Download - Pedoman Pendidikan WALHI
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
1/104
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
2/104
PEDOMANPENDIDIKANKADERWALHI
i
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
3/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | ii
PEDOMAN
PENDIDIKAN KADER WALHI
Untuk Kalangan Sendiri
Disusun Oleh:Ahmad SH, Oslan Purba, Deddy Ratih, Ali Akbar, Jumi Rahayu,
Khalisah Khalid, Irhaz Ahmady, Andreas Iswinarto, Arie Rompas
Suvervisor:
Mukri Friatna (Kepala Departemen Advokasi WALHI)
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
4/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI / iii
KATA PENGANTAR
Bagaimana imperialisme tua berganti bulu menjadi imperialisme modern, yakni bukan sahaja berganti besarnya, tetapi juga berganti
wajahnya,berganti sifatnya, berganti caranya, berganti sepak terjangnya,berganti wataknya, berganti stelselnya, berganti sistemnya,
dan hanya satu yang tidak berganti padanya, yakni kehausannya mencari rejeki. Di manakah kekuatan yang menghancurkan segala
hal yang melawan?
(Soekarno, 1927)1
Apa yang dikembangkan dalam ide pembangunanisme ala orde baru dimana negara menyerahkan pengelolaan barang-barang publikkepada pemilik modal, rupanya belum banyak membuat para pengambil keputusan belajar, pun rakyat kebanyakan juga belum sampai
pada tingkat kekritisannya pada relasi bernegara. Di bawah sistem kapitalisme global, Indonesia tengah dilanda berbagai masalah yang
kompleks. Ketergantungan pada sistem neoliberalisme, menumbuhkan banyaknya krisis disegala tatanan. Sistem demokrasi yangseyogyanya menghasilkan masyarakat yang merdeka dan sejahtera tidak menunjukan hasil nyata, malah bertolak belakang. Kaum
pemodalah yang mengeruk sebagian besar hasil kekayaan sumber daya alam. Sementara rakyat hanya menjadi penonton sambilsesekali berebut remah-remah dari hasil kekayaan tersebut. Dan perselingkuhan yang apik antara birokrat dan kaum pemodal merusak
tatanan sosial dan menggerus demokrasi yang dengan susah payah diperjuangkan.
Sejak tahun 2002, WALHI berkomitment untuk melakukan pembenahan organisasi dan gerakannya. Pembenahan itu didasarkan atas
kesadaran bahwa ke depan perjuangan untuk merebut dan mempertahankan kelestarian lingkungan dan sumber-sumber kehidupansemakin berat. Hal tersebut dikarenakan semakin kukuhnya hegemoni paham liberalisme baru dengan nama globalisasi. Dan yang
kedua adalah semakin menguatnya dukungan dan pemihakan kekuatan politik dominan di dalam negeri terhadap kepentinganekonomi global.
Dua hal itu menjadi landasan bagi langkah WALHI di masa depan, yang semakin menyadari bahwa perubahan tidak mungkin dapatdilaksanakan sendiri oleh WALHI tanpa dukungan luas dari publik. Untuk itulah dengan kesadaran penuh WALHI membuka diri
untuk seluruh rakyat untuk bersama-sama terlibat dalam proses penyelamatan lingkungan. WALHI membuka seluas-luasnyapartisipasi rakyat untuk berperan aktif dan menjadikan WALHI sebagai milik publik. Dimana publik secara bersama-sama
membangun kekuatan untuk melawan ancaman yang tidak hanya datang dari dalam namun juga ancaman yang dari luar.
Perkembangan situasi obyektif di tingkat nasional, baik internal dan eksternal selalu dicermati dan dijadikan WALHI sebagai
organisasi gerakan lingkungan yang telah menetapkan dirinya menjadi gerakan sosial, mengambil posisi yang terang. Beroposisimenentang tiap kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat dan lingkungan. Mengkritisi dan mengkaji secara mendalam, apakah
keputusan-keputusan penting bernegara akan membuat Indonesia makin mandiri atau dikuasai dominasi modal. Selain itu apakah itumembawa manfaat bagi rakyat, membuat bangsa makin bermartabat atau tidak, menjadi spirit utama WALHI bersama dengan rakyat
untuk berada di garis depan gerakan lingkungan. Rakyat Indonesia harus memerdekakan dirinya sendiri dan berdaulat atas
sumberdaya alam yang ada.
Untuk menjawab fenomena yang terjadi, maka dipandang perlu untuk menegaskan kembali pelaksanaan pendidikan WALHI agardapat dijalankan secara sistematis dengan program yang terstruktur serta dengan capaian yang terukur. WALHI yang telah hadir di
Indonesia selama lebih dari 30 tahun telah berupaya menanamkan kesadaran terhadap lingkungan hidup dengan berbagai aspek, salahsatunya melalui pendidikan. WALHI telah melakukan berbagai macam pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk mencari
pendekatan yangpaling efektif, terutama dalam menjalankan pendidikan rakyat. Kebutuhan akan pengembangan dan penguatankapasitas rakyat dirasa amat perlu di Indonesia terutama dalam menghadapi kuasa modal yang merusak sendi-sendi kehidupan rakyat
dan lingkungan hidup. Untuk itu, WALHI berupaya merancang sebuah sistem pendidikan, sistem jaringan pendidikan, sisteminformasi/data base kader yang nantinya akan dikembangkan di seluruh Indonesia.
Dengan kehadiran pedoman pendidikan kader WALHI ini diharapkan ke depan WALHI dapat melahirkan kader-kader rakyat yangmampu memimpin gerakan lingkungan hidup di Indonesia mulai dari tingkat kampung, kecamatan, kabupaten, propinsi, dan tingkat
nasional. Bahkan lebih jauh lagi kiranya mampu berjuang sampai tingkat internasional.
Jakarta, Juni 2011
Eksekutif Nasional
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(WALHI)
Berry N Forqan
Direktur Eksekutif
1SoekarnoDi mana Tinjumu?, yang dimuat di Suluh Indonesia Muda, 1927, dalamDi Bawah Bendera Revolusi, Panitia Penerbit, Jakarta, 1964
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
5/104
PEDOMANPENDIDIKANKADERWALHI
DAFTAR ISI
KataPengantar iii
DaftarIsi iv
I. Pendahuluan 11.1.LatarBelakang 11.2.Tujuandanruanglingkup 2A. Tujuan 2B. RuangLingkup 21.3.MetodologiPenyusunanPedoman 21.4.SistematikaPenyusunan 3
II.KonstektualisasiPendidikanWALHI 4II.1.AncamanTerhadapKeselamatanRakyat 4
II.2.PentingnyaGerakanDalamPendidikanWALHI 4
II.3.BerbagaiProblematikadalamPendidikanWALHI 5
A.Problematika
Dalam
Pelaksanaan
5
B. ProblematikaKurikulumYangdipakaiselamaini 5C. KelemahanDalamPendokumentasian 6
II.4.PendidikanWALHIdalamBioregionaldanGerakanPulihkanIndonesia 7
III.GarisgarisBesarProgramPendidikan 9III.1.Definisi.PendidikandanPrinsipprinsip 9
A. Definisi 9B. Pendekatan 9C. Prinsipprinsip 10
III.2.TujuanEkstrakulikuler 10
III.3.SistemPengembanganPendidikan 11
A. DaurPendidikanKaderWALHI 11B.
Skenario
Pendidikan
Kader
WALHI
12
C. GenderPrespektifDalamPelaksanaanPendidikanWALHI 13III.4.SaranadanPrasaranaPendidikan 13
A. SaranayangDibutuhkan 13B. PrasaranayangDibutuhkan 14
III.5. LembagaPelaksanaPendidikan 14
A. LembagaPelaksanaPendidikanKaderRakyatDasar 14B. LembagaPelaksanaPendidikanKaderRakayatMadya 14C. LembagaPelaksanaPendidikanKaderPolitikKerakyatan 14
III.6.SistemEvaluasiPendidikan 14
A. EvaluasiPendidikan 14B. EvaluasiSistemPerkaderan 14
III.7.Sertifikasi 15
IV.Pedoman/KurikulumPendidikanWALHI 16IV.1.Pengantar 16
IV.2.PetunjukPengunaanPedoman 16
IV.3.Fasilitator,LembagaPelaksanadanNarasumber 17
A. TugasFasilitaor 17B. TugasLembagaPelaksana 17C. TugasNarasumber 18
IV.4.PKRD 19
A. Dekripsi 20B. TujuanPKRD 20C. Hasilyangdiharapkan(Output) 20
D. KepesertaanPKRD 20
E. Kurikulum/SylabusPKRD 21
F.Metodologi
Belajar
23
G. JadwalPelaksanaan 24
H. SatuanMataAjar 24
iV
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
6/104
PEDOMANPENDIDIKANKADERWALHI
IV.5.PKRM(PendidikanKaderRakyatMadya) 45
A. Definisi 46B. TujuanPKRM 46C. Hasilyangdiharapkan(Output) 46D. KepesertaanPKRM 46E. Kurikulum/SyllabusPKRM 47F. MetologiBelajar 49G. JadwalPelaksanaan 50H. SatuanMataAjar 51
IV.6.PKPK(PendidikanKaderPolitikKerakyatan) 74
A. Definisi 75
B. TujuanPKPK 75
C. Hasilyangdiharapkan(Output) 75
D. KepesertaanPKPK 75
E. Kurikulum/SyllabusPKPK 76
F. MetodologiBelajar 78
G.JadwalPelaksanaanPKPK 78
H. SatuanMataAjar 80
V. ManagementPendidikan 94V.1.
Tim
Pengembangan
Kapasitas
Kaderisasi
WALHI
94
V.2.PusatPendidikanLingkunganBerbasisKomunitas 94
VI. IkatanAlumni 96VI.1.DatabaseKader 96
VI.2.RegistrasiOnline 96
VI.3.JaringanKerja 96
VII.Penutup 97
v
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
7/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI/1
I.1. LatarBelakangUpaya menanamkan kesadaran terhadap lingkungan hidup telah dilakukan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)
denganberbagai aspek, salah satunyamelaluipendidikan.WALHI telahmelakukanberbagaimacampendekatanpembelajaran
yangbertujuanuntukmencaripendekatanyangpalingefektif,terutamadalammenjalankanpendidikanrakyat.Pendidikanadalahsuatuusahasadaruntukmengembangkanpotensidirigunamembangunkekuatanspiritualdalambentukpengendalian diri dan kepribadian. Selain itu pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan yangdiperlukansebagaialatgunameraihapayangdiinginkan.Pendidikanmeliputipengajarankeahliankhususdanjugasesuatuyangtidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. WALHI sebagai
organisasiyangbertujuanmembangungerakansosialdangerakanrakyatsejatinyatelahmelakukanpendidikansejakdidirikannya.
Pendidikanamdal
kijang,
paralegal,
community
organizer
sampai
dengan
pendidikan
pendidikan
keterampilan
khusus
seperti
politik ekologidan amdal, semua aktivitaspendidikan iniditujukanuntukmendukung aktivitas advokasi yangdilakukandan
memperkuatgerakanpolitikrakyatuntukmewujudkankeadilanekologis.
