PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DIRINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL
(STUDI KASUS DI SMP NEGERI 1 BONDOWOSO)
SKRIPSI
OLEHDEWI WAHYUNINGTIAS
NIM 105811479395
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAANPROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAANDESEMBER 2009
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DIRINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL
(STUDI KASUS DI SMP NEGERI 1 BONDOWOSO)
SKRIPSIDiajukan kepada
Universitas Negeri Malanguntuk memenuhi salah satu persyaratandalam menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
OlehDewi WahyuningtiasNIM 105811479395
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAANPROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAANDesember 2009
Skripsi oleh Dewi Wahyuningtias iniTelah diperiksa dan disetujui untuk diuji.
Malang, 22 Desember 2009Pembimbing I
Drs. H. Suparlan, M.SiNIP 19470501 197803 1 001
Malang, 22 Desember 2009Pembimbing II
Dra. Sri Untari, M.SiNIP 19601009 198601 2 002
Skripsi oleh Dewi Wahyuningtias ini
telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 29 Desember 2009
Dewan Penguji
Drs. Suwarno Winarno, KetuaNIP. 19500403 197803 1 001
Drs. H. Suparlan, M.Si, AnggotaNIP. 19470501 197803 1 001
Dra. Sri Untari, M.Si, AnggotaNIP. 19601009 198601 2 002
Mengetahui, Mengesahkan,
Ketua Jurusan PPKn Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs. Kt. Diara Astawa, S.H, M.Si Prof. Dr. Hariyono, M.PdNIP. 19540522 198203 1 005 NIP. 19631227 198802 1 001
i
ABSTRAK
Wahyuningtias, Dewi. 2009. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi Kasus di SMP Negeri 1Bondowoso). Skripsi, Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, UniversitasNegeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. H. Suparlan, M.Si, (II) Dra. SriUntari, M.Si.
Kata kunci: pembelajaran, Pendidikan Kewarganegaraan, Rintisan SekolahBertaraf Internasional (RSBI)
Salah satu upaya untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutusebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional pada pasal 50 ayat (3), yakni “Pemerintah dan/atauPemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikanpada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi sekolah bertarafinternasional”. Meskipun secara formal belum dinamakan Sekolah/Madrasah BertarafInternasional, saat ini sejumlah sekolah di Indonesia telah melakukan rintisan ke arahSekolah/Madrasah Bertaraf Internasional.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional pasal 37 ayat (1) yang menyebutkan “Kurikulum pendidikandasar dan menengah wajib memuat, salah satunya Pendidikan Kewarganegaraan,maka dalam kerangka penyelenggaraan pendidikan nasional, PendidikanKewarganegaraan menempati kedudukan yang sentral. Oleh karena itu, untukmemenuhi standar penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional makapembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah/Madrasah BertarafInternasional seharusnya mulai bahkan telah memenuhi Standar Proses yangdiisyaratkan oleh Standar Pendidikan Nasional dan diatur lebih lanjut dalamPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang StandarProses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
Penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut. (1) Bagaimanaperencanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan SekolahBertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso? (2) Bagaimana pelaksanaan prosespembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah BertarafInternasional SMP Negeri 1 Bondowoso? (3) Bagaimanakah penilaian hasilpembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah BertarafInternasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso? (4) Bagaimanakah pengawasanproses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah BertarafInternasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso?
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bondowoso pada semestergenap tahun pelajaran 2008/2009 dengan menggunakan pendekatan kualitatifyang bersifat deskriptif. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Subjekpenelitian adalah kelas VII A yang merupakan kelas rintisan sekolah bertarafinternasional SMP Negeri 1 Bondowoso. Teknik pengumpulan data yang digunakanpada penelitian ini adalah observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung,wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.
ii
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Silabus dan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah BertarafInternasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso, baik komponen, pengembangan,dan penyusunannya telah memenuhi kriteria silabus dan (RPP) sebagai perencanaanproses pembelajaran yang diamanatkan Peraturan Menteri Pendidikan NasionalNomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar danMenengah. (2) Pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso tidak dapatdilaksanakan sama persis seperti kegiatan pembelajaran yang direncanakan dalamrencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Namun, proses pembelajarannya sebagianbesar telah memenuhi pelaksanaan pembelajaran dalam Lampiran Peraturan MenteriNomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar danMenengah. (3) Penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso tidakselalu melalui tes tulis melainkan dilakukan dengan beragam teknik penilaian. (4)Pengawasan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di RintisanSekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso terdiri dari pemantauan(monitoring), supervisi, dan evaluasi oleh kepala sekolah serta evaluasi jugadilakukan oleh siswa untuk menuju tingkat kepuasaan siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan (1) kepala sekolah haruslebih aktif dan sedapat mungkin melakukan pengawasan terhadap kinerja gurudalam proses pembelajaran agar mutu pendidikan yang diterapkan di RintisanSekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso semakinmeningkat sehingga masyarakat akan terus percaya terhadap kualitas pendidikandi dalamnya; (2) guru Pendidikan Kewarganegaraan Rintisan Sekolah BertarafInternasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso diharapkan mampu melakukanpengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secaramandiri; (3) guru Pendidikan Kewarganegaraan yang merupakan kunci utamadalam proses belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya bisamenciptakan kreativitas dan inovasi baru dalam pembelajaran, menggunakanmetode yang bervariasi serta berupaya menciptakan suasan belajar yang kondusifsehingga siswa tidak jenuh dan mudah dalam menerima materi yang diajarkan; (4)siswa-siswi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1Bondowoso hendaknya terus berupaya untuk mempertahankan prestasi yangselama ini diraih oleh sekolah dan berupaya lagi untuk meningkatkan prestasi baikdi bidang akademik maupun dalam bidang non akademik. Sehingga kepercayaanpemerintah dan masyarakat kepada pihak sekolah bisa terus meningkat sehinggamudah dalam melakukan kerjasama.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat, rahmat, dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul “Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bondowoso)” sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hariyono, M.Pd, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Malang.
2. Bapak Drs. Ketut Diara Astawa, S.H, M.Si selaku ketua jurusan Hukum dan
Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang.
3. Bapak Drs. H. Suparlan, M.Si, selaku dosen pembimbing I terima kasih atas
kesabaran dan kebijaksanaannya dalam membimbing dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Sri Untari, M.Si, selaku dosen pembimbing II terima kasih atas
bimbingan dan petunjuknya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
5. Bapak Drs. Suwarno Winarno selaku dosen penguji utama yang telah menguji
dan memberikan masukan untuk perbaikan skripsi.
iv
6. Bapak Drs. HM. Haeri, M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 1 Bondowoso terima
kasih atas ijin yang diberikan kepada penulis sehingga dapat melakukan
penelitian di sekolah yang bersangkutan.
7. Bapak Samsul, S.Pd selaku guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
SMP Negeri 1 Bondowoso terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada
penulis sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
8. Seluruh siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Bondowoso terima kasih atas kerja
sama yang diberikan dalam penelitian.
9. Orang tua penulis tercinta Bapak Agus Prayitno dan Ibu Dearty Yuliwati yang
telah memberikan dorongan, semangat, kasih sayang, segala doa dan
pengorbanannya.
10. Bapak Drs. Arso, M.Pd dan Ibu Suciati, S.Pd selaku ayah dan ibu mertua
terima kasih atas segala bantuan semangat, doa, dan kasih sayangnya.
11. Jefry Aulia Martha, yang selama ini telah dan akan terus menjadi pemimpin,
teman, cinta, dan inspirasi penulis. Terima kasih atas dorongan, semangat,
bantuan, doa, dan kesabaran yang begitu besar sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
12. Teman yang selalu sabar mendengarkan cerita-cerita penulis, Kiki; Ika; Ana;
terima kasih buat kebaikan dan pengharapan kalian.
13. Teman-teman PPKn 2005 yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu, terima
kasih atas dukungan dan semangat selama ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu-persatu dalam memberi doa,
motivasi, dan bantuan lain sehingga terselesaikannya skripsi ini.
v
Ibarat tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari sepenuhnya
bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan sehingga saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan penulis untuk
menyempurnakan skripsi ini.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................... . i
KATA PENGANTAR...................................................................... . iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………. . vi
DAFTAR TABEL……………………………………………………. . ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………… . xi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… . xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………… . 1B. Rumusan Masalah…………………………………………… . 7C. Tujuan Penelitian ……………….…………………............. . 7D. Manfaat Penelitian…………………………………………… . 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran……..……………………………. . 91. Hakekat Belajar…………………………………………. . 92. Hakekat Pembelajaran…………………………………… . 10
B. Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah…… . 111. Perencanaan Proses Pembelajaran.……………...……….. . 122. Pelaksanaan Proses Pembelajaran……………………...... . 163. Penilaian Hasil Pembelajaran…………………………… . 224. Pengawasan Proses Pembelajaran……………………… . 22
C. Pendidikan Kewarganegaraan……………………………… . 231. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan………………… . 232. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan………… . 253. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan…………………. . 26
D. Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional (SBI)..…………. . 27Pengertian Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional ... . 27
1. Visi, Misi, Tujuan Sekolah/Madrasah BertarafInternasional (SBI)……………………………….……… . 27
2. Karakteristik Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional(SBI)……………………………………………………... 28
3. Tahapan Penyelenggaraan Sekolah/Madrasah BertarafInternasional (SBI).…………………………………….... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian…………………………… 31B. Kehadiran Peneliti…………………………………………… 33C. Lokasi Penelitian………………………………….………… 35
vii
D. Jenis dan Sumber Data……..……………………………… 36E. Teknik Pengumpulan Data………………………………… 37F. Teknik Analisis Data……………………………………….. 41G. Pengecekan Keabsahan Data………………………………. 43H. Tahap-tahap Penelitian…………………………………….. 46
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Bondowoso.……………..... 491. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Bondowoso.................. 492. RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso........................................ 513. Visi, Misi, Tujuan SMP Negeri 1 Bondowoso...……….... 574. Struktur Organisasi........................................................... 645. Personalia SMP Negeri 1 Bondowoso…………………… 656. Denah SMP Negeri 1 Bondowoso……………………….. 687. Potensi SMP Negeri 1 Bondowoso………………………. 69
B. Paparan Data............................................................................. 731. Perencanaan Proses Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah BertarafInternasional SMP Negeri 1 Bondowoso............................ 73
2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran PendidikanKewarganegaraan di Rintisan Sekolah BertarafInternasional SMP Negeri 1 Bondowoso............................ 79
3. Penilaian Hasil Pembelajaran PendidikanKewarganegaraan di Rintisan Sekolah BertarafInternasional SMP Negeri Bondowoso............................... 102
4. Pengawasan Proses Pembelajaran PendidikanKewarganegaraan di Rintisan Sekolah BertarafInternasional SMP Negeri 1 Bondowoso………………… 115
C. Temuan Penelitian................................................................. 125
BAB V PEMBAHASAN
A. Perencanaan Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraandi SMP Negeri 1 Bondowoso................................................... 130
B. Pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraandi Rintisan Sekolah Bertaraf InternasionalSMP Negeri 1 Bondowoso ………………………………… 140
C. Penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraandi Rintisan Sekolah Bertaraf InternasionalSMP Negeri 1 Bondowoso....................................................... 144
D. Pengawasan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraandi Rintisan Sekolah Bertaraf InternasionalSMP Negeri 1 Bondowoso...................................................... 148
BAB VI PENUTUP
Kesimpulan......................................................................... 151Saran................................................................................. 153
viii
DAFTAR RUJUKAN…………………………………………………. 155
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......................................... .. 157
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………. 158
RIWAYAT HIDUP........................................................................ .. 184
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Model Analisis Interaktif (Miles dan Huberman 1992: 20)…….. . 42
4.1 Nama-Nama Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bondowoso........... . 50
4.2 Daftar Guru Mata Pelajaran SMP Negeri 1 Bondowoso………. . 66
4.3 Nama-Nama Staf SMP Negeri 1 Bondowoso…………………... . 67
4.4 Jumlah Ruangan SMP Negeri 1 Bondowoso.............................. . 69
4.5 Demonstrasi Kelompok 2…...………............................................ . 85
4.6 Demonstrasi Kelompok 1...…………............................................ . 88
4.7 Demonstrasi Kelompok 3……...……............................................ . 91
4.8 Demonstrasi Kelompok 4…........................................................... . 96
4.9 Alat Penilaian Kognitif.................................................................... 103
4.10 Hasil Penskoran Tes Tulis Kelas VII A..................................... . 105
4.11 Pedoman Penilaian Skenario....................................................... . 107
4.12 Hasil Penilaian Skenario Kelompok Kelas VII A……………… . 107
4.13 Pedoman Penilaian Unjuk Kerja (demonstrasi)........................... . 109
4.14 Hasil Penilaian Demonstrasi Kelompok Kelas VII A................... . 109
4.15 Instrumen Penilaian Diri…………………………………………. 110
4.16 Pedoman Penilaian Diri.............................................................. 111
4.17 Hasil Penilaian Diri Siswa Kelas VII A………………………… 112
4.18 Lembar Pengamatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran.......... 113
4.19 Hasil Pengamatan Guru Terhadap Siswa Kelas VII A dalam
Proses Pembelajaran................................................................ 114
4.20 Format Instrumen Supervisi…………………………………… 117
x
4.21 Identitas Dalam Format Instrumen Supervisi…………………… 119
4.22 Lembar Evaluasi Guru.................................................................... 125
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Fasilitas Kelas RSBI…………………………….................................... 54
2. Siswa dan Guru Sedang Mengakses Internet...................................... 57
3. Media Visual dalam Kegiatan Apersepsi……..…………………........... 80
4. Suasana Diskusi Kelompok 1………………………………………....... 83
5. Suasana Diskusi Kelompok 2…………………………………........... 83
6. Suasana Diskusi Kelompok 3................................................................... 84
7. Suasana Diskusi Kelompok 4............................................................... 84
8. Adegan Mengamen dan Mengemis Anggota Kelompok 2...................... 87
9. Kelompok 2 Melakukan Demonstrasi.................................................. 87
10. Anggota Kelompok 1 Sedang Berorasi Sambil Mengangkat
Tangannya...................................................................................... 90
11. Kelompok 1 Melakukan Demonstrasi…………………………….......... 90
12. Demonstran Kelompok 3 Menyuarakan Tuntutannya Melalui Lagu 92
13. Kelompok 4 Melakukan Demonstrasi…………………………….......... 97
14. Guru Melakukan Tanggapan Kegiatan Demonstrasi………………....... 98
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................ 158
2. Silabus Pendidikan Kewarganegaraan Hasil Pengembangan ................. 168
3. Silabus Pendidikan Kewarganegaraan dari BSNP................................... 172
4. Ikhtisar Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional 175
5. Lembar Hasil Evaluasi Guru……………………………....………........ 178
6. Surat Pengantar Penelitian ................................................................ 179
7. Surat Rekomendasi Penelitian ............................................................... 180
8. Surat Keterangan Penelitian ............................................................... 181
9. Format Konsultasi Penyusunan Skripsi ............................................... 182
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya pendidikan dalam konteks pembangunan nasional
mempunyai fungsi: (1) pemersatu bangsa, (2) penyamaan kesempatan, dan (3)
pengembangan potensi diri. Pendidikan diharapkan dapat memperkuat
keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memberi
kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam
pembangunan, dan memungkinkan setiap warga negara untuk mengembangkan
potensi yang dimilikinya secara optimal.
Pemerintah menyadari pentingnya pendidikan yang bermutu bagi bangsa
Indonesia. Oleh karenanya Pemerintah harus terus berupaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan nasional. Sejalan dengan hal itu, Pemerintah bersama Dewan
Perwakilan Rakyat telah menetapkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Selanjutnya, untuk menjamin terselenggaranya
pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan telah
ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Kebutuhan masyarakat Indonesia yang semakin tinggi terhadap pendidikan
yang bermutu menunjukkan bahwa pendidikan menjadi salah satu pranata kehidupan
sosial yang kuat dan berwibawa, serta memiliki peranan yang sangat penting dan
2
strategis dalam pembangunan peradaban bangsa Indonesia. Berbagai kajian dan
pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan memberi manfaat yang luas bagi
kehidupan suatu bangsa. Pendidikan mampu melahirkan masyarakat terpelajar dan
berakhlak mulia yang menjadi pilar utama dalam membangun masyarakat sejahtera
(Balitbang Depdiknas, 2007: 2).
Salah satu upaya untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 50 ayat (3), yakni “Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan
pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi sekolah bertaraf
internasional”. Pengembangan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional (SBI)
dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing bangsa Indonesia di
forum internasional. Meskipun secara formal belum dinamakan Sekolah/Madrasah
Bertaraf Internasional, saat ini sejumlah sekolah di Indonesia telah melakukan rintisan
ke arah Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional.
Keinginan melakukan rintisan penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Bertaraf
Internasional dilatarbelakangi oleh alasan-alasan berikut. Pertama, era globalisasi
menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam teknologi, manajemen, dan
sumber daya manusia. Keunggulan sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci
daya saing karena SDM lah yang akan menentukan siapa yang mampu menjaga
kelangsungan hidup, perkembangan, dan kemenangan dalam persaingan. Kedua,
rintisan penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional memiliki dasar
hukum yang kuat yaitu pasal 50 ayat (3) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN 20/2003) seperti yang telah disebutkan
3
di atas. Kemudian pada pasal 50 ayat (7) UUSPN 20/2003 menyatakan bahwa
ketentuan tentang Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah (PP). Ketiga, penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Bertaraf
Internasional didasari oleh filosofi eksistensialisme dan esensialisme
(fungsionalisme). Filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidikan harus
mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitasi yang
dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, properubahan (kreatif,
inovatif, dan eksperimentatif), menumbuhkan dan mengembangkan bakat, minat, dan
kemampuan peserta didik. Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan
harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga,
maupun kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional,
maupun internasional (Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Depdiknas, 2007: 2).
Pengembangan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional dilakukan secara
intens, terarah, terencana, bertahap berdasarkan skala prioritas karena alasan-alasan
keterbatasan sumber daya, dan mempertimbangkan keberagaman status sekolah-
sekolah yang ada saat ini. Untuk itu, pengembangan Sekolah/Madrasah Bertaraf
Internasional periode 2006-2010 difokuskan pada tiga fase yaitu: (1) fase rintisan, (2)
fase konsolidasi, dan (3) fase kemandirian (Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Depdiknas, 2006: 16).
Untuk mencapai fase kemandirian, satuan pendidikan yang berstatus Rintisan
Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional telah mulai menerapkan standar
penyelenggaraan SBI sesuai dengan Ikhtisar Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah
Bertaraf Internasional yang dijabarkan lebih lanjut dalam indikator kinerja kunci
4
minimal dan indikator kinerja kunci tambahan (terlampir). Sehingga nantinya satuan
pendidikan yang telah berstatus Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional sudah dapat
melakukan penjaminan mutu.
Mutu setiap Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional salah satunya dijamin
dengan keberhasilan melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Proses pembelajaran disesuaikan dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pencapaian indikator
kinerja kunci minimal, yaitu memenuhi Standar Proses serta pencapaian indikator
kinerja kunci tambahan (Balitbang Depdiknas, 2007: 10). Standar proses yang
menjadi acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran saat ini adalah sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
Lulusan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional diharapkan berkelas dunia,
mampu bersaing dan berkolaborasi secara global dengan bangsa-bangsa lain di dunia,
dan itu memerlukan pemahaman budaya lintas bangsa. Adaptasi atau bahkan adopsi
terhadap program-program pendidikan dari negara-negara maju dapat dilakukan
secara eklektif inkorporatif, dalam arti, program-program pendidikan yang berasal
dari negara-negara maju tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah mendasar bangsa
Indonesia yaitu Pancasila, agama, dan kewarganegaraan. Oleh karena itu, model
penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional yang dipilih oleh satuan
pendidikan harus tetap menjaga dan memelihara jati diri bangsa Indonesia yang mana
peserta didik tetap mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan, Agama, Bahasa
Indonesia, dan Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia.
5
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 37 ayat (1) yang menyebutkan “Kurikulum pendidikan
dasar dan menengah wajib memuat: (a) pendidikan agama; (b) pendidikan
kewarganegaraan; (c) bahasa; (d) matematika; (e) ilmu pengetahuan alam; (f) ilmu
pengetahuan sosial; (g) seni dan budaya; (h) pendidikan jasmani dan olahraga; (i)
keterampilan/kejuruan; dan (j) muatan lokal”, maka dalam kerangka
penyelenggaraan pendidikan nasional, Pendidikan Kewarganegaraan menempati
kedudukan yang sentral. Rasionalnya, program Pendidikan Kewarganegaraan
memiliki keterkaitan langsung dengan program pendidikan nasional. Hal itu tampak
ketika aspek program Pendidikan Kewarganegaraan dipersepsikan dalam mendukung
tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila banyak
memiliki signifikansi dengan Pendidikan Kewarganegaraan, terutama jika dikaitkan
dengan landasan ideologis dan konstitutif yang digunakan, yaitu Pancasila dan UUD
1945 (Suparlan Al Hakim, dkk, 2002: 19).
Signifikansi lain tampak jelas jika ditelusuri dari target garapan masing-
masing. Pendidikan Kewarganegaraan yang bertujuan membentuk kepribadian warga
negara yang baik berkaitan langsung dengan upaya pembentukan manusia Indonesia
yang berkualitas sebagaimana digambarkan dalam tujuan pendidikan nasional.
Dengan demikian, substansi garapan dua program pendidikan tersebut pada
hakikatnya memiliki kesamaan terutama dalam membentuk kepribadian warga
negara yang baik dan berkualitas (desirable personal qualities) (Suparlan Al Hakim,
dkk, 2002: 20).
6
Oleh karena itu, untuk memenuhi standar penyelenggaraan Sekolah/Madrasah
Bertaraf Internasional maka pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional seharusnya mulai bahkan telah memenuhi
Standar Proses yang diisyaratkan oleh Standar Pendidikan Nasional dan diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dengan diberlakukannya Standar Proses ini diharapkan bisa meningkatkan
mutu pendidikan nasional. Namun di sisi lain ada beberapa sekolah yang belum
siap untuk menerapkan Standar Proses yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Banyak faktor yang menyebabkan kurang bisanya sekolah untuk menerapkan
Standar Proses ini, antara lain minimnya sarana dan prasarana sekolah,
kurangnya tenaga pendidik yang mempunyai profesional yang tinggi serta kondisi
sekolah yang belum siap dalam hal tata administrasi. Dari kenyataan tersebut
kiranya perlu adanya kajian yang mendalam dari kebijakan pemerintah tentang
pemberlakuan Standar Proses khususnya pada proses pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Hasil kajian ini nantinya diharapkan dapat menjadi referensi
bagi satuan pendidikan yang akan melakukan Rintisan Sekolah/Madrasah Bertaraf
Internasional khususnya dalam pelaksanaan penjaminan mutu Standar Proses.
Hal ikhwal di atas yang mendorong penulis ingin meneliti tentang “Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional”. Suatu
Studi di SMP Negeri 1 Bondowoso yang merupakan salah satu Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional.
7
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso?
2. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso?
3. Bagaimanakah penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso?
4. Bagaimanakah pengawasan proses pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1
Bondowoso?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan perencanaan proses pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1
Bondowoso.
2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1
Bondowoso.
3. Untuk mendeskripsikan penilaian hasil pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1
Bondowoso.
8
4. Untuk mendeskripsikan pengawasan proses pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1
Bondowoso.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi banyak pihak, antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
a. Sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan
wawasan berfikir kritis guna melatih kemampuan memahami dan
menganalis masalah kebijakan dalam dunia pendidikan.
b. Meningkatkan daya nalar dalam melakukan pengamatan, perumusan dan
pemecahan masalah secara ilmiah.
2. Bagi Program Studi PPKn
a. Sebagai bahan pustaka untuk menambah referensi dan melengkapi kajian
perkuliahan yang berkaitan dengan mata kuliah pendidikan.
b. Pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat dimanfaatkan sebagai
penunjang belajar di Perguruan Tinggi.
3. Bagi SMP Negeri 1 Bondowoso
Untuk memberikan referensi terkait dengan Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang mengacu pada Standar Proses yang nantinya bisa
mengoptimalkan mutu pendidikan khususnya di SMP Negeri 1 Bondowoso.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Hakekat Belajar
Belajar tidak akan pernah lepas dari manusia karena pada hakekatnya
belajar dilakukan manusia sepanjang hayatnya atau sekurang-kurangnya ia terus
belajar meskipun sudah lulus sekolah. Belajar merupakan salah satu kebutuhan
hidup manusia yang vital dalam usahanya untuk mempertahankan hidup dan
mengembangkan dirinya di era globalisasi sekarang ini.
Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan individu atau manusia
untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan dalam
interaksinya dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku hasil belajar yang
bersifat positif misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi
terampil. Di samping itu, hasil belajar tidak hanya menyangkut pengetahuan,
tetapi juga berkaitan dengan sikap dan keterampilan.
Belajar adalah aktivitas manusia di mana semua potensi manusia
dikerahkan. Kegiatan ini tidak terbatas hanya pada kegiatan mental intelektual,
tetapi juga melibatkan kemampuan-kemampuan yang bersifat emosional. Bahkan
tidak jarang melibatkan kemampuan fisik. Menurut Dimyati & Mudjiono (2006:
3) “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
10
belajar siswa. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar”.
Dalam pembelajaran, guru berperan membuat desain instruksional, bertindak
mengajar atau membelajarkan, menyelenggarakan kegiatan belajar, mengevaluasi
hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Sedangkan peran siswa adalah
bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar, dan
menggunakan hasil belajar sebagai dampak pengiring.
Slameto (2003: 2) menyebutkan “belajar merupakan suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 10) menyebutkan
bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman.
Sardiman A.M (2008: 20) menerangkan bahwa belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain
sebagainya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu usaha sadar yang terjadi secara terus-menerus yang bersifat positif
untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang lebih baik sehingga mencapai
tujuan yang diinginkan.
2. Hakikat Pembelajaran
Dalam Ketentuan Umum Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
11
lingkungan belajar.
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata
dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui
(diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi
“pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan
sehingga anak didik mau belajar (http://elmuttaqie.wordpress.com , 2008).
Winkel (dalam http://www.docstoc.com/ , 2008) menerangkan bahwa
pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung
proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal
yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di
dalam peserta didik.
Sedangkan Duffy dan Roehler (dalam http://whandi.net, 2007)
menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan
menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan
kurikulum.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan guru untuk membantu peserta
didik dalam belajar sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
B. Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah
standar proses yang diatur lebih lanjut oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan
12
Menengah. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai
kompetensi lulusan.
Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan
pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan
menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit
semester. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
1. Perencanaan Proses Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
a. Silabus
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran
atau tema pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi lulusan (SKL),
serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru
13
secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa
sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat
Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di
bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan
untuk SD dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pen-
didikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi
dasar (KD). Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar (KD) yang dapat dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk
setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen RPP adalah :
1) Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,
program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah
pertemuan.
14
2) Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta
didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester
pada suatu mata pelajaran.
3) Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi dalam suatu pelajaran.
4) Indikator pencapaian kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang
menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati
dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
5) Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6) Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi.
15
7) Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
kompetensi dasar (KD) dan beban belajar.
8) Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi
dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode
pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta
karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada
setiap mata pelajaran.
9) Kegiatan pembelajaran
a) Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran.
b) Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang-
kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik
melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
16
c) Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau
kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
10) Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11) Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom-
petensi.
2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
1) Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:
a) SD/MI : 28 peserta didik
b) SMP/MT : 32 peserta didik
c) SMA/MA : 32 peserta didik
d) SMK/MAK : 32 peserta didik
2) Beban kerja minimal guru
a) Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas
tambahan;
17
b) Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas adalah
sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu)
minggu.
3) Buku teks pelajaran
a) Buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dipilih
melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari
buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;
b) Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata
pelajaran;
c) Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku
pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya;
d) Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber
belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.
4) Pengelolaan kelas
a) Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan;
b) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat
didengar dengan baik oleh peserta didik;
c) Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik;
d) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan
belajar peserta didik;
e) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan
kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;
18
f) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil
belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
g) Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama,
suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi;
h) Guru menghargai pendapat peserta didik;
i) Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;
j) Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran
yang diampunya; dan
k) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu
yang dijadwalkan.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup.
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
c) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
d) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
19
2) Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi dasar (KD) yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi.
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
(1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
(2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
(3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
(4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
(5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
20
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
(1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis melalui tugas-tugas
tertentu yang bermakna;
(2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
(3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
(4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
(5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
(6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
(7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
(8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
(9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
(1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
21
(2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber;
(3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan;
(4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
(a) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
(b) Membantu menyelesaikan masalah;
(c) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
(d) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(e) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
22
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik;
e) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
3. Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan
menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar
Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
4. Pengawasan Proses Pembelajaran
a. Pemantauan
1) Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
2) Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan,
pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
3) Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan
pendidikan.
b. Supervisi
1) Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
23
2) Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh,
diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Kegiatan supervisi dilakukan oleh
kepala dan pengawas satuan pendidikan.
c. Evaluasi
1) Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas
pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil
pembelajaran.
2) Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
(a) Membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan
standar proses;
(b) Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai
dengan kompetensi guru.
3) Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja
guru dalam proses pembelajaran.
C. Pendidikan Kewarganegaraan
1. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Sebagaimana diketahui bahwa Pendidikan Kewarganegaraan pada
hakikatnya merupakan pendidikan yang mengarah pada terbentuknya warga
negara yang baik dan bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai dan dasar
negara Pancasila. Dalam kurikulum sekolah sudah dikenal, mulai dari Civics
tahun 1962, Pendidikan Kewargaan Negara dan Kewargaan Negara tahun 1968,
Pendidikan Moral Pancasila tahun 1975, Pendidikan Pencasila dan
24
Kewarganegaraan tahun 1994, dan Pendidikan Kewarganegaraan tahun 2003
(Puskur Balitbang Depdiknas, 2007: 3). Di negara lain kemasan kurikuler
serupa itu dikenal sebagai civic education dalam konteks wacana pendidikan
untuk kewarganegaraan yang demokratis menurut konstitusi negaranya masing-
masing.
Pendidikan Kewarganegaraan untuk Indonesia secara filosofik dan
substantif¬pedagogis/andragogis, merupakan pendidikan untuk memfasilitasi
perkembangan pribadi peserta didik agar menjadi warga negara Indonesia yang
religius, berkeadaban, berjiwa persatuan Indonesia, demokratis dan
bertanggung jawab, dan berkeadilan (Puskur Balitbang Depdiknas, 2007).
Untuk pendidikan dasar dan pendidikan menengah, komitmen utuh telah
dicapai sesuai dengan legal framework yang ada, bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran wajib pada semua satuan
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Aspek-aspek yang menjadi
lingkup mata pelajaran ini, mencakup persatuan dan kesatuan bangsa, norma
hukum dan peraturan, hak azasi manusia, kebutuhan warga negara, konstitusi
negara, kekuasaaan dan politik, Pancasila, dan globalisasi.
Dalam Lampiran Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
secara normatif dikemukakan bahwa ”Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak
dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil,
dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”.
25
2. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Berdasarkan Lampiran Permendiknas N0. 22 tahun 2006 tentang Standar
Isi, ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk
pendidikan dasar dan menengah secara umum meliputi aspek-aspek sebagai
berikut.
a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,
Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam
pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan
b. Norma, hukum, dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,
Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan
daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem
hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional
c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban
anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM
d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai
warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan
warga negara
e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi
26
f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan
sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani,
Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi
g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi
terbuka
h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan
organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.”
3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memberikan
kompetensi sebagai berikut:
a) Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
b) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa-bangsa lain
d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi (Sri Untari, 2005: 3)
27
D. Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional
1. Pengertian Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional (SBI)
Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional adalah sekolah nasional yang
menyiapkan peserta didiknya berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP)
Indonesia dan tarafnya internasional sehingga lulusannya memiliki kemampuan
daya saing internasional. Dengan pengertian ini, SBI dapat dirumuskan sebagai
berikut:
SBI = SNP + X
dimana SNP adalah standar nasional pendidikan (SNP) yang meliputi kompetensi
lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dana
pengelolaan, dan penilaian; dan X merupakan penguatan, pengayaan,
pengembangan, perluasan, baik dari dalam maupun luar negeri, yang diyakini
telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional (Dirjen Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, 2007: 3). Sedangkan Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional adalah satuan pendidikan yang sedang berada dalam tahap
rintisan menuju sekolah bertaraf internasional.
2. Visi, Misi, Tujuan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional (SBI)
Mengacu pada isi pendidikan nasional dan visi Departemen Pendidikan
Nasional, maka visi SBI adalah “Terwujudnya insan Indonesia yang cerdas dan
kompetitif secara internasional”. Visi tersebut memiliki implikasi bahwa
penyiapan manusia bertaraf internasional memerlukan upaya-upaya yang
dilakukan secara intensif, terarah, terencana, dan sistematik agar dapat
mewujudkan bangsa yang maju, sejahtera, damai, dihormati, dan diperhitungkan
oleh bangsa-bangsa lain.
28
Berdasarkan visi tersebut, maka misi SBI adalah mewujudkan manusia
Indonesia cerdas dan kompetitif secara internasional, yang mampu bersaing dan
berkolaborasi secara global.
Penyelenggaraan SBI bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkelas
nasional dan internasional sekaligus. Lulusan yang berkelas nasional secara jelas
telah dirumuskan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan dijabarkan dalam PP No. 19 tahun 2005 Standar Nasional
Pendidikan dan lebih dirincikan lagi dalam Permendiknas Nomor 23 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang bunyinya sebagai berikut:
Pertama, pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Kedua, pendidikan menengah (umum dan
kejuruan) memiliki tujuan sebagai berikut: pendidikan menengah umum bertujuan
untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya (Dirjen
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, 2007: 5).
3. Karakteristik Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional (SBI)
Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional memiliki karakteristik
keunggulan yang ditunjukkan dengan pengakuan internasional terhadap proses
dan hasil atau keluaran pendidikan yang berkualitas dan teruji dalam berbagai
aspek. Pengakuan internasional ditandai dengan penggunaan standar pendidikan
29
internasional dan dibuktikan dengan hasil sertifikasi berpredikat baik dari salah
satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai
keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan (Balitbang Depdiknas, 2007: 7).
4. Tahapan Penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional
Penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional hendaknya
melalui dua tahapan atau fase, yaitu (a) fase rintisan, dan (b) fase kemandirian.
a. Fase Rintisan
Dalam fase rintisan ini terdiri dari dua tahap, yaitu: (1) tahap pengembangan
kemampuan/kapasitas sumber daya manusia, modernisasi manajemen dan
kelembagaan, dan (2) tahap konsolidasi. Pengembangan kemampuan/kapasitas
sumber daya manusia dilakukan terhadap guru, kepala sekolah/madrasah, dan
tenaga kependidikan lainnya melalui penilaian terhadap kondisi nyata sumber
daya manusia yang ada di sekolah/madrasah dan ditindaklanjuti dengan
pelatihan dan apabila diperlukan dapat melakukan studi banding ke
penyelenggara Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional yang well-
established. Pengembangan dan modernisasi manajemen sekolah/madrasah
dilakukan untuk mengubah manajemen yang tradisional menjadi manajemen
sekolah/madrasah yang modern dengan melibatkan dan/atau memerankan
komite sekolah/madrasah. Pengembangan dan modernisasi kelembagaan
dilakukan dengan melengkapi infrastruktur sekolah/madrasah yang mengacu
pada penggunaan teknologi komunikasi dan informasi (ICT). Konsolidasi
dilakukan untuk menemukan praktek-praktek yang baik (the best practices)
dan pelajaran-pelajaran yang dapat dipetik (the lesson learned), baik melalui
30
diskusi fokus secara terbatas maupun diskusi fokus secara luas melalui
lokakarya atau seminar.
b. Fase Kemandirian
Dalam fase kemandirian ini, pengembangan Sekolah/Madrasah Bertaraf
Internasional diharapkan telah mampu bersaing secara internasional yang
ditunjukkan oleh kepemilikan daya saing yang tangguh dalam lulusan, kurikulum,
proses belajar mengajar, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pembiayaan, dan pengelolaan serta kepemimpinan. Indikasi bahwa
Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional telah mencapai fase kemandirian antara
lain yaitu: (1) tumbuhnya prakarsa sendiri untuk memajukan Sekolah/Madrasah
Bertaraf Internasional; (2) kemampuan berpikir dan kesanggupan bertindak secara
orisinal dan kreatif (inisiatif) dalam penyelenggaraan Sekolah/Madrasah Bertaraf
Internasional; dan (c) kemantapan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional untuk
bersaing di forum internasional.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh dalam
melakukan penelitian guna mencapai tujuan. Tujuan umum penelitian adalah
untuk memecahkan masalah, oleh karena itu langkah-langkah yang ditempuh
haruslah relevan dengan masalah yang telah dirumuskan. Beberapa hal yang
terdapat dalam metodologi penelitian:
A. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang dicapai dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menurut
Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006: 4) mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).
Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam
variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu
keutuhan.
Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh
dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dan
latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian
kualitatif bersifat diskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Dalam
penelitian kualitatif proses dan makna dari sudut pandang subyek lebih
ditonjolkan (Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 2000: 20).
32
Menurut Arikunto (2006: 12) penelitian kualitatif disebut dengan
“kualitatif naturalistik” yang menunjukkan bahwa:
Pelaksanaan penelitian ini memang terjadi secara alamiah, apaadanya, dalam situasi normal, yang tidak dimanipulasi keadaandan kondisinya, menekankan pada deskripsi secara alami.Pengambilan data atau penjaringan fenomena dilakukan darikeadaan yang sewajarnya ini dikenal dengan sebutan”pengambilan data secara alami atau natural”. Dengan sifatnya inimaka dituntut keterlibatan peneliti secara langsung di lapangan,tidak seperti penelitian kuantitatif yang dapat mewakilkan oranglain untuk menyebarkan angket atau melakukan wawancaraterstruktur.
Dari tiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
pendekatan kualitatif adalah penelitian yang terjadi secara alamiah, apa adanya
dan tidak dibuat-buat berasal dari orang-orang dan perilaku yang diamati, yang
akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan.
Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah dan tujuannya dimaksudkan
untuk mendiskripsikan tentang bagaimana Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Berdasarkan
masalah yang ada maka jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian
yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi,
lembaga atau suatu gejala tertentu (Arikunto, 2006: 142).
Jenis penelitian studi kasus ini diambil untuk mengetahui bagaimana
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso. Studi kasus merupakan penelitian
terhadap suatu kasus yang dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan
komprehensif terhadap individu maupun kelompok. Dalam studi kasus peneliti
harus senantiasa mengumpulkan data setepat-tepatnya dan selengkap-lengkapnya
33
dari kasus yang diangkat untuk mengetahui aspek-aspek yang menurut urutannya
yang dihubungkan satu dengan yang lainnya secara menyeluruh dan integral agar
menghasilkan gambaran umum tentang kasus yang akan diselidiki. Studi kasus
akan kurang kedalamannya bila hanya dipusatkan pada fase tertentu saja atau
salah satu aspek tertentu sebelum memperoleh gambaran umum tentang studi
kasus tersebut. Jadi dalam penelitian studi kasus seseorang atau kelompok yang
diteliti harus dikaji secara mendalam, mendetail, menyeluruh dan komprehensif
dalam rangka menemukan aspek-aspek yang saling berinteraksi antara satu
dengan yang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mempertahankan keutuhan
dari obyek artinya data yang dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang
terintegrasi.
B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti sangat penting dan
menentukan, karena peneliti berperan sebagai perencana, pelaksana, pengumpul
data, menganalisis, menyimpulkan dan pada akhirnya melaporkan hasil penelitian.
Peneliti bertindak sebagai instrumen utama (kunci) yang terlibat secara langsung
dari keseluruhan proses penelitian, mulai dari awal sampai akhir penelitian,
sehingga diharapkan data yang diperoleh lebih valid dan reliable. Mengingat
pentingnya kehadiran peneliti, maka peneliti datang ke obyek dalam rangka untuk
memperlancar proses penggalian data atau informasi dari responden yang
memerlukan waktu lama.
34
Menurut Moleong (2006: 163), “ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat
dipisahkan dari pengamatan berperan serta, peranan penelitilah yang menentukan
keseluruhan skenarionya”. Pengamatan berperan serta pada dasarnya mengadakan
pengamatan dan mendengarkan secermat mungkin sampai hal-hal yang sekecil-
kecilnya. Pengamatan ini sebagai cara terbaik untuk dapat memahami segi-segi
kehidupan sosial. Dengan jalan melakukan pembauran diri ke dalam suatu
lingkungan tertentu.
Agar kehadiran peneliti tidak menimbulkan kecurigaan dari subyek
penelitian, maka peneliti perlu memberitahukan statusnya dan berusaha mematuhi
aturan yang ada agar penelitian berjalan lancar dan diperoleh kepercayaan dari
subyek dan dapat memperoleh informasi yang diperlukan. Mengingat peneliti
bertindak sebagai instrumen kunci maka peneliti harus terlibat langsung dari
keseluruhan proses penelitian mulai dari awal sampai akhir sehingga diharapkan
akan diperoleh hasil data yang valid.
Moleong (2006: 9) menyatakan:
…hanya “manusia sebagai alat” sajalah yang dapat berhubungandengan responden atau obyek lainnya dan hanya manusialah yangmampu memahami kaitan-kaitan kenyataan di lapangan. Hanyamanusia sebagai insturumen pulalah yang dapat menilai apakahkehadirannya menjadi faktor pengganggu sehingga apabila terjadihal-hal yang demikian ia pasti menyadarinya serta dapatmengatasinya.
Pernyataan tersebut membuktikan bahwa peneliti adalah pengumpul data
utama yang selanjutnya dikatakan oleh Moleong bahwa ciri khas penelitian
kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan, namun peranan adalah
cara terbaik untuk memahami beberapa bidang kehidupan sosial yakni dengan
jalan membaurkan diri ke dalam lingkungan orang lain.
35
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Bondowoso Kabupaten
Bondowoso. Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (2000: 24) pemilihan lokasi
harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan dan
kesesuian dengan topik yang dipilih. Sesuai dengan hal tersebut di atas, peneliti
memilih SMP Negeri 1 Bondowoso sebagai lokasi penelitian dengan
pertimbangan:
1. Lingkungan yang sejuk, indah, rapi merupakan daya tarik tersendiri untuk
melakukan penelitian ini.
2. Ditinjau dari kualitas sekolah, SMP Negeri 1 Bondowoso merupakan SMP
favorit atau unggulan yang ada di Kabupaten Bondowoso.
3. Ditinjau dari kualitas guru dan siswa, SMP Negeri 1 Bondowoso terdiri
dari guru dan siswa pilihan dengan kualitas bagus.
4. Ditinjau dari segi fasilitas, SMP Negeri 1 Bondowoso merupakan SMP
yang mempunyai sarana dan prasarana yang paling lengkap dibandingkan
dengan SMP lain yang ada di Kabupaten Bondowoso.
5. SMP Negeri 1 Bondowoso sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
telah menerapkan standar penyelenggaraan SBI sesuai dengan penjaminan
mutu.
Adapun fokus dalam penelitian ini adalah:
1. Perencanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso.
2. Pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso.
36
3. Penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso.
4. Pengawasan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso.
D. Jenis dan Sumber Data
Data yang dimaksud dalam pengertian ini adalah informasi yang berkaitan
dengan tujuan penelitian. Sehingga informasi yang tidak ada hubungannya dengan
penelitian yang dilakukan bukan termasuk dalam data.
1. Jenis Data berdasarkan sumbernya:
a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama atau sumber
asli yang memuat informasi atau data tersebut. Sumber data primer
diperoleh secara langsung dari lapangan pada saat penelitian dilakukan,
baik diperoleh dari wawancara maupun observasi. Dalam hal ini data
primer diperoleh dari pihak SMP Negeri 1 Bondowoso.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang bukan asli yang
memuat informasi atau data yang berkaitan dengan penelitian. Sumber
data sekunder dapat melengkapi data primer yang diperoleh dari buku-
buku atau bahan pustaka dan dokumen lain yang ada pada SMP Negeri 1
Bondowoso. Dalam menulis penelitian, data sekunder ini sangat berguna
baik sebagai bahan perbandingan maupun untuk memperkuat data primer.
2. Jenis data berdasarkan bahan kategori:
a. Data Literatur, yaitu data yang bersumber dari buku-buku yang berkaitan
dengan penelitian.
37
b. Data Dokumenter, yaitu berupa arsip yang ada di SMP Negeri 1
Bondowoso.
c. Data empirik atau data lapangan yaitu data yang diperoleh secara langsung
dari tempat penelitian melalui observasi ke SMP Negeri 1 Bondowoso
serta mewawancara kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf dan
siswa yang ditunjuk sebagai informan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan terutama oleh peneliti
adalah dengan memasuki latar belakang penelitian. Ini merupakan salah satu ciri
utama penelitian kualitatif dalam hal pengumpulan data. Sesuai dengan bentuk
pendekatan penelitian kualitatif serta sumber dan jenis data yang digunakan, maka
teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari tiga
macam:
1. Observasi
Langkah pertama yang biasa dilakukan dalam proses pengumpulan data
kualitatif adalah mengadakan pengamatan atau observasi. Observasi atau
pengamatan merupakan dasar untuk memperoleh fakta sebelum digunakan teknik
pengumpulan data yang lain. Menurut Moleong (2006: 176), ”pengamatan dapat
diklasifikasikan atas pengamatan melalui cara berperan serta dan yang tidak
berperan serta”. Pada pengamatan tanpa berperan serta, pengamatan hanya
melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan. Sedangkan pada
pengamatan berperan serta, pengamatan dilakukan dengan dua peran sekaligus
yaitu sebagai pengamat dan sekaligus anggota resmi dari kelompok yang diamati.
38
Arikunto (2006: 230) mengatakan bahwa mengamati adalah menatap
kejadian, gerak atau proses. Kegiatan mengamati bukan merupakan pekerjaan
yang mudah karena minat dan kecenderungan-kecenderungan tertentu masih
banyak mempengaruhi pengamat, maka seorang pengamat haruslah objektif.
Dalam hal ini peneliti melakukan observasi secara langsung di lapangan
mengenai:
1. Perencanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso.
2. Pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso.
3. Penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso.
4. Pengawasan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso.
Dalam mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan pengamatan
tanpa peran serta. Adapun sasaran yang diperhatikan dalam proses mengadakan
pengamatan, yaitu informasi, konteks dan waktu. Dengan melakukan pengamatan
ini diharapkan dapat diketahui suasana yang melingkupi tema dalam penelitian,
yaitu “Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso ”.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyan dan yang diwawancarai yang
memberikan jawaban atas pertanyan itu. Esterberg (dalam Sugiyono, 2007: 72)
39
mengatakan bahwa “wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu”. Untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dapat digunakan wawancara yang tidak dapat diketahui melalui
observasi.
Wawancara dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara semi
terstruktur artinya terkadang menggunakan pertanyaan tertruktur (tersusun) pada
informan dan terkadang peneliti melakukan wawancara secara bebas (tanpa
tersusun) yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Untuk mendapatkan data
dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara dengan Drs. H. Hairi, M.Pd
selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Bondowoso, Samsul, S.Pd selaku waka
kurikulum dan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dan siswa-siswi
SMP Negeri 1 Bondowoso. Selanjutnya Wiyono (2007: 79) mengklasifikasikan
wawancara dalam penelitian kualitatif menjadi beberapa jenis:
a. Ditinjau dari taraf pertanyaannya:
1) Wawancara tak terstruktur, adalah wawancara yang dilakukan secara
umum dan mendalam tanpa mengarah pada sasaran tertentu yang
dirancang oleh peneliti.
2) Wawancara terstruktur, adalah wawancara yang dilakukan berdasarkan
arah tuntutan yang dibuat berdasarkan sumber informasi yang diberikan
oleh sasaran penelitian.
b. Ditinjau dari sifatnya:
1) Wawancara tertutup, dilakukan bila sasaran penelitian tidak mengetahui
bahwa mereka sedang diwawancarai. Contoh: dalam suasana santai
40
peneliti melakukan dialog dengan informan, ia tidak sadar dirinya sedang
diriset.
2) Wawancara terbuka, terjadi bila sasaran penelitian menyadari bahwa
dirinya sedang diwawancarai. Contoh: peneliti datang pada informan dan
memberi tahukan bahwa kedatangannya itu akan melakukan riset terhadap
dirinya.
3. Dokumentasi
Untuk memperkuat hasil penelitian ini, maka diperlukan suatu
dokumentasi, sehingga berguna untuk melengkapi hasil penelitian. Teknik ini
dilakukan dengan cara menelaah dokumen-dokumen resmi, arsip, dan literatur
penting yang berkaitan dengan masalah penelitian. Sehubungan dengan itu
metode dokumentasi ini dimaksudkan sebagai suatu cara pengambilan data
berdasarkan benda-benda tertulis atau arsip-arsip serta foto-foto yang dapat
memberikan informasi atau keterangan untuk keperluan penelitian. Pada teknik ini
peneliti mengutip isi dokumen atau arsip yang berhubungan dengan kebijakan
pemerintah dalam memberlakukan Standar Proses.
Sebagai kelengkapan informasi yang diterima oleh peneliti, maka
penelitian ini juga menggunakan buku-buku penunjang sebagai prosedur dan
kelengkapan pengumpulan data. Dokumen-dokumen ini bisa dijadikan nara
sumber bagi peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Wiyono, 2007: 81).
Hal ini merupakan penunjang utama dalam suatu penelitian dengan maksud untuk
melengkapi kekurangan data yang tersedia selama penulis mengadakan penelitian.
Dokumen tersebut dapat berupa buku-buku, peraturan-peraturan, notulen rapat,
catatan harian dan lain-lain. Sedangkan dokumen yang digunakan peneliti untuk
41
memperkuat hasil wawancara dan interview adalah berupa UU No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan, Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41
Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, catatan
tentang sejarah berdirinya SMP Negeri 1 Bondowoso. Dokumen juga merupakan
sumber otentik mengenai peristiwa-peristiwa masa lampau sehingga data yang
diperoleh bersifat obyektif.
F. Teknik Analisis Data
Moleong (2006: 247) menyatakan “proses analisis data dimulai dengan
menelaah seluruh data yang tersedia dari beberapa sumber, yaitu dari wawancara,
hasil observasi, hasil catatan lapangan, angket, dokumentasi pribadi, dokumen
resmi, gambar, foto dan sebagainya”. Data yang telah dikumpulkan dari kegiatan
penelitian harus diolah sehingga bisa diperoleh keterangan-keterangan yang
berguna. Selanjutnya data yang telah diolah tersebut disajikan dan dianalisa,
sehingga dengan demikian dapat dipergunakan oleh siapa saja terutama dalam
mengambil keputusan dan kesimpulan dari data tersebut.
Hasil pengumpulan data melalui wawancara mendalam dideskripsikan
secara apa adanya tanpa mengurangi makna dari masalah yang diteliti. Kemudian
data yang ada akan disajikan dalam bentuk deskripsi. Data hasil observasi disusun
secara sistematis dan ditafsirkan berdasarkan pada masalah yang diangkat untuk
selanjutnya dideskripsikan kemudian diambil kesimpulan. Dokumentasi dijadikan
sebagai pendukung hasil observasi maupun wawancara, kemudian dikaitkan
dengan isi yang relevan dengan hasil penelitian. Data dari dokumentasi dipadukan
42
PengumpulanData Display Data
Kesimpulan/Verifikasi
Reduksi Data
dengan hasil penelitian di lapangan kemudian ditarik suatu kesimpulan dan
dijadikan bahan panduan hasil penelitian.
Analisis data dilakukan dalam dua tahap, yaitu selama proses
pengumpulan data dan analisis data setelah selesai pengumpulan data. Miles &
Huberman (dalam Sugiyono, 2007: 92) menyatakan tiga tahap analisis data, yaitu
meliputi tahap (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan.
Setelah memperoleh data, peneliti melakukan analisa yaitu dengan membuat
catatan, komentar, serta ringkasan dari data yang dikumpulkan. Kemudian analisis
data setelah pengumpulan data dilakukan dengan pernyataan, reduksi pernyataan
melalui pengurangan duplikasi, mengambil pernyataan yang bersifat umum,
membuat kategori, mengadakan verifikasi dan perumusan hasil penelitian yang
dijadikan sebagai kesimpulan.
Kaitan antara pengumpulan data dan analisis data dalam penelitian
kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif (Miles dan Huberman, 1992: 20)
43
Berdasarkan gambar 3.1 dapat diketahui proses analisis data yang
dilakukan dalam penelitian kualitatif yaitu mula-mula peneliti melakukan
pengumpulan data. Langkah-langkah selanjutnya yaitu mereduksi data yang
terkumpul (memilih data yang tepat). Dalam proses ini terjadi kegiatan timbal
balik dan terus-menerus antara pengumpulan data dan reduksi data. Setelah data
direduksi akan dilakukan perakitan dari beberapa informasi yang memungkinkan
penarikan suatu kesimpulan. Setelah penyajian data dilakukan dengan sempurna
maka ditarik kesimpulan. Menarik suatu kesimpulan merupakan proses akhir dari
analisis suatu data. Kesimpulan yang diambil merupakan keterkaitan antara
pengumpulan data, penyajian data dan reduksi data (proses menyeluruh di dalam
kegiatan analisis data). Dengan kata lain proses pengumpulan data dan analisis
data dilakukan dalam suatu siklus khusus dan berlangsung sepanjang penelitian
dilaksanakan.
G. Pengecekan Keabsahan Data
Hasil yang didapatkan dalam penelitian kualitatif supaya benar-benar
dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipercaya oleh semua pihak perlu
diadakan pengecekan data. Adapun teknik pengecekan yang digunakan dalam
pengecekan data adalah sebagai berikut:
1. Perpanjangan kehadiran
Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti sangat menentukan proses
pengumpulan data. Namun waktu yang singkat belum cukup untuk mengamati
gejala-gejala yang terjadi, maka diperlukan perpanjangan kehadiran. Perpanjangan
kehadiran dilakukan untuk membangun kepercayaan subyek terhadap peneliti dan
44
kepercayaan terhadap diri peneliti sendiri. Dengan perpanjangan kehadiran
peneliti akan banyak mempelajari obyek, dapat mengamati, dan juga mengurangi
ketidakbenaran informasi yang diterima.
2. Ketekunan Pengamatan
Moleong (2006: 329) mengemukan “ketekunan pengamatan” bermaksud
menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan
persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal
tersebut secara rinci. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan dengan
teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol,
dan pengamatan diarahkan langsung pada fokusnya, sehingga ditemukan batas
yang sebenarnya. Kemudian ia menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik
sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang
ditelaah sudah dipahami. Disini peneliti melakukan pengamatan secara seksama
tidak asal mengetahui saja. Melalui usaha ini diharapkan dapat mengetahui
kondisi di lapangan secara komprehensif dan informasi yang diperoleh bisa
diteliti.
3. Triangulasi
Moleong (2006: 330) mengatakan bahwa triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber data,
yaitu mengecek sumber data yang satu dengan sumber data yang lainnya.
Pengecekan data terakhir dengan melacak dari hasil analisis data serta meminta
45
pada partisipan (informan) untuk mengecek kebenaran temuan, sehingga hasil
penelitian nantinya dapat disetujui kebenarannya.
4. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil
akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.
Diskusi ini dimaksudkan untuk memberi masukan, kritik, saran, maupun
menyangkal dari hasil penelitian peneliti. Sedangkan teman sejawat dalam
penelitian ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan angkatan 2005, yang memiliki pengetahuan umum yang sama
tentang apa yang diteliti, sehingga bersama peneliti dapat mereview persepsi,
pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. Melalui diskusi dengan teman
sejawat, kekurangan data hasil penelitian dapat disempurnakan dan juga untuk
mempertajam tingkat kepercayaan dan kebenaran data.
5. Kecukupan refensial
Bahan yang tercatat atau terekam dapat digunakan sebagai patokan untuk
menguji sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data. Untuk memenuhi hal
tersebut maka peneliti mengumpulkan bahan-bahan tertulis seperti koran, majalah,
buku-buku, dokumen resmi, foto ataupun statistik. Dokumen resmi ini dapat
berupa notulen rapat, laporan, peraturan anggaran dasar atau format isian lainnya
yang dapat menunjang penelitian.
6. Melacak Kesesuaian Hasil
Peneliti melakukan pengecekan terhadap data yang terkumpul selama
penelitian baik dari hasil observasi , wawancara, maupun dokumentasi.
46
H. Tahap–Tahap Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui prosedur penelitian dengan tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yaitu tahap yang dilakukan sebelum penelitian
dilaksanakan. Kegiatan dalam tahap persiapan ini meliputi:
a. Menyusun Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian kualitatif ini berisi: latar belakang masalah dan alasan
pelaksanaan penelitian, rumusan masalah penelitian, pemilihan lapangan
penelitian, penentuan jadwal penelitian, rancangan pengumpulan data,
rancangan prosedur analisis data, rancangan perlengkapan (yang diperlukan
dalam penelitian), rancangan pengecekan kebenaran data.
b. Studi Eksplorasi
Studi eksplorasi merupakan suatu kunjungan ke lokasi penelitian sebelum
penelitian dilaksanakan, dengan maksud dan tujuan berusaha mengenal segala
unsur lingkungan sosial, fisik, dan keadaan alam lokasi penelitian.
c. Perizinan
Sehubungan dengan penelitian yang dilaksanakan di luar kampus dan
merupakan lembaga pemerintah, maka pelaksanaan penelitian ini memerlukan
ijin dengan prosedur sebagai berikut: permintaan surat pengantar dari Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang sebagai permohonan ijin
penelitian yang ditujukan kepada pihak SMP Negeri 1 Bondowoso.
47
d. Penyesuaian Instrumen Penelitian
Kegiatan dalam penyesuaian instrumen penelitian meliputi penyusunan daftar
pertanyaan untuk wawancara, membuat lembar observasi, dan pencatatan
dokumen yang diperlukan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dilakukan kegiatan pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data, dan selanjutnya menarik kesimpulan.
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,
dengan menggunakan teknik pengamatan (observasi), wawancara, dan analisis
dokumentasi.
b. Pengolahan Data
Hasil dari pengumpulan data kemudian dilakukan pengolahan yang berkaitan
dengan penelitian ini. Pengolahan data ini dimaksudkan untuk mempermudah
nantinya dalam proses analisis data.
c. Analisis Data
Setelah semua data terkumpul dan tersusun, kemudian dilakukan analisis data
dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu
mengemukakan gambaran terhadap apa yang telah diperoleh selama
pengumpulan data. Hasil analisis data diuraikan dalam paparan data dan
temuan penelitian.
48
d. Menarik Kesimpulan
Setelah data dianalisis, langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan.
Kesimpulan yang diambil sesuai dengan data yang telah terkumpul dan
analisis yang telah dilakukan dengan seobyektif mungkin.
3. Tahap Pelaporan
Data yang telah diperoleh dan dianalisis kemudian dikonsultasikan.
Apabila data dinilai masih kurang, peneliti mencari lagi informasi, yang
diharapkan sesuai dalam pembuatan laporan penelitian. Kegiatan dalam tahap
pelaporan ini adalah menyusun hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian
(skripsi) sesuai dengan pedoman yang berlaku di Universitas Negeri Malang.
49
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Bondowoso
1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Bondowoso
SMP Negeri 1 Bondowoso merupakan salah satu sekolah menengah
pertama yang berlokasi di Jawa Timur, Indonesia. Menurut sejarahnya, sekolah ini
dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda lebih dari seratus tahun yang lalu.
SMP Negeri 1 Bondowoso terletak di pusat Kabupaten Bondowoso, tepatnya
sebelah utara Alun-alun kabupaten Bondowoso. Ketika bangsa Indonesia melalui
wakil-wakilnya memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, sekolah
ini secara otomatis diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan sistem
pendidikannya diubah menjadi sistem pendidikan nasional dan pada tahun 1950
SMP Negeri 1 Bondowoso resmi menjadi sekolah negeri.
Secara geografis, SMP Negeri 1 Bondowoso yang terletak di Jalan Letnan
Karsono Nomor 3 dikelilingi oleh gunung berapi yang sudah tidak aktif dengan
udara yang sejuk. Terdapat banyak bukit di bagian barat kota kecil ini. Sawah,
hutan, dan tanaman terlihat sangat alami. Lebih dari 50 persen penduduk
kabupaten ini bermatapencaharian sebagai petani, dan yang lainnya berprofesi
sebagai pegawai negeri, wiraswasta, pedagang, tentara, dan polisi. Pendapatan
perkapita kabupaten ini tidak terlalu tinggi tetapi masyarakatnya hidup dengan
damai dan terhormat.
50
Banyak pencapaian di bidang akademis dan non akademis selalu
didominasi oleh sekolah ini setiap tahunnya, sehingga orang menyebut SMP
Negeri 1 Bondowoso sebagai sekolah favorit.
Sekarang, SMP Negeri 1 Bondowoso telah ditunjuk sebagai salah satu
sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di Indonesia sehingga sekolah ini
memerlukan persiapan dan perubahan pada beberapa aspek, baik fasilitas
pendidikan, peningkatan mutu tenaga pendidik, dan kemampuan staf di wilayah
kerjanya serta beberapa kompetensi khususnya komunikasi dalam bahasa Inggris
sebagai bahasa asing, teknologi informasi dan komunikasi yang dapat mendukung
pendirian program sekolah sebagai Global School Community.
Sejak resmi menjadi sekolah negeri pada tahun 1950 hingga sekarang,
telah terjadi delapan kali pergantian kepemimpinan jabatan kepala sekolah.
Adapun Kepala Sekolah yang pernah menjabat di SMP Negeri 1 Bondowoso
antara lain seperti disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.1: Nama-nama kepala sekolah SMP Negeri 1 Bondowoso
No Nama Periode
1. R.S. Soerjo Soebroto 1950 - 1962
2. Moch. Tadjoel Arifin 1962 - 1979
3. Faim 1970 - 1990
4. Soekarno A, SH 1990 - 1992
5. Harry Soehartono 1992 - 1996
6. Purwito, S. Pd 1996 - 2001
7. Drs. H. Suharjo, S.Pd, Msi 2001 - 2003
8. Drs. H.M. Haeri, M.Pd 2003 - sekarang
(Sumber: Website SMP Negeri 1 Bondowoso)
51
2. RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso
Pada tahun ajaran 2008/2009 ini terdapat 19 rombongan belajar di SMP
Negeri 1 Bondowoso. Kesembilan belas rombongan (rombel) belajar tersebut
terdiri dari satu rombel kelas akselerasi, enam rombel kelas VII, enam rombel
kelas VIII, dan enam rombel kelas IX. Kelas akselerasi, yang baru dibuka pada
ajaran 2008/2009 ini, terdiri dari 8 siswa. Kelas VII terbagi menjadi 2 rombel
kelas RSBI yaitu kelas VII A dan VII B dengan jumlah siswa masing-masing
kelas 24 orang, serta 4 rombel kelas reguler yaitu kelas VII C, VII D, VII E, VII F
dengan jumlah siswa masing-masing kelas 36 orang. Kelas VIII terbagi menjadi 2
rombel kelas RSBI yaitu kelas VIII A dan VIII B dengan jumlah siswa masing-
masing kelas 24 orang, serta 4 rombel kelas reguler yaitu kelas VIII C, VIII D,
VIII E, VIII F dengan jumlah siswa masing-masing kelas 36 orang. Sedangkan
untuk kelas IX tidak terdapat kelas RSBI, hal ini dikarenakan kelas RSBI baru
dibuka pada tahun ajaran 2007/2008. Sehingga seluruh kelas IX yang terdiri dari 6
rombel merupakan kelas reguler dengan jumlah siswa masing-masing kelas adalah
36 orang.
Pada umumnya model penyelenggaraan rintisan sekolah bertaraf
internasional di Indonesia menggunakan model pengembangan sekolah yang ada
(Existing Developed SBI). Sedangkan sekolah-sekolah yang telah berpredikat
sekolah bertaraf internasional umumnya menggunakan model sekolah baru (newly
developed SBI), model terpadu, dan model kemitraan. Direktur RSBI SMP Negeri
1 Bondowoso, Bapak Riduwan, S.Pd, mengatakan dalam wawancara:
Umumnya RSBI untuk sekolah negeri di Indonesia merupakanExisting School, jadi sekolah yang sudah ada menyesuaikan denganstandar-standar tertentu yang menjadi pedoman penyelenggaraanSBI. Namun ada juga sekolah-sekolah SBI yang merupakan Newly
52
School, biasanya sekolah-sekolah swasta. (Wawancara, 1 Juni2009, pukul 10.00, di ruang tamu kantor Tata Usaha)
Demikian pula dengan RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso yang berangkat
dari pengembangan Sekolah Standar Nasional (SSN). Pada tahun ajaran
2003/2004 sampai tahun ajaran 2005/2006 SMP Negeri 1 Bondowoso terpilih
sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN) di kabupaten Bondowoso. Dalam
katagori ini, Sekolah Standar Nasional SMP Negeri 1 Bondowoso memperoleh
dana bantuan dari pemerintah. Namun, setelah tiga tahun menjadi Sekolah Standar
Nasional, maka pada tahun ajaran 2006/2007 SMP Negeri 1 Bondowoso menjadi
Sekolah Standar Nasional Mandiri, artinya SMP Negeri 1 Bondowoso
menyelenggarakan Sekolah Standar Nasional secara mandiri tanpa bantuan dari
pemerintah. Seharusnya katagori Sekolah Standar Nasional Mandiri ini berjalan
selama tiga tahun dan setelahnya sekolah bersangkutan dapat dikatagorikan
sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Namun, setahun berjalan
menjadi Sekolah Standar Nasional Mandiri, setelah melalui monitoring dan
evaluasi dari departemen pendidikan nasional maka SMP Negeri 1 Bondowoso
disetujui sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Hal ini dibenarkan oleh
Drs. H.M Haeri, M.Pd dalam wawancara:
Prosedur SMP Negeri 1 Bondowoso untuk menjadi RSBI memangberangkat dari SSN. Kemudian tiga tahun berikutnya menjadi SSNMandiri dan tepat setahun penyelenggaraan SSN Mandiri sekolahkami dikatagorikan sebagai RSBI satu-satunya di kabupatenBondowoso. Memang biasanya tiga tahun terlebih dahulu menjadiSSN Mandiri, baru setelah itu menjadi RSBI, tetapi sekolah kamitidak, karena dianggap siap untuk menyelenggarakan RSBI.(Wawancara, 3 Juni 2009, pukul 09.00, di ruang Kepala Sekolah)
53
Alasan yang menguatkan SMP Negeri 1 Bondowoso dianggap siap
menyelenggarakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional adalah karena 1) SMP
Negeri 1 Bondowoso telah memenuhi delapan Standar Nasional Pendidikan, 2)
prestasi yang diperoleh, baik prestasi akademik maupun non akademik sangat
baik, serta 3) fasilitas belajar mengajar yang memadai.
Oleh karena itu SMP Negeri 1 Bondowoso terus meningkatkan mutu
sekolah melalui berbagai upaya. Untuk meningkatkan kualitas pendidik sesuai
dengan standar Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, SMP Negeri 1
Bondowoso mengirim pendidik untuk mengikuti pelatihan bahasa Inggris dan
komputer, serta workshop dan bimbingan teknis yang diadakan oleh departemen
pendidikan nasional. Fasilitas kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
dilengkapi sesuai standar kelas RSBI yaitu perangkat komputer yang terkoneksi
dengan internet, LCD proyektor, layar, televisi, tape, DVD player, sound system,
pendingin ruangan (Air Conditioner), whiteboard, majalah dinding dan lantai
berkarpet. Selain itu, sebagai tambahan referensi, SMP Negeri 1 Bondowoso
juga melakukan studi banding ke sekolah bertaraf internasional yaitu SMP Ciputra
Surabaya, SMP Al Hikmah Surabaya, dan SMP Al Khatijah Surabaya. Bapak
Riduwan, S.Pd menjelaskan dalam wawancara:
RSBI dengan model Existing School seperti di SMP Negeri 1Bondowoso menjadikan beban bagi kami karena harusmenyesuaikan dengan standar tertentu. Oleh karena itu, kamimengikutsertakan pendidik kami dalam pelatihan bahasa Inggrisdan komputer serta workshop dan bimbingan teknis yang diadakanpemerintah. Fasilitas kelas RSBI juga kami lengkapi sesuaistandarnya. Selain itu kami juga melakukan studi banding kebeberapa sekolah yang telah bertaraf internasional di Surabaya.(Wawancara, 1 Juni 2009, pukul 10.00, di ruang tamu kantor TataUsaha)
Berbagai fasilitas yang tersedia di dalam kelas Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso
terlihat dalam gambar 1 berikut.
Dalam gambar 1 terdapat
RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso
gambar tersebut tampak seperangkat komputer dengan layar LCD yang diletakkan
di atas meja guru, sebuah televisi berwarna dengan ukuran
proyektor berikut layar,
Berbagai fasilitas yang tersedia di dalam kelas Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso, salah satunya kelas VII A
terlihat dalam gambar 1 berikut.
Gambar 1: Fasilitas kelas RSBI
Dalam gambar 1 terdapat 5 gambar yang memperlihatkan
RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso, salah satunya yaitu kelas VII A
tampak seperangkat komputer dengan layar LCD yang diletakkan
meja guru, sebuah televisi berwarna dengan ukuran 21 inchi
layar, sebuah whiteboard, pendingin ruangan (Air Conditioner
54
Berbagai fasilitas yang tersedia di dalam kelas Rintisan Sekolah Bertaraf
, salah satunya kelas VII A sebagaimana
gambar yang memperlihatkan fasilitas kelas
kelas VII A. Pada gambar-
tampak seperangkat komputer dengan layar LCD yang diletakkan
inchi, sebuah LCD
Air Conditioner),
55
sebuah tape dengan DVD player, pengeras suara, majalah dinding, lantai
berkarpet, rak sepatu, almari, dan sebuah meja yang di atasnya terdapat karya seni
rupa buatan siswa VII A. Komputer dalam kelas terkoneksi dengan internet yang
sewaktu-waktu bisa diakses, baik oleh siswa maupun guru, sehingga memudahkan
siswa dan guru dalam menggali informasi secara cepat. Perangkat komputer, LCD
proyektor, tape berikut DVD player, pengeras suara, dan televisi digunakan dalam
proses pembelajaran dengan media audio visual. Lantai berkarpet mengharuskan
guru dan siswa untuk melepas sepatu dan meletakkannya pada rak sepatu yang
tersedia di dekat pintu kelas, sehingga lantai kelas tampak bersih. Adanya
pendingin ruangan membuat siswa dan guru betah berada di dalam kelas karena
suhu ruangan yang sejuk. Majalah dinding kelas digunakan sebagai wahana siswa
untuk menuangkan ide mereka yang berupa tulisan dan gambar.
Adanya berbagai fasilitas yang terdapat dalam kelas RSBI VII A dapat
mendukung proses pembelajaran demi tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran.
Berdasarkan gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa kelas RSBI SMP Negeri 1
Bondowoso telah memenuhi standar sarana sekolah bertaraf internasional.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terhadap kelas RSBI VII A,
diperoleh data sebagai berikut. Kelas VII A berada di deretan depan bangunan asli
SMP Negeri 1 Bondowoso yang merupakan peninggalan pemerintah Hindia
Belanda. Kelas berukuran 10 × 15 meter ini tergolong bangunan tua. Dinding
kelas setebal kira-kira 25 centimeter terlihat kokoh dengan langit-langit yang
terbuat dari kayu jati, serta jendela dan pintu lebar ciri khas arsitek Belanda.
Dinding dalam kelas bercat biru muda berhias tempelan dinding hasil karya siswa
56
kelas VII A, foto anggota kelas VII A, pigura tata tertib, dan papan data
administrasi kelas VII A.
Siswa kelas VII A terdiri dari 8 orang laki-laki dan 16 orang perempuan.
Tempat duduk mereka diatur dalam posisi huruf U sehingga suara guru terdengar
jelas ke seluruh ruangan dalam kelas. Untuk buku pelajaran, tiap siswa memiliki
sendiri-sendiri baik buku penunjang maupun LKS. Selain buku penunjang dan
LKS, siswa terbiasa untuk mencari tambahan referensi dari sumber belajar lainnya
baik yang ada di perpustakaan sekolah maupun sumber belajar yang berasal dari
internet, surat kabar, dan majalah. Hal ini diungkapkan oleh salah satu siswa VII
A dalam wawancara, Dimas Fathur Rozak:
Selain buku teks pelajaran dari penerbit tertentu kami juga belajardari sumber lainnya misalnya dari internet, koran, dan majalah.Karena para guru sering memberi tugas yang bahannya dariinternet dan koran. Selain itu biasanya kami juga ke perpustakaan,karena di sana tersedia lebih banyak buku. (Wawancara, 11 Juni2009, pukul 09.40 di taman sekolah)
Selain itu, siswa lainnya, Kamiliyana Putri Astuti juga mengatakan dalam
wawancara:
Kami bisa mengakses internet kapan saja selama jam sekolahkarena di kelas ini tersedia fasilitas tersebut. Begitu mendapat tugasdari guru biasanya kami langsung mengakses internet asalkanwaktunya mencukupi. (Wawancara, 11 Juni 2009, pukul 09.40 ditaman sekolah)
57
Kemudahan siswa ataupun guru untuk mencari sumber belajar dari internet
sebagaimana dalam gambar 2 berikut.
Gambar 2: Siswa dan guru sedang mengakses internet
Pada gambar 2 tampak seorang siswa beserta guru sedang mengakses
internet melalui perangkat komputer yang tersedia di dalam kelas. Tersedianya
akses internet di kelas memudahkan siswa untuk mencari referensi tambahan
secara cepat. Wawasan siswa pun bertambah karena mereka tidak hanya belajar
dari buku melainkan dari artikel, jurnal, ataupun informasi yang berasal dari
internet yang perkembangannya begitu dinamis.
3. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 1 Bondowoso
Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
sekolah. Sekolah sebagai unit penyelenggara pendidikan juga harus
memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan. Perkembangan dan
tantangan itu misalnya menyangkut: (1) perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, (2) globalisasi yang memungkinkan sangat cepatnya arus perubahan
dan mobilitas antar dan lintas sektor serta tempat, (3) era informasi, (4) pengaruh
globalisasi terhadap perubahan perilaku dan moral manusia, (5) berubahnya
58
kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan, (6) dan era perdagangan
bebas.
Tantangan sekaligus peluang itu harus direspon oleh SMP Negeri 1
Bondowoso, sehingga visi sekolah diharapkan sesuai dengan arah perkembangan
tersebut. Visi tidak lain merupakan citra moral yang menggambarkan profil
sekolah yang diinginkan di masa datang. Namun demikian, visi sekolah harus
tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional. Visi juga harus
memperhatikan dan mempertimbangkan potensi yang dimiliki sekolah dan
harapan masyarakat yang dilayani sekolah.
Dalam merumuskan visi, pihak-pihak yang terkait (stakeholders)
bermusyawarah agar visi sekolah mewakili aspirasi berbagai kelompok yang
terkait, sehingga seluruh kelompok yang terkait (guru, karyawan, siswa, orang tua,
masyarakat, pemerintah) bersama-sama berperan aktif untuk mewujudkannya.
Visi pada umumnya dirumuskan dengan kalimat: (1) filosofis, (2) khas, (3)
mudah diingat. Berikut ini merupakan visi yang dirumuskan oleh SMP Negeri 1
Bondowoso.
a. Visi SMP Negeri 1 Bondowoso
“Unggul dalam mutu, berpijak pada agama dan budaya bangsa serta
berdaya saing Nasional dan internasional “.
Visi ini dipilih untuk tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka
pendek. Visi ini menjiwai warga SMP Negeri 1 Bondowoso untuk selalu
mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah.
Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yang:
1) Berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian;
59
2) Sesuai dengan norma dan harapan masyarakat;
3) Ingin mencapai keunggulan;
4) Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah;
5) Mendorong adanya perubahan yang lebih baik;
6) Mengarahkan langkah-langkah strategis (misi) sekolah.
Sedangkan yang menjadi target visi SMP Negeri 1 Bondowoso adalah
berikut ini:
1) Unggul dalam prestasi akademis bertaraf nasional dan internasional;
2) Unggul dalam prestasi non akademis bertaraf nasional dan internasional;
3) Unggul dalam standar nasional pendidikan dan bercirikan internasional
berdasarkan iman dan taqwa;
4) Unggul dalam persaingan global.
Indikator pencapaian visi SMP Negeri 1 Bondowoso dijabarkan ke dalam
sembilan indikator berikut ini:
1) Unggul dalam meraih prestasi akademik baik nasional maupun internasional;
2) Unggul dalam meraih prestasi non akademik baik nasional maupun
internasional;
3) Unggul dalam mengembangkan dan melaksanakan standar kelulusan (SKL)
bercirikan internasional;
4) Unggul dalam mengembangkan dan melaksanakan standar isi bercirikan
internasional;
5) Unggul dalam mengembangkan dan memiliki tenaga pendidik dan
kependidikan bertaraf internasional;
6) Unggul dalam pelaksanaan standar proses (PBM) bercirikan internasional;
60
7) Unggul dalam pengembangan fasilitas pendidikan bercirikan internasional;
8) Unggul dalam pengembangan mutu kelembagaan dan manajemen bercirikan
internasional;
9) Unggul dalam pengembangan penilaian bercirikan internasional.
b. Misi SMP Negeri 1 Bondowoso
Untuk mencapai visi, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka
panjang dengan arah yang jelas. Misi SMP Negeri 1 Bondowoso yang dirumuskan
berdasarkan visi adalah ”Disiplin, memiliki etos kerja yang tinggi, mewujudkan
manajemen berbasis sekolah, pelayanan prima, menjalin kekeluargaan”.
Pada setiap kerja komunitas pendidikan, SMP Negeri 1 Bondowoso selalu
menumbuhkan disiplin sesuai aturan bidang kerja masing-masing, saling
menghormati dan saling percaya serta tetap menjaga hubungan kerja yang
harmonis dengan berdasarkan pelayanan maksimal, kerjasama, dan silaturahmi.
Penjabaran misi di atas meliputi:
1) Menyusun dan mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
bercirikan internasional;
2) Menyusun dan mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan bercirikan
internasional;
3) Melaksanakan proses pembelajaran dengan bimbingan secara efektif dan
optimal pada semua mata pelajaran bercirikan internasional;
4) Melaksanakan penilaian bercirikan internasional;
5) Mengembangkan pembelajaran berbasis ICT untuk semua mata pelajaran;
6) Melaksanakan pembinaan khusus pada kelompok mata pelajaran MIPA,
bahasa Inggris melalui galang prestasi;
61
7) Mengikuti lomba-lomba baik tingkat nasional maupun internasional;
8) Melaksanakan dengan bimbingan kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang olah
raga, seni, kepemimpinan, dan karya ilmiah;
9) Mengikuti lomba-lomba olah raga, seni dan kepemimpinan baik yang bertaraf
nasional maupun internasional;
10) Melaksanakan secara optimal dari semua aspek yang tercantum dalam muatan
Standar Nasional Pendidikan bercirikan internasional, keimanan dan
ketaqwaan.
c. Tujuan Sekolah
Dalam upaya implempentasi visi dan misi sekolah perlu ada upaya riil dan
terukur. Tujuan Sekolah di SMP Negeri 1 Bondowoso tahun pelajaran 2008/2009
adalah :
1) Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun Pelajaran
2008/2009 yang bercirikan internasional;
2) Melaksanakan dan mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan bercirikan internasional untuk semua mata pelajaran kelas Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional;
3) Menerapkan pembelajaran bilingual pada mata pelajaran IPA, Matematika
dan Teknologi Informasi Komunikasi untuk kelas Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional;
4) Melaksanakan pembelajaran untuk semua mata pelajaran kelas Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL);
62
5) Melengkapi ruang belajar sesuai dengan rombongan belajar dan melengkapi
sarana dan media pendukung pembelajaran audio visual (multi media);
6) Melaksanakan prinsip-prinsip penilaian berbasis kompetensi untuk semua
mata pelajaran kelas VII-IX dengan model-model penilaian yang variatif dan
penilaian bercirikan internasional untuk kelas VII.
7) Meningkatkan standar kelulusan dengan GSA (Gain Score Achivement)/rata-
rata nilai ujian nasional di atas nilai standar kelulusan minimal, minimal 0,5
lebih besar dari rata-rata tahun ini;
8) Meningkatkan mutu dan majemen dengan membuat jaringan internal dalam
rangka pelayanan baik secara administratif maupun akademik;
9) Melengkapi tenaga pendidikan sesuai dengan kompetensi dan tenaga
pendidikan bercirikan internasional yang diperlukan;
10) Siswa mampu meraih olimpiade MIPA tingkat nasional dan internasional.
Tujuan SMP Negeri 1 Bondowoso tersebut secara bertahap akan
dimonitoring, dievaluasi, dan dikendalikan setiap kurun waktu tertentu. Untuk
mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) maka diharapkan para siswa
nantinya mampu :
1) Meyakini, memahami, dan menjalankan ajaran agama yang diyakini dalam
kehidupan;
2) Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan
memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
3) Berpikir secara logis, kritis, kreatif, inovatif dalam memecahkan masalah,
serta berkomunikasi melalui berbagai media;
4) Menyenangi dan menghargai seni;
63
5) Menjalankan pola hidup bersih, bugar, dan sehat;
6) Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga
terhadap bangsa dan tanah air;
Selanjutnya, atas keputusan bersama guru dan siswa, Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) tersebut lebih dirinci sebagai profil siswa SMP Negeri 1
Bondowoso sebagai berikut:
1) Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti sebagai
cerminan akhlak mulia dan iman taqwa;
2) Mampu berbahasa Inggris secara aktif;
3) Mampu mengaktualisasikan diri dalam berbagai seni dan olah raga, sesuai
pilihannya;
4) Mampu mendalami cabang pengetahuan yang dipilih;
5) Mampu mengoperasikan komputer aktif untuk program Microsoft Word,
Exsel, dan desain grafis;
6) Mampu melanjutkan ke SMA/SMK terbaik sesuai pilihannya melalui
pencapaian target pilihan yang ditentukan sendiri;
7) Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kompetisi akademik dan non
akademik di tingkat kecamatan, kodya, propinsi, nasional, dan internasional.
8) Mampu memiliki kecakapan hidup personal, sosial, environmental dan pra-
vocasional.
64
4. Struktur Organisasi
SMP Negeri 1 Bondowoso merupakan lembaga pendidikan resmi dengan
struktur organisasi sebagai berikut:
(Sumber: Data SMP Negeri 1 Bondowoso)
KOMITE SEKOLAHIr. MATSAKUR, M.Si
KEPALA SEKOLAHDrs. HM HAERI, M.Pd
UR KURIKULUMSAMSUL, S.Pd
WAKA SEKOLAHMOH. RUBANGI, S.Pd
UR SAR/PRASWAHYU J. S.Pd
KAUR TATA USAHASUHERNAWATI
UR KESISWAANDrs. DJONI BUDI S
UR HUMASDrs.HENDARTA
S I S W A
DIREKTUR RSBIRIDUWAN, S.Pd
GURU-GURU DANSTAF
Koord. BP/BKMISKAWI, S.Pd, M.MPd
WALI KELAS
65
5. Personalia SMP Negeri 1 Bondowoso
Personalia SMP Negeri 1 Bondowoso adalah sebagai beikut:
1. Kepala Sekolah : Drs. HM. Haeri, M.Pd
2. Wakasek/Bendahara Rutin : Moh. Rubangi, S.Pd
3. Urusan Kurikulum : Samsul, S.Pd
4. Urusan Kesiswaan : Drs. Djoni Budi Sumarno
5. Urusan Humas : Drs. Hendarta D.W.N
6. Urusan Sarana/Prasarana : Wahyu Jatmiko, S.Pd
7. Direktur RSBI/Kep. Lab. Multimedia : Riduwan, S.Pd
8. Kaur Tata Usaha : Suhernawati
9. Koordinator BK : Miskawi, S.Pd, M.MPd
10. Koordinator Perpustakaan : Joelijati, S.Pd
11. Koordinator Kopsis : Dra. Anik Agustina
12. Bendahara Komite Sekolah : Sulastri, S.Pd
13. Bendahara BOS : Djoko Mulyanto, S.Pd
14. Kepala Lab. IPA : Gendot Budiono, S.Pd
15. Kepala Lab. Bahasa : Lilies Suryaningsih, S.Pd
16. Kepala Lab. Komputer : Arif Catur K., S.Pd
17. Guru-guru : disajikan dalam tabel
66
Tabel 4.2: Daftar guru mata pelajaran SMP Negeri 1 Bondowoso
NO N A M APANGKAT /
GOLMata Pelajaran
1 Drs. H.M. Haeri, M.Pd Pembina / IV a Bimbingan Konseling
2 Dra. Nurul Asianah Pembina / IV a Bahasa Indonesia
3 Moh. Rubangi, S.Pd Pembina / IV a IPS
4 Drs. Hendarta Dwi W.N Pembina / IV a Penjaskes
5 Drs. Djoni Budi Sumarno Pembina / IV a Matematika
6 Sulastri, S.Pd Pembina / IV a Bahasa Indonesia
7 Djoko Mulyanto, S.Pd Pembina / IV a Fisika
8 Rifan Acik, S.Pd Pembina / IV a Biologi
9 Sri Bayuati, S.Pd Pembina / IV a IPS
10 Srini Pinuji, S.Pd Pembina / IV a Bahasa Indonesia/Bahasa Jawa
11 Dwi Jeni Puspitowati, S.Pd Pembina / IV a Matematika
12 Yudhi Sulistiono, S.Pd Pembina / IV a Bahasa Inggris
13 Tutik Atmariani, S.Pd Pembina / IV a Matematika
14 Indrajani, S.Pd Pembina / IV a Bahasa Inggris
15 Riduwan, S.Pd Pembina / IV a TIK
16 Gendot Budiono, S.Pd Pembina / IV a Biologi
17 Lilies Suryaningsih, S.Pd Pembina / IV a Bahasa Inggris
18 Ambroisia Sri S, S.Pd Pembina / IV a Bahasa Indonesia
19 Tri Laksono Mulyo, S.Pd Pembina / IV a Fisika
20 Endang Tri Ningrum, S.Pd Pembina / IV a Matematika
21 Sri Wahyuni, S.Pd Penata Tk. I / III d Bahasa Inggris
22 Ali Machrus, S.Pd Penata Tk. I / III d Penjas/Biologi
23 Agus Djumantoro, S.Ag Penata Tk. I / III d Pendidikan Agama Islam
24 Joelijati, S.Pd Penata Tk. I / III d Bahasa Indonesia
25 Samsul, S.Pd Penata Tk. I / III d PKn
26 H. Lud Hermanto, S.Pd Penata Tk. I / III d IPS
27 H. Muslimin Penata Tk. I / III d Pendidikan Agama Islam/PKn
28 Agung Ryskiadi, S.Pd Penata Tk. I / III d Fisika
29 Dra. Anik Agustina Penata Tk. I / III d Bimbingan Konseling
30 Antonius U.P.S, S.Pd Penata Tk. I / III d PKn
31 Miskawi, S.Pd, M.MPd Penata Tk. I / III d Bimbingan Konseling
32 Wahyu Jatmiko, S.Pd Penata / III c Matematika
33 Kusuma, W. S.Pd Pen. Muda / III a Kesenian
34 Arief Catur K GTT TIK
35 Prasetyo, S.Pd GTT Kesenian
(Sumber: Arsip SMP Negeri 1 Bondowoso)
67
18. Staf SMP Negeri 1 Bondowoso : disajikan dalam tabel
Tabel 4.3: Nama-nama staf SMP Negeri 1 Bondowoso
NO N A M A Tugas/Jabatan
1 Dra. Suhernawati Kaur Tata Usaha
2 Didik Hadiyat Staf Tata Usaha
3 Minarsih Staf Tata Usaha
4 Moh. Saleh Staf Tata Usaha
5 Dadang Sudarman Staf Tata Usaha
6 Djasuli Pembantu umum
7 Dodik Hermawan Pembantu umum
8 Sudiono Security
9 Iwan Wicaksono Security
10 Ali Taufikhurrahman Security
(Sumber: Arsip SMP Negeri 1 Bondowoso)
19. Wali kelas:
1) Rifan Acik, S.Pd : VII A (RSBI)
2) Sri Wahyuni, S.Pd : VII B (RSBI)
3) Ali Machrus, S.Pd : VII C (Reguler)
4) Agus Djumantoro, S.Ag : VII D (Reguler)
5) Wahyu Jatmiko, S.Pd : VII E (Reguler)
6) Joelijati, S.Pd : VII F (Reguler)
7) Djoko Mulyanto, S.Pd : Akselerasi
8) Drs. Hendarta Dwi W.N : VIII A (RSBI)
9) Sri Bayuati, S.Pd : VIII B (RSBI)
10) Srini Pinuji, S.Pd : VIII C (Reguler)
11) Kusuma W, S.Pd : VIII D (Reguler)
12) H. Lud Hermanto, S.Pd : VIII E (Reguler)
13) H. Muslimin : VIII F (Reguler)
14) Dra. Nurul Asianah : IX A (Reguler)
68
15) Dwi Jeni Puspitowati, S.Pd : IX B (Reguler)
16) Yudhi Sulistiono, S.Pd : IX C (Reguler)
17) Tutik Atmariani, S.Pd : IX D (Reguler)
18) Agung Ryskiadi, S.Pd : IX E (Reguler)
19) Indrajani, S.Pd : IX F (Reguler)
6. Denah SMP Negeri 1 Bondowoso
Keterangan:
Sumber: (Data SMP Negeri 1 Bondowoso)
IX A IX B IX C IX D
IXE
IXF
La
b.
Mu
ltimed
iaV
IIF
VII
EV
IID
Lab.IPA
VIII A VIII B
PE
RP
US
Kan
tinK
OP
SIS
UK
SB
K
R.
EX
KU
LW
Csisw
a
RuangWakasek/K
ur
RuangKS
KelasAkselerasi
VII AVII BRuangGuru
Lab.Bahasa
TERAS DEPAN
VII
IF
VII
ID
VII
IC
KanTin
TERAS TENGAH
TANGGA
U
WC
Guru
Lap.Bulutangkis
Kolam
TANGGA
Lab.Kom
Kantor TU
VII C
Musholla
R.
OS
IS
VII
IE
PA
RK
IRG
UR
U
PA
RK
IRS
ISW
A
LANTAI ATAS
Tiangbendera
R.Keterampil
Lab. Kom
WC
SIS
WA
69
Luas bangunan SMP Negeri 1 Bondowoso adalah 3.532 m2 dengan dua
lantai. Dari denah tersebut dapat diterangkan mengenai berbagai sarana dan
prasarana di SMP Negeri 1 Bondowoso sebagai berikut.
Tabel 4.4: Jumlah ruangan SMP Negeri 1 Bondowoso
No Jenis Ruangan Jumlah
1 Ruang Kelas 19
2 Ruang Perpustakaan 1
3 Ruang Tata Usaha 1
4 Ruang kepala Sekolah 1
5 Ruang Guru 1
6 Ruang BP/BK 1
7 Ruang Kurikulum 1
8 Ruang UKS 1
9 Ruang Osis 1
10 Laboratorium IPA 1
11 Laboratorium Komputer 1
12 Laboratorium Multimedia 1
13 Laboratorium Bahasa 1
14 Ruang Koperasi Siswa 1
15 Ruang Ibadah 1
16 Ruang keterampilan 1
17 KM/WC Guru 3
18 KM/WC Siswa 10
19 Gudang 1
20 Ruang Ekstrakulikuler 1
21 Kantin sekolah 2
Jumlah 51
(Sumber : Data SMP Negeri 1 Bondowoso)
7. Potensi SMP Negeri 1 Bondowoso
a. Potensi Pendidik
Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 29 ayat (3) dijelaskan bahwa pendidik pada SMP/MTs atau bentuk lain yang
sederajat memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-
IV) atau sarjana (S1) dan latar belakang pendidikan tinggi dengan program
70
pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Maka, sejak
diberlakukannya Standar Nasional Pendidikan di SMP Negeri 1 Bondowoso pada
tahun 2003, setiap guru diwajibkan untuk berijazah S1. Bagi guru-guru yang
belum mempunyai ijazah S1 diharuskan untuk melanjutkan kuliah atau melakukan
penyetaraan. Moh. Rubangi, S.Pd selaku wakil kepala sekolah mengatakan dalam
wawancara:
Bagi guru yang belum mempunyai ijazah S1 diharuskan untukmelanjutkan kuliah lagi atau melakukan penyetaraan. Hal inidilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya guru itusendiri. (Wawancara, 2 Juni 2009, pukul 11.00 di teras sekolah)
Esensi dari konsep Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional adalah
sekolah/madrasah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Mutu setiap
Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional dijamin dengan guru yang menunjukkan
kinerja yang optimal sesuai dengan tugas profesionalnya.
Pendidik memiliki peranan yang strategis karena mempunyai tugas
profesional untuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan dan pelatihan. Keberhasilan
tersebut ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci minimal, yaitu
memenuhi standar pendidik. Oleh karena itu, saat ini semua pendidik di SMP
Negeri 1 Bondowoso telah memenuhi kualifikasi S1 dengan program pendidikan
yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.
71
Selain itu, karena SMP Negeri 1 Bondowoso merupakan rintisan sekolah
bertaraf internasional, maka lembaga ini juga berupaya untuk meningkatkan mutu
pendidik agar memenuhi pencapaian indikator kinerja kunci tambahan yaitu 1)
semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan
Komputer (TIK), 2) guru mata pelajaran kelompok sains, dan matematika mampu
mengampu pembelajaran berbahasa Inggris, dan 3) minimal 20% guru
berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi
A. Upaya yang telah dilakukan untuk memenuhi pencapaian indikator kinerja
kunci tambahan tersebut sebagai berikut:
1) Mengirim guru-guru untuk mengikuti workshop, pelatihan, maupun
bimbingan teknis pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komputer
(TIK);
2) Mengirim guru-guru utamanya guru mata pelajaran kelompok sains, mematika
dan TIK untuk mengikuti kursus bahasa Inggris;
3) Enam guru SMP Negeri 1 Bondowoso saat ini sedang menempuh pendidikan
S2 di beberapa perguruan tinggi di Jember, Malang, dan Surabaya.
Berdasarkan hasil penelitian jumlah guru di SMP Negeri 1 Bondowoso
adalah sebagai berikut:
1) Guru Tetap:
Laki –laki 19 orang
Perempuan 14 orang
Sehingga jumlah guru tetap secara keseluruhan adalah 33 orang.
2) Guru Tidak Tetap
Laki-laki 2 orang
72
Perempuan tidak ada
Sehingga jumlah guru tidak tetap secara keseluruhan adalah 2 orang
Pada tahun ini ada 2 orang guru yang akan berakhir masa baktinya atau
pensiun, yaitu Drs. H.M Haeri, M.Pd kepala sekolah SMP Negeri 1 Bondowoso,
dan Bapak H. Muslimin, S.Pd. Hal ini dibenarkan oleh Moh. Rubangi dalam
wawancara:
Pada tahun ini ada 2 (dua) orang guru yang akan berakhir masabaktinya atau pensiun yaitu Drs. H.M Haeri, M.Pd dan Bapak H.Muslimin, S.Pd yang nantinya akan diganti oleh guru dan kepalasekolah baru. (Wawancara, 2 Juni 2009, pukul 11.00 di terassekolah)
b. Potensi Siswa
Siswa merupakan komponen penting dalam proses belajar mengajar.
Untuk menjaga kualitas dan prestasi sekolah maka proses penerimaan siswa harus
jelas, transparan, dan akuntabel. Seleksi penerimaan siswa baru untuk kelas RSBI
dan akselerasi lebih ketat daripada seleksi penerimaan siswa baru kelas reguler.
Seleksi penerimaan siswa baru untuk kelas RSBI dan akselerasi melalui beberapa
persyaratan yaitu nilai raport dari kelas 3 sampai kelas 6 untuk mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan Bahasa Inggris adalah minimal 70.
Mengikuti tes tulis mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS , dan
Bahasa Inggris serta mengikuti tes praktik Conversation In English dan
Komputer. Selain itu wajib pula mengikuti Psikotes dan tes wawancara. Untuk
kelas akselerasi ditambah dengan tes IQ sebesar 130. Jika prestasi yang dimiliki
baik, maka tingkat kesiapan belajar siswa akan maksimal baik mental maupun
fisik.
73
Prestasi yang dimiliki siswa SMP Negeri 1 Bondowoso semakin
meningkat, baik di bidang akademik maupun non akademik bahkan prestasi yang
bertaraf internasional. Pada tahun 2009, salah satu siswa SMP Negeri 1
Bondowoso menjadi wakil Indonesia dalam Olimpiade Astronomi di Italia dan
berhasil meraih medali perak. Empat orang siswa masuk dalam seleksi Olimpiade
Sains Nasional Propinsi Jawa Timur. Selain itu, SMP Negeri 1 Bondowoso peraih
danem tertinggi se-kabupaten yaitu 39,55.
Untuk meningkatkan minat siswa, pihak sekolah juga menggiatkan
kegiatan ekstrakurikuler sebagai sarana siswa menyalurkan bakatnya. Pada tahun
ajaran 2008/2009 ini terdapat dua belas macam ekstrakurikuler yang dapat diikuti
oleh siswa yaitu Palang Merah Remaja, Pramuka, Paduan Suara, Teater,
Drumband, Seni Tari, Nasyid, Jurnalistik, Basket Ball, Volley Ball, Sepak bola,
dan Bulutangkis.
B. Paparan Data
1. Perencanaan Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso
Perencanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII
A di RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi diperoleh
data sebagai berikut.
a. Silabus
Salah satu bagian penting dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP) adalah silabus. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menetapkan
panduan penyusunan KTSP yang terdiri dari dua bagian, bagian pertama berupa
74
panduan umum dan bagian kedua berupa model KTSP. Dalam bagian kedua yaitu
Model KTSP, terlampir model silabus setiap mata pelajaran yang ditujukan
terutama bagi satuan pendidikan yang belum mampu mengembangkan kurikulum
secara mandiri. Satuan pendidikan ini mempunyai waktu untuk mengembangkan
kurikulum selambat-lambatnya pada tahun ajaran 2009/2010.
Kepala SMP Negeri 1 Bondowoso, Drs. H.M Haeri, M.Pd, menjelaskan
dalam wawancara:
Silabus merupakan rencana pembelajaran untuk setiap matapelajaran yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar,materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,alokasi waktu dan sumber belajar. (Wawancara, 3 Juni 2009, pukul09.00, di ruang Kepala Sekolah)
Guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A, Bapak
Samsul, S.Pd, menjelaskan dalam wawancara bahwa:
Silabus adalah rencana pembelajaran yang nantinya dijabarkanlebih lanjut ke dalam RPP. Pada dasarnya silabus menjawabpertanyaan-pertanyaan (1) kompetensi apa yang harus dicapaisiswa yang dirumuskan dalam SK, KD, dan materi pembelajaran;(2) bagaimana cara mencapainya yang dirumuskan dalam kegiatanbelajar, alokasi waktu, dan sumber belajar; (3) bagaimanamengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan indikator yangdijabarkan dalam penilaian. (Wawancara, 29 Mei 2009, pukul09.00, di ruang kurikulum)
Bapak H. Muslimin selaku guru Pendidikan Kewarganegaraan kelas
reguler juga menerangkan dalam wawancara:
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensidasar ke dalam indikator, materi pembelajaran, kegiatanpembelajaran, dan penilaian. (Wawancara, 5 Juni 2009, pukul12.00, di taman sekolah)
75
Sedangkan Bapak Antonius U.P.S, S.Pd selaku guru mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan kelas IX mengatakan dalam wawancara:
Silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnyaberisikan Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) danKompetensi Dasar (KD), Materi Pokok/Pembelajaran, KegiatanPembelajaran, Indikator, Penilaian, Alokasi Waktu, dan SumberBelajar. (Wawancara, 6 Juni 2009, pukul 08.00, di teras sekolah)
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa narasumber dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau mata
pelajaran yang di dalamnya mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Silabus disusun berdasarkan panduan dari Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Pada kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, silabus
mata pelajaran matematika, IPA Biologi, IPA Fisika dan Bahasa Inggris disusun
berdasarkan panduan KTSP dari BSNP plus adaptasi kurikulum dari lembaga tes
internasional yaitu Cambridge dan dirumuskan secara bilingual ke dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya, silabus
disusun berdasarkan panduan atau contoh dari BSNP yang kemudian
dikembangkan secara kelompok sesuai karakteristik mata pelajaran, kondisi dan
kebutuhan masing-masing sekolah.
Kepala SMP Negeri 1 Bondowoso, Drs. H.M Haeri, M.Pd, menjelaskan
dalam wawancara:
Kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 1 Bondowoso adalahKTSP untuk kelas reguler. Sedangkan kelas Rintisan BertarafInternasional menggunakan KTSP plus adaptasi dari Cambridge.Silabus dan RPP untuk kelas Rintisan Bertaraf Internasionaldisusun dalam dua bahasa, namun hanya untuk pelajaran tertentu
76
yaitu MIPA dan bahasa Inggris. Sedangkan silabus mata pelajaranlainnya seperti Pendidikan Kewarganegaraan, disusun sesuai KTSPdengan beberapa pengembangan. (Wawancara, 3 Juni 2009, pukul09.00, di ruang Kepala Sekolah)
Sedangkan Direktur RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso, Bapak Riduwan,
S.Pd, juga menjelaskan dalam wawancara:
Untuk kelas Rintisan Bertaraf Internasional, kurikulum yangdigunakan adalah KTSP dan adaptasi dari unsur x. Sehingga untuksilabus mata pelajaran MIPA mengikuti dua pedoman tersebut.Sedangkan silabus mata pelajaran lainnya disusun sesuai KTSPdengan beberapa pengembangan. (Wawancara, 1 Juni 2009, pukul10.00, di ruang tamu kantor Tata Usaha)
Senada dengan keterangan kepala sekolah dan direktur RSBI SMP Negeri
1 Bondowoso, Bapak Samsul, S.Pd selaku guru Pendidikan Kewarganegaraan
kelas VII A yang merupakan kelas Rintisan Bertaraf Internasional, mengatakan
dalam wawancara:
Silabus Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas Rintisan BertarafInternasional saya susun berdasarkan contoh silabus yangdikeluarkan oleh BSNP, kemudian dilakukan pengembangan secarakelompok bersama guru Pendidikan Kewarganegaraan lainnyayaitu Bapak Antonius dan Bapak H. Muslimin. (Wawancara, 29Mei 2009, pukul 09.00, di ruang kurikulum)
Dengan demikian, berdasarkan hasil wawancara dari beberapa narasumber
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa silabus mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) disusun
berdasarkan panduan dari BSNP yang kemudian dilakukan pengembangan secara
kelompok oleh guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 1
Bondowoso, serta disusun ke dalam bahasa Indonesia.
77
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses yang ditata dan diatur
sedemikian rupa, menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya
dapat mencapai hasil yang diharapkan. Pengaturan tersebut dituangkan dalam
bentuk perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran disusun dalam
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan
guru dalam jangka waktu yang lebih pendek. RPP ini merupakan satuan atau unit
program pembelajaran terkecil untuk jangka waktu mingguan atau harian yang berisi
rencana penyampaian suatu pokok atau satuan bahasan tertentu atau satu tema yang
akan dibahas. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar
peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar.
Komponen-komponen RPP ini lebih rinci dan lebih spesifik dibandingkan
dengan komponen-komponen dalam silabus. Bentuk RPP yang dikembangkan
pada berbagai daerah atau sekolah mungkin berbeda-beda, tetapi isi dan
prinsipnya seharusnya sama. Komponen minimal yang ada dalam RPP adalah
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar,
penilaian hasil belajar.
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh keterangan bahwa penyusunan
RPP di RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso juga dilakukan pengembangan dalam
komponen indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, dan metode
pembelajaran. Untuk RPP mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas
RSBI pada dasarnya sama dengan RPP yang diterapkan pada kelas reguler.
Namun, perbedaannya terletak pada pengembangan variasi metode dan kecepatan
78
penyampaian materi. Guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas
VII A, Samsul, S.Pd mengatakan dalam wawancara:
Dalam penyusunan RPP juga dilakukan pengembangan padaindikator, tujuan pembelajaran, dan metode pembelajaran. UntukRPP Pendidikan Kewarganegaraan sebenarnya sama antara kelasRSBI dengan kelas reguler, yang berbeda adalah variasi metodedan kecepatan penyampaian materi. (Wawancara, 29 Mei 2009,pukul 09.00, di ruang kurikulum)
Drs. HM. Haeri, M.Pd juga menjelaskan dalam wawancara:
Sesuai dengan penyusunan silabus maka penyusunan RPP pastinyajuga ada pengembangan. Untuk RPP kelas reguler dengan kelasRSBI tentu ada perbedaan misalnya dari pemilihan metodepembelajaran. Sebab pada kelas RSBI tersedia fasilitas yangmemungkinkan guru untuk lebih kreatif dalam kegiatanpembelajaran. Sehingga suasana belajar lebih hidup. Kemudianuntuk RPP kelompok mata pelajaran MIPA kelas RSBI disusundalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sedangkan untuk matapelajaran lainnya seperti Pendidikan Kewarganegaraan disusundalam bahasa Indonesia. (Wawancara, 3 Juni 2009, pukul 09.00, diruang Kepala Sekolah)
Samsul, S.Pd selaku pengurus kurikulum mengatakan dalam wawancara:
RPP itu sangat penting dan akan lebih baik bila menyesuaikandengan keadaan di lapangan. Namun, RPP hanyalah rambu-rambu,tidak harus ajeg dilaksanakan sama persis, yang terpenting adalahimprovisasi guru. (Wawancara, 29 Mei 2009, pukul 09.00, di ruangkurikulum)
Makna RPP bagi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1
Bondowoso adalah sebagai pedoman mengajar bagi guru dan pedoman belajar
bagi siswa. Untuk mempermudah proses belajar-mengajar maka diperlukan
perencanaan pengajaran. Melalui perencanaan pengajaran dapat diidentifikasi
apakah pembelajaran yang dikembangkan/dilaksanakan sudah menerapkan
konsep belajar siswa aktif atau mengembangkan pendekatan keterampilan proses.
RPP sangat penting dalam proses pembelajaran dan akan lebih baik jika
79
penyusunannya disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Namun, RPP hanya
bersifat rambu-rambu dalam proses pembelajaran, bukan pedoman yang ajeg yang
harus dilaksanakan sama persis, sebab RPP merupakan pedoman ideal proses
pembelajaran. Sedangkan pelaksanaan secara riil bisa berbeda, dalam artian tidak
harus sama dengan target ideal. Hal ini dapat dikarenakan faktor alokasi waktu
yang mungkin berbeda antara pelaksanaan dengan perencanaan. Hal terpenting
dalam pelaksanaan RPP adalah improvisasi dari guru yang bersangkutan. Rencana
pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII semester 2
RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso dengan standar kompetensi menampilkan
perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat dapat dilihat dalam lampiran 1.
2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso
Jadwal mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A adalah
hari Kamis pada jam pelajaran ke-5 sampai dengan jam ke-6 tepatnya pukul
10.00-11.20 WIB. Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A yang berlangsung pada tanggal 4 Juni
2009 diperoleh data sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A yaitu
Bapak Samsul, S.Pd memasuki kelas tepat pada pukul 10.00 WIB. Suasana kelas
hening, tidak lama kemudian ketua kelas VII A yaitu Vidya Sukma Fitriawan
memberi aba-aba, “Everybody be ready, give regards!”. Ketika mengucapkan
salam, sebagian siswa mengucapkan salam, “Good morning, Sir.” dan sebagian
lagi mengucapkan, “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.”.
80
Mendengar salam siswa yang tidak seragam, guru tersenyum sambil
menjawab salam dengan dua jawaban yaitu “good morning” dan
“Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh”. Kemudian guru berkata,
“Ketidakseragaman salam kalian barusan merupakan sedikit gambaran mengenai
materi yang akan kita bahas hari ini. Tidak masalah, karena hal itu adalah bagian
dari kebebasan.”
Guru menyiapkan media pembelajaran PowerPoint mengenai materi yang
akan diajarkan. Kemudian guru berkata, “Sebelum kita masuk pada materi, saya
ingin kalian menyimak beberapa gambar berikut.”. Guru menayangkan media
visual berupa beberapa gambar aksi penyampaian pendapat di muka umum. Hal
ini dilakukan guru sebagai bagian dari kegiatan apersepsi untuk menggugah
pengetahuan dan gagasan siswa, sebagaimana terlihat dalam gambar 3 berikut.
Gambar 3: Media visual dalam kegiatan apersepsi
81
Dalam gambar 3 terdapat 2 gambar yang memperlihatkan bentuk
penyampaian pendapat di muka umum. Gambar pertama merupakan aksi pawai
yang dilakukan oleh massa pendukung seorang calon legislatif. Sedangkan
gambar kedua merupakan aksi damai yang dilakukan mahasiswa melalui orasi dan
teatrikal di sebuah persimpangan jalan. Melalui tayangan gambar-gambar
tersebut, diharapkan siswa dapat menemukan konsep mengenai apa yang
dimaksud dengan penyampaian pendapat di muka umum.
Kemudian, guru melakukan tanya jawab, “Kira-kira apa yang kalian
pikirkan? Gambar-gambar tadi menunjukkan kegiatan apa?”. Kemudian kelas
menjawab “Demonstrasi, Pak.”. “Betul. Gambar-gambar tadi merupakan bentuk-
bentuk penyampaian pendapat di muka umum. Ada empat bentuk penyampaian
pendapat di muka umum yaitu pawai, demonstrasi, rapat umum, dan mimbar
bebas. Kira-kira bila kebebasan berpendapat kita dibatasi, apa yang akan terjadi?”
tanya guru. Siswa menjawab, “Konflik.”. Guru membenarkan, “Ya, akan terjadi
konflik. Kebebasan berpendapat di Indonesia telah diatur dalam UUD dan juga
ada undang-undangnya. Jadi, berpendapat tidak dilarang tentunya dengan cara-
cara yang sopan, tidak anarkis.”.
Selanjutnya siswa menyimak standar kompetensi, kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam materi menguraikan pentingnya
kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
melalui tayangan PowerPoint dan RPP yang ditayangkan langsung oleh guru.
Standar kompetensi yang akan dibahas adalah menampilkan perilaku
kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan kompetensi dasar menguraikan
pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan
82
bertanggung jawab. Sedangkan indikator pencapaian kompetensi terdiri dari 1)
Menguraikan landasan hukum kemerdekaan mengeluarkan pendapat di
Indonesia; 2) Menjelaskan pentingnya kemerdekaan mengeluarkan pendapat
secara bebas dan bertanggung jawab; 3) Menjelaskan akibat pembatasan
terhadap kemerdekaan berpendapat; 4) Menguraikan tata cara penyampaian
pendapat secara bebas dan bertanggung jawab; 5) Menjelaskan akibat
mengemukakan pendapat tanpa batas; dan 6) Menyampaikan pendapat secara
demokratis.
Setelah itu, siswa menyimak peta konsep yang dijelaskan guru. Peta
konsep tersebut berisi gambaran materi menampilkan perilaku kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara garis besar. Peta konsep tersebut memuat antara
lain: hakikat kemerdekaan mengemukakan pendapat, landasan hukum
kemerdekaan mengeluarkan pendapat di Indonesia, asas-asas penyampaian
pendapat secara bebas dan bertanggung jawab, dan bentuk-bentuk
penyampaian pendapat di muka umum. Pelaksanaan kegiatan pendahuluan ini
berlangsung selama 10 menit.
b. Kegiatan Inti
Guru membagi kelas menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok
terdiri dari 6 orang. Seluruh kelompok mendengarkan instruksi yang disampaikan
guru. Tugas masing-masing kelompok adalah menyusun skenario penyampaian
pendapat di muka umum yang berbentuk demonstrasi dalam waktu yang telah
ditentukan dengan tema yang telah ditentukan guru. Selanjutnya tiap kelompok
wajib mendemonstrasikan skenario yang dibuatnya di depan kelas melalui
pengundian. Tiap kelompok dibebaskan menggunakan properti sesuai dengan
83
tema demonstrasi. Pada sesi presentasi, masing-masing kelompok diberi
kesempatan mengajukan 2 pertanyaan kepada kelompok yang mendapat giliran
tampil. Skenario dan penampilan akan dinilai.
Terdapat 4 tema demonstrasi yang disediakan guru yaitu 1) Buruh
menolak PHK; 2) Siswa menuntut pendidikan gratis; 3) Masyarakat menuntut
pendaftaran ulang Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam pemilu; dan 4) Warga
menuntut pelunasan ganti rugi pasca tiga tahun tragedi Lapindo. Pembagian tema
sesuai dengan nama kelompok. Kelompok 1 mendapatkan tema nomor 1,
demikian juga dengan kelompok 2, 3, dan 4. Setelah pembagian kelompok dan
tema, masing-masing kelompok segera berdiskusi untuk menyusun skenario
demonstrasi, sebagaimana dalam gambar 4, 5, 6, dan 7 berikut.
Gambar 4: Suasana diskusi kelompok 1
Gambar 5: Suasana diskusi kelompok 2
84
Gambar 6: Suasana diskusi kelompok 3
Gambar 7: Suasana diskusi kelompok 4
Berdasarkan pengamatan seperti tampak dalam gambar 4, 5, 6, dan 7, pada
waktu kegiatan diskusi, suasana kelas ramai namun tetap tertib. Siswa ramai
dikarenakan saling menyampaikan gagasannya satu sama lain dalam kelompok
mereka. Tampak kesibukan kelompok 1 sedang mengadakan pembagian peran.
Kelompok 2 dan kelompok 3 sedang menyusun skenario demonstrasi. Sedangkan
kelompok 4 sedang mencoba mendemonstrasikan skenario mereka. Hal lainnya
yang tidak tampak dalam gambar adalah kesigapan siswa dalam menyiapkan
properti yang dirasa cocok dengan tema yang diangkat. Dari gambar-gambar
tersebut dapat dimaknai bahwa para siswa antusias dan semangat dalam mengikuti
85
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Setelah berdiskusi selama kurang lebih 20 menit, guru meminta
perwakilan kelompok untuk mengambil undian urutan penampilan. Kemudian
guru menginformasikan peraturan dalam kegiatan demonstrasi. Peraturan tersebut
yaitu 1) penampilan masing-masing kelompok terbagi dalam dua sesi, sesi
pertama adalah mendemonstrasikan skenario dan sesi kedua adalah sesi tanya
jawab dengan kelompok lain; 2) dalam sesi tanya jawab, masing-masing
kelompok boleh mengajukan 1 pertanyaan dan 1 tanggapan balik kepada
kelompok yang sedang mendapat giliran tampil; 3) keseluruhan durasi sesi adalah
10 menit. Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan akan dinilai.
Demonstrasi dengan nomor urut pertama adalah demonstrasi dari
kelompok 2, sebagaimana dalam tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5: Demonstrasi kelompok 2
Penampilan I : Kelompok 2Tema: Tuntutan Sekolah Gratis
Nama anggota : Ana G.A (Aparat keamanan/polisi)Ardini Y.R (Pendemo I)Nayundha M.A.P (Kepala Dinas Pendidikan)Nurullia A (Pendemo II)Qurfistana D.N.U (Provokator)Ulfa W.N (Pendemo III)
Property : 1. Poster2. Bola kertas3. Alat pengaman polisi
SkenarioPembuka : Mengungkapkan maksud dan tujuan dalam penampilan kali iniPendemo II : Mengamen (menyanyi lagu Sekolah Gratis)
Hilang satu beban dalam hidup ini
Semogalah… masa depan lebih cerah
Sekolah gratis ada di mana-mana
Betapa riangnya… lega rasanya…
Dam didam didam dam dam dam...3x
86
.......
Pendemo III : MengemisProvokator : “Kenapa Adik mengamen dan mengemis disini? Padahal sekarang jam sekolah,
apakah adik-adik ini tidak sekolah?”P II dan P III : “Saya tidak sekolah karena kemarin dikeluarkan dari sekolah karena tidak
membayar uang sekolah.”Provokator : “Adik jangan bersedih ya..seharusnya pemerintah lebih memperhatikan nasib
anak-anak kurang beruntung ini.”Pendemo I : “Ya sudah kita adakan demonstrasi saja ke kantor pendidikan
nasional!”Semua : “Ayo!!”Polisi : “Selamat pagi bu!”Kepdiknas : “Selamat pagi, ada apa?”Polisi : “Bu, ada pendemo di luar menuntut sekolah gratis.”Kepdiknas : “Baiklah akan saya tangani segera.”Polisi : “Tenang-tenang!”Provokator : “Kami menuntut sekolah gratis! Adakan sekolah gratis! Kapan diadakan
sekolah gratis?”Pendemo I : “Lihat nasib anak-anak ini. Mereka putus sekolah hanya karena tidak mampu
membayar uang sekolah. Mereka juga punya hak untuk mendapatkanpendidikan!”
Kepdiknas : “Pemerintah saat ini tengah menangani kasus ini. Mohon sabar.”Para pendemo : “Pemerintah bohong!! Jangan hanya mengumbar janji-janji!”Kepdiknas : “Baiklah, anda semua harus sabar. Pemerintah sedang bermusyawarah untuk
program sekolah gratis ini. Selesaikan perkara dengan kepala dingin.”P I : “Tapi kapan? Kami menunggu lama! Sampai kami semakin bodoh?”Kepdiknas : “Secepatnya, saya janji.”Para pendemo: “Huuuuu...!” (sambil melempar bola-bola kertas ke arah Kepdiknas)Setelah dihalau oleh petugas kepolisian, mereka pergi meninggalkan lokasi demonstrasi.
Sesi tanya jawab
1. Pertanyaan (Vidya Sukma Fitriawan: kelompok 4)Bagaimana solusi yang tepat untuk menangani anak-anak putus sekolah karena tidak memilikibiaya?Jawaban (Ulfa W.N)Menurut kami pemerintah hendaknya menambah anggaran pendidikan, melaksanakan sekolahgratis seperti yang sudah diiklankan di televisi. Selain itu, kita bisa membangun tempat belajarbagi anak-anak putus sekolah tersebut. Kita bisa membantu mereka dengan meminjamkanbuku atau belajar bersama.
2. Pertanyaan (Afif Pandu Abdullah: kelompok 1)Menurut anda apakah berdemonstrasi dengan melempar-lempar batu atau benda-bendalainnya merupakan cara yang sopan dan diperbolehkan dalam berdemonstrasi?Jawaban (Ana G)Menurut kami berdemonstrasi dengan cara tersebut sangatlah tidak sopan dan tidakdibenarkan, karena tindakan itu termasuk perbuatan anarkis.Tanggapan balikLalu mengapa anda tadi berdemonstrasi dengan melempar-lempar kertas begitu?Jawaban (Qurfistana)Maaf, maaf, kami memasukkan unsur emosi ke dalam cerita ini. Namanya juga belajar.Terima kasih atas perhatiannya.
(Sumber: Laporan kegiatan kelompok 2)
87
Demonstrasi kelompok 2 yang membawakan tema Tuntutan Sekolah
Gratis sebagaimana dalam gambar 8 dan gambar 9 berikut.
Gambar 8: Adegan mengamen dan mengemis anggota kelompok 2
Gambar 9: Kelompok 2 melakukan demonstrasi
Dari tabel 4. 5 serta gambar 8 dan gambar 9 dapat dijelaskan bahwa jalan
cerita yang dibawakan kelompok 2 adalah diawali dengan munculnya dua remaja
sedang mengamen dan mengemis di jalanan pada jam sekolah. Kemudian ada
seseorang (provokator) yang bertanya kepada mereka mengapa mereka berdua
tidak bersekolah. Keduanya menjawab bahwa mereka putus sekolah karena tidak
mampu membayar biaya sekolah. Akhirnya, sang provokator mengajak mereka
88
dan sejumlah massa untuk melakukan aksi demonstrasi ke kantor pendidikan
nasional.
Secara umum demonstrasi kelompok 2 berjalan lancar, walaupun sesekali
diiringi gelak tawa para audien ketika menyaksikan adegan mengamen, namun
tidak mengurangi keseriusan kelompok 2 dalam berdemonstrasi. Keseriusan
mereka tampak dari penghayatan peran dan kesiapan properti yang digunakan.
Pada saat sesi tanya jawab, anggota kelompok mampu menjawab pertanyaan dari
kelompok 4 dan kelompok 1 dengan baik. Ada dua pertanyaan yang ditujukan
kepada kelompok 2 yaitu mengenai 1) solusi yang tepat untuk menangani anak-
anak putus sekolah karena tidak memiliki biaya, dan 2) boleh tidaknya
berdemonstrasi dengan melempar-lempar batu atau benda-benda lainnya. Jawaban
dari kelompok 2 cukup mengena dengan isi pertanyaan. Hal terpenting adalah
mereka berani untuk menyatakan pendapat di depan kelas.
Selanjutnya, demonstrasi dengan nomor urut kedua adalah demonstrasi
dari kelompok 1, sebagaimana dalam tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6: Demonstrasi kelompok 1
Penampilan II : Kelompok 1Tema: Buruh Menolak PHK
Nama anggota : Iqbal Lucky (Pembicara)Afif Pandu (Buruh)Andre Rahmat (Buruh)Dimas Fathur (Perwakilan perusahaan)Silfani M (Perwakilan perusahaan)Satrio Wibowo (Polisi)
Property : 1. Tameng polisi (kursi)2. Poster (kertas karton)3. Pagar (kursi)
4. Gendang (galon)
SkenarioPara buruh PT Persada Merdeka sedang berdemonstrasi di depan pabrik. Mereka menolak
keputusan perusahaan yang akan mengadakan pemutusan hubungan kerja.Pembicara : “Mari tolah PHK! Lihat nasib sekarang! Apa jadinya hidup kami jika
kami di PHK?!
89
Karyawan : “Tolak PHK! Tolak PHK! Kami tidak setuju adanya PHK!”Pembicara : “Bagaimana dengan janji-janji anda dulu? Di mana hak-hak kami
setelah mengabdi pada perusahaan ini! Apa yang akan kami berikanpada anak istri kami! Kami butuh makan! Kami butuh pendidikan!Kami butuh hidup!
Karyawan : “Tolak PHK! Kembalikan hak-hak kami! Mana janji-janji anda dulu!(seluruh karyawan berteriak untuk menolak PHK)
Tidak lama kemudian perwakilan PT Persada Merdeka menemui para demonstran.Perwakilan PT: “Harap tenang saudara-saudara! Mohon tenang! Masalah ini bisa
kita bicarakan secara baik-baik tanpa kisruh seperti ini.”
Para buruh hening sejenak mendengarkan penjelasan dari pihak perusahaan, sepertinyamereka setuju dengan tawaran perwakilan PT Persada Merdeka untuk melakukan perundingan.Pembicara : “Baiklah kami setuju melakukan pembicaraan dengan pihak
perusahaan.”Perwakilan PT : “Baik, silahkan masuk ke kantor.”
Kemudian perwakilan demonstran memasuki kantor perusahaan untuk bernegosiasi.Negosiasi berlangsung cukup alot. Perwakilan demonstran menginginkan pembatalan PHK. Didalam ruangan terjadi ketegangan, petugas kepolisian berjaga-jaga mengantisipasi tindakan yangtidak diinginkan.Pembicara : “Kami ke sini untuk memperjuangkan hak-hak kami sebagai buruh.”Perwakilan PT : “Bagaimana kalau persahaan menerapkan pemberlakuan paruh
waktu? Apakah anda setuju?”Pembicara : “Kami tidak setuju. Teman-teman menginginkan pemberlakuan kerja
seperti semula.” (pembicara terlihat berapi-api, ia berbicara sambilmenggebrak meja)
Polisi : “Tenang, Pak! Diam!”Perwakilan PT : “Begini saudara-saudara. Kami memberlakukan kerja dengan
sistem paruh waktu sebenarnya untuk memenuhi hak-hak kalianjuga.”
Pembicara : “Apanya?!”Perwakilan PT : “Daripada saudara-saudara diPHK lebih baik saudara bekerja
kembali dengan sistem paruh waktu bukan? Pilihan ini cukupmenguntungkan saudara.”
Suasana hening, perwakilan demonstran sedang berunding. Akhirnya disepakati bahwapara buruh setuju dengan pemberlakuan sistem kerja paruh waktu tersebut.Pembicara : “Baik, kami setuju dengan tawaran ini.”Perwakilan PT : “Baiklah kalau begitu, kami akan memberlakukan sistem tersebut
mulai besok.”Para buruh membubarkan diri.
Sesi tanya jawab
1. Pertanyaan (Nayundha M.A.P: kelompok 2)Silfana itu berperan sebagai apa? Sepertinya hanya diam saja?Jawaban (Silfana M)Saya berperan sebagai perwakilan PT. Persada Merdeka yaitu sebagai sekretaris.
(Sumber: Laporan kegiatan kelompok 1)
90
Demonstrasi kelompok 1 yang membawakan tema Buruh Menolak
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagaimana dalam gambar 10 dan gambar
11 berikut.
Gambar 10: Anggota kelompok 1 sedang berorasi sambil mengangkat tangannya
Gambar 11: Kelompok 1 melakukan demonstrasi
Dari tabel 4. 6 serta gambar 10 dan gambar 11 dapat dijelaskan bahwa
jalan cerita yang dibawakan kelompok 1 adalah diawali dengan munculnya
seorang demonstran yang berorasi menyuarakan tuntutannya untuk menolak PHK
dengan suara lantang dan menggebu-gebu. Sementara demonstran lainnya
91
memukul-mukul galon dan mengangkat poster penolakan PHK. Seketika suasana
kelas riuh oleh tepuk tangan audien. Sang demonstran kemudian melanjutkan
orasinya, sampai akhirnya bertemu dengan perwakilan perusahaan dan diperoleh
suatu kesepakatan.
Demonstrasi kelompok 1 dibawakan dengan baik dan serius, walaupun
anggota kelompok 1 tampak tersenyum pada saat demonstrasi lantaran terkesima
dengan akting anggotanya yang berperan sebagai demonstran yang melakukan
rorasi, namun hal tersebut tidak mengganggu jalannya cerita yang telah ditulis
dalam skenario. Ketika sesi tanya jawab, hanya ada satu pertanyaan yang berasal
dari kelompok 2 dan mampu dijawab kelompok 1 dengan jelas.
Demonstrasi dengan nomor urut ketiga adalah demonstrasi dari kelompok
3, sebagaimana dalam tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7: Demonstrasi kelompok 3
Penampilan III : Kelompok 3Tema: Menuntut Pelunasan Ganti Rugi Pasca Tiga Tahun Tragedi Lapindo
Nama anggota : Christine Negeri A : AparatDita Erline K : PendemoFatah Amanati : AparatFesty F.S : PemerintahRahmawati S.A : PendemoZahila F.Z : Pendemo
Property : 1. Asduk Pramuka2. Dasi Spasa3. Kertas HVS4. Kertas buku5. Spidol6. Jangka kelas
SkenarioPendemo : Bernyanyi “Ganti rugi..ganti rugi..ganti rugi sekarang..sekarang ganti rugi..rumah
hilang, sawah hilang, masa depanku hilang..sekarang ganti rugi..ganti rugisekarang..!”
Pendemo : “Ayo tutup LAPINDO!!!”Dita : “Dasar pembual kelas kakap! Ganti rugi sekarang!”Jese : “Mana hak kita? Kita sudah terlalu sabar..cepat ganti rugi!”Ila : “Selama ini kita sengsara..dari dendeng ke nasi aking..dari kasur ke tikar..dari
rumah ke tenda!”Aparat : “Sudah...sudah...tenang..kami minta perwakilan dari kalian.”Dita : “Baiklah, saya yang akan mewakilkan.”
92
Dita : “Begini Bu..kami sudah terlalu sabar menunggu pasca 3 tahun LAPINDO. Kitamenunggu ganti rugi dari anda Bu..”
Pemerintah : “Baiklah saya akan mengganti kerugiannya. Tetapi, bukan untuk saat ini. Karenakami saat ini juga sedang merugi karena pasca LAPINDO ini. Mohon pengertiandari anda.”
Pendemo : “Janji palsu..janji palsu..janji palsu sekarang..sekarang janji palsu..janji palsusekarang..”
Aparat : “Tenang..wakil kalian sedang berdiskusi dengan pemerintah.”Dita : “Terus bagaimana dengan kami?”Pemerintah : “Baiklah kami akan mengganti kerugian kalian. Jika memang janji kami tidak
terbukti, kalian boleh kembali lagi pada kami untuk menagih janji kami saat ini.”Dita : “Terima kasih kalau begitu Bu..Selamat siang.”
Sesi tanya jawab
Pada sesi tanya jawab ini tidak ada perwakilan kelompok 1, 2, dan 3 yang mengajukanpertanyaan.
(Sumber: Laporan kegiatan kelompok 3)
Demonstrasi kelompok 3 yang membawakan tema Menuntut Pelunasan
Ganti Rugi Pasca Tiga Tahun Tragedi Lapindo sebagaimana dalam gambar 12
berikut.
Gambar 12: Demonstran kelompok 3 menyuarakan tuntutannya melalui lagu
Dari tabel 4. 7 dan gambar 12 dapat dijelaskan bahwa jalan cerita yang
dibawakan kelompok 3 adalah diawali dengan munculnya para demonstran yang
menyuarakan tuntutannya untuk menuntut pelunasan ganti rugi pasca tiga tahun
tragedi Lapindo yang disampaikan dengan cara menyanyikan lagu yang berjudul
“Makan Apa Sekarang” dengan lirik diganti sesuai isi tuntutan demonstran.
93
Demonstrasi oleh kelompok 3 dibawakan cukup baik. Namun, ketika adegan
pertemuan antara demonstran dengan perwakilan Lapindo, suara anggota
kelompok 3 kurang terdengar jelas. Pada sesi tanya jawab tidak ada pertanyaan
yang ditujukan kepada kelompok 3 ini, sehingga demonstrasi diakhiri tanpa tanya
jawab dengan kelompok lainnya.
c. Penutup
Setelah penampilan dari kelompok 3, bel sekolah berbunyi menandakan
jam ke-6 telah berakhir. Padahal kelompok 4 belum mendemonstrasikan
skenarionya, sehingga skenario kelompok 4 akan ditampilkan pada pertemuan
berikutnya. Guru belum sempat melakukan kegiatan penutup yaitu membuat
kesimpulan akhir sebagai penguatan kegiatan yang telah dilakukan, refleksi dan
pemberian tugas rumah kepada siswa. Sebelum meninggalkan kelas, guru
menginformasikan untuk mempelajari materi yang berkaitan dengan standar
kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat karena
pertemuan berikutnya akan dilakukan tes tulis. Kemudian ketua kelas VII A
memberi aba-aba, ” “Everybody be ready, give regards!”, kelas memberi salam,
“Goodbye, Sir!”.
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh beberapa catatan lapangan dalam
pengambilan data kali ini. Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
yang berlangsung hari Kamis tanggal 4 Juni 2009 berjalan cukup lancar. Jumlah
siswa yang hadir adalah 24 orang, artinya, semua siswa kelas VII A hadir.
Interaksi siswa dan guru tampak baik. Hal ini terlihat dari respon siswa pada
kegiatan apersepsi yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.
Selain itu, tampak pula ketika guru menginformasikan metode demonstrasi, siswa
94
aktif bertanya mengenai informasi guru yang dirasa kurang jelas.
Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode
demonstrasi dapat dikatakan tinggi. Hal ini terlihat dari kecekatan siswa dalam
melaksanakan instruksi dari guru. Mereka dengan cepat merespon penjelasan
guru, menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti, kemudian langsung
mengerjakan tugas yang diinstruksikan tanpa membuang-buang waktu. Suasana
demonstrasi masing-masing kelompok cukup hidup karena kreatifitas penyusunan
cerita, penghayatan peran, dan penggunaan properti yang sesuai dengan tema.
Selain itu, siswa telah berani mengajukan pertanyaan seputar konsep
penyampaian pendapat di muka umum dan mengungkapkan pendapatnya di
hadapan teman dan guru.
Kelas kecil dengan jumlah siswa 24 orang seperti kelas VII A ini efektif
dalam proses belajar mengajar. Hal ini terlihat dalam kegiatan diskusi kelompok.
semua anggota kelompok turut berpikir menyumbangkan idenya dan saling
bekerja sama. Tidak ada satu anggota kelompok yang hanya berdiam diri
mengandalkan hasil pekerjaan anggota lainnya. Hal yang sama juga terlihat pada
saat pembagian kelompok, tidak ada satupun siswa yang mengeluh karena
ditentukan sebagai kelompok 1, 2, 3, ataupun kelompok 4. Sebaliknya, mereka
langsung bekerja tanpa protes kepada guru. Kelas kecil memungkinkan para siswa
saling mengenal dengan baik sehingga ketika berkelompok dengan teman
manapun mereka langsung bisa bekerja sama dengan baik.
Untuk bahasa pengantar dalam proses pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso tepatnya di kelas VII A
menggunakan bahasa Indonesia. Namun, menurut guru mata pelajaran Pendidikan
95
Kewarganegaraan kelas VII A untuk penggunaan bahasa pengantar kembali
kepada kompetensi guru, apabila ia mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris
maka hal tersebut diperbolehkan. Sedangkan untuk buku penunjang, tetap
menggunakan buku Pendidikan Kewarganegaraan yang disusun dalam bahasa
Indonesia.
Pengambilan data berikutnya dilakukan sesuai jadwal mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A yaitu hari Kamis tanggal 11 Juni 2009
pada jam pelajaran ke-5 sampai dengan jam ke-6 tepatnya pukul 10.00-11.20
WIB. Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan kelas VII A yang berlangsung pada tanggal 11 Juni 2009
diperoleh data sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Tepat pada pukul 10.00 WIB guru mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan kelas VII A yaitu Bapak Samsul, S.Pd memasuki kelas.
Suasana kelas hening, tidak lama kemudian ketua kelas VII A yaitu Vidya Sukma
Fitriawan memberi aba-aba, “Kelas VII A siap! Beri salam!”. Kemudian seluruh
siswa menjawab, “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”. Guru pun
menjawab salam siswa. Guru bertanya kepada siswa apakah mereka sudah
mempelajari materi kemerdekaan mengemukakan pendapat. Siswa menjawab
bahwa mereka sudah belajar. Kemudian guru menyampaikan rencana kegiatan
pembelajaran pada pertemuan hari itu. Beberapa kegiatan pada pertemuan tersebut
adalah melanjutkan demonstrasi pertemuan sebelumnya yaitu penampilan dari
kelompok 4, review materi standar kompetensi menampilkan perilaku
kemerdekaan mengemukakan pendapat, tes tulis, dan tes penilaian diri.
96
b. Kegiatan inti
Guru mempersilahkan kelompok 4 untuk mendemonstrasikan skenarionya.
Demonstrasi dari kelompok 4, sebagaimana dalam tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8: Demonstrasi kelompok 4
Penampilan IV : Kelompok 4Tema: Menuntut pendaftaran ulang Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam pemilu
Nama anggota : Alfian Nafi P : massaDara Aza S : perwakilan massaM Fahmi A.W : massaNurcholik W.B : perwakilan massa
Kamiliyana P.A : perwakilan KPUVidya S.F : perwakilan KPU
Property : 1. Gumpalan kertas2. Spanduk (kertas)3. Kursi4. Meja
SkenarioMassa : “Daftar ulang DPT..laksanakan daftar ulang DPT!! Kami menuntut hak
kami sebagai warga negara yang berhak untuk memilih!!”Perwakilan KPU : “Tenang-tenang! Kita bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.”Massa : “Kami hanya ingin pengulangan DPT.”Perwakilan KPU : “Saya harap anda tenang sejenak. Pertama kami meminta maaf atas
keterlambatan kami dalam menjalankan daftar ulang DPT.”Massa : “Kami tidak membutuhkan ocehan dan bualan anda..kami hanya ingin
daftar ulang DPT dilaksanakan...Huuu...” (melempar kertas).Perwakilan KPU : “Baik, saya meminta perwakilan dari kalian.”Perwakilan KPU : “Silahkan duduk.”Perwakilan massa : “Baiklah, anda sudah tahu maksud kedatangan kami kesini, jadi apa yang
akan anda lakukan segera?”Perwakilan KPU : “Saya berjanji, kami akan segera melaksanakan daftar ulang DPT.”Perwakilan massa : “Apa yang akan anda pertaruhkan jika anda tidak bisa melaksanakan janji
anda?”Perwakilan KPU : “Saya akan mempertaruhkan jabatan saya. Apakah anda setuju?”Perwakilan massa : “Baik kami setuju.” (bersalaman).
Sesi tanya jawab
1. Pertanyaan (Afif Pandu: kelompok 1)Seandainya anda tidak terdaftar sebagai pemilih dalam pemilu apa yang akan anda lakukan?Jawaban (Dara Aza)Kami akan protes dengan mendatangi petugas pendaftar pemilih agar kami bisa mengikutipemilu.Tanggapan balik (Dimas Fathur: kelompok 1)Tapi bagaimana jika seandainya keluhan anda tidak segera ditangani sehingga anda tidak bisamengikuti pemilu?Jawaban (M Fahmi)Kami akan mengirim sms kepada bapak presiden bahwa ada masyarakat yang belum terdaftardalam pemilu. Kalau tidak cepat diproses berarti kami tidak ikut pemilu.
(Sumber: Laporan kegiatan kelompok 4)
97
Demonstrasi kelompok 4 yang membawakan tema Menuntut pendaftaran
ulang Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam pemilu sebagaimana dalam gambar 13
berikut.
Gambar 13: Kelompok 4 melakukan demonstrasi
Dari tabel 4. 8 dan gambar 13 dapat dijelaskan bahwa jalan cerita yang
dibawakan kelompok 4 adalah diawali dengan munculnya demonstran yang
berteriak-teriak menuntut hak mereka sebagai warga negara untuk memilih dalam
Pemilu. Mereka memprotes Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena tidak
memasukkan nama para demonstran ke dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Demonstrasi diwarnai aksi rusuh demonstran dengan melempari kantor Komisi
Pemilihan Umum (KPU). Pada akhirnya, setelah melakukan pembicaraan,
diperoleh suatu kesepakatan antara demonstran dengan Komisi Pemilihan Umum
(KPU). Pada sesi tanya jawab, kelompok 1 menanyakan tentang tindakan apa
yang akan dilakukan kelompok 4 jika tidak terdaftar sebagai pemilih dalam
Pemilu. Jawaban kelompok 4 kemudian ditanggapi balik oleh kelompok 1, namun
anggota kelompok 4 mampu menjawab tanggapan tersebut dengan baik.
Setelah penampilan dari
demonstrasi baik pada pertemuan sebelumnya dan pertemuan hari itu. Menurut
Bapak Samsul, S.Pd penampilan masing
walaupun masih banyak kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain keseriusan
dalam berdemonstrasi, sebab
Pengembangan cerita salah satu kelompok masih tidak maksimal. Selain itu, etika
dalam berdemonstrasi juga kurang dijaga. Hal ini terlihat dari skenario yang
menampilkan adegan melempari pihak
Namun, beliau juga mengungkapkan rasa senangnya karena siswa sangat antusias
mengikuti proses pembelajaran dengan metode
cocok dengan materi
Samsul, S.Pd mengenai jalannya kegiatan demonstrasi sebagaimana gambar 14
berikut.
Gambar
Setelah penampilan dari kelompok 4, guru menanggapi jalannya kegiat
demonstrasi baik pada pertemuan sebelumnya dan pertemuan hari itu. Menurut
Bapak Samsul, S.Pd penampilan masing-masing kelompok bisa dikatakan baik
walaupun masih banyak kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain keseriusan
dalam berdemonstrasi, sebab beberapa siswa tampil sambil bercanda.
Pengembangan cerita salah satu kelompok masih tidak maksimal. Selain itu, etika
dalam berdemonstrasi juga kurang dijaga. Hal ini terlihat dari skenario yang
menampilkan adegan melempari pihak-pihak yang menjadi sasar
Namun, beliau juga mengungkapkan rasa senangnya karena siswa sangat antusias
mengikuti proses pembelajaran dengan metode Demonstration ini dan kebetulan
cocok dengan materi kemerdekaan mengemukakan pendapat. Tanggapan Bapak
genai jalannya kegiatan demonstrasi sebagaimana gambar 14
14: Guru melakukan tanggapan kegiatan demonstrasi
98
jalannya kegiatan
demonstrasi baik pada pertemuan sebelumnya dan pertemuan hari itu. Menurut
masing kelompok bisa dikatakan baik
walaupun masih banyak kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain keseriusan
siswa tampil sambil bercanda.
Pengembangan cerita salah satu kelompok masih tidak maksimal. Selain itu, etika
dalam berdemonstrasi juga kurang dijaga. Hal ini terlihat dari skenario yang
pihak yang menjadi sasaran demonstrasi.
Namun, beliau juga mengungkapkan rasa senangnya karena siswa sangat antusias
ini dan kebetulan
Tanggapan Bapak
genai jalannya kegiatan demonstrasi sebagaimana gambar 14
Guru melakukan tanggapan kegiatan demonstrasi
99
Dari gambar 14 tampak guru berdiri di depan kelas memberikan tanggapan
terhadap jalannya proses pembelajaran dengan metode demonstrasi yang telah
berlangsung pada pertemuan hari itu dan pertemuan sebelumnya. Sedangkan
siswa tampak serius mendengarkan penjelasan dari guru. Melalui kegiatan
tanggapan oleh guru ini, siswa menjadi tahu bagaimana mengungkapkan pendapat
di muka umum dengan cara-cara yang benar dan sopan. Sehingga hal tersebut
dapat menjadi bekal para siswa dalam kehidupan mereka.
Sebelum melaksanakan penilaian kognitif berupa tes tulis, guru melakukan
review materi yang telah diajarkan tentang kemerdekaan mengemukakan
pendapat. Dalam kegiatan ini, guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa.
Salah satu siswa yaitu Iqbal Lucky Eptanto bertanya mengapa setiap penyampaian
pendapat di muka umum seperti unjuk rasa harus dilaporkan kepada Kepolisian
Republik Indonesia? Bapak Samsul menjawab bahwa sesuai tata cara
penyampaian pendapat sebagaimana diatur dalam UU No. 9 tahun 1998 tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, penyampaian pendapat
di muka umum (unjuk rasa, pawai, rapat umum, dan mimbar bebas) wajib
diberitahukan secara tertulis kepada Polri. Jadi, sebelum melakukan aksi unjuk
rasa, pawai, rapat umum, ataupun mimbar bebas, pihak bersangkutan harus
mengurus ijin kepada polri terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar pihak
kepolisian mengetahui maksud dan tujuan dilakukannya aksi, siapa
penanggungjawabnya, kapan dan di mana tempatnya. Nantinya kepolisian akan
melakukan pengamanan di sekitar lokasi penyampaian pendapat tersebut.
Sehingga apabila terjadi suatu tindakan anarkis yang dilakukan anggota
penyampaian pendapat, Polri tidak kesulitan menindak oknum yang melakukan
100
tindakan tersebut.
Setelah kegiatan review, guru melaksanakan penilaian kognitif dan
penilaian diri. Pertama-tama guru melaksanakan penilaian kognitif berupa tes
tulis. Soal tes tulis berbentuk Short Answer yang berjumlah 10 soal. Masing-
masing siswa mengerjakan tes tulis selama 20 menit. Soal tes tulis ditayangkan
langsung melalui LCD proyektor, siswa hanya menyiapkan lembar jawaban.
Ketika waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes tulis telah berakhir,
selanjutnya guru melaksanakan penilaian diri dengan membagikan
kuesioner/lembar penilaian diri. Kuesioner ini berisi 10 pernyataan yang harus
dijawab oleh siswa dengan salah satu jawaban sangat setuju (SS), setuju (S),
netral (N), tidak setuju (TS), ataukah sangat tidak setuju (STS) dalam waktu 10
menit. Alat penilaian tes tulis dan kuesioner penilaian diri Pendidikan
Kewarganegaraan dengan standar kompetensi Menampilkan perilaku
kemerdekaan mengemukakan pendapat ditampilkan pada sub bab ke-3.
Setelah penilaian diri selesai dilaksanakan, guru mengadakan koreksi
bersama untuk soal-soal tes tulis. Kunci jawaban langsung ditayangkan melalui
LCD proyektor. Sedangkan untuk instrumen penilaian diri dikumpulkan kembali
kepada guru dan akan dilakukan penilaian sendiri oleh guru. Ketika siswa
mengerjakan tes tulis dan penilaian diri, guru melakukan pengamatan terhadap
siswa dengan mengisi lembar pengamatan siswa dalam proses pembelajaran.
Lembar pengamatan tersebut terdiri dari 5 aspek pengamatan yang nantinya akan
dilakukan penilaian. Kelima aspek tersebut adalah hormat kepada guru, kerajinan,
kerja sama, etika dalam menyampaikan pendapat, dan kedisiplinan.
101
c. Penutup
Setelah melakukan koreksi soal tes tulis bersama siswa, guru melakukan
refleksi terhadap rangkaian materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat.
Kegiatan refleksi dilakukan guru dengan mengajukan beberapa pertanyaan yaitu
1) Apakah kalian sudah memahami keseluruhan materi yang diajarkan?; 2)
Bagian manakah dari materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat yang belum
kalian pahami?; 3) Apakah kalian merasa senang setelah mempelajari materi
Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat?
Dari jawaban siswa, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa telah
memahami materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat namun mereka
kesulitan untuk menghafal materi yang bersifat teoritik tersebut sehingga hasil tes
tulis mereka kurang maksimal. Materi yang sulit diingat adalah tata cara
penyampaian pendapat di muka umum. Sedangkan materi yang sangat mengena
pada pikiran siswa adalah bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka umum.
Selain itu, siswa juga merasa senang setelah mempelajari materi Kemerdekaan
Mengemukakan Pendapat dengan metode Demonstration sebab mereka bisa
mempraktikkan penyampaian pendapat di muka umum yang berbentuk
demonstrasi dan mengetahui cara-cara berdemonstrasi yang baik. Sebelum
meninggalkan kelas, guru meminta siswa mengumpulkan laporan naskah skenario
penyampaian pendapat di muka umum dan penjelasan jalannya demonstrasi.
102
3. Penilaian Hasil Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di RintisanSekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso
Penilaian pendidikan adalah proses untuk mendapatkan informasi tentang
prestasi atau kinerja peserta didik. Hasil penilaian digunakan untuk melakukan
evaluasi terhadap ketuntasan belajar peserta didik dan efektivitas proses
pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta
didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata
pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata
pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk
tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah
standar kompetensi lulusan (SKL).
Penilaian pendidikan dimaknai sebagai proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian hasil belajar yang digunakan dalam pembelajaran Standar Kompetensi
Menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat pada siswa kelas
VII A RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso adalah penilaian kognitif, penilaian unjuk
kerja, penilaian diri, dan pengamatan guru.
Penilaian kognitif dilakukan dengan menggunakan teknik tes tulis yang
berbentuk isian singkat. Penilaian unjuk kerja terdiri dari penilaian naskah
skenario hasil diskusi kelompok dan penilaian demonstrasi dari skenario yang
telah disusun oleh masing-masing kelompok. Penilaian diri dilakukan melalui
kuesioner berisi pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh masing-masing
siswa. Sedangkan pengamatan dilakukan guru terhadap siswa selama proses
pembelajaran berdasarkan instrumen pengamatan. Berikut disajikan hasil
penilaian kognitif, hasil penilaian unjuk kerja, hasil penilaian diri, dan hasil
103
pengamatan guru terhadap siswa kelas VII A RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan Standar Kompetensi
Menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat.
a. Penilaian Kognitif
Aspek kognitif merupakan suatu kawasan piranti pertama untuk memasuki
kawasan afektif dan psikomotor. Seorang siswa dapat mengembangkan aspek
afektif dan psikomotor dengan baik apabila berbekal dengan kemampuan kognitif
yang cukup baik pula. Kemampuan yang penting dalam aspek kognitif adalah
kemampuan menerapkan konsep-konsep untuk memecahkan segala permasalahan
yang ada.
Penilaian kognitif yang dilakukan kepada siswa VII A RSBI SMP Negeri
1 Bondowoso untuk Standar Kompetensi Menampilkan perilaku kemerdekaan
mengemukakan pendapat dengan menggunakan teknik tes tulis yang berbentuk
isian singkat. Tes tulis ini berisi 10 soal dan harus dijawab dalam waktu 20 menit.
Penskoran isian singkat ini dilakukan dengan memberikan skor 10 untuk jawaban
benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Alat penilaian kognitif berbentuk isian
singkat yang dilakukan siswa VII A RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso
sebagaimana dalam tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9: Alat penilaian kognitif
Alat penilaian ulangan harianSoal Short AnswerWaktu: 20 menit
Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban singkat dan tepat!1. Kemerdekaan mengemukakan pendapat adalah hak setiap warga negara untuk
menyampaikan pendapat secara ....2. Kemerdekaan menyampaikan pendapat di Indonesia diatur dalam UUD 1945 pasal ....3. Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum diatur dalam undang-undang
....4. Bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka umum ialah ....5. Pertemuan terbuka yang dilakukan untuk menyampaikan pendapat dengan tema
104
tertentu disebut ....6. Kegiatan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran
dengan lisan, tulisan dan sebagainya secara demonstratif di muka umum disebut ....7. Penyampaian pendapat di muka umum wajib diberitahukan kepada ....8. Penyampaian pendapat di muka umum dilaksanakan di tempat-tempat terbuka untuk
umum, kecuali, ....a)b)
9. Asas-asas kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum dua diantaranyaadalah ....
10. Pembatasan kemerdekaan berpendapat akan mengakibatkan terjadinya ... antaramasyarakat dengan pemerintah.
Kunci Jawaban1. Bebas dan bertanggung jawab2. Pasal 28, pasal 28 E ayat (3)3. UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka
Umum4. Unjuk rasa/demonstrasi, pawai, rapat umum, dan mimbar bebas5. Rapat umum6. Unjuk rasa/demonstrasi7. Polri (Kepolisian Republik Indonesia)8. a) Pilih salah satu:
Di lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah, instalasi militer, rumah sakit,pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api, terminal angkutan darat, dan obyek-obyek vital nasional
b) Pada hari besar nasional9. Pilih dua di antara:
a. Asas keseimbangan antara hak dan kewajibanb. Asas musyawarah mufakatc. Asas kepastian hukum dan keadiland. Asas proporsionalitase. Asas manfaat
10. Konflik
Pedoman penskoranNo. Soal Tidak Menjawab (Skor) Jawaban Salah
(Skor)Jawaban Benar
(Skor)1 0 0 102 0 0 103 0 0 104 0 0 105 0 0 106 0 0 107 0 0 108 0 0 109 0 0 1010 0 0 10
Skor maksimal 100
(Sumber: RPP KD Menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secarabebas dan bertanggung jawab)
105
Hasil skor penilaian kognitif dengan alat penilaian isian singkat siswa
kelas VII A adalah sebagaimana dalam tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10: Hasil penskoran tes tulis kelas VII A
No. Absen No. Induk Siswa L/P Skor1. 11524 L 902. 11533 L 653. 11537 P 854. 11540 L 82,55. 11553 P 736. 11567 P 967. 11570 P 688. 11579 L 659. 11584 P 6010. 11596 P 6511. 11602 P 65,512. 11626 L 6813. 11632 P 8014. 11637 L 7015. 11658 P 10016. 11661 L 85,517. 11664 P 8618. 11675 P 8319. 11677 P 9020. 11698 L 85,521. 11700 P 6522. 11708 P 8323. 11711 P 8824. 11719 P 80
(Sumber: Data nilai Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A)
Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah
100 sedangkan skor terendah adalah 60. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso adalah 75. Dengan demikian,
dari 24 siswa kelas VII A, sebanyak 14 (empat belas) siswa dinyatakan tuntas
yaitu siswa dengan skor 100; 96; 90; 88; 86; 85,5; 85; 83; 82,5; dan 80, sehingga
14 siswa ini nantinya akan mendapatkan pengayaan. Sedangkan 10 (sepuluh)
siswa dinyatakan tidak tuntas yaitu siswa dengan skor 73; 70; 68; 65,5; 65; dan
60, sehingga 10 siswa ini nantinya akan mendapatkan remedial.
106
b. Penilaian Unjuk Kerja Kelompok
Penilaian unjuk kerja atau disebut juga penilaian performance, digunakan
untuk kompetensi yang berhubungan dengan praktik. Penilaian unjuk kerja yang
dilakukan kepada siswa VII A terdiri dari penilaian naskah skenario hasil diskusi
kelompok dan penilaian demonstrasi dari skenario yang telah disusun oleh
masing-masing kelompok. Penilaian keduanya akan dijabarkan lebih rinci
sebagai berikut.
1) Penilaian Skenario Kelompok
Dalam penilaian skenario hasil diskusi kelompok, ada tiga aspek yang
akan dinilai yaitu 1) Kerapian tulisan dalam naskah skenario; 2) Pengembangan
cerita dalam skenario; dan 3) Signifikan isi cerita dalam skenario dengan tema
yang diangkat. Masing-masing aspek memiliki kriteria sama dengan bobot skor
yang berbeda. Pada aspek kerapian tulisan, kriteria skor terdiri dari kriteria sangat
kurang dengan skor 4, kriteria kurang dengan skor 8, kriteria cukup dengan skor
12, kriteria baik dengan skor 16, dan kriteria sangat baik dengan skor 20.
Penjumlahan skor dari ketiga aspek akan dikualifikasikan ke dalam kriteria
penilaian yaitu kriteria sangat kurang dengan rentangan 0-49, kriteria kurang
dengan rentangan 50-54, kriteria cukup dengan rentangan 55-69, kriteria baik
dengan rentangan 70-84, dan kriteria sangat baik dengan rentangan 85-100.
Pedoman penilaian skenario sebagaimana dalam tabel 4.11 berikut ini.
107
Tabel 4.11 : Pedoman penilaian skenario
No Aspek yang dinilai Kriteria Skor Kriteria Penilaian
1. Kerapian tulisan
4 : sangat kurang8 : kurang
12 : cukup16 : baik20 : sangat baik
85-100 : sangat baik70-84 : baik55-69 : cukup50-54 : kurang0-49 : sangat kurang
2. Pengembangan cerita
10 : sangat kurang20 : kurang30 : cukup40 : baik50 : sangat baik
3. Isi signifikan dengan tema
14 : sangat kurang18 : kurang22 : cukup26 : baik30 : sangat baik
(Sumber: RPP KD 4.2 kelas VII semester 2)
Sedangkan hasil penilaian skenario kelompok dapat dilihat dalam tabel
4.12 berikut.
Tabel 4.12: Hasil penilaian skenario kelompok kelas VII A
No. Nama siswa
Aspek yang
dinilai JumlahKriteria
penilaian1 2 3
1. Kelompok 11. Afif Pandu Abdullah2. Andre Rahmad Kurnia3. Dimas Fathur Rozak4. Iqbal Lucky Eptanto5. Satrio Wibowo6. Silfani Minamakkata
4 40 26 70 Baik
2. Kelompok 21. Ana Ghayatul Arifah2. Ardini Yuniarta Rizki3. Nayundha Maharani A.P4. Nurullia Arisandy5. Qurfistana Dyah Novita6. Ulfa Wara Nadya
16 50 26 92 Sangat baik
3. Kelompok 31. Christine Negeri Aris2. Dita Erline Kurnia3. Fatah Amanati4. Festy Fildia Siswana5. Rahmawati Salsabila A6. Zahila Firdaus Zain
16 50 26 92 Sangat baik
4. Kelompok 41. Dara Aza Smara Y2. Kamiliyana Putri Astuti3. M. Fahmi Adi Rekso W4. Nurcholik Widya B5. Vidya Sukma Fitriawan6. Alfian Nafi Pradipta
12 30 26 68 Cukup
(Sumber: Data nilai Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A)
108
Dari tabel 4.12 diketahui bahwa dua kelompok yaitu kelompok 2 dan
kelompok 3 memperoleh penilaian skenario sangat baik dengan jumlah skor yang
sama yaitu 92, satu kelompok yaitu kelompok 1 memperoleh penilaian skenario
kualifikasi baik dengan jumlah skor 70, sedangkan kelompok 4 memperoleh
penilaian skenario kualifikasi cukup dengan skor 68. Untuk kelompok 1 aspek
yang perlu diperbaiki adalah aspek kerapian tulisan, sedangkan untuk kelompok 4
aspek yang perlu diperbaiki adalah aspek kerapian tulisan dan pengembangan
cerita. Sehingga nantinya, apabila ada tugas serupa, kelompok-kelompok tersebut
dapat memperoleh nilai dengan kualifikasi sangat baik.
2) Penilaian Demonstrasi Kelompok
Penilaian ini merupakan penilaian demonstrasi skenario yang telah disusun
oleh tiap-tiap kelompok. Tema skenario mengenai kegiatan penyampaian
pendapat di muka umum yang berbentuk demonstrasi/unjuk rasa. Dalam penilaian
demonstrasi kelompok, ada tiga aspek yang akan dinilai yaitu 1) Keseriusan
dalam demonstrasi; 2) Penghayatan peran ; dan 3) Etika berdemonstrasi. Masing-
masing aspek memiliki kriteria sama dengan bobot skor yang berbeda. Pada aspek
keseriusan dalam demonstrasi, kriteria skor terdiri dari kriteria sangat kurang
dengan skor 14, kriteria kurang dengan skor 18, kriteria cukup dengan skor 22,
kriteria baik dengan skor 26, dan kriteria sangat baik dengan skor 30.
Penjumlahan skor dari ketiga aspek akan dikualifikasikan ke dalam beberapa
kriteria penilaian dengan rentangan tertentu yaitu kriteria sangat kurang dengan
rentangan 0-49, kriteria kurang dengan rentangan 50-54, kriteria cukup dengan
rentangan 55-69, kriteria baik dengan rentangan 70-84, dan kriteria sangat baik
dengan rentangan 85-100.
109
Tabel 4.13: Pedoman penilaian unjuk kerja (demonstrasi)
No Aspek yang dinilai Kriteria Skor Kriteria Penilaian
1. Keseriusan dalam demonstrasi
14 : sangat kurang18 : kurang22 : cukup26 : baik30 : sangat baik
85-100 : sangat baik70-84 : baik55-69 : cukup50-54 : kurang0-49 : sangat kurang
2. Penghayatan peran
14 : sangat kurang18 : kurang22 : cukup26 : baik30 : sangat baik
3. Etika berdemonstrasi
8 : sangat kurang16 : kurang24 : cukup32 : baik40 : sangat baik
(Sumber: RPP KD 4.2 kelas VII semester 2)
Hasil penilaian demonstrasi kelompok kelas VII A sebagaimana dalam
tabel 4.14 berikut ini.
Tabel 4.14: Hasil penilaian demonstrasi kelompok kelas VII A
No. Nama siswaAspek yang
dinilai Jumlah Kriteria penilaian1 2 3
1. Kelompok 11. Afif Pandu Abdullah2. Andre Rahmad Kurnia3. Dimas Fathur Rozak4. Iqbal Lucky Eptanto5. Satrio Wibowo6. Silfani Minamakkata
22 40 26 88 Sangat baik
2. Kelompok 21. Ana Ghayatul Arifah2. Ardini Yuniarta Rizki3. Nayundha Maharani A.P4. Nurullia Arisandy5. Qurfistana Dyah Novita6. Ulfa Wara Nadya
26 50 18 84 Baik
3. Kelompok 31. Christine Negeri Aris2. Dita Erline Kurnia3. Fatah Amanati4. Festy Fildia Siswana5. Rahmawati Salsabila A6. Zahila Firdaus Zain
22 40 26 88 Sangat baik
4. Kelompok 41. Dara Aza Smara Y2. Kamiliyana Putri Astuti3. M. Fahmi Adi Rekso W4. Nurcholik Widya B5. Vidya Sukma Fitriawan6. Alfian Nafi Pradipta
22 30 26 78 Baik
(Sumber: Data nilai Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A)
110
Dari tabel 4.14 diketahui bahwa dua kelompok yaitu kelompok 1 dan
kelompok 3 memperoleh penilaian demonstrasi sangat baik dengan jumlah skor
yang sama yaitu 88, sedangkan kelompok 2 dan kelompok 4 memperoleh
penilaian demonstrasi kualifikasi baik dengan skor 84 dan 78. Dari hasil
demonstrasi keempat kelompok aspek yang kurang menonjol adalah aspek
keseriusan dalam demonstrasi. Untuk itu, perlu dilakukan arahan-arahan agar
apabila ada tugas serupa siswa dapat memperoleh hasil yang maksimal.
c. Penilaian Diri
Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di mana
subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata
pelajaran tertentu. Penilaian diri yang dilakukan kepada siswa kelas VII A RSBI
SMP Negeri 1 Bondowoso menggunakan instrumen berupa kuesioner. Kuesioner
tersebut berisi 10 pernyataan yang berkaitan dengan materi Kemerdekaan
mengemukakan pendapat. Masing-masing siswa harus menjawab 10 pernyataan
itu dengan salah satu jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak
setuju (TS), atau sangat tidak setuju (STS), sebagaimana dalam tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15: Instrumen penilaian diriNo Pernyataan SS S N TS STS
1. Kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebasdan bertanggung jawab merupakan hak sekaliguskewajiban setiap warga negara Indonesia.
2. Ratusan siswa berunjuk rasa menuntut penghapusanbiaya pendidikan dengan merusak fasilitas sekolah.
3. Kemerdekaan mengemukakan pendapat dibatasi olehperaturan perundang-undangan.
4. Kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebasdan bertanggung jawab dimulai dari keluarga.
5. Pemerintah membatasi kebebasan warga negaranyadalam mengemukakan pendapat.
6. Kita boleh mengacuhkan pendapat teman yang tidaksejalan dengan kita dalam diskusi.
7. Agar tuntutannya didengar orang banyak, Rudi
111
mengemukakan pendapatnya dengan mengirimkansurat pembaca di surat kabar.
8. Sejumlah orang melakukan aksi mogok makan agartuntutannya dipenuhi.
9. Keamanan jalannya demonstrasi, pawai, rapat umum,dan mimbar bebas adalah tanggung jawab aparatkepolisian.
10. Seseorang menerbitkan buku yang berisi penghinaanterhadap agama tertentu.
(Sumber: Data guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Rintisan SekolahBertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso)
Masing-masing jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak
setuju (TS), atau sangat tidak setuju (STS) sebagaimana dalam tabel 4.15 tersebut
memiliki skor berbeda, yaitu 1) bobot skor jawaban Sangat Setuju adalah 10 jika
pernyataan positif, 2 jika pernyataan negatif; 2) bobot skor jawaban Setuju adalah
8 jika pernyataan positif, 4 jika pernyataan negatif; 3) bobot skor jawaban
Netral/tidak berpendapat adalah 6; 4) bobot skor jawaban Tidak Setuju adalah 4
jika pernyataan positif, 8 jika pernyataan negatif; dan 5) bobot skor jawaban
Sangat Tidak Setuju adalah bobot 2 jika pernyataan positif, 10 jika pernyataan
negatif. Pedoman penilaian diri dapat dilihat dalam tabel 4.16 berikut.
Tabel 4.16: Pedoman penilaian diri
NomorPernyataan
SkorKriteria penilaian
SS S N TS STS1. 10 8 6 4 2
85-100 : sangat baik70-84 : baik55-69 : cukup50-54 : kurang0-49 : sangat kurang
2. 2 4 6 8 103. 10 8 6 4 24. 10 8 6 4 25. 2 4 6 8 106. 2 4 6 8 107. 10 8 6 4 28. 2 4 6 8 109. 2 4 6 8 10
10. 2 4 6 8 10(Sumber: Data guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Rintisan SekolahBertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso)
112
Hasil penilaian diri siswa kelas VII A sebagaimana dalam tabel 4.17
berikut.
Tabel 4.17: Hasil penilaian diri siswa kelas VII A
NoNo.
IndukSiswa
Aspek yang dinilai∑ Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 11524 10 10 6 8 8 10 8 6 8 10 84 B2. 11533 10 10 8 8 6 10 8 10 6 10 86 SB3. 11537 8 10 6 8 8 10 8 8 8 10 84 B4. 11540 8 10 6 8 6 10 10 6 8 10 82 B5. 11553 8 10 8 8 10 10 8 8 10 10 90 SB6. 11567 10 10 10 10 8 10 8 8 6 10 90 SB7. 11570 8 10 8 10 6 10 10 8 8 10 88 SB8. 11579 6 10 4 10 8 10 10 6 8 10 82 B9. 11584 8 10 8 10 6 10 8 10 8 10 88 SB
10. 11596 8 10 10 8 6 10 10 8 8 10 88 SB11. 11602 8 10 8 10 4 10 10 8 4 10 82 B12. 11626 8 10 6 10 6 10 10 8 8 10 86 SB13. 11632 8 10 8 8 8 10 8 10 6 10 86 SB14. 11637 8 10 4 10 4 10 8 8 10 10 82 B15. 11658 10 10 10 8 6 10 10 8 8 10 90 SB16. 11661 10 10 8 8 6 10 10 6 6 10 84 B17. 11664 8 10 8 8 8 10 8 8 10 10 88 SB18. 11675 10 10 8 10 8 10 8 8 8 10 90 SB19. 11677 10 10 8 8 6 10 8 8 8 10 86 SB20. 11698 10 10 10 8 6 10 10 8 10 10 92 SB21. 11700 8 10 8 10 6 10 10 8 8 10 88 SB22. 11708 8 10 8 8 8 10 10 8 8 10 88 SB23. 11711 8 10 6 10 10 10 10 8 10 10 92 SB24. 11719 8 10 10 10 6 10 10 8 8 10 90 SB
(Sumber: Data nilai Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A)
Dari tabel 4.17 diketahui bahwa dari 24 siswa kelas VII A sebanyak 17
(tujuh belas) siswa mendapatkan kriteria penilaian diri sangat baik, dan sisanya
sebanyak 7 (tujuh) siswa mendapatkan kriteria penilaian diri baik. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa kelas VII A mampu menilai dirinya sendiri berkaitan
dengan kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan
pendapat.
113
d. Pengamatan
Pengamatan atau observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan
menggunakan indera secara langsung. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan pedoman pengamatan yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati. Pengamatan yang dilakukan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap
siswa kelas VII A menggunakan lembar pengamatan yang terdiri dari lima aspek
perilaku yang diamati yaitu 1) Hormat kepada guru; 2) Kerajinan; 3) Kerjasama;
4) Etika dalam menyampaikan pendapat; 5) Kedisiplinan. Pemberian skor untuk
masing-masing perilaku dilakukan berdasarkan kriteria skor yaitu skor 4 untuk
kriteria sangat kurang, skor 8 untuk kriteria kurang, skor 12 untuk kriteria cukup,
skor 16 untuk kriteria baik, dan skor 20 untuk kriteria sangat baik.
Tabel 4.18: Lembar Pengamatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran
NoNama siswa
L/P
Aspek yang diamatiJumlah
Urut Induk 1 2 3 4 5
1.2.3.dst
(Sumber: RPP KD Menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secarabebas dan bertanggung jawab)
Dari tabel 4.18 aspek yang harus diamati adalah 1) Hormat kepada guru,
2) Kerajinan, 3) Kerjasama, 4) Etika dalam menyampaikan pendapat, dan 5)
Kedisiplinan. Sedangkan untuk pedoman penskoran adalah skor 4 jika kriteria
sangat kurang, skor 8 jika kriteria kurang, skor 12 jika kriteria cukup, skor 16 jika
kriteria baik, dan skor 20 jika kriteria sangat baik. Penjumlahan skor dari kelima
aspek akan dikualifikasikan ke dalam beberapa kriteria penilaian dengan
rentangan tertentu yaitu kriteria sangat kurang dengan rentangan 0-49, kriteria
kurang dengan rentangan 50-54, kriteria cukup dengan rentangan 55-69, kriteria
114
baik dengan rentangan 70-84, dan kriteria sangat baik dengan rentangan 85-100.
Hasil pengamatan guru terhadap siswa kelas VII A dalam proses pembelajaran
sebagaimana dalam tabel 4.19 berikut.
Tabel 4.19: Hasil pengamatan guru terhadap siswa kelas VII A dalam proses pembelajaran
No Aspek yang diamatiJumlah Ket.
Urut Induk 1 2 3 4 51. 11524 20 20 20 20 12 92 SB2. 11533 20 12 16 12 12 72 B3. 11537 20 20 20 12 16 88 SB4. 11540 20 16 16 12 12 76 B5. 11553 20 16 16 16 12 80 B6. 11567 20 16 16 16 16 84 B7. 11570 20 20 12 16 12 80 B8. 11579 20 20 20 12 12 84 B9. 11584 20 16 12 20 16 84 B10. 11596 20 16 12 20 16 84 B11. 11602 20 16 16 20 16 88 SB12. 11626 20 12 12 16 12 72 B13. 11632 20 16 12 16 12 76 B14. 11637 20 20 12 12 12 76 B15. 11658 20 20 20 16 16 92 SB16. 11661 20 12 16 16 12 76 B17. 11664 20 12 16 16 12 76 B18. 11675 20 20 20 16 12 88 SB19. 11677 20 16 16 20 16 88 SB20. 11698 20 12 12 20 16 80 B21. 11700 20 16 16 16 12 80 B22. 11708 20 20 20 12 16 88 SB23. 11711 20 20 20 12 16 88 SB24. 11719 20 16 16 20 16 88 SB
(Sumber: Data nilai Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A)
Dari tabel 4.19 diketahui 9 (sembilan) siswa mendapatkan kriteria
penilaian sangat baik dan sisanya sebanyak 15 (lima belas) siswa mendapatkan
kriteria penilaian baik. Berdasarkan kelima aspek yang diamati oleh guru yaitu
aspek hormat kepada guru, kerajinan, kerjasama, etika dalam menyampaikan
pendapat, dan kedisiplinan, menunjukkan bahwa siswa kelas VII A dapat
mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dengan baik.
115
4. Pengawasan Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso
Tugas pengawas sekolah diantaranya melaksanakan pembinaan dan
penilaian teknik dan administratif pendidikan terhadap sekolah yang menjadi
tanggung jawabnya. Tugas ini dilakukan melalui pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
a. Pemantauan
Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh data bahwa kegiatan pemantauan
proses pembelajaran di RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso dilakukan langsung ke
kelas-kelas tanpa menggunakan instrumen. Pemantauan di sini berarti mengamati
secara langsung proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Biasanya Kepala
SMP Negeri 1 Bondowoso melakukan pemantauan dengan berkeliling dari kelas
yang satu ke kelas lainnya. Kepala sekolah cukup melihat apakah proses
pembelajaran di kelas berlangsung lancar. Misalnya, Kepala Sekolah mengamati
apakah pada jam pelajaran guru mata pelajaran yang bersangkutan masuk ke kelas
atau tidak atau apakah pada saat jam pelajaran berlangsung siswa disiplin
mengikuti proses pembelajaran. Hal ini disampaikan oleh Drs. H.M Haeri, M.Pd
dalam wawancara:
Pemantauan dilakukan langsung ke kelas-kelas ketika jampelajaran berlangsung, semacam pengamatan atau observasi.Misalnya, apakah pada jam itu guru mata pelajaran yangbersangkutan mengajar atau tidak, apakah siswa mengikuti prosespembelajaran dengan disiplin. (Wawancara, 1 Juli 2009, pukul10.00, di ruang Kepala Sekolah)
116
b. Supervisi
Supervisi oleh pengawas sekolah meliputi supervisi akademik yang
berhubungan dengan aspek pelaksanaan proses pembelajaran, dan supervisi
manajerial yang berhubungan dengan aspek pengelolaan dan administrasi sekolah.
Supervisi akademik dapat dilakukan oleh pengawas, kepala sekolah, dan guru
yang ditugasi oleh kepala sekolah untuk melakukan tugas sebagai penyelia.
Demikian halnya di SMP Negeri 1 Bondowoso, supervisi proses pembelajaran
dilakukan oleh kepala sekolah atau didelegasikan kepada guru yang dipandang
berwibawa dan mampu melakukan supervisi. Hal ini diungkapkan Drs. H.M
Haeri, M.Pd dalam wawancara:
Supervisi proses pembelajaran idealnya dilakukan oleh kepalasekolah, namun dapat didelegasikan kepada guru yang dipandangberwibawa atau disegani oleh guru lainnya, misalnya guru senioratau wakil kepala sekolah urusan kurikulum. (Wawancara, 1 Juli2009, pukul 10.00, di ruang Kepala Sekolah)
Hal tersebut dibenarkan wakil kepala sekolah urusan kurikulum, Bapak
Samsul, S.Pd dalam wawancara:
Karena kesibukan kepala sekolah yang begitu padat, maka kegiatansupervisi proses pembelajaran didelegasikan kepada guru, danbiasanya saya yang menerima tugas itu. (Wawancara, 4 Juli 2009,pukul 10.00, di ruang Kurikulum)
Pendelegasian tugas supervisi dilakukan karena kesibukan dan jadwal
kegiatan kepala sekolah yang begitu padat. Namun terkadang, praktiknya hasil
supervisi menjadi tidak maksimal atau tidak obyektif. Hal ini dikarenakan faktor
keprofesionalan penyelia yang kurang maksimal ketika melakukan supervisi
terhadap guru. Sebab tidak jarang karena alasan teman maka kegiatan supervisi
117
terkesan dilakukan seadanya. Hal ini diungkapkan Drs. H.M Haeri, M.Pd dalam
wawancara:
Namun prakteknya, pelaksanaan pengawasan menjadi tidakmaksimal (hasilnya tidak objektif) karena alasan teman atau darifaktor usia penyelia yang lebih muda dari guru yang disupervisi.Sehingga supervisi seolah-olah hanya formalitas saja. (Wawancara,1 Juli 2009, pukul 10.00, di ruang Kepala Sekolah)
Supervisi dilakukan idealnya minimal 2 kali setahun, yaitu setiap semester
yang dilakukan pada tengah semester setelah kepala sekolah menyusun jadwal
supervisi. Supervisi dilakukan dengan menggunakan instrumen. Biasanya
supervisi dilakukan dengan cara kepala sekolah masuk ke kelas guru yang akan
disupervisi, duduk di bangku belakang, melakukan pengamatan terhadap
penampilan dan pemeriksaan perangkat pembelajaran lalu dinilai sesuai dengan
instrumen yang ada. Setelah itu guru dipanggil untuk dilakukan pembinaan bila
ada kekurangan-kekurangan. Format instrumen supervisi yang digunakan terdiri
dari dua bagian yaitu persiapan dan kegiatan pembelajaran sebagaimana dalam
tabel 4.20 berikut.
Tabel 4.20: Format Instrumen Supervisi
No Aspek yang diamati
Ya
Tidakada
Ket.baik
perludiper-baiki
I PERSIAPAN
1 Program Tahunan
2 Program Semester
3 Silabus
4 KKM untuk KD yang dibahas
5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
6Buku nilai memuat semua tagihan yangtelah dilaksanakan
118
JUMLAH I ......
II KEGIATAN PEMBELAJARAN
A PENDAHULUAN
1 Kesiapan alat bantu & media pembelajaran
2 Motivasi
3 Apersepsi
4 Kejelasan kompetensi dasar / indikator
5 Kesiapan bahan ajar
JUMLAH II A ......
B KEGIATAN POKOK
1 Penguasaan materi
2 Pengelolaan kelas
3 Pengelolaan waktu
4 Metode/ pendekatan yang bervariasi
5 Penggunaan alat bantu/media pembelajaran
6Peran guru sebagai fasilitator/bimbinganyang diberikan kepada peserta didik
7 Teknik bertanya
8 Penggunaan papan tulis/ white board
(Sumber: Data SMP Negeri 1 Bondowoso)
Instrumen ini diawali dengan identitas yang harus diisi oleh penyelia.
Nomor 1 diisi nama sekolah; nomor 2 diisi nama guru yang disupervisi; nomor 3
mata pelajaran yang diobservasi; nomor 4 kelas/semester yang disupervisi; nomor
5 diisi hari, tanggal, dan jam pelajaran keberapa supervisi dilaksanakan; nomor 6
diisi kompetensi dasar dan indikator sesuai dengan yang ditulis guru dalam
RPPnya; nomor 7 diisi jumlah seluruh siswa di kelas yang disupervisi, jumlah
siswa yang hadir, dan yang tidak hadir. Identitas yang harus diisi oleh penyelia
dalam instrumen supervisi sebagaimana dalam tabel 4.21 berikut.
119
Tabel 4.21: Identitas dalam format instrumen supervisi
INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
1. Nama sekolah : ………………………………………………….
2. Nama guru : ………………………………………………….
3. Mata pelajaran : ………………………………………………….
4. Kelas / semester : ………………………………………………….
5. Hari/ tanggal/ jam ke : ………………………………………………….
6. Kompetensi Dasar/ : …………………………………………………..
Indikator …………………………………………………..
7. Jumlah siswa : ………orang, hadir: ………orang,tidak hadir: ……. Orang
(Sumber: Data SMP Negeri 1 Bondowoso)
1) Persiapan
Persiapan terdiri dari 6 aspek yang harus disupervisi, yaitu sebagai berikut.
a) Program tahunan. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat
menunjukkan program tahunan untuk mata pelajaran dan kelas yang diampu,
pada tahun pelajaran yang sedang berjalan, lengkap dengan Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan pembagian alokasi waktu selama satu
tahun pelajaran sesuai dengan minggu efektif belajar.
b) Program semester. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat
menunjukkan program semester untuk mata pelajaran dan kelas yang diampu,
pada semester yang sedang berjalan (semester 1 atau 2), lengkap dengan
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, pembagian alokasi waktu, dan
rincian penyajian pada minggu-minggu tertentu selama satu semester sesuai
dengan minggu efektif belajar.
120
c) Silabus. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat menunjukkan
silabus untuk mata pelajaran dan kelas yang diampu, tahun yang sedang
berjalan, lengkap dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Materi
Pembelajaran, Indikator, Penilaian, Alokasi waktu, dan Sumber belajar.
d) KKM untuk KD yang dibahas. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika
Kriteria Ketuntasan Minimum untuk Kompetensi Dasar yang sedang dibahas
> 75 dan sesuai dengan aturan perhitungan kriteria tersebut, dan ditulis pada
kolom keterangan nilai KKMnya.
e) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika
guru dapat menunjukkan RPP untuk pembelajaran yang sedang dilaksanakan,
dilengkapi dengan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang sistematis dan
logis, serta melibatkan siswa secara aktif untuk mencapai tujuan
pembelajaran/indikator/KD, materi pembelajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar.
f) Buku nilai. Diisi tanda cek (v) pada kolom “Ya” jika guru dapat menunjukkan
buku nilai yang berisi nilai-nilai siswa untuk semua penilaian yang telah
dilaksanakan, baik untuk pengetahuan, praktik, maupun sikap.
g) Selanjutnya, jika penyelia mengisi tanda cek (v) pada kolom “perlu
diperbaiki”, maka pada kolom ”keterangan” ditulis secara singkat dan jelas.
2) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga bagian yaitu pendahuluan, kegiatan
pokok, dan penutup.
a) Pendahuluan
Terdiri dari lima aspek yang harus disupervisi, yaitu sebagai berikut.
121
(1) Kesiapan alat bantu dan media pembelajaran (Sumber Belajar). Kolom “Ya”
diisi, jika guru telah menyiapkan sumber belajar yang diperlukan secara
lengkap.
(2) Motivasi, artinya membangkitkan kemauan belajar siswa, agar siswa merasa
tertarik ingin tahu, apa yang akan dipelajarinya. Hal ini dapat diamati,
misalnya ketika guru:
(a) mengawali pelajaran dengan ceria,
(b) menunjukkan kegunaan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dibahas
dalam kehidupan sehari-hari atau hubungannya dengan mata pelajaran
yang lain,
(c) memberi permasalahan yang menantang sehingga membangkitkan
keinginan siswa untuk memecahkannya.
(3) Apersepsi. (Pengetahuan prasyarat yang berkaitan dengan materi yang akan
dibahas). Ini dapat dilihat apakah guru mengajukan pertanyaan mengenai
materi pelajaran yang lalu yang berhubungan dengan materi yang akan
dibahas. Kolom “Ya” diisi bila hal tersebut dilakukan dengan baik.
(4) Kejelasan Kompetensi Dasar/Indikator. Kolom “Ya” diisi, jika guru
menyampaikan baik lisan maupun tertulis KD/Indikator yang harus dikuasai
siswa setelah selesai pembelajaran.
(5) Kesiapan bahan ajar (Sumber Belajar). Kolom “Ya” diisi, jika guru telah
menyiapkan bahan ajar, baik berupa buku teks, modul, kaset/CD
pembelajaran, dsb.
122
b) Kegiatan pokok
Terdiri dari 13 aspek yang harus disupervisi, yaitu sebagai berikut.
(1) Penguasaan Materi. Kolom “Ya” diisi jika guru tampak mantap dan percaya
diri, tidak ragu-ragu dalam menyajikan pembelajaran, serta pertanyaan-
pertanyaan siswa dijawab dengan tepat. Jika penyelia berlatar belakang
pendidikan sama dengan guru yang disupervisi pengamatan dapat lebih teliti
dengan memperhatikan kebenaran konsep-konsep yang disampaikan oleh
guru.
(2) Pengelolaan kelas. Kolom “Ya” diisi, jika terjadi kemudahan bagi siswa untuk
berinteraksi dengan guru, antar teman, bahan ajar, dan alat-alat pembelajaran
(Sumber Belajar).
(3) Pengelolaan waktu. Kolom “Ya” diisi, jika penggunaan waktu yang tersedia
dikelola dengan baik dalam pembelajaran, dan lebih banyak digunakan untuk
kegiatan siswa dibandingkan dengan kegiatan guru
(4) Metode/pendekatan yang bervariasi. Kolom “Ya” diisi, jika terlihat guru tidak
hanya menggunakan satu macam metode, misalnya hanya ceramah saja
selama pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dapat menggunakan metode
ceramah, tanya jawab, diskusi dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi, dan
sebagainya.
(5) Penggunaan alat bantu/media pembelajaran. Kolom “Ya” diisi, jika guru
tampak terampil, efektif, dan efisien menggunakan alat bantu/media
pembelajaran (Sumber Belajar) yang telah disiapkan
(6) Peran guru sebagai fasilitator. Kolom “Ya” diisi, jika guru tidak mendominasi
kegiatan pembelajaran, tetapi memberi kesempatan/memfasilitasi siswa untuk
123
melakukan berbagai kegiatan dalam upaya pencapaian indikator/kompetensi
dasar, dan selalu siap membantu siswa bila diperlukan
(7) Teknik bertanya. Kolom “Ya” diisi, jika guru menerapkan teknik bertanya
dengan baik, misalnya:
(a) mengajukan pertanyaan kepada semua siswa
(b) memberi waktu tunggu bagi siswa untuk berpikir.
(c) menghindari jawaban serentak dengan menunjuk salah seorang siswa
untuk menjawab
(8) Penggunaan papan tulis. Kolom “Ya” diisi, jika penggunaan papan tulis
dengan pembagian sebagai berikut:
untuk menuliskan hal-hal yang segera dihapus, dan yang tidak dihapus
sampai akhir pembelajaran,
untuk menulis pokok-pokok penting saja, dan teknik menulis tidak
membelakangi siswa.
(9) Interaksi guru – peserta didik
(10)Interaksi antar peserta didik. Kolom “Ya” diisi, jika hubungan guru dan siswa
atau hubungan antar siswa dalam pembelajaran tampak akrab dan saling
menghormati
(11)Aktivitas peserta didik a – g. Kolom “Ya” diisi, jika semua kegiatan dapat
dilakukan dengan baik
(12)Sikap dan minat peserta didik dalam pembelajaran:
Kolom “Ya” diisi, jika jumlah siswa yang hadir> 95 %
Kolom “Ya” diisi, jika tampak sebagian besar ( > 75%) siswa membawa
buku pelajaran yang relevan
124
Kolom “Ya” diisi, jika sebagian besar (> 75%) siswa tampak mencatat
(13)Pencapaian KD/Indikator. Kolom “Ya” diisi, jika pertanyaan-pertanyaan guru
yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran/indikator/KD, baik yang
disampaikan selama pembelajaran maupun di akhir pembelajaran, sebagian
besar ( > 75%) dapat dijawab oleh siswa dengan baik.
c) Penutup
Terdiri dari 2 aspek yang harus disupervisi, yaitu sebagai berikut.
a. Rangkuman. Kolom “Ya” diisi, jika siswa membuat rangkuman dibimbing
oleh guru
b. Tugas untuk pertemuan berikutnya. Kolom “Ya” diisi, jika guru memberikan
tugas (PR/baca buku/mencari informasi, dsb) untuk pertemuan berikutnya.
c. Evaluasi
Evaluasi dilakukan berdasarkan hasil supervisi. Setelah melakukan
supervisi, penyelia melakukan evaluasi hasil supervisi. Selain itu, di SMP Negeri
1 Bondowoso juga terdapat evaluasi yang dilakukan peserta didik terhadap guru.
Pada awal semester tiap-tiap siswa memperoleh lembar evaluasi guru semua mata
pelajaran. Evaluasi tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan guru yang
bersangkutan. Pada akhir semester lembar tersebut dikumpulkan kembali.
Menurut Bapak Samsul, S.Pd selaku wakil kepala sekolah urusan kurikulum,
evaluasi yang dilakukan siswa lebih mengena daripada evaluasi oleh penyelia. Hal
ini dikarenakan untuk menuju tingkat kepuasaan siswa dalam pembelajaran maka
akan lebih baik apabila siswa sendiri yang mengevaluasi guru dalam proses
pembelajaran. Lembar evaluasi guru SMP Negeri 1 Bondowoso sebagaimana
dalam tabel 4.22 berikut.
125
Tabel 4.22: Lembar Evaluasi Guru
LEMBAR EVALUASI GURU
Mata pelajaran :Kelas :Nama pendidik :Materi :Hari/tanggal :Jumlah jam :
No Butir penilaian Nilai1 Penguasaan materi2 Sistematika penyajian3 Kemampuan menyajikan4 Relevansi materi dengan tujuan instruksional5 Penggunaan metode belajar dan sarana diklat6 Penggunaan bahasa7 Nada dan suara8 Cara menjawab pertanyaan peserta9 Gaya/sikap dan perilaku10 Pemberian motivasi kepada peserta11 Kualitas bahan diklat12 Kerapihan berpakaian13 Disiplin kehadiran
Rata-rata nilai
Bondowoso,Siswa
........................Kriteria Rata-Rata NilaiSangat baik = 86-100Baik = 71-85Cukup = 60-70
Sumber: Data SMP Negeri 1 Bondowoso
C. Temuan Penelitian
Berdasarkan paparan data yang telah dijelaskan sebelumnya, diperoleh
beberapa temuan penelitian sebagai berikut.
1. Perencanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A
di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso
meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus adalah
rencana pembelajaran pada suatu dan/atau mata pelajaran yang di dalamnya
126
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Sedangkan makna rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) bagi RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso adalah
sebagai pedoman mengajar bagi guru dan pedoman belajar bagi siswa.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bukan pedoman ajeg yang harus
dilaksanakan sama persis, namun yang terpenting dalam pelaksanaan RPP
adalah improvisasi dari guru yang bersangkutan. Silabus Pendidikan
Kewarganegaraan untuk kelas RSBI disusun berdasarkan contoh silabus yang
dikeluarkan oleh BSNP, kemudian dilakukan pengembangan secara
kelompok. Sedangkan RPP mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas
RSBI pada dasarnya sama dengan RPP yang diterapkan pada kelas reguler.
Namun, perbedaannya terletak pada pengembangan variasi metode dan
kecepatan penyampaian materi.
2. Pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso terdiri dari kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Temuan penelitian dalam rumusan
masalah pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso kelas VII
A terdiri dalam dua bagian sesuai tanggal pengambilan data yaitu sebagai
berikut.
a. Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tanggal 4 Juni 2009
terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pendahuluan yang
berlangsung selama 10 menit terdiri dari apersepsi dengan menayangkan
127
media visual berupa gambar-gambar penyampaian pendapat di muka
umum. Selanjutnya siswa menyimak standar kompetensi, kompetensi
dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai beserta peta konsep
materi menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat
secara bebas dan bertanggung jawab melalui tayangan PowerPoint dan
RPP yang ditayangkan langsung oleh guru. Kegiatan inti dengan metode
pembelajaran Demonstration terdiri dari pembagian kelompok,
penginstruksian tugas kelompok yaitu menyusun skenario penyampaian
pendapat di muka umum yang berbentuk demonstrasi, diskusi kelompok,
dan pelaksanaan demonstrasi kelompok di depan kelas. Demonstrasi
kelompok ditampilkan oleh kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3,
sedangkan demonstrasi kelompok 4 dilakukan pada pertemuan berikutnya.
Kegiatan inti berlangsung selama 60 menit. Sehingga kegiatan penutup
tidak maksimal dilakukan. Dalam kegiatan penutup guru hanya
menginformasikan bahwa pada pertemuan berikutnya akan dilakukan tes
tulis.
b. Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tanggal 11 Juni 2009
terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pada kegiatan
pendahuluan siswa menyimak rencana kegiatan pembelajaran pada
pertemuan hari itu yang terdiri dari demonstrasi kelompok 4, review
materi standar kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan
mengemukakan pendapat, tes kognitif, dan penilaian diri. Sedangkan
kegiatan inti yang berlangsung selama kurang lebih 60 menit terdiri dari
demonstrasi kelompok 4, tanggapan guru Pendidikan Kewarganegaraan
128
kelas VII A mengenai jalannya kegiatan demonstrasi, review materi
kemerdekaan mengemukakan pendapat, pelaksanaan penilaian kognitif,
penilaian diri dan pengamatan. Pada kegiatan penutup guru melakukan
refleksi terhadap rangkaian materi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat
selama kurang lebih 10 menit.
3. Penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso kelas VII A terdiri
dari penilaian kognitif dilakukan dengan menggunakan teknik tes tulis yang
berbentuk isian singkat. Penilaian unjuk kerja terdiri dari penilaian naskah
skenario hasil diskusi kelompok dan penilaian demonstrasi dari skenario yang
telah disusun oleh masing-masing kelompok. Penilaian diri dilakukan melalui
kuesioner berisi pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh masing-
masing siswa. Sedangkan pengamatan dilakukan guru terhadap siswa selama
proses pembelajaran berdasarkan instrumen pengamatan.
4. Pengawasan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso dilakukan melalui
pemantauan, supervisi, evaluasi, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
Pemantauan proses pembelajaran di RSBI SMP Negeri 1 Bondowoso
dilakukan langsung ke kelas-kelas tanpa menggunakan instrumen oleh kepala
sekolah. Supervisi meliputi supervisi akademik yang berhubungan dengan
aspek pelaksanaan proses pembelajaran, dan supervisi manajerial yang
berhubungan dengan aspek pengelolaan dan administrasi sekolah. Supervisi
proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah atau didelegasikan kepada
guru yang dipandang berwibawa dan mampu melakukan supervisi. Evaluasi
129
dilakukan berdasarkan hasil supervisi. Setelah melakukan supervisi, penyelia
melakukan evaluasi hasil supervisi. Hasil evaluasi dijadikan dasar dalam
tindak lanjut pengawasan yaitu pemanggilan guru bersangkutan untuk
menginformasikan hasil evaluasi. Apabila hasil yang diperoleh sudah baik
maka guru dipersilahkan untuk melanjutkan dan meningkatkan kualitas
pembelajarannya. Sedangkan apabila hasil yang diperoleh masih dirasa
kurang, maka dilakukan pembinaan terhadap guru bersangkutan. Selain itu, di
SMP Negeri 1 Bondowoso juga terdapat evaluasi yang dilakukan peserta didik
terhadap guru dengan instrumen yang telah disediakan oleh sekolah. Evaluasi
guru semua mata pelajaran dilakukan siswa tanpa sepengetahuan guru yang
bersangkutan. Evaluasi yang dilakukan siswa lebih mengena daripada evaluasi
oleh penyelia. Hal ini dikarenakan untuk menuju tingkat kepuasaan siswa
dalam pembelajaran maka akan lebih baik apabila siswa sendiri yang
mengevaluasi guru dalam proses pembelajaran.
130
BAB V
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso
Perencanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII
A di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso
meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
1. Silabus
Berdasarkan hasil penelitian, silabus mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dalam penelitian ini memuat antara lain: 1) Identitas silabus; 2)
Standar Kompetensi (SK) yaitu menampilkan perilaku kemerdekaan
mengemukakan pendapat; 3) Kompetensi Dasar (KD) yaitu menjelaskan hakekat
kemerdekaan mengemukakan pendapat, menguraikan pentingnya kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab, dan
mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan
bertanggung jawab. Identitas silabus terdiri dari 1) Nama sekolah yaitu SMP
Negeri 1 Bondowoso; 2) Kelas yaitu kelas VII; 3) Identitas mata pelajaran yaitu
Pendidikan Kewarganegaraan; dan 4) Semester yaitu semester II.
Untuk Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan hakekat kemerdekaan
mengemukakan pendapat dengan alokasi waktu 4 kali 40 menit, indikator
pencapaian kompetensi adalah: 1) Menjelaskan hakekat kemerdekaan
mengemukakan pendapat; 2) Menguraikan cara-cara mengemukakan pendapat;
131
dan 3) Menjelaskan bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka umum.
Sedangkan materi pokok yang akan dipelajari adalah: 1) Hakekat kemerdekaan
mengemukakan pendapat; 2) Cara mengemukakan pendapat secara lisan, tulisan,
dan cara lain; 3) Bentuk penyampaian pendapat di muka umum yaitu unjuk
rasa/demonstrasi, pawai, rapat umum, dan mimbar bebas. Kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan meliputi: 1) Mengkaji berbagai sumber belajar tentang
hakekat kemerdekaan mengemukakan pendapat, cara-cara mengemukakan
pendapat, dan bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka umum; dan 2)
Menganalisis artikel dalam media massa yang merupakan cara mengemukakan
pendapat secara tertulis. Penilaian yang akan digunakan adalah dengan teknik tes
tulis berbentuk pilihan ganda dan teknik penugasan berbentuk tugas rumah.
Untuk Kompetensi Dasar (KD) menguraikan pentingnya kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab dengan alokasi
waktu 8 kali 40 menit, indikator pencapaian kompetensi adalah: 1) Menguraikan
landasan hukum kemerdekaan mengeluarkan pendapat di Indonesia; 2)
Menjelaskan pentingnya kemerdekaan mengeluarkan pendapat; 3) Menjelaskan
akibat pembatasan terhadap kemerdekaan berpendapat; 4) Menguraikan tata cara
penyampaian pendapat secara bebas dan bertanggung jawab; 5) Menjelaskan
akibat mengemukakan pendapat tanpa batas; dan 6) Menyampaikan pendapat
secara demokratis. Sedangkan materi pokok yang akan dipelajari adalah: 1)
Landasan hukum kemerdekaan mengeluarkan pendapat di Indonesia; 2)
Pentingnya kemerdekaan mengeluarkan pendapat; 3) Akibat pembatasan terhadap
kemerdekaan berpendapat; 4) Tata cara penyampaian pendapat secara bebas dan
bertanggung jawab; 5) Akibat mengemukakan pendapat tanpa batas; dan 6)
132
Penyampaian pendapat secara demokratis. Kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan meliputi: 1) Mengkaji berbagai sumber belajar tentang landasan
hukum kemerdekaan mengeluarkan pendapat di Indonesia; 2) Mendiskusikan
pentingnya kemerdekaan mengeluarkan pendapat, akibat pembatasan terhadap
kemerdekaan berpendapat, tata cara penyampaian pendapat secara bebas dan
bertanggung jawab; 3) Diskusi kelompok mendemonstrasikan kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab, kemudian siswa
diminta melaporkan tentang pelaksanaan diskusi tersebut. Penilaian yang akan
digunakan adalah teknik tes unjuk kerja berbentuk tes simulasi, yaitu siswa secara
berkelompok mendemonstrasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara
bebas dan bertanggungjawab di depan kelas.
Untuk Kompetensi Dasar (KD) mengaktualisasikan kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab dengan alokasi
waktu 8 kali 40 menit, indikator pencapaian kompetensi adalah: 1) Menunjukkan
sikap positif terhadap penggunaan hak mengemukakan pendapat secara bebas dan
bertanggung jawab; 2) Menunjukkan sikap positif dalam menghargai
penyampaian pendapat. Materi pokok yang akan dipelajari adalah: 1) Sikap positif
terhadap penggunaan hak mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung
jawab; 2) Sikap positif menghargai penyampaian pendapat dalam arti pasif dan
aktif. Penilaian yang akan digunakan adalah kuesioner berbentuk tes skala sikap
dengan intrumen berisi pernyataan yang harus dijawab dengan jawaban sangat
setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), atau sangat tidak setuju
(STS).
133
Sumber belajar yang akan digunakan antara lain: 1) Buku Pendidikan
Kewarganegaraan untuk SMP kelas VII tahun 2006 yang disusun oleh Saronji
Dahlan dan Asy’ari terbitan Erlangga, Jakarta; 2) Buku Pendidikan
Kewarganegaraan tahun 2007 yang disusun oleh Setyo Haryono terbitan Teguh
Karya, Surakarta; 3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah
diamandemen; 4) UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum; 5) Media massa; dan 6) Sumber belajar yang berasal
dari internet.
Pada dasarnya silabus merupakan rencana pembelajaran jangka panjang
pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar
(Depdiknas, 2008: 4). Demikian pula dalam Lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan
Dasar dan Menengah, disebutkan bahwa silabus sebagai acuan pengembangan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) memuat identitas mata pelajaran atau
tema pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
komponen-komponen silabus dengan Standar Kompetensi (SK) menampilkan
perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat telah memenuhi kriteria silabus
sebagai perencanaan proses pembelajaran yang diamanatkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan
Dasar dan Menengah.
134
Menurut penulis, terpenuhinya kriteria silabus sebagaimana hasil penelitian
memang sudah seharusnya dipenuhi oleh guru SMP Negeri 1 Bondowoso. Hal ini
mengingat sebagai rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) yang berangkat dari
sekolah standar nasional (SSN), SMP Negeri 1 Bondowoso dianggap telah memenuhi
delapan standar nasional pendidikan, yang salah satunya adalah standar proses. Oleh
karena telah diterapkannya standar nasional pendidikan, maka dalam penyusunan
silabus, setiap guru mata pelajaran di SMP Negeri 1 Bondowoso telah memiliki
pedoman baku sebagai acuan sehingga tidak ada kesulitan dalam menyusun silabus.
Pengembangan silabus dengan Standar Kompetensi (SK) menampilkan
perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat dilakukan secara kelompok
antarguru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso. Hal ini sesuai dalam Panduan
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar
Nasional Pendidikan (BNSP) yang menjelaskan bahwa apabila guru kelas atau
guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan
silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk
membentuk kelompok guru kelas atau kelompok guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yang akan dipergunakan oleh sekolah tersebut.
Menurut Suharta Ristian Dwiputra (www.suhartaristian.blogspot.com)
guru kini tidak hanya mengajar di depan kelas melainkan juga perlu memiliki
keterampilan dalam mengembangkan kurikulum. Tugas sebagai pengembang
kurikulum ini termasuk di dalamnya menentukan dan mengembangkan sumber
belajar, strategi pembelajaran dan sistem penilaian/evaluasinya.
135
Pengembangan silabus disesuaikan dengan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) yaitu menghargai perbedaan dan kemerdekaan dalam mengemukakan
pendapat dengan bertanggung jawab. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pengembangan silabus di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP
Negeri 1 Bondowoso dilakukan dengan memperhatikan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) dan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) sebagaimana
diamanatkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar (KD) yang ditetapkan dalam standar isi (SI) dan telah
dijabarkan dalam silabus. Berdasarkan hasil penelitian, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini memuat identitas mata pelajaran yang
meliputi: 1) Satuan pendidikan yaitu Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso; 2) Kelas yaitu kelas VII; 3) Semester yaitu
semester II; 4) Mata pelajaran yaitu Pendidikan Kewarganegaraan; dan 5) Jumlah
pertemuan yaitu dua kali pertemuan.
Komponen lainnya yang termuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
Standar kompetensi yang diharapkan dicapai oleh peserta didik adalah
136
menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah menguraikan pentingnya
kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab.
Perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat
secara bebas dan bertanggung jawab sebagaimana dijabarkan dalam indikator
pencapaian kompetensi adalah sebagai berikut: 1) Menguraikan landasan hukum
kemerdekaan mengeluarkan pendapat di Indonesia; 2) Menjelaskan pentingnya
kemerdekaan mengeluarkan pendapat; 3) Menjelaskan akibat pembatasan
terhadap kemerdekaan berpendapat; 4) Menguraikan tata cara penyampaian
pendapat secara bebas dan bertanggung jawab; 5) Menjelaskan akibat
mengemukakan pendapat tanpa batas; 6) Menyampaikan pendapat secara
demokratis.
Tujuan pembelajaran yang menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar
menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan
bertanggung jawab adalah sebagai berikut: 1) Dengan mengkaji berbagai sumber
belajar, siswa mampu menguraikan landasan hukum kemerdekaan mengeluarkan
pendapat di Indonesia; 2) Melalui diskusi kelompok dengan model
Demonstration, siswa mampu menjelaskan pentingnya kemerdekaan
mengeluarkan pendapat; 3) Melalui mengkaji berbagai sumber belajar, siswa
mampu menjelaskan akibat pembatasan terhadap kemerdekaan mengeluarkan
pendapat; 4) Melalui diskusi kelompok dengan model Demonstration, siswa
mampu menguraikan tata cara penyampaian pendapat secara bebas dan
137
bertanggung jawab; 5) Dengan mengkaji berbagai sumber belajar, siswa mampu
menjelaskan akibat mengemukakan pendapat tanpa batas; 6) Melalui diskusi
kelompok dengan model Demonstration, siswa mampu mendemonstrasikan
penyampaian pendapat secara demokratis.
Materi ajar yang disampaikan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
pencapaian kompetensi adalah: 1) Landasan hukum kemerdekaan mengeluarkan
pendapat di Indonesia yang terdiri dari landasan idiil, landasan konstitusional, dan
landasan operasional; 2) Pentingnya kemerdekaan mengeluarkan pendapat; 3)
Akibat pembatasan terhadap kemerdekaan berpendapat; 4) Tata cara penyampaian
pendapat secara bebas dan bertanggung jawab; 5) Akibat mengemukakan
pendapat tanpa batas; 6) Menyampaikan pendapat secara demokratis. Materi ajar
tidak hanya ditulis dalam bentuk butir-butir, melainkan diuraikan pula secara
rinci. Hal ini dapat memudahkan bagi siapa pun yang membaca rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) tersebut, artinya guru lain pun bisa
melaksanakan RPP tersebut seandainya guru mata pelajaran yang bersangkutan
berhalangan hadir di kelas. Materi ajar akan disampaikan dalam alokasi waktu 4
kali 40 menit dengan metode pembelajaran demonstrasi. Metode pembelajaran
demonstrasi dipilih sesuai dengan karakteristik indikator pencapaian kompetensi
yang ingin mengukur sikap siswa dalam penyampaian pendapat secara bebas dan
bertanggung jawab.
Kegiatan pembelajaran terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan
penutup. Kegiatan pembelajaran dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
ini terbagi dalam pertemuan ke-15 dan pertemuan ke-16. Pendahuluan merupakan
138
kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran (Lampiran Permen Nomor 41
Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah). Pada
pertemuan ke-15, pendahuluan yang direncanakan bertujuan membangkitkan
motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran adalah melalui tanya jawab, guru menggali pengetahuan
siswa tentang bentuk-bentuk kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum.
Sedangkan pada pertemuan ke-16, melalui tanya jawab, guru menggali pengetahuan
siswa tentang akibat pembatasan terhadap kemerdekaan berpendapat. Kegiatan inti
merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar (KD). Dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini kegiatan inti yang direncanakan pada
pertemuan ke-15 adalah siswa mengkaji berbagai sumber belajar mengenai materi
yang akan diajarkan, diskusi kelompok menyusun skenario penyampaian pendapat
di muka umum, dan demonstrasi penyampaian pendapat di muka umum.
Sedangkan kegiatan inti pada pertemuan ke-16 adalah siswa mengkaji berbagai
sumber belajar mengenai akibat pembatasan terhadap kemerdekaan mengeluarkan
pendapat serta akibat mengemukakan pendapat tanpa batas dan siswa
mengerjakan soal-soal tes tulis. Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un-
tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk
rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
Kegiatan penutup dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini adalah guru
bersama siswa membuat kesimpulan akhir sebagai penguat tentang materi
menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan
139
bertanggung jawab, melakukan refleksi secara lisan tentang materi yang dipelajari,
dan melakukan tindak lanjut dengan memberikan tugas kepada siswa secara
individu.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini disusun dengan
memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan (RPP) yaitu: 1) Memperhatikan
perbedaan individu peserta didik; 2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik; 3)
Mengembangkan budaya membaca dan menulis; 4) memberikan umpan balik dan
tindak lanjut; 5) Keterkaitan dan keterpaduan; dan 6) Menerapkan teknologi
informasi dan komunikasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perbedaan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk kelas reguler dengan kelas Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) terletak pada variasi metode pembelajaran
dan kecepatan penyampaian materi. Oleh karena itu, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) ini disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal
siswa, yang mana siswa kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)
berasal dari input dengan seleksi ketat dan standar tinggi serta kecepatan belajar
yang tinggi. Pemilihan metode pembelajaran demonstrasi diharapkan dapat
mendorong kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar
siswa. Pemberian tugas menyusun skenario penyampaian pendapat di muka
umum dapat mengembangkan kegemaran membaca dan berekspresi dalam bentuk
tulisan. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini juga memuat penguatan
yang merupakan bagian rancangan program pemberian umpan balik positif dan
disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar
140
dalam satu keutuhan pengalaman belajar serta dengan mempertimbangkan
penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso telah disusun secara lengkap dan sistematis
untuk mewujudkan pembelajaran yang berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Hal tersebut merefleksikan proses pembelajaran yang harus mampu
menumbuhkan potensi siswa secara menyeluruh, mulai dari pemahaman konsep
dan pengertian pengetahuan hingga mengimplementasikan ke dalam kegiatan dan
perilaku yang disertai kompetensi tertentu. Secara umum pembelajaran harus
memiliki proses yang berdasar pada hati (qolbu) yang senang (happy) dan siap
(ready) untuk mengembangkan olah pikir, olah rasa, dan olah raga (Baedhowi,
www.depdiknas.go.id).
B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso
Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, pelaksanaan proses
pembelajaran terdiri dari persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran. Persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran terdiri
dari rombongan belajar, beban kerja minimal guru, buku teks pelajaran, dan
pengelolaan kelas. Rombongan belajar (rombel) kelas Rintisan Sekolah Bertaraf
141
Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso terdiri dari 24 siswa. Kelas kecil
dengan jumlah siswa 24 orang ini memungkinkan para siswa untuk cepat saling
mengenal dan dapat bekerja sama dengan baik sehingga efektif dalam proses
belajar mengajar. Persyaratan beban kerja minimal guru Pendidikan
Kewarganegaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1
Bondowoso mencakup merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik,
melaksanakan tugas tambahan serta memenuhi beban kerja 24 (dua puluh empat)
jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
Selain itu, persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1
Bondowoso yang telah dipenuhi berkaitan dengan pengelolaan kelas antara lain
volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran dapat didengar dengan
baik oleh siswa; tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh siswa; guru
menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar siswa;
guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan
kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran; guru
memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung; guru menghargai pendapat siswa; guru
memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi; guru memulai dan mengakhiri
proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berdasarkan hasil penelitian
142
dapat dijelaskan bahwa pada kegiatan pendahuluan guru telah menyiapkan siswa
secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan
menayangkan media visual yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan
yaitu berupa beberapa gambar aksi penyampaian pendapat di muka umum.
Setelah itu, guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang
tema dalam gambar untuk mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari. Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai dan menyampaikan cakupan materi melalui peta konsep.
Dengan demikian guru telah melakukan kegiatan pendahuluan sebagaimana diatur
dalam standar proses satuan pendidikan dasar dan menengah.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
siswa dan mata pelajaran, yang meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Dalam proses eksplorasi, guru menggunakan media pembelajaran
yang variatif sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti proses pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Melalui kegiatan diskusi kelompok dan metode
pembelajaran demonstrasi, di samping melibatkan siswa secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran, guru telah memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa
serta antara siswa dengan guru. Sedangkan dalam proses elaborasi, melalui
pemberian tugas menyusun skenario penyampaian pendapat di muka umum, guru
telah membiasakan siswa membaca dan menulis serta memfasilitasi siswa untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Dengan membagi
siswa menjadi beberapa kelompok, guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif serta berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar. Guru juga memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang
143
dilakukan tertulis secara kelompok. Sedangkan melalui metode pembelajaran
demonstrasi, guru telah memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja
kelompok serta menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa. Dalam
proses konfirmasi, guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk isyarat terhadap keberhasilan siswa dengan memberikan applause (tepuk
tangan) dan senyum lebar setelah kelompok mendemonstrasikan skenario
penyampaian pendapat di muka umum. Selain itu, guru juga memfasilitasi siswa
untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar
dengan berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan dalam penyusunan skenario dan
memberikan informasi untuk bereksplorasi lebih jauh melalui penggunaan
berbagai properti dalam kegiatan demonstrasi.
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa telah membuat kesimpulan
mengenai materi yang diajarkan, umpan balik terhadap proses pembelajaran, dan
refleksi secara lisan terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Guru juga telah
melakukan penilaian dan sebelum pelajaran berakhir guru menyampaikan rencana
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-15 dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) tidak dapat dilakukan secara ideal sebagaimana mestinya.
Ada kegiatan yang belum selesai dilaksanakan yaitu pelaksanaan demonstrasi
hanya dilakukan oleh kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3, sedangkan
kelompok 4 tidak bisa mendemonstrasikan skenarionya pada pertemuan hari itu.
Selain itu, ada pula beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan yaitu
membuat kesimpulan tentang materi dan refleksi secara lisan tentang materi yang
144
dipelajari serta pemberian tugas kepada siswa secara individu pada kegiatan
penutup. Sedangkan pada pertemuan ke-16, kegiatan yang tidak dapat dilakukan
adalah kegiatan pendahuluan yang terdiri dari penyampaian standar kompetensi
(SK), kompetensi dasar (KD), tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan peta
konsep tentang penyampaian pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Hal
tersebut dikarenakan faktor waktu yang pada kondisi riil di lapangan tidak
mencukupi alokasi waktu seperti yang direncanakan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Namun demikian, kegiatan pembelajaran yang belum selesai
dilaksanakan dan tidak dapat dilaksanakan pada pertemuan ke-15 telah
dilaksanakan pada pertemuan ke-16 yaitu demonstrasi kelompok 4, membuat
kesimpulan akhir sebagai penguat tentang materi menguraikan pentingnya
kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab, dan
melakukan refleksi secara lisan tentang materi yang dipelajari.
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso tidak dapat dilaksanakan sama persis
seperti kegiatan pembelajaran yang direncanakan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Namun, proses pembelajarannya sebagian besar telah
memenuhi pelaksanaan pembelajaran dalam Lampiran Peraturan Menteri Nomor
41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
C. Penilaian Hasil Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di RintisanSekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
145
belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa.
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar
seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan
naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Penilaian dilakukan
untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa, mendiagnosa kesulitan
belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan
penentuan kenaikan kelas.
Berbagai kegiatan dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi
guna menentukan kemajuan belajar (prestasi) siswanya. Untuk menaksir prestasi
siswa, guru melakukan penilaian dengan membaca apa yang telah dilakukan para
siswa, mengamati kinerja mereka, mendengarkan apa yang mereka katakan, dan
pada umumnya memakai indera untuk mengumpulkan informasi yang relevan
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pengumpulan informasi dapat dilakukan
dalam suasana formal atau pun informal, di dalam atau di luar jam pelajaran
(khususnya yang berkaitan dengan pendidikan nilai), baik melalui tes maupun
nontes, dan terintegrasi di dalam proses pembelajaran (di awal, di tengah atau di
akhir proses pembelajaran).
Demikian pula dengan penilaian hasil pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1
Bondowoso. Teknik penilaian yang digunakan antara lain: 1) Tes tulis berbentuk
isian singkat (penilaian kognitif); 2) Tes unjuk kerja berbentuk simulasi; 3)
Penilaian diri berbentuk kuesioner/lembar penilaian diri; dan 4) Teknik observasi
(pengamatan). Untuk mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi lulusan,
penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
146
dilakukan melalui: (a) pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk
menilai perkembangan afektif dan kepribadian peserta didik; dan (b) ujian,
ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik
(Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 64 ayat (3)).
Dari penilaian kognitif dengan teknik tes tulis berbentuk isian singkat
diperoleh hasil skor tertinggi 100 dan skor terendah 60. Dari 24 siswa kelas VII A,
satu orang siswa memperoleh skor 100; satu orang siswa memperoleh skor 96;
dua orang siswa memperoleh skor 90; satu orang siswa memperoleh skor 88; satu
orang siswa memperoleh skor 86; dua orang siswa memperoleh skor 85,5; satu
orang siswa memperoleh skor 85; dua orang siswa memperoleh skor 83; satu
orang siswa memperoleh skor 82,5; dua orang siswa memperoleh skor 80, satu
orang siswa memperoleh skor 73; satu orang siswa memperoleh skor 70; dua
orang siswa memperoleh skor 68; satu orang siswa memperoleh skor 65,5; empat
orang siswa memperoleh skor 65; dan satu orang siswa memperoleh skor 60.
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso
adalah 75. Dengan demikian, sebanyak 14 (empat belas) siswa dinyatakan tuntas,
sedangkan 10 (sepuluh) siswa dinyatakan tidak tuntas.
Penilaian unjuk kerja yang dilakukan kepada siswa VII A terdiri dari
penilaian naskah skenario hasil diskusi kelompok dan penilaian demonstrasi dari
skenario yang telah disusun oleh masing-masing kelompok. Dari penilaian
skenario, dua kelompok memperoleh penilaian sangat baik dengan jumlah skor
92, satu kelompok memperoleh penilaian baik dengan jumlah skor 70, dan satu
147
kelompok memperoleh penilaian cukup dengan skor 68. Sedangkan dari penilaian
demonstrasi skenario, dua kelompok memperoleh penilaian sangat baik dengan
jumlah skor 88, dua kelompok memperoleh penilaian baik dengan jumlah skor 84
dan 78.
Dari penilaian diri yang menggunakan kuesioner dengan skala Likert
sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju
(STS) diperoleh hasil sebanyak 17 (tujuh belas) siswa mendapatkan kriteria
penilaian sangat baik, dan sisanya sebanyak 7 (tujuh) siswa mendapatkan kriteria
penilaian baik. Sedangkan dari hasil observasi/pengamatan guru diketahui bahwa
9 (sembilan) siswa mendapatkan kriteria penilaian sangat baik dan sisanya
sebanyak 15 (lima belas) siswa mendapatkan kriteria penilaian baik.
Penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso tidak selalu
melalui tes tulis melainkan bisa dengan beragam teknik penilaian. Hasil dari
beragam teknik penilaian dapat memberikan informasi yang akurat khususnya
kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso tentang penyelenggaraan
pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa, guru, serta proses pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri. Hasil penilaian yang baik memudahkan
guru untuk menentukan apakah seorang siswa harus diberi pengayaan
(enrichment) atau perbaikan (remedial), di samping untuk mendiagnosis serta
memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran, bahan/buku pelajaran, dan
silabus. Selain itu, penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso
148
dilakukan seiring dan seirama dengan kegiatan belajar mengajar, tidak hanya
dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau akhir semester melainkan
terintegrasi di dalam proses pembelajaran.
D. Pengawasan Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diRintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso
Kepala sekolah sebagai supervisor berfungsi untuk mengawasi,
membangun, mengkoreksi dan mencari inisiatif terhadap jalannya seluruh
kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah. Di samping itu,
kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan berfungsi mewujudkan hubungan
manusiawi (human relationship) yang harmonis dalam rangka membina dan
mengembangkan kerjasama antar personal, agar secara serempak bergerak ke arah
pencapaian tujuan melalui kesediaan melaksanakan tugas masing-masing secara
efisien dan efektif. Oleh karena itu, segala penyelenggaraan pendidikan akan
mengarah kepada usaha meningkatkan mutu pendidikan yang sangat dipengaruhi
oleh guru dalam melaksanakan tugasnya secara operasional. Untuk itu kepala
sekolah harus melakukan supervisi sekolah yang memungkinkan kegiatan
operasional itu berlangsung dengan baik.
Guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus
berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,
sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru
tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan,
tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai
pembimbing yang memberikan pengarahkan dan menuntun siswa dalam belajar.
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala
149
sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala
sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam
meningkatkan kinerja guru.
Demikian halnya dengan guru mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri
1 Bondowoso tidak hanya bertugas sebagai pengajar yang melakukan transfer
ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-
nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahkan dan menuntun
siswa dalam belajar. Untuk menilai kinerja guru yang berkaitan dengan tugas
sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing maka diadakan suatu pengawasan
yang terdiri dari pemantauan (monitoring), supervisi, dan evaluasi.
Pemantauan (monitoring) yang dilakukan kepala sekolah diberlakukan
kepada guru. Sistem pemantauan (monitoring) terhadap guru Pendidikan
Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri
1 Bondowoso sebagaimana pula pemantauan (monitoring) terhadap guru mata
pelajaran lainnya dilakukan dengan kunjungan kelas secara langsung oleh kepala
sekolah dan dilakukan secara kondisional. Sedangkan supervisi dilakukan dengan
menggunakan instrumen supervisi dan menyesuaikan dengan jadwal supervisi
yang telah ditentukan oleh kepala sekolah. Evaluasi yang dilakukan kepala
sekolah adalah dengan memberikan penilaian dan penghargaan atau reward
kepada guru yang menunjukkan prestasi dalam bekerja atau memberikan motivasi
untuk memperbaiki kekurangannya kepada guru yang masih terdapat kekurangan
dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
keprofesionalan, kedisiplinan dan etos kerja. Untuk menuju tingkat kepuasaan
150
siswa dalam pembelajaran maka akan lebih baik apabila siswa sendiri yang
mengevaluasi guru dalam proses pembelajaran. Oleh karenanya, evaluasi
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso sebagaimana juga diterapkan
pada mata pelajaran lainnya juga dilakukan oleh siswa dengan menggunakan
instrumen yang disediakan oleh sekolah. Supervisi proses pembelajaran dilakukan
oleh kepala sekolah atau didelegasikan kepada guru yang dipandang berwibawa
dan mampu melakukan supervisi. Pendelegasian tugas supervisi dilakukan karena
kesibukan dan jadwal kegiatan kepala sekolah yang begitu padat. Namun
terkadang, pada praktiknya hasil supervisi menjadi tidak maksimal atau tidak
obyektif. Hal ini dikarenakan faktor keprofesionalan penyelia yang kurang
maksimal ketika melakukan supervisi terhadap guru.
151
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dapat
disimpulkan bahwa:
1. Komponen-komponen silabus Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso telah
memenuhi kriteria silabus sebagai perencanaan proses pembelajaran yang
diamanatkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Pengembangan
silabus juga dilakukan dengan memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) dan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) sebagaimana
diamanatkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Sedangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Pendidikan Kewarganegaraan di
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso telah disusun
secara lengkap dan sistematis untuk mewujudkan pembelajaran yang berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
152
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis siswa.
2. Pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso tidak dapat
dilaksanakan sama persis seperti kegiatan pembelajaran yang direncanakan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Namun, proses
pembelajarannya sebagian besar telah memenuhi pelaksanaan pembelajaran
dalam Lampiran Peraturan Menteri Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
3. Penilaian hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso tidak selalu
melalui tes tulis melainkan dilakukan dengan beragam teknik penilaian. Hasil
dari beragam teknik penilaian dapat memberikan informasi yang akurat
khususnya kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso tentang
penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa, guru, serta
proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri. Penilaian hasil
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso dilakukan seiring dan seirama
dengan kegiatan belajar mengajar, tidak hanya dilakukan pada akhir proses
pembelajaran atau akhir semester melainkan terintegrasi di dalam proses
pembelajaran.
4. Pengawasan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional SMP Negeri 1 Bondowoso terdiri dari
153
pemantauan (monitoring), supervisi, dan evaluasi. Sistem pemantauan
(monitoring) dilakukan dengan kunjungan kelas secara langsung oleh kepala
sekolah dan dilakukan secara kondisional. Sedangkan supervisi dilakukan
dengan menggunakan instrumen supervisi dan menyesuaikan dengan jadwal
supervisi yang telah ditentukan oleh kepala sekolah. Evaluasi yang dilakukan
kepala sekolah adalah dengan memberikan penilaian dan penghargaan atau
reward kepada guru yang menunjukkan prestasi dalam bekerja atau
memberikan motivasi untuk memperbaiki kekurangannya kepada guru yang
masih terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran. Selain itu, evaluasi
juga dilakukan oleh siswa untuk menuju tingkat kepuasaan siswa dalam
pembelajaran. Mengingat kesibukan dan jadwal kegiatan kepala sekolah yang
begitu padat maka tugas pengawasan, khususnya supervisi, dapat
didelegasikan kepada guru yang dipandang berwibawa dan mampu melakukan
supervisi. Namun terkadang, hasil supervisi menjadi tidak maksimal atau tidak
obyektif dikarenakan faktor keprofesionalan penyelia yang kurang maksimal
ketika melakukan supervisi terhadap guru.
B. Saran
Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian, pembahasan serta
kesimpulan yang telah diuraikan dalam penelitian ini, peneliti mengemukakan
saran-saran sebagai berikut:
1. Kepala sekolah hendaknya lebih aktif melakukan pengawasan terhadap kinerja
guru dalam proses pembelajaran agar mutu pendidikan yang diterapkan di
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso
154
semakin meningkat sehingga masyarakat akan terus percaya terhadap kualitas
pendidikan di dalamnya.
2. Kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) SMP Negeri 1 Bondowoso diharapkan mampu
melakukan pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) secara mandiri.
3. Kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan yang merupakan kunci utama
dalam proses belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya bisa
menciptakan dan/atau mempertahankan kreativitas dan inovasi baru dalam
pembelajaran, menggunakan metode yang bervariasi serta berupaya
menciptakan suasan belajar yang kondusif sehingga siswa tidak jenuh dan
mudah dalam menerima materi yang diajarkan.
4. Kepada siswa-siswi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP
Negeri 1 Bondowoso hendaknya terus berupaya untuk mempertahankan
prestasi yang selama ini diraih oleh sekolah dan berupaya lagi untuk
meningkatkan prestasi baik di bidang akademik maupun dalam bidang non
akademik dengan jalan menambah jam belajar dan aktif mengikuti program-
program yang dicanangkan sekolah. Sehingga kepercayaan pemerintah dan
masyarakat kepada pihak sekolah bisa terus meningkat sehingga mudah dalam
melakukan kerjasama.
155
DAFTAR RUJUKAN
Al Hakim, Suparlan dkk. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk PerguruanTinggi. Malang: UM Press.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Penelitian dan Pengembangan. 2007. Pedoman Penjaminan MutuSekolah/Madrasah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasardan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Baedhowi. __. Kebijakan Assesment dalam KTSP, (Online), (www.depdiknas.go.id,diakses 10 April 2009).
Biro Administrasi Akademik, Perencanaan, dan Sistem Informasi. 2000. PedomanPenulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006. PanduanSistim Penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) UntukPendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2007. SistemPenyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) Untuk PendidikanDasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Fekrynur. 2007. Sistem Penilaian, (Online), ([email protected],diakses 10 April 2009).
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentangStandar Isi.
Miles & Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentangMetode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.
Moleong, L. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Muttaqien, Zainal. 2008. Pengertian dan Hakekat Pembelajaran, (Online),(http://elmuttaqie.wordpress.com, diakses 15 Mei 2009).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang StandarProses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
156
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Puskur Balitbang. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan KurikulumPendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Ristian Dwiputra, Suharta. 2007. Jalan Panjang Kurikulum 2006, (Online),(http://suhartaristian.blogspot.com, diakses 10 April 2009).
Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja GrafindoPersada.
Setiawan, Darsana. 2008. Penilaian Kelas/Classroom Assessment, (Online),(http://darsanaguru.blogspot.com, diakses 10 April 2009).
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Penilaian Hasil Belajar, (Online),(http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses 10 April 2009).
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.2003. Jakarta: Sinar Grafika.
Untari, Sri. 2005. Buku Petunjuk Teknis Praktik Pengalaman Lapangan BidangStudi Pendidikan Kewarganegaraan. Malang: UPT PPL UniversitasNegeri Malang.
Whandie. 2007. Pengertian Belajar, (Online), (http://whandi.net/, diakses 15 Mei2009).
Widyastomo, Irine. 2006. Upaya Sekolah Dalam Menyongsong PenerapanStandar Nasional Pendidikan (Studi di SLTP N I Magetan). Skripsi tidakditerbitkan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Wiyono, Bambang Budi. 2007. Metodologi Penelitian: Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan Action Research. Malang: Rasindo.
___. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Tatap Muka, PenugasanTerstruktur dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur, (Online),(http://www.docstoc.com/ , diakses 15 Mei 2009).
157
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dewi Wahyuningtias
NIM : 105811479395
Jurusan/Prodi : Hukum dan Kewarganegaraan/ Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
Fakultas/Program : Ilmu Sosial/S-1
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran
saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 21 Desember 2009
Yang membuat pernyataan,
Dewi Wahyuningtias
Lampiran-lampiran
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Bondowoso
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/semester : VII / 2
Pertemuan Ke : 15-16
Alokasi waktu : 4 x 40 menit
STANDAR KOMPETENSI :4. Menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat
KOMPETENSI DASAR :4.2 Menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara
bebas dan bertanggung jawab
INDIKATOR :1. Menguraikan landasan hukum kemerdekaan mengeluarkan pendapat di
Indonesia2. Menjelaskan pentingnya kemerdekaan mengeluarkan pendapat3. Menjelaskan akibat pembatasan terhadap kemerdekaan berpendapat4. Menguraikan tata cara penyampaian pendapat secara bebas dan
bertanggung jawab5. Menjelaskan akibat mengemukakan pendapat tanpa batas6. Menyampaikan pendapat secara demokratis
I. TUJUAN PEMBELAJARAN :1. Dengan mengkaji berbagai sumber belajar, siswa mampu menguraikan
landasan hukum kemerdekaan mengeluarkan pendapat di Indonesia.2. Melalui diskusi kelompok dengan model Demonstration, siswa mampu
menjelaskan pentingnya kemerdekaan mengeluarkan pendapat.3. Melalui mengkaji berbagai sumber belajar, siswa mampu menjelaskan akibat
pembatasan terhadap kemerdekaan mengeluarkan pendapat.4. Melalui diskusi kelompok dengan model Demonstration, siswa mampu
menguraikan tata cara penyampaian pendapat secara bebas danbertanggung jawab.
5. Dengan mengkaji berbagai sumber belajar, siswa mampu menjelaskan akibatmengemukakan pendapat tanpa batas.
6. Melalui diskusi kelompok dengan model Demonstration, siswa mampumendemonstrasikan penyampaian pendapat secara demokratis.
II. MATERI PEMBELAJARANPeta Konsep (lampiran 3)
A. Landasan Hukum Kemerdekaan Mengeluarkan Pendapat di IndonesiaPelaksanaan kemerdekaan mengeluarkan pendapat di Indonesia dilandasi
oleh aturan yang berlaku, yaitu:
1. Landasan Idiil: PancasilaSila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan
2. Landasan Konstitusional: UUD 1945a. Pasal 28 menyebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainyaditetapkan dengan undang-undang.
b. Pasal 28 E ayat (3) menyatakan bahwa setiap orang berhak ataskebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
3. Landasan Operasional: UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang KemerdekaanMenyampaikan Pendapat di Muka Umuma. Pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa setiap warga negara, secara
perorangan atau kelompok, bebas menyampaikan pendapat sebagaiperwujudan hak dan tanggung jawab berdemokrasi dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
b. Pasal 2 ayat (2) menyatakan bahwa penyampaian pendapat di mukaumum dilaksanakan sesuai dengan ketentuan undang-undang ini.
c. Pasal 9 ayat (1) menyatakan bahwa bentuk penyampaian pendapat dimuka umum dapat dilaksanakan dengan:a) unjuk rasa atau demonstrasib) pawaic) rapat umum, dan/ataud) mimbar bebas
d. Pasal 9 ayat (2) menyatakan bahwa penyampaian pendapat di mukaumum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan di tempat-tempat terbuka untuk umum, kecuali:a) Di lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah, instalasi militer,
rumah sakit, pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api, terminalangkutan darat, dan obyek-obyek vital nasional;
b) Pada hari besar nasional.e. Pasal 9 ayat (3) menyatakan bahwa pelaku atau peserta penyampaian
pendapat di muka umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilarangmembawa benda-benda yang dapat membahayakan keselamatan umum.
B. Pentingnya Kemerdekaan Mengeluarkan PendapatHak untuk mengeluarkan pendapat diperlukan oleh setiap orang agar dirinya
dapat menyampaikan apa yang menjadi kepentingannya, kehendak atauharapannya bahkan keluhan yang mungkin dirasakannya. Upaya untukmenyampaikan pendapat akan menjadi sarana bagi setiap orang untukberkomunikasi. Jika kita tidak diperbolehkan berkomunikasi, maka satu pihakakan memaksakan kehendaknya kepada pihak lain. Sementara pihak yangdipaksa tersebut tidak memiliki hak untuk bersuara apalagi memprotes. Untukitulah diperlukan adanya kemerdekaan menyampaikan pendapat, baik melaluisarana lisan maupun sarana tulisan.
Selain itu, kemerdekaan untuk mengeluarkan pendapat bisa mendorongterwujudnya pemerintahan yang bersih dan masyarakat yang demokratis, sebabmasyarakat bebas untuk mengkritik atau mendukung kebijakan dan aturan yangdibuat pemerintah.
C. Akibat Pembatasan Terhadap Kemerdekaan BerpendapatPembatasan kemerdekaan berpendapat akan berakibat:1. Munculnya sikap acuh tak acuh masyarakat terhadap perkembangan
demokrasi
2. Munculnya kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah karena merasadikebiri, dibodohi, dan dipasung hak-haknya.
3. Terbentuknya tirani penguasa yang menghambat terciptanyapemerintahan yang jujur, adil, dan demokratis
4. Terbatasnya arus informasi dalam masyarakat5. Terkekangnya komunikasi sosial dalam masyarakat6. Terancamnya stabilitas politik, ekonomi, sosial dan budaya
D. Tata Cara Penyampaian Pendapat yang Demokratis dan BertanggungJawabKemerdekaan mengeluarkan pendapat harus berpedoman pada asas-asas
berikut:1. Asas keseimbangan antara hak dan kewajiban2. Asas musyawarah mufakat3. Asas kepastian hukum dan keadilan4. Asas proporsionalitas5. Asas manfaatTata cara penyampaian pendapat sebagaimana diatur dalam UU No. 9 tahun
1998 sebagai berikut:1. Penyampaian pendapat di muka umum (unjuk rasa, pawai, rapat umum,
dan mimbar bebas) wajib diberitahukan secara tertulis kepada Polri olehyang bersangkutan, pemimpin, atau penanggung jawab kelompokselambat-lambatnya 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam sebelumkegiatan dimulai.
2. Pembatalan pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umumdisampaikan langsung oleh penanggung jawab kepada Polri sekurang-kurangnya 24 jam sebelum waktu pelaksanaan.
3. Pemberitahuan secara tertulis tidak berlaku bagi kegiatan ilmiah di dalamkampus dan kegiatan keagamaan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengemukakan pendapatsecara bebas dan bertanggung jawab, yaitu:
1. Pendapatnya harus disertai argumentasi yang kuat dan masuk akal,sehingga tidak sembarang pendapat.
2. Pendapat hendaknya mewakili kepentingan orang banyak, sehinggamemberi manfaat bagi kehidupan bersama.
3. Pendapatnya dikemukakan dalam kerangka peraturan yang berlaku,sehingga tidak melanggar hukum.
4. Orang yang berpendapat sepatutnya terbuka terhadap tanggapan,sehingga tercipta komunikasi sosial yang baik.
5. Penyampaian pendapat hendaknya dilandasi oleh keinginan untukmengembangkan nilai-nilai keadilan, demokrasi dan kesejahteraan.
E. Akibat Mengemukakan Pendapat Tanpa BatasMengemukakan pendapat yang tanpa batas dan tidak bertanggung jawab berarti:
1. Melanggar hak dan menginjak-injak kebebasan orang lain2. Melanggar aturan dan norma susila yg diakui umum3. Tidak menaati peraturan perundang-undangan/hukum yang berlaku4. Menimbulkan provokasi massa menuju tindakan yang anarkis dan tidak
bermoral5. Mengganggu ketenteraman, keamanan, atau ketertiban umum6. Bersifat adu domba yang memecah belah persatuan dan kesatuan
bangsa
F. Menyampaikan pendapat secara demokratisKemerdekaan mengeluarkan pendapat bukanlah kemerdekan tanpa batas.
Kemerdekaan akan kehilangan maknanya apabila kita menjadikannya sebagaialat untuk merenggut kemerdekaan orang lain. Penyampaian pendapat harusdilaksanakan secara demokratis, bertanggung jawab berdasarkan hukum yangberlaku. Di dalam negara demokrasi seperti halnya Indonesia, setiap warganegara bebas mengemukakan pendapat asalkan tidak bertentangan denganfalsafah negara Indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945, dan tujuan NKRI.
III. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN: Metode: tanya jawab, diskusi, penugasan Model: Demonstration
IV. SKENARIO PEMBELAJARAN :Pertemuan ke-15a. Pendahuluan (10 menit) Siswa menyimak standar kompetensi, kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dalam materi pokok kemerdekaanmengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab.
Melalui tanya jawab, guru menggali pengetahuan siswa tentang bentuk-bentuk kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum.
Siswa menyimak peta konsep yang dijelaskan guru tentang penyampaianpendapat secara bebas dan bertanggung jawab.
b. Kegiatan inti (60 menit) Siswa mengkaji berbagai sumber belajar mengenai landasan hukum
kemerdekaan mengeluarkan pendapat di Indonesia, pentingnyakemerdekaan mengeluarkan pendapat, dan tata tata cara penyampaianpendapat secara bebas dan bertanggung jawab.
Siswa membentuk kelompok yang anggotanya 6 orang secara heterogen. Masing-masing kelompok mendapatkan tugas mengkaji materi pentingnya
kemerdekaan mengeluarkan pendapat dan tata cara penyampaian pendapatsecara bebas dan bertanggung jawab serta menyusun skenariopenyampaian pendapat di muka umum (unjuk rasa, pawai, rapat umum,mimbar bebas) sesuai tema yang telah ditentukan guru, yaitu:1) Buruh menolak PHK2) Siswa menuntut pendidikan gratis3) Masyarakat menuntut pendaftaran ulang Daftar Pemilih Tetap (DPT)
dalam pemilu4) Warga menuntut pelunasan ganti rugi pasca tiga tahun tragedi Lapindo
Masing–masing kelompok mendemonstrasikan skenarionya di depan kelaskemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya.
Masing-masing kelompok membuat laporan yang berisi naskah skenario danpenjelasan jalannya demonstrasi.
Guru mengevaluasi keaktifan siswa baik dalam kegiatan diskusi ataupundalam kegiatan demonstrasi.
c. Kegiatan penutup (10 menit) Guru bersama siswa membuat kesimpulan akhir sebagai penguat tentang
materi menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapatsecara bebas dan bertanggung jawab.
Guru bersama siswa melakukan refleksi secara lisan tentang materi yangdipelajari.
Guru memberi tugas kepada siswa secara individu untuk dikumpulkan padapertemuan berikutnya.
Pertemuan ke-16a. Pendahuluan (10 menit) Siswa menyimak standar kompetensi, kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dalam materi pokok kemerdekaanmengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab.
Melalui tanya jawab, guru menggali pengetahuan siswa tentang akibatpembatasan terhadap kemerdekaan berpendapat.
Siswa menyimak peta konsep yang dijelaskan guru tentang penyampaianpendapat secara bebas dan bertanggung jawab.
b. Kegiatan inti (60 menit) Siswa mengkaji berbagai sumber belajar mengenai akibat pembatasan
terhadap kemerdekaan mengeluarkan pendapat dan akibat mengemukakanpendapat tanpa batas.
Siswa mengerjakan soal-soal tes tulis.c. Kegiatan penutup (10 menit) Guru bersama siswa membuat kesimpulan akhir sebagai penguat tentang
materi menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapatsecara bebas dan bertanggung jawab.
Guru bersama siswa melakukan refleksi secara lisan tentang materi yangdipelajari.
V. ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN :a. Alat:
Peta konsepLKS
b. Sumber belajar:1) Dahlan, Saronji & Asy’ari. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.3) UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum
VI. PENILAIAN1. Tes tulis (lampiran 1)
a. Short Answer : 10 soalb. Pensekoran : lihat rubrik penilaian
2. Unjuk kerja (skenario dan demonstrasi): lihat rubrik penilaian3. Pengamatan (lembar pengamatan): lampiran 2
Bondowoso,Mengetahui
Kepala SMP Negeri 1 Bondowoso Guru Pengajar
Drs. H.M Haeri, M.Pd Samsul, SPdNIP 196204251984121001 NIP 197303061998021003
RUBRIK PENILAIAN
1. Pedoman penilaian skenario
No Aspek yang dinilai Kriteria Skor Kriteria Penilaian
1. Kerapian tulisan
10 : sangat kurang20 : kurang30 : cukup40 : baik50 : sangat baik
Baik : 85-100Cukup : 75-84Kurang : 0-74
2. Pengembangan cerita
10 : sangat kurang20 : kurang30 : cukup40 : baik50 : sangat baik
Baik : 85-100Cukup : 75-84Kurang : 0-74
3. Isi signifikan dengan tema
10 : sangat kurang20 : kurang30 : cukup40 : baik50 : sangat baik
Baik : 85-100Cukup : 75-84Kurang : 0-74
2. Pedoman penilaian unjuk kerja (Demonstrasi)
No Aspek yang dinilai Kriteria Skor Kriteria Penilaian
1. Keseriusan dalam demonstrasi
10 : sangat kurang20 : kurang30 : cukup40 : baik50 : sangat baik
Baik : 85-100Cukup : 75-84Kurang : 0-74
2. Penghayatan peran
10 : sangat kurang20 : kurang30 : cukup40 : baik50 : sangat baik
Baik : 85-100Cukup : 75-84Kurang : 0-74
3. Etika berdemonstrasi
10 : sangat kurang20 : kurang30 : cukup40 : baik50 : sangat baik
Baik : 85-100Cukup : 75-84Kurang : 0-74
3. Tes tulis (short answer)
No. Soal Tidak Menjawab (Skor)Jawaban Salah
(Skor)Jawaban Benar
(Skor)1 0 0 102 0 0 103 0 0 104 0 0 105 0 0 106 0 0 107 0 0 108 0 0 109 0 0 1010 0 0 10
Skor maksimal 100
LEMBAR KERJA KELOMPOK
Kompetensi Dasar:4.2 Menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara
bebas dan bertanggung jawab
Tugas untuk seluruh kelompok:Buatlah skenario penyampaian pendapat di muka umum (unjuk rasa, pawai,rapat umum, mimbar bebas) secara demokratis dan bertanggung jawab sesuaidengan tema berikut ini:
1) Buruh menolak PHK2) Siswa menuntut pendidikan gratis3) Masyarakat menuntut pendaftaran ulang Daftar Pemilih Tetap (DPT)
dalam pemilu4) Warga menuntut pelunasan ganti rugi pasca tiga tahun tragedi Lapindo
LEMBAR KERJA INDIVIDU
Carilah contoh foto demonstrasi, pawai, rapat umum, atau mimbar bebas darisurat kabar. Tentukan siapa pelakunya, di mana tempatnya, kapan dilakukan,dan apa tema yang dikemukakan.
(Lampiran 1)
Tes TulisSoal Short AnswerWaktu: 20 menit
Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban singkat dan tepat!1. Kemerdekaan mengemukakan pendapat adalah hak setiap warga negara
untuk menyampaikan pendapat secara ....2. Kemerdekaan menyampaikan pendapat di Indonesia diatur dalam UUD 1945
pasal ....3. Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum diatur dalam undang-
undang ....4. Bentuk-bentuk penyampaian pendapat di muka umum ialah ....5. Pertemuan terbuka yang dilakukan untuk menyampaikan pendapat dengan
tema tertentu disebut ....6. Kegiatan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengeluarkan
pikiran dengan lisan, tulisan dan sebagainya secara demonstratif di mukaumum disebut ....
7. Penyampaian pendapat di muka umum wajib diberitahukan kepada ....8. Penyampaian pendapat di muka umum dilaksanakan di tempat-tempat
terbuka untuk umum, kecuali, ....a)b)
9. Asas-asas kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum duadiantaranya adalah ....
10. Pembatasan kemerdekaan berpendapat akan mengakibatkan terjadinya ...antara masyarakat dengan pemerintah.
Kunci Jawaban1. Bebas dan bertanggung jawab2. Pasal 28, pasal 28 E ayat (3)3. UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di
Muka Umum4. Unjuk rasa/demonstrasi, pawai, rapat umum, dan mimbar bebas5. Rapat umum6. Unjuk rasa/demonstrasi7. Polri (Kepolisian Republik Indonesia)8. a) Pilih salah satu:
Di lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah, instalasi militer, rumahsakit, pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api, terminal angkutandarat, dan obyek-obyek vital nasional
b) Pada hari besar nasional9. Pilih dua di antara:
a. Asas keseimbangan antara hak dan kewajibanb. Asas musyawarah mufakatc. Asas kepastian hukum dan keadiland. Asas proporsionalitase. Asas manfaat
10. Konflik
(Lampiran 2)
LEMBAR PENGAMATAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARANNo
Nama siswa L/PAspek yang diamati
JumlahUrut Induk 1 2 3 4 511.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.31.32.33.34.
Keterangan:1. Hormat kepada guru2. Kerajinan3. Kerja sama4. Etika dalam menyampaikan pendapat5. Kedisiplinan
Pedoman penskoran4 : sangat kurang8 : kurang12 : cukup16 : baik20 : sangat baik
Kriteria penilaianRentang Jumlah Taraf Keberhasilan Nilai Huruf
85-100 Sangat Baik A
70-84 Baik B
55-69 Cukup C
50-54 Kurang D
0-49 Sangat Kurang E
(Lampiran 3)Peta Konsep Standar Kompetensi 4. Menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat
dirinci menjadi
Adalah dirinci menjadi
Untuk yaitu yaitu
Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat
Hakikat/Pengertian Penyampaian Pendapat secara Bebas dan Bertanggung Jawab
Hak setiap warga negaraperorangan/kelompok
Menyampaikanpendapat secara bebasdan bertanggung jawab
dalam kehidupanbersama
Landasan hukum Asasnya Penyajian pendapatsecara demokratis
Bentuk
UUD 1945
UU No. 9Tahun 1998
Asas keseimbanganantara hak dankewajiban
Asas musyawarahmufakat
Asas kepastianhukum dan keadilan
Asas proporsionalitas Asas manfaat
Dijamin dalamnegara
berdasarkanhukum
Demonstrasi Rapat umum Pawai Mimbar bebas
SILABUS
Sekolah : RSBI SMP Negeri 1 BondowosoKelas : VIIMata Pelajaran : Pendidikan KewarganegaraanSemester : II (dua)Standar Kompetensi : 4. Menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat
KOMPETENSIDASAR
INDIKATOR MATERIPOKOK
KEGIATANPEMBELAJARAN
PENILAIAN WAKTU SUMBERBELAJAR
TEKNIK BENTUK CONTOH INSTRUMEN
4.1 Menjelaskanhakekatkemerdekaanmengemukakan pendapat
Menjelaskanhakekatkemerdekaanmengemukakanpendapat
Menguraikancara-caramengemukakanpendapat
Menjelaskanbentuk-bentukpenyampaianpendapat dimuka umum
Hakekatkemerdekaanmengemukakan pendapat
Caramengemukakan pendapatsecara lisan,tulisan, dancara lain
Bentukpenyampaianpendapat dimuka umum:unjukrasa/demonstrasi, pawai,rapat umum,mimbarbebas,
Mengkajiberbagai sumberbelajar tentanghakekatkemerdekaanmengemukakanpendapat, cara-caramengemukakanpendapat, danbentuk-bentukpenyampaianpendapat dimuka umum
Menganalisisartikel dalammedia massayang merupakancaramengemukakanpendapat secaratertulis
Testulis
Penugasan
Pilihanganda
Tugasrumah
Setiap orang berhak atas kebebasanberserikat, berkumpul, danmengeluarkan pendapat”, kalimat initerdapat dalam UUD 1945 pascaperubahan pasal...a. Pasal 28 Bb. Pasal 28 Dc. Pasal 28 Cd. Pasal 28 ECara menyampaikan pendapat denganarak-arakan di jalan umum disebut...a. Unjuk rasa/demonstrasib. Pawaic. Rapat umumd. Mimbar bebas
Buatlah kliping yang terdiri atas artikeldan foto yang dimuat di surat kabaryang mengungkapkan suatu pendapat.Jelaskan tema ungkapan pendapatyang dikemukakan dalam isi artikeldan foto tersebut!
8 x 40’ SaronjiDahlan &Asy’ari.2006.PendidikanKewarganegaraanUntukSMPKelas VII.Jakarta:Erlangga.
SetyoHaryono.2007.PendidikanKewarganegaraan.Surakarta:TeguhKarya.
UUD
KOMPETENSIDASAR
INDIKATOR MATERIPOKOK
KEGIATANPEMBELAJARAN
PENILAIAN WAKTU SUMBERBELAJAR
TEKNIK BENTUK CONTOH INSTRUMEN
NegaraRepublikIndonesiaTahun1945 yangtelahdiamandemen
UU Nomor9 Tahun1998tentangKemerdekanMenyampaikanPendapatdi MukaUmum
MusthafaKamalPasha.2002.PendidikanKewarganegaraan.Yogyakarta: CitraKarsaMandiri
Mediamassa
Internet
4.2 Menguraikanpentingnyakemerdekaanmengemukakanpendapatsecarabebas danbertanggungjawab
Menguraikanlandasan hukumkemerdekaanmengeluarkanpendapat diIndonesia
Menjelaskanpentingnyakemerdekaanmengeluarkanpendapat
Menjelaskanakibatpembatasanterhadapkemerdekaanberpendapat
Menguraikantata carapenyampaianpendapat secarabebas danbertanggungjawab
Menjelaskanakibatmengemukakanpendapat tanpabatas
Menyampaikanpendapat secarademokratis
Landasanhukumkemerdekaanmengeluarkan pendapat diIndonesia
Pentingnyakemerdekaanmengeluarkan pendapat
Akibatpembatasanterhadapkemerdekaanberpendapat
Tata carapenyampaianpendapatsecara bebasdanbertanggungjawab
Akibatmengemukakan pendapattanpa batas
Penyampaianpendapatsecarademokratis
Mengkajiberbagai sumberbelajar tentanglandasan hukumkemerdekaanmengeluarkanpendapat diIndonesia
Mendiskusikanpentingnyakemerdekaanmengeluarkanpendapat, akibatpembatasanterhadapkemerdekaanberpendapat,tata carapenyampaianpendapat secarabebas danbertanggungjawab
Diskusikelompokmendemonstrasikankemerdekaanmengemuka kanpendapat secarabebas danbertanggungjawab.
Tesunjukkerja
Tessimulasi
Buatlah skenario demonstrasikemerdekaan mengemukakanpendapat secara bebas danbertanggungjawab dengan temaBuruh Menolak Pemutusan HubunganKerja (PHK). Demonstrasikan skenariotersebut di depan kelas.
4 x 40’
KOMPETENSIDASAR
INDIKATOR MATERIPOKOK
KEGIATANPEMBELAJARAN
PENILAIAN WAKTU SUMBERBELAJAR
TEKNIK BENTUK CONTOH INSTRUMEN
4.3Mengaktualisasikankemerdekaanmengemukakan pendapatsecara bebasdanbertanggungjawab
Menunjukkansikap positifterhadappenggunaan hakmengemukakanpendapat secarabebas danbertanggungjawab
Menunjukkansikap positifdalammenghargaipenyampaianpendapat
Sikap positifterhadappenggunaanhakmengemukakan pendapatsecara bebasdanbertanggungjawab
Sikap positifmenghargaipenyampaianpendapatdalam artipasif dan aktif
Mengamati danmencermatipelaksanaankemerdekaanmengemukakanpendapat di lingkungan masyarakat,bangsa dan negara
Kuesioner
Skalasikap
Petunjuk!Berilah tanda cek (V) pada kolomyang sesuai dengan pendapat kalian!
no
PernyataanSS
S NTS
STS
1 Ratusansiswaberunjukrasamenuntutpenghapusan biayapendidikandenganmerusakfasilitassekolah.
2 Kemerdekaanmengemukakanpendapatsecarabebas danbertanggungjawabdimulai darikeluarga.
3 Pemerintahmembatasikebebasanwarganegaranyadalammengemukakanpendapat.
4 x 40’
KOMPETENSIDASAR
INDIKATOR MATERIPOKOK
KEGIATANPEMBELAJARAN
PENILAIAN WAKTU SUMBERBELAJAR
TEKNIK BENTUK CONTOH INSTRUMEN
Keterangan:SS= Sangat Setuju (bobot skor 10 jika
pernyataan positif dan 2 jika negatif)
S = Setuju (skor 8 jika pernyataanpositif dan 4 jika negatif)
N = Tidak Berpendapat/Netral (skor 6)TS = Tidak Setuju (bobot skor 4 jika
pernyataan positif dan 8 jikanegatif)
STS = Sangat Tidak Setuju (bobotskor 2 jika pernyataan positif dan10 jika negatif)
SILABUS
Sekolah : ................................................Kelas : VIIMata Pelajaran : Pendidikan KewarganegaraanSemester : II ( dua )Standar Kompetensi : 4. Menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat
KOMPETENSIDASAR
INDIKATOR MATERIPOKOK
KEGIATANPEMBELAJARAN
PENILAIAN WAKTU SUMBER BELAJARTEKNIK BENTUK CONTOH INSTRUMEN
4.1 Menjelaskanhakekatkemerdekaanmengemukakan pendapat
Menjelaskanhakekatkemerdekaanmenge mukakanpendapat
Mengkaji akibatpem batasankemerdekaanmengemukakanpendapat
Mendeskripsikankonsekuensikebebasan
Kemerdekaanmengemukakan pendapat
Mengamati ,mencermati danmembuat laporantentang pelaksanaankemerdekaanmengemukakan pendapat di lingkungankeluarga, sekolahdan masyarakatsekitar tempattinggal
Tes tulis
Teslisan
Teslisan
Tes PilihanGanda
Daftarpertanyaan
Daftarpertanyaan
Kemerdekaan menyampaikan pendapatdi muka umum adalah hak setiap...A. WNIB. WNAC. PendudukD. Manusia
Wujud pelaksanaan kemerdekaanmenyampaikan pendapat di mukaumum ....A. demonstrasiB. pawaiC. rapat umumD. mimbar bebas
Bagaimana pendapat kalian, apaakibatnya kalau terhadap kebebasanmengemukakan pendapat dilakukanpembatasan-pembatasan?
Kemukakan oleh kalian, apa akibatnyakalau dalam mengemukakan pendapattanpa dilakukan pembatasan-pembatasan?
8 x 40’Buku Paket, BukuPengayaan, UUD1945 pascaperubahan,Media massaUU ParpolTokoh masyarakat
KOMPETENSIDASAR
INDIKATOR MATERIPOKOK
KEGIATANPEMBELAJARAN
PENILAIAN WAKTU SUMBER BELAJARTEKNIK BENTUK CONTOH INSTRUMEN
mengemu kakanpenda pat tanpa
4.2 Menguraikanpentingnyakemerdekaan mengemukakanpendapatsecarabebas danbertanggungjawab
Menjelaskandasar hukumkemerdekaanmengemukakanpendapat
Menjelaskanhakekatkemerdekaanmengemukakanpendapat secarabebas danbertanggungjawab
Mengemukakantata caramengemuka kanpendapat secara bebas danbertanggungjawab
Kemerdekaanmengemukakan pendapat
Diskusimempraktekkankemerdekaanmengemukakanpendapat secarabebas danbertanggungjawabdengan tema “Larangan mero kokdi kalanganpelajaran SMP”.Siswa diminta melaporkan tentangkesan dan pesanpelaksanaan diskusitersebut .
Testulis
Testulis
Testulis
TesPilihanGanda
TesPilihanGanda
TesPilihanGanda
UUD 1945 memberikan jaminan terhadap kemerdekaan mengeluarkanpendapat. Jaminan tersebut tertuangdalam ....A. Pasal 27B. Pasal 28C. Pasal 29D. Pasal 30
Dalam menyampaikan pendapat dimuka umum berkewajiban danbertanggung jawab untuk, kecuali :A. menjaga keutuhan, persatuan dan
kesatuan bangsaB. menjaga keamanan dan ketertibanC. menjaga kepen tingan kelom
pok/etnis tertentuD. menghormati hak dan kebebasan
orang lain
Demonstrasi merupakan salah satuperwujudan mengemukakan penda patsecara bebas dan bertanggung jawab.Sebelum melakukan demonstrasipimpinan demo terlebih dahulu harus....A. mendata jumlah anggotanya yang
akan berdemoB. mengadakan mobilisasi anggota
yang akan berdemoC. mengajak organisasi lain untuk
berdemoD. melaporkan dan meminta izin ke
4 x 40’ Buku Paket, BukuPengayaan, UUD1945 pascaperubahan,Media massaUU ParpolTokoh masyarakat
KOMPETENSIDASAR
INDIKATOR MATERIPOKOK
KEGIATANPEMBELAJARAN
PENILAIAN WAKTU SUMBER BELAJARTEKNIK BENTUK CONTOH INSTRUMEN
aparat berwenang
4.3Mengakuatlisasikankemerdekaanmengemukakan pendapatsecara bebasdanbertanggungjawab
Menunjukkansikap positifterhadappenggunaan hakmengemukakanpendapat secarabebas danbertanggungjawab
Kemerdekaanmengemukakan pendapat
Mengamati ,mencermati danmembuat laporanpelaksanaankemerdekaanmengemukakanpendapat di lingkungan keluarga,sekolah danmasyarakat sekitartempat tinggal
Kuesioner
Skala sikap Petunjuk!Berilah tanda cek (V) pada kolom yang sesuaidengan pendapat kalian!
Keterangan:SS= Sangat Setuju ( bobot skor 5 kalau pernyataan positi
dan 1 kalau negatif )S = Setuju ( skor 4 kalau pernyataan positif dan 1 kalau
negatif )N = Tidak Berpendapat/Netral ( skor 3 )TS = Tidak Setuju ( bobot skor 2 kalau pernyataan positif
dan 4 kalau negatif )STS = Sangat Tidak Setuju ( bobot skor 5 kalau
pernyataan positif dan 1 kalau negatif )
4 x 40’Buku Paket, BukuPengayaan, UUD1945 pascaperubahan,Media massaUU ParpolTokoh masyarakat
NO PERNYATAAN SS
S N TS
STS
1 Bagi kelompok yangakan ber demodiahrus kan memintaizin terlebih dahulu
2 Dalamberdemoharus jelas sia yangmenjadi papimpinan,berapa jumlahpeserta dan apayang akandisampaikan nya
3 Hari Minggu ti dakboleh mela kukandemo
4 Membakar potopresiden, danlambang negaradalam berdemomeru pakantindakan pidana
5 Berdemo yangdisertai pengrusakan fasili tasumum merupakantindakan anrkis
182
LEMBAR KONSULTASI PENYUSUNAN SKRIPSIPRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAANJURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANGSEMESTER GASAL 2009/2010
Nama Mahasiswa/NIM : Dewi Wahyuningtias/105811479395Judul Skripsi : Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional(Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bondowoso)
Dosen Pembimbing : 1. Drs. H. Suparlan, M.Si2. Dra. Sri Untari, M.Si
NO. TANGGAL MATERI/BAB SARAN PEMBIMBING PARAF
1. 31-03-2009 Judul skripsiJudul ACC dan lanjutkan kelayout/outline
2. 02-04-2009Layout/outlineproposal
ACC outline
3. 14-05-2009 Proposal SkripsiRevisi
4. 16-05-2009 Proposal SkripsiRevisi
5. 25-05-2009 Proposal SkripsiACC proposal skripsi
6. 22-06-2009 Skripsi (Bab IV)Revisi
7. 13-07-2009 Skripsi (Bab IV)Revisi
8. 20-08-2009 Skripsi (Bab IV) ACC
9. 15-10-2009 Skripsi (Bab V) Revisi
10. 27-10-2009 Skripsi (Bab V) ACC
11. 17-11-2009 Skripsi (Bab VI) Revisi
12. 09-12-2009 Skripsi (Bab VI) ACC
13. 21-12-2009 Skripsi lengkap ACC
Malang, 22 Desember 2009MengetahuiKetua Jurusan Hukum danKewarganegaraan
Drs. Kt. Diara Astawa, S.H, M.SiNIP. 19540522 198203 1 005
183
LEMBAR KONSULTASI PENYUSUNAN SKRIPSIPRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAANJURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANGSEMESTER GASAL 2009/2010
Nama Mahasiswa/NIM : Dewi Wahyuningtias/105811479395Judul Skripsi : Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional(Studi Kasus di SMP Negeri 1 Bondowoso)
Dosen Pembimbing : 1. Drs. H. Suparlan, M.Si2. Dra. Sri Untari, M.Si
NO. TANGGAL MATERI/BAB SARAN PEMBIMBING PARAF
1. 31-03-2009 Judul skripsiJudul ACC dan lanjutkan kelayout/outline
2. 02-04-2009Layout/outlineproposal
ACC outline
3. 14-05-2009 Proposal Skripsi Revisi
4. 16-05-2009 Proposal Skripsi Revisi
5. 25-05-2009 Proposal Skripsi ACC proposal skripsi
6. 23-06-2009 Skripsi (Bab IV) Revisi
7. 10-07-2009 Skripsi (Bab IV) Revisi
8. 19-08-2009 Skripsi (Bab IV) ACC
9. 15-10-2009 Skripsi (Bab V) Revisi
10. 26-10-2009 Skripsi (Bab V) ACC
11. 17-11-2009 Skripsi (Bab VI) Revisi
12. 08-12-2009 Skripsi (Bab VI) ACC
13. 21-12-2009 Skripsi lengkap ACC
Malang, 22 Desember 2009MengetahuiKetua Jurusan Hukum danKewarganegaraan
Drs. Kt. Diara Astawa, S.H, M.SiNIP. 19540522 198203 1 005
184
RIWAYAT HIDUP
Dewi Wahyuningtias dilahirkan di
Bondowoso, Jawa Timur, pada tanggal 5
Maret 1986, anak pertama dari dua
bersaudara, pasangan Agus Prayitno dan
Dearty Yuliwati. Alamat asalnya adalah di
Pondok Pancoran Mas Blok H.22, Kecamatan
Bondowoso, Kabupaten Bondowoso.
Pendidikan penulis dimulai dari Taman
Kanak-Kanak Mastrip Kecamatan
Bondowoso dan lulus tahun 1993. Kemudian
dilanjutkan ke SD Negeri Pancuran 1 Bondowoso lulus tahun 1999, SLTP Negeri
1 Bondowoso lulus tahun 2002, dan SMU Negeri 2 Bondowoso lulus tahun 2005.
Pendidikan yang ditempuh selanjutnya adalah di Universitas Negeri
Malang (UM) Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pendidikan
(FIP) melalui jalur PMDK angkatan tahun 2005.
Penulis yang kos di Jl. Bendungan Sutami IC No. 423 Malang ini
mempunyai motto hidup ”hidup harus disikapi dengan tenang dan biarkan
mengalir”. Mahasiswi yang mempunyai hobi wisata kuliner dan nonton ini akan
senang sekali apabila karya tulisnya dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga
ilmu kita bermanfaat amien…..