PEMBELAJARAN DAN SUCCESS STORY
PROGRAM RINTISAN DAN AKSELERASI PEMASYRAKATANINOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN PRIMA TANI
DI LAHAN SAWAH IRIGASI SEMI INTENSIF DESA RODOK,KECAMATAN DUSUN TENGAH, KABUPATEN BARITO TIMUR
ii
KATA PENGANTAR
Laporan ini merupakan laporan singkat perkembangan pelaksanaan kegiatan PRIMA
TANI tahun 2009, yang merupakan kegiatan tahun ketiga.
Pada dasarnya kegiatan pada tahun 2009 ini merupakan pemantapan dan
pengembangan kegiatan tahun sebelumnya.
Kegiatan utama PRIMA TANI adalah inovasi teknologi dan kelembagaan untuk
mengembangkan komoditas utama padi, ternak sapi dan karet secara agribisnis.
Kepada semua pihak yang telah memberikan partisipasinya, terutama dinas terkait
dengan program dan kegiatannya, petugas lapangan, para petani pelaksana, sehingga
kegiatan PRIMA TANI dapat dilaksanakan.
Kami menyadari bahwa kegiatan yang telah dilaksanakan sampai saat ini masih
belum mencapai hasil maksimal sebagaimana yang diharapkan, sehingga perlu upaya-upaya
perbaikan.
Semoga laporan ini ada manfaatnya bagi pihak yang berkepentingan. Terima kasih.
Palangka Raya, Oktober 2009
Penanggungjawab RODHP/Menejer,
Ir. Rachmadi Ramli,MSNIP. 1953 0621 198003 1 002
1
RINGKASAN
PRIMA TANI lahan irigasi semi intensif desa Rodok, kecamatan Dusun Tengah,kabupaten Barito Timur pada tahun 2009 ini adalah kegiatan tahun ketiga. Kegiatanyang bertujuan untuk memantapkan implementasi teknologi dan kelembagaanmodel Sistem Usaha Intensifikasi dan Diversifikasi dan Agribisnis IndustrialPerdesaan (SUID- AIP) dari komoditas utama padi, ternak sapi dan karet. Model initelah dirancang dalam bentuk Rancangbangun Laboratorium Agribisnis untukmenjabarkan Road map PRIMA TANI. Dalam Laboratorium Agribisnis telahdiimplementasikan inovasi teknologi dan kelembagaan secara bertahap dan simultanuntuk mengembangkan agribisnis ketiga komoditas utama yang dilakukan secaraterpadu. Sasaran akhir yang ingin dicapai pada tahun 2009 adalah pendapatanmasyarakat meningkat 201,58%. Implementasi teknologi padi yang dilakukan terdiridari: pengolahan tanah sempurna; benih unggul; pemupukan berimbang; sistemtandur jajar; PHT;pascapanen; pola tanam dua kali setahun. Implementasi teknologiternak sapi (usaha ternak sapi berkelanjutan): pembibitan dan penggemukan;sistem perkandangan; pola pakan; kesehatan; pengembangan HMT; IB; pengolahanlimbah (pupuk, biogas). Implementasi inovasi kelembagaan : a) penguatan danpenumbuhan kelembagaan petani. Implementasi inovasi teknologi secara umumtelah menunjukkan perbaikan terhadap keragaan usahatani dengan modelagribisnisnya. Implementasi inovasi kelembagaan telah memberikan dukungan yangkondusif terhadap implementasi teknologi. Khususnya kelembagaan keuanganmelalui PUAP telah memberikan dukungan nyata terhadap penyediaan kreditusahatani. Secara umum PRIMA TANI dapat mempercepat proses adopsi inovasi-inovasi pembangunan pertanian perdesaan setempat.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Pembangunan pertanian yang dilaksanakan selama ini belum sepenuhnya
dapat menyentuh sasaran dan menyelesaikan permasalahan pertanian, termasuk
masalah kemiskinan dan pengangguran. Pembangunan yang berpijak pada teori
triple down effect ternyata tidak selalu berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Program pembangunan parsial dan terpencar-pencar yang selama ini dilaksanakan
hasilnya kurang optimal. Sebaliknya jika semua program dilaksanakan secara
terintegrasi dan sinergis maka dampaknya akan lebih besar dan lebih cepat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Untuk itu diperlukan pendekatan baru agar
pembangunan benar-benar dapat menyentuh sasaran.
