyarakat
(nasabah) dibidang keuangan untuk meraih kehidupan yang
lebih sejahtera.
Th e Th ree Hands SymbolTh e Th ree Hands symbolizes the synergy among the Company, funding customers and lending customers. Th e Company stands as the party that will always make eff ort to deliver the best performance through teamwork and fl exibility. Meanwhile the relation with customers or related business partners is maintained by respecting each other, showing integrity and ethical business one another. Eventually, communities will be the ultimate target of the Company contribution.
In the fi nancial industry, Bank Sampoerna plays a role of providing the high quality banking services to support, facilitate and serve the public (customers) of fi nancial sector to make a better living.
Tentang Simbol IdentitasAbout Identity Symbol
Semangat untuk memberdayakan dan mensejahterakan usahawan mikro dan kecil di Indonesia
tercermin dari Logo yang mengapresiasikan sinergi sebagai basis keunggulan dan kekuatan
PT Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”).
Passion to empower and improve welfare of micro and small entrepreneurs in Indonesia is reflected from the logo which illustrates synergy as foundation of excellent on potential of PT Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna").
Laporan Tahunan 2013 2
Visi dan Misi Vision and Mission
Visi Vision
Menjadi institusi keuangan pilihan masyarakat yang berfokus pada
sektor usaha mikro, kecil dan menengah dan memberikan pelayanan
yang terpercaya dan profesional.
To be the most preferred fi nancial institution that focus on micro, small and medium businesses and serve the society with trust and professionalism.
Misi Mission
Memberdayakan masyarakat dengan memberikan kesempatan dan
dukungan agar berhasil di sektor usaha mikro, kecil dan menengah.
To empower the community by providing opportunity and support to succeed in the micro, small and medium businesses.
Bank Sampoerna3
“Bank Sampoerna memiliki unique value,
bersama nasabah membangun usaha
mikro dan UKM di Indonesia”.
Melukis dan memberi
Warna Bagi Indonesia
Painting and Coloring Indonesia
“Bank Sampoerna has a unique value, bringing synergy with customers in developing micro and SME business in Indonesia”.
Laporan Tahunan 2013 4
Usaha Mikro dan UKM di Indonesia telah terbukti
ketangguhannya dengan mampu bertahan, beradaptasi
ditengah dinamika kondisi perekonomian. Usaha Mikro dan
UKM Indonesia mampu melalui masa krisis dan memberikan
warna bagi perekonomian Indonesia. Bank Sampoerna yang
memiliki visi menjadi institusi keuangan pilihan masyarakat
dengan fokus pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah
yang memberikan pelayanan yang profesional memiliki
kepedulian yang nyata terhadap pengembangan Usaha
Mikro dan UKM di Indonesia. Hal ini merupakan perwujudan
misi Bank Sampoerna untuk memberdayakan masyarakat
dengan menyediakan kesempatan dan dukungan agar
berhasil di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Bank Sampoerna merupakan implementasi gagasan
pemberdayaan yang dirancang untuk berkontribusi
memberdayakan masyarakat yang memiliki semangat
memperjuangkan kehidupan yang lebih baik dan sejahtera.
Sebagai bagian dari keluarga besar Grup Sampoerna Strategic,
Bank Sampoerna menjalankan bisnisnya dengan prinsip
persahabatan dan komitmen kepedulian sebagai pijakan
dasar untuk pertumbuhan yang baik, sehat dan berkelanjutan.
Inilah bentuk Bank Sampoerna dalam berkontribusi dan
memberikan warna kepada perekonomian Indonesia.
Bank Sampoerna senantiasa menunjukkan sentuhan pelayanan
yang menjadikan setiap nasabah sebagai sahabat dan
keluarga. Kami akan selalu mendampingi segenap pemangku
kepentingan dengan pendekatan khas Bank Sampoerna,
dengan harapan dapat memberikan warna dalam kehidupan
pribadi nasabah, dan dalam dinamika pertumbuhan usahanya.
Micro and SME Business in Indonesia has proven to be resilient in surviving and adapting amid dynamic of economic condition. Indonesian Micro and SME Business has overcome the crisis. Bank Sampoerna with a holds vision to be the most preferred fi nancial institution in micro, small and medium enterprises and served the society with trust and professionalism spirit also addresses real awareness of Micro and SME business development in Indonesia. Th is Vision is refl ected through the mission of Bank Sampoerna to empower the society by providing support and opportunity to succed in micro, small and medium business sector.
Bank Sampoerna is a proof of empowerment initiative which is designed to contribute for empowering the society by upholding the spirit of delivery a better living condition and welfare. As part of Sampoerna Strategic Group, Bank Sampoerna carries its business under spirit of fellowship and commitment of awareness as the basis for better, sound and sustainable growth. Th e initiative becomes Bank Sampoerna’s eff ort in contributing and coloring Indonesian economy.
Bank Sampoerna indicates touch of service which places the customer as a friend and family. Bank Sampoerna will always assists every stakeholders with Bank Sampoerna notable approach which may contribute for their personal life, as well as their business development.
Bank Sampoerna5
Profil Bank Sampoerna
Bank Sampoerna's Profiles
Profi l Perusahaan PT Bank Sahabat Sampoera/ Company Profi le of PT Bank Sahabat Sampoerna
Nama/Name PT Bank Sahabat Sampoerna
Nama Panggilan / Nickname Bank Sampoerna
Bidang Usaha / Line of Business Perbankan/Banking
Alamat / Address Sampoerna Strategic Square, North Tower, Mezzanine Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 45,
Jakarta 12930
Telepon / Telephone (021) 5795 1234, 5795 1515
Faksimili / Facsimile (021) 5795 0626
Call Center: 5000 35
Homepage: www.banksampoerna.com
Hasil Pemeringkatan/ Rating IdBBB+(triple B plus; stable outlook) dari Pefindo/IdBBB+(triple B plus; stable outlook) from Pefindo
Tahun Berdiri / Years of Establishment Tahun 1990 d/h PT Bank Dipo International / 1990 formerly known as PT Bank Dipo International
Tanggal Beroperasi / Years of Operation Tanggal 9 September 1991 d/h PT Bank Dipo International/ September 9th, 1991, formerly known as PT Bank Dipo International
Tahun Perubahan Nama/ Years of Name Transformation Februari tahun 2012 menjadi PT Bank Sahabat Sampoerna/ February 2012 as PT Bank Sahabat Sampoerna
Dasar Hukum Pendirian/ Legal basis of Establishment Akte Notaris Ny. Susana Zakaria, S.H., No.95 dengan nama PT Dipo Internasional Bank.
Anggaran Dasar (AD) Bank telah disetujui Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal
17 Desember 1990 melalui Surat Keputusan No. C2-6534.HT.01.01 Th. 90 dan telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 439, Tambahan No.13 tanggal 13 Februari 1991.
Notarial Deeds of Mrs. Susana Zakaria, SH., No. 95 under the name of PT Dipo Internasional Bank. Th e Articles of Association was approved by Ministry of Justice of Republic of Indonesia dated December 17th, 1990 under Decree No. C2-6534.HT.01.01 of 90 and announced on State National Gazzette of Republic of Indonesia No. 439, appendix No. 13 dated February 13th, 1991.
Modal Dasar /Authorized Capital Rp1.660.000.000.000,-
Modal Disetor/Paid-in Capital Rp420.000.000.000,-
Kantor Layanan / Service Offi ce 1 Kantor Pusat/ Head Offi ce6 Kantor Cabang/ Branch Offi ces5 Kantor Cabang Pembantu / Sub Branch Offi ces
Jumlah Jaringan ATM / Total of ATM Networks 11 Mesin ATM dan 67.000 jaringan ATM Prima/
11 ATM Machines and 67,000 ATM Prima network
Jumlah Karyawan / Total Employees 395 Karyawan / Employees
Pemegang Saham / Shareholders PT Sampoerna Investama (81%)
PT Cakrawala Mulia Pirma (18%)
Ekadharmajanto Kasih (1%)
Bursa Terdaftar / Stock Exchange Tidak Ada ( Belum Terbuka ) / Not Available (Non-Listed)
Akuntan Publik / Public Accountant Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
RSM AAJ Associates Plaza Asia, 10th floor
Jl. Jendral Sudirman Kav 59 Jakarta 12190
Indonesia
Lembaga Pemeringkat / Rating Agency PT Pemeringkat Efek Indonesia ( PEFINDO )
Panin Tower, Senayan City 17th, Floor
Jl. Asia Afrika LOT 19 Jakarta 10270
Laporan Tahunan 2013 6
NILAI-NILAI, PERILAKU DAN ESENSI Bank SampoernaCORPORATE VALUES, CODE OF CONDUCTS AND ESSENTIAL of BANK SAMPOERNA
Bank Sampoerna telah menetapkan nilai-nilai unggul, perilaku dan
esensi yang menjadikan kami berkarakter kuat sehingga mampu
tumbuh berkelanjutan. Perubahan budaya dan nilai ini tentu
berimplikasi juga pada budaya kerja, pelayanan, pola bisnis dan
investasi yang segera akan dirasakan dampaknya oleh nasabah,
mitra dan masyarakat luas. Bank Sampoerna dirancang sebagai
Bank yang senantiasa memberdayakan sektor usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM). Nilai-nilai dan budaya Bank Sampoerna
adalah sebuah gambaran idealisme untuk membangun hubungan
yang memberi dampak nyata pada pola pemberdayaan yang lebih
luas.
Nilai-Nilai, Perilaku dan Esensi Bank Sampoerna merupakan
kesepakatan bersama antara segenap karyawan dan Direksi Bank
Sampoerna.
Bank Sampoerna is strongly commited to build it's corporate values, code of conducts and essential which brought out a strong character to grow in sustainable manner. Corporate culture and values transformation is surely contributed in work ethics, service, business and investment pattern which will be immediately experienced by the customers, partners and society. Bank Sampoerna is designed as a Bank which always empowers micro, small and medium enterprise. Th e values and culture of Bank Sampoerna is an illustration of idealism to nourish a relationship with real contribution on wider empowerment initiative.
Th e Corporate values, code of conduct and the essential of Bank Sampoerna represents a commitment between Bank Sampoerna's employees and Th e Board of Directors.
NILAI INTI
Nilai DASAR
Nilai HasilRESULT VALUES
CORE VALUES
BASIC VALUES
Inte
grity
INT
EG
RIT
AS
KE
RJA
KE
RA
S D
AN
KE
RJA
CE
RD
AS
Hard
and S
mart
Wor
k
KE
HA
TI-
HA
TIA
N
Prud
entia
lity
KU
AL
ITA
SQ
ualit
y
KeuntunganProfi t
Pertumbuhan BerkelanjutanSustainable Growth
Iman & TaqwaFaith & Self Alert
PersaudaraanBrotherhood
Bank Sampoerna7
NILAI-NILAI BANK SAMPOERNA
Kami menjadikan nilai-nilai kerja yang kami miliki sebagai modal
pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan serta menjadikan kami
berbeda, unik dan semakin dekat dengan konsumen. Kami adalah
cerminan nilai dalam sikap, karakter dan perilaku.
Ada 3 (tiga) Nilai yang menjadi Budaya Perusahaan Bank Sampoerna
antara lain :
NILAI DASAR Iman & Taqwa
Tetap menjaga iman dan taqwa
Persaudaraan
Senantiasa menjaga hubungan baik dengan mengedepankan
persahabatan dan persaudaraan.
NILAI INTI Kerja keras dan kerja cerdas
- Melaksanakan pekerjaan dengan komitmen memberikan
yang terbaik.
- Selalu bersemangat dan bertekad untuk senantiasa terus
memberikan hasil yang lebih baik.
- Mengutamakan kepentingan Perusahaan diatas kepentingan
pribadi.
Kehati-hatian
Melaksanakan pekerjaan dengan senantiasa mengutamakan
prinsip kehati-hatian sesuai dengan koridor peraturan yang
berlaku.
Kualitas
Mengedepankan kualitas terbaik dalam memberikan pelayanan
dan dalam melaksanakan pekerjaan.
Integritas
- Menjaga integritas dalam pelaksanaan pekerjaan dengan
menjunjung tinggi peraturan eksternal dan peraturan
Perusahaan yang berlaku.
- Menyatakan fakta apa adanya secara transparan dan jujur
dengan tetap menjaga rahasia Perusahaan.
- Mendukung Perusahaan dalam menjalankan praktik bisnis
yang beretika.
NILAI HASIL Keuntungan
- Senantiasa berkontribusi untuk memberikan manfaat
kepada Perusahaan dan masyarakat serta nasabah dan
pemangku kepentingan lainnya.
Pertumbuhan Berkelanjutan
- Mendorong pengembangan diri, kepribadian, karakter
dan kemampuan pribadi untuk memberikan kontribusi
terhadap perusahaan.
- Memiliki pikiran dan hati yang positif serta memandang
optimis terhadap perubahan yang mendorong pertumbuhan
berkelanjutan.
VALUES OF BANK SAMPOERNAWe address our work ethics as a fundamental business development which places us distinctively and closer to the customers. We stand as a refl ection of values towards attitude, character and behavior.
Th ree values of the Corporate Cultures are:
BASIC VALUES Faith & Self Alert
Upholding faith and self alert Brotherhood
Always maintaining good relationship by promoting friendship and brotherhood.
CORE VALUES Hard and Smart Work
- Carrying duty by committing to deliver the best.
- Always enthusiast and determined to give a better result.
- Prioritizing interest of the Company beyond personal interest.
PrudentialityCarrying every duty by upholding prudent principle based on prevailing regulation.
QualityPromoting best quality in delivering service and carrying duty.
Integrity - Preserving integrity in performing task by upholding prevailing
external and corporate regulations.
- Declaring fact transparently and honestly by preserving confi dentiality of the Company.
- Assisting the Company in executing ethical business practice.
RESULT VALUES Profi t
- Always contributes to deliver benefi t to the Company, society and customers as well as other stakeholders.
Sustainable Growth - Encourage self-development as well as personality, character
and capability to contribute to the Company.
- Developing positive mind and heart and optimistic toward any changes which may encourage sustainable growth.
NILAI-NILAI, PERILAKU DAN ESENSI Bank Sampoerna
CORPORATE VALUES, CODE OF CONDUCTS AND ESSENTIAL of Bank Sampoerna
Laporan Tahunan 2013 8
PERILAKU BANK SAMPOERNA
Kami mudah dikenali karena kehadiran perilaku yang menjunjung
tinggi nilai pelayanan, penghargaan, semangat yang mengapresiasi
keunikan setiap individu, serta efektifitas dan produktifitas dalam
berkarya.
Ramah, Santun, Hangat
- Bersikap ramah, menjunjung adat istiadat dan sopan santun
- Menjadi pribadi yang hangat dan bersahabat
Tulus dan Jujur
- Melaksanakan pekerjaan dengan ketulusan dan keikhlasan
- Mengutamakan kejujuran dan senantiasa menjaga kesesuaian
berkata, bersikap dan bertindak
Sikap Selalu Bisa
- Selalu mengupayakan yang terbaik dalam menghadapi
tantangan dan setiap pekerjaan yang diberikan.
- Senantiasa berpikiran optimis dalam menghadapi tantangan
tersebut ataupun dalam menghadapi pekerjaan ataupun
permasalahan.
Proaktif
- Proaktif dalam setiap kegiatan Perusahaan dan dalam
setiap pekerjaan yang diberikan dengan senantiasa berupaya
maksimal menyelesaikan pekerjaan ataupun target yang
diberikan.
Memberikan Solusi, bukan Mengeluh
- Bersikap proaktif dalam menyampaikan solusi atas
permasalahan yang dihadapi dengan tetap mengedepankan
integritas dan asas kepatuhan serta prinsip kehati-hatian.
- Menyampaikan saran dengan santun dan etika sosial yang
baik.
- Tidak menyampaikan keluhan yang tanpa mendasar dan
tanpa alasan, serta tidak menyampaikan keluhan melalui
cara dan media yang tidak benar.
Komunikasi Efektif, Jelas, Singkat dan Meyakinkan.
- Berkomunikasi secara aktif dengan melakukan komunikasi
yang efektif, jelas, singkat dan meyakinkan serta penuh
dengan keterbukaan.
- Menyampaikan komunikasi secara lisan ataupun tertulis
secara dua arah dengan mengedepankan prinsip
profesionalitas dan kesetaraan hak asasi.
- Tidak menyebarkan kabar tidak benar atau tanpa fakta,
atau yang sifatnya rumor, isu, gosip yang dapat menyebabkan
pencemaran nama baik, fitnah.
- Senantiasa mengkomunikasikan hal positif mengenai
Perusahaan kepada masyarakat, nasabah dan seluruh
pemangku kepentingan perusahaan.
CODE OF CONDUCT OF BANK SAMPOERNAWe are easily recognized for our code of conduct, which respects the prominent value of service, rewards, spirit to appreciate the personal’s signifi cance, as well as eff ectiveness and productivity in performance delivery.
Friendly, Respectful, Warm - Friendly, upholds cultural values and politeness. - Warm and friendly personality.
Sincere and Honest - Carry every duty with sincerity. - Promote honesty and conformity among words, action and
attitude.
"Can Do” Attitude - Best attempts in overcoming challenge in every task. - Optimistic in overcoming challenge or duty or issues.
Proactive - Proactive in every corporate activities and every task given
by striving optimally to accomplish duty or target as determined.
Giving Solution, Not Complaining - Proactive in disclosing solution of issues by promoting
integrity as well as principle of compliance and prudent.
- Addressing advise under politeness and appropriate social ethics.
- Not irresponsibly and irreasonably complaining, or delivering complaint through inappropriate way and channel.
Eff ective, clear, brief and convincing communication - Actively communicate by establishing eff ective, clear, brief
and convincing as well as transparent communication.
- Address two way verbal or written communication by upholding professionalism principle and human rights equality.
- Not disseminating irrelevant or less factual, or rumour, news, issues, gossips which may harm reputation or slander.
- Communicate positive information regarding the Company to public, customers and stakeholders.
Bank Sampoerna9
ESENSI BANK SAMPOERNA
Kami percaya dan memegang teguh keyakinan bahwa kami mampu
mewujudkan nilai-nilai inti dan profesionalisme di dunia perbankan
dengan penuh rasa tanggung jawab dan didukung oleh seluruh
esensi yang kami miliki.
Keuntungan dan Investasi
Menjadi perusahaan yang memberikan manfaat kepada
nasabah, masyarakat dan segenap pemangku kepentingan
melalui produk dan layanan yang menawarkan berbagai
keuntungan dan invetasi.
Pencapaian Bersama
Bersama dengan karyawan, nasabah, masyarakat dan segenap
pemangku kepentingan perusahaan untuk mencapai prestasi
terbaik.
Pertumbuhan
Menjadi perusahaan dengan kinerja keuangan yang terus
bertumbuh dengan baik, sehat dan berorientasi pada
pertumbuhan yang berkelanjutan.
Pengelolaan risiko
Menjadi perusahaan yang mengedepankan manajemen risiko
yang terintegrasi pada setiap aktivitas perusahaan dan pada
setiap tingkatan organisasi di perusahaan.
Operasi yang berkualitas
Menjadi perusahaan dengan operasional perbankan yang
efektif, efisien dan terintegrasi.
Kepatuhan dan Pengendalian
Melaksanakan pengelolaan perusahaan yang baik dengan
senantiasa menerapkan kepatuhan pada Perundang-undangan,
Peraturan dan Ketentuan yang berlaku serta menerapkan
pengendalian internal yang baik.
Gotong Royong
Mengedepankan prinsip gotong royong dan kerjasama yang
saling membangun dengan semua pihak guna mencapai
tujuan bersama.
Niat dan perbuatan yang baik
Melaksanakan setiap kegiatan perusahaan pada setiap tingkatan
dengan tujuan dan niat yang tulus yang diwujudkan dengan
perbuatan yang membawa kebaikan dan manfaat kepada
semua.
ESSENTIAL OF BANK SAMPOERNAWe believe and fi rmly committed to actualize core values and professionalism in banking industry with responsibility and supported by every essential.
Profi t and InvestmentTo become a company which delivers benefi t to customers, society and stakeholders through various products and services which off er benefi ts and investment.
Mutual AchievementIn conjunction with the employees, the customers, society and stakeholders to achieve best performance.
GrowthTo become a Company with positively growing, sound and sustainable growth oriented fi nancial performance.
Risk ManagementTo become a Company which promotes integrated risk management in every corporate activity and every organization in the Company.
Quality OperationalTo become a Company with eff ective, effi cient and integrated banking operational.
Compliance and AuditTo carry appropriate management of the Company by complying with prevailing regulation, law and provision as well as implementing adequate internal audit.
PartnershipUpholding mutual benefi ciary principle of the partnership and cooperation with every party to achieve common goals.
Good Will and AttitudeCarry over any corporate activity in every level with sincere intention and purpose which is realized through noble and benefi ciary action.
NILAI-NILAI, PERILAKU DAN ESENSI Bank Sampoerna
CORPORATE VALUES, CODE OF CONDUCTS AND ESSENTIAL of Bank Sampoerna
Laporan Tahunan 2013 10
SEKILAS Bank Sampoerna
About Bank Sampoerna
Bank Sampoerna (d/h Bank Dipo Internasional) didirikan tanggal
27 September 1990 berdasarkan Akte Notaris Ny. Susana Zakaria,
S.H., No. 95 dengan nama PT Dipo Internasional Bank. Anggaran
Dasar (AD) Bank telah disetujui Menteri Kehakiman Republik
Indonesia tanggal 17 Desember 1990 melalui Surat Keputusan
No.C2-6534.HT.01.01 Th.90 dan telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 439, Tambahan No.13 tanggal
13 Februari 1991.
Bank beroperasi secara komersial tanggal 9 September 1991 sesuai
izin usaha yang diberikan Menteri Keuangan Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan No.668/KMK.013/1991 tanggal 1 Juli 1991.
Bank Sampoerna (d/h Bank Dipo Internasional) was established on September 27, 1990, based in the Notarial Deed of Mrs. Susana Zakaria, S.H., No. 95 under the name of PT Dipo International Bank. Th e Article of Association of the Bank was approved by Minister of Justice Republic of Indonesia dated December 17, 1990 through Decision Letter No.C2-6534.HT.01.01 Th .90 and was announced in the State Gazette of Republic of Indonesia No. 439, Appendix No.13, dated February 13, 1991.
Th e Bank kicked off its commercial operation on September 9, 1991, based on the license of Ministry of Finance of Republic of Indonesia through Decision Letter No. 668/KMK.013/1991 dated July 1, 1991.
Jejak SejarahTHE HISTORY
Bank Sampoerna11
Berdasarkan Akte Notaris Ricardus Nangkih Sinulingga, S.H., No.68
tanggal 5 Februari 1996 dan Akte Notaris Haji Muhammad Afdal
Gazali S.H., No.302 tanggal 16 Oktober 1997 dilakukan perubahan
nama Bank menjadi PT Bank Dipo Internasional sekaligus penyesuaian
Anggaran Dasar Bank sesuai Undang-Undang No.1 tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas (PT). Perubahan tersebut telah disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 17 Desember
1997 melalui Surat Keputusan No. C2-13320.HT.01.04. Th 97 dan
diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No.5675,
Tambahan No.80 tanggal 6 Oktober 1998.
Tanggal 5 Februari 2008, PT Pahalamas Sejahtera yang merupakan
pemegang saham pengendali PT Bank Dipo Internasional
menandatangani Perjanjian Pembelian dan Penjualan Saham
Bersyarat (CSPA) dengan Grup Sampoerna Strategic melalui Orient
Distributions Network Pte. Ltd, terkait pembelian saham PT Bank
Dipo Internasional.
Berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum Luar Biasa (RUPSLB) Para
Pemegang Saham Bank No. 65 tanggal 22 Mei 2008 yang dibuat
dihadapan Notaris Arikanti Natakusumah,SH., telah dilakukan
perubahan modal dasar Bank menjadi Rp400 miliar, sekaligus
dilakukan penyesuaian Anggaran Dasar Bank sesuai Undang-
Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT).
Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU.31043.
AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 6 Juni 2008.
Pada periode tersebut, krisis keuangan global terjadi dan Para
Pihak sepakat untuk menunda proses akuisisi. Pada periode
penundaan tersebut, Grup Sampoerna Strategic tetap membantu
para pengusaha UMKM dengan membangun bisnis di bidang
finansial melalui pendirian Koperasi Mitra Sejati (Sahabat UKM)
pada tahun 2008.
Dalam periode 2008-2010 perkembangan dan pertumbuhan
Sahabat UKM cukup signifikan dan mampu bersaing dengan
lembaga keuangan lainnya. Pada periode tahun tahun 2009-2013,
Sahabat UKM telah memiliki 118 kantor yang tersebar di Jakarta,
Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Selatan.
Paska krisis keuangan global ditahun 2010 para pihak sepakat
untuk melanjutkan proses akuisisi terhadap PT Bank Dipo Internasional.
Bersamaan dengan itu secara paralel juga telah dilakukan perubahan
pihak yang mengakuisi saham Bank dari Orient Distribution Network
Pte. Ltd. kepada PT Sampoerna Investama. Pada bulan Mei 2011,
proses akuisisi telah diselesaikan.
Based on the Notarial Deed prepared by Ricardus Nangkih Sinulingga, S.H., No. 68 dated February 5, 1996 and Notarial Deed prepared by Haji Muhammad Afdal Gazali S.H., No. 302 dated October 16, 1997, the Bank confi rmed to change its name into PT Bank Dipo Internasional as well as confi rmed an amendment to the Bank’s Article of Association with reference to Law No.1 of 1995 about Limited Liability Company (PT). Th e name change was agreed by Minister of Justice of Republic of Indonesia on December 17, 1997, through a Decision Letter No. C2-13320.HT.01.04. Th 97 and was already announced in the State Gazette of Republic of Indonesia No.5675, Appendix No.80 dated October 6, 1998.
On February 5, 2008, PT Pahalamas as the Controlling Shareholderof PT Bank Dipo Internasional signed a Conditional Sale and Purchase Agreement (CSPA) with Sampoerna Strategic Group through Orient Distributions Network Pte. Ltd,, regarding the acquisition of PT Bank Dipo Internasional’s stake.
Based on the Minutes of Extraordinary Shareholders Meeting (EGMS) of the Bank’s shareholders No. 65 dated May 22, 2008 which prepared in front of Arikanti Natakusumah,SH., a Notary, the Bank confi rmed the change in the Authorized Capital to Rp400 billion, as well as confi rmed an amendment to the Bank’s Article of Association according to Law No. 40 of 2007 about the Limited Liability Company. Th e amendment was agreed by Minister of Justice and Human Rights of Republic of Indonesia through a Decision Letter No. AHU.31043.AH.01.02 of 2008 dated June 6, 2008.
In this period, the global fi nancial crisis hit the world, include Indonesia, so the Parties agreed to pospone the acquisition process. During the period Sampoerna Strategic Group continued helping the micro and SME entrepreneurs by establishing a fi nancial business which was managed under Mitra Sejati Cooperative (Sahabat UKM) in 2008.
In the period of 2008-2010, Sahabat UKM is a respected cooperative among other fi nancial institution experienced a vast development and growth and in fact could compete with the other fi nancial institutions. During 2009-2013, Sahabat UKM managed 118 offi ces in Jakarta, East Java, Sumatera, Kalimantan and South Sulawesi.
Post global fi nancial crises in 2010, the parties agreed to continue the acquisition process of PT Bank Dipo Internasional.
In parallel, there was a handover in term of the acquiring party, from Orient Distribution Network Pte. Ltd. to PT Sampoerna Investama. In May 2011, the Company through PT Sampoerna Investama completed the acquisition process.
Jejak Sejarah / The History
Laporan Tahunan 2013 12
PERUBAHAN NAMA BANK
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa No.52 tanggal 28 Desember 2011
dari Notaris Ashoya Ratam, SH., MKn, telah disetujui perubahan
nama Perseroan dari semula bernama PT Bank Dipo Internasional
menjadi PT Bank Sahabat Sampoerna, termasuk perubahan logo
Bank yang mencerminkan logo Grup Sampoerna Strategic.
Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
No. AHU-02080.AH.01.02, tanggal 13 Januari 2012 dan Surat
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 14/7/KEP.GBI/2012 tanggal
22 Februari 2012.
Kantor Pusat Bank berlokasi di gedung Sampoerna Strategic Square,
lantai Mezzanine Menara Utara, Jl. Jend. Sudirman Kav. 45 Jakarta,
12930 dan memiliki 6 (enam) kantor cabang yang tersebar di
Jakarta, Medan, Pekanbaru, Palembang, Surabaya dan Bandung.
Cabang Bandung baru beroperasi di bulan Juli 2013 sebagai bentuk
perluasan dan ekspansi jaringan kantor untuk peningkatan bisnis.
Disamping itu terdapat 5 (lima) kantor cabang pembantu di Jakarta,
yaitu kantor cabang pembantu di Bandengan, Pecenongan, Kelapa
Gading, Matraman dan Fatmawati.
MENSINERGIKAN BANK DENGAN KOPERASI
Sesuai dengan misi Bank, maka pada bulan Agustus 2011, aktivitas
Bank dan Koperasi disinergikan untuk mendukung pertumbuhan
portofolio kredit Bank melalui program Asset buying dengan tetap
mengedepankan aspek kehati-hatian. Program Asset buying antara
Bank dan Koperasi ini membuktikan sikap konsisten dan kesungguhan
Sampoerna Financial Group dalam mendukung pemberdayaan
sektor UMKM di Indonesia.
Grup Sampoerna Strategic juga menyatakan komitmennya dalam
mendukung Sampoerna Financial Group untuk tumbuh dan
berkembang serta dapat bersaing di pasar yang memang ditekuni.
TRANSFORMATION OF BANK’S NAMEBased on the Statements Beyond the Decision of Extraordinary Meeting of Shareholders No.52 dated December 28, 2011 prepared by Notaris Ashoya Ratam, SH., MKn, a Notary it was agreed to change, the Bank’s name from PT Bank Dipo Internasional to PT Bank Sahabat Sampoerna. Which include the change of the Bank’s Identity (logo) to refl ect the Group Sampoerna Strategic logo.
Th e change was approved by Minister of Justice and Human Rights of Republic of Indonesia through Decision Letter No. AHU-02080. AH.01.02, dated January 13, 2012 and Decision Letter of the Central Bank’s Governor No. 14/7/KEP.GBI/2012 dated February 22, 2012.
Th e Bank is headquartered at Sampoerna Strategic Square, mezzanine fl oor on Jl Jend. Sudirman Kav. 45 Jakarta, 12930, and has 6 (six) branch offi ces in Jakarta, Medan, Pekanbaru, Palembang, Surabaya and Bandung branch, of which began its operation in July 2013, confi rming its successful network expansion to boost the business. In the meantime, there are 5 (fi ve) sub branch offi ces in Jakarta, located at Bandengan, Pecenongan, Kelapa Gading, Matraman and Fatmawati.
COLLABORATION WITH COOPERATIVEIn accordance to the Bank’s mission, in August 2011, the Bank synergized its activities with the Cooperative to support the growth of credit portfolios through asset buying program with prudenced as a priority aspects. Th e asset buying program between Bank and Cooperative is showing the consistency and willingness of Sampoerna Financial Group in supporting the development of Micro and SMEs in Indonesia.
Sampoerna Strategic Group also states its commitment to extend its big support to the Sampoerna Financial Group to continue growing and expanding and at the end be ready to compete in the fi nancial market.
Bank Sampoerna13
Komposisi Dan INFORMASI Pemengang SAHAM
Bank Sampoerna
COMPOTITION AND INFORMATION OF BANK SAMPOERNA’S SHAREHOLDERS
KOMPOSISI PEMEGANG SAHAM
Sesuai dengan Sirkuler Keputusan Pemegang Saham perihal
Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Sahabat Sampoerna yang
tertuang dalam Akta Nomor 49 tanggal 27 Agustus 2013 yang
dibuat dihadapan Notaris Aryanti Artisari, S.H.,M.Kn, telah terdapat
perubahan pemegang saham baru dan komposisi saham yang
dimiliki yaitu sebagai berikut :
1. PT SAMPOERNA INVESTAMA yang memiliki sejumlah 272.000.000
saham dengan nominal saham secara keseluruhan sebesar
Rp272.000.000.000 atau sama dengan 81%.
2. PT Cakrawala Mulia Prima yang memiliki sejumlah 60.444.444
saham dengan nominal saham secara keseluruhan sebesar
Rp60.444.444.000 atau sama dengan 18%.
3. Ekadharmajanto Kasih yang memiliki sejumlah 3.358.025 saham
dengan nominal saham secara keseluruhan sebesar
Rp3.358.025.000 atau sama dengan 1%.
Rapat juga menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan
disetor Perseroan dari sebelumnya berjumlah Rp335.802.469.000,-
menjadi berjumlah Rp420.000.000.000,- dengan menerbitkan
84.197.531 saham baru dari portofolio Perseroan, masing-masing
dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham.
Sehingga dengan demikian terhitung sejak efektifnya peningkatan
modal ditempatkan dan disetor dalam Perseroan tersebut, susunan
pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut :
No Pemegang Saham/ ShareholdersJumlah Lembar Saham
Total Shares
Nilai Saham
Par Value
Modal ditempatkan dan disetor
Paid-in Capital
1. PT SAMPOERNA INVESTAMA 340.200.000 1.000,- 340.200.000.000
2. PT CAKRAWALA MULIA PRIMA 75.600.000 1.000,- 75.600.000.000
3. EKADHARMAJANTO KASIH 4.200.000 1.000,- 4.200.000.000
Total 420.000.000 1.000,- 420.000.000.000
Dari struktur kepemilikan saham tersebut, PT Sampoerna Investama
bertindak sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP) dengan
Ultimate Shareholders, yaitu:
1. Michael J. Sampoerna : 99,9%
2. Ekadharmajanto Kasih : 0,1%
Dari komposisi kepemilikan saham tersebut tidak terdapat porsi
kepemilikan saham yang dimiliki oleh Dewan Komisaris, Direksi
maupun Pejabat Eksekutif Bank.
COMPOSITION OF SHAREHOLDERSPursuant to Circular Decision of Shareholders regarding amendment of Articles of Associations of PT Bank Sahabat Sampoerna as stated on Deed No. 49 dated August 27, 2013 made in presence of Notary Aryanti Artisari, SH., M.Kn, declared new shareholders and composition of shares, as follows:
1. PT SAMPOERNA INVESTAMA which owns 272,000,000 shares with overall par value of Rp272,000,000,000 or equal to 81%.
2. PT Cakrawala Mulia Prima which owns 60,444,444 shares with overall par value of Rp60,444,444,000 or equal to 18%.
3. Ekadharmajanto Kasih who owns 3,358,025 shares with overall par value of Rp3,358,025,000 or equal to 1%.
Th e shareholder meeting also approved to increase paid - in capital of the Company from prior of Rp335,802,469,000 to Rp420,000,000,000 by issuing new shares of 84,197,531 shares from Company’s portfolio, each with par value of Rp1,000 per shares.
Since the eff ective implementation of increasing paid-in capital, composition of shareholders was transformed, as follows:
From the above composition of share ownership, PT Sampoerna Investama acts as the Controling Shareholder with Ultimate Shareholders, as follows:
1. Michael J. Sampoerna : 99.9%2. Ekadharmajanto Kasih : 0.1%.
Th e composition of share ownership does not consist of shares which is owned by Board of Commissioners, Board of Directors and Executives of the Bank.
Laporan Tahunan 2013 14
PERKEMBANGAN MODAL DISETOR
Pemegang Saham memiliki komitmen untuk melakukan setoran
modal sebesar Rp100 miliar setiap tahun sampai dengan tahun
2015. Hal ini sebagai perwujudan dukungan sepenuhnya terhadap
pertumbuhan Bank Sampoerna saat ini dan di masa yang akan
datang. Berikut adalah perkembangan dari modal ditempatkan
dan disetorkan penuh :
Tahun
Year
Dasar Hukum Penambahan Modal Disetor
Legal Basis of Additional Paid-in Capital
Jumlah Modal Disetor
Total Paid-in Capital
2011
Berdasarkan Akta Akuisisi No. 78, dari Notaris Sutjipto , S.H., MKn, tanggal 9 Mei 2011, saham Bank telah diakuisisi
oleh PT Sampoerna Investama (Grup Sampoerna Strategic) sebesar 85% dan PT Pahalamas Sejahtera sebesar
15% sesuai dengan Akte Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.52 tanggal 9 Juni 2011 dari Notaris
Sutjipto , S.H., MKn
Based on Acquisition Deed No. 78, from Notary Sutjipto, SH., M.KN., dated May 9, 2011, shares of the Bank had been acquired by PT Sampoerna Investama (Sampoerna Strategic Group) in amount of 85% and PT Pahalamas Sejahtera in amount of 15% base on to Deed of Shareholders Decision No. 52 dated June 9, 2011 from Notary Sutjipto, S.H., M.KN:
Rp120.000.000.000
2011
Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 20 tanggal 15 Desember
2011 dari Notaris Ashoya Ratam, S.H., MKn, para pemegang saham menyetujui dan memutuskan meningkatkan
modal ditempatkan dan disetor menjadi 220 juta saham dengan nilai nominal Rp220.000.000.000 (dua ratus
dua puluh miliar rupiah).
Circular Deed of Extraordinary General Meetings of Shareholders No. 20 dated December 15, 2011 from Notary Ashoya Ratam, SH., M.Kn., the shareholders approved and decided additional paid-in capital to 220 million shares with value of Rp220,000,000,000 (two hundred and twenty billion rupiah).
Rp220.000.000.000
2012
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) tanggal 3 Desember 2012 telah memutuskan untuk
melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp305.000.000.000 (tiga ratus lima
miliar rupiah).
Extraordinary General Meetings of Shareholders (EGMS) dated December 3, 2012 decided to increase paid-in capital to Rp305,000,000,000 (three hundred and fi ve billion rupiah).
Rp305.000.000.000
2013
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) tanggal 18 Desember 2013 telah memutuskan untuk
melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp420.000.000.000 (Empat Ratus
Dua Puluh Miliar Rupiah).
Extraordinary General Meetings of Shareholders (EGMS) dated December 18, 2013 has decided to increase additional paid in capital to Rp420,000,000,000 (four hundred and twenty billion rupiah).
Rp420.000.000.000
HUBUNGAN KEPEMILIKAN SAHAM DEWAN
KOMISARIS, DIREKSI DAN PEMEGANG SAHAM
DALAM KELOMPOK BANK
Kepemilikan saham Bank telah berubah sejak tanggal 9 Mei 2011
dengan masuknya Grup Sampoerna Strategic melalui PT Sampoerna
Investama yang telah mengakuisisi 85% saham Bank yang selanjutnya
telah mengalami perubahan sebagaimana telah dijelaskan.
Dewan Komisaris dan Direksi adalah para profesional yang tidak
terkait pertalian saudara hingga derajat kedua dengan para
pemegang saham.
CHANGES IN PAID-IN CAPITALTh e shareholders hold commitment to place additional investment of Rp100 billion per annum until 2015, as a realization of full support towards current and future growth of Bank Sampoerna. Following are changes in paid-in capital:
SHARE OWNERSHIP OF BOARD OF COMMISSIONERS, BOARD OF DIRECTORS AND SHAREHOLDERS IN THE BANKS’ GROUPTh e shares ownership of the Bank has changed since May 9th, 2011, following the shares of Sampoerna Strategic Group through PT Sampoerna Investama which acquired 85% of the Bank’s shares as explained above.
Board of Commissioners and the Board of Directors are professional parties without family relation until second tiers to the shareholders.
Bank Sampoerna15
Tabel Hubungan Kepemilikan Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Dalam Kelompok Usaha
per 31 Desember 2013
Table of Shareownership of Board of Commissioners, Board of Directors and Shareholders in the Banks’ Group as of December 31, 2013
NAMA PEMEGANG SAHAM BSS
Name of Shareholders
DOMISILI
Address
Nama Pemegang Saham
Name of Shareholders
JUMLAH SAHAM DI BSS
Total Shares of BSS NILAI SAHAM
Par ValueLEMBAR
Shares
PERSEN
Percent
PT Sampoerna Investama Sampoerna Strategic
Square, North Tower, Lantai
30, Jl, Jend, Sudirman Kav.
45-46 Jakarta 12930.
Michael Joseph Sampoerna 279.991
(99,9%)
Ekadharmajanto Kasih 9 (0,01%)
340.200.000 81 Rp340.200.000.000,-
PT Cakrawala Mulia Prima Jl. Raya Pasar Minggu, KM
18, Pejaten Barat Pasar
Minggu, Jakarta Selatan
Amanda Cipta Persada 123.999 (99,99%)
Budiyanto Djoko Susanto 1 (0,01%)
75.600.000 18 Rp75.600.000.000,-
Ekadharmajanto Kasih Taman Kebon Jeruk Blok Q
1/6, RT 006 RW 012 Kel.
Srengseng, Kec. Kembangan
Jakarta Barat
- 4.200.000 1 Rp4.200.000.000,-
Total Saham PT Bank Sahabat
Sampoerna
420.000.000 100 Rp420.000.000.000,-
Hubungan kepemilikan Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang
Saham pada perusahaan-perusahaan Kelompok Usaha diuraikan
dalam tabel berikut :
Shares ownership among the Board of Commissioners, Board of Directors, and Shareholders in the Business Group as described on the following table:
No.
Nama / Name
Bank Sampoerna PT Sampoerna Investama PT Cakrawala Mulia Prima
Jabatan / PositionKepemilikan / (%)
Ownership/(%)Jabatan / Position
Kepemilikan / (%)
Ownership/(%)Jabatan / Position
Kepemilikan / (%)
Ownership/(%)
1 PT Sampoerna Investama PS/Shareholder 81,00
2 PT Cakrawala Mulia Prima PS/Shareholder 18,00
3 Michael J Sampoerna PS/Shareholder 99,99
4 Ekadharmajanto Kasih PS/Shareholder 1,00 PS/Shareholder 0,01
5 Budiyanto Djoko Susanto PS/Shareholder 0,01
6 Amanda Cipta Persada PS/Shareholder 99,99
7 Budi S Halim Komut/ President Commissioner -
8 A. Putranto Kom/ Commissioner -
9 Adiwarman A. Karim Kom Ind/ Independent Commissioner -
10 Roy Sugihardja Wiradharma Kom Ind/ Independent Commissioner -
11 Indra W Supriadi Dirut/ President Director -
12 Agresius R Kadiaman Dir/ Director -
13 Ganda Rahaja Rusli Dir/ Director -
14 Setyo Dwitanto Dir Kep/ Compliance Director -
Keterangan/Description :
PS : Pemegang Saham/ShareholderKomut : Komisaris Utama/President CommissionerKom : Komisaris /Commissioner
Kom Ind : Komisaris Independen/Independent CommissionerDirut: Direktur Utama/President DirectorDir : Direktur/DirectorDir Kep : Direktur Kepatuhan/Compliance Director
Komposisi Dan INFORMASI Pemengang SAHAM Bank Sampoerna
Compotition And INFORMATION OF BANK SAMPOERNA’S SHAReHolders
Laporan Tahunan 2013 16
Tonggak Sejarah
Milestone
September 1990Bank Dipo didirikan oleh PT Pahalamas Sejahtera dengan status sebagai bank non devisa.
September 1990Bank DIPO was founded byPT Pahalamas Sejahtera as non-foreign exchange bank.
Mei 2011 Akuisisi 85% saham Bank Dipo Internasional oleh PT Sampoerna Investama, 15% sisanya masih tetap dimiliki oleh PT Pahalamas Sejahtera.
May 2011Acquisition of 85% shares by Bank Dipo Internasional byPT Sampoerna Investama, outstanding of 15% is still owned by PT Pahalamas Sejahtera.
Mei - Desember 2011 Proses transisi dan integrasi Bank paska akuisisi.
May – December 2011Post-acquisition transition and integration phase.
January 2012Transformation of Bank’s management to achieve new vision and mission.
Januari 2012 Perubahan manajemen Bank untuk pencapaian visi dan misi yang baru.
Februari 2012Persetujuan Bank Indonesia atas perubahan nama dan logo Bank menjadi Bank Sampoerna dan pemindahan kantor Pusat ke Gedung Sampoerna Strategic Square.
February 2012Approval from Bank Indonesia regarding the changes of name and logo of the Bank as Bank Sampoerna and Head Office relocation to Sampoerna Strategic Square Building.
Mei 2012 Peresmian dan peluncuran (grand launching) Bank Sampoerna.
May 2012Inauguration and grand launching of Bank Sampoerna.
Oktober 2012 Pembukaan Cabang Palembang dan Surabaya.
October 2012Grand launching of Palembang and Surabaya Branch Offices.
Desember 2012 Peluncuran layanan ATM dan ATM Call Center.
December 2012Launching of ATM and ATM Call Center service.
Juli 2013 Grand Launching Bank S a m p o e r n a c a b a n g Bandung.
July 2013Grand Launching, Bandung Branch Office.
Agustus 2013 Perubahan Komposisi Pemegang Saham PT Bank Sahabat Sampoerna.
August 2013Changes in shareholders composition of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Bank Sampoerna17
LINE OF BUSINESS:Referring to the Article 3 of the Article of Association, the Bank’s goals and objectives are to build a banking business with scope as follows:
1. To provide conventional banking products and services, but not limited to the micro, small and medium businesses. In the future, Bank Sampoerna is planning to operate a sharia banking unit.
2. Cooperation with other non-fi nancial institutions yet not limited to the strategic alliance, joint fi nancing, asset buying, chanelling and other arrangement with the cooperatives, rural credit bank (BPR) and other fi nancial institutions.
3. To provide the technical and fi nancial access to the micro, small and medium enterprises.
4. To conduct other banking activity according to the applying rules and regulations.
Kegiatan Usaha
Line of Business
KEGIATAN USAHA :
Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan Perusahaan
adalah berusaha di bidang perbankan dengan ruang lingkup
kegiatan meliputi :
1. Menyediakan produk-produk dan pelayanan perbankan
konvensional, tetapi tidak terbatas pada usaha mikro, kecil dan
menengah. Kedepannya, Bank Sampoerna berencana untuk
memiliki unit usaha syariah.
2. Bekerjasama dengan lembaga non keuangan lainnya akan
tetapi tidak terbatas pada aliansi strategis, kegiatan pembiayaan
bersama melalui Asset buying, chanelling, joint financing dan
pengaturan pelaksanaan lainnya dengan koperasi, Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) dan lembaga keuangan lain.
3. Memberikan akses teknis dan finansial kepada pengusaha
mikro, kecil dan menengah.
4. Melakukan kegiatan perbankan lainnya sesuai dengan ketentuan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Line of Business
Laporan Tahunan 2013 18
Produk dan LayananProducts and Services
Bank Sampoerna memiliki komitmen tinggi untuk memperkuat
bisnis mikro, kecil dan menengah di Indonesia. Saat ini Bank
Sampoerna memberikan layanan cepat tanggap sesuai dengan
kebutuhan nasabah, yaitu :
PRODUK
Produk Pendanaan
Giro
Simpanan dana pihak ketiga dalam rupiah yang penarikannya
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah
pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan.
Tabungan
Simpanan dana pihak ketiga dalam rupiah yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan kartu ATM
atau form penarikan.
Deposito Berjangka
Merupakan simpanan berjangka dalam mata uang rupiah
dengan bunga menarik dan berbagai keuntungan lainnya.
Produk Pinjaman
Pinjaman Modal Kerja
Merupakan kredit yang diberikan untuk tujuan memenuhi
kebutuhan dana perusahaan dalam membiayai operasional
sehari-hari dengan jangka waktu maksimal 1 (satu) tahun /
jangka pendek, misalnya untuk pembiayaan piutang dan
pembelian bahan baku / inventory.
Pinjaman Investasi
Merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai pembelian
barang modal (capital expenditure) yang diperlukan perusahaan
untuk menunjang usahanya dengan jangka waktu lebih dari
1 tahun / jangka panjang, misalkan investasi dalam pembelian
aktiva tetap.
Bank Sampoerna is highly committed to empower micro, small and medium enterprises in Indonesia. Up to present, Bank Sampoerna provides responsive services based on customers’ needs, as follows:
PRODUCTSFunding Products
Current AccountsA third party fund saving in Rupiah which can be withdrawn at any time by using cheque, instruction letter or transfer.
Saving AccountA third party fund saving in Rupiah with withdrawal at any time by using ATM card or withdrawal form.
Time DepositA time deposit in Rupiah with competitive interest rate and other benefi ts.
Loan Products Working Capital Loan
A loan which purpose is to fi nance everyday day operations of a company with maximum maturity of 1 (one) year/short term, such as receivable fi nancing and inventory purchase
Investment LoanA loan which purpose is to fi nance capital expenditure which is required by a company in supporting its business with maturity more than 1(one) year/long term fi xed assets acquisition.
Bank Sampoerna19
Pinjaman Konsumtif
Fasilitas kredit yang dapat dipergunakan untuk pembelian
barang-barang konsumtif dengan jangka waktu pengembalian
kredit yang telah ditentukan.
Bank Garansi
Fasilitas pembukaan Bank Garansi sesuai dengan permintaan
nasabah dalam rangka memberikan jaminan kepada pihak
ketiga berdasarkan kontrak baik untuk jaminan Tender, Jaminan
Pelaksanaan Pekerjaan maupun Jaminan Uang Muka.
Produk Jasa
Inkaso
Kiriman Uang
Kliring
Layanan lain
Safe Deposit Box
Jasa penyewaan kotak penyimpanan harta atau surat-surat
berharga yang untuk memberikan rasa aman bagi penggunanya.
ATM bekerjasama dengan jaringan Prima
Bank Sampoerna memiliki sebanyak 11 mesin ATM yang
terdapat di seluruh cabang Bank Sampoerna di 5 kota seluruh
Indonesia. ATM Bank bekerjasama dengan jaringan ATM Prima
yang menyediakan akses pada lebih dari 67.000 ATM di Indonesia.
ATM Call Center
Bank Sampoerna menyediakan layanan perbankan 24 Jam
sehari 7 hari seminggu yang dapat diakses dengan menghubungi
nomor telepon spesial Bank yaitu 500035, yang akan
menghubungkan nasabah dengan Call Center.
Consumer LoanA loan facility which can be used to purchase consumer goods under determined loan settlement.
Bank Guarantee A Bank Guarantee facilitiy opening base on customers’ request to provide assurance to third party based on contract for Guarantee of Tender, Project Execution or Advance.
Service Products Cheque Collection Remittance Clearing
Other Services Safe Deposit Box
A service of safe deposit box lease for assets or securities to provide safety for the customers.
ATM on Prima NetworksBank Sampoerna is supported with 11 ATM machines in every branch of Bank Sampoerna in 5 cities nationwide. Th e ATM service is integrated with ATM Prima network which provides access to more than 67,000 ATM in Indonesia.
ATM Call CenterBank Sampoerna provides 24 hours 7 Days banking service which can be accessed by dialing Bank’s hotline of 500035 that will directly connect the customers with Call Center.
Produk dan Layanan /Products and Services
Laporan Tahunan 2013 20
Peristiwa Penting 2013Event Highlights 2013
Mei
Donasi pakaian layak pakai ke desa Ciawi Jawa Barat.
Juni
Penandatanganan Pengalihan Saham dari
PT. Pahalamas Sejahtera kepada PT. Cakrawala
Mulia Prima
Juli
Peresmian Pembukaan Bank Sampoerna
cabang Bandung.
September
Serving Day : Sehari bersama nasabah Onde-onde Banyumas.
MayDonated proper used clothes to the Ciawi Villages, West Java.
JuneSigning ceremony of Shares transfer from PT. Pahalamas Sejahtera to PT. Cakrawala Mulia Prima
JulyGrand Launching of Bank Sampoerna Bandung Branch Offi ce.
SeptemberServing Day: One Day with customers of Onde-Onde Banyumas.
Bank Sampoerna21
Manajemen dan Struktur Organisasi
Jajaran manajemen Bank Sampoerna terdiri dari para
profesional berpengalaman yang berintegritas tinggi.
Didominasi kalangan muda visioner yang siap bekerja
keras dan cerdas untuk menghasilkan berbagai inovasi
dan terobosan untuk melahirkan pola pengelolaan
yang lebih dinamis, lentur namun tetap prudent.
Keragaman latar belakang keahlian dan pengalaman
diharapkan dapat saling melengkapi sehingga membawa
Bank pada kondisi yang sehat dan dapat bersaing.
Untuk menjamin pelaksanaan tugas dengan tepat dan
efisien, Perusahaan telah memiliki struktur yang sesuai
dengan kebutuhan perkembangan usahanya.
Th e management of Bank Sampoerna is well-experienced highly integrated and professionals. Dominated by visionary young executives, the Bank’s management is ready to dedicate themselves to deliver innovative and breakthroughs to bring more dynamic, fl exible and prudent management. Carrying various expertise and experience, and are expected to support each other to lead the Bank into sound and competitive condition.
To ensure the implementation of duty in accurate and effi cient manners, the company established an organization structure which conforms with its business development.
Management and Organization Structure
Laporan Tahunan 2013 22
Struktur Organisasi 2013
Organization Structure 2013
Bank Sampoerna23
Jaringan kantor dan Mitra Usaha
Kantor Cabang/Branch Offi ces
Slipi
Gedung Wisma Sejahtera
Jl. S. Parman Kav. 75, Lt. 1, Jakarta Barat 11410
Telp. (021) 530 6360
Fax. (021) 530 6362, 530 6370
Surabaya, Jawa Timur
Jl. Diponegoro No. 73
Kel. Darmo, Kec. Wonokromo
Surabaya 60241
Telp. (031) 568 7157
Fax. (031) 567 8973
Medan, Sumatera Utara
Jl. Sutomo No. 27 D-E, Medan 20232
Telp. (061) 4565 666
Fax. (061) 453 0013
Pekanbaru, Riau
Jl. Tuanku Tambusai No. 391, Pekanbaru, 28282
Telp. (0761) 839 590-91
Fax . (0761) 839 589
Palembang, Sumatera Selatan
Jl. Jend. Sudirman Km. 4,5
Komplek Ruko Ario Kemuning No. 2
Palembang 30128
Telp. (0711) 56 101 77- 79
Fax. (0711) 56 101 80
Bandung
Jl. Pasir kaliki No. 175
Bandung
Telp. (022) 6047 223
Fax. (022) 6047 224
Kantor Cabang Pembantu/Sub Branch Offi ces
Pecenongan
Ruko Red Top Square
Jl. Pecenongan No. 72, Lt. 2 - 4, Jakarta Pusat 10120
Telp.021. 350 0091-94
Fax. 021. 350 1337-38
Kelapa Gading
Jl. Boulevar Raya Blok CN 3 No. 5, Jakarta Utara 14240
Telp. 021. 451 4581-83
Fax. 021. 451 45 80
Bandengan
Jl. Bandengan Utara No. 36, Lt. 1-3, Jakarta Utara 11240
Telp. 021. 691 3092-94
Fax. 021. 690 5425
Fatmawati
Jl. RS. Fatmawati No. 37, Jakarta Selatan
Telp. 021. 7591 3868
Fax. 021. 7591 0289
Matraman
Rukan Mitra Matraman
Jl. Matraman Raya No. 148 Lt. 1-4, Jakarta Timur 13320
Telp. 021. 8591 8030-31
Fax. 021. 8591 2488
Kantor Pusat/Head Offi cePT Bank Sahabat Sampoerna
Sampoerna Strategic Square, North
Tower, Mezzanine Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 45, Jakarta 12930
Telp. 021. 5795 1234, 5795 1515
Fax. 021. 5795 0626
Web. www.banksampoerna.com
Kantor Pusat & Cabang
Head Office and Branches
Office network and Partnership
Laporan Tahunan 2013 24
Mitra Usaha
Business Partner
Dalam rangka terus meningkatkan pelayanan kepada para nasabah,
Bank Sampoerna senantiasa menjalin kerjasama dengan bank-bank
lain sebagai mitra usaha, khususnya dalam kiriman uang dan
kegiatan inter bank money market.
Disamping itu, untuk meningkatkan kinerja operasional, di tahun
2013 Bank Sampoerna juga telah menjalin kerjasama dan bersinergi
dengan beberapa perusahaan di antaranya :
1. Beberapa Perusahaan Asuransi
2. PT Sigma Caraka
3. PT Rintis Sejahtera
4. PT Kelola Jasa Arta
5. Infomedia
To continuously improve service to the customers, Bank Sampoerna establishes partnership with other banks as business partners, particularly for money remittance and interbank money market services.
Th us, to improve operational performance, in 2013, Bank Sampoerna has also developed partnership and synergy with serveral companies, among others:
1. Insurance Companies
2. PT Sigma Caraka
3. PT Rintis Sejahtera
4. PT Kelola Jasa Arta
5. Infomedia
Bank Sampoerna25
Financial Highlights
Ikhtisar Keuangan Penting
URAIAN 2013 2012 2011 2010 2009 DESCRIPTION
Neraca (Rp Juta) Balance Sheet (Rp million)
Total Aset 2.669,70 1.691,00 1.078,70 797,80 679,60 Total Assets
Kredit yang Diberikan - Bersih 1.731,64 1.065,98 643,40 559,30 493,80 Loans - Net
Dana Pihak Ketiga 2.100,14 1.323,63 811,40 621,60 522,40 Third Party Fund
- Tabungan 32,18 30,04 22,70 25,10 19,80 - Saving
- Giro 289,52 426,94 163,60 158,80 147,20 - Current Account
- Deposito Berjangka 1.778,44 866,65 625,10 437,70 355,50 - Time Deposits
Total Kewajiban 2.189,77 1.344,91 819,70 640,30 538,10 Total Liabilities
Ekuitas 479,93 346,10 259,00 157,50 141,50 Equity
Laporan Rugi Laba Statements of Income
Pendapatan Bunga Bersih 100,33 57,30 42,90 42,80 40,70 Net Interest Income
Pendapatan Operasional Lainnya 11,00 7,00 5,00 3,40 2,10 Other Operating Income
Beban Operasional Lainnya 89,17 61,38 45,20 26,20 22,20 Other Operating Expenses
Laba Operasional 27,10 3,95 2,70 21,20 20,60 Operating Income
Pendapatan/Beban Non Operasional - Bersih (0,70) 0,07 (0,30) 1,10 0,20 Net - Non Operating Income Expenses
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 26,40 4,02 2,30 22,30 20,80 Profit Before Tax
Laba Setelah Pajak Penghasilan 18,78 2,13 1,50 15,90 14,20 Profit After Tax
Data Saham Share Information
Modal Saham 335,80 305,00 220,00 120,00 120,00 Share Capital
Nilai Nominal Rp.1.000,- per saham per 31
Desember 2013
Par Value Rp1.000,- per share as of December
31, 2013
Modal Dasar - 1.660.000.000 saham saham
per 31 Desember 2013
Authorized Capital - 1.660.000.000 shares
as of December, 31, 2013
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh -
420.000.000 saham per 31 Desember 2013
Issued and Fully Paid Up Capital - 420.000.000
shares as of December 31, 2013
Dana Setoran Modal 84,20 Capital Paid in Advance
Rasio Keuangan Utama (%) Key Financial Ratios (%)
KPMM (risiko kredit, pasar dan operasional) 27,19 32,60 36,45 25,66 27,79 CAR ( credit, market, operational risk)
Imbal Hasil Aset ( ROA ) 1,27 0,32 0,25 2,98 3,29 Return on Assets (ROA)
Imbal Hasil Ekuitas ( ROE ) 5,28 0,80 0,89 10,99 10,96 Return on Equity (ROE)
Marjin Bunga Bersih (NIM) 5,00 4,67 4,88 5,61 6,57 Net Interest Margin (NIM)
Kredit Bermasalah (NPL) - Kotor 1,59 2,62 5,47 1,95 2,68 Non Performing Loan (NPL) - Gross
Kredit Bermasalah (NPL) - Bersih 1,42 1,54 3,78 1,83 2,37 Non Performing Loan (NPL) - Net
Kredit / Dana Pihak Ketiga (LDR) 80,98 78,69 79,30 89,97 94,69 Loan to Deposit (LDR)
Beban Operasional / Pendapatan Operasional 88,94 96,94 97,46 76,74 74,98 Operating Expense / Operating Income
Biaya Dana 7,36 5,04 6,06 6,59 5,81 Cost of Fund
Tingkat Suku Bunga Penyediaan Dana 13,66 12,88 13,68 13,91 14,95 Lending Rate
Rasio Aset Produktif bermasalah terhadap
total Aset Produktif1,12 1,79 5,10 1,37 1,87
Non Performing Earning Assets to Earning
Assets
Rasio CKPN Keuangan terhadap Aset Produktif 0,34 0,97 2,49 0,88 1,06Allowance for Impairment losses on financial
assets to Earning Assets
Laporan Tahunan 2013 26
Financial Performance
Kinerja Keuangan
LABA SETELAH PAJAK
PROFIT AFTER TAXDANA PIHAK KETIGA
THIRD PARTY FUNDSTOTAL KREDIT
TOTAL LOANS
2.66
9,70
1.69
1,00
1.07
8,70
797,
8
679,
62013 2012 2011 2010 2009
Total Aset
1.73
1,64
1.06
5,98
643,
40
559,
3
493,
8
2013 2012 2011 2010 2009
Kredit
100,
33
57,3
0
42,9
0
42,8
40,7
2013 2012 2011 2010 2009
Pendapatan Bunga Bersih
18,7
8
2,13
1,5
15,9
14,2
2013 2012 2011 2010 2009
Laba Setelah Pajak
479,
93
346,
10
259
157,
5
141,
5
2013 2012 2011 2010 2009
Ekuitas
782% 59% 62%
Total Assets Loans
Net Interest Income
Profi t Aft er Tax Equity
(Rp Juta/Rp million) (Rp Juta/Rp million)
(Rp Juta/Rp million)
(Rp Juta/Rp million) (Rp Juta/Rp million)
2.10
0,14
1.32
3,63
811,
4
621,
6
2013 2012 2011 2010 2009
Dana Pihak KetigaTh ird Party Fund
(Rp Juta/Rp million)
522,
40
Laporan Dewan Komisaris & Direksi
Report from Board of Commissioners
and Directors
Sambutan Dewan KomisarisMessage from the Board of Commissioners
Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan Yang Kami Hormati,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkah dan rahmat-Nya sehingga Bank Sampoerna mampu
mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang baik ditengah-
tengah menantangnya kondisi perekonomian Indonesia tahun
2013 serta mampu menciptakan sejumlah kemajuan yang berarti
untuk pengembangan di masa mendatang.
Penilaian Atas Kinerja Bank Sampoerna Tahun 2013
Ditengah-tengah kondisi perekonomian Indonesia yang menantang
di tahun 2013, Bank Sampoerna mampu mencatatkan pertumbuhan
kinerja yang baik. Dewan Komisaris mencatat pertumbuhan yang
sangat baik di semester pertama 2013 bahkan telah melampaui
target yang telah dicanangkan dalam Rencana Bisnis Bank.
Di semester II 2013, dalam mengantisipasi meningkatnya tingkat
inflasi dan gejolak kurs, Pemerintah dan Bank Indonesia melakukan
langkah antisipatif dengan menaikkan BI rate hingga mencapai
7,5%. Hal ini berdampak pada terjadinya perlambatan pertumbuhan
ekonomi, termasuk disektor perbankan. Industri perbankan
dihadapkan pada pilihan harus menaikkan suku bunga dana pihak
“Bank Sampoerna akan terus
menjadi mitra usaha yang
peduli dalam mendukung
usaha anda”
Dear our respected Shareholders and Stakeholders,
We would like to praise God Almighty for His blessings enables Bank Sampoerna to book acceptable performance growth amid Indonesian challenging economic condition in 2013 and able to deliver signifi cant contribution for the development of Bank Sampoerna in years to come.
Assessment of Bank Sampoerna’s Performance 2013Amid Indonesian challenging economic condition in 2013, Bank Sampoerna succeeded in realizing positive performance growth. Th e Board of Commissioners acknowledges excellent growth in the fi rst semester of 2013 which even exceeded target as determined in Bank Business Plan. In the second semester of 2013, as an anticpation of increasing infl ation level and currency turmoil, the Government and Bank Indonesia executes anticipatory policy by elevating BI Rate to point of 7.5%. Th is later aff ected on slowing economic growth, including on banking sector. Th e banking industry was challenged by certain favors to raise interest rate of third party and loan facilities which will alter the customers (debtors) whom are fi nanced by Bank
“Bank Sampoerna will
always be your trusted
partner to support your
business”
Laporan Tahunan 2013 30
ketiganya serta suku bunga kreditnya, yang pada akhirnya berdampak
kepada para nasabah (debitur) yang dibiayai oleh Bank Sampoerna.
Direksi menyikapi kondisi makro ekonomi ini secara berhati-hati
dan melakukan penyesuaian secara case by case. Kebijakan yang
diterapkan adalah dengan menjaga agar likuiditas tetap dapat
terjaga dengan baik walaupun berdampak kepada terjadinya
penurunan margin bunga. Kondisi ini telah dilalui Bank Sampoerna
dengan baik, dengan diterapkannya strategi yang tepat dalam
penghimpunan dana pihak ketiga, terutama pada akhir tahun
2013.
Kinerja Bank Sampoerna saat ini ditopang oleh 4 pilar bisnis, yaitu
SME Lending, Asset buying dengan Koperasi Mitra Sejati, penyaluran
kredit kepada perusahaan Multifinance/ BPR dan juga penghimpunan
dana pihak ketiga. Sejauh ini, kinerja dari 4 pilar bisnis ini berjalan
cukup baik, akan tetapi khususnya untuk SME Lending yang saat
ini masih dalam tahapan konsolidasi masih terdapat peluang untuk
dapat ditingkatkan kinerjanya. Pada tahun 2013, Distribusi penyaluran
kredit SME Lending dilakukan secara organic sebesar Rp690,6 miliar,
Asset buying sebesar Rp607,4 miliar dan Multifinance/BPR sebesar
Rp433,6 miliar. Disamping itu, Dewan Komisaris memberikan
apresiasi kepada Direksi, khususnya kepada Team Funding dalam
meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menempatkan dana
pada Bank Sampoerna, yang tercermin dari peningkatan total dana
pihak ketiga yang berhasil dihimpun sampai dengan Desember
2013 menjadi Rp2,0 triliun lebih baik dibandingkan dengan
pencapaian pada tahun 2012 sebesar Rp1,3 triliun, ditengah belum
optimalnya brand awareness, ketatnya likuiditas dan kondisi makro
ekonomi yang mengalami perlambatan di Kuartal III tahun 2013.
Hal ini menjadi cerminan bahwa Bank Sampoerna telah mampu
memberikan pencitraan tersendiri di mata masyarakat dan Dewan
Komisaris yakin bahwa hal ini dapat menjadi modal utama Bank.
Dengan skala Bank saat ini, Dewan Komisaris memberikan apresiasi
kepada Direksi bahwa saat ini Bank telah dilengkapi dengan jasa
layanan untuk mendukung aktifitas para nasabahnya seperti ATM
bekerjasama dengan jaringan PRIMA, ATM Call Center, Safe Deposit
box dan kedepannya Internet Banking. Hal ini akan menjadi modal
utama Bank untuk tumbuh berkelanjutan kedepannya.
Prospek Usaha Ke Depan
Dewan Komisaris turut mencermati potensi pertumbuhan ekonomi
di tahun 2014 mendatang yang masih diperkirakan melambat
sebagai dampak masih berlanjutnya sejumlah kondisi ekonomi
yang terjadi pada paruh kedua tahun 2013. Disamping itu, perlu
dicermati juga bagaimana dunia usaha menyikapi tahun 2014
yang merupakan tahun yang penting bagi bangsa Indonesia
dengan adanya penyelenggaraan Pemilihan Umum yang akan
menentukan arah dan langkah negeri ini ke depan.
Sampoerna. In responding to the respective macro economic condition, the Board of Directors prudently and carried some adjustment case by case. Th e policy which was implemented by preserving liquidity though implied on decreasing margin of interest rate. Th e condition had been well-passed by Bank Sampoerna under the implementation of accurate strategy in accumulating third party fund, mainly as end of 2013.
Th e current performance of Bank Sampoerna is bolstered by four business pillars of SME Lending, Asset Buying with Mitra Sejati Cooperative, loan disbursement to Multifi nance/Rural Bank and third party fund accumulation. So far, performance of those four business pillars is favorable, thus, for SME Lending is currently under consolidation phase which performance holds an opportunity to be boosted. In 2013, loan disbursement of SME Lending was executed organically with amount of Rp690,6 billion. Asset buying of Rp607.4 billion and Multifi nance/Rural Banks of Rp433.6 billion. Further, the Board of Commisioners appreicates Board of Directors, mostly Funding Team in raising the security is trust of society to deposit their fund with Bank Sampoerna as refl ected from the increase in total third party fund accumulation as of December 2013 to Rp2.0 trillion which higher compared with 2012 that was Rp1.3 trillion, despite less-optimized brand awareness, tight liquidity and decelerated economic condition in third quarter of 2013. Th is refl ects that Bank Sampoerna has been able to build an image among society and the Board of Commissioners is confi dent that this will become a potential of the Bank.
Looking at the current scale of the Bank, the Board of Commissioners thanks the Board of Directors as the Bank has been supported with variety of services in encouraging activity of the customers i.e. ATM on PRIMA network, ATM Call Center, Safe Deposit Box and upcoming Internet Banking. Th ese lead to potential of the Bank to further grow in sustainability.
Future Business ProspectTh e Board of Commissioners examines economic growth potential in 2014 which is estimated to remain decelerate as an impact of series of economic events occured in second semester of 2013. On the other hand, how the world responds business sector shall be overseen in welcoming 2014 as an important year for Indonesia which is marked by General Election which will address the nation orientation and development in the future.
Bank Sampoerna31
Dari Kiri ke Kanan (Left to Right): Adiwarman Azwar Karim, Roy Sugihardja Wiradharma, Budi Setiawan Halim, Arsono Putranto.
Sambutan Dewan Komisaris / Message from Board of Commissioners
Laporan Tahunan 2013 32
Bank Sampoerna tetap menyakini bahwa bisnis keuangan mikro
dan UKM masih memiliki potensi pertumbuhan yang sangat baik
seiring dengan pertumbuhan pasar kelas menengah di Indonesia.
Hal ini ditopang pula dengan pasar konsumsi yang tumbuh pesat
sehingga akan mendorong tumbuhnya usaha-usaha produktif
yang menjadi sasaran bisnis Bank.
Bank Sampoerna akan terus melakukan terobosan-terobosan yang
berarti dalam usaha pemasaran atas produk dan jasa, sebagai
upaya untuk meningkatkan pangsa pasar dan skala bank ditengah
persaingan industri perbankan yang semakin ketat. Inovasi produk
menjadi suatu nilai tambah bagi perusahaan dan oleh karenanya
Dewan Komisaris senantiasa mendukung dan mengarahkan setiap
produk-produk yang akan dikembangkan agar dirancang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat modern saat ini. Bank Sampoerna
juga terus mengembangkan jalur distribusinya guna meningkatkan
akses masyarakat untuk dapat menikmati jasa produk dan layanan
perbankan dari Bank Sampoerna baik secara langsung, yaitu dengan
pengembangan jaringan kantor layanan ataupun melalui kerjasama
pendistribusian dengan berbagai pihak ketiga seperti menggandeng
salah satu grup pemegang saham, yaitu Grup Alfa, dalam
mengembangkan produk tabungan.
Untuk itu, Bank Sampoerna ke depannya harus melakukan berbagai
langkah strategis dengan tetap memperkuat aspek pendanaan,
konsolidasi dan internalisasi visi dan misi, pembentukan dan
internalisasi budaya kerja, serta menjaga penegakkan tata kelola
perusahaan yang baik.
Pengawasan Dewan Komisaris dan Penerapan Tata Kelola
Perusahaan
Selama tahun 2013 Dewan Komisaris telah secara aktif melakukan
pengawasan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh Manajemen,
baik secara langsung maupun dengan dibantu oleh Komite
Pembantu Dewan Komisaris. Dewan Komisaris senantiasa melakukan
pengawasan, antara lain dengan menyampaikan pandangan dan
masukan kepada Direksi terkait dengan hal-hal yang dianggap
penting, khususnya terkait dengan masukan/ temuan dari Bank
Indonesia/ Otoritas Jasa Keuangan dan hal-hal lain yang dapat
memperkuat fungsi governance Bank. Fungsi pengawasan juga
dilakukan oleh Dewan Komisaris melalui pertemuan rutin yang
dilaksanakan setiap bulan dengan Direksi dimana dalam pertemuan
tersebut dibahas mengenai pencapaian kinerja bulanan dibandingkan
dengan target, permasalahan-permasalahan penting terkait dengan
operasional bank dan hal-hal signifikan lainnya. Dewan Komisaris
secara kelembagaan juga melakukan rapat rutin bulanan diantara
anggota Dewan Komisaris untuk membahas hal-hal yang perlu
ditingkatkan dalam pengawasan dan operasional Bank, termasuk
temuan dan input dari Komite Pembantu Dewan Komisaris.
Disamping itu, Dewan Komisaris juga secara aktif memberikan
masukan kepada Direksi sekiranya terdapat kondisi yang diluar
ekspektasi ataupun dianggap perlu disikapi secara cepat dan lugas.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, maka dalam pelaksanaan
Bank Sampoerna assures that micro and SME fi nancial business leads to promising growth opportunity in line with growth of Indonesian middle class. Respective condition is also supported with rapid consumption market which will boost business development as the objectives of Bank’s business.
Bank Sampoerna will continuously initiate signifi cant breakthrough to market as an attempt to expand market share and coverage of the bank in the midst of tighter banking industry competition. Product innovation is an added value for the company that the Board of Commissioners encourage and advise every developed products to be designed conforming with actual preference of modern society. Bank Sampoerna shall also expand distribution scheme to enhance public accessibility to experience products and services of Bank Sampoerna either directly by developing service offi ce network or under third party by cooperating with shareholders’ group, such as Alfa Group, in advancing saving product.
In future, Bank Sampoerna shall execute various strategic initiatives by strengthening the aspect of financing, consolidating and internalizaiton of vision and mission, establishment and internalization of corporate culture and upholding good corporate governance.
Monitoring of Board of Commissioners and Corporate Governance PracticeTh roughout 2013, the Board of Commissioners has actively monitored every activity carried by the Management, either directly or assisted by Committees of Board of Commissioners. Th e Board of Commissioners continues to perform monitoring, namely by addressing opinion and recommendation to the Board of Directors which are related with signifi cant issues, mainly fi nding/recommendation from Bank Indonesia/Financial Service Authority and other issues which may enforce governance function of the Bank. Monitoring function is also carried through monthly meeting with the Board of Directors where the meeting discussed monthly performance realization compared with the target, signifi cant issues related with operational of the Bank and other important issues. Th e Board of Commisioners also institutionally conducted monthly meeting with Board of Commissioners members to discuss several issues which shall be improved on monitoring and operational of the Bank, including fi nding and input from Committees of the Board of Commissioners. Th us, the Board of Commissioners also actively prompted the Board of Directors regarding any potential unexpected condition which is considered shall be straightforwardly responded.
Bank Sampoerna33
tugasnya Dewan Komisaris dibantu oleh 3 Komite, yaitu (i) Komite
Audit (ii) Komite Pemantau Risiko serta (iii) Komite Remunerasi dan
Nominasi. Dewan Komisaris telah menetapkan kebijakan untuk
dilakukannya rapat rutin bulanan dari masing-masing Komite
dengan unit kerja terkait di Bank, seperti SKAI, Risk Management,
Kepatuhan, Kredit dan Collection serta Tresuri. Hasil dari Rapat rutin
tersebut dijadikan sebagai materi untuk pembahasan dalam Rapat
bulanan Dewan Komisaris dan disiapkan menjadi rekomendasi
perbaikan yang harus dilakukan.
Dewan Komisaris mencatat bahwa corporate values atau nilai-nilai
budaya perusahaan telah menjadi pondasi yang telah diterapkan
oleh seluruh jajaran Bank pada seluruh tingkatan. Penyegaran
terhadap penerapan corporate values ini selalu dilakukan secara
regular baik melalui induction maupun program-program yang
dikembangkan oleh Corporate Affairs. Disamping itu, dalam upaya
menegakkan disiplin dan integritas sebagai salah satu pilar nilai
budaya, Dewan Komisaris memandang bahwa Direksi telah secara
serius melakukan berbagai program untuk mendukung hal ini,
seperti penerapan budaya kepatuhan dengan diluncurkannya
Icon Mas Luki (Manusia Anti Suap, Loyal, Unggul, Komitmen dan
Integritas) dan Mba Juli (Manusia Bertanggung jawab, Amanah,
Jujur, Ulet, Lincah dan Inisiatif) yang telah dikampanyekan secara
rutin. Disamping itu, Direksi juga telah menetapkan tanggal 17
Juni menjadi Hari Integritas. Dewan Komisaris memandang positif
penerapan values ini untuk memperkuat seluruh jajaran Bank agar
memiliki kesamaan visi dalam mendorong peningkatan kinerja
secara keseluruhan dan berkesinambungan.
Perubahan Komposisi Dewan Komisaris
Berdasarkan hasil Sirkuler Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa Bank Sampoerna tanggal 3 Juni 2013, Bank
Sampoerna melakukan perubahan komposisi Dewan Komisaris
dengan pengangkatan Sdr. Roy Sugihardja Wiradharma sebagai
Komisaris Independen menggantikan Sdr. Boediarto Soetrisno
Judo. Pengangkatan tersebut telah memperoleh persetujuan dari
Gubernur Bank Indonesia melalui surat No. 15/133/GBI/DPIP/
Rahasia tanggal 23 Desember 2013. Dengan persetujuan tersebut,
susunan Dewan Komisaris Bank Sampoerna per tanggal 31 Desember
2013 menjadi sebagai berikut:
Komposisi Dewan Komisaris/Board of Commissioners Composition
Nama /Name Jabatan/Position
Budi Setiawan Halim Komisaris Utama/President Commissioner
Arsono Putranto Komisaris/Commissioner
Adiwarman Azwar Karim Komisaris Independen/Independent Commissioner
Roy Sugihardja Wiradharma Komisaris Independen/Independent Commissioner
Sambutan Dewan Komisaris / Message from Board of Commissioners
Pursuant to Regulation of Bank Indonesia, in carrying its duties, the Board of Commissioners is assisted by 3 committees, (i) Audit Committee, (ii) Risk Oversight Committtee and (iii) Remuneration and Nomination Committee. Th e Board of Commissioners has determined a policy to carry monthly committee meeting with related units such as IAU, Risk Management, Compliance, Credit and Collection and Treasury. Th e result of monthly meeting will be regarded as input to be further discussed in Board of Commissioners meeting and developed as improvement recommendation.
Th e Board of Commissioners stressed that corporate values or corporate culture as a principle has been applied in all management and level of the Bank. Refereshment of corporate values implementation is performed periodically through induction or set of program developed by Corporate Aff airs. Earlier, as an eff ort to strengthen discipline and integrity as one of corporate values principle, the Board of Commissioners views that the Board of Directors has been deliberately carried every program to support such condition i.e implementation of compliance culture and launching of icon of Mas Luki (Character of Anti-bribery, loyal, excellent, commitment and integrity) and Mba Juli (Character of Responsible, Trusted, Honest, Tough, Agile and Initiative) which disseminated periodically. Besides, the Board of Directors also declared 17 June an Integrity Day. Th e Board of Commissioners positively regarded values implementation to strengthen every part of the Bank to align vision in supporting overall and sustainable performance growth.
Changes in Board of Commissioners CompositionBased on circular result of Extraordinary General Meetings of Shareholders of Bank Sampoerna on June 3, 2013, Bank Sampoerna amended composition of Board of Commissioners by appointing Mr. Roy Sugihardja Wiradharma as Independent Commissioner to alter Mr. Boediarto Soetrisno Judo. Th e appointment has been approved by Governor of Bank Indonesia under Decree No. 15/133/GBI/DPIP/Rahasia dated December 23, 2013. Under the approval, composition of Board of Commissioners as of December 31, 2013 was as follows:
Laporan Tahunan 2013 34
Sasaran Kedepan
Periode 2012- 2013, merupakan tahapan integrasi dan konsolidasi
di seluruh lini Bank dan menjadi momentum bagi Bank Sampoerna
untuk memasuki tahap investasi dengan mempersiapkan infrastruktur
untuk terus tumbuh sebagaimana arah dan kebijakan strategis
Bank Sampoerna.
Berpijak dari pencapaian kinerja di tahun 2013, Bank Sampoerna
memiliki peluang untuk terus tumbuh. Bank Sampoerna ke depannya
akan terus memperkuat peranannya di perbankan Indonesia,
terutama dalam upaya memberdayakan masyarakat disektor Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (“UMKM”).
Dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan, saya
berkeyakinan bahwa Bank Sampoerna akan menjadi bank pilihan
nasabah bukan semata-mata dalam memberikan pelayanan
perbankan tetapi juga sebagai mitra kerja yang mendukung
perkembangan usaha mereka.
Pada kesempatan ini, atas nama Dewan Komisaris, saya mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan; pemegang
saham, nasabah dan mitra usaha, serta Direksi dan karyawan, atas
kepercayaan dan dukungan yang diberikan, kepemimpinan, kerja
keras serta dedikasi dalam upaya mencapai kinerja terbaik.
Mari kita terus melakukan perubahan untuk tetap menjadi yang
terbaik serta dapat terus melanjutkan momentum pertumbuhan
secara sehat dan berkelanjutan. Bank Sampoerna akan terus menjadi
mitra usaha yang peduli dalam mendukung usaha anda.
Budi Setiawan Halim
Komisaris Utama/President Commissioner
Looking Forward2012 - 2013 period marked as integration and consolidation phase in entire Bank’s line and a momentum of Bank Sampoerna to engage in investment phase by preparing infrastructure to sustain growth in accordance with strategic initiative and policy of Bank Sampoerna.
Based on fi nancial performance in 2013, Bank Sampoerna holds opportunity to sustain its growth. In the future, Bank Sampoerna will enhance its role in Indonesian banking industry in particular to empower the Micro, Small and Medium Enterprise (MSME).
In conjunction with our valuable stakeholders, I believe that Bank Sampoerna will become preferred bank for customers not only in delivering banking service but also as a business partners which supports their business growth.
On this occasion, on behalf of Board of Commissioners, I appreciate all stakeholders, shareholders, customers and business partners as well as Board of Directors and employees, for their trust and supports, leadership, hard work and dedication which are given to achieve excellent performance.
We would like to draw us towards transformation to become the best while sustain momentum of growth in sound and sustainable manners. Bank Sampoerna will moderately perform as caring business partner in supporting your business.
Bank Sampoerna35
Laporan Direktur utamaReport from the President Director
Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan Yang Kami Hormati,
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan
rahmatNya, Bank Sampoerna mampu melalui tahun 2013 dengan
pertumbuhan kinerja yang baik dan sehat yang menjadi penanda
yang baik bagi Manajemen Bank Sampoerna untuk menapaki
tahapan investasi (investment stage) yang dimulai dari tahun 2011
hingga 2015 mendatang.
Kondisi Makro Ekonomi 2013
Memasuki tahun 2013, pertumbuhan ekonomi secara global
awalnya diproyeksikan menguat, namun perkembangannya
terpantau melemah. Hal ini terjadi pada negara maju ataupun
negara berkembang. Salah satu yang memberikan kontribusi
terhadap keadaan ini adalah adanya ketidakpastian global yang
semakin meningkat sejalan dengan sentimen negatif terhadap
rencana pengurangan stimulus moneter atau kebijakan tapering
off di Amerika Serikat.
Perekonomian global semakin tak berbatas, dimana bila terjadi
suatu gejolak atau dinamika diluar sana dapat mempengaruhi
perekonomian Indonesia. Hal itu tergantung bagaimana ketahanan
kita terhadap gejolak itu. Kondisi ekonomi secara global inilah yang
kemudian memberikan tekanan pada Neraca Pembayaran Indonesia
(NPI) di tahun 2013 dimana defisit transaksi berjalan tahun 2013
menjadi lebih tinggi di tahun 2012.
Dalam masa penuh tantangan,
Bank Sampoerna melihatnya
sebagai peluang
Facing Challenging Year as
an Opportunity
ort from the President Director
megang SSahahamam ddan PPemanngkgkgkkgku uuu u KKeKeKeKKepepeppepepentnntnntini gan Yangng KKamamii HoHormati,
uji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan
Dalam ma
Bank Sam
seb
Facing
a
Our Honorable Shareholders and Stakeholders,
Praise to the Almighty God as by His Grace, Bank Sampoerna was able to overcome the year 2013 with acceptable and sound performance. It shows us the management’s advanced investment stage which has been initiated since 2011 to next 2015.
Macro Economic Condition 2013Entering the year of 2013, when global economy was estimated stronger growth across the world was prior estimated stronger yet it turns weakes. Th e condition severed both developed and developing countries. One contributing factor is higher global uncertainty in line with negative pressure towards tapering of monetary stimulus in United States.
In this borderless world whereas any turmoil or dynamic may aff ect Indonesian economy. Th is is also relied on our resilient towards the turbulence. Global economic condition contributed pressure to Indonesian Payment Balance Sheet in 2013 where defi cit of current transaction in 2013 was higher compared with 2012.
Laporan Tahunan 2013 36
Defisit transaksi pada Neraca Pembayaran Indonesia juga didorong
adanya efek peningkatan barang impor dikarenakan kebutuhan
dalam negeri tidak dapat di penuhi oleh suplai domestik. Proses
transisi terjadi kenapa akhirnya Indonesia turut terkena dampak
dari gejolak ekonomi global, karena adanya penurunan permintaan
dari Eropa ke Cina sehingga sampai ke Indonesia karena struktur
industri domestik Indonesia tidak kuat. Hal ini juga yang memicu
tingginya inflasi di Indonesia yang terealisasi tercatat sebesar 8,38%
(yoy) dan turut mendorong pelemahan nilai tukar rupiah. Kalau
dari dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan sendiri tidak tergantung
dari impor ada kemungkinan Rupiah tidak harus terdepresiasi
sehingga kemungkinan besar pula tingkat inflasi tidak mengalami
peningkatan yang signifikan.
Kinerja Bank Sampoerna Tahun 2013
Secara umum tahun 2013 memang terbilang penuh dengan
tantangan. Dalam masa penuh tantangan inilah, Bank Sampoerna
melihatnya sebagai peluang dan berhasil mencapai pertumbuhan
kinerja yang baik dan sehat.
Bank Sampoerna mampu mencatatkan laba bersih yang mengalami
pertumbuhan sebesar 781,7% dibandingkan dengan posisi Desember
2012, yaitu dari Rp2,1 miliar menjadi sebesar Rp18,7 miliar. Total
aset mengalami pertumbuhan sebesar 57.9% dibandingkan dengan
posisi Desember 2012, yaitu dari Rp1,7 triliun menjadi sebesar
Rp2,7 triliun.
Penyaluran kredit mengalami pertumbuhan sebesar 62,4%
dibandingkan dengan posisi Desember 2012, yaitu dari Rp1,0
triliun menjadi sebesar Rp1,7 triliun dengan Rasio kredit UMKM
terhadap total kredit adalah sebesar 71% menunjukkan konsistensi
Bank Sampoerna dalam melakukan kegiatan penyaluran dana
sesuai dengan Visi dan Misi Bank. Tingkat Non Performing Loans
gross, membaik dari sebelumnya mencapai 2,6% pada Desember
2012, menjadi 1,6% per akhir Desember 2013. Hal ini dapat terwujud
melalui pendekatan yang intensif dan persuasif terhadap debitur
bermasalah, penjualan tagihan dan/ atau agunan Bank dan melalui
proses litigasi. Bank Sampoerna juga terus meningkatkan mekanisme
intensif monitoring terhadap kredit bermasalah.
Dana Pihak Ketiga mengalami pertumbuhan sebesar 58,7%
dibandingkan dengan posisi Desember 2012, yaitu dari Rp1,3
triliun menjadi sebesar Rp2,1 triliun. Pertumbuhan penyaluran
kredit yang lebih ekspansif mampu mendorong peningkatan LDR
menjadi sebesar 80,9% yang menunjukkan posisi likuiditas Bank
yang sangat baik seiring dengan meningkatnya kepercayaan
nasabah terhadap Bank.
Rasio permodalan atau CAR tercatat pada kisaran 27,2% menunjukkan
aspek permodalan Bank Sampoerna yang kuat untuk mendukung
kegiatan penyaluran dana di sektor UMKM. Rasio rentabilitas berada
pada level yang baik, yaitu: rasio ROA 1,3%, ROE 5,3%, NIM 5,0%
dan BOPO 88,9%.
Defi cit of transaction on Indonesian Payment Balance Sheet was also encouraged by increase in imported goods due to overwhelming domestic demand which failed to be met by domestic supply. Transition process was occurred when Indonesia was fi nally aff ected with global economy turmoil, which declining demand from European to China reached Indonesia due to unstable domestic industry structure. Th is triggered high infl ation rate in Indonesia with reached to 8.38% (yoy) and also bolstered depreciation of Rupiah. If domestic potential was able to fulfi ll domestic demand and not depended to import, Rupiah would be probably not depreciated that the infl ation would possibly not experience signifi cant increase.
Performance of Bank Sampoerna in 2013In general, 2013 was a challenging year, Bank Sampoerna altered into opportunity and succeeded in achieving acceptable and sound growth.
Bank Sampoerna posted growth of Net Income to 781,7% compared with position of December 2012, from amount of Rp2.1 billion to Rp18.7 billion. Total assets booked growth of 57.9% from position in December 2012 from amount of Rp1.7 trillion to Rp2.7 trillion.
Loan disbursement also booked increase by 62.4% compared with position in December 2012 from Rp1.0 trillion to Rp1.7 trillion with Micro and SME loan to total loan ratio of 71% which indicated consistency of Bank Sampoerna in carrying loan disbursement activity based on Vision and Mission of the Bank. Non-performing loan gross level was recovered from previously reached to 2.6% in December 2012 to 1.6% as end of December 2013. Th is was realized under intensive and persuasive approach towards non-performed debtors, sales of invoice and/or collateral and litigation process. Bank Sampoerna also improved intensive monitoring mechanism of non-performing loans.
Th ird Party fund realized growth of 58.7% compared to position in December 2012 from Rp1.3 trillion to Rp2.1 trillion. Th e increase in more expansive loan disbursement was able to boost LDR growth to 80.9% which indicated excellent liquidity position in accordance with increasing customers trust to the Bank.
Capital ratio or CAR was booked around 27.2% level, which indicated strong capital structure of Bank Sampoerna to support loan disbursement in SME sector. Rentability ratio was also booked at acceptable level namely ROA of 1.3%, ROE of 5.3%, NIM of 5.0% and BOPO of 88.9%.
Bank Sampoerna37
Dari Kiri ke Kanan (Left to Right): Agresius Robajanto Kadiaman, Indra Wijaya Supriadi, Ganda Rahaja Rusli, Setyo Dwitanto.
Laporan Direktur utama /Report from President Director
Laporan Tahunan 2013 38
Strategi Bank Sampoerna
Salah satu fokus Manajemen menekankan pada peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia, proses dan infrastruktur untuk
menunjang pertumbuhan kinerja Bank. Dari sisi Sumber Daya
Manusia, Bank Sampoerna melakukan pemenuhan untuk posisi
penting terutama bagian marketing, dari sisi proses Bank
menyempurnakan dan mengimplementasi Standard Operating
Procedure, dari sisi infrastruktur Bank Sampoerna mengimplementasikan
sistem yang mendukung transaksi-transaksi operasional misalnya:
LOS, Asset Buy & Joint Financing System, ATM Prima dan LBU.
