II - 1
BAB II
GAMBARAN UMUM KAJIAN PENELITIAN
2.1. Deskripsi Desa Banjar Kecamatan Galis Bangkalan Madura
Data Profil Desa Banjar Kecamatan Galis Madura dirajut untuk
memberikan informasi yang rill untuk kondisi dan keadaan daerah dalam
bebrapa aspek mulai dari aspek Geografis, aspek Demografis yang meliputi
keadaan Penduduk, jumlah penduduk, sampai dengan fasilitas publik dan
keadaan infrastruktur yang ada di Desa Banjar. Data Pilkades yang menjadi
penting untuk diketahui meliputi berita acara, rekapitulasi suara, serta profil
bakal calon kepala desa saat Pilkades 15 Juni 2015 kemaren. Banjar
merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Galis, sebalah utara
berbatasan dengan Desa Bangpendah sebalah Timur berbatasan dengan Desa.
Sadah, sebela selatan bebatasan dengan Desa. Lantek Barat dan sebalah barat
berbatasan dengan Desa Separah. Desa Banjar merupakan salah satu desa dari
kecamatan Galis yang mana Galis merupakan kecamatan dari kabupaten
Bangkalan Madura Jawa Timur. Secara Geografis Desa Banjar merupakan
wilayah yang memiliki struktur penduduk yang kurang dinamis, karena
sebagian warga desa Banjar banyak yang merupakan penduduk urbanisasi,
banyak dari mereka yang bekerja dikota- kota besar seperti Surabaya dan
Jakarta. Bahkan mereka sesekali datang bahkan setahun sekali hanya untuk
berkunjung ke orang tua dan desa tanah kelahirannya. Secara sosial
ekonominya banyak dari mereka bekerja sebagai Petani bisa dilihat dari
Lahan pertanian yang produktif dari desa ini.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 2
Desa Banjar terkenal dengan pengasil buah durian apalagi di Dusun Las
Durin yang mana banyak dari masyarakat desa Banjar memilih untuk menjual
buah duriannya di sepanjang jalan desa, meskipun dibilang tidak banyak tapi
selalu kita temukan penjual buah durian. Banyak dari mereka bekerja di kota-
kota besar seperti Surabaya dan Jakarta, bisa dibilang perekonomian
masyarakat Desa Banjar cukup dinamis dan berkembang. Secara sosial
budaya, masyarakat desa Banjar yang masih menetap di Banjar masih
memegang kebudayaan Madura yang kental, mereka masih bermusyawarah
dengan para elite desa Blater dan sesepuh desa untuk menyelesaikan
permasalahan baik itu permasalahan peernikahan, keamanan, keluarga dan
permasalahan kecil sampai besar lainnya. Secara sosial-politik, Banjar
merupakan daerah otonom yang memiliki kewenangan yang nyata untuk
mengelola dan bertanggung jawab atas sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang ada di desa Banjar. Dalam aspek agama desa Banjar meupakan
muslim secara keseluruhan dan keagamaan mereka sangat kuat dengan
adanya tokoh agama dan beberpa elite yang masih merupakan santri.
Sebagai desa yang dinamis atas sumber dayanya, dan masih melekatnya
budaya Elite lokal yang tidak akan pernah hilang maka menjadi momentum
yang menarik saat Pemillihan kepala desa, kuatnya peran Blater yang masih
menginginkan kesjahteraan masyarakat dan desanya. Secara terperinci profil
desa Banjar dideskripsikan sebagai berikut:
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 3
2.1.1 Geografis
Secara Geografis Desa banjar merupakan salah satu desa dari
kecamatan Galis, dan galis terletak di bagian barat kota Bangkalan dan
maerupakan termasuk wilayah Madura bagian Barat dari jembatan Suramadu.
Dan 74m dari permukaan laut. Daerah dataran yang merupakan daerah yang
merupakan hasil perkebunan dan beberapa produk pertanian.
Desa Banjar memiliki 8 dusun antara lain: Banjar barat, Banjar Timur,
Labisan, Tonggur, Duko, Lasdurin, Maleh/Robu, Rambai. Desa Banjar masih
terbilang belum padat rumah penduduk, sebagian wilayahnya masih ada yang
terbentang alas dan ladang sawah.
Luas Wilayah Desa Banjar keseluruhan 10,24 Km. Yang terdiri dari
Tanah sawah 38,00 Ha kemudian luas tanah Pekarangan 92,00 Ha, dan luas
Hutan Negara 8,27 Ha. Jadi jumlah keseluruan jumlah 1024,27 Ha. Dan
tingginya 74 m dari permukaan Laut.1
P E T A L O K A S I
DESA : BANJAR
1 Badan Pusat Statistik, Kecamatan Galis Dalam Angka (Bangkalan :BPS,2014) hal.1
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 4
2.1.2 Demografis
Demografi merupakan pembahasan untuk pembangunan, baik dari
perencanaan sampai dengan terwujudnya pembangunan didaerah. Penduduk
merupakan anggota masyarkat yang menjadi sumber tenaga kerja dalam
operasianolasisai pembangunan atau merupakan objek dari hasil
pembangunan. Oleh karenanya karakteristik penduduk dan ukuran-ukuran
dasar kependudukan perlu dilakukan pengkaji guna perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pembangunan manusia.