Pembangunan yang berawal dari desa diharapkan mampu mengatasi
permasalahan yang dihadapi dan mampu mengoptimalkan pemanfaatan
2
sumberdaya yang ada. Melalui pendekatan pembangunan berawal dari desa,
manfaat yang dihasilkan akan mudah dilihat dan dipantau perkembangannya.
PRIMA TANI merupakan satu instrumen rintisan untuk mendapatkan model
pengembangan bagi pembangunan pertanian dan perdesaan yang berlandaskan
pada inovasi teknologi pertanian. Pendekatan melalui PRIMA TANI pada dasarnya
adalah mengintegrasikan program-program sektor pertanian maupun non pertanian
(SK.Mentan No.496/Kpts/OT/160./9/2006).
PRIMA TANI adalah suatu bentuk kegiatan rintisan guna mempercepat
adopsi inovasi teknologi dan membangun kelembagaan agribisnis perdesaan secara
partisipatif. Selain itu PRIMA TANI dipandang mampu menjadi wadah kerjasama
yang sinergis antar kegiatan ekonomi dalam kerangka sistem agribisnis dan
keterpaduan antar subsektor, sehingga diharapkan sumberdaya dan dana dapat
dimanfaatkan secara efisien dan efektif serta keterpaduan pelaksanaan
pembangunan antar subsektor dan antar pelaku pembangunan dapat ditingkatkan.
Pedoman umum rencana kegiatan telah disusun dalam Road map serta telah
dijabarkan dalam kegiatan tahunan (Tabel 1 dan 2). Dalam implementasinya
dilapangan PRIMA TANI diwujudkan dalam model Laboratorium agribisnis.
PRIMA TANI lahan irigasi semi intensif di desa Rodok telah dimulai tahun
2007, berarti pada tahun 2009 telah berjalan selama tiga tahun. Berdasarkan Road
map yang telah disusun dan kegiatan-kegiatan yang direvisi sesuai perkembangan
lingkungan strategis, maka pada tahun 2009 ini perlu dipersiapkan transfer
pengawalan PRIMA TANI kepada pihak pemda.
3
Tabel 1. Roadmap Laboratorium Agribisnis PRIMA TANI Desa Rodok
Tujuan Masyarakat sejahtera, pertanian berkelanjutan, lingkungan lestariPendapatan petani 100,00% 151,30% 201,82%Indikator progress Kondisi awal Peningkatan produktivitas,mutu,
efisiensi serta pendapatan usahataniSemua sub sistem/
komponen Lab.Agribisnisbekerja baik
Penyerahan ke daerah
Pengembangan/massalisasi
Pemantapan agribisnis
Implementasi teknologiDan rekayasa sosial,ekonomi, kelembagaan
-Konsolidasi dan pembinaankelembagaan-Pra kondisi :1.Pembentukan dan fungsionalisasiKlinik Agribisnis :a.Pelatihan-pelatihan teknisb.Pelayanan informasic.Pendampingan teknis
-Implementasi secara terbatasInovasi teknologi:
Implementasi inovasi teknologiproduksi, pascapanen
Implementasi inovasi kelembagaan(penguatan dan penumbuhan)
Pemantapan penerapaninovasi teknologi ; modelAIP
Pemantapan kinerjakelembagaan
PRA, Base line survey, surveykarakterisasi sumberdayalahan
Kondis ieksistingUsahatani;potensi;masalah;antisipasi;
inovasi teknologi &kelembagaan
2007 2008 2009
4
Tabel 2.Tahapan kegiatan tahunan Laboratorium Agribisnis PRIMA TANI desa Rodok
2007 2008 2009Persiapan:1.Sosialisasi2.PRA, Baseline survei,survei tanah3.Pra kondisi: a.Konsolidasi kelompok tani dan
kelembagaan-kelembagaanagribisnis
b.Pembentukan Klinik Agribisnis c.TOT pengurus Klinik Agribisnisd.Sarana prasarana Klinik Agribisnis
e.Fungsionalisasi Klinik Agribisnis:Pelatihan-pelatihan; pelayanan jasakonsultasi dan informasi:-Pemupukan berimbang-Pola usaha ternak sapi