Bank Sampoerna juga memfokuskan diri untuk melakukan penetrasi
ke pasar untuk lebih meningkatkan awareness masyarakat terhadap
Bank Sampoerna dengan melakukan berbagai aktivas komunikasi,
sosialisasi, promosi dan pemasaran serta berbagai inisiatif kreatif
lainnya untuk dapat menembus pasar. Selain itu Bank Sampoerna
juga melakukan efisiensi biaya.
Prospek Bank Sampoerna 2014
Memasuki tahun 2014 diperkirakan kondisi ekonomi belum tumbuh
secara optimal karena masih mengalami perlambatan dengan
berbagai prediksi bahwa pertumbuhan ekonomi diperkirakan
maksimal hanya akan tumbuh pada 5,5%. Otoritas Jasa Keuangan
memperkirakan likuiditas masih akan mengalami pengetatan ketat
agar ekonomi terkendali. Tahun 2014 juga akan dipengaruhi oleh
bagaimana dunia usaha menyikapi penyelenggaran pemilu.
Bank Sampoerna menyikapi dengan memperkuat aspek pendanaan
dengan menyasar secara selektif pada segmen-segmen yang tidak
terlampau terpengaruh pada suku bunga, serta dengan melakukan
selektif dengan melihat reputasi, track record kinerja yang baik.
Kemampuan untuk melakukan selektivitas yang baik akan diperkuat
dengan data base yang terukur dengan melakukan seleksi nasabah-
nasabah bergantung kepada level.
Bank Sampoerna di tahun 2014 mendatang juga akan terus
melakukan konsolidasi penyatuan dan internalisasi visi dan misi,
pembentukan dan internalisasi budaya kerja, melakukan penegakan
peraturan-peraturan yang berlaku agar Bank Sampoerna dapat
tetap tumbuh dengan baik, sehat dan berkelanjutan.
Sejalan dengan visi dan misinya, Bank Sampoerna masih memandang
penting prospek di segmen mikro dan UKM mengingat segmen
tersebut masih sangat luas dan belum seluruhnya tergarap optimal.
Pilihan untuk menggarap pasar mikro dan UKM adalah pilihan
berdasarkan pertimbangan yang cermat dan matang mengingat
sektor ini merupakan sasaran yang tepat untuk mentrasformasikan
nilai-nilai pemberdayaan.
Strategy of Bank SampoernaOne of Management’s focus is on improvement of Human Capital quality, process and infrastructure to support Bank’s performance. From Human Capital aspect, Bank Sampoerna initiates recruitment for several key position mainly in Marketing Division, from process aspect, the Bank improves and applies Standard Operating Procedure, from infrastructure aspect, Bank Sampoerna applies a system which consists of operational transactions namely LOS, Asset Buy & Joint Financing System, ATM Prima and LBU.
Bank Sampoerna also focuses to initiate market penetration enhance brand awareness toward the Bank by conducting communication, promotion and marketing activities as well as other creative initiatives to cater the market. Bank Sampoerna also applied the cost effi ciency.
Prospect of Bank Sampoerna 2014Entering 2014, economic condition is projected would not progressively growth due to deceleration over several assumption that highest economic growth was estimated will only reach 5.5%. Financial Service Authority predicted that liquidity will severe controlling to retain the economy. 2014 will be also aff ected on how business responds the Election.
Bank Sampoerna cope the challenge by strengthening funding aspect by selectively targeting the market on saveral segments which less-aff ected by interest rate and by considering positive reputation and performance track record. Th e ability to do screening is also enhanced by well-measured database through level-based customers selection.
In 2014, Bank Sampoerna will continue consolidation of vision and mission unification and internalization, establishment and internalization of work ethics, reinforcement of prevailing regulation that Bank Sampoerna will continuously grow in appropriate, sound and sustainable manners.
In line with its vision and mission, Bank Sampoerna prioritizes prospect on micro and SME segment considering the segment holds extensive opportunity which has not been optimally developed. Th e preference to develop micro and SME market is based at thorough and mature consideration considering the sector as an appropriate target to transform values of empowerment.
Bank Sampoerna39
Tata Kelola Perusahaan dan Budaya Kerja
Dari sisi kepatuhan dan pemenuhan tata kelola yang baik (GCG),
Bank menunjukkan banyak kemajuan yang signifikan. Format/
frame tata kelola yang telah dipersiapkan sejak tahun lalu di tahun
2013 posisi-posisinya sudah mulai lengkap. Budaya kepatuhan
juga sudah bergerak ketatanan kesadaran karena tumbuhnya
dorongan dan pemahaman dari masing-masing individu. Setiap
individu sudah bergerak kearah pemahaman bahwa compliance
merupakan bagian yang melekat dalam setiap aktivitas kerja
kesehariannya. Untuk menegaskan pemahaman ini seluruh karyawan
pada semua level telah menandatangani pakta integritas yang
harus dijadikan sebagai basis tindakan, tanpa terkecuali.
Pada level top manajemen, hubungan dengan Dewan Komisaris
juga semakin kondusif. Komunikasi berlangsung semakin intensif,
rapat-rapat yang dilakukan semakin intensif dilakukan dengan
semangat untuk menemukan solusi terbaik sehingga dapat
berlangsung terbuka dan sangat demokratis. Fungsi pengawasan
intern makin digiatkan dengan telah lengkapnya struktur Satuan
Kerja Audit Internal (“SKAI”) serta Satuan Kerja Manajemen Risiko
(SKMR).
Kami juga terus menumbuhkan iklim kepedulian melalui beberapa
inisiatif yang lebih riil dan menyentuh, bukan sebagai kegiatan
brand image semata. Kami menumbuhkan sikap social sensitive
untuk menggugah rasa kepedulian dan tanggungjawab yang
mampu menumbuhkan dorongan dan menggerakan kesadaran
setiap individu untuk peduli dan tergerak membantu lingkungannya,
tujuan self fulfilment. Hal ini dimulai dengan program serving day
yang mewajibkan karyawan bekerja sehari ditempat dan bersama-
sama nasabahnya. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa
kami peduli dan berada dekat dengan mereka, sebuah contoh
aksi nyata yang dapat dikembangkan oleh masing-masing individu
dalam skala dan tujuan yang lebih besar.
Perubahan Komposisi Direksi
Di tahun 2013 ini, dalam rangka melakukan penguatan pada
manajemen, Bank Sampoerna melakukan penggantian Nyoman
W. Artha yang digantikan oleh Setyo Dwitanto pada posisi Direktur
Kepatuhan & Manajemen Risiko. Susunan Direksi yang menjabat
per tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut :
Komposisi Direksi/Board of Directors Composition
No Nama /Name Jabatan/Position
1 Indra Wijaya Supriadi Direktur Utama/ President Director
2 Agresius Robajanto Kadiaman Direktur Keuangan & Operasional/ Finance & Operational Director
3 Ganda Rahaja Rusli Direktur Kredit & Collection/ Credit & Collection Director
4 Setyo Dwitanto Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko/ Compliance & Risk Management Director
Laporan Direktur utama /Report from President Director
Corporate Governance and Work EthicForm aspect of compliance and Good Corporate Governance (GCG) practice, the Bank indicates major improvement. Governance framework has been prepared since previous year in 2013 with more comprehensive positions. Compliance culture has also shift ed towards order of awareness based on individual understanding. Every individual has deliberated towards understanding of compliance as an integrated part of every daily working activity. To clarify the understanding, every employee in all level has signed integrity pact which shall be regarded as principal for conducts, without exception.
In every top management level, relationship with the Board of Commissioners is also improved. Communication is more intensifi ed as well as the meeting which are carried based on spirit to seek best solution that will be held transparently and democratically. Function of internal audit is also strengthened within the support of Internal Audit Unit (IAU) and Risk Management Unit (RMU).
We also continues to foster caring atmosphere through several initiatives which are more concrete and grounded, not only limited as brand imaging activity. We also develop social sensitive attitude to ignite awareness and responsibility that will encourage every individual to care and preserve the environment, self-fullfi llment objective. Th is is initiated by serving day program which obligates the employees to perform one day work altogether with the customers. Th is is carried to bring care and being close to the customers, a real action which can be developed by each individual in wider scale.
Changes in Board of Directors CompositionIn 2013, to strengthen the management, Bank Sampoerna alters Mr. Nyoman W. Artha with Mr. Setyo Dwitanto as Compliance & Risk Management Director. Composition of Board of Directors which served as of December 31, 2013 was as follows:
Laporan Tahunan 2013 40
Apresiasi
Bank Sampoerna saat ini telah berada dijalur dan arah yang tepat.
Proses perubahan tengah berlangsung dan tentunya tidak dilakukan
secara instan. Pada saat yang telah direncanakan, Bank Sampoerna
yakin akan terus tumbuh menjanjikan, stabil berkelanjutan dan
dilaksanakan secara penuh kehati-hatian. Bank Sampoerna terus
bertekad untuk menjadi lebih baik setiap hari dengan terus menerus
melakukan perubahan menuju kesempurnaan.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada Pemegang Saham,
Dewan Komisaris, karyawan, nasabah dan mitra kerja atas
kepercayaannya memilih dan mendukung bisnis kami sebagai
Bank Umum terbaik.
Indra Wijaya Supriadi
Direktur Utama/President Director
AppreciationBank Sampoerna is on the right track and direction. Transformation phase is undergoing and prominently took process. At the specifi ed time, Bank Sampoerna assures will achieve sustainable promising growth which is carried prudently. Bank Sampoerna is continuously committed to be better within days while transforming towards perfection.
Last but not least, we would like to appreaciate the Shareholders, Board of Commissioners, employees, customers and business partners for their loyalty in preferring and supporting our business as Best Commercial Bank.
Bank Sampoerna41
Profil Dewan KomisarisProfile of Board of Commissioners
Bapak Putranto lahir di Jakarta, 18 Juli 1966. Bachelor of Science,
Electrical Engineering, University of Texas, 1989. Merintis karir
sebagai asisten manajer technical sales support dan engineer of
manufacturing & production di ESL Ltd. A Subsidiary of TRW Group,
Sunnyvale, CA, USA (1991-1995). Menduduki berbagai posisi penting
diberbagai Perusahaan seperti : Artha Graha Group, PT Inti Prakasa
Media, PT Excelcomindo Pratama Jakarta hingga PT Alita Proses
Inovasi. Menjabat sebagai Corporate Affairs PT Sampoerna Strategic
sejak tahun 2010 hingga sekarang. Sejak Februari 2012 telah
disetujui Bank Indonesia sebagai Komisaris PT Bank Sahabat
Sampoerna.
Mr. Putranto was born in Jakarta, July 18, 1966. Bachelor of Science, Electrical Engineering, University of Texas, (1989). He started his career as an assistant manager of technical sales support and engineer of manufacturing & production in ESL Ltd. A Subsidiary of TRW Group, Sunnyvale, CA,USA (1991-1995). He held various important positions in various companies such as: Artha Graha Group, PT Inti Prakarsa Media, PT Excelcomindo Pratama Jakarta until PT Alita Proses Inovasi. He has served as Corporate Aff airs of PT Sampoerna Strategic since 2010, until now. Since February 2012, he was approved by Bank Indonesia as Commissioner of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Bapak Budi Setiawan Halim lahir di Jakarta, 19 Januari 1971. Sarjana
Ekonomi Akuntansi Universitas Tarumanegara, Jakarta, tahun 1995.
Merintis karir di Prasetio Utomo & Co sebagai Audit Supervisor
(1992-1995). Bergabung dengan PT HM Sampoerna Tbk sebagai
Head of Group Finance & Acounting (1996-2005). Sejak tahun 2006-
2012, menjabat sebagai Head of Finance & Accounting PT Sampoerna
Strategic . Januari 2013 menjabat sebagai CFO PT Sampoerna Agro
Tbk. Sejak Februari 2012 telah disetujui Bank Indonesia sebagai
Komisaris Utama PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Budi Setiawan Halim was born in Jakarta, January 19, 1971, Bachelor of Accounting Economy of Tarumanegara University, Jakarta 1995. Started his career in Prasetio Utomo & Co as an Audit Supervisor (1992-1995). Joined PT HM Sampoerna Tbk as Head of Group Finance & Accounting (1996-2005). Since 2006-2012, he has served as the Head of Finance & Accounting of PT Sampoerna Strategic. In January 2013 as CFO at PT Sampoerna Agro Tbk, Since February 2012, he was approved by Bank Indonesia as President Commissioner of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Budi Setiawan HalimKomisaris Utama/President Commissioner
Arsono PutrantoKomisaris/ Commissioner
di Setiawan Halim
Laporan Tahunan 2013 42
Bapak Roy Sugihardja Wiradharma lahir di Bogor, 26 April 1966.
Sarjana Mathematic and Management dari Universitas New South
wales, Sydney Australia pada tahun 1991 dengan gelar Bachelor
of Science (BSc). Awal karirnya dimulai di PT Bank Central Asia
(1992-2011 ) dengan jabatan terakhir adalah Group Head Corporate
Banking. Pada tahun 2011- 2012 menjabat posisi sebagai Direktur
di PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Dan pada tahun 2012 hingga saat
ini, memangku jabatan sebagai Wakil Presiden Direktur di PT Atri
Pasifik. Sejak Desember 2013 telah disetujui Bank Indonesia sebagai
Komisaris Independen PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Roy Sugihardja Wiradharma was born in Bogor, April 26, 1966. Bachelor of Mathematic and Management form University of New South Wales, Sydney, Australia in 1991 with title of Bachelor of Science (BSc). His career was started at PT Bank Central Asia (1992-2011) with the latest position as Head Group of Corporate Banking. In 2011- 2012 he was appointed as Director of PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. And in 2012 to present, also serves as Vice President Director at PT Atri Pasifi k. Since December 2013, he was approved by Bank Indonesia as Independent Commissioner of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Bapak Adiwarman Karim lahir di Jakarta, 29 Juni 1963. Sarjana
Ekonomi IPB, tahun 1986. Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia
(UI), Jakarta, 1989, Master of Business Administration in General
(MBA), European University, Belgium, 1988, Master of Arts in
Economic Policy (MAEP), Boston University, USA, 1992. Berkarir di
lembaga perancang kebijakan publik perbankan dan konsultan
bisnis serta research assistant Bappenas (1987-1990). Menduduki
beberapa posisi penting di Bank Muamalat sejak tahun 1992,
hingga menjabat Vice President Muamalat Institute (2000-2001),
Direktur Utama KARIM Business Consulting (2001-2011). Sejak
Februari 2012 telah disetujui Bank Indonesia sebagai Komisaris
Independen PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Adiwarman Karim was born in Jakarta, June 29, 1963. Bachelor of IPB Agricultural Economics, Bogor (1986), and Economics of Universitas Indonesia, Jakarta (UI 1989), Master of Business Administration in General (MBA), European University, Belgium (1988), Master of Arts in Economic Policy (MAEP), Boston University, USA (1992). He started his career at the banking public policy formulation institution and business consultant, research assistant at Bappenas. He has held various important positions at bank Muamalat since 1992 until served as Vice President of Muamalat Institute (2000-2001). President Director of KARIM Business Consulting (2001-2011). Since February 2012 was approved by Bank Indonesia as Independent Commissioner of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Adiwarman Azwar Karim Komisaris Independen/ Independent Commissioner
rman Azwar Karim Roy Sugihardja Wiradharma Komisaris Independen/ Independent Commissioner
Bank Sampoerna43
Profil DireksiProfile of Board of Directors
Bapak Agresius lahir di Jakarta,13 Januari 1967. Sarjana Ekonomi
Manajemen Universitas Indonesia (UI) ini juga bergelar Master
Business Administration dari Universitas Teknologi Nanyang,
Singapura. Berkarir di beberapa bank, BPPN, serta menduduki
poisisi puncak di berbagai Perusahaan. Citibank (1991-1997), Kepala
Divisi Treasury & International Bank Danamon (1997-1999), Tim
Pengelola Bank Bali (1999-2000), Kepala Grup Restrukturisasi Bank
BPPN (1999-2001), Kepala Divisi Risk Manajemen BPPN (September
2001-Mei 2002), Advisor PT Trans Pacific Petrochemical (September
2001-Februari 2004), Menjabat sebagai Direktur & CFO, hingga
Wakil Direktur Utama & CFO PT Trans Pacific Petrochemical Indotama/
TPP (Mei 2001-Agustus 2008), serta Bendahara/CFO Sahabat UKM
Sampoerna Microfinance (2008-Januari 2012). Sejak 25 Januari
2012 menjabat sebagai Direktur PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Agresius was born in Jakarta, January, 13 1967. Bachelor of Management Economics of University of Indonesia (UI) and Master Degree of Business Administration of Nanyang Technology University, Singapore. Started his career in various Banks, IBRA, and held various top positions in some companies. Citibank (1991-1997), Head of Treasury Division & International Bank Danamon (1997-1999), Management Team of Bank Bali (1999-2000), Division Head of Bank Restructuring Agency (IBRA) (1999-2001), Division Risk Management Head at IBRA (September 2001-May 2002), Advisor of PT Trans Pacifi c Petrochemical (September 2001-February 2004), Director & CFO, until Vice President Director & CFO PT Trans Pacifi c Petrochemical Indotama/TPPI (May 2001-August 2008), Treasurer/CFO of Sahabat UKM-Sampoerna Microfi nance (2008-January 2012). Since January 25, 2012, he was appointed as Director of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Indra Wijaya Supriadi Direktur Utama/
President Director
Agresius Robajanto Kadiaman Direktur/
Director
Bapak Indra dilahirkan di Jakarta, 12 Maret 1967. Sarjana Ekonomi
Studi Pembangunan Universitas Indonesia (UI) Jakarta lulusan
tahun 1990. Berkarir dan menduduki jabatan puncak di berbagai
lembaga keuangan dan perbankan sejak tahun 1990. World Bank
(1990-1991), AVP, Senior Relationship Manager Citibank (1997),
Direktur Bank Tiara (1997-1998), Direktur GE Finance Indonesia
(2001-2008), Komisaris PT Astra Sedaya Finance (AFS) atau Astra
Credit Company (ACC) (2005-2008), Ketua Sahabat UKM-Sampoerna
Microfinance (2008 - Januari 2012). Sejak 25 Januari 2012 menjabat
sebagai Direktur Utama PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Indra was born in Jakarta, March 12, 1967. Bachelor of Development Study of Economics of University of Indonesia, 1990. He started his career and held the top positions in various multifi nance, companies and banks since 1990. World Bank (1990-1991), AVP, Senior Relationship Manager Citibank (1997), Director of Bank Tiara (1997-1998), Director of GE Finance Indonesia (2001- 2008), Commissioner of PT Astra Sedaya Finance (AFS) or Astra Credit Company (ACC) (2005-2008), Chairman of Sahabat UKM Sampoerna Microfi nance (2008-January 2012). Since January 25, 2012 he was appointed as the President Director of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Laporan Tahunan 2013 44
Bapak Ganda lahir di Bandung, tanggal 23 Oktober 1973. Sarjana
Sains Jurusan Matematika Institut Teknologi Bandung (ITB) lulusan
tahun 1997. Berkarir di Bank dan lembaga keuangan ternama serta
berpengalaman menangani manajemen risiko di berbagai
Perusahaan. Merintis karir di : Citibank (1997-2004) dan ABN Amro
(2004-2006). Dipercaya sebagai Deputi Chief Risk Officer GE Finance
Indonesia (2006-2007), Manager Credit Policy National Commercial
Bank, Jeddah (2007-2010) dan Direktur Risiko GE Finance Indonesia
(2010-2011). Sejak bulan Juni 2012 menjabat sebagai Direktur
PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Ganda was born in Bandung, on October 23, 1973. Holding a degree in Science majoring Matemathics from Bandung Institute of Technology (ITB) in 1997. He held career at prominent Banks and fi nancial institutions and was experienced in handling risk management in some companies. He held career at: Citibank (1997-2004) and ABN Amro (2004-2006). He was trusted as Deputy Chief Risk Offi cer at GE Finance Indonesia (2006-2007), Manager Credit Policy National Commercial Bank, Jeddah (2007-2010) and Director of Risk at GE Finance Indonesia (2010-2011). As of June 2012, he was appointed as Director at PT Bank Sahabat Sampoerna.
Setyo Dwitanto Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko /
Compliance & Risk Management Director
Ganda Rahaja RusliDirektur/
Director
Bapak Setyo dilahirkan di Pekanbaru, 27 September 1966. Setyo adalah
Sarjana Ekonomi Akuntansi dari Universitas Indonesia. Memulai karir
sebagai Auditor di Kantor Akuntan Publik Tasnim, Ali dan Wijanarko. Pada
tahun 1992 Bapak Setyo mengawali karirnya di dunia perbankan dengan
bergabung bersama PT Bank Sumitomo Niaga, menerima berbagai
tanggung jawab hingga mengakhiri jabatan sebagai Head of Credit
Department. Menerima tantangan baru sebagai Senior Credit Analyst –
Commercial Leasing di PT GE Finance Indonesia di tahun 1996 dan
mengakhiri perjalanan bersama PT GE Finance Indonesia sebagai Vice
President for Secured Products - Consumer Finance di tahun 2006. Pak
Setyo menerima pinangan dari PT ABN Amro Bank sebagai Vice President
Business Banking di tahun 2006. Bergabung bersama Sampoerna Microfinance
sebagai Division Head Internal Audit di tahun 2010. Per tanggal 16 Juli
2013 Bapak Setyo menjabat sebagai Direktur Kepatuhan dan Manajemen
Risiko PT Bank Sahabat Sampoerna.
Mr. Setyo was born in Pekanbaru, September 27, 1966. Setyo is Bachelor Degree of Economy Accounting from Universitas Indonesia. Started his career as Auditor at Tasnim, Ali and Wijanarko Public Accountant Offi ce. In 1992, Mr. Setyo started his banking career by joining with PT Bank Sumitomo Niaga, served the responsibility to fi nal position as Head of Credit Department. Entered into new challenge as Senior Credity Analyst - Commercial Leasing at PT GE Finance Indonesia in 1996 and closed his career at PT GE Finance Indonesia as Vice President for Secured Products-Consumer Finance in 2006. Mr. Setyo was recruited by PT ABN Amro as Vice President of Business Banking in 2006. Joining Sampoerna Microfi nance as Head of Internal Audit Division in 2010. As July 16, 2013, Mr. Setyo was appointed as Compliance and Risk Management Director of PT Bank Sahabat Sampoerna.
Bank Sampoerna45
Analisa & pembahasan
Manajemen
Management Discussion and Analysis
ANALISA MAKRO EKONOMI
TINJAUAN PEREKONOMIAN GLOBAL
Pemulihan ekonomi global sepanjang tahun 2013 terus menunjukkan
perbaikan, meskipun laju pertumbuhannya masih relatif lambat
dan disertai masih tingginya faktor ketidakpastian dan capital flows
yang semakin volatile. Negara maju terus menunjukkan perkembangan
positif justru di saat kinerja negara berkembang cenderung
melemah. Sehingga secara keseluruhan menciptakan laju
pertumbuhan ekonomi yang relatif lambat dibandingkan tahun
sebelumnya. Meskipun membaik, beberapa permasalahan struktural
masih menghantui berbagai negara, terutama negara maju seperti
AS yang masih menghadapi permasalahan fiskal dan Kawasan
Euro masih mengalami resesi. Negara berkembang juga menghadapi
beberapa permasalahan, seperti melambatnya pertumbuhan
karena kinerja ekspor yang menurun dan meningkatnya
ketidakstabilan di pasar keuangan akibat aliran modal asing yang
semakin volatile. Hal ini oleh sentimen negatif dari isu tapering QE,
debt ceiling dan government shutdown di AS. Dengan pertumbuhan
ekonomi yang tertahan, tekanan inflasi cenderung menurun,
kecuali di Jepang dan beberapa negara berkembang yang permintaan
domestiknya relatif masih kuat.
Analisa dan Pembahasan ManajemenAnalysis and Management Discussion
MACRO ECONOMIC ANALYSIS
GLOBAL ECONOMY OUTLOOKWorld economic recovery has been improving over 2013 despite reluctant growth rate and immense uncertainty and more volatile capital fl ows. Developed countries posted progressive trend during the deceleration of developing countries. In general, the condition brought downward economic development rate compared to previous year. Even though improving, number of structural issues still constraining some counties, primarily developed country such as United States, which is still overshadowed by fi scal issue and European Region with economic recession turmoil. On the other hand, developing countries also went through several decelerating growth issues encouraged by declining export performance and increasing monetary market instability due to more volatile foreign capital stream. Th e more volatile foreign capital stream was driven by negative sentiment from QE tapering, debt ceiling and government shutdown issues in US. Bearing sluggish economic trend, the infl ation rate tended to fall, aside from Japan and some developing countries which are supported by domestic demand resilience.
“Ditengah berbagai tantangan ekonomi
global dan nasional, kinerja Bank Sampoerna
tumbuh signifikan”
“Amidst global and domestic economic
challenges, Bank Sampoerna
demonstrated significant growth”
Laporan Tahunan 2013 48
Ekonomi Eropa juga diperkirakan mulai masuk pada zona positif,
dengan pertumbuhan sebesar 0,4% (yoy) pada triwulan IV 2013.
Pemulihan ekonomi Eropa ditopang oleh kinerja ekspor dan
ekspansi sektor manufaktur sebagaimana terlihat pada tren
peningkatan surplus neraca perdagangan yang ekspansif.
Pertumbuhan ekonomi Jepang diperkirakan juga meningkat dari
triwulan sebelumnya sebesar 2,4% (yoy) menjadi 3,2% (yoy) pada
triwulan IV 2013. Perbaikan perekonomian Jepang ditopang oleh
kinerja sektor manufaktur yang meningkat karena didorong oleh
meningkatnya permintaan baik dari luar negeri maupun dalam
negeri.
Berbeda dengan perkembangan ekonomi negara maju,
perkembangan ekonomi di negara berkembang khususnya China
menunjukkan terjadinya moderasi pertumbuhan ekonomi. China
menunjukkan perkembangan yang mulai melambat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya, meskipun masih tumbuh cukup
kuat sebesar 7,7% (yoy) pada triwulan IV 2013.
TINJAUAN PEREKONOMIAN INDONESIA
Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan kinerja
yang cukup baik ditengah situasi perekonomian global yang masih
dibayang-bayangi oleh berbagai ketidakpastian, seperti prospek
pemulihan ekonomi di kawasan Eropa dan ancaman jurang fiskal
(Fiscal Cliff) di AS. Krisis tersebut turut berimbas pada penurunan
permintaan eksternal dan perlambatan aktivitas perekonomian di
Asia, termasuk China dan India
Pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2013 mencapai 5,72% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar
5,63% (yoy). Sumber pertumbuhan ekonomi juga lebih berimbang
dipengaruhi kenaikan ekspor dan moderasi pertumbuhan permintaan
domestik. Secara keseluruhan, struktur pertumbuhan ekonomi
yang mulai berimbang tersebut searah dengan langkah stabilisasi
Pemerintah dalam membawa ekonomi ke arah yang lebih sehat
dan berkesinambungan.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2013 terutama
ditopang ekspor yang tumbuh signifikan. Ekspor mampu tumbuh
sebesar 7,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2013
yang tumbuh sebesar 5,2% (yoy). Peningkatan ekspor tersebut
dipengaruhi kenaikan ekonomi Negara maju tercermin pada
meningkatnya ekspor manufaktur ke negara mitra dagang utama
seperti Amerika dan Jepang dan China. Kenaikan ekspor juga
dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah yang secara riil berpotensi
mendorong daya saing ekspor.
Berbeda dengan ekspor, pertumbuhan konsumsi rumah tangga
tumbuh 5,3% (yoy) pada triwulan IV 2013, sedikit menurun
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III 2013 sebesar 5,5%
(yoy). Meskipun menurun, pertumbuhan konsumsi rumah tangga
masih berada pada level yang tinggi sehingga menopang
pertumbuhan ekonomi.
European economic was also estimated to enter positive zone with growth of 0.4% (yoy) a 4th quarter of 2013. European economic recovery was supported by performance of export sector and expansion of manufacture sector as indicated from progressive trend of trading expansive balance sheet surplus.
Japan economic growth was also estimated to increase from previous quarter by 2.4% (yoy) to 3.2% (yoy) in 4th Quarter of 2013. Japan economic recovery was supported by increasing performance of manufacture sector due to demand growth from both domestic and international.
Th e trend of advanced economic countries, the developing countries , economic development, especially China, indicated economic growth downturn. China posted decelerating growth compared with previous quarter, yet still sent acceptable growth at 7.7% (yoy) in 4th Quarter of 2013.
INDONESIAN ECONOMIC OUTLOOKIndonesian economy trend in 2013 showed acceptable result amidst global economy condition which is still overcasted by various uncertainties, such as economy recovery projection in European region and Fiscal Cliff threat in US. Th e crisis also drove decrease in external demand and weakening of economic activity in Asia, including China and India.
Economic growth at the 4th Quarter of 2013 arrived at 5.72% (yoy), higher if compared to realization of previous quarter which was at 5.63% (yoy). Economic growth contributor encouraged higher balance due to higher export and moderation of domestic demand growth. Comperehensively, more balanced economic development structure is in accordance with Government stabilization policy in driving the economy towards more sound and sustainable level.
Increasing economic performance in 4th Quarter of 2013 was mainly underpinned by signifi cant growth from export activity. Th e Export activity rose by 7.4% (yoy), higher compared to the 3rd Quarter of 2013 which only grew by 5.2% (yoy). Th e export growth was contributed by developed countries’ economic growth refl ected from higher manufacture export to major trading partner countries such as Japan and China. Th e export growth was also encouraged by Rupiah exchange rate which in real terms will potentially boost export competitive advantages.
Aside from export, household sector only rose by 5.3% (yoy) at the 4th Quarter of 2013, slightly dropped from 3rd Quarter of 2013 which arrived at 5.5% (yoy). Although decreasing, household consumption growth was still realized at high level and gave positive contribution for economic development.
Bank Sampoerna49
PERAN UMKM TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
Pertumbuhan kontribusi sektor UMKM terhadap PDB Nasional
mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu, dengan kisaran
54% pada tahun 2005 meningkat sebesar 59% pada tahun 2012
sebagaimana grafik dibawah ini.
Peningkatan ini menggambarkan bahwa sektor UMKM sangat
besar kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia. Pada
periode 2009 – 2010 kontribusi UMKM terhadap ekspor tumbuh
secara signifikan melebihi kontribusi usaha skala besar sebelum
terkoreksi kembali seperti periode sebelumnya 2005 – 2008 pada
periode 2011 – 2012.
Sektor UMKM di Indonesia sangat besar jumlahnya, jumlah UMKM
di tahun 2012 mencapai 56,53 juta unit atau mengalami peningkatan
sebanyak 7,51 juta unit dari tahun 2011 dan terus bertumbuh di
tahun 2013 ini. Tiga kelompok kategori UMKM dapat memberikan
gambaran bahwa bisnis bisa berpindah kategori kelompok sesuai
dengan pertumbuhan dan pengembangan bisnisnya. Dari data
tersebut dapat disimpulkan pada tiga tahun terakhir pertumbuhan
UMKM sebesar 2,7 juta atau pertumbuhan 2,5% per tahunnya.
Pertumbuhan UMKM ini didorong oleh pertumbuhan perekonomian
negara secara umum sebesar 56% per tahunnya yang secara
signifikan diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap
penerimaaan Negara dalam bentuk pajak, selain mampu menyerap
tenaga kerja baik yang kurang terdidik maupun pembukaan
lapangan pekerjaan baru, meningkatkan pendapatan masyarakat
dan mengurangi kesenjangan sosial yang tinggi.
Analisa dan Pembahasan Manajemen/Analysis and Management Discussion
MSME CONTRIBUTION FOR INDONESIAN ECONOMYMicro and SME sector development contribution for National GDP has been accelerating in times, in realization about 54% in 2005 and grew by 59% in 2012, as illustrated on following table:
Th e growth indicated that Micro and SME sector delivered signifi cant contribution to Indonesian economy. In 2009 – 2010, the contribution of Micro and SME for export grow signifi cantly exceed major business scale contribution prior re-corrected as previous condition in 2005 – 2008 in 2011 – 2012 period.
Micro and SME sector in Indonesia constitues huge number with total Micro and SME in 2012 reached to 56.53 million unit or grew by 7.51 million unit from 2011 and remain fl ourishing forward in 2013. Th ree Micro and SME groups presented a condition that the business enables category shift ing based on each business growth and development. Referring to the data, it can be concluded that over the last three years, Micro and SME growth reaching to 2.7 million or growth by 2.5% per year. Micro and SME development is generally driven by national development which generally realized at 56% per year and signifi cantly estimated to contribute in increasing tax payment for the State Revenue, besides enabling manpower absorption both educated or less-educated workers by creating new job fi elds, elevating public income and receding high social disparity.
SME Contribution To PDB
Laporan Tahunan 2013 50
TINJAUAN KEUANGANFINANCIAL REVIEW
Bahasan ini disusun berdasarkan laporan keuangan konsolidasi PT
Bank Sahabat Sampoerna dan anak perusahaan pada tanggal dan
untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 yang disajikan
sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Laporan
Keuangan tersebut telah diaudit oleh auditor independen KAP
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto.
Kecuali dinyatakan lain, semua informasi keuangan yang berhubungan
dengan PT Bank Sahabat Sampoerna dinyatakan secara konsolidasi
sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
ANALISIS LABA RUGI
Pada tahun 2013, Bank Sampoerna (Bank Sampoerna) mencatatkan
pertumbuhan laba yang luar biasa. Hal tersebut tercermin dari
peningkatan laba setelah pajak tercatat sebesar Rp18,78 miliar
atau mengalami peningkatan sebesar 781,7% jika dibandingkan
dengan tahun 2012 sebesar Rp2,13 miliar. Hal tersebut terutama
disebabkan oleh peningkatan total pendapatan bunga bersih dan
pendapatan operasional lainnya sebesar 73,20% dari semula sebesar
Rp64,29 miliar pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp111,35 miliar
pada akhir tahun 2013.
PENDAPATAN OPERASIONAL
Total pendapatan Bank Sampoerna terutama didominasi oleh
pendapatan bunga yang sampai dengan akhir tahun 2013 tercatat
sebesar Rp229,06 miliar atau mengalami peningkatan sebesar
89,2% jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp121,01
miliar. Selanjutnya diikuti dengan koreksi Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (CKPN) sebesar Rp4,92 miliar atau mengalami
peningkatan secara nominal sebesar Rp3,88 miliar terhadap tahun
2012 yang hanya terealisasi sebesar Rp1,04 miliar. Sedangkan
Pendapatan operasional lainnya untuk pendapatan lain-lain seperti
pendapatan buku tabungan, pendapatan ATM, dan lainnya
mengalami peningkatan selama tahun 2013 ini sebesar 57,80%
dari semula sebesar Rp6,99 miliar pada tahun 2012 menjadi sebesar
Rp11,03 miliar pada akhir tahun 2013.
11,03
2012 2013
PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
Other Operating IncomeRp miliar/Rp billion
6,99
PENDAPATAN BUNGA
Interest IncomeRp miliar/Rp billion
121,01
229,06
2012 2013
Th e discussion is prepared based on PT Bank Sahabat Sampoerna and subsidiary consolidated fi nancial statements for fi scal year ended on December 31, 2013 presented based on Indonesian standard of fi nancial statement. Th e Financial Statements has been audited by Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto Public Accountant Offi ce as Independent Auditor.
Every fi nancial information related to PT Bank Sahabat Sampoerna is stated consolidatedly based on Standard of Financial Accounting in Indonesia, unless stated diff erent.
PROFIT AND LOSS ANALYSISIn 2013, Bank Sampoerna booked excellent profi t realization. It was refl ected from the increasing income for the year at Rp18.78 billion or soared by 781.7% compared with 2012 which was at Rp2.13 billion. It caused by growing of Interest income - net and other operating income by 73.20% from Rp64.29 billion in2012 to Rp111.35 billion as end of 2013.
OPERATING INCOMETotal income of Bank Sampoerna was mostly dominated by interest income which as end of 2013 constitued amount of Rp229.06 billion or rose by 89.2% compared by 2012 which was Rp121.01 bilion. Th e realization was later followed by Rp4.92 billion as the correction of impairment losses allowance or nominally rose by Rp3.88 billion from 2012 which was only realized at Rp1.04 billion. While, other operating income for other income posts such as saving account setlement income, ATM income and others increased in 2013 by 57.80% from Rp6.99 billion in 2012 to Rp11.03 billion as end of 2013.
Bank Sampoerna51
BEBAN OPERASIONAL
Sampai dengan akhir tahun 2013, total beban operasional Bank
Sampoerna mengalami peningkatan yang tercatat sebesar Rp217,90
miliar atau mengalami peningkatan sebesar 74,20% terhadap
tahun 2012 sebesar Rp125,09 miliar. Peningkatan tersebut terutama
disebabkan oleh peningkatan beban bunga yang mengalami
peningkatan sebesar 102,10% dari semula sebesar Rp63,70 miliar
pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp128,74 miliar pada akhir tahun
2013. Hal tersebut antara lain dikarenakan peningkatan dana berupa
deposito yang merupakan dana mahal yang cukup signifikan pada
tahun 2013 ini serta peningkatan tingkat suku bunga dana pihak
ketiga yang mengacu pada peningkatan BI Rate yang terjadi selama
tahun 2013 sebanyak 5 (lima) kali dari 5,75% sampai dengan 7,50%.
LABA OPERASIONAL
Berdasarkan pendapatan operasional dan beban operasional diatas,
maka didapat laba operasional Bank Sampoerna yang tercatat
sebesar Rp27,10 miliar atau mengalami peningkatan sebesar
586,08% terhadap tahun 2012 sebesar Rp3,95 miliar.
LABA SEBELUM PAJAK
Pada akhir tahun 2013, laba sebelum pajak Bank Sampoerna tercatat
sebesar Rp26,40 miliar atau mengalami peningkatan sebesar
556,72% jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp4,02
miliar. Peningkatan total pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan total beban merupakan penyebab tingginya peningkatan
laba sebelum pajak.
3,95
27,10
2012 2013
LABA/RUGI OPERASIONAL
Profi t/Loss OperationalRp miliar/Rp billion
4,02
26,4
2012 2013
LABA SEBELUM PAJAK
Profi t Before TaxRp miliar/Rp billion
TINJAUAN KEUANGAN/TINJAUAN KEUANGAN
OPERATING EXPENSESBy end of 2013, total operating expense of Bank Sampoerna signifi cantly grew by Rp217.90 billion or 74.20% from 2012 as much as Rp125.09 billion. Th e growth was mainly driven by increase in interest expense with an increase by 102.10% from Rp63.70 billion in 2012 to Rp128.74 billion as end of 2013. Th e growth was underpinned by sharply signifi cantly increasing fund collection through time deposit which has high cost of fund. In 2013 and raising third party fund interest rate which refers to BI Progressive Rate trend in 2013 over 5 (fi ve) times corrections from 5.75% to 7.50%.
OPERATING PROFITReferring to prior explanation regarding operating income and operating expense, Bank Sampoerna booked operating income as much at Rp27.10 billion or increased by 586.08% from 2012 which was Rp3.95 billion.
INCOME BEFORE INCOME TAX EXPENSESAs end of 2013, Bank Sampoerna realized Income before income tax expenses to Rp26.40 billion or sharply increased by 556.72% from 2012 as much as Rp4.02 billion. Th e increasing of higer total income compared with total expense drove the high growth of income before tax expenses.
0
Laporan Tahunan 2013 52
INCOME TAXSimultaneously with Bank Sampoerna profi t growth, Income tax expenses also escalated linearly. As end of 2013, Bank Sampoerna Income tax expenses was realized at Rp7.62 billion or topped to 303.17% from 2012 which was only booked as much as Rp1.89 billion.
NET PROFITAs of December 31, 2013 Bank Sampoerna realized Net Profi t Income amounted to Rp18.78 billion or soared by 781.69% from 2012 which was posted as much as Rp2.13 billion.
FINANCIAL POSITION ANALYSIS
ASSETSIn 2013, Bank Sampoerna succeeded in posting excellent performance growth. Total assets of Bank Sampoerna reached to Rp2,669.70 billion or signifi cantly grew by 57.87% from 2012 which was posted as much as Rp1,691.06 billion.
Bank Sampoerna Total Assets growth was primarily dominated by increasing in loans by 62.45% from Rp1,065.98 billion in 2012 to Rp1,731.64 billion as end of 2013.
PAJAK PENGHASILAN
Seiring dengan peningkatan laba Bank Sampoerna, pajak penghasilan
juga mengalami peningkatan secara linier. Tercatat pada akhir
tahun 2013, pajak penghasilan Bank Sampoerna sebesar Rp7,62
miliar atau mengalami peningkatan sebesar 303,17% terhadap
tahun 2012 yang tercatat sebesar 1,89 miliar.
LABA BERSIH
Laba Bersih Bank Sampoerna per 31 Desember 2013 sebesar
Rp18,78 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 781,69%
terhadap tahun 2012 yang tercatat sebesar Rp2,13 miliar.
ANALISIS POSISI KEUANGAN
ASET
Pada tahun 2013, Bank Sampoerna telah berhasil mencatatkan
pertumbuhan kinerja yang gemilang. Total Aset Bank Sampoerna
tercatat sebesar Rp2.669,70 miliar atau mengalami peningkatan
sebesar 57,87% dibandingkan tahun 2012 yang tercatat sebesar
Rp1.691,06 miliar.
Peningkatan total aset Bank Sampoerna terutama didominasi oleh
peningkatan kredit yang mengalami pertumbuhan sebesar 62,45%
dari semula sebesar Rp1.065,98 miliar pada tahun 2012 menjadi
sebesar Rp1.731,64 miliar pada akhir tahun 2013.
LABA SETELAH PAJAK
Profi t Aft er TaxRp miliar/Rp billion
2,13
18,78
2012 2013
1.691,06
2.669,70
2012 2013
1.065,98
1.731,64
2012 2013
TOTAL KREDIT
Total LoansRp miliar/Rp billion
TOTAL ASET
Total AssetsRp miliar/Rp billion
Bank Sampoerna53
KEWAJIBAN
Jumlah kewajiban Bank Sampoerna mengalami peningkatan
sebesar 62,82% pada tahun 2013 ini, dari semula sebesar Rp1.344,91
miliar pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp2.189,77 miliar pada
tahun 2013.
Peningkatan kewajiban Bank Sampoerna terutama didominasi
oleh peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga yang mengalami
peningkatan sebesar 58,67% pada tahun 2013, tercatat dari semula
Rp1.323,63 miliar pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp.2.100,14
miliar. Simpanan berjangka [deposito] yang mengalami peningkatan
sebesar 105,21% pada tahun 2013 ini, dari semula sebesar Rp866,65
miliar pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp1.778,44 miliar pada
akhir tahun 2013. Dana tabungan juga mengalami peningkatan
pada tahun 2013 meskipun tidak terlalu signifikan. Dana tabungan
Bank Sampoerna mengalami peningkatan sebesar 7,12% dari
semula sebesar Rp30,04 miliar pada tahun 2012 menjadi sebesar
Rp32,18 miliar pada akhir tahun 2013. Sedangkan dana giro
mengalami penurunan pada tahun 2013 ini tercatat sebesar 32,19%
dari semula sebesar Rp426,94 miliar pada tahun 2012 menjadi
sebesar Rp289,52 miliar pada akhir tahun 2013.
Tingkat suku bunga penghimpunan dana pada akhir tahun 2013
untuk Giro, Tabungan dan Deposito masing-masing sebesar 4,99%,
3,28% dan 8,04%.
30,0432,18
2012 2013
GIRO
Current AccountRp miliar/Rp billion
426,94
289,52
2012 2013
TABUNGAN
SavingsRp miliar/Rp billion
866,65
1.778,44
2012 2013
DEPOSITO
DepositsRp miliar/Rp billion
TINJAUAN KEUANGAN/TINJAUAN KEUANGAN
LIABILITIESTotal liabilities of Bank Sampoerna booked an increasing by 62.82% in 2013 from Rp1,344.91 billion in 2012 to Rp2,189.77 billion in 2013.
Th e increasing of Bank Sampoerna liabilities mostly dominated by third party fund collection growth which soared by 58.67% in 2013, from Rp1,323.63 billion in 2012 to Rp2,100.14 billion. Time deposit also realized huge growth by 105.21% in 2013 from Rp866.65 billion in 2012 to Rp1,778.44 billion as end of 2013. Moreover, Saving Account also booked acceptable growth in 2013. Th e saving fund of Bank Sampoerna grew by 7.12% from Rp30.04 billion in 2012 to Rp32.18 billion as end of 2013. While, current accounts fund posted a decrease by 32.19% in 2013 from Rp426.94 billion in 2012 to Rp289.52 billion as end of 2013.
Th e interest rate of current account, savings account and time deposit as of December 31, 2013 are 4.99%, 3.28% and 8.04%.
Laporan Tahunan 2013 54
EKUITAS
Selama tahun 2013, total ekuitas Bank Sampoerna mengalami
peningkatan sebesar 38,65% dari semula sebesar Rp346,14 miliar
pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp479,93 miliar pada akhir tahun
2013.
Dari sisi modal disetor, selama tahun 2013 terdapat penambahan
modal dasar sebesar Rp115,80 miliar dari semula tercatat sebesar
Rp220,00 miliar pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp335,80 miliar
pada akhir tahun 2013.
RASIO KEUANGAN PENTING
Indikator rasio keuangan Bank Sampoerna untuk tahun 2012 dan
2013 sebagaimana penjelasan dibawah ini.
Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) Bank Sampoerna tercatat pada
level 27,19% pada tahun 2013 yang masih berada pada level jauh
diatas ketentuan Bank Indonesia
NPL (Non Performing Loan) Gross Bank Sampoerna menunjukkan
perbaikan pada akhir tahun 2013 ini. NPL Gross berada pada level
1,59% atau membaik sebesar 1,03% dibandingkan dengan tahun
2012 yang berada pada level 2,62%. Hal tersebut dikarenakan
perbaikan kualitas kredit Bank Sampoerna selama tahun 2013.
NPL (Non Performing Loan) Net Bank Sampoerna juga mengalami
perbaikan pada tahun 2013 ini yang tercatat pada level 1,42% atau
membaik sebesar 0,12% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar
1,54%.
Rasio Rentabilitas antara lain terdiri dari: [1] Return On Assets [ROA],
[2] Return On Equity [ROE], [3] Net Interest Margin [NIM], serta [4]
Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi [BOPO] dengan
penjelasan dibawah ini:
Return On Assets [ROA] Bank Sampoerna mengalami peningkatan
sebesar 0,95% dari semula berada pada level 0,32% pada tahun
2012 menjadi pada level 1,27% pada akhir tahun 2013. Peningkatan
tersebut antara lain dikarenakan peningkatan laba sebelum pajak
yang cukup signifikan pada tahun 2013 ini.
Return On Equity [ROE] Bank Sampoerna mengalami peningkatan
sebesar 4,48% dari semula berada pada level 0,80% pada tahun
2012 menjadi pada level 5,28% pada akhir tahun 2013. Peningkatan
tersebut antara lain dikarenakan peningkatan laba bersih yang
cukup tinggi pada tahun 2013 ini.
EQUITIESIn 2013, total equity of Bank Sampoerna recorded positive growth by 38.65% from Rp346.14 billion in 2012 to Rp479.93 billion as end of 2013.
From paid-in capital post, there was additional paid-in capital activity amounted to Rp115.80 billion, which prior as much as Rp220.00 billion in 2012 and increase to Rp335.80 billion as end of 2013.
KEY FINANCIAL RATIOBank Sampoerna Key Financial Ratio for 2012 and 2013 as illustrated below:
Capital Adequacy Ratio of Bank Sampoerna constituted at level 27.19% in 2013 was still placed on secure level and exceeding Bank Indonesia limit.
Non-Performing Loan Gross of Bank Sampoerna presented the corrections as the end of 2013. Th e NPL Gross was at 1.59% level or improving by 1.03% from 2012 which was at 2.62% level. Th is underpinned by credit quality improvement of Bank Sampoerna during 2013.
Non-Performing Loan Net of Bank Sampoerna recorded an improvement in 2013 which booked at 1.42% level or improved by 0.12% from 2012 which was at 1.54%.
Rentability Ratio comprising of : [1] Return On Assets [ROA], [2] Return On Equity [ROE], [3] Net Interest Margin [NIM], and [4] Opeational Expense to Operational Income [BOPO] with following explaination:
Return On Assets [ROA] of Bank Sampoerna booked 0.95% increasing from 0.32% in 2012 to 1.27% level as end of 2013. Th e improvement was encouraged by signifi cant increase in income before tax achieved in 2013.
Return On Equity [ROE] of Bank Sampoerna booked 4.48% growth from prior realization at 0.80% level in 2012 to 5.28% level at the end of 2013. Th e growth was caused by the increasing of net income by end of 2013.
Bank Sampoerna55
Net Interest Margin [NIM] Bank Sampoerna mengalami peningkatan
sebesar 0,33% dari semula berada pada level 4,67% pada tahun
2012 menjadi pada level 5,00% pada akhir tahun 2013. Peningkatan
tersebut antara lain dikarenakan peningkatan tingkat suku bunga
bank yang terjadi selama tahun 2013 ini.
Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi [BOPO] Bank
Sampoerna mengalami penurunan sebesar 8,00% dari semula
berada pada level 96,94% pada tahun 2012 menjadi pada level
88,94% pada akhir tahun 2013. Penurunan tersebut antara lain
dikarenakan peningkatan efisiensi Bank Sampoerna serta peningkatan
pendapatan yang cukup signifikan yang terjadi selama tahun 2013
ini.
Loan To Deposit Ratio [LDR] Bank Sampoerna mengalami peningkatan
sebesar 2,29% dari semula berada pada level 78,69% pada tahun
2012 menjadi pada level 80,98% pada akhir tahun 2013. Peningkatan
tersebut antara lain dikarenakan peningkatan penyaluran kredit
bank yang lebih tinggi dari peningkatan dana pihak ketiga selama
tahun 2013 ini.
Net Interest Margin [NIM] of Bank Sampoerna booked 0.33% growth from prior realization at 4.67% level in 2012 to 5.00% level at the end of 2013. Th e growth was contributed by the bank’s interest rate growth realized in 2013.
Operating Expense to Operating Income [BOPO] of Bank Sampoerna recorded slightly decrease by 8,00% from prior level at 96.94% in 2012 to 88,94% level at the end of 2013. Th e decrease was due to effi ciency program in Bank Sampoerna and signifi cant income realization in 2013.
Loan To Deposit Ratio [LDR] of Bank Sampoerna realized an increase by 2.29% from prior level at 78.69% in 2012 to 80.98% level at the end of 2013. Th e growth was due to increasing lending activity which was higher than funding activity throughout 2013.
TINJAUAN KEUANGAN/TINJAUAN KEUANGAN
Laporan Tahunan 2013 56
STRUKTUR PERMODALAN
Pada tanggal 31 Desember 2013, susunan pemegang saham dan
kepemilikannya adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham
Shareholders
Jumlah Saham
Ditempatkan dan Disetor
Penuh
Number of Share Issued
and Fully issued
Nilai
Amount
Persentase Kepemilikan
Percentage of Ownership
(%)
PT Sampoerna Investama 272.000.000 272.000.000.000 81,00
PT CakrawalaMulia Prima 60.444.444 60.444.444.000 18,00
Ekadharmajanto Kasih 3.358.025 3.358.025.000 1,00
Jumlah/Total 335.802.469 335.802.469.000 100,00
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa No 28 tanggal 14 Desember 2012 dari Notaris
Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., para pemegang saham menyetujui
peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp220.000.000.000
menjadi Rp305.000.000.000 dimana seluruhnya diambil bagian
dan disetor penuh oleh PT Sampoerna Investama. Perubahan
anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
AH.01.10-02778 dan No. AHU-AH.01.10-02779 tanggal 1 Februari
2013. Penambahan modal disetor telah mendapatkan persetujuan
dari Bank Indonesia tertanggal 11 September 2013. Berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 49 tanggal 27
Agustus 2013 dari Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., para pemegang
saham menyetujui peningkatan modal sebanyak 30.802.469 saham
dengan nilai nominal Rp30.802.469.000, dari semula terdiri dari
305.000.000 saham dengan nilai nominal Rp305.000.000.000
menjadi 335.802.469 dengan nilai nominal Rp335.802.469.000
saham dimana sebesar Rp272.000.000.000 diambil bagian oleh PT
Sampoerna Investama, Rp60.444.444.000 diambil bagian oleh PT
Cakrawala Mulia Prima dan Rp3.358.025.000 diambil oleh Bapak
Ekadharmajanto Kasih.
KENAIKAN PENDAPATAN ATAU BEBAN YANG
MATERIAL
Pada tahun 2013, terjadi peningkatan pendapatan bunga dan
beban bunga bank yang material masing-masing sebesar 88,56%
dan 102,08% yang mempengaruhi laba bersih Bank Sampoerna.
DAMPAK PERUBAHAN SUKU BUNGA TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN
Selama tahun 2013 ini terjadi perubahan terhadap suku bunga
Bank Indonesia sebanyak 5 [lima] kali dari 5,75% sampai dengan
7,50% di akhir tahun 2013. Hal tersebut mempengaruhi perubahan
tingkat suku bunga baik dana pihak ketiga maupun kredit Bank
Sampoerna.
Pursuant to Deeds of Extraordinary General Meetings of Shareholders Decision No. 28 dated December 14, 2012 from Notary Ashoya Ratam, SH, M.Kn, the shareholders approved the additional paid-in capital from Rp220,000,000,000 to Rp305,000,000,000 where all part is taken and paid by PT Sampoerna Investama. Amendment of the Articles of Association has granted the approval from Minister of Law and Human Rights of Republic Indonesia No. AHU-AH.01.10-02778 and No. AHU-AH.01.10-02779 dated February 1, 2013. Additional paid-in capital has also granted approval from Bank Indonesia dated September 11, 2013. Pursuant Deeds of Shareholders Decision No. 49 dated August 27, 2013 from Nitary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., the shareholders approved additional paid-in capital as much as 30.802.469 shares with par value of Rp30.802.469.000, from previously 305.000.000 shares with par value of Rp305.000.000.000 to 335.802.469 shares with par value of Rp335.802.469.000 shares where as much as Rp272.000.000.000 was retrieved by PT Sampoerna Investama, Rp60.444.444.000 retrieved by PT Cakrawala Mulia Prima and Rp3.358.025.000 was retrieved by Mr. Ekadharmajanto Kasih.
INCREASE IN MATERIAL INCOME OR EXPENSE
In 2013, there was a material increase in the bank’s interest income and interest expense by 88.56% and 102.08% which aff ected the realization of Bank Sampoerna’s Net Profi t.
IMPACT OF INTEREST RATE CHANGING TOWARDS THE COMPANY’S PERFORMANCETh roughout 2013, the Bank Indonesia Rate endured over 5 (fi ve) times corrections from 5.75% to 7.50% at the end of 2013. Th is was aff ected on the changing of interest rate both for third party fund and loan of Bank Sampoerna.
CAPITAL STRUCTUREAs of December 31, 2013, composition of shareholders and shareownership are as follows:
Bank Sampoerna57
DAMPAK PERUBAHAN HARGA TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN
Selama tahun 2013, tidak terdapat kenaikan pendapatan maupun
beban yang material yang mempengaruhi kinerja Bank Sampoerna.
DERIVATIF DAN FASILITAS LINDUNG NILAI
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 tidak terdapat transaksi
derivative dan fasilitas lindung nilai pada kegiatan usaha Bank
Sampoerna.
INFORMASI KEUANGAN LUAR BIASA DAN
JARANG TERJADI
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 tidak terdapat informasi
keuangan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa
dan jarang terjadi.
INFORMASI MATERIAL INVESTASI, EKSPANSI,
DIVESTASI, AKUISISI, DAN RESTRUKTURISASI
HUTANG/MODAL
- Sampai dengan akhir tahun 2013, Bank Sampoerna tidak
melakukan kegiatan Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi serta
Restrukturisasi hutang/modal.
- Kegiatan ekspansi dilakukan dengan pembukaan kantor cabang
di Bandung pada bulan Juli 2013
INFORMASI TRANSAKSI MATERIAL YANG
MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN ATAU
TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI
Pihak-pihak berelasi adalah perusahaan dan perorangan yang
mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara
langsung maupun tidak langsung dengan Bank. Pihak-pihak berelasi
dengan Bank Sampoerna adalah sebagai berikut:
Pihak Berelasi/Related Parties
Sifat Hubungan Berelasi/Nature of Related Parties
Transaksi/Transactions
PT Amanda Cipta Persada Entitas Asosiasi/Associated EntityDeposito Berjangka, Bank Garansi/Time
Deposit/ Guarantee Bank
PT Sampoerna Strategic Entitas Asosiasi/Associated Entity Deposito Berjangka/Time Deposits
PT Sampoerna Telekomunikasi Entitas Asosiasi/Associated Entity Deposito Berjangka/Time Deposits
Yayasan Putera Sampoerna Entitas Asosiasi/Associated Entity Deposito Berjangka/Time Deposits
PT Sigmantara Alfindo Entitas Asosiasi/Associated Entity Deposito Berjangka/Time Deposits
Michael Joseph SampoernaPemilik Pemegang Saham Mayoritas/Owner
of Majority ShareholderGiro/Current Account
PT Sampoerna Investama Pemegang Saham/ShareholderGiro, Deposito Berjangka/Current
Account, Time Deposits
Pemilik Pemegang Saham dan Keluarganya/Shareholders and Family of Shareholder Deposito Berjangka/Time Deposits
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank/Board of Commissioners, Directors and Executive Bank Officers
Manajemen Bank/The Bank's Management
Tabungan, Deposito Berjangka/Saving,
Time Deposit
TINJAUAN KEUANGAN/TINJAUAN KEUANGAN
IMPACT OF CHANGING PRICING TO THE COMPANY’S PERFORMANCETh roughout 2013, there was no changing in material income or expense which aff ected performance of Bank Sampoerna.
DERIVATIVE AND HEDGING VALUE INSTRUMENTAs of December 31, 2013 there was no derivative transaction and hedging value instrument on Bank Sampoerna’s business activity.
EXTRAORDINARY FINANCIAL INFORMATION
As of December 31, 2013 there was no fi nancial information comprising extraordinary and rare event.
MATERIAL INFORMATION ABOUT INVESTMENT, EXPANSION, DIVESTMENT, ACQUISITION AND DEBT/CAPITAL RESTRUCTURING- As of December 31, 2013, Bank Sampoerna did not execute any
investment, expansion, divestment, acquisition and debt/capital restructuring activity.
- Expansion activity was followed by branch offi ce opening in Bandung, July 2013
MATERIAL INFORMATION CONTAINING CONFLICT OF INTEREST OR RELATED PARTY TRANSACTIONRelated party refers to company and individual which has an affi liation of ownership and managment both directly and indirectly with the Bank. Related party of Bank Sampoerna is as follows:
Laporan Tahunan 2013 58
PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING
Perjanjian penting PT Bank Sahabat Sampoerna selama tahun 2013
sebagaimana dibawah ini.
1. Perjanjian Kerjasama Penyediaan Perangkat ATM dengan PT
Sigma Cipta Caraka.
Pada tanggal 27 Juni 2012, Bank menandatangani perjanjian
kerjasama dengan PT Sigma Cipta Caraka tentang penyediaan
perangkat ATM. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 27 Juni
2017 dan dapat diperpanjang secara otomatis untuk jangka
waktu 12 (dua belas) bulan berikutnya.
2. Perjanjian Penyediaan Jasa Manajemen Teknologi Informasi
dengan PT Sigma Cipta Caraka.
Pada tanggal 10 September 2012, Bank menandatangani
perjanjian kerjasama dengan PT Sigma Cipta Caraka tentang
penyediaan jasa manajemen tekonologi informasi dan IT audit.
Perjanjian ini berlaku sampai dengan 10 September 2015 dan
dapat diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu 36
(tiga puluh enam) bulan berikutnya.
3. Perjanjian Kredit dengan PT Bank Central Asia Tbk.
Pada tanggal 6 Desember 2012, Bank memperoleh Fasilitas
Time Loan dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp 50.000.000.000
dengan tingkat suku bunga sebesar 8.5% per tahun. Jangka
waktu perjanjian kredit sejak tanggal 6 Desember 2012 sampai
dengan 25 Februari 2014
KOMITMEN DAN KONTINJENSI
Bank mempunyai komitmen dan kontinjensi yang tidak disajikan
dalam laporan posisi keuangan. Ikhtisar komitmen dan kontinjensi
Bank yang dinyatakan dalam nilai kontrak setara dengan mata
uang Rupiah adalah sebagai berikut:
2013 2012
KOMITMEN COMMITMENTS
Tagihan Komitmen Commitments Receivables
Fasilitas Pinjaman yang belum ditarik - -
Kewajiban Komitmen Commitments Liabilities
Pihak Berelasi (10.677.000.000) (17.882.129.184) Related Parties
Pihak Ketiga (70.300.979.099) (52.520.211.452) Third Parties
Jumlah Kewajiban Komitmen (Catatan10) (80.977.979.099) (70.402.340.636) Total of Commitments Liabilites (Note10)
Jumlah Kewajiban Komitmen-Bersih (80.977.979.099) (70.402.340.636) Total of Commitments Liabilites-Net
SIGNIFICANT AGREEMENTSSignifi cant Agreements of PT Bank Sahabat Sampoerna in 2013, as follows:1. Agreement with PT Sigma Cipta Caraka for Providing of ATM
Machines On June 27, 2012, the Bank signed a cooperation agreement
with PT Sigma Cipta Caraka regarding the utilization of ATM Machine. Th is agreement is valid until June 27, 2017 and can be automatically extended for a period of 12 (twelve) months.
2. Agreement with PT Sigma Cipta Caraka for Providing of Information Technology Management System
On September 10, 2012, the Bank signed a cooperation agreement with PT Sigma Cipta Caraka to provide of information technology management service and IT Audit. Th is agreement is valid until September 10, 2015 and can be automatically extended for a period of 36 (thirty six) months.
3. Credit Agreement with PT Bank Central Asia Tbk On December 6, 2012, the Bank obtained Time Loan Facility
from PT Bank Central Asia Tbk amounting to Rp 50,000,000,000 with interest rate of 8,5% p.a Th e term of the credit agreement from the date of December 6, 2012 until February 25, 2014.
COMMITMENT AND CONTINGENCYTh e Bank has commitment and contingency which is not presented in the fi nancial position report. Highlight of commitment and contingency of the Bank is stated on contract value which is equal with Rupiah, as follows:
Bank Sampoerna59
2013 2012
KONTINJENSI CONTINGENCIES
Tagihan Kontinjensi Contingencies Receivables
Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian 1.710.297.553 3.067.522.380 Interest Receivable Non Performing Assets
Jumlah Tagihan Kontinjensi 1.710.297.553 3.067.522.380 Total of Contingencies Receivables
Kewajiban Kontinjensi Contingencies Liabilities
Bank Garansi yang Diterbitkan (643.160.850) Bank Guarantees Issued
Jumlah Liabilitas Kontinjensi (643.160.850) Total of Contingencies Liabilites
Jumlah Tagihan Kontinjensi-Bersih 1.710.297.553 2.424.361.530 Total of Contingencies Liabilites-Nett
Jumlah Komitmen dan Kontinjensi Bersih (79.267.681.546) (67.977.979.106) Total of Commitmentsand Contingencies-Net
INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL SETELAH
TANGGAL LAPORAN AKUNTAN
Informasi dan fakta material setelah tanggal laporan akuntan
PT Bank Sahabat Sampoerna adalah sebagai berikut:
1. Perubahan Modal Dasar;
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa No 11 tanggal 17 Januari 2014 dari Notaris
Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., para pemegang saham menyetujui
peningkatan modal dasar sebanyak Rp1.260.000.000 dari
sebelumnya Rp400.000.000.000 menjadi Rp1.660.000.000.
2. Susunan Pemegang Saham;
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa No 11 tanggal 17 Januari 2014 dari Notaris
Ashoya Ratam, S.H, para pemegang saham menyetujui
peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari
Rp335.802.469.000 menjadi Rp420.000.000.000 dimana
Rp340.200.000.000 diambil bagian oleh PT Sampoerna Investama,
Rp75.600.000.000 diambil bagian oleh PT Cakrawala Mulia
Prima dan Rp4.200.000.000 diambil bagian oleh Bapak
Ekadharmajanto Kasih. Perubahan anggaran dasar tersebut
masih dalam proses persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia.
3. Perubahan kepengurusan;
Berdasarkan sirkuler Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa,
tanggal 13 Maret 2013 telah disetujui pengunduran diri Sdr.
Indra Wijaya Supriadi sebagai Direktur Utama, dan telah
menunjuk Sdr. Ali Rukmijah sebagai Direktur Utama yang baru
dan akan efektif setelah fit and proper test dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
TINJAUAN KEUANGAN/TINJAUAN KEUANGAN
SUBSEQUENT MATERIAL INFORMATION AND FACT AFTER ACCOUNTANT REPORTING DATESubsequent Material Information and Fact aft er Accountant Reporting Date of Bank sampoerna is a follows:1. Changes in Authorized Capital; Based on notarial deed of the
Extraordinary General Shareholders’ Meeting (EGM) No 11 dated January 17, 2014 of Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., the shareholders agreed and decided to increase authorized capital by Rp1,260,000,000 from the previous Rp400,000,000,000 to Rp1,660,000,000.
2. Structure of Shareholders Based on notarial deed of the Extraordinary General Shareholders’
Meeting (EGM) No 11 dated January 17, 2014 of Notary Ashoya Ratam, SH, the shareholders approved an increase in the issued and paidup from Rp335,802,469,000 to Rp420,000,000,000 whereby amounted to Rp340,200,000,000 was taken by PT Sampoerna Investama, Rp75,600,000,000 was taken by PT Cakrawala Mulia Prima and Rp4,200,000,000 was taken by Mr Ekadharmajanto Kasih. Th e amendment of the Bank’s article of association still on process by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia.
3. Changes in Management Pursuant to Circular Extraordinary General Meetings of
Shareholders, at March 13, 2013 has received reignation of Mr. Indra Wijaya Supriadi, as President Director and appointed Mr. Ali Rukmijah as new President Director and will eff ectively serve aft er fi t and proper test from Financial Service Authority (OJK).
Laporan Tahunan 2013 60
PERUBAHAN PERATURAN DAN DAMPAKNYA
TERHADAP PERUSAHAAN
Selama tahun 2013 tidak ada penerapan peraturan perundang-
undangan yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
Bank Sampoerna.
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Kebijakan akuntansi dan pelaporan keuangan yang telah diterapkan
oleh Perusahaan dan Entitas Anak adalah sesuai dengan standar
akuntasi keuangan di Indonesia, yaitu berdasarkan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Kebijakan akuntansi diterapkan
secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian
untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
dan 2012 oleh Bank Sampoerna. Berikut ini adalah standar baru
dan revisi yang diadopsi oleh Perusahaan dan Entitas untuk
tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2013.
Beberapa intepretasi standar baru berikut ini berlaku sejak 1 Januari
2014 terhadap laporan keuangan Bank:
- ISAK No 27: Pengalihan Aset dari pelanggan
- ISAK No 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen
Ekuitas
Disamping itu, pada bulan Desember 2013, Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan
beberapa standar akuntansi baru dan revisi yang akan berlaku
efektif pada tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015. Penerapan
dini atas standar-standar tersebut tidak diperkenankan.
Standar-standar tersebut adalah sebagai berikut:
- PSAK 65 “Laporan keuangan konsolidasian”
- PSAK 66 “Pengaturan bersama”
- PSAK 67 “Pengungkapan kepentingan dalarn entitas lain”
- PSAK 68 “Pengukuran nilai wajar”
- PSAK 1 (Revisi 2013) “Penyajian laporan keuangan”
- PSAK 4 (Revisi 2013) “Laporan keuangan tersendiri”
- PSAK 15 (Revisi 2013) “Investasi pada entitas asosiasi dan
ventura bersama”
- PSAK 24 (Revisi 2013) “Irnbalan kerja”
Hingga tanggal pengesahan laporan keuangan ini, Bank masih
melakukan evaluasi atas dampak potensial dari intepretasi
standar serta PSAK baru dan revisi tersebut.
SUBSEQUENT MATERIAL FACT AND INFORMATION CHANGES IN REGULATION AND IMPACT TO THE COMPANYTh roughout 2013, there was no regulation implementation which signifi cantly aff ected performance of Bank Sampoerna.
CHANGES IN ACCOUNTING POLICYAccounting and fi nancial reporting policy which has been implemented by the Company and Subsidiary based on standard of fi nancial accounting in Indonesia, refers to Statements of Financial Accounting Standards (SFAS). Th e accounting policy is implemented consistently in preparing consolidated fi nancial statements ended on December 31, 2013 and 2012 by Bank Sampoerna. Following are new and revised standard adopted by the Company and Subsidiary for fi scal year started on January 1, 2013.
Th e following new Interpretations are eff ective on 1 January2014 to the Bank’s fi nancial statements:- ISAK No 27 : Transfer of Assets from Customers- ISAK No 28 : Extingushing Financial Liabilities with Equity Instruments
In addition, in December 2013, the Accounting Standards Board of Th e Indonesian Institute of Accountants issued a number of new and revised accounting standards that will become eff ective for the annual period beginning of January 2015. Early adoption of these standards is not permitted.
Th e new standards are:- PSAK 65 “Consolidated fi nancial statements”- PSAK 66 “Joint arrangements”- PSAK 67 “Disclosure of interests in other entities”- PSAK 68 “Fair value measurement”- PSAK 1 (Revised 2013) “Presentation of fi nancial statements”- PSAK 4 (Revised 2013) “Separate fi nancial statements”- PSAK 15 (Revised 2013) “investment in associates and joint
ventures”- PSAK 24 (Revised 2013) “Employee benefi ts” As at the authorization date of this of fi nancial statements, the
Bank is still evaluating the potential impact of these interpretations and new and revised PSAK.
Bank Sampoerna61
Bank Sampoerna menyediakan produk dana pihak ketiga kepada
masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut melalui
pembiayaan kepada Pelaku Usaha Mikro dan UKM di Indonesia.
Inilah yang menjadi unique value yang ditawarkan oleh Bank
Sampoerna. Setiap nasabah yang menyimpan dananya di Bank
Sampoerna baik itu melalui giro, tabungan ataupun deposito, telah
berkontribusi terhadap pengembangan Usaha Mikro dan UKM di
Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan kinerja produk konsumer sepanjang
tahun 2013, Bank Sampoerna telah melakukan pemisahaan fungsi
Funding dan Lending di kantor cabang, sehingga masing-masing
“Dengan menyimpan dana anda di Bank
Sampoerna, anda telah berkontribusi
terhadap pengembangan usaha Mikro dan
UKM di Indonesia”
PENGHIMPUNAN DANADEPOSIT ACCOUNT
“Dengan menyimpan dana anda di Bank
Bank Sampoerna off ers third party fund products to the society and redisburses the fund by lending to Micro and SME Business Enterpreneurs in Indonesia. Th is constitutes unique value of Bank Sampoerna. Every customer who depositing fund in Bank Sampoerna both on current accounts, savings or time deposit products, has contributed for Micro and SME Business Development in Indonesia.
To accelerate consumer products performance, in 2013, Bank Sampoerna has executed Funding and Lending functions spinned off in branch offi ce so that each function will be more focused in
“By saving your fund at Bank Sampoerna, you have
contributed on Micro and SME business
development in Indonesia”
Laporan Tahunan 2013 62
fungsi tersebut dapat fokus melakukan tugasnya dan bersinergi
untuk meningkatkan performa bisnis bank. Terkait dengan pemisahan
fungsi tersebut, di Funding Bisnis telah dibentuk tim yang fokus
melayani nasabah korporasi dan nasabah Retail. Pemenuhan
kebutuhan sales staff dan sales leader juga menjadi agenda yang
terus diupayakan untuk mendukung pencapaian target funding
bisnis. Peningkatan kualitas sales staff dilakukan secara berkala
melalui training program sehingga tersedia sales funding team yang
tangguh yang dapat melakukan akuisisi nasabah baru dan
maintenance nasabah-nasabah eksisting yang ada.
Dalam hal Produk dan layanan telah dilakukan berbagai penataan
/standarisasi giro, tabungan, deposito dan fitur produk-produk
agar dapat memenuhi kebutuhan nasabah. Termasuk didalamnya
menciptakan program-program yang lebih spesifik bagi nasabah/
segmen tertentu (customized) agar lebih mudah dalam proses
realisasinya. Aktivitas pemasaran dan promosi yang dilakukan
diantaranya adalah Launching Program Deposito Kebun Tunai
(Kejutan Bunga Tunai), dan upaya peningkatan brand awareness
melalui kegiatan pameran (exhibition) di pusat-pusat perbelanjaan
dan melakukan community event di cabang-cabang bank.
Penambahan jumlah cabang dan ATM juga dilakukan guna
memperluas jaringan layanan kepada nasabah. Layanan ATM juga
bekerjasama dengan jaringan Prima.
Berbagai aktivitas tersebut telah meningkatkan kepercayaan
masyarakat kepada Bank Sampoerna. Hal ini tercermin pada
meningkatnya dana pihak ketiga Bank. Secara keseluruhan dana
pihak ketiga meningkat 59%, hal ini ditandai dengan meningkatnya
portofolio dana pihak ketiga dari Rp1,32 triliun di tahun 2012
menjadi Rp2,10 triliun di tahun 2013. Indikator lainnya ditandakan
oleh peningkatan jumlah nasabah sebesar 59,71% yakni pertumbuhan
jumlah nasabah dari 2.599 di tahun 2012 menjadi 4.087 di tahun
2013 dan ditandakan oleh peningkatan jumlah rekening sebesar
48,40% dari 3.227 rekening di tahun 2012 menjadi 4.789 rekening
di tahun 2013.
Produk Konsumer
Consumer Product
2012 2013
Pertumbuhan
Growth(%)
Jumlah
Nasabah
Total Customers
Jumlah
Rekening
Total Accounts
Portofolio (Rupiah)
Portfolio (Rupiah)
Jumlah
Nasabah
Total Customers
Jumlah
Rekening
Total Accounts
Portofolio (Rupiah)
Portfolio (Rupiah)
Giro
Current Accounts346 378 426.943.912.396 439 482 289.523.165.831 -32%
Tabungan
Saving Accounts1.626 1.656 30.036.637.766 2.819 2.883 32.182.075.117 7%
Deposito
Time Deposit627 1.193 866.650.902.168 829 1.424 1.778.440.013.712 105%
TOTAL 2.599 3.227 1.323.631.452.329 4.087 4.789 2.100.145.254.660 59%
Peningkatan dana pihak ketiga ini diyakini merupakan hasil dari
berbagai aktivitas dan program pemasaran serta promosi yang
dilakukan oleh Bank Sampoerna di tahun 2013.
carrying duty and synergizing to boost the Bank’s business performance. In relation with the spin-off , a team which is focused in serving Corporate and Retail Customers has been established in Funding Business. Sales staff and leaders recruitment also being an agenda which will continuously optimize to support funding business target realization. Sales staff quality improvement is carried periodically by conducting various training program to create strong sales funding team to acquired new customers as well as maintain existing customers.
Reformation standardization for current accounts, time deposit and its products features had been conducted in term of Products and services aspect to meet customers’ demand. Th e activity is including several programs to create more specifi c (customized) program dedicated for special customers/segments to have easier realization process. Marketing and promotional activity is implemented through several program such as Kebun Tunai Time Deposit Program Launching, and increasing brand awareness through exhibition activity in shopping centers and organizing community event at Bank’s branches. On the other hand, increasing the number of branches and ATM is also carried to expand service network to the customers.
Th ose activities has elevated society’s trust to Bank Sampoerna. Th is as refl ected from increasing third party fund. Comprehensively, third party fund grew by 59%, from Rp1.32 trillion in 2012 to Rp2.10 trillion in 2013. Other contribution was driven by growing customers numbers at 59.71% from total customers as much as 2,599 customers in 2012 to 4,087 customers in 2013 as also indicated by increasing number of accounts by 48.40% from 3,227 accounts in 2012 to 4,789 accounts in 2013.
Th ird party fund growth is brought as the result of various marketing and promotional activity and program executed by Bank Sampoerna in 2013.
Bank Sampoerna63
Bank Sampoerna memiliki berbagai program dan produk pembiayan
UMKM yang disalurkan kepada usaha mikro dan UKM. Untuk usaha
Mikro, Bank Sampoerna menyalurkan pembiayaan kepada bisnis
yang di miliki oleh perorangan dan/atau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria untuk usaha mikro di fokuskan pada
bidang usaha yang bersifat produktif dengan rentang pembiayaannya
berkisar antara Rp5 juta sampai dengan Rp200 juta. Untuk usaha
kecil, Bank Sampoerna menyalurkan pembiayaan kepada bisnis
yang dimiliki perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria usaha kecil yang bergerak dalam bidang usaha
dan bersifat produktif dengan rentang pembiayaannya berkisar
antara Rp200 juta sampai dengan Rp500 juta. Untuk usaha menengah,
Bank Sampoerna menyalurkan pembiayaan kepada usahawan
kecil dan menengah (SME) untuk mengembangkan usaha mereka
melalui penyediaan fasilitas modal kerja dan investasi. Untuk sektor
usaha menengah, Bank memberikan pembiayaan dengan
nominal antara Rp500 juta – Rp1 miliar. Selain itu Bank Sampoerna
juga menyalurkan pembiayaan kepada Korporasi dengan nominal
pembiayan diatas Rp1 miliar.
“Bank Sampoerna
berkomitmen
mendukung
pengembangan
Usaha Mikro dan
UKM melalui
berbagai program
dan produk
pembiayaan UMKM”
Pembiayaan UMKMMICRO AND SME FINANCING
a
n
m
M”
“Bank Sampoerna is
committed to support
Micro and SME Business
Development through
various Micro and SME
lending program and
products”
Bank Sampoerna has range of Micro and SME lending program and products which is disbursed to micro and SME business. For Micro business, Bank Sampoerna disburses loan program for certain business sector, individual and/or individual business enterprise which complies with micro business requirement and operates on productive business sector with plafond ranging from Rp5 million to Rp200 million. For small enterprise, Bank Sampoerna disburses loan for certain business sector, individual and/or individual business enterprise which complies with micro business requirement and operates on productive business sector with plafond ranging from Rp200 million to Rp500 million. For medium business, Bank Sampoerna disburses loan for small and medium entrepreneurs (SME) to grow their business by providing working capital and investment loan. For medium business sector, the Bank off ers lending with nominal ranging from Rp500 million – Rp1 billion. Further, Bank Sampoerna also disburses loan for Corporate Sector with nominal lending value exceeding Rp1 billion.
Laporan Tahunan 2013 64
Unit Bisnis Mikro dan UKM melakukan penetrasi lebih dalam kepada
nasabah-nasabah yang telah ada, terutama pada nasabah prospektif
yang bergerak pada alat berat dan trucking, in line dengan bisnis
Bank sebelumnya sambil melakukan diversifikasi dalam produk
pembiayaan lain yang menarik dan menguntungkan. Nasabah-
nasabah yang telah ada yang memiliki kemampuan diatas limit
terpakai saat ini ditawarkan untuk top-up hingga maksimal exposure
Rp15 miliar dengan mendorong pemanfaatan utilisasinya. Nasabah
sangat mengapresiasi berbagai inisiatif yang ditawarkan Bank dan
menyambut baik aktivitas produk baru berbasis Teknologi Informasi
seperti kehadiran ATM yang didukung jaringan Prima yang
menyediakan akses yang mudah untuk melakukan transaksi
Bank juga menerapkan risk based price untuk jenis-jenis bisnis yang
telah dipahami dengan baik sehingga mampu memberikan rate
yang kompetitif bagi nasabah, disamping menawarkan tenor yang
lebih panjang (dari maksimal 3 tahun menjadi 5 tahun). Langkah
pemasaran produk Bank di tahun 2013 juga jauh lebih terarah
karena sebelumnya telah dilakukan mapping (risk acceptance criteria)
terhadap daerah-daerah yang memiliki potensi yang besar. Informasi
mengenai peta bisnis yang potensial ini didistribusikan kepada
cabang terdekat sehingga upaya pemasaran produk menjadi jauh
lebih terarah dan fokus (selected by reference).
Dengan berbagai pembenahan yang dilakukan secara simultan
dan berkelanjutan di tahun 2013 realisasi kredit usaha mikro tercapai
sebesar Rp446,9 miliar. Bank juga memacu penyaluran kredit
kepada usaha kecil melalui program Asset buying dengan Koperasi
Mitra Sejati kepada kelompok Usaha Kecil yang disalurkan sebesar
Rp196,9 miliar. Selain pemberian kredit kepada usaha mikro dan
kecil, Bank juga menyalurkan kredit kepada kelompok usaha
menengah sebesar Rp597,4 miliar. Dengan demikian total kredit
kepada kelompok UMKM di tahun 2013 adalah sebesar Rp1.241,2
miliar atau mengalami peningkatan sebesar Rp313.3 miliar atau
133,8% jika dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp927,9 miliar.
Kondisi ini membuktikan tingginya komitmen Bank untuk fokus
pada target prioritas Bank yakni dengan memberikan akses
pembiayaan kepada sektor UMKM yang dimanfaatkan bagi usaha-
usaha produktif untuk menciptakan pemberdayaan.
Th e Micro and SME businesses deeply penetrated into existing particulerly to prospective customers of heavy equipment and trucking which inline with previous segment while diversifying to other fi nancing products which were more attractive and profi table. Th e existing customers who have the capacity more than the used limit are currently off ered for topping up the limit to maximum exposure of Rp15 billion by pushing forward the utilization. Th e customers really appreciate any initiatives of the Bank and positively welcome new technology based products, such as ATM with the support from Prima network, which provides an easy access to do the transaction.
Th e Bank also applied risk based pricing to well-recognized business types in order to off er competitive rate to the customers, besides extending the term of payment (from 3 years at maximum to 5 year, case by case). Th e Bank also had more focused product marketing in 2013, helped by risk acceptance criteria mapping to big potential areas. Information on potential business mapping was distributed to the closest branch offi ces to launch a product marketing concept of selected by reference.
Th rough simultaneous and consistent improvements in 2013, the micro fi nancing was realized at Rp446.9 billion. Th e Bank also accelerated the fi nancing to small enterprises through asset buying program with Koperasi Mitra Sejati for small enterprises which realized at Rp196.9 billion. Besides for Micro, Small & Medium Enterprise (MSME), the Bank also disbursed loan for medium business enterprise of Rp597.4 billion. Th erefore, total loan for micro and SME sector in 2013 reached to Rp1,241.2 billion or increased by Rp313.3 billon or 133.8% from 2012 which was Rp927.9 billion. Th e condition proved the high commitment of the Bank to focus on its priority target, by providing fi nancing access to MSME sector utilized to create an empowerment productive businesses.
Pembiayaan UMKM/MICRO and SME LoanDalam Miliar Rupiah/ In Billion Rupiah
Segmen Usaha/ Business Segment 2013 %
Mikro/ Micro 447 26%
Kecil/ Small 197 11%
Menengah/ Medium 597 34%
Non-UMKM/ Non-SME 490 28%
Total Kredit/ Total Loan 1.732 100%
Bank Sampoerna65
Dalam menjalankan fungsi intermediasi perbankan melalui
penyaluran kredit, Bank Sampoerna melakukan berbagai penyaluran
dana kepada institusi keuangan mikro dan kecil (melalui Koperasi
Sahabat UKM), penyaluran kredit reguler, dan penyaluran kredit
kepada financial institution (meliputi kredit kepada BPR, multifinance,
dan Asset buying). Sebagai penggerak pertumbuhan dan fokus
bisnis, Bank Sampoerna menekankan pentingnya aktivitas
pengelolaan dana melalui kegiatan Tresuri.
Sesuai dengan perkembangan bisnis Bank Sampoerna, kegiatan
yang dikelola oleh unit kerja Tresuri lebih fokus pada penjagaan
likuiditas. Aktivitas tresuri harus dapat menjamin ketersediaan
likuiditas harian sebagai upaya agar Bank Sampoerna senantiasa
dapat memenuhi komitmennya dan operasional bisnis Bank dapat
berlangsung dengan baik dengan tetap mematuhi ketentuan
penyediaan Giro Wajib Minimum sesuai dengan peraturan Bank
Indonesia. Fungsi lain yang dilaksanakan oleh Tresuri adalah
mengoptimalkan pengelolaan dana Bank Sampoerna baik sisi asset
maupun liabilities sehingga bisnis Bank Sampoerna dapat berkembang
berkelanjutan.
Dalam melakukan peranannya, Treasuri secara bertahap melakukan
peningkatan kuantitas dan kualitas SDM demi terbentuknya tim
kerja yang solid, diantaranya dengan membenahi, melengkapi
struktur serta mengisi posisi SDM yang masih tersedia sehingga
Tresuri berada dalam kondisi yang lebih siap untuk melaksanakan
tugas-tugasnya. Selain itu Treasuri juga melakukan peningkatan
network counterparty dengan bank lain untuk meningkatkan
kapasitas Pasar Uang Antar Bank dan melakukan diversifikasi
investasi untuk meningkatkan yield dari ekses funds.
Di tahun-tahun yang akan datang, aktivitas Tresuri Bank akan
diarahkan untuk masuk ke pasar uang secara terbatas. Dengan
berbagai upaya pembenahan yang dilakukan, tingkat kepercayaan
terhadap Bank Sampoerna mulai tumbuh. Peningkatan kerjasama
dengan lembaga perbankan akan terus ditingkatkan guna
mendukung kegiatan Tresuri yang lebih efektif.
Tresuri dan lembaga keuanganTreasury and Financial Institution
In carrying banking intermediary function lending activity, Bank Sampoerna supports lending for micro and small fi nancial institution (through Sahabat UKM Cooperative), regular lending and fi nancial institution lending (including loan for Rural Banks, multifi nance and Asset Buying). As an accelerator of business growth and focus, Bank Sampoerna was prioritized on the importance of fund management initiative through Treasury activity.
Pursuant to business development of Bank Sampoerna, Treasury activity managed by Treasury Unit is more directed to secure the liquidity. Treasury activity has to guarantee liquidity availability by maintaining daily liquidity to enable Bank Sampoerna to settle the Bank’s business commitment and operational appropriately while complying with Minimum Reserve Requirement implemented by Bank Indonesia. Another function run by Treasury Division was optimizing Bank’s fund management both assets and liability, so that the Bank’s business will achieve sustainable growth.
In carrying its role, Treasury Division gradually upgrading human resources quantity and quality to establish solid team work, by refi ning, completing the structure and recruiting vacant HR position that the Treasury Unit will be more ready in performing its duties. Th us, Treasury Unit also conducts network counterparty expansion with other banks to boost Inter Bank Money Market capacity and diversify investment to increase yield from excess funds.
In years to come, the Bank’s Treasury activity will be directed to limitedly pursue the money market. Within several improvement initiative, trust level towards Bank Sampoerna is fl ourishing. More intensifi ed partnership with banking institution will be continuously enhanced to support more eff ective Treasury activity.
Laporan Tahunan 2013 66
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
Bank Sampoerna memandang bahwa Sumber Daya Manusia
merupakan modal penting untuk memenangkan persaingan.
Karenanya Bank Sampoerna senantiasa memberikan perhatian
khusus kepada pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai
investasi untuk masa depan. Untuk mencapai kondisi tersedianya
SDM yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan perusahaan
serta mendorong peningkatan produktifitas organisasi, telah
dikembangkan berbagai kebijakan dan program meliputi:
1. Standarisasi uraian jabatan dan Key Performance Indicator (KPI).
2. Program pengembangan karir dan kaderisasi.
3. Program pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan
4. Program peningkatan engagement karyawan.
5. Pengembangan kebijakan remunerasi (termasuk rewards &
punishment) yang bersifat variable/berbasis kinerja.
“Pengembangan Sumber Daya Manusia
merupakan investasi masa depan
Bank Sampoerna”
“Human Resources Development constitutes
future investment of Bank Sampoerna”
Bank Sampoerna views Human Resources as principal factor in winning the competition. Th erefore, Bank Sampoerna always gives particular attention to the development of its human resources as they serve as important capital to win the competition. On the leading human resources, we lay the future of the Company. So as to have reliable human resources that will support the company’s growth and boost the productivity of the organization, the Company has issued the following policies and programs which are:
1. Standardization on leveling and Key Performance Indicator (KPI).2. Develop career path and successor program.3. Launch sustainable education and training programs.4. Enhance employee engagement program.5. Develop variable/performance-based remuneration policy
(including rewards and punishment).
Bank Sampoerna67
Pengelolaan SDM dilakukan secara serius dimulai dari proses
rekrutmen, assessment dan pemetaan terhadap seluruh karyawan.
Pengelolaan kinerja dilakukan secara berkesinambungan dengan
menerapkan mekanisme penilaian kinerja secara harian untuk
mengukur kemajuan kinerja setiap karyawan. Proses penguatan
internalisasi nilai dan budaya perusahaan yang berorientasi kepada
pembelajaran organisasi (learning organization) juga terus dilanjutkan.
Peningkatan kapasitas kepemimpinan yang memiliki sifat
intrapreneurial yang mampu menciptakan strategi bisnis dan
produk perbankan yang inovatif sesuai target segmen sekaligus
mampu menjadi motivator dan penggerak tim juga terus dilakukan.
Dalam pelaksanaan hubungan SDM, Bank Sampoerna senantiasa
mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang ketenagakerjaan. Bank Sampoerna juga memberikan
kesempatan yang setara kepada seluruh karyawan dengan tidak
membeda-bedakan berdasarkan Suku, Agama, Ras dan Antar
Golongan serta jenis kelamin.
Jumlah dan Komposisi Karyawan
Bank Sampoerna terus melakukan optimalisasi dalam pengembangan
sumber daya manusia. Jumlah karyawan Bank Sampoerna di tahun
2013 adalah sebanyak 395 orang, meningkat sebanyak 31,89 %
dibandingkan 301 karyawan di tahun 2012.
Jumlah dan Komposisi Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikannya/ Employee Profi le Based on Education
Pendidikan
Education
2012 2013Pertumbuhan
Growth
(2012-2013)Jumlah
Total
Komposisi
Composition
(%)
Jumlah
Komposisi
Composition
(%)
SD-SMA (Sederajat)
Elementary School – High School (Equal)33 10,96 33 8,31 -
Diploma (D-3) 34 11,30 41 10,33 20,59
Sarjana (S-1)
Bachelor Degree (S-1)223 74,09 306 77,58 38,12
Pasca Sarjana (S-2)
Post Graduate (S-2)11 3,65 15 3,78 36,36
Jumlah/Total 301 100,00 395 100,00 31,89
SUMBER DAYA MANUSIA /Human Resources
Th e Company seriously develops its human resources, from the recruitment, assessment, to mapping on employees. Th e Company managed its performances in sustainable basis through the implementation of the daily assessment mechanism to measure the progress of individual performance. Th e internalization of corporate cultures and values which are oriented to create a learning organization was carried on.
We continued enhancing the leadership capacity with entrepreneurial skill so that it could create innovative business strategies and banking products according to the need of target segment as well as lead them to be a motivator and business driver.
