Download - PDHL ECOPARK
DINAS KEBERSIHAN PERTAMANAN DANPEMELIHARAAN LAMPU JALANKABUPATEN MUSI BANYUASIN
LAPORAN PENDAHULUAN
TAHUN ANGGARAN 2014
DI BUAT OLEH :
NAMA PROYEK :DETAIL ENGENERING DESIGN (DED) TAMAN ECOPARK
i
KATA PENGANTAR
Laporan Pendahuluan ini merupakan kegiatan awal dari
Konsultan Perencana untuk Pekerjaan Perencanaan DED Taman Eco
Park yang selanjutnya disebut ECOPARK.
Secara garis besar Laporan Pendahuluan ini mencakup
beberapa hal pokok antara lain Pendahuluan, Gambaran Umum
Kawasan Perencanaan, Pendekatan dan Metodologi Pelaksanaan
Pekerjaan, dan Arahan Konsep Perencanaan.
Kami sebagai Konsultan Perencana dengan senang hati akan
menerima sumbang saran dan koreksi untuk perbaikan penyusunan
laporan ini, demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
Palembang, November 2014
TIM PENYUSUN
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG .............................................................................1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN......................................................................1
1) Maksud ..............................................................................................1
2) Tujuan.................................................................................................2
1.3. RUANG LINGKUP ...............................................................................2
1.4. KELUARAN ..........................................................................................3
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN...........................5
2.1. KONDISI FISIK DASAR.........................................................................5
2.2.1. Kondisi Topografi .......................................................................5
2.2.2. Kondisi Iklim .................................................................................5
2.2.3. Kondisi Hidrologi .........................................................................6
2.3. KONDISI LOKASI PERENCANAAN ....................................................6
2.3.1. Kondisi Fisik Alamiah...................................................................6
2.3.2. Karakteristik Kegiatan Kawasan ..............................................6
2.3.3. Kondisi Tata Bangunan..............................................................7
2.3.4. Kondisi Infra Struktur ...................................................................7
2.3.5. Kondisi Ruang Terbuka ..............................................................7
BAB III. METODE PEMBAHASAN..................................................................9
3.1. PENGUMPULAN DATA ......................................................................9
3.1.1. Data Primer .................................................................................9
3.1.2. Data Sekunder ...............................................................................9
3.2. ANALISIS.........................................................................................10
3.3. KOMPONEN RENCANA ANGGARAN...........................................11
3.4. WAKTU PELAKSANAAN ................................................................12
BAB IV. ARAHAN KONSEP TAMAN...........................................................13
4.1. GREEN WASTE .................................................................................13
iii
4.2. GREEN WATER.................................................................................13
4.3. GREEN ENERGY ..............................................................................14
4.4. GREEN BUILDING............................................................................14
4.5. GREEN TRANSPORTATION .............................................................14
4.6. GREEN OPEN SPACE......................................................................14
4.7. GREEN COMMUNITY......................................................................15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2,1, Lokasi Perencanaan ...........................................................8
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pengembangan Kota Hijau di Indonesia memerlukan gerak
bersama seluruh unsur pemangku kepentingan kota. Pada tahun
2011, Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan
Umum memprakarsai Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH).
P2KH diawali dengan penggalangan dan komitmen
kabupaten/kota untuk mewujudkan Kota Hijau melalui perumusan
local action plan atau Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH).
Salah satu atribut yang menjadi focus di dalam RAKH adalah
terkait Green Open Space yakni berupa peningkatan kualitas dan
kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) sesuai dengan karakteristik
kabupaten/kota. Hal ini tentunya sejalan dengan tujuan P2KH yaitu
meningkatkan kualitas ruang kota khususnya melalui perwujudan
RTH 30% sekaligus implementasi RTRW Kabupaten Musi Banyuasin.