BerdasarkanpengalamanlebihdaritigadekadekeberadaanWALHIdiIndonesia,makadipandangperluuntukmemformulasikan
suatu pedoman pendidikan yangbaku sebagaibahan ajar dalam setiap pendidikan yang akan dilaksanakan. Suatu kurikulum
pendidikanyangbaik,membebaskandan terintegrasi sehinggadapatdipakaidalamkurunwaktu tertentudenganmemasukkan
muatanlokaldidalamnyamerupakankebutuhandanbagianpentingdalamprosespendidikan.Sebuahpendidikanyangsejatinya
mampumerombakmaknakatayang selama inimembelenggudanmemeliharadominasikekuasaanmenjadimemilikiartiyang
sesungguhnya,merubahparadigmadanmampumenggerakkanmassa rakyatuntukmelakukanperubahan terhadap tatakuasa,
tataproduksidantatakonsumsiagarlebihadil,demokratissertamemastikankeseimbanganekosistem.
Bahan ajar yang dijadikan materi pendidikan sesungguhnya telah dimiliki oleh WALHI dan selama ini menjadi panduan
pendidikanyangdigunakan.Namunkenyataannyabahaninitidakmempunyaistandarsecaranasionalsehinggapendidikanyang
dilakukandimasingmasingregioselaludilaksanakansesuaidenganapayangdimilikiolehmasingmasingregio.Hal inidalam
jangka panjang, tentu akanbermasalahbagi WALHI. Ketiadaan pedoman dan kurikulum sebagaibahan ajar akan membuat
pendidikan yang dilaksanakan tidak mempunyai batas yang jelas karena dalam pelaksanaannya sangat tergantung kepada
penyampaimateridalamsetiappendidikanyangdilaksanakan1.Selain ituWALHIsampaisekarang inibelummempunyai tentor
ataupengajaryangkhususdisiapkanuntuksetiappendidikanyangdilaksanakannya.
Hal iniberdampak kepada proses pembelajaran, arahnya akan sangat tergantung dengan siapa yang menyampaikannya, tidak
integratifdanberkelanjutan.PadaWorkshop tentangKurikulumdanPedomanPendidikanRakyat;MenyusunBahanAjarBagi
KeberlanjutanGerakanRakyatDiIndonesia,yangdiselenggrakanolehWALHIpadatahun2009telahdilakukanevaluasiterhadap
bahanbahan atau pedoman maupun pelaksanaan pendidikan yang selama ini telah dilaksanakan oleh WALHI. Evaluasi atas
pelaksanaanpendidikankader rakyatyang sudahdilaksanakan selama inimenunjukkanbahwapelaksanaanpendidikanbelum
terlaksanadenganbaik.Faktorutamayangmenjadimasalahdankendalanyayakni;Pertama;Minimnyamentoryangakanmenjadi
petugas pendidikan. Selama ini WALHI mengandalkan fungsionarisnya sendiri untuk menjadi mentor. Akibatnyajika seorang
mentortidak
dapat
melaksanakan
tugasnya,
maka
secara
otomatis
pelaksanaan
pendidikan
tidak
dapat
dilaksanakan.
Kedua; Agenda pendidikan belum dijadikan agenda yang strategis dan terprogram secara baik, menyebabkan tidak adanya
keberlanjutanbaikdalamkontekspelaksanaanataupengamalanhasilpendidikanyangsudahdilaksanakan.Tidakadanyakalender
pendidikandan tidak adanyadokumentasi yang cukupbaikmenandakanbahwa agendapendidikanmasihdipandang sebagai
pelengkapdanbukanutama.Ketiga;Penguatan kapasitasmasihberorientasipadamateriyangditujukanuntukmenyelesaikan
kasus. Hal iniberdampak kepada penguatan pengetahuan tidak diselenggarakan dengan komprehensif tetapi sporadis sesuai
dengan kebutuhan. Dan Keempat; Masih adanya anggapan bahwa kurikulum pendidikan masih terlalu berat untuk
diimplementasikan, sehinggabeberapa wilayah tidak mampu menjalankan agenda pendidikan karenabelum mempunyaibasis
kaderyangkuatsertaketiadaaantenagapengajar.
Menjawab fenomena yang terjadi, maka dipandang perlu untuk menegaskan kembali pelaksanaan pendidikan agar dijalankan
secara sistematisdenganprogramyang terstruktur sertadengan capaianyang terukur.Selain itudalam rangkamempersiapkan
keberlanjutandariprogrampendidikan,makaharusdisiapkanperencanaan tindak lanjut,hal inimenjadi sangatpentingkarena
salahsatupermasalahanyang terjadiselamainiadalahpascapendidikankaderdasar,tidakadatindakanintervensipengetahuan
lebih lanjut, karenabelum ada materi yang dapat disampaikan. Dari uraian tersebut, maka kehadiran sebuah pedomanbagi
pendidikankaderWALHIdirasakansekaliurgensinya,sehinggapadaperiodekepengurusanEksekutifNasionalkaliiniberupaya
untukmenyusunpanduanpendidikankaderyangdapatdipakaiuntukjangkawaktutertentu.
1Selamainiyangadahanyadiktatdiktatataumaterimateri(bahanajar)yangterpisahdantidakdalamsatubukupanduanyangutuh,intregatifdanbaku.
I. PENDAHULUAN
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
8/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 2
I.2. Tujuan dan Ruang Lingkup Pedoman
A. Tujuan
Pedoman ini disusun dengan tujuan agar;
o
Tersedianya format sistem perkaderan rakyat yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi anggota serta memaksimalkanpartisipasi organisasi rakyat.
o Adanya pedoman dan kurikulum pendidikan yang sistematis dan berkelanjutan serta berfungsi memperkuat perjuangan
organisasi rakyat dampingan WALHI.
o Tersedianya panduan bagi organisasi dalam melakukan perkaderan yang dapat menjawab berbagai permasalahan massa rakyat
baik di bidang lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam.
o Tersusunnya kerangka kerja organisasi, struktur organisasi jaringan dan database kader dalam sistem pendidikan WALHI.
B. Ruang Lingkup
Pedoman ini merupakan panduan, kurikulum dan materi pendidikan kader lingkungan hidup WALHI. Pedoman ini disarikan dari
berbagai bentuk pendidikan kader WALHI di luar pelatihan yang bermuatan skill tertentu. Pedoman ini memuat tiga jenis jenjang
perkaderan WALHI yaitu PKRD (Pendidikan Kader Rakyat Dasar), PKRM (Pendidikan Kader Rakyat Madya), dan PKPK
(Pendidikan Kader Politik Kerakyatan).
Pedoman pendidikan kader ini disusun untuk digunakan pada kalangan WALHI sendiri dan akan digunakan di dalam pelatihan-
pelatihan ToT maupun pendidikan-pendidikan kader rakyat yang akan dimulai Juni 2011. Panduan ini diharapkan dapat digunakan
dalam kurun waktu 4 tahun dan dapat dievaluasi serta diformulasikan kembali.
1.3. Metodologi Penyusunan Pedoman
Kebutuhan akan pengembangan dan penguatan kapasitas rakyat dirasa amat perlu di Indonesia terutama dalam menghadapi kuasa
modal yang merusak sendi-sendi kehidupan rakyat dan lingkungan hidup. Untuk itu, WALHI berupaya merancang sebuah sistem
pendidikan, sistem jaringan pendidikan, sistem informasi/data base kader yang nantinya akan dikembangkan di seluruh Indonesia.
Berkenaan dengan pedoman pendidikan kader ini, Tim Perumus telah melakukan finalisasi pedoman pendidikan kader yangbersifat nasional yang mampu berintegrasi dengan konteks daerah. Tim Perumus telah bekerja sejak Februari 2011 sampai Mei 2011
dalam merumuskan pedoman pendidikan WALHI ini dengan melakukan serangkaian kegiatan yang diharapkan mampu
melahirkan sebuah pedoman pendidikan lingkungan hidup yang dapat dipergunakan untuk jangka waktu tertentu.
Gambar 1
Kerangka Kerja Tim Perumus Pedoman Pendidikan WALHI
Pedoman ini disusun melalui beberapa tahapan. Untuk menggali masukan dari berbagai stakeholder, telah dilakukan diskusi
terbatas di WALHI dan gagasan-gagasan yang muncul telah dikontribusikan kepada Tim Perumus untuk untuk selanjutnya
dimasukkan dalam pengembangan sistem pendidikan melalui penyusunan sebuah draft pedoman pendidikan lingkungan hidup
Draft Pedoman
Pendidikan
1 Bundel;
PKRD, PKRM, PKPK
1. Workshop
2. Finalisasi
3. Distribusi
Lokasi Pilot Project
Pendidikan
Analisis dokumen WALHI yang terkaitpelatihan dan pendidikan
Diskusi
Wawancara
Perumusan Draft
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
9/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 3
WALHI. Selain itu, Tim Perumus juga telah membaca dan melakukan analisa serta melakukan kajian-kajian terhadap berbagai
dokumen WALHI yang berhubungan dengan pendidikan dan pelatihan yang telah dilaksanakan. Melakukan komunikasi dan
wawancara kepada beberapa orang untuk mendapatkan masukan terkait dengan kebutuhan, tantangan dan tanggapan mereka
dalam pelaksanaan pendidikan WALHI.
Tentu saja, semua desain konsep yang sudah disusun masih memerlukan masukan-masukan tambahan dan detil dari berbagai stake
holder. Dari draft desain ini kemudian dikritisi melalui sebuah FGD yang melibatkan berbagai kalangan baik oleh EksekutifNasional WALHI maupun mereka yang memiliki keahlian tentang pendidikan dan pelatihan. Pedoman ini (PKRD dan PKRM)
akan segera diujicobakan di beberapa daerah terpilih dan selanjutnya konsep jaringan mau pun sistem informasi/data base akan
dirancang dimana para peserta dan pelatih diharapkan dapat melakukan registrasi secara online.
1.4. Sistematika Penulisan
Pedoman ini akan disajikan dalam beberapa bagian yakni; bagian pertama merupakan bagian pendahuluan yang menguraikan latar
belakang penyusunan pedoman, tujuannya, dan metodologi dalam penyusunan pedoman. Pada bagian kedua memaparkan konteks
dari pemberlakukan pedoman/materi pelatihan ini sehingga para pengguna pedoman ini dapat meletakkan situasi dan kondisi
yang melingkupi penggunaan dan dalam pelaksanaan pendidikan nantinya. Bagian ketiga memaparkan tentang garis-garis besar
pendidikan yang berisi tetang prinsip-prinsip pendidikan, tujuan ekstra kulikuler, pengembangan sistem pendidikan, sarana dan
prasarana, sistem pengembangan pendidikan, dan sertifikasi. Bagian keempat akan berisikan kurikulum, materi dan metodologi serta
berbagai mata ajar dari jenjang PKRD, PKRM dan PKPK. Bagian kelima pedoman ini berisikan managemen pendidikan. Bagian
keenam menjelaskan tentang jaringan, data base kader dan juga ikatan alumni dan bagian terakhir adalah bagian penutup.