In executing HR commitment, Bank Sampoerna always complies with employment law and regulation. Bank Sampoerna also gives equal opportunity for all employee by not discriminating Ethnic, Religion, Race and Inter-Group and Gender.
Th e Composition of EmployeesBank Sampoerna keeps performing optimization of human resources development. Th e composition of Bank Sampoerna’s employee in 2013 reached to 395 employees, increased by 31.89% from 301 employees in 2012.
Laporan Tahunan 2013 68
Jumlah dan Komposisi Karyawan Berdasarkan Tingkatan Posisi/Employee Profi le Based on Position
Tingkatan
Position
2012 2013
Jumlah
Total
Komposisi
Composition
(%)
Jumlah
Komposisi
Composition
(%)
Dewan Komisaris/Board of Commissioner 4 1,99 4 1,01
Direksi/Board of Director 4 1,33 4 1,51
Kepala Divisi/Division Head 4 1,33 4 1,01
Kepala Grup/Group Head 6 1,99 9 2,27
Kepala Departemen/Department Head 13 4,32 20 5,04
Cabang/Cabang Pembantu
Branch /Sub Manager11 3,65 12 3,02
Kantor Cabang/Branch Operation 11 3,65 12 3,02
Karyawan/Staff 246 81,06 330 83,12
Jumlah/Total 301 100,00 395 100,00
Pengembangan Sumber Daya Manusia Tahun 2013
Pengembangan Sumber Daya Manusia yang dilakukan di sepanjang
tahun 2013, adalah sebagai berikut :
a. Penataan kembali struktur organisasi yang disesuaikan dengan
segmentasi dan pengembangan bisnis Bank Sampoerna
b. Pemenuhan key position/posisi-posisi kunci sesuai dengan
pengembangan dan segmentasi bisnis Bank dan perekrutan
dan pengembangan Management Development Program untuk
menyiapkan karyawan-karyawan calon pimpinan masa depan
c. Penyelarasan Performance Management System,dengan
memastikan setiap individu di Bank telah memiliki KPI yang
spesifik dan terukur serta melakukan monitoring secara ketat
dan periodic. Pelaksanaan program talent management dan
succession plan yang bertujuan untuk memetakan karyawan-
karyawan bertalenta yang dipersiapkan sebagai kader-kader
pimpinan/leaders di saat mendatang.
d. Penerapan program engagement pegawai untuk megukur
tingkat engagement serta mengimplementasikan inisiatif-inisiatif
yang bertujuan meningkatkan level engagement pegawai.
e. Penerapan consequence management dan disiplin kepegawaian,
dengan menindak tegas bagi pegawai-pegawai yang berkinerja
tidak baik dan melakukan pelanggaran disiplin serta fraud.
Human Resources Development in 2013Human Resources Development which is carried in 2013, among others:a. Organization structure realignment adjusting with Bank
Sampoerna’s business segmentation and development.b. Key positions fulfi llment based on Th e Bank business development
and segmentation and Management Development program recruitment and development to prepare employees as future executives.
c. Performance Management System alignment by ensuring each individual in Th e Bank has had specifi c and measured KPI as well as implementing tight and periodic monitoring. Talent management program and succession plan implementation to draw talented employees who are prepared to be leaders in years to come.
d. Employment engagement program implementation to measure engagement level as well as implementing several initiatives aiming to elevate employee engagement level.
e. Consequence management and employee discipline implementation by charging fi rm punishment to employee with poor performance and proven committing fraud.
Bank Sampoerna69
Pelatihan
Sepanjang tahun 2013, Bank Sampoerna telah menginvestasikan
dana pelatihan untuk karyawan dengan biaya sebesar Rp2,77 Miliar
atau sebesar 5% dari total biaya tenaga kerja Bank Sampoerna,
meningkat 44,75% dibandingkan biaya pelatihan di tahun 2012
yang berjumlah Rp1,91 miliar.
Anggaran dan Realisasi Pelatihan / Training Budget and Realization
Tahun
Year
Biaya Tenaga Kerja
Employee Budget
Realisasi
Realization
Persentase (%)
Percentage (%)
2013 52.610.382.103 2.772.131.691 5,27%
2012 33.806.466.206 1.914.931.302 5,66%
Adapun rincian perkembangan kegiatan pelatihan yang dilakukan
oleh Bank Sampoerna di tahun 2012-2013, adalah sebagai berikut:
NoJenis Pelatihan
Type of Training
2012 2013
Jumlah Pelatihan
Total of Training
Jumlah Peserta
Total Participants
Jumlah Pelatihan
Total of Training
Jumlah Peserta
Total Participants
1 Keahlian Teknis/Technical Skill 20 223 36 358
2 Keahlian manajemen/Managerial Skill 3 28 1 21
3 Interpersonal Skill - - 2 7
4 Pengembangan/Development 2 26 - -
5 Kemampuan dasar/Mandatory 6 141 16 218
6 Lain-lain/Other 2 16 - -
Jumlah/Total 33 434 55 604
Bank Sampoerna memberikan akses kepada karyawan untuk
berpartisipasi pada pelatihan-pelatihan guna meningkatkan
kompetensi karyawan, baik yang diselenggarakan dalam bentuk
pelatihan inhouse ataupun pelatihan eksternal.
Adapun pelatihan eksternal yang diikuti oleh karyawan Bank
Sampoerna di tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Pelatihan Eksternal Tahun 2013/ External Training in 2013
Materi Pelatihan / Training MaterialPenyelenggara Pelatihan /
Training Organizer
Waktu & Tempat/
Time & Place
Jenis Pelatihan/
Type of Training
Peserta/
Participants
IT Project ManagementAndalan Nusantara
Teknologi - ANT29 - 1 Februari 2013, Jakarta Technical Skill 1
Credit Analysis for Bank and Non Bank Training Value Consult 12 - 13 Februari 2013, Jakarta Technical Skill 1
Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP) Training IRPA 12 - 13 Februari 2013, Jakarta Technical Skill 1
PSAK 55 DLS. Pro 13 - 14 Maret 2013, Jakarta Technical Skill 1
Certified Information System Auditor (CISA) Pusikom UI23 Maret - 11 Mei 2013,
JakartaTechnical Skill 1
Pendidikan Dasar Penilaian - Properti 1 MAPPI 8 - 13 April 2013, Jakarta Technical Skill 2
Training Need Analysis Indolatih Management 11 - 12 April 2013, Jakarta Technical Skill 1
SUMBER DAYA MANUSIA /Human Resources
TrainingTh roughout 2013, Bank Sampoerna invested employee training budget reached to Rp2.77 billion or 5% from total Bank Sampoerna’s employee expense, rose by 44.75% compared to training expense in 2012 as much as Rp1.91 billion.
Detail of training activity trend executed by Bank Sampoerna throughout 2012 – 2013 are as follows:
Bank Sampoerna provides access to the employees ti participate on several trainings to enhance the employees' competencies, both carried as inhouse and external training.
External training which was participated by Bank Sampoerna's employees in 2013 is as follows:
Laporan Tahunan 2013 70
Pelatihan Eksternal Tahun 2013/ External Training in 2013
Materi Pelatihan / Training MaterialPenyelenggara Pelatihan /
Training Organizer
Waktu & Tempat/
Time & Place
Jenis Pelatihan/
Type of Training
Peserta/
Participants
Evaluasi Setoran Bayaran dan TUKAB tahun 2013 Bank Indonesia 19 - 21 April 2013, Batam Technical Skill 2
COSO - Audit Based LPAI 23 - 24 April 2013, Jakarta Technical Skill 1
Rencana Bisnis Bank (RBB) Risk Management Guard 24 - 25 April 2013, Jakarta Technical Skill 2
Peluang dan Tantangan Bank di Tengah Dominasi
AsingInfo Bank 25 April 2013, Jakarta Technical Skill 1
PSAK 55 – CKPN Risk Management Guard 15 - 16 Mei 2013, Jakarta Technical Skill 1
Seminar FKDKP FKDKP 16 Mei 2013, Jakarta Technical Skill 1
Knowing Yourself Synergii 13 - 14 Juni 2013, Jakarta Interpersonal Skill 4
Risk Based Bank Rating (RBBR) Risk Management Guard 17 - 18 Juni 2013, Jakarta Technical Skill 1
Basic ALMA LPPI 17 - 20 Juni 2013, Jakarta Technical Skill 1
LSPP level 2, batch IMoney for Wealth Financial
Services25 -28 Juni 2013, Jakarta Mandatory 4
ALM Liquidity Risk Management BSMR 4 – 5 Juli 2013, Hawaii Technical Skill 1
Seminar “Dampak PBI Multiple Licence bagi Bank,
Khususnya Bank Kategori Buku 1 & Buku 2: Bagaimana
Strategi Bank dalam Implementasinya”
BSMR 26 Juli 2013, Jakarta Mandatory 1
Laporan Bulanan Bank Umum (LBU), batch I LPPI 27 - 28 Juli 2013, Jakarta Technical Skill 36
Laporan Harian Bank Umum (LHBU) & Laporan Berkala
Bank Umum (LBBU)LPPI 23 - 25 Agustus 2013, Jakarta Technical Skill 19
Laporan Kantor Pusat Bank Umum (LKPBU) LPPI 5 September 2013, Jakarta Technical Skill 24
LBU, batch II LPPI 7 - 8 September 2013, Jakarta Technical Skill 52
Knowing Yourself Synergii12 - 13 September 2013,
JakartaInterpersonal Skill 3
Menghitung Biaya (Investasi) Pelatihan dengan
Model Return on Training Investment (RoTI)Risk Management Guard 7 - 8 Oktober 2013, Jakarta Technical Skill 1
Sistem Informasi Debitur (SID) LPPI 10 Oktober 2013, Jakarta Technical Skill 37
Laporan Keuangan Publikasi (LKP) LPPI 10 Oktober 2013, Jakarta Technical Skill 15
Menuju Industri Keuangan Terintegrasi : Membangun
Kualitas Profesional Bidang Governance, Risk
Management & Compliance untuk Keunggulan Daya
Saing Organisasi
Risk Management Guard23 - 24 Oktober 2013,
DenpasarTechnical Skill 2
Peran Bank : Mencegah dan Memberantas Kejahatan
Perbankan (Modus, Diteksi Dini, Pencegahan dan
Penanganannya)
FKDKP6 - 7 November 2013,
BandungTechnical Skill 3
Serifikasi Management Resiko - LSPP level 2 GPS and Partners 6 - 8 November 2013, Jakarta Mandatory 1
International Course on Financing Scheme in Islamic
Banking and Finance Asia-Middle-East Dialogue
(AMED)
LPPI11 - 13 November 2013,
JakartaTechnical Skill 2
Configuring and Troubleshooting Windows Server
2008 Active Directory Domain Services, Course
#6425C
NET Train11 - 16 November 2013,
JakartaTechnical Skill 2
Mitigating Risk in Trade Finance (BSMR Refreshment) BSMR18 - 19 November 2013,
JakartaMandatory 1
Proses dan Teknik Audit Internal YPIA18 - 20 December 2013,
JakartaTechnical Skill 2
Bank Sampoerna71
Adapun pelatihan inhouse yang diikuti oleh karyawan Bank
Sampoerna di tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Pelatihan Internal Tahun 2013 / Internal Training in 2013
Materi Pelatihan / Training Material Waktu & Tempat / Time & PlaceJenis Pelatihan /
Type of Training
Peserta /
Participants
BSMR Training level 1, Batch III 12 - 13 Februari 2013, Jakarta Mandatory 17
Induction, batch III 27 Maret 2013, Jakarta Mandatory 27
BSMR level 2, batch II 15 - 17 April 2013, Jakarta Mandatory 7
Mentality Development Program, batch III 3 - 4 Mei 2013, Jakarta Managerial Skill 21
BSMR level 2, batch III 6 - 8 Mei 2013, Jakarta Mandatory 11
Induction for New Branch, batch III 28 - 31 Mei 2013, Jakarta Mandatory 11
BSMR level 1, batch IV 29 Mei - 1 Juni, Jakarta Mandatory 54
Effective Communication Skills, batch III 4 - 5 Juni 2013, Jakarta Technical Skill 17
ATM Training, batch VI 5 Juni 2013, Bandung Technical Skill 5
BSMR level 2, batch IV 11 - 14 Juni 2013, Jakarta Mandatory 22
BSMR level 3, batch I 17 - 20 Juni 2013, Jakarta Mandatory 4
Sales Funding Process, batch II 20 - 21 Juni 2013, Jakarta Technical Skill 18
Operation Training 24 - 26 Juni 2013, Jakarta Technical Skill 43
Training ITM System Switching , part 1 6 Juli 2013, Jakarta Technical Skill 9
Training ITM System Switching , part 2 13 Juli 2013, Jakarta Technical Skill 4
BSMR level 1, batch V 19 - 22 Agustus 2013, Jakarta Mandatory 21
BSMR Level 1, batch VI 10 - 12 September 2013, Jakarta Mandatory 7
BSMR Level 2, batch III 17 - 19 September 2013, Jakarta Mandatory 9
Induction, batch IV 26 September 2013, Jakarta Mandatory 21
Identifikasi Uang Palsu dan Alat Pembayaran non Tunai 26 Oktober 2013, Jakarta Technical Skill 25
Account Officer Excellence Program 9 - 13 December 2013, Jakarta Technical Skill 23
Inhouse training which had been participated by Bank Sampoerna employees in 2013, among others:
Laporan Tahunan 2013 72
Performance Appraisal (PA)In performing assessment and also to oversee the performance of Bank Sampoerna’s employees, there are several performance quality management mechanisms, among others:
a. Performance Management (Monthly Perfometer, Performance Appraisal)During one year period, the Company implements evaluation for every employee, as follows:
Every month, the employee completes the Perfometer as monthly performance tracking and performance monitoring for each employee.
Every semester, the employee will be evaluated under Performance Appraisal. PA is carried 2 (twice) a year. PA level comprises of level 1 (excellent) to 5 (Poor).
b. Key Performance Indicator (KPI)Every year beginning, the employee is obligated to prepare Individual Development Plan (IPP) where each Key Performance Indicator (KPI) as alignment of its upper KPI. Th e management has prior determined KPI for the Bank or Directorate as a reference of Individual IPP KPI.
c. Performance AppraisalDuring the current year, evaluations for every employee were conducted or acknowledged as Perfometer Sahabat comprising of several activities, as follows:
Monthly Performace Appraisal, performance evaluation is performed as employee self-assessment.
Mid Year Performance Appraisal, performance evaluation performed in mid-year, every Perfometer Sahabat is reviewed by each Superior and approved to Director level. Result of Mid-year PA will be put as feedback for every individual and working unit to ensure forecast and performance achievement strategy in year-end.
End Year Performance Appraisal is a fi nal performance evaluation performed annually in year-end. Result from end year PA will be used to stipulate career development, remuneration and bonus appraisal for each employee.
Penilaian Kinerja
Dalam melaksanakan penilaian dan juga dalam memonitor kinerja
karyawan Bank Sampoerna, terdapat beberapa mekanisme
pengelolaan mutu kualitas kinerja sebagai berikut :
a. Performance Management (Performeter Monthly, Performance
Appraisal)
Selama satu tahun, ada beberapa evaluasi yang dilakukan
kepada setiap karyawan, sebagai berikut:
Setiap bulan, karyawan mengisi performeter sebagai bentuk
tracking dan monitoring pencapaian bulanan masing-
masing karyawan.
Setiap Semester, karyawan akan di evaluasi melalui Penilaian
Kinerja (Performance Appraisal). PA dilakukan sebanyak 2
(dua) kali dalam setahun. Angka PA diberi rentang 1 (sangat
baik) s/d 5 (sangat buruk).
b. Penetapan KPI (Key Performance Indicator)
Setiap awal tahun setiap karyawan wajib untuk menyusun
Individual Development Plan (IPP), dimana Key Performance
Indicator (KPI) masing-masing merupakan turunan / alignment
dari KPI atasannya. Sebelumnya manajemen juga telah
menetapkan KPI Bank maupun Direktorat sebagai acuan
penyusunan KPI di dalam IPP individu.
c. Performance Appraisal/Penilaian Kinerja
Sepanjang tahun berjalan terdapat beberapa evaluasi yang
dilakukan kepada setiap karyawan atau yang disebut dengan
Perfometer Sahabat, sebagai berikut:
Penilaian Kinerja Bulanan, evaluasi kinerja dilakukan secara
pribadi masing-masing karyawan di tiap bulan.
Penilaian Kinerja Tengah Tahun, evaluasi kinerja juga
dilakukan pada pertengahan tahun, setiap penilaian Sahabat
diperiksa oleh masing-masing atasan dan disepakati sampai
dengan level Direktur terkait. Hasil penilaian tengah tahun
akan dijadikan masukan bagi setiap individu dan unit kerja
untuk memastikan rencana dan strategi pencapaian
kinerjanya di akhir tahun.
Penilaian Kinerja Akhir Tahun, yaitu evaluasi kinerja akhir
yang dilakukan di akhir tahun. Hasil dari penilaian akhir
tahun ini akan digunakan untuk menentukan pengembangan
karir, penyesuaian kompensasi serta insentif/bonus yang
diberikan kepada masing-masing karyawan.
Bank Sampoerna73
Promosi dan Rotasi
Dalam menjalankan promosi karyawan dari dalam, dasar-dasar
pertimbangan dalam memberikan promosi kepada karyawan
adalah: masa kerja di posisi terakhir, konsistensi hasil penilaian
kinerja (performance appraisal) dan hasil dari penilaian karyawan.
Adapun proses promosi yang dilakukan adalah:
a. Apabila terdapat posisi kunci yang kosong, maka dilakukan
penilaian untuk karyawan yang memenuhi kriteria dari sisi
masa kerja, kinerja dan hasil pemetaan bakat (talent mapping).
b. Karyawan yang terpilih akan menjalankan assessment sebagai
berikut:
Tes tertulis
Tes wawancara oleh Assessor (dilakukan oleh assessor
internal selevel Group Head/ Vice President ke atas)
c. Setelah karyawan lulus proses penilaian, maka karyawan akan
diberikan target khusus selama 3-6 bulan. Dengan kata lain,
karyawan menjalani masa orientasi jabatan (PJS-O) pada posisi
yang dipromosikan. Hal ini diformalkan dalam bentuk Surat
Keputusan (SK) Pejabat Sementara
SK Pejabat Sementara menerangkan target khusus karyawan
selama masa orientasi pada posisi jabatan yang dipromosikan
sesuai target yang diberikan line manager
Selama masa orientasi tersebut, karyawan akan
diiukutsertakan pelatihan/training.
Promotion and RotationIn executing internal employee promotion, basic consideration in delegating employee promotion are serving period of latest level, performance appraisal and competency appraisial Promotion mechanism which is performed, among others:
a. For any vacant key position, employee assessment will be carried to h meet the criteria of working period, performance and talent mapping result.
b. Selected employee will carry series of assessments, as follows:
Written Test Assessment Interview by Assessor (executed by internal
assessor at Group Head/Vice President or upper level)c. Aft er the employee passed the assessment process, he/she will be
delegated with special target for 3 – 6 months. On other words, the employee will endure orientation period (PJS – O) for the promoted position. Th is will be legalized under Temporary Executives Decree.
Temporary Executives Decree states employee special target during the orientation period on promoted position based on the target stipulated by line manager.
During the orientation period, the employee will be participated on training.
Laporan Tahunan 2013 74
d. Setelah melewati masa orientasi jabatan, karyawan dinilai oleh
atasan/user dan Human Capital. Dengan ketentuan sebagai
berikut:
Jika dinyatakan lulus masa orientasi, maka karyawan akan
diusulkan untuk pengajuan penyesuaian gaji & tingkatan
mengacu standar yang berlaku.
Jika dinyatakan tidak lulus masa orientasi :
- Maka dapat diperpanjang masa orientasi sebanyak 1
kali (3-6 bulan masa orientasi)
- Tidak direkomendasikan menjabat pada posisi yang
dipromosikan tersebut.
Remunerasi
Kebijakan terkait remunerasi di Bank Sampoerna mengedepankan
unsur pay for performance, fairness dan marked to market dimana :
Pay for Performance & fairness: kompensasi setiap pegawai
selalu didasarkan harga jabatan / job grade posisi yang dijabatnya
dimana setiap job grade telah memiliki skala gaji masing-masing
yang ditetapkan berdasarkan analisa harga jabatan. Adapun
besar kecilnya kenaikan kompensasi secara berkala, sesuai
dengan hasil penilaian kinerja pegawai di setiap tahunnya.
Marked to Market: Skala gaji dan total remunerasi yang diterapkan
di Bank ditetapkan berdasarkan hasil salary survey yang dilakukan
setiap 2 tahun sekali bersama konsultan independen.
d. Aft er coursing the orientation period, the employee is assessed by superior/user and Human Capital under several provisions as follows:
If stated passed from the orientation period, the employee will receive salary & grade appraisal based on prevailing standard.
If stated not passed the orientation period:- Orientation period will be extended for 1 more period
(3 – 6 months orientation period) - Will be not recommended to serve in respective promoted
position.
RemunerationRemuneration policy in the Bank upholds pay for performance, fairness and market to market principles.
Pay for Performance & Fairness: Employees remuneration is always based on served level/job grade with each salary scale stipulated based on level pricing analysis. Amount of gradual remuneration appraisal is based on annual performance assessment result for each employee.
Market to Market: Salary scale and total remuneration stipulated in the Bank based on salary survey result carried every two year in cooperation with independent consultant.
Bank Sampoerna75
Teknologi InformasiInformation Technology
Seiring dengan terus berkembangnya bisnis Bank Sampoerna,
Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu pilar utama yang
harus digunakan secara maksimal dalam pengelolaan serta
pencapaian target perusahaan. Di samping itu, penggunaan
teknologi informasi yang terdepan dan tepat guna diharapkan
dapat menjadi keunggulan, agar dapat meningkatkan daya saing
Bank Sampoerna. Bank Sampoerna secara intensif terus
mengembangkan sistem teknologi informasi yang terpusat untuk
pengelolaan, dan melayani lebih dari 19 ribu nasabah, pada lebih
dari 7 cabang dan 5 kantor cabang pembantu secara on-line real-
time.
“Teknologi
informasi yang
terdepan, dan
tepat guna,
untuk mencapai
keunggulan dan
meningkatkan
daya saing”
“Leading and
effective
Information
Technology in
achieving excellence
and increase
competitive
advantages.”
Over growing business of Bank Sampoerna, Information Technology becomes principal foundation which has to be optimally applied in managing and achieving the Company’s target. On the other hand, implementation of leading and eff ective Information Technology is prompted to be an excellence as well as to increase competitive advantages of Bank Sampoerna. Bank Sampoerna intensively develops centralized IT system to manage and provides on-line real-time support for more than 19 thousand customers, in more than 7 branch offi ces and 5 supporting branch offi ces.
Laporan Tahunan 2013 76
Secara umum kantor-kantor cabang tersebut terhubung online ke
kantor pusat dengan menggunakan media telekomunikasi MPLS,
yang dilayani oleh beberapa perusahaan telekomunikasi terkemuka.
Dengan demikian, jaringan telekomunikasi data yang fleksibel ini
memberi kemudahan kepada pengguna sistem (end-user) untuk
dapat mengakses berbagai sistem aplikasi yang tersedia di kantor
pusat di mana saja. Selain itu Bank Sampoerna juga bekerja sama
dengan penyedia jasa seperti PT Rintis Sejahtera (ATM PRIMA)
yang menghubungkan jariangan ATM Bank Sampoerna dengan
jaringan ATM di 67.000 lokasi agar dapat memberikan kemudahan
nasabah untuk melakukan transaksi secara on-line di mana saja
dan kapan saja.
Adapun aplikasi Inti Bisnis Alphabits telah dan terus dikembangkan,
dengan memanfaatkan teknologi yang handal, modern, dan
terintegrasi dari proses awal inisiasi kredit, pencatatan/ pemeliharaan
account nasabah, proses teller, general ledger, manajemen risk,
laporan MIS (management Information System), dan laporan
keuangan perusahaan (Financial Statement).
Pengembangan sistem aplikasi tersebut dibuat fleksibel dengan
menggunakan teknologi yang mutakhir untuk dapat merespon
dan menunjang perubahan-perubahan strategi bisnis, kebutuhan
nasabah maupun industri finansial yang terus menerus secara
cepat.
Berikut sistem aplikasi utama di Bank Sampoerna :
LOAN ORIGINATION SYSTEM (LOS)
Diawali dengan proses inisiasi kredit, telah diimplementasi “Loan
Origination System” sejak awal 2013 untuk mengevaluasi permohonan
kredit calon nasabah secara on-line real-time dengan menggunakan
syarat-syarat kelayakan yang tertanam di dalam sistem (built-in risk
policy) serta mengikuti alur proses (workflow) kerja secara otomatis
termasuk persetujuan secara elektronik.
Di dalam sistem ini diterapkan kontrol dan parameter berdasarkan
credit scoring, segmentasi produk, dan batas-batas deviasi yang
diperbolehkan sesuai dengan kriteria bisnis sampai pada level
cabang, region dan kantor pusat.
Di samping itu sistem tersebut dibuat agar fleksibel untuk mengikuti
program marketing dari segi product maupun kemudahan
penggunaan sistem di mana saja (anywhere) dengan menggunakan
teknologi Internet.
Secara keseluruhan sistem origination tersebut dikembangkan
untuk meningkatkan kecepatan proses aplikasi kredit demi
kemudahan calon nasabah namun tetap memperhatikan rambu-
rambu risiko (risk policy)
In general, the branch offi ces is on-line connected with head offi ce using MPLS telecommunication channel, which is supported by reputable telecommunication providers. Th erefore, fl exible data telecommunication network to provide support for end – user to access application systems available at the head offi ce at anywhere. Moreover, the Company also established partnership with several service providers namely PT Rintis Sejahtera (ATM Prima), Which connected Bank Sampoerna's ATM in ATM network available in more than 67,000 location to provide access to the customers in carrying on-line transaction at anytime and anywhere.
Alphabits Core Business Application has and will be developed continually using reliable, modern and integrated technology, from credit initial process, customers account registry/maintenance, teller process, general ledger, risk management, MIS Report Financial Statement.
Th e application system development is made fl exible by applying most sophisticated technology to respond and support changing business strategy or customers’ demands as well as rapidly shift ing fi nancial industry.
Major application system in Bank Sampoerna are as follows:
LOAN ORIGINATION SYSTEM (LOS)Started with credit initial process, has been implemented “Loan Origination System” since the beginning of 2013 to evaluate prospective on-line real-time customers loan proposal by applying the requirement which has been built inside the system (built-in risk policy) while automatically follow workfl ow process including electronic approval.
On the system, certain indicators and control are implemented based on credit scoring and product segmentation as well as under acceptable deviation limit applied referring to business criteria to branch, region and head offi ce level.
On the other hand, the system is designed to be fl exible in following marketing program both from product and system application aspect at anywhere using internet technology.
Comprehensively, the origination system is developed to accelerate loan application process to support the employee while keep concerning the risk policy.
Bank Sampoerna77
ALPHABITS
Sistem aplikasi ini merupakan sistem aplikasi inti (Core System),
yang telah di implementasi dan terus dikembangkan sebagai
sistem aplikasi terpusat di Bank Sampoerna. Dengan basis arsitektur
Mainframe AS/400, aplikasi ini menunjang kemudahan implementasi
ke daerah-daerah di seluruh Indonesia, dan dapat dengan optimal
digunakan secara on-line real-time.
Dengan fungsinya sebagai core system, ALPHABITS memiliki modul
utama antara lain: Account Maintenance (Account Management),
Cash Management, GL Sub Ledger, dan lain-lain. Fitur-fitur pengelolaan
account seperti kartu piutang, penerimaan angsuran, pelunasan
dipercepat, restruktur, pembayaran pencairan pinjaman (disbursement)
dan lain-lain dilayani oleh sistem aplikasi ini, tentunya dengan
mengaplikasikan validasi sesuai policy yang berlaku.
Selain fitur-fitur umumnya, ALPHABITS juga berperan sebagai pusat
sistem aplikasi, di mana integrasi seluruh sistem aplikasi terpusat
di sistem ini Laporan-laporan konsolidasi seperti management
report, MIS, BI Reporting, diproduksi oleh sistem aplikasi ini.
ASSET BUY DAN JOINT FINANCING SYSTEM
Untuk lebih mengembangkan bisnis perusahaan, diperlukan kerja
sama yang lebih intens dengan pihak debitur, salah satunya dalam
manajemen dana Lending untuk debitur Institusi Finansial dan
Koperasi. Memandang kebutuhan tersebut, pada awal tahun 2013
tim TI menyediakan sebuah sistem aplikasi pengelolaan kerja sama
dengan pihak debitur (Asset Buy dan Joint finance). Sistem aplikasi
yang diberi nama Activos ini, dikembangkan untuk membantu
kelancaran proses Asset Buy dan Joint Finance dengan para debitur.
Salah satu fungsi utama sistem aplikasi ini, adalah melakukan
validasi account-acount yang akan dijaminkan oleh pihak debitur,
sesuai dengan kriteria risk / policy yang sesuai dengan syarat-syarat
yang ditetapkan Bank Sampoerna.
Selain itu sistem ini juga digunakan untuk memonitoring kewajiban
pembayaran angsuran dari pihak debitur, termasuk pelunasan
acccount, sesuai kriteria yang berlaku.
Activos juga berfungsi untuk menyediakan laporan-laporan baik
ad-hoc atau regular yang dibutuhkan oleh pihak debitur maupun
pihak internal, termasuk salah satunya laporan rekonsiliasi data
antara pencatatan Bank dengan pihak debitur.
Teknologi Informasi/Information Technology
ALPHABITSTh is application system refers to a core system, which has been implemented and developed as a centralized application system in Bank Sampoerna. Based on AS/400 Mainframe architecture, the application supports implementation to several region all over Indonesia, and will be optimally applied on-line and real time.
Carrying its function as a core system, ALPHABITS has primary module, namely Account Maintenance (Account Management), Cash Management, GL Sub Ledger and others. Account management features such as debit card, installment payment, advance settlement, restructure, dealer disbursement and others which are served by the application system which surely by applying validation based on prevailing policy.
Besides its general features, ALPHABITS is also applied as application system center where the system integrates every centralized application system of consolidated reports such as management report, MIS, BI Reporting, produced by the application system.
ASSET BUY AND JOINT FINANCING SYSTEMFurther business development requires more intensive cooperation with depositor namely on the management of Lending for Financial Institution and Cooperative depositor. Concerning such demand, at the beginning of 2013 the IT Team provided management application system cooperation with depositor (Asset Buy and Joint Finance). Th e application system is acknowledged as Activos, which is developed to support continuity of Asset Buy and Joint Finance process with the depositors.
One of key functions of the application system is to validate several accounts secured by depositor, based on risk/policy criteria under requirement determined by Bank Sampoerna.
Moreover, the system is also applied to oversee liability installment from the depositor, including account settlement based on prevailing criteria.
Activos is also functioned to produce reports both ad-hoc and regular which are required by the depositor or internal party including administration of data reconciliation report between the bank and debtors.
Laporan Tahunan 2013 78
GENERAL LEDGER
Untuk memenuhi kebutuhan sistem akuntansi, Bank Sampoerna
menggunakan modul GL (General Ledger) dari aplikasi Inti ALPHABITS.
Sistem ini berfungsi sebagai pusat pengelolaan data akunting,
dimana semua bentukan jurnal dari sistem inti (core) yang ada
dikirimkan ke dalam modul ini. Dengan sistem ini, seluruh data
hasil jurnal akunting dikelola berdasarkan parameter, policy, dan
standar akuntansi yang berlaku, untuk menghasilkan laporan
keuangan sesuai kebutuhan cabang, maupun nasional.
COMPLIANCE BI REPORTING (LBU, LHBU, LKPBU, LBBUK,
SID)
Pada tahun 2013 juga telah di implementasi system pelaporan
yang terintegrasi menjadi bagian dari fitur di sistem aplikasi inti.
Modul ini digunakan untuk menghasilkan laporan-laporan, sebagai
kebutuhan Laporan Bank Umum dengan memberikan informasi
laporan aktifitas keuangan dan operasional Bank.
COMPLIANCE PSAK-50 ACCOUNTING METHOD
Merupakan pendukung sistem akuntansi yang sudah ada agar
sesuai dengan penerapan dari pedoman PSAK 50/55. Pada sistem
ini semua biaya dan pendapatan yang terkait dengan pembiayaan
unit akan diamortisasi setiap bulannya. Amortisasi dilakukan untuk
setiap konsumen yang ada setiap bulannya hingga account (unit
pembiayaan) tersebut lunas atau ditutup.
SISTEM ATM
Untuk menghimpun dana pihak ketiga yang murah seperti tabungan
maka dibutuhkan sistem ATM sebagai bagian dari standar layanan
terhadap nasabah setiap saat. Fitur-fitur layanan ATM Bank
Sampoerna juga telah dilengkapi untuk melayani lebih banyak
jenis transaksi pembayaran dan pembelian. Karena tergabung
dalam jaringan ATM Prima, layanan ATM Bank Sampoerna
memberikan kemudahan yang maksimal bagi nasabah Bank
Sampoerna maupun nasabah bank lain anggota ATM Prima
untuk bertransaksi.
Selain aplikasi-aplikasi utama yang sudah disebutkan di atas, di
tahun 2013 Bank Sampoerna secara bertahap juga mengembangkan
dan mengimplementasikan aplikasi pendukung, antara lain:
a. Compliance Tracking
Aplikasi yang digunakan untuk monitoring penyelesaian temuan
audit Bank Indonesia dan penilaian kecukupan aspek compliance
untuk masing-masing unit kerja di Bank.
b. Risk Base Bank Rating (RBBR) System
Aplikasi yang digunakan untuk membantu proses monitoring
dan pengukuran tingkat kesehatan Bank.
GENERAL LEDGERTo comply with accounting system requirement, Bank Sampoerna applies General Ledger module from ALPHABITS core application.
Th e system is functioned as accounting data management center, where every journal form of existing core system is sent to the module. Within this system, every data from accounting ledger result will be managed based on applicable accounting indicators, policy and standards to generate fi nancial statements which complies with branch and national demand.
BI REPORTING (LBU, LHBU, LKPBU, LBBUK, SID) COMPLIANCEIn 2013, integrated reporting system has been implemented to support as a part of core application system feature. Th e module is used to generate certain reports as Commercial Bank Compulsory Report by providing information regarding fi nancial and operational activity of the Bank.
PSAK-50 ACCOUNTING METHOD COMPLIANCERefers to a current accounting system supporting feature to conform with PSAK 50/55 reference implementation. On this system, every credit unit related expense and income will be monthly amortized. Th e amortization is applied for every existing customers within every month until the account (lending unit) is settled or closed.
ATM SYSTEMTo collect low cost third party fund such as saving, ATM is needed as part of at anytime service standard to customer. Bank Sampoerna ATM service has been equipped with various features to serve various type of payment and purchasing transaction. Since joining ATM Prima network, Bank Sampoerna ATM service provides optimum access for the customers of Bank Sampoerna as well as other banks as member of ATM Prima network to have banking transaction.
Besides primary applications which has been mentioned, in 2013, Bank Sampoerna gradually developed and implemented supporting application, as follows:
a. Compliance TrackingAn application applied to oversee Bank Indonesia audit fi nding settlement and to assess adequacy of compliance aspect for each unit in the Bank.
b. RBBR SystemAn application applied to assist Bank’s soundness level monitoring and assessment process.
Bank Sampoerna79
c. E-Learning
Pada tahun 2013, Divisi Teknologi Informasi mengembangkan
sistem pembelajaran online (e-Learning), yang dapat membantu
pelatihan, pembelajaran, pengujian, dan penilaian suatu materi
secara online. Dengan aplikasi ini tidak diperlukan lagi sistem
pembelajaran di ruang kelas secara konvensional, melainkan
menjadi sistem pembelajaran yang menembus batasan waktu
dan ruang.
d. E-Library
Sebagai pendukung proses digitasi dokumen, dan mempermudah
kontrol terhadap distribusi dokumen dengan memperhatikan
hak akses dari masing-masing dokumen, maka Divisi TI juga
mengembangkan sebuah aplikasi E-Library. Dokumen-dokumen
seperti SOP, Memo Internal, dan lain-lain dapat didistribusikan
dengan cepat dan tepat, yaitu sesuai kebutuhan dan akses
dari pengguna.
e. HR System
Mengelola sumber daya manusia sama pentingnya dengan
mengelola sumber daya lainnya, oleh karena itu diperlukan
sebuah sistem untuk pengelolaan sumber daya manusia
dengan komprehensif. Sistem ini dirancang dengan
menggunakan arsitektur web memberi kemudahan mengelola
sumber daya manusia yang ada sehingga memberikan hasil
yang lebih optimal.
f. Datawarehouse, RISK Management & MIS Reporting
Dashboard
Untuk mendukung proses pengambilan keputusan, Bank
Sampoerna memiliki sistem Datawarehouse sebagai penampung
seluruh data yang dihimpun dari sistem aplikasi yang ada. Data
pada datawarehouse ini selanjutnya diproses menjadi informasi
yang dibutuhkan oleh bisnis dan manajemen resiko (Risk
Management)
Risk Management pada dasarnya adalah proses menyeluruh yang
dilengkapi dengan alat, teknik, dan sains yang diperlukan untuk
mengenali, mengukur, dan mengelola risiko secara lebih transparan.
Dengan demikian risk management merupakan alat bantu bagi
manajemen dalam proses pengambilan keputusan.
Sebagai sebuah proses, kerangka kerja Risk Management pada
dasarnya terbagi dalam tiga tahapan kerja, yaitu : Identifikasi Risiko,
Pengukuran Risiko dan Pengelolaan Risiko.
Teknologi Informasi/Information Technology
c. E-LearningIn 2013, Information Technology developed online learning system (E-Learning) to support training, education, assessment and online material evaluation. Th rough this application, conventional class room learning system is no longer needed that becoming cross time and space boundary learning system.
d. E-LibraryTh e IT Division also develops E-Library application as a support of document digitalization process, and facilitate document distribution control by concerning accessing rights of each document. Several documents such as SOP, Internal Memo as well as other document to be rapidly and accurately distributed conforming the customers demand and access.
e. HR SystemManaging human resources is as important with managing other resources, therefore, a system to comprehensively manage human resources is required. Th e system is designed using web-architecture which provides accessibility in managing current human resources to provide more optimum result.
f. Datawarehouse, RISK Management & MIS Reporting DashboardTo support decision making process, Bank Sampoerna has a Datawareheouse system as a bulk of all data collected from current application. Th e content of datawarehouse is later processed into several information which is required by business and risk management.
Th e Risk Management is basically refers to a comprehensive process which is equipped with required tool, method and science to assess, measure and mitigate risk more transparently. Th erefore, risk management is a supporting tool for the management on decision making process.
As a process, Risk Management framework is basically divided into three working stages: Risk Identifi cation, Risk Measurement and Risk Mitigation.
Laporan Tahunan 2013 80
Untuk menciptakan alat bantu bagi management, risk management
menggunakan aplikasi/tools untuk menghasilkan laporan–laporan
yang akan digunakan management dalam proses pengambilan
keputusan. Salah satu hasilnya adalah MIS Reporting Dashboard
yang merupakan laporan rutin bulanan antara lain laporan pencapaian
bisnis, laporan produktivitas, laporan collection, dan lain-lain.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI
Keseluruhan dukungan sistem aplikasi memiliki arsitektur berbasis
AS/400, Web dan database yang terpusat, sehingga memungkinkan
pengembangan dan perluasan jaringan kantor perwakilan Bank
Sampoerna dengan biaya yang efisien.
Untuk memastikan keamanannya, Infrastruktur network yang
dibangun dilengkapi dengan pengamanan yang maksimal di
lengkapi oleh Firewall, IPS, dan IDS.
RENCANA PEMULIHAN BENCANA
Pada bulan Juni 2013, Perusahaan telah berhasil melakukan
implementasi disaster recovery center, untuk mengantisipasi gangguan
operasional Perusahaan dari kemungkinan terjadinya bencana
alam atau kerusakan lain. Bank Sampoerna saat ini memiliki 2 pusat
pengolahan data pada 2 tempat yang berbeda yaitu Pusat
Pengolahan Data Center Utama dan Data Disaster Recovery. Dengan
demikian apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti
kebakaran pada lokasi Data Center Utama, maka secara otomatis
aktivitas Pusat Pengolahan data dapat segera dialihkan ke lokasi
fasilitas Disaster Recovery.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI
KEDEPAN
Pengembangan Teknologi Informasi yang dikembangkan oleh
Bank Sampoerna akan berfokus pada beberapa inisiatif berikut ini:
Implementasi Internet Banking
Implementasi sistem Treasury
Pengembangan sistem PSAK
Penambahan jenis-jenis layanan pembayaran dan pembelian
yang dapat dilakukan nasabah melalui e-channel Bank Sampoerna
Penambahan e-channel, bekerjasama dengan institusi retail
Dan pengembangan lainnya, termasuk pada Core Ban king.
To develop supporting tool for the management, the risk management is using application/tools to generate several reports which will be used by the management on decision making process. One of the output is MIS Reporting Dashboard as monthly periodic report such as business achievement report, productivity report, collection report and other reports.
INFORMATION TECHNOLOGY DEVELOPMENTOverall application system support has AS/400 – based architecture, centralized web and database, that will enable Bank Sampoerna representative offi ce network development and expansion with effi cient cost.
To ensure its security, established network infrastructure is equipped with maximum security of Firewall, IPS and IDS.
DISASTER RECOVERY PLANIn June 2013, the Company has succeeded in implementing disaster recovery center, to anticipate operational disruption from any natural disaster or other disruption possibility. Currently, Bank Sampoerna has 2 data management centers in 2 diff erent locations which are Primary Data Management Center and Data Disaster Recovery. Th erefore, if there is any unexpected event, namely fi re on primary data center location, the data management center activity will be automatically relocated to disaster recovery facility location.
FUTURE INFORMATION TECHNOLOGY DEVELOPMENTInformation Technology Development which will be developed by Bank Sampoerna will be focused in several initiatives, as follows:
Implementation of Internet Banking. Implementation of Treasury system. Development of SFAS System. Additional payment and purchasing service which will be
performed by customers through Bank Sampoerna e-channel. Additional e-channel, in cooperation with retail institution. And other development, including on Core Banking.
Bank Sampoerna81
Pejabat EksekutifExecutive Officers
KANTOR PUSAT:
Achmad Dendi Hardiansah
Kepala Divisi Satuan Kerja Audit Internal
Bergabung dengan Bank sejak September 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Ekonomi dan Hukum
Bisnis, Universitas Parahyangan
Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Audit Kredit di PT UOB
Indonesia
Arif Wiryawan
Kepala Divisi Bagian Corporate Affairs
Bergabung dengan Bank sejak Mei 2011
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Planologi, Institut
Teknologi Indonesia
Sebelumnya menjabat sebagai Corporate Secretary di Sahabat-
UKM-Sampoerna Microfinance
Burlita Chan
Kepala Divisi Kepatuhan
Bergabung dengan Bank sejak Juni 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Arsitektur, Universitas
Indonesia
Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Financing Review, PT
Bank BRI Syariah
Fajaruddin Simanjuntak
Kepala Divisi Treasury & Financial Institution
Bergabung dengan Bank sejak Januari 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Magister Business
Administration di State University of New York
Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Tresuri di Koperasi
Sahabat UKM-Sampoerna Microfinance
Lila Damanitya Anandari
Kepala Bagian Human Capital
Bergabung dengan Bank sejak Januari 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Teknik Industri,
Universitas Indonesia
Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Human Capital
Management di Sahabat-UKM-Sampoerna Microfinance
Marzaini
Kepala Bagian Special Asset Management
Bergabung dengan Bank sejak Desember 1996
Pendidikan terakhir beliau adalah Magister Manajemen, STIE
IPWI
Sebelumnya menjabat sebagai Direktur BPR Mutiara Semesta
HEAD OFFICE:
Achmad Dendi HardiansahHead of internal Audit Unit
Joining with the Bank since September 2012 Latest Education Bachelor of Economy and Business Law,
Universitas Parahyangan Before joining the Bank, he served as Head of Credit Audit in
PT UOB Indonesia
Arif WiryawanHad of Corporate Aff airs Division
Joining with the bank since May 2011 Latest Education Bachelor of Planology, Institut Teknologi
Indonesia. Before joining the Bank he served as Corporate Secretary in
Sahabat-UKM, Sampoerna Microfi nance.
Burlita ChanHead of Compliance Division
Joining with the bank since June 2012 Latest Education Bachelor of Architecture,Sarjana Arsitektur,
Universitas Indonesia Before joining the Bank, he served as Financing Review, PT.
Bank BRI Syariah
Fajaruddin SimanjuntakHead of Treasury & Financial Institution
Joining the Bank since January 2012 Latest Education Master of Business Administration in State
University of New York Before joining the Bank, he served as Head of Treasury Division
at Koperasi Sahabat UKM
Lila Damanitya AnandariHead of Human Capital Division
Joining the Bank Since January 2012 Latest Education Bachelor of Industrial Engineering, Universitas
Indonesia Before joining the Bank, he served as Head of Human Capital
Management at Sahabat-UKM-Sampoerna Microfi nance
MarzainiHead of Special Asset Management Group
Joining the Bank Since December 1996 Latest Education Master of Management, STIE IPWI Before joining the Bank, he served as Director of BPR Mutiara
Semesta
Laporan Tahunan 2013 82
Pandu Adiguna Ketaren
Kepala Bagian Hukum Perusahaan
Bergabung dengan Bank sejak Januari 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Hukum, Universitas
Parahyangan
Sebelumnya menjabat sebagai Associates di Malik, Stamboel,&
Associates
Sri Budjono
Kepala Bagian Operations
Bergabung dengan Bank sejak Desember 1995
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Ekonomi Manajemen,
Universitas Pancasila
Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Operasi Kantor Pusat
di Bank Subentra
Yoel Gennedy
Kepala Bagian Corporate Planning
Bergabung dengan Bank sejak 1 Agustus 2013
Pendidikan terakhir S1 Akuntansi, Universitas Brawijaya, 1994-
1998
Sebelumnya menjabat sebagai Bendahara dan Corporate
Planning Sahabat UKM-Sampoerna Microfinance
Riyadi Ikhsan Hidayat
Kepala Bagian Funding Business
Bergabung dengan Bank sejak 26 Agustus 2013
Pendidikan terakhir MM - S2, Fakultas Ekonomi, STIE Jakarta,
1999
Sebelumnya menjabat sebagai Performance Management
Head PT BTPN, 2008-2013
Rajalumayung
Kepala Bagian Teknologi Informasi
Bergabung dengan Bank sejak 6 Februari 2013
Pendidikan teakhir S1 Tehnik & Sistem Informatika, STT TELKOM
Bandung, 1995-2000
Sebelumnya menjabat Head Of IT Operation - PT BPR Karyajatnika
Sadaya Bandung, 2008-2013
Oktavia Laksmi W
Business & Product Dev Group Head
Bergabung dengan Bank sejak 26 Agustus 2013
Pendidikan terakhir MM - S2, IPB, 2001
Sebelumnya menjabat sebagai Manajer Agribusiness
Development di Bank Danamon, 2008-2013
Pandu Adiguna KetarenHead of Corporate Legal
Joining the Bank Since January 2012 Latest Education Bachelor of Law, Universitas Parahyangan Before joining the Bank, he served as Associates at Malik,
Stamboel,& Associates
Sri BudjonoHead of Operations Group
Joining the Bank Since December 1995 Latest Education Bachelor of Economy Management, Universitas
Pancasila Before joining the Bank, he served as Head of Operation Division
at Bank Subentra
Yoel GennedyCorporate Planning Group Head
Joining the Bank Since August 1, 2013 Latest Education Bachelor of Accounting, Universitas Brawijaya,
1994-1998 Previously served as Treasure and Corporate Planning Sahabat
UKM-Sampoerna Microfi nance
Riyadi Ikhsan HidayatFunding Business Group Head
Joining the Bank Since August 26, 2013 Latest Education MM – Master Degree, Faculty of Economy,
STIE Jakarta, 1999 Previously served as Performance Management Head PT BTPN,
2008-2013
RajalumayungIT Dept Head
Joining the Bank Since February 6, 2013 Latest education Bachelor of Informatics Engineering & System,
STT TELKOM Bandung, 1995-2000 Previously served as Head Of IT Operation - PT BPR Karyajatnika
Sadaya Bandung, 2008-2013
Oktavia Laksmi WBusiness & Product Dev Group Head
Joining the Bank Since August 26, 2013 Latest Education MM – Master Degree, IPB, 2001 Previously serve as Agribusiness Development Manager at Bank
Danamon, 2008-2013
Bank Sampoerna83
Hariseno Acharyama
Kepala Bagian Risk Management (SKMR)
Bergabung dengan Bank sejak 1 Juli 2013
Pendidikan terakhir MM - S2, Fakultas Ekonomi, Universitas
Krisna Dwipayana, 2004-2006
Sebelumnya menjabat sebagai AVP Compliance Advisory
Service and Acting Country Head of AML/CTF - Bank ANZ,
2011-2013
Asep Ugi Sugianto
Kepala Bagian Finance & Accounting
Bergabung dengan Bank sejak 1 Nopember 2013
Pendidikan terakhir S1 Accounting, Universitas Padjajaran,
2000
Sebelumnya menjabat sebagai Senior Manager Quality Assurance
Regulatory Reporting, 2011-2012
Anis Woro Prihatiningsih
Kepala Bagian Credit Initiation
Bergabung dengan Bank sejak 1 Nopember 2013
Pendidikan terakhir S1 Hukum Perdata, Universitas 11 Maret,
tahun 1989
Sebelumnya menjabat sebagai Area Business Manager - PT
Bank Danamon Indonesia Tbk, Jan 2013-Sep 2013
Hanna Hasdiani
Operation Group Coordinator
Bergabung dengan Bank sejak 2 Desember 2013,
Pendidikan S1 Akuntansi, Univ. YAI 1990-1995, Fakultas Ekonomi,
Sebelumnya menjabat sebagai Accounting Service Head –
Financial Control Bank Mega,
R. Musya M. Ismail
Kepala Bagian SME Banking
Bergabung dengan Bank sejak 9 Februari 2012
Pendidikan S1 Sarjana Komputerisasi Akuntansi – Sistem
Informasi, Universutas . Bina Nusantara,
Sebelumnya menjabat sebagai Branch Manager BII, 2010 - 2012
Pejabat Eksekutif/Executive Officers
Hariseno AcharyamaRisk Management (RMU) Group Head
Joining the Bank Since July 1, 2013 Latest Education MM – Master Degree, Faculty of Economy,
Universitas Krisna Dwipayana, 2004-2006 Previously served as AVP Compliance Advisory Service and
Acting Country Head of AML/CTF - Bank ANZ, 2011-2013
Asep Ugi SugiantoFinance & Accounting Dept Head
Joining the Bank sejak November 1, 2013 Latest education Bachelor of Accounting, Universitas Padjajaran,
2000 Previously Served as Senior Manager Quality Assurance Regulatory
Reporting, 2011-2012
Anis Woro PrihatiningsihCredit Initiation Group Head
Joining the Bank Since November 1, 2013 Latest Education Bachelor of Civil Law, Universitas 11 Maret,
tahun 1989 Previously served as Area Business Manager - PT Bank Danamon
Indonesia Tbk, Jan 2013-Sep 2013
Hanna Hasdiani Operation Group Coordinator
Joining the Bank Since December 2, 2013, Education Bachelor of Accounting, Univ. YAI 1990-1995, Faculty
of Economy Previously served as Accounting Service Head - Financial Control
Bank Mega,
R. Musya M. Ismail SME Banking Group Head
Joining the Bank Since February 9, 2012 Education Bachelor of Computerized Accounting, Information
System, Universitas Bina Nusantara, Before joining with the Bank, He served as Branch Manager BII,
2010 – 2012
Laporan Tahunan 2013 84
KANTOR CABANG:
Mariana Jusrin
Kepala Cabang Sampoerna Strategic Square, Jakarta
Bergabung dengan Bank sejak Februari 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Universitas
Tarumanegara
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Senior
Relationship Manager SME di PT. Bank Permata Tbk
Dicky
Kepala Cabang Pekanbaru
Bergabung dengan Bank sejak September 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana di Inti College
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Account Officer
Komersil di PT. Bank Mega
Kemas Muhammad Afandi Abdullah
Kepala Cabang Palembang
Bergabung dengan Bank sejak Juni 2012
Pendidikan terakhir beliau adalah Sarjana Teknik Kimia, Universitas
Sriwijaya
Sebelum bergabung dengan Bank beliau adalah Marketing
Manager di PT. BRI Syariah
Freddy Handaka
Kepala Cabang Wisma Sejahtera Slipi
Bergabung sejak 27 Pebruari 2012
Pendidikan S1 Sistem Informasi, Unversitas Budi Luhur 2001-
2005
Jabatan sebelumnya SME Relationship Manager 2010-2012
CIMB Niaga
Nofi Hidayat
Kepala Cabang Surabaya
Bergabung sejak 30 April 2012
Pendidikan S1 Management, Universitas Jember, Fakultas
Ekonomi 1990-1995
Jabatan Sebelumnya Team Leader Marketing Kredit, Bank
Mega Kembang Jepun Surabaya 2010-2012
Marwansyah
Kepala Cabang Medan
Bergabung sejak 29 AApril 2013
Pendidikan S1 Management , Fakultas Ekonomi, Universitas
Medan Area 2008-2013
Jabatan sebelumnya Senior Manager BRI Syariah 2010-2013
Oky Santika Kusnadi
Kepala Cabang Bandung
Bergabung sejak 08 Mei 2013
Pendidikan S1 Hubungan International, Universitas Padjajajran
1998-2003
Jabatan sebelumnya Branch Manager, Bank Mega Cabang
Subang 2012-2013
BRANCH OFFICE:
Mariana JusrinHead of Sampoerna Strategic Square Branch Offi ce, Jakarta
Joining the Bank Since February 2012 Her latest education is Bachelor from Universitas Tarumanegara Before joining with the Bank, She served as Senior Relationship
Manager SME in PT. Bank Permata Tbk
DickyHead of Pekanbaru Branch Offi ce
Joining the Bank Since September 2012 His latest education is Bachelor from Inti College Before joining with the Bank, He served as Commerce Account
Offi cer in PT. Bank Mega
Kemas Muhammad Afandi AbdullahHead of Palembang Branch Offi ce
Joining the Bank Since June 2012 His latest education is Bachelor of Chemical Engineering,
Universitas Sriwijaya Before joining with the Bank, He served as Marketing Manager
di PT. BRI Syariah
Freddy Handaka Branch ManagerWisma Sejahtera Slipi
Joining since 27 Febuary 2012 Pendidikan Bachelor of Information Technology, Unversitas
Budi Luhur 2001-2005 Previous Position SME Relationship Manager 2010-2012 CIMB
Niaga
Nofi Hidayat Branch Manager Surabaya
Joining since 30 April 2012 Education Bachelor of Management, Universitas Jember, Fakultas
Ekonomi 1990-1995 Previous Position Team Leader of Credit Marketing, Bank Mega
Kembang Jepun Surabaya 2010-2012
Marwansyah Branch Manager Medan
Joining since 29 April 2013 Education Bachelor of Management , Faculty of Economy,
Universitas Medan Area 2008-2013 Previous Position Senior Manager BRI Syariah 2010-2013
Oky Santika Kusnadi Branch Manager Bandung
Joining since 08 May 2013 Education Bachelor of International Relation, Universitas
Padjajajran 1998-2003 Previous Position Branch Manager, Bank Mega Cabang Subang
2012-2013
Bank Sampoerna85
Kepedulian dan Tanggungjawab Sosial
Corporate Social Responsibility
Bank Sampoerna sangat memahami bahwa tanggung jawab sosial
perusahaan lebih dari sekedar kewajiban, pelaksanaan tanggung
jawab sosial perusahaan didasari oleh pemahaman dan keyakinan
bahwa keberadaan Perseroan harus memberi manfaat bagi
masyarakat luas. Selain dari itu, dukungan dan kepercayaan
masyarakat merupakan faktor pendukung keberhasilan Bank.
Berdasarkan pada keyakinan inilah, Perseroan menjalankan program
kepedulian dan tanggung jawab sosial melalui berbagai kegiatan
secara berkesinambungan.
“Bank Sampoerna memberi manfaat bagi
masyarakat melalui program CSR yang
berkesinamnbungan”
“Bank Sampoerna continues to give benefit for the
society through sustainable CSR program”
Bank Sampoerna greatly recognizes that Corporate Social Responsibility is more than an obligation, Corporate Social Responsibility implementation is underpinned by understanding and assurance the Company’s existence shall provide benefi t for the society. Th us, support and trust from the customers becomes a supporting factor for the Bank’s success. Based on the belief, the Company performs social responsibility and awareness program through several activities in sustainable manner.
Laporan Tahunan 2013 86
Kegiatan sosial dilaksanakan dengan fokus pada tujuan agar tepat
sasaran. Selama tahun 2013, kegiatan tanggung jawab sosial
difokuskan pada:
1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Aksi Kegiatan
Bakti Sosial di daerah Desa Pancawati, Caringin, Kabupaten
Bogor
2. Memberikan manfaat berupa pembelajaraan
3. Memberi pendampingan kepada Customer selama satu hari
(Serving Day)
4. Memberikan bantuan kepada Masyarakat yang membutuhkan,
seperti Sunatan Massal
5. Membantu konsumen
6. Memberikan Donasi dan pengembangan bakat
Dalam melaksanakan tanggung jawab sosial kepada masyarakat,
Perseroan selalu memastikan keseimbangan antara laba usaha
dengan jumlah dana yang dikembalikan kepada masyarakat,
dengan mempertimbangkan kemampuan finansial Perseroan dan
investasi jangka panjang.
Kami selalu menekankan pada seluruh elemen organisasi bahwa
semua yang Perseroan lakukan tidak hanya untuk memenuhi
tuntutan bisnis; Perseroan harus mampu mengambil bagian dalam
berbagai upaya peningkatan taraf hidup dan kemandirian masyarakat,
baik ditingkat lokal maupun skala nasional.
Th e Company conducted social activity by focusing on several objectives to achieve accurate target. In 2013, corporate social responsibility activity is focused on:
1. Improving public welfare through Social Charity at Pancawati Village, Caringin, Bogor.
2. Providing benefi t in form of learning program and education.3. Providing one day assistance to the Customers (Serving Day).
4. Providing donation to the society such as Mass Circumcision.
5. Assisting the Customers.6. Providing Donation and talent development.
In carrying social responsibility to the society, the Company always ensures balance between profi t realization and fund re-disbursed to the society, by concerning fi nancial capacity and long-term investment of the Company.
We are emphasizing to every part of the organization that every activity carried by the Company is not only to meet business demand; the Company shall also contribute in various initiative to elevate living standard and independency of society both in local and national level.
Bank Sampoerna87
Tata Kelola PerusahaanGOOD CORPORATE GOVERNANCE
PERNYATAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Bank Sampoerna menjalankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan
yang baik dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab. Bank
Sampoerna berkomitmen secara berkesinambungan meningkatkan
pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) di seluruh tingkatan
dan jenjang/ level organisasi dengan berlandaskan pada lima
prinsip GCG yaitu: Transparasi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban,
Kemandirian dan Kewajaran.
Untuk menjamin pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik,
Bank Sampoerna telah melengkapi struktur tata kelola yang terdiri
dari :
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
2. Dewan Komisaris
3. Direksi
4. Komite-Komite Pembantu Komisaris
5. Komite-Komite Direksi
6. Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR)
7. Satuan Kerja Kepatuhan (SKK)
8. Satuan Kerja Audit Internal (SKAI)
9. Corporate Affairs
Pelaksanaan GCG di Bank Sampoerna mengacu kepada ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, yaitu Peraturan Bank Indonesia
(PBI) Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum beserta
perubahannya di PBI Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober
2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 9/12/DPNP
tanggal 30 Mei 2007 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum.
“Bank Sampoerna memandang penting GCG
sebagai pijakan dasar untuk pertumbuhan
perusahaan”
“Bank Sampoerna upholds
GCG as foundation for
Company’s Growth”
Tata Kelola Perusahaan
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
CORPORATE GOVERNANCE STATEMENTBank Sampoerna runs the principles of good corporate governance (GCG) with full awareness and responsibilities. Th e Bank is committed to the GCG implementation across the levels of the organization with respect to fi ve GCG principles: Transparency, Accountability, Responsibility, Independency and Fairness.
To ensure the eff ective GCG implementation, the Bank has introduced GCG structure which consists of :
1. General Meeting of Shareholders (GMS)2. Board of Commissioners3. Board of Directors4. Supporting Committees of the Board of Commissioners5. Supporting Committees of the Directors6. Risk Management Unit7. Compliance Unit8. External and Internal Audit9. Corporate Aff airs
Th e GCG implementation within the company is based on the applying regulations, namely Regulation of Bank of Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 dated January 30, 2006 juncto PBI No. 8/14/PBI/2006 dated October 5, 2006 and BI's circular letter No. 9/12/DPNP dated Mei 30, 2007 about the Implementation of Good Corporate Governance in General Bank.
Laporan Tahunan 2013 90
To support the GCG implementation, the Bank has already hadinternal policies that regulate the implementation according tothe needs and size of the business, which are:
General Policy on Good Corporate Governance (GCG), presented in the form of general policy that will guide all internal regulations.
Commitment to integrity consists of formal binding documents applicable to all employees to act in professional, responsible, acceptable manner, in conducting business relation with the customers, partners as well as with the colleagues.
Manual and Working Guidelines of Board of Commissioners, Directors and the Committees.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE ASSESSMENT RATING
GCG Self-AssessmentBank Sampoerna has conducted GCG Self-Assessment based on Regulation of Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 juncto Regulation of Bank Indonesia 8/14/PBI/2006 dated October 5, 2006 and BI's circular letter No. 9/12/DPNP dated May 30, 2007 regarding Good Corporate Governance implementation for Commercial Bank.
Based on self-assessment GCG assessment on 11 indicators, Bank Sampoerna obtained rating 2 (GOOD), with detail as follows:
GCG Implementation is supported by consistency and commitment from the Board of Commissioners and Board of Directors in upholding highly integrity, transparency and fairness. Th roughout various education and socialization program to create expected corporate values such as through Integrity Pact commitment, reward and punishment mechanism and performance assessment practice with clear and measured KPI, that is highly contributed on GCG implementation.
Untuk mendukung pelaksanaan GCG, Bank Sampoerna telah
memiliki kelengkapan kebijakan internal yang mengatur pelaksanaan
GCG sesuai dengan kebutuhan dan ukuran bisnis perusahaan,
yang meliputi :
Kebijakan Umum Tata Kelola Perusahaan (GCG) dan Kebijakan
Umum Kepatuhan yang merupakan kebijakan umum/ payung
seluruh kebijakan internal.
Komitmen integritas berupa dokumen formal yang mengikat
seluruh karyawan untuk berperilaku profesional, bertanggung-
jawab, patut, baik dalam melakukan hubungan bisnis dengan
para nasabah, rekanan, maupun hubungan dengan sesama
rekan sekerja.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, Direksi dan
Komite Pembantu Dewan Komisaris.
RATING PENILAIAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
Self Assessment GCG Bank Sampoerna telah melakukan self assessment GCG berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 jo. Peraturan Bank
Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat
Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007 perihal
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) terhadap 11 (sebelas)
faktor penilaian pelaksanaan GCG, Bank Sampoerna memperoleh
peringkat 2 (BAIK), dengan rincian sebagai berikut :
Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG/GCG Self Assessment
Individual
Peringkat
RatingDefinisi Peringkat /Rating Description
2 (BAIK/GOOD)
Mencerminkan Manajemen Bank telah melakukan penerapan GCG yang secara umum baik. Hal ini tercermin dari
pemenuhan yang memadai atas prinsip-prinsip GCG.
Indicating that management of the Bank has implemented Good Corporate Governance practice that is generally good.
This as reflected from adequate Good Corporate Governance principle compliance.
Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip GCG, maka secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan
dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen Bank
If there is any weakness of Good Corporate Governance principle implementation, the weakness was considered minor
and was able to be handled under normal action from the Bank’s management..
Penerapan GCG dengan baik didukung oleh konsistensi dan
komitmen yang diberikan oleh Dewan Komisaris dan Direksi dalam
menjunjung tinggi integritas, transparansi serta keadilan. Melalui
program-program edukasi dan sosialisasi dalam rangka pembentukan
nilai-nilai perusahaan yang diharapkan seperti pembacaan Pakta
Integritas, penegakan reward and punishment serta penerapan
penilaian kinerja berdasarkan KPI yang jelas dan terukur, sangat
membantu dalam menciptakan penerapan GCG yang efektif.
Bank Sampoerna91
Beberapa hal yang perlu diperbaiki dibidang Manajemen Risiko,
Operasional dan Sistem Pengendalian Internal termasuk fungsi-
fungsi kepatuhan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh
Manajemen Bank, yaitu dengan meningkatkan kompetensi Sumber
Daya Manusia, Manajemen Risiko, Budaya Kepatuhan, Pengembangan
Informasi Teknologi antara lain terkain dengan mekanisme pelaporan
kepada Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan serta peningkatan
implementasi APU-PPT, melakukan proses penguatan otomasi,
perbaikan proses dan organisasi serta menerapkan sistem reward
and punishment secara konsisten.
STRUKTUR DAN MEKANISME TATA KELOLA
PERUSAHAAN
Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi dalam Perusahaan dan memegang segala
kewenangan yang tidak diserahkan kepada Dewan Komisaris dan
Direksi. RUPS juga merupakan wadah bagi para pemegang saham
untuk mengambil keputusan penting terkait kelangsungan bisnis
dan operasional Perusahaan.
Keputusan yang diambil dalam RUPS didasari pada kepentingan
usaha perusahaan. RUPS dan/atau Pemegang Saham tidak melakukan
intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris
dan Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk
menjalankan hak sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan. Pengambilan keputusan RUPS dilakukan
secara wajar dan transparan.
Sepanjang tahun 2013, Perusahaan telah melaksanakan 1 kali
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, dan 4 kali Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa.
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Several weaknesses on Risk Management, Operational and Internal Audit aspects, including compliance functions was able to be settled under normal action from the Bank’s management by improving Human Resources quality, Risk Management Compliance Culture, Information Technology development namely related with reporting to Bank Indonesia or Financial Services Authority and improving APU - PPT implementation, carrying automiation process enforcement, processs and organization improvement and consistently implementing reward and punishment mechanism.
CORPORATE GOVERNANCE STRUCTURE AND MECHANISM
General Meetings of ShareholdersGeneral Meeting of Shareholders (GMS) holds the highest authorities in the Company and every authority which is not delegated to Board of Commissioners and Board of Directors. GMS also serves as a forum for the shareholders to take any important decisions regarding the Company’s operation and business sustainability.
Th e decision taken on the GMS is referring to the Company’s business interest. Th e GMS and/or Shareholders does not carry any intervention against the Board of Commissioners and Board of Directors’ duty, function and authority by not reducing GMS authority to exercise its rights based on Article of Associatons and prevailing regulation. Decision making process on the GMS is carried in fair and transparent manner.
Th roughout 2013, the Company held 1 Annual General Meetings of Shareholders and 4 Extraordinary General Meetings of Shareholders.
Laporan Tahunan 2013 92
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas dan
bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan
dan memberikan arahan kepada Direksi serta memastikan bahwa
Bank Sampoerna melaksanakan GCG pada seluruh tingkatan atau
jenjang organisasi.
Kriteria dan Komposisi
Seluruh anggota Dewan Komisaris Bank Sampoerna telah memenuhi
kriteria-kriteria sebagai berikut :
a. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dilakukan RUPS.
b. Telah memenuhi ketentuan fit & proper test dari Bank Indonesia,
Undang-Undang Perseroran Terbatas dan ketentuan GCG
terkait, dan telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia
dan Pemegang Saham.
c. Telah mengungkapkan kepemilikan sahamnya, baik pada Bank
Sampoerna maupun pada bank dan perusahaan lain, yang
berkedudukan di dalam dan di luar negeri dalam suatu laporan
yang harus diperbaharui setiap tahunnya
d. Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi
dan reputasi keuangan yang memadai.
e. Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak mengambil dan/atau
menerima keuntungan pribadi dari Bank selain remunerasi
dan fasilitas lainnya yang ditetapkan oleh RUPS.
f. Seluruh anggota Dewan Komisaris berdomisili di Indonesia.
g. Seluruh anggota Dewan Komisaris merupakan Warga Negara
Indonesia.
h. Seluruh anggota Dewan Komisaris yang berasal dari mantan
anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif Bank atau pihak-pihak
yang memiliki hubungan dengan Bank yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen,
dan tidak melakukan fungsi pengawasan serta berasal dari
Bank sendiri, telah menjalani masa tunggu (cooling off) paling
kurang selama 1 (satu) tahun.
Per 31 Desember 2013, komposisi keanggotaan Dewan Komisaris
Bank Sampoerna , adalah sebagai berikut :
No Nama /Name Jabatan/Position
1 Budi Setiawan Halim Komisaris Utama/President Commissioner
2 Arsono Putranto Komisaris/Commissioner
3 Adiwarman Azwar Karim Komisaris Independen/Independent Commissioner
4 Roy Sugihardja Wiradharma Komisaris Independen/Independent Commissioner
Catatan:
Pertanggal 23 Desember 2013, pengunduran diri Boediarto Soetrisno Judo
sebagai Komisaris Independen telah menjadi efektif dan digantikan oleh
Roy Sugihardja Wiradharma untuk posisi yang sama.
Board of CommissionersBoard of Commissioners is a Company’s organ who is collectively in charge and responsible to perform monitoring and give recommendation to the Board of Directors and ensure that Bank Sampoerna has complied with GCG principles in every organizational level.
Criteria and CompositionBoard of Commissioners member in Bank Sampoerna has complied with several criteria, as follows:a. Th e appointment of Board of Commissioners held by GMS.b. Has complied with fi t and proper test requirements from Bank
Indonesia, Law of Limited Company and GCG regulation as well as granted approval from Bank of Indonesia and shareholders.
c. Disclosing their share ownership to Bank Sampoerna as well as to other national or international Companies which is mentioned in updated annual report.
d. Board of Commissioners member has adequate fi nancial integrity, competence and reputation.
e. Board of Commissioners member does not take and/or receive personal benefi t from the bank besides the remuneration or other facilities implemented by the GMS.
f. Board of Commissioners member resides in Indonesia.g. Board of Commissioners members is Indonesian citizen
h. Board of Commissioners member who is appointed from former Board of Directors member or the Bank’s Executive or other respected parties who are related with Bank which may interfere their independency and not to carry supervisory and derived from the Bank itself, shall enter into cooling off period for at least 1 year.
As of December 31, 2013, Board of Commissioners membership composition in Bank Sampoerna are as follows:
Notes:As of December 23, 2013, Boediarto Soetrisno Judo has eff ectively resigned as Independent Commissioner and replaced by Roy Sugihardja Wiradharma for the same position.
Bank Sampoerna93
Uji Kelayakan dan Kepatutan
Setiap anggota Dewan Komisaris Bank Sampoerna memiliki
pengalaman yang luas dan dipilih berdasarkan integritas dan
kompetensinya. Anggota Dewan Komisaris diangkat dan
diberhentikan oleh para pemegang saham melalui Rapat Umum
Pemegang Saham dan semua anggota Dewan Komisaris telah
memenuhi persyaratan Bank Indonesia melalui Uji Kelayakan dan
Kepatutan.
Persetujuan Dewan Komisaris Oleh Bank Indonesia/BI's Approval on The Board of Commissioners
No Nama/Name Jabatan/Position No Surat Bank Indonesia/BI's Letter Tanggal/Date
1 Budi Setiawan Halim Komisaris Utama 14/8/GBI/DPIP/Rahasia 18 Januari 2012
2 Arsono Putranto Komisaris 14/8/GBI/DPIP/Rahasia 18 Januari 2012
3 Adiwarman Azwar Karim Komisaris Independen 14/8/GBI/DPIP/Rahasia 18 Januari 2012
5 Roy Sugihardja Wiradharma Komisaris Independen 15/133/GBI/DPIP/Rahasia 23 Desember 2013
Independensi Dewan Komisaris
Anggota Dewan Komisaris Bank Sampoerna saat ini berjumlah 4
(empat) orang, 2 (dua) orang di antaranya atau sama dengan 50%
anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.
Kedua Komisaris Independen tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga
sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris
lainnya, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau
hubungan dengan bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen.
Hubungan keluarga dan keuangan dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Hubungan Keluarga dan Keuangan Dewan Komisaris/ Board of Commissioners Family and Financial Relationship
Dewan Komisaris/
Board of Commissioners
Hubungan Keuangan Dengan/ Financial Relationship With
Hubungan Keluarga Dengan/ Family Relationship With
Keterangan
bila ada
hubungan
keluarga
dan/atau
hubungan
keuangan /
if any family and/or
fi nancial relationship
Dewan
Komisaris/
Board of Commissioners
Direksi/
Board of Director
Pemegang
Saham
Pengendali/
Controlling Stakeholders
Dewan
Komisaris/
Board of Commissioners
Direksi/
Board of Director
Pemegang
Saham
Pengendali/
Controlling Stakeholders
Budi Setiawan HalimTidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None-
Arsono PutrantoTidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None-
Adiwarman Azwar KarimTidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None-
Roy Sugihardja Wiradharma Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tidak Ada/
None
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Fit and Proper TestBoard of Commissioners member in Bank Sampoerna has extensive experiences and appointed based on their competencies and integrity. Board of Commissioners members are appointed and dismissed by shareholders through the GMS and complied with Bank Indonesia regulation by participating on Fit and Proper Test.
Independency of Board of CommissionersBoard of Commissioners members in Bank Sampoerna currently comprises of 4 (four) members, 2 (two) or 50.00% of the members are Independent Commissioners.
Both of the Independent Commissioners do not have fi nancial, managerial, share ownership and/or family relationship to second tiers with other member of Board of Commissioners, Board of Directors and/or controlling shareholders or relationship with the Bank which may interfere its independency.
Family and fi nancial relationship as illustrated on following table:
Laporan Tahunan 2013 94
Rangkap Jabatan Dewan Komisaris.
Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak ada yang merangkap
jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat
Eksekutif pada lebih dari 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan
lembaga keuangan, atau anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau
Pejabat Eksekutif yang melaksanakan fungsi pengawasan pada 1
(satu) perusahaan anak bukan Bank yang dikendalikan oleh Bank
Sampoerna.
Jabatan rangkap Dewan Komisaris dapat dilihat pada tabel dibawah
ini sebagai berikut :
Rangkap Jabatan pada Dewan Komisaris/ Board of Commissioners Dual Position
Nama / NameJabatan di Bank Sampoerna/
Position in Bank Sampoerna
Jabatan pada Perusahaan/
Instansi Lain / Position in Other Companies/
Institution
Perusahaan/ Instansi Lain/ Other
Companies/Institutions
Budi Setiawan HalimKomisaris Utama/President
CommissionerCFO Sampoerna Agro PT Sampoerna Agro
Arsono Putranto Komisaris/Commissioner Corporate Affairs PT Sampoerna Strategic
Adiwarman Azwar KarimKomisaris Independen/Independent
CommissionerTidak Ada/ None Tidak Ada/ None
Roy Sugihardja Wiradharma Komisaris Independen/Independent
CommissionerWakil Direktur Utama/ Vice President Director PT Atri Pacific
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
1. Memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip
GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan
atau jenjang organisasi.
2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Direksi secara berkala maupun sewaktu-waktu,
serta mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
kebijakan strategis Bank.
3. Tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional
Bank, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait
dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank
dan/atau peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka
melaksanakan fungsi pengawasan.
4. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan
audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal (SKAI)
Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/
atau hasil pengawasan otoritas lainnya.
5. Memberitahukan kepada Bank Indonesia paling lama 7 (tujuh)
hari kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan perundang-
undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan
atau perkiraan
6. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen.
7. Membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta
Komite Remunerasi dan Nominasi.
8. Memastikan bahwa Komite yang dibentuk telah menjalankan
tugasnya secara efektif
9. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya secara optimal.
Board of Commissioners Dual PositionBoard of Commissioners member does not serve in dual position either as member of Board of Commissioners, Board of Directors or Executives in more than 1 (one) non-fi nancial institution/company or member of Board of Commissioners, Board of Directors or Executives who carries supervisory function in 1 (one) non-bank subsidiary which is controlled by Bank Sampoerna.
Board of Commissioner Dual Position is as illustrated on following table:
Board of Commissioners Duties and Responsibility1. To ensure GCG principles implementation on every business
activity of the Bank in all level or organization level.
2. To carry Board of Directors duty and responsibility implementation monitoring periodically or at any time, as well as to direct, oversee and evaluate the Bank’s strategic policy execution.
3. Not to involve in the Bank’s operational decision making process, except on fund provision for related party and other aspects as stipulated under the Article of Associations and/or prevailing regulation to perform supervisory function.
4. To ensure that the Board of Directors has followed up audit fi nding and recommendation from Internal Audit Unit, External Audit, Bank Indonesia and/or other supervising authority audit result.
5. To inform Bank Indonesia during the latest 7 (seven) working days since the evident of fi nancial and banking regulation violation and event or suspect.
6. To carry their duty and responsibility independently.7. To establish Audit Commitee, Risk Oversight Committee and
Remuneration and Nomination Committee.8. To ensure that the established Committee has carry their duties
eff ectively.9. To allocate adequate time to carry duty and responsibility
optimally.
Bank Sampoerna95
Pengawasan dan Rekomendasi Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris Bank Sampoerna secara proaktif melakukan
pengawasan dan memberikan masukan kepada Direksi. Pengawasan
dilakukan secara langsung termasuk memantau tindak lanjut atas
rekomendasi dari Komisaris kepada Direksi, maupun melalui
komite-komite yang dibentuk. Adapun pengawasan dan pemberian
rekomendasi yang dilakukan oleh Dewan Komisaris Bank Sampoerna
sepanjang tahun 2013 adalah sebagai berikut :
a. Memberikan arahan untuk peningkatan kinerja Kantor Pusat
dan Kantor Cabang dalam mendukung tercapainya kinerja
Bank sesuai dengan Rencana Bisnis.
b. Memberikan arahan agar pelaksanaan program dalam hal
penghimpunan dana selalu memperhatikan struktur dana baik
komposisi penyebarannya maupun biaya dana yang murah
dan dilakukan evaluasi terhadap kelayakannya.
c. Dibidang perkreditan, Dewan Komisaris memberikan arahan
agar realisasi pertumbuhan kredit ditingkatkan sesuai target
yang telah ditetapkan, sehingga Bank dapat memperoleh
keuntungan seperti yang diinginkan dengan memperhatikan
persaingan, kemampuan sumber daya manusia dan dilaksanakan
secara berhati-hati.
d. Program recovery NPL dilakukan dengan optimal melalui
penagihan yang intensif.
e. Menyarankan agar kegiatan treasury dapat ditingkatkan,
sehingga membantu peningkatan fee based income.
f. Aset yang diambil alih (AYDA) harus segera diselesaikan agar
tidak terjadi penumpukan serta untuk menghindari alokasi
pencadangan sesuai ketentuan Bank Indonesia.
g. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut atas laporan Komite-
Komite.
Rapat Dewan Komisaris
Jumlah Rapat Dewan Komisaris pada tahun 2013 adalah sebanyak
12 kali.
Kehadiran Dewan Komisaris dalam Rapat Dewan Komisaris Tahun 2013/ Board of Commissioners Attendance on Board of Commissioners Meeting 2013
Dewan Komisaris/Board of Commissioners Jabatan/Position Total Rapat/
Total MeetingKehadiran/ Attendance
Kehadiran(%)/ Attendance (%)
Budi Setiawan Halim Komisaris Utama/President Commissioner 12 12 100%
Arsono Putranto Komisaris/Commissioner 12 11 92%
Adiwarman Azwar Karim Komisaris Independen/Independent Commissioner 12 12 100%
Roy Sugihardja Wiradharma )* Komisaris Independen/Independent Commissioner 12 0 0%
Boediarto Soetrisno Judo menghadiri rapat Dewan Komisaris Sebanyak
12 kali selama tahun 2013. Per tanggal 23 Desember 2013 posisi beliau
digantikan oleh Roy Sugihardja Wiradharma
)* Roy Sugihardja Wiradharma hadir dalam kapasitasnya hanya sebagai
undangan sejak Juni 2013 karena baru mendapat persetujuan dari
Bank Indonesia pada tanggal 23 Desember 2013 dan tidak memiliki
suara.
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Board of Commissioners Supervision and RecommendationBoard of Commissioners of Bank Sampoerna proactively performs supervision and provides recommendation to the Board of Directors. Th e supervision is carried directly including monitoring of the recommendation follow-up from the Board of Commissioners to the Board of Directors, or through the established Committees. Th e realization of supervision and recommendation from Board of Commissioners of Bank Sampoerna throughout 2013 are as follows:
a. Providing direction to improve Head Offi ce and Branch Offi ce performance achievement based on the Business Plan.
b. Providing Direction that the program implementation to collect fund always complies with fund structure both its distribution composition or low cost fund and evaluate its adequacy.
c. On lending aspect, the Board of Commissioners provides direction to boost lending baed on implemented target that the Bank will generate expected profi t by concerning competition, human resources competency and carried in prudent manner.
d. To carry NPL recovery program optimally by conducting intensive collection.
e. Recommending that treasury activity to be enhanced to support in increasing fee based income.
f. Foreclosed Assets to be immediately setted to prevent bulk and reserves allocation based on Bank Indonesia Regulation.
g. Carrying Committees report evaluation and follow-up.
Board of Commissioners MeetingBoard of Commissioners held 12 meetings throughout 2013.
Boediarto Soetrisno Judo attended Board of Commissioners meeting 12 times in 2013. As of December 23 he was replaced by Roy Sugihardja Wiradharma
*) Roy Sugihardja Wiradharma attended the meeting under his capacity as invitation since June 2013 regarding the approval from Bank Indonesa had just been granted on December 23, 2013 and without voting rights.
Laporan Tahunan 2013 96
Notulen atau hasil rapat Dewan Komisaris ditandatangani oleh
seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam rapat. Untuk
hal-hal yang perlu diketahui dan ditindaklanjuti oleh pihak terkait,
disampaikan secara tertulis.
Pelatihan Dewan Komisaris
Di tahun 2013, para anggota Dewan Komisaris tidak pernah
menghadiri atau berpartisipasi dalam berbagai pelatihan serta
seminar mengenai pelaksanaan tata kelola perusahaan dan bidang-
bidang lainnya.
Pelatihan Dewan Komisaris tahun 2013/Board of Commissioners Training 2013
Nama/ Name Jabatan/Position Materi Pelatihan/ Training Material
Penyelenggara
Pelatihan/ Training
Organizer
Tempat & Waktu
Pelaksanaan/
Training Schedule
NIHIL/NONE NIHIL/NONE NIHIL/NONE NIHIL/NONE NIHIL/NONE
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris
Bank Sampoerna mewajibkan anggota Dewan Komisaris untuk
mengungkapkan kepemilikan sahamnya, baik pada Bank Sampoerna
maupun pada bank dan perusahaan lain, yang berkedudukan di
dalam dan di luar negeri dalam suatu laporan yang harus diperbaharui
setiap tahunnya.
a. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris pada Bank Sampoerna
Per 31 Desember 2013, seluruh anggota Dewan Komisaris
tidak memiliki saham pada Bank Sampoerna.
b. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris pada Bank, Lembaga
Keuangan Non Bank dan Perusahaan Lain
Menurut ketentuan Bank Indonesia, anggota Dewan Komisaris
baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dilarang memiliki
saham melebihi 25% dari modal disetor pada suatu perusahaan
lain. Per 31 Desember 2013, seluruh anggota Dewan Komisaris
tidak memiliki saham pada Bank dan Lembaga Keuangan Non
Bank maupun Perusahaan lain.
Rincian Kepemilikan Saham Dewan Komisaris adalah sebagai
berikut :
Kepemilikan Saham Dewan Komisaris/ Board of Commissioners Share Ownership
Nama/ Name
Kepemilikan Saham/Share Ownership
Bank SampoernaBank Lain/
Other Banks
Lembaga Keuangan
Non Bank / Non-banks
fi nancial institution
Perusahaan Lain/
Other companies
Keterangan /
Description
Budi Setiawan Halim Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None
Arsono Putranto Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None
Adiwarman Azwar Karim Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None
Roy Sugihardja Wiradharma Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None
Minutes of Meetings or result of Board of Commissioners meeting is signed by all Board of Commissioners members who attended the attending. Regarding several aspect which needs to be fruther acknowledged and followed-up by related party, disclosed in written statement.
Board of Commissioners TrainingIn 2013, the Board of Commissioners members did not attended or participated in training or seminar regarding corporate governance or other aspects.
Board of Commissioners Members Share OwnershipBank Sampoerna obligates the Board of Commissioners members to disclose their share ownership both in Bank Sampoerna or other banks or companies that are located domestic or overseas in a report that is updated annually.
a. Board of Commissioners Share Ownership in Bank Sampoerna As of December 31, 2013 all of Board of Commissioners members
do not have share ownership in Bank Sampoerna.b. Board of Commissioners share ownership in other Banks, non-
bank fi nancial institutions and Companies, Pursuant to Bank of Indonesia regulation, member of Board of
Commissioners, both individually and collectively, is prohibited to have more than 25% of paid-in capital in a Company. As of December 31, 2013, all of Board of Commissioners members do not have share ownership in other Banks or non-bank fi nancial institution.
Detail of Board of Commissioners share ownership is as follows:
Bank Sampoerna97
DIREKSI
Direksi adalah organ perusahaan yang bertanggung jawab penuh
atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan
perusahaan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Direksi
bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif dalam mengelola
perusahaan.
Kriteria dan Komposisi
Seluruh anggota Direksi Bank Sampoerna telah memenuhi kriteria-
kriteria sebagai berikut :
a. Pengangkatan anggota Direksi dilakukan RUPS.
b. Telah memenuhi ketentuan fit & proper test dari Bank Indonesia,
Undang-Undang Perseroran Terbatas dan ketentuan GCG
terkait dan telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia
dan Pemegang Saham.
c. Telah mengungkapkan kepemilikan sahamnya, baik pada Bank
Sampoerna maupun pada bank dan perusahaan lain, yang
berkedudukan di dalam dan di luar negeri dalam suatu laporan
yang harus diperbaharui setiap tahunnya
d. Seluruh anggota Direksi memiliki integritas, kompetensi dan
reputasi keuangan yang memadai.
e. Anggota Direksi tidak mengambil dan/atau menerima
keuntungan pribadi dari bank selain remunerasi dan fasilitas
lainnya yang ditetapkan RUPS.
f. Seluruh anggota Direksi berdomisili di Indonesia.
g. Seluruh anggota Direksi merupakan Warga Negara Indonesia.
h. Seluruh anggota Direksi memiliki pengalaman sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun di bidang operasional perbankan
dan institusi keuangan sebagai Pejabat Eksekutif.
Per 31 Desember 2013, komposisi keanggotaan Direksi Bank
Sampoerna sebagai berikut:
No Nama / Name Jabatan/Position
1 Indra Wijaya Supriadi Direktur Utama/ President Director
2 Agresius Robajanto Kadiaman Direktur Keuangan & Operasional/ Finance & Operation Director
3 Ganda Rahaja Rusli Direktur Kredit & Collection/ Credit & Collection Director
4 Setyo Dwitanto Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko/Compliance & Risk Management Director
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
BOARD OF DIRECTORSTh e Board of Directors is a Company’s Organ who is completely responsible in managing the Company on behalf of the Company’s interest and objective of the Company based on Articles of Association. Th e Board of Directors is collectively in charge and responsible in managing the Company.
Criteria and CompositionAll of Board of Directors members in Bank Sampoerna has complied with several criteria as follows:a. Board of Directors appointment is carried by the GMS.b. Has complied with fi t and proper test from Bank Indonesia,
Limited Company Law and related GCG regulation and has been approved by Bank Indonesia and shareholders.
c. Has disclosed their share ownership at Bank Sampoerna as well as other banks or Companies, both domestic or overseas in a report which is annually updated.
d. Board of Directors member has adequate integrity, competence and fi nancial reputation.
e. Board of Directors member is prohibited to take and/or receive personal benefi ts from Bank other than remuneration and facilities approved by GMS.
f. Board of Directors member resides in Indonesia.g. Board of Directors member is Indonesian citizen.h. Board of Directors member has at least 5 (years) experience in
operational aspect of banking and fi nancial institution as Executive Offi cer.
As of December 31, 2013, Board of Directors Composition in Bank Sampoerna is as follows:
Laporan Tahunan 2013 98
Uji Kelayakan dan Kepatutan
Setiap anggota Direksi Bank Sampoerna memiliki pengalaman
yang luas dan dipilih berdasarkan integritas dan kompetensinya.
Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh para pemegang
saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham dan semua anggota
Direksi telah memenuhi persyaratan Bank Indonesia melalui Uji
Kelayakan dan Kepatuhan oleh Bank Indonesia (saat ini otoritas
jasa Keuangan).
Uji Kelayakan dan Kepatuhan Direksi/Board of Directors Fit and proper Test
No Nama/Name Jabatan/PositionPersetujuan Bank Indonesia/
Bank Indonesia ApprovalTanggal/Date
1 Indra Wijaya Supriadi Direktur Utama/ President Director 14/13/GBI/DPB3/TPB 3-325 Januari 2012
January 25th, 2012
2 Agresius Robajanto KadiamanDirektur Keuangan & Operasional/ Finance & Operation
Director14/13/GBI/DPB3/TPB 3-3
25 Januari 2012
January 25th, 2012
3 Ganda Rahaja Rusli Direktur Kredit & Collection/ Credit & Collection Director 14/46/GBI/DPIP/Rahasia10 Mei 2012
May 10th, 2012
4 Setyo DwitantoDirektur Kepatuhan & Manajemen Risiko/ Compliance
& Risk Management Director15/29/GBI/DPIP/Rahasia
16 Juli 2013
July 16th, 2013
Independensi Direksi
Anggota Direksi Bank Sampoerna saat ini berjumlah 4 (empat)
orang dan seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan
keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan
Komisaris lainnya, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali
atau hubungan dengan bank yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
Hubungan keluarga dan keuangan dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Hubungan Keluarga dan Keuangan Dewan Komisaris/ Board of Commissioners Family and Financial Relationship
Direksi/
Board of Directors
Hubungan Keuangan Dengan/ Financial
Relationship With
Hubungan Keluarga Dengan/ Family Relationship
With
Keterangan bila ada
hubungan keluarga
dan/atau hubungan
keuangan / if any
family and/or
fi nancial
relationship
Dewan
Komisaris/
Board of
Commissioners
Direksi/
Board of
Director
Pemegang
Saham
Pengendali/
Controlling
Stakeholders
Dewan
Komisaris/
Board of
Commissioners
Direksi/
Board of
Director
Pemegang
Saham
Pengendali/
Controlling
Stakeholders
Indra Wijaya Supriadi Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None -
Agresius Robajanto Kadiaman Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None -
Ganda Rahaja Rusli Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None -
Setyo Dwitanto Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None Tidak Ada/None -
Fit and Proper TestBoard of Directors member in Bank Sampoerna holds extensive experiences and appointed based on competencies as well as integrity. Board of Directors members are appointed and dismissed by shareholders through General Meetings of Shareholders mechanism and has complied with Bank Indonesia regulation by participating on Fit and Proper Test of Bank Indonesia (recently as Financial Service Authority).
Board of Directors IndependencyBoard of Directors of Bank Sampoerna currently comprises 4 (four) members and of Board of Directors member does not hold any fi nancial, managerial, share ownership and/or family relations up to second heirs with other members of Board of Commissioners, Board of Directors and/or Controlling Shareholders or other affi liation which may interfere their independency.
Family and fi nancial relationship as illustrated on following table:
Bank Sampoerna99
Rangkap Jabatan Direksi.
Seluruh anggota Direksi tidak memiliki rangkap jabatan sebagai
Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank, lembaga
keuangan non-bank atau perusahaan lain yang berkedudukan di
dalam dan di luar negeri dalam suatu laporan yang harus diperbaharui
setiap tahunnya.
Jabatan rangkap Direksi dapat dilihat pada tabel dibawah ini
sebagai berikut :
Rangkap Jabatan pada Direksi/ Board of Directors Dual Position
Nama / NameJabatan di Bank Sampoerna/ Position
in Bank Sampoerna
Jabatan pada Perusahaan/
Instansi Lain / Position in other
Companies/Institutions
Perusahaan/ Instansi Lain/
Other companies/ institutions
Indra Wijaya Supriadi Direktur Utama/President Director Tidak Ada/None Tidak Ada/None
Agresius Robajanto KadiamanDirektur Keuangan & Operasional/ Finance
& Operation DirectorTidak Ada/None Tidak Ada/None
Ganda Rahaja RusliDirektur Kredit & Collection/ Credit &
Collection DirectorTidak Ada/None Tidak Ada/None
Setyo DwitantoDirektur Kepatuhan & Manajemen Risiko/
Compliance & Risk Management DirectorTidak Ada/None Tidak Ada/None
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
a. Menjalankan pengurusan Bank dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab untuk kepentingan Bank sesuai dengan
maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik
di dalam maupun di luar pengadilan sesuai Anggaran Dasar
dan peraturan perundang-undangan.
b. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara
pribadi atas kerugian Bank apabila yang bersangkutan bersalah
atau lalai menjalankan tugasnya dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab sebagaimana diatur dalam pasal 97 UUPT.
c. Menjaga kelangsungan usaha Bank, mengimplementasikan
visi, misi, strategi, sasaran usaha serta rencana jangka panjang
dan jangka pendek, terpeliharanya kesehatan Bank sesuai
dengan prinsip kehati hatian, terlaksananya pengendalian
internal dan manajemen risiko, terlindunginya kepentingan
stakeholders secara wajar dan terpenuhinya GCG.
d. Menetapkan suatu sistem pengawasan internal yang efektif
untuk tercapainya kepastian berkenaan dengan keberadaan
informasi keuangan, efektifitas dan efisiensi proses pengelolaan
Bank dan kepatuhan pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku dengan tujuan mengamankan investasi dan asset
Bank.
e. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi Satuan Kerja
Internal Audit, Auditor Eksternal, hasil pengawasan Bank
Indonesia dan atau hasil pengawasan otoritas lain.
f. Melakukan pengawasan aktif atas penerapan manajemen
risiko yang melekat pada seluruh aktifitas Bank, yang mencakup:
Menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko dan
eksposure risiko
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Board of Directors Dual PositionBoard of Directors member does not serve in dual position as Commissioner, Director or any Executive Offi cers in other Banks, non-banks fi nancial institution or Companies, both domestic or overseas in a report that is annually updated.
Board of Directors dual position is illustrated on following tabel:
Board of Directors Duties and Responsibilitya. To perform the Bank’s management under good will and
responsibiliy on behalf of the Bank’s interest based on vision and mission and representing the company both inside and outside the court complying with Article of Associations and prevailing regulations.
b. Board of Directors member personally takes full responsibility of the Bank’s loss if respective party is proven guilty or neglected his/her duty by good will and responsibility as regulated under Article 97 of Limited Company Law.
c. To maintain the Bank’s business sustainability, To implement vision, mission, strategy and business target as well as long term and short term plan, To maintain the Bank’s soundness based on prudent principle, to ensure the implementation of internal audit and risk management, to preserve stakeholders’ interest fairly and to comply with GCG.
d. Determining an eff ective internal audit system to achieve assurance related with fi nancial information existence, eff ectiveness and effi ciency of management process of the Bank and compliance against prevailing law aiming to secure investment and assets of the Bank.
e. To follow-up audit fi nding and recommendation from Internal Audit Unit, External Auditor, Bank Indonesia an/or audit from other authority audit result.
f. To carry active monitoring towards the risk management implementation which is inherent in all Bank’s activity, including:
Preparing risk management policy and strategy as well as risk exposure.
Laporan Tahunan 2013 100
Bertanggung jawab atas pelaksanaan manajemen risiko
dan eksposure risiko
Mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh
jenjang organisasi
Memastikan peningkatan kompetensi sumberdaya manusia
yang terkait dengan manajemen risiko
Memastikan fungsi manajemen risiko telah beroperasi
secara independen.
g. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) setiap
awal tahun sesuai peraturan perundang-undangan dan
ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Dewan
Komisaris
h. Menyusun Laporan Keuangan tahunan sesuai peraturan
perundang-undangan dan ditandatangani oleh semua anggota
Direksi dan Dewan Komisaris untuk diajukan dan mendapat
pengesahan dalam RUPS Tahunan.
i. Dalam menjalankan tugasnya Direksi dibantu oleh komite
komite eksekutif, yaitu: Komite Manajemen Risiko, Komite
ALMA, Komite Pengarah Teknologi Informasi dan Komite
Produk & Layanan.
j. Direksi juga melakukan kunjungan kerja ke cabang-cabang
guna memberi dukungan atas pencapaian rencana kerja Bank,
yang antara lain dalam bentuk bertemu dengan prospek
nasabah di cabang-cabang. Selain itu, Direksi juga melakukan
internalisasi / sosialisasi atas penerapan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan dan nilai – nilai utama budaya kerja (corporate
values)
Rapat Direksi
Jumlah Rapat Direksi Pada tahun 2013 adalah sebanyak 23 kali
dengan perincian sebagai berikut:
Kehadiran Direksi dalam Rapat Direksi Tahun 2013/ Board of Directors Attendance on Board of Directors Meeting 2013
Direksi/Board of
DirectorsJabatan/Position
Total Rapat/
Total Meeting
Kehadiran/
Attendance
Kehadiran(%)
Attendance
(%)
Indra W Supriadi Direktur Utama/ President Director 23 23 100%
Agresius Kadiaman Direktur Keuangan & Operasional/ Finance & Operation Director 23 23 100%
Ganda Rahaja Rusli Direktur Kredit & Collection/ Credit & Collection Director 23 23 100%
Setyo Dwitanto*) Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko/ Compliance & Risk Management Director 23 9 39.13%
* Baru memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia pada
tanggal 16 Juli 2013
Being responsible on risk management and risk exposure implementation.
Developing risk management culture in all organization level.
Ensuring improvement of Human Resources competency which is related with risk management.
Ensuring risk management function has been independently operated.
g. To prepare Annual Budget Plan every beginning of the year based on regulation and signed by all Board of Directors and Board of Commissioners members.
h. To prepare annual Financial Statements based on prevailing law and signed by all of Board of Directors and Board of Commissioners members to be proposed and approved on the Annual GMS.
i. In carrying its function, the Board of Directors is assisted by Executive Committees of Risk Management Committee, ALMA Committee, Information Technology Committee and Product & Service Committee.
j. Th e Board of Directors also carries working visit to branches to give support of Bank’s working target realization, namely by meeting several prospective customers in branch level. Th us, the Board of Directors also performed Good Corporate Governance principles and core values implementation internalization/socialization.
Board of Directors MeetingBoard of Directors held 23 meetings throughout 2013 with detail as follows:
* granted approval from Bank Indonesia on July 16, 2013
Bank Sampoerna101
Pelatihan Direksi
Di tahun 2013, para anggota Direksi telah menghadiri dan
berpartisipasi dalam berbagai pelatihan serta seminar mengenai
pelaksanaan tata kelola perusahaan dan bidang-bidang lainnya,
antara lain:
Pelatihan Direksi tahun 2013/ Board of Directors Training 2013
Nama/ Name Jabatan/ Position Materi Pelatihan/ Training Material Penyelenggara Pelatihan/
Training organizerTempat & Waktu Pelaksanaan/
Training Schedule
Indra W. Supriadi Direktur Utama/
President Director
Peluang dan Tantangan Bank di
Tengah Dominasi Asing/ Bank’s
Chalenge and Opportunity Amidst
Foreign Domination
Info Bank Jakarta, 25 April 2013
Agresius R Kadiaman Direktur/ Director ALM Liquidity Risk Management BSMR Singapore, 4 – 5 Juli 2013
Ganda R Rusli Direktur/ Director a. Credit Analysis for Bank and Non
Bank Training
Value Consult Jakarta, 12-13 Feb 2013
b. Mitigating Risk in Trade Finance
(BSMR Refreshment)
BSMR Jakarta, 18-19 Nov 2013
Setyo Dwitanto Direktur/ Director Challange and Opportunities for
Banking Industry Based on ASEAN CG
Scorecard
Perbanas Jakarta, 18 September 2013
Kepemilikan Saham Anggota Direksi
Bank Sampoerna mewajibkan anggota Direksi untuk mengungkapkan
kepemilikan sahamnya, baik pada Bank Sampoerna maupun pada
bank dan perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam dan di
luar negeri dalam suatu laporan yang harus diperbaharui setiap
tahunnya.
a. Kepemilikan Saham Direksi pada Bank Sampoerna
Per 31 Desember 2013, seluruh anggota Direksi tidak memiliki
saham pada Bank Sampoerna.
b. Kepemilikan Saham Direksi pada Bank, Lembaga Keuangan
Non Bank dan Perusahaan Lain
Menurut ketentuan Bank Indonesia, anggota Direksi baik secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama dilarang memiliki saham melebihi
25% dari modal disetor pada suatu perusahaan lain. Per 31 Desember
2013, seluruh anggota Direksi tidak memiliki saham pada Bank
dan Lembaga Keuangan Non Bank maupun Perusahaan lain.
Rincian Kepemilikan Saham Direksi adalah sebagai berikut :
Kepemilikan Saham Direksi/ Board of Directors Share Ownership
Nama/ Name
Kepemilikan Saham/ Share Ownership
Bank SampoernaBank Lain/
Other Banks
Lembaga Keuangan
Non Bank / Non-Bank Financial Institution
Perusahaan Lain/
Other CompaniesKeterangan /
Description
Indra Wijaya Supriadi Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None
Agresius Robajanto Kadiaman Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None
Ganda Rahaja Rusli Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None
Setyo Dwitanto Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None Tidak Ada/ None
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Board of Directors TrainingIn 2013, the Board of Directors member has attended and participated on various training and seminar regarding corporate governance practice and other aspects, among others:
Board of Directors Members Share OwnershipBank Sampoerna obligates the Board of Directors members to disclose their share ownership both in Bank Sampoerna and other banks or companies either domestic or overseas in a report that is annually updated.
a. Board of Directors Share ownership in Bank Sampoerna As of December 31, 2013, all of Board of Directors members do not have share ownership in Bank Sampoerna.
b. Board of Directors share ownership in other Banks, non-bank fi nancial institution and Companies,
Pursuant to Bank of Indonesia regulations, member of Board of Directors, both individually and collectively, is prohibited to have more than 25% shares from paid-in capital in the Company. As of 31st, December 2013, all of Board of Directors members do not have share ownership in other Banks or non-bank fi nancial institution.
Detail of Board of Directors Share Ownership is as follows:
Laporan Tahunan 2013 102
HUBUNGAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN
DIREKSI
Hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi adalah hubungan
check and balances untuk kemajuan dan kesehatan Bank. Dewan
Komisaris dan Direksi sesuai dengan fungsinya masing-masing
bertanggung jawab atas kelangsungan usaha Bank Sampoerna
dalam jangka panjang. Dewan Komisaris dan Direksi memiliki
kesamaan persepsi terhadap pengelolaan perusahaan dalam upaya
mencapai visi dan misi Bank Sampoerna.
HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN
KELUARGA ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN
DIREKSI DAN ATAU PEMEGANG SAHAM
PENGENDALI
a. Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan
keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan
Komisaris lainnya maupun Direksi.
b. Seluruh Komisaris Independen Bank tidak ada yang memiliki
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan hubungan
keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi
dan/ atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan
dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen.
c. Dalam menjalankan tugas pengawasan Bank, Dewan Komisaris
telah bertindak secara profesional dan tidak memanfaatkan
Bank untuk kepentingan pribadi dan atau keluarganya.
RAPAT DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
Dewan Komisaris bersama Direksi Bank Sampoerna juga mengadakan
Rapat Dewan Komisaris – Direksi. Rapat Dewan Komisaris dengan
Direksi diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam tiap bulan atau
sewaktu-waktu bila diperlukan.
Sepanjang tahun 2013 telah menyelenggarakan Rapat Dewan
Komisaris dan Direksi sebanyak 12 kali.
BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS PROFESSIONAL RELATIONSHIPBoard of Commissioners and Board of Directors professional relationship refers to check and balances mechanism on behalf of Bank’s soundness and growth. Th e Board of Commissioners and Board of Directors based on each function is responsible of the Bank’s long-term business continuity. Th e Board of Commissioners and Board of Directors aligns perception in managing the Company to achieve vision and mission of Bank Sampoerna.
BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS AND/OR CONTROLLING SHAREHOLDERS FINANCIAL AND FAMILY RELATIONSHIP
a. Board of Commissioners member does not have family relationship to second tiers with other member of Board of Commissioners and Board of Directors.
b. All Independent Commissioner of the Bank does not have fi nancial, mangerial and ownership relationship with other members of Board of Commissioners, Board of Directors and/or Controlling Shareholders or relationship with the Bank, which may interfere its independency.
c. In carrying supervisory duty in the Bank, the Board of Commissioners has professionally acted and not addressing the Bank for personal or family interest.
BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS JOINT MEETINGBoard of Commissioners and Board of Directors of Bank Sampoerna also holds Joint Meeting. Th e Joint Meeting is held at least once a month or at any time if considered necessary.
Th roughout 2013, the Board of Commissioners of Bank Sampoerna has hold 12 Joint Meetings.
Bank Sampoerna103
Adapun tabel kehadiran masing-masing anggota Dewan Komisaris
dan Direksi dalam rapat tersebut disajikan dalam daftar Rapat
Kehadiran Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut :
Kehadiran Dewan Komisaris dan Direksi dalam Rapat Dewan Komisaris dan Direksi Tahun 2013/ Board of Commissioners and Board of Directors
Attendance in Joint Meeting 2013
Nama/Name Jabatan/ PositionTotal Rapat/
Total Meeting
Kehadiran/
Attendance
Kehadiran(%)/
Attendance (%)
Budi Setiawan Halim Komisaris Utama/ President Commissioner 12 12 100%
Arsono Putranto Komisaris/ Commissioner 12 11 92%
Adiwarman Azwar Karim Komisaris Independen/ Independent Commissioner 12 12 100%
Boediarto Soetrisno Judo *) Komisaris Independen/ Independent Commissioner 12 12 100%
Roy Sugihardja Wiradharma**) Komisaris Independen/ Independent Commissioner 12 0 0%
Indra Wijaya Supriadi Direktur Utama/ President Director 12 12 100%
Agresius Robajanto KadiamanDirektur Keuangan & Operasional/ Finance & Operation
Director12 12 100%
Ganda Rahaja Rusli Direktur Kredit & Collection/ Credit & Collection Director 12 12 100%
Setyo Dwitanto***)Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko/ Compliance
& Risk Management Director12 9 75%
*) Efektif pertanggal 23 Desember 2013 tidak menjabat sebagai komisaris
independen
**) Roy Sugihardja Wiradharma hadir dalam kapasitasnya sebagai undangan
karena baru mendapat persetujuan dari Bank Indonesia pada tanggal
23 Desember 2013
***) Baru memperoleh persetujuan dari Bank Indoensia pada tanggal 16
Juli 2013
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
Pemberian remunerasi dan fasilitas lain mengacu pada keputusan
Pemegang Saham yang ditetapkan dalam RUPS dengan
memperhatikan saran yang diberikan Komite Remunerasi &
Nominasi.
Jumlah Remunerasi per orang dalam 1 tahun/ Total Remuneration per person in 1 year
Jenis Remunerasi per orang dalam 1 tahun*)
Remuneration package per person in 1 year *)
2013
Jumlah Direksi/ Total Board of
Director
Jumlah Dewan Komisaris/ Total
Board of Commissioners
Di atas Rp2 miliar/ More than Rp2 billion 1 -
Di atas Rp1 miliar – Rp2 miliar/ More than Rp1 billion – Rp2 billion 2 -
Di atas Rp500 juta – Rp1 miliar/ More than Rp500 million – Rp1 billion - -
Rp500 juta ke bawah/ Less than Rp500 million 1 2
* yang diterima secara tunai/received in cash
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Attendance table of each Board of Commissioners and Board of Directors members are disclosed on following Joint Meeting attendance list:
*) Eff ective since December 23rd, 2013 no longer served as Independent Commissioner
**) Roy Sugihardja attended under his capacity as invitation due to approval from Bank Indonesia had just been granted on December 23rd, 2013
***) Granted approval from Bank Indonesia on July 16th, 2013
Board of Commissioners and Board of Directors RemunerationRealization of remuneration and other facilities referring to shareholders decision which is implemented on the GMS by concerning recommendation from Remuneration & Nomination Committee.
Laporan Tahunan 2013 104
Paket atau Kebijakan Remunerasi dan Jenis Fasilitas Lain bagi Dewan Komisaris dan DIreksi/ Remuneration Package or Policy and Other Facilities for Board of Commissioners and Board of Directors
NoJumlah Remunerasi dan Fasilitas Lain / Total Remuneration and Other Facilities
Dewan Komisaris/ Board of Commissioners
Direksi/ Board of Directors
Orang /PersonJutaan Rupiah
Million RupiahOrang /Person
Jutaan Rupiah
Million Rupiah
1
Remunerasi (Gaji, bonus, tunjangan rutin tantiem dan fasilitas
lainnya dalam bentuk non natura
Remuneration (salary, bonus, periodic allowance, tantiem, other
facilities in non-natura form)
2 661.614.160 4 6.796.247.936
2
Fasilitas lain dalam betuk natura (perumahan, transportasi,
asuransi kesehatan dan sebagainya yang *) :
Other facilities in natura form (housing, transportation, health
insurance and others which *):
2 14.102.340 4 277.229.081
a. dapat dimiliki/ Can be owned
b. tidak dapat dimiliki/ Can not be owned
*) Dinilai dalam ekuivalen Rupiah/ In Rupiah equivalent
*) Remunerasi diatas telah memperhitungkan penggantian Direktur Kepatuhan sampai dengan Bulan Agustus 2013/ The remuneration has been considered
Compliance Director succession as of August 2013 .
KOMITE DIBAWAH DEWAN KOMISARIS
Dalam rangka mendukung tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris, Bank Sampoerna memiliki 3 (tiga) komite yang bertanggung
jawab kepada Dewan Komisaris, yaitu: Komite Audit, Komite
Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi.
KOMITE AUDIT
Anggota Komite Audit yang paling kurang terdiri dari seorang
Komisaris Independen, seorang pihak Independen ahli di bidang
keuangan atau akuntansi dan seorang pihak independen yang
ahli di bidang hukum atau perbankan.
Komite ini bertugas membantu Dewan Komisaris dengan melakukan
pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan
Audit termasuk memantau tindak lanjut hasil temuan Audit dalam
rangka menilai kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan
proses pelaporan keuangan, serta memberikan rekomendasi
penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada
Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. Komite Audit
juga melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap :
Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Internal.
Kesesuaian pelaksanaan Audit oleh Kantor Akuntan Publik
dengan standar audit yang berlaku.
Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang
berlaku.
Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan
Kerja Audit Internal, Akuntan Publik dan hasil pengawasan
Bank Indonesia guna memberikan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris.
COMMITTEES OF THE BOARD OF COMMISSIONERSTo assist Board of Commissioners duty and responsibility, Bank Sampoerna has 3 (three) Committee which are responsible to the Board of Commissioners, namely Audit Committee, Risk Oversight Committee and Remuneration and Nomination Committee.
AUDIT COMMITTEEMembers of the Audit Committee consists of an Independent Commissioner, an Independent fi nancial or accounting professional and an independent legal or banking professional.
Th e Committee is to give assistance to Board of Commissioners in term of monitoring and evaluating the audit plan and the implementation including monitoring the follow-ups to the audit fi ndings in assessing the adequacy of the internal control including the adequacy of fi nancial reporting process, as well as giving recommendation to Board of Commissioners regarding the appointment of the Public Accountant and Public Accountant Firm, which shall be submitted to GMS. Th e Audit Committee also monitors and evaluates the following issues:
Th e implementation of Internal Audit Unit’s duties. Th e conformity of the audit implementation by Public Accountant
Offi ce with the applying audit standards. Th e compliance of the fi nancial report with the applying accounting
standards. Th e implementation of follow-ups by the Directors to the fi ndings
of Internal Audit Unit, Public Accountant and supervision by Bank of Indonesia to provide the recommendations to the Board of Commissioners.
Bank Sampoerna105
Anggota Komite Audit memiliki integritas, kompetensi dan
profesionalisme dalam pelaksanaan tugasnya sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia (BI). Berdasarkan Surat Keputusan PT
Bank Sahabat Sampoerna No. Skep.007/BSS/DIR/VI/2013 komposisi
keanggotaan Komite Audit terdiri dari 3 (tiga) orang, yaitu seorang
Komisaris Independen yang menjabat sebagai Ketua serta dibantu
oleh 2 (dua) orang pihak independen sebagai anggota.
Susunan Anggota Komite Audit adalah sebagai berikut:
Susunan/Composition Nama/Name Keterangan/Description
Ketua/Chairman Adiwarman Azwar Karim Ketua / Komisaris Independen/Chairman/Independent Commissioner
Anggota/MemberBambang Kuswijayanto Anggota ( Pihak Independen )/Member (Independent Party)
Bambang Tri Hananto Anggota ( Pihak Independen )/Member (Independent Party)
Selama tahun 2013, Komite Audit secara umum telah memiliki
program kerja dan telah melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan
yang berlaku, yaitu membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan
fungsi pengawasan, yang meliputi:
1. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan
pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil
temuan audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian
internal termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.
2. Komite Audit melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:
a) Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Internal
b) Kesesuaian pelaksanaan audit oleh KAP dengan standar
audit yang berlaku
c) Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi
yang berlaku
d) Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan
Satuan Kerja Audit Internal, Akuntan Publik, dan hasil
pengawasan Bank Indonesia, guna memberikan rekomendasi
kepada Dewan Komisaris.
3. Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan
Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) kepada Dewan Komisaris
untuk disampaikan kepada RUPS.
Komite Audit juga melaksanakan 12 kali rapat sepanjang tahun
2103, dengan tingkat kehadiran dan agenda sebagai berikut :
Kehadiran Dalam Rapat Komite Audit /Attendance of Audit Committee Meeting
Nama/Name Jabatan/PositionJumlah Rapat/
Total Meeting
Hadir/
Attendance%
Adiwarman Azwar Karim Ketua / Komisaris Independen/Chairman/Independent Commissioner 12 12 100%
Bambang Kuswijayanto)** Anggota ( Pihak Independen )/Member (Independent Party) 12 11 91%
Bambang Tri Hananto )* Anggota ( Pihak Independen )/Member (Independent Party) 12 10 83%
Herwin Kurniawan )*** Anggota ( Pihak Independen )/Member (Independent Party) 12 2 16%
)* Efektif menjabat sejak Maret 2013/ Effectively serving since March 2013
)** Efektif menjabat sejak Februari 2013/ Effectively serving since February 2013
)*** Mengundurkan diri efektif Maret 2013/ Effectively resigning since March 2013
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Th e Audit Committee members have integrity, competency and professionalism in carrying their duty referring to Bank Indonesia (BI) Regulation. Pursuant PT Bank Sahabat Sampoerna Decree No. Skep. 007/BSS/DIR/VI/2013, composition of Audit Committee membership consists of 3 (three) members of an Independent Commissioner as the Chairman who is assisted by 2 (two) independent parties as members.
Audit Committee membership composition is as follows:
Th roughout 2013, Audit Committee was generally has already had working program and carried its duty referring to prevailing regulation, to assist the Board of Commissioners in executing supervisory duties, which includes:
1. To monitor and evaluate the audit plan and the implementation as well as monitor the follow-up to the audit results in a way to measure the adequacy of the internal control including the adequacy of fi nancial reporting process.
2. Audit Committee carries monitoring and evaluation towards;a) Internal Audit Unit duty implementationb) Conformity between the audit practice by Public Accountant
Offi ce with prevailing audit standardc) Conformity between fi nancial statements and prevailing
accounting standardd) Follow-up implementation by the Board of Directors regarding
fi nding of Internal Audit Unit, Public Accountant and Bank Indonesia audit result to provide recommendation to Board of Commissioners.
3. To give recommendations regarding Public Accountant and Public Accountant Firm appointment to the Board of Commissioners to be disclosed to the GMS.
Th e Audit Committee also held 12 meetings throughout 2013 with attendance level and agenda, as follows:
Laporan Tahunan 2013 106
Dengan Aktivitas Komite Audit selama tahun 2013 adalah sebagai
berikut :
a. Melakukan penelaahan atas hasil kajian efektivitas Audit Internal
dan hasil audit dari auditor eksternal
b. Melakukan penelaahan dan penilaian atas kecukupan
pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor eksternal
c. Membahas metodologi audit
d. Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan oleh Audit
Internal selama tahun 2013
e. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tindak lanjut atas
hasil temuan Audit Internal selama tahun 2013
f. Memantau dan mengevaluasi kinerja keuangan Bank
g. Memantau tindak lanjut pelaksanaan Key Initiative Internal
Audit
h. Melakukan kajian atas Rencana Audit Internal 2013
i. Menyetujui metodologi audit dan rencana audit yang dilakukan
oleh Audit Internal untuk periode tahun 2013
KOMITE PEMANTAU RISIKO
Anggota Komite Pemantau Risiko yang paling kurang terdiri dari
seorang Komisaris Independen, seorang pihak Independen ahli di
bidang keuangan dan seorang pihak Independen yang ahli di
bidang manajemen risiko.
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko adalah
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut :
Mengevaluasi kesesuaian kebijakan dengan pelaksanaan
Manajemen Risiko.
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Satuan kerja
Manajemen Risiko.
Anggota Komite Pemantau Risiko memiliki integritas, kompetensi
dan profesionalisme dalam pelaksanaan tugasnya sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia (BI). Komposisi keanggotaan Komite
Pemantau Risiko terdiri dari 4 (empat) orang, yaitu 1 (satu) orang
Komisaris Independen yang menjabat sebagai Ketua, 1 (satu) orang
komisaris yang menjabat sebagai anggota serta dibantu oleh
2(dua) orang pihak independen sebagai anggota.
Susunan Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut:
Susunan/Composition Nama/Name Keterangan/Description
Ketua/ Chairman Boediarto Soetrisno Judo )* Ketua (Komisaris Independen)/Chairman/Independent Commissioner
Anggota/ Members
Arsono Putranto Anggota (Komisaris)/Member (Commissioner)
Bambang Kuswijayanto Angota (Pihak Independen)/Member (Independent Party)
Bambang Tri Hananto Anggota (Pihak Independen)/Member (Independent Party)
)* Efektif per tanggal 23 Desember 2013 digantikan oleh Roy Sugihardja Wiradharma
Th e Audit Committee activity in 2013, as follows:
a. Carrying review of Internal Audit and audit result from the External Auditor result eff ectiveness.
b. Performing review and assessment of audit carried by external auditor adequacy.
c. Discussing audit method.d. Performing review of audit result carried by Internal Audit in
2013.e. Supervising and evaluating follow-up of Internal Audit fi nding
in 2013.f. Supervising and evaluating the Bank’s fi nancial performance,g. Supervising implementation of Internal Audit Key Initiative.
h. Performing review of Internal Audit Plan 2013.i. Approving audit method and plan carried by Internal Audit for
2013 period.
RISK OVERSIGHT COMMITTEETh e members of Risk Oversight Committee consist of an Independent Commissioner, an Independent expert in the fi nancial sector and an Independent expert in risk management.
Th e duties and responsibilities of the Risk Oversight Committee are to provide recommendations to the Board of Commissioners through the followings:
Assessment conformity o the policy compliance with the implementation of risk management.
Monitoring and evaluation of the duty performance of Risk Management Committee and Risk Management Unit.
Th e Risk Oversight Committee members have integrity, competency and professionalism in carrying its duty based on r Bank Indonesia (BI) regulation. Composition of Risk Oversight Committee membership consists of 4 (four) members of an Independent Commissioner as the Chairman who is assisted by 3 (three) independent parties as members.
Risk Oversight Committee Composition is as follows:
Bank Sampoerna107
Selama tahun 2013, Komite Pemantau Risiko secara umum telah
memiliki program kerja dan telah melaksanakan tugasnya sesuai
ketentuan yang berlaku, yaitu membantu Dewan Komisaris dalam
melaksanakan fungsi pengawasan, yang meliputi :
1. Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan
Manajemen Risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut;
2. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Satuan
Kerja Manajemen Risiko.
Komite Pemantau Risiko juga melaksanakan 12 kali rapat sepanjang
tahun 2013, dengan tingkat kehadiran dan agenda sebagai berikut
Kehadiran Dalam Rapat Komite Pemantau Risiko /Attendance of Risk Oversight Committee Meeting
Nama/Name Jabatan/PositionJumlah Rapat/
Total Meeting
Hadir/
Attendance%
Boediarto Soetrisno Judo )* Ketua (Komisaris Independen)/Chairman/Independent Commissioner 12 12 100%
Arsono Putranto Anggota (Komisaris)/Member (Commissioner) 12 12 100%
Bambang Kuswijayanto Anggota (Pihak Independen)/Member (Independent Party) 12 11 91%
Bambang Tri Hananto Anggota (Pihak Independen))/Member (Independent Party) 12 10 83%
)* Efektif menjabat sejak 23 Desember 2013 telah digantikan oleh Roy Sugihardja Wiradharma/ Effective since December 23, 2013 had been replaced by
Roy Sugihardja Wiradharma
Dengan Aktivitas Komite Pemantau Risiko selama tahun 2013
adalah sebagai berikut :
a. Evaluasi terhadap kebijakan dan implementasi manajemen
risiko sebagaimana profil risiko yang terdiri dari 8 (delapan)
profil risiko yakni risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan
risiko reputasi.
b. Pemantauan dan evaluasi terhadap tugas-tugas Komite
Manajemen Risiko dan Unit Manajemen Risiko terkait penetapan
dan pemantauan risiko kredit untuk masingmasing unit bisnis,
risiko pasar dan likuiditas, risiko operasional serta profil risiko
Bank secara bulanan.
c. Pemantauan implementasi Good Corporate Governance tahun
2013
d. Melakukan monitor terhadap tingkat kesehatan Bank Risk Based
Bank Rating (RBBR) dan Kepatuhan Bank.
e. Fraud Framework dan kepatuhan
Melakukan review terhadap kerangka kerja system
pengendalian internal dalam rangka pencegahan fraud.
Memantau penerapan kepatuhan Bank dan whistle blowing
system (Speak Your Mind).
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Th roughout 2013, Risk Oversight Committee was generally has already had working program and carried its duty referring to prevailing regulation, to assist the Board of Commissioners in executing supervisory duty, which includes:
1. To evaluate conformity between risk management policy and the policy implementation;
2. To evaluate the duty implementation of Risk Management Committee and Risk Management Unit.
Th e Risk Oversight Committee held 12 meetings in 2013 with attendance level and agenda, as follows:
Th e Risk Oversight Committee activity in 2013, as follows:
a. Evaluation of risk management policy and implementation for risk profi le comprising of 8 (eight) risks of credit risk, market risk, liquidity risk, operational risk, legal risk, strategic risk, compliance risk and reputation risk.
b. Supervision and evaluaton of Risk Management Committee and Risk Management Unit related with credit risk implementation and monitoring for each business unit, market and liquidity risk, operational risk and monthly Bank’s risk profi le.
c. Good Corporate Governance implementation 2013 monitoring.
d. Performing monitoring of Risk Based Bank Rating (RBBR) soundness level and Bank’s Compliance.
e. Fraud and Compliance Framework Carrying review of internal audit system to prevent fraud.
Monitoring Bank’s compliance and whistleblowing system
(Speak Your Mind) implementation.
Laporan Tahunan 2013 108
KOMITE REMUNERASI & NOMINASI
Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi paling kurang terdiri
dari seorang Komisaris Independen, seorang Komisaris dan seorang
Pejabat Eksekutif yang membawahi sumber daya manusia atau
seorang perwakilan karyawan. Tugas dan tanggung jawab Komite
Pemantau Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :
Dalam kaitan dengan remunerasi, komite bertugas membantu
Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan
memberikan rekomendasi mengenai kebijakan remunerasi
untuk Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat Eksekutif dan karyawan
secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.
Dalam kaitan dengan nominasi, komite bertugas yaitu menyusun
dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur
pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris
dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada
RUPS serta memberikan rekomendasi mengenai calon anggota
Dewan Komisaris dan Direksi, kepada Dewan Komisaris untuk
disampaikan kepada RUPS, dan memberikan rekomendasi
mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota
Komite.
Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi memiliki integritas,
kompetensi dan profesionalisme dalama pelaksanaan tugasnya
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI). Berdasarkan Surat
Keputusan Direksi PT Bank Sahabat Sampoerna No. Skep.009/BSS/
DIR/VI/2013 komposisi keanggotaan Komite Remunerasi dan
Nominasi terdiri dari 3 (tiga) orang, yaitu I (satu) orang Komisaris
Independen yang menjabat sebagai Ketua serta dibantu oleh 1
(satu) orang Komisaris dan 1 (satu) orang Pejabat Eksekutif yang
membawahi bidang sumber daya manusia.
Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut:
Susunan/ Position Nama/ Name Keterangan/ Desctiption
Ketua/ Chairman Adiwarman A Karim Komisaris Independen/ Indpendent Comissioner
Anggota/ Members
Budi S. Halim Komisaris Utama/ President Commissioner
Kepala SDMPejabat Eksekutif yang membawahi bidang Sumber Daya Manusia/ Executives who supervises
Human Resources Division
Selama tahun 2013, Komite Remunerasi dan Nominasi secara
umum telah melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku,
yaitu membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi
pengawasan, yang meliputi :
REMUNERATION & NOMINATION COMMITTEENomination and Remuneration Committee members consist of an Independent Commissioner, a Commissioner and an Executive that leads human resources or an employee representative. Duty and Responsibility of Risk Oversight Committee is to give recommendation to the Board of Commissioners by performing several duties, as follows:
Related to the remuneration, the Committee is assigned to help the Board of Commissioners to evaluate the policies and recommendations about the remuneration policy for Board of Commissioners, Directors, the Executives and employees to be further submitted to the Directors.
Related to the nomination task, the Committee is responsible for formulating and giving recommendation on system and procedures for selection process of the members of Board of Commissioners and Directors to the Board of Commissioners to be further submitted to GMS, as well as providing recommendations on the member candidates for the Board of Commissioners and Directors, to the Board of Commissioners to be further submitted to the GMS and recommendations on the Independent Party which will serve as the Committee members.
Member of the Remuneration and Nomination Committee has integrity, competency and professionalism in carrying its duty based on regulation of Bank Indonesia (BI). Pursuant to Decree of PT Bank Sahabat Sampoerna No. Skep. 009/BSS/DIR/VI/2013, composition of Remuneration and Nomination Committee membership consists of 3 (three) members of an Independent Commissioner as the Chairman who is assisted by 1 (one) commissioner and 1 (one) Executives of Human Resources Division.
Remuneration and Nomination Committee composition is as follows:
In 2013, Remuneration and Nomination Committee generally carried duty based on prevailing regulation, to assist the Board of Commissioners in carrying monitoring function, including:
Bank Sampoerna109
A. Terkait dengan kebijakan remunerasi :
1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi
2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai:
a) Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi
untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
b) Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai
secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi;
B. Terkait dengan kebijakan nominasi :
1. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai system
serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota
Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk
disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
2. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan
Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk
disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
3. Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang
akan menjadi anggota komite
Komite Remunerasi dan Nominasi juga melaksanakan 12 kali rapat
sepanjang tahun 2103, dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:
Kehadiran Dalam Rapat Komite Remunerasi & Nominasi / Remuneration & Nomination Committee Meeting Attendance
Nama/ Name Jabatan/ PositionJumlah Rapat/
total meeting
Hadir/
Attendance%
Adiwarman A Karim Komisaris Independen/ Independent Commissioner 12 12 100
Budi S. Halim Komisaris / Commissioner 12 12 100
Kepala SDM Pejabat Eksekutif yang membawahi bidang Sumber Daya Manusia/
Executives who supervises Human Resources Division
12 12 100
INDEPENDENSI KOMITE
Saat ini anggota independen Komite Audit dan Komite Pemantau
Risiko tidak merangkap jabatan di Bank Sampoerna, namun memiliki
aktivitas sebagai pengusaha dan konsultan. Secara kompetensi,
kriteria independensi, kerahasiaan, kode etik telah menjadi
pertimbangan utama perusahaan. Salah satunya adalah dengan
ditandatanganinya perjanjian kerahasiaan.
Seluruh Pihak Independen anggota Komite tidak memiliki hubungan
keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang
Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
Tidak ada pihak Independen yang berasal dari mantan Anggota
Direksi atau Pejabat Eksekutif yang berasal dari Bank yang sama
dan tidak melakukan fungsi pengawasan atau pihak-pihak lain
yang mempunyai hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi
kemampuan untuk bertindak independen.
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
A. Related with remuneration policy:1. To carry evaluation of remuneration policy.2. To provide recommendation to the Board of Commissioners, regarding
a) Remuneration policy for the Board of Commissioners and Board of Directors to be disclosed to the General Meetings of Shareholders;
b) Remuneration policy for Executives and Employee to be disclosed to the Board of Directors.
B. Related with nomination policy:1. To prepare and provide recommendation regarding appointment
and/or succession system and procedure of Board of Commissioners and Board of Directors members to the Board of Commissioners to be delivered to the General Meetings of Shareholders.
2. To provide recommendation regarding candidate of Board of Commissioners and/or Board of Directors members to be disclosed to the General Meetings of Shareholders.
3. To provide recommendation regarding Independent Party as candidate of the Committees members.
Remuneration and Nomination Committee held 12 meetings in 2013, with attendance level as follows:
INDEPENDENT COMMITTEESCurrently, the independent member of the Audit Committee and Risk Oversigh Committee doesn’t have another positions in the Bank Sampoerna, however, they have activity as an entrepreneur and consultant. In the competence, independence criteria, confi dentiality, code of conduct has become a major consideration of the company. One of them have been signing a confi dentiality agreement.
All of Th e Independent Members of the Committee did not have a fi nancial relationship, management, ownership and/or family relations with the Board of Commissioners, directors and/or share holders Controller or a relationship with the Bank, which may aff ect its ability to act independently.
Th ere are no Independent parties that comes from members of the Board of directors or executive offi cers who come from the same Bank and there are no Independent parties that comes from the function of controll or other parties who have a relationship with a Bank that could aff ect the ability to act independently.
Laporan Tahunan 2013 110
KOMITE DIBAWAH DIREKSI
Komite Manajemen Risiko
Komite ini bertugas membantu Direksi menyusun kebijakan dan
strategi manajemen risiko serta perubahannya termasuk perencanaan
keadaan darurat untuk mengantisipasi setiap perubahan akibat
perkembangan usaha maupun kondisi eksternal, memperbaiki/
menyempurnakan penerapan manajemen risiko yang dilakukan
secara berkala dan insidentil akibat perubahan kondisi eksternal
dan internal yang mempengaruhi kecukupan permodalan, profil
risiko serta efektivitas terhadap penerapannya, memberikan
pembenaran (justification) yang tepat atas hal-hal yang terkait
keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal atau
pengambilan posisi/ekposur risiko yang melampaui batas yang
telah ditetapkan. Justifikasi disampaikan dalam bentuk rekomendasi
kepada Direktur Utama berdasarkan pertimbangan bisnis dan hasil
analisis yang terkait dengan transaksi atau kegiatan usaha tertentu.
Susunan dari Komite Manajemen Risiko adalah sebagai berikut :
Anggota Tetap / Permanent Members
Direktur Kredit & Collection/ Credit & Collection Director
Direktur Keuangan & Operasional / Finance & Operational Director
Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko/ Compliance & Risk Management Director
Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko/ Head of Risk Management Unit
Kepala Operasi/ Head of Operation
Kepala Treasury/ Head of Treasury
Kepala Sales & Distribution/ Head of Sales & Distribution
Anggota Tidak Tetap/ Non-Permanent Members
Pimpinan Bagian/Departemen/Unit kerja/ Head of Division/Department/unit
Komite Kebijakan Perkreditan
Komite Kebijakan Perkreditan (KKP) berfungsi memberikan masukan
kepada Direksi dalam penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank (KPB)
terutama perumusan prinsip kehati-hatian, melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan KPB dan merumuskan pemecahan jika ada
hambatan/kendala, melakukan kajian berkala terhadap KPB serta
memberikan saran kepada Direksi jika diperlukan perubahan/
perbaikan KPB. Dalam melaksanakan fungsinya KKP melakukan rapat
rutin sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan/triwulanan.
KKP juga melakukan pemantauan dan mengevaluasi :
Perkembangan dan kualitas portofolio perkreditan secara keseluruhan.
Kebenaran pelaksanaan kewenangan memutus kredit.
Kebenaran proses pemberian, perkembangan dan kualitas
kredit yang diberikan kepada Pihak Yang Terkait dengan Bank
dan debitur-debitur besar tertentu.
Kebenaran pelaksanaan ketentuan Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK).
Ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan dan
peraturan lainnya dalam pelaksanaan pemberian kredit.
COMMITTEES OF THE BOARD OF DIRECTORS
Risk Management CommitteeTh is Committee is assigned to assist the Directors in formulating risk management policy and strategies as well as the adjustments including the contingency plan for anticipating any business dynamics as well as external changes, improving the risk management implementation in periodical and incidental basis due to external and internal changes that have impact on the capital adequacy, risk profi le and the eff ectiveness of the implementation, providing justifi cation over business decisions that violate the normal procedures or positioning/risk exposure that exceeds the agreed limit. Justifi cation is stated in the form of recommendations to the President Director based on business consideration and analytical results relating to the certain transactions or business activities.
Th e structure of Risk Management Committee is as follows:
Credit Policy Committee (CPC)Th e Credit Policy Committee (CPC) functions to give advice to the Directors in formulating the Bank’s Credit Policy (BCP) particularly in formulating the prudence principle, monitoring the BCP implementation and formulating solutions to any problems, conducting periodical review against the BCP and providing advice to the Directors if necessary regarding any adjustments/improvements in CPC. While carrying out the function, CPC holds at least 1 (one) meeting in 3 (three) months.
CPC also monitors and evaluates: Th e development and quality of credit portfolios across all aspects. Th e proper implementation of authorities to give credit approval. Th e proper process of disbursement, development and credit
given to Related Parties with the Bank and big debtors.
Th e proper implementation of regulation on Maximum Loan Disbursement Limit.
Compliance against the other laws and regulations in giving credit approval.
Bank Sampoerna111
Penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan yang ditetapkan
dalam KPB.
Upaya Bank dalam memenuhi kecukupan jumlah penyisihan
penghapusan kredit.
Susunan dari Komite Kebijakan Perkreditan,
Ketua / Merangkap Anggota:/ Chairman/ also Members
Direktur Utama/ President Director
Sekretaris / Merangkap Anggota: Secretary/ also Members
Direktur Kredit dan Collection/ Credit & Collection Director
Anggota:/ Members
Direktur Keuangan Dan Operational/ Finance & Operational Director
Direktur Kepatuhan Dan Manajemen Risiko/ Compliance & Risk Management Director
Kepala Sales & Distribution/ Head of Sales & Distribution
Kepala SKMR/ Head of Risk Management Unit
Kepala Tresuri / Head of Treasury
Kepala Kredit Inisiasi/SKK/ Head of Initiated Loan/ Compliance
Komite ALCO
Komite ALCO berfungsi melakukan pengendalian risiko suku bunga
dan risiko likuiditas, melakukan analisa atas dana pihak ketiga (DPK)
serta melakukan fungsi anggaran. Komite juga membantu melakukan
kajian penetapan harga (pricing) aktiva dan pasiva untuk memastikan
bahwa pricing tersebut dapat mengoptimalkan hasil penanaman
dana, meminimalkan biaya dana serta memelihara struktur neraca
Bank. Komite juga bertanggungjawab menyampaikan informasi
kepada Direksi mengenai setiap perkembangan ketentuan dan
peraturan terkait yang mempengaruhi strategi dan kebijakan asset
liability manajemen. Komite ALCO melakukan rapat secara rutin
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 bulan.
Susunan dari Komite ALCO, adalah sebagai berikut :
Ketua / Merangkap Anggota / Chairman/also Memebers
Direktur Utama/ President Director
Sekretaris / Merangkap Anggota/ Secretary/also members
Kepala Tresuri/ Head of Treasury
Anggota/ Members
Direktur Keuangan Dan Operational/ Finance and Operational Director
Direktur Kepatuhan Dan Manajemen Risiko/ Compliance and Risk Managent Director
Direktur Kredit & Collection/ Credit & Collection Director
Kepala Sales And Distribution/ Head of Sales & Distribution
Kepala Team Funding/ Head of Funding Team
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Settlement to non-performing loans as required in BCP.
Th e Bank’s eff ort in fulfi lling the adequate provision for credit write-off .
Structure of Credit Policy Committee, as follows:
ALCO CommitteeTh e ALCO Committee is responsible for controlling the risk of interest rate and risk of liquidity, doing analysis over third party fund, and budgeting function. Th e Committee also gives assistance to the pricing review of the assets and liabilities to ensure that the pricing can optimize the return of investment, minimize the cost of fund and maintain the structure of the Bank’s balance sheet. Th e Committee is also responsible for delivering information to the Directors about each development of related rules and regulations infl uencing the strategies and policies on the management of asset liability. Th e ALCO Committee holds a regular meeting once in a month
Structure of ALCO Committee, as follows:
Laporan Tahunan 2013 112
Komite Pengarah Teknologi Informasi
Komite ini membantu Direksi merumuskan rencana strategis
pengembangan teknologi sistem informasi yang sesuai dengan
rencana strategis Perusahaan, serta memastikan kemanfaatan
implementasinya dalam meningkatkan efisiensi kegiatan operasional
serta mutu pelayanan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-
hatian dan berbagai aspek manajemen risiko.
Susunan dari Komite Pengarah Teknologi Informasi, adalah sebagai berikut:
Ketua / merangkap anggota / Chairman/also members
Direktur Keuangan dan Operasi/ Finance and Operation Director
Sekretaris / merangkap anggota/ Secretary/also members
Kepala Teknologi Informasi/ Head of Information Technology Division
Anggota/ Members
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko/ Compliance and Risk Management Director
Kepala Operasional/ Head of Operational Division
Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko/ Head of Risk Management Unit
Kepala Satuan Kerja Kepatuhan/ Head of Compliance Division
Kepala Admin Pinjaman/ Head of Loan Administration Division
Kepala Akunting/ Head of Accounting Division
Kepala Sistem dan Prosedur/ Head of System and Procedure Division
MANAJEMEN RISIKO
Kebijakan Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko Bank mengacu pada Kebijakan
Pedoman Penerapan Manajemen Risiko yang disusun berdasarkan
PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi
Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/
PBI/2009 dan Surat Edaran BI No. 5/21/DPNP perihal Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah
dengan Surat Edaran BI No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011.
Penerapan manajemen risiko merupakan suatu proses yang meliputi
kegiatan identifikasi, pengukuran, pengendalian dan pemantauan
risiko yang mencakup hal-hal sebagai berikut :
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi.
Kecukupan kebijakan , prosedur dan penetapan limit.
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko serta informasi manajemen risiko.
Sistem pengendalian internal yang menyeluruh.
Penerapan manajemen risiko juga mencakup pengelolaan risiko
produk dan aktivitas baru. Perusahaan secara terus menerus juga
mengupayakan peningkatan kemampuan, penyempurnaan
kebijakan dan prosedur, melakukan pengembangan teknologi
pendukung, serta memperketat sistem pengendalian internal.
Selain itu, Perusahaan juga telah membentuk Komite Manajemen
Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang independen
terhadap satuan kerja operasional maupun Satuan Kerja Audit
Information Technology CommitteeTh e Committee assists the Directors to formulate strategic plan for the development of information technology system that is in line with the Company’s strategic plan, as well as to ensure the implementation benefi ts in enhancing the effi ciency in operational activities as well as service quality with respect to prudence principles and many aspects of risk management.
Structure of Information Technology Committee, as follows:
RISK MANAGEMENTRisk Management PolicyTh e implementation of risk management refers to the Policy ofRisk Management Guidelines which refers to the PBI No. 5/8/PBI/2003 about the Implementation of Risk Management in General Bank juncto PBI No.11/25/PBI/2009 and Circular Letter of Bank of Indonesia No. 5/21/DPNP about Implementation of Risk Management in Commercial Bank juncto BI Circular Letter No13/23/DPNP dated 25 October 2011.
Th e implementation of risk management in the Bank includes several activities: risk identifi cation, measurement, controlling and monitoring the following issues:
Active monitoring against the Board of Commissioners and Directors. Adequacy of policy, procedures and limit determination. Adequate process of risk identifi cation, measurement, monitoring
and control as well as information of risk management. Internal control system across all aspects.
Th e implementation of risk management in the Bank also includes risk management over new products and activities. Th e Company consistently improves the capacity, completes the procedures and policies, develop the supporting technology, as well as tightening the internal control system. Besides, the Bank has also established Risk Management Committee and Risk Management Unit which act independently to operational units as well as Internal Audit Unit (IAU) with expectation that the whole risk management process can
Bank Sampoerna113
Internal (“SKAI”) dengan harapan pengelolaan risiko secara
keseluruhan dapat dilakukan secara terpadu, terarah, terkoordinir
dan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja usaha Bank.
Dengan kelengkapan sistem dan komitmen tinggi terhadap
pengendalian risiko serta identifikasi yang ditindaklanjuti strategi
antisipasi, diharapkan Perusahaan mampu memberikan rasa aman
kepada setiap nasabah karena jaminan keberlangsungan usaha.
Sertifi kasi Manajemen Risiko
Bank Sampoerna telah mengirim para karyawan untuk mengikuti
pendidikan manajemen risiko sebagai bentuk kepatuhan dalam
rangka memenuhi Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/ PBI/2003
tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum dan
Peraturan Bank Indonesia No. 7/25/PBI/2005 tentang Sertifikasi
Manajemen Risiko Bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.
8/9/PBI/2006. Peningkatan kompetensi karyawan di bidang
manajemen risiko merupakan suatu kewajiban bagi para pejabat
eksekutif Bank Sampoerna.
Pada tahun 2013, Bank Sampoerna telah mempunyai karyawan
yang bersertifikasi manajemen risiko dengan rincian sebagai berikut:
Sertifi kasi Manajemen Risiko Tahun 2013/Risk Management Certifi cate for 2013
Jabatan / PositionLevel Program Eksekutif/
Executive Program
Jumlah/
TotalI II III IV
Pengurus dan Pejabat Eksekutif/
Management and Executives2 9 7 4 - 22
Karyawan/ Employees 88 29 7 4 - 128
Jumlah/ Total 90 38 14 8 - 159
Profi l Risiko Risiko Kredit
Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak
lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank.
Risiko Kredit secara komposit dinilai ”Low to Moderate” dimana
memiliki peringkat risiko yang relatif sama dengan periode
sebelumnya namun terjadi penurunan risiko atau terjadi peningkatan
penilaian disebabkan adanya penurunan rasio NPL bank dari
periode sebelumnya sebesar 2,68% (gross) menjadi 1,62% (gross),
dan disamping itu rasio konsentrasi kredit juga sedikit membaik
dari periode sebelumnya sebesar 26,88% menjadi 26,7%. Bank
tetap menjaga kualitas perkreditan dengan tetap mengedepankan
prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit seperti menetapkan
ketentuan skim pembiayaan dan juga terus mengintensifkan
aktivitas penagihan dengan beberapa strategi yang lebih baik.
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
be conducted integrated, well coordinated and sustainable to boost the Bank’s performance.
Within complete system and high commitment to risk control and identifi cation as well as anticipative strategies, Bank is expected to be able to promote security and safety to the customers since we guarantee the business continuity.
Risk Management Certifi cationBank Sampoerna has participated the employees to various risk management education as a compliance to comply with Regulation of Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2013 regarding Risk Management Implementation for Commercial banks and Regulation of Bank Indonesia No. 7/25/PBI/2005 regarding Risk Management Certifi cation for Management and Executives of Commercial Bank as amended with Regulation of Bank Indonesia No. 8/9/PBI/2006. Th e employees’ competency improvement on risk management is an obligation for Executives of Bank Sampoerna.
In 2013, Bank Sampoerna has risk management certifi ed employees with detail as follows:
Risk Profi le Credit Risk
Credit Risk refers to a risk due to debtors and/or other parties failure din settling liabilities to the Bank.
Composit score of Credit Risk was “Low to Moderate” with relatively similar risk rating from previous period due to decrease in risk factor or improving assessment due to decrease of NPL of bank from previous year by 2.68% (gross) to 1.62% (gross), and, moreover, loan conctration ration was also slightly recovered from 26.8% to 26.7%. Th e Bank maintained credit quality by promoting prudent principle in disbursing loan namely determining fi nancing scheme regulation and continuously intensifying collection activity under better strategies.
Laporan Tahunan 2013 114
Untuk meningkatkan portofolio kredit, Bank selain melakukan
pembiayaan langsung juga melakukan kerjasama dengan perusahaan
Multifinance, BPR, dan Koperasi. Selain itu, dalam upaya terus
meningkatkan kualitas manajemen risiko kredit, Bank juga masih
perlu terus menangani AYDA secara lebih optimal.
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Kredit secara komposit
semakin membaik dimana Bank terus meningkatkan tata kelola
kredit dengan diluncurkannya beberapa ketentuan intern baru,
pengkinian ketentuan, melakukan penyegaran dan pelatihan bagi
karyawan seperti Account Officer, Branch / Business Manager, dan
Credit Reviewer. Selain itu Bank terus mengaktifkan fungsi pengawasan
dan mengoptimalkan komite-komite terkait yang ada seperti
Komite Manajemen Risiko, Komite Pemantau Risiko dan Komite
Audit yang melaksanakan rapat secara lebih intensif dengan Satuan
Kerja Manajemen Risiko (SKMR), Satuan Kerja Audit Internal (SKAI)
dan Satuan Kerja Kepatuhan (SKK).
Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif
termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan
dari kondisi pasar, termasuk Risiko perubahan harga option.
Risiko Pasar secara komposit dinilai ”Low ” yakni relatif sama dengan
periode sebelumnya, dimana Bank memiliki ketahanan yang cukup
kuat dari sisi permodalan yang terlihat dari tingginya rasio modal
terhadap potensial loss kumulatif akibat fluktuasi suku bunga.
Dengan demikian Bank masih memiliki ketahanan permodalan
yang cukup kuat terhadap potensi kerugian akibat fluktuasi suku
bunga dengan struktur aset dan kewajiban bank yang ada sehingga
tidak dikategorikan sensitif terhadap perubahan suku bunga pasar
.
Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan
arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat
diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan
Bank.
Risiko Likuiditas secara komposit dinilai ”Low to Moderate” relatif
sama dibandingkan periode sebelumnya periode Desember 2012.
Disamping terdapat diversivikasi pendanaan (tidak hanya tergantung
pada deposan inti) dengan dikembangkannya pendanaan ritel,
pemegang saham terus menyetorkan modalnya untuk memitigasi
potensi risiko likuiditas dengan penambahan Rp115 miliar selama
tahun 2013. Dengan adanya peningkatan pendanaan dan setoran
modal tersebut diharapkan akan terus menopang pertumbuhan
bisnis Bank. Selain mempertahankan likuiditas, Bank juga dilakukan
upaya-upaya lain untuk mendapatkan sumber-sumber pendanaan
yang berbiaya murah sehingga penyaluran kredit dapat lebih
kompetitif disamping dapat meningkatkan margin pendapatan
Bank.
To increase loan portfolio, the Bank besides performed direct fi nancing also cooperates with Multifi nance company, Rural Banks, and cooperatives. Besides, to improve credit risk management quality, the Bank is also has to handle AYDA optimally.
Composite Credit Risk Management Implementation was improving where the Bank continues to improve credit governance by issuing several new internal regulation, updating regulation, carrying refreshment/training program for employee such as Account Offi cer, Branch/Business Manager and Credit Reviewer. Besides, the Bank continues to activate monitoring function and optimizing related committess such as Risk Management Committee, Risk Oversight Committee and Audit Committee which carry more intensive meeting with Risk Managemnet Unit, Internal Audit Unit and Compliance Unit.
Market RiskMarket Risk is a risk of balance sheets and administrative accounts position, including derivative transaction, due to general shift ing of market condition, including optinal price shift ing risk.
Composite Market Risk is assessed “Low” which was relatively equal with previous period, where the bank had adequate resiliency from capital aspect as indicated from high capital ratio to accumulative loss potential due to interest rate fl uctuation. Th erefore, the Bank still holds relatively strong capital resilient against loss potential of interest rate fl uctuation with existing assets and liabilities structure that is not categorized fragile against market interest rate shift ing.
Liquidity RiskLiqudity Risk is a risk due to the Bank’s failure in settling matured liability from cash fl ows fi nancing and/or high quality liquid assets which is able to be collaterized without aff ecting fi nancial activity and condition of the Bank.
Composit liquidity risk is assessed “Low to Moderate” which was relatively equal with previous year as of December 2012. Besides funding diversifi cation (not only relied on core depositors) within the retail funding development, the shareholders continues to deposit capital to mitigate liquidity risk potential by adding Rp115 billion in 2013. Aft er the additional capital increase, the capital deposit is expected to support business growth of the bank. Besides maintaining liquidity, the bank also attempts several eff orts to acquire low cost funding that the loan disbursement will be more competitive besides increasing the Bank’s income margin.
Bank Sampoerna115
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Likuiditas semakin membaik
dimana Bank terus meningkatkan tata kelola likuiditas dengan
melakukan monitoring secara harian, menetapkan limit penyangga
(buffer) likuiditas, pengkinian kebijakan dan prosedur/ketentuan
intern pada unit kerja dan memperkuat struktur dan sumber daya
manusia di tim Funding. Disamping itu komite yang ada seperti
Komite Pemantau Risiko dan Komite Audit aktif melakukan
pengawasan secara intensif setiap bulannya.
Risiko Operasional
Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau
tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan
sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional Bank.
Risiko Operasional secara komposit dinilai ”Low to Moderate” relatif
sama dengan periode sebelumnya. Walaupun pada aktivitas
fungsional tidak terdapat fraud, namun demikian berdasarkan
laporan pemeriksaan Bank Indonesia, laporan hasil audit intern
dan pengawasan bulanan dimana masih terdapat kelemahan pada
pelaksanaan prosedur operasional, maka Bank terus melakukan
upaya mitigasi melalui peningkatan kualitas manajemen risiko
operasional seperti pengkinian kebijakan dan prosedur/ketentuan
intern pada unit kerja guna menstandarisasi dan meningkatkan
kontrol atas aktivitas operasional Bank secara keseluruhan.
Disamping itu dalam upaya untuk terus meningkatkan kesadaran
risiko operasional melalui sosialisasi risk awareness serta terus
meningkatkan infrastruktur dalam proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan serta pengendalian manajemen risiko operasional
dimana Bank saat ini telah dan akan terus melakukan roll out secara
bertahap dan berkesinambungan atas penerapan Key Control Self
Assessment pada seluruh Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu,
serta Unit Kerja di Kantor Pusat Bank untuk area-area yang dianggap
memiliki key risk.
Risiko Hukum
Risiko Hukum adalah Risiko akibat tuntutan hukum dan/atau
kelemahan aspek yuridis.
Peringkat risiko komposit hukum dinilai “Low to Moderate”, relatif
sama dibandingkan periode sebelumnya dimana dengan
mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank,
kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari Risiko Hukum
tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang
dan meskipun masih terdapat kelemahan-kelemahan yang bersifat
minor tetapi perlu mendapat perhatian manajemen.
Perjanjian Kredit yang dibuat Bank selama ini telah bersifat standar
dan belum pernah terjadi gugatan. Namun demikian, Bank akan
terus meningkatkan kualitas Perjanjian Kredit sehingga pengelolaan
aspek yuridis Bank akan semakin membaik dari waktu ke waktu.
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Liquidity risk management implementation quality was improved where the Bank increased liquidity governance by conducting daily monitoring, determining buff er of liquidity, updating internal policy and procedure on the working unit and strengthening human resources structure and source on funding team. Moreover, the Committes such as Risk Oversight Committee and Audit Committee wil carry intensive monthly monitoring.
Operational RiskOperational risk is a risk due to inadequacy and/or failure of internal process, human error, system failure and/or other external conditions which may aff ect the Bank’s operational.
Composite operational risk was assessed “Low to Moderate” which was relatively equal with previous year. Despite absence of fraud on functional activity, based on audit report of Bank Indonesia, internal audit report and monthly audit, there is a weakness of operational procedure practice, the Bank continues to carry mitigation eff ort by improving operational risk management quality such as updating internal policy and procedure on working unit to standardize and increase control towads overall operational activity of the Bank.
Besides, to enhance operational risk awareness through risk awareness socialization and improving infrastructure of identifi cation, measurement and operational risk management controlling process, the Bank has and will continue gradual rollout implementation of Key Control Self Assessment in every Branch Offi ces, Supporting Branch Offi ces and Working Unit in Head Offi ce for several area which are considered having key risk.
Legal RiskLegal risk is a risk due to lawsuit and/or judicial aspect weakness.
Composit legal risk was assessed “Low to Moderate” which was relatively equal with previous period where by considering business activity carried by the Bank, any potential loss of the Bank from legal aspect is relatively low during certain time priod in years to come though there are several minor weaknesss which require management’s concern.
Loan agreement made by the Bank to present is standard by nature and never encourages any litigation. Th us, the Bank will always improve quality of Loan agreement that the judicial aspect management will be improved within times.
Laporan Tahunan 2013 116
Risiko Stratejik
Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan
dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan
dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Peringkat risiko komposit stratejik dinilai “Low to Moderate” relatif
sama dengan periode sebelumnya dimana dengan
mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank,
kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari Risiko Stratejik
tergolong rendah selama periode waktu tertentu dimasa datang.
Pencapaian terhadap Rencana Bisnis Bank seperti ROE, ROA, BOPO
telah melewati target. Bank akan terus melakukan usaha-usaha
yang optimal untuk meningkatkan pencapaian kredit dan pendanaan
termasuk Net Interest Margin (NIM).
Bank dalam menetapkan tujuan stratejik telah mempertimbangkan
faktor internal seperti penambahan jumlah karyawan dan
menyesuaikan struktur organisasi untuk mencapai visi dan misi
Bank dan juga faktor eksternal seperti kondisi ekonomi makro.
Bank telah menerapkan PSAK 50 dan PSAK 55 secara sistem dan
terus berkoordinasi dengan PT. Sigma Cipta Caraka selaku vendor
dalam pengembangan sistem. Pada tahun 2013 Bank telah
membuka 1 (satu) kantor cabang yaitu kantor Cabang Bandung.
Bank juga menerbitkan produk-produk baru yang semakin kompetitif
disamping terus melakukan upaya persiapan Unit Usaha Syariah.
Untuk memperkuat tercapainya sasaran stratejik, pemegang saham
melakukan penambahan modal sebesar Rp115 Miliar selama tahun
2013 sehingga rasio CAR per tanggal 31 Desember 2013 sebesar
27,19% (diatas ketentuan Bank Indonesia).
Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan adalah Risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/
atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan
ketentuan yang berlaku.
Peringkat risiko komposit kepatuhan dinilai “Low to Moderate”
dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank,
kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari Risiko Kepatuhan
tergolong cukup rendah dan bila dibandingkan periode sebelumnya
yang dinilai ”Moderate” terjadi perbaikan.
Walaupun masih terdapat denda dari Pengawas terkait Laporan
Hasil Pemeriksaan Periode 30 Juni 2013, namun dari sisi pemberian
kredit tidak terdapat pelanggaran/pelampauan BMPK dan secara
berkesinambungan Bank meningkatkan kualitas proses pemberian
kredit yang mengacu kepada prinsip kehati-hatian. Bank juga
telah menerapkan standard keuangan PSAK 50 & 55 secara sistem.
Dalam rangka menurunkan jumlah denda, Bank melakukan
pelatihan-pelatihan dalam penyusunan laporan rutin serta
membentuk unit khusus (Regulatory Reporting) untuk memonitor
dan meningkatkan kualitas pelaporan kepada Pengawas. Bank
juga telah melakukan sosialisasi kepada seluruh cabang terkait
Strategic RiskStrategic Risk is a risk due to inaccuracy in taking and/or implementing a strategic decision and failure in anticipating business circumstances shift ing.
Composite strategic risk level was assessed “Low to Moderate” which was relatively equal with previous year where by concerning business activity carried by the bank, potential loss faced by the Bank from strategic risk was relatively low during certain period in years to come. Achievement of Bank’s Business Plan such as ROE, ROA, BOPO has exceeding the target. Th e Bank will carry optimum eff orts in improving credit and fi nancing target including Net Interest Margin (NIM).
In determining strategic objective, Th e Bank has considered internal factors such as increasing number of employee and adjusting organization structre to achieve vision and mission of the Bank as well as external factors such as macroeconomic condition. Th e Bank has implemented SFAS 50 and SFAS 55 systematicallya nd continues to coordinate with PT Sigma Cipta Caraka as vendor of the system development. In 2013, the Bank opened 1 (one) new products which became more competitive besides carrying prepration of Sharia Business Unit. To strengthen achievement of strategic objectivs. To enforce achievement of strategic objectives, the shareholders deposited additional paid-in capital of Rp115 billion in 2013 that CAR as of December 31, 2013 was 27.19% (exceeding regulation of Bank Indonesia).
Compliance RiskCompliance Risk is a risk due to the Bank incompliance and/or not complying with prevailing regulation.
Composite compliance risk level was assessed “Low to Moderate”loss potential of the Bank from COmplaianec Risk was relatively low and if compared from previous period with level of “Moderate” is improving.
Despite the penalty from Supervisory Agency which is related with Audit Result Report for June 30th, 2013, from loan disbursement aspect, there was no Prime Lending Limit violation/exceeds and the Bank continuously improves loan disbursement quality which refers to prudent principle. Th e Bank also has implemented SFAS 50 & 55 systematically. To recede amount of penalty, the Bank conducted training of periodic report preparation and establishing special unit (regulatory reporting) to monitor and improve reporting quality to the supervisory. Th e Bank also conducts socialization to all Branch Offi ce related with Anti Money-Laundering and Terrorism Financing Activity (APU & PPT). Moreover, to carry monitoring of Bank’s
Bank Sampoerna117
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
(APU&PPT). Selain itu untuk melakukan monitoring terhadap
pemahaman dan pemenuhan Bank terhadap aturan yang berlaku,
Bank sudah mengimplementasikan Compliance Regulatory Monitoring
System (CRMA).
Bank juga telah melakukan pengkinian ketentuan internal mengenai
Standar Kode Etik Karyawan dan tentang Benturan Kepentingan.
Untuk lebih meningkatkan budaya kepatuhan, Bank juga mewajibkan
untuk dilakukan penandatanganan Pakta Intergritas sebagai
komitmen seluruh jajaran setiap tanggal 17 Juni.
Bank sudah dan terus berkomitmen untuk dapat lebih meningkatkan
pengawasan internal bank melalui rapat secara intensif secara
berkala melalui rapat Komite Manajemen Risiko, Komite ALCO,
Komite Pemantau Risiko, dan Komite Audit sementara disisi lain
Bank juga memperkuat struktur SKMR, SKK, dan SKAI seiring dengan
perkembangan usaha dan risiko yang dihadapi oleh Bank. Pemenuhan
Sertifikasi Manajemen risiko dan refreshment bagi pejabat-pejabat
Bank sesuai tingkatannya tetap dilakukan secara berkesinambungan
sehingga diharapkan setiap pejabat Bank dan karyawan dapat
lebih memahami pentingnya budaya kepatuhan dan kesadaran
risiko.
Risiko Reputasi
Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan
stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.
Risiko Reputasi secara komposit dinilai ”Low to Moderate ” sama
dengan periode sebelumnya, dimana tidak ditemukan adanya
publikasi negatif dari Bank maupun pemilik Bank, pelanggaran
etika bisnis, dan disamping itu produk Bank masih relatif standar.
Bank diharapkan lebih memperhatikan dan mengupayakan agar
kesalahan/pelanggaran terhadap ketentuan diminimalisir dan
disamping itu penanganan terkait risiko reputasi agar dikelola
secara optimal antara lain terhadap kredit bermasalah dan pada
sistem jaringan dalam pelayanan nasabah. Kurangnya pelayanan
yang baik kepada nasabah disebabkan keterbatasan sumber daya
dapat berpotensi adanya komplain nasabah.
FUNGSI KEPATUHAN DAN AUDIT INTERNAL
Fungsi Kepatuhan
Kepatuhan terhadap seluruh perundang-undangan, peraturan
dan ketentuan yang berlaku yang terkait dengan aktivitas usaha
Bank Sampoerna menjadi bagian terpenting dalam pelaksanaan
tata kelola perusahaan yang menjamin seluruh kegiatan usaha
Bank Sampoerna tetap berada di bawah kendali Manajemen dan
pada jalur yang tepat dalam pencapaian kinerja usaha yang
menguntungkan dan pertumbuhan kinerja yang sehat dan
berkelanjutan.
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
understanding and fulfi llment against prevailing regulation, the Bank has implemented Compliance Regulatory Monitoring System (CRMA).
Th e Bank also carries internal regulation update regarding Employee Code of Conduct and Confl ict of Interest Standard. To improve compliance culture, the Banks also requires all employees to sign Integrity Pact as a commitment on annual basis on June 17.
Th e Bank has and will always be committed to improve internal audit through intensive monthly meeting of Risk Management Committee, ALCO Committee, Risk Oversight Committee, and Audit Committee, while, the Bank will also strengthen structure of SKMR, SKK and IAU in line with development of business and risks which are faced by the Bank.Fulfi llment and refreshment of Risk Management certifi cation for the Bank’s Executives based on their level still conducts in sustainable manner that every Bank’s Executive and Employee is expected to have deeper understanding regarding compliance and risk awareness culture.
Reputation RiskReputation Risk is a risk due to decreasing trust of the stakehodlers form perception negative towards the Bank.Composite reputation risk level was assessed “Low to Moderate” which was equal with previous period, where there was no negative publication from the Bank or the Bank’s owners, violation of business ethics and also the Bank’s product was relatively standard. Th e Bank is expected to consider and attempted to minimize the fraud/violation of regulation and the handling of reputation risk to be optimally mitigated namely towards the non-performing loan and network system of customers service. Lack of appropriate service to the customers was due to human resources constraint which may potentially encourage customers complaints.
COMPLIANCE FUNCTION AND INTERNAL AUDIT Compliance FunctionCompliance against every prevailing law, regulation and procedure which are related with business activity of Bank Sampoerna becomes key factor in implementing corporate governance which ensures all business activity of Bank Sampoerna to be under Management’s control and on the right track in achieving benefi ciary business performance as well as sound and sustainable performance growth.
Laporan Tahunan 2013 118
Bank Sampoerna telah memiliki Direktur Kepatuhan yang tugas
dan tanggung jawabnya telah sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia serta telah dicantumkan dalam kebijakan kepatuhan
yang sudah diperbaharui dan disetujui Direksi per-tanggal 10 Mei
2013 melalui memo nomor 09/11/MI/SISDUR/III/2013.
Direksi juga telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan dengan
mengisi posisi Kepala Divisi Kepatuhan dan jajarannya.
Selanjutnya tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan diuraikan
sebagai berikut :
Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya
Kepatuhan Bank.
Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan
yang akan ditetapkan oleh Direksi.
Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan
digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman internal
Bank.
Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank.
Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau
keputusan yang diambil Direksi Bank tidak menyimpang dari
ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi
Kepatuhan.
Fungsi Audit Internal
Bank Sampoerna telah memiliki Satuan Kerja Audit Internal (SKAI)
sebagai satuan kerja independen yang bertugas membantu
manajemen melakukan pengawasan kegiatan operasional. Penerapan
fungsi audit intern sudah berjalan efektif pada seluruh aspek dan
unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan dapat
mempengaruhi kepentingan Perusahaan dan masyarakat. Bank
Sampoerna saat ini telah memiliki Standar Pelaksanaan Fungsi
Audit intern Bank (SPFAIB) dengan :
a. Menyusun Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter)
b. Membentuk Satuan Kerja Audit Internal (SKAI
c. Menyusun panduan audit intern
Kelembagaan SKAI independen terhadap Satuan Kerja
Operasional
Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi dan Dewan Komisaris
memberikan dukungan sepenuhnya kepada SKAI agar dapat
bekerja secara bebas dan obyektif. Guna menjaga independensi
dan obyektivitasnya organisasi SKAI, para personil SKAI tidak
diperkenankan memiliki ikatan hubungan keluarga sampai dengan
Th e Bank appoints a Director of Compliance to fulfi l the duties and responsibilities as required in the regulation of Bank of Indonesia and stated in the policy of compliance which has been adjusted and approved by the Directors as per 18 October 2012 through a memo No. 09/11/MI/SISDUR/III/2013.
Th e Directors also has established Compliance Unit by appointing a Head of Compliance Division and its staff s.
Th e scope of duties and responsibilities of the Director of Compliance is as follows:
Formulating strategies to build Bank’s Compliance Culture.
Proposing the policy of compliance or compliance principles to be determined by the Directors.
Determining compliance system and procedures to be used to formulate Bank’s internal manual and regulation.
To ensure the compliance of the whole policies, regulations, system, and procedures as well as business activities of the Bank against the regulation of Bank of Indonesia and the applying rules.
To minimize the Risk of Compliance of the Bank. To take any anticipative actions so that the policies and/or
decisions of the Bank’s Directors would not violate the regulation of Bank of Indonesia and the applying rules.
To carry out other duties relating to the Compliance Function.
Internal Audit FunctionBank Sampoerna has established Internal Audit Unit (IAU) as an independent working unit that is responsible for assisting the management in monitoring the operational activities. Th e internal audit function has been eff ectively implemented across all aspects and activities which directly impact on the interest of the Bank and the public. Th e Bank currently has applied Standard for the Implementation of the Bank’s Internal Audit (SIBIA) by:
a. Formulating the Internal Audit Charter.b. Establishing Internal Audit Unit (IAU).c. Formulating internal audit guidelines.
IAU Organization Independent to Operational Unit
While performing the duties, Directors and the Board of Commissioners fully support the IAU in order to carry out the duties with freedom and objectively. To ensure its independency and objectivity in IAU organization, the unit personnel are not allowed to have family relation until second rank, vertically and horizontally with the
Bank Sampoerna119
derajat kedua, baik vertikal maupun horisontal dengan jajaran
Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi maupun dengan para
personil diluar SKAI.
Selama tahun 2013, SKAI telah melakukan fungsi pengawasan
secara independen dengan melakukan pemeriksaan pada aspek
manajeman, perkreditan, operasional, manajemen risiko, IT, RTGS,
SKN dan audit keuangan. Selain itu juga telah dilakukan kontrol
harian atas transaksi yang dilakukan oleh seluruh Kantor Cabang.
Rencana pemeriksaan dituangkan dalam satu Rencana Kerja
Tahunan Audit terhadap unit-unit Kerja/Departemen, Kantor
Cabang dan Cabang Pembantu yang pelaksanaannya diawasi dan
dilaporkan kepada Direktur Utama & Komite Audit.
Melakukan penilaian atas hal-hal sebagai berikut :
1) Kecukupan sistem pengendalian internal yang dilakukan
melalui pemeriksaan terhadap kecukupan dan kemampuan
sumber daya manusia pelaksana, kecukupan atas bukti-bukti
pencatatan yang memadai, kecukupan atas pemberian limit
kewenangan dalam melakukan transaksi, kecukupan atas
adanya dual control dalam setiap transaksi dan kecukupan atas
sistem dan prosedur yang ada.
2) Efektivitas sistem pengendalian internal dilakukan melalui
pemeriksaan terhadap tingkat kepatuhan terhadap prosedur
yang ada (comply to procedure) dan tingkat kehandalan dari
pengendalian internal untuk mencegah timbulnya risiko yang
mungkin terjadi.
3) Kualitas kinerja dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
audit berupa penilaian terhadap asset quality dan kinerja
cabang.
Efektivitas pelaksanaan kerja SKAI dan kepatuhannya terhadap
SPFAIB dilakukan oleh pihak eksternal secara berkala setiap 3 (tiga)
tahun. Kaji ulang terakhir dilakukan pada bulan Mei 2011 oleh KAP
Weddie Adriyanto & Rekan dan telah dilaporkan ke Bank Indonesia
Akuntan Publik
Perusahaan bekerjasama dengan Akuntan Publik Independen
untuk menjaga integritas Laporan Keuangan Tahunannya. Penunjukan
dilakukan berdasarkan RUPS dan rekomendasi Komite Audit. Untuk
tahun 2013 Perusahaan menunjuk Kantor Akuntan Publik Aryanto,
Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ Associates). Penunjukkan
KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ Associates)
disertai legalitas perjanjian kerja No. 0330613/DSN/103/EL tertanggal
24 Juni 2013 Selama tahun 2013 KAP tersebut tidak memberikan
jasa lain kepada Bank Sampoerna selain jasa audit, sehingga tidak
terjadi benturan kepentingan dalam pelaksanaan proses audit.
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Shareholders, Board of Commissioners, Directors as well as personnel beyond the IAU.
In 2013, IAU performed the supervisory function independently by reviewing the following aspects: management, credit, operation, risk management, IT, RTGS, SKN and fi nance audit. Adding to that, the Bank has implemented daily control over transactions at all Branch Offi ces.
Th e Audit plan is disclosed in the Annual Audit Work Plan for units/departments, branch offi ces and supporting branches, whose implementation will be monitored and reported to the Management.
Th e Unit is also assigned to assess the following issues:1) Th e adequacy of the bank’s internal control system through the
assessment over the adequacy and competence of the operating human resources, adequacy of the reporting records, adequacy of giving the authorization limit in doing transactions, adequacy of the implementation of dual control in each transaction and adequacy of the existing system and procedure.
2) Th e eff ective internal control system is completed through review over the compliance to procedure and the reliability of the internal control to anticipate the risk potential.
3) Th e performance quality is reviewed in line with the audit implementation in the form of assessment over asset quality and the branch performance.
Th e eff ectiveness of IAU duty implementation and its compliance against SIBIA is reviewed by the external party in every 3 (three) year. Th e latest review was completed in May 2011 by Public Accountant Offi ce of Weddie Adriyanto & partners and was reported to Bank of Indonesia.
Public AccountantTh e Company cooperated with the Independent Public Accountant to maintain the integrity of the Annual Financial Statements. Th e appointment was based on the GMS and recommendations of the Audit Committee. In 2013, the Company appointed the Public Accountant Firm of Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (KAP AAJ). Th e appointment of KAP AAJ was completed with the legalized working agreement No. 0330613/DSN/103/EL dated 24 June 2013. Th roughout the 2013, the Public Accountant Offi ce did not provide other services to the Bank Sampoerna rather than audit service, that there was no confl ict of interest in carrying audit process.
Laporan Tahunan 2013 120
Selama 2 tahun terakhir, Bank Sampoerna telah menunjuk Kantor
Akuntan Publik adalah sebagai berikut :
Kantor Akuntan Publik 2 Tahun Terakhir/Public Accountant for Last 2 Years
Tahun Kantor Akuntan Publik /Public Accountant Offi ceNama Akuntan (Perorangan)/Accountant Name
(Individual)
2013 KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ Associates) Dudi Hadi Santoso
2012 KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ Associates) Dedy Sukrisnadi
CORPORATE AFFAIRS
Untuk melengkapi struktur tata kelola dan menjawab kompleksitas
perkembangan bisnis perusahaan, pada tahun 2011 Bank Sampoerna
telah membentuk divisi Corporate Affairs. Divisi ini bertugas
menyelenggarakan tata kelola komunikasi Bank dengan stakeholders
eksternal dan internal agar senantiasa terjaga kesepahaman dan
hubungan yang saling menguntungkan, sehingga terbentuk
persepsi positif terhadap citra dan reputasi perusahaan.
Stakeholders eskternal meliputi lembaga/badan publik maupun
individu yang memiliki kaitan dengan kepentingan baik langsung
maupun tidak langsung terhadap kebijakan Bank, termasuk dan
tidak terbatas pada Pemegang Saham, Pemerintah, Media, Analis,
Nasabah, Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Asosiasi
Profesi, Rekanan maupun kompetitor. Sedangkan Stakeholders
internal meliputi : Pegawai, Direksi dan Dewan Komisaris.
Divisi ini akan menyelenggarakan, memenuhi dan mendistribusikan
informasi perusahaan melalui berbagai media dan penyebarluasan
informasi sesuai dengan kebutuhan stakeholders.
TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON
KEUANGAN
Bank Sampoerna telah melakukan transparansi kondisi keuangan
dan non keuangan kepada pemangku kepentingan (stakeholders)
dan disampaikan kepada pihak-pihak terkait sesuai Peraturan Bank
Indonesia No. 7/50/ PBI/2005 jo. Peraturan Bank Indonesia No.
3/22/ PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, serta
Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember
2001 jo. Surat Edaran Bank Indonesia No.7/10/DPNP tanggal 31
Maret 2005 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan
Bulanan Bank Umum serta Laporan tertentu yang disampaikan
kepada Bank Indonesia, dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/56/
DPbS tanggal 9 Desember 2005 jo. Surat Edaran Bank Indonesia
No. 8/11/DPbS tanggal 7 Maret 2006 perihal Laporan Tahunan,
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan, Bulanan serta Laporan
Tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia.
Penyusunan dan penyajian transparansi kondisi keuangan dan
non keuangan telah disesuaikan dengan tata cara, jenis dan cakupan
sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang
Transparansi Kondisi Keuangan Bank. Hal tersebut dilakukan dengan
In the last 2 years, Bank Sampoerna has appointed Public Accountant Offi ce, as follows:
CORPORATE AFFAIRSTo complete the structure of the good corporate governance and to answer the business complexity of the Bank, the Bank in 2011 had established a Corporate Aff airs Division. Such division is responsible for managing the communication of the Bank with the external and internal stakeholders to maintain the good understanding and mutual relation in order to create a positive perception to the Bank’s image and reputation.
Th e external stakeholders include public as well as individual institutions/bodies that have direct and indirect relation with the Bank’s policies, including and not limited to the Shareholders, Government, Media, Analysts, the Customers, Public, Mass Organizations, Association of Professions, Partners and Competitors. On the other hand, the internal stakeholders are the employees, Directors and Board of Commissioners.
Th e division will hold, fulfi l and distribute the information about the Bank through any distributing media according to the needs of the stakeholders.
TRANSPARENCY OF FINANCIAL AND NON-FINANCIAL CONDITIONBank Sampoerna has disclose fi nancial and non-fi nancial condition to the stakeholders and related parties based on Regulation of Bank Indonesia No. 7/50/PBI/2005 juncto Regulation of Bank Indonesia No. 3/22/PBI/2001 regarding transparency of Bank’s Financial Condition, and Circular Letter of Bank Indonesia No. 3/30/DPNP dated December 14th, 2001 juncto. Circular Letter of Bank Indonesia No.7/10/DPNP dated March 31st, 2005 regarding Quarter and Monthly Publication Financial Report of Commercial Bank disclosed to Bank Indonesia, and Circular Letter of Bank Indonesia No. 7/56/DPbS dated December 9th, 2005 juncto. Circular Letter of Bank Indonesia No. 8/11/DPbS dated March 7th, 2006 regarding Annual Report, Quarter and Monthly Published Financial Report, which is delivered to Bank Indonesia.
Preparation and presentation of fi nancial and non-fi nancial condition has been adjusted with procedure, type and scope as regulated under regulation of Bank Indonesia regarding Financial condition transparency. Th is is carried in timely, comprehensive, complete,
Bank Sampoerna121
tepat waktu, lengkap, utuh, kini dan cukup akurat sesuai Peraturan
Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia.
TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK
SAMPOERNA
Tingkat Kesehatan Bank
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum merupakan hasil penilaian
kualitatif yang terdiri dari profil risiko, penerapan tata kelola
perusahaan, rentabilitas dan permodalan. Bank Sampoerna
memperoleh peringkat komposit untuk periode Desember 2013
yakni peringkat 2 (dua) yang mencerminkan kondisi Bank Sampoerna
secara umum adalah BAIK.
Tingkat Kesehatan Bank Sampoerna/ Bank Sampoerna Soundness Rating
Faktor Penilaian/ Assessment Indicators Peringkat/ Rating Keterangan/Description
Profil Risiko/ Risk Profile 2 Low to Moderate
Tata Kelola Perusahaan/ Corporate Governance 2 Baik/ Good
Rentabilitas/ Rentability 2 Memadai/ Fair
Permodalan/ Equity 2 Memadai/ Fair
Tingkat Kesehatan/ Soundness Level 2 Baik/ Good
Penyampaian Laporan Keuangan dan Laporan
Tahunan
Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Laporan Tahunan
diumumkan dalam surat kabar yang memiliki peredaran luas dan
dalam homepage www.banksampoerna.com
Berikut adalah daftar penyampaian Laporan Keuangan Publikasi
Triwulan dan Laporan Keuangan Publikasi Tahunan di surat kabar
harian ditahun 2013, yaitu :
Rekap Iklan Publikasi Laporan Keuangan Tahun 2013/ Detail of Financial Publication Advertisement 2013
Materi Pengumuman/ Advertisement MaterialPemuatan Publikasi /
Publication DateMedia / Media
Iklan Publikasi Laporan Keuangan Bank Sampoerna Periode Desember 2012 / Bank Sampoerna
Financial Report Publication Advertisement for December 2012 period
13 April 2013
13 April 2013Media Indonesia
Iklan Publikasi Laporan Keuangan Bank Sampoerna Periode Maret 2013/ Bank Sampoerna
Advertisement for March 2013 period
15 Mei 2013
15 May 2013Media Indonesia
Iklan Publikasi Laporan Keuangan Bank Sampoerna Periode Juni 2013/ Bank Sampoerna Financial
Report Publication Advertisement for June 2013 period
15 Agustus 2013
15 August 2013Media Indonesia
Iklan Publikasi Laporan Keuangan Bank Sahabat Sampeorna Periode September 2013/ Bank
Sampoerna Financial Report Publication Advertisement for September 2013 period
15 November 2013
15 November 2013Media Indonesia
Disamping itu, Bank Sampoerna telah menyusun Laporan Tahunan
secara transparan dan telah menyampaikannya kepada segenap
pemangku kepentingan, diantaranya :
a. Bank Indonesia;
b. YLKI;
c. Lembaga Pemeringkat di Indonesia;
d. Asosiasi Bank-Bank di Indonesia;
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
current and accurate manner based on Regulation of Bank Indonesia and Circular Letter of Bank Indonesia.
BANK SAMPOERNA FINANCIAL CONDITION TRANSPARENCY
Th e Bank Soundness Rating Soundness rating assessment of Commercial Bank is a qualitative assessment result consists of risk profi le, implementation of GCG, rentability and capital. Bank Sampoerna obtained compositve level as of December 2013 period of level 2 (two) which refl ects condition of Bank Sampoerna was generally GOOD.
Financial Statements and Annual Report Disclosure
Published Quarter and Annual Financial Report is announced on the wide-circulated newspaper and uploaded at homepage www.banksampoerna.com
Following are list of Quarter Publication Financial Report and Annual Report disclosure via daily newspapers in 2013:
Bank Sampoerna also has prepared Annual Report transparently and has presented to the stakeholders, namely:
a. Bank Indonesiab. YLKIc. Indonesian Rating Agencyd. Indonesian Banking Association
Laporan Tahunan 2013 122
e. LPPI;
f. 2 (dua) Lembaga Penelitian bidang Ekonomi dan Keuangan;
g. 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan
Bank Sampoerna juga menyampaikan publikasi Suku Bunga Dasar
Kredit di surat kabar harian dan juga di website Bank Sampoerna
yakni www.banksampoerna.com
Publikasi Suku Bunga Dasar Kredit di Surat Kabar Harian/ Prime Lending Rate Publicaiton in Newspapers
Materi Pengumuman/ Advertisement MaterialTanggal Pemuatan Publikasi/
Publication Date Media
Publikasi Suku Bunga Dasar Kredit periode Maret 2013/Prime Lending Rate
Publication for March 2013 Period9 April 2013 Harian NERACA
Publikasi Suku Bunga Dasar Kredit periode Juni 2013/Prime Lending Rate
Publication for June 2013 Period9 Juli 2013 Harian NERACA
Publikasi Suku Bunga Dasar Kredit periode September 2013/Prime Lending
Rate Publication for September 2013 Period8 Oktober 2013 Harian NERACA
Publikasi Suku Bunga Dasar Kredit periode Desember 2013/Prime Lending
Rate Publication for December 2013 Period8 Januari 2014 Harian NERACA
Opsi Saham
Untuk memperkuat struktur permodalan Bank Sampoerna dilakukan
melalui penambahan modal dari pemilik. Dengan demikian, Bank
Sampoerna tidak melakukan kebijakan dan pemberian share option,
yaitu opsi untuk membeli saham oleh anggota Dewan Komisaris,
Direksi dan Pejabat Eksekutif yang dilakukan melalui penawaran
saham atau penawaran opsi saham dalam rangka pemberian
kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris,
Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank.
Nama/Name
Jumlah saham
yang dimiliki
(lembar saham)/
Total Shares
Jumlah Opsi/ Total OptionHarga opsi (Rp)/
Option Price
(Rp)
Jangka waktu/
Maturity
yang diberikan
(lembar saham)/
Granted (shares)
yang telah dieksekusi
(lembar saham)/
Executed (shares)
Komisaris/ Commissioner Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None
Direksi/ Director Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None
Pejabat Eksekutif/ Executive Officer Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None
Total Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None
Buy Back Share dan Obligasi Bank Sampoerna
Selama tahun 2013, Perusahaan tidak melakukan aktivitas buy back
shares dan/atau buy back obligasi. Yang dimaksud dengan buy
back shares atau buy back obligasi adalah upaya mengurangi jumlah
saham atau obligasi yang telah diterbitkan dengan cara membeli
kembali saham atau obligasi tersebut, yang tata cara pembayarannya
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Rasio Gaji Karyawan Tertinggi dan Terendah
Gaji adalah hak karyawan yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari Perseroan atau pemberi kerja
kepada karyawan yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
e. LPPIf. 2 (Two) Economy and Finance Research Agencyg. 2 (Two) Economy and Finance Magazine
Bank Sampoerna also discloses publication of Prime Lending Rate on the daily newspapers and also on homepage of Bank Sampoerna at www.banksampoerna.com.