berkelanjutan-PTT-Budidaya karet-Penumbuhan kebun bibit karet-LKM
Implementasi teknologi :1. Pemupukan berimbang pada padi dan karet2. Pola tanam: padi unggul-padi unggul3. Pola usaha ternak sapi
berkelanjutan4. Integrasi ternak sapi-pangan5. Pakan ternak berkualitas6. Sistem peremajaan karet
Implementasi Kelembagaan:1. Peningkatan kinerja kelompok tani, UPJA, P3A2. Pembentukan LKM3. Penumbuhan kebun bibit karet4. Penumbuhan unit usaha pengadaan saprodi5. Peningkatan fungsi Klinik Agribisinis
Diseminasi1. Visitor plot2. Peragaan pada Klinik Agribisnis3. Pertemuan dan pelatihan
kelompok tani dan kelembagaanpendukung
Monotoring dan Evaluasi
Pemantapan dan perluasanpenerapan inovasi teknologi:1. Pemupukan berimbang pada padi dan
karet2. Manajemen kebun karet3. Pola usaha ternak sapi berkelanjutan4. Integrasi ternak sapi-pangan5. Pakan ternak.6. Sistem peremajaan karet
Pemantapan kelembagaan:Pembinaan dan pendampingankelembagaan
DiseminasiVisitor plot1.Peragaan pada Klinik Agribisnis2.Pertemuan dan pelatihan kelompok
tani dan kelembagaan pendukungMonotoring dan Evaluasi
5
II. IMPLEMENTASI INOVASI TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN SERTA
MASALAH DAN KENDALA YANG DIHADAPI
2.2. Sistem Inovasi Teknologi.
PRIMA TANI lahan irigasi semi intesif di desa Rodok telah memasuki tahun
ketiga, sehingga sistem inovasi teknologi adalah pada tahap pemantapan dengan ciri
utama penumbuhan segmen pemasok teknologi lokal (delivery segment). Lembaga-
lembaga inovasi yang sudah terbentuk bertindak sebagai produsen dan penyalur
teknologi yang bersifat barang publik.
Gambar 1. Sistem Inovasi Pada Tahap Pemantapan
Pada dasarnya program dan kegiatan PRIMA TANI adalah mengembangkan
sistem agribisnis dari komoditas unggulan/utama dengan mengintegrasikannya baik
aspek produksi maupun aspek permodalan usahatani dalam manajemen rumah tangga
petani.
2.3. Inovasi Teknologi untuk komoditas Utama.
Pada umumnya petani melakukan lebih dari satu cabang usahatani sehingga di
daerah ini terdapat banyak komoditas, namun biasanya ada yang menjadi usahatani
utama. Ada dua komoditas yang pada umumnya hampir semua petani di daerah ini
melakukannya yaitu padi dan karet. Sebagian lainnya memelihara ternak sapi, ternak
kambing, babi, ternak ayam, itik. Diantara macam ternak, usaha ternak sapi merupakan
andalan bagi rumah tangga petani setempat, karena sumberdaya alam mendukung
Balit
teknologi sumber
BPTP
teknologi sumber/sebar
Usahatani/praktisi
penerapan teknologi
Balit
teknologi sumber
Balit
teknologi sumber
6
untuk pengembangan ternak sapi. Usahatani sayuran dan palawija juga banyak
diusahakan di desa ini. Secara umum sebelum kegiatan PRIMA TANI, keragaan
pemanfaatan teknologi maupun kelembagaan belum memenuhi kondisi idealnya,
sehingga keragaan hasil tidak mencapai potensinya.
Gambar 2. Beberapa komoditas yang diusahakan petani di desa Rodok
Integrasi pada aspek teknik produksi dan permodalan usahatani rumah tangga
yang dikembangkan dalam PRIMA TANI, seperti terlihat pada Gambar 3.
7
1.PADI
LIMBAH JERAMILIMBAH HORTIKULTURA
DEDAK PADIBIJI KARET
2.TERNAK SAPI
HMTBIOGAS
KOTORAN
HORTIKULTURA
3.KARET
EFISIENSI USAHATANI
Gambar 3. Sistem Keterpaduan antar Komoditas.
a. Inovasi teknologi pada usahatani padi.
Pada dasarnya petani sudah melakukan intensifikasi pada usahataninya, namun
belum secara optimal, sehingga inovasi teknologi yang dilakukan adalah upaya
pemantapan implementasi intensifikasi tersebut. Komponen-komponen teknologi dalam
intensifikasi adalah pengolahan tanah, penggunaan benih unggul, pemupukan
berimbang, sistem tandur jajar, PHT, pascapanen, dan pemantapan pola tanam dua kali
setahun.
Permasalahan yang dihadapi sehingga implementasi komponen intensifikasi
tidak berjalan sebagaimana mestinya, antaralain: kondisi irigasi yang masih terdapat
masalah; lemahnya sistem kelembagaan pendukung (perbenihan, pupuk, kredit);
motivasi petani yang kurang agresif).
8
Gambar 4. Persiapan lahan dengan pengolahan sempurna
Implementasi inovasi teknologi usahatani padi pada tahun 2009 adalah upaya
memantapkan implementasi komponen-komponen intensifikasi.
Pengolahan lahan secara sempurna dilakukan dengan menggunakan traktor
tangan. Sebelumnya pengolahan lahan bervariasi, antara minimum dan sempurna.
Sistem tanam tandur jajar sebenarnya sudah pernah dilakukan, tapi tidak berkembang
baik sehingga pada kegiatan PRIMA TANI sistem tanam ini lebih ditingkatkan lagi.
Dosisn pemupukan sebelumnya sangat bervariasi dan umumnya dibawah dosis yang
sesuai kebutuhan. Dosis pemupukan berimbang berdasarkan hasil analisis tanah dengan
metode PUTS, sehingga dosis yang diterapkan adalah 200 kg Urea + 100 kg SP36 + 50
kg KCl.
Penggunaan benih yang mutunya kurang baik, umumnya lama tidak diganti.
Dalam PRIMA TANI upaya perbaikan benih dengan membina kerjasama kepada Balai
Benih Induk.
Implementasi pemantapan terhadap intensifikasi usahatani padi memberikan
dampak bagi peningkatan keragaan implementasi teknologi dan hasil yang dicapai.
Sebelum PRIMA TANI, rata-rata produktivitas padi sekitar 3 ton/Ha dapat meningkat
menjadi rata-rata 5 t/Ha, sedangkan potensi hasil di lokasi antara 6-7 t/ha.
9
b. Inovasi teknologi pada usaha ternak sapi.
Inovasi teknologi yang dikembangkan pada usahatani ternak sapi aalah sistem
usaha ternak sapi yang berkelanjutan dengan komponen-komponnen teknologi
antaralain manajemen produksi (pengadaan pejantan unggul,IB, penggemukan),
manajemen pakan (HMT unggul, konsentrat, mineral), manajemen kesehatan (obat,
vitamin), manajemen kandang, dan pemanfaatan limbah untuk pupuk dan biogas.
Sistem pengembangan yang berkelanjutan ini dengan skala pemeliharaan
sebanyak minimal 4 (empat) ekor per rumah tangga (Gambar 5)
3-4 3-4 3-4
bulan bulan bulan
(1,5 th digemukkan)
(1,5 th digemukkan)
Gambar 5. Kerangka sistem usaha ternak sapi berkelanjutan
Keragaan implementasi teknologi sebelum PRIMA TANI masih belum memenuhi
kondisi yang optimal, sehingga keragaan hasil tidak mencapai potensinya. Pemilikan
ternak masih kecil, rata-rata 2 ekor. Pengelolaan ternak maupun perkandangan
2 ekor ♀:Penghasilbibit (♀)
danbakalan
(♂)
dst (1♀& 1 ♂)
1 ekor ♀
1 ekor ♂
1 ekor ♀
1 ekor ♂
dst(♀)
Bibit(♀)
1 ekor(♀/♂)
1 ekor(♀/♂)
Bibit(♀)
dst (♀)
2 ekr jantan(pengge-mukan)
2 ekr jantan(pengge-mukan)
2 ekr jantan(pengge-mukan)
Danseterusnya
10
seadanya. Pakan hanya mengandalkan HMT yang ada disekitar tanpa tambahan
konsentrat.
Permasalahan yang dihadapi antaralain: terbatasnya modal untuk memiliki
jumlah ternak yang cukup, pengetahuan yang terbatas terhadap teknologi, motivasi
yang kurang agresif.
Implementasi inovasi komponen-komponen teknologi pada usaha ternak sapi
telah memberikan peningkatan populasi dan produktivitas. Populasi awal sebanyak 40
ekor telah berkembang menjadi 80 ekor. Peningkatan produktivitas bobot daging dari
sekitar 0,2 kg/ekor/hari menjadi sekitar 0,5 kg/ekor/hari.
Pada perjalanan setahun PRIMA TANI ada perkembangan usaha jenis ternak
kambing Etawa, walaupun saat penyusunan Rancangbangun Agribisnis komoditas ini
belum masuk, sehingga perlu dipertimbangkan untuk penyempurnaan program dan
kegiatannya.
Gambar 6. Model usaha ternak sapi yang berkesinambungan
11
Gambar 7 . Usaha ternak kambing Etawa
C. Usahatani kebun karet.
Usahatani kebun karet walaupun secara teknis proses produksinya tidak
terintegrasi langsung dengan dua komoditas lainnya, tapi merupakan satu kesatuan
sistem usahatani rumah tangga petani, yakni dalam aspek permodalan. Penerimaan
pendapatan usahatani kebun karet yang relatif merata sepanjang waktu dapat
menunjang modal usahatani komoditas lainnya.
Inovasi teknologi yang sudah dilakukan pada usahatani kebun karet adalah
manajemen kebun serta dosis pemupukan berimbang pada tanaman muda. Sedangkan
inovasi kelembagaannya adalah penumbuhan kelompok pengelola kebun penyedia bibit
karet klon unggul.
Gambar 8. Kebun karet sebelum dan sesudah PRIMA TANI.
12
Permasalahan yang dihadapi dalam implementasi inovasi antaralain: terbatasnya
akses petani dalam memperoleh bibit bermutu, motivasi yang belum kuat untuk
melaksanakan inovasi.
2.4. Sistem Inovasi Kelembagaan.
Pada dasarnya dalam PRIMA TANI, inovasi kelembagaan meliputi
pemberdayaan kelembagaan yang telah ada serta menumbuhkan kelembagaan yang
dirasa perlu. Pertimbangan dalam menumbuhkan suatu kelembagaan adalah
sejauhmana kebutuhan dan kepentingan kelembagaan tersebut dan apakah fungsi dari
kelembagaan tersebut sudah atau dapat dijalankan oleh kelembagaan yang sudah ada.
Pada lokasi desa Rodok sebelum PRIMA TANI dimulai sudah ada kelembagaan-
kelembagaan seperti kelompok tani, P3A, UPJA, walaupun kelembagaa-kelembagaan ini
kurang aktif.
Secara garis besar kelembagaan dari sistem agribisnis meliputi subsistem pra
produksi, subsistem produksi, subsistem pengolahan, subsistem pemasaran, dan
subsistem pendukung. Berdasarkan keberadaan kelembagaan-kelembagaan petani
yang sudah ada, maka hanya subsistem pra produksi yang tidak ada. Subsistem pra
produksi keberadaannya ada di ibukota kecamatan. Sedangkan subsistem pemasaran
dapat dijalankan oleh Gapoktan atau kelompok tani. Subsistem pengolahan hasil, belum
menjadi prioritas karena produk pertanian di desa ini belum ada yang memerlukan
proses pengolahan lebih lanjut. Berdasarkan fakta tersebut, maka hanya akan
menumbuhkan subsistem pemasaran.
Untuk kelembagaan pendukung, maka telah dibentuk Klinik Agribisnis yang
merupakan inovasi kelembagaan dalam PRIMA TANI yang telah dibangun untuk
melayani keperluan informasi pertanian, maupun untuk pelayanan jasa advokasi.
Beberapa kegiatan yang telah difasilitasi oleh Klinik agribisnis ini dalam rangka
meningkatkan pelaksanaan fungsinya, antaralain : pertemuan-pertemuan Gapoktan dan
kelompok tani, pelatihan, penyediaan bahan informasi tercetak pada perpustakaan mini
berupa leaflet, brosur dan buku-buku.
Struktur dan kepengurusan organisasi Klinik agribisnis seperti pada Gambar 6.
13
Gambar 9. Struktur dan Kepengurusan Organisasi Klinik Agribisnis Desa
Rodok
Gambar 10.Klinik Agribisnis Desa Rodok
Sekretaris :Gafur
Bendahara :Khozin
Sie.Teknologi :Harianto
Sie.Kelembagaan :Teguh
Sie.Pemasaran:Suharno
Ketua :Hardjono
14
2.4.1. Lembaga Produksi.
Kelembagaan produksi merupakan salah satu kegiatan utama dari usahatani dan
melibatkan semua petani/peternak yang melaksanakannya. Kelembagaan yang terkait
dengan proses produksi yang saat ini telah berpenan adalah kelembagaan kelompok
tani, kelembagaan alsintan, dan P3A.
Kelompok tani saat ini berperan dalam menyusun jadual kegiatan produksi
termasuk kesepakatan-kesepakatan dalam menerapkan teknologi bersama dengan
kelembagaan P3A. Kelembagaan alsintan berperan dalam menyediakan traktor untuk
pengolahan tanah, sehingga dapat mempercepat serta meningkatkan kemampuan
mengolah tanah pada usahatani padi.
2.4.2.Lembaga Sarana Produksi
Mengingat desa Rodok relatif dekat dengan pusat kecamatan, sarana produksi
dengan mudah diperoleh di ibukota kecamatan (Ampah), sehingga petani tidak
menghadapi kesulitan dalam mendapatkan sarana produksi. Sarana produksi pupuk,
obat-obatan serta benih sayuran dan palawija dapat dibeli di kios-kios. Sedangkan
benih padi pada umumnya bersumber dari Balai Benih Induk yang lokasinya juga relatif
dekat dengan lokasi desa Rodok.
2.4.3. Lembaga Permodalan
Salah satu masalah yang umum dihadapi petani dalam melaksanakan
usahataninya adalah keterbatasan modal usaha. Kegiatan dalam PRIMA TANI
mendorong untuk mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Dalam Gapoktan
yang telah diperbaharui kepengurusannya, LKM yang telah labih dulu terbentuk
diintegrasikan dalam kelembagaan Gapoktan yang baru. Kelembagaan LKM ini telah
mengelola aset berupa bibit sapi milik kelompok serta telah mengelola dana bantuan
permodalan dari PUAP sebesar Rp.100. juta.
Dana bantuan permodalan ini telah dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tani
untuk usaha pemasaran hasil pertanian dan usaha produksi lainnya. Sampai saat ini
dana tersebut telah berkembang dengan kesepakatan bunga pinjaman sebesar 2%
perbulan.
15
2.4.2. Lembaga Penyuluhan
Desa Rodok berjarak kurang lebih 5 km dari Balai Penyuluhan Pertanian Ampah,
sehingga keperluan materi penyuluhan relatif mudah diakses. Dalam tim PRIMA TANI,
salah satu tenaga Penyuluh dari BPP Ampah masuk dalam tim, sehingga secara
langsung sebagai tenaga lapangan dalam mendampingi petani.
Klinik agribisnis telah disinergikan dengan BPP Ampah. BPP Ampah diharapkan
sebagai pembina dari kelembagaan Klinik agribisnis, selain sebagai salah satu sumber
informasi yang dapat dijadikan narasumber.
Kelembagaan Keuangan Mikro.
Pada akhir tahun 2008 telah masuk program PUAP dalam desa PRIMA TANI.
Program ini substansinya adalah memberikan pinjaman modal sebesar Rp.100 juta
untuk pengembangan usahatani yang dikelola oleh Gapoktan. Diharapkan dana modal
ini dapat dikembangkan menjadi Lembaga Keuangan Mikro.
Gambar 11. Sekretariat Gapoktan Prima Jahon
16
2.5. Pengembangan SUID-AIP.
Gambar 12. SUID-AIP PRIMA TANI di desa Rodok
Subsistem pengadaan saprodi berupa pupuk dan obat-obatan disediakan oleh
kios saprodi yang keberadaannya di ibukota kecamatan, sedangkan subsistem
penyediaan benih disediakan oleh Balai Benih Induk (BBI). Keterkaitan antar subsistem
ini telah berjalan cukup lancar.
2.6. Pengembangan Jaringan Kerjasama Agribisnis.
Jaringan kerjasama agribisnis sudah berjalan cukup lancar sehingga dapat
mendukung kegiatan usahatani yang dilaksanakan petani setempat. Walaupun jaringan
kerjasama tidak di ujudkan secara tertulis, namun prakteknya berjalan lancar terutama
untuk pemasaran ternak dan karet.
2.7. Strategi Transfer Pengawalan PRIMA TANI.
2.7.1.Penyiapan dokumen-dokumen pendukung
Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam kepada piha-
pihak yang akan terlibat dalam pengawalan PRIMA TANI kedepan, maka perlu dibekali
dengan informasi yang termuat dalam dokumen-dokumen kegiatan yang telah
dilaksanakan. Dokumen tersebut antaralain: Baseline survei, Laporan karakterisasi
sumberdaya lahan, hasil PRA, laporan perkembangan pelaksanaan PRIMA TANI.
SubsistemSaprodipupuk
SubsistemProduksi:a.padib.sapic.karet
SubsistemPascapanen
SubsistemPemasaran
SubsistemSaprodibenih
SubsistemPenunjang:a.Alsintanb.Kredit
17
2.Menyusun konsep strategi dan kegiatan.
Beberapa substansi dari strategi dan kegiatan yang perlu didiskusikan antaralain:
struktur organisasi, uraian tugas dan wewenang. Struktur organisasi yang dirasa
berperan penting dalam pelaksanaan PRIMA TANI selama ini adalah Tim PRIMA TANI di
tingkat Balai, Tim PRIMA TANI di tingkat kabupaten, Kelembagaan-kelembagaan di desa
PRIMA TANI.
Organisasi Tim PRIMA TANI di tingkat Balai sebaiknya masih tetap ada dengan
perubahan strukturnya yang bertujuan untuk memantau perkembangan dan
memberikan saran-saran dan pendapat sesuai tupoksi Balai.
Organisasi Tim PRIMA TANI di tingkat kabupaten perlu peninjauan terhadap
anggotanya dan perlu penegasan tugas dan wewenangnya.
Disamping revisi organisasi, perlu disusun Road map strategi Rancangbangun
pasca transfer PRIMA TANI untuk memberikan dukungan kepada pihak Pemda untuk
keberlanjutan PRIMA TANI.
3.Melaksanakan workshop.
Workshop diperlukan untuk mendiskusikan bagaimana strategi dan langkah-
langkah yang diperlukan untuk transfer pengawalan PRIMA TANI. Peserta workshop
terdiri dari Tim PRIMA TANI di tingkat Balai, Tim PRIMA TANI di tingkat kabupaten.
Insisiatif workshop dilakukan Tim PRIMA TANI di tingkat Balai dengan berkoordinasi
dengan pihak pemda setempat.
Untuk keperluan workshop, Tim PRIMA TANI di tingkat Balai perlu
mempersiapkan rancangan acara agar workshop berjalan lancar dan dapat
menghasilkan konsep strategi dan langkah-langkah yang efektif.
Waktu pelaksanaan workshop sebaiknya pada sekitar bulan Nopember atau
Desember di kabupaten yang bersangkutan.
PENUTUP
Laporan singkat ini sebagai bahan untuk diskusi pada Rapat Koordinasi dalam
rangka persiapan transfer pengawalan PRIMA TANI kepada Pemda.
18
DAFTAR BACAAN
Anonim.2006. Panduan Apresiasi Manajemen Dan Konsep Prima Tani Bagi ManajerLaboratorium Agribisnis Prima Tani.Ungaran, 5-13 Nopember 2006. Balai BesarPengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian.
Anonim.2006.Kumpulan Juklak dan Juknis Prima Tani. Badan Penelitian DanPengembangan Pertanian. Deptan.
Anonim.2007. Panduan Umum Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Lahan PertanianMendukung Prima Tani. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Deptan.
Anonim.2007.Surat Keputusan Menteri Pertanian. Tentang Pembentukan Tim Pembinadan Tim Pelaksana Prima Tani. Departemen Pertanian.
