JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI
PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA
JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410
Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: [email protected], Website: www.stmt-trisakti.ac.id
Judul Penelitian
PEMBENTUKAN MODAL DOMESTIK BRUTO DAN KETERGANTUNGAN TERHADAP SUMBER DANA
O
l
e
h
AMRIZAL
Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti
Jakarta, January 2003
2
KATA PENGANTAR
Membuat Karya Ilmiah atau melakukan penelitian sudah merupakan tugas pokok
yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam
rangka penyesuaian/persyaratan pengusulan Akreditasi Dosen atau jenjang kepangkatan
pada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI (STMT TRISAKTI)
Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan
saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali tentang isi tulisan singkat “Jurnal” yang
dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai dengan namanya, dan inipun
sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.
Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah
berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu
penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat tulisan singkat “Jurnal” ini bisa lebih
disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum
melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa dan lain sebagainya. Agaknya tidaklah terlalu
berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan bukanlah data main-
mainan, akan tetapi merupakan data resmi publikasi pemerintah sesungguhnya serta
badan-badan resmi pemerintah dan lainnya, yang telah menghimpun: Data-data Makro
Ekonomi dan Pembangunan Indonesia dari masa kemasa dengan rentang waktu tahun
1960-2006 seperti: Pendapatan Nasional Indonesia, APBN, Neraca Pembayaran,
Kependudukan dan Tenaga Kerja dan lain sebagainya.
Kemudian sebagai upaya menjaga keilmiahan sajian tulisan singkat “Jurnal” yang
penulis buat ini diperlukan wadah akurasi “Ilmu Ekonomi Terapan” sebagai
penuntun/pembanding, yaitu suatu wadah yang mencontohkan berbagai corak maupun
topik bahasan tulisan para ahli ekonomi papan atas menampilkan karya ilmiahnya
melalui berbagai Jurnal ekonomi domestik maupun asing. Tulisan singkat “Jurnal” ini
belum pernah diterbitkan dan hanya digunakan sebagai publikasi kepustakaan STMT
TRISAKTI agar dapat dibaca oleh mahasiswa atau pembaca ilmiah lainya yang
barangkali punya kepentingan sama dengan penulis.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ketua STMT
TRISAKTI Husni Hasan, A.MTrU, S.Sos, MM, bapak Puket I STMT TRISAKTI
H. Andri Warman, BSc, S.Sos.,MM dan Civitas Akademika lainnya STMT Trisakti
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini. Tidak terlupa salam
yang istimewa terhadap fihak DIKTI/Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan
penyesuaian/pengusulan Akreditasi Penulis untuk kedua kalinya, dan berbagai fihak yang
telah disibukkan atas penyesuaian/pengusulan akreditasi ini, demikian dan terima kasih.
Jakarta, January 2003
( Amrizal )
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1. PENDAHULUAN
2. MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI
3. SUMBER DATA
4. PENEMUAN EMPIRIS
4.1. Dana Dalam Negeri Dari Tabungan Masyarakat
Versus Dana Luar Negeri
5. KESIMPULAN
DAFTAR BACAAN
4
1. PENDAHULUAN
Membuat perkiraan tentang perkembangan ekonomi Indonesia dalam jangka
panjang, misalnya sampai akhir abad ini, merupakan pekerjaan yang sulit. Banyak sekali
faktor yang tidak dapat diketahui secara pasti. Meramalkan sesuatu tidak banyak
faedahnya. Akan tetapi, membuat proyeksi-proyeksi, baik secara kuantitatif maupun
kualifitatif, banyak kegunaannya, untuk menjadi lebih sadar akan batas-batas serta
persyaratan-persyaratan potensi pembangunan. Perkiraan demikian dapat membantu
perumusan kebijaksanaan bagi pemerintah dan badan-badan lain yang berkepentingan.
Pertumbuhan ekonomi sebelum Orde Baru kurang memenuhi tuntutan
pembangunan. Angka pertumbuhan ekonomi itu lebih rendah dari angka pertumbuhan
penduduk, sehingga ada kemunduran dalam tingkat pendapatan per kapita dan
kesejahteraan rakyat. Pemerataan pendapatan mungkin lebih baik. Tetapi hal ini tidak
banyak gunanya, karena yang diratakan adalah kemiskinan. Ini bukanlah untuk
menonjolkan kejelekan Orde Lama. Pereintah-pemerintah zaman itu tetap mempunyai
jasa-jasa besar sendiri, misalnya dalam meletakkan dasar nation building serta
mempertahankan kesatuan bangsa dan negara.
Karena pemerintah Orde Baru memprioritaskan pembangunan, dan karena
stabilitas politik (dalam arti kata tidak lekas berubahnya pemerintah dan pola
kebijaksanaannya) lebih besar, maka hasil di bidang ekonomi jua jauh lebih besar.
Pertumbuhan ekonomi Orde Baru (1966-1980) rata-rata 7,3 % setahun, dan selama
dasawarsa tujuhpuluhan rata-rata 7,8 % setahun. Di dalamnya belum terhitung perbaikan
terms of trade yakni perbaikan harga-harga ekspor terhadap harga-harga impor, yang
banyak terjadi sejak awal Orde Baru itu.
Memang ada kalangan yang meragukan kualitas pembangunan ini, dan karena itu
pula meragukan keberhasilan pembangunan. Mereka juga menyayangkan pengurbanan
hak-hak serta kemerdekaan politik yang rupanya merupakan biaya kemajuan material
masyarakat. Soal kualitas dari kemajuan itu memang wajar dipertanyakan terus menerus,
di kupas dan di uji. kalau dapat, dengan fakta-fakta serta ukuran yang obyektif. Harus
kita sadari, bahwa semakin meningkat kemakmuran, semakin relevan pameo yang
mengatakan man cannot live by bread alone.
Banyak juga orang berpendapat bahwa kemantapan laju pertumbuhan Indonesia
belum betul-betul dapat diandalkan, belum cukup melembaga, walaupun sudah berjalan
dua puluh delapan tahun. Sejarah Republik Indonesia mengalami jangka waktu yang
lebih lama lagi yang dibarengi oleh kekacauan dan kekurang mantapan, dan kekuatan-
kekuatan demikian mungkin masih laten di bawah permukaan yang tampaknya tenang
dan tenteram. Juga ada perasaan umum, bahwa di bidang politik dan sosial
perkembangannya masih kurang memadai. Kurangnya keseimbangan antara hasil
pembangunan ekonomi, politik dan sosial ini, mungkin mengandung benih-benih
kemungkinan keguncangan di kemudian hari, yang akan mendorong mundur proses
pembangunan ekonomi.
5
Kalau kemantapan dan kesinambungan dapat dipertahankan di masa yang akan
datang, maka banyak kemungkinan laju pembangunan akan berjalan terus, malahan ada
kemungkinan terjadinya akselerasi. Misalnya, laju pertumbuhan dapat meningkat dari 7,3
% atau 7,8% menjadi 8%, atau lebih (asal perkembangan internasional memungkinkan).
Sebaliknya, kalau suatu keguncangan membuat mundurnya kestabilan politik, maka
momentum dan laju pembangunan juga dapat menurun, seolah-oleh si penderita
mengulangi penyakit lamanya.
Oleh karena itu setiap proyeksi perkembangan ekonomi harus mempunyai asumsi
mengenai perkembangan politik dan sosial. Yang secara implisit dimasukkan di sini
adalah asumsi bahwa dari segi politik dan sosial tidak akan terjadi gangguan-gangguan
yang mengguncangkan atau yang banyak menyulitkan perkembangan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang tergantung dari pengaruh-pengaruh dari
dalam negeri atau dalam masyarakatnya sendri, dan dari pengaruh luar, seperti
konjungtur ekonomi negara-negara industri, perluasan perdagangan internasional,
keadaan pasar modal internasional, dan sebagainya.