Untuk menindaklanjuti rencana aksi yang telah disepakati oleh
pemerintah kabupaten/kota tersebut, maka pada tahun 2014 ini
pemerintah melaksanakan kegiatan penyusunan DED (Detail
Engineering Design) Taman Eko Park yang kemudian disebut sebagai
ECOPARK.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
1) Maksud
2
Kegiatan penyusunan Detail Engineering Design (DED)
dimaksudkan sebagai salah satu upaya mendorong terwujudnya
kota hijau melalui peningkatan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka
Hijau (RTH) yang sesuai dengan karakteristik kota dalam rangka
implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Musi
Banyuasin sebagai amanat Undang-undang Nomor 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang pasal 29 ayat (2).
2) Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah menyusun DED ECOPARK sebagai
acuan bagi pelaksana konstruksi dalam melaksanakan pekerjaan
konstruksi serta mengawal proses terkait penyelenggaraan konstruksi
implementasi pengembangan ECOPARK.
1.3. RUANG LINGKUP
1) Kegiatan Pekerjaan Pra Rancangan
a. Gambar pra-rancangan arsitektur lanskap yang meliputi:
siteplan, tampak, potongan, jaringan M/E.
b. Garis besar persyaratan teknis (outline specification)
c. Perkiraan biaya pembangunan (preliminary cost
estimate)
2) Kegiatan Pekerjaan Pengembangan Rancangan
3
a. Gambar rancangan lanskap dan elemen pendukung
yang meliputi: siteplan, denah, tampak, potongan,
gambar detail,dan jaringan utilitas.
b. Gambar rancangan M/E beserta konsep dan
perhitungannya
c. Menyusun perhitungan biaya pembangunan lengkap
dengan Bill of Quantity dan harga satuan pekerjaan
d. Uraian penggunaan landscape item (spesifikasi secara
garis besar)
e. Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk rancangan
detail untuk dokumen pelelangan
3) Kegiatan Pekerjaan Dokumen Lelang
a. Petunjuk pelelangan
b. Persyaratan teknis
c. Gambar rancangan detail arsitektur lanskap
d. Rencana kerja dan syarat
e. Rincian volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya
pekerjaan konstruksi (engineering estimate)
1.4. KELUARAN
1) Laporan-Laporan, meliputi
Laporan Pendahuluan, Laporan Akhir
2) Album gamber DED meliputi:
4
Gambar-gambar rancangan teknis yang terdiri dari:
rencana lanskap (siteplan), rencana tata hijau (planting
plan), detail rancangan lanskap lainnya
3) Dokumen lelang:
a. Rencana anggaran biaya (RAB/EE)
b. Rincian volume pekerjaan (BQ)
c. Laporan Teknis
5
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
Sekayu merupakan Ibu Kota Kabupaten Musi Banyuasin yang
terletak di Propinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Sekayu adalah kota
kecil yang terletak di tepian Sungai Musi dan dapat ditempuh
selama tiga jam perjalalanan darat dari Kota Palembang. Kota
Sekayu belum berstatus Kota Madya tetapi Sekayu masih berstatus
Kecamatan yang masih dipimpin oleh Camat. Kecamatan Sekayu
memiliki luas 701,60 km2 (4.92 persen dari total luas Kabupaten Musi
Banyuasin) dengan jumlah penduduk mencapai 82.263 jiwa (14.01
persen dari total penduduk Kabupaten Musi Banyuasin) dan memiliki
kepadatan 117,25 jiwa/km2 .
2.1. KONDISI FISIK DASAR
2.2.1. Kondisi Topografi
Kota Sekayu terletak di tepi Sungai Musi dan seperti halnya
wilayah di sekitar Sungai Musi daerah ini merupakan daerah rawa.
Kemiringan lahan dalam wilayah kawasan kota antara 0-2 %, dan
pada beberapa lokasi memiliki kemiringan sampai 8 %. Dilihat dari
kondisi topografi maka wilayah kota Sekayu mempunyai potensi
untuk dikembangkan tetapi dengan memperhatikan kondisi wilayah
yang banyak berupa rawa.
2.2.2. Kondisi Iklim
6
Kota Sekayu termasuk dalam iklim tropis basah dengan suhu
udara antara 25–32oC. Kelembaban udara berkisar antara 75-89 %.
Curah hujan terendah 34 mm dan curah hujan tertinggi 456 mm.