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
10/104
II. K
PE
II.1. Ancaman
ndonesia
berlimpah.
sebesar-bes
rakyat ini diek
modal di Indon
yang berada d
resapan air, bependidikan, ser
Eksploitasi ter
menyebabkan
sumber-sumber
Penghapusan s
bebasnya perd
industri rumah
untuk mandiri
yang berlimpah
Kebijakan ekon
lingkungan daketerkaitan yan
bahkan diabaik
proyek pemuli
Indonesia. Wuj
sambung men
bencana dan an
Perkembangan
lingkungan ya
neoliberal yang
berupaya mela
mampu merub
II.2. Pentingny
Revolusi ekolo
(critical mass), d
di level nasiona
unsur strategis
intelektual. Ko
bermental klept
Massa yang ter
akhirnya mene
dari setiap upa
membangun da
Pembentukan
semangat peru
merampas hak
rakyat terhada
Kedepan harus
rakyat untuk m
3Lihat dokumen
4Bencana ekologis
kolapsnya pranata
I
NTEKSTUA
DIDIKAN
Terhadap Keselamatan Raky
erupakan negara yang me
Sayangnya tidak dikelola
rnya kemakmuran rakyat.
ploitasi untuk kepentingan n
esia. Sampai tahun 2010 masih
lam kemiskinan. Jutaan kelu
kurangnya jumlah DAS, danta tidak tersedianya layanan k
adap hutan, bahan tamban
erusakan pada air, tanah dan
kehidupannya. Peran negara
ubsidi untuk rakyat, liberali
gangan lintas negara yang
tangga. Indonesia menyandar
dan berdikari. Indonesia men
, buruh murah terpasang, dan
omi politik yang eksploitatif
hilangnya aset-aset untukg erat dengan kerusakan dan
an dalam setiap investasi dan
an lingkungan pun kembali
d paling mudah untuk dike
ambung tanpa jeda. Kondisi
caman perubahan iklim.
situasi obyektif di tingkat nas
g telah menetapkan dirinya
sudah menyentuh sendi-sen
ukan perubahan sistem. Dip
h tatanan pemerintahan guna
a Pendidikan Dalam Gerak
a
i dapat dilakukan dengan me
an perlawanan kolektif di ting
l maupun wilayah dengan me
di dalam gerakan sosial bai
disi rakyat yang selama ini
okrasi harus segera diakhiri.
cerahkan dan kritis harus dib
tukan tindakan politik kolekt
a mendorong terjadinya peru
n memperkuat gerakan rakyat
assa kritis sejatinya melalui
bahan sosial dan politik mel
hak rakyat. Pendidikan yang
ancaman yang menimpa
segera disusun agenda strateg
enahan laju kerusakan lingku
ALHI (2011); Pulihkan Indonesia
adalah akumulasi krisis ekologis ya
ehidupan masyarakat. (Dokumen K
LISASI
ALHI
t
iliki sumber daya alam ya
an tidak diperuntukkan ba
ekayaan yang sejatinya mil
egara industri maju dan kua
terdapat sekitar 31,6 juta raky
rga tidak mendapatkan akse
pengelolaan sumber daya airsehatan yang baik bagi masy
g, migas, perampasan tana
udara yang mengakibatkan te
sebagai pelayan rakyat (re-pub
asi sektor keuangan, penjua
enghancurkan usaha kecil
kan pembangunannya pada u
jalankan tiga fungsi yang me
pasar bagi produk negara lain
enyebabkan kehancuran ek
keberlangsungan hidup dipikehancuran sistem ekologis.
berbagai proyek yang merupa
idesakan melalui dana utan
ali adalah berbagai bencana
ini diperparah dengan situa
onal, baik internal dan ekster
menjadi gerakan sosial. Untu
di bangsa ini. Tidak cukup
erlukan sebuah jalan untuk
mewujudkan keadilan bagi se
WALHI
perhebat kerja-kerja pengorg
katan basis. Selain itu juga me
astikan adanya agenda yang
buruh, tani, kaum miskin k
ipermainkan oleh kelompok
ntuk dan diciptakan agar ra
if atas situasi yang ada di ha
bahan. WALHI harus mamp
guna menyelamatkan sumber
endidikan kritis. Pendidikan
awan hegemoni dan domin
akan diselenggarakan oleh
ereka, sekaligus membangu
s pendidikan di setiap WALH
gan yang semakin tidak terk
g disebabkan oleh ketidakadilan dan
mpanye Pengelolaan Bencana WAL
PEDOMAN PE
g
gi
ik
a
at
s air bersih, seiring dengan
yang buruk. Ada jutaan anakrakat, terutama bagi mereka y
(landgrabing) dan sumber
rjadinya bencana ekologis dan
lika) terkurangi dengan berbag
an aset Badan Usaha Milik
akyat di sektor pertanian, p
tang luar negeri dan meningg
opang sendi ekonomi global
.3
logis yang semakin besar se
ul oleh rakyat. Negara danesiko dan harga kehancuran l
kan utang. Saat kondisi lingk
. Kehancuran lingkungan su
ekologis4 yang terjadi setiap
i geografis Indonesia yang b
al, selalu dicermati WALHI s
k itu diperlukan sebuah upa
engan sekadar membicaraka
enghadapi kegentingan kris
uruh rakyat di negeri ini.
anisasian, kampanye perluasa
ningkatkan kerja-kerja perlua
terukur, target dan capaianny
ota, kelompok perempuan, p
elite, pemangku modal dan
yat memiliki pengetahuan, k
apan mereka. Massa kritis ak
mendorong adanya ruang y
-sumber kehidupannya.
kritis merupakan gerakan pe
si negara dan pemilik mod
WALHI setidaknya mampu
solidaritas dan soliditas di
I di seluruh Indonesia sehingg
ndali. Diperlukan kerjasama
gagalnya sistem pengurusan alam ya
HI; 2010)
NDIDIKAN KADER WALHI | 4
akin menipisnya daerah
yang tidak mendapatkan ang miskin.
aya alam lainnya telah
tersingkirnya rakyat dari
ai proses ekonomi liberal.
Negara (BUMN), hingga
ternakan, perikanan dan
lkan kemampuan sendiri
yakni, sumber daya alam
entara resiko kerusakan
pemilik modal memiliki ingkungan tidak dihitung
ngan rusak dan tercemar,
ah merata sebarannya di
ari di seluruh nusantara,
erada di kawasan rentan
ebagai organisasi gerakan
a untuk merubah sistem
n perubahan iklim tanpa
is ekologi ini. Jalan yang
n kesadaran massa-rakyat
an front persatuan rakyat
a, serta melibatkan unsur-
muda maupun kalangan
elompok-kelompok yang
sadaran politik dan pada
an menjadi ujung tombak
ng lebih luas bagi rakyat,
bebasan, yang mewarisi
l yang menggusur serta
eningkatkan daya kritis
ntara rakyat itu sendiri.
a terjadi kekuatan kolektif
an pembangunan agenda
ng telah mengakibatkan
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
11/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 5
strategis bersama agar gerakan lingkungan menjadi gerakan yang masif, dan dapat memberikan kontribusi dalam penyelamatan
ekologi.
Pedoman dan kurikulum pendidikan tidak akan memberikan arti penting jika tidak dilaksanakan secara optimal di masing-masing
daerah, karena kekuatan rakyat sejatinya tidak berada di nasional akan tetapi ada di kantong-kantong gerakan yaitu rakyat yang
selama ini berinteraksi langsung dengan sumber-sumber kehidupannya. Menjawab semua permasalahan tersebut, maka dipandang
perlu untuk menginisiasi suatu kegiatan yang merupakan media guna merapikan dan menata ulang gerakan WALHI untuk kurunwaktu lima sampai sepuluh tahun yang akan datang. Media tersebut salah satunya adalah pendidikan-pendidikan kader WALHI.
Rakyat harus didorong untuk menjaga sumber-sumber kehidupannya dengan berorganisasi, bersyarekat agar menjadi kesatuan
yang kuat.
II.3. Berbagai Problematika Dalam Pendidikan WALHI
A. Problematika Dalam Pelaksanaan
Berdasarkan mandat KNLH 2010 di Jakarta, WALHI harus menghasilkan angka 3.750 kader OR yang terdidik, setidaknya tiap-tiap
daerah harus melakukan lima kali training dan setiap training sedikitnya diikuti oleh 30 orang. Penguatan kapasitas OR dilakukandalam dua bentuk yaitu; 1). Menyelenggarakan pelatihan atau pendidikan, dan 2). Magang atau pertukaran kader OR.
Tabel 1
Jumlah Kader Yang Telah Dilatih Dalam Periode April 2010 Maret 2011
Sumber: Laporan KNLH WALHI 2011
Sepanjang April 2010 sampai Maret 2011, WALHI baru berhasil melakukan pendidikan bagi anggota OR sebanyak 1.537 orang
dengan 19 jenis pelatihan yang dilaksanakan. Secara kuantitas, terjadi peningkatan keberhasilan bila dibandingkan dalam tahunsebelumnya sebagaimana dilaporkan dalam KNLH 2010 namun masih gagal untuk memenuhi target yang direncanakan. Namun
secara kualitas dapat diukur melalui eksistensi kader di setiap wilayah, apakah sudah cukup signifikant?
WALHI memiliki lebih dari 38 jenis pelatihan dan pendidikan. Setiap pendidikan atau pelatihan dilakukan tanpa terintegrasi dalam
suatu sistem yang baik. Pada akhirnya memberikan sumbangan terhadap carut-marutnya sistem pendidikan WALHI itu sendiri
bahkan tidak mampu menjawab kebutuhan gerakan WALHI di basis/akar rumput. Untuk pendidikan kader rakyat, khususnya
Pendidikan Kader Rakyat Dasar masih belum berjalan dengan optimal karena pelaksanaan program pendidikan belum menjadi
agenda utama selain problem materi pendidikan yang dirasakan begitu berat. Ke depan perlu dirumuskan di setiap ED WALHI
untuk menjalankan agenda pendidikan secara strategis dan berkesinambungan.
B. Problematika Kurikulum Yang Dipakai Selama Ini.
Hasil Pendidikan Kader Rakyat Dasar yang sudah dilaksanakan oleh WALHI dalam periode lima tahun kebelakang memberikan
gambaran bahwa pelaksanaan pendidikan belum berjalan dengan optimal. Tabel di bawah ini menjelaskan berbagai problematika
dalam pelaksanaannya serta rekomendasi terhadap persoalan tersebut.
No Regional Jenis TrainingJumlah Peserta
L P Total
1. SUMATERA 12 341 234 575
2. KALIMANTAN 7 180 71 251
3. JAWA 7 218 79 297
4. SULAWESI 4 173 41 214
5. BANUSRAMA 3 171 29 200
Total 1.083 454 1.537
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
12/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 6
Tabel 2
Hasil Evaluasi Terhadap Pelaksanaan PKRD WALHI
Bagian Hasil Analisis Rekomendasi
Peserta Kurang memperhatikan
kemampuan danpengalaman peserta
sehingga timbul kesenjangan
antar peserta.
Dalam rekrutmen peserta
sering dilakukan dengan
cara asal comot sehingga
kualifikasi dan kesiapan
peserta dalam mengikuti
pendidikan kurang baik.
Persiapan pendidikan harus dilakukan secara
matang dengan mengklasifikasikan pesertaberdasarkan kemampuan dan pengalamannya,
sektor pekerjaan maupun tingkat pendidikannya.
Materi Materi yang disampaikan
kurang sesuai dengan
konteks lokal dan kondisi
kongkrit di lapangan. Khususnya menyangkut soal
perjuangan yang sedang
dijalankan atau dengan kata
lain masih bersifat secara
umum.
Memberikan pemahaman atas problem yang
sedang diperjuangkan.
Mencari akar masalah, korelasi ketertindasan,
keterhisapan, dan juga pengrusakannya. Titik tekan pada soal Demokrasi Kampung/Desa,
merebut kekuasaan/sistem kekuasaannya.
Metode Pentingnya memadukan materi
konteks lokal dengan pedoman
dan bahan bacaan yang dibuat
ataupun sebaliknya.
Perlunya beberapa contoh konkrit sebagai bahan
pelatihan pada tingkat bawah, yakni mengupas
problem dan isu yang khusus yang dihadapi oleh
rakyat.
Merajut seluruh problem dan isu tersebut
sehingga merentangkan seluruh persoalan yang
dihadapi komunitas.