Dengan Luas Wilayah 10,24 Ha, Desa Banjar memiliki Jumlah rumah
tanggan sebanyak 2600 kepala rumah tangga Jumlah Tangga dan 9601 jiwa
secara keseluruhan. Dengan jumlah kelahiran laki-laki 49 jiwa dan kelahiran
perempuan 62 jiwa, maka kelahiran keseluruhan 111 jiwa dan data kematian
penduduk laki-laki sebanyak 15 jiwa dan kematian perempuan 9 jiwa dengan
jumlah 24 jiwa yang meninggal, semua ini merupakan data tahun 2013.
Masalah pembangunan daerah yang masuk dalam indikator demografi
(kelahiran, kematian, mobilitas penduduk, perkawinan). Desa Banjar ini
memiliki jumlah penduduk 9601 yang terdiri dari penduduk Laki-Laki 4755
penduduk Perempuan 4846 jadi Jumlah keseluruhan 9601 yang mana sex
rationya 98,2.
2.1.3 Sosial ekonomi
Dilihat dari geografi desa Banjar dapat kita ketahui bahwasanya Banjar
termasuk wilayah yang cukup subur dan memberikan banyak lapangan
pekerjaan atass sumber daya alamnya kepada masyarakat setempat. Secara
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 5
umumm masyarakat Banjar memiliki mata pencaharian sebagai petani,
peternk, PNS sampai dengan pedagang. Bisa dikatakan potensial lahannya
untuk bercocok tanam dilihat dengan LuasTanah Sawah Menurut
Irigasidiantaranya luas tanah Tadah hujan 48,00 sedangkan Luas Tanah
Kering Menurut Penggunaan Ladang : 886,00 Pekarangan : 92,00 dengan
melihat luas tanahnya yang berpotensi untuk bercocok tanam dan berkebun
massyarakat bisa memanfaatkannya dengan berkebun, apalagi daerah Banjar
terkenal dengan penghasil Buah durian nya, dan kita dapat melihat bawasanya
untuk panen daerah Banjar juga lumayan cukup untuk dibilang desa yang
produktif panen. Untuk produksi padi di sawah Dengan Luas Panen : 38,00
Ha Produksi : 260,30 Ton Produktivitas : 6,85 bisa dibilang sebagai desa
yang produktif dan banyak hasil pertaniannya. Sedangkan masyarakat desa
Banjar juga seedikit memiliki hewan ternak untuk mata pencaharian mereka
dan data akumulsi hewan ternak desa Banjar Tahun 2013 sebanyak 1386 ekor
sapi dan 350 3 ekor kambing. Selain beternak masyarakat desa Banjar
memiliki industri kecil yang mana unit usaha kerajinan sebanyak 25 usaha
kerajinan.
Pembangunan juga dapat dilihat dari pembangunan infrastruktur yang
bisa dikatakan cukup melengkapi fasilitas masyarakat desa Banjar baik dari
segi fasilitas publik maupun infrastruktur jalan yang dimiliki oleh Desa
Banjar. Dengan meliat jalan yang masih terbilang lebih bagus dari pada desa
lainnya, karena Banjar memiliki jalan yang sebagian besar merupakan jalan
aspal sepanjang 16 Km dan jalan diperkeras sepanjang 5 Km dalan jalan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 6
tanah yang hanya 2 Km jadi total keseluruhan Banjar memiliki Panjang jalan
23 Km, jika dibandingkan denga infrastruktur jalan desa lainnya Banjar
masih lebih baik dengan desa lainnya dengan infrastruktur yang ada. Dengan
infrastruktur jalan yang beraspasl maka transportasi masyarakat setempat juga
banyak yang menggunakan kendaraan bermotor ataupun tidak bermotor
dengan akumulasi data kendaraan bermotor truk sebanyak 6 buah, Sedan 6
buah, Pick up 6 buah dan sepeda motor 150 buah jadi jumlah kendaraan
bermotor 170 buah, dengan kendaraan bermotor yang ada masyarakat dengan
mudah mengakses jalan yang ada karena dusun satu dengan lainnya memiliki
jarak yang lumayan berjauhan. Akan tetapi masyarakat desa Banjar juga
memiliki kendaraan tidak bermotor seperti dokar sebanyak 8 buah dan sepeda
sebanyak 153 buah jadi akumulasi dari kendaraan tidak bermotor sebanyak
161 buah.
Jumlah sekolah Negeri Desa Banjar sebanyak 4 SD 1 SMP dan 1 SMA
dan sekolah swasta TK 1. Dengan jumlah sekolah Islam Diniyah 4 sekolahan,
Ibtidaiyah 1 sekolahan. Bisa dibilang cukup, akan tetapi juga banyak
beberapa anak dari masyarakat desa Banjar yang mengambil pendidikannnya
di desa sebelah bahkan ada yang mengambil pendidikan di pondok pesantren
luar kota.
Dengan melihat pembangunan sarana kesehatan puskesmas 1 gedung
pusat kesahatann masyarakat yang mana menjadi salah satu rujukan yang
banyak dimanfaatkan oleh warga desa Banjar khusunya dan 1 Poliklinik unit
desa yang juga menjadi rujukan kinsuktasi kesehatan masyarakat desa Banjar.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 7
Dengan jumlah tenga kerja yang cukup untuk melayani masyarakat dibidang
kesehatan. 2 dokter 2 perawat 1 bi dan untuk mengurusi kelahiran dan 3
dusun bersalin yang mana masyarakatpun masih banyak menggunakan
jasanya, baru jika dukun bersalin menyatakan untuk dirujuk ke puskesmas
baru masyarakat menggunakan fasilitas puskesmas karena masyarakat
meyakini masih mudah untuk melakukan persalinan menggunakan jasa dukun
bersalin, dan dengan faktor tutun temurun yaitu atas dasar ibunya juga
mengunakan dukun bersalin tersebut.
Adanya tempat peribatan 4 masjid dan 4 musholla yang digunakan
masyarakat desa Banjar ynag secra keseluruhan merupakan bergama islam.
Dan bisa dispesifikasikan untuk angunan tempat tingal masyarakat Desa
Banjar yang dapat dikategorikan 975 untuk bangunan permanen yang sudah
ditempati masyarakat desa Banjar dan 360 yang dapat dikategorikan semi
permanen dan 212 bangunan sederhana tempat tinggal masyarakat desa
banjar dan dapat diakumulasikan 1547 bangunan untuk tempat tinggal
masyarakat desa Banjar dan jumlah sarana Keluarga yaitu 1 Lapangan sepak
bola, 1 lapangan bulu tangkis dan 1 lapangan tenis meja dan 3 catur yang
dimiliki desa banjar yang masih sering dimanfaatkan oleh masyarakat desa
Banjar.2
2Ibid., hal 13
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 8
2.1.4 Pemerintahan Desa Banjar
Desa Banjar merupakan salah satu desa yang mengikuti Pilkades
serentak gelombang pertama tanggal 15 juni 2015 kemaren, bisa dikatakan
masih jabatan pemerintahan desa baru, M. Ripin yang merupakan kepala desa
Banjar yang baru dengan beberapa anggota, Sekretaris desa atau bisa
dikatakan dengan bahasa Madura Carek yang dijabat oleh Bapak Mat
Nangwer dan beberapa ini nama Kepala dusun didesa Banjar, Dusun Banjar
Barat Ibu Ismawati, Dusun Banjar Timur Bapak Romli, Dusun Tonggun
Bapak Buseri, Dusun Duko Bapak Gufron, Dusun Rambay Bapak Ansori,
Dusun Maleh Bapak Duyan, Dusun Alas Durin Bapak Holik dan 4 kepala
urusan. Semua ini bisa dikatakan sebagai Pamong Desa/Aparat Pemerintah
desa, anggota yang mengurusi semua yang berkaitan dengan pelayanan
masyarakat baik keamanan, administrasi sampai masalah adat istiadat dan
lainnya. Rembukan merupakan wadah untuk menyalurkan aspirasi antar
kepala dusun yang mana masi sangat bergantung kepada elite informal yaitu
Blater baik kepala dusun maupun kepala desa masih tergantung dan
menunggu serta memintai pendapat elite informal Blater, karena Blater disini
bisa dikatakan sebagai dewan suro, semua kebijakan yang akan dikerjakan
atau diputuskan tergantung hasil musyawarah atau bahasa mereka rembukan
dengan elite informal Blater. Kepala desa memiliki Tanah Bangkok perangkat
desa dengan luas sawah 11,68 Ha dan Tegal 1,65 Ha. Tanah ini dapat
dimanfaatkan utnutk kepentingan desa dan masyarakat. Desa Banjar belum
memiliki kantor kepala desa atau kantor desa jadi untuk semnetara waktu
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 9
semua kegiatan administrasi dan kegiatan lainnya dilakukan dirumah Pak
M.Ripin sebagai kepala desa
2.2 Potret Pilkades Desa Banjar
Awalnya rencana Pemkab Bangkalan untuk mengadakan Pilkades serentak
pada bulan februari 2015 ditunda lantaran pelaksanaan pilkades harus berdasarkan
payung hukum perda atas Permendagri Nomor 112 Thun 2014 tentang prosedur,
mekanisme, dan rambu-rambu aturan Pilkades serentak. Adanya penundaan juga
diakibatkan APBD 2015 pemkab Bangkalan sebesar 6,2 Miliar untuk dana untuk
202 yang diagendakan untuk pelaksanaan pilkades serentak belum dibagi. Itu
sebabnya Pemkab melalui Bappemas dan Pemdes mengkalkulasikan pemetaan
plavon dana karena tiap desa berbeda-beda tergantung jumlah daftar pemilih tetap
( DPT ). Setelah pemetaan dana barulah akan dimasukkan kedalam APBDes yang
masih dalam tahap penyusunan. Alasan lainnya bawasanya kisaran Desember
2015 tercatat ada sejumlah desa yang masa bhakti kepemimpinan kadesnya akan
berkahir yang awalnya diagendakan 202 desa melakukan pemilihan kepala desa
serentak membengkak menjadi 232 desa. Dan akhirnya diagendakan tiga kali
tahapan.