Sebagai hypotesa umum dapat dipertahankan, bahwa pengaruh faktor-faktor
dalam negeri selalu lebih menentukan dari faktor-faktor luar negeri. Ini tidaklah berarti
mengurangi pentingnya pengaruh faktor luar negeri. Dalil ini juga berlaku bagi negara-
negara ukuran kecil dan menengah, seperti Taiwan dan Korea Selatan, yang dari luar
tampaknya sangat berhasil memanfaatkan perkembangan pasar internasional dalam
pembangunannya, dan juga sangat banyak menikmati bantuan luar negeri ( khususnya
dari Amerika Serikat ).
Negara-negara disebut NICs itu memang mengalami pertumbuhan ekonomi yang
mengagumkan berkat kemajuan ekspornya. Dan pasar internasional pada kurun waktu itu
memang sangat menguntungkan. Tetapi export-drive ini berhasil karena tepat dan
efektifnya beberapa kebijaksanaan pemerintah. Indonesia juga mengalami pasar yang
sama. Akan tetapi kemajuan besar dalam ekspornya hanya meliputi dua sektor utama,
minyak bumi dan kehutanan, sedangkan ekspor hasil industri sama sekali tidak
berkembang.
Dewasa ini harus diakui bahwa prospek perkembangan ekonomi dunia tidak
cerah. Perkembangan ekonomi negara-negara industri masih diliputi bayangan
pertumbuhan yang rendah dan proteksionisme. Perkembangan dalam dasawarsa
limapuluhan dan enampuluhan jauh lebih cerah. Maka untuk mengaitkan pertumbuhan
ekonomi nasional kepada kesehatan dan pertumbuhan ekonomi dunia untuk masa yang
akan datang merupakan suatu prospek yang tak pasti.
Akan tetapi, selain generalisasi ini, setiap negara harus mempertanyakan dulu
kedudukan serta kesempatan-kesempatan yang khusus ada padanya. Indonesia misalnya,
mempunyai kesempatan meningkatkan ekspornya tidak dalam satu golongan barang saja,
seperti hasil industri padat karya, akan tetapi Indonesia juga masih dapat meningkatkan
ekspornya di bidang pengolahan kekayaan alam, dan energi, Maka prospek pertumbuhan
6
pasar dalam bidang barang-barang atau komoditi yang berasal dari kekayaan alam serta
energi (gas alam, batu bara, dan sebagainya) harus pula diperhitungkan.
Oleh karena Indonesia mempunyai pasar dalam negeri yang cukup besar maka
potensi pertumbuhan ekonomi juga sebagian dapat diharapkan dari perluasan pasar dalam
negeri. Kalau ekspor menjadi sulit maka import-substitution masih menjadi alternatif
lain,. Sebenarnya, jalan industrialisasi yang bersifat pengganti impor inilah menjadi pola
pokok selama dua puluh delapan tahun terakhir ini, yang juga ikut menyebabkan
cepatnya pertumbuhan sektor industri, yakni sekita 13 persen setahun. Akan tetapi mulai
disadari bahwa industrialisasi import-substitution cepat atau lambat akan menemui titik
jenuhnya, kalau pasar dalam negeri tidak dapat menampung lagi perluasan kapasitas
sesuatu cabang industri. Industri tekstil dewasa ini sudah mulai merasakan kejenuhan ini.
Pertumbuhan industri-industri import substitution juga sering disertai oleh
perlindungan yang besar, yang tidak merangsang pertumbuhan efisiensi oleh karena
kurangnya persaingan (dari luar). Oleh karena itu pada suatu waktu kebijaksanaan
industrialisasi harus dibelokkan ke arah ekspor. Akan tetapi, buat negara seperti
Indonesia, kebijaksanaan yang baik adalah mengambil jalan tengah, yang "netral"
terhadap dorongan import-substitution dan dorongan export-promotion. Netralitas berarti
bahwa sistem insentif dan proteksi untuk penjualan dalam negeri kurang lebih sama
dengan untuk ekspor.
2. MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI
Perekonomian yang bersifat terbuka atau lebih dikenal dengan perekonomian
empat sektor, dimana sektor-sektor ekonomi secara agregatif menjadi ajang penelitian
lebih komplit yang dibaregi pula oleh kebijaksanaan ekonomi: fiskal, moneter dan
perdagangan luar negeri. Model makro keseimbangan tersebut adalah sebagai berikut:
A = C + I + G + ( X - M ) ( 1 )
Y = C + S + ( T - R ) ( 2 )
A = Y ( ... Aggregate, Demand = Supply ) ( 3 )
C + I = Y = C + S ( 4 )
C + I + G = Y = C + S + T ( 5 )
C + I + G + ( X - M ) = Y = C + S + ( T - R ) ( 6 )
St = It ( 7 )
St = Sh + Sg = It ( 8 )
( I + G + R ) - ( S + T ) = ( M - X ) ( 9 )
S - I = ( G + R - T ) + Nx (10 )
I = S + ( T - R - G ) - ( X - M ) ( 11 )
I = [ S + ( T - G ) - R ] + ( M - X ) ( 12 )
7
I + G + X = S + ( T- R ) + M ( 13 )
I + X = S + M ( 14 )
St = Sh + Mt = It ( 15 )
Dalam pada itu, kalau persamaan (14) diuraikan terus maka kesenjangan investasi
akan merupakan selisih impor dengan ekspor barang-barang dan jasa-jasa non faktor
dalam perekonomian, dan nilainya juga akan sama dengan besarnya aliran modal ( capital
inflows ), yang dapat ditulis sebagai:
It - St = (Mt - Xt) = Ft ( 16 )
It = St + Ft ( 17 )
Sementara itu pula, berdasarkan model sederhana Keynes tersebut yang oleh Harrod-
Domar pertumbuhan ekonomi disusun sebagai berikut ( Michael P. Todaro: 1977, h.65):
St = s Yt ( 18 )
It = Kt ( 19 )
Kt/Yt = k ( 20 )
atau Kt/ Yt = k ( 21 )
Yt/Yt = s/k ( 22 )
Dengan melakukan subsitusi persamaan (18), (19) dan (20) kedalam persamaan (17),
maka dalam jangka pendek fungsi pertumbuhan ekonomi akan menjadi sebagai berikut
It = s Yt + Ft ( 23 )
Kt = s Yt + Ft ( 24 )
k Yt = s Yt + Ft ( 25 )
Yt/Yt = s/k + 1/k Ft/Yt ( 26 )
Khususnya persamaan (18) yang merupakan fungsi tabungan jangka panjang,
karena besarnya tabungan tergantung dengan besar kecilnya pendapatan dan diketahui
bahwa tabungan adalah bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi, sehinga dalam jangka
pendek fungsi tersaebut akan berbentuk
St = - C + (1– c) Yt ( 27 )
atau St = - C + s Yt ( 28 )
Selain dari pada itu, khususnya untuk menentukan fungsi stok modal dalam jangka
pendek antara lain dengan mensubsitusi persamaan (21) kedalam persamaan (19) dan
persamaan (20) berupa Kt = k Yt serta untuk membedakan prinsip penggunaan COR
dengan ICOR pada kondisi equilibrium bahwa It = St, sehingga akan berlaku sebagai
It = k Yt ( 29 )
Kt - Kt-1 = k Yt ( 30 )
Kt = k Yt + Kt -1 ( 31 )
8
Kt = k Yt + k Yt-1 ( 32 )
Kt = K + k Yt-1 ( 33 )
Persamaan (26) adalah bentuk fungsi pertumbuhan ekonomi jangka pendek dari
penggabungan analisis ekonomi Keynes dengan pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar.
Bentuk fungsi lainnya yang juga bertujuan memperlihatkan berapa besarnya
pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi jangka panjang adalah antara
persamaan (28) dengan persamaan (32).
