Download - Patofisiologi PPT
Patofisiologi
Manifestasi Klinis• Gejala Obstruktif1. Harus menunggu pada
permulaan miksi (Hesistency)2. Pancaran miksi yang lemah
(Poor stream)3. Miksi terputus
(Intermittency)4. Menetes pada akhir miksi
(Terminal dribbling)5. Rasa belum puas sehabis
miksi (Sensation of incomplete bladder emptying)
• Gejala Iritatif1. Bertambahnya
frekuensi miksi (Frequency)
2. Nokturia3. Miksi sulit ditahan
(Urgency)4. Disuria (Nyeri pada
waktu miksi)
Diagnosis
Anamnesis
• Keluhan yang dirasakan dan seberapa• lama keluhan itu telah mengganggu• Riwayat penyakit lain dan penyakit pada• saluran urogenitalia (pernah mengalami cedera, infeksi,
atau pem-bedahan)• Riwayat kesehatan secara umum dan keadaan fungsi
seksual• Obat-obatan yang saat ini dikonsumsi yang dapat
menimbulkan keluhan miksi• Tingkat kebugaran pasien yang mungkin diperlukan untuk
tindakan pembedahan.
IPSS
IPSS
• Skor 0-7: bergejala ringan• Skor 8-19: bergejala sedang• Skor 20-35: bergejala berat.
Pemeriksaan fisik
• DREDari pemeriksaan colok dubur ini dapat diperkirakan adanya pembesaran prostat, konsistensi prostat, dan adanya nodul yang merupakan salah satu tanda dari keganasan prostat.
Pemeriksaan TambahanUrinalisis
RFT
PSA (Prostate Specific Antigen)
Catatan harian miksi (voiding diaries)
Uroflometri
Pemeriksaan residual urine
Pencitraan traktus urinarius
Uretrosistoskopi
Pemeriksaan urodinamika
DDKelemahan detrusor kandung kemih
Kelainan medula spinalis
Neuropatia diabetes mellitus
Pasca bedah radikal di pelvis
Farmakologik
Kandung kemih neuropatiKelainan neurologik
Neuropati perifer
Diabetes mellitus
Alkoholisme
Farmakologik
Obstruksi fungsional Kekakuan leher kandung kemih
Resistensi uretra yang meningkat Hiperplasia prostat jinak atau ganas
Kelainan yang menyumbatkan uretra
Uretralitiasis
Uretritis akut atau kronik
Striktur uretra
Prostatitis akut atau kronis