Tahapan pertama Bappemas dan Pemdes akan berusaha menuntaskan
pelaksanaan Pilkades untuk 75 desa setelah Perda dan APBDes ditetapkan. Tahap
kedua akan dilaksanakan 75desa pasca Perubahan Anggaran Khusus ( PAK
)2015. Semntara untuk 82 desa sisanya bakal digelar untuk tahap ketiga tahun
2016 mendatang.3
3bangkalankab.co.id, diakses 29 November 2015, jam 11.00
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 10
Dengan adanya kendala ini kepala desa di Madura sempat terbengkalai di
beberapa desa bangkalan, akan tetapi Bupati Bangkalan memberikan kebijakan
akan jabatan sementara untuk mengisi kekosongan kepala desa di beberapa desa.
Banjar menjadi salah satu desa di Madura yang ikut gelombang pertama
Pemilihan Kepala Desa Tanggaal 15 juni 2015 lalu memiliki alasan yang pertama
kepala desa Banjar sudah lama mengalami kekosongan, yang mana dari periode
yang dikepala desai Ibu Jamila yang menjabat selama 3 periode sekitar 15
tahunan, Ibu Jamilah merupakan anak tokoh blater yang terkenal didesa Banjar
dulu sekarang sudah meninggal, Bapak Jaiz namanya Bapak Jaiz ini sangat
berpengeruh di desa Banjar bahhkan dia juga kuat jaringan keblaterannya di
Bangklan dan Sampang, anak dari Bapak Jaiz ini sebenernya hanya untuk
mengurusi administrasi saja akan tetapi simboliknya atas nama Bapak Jaiz.
Sampai disuatu saat Bapak Jaiz meninggal dan masih tetap dipegang oleh anaknya
sebagai kepala desa yang mana masyarakat selalu minta memperpanjang sampai
batas 3 tahun yang akhirnya tidak dapat diperpanjang lagi, dan desa Banjar
mengalami kekosongan, kemudian dari Kabupaten Bangkalan ada kebijakan
tentang PJS yang mana persyaratannya dari kabupaten Bangkalan yang menjadi
PJS harus merupakan Pegawai Negri Sipil dan dari desa Banjar tidak ada yang
mengajukan sebagai PJS dan mungkin pertimbangan sebagai PNS juga. Maka PJS
nya dari kecamatan yang mana diputuskan PJS periode pertama oleh Bapak
Wasik yang mana bukan merupakan masyarakat desa Banjar selama 6 bulan dan
kemudian Bapak Ali selama 6 bulan juga dan jika tidak ada lagi maka akan selalu
diperpanjang 6vbulan begitu seterusnya sampai dimana masyarakat mulai merasa
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 11
bahwa kepala desa masyarakat Banjar bukan dari desa Banjar sendiri, mereka
memiliki kesadaran akan kuatnya persatuan desa, dan alasan lainnya karena
selama diketahui atau dipegang PJS maka masyarakat mengalami kesukaran
untuk mengurus administrasi, baik pengurusan ktp, akta kelahiran atau surat ijin
bangunann dan lainnya, karena PJS tidak bertempat di desa Banjar tetapi PJS
menetap dikecamatan Galis, jadi masyrakat yang ingin mengurus administrasi
maka mereka harus mencari PJS dikecamatan, bahkan kalau tidak ada di
kecamatan maka masyarakat harus mencari dirumah atau didesanya yang mana
jarak antara desa Banjar dan kecamatan lumayan jauh. Jadi kesadaran atas daerah
dan kesulitannya dalam mengurus administrasi yang mendorong masyarakat ingin
untuk segera diadakan Pilkades untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang ada, masyarakat desa Banjar sebenarnya sudah menyiapkan
pemilihan ini satu setahun jauh sebelum keputusan Bupati untuk Pilkades
serentak, akan tetapi saat pengajuan panitia ke kabupaten mereka diarahkan untuk
menuggu karena APBDes msih belum selesai dan akan akan turun ke desa-desa
baru akan dilkasanakan Pilkades serentak, dan akhirnya desa Banjar ikut dalam
Pilkades serentak gelombang pertama tanggal 15 Juni 2015 kemaren.
Pilkades di Madura identik dengan para pejudi atau petaruh yang datang
dari banyak daerah tidak hanya dari desa Banjar melainkan dari luar Banjar
bahkan dari luar kota datang untuk betaruh, akan tetapi para petaruh sudah mulai
taruhan sejak 2-3 bulan sebelum Pilkades, bukan hanya puncak perlombaan atau
kontestasi gengsi oleh para elite Blater yang memegang masing-masing calon
akan teapi adanya petaruh atau penjudi yang sedang bersaing. Di desa Banjar
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 12
pelaksanaan Pilkades berjalan dengan lancar sampai selasai meskipun ada
beberapa kejadian dan sedikit masalah akan tetapi berjalan kondusif sampai
Pilkades selesai. Padahal desa Banjar terkenal dengan dengan rawan akan
permasalahan dan bentrok saat Pilkades. Saat pilkades tempat pemilihan
dikelilingi oleh pagar kemudian panggung di buat tinggi dan dilindungi oleh
keamanan yang ketat baik aparat kepolisian ataupun bebrapa angkatan tentara,
untuk melindungi keamanan saat acara pilkades.
Judi dalam pemilihan kepala desa bukan hanya permainan kecil yang
melibatkan uang dengan jumlah yang kecil akan tetapi saat pilkades di Madura
melibatkan penjudi dan petaruh Madura bahkan di Desa Banjarpun demikian ada
satu orang yang mana disebut ahli perjudian, dan ini merupakan masalah baru
yang melibatkan aktor baru untuk konflik. Dan para penjudi ini bahkan
dimanfaatkan oleh beberapa elite Blater untuk menerawang atau menebak dan
bahkan memberikan strategi untuk melihat masyarakat memilih siapa. Dan tidak
cukup untuk Blater saja yang terlibat saat Pilkades akan tetapi para penjudi pun
memiliki kepentingan juga, kepentingan akan keuntungan yang akan diperoleh
jika calon taruhannya menang, bisa dikatakan keuntungan ekonomi yang sedang
diperebutkan oleh para petaruh dan penjudi, dan pengaruh perilaku penjudi ini
sangat besar saat berlangsungnya pilkades tidak hanya sekedar menang kalah
dalam taruhan yang berjumlah sedikit bahkan uang taruhannya dalam jumlah yang
besar, dan dapat melahirkan kerusuhan jika tidak diantisipasi oleh panitia yang
meminta para blater untuk meredam dan membicarakan dengan baik kepada para
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 13
penjudi dan petaruh. Hal ini juga dikatakan oleh, Ahmad Faisal, sebagai panitia
Pilkades :
“Judinya hampir 700 juta hampir miliaran, 2 bulan sebelum pilkades itu sudah mulai judi, jadi blater itu punya maping sosial, punya mata-mata, permasalahan itu komplek, jadi jika ada kerusuhan itu siap menyiapkan diri sudah sama caroknya, persoalaannya bukan hanya A B menang tapi ada kompleks pemasalahannya dengan taruhannya dan judinya, jadi ada maping sosial sebelumnya orang bertaruh gimana orang itu megang”. 4 Banyak antisipasi yang dilakukan oleh panitia baik menambahkan anggota
keamanan sampai luar kota untuk mengamankan jalannya pilkades, banyaknya
keterlibatan angkatan bersenjata untuk mengamankan jalannya pilkades. Ada
antisipasi kecurangan oleh Panitia, salah satunya panitia membuat 8 undangan
yang berbeda setiap dusun. Untuk mencegah kecurangan yang biasanya terjadi
dengan menggunakan surat undangan para Blater biasanya dapat membeli kepada
masyarakat yang tidak hadir dengan rokok atau upah kecil lainnya, atau biasanya
dapat digantikan dengan mssa dar luar untuk menggantikan dan mencoba
memberi suara dengan cara yang tidak legal. Biasanya para Blater datang
bersama-sama dengan massanya yang mana kemudian bisa menyusupkan beberpa
orang untuk memberikan suara, panitia mengantisipasi dengan cara menjaga
setiap pintu dengan panitia yang berasal dari dusun itu, jadi di pintu masuk setiap
dusun itu di jaga oleh tokoh dusun dan saksi dua orang untuk melihat apakah ada
kecurangan atau tidak saat pemilih masuk untuk proses pemilihan. Hal ini
menurut keterangan Ahmad Faisal, sebagai Panitia Pilkades :
“Kita bikin surat berbeda-beda perdusun, karena biasanya yang terjadi di Pilkades Madura, karena biasanya ada kecurangan yang
4 Wawancara peneliti dengan informan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 14
mana surat suara itu diambil dan digantikan orang, kecurangan oleh tokoh Blater untuk yang menginginkan salah satu calon kepala desa, salah satunya dengan setiap orang dapat undangan tapi kan ada yang tidak hadir dalam Pilkades nah itu nanti digantikan orang lain, tokoh Blater kan dateng dengan massanya yang jumlahnya banyak untuk pemilihan, nah ditengah-tengah itu bisa menyusupkan orang-orang bahkan dari luar desa, nah ini panitia punya cara sedikit mengantisipasi perbedaan warna setiap dusun, panitia punya stempel khusus, untuk 8 dusun berbeda warna. panitia kan terdiri dari kepala dusun, DPD ada beberapa tokoh dari setiap dusun dan ada 2 saksi, disetiap pintu pemilian antar dusun ada yang menjaga dengan beberapa tokoh dari dusun dan saksi, jadi agak sulit kecurangannya. Tapi saksi setiap dusun itu didatengi Blater salah satu calon dirembukin dan mungkin bisa dikasih uang bisa”.5
Dengan arti blater dapat melakukan segala cara untuk memenangkan calon
yang dipegangnya dengan berbagai cara, dan bahkan kecuranganpun dapat
dihalalkan oleh beberapa pihak blater, untuk itu panitia Pilkades berusahan
mengurangi kecurangan dan menghilanagkan sedikit kebudayaan yang buruk saaf
pemilihan kepala desa yang mungkin sudah menjadi kebiasaan masyarakat
Madura.
Pilkades yang merupakan transformasi jabatan dan meneruskan estafet
pengurusan pemerintahan desa untuk penataan strukturnya agar melajutkan eftafet
kepengurusan untuk pembangunan desa ataupun untuk kesajahteraan masyarakat.