Shares OptionTo strengthen capital structure of Bank Sampoerna, additional capital from owner was realized. Th erefore, Bank Sampoerna did not issue share option policy and realization, which refers to shares buying by member of Board of Commissioners, Board of Directors and Executives through public and shares option off ering to give compensation to the member of Board of Commissioners, Board of Directors and Executives of the Bank.
Bank Sampoerna Shares and Bonds BuybackDuring 2013, the Bank did not conduct any share buyback and/ or bond buyback. Th e share buyback or bond buyback here refers to an eff ort to reduce the number of shares or bonds issued by repurchasing the shares or bonds, whose payment mechanism is in accordance with the applying regulations.
Highest and Lowest Employee SalarySalary refers to rights of employee which is received and stated in currency as a compensation from the Company or employer to the employee which is determined and paid under working agreement,
Bank Sampoerna123
perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan bagi karyawan dan keluarganya atas suatu
pekerjaan dan atau jasa yang telah dilakukannya. Tidak terdapat
intervensi pemilik, perselisihan internal dan permasalahan yang
timbul sebagai dampak kebijakan remunerasi pada Bank. Informasi
dibawah menjelaskan rasio perbandingan gaji, yang meliputi
kompensasi yang diterima perbulan oleh anggota Dewan Komisaris,
Direksi dan karyawan tetap di Bank Sampoerna.
Rasio Gaji/ Salary Ratio
Keterangan / RemarksRasio Gaji ( % )/
Salary Ratio (%)
Rasio gaji karyawan yang tertinggi dan terendah /Ratio of the highest salaries of the employees against the lowest ones 25,62
Rasio gaji anggota Direksi yang tertinggi dan terendah/Ratio of the highest salaries of the Directors against the lowest ones 2,11
Rasio gaji anggota Dewan Komisaris yang tertinggi dan terendah /Ratio of the highest salaries of the Board of Commissioners
against the lowest ones0,82
Rasio gaji anggota Direksi yang tertinggi dan karyawan tertinggi/Ratio of the highest salaries of the Directors against the highest
salaries of the employees3,15
Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dan
Penyediaan Dana Besar
Dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait dan atau penyediaan
dana besar, Bank selalu memperhatikan ketentuan BI tentang
BMPK, ketentuan internal dan prinsip kehati-hatian. Sampai saat
ini Bank belum pernah melakukan pelanggaran ataupun pelampauan
terhadap ketentuan BI mengenai BMPK
Komite Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank per posisi 31
Desember 2013 adalah 27.19% Per posisi tanggal 31 Desember
2013 persentase penyediaan dana terbesar berada pada sektor
perdagangan besar dan retail yakni sebesar 34.44%, masih di bawah
limit yang telah ditetapkan Direksi berdasarkan rekomendasi Komite
Manajemen Risiko (40%). Persentase penyediaan dana 15 debitur
inti dibandingkan dengan total penyediaan dana per posisi tanggal
31 Desember 2013 masih di bawah limit yang telah ditetapkan
Direksi berdasarkan rekomendasi Komite Manajemen Risiko (30%),
yaitu sebesar 26.72% . Namun demikian, Bank senantiasa berusaha
untuk lebih mendiversifikasikan portfolio penyediaan dana baik
dari sisi segmen debitur maupun dari sisi sektor usaha yang dibiayai.
Bank telah menyampaikan laporan penyediaan dana kepada pihak
terkait dan penyediaan dana besar (debitur inti) setiap bulannya
kepada Bank Indonesia secara tepat waktu
NoPenyediaan Dana/ Fund Provision
Jumlah/ Total
Debitur/ Depositors
Nominal
(jutaan Rupiah)/ Nominal
(million Rupiah)
1 Kepada Pihak Terkait / To Related Party 2 1.187
2
Kepada debitur inti: / To Core Depositor
a. Individu / Individual
b. Grup/ Group
15
-
454.489
-
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
contract or regulation based on allowance for employee and family regarding certain work and or services which has been dedicated. Th eres is no internal dispute or issues due to impact of remuneration policy of the Bank. Following information discloses ratio of salary including monthly remuneration for member of Board of Commissioners, Board of Directors and permanent employee of Bank Sampoerna.
Fund provision to Related Party and Large Exposure
In accordance of funds to related party, Bank always pay attentions to Bank Indonesia’s Regulation for Legal Lending Limit (LLL) and prudent principle. Up to present, the Bank has never been violationg or exceeding BI Regulation of Legal Lending Limit.
KPMM of the Bank as of December 31, 2013 position was 27.19% which the largest fund provision contribution was on wholesale and retail sector of 34.44%, still below the limit applied by the Board of Directors based on recommendation of Risk Oversight Committee of (40%). Fund provision percentage of 15 core depositors compared with total fund provision as of December 31, 2013 was still below the limited applied by the Board of Directors based on recommendation from Risk Oversight Committee of (30%), which was 26.72%. Th us, the Bank always attempts to diversify fund provision portfolio both from depositor segment or fi nanced business segment aspects.
Th e Bank has disclosed report of fund provision to related party and large exposre (core depositors) has been submitted to Bank Indonesia on schedule and in timely manner.
Laporan Tahunan 2013 124
Kredit yang Direstrukturisasi
Pada tanggal 31 Desember 2013, Bank telah melakukan restrukturisasi
kredit melalui perpanjangan waktu, penurunan suku bunga dan
kapitalisasi bunga menjadi pokok kredit baru yaitu sebesar Rp16,96
miliar, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar
Rp7,50 miliar.
Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial Dan Politik
Bank Sampoerna tidak terlibat di dalam kegiatan politik dan tidak
memberikan donasi untuk kepentingan politik. Sebaliknya, kepedulian
yang tinggi terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup merupakan
bagian penting dari tugas dan tanggung jawab Bank Sampoerna
terhadap masyarakat. Pemberian Dana Sosial (Program Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan) yang telah dikeluarkan sepanjang tahun
2013 kurang lebih adalah mencapai hingga Rp100.000.000,- (seratus
juta rupiah)
Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan
Bank Sampoerna telah memiliki kebijakan yang mengatur pemberian
kredit kepada pihak terkait dan nasabah besar. Pihak terkait yang
dimaksud adalah: peminjam (perorangan maupun perusahaan/
badan usaha) atau kelompok peminjam yang memiliki keterkaitan
(hubungan pengendali) dengan bank, baik langsung maupun
tidak langsung dalam hal hubungan kekeluargaan, kepemilikan,
kepengurusan dan keuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bank Indonesia (PBI) mengenai Batas Maksimal Pemberian Kredit
(BMPK). Sedangkan nasabah besar, yaitu nasabah yang memperoleh
kredit dalam jumlah relatif besar terhadap total portfolio bank.
Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan/ Confl ict of Interest Transaction
Tahun/
Year
Nama dan Jabatan yang
memiliki benturan
kepentingan/ Name of
Position of Confl icted Party
Nama dan Jabatan
Pengambil
Keputusan / Name
and Position of
Decision Maker
Jenis Transaksi/ Type
of Transaction
Nilai Transaksi (dalam
jutaan rupiah)/ Value
of Transaction (in
million Rupiah)
Keterangan/
Remarks
2013 Nihil/None Nihil/None Nihil/None Nihil/None Nihil/None
2012 Nihil/None Nihil/None Nihil/None Nihil/None Nihil/None
Dalam 2 (dua) tahun terakhir, tidak terdapat transaksi dengan
benturan kepentingan, dengan demikian tidak ada kerugian atau
hal yang mengurangi keuntungan Bank Sampoerna.
Transaksi Yang Masih Menunggu Persetujuan RUPS
Sampai dengan 31 Desember 2013, tidak terdapat transaksi yang
masih menunggu persetujuan RUPS.
Informasi Keuangan Kejadian Luar Biasa
Sampai dengan 31 Desember 2013, tidak terdapat kejadian luar
biasa dalam keuangan Bank Sampoerna.
Restructured LoansOn December 31, 2013, the Bank restructure loans by time extension, reduction of interest rates and interest capitalization to new loans principles, with the amount of Rp16.96 billion, which increase from the previous year of Rp7.50 billion.
Fund Provision for Social and Political ActivityBank Sampoerna does not involve either donate in any political activity. Meanwhile, high concern on social and environmental issues becomes part of Bank Sampoerna’s duties and responsibilities to the society. Social Fund realization (Corporate Social Responsibility) which was realized in 2013 reached to Rp100,000,000 (one hundred million rupiah)
Confl ict of Interest TransactionBank Sampoerna has already hold regulation which regulates loan disbursement to related party and major depositors. Th e related party refers to: creditors (individual or corporate/business entity) or group of creditor which is directly affi liated with the bank, the bank both directly and indirectly regarding family, ownership, management and fi nancial affi liation as regulated under Regulation of Bank Indonesia (PBI) regarding Legal Lending Limit. While, major depositor refers to the customers which acquires loan in major amount of the bank’s total portfolio.
Within the last 2 years, there was no confl ict of interest transaction, therefore, there is no loss or any activity which reduces the profi t of Bank Sampoerna.
Transaction Under GMS Confi rmationAs of December 31, 2013 there was no transaction under GMS confi rmation.
Extraordinary Financial InformationAs of December 31, 2013, there was no extraordinary fi nancial event of Bank Sampoerna.
Bank Sampoerna125
TRANSPARANSI KONDISI NON KEUANGAN
BANK SAMPOERNA
Transparansi Informasi Produk dan Layanan
Bank Sampoerna telah mentransparansikan informasi produk dan
layanan Bank Sampoerna kepada nasabah dan masyarakat melalui
berbagai media komunikasi seperti :
Website Bank Sampoerna (www.banksampoerna.com),
Media Sosial Bank Sampoerna
Brosur/leaflet, Iklan dan event
Starterpack
Pengumuman yang dipasang/ disebarkan di kantor-kantor
Cabang Bank Sampoerna
Penjelasan lisan dari petugas frontliner Bank Sampoerna.
Selain informasi produk dan manfaat yang tercantum di dalam
sarana-sarana tersebut, untuk persyaratan tertulis pembukaan
rekening yang harus dilengkapi oleh nasabah pada saat membuka
rekening.
Akses dan Informasi Perusahan
Bank Sampoerna senantiasa menyediakan akses kepada masyarakat
dan segenap pemangku kepentingan melalui berbagai media
diantaranya, sebagai berikut :
Siaran Pers
Sebagai bentuk keterbukaan informasi, Bank Sampoerna
senantiasa memberikan keterangan informasi melalui media
massa, salah satunya melalui bentuk siaran pers Di tahun 2013,
Bank Sampoerna menerbitkan 4 (empat) siaran pers sebagai
bentuk transparansi kepada masyarakat.
Rekap Release Bank Sampoerna Tahun 2013/ Detail of Bank Sampoerna Press Release 2013
No Tanggal/ Date Materi/ Material
1 4 Juni 2013/ June 4, 2013Perubahan Struktur Pemegang Saham Bank Sampoerna/ Changes of Shareholders Structure in Bank Sampoerna/“Grup
Sampoerna Strategic berkolaborasi dengan Grup Alfa”/ “Grup Sampoerna Strategic to collaborate with Alfa Group”
2 2 Juli 2013/ July 2, 2013
Bank Sampoerna hadir di Kota Bandung/ Bank Sampoerna to present in Bandung
“Sampoerna berdayakan puluhan ribu usahawan mikro dan UKM”/“Sampoerna empowers thousand of micro
and SME entrepreneurs”
3 1 Agustus 2013/ August 1, 2013
Grup Sampoerna Strategic berkolaborasi dengan Grup Alfa/ Grup Sampoerna Strategic to collaborate with Alfa
Group
“Akselerasi Pertumbuhan dan Memperluas Basis Layanan Mikro-UKM/“Growth Acceleration and Expanding Micro
– SME Service basis”
44 September 2013/ September
4, 2013Bank Sampoerna Merayakan Hari Pelanggan Nasional/ Bank Sampoerna Celebrating National Customers Days
Website
Bank Sampoerna senantiasa memastikan kepatuhan terhadap
ketentuan keterbukaan informasi
Tata Kelola Perusahaan/GOOD CORPORATE GOVERNANCE
BANK SAMPOERNA NON-FINANCIAL CONDITION DISCLOSURE
Products and Services Information TransparencyBank Sampoerna has brought transparency of products and services information to the customers and public through several communication channel, as follows:
Website of Bank Sampoerna (www.banksampoerna.com). Social Network of Bank Sampoerna. Brochure/leafl et, Advertisement and BTL. Staterpack. Announcement which is placed/distributed on Branch Offi ce of
Bank Sampoerna. Verbal explanation from frontliner offi cer of Bank Sampoerna.
Besides product and benefi t information which is disclosed on the communication channel, regarding written requirement of account registration which has to be complied by the customers during the account registration.
Corporate Information and AccessBank Sampoerna provides access to public and stakeholder through several media, as follows:
Press ReleaseAs an information disclosure, Bank Sampoerna will disclose information through mass media, such as publication of press release. In 2013, Bank Sampoerna issued 4 (four) press release as a transparency to the public.
WebsiteBank Sampoerna ensures compliance towards regulation of information disclosure.
Laporan Tahunan 2013 126
Adapun laporan maupun informasi lainnya yang wajib
disampaikan dalam website, adalah sebagai berikut:
i. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan
ii. Laporan Keuangan Publikasi Tahunan
iii. Laporan Tahunan
iv. Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
v. Publikasi Suku Bunga Dasar Kredit
Media Sosial
Bank Sampoerna memiliki media jejaring sosial yakni Facebook
(Bank Sampoerna) dan Tweeter ( @BankSampoerna)
Etika Bisnis dan Kode Etik
Bank Sampoerna yang bergerak di bidang industri perbankan dan
jasa keuangan menyadari bahwa aspek kepercayaan dari pemegang
saham dan para nasabahnya merupakan hal yang esensial dalam
mendukung pertumbuhan kinerja Bank Sampoerna yang sehat
dan stabil. Karenanya Bank Sampoerna memandang perlu
menerapkan etika bisnis pada setiap tingkatan organisasi dan pada
setiap aktivitas operasional perusahaan serta menetapkan etika
perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya yang
menggambarkan sikap moral Bank Sampoerna.
Agar sikap moral tersebut dapat benar-benar diimplementasikan
dalam setiap aktivitas usaha, maka perusahaan harus merumuskan
etika berbisnis/berusaha yang disepakati bersama. Kode Etik dan
Etika Bisnis inilah yang menjadi tolok ukur dalam setiap perilaku
karyawan dalam menjalankan aktivitas operasional.
Bank Sampoerna telah memiliki panduan berupa kode etik atau
Code of Conduct (CoC) sebagai pedoman etika yang menjadi prinsip
dan dasar yang memandu hubungan di antara manajemen dan
karyawan Bank Sampoerna dan hubungan dengan para pemangku
kepentingan (stakeholder) dalam berbisnis, diharapkan dapat
mendukung implementasi Tata Kelola Perusahaan.
Terdapat 11 Kode Etik Bank Sampoerna yang antara lain berisi :
1. Nilai-nilai Perusahaan
2. Budaya Kepatuhan
3. Anti Fraud / Anti Suap / Anti Korupsi
4. Miss Selling / Miss Represent Produk dan Jasa
5. Mencegah Pencucian Uang
6. Menghindari Benturan Kepentingan
7. Menjaga Kerahasiaan dan Perlindungan Data
8. Menghindari Berkompromi Karena Hadiah / Hiburan
9. Cepat dan Tanggap Menangani Keluhan Nasabah
10. Berani Bicara ( speak up )
11. Penggunaan Fasilitas Kantor
Other report and information which is disclosed on the website, as follows:i. Quarter Financial Statementsii. Annual Financial Statementsiii. Annual Reportiv. Good Corporate Governance Reportv. Prime Lending Rate Publication
Social Network MediaBank Sampoerna has social networks, Facebook (Bank Sampoerna) and Twitter (@BankSampoerna).
Business Ethic And Code Of ConductBank Sampoerna which is operated on banking and fi nancial service industry is aware that trust from the shareholders and customers as an essential factor in supporting performance growth of Bank Sampoerna to be sound and stable. Th erefore, Bank Sampoerna views the importance of implementing business ethics in every organization level and activity of the Company as well as implementing code of conduct in carrying its business activity which illustrates moral attitude of Bank Sampoerna.
Th e moral to be surely implemented in every business activity, the Company shall formulate business ethic which is collectively agreed. Th e Code of Conduct and Business Ethic is an indicator of every employee’s conduct in carrying operational activity.
Bank Sampoerna has already had guideline of Code of Conduct as and ethical conduct and principal in guiding relationship among the management and employees of Bank Sampoerna as well as with the stakeholders in carrying business, it is expected to support Good Corporate Governance implementation.
11 Code of Conduct of Bank Sampoerna, including:
1. Corporate Values.2. Compliance Culture3. Anti-fraud/Anti-bribery/Anti-corruption4. Mis-selling/mis-representing products and services.5. Money Laundry Prevention6. Confl ict of Interest Prevention7. Preserving Confi dentiality and Data8. Preventing Compromize due to Gratifi cation/Entertainment9. Fast and Responsive in Handling Customers Complaints10. Speak Up11. Utilization of Offi ce Facility
Bank Sampoerna127
Penyebaran Kode Etik
Penyebaran Kode Etik dilakukan dengan memanfaatkan berbagai
media dan kesempatan internal event kepada seluruh karyawan
dan karyawati Bank Sampoerna pada segala tingkatan termasuk
tenaga outsourcing.
Media penyebaran Kode Etik Bank Sampoerna antara lain dilakukan
melalui:
1. Majalah Internal
2. SMS Broadcast
3. Surat Edaran
4. Briefing dan doa pagi
5. Corporate Mail
6. Social Site Network
Seluruh karyawan dan karyawati juga menandatangani kontrak
kerja yang salah satunya adalah pernyataaan kepatuhan terhadap
Kode Etik dan dijadikan sebagai salah satu bagian dalam penilaian
karyawan (kondite) yang dilaksanakan setiap tahun.
Strategi dan implementasi penyebaran Kode Etik dilakukan melalui
pembentukan Change Agent yang diharapkan menjadi role model
bagi seluruh karyawan dan karyawati Bank Sampoerna.
Permasalahan Hukum
Permasalahan hukum adalah permasalahan hukum perdata dan
pidana yang dihadapi Bank Sampoerna selama periode tahun
laporan dan telah diajukan melalui proses hukum.
Selama tahun 2013, tidak terdapat perkara penting yang dihadapi
anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank Sampoerna yang
sedang menjabat.
Perkara Penting Yang Dihadapi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank Sampoerna/ Litigation Faced by Board of Commissioners and
Board of Directors members of Bank Sampoerna
Tahun/ YearNama Perkara/
Name of CaseStatus/ Status
Riwayat /
History
Nilai Gugatan/
Litigation Value
Pengaruh Kepada Kondisi Permodalan Bank
Sampoerna/ Impact on Equity Condition of Bank
Sampoerna
2013 Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None
2012 Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None Nihil/ None
Dissemination of Code of ConductsCode of Conducts dissemination is carried rmed by utilizing every media and internal events to all employee of Bank Sampoerna in every level, including outsourcing employee, including outsourcing staff .
Media of Code of Conduct dissemination in Bank Sampoerna is namely as follows:
1. Internal Magazine2. SMS Broadcast3. Circular Letters4. Morning Pray and Briefi ng5. Corporate Mail6. Social Site Network
All employees also signed working contract which also stated obligation to comply with Code of Conduct and becomes a part of employees’ annual evaluation (performance).
Distribution of Code of Conduct implementation and strategy executed throughout Agent of Change to be the role model for all employee of Bank Sampoerna.
LitigationLitigation refers to certain law issues both civil and crime faced by Bank Sampoerna during the reporting year period and has been appealed under legal process.
Th roughout 2013, there was no signifi cant issue which was faced by currently serving members of Board of Commissioners and Board of Directors.
Laporan Tahunan 2013 128
Bank Sampoerna terlibat dalam berbagai kasus hukum tertentu,
baik sebagai penuntut maupun pihak yang dituntut dengan pihak
ketiga maupun terkait dengan kekayaan Bank. Rincian permasalahan
hukum yang dihadapi Bank Sampoerna selama tahun 2013 adalah
sebanyak 7 perkara dengan rincian sebagai berikut :
Permasalahan Hukum yang dihadapi Bank Sampoerna / Law Case Faced by Bank Sampoerna
Permasalahan Hukum/ Law Case2013
Perdata/ Civil Pidana/ Crime
Selesai (Telah Mempunyai Kekuatan Hukum Yang Tetap)/ Settled (With Permanent
Legal Force/ Inkracht)4 -
Dalam Proses Penyelesaian / Under Settlement Process 2 1
Jumlah/ Total 6 1
Internal FraudPengungkapan mengenai Internal Fraud yang terjadi sepanjang
tahun 2013 baik yang telah diselesaikan, dalam proses penyelesaian,
belum diupayakan penyelesaian maupun yang telah ditindaklanjuti
melalui proses hukum dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Internal Fraud dalam 1 tahun/Internal
Fraud in 1 year
Jumlah kasus yang dilakukan oleh/ Total case performed by
Anggota Dewan Komisaris
dan Anggota Direksi/Member
of Board of Commissioners
and Board of Directors
Pegawai Tetap/Permanent
Employee
Pegawai tidak tetap/
Non-Permanent Employee
Thn sebelum
nya/Previous
Year
Thn berjalan/
Current Year
Thn sebelum
nya/Previous
Year
Thn berjalan/
Current Year
Thn sebelum
nya/Previous
Year
Thn berjalan/
Current Year
Total Fraud Nihil/None Nihil/None Nihil/None 4 Nihil/None Nihil/None
Telah diselesaikan/Settled Nihil/None Nihil/None Nihil/None 1 Nihil/None Nihil/None
Dalam proses penyelesaian di internal Bank/
Under internal settlement processNihil/None Nihil/None Nihil/None 1 Nihil/None Nihil/None
Belum diupayakan penyelesaian/Not yet handled Nihil/None Nihil/None Nihil/None Nihil/None Nihil/None Nihil/None
Telah ditindak lanjuti melalui proses hukum/
Handled under legal process.Nihil/None Nihil/None Nihil/None 2 Nihil/None Nihil/None
Bank Sampoerna involved on various legal cases, both as prosecutor and defendant with third party or related with assets of the Company. Detail of litigation which was faced by Bank Sampoerna in 2013 was 7 cases with detail, as follows:
Internal FraudInternal Fraud Disclosure for event occured in 2013 either settled, under settlement process or not entered into any settelement process or legal process as illustrated on following table:
Bank Sampoerna129
Laporan Tahunan 2013 130
Pengungkapan Eksposur Risiko dan
Penerapan Manajemen Risiko
Disclosure of Risk Exposure and
Risk Management Implementation
Bank Sampoerna131
PENGUNGKAPAN PERMODALAN SERTA
PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO DAN
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BANK
PENGUNGKAPAN PERMODALAN
1. Struktur Permodalan
Jumlah modal Bank per tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar
Rp469,5 miliar yang terdiri dari Modal Inti sebesar Rp453,6 miliar
atau sebesar 97% dan Modal Pelengkap sebesar Rp15,9 miliar atau
sebesar 3%. Modal Disetor dan Dana Setoran Modal sebesar Rp420
miliar merupakan komponen utama dari Modal Inti Bank.
Posisi permodalan Bank berdasarkan peraturan Bank Indonesia
yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2013 dapat dilihat pada
Tabel 1a. Sedangkan untuk Tabel 1b mengenai Permodalan Bank
Asing, Bank Sampoerna tidak memiliki eksposur permodalan Bank
asing.
2. Penilaian Kecukupan Modal
Bank selalu memastikan kecukupan modal untuk menutupi risiko
kredit, risiko pasar dan risiko operasional menggunakan Rasio
Kecukupan Modal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam
melakukan penilaian Rasio Kecukupan Modal, Bank menghitung
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (“ATMR”) untuk risiko kredit
dengan Pendekatan Standar dan ATMR untuk risiko operasional
dengan Pendekatan Indikator Dasar.
PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO DAN
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BANK
1) Pengungkapan mengenai penerapan Manajemen
Risiko Bank secara umum
Bank telah menerapkan proses manajemen risiko sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia pada PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang
“Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum” sebagaimana
telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 dan SE B I No. 5/21/
DPNP perihal “Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum”
sebagaimana telah diubah dengan SE BI No. 13/23/DPNP tanggal
25 Oktober 2011.
Seiring dengan ketentuan Bank Indonesia tersebut, maka Bank
telah memiliki Komite Manajemen Risiko (KMR) dan Satuan Kerja
Manajemen Risiko (SKMR) yang independen terhadap Satuan Kerja
Operasional maupun Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) dan Satuan
Kerja Audit Intern (SKAI). Dengan demikian pengelolaan risiko
secara keseluruhan diharapkan dapat terus dilakukan secara terpadu,
terarah, terkoordinir dan berkesinambungan dalam rangka
peningkatan kinerja usaha Bank.
BANK CAPITAL DISCLOSURE, RISK EXPOSURE AND RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION
CAPITAL MANAGEMENT
1. Capital StructureAs at December 31, 2013 the Bank’s capital amounted to Rp469.5 billion, which consist of Core Capital of Rp453.6 billion or equal to 97% and Supplementary Capital of Rp15.9 billion or equal to 3%. Paid-up Capital and Capital Paid in Advance amounted to Rp420 billion are the main component of the Core Capital.
Th e Bank’s regulatory capital position under the prevailing BI regulation as at December 31, 2013 are presented in Table 1a. For Table 1b related to Foreign Bank Capital, Bank Sampoerna has no exposures.
2. Capital Adequacy AssessmentBank always ensures to maintain adequate capital to cover credit risk, market risk and operational risk using Capital Adequacy Ratio (“CAR”) in line with prevailing regulations. In evaluating CAR, Bank calculates the Risk Weighted Assets (“RWA”) for credit risk using Standardized Approach and RWA for market risk by using Basic Indicator Approach.
GENERAL DISCLOSURE OF RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION
1) General disclosure regarding Bank Risk Management Implementation
Th e bank has implemented risk management processes in accordance with Bank Indonesia regulations PBI. No. 5/8/PBI/2003 "Risk Management Implementation For Conventional Bank", amended by Regulation No. 11/25/PBI/2009 and SE B I No. 5/21/DPNP "Risk Management Implementation For Conventional Bank”, amended by No. BI. 13/23/DPNP dated October 25, 2011.
In compliance with the above stated Bank Indonesia regulations, the Bank has established a Risk Management Committee (RMC) and a Risk Management Unit (RMU) in which both are independent from the Operations Unit, the Compliance Unit and the Internal Audit Unit (IAU). Th us, the overall risk management framework is expected to continue to be integrated, directed, coordinated and sustainable in order to increase the Bank’s performance.
Laporan Tahunan 2013 132
Penerapan manajemen risiko pada Bank juga mencakup pengelolaan
risiko produk dan aktivitas baru, dimana SKMR melakukan kaji ulang
atas pengendalian risiko yang dilakukan pada unit kerja terkait
produk dan akvititas yang akan diusulkan tersebut.
Bank telah mengelola 8 (delapan) jenis risiko sesuai ketentuan
Bank Indonesia, yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko
operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi dan
risiko stratejik, dan secara berkala melaporkan Laporan Profil Risiko
kepada Bank Indonesia (saat ini Otoritas Jasa Keuangan).
Penerapan manajemen risiko pada Bank merupakan suatu proses
yang meliputi kegiatan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko, yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
- Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;
- Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit;
- Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko;
dan
- Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
a) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi:
Dewan Komisaris dan Direksi aktif mengawasi pertumbuhan usaha
Bank termasuk risiko-risiko yang melekat pada aktivitas Bank secara
keseluruhan dan komprehensif yang tercermin dari semakin baiknya
kualitas penerapan manajemen risiko Bank secara bertahap pada
seluruh lini bisnis yang ada.
Dengan dukungan Dewan Komisaris dan Direksi, maka struktur
organisasi Bank terus dikembangkan agar dapat mendukung
penerapan manajemen risiko sesuai dengan perkembangan
kompleksitas usaha Bank. Upaya pengembangan sumber daya
manusia baik dari sisi kuantitas maupun kualitas terus dilakukan
pada seluruh lini bisnis agar senantiasa prinsip kehatihatian seperti
penerapan dual control mechanism atau four eyes principles dapat
diterapkan secara konsisten dan berkelanjutan.
Secara independen SKMR secara aktif memberikan kajian dan
rekomendasi atas risiko-risiko yang perlu mendapatkan perhatian
dari Manajemen Senior dan Direksi seperti melalui rapat KMR yang
dilakukan secara rutin. Selain itu SKMR dan unit kerja pemangku
risiko juga secara rutin diundang untuk menghadiri rapat Komite
Pemantau Risiko (tingkat Komisaris) juga rapat Asset and Liability
Committee/ALCO (pada tingkat Direksi dan Manajemen Senior)
agar dapat memberikan masukan terkait pengelolaan risiko bank,
sehingga pada akhirnya diharapkan pengawasan aktif Dewan
Komisaris dan Direksi dapat berjalan secara lebih efektif dari waktu
ke waktu.
Th e Bank's risk management implementation covers the risk of new products and activities, where by RMU reviews the risk control activities conducted by the related business units on the initiated product and activities
In-line with Bank Indonesia regulations as previously mentioned, the Bank has managed 8 (eight) types of risks starting from: credit risk, liquidity risk, market risk, operational risk, compliance risk, legal risk, reputation risk and strategic risk and these are reported periodically under the Risk Profi le Report to Bank Indonesia (Currently falls under Financial Services Authority – Otoritas Jasa Keuangan OJK).
Risk Management in banking practice is a process which involves risk identifi cation, measurement, monitor and, risk control, all of which to include the following:- Active supervision by the Board of Commissioners and Board
of Directors;- Policies, procedures and, limits Adequacy;- Th e Adequacy of Identifi cation process, measurement, risk control
and monitor, and risk management information systems; and- A comprehensive internal control system.
a) Active supervision by the Board of Commissioners and Board of Directors:
Active supervision by the Board of Commissioners and Board of Directors are required to ensure the comprehensive risk management quality throughout all lines of businesses, for instance, continuous monitoring of any associated inherent risk borne by Bank’s business activities.
Other supports from both of the Board of Commissioners and the Board of Directors are in the area of organizational structures vis-á-vis the latest business development and its complexity. Human resources development in terms of quantity and quality continue to be made on all lines of businesses to ensure that the principle of risk prudency, such as dual control mechanisms or four eyes principles, are consistently applied.
Independently, RMU actively conducts reviews and recommendations on all associated risks that need to get the attention by both of Senior Management and the Directors which are presented through routine RMC Meetings. In addition, RMU and business units as a risk owner are also regularly invited to attend to Risk Oversight Committee (Commissioner Level) meetings as well as Asset and Liability Committee (ALCO) (Directors Levels and Senior Management levels meetings) where RMU provides input related to the Bank's risk managements ensuring active supervision from both of the Board of Commissioner and Directors.
Bank Sampoerna133
b) Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit:
Kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko dibangun dan
dikembangkan secara bertahap pada seluruh lini bisnis Bank
dengan selalu mempertimbangkan prinsip kehati-hatian,
kepatuhan pada regulasi yang berlaku, best practice yang
menjadi praktik umum yang juga diterapkan pada institusi
perbankan lainnya seperti prinsip Good Corporate Governance
(GCG), Basel Implementation dan Arsitektur Perbankan Indonesia
(API) melalui:
- Unit kerja terkait terus berupaya untuk mengkinikan
kebijakan dan prosedur secara berkala terkait pengelolaan
risiko yang disesuaikan dengan perkembangan kompleksitas
usaha Bank.
- SKMR melakukan review/memberikan opini atas inisiatif,
kebijakan, prosedur termasuk batasan yang diusulkan oleh
unit kerja terkait seperti batas wewenang dalam memutus
kredit dan batasan lainnya baik yang terkait penyediaan
dana maupun aktivitas pendanaan.
c) Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan
pengendalian risiko, serta sistem informasi manajemen risiko
Bank senantiasa menerapkan proses manajemen risiko yang
terdiri atas proses identifikasi, pengukuran, pengendalian, dan
pemantauan risiko pada seluruh aktivitas bisnis Bank baik
melalui kebijakan, prosedur, proses inisiasi produk atau aktivitas
baru dan juga pemantauan terhadap kinerja atas efektivitas
manajemen risiko pada tingkat implementasi melalui sistem
informasi manajemen risiko yang dipresentasikan pada rapat
KMR maupun melalui laporan hasil audit internal Bank.
d) Sistem pengendalian intern yang menyeluruh
Pengendalian intern Bank telah didesain melalui kebijakan,
prosedur, dan batasan dimana dalam implementasinya secara
konsisten dipersyaratkan adanya penerapan four eyes principle/
dual control mechanism sehingga aktivitas operasional Bank
dapat berjalan secara efektif dan efisien dengan tetap
mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Secara preventif dan independen SKMR dan SKK memberikan
kajian atas sistem pengendalian intern baik dari sisi pengelolaan
risiko maupun dalam rangka kepatuhan atas regulasi yang
berlaku pada seluruh kebijakan dan prosedur yang menjadi
inisatif unit kerja terkait. Selain itu, secara korektif dilakukan
penilaian atas implementasi pengendalian intern yang berjalan
pada aktivitas operasional bank secara independen oleh SKAI.
SKMR dan SKK berada dibawah Direktorat Kepatuhan dan
Manajemen Risiko sehingga dapat bekerja secara independen
sesuai dengan regulasi yang berlaku. SKMR dan SKK secara
bertahap telah bekerjasama dalam mensosialisasikan budaya
b) Policies, procedures and, limits AdequacyPolicies, procedures and, limits are established and gradually developed for all lines of businesses to ensure proper applications of risk prudency, regulatory compliance, along with other best practices within the banking industry, such as the principles of Good Corporate Governance (GCG), Basel Implementation and Indonesian Banking Architecture (IBA), all through these following channels below:
- Related units continue to periodically update all policies and procedures related to risk management in accordance to the latest business practices and complexities
- RMU to conduct reviews and provide opinions on initiatives, policies, procedures including limits proposed by the related units such as the credit limits approval authority and other limits in both funds provision and other related fi nancing activities.
c) Th e Adequacy of Identifi cation process, measurement, risk control and monitor, and risk management information systems
Th e Bank continues to practice risk management in all manners of business activities anywhere from risk identifi cation, measurement, control and monitoring. Such risk managements are being conducted for all lines businesses starting from policy, procedure and, process or product initiation for new business activities or otherwise. Moreover, there is also a performance monitoring which was devised to monitor Risk Management eff ectiveness level. Th e result is presented during the periodic RMC meetings as well as through the Bank's internal audit reports.
d) A comprehensive internal control systemAn internal control system was designed through policies, procedures, and limits which consistently required the application of four eyes principle/dual control mechanism so that the operational activities of the Bank could operate eff ectively and effi ciently without prejudice and in accordance to the prudential principle.
In addition, both RMU and Compliance Unit are preventively and independently provide reviews on the internal control system itself to ensure that all related unites have the responsibility to eff ectively apply all policies and procedures. On top of that, some independent corrective assessments toward the Bank’s operational activities are conducted by IAU to ensure proper implementation of related policies and procedures.
As independent units, both RMU and Compliance Unit fall under the Directorate of Compliance and Risk Management, in-line with the applicable regulatory regulations. Both RMU and Compliance Unit have cooperated in disseminating a culture
Laporan Tahunan 2013 134
kepatuhan dan kesadaran risiko termasuk penerapan good
corporate governance pada seluruh Kantor Cabang dan Cabang
Pembantu Bank.
2) Pengungkapan mengenai eksposur risiko dan
penerapan Manajemen Risiko Bank secara khusus
Pengungkapan terdiri dari pengungkapan kualitatif dan kuantitatif.
Sehubungan Bank tidak memiliki perusahaan anak, maka
pengungkapan kuantitatif hanya dilakukan secara individual.
a) Risiko Kredit
(1) Pengungkapan umum
Dalam pengelolaan risiko kredit difokuskan pada beberapa unsur
utama yang meliputi:
Sumber daya manusia yang memiliki kesadaran risiko dan
budaya kepatuhan,
Kebijakan dan prosedur perkreditan yang mengutamakan
prinsip kehati-hatian,
Proses persetujuan kredit yang transparan dan berjenjang oleh
Komite Kredit,
Kriteria dan alat ukur risiko yang jelas,
Penyebaran risiko yang merata,
Administrasi dan dokumentasi yang lengkap, serta
Pengawasan kredit secara berkesinambungan untuk menjaga
kualitas kredit.
Bank juga melakukan pengawasan secara berkesinambungan
untuk mengidentifikasi secara dini potensi risiko kredit yang
mungkin timbul, sehingga dapat melakukan langkah-langkah
penyelamatan maupun penyelesaian kredit yang efektif dan efisien.
Bank telah memiliki Ketentuan intern terkait perkreditan yang telah
disetujui oleh Direksi dan beberapa telah disetujui oleh Dewan
Komisaris (sesuai dengan regulasi yang berlaku).
(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup antara lain:
i. Penerapan manajemen risiko untuk risiko kredit
i.1. Organisasi manajemen risiko kredit
Struktur organisasi manajemen risiko telah didesain agar
dapat bekerja secara optimal dengan asas independensi
dari unit kerja perkreditan dengan terus mengutamakan
prinsip kehati-hatian.
i.2 Strategi manajemen risiko kredit untuk aktivitas yang
memiliki eksposur risiko kredit yang signifikan
Bank senantiasa melakukan prinsip kehati-hatian secara
komprehensif dalam menjaga eksposur risiko kredit dengan
adanya proses keputusan kredit yang berjenjang, pemisahan
of compliance and risk awareness including the implementation of good corporate governance in all Branches.
2) Specific Disclosure on Risk Exposure and Risk Management Implementation
Th e Risk Exposure and Risk Management Implementations consist of qualitative and quantitative disclosures. Th e quantitative disclosures will be reported individually for the reason that the Bank does not have any subsidiary.
a) Credit Risk(1) General DisclosureTh e Bank is focusing on several key aspects in managing its Credit Risk:
Human resources which have risk awareness and compliance culture
Prudent credit policies and procedures
A transparent and layered credit approval process by the Credit Committee
Succinct risk criterias and measurements Equal proliferation of the associated risks Comprehensive documentations and administration Constant credit monitoring
In an eff ort to early identify any potential credit risk, the bank conduct constant credit monitoring activities. Th ese early warning activities are needed in order to properly formulate ways for any eff ective credit recovery and settlement actions.
Th e Bank has internal credit regulations which have been approved by Board of Commissioners and Directors. Th ese regulations are in-line with the current regulatory direction.
(a) Qualitative disclosure includes: i Risk Management implementation on Credit Risk
i.1 Credit Risk management organization To promote a continuous credit prudential principle the Risk
Management organizational structure was designed as an independent unit from the Credit Unit.
i.2 Credit Risk management strategy for signifi cant credit exposures and activities
Th e Bank manages credit risk exposure through layered credit approval processes, separation of marketing functions, Credit Administration, Credit Reviewer, Credit Operation,
Bank Sampoerna135
fungsi pemasaran, Administrasi Kredit, Credit Reviewer, dan
Operasional Kredit, serta adanya fungsi SAM/Collection
dalam penyelesaian kredit bermasalah.
Secara independen, SKMR melakukan pemantauan atas
kualitas kredit secara berkala dan melakukan pengkajian
risiko kredit sebagai bagian dari laporan profil risiko bank
secara keseluruhan selain memberikan rekomendasi melalui
rapat KMR.
i.3 Kebijakan pengelolaan risiko konsentrasi kredit:
Bank mengelola risiko atas konsentrasi kredit secara
berkesinambungan melalui proses pemantauan secara
berkala dan menetapkan limit konsentrasi pembiayaan
pada pengukuran Profil Risiko Kredit untuk kemudian
menjadi early warning system bagi manajemen Bank.
i.4 Mekanisme pengukuran dan pengendalian risiko kredit:
Bank melakukan pengukuran risiko kredit secara berkala
sebagai bagian dari laporan profil risiko kredit. Dalam
pengendalian risiko kredit pada tahap disain, Bank
menetapkan dan mengembangkan ketentuan intern
perkreditan sesuai dengan arah perkembangan bisnis Bank
dengan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian.
SKMR secara independen memberikan opini/kajian ulang atas
disain pengendalian risiko kredit tersebut dan secara aktif bekerjasama
dengan unit kerja perkreditan agar didapatkan suatu strategi
manajemen risiko kredit yang optimal. Selain itu SKK secara
independen memberikan uji kepatuhan baik pada tahap disain
kebijakan dan prosedur kredit maupun pada saat implementasi
pengambilan keputusan kredit untuk fasilitas kredit dengan limit
tertentu.
ii. Definisi tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang
mengalami penurunan nilai/impairment:
Bank mendefinisikan tagihan yang telah jatuh tempo berdasarkan
jatuh tempo kontrak. Sementara itu terkait tagihan yang
mengalami penurunan nilai, Bank membagi menjadi kedalam
pengukuran individual dan secara kolektif. Pada pengukuran
individual, Bank melakukan pengukuran kerugian per nasabah/
obligor sedangkan dalam pengukuran secara kolektif dilakukan
melalui sistem dengan metode statistik. Pengukuran individual
hanya berlaku pada nasabah/obligor yang memiliki plafon
fasilitas kredit tertentu atau telah memiliki kolektibilitas 3, 4,
dan 5.
iii. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)
individual dan kolektif, serta metode statistik yang digunakan
dalam perhitungan CKPN:
and the presence of SAM/Collection to manage Non-performing assets.
In addition, RMU conducts independent credit monitoring and periodic credit assessments, where all of which are parts of the Risk Profi le Report and presented through scheduled RMC meetings.
i.3 Credit Risk management policy on concentration risk Credit concentration risks are managed through a periodic
credit monitoring process and established a credit concentration limit (on Risk Profi le) both of which are being used as early warning tools for bank’s management.
i.4 Credit Risk assessments and mitigations instruments Periodic Credit Risk assessments are conducted as a part of
the Credit Risk Profi le Reports; whereas on the design stage, the Bank develops prudent internal credit policies which are aligned with the latest Bank’s and prudential principles
In parallel with the Credit Unit, RMU also independently provides risk opinion/risk reviews to achieve the optimum Credit Risk Management. Working in synch, Compliance Unit independently carries compliance tests on both Credit Policies and Credit Procedures all during the design stages to the implementation and to the credit decision stages for certain credit facilities.
ii Defi nition from Matured and Impaired receivables:
Th e Bank defi nes matures receivables based on the contract maturity dates. As far as, impaired receivables, the bank divides the impairment measurements into two categories: individual measurements and collective measurements. On the individual measurements, the Bank calculates impairment based on loss calculation per-customer or per-creditor and this only apply for customers or creditors with a certain credit line or under Collectability status 3, 4, or 5. On the other hand, on the collective measurement, the Banks calculate impairment based on statistical methods.
iii Individual loss and Collective loss Allowances (Individual CKPN and Collective CKPN), and statistical method to calculate Impairments
Laporan Tahunan 2013 136
Secara berkala SKMR dan unit kerja Finance melakukan kaji
ulang untuk merekomendasikan limit kredit tertentu yang
akan dijadikan batas signifikansi kredit dalam pembentukan
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) individual untuk
kemudian disetujui oleh manajemen melalui rapat KMR.
Dalam pengkajian ulang tersebut, Bank menggunakan
pendekatan secara statistik dalam menetapkan tingkat kerugian
kelompok kredit, yaitu Probability of Default (PD) dengan metode
Migration Analysis dan Loss Given Default (LGD) dengan metode
Expected Recoveries.
(b) Pengungkapan kuantitatif sebagaimana tercantum dalam
Tabel 2.1.a sampai dengan Tabel 2.6.b, yang mencakup:
i. Tagihan Bersih/penyaluran kredit Bank menunjukkan peningkatan
di seluruh wilayah yang tersebar di wilayah di Pulau Jawa,
Sumatera dan Kalimantan. Bank juga melakukan ekspansi
pada wilayah Indonesia Timur seperti tersebar pada Pulau
Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara & Bali. Pengungkapan
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah sebagaimana Tabel 2.1.a
dan Tabel 2.1.b (terlampir).
ii. Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak
terkonsentrasi pada kelompok periode jangka waktu di bawah
satu tahun dan antara satu sampai tiga tahun, dengan sebaran
yang hampir sama dengan periode sebelumnya Posisi 31
Desember 2012. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 2.2.a (terlampir).
Sedangkan untuk Tabel 2.2.b mengacu kepada Tabel 2.2.a
karena Bank tidak memiliki perusahaan anak
iii. Seiring dengan strategi Bank yang fokus pada area usaha mikro
kecil dan menengah (UMKM), maka penyaluran dana Bank
terbesar pada sektor ekonomi perdagangan pada segmen
UMKM dan bila dibandingkan periode sebelumnya terjadi
peningkatan sebesar 44,42%. Secara umum terjadi perbaikan
pengelolaan risiko kredit, karena pada periode yang sama
terjadi peningkatan kredit cukup signifikan dari Rp 1.065.981
juta pada posisi 31 Desember 2012 menjadi Rp 1.731.636 juta
pada posisi 31 Desember 2013.
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi
sebagaimana Tabel 2.3.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel
2.3.b mengacu kepada Tabel 2.3.a karena Bank tidak memiliki
perusahaan anak
iv. Sejalan dengan besarnya portofolio di Pulau Jawa, maka
konsentrasi pencadangan Bank paling besar di Wilayah Jawa,
yaitu sebesar Rp4.984 Juta menurun dibanding periode
sebelumnya sebesar Rp.13.803 Juta (menunjukkan perbaikan
kualitas kredit), namun terdapat penambahan Cadangan CKPN
di wilayah Sumatera.
Both RMU and Finance Unit conduct periodic reviews and recommend certain credit signifi cance limits which are treated for the impairment loss allowance and by the management through RMC meetings.
During the periodic reviews, the bank applies statistical approach and determines credit group loss level, such as Migration Analysis in Probability of Default (PD) and Expected Recovery in Loss Given Default (LGD).
(b) Quantitative disclosure as described in Table 2.1.a to Table 2.6.b, includes:
i Th e Bank’s net receivables are distributed evenly around Java, Sumatra and Kalimantan. Th e Bank is expanding to Eastern Indonesia such as to Sulawesi, Nusa Tenggara and Bali. Please refer to Table 2.1.a and Table 2.1.b
ii Net Receivables based on the remaining contractual maturity is concentrated between one year and three years maturity periods. Please refer to Table 2.2.a
Th e Bank does not have any subsidiary thus refer to Table 2.2.a instead of Table 2.2.b
iii Th e largest loan disbursement, is directed Micro Small Medium Businesses/Enterprise (SME) segments particularly on the wholesale and retails trades. Th is is in-line with the bank business strategy focusing on micro, small and, medium enterprises. Th ere is a signifi cant increase in the SME loan disbursement between December 31, 2013 (Rp1,731,636 millions) and December 31, 2012 (Rp1,065,981 millions) all while credit risk mitigation is improving throughout.
Net receivables disclosure based on economic sectors can be seen
on Table 2.3.a. While for table 2.3.b will refer to table 2.3.a since the Bank does not have any subsidary.
iv Bank’s impairment reserve concentration can be seen at Java amounted at Rp4,984 millions decreasing from previous year of Rp13,803 million (this was shown a credit quality impovement). However there were additional provision for CKPN at Sumatra.
Bank Sampoerna137
Sejalan dengan upaya perbaikan kualitas manajemen risiko
kredit, secara umum CKPN Bank menurun dari sebelumnya
sebesar Rp15.174 Juta menjadi sebesar Rp8.321 Juta.
Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah
sebagaimana Tabel 2.4.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel
2.4.b mengacu kepada Tabel 2.4.a karena Bank tidak memiliki
perusahaan anak.
v. Dari sisi Pencadangan Kredit berdasarkan sektor ekonomi
paling besar berada pada sektor Perdagangan besar & eceran
berbeda dibandingkan periode sebelumnya pada sektor sektor
real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan. Total
pencadangan (kolektif dan individual) ke sektor Perdagangan
besar & eceran, yaitu sebesar Rp3.927 Juta dimana menunjukkan
perbaikan bila dibandingkan periode sebelumnya pada sektor
real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan sebesar
Rp8.076 Juta. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan
Berdasarkan Sektor Ekonomi sebagaimana Tabel 2.5.a (terlampir).
Sedangkan untuk Tabel 2.5.b mengacu kepada Tabel 2.5.a
karena Bank tidak memiliki perusahaan anak
vi. Terjadi peningkatan dari sisi CKPN Bank , yaitu pada posisi Desember
2013 sebesar Rp17.366 Juta dari nilai sebelumnya pada posisi
Desember 2012 sebesar Rp15.174 Juta. Pengungkapan Rincian
Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebagaimana terlihat
pada Tabel 2.6.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 2.6.b mengacu
kepada Tabel 2.6.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak.
(2) Pengungkapan Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar, yang
terdiri dari:
(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup:
i. Informasi mengenai kebijakan penggunaan peringkat dalam
perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk
risiko kredit;
Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dilakukan
dengan pendekatan standar dan untuk memitigasi risiko kredit
Bank menggunakan bobot risiko yang besarnya mengikuti
ketentuan Bank Indonesia
ii. Kategori portofolio yang menggunakan peringkat;
Bank tidak menggunakan metode pemeringkatan untuk seluruh
kategori portofolio karena segmen nasabah adalah usaha mikro,
kecil dan menengah yang tidak memiliki pemeringkatan eksternal
iii. Lembaga pemeringkat yang digunakan;
Bank tidak menggunakan metode pemeringkatan untuk seluruh
kategori portofolio karena segmen nasabah adalah usaha
mikro, kecil dan menengah yang tidak memiliki pemeringkatan
eksternal
In line with the credit risk management quality improvement, the overall CKPN decreased to Rp8,321 millions compared previously of Rp15,174 millions. Receiveables and promises disclosure base on areas can be seen in table 2.4.a (attached) while for table 2.4.b will refer to table 2.4a since the Bank has no subsidiary.
v Th e largest recipient of the credit provision based on the economic
sector is at the wholesale and retails trades at Rp3,927 millions as opposed to real estate, leasing and corporate service sector as in the previous year at Rp8,076 millions. Both numbers are for the total individual and collective reserves. Please refer to Table 2.5.a (attached) instead of table 2.5.a as the Bank has no subsidiary
vi In December 2013, CKPN increased to Rp17,366millions compared to previous year of Rp15,174 millions. Details on CKPN can be seen on Table 2.6.a (attached) instead of Table 2.6.b as the Bank has no subsidiary
(2) Disclosures of Credit Risk with Standardized Approach Consist of:
(a) Qualitative disclosures are as follows:i Information pertaining the use of rating policy in Risk Weighted
Assets (RWA) for credit risk;
Th e Standardized Approach is being used in the calculation of RWA where the weights are in accordance with BI regulation
ii Rating based portfolio categories; Th e Bank does not use such method as most of the Bank’s
customers are in micro, small and, medium businesses in which external ratings are not available
iii Ratings Agencies; Th e Bank does not use such method as most of the Bank’s
customers are in micro, small and, medium businesses in which external ratings are not available
Laporan Tahunan 2013 138
iv. Pengungkapan risiko kredit pihak lawan (counterparty credit
risk), termasuk jenis instrumen mitigasi yang lazim diterima/
diserahkan oleh Bank.
Segmen nasabah Bank adalah usaha mikro, kecil dan menengah,
sehingga dalam pengukuran risiko kredit pihak lawan
(counterparty credit risk), Bank menggunakan penilaian risiko
kredit yang standar tanpa memperhitungkan peringkat eksternal
sebagai instrumen mitigasi
(b) Bank saat ini belum menggunakan metode pemeringkat
eksternal serta counterparty credit risk, dan Bank belum melakukan
transaksi derivatif, Repo dan juga Bank tidak memiliki perusahaan
anak, sehingga informasi terkait hal ini tidak disajikan. Pada
tahun 2013 bank baru memiliki reverse repo hanya kepada
pemerintah Republik Indonesia sebesar Rp29.364 Juta dimana
periode sebelumnya nihil sebagaimana terlihat pada Tabel
3.2.c.1 (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 3.2.c.2 mengacu
kepada Tabel 3.2.c.1 karena Bank tidak memiliki perusahaan
anak
(3) Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit dengan menggunakan
Pendekatan Standar, yang terdiri dari:
(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup:
Bank telah menetapkan strategi mitigasi risiko kredit melalui
ketentuan intern persyaratan agunan dalam pemberian kredit
seperti tabel 4.1.a (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 4.1.b
mengacu kepada Tabel 4.1.a karena Bank tidak memiliki
perusahaan anak yang mencakup:
(b) Berdasarkan portofolio Bank, selain tagihan pada pemerintah,
sebagian besar fasilitas kredit Bank dijamin dengan agunan
selain kas, yaitu dalam bentuk tanah dan bangunan, kendaraan
dan lain-lain, sehingga pembentukan ATMR dilakukan lebih
tinggi tanpa memperhitungkan agunan non-kas
(c) Jaminan/garansi yang diberikan baik oleh personal maupun
perusahaan belum diperhitungkan sebagai pertimbangan
utama dalam mitigasi risiko kredit
(4) Pengungkapan Sekuritisasi Aset. Bank tidak memiliki eksposur
sekuritisasi aset
(5) Pengungkapan kuantitatif Perhitungan ATMR Risiko Kredit
Pendekatan Standar sebagaimana dimaksud pada Tabel 6.1.1
sampai dengan Tabel 6.2.7 (informasi Tabel 6.1.3, 6.1.4, 6.1.5,
6.1.6, 6.2.3, 6.2.4, 6.2.5, 6.2.6, dan 6.2.7 tidak disajikan karena
Bank tidak memiliki aktivitas terkait). ATMR Risiko kredit bank
sebesar Rp1.627.596 Juta meningkat dari periode sebelumnya
sebesar Rp996.417 Juta. Peningkatan itu antara lain merupakan
dampak peningkatan portofolio kredit Bank.
iv Disclosures of Counterparty Credit Risk, includes mitigations which are commonly accepted/submitted by the Bank;
Th e bank’s customers are in micro, small and, medium businesses, thus, the Standardized Approach acts as the Counterparty Credit Risk measurement instead of external ratings as a mitigating apparatus.
(b) Th e information pertaining: external rating measurement, Counterparty Credit Risk, derivative transactions, Repos, subsidiary are not presented as the Bank has not conducted any of the said activities. In 2013, the Bank just allocated Repo reserves with the Indonesian government in the amount of Rp29,364millions. Previously was none (Table 3.2.c1). Table 3.2.c2 is not relevant as the Bank has no subsidiary.
(3) Th e disclosures of Credit Risk Mitigation using the Standardize Approach are as follows:
(a) Qualitative disclosures: Th e Bank has established Credit Risk Mitigation through internal
policies related to collateral requirements in loan disbursements (Table 4.1.a). Table 4.1.b is not relevant as the Bank has no subsidiary.
(b) According to the Bank’s portfolio, other than receivables from the government, most loan facilities are covered with collaterals other than cash, that is in the form of land and building, vehicles and, others, thus the RWA is booked higher without taking into account the non-cash collaterals.
(c) Personal or Corporate Guarantee is not calculated yet as a main consideration in Credit Risk Mitigation
(4) Disclosures of Asset Securitization. Th e Bank has no exposure in asset securitizetion.
(5) Risk Weight Approach (RWA) Quantitative disclosures in Credit
Risk with Standardized Approach are presented through Table 6.1.1 to 6.2.7. (Tables 6.1.3 to 6.1.6, 6.2.3 to 6.2.6 are not relevant as the Bank has no subsidiary). Th e Bank recorded the credit risk RWA at the amount of Rp1,627,596 millions increasing compare to previous year of Rp996,417 millions. Th at increase was the impact of the credit portfolio Bank.
Bank Sampoerna139
b) Risiko Pasar Sesuai ketentuan Bank Indonesia
Bank tidak memenuhi kriteria yang diharuskan untuk menghitung
risiko pasar. Meskipun demikian Bank melakukan identifikasi
risiko suku bunga pada portofolio aset dan kewajiban yang
sensitif terhadap perubahan suku bunga pasar
c) Risiko Operasional
(1) Pengungkapan kualitatif mengenai penerapan manajemen
risiko untuk risiko operasional.
Sebagai upaya pengelolaan risiko operasional, Bank meningkatkan
pengendalian intern dengan terus mengevaluasi implementasi
dari kebijakan dan prosedur Bank melalui kegiatan audit intern
dan ekstern serta pengkinian dan sosialisasi atas kebijakan dan
prosedur tersebut agar risiko operasional Bank dapat lebih
termitigasi dengan baik. Bank juga terus berupaya meningkatkan
kualitas pengelolaan risiko operasional sesuai dengan
perkembangan usaha dan kompleksitas aktivitas Bank
(a) Organisasi manajemen risiko operasional;
Manajemen terus memberikan perhatian untuk selalu
menyesuaikan organisasi yang ada pada unit kerja operasional
agar sesuai dengan perkembangan kompleksitas usaha Bank
dengan selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian seperti
menerapkan four eyes principles/dual control mechanism pada
seluruh lini bisnis bank. Sejalan dengan hal tersebut, maka
dilakukan pengembangan karyawan baik dari sisi kuantitas
(rekrutmen karyawan sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan)
maupun dari sisi kualitas melalui pelatihan-pelatihan agar
dapat bekerja secara optimal.
(b) Mekanisme yang digunakan Bank untuk mengidentifikasi dan
mengukur risiko operasional
Identifikasi risiko dilakukan dengan mengevaluasi kejadian
risiko operasional, seperti melalui penerapan key control self
assessment (KCSA) secara bertahap pada aktivitas Utama kantor
cabang maupun unit kerja di Kantor Pusat selain terdapatnya
aktivitas pemeriksaan yang dilakukan oleh SKAI dan audit
ekstern. Dalam pengukuran modal risiko operasional, Bank
tetap menggunakan pendekatan indikator dasar (basic indicator
approach)
(c) Melakukan mekanisme untuk memitigasi risiko operasional
Bank telah memiliki dan terus melakukan evaluasi atas kebijakan,
prosedur dan penetapan limit operasional sesuai dengan
perkembangan kompleksitas usaha Bank. Kemudian kebijakan
dan prosedur operasional tersebut disosialisasikan oleh unit
kerja operasional terkait.
b) Market Risk in accordance to Bank Indonesia regulation Th e Bank does not fulfi ll the required criteria to calculate market
risk. However, the Bank conducts interest rates risk measurement by identifying, in its portfolio, on interest rate risk sensitivities on both of its asset and liabilities.
c) Operational Risk
(1) Qualitative disclosures on the Operational Risk Management Implementation
In the Operational Risk Management, the Bank enhances its internal control through continuous evaluations toward the implementation of policies and procedures by employing both internal and external audit activities. Updates and distribution toward both policies and procedures are also being conducted. Moreover, the Bank is continuously enhances Operational Risk Quality according the Bank’s business growth and complexity
(a) Operational Risk Management OrganizationTh e Operational Risk Management Organization is continuously aligned towards Bank’s business development. Th e implementations of four eyes principle/dual control mechanisms are presented to uphold the principle of prudency. More, employees’ development in the areas of quantity (job matching) and quality (trainings) are presented to achieve a maximum working environment.
(b) Operational Risk Identifi cation and Measurement Mechanisms
Th e Bank is using the Basic Indicator Approach in measuring Operational Risk. Th e risk identifi cation is conducted by evaluating operational risk events such as through the gradual implementation of Key Control Self Assessments (KCSA) in key activities found at the Head Offi ce as well as additional assessments carried by Internal Audit and external auditors.
(c) Mechanisms to mitigate Operational RiskSome of the mechanisms to mitigate Operational Risks are to continuously evaluate the policies, procedures and, limits parallel to the size and complexity of the Bank. Operational Risks policies and procedures are distributed by the related units.
Laporan Tahunan 2013 140
KCSA dapat digunakan oleh unit kerja operasional sebagai
salah satu tolok ukur efektivitas implementasi pengendalian
risiko yang melekat pada unit kerja operasional masing-masing
dan hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu bahan evaluasi
dalam pengembangan pengendalian intern bank secara
keseluruhan. Selain itu, pelaksanaan audit oleh SKAI dilakukan
secara berkala dan peranan Petugas internal kontrol di kantor
cabang akan terus dilaksanakan dan dikembangkan dengan
mempertimbangkan hasil KCSA yang dilaksanakan unit kerja
operasional.
(2) Perhitungan risiko operasional mengacu pada ketentuan Bank
Indonesia dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar.
Aktiva Tertimbang Bank untuk risiko operasional sebesar
Rp.138.709 Juta dengan pendapatan kotor (rata-rata 3 tahun
terakhir) sebesar Rp.73.978 Juta sehingga membebani modal
sebesar Rp11.097 Juta meningkat dari periode sebelumnya
Rp.7.908 Juta. Peningkatan ini antara lain merupakan dampak
semakin besarnya skala usaha bank. Pengungkapan kuantitatif
mengenai risiko operasional sebagaimana disajikan pada Tabel
8.1.a. (terlampir). Sedangkan untuk Tabel 8.1.b mengacu kepada
Tabel 8.1.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak.
d) Risiko Likuiditas
(1) Penerapan manajemen risiko untuk risiko likuiditas.
Bank melakukan pengendalian risiko likuiditas melalui upaya-upaya
sebagai berikut :
- Peningkatan kualitas pelayanan kepada nasabah penyimpan
terutama pada deposan-deposan inti untuk menjaga stabilitas
dan kontinuitas jumlah simpanannya di Bank
- Terus melakukan pengembangan produk pendanaan agar
memiliki unique value proposition
- Adanya kebijakan penempatan dana pada instrumen yang
aman dan likuid
- Adanya kebijakan contingency funding plan dan pemantauan
likuiditas secara harian
- Adanya evaluasi posisi likuiditas melalui rapat Asset Liability
Committee (“ALCO”) yang dilakukan secara berkala.
Dalam menyikapi kondisi ekonomi makro dimana terdapat
pengetatan likuiditas pasar, Bank terus melakukan upaya pemantauan
atas pendanaan (funding) secara lebih intensif dan terdiversivikasi
(tidak hanya tergantung pada deposan inti) melalui optimalisasi
produk ritel sehingga diharapkan posisi dana pihak ketiga Bank
seperti dana-dana yang kurang stabil dapat terkelola lebih baik
dan manajemen risiko likuiditas dapat berjalan secara lebih optimal
dari waktu ke waktu.
Th e KCSA can be utilized as an indicator to measure the eff ectiveness of risk mitigation on each unit and its result could be used in Internal Audit periodic audit. Moreover, the audit process by IAU will be conducted periodically and the role of IAU offi cer at brances will consistanly developed in the consideration of the result of KCSA from operational unit.
(2) Th e Basic Indicator Approach is used in the Operational Risk calculation in-line with Bank Indonesia regulation.
Th e Bank’s RWA for operational reached Rp138,709 million in the gross income (for the last three years averege) of Rp73,978 million which this impacted the Bank's equity of Rp11,097 million, an increased from previous year of Rp7,908 million. Th is increase is the impact of the enhancement of Bank's scale.Please refer to Table 8.1.a rather than Table 8.1.b as the Bank does not have any subsidiary.
(d) Liquidity Risk
(1) Liquidity Risk Management Implementation
Th e Bank seeks to mitigate its liquidity risks through several methods:
- Improve service quality on all depositors and pay additional attentions toward main depositors to attract more funds thus maintaining liquidity stability
- To continuously develop funding products to achieve a unique value proposition
- To establish policies related to funds placements on safe and liquid instruments
- Th e presence of Contingency Funding Plan Policy and daily liquidity monitoring
- Evaluation on liquidity positions through a periodic Assets Liabilities Committees (ALCO) meeting.
In anticipating the macro economic condition and tightening liquidity in the market, the Bank is countinous monitored intensively on funding development and diversifi cation (not only depending in core deposan) through the enhancement of retail product, so that it is expected the unstable third party fund can be managed in better way and liquidty risk management can be applied optimally from time to time.
Bank Sampoerna141
(2) Sebagai komitmen pemegang saham atas pengembangan
usaha bank dan pengendalian risiko likuiditas maka selama
tahun 2013 terdapat tambahan setoran modal sebesar Rp115
miliar. Dengan adanya peningkatan pendanaan dan setoran
modal tersebut diharapkan akan terus menopang pertumbuhan
bisnis bank.
(a) Organisasi manajemen risiko likuiditas;
Struktur organisasi manajemen risiko likuiditas telah didisain
agar dapat bekerja secara optimal dengan mengutamakan
prinsip kehati-hatian dengan implementasi dual control processes
(b) Indikator peringatan dini permasalahan likuiditas;
Indikator peringatan dini permasalahan likuiditas antara lain
dilihat dari semakin terkendalinya rasio Loan to Deposit Ratio
(LDR) dan rasio Giro Wajib Minimum (GWM)
(c) Mekanisme pengukuran dan pengendalian risiko likuiditas.
Mekanisme pengukuran risiko likuiditas dilakukan dengan
menggunakan data-data terkait aset, kewajiban, dan posisi
rekening administratif. Selain itu pengendalian risiko likuiditas
dilakukan dengan kaji ulang dan pemantauan atas implementasi
kebijakan, limit wewenang dalam transaksi dan lain sebagainya
secara berkala.
(3) Pengungkapan kuantitatif mengenai risiko likuiditas Bank
menunjukkan bahwa masih terdapat maturity mismatch antara
aset dan kewajiban Bank (baik dari sisi neraca maupun rekening
administratif), terutama untuk posisi jangka waktu sampai
dengan 1 bulan, >1 s.d 3 bulan dan >3 s.d 6 bulan tidak berbeda
dengan periode sebelumnya. Namun demikian, Bank terus
melakukan upaya-upaya pendekatan pada deposan inti
(termasuk grup Bank) agar likuiditas Bank semakin terkelola
dengan baik dari waktu ke waktu, data terlampir pada table
9.1.a. Sedangkan untuk Tabel 9.1.b mengacu kepada Tabel
9.1.a karena Bank tidak memiliki perusahaan anak. Bank bukan
merupakan Bank devisa, maka tidak melakukan transaksi valuta
asing, sehingga infromasi pada tabel 9.2.a dan 9.2.b tidak
disajikan
e) Risiko Hukum
Pengelolaan risiko hukum dilakukan dengan lebih menertibkan
pendokumentasian termasuk didalamnya terkait dengan
kelengkapan dan keabsahan dokumen, meminimalisir kerugian/
biaya yang terkait dengan kasus hukum dan menghindari
pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku. Disamping
itu Perjanjian Kredit yang dibuat Bank selama ini telah bersifat
standar dan belum pernah terjadi gugatan. Namun demikian,
Bank akan terus meningkatkan kualitas Perjanjian Kredit sehingga
pengelolaan aspek yuridis Bank akan semakin membaik dari
waktu ke waktu
(2) Th roughout 2013, additional paid in capitals Rp115 billions was posted as shareholders commitment on bank’s business development and liquidity risk mitigation. It is expected that this funds could further support Bank’s business growth.
(a) Liquidity management organization Th e organization structure of liquidity risk management was
designed to work optimally while at the same time accentuating prudential principle through dual control process
(b) Liquidity early warning indicators Such early warning indicators can be seen from Loan to Deposit
Ratio (LDR) management and minimum reserve requirement ratio (GWM).
(c) Liquidity risk measurement and management mechanisms Liquidity risk measurement and management mechanisms is
conducted by utilizing all related data to assets, liabilities administrative/off balance sheet account as well as a periodic monitoring toward policies implementation, transaction limit authority and so on.
(3) Quantitative disclosure on liquidity riskTh e Bank awares that there is asset and liability maturity mismatch (on and off balance sheet) particularly for the maturity bucket of up to 1 month, >1- 3 months and >3 - 6 months. However, the Bank continuously approach the core depositor (including Bank's group) in order to maintain the liquidity position from time to time. Th e data which are attached on table 9.1.a. For table 9.1.b will refer to table 9.1.a since the Bank does not have subsidary company. Due to the Bank is not foreign exchange Bank, the information of table 9.2.a and 9.2.b are not presented.
e) Legal RiskLegal risk management is conducted by perfecting the legal documentation which includes completeness and validity of documents, minimize losses/costs associated with legal cases as well as prevention violation of prevailing regulation and law. On the other hand, loan contract which is made by the bank to present has been standard and never encourage any lawsuit. Th us, the Bank will continuously improve the quality of loan contract that management of legal aspect will be improved.
Laporan Tahunan 2013 142
(1) Organisasi manajemen risiko hukum perbankan dan ketentuan
hukum yang berlaku
Pada struktur organisasi Bank telah terdapat unit legal yang
khusus menangani perkreditan. Proses manajemen risiko
hukum pada transaksi/produk yang memiliki eksposur risiko
hukum juga dilakukan melalui legal opinion oleh pejabat Bank
dan/atau dari konsultan hukum Bank yang ditunjuk.
Identifikasi, pengukuran, dan pemantauan risiko hukum pada
aktivitas fungsional perkreditan antara lain dilakukan mulai
dari awal proses pemberian kredit sampai pada saat
dilaksanakannya perikatan kredit, serta pada proses pembukaan
rekening/Customer Identification File (CIF). Disamping terdapatnya
laporan mengenai perkembangan penanganan kasus hukum
yang disampaikan secara berkala kepada manajemen Bank.
(2) Mekanisme pengendalian risiko hukum
Penanganan masalah berkaitan dengan aspek hukum yang
ditangani oleh Bank dilakukan oleh Pejabat Bank dan/atau
dapat diserahkan kepada konsultan hukum (pihak ketiga) yang
ditunjuk.
Direksi dan Dewan Komisaris secara aktif melakukan pengawasan
terhadap aktivitas fungsional yang memiliki eksposur risiko
hukum, antara lain aktivitas perkreditan melalui rapat-rapat
berkala terutama terkait dalam hal penyelesaian debitur
bermasalah
f) Risiko Stratejik.
Bank melakukan pengelolaan atas risiko stratejik dengan
melakukan pengawasan terhadap realisasi Rencana Bisnis Bank
(RBB) dan sejalan dengan itu bank juga melakukan penyesuaian
kebijakan dan prosedur terhadap perubahan lingkungan bisnis
baik eksternal maupun internal
(1) Organisasi manajemen risiko stratejik;
Bank telah membentuk Unit kerja Corporate Planning yang
melakukan pemantauan atas pencapaian kinerja Bank terhadap
anggaran/rencana yang telah ditetapkan Bank
(2) Bank telah memiliki kebijakan yang dapat mengidentifikasi
dan merespon perubahan lingkungan bisnis, baik eksternal
maupun internal
(3) Mekanisme untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari
rencana bisnis yang ditetapkan.
Bank telah mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana
bisnis yang ditetapkan melalui laporan pencapaian target
secara bulanan
(1) Organization of Legal Risk Management; and prevailing regulation.
On the organization structure of the Bank, there is a legal unit for credit in the organization structure. Legal risk management process on transactions / products with legal risk exposure is reviewed by competent offi cer and or from an appointed legal counselor.
Th e legal risk Identifi cation, measurement, and monitoring on credit functional activities among other is conducted from the initial loan processing (underwriting) until the signing of credit agreement, including customer account Customer Identifi cation File (CIF) opening. Beside a progress report regarding progress of legal cases handling which is delivered to the management periodicaly.
(2) Legal risk management mechanism.Legal cases is handled by the Bank’s Executives and/or may be delegated to appointed legal counselor (third party).
Th e Board of Directors and Board of Commissioners actively monitor the functional activities which has legal risk exposure, such as credit, through periodic meeting especially in terms of the settlement of non-performing loans.
f) Strategic RiskTh e Bank manages the strategic risks by monitoring the realization of the Bank Business Plan in line with policies and procedures adjustment on the external and internal business shift ing.
(1) Organization of strategic risk management;Th e Bank has established a Corporate Planning Unit which monitors the Bank achievement against the budget / plan established by the Bank.
(2) Th e Bank has a policy which can identifi es and responds any shift ing on business environment both externally and internally.
(3) Mechanism to measure progress and achievement against business plan.Th e Bank has periodically measured level of achievement against business plan and report it on monthly basis.
Bank Sampoerna143
Bank dalam menetapkan tujuan stratejik telah mempertimbangkan
faktor internal seperti penambahan jumlah karyawan dan
menyesuaikan struktur organisasi untuk mencapai visi dan
misi Bank dan juga faktor eksternal seperti kondisi ekonomi
makro. Bank telah menerapkan PSAK 50 dan PSAK 55 secara
sistem dan terus berkoordinasi dengan PT. Sigma Cipta Caraka
selaku vendor dalam pengembangan sistem. Pada tahun 2013
bank telah membuka 1 (satu) kantor cabang, yaitu kantor
Cabang Bandung. Bank juga menerbitkan produk-produk baru
yang semakin kompetitif disamping terus melakukan upaya
persiapan Unit Usaha Syariah dengan tetap mengacu pada
peraturan yang berlaku. Untuk memperkuat tercapainya sasaran
stratejik, pemegang saham melakukan penambahan modal
sebesar Rp115 Miliar selama tahun 2013 sehingga rasio CAR
per tanggal 31 Desember 2013 sebesar 27,19% (jauh diatas
ketentuan Bank Indonesia)
g) Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan diantisipasi dengan membangun organisasi,
infrastruktur, proses dan melengkapi SDM pada pos-pos
strategis yang belum terisi, termasuk pembentukan komite-
komite baik ditingkat komisaris maupun ditingkat direksi dan
senior manjemen serta pengkinian kebijakan dan prosedur
Bank secara bertahap dan komprehensif agar sesuai dengan
regulasi yang berlaku.
(1) Organisasi manajemen risiko kepatuhan;
Struktur organisasi Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) telah dikinikan
dan pemenuhan personilnya secara bertahap telah dilakukan
agar senantiasa sesuai dengan perkembangan bisnis Bank
(2) Strategi manajemen risiko dan efektivitas penerapan manajemen
risiko untuk risiko kepatuhan, terutama dalam rangka memastikan
penyusunan kebijakan dan prosedur telah dilakukan agar
senantiasa sesuai dengan standar yang berlaku secara umum,
ketentuan/regulasi, serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku
(3) Mekanisme pemantauan dan pengendalian risiko kepatuhan
dilakukan melalui sosialisasi atas regulasi serta kebijakan dan
prosedur Bank secara berkesinambungan dan terdapat pengujian
kepatuhan oleh SKK melalui pemberian opini kepatuhan atas
keputusan kredit Bank untuk nilai limit fasilitas tertentu
Dalam Proses pemberian kredit tidak terdapat pelanggaran/
pelampauan BMPK. Secara berkesinambungan Bank
meningkatkan kualitas proses pemberian kredit yang mengacu
kepada prinsip kehati-hatian. Bank juga telah menerapkan
standard keuangan PSAK 50 & 55 secara sistem. Dalam
mendukung kualitas pelaporan, Bank melakukan pelatihan-
pelatihan dalam penyusunan laporan rutin serta membentuk
unit khusus (Regulatory Reporting) untuk memonitor dan
Th e Bank in determining strategic objective has considered internal factor such as additional employee and adjusts organization structure to achieve vision and mission of the Bank and external factor such as macroeconomic condition. Th e Bank has implements PSAK 50 and PSAK 54 systematically and always coordinates with PT Sigma Cipta Caraka as a vendor of system development. In 2013, the Bank opened 1 (one) branch offi ce which is Bandung Branch Offi ce. Th e Bank also issued new more competitive product besides attempt to prepare Sharia Business Unit by still considering the regulation. To accelerate achievement of strategic objective, the shareholders posted additional paid-in capital of Rp115 billion in 2013 that CAR as of December 31, 2013 was stood at 27.19% (exceeding limit of Bank Indonesia).
g) Compliance RiskCompliance risk is anticipated by building the organization infrastructure, process and complete the human resource in some strategic positions which are still vacant, including establishment of comittees both on Board of Commissioners and Board of Directors level and updating Bank’s policy and procedure gradually and comprehensively to conform with prevailing regulation.
(1) Organization of compliance risk management; Organization structure of Compliance Unit has been updated
and the personel is gradually fullfi led in accordance to the Bank’s business growth
(2) Risk management strategy and eff ectiveness of risk management implementation for compliance risk, especially to ensure policy and the procedure establishment are inline with the best practices, regulation, and prevailing legislation.
(3) Monitoring mechanism and compliance risk management is continously performed through socialization of regulation and policy as well as procedure of the Bank in sustainable manner and evaluate compliance by Compliance Unit through compliance opinion of Bank’s loan decision for certain facility limit value.
On the loan disbursement process, there was no Legal Lending Limit (LLL) violation. Th e Bank continuously improve quality of loan disbursement by referring to prudential principle. Th e Bank also implements Financial Standard of PSAK 50 & 55 systematically. In supporting reporting quality, the Bank carries training of periodic report preparation and establishes Special Team for Regulatory Reporting to monitor and improve reporting quality to the Supervisor. Th e Bank also conducts socialization
Laporan Tahunan 2013 144
meningkatkan kualitas pelaporan kepada Pengawas. Bank juga
telah melakukan sosialisasi kepada seluruh cabang terkait Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
(APU&PPT). Selain itu untuk melakukan monitoring terhadap
pemahaman dan pemenuhan Bank terhadap aturan yang
berlaku, Bank sudah mengimplementasikan Compliance
Regulatory Monitoring System (CRMA).
Bank juga telah melakukan pengkinian ketentuan internal
mengenai Standar Kode Etik Karyawan dan tentang Benturan
Kepentingan.
Bank sudah dan terus berkomitmen untuk dapat lebih
meningkatkan pengawasan internal bank melalui rapat secara
intensif secara bulanan melalui Komite Manajemen Risiko,
Komite ALCO, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Audit
sementara disisi lain bank juga memperkuat struktur SKMR,
SKK, dan SKAI seiring dengan perkembangan usaha dan risiko
yang dihadapi oleh Bank.
Pemenuhan Sertifikasi Manajemen risiko dan refreshment
bagi pejabat-pejabat Bank sesuai tingkatannya tetap dilakukan
secara berkesinambungan sehingga diharapkan setiap pejabat
Bank dan karyawan dapat lebih memahami pentingnya budaya
kepatuhan dan kesadaran risiko.
SKK memberikan opini kepatuhan untuk keputusan pemberian
kredit yang diputuskan oleh Komite kredit Bank untuk limit
fasilitas kredit tertentu disamping itu SKMR juga telah memberikan
kajian-kajian yang berkaitan dengan risiko kredit pada tingkat
kebijakan dan prosedur.
h) Risiko Reputasi Bank berupaya untuk terus mengedepankan
prinsip perlindungan konsumen secara profesional untuk
menjaga reputasi Bank melalui pelayanan yang semakin baik
dari waktu ke waktu serta segera merespon segala publikasi
negatif (jika ada) yang berpotensi merugikan reputasi Bank
sesuai dengan regulasi yang berlaku
(1) Organisasi manajemen risiko reputasi
Bank telah membentuk unit kerja Corporate Affairs yang
bertugas untuk meningkatkan reputasi dan brand awareness
Bank kepada publik serta mensosialisasikan nilai-nilai perusahaan
terutama terkait dengan budaya risiko dan kepatuhan
Corporate Affairs juga senantiasa menjaga aspek transparansi
informasi mengenai Bank kepada nasabah dengan menyediakaan
jalur komunikasi melalui corporate website (www.banksampoerna.
com) serta company profile, laporan tahunan dan lainnya
to all Branch Offi ce related with Anti Money-Laundering and Terrorism Financing Activity (AML & CTF). Moreover, to carry monitoring of Bank’s understanding and fulfi llment against prevailing regulation, the Bank has implemented Compliance Regulatory Monitoring System (CRMA).
Th e Bank also carries internal regulation update regarding Employee Code of Conduct and Confl ict of Interest Standard.
Th e Bank has and will always be committed to improve internal audit through intensive monthly meeting of Risk Management Committee, ALCO Committee, Risk Oversight Committee, and Audit Committee, while, the Bank will also strengthen structure of RMU, RMC and IAU in line with development of business and risks which are faced by the Bank.
Fulfi llment and refreshment of Risk Management certifi cation for the Bank’s Executives based on their level still conducts in sustainable manner that every Bank’s Executive and Employee is expected to have deeper understanding regarding compliance and risk awareness culture.
Compliance Unit delivers compliance opinion for loan disbursement decision from Credit Committee of the Bank on certain loan facility limit, besides, the RMU also carries reviews which are related with credit risk on policy and procedure level.
h) Reputation RiskTh e Bank is committed to uphold customers protection principle professionally to maintain reputation of the Bank through better service within times and immediately responding every negative publication (if any) which may potentially harm the Bank’s reputation based on prevailing regulation.
(1) Organization of reputation risk management
Th e Bank has established Corporate Aff airs unit which is in charge to increase reputation and brand awareness of the Bank to public and also to disseminate the corporate values, risk and compliance culture internally.
Th e Corporate aff airs is preserve information tranparency of the Bank to the Customers by establishing communications channel through corporate website (www.banksampoerna.com) and also company profi le, annual report and others.
Bank Sampoerna145
(2) Bank telah memiliki kebijakan terkait mekanisme peningkatan
pelayanan kepada nasabah dan pemangku kepentingan lainnya
(stakeholders) untuk mengendalikan risiko reputasi seperti
melalui kebijakan terkait pengaduan nasabah dan laporannya
dikirimkan ke Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan secara
berkala sesuai dengan regulasi yang berlaku.
(3) Pengelolaan risiko reputasi pada saat krisis. Bank telah memiliki
kebijakan dalam memitigasi kondisi krisis agar Bank dapat terus
beroperasi melayani nasabah dan pemangku kepentingan
lainnya (stakeholders).
(2) Th e Bank has formulated a policy which is related with improvement of customers and other stakeholders to mitigate reputation risk such as by issuing certain customers complaints policy and the report will be sent to Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan periodically based on prevailing regulation
(3) Reputation risk management during crisis. Th e Bank has prepared a policy in mitigating crisis situation
that the Bank will continue to operate in serving the customers and other stakeholders.