Keterangan:
C = Konsumsi Rumah Tangga
G = Government expenditure
It = Pembentukan Modal Domestik Bruto
Xt = Ekspor barang-barang dan jasa-jasa
Mt = Impor barang-barang dan jasa-jasa non
Nx = Net Expor
Tt = Penerimaan Pajak
R = Transfer payment
St = Tabungan Domestik Bruto
Kt = Stok Modal ( capital Stock )
Yt = Produk Domestik Bruto
Yt = Perubahan Produk Domestik Bruto
Ft = Dana Luar Negeri ( Capital Transaction )
Fvt = Dana Swasta Luar Negeri ( Private Capital )
Fgt = Hutang Luar Negeri Pemerintah ( Official Capital )
Fpt = Bantuan Luar Negeri APBN ( Foreign Aids )
St/Yt = Average Propensity to Save ( APS = SOR )
St/Yt = Marginal Propensity to Save ( MPS )
Kt/Yt = Capital-Output Ratio ( COR )
Kt/Yt = Incremental Capital-Output Ratio ( ICOR )
Yt/Yt = s/k = Economy's growth
s = Nisbah Tabungan ( s = MPS )
k = Nisbah Kapital ( k = ICOR )
C, K = Konstanta.
ha = Faktor penyesuaian antara keinginan dengan kemampuan
menabung ( 0 < ha < 1 )
h = Perbandingan/ rasio antara tabungan neto yang diinginkan dengan
pendapatan nasional.
a = Angka (ratio) antara tabungan neto yang diinginkan dengan
perubahan pendapatan nasional
9
Untuk lebih jelimetnya suatu penaksiran, maka perlu pula diseleksi fungsi-fungsi
yang digunakan. Yang dimaksudkan dalam hal ini adalah apakah tabungan merupakan
fungsi dari pendapatan atau tidak. Dalam hal ini ada kemungkinan fungsi tabungan tidak
memenuhi syarat secara statistik ( konstanta fungsi tabungan jangka pendek harus
minus). Agaknya analisis jangka panjang adalah jauh lebih gampang karena tanpa
menghiraukan nilai konstanta pasitif atau negatif.
3. SUMBER DATA
Berdasarkan data yang tersedia, pengujian empiris dilakukan untuk periode 1969
sampai dengan 1997. Periode ini mencakup pelaksanaan Pelita I sampai sekarang.
Sedangkan data yang akan diestimasi, hasil estimasi serta data yang bersumber dari
jurnal ekonomi maupun hasil penemuan empiris lainnya guna perbandingan analisa dapat
dilihat pada lempiran 4 s/d 8. Dengan demikian penelitian ini kiranya telah memcukupi
syarat untuk dianalisis lebih mendalam sesuai judul penelitian selama periode penelitian
yang meliputi tahun 1969-1997.
Selanjutnya, bahwa jumlah dana luar negeri yang diterima satu tahun akan terlihat
pada selisih antara investasi yang diperlukan dengan jumlah tabungan domestik yang
tersedia atau selisih antara jumlah impor dengan ekspor barang-barang dan jasa-jasa.
Untuk mengetahui jumlah dana yang diterima lebih mudah diperoleh dengan cara melihat
selisih impor dengan ekspor barang-barang dan jasa-jasa (Mt-Xt). Namun pengertian (Mt-
Xt) dalam pengujian menemui kesulitan, karena pencatatan impor dalam neraca
pembayaran sudah termasuk sebahagian dari realisasi pemasukan dana luar negeri.
Dengan demikian, berarti dalam pengertian selisih (Mt-Xt) tersebut ada dana luar
negeri yang tidak diperhitungkan. Oleh sebab itu untuk mendapatkan pengujian yang
baik, akan dilakukan pengujian berdasarkan realisasi pemasukan dana luar negeri yang
diterima pemerintah dan swasta yang terdapat dalam neraca pembayaran setiap tahun.
Dengan demikian impor yang dibiayai dengan bantuan dan pinjaman dari luar negeri
tidak tertinggal dalam penghitungan.
Setelah pengujian dilakukan terhadap arus dana luar negeri yang meliputi empat
komponen yaitu dana luar negeri total, dana swsta luar negeri, hutang luar negeri
pemerintah dan bantuan luar negeri pada APBN, maka perlu dilakukan perbandingan
dengan berapa besarnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mampu dicapai, sehingga
dalam analisis lebih terlihat bahwa terdapapatnya semacam ketimpangan "Dilema
Ketergantungan sumber Pembiayaan pembangunan akan Sumber dana yang berasal dari
luar negeri tersebut".
Sebagai pembandingnya adalah pertumbuhan ekonomi jangka panjang hasil
ramuan Harrod-Domar antara lain berupa pembagian antara nisbah tabungan dengan
nisbah modal. Itupun perlu pula mempertimbangkan bentuk fungsi tabungan yang
digunakan, apakah fungsi tabungan tersebut memenuhi syarat atau tidak, sehingga tidak
tertutup kemungkinan bahwa regresi yang digunakan cukup banyak dalam penelitian ini.
Tabel 1 . UNSUR-UNSUR PENDAPATAN NASIO NAL INDO NESIA DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN, TAHUN 1969-1997
( Dalam Milyar rupiah, Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1993 )
Konsumsi Inves tas i PerubahanEkspo r Impor Ekspo r Penda- Pajak Tidak PenyusutanProduk PendapatanTabungan Tabungan Tabungan Stok Cap ital Private Official Bantuan
Bruto Bruto Stok Barang Barang Netto patan Langsung Domestik Dispos ibelMasya- PemerintahDomestik Modal Transact ionCap ital Cap ital Luar
& Jasa & Jasa Neto Netto Bruto rakat Bruto Bruto Negeri
Tahun Ct It Xt Mt Xt-Mt Fi T i Di Yt Yd
Sh Sg St Kt Ft Fvt Fgt Fpt
1969 48564.5 5984.0 0 20119.6 5843.9 14275.7 1309.1 1616.7 3431.0 68824.2 63468.9 19576.2 683.5 20259.7 0.0 3918.2 263.2 3616.1 2303.8
1970 50137.6 7959.0 0 22493.0 6604.1 15888.9 1242.7 1714.1 3688.4 73985.5 68111.6 22546.5 1301.4 23847.9 114089.6 4044.9 1000.3 3209.8 2739.7
1971 51711.9 9645.8 0 25424.6 7612.4 17812.2 1033.9 1920.6 3945.8 79169.9 72416.8 25755.4 1702.6 27458.0 147299.0 4882.7 1711.6 3603.4 2909.5
1972 52976.8 11482.8 0 30837.5 8673.2 22164.3 -41.9 2112.0 4317.0 86623.9 78041.0 30743.9 2903.2 33647.1 133443.1 7030.9 3833.6 3778.6 2998.1
1973 58034.2 13441.1 0 36574.0 11628.3 24945.7 -645.6 2383.8 4807.6 96421.0 86200.2 34743.9 3642.9 38386.8 132284.5 6634.3 3547.0 3839.6 2914.3
1974 64159.1 16022.5 0 38971.6 15370.7 23600.9 -2375.0 2317.9 5174.5 103782.5 91597.2 32472.2 7151.2 39623.4 225885.4 1841.9 -548.4 2762.8 2248.1
1975 69720.2 18360.2 0 38030.4 17162.8 20867.6 -2373.6 3210.8 4993.8 108948.0 95159.0 31400.2 7827.6 39227.8 387243.6 3059.5 -3901.5 7240.5 4241.4
1976 72520.6 19462.9 0 44505.8 20038.5 24467.3 -1040.5 2841.5 5911.5 116450.8 103815.8 34321.8 9608.4 43930.2 302083.3 5373.5 120.5 5779.2 5903.6
1977 76479.7 22559.5 0 48702.4 20929.7 27772.7 -2281.8 5382.4 4124.3 126811.9 109641.0 41098.4 9233.8 50332.2 276110.9 4266.1 493.6 5906.9 5149.9
1978 85004.1 25957.6 0 49201.3 23578.2 25623.1 -3057.0 3483.6 6833.6 136584.8 119727.0 43181.1 8399.6 51580.7 362780.1 7109.8 1371.6 7725.6 5711.9
1979 97749.2 27104.8 0 49139.3 28868.9 20270.4 -5086.0 4120.6 7288.1 145124.4 124509.1 35435.9 11939.3 47375.2 460626.7 2133.4 -3774.2 7703.1 6257.4
1980 114108.1 32223.1 0 46369.5 33233.5 13136.0 -5966.0 4527.9 7978.0 159467.2 136467.4 29825.8 15533.3 45359.1 358265.3 3937.5 -803.1 5970.7 5242.1
1981 132976.9 35811.4 0 45261.0 42226.4 3034.6 -4629.4 4170.3 8609.9 171822.9 150243.0 22195.2 16650.8 38846.0 498006.5 7878.0 2331.5 7201.0 5435.8
1982 146220.8 40464.6 0 38952.7 45691.9 -6739.2 -7899.2 4542.0 8803.7 179946.2 154159.3 17726.6 15998.8 33725.4 896366.1 12006.4 3665.2 10232.0 5724.4
1983 140829.5 43630.2 8820.7 41398.9 51326.0 -9927.1 -6650.0 4840.5 9172.8 183353.3 157849.5 28309.9 14213.9 42523.8 2347961.9 14032.4 2797.6 13607.3 9164.3
1984 144666.7 41004.9 13400.8 44108.1 47471.5 -3363.4 -7852.0 5260.0 9790.9 195709.0 167546.1 36918.9 14123.4 51042.3 649500.1 6390.0 1169.7 8248.9 7584.0
1985 145698.2 43961.6 20195.5 40665.8 49976.8 -9311.0 -7879.8 6119.8 10033.0 200544.3 170391.9 41843.4 13002.7 54846.1 1823309.5 6821.2 1401.7 8559.8 9045.4
1986 150260.9 48008.9 19413.3 46852.1 52059.9 -5207.8 -7700.7 7056.4 10629.8 212475.3 180032.0 52461.0 9753.4 62214.4 854974.9 7742.7 693.6 13120.9 7436.8
1987 156363.6 50642.4 14982.2 53698.5 53088.2 610.3 -8695.8 9644.8 11136.2 222598.5 183476.9 58386.8 7848.1 66234.9 1113573.0 8019.1 1097.4 12249.1 9930.3
1988 164951.7 56478.6 3469.7 54268.2 43164.1 11104.1 -6792.1 13870.1 11800.1 236004.1 189671.7 66935.1 4117.3 71052.4 994299.5 9355.7 1956.0 12884.0 16814.5
1989 174215.6 64024.9 4390.8 59937.3 48966.7 10970.6 -7225.6 17695.6 12665.5 253601.9 198319.6 68511.0 10875.3 79386.3 922662.8 10621.4 3389.9 13187.0 12636.5
1990 188456.2 73355.6 10232.9 60207.7 60284.3 -76.6 -8346.7 17869.3 13327.5 271968.1 214555.3 65336.1 18175.8 83511.9 1086255.4 12290.3 5991.5 13755.1 11654.6
1991 204815.9 78142.0 6164.3 72177.1 70428.7 1748.4 -8714.3 17792.3 14552.6 290870.6 232019.1 68754.2 17300.5 86054.7 1202444.7 14175.6 10554.5 14300.8 12755.8
1992 212778.6 82001.5 7170.0 82761.4 75052.4 7709.0 -79832.1 19655.6 -54511.7 309659.1 245027.5 78701.1 18179.4 96880.5 1351492.2 12847.3 10586.2 14221.2 13222.9
1993 222715.1 86667.3 10545.5 88230.9 78383.0 9847.9 -12552.6 21171.1 16488.8 329775.8 258392.2 91237.7 15823.0 107060.7 1420748.8 12095.9 9844.5 13121.0 10753.0
1994 238504.7 98589.0 14836.0 97002.1 94291.0 2711.1 -39729.8 -6894.1 17732.0 354640.8 310967.2 95400.3 20735.8 116136.1 1406140.4 9717.7 9502.9 11561.0 9127.9
1995 265096.0 112386.4 15852.7 104491.8 114034.6 -9542.8 -11923.8 23209.7 19189.6 383792.3 306259.5 102638.7 16057.6 118696.3 1479616.3 22310.4 22717.2 11152.3 9431.7
1996 291400.6 128698.6 3791.1 112391.4 121862.8 -9471.4 -12486.8 22173.3 20720.9 414418.9 336864.6 104949.4 18068.9 123018.3 1741464.4 23506.7 25028.3 9831.0 8595.7
1997 315332.0 134033.5 4733.1 119445.0 129858.4 -10413.4 -24093.8 21000.7 21684.3 443685.2 355905.7 109946.4 18406.8 128353.2 2031984.9 -19625.1 -36240.7 33295.9 9256.7
Sumber : Diolah oleh penulis dari, Biro Pusat Statistik, Pendapatan Nasional Indonesia (Tabel-Tabel Pokok) dan Statistk Ekonomi-Keuangan
Indonesia, berbagai tahun penerbitan; Indikator Ekonomi, edisi Juli 1998.
Seluruh data yang digunakan dalam pengujian berdasarkan harga konstan 1993.
Untuk mendapatkan dana luar negeri berdasarkan harga konstan tahun 1973 dan
berdasarkan harga konstan tahun 1983 telah diperhitungkan/disesuaikan berdasarkan
harga kontan tahun 1993 dengan jalan menggeser indeks implisit masing-masingnya dan
khususnya dana luar negeri baik berupa capital transaction, private capital dan official
capital yang terdapat pada neraca pembayaran serta batuan luar negeri pada APBN.
4. PENEMUAN EMPIRIS
Sengaja beberapa buah hasil estimasi ditayangkan dalam suatu analisa, yaitu
karena berkemungkinan besar dari asumsi semula bahwa koefisien hasil estimasi yang
Tabel 2. HASIL ESTIMASI: TABUNGAN, TABUNGAN MASYARAKAT,
PAJAK TIDAK LANGSUNG NETTO, IMPOR DAN STOK MODAL
Persamaan SE R2 R R2 F D-W
St = 3129.021 + 0.290389 Yt 7755.230 0.943348 0.971261 0.941249 449.5952 0.481440
S(ai): ( 0.013695 )
t(ai): ( 21.20366 )
St = -689.605 + 0.371028 Yd 8341.309 0.934461 0.966675 0.932034 384.9747 0.381475
S(ai): ( 0.018909 )
t(ai): ( 19.62077 )
Sh = 582.8529 + 0.247513 Yt 9805.002 0.883287 0.933833 0.878964 204.3379 0.318137
S(ai): ( 0.017315 )
t(ai): ( 14.29468 )
Sh = -2476.80 + 0.315104 Yd 10401.05 0.868666 0.932022 0.863802 178.5830 0.389107
S(ai): ( 0.023579 )
t(ai): ( 13.36349 )
Ti = -3135.94 + 0.056361 Yt 5445.759 0.559889 0.748257 0.543588 34.34816 2.165435
S(ai): ( 0.009616 )
t(ai): ( 5.860730 )
Mt = -18156.5 + 0.319663 Yt 6137.771 0.969873 0.984821 0.968757 869.2178 0.562073
S(ai): ( 0.010842 )
t(ai): ( 29.48250 )
Kt = -127261.8 + 5.153196 Yt-1 375654.6 0.675966 0.822165 0.663954 56.32215 1.976660
S(ai): ( 0.686652 )
t(ai): ( 7.504809 )
Kt = -188829.8 + 6.563829 Yd-1 373896.4 0.678982 0.824004 0.667093 57.10766 2.045239
S(ai): ( 0.868580 )
t(ai): ( 7.556961 )
Sumber: Data Sekunder, diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5
dari data yang terdapat pada Tabel 1.
12
Kesemuanya dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian secara statistik
terhadap pertumbuhan ekonomi, yang mana untuk keempat proporsi terhadap PDB
masing-masing aliran modal asing tersebut diperhitungkan atas dasar harga konstan tahun
1993, yang jelas dan pasti telah melibatkan pola perhitungan dengan menggunakan nilai
kurs bagi yang dicatat pada neraca pembayaran dan indeks implisit PDB, akan
digunankan mungkin perlu dipilih, sebab diragukan bahwa konstanta dari tabungan akan
negatif kalau digunakan independen variabelnya Produk Domestik Bruto. Untuk itu
terpaksa dilakukan pula terhadap Pendapatan Disposibel.
Pengujian empiris dalam penelitian ini dilakukan melalui enam belas tahap.