Pilkades yang banyak diharapkan masyarakat desa Banjar untuk lebih, akuntable
dan transparan akan dana desa, untuk kesejahteraan masyarakat dan masyarakat
hanya ingin kepala desa yang siap melayani masyarakat yang awam akan hal
administrasi serta pengurusan surat-surat apalagi masyarakat desa Banjar masih
awam akan segala hal karena sebagian dari mereka tidak mau tau prosedur
5 Wawancara peneliti dengan informan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 15
administrasi yang ada, dan tugas kepala desa yang menunutun dan mengarahkan
serta melayani masyarakat.
Pilkades merupakan alat demokrasi yang mana memberikan tempat untuk
masyarakat untuk memilih secara langsung melalui prosedur pilkades dan
pemungutan suara. Karena dengan Pilkades secara langsung dapat mengerti pilhan
masyarakat desa secara bebas dan rahasia. Masyarakat dapat mengontrol
bagaimana kinerj pemerintahan desa yang sedang berjalan atau yang akan
berjalan.
Pemilihan kepala desa Banjar dilaksanakan tanggal 15 Juni 2015,
merupakan salah satu dari beberapa desa di Bangkalan yang mengikuti Pilkades
serentak gelombang pertama yang dilakukan di Kabupaten Bangkalan. Bakal
Calon dan suksesi pemilihan kepala desa tidak jauh atas pengaru Elite informal
Blater dalam kebijakannya.
Melalui pilkades langsung, elite lokal Blater melakukan beberapa
rembukan yang panjang untuk mendapatkan bakal calon yang akan diajukan pada,
dengan Pilkades ini membawa gairah tersediri untuk elite Blater mencari beberapa
bakal calon untuk sebuah kesejahteraan masyarakat.
2.2.1 Dasar Hukum Pilkades
Pemilihan Kepala Desa tahun 2015 diselenggarakan berdasarkan Surat
keputusan Bupati Bangkalan tentang Pengengesahan Pemberhentian Penjabat
Kepala Desa dan Pengangkatan Penjabat Kepala Desa Banjar Kecamatan
Galis Kabupaten Bangkalan:
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 16
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana diubah dengan
Peraturan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara
Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548).
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Anatara Pemerintah Pusat dan Pemrerintah daerah
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4438).
3. Peraturan Pemerintahan Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pengelolahan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578.
4. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2006, tentang Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), (Lembaran Daerah Tahun 2006
Nomor 5/E), sebagaimana telah diuba dengan Peraturan Daerah
Nomor 11 Tahun 2007 (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 7/E).
5. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pemilihan,
Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan, dan Pemberhentian Kepala
Desa (Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 6/E), sebagaimana telah
diubah terakhir dengan peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2010 (
Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 6/E), sebagaimana telah diuba
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 17
terakhir dengan peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2010 ( Lembaran
Daerah Tahun 2010 Nomor 2/E).
6. Peraturan Bupati Bangkalan Nomor 3 Tahun 2006, tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor 7 Tahun
2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan,
Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Bangkalan Tahun 2006 Nomor 27/E).
7. Peraturan Pemerintahan Nomor 38 Tahun 2007, tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 32, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4737).
8. Peraturan Pemerintah Rebpublik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 123).
9. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tahun 2014 Tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495.6
Keputusan Badan Permusyawaratn Desa Banjar Nomor :
141/02/BPD/XI/2014 Tentang Pengesahan Susunan Panitia Pemilian Kepala
Desa Banjar kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan.
6 Surat Keputusan Bupati Bangkalan Nomor 1885.45/114/PJ-KD/433.204/2014
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 18
Keputusan–keputusan oleh Bupati dan keputusan BPD akan
pembentukan panitia ini yang menjadikan Pilkades dilaksanakantanggal 15
juni 2015 . Dengan panitia yang memabantu kebutuhan pemilihan kepala
desa maka Pilkades di Desa Banjar dapat dilaksanakan dengan lancar.
2.2.2 Profil Kandidat Calon Kepala Desa
Nama : M. RIPIN
Tempat/Tanggal lahir : Bangkalan, 02 PEBRUARI 1963
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Dusun Labisan Desa Banjar
Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan
Nama : SAHAB
Tempat/Tanggal lahir : Bangkalan, 07 April 1977
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Dusun Banjar Barat Desa Banjar
Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan
Dari kedua calon ini dapat dikatakan bahwasanya calon M.Ripin jauh
lebih tua dan dapat dikatakan calon Sahab calon kepala desa muda, dengan
melihat profil keduanya masyarakat asli Banjar mengetahui keseharian kedua
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 19
calon tersebut, baik M.Ripin maupun Sahab. Dan masyarakatpun memiliki hak
sendiri-sendiri untuk memilih antara keduanya.
