Download - Pemaknaan simbol simbol dalam bahasa mandar
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
1
PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL DALAM BAHASA MANDAR:
(Menanamkan Nilai Etika dan Estetika dalam Menyampaikan Pesan)
Sitti Sapiah*Universitas Sulawesi Barat
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
2
Rumusan Masalah:
1.mengapa masyarakat Mandar terkadang
menggunakan simbol-simbol dalam
menyampaikan pesannya ?
2.adakah hubungan antara bahasa dan makhluk-makhluk atau benda-
benda yang ada di sekeliling penutur bahasa
bersangkutan ?
3.apa akibat pemakaian simbol-simbol itu bagi
penerima pesan ?
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
3
Pengertian Simbol:
Bahasa Yunani Kata Kerja: Symbalein
tanda pengenal yang menjelaskan dan mengaktualisasikan sesuatu.
SIMBOL
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
4
• terbuka terhadap berbagai arti dan tafsiran, tergantung bagaimana setiap individu memaknai simbol itu sendiri.
simbol
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
5
• menyampaikan pesan terkadang menggunakan simbol-simbol yang ada di
sekitarnya
Masyarakat MandarProvensi Sulawesi Barat
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
6
Adapun simbol yang digunakan berupa:
1.Binatang 2.Bagian anggota tubuh 3.Serta objek lain
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
7
1) Binatang;
1.sassa’, “ cecak “,
2.tokke, “ tokek “
3.manu’, “ ayam “,
4.terong, “ kerbau “
5.kanene’, “ buaya “,
6.paniki, “kelelawar“
7.saeyyang, “ kuda “,
8.kalapuang, “ kura-kura “.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
8
1.Sassa’, “ cecak “
• [ Da sangga’ mupepelloai pallepa’mu ngga’mu sassa’ ]
“ Kamu jangan selalu membunyikan lidahmu seperti cecak “
Simbol ini ditujukan kepada anak yang suka membunyikan lidahnya ketika dinasehati orang tuanya
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
9
2.Tokke, “ tokek “ • [ ngga’mu narua minna’ tokke ] “ Kamu seperti kena minyak tokek “• Simbol ini ditujukan seseorang yang berteman
sangat erat, terutama antara wanita dan pria, seseorang di antaranya disimbolkan terkena minyak tokek. Seakan dia tidak dapat memisahkan diri. Ia melekat seperti kaki tokek dengan tempatnya melekat.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
10
3.Manu’, “ ayam “
• [ ngga’na manu’ masai ] “ seperti ayam yang kena penyakit “
Simbol ini ditujukan kepada orang terutama pemuda pemudi yang bermalas-malasan sehingga kelihatan seperti ayam sakit.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
11
4.Terong, “ kerbau “
• [ ngga’mu terong ] “ Kamu seperti kerbau “
Simbol ini ditujukan kepada anak bila disuruh oleh orang tuanya kemudian sangat lambat bergerak, maka anak itu disebut terong, “ kerbau “.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
12
5.Kanene’, “ buaya “
• [ Kanene’ pottana kero-kerona ] “ Sifat-sifatnya seperti buaya darat “
Simbol ini ditujukan kepada orang yang memiliki sifat kejam, tidak berperasaan, serta bertindak semena-mena.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
13
6.Paniki,“ kelelawar“
• [ Paniki alloang ] “ Kelelawar kesiangan “
Simbol ini ditujukan kepada orang yang terlambat melakukan sesuatu sehingga hasilnya tidak sesuai seperti yang diharapkan.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
14
7.Saeyyang, “ kuda “
• [ ngga’na saeyyang lassu’ ] “ Seperti kuda lepas kendali “
Simbol ini di tujukan kepada anak-anak yang lepas dari kontrol orang tuanya sehinga ia seperti kuda liar yang tidak terkekang.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
15
8.Kalapuang, “ kura-kura “
• [Ngga’mu kalapuammillamba] “ Kamu seperti kura-kura berjalan”
Simbol ini ditujukan kepada anak-anak atau anak muda yang jalannya lambat seperti kura-kura.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
16
2 ) Alat- Alat Tubuh Manusia
1.are’, “ perut“,
2.mata, “mata”,
3.sarang, “dagu”, 4. battis, “ betis “
5.talinga, “ telinga “.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
17
1.Are’, “ perut “
• [ mi’are’ gatta ] “ memiliki perut seperti karet “ Simbol ini ditujukan kepada orang yang
mulutnya hampir tidak pernah kosong oleh makanan. Dikatakan perut karet karena karet itu elastis dan mampu menampung banyak materi yang diisikan.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
18
2.Mata, “ mata ‘
• [ Da siwali-wali mimmata roi ’i ] “ jangan ladeni, dia mata duitan “ Simbol ini ditujukan kepada orang yang rakus
terhadap uang, sehingga orang yang bersifat demikian dijuluki mata duitan, karena yang selalu terbayang dimatanya adalah uang.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
19
3.Sarang, “ dagu “
• [ da sangga’ pattupa’ sarang ] “ jangan selalu bertopang dagu “ Simbol ini ditujukan kepada orang yang
memiliki banyak cita-cita atau keinginan tetapi hanya tinggal diam atau bermalas- malasan.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