Pertama, menentukan fungsi-fungsi yang dapat digunakan antara lain meliputi fungsi
tabungan, dan tabungan masyarakat yang ternyata fungsinya adalah "Pendapatan
Disposibel" dan bukan "Produk Domestik Bruto" serta beberapa buah fungsi seperti
Pendapatan Netto, Impor dan Stok Modal sebagaimana yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Kedua, pengaruh total capital transaction atau total dana luar negeri (Ft) terhadap
pertumbuhan ekonomi, kedua, pengaruh private capital atau dana swasta luar negeri (Fvt)
terhadap pertumbuhan ekonomi. Ketiga, pengaruh official capital atau bantuan luar
negeri pemerintah berupa "foreign aid" (Fgt) terhadap pertumbuhan ekonomi dan
keempat, pengaruh bantuan luar negeri pemerintah yang dicatat dalam APBN (Fpt)
terhadap pertumbuhan ekonomi. Masing-masing pengujian tersebut dapat dilihat pada
tabel 3 .
Semua Hasil estimasi, pada umumnya secara statistik adalah significant pada taraf
keyakinan yang tinggi, hanya saja menyangkut dengan masalah konstanta yang
dihasilkannya, seperti tabungan domestik bruto dan tabungan masyarakat masing-masing
fungsinya adalah harus dengan pendapatan disposibel.
Selain dari pada itu, mengenai arus dana luar negeri, pada umumnya tidak begitu
mampu memperlihat hubungan kuat secara statistik yang antara lain dapat dilihat pada
masing-masing koefisien dterminasi (r2) yang pada umumnya rendah. Hubungan korelasi
(r) yang paling kuat secara berurutan terjadi pada official capital (Fgt), total capital
transaction (Ft), private capital (Fvt) dan terakhir pada bantuan luar negeri APBN (Fpt).
Dapat dikatakan bahwa secara statistik keempat fungsi tersebut tidak significant
pada tingkat keyakinan ( confidence level = 1- ), terkecuali hasil estimasi persamaan
(22 c) yaitu official capital yang significant sekali pada tingkat kepercayaan ( significant
level = 1 % ) atau pada tingkat keyakinan 99 %. Tentang pengujian signifikansi hasil
estimasi tersebut dapat dilihat atau dibuktikan dengan memperbandingkan antara Ttest >
Ttable (bila Ttest lebih besar dari Ttable pada tertentu, maka berati significant).
Selain dari pada itu yang menemukan hubungan positif dari pengujian tersebut
terhadap pertumbuhan ekonomi hanya dana swasta luar negeri "private capital"
sebagaimana terlihat pada persamaan (22 b). Sedangkan pengujian statistik dari sudut
lain seperti Fuji test ( Ftest) dan Durbin-Watson (D-W) juga akan menghasilkan
kesimpulan yang tidak jauh berbeda dengan pengujian yang menggunakan Ttest.
13
Kalau saja dilakukan pemilihan fungsi regresi yang mana dari yang telah
ditemukan tersebut, antara lain yang lebih logika digunakan sebagai fungsi yang
mengukur ketergantungan pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap arus dana luar
negeri selama ini ?. Jawabannya, keempat tersebut adalah benar, hanya saja kita
diharuskan menilik satu persatu dari keempat hasil estimasi tersebut dari sudut analisi
mengenai: (1) koefisien hasil estimasi yang ditemukan positif atau negatif. (2) hasil
pengujian statistik Ttest, Ftest maupun D-W yang ditemukan significant atau tidak
significant pada suatu tingkat keyakinan ( significant level ) tertentu.
Tabel 3. HASIL ESTIMASI PERTUMBUHAN EKONOMI: DANA LUAR
NEGERI, DANA SWASTA LUAR NEGERI, HUTANG LUAR
NEGERI PEMERINTAH DAN BANTUAN LUAR NEGERI
Persamaan SE R2 R R2 F D-W
Yt/Yt = 0.068225 - 0.03822 Ft/Yt 0.023616 0.001481 0.038486 -0.03550 0.040051 1.292091
S(ai): ( 0.190996 )
t(ai): ( -0.20012 )
Yt/Yt = 0.068073 - 0.02957 Ft/Yd 0.023620 0.001215 0.034861 -0.03577 0.032853 1.291640
S(ai): ( 0.163190 )
t(ai): ( -0.18125 )
Yt/Yt = 0.064459 + 0.183011 Fvt/Yt 0.023058 0.048137 0.219402 0.012883 1.365444 1.270014
S(ai): ( 0.156617 )
t(ai): ( 1.168522 )
Yt/Yt = 0.064615 + 0.142297 Fvt/Yd 0.023118 0.043172 0.207780 0.007734 1.218263 1.271918
S(ai): ( 0.128921 )
t(ai): ( 1.103749 )
Yt/Yt = 0.108703 - 0.87912 Fgt /Yt 0.020864 0.220679 0.469765 0.191815 7.645562 1.404619
S(ai): ( 0.317939 )
t(ai): ( -2.76506 )
Yt/Yt = 0.104150 - 0.66462 Fgt /Yd 0.021286 0.188825 0.434540 0.159782 6.285079 1.355644
S(ai): ( 0.265106 )
t(ai): ( -2.50700 )
Yt/Yt = 0.090306 - 0.62813 Fpt /Yt 0.022624 0.083658 0.289237 0.049719 2.464996 1.286404
S(ai): ( 0.022624 )
t(ai): ( -1.57003 )
Yt/Yt = 0.086708 - 0.45085 Fpt /Yd 0.022804 0.069003 0.262684 0.034521 2.001175 1.277932
S(ai): ( 0.31807 )
t(ai): ( -1.414462 )
Sumber: Data Sekunder, diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5
dari data yang terdapat pada Tabel 1.
Dari hasil pengujian yang telah ditemukan tersebut diatas dapat pula disimpulkan
bahwa total dana luar negeri yang dimanfaatkan Indonesia selama ini telah dengan nyata
14
memberikan infak yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan tanpa dana luar
negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sebesar 6,8 % rata-rata per tahun.
Infak negatif yang paling besar menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
adalah dengan menggunakan dana luar negeri yang berupa Hutang Luar negeri "official
capital" atau foreign aids yang dapat berwujudkan konsesional berupa hibah (grants) dan
pinjaman lunak (loans) oleh karena tanpa menggunakan official capital tersebut, maka
pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat besar sekali, yaitu 10.8 % rata-rata per tahun
Hampir tidak berbeda dengan Hutang luar negeri atau bantuan luar negeri yang dicatan
pada APBN, dimana pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 9,0 % rata-rata per tahun.
Bila saja tidak menggunakan bantuan luar negeri sebagai dana pelengkap pembiayaan
pembangunan di Indonesia selama ini.
Rupanya antara pencatatan Batuan luar negeri pada neraca pembayaran dibanding
pencatatan pada APBN telah terdapat perbedaan yang cukup tajam. Namun demikian
tetap saja pembiayaan pembangunan dan pencapaian pertumbuhan ekonomi di Indonesia
selama ini dengan memanfaatkan batuan luar negeri sangat berbahaya oleh karena
memberikan infak yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan bahkan menjadi
beban yang harus dibayar kembali plus tingkat bunga pada saat jatuh tempo atas
peminjaman yang telah dilakukan tersebut.
Infak positif yang menggairahkan adalah terletak pada dana luar negeri yang
berupa dana swasta luar negeri (private capital) yang dapat berupa PMA, dimana tanpa
mengunakan dana swasta luar negeri pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,4 %
rata-rata per tahun dan dengan menggunakan dana swasta luar negeri tersebut sebagai
pembiayaan pembangunan, pertumbuhan ekonomi yang dicapai tidak mustahil lebih
tinggi dari pada itu oleh karena produktivitas penggunaan dana swasta luar negeri
memberikan infak positif terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 18,3 % ( koefisien hasil
estimasi ) rata-rata per tahunnya .
Dengan demikian tidaklah mengherankan kalau selama ini Indonesia
mengharapkan sekali kedatangan para investor asing untuk menanamkan modalnya di
tanah air. Kebaikan yang didapatkan dari penggunaan dana luar negeri berupa "private
capital" dibanding "official capital", dimana penggunaan private capital tidak
memerlukan pembayaran kembali, namun investor tertarik untuk menanam modal hanya
pada saat kondisi ekonomi membaik oleh karena tipis kemungkinan rugi bagi investor
tersebut dan disamping itu kedatangan para investor dapat pula menambah kesempatan
kerja bagi bangsa dan sekaligus mengurangi pengangguran.