2.3 Hasil Perolehan suara saat Pilkades desa banjar 2015
Pemilihan Kepala desa Banjar Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan
Senin, 15 Juni 2015, pemilihan kepala desa dilakukan pukul 08.00 sampai dengan
ditutup pukul 13.00 dengan Calon urut 1 Bapak Sahab dan Bapak M.Ripin calon
no urut 2. Dengan hasil perolehan suara Bapak Sahab memperoleh 647 suara dan
Bapak M.Ripin 1893 suara.7
Dengan hasil ini M.Ripin menjabat kepala desa untuk periode 2015-2020
di desa Banajar. Banyak hal yang dapat dimengerti bahwasanya kemenangan
M.Ripin ini dikarenakan banyak hal yang pertama karena kuatnya pengaruh blater
dibelakangnya, yang kedua pendukung M.Ripin juga ada dari kalangan tokoh
masyarakat yaitu kyai desa Banjar dan beberapa orang berpendidikan yang
memihak M. Ripin jadi gambaran masyarakat lainnya desa akan menjadi lebi baik
dengan beberapa tokoh masyarakat di pihak M.Ripin. Dan di desa Banjar M.Ripin
juga memiliki banyak kerabat baik sanak saudara maupun beberapa orang yang
kenal atas dasar masih berhubungan baik. Kemengan M.Ripin juga dipengaruh
pribadinya yang mana dapat menyelesaikan masalah baik atas bantuan blater
ataupun masalah kecil yang dapat diselesaikannya sendiri.
“Gini kalau M. Ripin itu bisa menyelesaikan masalah-masalah, dimungkinkan menangkan juga karena didaerah Banjar banyak keluarganya, M. Ripin itu pendukungnya banyak dari berbagai unsur, pertama kyai yang mana ada keluarga dari M. Ripin itu kyainya, orang yang berpendidikan, guru, tokoh Blater laen. Kan nanti gambarannya
7 BPD Banjar, Lampiran Keputusan Nomor 141/02/BPD/XI/2014
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 20
desa akan menjadi lebih baik. Tetapi Sahab kurang pendukung yang memiliki unsur-unsur seperti itu”.
Kemudian M.Ripin dikenal sebagai pribadi yang sederhana, apa yang
dilakukan dan dimiliknya hanya apa adanya. Dengan penampilan Bapak M.Ripin
sampai dengan rumah tempat tinggalnya yang sekarang ditempati. Hal ini juga
sama yang dikatakan Ibu Iis sebagai masyarakat desa Banjar:8
“M.Ripin itu apa adanya mba, dia ga neko-neko, sederhana mba makanya
banyak masyrakat memilih dia, dia gak mungkin mengambil uang desa. Dari dulu
penampilannya ya kayak gitu. Tapi ya orang-orang juga liat blater yang
dibelakangnya mba liat Mahmud sama H.Muhajir.”
TABEL 1.1
2.4 Panitia Penyelenggaraan Pilkades Desa Banjar Tanah Merah Madura
NO. NAMA JABATAN ALAMAT
1. Mat Nangwer Ketua Dsn. Labisan
2. Rofi’i Wakil Ketua Dsn. Duko
3. Ahmad Faisol Sekretaris Dsn. Banjar Barat
4. Abd. Rohim Wakil Sekretaris Dsn. Tonggun
5. Mat Romli Bendahara Dsn. Alas Durin
6. Ju’id Wakil Bendahara Dsn. Rambay
7. Ismawati Anggota Dsn. Banjar Barat
8. Makruf Anggota Dsn. Banjar Barat
9. Mat Dofir Anggota Dsn. Banjar Barat
10. Romli Anggota Dsn. Banjar Timur
11. Rohim Anggota Dsn. Banjar Timur
12. Furi Anggota Dsn. Banjar Timur
13. Rasid Anggota Dsn. Banajr Timur
14. Buseri Anggota Dsn. Tonggun
15. Sulhan Anggota Dsn. Tonggun
16. Hoirosi Anggota Dsn. Tonggun
17. Abd. Holik Anggota Dsn. Tonggun
18. Ghufron Anggota Dsn. Duko
19. Misnari Anggota Dsn. Duko
20. Sapa’i Anggota Dsn. Duko
8 Wawancara peneliti kepada informan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 21
NO. NAMA JABATAN ALAMAT
21. Rohali Anggota Dsn. Duko
22. Ansori Anggota Dsn. Rambay
23. Yusuf Anggota Dsn. Rambay
24. Muslim Anggota Dsn. Rambay
25. P Duyan Anggota Dsn. Maleh
26. Sofyan Anggota Dsn. Maleh
27. Mat Suli Anggota Dsn. Maleh
28. Hamdali Anggota Dsn. Maleh
29. Marbe’i Anggota Dsn. Labisan
30. Mayuri Anggota DsLna. bisan
31. Holil Anggota Dsn. Lasdurin
32. Rasilan Anggota Dsn. Lasdurin
33. Mujib Anggota Dsn. Lasdurin
2.5 Blater
Dalam kultur Madura ada beberapa tokoh dan bisa dikatakan
sebagai elite desa diantaranya kyai dan blater, blater disini adalah elite
pedesaan yang memiliki social origin dan tradisi yang berbeda dengan
kultur kyai. Bila kyai dibesarkan atas dasar kultur keagamaan, sedangkan
blater dibesarkan dalam kultur jagoanisme, dekat dengan ritus kekerasan.
Bila kyai dekat dengan tradisi tahlilan dan pengajian maka blater dengan
tradisi sandur, remoh dan kerapan sapi.
Blater terkenal di Madura bagian barat yaitu (Sampang dan
Bangkalan) sedangkan dibagian Madura bagian timur (Pamekasan dan
Sumenep) lebih populer dengan sebutan bajingan. Akan tetapi bajingan
dikalangan Madura dikenal dengan dunia hitam dan kultur kekerasan dan
Blater dikenal dengan perangai yang lembut dan beradab. Sosok blater
adalah khas Madura yang tidak ditemukan selain didaerah Madura, akan
tetapi jika menyebut sosok jagoan di Banten ada Jawara, Betawi ada Jagoan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 22
maka di Madura blater. Selama ini komunitas blater menjadi fakta sosial
(social fact) yang tidak dapat dipungkiri. Sekalipun di Madura islam yang
mendominasi peraturan sosial, politik dan ekonomi masyarakat Madura, tapi
dalam perkembangannya di masyarakat Madura tidak melahirkan elite kyai
semata, namun menumbuhkan kultur lain yang selalu beririsan antara
dialektika Islam dengan adat dan kebiasaan lokal yang embrionya tumbuh
sebelum Islam populer di Madura. Dan tradisi Carok dan Kerapan Sapi
embrionya berasal dari kultur adat dan tradisi lokal Madura. Dan dalam
tradisi ini masih ada hubungan ketegangan simbolik antara kultur Islam
dengan kebiasan lokal, namun ketegangan diselesiakan secara sinkretis
dengan diakomodasikan sebagai nilai kemaduraan. Blater.9
Blater sebagai orang kuat dan jago di wilayah pedesaan sendiri
masih dominan, banyak dari blater masih masih memainkan peran broker
keamanan dan ikut serta dalam kehidupan sosial poliitk masyarakat Madura
dan terkadang di beberapa daerah blater juga menduduki jabatan kepala desa
atau klebun
2.6 Remo dan Shandor
Remo pada prinsipnya merupakan suatu pesta tempat berkumpulnya
para orang jago dan blater dari seluruh desa di wilayah Kabupaten dan
Sampang. Penyelenggaraannya mirip dengan arisan, yaitu peserta yang
datang menyerahkan sejumlah uang kepada penyelenggara. Sebaliknya,
9 Abdur Rozaki, 2012 Kepemiminan Informal di Madura,www.lontarmadura.com/kepemimpinan‐informal‐di‐Madura/, diakses 22 Januari 2015
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 23
penyelenggara mempunyai kewajiban yang sama kepada para tamunya jika
mereka menyelenggarakan remo. Dengan demikian, hubungan diantara
peserta remo dilandasi oleh semangat resiprositas.
Karena remo merupakan suatu pesta tempat berkumpulnya para orang
jago dan blater dari seluruh desa, seseorang yang dikenal sebagai orang jago
akan merasa belum lengkap predikat ke-jagoan-nya jika belum ikut menjadi
anggota remo. Melalui media remo mereka dapat memperkenalkan
kapasitas dirinya sekaligus akan memperoleh pengakuan secara sosial dari
khalayak yang lebih luas. Akan tetapi, ada kalanya seorang jago atau blater
belum ikut remo terutama dengan alasan ekonomi.
Seorang jago yang ikut menjadi anggota remo serta merta menjadi
orang blater. Sebaliknya, orang blater sudah pasti ikut remo, namun belum
tentu sebagai orang jago. Status sebagai orang jago atau blater ini bukanlah
merupakan status yang askripsi (ascribed status). Oleh karena itu orang jago
maupun orang blater tidak harus dari lapisan sosial tertentu. Begitu
seseorang sudah diakui sebagai orang jago atau blater, biasanya statusnya
selalu diperlakukan sebagai toko informal yang sangat disegani, bahkan
ditakuti, dan serta merta semua orang yang dilingkungan menjadi
pengikutnya (followers).10
10Dr. A. Latief Wiyata, Carok, Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura, ( Yogyakarta : LKIS, 2002), hal 74.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH
II - 24
Dalam hal ini mengapa remoh dan shandor yang menjadi cara untuk
mengikat hubungan antar blater baik di Madura baik Bangkalan atau
Sampang dan ikatannya punya sampai ke Surabaya dan Jakarta karena acara
ini itu terus menerus menjadi tanggung jawab pengikut acara untuk
mengembalikan sejumlah uang yang gambarannya seperti arisan jika ada
tamu-tamunya yang menyelenggarakan remo dan hubungan ini terus
menerus.
Karena budaya Madura yang sangat mengedepankan kekeluargaan
hubungan persaudaraannya memang bisa dibilang sangat kuat apalagi jika
sesama saudara setanah Madura menganggap saudara semua dengan istilah
“Bele Dhibik”. Acara remo dan shandor biasanya dilakukan setiap akhir
pekan hari sabtu dan minngu dan acara remo dan shandor ini bergiliran dari
satu tempa ketempat lainnya, dari saudara Madura yang di Surabaya atau
yang di Madura. Dan ada kelompok setiap daerah atau setiap distrik wilayah
yang mana diketuai oleh KT yaitu ketua yang dapat memobilisasi anggotanya
jika ada acara remo dan shandor disuatu tempat, dan jika mungkin yang
berhalangan hadir uang akan diberikan oleh KT atau ketua yang mewakili
ketidakhadiran anggotanya atas kewajiban mengembaklikan uang arisan
remoh dan shandor atau dikenal dengan dengan buwuan.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ELITE POLITIK DALAM SITI ROHMATUL AINILLAH