2.2.3. Kondisi Hidrologi
Di Kota Sekayu sungai yang utama adalah Sungai Musi. Debit
air rata-rata Sungai Musi adalah 762 m3/detik. Selain itu terdapat
beberapa sungai kecil yang bermuara di Sungai Musi yaitu Sungai
Simpit, Sungai Terusan Tuan dan Sungai Kayuara.
Dilihat dari kondisi hidrologi, Kota Sekayu dapat dibedakan
menjadi dua wilayah yang mempunyai sifat dataran berbeda yaitu
wilayah dataran kering dan wilayah dataran rawa. Tanah rawa
pada umumnya tergenang sepanjang tahun dan sebagian besar
terletak di bagian Utara.
2.3. KONDISI LOKASI PERENCANAAN
2.3.1. Kondisi Fisik Alamiah
Kawasan rencana merupakan daerah dataran kering di
dekat Sungai Musi. Area ini merupakan daerah dengan topografi
relatif datar dan sedikit berawa.
2.3.2. Karakteristik Kegiatan Kawasan
Pada kawasan rencana, kegiatan kawasan terdiri dari
kegiatan perkantoran, pendidikan, permukiman, dan ruang
7
terbuka, terutama di sebelah Barat. Tetapi yang paling menonjol di
kawasan tersebut adalah kegiatan perkantoran dan pendidikan.
2.3.3. Kondisi Tata Bangunan
Pada kawasan rencana tata bangunan sebagian sudah
teratur dan sebagian lagi masih belum teratur terutama pada
bangunan yang ke arah tepi sungai. Bangunan pada tanah
pemerintah dan pada kawasan perkantoran sudah menunjukkan
pola yang teratur. Jarak bangunan dengan jalan sudah
menggunakan aturan garis sempadan bangunan.
2.3.4. Kondisi Infra Struktur
Jaringan infra struktur pada kawasan rencana sudah cukup
baik. Jaringan jalan yang ada sudah diaspal dan kondisinya baik.
Jaringan air bersih, listrik dan telepon juga sudah melayani kawasan
ini.
2.3.5. Kondisi Ruang Terbuka
Ruang terbuka di kawasan rencana terdiri dari ruang untuk
jalur pergerakan (jalan, jalan setapak), taman dan ruang terbuka
tepian sungai. Kawasan ini merupakan ruang terbuka yang sangat
potensial untuk dikembangkan sebagai ruang terbuka publik (public
open space) yang kan dinamanan ECOPARK. Ruang terbuka yang
ada saat ini masih belum optimal digunakan sebagai ruang publik
karena kondisi dan fasilitasnya yang kurang memadai.
9
BAB III. METODE PEMBAHASAN
3.1. PENGUMPULAN DATA
3.1.1. Data Primer
Data Visual
Kegiatan ini berupa pendokumentasian/foto yang
menunjukkan visualisasi lokasi perencanaan. Data visual ini
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata kondisi eksisting
di lapangan terutama mengenai potensi dan masalah yang ada.
Data Pengukuran
Pengukuran dilakukan pada lokasi perencanaan untuk
mendapatkan data ukur sebagai dasar penyusunan DED.
3.1.2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder berupa:
a. Peraturan terkait dengan penataan ruang
Peruntukan lahan
KDB
KDH
KLB
KB
Tipe bangunan
GSB
10
b. Peraturan mengenai persyaratan bangunan berupa
persyaratan:
Desain
Struktur
Instalasi mekanikal dan elektrikal
Kebakaran
Aksesibilitas bagi penyandang cacat.
3.2. ANALISIS
Kegiatan analisis yang dilakukan dimaksudkan untuk
mendapatkan bentuk-bentuk penanganan yang bias dilakukan
berdasarkan potensi dan masalah yang telah diidentifikasi
sebelumnya seperti tanah, slope, vegetasi, klimatologi, dll.
Adapun elemen analisis perancangan lanskap ini adalah:
1. Zonasi tapak: pembagian zonasi tapak dari taman yang akan
direncanakan sebagai ECOPARK publik
2. Sirkulasi kendaraan: perencanaan pola sirkulasi kendaraan
yang berada di dalam tapak dikontekskan dengan sirkulasi
sekitar
3. Sirkulasi pedestrian: perencanaan pola sirkulasi pejalan kaki
yang berada di dalam tapak.