4.1. Dana Dalam Negeri Dari Tabungan Masyarakat
Versus Dana Luar Negeri
Sekarang timbul persoalan: mana yang lebih baik dipergunakan selaku sumber
pembiayaan pembangunan, pajak atau tabungan masyarakat ?. Simposium internasional
mengenai mobilisasi tabungan personal di negara-negara sedang berkembang, yang
15
diselenggarakan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jamaica (1980), mengambil kesimpulan
bahwa : "...There was no simple formula to determine the optimum relationship among
government savings, business savings and personal savings". Dengan nada yang sama
Higgins menyatakan: "There is no simple or general answer to this question"( Hendra
Esmara: 1987, h.11 ).
Sedemikian sulitnya menentukan pilihan antara pengerahan tabungan masyarakat
dan pemungutan pajak, maka dalam analisa jangka panjang kiranya tidak terdapat
alternatif lain, terkecuali melalui penekanan konsumsi secara umum. Hal yang jelas, baik
pendapatan maupun konsumsi yang tersisa setelah dipotong pajak tetap menjadi turun,
peningkatan tabungan selaku sumber pembiayaan pembangunan melalui pemupukan
tabungan masyarakat dan pemungutan pajak hanya dapat terjadi dengan melakukan
ekspansi kebijaksanaan moneter melalui pengembangan pasar uang serta pasar modal dan
kebijaksanaan fiskal yang progressif berdasarkan ability to pay.
Hasil penemuan yang kiranya cukup menonjol untuk diperhatikan adalah bahwa
potensi tabungan masyarakat nampaknya jauh lebih besar dibandingkan potensi tabungan
pemerintah terhadap ability and willingness to save dikalangan masyarakat dan menaikan
pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan pajak akan merupakan trade-off terhadap kemungkinan kenaikan
tabungan. Peningkatan pajak yang terlalu tinggi akan dapat merugikan atau mengurangi
tabungan masyarakat, khususnya tabungan dunia usaha. Walaupun pajak akan dapat
memaksa masyarakat menciptakan tabungan melalui bentuk tabungan pemerintah tetapi
dilain pihak ia akan dapat mematikan inisiatif untuk menggerakan dunia usaha. Dengan
demikian, fungsi perpajakan disamping merupakan alat penciptaan tabungan pemerintah,
ia harus pula memberikan dorongan bagi peningkatan investasi masyarakat. Hal ini dapat
dilakukan dengan mempergunakan perpajakan selaku alat pemberian konsesi dan
berbagai kemudahan lainnya di dalam mendorong dunia swasta ( Hendra Esmara: Op-cit,
h.13 ).
Dilain pihak, analisis yang kiranya mendukung agar kedua tabungan masyarakat
dan tabungan pemerintah tersebut dapat naik secara bersamaan antara lain, bahwa upaya
memanfaatkan tabungan masyarakat sebagai sumber dana potensial bagi pembentukan
modal adalah dengan menyempurnakan pasar uang yang ada serta mengembangkan pasar
modal dengan segala peralatan yang diperlukan. Hal yang patut diperhatikan adalah
memperkecil segmentasi antara pasar uang dan pasar modal yang masih terpisah-pisah.,
bahkan kalau dapat dihilangkan segmentasi tersebut sama sekali.
Sedangkan upaya pemanfaatan tabungan pemerintah dari penerimaan pajak harus
dilakukan pada "tingkat optimum" hingga tidak memungkinkan lagi terjadinya aspek
yang saling meniadakan (trade-off) antara tabungan dengan pajak, antara lain harus
disesuaikan dengan kemungkinan serta kemampuan masing-masingnya, terkecuali kalau
memang kedua perangkat moneter dan fiskal yang ada semakin diperkaya secara
serempak dalam kebijaksanaan makro ekonomi Indonesia ( Sirajuddin Ahmad: 1989.
h.19 )
Tabel 4. HASIL PERHITUNGAN MAKRO EKO NO MI INDO NESIA, DUA, TIGA DAN EMPAT SEKTO R EKO NO MI
Eko 2 S e kto r: Fungs i, s = MP S = 0.371028 = { S t(Yd) }
c = MP C = 0.628972
Eko 3 S e kto r: Fungs i, s = 0.371028 = { S t(Yd) }
t = MP T = 0.056361 = { T i(Yt) }
s (1-t) = MP S = 0.315104 = { S h(Yd) }
Ura ian, s (1-t) = 0.350116 = { S t (Yd) [ S t (Y
d) - T i(Yt)] } = { S t(Y
d) [ 1 - T i(Yt)] }
1-s (1-t) = 0.649884
s (1-t) = 0.350116 , (1-t) = 0.943639 ,t = 0.056361
c (1-t) = 0.649884
Has il, MP S: s (1-t) = 0.315104 = { S h(Yd) }
MP T: t = 0.056361 = { T i(Yt)}
MP S+MP T: s (1-t) + t = 0.371465
MP C: 1- [s (1-t) + t] = 0.628535
Eko 4 S e kto r: Fungs i, s = MP S = 0.371028 = { S t(Yd) }
c = MP C = 0.628972
s = 0.371028 = { S t(Yd) }
t = AP T = 0.056361 = { T i(Yt) }
s (1-t) = MP S = 0.315104 = { S h(Yd) }
m = AP M = 0.319663 = { M t(Yt) }
t' = AP T' = 0.056362 = { T i(Yt) }
Ura ian, s (1-t) = 0.350116 = { S t (Yd) [ S t (Y
d) - T i (Yt)] } = { S t(Yd) [ 1 - T i(Yt)] }
1- s (1-t) = 0.649884
s (1-t) = 0.350116 , (1-t) = 0.943639 ,t = 0.056361 = AP T
c (1-t) = 0.649884
s (1-t)+s (1-t') - m = 0.62977 = { S h (Yd) + S t (Y
d) [1- T i(Yt)] - M t (Yt) }
1- {[s (1-t)+s (1-t') - m } = 0.37023
s (1-t) + m = 0.345557 , m = 0.004559 = MP M
c (1-t) - m = 0.654443
Has il, AP S ( = s ) : s (1-t) + m = 0.301904 = MP S (1 - AP T) + MP M
AP S ( = s ) : s (1-t) = 0.350116 , (1-t) = 1.159695 ,t = -0.1597 = MP T
MP S + MP T + MP M: s (1-t) + m = 0.369984 = MP S (1 - MP T) + MP M
1 - (MP S + MP T + MP M): 1-[s (1-t)+m ] = 0.630016
Laju P ertumbuhan Eko no mi ( r % ) = MP S/ICOR = 0.056526 a tau 5,65 % Rata-ra ta per tahun ( ,nila i ICOR = 6.563829 ... liha t pada Tabel 2 )
Sumber: Dio lah o leh penulis dari Tabe l 2 dan 3.
Dilain fihak tentang modal arus modal asing, terdapat beberapa kelompok arus
modal. Pertama, biasanya mengalir modal dari sektor pemerintah negara industri ke
sektor yang sama di NSB, tanpa suatu ekspor modal balasan dari negara tersebut.
Sebaliknya dalam kelompok modal yang harus dibayar kembali terdapat suatu arus bali
berupa ekspor modal dari NSB, tergantung dari sumber arus modal tersebut, apakah
kesektor pemerintah atau swasta di negara industri. Yang pertama tadi meliputi
pengertian kredit dan pembiayaan dari proyek-proyek pembangunan, yang terakhir
adalah mengenai investasi langsung, investasi portfolio dan kredit ekspor ( Engelina
Pattisiana: ibid. h.882 ).
Karena sifatnya arus modal asing yang harus dibayar kembali juga disebut
tabungan luar negeri. Tabungan luar negeri meliputi tabungan resmi ke sektor pemerintah
"official saving" dan tabungan swasta "private saving" ( Malcolm Gillis et all: 1983,
h.365 ). Sebagian besar tabungan resmi berwujud konsesional; artinya dapat berupa hibah
(grants) atau pinjaman lunak ( loans ), yang biasanya berbunga rendah dan jangka
pengembaliannya yang lebih lama.
Aliran konsesional ini secara teknis disebut bantuan pembangunan resmi ( ODA ),
namun lebih populer disebut bantuan luar negeri ( foreign aids ). Bantuan luar negeri
dibagi menjadi bantuan bilateral ( antar pemerintah ) dan bantuan multilateral, yaitu dana
dari lembaga keuangan internasional seperti PBB, Bank Dunia, IGGI, Bank
Pembangunan Regional yang diberikan/dipinjamkan ke NSB. Bantuan luar negeri bisa
pula berujud bantuan teknis melaluim tarnsfer pengetahuan, bantuan modal/komoditas
untuk berbagai tujuan ( Mudrajad Kuncoro: 1989, h.28 ).
Tabungan swasta asing terdiri atas empat komponen. Pertama, investasi lansung
(PMA) oleh penduduk atau perusahaan asing. PMA tidak selalu dilakukan oleh
perusahaan multinasional. Yang pasti, PMA selalu berupa kontrol penuh atau parsial
melalui partisipasi dalam modal dan manajemen. Kedua, investasi portfolio, yaitu
pembelian obligasi/saham dari dalam negeri oleh orang/perusahaan asing tanpa kontrol
manajemen. Waktu dan besarnya laba dapat ditentukan sebelumnya berdasarkan atas
besarnya bunga yang diperoleh. Ketiga, pinjaman dari Bank Komersial ( commercial
bank lending ) kepada pemerintah dan perusahaan NSB. Keempat, kredit ekspor, yaitu
penundaan pembayaran untuk impor atau dengan kata lain, kredit ekspor merupakan
pembiayaan muka dari arus barang-barang yang ditawarkan oleh eksportir dan Bank-
bank komersialnya ke negara pengimpor sebagai salah satu cara promosi penjualan
(Mudrajad Kuncoro: ibid, h.28 )
Kemudian memasuki Pelita II pada tahun 1974, walau urutan prioritas
pembangunan telah bergeser dengan mengutamakan pertumbuhan ekonomi di atas
stabilitas dan pemerataan, namun ancaman akan timbulnya kembali inflasi yang tinggi,
telah menyebabkan Pemerintah mengambil kebijaksanaan moneter baru yang antara lain
menetapkan membatasi pagu ( ceiling ) atas bunga maupun jumlah kredit yang
diberikan.
18
Biaya modal pada bank-bank Pemerintah memang relatif menjadi rendah, dan
pinjaman-pinjaman investasi yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dapat
berjalan lancar berkat bantuan likuiditas dari Pemerintah ( c.q. Bank Indonesia) terutama
memalui Bank-bank komersial Pemerintah, dalam rangka mulai memperioritaskan
pemerataan di atas pertumbuhan dan stabilitas. Kebijaksanaan moneter perbankan pada
permulaan Orde Baru, yang kemudian disempurnakan dengan kebijaksanaan pagu bunga
dan jumlah kredit pada tahun 1974 itu merupakan langkah-langkah pemerintah yang
cukup berhasil dalam mencapai tujuan kebijaksanaan pada periode itu.
Tetapi di lain pihak langkah-langkah tersebut menimbulkan permasalahan bagi
perkembangan pasar uang dan pasar modal. Pasar uang kurang berkembang, segmentasi
pasar uang menjadi lebih besar, persaingan di antara bank-bank semakin tidak imbang
dan pasar modal pun tidak bertambah maju. Di samping itu masalah efisiensi dan
efektifitas perbankan memerlukan penanganan lebih lanjut. Pemasukan deposito
masyarakat via perbankan, meskipun secara absolut cukup besar, namun masih perlu
ditingkatkan.
Keadaan yang sudah lebih sempurna. Kebijaksanaan moneter berupa deregulasi
perbankan 1 Juni 1983, betul-betul merupakan suatu terobosan penting yang mempunyai
dampak yang sangat positif, tidak saja dalam hubungannya untuk meningkatkan
pengerahan dana masyarakat, tetapi terlebih-lebih lagi dalam usaha membina dan
menyempurnakan kelembagaan pasar uang dan pasar modal yang selalu kalah prioritas
selama hampir lima Pelita yang lalu. Bank-bank Pemerintah tampak mulai berusaha keras
membenahi administrasi dan effisiensi mereka masing-masing.
Bank-bank swasta mulai merasa, ketimpangan pelayanan yang ada antara mereka
dengan Bank-bank Pemerintah selama ini hampir hilang, persainganpun semakin bersih.
Semuanya ini secara otomatis akan dapat mendorong effisiensi penggunaan dana dalam
ekonomi serta meningkatkan effektivitas perbankan/pasar uang. Begitu pula
kebijaksanaan-kebijaksanaan lain yang dimaksudkan untuk melengkapi kebijaksanaan 1
Juni 1983 tersebut seperti: pengeluaran Sertifikat Bank Indonesia ( SBI ) dan fasilitas
diskonto sejak Februari 1984; ketentuan mengenai perdagangan Suat Berharga Pasar
Uang ( SBPU ) sejak februari 1985 dan lain-lain, merupakan langkah-langkah positif
yang tepat dalam upaya mengembangkan pasar uang yang lebih sempurna dan peralatan
pasar modal yang lebih baik.
Dampak positif dari rentetan kebijaksanaan di atas dalam meningkatkan
pengerahan tabungan masyarakat tidak perlu diragukan lagi, jika dilihat dari tingkat
perkembangan rata-rata dana deposito dan kredit perbankan sejak dikeluarkannya
rangkaian peraturan tersebut. Perkembangan yang pesat itu ditambah lagi oleh usaha
pemerintah dalam menggalakkan Simpanan Pedesaan ( Simpedes ) serta usaha-usaha lain
yang ditujukan untuk memperbaiki iklim menabung dan kemauan menabung secara
produktif.
Namun demikian kesemuanya itu, masih ada yang perlu disempurnakan lagi.
Segmentasi/pengotakan antara pasar uang dan pasar modal secara umum masih terasa;
19
ketentuan perpajakan yang semula bertujuan memberi perangsang tambahan bagi
penabung deposito mungkin masih perlu ditinjau lagi, agar tidak menimbulkan dis-
incentive bagi investor dalam surat-surat berharga jangka pendek serta bagi investor di
pasar modal.
Begitu juga unsur-unsur persaingan kurang sempurna yang telah ikut mewarnai
pertumbuhan pasar uang dan pasar modal/perusahaan-perusahaan investasi di Indonesia,
hendaknya dijaga jangan sampai mengganggu effisiensi dari alokasi dana. Adanya
pengotakan ( segmentasi ) pasar yang terlalu tajam, apalagi bila diwarnai oleh praktek-
prakterk kolusif, bisa mengurangi kemauan menabung dari masyarakat yang telah
semakin berpengalaman ( well informed )
5. KESIMPULAN
Dari enam belas buah hasil estimasi yang ditayangakan dalam penelitian ini,
sebenarnya hanya delapan buah yang sangat diperlukan. Namun semual karena ada
keraguan bahwa fungsi tabungan dan tabungan masyarakat masing-masing fungsinya
bukan Produk Domestik Bruto, maka dalam hal ini agar lebih nyata dapat
diperbandingkan perlu ditayangkan semuanya.
Keperluan analisis lainya dari sejumlah hasil estimasi yang dilakukan tersebut,
meskipun tidak tertutup kemungkinan jumlah hasil estimasi bisa dilakukan dengan tiga
buah saja antara lain fungsi tabungan, fungsi pertumbuhan ekonomi dengan dana luar
negeri, dan fungsi stok modal, namun penelitian ini memaksudkan bukan hanya tinjau
dalam dua sektor ekonomi saja akan tetapi bisa juga tiga dan empat sektor.
Penelitaian yang dilakukan ini merupakan pengujian beberapa model regresi
mengenai dana luar negeri dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama periode tahun
1969-1997. Sementara itu, karena fungsi pertumbuhan ekonomi tidak dapat memberikan
jawaban yang logika dalam menjawab berapa besarnya pertumbuhan ekonomi yang
terjadi selam periode penelitian, maka analisis jangka panjang yang menggunakan model
"pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar" yaitu berupa pambagian antara nisbah tabungan
dengan nisbah kapital, maka pertumbuhan ekonomi Indinesia adalah sebesar 5,7 % rata-
rata per tahun.
Model regresi yang diestimasi mengenai arus dana luar negeri sebnyak empat
buah antara lain: Total dana luar negeri "total capital transaction" (Ft), Dana swasta luar
negeri "private capital" (Fvt), pinjaman luar negeri "foreign aids" atau official capital
(Fgt) dan bantuan luar negeri APBN (Fpt) masing-masing proporsinya dengan PDB
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, antara lain keempatnya telah menyakakan
besarnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bebeda-beda. Dalam arti kata bukanlah
sebesar 5,7 % rata-rata per tahun.
Pada hakekatnya telah terjadi infak yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia dengan memanfaatkan arus dana yang bersal dari luar negeri selama ini. Infak
negatif yang paling besar adalah pemanfaatan dana luar negeri yang berupa pinjaman luar
20
negeri atau official capital terhadap pertumbuhan ekonomi oleh karena tanpa pinjaman
luar negeri, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 10.87 % rata-rata per tahun
dan memberikan infak negatif dalam penggunaan dana ini terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi tanpa dana luar negeri adalah sebesar 6,82 % rata-rata per
tahun dan tanpa dana swasta laur negeri, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,45 % rata-rata
per tahun, dan berarti adalah sebesar 0.12 % rata-rata per tahun dari total dana luar
negeri yang masuk ke Indonesia menurunkan pertumbuhan ekonomi. Keadaan semacam
ini terjadi karena arus dana swasta luar negeri yang masuk ke dalam negeri lebih kecil
daripada arus dana swasta domestik yang lari ke luar negeri. Infak positif dari
penggunaan dana luar negeri yang positif hanya terjadi pada penggunaan dana swasta
luar negeri.
Nampaknya kalau memang harus terpaksa bahwasanya dan luar neger tersebut
juga harus digunakan maka dana swasta luar negeri adalah paling baik digunakan
dibandingkan daripada pinjaman luar negeri selaku sumber pembiayaan pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi, oleh karena dana swasta luar negeri kebanyakan berupa PMA
sehingga tidak akan menjadi beban pembayaran dikemudian hari, hanya saja investor
tertarik menanam modal justru disaat kondisi ekonomi membaik. Namun demikian,
secara keseluruhan arus dana luar negeri yang dimanfaatkan Indonesia selama ini tetap
saja masih memberikan infak yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Akibat nyata yang terjadi dari penggunaan dana luar negeri selaku sumber
pembiayaan pembangunan selama ini adalah telah memperberat defisit neraca
pembayaran oleh karena beban pembayaran hutang luar negeri beserta tingkat bunga
pada saat jatuh tempo tidak dapat dihindari, sementara sektor perdagangan luar negeri
kurang mampu menjamin kondisi ekonomi telah pula semakin besarnya DSR dan
terjadinya kemunduran diberbagai bidang ekonomi yang produktif yang secara serempak
telah membawa ekonomi kepada kondisi yang memprihatinkan, dan besar kemungkinan
pertumbuhan ekonomi akan mengalami kemunduran yang sangat tajam dan mungkin
pula akan terjadi kondisi ekonomi yang pesimistis dimasa mendatang.
21
DAFTAR BACAAN
Arief, Sritua dan Adi Sasono, Ketergantungan dan keterbelakangan, (Jakarta: Sinar
Harapan, 1984)
Friedman, Milton, "foreign Economic Aid : Means and Objective" dalam John A. Pincus
(Editor), Reshaping the World Economy; Rich Countries and Poor, englewood,
New York : Prentice-Hall, Inc 1968).
Gupta, Kanhaya L and M. Anisul Islam, Foreing Capital Saving and Growth : And
International Corss-Section Study, (Dordrecht-Holland/Boston-UDA : D. Reidel
Publishing Company, 1983).
Hasanuddin, Basri, "Dana Luar Negeri Dalam APBN", Prisma, No.5 (Mei 1984).
Yamane, Taro, Statistic : An Introductory Analysis, Third Edition, (New York : Harper &
Row Publisher, 1979).
Pattiasina, Engelina, "Dampak-dampak Kegiatan Penanaman Modal Asing Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia", Analisa,No.9 (September 1982).
Republik Indonesia, Repelita IV Indonesia 1984/85 - 1988/89, (Jakarta : Departemen
Penerangan RI), Buku I dan II.
Strout, Allan M., "Modal Asing dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia", Prisma, No.2
(Februari 1973).
Suda, Miyako, "Balance of Payment in Asian Countries" dalam Tskshiko Haseyama, et al
(Editors), Two Decades of Asian Development and Outlook for the 1980s,
(Tokyo: Institute of Developing Economics, 1983).
Thirwall, AP., Growth and Development With Special Reference to Developing
Economic, Second Edition, (London : The Macmillan Press Ltd, 1978).
Todaro, Michel P., Perencanaan Pembangunan : Model dan Metode, terjemahan Drs.
Siswa Suyanto, Jakarta : Intermedia, 1986).
Voivodas, Contantin S. "Export, Foreign Capital Inflow and Economic Growth", Journal
of International Economics, (Feb,1972).
------+++++------
Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:
22
Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:
Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN
JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN
PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil
Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL
& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi
10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.
Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah
DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016
12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN
TRANSPORTASI 2014 s/d 2017
I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta
Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:
02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang
004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen
005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia
006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994 007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia
008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia
009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia
010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri
011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan
012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth
013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan
014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat
015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995
016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan
017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen 019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan
020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi
021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka
022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi
023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka
024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan
025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas
026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat
027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan
028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana
029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia
23
004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara
031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat
032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia
033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth
034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif
035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan
037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen
038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia
039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan
040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)
041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka
042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)
043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia
044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan
045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal
046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana
047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana
049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia
050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi
051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera
052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan
054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada
Kemampuan Sendiri
055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan
056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan
057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi 058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional
059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat
061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi
Aliran Dana Luar Negeri
062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia
063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan
005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi
065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi
066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi 067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan
068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro
069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional
070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro
071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro
073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial
074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial
24
II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi
Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi
Hasil Estimasi
File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi
Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi
Non-Estimasi
File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi
Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi
File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA
Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA
Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL
ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation
Result Function (242 halaman)
008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan
080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun 081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia
009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA
083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-
STATE GROWTH
084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai
085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber
Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off
010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010
Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di
Indonesia
File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010
Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di
Indonesia
File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional
File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010
Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional
25
011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010
Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna
Kendaraan Pribadi Dan Umum
(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)
File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI
(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)
File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010
atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung
Pandang
012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011
Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan
File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011
Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan
File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011
Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia
File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011
Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia
File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011
Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik
File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011
Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia
File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011
Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik
File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011
Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau
File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011
Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik
File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011
Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara
File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011
Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri
File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011
Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia
File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011
Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik
File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011 Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional
26
10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI
013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009
Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil
Pribadi Di Jakarta
File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010
Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi
Dan Umum
File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010
Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI
File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010
Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-
UJUNG PANDANG
File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016
Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute
JAKARTA-UJUNG PANDANG
014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014
Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA
File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014
Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API
INDONESIA
File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014
Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN
PENERBANGAN DOMESTIK
015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,
Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017
Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan
Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara
File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017
Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA
LUAR NEGERI
27
III. PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017
File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014
Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd
Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti
File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016
Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014
Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015
Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd
Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti
File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016
Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017
Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey
Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt 134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt
135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h
137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h
138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h
139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h
141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h
28
12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI
019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014
Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015
Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti
File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016
Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017
Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti
021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017
Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta
File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017
Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta
File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta
File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas
Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta
29
Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan
didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN
ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan
keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.
KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah
dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai
MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar
mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN
TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan
juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai
bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang
MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang
MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah
Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF
(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya
bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan
dalam sebuah Daftar Harga).
Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),
sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan
ilmiah yang disusun oleh Amrizal.
Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal
ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar
TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:
Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari
Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)
keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),
cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut
ke dalam Google.
Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah
files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat
tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......
-------- Jakarta, 14 September 2017--------