Pelaksanaan Kelas tetap, kelebihanpenerimaan materi lebih
sistematik. Kekurangannya
pada terjadi kelelahan
dalam belajar.
Kelas berjalan, kelebihannya
pada intensitas pertemuan
yang sering dan reguler.
Kelemahannya sering
membosankan.
Bahwa penyelenggaraan
pendidikan yang selama ini
dilakukan kurang
diprogramkan secara
nasional dengan baik.
Dua metode penyelenggaraan dapat dipakaidiusahakan dengan memperhatikan
kelemahannya.
Oleh karenanya, dalam periode ini akan
dirancang penyelenggaraannya dari mulai
a. Pembuatan pedoman
b. Penyiapan mentor
c. Kursuskursus terkait isu tertentu
Bahan-bahan Bahan bacaan (diktat), perlu
ada pembaharuan.
Perlu mengumpulkan buku
referensi referensi utama.
Kurikulum yang lama masih relevan digunakan
namun perlu perbaikan
MEL Belum ada monitoring atas
peserta pasca pendidikan.
Belum ada alat ukur untuk
menguji efektivitas atas
hasil pendidikan yang
sudah dilaksanakan
Perlu dilaksanakan pendokumentasian atas
pendidikan yang sudah dilaksanakan
Sumber: Laporan Workshop Perkaderan WALHI 2009
Evaluasi atas pelaksanaan pendidikan kader rakyat yang sudah dilaksanakan selama ini menunjukan bahwa pelaksanaan
pendidikan belum terlaksana dengan baik.5
C. Kelemahan Dalam Pendokumentasian
Selama ini dirasakan pelaksanaan pendokumentasian atas pelaksanaan pendidikan yang sudah dilaksanakan sangat lemah.
Monitoring pasaca pendidikan tidak dilakukan secara baik dan sungguh-sungguh. Evaluasi terhadap capaian dari kader pasca
5Lihat hasil evaluasi perkaderan WALHI dalam laporan kegiatan Workshop PKRL; 2009
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
13/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 7
pendidikan juga belum pernah dilaksanakan. Oleh sebab itu, evaluasi dan monitoring serta pendokumentasian menjadi sangat
penting artinya. Pendokumentasian ini meliputi pendokumentasian terhadap proses pendidikan, maupun penyusunan data base
kader serta memfasilitasi forum komunikasi diantara sesama mereka. Selain itu diperlukan juga perbaikan pendokumentasian kasus
sehingga materi pendidikan dapat mempertimbangkan kondisi obyektif dan subyektif rakyat.
II.4. Pendidikan WALHI dalam Pendekatan Bioregional dan Gerakan Pulihkan Indonesia
Pendekatan bioregional harus menjadi mainstreaming dalam menyusun kurikulum dan materi-materi pendidikan WALHI.
Pendekatan bioregional ini menjadi penting untuk dirumuskan karena dengan pendekatan bioregional sekaligus menghitung
kemampuan regional dalam pelaksanaan pendidikan dan memperkuat kapasitas bioregional. Memperkuat kemampuan rakyat
untuk menjaga sumber-sumber kehidupan di masing-masing regional dari ancaman kejahatan korporasi. Berbagai fakta telah
menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam situasi darurat ekologis. Suatu kondisi yang menuntut penanganan segera atas
adanya ancaman dari kerusakan ekologi yang terjadi. WALHI dalam pergulatan tigapuluh tahun gerakan lingkungan hidup di
Indonesia mencoba mengajak peran serta semua pihak untuk secara bersama-sama melakukan pemulihan Indonesia melalui
perbaikan ekologi.
Proses penghancuran sumber-sumber kehidupan rakyat telah mengakibatkan terjadinya krisis multidimensi. Krisis politik, krisis
ekonomi, krisis sosial-budaya dan krisis ekologi lahir dari proses demokrasi yang telah dibajak oleh kepentingan elit yang
menghamba pada kuasa modal. Krisis ekologi yang terjadi karena negara, pemodal dan sistem pengetahuan modern telah
mereduksi alam menjadi onggokan komoditi yang bisa direkayasa dan dieksploitasi untuk memperoleh keuntungan ekonomi
jangka pendek sehingga pada gilirannya berbagai bencana lingkungan seperti kebakaran hutan dan lahan, banjir, kekeringan,
pencemaran, dan krisis air telah menjadi bencana yang diderita rakyat dari tahun ke tahun. Kondisi ini menampakan bahwa
Indonesia sudah berada dalam kondisi krisis ekologi.
Pemulihan Indonesia adalah upaya pembalikan krisis multidimensi yang menjangkiti Indonesia. Memperbaiki tata kehidupan
berbangsa secara keseluruhan dengan mewujudkan keadilan ekologis dengan cara populer dan semangat revolusioner. Hal ini
dilakukan dengan mempersatukan kesadaran pentingnya memulihkan krisis di setiap komunitas masyarakat di kota dan desa.
Membangkitkan kembali kepercayaan diri bangsa untuk dapat keluar dari krisis secara bersama-sama dengan seluruh kekuatan
rakyat.
Pemulihan Indonesia menuntut empat langkah pemulihan yaitu; (1). Rakyat Memperjuangkan pemulihan lingkungan di komunitas,
desa, kampung, dan kota. (2). Mempertahankan seluruh sumber daya alam yang tersisa dari jarahan korporasi. (3). Menemukan,
menguatkan dan mengakumulasi alternatif-solusi lokal maupun kearifan nenek moyang dalam memulihkan lingkungan hidupsecara keseluruhan. (4). Rakyat harus mengetahui secara detail tentang apa saja potensi yang ada di wilayah mereka serta ancaman
atas kondisi wilayah yang mereka miliki. Pengetahuan yang utuh atas kondisi lingkungan serta dampak yang terjadi serta potensi
ancaman kerusakan lingkungan jika potensi itu di ekploitasi akan membuat rakyat dengan kekuatan massa kritis ini akan
mempertahankan kawasan ekologi secara regional guna menjaga stabilitas lingkungan buat mereka.
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
14/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 8
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
15/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 9
III. GARIS-GARIS BESAR
PROGRAM PENDIDIKAN
III.1. Defenisi, Pendekatan dan Prinsip-prinsip
A. Defenisi
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi
pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih
mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Seseorang dianggap telah belajar
sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Perubahan Prilaku
Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sifat perubahannya relatif permanen, dan tidak
harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi
umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama hanya dalam potensi seseorang
untuk berperilaku.
Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan
perubahan yang serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang
diterima -hadiah atau hukuman- sebagai konsekuensi adanya perubahan perilaku
tersebut.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat
berlaku dimanapun dan kapanpun.
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya. Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris
atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan
secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi
berulangkali. Misalnya, selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian
dikenal sebagai rasionalisme.
B. Pendekatan
Salah satu pendektan pembelajaran yang dinilai cukup efektif adalah pendekatan pembelajaran kontekstual, di mana kader didesain
tidak hanya memahami secara teoretik saja, tetapi hasil belajarnya dapat dikaitkan dengan kehidupan nyata. Pendekatan-
pendekatan lain yang diterapkan sebelumnya masih belum teruji se-efektif pendekatan kontekstual. Pendekatan ini bercirikan
berbasis masalah, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, memberikan aktivitas kelompok, memberikan aktivitas
individu, memberikan kesempatan bekerjasama dengan masyarakat, dan memberikan penilaian autentik. Pendekatan pembelajaran
kontekstual akan sangat efektif jika diterapkan dalam pendidikan lingkungan hidup.
Misalnya ketika seseorang
mencicipi masakan yang
baru dikenalnya, Ia akan
mendapatkan
pengetahuan tentang
bentuk, rasa, dan aroma
masakan tersebut.Seseorang yang sering
dipilih untuk memimpin
organisasi dengan
sendirinya akan
mendapatkan
pengetahuan tentang
manajemen organisasi
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
16/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 10
C. Prinsip-prinsip
Sistem pendidikan adalah untuk pembebasan bukan untuk penguasaan. Pendidikan harus menjadi proses pemerdekaan, bukan
penjinakan sosial dan budaya. Pendidikan bertujuan menggarap realitas manusia, dan karena itu secara metodologis bertumpu di
atas prinsip-prinsip aksi dan refleksi total, yakni prinsip bertindak. Untuk merubah kenyataan yang menindas dan pada sisi
simultan lainnya secara terus-menerus menumbuhkan kesadaran akan realitas dan hasrat untuk merubah kenyatan yang menindas
tersebut. Hakekat dari bertindak atau praksis tersebut adalah kombinasi dari aksi, kata dan pikiran. Dengan kata lain praksistidak memisahkan tiga fungsi atau aspek tersebut sebagai bagian terpisah, tetapi dalam gagasan maupun cara wujud seseorang
sebagai manusia seutuhnya.
Gambar 2
Prinsip-prinsip aksi dan refleksi total
=
Setiap waktu dalam prosesnya, pendidikan ini merangsang ke arah diambilnya suatu
tindakan, kemudian tindakan tersebut direfleksikan kembali dan dari refleksi itu diambil
tindakan baru yang lebih baik. Proses pendidikan merupakan suatu daur bertindak dan
berpikir yang berlangsung terus-menerus sepanjang hidup seseorang. Pada saat bertindak
dan berpikir itulah, seseorang menyatakan hasil tindakan dan buah pikirannya melalui
kata-kata.
Dialog merupakan metode pendidikan yang paling mendasar dari pendidikan kritis.
Berkaitan dengan itu terdapat beberapa prinsip dari dialog yakni;
1. Dialog adalah bentuk perjumpaan di antara sesama manusia dengan peran-peran
dunia, dalam rangka menamai dunia. Dialog tidak akan dapat terjadi antara orang-
orang yang hendak menamai dunia dengan orang yang tidak membutuhkan
penamaan itu.2. Dialog tidak dapat disederhanakan sebagai tindakan seseorang menabungkan
gagasan-gagasannya kepada orang lain, atau sekedar sebagai sebuah pertukaran
gagasan untuk dikonsumsi oleh para peserta sebuah diskusi.
3. Dialog adalah suatu alat penciptaan. Ia tidak boleh menjadi sebuah alat dominasi
seseorang terhadap orang lain. Dominasi yang tersirat dalam dialog haruslah
dominasi terhadap dunia oleh mereka yang mengikuti dialog, yakni penguasaan atas
dunia sebagai pembebasan manusia.
4. Dialog tidak dapat berlangsung tanpa adanya cinta yang mendalam terhadap dunia
dan terhadap sesama manusia. Cinta dan keberpihakan terhadap kaum tertindas
adalah dasar dari dialog.
5. Dialog tidak dapat terjadi tanpa kerendahan hati. Penamaan dunia dalam mana manusia secara terus-menerus menciptakan
kembali dunia itu, tidak mungkin berupa laku kesombongan.
6. Dialog menuntut adanya keyakinan yang mendalam terhadap diri manusia, keyakinan pada kemampuan manusia untukmembuat dan membuat kembali, untuk mencipta dan mencipta kembali. Keyakinan pada fitrahnya untuk menjadi manusia
seutuhnya, yang bukan hak istimewa sekelompok elit, tetapi hak kelahiran semua manusia.
7. Dialog tidak dapat terjadi tanpa adanya harapan. Ketiadaan harapan adalah sebuah bentuk kebisuan, penolakan terhadap
dunia dan sikap melarikan diri darinya
8. Dialog sejati tidak akan terwujud kecuali dengan melibatkan pemikiran kritis, dialog yang menuntut adanya pemikiran kritis,
yang mampu melahirkan pemikiran kritis.