4. Tata hijau: pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan
fungsi dan zonasi tapak
11
5. Site furniture: perencanaan berbagai site furniture yang dapat
mendukung aktifitas sosial di ECOPARK
6. Parkir: tata letak dan jumlah parkir yang dapat menampung
kendaraan pengguna ECOPARK
7. Sosial budaya: identifikasi aspek non fisik (social budaya) yang
berada di lingkungan sekitar ECOPARK
3.3. KOMPONEN RENCANA ANGGARAN
Dalam perhitungan biaya terdapat beberapa komponen
biaya yang harus diperhatikan sebagai kebutuhan utama RTH, yaitu:
1. Pekerjaan persiapan lahan: pembersihan lahan, persiapan
direksi kit (bedeng pekerja), pengukuran lahan, grading lahan,
air tanah dan listrik proyek, sumur resapan
2. Pekerjaan hardscape: jalur pedestrian dan jogging track,
kanstien/pembatas, sirkulasi kendaraan, parkir, saluran
drainase.
3. Pekerjaan softscape: penanaman pohon, perdu, rumput,
ground cover
4. Pekerjaan mekanikal: pemipaan, sprinkler air bersih, kran air
bersih, hydrant
5. Pekerjaan elektrikal: lampu taman, lampu jalan, panel listrik
dan utilitas
6. Pekerjaan bangunan/site furniture: gazebo
12
3.4. WAKTU PELAKSANAAN
Penyusunan DED RTH ini dialokasikan selama + 2 bulan selama
bulan November sampai dengan Desember 2014 sehingga pada
awal tahun 2015 pekerjaan pembangunan ECOPARK dapat
dilelangkan.
13
BAB IV. ARAHAN KONSEP TAMAN
Penyusunan DED ECOPARK Kota Sekayu diarahkan berbentuk
Taman Ramah Lingkungan (Ecopark). Atribut yang harus tercakup
dalam perencanaan Taman Ramah Lingkungan:
4.1. GREEN WASTE
Sistem pengolahan dan penggunaan material bekas (sampah)
dalam bentuk:
Pemilahan sampah dengan menggunakan tempah sampah
organik – anorganik
Pengolahan sampah organik menjadi kompos dengan komposter.
Kompos digunakan untuk pemeliharaan taman itu sendiri
Penggunaan furniture hijau (terbuat dari bahan daur ulang) di
dalam taman, seperti untuk bangku taman, patung, dll.
4.2. GREEN WATER
Sistem pengolahan dan penggunaan ulang (daur ulang) air dalam
bentuk:
Pembuatan sumur resapan air
Pembuatan kolam penampung air (jika memungkinkan)
Pengolahan atau penggunaan kembali air bekas, misalnya dari
air dari toilet untuk penyiraman tanaman
14
4.3. GREEN ENERGY
Sistem penyedia sumber listrik dari matahari dengan pemakaian:
Lampu surya
Pohon surya (penyedia instalasi stok kontak dan wi-fi dengan solar
panel)
4.4. GREEN BUILDING
Naungan sederhana sebagai sarana pendukung utama taman dari
material ramah lingkungan dengan penghawaan alami:
Gazebo
Pergola
Toilet
4.5. GREEN TRANSPORTATION
Sistem kemudahan dan kenyamanan aksesibilitas dalam bentuk:
Trotoar tepi jalan
Jalur pejalan kaki dalam taman
Jalur dan parkir sepeda
4.6. GREEN OPEN SPACE
Pemilihan jenis vegetasi dengan tinggi minimal 3 meter, diameter
batang minimal 5 cm, berupa:
Vegetasi lokal (endemic)
15
Vegetasi peneduh (penyerap polutan atau pereduksi emisi
karbon)
Vegetasi pembentuk iklim mikro
Vegetasi produsen oksigen
Vegetasi penarik satwa liar
4.7. GREEN COMMUNITY
Sistem penggunaan taman untuk kegiatan komunitas masyarakat
setempat sehingga taman berfungsi optimal sebagai wadah
interaksi sosial