20
4.Battis, “ betis “
• [ mimbattis layallewu ] • “ memiliki betis indah “• Simbol ini ditujukan kepada gadis yang
memiliki bentuk betis mirip ikan layang, bentuknya indah dan tidak memiliki buah betis yang besar.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
21
5.Talinga,“ telinga “
• [ da pittalinga jonga ] “ Jangan bertelinga seperti kijang “ Simbol ini ditujukan kepada orang yang
memiliki telinga usil, suka menguping pembicaraan orang sekalipun itu bukan urusannya.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
22
3) Benda-Benda Lain
1.mara’e, “ kering “,
2.bannang, “ benang “,
3.mattolloang, “menumpahkan”4.maullung allo, “
mendung matahari “,
5.anu ti’di’, “ sesuatu yang menetes lama “,
6.mapparu’ batu, “memarut batu “
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
23
1.Mara’e, “ kering “
• [ mara’e kattommu ] “ kantongmu lagi kering “ Simbol mara’e , “ kering “, ditujukan kepada
situasi keuangan yang lagi kering atau sedang tidak memiliki uang.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
24
2.Bannang, “ benang “
• [ iya tia tommuane, bannang pute sarana ] “ Lelaki laksana benang putih pembawaannya “
Simbol benang putih ditujukan kepada lelaki kebanyakan yang tidak memiliki kemauan yang macam-macam. Benang putih itu netral,bisa diwarnai apa saja tidak masalah asal membawa kepada kebaikan.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
25
3.Mattolloang, “ menumpahkan “
• [ da le’ba’ mattolloang cera’ ] “ jangan sekali-kali menumpahkan darah “
Simbol ini ditujukan kepada dua orang atau lebih yang sedang berseteru sehingga dinasehati supaya jangan sampai menggunakan benda-benda tajam untuk menyakiti satu sama lain yang mengakibatkan pertumpahan darah.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
26
4.Maullung allo, “ redup matahari “
• [ mua’ lessea’ malai anna’ maullung allo, damotia pettule’ salili’u mo tu’ u ]
• “ jika saya telah pergi kemudian matahari redup, janganlah bertanya lagi itulah tanda kerinduanku “
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
27
• Simbol maullung allo, “ matahari redup “, ditujukan kepada suasana hati yang sedu sedan karena hendak pergi meninggalkan suatu tempat yang berkesan karena urusan tertentu. Maullung allo, “ matahari redup “, menggambarkan suasana redup dan menimbulkan kesan kerinduan kepada orang-orang terkasih.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
28
5.Anu ti’di’, “ sesuatu yang menetes perlahan dalam waktu lama”
• [ anu ti’di’ mua’ nanawengano’o doi’ ] “ adalah hal yang menetes (sulit), kalau dia akan
memberimu uang “
Simbol ini ditujukan kepada orang yang sangat kikir dan pelit dalam memberikan uang atau ditujukan juga kepada hal-hal yang membutuhkan waktu lama dalam menunggu realisasinya.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
29
6. Mapparu’ batu, “ memarut batu “
• [ dao mapparu’ batu ] “ jangan engkau memarut batu “
Simbol ini ditujukan kepada kegiatan atau mengerjakan sesuatu yang mustahil akan terjadi. Oleh karena itu, ungkapan ini dikemukakan untuk melarang melakukan hal-hal yang mustahil.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
30
Kesimpulan;
• 1. Masyarakat Mandar dalam menyampaikan pesan terkadang menggunakan simbol-simbol yang ada di sekitarnya supaya mudah dipahami dan terdengar sopan serta bernilai tinggi.
2. Terdapat hubungan yang erat antara bahasa dan lingkungan penutur bahasa. Hal ini disebabkan karena manusia selalu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, kita dapat melihat sistem ekologi suatu kelompok masyarakat tercermin dalam simbol yang digunakan oleh masyarakat bersangkutan
• 3. Dengan menggunakan simbol-simbol, penerima pesan dapat menerima dengan senang hati tanpa menimbulkan rasa ketersinggungan.
04/13/2023 Konferensi Internasional Kesusasteraan XXII FBS UNY ( Yogyakarta) - HISKI, Rabu-Jum'at, 7-9 Nov 2012
31
Daftar Pustaka• Alfian.1985.Persepsi Masyarakat Tentang Kebudayaan.Jakarta : Gramedia.
• Alwasilah. A. Chaedar. 1983. Linguistik suatu Pengantar. Bandung : Penerbit Angkasa
• Ba’dulu, Abdul Mu’is. 1987. “ Frase Verba Bahasa Mandar Majene ”. Tesis Fakultas pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar.
• Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1983. “Pedoman Penulisan Tata Bahasa dikan dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sulawesi Selatan La Galigo.1985. Pappasang dan Kalindaqdaq (Naskah Lontar Mandar).
• Manyambeang, Abd. Kadir. 1995. Simbol-Simbol dala Bahasa Makassar. Linguistik Indonesia.13.1 dan 2 : Jakarta
• Nababan, P. W. J. 1984. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta : Gramedia. Surabaya: Airlangga University Press• NÖth, Winfried. 1995. SEMIOTIK Hand Book of Semiotics (Advances in Semiotik)
• Sapiah, Sitti. 2002. Proses Fonologis dalam Bahasa Mandar ( Suatu Tinjauan Fonologi Generatif ). Tesis Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar.