Download - Paparan lomba inovasi kbk bawen ed
Pekerjaan Kontrak Berbasis Kinerja (KBK) Semarang – Bawen
• KOMPLEKS
•LALU LINTAS PADAT
• PERSYARATAN KINERJA KELUARAN
• DESAIN, KONSTRUKSI DAN PEMELIHARAAN
•TOTAL WAKTU KONTRAK : 2.483 hari atau sekitar 6,8 tahun
Salah satu lingkup : “Pembangunan Putaran jalur lalu lintas (U-
Turn) pada lokasi Km.16+500 dengan penambahan pelebaran 1
jalur kanan dan 1 jalur kiri termasuk pulau median (island)
lengkap termasuk landscapenya dengan mengoptimalkan
lahan yang ada”.
I. PENDAHULUANU
PI-2
PI-3
300
16350
16400
16
450
16
500
1655
0
16
600
16
650
16
700
16
CT = 16+358.10
TS = 16+402.33
SC = 1
6+435.33
CS =
16+
492.
16
ST =
16+
525.
16TC
= 1
6+54
9.49
CT =
16+
644.
95
X 4
99
00
.0000
Y 50200.0000
Y 50450.0000
X 4
96
75
.0000
Y 50350.0000
X 4
98
50
.0000
Y 50300.0000
X 4
98
75
.0000
Y 50250.0000
X 4
98
00
.0000
Y 50200.0000
Gambar 1.1 Lokasi U-Turn Km 16+500
Sesuai dengan dokumen kontrak bahwa jenis dari konstruksi perkerasan yang digunakan
dalam penyiapan “ U-Turn Km. 16+500 adalah Rigid Pavement “ sepanjang ± 350 m
dengan jenis lapisan perkerasannya berdasarkan perhitungan perencanaan adalah seperti
pada Gambar 1.2 dan 1.3 berikut ini.
Gambar. 1.3 Perkerasan Rigid Pavement lokasi U-Turn Km 16+500 diatas perkerasan lama (eksisting)
Gambar 1.2 Perkerasan rigid area U-Turn Km 16+500 sisi pelebaran
Dasar dan pertimbangan yang digunakan untuk mengusulkan perubahan dari desain
awal yaitu penggantian lapis Lean Concrete tebal 10 cm menjadi base A t=25 cm
dan Lapis Aggregate Single Size dia.0,5 inch tebal 5 cm antara lain :
II. DASAR PEMIKIRAN
• Sering retak
• Teori muat susut beton pada siang 30 - 35ºC dan malam
hari 20 - 25ºC
• Sering terjadinya pumping tanah dasar dibawah slab
perkerasan beton
• Mencari suatu jenis dan konstruksi lapis pondasi dibawah
lapis perkerasan beton yang dapat mengurangi kerusakan
III. DASAR TEORI
A. Muai susut akibat perubahan suhu udara pada siang hari
Gambar 3.1 . Posisi perkerasan beton pada saat siang hari (memuai)
A1. Jika Menggunakan Lean Concrete A2. Jika Menggunakan Pond. Agg. Base /
Material Single Size
Lapis Base A dan Screening dibawah slab
beton mempunyai sifat menyerap panas
sehingga suhu di celah antara Slab Beton
dengan Lapis Base A + Screening tidak begitu
panas, dan apabila pada saat posisi slab beton
melengkung (memuai) kemudian dilewati
kendaraan maka ujung slab beton akan masuk
kedalam lapisan screening maupun Base A,
demikian juga pada bagian tengah slab beton
yang tertekan beban kendaraan akan masuk
kedalam lapisan screening dan Base A yang
ada dibawahnya sehingga dapat dihindari
pecahnya slab perkerasan betonnya
Lapis Lean Concrete dibawah slab beton tidak
mempunyai sifat menyerap panas namun justru
akan menambah panas celah antara slab beton
dengan lantai kerja / LC dan apabila pada posisi
slab beton melengkung (memuai) karena panas
matahari dan kemudian dilewati kendaraan
maka akan terjadi benturan antara ujung slab
beton dengan beton lantai kerja sedangkan
pada bagian tengah slab beton akan
menanggung beban kendaraan maksimum yang
dapat menyebabkan slab beton patah
A1. Jika Menggunakan Lean Concrete A2. Jika Menggunakan Pond. Agg. Base /
Material Single Size
Saat Beton memuai Akibat Panas
Saat kendaraan lewat diatas slab beton yang melengkung
Akibat beban repetisi kendaraan yang lewat diatas slab beton
III. DASAR TEORI
B. Muai susut akibat perubahan suhu udara pada malam hari
Gambar 3.1 . Posisi perkerasan beton pada saat malam hari (menyusut)
B1. Jika Menggunakan Lean Concrete B2. Jika Menggunakan Pond. Agg. Base /
Material Single Size
Penggunaan Lapis Base A dan Screanning
dibawah beton dapat mengurangi efek
benturan antara slab dengan lapis
dibawahnya karena dengan sifat yang
flexible dari screaning + Base A jika slab
beton terkena beban maka akan masuk
kedalam lapisan screanning dan base A
yang ada dibawahnya sehingga dapat
dihindari pecahnya slab perkerasan
betonnya
Lapis Lean Concrete dibawah slab beton itu
mempunyai sifat kaku (concrete), apabila
pada saat posisi bagian tengah slab beton
melengkung kebawah (menyusut) karena
udara dingin dan kemudian dilewati
kendaraan maka akan terjadi benturan
antara bagian bawah slab beton dengan
beton bagian atas lantai kerja dibawahnya.
Jika hal ini berlangsung terus menerus
maka slab perkerasan beton dapat pecah
dan patah
A1. Jika Menggunakan Lean Concrete A2. Jika Menggunakan Pond. Agg. Base / Material Single Size
Saat Beton memuai Akibat Panas
Saat kendaraan lewat diatas slab beton yang melengkung
Akibat beban repetisi kendaraan yang lewat diatas slab beton
IV. HASIL PERHITUNGAN &PELAKSANAAN
Berdaasarkan perhitungan perkerasan yang
ada dalam lampiran dan sesuai dengan
gambar 1.2 : Perkerasan Rigid pada lokasi U-
Turn Km. 16+500 sisi pelebaran, maka dengan
berbagai pertimbangan diatas maka diusulkan
perubahan type konstruksinya seperti pada
gambar dibawah ini.
Gambar : Tebal perkerasan beton dengan screening dan Base A
27 cm
5 cm
25 cm
IV.A. HASIL PERHITUNGAN DESAIN
IV.B. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Referensi dari Pekerjaan di luar negeri (ex : Amerika Serikat)
Contoh konstruksi perkerasan kaku dengan Base dan Sub base AASTHO
IV.B. PELAKSANAAN PEKERJAAN
2. Pelaksanaan pekerjaan di Proyek Kontrak Berbasis Kinerja (KBK) Semarang Bawen (area U TURN)
1. Melakukan pekerjaan pembersihan dan stripping lahan.
2. Mulai melakukan pekerjaan pemadatan timbunan layer by layer. Dengan tiap lapis setebal 20
cm dan dilakukan uji kepadatan lapangan dengan sandcone dan CBR.
3. Lakukan pekerjaan No. 2 sampai dengan elevasi dengan rencana disyaratkan.
4. Mulai melakukan pekerjaan aggregat kelas A dengan tebal 20 cm dan padatkan dengan
kepadatan minimum 80%.
5. Lakukan penghamparan material Screening / Single size dia.0,5inch dengan tebal 5 cm
dengan alat motor grader dan bantuan manual sebagai perapian tepi-tepi.
6. Pemadatan lapisan screening dengan vibro roller tanpa penggetaran dan dilakukan hanya 1-2
kali lintasan karena sifatnya leveling / perata.
7. Tahap berikutnya proses pelaksanaan pekerjaan rigid pavement : persiapan bekisting,
pemasangan dowel dan tie bar dan pengecoran beton FS 45 dari sisi samping.
HAL-HAL PENTING
• Menjaga Kadar air Optimum (w) pekerjaan Tanah pilihan & agregat. >tinggi mengakibatkan spon/amblas/settlement.
• Kepadatan Timbunan Test Kepadatan Lapangan.
• Drainase dan subdrain.
• Kemiringan jalan > 6%.
Dokumentasi Pelaksanaan Pekerjaan di Proyek KBK Semarang - Bawen
Pekerjaan Tanah Urug Pilihan (CBR >11%)
Pekerjaan Aggregat Klas B dan APenghamparan Aggregat Single Size
(screening layer)
Proteksi aggregat A ditutup plastik untuk menjaga kadar air (w) optimum
Hasil pengecoran beton rigidPemasangan dowel
Pemasangan dowel
Persiapan pengecoran & pembesian
Dokumentasi Pelaksanaan Pekerjaan di Proyek KBK Semarang - Bawen
V. EVALUASI BIAYA DAN PELAKSANAANV.A. EVALUASI BIAYA
No. Upah / Bahan / Alat Sat Harga Satuan Volume Koef. Jumlah Harga
a b c d e f g = g.d.e.f
1 Bahan aggregat single size 0.5" (on site) t = 5 cm m3 220,000.00Rp 40.00 1.10 9,680,000.00Rp
2 Bahan aggregat base A m3 200,000.00Rp 40.00 1.10 8,800,000.00Rp
3 Sewa alat vibro roller + operator Jam 257,670.00Rp 1.07 1.00 274,848.00Rp
4 Sewa grader + operator Jam 378,570.00Rp 0.53 1.00 201,904.00Rp
Total (a) 18,956,752.00Rp
Luas bidang yang akan dikerjakan (b) m2 800.00
Harga satuan didapat (c=a/c) /m2 23,695.94Rp
Tabel perhitungan harga satuan pekerjaan levelling dibawah rigid dengan material “single size”
Sumber : Hasil analisa dari Proyek KBK Semarang Bawen
No. Upah / Bahan / Alat Sat Harga Satuan Volume Koef. Jumlah Harga
a b c d e f g = g.d.e.f
1 Bahan beton ready mix K-125 t=10 cm m3 455,000.00Rp 80.00 1.02 37,128,000.00Rp
2 Upah pengecoran m3 40,000.00Rp 80.00 1.00 3,200,000.00Rp
Total (a) 40,328,000.00Rp
Luas bidang yang akan dikerjakan (b) m2 800.00
Harga satuan didapat (c=a/c) /m2 50,410.00Rp
Sumber : Hasil analisa dari Proyek KBK Semarang Bawen
Tabel perhitungan harga satuan pekerjaan levelling dibawah rigid dengan material “beton K-125”
Untuk mengerjakan leviling di bawah beton rigid dengan menggunakan aggregat single size
dibutuhkan biaya Rp. 23.695,94 /m2 sedang bila memakai material leveling dengan beton LC
mutu K-125 dibutuhkan biaya 50.410,00/m2. Sehingga akan lebih hemat sebesar Rp. 50.410,00
– Rp. 23.695,94 = Rp. 26.714,06 / m2
V.B. EVALUASI PELAKSANAAN
No Uraian Lean Concrete / Mutu Beton K-125 Penggunaan Single Size 1/2 inchi
1. Material Harus menunggu waktu setting dan curing ±
48jam, baru dapat dilanjutkan pada layer diatasnya
Setelah tergelar langsung bisa dilanjutkan ke layer
berikutnya. (tidak ada waktu setting)
2. Waktu pelaksanaan Lama, karena perlu tunggu Cepat, tidak perlu waktu tunggu utk pekerjaan
berikutnya
3. Fungsi terhadap struktur
diatasnya
Tidak dapat berfungsi sebagai perkuatan struktur ,
hanya sebagai lapis perata
Dipakai sebagai lapis perata, mampu mengurangi
retak akibat kembang susut beton dan dapat
berfungsi sebagai drainase layer
4. Biaya Sesuai Kontrak dengan PT VUB dan RAP awal
(Lebih Mahal)
Relatif lebih murah sebesar Rp. 26.714,06 / m2
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Pengajuan perubahan desain dari rencana awal rigid pavement beton slab dengan lean concrete
diganti menjadi beton slab dengan material screening single size dan agregat klas A bisa
diaplikasikan di proyek KBK semarang-Bawen dengan hasil mutu yang baik.
2. Terdapat efisiensi biaya pelaksanaan sebesar Rp. 26.714,06 / m2 luas lokasi putaran /U turn baru
di lokasi KM 16+500 atas perubahan yang ada dan ditunjukkan dalam cost control proyek.
3. Dengan disetujuinya justifikasi teknis perubahan penggunaan material tadi bisa diaplikasikan di
lokasi pelebaran jalan di sepanjang Semarang-Bawen KBK untuk lokasi yang di desain
menggunakan rigid pavement, dengan tetap memperhatikan hasil uji setempat lainnya seperti
CBR tanah dasar dan FWD eksisting jalan.
4. Inovasi penggunaan material ini masih pertama di Indonesia, dan masih dalam tahap uji bagi
proyek KBK Semarang-Bawen pada khususnya sehingga masih menjadi “trial and error” yang
perlu dievaluasi dalam 5 s/d 10 tahun kedepan.
VI.1. KESIMPULAN
Pada hasil penelitian ini penulis memiliki kesimpulan sebagai berikut :
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
VI.2. SARAN
1. Perlu diperhatikan kondisi daya dukung tanah dasar, nilai CBR dan jenis pekerjaan
timbunan dan lapis pondasi dibawah perkerasan utama (rigid pavement).
2. Pelaksanaan pemadatan pekerjaan timbunan dan agregat harus memenuhi
persyaratan kepadatan lapangan dan dilakukan layer by layer dengan uji mutu yang
benar.
3. Penggunaan material screening dengan agregat single size diameter 0,5 inchi bisa
menjadi rujukan dalam melakukan inovasi dan efisiensi sebagai rekayasa atau value
engineering proyek desain and build seperti KBK di masa mendatang dengan
mengajukan spesifikasi khusus.
Dalam penerapan di proyek sejenis, penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
1. AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1993.
2. Aly, M.A., 2004, Teknologi Perkerasan Jalan Beton Semen, Yayasan Pengembang Teknologi dan
Manajemen, Jakarta
3. Desain and Construction Guide for Stabilized and Drainable Bases – Project IPRF-01- G-002-02-1, October
2005- Applied Reseach Associates Inc.University Avenue Campaign.
4. Depkimpraswil, 2004, Pedoman Konstruksi dan Bangunan – Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Semen,
Jakarta.
5. Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd. T-14-2003, Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah.
6. Seminar HPJI tanggal 19 – 21 Maret 2013 yang diselenggarakan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan
Presentasi dari Mr. Tommy Nantung. Phd (pakar perkerasan jalan dan Chairman of AASTHO Research
Commite and Manager of Research Indiana Departement of Transportation.
TERIMAKASIH