Laporan Tahunan 2013 146
KOMPONEN MODAL/CAPITAL SCTRUCTURE 2013 2012
(1) (2) (3) (5)
I KOMPONEN MODAL/CAPITAL SCTRUCTURE
A Modal Inti/Core Capital (Tier - 1) 453.569 343.310
1 Modal disetor/Paid-in Capital 335.802 220.000
2 Cadangan Tambahan Modal/Reserves of Additional Paid-in Capital 117.767 123.310
3 Modal Inovatif /Innovative Capital Instruments - -
4 Faktor Pengurang Modal Inti/Tier - 1 Capital Deduction Factor - -
5 Kepentingan Non Pengendali/Non-Controlling Interest - -
B Modal Pelengkap/Supplementary Capital (Tier - 2) 15.902 9.331
1 Level Atas/Upper Tier 2 15.902 9.331
2 Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti/Lower
Tier 2 maximum 50% of Tier - 1 Capital - -
3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap/Tier - 2 Capital Deducation
Factor- -
CFaktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap/Tier - 1 and Tier - 2
Capital Deduction Factor- -
Eksposur Sekuritisasi/Securitization Exposures
DModal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3)/
Requirements (Tier-3) Additional Supplementary Capital - -
EModal Pelengkap Tambahan Yang Dialokasikan Untuk Mengantisipasi
Risiko Pasar/Additional Supplementary Capital for Market Risk- -
IITOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B - C)/TOTAL OF CORE AND
SUPPLEMENTARY CAPITAL (A+B+C)469.471 352.641
III
TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN
YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A + B - C + E)/
TOTAL OF CORE CAPITAL, SUPPLEMENTARY CAPITAL, AND ADDITIONAL SUPPLEMENTARY
FOR MARKET RISK ANTICIPATION (A+B+C+E)
- -
IVASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT/ RISK
WEIGHTED ASSET FOR CREDIT RISK1.627.596 994.408
VASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL/RISK
WEIGHTED ASSET FOR OPERATIONAL RISK98.850 87.407
VIASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR /RISK
WEIGHTED ASSET FOR MARKET RISK- -
A Metode Standar/Standard Method
B Model Internal/Internal Models
VII
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT,
RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)]/MINIMUM CAPITAL
ADEQUACY RATIO FOR CREDIT RISK, OPERATIONAL RISK AND MARKET RISK [III : (IV
+ V + VI)]
27,19% 32,60%
Tabel 1 .a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum/Quantitative Disclosure of Capital Structure of Commercial Banks
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
Bank Sampoerna147
Tabel 2.1 a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual / Individual Disclosure of Receivables and Allowance Based on Region - Bank Individually
Tabel 2.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual/Disclsoure of Net Receivables based on Contract Maturity Outstanding - Bank Individually
No. Kategori Portofolio /Category of Portfolio
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of December 31, 2013
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah / Net Recaivables based on Region
JAWA SUMATERA KALIMANTAN INDONESIA TIMUR
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to the Government 835.160
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to the Public Entety
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and
International Agency
4 Tagihan Kepada Bank Receivable to the Bank 43.893
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal / House collaterised Loan 5.691 482
6 Kredit Beragun Properti Komersial / Commercial Property collaterised
Loan74.296 35.105 42
7 Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Pension Loan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio / Ritel
Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio54.477 441.472 98.283 38.689
9 Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate 830.339 114.561 2.321 101
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Receivable in current maturity 6.276 9.787 2.429 304
11 Aset Lainnya / Other Assets 44.322 10.212
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia
Busines Unit (if any)
Total 1.894.454 611.619 103.033 39.136
No. Kategori Portofolio /Category of Portfolio
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of December 31, 2013
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak / Receivable based on contract maturity outstanding
< 1 tahun / year>1 thn s.d. 3
thn / >1 year to 3 years
>3 thn s.d. 5 thn / >3 years
to 5 years
> 5 thn / > 5 years
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government 835.160
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and
International Agency
4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank 13.230 30.663
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal / House collaterised Loan 1.045 1.864 742 2.522
6Kredit Beragun Properti Komersial / Commercial Property collaterised
Loan48.910 58.073 2.460
7 Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Pension Loan
8Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
/ Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio48.653 515.958 68.310
9 Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate 283.903 591.033 63.021 9.365
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Receivable in current maturity 6.766 9.518 2.512
11 Aset Lainnya / Other Assets
12Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia
Busines Unit (if any)
Total / Total 1.237.667 1.176.446 167.708 11.887
Laporan Tahunan 2013 148
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 / Position as of December 31, 2012
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah / Net Recaivables based on Region
Total JAWA SUMATERA KALIMANTAN INDONESIA TIMUR Total
(7) (8) (9) (10) (11) (12)
835.160 587.093 587.093
- -
-
-
43.893 24.734 24.734
6.173 10.006 948 10.954
109.44363.236 18.935 82.171
- -
632.92169.943 245.919 42.264 7.812 365.938
947.322 502.747 50.604 7.252 936 561.539
18.796 10.904 4.770 737 16.411
54.534 39.030 7.164 46.194
-
2.648.242 1.307.693 328.340 50.253 8.748 1.695.034
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 / Position as of December 31, 2012
Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak / Receivable based on contract maturity outstanding
Non-Kontraktual /
Non Contarctual
Total / Total < 1 tahun / year
>1 thn s.d. 3 thn / >1 year to
3 years
>3 thn s.d. 5 thn / >3 years
to 5 years
> 5 thn / > 5 years
Non-Kontraktual /
Non Contarctual
Total / Total
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
835.160 587.093 587.093
0 0
0 0
43.893 2.191 22.543 24.734
6.173 486 5.161 2.211 3.096 10.954
109.443 40.512 41.587 72 82.171
0 0
632.921 41.626 316.843 6.861 608 365.938
947.322 176.593 354.957 26.509 3.481 561.539
18.796 8.983 7.113 315 16.411
54.534 54.534 46.194 46.194
0 0
54.534 2.648.242 857.484 748.204 35.896 7.257 46.194 1.695.034
Bank Sampoerna149
Tabel 2.3.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual / Disclosure of Net Receivables by Economic Sector – Bank Individually
No Sektor Ekonomi / Economy Sector
Tagihan Kepada
Pemerintah / Receivable to
the Government
Tagihan Kepada
Entitas Sektor Publik /
Receivables on Public
Sector Entities
Tagihan Kepada Bank
Pembangunan Multilateral dan
Lembaga Internasional / Receivables on
Multilateral Development Banks
and International Institution
Tagihan Kepada Bank / Receivables
on Banks
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of December 31, 2013 1
1Pertanian, perburuan dan Kehutanan / Agricutlure, Foundery and
Forestry 2
2 Perikanan / Fisheries 3
3 Pertambangan dan Penggalian / Mining and Exploration 4
4 Industri pengolahan / Manufacturing 5
5 Listrik, Gas dan Air / Electricity, Gas and Water 6
6 Konstruksi / Construction 7
7 Perdagangan besar dan eceran / Wholesale and Retail 8
8Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum /
Accomodation, Food and Beverage9
9Transportasi, pergudangan dan komunikasi / Transportation,
Warehouse and Communication10
10 Perantara keuangan / Financial Intermediary 11 43.893
11Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan / Real Estate,
Leasing and Corporate Service12
12Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
/ Public Administration, Defense and Mandatory Social Insurance13
13 Jasa pendidikan / Education Service 14
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial / Healthcare and Social Activity 15
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan
lainnya / Public Service, Socio-cultural, Entertainment and other
Individual Service
16
16Jasa perorangan yang melayani rumah tangga / Household Individual
Service17
17Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya /
International Agency and other Suprastate Institution18
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya / Non-limited Activity 19
19 Bukan Lapangan Usaha / Non-Business Sector 20
20 Lainnya / Others 21 835.160
Total / Total 835.160 - - 43.893
Laporan Tahunan 2013 150
Kredit Beragun Rumah
Tinggal / Loans Secured by Residential
Property
Kredit Beragun Properti
Komersial / Loans Secured
by Commercial Real Estate
Kredit Pegawai/
Pensiunan / Employee/
Retired Loans
Tagihan Kepada Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /
Receivables on Micro, Small
Business & Retail Portfolio
Tagihan kepada
Korporasi / Receivables
on Corporate
Tagihan yang Telah Jatuh
Tempo / Past Due
Receivables
Aset Lainnya / Other Assets
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) /
Exposures at Sharia Based
Business (if any)
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
153.464 10.096 2.404
1.794
745 28.883 228
12.999 78.072 79
92.648 368 1.443 50
420.936 162.212 15.394
12.830 8.854 306
8.302 130.168 173
48 410.324
16.795 5.348 102.683 144
1.222
7.698 1.490
6.838 8.023
328 3.457
29
6.173 1.588 17 54.534
6.173 109.443 - 632.921 947.322 18.796 54.534 -
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
Bank Sampoerna151
No Sektor Ekonomi / Economy Sector
Tagihan Kepada
Pemerintah / Receivable to
the Government
Tagihan Kepada
Entitas Sektor Publik /
Receivables on Public
Sector Entities
Tagihan Kepada Bank
Pembangunan Multilateral dan
Lembaga Internasional / Receivables on
Multilateral Development Banks
and International Institution
Tagihan Kepada Bank / Receivables
on Banks
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 / Position as of December 31, 2012
1Pertanian, perburuan dan Kehutanan / Agricutlure, Foundery and
Forestry
2 Perikanan / Fisheries
3 Pertambangan dan Penggalian / Mining and Exploration
4 Industri pengolahan / Manufacturing
5 Listrik, Gas dan Air / Electricity, Gas and Water
6 Konstruksi / Construction
7 Perdagangan besar dan eceran / Wholesale and Retail
8Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum /
Accomodation, Food and Beverage
9Transportasi, pergudangan dan komunikasi / Transportation,
Warehouse and Communication
10 Perantara keuangan / Financial Intermediary 24.734
11Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan / Real Estate,
Leasing and Corporate Service
12Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
/ Public Administration, Defense and Mandatory Social Insurance
13 Jasa pendidikan / Education Service
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial / Healthcare and Social Activity
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan
lainnya / Public Service, Socio-cultural, Entertainment and other
Individual Service
16Jasa perorangan yang melayani rumah tangga / Household Individual
Service
17Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya /
International Agency and other Suprastate Institution
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya / Non-limited Activity
19 Bukan Lapangan Usaha / Non-Business Sector
20 Lainnya / Others 587.093
Total / Total 587.093 24.734
Tabel 2.3.a. (lanjutan/sequel)Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual / Disclosure of Net Receivables by Economic Sector – Bank Individually
Laporan Tahunan 2013 152
Kredit Beragun Rumah
Tinggal / Loans Secured by Residential
Property
Kredit Beragun Properti
Komersial / Loans Secured
by Commercial Real Estate
Kredit Pegawai/
Pensiunan / Employee/
Retired Loans
Tagihan Kepada Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /
Receivables on Micro, Small
Business & Retail Portfolio
Tagihan kepada
Korporasi / Receivables
on Corporate
Tagihan yang Telah Jatuh
Tempo / Past Due
Receivables
Aset Lainnya / Other Assets
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) /
Exposures at Sharia Based
Business (if any)
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
40.399 1.947
427
1.062 24.073 349
7.046 34.768 448
50.235 - 1.453
285.241 105.323 7.487
5.191 1.062
12.855 101.321 1.459
202.137
31.935 10.651 75.347 5.120
899
221 1.832
1.411 7.921
534 3.604
1.455
10.954 751 95 46.194
10.954 82.170 - 365.937 561.541 16.411 46.194
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
Bank Sampoerna153
Tabel 2.4.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual / Disclosure of Receivables and Provisioning based on Area - Bank Individually
No Keterangan/Description
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of December 31, 2013
Wilayah/Region
JAWA SUMATERA
(1) (2) (3) (4)
1 Tagihan / Receivables 996.031 595.389
2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired ) / Impaired Recevaibles
a. Belum jatuh tempo / Immature 6.259 11.584
b. Telah jatuh tempo /matured 6.432 486
3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) / Individual Individual Allowance for Impairment Losses 2.422 970
4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif / Collective Allowance for Impairment Losses 2.562 1.931
5 Tagihan yang dihapus buku / Receivables write-off 1.188
Laporan Tahunan 2013 154
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 / Position as of December 31, 2012
Wilayah/Region
KALIMANTANINDONESIA
TIMUR Total JAWA SUMATERA KALIMANTAN
INDONESIA
TIMURTotal
(5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
101.600 38.615 1.731.635 688.094 319.405 49.823 8.658 1.065.980
- -
2.429 304 20.576 -
6.917 19.590 19.590
3.392 11.402 11.402
337 99 4.929 2.401 1.177 177 17 3.772
1.188 980 980
Bank Sampoerna155
Tabel 2.5.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual / Disclosure of Receivables and Provisioning based on Economic Sectors - Bank Individually
No Sektor Ekonomi / Economy Sector Tagihan / Receivables
Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai /
Receivables with Impairment Losses
Cadangan kerugian penurunan nilai
(CKPN) Individual / Individual
Allowance for Impairment Losses
Cadangan kerugian
penurunan nilai (CKPN) - Kolektif /
Collective Allowance for
Impairment Losses
Tagihan yang
dihapus buku /
Write-off Receivables
Belum Jatuh Tempo /
Immature
Telah jatuh tempo / Mature
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position
as of December 31, 2013
1Pertanian, perburuan dan Kehutanan /
Agriculture, Foundery and Forestry 165.964 111 204 421
2 Perikanan / Fisheries 1.794 76 9
3Pertambangan dan Penggalian / Mining
and Exploration29.857 228 756 100
4 Industri pengolahan / Manufacturing 91.150 79 232
5 Listrik, Gas dan Air / Electricity, Gas and Water
6 Konstruksi / Construction 93.498 50 7 317
7Perdagangan besar dan eceran / Wholesale
and Retail585.719 609 1.921 2.006
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan
makan minum / Accomodation, Food and
Beverage
21.990 4 73
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi
/ Transportation, Warehouse and
Communication
138.643 3 574
10 Perantara keuangan / Financial Intermediary 441.251 750
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa
perusahaan Real Estate, / Leasing and
Corporate Service
124.970 47 425 345 1.188
12
Administrasi Pemerintahan, pertahanan
dan jaminan sosial wajib / Public
Administration, Defense and Mandatory Social
Insurance
13 Jasa pendidikan / Education Service 1.222 2
14Jasa kesehatan dan kegiatan sosial /
Healthcare and Social Activity9.188 20
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan
dan perorangan lainnya / Public Service,
Socio-cultural, Entertainment and other
Individual Service
14.861 42
16Jasa perorangan yang melayani rumah
tangga / Household Individual Service3.785 6
17
Badan internasional dan badan ekstra
internasional lainnya / International Agency
and other Suprastate Institution
18Kegiatan yang belum jelas batasannya /
Non-limited Activity
19 Bukan Lapangan Usaha / Non-Business Sector 29
20 Lainnya / Others 7.715 32
Total / Total 1.731.636 1.128 3.392 4.929 1.188
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
Laporan Tahunan 2013 156
No Sektor Ekonomi / Economy Sector Tagihan / Receivables
Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai /
Receivables with Impairment Losses
Cadangan kerugian penurunan nilai
(CKPN) Individual / Individual
Allowance for Impairment Losses
Cadangan kerugian
penurunan nilai (CKPN) - Kolektif /
Collective Allowance for
Impairment Losses
Tagihan yang
dihapus buku /
Write-off Receivables
Belum Jatuh Tempo /
Immature
Telah jatuh tempo / Mature
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 / Position
as of December 31, 2012
1Pertanian, perburuan dan Kehutanan /
Agriculture, Foundery and Forestry 41.905 104
2 Perikanan / Fisheries 422 1
3Pertambangan dan Penggalian / Mining
and Exploration25.350 84
4 Industri pengolahan / Manufacturing 41.881 99
5 Listrik, Gas dan Air / Electricity, Gas and Water
6 Konstruksi / Construction 53.666 3.634 2.220 189
7Perdagangan besar dan eceran / Wholesale
and Retail395.039 583 388 1.411
8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan
makan minum / Accomodation, Food and
Beverage
6.195 18
9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi
/ Transportation, Warehouse and
Communication
116.450 2.627 1.168 818
10 Perantara keuangan / Financial Intermediary 225.660 451
11
Real estate, usaha persewaan dan jasa
perusahaan / Real Estate, Leasing and
Corporate Service
129.976 12.746 7.626 450 980
12
Administrasi Pemerintahan, pertahanan
dan jaminan sosial wajib / Public
Administration, Defense and Mandatory Social
Insurance
13 Jasa pendidikan / Education Service 890 3
14Jasa kesehatan dan kegiatan sosial /
Healthcare and Social Activity2.030 4
15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan
dan perorangan lainnya / Public Service,
Socio-cultural, Entertainment and other
Individual Service
9.230 19
16Jasa perorangan yang melayani rumah
tangga / Household Individual Service4.108 8
17
Badan internasional dan badan ekstra
internasional lainnya / International Agency
and other Suprastate Institution
18Kegiatan yang belum jelas batasannya /
Non-limited Activity
19 Bukan Lapangan Usaha / Non-Business Sector 1.438 3
20 Lainnya /Others 11.749 111
Total / Total 1.065.980 - 19.590 11.402 3.772 980
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
Tabel 2.5.a. (lanjutan/sequel)Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual / Disclosure of Receivables and Provisioning based on Economic Sectors - Bank Individually
Bank Sampoerna157
Tabel 2.6.a. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual / Comprehensive Disclosure of Allowance for Impairment Losses Mutation - Bank Individually
No. Keterangan / Description
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of December 31, 2013
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 / Position as of December 31, 2012
CKPN Individual /
Individual CKPN
CKPN Kolektif / Collective CKPN
CKPN Individual /
Individua lCKPN
CKPN Kolektif / Collective CKPN
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Saldo awal CKPN / Allowance for Impairment Losses outstanding
at the beginning of period
11.402 3.772 7.004 10.191
2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net)
/ Net current Allowance (recovery) for impairment losses
3.392 (12) 5.433 (6.474)
2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan / Allowance for
impairment losses on current period
3.392 4.929 5.433 9.137
2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan / Recovery for
impairment losses on current period
(4.941) (15.611)
3 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan / Other
allowance (recovery) on current period
4 CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan
pada peride berjalan / Impairment losses for loan writing off on
current period
(1.188) (980)
Saldo akhir CKPN / Allowance for Impairment Losses at the end of period 13.606 3.761 11.457 3.717
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
Laporan Tahunan 2013 158
No Kategori Portofolio / Category of Portfolio
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of December 31, 2013
Tagihan Bersih / Net Receivables
Nilai MRK / MRK Value
Tagihan Bersih
setelah MRK / Net
Receivables After MRK
ATMR setelah MRK / RWA after Credit
Risk Mitigation
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government 29.364
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and
International Agency
4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank
5Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /
Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio
6 Tagihan kepada Korporasi /Receivable to Corporate
7Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia
Business Units (if any)
Total / Total 29.364 - - -
No Kategori Portofolio / Category of Portfolio
Posisi Tanggal 31 Desember 2012/ Position as of December 31, 2012
Tagihan Bersih / Net Receivables
Nilai MRK / MRK Value
Tagihan Bersih
setelah MRK / Net
Receivables After MRK
ATMR setelah MRK / RWA after Credit
Risk Mitigation
(1) (2) (7) (8) (9) (10)
1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and
International Agency
4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank
5Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /
Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio
6 Tagihan kepada Korporasi /Receivable to Corporate
7Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia
Business Units (if any)
Total / Total - - - -
Tabel 3.2.c.1. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank secara Individual / Disclosure of Counterparty Risk Credit: Repo Reverse Transaction- Bank Individually
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
Bank Sampoerna159
No.Kategori Portofolio / Category of
Portfolio
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of December 31, 2013
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit / Net Receivables after Credit Risk Mitigation
0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150%Lainnya/
others
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
A Eksposur Neraca / Exposure of
Balance Sheets Risk
1 Tagihan Kepada Pemerintah /
Receivable to Government835.160
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor
Publik / Receivable to Public Entity
3 Tagihan Kepada Bank
Pembangunan Multilateral dan
Lembaga Internasional / Receivable
to Multilateral Development Bank
and International Agency
4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to
Bank 8.228
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal /
House collaterised Loan2.161
6 Kredit Beragun Properti Komersial /
Commercial Property collaterised
Loan
104.270
7 Kredit Pegawai/Pensiunan /
Employee/Pension Loan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Portofolio Ritel /
Receivable to Micro, Small Enterprise
and Retail Portfolio
474.597
9 Tagihan kepada Korporasi /
Receivable to Corporate932.876
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo /
Receivable in current maturity28.186
11 Aset Lainnya / Other Assets 11.987 26.426 1.660
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila
ada) / Exposure of Sharia Business Units
(if any)
Total Eksposur Neraca / Total Exposure of
Balance Sheets
Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual / Disclosure of Net Receivables Based on Risk Weight Aft er Credit Risk Mitigation Contribution - Bank Individually
Laporan Tahunan 2013 160
ATMR / RWA
Beban Modal / Capital
Expenses
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 / Position as of December 31, 2012
ATMR / RWA
Beban Modal / Capital
Expenses
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit / Net Receivables after Credit Risk Mitigation
0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150%Lainnya/
others
(13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26)
- 587.092
8.228 170 4.775 2.422
2.161 10.955 3.834
104.270 76.136 76.136
474.597 364.661 273.496
932.876 544.396 544.396
28.186 95 16.316 24.569
40.073 9.677 33.402 1.107 35.063
1.590.391 959.916
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
Bank Sampoerna161
No.Kategori Portofolio / Category of
Portfolio
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of December 31, 2013
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit / Net Receivables after Credit Risk Mitigation
0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150%Lainnya/
others
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
B
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif Exposure of Commitment/Contingency Liabilities with Administratif Account Transaction Risk
1Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government
2Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and International Agency
4Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank
700
5Kredit Beragun Rumah Tinggal / House collaterised Loan
6Kredit Beragun Properti Komersial / Commercial Property collaterised Loan
2.992
7Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Pension Loan
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel / Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio
1.088
9Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate
32.425
10Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Receivable in current maturity
11Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Business Units (if any)
Total Eksposur TRA / Total Exposure of Administrative Account Transaction
CEksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) / Exposure due to Counterparty Credit Risk
1Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government
29.364
2Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and International Agency
4Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel / Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio
6Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate
7Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia Business Units (if any)
Total Eksposur Counterparty Credit Risk
Tabel 4.1.a. (lanjutan/sequel)Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual / Disclosure of Net Receivables Based on Risk Weight Aft er Credit Risk Mitigation Contribution - Bank Individually
Laporan Tahunan 2013 162
ATMR / RWA
Beban Modal / Capital
Expenses
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 / Position as of December 31, 2012
ATMR / RWA
Beban Modal / Capital
Expenses
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit / Net Receivables after Credit Risk Mitigation
0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150%Lainnya/
others
(13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26)
700
5.507 5.507
2.992
4.119 3.089
1.088 25.898 25.898
32.425
37.205 34.494
29.364
29.364
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
Bank Sampoerna163
No. Kategori Portofolio / Category of Portfolio
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of December 31, 2013
Tagihan Bersih / Net Receivables
Bagian Yang Dijamin Dengan / Collaterised With
Agunan / Collateral
Garansi / Guarantee
Asuransi Kredit / Loan
Insurance
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Eksposur Neraca / Exposure of Balance Sheets Risk
1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government 835.160
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and
International Agency
4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank 43.893
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal / House collaterised Loan 6.173
6Kredit Beragun Properti Komersial / Commercial Property collaterised
Loan109.443 5.173
7 Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Pension Loan
8Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /
Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio632.921 125
9Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate / Receivable in
current maturity947.322 14.446
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Receivable to current maturity 18.796
11 Aset Lainnya / Other Assets 54.534
12Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia
Business Units (if any)
Total Eksposur Neraca / Total Exposure of Balance Sheets 2.648.242
BEksposur Rekening Adminsitratif / Exposure of Commitment/
Contingency Liabilities with Administratif Account Transaction Risk
1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and
International Agency
4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank 1.400
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal / House collaterised Loan
6Kredit Beragun Properti Komersial / Commercial Property collaterised
Loan2.992
7 Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Pension Loan
8Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /
Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio1.451
9Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate / Receivable in
current maturity32.425
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Receivable in current maturity
11Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia
Business Units (if any)
Total Eksposur Rekening Administratif / Total Exposure of Administrative
Account Transaction38.268
Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual / Disclosure of Net Receivables and Credit Risk
Laporan Tahunan 2013 164
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 / Position as of December 31, 2012
Tagihan Bersih / Net Receivables
Bagian Yang Dijamin Dengan / Collaterised With
Lainnya / Others
Bagian YangTidak Dijamin /
Non-collaterised Share
Agunan / Collateral
Garansi / Guarantee
Asuransi Kredit / Loan
Insurance
Lainnya / Others
Bagian YangTidak Dijamin /
Non-collaterised Share
(7) (8) = (3)-
[(4)+(5)+(6)+(7)] (9) (10) (11) (12) (13)
(14) = (9)-
[(10)+(11)+(12)+(13)]
835.160 587.092 587.092
43.893 24.734 19.789 4.945
6.173 10.954 10.954
104.270 82.171 6.035 76.136
632.796 365.938 1.277 364.661
932.876 561.539 17.143 544.396
18.796 16.411 16.411
54.534 44.186 35.063
2.628.498 1.693.025 1.639.659
1.400 5.507 5.507
2.992
4.119 3.089
1.451 25.898 25.898
32.425
38.268 35.524 34.493
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
Bank Sampoerna165
No. Kategori Portofolio / Category of Portfolio
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of December 31, 2013
Tagihan Bersih / Net Receivables
Bagian Yang Dijamin Dengan / Collaterised With
Agunan / Collateral
Garansi / Guarantee
Asuransi Kredit / Loan
Insurance
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
CEksposur Counterparty Credit Risk / Exposure due to Counterparty
Credit Risk
1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivable to Government 29.364
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivable to Public Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
Internasional / Receivable to Multilateral Development Bank and
International Agency
4 Tagihan Kepada Bank / Receivable to Bank
5Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel /
Receivable to Micro, Small Enterprise and Retail Portfolio
6Tagihan kepada Korporasi / Receivable to Corporate / Receivable in
current maturity
7Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) / Exposure of Sharia
Business Units (if any)
Total Eksposur Counterparty Credit Risk / Total Exposure of Counterparty
Credit Risk29.364
Total (A+B+C) 2.715.874
Tabel 4.2.a. (lanjutan/sequel)Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual / Disclosure of Net Receivables and Credit Risk
Laporan Tahunan 2013 166
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 / Position as of December 31, 2012
Tagihan Bersih / Net Receivables
Bagian Yang Dijamin Dengan / Collaterised With
Lainnya / Others
Bagian YangTidak Dijamin /
Non-collaterised Share
Agunan / Collateral
Garansi / Guarantee
Asuransi Kredit / Loan
Insurance
Lainnya / Others
Bagian YangTidak Dijamin /
Non-collaterised Share
(7) (8) = (3)-
[(4)+(5)+(6)+(7)] (9) (10) (11) (12) (13)
(14) = (9)-
[(10)+(11)+(12)+(13)]
29.364
29.364
2.666.766 1.728.549 1.674.152
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
Bank Sampoerna167
Tabel 6.1.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca / Disclosure of On Balance Sheet Assets Exposures
NoKategori Portofolio / Portfolio
Category
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of December 31, 2013
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 / Position as of December 31, 2012
Tagihan Bersih / Net Receivables
ATMR Sebelum
MRK / RWA before Credit
Risk Mitigation
ATMR Setelah MRK / RWA after Credit Risk Mitigation
Tagihan Bersih / Net Receivables
ATMR Sebelum
MRK / RWA before Credit
Risk Mitigation
ATMR Setelah MRK / RWA after Credit Risk Mitigation
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1Tagihan Kepada Pemerintah / Receivables
on Sovereigns835.160 - - 587.092 - -
2Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik /
Receivables on Public Sector Entities- - - - - -
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan
Multilateral dan Lembaga Internasional /
Receivables on Multilateral Development
Banks and International Institution
- - - - - -
4Tagihan Kepada Bank / Receivables on
Banks43.893 18.072 8.228 24.734 12.316 2.422
5Kredit Beragun Rumah Tinggal / Loans
Secured by Residential Property6.173 2.161 2.161 10.955 3.834 3.834
6Kredit Beragun Properti Komersial / Loans
Secured by Commercial Real Estate109.443 109.443 104.270 82.171 82.171 76.136
7Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/
Retired Loans- - - - - -
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil
dan Portofolio Ritel / Receivables on Micro,
Small Business & Retail Portfolio
632.921 474.691 474.597 365.938 274.454 273.496
9Tagihan kepada Korporasi / Receivables on
Corporate947.322 947.322 932.876 561.539 561.539 544.396
10Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo / Past
Due Receivables18.796 28.186 28.186 16.411 24.569 24.569
11 Aset Lainnya / Other Assets 54.534 - 40.073 46.194 - 37.070
Total / Total 2.648.242 1.579.875 1.590.391 1.695.034 958.883 961.923
Tabel 6.1.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit / Disclosure of Total Credit Risk Management
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of December 31, 2013
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 / Position as of December 31, 2012
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT / TOTAL RWA CREDIT RISK 1.627.596 996.417
TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL / TOTAL DEDUCTING FACTOR OF CAPITAL - -
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
Laporan Tahunan 2013 168
Tabel 6.1.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif/ Disclosure of Exposure on Off Balance Sheet Commitment/Contingency
No Kategori Portofolio / Portfolio Category
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of December 31, 2013
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 / Position as of December 31, 2012
Tagihan Bersih / Net receivables
ATMR Sebelum
MRK / RWA before credit
risk mitigation
ATMR Setelah
MRK / RWA after credit
risk mitigation
Tagihan Bersih / Net receivables
ATMR Sebelum
MRK / RWA before credit
risk mitigation
ATMR Setelah
MRK / RWA after credit
risk mitigation
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Tagihan Kepada Pemerintah / Receivables on
Sovereigns- - -
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Receivables
on Public Sector Entities- - -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral
dan Lembaga Internasional / Receivables on
Multilateral Development Banks and International
Institution
- - -
4 Tagihan Kepada Bank / Receivables on Banks 1.400 700 700
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal / Loans Secured
by Residential Property- - -
6 Kredit Beragun Properti Komersial / Loans Secured
by Commercial Real Estate2.992 2.992 2.992 5.507 5.507 5.507
7 Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee/Retired
Loans
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
Portofolio Ritel / Receivables on Micro, Small Business
& Retail Portfolio
1.451 1.088 1.088 4.119 3.089 3.089
9 Tagihan kepada Korporasi / Receivables on Corporate 32.425 32.425 32.425 25.898 25.898 25.898
10 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo / Past Due
Receivables
Total 38.268 37.205 37.205 35.524 34.494 34.494
Tabel 8.1.a. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual / Disclosure of Operational Risk Quantitative - Bank Individually
No.Pendekatan Yang Digunakan /
Approach
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of December 31, 2013
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 / Position as of December 31, 2012
Pendapatan Bruto
(Rata-rata 3 tahun
terakhir) / Gross Revenue (average of 3
last years)
Beban Modal / Capital Expenses
ATMR / RWA
Pendapatan Bruto
(Rata-rata 3 tahun
terakhir) / Gross Revenue (average of 3
last years)
Beban Modal / Capital Expenses
ATMR / RWA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1Pendekatan Indikator Dasar / Basic
Indicator Approach73.978 11.097 138.709 52.720 7.908 98.850
Total 73.978 11.097 138.709 52.720 7.908 98.850
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
Bank Sampoerna169
No. Pos-pos / Accounts
Posisi Tanggal 31 Desember 2013 / Position as of December 31, 2013
Saldo / Outsanding
Jatuh Tempo / Maturity
< 1 bulan / month
> 1 bulan s.d. 3 bulan / >1 month to 3
months
> 3 bulan s.d. 6 bulan / > 3
months to 6 months
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I NERACA Balance / Sheets
A Aset / Assets
1 Kas / Cash 15.014 15.014
2 Penempatan pada Bank Indonesia / Placement with Bank
Indonesia
835.160 721.102 - 52.726
3 Penempatan pada bank lain / Placement with Other Banks 12.916 12.916
4 Surat Berharga / Securities -
5 Kredit yang diberikan / Loan 1.731.636 38.835 53.183 93.563
6 Tagihan lainnya / Other Receivables 29.364 29.364
7 Lain-lain / Others 30.191 6.015 5.671 1.623
Total Aset / Total Assets 2.654.281 823.246 58.854 147.912
B Kewajiban / Liabilities
1 Dana Pihak Ketiga / Third Party Fund 2.100.145 1.514.193 440.436 139.948
2 Kewajiban pada Bank Indonesia / Liabilities with Bank
Indonesia
-
3 Kewajiban pada bank lain / Liabilities with Other Banks 13.507 12.057 650 800
4 Surat Berharga yang Diterbitkan / Securities Issued -
5 Pinjaman yang Diterima / Borrowing 50.000 50.000
6 Kewajiban lainnya / Other Liabilities -
7 Lain-lain / Others 28.904 11.015 1.705 533
Total Kewajiban / Total Liabilities 2.192.556 1.537.265 492.791 141.281
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca / Net assets to liabilities
in Balance Sheet
461.725 (714.019) (433.937) 6.631
II REKENING ADMINISTRATIF / Off-Balance Sheet
A Tagihan Rekening Administratif / Off-Balance Sheet Receivables
1 Komitmen / Commitment
2 Kontijensi / Contingency
Total Tagihan Rekening Administratif / Total Off-Balance Sheet
Receivables
- - - -
B Kewajiban Rekening Administratif / Off-Balance Sheet Liabilities
1 Komitmen / Commitment 80.736 16.493 7.362 8.562
2 Kontijensi / Contingency
Total Kewajiban Rekening Administratif / Total Off-Balance Sheet
Liabilities
80.736 16.493 7.362 8.562
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif / Net
Off-Balance Sheet Receivables and Liabilities
(80.736) (16.493) (7.362) (8.562)
Selisih / Net [(IA-IB)+(IIA-IIB)] 380.989 (730.512) (441.299) (1.931)
Selisih Kumulatif / Cumulative Differences - (730.512) (1.171.811) (1.173.742)
Tabel 9.1.a. Pengungkapan Profi l Maturitas Rupiah - Bank secara Individual / Disclosure of Rupiah Maturity Profi le – Bank Individually
Laporan Tahunan 2013 170
Posisi Tanggal 31 Desember 2012 / Position as of December 31, 2012
Saldo / Outsanding
Jatuh Tempo / Maturity
> 6 bulan s.d. 12 bulan / >6 moths to 12
months
> 12 bulan / > 12 months
< 1 bulan / month
> 1 bulan s.d. 3 bulan / >1 month to 3
months
> 3 bulan s.d. 6 bulan / > 3
months to 6 months
> 6 bulan s.d. 12 bulan / >6 moths to 12
months
> 12 bulan / > 12 months
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
9.677 9.677
61.332 587.092 523.352 9.952 29.519 24.269
170 170
-
199.550 1.346.505 1.041.523 61.418 27.016 57.227 132.186 763.676
-
2.799 14.083 45.472 1.970 3.839 5.578 1.490 32.595
263.681 1.360.588 1.683.934 596.587 40.807 92.324 157.945 796.271
5.568 1.323.632 864.982 181.803 260.753 16.094
-
9.070 4.421 2.199 2.450
-
-
-
11.696 3.955 13.771 6.542 765 4.414 354 1.696
17.264 3.955 1.346.473 875.945 184.767 267.617 16.448 1.696
246.417 1.356.633 337.461 (279.358) (143.960) (175.293) 141.497 794.575
- - - - - - - -
28.778 19.541 70.402 36.716 5.569 10.869 17.239 9
28.778 19.541 70.402 36.716 5.569 10.869 17.239 9
(28.778) (19.541) (70.402) (36.716) (5.569) (10.869) (17.239) (9)
217.639 1.337.092 267.059 (316.074) (149.529) (186.162) 124.258 794.566
(956.103) 380.989 - (316.074) (465.603) (651.765) (527.507) 267.059
(dalam jutaan rupiah / in million rupiah)
Bank Sampoerna171
Rencana Strategis Bank
Business Strategy of the Bank
“Tahap Investasi yang kini sedang dijalani
akan memberikan keyakinan Bank Sampoerna
untuk berkembang cepat dan terarah”
“Investment phase which is currently carried will
provide assurance that Bank Sampoerna to grow
rapidly and well-directed”
Laporan Tahunan 2013 174
RENCANA STRATEGIS BANK
Bank telah menyusun rencana bisnis secara lengkap dan realistis
dengan memperhatikan seluruh faktor eksternal dan faktor internal
serta memperhatikan prinsip kehati-hatian dan asas perbankan
yang sehat. Rencana Bisnis Bank disusun oleh Direksi dan telah
mendapat persetujuan Dewan Komisaris
Arah Kebijakan Umum Bank
Arah kebijakan umum Bank sejalan dengan misi pemegang saham
mayoritas untuk memberdayakan skala Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (“UMKM”), dengan tetap menekankan pada prinsip
kehati-hatian dan mengacu pada prinsip pemberian kredit yang
sehat. Kebijakan ini sesuai dengan strata yang dipilih Bank dalam
Arsitektur Perbankan Indonesia (“API”), yaitu Bank dengan fokus
pada pembiayaan UMKM sesuai dengan PBI No.14/22/PBI/2012
perihal Pemberian Kredit kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Terkait dengan PBI Nomor 14/26/PBI/2012 tanggal 27 Desember
2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor berdasarkan
Modal Inti Bank, saat ini Bank termasuk dalam kelompok BUKU 1
dengan Modal Inti di bawah Rp 1 triliun.
Dalam mendukung rencana perkembangan Bank ke depan, maka
Manajemen dan Pemegang Saham Bank merencanakan untuk
memenuhi permodalan Bank untuk masuk dalam kelompok BUKU
2 paling lambat pada bulan Juni 2016 sesuai dengan Peraturan
Bank Indonesia di atas.
Dalam jangka pendek, Bank akan tetap fokus pada peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia (“SDM”), pengembangan Sistem
Teknologi Informasi (“TI”), peluncuran beberapa produk/aktivitas
baru, memperbaiki komposisi dana pihak ketiga (CASA), konsisten
membangun brand awareness secara selektif, perluasan jaringan
kantor sebagai investasi jangka panjang untuk mendukung
tercapainya visi dan misi Bank.
Dalam jangka menengah dan panjang dan untuk terus menopang
pertumbuhan yang berkelanjutan, Bank akan mempersiapkan
platform untuk penambahan modal melalui pasar modal serta
menerbitkan obligasi. Seperti disebutkan di atas, saat ini Bank
masih berada dalam tahap investasi (investment stage) dimana
dibutuhkan biaya investasi di bidang SDM, TI dan infrastruktur
untuk mendukung pertumbuhan, baik terkait dengan operating
expenses maupun capital expenditure.
STRATEGIC PLAN OF THE BANKTh e Bank has prepared comprehensive and realistic business plan aft er considering all external internal factors and prudent and sound banking principle. Th e Bank Business Plan is prepared by the Board of Directors and has been approved by the Board of Commissioners.
Direction Of Th e Bank’s General PolicyGeneral policies of the Bank is in line with the mission of the majority Shareholders to empower the Micro, Small and Medium Enterprises (MSME), by continuously focusing on prudent and sound loan disbursement. Th e policy is also in accordance with the strata of Indonesian Banking Architecture (IBA), in which the Bank focuses on extending fi nancing the Micro, Small and Medium Enterprises (“MSME”) in accordance with PBI No.14/22/PBI/2012 regarding loan disbursmen to MSME
Related with PBI No. 14/26/PBI/2012 dated December 27th, 2012 regarding Business Activity and Offi ce Network based on Core Capital of the Bank, currently the Bank is categorized on BUKU 1 with Core Capital below Rp1 trillion.
In supporting future development plan of the Bank, the Management and Shareholders of the Bank initiate to fulfi ll the Bank’s equity to be upgraded to BUKU 2 the latest in June 2016 based on above mentioned BI Regulation.
In the short term, the Bank will keep its focus on the enhancement of quality of human resources (HR), development of Information Technology (“IT”) system, new products/services launching, improving third party fund composition (CASA), consistently build brand awareness selectively, expand the offi ce network as long-term investment to sustain the bank’s mission and vision.
On middle and long-term, and to continuously support sustainable growth, the Bank prepares a platform to expand capital through stock market and issuing bonds. As mentioned, the Bank is currently on investment stage, which requires HR, IT and other infrastrictures investment to support the growth, either related with operating expenses or capital expenditure.
Bank Sampoerna175
Dengan peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur yang
dimiliki serta dukungan Pemegang Saham dalam hal permodalan,
dalam jangka menengah dan panjang diyakini kinerja Bank secara
umum akan terus membaik dan berkembang secara lebih cepat
dan terarah, sehingga mampu menambah daya saing dalam
industri perbankan nasional.
Langkah-langkah strategis yang telah dan akan ditempuh
Bank
Bank menetapkan strategi untuk mencapai Visi dan Misi sesuai
dengan arah kebijakan umum Bank, yang meliputi:
a. Fokus pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang
seimbang, risk awareness, budaya kepatuhan, pengembangan
Sistem Teknologi Informasi, peluncuran produk/aktivitas baru,
perluasan jaringan kantor sebagai pondasi dalam menopang
pertumbuhan Bank ke depannya.
b. Dalam bidang penghimpunan dana dan untuk mengantisipasi
ketatnya persaingan di produk pendanaan serta untuk
menciptakan struktur pendanaan yang lebih terdiversifikasi,
Bank secara konsisten akan melakukan perluasan jaringan
kantor, mengembangkan sumber daya khususnya tenaga
marketing dan mengoptimalkan produk pendanaan yang
dikhususkan untuk segmen tertentu, termasuk pemanfaatan
customer base yang berasal dari grup usaha. Bank saat ini telah
memiliki layanan ATM bekerja sama dengan jaringan PRIMA
sehingga nasabah dapat melakukan transaksi perbankan
melalui lebih dari 67.000 jaringan ATM PRIMA diseluruh Indonesia.
c. Dalam bidang penyaluran dana, Bank memfokuskan penyaluran
dana pada segmentasi pasar UMKM dan melakukan kerja sama
strategis dalam rangka pelaksanaan program executing, asset
buying, channeling dan joint financing dengan pihak–pihak
lain, seperti Koperasi, termasuk Koperasi Karyawan (Kopkar),
Bank Perkreditan Rakyat (”BPR”), perusahaan pembiayaan
(Multifinance) dan lembaga keuangan lainnya, dengan senantiasa
mengedepankan prinsip kehati-hatian dan mengacu pada
mekanisme penyaluran dana yang sehat.
d. Membangun brand awareness melalui kegiatan promosi
korporasi maupun produk secara selektif dan proporsional
dalam rangka untuk penetrasi pasar/segmen/area baru. Hal
ini didukung dengan telah diluncurkannya program pendanaan
yang baru seperti Deposito Kebun Tunai dan program lainnya
yang sedang dikembangkan seperti rencana Tabungan SAKU.
Within the improvement of infrastructure quality and capacity as well as capital support from Shareholders and capital factor, for the mid and long term is believed to help the Bank’s business improve and develop with more focused and accelerated to increase competitive advantages in national banking industry.
Strategic Initiative which has and will be taken by the Bank
Th e Bank has determined strategies to realize the vision and mission according to the general policies of the Bank, which includes:
a. Focusing on enhancing the quality of Human Resources, risk awareness, developing Information Technology (IT) System, launching new products/activities and expanding the offi ce network as fundamental to sustain the future growth of the Bank.
b. In funding side and anticipating the tight competition in the funding products as well as developing more diversifi ed funding structure, the Bank is planning to expand the offi ce network, developing the human resources and optimizing the fi nancing products for particular segment, including the utilization of customer base derived from the business group. Th e Bank currently has ATM service in cooperation with PRIMA network that the customers is able to perform banking transaction in more than 67,000 ATM PRIMA network nationwide.
c. On fund disbursement sector, the Bank focuses on the MSME segment and develops strategic partnership in the implementation of executing program, asset buying, channeling and joint fi nancing with the other parties such as Employee Cooperatives, Rural Banks, multi-fi nance companies and other fi nancial institutions, by upholding forward the prudent principle and sound fund disbursement.
d. Building brand awareness through corporate and products promotion activity selectively and proportionally to penetrate new market/segment/area. Th is is supported by new funding loan program such as Kebun Tunai Time Deposit and other program which are currently developed such as Tabungan SAKU.
Laporan Tahunan 2013 176
e. Dalam rangka memperkuat struktur permodalan, di bulan
Agustus 2013, telah dilakukan perubahan susunan pemegang
saham Bank dimana kepemilikan saham PT Pahalamas Sejahtera
telah dialihkan kepada PT. Cakrawala Mulia Prima yang
merupakan salah satu perusahaan Grup Alfa.
TARGET JANGKA PENDEK DAN MENENGAH
Untuk memandu implementasi kebijakan, Bank telah menentukan
target-target jangka pendek dan menengah yang akan mengarahkan
seluruh sumber daya Bank untuk bergerak sinergis mencapai
visinya
Target Jangka Pendek
a. Mempertahankan Risk Based Bank Rating (“RBBR”) dan Good
Corporate Governance (“GCG”) di peringkat 2 (dua)
b. Tingkat pertumbuhan kredit sebesar 55%
c. Tingkat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 33%
d. Peningkatan kompetensi dan keahlian SDM
e. Peningkatan Penerapan Manajemen Risiko
f. Peningkatan kualitas Pengendalian Internal
g. Jumlah Modal Inti
h. Tingkat Non Performing Loan (“NPL”) berada di bawah 5%
i. Penerapan prinsip Know Your Customer (“KYC”) dalam rangka
pelaksanaan APU PPT
Target Jangka Menengah
a. Bank mentargetkan mempertahankan peringkat RBBR 2 dengan
tetap memonitor setiap komponen dari RBBR dan meningkatkan
risk awareness dan compliance culture seluruh staf Bank melalui
pelatihan dan sosialisasi. Peningkatan kualitas penerapan GCG
diharapkan dapat dicapai melalui peningkatan kinerja komite-
komite, penyempurnaan dan pelaksanaan kerangka kerja
pengendalian internal yang lebih baik atas kerja sama SKMR,
SKK dan SKAI.
b. Jumlah Modal Inti Minimum akan terus ditingkatkan melalui
strategi rencana penambahan modal dalam rangka memenuhi
komitmen permodalan kepada BI/OJK dan juga melalui strategi
pertumbuhan organik (internal growth). Sampai dengan akhir
tahun 2016 jumlah Modal Inti Bank diperkirakan akan mencapai
Rp1 triliun. Pemegang Saham Pengendali juga berkomitmen
untuk pemenuhan terhadap ketentuan permodalan sesuai
dengan kebijakan dari BI/OJK.
e. In order to strengthen capital structure, in August 2013, changes in shareholders composition has been conducted where ownership of PT Pahalamas Sejahtera has been transferred to PT Cakrawala Mulia Prima as Part of Alfa Group.
SHORT AND MEDIUM TERM TARGETTo guide the policy implementation, the Bank has determined short and medium term targets which will direct the whole resources of the Bank to move in synergy to realize the vision.
Short Term Targetsa. Maintaining RBBR and GCG Rating in Level 2
b. Credit growth by 55%c. Th ird party fund growth by 33%d. Improvement of HR skills and competencee. Improvement of the Implementation of Risk managementf. Improvement of Internal Control Qualityg. Determining Total Minimum Core Capitalh. Non Performing Loan (NPL) below 5%i. Implementation of Know Your Customer (KYC) principle related
with APU PPT implementation
Mid Term Targetsa. Th e Bank aims to maintain RBBR 2 by continuously monitor
every RBBR component and increase risk awareness and compliance culture from all of the bank’s staff throughout training and socialization. GCG implementation quality improvement is expected to be achieved through performance improvement of the Committees, working procedure refi nement and implementation and better internal audit framework in terms of cooperation among Risk Management Unit, Compliance Unit and Internal Audit Unit.
b. Total Minimum Core Capital will be enhanced through capital addition strategy in order to fulfi ll the capitalization commitment to Bank of Indonesia/OJK and through internal growth strategy. As end of 2016, total Core Capital of the Bank is projected to reach Rp1 trillion. Th e controlling Shareholders is also committed to comply with capital regulation based on policy of BI/OJK.
Bank Sampoerna177
c. Sejalan dengan pencapaian jumlah Modal Inti di atas, maka
sesuai dengan strata API yang dipilih, Bank akan tetap menjadi
bank dengan fokus kegiatan usaha pada segmen tertentu,
yaitu UMKM. Jumlah Modal Inti akan senantiasa ditingkatkan
untuk mencapai Bank dengan BUKU 2.
d. Dalam upaya meningkatkan struktur pendanaan yang sehat,
disamping tetap meningkatkan penghimpunan Dana Pihak
Ketiga, Bank akan mengupayakan diperolehnya alternatif
sumber-sumber pendanaan lainnya, seperti penerbitan surat
berharga maupun pinjaman-pinjaman lunak lainnya.
e. Bank akan terus berupaya meningkatkan kualitas serta
menyesuaikan penerapan APU PPT sehingga sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
f. Bank secara bertahap akan melakukan perluasan jaringan
kantor dengan menambah Kantor Cabang, Kantor Cabang
Pembantu dan/atau Kantor Kas sesuai kebutuhan.
c. In line with the achievement of Minimum Core Capital, thus according to the agreed API strata, the Bank will remain focus on certain segment, which is MSMEs. Total Core Capital will be increased overtime to reach Bank with BUKU 2.
d. In order to enhance sound fi nancing structure, the Bank, besides increasing the third party fund, will be seeking other alternative sources of fund, such as the issuance of securities and other soft loans.
e. Th e Bank will continue enhancing the quality of the implementation of APU and PPT, to comply with prevailing regulation.
f. Th e Bank consistently expands the offi ce network by adding new Branch Offi ces, Supporting Branch Offi ce and/or Cash Offi ce according to the needs.
Laporan Tahunan 2013 178
Perekonomian Indonesia di tahun 2014 diperkirakan masih belum
stabil dan masih mengalami perlambatan pertumbuhan sebagai
dampak dari kondisi turbulensi ekonomi global serta tingkat
likuiditas di sektor perbankan yang juga masih akan ketat. Dilain
pihak, tahun 2014 juga akan menjadi tahun politik, dimana Pemilihan
Umum (PEMILU) Nasional dan juga pemilihan Presiden akan
dilakukan.
Menyikapi tren perkembangan ekonomi tersebut, Bank Sampoerna
akan memperkuat aspek pendanaan dengan menyasar secara
selektif pada segmen-segmen yang tidak terlampau terpengaruh
pada suku bunga, dan memiliki track record kinerja yang baik.
Kemampuan untuk melakukan selektivitas yang baik akan diperkuat
dengan database yang terukur dengan melakukan seleksi nasabah-
nasabah bergantung kepada tingkat risikonya.
Bank Sampoerna tetap memandang penting prospek di segmen
mikro dan UKM mengingat segmen tersebut masih sangat luas
dan belum seluruhnya tergarap secara optimal. Pilihan untuk
menggarap pasar mikro dan UKM adalah pilihan berdasarkan
pertimbangan yang cermat dan matang mengingat sektor ini
merupakan sasaran yang tepat untuk mentransformasikan nilai-
nilai pemberdayaan. Dari waktu ke waktu, Bank juga akan melakukan
evaluasi terhadap fokus bisnis yang ditekuni dengan tetap
mempertimbangkan kondisi pasar di tahun 2014.
Bank Sampoerna tetap akan mengantisipasi kemungkinan pergeseran
terhadap kondisi makro ekonomi yang terjadi di tahun 2014 sebagai
dampak dari kebijakan Pemerintah yang diterapkan, seperti inflasi,
peningkatan BI Rate, kebijakan moneter lain yang mungkin akan
diluncurkan oleh Bank Indonesia dan kebijakan baru yang akan
diluncurka oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Beberapa hal penting yang akan dilakukan oleh Bank Sampoerna
di tahun 2014 :
a. Bank akan tetap fokus pada peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia, pengembangan Sistem Teknologi Informasi (TI),
perluasan jaringan kantor sebagai pondasi dalam menopang
pertumbuhan Bank ke depannya, pengembangan produk dan
aktivitas baru.
b. Dalam bidang penghimpunan dana dan untuk mengantisipasi
ketatnya persaingan di produk pendanaan serta untuk
menciptakan struktur pendanaan yang lebih terdiversifikasi,
Bank berencana untuk menyasar secara selektif pada segmen-
segmen yang tidak terlampau terpengaruh pada suku bunga,
dan memiliki track record kinerja yang baik, disamping
mengoptimalkan produk pendanaan yang dikhususkan untuk
segmen tertentu, termasuk pemanfaatan customer base yang
berasal dari grup usaha.
In 2014, the Indonesian economy is expected to remain stable yet still it might seem to experience slower growth as the result of global economic turbulence conditions. Th e forecast level of liquidity in banking sector might also still be tight. On the other hand, in Indonesia, 2014 will be a year of politics when the people will celebrate its General Election as well as National Presidential election.
Responding to the economic development trend, Bank Sampoerna’s strategy will be targeting and strengthening its funding aspect to selected and particular segments who are not aff ected by the interest rate, and has a good track record. Th e ability to select its targeted market will be enhanced with scalable database by selecting potential clients based on its risk level.
Bank Sampoerna considers the micro and SME segments as an important prospect that still have an extensive room to grow. Th e choice to target the micro and SME market is based on a cavernous and thorough consideration looking at this sector is a particular sector to transform empowerment values. Th e bank will consistently conduct business evaluation focus on market condition in 2014.
Bank Sampoerna will still anticipate a shift towards macro-economic condition in 2014 as a results of government policy that is applied, include infl ation, rate increases policy, other possible monetary policy to be launched by Bank Indonesia or other policy released by Financial Services Authority.
Bank Sampoerna’s key initiatives in 2014:
a. Bank will remain focus on improving human resources quality, Information Systems Technology development, branch network expansion as a foundation to support the Bank’s future expansion, as well as new products initiatives.
b. In fund raising fi eld – to anticipate the extensiveand vigourous competition in fi nancial products as well as to create diversifi ed funding structure, the Bank plans to particularly targeting the segment that are undully aff ected by interested rate, has a good performance and track record, in addition to optimize funding product targeted to particular segment, include customer based data based from holding group.
HAL-HAL PENTING YANG DIPERKIRAKAN TERJADI DI TAHUN 2014
Key Important Initiatives in 2014
Bank Sampoerna179
Untuk mendukung pendanaan ini, Bank juga akan meluncurkan
layanan yang berbasis teknologi untuk memudahkan nasabah
bertransaksi, seperti Internet Banking, debit card, disamping
rencana ekspansi jaringan kantor di tahun 2014.
c. Dari aspek pembiayaan, Bank akan meluncurkan produk baru
secara organik disamping juga terus mengembangkan kerjasama
strategis melalui program asset buying/joint financing dengan
mitra seperti Koperasi/Mini Market/BPR/Multifinance. Bank juga
akan secara periodik melakukan kajian terhadap sasaran pasar
yang ditekuni disesuaikan dengan kondisi yang berkembang.
d. Selain itu, Bank akan mengkaji sumber dana lain, baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang, melalui instrumen-
instrumen pasar pendanaan, seperti surat berharga dan lainnya.
e. Di tahun 2014, Pemegang Saham akan melakukan setoran
modal sebesar Rp100 miliar untuk memperkuat struktur
permodalan Bank untuk terus tumbuh disamping juga melalui
pemupukan keuntungan.
f. Bank juga akan melakukan penetrasi ke pasar untuk lebih
meningkatkan brand awareness melalui berbagai aktivas
komunikasi, sosialisasi, promosi dan pemasaran serta berbagai
inisiatif kreatif lainnya untuk dapat menembus pasar. Hal ini
dengan tetap memperhatikan cost efficiency dan cost effectiveness.
To support the funding business, the Bank will launched a technology-based services to facilitate its customer transaction, include the Internet Banking, Debit Cards, in addition to the offi ce network expansion plan in 2014.
c. Looking at the fi nancing aspect, the Bank will launch new organically product while at the same time continuing to develop a strategic partnership through asset buying program/joint fi nancing with trusted partners such as Cooperative/Mini Market/BPR/Multifi nance. Th e Bank will also periodically review the target market that will be adapted to any conditions.
d. Besides, the Bank will examine other funding resources, both in short or long term through its funding market instruments such as securities and others.
e. In 2014, the Shareholders will do a capital injection of 100 Billion to strengthen the Bank’s capital structure, to grow, to expand and build other competitive advantage.
f. Th e Bank will also penetrate the market by strengthening its brand awareness through various marketing communications activities, dissemination, promotion, marketing as well as other creative initiatives. Cost effi ciency and cost eff ectiveness will also be an important consideration.
Laporan Tahunan 2013 180
PERIODE 1 JANUARI 2013 - 31 DESEMBER 2013
Sesuai dengan masa jabatan untuk periode di atas, yang
bertandatangan di bawah ini telah membaca dan memeriksa
dengan seksama serta menyetujui isi dari naskah Buku Laporan
Tahunan Perseroan tahun 2013 terlampir, yang didalamnya juga
memuat Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2013
PERIOD OF JANUARY, 1 2013 – DECEMBER, 31 2013
In accordance with the term of offi ce for the above period, the undersigned have read and duly examined and approved the content of the Annual Report of the Company for the year 2013, which includes the Financial Statements for the year 2013.
Dewan Komisaris/Board of Commissioners
Budi Setiawan Halim
Komisaris Utama/President CommissionerArsono Putranto
Komisaris/Commissioner
Adiwarman Azwar Karim
Komisaris Independen/Independent CommissionerRoy Sugihardja Wiradharma
Komisaris Independen/Independent Commissioner
Direksi/Directors
Indra Wijaya Supriadi
Direktur Utama/President Director
Agresius Robajanto Kadiaman
Direktur /Director
Setyo Dwitanto
Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko/Compliance & Risk Management Director
Ganda Rahaja Rusli
Direktur / Director
TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNANResponsibility For Annual Report
Dewan Komisaris/Board of Commissioners
Budi Setiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaawan Halim
Komisaris Utama/President CommissionerArsono Putranto
Komisaris/Commissioner
AdAAdAAAdAdAdAdAdAdAAAdAdAAAAAdAAdAAAAAAAdAAAAdAdAAAAdddddAAAAAdAAAAddddddddAAAAAAAAAdddddddddddAAAAAAAAAAddddddddddddddAAAdAAAddddddddAddAAAAAAddddddddddddddAAAAAAddddddddddAAAAdddddddddddAddddddddddddddddiwiiiiiiiiiiiiiiiiiiwiiiiiiiiiiiiiiiiiii arman Azwar Karim
Komisaris Independen/Independent CommissionerRoy Sugiharddja Wiradharma
Komisaris Independen/Independent Commissioner
Direksi/Directors
Indra Wijaya Supriadi
Direktur Utama/President Director
Agresius Robajanto Kadiaman
Direktur /Director
Seeeeeeeetyttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt o Dwitantoo
Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko/Compliance & Risk Management Director
Ganddddddddddddddddddddddddddddddddddaaaa aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa RaRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR haja Rusli
Direkturuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu / Director
Laporan Keuangan Bank
31 Desember 2013 dan 2012
Financial Statements
December 31, 2013 and 2012
Halaman ini sengaja dikosongkan
This page has been left blank intentionally
Draft/April 8, 2014
paraf:
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA
Laporan Keuangan
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
31 Desember 2013 dan 2012
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA
Financial Statements
For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA PT BANK SAHABAT SAMPOERNA
Daftar Isi Halaman/ Table of Contents Page
Surat Pernyataan Direksi Director’s Statement Letter Laporan Auditor Independen Independent Auditor’s Report Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
Financial Statements For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012
Laporan Posisi Keuangan 1 Statements of Financial Position Laporan Laba Rugi Komprehensif 3 Statements of Comprehensive Income Laporan Perubahan Ekuitas 4 Statements of Changes in Equity Laporan Arus Kas 5 Statements of Cash Flows Catatan Atas Laporan Keuangan 7 Notes to the Financial Statements
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements
Final Draft After QA Review 1 paraf:
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
As of December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
ASET Catatan/ ASSETS
Notes 2013 2012
Kas 2.h, 4 15,013,699,350 9,676,774,300 Cash
Giro pada Bank Indonesia 2.c, 2.i, 5 152,902,246,012 96,905,969,831 Current Accounts with Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain 2.c, 2.i, 6 2,916,104,719 170,147,689 Current Accounts with Other Bank
Penempatan pada Bank Indonesia 2.c, 2.j, 7 Placements with Bank Indonesia
dan Bank Lain 568,210,855,684 426,446,392,743 and Other Banks
Efek-efek 2.c, 2.k, 8 124,047,383,177 63,740,248,955 Marketable Securities
Efek-efek yang Dibeli dengan Securties Purchased under
Janji Dijual Kembali 2.c, 2.l, 9 29,363,880,000 -- Resale Agreement
Kredit yang Diberikan 2.c,2.g,2.m,3.a,3.b Loans
Pihak Berelasi 10, 31 1,187,268,637 14,457,284,215 Related Parties
Pihak Ketiga 10 1,730,448,346,000 1,051,523,791,117 Third Parties
1,731,635,614,637 1,065,981,075,332
Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for
Penurunan Nilai 2.c (8,321,381,234) (15,174,040,413) Impairment Losses
1,723,314,233,403 1,050,807,034,919
Aset Tetap 2.n, 11 38,928,669,624 33,262,992,493 Fixed Assets
Dikurangi: Akumulasi Penyusutan (18,087,783,185) (13,402,134,802) Less: Accumulated Depreciation
20,840,886,439 19,860,857,691
Aset Takberwujud 2.o, 12 8,976,387,206 6,826,984,472 Intangible Assets
Dikurangi: Akumulasi Amortisasi (3,380,635,941) (1,846,536,328) Less: Accumulated Amortization
5,595,751,265 4,980,448,144
Aset Pajak Tangguhan 2.v, 18.d -- 835,661,333 Deferred Tax Assets
Aset Lain-lain - Bersih 2.c, 2.p, 13 27,493,214,879 17,635,648,230 Other Assets - Net
JUMLAH ASET 2,669,698,254,928 1,691,059,183,835 TOTAL ASSETS
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements
Final Draft After QA Review 2 paraf:
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan) Per 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
(Continued) As of December 31, 2013 and 2012
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
LIABILITAS Catatan/ LIABILITIES
DAN EKUITAS Notes 2013 2012 AND EQUITY
LIABILITAS LIABILITIES
Liabilitas Segera 2.c, 2.q, 14 3,858,939,991 2,506,926,863 Obligations Due Immediately
Simpanan dari Nasabah 2.c, 2.g, 2.r Deposits from Customers
Pihak Berelasi 15, 31 411,454,373,133 546,318,113,302 Related Parties
Pihak Ketiga 15 1,688,690,881,527 777,313,339,027 Third Parties
Simpanan dari Bank Lain 2.c, 2.r, 16 13,506,340,990 9,069,683,428 Deposits from Other Banks
Pinjaman yang Diterima 2.c, 2.s. 17 50,000,000,000 -- Borrowings
Utang Pajak 2.v, 18.a 3,784,269,145 1,699,524,584 Taxes Payable
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 2.w, 29 3,472,033,000 1,754,304,000 Employee Benefit Obligation
Liabilitas Pajak Tangguhan 2.v, 18.d 4,470,334,345 -- Deferred Tax Liabilities
Liabilitas Lain-lain 2.c, 19 10,530,850,122 6,252,485,044 Other Liabilities
JUMLAH LIABILITAS 2,189,768,022,253 1,344,914,376,248 TOTAL LIABILITIES
EKUITAS EQUITY
Modal Saham Share Capital
Nilai Nominal Rp 1.000 per saham Par Value Rp 1,000 per share
per 31 Desember 2013 dan 2012 as of December 31, 2013 and 2012
Modal Dasar - 400.000.000 saham Authorized Capital - 400,000,000 shares
per 31 Desember 2013 dan 2012 as of December 31, 2013 and 2012
Modal Ditempatkan dan Disetor Issued and Fully Paid in Capital
Penuh - 335.802.469 saham 335,802,469 shares as of
per 31 Desember 2013 dan December 31, 2013 and
220.000.000 saham 220,000,000 shares as of
31 Desember 2012 20.a 335,802,469,000 220,000,000,000 December 31, 2012
Dana Setoran Modal 20.b 84,197,531,000 85,000,000,000 Capital Paid in Advance
Cadangan Umum 21 6,500,000,000 6,000,000,000 General Reserves
Saldo Laba 53,430,232,675 35,144,807,587 Retained Earnings
JUMLAH EKUITAS 479,930,232,675 346,144,807,587 TOTAL EQUITY
JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIES
DAN EKUITAS 2,669,698,254,928 1,691,059,183,835 AND EQUITY
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements
Final Draft After QA Review 3 paraf:
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME
For the Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/
Notes 2013 2012
OPERASIONAL
Pendapatan Bunga 2.g, 2.t, 2.u, 22, 31 229,065,612,414 121,007,229,233 Interest Income
Beban Bunga 2.g, 2.t, 23, 31 (128,737,192,138) (63,704,499,295) Interest Expenses
PENDAPATAN BUNGA - BERSIH 100,328,420,276 57,302,729,938 INTEREST INCOME - NET
LAINNYA INCOME
Provisi dan Komisi Lainnya 2.u 100,000 3,700,000 Other Fees and Commission
Lain-lain 24 11,026,405,016 6,984,452,471 Others
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 11,026,505,016 6,988,152,471 Total Other Operating Income
PEMULIHAN CADANGAN KERUGIAN
PENURUNAN NILAI ATAS
ASET KEUANGAN 2.e, 25 4,916,532,511 1,041,365,792
Tenaga Kerja 2.w, 26, 29 (54,965,267,194) (35,615,844,939) Personnel
Umum dan Administrasi 27 (34,201,943,052) (25,766,304,543) General and Administrative
Jumlah Beban Operasional Lainnya (89,167,210,246) (61,382,149,482)
27,104,247,557 3,950,098,719
(BEBAN) PENDAPATAN
NON OPERASIONAL - BERSIH 28 (702,818,791) 72,656,537
INCOME BEFORE INCOME
PAJAK PENGHASILAN 26,401,428,766 4,022,755,256
2.v, 18.b, 18.c (7,616,003,678) (1,887,164,777)
LABA TAHUN BERJALAN 18,785,425,088 2,135,590,479
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN -- --
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN 18,785,425,088 2,135,590,479
RECOVERY FOR IMPAIRMENT
EXPENSES
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERATING INCOME AND
PENDAPATAN OPERASIONAL OTHER OPERATING
FOR THE YEAR
NON OPERATING
(EXPENSES) INCOME - NET
TAX EXPENSES
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
LOSSES ON
BEBAN PAJAK PENGHASILAN INCOME TAX EXPENSES
TOTAL INCOME FOR THE YEAR
LABA SEBELUM BEBAN
LABA OPERASIONAL OPERATING INCOME
FINANCIAL ASSETS
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA OTHER OPERATING EXPENSES
Total Other Operating Expenses
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements
Final Draft After QA Review
4
paraf:
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
For the Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Modal Ditempatkan Dana Setoran Cadangan Saldo Laba/ Jumlah Ekuitas/
Notes dan Disetor Penuh/ Modal/ Umum/ Retained Total Equity
Issued and Fully Capital Paid General Earnings
Paid in Capital in Advance Reserve
220,000,000,000 -- 5,500,000,000 33,509,217,108 259,009,217,108 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2011
Tambahan Setoran Modal 20.b -- 85,000,000,000 -- -- 85,000,000,000 Capital Paid in Advance
Cadangan Umum 21 -- -- 500,000,000 (500,000,000) -- General Reserve
Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan -- -- -- 2,135,590,479 2,135,590,479 Total Comprehensive Income for the Year
220,000,000,000 85,000,000,000 6,000,000,000 35,144,807,587 346,144,807,587 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012
Setoran Modal 20.a, 20.b 115,802,469,000 (85,000,000,000) -- -- 30,802,469,000 Paid in Capital
Tambahan Setoran Modal 20.a, 20.b -- 84,197,531,000 -- -- 84,197,531,000 Capital Paid in Advance
Cadangan Umum 21 -- -- 500,000,000 (500,000,000) -- General Reserve
Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan -- -- -- 18,785,425,088 18,785,425,088 Total Comprehensive Income for the Year
335,802,469,000 84,197,531,000 6,500,000,000 53,430,232,675 479,930,232,675 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2013SALDO PER 31 DESEMBER 2013
SALDO PER 31 DESEMBER 2012
SALDO PER 31 DESEMBER 2011
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements
Final Draft After QA Review
d2/April 8, 2014
5
paraf:
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA STATEMENTS OF CASH FLOWS
For the Years Ended December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/
Notes 2013 2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITES
Penerimaan Bunga, Provisi, dan Komisi 208,983,771,747 118,674,114,734 Interest, Fees, and Commissions Received
Pembayaran Beban Bunga (120,097,089,859) (62,439,596,214) Payment of Interest Expense
Pembayaran Beban Tenaga Kerja (52,127,072,103) (33,861,540,939) Payment of Personnel Expenses
Pembayaran Beban Umum dan Administrasi (27,288,909,621) (18,609,789,756) Payment of General and Administrative Expenses
Penerimaan dari Pendapatan Operasional Lainnya 11,026,405,016 6,988,152,471 Other Operating Income Received
Pembayaran Pajak Penghasilan (1,833,723,241) (863,340,081) Income Tax Paid
Penerimaan Pajak Penghasilan 2,231,591,941 -- Income Tax Received
Pembayaran Beban Non Operasional Lainnya (702,818,791) (512,803,390) Other Non Operating Expenses Payment
Penerimaan Kas sebelum Perubahan dalam Cash Receive before Changes in
Aset dan Liabilitas Operasi 20,192,155,089 9,375,196,825 Operating Assets and Liabilities
Aset dan Liabilitas yang Digunakan Changes in Assets and Liabilities
untuk Perubahan Operasi: Used for Operating:
Penempatan pada Bank Indonesia dan Placement with Bank Indonesia and
Bank Lain -- 68,762,374,653 Other Banks
Efek-efek (63,000,000,000) (17,500,000,000) Marketable Securities
Tagihan atas Efek-efek yang Dibeli Securties Purchased under
dengan Janji Dijual Kembali (29,363,880,000) -- Resale Agreement
Kredit yang Diberikan (665,654,539,305) (423,560,355,308) Loans
Aset Lain-lain 3,297,791,683 319,452,917 Other Assets
Liabilitas Segera 1,352,013,128 (1,249,040,921) Obligation due Immediately
Simpanan Nasabah: Deposits from Customers:
Giro (137,420,746,564) 263,354,013,074 Current Accounts
Tabungan 2,145,437,351 7,317,815,776 Savings
Deposito Berjangka 904,418,622,115 241,575,545,857 Time Deposits
Simpanan dari Bank Lain 13,506,340,990 9,069,683,428 Deposits from Other Banks
Liabilitas Lain-lain (283,066,750) (1,782,401,420) Other Liabilities
Kas Bersih yang Diperoleh dari Net Cash Flows Provided by
Aktivitas Operasi 49,190,127,737 155,682,284,881 Operating Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Pembelian Aset Tetap 11 (6,575,118,822) (9,592,641,169) Acquisitions of Fixed Assets
Hasil Penjualan Aset Tetap 11 378,015,021 585,460,000 Proceeds from Sale of Fixed Assets
Pembelian Aset Takberwujud 12 (2,149,402,734) (4,773,758,944) Acquisitions of Intangible Assets
Kas Bersih yang Digunakan untuk Net Cash Flows Used in
Aktivitas Investasi (8,346,506,535) (13,780,940,113) Investing Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Pinjaman yang Diterima 17 50,000,000,000 -- Borrowings
Modal Disetor 20.a 30,802,469,000 -- Paid in Capital
Tambahan Setoran Modal 20.b 84,197,531,000 85,000,000,000 Capital Paid in Advance
Kas Bersih yang Diperoleh dari Net Cash Flows Provided by
Aktivitas Pendanaan 165,000,000,000 85,000,000,000 Financing Activities
KENAIKAN BERSIH KAS NET INCREASE IN CASH
DAN SETARA KAS 205,843,621,202 226,901,344,768 AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AT
AWAL TAHUN 533,199,284,563 306,297,939,795 THE BEGINNING OF THE YEAR
KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AT
AKHIR TAHUN 739,042,905,765 533,199,284,563 THE END OF THE YEAR
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements
Final Draft After QA Review
d2/April 8, 2014
6
paraf:
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA STATEMENTS OF CASH FLOWS
(Continued) For the Years Ended December 31, 2013 and 2012
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/
Notes 2013 2012
Kas dan Setara Kas terdiri dari : Cash and Cash Equivalents consist of:
Kas 4 15,013,699,350 9,676,774,300 Cash
Giro pada Bank Indonesia 5 152,902,246,012 96,905,969,831 Current Accounts with Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain 6 2,916,104,719 170,147,689 Current Accounts with Other Bank
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Placement with Bank Indonesia and Other Bank -
jangka waktu jatuh tempo 3 (tiga) bulan mature in 3 (three) months
atau kurang sejak tanggal perolehan 7 568,210,855,684 426,446,392,743 or less since the acquisition date
Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali 9 29,363,880,000 --
Jumlah 739,042,905,765 533,199,284,563 Total
Tambahan informasi aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas disajikan pada Catatan 40.
Additional information of non cash activities is presented in Note 40.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended December 31, 2013 and 2012
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
7
Paraf:
1. Umum 1. General
1.a. Pendirian Bank 1.a. Establishment of the Bank
PT Bank Sahabat Sampoerna (dahulu PT Bank Dipo Internasional) (“Bank”) didirikan pada tanggal 27 September 1990 berdasarkan Akta Notaris No. 95 dari Notaris Ny. Susana Zakaria, S.H. Anggaran Dasar Bank telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 17 Desember 1990 melalui Surat Keputusan No. C2-6534.HT.01.01.Th.90 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 439 Tambahan No. 13 tanggal 13 Februari 1991.
PT Bank Sahabat Sampoerna (formely PT Bank Dipo Internasional) (“the Bank”) was established based on Notarial Deed No. 95 dated September 27, 1990 by Notary Ny. Susana Zakaria, S.H. The deeds of establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. C2-6534.HT.01.01.Th.90 dated December 17, 1990 and was published in State Gazette of the Republic Indonesia No. 439 Supplement No. 13 dated February 13, 1991.
Setelah pendiriannya, anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, diantaranya perubahan yang penting adalah sebagai berikut:
Since its establishment, the Bank’s articles of association have been amended from several times, where such significant amendments are as follows:
Berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum Luar Biasa (RUPSLB) para Pemegang Saham No. 65 tanggal 22 Mei 2008 yang dibuat di hadapan Notaris Arikanti Natakusumah, S.H., telah dilakukan perubahan modal dasar Bank dari Rp50.000.000.000 menjadi Rp400.000.000.000, sekaligus dilakukan penyesuaian anggaran dasar Bank sesuai dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU.31043.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 6 Juni 2008.
Based on the Deed of the Extraordinary General Shareholders’ Meeting (EGM) No. 65 dated May 22, 2008 by Notary Arikanti Natakusumah, S.H., the Bank's articles of association was amended, regarding the change of authorized capital from Rp50,000,000,000 to Rp400,000,000,000, and the adjustment to Law No. 40 year 2007 regarding Limited Liabilities. The amendment to the Bank's article of association was legalized by Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. AHU.31043.AH.01.02.Tahun 2008 dated June 6, 2008.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar RUPSLB No. 52 tanggal 28 Desember 2011 yang dibuat di hadapan Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., mengenai perubahan nama dari sebelumnya PT Bank Dipo Internasional menjadi PT Bank Sahabat Sampoerna, dimana perubahan nama tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui suratnya No AHU-0280.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 13 Januari 2012 dan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 14/7/KEP.GBI/2012 tanggal 22 Februari 2012.
Based on the Deed of Decision Statement Outside EGM No. 52 dated December 28, 2011 made by Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., regarding the change of name from PT Bank Dipo Internasional into PT Bank Sahabat Sampoerna, which amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia by his letter No. AHU-0280.AH.01.02.Tahun 2012 dated January 13, 2012 and Decision Letter of the Governor of Bank Indonesia No. 14/7/KEP.GBI/2012 dated February 22, 2012.
Setelah perubahan-perubahan tersebut di atas, anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, dimana perubahan terakhir dengan akta No. 49 tanggal 27 Agustus 2013 yang dibuat di hadapan Notaris Ariyanti Artisari, S.H., M.Kn., khususnya perubahan Pasal 4 ayat 4.2, berkenaan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp305.000.000.000 menjadi Rp335.802.469.000. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui suratnya No. AHU-AH.01.10-36362 tertanggal 2 September 2013.
After such above mentioned amendments, the Bank’s articles of association have been amended from several times, the latest is amended by notarial deed No. 49 dated August 27, 2013 made by Notary Ariyanti Artisari, S.H., M.Kn., regarding the changes of Article 4 paragraph 4.2 regarding the change of issued and paid in capital from Rp305,000,000,000 to Rp335,802,469,000. This amendment has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in its letter No. AHU-AH.01.10-36362 dated September 2, 2013.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
8
Paraf:
Berdasarkan pasal 3 anggaran dasar Bank, maksud dan tujuan Bank adalah berusaha di bidang perbankan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, ruang lingkup kegiatan Bank adalah sebagai berikut: - Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
- Memberikan kredit; - Menerbitkan surat pengakuan hutang; - Membeli, menjual atau menjaminkan atas risiko
sendiri maupun untuk kepentingan dan atas permintaan nasabahnya;
- Memindahkan baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;
- Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi, maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;
- Melakukan kegiatan perbankan lainnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Based on the Article 3 of the Bank's articles of association, the Bank's objective is to engage in banking business. To achieve this objective, the scope of the Bank's activities is mainly the following: - Raising third party funds in current accounts, time
deposits, certificates of deposits, savings and/or other similar forms;
- Granting loans; - Issuing promissory notes; - Buying, selling or providing guarantee for the
customers;
- Transfering it self and for of the customers; - Placing funds in, obtaining borrowings from, or
providing financing to other banks, either by letter, telecommunication facilities, sight letter of credit, cheque or other facilities;
- Engaging in other general banking activities in accordance with the prevailing laws and regulations.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 668/KMK.013/1991 tanggal 1 Juli 1991, Bank memulai kegiatan operasionalnya sebagai bank umum.
Based on the Decree of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 668/KMK.013/1991 dated July 1, 1991, the Bank started operation as a commercial bank.
Kantor pusat Bank berlokasi di Gedung Sampoerna Strategic Square, North Tower, Lantai Mezzanine, Jalan Jendral Sudirman Kavling 45, Jakarta Selatan. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah jaringan kantor pusat operasional, kantor cabang dan kantor cabang pembantu adalah sebagai berikut:
The Bank head office is located at Sampoerna Strategic Square Building, North Tower, Mezzanine Floor, Jalan Jendral Sudirman Kavling 45, Jakarta Selatan. As at December 31, 2013 and 2012, the number of the Bank’s operational head office, branch, and sub branch was as follows:
2013 2012
Kantor Pusat Operasional 1 1 Head Operational Office
Kantor Cabang 6 5 Branch Offices
Kantor Cabang Pembantu 5 5 Sub Branch Offices
1.b. Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan 1.b. Board of Commissioners, Directors, and Employee
Berdasarkan keputusan sirkuler para pemegang saham sebagai pengganti rapat umum pemegang saham luar biasa tanggal 3 Juni 2013, susunan Dewan Komisaris pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
Based on the decision of the shareholders' circular of the General Shareholders’ Meeting (EGM) dated June 3, 2013, the Board of Commissioners on December 31, 2013 is as follows:
Dewan Komisaris Board of Commisioners
Komisaris Utama Budi Setiawan Halim President Commissioner
Komisaris Arsono Putranto Commissioner
Komisaris Independen Adiwarman Azwar Karim Independent Commissioner
Komisaris Independen Roy Sugihardja Wiradharma Independent Commissioner
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar RUPSLB No. 57 tanggal 24 Desember 2013 dari Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., susunan Dewan Direksi pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
Based on the Deed of Decision Statement Outside EGM No. 57 dated on December 24, 2013 of Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., the Board of Directors on December 31, 2013 is as follows:
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
9
Paraf:
Dewan Direksi Board of Directors
Direktur Utama Indra Wijaya Supriadi President Director
Direktur Agresius Robajanto Kadiaman Director
Direktur Ganda Rahaja Rusli Director
Direktur Kepatuhan Setyo Dwitanto Compliance Director
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar RUPSLB No. 15 tanggal 10 Agustus 2012 dari Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Based on the Deed of Decision Statement Outside EGM No. 15 dated on August 10, 2012 of Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., the Boards of Commisioners and Directors on December 31, 2012 are as follows:
Dewan Komisaris Board of Commisioners
Komisaris Utama Budi Setiawan Halim President Commissioner
Komisaris Arsono Putranto Commissioner
Komisaris Independen Adiwarman Azwar Karim Independent Commissioner
Komisaris Independen Boediarto Soetrisno Judo Independent Commissioner
Dewan Direksi Board of Directors
Direktur Utama Indra Wijaya Supriadi President Director
Direktur Agresius Robajanto Kadiaman Director
Direktur Ganda Rahaja Rusli Director
Direktur Kepatuhan Nyoman Wenten Artha Compliance Director
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank memiliki karyawan masing-masing sebanyak 461 dan 335 karyawan (tidak diaudit).
As of December 31, 2013 and 2012, the Bank had 461 and 335 employees (unaudited), respectively.
1.c. Komite-komite Bank 1.c. Bank Committees
Sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/14/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan No. 8/4/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006, tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum, Bank telah membentuk beberapa komite.
Based on Bank Indonesia Regulation (PBI) No. 8/14/PBI/2006 dated January 30, 2006 and No. 8/4/PBI/2006 dated October 5, 2006, regarding the implementation of Good Corporate Governance for commercial bank, the Bank was established several committees.
Susunan Komite Bank per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The members of the Bank’s Committees as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
2013
Komite Audit Audit Committee
Ketua Adiwarman Azwar Karim Chairman
Anggota Bambang Kuswijayanto Member
Anggota Bambang Trihananto Member
Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee
Ketua Roy Sugihardja Wiradharma Chairman
Anggota Arsono Putranto Member
Anggota Bambang Kuswijayanto Member
Anggota Bambang Trihananto Member
Komite Remunerasi dan Nominasi Remuneration and Nomination Committee
Ketua Adiwarman Azwar Karim Chairman
Anggota Budi Setiawan Halim Member
Anggota Lila Damanitya Anandari Member
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
10
Paraf:
2012
Komite Audit Audit Committee
Ketua Adiwarman Azwar Karim Chairman
Anggota Jus Rustian Member
Anggota Herwin Kurniawan Member
Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee
Ketua Boediarto Soetrisno Judo Chairman
Anggota Arsono Putranto Member
Anggota Herwin Kurniawan Member
Anggota Jus Rustian Member
Komite Remunerasi dan Nominasi Remuneration and Nomination Committee
Ketua Adiwarman Azwar Karim Chairman
Anggota Budi Setiawan Halim Member
Anggota Lila Damanitya Anandari Member
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Penting 2. Summary of Significant Accounting Policies
2.a. Pernyataan Kepatuhan 2.a. Statements of Compliance
Laporan keuangan Bank telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) 2008.
The Bank’s financial statements were prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards, which include the Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) and Interpretation of Financial Accounting Standards (IFAS) issued by the Financial Accounting Standards Board-Indonesian Institute of Accountants (IIA), including Bank Indonesia Accounting Guidelines (PAPI) 2008.
2.b. Dasar Pengukuran dan Penyajian Laporan Keuangan 2.b. Basis of Measurement and Preparation of Financial
Statements Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan disusun dengan asumsi kelangsungan usaha dan atas dasar akrual kecuali laporan arus kas.
The basis used in preparing the financial statements is historical cost, except for certain accounts which are measured based on another basis described in the related accounting policies for those accounts. The financial statements are prepared under the going concern assumption and accrual basis except for the statement of cash flows.
Laporan arus kas disajikan dengan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas menjadi kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan yang tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya.
The statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into the operating, investing and financing activities. For the statements of cash flows presentation, cash and cash equivalents consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks and short term highly liquid investments with original maturities of three months or less from the acquisition date which are not collateralized or not limited in use.
Mata uang penyajian yang digunakan dalam laporan keuangan adalah mata uang Rupiah, yang juga merupakan mata uang fungsional Bank.
The presentation currency used in the preparation of the financial statements is Indonesian Rupiah, which is functional currency of the Bank.
Standar akuntansi baru atau penyesuaian atas standar akuntansi yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2013, yang
New accounting standard or improvement on accounting standard which is relevant to the Bank and mandatory for the first time for the financial period beginning
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
11
Paraf:
relevan terhadap Bank adalah penyesuaian atas PSAK 60 (Revisi 2010) “Instrumen Keuangan: Pengungkapan". Bank telah rnengevaluasi dampak yang ditimbulkan dan penyesuaian PSAK 60 tersebut tidak material terhadap laporan keuangan.
January 1, 2013 is the improvement on SFAS 60 (Revised 2010) “Financial Instrument: Disclosures”. The Bank has evaluated the impact of the improvement on SFAS 60 to be immaterial to the financial statements.
Sementara itu, revisi atas PSAK 38 “Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali” dan pencabutan atas PSAK 51 “Akuntansi Kuasi-Reorganisasi” yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2013 tidak relevan, serta tidak menghasilkan perubahan kebijakan akuntansi Bank dan tidak memiliki dampak terhadap jumlah yang dilaporkan untuk periode berjalan atau tahun sebelumnya.
Meanwhile, the revisions to SFAS 38 “Business Combinations on Entities under Common Control” and withdrawal of SFAS 51 “Quasi Reorganizations” with an effective date of January 1, 2013 did not result in changes to the Bank’s accounting policies and had no effect on the amounts reported for the current period or prior financial years.
2.c. Aset dan Liabilitas Keuangan 2.c. Financial Assets and Liabilities (i) Aset Keuangan (i) Financial Assets Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam
kategori (A) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, (B) pinjaman yang diberikan dan piutang, (C) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (D) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
The Bank classifies its financial assets in the following categories: (A) financial assets at fair value through profit and loss, (B) loans and receivables, (C) held to maturity financial assets, and (D) available for sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.
(A) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi
(A) Financial Assets at Fair Value Through Profit or Loss
Kategori ini terdiri dari dua sub kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
The category comprises two sub categories: financial assets classified as held for trading, and financial assets designated by the Bank as at fair value through profit or loss upon initial recognition.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking) yang terkini.
A financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi (jika ada) diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat masing-masing sebagai “keuntungan/ (kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “pendapatan bunga”.
Financial instruments included in this category are recognized initially at fair value; transaction costs (if any) are recognized directly in the statement of comprehensive income. Gains and losses arising from changes in fair value and sales of these financial instruments are included directly in the statement of comprehensive income and are reported respectively as “unrealized gain/(losses) from changes in fair value of financial instrument” and “gains/ (losses) on sale of financial instrument”. Interest income on financial instruments held for trading is included in “interest income”.
Perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui
Fair value changes relating to financial assets designated at fair value through profit or loss
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
12
Paraf:
laba rugi diakui sebagai “keuntungan (kerugian) atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Bank tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasi pada nilai wajar melalui laba rugi.
are recognized in “gain (losses) from changes in fair value of financial instrument”. The Bank does not have financial assets classified as at fair value through profit or loss.
(B) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang (B) Loans and Receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
Loans and receivables are non derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:
a) yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
b) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau
c) dalam hal Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
a) those that the Bank intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as fair value through profit or loss;
b) those that the Bank upon initial recognition designates as available for sale; or
c) those for which the Bank may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat sebagai laba/rugi dan dilaporkan sebagai “pendapatan bunga”.
Loans and receivables are initially recognised at fair value plus transaction costs and subsequently measured at amortised costs using the effective interest rate method less allowance for impairment losses. Income on financials assets classified as loans and receviables is recorded as profit/loss and is reported as “interest income”.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai diakui sebagai “cadangan kerugian penurunan nilai” sebagai komponen pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan”.
In the case of impairment, the impairment loss is recognized “allowance for impairment losses” as a component of deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables, and recognized in the statement of comprehensive income as “provision for impairment losses on financial assets”.
(C) Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (C) Held to Maturity Financial Assets
Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:
Held to maturity investments are non derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities that the Bank has the positive intention and ability to hold to maturity, other than:
a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
b) Investasi yang ditetapkan oleh Bank dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
a) those that the Bank upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;
b) those that the Bank designates as available for sale; and
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
13
Paraf:
c) Investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
c) those that meet the definition of loans and receivables.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi (jika ada) dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
These financial assets are initially recognized at fair value including transaction costs (if any) and subsequently measured at amortized cost, using the effective interest rate method.
Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif dan diakui sebagai “pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai “cadangan kerugian penurunan nilai” sebagai komponen pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan”.
Interest income on held to maturity investments is included in the statement of comprehensive income and reported as ”interest income”. In the case of impairment, the impairment loss is recognized as “allowance for impairment losses” as a component of deduction from the carrying value of the investment, and recognized in the statement of comprehensive income as “provision for impairment losses on financial assets”.
(D) Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual (D) Available for Sale Financial Assets
Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga atau aset keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Available for sale investments are financial assets that are intended to be held for indefinite period of time, which may be sold in response to needs for liquidity or changes in interest rates or that are not classified as loans and receivables, held to maturity investments or financial assets at fair value through profit or loss.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi (jika ada) dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian diakui pada pendapatan komprehensif lain kecuali untuk kerugian penurunan nilai hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di pendapatan komprehensif lain, diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Bank tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.
Available for sale financial assets are initial recognized at fair value, plus transaction costs (if any), and measured subsequently at fair value with gains and losses recognized in the other comprehensive income, except for impairment losses until the financial assets is derecognized. If an available for sale financial asset is determined to be impaired, the cummulative gain or loss previously recognized in the other comprehensive income is recognized in the statement of comprehensive income. Interest income is calculated using the effective interest method, and foreign currency gains or losses on monetary assets classified as available for sale are recognized in the statement of comprehensive income. The Bank has no financial assets classified as available for sale financial asset.
(E) Pengakuan (E) Recognition
Bank menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk mencatat transaksi aset keuangan.
The Bank uses settlement accounting date to record the financial assets transaction.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
14
Paraf:
(ii) Liabilitas Keuangan (ii) Financial Liabilities Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam
kategori (A) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan (B) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
The Bank classified its financial liabilities in the category of (A) financial liabilities at fair value through profit or loss and (B) financial liabilities measured at amortized cost.
(A) Liablilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai
Wajar melalui Laba Rugi (A) Financial Liabilities at Fair Value Through
Profit or Loss Kategori ini terdiri dari dua sub kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
This category comprises two sub categories: financial liabilities classified as held for trading, and financial liabilities designated by the Bank as at fair value through profit or loss upon initial recognition.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini.
A financial liability is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat sebagai “beban bunga”.
Gains and losses arising from changes in fair value of financial liabilities classified held for trading are included in the statement of comprehensive income and are reported as “gain/(losses) from changes in fair value of financial instrument”. Interest expenses on financial liabilities held for trading are recorded as “interest expenses”.
Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diakui di dalam “keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Bank tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Fair value changes relating to financial liabilities designated at fair value through profit or loss are recognised in “gain/(losses) from the changes in the fair value of financial instruments”. The Bank has no financial liabilities classified at fair value through profit or loss.
(B) Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan
Biaya Perolehan Diamortisasi (B) Financial Liabilities at Amortized Cost
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Financial liabilities that are not classified as at fair value through profit and loss fall into this category and are measured as amortized cost.
Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
After initial recognition, the Bank measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rates method.
Penentuan Nilai Wajar Determination of Fair Value Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang
diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin.
The fair value of financial instruments traded in active markets is determined based on quoted market prices at the reporting date.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
15
Paraf:
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.
A financial instrument is regarded as quoted in an active market if quoted prices are readily and regularly available from an exchange, dealer, broker, industry group, pricing service or regulatory agency, and those prices represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis. If the above criteria are not met, the market is regarded as being inactive. Indications that a market is inactive are when there is a wide bid-offer spread or significant increase in the bid-offer spread or there are few recent transactions.
Nilai wajar untuk semua instrumen keuangan lainnya
ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Dengan teknik ini, nilai wajar merupakan suatu estimasi yang dihasilkan dari data yang dapat diobservasi dari instrumen keuangan yang sama, menggunakan model-model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan atau teknik penilaian lainnya menggunakan input yang tersedia pada tanggal laporan posisi keuangan.
For all other financial instruments, fair value is determined using valuation techniques. In these techniques, fair values are estimated from observable data in respect of similar financial instruments, using models to estimate the present value of expected future cash flows or other valuation techniques, using inputs existing at the reporting date.
Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga
pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut.
For financial instruments with no quoted market price, a reasonable estimate of the fair value is determined by reference to the current market value of another instrument which substantially have the same characteristic or calculated based on the expected cash flows to net asset of the marketable securities.
Berkaitan dengan kredit yang dicatat berdasarkan biaya
perolehan diamortisasi, maka nilai tercatat pada saat pengakuan awal dapat berbeda dengan nilai yang akan diperoleh pada saat jatuh tempo, jika Bank menerima pendapatan atau mengeluarkan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada pemberian/pembelian kredit tersebut, memberikan kredit dengan suku bunga di bawah suku bunga pasar, memberikan/membeli kredit secara diskonto atau premium. Dalam menentukan suku bunga pasar, Bank menggunakan suku bunga acuan yang berlaku di Bank. Pada prinsipnya suku bunga pasar tidak dapat disamaratakan untuk seluruh jenis kredit, dimana setiap jenis kredit memiliki risk premium yang berbeda dan target profit margin, dengan demikian Bank mengklasifikasikan jenis kredit tersebut menjadi kredit komersial (termasuk dengan jaminan deposito/cash collateral), dan kredit konsumsi dengan agunan. Dengan demikian suku bunga acuan adalah biaya dana secara menyeluruh, ditambahkan dengan risk premium dan profit margin untuk kredit sesuai dengan jenis kreditnya.
In connection with the loans which are recorded on the basis of amortized cost, their carrying values at the time of initial recognition may difference with the value to be obtained at the maturity date, if the Bank receive the income or the transaction cost that are directly attributable to provide/purchase such loans, giving loans with the interest rate below market rates, provide/purchase discount or premium credit. In determining the market rate, the Bank uses interest rate prevailing in the Bank. In principle, the market interest rate cannot be equated with the averaged for all types of credit, where each type of credit has a different risk premium and profit margin targets, thereby the Bank classifying credit type to commercial loans (including cash collateral) and consumer credit with collateral. Thus the benchmark rate is the cost of funds as a whole, added to the risk premium and profit margin for credit in accordance with the type of credit.
Bukti terbaik dari nilai wajar pada saat pengakuan awal
adalah harga transaksinya (yaitu nilai wajar pembayaran yang diserahkan atau diterima), kecuali nilai wajar dari instrumen tersebut dapat dibuktikan dengan perbandingan transaksi untuk instrumen yang sama di pasar terkini yang
The best evidence of fair value at initial recognition is the transaction price (that is, the fair value of payment submitted or accepted), unless the fair value of the instrument can be proved by a comparison with other observable current market transactions in the same
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
16
Paraf:
dapat diobservasi (yang tanpa modifikasi atau re-packaging) atau berdasarkan teknik penilaian dimana variabelnya termasuk hanya data dari pasar yang dapat diobservasi.
instrument (that is, without modification or re-packaging) or based on a valuation technique whose variables include only data from observable markets.
Penghentian Pengakuan Derecognition Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan
ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan).
Financial assets are derecognized when the contractual rights to receive the cash flows from these assets expire or the assets transferred and substantially all the risks and rewards of ownership of the assets are also transferred (that is, if substantially all the risks and rewards have not been transferred, the Bank tests control to ensure that continuing involvement on the basis of any retained powers of control does not prevent derecognation).
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika
liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Financial liabilities are derecognized when they are discharged or cancelled or expire.
2.d. Klasifikasi dan Reklasifikasi Aset Keuangan 2.d. Classification and Reclassification of Financial Assets Klasifikasi Aset Keuangan Classificiation of Financial Assets Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam
klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
The Bank classifies the financial instruments into certain classification to reflects the nature of information and consider the characteristic of those financial instruments. The classification can be seen in the table below:
Jenis Instrumen Keuangan/ Type of Financial Instrument
Klasifikasi saat Pengukuran Awal/ Classification on Initial Measurement
Aset Keuangan/ Financial Assets
Giro pada Bank Indonesia/ Current Account with Bank Indonesia
Pinjaman diberikan dan piutang/ Loan and receivables
Giro pada Bank Lain/ Current Account with other banks
Pinjaman diberikan dan piutang/ Loan and receivables
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain/ Placements with Bank Indonesia and Other Banks
Pinjaman diberikan dan piutang/ Loan and receivables
Efek-efek/ Marketable Securities Dimiliki hingga jatuh tempo/ Held to Maturity
Tagihan atas Efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali/ Securities Purchased under Resale agreements
Pinjaman Diberikan dan Piutang/ Loan and Receivable
Kredit yang Diberikan/ Loans Pinjaman diberikan dan piutang/ Loan and receivables
Aset Lainnya - Piutang Bunga/ Other Assets – Interest Receivables
Pinjaman diberikan dan piutang/ Loan and receivables
Liabilitas Keuangan/ Financial Liabilities
Liabilitas Segera/ Current Liabilities Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/ Financial liabilities at amortized cost
Simpanan Nasabah/ Deposits from Customers
Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/ Financial liabilities at amortized cost
Simpanan dari Bank Lain/ Deposits from Other Banks
Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/ Financial liabilities at amortized cost
Pinjaman yang Diterima/ Borrowings Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/ Financial liabilities at amortized cost
Liabilitas Lainnya/ Other Liabilities – Accrued Interest Expenses
Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/ Financial liabilities at amortized cost
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
17
Paraf:
Jenis Instrumen Keuangan/ Type of Financial Instrument
Klasifikasi saat Pengukuran Awal/ Classification on Initial Measurement
Rekening Administratif/ Off Balance Sheet Financial Instruments
Fasilitas Kredit yang Diberikan yang Belum Digunakan/ Unused Loan Facilities Granted Garansi yang Diberikan/ Guarantees Issued
Reklasifikasi Aset Keuangan Reclasification of Financial Assets Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen
keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (jika aset keuangan tidak disyaratkan untuk diklasifikasikan sebagai diperdagangkan pada saat pengakuan awal) dapat direklasifikasikan ke pinjaman yang diberikan dan piutang jika memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dan entitas memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo.
The Bank shall not reclassify any financial instrument out of or into the fair value through profit/loss category while it is held or issued. Financial assets at fair value through profit/loss could be reclassified as loans and receivables if it could fulfill the requirements as loans and receivables and there’s intention and capability to hold until the predictable date in the future or maturity date.
Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan
sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
The Bank shall not classify any financial assets as held-to-maturity if the Bank has, during the current financial year or during the two preceding financial years, sold or reclassified more than an insignificant amount of held to maturity investments before maturity (more than insignificant in relation to the total amount of held to maturity investments) other than sales or reclassifications that:
a. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati
jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
b. terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.
a. are so close to maturity or the financial asset’s repurchase date where changes in the market rate of interest would not have a significant effect on the financial asset’s fair value;
b. occur after the Bank has collected substantially all of the financial asset’s original principal through scheduled payments or prepayments; or
c. are attributable to an isolated event that is beyond the
bank’s control, is non recurring and could not have been reasonably anticipated by the Bank .
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga
jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Reclassification of financial assets from held to maturity to available for sales are recorded at fair value. The unrealized gains or losses are recorded as part of equity section until the financial assets are derecognized, at which time the cumulative gain or loss previously recognized in the equity shall be recognised in statement of comprehensive income.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
18
Paraf:
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo instrumen tersebut.
Reclassification of financial assets from available for sale to held to maturity are recorded at carrying amount. The unrealized gains or losses are amortized using effective interest rate up to the maturity date of those instruments.
2.e. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan 2.e. Impairment of Financial Assets
(i) Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya Perolehan Diamortisasi
(i) Financial Assets Carried at Amortized Cost
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
The Bank assesses at each reporting date whether there is an objective evidences that a financial asset or group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is an objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a loss event) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti objektif dari penurunan nilai diantaranya adalah sebagai berikut:
The Bank’s criteria used to determine the objective evidence of impairment loss includes:
a. kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak penerbit atau peminjam;
b. pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok bunga;
c. data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi;
d. hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan.
a. significant financial difficulty of the issuer or obligor;
b. a breach of contract, such as a default or delinquency in interest or principal payments;
c. observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimation;
d. the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties.