III.2. Tujuan Kurikuler
1. Upaya untuk membangun proses di lapis bawah dengan memberi stimulus pada masyarakat secara bersama, sehingga mereka
bertanya kenapa mereka miskin dan tertekan. Ini dilakukan lewat identifikasi permasalahan sosial dan analisis yang dilakukan
oleh mereka sendiri. Sehingga mereka dapat memiliki kepekaan kritis terhadap lingkungannya.
2. Memotivasi rakyat untuk diskusi apa yang dapat diperbuat jika mereka bersatu, sehingga masalah kemiskinan dan keadaan
tertekan ini dapat dipecahkan. Dengan cara membentuk atau apapun namanya yang berasal dari upaya mereka sendiri, yang
struktur dan fungsinya ditentukan oleh mereka sendiri. Melalui ini dilakukan aksi-aksi yang berkaitan dengan masalah sosial
ekonomi dalam rangka untuk pembebasan diri.
3. Upaya untuk membangun kesadaran, dalam kekurang-mampuan tersebut. Bahwa mereka dengan upaya sendiri dapat
mempunyai sikap percaya akan pengetahuannya, pandangannya dan keputusannya dalam rangka berhadapan dengan orang
lain.
4. Memotivasi rakyat agar mengadakan pertemuan secara periodik, untuk melihat kembali pengalaman mereka, serta untuk
mengambil keputusan tentang aksi selanjutnya berdasarkan riset mereka sendiri. Ini bertujuan untuk membangun proses dari
praksis mereka, seperti aksi-refleksi yang lebih maju.
Dalam pendidikan
pembebasan memiliki
beberapa prinsip yaitu;
Dialog
Hadap-masalah
Keberpihakan
Adanya harapan
Cinta sesama manusia
Kerendahan hati
Gender Perspektif
Adaptif
TINDAKAN
(ACTION)
PIKIRAN
(REFLECTION
KATA
(WORD) PRAKSI
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
17/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 11
5. Memotivasi rakyat untuk membantu kelompok yang lain yang kurang mampu. Ini dimulai dengan aksi yang serupa lalu secara
bertahap membentuk organisasi yang lebih rapi yang berasal dari kumpulan-kumpulan yang kecil, dan akhirnya
mengembangkannya dengan organisasi yang lebih rapi yang berasal dari kumpulan kumpulan yang kecil, dan akhirnya
mengembangkan hubungan dengan organisasi lain yang serupa.
III.3. Sistem Pengembangan Pendidikan
A. Daur Pendidikan Kader WALHI
Pedoman pendidikan ini berisikan tiga jenjang pendidikan kader WALHI.
Jenjang pertama adalah Pendidikan Kader Rakyat Dasar (PKRD) yang
merupakan pendidikan tingkat awal dari seluruh sistem perkaderan WALHI.
PKRD dilaksanakan oleh ED atau anggota WALHI di level basis di setiap
propinsi.
Jenjang berikutnya adalah Pendidikan Kader Rakyat Madya (PKRM). Peserta
(kader) yang berhak mengikuti PKRM adalah mereka-mereka yang telahmengikuti PKRD. PKRM merupakan jenjang pendidikan lanjutan pasca
seorang kader mendapatkan PKRD. Seorang kader yang telah mengikuti PKRD
diharapkan mampu menginternalisasi seluruh pengetahuan dan keterampilan
yang dia peroleh dalam PKRD untuk kurun waktu tertentu minimal satu tahun.
Itu berarti bahwa setelah masa satu tahun seorang kader PKRD baru dapat
melanjutkan ke jenjang PKRM. PKRM dilaksanakan secara regional dengan
melibatkan beberapa ED atau Anggota WALHI di level regional.
Jenjang terakhir adalah Pendidikan Kader Politik Kerakyatan (PKPK). PKPK dilaksanakan untuk membentuk kader yang memiliki
visi politik kerakyatan yang berwawasan nasional dan internasional. Yang berhak mengikuti PKPK adalah kader rakyat yang telah
mengikuti PKRD dan PKRM. PKRM diselenggarakan secara nasional di bawah tanggungjawab Eksekutif Nasional WALHI, namun
dalam pelaksanaannya dapat saja dikerjasamakan dengan ED atau Anggota WALHI.
Pelatihan yang ditujukan untuk penguatan kemampuan tertentu kepada kader misalnya paralegal, advocacy, kampanye, GIS, amdal
dan lain sebagainya harus merupakan pelatihan keterampilan yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang telah diberikan
kepada kader. Selain untuk menyesuaikan dengan kemampuan dasar kader, juga sebagai alat memotivasi kader untuk terus
meningkatkan jenjang perkaderannya sehingga layak mendapatkan pelatihan-pelatihan keterampilan tertentu tersebut seperti tabel
di bawah ini.
Tabel 3
Contoh Jenis-jenis Pelatihan Keterampilan yang Disejajarkan
dengan Jenjang Pendidikan Kader
No.Pendidikan
Kader
Materi
KEWALHIAN
Berbagai Jenis
Pelatihan Keterampilan
1. PKRD 1. Dasar-dasar Ansos
2. Teori-teori Pembangunan(paradigma pembangunan)
3. Sejarah organisasi WALHI(metamorphosis gerakkan WALHI)
4. Keorganisasian WALHI (statuta,nilai-nilai, manifesto)
5. Dasar-dasar Ilmu Lingkungan
6. Dasar-dasar ilmu politik, hukumdan HAM.
7. Dasar-dasar ManagemenOrganisasi.
8. Dasar-dasar Kepemimpinan
1. Community Organizer (CO)
2. Investigasi dan Monitoring
3. Advokasi Kebijakan
4. Pemetaan Partisipatif
5. AMDAL KIJANG
6. Teknologi tepat guna,
7. Koperasi dan Pengembanganekonomi kelompok,
8. Pendidikan Ekonomi RumahTangga,
9. Pendidikan KeterampilanUsaha Keluarga
2. PKRM 1. Ansos2. Teori tentang Negara
3. Reforma Agraria
4. Ekonomi Politik
5. Dasar-dasar Advokasi
6. Political Ecology
7. Gerakkan lingkungan dan sosial
8. Penggalangan Sumber Daya
10. Tekhnologi Informasi danMedia handling
11. Tata ruang
12. Managemen Konflik
13. Managemen Bencana
14. Data base
15. AMDAL
16. HAM dan Lingkungan Hidup
17. Paralegal
18. Pelatihan Gender
19. Fund raising public
Gambar 3
Kerangka Pendidikan Kader dan Berbagai
Pelatihan WALHI
JenisPelatihan
KeterampilanI
JenisPelatihan
KeterampilanII
JenisPelatihan
KeterampilanIII
PKRD
PKRMPKPK
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
18/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 12
No.Pendidikan
Kader
Materi
KEWALHIAN
Berbagai Jenis
Pelatihan Keterampilan
3. PKPK 1. Dialektika Sosial
2. HAM, Demokrasi dan LingkunganHidup
3. Gerakan Politik WALHI
4. International Advocacy
20. Reformasi Sektor Keamanan
21. Ekonomi kerakyatan
22. Analisa Hukum dan Kebijakan
23. Legal drafting
24. HAM and InternationalAdvocacy
Sumber: Diolah dari berbagai bahan dan dokumentasi WALHI.
Dari tabel di atas terlihat bahwa kader-kader WALHI tidak lagi akan secara sembarangan ditunjuk untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan keterampilan tertentu yang diselenggarakan oleh WALHI. Para peserta pelatihan keterampilan harus disesuaikan dengan
jenjang pendidikan yang telah diikuti dalam sistem perkaderan WALHI.
B. Skenario Pendidikan Kader WALHI
Berikut ini adalah skema kerangka kerja dalam pelaksananaan pendidikan kader WALHI.
Gambar 4
Skenario Pendidikan Kader WALHI
Tahapan Pelaksanaan Pendidikan WALHI
Berikut ini adalah tahapan dalam pelaksananaan pendidikan kader WALHI.
No Tahapan Kegiatan Keterangan
1. Persiapan Pembekalan penjelasan tentang
(1) visi, misi, tujuan dan
program lembaga, dan (2)
mekanisme pelaksanaan
pendidikan.
Koordinasi Tekhnis
Tim Training, lembaga mitra dan
seluruh panitia ( 1 hari)
2. Pembukaan
dan Orientasi
Pembukaan
Perkenalan dan kontrak belajar
Penjelasan tentang (1) visi, misi,
tujuan dan program lembaga,
Peserta dan fasilitator ( hari)
Lulus
Tidak
Lulus
Perencanaan Pendidikan
(Kepanitiaan)
Refleksi
(Klasikal)
Penyusunan Tim
Fasilitator
RekrutmentPeserta
Pembahasan Konseptual
(Klasikal)
Administrasi, Akomodasi dan
Konsumsi
Live in(Lapangan)
Registrasi
Penulisan Laporan
(Klasikal)
Penilaian
Sertifikat
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
19/104
No
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
C. Gender Pe
Sudah kita pah
telah melahirk
lingkungan seb
asasi manusia (
warga untuk
lupakan adala
berbagai persoa
Dalam setiap
yang paling me
sumber daya a
sejarah peremp
menyediakan a
kerang dan l
penegakkan H
perspektif kea
inipun, WALH
disetiap jenjang
III.4. Sarana da
A. Sarana Ya
1. Papan Tu
2. Spidol3. Flipchart
4. OHP/proj
5. Sound sy
6. Buku ped
7. Buku rea
6Untuk memperku
pasca pendidikan.7
Proporsi peserta
dengan dengan me
Bunga Rampai Kip
Tahapa
PembaKonsep
(Klasik
Plant o
(POA)
Koordi
Kelem
Pelaks
Lapang
Pelapo
Pleno
(Klasik
Penilai
Sertifik
Penutu
spektif Dalam Pelaksanaan Pen
mi bersama bahwa tatanan so
n banyak persoalan dan keti
agai sumber kehidupan raky
HAM) terus terjadi sehingga
elangsungkan kehidupan y
bahwa tatanan sosial ekono
lan yang serius bagi kalangan
onflik lingkungan hidup dan
nderita. Sayangnya dibanyak
lam selama ini masih dipan
uan memiliki kedekatan emo
ir untuk keluarga, menanam
in sebagainya.6 WALHI se
AM dalam memperjuangka
ilan gender dalam setiap la
I tidak meninggalkan gend
secara integratif sebagai prins
n Prasarana Pendidikan
ng Dibutuhkan
is/white board
ector/LCD
tem
oman Pendidikan WALHI.
ing materi.
at tema tertentu yang berkaitan deng
ihat juga dalam WALHI; Perempua
erempuan minimum 30% dari seluru
perhatikan fasilitator atau co-facilit
rah Perempuan Dalam Pengelolaan S
n Kegiatan
dan (2) mekanisme
pelaksanaan magan
Mengenal secara de
kegiatan-kegiatan y
dilakukan lembaga
asantual
l)
Penyampaian materpendidikan di dala
Diskusi dan studi k
Action Menyusunan POA
Pembimbingan oleh
lembaga
asi
agaan
Melakukan kunjung
terkait dengan prog
akan dilaksanakan
naan
an
Melaksanaan aktivit
lapangan sesuai den
rencana kerja yang t
disusun
an Menyusun laporan
l)
Workshop pelapora
kegiatan magang
n Test evaluasi
asi Penyerahan sertifik
pan Upacara penutupan
idikan WALHI
sial ekonomi politik utama ya
pangan pada semua aspek
t yang dibarengi dengan ber
erujung kepada semakin me
ng layak dan beradab. Na
i politik tersebut secara sp
perempuan.