Anonim. Tonggak Baru Sejarah Pembangunan Pertanian. Warta Prima Tani vol.2nomor 1,2007.
Winarno.2006. Panduan Penyusunan Rancangbangun Laboratorium Agribisnis.MateriTOT Apresiasi Manajemen Dan Konsep Prima Tani Untuk Manajer LaboratoriumAgribisnis. Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian.
Anonim.2005. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) DinasPertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barito Timur.
Anonim.2005. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) DinasPertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barito Timur.
Statistik Pertanian (Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan ) Provinsi KalimantanTengah 2000 – 2004. Biro Pusat Statistik. Kalimantan Tengah.
Programa Penyuluhan Pertanian.Balai Penyuluhan Pertanian Ampah, kecamtan DusunTengah.
Statistik Perkebunan. 2005. Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah
19
LAMPIRAN
ORGANISASI PELAKSANA
Organisasi Tingkat Pusat.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 496Kpts/OT.160/9/2006tentang PEMBENTUKAN TIM PEMBINA DAN TIM PELAKSANA PRIMA TANI, sebagaiberikut :
TIM PEMBINAKetua : Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
Sekretaris: Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Anggota : 1. Inspektur Jenderal Departemen Pertanian
2. Direktur Jenderal Tanaman Pangan
3. Direktur Jenderal Hortikultura
4. Direktur Jenderal Peternakan
5. Direktur Jenderal Perkebunan
6. Direktur Jenderal Pengolahan Lahan dan Air Pertanian
7. Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
8. Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian
9. Kepala Badan Ketahanan Pangan
10. Kepala Badan Karantina Pertanian.
TIM PELAKSANAKetua : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Sekretaris: Sekretaris Badan Litbang
Anggota : 1. Kepala Biro Perencanaan, Departemen Pertanian
2. Sekretaris Inspektorat Jenderal, Departemen Pertanian
3. Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan
4. Sekretaris Ditjen Hortikultura
5. Sekretaris Ditjen Peternakan
6. Sekretaris Ditjen Perkebunan
7. Sekretaris Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air Pertanian
8. Sekretaris Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
9. Sekretaris Badan Pengembangan SDM Pertanian
10.Sekretaris Badan Ketahanan Pangan
20
11. Sekretaris Badan Karantina Pertanian
12. Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
13. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian
14. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
15. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
16. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
17. Kepala Balai Besar Penelitian Pengembangan Mekanisasi
Pertanian
18. Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi
dan Sumberdaya Genetik Pertanian
19. Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen
Pertanian
20. Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Lahan Pertanian
21. Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian
Organisasi Tingkat Kabupaten.
Berdasarkan hasil kesepakatan pada saat sosialisasi rancangbangun
laboratorium agribisnis di aula kantor Pemda Barito Timur, disepakati susunan
organisasi Prima Tani tingkat kabupaten sebagai berikut :
Tim Pengarah.-Bupati Kabupaten Barito Timur
-Sekretaris Daerah Kabupaten Barito Timur
Tim Pembina.Ketua : Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Barito Timur
Wkl.Ketua : Asisten II Setda Kabupaten Barito Timur
Sekretaris : Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab.Barito Timur
Wkl.Sekretaris : Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Barito Timur
Anggota :1. Kepala Banwasda Kabupaten Barito Timur
2. Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Barito Timur
3. Kepala Dinas PU Kabupaten Barito Timur
21
4. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Barito Timur
5. Kepala Dinas Koperasi Kabupaten Barito Timur
6. Kepala Dinas Transmigrasi Kabupaten Barito Timur
7. Ketua KTNA Kabupaten Barito Timur
Organisasi Laboratorium Agribisnis.
No. N a m a Jabatan dalam Prima Tani
1.2.3.4.5.6.7.8.
Dr. Ir. Masganti,MSIr. Rachmadi Ramli,MSAdrial, SPtArdiansyah Zulfikar,SP, MSiIr. SuriansyahAsmarhansyah, SP, MScFitria Kurniawati,S.TPHijrah Tunisa,SP
PenanggungjawabManajer Lab.AgribisnisKoordinator TeknisKoordinator KelembagaanKoordinator Klinik & DiseminasiAnggotaAnggotaAnggota