Estimasi periode antara peristiwa kerugian dan identifikasinya ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi.
The estimated period between a loss occurring and its identification is determined by management for each identified portfolio.
Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan. Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang secara individual mengalami penurunan nilai yang signifikan, dengan menggunakan metode discounted cash flows. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai, dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif.
Initially the Bank assesses whether objective evidence of impairment of financial assets. Individual assessment is performed for financial assets that are individually significant impaired, using the discounted cash flow method. Significant financial assets that are not yet impaired and financial assets that are not impaired included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
19
Paraf:
Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik yang jumlahnya signifikan maupun tidak signifikan, maka aset keuangan tersebut akan dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan penurunan nilai kelompok aset keuangan tersebut dilakukan secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Bank determines that no objective evidence of impairment exists for financial assets that are individually assessed for both significant and insignificant amount, the asset will be included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and impairment of financial assets collectively assesses them. Financial assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment.
Dalam melakukan evaluasi penurunan nilai kredit, Bank menetapkan portofolio kredit menjadi tiga kategori, sebagai berikut:
In evaluating the impairment of credits, the Bank set three categories credit’s portofolio, as follows:
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan jika terjadi penurunan nilai akan berdampak cukup material bagi laporan keuangan, yaitu kredit dengan nilai plafon Rp300.000.000 atau lebih dan memiliki jadwal angsuran yang jelas.
1. Loan which individually significant and if impaired will affect the financial statements, which is loan with the value of Rp300,000,000 or more and have a payment schedule.
2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan, yaitu kredit kolektibilitas Non Performing Loan (NPL) dengan nominal nilai tercatat sebesar Rp100.000.000 atau lebih dan memiliki jadwal angsuran yang jelas.
2. Loan which individually not significant, which is collectibillity loan Non Performing Loan (NPL) amounting to Rp100.000.000 or more and have a payment schedule.
3. Kredit yang direstrukturisasi 3. Restructured Loans
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
The Bank sets loans must be evaluated individually for impairment, if it meets one of the criteria below:
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai; atau
1. Loans which individually significant and have objective evidenceof impairment; or
2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan.
2. Restructured loans which individually significant.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
The Banks sets loans must be evaluated collectively for impairment, if it meets one of the criteria below:
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai; atau
1. Loans which individually significant and but do not have an objective evidence of impairment; or
2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.
2. Restrucutured loans which individually not significant.
Perhitungan Penurunan Nilai Secara Individu Individually Impairment Calculation Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi sebesar cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika pinjaman yang diberikan atau
The impairment loss is measured as the difference between the carrying amount of financial assets and the present value of estimated future cash flows discounted using the original effective interest rate of the financial asset. The carrying amount of the asset is reduced by reserves and the amount of impairment losses are recognized in the statement of comprehensive income. If a loan or held to maturity investment has a variable interest rate, the discount
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
20
Paraf:
investasi dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan di dalam kontrak.
rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate determined under the contract.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan menggunakan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of estimated future cash flows of collateralized financial assets reflecst the cash flows that may result from the foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, regardless of whether the foreclosure is likely to cccur or not.
Bank menggunakan metode fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut:
The Bank uses the fair value of collateral method as the future cash flows if meets one of the following conditions:
1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan; atau
1. Loans are collateral dependent, which is if the loans repayment only from the collateral; or
2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan aspek legal pengikatan agunan.
2. Foreclosure most likely to occur and be supported by legal binding aspect.
Perhitungan Penurunan Nilai Secara Kolektif Collectively Impairment Calculation Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh liabilitas yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
For the purposes of a collective evaluation of impairment, financial assets are grouped based on common characteristics such as credit risk and credit segmentation considering the status of arrears. The characteristics chosen are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such assets that indicates the ability of a debtor or counterparty to pay all liabilities with maturities corresponding contractual terms of the assets being evaluated.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Future cash flows from a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment, estimated based on contractual cash flows and historical loss experienced for assets that have similar characteristics of credit risk with credit risk characteristics of the group. Historical loss experience is adjusted based on the latest observable data to reflect current conditions do not affect the period on which the historical loss, and to remove the effects of the historical conditions that no longer exist.
Bank menggunakan statistical model analysis method, yaitu migration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif dengan menggunakan data historis minimal tiga tahun.
The Bank uses statistical model analysis method, namely the migration analysis method for the assessment of impairment of financial assets is collectively using historical data of at least three years.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
21
Paraf:
Pada migration analysis method, manajemen menentukan estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian untuk setiap portofolio yang diidentifikasi, yaitu tiga bulan.
In the migration analysis method, management determines the estimated period between the occurrence of events and identification of loss for each identified portfolio, which is three months.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dapat dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Jumlah pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
If in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognized (such as increasing the debtor's credit rating), the impairment loss previously recognized can be recovered, either directly, or by adjusting allowance. Total recovery of impairment loss is recognized in the statement of comprehensive income.
Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan ke dalam “pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”.
When uncollected loans, written off loans by turning the journal allowance for impairment losses. The loans can be written off after all the necessary procedures have been performed and the amount of the loss has been determined. Impairment charges related to loans and securities (in held to maturity and loans and receivables) are classified into the allowance for impairment losses".
(ii) Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual (ii) Financial Assets Classified as Available for Sale
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
The Bank assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired.
Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada pendapatan komprehensif lain, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
A significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is an objective evidence of impairment resulting in the recognition of an impairment loss. If any of such evidence exists for available for sale financial assets, the cummulative loss, measured as the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss on that financial asset previously recognized in other comprehensive income, is removed from equity and recognized in the statement of comprehensive income.
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut dapat dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif.
If in a subsequent period, the fair value of a debt instrument classified as available for sale increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognized in the statement of comprehensive income, the impairment loss is reversed through the statement of comprehensive income.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
22
Paraf:
(iii) Kontrak Jaminan Keuangan dan Komitmen (iii) Financial Guarantee Contracts and Commitment
Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang mengharuskan penerbit untuk melakukan pembayaran yang ditetapkan untuk mengganti uang pemegang kontrak atas kerugian yang terjadi karena debitur tertentu gagal untuk melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, sesuai dengan ketentuan dari instrumen utang. Jaminan keuangan tersebut diberikan kepada bank-bank, lembaga keuangan dan badan-badan lainnya atas nama debitur untuk menjamin kredit dan fasilitas perbankan lainnya.
Financial guarantee contracts are contracts that require the issuer to make specified payments to reimburse the holder for a loss incurred because a specified debtor defaulted to make payments when due, in accordance with the terms of a debt instrument. Such financial guarantees are given to banks, financial institutions and other institutons on behalf of customer to secure loans and other banking facilities.
Jaminan keuangan awalnya diakui dalam laporan keuangan sebesar nilai wajar pada tanggal jaminan diberikan. Nilai wajar dari jaminan keuangan pada saat dimulainya transaksi pada umumnya sama dengan provisi yang diterima untuk jaminan diberikan dengan syarat dan kondisi normal.
Financial guarantees are initially recognised in the financial statements at fair value on the date the guarantee was given. The fair value of a financial guarantee at inception is likely to equal the premium received because all guarantees are agreed on arm’s length terms.
Setelah pengakuan awal kontrak, jaminan keuangan dicatat pada nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar amortisasi dengan present value atas pembayaran liabilitas yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan menjadi probable) dan selisihnya dibebankan sebagai biaya operasional lain-lain.
Subsequently they are measured at the higher of amortised amount and the present value of any expected payment (when a payment under the guarantee has become probable) and the difference charged to other operating expense.
Cadangan kerugian penurunan nilai atas kontrak jaminan keuangan dan tagihan komitmen lainnya yang memiliki risiko kredit dihitung berdasarkan kerugian historis.
Allowances for impairment on financial guarantee contracts and other commitment receivables with credit risk are calculated based on historical experience.
(iv) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset yang
Diambil Alih (iv) Allowance for Impairment Losses on Foreclosed
Assets
Perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai aset yang diambil alih dihitung dengan prinsip penurunan nilai sesuai standar akuntansi yang berlaku.
The calculation of allowance for impairment losses of foreclosed assets was calculated using impairment principles according to applicable accounting standard.
2.f. Saling Hapus Instrumen Keuangan 2.f. Offsetting Financial Assets and Liabilities
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut, dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Financial assets and financial liabilities are offset and net amount presented in the statement of financial position, if and only the Bank has a legally enforceable right to set off the recognized amounts, and intends either to settle on a net basis or to realize the asste and settle the liability simultaneously.
2.g. Transaksi dengan Pihak Berelasi 2.g. Transactions with Related Parties
Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor yang meliputi:
The Bank enters into transactions with related parties. A related parties represents person or entity who is related to the reporting entity as follows:
a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai
relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
a) A person or a close member of that person’s family is related to a reporting entity if that person:
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
23
Paraf:
1. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
1. has control or joint control over the reporting entity;
2. memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
2. has significant influence over the reporting entity; or
3. personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
3. is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
b) Satu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika
memenuhi salah satu hal berikut: b) An entity is related to the reporting entity if meets on
of the following; 1. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari
kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lainnya);
1. The entity and the reporting entity are numbers of the same group (which means that each parent, subsidiary, and fellow subsidiary is related to each other);
2. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya);
2. One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an assosicate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member;
3. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;
3. Both parties are joint ventures of the same third party;
4. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain dalah entitas asosiasi dari entitas ketiga;
4. One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third party.
5. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor;
5. The entity is a post-employment benfit plan for the benfit of employees of either the reporting entity, or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity in itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity;
6. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a); dan
6. The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a); and
7. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).(1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
7. A person identified in (a).(1) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or a parent of the entity).
2.h. Kas 2.h. Cash
Kas meliputi kas kecil, kas besar, dan kas di dalam Anjungan Tunai Mandiri.
Cash includes petty cash, cash, and cash in Automatic Teller Machines.
2.i. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain 2.i. Current Accounts with Bank Indonesia and Other
Banks Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Current accounts with Bank Indonesia and other banks are classified as loans and receivables. Refer to Notes 2.c for the accounting policy of loans and receivables.
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai, jika diperlukan.
Current accounts with Bank Indonesia and other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs, less any impairment loss reserves, if needed.
Pada tanggal 9 Februari 2011, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 13/10/PBI/2011, dimana ditetapkan bahwa GWM Utama dan Sekunder dalam
On February 9, 2011, Bank Indonesia issued a regulation No. 13/10/PBI/2011 whereas the minimum ratio of Primary and Secondary Statutory Reserves is 8% of third party
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
24
Paraf:
Rupiah ditetapkan masing-masing sebesar 8% dan 2,5% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah, sedangkan GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam valuta asing. GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif.
fund in rupiah and 2.50% of third party fund in foreign currency, respectively. LDR Minimum Staturory Reserves in rupiah is determined in the amount of computation between Parameters Lower Disincentive and Upper Disincentive for the difference between the Bank’s LDR and LDR target by taking into account the difference between the Capital Adequacy Ratio (CAR) and CAR Incentive.
Pada tanggal 24 Desember 2013, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 15/15/PBI/2013, dimana ditetapkan bahwa GWM Utama dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah sebesar 4% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah.
On December 24, 2013, Bank Indonesia issued a regulation No. 15/15/PBI/2013 whereas the minimum ratio of Primary and Secondary Statutory Reserves is 8% of third party fund in rupiah and 4% of third party fund in rupiah, respectively.
GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga.
Primary Statutory Reserve is the minimum deposit that should be maintained by the Bank in current account with Bank Indonesia in certain percentage of third party funds which is determined by Bank Indonesia.
GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifkat Deposito Bank Indonesia (SDBI), Surat Utang Negara (SUN) dan/atau excess reserve, yang besarnya ditetapkan Bank Indonesia sebesar persentase tertentu.
Secondary Statutory Reserve is the minimum reserve that should be maintained by the Bank in the form of Bank Indonesia Certificates (SBI), Deposit Certificates of Bank Indonesia (SDBI), Government Debenture Debt (SUN) and/or excess reserve, in certain percentage determined by Bank Indonesia.
2.j. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 2.j. Placement with Bank Indonesia and Other Banks
Penempatan pada Bank Indonesia merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI) dan Term Deposits.
Placement with Bank Indonesia is the investment of funds in the form of Bank Indonesia Deposit Facility (FASBI) and Term Deposits.
Penempatan pada bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk call money.
Placement with other banks is the investment of funds in call money.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Placements with Bank Indonesia and other banks are classified as loans and receivables. Refer to Note 2.c for the accounting policy of loans and receivables.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai, jika diperlukan.
Placement with Bank Indonesia and other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs less any impairment loss reserves, if any.
2.k. Efek-efek 2.k. Marketable Securities
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI).
Marketable securities consist of Certificate of Bank Indonesia (SBI) and Deposit Certificate of Bank Indonesia (SDBI).
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.
Marketable securities are classified as financial assets held to maturity. Refer to Note 2.c for the accounting policy of financial assets held to maturity.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
25
Paraf:
Pada pengukuran awal, efek-efek disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang diatribusikan secara langsung.
At the beginning of the measurement, the effects are presented at fair value plus directly attributable transaction costs.
2.l. Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali 2.l. Securities Purchased under Resale Agreement Tagihan atas Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali terdiri dari Surat Utang Negara.
Securities purchased under resale agreement consists of Government Securities.
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
Securities purchased under resale agreements are classified as financial assets classified as loans and receivables. See Note 2.c for the accounting policy for financial assets classified as loans and receivables.
Pada pengukuran awal, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Securities purchased under resale agreements are initially presented at fair value plus directly attributable transanction costs.
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebagai aset dalam laporan posisi keuangan sebesar harga penjualan kembali dikurangi dengan pendapatan bunga yang belum diamortisasi dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (belum diamortisasi), dan diakui sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (belum diamortisasi) dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual kembali dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Securities purchased under resale agreements are presented as assets in the statement of financial position amounting toresale price reduced by unamortized interest income and allowance for impairment losses. The difference between the purchase price and resale price is treated as interest income deferred (not amortized), and is recognized as unearned interest income (not amortized) and recognized as revenue over the period since the securities were purchased to be resold by using the interest method effective.
2.m. Kredit yang Diberikan 2.m. Loans Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam dengan peminjam, mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu.
Loans represent provision of cash or cash equivalent based on agreements with borrowers, where borrowers required repaying their debts with interest after specified periods.
Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2.c. untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Loans are classified as loans and receivables. Refer to Note 2.c. for the accounting policy of loans and receivables.
Pengukuran Awal Initial Recognition Pada saat pengukuran awal, kredit diukur pada nilai wajar atau nilai wajar ditambah/dikurangi biaya dan pendapatan transaksi.
Loans are initially recognised at fair value plus/minus transaction costs and income.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Subsequent Measurement Nilai wajar kredit setelah pengukuran awal dicatat sebesar
biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
After initial recognition, loans are carried at amortized cost using the effective interest method less allowance for impairment losses.
Restrukturisasi Kredit Bermasalah Troubled Loans Restructuring Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan
kredit, konversi kredit menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya dan/atau kombinasi dari keduanya.
Loan restructuring may involve a modification of the terms of the loans, conversion of loans into equity or other financial instruments and/or a combination of both.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
26
Paraf:
Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi atau nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi. Kerugian akibat selisih antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit yang diberikan dan penghasilan bunga sesuai dengan syarat-syarat restrukturisasi.
Restructured loans are stated at the lower of carrying value of the loan at the time of restructuring or net present value of the total future cash receipts after restructuring. Losses arising from any excess of the carrying value of the loan at the time of restructuring over the net present value of the total future cash receipts after restructuring are recognized in the statements of comprehensive income. Thereafter, all cash receipts under the new terms shall be accounted for as the recovery of principal and interest revenue, in accordance with the restructuring scheme.
Kerugian yang mungkin timbul dari restrukturisasi kredit merupakan bagian dari cadangan kerugian penurunan nilai.
The possible losses from loan restructuring are part of the allowance for impairment losses.
Penghapusbukuan Kredit Macet Non Performing Loan Write Off Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
When a loan is uncollectible, it is written off against the related allowance for impairment loss. Such loans are written off after all the necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined.
Adapun kriteria debitur yang dapat dihapusbukukan meliputi: a. Fasilitas kredit telah mengalami penurunan nilai; b. Fasilitas kredit telah memiliki cadangan kerugian
penurunan nilai sebesar 100% dari pokok kredit; c. Telah dilakukan berbagai upaya penagihan dan
pemulihan, namun tidak berhasil; d. Usaha debitur sudah tidak mempunyai prospek atau
kinerja debitur buruk atau tidak ada kemampuan membayar;
e. Hapus buku dilakukan terhadap seluruh liabilitas kreditnya, termasuk yang berasal dari non cash loan, sehingga penghapusbukuan tidak boleh dilakukan pada sebagian kreditnya (partial write off); dan
f. Diumumkan secara terbuka.
The criteria for loan write offs are as follows: a. Loan facility is classified as impaired; b. Loan facility has been provided with 100% provision
of the loan principal; c. Collection and recovery efforts have been made, but
the results are unsuccessful; d. The debtor has no business prospect or its
performance is poor or has no ability to pay;
e. The write offs are performed for entire loan liabilities, including non cash loan, therefore write offs should not be done partially (partial write off); and
f. Announced publicly.
2.n. Aset Tetap 2.n. Fixed Asset Tanah diakui sebesar harga perolehan dan tidak
disusutkan. Land is recognized at cost and not depreciated.
Aset tetap diakui sebesar biaya perolehan setelah
dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Fixed assets are recognized at cost less accumulated
depreciation.
Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) dengan estimasi masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Depreciation on fixed assets are calculated on the straight-line method with estimated useful lives as follows:
Tahun/ Years
Bangunan 20 Buildings
Perlengkapan dan Peralatan Kantor 4 - 7 Office Equipment
Renovasi Gedung dan Instalasi 4 Building Renovation and Installation
Kendaraan Bermotor 5 Vehicles
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
27
Paraf:
Sejak 1 Januari 2012, telah diberlakukan PSAK 16 “Aset Tetap” dan ISAK 25 “Hak atas Tanah”. Biaya perolehan hak atas tanah dalam bentuk hak guna bangunan dan hak pakai diakui sebagai aset tetap. Biaya perolehan tersebut merupakan biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk memperoleh hak atas tanah tersebut termasuk biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali.
Since January 1, 2012, has applied IAS 16 "Property and Equipment" and ISAK 25, "Land Rights". The cost of acquisition of land in the form of building rights and use rights are recognized as fixed assets. The acquisition costs are costs directly attributable to obtain land rights, including the cost of legal processing on land when the land was first acquired.
Estimasi masa manfaat ekonomis, metode penyusutan
dan nilai residu dikaji ulang pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan secara prospektif.
Estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at each reporting date and adjusted prospectively.
2.o. Aset Takberwujud 2.o. Intangible Assets
Piranti lunak komputer yang diperoleh dikapitalisasi sebesar biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan membuat peranti lunak tersebut sampai dengan siap untuk digunakan. Peranti lunak komputer diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) selama 4 - 7 tahun.
Acquisition of the software is capitalized at cost incurred to acquired and make the software ready for use. The software is amortized using the straight line method over 4 - 7 years.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dicatat sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset dikapitalisasi dan diamortisasi.
Maintenance and repair cost are charged as expenses when incurred. Expenditure that extends the useful life of assets is capitalised and amortised.
2.p. Aset Lain-lain 2.p. Other Assets Termasuk di dalam aset lain-lain antara lain adalah
AYDA, beban dibayar di muka, setoran jaminan, dan beban yang ditangguhkan.
Included in other assets are foreclosed assets, prepaid expenses, security deposits and deferred expenses.
Aset yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh
Bank, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi liabilitasnya kepada Bank. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan.
Foreclosed assets represent assets acquired by the Bank, both from auction and non auction based on voluntary transfer by the debtors or based on debtor’s approval to sell the collateral where the debtor could not fulfill their obligations to the Bank. Foreclosed assets represent loan collateral acquired in settlement of loans.
AYDA diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi
(net realisable value), yaitu nilai wajar agunan setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Penilaian nilai wajar agunan AYDA dilakukan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh peminjam di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan
Foreclosed assets are presented at their net realizable value. Net realizable value is the fair value of the foreclosed assets less estimated cost to sell of foreclosed assets. Foreclosed assets are appraised based on Bank Indonesia regulation. Any excess of the loan balance over the value of the foreclosed assets, which is not recoverable from the borrower, is charged to the allowance for impairment losses.
Biaya pemeliharaan atas AYDA yang terjadi setelah
pengambilalihan atau akuisisi aset dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset yang diambil alih dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.
Expenses for maintaining foreclosed assets subsequently charged to the current statements of comprehensive income as incurred. Gains or losses from sale of foreclosed assets are credited or charged to the current period statements of comprehensive income as incurred.
Beban dibayar di muka adalah beban yang telah
dikeluarkan tetapi belum diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Beban dibayar di muka akan
Prepaid expenses are expenses which have been incurred but have not been recognised as expense in the related period. Prepaid expenses will be used for the
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
28
Paraf:
digunakan untuk aktivitas Bank di masa mendatang. Beban dibayar di muka akan diakui sebagai beban pada laporan laba rugi komprehensif pada saat diamortisasi sesuai dengan masa manfaatnya.
Bank’s activities in the future. Prepaid expenses are recognised as expenses in the statement of comprehensive income during the amortisation in accordance with the expected period of benefit.
Termasuk dalam beban dibayar di muka adalah biaya sewa dan biaya asuransi. Beban sewa merupakan pembayaran di muka terkait sewa gedung kantor yang diamortisasi selama masa sewa dan dimulai sejak gedung digunakan. Beban dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method).
Included in prepaid expenses are rental expenses and insurance expense. Deferred rental cost is advance payment for rent of office building which will be amortised for rental period when building is in use. Prepaid expenses are amortized over the useful life of each prepayment by using straight line method.
2.q. Liabilitas Segera 2.q. Obligations Due Immediately Liabilitas segera adalah liabilitas Bank kepada pihak lain
yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
Obligations due immediately is a liability of the Bank to other parties who are required to be paid out according to previously established agreements.
Liabilitas segera disajikan sebesar biaya perolehan yang
diamortisasi. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Obligations due immediately are carried at amortized costs. See Note 2.c for the accounting policy for financial liabilities that are measured at amortized costs.
2.r. Simpanan Nasabah dan Simpanan dari Bank Lain 2.r. Deposits from Customers and Deposits from Other
Banks Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh
masyarakat (selain bank) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan bentuk lain yang dapat dipersamakan dengan itu.
Deposits from customers are the funds placed by customers (excluding banks) with the Bank based on fund deposit agreements. Included in this account are current accounts, saving deposits, time deposits, certificates of deposits, and other similar instruments.
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap
bank lain, baik di dalam maupun luar negeri, dalam bentuk giro, interbank call money, deposito berjangka, dan sertifikat deposito.
Deposits from other banks represent liabilities to domestic and overseas banks, in the form of current accounts, inter-bank call money, time deposits, and certificates of deposit.
Simpanan dari nasabah dan dari bank lain diklasifikasikan
sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Deposits from customers and other banks are classified as financial liabilities at amortised cost. Refer to Note 2.c for the accounting policy for financial liabilties at amortised cost.
Pada pengukuran awal, simpanan nasabah dan simpanan
dari bank lain disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Deposits from customer and deposits from other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs.
2.s. Pinjaman yang Diterima
2.s. Borrowings
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak lain dengan liabilitas pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Borrowings represent funds received from other banks, Bank Indonesia or other parties with a repayment obligation in accordance with the terms of the loan agreement.
Pada pengukuran awal pinjaman yang diterima disajikan sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/ penerbitan pinjaman yang diterima.
At the initial measurement loans received are stated at fair value less transaction costs directly attributable to the acquisition/issuance of loans received.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
29
Paraf:
Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi untuk liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Borrowings are classified as financial liabilities measured at amortized cost. See Note 2.c for the accounting policy for financial liabilities measured at amortized cost.
2.t. Pendapatan dan Beban Bunga
2.t. Interest Income and Expense
Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam “pendapatan bunga” dan “beban bunga” di dalam laporan laba rugi komprehensif menggunakan metode suku bunga efektif.
Interest income and expense for all interest bearing financial instruments are recognized as “interest income” and “interest expense” in the statement of comprehensive income using the effective interest method.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pelunasan dipercepat), namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup komisi, provisi yang material, dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif dan biaya transaksi.
The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. When calculating the effective interest rate, the Bank estimates cash flows considering all contractual terms of the financial instrument (for example prepayment options), but does not consider future credit losses. The calculation includes significant fees, commissions and other fees paid or received between parties to the contract that are integral part of the effective interest rate and transaction costs.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.
Once a financial asset or a group of a similar financial assets has been written down as a result of an impairment loss, interest income is recognized using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment losses.
Pada saat aset keuangan diklasifikasikan sebagai bermasalah, bunga yang telah diakui tetapi belum ditagih akan dibatalkan pengakuannya dalam laporan laba rugi komprehensif. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi.
When financial asset was classified as non performing, accrued interest but not yet paid will be canceled in the statement of comprehensive income. Reversed interest income is recognized as a contingent receivable.
2.u. Pendapatan Provisi dan Komisi 2.u. Fees and Commissions Income Provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan kredit dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif.
Fees and commissions income directly related to significant lending activities, are recognized as a part/(deduction) of lending cost and will be recognized as interest income by amortizing the carrying value of loan with effective interest rate method.
Untuk kredit yang diberikan yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan/atau komisi dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung yang belum diamortisasi, diakui pada saat kredit yang diberikan dilunasi.
For loans were repaid prior to maturity, the balance of fees and/or commissions and transaction costs that are directly attributable to the unamortized, is recognized when the loans repaid.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
30
Paraf:
Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan pemberian kredit atau suatu jangka waktu diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya transaksi sebagai pendapatan operasional lainnya.
Fees and commissions income which are not related to lending activities or a specific period are recognized as revenues on the transaction date as other operating income.
2.v. Perpajakan 2.v. Taxation
Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode liabilitas. Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer antara aset dan liabilitas menurut ketentuan-ketentuan pajak dengan nilai tercatat aset dan liabilitas dalam laporan keuangan. Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan besarnya jumlah pajak penghasilan tangguhan.
Deferred income tax is provided, using the balance sheet liability method. Deferred income tax is the temporary differences arising between the tax base of assets and liabilities and their carrying amounts in the financial statements. Currently enacted or substantially enacted tax rates are used in the determination of deferred income tax.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at the reporting date. Deferred tax is charged or credited in the statement of comprehensive income.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan, atau jika mengajukan banding pada saat keputusan atas banding tersebut telah ditetapkan.
Adjustments to tax obligations are recognized when an assessment letter is received or, when the result of an objection or appeal is determined if an objection of appeal is filed.
Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk tahun yang bersangkutan, yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Current tax is calculated based on taxable income, which is adjusted commercial income in accordance with existing tax regulations.
Bank melakukan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini jika dan hanya jika, Bank: a) Memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum
untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui; dan
b) Bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar neto atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
The Bank shall offset current tax assets and current tax liabilities if, and only if the Bank: a) has a legally enforceable right to set off the
recognized amounts; and
b) intends either to settle on a net basis, or to realize the asset and settle the liability simultaneously.
2.w. Imbalan Kerja 2.w. Employee Benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada Bank dalam suatu periode akuntansi.
Short term employee benefits are recognized when the undiscounted amount of employee have provided services to the Bank in an accounting period.
Imbalan kerja jangka panjang dan imbalan pasca kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang kompensasi dan hak-hak lainnya dihitung berdasarkan Peraturan Perusahaan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.
Long term employee benefits and post employment benefits, such as retirement, severance pay, compensation and other entitlements are calculated based on the Company Regulation and Labour Law No. 13/2003.
Bank menetapkan program imbalan pasca kerja karyawan manfaat pasti yang bersifat non iuran (non contributory). Sesuai dengan UU No. 13/2003, Bank harus menyediakan program dengan imbalan yang minimal sama dengan imbalan pensiun yang diatur dalam Undang-Undang No. 13/2003. Imbalan pensiun sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2003 adalah program imbalan pasti.
Banks establish employee benefit plan defined benefit post employment non dues (non contributory). In accordance with the Law No. 13/2003, the Bank must provide the program with a compensation pension benefits at least equal to that stipulated in Law No. 13/2003. A pension benefit in accordance with the Law No. 13/2003 is a defined benefit plan.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
31
Paraf:
Liabilitas imbalan pensiun merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi dengan nilai wajar aset program dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuaria dan biaya jasa lalu yang tidak diakui. Liabilitas imbalan pasti dihitung sekali setahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit.
Pension benefit obligation is the present value of the defined benefit obligation at the balance sheet date less the fair value of plan assets together with adjustments for actuarial gains or losses and past service cost not recognized. Defined benefit obligation is calculated annually by independent actuaries using the projected unit credit method.
Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Bank berkomitmen untuk:
Termination benefits are recognized when, and only if, the Bank is committee to:
a) memberhentikan seorang untuk sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal; atau
a) terminate an employee or group of employees before the normal retirement date; or
b) menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela.
b) provide termination benefits for employees who receive offers to resign voluntarily.
2.x. Informasi Segmen Operasi 2.x. Operating Segment Information
Sebuah segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
An operating segment is a component of the Bank which:
a. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
b. hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh kepala operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
c. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
a. that engages in business activities from which it may earn revenue and incur expenses (including revenue and expenses relating to the transactions with other components of the same entity);
b. whose operating results are regularly reviewed by chief operating decision maker to make decisions regarding the resources to be allocated and assess its performance; and
c. for which discrete financial information is available. Karena pada saat ini manajemen Bank menelaah alokasi aset keuangan tertentu di antara nasabah ritel, nasabah usaha kecil dan menengah (UKM) serta nasabah middle rate, tetapi tidak untuk hasil operasi lainnya serta informasi keuangan yang dapat dipisahkan juga tidak tersedia di Bank, maka manajemen berkeyakinan Bank pada saat ini dikelola sebagai segmen operasi tunggal.
Since the management of the Bank examine certain financial asset allocation among retail customers, small and medium business customers (UKM) as well as middle rate customers, but not for other operating results, and financial information that can be separated is also not available in the Bank, the management Bank believes the time is managed as a single operating segment.
3. Sumber Ketidakpastian Estimasi dan
Pertimbangan Akuntansi 3. Source of Estimation Uncertainty and
Accounting Judgment
Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan dimana dibutuhkan pertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset dan liabilitas.
Certain estimates and assumption are made in the presentation of the financial statements. These often require management judgement in determining the appropriate methodology for valuation of assets and liabilities.
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas atas tahun keuangan satu tahun ke depan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh PSAK adalah estimasi terbaik yang didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan atas kejadian yang akan datang.
Management makes estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities within the next financial year. All estimates and assumptions required in conformity with SFAS are best estimates undertaken in accordance with the applicable standard. Estimates and judgements are evaluated on a continuous basis, and are based on past experience and other factors, including expectations with regard to future events.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.
Although these estimates and assumption are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual result may differ from those estimates and assumptions.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
32
Paraf:
a. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan a. Allowance for Impairment Losses of Financial Assets Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dievaluasi penurunan nilainya sesuai dengan Catatan 2.e.
Financial assets accounted at amortized cost are evaluated for impairment on a basis described in Note 2.e.
Kondisi spesifik counterparty penurunan nilai dalam pembentukan cadangan kerugian atas aset keuangan dievaluasi secara individu berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang situasi keuangan counterparty dan nilai realisasi bersih dari setiap agunan. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat yang ada, dan strategi penyelesaian serta estimasi arus kas yang diperkirakan dapat diterima disetujui secara independen oleh Manajemen Risiko.
The specific counterparty component of the total allowance for impairment applies to financial assets evaluated individually for impairment and based on management's best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management makes judgements about the counterparty's financial situation and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits, and the workout strategy and estimated cash flows considered recoverable are independently approved by the Risk Management.
Perhitungan cadangan penurunan nilai kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat dalam portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat bukti objektif penurunan nilai terganggu, tetapi penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi.
Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of financial assets with similar economic characteristics when there is an objective evidence to suggest that they contain impaired financial assets, but the individual impaired items cannot yet be identified.
Guna membuat estimasi cadangan yang diperlukan, manajemen membuat asumsi untuk menentukan kerugian yang melekat, dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisi ekonomi saat ini. Keakuratan penyisihan tergantung pada seberapa baik estimasi arus kas masa depan untuk cadangan counterparty tertentu dan asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif.
In order to estimate the required reserve, management makes assumptions for determining the inherent loss, and to determine the required input parameters, based on past experience and current economic conditions. The accuracy of the allowance depends on how well the estimated future cash flows for specific counterparty reserves and model assumptions and parameters used in determining collective reserves.
b. Nilai Wajar Instrumen Keuangan b. Fair Values of Financial Instruments
Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas yang tidak mempunyai harga pasar, Bank menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2.c untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan memiliki informasi harga yang terbatas, nilai wajar yang kurang obyektif dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian tergantung pada likuiditas, konsentrasi, faktor ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya.
In determining the fair value for financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price, the Bank uses the valuation techniques as described in Note 2.c for financial instruments that are traded infrequently and a lack of price transparency, fair value is less objective and requires varying degrees of judgement depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument.
c. Imbalan Pasca Kerja c. Post Employment Benefits
Perhitungan aktuaria menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain (lihat Catatan 2.w dan 29). Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi nilai liabilitas pensiun.
Actuarial calculations using assumptions such as discount rates, investment returns, salary increase rate, death rate, rate of resignation and others (see Notes 2.w and 29). Changes in these assumptions will affect the value of the pension liabilities.
Bank menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk
Bank determines the appropriate discount rate at the end of the reporting period, the interest rate that should be used to determine the present value of future cash flows expected estimasian to resolve pension liabilities. In
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
33
Paraf:
menyelesaikan liabilitas pensiun. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Bank mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas pensiun yang terkait. Asumsi kunci liabilitas pensiun lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini.
determining the appropriate level of interest rates, the Bank considers the interest rates of government bonds that are denominated in the currency of the consideration will be paid and that have terms to maturity similar to the period of the related pension liability. Other key assumptions pension liabilities are determined based in part on current market conditions.
4. Kas 4. Cash
2013 2012
Rupiah 15,013,699,350 9,676,774,300 Rupiah
Jumlah 15,013,699,350 9,676,774,300 Total
Per 31 Desember 2013 dan 2012, saldo kas termasuk kas pada Anjungan Tunai Mandiri (ATM) masing-masing sebesar Rp342.800.000 dan Rp155.950.000.
As of December 31, 2013 dan 2012, cash balance includes cash in Automatic Teller Machines (ATM) amounting to Rp342,800,000 and Rp155,950,000, respectively.
5. Giro pada Bank Indonesia 5. Current Accounts with Bank Indonesia
2013 2012
Rupiah 152,902,246,012 96,905,969,831 Rupiah
Jumlah 152,902,246,012 96,905,969,831 Total
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga baik dalam Rupiah maupun mata uang asing.
According to the regulation of Bank Indonesia, each bank in Indonesia is required to maintain a minimum liquidity reserve in certain percentage of third party funds both in Rupiah and foreign currencies.
Pada tanggal 31 Desember 2013, GWM Bank ditentukan berdasarkan PBI No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2012 ditentukan berdasarkan PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang Perubahan atas PBI No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah yang masing-masing sebesar:
As at December 31, 2013, the Bank’s Minimum Ratio Statutory Reserves based on PBI No. 15/15/PBI/2013 dated December 24, 2013 while as at December 31, 2012, the Bank’s Minimum Ratio Statutory Reserves complies with PBI No. 13/10/PBI/2011 dated February 9, 2011 concerning the changes in PBI No. 12/19/PBI/2010 regarding Minimum Ratio of Statutory Reserves for Commercial Banks with Bank Indonesia in Rupiah are as follows:
2013 2012
(%) (%)
Rupiah Rupiah
GWM Utama 8.00 4.00 Primary Statutory Reserves in Rupiah
GWM Sekunder 4.00 2.50 Secondary Statutory Reserves in Rupiah Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, GWM Bank telah sesuai dengan ketentuan tersebut di atas, dimana rasio GWM untuk rekening Rupiah pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar:
As at December 31, 2013 and 2012, the reserve bank in accordance with the above provisions, where the GWM ratio for Rupiah accounts as at December 31, 2013 and 2012 respectively are as follows:
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
34
Paraf:
2013 2012
(%) (%)
Rupiah Rupiah
GWM Utama 8.02 8.07 Statutory Reserves in Rupiah Primary
GWM Sekunder 7.97 5.45 Statutory Reserves in Rupiah Secondary
6. Giro pada Bank Lain 6. Current Accounts with Other Banks
Rincian giro pada bank lain adalah sebagai berikut: Details of current accounts with other banks are as follows:
2013 2012
Pihak Ketiga - Rupiah Third Party - Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk 2,916,104,719 170,147,689 PT Bank Central Asia Tbk
Jumlah 2,916,104,719 170,147,689 Total
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, giro pada bank lain digolongkan sebagai lancar.
As at December 31, 2013 and 2012, current account with other bank were classified as current.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas giro pada bank lain sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai.
Management believes that there is no impairment for current account with other banks therefore no allowance for impairment losses is needed.
7. Penempatan pada Bank Indonesia 7. Placements with Bank Indonesia dan Bank Lain and Other Bank
Rincian penempatan pada Bank Indonesia dan pada bank lain adalah sebagai berikut:
Details of placement with Bank Indonesia and other bank are as follows:
2013 2012
Rupiah Rupiah
Bank Indonesia Bank Indonesia
Fasilitas Simpanan pada Bank Indonesia 558,210,855,684 376,458,189,895 Bank Indonesia Deposit Facility
Deposito Berjangka -- 49,988,202,848 Time Deposits
PT Bank Ganesha PT Bank Ganesha
Call Money 10,000,000,000 -- Call Money
Jumlah 568,210,855,684 426,446,392,743 Total
Jumlah tercatat penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan jangka waktu dan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Placements with Bank Indonesia and other bank based on periods and remaining periods to maturity as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
Jenis Penempatan ≤ 1 bulan/ > 1 - 3 bulan/ > 3 - 6 bulan/ > 6 - 12 bulan/ Jumlah/ Placement Type
≤ 1 month > 1 - 3 months > 3 - 6 months > 6 - 12 months Total
Rupiah Rupiah
Bank Indonesia Bank Indonesia
Fasilitas Simpanan pada Bank Indonesia
Bank Indonesia 558,210,855,684 -- -- -- 558,210,855,684 Deposit Facility
PT Bank Ganesha PT Bank Ganesha
Call Money 10,000,000,000 -- -- -- 10,000,000,000 Call Money
Jumlah 568,210,855,684 -- -- -- 568,210,855,684 Total
2013
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
35
Paraf:
Jenis Penempatan ≤ 1 bulan/ > 1 - 3 bulan/ > 3 - 6 bulan/ > 6 - 12 bulan/ Jumlah/ Placement Type
≤ 1 month > 1 - 3 months > 3 - 6 months > 6 - 12 months Total
Rupiah Rupiah
Bank Indonesia Bank Indonesia
Fasilitas Simpanan pada Bank Indonesia
Bank Indonesia 376,458,189,895 -- -- -- 376,458,189,895 Deposit Facility
Deposito Berjangka 49,988,202,848 -- -- -- 49,988,202,848 Time Deposits
Jumlah 426,446,392,743 -- -- -- 426,446,392,743 Total
2012
Tingkat suku bunga rata-rata per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar 3,82% dan 4,07%.
The average interest rate as of December 31, 2013 and 2012 is 3.82% and 4.07%, respectively.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai.
Management believes that there is no impairment for placements with Bank Indonesia and other banks therefore no allowance for impairment losses are needed.
8. Efek-efek 8. Marketable Securities Jumlah tercatat efet-efek berdasarkan tujuan dan jenis pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Marketable securities based on purpose and type as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
2013 2012
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo - Rupiah Held to Maturity - Rupiah
Sertifikat Bank Indonesia 121,000,000,000 65,000,000,000 Certificates of Bank Indonesia
Diskonto yang Belum Diamortisasi (3,765,981,327) (1,259,751,045) Unamortized Discount
Nilai Bersih 117,234,018,673 63,740,248,955 Net
Seritifkat Deposito Bank Indonesia 7,000,000,000 -- Deposit Certificates of Bank Indonesia
Diskonto yang Belum Diamortisasi (186,635,496) -- Unamortized Discount
Nilai Bersih 6,813,364,504 -- Net
Jumlah 124,047,383,177 63,740,248,955 Total
Jumlah tercatat efet-efek berdasarkan jangka waktu pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Marketable securities based on periods as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
Jenis Efek ≤ 1 month > 1 - 3 bulan/ > 3 - 6 bulan/ > 6 - 12 bulan/ Jumlah/ Securities Type
≤ 1 month > 1 - 3 months > 3 - 6 months > 6 - 12 months Total
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo - Rupiah Held to Maturity - Rupiah
Sertifikat Bank Indonesia -- -- -- 117,234,018,673 117,234,018,673 Certificates of Bank Indonesia
Sertifikat Deposito Bank Indonesia -- -- -- 6,813,364,504 6,813,364,504 Deposit Certificates of Bank Indonesia
Jumlah -- -- -- 124,047,383,177 124,047,383,177 Total
2013
Jenis Efek ≤ 1 bulan/ > 1 - 3 bulan/ > 3 - 6 bulan/ > 6 - 12 bulan/ Jumlah/ Securities Type
≤ 1 month > 1 - 3 months > 3 - 6 months > 6 - 12 months Total
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo - Rupiah Held to Maturity - Rupiah
Sertifikat Bank Indonesia -- -- -- 63,740,248,955 63,740,248,955 Certificates of Bank Indonesia
Jumlah -- -- -- 63,740,248,955 63,740,248,955 Total
2012
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
36
Paraf:
Jumlah tercatat efet-efek berdasarkan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Marketable securities based on remaining periods to maturity as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
Jenis Efek ≤ 1 bulan/ > 1 - 3 bulan/ > 3 - 6 bulan/ > 6 - 12 bulan/ Jumlah/ Securities Type
≤ 1 month > 1 - 3 months > 3 - 6 months > 6 - 12 months Total
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo - Rupiah Held to Maturity - Rupiah
Sertifikat Bank Indonesia 9,989,542,566 -- 45,912,463,272 61,332,012,835 117,234,018,673 Certificates of Bank Indonesia
Sertifikat Deposito Bank Indonesia -- -- 6,813,364,504 -- 6,813,364,504 Deposit Certificates of Bank Indonesia
Jumlah 9,989,542,566 -- 52,725,827,776 61,332,012,835 124,047,383,177 Total
2013
Jenis Efek ≤ 1 bulan/ > 1 - 3 bulan/ > 3 - 6 bulan/ > 6 - 12 bulan/ Jumlah/ Securities Type
≤ 1 month > 1 - 3 months > 3 - 6 months > 6 - 12 months Total
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo - Rupiah Held to Maturity - Rupiah
Sertifikat Bank Indonesia -- 9,950,519,768 29,519,853,647 24,269,875,540 63,740,248,955 Certificates of Bank Indonesia
Jumlah -- 9,950,519,768 29,519,853,647 24,269,875,540 63,740,248,955 Total
2012
Tingkat suku bunga rata-rata per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar 4,86% dan 4,56%.
The average interest rate as of December 31, 2013 and 2012 is 4.86% and 4.56%, respectively.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas efek-efek sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai.
Management believes that there is no impairment for marketable secutiries therefore no allowance for impairment losses are needed.
9. Efek-efek yang Dibeli dengan Janji 9. Securities Purchased Dijual Kembali under Resale Agreement Jumlah tercatat efek yang dibeli dengan janji dijual kembali pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
Security purchased under resale agreement as of December 31, 2013 are as follows:
Pihak Penjual/ Jenis Efek/ Nilai Nominal/ Tingkat Suku Bunga/ Tanggal Dimulai/ Tanggal Jatuh Tempo/ Nilai Tercatat/
Counterparty Type of Securitiy Nominal Account Interest Rate Commencement Date Maturity Date Carrying Amount
Bank Indonesia SUN 30,000,000,000 5.90% 31 Desember/December 2013 7 Januari/January 2014 29,363,880,000
Jumlah/ Total 30,000,000,000 29,363,880,00030,000,000,000
2013
Pada tanggal 31 Desember 2013 tidak terdapat saldo efek yang dibeli dengan janji dijual kembali dengan pihak berelasi.
As at December 31, 2013, there was no security purchased under resale agreement transaction with related party.
Pada tanggal 31 Desember 2013, seluruh efek yang dibeli dengan janji dijual kembali digolongkan sebagai lancar.
As at December 31, 2013, all securities purchased under resale agreement were classified as current.
10. Kredit yang Diberikan 10. Loans
a. Berdasarkan Jenis dan Kualitas Kredit a. By Type and Credit Quality Kualitas kredit yang diberikan berdasarkan kredit yang mengalami penurunan nilai dan tidak mengalami penurunan nilai.
The quality of loans based on credit impaired and not impaired.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
37
Paraf:
Tidak Mengalami Mengalami Jumlah/
Penurunan Nilai Penurunan Nilai Total
dan Penilaian dan Penilaian
Secara Kolektif/ Secara Kolektif
Unimpaired dan Individual/
and Collectively Impaired and
Assessed Collectively and
Individually
Assessed
Pihak Berelasi Related Parties
Investasi 1,187,268,637 -- 1,187,268,637 Investment
Sub Jumlah 1,187,268,637 -- 1,187,268,637 Sub Total
Pihak Ketiga Third Parties
Modal Kerja 1,352,763,148,340 24,836,365,580 1,377,599,513,920 Working Capital
Investasi 342,465,056,166 2,640,016,549 345,105,072,715 Investment
Konsumsi 7,726,701,499 17,057,866 7,743,759,365 Consumer
Sub Jumlah 1,702,954,906,005 27,493,439,995 1,730,448,346,000 Sub Total
Jumlah 1,704,142,174,642 27,493,439,995 1,731,635,614,637 Total
Dikurangi: Cadangan Less: Allowance for
Kerugian Penurunan Nilai (5,363,226,730) (2,958,154,504) (8,321,381,234) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 1,698,778,947,912 24,535,285,491 1,723,314,233,403 Total - Net
2013
Tidak Mengalami Mengalami Jumlah/
Penurunan Nilai Penurunan Nilai Total
dan Penilaian dan Penilaian
Secara Kolektif/ Secara Kolektif
Unimpaired dan Individual/
and Collectively Impaired and
Assessed Collectively and
Individually
Assessed
Pihak Berelasi Related Parties
Modal Kerja 14,457,284,215 -- 14,457,284,215 Working Capital
Sub Jumlah 14,457,284,215 -- 14,457,284,215 Sub Total
Pihak Ketiga Third Parties
Modal Kerja 797,264,052,843 16,380,113,767 813,644,166,610 Working Capital
Investasi 222,920,398,024 3,209,824,377 226,130,222,401 Investment
Konsumsi 11,749,402,106 -- 11,749,402,106 Consumer
Sub Jumlah 1,031,933,852,973 19,589,938,144 1,051,523,791,117 Sub Total
Jumlah 1,046,391,137,188 19,589,938,144 1,065,981,075,332 Total
Dikurangi: Cadangan Less: Allowance for
Kerugian Penurunan Nilai (3,772,345,329) (11,401,695,084) (15,174,040,413) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 1,042,618,791,859 8,188,243,060 1,050,807,034,919 Total - Net
2012
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
38
Paraf:
Kualitas kredit yang diberikan berdasarkan kolektibilitas sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Quality based on the collectibility of loans in accordance with the provisions of Bank Indonesia.
Lancar/ Dalam Perhatian Kurang Lancar/ Diragukan/ Macet/ Jumlah/
Current Khusus/ Substandard Doubtful Loss Total
Special Mention
Pihak Berelasi Related Parties
Investasi 1,187,268,637 -- -- -- -- 1,187,268,637 Investment
Sub Jumlah 1,187,268,637 -- -- -- -- 1,187,268,637 Sub Total
Pihak Ketiga Third Parties
Modal Kerja 1,303,727,217,585 49,035,930,755 9,940,544,608 8,024,894,371 6,870,926,601 1,377,599,513,920 Working Capital
Investasi 311,663,319,126 30,801,737,040 2,189,025,788 -- 450,990,761 345,105,072,715 Investment
Konsumsi 7,004,855,061 721,846,438 17,057,866 -- -- 7,743,759,365 Consumer
Sub Jumlah 1,622,395,391,772 80,559,514,233 12,146,628,262 8,024,894,371 7,321,917,362 1,730,448,346,000 Sub Total
Jumlah 1,623,582,660,409 80,559,514,233 12,146,628,262 8,024,894,371 7,321,917,362 1,731,635,614,637 Total
Dikurangi: Less:
Cadangan Kerugian Allowance for
Penurunan Nilai (2,963,246,603) (2,399,980,127) (1,089,274,226) (812,370,430) (1,056,509,848) (8,321,381,234) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 1,620,619,413,806 78,159,534,106 11,057,354,036 7,212,523,941 6,265,407,514 1,723,314,233,403 Total - Net
2013
Lancar/ Dalam Perhatian Kurang Lancar/ Diragukan/ Macet/ Jumlah/
Current Khusus/ Substandard Doubtful Loss Total
Special Mention
Pihak Berelasi Related Parties
Modal Kerja 14,457,284,215 -- -- -- -- 14,457,284,215 Working Capital
Sub Jumlah 14,457,284,215 -- -- -- -- 14,457,284,215 Sub Total
Pihak Ketiga Third Parties
Modal Kerja 755,557,033,035 33,929,149,639 1,907,490,418 2,272,924,506 19,977,569,012 813,644,166,610 Working Capital
Investasi 199,290,404,901 23,163,686,719 694,040,497 2,627,244,022 354,846,262 226,130,222,401 Investment
Konsumsi 8,620,317,681 3,032,450,415 95,456,470 -- 1,177,540 11,749,402,106 Consumer
Sub Jumlah 963,467,755,617 60,125,286,773 2,696,987,385 4,900,168,528 20,333,592,814 1,051,523,791,117 Sub Total
Jumlah 977,925,039,832 60,125,286,773 2,696,987,385 4,900,168,528 20,333,592,814 1,065,981,075,332 Total
Dikurangi: Less:
Cadangan Kerugian Allowance for
Penurunan Nilai (1,966,420,547) (1,661,628,803) (757,221,540) (1,207,549,694) (9,581,219,829) (15,174,040,413) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 975,958,619,285 58,463,657,970 1,939,765,845 3,692,618,834 10,752,372,985 1,050,807,034,919 Total - Net
2012
b. Berdasarkan Sektor Ekonomi b. By Economic Sectors
Kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi dan kredit yang mengalami penurunan nilai dan tidak mengalami penurunan nilai.
Loans are based on sectors of the economy and the credit impaired and not impaired.
Tidak Mengalami Mengalami Jumlah/
Penurunan Nilai Penurunan Nilai Total
dan Penilaian dan Penilaian
Secara Kolektif/ Secara Kolektif
Unimpaired dan Individual/
and Collectively Impaired and
Assessed Collectively and
Individually
Assessed
Pihak Berelasi Related Parties
Perantara Keuangan 1,187,268,637 -- 1,187,268,637 Financial Intermediaries
Sub Jumlah 1,187,268,637 -- 1,187,268,637 Sub Total
Pihak Ketiga Third Parties
Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan 163,559,677,716 2,404,179,541 165,963,857,257 Agriculture, Hunting, and Forestry
Perikanan 1,793,874,236 -- 1,793,874,236 Fisheries
2013
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
39
Paraf:
Tidak Mengalami Mengalami Jumlah/
Penurunan Nilai Penurunan Nilai Total
dan Penilaian dan Penilaian
Secara Kolektif/ Secara Kolektif
Unimpaired dan Individual/
and Collectively Impaired and
Assessed Collectively and
Individually
Assessed
2013
Pertambangan dan Penggalian 29,628,688,373 227,878,366 29,856,566,739 Mining and Excavation
Industri Pengolahan 91,002,460,727 147,315,280 91,149,776,007 Manufacturing
Kontruksi 93,447,285,758 50,477,486 93,497,763,244 Construction
Perdagangan Besar dan Eceran 562,038,321,296 23,681,154,324 585,719,475,620 Wholesale and Retail Trade
Penyediaan Akomodasi dan Supplies of Accommodation and
Penyediaaan Makan Minum 21,683,975,523 306,405,587 21,990,381,110 Foods and Beverages
Transportasi, Pergudangan, dan Transportation, Warehouse,and
Komunikasi 138,470,196,997 173,091,909 138,643,288,906 Communication
Perantara Keuangan 440,063,856,952 -- 440,063,856,952 Financial Intermediaries
Real Estate, Usaha Persewaan, Real Estate, Rental Business,
dan Jasa Perusahaan 124,484,451,171 485,879,636 124,970,330,807 and Corporate Services
Jasa Pendidikan 1,221,883,454 -- 1,221,883,454 Education
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,187,681,529 -- 9,187,681,529 Health Services and Social Activities
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Social Services, Socio Cultural,
Hiburan, dan Perorangan Lainnya 14,860,513,240 -- 14,860,513,240 Entertainment and Individual
Jasa Perorangan yang Melayani
Rumah Tangga 3,785,337,534 -- 3,785,337,534 Household Services
Rumah Tangga 7,698,151,434 17,057,866 7,715,209,300 Household
Bukan Lapangan Usaha Lainnya 28,550,065 -- 28,550,065 Other Non Economic Activities
Sub Jumlah 1,702,954,906,005 27,493,439,995 1,730,448,346,000 Sub Total
Jumlah 1,704,142,174,642 27,493,439,995 1,731,635,614,637 Total
Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for
Penurunan Nilai (5,363,226,730) (2,958,154,504) (8,321,381,234) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 1,698,778,947,912 24,535,285,491 1,723,314,233,403 Total - Net
Tidak Mengalami Mengalami Jumlah/
Penurunan Nilai Penurunan Nilai Total
dan Penilaian dan Penilaian
Secara Kolektif/ Secara Kolektif
Unimpaired dan Individual/
and Collectively Impaired and
Assessed Collectively and
Individually
Assessed
Pihak Berelasi Related Parties
Industri Pengolahan 852,870,816 -- 852,870,816 Manufacturing
Perdagangan Besar dan Eceran 13,604,413,399 -- 13,604,413,399 Wholesale and Retail Trade
Sub Jumlah 14,457,284,215 -- 14,457,284,215 Sub Total
Pihak Ketiga Third Parties
Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan 41,904,979,664 -- 41,904,979,664 Agriculture, Hunting and Forestry
Perikanan 422,428,847 -- 422,428,847 Fisheries
Pertambangan dan Penggalian 25,349,599,972 -- 25,349,599,972 Mining and Excavation
Industri Pengolahan 41,029,471,845 -- 41,029,471,845 Manufacturing
Kontruksi 50,021,694,615 3,633,991,186 53,655,685,801 Construction
Perdagangan Besar dan Eceran 380,852,316,640 582,580,355 381,434,896,995 Wholesale and Retail Trade
Penyediaan Akomodasi dan Supplies of Accommodation and
Penyediaaan Makan Minum 6,194,505,462 -- 6,194,505,462 Foods and Beverages
Transportasi, Pergudangan, dan Transportation, Warehouse and
Komunikasi 113,822,891,741 2,627,244,022 116,450,135,763 Communication
2012
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
40
Paraf:
Tidak Mengalami Mengalami Jumlah/
Penurunan Nilai Penurunan Nilai Total
dan Penilaian dan Penilaian
Secara Kolektif/ Secara Kolektif
Unimpaired dan Individual/
and Collectively Impaired and
Assessed Collectively and
Individually
Assessed
2012
Perantara Keuangan 225,660,066,608 -- 225,660,066,608 Financial Intermediaries
Real Estate, Usaha Persewaan, Real Estate, Rental Business,
dan Jasa Perusahaan 117,229,426,286 12,746,122,581 129,975,548,867 and Corporate Services
Jasa Pendidikan 890,344,540 -- 890,344,540 Education
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,029,741,981 -- 2,029,741,981 Health Services and Social Activities
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Social Services, Socio Cultural,
Hiburan, dan Perorangan Lainnya 9,230,467,509 -- 9,230,467,509 Entertainment, and Individual
Jasa Perorangan yang Melayani
Rumah Tangga 4,108,204,660 -- 4,108,204,660 Household Services
Rumah Tangga 11,749,402,017 -- 11,749,402,017 Household
Bukan Lapangan Usaha Lainnya 1,438,310,586 -- 1,438,310,586 Other Non Economic Activities
Sub Jumlah 1,031,933,852,973 19,589,938,144 1,051,523,791,117 Sub Total
Jumlah 1,046,391,137,188 19,589,938,144 1,065,981,075,332 Total
Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for
Penurunan Nilai (3,772,345,329) (11,401,695,084) (15,174,040,413) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 1,042,618,791,859 8,188,243,060 1,050,807,034,919 Total - Net
Kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi dan kualitas kredit yang diberikan berdasarkan kolektibilitas sesuai ketentuan Bank Indonesia.
Loans are based on sectors of the economy and quality based on the collectibility of loans in accordance with Bank Indonesia.
Lancar/ Dalam Perhatian Kurang Lancar/ Diragukan/ Macet/ Jumlah/
Current Khusus/ Substandard Doubtful Loss Total
Special Mention
Pihak Berelasi Related Parties
Perantara Keuangan 1,187,268,637 -- -- -- -- 1,187,268,637 Financial Intermediaries
Sub Jumlah 1,187,268,637 -- -- -- -- 1,187,268,637 Sub Total
Pihak Ketiga Third Parties
Pertanian, Perburuan, Agriculture, Hunting,
dan Kehutanan 161,205,940,778 2,353,736,938 491,083,440 739,169,655 1,173,926,446 165,963,857,257 and Forestry
Perikanan 1,558,393,786 235,480,450 -- -- -- 1,793,874,236 Fisheries
Pertambangan dan Penggalian 19,165,277,914 10,463,410,459 -- -- 227,878,366 29,856,566,739 Mining and Excavation
Industri Pengolahan 85,152,617,378 5,849,843,349 -- 68,696,490 78,618,790 91,149,776,007 Manufacturing
Kontruksi 87,340,353,134 6,106,932,624 50,477,486 -- -- 93,497,763,244 Construction
Perdagangan Besar dan Eceran 536,972,512,023 25,065,809,273 11,277,667,045 6,807,381,346 5,596,105,933 585,719,475,620 Wholesale and Retail Trade
Penyediaan Akomodasi dan Supplies of Accommodation and
Penyediaaan Makan Minum 20,141,147,588 1,542,827,935 137,250,516 68,260,849 100,894,222 21,990,381,110 Foods and Beverages
Transportasi, Pergudangan, dan Transportation, Warehouse and
Komunikasi 117,940,616,872 20,529,580,125 173,091,909 -- -- 138,643,288,906 Communication
Perantara Keuangan 440,063,856,952 -- -- -- -- 440,063,856,952 Financial Intermediaries
Real Estate, Usaha Persewaan, Real Estate, Rental Business,
dan Jasa Perusahaan 117,617,201,011 6,867,250,160 -- 341,386,031 144,493,605 124,970,330,807 and Corporate Services
Jasa Pendidikan 1,221,883,454 -- -- -- -- 1,221,883,454 Education
Jasa Kesehatan dan Health Services and
Kegiatan Sosial 9,006,194,979 181,486,550 -- -- -- 9,187,681,529 Social Activities
Jasa Kemasyarakatan, Social Service,
Sosial Budaya, Hiburan, 14,219,203,308 641,309,932 -- -- -- 14,860,513,240 Socio Cultural, Entertainment
dan Perorangan Lainnya and Individual
Jasa Perorangan yang Melayani
Rumah Tangga 3,785,337,534 -- -- -- -- 3,785,337,534 Household Services
Rumah Tangga 6,981,636,692 716,514,742 17,057,866 -- -- 7,715,209,300 Household
Bukan Lapangan Usaha Lainnya 23,218,369 5,331,696 -- -- -- 28,550,065 Other Non Economic Activities
Sub Jumlah 1,622,395,391,772 80,559,514,233 12,146,628,262 8,024,894,371 7,321,917,362 1,730,448,346,000 Sub Total
Jumlah 1,623,582,660,409 80,559,514,233 12,146,628,262 8,024,894,371 7,321,917,362 1,731,635,614,637 Total
Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for
Penurunan Nilai (2,963,246,603) (2,399,980,127) (1,089,274,226) (812,370,430) (1,056,509,848) (8,321,381,234) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 1,620,619,413,806 78,159,534,106 11,057,354,036 7,212,523,941 6,265,407,514 1,723,314,233,403 Total - Net
2013
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
41
Paraf:
Lancar/ Dalam Perhatian Kurang Lancar/ Diragukan/ Macet/ Jumlah/
Current Khusus/ Substandard Doubtful Loss Total
Special Mention
Pihak Berelasi Related Parties
Industri Pengolahan 852,870,816 852,870,816 Manufacturing
Perdagangan Besar dan Eceran 13,604,413,399 -- -- -- -- 13,604,413,399 Wholesale and Retail Trade
Sub Jumlah 14,457,284,215 -- -- -- -- 14,457,284,215 Sub Total
Pihak Ketiga Third Parties
Pertanian, Perburuan, Agriculture, Hunting,
dan Kehutanan 41,194,149,561 710,830,103 -- -- -- 41,904,979,664 and Forestry
Perikanan 422,428,847 -- -- -- -- 422,428,847 Fisheries
Pertambangan dan Penggalian 23,567,474,667 1,427,279,043 -- -- 354,846,262 25,349,599,972 Mining and Excavation
Industri Pengolahan 40,284,803,960 288,846,244 71,439,475 -- 384,382,166 41,029,471,845 Manufacturing
Listrik, Gas dan Air Electricity, Gas and Water
Kontruksi 46,766,258,144 3,215,415,804 40,020,667 -- 3,633,991,186 53,655,685,801 Construction
Perdagangan Besar dan Eceran 354,721,435,483 18,737,393,154 1,944,716,216 2,272,924,506 3,758,427,636 381,434,896,995 Wholesale and Retail Trade
Penyediaan Akomodasi dan Supplies of Accommodation and
Penyediaaan Makan Minum 6,010,392,741 184,112,721 -- -- -- 6,194,505,462 Foods and Beverages
Transportasi, Pergudangan dan Transportation, Warehouse and
Komunikasi 92,283,661,472 21,539,230,269 -- 2,627,244,022 -- 116,450,135,763 Communication
Perantara Keuangan 225,660,066,608 -- -- -- 225,660,066,608 Financial Intermediaries
Real Estate, Usaha Persewaan, Real Estate, Rental Business,
dan Jasa Perusahaan 106,394,183,934 10,835,242,352 545,354,557 -- 12,200,768,024 129,975,548,867 and Corporate Services
Jasa Pendidikan 852,448,092 37,896,448 -- -- -- 890,344,540 Education
Jasa Kesehatan dan Health Services and
Kegiatan Sosial 2,029,741,981 -- -- -- -- 2,029,741,981 Social Activities
Jasa Kemasyarakatan, Social Service,
Sosial Budaya, Hiburan, 9,113,877,289 116,590,220 -- -- -- 9,230,467,509 Socio Cultural, Entertainment
dan Perorangan Lainnya and Individual
Jasa Perorangan yang Melayani
Rumah Tangga 4,108,204,660 -- -- -- -- 4,108,204,660 Household Services
Rumah Tangga 8,620,317,592 3,032,450,415 95,456,470 -- 1,177,540 11,749,402,017 Household
Bukan Lapangan Usaha Lainnya 1,438,310,586 -- -- -- -- 1,438,310,586 Other Non Economic Activities
Sub Jumlah 963,467,755,617 60,125,286,773 2,696,987,385 4,900,168,528 20,333,592,814 1,051,523,791,117 Sub Total
Jumlah 977,925,039,832 60,125,286,773 2,696,987,385 4,900,168,528 20,333,592,814 1,065,981,075,332 Total
Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for
Penurunan Nilai (1,966,420,547) (1,661,628,803) (757,221,540) (1,207,549,694) (9,581,219,829) (15,174,040,413) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 975,958,619,285 58,463,657,970 1,939,765,845 3,692,618,834 10,752,372,985 1,050,807,034,919 Total - Net
2012
Rasio kredit bermasalah dihitung sesuai dengan pedoman perhitungan rasio keuangan sebagaimana tercantum dalam SE-BI No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 sebagaimana telah diubah dengan SE-BI No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 yang kemudian diubah melalui SE-BI No.12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 dan SE-BI No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011.
The ratio of non performing loans shall be calculated in accordance with the guidelines calculation of financial ratios as set out in Circular Letter of Bank Indonesia No. 3/30/DPNP dated December 14, 2001 amendmend by Circular Letter of Bank Indonesia No. 7/10/DPNP dated March 31, 2005 which was amendmend by Circular Letter of Bank Indonesia No. 12/11/DPNP dated March 31, 2010 and Circular Letter of Bank Indonesia No. 13/30/DPNP dated December 16, 2011.
Non Performing Loan (NPL)-Bruto yang dimiliki Bank per 31 Desember 2013 dan 2012, masing-masing sebesar Rp27.493.439.995 dan Rp27.930.748.727 atau sebesar 1,59% dan 2,62%.
Non Performing Loans (NPL)-Gross of the Bank as of December 31, 2013 and 2012, amounting to Rp27,493,439,995 and Rp27,930,748,727 or 1.59% and 2.62%, respectively.
NPL-Bersih yang dimiliki Bank per 31 Desember 2013 dan 2012, masing-masing sebesar Rp24.535.285.491 dan Rp16.384.757.664 atau sebesar 1,42% dan 1,54%.
NPL-Net of the Bank as of December 31, 2013 and 2012 amounting to Rp24,535,285,491 and Rp16,384,757,664 or 1.42% and 1.54%, respectively.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
42
Paraf:
c. Berdasarkan Jangka Waktu Perjanjian Kredit c. By Loan Periods
2013 2012
< 1 Tahun 265,906,814,411 87,945,612,523 < 1 Year
> 1 Tahun - 2 Tahun 189,165,037,511 192,724,908,521 > 1 Year - 2 Years
> 2 Tahun - 5 Tahun 1,230,561,142,682 709,874,872,341 > 2 Years - 5 Years
> 5 Tahun 46,002,620,033 75,435,681,947 > 5 Years
Jumlah 1,731,635,614,637 1,065,981,075,332 Total
Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for
Penurunan Nilai (8,321,381,234) (15,174,040,413) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 1,723,314,233,403 1,050,807,034,919 Total - Net
d. Berdasarkan Jatuh Tempo Kredit d. By Remaining Periods
2013 2012
< 1 Tahun 385,130,528,173 277,846,862,893 < 1 Year
> 1 Tahun - 2 Tahun 429,237,791,652 237,150,608,160 > 1 Year - 2 Years
> 2 Tahun - 5 Tahun 905,409,669,963 543,747,344,173 > 2 Years - 5 Years
> 5 Tahun 11,857,624,849 7,236,260,106 > 5 Years
Jumlah 1,731,635,614,637 1,065,981,075,332 Total
Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for
Penurunan Nilai (8,321,381,234) (15,174,040,413) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 1,723,314,233,403 1,050,807,034,919 Total - Net
e. Suku Bunga Rata-rata per Tahun e. Average Interest Rate per Year Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk kredit yang diberikan adalah masing-masing sebesar 13,66% dan 12,88% pada tahun-tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The average annual interest rates of loans were 13.66% and 12.88% for the years ended December 31, 2013 and 2012, respectively.
f. Kredit yang Direktrukturisasi f. Restructured Loans Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank telah melakukan restrukturisasi kredit melalui perpanjangan waktu, penurunan tingkat suku bunga dan kapitalisasi bunga menjadi pokok kredit baru, dengan rincian sebagai berikut:
On December 31, 2013 and 2012, the Bank restructured loans by time extention, reduction of interest rates and interest capitalization to new loans principal, with details as follows:
2013 2012
Kredit yang Direstrukturisasi 16,959,549,035 7,500,469,119 Loan Restructured
Dikurangi: Cadangan Kerugian Less: Allowance for
Penurunan Nilai (719,916,611) (537,763,933) Impairment Losses
Jumlah 16,239,632,424 6,962,705,186 Total
g. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai g. Allowance for Impairment Losses Perubahan dalam cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
The changes in the allowance for impairment losses are as follows:
2013 2012
Saldo Awal 15,174,040,413 17,195,308,468 Beginning Balance
Pembentukan selama Tahun Berjalan 10,154,666,194 14,570,064,681 Impairment during the Year
Pemulihan selama Tahun Berjalan (15,071,198,705) (15,611,430,473) Recovery during the Year
Penghapusbukuan dalam Tahun Berjalan (1,827,590,021) (979,902,263) Loan Written Off During the Year
Penjualan (108,536,647) -- Sales
Saldo Akhir 8,321,381,234 15,174,040,413 Ending Balance
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
43
Paraf:
\
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan yang dipisahkan antara penilaian secara kolektif dan individual adalah sebagai berikut:
The changes in the allowance for impairment losses of loans that are separated between collective and individual assessment are as follows:
Kolektif/ Individual/ Jumlah/
Collective Individual Total
Saldo Awal 3,716,682,099 11,457,358,314 15,174,040,413 Beginning Balance
Pembentukan selama Tahun Berjalan 6,762,230,210 3,392,435,984 10,154,666,194 Impairment during the Year
Pemulihan selama Tahun Berjalan (5,549,967,058) (9,521,231,647) (15,071,198,705) Recovery during the Year
Penghapusbukuan selama Loan Written Off
Tahun Berjalan -- (1,827,590,021) (1,827,590,021) during the Year
Penjualan -- (108,536,647) (108,536,647) Sales
Saldo Akhir 4,928,945,251 3,392,435,983 8,321,381,234 Ending Balance
2013
Kolektif/ Individual/ Jumlah/
Collective Individual Total
Saldo Awal 10,191,278,624 7,004,029,844 17,195,308,468 Beginning Balance
Pembentukan selama Tahun Berjalan 9,136,833,948 5,433,230,733 14,570,064,681 Impairment during the Year
Pemulihan selama Tahun Berjalan (15,611,430,473) -- (15,611,430,473) Recovery during the Year
Penghapusbukuan selama Loan Written Off
Tahun Berjalan -- (979,902,263) (979,902,263) during the Year
Saldo Akhir 3,716,682,099 11,457,358,314 15,174,040,413 Ending Balance
2012
Penjualan portofolio kredit merupakan sisa kredit atas nama Fauzi Saleh sebesar Rp5.615.616 dan Fais Nasareth sebesar Rp102.921.030 (Catatan 28).
Disposal of portfolio credit is the remaining outstanding credit of Fauzi Saleh amounting to Rp5,615,616 and Fais Nasareth amounting to Rp102,921,030 (Note 28).
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung berdasarkan ketentuan Bank Indonesia adalah Rp25.290.303.940 dan Rp14.980.830.976, sehingga pemenuhan cadangan adalah masing-masing sebesar dan 32,90% dan 101,29%.
As of December 31, 2013 and 2012, the minimum allowance for impairment losses computed under the Bank Indonesia regulation are Rp25,290,303,940 and Rp14,980,830,976 and thus fulfilling the allowance of 32.90% and 101.29%, respectively.
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan.
Management believes that the allowances provided were adequate to cover possible losses from uncollectible loans.
h. Kredit Hapus Buku h. Written off Loans
Perubahan dalam kredit yang dihapus buku adalah sebagai berikut:
The changes in the balance of written off loans are as follows:
2013 2012
Saldo Awal 528,923,528 528,923,528 Beginning Balance
Penghapusbukuan selama Tahun Berjalan 1,827,590,021 979,902,263 Loans Written Off during the Year
Hapus Tagih selama Tahun Berjalan (100,000,000) (979,902,263) Discharge of Claims during the Year
Saldo Akhir 2,256,513,549 528,923,528 Ending Balance
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
44
Paraf:
i. Informasi Pokok Lainnya Sehubungan dengan Kredit yang Diberikan
i. Other Key Information in Connection with the Loans
1. Umum 1. General Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan
agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka atau jaminan lain yang dapat diterima oleh perbankan.
Loans are generally secured by collateral tied to the mortgage or power of attorney to sell, time deposits or other collateral acceptable to banks.
Kredit konsumsi terdiri dari kredit kepemilikan rumah,
kredit kendaraan bermotor dan kredit perorangan lainnya.
Consumer loans consist of household mortgages, automobile loans and other personal loans.
2. Deposito Berjangka yang Dijaminkan Sebagai Agunan
2. Time Deposits Pledged as Collateral
Jumlah kredit yang dijaminkan dengan deposito berjangka per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp41.728.902.110 dan Rp44.870.580.234.
Total loans secured by time deposits as of December 31, 2013 and 2012 amounting to Rp41,728,902,110 and Rp44,870,580,234, respectively.
Deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp32.197.930.191 dan Rp52.169.949.561 atau sebesar1,81% dan 6,02% dari jumlah deposito berjangka (Catatan 15).
Time deposits pledged as collateral of loans as of December 31, 2013 and 2012 amounting to Rp32,197,930,191 and Rp52,169,949,561 or represent 1.81% and 6.02% from total time deposits respectively (Note 15).
3. Kredit Kepada Pihak Berelasi 3. Loans to Related Parties Kredit yang diberikan kepada pihak berelasi per
31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar 0,07% dan 1,36% dari jumlah kredit (Catatan 31).
Loans to related parties as of December 31, 2013 and 2012 are 0.07% and 1.36% of total loans, respectively (Note 31).
4. Batas Maksimum Pemberian Kredit 4. Legal Lending Limit Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak
terdapat pelanggaran ataupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada pihak ketiga dan pihak-pihak berelasi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia.
As of December 31, 2013 and 2012, there was no breach and no violation of the Legal Lending Limit requirements both to related parties and third parties. The Bank complied with the requirement of Bank Indonesia.
5. Perjanjian Kerjasama Pembelian Aset (Asset Buying) dengan Koperasi Mitra Sejati
5. Asset Purchase Agreement (Asset Buying) with Koperasi Mitra Sejati
Bank mengambil alih pinjaman dengan cara asset buying. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo asset buying masing-masing sebesar Rp607.430.717.313 dan Rp320.827.653.765.
The Bank takes over the loan by asset buying. As of December 31, 2013 and 2012, balance of asset buying amounting to Rp607,430,717,313 and Rp320,827,653,765, respectively.
6. Kelonggaran Tarik 6. Unused Loan Facilities Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum
digunakan (kelonggaran tarik) per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp80.977.979.099 dan Rp70.402.340.636 (Catatan 30).
Unused loan facilities as of December 31, 2013, and 2012 amounting to Rp80,977,979,099 and Rp70,402,340,636 respectively (Note 30).
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
45
Paraf:
11. Aset Tetap 11. Fixed Assets
Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir/
Beginning Additions Deductions Reclassification Ending
Balance Balance
Biaya Perolehan Acquisition Cost
Tanah 1,718,485,000 -- -- -- 1,718,485,000 Land
Bangunan 2,378,123,398 -- -- -- 2,378,123,398 Buildings
Perlengkapan dan
Peralatan Kantor 12,929,293,242 3,552,282,684 605,008,792 -- 15,876,567,134 Office Equipment
Renovasi Gedung dan Buliding Renovation and
Instalasi 11,492,256,553 2,989,736,138 2,131,899 -- 14,479,860,792 Installation
Kendaraan Bermotor 4,744,834,300 33,100,000 302,301,000 -- 4,475,633,300 Vehicles
Jumlah 33,262,992,493 6,575,118,822 909,441,691 -- 38,928,669,624 Total
Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation
Bangunan 633,232,938 117,016,895 -- -- 750,249,833 Building
Perlengkapan dan
Peralatan Kantor 5,834,719,291 2,027,605,510 389,036,648 -- 7,473,288,153 Office Equipment
Renovasi Gedung dan Buliding Renovation and
Instalasi 2,445,364,746 3,114,885,503 1,947,787 -- 5,558,302,462 Installation
Kendaraan Bermotor 4,488,817,827 119,425,910 302,301,000 -- 4,305,942,737 Vehicles
Jumlah 13,402,134,802 5,378,933,818 693,285,435 -- 18,087,783,185 Total
Nilai Buku 19,860,857,691 20,840,886,439 Net Book Value
2013
Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir/
Beginning Additions Deductions Reclassification Ending
Balance Balance
Biaya Perolehan Acquisition Cost
Tanah 1,718,485,000 -- -- -- 1,718,485,000 Land
Bangunan 2,378,123,398 -- -- -- 2,378,123,398 Buildings
Perlengkapan dan
Peralatan Kantor 6,129,358,307 5,175,259,570 152,639,162 1,777,314,527 12,929,293,242 Office Equipment
Renovasi Gedung dan Buliding Renovation and
Instalasi 1,111,636,127 4,383,431,599 16,125,000 6,013,313,827 11,492,256,553 Installation
Kendaraan Bermotor 6,107,244,300 33,950,000 1,396,360,000 -- 4,744,834,300 Vehicles
Jumlah 17,444,847,132 9,592,641,169 1,565,124,162 7,790,628,354 33,262,992,493 Total
Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation
Bangunan 514,326,767 118,906,171 -- -- 633,232,938 Building
Perlengkapan dan
Peralatan Kantor 4,864,571,134 1,122,787,384 152,639,227 -- 5,834,719,291 Office Equipment
Renovasi Gedung dan Buliding Renovation and
Instalasi 989,695,249 1,471,794,493 16,124,996 -- 2,445,364,746 Installation
Kendaraan Bermotor 5,740,857,496 144,320,197 1,396,359,866 -- 4,488,817,827 Vehicles
Jumlah 12,109,450,646 2,857,808,245 1,565,124,089 -- 13,402,134,802 Total
Nilai Buku 5,335,396,486 19,860,857,691 Net Book Value
2012
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Bank memiliki empat bidang tanah dengan sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB). Sertifikat HGB berjangka waktu 20 tahun sampai dengan 30 tahun. Masa berlaku HGB berakhir antara tahun 2025 sampai dengan 2039. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti kepemilikan yang memadai.
As of December 31, 2013 and 2012, the Bank had four plots of land with Building Use Rights (HGB) titles. The certificates have periods of 20 to 30 years. The HGB expiration period ranges from year 2025 up to 2039. Management believes that there will be no difficulty in obtaining the extension of the land rights as all the land were acquired legally and are supported by sufficient evidence of ownership.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
46
Paraf:
Beban penyusutan yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp5.378.933.818 dan Rp2.857.808.245 (Catatan 27).
Depreciation expense for the years ended December 31, 2013 and 2012 amounting to Rp5,378,933,818 and Rp2,857,808,245, respectively (Note 27).
Bank telah mengasuransikan aset tetap untuk menutupi kemungkinan kerugian terhadap risiko kebakaran, pencurian dan bencana alam dengan nilai pertanggungan asuransi per 31 Desember 2013 sebesar Rp2.531.917.637 pada PT Asuransi Central Asia, Rp20.141.536.150 pada PT Asuransi Mitra Maparya dan Rp8.000.000 pada PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, sedangkan per 31 Desember 2012 sebesar Rp40.285.185.370 pada PT Asuransi Mitra Maparya.
The Bank has insured its fixed assets to cover possible losses due to fire, theft and natural disasters as of December 31, 2013 for a total coverage of Rp2,531,917,637 with PT Asuransi Central Asia, Rp20,141,536,150 with PT Asuransi Mitra Maparya and Rp8,000,000 with PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, while as of December 31, 2012 Rp40,285,185,370 with PT Asuransi Mitra Maparya.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi tersebut telah memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian yang terjadi atas aset tetap yang dipertanggungkan.
Management believes that the insurance coverage is sufficient to cover possible losses on the insured fixed assets.
Pada tahun 2013, Bank menjual kendaraan bermotor dan peralatan dan perlengkapan kantor dengan total nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku masing-masing sebesar Rp909.441.691, Rp689.285.435 dan Rp216.156.256 dengan harga jual sebesar Rp378.015.021. Atas penjualan tersebut, Bank mencatat laba sebesar Rp161.858.765 (Catatan 28).
In 2013, the Bank disposal vehicles and office equipments with a total acqusition value, accumulated depreciation and net book value amounting to Rp909,441,691, Rp689,285,435 and Rp216,156,256, respectively with a selling price of Rp378,015,021. The bank recorded a gain of Rp161,858,765 (Note 28).
Pada tahun 2012, Bank menjual kendaraan bermotor dan peralatan dan perlengkapan kantor dengan total nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku masing-masing sebesar Rp1.565.124.162, Rp1.565.124.089 dan Rp73 dengan harga jual sebesar Rp585.460.000. Atas penjualan tersebut, Bank mencatat laba sebesar Rp585.459.927 (Catatan 28).
In 2012, the Bank disposal vehicles and office equipments with a total acqusition value, accumulated depreciation and net book value amounted Rp1,565,124,162, Rp1,565,124,089 and Rp73, respectively, with a selling price of Rp585,460,000. The bank recorded a gain of Rp585,459,927 (Note 28).
Tidak terdapat aset tetap yang dijaminkan oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
There are no fixed assets pledged as collateral by the Bank on December 31, 2013 and 2012.
Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki Bank.
Management believes that there is no indication of impairment losses on fixed assets.
12. Aset Takberwujud 12. Intangible Assets
Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir/
Beginning Additions Deductions Reclassification Ending
Balance Balance
Piranti Lunak Komputer Computer Software
Harga Perolehan 6,826,984,472 2,149,402,734 -- -- 8,976,387,206 Cost
Akumulasi Amortisasi (1,846,536,328) (1,534,099,613) -- -- (3,380,635,941) Accumulated Amortization
Nilai Buku 4,980,448,144 5,595,751,265 Net Book Value
2013
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
47
Paraf:
Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir/
Beginning Additions Deductions Reclassification Ending
Balance Balance
Piranti Lunak Komputer Computer Software
Harga Perolehan 1,284,517,314 4,773,758,944 -- 768,708,214 6,826,984,472 Cost
Akumulasi Amortisasi (1,171,378,495) (675,157,833) -- -- (1,846,536,328) Accumulated Amortization
Nilai Buku 113,138,819 4,980,448,144 Net Book Value
2012
Beban amortisasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp1.534.099.613 dan Rp675.157.833 (Catatan 27).
Amortization expense of intangible assets for the years ended December 31, 2013 and 2012 amounting to Rp1,534,099,613 and Rp675,157,833, respectively (Note 27).
Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset takberwujud yang dimiliki Bank.
Management believes there is no indication of impairment of intangible assets held by the Bank.
13. Aset Lain-lain 13. Other Assets
2013 2012
Piutang Bunga 17,323,392,968 8,803,351,367 Interest Receivable
Setoran Jaminan 3,806,745,744 1,404,081,504 Security Deposit
Beban Dibayar di Muka 1,772,333,390 1,188,036,025 Prepaid Expenses
Biaya Sebelum Operasi 1,671,974,484 1,738,262,206 Pre Operating Cost
Agunan yang Diambil Alih 1,107,320,000 1,107,320,000 Foreclosed Assets
Pajak Dibayar di Muka -- 2,544,564,000 Prepaid Taxes
Lain-lain 1,811,448,293 850,033,128 Others
Jumlah 27,493,214,879 17,635,648,230 Total
Agunan yang diambil alih (AYDA) merupakan jaminan pinjaman yang diberikan yang telah diambil alih oleh Bank berupa tanah dan bangunan.
Foreclosed assets represents loan collateral that have been foreclosed by the Bank in the form of land and buildings.
Kerugian bersih atas penjualan AYDA yang dilakukan oleh debitur pada tahun 2012 sebesar Rp296.369.240 yang merupakan hasil realisasi penjualan sebesar Rp1.440.808.935 dengan nilai buku sebesar Rp1.737.178.175. Kerugian tersebut dicatat pada akun pendapatan (beban) non operasional - bersih (Catatan 28).
The net loss on sales of foreclosed assets made by debtor for the year 2012 amounting to Rp296,369,240 representing foreclosed assets sales proceeds of Rp1,440,808,935 against a book value of Rp1,737,178,175. The loss is recorded in the account of non operating income (expense) - net (Note 28).
Manajemen berpendapat bahwa nilai AYDA merupakan nilai bersih yang dapat direalisasi.
The management believes that the foreclosed assets balance represents net realizable value.
Berdasarkan PBI No. 14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”, khususnya AYDA, Bank diwajibkan untuk melakukan upaya penyelesaian terhadap AYDA yang dimiliki.
Based on PBI No. 14/15/PBI/2012 dated October 24, 2012, regarding the “Asset Quality Ratings for Commercial Banks” and in particular on the foreclosed assets, the Bank is required to have an action plan for settlement of its foreclosed assets.
Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 13/658/DPNP/iDPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan penghapusan aset untuk aset non produktif, namun Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penghapusan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku.
In accordance with Bank Indonesia Circular Letter No. 13/658/DPNP/iDPnP dated December 23, 2011, the Bank is not required to provide an allowance for losses from non-earning assets, but the Bank should still calculate the impairment losses in accordance with the applicable accounting standards.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
48
Paraf:
Beban dibayar di muka terutama terdiri dari sewa dibayar dimuka dan asuransi dibayar di muka.
Prepaid expenses consist primarily of prepaid rent and prepaid insurance.
Pada tahun 2013, biaya sebelum operasi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Bank, termasuk aset dalam penyelesaian dan renovasi ruang, dalam rangka persiapan pembukaan kantor cabang di Makasar.
In 2013, pre operating costs are costs incurred by the Bank, including construction in progress and room renovation, in preparation for the opening of branch office in Makasar.
Pada tahun 2012, biaya sebelum operasi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Bank, termasuk aset dalam penyelesaian dan renovasi ruang, dalam rangka persiapan pembukaan kantor cabang untuk Unit Usaha Syariah di Fatmawati, Jakarta Selatan.
In 2012, pre operating costs are costs incurred by the Bank, including construction in progress and room renovation, in preparation for the opening of branch office for Sharia Business Unit at Fatmawati, South Jakarta.
Lain-lain terdiri dari tagihan-tagihan dalam penyelesaian, penyelesaian kliring, persediaan materai, barang cetakan, dan alat tulis kantor.
Others consist of the bills in the settlement, settlement clearing, stamp supplies, prints, and stationery.
14. Liabilitas Segera 14. Obligations Due Immediately
2013 2012
Liabilitias kepada Pihak Ketiga 3,235,437,792 2,171,807,689 Liabilities to Third Parties
Bunga Simpanan Nasabah 623,502,199 335,119,174 Interest of Deposits from Customers
Jumlah 3,858,939,991 2,506,926,863 Total
Liabilitas kepada pihak ketiga terdiri dari titipan dana nasabah, yang merupakan pengiriman dana (transfer) dari satu pihak kepada pihak lainnya melalui Bank sebagai perantara, dimana pada tanggal laporan, dana tersebut belum efektif diterima atau dikredit ke rekening penerima dana (beneficiary).
Obligations to third parties consist of deposits of customer funds, which is the delivery of funds (transfer) from one part to another through the Bank as an intermediary, in which the reporting date, the fund has not been effectively received or credited to the beneficiary account.
15. Simpanan Nasabah 15. Deposits from Customers
Pihak Berelasi/ Pihak Ketiga/ Jumlah/
Related Parties Third Parties Total
Rupiah Rupiah
Giro 10,750,155,223 278,773,010,608 289,523,165,831 Current Accounts
Tabungan 388,832,129 31,793,242,988 32,182,075,117 Savings
Deposito Berjangka 400,315,385,781 1,378,124,627,931 1,778,440,013,712 Time Deposits
Jumlah 411,454,373,133 1,688,690,881,527 2,100,145,254,660 Total
2013
Pihak Berelasi/ Pihak Ketiga/ Jumlah/
Related Parties Third Parties Total
Rupiah Rupiah
Giro 393,459,151,537 33,484,760,858 426,943,912,395 Current Accounts
Tabungan 4,469,473,777 25,567,163,989 30,036,637,766 Savings
Deposito Berjangka 148,389,487,988 718,261,414,180 866,650,902,168 Time Deposits
Jumlah 546,318,113,302 777,313,339,027 1,323,631,452,329 Total
2012
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
49
Paraf:
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) tanggal 22 September 2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005, sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No. 7 tahun 2009 tanggal 13 Januari 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 3 tahun 2008, LPS dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku, yang besaran nilai jaminannya dapat berubah jika memenuhi kriteria tertentu yang berlaku.
Based on Law No. 24 concerning the Indonesia Deposit Insurance Agency (LPS) dated September 22, 2004, effective on September 22, 2005 whih was amended by Law No. 7 year 2009 dated January 13, 2009 regarding the Determination of Government Regulation as Substitution of Law No. 3 year 2008, LPS was formed to guarantee certain liabilities of commercial banks under the applicable guarantee program, which the amount of guarantee can be adjusted if meet certain criterias.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008 mengenai besarnya nilai simpanan yang dijamin LPS, pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah simpanan yang dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp2.000.000.000 untuk per nasabah per bank. Pada tanggal 31 Desember 2013, berdasarkan Surat Edaran LPS No. SE.17/DPMR/XI/2013 tanggal 26 November 2013, simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya sama dengan atau dibawah 7,25% (2012: 5,5%) untuk simpanan dalam Rupiah
Based on Government Regulation No. 66 year 2008 dated October 13, 2008, regarding the amount of deposit guaranteed by LPS, as at December 31, 2013 and 2012, the amount of deposits covered by LPS is customer deposits up to Rp2,000,000,000 per customer per bank. As at December 31, 2013, based on Circular Letter No. SE.17/DPMR/XI/2013 dated November 26, 2013, deposit from customers are only covered if the rate of interest is equal to or below 7.25% (2012: 5.5%) for deposits denominated in Rupiah.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank adalah peserta dari program penjaminan tersebut.
On December 31, 2013 and 2012, the Bank is a participant of the guarantee program.
a. Giro a. Current Accounts
2013 2012
Pihak Berelasi (Catatan 31) 10,750,155,223 393,459,151,537 Related Parties (Note 31)
Pihak Ketiga 278,773,010,608 33,484,760,858 Third Parties
Jumlah 289,523,165,831 426,943,912,395 Total
Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun The Average Annual Interest Rate
Rupiah 4.99% 4.75% Rupiah
Per 31 Desember 2013 dan 2012, tidak ada saldo giro yang dijadikan jaminan kredit.
As of December 31, 2013 and 2012, there are no current accounts used as loan collateral.
b. Tabungan b. Savings
2013 2012
Pihak Berelasi (Catatan 31) 388,832,129 4,469,473,777 Related Parties (Note 31)
Pihak Ketiga 31,793,242,988 25,567,163,989 Third Parties
Jumlah 32,182,075,117 30,036,637,766 Total
Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun The Average Annual Interest Rate
Rupiah 3.28% 3.84% Rupiah
Per 31 Desember 2013 dan 2012, tidak ada saldo tabungan yang dijadikan jaminan kredit.
As of December 31, 2013 and 2012, there are no saving accounts used as loan collateral.
c. Deposito Berjangka c. Time Deposits
2013 2012
Pihak Berelasi (Catatan 31) 400,315,385,781 148,389,487,988 Related Parties (Note 31)
Pihak Ketiga 1,378,124,627,931 718,261,414,180 Third Parties
Jumlah 1,778,440,013,712 866,650,902,168 Total
Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun The Average Annual Interest Rate
Rupiah 8.04% 7.24% Rupiah
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
50
Paraf:
Saldo deposito berjangka berdasarkan jangka waktu kontrak:
The balance of deposits by term of the contract:
2013 2012
1 Bulan 1,124,027,164,147 372,660,243,313 1 Month
3 Bulan 495,008,078,799 176,990,920,939 3 Months
6 Bulan 137,074,453,455 275,841,721,505 6 Months
12 Bulan 22,330,317,311 41,158,016,410 12 Months
Jumlah 1,778,440,013,712 866,650,902,168 Total
Saldo deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo:
The balance of time deposits by remaining period to maturity:
2013 2012
< 1 Bulan 1,192,487,887,517 408,000,810,617 < 1 Month
> 1 Bulan - 3 Bulan 440,532,749,197 181,803,352,486 > 1 Month - 3 Months
> 3 Bulan - 6 Bulan 139,851,397,143 260,752,746,188 > 3 Months - 6 Months
> 6 Bulan - 12 Bulan 5,567,979,855 16,093,992,876 > 6 Months - 12 Months
Jumlah 1,778,440,013,712 866,650,902,168 Total
Jumlah deposito berjangka yang dijadikan sebagai jaminan kredit yang diberikan per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp32.197.930.191 dan Rp52.169.949.561 (Catatan 10).
The total time deposits pledged as collateral of loans as of December 31, 2013 and 2012 amounting to Rp32,197,930,191 and Rp52,169,949,561, respectively (Note 10).
16. Simpanan dari Bank Lain 16. Deposits from Other Banks
2013 2012
Rupiah Rupiah
Deposito Berjangka 13,103,810,866 5,899,351,386 Time Deposits
Giro 402,530,124 3,170,332,042 Current Accounts
Jumlah 13,506,340,990 9,069,683,428 Total
Saldo deposito berjangka berdasarkan jangka waktu kontrak: The balance of deposits by term of the contract:
2013 2012
1 Bulan 11,403,810,866 1,000,000,000 1 Month
3 Bulan 900,000,000 2,449,351,386 3 Months
6 Bulan 800,000,000 450,000,000 6 Months
12 Bulan -- 2,000,000,000 12 Months
Jumlah 13,103,810,866 5,899,351,386 Total
Saldo deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo:
The balance of time deposits by remaining period to maturity:
2013 2012
< 1 Bulan 11,653,810,866 2,549,351,386 < 1 Month
> 1 Bulan - 3 Bulan 650,000,000 900,000,000 > 1 Month - 3 Months
> 3 Bulan - 6 Bulan 800,000,000 2,450,000,000 > 3 Months - 6 Months
Jumlah 13,103,810,866 5,899,351,386 Total
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
51
Paraf:
Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk giro dan deposito berjangka adalah masing-masing sebesar 4,99% dan 8,02% pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 (2012: 3,55% dan 6,77%).
The average annual interest rates of current accounts and time deposits were 4.99% and 8.02% respectively, for the year ended December 31, 2013 (2012: 3.55% and 6.77%).
17. Pinjaman yang Diterima 17. Borrowings
2013 2012
PT Bank Central Asia Tbk 50,000,000,000 -- PT Bank Central Asia Tbk
Jumlah 50,000,000,000 -- Total
Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 20 tanggal 6 Desember 2012, PT Bank Central Asia Tbk memberikan pinjaman dengan nilai maksimal sebesar Rp50.000.000.000 dengan bunga pinjaman sebesar 8,5% per tahun dan akan berakhir pada tanggal 4 Februari 2015 dengan jaminan berupa comfort letter.
Under the Credit Agreement No. 20, dated December 6, 2012, PT Bank Central Asia Tbk provides loans to a maximum of Rp50,000,000,000 the loan interest of 8.5% per annum and will be matured at February 4, 2015 with a collateral of comfort letter.
18. Perpajakan 18. Taxation
a. Utang Pajak a. Taxes Payable
2013 2012
Corporate Income Taxes
Pasal 25 466,660,295 104,169,792 Article 25
Pasal 29 9,624,464 43,023,500 Article 29
Pajak Penghasilan Lainnya Other Income Taxes
Pasal 21 673,944,016 302,739,041 Article 21
Pasal 4 ayat (2) dan 23 2,633,158,370 1,190,846,251 Article 4 (2) and 23
Pajak Pertambahan Nilai 882,000 58,746,000 Value Added Taxes
Jumlah 3,784,269,145 1,699,524,584 Total
Pajak Penghasilan Badan
a. Beban Pajak Penghasilan b. Income Tax Expenses
2013 2012
Pajak Kini 2,310,008,000 1,145,073,750 Current Tax
Pajak Tangguhan 5,305,995,678 742,091,027 Deferred Tax
Jumlah 7,616,003,678 1,887,164,777 Total
c. Pajak Kini c. Current Tax
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi dan taksiran laba fiskal Bank adalah sebagai berikut:
The reconciliation between profit before income tax as presented in the statements of income and estimated fiscal profit of the Bank are as follows:
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
52
Paraf:
2013 2012
Laba Sebelum Pajak Penghasilan Profit Before Current Income Tax
Menurut Laporan Laba Rugi per Statements of
Komprehensif 26,401,428,766 4,022,755,256 Comprehensive Income
Perbedaan Waktu: Timing Differences
Beban Akrual (4,148,388,264) 5,788,976,263 Accrued Expenses
Beban Imbalan Pasca Kerja 1,717,729,000 1,754,304,000 Post Employee Benefits
Penyusutan Aset Tetap (3,180,839,996) (3,860,978,888) Depreciation of Fixed Assets
Penyisihan Cadangan Kerugian Provision for Impairment
Penurunan Nilai Aset (15,943,067,428) (6,853,256,675) Losses on Assets
Jumlah (21,554,566,688) (3,170,955,300) Total
Perbedaan Tetap Permanent Differences
Biaya-biaya yang Tidak Diperkenankan 4,393,170,533 3,728,495,168 Non Deductable Expenses
Jumlah 4,393,170,533 3,267,851,559 Total
Taksiran Laba Kena Pajak 9,240,032,610 4,580,295,124 Estimated Taxable Income
Dibulatkan 9,240,032,000 4,580,295,000 Rounded
Taksiran Pajak Penghasilan Estimated Income Tax
2013: 25% x Rp9.240.032.000 2,310,008,000 -- 2013: 25% x Rp9,240,032,000
2012: 25% x Rp4.580.295.000 -- 1,145,073,750 2012: 25% x Rp4,580,295,000
Jumlah Pajak Kini 2,310,008,000 1,145,073,750 Total Current Tax
Dikurangi: Kredit Pajak PPh Pasal 25 2,300,383,536 1,102,050,250 Less: Prepaid Taxes Article 25
Taksiran Utang Pajak Penghasilan 9,624,464 43,023,500 Estimated of Income Tax Payable
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 merupakan perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan laporan keuangan ini dan dapat berubah pada saat Bank menyampaikan SPT pajaknya.
The corporate income tax calculation for the year ended December 31, 2013 is a preliminary estimation prepared for financial statements purposes and subject to revision when the Bank filed its annual tax returns.
Perhitungan perpajakan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang dilaporkan ke kantor pajak.
The calculations of income tax for the year ended December 31, 2012 conform to the Bank’s annual tax returns.
d. Pajak Tangguhan d. Deferred Tax b.
31 Desember Dikreditkan 31 Desember Dikreditkan 31 Desember
2011/ (Dibebankan) 2012/ (Dibebankan) 2013/
December 31, ke Laporan December 31, ke Laporan December 31,
2011 Laba Rugi/ 2012 Laba Rugi/ 2013
Komprehensif Komprehensif/
Credit (Charged) Credit (Charged)
to Statements to Statements
of Comprehensive of Comprehensive
Income Income
Beban Akrual -- 1,447,244,066 1,447,244,066 (1,037,097,066) 410,147,000 Accrued Expenses
Beban Imbalan Pasca Kerja -- 438,576,000 438,576,000 429,432,250 868,008,250 Post Employee Benefits
Penyusutan Aset Tetap (113,722,978) (965,244,722) (1,078,967,700) (724,388,719) (1,803,356,419) Depreciation of Fixed Assets
Penyisihan Cadangan Kerugian Allowance for Impairment
Penurunan Nilai Aset 1,742,123,136 (1,713,314,169) 28,808,967 (3,973,942,142) (3,945,133,175) Losses on Assets
Pengaruh Penyesuaian Transisi Adjustment in Relation with the
Penerapan Awal PSAK No. 50 Implementation of SFAS No. 50
(Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revised 2006) and SFAS No. 55
(Revisi 2006) (50,647,798) 50,647,798 -- -- -- (Revised 2006)
Aset/(Liabilitas) Pajak Tangguhan 1,577,752,360 (742,091,027) 835,661,333 (5,305,995,678) (4,470,334,345) Deferred Tax Assets/(Liabilities)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
53
Paraf:
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
A reconciliation between the total tax expense and the amounts computed by applying the effective tax rates to income before tax per statements of comprehensive income is as follows:
2013 2012
Laba Sebelum Pajak Penghasilan Profit Before Current Income Tax
Menurut Laporan Laba Rugi per Statements of
Komprehensif 26,401,428,766 4,022,755,256 Comprehensive Income
Beban pajak dengan tarif pajak
yang berlaku 6,600,357,191 1,005,688,814 Tax expense at effective tax rates
Perbedaan Tetap Permanent Differences
Biaya-biaya yang Tidak Diperkenankan 1,098,292,633 932,123,792 Non Deductable Expenses
Jumlah 1,098,292,633 932,123,792 Total
Taksiran Laba Fiskal Tahun Berjalan 7,698,649,825 1,937,812,606 Estimated Taxable Income Current Year
Pengaruh Pajak atas Perbedaan Waktu The Tax Effect of Timing Differences
yang Sebelumnya Diakui (82,646,147) (50,647,829) Previously Recognized
Jumlah Beban Pajak 7,616,003,678 1,887,164,777 Total Tax Expense
c. Surat Ketetapan Pajak e. Tax Assessment Letter
Selama tahun 2013, Bank menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) dengan rincian sebagai berikut:
During 2013, the Bank has been received Underpayment Tax Assessment Letter and Overpayment Tax Assessment Letter as follows:
Tahun Pajak/ Jenis Pajak/ Tanggal/ Kurang (Lebih) Bayar
Fiscal Year Tax Type Date Under (Over) Payment
2011 PPh Pasal 4 Ayat 2/ Income Tax Article 4 (2) 00017/240/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 75,108,248
2011 PPh Pasal 21/ Income Tax Article 21 00019/101/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 100,000
2011 PPh Pasal 4 Ayat 2/ Income Tax Article 4 (2) 00012/140/11/38/13 22 April/ April 22, 2013 16,595,926
2011 PPh Pasal 21/ Income Tax Article 21 00023/101/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 100,000
2011 PPh Pasal 21/ Income Tax Article 21 00022/101/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 100,000
2011 PPh Pasal 21/ Income Tax Article 21 00021/101/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 100,000
2011 PPh Pasal 21/ Income Tax Article 21 00020/101/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 100,000
2011 PPh Pasal 21/ Income Tax Article 21 00024/101/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 100,000
2011 PPh Pasal 21/ Income Tax Article 21 00023/201/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 11,104,377
2004 PPh Pasal 21/ Income Tax Article 21 01244/101/04/019/04 22 April/ April 22, 2013 300,000
2011 Pajak Pertambahan Nilai/ Value Added Tax 00024/207/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 41,515,555
2011 Pajak Pertambahan Nilai/ Value Added Tax 00086/107/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 6,003,264
2011 PPh Pasal 23/ Income Tax Article 23 00040/203/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 2,209,127
153,436,497
2011 PPh Pasal 25/ Income Tax Article 25 00028/406/11/038/13 22 April/ April 22, 2013 (2,385,028,438)
(2,385,028,438)
Jumlah/Total (2,231,591,941)
Nomor/ Number
Per 31 Desember 2013, Bank telah menerima pelunasan sebesar Rp2.231.591.941 pada bulan Juni 2013.
As of December 31, 2013, the Bank has received compensation amounting to Rp2,231,591,941 on June 2013.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
54
Paraf:
f. Administrasi f. Administration Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank melaporkan/menyetorkan pajak berdasarkan prinsip self assessment. Fiskus dapat menetapkan/mengubah pajak pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.
Under the taxation laws in Indonesia, the Bank submit/pay tax returns on the basis of self assessments. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitations, under prevailing regulations.
19. Liabilitas Lain-lain 19. Other Liabilities
2013 2012
Akrual Bunga 8,877,855,304 4,325,445,549 Accrued Interest
Beban Akrual 1,652,994,818 1,927,039,495 Accrued Expenses
Jumlah 10,530,850,122 6,252,485,044 Total
Akrual bunga merupakan bunga simpanan nasabah yang masih harus dibayarkan kepada nasabah.
Accrued interest expense is the interest of customer deposits have to be paid to the customer.
Beban akrual terdiri dari beban kantor dan umum kepada pihak ketiga.
Accrued expenses consists of office expenses and general expenses to third parties.
20. Modal Saham 20. Capital Stock
a. Modal Saham a. Share Capital
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, susunan pemegang saham dan kepemilikannya adalah sebagai berikut:
On December 31, 2013 and 2012, the stockholders and their ownerships are as follows:
Pemegang Saham Jumlah Saham Ditempatkan Jumlah/ Persentase Shareholders
dan Disetor Penuh/ Total Kepemilikan/
Number of Shares Issued Percentage of
and Fully Issued Ownership
(%)
PT Sampoerna Investama 272,000,000 272,000,000,000 81.00 PT Sampoerna Investama
PT Cakrawala Mulia Prima 60,444,444 60,444,444,000 18.00 PT Cakrawala Mulia Prima
Ekadhamajanto Kasih 3,358,025 3,358,025,000 1.00 Ekadhamajanto Kasih
Jumlah 335,802,469 335,802,469,000 100.00 Total
2013
Pemegang Saham Jumlah Saham Ditempatkan Jumlah/ Persentase Shareholders
dan Disetor Penuh/ Total Kepemilikan/
Number of Shares Issued Percentage of
and Fully Issued Ownership
(%)
PT Sampoerna Investama 187,000,000 187,000,000,000 85.00 PT Sampoerna Investama
PT Pahalamas Sejahtera 33,000,000 33,000,000,000 15.00 PT Pahalamas Sejahtera
Jumlah 220,000,000 220,000,000,000 100.00 Total
2012
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
55
Paraf:
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 20 tanggal 15 Desember 2011 dari Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., para pemegang saham menyetujui dan memutuskan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor sebanyak 100.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100.000.000.000, dari semula terdiri dari 120.000.000 saham dengan nilai nominal Rp120.000.000.000 menjadi 220.000.000 saham dengan nilai nominal Rp220.000.000.000 dimana sebesar Rp85.000.000.000 diambil bagian oleh PT Sampoerna Investama dan Rp15.000.000.000 diambil bagian oleh PT Pahalamas Sejahtera.
Based on the Deed of Decision Statement Outside EGM No. 20 dated December 15, 2011 of Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., the shareholders agreed and decided to increase its issued and paid up capital by 100,000,000 shares with nominal value of Rp100,000,000,000, originally consisted of 120,000,000 shares with a nominal value of Rp120,000,000,000 become 220.000.000 shares with nominal value of Rp220,000,000,000 whereby amounting to Rp85,000,000,000 was taken by PT Sampoerna Investama and Rp15,000,000,000 was taken by PT Pahalamas Sejahtera.
Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-41655 tanggal 20 Desember 2011 dan telah mendapat persetujuan efektif dari Bank Indonesia pada tanggal 7 Desember 2012.
The amendment of the Bank’s Article of Association was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-41655 dated December 20, 2011 and has been approved effectively from Bank Indonesia on December 7, 2012.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No 28 tanggal 14 Desember 2012 dari Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., para pemegang saham menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp220.000.000.000 menjadi Rp305.000.000.000 dimana seluruhnya diambil bagian dan disetor penuh oleh PT Sampoerna Investama.
Based on notarial deed of the Extraordinary General Shareholders’ Meeting (EGM) No 28 dated December 14, 2012 of Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., the shareholders approved an increase in the issued and paid-up from Rp220,000,000,000 to Rp305,000,000,000 which entirely taken and fully paid by the PT Sampoerna Investama.
Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-02778 dan No. AHU-AH.01.10-02779 tanggal 1 Februari 2013.
The amendment of the Bank’s Article of Association was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-02778 and No. AHU-AH.01.10-02779 dated February 1, 2013.
Penambahan modal diatas disetor telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia tertanggal 11 September 2013.
The above increase in share capital has received approval from Bank Indonesia dated September 11, 2013.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 49 tanggal 27 Agustus 2013 dari Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., para pemegang saham menyetujui peningkatan modal sebanyak 30.802.469 saham dengan nilai nominal Rp30.802.469.000, dari semula terdiri dari 305.000.000 saham dengan nilai nominal Rp305.000.000.000 menjadi 335.802.469 saham dengan nilai nominal Rp335.802.469.000 dimana sebesar Rp272.000.000.000 diambil bagian oleh PT Sampoerna Investama, Rp60.444.444.000 diambil bagian oleh PT Cakrawala Mulia Prima dan Rp3.358.025.000 diambil oleh Tuan Ekadharmajanto Kasih.
Based on notarial deed of the General Shareholders’ Meeting (EGM) No. 49 dated August 27, 2013 of Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., the shareholders agreed and decided to increase by 30,802,469 shares with nominal value of Rp30,802,469,000 shares, originally consisted of 305,000,000 shares with a nominal value of Rp305,000,000,000 become 335,802,469 shares with nominal value of Rp335,802,469,000 whereby amounting to Rp272,000,000,000 was taken by PT Sampoerna Investama, Rp60,444,444,000 was taken by PT Cakrawala Mulia Prima and Rp3,358,025,000 was taken by Mr. Ekadharmajanto Kasih.
Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-36362 tanggal 2 September 2013.
The amendment of the Bank’s Article of Association was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-36362 dated September 2, 2013.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan, persetujuan efektif peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh masih dalam proses di Bank Indonesia.
As of the date of this report, approval from Bank Indonesia regarding the increased of the issued and paid in capital is still in process.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
56
Paraf:
b. Dana Setoran Modal b. Capital Paid in Advance Berdasarkan keputusan sirkuler para pemegang saham sebagai pengganti rapat umum pemegang saham luar biasa pada tanggal 18 Desember 2013, para pemegang saham menyetujui peningkatan modal dasar sebanyak Rp 1.260.000.000.000 dari sebelumnya Rp400.000.000.000 menjadi Rp1.660.000.000.000 (Catatan 41).
Based on the decision of the shareholders' circular of the General Shareholders’ Meeting (EGM) dated December 18, 2013, the shareholders agreed and decided to increase authorized capital by Rp1,260,000,000,000 from the previous Rp400,000,000,000 to Rp1,660,000,000,000 (Note 41).
Berdasarkan keputusan sirkuler para pemegang saham sebagai pengganti rapat umum pemegang saham luar biasa pada tanggal 18 Desember 2013, para pemegang saham menyetujui peningkatan modal dari sebelumnya Rp335.802.469.000 menjadi sejumlah Rp420.000.000.000 dengan menerbitkan 84.197.531 saham baru, masing-masing dengan nominal Rp1.000 per saham yang sepenuhnya dibayarkan pada tanggal 18 Desember 2013.
Based on the decision of the shareholders' circular of the General Shareholders’ Meeting (EGM) dated December 18, 2013, the shareholders agreed and decided to increase paid on capital from Rp335,802,469,000 to Rp420,000,000,000 by issuing 84,197,531 new shares, each each with a nominal value of Rp 1,000 per share which is fully received on December 18, 2013.
21. Penggunaan Laba Bersih 21. Uses of Net Income
Penggunaan laba bersih untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
The use of net income for the years ended December 31, 2012 and 2011 are as follows:
Penggunaan Laba Bersih Tahun 2012 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 49, tanggal 27 Agustus 2013 yang dibuat di hadapan Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, penyisihan laba bersih untuk dana cadangan dilakukan sampai mencapai 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor, dan hanya boleh digunakan untuk menutup kerugian yang tidak dipenuhi oleh cadangan lain.
Use of Net Income in 2012 Based on the Deed of of Statement of Extraordinary General Shareholders’ Meeting No. 49, dated August 27, 2013, made by Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., notary in Jakarta, net of allowance for reserve fund will be provided up to of 20% (twenty percent) of the total issued and paid-up capital, and should only be used to cover losses that are not met by other reserves.
Penggunaan Laba Bersih Tahun 2011 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 15, tanggal 10 Agustus 2012 yang dibuat di hadapan Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, penyisihan laba bersih untuk dana cadangan dilakukan sampai mencapai 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor, dan hanya boleh digunakan untuk menutup kerugian yang tidak dipenuhi oleh cadangan lain.
Use of Net Income in 2011 Based on the Deed of of Statement of Extraordinary General Shareholders’ Meeting No. 15, dated August 10, 2012, made by Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., notary in Jakarta, net of allowance for reserve fund will be provided up to of 20% (twenty percent) of the total issued and paid-up capital, and should only be used to cover losses that are not met by other reserves.
Cadangan Umum Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, cadangan umum sebesar Rp6.500.000.000 dan Rp6.000.000.000. Cadangan umum ini dibentuk sehubungan dengan Undang-undang Republik Indonesia No 1/1995 yang telah digantikan dengan Undang-undang No. 40/2007 efektif tanggal 16 Agustus 2007 mengenai Perseroan Terbatas, yang mengharuskan perusahaan-perusahaan untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk penyisihan tersebut.
General Reserves On December 31, 2013 and 2012, general reserves are amounting to Rp6,500,000,000 and Rp6,000,000,000. These general reserves is provided in connection with the Republic of Indonesia’s Law No. 1/1995 which was replaced by Law No. 40/2007 effective August 16, 2007 regarding Limited Liability Company, which requires companies to make provision for general reserve at least 20% of the total capital issued and fully paid. The law does not mention the time limit for the allowance.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
57
Paraf:
22. Pendapatan Bunga 22. Interest Income
2013 2012
Kredit yang Diberikan 209,857,791,596 107,092,168,559 Loans
Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia
dan Bank Lain 13,497,755,298 10,933,355,421 and Other Bank
Efek-efek 4,871,198,496 2,517,962,082 Marketable Securities
Efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali 28,257,387 -- Reverse Repo
Lainnya 810,609,637 463,743,171 Others
229,065,612,414 121,007,229,233 Total Jumlah
Pendapatan bunga lainnya merupakan pendapatan bunga yang berasal dari pendapatan bunga dari giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain.
Other interest income is derived from interest income from current accounts with Bank Indonesia and current accounts with other banks.
Pendapatan bunga yang diperoleh dari pihak berelasi untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp101.997.682 dan Rp3.167.021.644 atau sebesar 0,04% dan 2,62% dari seluruh pendapatan bunga (Catatan 31).
Interest income earned from related parties for the years ended December 31, 2013 and 2012 amounting to Rp101,997,682 and Rp3,167,021,644 or at 0.04% and 2.62% of all interest income (Note 31).
23. Beban Bunga 23. Interest Expenses
2013 2012
Simpanan Nasabah Deposits from Customers
Deposito Berjangka 108,988,706,301 52,893,130,458 Time Deposits
Giro 14,388,837,644 9,254,330,291 Current Accounts
Tabungan 959,115,979 1,118,998,267 Savings
Sub Jumlah 124,336,659,924 63,266,459,016 Sub Total
Simpanan dari Bank Lain Deposits from Other Banks
Pinjaman yang Diterima 3,577,083,333 -- Borrowings
Call Money 548,436,778 278,046,401 Call Money
Deposito Berjangka 248,101,667 149,247,221 Time Deposits
Giro 26,910,436 10,746,657 Current Accounts
Sub Jumlah 4,400,532,214 438,040,279 Sub Total
Jumlah 128,737,192,138 63,704,499,295 Total
Beban bunga yang dibayarkan kepada pihak berelasi untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp3.869.860.297 dan Rp15.983.026.042 atau sebesar 3,01% dan 25,09% dari seluruh beban bunga (Catatan 31).
Interest expense paid to related parties for the years ended December 31, 2013 and 2012 amounting toRp3,869,860,297 and Rp15,983,026,042 or at 3.01%and 25.09% of all interest expense (Note 31).
24. Pendapatan Operasional Lainnya – Lain-lain 24. Other Operating Income - Others
2013 2012
Administrasi 5,245,711,656 5,803,939,295 Administration
Denda-denda 4,662,708,505 709,455,352 Penalties
Lainnya 1,117,984,855 471,057,824 Others
Jumlah 11,026,405,016 6,984,452,471 Total
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
58
Paraf:
25. Pemulihan (Pembentukan) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Atas Aset Keuangan
25. Recovery (Provision) For Impairment Losses on Financial Assets
Pemulihan (pembentukan) cadangan kerugian penurunan nilai terdiri dari:
Recovery (allowance) for impairment losses on financial assets consists of:
2013 2012
Pembentukan Cadangan Kerugian Provision for
Penurunan Nilai Impairment Losses
Kredit yang Diberikan (Catatan 10) (10,154,666,194) (14,570,064,681) Loans (Note 10)
Pemulihan Cadangan Kerugian Recovery for
Penurunan Nilai Impairment Losses
Kredit yang Diberikan (Catatan 10) 15,071,198,705 15,611,430,473 Loans (Note 10)
Jumlah - Bersih 4,916,532,511 1,041,365,792 Total - Net
26. Beban Tenaga Kerja 26. Personnel Expenses
2013 2012
Gaji 41,638,398,103 27,373,032,920 Salaries
Tunjangan Hari Raya 4,629,969,015 1,503,046,783 Holiday Allowance
Pendidikan dan Latihan 2,838,195,091 1,939,031,302 Education and Training
Beban Imbalan Kerja (Catatan 29) 1,762,731,000 1,754,304,000 Employee Benefits Expense (Note 29)
Honorarium Komisaris 1,300,692,372 1,321,313,410 Commisioner Honorarium
Lembur 838,212,081 550,485,301 Overtime
Pengobatan 14,242,706 350,047,081 Medical Treatment
Lain-Lain 1,942,826,826 824,584,142 Others
Jumlah 54,965,267,194 35,615,844,939 Total
27. Beban Umum dan Administrasi 27. General and Administrative Expenses
2013 2012
Barang dan Jasa 6,524,789,569 5,958,959,136 Goods and Services
Sewa Gedung 5,877,297,022 4,986,902,909 Office Rental
Penyusutan Aset Tetap (Catatan 11) 5,378,933,818 2,857,808,245 Fixed Assets Depreciations (Note 11)
Biaya Pihak Ketiga 4,267,228,172 3,081,772,126 Outsourced Service Expense
Asuransi Penjaminan Simpanan 2,947,327,033 1,719,698,107 Guarantee Deposit Insurance
Sewa Lainnya 2,858,563,215 1,334,151,537 Other Rentals
Amortisasi Aset Takberwujud (Catatan 12) 1,534,099,613 675,157,833 Intangible Assets Amortization (Note 12)
Pemeliharaan dan Perbaikan 1,193,978,332 1,257,443,653 Maintenance and Repairment
Perjalanan Dinas 1,173,541,964 582,219,832 Business Travel
Administrasi Bank Indonesia 652,811,850 1,109,386,520 Bank Indonesia Administration
Iklan dan Promosi 346,902,485 892,636,831 Advertising and Promotion
Keanggotaan 255,787,500 204,112,500 Membership
Premi Asuransi 250,207,447 254,561,331 Insurance Premium
Pajak 264,184,633 269,600,168 Taxes
Penyelesaian Kredit Bermasalah 104,281,382 419,927,494 Settlement of Non Performing Loan
Lain-lain 572,009,017 161,966,321 Others
Jumlah 34,201,943,052 25,766,304,543 Total
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
59
Paraf:
28. Pendapatan (Beban) Non Operasional 28. Non Operating Income (Expenses)
2013 2012
Pendapatan Non Operasional Non Operating Income
Laba Penjualan Aset Tetap 161,879,656 585,459,927 Gain on Sale of Fixed Assets
Laba Penjualan Agunan yang Diambil Alih -- 65,785,825 Gain on Sale of Foreclosed Assets
Lain-lain 201,012,171 22,620,916 Others
362,891,827 673,866,668
Beban Non Operasional Non Operating Expenses
Kegiatan Karyawan 89,303,060 52,205,650 Employee Activities
Sumbangan 22,150,750 30,306,750 Contribution
Kerugian Penjualan Aset Tetap 20,891 -- Loss on Sale of Fixed Assets
Kerugian Penjualan AYDA -- 362,155,065 Loss on Sale of Foreclosed Assets
Lain-lain 954,235,917 156,542,666 Others
1,065,710,618 601,210,131
Jumlah - Bersih (702,818,791) 72,656,537 Total - Net
29. Imbalan Pasca Kerja 29. Employee Benefits
Bank menghitung dan membukukan beban imbalan kerja berdasarkan ketentuan yang diatur dalam UU No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003.
The Bank calculated and recorded the employee benefits expense in accordance with the Labor Law No. 13 Year 2003 dated March 25, 2003.
Liabilitas atas imbalan kerja per tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dicatat berdasarkan perhitungan aktuaria yang dilakukan oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaris independen, masing-masing dengan nomor laporan No. 1188/ST-GG-PSAK24-BSS/XII/2013 tertanggal 24 Desember 2013 dan No. 1126/ST-GG-PSAK24-BSS/XI/2012 tertanggal 13 November 2012.
Liabilities for employment benefits as of December 31, 2013 are recorded based on actuarial conducted by PT Dayamandiri Dharmakonsolindo, an independent actuary, with the report number No. 1188/ST-GG-PSAK24-BSS/XII/2013 dated December 24, 2013 and No. 1126/ST-GG-PSAK24-BSS/XI/2012 dated November 13, 2012.
Jumlah liabilitas berdasarkan perhitungan Aktuaria Independen per tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Total liability balance based on calculation of the Independent Actuary as of December 31, 2013 and 2012 as follows:
2013 2012
Nilai Kini Liabilitas Imbalan Kerja 3,054,471,000 2,186,921,000 Present Value of Defined Beneft Obligation
(Keuntungan)/Kerugian Aktuaria yang Diakui 417,562,000 (432,617,000) Unrecognized Amount of Actuarial (Gains)/Losses
Jumlah 3,472,033,000 1,754,304,000 Total
Perubahan liabilitas atas imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, adalah sebagai berikut:
Changes in liability for employement benefits for the years ended December 31, 2013 and 2012 is as follows:
2013 2012
Saldo Awal Tahun 1,754,304,000 -- Beginning Balance of the Year
Penambahan Selama Tahun Berjalan 1,762,731,000 1,754,304,000 Additional During of the Year
Pembayaran Imbalan (45,002,000) -- Actual Benefit Payment
Saldo Akhir Tahun 3,472,033,000 1,754,304,000 Ending Balance of the Year
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
60
Paraf:
Beban imbalan kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The employee benefits expenses for the years ended December 31, 2013 and 2012 are as follows:
2013 2012
Beban Jasa Kini 2,098,195,000 1,705,770,000 Current Service Cost
Beban Bunga 129,359,000 48,534,000 Interest Cost
(Keuntungan)/Kerugian Aktuaria yang Diakui 18,487,000 -- Amortization of Actuarial (Gain)/Losses
Jumlah 2,246,041,000 1,754,304,000 Total
Dampak Kurtailmen (483,310,000) -- Curtailment (Gain)/Loss
Jumlah 1,762,731,000 1,754,304,000 Total
Liabilitas imbalan kerja tersebut dihitung dengan menggunakan metode "Projected Unit Credit" dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
Employment benefits liability is calculated by using the “Projected Unit Credit” with the following assumptions:
2013 2012
Tingkat Diskonto per Tahun 8.70% 6.00% Annual Discount Rate
Tingkat Kenaikan Gaji Per Tahun 5.00% 5.00% Annual Rate of Increase in Salary
Tabel Mortalita CSO '80 CSO '80 Table of Mortality
Tingkat Cacat 10% dari Jumlah Mortalita/ 10% dari Jumlah Mortalita/ Disabilty Rate
10 % of Total Mortality 10 % of Total Mortality
Usia Pensiun 55 Tahun/Years 55 Tahun/Years Retirement Age
Mutasi nilai kini liabilitas, surplus dan defisit program serta penyesuaian pengalaman pada liabilitas program untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, 2011, 2010, dan 2009 adalah sebagai berikut:
Movements in the present value of liabilities, surplus and deficit adjustment programs and program experience in liabilities for the years ended December 31, 2013, 2012, 2011, 2010, and 2009 are as follows:
2013 2012 2011 2010 2009
Nilai Kini Liabilitas Imbalan Pasti 3,054,471,000 2,186,921,000 930,631,000 6,363,398,000 3,649,686,000 Present Value of the Obligation
Defisit Program 3,054,471,000 2,186,921,000 930,631,000 6,363,398,000 3,649,686,000 Program Deficit
Penyesuaian Pengalaman Experience Adjustment
pada Liabilitas Program -- -- -- -- -- in Liability Program
30. Komitmen dan Kontinjensi 30. Commitment and Contingencies
Dalam bisnis normal perbankan, Bank mempunyai komitmen dan kontinjensi yang tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan.
In the normal business of banking, the Bank had commitments and contingencies that are not presented in the statement of financial position.
Ikhtisar komitmen dan kontinjensi Bank yang dinyatakan dalam nilai kontrak setara dengan mata uang Rupiah adalah sebagai berikut:
Summary of the Bank’s commitments and contingencies set forth in the contract currency equivalent Rupiah is as follows:
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
61
Paraf:
2013 2012
KOMITMEN COMMITMENTS
Liabilitas Komitmen Commitments Payable
Fasilitas Kredit kepada Debitur
yang Belum Digunakan Unused Loan Facilities
Pihak Berelasi (10,677,000,000) (17,882,129,184) Related Parties
Pihak Ketiga (70,300,979,099) (52,520,211,452) Third Parties
Jumlah Liabilitas Komitmen (Catatan 10) (80,977,979,099) (70,402,340,636) Total of Commitments Payable (Note 10)
Jumlah Liabilitas Komitmen - Bersih (80,977,979,099) (70,402,340,636) Total of Commitments Payable - Net
KONTINJENSI CONTINGENCIES
Tagihan Kontinjensi Contingencies Receivables
Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian 1,710,297,553 3,067,522,380 Interest Receivable Non Performing Assets
Jumlah Tagihan Kontinjensi 1,710,297,553 3,067,522,380 Total of Contingencies Receivables
Liabilitas Kontinjensi Contingencies Liabilities
Bank Garansi yang Diterbitkan -- (643,160,850) Bank Guarantees Issued
Jumlah Liabilitas Kontinjensi -- (643,160,850) Total of Contingencies Payable
Jumlah Tagihan Kontinjensi - Bersih 1,710,297,553 2,424,361,530 Total of Contingencies Payable - Net
Jumlah Komitmen dan Total of Commitments and
Kontinjensi - Bersih (79,267,681,546) (67,977,979,106) Contingencies - Net
31. Sifat Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi 31. Related Parties Nature and Transactions
Sifat Hubungan Berelasi Nature of Relationships Pihak-pihak berelasi adalah perusahaan dan perorangan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung dengan Bank.
Related parties are companies and individuals who directly or indirectly have relationships with the Bank through ownership or management.
Pihak Berelasi/ Sifat Hubungan Berelasi/ Transaksi/
Related Parties Nature of Related Parties Transactions
Koperasi Mitra Sejati Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Giro/
Under Common Control Current Account
PT Bintang Perkasa Indah Motor Entitas Asosiasi/ Kredit, Giro/
Associated Entity Loan, Current Account
PT Dipo Serv ice Entitas Asosiasi/ Giro, Deposito Berjangka/
Associated Entity Current Account, Time Deposits
PT Global Pahala Mining Entitas Asosiasi/ Giro, Deposito Berjangka/
Associated Entity Current Account, Time Deposits
PT Maju Jasatama Sejahtera Entitas Asosiasi/ Giro, Deposito Berjangka/
Associated Entity Current Account, Time Deposits
PT Paja Raya Motor Entitas Asosiasi/ Giro/
Associated Entity Current Account
PT Prabu Mandiri Motor Entitas Asosiasi/ Giro/
Associated Entity Current Account
PT Putra Mandiri Jembar Entitas Asosiasi/ Giro, Deposito Berjangka/
Associated Entity Current Account, Time Deposits
PT Buana Anggana Mandura Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Giro, Deposito Berjangka/
Under Common Control Current Account, Time Deposits
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
62
Paraf:
Pihak Berelasi/ Sifat Hubungan Berelasi/ Transaksi/
Related Parties Nature of Related Parties Transactions
PT Setia Kawan Menara Motor Entitas Asosiasi/ Giro/
Associated Entity Current Account
PT Setia Kawan Pahala Motor Entitas Asosiasi/ Kredit, Giro/
Associated Entity Loan, Current Account
PT Sumatera Berlian Motor Entitas Asosiasi/ Kredit, Giro, Deposito Berjangka/
Associated Entity Loan, Current Account, Time Deposit
PT Tiga Pancar Nusa Sejahtera Entitas Asosiasi/ Giro/
Associated Entity Current Account
UD Setia Kawan Motor Entitas Asosiasi/ Giro/
Associated Entity Current Account
PT Trijaya Union Entitas Asosiasi/ Giro, Deposito Berjangka/
Associated Entity Current Account, Time Deposit
PT Amanda Cipta Persada Entitas Asosiasi/ Deposito Berjangka, Bank Garansi/
Associated Entity Time Deposit/ Guarantee Bank
PT Sampoerna Strategic Entitas Asosiasi/ Deposito Berjangka/
Associated Entity Time Deposits
PT Sampoerna Telekomunikasi Entitas Asosiasi/ Deposito Berjangka/
Associated Entity Time Deposits
Yayasan Putera Sampoerna Entitas Asosiasi/ Deposito Berjangka/
Associated Entity Time Deposits
PT Sigmantara Alfindo Entitas Asosiasi/ Deposito Berjangka/
Associated Entity Time Deposits
Michael Joseph Sampoerna Pemilik Pemegang Saham Mayoritas/ Giro/
Owner of Majority Shareholder Current Account
PT Pahalamas Sejahtera Pemegang Saham/ Kredit, Giro, Deposito Berjangka/
Shareholder Loan, Current Account, Time Deposit
PT Sampoerna Investama Pemegang Saham/ Giro, Deposito Berjangka/
Shareholder Current Account, Time Deposits
Djoko Susanto Pemegang Saham/ Deposito Berjangka/
Shareholder Time Deposits
Liliana Tanuwijaya Keluarga Pemegang Saham/ Deposito Berjangka/
Family of Shareholder Time Deposits
Suhanti Poniman Pemilik Pemegang Saham/ Giro, Tabungan, Deposito Berjangka/
Owner of Shareholder Loan, Saving, Time Deposit
Suhanda Poniman Pemilik Pemegang Saham/ Giro, Tabungan, Deposito Berjangka/
Owner of Shareholder Loan, Saving, Time Deposit
Ir A. Soegandhi Noezar Pengurus Pemegang Saham/ Giro, Deposito Berjangka/
Management of Shareholder Loan, Time Deposit
Tonny Chandra Pengurus Pemegang Saham/ Giro, Deposito Berjangka/
Management of Shareholder Loan, Time Deposit
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Manajemen Bank/ Tabungan, Deposito Berjangka/
Eksekutif Bank/ Board of Commissioners, The Bank's Management Saving, Time Deposit
Directors and Executive Bank Officers
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
63
Paraf:
Transaksi dengan Pihak Berelasi Related Parties Transactions
Dalam kegiatan usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Transaksi-transaksi tersebut dilaksanakan dengan persyaratan dan kondisi yang normal dilakukan dengan pihak ketiga. Transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
In course of business, the Bank has transactions with related parties. These transactions are conducted in a normal terms and conditions as well as transactions with third parties. The transactions are as follow:
2013 2012
ASET ASSETS
Kredit yang Diberikan (Catatan 10) Loans (Note 10)
Entitas Asosiasi 1,187,268,637 14,457,284,215 Associated Entities
Jumlah 1,187,268,637 14,457,284,215 Total
Persentase Terhadap Jumlah Aset 0.04% 0.85% Percentage to Total Assets
LIABILITAS LIABILITIES
Simpanan dari Nasabah (Catatan 15) Deposit from Customers (Note 15)
Giro Current Accounts
Entitas Asosiasi 5,989,583,015 312,082,634,333 Associated Entities
Pemegang Saham 4,759,672,126 37,405,313,096 Shareholdres
Pejabat Eksekutif, Direksi dan Executive Officers, Director, and
Keluarga Direksi 900,082 936,082 Director's Family
Pihak Dibawah Pengendalian Bersama -- 42,264,779,255 Parties under Common Control
Keluarga Pemegang Saham -- 1,705,488,771 Shareholders' Family
10,750,155,223 393,459,151,537
Tabungan Savings
Pejabat Eksekutif, Direksi dan Executive Officers, Director, and
Keluarga Direksi 368,725,789 619,674,608 Director's Family
Pemegang Saham 20,106,340 3,357,313,660 Shareholders
Direksi Perusahaan dari
Pemegang Saham -- 350,065,046 Shareholder' Director
Keluarga Pemegang Saham -- 142,420,463 Shareholders' Family
388,832,129 4,469,473,777
Deposito Berjangka Time Deposits
Entitas Asosiasi 353,721,398,924 4,221,817,121 Associated Entities
Keluarga Pemegang Saham 17,000,000,000 4,756,543,196 Shareholders' Family
Pemegang Saham 28,500,000,000 92,070,908,284 Shareholders
Pejabat Eksekutif, Direksi Bank dan Executive Officers, Director, and
Keluarga Direksi Bank 1,093,986,857 1,754,712,647 Director's Family
Direksi Perusahaan dari
Pemegang Saham -- 26,681,914,403 Shareholder' Director
Pihak Dibawah Pengendalian Bersama -- 18,903,592,336 Parties under Common Control
400,315,385,781 148,389,487,987
Jumlah 411,454,373,133 546,318,113,302 Total
Persentase dari Total Liabilitas 18.79% 40.62% Percentage to Total Liabilities
Pendapatan Bunga (Catatan 22) Interest Income (Note 22)
Entitas Asosiasi 101,997,682 3,167,021,644 Associated Entities
Jumlah 101,997,682 3,167,021,644 Total
Persentase Terhadap Jumlah Pendapatan Bunga 0.04% 2.62% Percentage to Interest Income
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
64
Paraf:
2013 2012
Beban Bunga (Catatan 23) Interest Expenses (Note 23)
Keluarga Pemegang Saham 2,007,876,712 2,055,548,050 Shareholders' Family
Pihak Dibawah Pengendalian Bersama 1,776,454,822 804,216,737 Parties under Common Control
Pemegang Saham 51,591,788 1,179,221,728 Shareholders' Family
Pejabat Eksekutif, Direksi dan Executive Officers, Director, and
Keluarga Direksi 33,936,975 1,594,425,891 Director's Family
Direksi Perusahaan dari
Pemegang Saham -- 6,190,972,047 Shareholder' Director
Entitas Asosiasi -- 4,158,641,588 Associated Entities
Jumlah 3,869,860,297 15,983,026,041 Total
Persentase Terhadap Jumlah Beban Bunga 3.01% 25.09% Percentage to Interest Expenses
Jumlah remunerasi yang telah diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:
The total remunerations was received by the Board of Commissioners and Board of Directors are as follows:
2013 2012
Dewan Direksi 9,761,565,580 8,495,269,490 Board of Directors
Dewan Komisaris 1,229,422,040 1,344,138,918 Board of Commisioners
Jumlah 10,990,987,620 9,839,408,408 Total
32. Segmen Operasi 32. Segment Operations Seperti yang telah dijelaskan pada Catatan 2.x, Bank pada saat ini dikelola sebagai segmen operasi tunggal. Saat ini, Bank menganalisa segmen secara geografis dimana manajemen menelaah laporan internal manajemen secara bulanan untuk masing-masing area.
As described in Note 2.x, the Bank is currently managed as a single operating segment. Currently, the Bank analyze geographically segment which examines the management of internal management reports on a monthly basis for each area.
Informasi wilayah geografis dikelompokkan menjadi Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera.
Information geographical areas grouped into Jakarta, West Java, East Java, and Sumatra.
Jakarta/ Jawa Barat/ Jawa Timur/ Sumatera/ Jumlah/
Jakarta West Java East Java Sumatera Total
Pendapatan (Beban) Bunga - Bersih 99,266,410,846 139,472,966 (505,479,840) 1,428,016,304 100,328,420,276 Interest Income (Expenses) - Net
Pendapatan Operasional Lainnya 9,567,687,735 35,679,059 137,731,678 1,285,406,544 11,026,505,016 Other Operating Incomes
Pemulihan (Pembentukan) Cadangan Recovery (Allowance) for
Kerugian Penurunan Nilai 6,128,940,700 (24,125,847) (33,870,192) (1,154,412,150) 4,916,532,511 Impairment Losses
Beban Operasional Lain (76,127,958,635) (901,522,670) (3,383,141,812) (8,754,587,129) (89,167,210,246) Other Operating Expenses
Laba (Rugi) Operasional 38,835,080,646 (750,496,492) (3,784,760,166) (7,195,576,431) 27,104,247,557 Operating Income (Losses)
Pendapatan (Beban) Non Operasional (1,465,803,245) (117,790,410) (161,054,302) 1,041,829,166 (702,818,791) Non Operating Income (Expenses)
Laba (Rugi) Sebelum
Pajak Penghasilan 37,369,277,401 (868,286,902) (3,945,814,468) (6,153,747,265) 26,401,428,766 Income (Loss) Before Taxes
Beban Pajak Penghasilan (7,616,003,678) -- -- -- (7,616,003,678) Income Tax Expense
Laba Bersih 29,753,273,723 (868,286,902) (3,945,814,468) (6,153,747,265) 18,785,425,088 Net Income
Jumlah Aset 2,465,808,116,155 16,874,381,467 26,087,856,372 160,927,900,934 2,669,698,254,928 Total Assets
Jumlah Liabilitas 1,897,655,786,552 29,893,270,949 52,925,564,442 209,293,400,310 2,189,768,022,253 Total Liabilities
2013
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
65
Paraf:
Jakarta/ Jawa Barat/ Jawa Timur/ Sumatera/ Jumlah/
Jakarta West Java East Java Sumatera Total
Pendapatan (Beban) Bunga - Bersih 62,376,362,526 -- (103,265,849) (4,970,366,739) 57,302,729,938 Interest Income (Expenses) - Net
Pendapatan Operasional Lainnya 4,959,341,817 -- 26,517,157 2,002,293,497 6,988,152,471 Other Operating Incomes
Pemulihan (Pembentukan) Cadangan Recovery (Allowance) for
Kerugian Penurunan Nilai 1,343,154,717 -- (3,051,214) (298,737,711) 1,041,365,792 Impairment Losses
Beban Operasional Lain (55,523,184,084) -- (220,075,477) (5,638,889,921) (61,382,149,482) Other Operating Expenses
Laba (Rugi) Operasional 13,155,674,976 -- (299,875,383) (8,905,700,874) 3,950,098,719 Operating Income (Losses)
Pendapatan (Beban) Non Operasional (11,194,287,037) -- 57,880,803 11,209,062,771 72,656,537 Non Operating Income (Expenses)
Laba (Rugi) Sebelum
Pajak Penghasilan 1,961,387,939 -- (241,994,580) 2,303,361,897 4,022,755,256 Income (Loss) Before Taxes
Beban Pajak Penghasilan (1,887,164,777) -- -- -- (1,887,164,777) Income Tax Expense
Laba Bersih 74,223,162 -- (241,994,580) 2,303,361,897 2,135,590,479 Net Income
Jumlah Aset 1,598,871,853,228 -- 5,434,687,353 86,752,643,254 1,691,059,183,835 Total Assets
Jumlah Liabilitas 1,254,788,412,958 -- 5,676,681,933 84,449,281,357 1,344,914,376,248 Total Liabilities
2012
33. Risiko Kredit 33. Credit Risk
Risiko kredit merupakan risiko yang terjadi akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi liabilitas kepada Bank. Untuk mengelola risikonya, Bank mengukur risiko kredit dari portofolio yang ada baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Hal ini untuk memastikan kemungkinan kerugian dari tidak dibayarnya kredit yang diberikan menjadi seminimal mungkin, baik untuk debitur individual maupun secara keseluruhan.
Credit risk is the risk of loss resulting from the defaulting of the debtor and/or counterparty to meet their contractual obligations. In order to manage the risk, the Bank measures credit risk arising from the existing portfolio quantitatively and qualitatively to ensure that the potential losses from default loans are minimized, both for individual debtor and the overall portfolio.
Dalam melakukan pengelolaan risiko kredit, Bank berfokus pada beberapa unsur utama yang meliputi sumber daya risiko yang sadar risiko, kebijakan dan prosedur perkreditan yang mengutamakan prinsip kehati-hatian, proses persetujuan kredit yang transparan dan berjenjang oleh Komite Kredit, kriteria dan alat ukur risiko yang jelas, penyebaran risiko yang merata, administrasi dan dokumentasi yang lengkap serta pengawasan kredit secara berkesinambungan untuk menjaga kualitas kredit yang diberikan.
To manage credit risk, the Bank focuses on primary substance consist of risk resource, loan policy and procedure which considering to prudential banking, the loan approval process becomes more transparent and forwarded to the Loan Committee, criteria and tools for loan risk, to spread loan risk distribute, complete administration and documentation and continuously monitoring loans to maintain loans quality.
Bank melakukan pengawasan berkesinambungan untuk mengidentifikasi secara dini potensi risiko kredit yang mungkin timbul sehingga dapat dilakukan langkah-langkah penyelamatan maupun penyelesaian yang efisien dan efektif.
The Bank performs continuous monitoring to early identify credit risk potential that might appear so that the Bank could take effective and efficient action and/or solving steps.
Berikut ini adalah rasio kredit bermasalah/non performing loan (NPL) dan rasio kualitas aset produktif Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
The following are the non performing loans (NPL) ratio and the earnings asset quality ratio of the Bank as of December 31, 2013 and 2012:
2013 2012
(%) (%)
Rasio NPL - Bruto 1.59 2.62 NPL Ratio - Gross
Rasio NPL - Bersih 1.42 1.54 NPL Ratio - Net
Rasio Kualitas Aset Produktif 1.13 1.72 Earning Assets Quality Ratio
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
66
Paraf:
Rasio kualitas aset produktif merupakan rasio aset yang diklasifikasikan sebagai aset produktif non lancar dibandingkan dengan jumlah aset produktif.
Earnings asset quality ratio is the ratio of assets classified as earning assets which classified non current to total earning assets.
Sistem pengelolaan manajemen risiko kredit Bank telah dibakukan dalam suatu pedoman dan dikaji secara periodik.
The Bank credit risk management system has been standardized as the Bank's Guideline and is reviewed periodically.
a. Eksposur maksimum risiko kredit tanpa
memperhitungkan agunan dan kredit lainnya a. The maximum credit risk exposure without calculating
the collateral and other credit
Eksposur risiko kredit terhadap aset pada laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Credit risk exposures to assets in the statement of financial position as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
2013 2012
Kas 15,013,699,350 9,676,774,300 Cash
Giro pada Bank Indonesia 152,902,246,012 96,905,969,831 Current Accounts with Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain 2,916,104,719 170,147,689 Current Accounts with other banks
Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia
dan Bank Lain 568,210,855,684 426,446,392,743 and Other Bank
Efek-efek 124,047,383,177 63,740,248,955 Marketable Securities
Efek-efek yang Dibeli Securities Repurchased
dengan Janji Dijual Kembali 29,363,880,000 -- under Resale Agreements
Kredit yang Diberikan 1,731,635,614,637 1,065,981,075,332 Loans
Jumlah 2,624,089,783,579 1,662,920,608,850 Total
Eksposur Maksimum/
Maximum Exposure
Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Credit risk exposures on the off balance sheet items as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
2013 2012
Fasilitas Kredit kepada Nasabah
yang Belum Digunakan 80,977,979,099 70,402,340,636 Unused Loans Facility
Garansi yang Diterbitkan -- 643,160,850 Guarantee Issued
Jumlah 80,977,979,099 71,045,501,486 Total
Eksposur Maksimum/
Maximum Exposure
Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya. Untuk aset posisi keuangan, eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat bersih seperti yang diungkapkan pada laporan keuangan.
The above table shows the maximum exposure to credit risk for the Bank as of December 31, 2013 and 2012 without calculating the collateral or other credit support. For the assets in the statement of financial position, the exposure is determined based on net carrying value as disclosed in the financial statements.
Manajemen yakin akan kemampuan Bank untuk mengendalikan dan memelihara eksposur risiko kredit yang berasal dari kredit yang diberikan berdasarkan hal-hal sebagai berikut: - Bank telah memiliki pedoman tertulis mengenai
kebijakan dan proses kredit yang mencakup seluruh
Management believes on the Bank's ability to control and maintain its credit risk exposure arising from loans based on the following:
- The Bank has written guidelines regarding credit
policies and processes that cover all aspects of loans
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
67
Paraf:
aspek pemberian kredit yang dilakukan. Setiap pemberian kredit harus senantiasa mengacu pada kebijakan tersebut.
- Pemantauan kredit yang disiplin.
granted. Each granting of credit should always refer to such policy.
- Disciplined monitoring loan.
b. Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit
b. Concentration of financial asset risk with credit risk exposure.
Sektor Industri Industry Sector
Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur kredit Bank pada nilai tercatat (tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya), yang dikategorikan berdasarkan sektor industri.
The following tables describe the details of the Bank's credit exposure at the carrying amount (without calculating the collateral or other credit support), which are categorized by industry sector.
Pemerintah Bank/ Lembaga Perusahaan Perseorangan/ Jumlah/
(Termasuk Bank Banks Keuangan Lainnya/ Individual Total
Indonesia)/ Bukan Bank/ Other
Government Non Bank Companies
(Including Bank Financial
Indonesia) Institution
Giro pada Bank Indonesia 152,902,246,012 -- -- -- -- 152,902,246,012 Current Accounts with Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain -- 2,916,104,719 -- -- -- 2,916,104,719 Current Accounts with Other Bank
Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia
dan bank lain 568,210,855,684 -- -- -- -- 568,210,855,684 and Other Banks
Efek-efek 124,047,383,177 -- -- -- -- 124,047,383,177 Marketable Securities
Efek-efek yang Dibeli dengan -- Securities Purchased under
Janji Dijual Kembali 29,363,880,000 -- -- -- -- 29,363,880,000 Resale Agreements
Kredit yang Diberikan -- 30,878,616,255 402,469,089,194 362,114,883,111 936,173,026,077 1,731,635,614,637 Loans
Jumlah - Bruto 874,524,364,873 33,794,720,974 402,469,089,194 362,114,883,111 936,173,026,077 2,609,076,084,229 Total - Gross
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (8,321,381,234) Allowance for Impairment Losses
Jumlah - Bersih 2,600,754,702,995 Total - Net\
2013
Pemerintah Bank/ Lembaga Perusahaan Perseorangan/ Jumlah/
(Termasuk Bank Banks Keuangan Lainnya/ Individual Total
Indonesia)/ Bukan Bank/ Other
Government Non Bank Companies
(Including Bank Financial
Indonesia) Institution
Giro pada Bank Indonesia 96,905,969,831 -- -- -- -- 96,905,969,831 Current Accounts with Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain -- 170,147,689 -- -- -- 170,147,689 Current Accounts with Other Bank
Penempatan pada Bank Indonesia 426,446,392,743 -- -- -- -- 426,446,392,743 Placement with Bank Indonesia
Efek-efek 63,740,248,955 -- -- -- -- 63,740,248,955 Marketable Securities
Kredit yang Diberikan -- 24,458,542,374 201,199,468,998 222,973,041,489 617,350,022,471 1,065,981,075,332 Loans
Jumlah - Bruto 587,092,611,529 34,305,464,363 201,199,468,998 222,973,041,489 617,350,022,471 1,662,920,608,850 Total - Gross
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (15,174,040,413) Allowance for Impairment Losses
Jumlah - Bersih 1,647,746,568,437 Total - Net
2012
Bank/ Lembaga Perusahaan Perseorangan/ Jumlah/
Banks Keuangan Lainnya/ Individual Total
Bukan Bank/ Other
Non Bank Companies
Financial
Institution
Fasilitas Kredit kepada Debitur
yang Belum Digunakan 7,000,000,000 241,817,541 39,367,291,374 34,368,870,184 80,977,979,099 Unused Loans Facility
Jumlah 7,000,000,000 241,817,541 39,367,291,374 34,368,870,184 80,977,979,099 Total
2013
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
68
Paraf:
Bank/ Lembaga Perusahaan Perseorangan/ Jumlah/
Banks Keuangan Lainnya/ Individual Total
Bukan Bank/ Other
Non Bank Companies
Financial
Institution
Fasilitas Kredit kepada Debitur
yang Belum Digunakan -- -- 30,890,931,905 39,511,408,731 70,402,340,636 Unused Loans Facility
Bank Garansi -- -- 643,160,850 -- 643,160,850 Bank Guarantees Issued
Jumlah -- -- 31,534,092,755 39,511,408,731 71,045,501,486 Total
2012
Konsentrasi risiko kredit menurut jenis kredit yang diberikan dan sektor ekonomi telah diungkapkan dalam Catatan 10.
Concentrations of credit risk of loans by type of loans and economic sectors are disclosed in Note 10.
34. Risiko Likuiditas 34. Liquidity Risk
Risiko likuiditas merupakan risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi liabilitas yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
Liquidity risk are risk which arise from the Bank’s inability to fulfill the past due obligation using cash flow source of fund, and/or high quality liquid asset which can be collateralized, without disturbing the Bank’s activities and financial condition.
Pengelolaan risiko likuiditas antara lain dilakukan melalui upaya peningkatan pelayanan kepada nasabah penyimpan dalam rangka menjaga stabilitas dan kontinuitas jumlah simpanan, kebijakan penempatan dana pada instrumen yang aman dan likuid, kebijakan contingency funding plan, dan pemantauan posisi likuiditas secara harian serta evaluasi posisi likuiditas melalui rapat Asset Liability Committee (ALCO) secara rutin.
Liquidity risk management is executed by enhancing service to customer in order to maintain the stability and continuity of savings, forming a policy to invest fund in liquid and save instruments, forming a funding plan contingency policy, and monitoring daily liquidity position through Asset Liability Committee (ALCO) meetings periodically.
Tabel berikut ini menggambarkan analisis jatuh tempo aset dan liabilitas Bank dihitung berdasarkan sisa periode jatuh tempo kontrak pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (disajikan dalam jutaan Rupiah):
The following table illustrate the maturity anaylsis of assets and liabilities of the Bank calculated based on the remaining period of the contract on December 31, 2013 and 2012 (expressed in millions of Rupiah):
Nilai Tidak Sampai > 1 Bulan - > 3 Bulan - > 1 Tahun - > 2 Tahun - Lebih dari
Tercatat/ Mempunyai dengan 3 Bulan/ 12 Bulan/ 2 Tahun/ 5 Tahun/ 5 Tahun/
Carrying Kontrak Jatuh 1 Bulan/ > 1 Month - > 3 Month - > 1 Year - > 2 Year - More than
Value Tempo/ Up to 3 Months 12 Months 2 Years/ 5 Years/ 5 Years
No Contractual 1 Month
MaturityAset Assets
Kas 15,014 15,014 -- -- -- -- -- -- Cash
Giro pada Bank Indonesia 152,902 -- 152,902 -- -- -- -- -- Current Account with Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain 2,916 -- 2,916 -- -- -- -- -- Current Account with Other Bank
Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia
dan Bank Lain 568,211 -- 568,211 -- -- -- -- -- and Other Bank
Efek-efek 124,047 -- 124,047 -- -- -- -- -- Marketable Securities
Efek-efek yang Dibeli dengan Securities Repurchased under
Janji Dijual Kembali 29,363 -- 29,363 -- -- -- -- -- Resale Agreements
Kredit yang Diberikan - Bruto 1,731,635 -- 32,041 60,975 292,114 429,238 905,410 11,858 Loans - Gross
Aset Tetap - Bersih 20,841 20,841 -- -- -- -- -- -- Fixed Assets - Net
Aset Takberwujud - Bersih 5,596 5,596 -- -- -- -- -- -- Intangible Assets - Net
Aset Lain-lain 27,493 27,493 -- -- -- -- -- -- Other Assets
2,678,019 68,944 909,480 60,975 292,114 429,238 905,410 11,858
Cadangan Kerugian Allowance for
Penurunan Nilai (8,321) Impairment Losses
Jumlah Aset - Bersih 2,669,698 Total Assets - Net
2013
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
69
Paraf:
Nilai Tidak Sampai > 1 Bulan - > 3 Bulan - > 1 Tahun - > 2 Tahun - Lebih dari
Tercatat/ Mempunyai dengan 3 Bulan/ 12 Bulan/ 2 Tahun/ 5 Tahun/ 5 Tahun/
Carrying Kontrak Jatuh 1 Bulan/ > 1 Month - > 3 Month - > 1 Year - > 2 Year - More than
Value Tempo/ Up to 3 Months 12 Months 2 Years/ 5 Years/ 5 Years
No Contractual 1 Month
Maturity
2013
Liabilitas Liabilities
Liabilitas Segera 3,859 3,859 -- -- -- -- -- -- Current Liabilities
Simpanan dari Nasabah 2,100,146 -- 1,514,194 440,533 145,419 -- -- -- Deposits from Customers
Simpanan dari Bank lain 13,506 -- 11,806 1,700 -- -- -- -- Deposits from Other Banks
Pinjaman yang Diterima 50,000 -- -- -- 50,000 -- -- -- Borrowing
Utang Pajak 3,784 -- 3,784 -- -- -- -- -- Taxes Payable
Liabilitas Imbalan Kerja 3,472 -- 3,472 -- -- -- -- -- Employee Benefit Obligation
Liabilitas Pajak Tangguhan 4,470 -- 4,470 -- -- -- -- -- Deferred Tax Assets
Liabilitas Lain-lain 10,531 -- 10,531 -- -- -- -- -- Other Liabilities
Jumlah Liabilitas 2,189,768 3,859 1,548,257 442,233 195,419 -- -- -- Total Liabilities
Perbedaaan Jatuh Tempo 488,251 65,085 (638,777) (381,258) 96,695 429,238 905,410 11,858 Maturity Gap
Posisi Neto setelah Cadangan Net Position after Allowance for
Kerugian Penurunan Nilai 2,181,447 Impairment Losses
Nilai Tidak Sampai > 1 Bulan - > 3 Bulan - > 1 Tahun - > 2 Tahun - Lebih dari
Tercatat/ Mempunyai dengan 3 Bulan/ 12 Bulan/ 2 Tahun/ 5 Tahun/ 5 Tahun/
Carrying Kontrak Jatuh 1 Bulan/ > 1 Month - > 3 Month - > 1 Year - > 2 Year - More than
Value Tempo/ Up to 3 Months 12 Months 2 Years/ 5 Years/ 5 Years
No Contractual 1 Month
Maturity
Aset Assets
Kas 9,677 9,677 -- -- -- -- -- -- Cash
Giro pada Bank Indonesia 96,906 -- 96,906 -- -- -- -- -- Current Account with Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain 170 -- 170 -- -- -- -- -- Current Account with Other Bank
Penempatan pada Bank Indonesia 426,446 -- 426,446 -- -- -- -- -- Placement with Bank Indonesia
Efek-efek 63,740 -- 63,740 -- -- -- -- -- Marketable Securities
Kredit yang Diberikan - Bruto 1,065,981 -- 60,397 28,037 189,413 237,151 543,747 7,236 Loans - Gross
Aset Tetap - Bersih 19,861 19,861 -- -- -- -- -- -- Fixed Assets - Net
Aset Takberwujud - Bersih 4,980 4,980 -- -- -- -- -- -- Intangible Assets - Net
Aset Pajak Tangguhan 836 836 -- -- -- -- -- -- Deffered Tax Assets
Aset Lain-lain 17,636 17,636 -- -- -- -- -- -- Other Assets
1,706,233 52,990 647,659 28,037 189,413 237,151 543,747 7,236
Cadangan Kerugian Allowance for
Penurunan Nilai (15,174) Impairment Losses
Jumlah Aset - Bersih 1,691,059 Total Assets - Net
Liabilitas Liabilities
Liabilitas Segera 2,507 -- 2,507 -- -- -- -- -- Current Liabilities
Simpanan dari Nasabah 1,323,631 -- 864,981 181,803 276,847 -- -- -- Deposits from Customers
Simpanan dari Bank lain 9,070 -- 5,720 900 2,450 -- -- -- Deposits from Other Banks
Utang Pajak 1,699 -- 1,699 -- -- -- -- -- Taxes Payable
Liabilitas Imbalan Kerja 1,754 -- -- -- -- -- -- 1,754 Employee Benefit Obligation
Liabilitas Lain-lain 6,253 -- 6,253 -- -- -- -- -- Other Liabilities
Jumlah Liabilitas 1,344,914 -- 881,160 182,703 279,297 -- -- 1,754 Total Liabilities
Perbedaaan Jatuh Tempo 361,319 52,990 (233,501) (154,666) (89,884) 237,151 543,747 5,482 Maturity Gap
Posisi Neto setelah Cadangan Net Position after Allowance for
Kerugian Penurunan Nilai 1,329,740 Impairment Losses
2012
Bank telah memiliki model pengukuran risiko likuiditas untuk mengukur risiko likuiditas dari portofolio aset dan liabilitas Bank, dan memberikan jaminan keamanan tambahan berdasarkan skenario terbaik (best case), terburuk (worst case) dan paling mungkin terjadi (most probable case).
The Bank has develop a liquidity risk measurement model to measure the liquidity risk of the Bank's assets and liabilities portfolio, and to provide additional security guarantees based on best case, worst case and most probable case scenarios.
35. Risiko Tingkat Suku Bunga 35. Interest Rate Risks
Bank melakukan pengukuran risiko suku bunga dengan menggunakan metodologi yang dapat mengidentifikasi risiko suku bunga dari portofolio aset dan liabilitas yang sensitif terhadap perubahan suku bunga serta menentukan besaran risiko terhadap Bank.
The Bank performs interest rate risk measurement using methodology which could identify interest rate risk from assets and liabilities portfolio which are sensitive to interest rate changes and could determine the risk magnitude that affect the Bank.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
70
Paraf:
Untuk mengendalikan risiko suku bunga tersebut, Bank menjadikan tingkat suku bunga penjaminan dari Lembaga Penjaminan Simpanan sebagai salah satu acuan dalam menetapkan tingkat suku bunga dana pihak ketiga dan tingkat suku bunga kredit. Selain itu, penghimpunan dana Bank selalu dikaitkan dengan kemampuan penyalurannya, serta diupayakan tidak terjadi negative interest gap sehingga net interest margin yang diperoleh Bank selalu dalam kondisi positif dan risiko tingkat suku bunga dapat ditekan seminimal mungkin.
To control the interest rate risk, the Bank uses interest rate from Indonesia Deposit Insurance Agency (“LPS”) as a benchmark in determining third party funds and loans interest rate. In addition, the Bank’s fund collection is always related to the lending ability and the Bank put its effort so that no negative interest gap exist and therefore net interest margin obtained by the Bank is always positive and interest rate risk could be minimized.
Tabel di bawah ini merupakan kisaran tingkat bunga per tahun untuk aset dan kewajiban yang signifikan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
The table below summarizes the range of interest rates per annum for significant assets and liabilities for the years ended December 31, 2013 and 2012:
2013 2012
(%) (%)
Aset Asset
Giro pada Bank Lain 1.50 1.50 Current Account with Other Banks
Penempatan pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia
dan Bank Lain 3.81 4.07 and Other Banks
Efek-efek 4.86 4.56 Marketable Securities
Efek-efek yang Dibeli dengan Securities Repurchased under
Janji Dijual Kembali 1.39 -- Resale Agreements
Kredit yang Diberikan 13.24 12.88 Loans
Liabilitas Liabilities
Simpanan dari Nasabah Deposits from Customers
Giro 4.99 4.75 Current Accounts
Tabungan 3.28 3.84 Saving
Deposito Berjangka 8.04 7.24 Time Deposits
Simpanan dari Bank Lain Deposits from Other Banks
Giro 3.94 3.55 Current Accounts
Deposito Berjangka 6.93 6.77 Time Deposits
Pinjaman yang Diterima 7.02 -- Borrowing
Risiko tingkat suku bunga terjadi dari bermacam-macam layanan perbankan kepada nasabah meliputi penghimpunan dana (antara lain giro, tabungan dan deposito), penempatan dana (antara lain kredit yang diberikan), komitmen dan kontinjensi, serta instrumen lain yang mengandung suku bunga.
Interest rate risk arises from various banking products provided to customers including deposit taking (current accounts, saving deposits and time deposits) and lending (loan given), commitments and contingencies and other eraning instruments.
ALCO Bank yang beranggotakan Direksi dan beberapa anggota manajemen senior, bertanggung jawab dalam menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan risiko tingkat suku bunga di banking book serta mengawasi penerapan dan pelaksanaannya. Tujuan Utama ALCO adalah mengoptimalkan hasil usaha Bank dengan tetap memperhatikan batasan-batasan risiko yang ditetapkan.
The Bank’s ALCO, which consist of the Directors and selected members of senior management, is responsible for determining interest rate risk management policies and strategies in banking book and monitoring its implementation and execution. The main objective of ALCO is to optimize the Bank’s return within predetermined risk limits.
Eksposur Bank terhadap risiko tingkat suku bunga The Bank’s exposure to the interest risk Tabel di bawah ini mengikhtisarkan eksposur Bank terhadap risiko tingkat suku bunga pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (disajikan dalam jutaan Rupiah).
The tables below summarise the Bank’s exposure to interest rate risk as of December 31, 2013 and 2012 (expressed in millions of Rupiah).
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
71
Paraf:
Sampai > 1 Bulan - > 3 Bulan - Lebih dari Sampai > 1 Bulan - > 3 Bulan - Lebih dari
dengan 3 Bulan/ 12 Bulan 1 Tahun/ dengan 3 Bulan/ 12 Bulan 1 Tahun/
1 Bulan/ > 1 Month - > 3 Month - Over 1 Year 1 Bulan/ > 1 Month - > 3 Month - Over 1 Year
Up to 3 Months 12 Months Up to 3 Months 12 Months
1 Month 1 Month
ASET ASSETS
Giro pada Current Account with
Bank Indonesia 152,902 -- -- -- -- -- -- -- Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain 2,916 -- -- -- -- -- -- -- Current Account with Other Bank
Penempatan pada Bank Placement with Bank
Indonesia dan Bank Lain -- -- -- -- 568,211 -- -- -- Indonesia and Other Bank
Efek-efek -- -- -- -- -- -- 124,047 -- Marketable Securities
Efek-efek yang Dibeli dengan -- -- -- -- -- -- -- -- Securities Repurchased under
Janji Dijual Kembali -- -- -- -- 29,364 -- -- -- Resale Agreements
Kredit yang Diberikan 8,726 12,130 241,149 900,958 -- -- 3,901 564,772 Loans
Jumlah Aset Keuangan 164,544 12,130 241,149 900,958 597,575 -- 127,948 564,772 Total Financial Assets
LIABILITAS LIABILITIES
Simpanan dari Nasabah Deposits from Customers
Giro 289,523 -- -- -- -- -- -- -- Current Accounts
Tabungan 32,182 -- -- -- -- -- -- -- Savings
Deposito Berjangka -- -- -- -- 1,124,027 495,008 159,405 -- Time Deposits
Simpanan dari Bank Lain Deposits from Customers
Giro 403 -- -- -- -- -- -- -- Current Accounts
Deposito Berjangka -- -- -- -- 11,404 900 800 -- Time Deposits
Pinjaman yang Diberikan -- -- -- -- -- -- -- 50,000 Borrowings
Jumlah Liabilitas Keuangan 322,108 -- -- -- 1,135,431 495,908 160,205 50,000 Total Financial Liabilities
Jumlah Gap Repricing Total Interest
Suku Bunga (157,564) 12,130 241,149 900,958 (537,856) (495,908) (32,257) 514,772 Repricing Gap
Bunga Mengambang/ Floating Rate Bunga Tetap/ Fixed Rate
2013
Sampai > 1 Bulan - > 3 Bulan - Lebih dari Sampai > 1 Bulan - > 3 Bulan - Lebih dari
dengan 3 Bulan/ 12 Bulan 1 Tahun/ dengan 3 Bulan/ 12 Bulan 1 Tahun/
1 Bulan/ > 1 Month - > 3 Month - Over 1 Year 1 Bulan/ > 1 Month - > 3 Month - Over 1 Year
Up to 3 Months 12 Months Up to 3 Months 12 Months
1 Month 1 Month
ASET ASSETS
Giro pada Current Account with
Bank Indonesia 96,906 -- -- -- -- -- -- -- Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain 170 -- -- -- -- -- -- -- Current Account with Other Bank
Penempatan pada Placement with
Bank Indonesia -- -- -- -- 426,446 -- -- -- Bank Indonesia
Efek-efek -- -- -- -- -- -- 63,740 -- Marketable Securities
Kredit yang Diberikan -- 766 90,201 631,698 -- -- 7,173 336,143 Loans
Jumlah Aset Keuangan 97,076 766 90,201 631,698 426,446 -- 70,913 336,143 Total Financial Assets
LIABILITAS LIABILITIES
Simpanan dari Nasabah Deposits from Customers
Giro 426,944 -- -- -- -- -- -- -- Current Accounts
Tabungan 30,037 -- -- -- -- -- -- -- Savings
Deposito Berjangka -- -- -- -- 372,660 176,991 317,000 -- Time Deposits
Simpanan dari Bank Lain Deposits from Customers
Giro 3,170 -- -- -- -- -- -- -- Current Accounts
Deposito Berjangka -- -- -- -- 1,000 2,449 450 2,000 Time Deposits
Jumlah Liabilitas Keuangan 460,151 -- -- -- 373,660 179,440 317,450 2,000 Total Financial Liabilities
Jumlah Gap Repricing Total Interest
Suku Bunga (363,075) 766 90,201 631,698 52,786 (179,440) (246,537) 334,143 Repricing Gap
2012
Bunga Mengambang/ Floating Rate Bunga Tetap/ Fixed Rate
Sensitivitas terhadap Laba Bersih Sensitivity to Net Income Tabel di bawah ini mengikhtisarkan sensitivitas laba bersih Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 atas perubahan tingkat suku bunga yaitu:
The table below shows the sensitivity of the Bank’s net income to movement of interest rates on 31 December 2013 and 2012:
Peningkatan/ Penurunan/
Increased by Decreased by
25bps 25bps
Pengaruh Terhadap Laba Bersih 3,896,936,038 (3,896,936,038) Impact to Net Income
2013
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
72
Paraf:
Peningkatan/ Penurunan/
Increased by Decreased by
25bps 25bps
Pengaruh Terhadap Laba Bersih 2,084,073,211 (2,084,073,211) Impact to Net Income
2012
36. Risiko Operasional 36. Operational Risk
Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.
Operational risk is a risk caused by inadequate and/or failure in internal processes, human errors on system or from external problems that effect the Bank operations.
Untuk meminimalisasi risiko operasional yang timbul, Bank telah meningkatkan fungsi kontrol dalam pemrosesan transaksi yang dilakukan dengan cara antara lain dengan menerapkan prosedur yang menjamin ketepatan waktu penyelesaian transaksi, melakukan penyesuaian metode akuntansi sesuai standar yang berlaku, memelihara dokumen dan arsip secara tertib, mengamankan akses terhadap aset dan data. Selain itu Bank juga meningkatkan fungsi dari Satuan Kerja Audit Intern yang secara reguler akan melakukan pemeriksaan terhadap kegiatan operasional perbankan.
To minimize operational risk that might arise, the Bank has enhanced control function in transaction processing which is done by implementing procedures to assure on time transaction settlement, adjusting accounting method according to the prevailing standard, maintain documents and archive systematically, secure access to assets and data. Moreover, the Bank also enhances Internal Audit Working Unit function which regularly performs checking on banking operational activities.
37. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum 37. Capital Adequacy Ratio
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) adalah rasio modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), perhitungannya didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008 dimana jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Selain itu bank dengan kriteria tertentu harus memasukkan risiko pasar dan risiko operasional dalam perhitungan KPMM dengan memasukan komponen modal pelengkap tambahan.
Capital Adequacy Ratio (CAR) is the ratio of capital to risk weighted assets (RWA), calculations based on Bank Indonesia Regulation No. 10/15/PBI/2008 dated September 24, 2008, in which the amounts of capital to credit risk consist of core capital and supplementary capital. In addition the bank with certain criteria should include market risk and operational risk in the calculation of CAR by including additional supplementary capital.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 mengatur ketentuan pelaksanaan perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit. Ketentuan ini mulai berlaku pada tanggal 2 Januari 2012.
Circular Letter of Bank Indonesia No. 13/6/DPNP dated February 18, 2011 set the implementing provisions of the calculation of risk-weighted assets for credit risk. These provisions came into force on January 2, 2012.
Rasio kewajiban penyediaan modal Bank dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Bank's capital adequacy ratio by credit risk, operational risk and market risk as at December 31, 2013 and 2012 are as follows:
2013 2012
Aset Tertimbang Menurut Risiko Kredit 1,627,596 994,408 Risk Weighted Assets
Modal Capital
Modal Inti 453,567 343,310 Core Capital
Modal Pelengkap 15,902 9,331 Supplementary Capital
Jumlah Modal 469,469 352,641 Total Capital
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
73
Paraf:
2013 2012
Rasio Kewajiban Penyediaan Capital Adequacy
Modal Minimum: Ratio
Tanpa Memperhitungkan Risiko Pasar 27.19% 35.47% Excluding Market Risk
Dengan Memperhitungkan Risiko Operasional 27.19% 32.60% Including Operational Risk
Rasio Modal Inti Terhadap Aset Tertimbang Ratio of Core Capital to Risk
Menurut Risiko Kredit 27.87% 34.52% Weighted Assets
Rasio Penyediaan Modal yang Diwajibkan 8% 8% Required Capital Adequacy Ratio
38. Manajemen Risiko 38. Risk Managament
Bank telah mengimplementasikan prosedur Manajemen risiko sesuai dengan PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang “Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum” sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP perihal “Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum” sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011.
The Bank has implemented risk Management policy in accordance with BI regulation No. 5/8/PBI/2003 concerning "Application of Risk Management for Commercial Banks", which amended by PBI No. 11/25/PBI/2009 and Bank Indonesia Circular Letter No. 5/21/DPNP concerning "Application of Risk Management for Commercial Banks" which amended by Bank Indonesia Circular Letter No. 13/23/DPNP dated October 25, 2011.
Penerapan manajemen risiko pada Bank merupakan suatu proses yang meliputi kegiatan identifikasi, pengukuran, pengendalian dan pemantauan risiko, yang mencakup hal-hal sebagai berikut: - Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;
- Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit;
- Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan
dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko; dan
- Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
Application of risk management by the Bank related to identification, measuring, controlling and monitoring are as follows: - Active supervision by the Board of Commissioners and
Directors; - Adequacy of policies, procedures, and establishment of
limits; - Adequacy of processes of identification, measurement,
monitoring, and control of risks and the Risk Management information system; and
- Comprehensive internal control system. Penerapan manajemen risiko pada Bank juga mencakup pengelolaan risiko produk dan aktivitas baru.
Application of risk management by the Bank has managed risks for new products and activities.
Selain itu, manajemen telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang independen terhadap Satuan Kerja Operasional maupun Satuan Kerja Audit Intern (SKAI), dengan harapan pengelolaan risiko secara keseluruhan dapat dilakukan secara terpadu, terarah, terkoordinir dan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja usaha Bank.
Management formed Risk Management Committee and Risk Management Working Unit that are independent to Operational Working Unit and Internal Audit Working Unit. Hopefully, this can make the overall management risk be performed systematically, coordinated, and continuously increase the Bank’s working performance.
Bank telah mengelola delapan jenis risiko sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi, dan risiko stratejik.
The Bank has managed eight risks in accordance with Bank Indonesia Regulation, namely credit risk, liquidity risk, market risk, operational risk, compliance risk, legal risk, reputation risk, and strategic risk.
Profil Risiko Risk Profile Bank juga membuat profil risiko yang secara garis besar dapat memetakan aktivitas yang memiliki risiko maupun potensi risiko yang mengganggu kelangsungan bisnis Bank.
The Bank prepares a risk profile that those business units which carry risks as well as the potential risks that effect the Bank's ability to continue as a going concern.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
74
Paraf:
Bank telah membentuk struktur organisasi manajemen risiko yang terpusat dan independen yang memiliki fungsi mengidentifikasi, mengukur, memonitor dan mengelola risiko-risiko dasar dan menetapkan pedoman serta kebijakan risiko.
The Bank has developed an centralized and independent organizational structure for risk management which has the function to identify, measure, monitor and maintain basic risks and to guidelines and risk policy.
Pengungkapan mengenai risiko kredit, risiko likuiditas, risiko suku bunga, dan risiko operasional telah diungkapkan dalam catatan tersendiri (Catatan 33, 34, 35, dan 36).
The disclosure on credit risk, liquidity risk, interest rate risk and operational risk has been made in separate notes (33, 34, 35, and 36).
a. Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Pengelolaan risiko hukum antara lain dilakukan dengan mendokumentasi, mengelola kelengkapan dan keabsahan dokumen, meminimalisir kerugian/biaya yang terkait dengan kasus hukum dan menghindari pelanggaran terhadap regulasi perbankan dan ketentuan hukum.
a. Legal Risk Legal risk is the risk raised by legal claims and/or weaknesses in judicial aspects of the business. Law risk management is executed by documenting, managing completeness and validity of documents, minimizing losses or expenses related to legal cases and avoiding violation of legal requirements and banking regulation.
b. Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemegang saham yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Bank akan merespon secara aktif apabila timbul publikasi negatif sehingga hal-hal yang mungkin berpotensi merugikan Bank dapat dideteksi lebih awal.
b. Reputation Risk Reputation risk is the risk related to the decreasing level of shareholders' confidence arising from the negative perception on the Bank. The Bank will actively respond to negative publication arised so that things potentially could bring losses can be detected earlier.
c. Risiko Stratejik
Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Pengelolaan risiko stratejik antara lain dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada dan melakukan pengawasan terhadap realisasi Rencana Bisnis Bank (RBB), dan melakukan penyesuaian kebijakan dan prosedur terhadap perubahan eksternal.
c. Strategic Risk Strategic risk is the risk due to inaccuracy in deciding and/or implementing a strategic decision as well as the failure in anticipating the changes in the business environment. Strategic risk is performed through optimizing the Bank resources, monitoring Business Plan realization, policy amendment and the external problems changes.
d. Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
Risiko kepatuhan melekat pada risiko Bank yang terkait pada peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang berlaku seperti Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), restrukturisasi kredit, Know Your Customers (KYC) dan komitmen terhadap ketentuan tertentu.
d. Compliance Risk Compliance risk is the risk that the Bank does not comply or implement internal policies and laws and regulations.
Compliance risk is embedded in the Bank which is related to the prevailing laws and regulation and other regulations, such as Legal Lending Limit (BMPK), restructured loan, Know Your Customers (KYC) and other commitment related to certain regulations.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
75
Paraf:
39. Perjanjian-Perjanjian Penting 39. Significant Agreements
1. Perjanjian Kerjasama Penyediaan Perangkat ATM
dengan PT Sigma Cipta Caraka 1. Agreement with PT Sigma Cipta Caraka for Providing of
ATM Machine Pada tanggal 27 Juni 2012, Bank menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Sigma Cipta Caraka tentang penyediaan perangkat ATM. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 27 Juni 2017 dan dapat diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan berikutnya.
On June 27, 2012, the Bank signed a cooperation agreement with PT Sigma Cipta Caraka regarding the utilization of ATM Machine. This agreement is valid until June 27, 2017 and can be automatically extended for a period of 12 (twelve) months.
2. Perjanjian Penyediaan Jasa Manajemen Teknologi
Informasi dengan PT Sigma Cipta Caraka 2. Agreement with PT Sigma Cipta Caraka for Providing of
Information Technology Management Services Pada tanggal 10 September 2012, Bank menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Sigma Cipta Caraka tentang penyediaan jasa manajemen tekonologi informasi dan IT audit. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 10 September 2015 dan dapat diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan berikutnya.
On September 10, 2012, the Bank signed a cooperation agreement with PT Sigma Cipta Caraka to provide of information technology management service and IT Audit. This agreement is valid until September 10, 2015 and can be automatically extended for a period of 36 (thirty six) months.
3. Perjanjian Kredit dengan PT Bank Central Asia Tbk 3. Credit Agreement with PT Bank Central Asia Tbk
Pada tanggal 6 Desember 2012, Bank memperoleh Fasilitas Time Loan dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp 50.000.000.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 8.5% p.a. Jangka waktu perjanjian kredit sejak tanggal 6 Desember 2012 sampai dengan 25 Februari 2014.
On December 6, 2012, the Bank obtained Time Loan Facility from PT Bank Central Asia Tbk amounting to Rp 50,000,000,000 with interest rate of 8,5% p.a The term of the credit agreement from the date of December 6, 2012 until February 25, 2014.
40. Aktivitas yang Tidak Mempengaruhi Arus Kas 40. Non Cash Activities
Informasi pendukung laporan arus kas sehubungan dengan aktivitas arus kas adalah sebagai berikut:
Supplementary information to the statements of cash flow relating to non-cash activites follows:
2013 2012
Penambahan Aset Tetap -- 7,790,628,354 Additional of Fixed Assets
Penambahan Aset Takberwujud -- 768,708,214 Additional of Intangible Assets
Setoran Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 85,000,000,000 -- Issued and Fully Paid Capital
41. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan 41. Events After the Reporting Period
1. Perubahan Modal Dasar 1. Changes in Authorized Capital
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 11 tanggal 17 Januari 2014 dari Notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., para pemegang saham menyetujui peningkatan modal dasar sebanyak Rp1.260.000.000.000 dari sebelumnya Rp400.000.000.000 menjadi Rp1.660.000.000.000.
Based on notarial deed of the Extraordinary General Shareholders’ Meeting (EGM) No. 11 dated January 17, 2014 of Notary Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., the shareholders agreed and decided to increase authorized capital by Rp1,260,000,000,000 from the previous Rp400,000,000,000 to Rp1,660,000,000,000.
Perubahan anggaran dasar tersebut masih dalam proses persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
The amendment of the Bank’s article of association still on process by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia.
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
76
Paraf:
2. Susunan Pemegang Saham 2. Structure of Shareholders Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 11 tanggal 17 Januari 2014 dari Notaris Ashoya Ratam, S.H., para pemegang saham menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp335.802.469.000 menjadi Rp420.000.000.000 dimana Rp340.200.000.000 diambil bagian oleh PT Sampoerna Investama, Rp75.600.000.000 diambil bagian oleh PT Cakrawala Mulia Prima dan Rp4.200.000.000 diambil bagian oleh Tuan Ekadharmajanto Kasih.
Based on notarial deed of the Extraordinary General Shareholders’ Meeting (EGM) No. 11 dated January 17, 2014 of Notary Ashoya Ratam, S.H., the shareholders approved an increase in the issued and paid-up from Rp335,802,469,000 to Rp420,000,000,000 whereby amounting toRp340,200,000,000 was taken by PT Sampoerna Investama, Rp75,600,000,000 was taken by PT Cakrawala Mulia Prima and Rp4,200,000,000 was taken by Mr. Ekadharmajanto Kasih.
Perubahan anggaran dasar tersebut masih dalam proses persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
The amendment of the Bank’s article of association still on process by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia.
Sehingga sejak tanggal 17 Januari 2014, susunan pemegang saham Bank adalah sebagai berikut:
As of January 17, 2014, the Bank’s shareholder are as follows:
Pemegang Saham Jumlah Saham Ditempatkan Jumlah/ Persentase Shareholders
dan Disetor Penuh/ Total Kepemilikan/
Number of Shares Issued Percentage of
and Fully Issued Ownership
(%)
PT Sampoerna Investama 340,200,000 340,200,000,000 81.00 PT Sampoerna Investama
PT Cakrawala Mulia Prima 75,600,000 75,600,000,000 18.00 PT Cakrawala Mulia Prima
Ekadhamajanto Kasih 4,200,000 4,200,000,000 1.00 Ekadhamajanto Kasih
Jumlah 420,000,000 420,000,000,000 100.00 Total
42. Standar Akuntansi Baru yang Belum Berlaku
Tahun Buku 2013 42. New Accounting Standards not Yet
Effective for Year 2013
Beberapa intepretasi baru standar baru berikut ini berlaku sejak 1 Januari 2014 terhadap laporan keuangan Bank:
The following new Interpretations are effective on 1 January 2014 to the Bank’s financial statements:
- ISAK No 27: Pengalihan Aset dari pelanggan - ISAK No 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan
dengan Instrumen Ekuitas
- IFAS No 27 : Transfer of Assets from Customers - IFAS No 28 : Extingushing Financial Liabilities with
Equity Instruments
Disamping itu, pada bulan Desember 2013, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan beberapa standar akuntansi baru dan revisian yang akan berlaku efektif pada tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015. Penerapan dini atas standar-standar tersebut tidak diperkenankan.
In addition, in December 2013, the Accounting Standards Board of The Indonesian Institute of Accountants issued a number of new and revised accounting standards that will become effective for the annual period beginning of January 2015. Early adoption of these standards is not permitted.
Standar-standar tersebut adalah sebagai berikut: The new standards are:
- PSAK 65 “Laporan keuangan konsolidasian” - PSAK 66 “Pengaturan bersama” - PSAK 67 “Pengungkapan kepentingan dalam entitas
lain” - PSAK 68 “Pengukuran nilai wajar” - PSAK 1 (Revisi 2013) “Penyajian laporan keuangan”
- PSAK 4 (Revisi 2013) “Laporan keuangan tersendiri”
- SFAS 65 “Consolidated financial statements” - SFAS 66 “Joint arrangements” - SFAS 67 “Disclosure of interests in other entities”
- SFAS 68 “Fair value measurement” - SFAS 1 (Revised 2013) “Presentation of financial
statements” - SFAS 4 (Revised 2013) “Separate financial
statements”
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK SAHABAT SAMPOERNA NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
(Continued) For the Years Ended
December 31, 2013 and 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Final Draft After QA Review
77
Paraf:
- PSAK 15 (Revisi 2013) “Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama”
- PSAK 24 (Revisi 2013) “Imbalan kerja”
- SFAS 15 (Revised 2013) “investment in associates and joint ventures”
- SFAS 24 (Revised 2013) “Employee benefits”
Hingga tanggal pengesahan laporan keuangan ini, Bank masih melakukan evaluasi atas dampak potensial dari intepretasi standar serta PSAK baru dan revisian tersebut.
As at the authorization date of this of financial statements, the Bank is still evaluating the potential impact of these interpretations and new and revised SFAS.
43. Tanggung Jawab dan Otorisasi Penerbitan
Laporan Keuangan
43. Responsibilities and Authorize Issuance Financial Statements
Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang diotorisasi Direksi untuk terbit pada tanggal 7 Maret 2014.
Management of the Bank is responsible for the preparation and presentation of the financial statements was authorized by Director for issuance on March 7, 2014.
Laporan Keuangan
PT SAMPOERNA INVESTAMA dan
ENTITAS ANAK
31 Desember 2013 dan 2012
INDUK PERUSAHAAN PT BANK SAHABAT SAMPOERNA
HOLDING COMPANY OF PT BANK SAHABAT SAMPOERNA
Financial Statements OF PT Sampoerna
Investama And Subsidiaries
December 31, 2013 and 2012