sumber daya alam peremp
anah dan wilayah, persoalan
ang sebagai persoalan laki-l
sional dengan alam. Mayorit
padi, merawat ladang dan
agai organisasi gerakan li
keadilan ekologi selalu be
ngkah geraknya. Dalam pe
r perspektif dalam materi-
ip.7
n akses dan kontrol perempuan dala
; Dalam Pengelolaan Sumber Daya
h peserta atau apabila sedikit atau tid
tor perempuan yang melakukan fasi
umber-sumber Kehidupan, Jakarta,
PEDOMAN PEN
Keterangan
.
at
ng
i-materi kelas
sus
Fasilitator dan
fasilitator
Peserta dan fasil
hari)
an lembaga
am yang
Peserta dan fasil
hari)
as
gan
elah
Seluruh peserta
( 5 hari)
akhir Seluruh pesertamitra
Penulisan pelap
hari)
akhir
Seluruh peserta,
fasilitator lemba
lembaga mitra (
Fasilitator dan T
Pengembangan
t Fasilitator dan T
Pengembangan
kegiatan Panitia
g berkembang saat ini
kehidupan. Kerusakan
agai pelanggaran hak
emahnya kemampuan
un yang sering kita
sifik telah melahirkan
an menjadi kelompok
lingkungan hidup dan
ki. Padahal sepanjang
s perempuanlah yang
ebun, mengumpulkan
gkungan hidup dan
rusaha menempatkan
didikan kader rakyat
ateri yang disajikan
pengelolaan sumberdaya alam perl
lam dan Lingkungan, Jakarta, Dese
ak ada peserta perempuan di dalam p
itasi dalam setiap pendidikan. Lihat
pril 2011
IDIKAN KADER WALHI | 13
arasumber
itator lembaga (
itator lembaga (
an lembaga mitra
engan lembaga
ran akhir ( 2
Tim Training,
a, dan wakil
1 hari)
im Perkaderan dan
apasitas WALHI
im Perkaderan dan
apasitas WALHI
pelatihan khusus yang diatur
ber 2010
roses pendidikan, bisa diatasi
ALHI; Peluh Pembebasan:
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
20/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 14
B. Prasarana Yang Dibutuhkan
1. Ruang kelas
2. Ruang/tempat diskusi
3. Penginapan peserta
4. Ruang makan
5. Wilayah desa/kota untuk live in.
III.5. Lembaga Pelaksana Pendidikan
A. Lembaga Pelaksana Pendidikan Kader Rakyat Dasar
Eksekutif Daerah WALHI yang memiliki pengalaman dalam penyelenggaraan pendidikan.
Memiliki sumber daya pelatih (minimal memiliki 1 orang calon Master Fasilitator dan 2 orang calon fasilitator lembaga yang
memenuhi syarat)
Bersedia bekerjasama untuk menyelenggarakan keseluruhan proses Pendidikan Kader Rakyat Dasar yang ditunjukkan dengan
kesediaan untuk menanda tangani kesepakatan dengan Tim Pengembangan Kapasitas dan Kaderisasi WALHI.
B. Lembaga Pelaksana Pendidikan Kader Rakyat Madya
Beberapa anggota dan atau Eksekutif Daerah WALHI (Regional) yang berpengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan
rakyat sesuai dengan bidang keahlian yang dikembangkan8.
Memiliki sumber daya pelatih (minimal memiliki 1 orang master fasilitator dan 2 orang fasilitator lembaga yang memenuhi
syarat).
Memiliki fasilitas penyelenggaraan pelatihan (kelas dan lapangan)
Memiliki bahan-bahan (konteks lokal) pelatihan yang akan dilatihkan.
Bersedia bekerjasama untuk melakukan seluruh proses pendidikan, melakukan pemantauan dan menilai kader yang sudah
dilatih ditunjukkan dengan kesediaan untuk menanda tangani kesepakatan dengan Tim Pengembangan Kapasitas dan
Kaderisasi WALHI.
C. Lembaga Pelaksana Pendidikan Kader Politik Kerakyatan
Tanggungjawab Eksekutif Nasional WALHI Dapat dilakukan di daerah dengan bekerjasama dengan anggota atau ED
Memiliki sumberdaya pelatih (minimal memiliki 1 orang master fasilitator dan 2 orang fasilitator lembaga yang memenuhi
syarat).
Memiliki fasilitas penyelenggaraan pelatihan (kelas dan lapangan)
Bersedia bekerjasama untuk melakukan seluruh proses pendidikan, melakukan pemantauan dan menilai kader yang sudah
dilatih ditunjukkan dengan kesediaan untuk menanda tangani kesepakatan dengan Tim Pengembangan Kapasitas dan
Kaderisasi WALHI.
III.6. Sistem Evaluasi Pendidikan
A. Evaluasi Pendidikan
A.1. Sistem Evaluasi Proses Pendidikan:
Evaluasi ini dilakukan oleh Master Fasilitator dalam rangka memotret performansi peserta pendidikan pada setiap pokok bahasan.
Karenanya evaluasi ini disebut juga dengan Evaluasi Formatif yang dikembangkan melalui kuesioner.
A.2. Sistem Evaluasi Akhir Pendidikan:
Evaluasi dilakukan oleh Fasilitator terhadap peserta pendidikan dalam rangka memotret capaian peserta terhadap tujuan umum
pelatihan. Karenanya evaluasi disebut juga dengan Evaluasi Sumatif yang dikembangkan dengan kuesioner.
A.3. Sistem Evaluasi Program Pendidikan:
Evaluasi dilakukan oleh peserta pendidikan dalam rangka memberikan penilaian efektifitas dan efisiensi dari pelaksanaan progam
melalui kuesioner yang akan diisi oleh peserta.
B. Evaluasi Sistem Perkaderan
Sistem pengkaderan yang telah berhasil dirumuskan ini dipraktekkan minimal selama 4 tahun dan akan melakukan evaluasi
internal. Selain evaluasi internal, WALHI akan mengadakan lokakarya/semiloka yang berkaitan dengan Pengkaderan Organisasi
Rakyat. Lokakarya/semiloka perkaderan ini akan menghadirkan organisasi rakyat/LSM yang bergiat dalam dunia
pendidikan/pengkaderan baik untuk berbagi pengalaman dalam membangun sistem pengkaderan/pendidikan dan pengalaman
melakukannya.
8Memperhatikan kapasitas masing-masing ED. Jika terdapat ED atau anggota yang lemah dalam pelaksanaan perkaderan maka diperlukan koordinasi sehingga
perlu ada kerja bareng untuk menyamakan gerak dalam pendidikan.
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
21/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 15
III.7. Sertifikasi
Sertifikasi dilakukan oleh Tim Pengembangan Kapasitas dan Kaderisasi WALHI. Hal-hal yang harus dilakukan oleh TIM dalam
melakukan sertifikasi yaitu;
A. Persiapan
(a). Mempersipkan Form Evaluasi Akhir
(b). Berkoordinasi dengan Lembaga Pelaksana untuk melaksanakan Evaluasi Akhir sebagai dasar penentuan kelulusan peserta.
B. Pelaksanaan
(a). Pada akhir pendidikan memberikan penjelasan kepada peserta tentang prosedur pengisian Form Evaluasi Akhir.
(b). Pada akhir pendidikan, bersama dengan Lembaga Pelaksana, membagi Form Evaluasi Akhir dan mengumpulkan kembali.
C. Pasca Pendidikan
Melakukan koreksi hasil Evaluasi Akhir peserta, serta memberikan penilaian dan menetapkan kelulusan peserta berdasarkan
strandar penilaian dasar yang berlaku. Menerbitkan sertifikat untuk peserta dan membagikan kepada peserta pada sesi penutupan
pendidikan.
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
22/104
IV.K
PE
IV. 1. Pengant
endidika
mengan
propaga
memfasilitasi d
alat perjuangan
IV.2. Petunjuk
1. Pedoman
WALHI,
organisasi
2. Penyamp
bertindak
pengalam
Keterang
A. Seg
B. Pro
sum
C. Fak
dala
D. Has
me
kehi
3. Setiap ma
a. Jud
b. Tuj
pese
c. Pok
sesu
d. Met
atau
pen
P
RIKULUM
DIDIKAN
r
n kader WALHI diharapka
lisa dan menyimpulkan kead
da dan komunikasi dengan
n memimpin massa, sehingg
nya.
Penggunaan
ini merupakan panduan pen
taff anggota dan ED WALHI
dan sumber-sumber kehidup
ian materi menggunakan m
mengolah proses belajar par
an orang lain. Metode ini dap
n gambar:
la sesuatu tindakan atau peng
es menguraikan tindakan da
ber kehidupan rakyat sebagai
a dan data tersebut dianalisis
m mengelola organisasi dan t
il dari analisis tersebut akan
gelola organisasi dan dal
dupan rakyat.
teri Pendidikan Kader, akan
l Mata Ajar
an Intruksional, yakni hasil
rta.
k Bahasan, merupakan urai
ai dengan tujuan yang ingin d
ode dan media, merupakan j
dipilih untuk melaksana
apat, ceramah, permainan, be
D. Menyimpulkan
mampu meningkatkan pe
an konkrit di masyarakat. Me
massa. Para peserta didik di
massa secara sadar bergera
idikan kader bagi pengurus
untuk meningkatkan kesada
nnya.
tode partisipatoris dalam
a peserta pendidikan berdas
t diringkas ke dalam sebuah s
Gambar 4
Siklus Pendidikan Partisi
alamam dalam mengelola org
n pengalaman di dalam org
fakta ataupun data.
untuk melihat berbagai perma
juan-tujuan pergerakan yang
memberikan kontribusi baru
m mempertahankan sum
terdiri dari:
ang ingin dicapai dan dihar
an rinci tema atau topik sat
icapai.
nis dan bentuk media yang
an proses, misalnya; disk
rmain peran, dan kajian kasus
A. Melakukan
C. Menganalisis
PEDOMAN PEN
ahaman dan keterampilan
jadi dasar untuk membuat pr
arapkan memiliki kemampu
menyelesaikan persoalannya
Organisasi Rakyat yang menj
an, kemampuan dan ketram
pengertian seorang fasilitator
rkan kebutuhan dan pengala
klus.
atoris
nisasi dan sumber-sumber ke
nisasi dan tindakan dalam
salahan di
ilakukan
di dalam
er-sumber
pkan dari
uan acara
dirancang
si, curah
.
B. Mengungkapka
IDIKAN KADER WALHI | 16
peserta didik dalam hal
ogram perjuangan, materi
n dalam mendinamisasi,
dan berorganisasi sebagai
di kelompok dampingan
ilannya dalam mengelola
hanyalah berfungsi dan
man mereka sendiri atau
idupan rakyat
empertahankan sumber-
n
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
23/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 17
e. Waktu, yaitu jumlah satuan acara atau jam efektif yang dibutuhkan untuk melaksanakan seluruh proses.
f. Bahan dan peralatan, yakni peralatan yang diperlukan untuk memperlancar proses, misalnya; papan tulis besar, kertas
plano dan spidol.Termasuk juga bahan tertulis berupa bahan bacaan, lembaran kasus, lembaran permainan atau
lembaran contoh.
g. Proses merupakan penguraian langkah perlangkah dan pertanyaan-pertanyaan pokok pada setiap langkah yang harus
diajukan oleh fasilitator kepada para peserta dan gambaran tindakan yang diharapkan dilakukan oleh peserta.
IV.2. Fasilitator, Lembaga Pelaksana, dan Narasumber.
A. Tugas Fasilitator
Fasilitator adalah orang yang bertanggung jawab terhadap proses pendidikan dan memahami pedoman pendidikan ini9. Fasilitator
dipimpin oleh seorang Master Fasilitator yang bertindak untuk mengarahkan peran-peran fasilitator dalam mengelola pendidikan
kader rakyat WALHI. Adapun tugas-tugas fasilitator adalah sebagai berikut;
A.1. Persiapan
(a). Mempelajari Garis-garis Besar Program Pendidikan (GBPP) dan Satuan Mata Ajar (SMA).
(b). Membaca reading material serta materi rujukan yang telah ditentukan.
(c). Mempersiapkan materi pelatihan
(d). Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan evaluatif untuk peserta.
(e). Mengecek kelengkapan peralatan yang dibutuhkan.
(f). Melakukan seleksi terhadap peserta
A.2. Pelaksanaan
(a). Memperkenalkan diri pada awal pertemuan kepada peserta dan berupaya membangun hubungan yang akrab dengan peserta.
(b). Memberikan penjelasan secara baik kepada peserta tentang apa yang akan dicapai dari pembahasan materi yang akan
diberikan.
(c). Melakukan dinamika forum untuk mendorong partisipasi aktif dari seluruh peserta
(d). Mendinamisasi forum untuk menghindari kejenuhan peserta (ice breaking)
(e). Menyampaikan materi dan memberikan contoh kasus bila diperlukan (menyediakan pemateri yang dianggap memiliki
kompetensi pada mata ajar tertentu).
(f). Memberikan pertanyaan kepada perserta guna mendeteksi bagian-bagian yang masih sulit dipahami dengan baik oleh
perserta.(g). Memberikan penugasan individu/kelompok kepada peserta
(h). Mendorong peran serta aktif peserta dalam diskusi kelompok
(i). Membuat rangkuman akhir dari materi yang telah dibahani.
A.3. Pasca Pendidikan
Mengisi Form Evaluasi Proses dan rekomendasi sebagai bahan penilaian proses.
B. Tugas Lembaga Pelaksana
Lembaga pelaksana adalah badan pelaksana perkaderan disesuaikan dengan jenjangnya. Untuk tingkat PKRD dilaksanakan oleh
anggota atau ED, sementara untuk PKRM dilaksanakan secara regional oleh beberapa anggota dan atau ED di suatu bioregional,
sedangkan untuk PKPK dilaksanakan oleh Eknas WALHI. Dalam pelaksanaannya, sebisa mungkin organisasi melibatkan kelompokdampingan sebagai panitia pelaksana di lapangan. Adapun tugas-tugas lembaga pelaksana adalah sebagai berikut:
B.1. Persiapan
(a). Mempersiapkan ruang pendidikan dan kelengkapannya.
(b). Mempersiapkan akomodasi dan konsumsi pendidikan.
(c). Mempersiapkan kelengkapan peralatan dan ATK yang dibutuhkan dalam pelatihan.
(d). Mempersiapkan Form Evaluasi Proses yang akan diisi oleh Master Fasilitator pada akhir dari satu topik pelatihan.
(e). Mempersiapkan Form Evaluasi Program yang akan diisi oleh Peserta pada akhir Pelatihan.
(f). Berkoordinasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dalam rangka live in peserta di daerah pedesaan.
(g). Mempersiapkan berbagai kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk live in peserta di daerah pedesaan.
(h). Melakukan rekrutment peserta bekerjasama dengan tim fasilitator
(i). Mempersiapkan perlengkapan pendokumentasian kegiatan
B.2. Pelaksanaan
(a). Mendampingi fasilitator selama pelatihan berlangsung.
(b). Mendampingi dan membantu peserta pelatihan baik dalam diskusi kelompok, pleno, maupun dalam tugas individual.
(c). Mencatat hasil kegiatan per hari.
(d). Pada setiap akhir 1 topik materi, membagi dan mengumpulkan kembali Form Evaluasi Proses.
(e). Mengumpulkan hasil tugas individu dan atau kelompok.
(f). Memfasilitasi peserta selama melaksanakan live in di daerah pedesaan.
(g). Pada akhir pelatihan membagi Form Evaluasi Program dan Form Evaluasi Akhir
9Perlu dilakukan TOT untuk menciptakan fasilitator pendidikan ini.
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
24/104
B.3. Pasca Pen
Membuat pelap
pendidikan kep
C. Tugas Nar
(a). Pemateri
sesi-sesi y
(b). Jadi, pem
harus me
bahasan,
diadakan
(c). Dan juga,
tersebut.
(d). Pemateri
kerja yan
(e). Disampin
kerja seca
Ji
u
p
se
idikan
oran tertulis termasuk dokum
ada Tim Pengembangan Kapa
asumber (Pemateri)
i dalam menjalankan pendidi
ang telah diatur di dalam susu
teri memiliki kedudukan yan
miliki pengetahuan yang me
serta yang tidak kalah penti
ya pendidikan.
memiliki pengetahuan tenta
ang akan memandu pelaksan
sedang dilakukan dan cita-cit
g itu juga pemateri yang me
a kongkrit.
a ditinjau dari kedudu
tuk meningkatkan dan
ndidikan akan mening
hingga akan tercipta la
ntasi kegiatan tentang evalua
itas dan Kaderisasi WALHI.
kan ini merupakan orang yan
nan bahasan dan sub bahasan.
sangat penting di dalam ran
adai tentang seluruh mater
g harus memiliki pengetah
g kerja-kerja politik dan org
aan pendidikan setidaknya ad
a yang akan dituju.
iliki kaitan langsung akan
kannya maka pendidik
memajukan kerja politi
atkan kerangka teori d
nggam kerja yang sela
PEDOMAN PEN
i materi dan evaluasi progra
diberi kewenangan untuk m
.
kaian penyelenggaraan pendi
yang tersusun di dalam set
an yang cukup mengenai d
nisasi yang sedang dijalanka
lah orang-orang yang memili
emahami kondisi, karakter d
n menempati posisi ya
k dan organisasi. Dim
i dalam meningkatkan
ras dalam memadukan
IDIKAN KADER WALHI | 18
nyampaikan materi pada
dikan. Untuk itu pemateri
iap mata ajar dan pokok
sar, maksud dan tujuan
oleh peserta di wilayah
i kaitan langsung dengan
an tingkat perkembangan
g sangat penting
na dengan
walitas praktek,
teori dan praktek.
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
25/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 19
PKRDPendidikan
Kader Rakyat
Dasar
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
26/104
A. Deskrips
rogram
dasar se
permasal
yang diperoleh
1. Tidak mudalasan-alas
2. Percaya pa
kawan dan
3. Tidak pata
menimpan
4. Punya sem
dan tidak
B. Tujuan P
ecara um
memberik
masyarak
memperbaharu
massa sebagai
C. Hasil Ya
endidika
WALHI-
kemamp
memperbaharu
kwalitas massa
D. Kepesert
eserta di
di dala
memiliki
rakyat agar me
alat dan kekuat
dari belenggu
perjuangan poli
D.1. Jumlah Pes
Jumlah p
pendidik
langsung
penyelen
Kemamp
memung
Penting b
jumlah pe
D.2. Kualifikasi
Peserta a
Peserta be Peserta be
Peserta a
Peserta di
D.3. Proses Sele
Agar tidak sal
terkontrol.
P
S
P
P
KRD diselenggarakan dengan
agai kader WALHI di tingk
ahan serta merefleksikan pen
dari tatap muka. Pasca PKRD,
ah diprovokasi oleh pihak lain ilmiah, nyata dan masuk ak
a kerja kolektif, tidak egois-
selalu bekerjasama dengan ka
h semangat karena intimidas
a.
angat dalam melakukan kerja-
udah putus asa.
RD
m PKRD bertujuan untuk m
an kerangka teoritik dalam
t sehingga mampu menin
dan memperluas organisas
asis dasar dalam membangun
g Diharapkan (Output)
n Kader Rakyat Dasar (PKR
an untuk memunculkan ka
uan peserta didik dalam
dan memperluas organisasi
yang memiliki kesadaran polit
an PKRD
ik merupakan pilar pokok da
pendidikan. Oleh karenany
kemauan teguh dan (kemu
ahami keadaan obyektif kole
an bergerak serta memobilisas
penindasan, penghisapan da
tik.
rta Dalam PKRD
serta dalam satu angkatan
n bisa berjalan efektif dan ef
dinamika peserta dan apabil
garaan pendidikan.
an dan pengalaman peserta
inkan untuk memperlancar pr
agi panitia seleksi untuk me
serta adalah perempuan atau l
eserta PKRD
alah kader muda.
rasal dari anggota dan staff W rasal dari komunitas OR dam
alah kader yang mempunyai
dik harus memenuhi kriteria/s
si Peserta PKRD
h dalam menentukan sasara
tatap muka selama 5 (lima) h
t basis. Sedangkan di dalam
alaman-pengalaman tersebut
seorang kader diharapkan me
n baik dengan berbagai tipu
al. Bukan sikap reaksioner da
au menang sendiri atau men
er lain dalam menyelesaikan
dan teror. Selalu mencari
kerja yang berkelanjutan dari
ningkatkan pengetahuan pes
melihat dan menganalisis
gkatkan kwalitas kerja dal
i massa untuk mencapai cit
organisasi politik kerakyatan.
) adalah jenjang pendidika
er-kader yang mau untuk
elihat dan menganalisis k
massa dan mempertinggi ca
ik dan organisasi yang maju.
am penyelenggaraan pendidi
dasar yang menentukan in
ian) kemampuan hidup men
ktifnya, menggorganisasikan
ikan massa rakyat dengan pr
kerusakan dari mulai tunt
inimal 25 orang dan maksim
esien, setiap peserta didik bi
a terjadi hal-hal khusus mak
relatif haruslah sama sehin
oses pendidikan dan memaksi
pertimbangkan gender bal
ebih jika hal ini dimungkinka
ALHI. ingan WALHI (Anggota/ED).
einginan kuat dan bersedia u
yarat yang telah ditentukan d
pendidikan maka terlebih d
PEDOMAN PEN
ri. Dalam tatap muka akan di
praktek lapangan, peserta d
dengan mengacu kepada ber
miliki sikap-sikap sebagai beri
daya, siap berdialog dengantemperamental.
utamakan kekuatan sendiri.
masalah.
lternatif pemecahan masalah
waktu ke waktu, sabar dalam
erta didik dengan
kondisi kongkrit
am membangun,
a-cita perjuangan
tingkat pertama. Merupak
melakukan advokasi lingk
ondisi kongkrit masyarakat
aian perjuangan politiknya
an, karena peserta ini yang a
ividu bisa menjadi peserta d
gabdi di tengah massa raky
assa rakyat ke dalam satuan
gram-program perjuangan de
tan sosialekonomipolitik
l 40 orang. Pembatasan juml
sa langsung terlayani, pemat
bisa secara cepat tertangani
gga terbangun dinamika for
malkan pencapaian tujuan.
nce sehingga harus dipasti
.
tuk mengikuti PKRD.
lam proses seleksi.
ahulu dilakukan rekrutmen
IDIKAN KADER WALHI | 20
erikan berbagai wawasan
iarahkan untuk menggali
agai wawasan konseptual
kut;
iapapun, mengutamakan
Memunculkan sikap setia
di tengah tekanan yang
proses pencapaian tujuan
n proses idiologisasi ke-
ngan. Meningkatkannya
di dalam membangun,
ang ditunjukkan dengan
an menjadi subyek utama
idik adalah mereka yang
t untuk mendidik massa
satuan organisasi sebagai
ngan tujuan utama keluar
udaya sampai ke dalam
h peserta bertujuan agar
ri bisa memantau secara
agar tidak mengganggu
m yang baik dan lebih
an paling tidak 30% dari
ang terencana, ketat dan
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
27/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 21
a. Syarat-syarat peserta
Telah mengikuti kegiatan-kegiatan OR, anggota atau ED minimal selama 2 tahun dan terus-menerus.
Membuat tulisan tentang PSDA dan lingkungan hidup di wilayahnya (tulisan tangan maupun elektronik).
Mengisi formulir pendaftaran
Mengikuti interview (wawancara).
Peserta direkomendasikan oleh ketua/pimpinan OR dan atau CO yang berada di wilayah tersebut. Bersedia untuk mengikuti keseluruhan proses pendidikan secara bertanggungjawab
b. Seleksi peserta
Peserta akan diseleksi melalui 1). Penilaian tulisan, dan 2). Wawancara (langsung maupun via telepon). Proses seleksi dilaksanakan
oleh TIM Fasilitator. Fasilitator menyusun kriteria penilaian dan memutuskan peserta yang layak untuk lolos mengikuti PKRD
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan tersebut. Seleksi ini sangat penting artinya dalam keseluruhan kegiatan PKRD karena
selain untuk menentukan keseragaman pengalaman dan pengetahuan para peserta, juga untuk memastikan mereka yang mengikuti
PKRD adalah calon kader yang memiliki komitment yang kuat untuk belajar dan berjuang bersama WALHI.
E. Kurikulum/Syllabus PKRD
BAG
SESI
Mata Ajar Tujuan Intruksional POKOK BAHASAN Waktu
I Upacara
Pembukaan1. Membuka secara resmi PKRD sebagai
formalisasi kegiatan
2. Mendorong terciptanya suasana yangkondusif, dan semangat dalam pelaksanaan
PKRD.
1. Pagelaran kebudayaan
2. Orasi politik
3. Ceremoni
60
Menit
II Pembukaan PKRD
1 Dinamika
Forum
1. Peserta dapat melakukan adaptasi awal
terhadap situasi pendidikan
2. Peserta memahami tentang pentingnya
pendidikan untuk meningkatkan
kemampuan teoritik dalam memandu
praktek berjuang di tengah massa rakyat
1. Motivasi peserta dalam mengikutiPKRD
2. Harapan yang ingin dicapai olehpeserta
30
Menit
2 Perkenalan Peserta dapat menciptakan suasana saling kenal
dan akrab antara peserta dengan peserta dan
peserta dengan fasilitator maupun komponen
PKRD lainnya.
1. Perkenalan peserta
2. Perkenalan fasilitator
3. Perkenalan pelaksana
45
Menit
3 Kontrak
Belajar
Adanya kesepakatan-kesepakatan untuk
menunjang kondusifitas dalam pelaksanaan
PKRD
1. Jadual Pelatihan
2. Tata Tertib
3. Pembagian kelompok kerja
4. Kontrak Belajar
15
Menit
4 Orientasi
Pendidikan
1. Para peserta memahami latar belakang
diadakannya PKRD2. Para peserta memahami maksud dan tujuan
dilaksanakannya PKRD
3. Pera peserta memahami alur dan prosesPKRD dan pasca pendidikan.
1. Latar belakang diadakan pendidikan
2. Maksud dan tujuan diadakanpendidikan
3. Alur dan proses PKRD
4. Hasil yang ingin dicapai (Output)
30
Menit
III. Pengantar Filsafat
5 Pengantar
Filsafat
1. Membongkar alam berfikir peserta
2. Peserta memahami tentang hakekat
kemanusiaan
3. Para peserta memahami tanggungjawab
sosial kemanusiaannya
1. Esensi Kemanusiaan
2. Relasi manusia dengan manusia.
3. Relasi gender
4. Relasi manusia dengan alam
5. Munculnya sistem masyarakat
6. Tugas manusia untuk membangun
relasi tanpa penindasan, penghisapan
dan tidak merusak
120
Menit
6 Kader
Rakyat
(Intelektual
Organik)
1. Peserta memahami apa yang dimaksud
dengan kader rakyat.
2. Para peserta memahami posisi dan kewajiban
sebagai kader
3. Peserta memahami keharusan seorang kader
untuk terus belajar dan meningkatkan
kapasitas diri.
1. Pengertian kader rakyat
2. Pandangan, metode dan sikap hidup
kader rakyat
3. Cara belajar dan bekerja sebagai
kader rakyat
120
Menit
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
28/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 22
7 Filsafat
Perjuangan
Rakyat
1. Peserta memahami tentang pengertian dan
kedudukan filsafat dalam perjuangan massa.
2. Peserta mampu menggunakan filsafat
dialektis dalam melihat realitas.
3. Peserta memahami hakekat perjuangan
massa
1. Sejarah lahirnya filsafat
2. Pengertian dan kedudukan filsafat
dalam perjuangan massa
3. Filsafat dialektika
120
Menit
8 Ke-WALHI- an
1. Peserta memahami kiprah WALHI dalamperjuangan lingkungan hidup di Indonesia
2. Peserta memahami struktur organisasi danstatuta WALHI
3. Peserta mengidentifikasi dirinya sebagaikader WALHI
1. Sejarah perjuangan WALHI2. Manifesto, organisasi dan statuta
WALHI
3. Kedudukan WALHI dalam gerakanperjuangan massa
4. Perspektif keadilan gender
120Menit
IV. Sejarah Masyarakat Indonesia
9 Sejarah
Perlawanan
Rakyat
Indonesia
1. Peserta memahami sejarah perkembanganmasyarakat dunia dan Indonesia.
2. Peserta memahami pentingnya gerakanrakyat dalam mengubah dan menciptakan
sejarah bagi masyarakat Indonesia3. Peserta mampu merumuskan strategi untuk
memulihkan Indonesia
1. Kondisi masyarakat Indonesia
2. Sejarah perkembangan masyarakatIndonesia
3. Sejarah perlawanan masyarakat
Indonesia
4. Strategi perjuangan untukmemecahkan masalah pokok
masyarakat Indonesia
180
Menit
10 Politik
Agraria1. Peserta memahami tentang krisis Agraria di
Indonesia
2. Peserta memahami tentang Reforma AgrariaSejati sebagai jalan untuk mengatasi krisis
agraria di Indonesia
1. Pengertian tentang politik agraria
2. Ketimpangan struktur agraria
3. Imperialisme di lapangan agraria
4. Reforma Agraria sebagai landasanindustrialisasi nasional dan
kemandirian ekonomi.
5. Kesetaraan gender dalam persoalanagraria.
150
Menit
11 Manageme
n Aksi1. Peserta memahami kegunaan aksi massa
dalam kampanye dan advokasi
2. Peserta memiliki kemampuan untukmerancang dan mengelola aksi
3. Peserta mampu membuat rilis danmelakukan lobby
1. Teknik merumuskan Issu
2. Teknik mengkoordinir jaringan
3. Teknik managemen aksi
4. Teknik melibatkan media
5. Teknik lobby
90
Menit
V. Politik, HAM dan Demokrasi
12 Politik
Ekologi
1. Para peserta memahami penyebab terjadinya
kemiskinan di Indonesia
2. Peserta memahami tentang ketimpangan
ekonomi dan kehancuran lingkungan hidup.
3. Peserta mengerti mempertahankan danmengelola sumber-sumber kehidupannya.
1. Krisis, kemiskinan, ketiadaan
kedaulatan dan keadilan
2. Penghisapan ekonomi dan
kehancuran lingkungan hidup
3. Transformasi sistem pengelolaansumber-sumber kehidupan rakyat
4. Keadilan gender di lapangan ekologi
5. Lingkungan hidup dan pengelolaan
keselamatan rakyat
150
Menit
13 HAM dan
Demokrasi1. Peserta memahami sejarah dan
perkembangan HAM
2. Peserta mengerti dan memahami kondisiHAM di Indonesia
3. Peserta memiliki kemampuan untukmenganalisis berbagai realitas mereka
dengan menggunakan instrumen HAM.
1. Pengantar sejarah HAM
2. Hak asasi perempuan
3. Realitas demokrasi dan HAM diIndonesia
4. Gagasan tentang demokrasi danHAM ke depan
150
Menit
14 Penyelidika
n sosial
1. Peserta mampu mengenali karakteristik
wilayah mereka (demografi, geografi, dll).2. Peserta mampu mengidentifikasi kelompok-
kelompok social di dalam masyarakat.
3. Peserta mampu mengenali persoalan-persoalan pokok di wilayahnya
1. Teknik penyelidikan sosial
2. Analisis klas3. Teknik penulisan laporan
120
Menit
VI. Gerakan Pembebasan Demokrasi Nasional di Indonesia
15 Perjuangan
Pembebasa
n
1. Peserta memahami dasar dan masalah yangmelatar belakangi perjuangan pembebasan
demokrasi nasional
1. Pengertian tentang perjuanganpembebasan demokrasi nasional
2. Kekuatan pokok dalam perjuangan
120
Menit
-
5/27/2018 Pedoman Pendidikan WALHI
29/104
PEDOMAN PENDIDIKAN KADER WALHI | 23
F. Metodologi Belajar
ntuk mempermudah pengelolaan PKRD, demikian juga dalam penyampaian materi maka metode yang digunakan dalam
penyelenggaraan PKRD adalah dilakukan dengan cara klas tetap artinya penyampaian seluruh materi pendidikan
dilakukan dalam satu klas dan dalam satu kesatuan waktu. Metode ini diharapkan mampu mengoptimalkan jam belajar
sehingga peserta dapat optimal dalam penerimaan seluruh materi dan secara sistematik. Selain dalam klas, untuk materi-materi
tertentu dimungkinkan untuk melakukannya di luar klas dan praktik langsung seperti praktek managemen aksi dengan theatrikalatau langsung melakukan aksi bersama oleh seluruh peserta, penyelidikan sosial, dsb.
Partisipasi peserta sangat diutamakan dalam pelaksanaan pendidikan ini dimana diharapkan peserta secara aktif dan partisipatif
terlibat dalam seluruh proses pendidikan. Secara umum metode yang digunakan dalam penyampaian materi-materi pendidikan
sebagai berikut; Ceramah, Dialog, Tanya Jawab, Study Kasus, Kujungan Lapangan, Diskusi, Pentas Seni dan Budaya Progresif, Role
Play, Games, dll.
Demokrasi
Nasional2. Peserta memahami kekuatan pokok dan
program-program dalam perjuangan
pembebasan nasional
pembebasan demokrasi nasional
3. Program pokok dalam perjuanganpembebasan demokrasi nasional.
16 Gerakan
Massa
Demokratik
Peserta memahami dan memiliki keterampilan
dalam kerja membangun, memperbaharui dan
memperluas organisasi massa.
1. Pengertian tentang gerakan massa
demokratik
2. Organisasi dan kekuatan gerakan
massa demokratik3. Pembangunan organisasi politik
kerakyatan
4. Managemen organisasi rakyat
180
Menit
17 Manageme
n Forum
dan Diskusi
1. Peserta memahami teknik memimpin rapat
2. Peserta memahami teknik memimpinpersidangan
3. Peserta memahami cara berpidato yang baik4. Peserta mampu memahami teknik-teknik
menguasai forum
1. Teknik memimpin diskusi
2. Teknik memimpin rapat
3. Teknik memimpin sidang
4. Teknik berpidato
5. Teknik mengelola dan menguasai
forum
120